IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Citarum-Ciliwung merupakan penyempurnaan organisasi dan tata hubungan kerja Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah (RLKT) Citarum-Ciliwung. BPDAS Citarum-Ciliwung yang dibentuk berdasarkan SK Menhut No. 665/Kpts-II/2002 tanggal 7 Maret 2002.Kegiatan Operasional Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung ini mengacu kepada Keputusan Menteri Kehutanan No. 665/Kpts-II/2002 tanggal 7 Maret 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengelolaan DAS dan Kebijaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan melalui beberapa program pembangunan kehutanan dengan dukungan dana APBN, DR dan dana pemerintah lainnya. Wilayah kerja BPDAS Citarum-Ciliwung meliputi DAS Citarum, Cipunagara, Cikaingan, Cibuni-Cilaki, Ciujung, Teluk Lada, Cidurian, Ciliwung-Cisadane, Cimandiri dan sekitarnya yang berada di dalam wilayah Propinsi Jawa Barat, Daerah Khusus Ibu Kota dan Banten atau dapat dibagi kedalam tiga batas ekosistem Satuan Wilayah Pengelolaan DAS, yaitu SWP Citarum ( ,25 Ha), SWP Ciliwung-Cisadane ( Ha) dan SWP Ciujung Teluk Lada ( Ha.). Berdasarkan satuan wilayah administratif, wilayah pelayanan Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung terletak di: 1. Propinsi Banten dengan 3 (tiga) kabupaten, yaitu Serang, Pandeglang dan Lebak serta 2 (dua) kota yaitu Kota Tangerang dan Cilegon. 2. Propinsi Jawa Barat dengan 7 (tujuh) kabupaten, yaitu Bandung, Subang, Purwakarta, Karawang, Cianjur, Bogor, Sukabumi dan Bekasi serta 6 (enam) kota yaitu kota Bandung, Cimahi, Sukabumi, Bogor, Depok dan Bekasi. 3. Propinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta dengan 5 (lima) kota Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara dan Jakarta Selatan.

2 32 Pada kurun waktu tiga tahun lebih, yaitu sejak tahun dinas 2002 sampai dengan saat ini, Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung telah melakukan berbagai kegiatan baik yang terkait dengan tugas umum pemerintahan maupun tugas pembangunan yang berhubungan dengan upaya Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah yang tersebar di beberapa Kabupaten/Kota Visi dan Misi Perusahaan Visi BPDAS Citarum-Ciliwung adalah terdepan dalam penyajian data dan informasi pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Visi tersebut dapat dicapai dengan didukung oleh misi. Misi BPDAS Citarum-CIliwung adalah sebagai berikut: 1. Memantapkan data dan informasi pengelolaan DAS melalui penyusunan rencana, pengembangan model, kelembagaan dan kemitraan serta pemantauan dan evaluasi. 2. Mengembangkan kelembagaan dan kemitraan Pengelolaan DAS. 3. Mengembangkan system penyusunan serta penyajian data dan informasi. 4. Meningkatkan kualitas pelayanan data dan informasi pengelolaan DAS. Tugas Pokok BPDAS Citarum-Ciliwung adalah melaksanakan Penyusunan Rencana, Pengembangan Kelembagaan dan Evaluasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.Dalam melaksanakan tugasnya, Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : 1. Penyusunan Rencana pengelolaan Daerah Aliran Sungai 2. Penyusunan dan Penyajian Informasi Daerah Aliran Sungai 3. Pengembangna model, Pengelolaan Daerah Aliran Sungai 4. Pengembangan Kelembagaan dan Kemitraan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai 5. Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai 6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai

3 Struktur Organisasi Perusahaan Keorganisasian di BPDAS Citarum-Ciliwung terdiri atas beberapa bagian, mengacu pada Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:665/Kpts-II/2002 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Bab II bagian. Struktur organisasi BPDAS Citarum-Ciliwung dapat dilihat di Lampiran 6. Kepala Balai memiliki tugas pokok, yaitu melaksanakan penyusunan rencana, pengembangan kelembagaan dan evaluasi pengelolaan DAS. Struktur organisasi yang dimiliki BPDAS Citarum-Ciliwung terdiri dari 4 bidang yang menangani kepentingan yang berbeda, yaitu: 1. Sub Bagian Tata Usaha Tugas Pokok dan Fungsi Sub Bagian Tata Usaha BPDAS Citarum Ciliwung,yaitu melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata persuratan, perlengkapan dan rumah tangga balai.nama jabatan dan uraian jabatan struktural dan non struktural susunannya adalah sebagai berikut: a. Kepala Sub Bagian Tata Usaha b. Tugas pokok jabatan ini adalah melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, surat-menyurat, perlengkapan, rumahtangga BPDAS. c. Penata Usaha Keuangan Menatausahakan keuangan dan menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja lingkup BPDAS berdasarkan kegiatan rutin dan pembangunan, memeriksa dan mencatat kebenaran bukti pengeluaran dan penggunaan uang pada buku kas umum serta membuat laporan pengelolaan keuangan berdasarkan peraturan yang berlaku. d. Penata Usaha Kepegawaian Memproses berkas penghargaan pegawai, karsu/karsis, kesejahteraan pegawai, disiplin pegawai, cuti pegawai, absensi pegawai, statistik pegawai.

4 34 e. Penata Usaha Pengembangan Kepegawaian Memproses berkas usulan pendidikan dan latihan, administrasi jabatan fungsional, kebutuhan pegawai, DP3 pegawai di lingkungan BPDAS. f. Penata Usaha Mutasi Kepegawaian Memproses berkas usulan CPNS, mutasi pangkat dan jabatan, penempatan pegawai, pensiun pegawai, kenaikan gaji berkala. g. Penata Usaha Umum. Menerima dan mengagendakan surat-surat masuk dan mendistribusikan surat keluar sesuai dengan disposisi, menyeleksi, mencatat dan mengarsipkan surat-surat dinas, nota dinas surat keputusan, naskah-naskah dan dokumen lain berdasarkan jenis dan perihalnya serta menyimpan dan memeliharanya. h. Penata Usaha Pustaka Melayani para peminjam, menata buku dan majalah, menyusun foto-foto, guntingan berita acara, dokumentasi agar fungsi dan tujuan perpustakaan dapat tercapai. i. Pembuat Daftar Gaji Membuat konsep dan menyimpan daftar gaji pegawai serta membayarkan dan menyusun surat pertanggungjawaban sebagai bahan laporan ke kantor pembendaharaan negara. j. Bendaharawan Menerima, menyimpan, mengeluarkan dan membukukan keuangan agar anggaran tertib dan terkendali. k. Pemverifikasi Keuangan Melaksanakan verifikasi keuangan dengan cara mengumpulkan, menyusun dan memeriksa surat tanda bukti dan SPJ serta tanda bukti lainnya lingkup BPDAS berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku untuk menghidari kesalahan dan mengetahui kesalahan yang sekecil mungkin.

5 35 l. Penata Usaha Perlengkapan Menerima mencatat dan mendistribusikan barangbaranginventaris dan alat tulis kantor, mengatur, melayani dan memelihara barang inventaris serta membuat laporan sesuai dengan peraturan yang berlaku. m. Operator Radio Komunikasi Menerima, mengirimkan, mencatat melayani pernyataan pengiriman berita atau pesan serta menyampaikan sesuai dengan pesan yang diterima kepada alamat yang dituju. n. Pengetik Mengetik konsep surat, laporan, naskah dan dokumen lainnya dengan menggunakan mesin tik/komputer sesuai dengan petunjuk atasan dan memeriksa hasil ketikan sesuai dengan konsep untuk memperoleh kebenarannya. o. Caraka Menerima, memeriksa kelengkapannya dan mengirimkan suratsurat dinas, nota dinas, naskah dan dokumen lain ke alamat yang dituju berdasarkan perintah atasan dan alamat. p. Pramu Kantor Memelihara kebersihan kantordan perlengkapannya, menyajikan minuman untuk para pegawai, menyiapkan ruang rapat sesuai dengan perintah atasan. q. Pengemudi Mengemudikan kendaraan dinas berdasarkan surat perintah jalan, kebutuhan dan peraturan lalu lintas yang berlaku serta merawat dan membersihkan kendaraan agar selalu siap pakai. r. Pengaman Kantor Melaksanakan pengamanan kantor dengan menyalakan lampu, mengecek penguncian pintu atau penutupan pintu, jendela, pagar, gudang dan barang vital lainnya serta mengibarkan dan menurunkan bendera, membuat catatan pelaksanaan tugas baik

6 36 serah terima pengamanan kantor agar urut pelaksanaan pengamanan berjalan lancar dan tertib. 2. Seksi Program DAS Tugas Pokok Seksi Program DAS, yaitu melakukan penyiapan bahan inventarisasi dan identifikasi potensi dan kerusakan daerah aliran sungai, serta penyusunan program dan rencana pengelolaan daerah aliran sungai. Nama jabatan dan uraian jabatan struktural dan non struktural susunannya adalah sebagai berikut: a. Kepala Program DAS Menyiapkan bahan dalam rangka inventarisasi dan identifikasi potensi dan kerusakan daerah aliran sungai serta penyusunan program dan rencana pengelolaan DAS. b. Pengumpul dan Pengolah Data Rencana dan Program Pengelolaan DAS Mengumpulkan, menyeleksi, mencatat dan mengolah data penyusunan rencana dan program pengelolaan DAS dengan cara merekapitulasi, menabulasi bahan dan data dasar pelaksanaan kegiatan seksi program DAS. c. Pengumpul dan Pengolah Data Potensi dan Kerusakan DAS Mengumpulkan, menyeleksi, mencatat dan mengolah data inventarisasi dan identifikasi potensi dan kerusakan DAS dengan cara merekapitulasi, menabulasi bahan dan data dasar pelaksanaan kegiatan seksi program DAS. d. Pengumpul dan Pengolah Data Rancangan Model Pengelolaan DAS Mengumpulkan, menyeleksi, mencatat dan mengolah data kondisi dan permasalahan DAS dengan cara merekapitulasi, menabulasi bahan dan data dasar pelaksanaan kegiatan rancangan model pengelolaan DAS.

7 37 e. Penelaah dan Penyusun Data Rencana dan Program Pengelolaan DAS Menelaah dan menyusun bahan rencana dan program pengelolaan DAS dengan cara merekapitulasi, menabulasi bahan dan data dasar pelaksanaan kegiatan seksi program DAS. f. Penelaah dan Penyusun Data Potensi dan Kerusakan DAS Menelaah dan menyusun bahan inventarisasi dan identifikasi potensi dan kerusakan DAS dengan cara merekapitulasi, menabulasi bahan dan data dasar pelaksanaan kegiatan seksi program DAS. g. Penelaah dan Penyusun Data Rancangan Model Pengelolaan DAS Menelaah dan menyusun bahan rancangan model pengelolaan DAS dengan cara merekapitulasi, menabulasi bahan dan data dasar pelaksanaan kegiatan seksi program DAS. 3. Seksi Kelembagaan DAS Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Kelembagaan DAS, yaitu melakukan penyiapan bahan inventarisasi dan identifikasi sistem kelembagaan masyarakat, pengembagaan model kelembagaan dan kemitraan pengelolaan daerah aliran sungai.nama jabatan dan uraian jabatan struktural dan non Struktural susunannya adalah sebagai berikut: a. Kepala Seksi Kelembagaan DAS Menyiapakan bahan dalam rangka inventarisasi dan identifikasi sistem kelembagaan masyarakat, pengembangan model kelembagaan dan kemitraan pengelolaan DAS. b. Pengumpul dan Pengolah Data Pengembangan Kelembagaan DAS Mengumpulkan, menyeleksi, mencatat dan mengolah bahan/data identifikasi dan iventarisasi sistem kelembagan masyarakat, pengembangan model kelembagaan dan kemitraan pengelolaan

8 38 DAS dengan cara merekapitulasi, menabulasi bahan dan data dasar pelaksanaan kegiatan seksi program DAS. c. Penelaah dan Penyusun Data Kelembagaan DAS Menelaah dan menyusun bahan inventarisasi dan identifikasi sistem kelembagaan masyarakat serta pengembangan model kelembagaan dan kemitraan pengelolaan DAS dengan cara merekapitulasi, menabulasi bahan dan data dasar pelaksanaan kegiatan seksi program DAS. 4. Seksi Evaluasi DAS Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Evaluasi DAS, yaitu: melakukan penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi tata air, penggunaan lahan, sosial ekonomi, kelembagaan dan pengelolaan sistem informasi pengelolaan daerah aliran sungai. Nama jabatan dan uraian jabatan struktural dan non struktural, susunannya adalah sebagai berikut: a. Kepala Seksi Evaluasi DAS Menyiapkan bahan dalam rangka pemantauan dan evaluasi tata air penggunaan lahan, sosial ekonomi, kelembagaan dan pengelolaan sistem informasi pengelolaan DAS. b. Pengumpul dan Pngolah Data Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan DAS Mengumpulkan, menyeleksi, mencatat dan mengolah data pemantauan dan evaluasi tata air, penggunaan lahan DAS, sosial ekonomi DAS dan kelembagaan DAS dengan cara merekapitulasi, menabulasi bahan dan data dasar pelaksanaan kegiatan seksi evaluasi DAS. c. Pengumpul dan Pengolah Data Sistem Informasi DAS Mengumpulkan, menyeleksi, mencatat dan mengolah data pengelolaan sistem informasi pengelolaan DAS dengan cara merekapitulasi, menabulasi bahan dan data dasar pelaksanaan kegiatan seksi evaluasi DAS.

9 39 d. Pengumpul dan Pengolah Data dan Statistik Pengelolaan DAS Mengumpulkan, menyeleksi, mencatat dan mengolah data dan statistik pengelolaan DAS dengan cara merekapitulasi, menabulasi bahan dan data dasar pelaksanaan kegiatan seksi evaluasi DAS. e. Penelaah dan Penyusun Bahan Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Lahan DAS Menelaah dan menyusun bahan dalam rangka pemantauan dan evaluasi tata air dan penggunaan lahan DAS dengan cara merekapitulasi, menabulasi bahan dan data dasar pelaksanaan kegiatan seksi evaluasi DAS. f. Penelaah dan Penyusun Bahan Pemantauan dan Evaluasi Sosial Ekonomi DAS Menelaah dan menyusun bahan dalam rangka pemantauan dan sosial ekonomi DAS dengan cara merekapitulasi, menabulasi bahan dan data dasar pelaksanaan kegiatan seksi evaluasi DAS. g. Penelaah dan Penyusun Bahan Pemantauan dan Evaluasi Kelembagaan DAS Menelaah dan menyusun bahan dalam rangka pemantauan dan evaluasi kelembagaan DAS dengan merekapitulasi, menabulasi bahan dan data pelaksanaan kegiatan seksi evaluasi DAS. h. Penelaah dan Penyusun Bahan Sistem Infrmasi DAS Menelaah dan menyusun bahan informasi DAS dengan cara merekapitulasi, menabulasi bahan dan data dasar pelaksanaan kegiatan seksi evaluasi DAS. i. Penelaah dan Penyusun Data dan Statistik Pengelolaan DAS Menelaah dan menyusun bahan dalam rangka penyusunan data dan statistik pengelolaan DAS kegiatan BPDAS. j. Pengukur dan Pemetaan Melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data dalam rangka pengukuran dan pemetaan wilayah DAS, lahan kritis, RTL, areal model dan lain-lain sesuai ketentuan yang berlaku.

10 40 k. Operator GIS Menyajikan peta-peta wilayah kerja Karakteristik Responden Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Citarum-Ciliwung yang kinerjanya telah dinilai melalui penilaian kinerja DP3 yang berjumlah 70 orang. Karakteristik responden dalam penelitian ini ditinjau dari segi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, status pernikahaan, unit kerja/bagian, jabatan, lama bekerja dan jumlah tanggungan. Penelitian ini menggunakan crosstabs. Crosstabs atau tabulasi silang bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel kategori (nominal ataupun ordinal). Penelitian ini menggunakan variabel ordinal. Crosstabs pada penelitian ini digunakan untuk menggambarkan hubungan antara karakteristik usia dengan jenis kelamin, usia dengan pendidikan terakhir, usia dengan status pernikahan, usia dengan unit kerja, usia dengan jabatan dan usia dengan jumlah tanggungan. Hasil crosstabs selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Karakteristikusia dengan jenis kelamin Jenis Kelamin Total Laki-laki Perempuan Usia tahun tahun tahun tahun tahun tahun >55 tahun Total Berdasarkan Tabel 3, dari 5 orang pegawai yang berusia tahun diketahui sebesar 80 persen atau 4 orang diantaranya berjenis kelamin perempuan. Rentang usia tahun dari 10 orang pegawai, diketahui sebesar 70 persen atau 7 orang pegawai diantaranya adalah laki-laki. Rentang usia tahun, dari 2 orang pegawai diantaranya terdiri dari

11 41 laki-laki dan perempuan. Rentang usia tahun, dari 3 orang pegawai, sebesar 66,67 persen atau 2 orang diantaranya adalah laki-laki. Rentang usia tahun, dari 21 orang pegawai 13 orang atau 61,90 persen diantaranya adalah laki-laki. Rentang usia tahun, dari 28 orang pegawai diketahui 89 persen atau 25 orang diantaranya adalah laki-laki. Pegawai yang berusia >55 tahun hanya terdiri dari 1 orang pegawai laki-laki. Secara keseluruhan pegawai di BPDAS Citarum-Ciliwung mayoritas berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebesar 71 persen atau 50 orang pegawai. Hal ini disebabkan oleh pekerjaan pada Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung bersifat operasional, seperti memerlukan waktu pengamatan di lapangan yang relatif lama dan berlokasi jauh. Oleh karenanya diperlukan pegawai yang terbiasa bekerja di lapang serta bersedia pergi ke luar kota untuk bertugas dalam waktu yang cukup lama. Pekerjaan seperti ini laki-laki secara umum dipandang lebih baik daripada perempuan. Tabel 4. Karakteristik usia dengan pendidikan terakhir Pendidikan Terakhir Total SD SMP SMA D3 S1 S2 Usia tahun tahun tahun tahun tahun tahun >55 tahun Total Berdasarkan Tabel 4, dari 5 orang yang berusia tahun, 4 orang pegawai diantaranya memiliki pendidikan terakhir D3 dan S1 dengan proporsi masing-masing 40 persen. Rentang usia tahun, dari 10 orang pegawai, 70 persen atau 7 orang pegawai diantaranya memiliki pendidikan terakhir SMA. Rentang usia tahun, dari 2 orang pegawai diantaranya memiliki pendidikan terakhir SMAdan S1. Rentang usia tahun, dari 3 orang pegawai, seluruhnya memiliki pendidikan

12 42 terkhir SMA. Rentang usia tahun, dari 21 orang pegawai 17 orang atau 80,95 persen diantaranya memiliki pendidikan terakhir SMA. Rentang usia tahun, dari 28 orang pegawai diketahui 57,14 persen atau 16 orang pegawai diantaranya memiliki tingkat pendidikan terakhir SMA. Pegawai yang berusia >55 tahun hanya terdiri dari 1 orang dengan pendidikan terkhir SMA. Pegawai di BPDAS Citarum-Ciliwung cenderung didominasi oleh pegawai yang berpendidikan SMA. Pegawai yang berpendidikan SMA cenderung merupakan pegawai yang telah lama bekerja pada Balai Pengelolaan DAS Citarum Ciliwung, yang pada saat itu pendidikan SMA dipandang sudah sangat memadai untuk melakukan berbagai pekerjaan di Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung sehingga mayoritas pegawai Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung adalah berpendidikan SMA. Pegawai yang berpendidikan SMA saat ini tidak dapat menduduki jabatan Kepala Balai, Kepala Seksi ataupun Kepala Sub Bagian karena sesuai peraturan yang baru, untuk jabatan tersebut diharuskan minimal berpendidikan S1. Tabel 5. Karakteristik usia dengan status pernikahan Status Pernikahan Total Menikah Belum Menikah Janda/Duda Usia tahun tahun tahun tahun tahun tahun >55 tahun Total Berdasarkan Tabel 5, dari 5 orang yang berusia tahun, sebesar 60 persen atau 3 orang pegawai diantaranya sudah menikah. Rentang usia tahun, dari 10 orang pegawai, 90 persen atau 9 orang pegawai diantaranya sudah menikah. Pegawai di rentang usia tahun berstatus sudah menikah seluruhnya. Rentang usia tahun, dari 3 orang pegawai, seluruhnya berstatus sudah menikah. Rentang usia 46-50

13 43 tahun, dari 21 orang pegawai 20 orang atau 95,24 persen diantaranya sudah menikah. Rentang usia tahun, dari 28 orang pegawai diketahui 89,28 persen atau 25 orang pegawai diantaranya berstatus sudah menikah. Pegawai yang berusia >55 tahun hanya terdiri dari 1 orang dengan status sudah menikah. Tabel 6. Karakteristik usia dengan unit kerja/bagian Unit Kerja/Bagian Total Program DAS Kelembagaan DAS Evaluasi DAS Tata Usaha Usia tahun tahun tahun tahun tahun tahun >55 tahun Total Berdasarkan Tabel 6, dari 5 orang yang berusia tahun, sebesar 40 persen atau 2 orang pegawai diantaranya bekerja di bagian tata usaha. Rentang usia tahun, dari 10 orang pegawai, 90 persen atau 9 orang pegawai diantaranya sudah menikah. Pegawai di rentang usia tahun berstatus sudah menikah seluruhnya. Rentang usia tahun, dari 3 orang pegawai, seluruhnya berstatus sudah menikah. Rentang usia tahun, dari 21 orang pegawai 20 orang atau 95,24 persen diantaranya sudah menikah. Rentang usia tahun, dari 28 orang pegawai diketahui 89,28 persen atau 25 orang pegawai diantaranya berstatus sudah menikah. Pegawai yang berusia >55 tahun hanya terdiri dari 1 orang dengan status sudah menikah. Pegawai Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung didominasi oleh unit kerja tata usaha, yaitu sebesar 39 persen atau sebanyak 27 pegawai. Hal tersebut dikarenakan pekerjaan dalam tata usaha lebih banyak dibandingkan unit kerja yang lain, yaitu ada 15 jenis pekerjaan. Berdasarkan Tabel 7, pegawai pada rentang tahun seluruhnya adalah staff. Rentang usia tahun, dari 21 orang pegawai 1 orang

14 44 diantaranya adalah kepala seksi. Rentang usia tahun, dari 28 orang pegawai 1 orang diantaranya adalah Kepala Balai, 2 orang Kepala Seksi dan 1 orang Kepala Sub Bagian, sisanya adalah staff. Pegawai yang berusia >55 tahun adalah staff. Tabel 7. Karakteristik usia dengan jabatan sekarang Jabatan Sekarang Total Kepala Balai Kepala Seksi Kepala Sub Bagian Staff Usia tahun tahun tahun tahun tahun tahun >55 tahun Total Berdasarkan Tabel 8, 5 orang pegawai yang berusia tahun tersebar dalam waktu lama bekerja pada rentang <2 tahun, 5 tahun, 6-10 tahun, tahun dan tahun, masing- masing sebesar 20 persen atau 1 orang pegawai. Rentang usia tahun, dari 10 orang pegawai, 60 persen atau 6 orang pegawai diantaranya telah bekerja selama tahun. Pegawai di rentang usia tahun telah bekerja di BPDAS Citarum-Ciliwung selama 6-15 tahun. Rentang usia tahun, dari 3 orang pegawai, sebesar 66,67 persen atau 2 orang pegawai sudah bekerja pada BPDAS Citarum-Ciliwung selama 6-10 tahun. Rentang usia tahun, dari 21 orang pegawai sebesar 42,86 persen atau 9 orang diantaranya sudah bekerja di BPDAS Citarum-Ciliwung selama tahun. Rentang usia tahun, dari 28 orang pegawai diketahui 50 persen atau 14 orang pegawai diantaranya sudah bekerja selama tahun. Pegawai yang berusia >55 tahun hanya terdiri dari 1 orang telah bekerja selama tahun. Lama bekerja pegawai didominasi pada rentang waktu tahun, yaitu sebesar 34 persen atau sebanyak 24 pegawai. Waktu lama bekerja yang mencapai berpuluh-puluh tahun ini disebabkan adanya budaya yang

15 45 mengakar, sulit adanya perombakan dalam sistem kerja, tidak adanya rotasi pekerjaan, dan minimnya rekruitmen pekerja. Tabel 8. Karakteristikusia dengan lama bekerja Berdasarkan Tabel 9, 5 orang pegawai yang berusia tahun memiliki jumlah tanggungan 0-2 orang dan 4-5 orang. Rentang usia tahun, dari 10 orang pegawai, 30 persen atau 3 orang pegawai diantaranya memiliki jumlah tanggungan 3 orang. Pegawai di rentang usia seluruhnya memiliki jumlah tanggungan 3 orang. Pegawai pada rentang usia tahun, memiliki jumlah tanggungan 2-4 orang. Rentang usia tahun, dari 21 orang pegawai sebesar 42,86 persen atau 9 orang diantaranya memiliki jumlah tanggungan sebanyak 4 orang. 28 orang pegawai yang berusia tahun diketahui 42,86 persen atau 12 orang memiliki jumlah tanggungan sebanyak 4 orang. Pegawai yang berusia >55 tahun hanya terdiri dari 1 orang memiliki jumlah tanggungan Tabel 9. Karakteristikusia dengan jumlah tanggungan Usia <2 tahun <= 5 tahun 6-10 tahun Lama Bekerja tahun tahun tahun tahun >30 tahun Jumlah Tanggungan Tidak ada 1 orang 2 orang 3 orang 4 orang 5 orang Total tahun tahun tahun tahun tahun tahun >55 tahun Total Total tahun tahun tahun Usia tahun tahun tahun >55 tahun Total

16 Analisis Disiplin Kerja Analisis disiplin kerja pada penelitian ini dilakukan menggunakan teknik delphi, dengan berdasarkan urutan prioritas setelah melakukan wawancara terhadap expert/pakar, yaitu Kepala Balai, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Evaluasi DAS, Kepala Seksi Kelembagaan DAS dan Kepala Seksi Program DAS. Pemberian nilai berdasarkan urutan prioritas. Teknik delphi dilakukan dengan dua putaran atau iterasi untuk mendapatkan lima indikator disiplin kerja. Indikator yang akan diuji dengan menggunakan teknik delphi ini terdiri dari 15 indikator disiplin kerja yang tersirat dalam PP , yang kemudian akan direduksi menjadi lima indikator. Kelima indikator itulah yang digunakan dalam penelitian ini. Iterasi pertama bertujuan untuk mereduksi 15 indikator menjadi 10 indikator. Hasil penilaian pakar dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Pereduksian indikator disiplin kerja iterasi pertama Disiplin Kerja Urutan Prioritas Hasil P1 P2 P3 P4 P5 perhitungan Kepatuhan Kepribadian Sanksi Hukuman Keadilan Teladan Pimpinan Kompensasi Sistem penghargaan Komitmen Sasaran kerja Integritas Kejujuran Tanggungjawab pribadi Kemampuan Budaya organisasi Waskat (pengawasan melekat) Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa terdapat lima indikator yang direduksi untuk memperoleh sepuluh indikator. Lima indikator yang direduksi adalah indikator yang memiliki nilai hasil perhitungan yang paling kecil. Nilai yang diberikan sesuai dengan ketentuan berikut: 1=15; 2=14; 3=13; 4=12; 5=11; 6=10; 7=9; 8=8; 9=7; 10=6; 11=5; 12=4; 13=3; 14=2; 15=1.

17 47 Lima indikator yang direduksi adalah sasaran kerja, budaya organisasi, kemampuan, komitmen dan kepribadian. Setelah mendapatkan sepuluh indikator disiplin kerja maka dilanjutkan iterasi kedua untuk mereduksi menjadi lima indikator. Hasil penilaian pakar dapat dilihat pada Tabel 11 dan hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 5. Tabel 11. Pereduksian indikator disiplin kerja iterasi kedua Disiplin Kerja Urutan Prioritas Hasil P1 P2 P3 P4 P5 perhitungan Kepatuhan Sanksi Hukuman Keadilan Teladan Pimpinan Kompensasi Sistem penghargaan Integritas Kejujuran Tanggungjawab pribadi Waskat (pengawasan melekat) Hasil iterasi kedua menunjukkan bahwa terdapat lima indikator yang memiliki nilai yang kecil dibandingkan yang lain, sehingga kelima indikator ini direduksi dan menghasilkan lima indikator yang akan dijadikan dasardalam penelitian ini. Lima indikator yang direduksi adalah keadilan, kompensasi, sistem penghargaan, kejujuran dan waskat,sedangkan lima indikator disiplin kerja yang dijadikan dasar dalam penelitian ini adalah kepatuhan, sanksi hukuman, teladan pimpinan, integritas dan tanggung jawab pribadi Persepsi Pegawai Terhadap Unsur-unsur Penilaian Kinerja DP3 Sistem DP3 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil. Model evaluasi yang digunakan DP3 adalah Behavior Rating Scale (BARS). Unsur kinerja yang dinilai ada delapan unsur yaitu, kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama, prakarsa dan kepemimpinan. Berdasarkan hasil wawancara kepada pimpinan sistem penilaian kinerja saat ini sudah berjalan dengan baik, namun belum memenuhi sehingga dapat didampingi dengan penilaian kinerja lain.

18 48 Persepsi pegawai terhadap unsur-unsur DP3 yang telah dibentuk dalam pernyataan kuesioner dan nilai rataan skor. Nilai rataan skor tersebut menunjukkan persepsi pegawai setuju atau tidak terhadap pernyataan dalam kuesioner, dengan batasan nilai sebagai berikut: rentang nilai 1,00-1,75 menunjukkan persepsi sangat tidak setuju/sangat tidak baik/sangat rendah; rentang nilai 1,76-2,50 menunjukkan persepsi tidak setuju/tidak baik/rendah; rentang nilai 2,51-3,25 menunjukkan persepsi setuju/baik/tinggi dan rentang nilai 3,26-4,00 menunjukkan persepsi sangat setuju/sangat baik/sangat tinggi. Tabel 12. Persepsi pegawai terhadap unsur-unsur penilaian kinerja No. Pernyataan Rataan Pernyataan Skor Jawaban 1. Kesetiaan 3,16 Setuju 2. Prestasi Kerja 2,95 Setuju 3. Tanggung Jawab 2,99 Setuju 4. Ketaatan 3,24 Setuju 5. Kejujuran 3,38 Sangat Setuju 6. Kerjasama 3,32 Sangat Setuju 7. Prakarsa 3,02 Setuju 8. Kepemimpinan 2,85 Setuju Rataan Total 3,11 Setuju Berdasarkan Tabel 12, persepsi pegawai terhadap unsur-unsur penilaian kinerja, diperoleh nilai secara keseluruhan yang menunjukkan bahwa persepsi pegawai terhadap unsur-unsur penilaian kinerja memiliki skor 3,11 yang berarti penilaian kinerja DP3 telah berjalan dengan baik sesuai dengan kondisi yang ada di Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung. Secara berturut-turut kejujuran merupakan unsur yang memiliki skor tertinggi kemudian diikuti oleh kerjasama, ketaatan, kesetiaan, prakarsa, tanggung jawab, prestasi kerja dan yang terakhir adalah kepemimpinan. Unsur yang terakhir, yaitu kepemimpinan termasuk pada skor yang terkecil sehingga Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung sebaiknya meningkatkan unsur kepemimpinan kepada semua pegawai agar lebih optimal, karena kepemimpinan tidak selalu harus dimiliki oleh atasan tetapi setiap pegawai dengan jabatan apapun harus memiliki rasa kepemimpinan.

19 Persepsi Pegawai Terhadap UnsurKesetiaan Kesetiaan ini meliputi kesetiaan dan pengabdian kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Indonesia dan khususnya setia pada tempat dimana pegawai bekerja. Tekad dan kesanggupan menaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang dipatuhi dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Kesetiaan, ketaatan dan pengabdian timbul dari pengetahuan dan pemahaman yang mendalam untuk memahami, melaksanakan dan mengamalkan Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah. Pengabdian adalah sumbangan pemikiran dan tenaga secara ikhlas dengan mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan golongan dan pribadi. Penghitungan rataan skor untuk masingmasing pernyataan dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Persepsi pegawai terhadap unsur kesetiaan No Pernyataan Rataan Pernyataa Skor n Jawaban Saya selalu menggunakan seluruh kemampuan saya untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan. 3,14 Setuju Saya tidak pernah membocorkan rahasia perusahaan kepada Sangat 3,30 pihak luar. Setuju Saya selalu mendahulukan kepentingan kantor dibandingkan dengan kepentingan pribadi 3,03 Setuju Saya tidak pernah terlibat dalam kegiatan yang menentang kebijakan yang diterapkan pada BPDAS Citarum-Ciliwung. 3,18 Setuju Rataan Total 3,16 Setuju Berdasarkan Tabel 13, terlihat bahwa pegawai Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung sudah memiliki rasa kesetiaan yang baik. Persepsi pegawai terhadap unsur kesetiaan secara keseluruhan memiliki rataan skor sebesar 3,16 dari hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat persepsi pegawai terhadap unsurr kesetiaan adalah baik atau telah sesuai dengan kondisi yang ada di perusahaan, pegawai telah memiliki rasa kesetiaan yang baik terhadap Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung. Skor tertinggi diperoleh dari pernyataan kedua, yaitu sebesar 3,30 yang berarti bahwa pegawai berpegang teguh untuk tidak membocorkan rahasia perusahaan pada pihak luar. Pernyataan ketiga sebesar 3,03 termasuk pada skor yang terkecil perusahaan dianjurkan untuk dapat mengoptimalkan loyalitas pegawai kepada perusahaan agar

20 50 pegawai dapat menempatkan kepentingan perusahaan diatas kepentingan pribadi Persepsi Pegawai Terhadap Unsur Prestasi Kerja Prestasi kerja yang dimaksud dalam unsur-unsur DP3 adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai negeri sipil dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Pretasi kerja ini dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman, kesungguhan dan lingkungan kerja itu sendiri. Penghitungan rataan skor untuk masing-masing pernyataan dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Persepsi pegawai terhadap unsur prestasi kerja No. Pernyataan Rataan Skor Pernyataan Jawaban 1. Saya sangat menguasai seluk beluk bidang pekerjaan saya. 3,18 Setuju 2. Saya memiliki keterampilan yang sangat baik dalam 2,90 Setuju melaksanakan pekerjaan yang diberikan. 3. Saya mempunyai pengalaman yang sangat luas di bidang 3,04 Setuju pekerjaan yang saya geluti saat ini. 4. Saya mempunyai pengalaman di bidang lain yang terkait 2,76 Setuju dengan bidang pekerjaan yang saya geluti saat ini. 5. Saya selalu bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan 3,37 Sangat Setuju pekerjaan yang diberikan. 6. Saya tidak pernah ragu bekerja lembur untuk menyelesaikan 3,00 Setuju pekerjaan. 7. Hasil dari pekerjaan yang diberikan kepada saya selalu 2,38 Tidak Setuju melebihi dari yang dituntut oleh kantor. Rataan Total 2,95 Setuju Berdasarkan Tabel 14, terlihat bahwa prestasi kerja pegawai pada Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung sudah baik. Persepsi pegawai terhadap unsur prestasi kerja secara keseluruhan memiliki rataan skor sebesar 2,95, dari hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat persepsi pegawai terhadap unsurprestasi kerja sudah baik atau telah sesuai dengan kondisi yang ada di perusahaan, hal ini dikarenakan pegawai sudah banyak yang menguasai pekerjaan dan bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan agar dapat mencapai sasaran kerja yang diinginkan.skor tertinggi diperoleh dari pernyataan kelima, yaitu sebesar 3,37 yang menyatakan bahwa pegawai memiliki kesungguhan yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaan. Pernyataan ketujuhsebesar 2,38 termasuk pada skor yang terkecil perusahaan dianjurkan untuk dapat mengoptimalkan potensi yang ada pada pegawai dan

21 51 memancu pegawai untuk selalu dapat menghasilkan kinerja yang lebih besar dari yang dituntut oleh perusahaan Persepsi Pegawai Terhadap Unsur Tanggung Jawab Tanggung jawab merupakan kesanggupan seorang Pegawai Negeri Sipil dalam menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan baik, tepat waktu serta berani mengambil resiko untuk keputusan yang dibuat atau tindakan yang dilakukan. Penghitungan rataan skor untuk masing-masing pernyataan dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Persepsi pegawai terhadap unsur tanggung jawab No. Pernyataan Rataan Skor Pernyataan Jawaban 1. Saya selalu menyelesaikan pekerjaan dengan baik. 3,03 Setuju 2. Saya selalu dapat menyelesaikan tugas dengan tepat 2,70 Setuju waktu. 3. Saya selalu mengutamakan kepentingan dinas daripada 2,97 Setuju kepentingan pribadi. 4. Saya tidak pernah melemparkan kesalahan yang saya 3,06 Setuju perbuat kepada orang lain. 5. Saya selalu bertanggung jawab penuh atas seluruh resiko 3,17 Setuju dari keputusan yang saya ambil. Rataan Total 2,99 Setuju Berdasarkan Tabel 15, persepsi pegawai terhadap unsur tanggung jawab secara keseluruhan memiliki rataan skor sebesar 2,99. Hal ini berarti bahwa pegawai pada Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung sudah memiliki rasa tanggung jawab yang baik terhadap pekerjaannya. Pegawai sudah memiliki kesanggupan untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik sesuai dengan sasaran kerja yang telah ditetapkan. Skor tertinggi diperoleh dari pernyataan kelima, yaitu sebesar 3,17. Hal ini berarti bahwa pegawai mampu untuk bertanggung jawab atas segala resiko keputusan yang telah diambil. Pernyataan kedua termasuk pada skor yang terkecil, yaitu sebesar 2,70 sehingga perusahaan dianjurkan untuk dapat mendorong pegawai untuk selalu dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu Persepsi Pegawai Terhadap Unsur Ketaatan Ketaatan merupakan kesanggupan seorang Pegawai Negeri Sipil untuk menaati peraturan kedinasan yang berlaku dan menaati perintah dinas yang diberikan atasan yang berwenang, serta

22 52 sanggup memenuhi kewajiban dan tidak melanggar larangan yang ditentukan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 serta menaati tata tertib yang telah ditentukan oleh Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung. Penghitungan rataan skor dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Persepsipegawai terhadap unsur ketaatan No. Pernyataan Rataan Pernyataan Skor Jawaban 1. Saya selalu menaati peraturan yang berlaku di BPDAS Citarum-Ciliwung. 3,27 Sangat Setuju 2. Saya selalu menaati peraturan kedinasan yang berlaku. 3,23 Setuju 3. Saya selalu menaati kententuan jam kerja. 3,03 Setuju 4. Saya selalu memberikan pelayanan terhadap masyarakat dengan sebaik-baiknya sesuai dengan bidang pekerjaan saya. 3,28 Sangat Setuju 5. Saya selalu bersikap sopan santun di tempat kerja 3,40 Sangat Setuju Rataan Total 3,24 Setuju Berdasarkan Tabel 16, persepsi pegawai terhadap unsur ketaatan secara keseluruhan memiliki rataan skor sebesar 3,24. Hasil tersebut terlihat bahwa pegawai pada Balai Pengelolaan DAS memiliki ketaatan yang baik dalam menaati aturan dan ketentuan yang berlaku. Pegawai merasa sudah menjalankan aturan dengan baik sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Skor tertinggi diperoleh dari pernyataan kelima, yaitu sebesar 3,40, yang berarti bahwa pegawai selalu bersikap sopan selama dikantor. Pernyataan ketiga termasuk pada skor yang terkecil, yaitu sebesar 3,03 sehingga perusahaan dianjurkan untuk dapat mengoptimalkan ketentuan jam kerja yang telah berlaku agar pegawai benar-benar menaatinya sehingga menghasilkan kinerja yang lebih baik Persepsi Pegawai Terhadap Unsur Kejujuran Kejujuran merupakan sikap mental yang keluar dari dalam diri manusia sendiri. Merupakan ketulusan hati dalam melaksanakan tugas dan mampu untuk tidak menyalahgunakan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Penghitungan rataan skor untuk masing-masing pernyataan dapat dilihat pada Tabel 17. Persepsi pegawai terhadap unsur kejujuran secara keseluruhan memiliki rataan skor sebesar 3,38 sehingga dapat diinterpretasikan bahwa pegawai pada Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung

23 53 memiliki sikap kejujuran yang sangat baik. Hal ini tentunya mengindikasikan bahwa pegawai memiliki sikap mental jujur yang sangat kuat. Sikap seperti inilah yang perlu ditanamkan dalam diri setiap pegawai terutama Pegawai Negeri Sipil yang sering kali dihadapkan dengan situasi yang sulit yang menguji kejujuran pegawai. Skor tertinggi diperoleh dari pernyataan ketiga, yaitu sebesar 3,44, yang berarti bahwa dalam pegawai selalu ikhlas dalam melaksanakan pekerjaan yan diberikan kepadanya. Pernyataan kedua termasuk pada skor yang terkecil, yaitu sebesar 3,34 sehingga perusahaan dianjurkan untuk dapat mengoptimalkan agar pegawai dapat melaporkan hasil pekerjaannya sesuai dengan keadaan sebenarnya. Tabel 17. Persepsipegawai terhadap unsur kejujuran No. Pernyataan Rataan Skor Pernyataan Jawaban 1. Saya tidak pernah menyalahgunakan wewenang. 3,37 Sangat Setuju 2. Saya selalu melaporkan hasil kerja kepada atasan 3,34 Sangat Setuju menurut keadaan yang sebenarnya 3. Saya selalu melaksanakan tugas dengan ikhlas 3,44 Sangat Setuju Rataan Total 3,38 Sangat Setuju Persepsi Pegawai Terhadap Unsur Kerjasama Kerjasama merupakan kemampuan mental seorang pegawai negeri sipil untuk dapat bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas yang telah ditentukan sehingga dapat mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesarbesarnya.penghitungan rataan skor untuk masing-masing pernyataan dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Persepsi pegawai terhadap unsur kerjasama No. Pernyataan Rataan Skor Pernyataan Jawaban 1. Saya selalu menghargai pendapat orang lain. 3,46 Sangat Setuju 2. Saya selalu bersedia mempertimbangkan pendapat orang lain. 3,31 Sangat Setuju 3. Saya selalu menerima pendapat yang baik dari orang lain. 3,41 Sangat Setuju 4. Sayasangat mampu bekerja bersama-sama dengan orang lain 3,26 Sangat Setuju 5. Saya selalu menerima keputusan yang diambil secara sah 3,16 Setuju walaupun saya tidak sependapat. Rataan Total 3,32 Sangat Setuju

24 54 Berdasarkan Tabel 18, persepsi pegawai terhadap unsur kerjasama secara keseluruhan memiliki rataan skor sebesar 3,32. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pegawai pada Balai Pengelolaan DAS memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan baik. Skor tertinggi diperoleh dari pernyataan pertama, yaitu sebesar 3,46, yang berarti bahwa pegawai selalu dapat menghargai pendapat orang lain. Pernyataan kelima termasuk pada skor yang terkecil, yaitu sebesar 3,16 sehingga perusahaan dianjurkan untuk dapat mengoptimalkan agar pegawai dapat menerima keputusan yang diambil secara sah Persepsi Pegawai Terhadap Unsur Prakarsa Prakarsa merupakan kemampuan seorang Pegawai Negeri Sipil untuk mengambil keputusan, langkah-langkah, serta melaksanakannya, sesuai tindakan yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas pokok, tanpa menunggu perintah atasan. Penghitungan rataan skor untuk masing-masing pernyataan dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Persepsi pegawai terhadap unsur prakarsa No. Pernyataan Rataan Pernyataan Skor Jawaban 1. Saya selalu melakukan pekerjaan tanpa menunggu perintah 2,98 Setuju dari atasan. 2. Saya selalu berusaha mencari cara tata kerja yang baru 3,06 Setuju dalam menyelesaikan pekerjaan. Rataan Total 3,02 Setuju Berdasarkan Tabel 19, persepsi pegawai terhadap unsur prakarsa secara keseluruhan memiliki rataan skor sebesar 3,02. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pegawai pada Balai Pengelolaan DAS memiliki prakarsa yang baik. Skor tertinggi diperoleh dari pernyataan kedua, yaitu sebesar 3,06 yang berarti bahwa pegawai memiliki kemauan untuk berusaha mencari tata kerja yang baru dalam menyelesaikan pekerjaan Persepsi Pegawai Terhadap Unsur Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan kemampuan seorang karyawan untuk mempengaruhi dan meyakinkan orang lain, sehingga orangorang tersebut dapat digerakkan secara maksimal untuk

25 55 melaksanakan tugas-tugas yang ada. Penghitungan rataan skor untuk masing-masing pernyataan dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Persepsi pegawai terhadap unsur kepemimpian No. Pernyataan Rataan Skor Pernyataan Jawaban 1. Saya selalu mampu mengambil keputusan yang berkaitan 2,60 Setuju dengan pelaksanaan pekerjaan dengan cepat dan tepat 2. Saya sangat menguasai bidang pekerjaan saya. 2,73 Setuju 3. Saya sangat mampu menentukan prioritas kerja yang tepat. 2,67 Setuju 4. Saya selalu mampu bekerjasama dengan rekan kerja dengan 3,03 Setuju baik. 5. Saya selalu dapat bertindak tegas dan tidak memihak. 3,01 Setuju 6. Saya bersedia mempertimbangkan saran-saran dari rekan 3,22 Setuju kerja 7. Saya sangat mengetahui kemampuan dan batas kemampuan 2,71 Setuju rekan kerja saya dengan baik. Rataan Total 2,85 Setuju Berdasarkan Tabel 20, persepsi pegawai terhadap unsur kepemimpinan secara keseluruhan memiliki rataan skor sebesar2,85. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pegawai pada Balai Pengelolaan DAS memiliki kepemimpinan yang baik. Skor tertinggi diperoleh dari pernyataan keenam, yaitu sebesar 3,22, yang berarti bahwa pegawai selalu bersedia mempertimbangkan saran dari rekan kerja yang lain. Pernyataan pertama termasuk pada skor yang terkecil, yaitu sebesar 2,60 sehingga perusahaan dianjurkan untuk dapat melatih pegawainya agar mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat Persepsi Pegawai Terhadap Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi, diantaranya adalah kepatuhan, tanggung jawab pribadi, sanksi hukuman, teladan pimpinan dan integritas. Kelima indikator ini diperoleh melalui teknik delphi yang telah dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sub Tata Usaha BPDAS Citarum-Ciliwung sistem penerapan disiplin sudah berjalan cukup baik namun masih memerlukan sosialisasi terhadap PP Nomor 53 tahun 2010.

26 56 Persepsi pegawai terhadap disiplin kerja yang telah dibentuk dalam pernyataan kuesioner dan nilai rataan skor. Nilai rataan skor tersebut menunjukkan persepsi pegawai setuju atau tidak terhadap pernyataan dalam kuesioner, dengan batasan nilai sebagai berikut: rentang nilai 1,00-1,75 menunjukkan persepsi sangat tidak setuju/sangat tidak baik/sangat rendah; rentang nilai 1,76-2,50 menunjukkan persepsi tidak setuju/tidak baik/rendah; rentang nilai 2,51-3,25 menunjukkan persepsi setuju/baik/tinggi dan rentang nilai 3,26-4,00 menunjukkan persepsi sangat setuju/sangat baik/sangat tinggi. Tabel 21. Persepsi pegawai terhadap indikator disiplin kerja No. Pernyataan Rataan Skor Pernyataan Jawaban 1. Kepatuhan 3,01 Setuju 2. Tanggung Jawab Pribadi 3,16 Setuju 3. Sanksi Hukuman 3,05 Setuju 4. Teladan Pimpinn 3,24 Setuju 5. Integritas 3,35 Setuju Rataan Total 3,16 Setuju Berdasarkan hasil persepsi pegawai dengan menggunakan kuesioner, diperoleh nilai secara keseluruhan yang menunjukkan bahwa persepsi pegawai terhadap disiplin kerja memiliki skor 3,16, yang berarti disiplin kerja telah berjalan dengan baik sesuai dengan kondisi yang ada di Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung. Secara berturut-turut integritas merupakan indikator yang memiliki skor tertinggi kemudian diikuti oleh teladan pimpinan, tanggung jawab pribadi, saksi hukuman dan yang terakhir adalah kepatuhan. Indikator yang terakhir, yaitu kepatuhan termasuk pada skor yang terkecil sehingga Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung dianjurkan untuk mengoptimalkan indikator kepatuhan sehingga semua ketentuan dan peraturan yang berlaku dapat dipatuhi oleh pegawai yang pada akhirnya akan meningatkan disiplin pegawai dalam bekerja Persepsi Pegawai Terhadap Indikator Kepatuhan Kepatuhan merupakan suatu sikap untuk mematuhi segala kententuan dan peraturan yang berlaku. Penghitungan rataan skor untuk masing-masing pernyataan dapat dilihat pada Tabel 22.

27 57 Persepsi pegawai terhadap indikator kepatuhan secara keseluruhan memiliki rataan skor sebesar 3,01. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pegawai pada Balai Pengelolaan DAS mampu mematuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku dengan baik. Skor tertinggi diperoleh dari pernyataan keempat yaitu sebesar 3,20, yang berarti bahwa pegawai selalu mematuhi perintah atasan. Pernyataan ketiga termasuk pada skor yang terkecil, yaitu sebesar 2,87 sehingga perusahaan dianjurkan untuk dapat membuat pegawai datang tepat waktu ke kantor sesuai dengan peraturan yang berlaku pada perusahaan. Tabel 22. Persepsi pegawai terhadap indikator kepatuhan No. Pernyataan Rataan Skor Pernyataan Jawaban 1. Saya selalu mematuhi jumlah jam kerja efektif yaitu 37,5 jam 2,93 Setuju per minggu 2. Saya selalu mematuhi ketentuan pakaian kerja yang yang 3,01 Setuju berlaku di BPDAS Citarum-Ciiwung. 3. Saya selalu datang tepat waktu ke kantor. 2,87 Setuju 4. Saya selalu mematuhi perintah atasan yang berwenang 3,20 Setuju 5. Saya selalu menggunakan waktu istirahat dengan tepat guna 2,97 Setju 6. Saya selalu mematuhi ketentuan hemat energi yang berlaku di 3,07 Setuju BPDAS Citarum-Ciliwung. Rataan Total 3,01 Setuju Persepsi Pegawai Terhadap Indikator Tanggung Jawab Pribadi Tanggung jawab pribadi merupakan sikap seseorang yang mampu menerima resiko terhadap sesuatu yang dibebankan kepadanya. Penghitungan rataan skor untuk masing-masing pernyataan dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Persepsi pegawai terhadap indikator tanggung jawab pribadi No. Pernyataan Rataan Skor Pernyataan Jawaban 1. Saya selalu bertanggung jawab dalam penggunaan 3,10 Setuju listrik secara proporsional. 2. Saya selalu menggunakan fasilitas kantor dengan 3,10 Setuju sebaik-baiknya. 3. Saya selalu bertanggung jawab dalam memelihara 3,21 Setuju barang-barang milik kantor. 4. Saya tidak pernah memanfaatkan fasilitas kantor 3,21 Setuju untuk urusan pribadi saya. Rataan Total 3,16 Setuju Berdasarkan Tabel 23, persepsi pegawai terhadap indikator tanggung jawab pribadi secara keseluruhan memiliki rataan skor

28 58 sebesar 3,16. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa pegawai pada Balai Pengelolaan DAS memiliki tanggung jawab pribadi yang baik. Skor tertinggi diperoleh dari pernyataan ketiga dan keempat, yaitu sebesar 3,21, yang berarti bahwa pegawai selalu bertanggung jwab dalam memelihara fasilitas kantor dan tidak memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Pernyataan pertama dan kedua termasuk pada skor yang terkecil, yaitu sebesar 3,10 sehingga perusahaan dianjurkan untuk dapat membuat peraturan yang menekankan pada penggunaan listrik yang proporsional karena Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung merupakan salah satu instansi yang berada di bawah naungan Departemen Kehutanan sehingga harus ikut turut serta dalam pemeliharaan lingkungan termasuk dalam penggunaan energi listrik Persepsi Pegawai Terhadap Indikator Sanksi dan Hukuman Sanksi dan hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Sanksi dan hukuman yang berat akan membuat karyawan semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan sehingga sikap dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang. Penghitungan rataan skor untuk masing-masing pernyataan dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Persepsi pegawai terhadap indikator sanksi dan hukuman No. Pernyataan Rataan Skor Pernyataan Jawaban 1. Saya tidak pernah merasa keberatan memperoleh sanksi 3,14 Setuju ketika saya datang terlambat. 2. Saya tidak pernah merasa keberatan memperoleh sanksi 3,14 Setuju ketika terlambat menyelesaikan pekerjaan. 3. Saya tidak pernah merasa keberatan memperoleh sanksi 3,06 Setuju ketika saya tidak dapat menyelesaikan pekerjaan. 4. Sanksi yang selama ini diberikan telah sangat sesuai dengan 2,84 Setuju tindakan pelanggaran yang diperbuat oleh pegawai Rataan Total 3,05 Setuju Berdasarkan Tabel 24, persepsi pegawai terhadap indikator sanksi dan hukuman secara keseluruhan memiliki rataan skor sebesar 3,05. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa pegawai mampu menerima sanksi dan hukuman yang diberikan jika melakukan tindakan indisipliner. Skor tertinggi diperoleh dari

29 59 pernyataan pertama dan kedua yaitu sebesar 3,14, yang berarti bahwa pegawai tidak merasa keberatan untuk menerima sanksi ketika datang terlambat ke kantor dan terlambat dalam menyelesaikan pekerjaan. Pernyataan keempat memiliki skor terkecil, yaitu sebesar 2,84 sehingga perusahaan dianjurkan untuk dapat mengoptimalkan peraturan yang ada agar sanksi yang diberikan benar-benar sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan oleh pelanggar Persepsi Pegawai Terhadap Indikator Teladan Pimpinan Pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. Berdasarkan Tabel 25, persepsi pegawai terhadap indikator teladan pimpinan secara keseluruhan memiliki rataan skor sebesar 3,24. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa persepsi pegawai terhadap indikator teladan pimpinn sudah baik. Skor tertinggi diperoleh dari pernyataan pertama dan keempat, yaitu sebesar 3,30, yang berarti bahwa pimpinan selalu memberitahukan SOP dan memberikan contoh yang baik dalam mematuhi ketentuan kerja. Pernyataan ketiga termasuk pada skor yang terkecil, yaitu sebesar 3,10 sehingga pimpinan harus lebih objektif lagi dalam hal memberikan toleransi keterlambatan waktu kerja. Tabel 25. Persepsi pegawai terhadap indikator teladan pimpinan No. Pernyataan Rataan Skor Pernyataan Jawaban 1. Pimpinan selalu memberitahu standar operasional 3,30 Sangat Setuju prosedur yang terdapat di BPDAS Citarum-Ciliwung. 2. Pimpinan selalu memberikan contoh yang baik dalam 3,27 Sangat Setuju menyelesaikan pekerjaan. 3. Pimpinan memberikan toleransi keterlambatan waktu 3,10 Setuju kerja yang objektif 4. Pimpinan selalu memberikan contoh yang baik dalam hal 3,30 Sangat Setuju mematuhi ketentuan waktu kerja di BPDAS Citarum- Ciliwung. Rataan Total 3,24 Setuju

30 Persepsi Pegawai Terhadap Indikator Integritas Integritas merupakan suatu konsep yang menunjuk pada konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip. Penghitungan rataan skor untuk masing-masing pernyataan dapat dilihat pada Tabel 26. Persepsi pegawai terhadap indikator integritas secara keseluruhan memiliki rataan skor sebesar 3,25. Hasil tersebut menunjukkan bahwa persepsi pegawai terhadap indikator integritas adalah baik. Skor tertinggi diperoleh dari pernyataan pertama, yaitu sebesar 3,38, yang berarti bahwa pegawai dapat memegang rahasia jabata dengan sangat baik. Pernyataan keempat termasuk pada skor yang terkecil, yaitu sebesar 3,08. Perusahaan dianjurkan untuk mengusahakan perlindungan kepada pegawai agar pegawai mau melaporkan tindakan yang tidak sesuai yang akan merugikan perusahaan. Tabel 26. Penilaian Pegawai Terhadap Indikator Integritas No. Pernyataan Rataan Skor Pernyataan Jawaban 1. Saya selalu memegang rahasia jabatan yang menurut 3,38 Sangat Setuju sifatnyaharus dirahasiakan. 2. Saya tidak pernah menyalahgunakan wewenang yang 3,28 Sangat Setuju diberikan kepada saya. 3. Saya sama sekali tidak pernah menerima hadiah atau 3,24 Setuju suatu pemberian apapun dari siapapun yang berhubungan dengan jabatan pekerjaan saya. 4. Saya selalu melaporkan tindakan yang tidak sesuai, 3,08 Setuju yang akan merugikan kepentingan BPDAS Citarum- Ciliwung. Rataan Total 3,25 Setuju 4.6. Analisis Path Modelling Partial Least Square Path Modelling Partial Least Square dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh, menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antar variabel laten, menganalisis konstruk yang dibentuk indikator reflektif, serta signifikan atau tidaknya unsur-unsur penilaian kinerja terhadap disiplin kerja pegawai. Analisis Path Modelling Partial Least Square juga dapat menentukan weight masing-masing indikator yang membentuk unsur-unsur penilaian kinerja dan disiplin kerja pegawai. Variabel-variabel reflektif yang mencerminkan unsur-unsur penilaian kinerja dapat dilihat pada Tabel 27.

31 61 Tabel 27. Variabel-variabel reflektif yang mencerminkan unsurunsur penilaian kinerja. Konstruk Indikator Keterangan Kesetiaan Prestasi Kerja Tanggung jawab Ketaatan Kejujuran Kerjasama Prakarsa Kepemimpinan b11 b12 b13 b14 b21 b22 b23 b24 b25 b26 b27 b31 b32 b33 b34 b35 b41 b42 b43 b44 b45 b51 b52 b53 b61 b62 b63 b64 b65 b71 b72 b73 b81 b82 b83 b84 b85 b86 b87 b88 Penggunaan seluruh kemampuan dalam pelaksanaan pekerjaan. Menjaga rahasia perusahaan. Mendahulukan kepentingan kantor daripada kepentingan pribadi. Keterlibatan dalam kegiatan menentang kebijakan perusahaan. Penguasaan seluk beluk bidang pekerjaan. Memiliki keterampilan yang baik dalam pelaksaaan pekerjaan. Memiliki pengalaman yang luas di bidang pekerjaan yang digeluti saat ini. Memiliki pengalaman yang luas di bidang pekerjaan lain yang terkait dengan pekerjaan saat ini. Bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan pekerjaan. Kesediaan untuk bekerja lembur. Hasil pekerjaan yang melebihi standar. Penyelesaian pekerjaan dengan baik. Penyelesaian tugas tepat waktu. Mengutamakan kepentingan dinas dibandingkan kepentingan pribadi. Pelemparan kesalahan pada orang lain. Tanngung jawab terhadap resiko. Taat terhadap peraturan instansi. Taat terhadap peraturan kedinasan. Taat terhadap ketentuan jam kerja. Memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Bersikap sopan santun. Penggunaan wewenang Pelaporan hasil kerja Pelaksanaan tugas dengan ikhlas Menghargai pendapat orang lain. Kesediaan untuk mempertimbangkan pendapat orang lain. Kesediaan menerima pendapat orang lain. Kemampuan untuk bekerjasama dengan rekan satu tim. Kesediaan menerima keputusan yang diambil secara sah. Melaksanakan pekerjaan tanpa menunggu perintah. Mencari tata kerja baru. Memberikan saran yang berguna bagi instansi Pengambilan keputusan dengan cepat dan tepat. Penguasaan bidang pekerjaan. Penentuan prioritas yang tepat. Kemmpuan untuk bekerjasama dengan rekan kerja atau bawahan. Pemberian dorongan semangat kepada rekan satu tim atau bawahan. Sikap tegas dan tidak memihak Pertimbangan terhadap saran teman-teman. Pengetahuan terhadap kemampuan diri sendiri dan kemampuan rekan kerja satu tim.

32 62 Variabel-variabel reflektif yang mencerminkan disiplin kerja dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel tersebut menunjukkan adanya hubungan antara konstruk dan indikator. Tabel 28. Variabel-variabel reflektif yang mencerminkan disiplin kerja Konstruk Indikator Keterangan Disiplin kerja c11 c12 c13 c14 c15 c16 c21 c22 c23 c24 c31 c32 c33 c34 c41 c42 c43 c44 c51 c52 c53 c54 Mematuhi jumlah jam kerja efektif, yaitu 37,5 jam per minggu Mematuhi ketentuan pakaian kerja. Kehadiran tepat waktu Kepatuhan perintah atasan Penggunaan yang tepat guna terhadap waktu istirahat. Kepatuhan ketentuan hemat energi Tanggung jawab dalam penggunaan listrik Tanggung jawab terhadap fasilitas kantor Taggung jawab dalam pemeliharaan barang-barang milik kantor. Pemanfaatan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi. Keberatan menerima sanksi karena datang terlambat Keberatan menerima sanksi karena terlambat menyelesaikan pekerjaan Keberatan menerima sanksi karena tidak dapat menyelesaikan pekerjaan Kesesuaian sanksi yang diberikan dengan pelanggaran yang dilakukan Pemberitahuan standar operasional prosedur oleh pimpinan. Pemberian contoh yang baik dalam pelaksanaan pekerjaan oleh pimpinan Pemberian toleransi waktu keterlambatan yang objektif oleh pimpinan Pemberian contoh yang baik dalam pematuhan ketentuan jam kerja. Menjaga rahasia jabatan Penyalahgunaan wewenang Penerimaan hadiah yang berhubungan dengan jabatan pekerjaan Pelaporan terhadap tindakan yang merugikan instansi Uji Validitas dan Reliabilitas Model Model PLS yang digunakan dalam penelitian ini adalah model reflektif. Pengujian validitas dan reliabilitas dalam model reflektif dilakukan dalam tiga pengujian, yaitu convergent validity, discriminant validity, dan composite reliability. Convergent validity dari model pengukuran reflektif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score/component score dengan construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran reflektif dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun untuk penelitian tahap awal

33 63 dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,50 sampai 0,60 dianggap cukup (Chin dalam Ghozali). Penelitian ini menggunakan ukuran reflektif 0,50 karena termasuk penelitian tahap awal. Model pengukuran awal dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Output grafis SmartPLS (sebelum estimasi ulang) Pada Gambar 5, diketahui bahwa nilai loading factor yang berada di bawah 0,50 masih banyak maka agar dapat memenuhi nilai covergent validity, loading factor yang berada dibawah 0,50 dihilangkan kemudian diestimasi ulang sampai semua loading factor berada di atas 0,50. Loading factor unsur-unsur penilaian kinerja DP3 dilakukan lima kali estimasi ulang dan indikator-indikator yang dihilangkan secara berturut-turut adalah b23 sebesar 0,43; b21 sebesar 0,43; b83 sebesar 0,44; b81 sebesar 0,43; b22 dan b85 yang kelimanya dibawah 0,50. Nilai outer loading unsur-unsur penilaian kinerja DP3 sebelum estimasi ulang dapat dilihat pada Lampiran 7. Disiplin kerja dilakukan delapan kali estimasi ulang. Delapan indikator yang dihilangkan adalah c34 sebesar 0,38; c33 sebesar 0,41; c22 sebesar 0,44; c43 sebesar 0,46; c51 sebesar 0,47; c41 sebesar 0,45; c41sebesar 0,47 dan c32 sebesar 0,46, nilai outer loading disiplin kerja sebelum estimasi ulang dapat dilihat pada Lampiran 7. Setelah seluruh indikator memiliki loading factor >0,50 maka convergent validity telah terpenuhi. Model setelah estimasi ulang dapat dilihat pada Gambar 6 dan hasil outer loading setelah estimasi ulang dapat dilihat pada Lampiran 8.

34 64 Gambar 6. Output grafis SmartPLS (setelah estimasi ulang) Setelah syarat convergent validity terpenuhi adalah menguji discriminant validity. Discriminant validity dari model pengukuran dengan reflektif indikator dinilai berdasarkan crossloading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka hal ini menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok mereka lebih baik daripada ukuran pada blok lainnya. (Ghozali, 2008). Tabel crossloading pada penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 9. Berdasarkan tabel crossloading terlihat bahwa korelasi konstruk KST (kesetiaan) dengan indikator b11, b12, b13 dan b14 lebih tinggi dibandingkan korelasi antara indikator tersebut dengan konstruk lainnya. Korelasi konstruk PRK (prestasi kerja) dengan indikator b24, b25, b26, dan b27 lebih tinggi dibandingkan korelasi antara indikator tersebut dengan konstruk lainnya. Korelasi konstruk TJ (tanggung jawab) dengan indikator b31, b32, b33, b34, dan b35 lebih tinggi dibandingkan korelasi antara indikator tersebut dengan konstruk lainnya. Korelasi konstruk TAAT (ketaatan) dengan indikator b41, b42, b43, b44 dan b45 lebih tinggi dibandingkan korelasi antara indikator tersebut dengan konstruk lainnya. Korelasi konstruk JUJUR (kejujuran) dengan indikator b51, b52 dan b53 lebih tinggi dibandingkan korelasi

Penilaian Kinerja PNS

Penilaian Kinerja PNS Penilaian Kinerja PNS Penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil, adalah penilaian secara periodik pelaksanaan pekerjaan seorang Pegawai Negeri Sipil. Tujuan penilaian kinerja adalah untuk mengetahui keberhasilan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud Dan Tujuan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud Dan Tujuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) pusat Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial di daerah mempunyai kewenangan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT 1 PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a.

Lebih terperinci

4.2. BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN

4.2. BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN 4.2. BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN 4.2.1. KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN Uraian Tugas Kepala Bagian Administrasi Pembangunan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 81 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS KEPEMUDAAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk mencapai tujuan Ombudsman, para

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG TENAGA HARIAN LEPAS PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG TENAGA HARIAN LEPAS PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG TENAGA HARIAN LEPAS PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembinaan Tenaga Harian

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 61 2014 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SERTA RINCIAN TUGAS JABATAN PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 42 2017 SERI : E PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBINAAN TENAGA KONTRAK KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 6 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 6 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERHENTIAN, SANKSI, PEMBAYARAN HONOR DAN PENILAIAN PEKERJAAN TENAGA HONORER DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 127 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Lebih terperinci

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 003 TAHUN 2002 TENTANG URAIAN TUGAS BAGIAN, BIDANG, SUBBAGIAN, DAN SEKSI PERWAKILAN BPS DI DAERAH KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 80 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS PENANAMAN MODAL

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALlKOTA MAKASSAR. PERATURAN WALlKOTA MAKASSAR NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

WALlKOTA MAKASSAR. PERATURAN WALlKOTA MAKASSAR NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG WALlKOTA MAKASSAR PERATURAN WALlKOTA MAKASSAR NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN NON STRUKTURAL UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH PADA DINAS PERTAMANAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur pendukung tugas Pemerintah

Lebih terperinci

-2- Geofisika Nomor 15 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan

-2- Geofisika Nomor 15 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan -2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 69 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA

Lebih terperinci

PERATURAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG

PERATURAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PERATURAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Subang telah dibentuk

Lebih terperinci

.000 WALIKOTA BANJARBARU

.000 WALIKOTA BANJARBARU SALINAN.000 WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA BANJARBARU DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka usaha menjamin obyektivitas

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K)

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K) BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K) Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, bahwa

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 71 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS PEMADAM KEBAKARAN

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 66 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA KANTOR PENGELOLAAN TAMAN PINTAR KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN Nomor: 395/A.51.01/Unwidha/VII/2014 tentang PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN Nomor: 395/A.51.01/Unwidha/VII/2014 tentang PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN Nomor: 395/A.51.01/Unwidha/VII/2014 tentang PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI Rektor Universitas Widya Dharma Klaten, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Masing-masing Sub Bagian sebagaimana dimaksud dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

Masing-masing Sub Bagian sebagaimana dimaksud dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Sekretaris mempunyai fungsi : a. penyusunan program kerja di bidang kesekretariatan Dinas; b. penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan perumusan kebijakan teknis di bidang Perhubungan, Komunikasi dan

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ATAU UNIT KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON SALINAN RANCANGAN NOMOR 86 TAHUN 2016, SERI D. 35 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR : 86 Tahun 2016 TENTANG FUNGSI, TUGAS POKOK DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Harapan kami semoga buku Statistik Pembangunan ini dapat bermanfaat. Bogor, Maret 2009 KEPALA BALAI

KATA PENGANTAR. Harapan kami semoga buku Statistik Pembangunan ini dapat bermanfaat. Bogor, Maret 2009 KEPALA BALAI KATA PENGANTAR Buku Statistik Pembangunan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Citarum-Ciliwung Tahun 2008 merupakan penerbitan lanjutan tahun-tahun sebelumnya. Dengan adanya kesinambungan penerbitan,

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA O G K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2015

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA O G K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2015 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA O G K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA KANTOR PENGELOLAAN TAMAN PINTAR

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan pasal 149 ayat (2) dan ayat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BERSAMA KETUA BADAN PELAKSANA HARIAN (BPH) DAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA No. 011/SKB/BPH-UMS/2007

KEPUTUSAN BERSAMA KETUA BADAN PELAKSANA HARIAN (BPH) DAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA No. 011/SKB/BPH-UMS/2007 KEPUTUSAN BERSAMA KETUA BADAN PELAKSANA HARIAN (BPH) DAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA No. 011/SKB/BPH-UMS/2007 TENTANG PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

DRAFT PER TGL 17 OKT 2008

DRAFT PER TGL 17 OKT 2008 DRAFT PER TGL 17 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 48 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BUPATI PURWAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BARRU

PEMERINTAH KABUPATEN BARRU PEMERINTAH KABUPATEN BARRU DINAS KEHUTANAN Jalan Sultan Hasanuddin Nomor 95 Tlp.(0427)21564 Kode Pos 90711 KEPUTUSAN KEPALA DINAS KEHUTANAN KABUPATEN BARRU NOMOR : TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TRANSMIGRASI KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG GUBERNUR KEPULAUAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 23 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 73 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 23 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 73 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 23 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 73 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS PADA UNSUR ORGANISASI TERENDAH BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PASAR KABUPATEN DELI SERDANG. A. Sejarah Singkat Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PASAR KABUPATEN DELI SERDANG. A. Sejarah Singkat Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PASAR KABUPATEN DELI SERDANG A. Sejarah Singkat Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang pada mulanya bernama Perpas ( Perusahaan Pasar ) yang merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT 1 BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

(1), Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana operasional Sub Bagian Keuangan;

(1), Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana operasional Sub Bagian Keuangan; BAB XXVIII BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 558 Susunan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Banten, terdiri dari: a. Kepala Badan; b. Sekretaris, membawahkan: 1.

Lebih terperinci

WALIKOTA BEKASI WALIKOTA BEKASI

WALIKOTA BEKASI WALIKOTA BEKASI WALIKOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 04 TAHUN 2005 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI JABATAN STRUKTURAL PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PEMERINTAH KOTA BEKASI WALIKOTA BEKASI Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS BINA MARGADAN PENGAIRAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS BINA MARGADAN PENGAIRAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS BINA MARGADAN PENGAIRAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Bina Margadan Pengairan Kabupaten Subang

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS BINA MARGA, PENGAIRAN, PERTAMBANGAN DAN ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA SALINAN BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN

KEBIJAKAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN KEBIJAKAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN KEWAJIBAN PNS 1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah, 2. Mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Subang

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 39 TAHUN 2016

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 39 TAHUN 2016 WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI JABATAN NON STRUKTURAL PADA DINAS PEMADAM KEBAKARAN KOTA MAKASSAR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2016-2021 KATA PENGANTAR AssalamualaikumWrWb, Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARBARU Alamat Kantor : JL. Panglima Batur No.1 Telp.(0511) Fax. (0511) Banjarbaru Kalsel

WALIKOTA BANJARBARU Alamat Kantor : JL. Panglima Batur No.1 Telp.(0511) Fax. (0511) Banjarbaru Kalsel SALINAN WALIKOTA BANJARBARU Alamat Kantor : JL. Panglima Batur No.1 Telp.(0511) 4774269 Fax. (0511) 4774269 Banjarbaru Kalsel PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIS,

Lebih terperinci

B U P A T I S R A G E N

B U P A T I S R A G E N B U P A T I S R A G E N PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 39 TAHUN 2009 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.221, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Personel. Tata Kerja. Universitas Pertahanan. Daftar. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG DAFTAR

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERUMAHAN, TATA RUANG DAN PENGAWASAN BANGUNAN KOTA BANJARBARU

Lebih terperinci

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008 DRAFT PER TGL 22 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

SOSIALISASI PP 53 TAHUN 2010

SOSIALISASI PP 53 TAHUN 2010 1 SOSIALISASI PP 53 TAHUN 2010 Latar Belakang : Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 disusun dalam rangka menyempurnakan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai

Lebih terperinci

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU BUPATI KARANGANYAR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Akhir Masa Jabatan Bupati Kebumen secara sistematis untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya; j. mengendalikan pelaksanaan penyelenggaraan

Akhir Masa Jabatan Bupati Kebumen secara sistematis untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya; j. mengendalikan pelaksanaan penyelenggaraan 2.1. BAGIAN TATA PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN 2.1.1. KEPALA BAGIAN TATA PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN Uraian Tugas Kepala Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 40 TAHUN 2005 TENTANG NAMA-NAMA JABATAN DAN URAIAN TUGAS JABATAN NON STRUKTURAL UMUM DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Subang

Lebih terperinci

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA BIMA

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA BIMA WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BIMA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 559 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 559 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 559 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN LATIHAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DAN TATA KERJA PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN UKM KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 29 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 51 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 29 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 51 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 29 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN SATUAN POLISI

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 8 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 8 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 8 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN TRUKTURAL DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT DEWAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARBARU Alamat Kantor : JL. Panglima Batur No.1 Telp.(0511) Fax. (0511) Banjarbaru Kalsel

WALIKOTA BANJARBARU Alamat Kantor : JL. Panglima Batur No.1 Telp.(0511) Fax. (0511) Banjarbaru Kalsel WALIKOTA BANJARBARU Alamat Kantor : JL. Panglima Batur No.1 Telp.(0511) 4774269 Fax. (0511) 4774269 Banjarbaru Kalsel PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS KEPALA DINAS,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 66 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA BADAN PENDAPATAN DAERAH

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 98 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

TaH, Jum RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

TaH, Jum RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG TaH, Jum 8-2-08 RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI WILAYAH KABUPATEN BANDUNG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4266); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaha

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4266); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaha BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1142, 2017 KEMENAKER. Pemberian Tunjangan Kinerja. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR

BERITA DAERAH KOTA BOGOR BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 22 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1094, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. Kode Etik. Pegawai Negeri Sipil. Pembinaan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERMUKIMAN, TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP BUPATI TASIKMALAYA

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERMUKIMAN, TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP BUPATI TASIKMALAYA B U P A T I TASIKMALAY A KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERMUKIMAN, TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERTANAHAN

WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERTANAHAN WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERTANAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KABUPATEN GARUT Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK, KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci