PEMIKIRAN PARA FILOSOF MUSLIM TENTANG JIWA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMIKIRAN PARA FILOSOF MUSLIM TENTANG JIWA"

Transkripsi

1 PEMIKIRAN PARA FILOSOF MUSLIM TENTANG JIWA Oleh: Afrizal M Guru Besar Fakultas Ushuluddin UIN Sultan Syarif Kasim Riau afrizal_mansur@yahoo.com atau suaraumat1959@gmail.com Abstrak Tulisan ini memaparkan pemikiran beberapa filosof muslim tentang jiwa. Banyak pemikiran dalam memahami keesaan Allah yang diangkat oleh berbagai aliran dalam Islam, tetapi setelah dicermati maka semuanya mengerucut pada dua kelompok saja, yaitu pemikiran rasional dan pemikiran tradisional. Kedua corak pemikiran ini bertolak dari starting point yang sama yaitu al-quran, tetapi kemudian antara keduanya kelihatan terjadi perbedaan yang bertolak belakang. Pemikiran rasional berusaha memberikan interpretasi yang tajam dan tidak segan-segan memberikan takwil suatu teks al-quran karena bertentangan dengan alur pikir yang tepat. Sebaliknya pemikiran tradisional berusaha mengikuti teks apa adanya dan menjauhi interpretasi yang berlebihan karena dikhawatirkan terjadi penyimpangan yang tidak wajar dalam memahami keesaan Allah. Dengan mengetahui metode berpikir kedua kelompok ini ternyata hasilnya bermuara pada satu titik yang sama, yaitu peningkatan dan pemahaman atas keesaan Allah. Pemahaman tentang perbedaan interpretasi di antara keduanya secara tepat dapat membuka cara berpikir yang lebih luas di kalangan masyarakat Islam. Kata-kata kunci: ruh, nafs, akal, Pendahuluan Jauh sebelum Islam datang, paling tidak sejauh yang diketahui dalam filsafat Yunani pembicaraan tentang jiwa sudah terjadi lebih kurang 300 tahun sampai 400 tahun sebelum Masehi. Berbagai pendapat muncul tentang ruh. Orang materialis mengatakan ruh adalah materi yang tidak berbeda dari tubuh. Sebaliknya orang yang berpikiran idealis mengatakan ruh adalah amat berbeda dari materi, mereka berpendapat bahwa ruh merupakan kekuatan ilahiah yang turun kepada badan dari alam yang tinggi. Ada pula pendapat yang menempati posisi antara dua pendapat di atas. Menurut mereka ruh dan badan dua hal yang berlainan, tetapi menyatu. Ruh digambarkan sebagai udara panas seperti pendapat filosofi alam (al-rawaqiyyun, atau merupakan bentuk bagi tubuh seperti pendapat Aristoteles dan para pengikutnya. 1 Dengan demikian pembicaraan tentang jiwa termasuk persoalan misteri dan paling rumit sepanjang sejarah. Silang pendapat di kalangan filosof dan pemerhati persoalan ternyata tidak menemukan pemahaman yang jelas. Mungkin karena kesulitan itu Allah mengisyaratkan dalam al-quran, Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh, katakanlah ruh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit, Surat al-israk ayat 85. Ayat ini merupakan penjelasan tentang hakikat jiwa sekaligus mengiformasikan ketidakmampuan manusia untuk mengetahui hakikatnya. Para filosof muslim yang telah mendapat informasi berdasarkan ayat al-quran tidak 1 Hana al-fakhuri dan Khalil al-jar, Tarikh al-falsafah al- Arabiyyah, Bairut : Dar al-ma arif, tanpa tahun, hlm :Jurnal Pemikiran Islam,Vol.39,No.1

2 sependapat dengan pemikiran para filosof tersebut. Dan karena tuntunan al-quran mereka tidak berani membahasnya lebih banyak. Sebagian ahli fikih seperti Malik dan Syafi i mengharamkan pembahasan itu. Terdapat pula perbedaan pandangan tentang jiwa di kalangan golongan Syi ah dan Sunni, termasuk juga kelompok kalam dan sufi. 2 Walaupun al-quran telah menjelaskan bahwa ruh dalam beberapa tempat, namun hakikatnya tidak dapat ditangkap oleh pikiran manusia, karena ini bukan wilayah urusan manusia tetapi urusan Tuhan. Atas dasar itu hakikat jiwa tidak mungkin diketahui. Tetapi manusia yang memiliki sifat tidak pernah puas, senantiasa timbul rasa penasaran dalam dirinya. Semakin komplek suatu persoalan semakin bertambah rasa penasaran itu dalam diri para pemikir sehingga semakin tumbuh pula upaya mereka untuk mendalaminya. Pada pengetahuan yang sedikit inilah para ilmuan bersikukuh dan kadang-kadang sampai menghabiskan waktu untuk mendalaminya. Kemungkinan pula turunnya ayat 85 dari surat al- Israk adalah untuk menjawab dan menetralisir silang pendapat manusia tentang persoalan roh dan jiwa ini. Persoalan ruh kemungkinan sudah muncul di zaman Rasul, tetapi tidak terlalu mengemuka. Boleh jadi para sahabat tidak menuntut jawaban yang lebih detail dari Rasulullah saw. mengenai ruh karena kondisi kehidupan ketika itu belum terlalu komplek. Pasca itu, ketika kehidupan manusia semakin berkembang, interaksi sosial semakin melebar, dan hingga kini seakan tidak ada lagi sekat yang memisahkan satu komunitas manusia dengan yang lain, maka tuntutan mereka pun semakin beragam, termasuk tuntutan untuk mengetahui lebih jauh tentang ruh. 3 Walaupun rumit dan sudah berlangsung lama kemungkinan besar persoalan ini tidak akan berhenti dari kajian. Sebab semakin didalami dengan upaya yang maksimal tetap saja orang tidak merasa puas dengan berbagai penjelasan. Selain karena abstrak setiap orang ingin mengetahui persoalan-persoalan kejiwaan karena keberadaan jiwa itu menjelma dalam tingkah laku manusia yang dinamis dan rentan dengan perubahan dari zaman ke zaman. Setidaknya pendalaman ini dibutuhkan untuk pengendalian diri dan kepribadian manusia agar selalu berkembang menjadi lebih baik. Atas dasar itu makalah ini juga ingin membahas masalah jiwa khusus dengan menampilkan pikiran-pikiran beberapa filosof muslim yang dianggap perlu. Banyak istilah yang terkait dengan persoalan jiwa, yaitu ruh, soul, nafs, jiwa, akal, 4 sukma dan sebagainya. Dalam keseharian masyarakat kadangkadang penggunaan istilah jiwa lebih familier dalam berbagai bidang ilmu, dibandingkan dengan yang lainnya, paling tidak untuk orang Indonesia. Oleh sebab itu dalam tulisan ini istilah jiwa akan banyak dipakai. Tetapi dalam konteks tertentu istilah ruh, soul dan lain-lain bukan berarti akan ditinggalkan sama sekali. Pemakaian istilah selain jiwa diganakan untuk menambah pemahaman dan menjelaskan kalau sesuatu yang rancu dalam uraian. Karena hakikat jiwa tidak diketahui secara konkrit para ilmuan hanya mengetahui melalui fenomenanya saja. Atas dasar itu pula alur pikir dari setiap orang yang berbeda itu pergi ke manamana. Dan yang tidak dapat diengkari, karena mendalami persoalan jiwa, di zaman klasik maupun di zaman moderen ada pendapat yang mengatakan bahwa jiwa itu tidak terlepas dari materi. Di zaman klasik, ketika filsafat Yunani berkembang pembicaraan tentang jiwa sudah dilakukan oleh para tokoh filsafat itu. Sokrates, 2 Hana, Tarikh, hlm Pengantar penerjemah dalam Ibn al-qayyim al-jauziyah, Ruh, terjemahan Kathur Suhardi, Jakarta: Pustaka al-kautsar, cetakan ke kdua puluh sembilan, 2012, hlm Harun Nasution, Filsafat Agama, Jakarta : Bulang Bintang, Cetakan keempat, 1983, hlm :Jurnal Pemikiran Islam,Vol.39,No.1 Januari- Juni 2014

3 Plato, Aristoteles dan beberapa filosof lain telah membicarakan ini dalam bentuk tajuk tersendiri. Ketika filsafat Islam muncul pembicaraan tentang jiwa ini juga dikembangkan sesuai dengan versi yang islami. Bahkan pembicaraan ini tidak pernah luput dari kajian sampai sekarang. Selain itu membahas masalah ini banyak tokoh yang menulis berbagai buku tentang jiwa. Dan yang patut dicermati, sekarang muncul berbagai institusi pendidikan tinggi mendirikan fakultas Psikologi yang khusus mengkaji persoalan kejiwaan dengan tujuan praktis sebagai spesialisasi ilmu tertentu. Selain itu pembicaraan tentang jiwa juga menyangkut dengan keberadaannya setelah mati. Apakah jiwa akan abadi atau sebaliknya akan hancur setelah badan mati. Tidak hanya sampai di situ, keabadian bukan hanya terdapat dalam lapangan kerohanian saju, tetapi juga dalam lapangan biologi. Bagaimana persoalan keabadian itu, akan dibahas pada pemikiran masing-masing tokoh, sedangkan keabadian biologi akan dibahas pada bagian akhir dari tulisan ini. Meskipun tulisan ini mengungkap persoalan jiwa dari pendekatan filsafat, pendekatan agama tidak dapat ditinggalkan sama sekali, sebab antara pendekatan filsafat dan pendekatan agama walaupun berlainan tetapi tidak dapat dipisahkan. Penampakan masing-masing pendekatan itu pada dasarnya dapat saling menambah pemamahan lebih jauh terhadap pembahasan yang dilakukan. Oleh sebab itu pembahasan dalam tulisan ini juga menyinggung hal-hal yang bersifat agamis. Jiwa dalam al-quran. Dalam al-quran ada dua istilah yang sering dipakai untuk menangkap pengertian jiwa, yaitu ruh (roh) dan nafs. Karena esensi ruh dan jiwa itu gaib maka untuk menangkap pemahamannya diperlukan beberapa istilah lain seperti qalb, aql, fuad, albab. Keempat istilah ini sebenarnya masih bersifat non pisik. Komponen pisik untuk qalb dan fu ad adalah liver, untuk aql dan albab adalah otak. Pemahaman terhadap wujud dan fungsi ruh atau jiwa dicerna dengan memperhatikan bagaimana beberapa unsur yang telah disebutkan itu menjalankan fungsinya dalam keseharian manusia. Ayat tentang ruh yang telah disebutkan di atas turun sebagai jawaban terhadap pertanyaan orang Yahudi mengenai apa sebenarnya hakikat ruh yang menghidupkan badan ini. Al-Quran tidak menjelaskan hakikatnya ruh. Ketidaktahuan manusia terhadap hakikat ruh sesungguhnya lebih baik daripada sibuk mendalami hakikatnya, karena ruh dan jiwa adalah rahasia Allah. Larut dalam membicarakannya mungkin akan menghabiskan waktu saja sementara hasilnya akan sia-sia. Dengan demikian, ambil saja pengetahuan yang sedikit itu sebagai pengajaran dalam hidup dari. 5 Dalam hal tertentu tidak ada salahnya pembahasan dilakukan seperti untuk kepentingan pengajaran dan memahami kebesaran dan keagungan Allah. Istilah ruh dinukilkan sebanyak 21 kali yang tersebar dalam al-quran dan menunjuk kepada kontek yang berbeda. Diantaranya Allah memberitahukan peristiwa penciptaan Nabi Isa as tanpa bapak dan memperkuatnya dengan ruh kudus yang ditiupkan kepada ibunya Maryam. Ini merupakan mu jizat bagi Nabi Isa yang berbeda dengan kejadian manusia pada umumnya, sekaligus membantah pendapat orang-orang Yahudi yang menuduh Maryam, ibu Nabi Isa yang dituduh berbuat salah. Al-Baqarah ayat 87 dan 253, al-nisak 171, al-maidah 110. Di sisi lain ruh berarti wahyu yang dibawa Malaikat Jibril sebagai peringatan bagi manusia, surat al-nahl : 2, 102, 5 Muhammad Abd al-mun im al-jamal, al-tafsir al-farid li al-quran al-majid, Kairo: Dar al-kitab al-jadid, jilid III,tanpa tahun, hlm Ibn Mas ud dalam sebuah Hadis berkata: dahulu aku berjalan bersama Rasulullah di satu kebun di Madinah, dan Beliau bersandar di pohon Asib, lalu ia bertemu dengan satu kelompok Yahudi. Kemudian sebagian berkata kepada yang lain, tanyalah dia (Muhammad) tentang ruh dan yang lain mengatakan jangan tanya dia tentang ruh. Kemudian mereka bertanya, apa itu ruh, sementara Rasul tetap bersandar, dan mereka mengira beliau sedang menerima wahyu dari Allah, sehingga turunlah ayat ini. Lihat Muhammad Nasib al-rifa i, Taisir al- Aliyy al-qadir, terjemahan Drs. Syihabuddin MA, Jakarta : Gema Insani Press, Jilid III, hlm :Jurnal Pemikiran Islam,Vol.39,No.1

4 Afrizal M: Pemikiran Para Filosof Muslim Tentang Jiwa al-syu ara : 193, al-mukmin, 15, al-ma arij : 4, al-naba: 38, al-qadr: 4, Maryam : 17. Ada ruh yang diartikan dengan ketenangan karena dengan iman orang menjadi tenang, al-mijadilah, 22. Ada ruh yang diartikan dengan al-quran, karena al- Quran itu menghidupkan keimanan orang-orang yang mendapat petunjuk, al-syura : 52. Dalam surat al-abiya 91, al-tahrim : 12, al-sajdah : 9, al-hijr : 29, Shad : 72, Allah menjelaskan proses penciptaan manusia secara sempurna dengan ditiupkan ruh dari Tuhan, untuk menunjukkan kekuasaan Tuhan. Selain istilah ruh al-quran juga menyebut istilah nafs dalam berbagai bentuk sebanyak 298 kali yang tersebar dalam berbagai surat. Istilah nafs lebih berkonotasi badan. Yang dimaksud dengan badan disini bukan tubuh kasar seperti kepala, badan dan anggota semata, tetapi yang dimaksud adalah tubuh sudah dimasuki ruh. Kalau badan pada awalnya mati, pasif, tidak bergerak maka setelah dimasuki ruh ia menjadi hidup dan aktif. Jika disebut diri manusia maka sesungguhnya yang dimaksud adalah tubuh beserta dan ruh-nya yang sudah menyatu. Perumpamaan ruh dan badan mungkin identik dengan mesin dan mobil. Ketika pabrik menciptakan sebuah mobil maka mekaniknya mempersiapkan lebih dahulu segala komponen yang diperlukan mobil secara baik dan sempurna. Dalam kondisi seperti ini, mobil itu bersifat pasif, tidak dapat bergerak sama sekali kecuali digerakkan oleh kekuatan lain di luar bodinya. Ketika mesin dimasukkan ke dalam bodi mobil maka semua komponen mobil itu dapat bergerak secara aktif. Setiap komponen yang sudah dipersiapkan menjadi berfungsi dengan baik sehingga mobil itu bergerak dengan sempurna. Demikian juga kemungkinan penciptaan manusia dapat dipahami dengan analogi penciptaan ruh dan jasmani. Ruhani dan jasmani adalah dua unsur yang berbeda. Dalam proses penciptaan manusia Allah meciptakan jasad dalam waktu tertentu secara sempurna, lihat QS al-mukminun ayat 12, 13, dan 14. Sebelum ruh dimasukkan ke dalam jasad terlebih dahulu Allah telah mempersiapkan seluruh komponen manusia, seperti hati, otak, telinga, mata, perut, dan segala anggota lainnya. Dalam Hadis Nabi saw. dikatakan proses itu memakan beberapa periode, nuthfah 40 hari, alaqah 40 hari, mudhgah 40 hari. Setelah itulah ruh ditiupkan ke dalam jasad. Dengan demikian semua komponen pasif yang sudah dipersiapkan tadi menjadi berfungsi secara aktif. Hati berfungsi untuk menghayati, otak untuk berpikir, telinga untuk mendengar, mata untuk melihat, dan perut sebagai sebagai titik tolak keinginan nafsu. Dari sini pasti dapat dipahami beda antara jiwa dan badan. Ketika jiwa dan badan sudah menyatu maka ia menjadi manusia utuh. Masa itu berlaku semenjak dari dalam rahim, kemudian lahir ke dunia. Berapa lama hidup manusia, itu relatif, umat Nabi Muhammad kebanyakan kurang dari 100 tahun, umat nabi-nabi sebelumnya kebanyakan lebih dari seratus tahun. Lalu setelah itu hidup itu akan berakhir dengan kematian. Sekarang yang perlu diketahui bagaimana jiwa setelah kematian, jiwa berpisah dengan badan. Al- Quran menjelaskan bahwa orang yang sudah meninggal akan dihidupkan kembali, rohnya akan dikembalikan kepada tubuhnya, seperti ayat berikut: Artinya: dan mereka berkata apakah jika kami telah menjadi tulang belulang dan bendabenda yang hancur, apakah benar-benar kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk 4 :Jurnal Pemikiran Islam,Vol.39,No.1

5 Afrizal M: Pemikiran Para Filosof Muslim Tentang Jiwa yang baru? Katakan: Jadilah batu atau besi, atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin (hidup) menurut pikiranmu. Maka mereka akan bertanya: siapakah yang menghidupkan kami kembali? katakanlah: Yang telah menciptakan kamu pada kali pertama. Lalu mereka akan menggelenggelengkan kepala mereka kepadamu dan berkata kapan itu (akan terjadi) katakana: mudah-mudahan waktu berbangkit itu dekat, (al-isra ayat 49-51). Ayat lain menjelaskan: Artinya: Dan dia membuat perumpamaan bagi kamu dan dia lupa pada kejadiannya, ia berkata : Siapa yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang sudah hancur luluh? Katakanlah : Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk. (Yasin 78-79). Kedua ayat di atas adalah bantahan terhadap orang yang mengatakan bahwa mereka tidak akan dibangkit nanti di hari kiyamat. Ayat lain menggambarkan bahwa roh akan masuk surga: Artinya : Hai jiwa yang tenang dan tenteram, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diredai-nya. Masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-ku dan masuklah ke dalam surga-ku (al-fajr 27-30). Ayat di atas merupakan gambaran tentang panggilan sekaligus kabar gembara terhadap orang orang yang baik, yang menyucikan jiwanya dengan benar-benar suci, sekaligus menjadi motivasi bagi manusia untuk melakukan yang baik dan terbaik sebagai salah satu jalan untuk membersihkan sehingga terjadi ketenangan dalam jiwa. Dalam ayat disebutkan: Artinya: Janganlah kamu mengira bahwa orang yang gugur di jalan Allah itu mati, tetapi mereka hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. (Ali Imran 169). Mungkin banyak ayat lain bicara tentang jiwa, tetapi semua menunjukkan keabadian jiwa, tidak ada yang mengatakan bahwa jiwa itu akan hancur dengan hancurnya badan. Namun bagaimana keabadian itu terjadi, itulah yang diperdebatkan para filosof muslim. Uraian itu dituangkan dalam pikiran masing-masing tokoh yang dibicarakan. Al-Kindi Dalam filsafat Islam pembahasan tentang jiwa pertama sekali dilakukan oleh al-kindi. 6 Ia mengatakan bahwa jiwa adalah jauhar al-basith, bersifat Ilahi, dan ruhani, (tunggal, tidak tersusun, tidak panjang, tidak lebar, tidak dalam) nur yang bersumber dari nur Tuhan. Jiwa mempunyai arti penting, sempurna dan mulia. Substansinya berasal dari substansi Allah. Hubungannya dengan Allah sama dengan hubungan cahaya dengan 6 Al-Kindi adalah filosof muslim pertama dan satu-satunya yang berkebangsaan Arab berasal dari suku Kindah, suku yang terkenal di Yaman. Ia lahir di Kufah tahun 185 H/ 801 M dari keluarga kaya dan terhormat. Kakek buyutnya al-asy as ibn Qais, salah seorang sahabat Nabi Muhammad saw yang gugur sebagai syuhada bersama Sa ad ibn Abi Waqas dalam peperangan antara kaum muslimin dengan Persia di Irak. Lihat Sirajuddin Zar, Filsafat Islam, Filosof dan Filsafatnya, Jakarta : Rajawali Press, 2010, hlm :Jurnal Pemikiran Islam,Vol.39,No.1

6 matahari. Jiwa mempunyai wujud tersendiri, terpisah dan berbeda dari jasad, bersifat rohani dan Ilahi. 7 Syarif mengatakan bahwa jiwa menurut al- Kindi adalah wujud sederhana, esensinya terpancar dari Tuhan identik dengan terpancarnya cahaya dari matahari. Jiwa bersifat spritual, ketuhanan, terpisah dan berbeda dari badan. 8 Perbedaan antara jiwa dan badan menurut al-kindi karena sifat jiwa yang sering menentang keinginan hawan nafsu. Apabila nafsu marah mendorong manusia untuk melakukan kejahatan maka jiwa menentangnya. 9 Antara yang melarang dan yang dilarang pasti berbeda. Al-Kindi tidak menjelaskan kapan jiwa diciptakan, apakah ia telah ada sebelum, atau bersamaan dengan badan. 10 Perbedaan lain dari jiwa dan badan dapat ditunjukkan dengan hubungan mesin dan komponen sebuah mobil. Ketika mesin hidup tidak otomatis semua komponennya difungsikan. Setiap komponen difungsikan sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Ketika mobil berjalan di siang hari maka komponen yang difungsikan adalah gigi (porsneling), stir, kopling, sementara komponen lain tidak difungsikan. Lampu sen misalnya tidak difungsikan kecuali ketika akan membelok. Lampu besar akan difungsikan ketika berjalan pada waktu malam, begitu juga dengan komponen lainnya. Pendapat al-kindi mirip dengan pendapat Plato bahwa kesatuan jiwa dan badan adalah kesatuan acciden (kebetulan), binasanya badan tidak membawa binasanya jiwa. Tetapi al-kindi tidak menerima pendapat Plato bahwa jiwa berasal dari alam idea. 11 Bagi Plato ide adalah kecerdasan berpikir. 12 Di sisi 7 Sirajuddin, Filsafat Islam, hlm. 59.Lihat juga Hana al- Fakhuri, Tarikh, hlm Syarif, MM, Para Filosof Muslim, diterjemahkan dalam bentuk suntingan dari buku History of Muslim Philosophy, Bandung: Mizan, 1993, hlm Sirajuddin, Filsafat Islam, hlm Hana al-fakhuri, Tarikh, hlm Sirajuddin, Filsafat Islam, hlm Hatta, Muhammad, Alam Pikrian Yunani, Jakarta : Tintamas, 1983, hlm. 98. lain ide adalah unsur-unsur struktural dari sesuatu hal. 13 Dalam kontek ini ide ialah gambaran dari sesuatu ketika berada dalam pikiran. 14 Berbeda dengan ide, jiwa bukan bayangan dari materi, tetapi unsur lain materi. Mungkin inilah yang menyebabkan al-kindi tidak sependapat dengan Plato tentang asal jiwa dari ide. Al-Kindi tidak menjelaskan unsur jiwa, selaku seorang filosof muslim mungkin sekali ia hanya menerima bahwa jiwa berasal dari Tuhan. Selain itu al-kindi menolak pendapat Aristoteles yang mengatakan bahwa jiwa manusia adalah bentuk dari badannya. 15 Materi adalah badan dan bentuk adalah jiwa manusia. Jika hubungan jiwa dan badan sama dengan hubungan bentuk dan materi, jiwa tidak dapat mempunyai wujud tanpa materi, dan materi juga tidak akan berwujud tanpa jiwa. Pendapat ini membawa implikasi bahwa jiwa adalah baru karena jiwa adalah form bagi badan. Form tidak dapat berwujud tanpa materi, keduanya membentuk satu kesatuan yang esensial dan kemusnahan badan membawa kemusnahan jiwa. 16 Itulah gambaran yang dikemukakan al-kindi tentang esensi jiwa. Manusia tidak akan mampu menjelaskan hakikat jiwa. Oleh sebab itu ia lebih menekankan pada realisasi jiwa. Di atas telah digambarkan bahwa ruh yang sudah dipertemukan 13 Loren Bagus, Kamus Filsafat, Jakarta: Gramedia, 1996, hlm Sebuah mobil yang diparkir di sebuah tempat sudah dapat dilihat panca indera, bagaimana bentuk, warna, ukuran besar, tinggi dan sebagainya. Ketika orang yang melihat mobil itu telah meninggalkan tempat tadi, tidak serta merta struktur mobil yang dilihatnya tadi hilang sama sekali dari pikirannya, tetapi bayangan mobil itu tetap saja ada dalam pikirannya. Mungkin bayangan yang ada dalam pikiran itulah yang disebut Plato dengan ide. 15 Pemikiran Aristoteles ini berawal dari filsafat metepisikannya yang mengatakan bahwa segala sesuatu terdiri atas meteri dan bentuk. Baginya bentuk identik dengan idea bagi Plato. Berbeda dengan pandangan umum, materi bagi Aristoteles adalah substansi, tidak mempunyai sifat-sifat karenasetiap penentuan kualitatif ditunjukkan oleh bentuknya. Ketika Pasangan seperti ini dibawakan kepada manusia maka badan manusia adalah materi dan jiwa adalah bentuknya. Hatta, Alam Pikiran, hlm Sirajuddin, Filsafat Islam, hlm :Jurnal Pemikiran Islam,Vol.39,No.1

7 dengan jasad membuat semua komponen yang sudah dipersiapkan menjadi berfungsi. Ruhlah yang menggerakan setiap komponen itu dengan daya-daya yang dimilikinya. Sirajuddin mengutip penjelasan Harun Nasution, bahwa menurut al- Kindi pada jiwa manusia terdapat tiga daya : daya bernafsu (al-quwwat al-syahwaniyyat) yang terdapat dalam perut, daya marah (al-quwwat alghadhabiyyat) yang terdapat di dada, dan daya pikir (al-quwwat al- aqliyyat) yang berpusat di kepala. 17 Perut adalah komponen yang menjadi pusat keinginan-keinginan. Di sini jiwa menjalankan daya nafsu untuk mendapatkan kesenangankesenangan jasmani. Ini terrealisasi dalam bentuk upaya pemenuhan setiap keinginan yang muncul. Dada adalah komponen yang menjadi pusat bagi kemarahan. Menurut penulis yang dimaksud dengan dada di sini sebenarnya adalah komponen-komponen yang terdapat dalam dada yaitu qalb (hati), sebab tempat bertumpuknya marah, benci, kasih sayang, perasaan senang, perasaan sedih, perasaan sensitif dan sebagainya adalah pada qalb. Dada adalah bagian luar dari sedangkan hati atau qalb adalah komponen dalam yang ditutupi dada. Di sini jiwa menfungsikan daya-daya tersebut sehingga apa yang timbul dalam hati itu menjelma dalam tingkah laku. Kepala adalah komponen yang menjadi pusat berpikir, yang dimaksud adalah otak. Di sini jiwa menfungsikan daya pikir untuk mempertimbangkan segala hal secara jernih dengan memilah antara yang pantas dan yang tidak pantas untuk dikerjakan. Ruh atau jiwa tidak pernah tidur. Ketika badan tidur jiwa hanya tidak menggunakan atau menghentikan penggunaan indra-indera. Setiap indera akan difungsikan sesuai dengan kebutuhan. Bila disucikan ruh dapat melihat hal-hal yang luar biasa dalam mimpi, dapat berbicara dengan ruhruh lain yang telah terpisah dengan tubuh-tubuh mereka. 18 Menurut al-kindi, apabila manusia meninggalkan segala hal yang bersifat empiris dan memusatkan perhatian pada hakikat sesuatu, memungkinkan akan terbuka baginya pengetahuan tentang yang ghaib dan mengetahui rahasia-rahasia ciptaan. 19 Pengetahuan empiris sangat terbatas, cakupannya hanya sampai pada jangkau yang dapat ditangkap panca indera. Di luar pengetahuan empiris terdapat pengetahuan yang lebih luas, bisa pengetahuan akal, lebih dari bisa pengetahuan hati. Ketika kita pergi ke negara Mesir misalnya, berkeliling ke berbagai tempat wisata di negara itu, maka keindahan yang kelihatan secara empiris adalah sejauh yang dapat dijangkau oleh penglihatan mata. Setelah tempat itu ditinggalkan keindahan yang dilihat tadi sudah tidak nampak lagi dalam pandangan mata. Namun di luar itu, ketika mata dipicingkan, lalu pikiran diarahkan kepada semua objek wisata yang telah dikunjungi maka kita dapat melihat kembali setiap keindahan tersebut dengan jelas. Begitu pula dengan rahasia ciptaan, bahkan rahasia Pencipta sekalipun, akan terbuka dengan syarat pandangan empiris ditinggalkan dan pandangan akal serta pandangan batin yang dipergunakan. Apabila manusia tidak dapat meninggalkan hal-hal yang bersifat meteri dan kelezatan duniawi jangan diharap ia akan dapat mengetahui segala kemuliaan dan kesempurnaan termasuk kemuliaan Allah. Dengan demikian akan wujudlah daya pikir dan daya rasa sehingga terbuka pula semua rahasia-rahasia ciptaan sampai pada kualitas kesempurnaan dan kemuliaan Pencipta. Daya pikir yang dimiliki jiwa dalam tugasnya menggunakan prangkat keras yang disebut otak dan prangkat lunaknya akal. Otak sebagai prangkat keras tidak banyak disebut, sementara akal sangat banyak disebut karena dalam penggunaannya akal itulah yang menjadi identitas manusia. Pengkajian tentang akal sesungguhnya 17 Sirajuddin, Filsafat Islam, hlm Syarif, Para Filosof, hlm Sirajuddin, Filsafat Islam, hlm :Jurnal Pemikiran Islam,Vol.39,No.1

8 sulit, sama dengan ruh karena akal juga ghaib. Dalam hal ini al-kindi juga mencoba memecahkan persoalan seperti ini. Menurut al-kindi, akal terbagi pada empat macam: 1. Al- aql alladzi bi al-fi li abada yang disebut dengan akal aktual. Akal pertama ini berada di luar jiwa manusia, bersifat ilahi, dan senantiasa aktual. Karena selalu aktual akal inilah yang membuat akal petensial dalam diri manusia menjadi aktual. 20 Pernyataan al-kindi ini identik dengan konsep bahwa yang awal diciptakan Tuhan adalah akal pertama, diikuti oleh akal kedua menciptakan dalam bentuk emanasi. Konsep emanasi ini tidak jelas dalam pandangan al-kindi. Sifat-sifat akal ini selain sebagai akal pertama dan selalu aktual, juga merupakan genus dan species, berbeda dengan akal potensial, dan membuat akal potensial menjadi aktual Al- aql bi al-quwwat, akal potensial yang berada dalam jiwa manusia dalam bentuk potensi, belum menerima bentuk indrawi dan akli. 22 Tidak jelas apakah yang dimaksud al-kindi di sini adalah ruh yang akan ditiupkan ke dalam diri manusia ketika masih berada dalam rahim. Agaknya yang dimaksud di sini adalah akal yang masih berada dalam ruh. 23 Akal ini belum digunakan. 3. Acquired intellect, yaitu akal perolehan yang sudah berubah dari potensial menjadi aktual dan mulai memperlihatkan pemikiran abstraksnya. Sirajuddin mencotohkannya dengan kemampuan belajar yang sudah ada dalam diri. 24 Artinya akal perolehan ini sudah tersimpan dalam diri manusia. 4. Akal aktual ialah akal yang sudah terwujud menyertai perbuatan nyata yang disebut juga Akal Kedua, 25 dan dapat direalisasikan sewaktu dibutuhkan. 20 Sirajuddin, Filsafat Islam, hlm Sirajuddin, Filsafat Islam, hlm Sirajuddin, Filsafat Islam, hlm Syarif, Para Filosof Muslim, hlm Sirajuddin, Filsafat Islam, hlm Sirajuddin, Filsafat Islam, hlm. 62. Bagaimana pendapat al-kindi tentang keabadian jiwa. Ia mengatakan bahwa jiwa itu abadi setelah berpisah dengan badan. Setelah manusia meninggal jiwa yang bersih kembali kepada alam yang tinggi yang disebut alam kebenaran. Jiwa yang masih kotor atau belum bersih harus mengalami penyucian terlebih dahulu. Mula-mula ia pergi ke bulan, sebagai salah satu tempat penyucian, setelah itu dilanjutkan dengan langkah penyucian berikut di marcuri, kemudian naik lagi ke tingkat yang lebih tinggi, 26 sampai akhirnya pada kondisi yang benar-benar bersih, mencapai alam akal dalam cahaya Allah dan melihat Allah. Namun ia tidak meyakini keabadian jiwa dalam kesengsaraan. Jiwa yang dalam kesengsaraan itu berproses untuk kembali kepada sumber aslinya. Jiwa yang kotor akan pergi ke bulan, tinggal di sana beberapa masa. Setelah terdidik, bersih ia akan pergi ke alam yang lebih tinggi, yaitu falak bintang-bintang, tinggal di sana beberapa masa, setelah itu ia naik kepada planet yang lebih tinggi sampai memperoleh kesucian, habis semua kotoran sehingga perjalanannya berakhir pada alam akal, yaitu nur Tuhan. 27 Itulah maksud keabadian jiwa yang ditunjukkan dengan khalidina fiha, tetapi keabadiannya karena diabadikan Allah. Begitulah pikiran al-kindi tentang jiwa. Bagaimanapun pembahasan tentang jiwa pada al- Kindi belum memuaskan. Mungkin untuk memberikan pemahaman yang lebih luas dapat dilakukan dengan mengemukakan pikiran filosof muslim lain. Hal ini menandakan bahwa pembahasan tentang jiwa tetap tidak akan selesai. Namun kita tidak boleh berhenti mendalami. Al-Farabi Tidak jauh berbeda dengan al-kindi, jiwa bagi al-farabi adalah jauhar al-ruhani, substansinya 26 Tetapi tidak dijelaskan secara rinci mana saja tempat yang tinggi dalam penjelasan al-kindi, tetapi yang jelas ialah sampainya jiwa itu kembali kepada alam akal. 27 Hana al-fakhuri, Tarikh, hlm :Jurnal Pemikiran Islam,Vol.39,No.1

9 memacar dari akal kesepuluh. Jiwa merupakan form bagi jasad yang menyatu secara accident, dan mempunyai substasi yang berbeda. Jiwa manusia baginya disebut al-nafs al-natiqah, berasal dari alam Ilahi, dan jasad berasal dari alam khalq, berbentuk, berrupa, berkadar dan bergerak. Jiwa diciptakan ketika jasad siap menerimanya. 28 Di atas telah dijelaskan bahwa pengetahuan tentang ruh hanya sedikit karena itu adalah rahasia Allah. Atas dasar itu pula al-farabi tidak dapat menjelaskan apa substansi jiwa, tetapi hanya dapat menjelaskan bahwa jiwa memancar dari Tuhan. Seperti Plotinus, al-farabi menganut teori emanasi. 29 Teori ini mengemuka disebabkan al- Farabi melihat adanya masalah yang kurang tepat mengenai hubungan Tuhan sebagai pencipta dengan makhluk ciptaan-nya. 30 Yang menjadi sorotannya adalah bagaimana Tuhan menciptakan alam. Al-Farabi berpendapat bahwa Tuhan ada dengan sendiri-nya. Dia tidak memerlukan yang lain dalam segala hal untuk diri-nya. Ia Maha Esa, unik, tidak ada yang sama dengan Dia. 31 Bila demikian, jika Dia mencipta alam dari tidak ada, apa yang mendorong-nya untuk mencipta, kenapa Dia mencipta pada waktu itu, tidak pada waktu yang lain. Ini seolah-oleh tidak logis bila dihubungkan dengan Tuhan mengandung adanya pengaruh atau tekanan ketika Tuhan mencipta. 28 Sirajuddin, Filsafat Islam, hlm Emanasi terjemahan dari Bahasa Inggris emanation, berasal dari Bahasa Latin e (dari) manare (mengalir). Teori emanasi ialah teori yang menjelaskan proses terjadinya dari Tuhan. Loren Bagus, Kamus Filsafat, hlm Ketika ilmu pengetahuan sedang berkembang di dunia Islam, selain filsafat, ilmu kalam juga tidak tertinggal dari perhatian para pemikir muslim. Para filosof dan teolog muslim sepakat bahwa Allah adalah pencipta dan semua makhluk adalah ciptaan-nya. Tetapi mereka berbeda pendapat dalam memahami bagaimana cara Tuhan menciptakan alam. Dalam teologi Islam berkembang pendapat bahwa Allah mencipta alam dari tidak ada (creatio ex nihilo). Berbeda dengan itu para filosof berpendapat bahwa Tuhan tidak mungkin mencipta dari tiada, tetapi Dia mencipta dari Yang ada. Lihat Majid Fakhri, Sejarah Filsafat Islam, terjemahan dari A History of Islamic Philosophy, oleh Mulyadhi Kartanegara, Jakarta : Pustaka Jaya, 1987, hlm Syarif, Para Folosof, hlm. 66. Untuk menghindari itulah al-farabi memakai teori emanasi yang dicetuskan Plotinus. Dalam teori emanasi ini al-farabi menyebutkan bahwa dari Tuhan memancar (yafidhu) wujud kedua yang disebut Akal pertama. Karena wujud sudah dua (Tuhan dan Akal pertama) maka objek pikiran bagi Akal pertama juga dua yaitu Tuhan dan dirinya Akal pertama itu. Ketika Akal pertama berpikir tentang Tuhan lahirlah Akal kedua yang berstatus sebagai wujud ketiga. Kalau Tuhan berpikir tentang diri-nya hanya melahirkan satu wujud, maka akal-akal ketika berpikir melahirkan dua wujud, karena yang dipikirkan adalah dua wujud, yaitu wujud Tuhan dan wujud dirinya. Ketika akal pertama berpikir tentang dirinya maka timbul langit pertama. Ketika akal kedua berpikir tentang Tuhan lahirlah akal ketiga. Ketika akal kedua berpikir tentang dirinya maka lahirlah bintang-bintang. Akal ketiga berpikir tentang Tuhan, lahirlah akal keempat dan berpikir tentang dirinya, muncullah Saturnus. Akal keempat berpikir tentang Tuhan lahirlah akal kelima dan berpikir tentang dirinya lahirlah Yupiter. Akal kelima berpikir tentang Tuhan, lahirlah akal keenam, dan berpikir tentang dirinya lahirlah Mars. Akal keenam berpikir tentang Tuhan, lahirlah akal ketujuh, dan berpikir tentang dirinya lahirlah matahari. Akal ketujuh berpikir tentang Tuhan lahirlah akal kedelapan, dan berpikir tentang dirinya lahirlah Venus. Akal kedelapan berpikir tentang Tuhan lahirlah akal kesembilan, dan berpikir tentang dirinya lahirlah Mercuri. Akal kesembilan berpikir tentang Tuhan lahirlah akal kesepuluh dan berpikir tentang dirinya, lahirlah bulan. 32 Berbeda dengan akal pertama sampai sembilan, akal kesepuluh juga berpikir tentang Tuhan dan dirinya, namun di sini berhentilah lahirnya akalakal. Penyebab berhentinya kemunculan akal-akal disebabkan kekuatan akal kesepuluh itu sudah 32 Harun Nasution, Filsafat Agama, Jakarta : Bulan Bintang, 1983 hlm :Jurnal Pemikiran Islam,Vol.39,No.1

10 berkurang, tidak memiliki kekuatan yang cukup melahirkan akal-akal. Hasil pemikiran akal kesepuluh adalah lahirnya ruh-ruh dan bendabenda yang ada di bawah bulan. 33 Apa sesungguhnya akal-akal tersebut satu sampai akal kesembilan tidak ada penjelasan yang melebihi yang telah diuraikan. Adapun akal kesepuluh disebut dengan Akal Fa al, wahib alshuwar, (pemberi bentuk) yang disebut juga dengan Malaikat Jibril yang mengurus kehidupan di bumi. 34 Dari uraian ini terdapat perbedaan pendapat tugas malaikat Jibril antara filosof dengan pandangan masyarakat umum. Dalam pandangan filosof urusan kehidupan di bumi berada di tangan Malaikat Jibril, sementara padangan masyarakat umum urusan kehidupan di bumi itu adalah tugas Malaikat Mikail, sedangkan tugas Malaikat Jibril adalah mengantarkan wahyu kepada nabi-nabi. Sekarang perlu diketahui bagaimana hubungan Akal Fa al dengan alam. Kalau para filosof Yunani mengatakan Akal Fa al adalah penggerak alam, al-farabi mengatakan Akal Fa al menjadi sebab bagi wujud jiwa-jiwa sekaligus sebab pula bagi empat unsur (air, udara, api dan tanah) melalui perantaraan planet. Karena gerakan planet dan persentuhan satu sama lain terjadilah empat unsur yang benar-benar bercampur berbeda disertai gerak sehingga terjadilah berbagai tubuh. 35 Bendabenda yang ada itu terdapat empat faktor yang dipersiapkan menjadi aktual. 36 Di sini timbul pertanyaan dari mana asalnya ruh manusia, apakah juga pancaran dari akal kesepuluh. Harun Nasution mengatakan bahwa ruh manusia adalah pancaran dari Tuhan. 37 Dengan demikian mana yang lebih tepat tidak jelas dalam pandangan al-farabi. Ternyata penjelasan al-farabi berpindah kepada indikasi jiwa dalam bentuk daya-daya. Menurut Harun Nasution, sejalan dengan Aristoteles, al-farabi berpendapat bahwa ruh manusia mempunyai tiga daya yaitu daya gerak (al-muharrikah), daya mengetahui (al-mudrikah) dan daya pikir (al- aql). Daya gerak (almuharrikah) terdiri atas tiga unsur yaitu daya makan (al-ghaziah), daya memelihara (almurabbiah), daya berkembang (al-muwallidah). Daya mengetahui (al-mudrikah) terdiri atas dua unsur yaitu daya menangkap dengan panca indera (al-hassah), dan daya imajinasi (al-mutakhayyilah). Daya pikir (al- aql) yang disebut juga al-natiqah, terdiri atas dua unsur yaitu daya pikir praktis (al- aql al-amali), yang mengarahkan perhatian ke bawah yaitu kepada alam materi, dan daya pikir teoretis (al- aql al-nazhari) yang mengarahkan perhatian ke atas yaitu alam spritual. 38 Akal praktis menurut al-farabi seperti yang dijelaskan Syarif ialah akal yang bertugas menyimpulkan apa yang mesti dikerjakan 39 dan mengotrol diri manusia sehingga hawa nafsu yang terdapat dalam badan tidak menghalangi untuk mencapai kesempurnaan. 40 Akal teoretis memiliki tiga tingkatan, yaitu akal material (al-haylani), akal aktual (al- aql bi al-fi li, dan akal perolehan (al- aql al-mustafad). 41 Akal potensial adalah akal yang mempunyai kemampuan berpikir secara abstrak, tetapi belum dilakukan. Bila akal ini sudah mampu melepaskan diri dari materi, maka kedudukannya meningkat menjadi akal aktual. Bila akal aktual ini sudah mampu berpikir tentang suatu yang tidak pernah ada dalam materi, seperti malaikat maka ia meningkat menjadi akal mustafad (akal perolehan). Akal perolehan inilah yang mampu menangkap cahaya ilmu pengetahuan yang dipancarkan dari akal aktif (akal fa al). Akal aktif yang dimaksud adalah al- aql al-fa al, atau ruh al-quds, atau ruh al-amin Sirajuddin, Filsafat Islam, hlm Sirajuddin, Filsafat Islam, hlm Hana al-fakuri, Tarikh, hlm Hana al-fakuri, Tarikh, hlm Harun Nasution, Filsafat Agama, hlm Harun Nasution, Filsafat Agama, hlm Syarif, Filsafat Islam, hlm Harun Nasution, Filsafat Agama, hlm Harun Nasution, Filsafat Agama, hlm Harun Nasution, Filsafat Agama, hlm :Jurnal Pemikiran Islam,Vol.39,No.1

11 Sampai di situ penjelasan al-farabi mengenai ruh. Kita belum dapat memahami lebih jauh apa yang dimaksud al-farabi dengan uraian itu dan upaya untuk memahami itu tidak berhenti. Ibn Sina Seperti Aristoteles dan al-farabi, Ibn Sina banyak menjelaskan persoalan jiwa, tetapi tidak banyak menambah pemahaman tentang jiwa. Ia berpendapat jiwa dan badan adalah dua substansi yang berbeda tetapi hubunganya sangat erat. Hakikat jiwa adalah substansi ruhani. Bukti berbedanya bahwa masing-masing dapat mewujud secara terpisah. Jiwa tidak lenyap, tetapi abadi setelah berpisah dengan badan. Ini dikemukakannya untuk menumbuhkan kesadaran diri, dan membuktikan bahwa akal bukan materi. 43 Ada yang unik dari pemikiran Ibn Sina bahwa manusia diciptakan dalam keadaan dewasa, tetapi dilahirkan dalam keadaan lemah, tubuhnya tidak dapat menyentuh dan memahami apa-apa tentang dunia lahiriah. Ia tidak dapat melihat tubuhnya sendiri, setiap anggota badan tidak pernah bersentuhan sehingga ia tidak mempunyai persepsi apa-apa. 44 Yang digambarkan dengan kondisi ini adalah badan tanpa ruh. Perlu diingat bahwa ini jangan dibayangkan dengan kelahiran bayi ke dunia, tetapi yang dimaksud adalah kondisi wujud jiwa yang pada mulanya terpisah dari jasad, keberadaan jiwa dalam kondisi spritual murni, dan substansi terpisah dari tubuhnya. 45 Bagaimanapun pembahasan tentang substansi jiwa amat sulit tidak terkecuali oleh Ibn Sina. Yang dapat diketahui hanyalah bukti bahwa dengan jiwa manusia menjadi hidup dan aktif. 43 Syarif, Para Filosof, hlm, Syarif, Para Filosof, hlm, Syarif, Para Filosof, hlm, 112. Ketika orang sudah meninggal, jiwa mengetahui bahwa banyak yang bisa ia laksanakan, tetapi tidak dapat dilaksanakan. Ketika masih hidup banyak yang dapat dilaksanakan tetapi ia tidak melaksanakannya. Di kalangan sufi terkenal istilah al-nasu niyamun wa iza matu intabahu, manusia itu tidur, bila telah mati baru terbangun. Seperti al-farabi, Ibn Sina memakai teori emanasi. Terdapat sepuluh akal yang tercipta berpasangan dengan planet. Sirajuddin menguraikan akal pertama dipancarkan (diciptakan) Allah secara hirarkhis. Keadaan ini bisa terjadi karena ta aqqul Allah tentang Zat-Nya merupakan sumber energi dan menghasilkan energi yang maha dahsyat. Ta aqqul Allah tentang Zat-Nya adalah ilmu Allah tentang diri-nya dan ilmu itu adalah daya (alqudrah) yang menciptakan segalanya. Agar sesuatu tercipta cukuplah sesuatu itu diketahui Allah. Hasil dari ta qqul Allah terhadap zat-nya (energi) itu yang menjadi akal-akal, jiwa-jiwa dan planet-planet. 46 Jadi dalam teori emanasi terdapat sepuluh akal dan sembilan planet. Masing-masing dari akal pertama sampai akal kesembilan bertugas mengurus satu planet. Akal kesepuluh mengurus bumi. Masih penjelasan Sirajuddin, setiap jiwa menurut Ibn Sina menggerakkkan satu planet karena akal bersifat immateri tidak dapat menggerakkan planet yang materi. Yang dimaksud akal-akal dalam filsafat ini adalah para malaikat. Akal pertama adalah malaikat tertinggi dan Akal ke sepuluh adalah malaikat Jibril yang bertugas mengatur dan mengurus bumi dengan segala isinya ini. 47 Menurut Harun Nasution, akal kesepuluh, karena kekuatan (energi) yang dihasilkannya lebih lemah dibandingkan akal-akal sebelumnya tidak mampu memancarkan akal berikutnya. Ia hanya mampu memancarka ruh-ruh dan materi-materi yang berada di bawah bulan, termasuk ruh manusia. 48 Akal ke sepuluh adalah Malaikat Jibril. Tidak jelas bagaimana cara terpancarnya ruh manusia dari akal ke sepuluh. Apakah dengan cara memikirkan dirinya akal kesepuluh jiwa manusia terpancar, Ibn Sina tidak memberikan penjelasan yang memuaskan. 46 Sirajuddin, Filsafat Islam, hlm Sirajuddin, Filsafat Islam, hlm Harun Nasution, Filsafat Agama, hlm :Jurnal Pemikiran Islam,Vol.39,No.1

12 Untuk membuktikan keberadaan jiwa Ibn Sina mengemukakan beberapa argumen, pertama ia sebut al-burhan al-thabi i (argumen alamiah). Di sini ia mengambil teori gerak. Ia membagi gerak kepada dua bentuk, yaitu gerak terpaksa dan gerak atas keinginan sendiri. Kedua gerak itu tidak muncul dari badan. Gerak pertama muncul dari penggerak lain yang menggerakkan di luar dirinya. Gerak kedua adalah bersifat alamiah seperti gerak yang terjadi benda yang jatuh dari atas ke bawah. Di sini berlaku hukum grafitasi bumi. Ada pula gerak yang menentang hukum alam seperti burung yang tidak jatuh dari udara, demikian juga dengan pesawat udara. Pada burung ada kemapuan penahanan udara yang membuat ia tidak jatuh dan pesawat juga terdapat mesin dengan sistem komplit yang menyebabkan ia tidak jatuh. Itu adalah faktor di luar dirinya yang menyebabkan ia tidak jatuh. Pada badan manusia juga demikian. Tubuh itu adalah benda mati, tidak punya keinginan. Realitas yang terjadi tubuh itu dapat berkembang, bergerak dengan keinginan yang datang dari luar badannya. Yang datang dari luar itulah indikasi jiwa. 49 Selain itu Ibn Sina juga mengemukakan argumen psikologis sebagi indikasi wujud jiwa. Argumen ini berhubungan erat dengan pengetahuan. Salah satu ciri khas manusia apabila ia berhasil melakukan sesuatu jarang terjadi timbullah dalam dirinya perasaan senang, ta ajjub, lalu ketawa. Sebaliknya bila usahanya itu kurang memuaskan, atau tidak berhasil, atau gagal total ia akan merasa kecewa, merugi, menangis dan sebagainya. Kadang-kadang ada orang yang menyadari bahwa perbuatan yang ia laksanakan tidak pantas maka ia merasa malu. Kenapa ada kesadaran akan perbedaan kondisi itu. Itu adalah karena manusia dianugrahi akal sebagai keistimewaan yang mampu menggambarkan makna universal dari peristiwa-peristiwa itu. Ketiga contoh di atas menunjukkan ada hal yang diketahui secara empiris dan yang tidak diketahui hakikatnya tetapi pasti ada. Kondisi ini menunjukkan 49 Hana al-fakhuri, Tarikh, hlm perbedaan badan dan jiwa yang menjadi dasar pembeda antara manusia dengan mkhluk lain. Akal mampu mengetahui sesuatu yang terkait dengan pisik dan juga mampu mengetahui sesuatu yang non pisik. Kemampuan ini didasarkan atas kekuatan yang menggerakkan akal dan itulah jiwa. 50 Argumen lain yang diangkat Ibn Ibn Sina adalah argumen (istimrar) kontinuitas. Di sini ia mengadakan perbadingan antara badan dan jiwa. Bila seseorang berpikir tentang dirinya semenjak kecil sampai dewasa misalnya ia menyadari bahwa pisiknya mengalami perubahan. Kalau diambil contoh, pada waktu berumur 15 tahun berat badannya 45 kilogram, pada umur 20 tahun beratnya 50 kilogram, pada 50 tahun beratnya 80 kilogram. Jadi badan itu dari masa ke masa mengalami perubahan. Dalam hal disadari adanya kontinuitas dan yang menyadari itu adalah jiwa yang bersifat tetap, tidak berubah karena dapat mengingat semua pengalaman dan perubahan yang terjadi dalam dirinya. Sifat kontinuitas menjadi bukti keberadaan jiwa yang tidak sama dengan badan. 51 Ibn Sina mencoba mengembangkan uraian tentang jiwa. Seperti Aristoteles dan al-farabi, menurut Ibn Sina segala yang hidup memiliki jiwa yang terbagi atas tiga bagian. Pertama disebut al-nafs al-nabatiah (jiwa tumbuh-tumbuhan), yang terdiri atas daya yang berfungsi untuk makan, (al-quwwah al-ghadziyyah), daya yang berfungsi untuk tumbuh (al- quwwah al-manmiah) dan daya yang berfungsi untuk berkembang makan, (alquwwah al-muwallidah). 52 Ketiga daya itu 50 Hana al-fakhuri, Tarikh, hlm Contoh lain yang dapat mendekatkan pemahaman ini adalah listrik sebagai salah satu kebutuhan primer. Listrik terdiri atas prangkat keras dan prangkat lunak. Prangkat keras adalah kabel, saklar, stop kontak, peting, bola, Mcb dan sebagainya. Prangkat lunaknya adalah arus. Arus listrik tidak dapat dilihat secara empiris, tetapi ia pasti ada. Demikian juga dengan jiwa manusia pasti ada tetapi tidak dapat dilihat dengan mata. 51 Hana al-fakhuri, Tarikh, hlm Hana al-fakhuri, Tarikh, hlm Lihat juga Sirajuddin, hlm :Jurnal Pemikiran Islam,Vol.39,No.1

13 dipahami karena hanya tiga faktor itu yang menjadi kebutuhan dari tumbuh-tumbuhan. Kedua disebut al-nafs al-hayawaniah (jiwa binatang). Pada jiwa binatang ketiga yang terdapat pada daya tumbuhan di atas juga dimiliki, namun karena struktur binatang memiliki struktur melebihi tumbuh-tumbuhan maka bintang juga memiliki daya yang berlebih dari tumbuhtumbuhan. Karena dapat berpindah, tidak statis seperti tumbuh-tumbuhan maka binatang memiliki daya lain yaitu daya gerak (al-quwwah al-muharrikah) dan daya mengetahui (al-quwwah al-mudrikah). Daya gerak adalah daya yang mendorong berbuat. Daya ini terdiri atas dua bentuk yaitu kerinduan (al-syauqiyyah) dan kebencian (alnuzi iyyah). Daya kerinduan nama lain dari quwwah syahwaniyyah yang mengiringi gambaran kelezatan. Daya inilah yang menggerakkan seseorang berbuat meraih segala yang dianggap baik dan menguntungkan. Sebaliknya daya kebencian nama lain (al-quwwah al-ghadhabiyyah) daya marah karena di dalamnya terdapat sesuatu yang berbahaya atau tidak menyenangkan. Daya inilah yang menggerakan untuk berbuat menghindari atau menjauhi sesuatu. 53 Daya inilah yang menyebabkan munculnya gerak untuk berbuat. Daya mengetahui (al-quwwah al-mudrikah) terdiri atas mengetahui dari luar dan mengetahui dari dalam. Mengetahui dari luar terjadi karena ada tangkapan panca indera melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan perabaan, seperti panas dingin, basah kering, keras lembut, kasar dan halus. 54 Adapun mengetahui dari dalam (al-mudrikah min al-dakhil) disebut dengan indera batin. Ibn Sina membagi hal ini dalam lima kategori yaitu: 1. Indera bersama (al-hiss al-musytarak), yang menerima semua gambaran hasil tangkapan panca indera lahir. 2. Indera khayal (al-hiss al-khayyal wa almushawwirah. Indera ini bekerja untuk menyimpan semua yang diterima indera bersama setelah semua hilang dari tangkapan pancaindera. 3. Indera imajinasi (al-hiss al-quwwah almutakhiyyilah). Indera ini bekerja untuk menyusun apa yang diterima oleh indera alkhayal atau memerinci sesuai dengan pilihan. 4. Indera wahmiyah atau estimasi (al-hiss alwahmiyyah). Indera ini telah melepaskan arti dari gambaran yang disusun oleh indera imajinasi, seperti kambing yang melarikan dari terkaman srigala. Tidak terlalu jelas yang dimaksud di sini. 55 Tidak terlalu jelas uraian Ibn Sina di sini, tetapi menurut penulis yang dimaksud adalah dalam diri hewan-hewan itu telah ada ketakutan terhadap kambing terhadap srigala secara naluriah tanpa melalui tangkapan indera terlebih dahulu. 5. Indera pemelihara (al-quwwah al-hafizhah). Indera ini memelihara dan menyimpan hal-hal abstrak yang diterima oleh indera wahmiyah. 56 Atas dasar ini binatang dapat mengingat apaapa yang telah dialami di masa lalu. Seekor harimau dapat mengingat pawang atau orang yang telah pernah memeliharanya walaupun sudah berpisah berbulan-bulan atau bertahuntahun. Ketiga jiwa manusia (al-nafs al-natiqah), 57 namun daya tumbuhan dan daya binatang juga dimiliki oleh manusia, karena manusia juga mengalami semua yang dialami tumbuhtumbuhan dan hewan. Jiwa manusia memiliki dua daya yang disebut akal praktis (al-quwwah al- amaliah) dan akal teoretis (al-quwwah alnazhariah). Sirajuddin menjelaskan daya praktis berhubungan dengan jasad, sedangkan daya 53 Hana al-fakhuri, Tarikh, hlm Hana al-fakhuri, Tarikh, hlm Hana al-fakhuri, Tarikh, hlm Hana al-fakhuri, Tarikh, hlm. 190, Harun Nasution, Filsafat Agama, hlm. 87, dan Sirajuddin, Filsafat Islam, hlm Harun Nasution, Filsafat Agama, hlm :Jurnal Pemikiran Islam,Vol.39,No.1

14 Afrizal M: Pemikiran Para Filosof Muslim Tentang Jiwa teoretis berhubungan dengan hal-hal abstrak. 58 Hana al-fakhuri menjelaskan akal praktis adalah daya yang menjadi sumber penggerak setiap anggota badan. Akal ini memiliki kebebasan memilih melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Akal inilah yang mendominasi badan sampai terlaksana perbuatan dari masing-masing anggota, bagaimana ia berwujud menjadi perbuatan akhlak, baik yang mahmudah 59 maupun yang madzmumah. Akal teoretis adalah daya yang menangkap halhal universal yang terlepas dari materi dan disini terletaknya pengetahuan. 60 Akal teoretis dibutuhkan agar apa yang digambarkan dapat menjadi aktual. Untuk memahami pemikiran Ibn Sina perlu dipahami teorinya tentang daya dan perbuatan. Menurut Ibn Sina akal memiliki tiga daya; pertama al-quwwah al-muthlaqah, dan di sisi lain dinamakan juga al- aql al-hayulani, atau akal potensial. Akal al-hayulani bukan karena dirinya menerima bentuk tetapi ia memiliki potensi untuk berpikir. Akal ini memiliki kesiapan untuk berkembang tetapi belum dilatih. Ini dicontohkan Ibn Sina dengan potensi seorang anak kecil untuk menulis. Di dalam dirinya sudah ada potensi menulis tetapi karena masih kecil kegiatan menulis itu belum diajar untuk menulis. 61 Kedua di sebut al- aql bi al-malakah, setingkat lebih tinggi dari akal potensial. Kalau akal potensial hanya sekedar mempunyai potensi berpikir dan belum dilatih walaupun sedikit, akal bi al-malakah sudah mulai dilatih untuk berpikir abstrak. 62 Akal ini berada dalam proses pembinaan menangkap hal-hal logis yang disebut (alma qulat al-tsawani). Al-ma qulat al-sawani adalah ilmu pengetahun yang diperoleh boleh jadi melalui kegiatan berpikir dan boleh jadi pula diperoleh melalui hadas. 63 Hadas ialah ilmu pengetahuan yang diperoleh sebagai anugrah Allah terhadap hamba-hamba-nya yang terpilih, seperti pengetahuan Nabi, atau pengetahuan para wali Allah. Ketiga akal aktual (al- aql bi al-fi li) adalah akal yang telah dapat berpikir tentang hal-hal abstrak. 64 Akal ini menggambarkan khazanah dalam dirinya. Bila ia berkehendak memahami sesuatu maka ia memikirkannya 65 sesuai dengan keinginannya. Keempat akal mustafad (al- aql al-mustafad), adalah akal yang mampu berpikir tentang hal-hal abstrak secara spontan, tanpa daya upaya tetapi muncul ketika diinginkan. Akal itu selalu berhubungan dengan Akal Fa al. 66 Inilah tingkatan akal paling tinggi dalam pandangan Ibn Sina. Ibn Sina mengangkat surat al-nur ayat 35 dalam rangka memberikan pemahaman yang lebih mendasar terhadap tingkatan-tingkatan akal. Ayat itu adalah: Artinya : Allah adalah pemberi cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti lubang yang tidak tembus, di 58 Sirajudddin, Filsafat Islam, hlm Hana al-fakhuri, Tarikh, hlm Hana al-fakhuri, Tarikh, hlm Hana al-fakuri, Tarikh, hlm Sirajuddin, Filsafat Islam, hlm Hana al-fakuri, Tarikh, hlm Sirajuddin, Filsafat Islam, hlm Hana al-fakuri, Tarikh, hlm Sirajuddin, Filsafat Islam, hlm. 106, dan Hana al-fakuri, Tarikh, hlm :Jurnal Pemikiran Islam,Vol.39,No.1

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan

Filsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia هللا Wahyu كونية قولية Para Rasul Alam Akal Manusia Aktivitas Kehidupan 1 pg. Filsafat Islam Problem Tuhan berpisah dengan alam Tuhan bersatu

Lebih terperinci

Pensyarah: Ustazah Nek Mah Bte Batri Master in Islamic Studies Calon PhD- Fiqh Sains & Teknologi Calon PhD -Pendidikan Agama Islam

Pensyarah: Ustazah Nek Mah Bte Batri Master in Islamic Studies Calon PhD- Fiqh Sains & Teknologi Calon PhD -Pendidikan Agama Islam DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK 413 Psikologi Pembangunan Islam Membahas tentang manusia kerangka konsep yang benar-benar dibangun dengan semangat Islam dan bersandarkan pada sumber al-qur an

Lebih terperinci

SALAM PADA TUHAN Oleh Nurcholish Madjid

SALAM PADA TUHAN Oleh Nurcholish Madjid c Menghormati Kemanusiaan d SALAM PADA TUHAN Oleh Nurcholish Madjid Sidang Jumat yang terhormat Mungkin terdengar tidak biasa, bila dikatakan bahwa kita mengucapkan salam kepada Tuhan. Tetapi itulah yang

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Secara etimologi Alqurān berasal dari kata qara-a yaqra-u ( قرا - يقرا ) yang berarti membaca. Sedangkan Alqurān sendiri adalah bentuk maṣdar dari qara-a yang berarti bacaan.

Lebih terperinci

QADLA DAN QADAR. Oleh : Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. Penterjemah: A.Q. Khalid

QADLA DAN QADAR. Oleh : Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. Penterjemah: A.Q. Khalid QADLA DAN QADAR Oleh : Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. Penterjemah: A.Q. Khalid Berikut ini adalah kompilasi dari nukilan yang diambil dari Malfuzat yang berkaitan tentang takdir dan nasib manusia. Kumpulan

Lebih terperinci

MISTERI TUHAN ANTARA ADA DAN TIADA

MISTERI TUHAN ANTARA ADA DAN TIADA ADAADNAN ABDULLA ADNAN ABDULLAH MISTERI TUHAN ANTARA ADA DAN TIADA Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com DAFTAR ISI Daftar Isi 3 Pendahuluan.. 5 1. Terminologi Tuhan. 10 2. Agama-agama di Dunia..

Lebih terperinci

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) KAJIAN DALIL (AL-Qur an & Hadits) 30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang

Lebih terperinci

MENYAMAKAN PERSEPSI TENTANG ISLAM. Munawar Rahmat. Dosen Pendidikan Agama Islam MKDU UPI

MENYAMAKAN PERSEPSI TENTANG ISLAM. Munawar Rahmat. Dosen Pendidikan Agama Islam MKDU UPI MENYAMAKAN PERSEPSI TENTANG ISLAM Munawar Rahmat Dosen Pendidikan Agama Islam MKDU UPI BAB I MAKNA, TUJUAN, DAN METODE MEMAHAMI ISLAM Tujuan Pembelajaran: Mahasiswa memahami makna Islam. Mari benahi niat

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 39 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No. 39, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M.

BAB V KESIMPULAN. Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M. BAB V KESIMPULAN Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M. Dasar-dasar teosofi tumbuh bersamaan dan bercampur dalam perkembangan teoriteori tasawuf; filsafat; dan --dalam

Lebih terperinci

BAB I KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM. Tujuan bab : Setelah membaca bab ini anda diharapkan dapat menjelaskan konsep ketuhanan dalam Islam

BAB I KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM. Tujuan bab : Setelah membaca bab ini anda diharapkan dapat menjelaskan konsep ketuhanan dalam Islam BAB I KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM Tujuan bab : Setelah membaca bab ini anda diharapkan dapat menjelaskan konsep ketuhanan dalam Islam Sasaran bab : Anda dapat: 1. Menjelaskan falsafah ketuhanan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Seperti: orang kaya membutuhkan orang miskin, orang miskin membutuhkan orang kaya, orang kuat membutuhkan

Lebih terperinci

Pembaharuan.

Pembaharuan. Pembaharuan a.s. Disajikan di bawah ini adalah khutbah Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian, Masih Maud dan Imam Mahdi, pada tanggal 26 Desember 1903. Terjemahan ini diambil dari naskah berbahasa Urdu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki kesempurnaan lebih dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dalam al-quran, Allah berfirman:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mempelajari suatu agama, aspek yang pertama dipertimbangkan sekaligus harus dikaji ialah konsep ketuhanannya. Dari konsep ketuhanan, akan diketahui

Lebih terperinci

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid c 1 Ramadan d 20 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Sesungguhnya orang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetar hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-nya, bertambahlah

Lebih terperinci

F LS L A S F A A F T A T ISL S A L M

F LS L A S F A A F T A T ISL S A L M FILSAFAT ISLAM Prof. Dr. H. Almasdi Syahza,, SE., MP Peneliti Senior Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id; Website: http://almasdi.unri.ac.id Sumber Ilmu: AL 'ALAQ (1-5) 1. Bacalah dengan (menyebut)

Lebih terperinci

Watak benda-benda samawi

Watak benda-benda samawi Watak benda-benda samawi B. WATAK BENDA-BENDA SAMAWI MATAHARI DAN BULAN Matahari adalah cahaya (Diya) dan bulan adalah terang (Nur). Terjemahan semacam ini nampaknya lebih baik dari terjemahan orang-orang

Lebih terperinci

ASAS HIDUP TAKWA Oleh Nurcholish Madjid

ASAS HIDUP TAKWA Oleh Nurcholish Madjid c Menghormati Kemanusiaan d ASAS HIDUP TAKWA Oleh Nurcholish Madjid Sidang Jumat yang berbahagia. Dalam khutbah pendek ini, marilah kita menyegarkan ingatan kita dan merenungkan tentang takwa. Takwa itu

Lebih terperinci

Tauhid Yang Pertama dan Utama

Tauhid Yang Pertama dan Utama Tauhid Yang Pertama dan Utama Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????:

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam 204 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam perspektif pendidikan Islam adalah aktualisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kalam Allah yang bersifat mu jizat, diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul dengan perantaraan malaikat Jibril, diriwayatkan kepada kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF. Rahmawati

MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF. Rahmawati MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF Rahmawati Abstrak: Tulisan ini akan membahas sekelumit tentang konsep fana dan baqa, dari segi pengertian, tujuan dan kedudukannya. Juga dibahas sejarah

Lebih terperinci

Al-Qur an: Sumber Ajaran Islam Pertama

Al-Qur an: Sumber Ajaran Islam Pertama Al-Qur an: Sumber Ajaran Islam Pertama Pengertian Al-Qur an: Berasal dari kata qara a artinya membaca. Oleh karena itu, qur an dapat diartikan bacaan. Disebut Al-Qur an karena ia harus menjadi bacaan umat

Lebih terperinci

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika 1 Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika Kepada yang kekasih saudara-saudari saya seiman di Tesalonika yaitu kalian yang sudah bersatu dengan Allah Bapa dan Tuhan kita Kristus Yesus: Salam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian Terdahulu Pembahasan masalah nilai etika dalam kaitannya dengan naskah ADK menjadi topik penting yang selalu dibicarakan, karena masalah ini menyangkut

Lebih terperinci

Mukadimah. Pengkajian

Mukadimah. Pengkajian Mukadimah Pembahasan tentang pengertian al-qur an (ta riful Qur an) mencakup tiga bagian pembahasan yaitu: definisi al-qur an, nama-nama al-qur an, dan fungsi atau kedudukan Al-Qur an Pemahaman kaum muslimin

Lebih terperinci

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????

Lebih terperinci

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa

1 Tesalonika. 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius. 2 1 Saudara-saudara, kamu tahu bahwa 301 1 Tesalonika 1 1 Dari Paulus, Silas, dan Timotius untuk jemaat yang tinggal di Tesalonika, yang ada dalam Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Semoga Allah memberikan berkat dan damai sejahtera kepada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN Al-Qur an merupakan sumber hukum paling utama bagi umat Islam, M. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan sempurna. Kata

Lebih terperinci

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:???????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid c 1 Ramadan d 9 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, Tuhan kami ialah Allah, kemudian mereka tetap konsisten, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM

BAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM BAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM Landasan berfikir, zaman, dan tempat yang berbeda secara tidak langsung akan menimbulkan perbedaan, walaupun dalam pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Islam merupakan proses perubahan menuju kearah yang lebih baik. Dalam konteks sejarah, perubahan yang positif ini adalah jalah Tuhan yang telah dibawa oleh

Lebih terperinci

Syiah meyakini adanya dua belas imam yang menjadi penerus. kenabian. Bagi syiah, masalah imamah sudah tidak bisa ditawar lagi,

Syiah meyakini adanya dua belas imam yang menjadi penerus. kenabian. Bagi syiah, masalah imamah sudah tidak bisa ditawar lagi, Lisensi Dokumen: Seluruh artikel, makalah, dan e-book yang terdapat di www.hakekat.com boleh untuk digunakan dan disebarluaskan dengan syarat tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan www.hakekat.com

Lebih terperinci

MAKALAH MANUSIA DAN KEMATIAN. (Ilmu Budaya Dasar)

MAKALAH MANUSIA DAN KEMATIAN. (Ilmu Budaya Dasar) MAKALAH MANUSIA DAN KEMATIAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas semester 1 mata kuliah IBD (Ilmu Budaya Dasar) Disusun oleh: Cici Chintia Sidiq Suprayogi M. Fauzan R SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PERSATUAN

Lebih terperinci

AYAT-AYAT AL-QUR AN Tentang ASAL-USUL MANUSIA

AYAT-AYAT AL-QUR AN Tentang ASAL-USUL MANUSIA AYAT-AYAT AL-QUR AN Tentang ASAL-USUL MANUSIA Oleh : Yudi Ardianto (411.046) Dosen Pembimbing : Drs.H.Hasymi Dt.R.Panjang, S.H, M.Si JURUSAN TADRIS IPA KOSENTRASI FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Lebih terperinci

1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius.

1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius. 1 Tesalonika Salam 1:1 1 1 Dari Paul, Silwanus, dan Timotius. Kepada jemaah Tesalonika yang ada dalam Allah, Sang Bapa kita, dan dalam Isa Al Masih, Junjungan kita Yang Ilahi. Anugerah dan sejahtera menyertai

Lebih terperinci

Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd.

Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd. Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd. TUJUAN PEMPELAJARAN Tujuan Umum: Agar keimanan dan ketakwaan mahasiswa semakin meningkat dan kokoh serta dapat menghayati dan mengaplikasikannya dalam kehidupan. Tujuan Khusus:

Lebih terperinci

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

SEMIOTIKA ISLAM Oleh Nurcholish Madjid

SEMIOTIKA ISLAM Oleh Nurcholish Madjid c Demokrasi Lewat Bacaan d SEMIOTIKA ISLAM Oleh Nurcholish Madjid Karen Armstrong, dalam bukunya yang sangat terkenal, A History of God (1993), mengungkapkan sebuah kenyataan bahwa dari antara banyak agama,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan 81 A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Berangkat dari uraian yang telah penulis paparkan dalam bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Makna tawassul dalam al-qur an bisa dilihat pada Surat al-

Lebih terperinci

SIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING. WPK 113 Pengenalan kepada Psikologi Islam

SIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING. WPK 113 Pengenalan kepada Psikologi Islam SIJIL PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK 113 Pengenalan kepada Psikologi Islam Minggu 1 Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Bte Batri PhD Pendidikan Agama Islam (UMM) PhD Fiqh & Sains Teknologi (UTM) Sinopsis

Lebih terperinci

2 Petrus. 1 1 Dari Simon Petrus, hamba dan

2 Petrus. 1 1 Dari Simon Petrus, hamba dan 354 2 Petrus 1 1 Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus kepadamu semua yang telah menerima iman yang sama harganya dengan yang kami telah terima. Kamu menerima iman itu karena Allah dan Juruselamat

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #38 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Di antaranya pemahaman tersebut adalah: MENYOAL PEMAHAMAN ATAS KONSEP RAHMATAN LI AL- ÂLAMÎN Kata Rahmatan li al- Âlamîn memang ada dalam al-quran. Namun permasalahan akan muncul ketika orang-orang menafsirkan makna Rahmatan li al- Âlamîn secara

Lebih terperinci

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Ketika harga BBM melambung naik

Ketika harga BBM melambung naik Ketika harga BBM melambung naik ( ) Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah (Al Ma arij: 19-20) GELISAH KARENA HARGA BBM NAIK Naiknya

Lebih terperinci

Otentisitas Alkitab vs Quran

Otentisitas Alkitab vs Quran Otentisitas Alkitab vs Quran Dengan berjalannya waktu dan Muslim mengadakan kontak dengan orang Kristen dan Yahudi dan memiliki kesempatan untuk membaca Alkitab, perlahan-lahan Muslim menyadari bahwa isi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA A. Analisis Warna dalam Al Qur an

BAB IV ANALISA A. Analisis Warna dalam Al Qur an BAB IV ANALISA A. Analisis Warna dalam Al Qur an Setiap objek yang membentuk alam pasti ada tujuannya, tujuan ini meliputi seluruh ciptaan-nya tanpa terkecuali. Selanjutnya, tujuan ini tidak hanya menjadi

Lebih terperinci

UNIVERSITI KEBANGSAAN MALAYSIA FAKULTI PENGAJIAN ISLAM

UNIVERSITI KEBANGSAAN MALAYSIA FAKULTI PENGAJIAN ISLAM UNIVERSITI KEBANGSAAN MALAYSIA FAKULTI PENGAJIAN ISLAM HHHC9401 KEMAHIRAN NILAI, SIKAP, ETIKA DAN PROFESIONALISME SET 14 KONSEP ETIKA DAN MORAL DISEDIAKAN OLEH: FATIMAH BINTI HUSSIN A 144901 DISEDIAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi pengaruh dalam rangka mengembangkan potensi manusia menuju kepada kedewasaan diri agar mampu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an BAB IV ANALISA Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa mayoritas masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an merupakan acuan moral untuk memecahkan problem

Lebih terperinci

KAYA TAPI ZUHUD. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. (Dosen PKn dan Hukum FIS UNY)

KAYA TAPI ZUHUD. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. (Dosen PKn dan Hukum FIS UNY) KAYA TAPI ZUHUD Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. (Dosen PKn dan Hukum FIS UNY) Kaya sering dipahami sebagai melimpahnya harta yang dimiliki seseorang. Orang kaya adalah orang yang memiliki harta yang berlimpah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang unik dan sangat menarik di mata manusia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang unik dan sangat menarik di mata manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang unik dan sangat menarik di mata manusia itu sendiri. Manusia mempertanyakan diri sendiri apakah ia makhluk jahat atau makhluk baik.

Lebih terperinci

Apabila kamu melihat dunia dikuasai oleh ahli-ahli dunia dengan perhiasan dan kekosongannya, dengan penipuan dan perangkapnya dan dengan racunnya

Apabila kamu melihat dunia dikuasai oleh ahli-ahli dunia dengan perhiasan dan kekosongannya, dengan penipuan dan perangkapnya dan dengan racunnya 0 1 Apabila kamu melihat dunia dikuasai oleh ahli-ahli dunia dengan perhiasan dan kekosongannya, dengan penipuan dan perangkapnya dan dengan racunnya yang membunuh yang diluarnya nampak lembut tetapi di

Lebih terperinci

Bimbingan Ruhani. Penanya:

Bimbingan Ruhani.  Penanya: Bimbingan Ruhani Hazrat Mirza Tahir Ahmad, Khalifah ke empat dari Jemaat Islam Ahmadiyah selalu memberikan kesempatan dari waktu ke waktu kepada semua orang dari segala bangsa, agama dan keyakinan untuk

Lebih terperinci

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I Konsep Kitab 1. Pengertian Kitab Secara bahasa, kitab adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sesuatu yang ditulisi di dalamnya. Sedangkan

Lebih terperinci

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL A. Konsep Manusia Dalam Berbagai Sudut Pandang Pencarian makna dan hakekat manusia dilakukan melalui berbagai pendekatan. Para filosuf memahami manusia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENAFSIRAN AYAT RUH DAN PENELITIAN SAINS

BAB IV ANALISIS PENAFSIRAN AYAT RUH DAN PENELITIAN SAINS 86 BAB IV ANALISIS PENAFSIRAN AYAT RUH DAN PENELITIAN SAINS A. Analisa Penafsiran pada Ayat tentang Ruh Manusia. 1. Analisa Tafsir QS. Al-Hijr ayat 29 Dalam penafsiran ayat ini, banyak sekali mufassir

Lebih terperinci

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM DR. Ramlan Yusuf Rangkuti, M.A. Disampaikan Pada Mata Ajar Agama Islam Pogram BHP 2 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara A. Filsafat Ketuhanan dalam Islam Siapakah

Lebih terperinci

Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.

Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus. Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #31 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #31 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Memahami Islam. Pertanyaan:

Memahami Islam. Pertanyaan: Memahami Islam Dalam perjalanan ke Nigeria pada tahun 1988, Hazrat Mirza Tahir Ahmad, Khalifatul Masih IV dari Jemaat Islam Ahmadiyah telah diundang oleh BTV yaitu stasiun televisi Nigeria untuk mengikuti

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #19 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Hambali ABSTRAK

HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Hambali ABSTRAK HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM Oleh: Hambali ABSTRAK Manusia adalah makhluk yang sangat penting, karena dilengkapi dengan pembawaan dan syarat-syarat yang diperlukan

Lebih terperinci

UMMI> DALAM AL-QUR AN

UMMI> DALAM AL-QUR AN UMMI> DALAM AL-QUR AN (Kajian Tematik Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab) Muji Basuki I Di dalam Al-Qur an kata ummi> disebutkan sebanyak 6 kali, dua kali dalam bentuk mufrad dan 4 kali dalam bentuk

Lebih terperinci

Hari Raya Korban? (Idul Adha)

Hari Raya Korban? (Idul Adha) Hari Raya Korban? (Idul Adha) Ini merupakan cerita yang terkenal pada saat Allah bertanya pada Abraham untuk mengorbankan anaknya. Juga merupakan cerita seorang anak muda yang dihukum mati oleh Tuhan.

Lebih terperinci

Tahun C Hari Minggu Biasa XXIV LITURGI SABDA

Tahun C Hari Minggu Biasa XXIV LITURGI SABDA 1 Tahun C Hari Minggu Biasa XXIV LITURGI SABDA Bacaan Pertama Kel. 32 : 7-11. 13-14 Menyesallah Tuhan atas malapetaka yang dirancangkan-nya atas umat-nya. Bacaan diambil dari Kitab Keluaran: Di Gunung

Lebih terperinci

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM HADIS - SUNNAH Etimologis: Hadis : perkataan atau berita. Sunnah : jalan yang dilalui atau tradisi yang dilakukan. Sunnah Nabi: jalan hidup Nabi. Terminologis Hadis:

Lebih terperinci

Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari Puasanya itu kecuali lapar dan dahaga.

Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari Puasanya itu kecuali lapar dan dahaga. Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari Puasanya itu kecuali lapar dan dahaga. (Hadits Riwayat Turmudzi) Hampir setengah bulan sudah kita menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Sejauh

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. yang diperoleh akal, maka peneliti dapat menyimpulkan:

BAB IV PENUTUP. yang diperoleh akal, maka peneliti dapat menyimpulkan: BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan pembahasan mengenai kebenaran pengetahuan yang diperoleh akal, maka peneliti dapat menyimpulkan: Pertama : Hayy dipelihara oleh seekor Rusa, hingga dia dapat

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #24 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #24 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Nama Siswa : Kelas : MODUL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM LEMBAR KERJA SISWA DISUSUN OLEH DEDI NOVIYANTO, S.Pd.I NIP. 19771124 200501 1 005 PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 MALANG

Lebih terperinci

Memahami Takdir Secara Adil

Memahami Takdir Secara Adil Memahami Takdir Secara Adil Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

"PEMIMPIN ADIL NEGARA MAKMUR"

PEMIMPIN ADIL NEGARA MAKMUR "PEMIMPIN ADIL NEGARA MAKMUR" Saya menyeru agar kita bersama-sama meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan melaksanakan segala perintah-nya dan meninggalkan segala larangan-nya. Kepimpinan di

Lebih terperinci

Macam-Macam Dosa dan Maksiat

Macam-Macam Dosa dan Maksiat Macam-Macam Dosa dan Maksiat Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam tersebut dinamakan orang mu min. Orang mu min adalah seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam tersebut dinamakan orang mu min. Orang mu min adalah seseorang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama yang mementingkan keyakinan yang mendalam (pasrah) dalam menerima segala aturan yang telah diturunkan oleh Allah SWT. Kepasrahan tersebut

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KATA TANYA/ ISTIFHANIAH DALAM ALQUR AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TEMATIK DALAM TAFSIR AL MISHBAH PADA SURAT AL BAQARAH, ALI IMRAN, AN NISA )

PENGGUNAAN KATA TANYA/ ISTIFHANIAH DALAM ALQUR AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TEMATIK DALAM TAFSIR AL MISHBAH PADA SURAT AL BAQARAH, ALI IMRAN, AN NISA ) PENGGUNAAN KATA TANYA/ ISTIFHANIAH DALAM ALQUR AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TEMATIK DALAM TAFSIR AL MISHBAH PADA SURAT AL BAQARAH, ALI IMRAN, AN NISA ) Oleh : Mainizar Abstrak Al-Qur an sebagai mukjizat terbesar

Lebih terperinci

MENGENAL ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

MENGENAL ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER Modul ke: MENGENAL ISLAM Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK Fakultas ILMU KOMPUTER H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Program Studi SISTEM INFORMASI www.mercubuana.ac.id Sumbangan Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dianggap ada secara fisik, seluruh ruang dan waktu, dan segala bentuk materi

BAB I PENDAHULUAN. dianggap ada secara fisik, seluruh ruang dan waktu, dan segala bentuk materi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alam Semesta dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dianggap ada secara fisik, seluruh ruang dan waktu, dan segala bentuk materi serta energi. Istilah Semesta

Lebih terperinci

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

PERAN AGAMA DI DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT. Yuliandre

PERAN AGAMA DI DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT. Yuliandre PERAN AGAMA DI DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT A. Pendahuluan Yuliandre yyuliandre@gmail.com Agama berasal dari bahasa Sankskrit. Ada yang berpandangan bahwa agama terdiri dari atas dua kata, a berarti tidak

Lebih terperinci

PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM. Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I

PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM. Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) PENGANTAR METODOLOGI STUDI ISLAM Tabrani. ZA., S.Pd.I., M.S.I ISBN: 978-602-71453-0-6 Editor

Lebih terperinci

SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah

SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH Ust. H. Ahmad Yani, MA Kondisi Manusia Menghadapi Musibah Setiap manusia di Dunia ini pasti pernah melewati masa-masa ujian dari Allah SWT. Beragam ujian yang dialami manusia

Lebih terperinci

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Umat Islam di seluruh penjuru dunia bersuka cita menyambut maulid Nabi Muhammad Saw pada bulan Rabiul Awal. Muslim Sunni merayakan hari kelahiran Rasulullah pada tanggal

Lebih terperinci

. 2 TANDA-TANDA KIAMAT

. 2 TANDA-TANDA KIAMAT Pendahuluan 1 Pendahuluan . 2 TANDA-TANDA KIAMAT Pendahuluan 3 Di sepanjang sejarah, umat manusia telah memahami keagungan gunung-gunung dan luasnya langit, walaupun menggunakan metode-metode pengamatan

Lebih terperinci

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Hari Raya Korban? Hari Raya Korban? (Idul Adha) (Idul Adha) Yesus menyatakan:

Hari Raya Korban? Hari Raya Korban? (Idul Adha) (Idul Adha) Yesus menyatakan: Yesus menyatakan: Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata

Lebih terperinci

: - - Bacalah Al-Fatihah kepada ketua, penyshafaat, nabi dan penolong kita Muhammad s.a.w..... Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #23 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #23 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #23 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #23 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGGUNAAN AL-RA Y OLEH

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGGUNAAN AL-RA Y OLEH BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGGUNAAN AL-RA Y OLEH AL-ZAMAKHSHARY DALAM TAFSIR AL-KASHSHA

Lebih terperinci

???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????. Tawakal Kepada Allah Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN c Menghormati Kemanusiaan d MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN Oleh Nurcholish Madjid Sidang Jumat yang berbahagia. Dalam kesempatan khutbah kali ini, saya ingin mengajak semuanya untuk merenungkan ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam kehidupan pondok pesantren, khususnya kehidupan pondok pesantren Al-Ukhuwah Sukoharjo, dalam kesehariannya sangat banyak kebiasaan-kebiasaan khususnya kebiasaan

Lebih terperinci

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid c 1 Ramadan d 25 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah dan apabila mandapat kebaikan, ia amat kikir,

Lebih terperinci

Gagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain.

Gagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain. TUHAN? Gagasan manusia tentang Tuhan memiliki sejarah, karena gagasan itu selalu mempunyai arti yang sedikit berbeda bagi setiap kelompok manusia yang menggunakannya di berbagai periode waktu. Gagasan

Lebih terperinci

dari Ibnu Mas ud bahwa dia menafsirkan kalimat diatas dengan menyatakan, Nutfah yang memancar kedalam rahim bila Allah menghendaki untuk dijadikan

dari Ibnu Mas ud bahwa dia menafsirkan kalimat diatas dengan menyatakan, Nutfah yang memancar kedalam rahim bila Allah menghendaki untuk dijadikan HADITS KEempat 14 Arti Hadits / : Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas ud radiallahuanhu beliau berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar

Lebih terperinci