SISTEM PENGONTROLAN PRESSURE DAN TEMPERATURE PADA FURNACE UNIT ALKYLASI PT. PERTAMINA RU III PLAJU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM PENGONTROLAN PRESSURE DAN TEMPERATURE PADA FURNACE UNIT ALKYLASI PT. PERTAMINA RU III PLAJU"

Transkripsi

1 SISTEM PENGONTROLAN PRESSURE DAN TEMPERATURE PADA FURNACE UNIT ALKYLASI PT. PERTAMINA RU III PLAJU Oleh : Normaliaty Fithri & Ibnu Hajar Fakultas Teknik Universitas Bina Darma Abstract : Improvement of residents amount and civilization of world cause requirement of energi progressively increase. This matter claim the availibility of source of energi the adequateness. In this time, gas and oil are the source of pledge energi and at most required in various life sectors. In other side, gas and oil are energi which do not earn to be innovated. This matter race efficient and effective effort to fulfill requirement of gas and oil. PT. PERTAMINA ( Persero ) as one of the peripatetic company in the field of industry isn't it continue to share active for the agenda of fulfilling requirement of gas and oil. Usage of exploited domestic Gas Earth for the power station of ( PLN), industrial raw material ( manure, other industrial and petrochemical), factory fuel, gas fuel for the household of ( LPG and Gas Town) and gas fuel for transportation. Abstrak : Peningkatan jumlah penduduk dan peradaban dunia menyebabkan kebutuhan akan energi semakin bertambah. Hal ini menuntut ketersediaan sumber energi yang memadai. Saat ini, minyak dan gas bumi merupakan sumber energi andalan dan paling banyak dibutuhkan di berbagai sektor kehidupan. Di lain sisi, minyak dan gas bumi adalah energi yang tidak dapat diperbaharui. Hal ini memacu usaha-usaha yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan minyak dan gas bumi. PT. PERTAMINA ( Persero ) sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri perminyakan terus berperan aktif dalam rangka memenuhi kebutuhan minyak dan gas bumi. Penggunaan Gas Bumi domestik dimanfaatkan untuk pembangkit listrik (PLN), bahan baku industri (pupuk, petrokimia dan industri lain), bahan bakar kilang, bahan bakar gas untuk rumah tangga (LPG dan Gas Kota) dan bahan bakar gas untuk transportasi. Keywords : Pressure, Temperature, Furnace. 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Peningkatan jumlah penduduk dan peradaban dunia menyebabkan kebutuhan akan energi semakin bertambah. Hal ini menuntut ketersediaan sumber energi yang memadai. Saat ini, minyak dan gas bumi merupakan sumber energi andalan dan paling banyak dibutuhkan di berbagai sektor kehidupan. Di lain sisi, minyak dan gas bumi adalah energi yang tidak dapat diperbaharui. Hal ini memacu usaha-usaha yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan minyak dan gas bumi. PT. PERTAMINA ( Persero ) sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri perminyakan terus berperan aktif dalam rangka memenuhi kebutuhan minyak dan gas bumi. Penggunaan Gas Bumi domestik dimanfaatkan untuk pembangkit listrik (PLN), bahan baku industri (pupuk, petrokimia dan industri lain), bahan bakar kilang, bahan bakar gas untuk rumah tangga (LPG dan Gas Kota) dan bahan bakar gas untuk transportasi. Kebijakan umum pemanfaatan gas bumi nasional yang telah ditetapkan oleh Pemerintah dalam rangka mendorong peningkatan pemanfaatan gas bumi domestik serta pemenuhan komitmen ekspor adalah memprioritaskan pemanfaatan Gas Bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri mendorong pembangunan infrastruktur Gas Bumi secara bertahap dan terjadwal. 1

2 1.2. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui sistem pengontrolan pressure dan temperature pada furnace unit alkylasi PT. PERTAMINA RU III PLAJU Batasan masalah Batasan masalah pada penulisan ini adalah membahas tentang sistem kerja peralatan yang digunakan dalam proses pengontrolan pressure dan temperature pada furnace unit alkylasi PT. PERTAMINA RU III PLAJU. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengukuran Tekanan Tekanan adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya per satuan luas. Satuan tekanan sering digunakan untuk mengukur kekuatan dari suatu cairan atau gas. Satuan tekanan dapat dihubungkan dengan satuan volume (isi) dan suhu. (Handbook Pertamina; 2006). Pada pengukuran tekanan ada beberapa hal pokok yang harus diketahui yaitu : a. Prinsip pengukuran tekanan. b. Tipe pengukuran tekanan. c. Instalasi piranti ukur tekanan. d. Kalibrasi tekanan Prinsip pengukuran tekanan Tekanan adalah gaya setiap satuan luas. Di dalam kegiatan industri, tekanan biasa dinyatakan dengan head. Head adalah tekanan yang diberikan oleh tinggi cairan tertentu. Dalam pengukuran, tekanan dibedakan menjadi tekanan mutlak ( absolute ) dan tekanan relative ( Gauge ). (Handbook Pertamina; 2006). Tekanan Tekanan relatif (gauge pressure ) Tekanan Atmosfer Tekanan vakum Waktu Gambar 2.1 tekanan relative dan mutlak 2

3 Tipe pengukuran tekanan Ada beberapa tipe pengukuran tekanan, diantaranya yaitu: - Tipe kolom cairan - Tipe elastis - Tipe elektrik Tipe kolom cairan Variasi tipe kolom cairan adalah: tipe pipa-u, tipe pipa miring, tipe tekanan differensial. Prinsip pengukuran dengan manometer pipa-u terlihat pada gambar dibawah ini. Gambar 2.2 tipe pipa-u Perbedaan tinggi cairan (h) disebabkan oleh perbedaan tekanan Tipe elastisitas Banyak jenis sensor yang dipakai pada tipe ini. Tipe sensor elastisitas secara umum dapat dibedakan menjadi: - Diafragma - Pipa bourdon - Bellows Diafragma Tipe diafragma secara garis besar dibangun oleh dua membrane elastis. Ketika dua tekanan berbeda dikenakan pada kedua membrane, terjadi perubahan posisi yang berhubungan langsung dengan perbedaan tekanan. ( Pipa bourdon Sensor tipe ini adalah tipe sensor yang berbentuk seperti selenoida yang melingkar setengah putaran. ( Bellows Sensor tipe ini adalah tipe sensor yang berbentuk pipa yang sisinya berlekuk-lekuk sehingga dapat memanjang ataupun memendek. 3

4 Jika tekanan dikenakan pada bagian luar bellows, ujung bebas akan tertekan dan secara keseluruhan pipa akan memendek. Besar gerak pemendekan pipa sebanding dengan besar tekanan yang dikenakan. ( Gambar 2.3 Bellows Tipe Elektrik Tipe ini adalah jenis sensor tekanan yang menggunakan daya listrik. Ada berbagai jenis sensor tekanan dengan tipe elektrik ini yaitu tipe sensor regangan dan tipe piezo-electric Tipe Sensor Regangan (Strain-Gauge) Cara kerja sensor ini adalah dengan memanfaatkan regangan kawat. Defleksi diafragma akibat terkena tekanan yang meregangkan kawat yang dilekatkan padanya, sehingga resistansi kawat berubah sebanding dengan tekanan Tipe Piezo-Electric Berbeda dengan jenis regangan, sensor jenis ini bekerja dengan listrik yang dihasilkan. Sensor tekanan tipe ini bekerja berdasarkan efek piezo-electric, yaitu efek listrik yang dihasilkan sebanding dengan besar gaya yang menekan. ( Gambar 2.4 Tipe piezo electric 4

5 Instalasi Piranti Ukur Tekanan Pengukuran tekanan fluida dibedakan dengan yang berviskositas tinggi dan fluida korosif. (Handbook Pertamina; 2006) Pengukuran Tekanan Fluida Viskositas Tinggi Untuk pengukuran fluida viskositas tinggi terdapat dua cara pengukuran, antara lain : a. Remote-seal Type Pressure Transmitter Fluida terukur dari seal liquid dipisahkan oleh diafragma. Pipa kapiler yang dipakai untuk hubungan ke transmitter maksimum lima meter. b. Reguler Type Pressure Transmitter Cara pengukuran berikut ini memakai seal pot (tangki pemisah cairan) yang dipasang antara transmitter dan fluida terukur. - Untuk meredam tekanan yang plugtasi maka digunakan pig tail pressure gate filter - Untuk mencegah media yang diukur yang bersentuhan dengan peralatan Pengukuran Tekanan Fluida Korosif Ada dua tipe untuk pengukuran tekanan fluida korosif, yaitu : a. Remote-seal Type Pressure Transmitter Diafragma dibuat dari bahan tahan korosi, misal monel, dll. Demikian pula flange dibuat dari bahan baja tahan karat (stainless steel) yang dilapisi monel, tantalum, atau bahan lain yang tahan terhadap korosi. b. Purging Saluran penghubung antara pipa fluida dan transmitter dialiri udara atau gas nitrogen pada laju alir rendah agar pengaruh pada hasil pengukuran besar Kalibrasi Tekanan Biasanya pengkalibrasian tekanan dilakukan dengan piranti ukur standart seperti manometer pipa-u atau juga dead weight gauge calibrator. Gambar berikut ini adalah gambar variasi pipa-u untuk keperluan dan pengukuran. Di dalam pemakaian industri proses, manometer pipa-u kurang praktis jika digunakan dalam industri. Gambar berikut ini menyajikan jenis dead weight calibrator. 5

6 Gambar 2.5 Dead weight calibrator System control yang dipakai untuk pengukuran tekanan gas pada unit Alkylasi adalah system control DCS atau Distributed Control System. Berikut ini adalah bagian alat control pengukuran pressure gas. (Handbook Pertamina; 2006) Transmitter 24PT709 adalah transmitter yang dipakai untuk pengiriman sinyal pengukuran ke control room. Dimana sinyal yang dikirim oleh transmitter ini akan di control oleh DCS. Sinyal-sinyal ini didapat dari besar ataupun kecilnya tekanan yang diukur oleh transmitter itu sendiri. (Handbook Pertamina; 2006). Gambar 2.6 Press Transmitter 2.3. DCS ( Distributed Control System) DCS adalah alat control yang mengontrol setiap unit dan termasuk juga mengontrol tekanan dengan tag number 24PC709. Hasil pengukuran tekanan juga dapat diamati oleh operator atau HIS (Human Interface Station). Pengontrolannya ada pada FCS atau Field Control Station. (Handbook Pertamina; 2006) Control Valve Bagian-bagian Control Valve Actuator Bagian yang membuka penutup valve (ini yang mudah dilihat secara fisik di lapangan, letaknya di bagian atas valve, besar dank has). Actuator ini ada yang digerakkan secara Pneumatic, Elektrik dan hydraulic. a. Pneumatic (memakai air compressor), memakai udara bertekanan untuk membuka valve. b. Elektrik-hydraulic (memakai listrik), atau bisa juga manual. Misal MOV itu hubungannya sama electrical actuator. MOV itu valve yang dilengkapi dengan electrical motor dengan system reduction gear. Jadi, electrical sinyal dari DCS menggerakkan gear dalam 6

7 electric motor untuk membuka atau menutup valve. Atau solenoid valve misalnya, biasanya menggunakan electrical actuator tapi tidak memakai motor. Valve menggunakan spring yang digerakkan oleh gaya electromagnetic dari solenoide yang mengelilingi spring tersebut. Solenoid valve juga digunakan untuk flow atau press valve yang berfungsi juga sebagai shut down valve. (Handbook Pertamina; 2006). Manfaat pneumatic : a. Fluida yang digunakan bisa sangat ringan sehingga supply hosesnya tidak berat. b. Karena fluida yang digunakan biasanya hanya udara, tidak perlu pipa return untuk fluida yang digunakan dan bocor (bila ada bocor). Manfaat Hydraulic : Densitas energy lebih tinggi karena pressure yang digunakan juga biasanya lebih tinggi Valve / Valve Body Assembly Komponen mekanis yang menentukan besarnya flow ke proses karena fungsi control valve buat throttling, maka valve yang dipakai adalah valve tipe throttling (globe, butterfly, diaphragm, camflex, dsb) untuk high pressure application biasanya dilengkapi dengan positioner untuk menghilangkan gejala hysteresis (perbedaan bukaan valve dengan manipulated variable), misalnya angel body (untuk flashing). Pemilihan valve itu tergantung berdasarkan jenis, kalau yang biasa di power plant memakai high pressure globe valve, kalau liq korosif memakai diaphragm, yang jelas pemilihan didasarkan pressure drop, viscous, korosif, slurry atau tidal slurry. Berdasarkan tipetipe valve dan kegunaannya. Seperti yang sudah disebutkan di atas, angel body untuk flashing dan high pressure, butterfly untuk high flowrate dan low pressure drop. Gate/ball valve jarang digunakan untuk control valve karena hanya bisa close dan open, jadi biasanya dipakai untuk quick opening. (Handbook Pertamina; 2006) Karakteristik Aliran Control Valve Agar mencapai pengontrolan yang baik lope control seharusnya mempunyai personalitas tetap ini berarti seluruh proses (didefinisikan sebagai kombinasi dari sensor / transmitter / unit proses/valve) seharusnya mempunyai gain, konstanta waktu, dan dead time sekonstan mungkin. Sistem yang mempunyai personalitas tetap disebut system linear. Sifat alamiah kebanyakan proses adalah nonlinear, maka sensor / transmitter / unit proses juga nonlinear. Karakteristik aliran control valve: hubungan antara aliran melalui valve dan posisi valve yang divariasikan dari 0-100%. 7

8 Ada 2 tinjauan untuk karakteristik aliran control valve : a. Karakteristik aliran inheren (inherent flow characteristic) : berhubungan dengan pressure drop (PD) yang melewati katup tetap. b. Karakteristik aliran terpasang (installed flow characteristics) : karakteristik yang diobservasi saat katup berada dalam berbagai PD dan perubahan lain dalam system. Gambar 2.7 Control Valve 2.5. Thermocouple Prinsip kerja Thermocouple adalah berdasarkan fenomena timbulnya tegangan listrik apabila terdapat perbedaan temperature antara dua buah sambungan (junction) pada loop yang dibentuk oleh dua buah logam yang berbeda sesuai dengan persamaan : E = X AB (T S - T R ) Dimana : E = Tegangan listrik yang dibangkitkan ( V ) X AB = Konstanta thermoelectric T S = Temperature sambungan sensor ( c ) T R = Temperature sambungan referensi ( c ) Pada system thermocouple ini bekerja tiga macam efek yang saling berkaitan yaitu : a. Efek Seeback : apabila temperature pada ke dua junction berbeda, maka akan timbul arus listrik yang besarnya tergantung pada beda temperature antara kedua junction. b. Efek Peltier : apabila pada kawat thermocouple mengalir arus listrik, maka temperature pada junction akan berubah sesuai dengan arah aliran arus listrik. 8

9 c. Efek Thomson : apabila arus listrik mengalir pada kawat thermocouple yang mempunyai gradient temperature sepanjang kawat (ada aliran kalor), maka kalor akan dibangkitkan pada setiap titik dimana arah arus listrik sama dengan arah aliran kalor, dan kalor akan diserap pada arah sebaliknya. (Handbook Pertamina; 2006) Furnace Furnace adalah salah satu alat pemanas yang mengkonsumsi bahan bakar minyak (fuel oil atau fuel gas) dengan jumlah yang sangat besar. Pada funace unit alkylasi diguanakanlah bahan bakar fuel gas. Pengoperasian mesin dan pemakaian bahan bakar secara optimal akan menghindari pemborosan energi. Oleh sebab itu diperlukan system control yang baik pada furnace, terutama pada aliran bahan bakar, aliran udara (air flow) dan temperatur. Apabila alat ini tidak dapat bekerja, maka sama saja dengan mengharuskan unit alkylasi untuk berhenti. Dalam kerja praktek ini, dilakukan proses pengaturan terhadap temperatur furnace dalam proses pemanasan heating oil untuk reboiler dan heat exchanger, dimana di dalam reboiler dan heat exchanger itu terjadi proses pemisahan fraksi minyak. Sumber panas diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar gas (fuel gas). Panas hasil pembakaran sebagian digunakan untuk memanaskan heating oil dan sebagian lagi hilang melalui dinding furnace maupun cerobong asap (stack). Apabila terjadi kenaikan tekanan maka efek yang langsung terasa adalah operator tidak dapat mendekati furnace karena sangat panas, aliran udara dari dalam furnace menuju keluar. Kemudian aliran balik lainnya terjadi, panas akan keluar bergabung dengan molekul udara luar yang terdapat banyak oksigen dan uap bahan bakar yang tidak terlihat tapi ada maka akan terjadi explosition. Oleh karena itu sangat vital bahaya yang ditimbulkan apabila tekanan tidak terjaga dengan ketat. Dengan adanya sistem pengendalian pada furnace ini diharapkan dapat menghemat pemakaian bahan bakar sehingga dapat menghemat biaya operasi. (Handbook Pertamina; 2006). Berikut ini merupakan gambar Furnace : 9

10 1 8 C8 R E 7-1/2/3/4/5 B H E P C7 3 1 A U T O 6.0 K G R E B 7-1/2/3/4/5 H E C V C C 2 2 C C 9-1 E-1 2 4F C T/D 0 2 4T C C2 A U T O 2 4P C K G T/D V-3 C A S C A D E V-5 A U T O V K G F U E L G A S P-3 8/3 9 E-2 Gambar 2.8 Furnace 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dan pengumpulan data dilakukan di PT. PERTAMINA RU III PLAJU Fas Eng, Unit Alkylasi CD & GP Plaju Palembang Metode Penelitian Dalam melakukan Penelitian ini, untuk mendapatkan data-data dan informasi, maka dapat digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : a. Riset Lapangan (Field Research) Merupakan pengumpulan data yang dibutuhkan dengan cara mendapatkan keterangan langsung dari perusahaan dan pihak-pihak intern perusahaan yang mempunyai wewenang memberikan informasi dan data yang diperlukan dalam penulisan ini. b. Riset pustaka (Library Research) Yaitu pengumpulan data dengan jalan mempelajari buku-buku literature serta sumber yang berhubungan dengan objek permasalahan. 4. PEMBAHASAN 4.1. Pembahasan Umum Pengontrolan tekanan pada furnace ini berkaitan dengan pengontrolan temperatur pada furnace. Pemanasan di furnace ini membutuhkan api yang cukup sesuai dengan banyaknya bahan 10

11 baku yang di proses. Sistem pengontrolan temperatur pada furnace dikaskade dengan pengaturan tekanan. Nilai dari PV adalah nilai value yang sering berubah-ubah untuk mencapai nilai tekanan atau temperature yang maksimum, pada unit ini nilai tekanan atau temperatur harus mencapai harga dari nilai tekanan atau temperatur yang telah di setting atau yang telah ditetapkan SV (Set Value). Nilai dari tekanan atau temperatur ini akan mempengaruhi pengiriman gas untuk pengapian di furnace. Apabila nilai ini telah mencapai nilai SV, maka tekanan gas telah mencapai harga maksimum. Nilai dari SV adalah nilai ketetapan yang diatur untuk pengiriman gas ke furnace sebagai pengapian pada furnace. Nilai yang diatur harus sesuai dengan banyak atau sedikitnya bahan baku yang akan di olah pada pabrik. Karena tekanan gas ini berfungsi untuk besar atau kecilnya api pada furnace. Gas yang dihasilkan untuk pengapian di furnace adalah jenis fuel gas. Nilai MV adalah nilai maksimum yang berfungsi sebagai indikator, apabila nilai variable telah mencapai nilai yang telah diatur SV maka MV akan mengalami perubahan. Nilai tekanan yang variable adalah 2,40 kg/cm 2, nilai tekanan ini dipicu agar mencapai harga nilai-nilai yang telah diatur yaitu 2,45 kg/cm 2, sebelum nilai 2,40 tersebut mencapai harga nilai set value gas terus ditahan agar mencapai nilai set value, dan valve akan menahan gas sehingga tekanan akan terus naik. Valve yang dikontrol akan mengontrol gas sehingga nilai 2,45 tercapai dan system control akan terus mengendalikan valve. Valve ini akan membuka bila nilai set telah tercapai atau nilai 2,45 kg/cm 2. Seandainya nilai set value belum dicapai maka gas akan terus diatur dan ditahan sehingga nilai tersebut dicapai dan setelah nilai set value dicapai maka MV akan berubah, hal inilah yang menyebabkan valve membuka untuk pengiriman gas/fuel gas ke furnace. Hal yang sama dapat dilakukan dalam pengaturan temperature pada furnace. Karena system pengaturan temperature dan tekanan di kaskade maka di dalam pengaturannya hanya di pilih salah satu saja System Pengontrolan Temperatur pada Furnace Dengan pengontrolan temperatur pada furnace, api untuk pemanasan bisa dikontrol sesuai dengan suhu yang dideteksi oleh sensor temperatur. Sistem control memberikan petunjuk bila suhu pemanasan terlalu tinggi ataupun rendah, maka tekanan gas diatur sedemikian rupa, sehingga api tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Alat ukur temperatur pada furnace adalah thermocouple dengan tag number 24TE748. a. Temperatur Element (24TE748) TE748 adalah tag number untuk Temperatur Element yang dipakai pada pengontrolan di furnace. Jenis thermocouple ini adalah jenis K, yang berfungsi untuk mendeteksi suhu dan merasakan besar kecilnya temperatur pada pemanasan di furnace. Bila suhu semakin tinggi, sensor ini akan 11

12 memberikan sinyal kepada system control untuk mengurangi api untuk pemanasan, bila suhu yang dideteksi semakin rendah, maka sensor thermocouple memberikan sinyal ke pengontrol tekanan untuk memperbesar aliran gas yang dimanfaatkan untuk menambah besarnya api pada furnace. b. Temperatur Control (24TC748) TC adalah system control yang mengatur sinyal hasil pengukuran temperatur melalui DCS (Distributed Control System). DCS terdiri dari HIS (Human Interface Station) dan untuk mengontrol unit FCS (Field Control Station). Type DCS yang digunakan pada Unit Alkylasi adalah DCS System Pengontrolan Pressure pada Furnace Alat ukur tekanan pada furnace adalah Pressure Transmitter (24PT709), Pressure Control (24PC709), Pressure Valve (24PV709). a. Pressure Transmitter (24PT709) Pressure transmitter adalah transmitter yang berfungsi untuk mengirimkan sinyal ke system control. Sinyal yang dikirimkan ini akan diterima DCS sebagai system control yang akan mengatur pengontrolan pressure gas di furnace. Dimana gas itu berfungsi untuk pengapian di furnace. b. Pressure Control (24PC709) Pressure control pada furnace berfungsi untuk pengontrolan yang akan mengatur system kerja pressure sehingga tekanan diatur agar gas untuk pengapian tetap seimbang dengan temperatur di furnace. System control yang dipakai adalah DCS (Distributed Control System) yang mengatur tekanan Fuel gas ke Unit furnace. c. Pressure Valve (24PV709) Pressure Valve adalah alat yang mengatur besar kecilnya tekanan fuel gas yang dikirim untuk pengapian di furnace. Valve yang dipakai adalah jenis ATO (Air to Open) yang berwarna hijau yang fungsinya untuk mempertahankan tekanan sehingga nilai pressure mendapatkan hasil yang maksimal System Pengontrolan Kaskade antara Pengaturan Tekanan dan Temperatur Kerja antara pengaturan tekanan dan temperatur sangat berkaitan karena dipasang secara paralel. Hal inilah yang menyebabkan nilai ukur temperature bisa mengontrol kerja pengaturan pressure di furnace. Temperatur dideteksi dan dirasakan oleh thermocouple, sehingga pengukuran suhu pada pemanasan furnace yang menyebabkan pressure bertambah ataupun berkurang. Jika suhu yang dirasakan pada oleh thermocouple naik system control akan mengatur pressure pada valve sehingga suhu yang naik tersebut akan mempengaruhi tekanan dan mengurangi fuel gas untuk pengapian di furnace. 12

13 Jika suhu yang dirasakan pada oleh thermocouple turun, maka system control akan mempengaruhi pengaturan tekanan sehingga fuel gas untuk pengapian di furnace ditambah/diperbesar. Hal-hal ini berguna agar setiap pemanasan di furnace tetap seimbang antara bahan baku yang sedang dimasak di reboiler dengan pengapian di furnace agar tetap stabil karena bahan baku yang sedikit tidak mungkin dipanasi di reboiler dengan panasan yang sangat besar, hal ini bisa menyebabkan kerusakan pada reboiler akibat panas yang berlebihan Pengambilan Data Pengukuran Pressure Fuel Gas ke Furnace : - PV ( Process Value ) : 2,40 2,45 kg/cm 2 - SV ( Set Value ) : 2,45 kg/cm 2 - MV ( Measuring Value ) : 0,0 % (Data PT. PERTAMINA RU III PLAJU Fas Eng, Unit Alkylasi CD & GP Tahun 2010) Pengukuran Temperature Outlet Furnace : - PV ( Process Value ) : C - SV ( Set Value ) : 220 C - MV ( Measuring Value ) : 0,0 % (Data PT. PERTAMINA RU III PLAJU Fas Eng, Unit Alkylasi CD & GP Tahun 2010) 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Jika tekanan dan temperature meningkat, valve dikontrol untuk mengurangi gas karena gas tersebut mempengaruhi besarnya pengapian pada furnace. b. Jika tekanan dan temperature menurun, valve dikontrol untuk menambah gas agar pengapian pada furnace diperbesar. c. Nilai pressure yang harus dicapai adalah sebesar 2,45 kg/cm 2 dan untuk nilai temperature sebesar 220 C. DAFTAR PUSTAKA Handbook Pertamina, Instrumen Kilang Minyak Pertamina Plaju,

14 Considine, D.M. Process Instrument and Control Handbook.. Mc.Graw Hill Book International, Singapore, George C. Barney. Intelligent Instrumentation.. Prentice Hall International, United Kingdom, Praptowidodo, Prof.V.S. Pengilangan Minyak Bumi, Pengolahan Pertama dan Lanjutan, Treating Technology,. Bandung. Penerbit ITB, Stephanopoulus, Geoerge. Chemical process Control, An Introduction to Theory and Practice. Prentice Hall International, Singapore, LAMPIRAN Furnace Control Valve Control Valve Transmitter 14

15 Thermocouple DCS (Distributed Control System) 15

Makalah Seminar Kerja Praktek CONTROL SYSTEM PADA FURNACE 12F1(FOC I) PT. PERTAMINA RU IV CILACAP

Makalah Seminar Kerja Praktek CONTROL SYSTEM PADA FURNACE 12F1(FOC I) PT. PERTAMINA RU IV CILACAP Makalah Seminar Kerja Praktek CONTROL SYSTEM PADA FURNACE 12F1(FOC I) PT. PERTAMINA RU IV CILACAP Indra Permadi (L2F006080) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro ABSTRAK Sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable, parameter) sehingga berada pada suatu harga

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI DIGITAL

SISTEM KENDALI DIGITAL SISTEM KENDALI DIGITAL Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan. Jadi harus ada

Lebih terperinci

BAB 5 KOMPONEN DASAR SISTEM KONTROL

BAB 5 KOMPONEN DASAR SISTEM KONTROL BAB 5 KOMPONEN ASAR SISTEM KONTROL 5. SENSOR AN TRANSMITER Sensor: menghasilkan fenomena, mekanik, listrik, atau sejenisnya yang berhubungan dengan variabel proses yang diukur. Trasmiter: mengubah fenomena

Lebih terperinci

BAB III DINAMIKA PROSES

BAB III DINAMIKA PROSES BAB III DINAMIKA PROSES Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah membaca bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami Dinamika Proses dalam Sistem Kendali. Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mengikuti kuiah ini

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA ANALISA SISTEM KONTROL LEVEL DAN INSTRUMENTASI PADA HIGH PRESSURE HEATER PADA UNIT 1 4 DI PLTU UBP SURALAYA. Disusun Oleh : ANDREAS HAMONANGAN S (10411790) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Lilik Kurniawan (L2F008053) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

JENIS JENIS FIELD INSTRUMENT. ditulis oleh Rekayasa Listrik - 21 December 2014

JENIS JENIS FIELD INSTRUMENT. ditulis oleh Rekayasa Listrik - 21 December 2014 JENIS JENIS FIELD INSTRUMENT ditulis oleh Rekayasa Listrik - 21 December 2014 Level Meter Level meter berfungsi untuk mengetahui tingkat ketinggian suatu fluida di dalam sebuah tangki, cara mengukur level

Lebih terperinci

1. Bagian Utama Boiler

1. Bagian Utama Boiler 1. Bagian Utama Boiler Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya: 1. Furnace Komponen ini merupakan tempat pembakaran

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Session 11 Steam Turbine Protection

Session 11 Steam Turbine Protection Session 11 Steam Turbine Protection Pendahuluan Kesalahan dan kondisi tidak normal pada turbin dapat menyebabkan kerusakan pada plant ataupun komponen lain dari pembangkit. Dibutuhkan sistem pengaman untuk

Lebih terperinci

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol Tujuan Instruksional Khusus (TIK): Mengerti filosopi sistem control dan aplikasinya serta memahami istilahistilah/terminology yang digunakan dalam system control

Lebih terperinci

Presentasi Tugas Akhir Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - ITS

Presentasi Tugas Akhir Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - ITS Presentasi Tugas Akhir Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - ITS INTEGRASI PLC SIEMENS S7 Lite300DAN DCS CENTUM CS 3000 UNTUK IMPLEMENTASI PENGATURAN CONTROL VALVE Samsul Rajab

Lebih terperinci

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan ) Adalah sistim dalam engine diesel yang berfungsi: 1. Mendinginkan engine untuk mencegah Over Heating.. 2. Memelihara suhu kerja engine. 3. Mempercepat dan meratakan

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI KOMPONEN DASAR DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB IV KOMPONEN DASAR DCS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Didalam dunia industri, dituntut suatu proses kerja yang aman dan berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah banyak serta dengan waktu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Temperatur Temperatur adalah suatu penunjukan nilai panas atau nilai dingin yang dapat diperoleh/diketahui dengan menggunakan suatu alat yang dinamakan termometer. Termometer

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur.

BAB II LANDASAN TEORI. membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur. BAB II LANDASAN TEORI II.I. Pengenalan Alat Ukur. Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu perkembangan pengaplikasian teknologi yang telah lama

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu perkembangan pengaplikasian teknologi yang telah lama BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan teknologi elektronika dewasa ini, sudah sangat maju baik dibidang industri, pertanian, kesehatan, pertambangan, perkantoran, dan lain-lain.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI i. BAB I. PENDAHULUAN Apakah instrumentasi dan Pengendalian Proses itu? Tujuan Penulisan 1

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI i. BAB I. PENDAHULUAN Apakah instrumentasi dan Pengendalian Proses itu? Tujuan Penulisan 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI i. BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1. Apakah instrumentasi dan Pengendalian Proses itu? 1 1.2. Tujuan Penulisan 1 BAB II. SEJARAH PERKEMBANGAN INSTRUMENTASI & SISTEM KONTROL 3 2.1. Mengapa

Lebih terperinci

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) Kimia Industri (TIN 4206) PERALATAN INDUSTRI KIMIA YANG DIBAHAS : I Material Handling II Size Reduction III Storage IV Reaktor V Crystallization VI Heat treatment

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengenalan Alat Ukur Level Setiap alat ukur instrument yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level. Pengukuran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu

BAB II LANDASAN TEORI. stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kendali suhu Pembatasan suhu sebenarnya adalah pada turbin inlet yang terdapat pada first stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu pengapian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA

B. PERBANDINGAN TIAP MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA A. MENGENAL MACAM MEDIA KERJA Dalam dunia industri media kerja merupakan salah satu komponen penggerak yang digunakan dalam menghasilkan produk selama proses produksi berlangsung. Adapun macam macam media

Lebih terperinci

SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN

SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN MATERI DEFINISI PNEUMATIK SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN HUKUM-HUKUM FISIKA DALAM PNEUMATIK PEMAHAMAN DAN PENGGAMBARAN SIMBOL KOMPONEN PNEUMATIK SESUAI DENGAN STANDARISASI ISO 1219 PENGENALAN

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Destilasi Prinsip pada destilasi biasa adalah pemisahan dua zat atau lebih yang mempunyai perbedaan titik didih. Jika zat-zat yang dipisahkan mempunyai perbedaan titik didih

Lebih terperinci

IX Strategi Kendali Proses

IX Strategi Kendali Proses 1 1 1 IX Strategi Kendali Proses Definisi Sistem kendali proses Instrumen Industri Peralatan pengukuran dan pengendalian yang digunakan pada proses produksi di Industri Kendali Proses Suatu metoda untuk

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

X Sistem Pengendalian Advance

X Sistem Pengendalian Advance X Sistem Pengendalian Advance KENDALI CASCADE Control cascade adalah sebuah metode control yang memiliki minimal dua buah loop pengontrolan : a. loop pengontrolan primer atau master b. loop pengontrolan

Lebih terperinci

Pengenalan Alat alat instrumen di dunia industri. Disusun oleh:rizal Agustian T NPM:

Pengenalan Alat alat instrumen di dunia industri. Disusun oleh:rizal Agustian T NPM: Pengenalan Alat alat instrumen di dunia industri Disusun oleh:rizal Agustian T NPM:3335101322 Makna kata instrumen sendiri adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengukuran level adalah yang berkaitan dengan keterpasangan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengukuran level adalah yang berkaitan dengan keterpasangan terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Pengukuran Level Alat-alat Instrument yang digunakan untuk mengukur dan menunjukkan tinggi permukaan cairan dikenal dengan istilah Level. Pengukuran level adalah

Lebih terperinci

ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR

ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR 1. Pendahuluan Listrik seperti kita ketahui adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis penggunaannya oleh manusia, di mana listrik dihasilkan dari proses konversi

Lebih terperinci

BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR. besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat

BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR. besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR Resistance Temperature Detector (RTD) atau dikenal dengan Detektor Temperatur Tahanan adalah sebuah alat yang digunakan untuk menentukan nilai atau besaran suatu

Lebih terperinci

VII. TATA LETAK PABRIK

VII. TATA LETAK PABRIK VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Lokasi pabrik perlu ditentukan dengan tepat agar dapat memberikan keuntungan, baik secara teknis maupun ekonomis. Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek Analisis Pressure Control Pada Absorber (101-C1) di CO 2 Removal Field Subang

Makalah Seminar Kerja Praktek Analisis Pressure Control Pada Absorber (101-C1) di CO 2 Removal Field Subang Makalah Seminar Kerja Praktek Analisis Pressure Control Pada Absorber (101-C1) di CO 2 Removal Field Subang Reza Dwi Imami (L2F008080) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang

Lebih terperinci

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. MAKALAH SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. Kelas : XI. OTOMOTIF Tahun Ajaran : 2013/2014 SMK Negeri 5 Balikpapan Pendahuluan Kerja

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Bambang Nur Cahyono (L2F008013) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Jln.

Lebih terperinci

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan pada mesin boiler satu burner dengan dua bahan bakar natural gas dan solar bekapasitas

Lebih terperinci

Instrumentasi dan Pengendalian Proses

Instrumentasi dan Pengendalian Proses 01 PENDAHULUAN Instrumentasi dan Pengendalian Proses - 121171673 salah satu ilmu terapan dalam teknik kimia dengan tujuan utama memberikan dasar pengetahuan tentang: a) dasar-dasar instrumentasi proses

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Hasil Penelitian Setelah perancangan alat dilakukan, analisa dan pengujian alat pun dilakukan guna meneliti apakah alat bekerja dengan baik sesuai dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB II PNEUMATIK. - sekitar 78 % dari volum adalah Nitrogen. - sekitar 21 % dari volum adalah Oksigen

BAB II PNEUMATIK. - sekitar 78 % dari volum adalah Nitrogen. - sekitar 21 % dari volum adalah Oksigen BAB II PNEUMATIK 2. 1. Dasar-dasar Pneumatik 2.1.1. Sifat-sifat fisika dari udara Permukaan bumi ini ditutupi oleh udara. Udara adalah campuran gas yang terdiri atas senyawa : - sekitar 78 % dari volum

Lebih terperinci

BAB II ALAT UKUR TINGGI PERMUKAAN CAIRAN (LEVEL) besarnya tinggi permukaan cairan digunakan diferensial transmitter elektrik yang

BAB II ALAT UKUR TINGGI PERMUKAAN CAIRAN (LEVEL) besarnya tinggi permukaan cairan digunakan diferensial transmitter elektrik yang BAB II ALAT UKUR TINGGI PERMUKAAN CAIRAN (LEVEL) 2.1. Umum Alat-alat instrumentasi yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan besarnya tinggi permukaan cairan digunakan diferensial transmitter elektrik

Lebih terperinci

VIII Sistem Kendali Proses 7.1

VIII Sistem Kendali Proses 7.1 VIII Sistem Kendali Proses 7.1 Pengantar ke Proses 1. Tentang apakah pengendalian proses itu? - Mengenai mengoperasikan sebuah proses sedemikian rupa hingga karakteristik proses yang penting dapat dijaga

Lebih terperinci

STUDY PERHITUNGAN RANGE d/p CELL TRANSMITTER UNTUK PENGUKURAN LEVEL DENGAN METODE DRY OUTSIDE LEG dan WET OUTSIDE LEG

STUDY PERHITUNGAN RANGE d/p CELL TRANSMITTER UNTUK PENGUKURAN LEVEL DENGAN METODE DRY OUTSIDE LEG dan WET OUTSIDE LEG STUDY PERHITUNGAN RANGE d/p CELL TRANSMITTER UNTUK PENGUKURAN LEVEL DENGAN METODE DRY OUTSIDE LEG dan WET OUTSIDE LEG Oleh : Dwi Heri Sudaryanto *) ABSTRAK Transmitter adalah salah satu instrument yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laju ALir Fluida Fluida adalah suatu zat yang bisa mengalami perubahan-perubahan bentuknya secara continue/terus-menerus bila terkena tekanan/gaya geser walaupun relatif kecil

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM KONTROL PADA VESSEL 11V2 DI FOC I PT PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT IV CILACAP

ANALISA SISTEM KONTROL PADA VESSEL 11V2 DI FOC I PT PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT IV CILACAP ANALISA SISTEM KONTROL PADA VESSEL 11V2 DI FOC I PT PERTAMINA (PERSERO) REFINERY UNIT IV CILACAP Oleh: Ahmad Shafi Mukhaitir (L2F 606 003) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK.

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK. SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC 200-8 DI PT. UNITED TRACTORS TBK. Nama : Ricko Pramudya NPM : 26411117 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Iwan Setyawan, ST. MT Latar Belakang Penggunan

Lebih terperinci

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS Pratama Akbar 4206 100 001 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS PT. Indonesia Power sebagai salah satu pembangkit listrik di Indonesia Rencana untuk membangun PLTD Tenaga Power Plant: MAN 3 x 18.900

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam tugas akhir ini akan dilakukan perancangan bejana tekan vertikal dan simulasi pembebanan eksentrik pada nozzle dengan studi kasus pada separator kluster 4 Fluid

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pengontrolan Sistem pengontrolan telah memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Disamping sangat diperlukan pada pesawat ruang angkasa,

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level Setiap alat instrument yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukan tinggi permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level, baik

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari komponen Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek

Makalah Seminar Kerja Praktek A-1 Makalah Seminar Kerja Praktek PENGENDALIAN LEVEL AIR PADA BOILER DRUM SIMULATOR MENGGUNAKAN DCS YOKOGAWA CENTUM VP DI LABORATORIUM INSTRUMENTASI PUSDIKLAT MIGAS CEPU Ebtian Apriantoro [1], Wahyudi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengenalan Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengenalan Sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengenalan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) Darajat Unit II milik Chevron Geothermal Indonesia memiliki sistem sirkulasi air dari kondensor menuju cooling tower (CT)

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN

BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN 4.1. KONDENSOR Penggunaan kondensor tipe shell and coil condenser sangat efektif untuk meminimalisir kebocoran karena kondensor model ini mudah untuk dimanufaktur dan terbuat

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM CONTROL VALVE PADA AFTERCOOLER (E-103) DI PT. GEO DIPA ENERGI UNIT DIENG. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM CONTROL VALVE PADA AFTERCOOLER (E-103) DI PT. GEO DIPA ENERGI UNIT DIENG. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM CONTROL VALVE PADA AFTERCOOLER (E-103) DI PT. GEO DIPA ENERGI UNIT DIENG Sigit Wisnu Habsoro. 1, Dr. Ir. Joko Windarto, MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum pengambilan data dimulai, turbin gas dioperasikan sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum pengambilan data dimulai, turbin gas dioperasikan sampai dengan 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengambilan Data Sebelum pengambilan data dimulai, turbin gas dioperasikan sampai dengan kondisi steady state. Penulis akan melakukan pengamatan satu dari enam unit pembangkit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. uap dengan kapasitas dan tekanan tertentu dan terjadi pembakaran di

BAB I PENDAHULUAN. uap dengan kapasitas dan tekanan tertentu dan terjadi pembakaran di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Umum Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat energi yang mengubah air menjadi uap dengan kapasitas dan tekanan tertentu dan terjadi pembakaran di dapur ketel uap. Komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pemanfaatan Gas Alam sebagai salah satu penghasil energy alternative saat ini, Natural Gas yang sering kita dengar serta kita kenal dengan istilah Gas CNG (Compressed

Lebih terperinci

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION SESSION 12 POWER PLANT OPERATION OUTLINE 1. Perencanaan Operasi Pembangkit 2. Manajemen Operasi Pembangkit 3. Tanggung Jawab Operator 4. Proses Operasi Pembangkit 1. PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT Perkiraan

Lebih terperinci

J.Oto.Ktrl.Inst (J.Auto.Ctrl.Inst) Vol 5 (2), 2013 ISSN :

J.Oto.Ktrl.Inst (J.Auto.Ctrl.Inst) Vol 5 (2), 2013 ISSN : Abstrak Pembuatan Operator Training Simulator Unit Smelter pada Pabrik Pemurnian Tembaga Menggunakan Fasilitas Pemrograman Function Block Distributed Control System Widya Prapti Pratiwi, Estiyanti Ekawati

Lebih terperinci

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING 737-500 PK-GGF Eko Yuli Widianto 1, Herry Hartopo 2 Program Studi Motor Pesawat Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung

Lebih terperinci

REDESAIN GAS METERING STATION

REDESAIN GAS METERING STATION REDESAIN GAS METERING STATION A m i n B a k r i H. S u g e n g Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Islam 45 (UNISMA) Jl. Cut Meutia No. 83 Bekasi, Indonesia Telp. 021-88344436, 021-8802015

Lebih terperinci

OPTIMASI NILAI GAS ALAM INDONESIA

OPTIMASI NILAI GAS ALAM INDONESIA OPTIMASI NILAI GAS ALAM INDONESIA Prof. Indra Bastian, MBA, Ph.D, CA, CMA, Mediator PSE-UGM Yogyakarta,25 Agustus 2014 PRODUK GAS 1. Gas alam kondensat 2. Sulfur 3. Etana 4. Gas alam cair (NGL): propana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahan bakar fosil merupakan salah satu sumber energi yang membutuhkan proses hingga dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satu bahan bakar fosil yaitu minyak.

Lebih terperinci

LABORATORIUM SATUAN OPERASI

LABORATORIUM SATUAN OPERASI LABORATORIUM SATUAN OPERASI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013-2014 MODUL : Pompa Sentrifugal PEMBIMBING : Ir. Unung Leoanggraini, MT Praktikum : 10 Maret 2014 Penyerahan : 17 Maret 2014 (Laporan) Oleh :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci

BAB II PENGUKURAN ALIRAN. Pengukuran adalah proses menetapkan standar untuk setiap besaran yang

BAB II PENGUKURAN ALIRAN. Pengukuran adalah proses menetapkan standar untuk setiap besaran yang BAB II PENGUKURAN ALIRAN II.1. PENGERTIAN PENGUKURAN Pengukuran adalah proses menetapkan standar untuk setiap besaran yang tidak terdefinisi. Standar tersebut dapat berupa barang yang nyata, dengan syarat

Lebih terperinci

Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI)

Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI) Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI) Sepeda motor Suzuki di Indonesia memulai teknologi fuel injection sesuai dengan perkembanganya maka faktor yang menentukan

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1 EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol No. 2 Mei 214; 65-71 ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1 Anggun Sukarno 1) Bono 2), Budhi Prasetyo 2) 1)

Lebih terperinci

BAB II PERANCANGAN PRODUK

BAB II PERANCANGAN PRODUK BAB II PERANCANGAN PRODUK 2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1 Tabel Spesifikasi Bahan Baku dan Produk Sifat Tabel 2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk Acrylonitrile Produk Air Bahan Baku Ethylene

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pompa viskositas tinggi digunakan untuk memindahkan cairan

BAB I PENDAHULUAN. Pompa viskositas tinggi digunakan untuk memindahkan cairan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pompa viskositas tinggi digunakan untuk memindahkan cairan yang memiliki kekentalan (viskositas) yang tinggi dari tempat satu ke tempat yang lain. Ada berbagai

Lebih terperinci

MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN

MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN Ekoyanto Pudjiono, Gunowo Djojowasito, Ismail Jurusan Keteknikan Pertanian FTP, Universitas Brawijaya Jl. Veteran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN PROSES

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN PROSES LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN PROSES SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2014-2015 MODUL PEMBIMBING : Konfigurasi Suhu dan Level : Ir. Umar Khayam Oleh : Irfanty Widiastuti 131411012 2 A- D3 Teknik Kimia Kelompok

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil BAB II LANDASAN TEORI II.1 Teori Dasar Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat atau bejana yang disusun untuk mengubah air menjadi uap dengan jalan pemanasan, dimana energi kimia diubah menjadi energi panas.

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA CONDUCTIVITY SENSOR DALAM PENGUKURAN DAYA HANTAR LISTRIK SUATU FLUIDA ( APLIKASI PT. RIAU ANDALAN PULP AND PAPER )

PRINSIP KERJA CONDUCTIVITY SENSOR DALAM PENGUKURAN DAYA HANTAR LISTRIK SUATU FLUIDA ( APLIKASI PT. RIAU ANDALAN PULP AND PAPER ) PRINSIP KERJA CONDUCTIVITY SENSOR DALAM PENGUKURAN DAYA HANTAR LISTRIK SUATU FLUIDA ( APLIKASI PT. RIAU ANDALAN PULP AND PAPER ) OLEH : Nama : JOKO MALIS NIM : 03 5203 040 Karya Akhir Ini Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA

BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA 3.1. Deskripsi Alat Adsorpsi Alat adsorpsi yang diuji memiliki beberapa komponan utama, yaitu: adsorber, evaporator, kondenser, dan reservoir (gbr. 3.1). Diantara

Lebih terperinci

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous Pendahuluan PLTG adalah pembangkit listrik yang menggunakan tenaga yang dihasilkan oleh hasil pembakaran bahan bakar dan udara bertekanan tinggi.

Lebih terperinci

ANALISIS KERUSAKAN SISTEM KONTROL SUHU DAN TEKANAN AIR PENDING IN DI IRM

ANALISIS KERUSAKAN SISTEM KONTROL SUHU DAN TEKANAN AIR PENDING IN DI IRM ANALISIS KERUSAKAN SISTEM KONTROL SUHU DAN TEKANAN AIR PENDING IN DI IRM Nasorudin ABSTRAK ANALISIS KERUSAKAN SISTEM KONTROL SUHU DAN TEKANAN AIR PENOINGIN 01 IRM. Telah dilakukan analisis kerusakan sistem

Lebih terperinci

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Di Susun Oleh: 1. VENDRO HARI SANDI 2013110057 2. YOFANDI AGUNG YULIO 2013110052 3. RANDA MARDEL YUSRA 2013110061 4. RAHMAT SURYADI 2013110063 5. SYAFLIWANUR

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-153 Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Perpipaan Dalam pembuatan suatu sistem sirkulasi harus memiliki sistem perpipaan yang baik. Sistem perpipaan yang dipakai mulai dari sistem pipa tunggal yang sederhana

Lebih terperinci

PROSES UBC. Gambar 1. Bagan Air Proses UBC

PROSES UBC. Gambar 1. Bagan Air Proses UBC Penulis: Datin Fatia Umar dan Bukin Daulay Batubara merupakan energi yang cukup andal untuk menambah pasokan bahan bakar minyak mengingat cadangannya yang cukup besar. Dalam perkembangannya, batubara diharapkan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN MODIFIKASI

BAB III PEMBAHASAN MODIFIKASI BAB III PEMBAHASAN MODIFIKASI 3.1 Pembahasan Modifikasi Positioner Combustion Control Damper Dibawah ini adalah blok diagram combustion control damper pada level C boiler PLTU suralaya. Load + Error -

Lebih terperinci

BAB III PERBAIKAN ALAT

BAB III PERBAIKAN ALAT L e = Kapasitas kalor spesifik laten[j/kg] m = Massa zat [kg] [3] 2.7.3 Kalor Sensibel Tingkat panas atau intensitas panas dapat diukur ketika panas tersebut merubah temperatur dari suatu subtansi. Perubahan

Lebih terperinci

BAB II DASAR SISTEM KONTROL. satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu

BAB II DASAR SISTEM KONTROL. satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu BAB II DASAR SISTEM KONTROL II.I. Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN Setiap melakukan penelitian dan pengujian harus melalui beberapa tahapan-tahapan yang ditujukan agar hasil penelitian dan pengujian tersebut sesuai dengan standar yang ada. Caranya

Lebih terperinci

Sensor Tekanan. Laila Katriani.

Sensor Tekanan. Laila Katriani. Sensor Tekanan Laila Katriani laila_katriani@uny.ac.id Sensor tekanan Pressure sensor (sensor tekanan) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tekanan, yaitu dengan cara mengubah tegangan mekanis

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 9 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Umum Dengan semakin berkembangnya teknologi saat ini dan perkembangan itu meliputi para pelaku usaha didunia industri untuk membuat produk yang lebih modern dan ramah lingkungan.

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK

PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK PENGERTIAN DAN PERBEDAAN SISTEM HIDROLIK DAN PNEUMATIK Sistem Pneumatik adalah sebuah teknologi yang memanfaatkan udara terkompresi untuk menghasilkan efek gerakan mekanis. Karena menggunakan udara terkompresi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip RTD. Menjelaskan dengan benar mengenai

Lebih terperinci