BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
|
|
- Devi Atmadja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dilihat dari usia pembacanya, sastra dapat dibagi menjadi sastra anak-anak, sastra remaja, dan sastra dewasa. Sastra anak adalah sastra yang diperuntukan untuk anak-anak dan menceritakan kehidupan anak pada umumnya, sastra remaja adalah sastra yang diperuntukan untuk kalangan remaja. Sastra dewasa pun adalah sastra yang diperuntukan untuk kalangan dewasa, sastra ini biasanya lebih umum dan banyak diperbincangkan. Sastra dewasa cenderung lebih diperhatikan keberadaannya, karena dalam sastra dewasa terdapat sastra populer yang selalu mengikuti selera masyarakat agar diperhatikan dengan tujuan komersial. Adanya tingkatan usia untuk sastra tersebut bertujuan agar setiap jenjang usia dapat menikmati sastra sesuai dengan kebutuhannya, tidak terkecuali anak-anak. Anak-anak adalah cikal bakal terlahirnya generasi baru. Untuk melahirkan generasi yang berkualitas, maka harus dipupuk dengan hal-hal yang berkulitas juga. Sastra dapat dijadikan salah satu sarananya. Beberapa rmanfaat sastra untuk anak antara lain: pertama, untuk kesenangan. Menutut Steiweg alasan mengapa anak diberi buku bacaan sastra adalah agar mereka memperoleh kesenangan (Stewig, 1980: dalam Nurgiantoro, 2010, hlm. 4). Kedua, untuk sarana pendidikan. Stewig juga mengungkapkan peran sastra bagi anak adalah bahwa disamping memberikan kesenangan juga memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap kehidupan ini. Oleh karena itu, sastra anak muncul dengan tujuan untuk memberikan hiburan yang bermanfaat bagi anak. selain menghibur, sastra juga dapat menjadi pembelajaran. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun terkadang membutuhkan sastra yang memiliki nilai pendidikan. Oleh karena itu, para akademisi pun banyak yang meneliti sastra yang memiliki nilai-nilai pendidikan. Hingga akhirnya muncul istilah sastra didaktis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia luar jaringan, didaktis Windy pratiwi, 2015 Nilai didaktis dalam kumpulan cerita anak pelangi untuk jingga Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
2 2 adalah bersifat mendidik. Seperti halnya yang banyak terjadi pada sastra yang ditujukan untuk anak-anak. nilai didaktis dalam sebuah karya sastra bisa disampaikan secara implisit ataupun eksplisit, sesuai dengan kebutuhan dan peruntukan karya sastra tersebut. Namun dalam sastra anak lebih sering pengungkapannya secara eksplisit, karena pemahaman anak-anak masih sederhana dan akan sulit dipahami jika disampaikan secara implisit. Belum bisa dipastikan kapan pertama kalinya sastra anak muncul di Indonesia. Namun jika merujuk pada salah satu sastra anak tertua sebagaimana dijelaskan dalam skripsi Herlina, lahirnya buku bacaan anak di Indonesia antara lain Indische Kinderboeken (Buku anak-anak Hindia) terbit tahun Nittel de Wolf van Westerrode menulis Indisch Kindervelen, Pemandangan dalam Doenia Kanak- Kanak karya dari Mohammad Kasim merupakan pemenang dari sayembara mengarang bacaan anak oleh Balai Pustaka tahun 1920 yang kemudian pada masa kedudukan Jepang berganti judul menjadi Si Samin (Herlina, 2013, hlm. 9). Selain dalam bentuk buku berupa novel dan kumpulan cerpen, sastra anak di Indonesia juga hadir dalam bentuk majalah dan surat kabar. Adapun majalah anak pertama yang muncul di Indonesia adalah majalah Kunang-kunang yang terbit pertama kali pada tahun Majalahnya berukuran besar, kurang lebih seukuran majalah Tempo dan Femina. Majalah anak tertua kedua di Indonesia adalah majalah Si Kuncung yang terbit perdana pada tahun 1956, dan Bobo terbit perdana pada tahun 1973 yang sampai saat ini kita masih bisa menikmatinya karena masih aktif terbit. Selain ketiga majalah tua tersebut, ada juga majalah yang sering memuat karya anak seperti Mentari dan Ananda. Selain dalam majalah, karya anak juga sering dimuat di berbagai surat kabar minggu pada halaman anak seperti di Kompas, Pikiran Rakyat, Republika, Surabaya Post, dan sebagainya. Dalam beberapa surat kabar yang terdapat di atas, kebanyakan cerpen atau cerita bergambar yang ada di kolom tersebut adalah tulisan anak-anak sendiri, walaupun tidak semua. Anak-anak yang dibiasakan membaca buku dari kecil, mereka pasti memiliki keinginan dan dorongan untuk menuliskan cerita yang mereka imajinasikan dari cerita yang mereka baca. Oleh karena itu mereka butuh tempat
3 3 untuk menampung kreatifitasnya. Hingga pada tahun 2003 muncul fenomena baru sastra anak yang datang dari penerbit DAR! Mizan. Penerbit tersebut menerbitkan buku dengan lini Kecil-kecil Punya karya atau lebih dikenal dengan KKPK. Penulis dari KKPK tersebut adalah anak-anak sendiri, ada yang berupa novel, kumpulan cerpen, dan komik. banyaknya lini yang serupa bermunculan seperti lini Pinkberry, Cilik-Cilik Punya Karya (CCPK), dan Kakak Cilik Punya Karya (KCPK). Dalam setiap lini tersebut, terdapat perbedaan usia pada masing-masing lininya. Dengan dibukanya lini tersebut, kesemptan anak-anak untuk berkreatifitas pun semakin terbuka lebar dalam menyalurkan imajinasinya. Kebanyakan karya sastra yang peneliti telitipun kebanyakan penulisnya pernah menulis di lini KKPK. Dalam penelitian ini, peneliti meneliti karya sastra anak yang ditulis oleh anakanak yang terdapat dalam buku kumpulan cerita anak Pelangi Untuk Jingga. Buku tersebut adalah terbitan dari Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar. Kumpulan cerita tersebut dihasilkan dari hasil Lomba Menulis Cerita Anak (LMCA) 2012 yang diadakan oleh KEMENDIKBUD. Lomba ini diadakan setiap tahun dari tahun Menurut Dr. Thamrin Kasman selaku Direktur Jenderal Pendidikan Dasar mengatakan bahwa lomba tersebut diadakan dengan harapan dapat menjadi sebuah daya dorong untuk memacu dan mengarahkan para siswa untuk berkompetisi menampilkan pengalaman hasil membaca untuk kemudian mengekpresikannya dalam karya tulis khususnya cerita anak. Dalam buku tersebut terdapat 13 karya pilihan dari beribu karya. Ke-13 cerita tersebut terdapat nilai-nilai didaktis yang beragam. Salah satu contohnya adalah dalam cerita Pelangi Untuk Jingga, karya Sherina Salsabila, Cerita Bringbun dan Chikuita, karya Nafisa Nurul Izza, Biar Kuno Tapi Keren, karya Kefira Arviadita Sutantio. Pertama, dalam cerita Pelangi Untuk Jingga karya Sherina Salsabila, terdapat nilai kepedulian tentang peduli terhadap anak berkebutuhan khusus. Dalam cerita tersebut, tokoh utama (Pelangi) tidak segansegan berteman dengan Jingga yang merupakan anak berkebutuhan khusus. Pelangi mengajak para pembaca untuk tidak menjauhi mereka tapi merangkul erat dan mengajarkan mereka segala hal yang kita bisa.
4 4 Kedua, cerpen Cerita Bringbun dan Chikuita karya Nafisa Nurul Izza. Dalam cerita tersebut, penulis mengajak kita untuk menjaga dan memelihara lingkungan dengan baik. Dan saling menyayangi antar sesame makhluk hidup baik hewan atau tumbuhan. Dalam cerita itu diceritakan tentang penderitaan sebuah pohon beringin dan seekor burung kutilang terhapap tingkah laku manusia yang seenaknya terhadap mereka. ada harapan dengan membaca cerita tersebut manusia menjadi sadar dengan perilakunya dan lebih menghargai lingkungan. Ketiga, cerpen Biar Kuno tapi Keren karya Kefira A. Susantio. Dalam cerita tersebut diceritakan tentang Adrian yang sangat tidak suka dengan budaya Indonesia, ia lebih menyukai budaya Barat yang lebih keren menurutnya. Budaya Indonesia itu terlihat kuno dan kampungan. Tapi setelah ia pergi ke Amerika, ia sadar bahwa kebudayaan Indonesia memiliki nilai estetika tersendiri di mata dunia. Sepulangnya dari Amerika Adrian lebih tertarik dengan budaya Indonesia dan mau belajar tentang budaya Indonesia. Dalam cerita tersebut mengajak pembaca untuk lebih mencintai budaya Indonesia. Nilai didaktis yang disampaikan merupakan hasil pengalaman hidup penulisnya yang merupakan anak-anak. Pengalaman tersebut adalah hasil pengamatan penulis dari pengalaman membaca atau pengalaman hidupnya. Sastra didaktis sebagaimana yang telah disinggung di atas, bahwa kemunculannya adalah karena ada fungsi sastra yang berfungsi sebagai sarana pendidikan. Dalam pemahaman umum, karya sastra didaktis adalah karya sastra yang mendidik. Dalam Glossary Literary Term, Abram dalam Sumiyadi, menjelaskan bahwa sastra didaktis adalah karya sastra yang didesain untuk menjelaskan suatu cabang ilmu atau mungkin juga untuk mengukuhkan suatu tema, doktrin moral, religi, atau filsafat dalam bentuk fiksional. Sumiyadi juga mengungkapkan bahwa dalam fungsi sastra, sastra didaktis tentu saja mengedepankan aspek didikan daripada hiburan, meskipun sangat mungkin yang mendidik itu sekaligus juga menghibur. Sastra didaktis yang diungkapkan oleh anak-anak biasanya adalah sebuah pengetahuan dan pembelajaran yang mereka dapat dalam kehidupan nyata, baik dari orang tua atau buku, lalu mereka ingin menyampaikannya kepada anak-anak yang lain.
5 5 Pada kumpulan cerita Pelangi Untuk Jingga kebanyakan cerita yang disampaikannya adalah pengalaman pribadi yang dimodifikasi dalam bentuk fiksi. Nilai didaktis yang disampaikannya sangat menarik, karena disampaikan lewat peristiwa-peristiwa yang dialami oleh tokoh dalam cerita. dalam peristiwa yang mereka ceritakan, mereka menyampaikan nilai-nilai kebaikan dalam cerita tersebut. Adapaun cerita yang menyampaikan akibat dari melakukan sesuatu yang dilarang atau kebaikan dari sesuatu yang tidak mereka sukai. Penelitian didaktis kali ini akan meneliti dari struktur narasi karya sastra nya yang meliputi alur, tema, tokoh, latar, sudut pandang, dan amanat nya. Penelitian ini bukanlah penelitian satu-satunya yang pernah dilakukan, sebelumnya ada beberapa penelitian yang mengkaji tentang sastra anak dan sastra didaktis. Peneliti mengambil enam penelitian sebagai penelitian terdahulu yang relevan. Pertama, skripsi dari Heni Herlina yang berjudul Moral Dalam Cerita Pendek Anak Pada Buku KKPK Luks edisi-8 Tahun Heni merupakan mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan indonesia. Dalam skripsi tersebut membahas tentang moral, namun yang membedakan dengan penelitian yang akan dilakukan ini adalah terletak pada objek yang dipilih, dalam skripsi tersebut juga menjelaskan tentang sastra dan cerminannya dalam masyarakan yang menggunkan teori sosiologi sastra. Kedua, penelitian skripsi dari Feri Fauzi Hermawan yang berjudul Kritik Sosial dalam Cerita Pendek Anak Pada Harian Kompas Edisi Minggu Tahun Feri merupakan mahasiswa dari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian tersebut mengambil objek dari media massa, yaitu harian umum kompas. Sedangkan kajian yang digunakan adalah kritik sosial, dalam penelitian feri, dijelaskan bagaimana anak-anak melakukan sebuah kritik sosial dalam karya sastra. Penelitan ketiga yaitu penelitian berupa skripsi dari Sopan Sopian yang berjudul Penceritaan Cerita Pendek Anak dalan HU Kompas dan HU Pikiran Rakyat Edisi Minggu Tahun Penelitian tersebut masih dari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia. Jika dalam skripsi Feri memilih
6 6 objek dari HU Kompas, maka dalam skripsi Sopan ini memilih objek dari dua harian umum terkemuka yaitu Kompas dan Pikiran Rakyat. Dalam penelitian Sopan, membahas penceritaan antara penulis anak dan penulis dewasa dalam kedua HU tersebut. Keempat berupa jurnal dari Elsy Suriani seorang guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 8 Palangka Raya, Jalan Temanggung Tilung 58 Palangka Raya, Kalimantan Tengah, denngan judul Nilai-Nilai Karakter Dalam Antologi Puisi Indonesia Anak-Anak Terbitan Pusat Bahasa DEPDIKNAS. Penelitian itu berisi tentang nilai-nilai karakter yang terdapat dalam puisi anak-anak terbitan pusat bahasa depdiknas. Penelitian kelima adalah penelitian dari Sumiyadi, dkk yang berjudul Pemetaan Novel Indonesia Modern yang berkarakteristik Sastra Didaktis dan Bentuk Pengungkapannya. Peneliti tersebut adalah dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian tersebut menjelaskan tentang unsur didaktis yang terdapat pada novel modern Indoneia. Selain itu, penelitian tersebut juga merunut sastra didaktis dari tahun 80an sampai 2000an. Penelitian yang terakhir adalah artikel dari Rahmat Petuguran yang berjudul Sastra Didaktis dalam Sayembara Penulisan Buku Pusbuk. Rahmat adalah pengajar Mata Kuliah Bahasa Indonesia di Universitas Negeri Semarang. Dalam tulisannya, Rahmat menjelaskan tentang fenomena tentang sastra didaktis. Dari keenam penelitian terdahulu yang tercantum di atas, memiliki perbedaan dan persamaan terhadap penelitian yang dilakukan, yaitu, penelitian yang dilakukan Heni, Sopan, Fery, dan Elsy sama-sama menggunakan objek sastra anak, namun berbeda kajian yang dilakukan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sumiyadi dan Rahmat memiliki kesaaman kajian dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu tentang unsur didaktis yang dikaitkan dengan karya sastra. Sedangkan objek kajiannya berbeda. Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan dan penelitian terdahu yang peneliti paparkan, maka penelitian yang berjudul Nilai Didaktis Dalam Kumpulan Cerita Anak Pelangi Untuk Jingga ini belum pernah dilakukan sebelumnya.
7 7 B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian yang berjudul Nilai Didaktis Pada Cerita Anak Pelangi Untuk Jingga adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana struktur narasi pada kumpulan cerita anak Pelangi untuk Jingga? 2. Nilai didaktis apakah yang terdapat dalam cerita anak Pelangi Untuk Jingga? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang berjudul Nilai Didaktis Pada Cerita Anak Pelangi Untuk Jingga adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui struktur narasi pada kumpulan cerita anak Pelangi untuk Jingga. 2. Mengetahui nilai didaktis yang terdapat dalam cerita anak Pelangi Untuk Jingga. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang akan didapat dari penelitian ini terbagi menjadi manfaat teoretis dan manfaat praktis: 1. Manfaat Teoretis a. Untuk menyumbang pengembangan dalam bidang sastra anak; b. Semoga dapat menjadi referensi untuk penunjang penelitian selanjutnya yang relevan. Sebagai penelitian lanjutan tentang sastra anak. 2. Manfaat Praktis Agar mahasiswa dan masyarakat umum mengetahui tentang sastra anak, dan menjadi pengetahuan tambahan bagi masyarakat yang belum mengetahui tentang sastra anak. Juga bagi peneliti, semoga dapat menjadi modal untuk terus mendalami tentang sastra anak.
8 8 E. Struktur Organisasi Skripsi Struktur Organisasi dalam penelitian yang berjudul Nilai Didaktis Pada Cerita Anak Pelangi Untuk Jingga ini terdapat lima bab pokok yang disusun dengan sistematika sebagai berikut: 1. BAB 1 Pada bab ini terdapat latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Latar belakang penelitian menjelaskan mengapa peneliti menjadikan cerita anak Pelangi Untuk Jingga sebagai objek kajian yang diteliti, menjelaskan fenomena sastra anak di masyarakat, menjelaskan fungsi-fungsi sastra bagi anak, dan memaparkan penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang diteliti. Setelah latar belakang penelitian maka akan dirumuskan rumusan masalahnya sesuai dengan yang dijelaskan pada latar belakang masalah. Setelah perumusan masalah maka muncullah tujuan penelitian yang sejalan dengan rumusan masalah. Manfaat penelitian menjelaskan bagaimana menfaat teoretis dan praktis dalam penelitian ini. struktur organisasi skripsi menjelaskan bagaimana sistematika penulisan skripsinya. 2. BAB II Pada bab dua ini menjelaskan tentang kajian teori yang digunakan dalam penelitian. Selain kajian teori, dalam bab dua ini terdapat deskripsi penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang diteliti. Deskripsi teori yang digunakan dalam penelitian yang berjudul Nilai Didaktis Pada Cerita Anak Pelangi Untuk Jingga meliputi sastra anak, struktur narasi cerita anak, dan sastra didaktis. Struktur narasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan struktur narasi anak dari Suyatno, yang dijelaskan dalam bukunya yang berjudul Struktur Narasi Novel Karya Anak. Sedangkan nilai didaktis yang dijelaskan dalam penelitian ini berlandaskan dari berbagai sumber.
9 9 3. BAB III Metode-metode yang dilakukan dalam penelian ini dijelaskan peneliti di bab tiga. Dalam bab tiga ini terdapat objek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, definisi operasional, dan alur penelitian. Pada objek penelitian, dijelsakan bagaimana objek yang diteliti, objek berupa apa dan alasan memilih objek. Pada teknik pengumpulan data, penulis menjelaskan bagaimana penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk penelitian. Pada analisis data dijelsakan cara menganalisisnya. Definisi operasional yaitu mendefinisikan istilah-istilah yanga akan muncul selama melakukan penelitian. Sedangkan pada bagian akhir yaitu alur penelitian, akan muncul bagan penelitian yang dilakukan. 4. BAB IV Pada bab empat ini mendeskripsikan secara detail bagaimana hasil dari analisis data yang dilakuakan oleh peneliti dengan merujuk pada teori dan metode yang digunakan dan objek kajiannya. Dari ketiga belas cerita anak Pelangi Untuk Jingga, dibahas satu persatu bagaimana alur, tokoh, latar, tema, dan sudut pandang nya. Setelah itu, melalui struktur narasi maka muncul nilai didaktis yang terkandung didalam ketiga belas cerita anak tersebut. 5. BAB V Pada bab lima terdapat simpulan, implikasi, dan rekomendasi. Simpulan merupakan kesimpulan dari semua yang telah dijelaskan, dalam simpulan ini dijelaskan jawaban dari rumusan masalah yang muncul di bab satu. implikasi atau manfaat penelitian yang dilakukan, dan berdasarkan hasil penelitan yang sudah dilakukan, peneliti merekomendasikan hal-hal yang bisa ditindaklanjuti oleh para peneliti selanjutnya.
BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai gambaran dunia (dalam kata), hadir pertama-tama kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra sebagai gambaran dunia (dalam kata), hadir pertama-tama kepada pembaca hakikatnya untuk menghibur, memberikan hiburan yang menyenangkan. Sastra menampilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yulianti, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan juga suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah bentuk tiruan kehidupan yang menggambarkan dan membahas kehidupan dan segala macam pikiran manusia. Lingkup sastra adalah masalah manusia, kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati dan dipahami serta dimanfaatkan oleh masyarakat pembaca. Karya sastra memberikan kesenangan dan pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk karya sastra yang lainnya seperti puisi, cerpen, drama, dan lain
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang populer di antara bentuk-bentuk karya sastra yang lainnya seperti puisi, cerpen, drama, dan lain sebagainya. Sebutan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang dialaminya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah hasil ciptaan manusia yang mengandung nilai keindahan yang estetik. Sebuah karya sastra menjadi cermin kehidupan yang terjadi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penjelas kalimat pada peristiwa itu terjadi. Tidak hanya keterangan waktu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterangan waktu dalam kumpulan cerpen sebagai penunjuk atau penjelas kalimat pada peristiwa itu terjadi. Tidak hanya keterangan waktu saja yang terdapat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata sastra diambil dari bahasa latin dan juga sansekerta yang secara harafiah keduanya diartikan sebagai tulisan. Sastra merupakan seni dan karya yang berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga kehidupannya dengan bahasa sebagai media penyampaiannya. Sastra merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bagian dari kehidupan manusia, yang berkaitan dengan memperjuangkan kepentingan hidup manusia. Sastra merupakan media bagi manusia untuk berkekspresi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deskripsi atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra dapat berfungsi sebagai karya seni yang bisa digunakan sebagai sarana menghibur diri bagi pembaca. Sastra dan manusia khususnya pembaca memiliki hubungan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karya sastra. Di zaman modern seperti sekarang ini, karya sastra sudah berkembang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah suatu hal yang yang tidak bisa lepas dari diri seorang manusia, dalam pribadi setiap manusia pasti memiliki rasa cinta atau rasa ingin tahu terhadap
Lebih terperinciRELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI
RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS WWW.SRITI.COM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang hidup di dalam masyarakat (Esten, 2013: 2). Sastra berkaitan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan media komunikasi yang menyajikan keindahan dan memberikan makna terhadap kehidupan dan pemberian pelepasan ke dunia imajinasi (Budianta, 2006:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif yang dibuat berdasarkan imajinasi dunia lain dan dunia nyata sangat berbeda tetapi saling terkait
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tabel 1.1 Penggunaan Teks Puisi Di Kelas VII Panggih Cahyo Setiaji,2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 menggunakan pendekatan berbasis teks. Teks dapat berwujud teks tertulis maupun teks lisan. Teks merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Membaca dapat dikategorikan sebagai kegiatan yang digemari oleh mayoritas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca dapat dikategorikan sebagai kegiatan yang digemari oleh mayoritas orang dari segala jenjang usia. Namun, apakah semua orang bisa menikmati sebuah novel tanpa
Lebih terperinciBahasa dan Sastra Indonesia 3. untuk. SMP/MTs Kelas IX. Maryati Sutopo. Kelas VII. PUSAT PERBUKUAN Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Bahasa dan Sastra Indonesia 3 untuk SMP/MTs Kelas IX Kelas VII Maryati Sutopo PUSAT PERBUKUAN Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 Tinjauan aspek sosiokultural puisi-puisi pada harian Solopos dan relevansinya sebagai materi ajar alternatif bahasa Indonesia di SMA (harian Solopos edisi oktober-desember 2008) Oleh: Erwan Kustriyono
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. realitas kehidupan sosial pengarangnya. Suatu karya sastra dapat dikatakan baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah karya sastra merupakan proses kreatif seorang pengarang terhadap realitas kehidupan sosial pengarangnya. Suatu karya sastra dapat dikatakan baik apabila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Potret sosial adalah gambaran dari suatu kejadian yang telah terjadi dan terkait dengan orang banyak. Maka banyak orang yang memberikan perhatian terhadap peristiwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa
Lebih terperinciHUT PAROKI KE-25th ST. YAKOBUS. Sub Bidang LITURGI & ROHANI ANEKA LOMBA
HUT PAROKI KE-25th ST. YAKOBUS Sub Bidang LITURGI & ROHANI ANEKA LOMBA Bidang Liturgi & Rohani Panitia HUT Paroki ke-25th Gereja St. Yakobus Kelapa Gading, Jakarta Hidayat Santoso 11/1/2010 PEDOMAN PENILAIAN
Lebih terperinciBAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan analisis data, hasil analisis, dan pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. Pertama, bahwa cerpen-cerpen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra selalu muncul dari zaman ke zaman di kalangan masyarakat. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan juga pengalaman yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Keindahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bermasyarakat, namun juga dengan lingkungan. aikos yang artinya rumah atau tempat hidup dan logos yang artinya ilmu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai salah satu makhluk hidup sejak lahir diciptakan sebagai makhluk sosial, yang artinya tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Dalam aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan bahasa di dalam masyarakat untuk wujud pemakaian bahasa berupa kata, frase, klausa, dan kalimat. Oleh sebab itu, perkembangan bahasa terjadi pada tataran
Lebih terperinciANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA
ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA oleh INEU NURAENI Inneu.nuraeni@yahoo.com Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra sebagai sebuah ungkapan pribadi pengarang berdasarkan kreativitas/ imajinasi pengarang. Sastra juga dapat dijadikan sebagai wadah seorang pengarang untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak adalah karya sastra yang dari segi isi dan bahasa sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual dan emosional anak. Bahasa yang digunakan dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penggunaan bahasa yang menarik perhatian pembaca maupun peneliti adalah penggunaan bahasa dalam surat kabar. Kolom dan rubrik-rubrik dalam surat
Lebih terperinciintrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang
1 PENDAHULUAN Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan berbagai masalah yang dihadapinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dihayati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai media hiburan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriani Yulianti, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan salah satu sarana dalam pembentukan karakter serta sebagai media untuk mencerdaskan manusia. Hal itu antara lain karena karya sastra merupakan cerminan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh manusia. Pada konteks yang berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah sekaligus ujian untuk orangtuanya. Dalam perkembangannya pendidikan terhadap anak merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesusastraan Indonesia boleh merasa lega dengan kehadiran kebijakan baru yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada awal tahun
Lebih terperinciMenulis Karya Ilmiah Remaja 1 Oleh: Sudrajat, M. Pd. 2
Menulis Karya Ilmiah Remaja 1 Oleh: Sudrajat, M. Pd. 2 A. Pendahuluan Menulis belum menjadi tradisi bagi bangsa Indonesia, meskipun sudah sejak abad IV bangsa ini masuk ke zaman sejarah. Aktivitas berbicara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah anggota masyarakat, ia terikat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang
Lebih terperinciMenulis Karya Ilmiah Remaja 1
Menulis Karya Ilmiah Remaja 1 Oleh: Sudrajat, M. Pd. 2 A. Pendahuluan Menulis belum menjadi tradisi bagi bangsa Indonesia, meskipun sudah sejak abad IV bangsa ini masuk ke zaman sejarah. Aktivitas berbicara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perempuan menjadi salah satu objek pembahasan yang menarik di dalam karya sastra. Perempuan bahkan terkadang menjadi ikon nilai komersil penjualan karya sastra. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa sastra merupakan cerminan. nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melalui karya sastra dapat diketahui eksistensi kehidupan suatu masyarakat di suatu tempat pada suatu waktu meskipun hanya pada sisi-sisi tertentu. Kenyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki kaitan yang sangat erat. Menurut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Moral, kebudayaan, kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki ruang lingkup yang luas di kehidupan masyarakat, sebab sastra lahir dari kebudayaan masyarakat. Aspek
Lebih terperinciINTISARI BAB I PENDAHULUAN
INTISARI Novel teenlit menjadi fenomena menarik dalam perkembangan dunia fiksi di Indonesia. Hal itu terbukti dengan semakin bertambahnya novel-novel teenlit yang beredar di pasaran. Tidak sedikit pula
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan
` I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia melalui kesadaran yang tinggi serta dialog antara diri pengarang dengan lingkungannya. Sebuah karya sastra di dalamnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra umumnya berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Sastra lahir atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kehidupan manusia. Dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pilar utama bagi kehidupan manusia. Dengan pendidikan, hidup menjadi lebih bermakna dan terarah. Agar hidup manusia lebih bermakna dan terarah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil pengamatan penulis di lapangan, ternyata pembelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil pengamatan penulis di lapangan, ternyata pembelajaran menulis merupakan pelajaran yang masih belum banyak diminati oleh siswa. Sebagai contoh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan menggunakan bahasa yang indah sebagai sarana pengucapannya dan dapat berguna bagi manusia, yakni
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelajaran Bahasa disampaikan kepada para siswa mulai dari jenjang pendidikan tingkat dasar, menengah sampai pendidikan tinggi bertujuan untuk meningkatkan nasionalisme,
Lebih terperincikemanusiaan, nilai-nilai pendidikan, nilai-nilai kebudayaan dan meningkatkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh manusia atau yang diciptakan oleh manusia dengan menggunakan bahasa untuk menghasilkan nilai estetika. Dalam hal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa berisi gagasan, ide, pikiran, keinginan atau
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING SISWA KELAS X AK 1 SMK MUHAMMADIYAH 2 KARANGANYAR TAHUN DIKLAT 2008/2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia dan segala macam kehidupannya. Di samping berfungsi sebagai media untuk menampung teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam proses pembelajaran, terutama pada mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Menurut Tarigan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia yang memiliki nilai-nilai luhur. Wayang tidak hanya secara artistik memiliki kualitas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia internasional mengakui wayang sebagai produk budaya dan kesenian asli Indonesia yang memiliki nilai-nilai luhur. Wayang tidak hanya secara artistik memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan berbagai fenomena kehidupan manusia. Fenomena kehidupan manusia menjadi hal yang sangat menarik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap gejala atau objek yang dinamakan karya sastra. Pembicaraan karya sastra
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian sastra pada hakikatnya merupakan penerapan pendekatan ilmiah terhadap gejala atau objek yang dinamakan karya sastra. Pembicaraan karya sastra tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupannya di masyarakat yang penuh dengan berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang dimilikinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem sosial kehidupan. Iswanto (dalam Jabrohim, 2001:59) mengemukakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra selalu dinikmati oleh pembaca karena tidak pernah terlepas dari sistem sosial kehidupan. Iswanto (dalam Jabrohim, 2001:59) mengemukakan bahwa karya sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berjalannya waktu karya sastra di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal tersebut dibuktikan dari banyaknya karya sastra yang mucul dalam kalangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanda Mahesa, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu jenis sastra yang diajarkan kepada peserta didik di sekolah adalah menulis prosa. Salah satu jenis prosa tersebut adalah cerita pendek atau cerpen. Seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kita melihat dari sisi pandang seorang penikmat sastra tulis. Cerpen ataupun
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks penelitian Sejak masa dulu media selalu menjadi sarana penyampaian yang efektif bagi sebuah pesan. Media mengalami perkembangan pesat setelah era reformasi. Hal ini terbukti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu aspek belajar yang harus diajarkan guru kepada siswa selain aspek lainnya, yaitu membaca, mendengar, dan berbicara. Menurut Tarigan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang yang memaparkan kejadian-kejadian, permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan kehidupan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pada bab-bab terdahulu, terdapat tiga kesimpulan pokok yang dapat diungkapkan
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Dari kajian teoretis dan temuan penelitian sebagaimana telah disajikan pada bab-bab terdahulu, terdapat tiga kesimpulan pokok yang dapat diungkapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah sarana atau media yang digunakan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lisan merupakan ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Ragam bahasa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi sosial. Dengan bahasa, manusia dapat berhubungan satu sama lain sehingga akhirnya terwujud saling pengertian, kerja
Lebih terperinciMENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN
ENCEP KUSUMAH MENU UTAMA PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN UNSUR PROSA FIKSI CERPEN NOVELET NOVEL GENRE SASTRA SASTRA nonimajinatif Puisi - esai - kritik - biografi - otobiografi - sejarah - memoar - catatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesusastraan ditulis karena motivasi manusia mengekspresikan dirinya sendiri dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik merupakan bagian penting dari kehidupan manusia dan merupakan situasi yang wajar dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan termasuk salah satu dasar pengembangan karakter seseorang. Karakter merupakan sifat alami jiwa manusia yang telah melekat sejak lahir (Wibowo, 2013:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk realita dari hasil imajinasi dan pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana ekspresi pengarang saja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kajian mengenai bahasa adalah kajian yang tidak akan pernah habis untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan ide
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa. Dari zaman ke zaman sudah banyak orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara tentang fenomena kesusastraan tentu tidak lepas dari kemunculannya. Hal ini disebabkan makna yang tersembunyi dalam karya sastra, tidak lepas dari maksud pengarang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil karya seseorang baik lisan maupun tulisan jika mengandung unsur estetik maka akan banyak disukai oleh semua kalangan. Di era globalisasi seperti saat ini, banyak
Lebih terperinciBAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
42 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode penelitian berisi tahap-tahap yang akan dilakukan dalam proses penelitian. Metode penelitian yang akan dilakukan, yaitu metode penelitian kualitatif. A. Metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil imajinasi yang memiliki unsur estetis dan dituangkan ke dalam bentuk tulisan dengan media bahasa. Karya sastra sendiri dapat diartikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil ungkapan kejiwaan seorang pengarang, yang berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik suasana pikir maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan anak-anak supaya memiliki visi dan masa depan sangat penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan generasi penerus bangsa. Di pundaknya teremban amanat guna melangsungkan cita-cita luhur bangsa. Oleh karena itu, penyiapan kader bangsa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan,
Lebih terperinci