BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang usaha yang ada kaitannya dengan sumber daya
|
|
- Susanti Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang usaha yang ada kaitannya dengan sumber daya alam maka wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, disini karena PT PG Rajawali II Unit Pabrik Gula Subang bergerak dalam bidang perkebunan tebu yang ada kaitannya dengan sumber daya alam, maka PT PG Rajawali II Unit Pabrik Gula Subang memiliki sebuah kewajiban yaitu untuk melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan dari setiap kegiatan produksinya tersebut. Masalah tanggung jawab sosial dan lingkungan atau CSR (Corporate Social Responsibility ) menjadi perbincangan yang hangat dan menjadi suatu fenomenal yang sering terjadi dimana setiap perusahaan atau perseroan yang bergerak di bidang yang berkaitan dengan sumber daya alam belum melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungannya tersebut dengan baik dan semestinya, yang mana hanya mementingkan keuntungan saja tanpa memerhatikan keadaan sosial yang ada pada masyarakat yang berada disekitar perusahaan dan lingkungan dimana tempat produksi terjadi. CSR (Corporate Social Responsibility ) akan lebih berdampak positif bagi masyarakat, ini akan sangat tergantung dari orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama pemerintah. Studi Bank Dunia (Howard Fox, 2002) menunjukkan, peran pemerintah yang terkait dengan CSR (Corporate Social 2 Responsibility) meliputi pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan sumber daya, dukungan politik bagi pelaku CSR (Corporate Social Responsibility ), menciptakan insentif dan peningkatan kemampuan organisasi. Untuk Indonesia, bisa dibayangkan, pelaksanaan CSR (Corporate Social Responsibility ) membutuhkan dukungan pemerintah daerah, kepastian hukum, dan jaminan ketertiban sosial. Pemerintah dapat mengambil peran penting tanpa harus melakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat ini. Di tengah persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia, pemerintah harus berperan sebagai koordinator penanganan krisis melalui CSR (Corporate Social Responsibilty). Pemerintah bisa menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi fokus, dengan masukan pihak yang kompeten. Setelah itu, pemerintah memfasilitasi, mendukung, dan memberi penghargaan pada kalangan bisnis yang mau terlibat dalam upaya besar ini. Pemerintah juga dapat mengawasi proses interaksi antara pelaku bisnis dan kelompok-kelompok lain agar terjadi proses interaksi yang lebih adil dan menghindarkan proses manipulasi atau pengancaman satu pihak terhadap yang lain1. Bentuk dari tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dilakukan oleh PT PG Rajawali II Unit Pabrik Gula Subang ada dua bentuk, yakni yang pertama yaitu program kemitraan dimana perusahaan memberikan bantuan berupa pinjaman modal terhadap masyarakat yang berada disekitar perusahaan, pinjaman modal yang diberikan tersebut bertujuan untuk mengembangkan usaha usaha yang telah dirintis oleh masyarakat. Pada awalnya pinjaman modal diberikan kepada masyarakat tanpa anggunan namun dengan berjalannya waktu banyak
2 1 3 masyarakat melakukan wanprestasi atau ingkar janji banyak dari masyarakat yang tidak membayar utang pinjamannya tersebut atau lari dari tanggung jawab sehingga setelah peristiwa tersebut terjadi maka pinjaman berupa modal usaha yang diberikan harus menggunakan jaminan. Yang kedua ialah program bina lingkungan dimana perusahaan melakukan perbaikan pada fasilitas umum seperti perbaikan jalan yang sedang dilakukan di daerah Dusun Timbang Rawa, Desa Pasirmuncang, Kecamatan Cikaum, Kabupaten Subang. Selain itu juga perusahaan telah melakukan perbaikan terhadap sekolah-sekolah dan mesjid yang berada disekitar perusahaan tersebut2. Alasan ini lah yang menjadi latarbelakang penulis untuk meneliti hal tersebut, dimana objek penelitiannya di PT PG Rajawali II Unit Pabrik Gula Subang, karena penulis ingin memenuhi rasa kengingintahuannya terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dilakukan perusahaan tersebut dan apakah sudah dilakukan dengan baik sebagaimana mestinya atau belum. B. Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah seperti tersebut di atas maka dapat difokuskan pada permasalahan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah tanggung jawab moral perusahaan terhadap lingkungan dalam hal Corporate Social Responsibility (CSR)? 2. Bagaimanakah bentuk pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di PT PG Rajawali II Unit PG Subang? 2 Hasil wawancara dengan Bapak. Heru Purbo Yunanto, SH selaku kabag. SDM di PT PG Rajawali II Unit PG Subang. 4 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai tanggung jawab moral perusahaan terhadap lingkungan. 2. Untuk mengetahui dan mempelajari bentuk dari pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di PT PG Rajawali II Unit PG Subang. D. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian yang disajikan dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Secara Teoretis a. Dapat membantu perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri khususnya mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan berdasarkan ketentuan dari pasal 74 Undang undang RI No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. b. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan pengetahuan yang bermanfaat sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan pertanggung jawaban sosial dan lingkungan atau Corporate Social Responsibility (CSR) di PT PG Rajawali II Unit Pabrik Gula Subang. 2. Secara Praktis Penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaatnya oleh para
3 pengusaha dan perusahaan dalam melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Disisi lain juga akan memberikan manfaat bagi masyarakat 5 umum guna mengetahui betapa pentingnya fungsi tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dilakukan oleh suatu perusahaan. E. Kerangka Pemikiran Sebelum melangkah lebih jauh, penulis akan memulainya dengan memberikan penjelasan mengenai definisi definisi terlebih dahulu dalam kerangka pemikirannya agar selanjutnya dapat memudahkan penulis untuk memahami yang akan ditelitinya tersebut, dimulai dari definisi hukum. Hal ini dikarenakan yang akan penulis bahas yaitu aspek hukum nya atau dalam segi normatifnya. Pada pokoknya hukum itu ialah peraturan peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat, yakni peraturan peraturan yang dibuat oleh badan badan resmi yang berwajib, pelanggaran terhadap peraturan peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan yaitu dengan hukuman tertentu3. Objek yang akan dilakukan penelitian ialah PT PG Rajawali II Unit Pabrik Gula Subang, dimana merupakan suatu perusahaan. Terdapat dalam Pasal 1 Ayat 6, Undang undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, bahwa: Perusahaan adalah : a. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang atau perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang memperkerjakan 3 C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Hukum Perusahaan Indonesia Bagian 1, (Jakarta : Penerbit PT Pradnya Paramita, 2005), hlm 1. 6 pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain; b. usaha usaha sosial dan usaha usaha lain yang mempunyai pengurus dan memperkerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain4. Setelah mengetahui definisi hukum dan definisi perusahaan maka akan muncul pula definisi Hukum Perusahaan, karena disini penulis akan melakukan penelitiannya dilihat dari segi normatif atau aturan hukumnya, maka apapun setiap kegiatan tidak akan terlepas dari aturan atau hukum yang sedang berlaku. Dengan mengacu pada Undang undang Wajib Daftar Perusahaan, maka perusahaan didefinisikan sebagai : Setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap, terus menerus, dan didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba5. Setiap perusahaan atau badan usaha yang setiap jenis usahanya bersifat tetap, terus menerus dan telah didaftarkan dimana perusahaan atau badan hukum tersebut memperkerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain, memiliki pengurus dimana dari kegiatan dari usahanya tersebut memliki tujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba. Objek dari penelitian
4 akan dilakukan di PT PG Rajawali II Unit Pabrik Gula Subang, dimana perusahaan tersebut merupakan perseroan yang sebagian modalnya dimiliki oleh negara, dan yang lebih dikenal dengan sebutan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 4 Undang undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. 5 Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia,(Bandung : Penerbit PT Citra Aditya Bakti, 2006), hlm 1. 7 Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Direksi adalah organ BUMN yang bertanggung jawab atas pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN, serta mewakili BUMN, baik di dalam maupun di luar pengadilan (Pasal 1 angka 1 dan angka 9 Undang undang No. 19 tahun 2003). Bentuk BUMN terdiri atas perusahaan perseroan (Persero) dan Perusahaan Umum (perum)6. Perusahaan perseroan, yang selanjutnya disebut persero, adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan7. Lahirnya Undang undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyebabkan munculnya definisi dari Perseroan Terbatas tersebut. Yaitu dalam Pasal 1 ayat 1 Undang undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang berbunyi : Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam undang undang ini serta peraturan pelaksanaannya8. Jika kita berbicara masalah Perusahaan, maka tidak akan terlepas dari pelaku usahanya itu sendiri yakni Pengusaha. Definisi Pengusaha diatur dalam Pasal 1 Ayat 5 Undang undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang berisi bahwa : Pengusaha adalah : 6 ibid, hlm loc.cit, hlm Undang undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. 8 a. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri; b. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya; c. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang berkedudukan diluar wilayah Indonesia9. Setiap pelaku usaha atau pengusaha diwajibkan untuk melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang bahasa keren, modern atau asingnya sering disebut dengan CSR (Corporate Social Responsibilty), sesuai dengan ketentuan dari Pasal 74 ayat 1 sampai dengan ayat 4 Undang undang No. 40
5 tahun Banyak dari beberapa orang ataupun masyarakat belum memahami apa itu tanggung jawab sosial dan lingkungan atau CSR (Corporate Social Responsibilty), dengan hal demikian maka peneliti akan memberikan beberapa definisi mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan atau CSR (Corporate Social Responsibilty), antara lain yaitu : 1. Carnagie secara lebih rinci mengemukakan bahwa prinsip amal menganjurkan kepada para anggota masyarakat yang memiliki keberuntungan dalam kehidupannya untuk membantu anggota yang kurang beruntung melalui berbagai cara, baik yang langsung atau tidak langsung. Sedangkan prinsip kepengurusan harta orang lain, adalah bahwa pelaku bisnis merupakan kelompok masyarakat yang memiliki kesempatan untuk pengurus sumber sumber daya yang dapat digunakan untuk 9 Undang undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. 9 kepentingan bersama secara komersial. Ide Carnegie memandang bahwa bisnis berperan untuk menggandakan kekayaan atau sumber sumber milik masyarakat, dan mengembalikan sebagian dari hasilnya untuk kepentingan masyarakat itu sendiri World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), secara khusus mengarahkan tanggung jawab sosial lebih difokuskan pada pembangunan ekonomi. WBCSD menggambarkan tanggung jawab sosial sebagai business commitment to contribute to sustainable economic development, working with employees, their families, the local community, and society at large to improve their quality of live. Definisi tersebut menunjukkan bahwa setiap perusahaan harus bertanggung jawab secara ekonomi terhadap karyawan dan keluarganya, masyarakat sekitar lokasi perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Karyawan dalam hal ini menjadi bagian pokok dari proses produksi. Pemahaman tersebut dapat diartikan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan yang utama adalah karyawan. Karyawan yang berkualitas akan mendukung produk yang berkualitas pula. Kualitas karyawan mencakup kondisi fisik kerja, upah serta balas jasa lain C. Ferrel, Georg Hirt, dan Linda Ferrel, mendefinisikan tanggung jawab sosial sebagai kewajiban para pelaku usaha bisnis untuk memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negative pada masyarakat Poerwanto, Corporate Social Responsibility (Menjinakkan Gejolak Sosial di Era Pornografi), (Jember : Penerbit Pustaka Pelajar, 2010), hlm ibid, hlm loc.cit, hlm Menurut Pasal 1 Ayat 3 Undang undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya13. Penulis dapat tarik secara garis besar bahwa tanggung jawab sosial dan
6 lingkungan ialah suatu komitmen yang dilakukan oleh perusahaan yang berkenaan dengan kebijakan kebijakan dan tindakan tindakan perusahaan untuk bertanggung jawab secara ekonomi guna meningkatkan kualitas kehidupan ekonominya dan lingkungan yang bermanfaat sehingga perusahaan tersebut dapat memaksimalkan dampak positifnya dan meminimalkan dampak negatifnya dari kegiatan usahanya tersebut terhadap karyawan, keluarga dan masyarakat yang berada disekitar lokasi perusahaan. Indonesia sendiri telah mempunyai aturan mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan, yaitu dalam Pasal 74 ayat 1 sampai dengan ayat 4 Undang undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Berhubung penulis akan melakukan penelitiannya di PT PG Rajawali II Unit Pabrik Gula Subang, maka penulis hanya akan membahas bentuk dari tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut dan pengaruh terhadap masyarakat yang berada disekitar lokasi perusahaan. PT PG Rajawali II Unit Pabrik Gula Subang, termasuk kedalam Perseroan Terbatas yang sebagian sahamnya dimiliki oleh negara atau BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Dimana setiap Perseroan sesuai 13 Undang undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. 11 dengan Undang undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas memiliki Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, yang diatur dalam Pasal 74 ayat 1 sampai dengan ayat 4 Undang undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang berbunyi : 1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan / atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. 2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaanya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. 3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan. 4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah14. Perseroan pada dasarnya diwajibkan untuk melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Karena Pabrik Gula Subang Termasuk ke dalam Perseroan yang sahamnya sebagian milik negara (BUMN), maka di wajibkan pula untuk melakukan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Namun disini penulis membatasi penelitiannya hanya sebatas pertanggung jawaban sosial dan lingkungannya saja atau pada saat ini yang lebih sering dikenal dengan sebutan CSR (Corporate Social Responsibility). CSR berhubungan erat dengan 14 Undang undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. 12 "pembangunan berkelanjutan", dimana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk
7 jangka panjang. PT PG Rajawali II Unit Pabrik Gula Subang sendiri ada beberapa bentuk pertanggung jawaban sosial atau CSR, ada dua bentuk yaitu, yang pertama ialah Program Kemitraan dimana perusahaan memberikan pinjaman uang kepada masyarakat yang berada disekitar Pabrik Gula Subang tersebut, guna untuk kepentingan mengembangkan usaha yang sedang dirintis oleh masyarakat yang berada disekitar Pabrik Gula Subang. Pada awalnya Perusahaan memberikan pinjaman uang untuk modal usaha kepada masyarakat yang berada di sekitar Pabrik Gula Subang tanpa anggunan, namun karena banyak masyarakat yang nakal maka untuk kepastian hukum dan keamanan kedua belah pihak agar tidak merasa dirugikan maka pinjaman tersebut pada saat ini jadi menggunakan anggunan. Dan yang kedua ialah Bina Lingkungan yakni berkenaan dengan memberikan fasilitas sosial yang bersifat umum, seperti memperbaiki sekolah sekolah, masjid masjid, jalan raya dan sebagainya yang telah rusak yang berada disekitar Pabrik Gula Subang. Pada saat ini sedang berlangsung program Bina Lingkungan yaitu perbaikan jalan di daerah Dusun Timbang Rawa, Desa Pasirmuncang, Kecamatan Cikaum, Kabupaten Subang. 13 F. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan untuk membahas permasalahan yang ada adalah yuridis normatif hal ini karena penelitian yang dilakukan tekanannya pada aspek norma hukum sebagai suatu ketentuan yang tertulis yang menjadi norma dasar bagi para pihak dalam menentukan pemberlakuan hukumnya yaitu berpijak pada pasal 74 Undang undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Aspek ketentuan normatif tersebut selanjutnya dihadapkan pada suatu situasi yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan di dalam suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang pengelolaan Sumber Daya Alam. Metode pendekatan doctrinal juga digunakan dalam penelitian ini, sehingga strategi penelitian hukum normatifnya akan menyangkut tipe tipe penelitian inventarisasi hukum positif sebagai kegiatan pendahuluan yang bersifat mendasar untuk melakukan penelitian hukum dari tipe tipe yang lain. Sebelum dapat diketemukan norma hukum in concerto atau diketemukan teori teori tentang kehidupan hukum, haruslah diketahui lebih dahulu apa saja yang termasuk kedalam hukum positif yang sedang berlaku. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah implementasi terhadap kebijakan dari Corporate Social Responsibility (CSR), yang dilakukan oleh PT PG Rajawali II Unit PG Subang dalam memenuhi tanggung jawab sosial dan 14 lingkungan atas apa yang telah dilakukan oleh perusahaan tersebut dalam segala kegiatan usahanya. 3. Spesifikasi Penelitian Spesifikasi penelitian deskriptif analisis yaitu mendeskripsikan
8 fenomena yang terjadi dalam fakta yang ditemukan dari penelitian observasi di lapangan yang selanjutnya, di analisis dengan menggunakan teori teori yang ada dalam disiplin ilmu hukum yaitu hukum perusahaan sehingga dapat digunakan dalam kaitannya dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan di dalam suatu perusahaan. Jadi metode deskriptif suatu penelitian untuk mencapai fakta dengan penginteprestasian yang tepat, sehingga melalui metode deskriptif akan dapat mempelajari masalah masalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat dan situasi situasi tertentu termasuk tentang hubungan kegiatan kegiatan, sikap sikap, pandangan pandangan serta proses proses yang sedang berlangsung dan pengaruh pengaruh dari suatu fenomena. Secara harfiah metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka. 4. Penentuan Lokasi Penelitian Guna mendapatkan data yang lengkap dan akurat mengenai pokok permasalahan dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi penelitian di PT PG Rajawali II Unit Pabrik Gula Subang yang terletak di Kota Subang 15 Desa Pasirbungur, Kec. Purwadadi, Kabupaten Subang. Perusahaan tersebut telah melakukan program kemitraan dan bina lingkungan dalam rangka melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR), sebagai salah satu bentuk tanggung jawab moral terhadap masyarakat dan lingkungan yang berada disekitar perusahaan tersebut. Dengan alasan tersebut telah memberikan gambaran kepada peneliti bahwa apakah PT PG Raajawali II Unit PG Subang sudah melakukan tanggung jawab sosial atau lingkungan sesuai dengan amanat dari ketentuan pasal 74 Undang undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas atau belum. 5. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. 1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya baik melalui wawancara, observasi maupun laporan dalam bentuk dokumen resmi maupun tidak resmi yang kemudian diolah oleh peneliti. 2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen dokumen resmi, buku buku yang berkenanaan dengan objek penelitian, hasil penelitian dalam bentuk laporan, skripsi, tesis, disertasi dan peraturan perundang undangan. Data sekunder tersebut dapat dibagi menjadi : a. Bahan Hukum Primer Bahan bahan hukum yang mengikat terdiri dari Undang undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan bahan bahan hukum lain yang terkait dengan objek penelitian. b. Bahan Hukum Sekunder 16 Buku buku dan tulisan ilmiah hukum yang terkait dengan objek penelitian ini. c. Bahan Hukum Tertier
9 Bahan hukum tertier adalah petunjuk atau penjelasan mengenai bahan hukum primer atau bahan hukum sekunder yang berasal dari kamus, ensiklopedia, majalah, surat kabar, dan sebagainya. 6. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui tekhnik wawancara mendalam (depth interview) dan bentuk wawancara ini dapat berupa : a. Wawancara Terstruktur, dalam melakukan bentuk wawancara ini peneliti telah mempersiapkan permasalahan dan beberapa pertanyaan yang akan diajukan kepada informan. b. Wawancara Tak Berstruktur, pada jenis wawancara ini peneliti mengajukan pertanyaan pertanyaan kepada informan secara lebih bebas dan leluasa, tanpa terikat oleh susunan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. c. Teknik Observasi Partisipasi (Participant Observation), Peneliti tidak memberitahukan maksudnya kepada kelompok yang diseledikinya. Peneliti dengan sengaja menyembunyikan bahwa kehadirannya ditengah tengah kelompok yang diselidikinya itu adalah untuk meneliti. Pengumpulan data melalui teknik teknik tersebut oleh Spradley dipahami sebagai penciptaan rapport untuk meminimalisir keterasingan peneliti dengan para responden penelitian dan sekaligus 17 menjajagi fisibilitas untuk dapat bekerja. Hal ini dipandang penting karena responden pada tiap strata dipastikan dapat memberikan informasi yang lugas dan apa adanya, karena diduga dapat membedah hal hal yang sifatnya sensitive untuk diinformasikan keluar. Melalui teknik observasi parsitipativ maka hal ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang tidak dapat terkumpul lewat wawancara seperti ekspresi, sikap ataupun aktivitas aktivitas dalam struktur sosial komunitas masyarakat. d. Studi Kepustakaan, peneliti melakukan studi kepustakaan terhadap dokumen, hasil penelitian, buku buku, artikel dan bahan bahan pustaka yang berkaitan dengan penelitian. 7. Metode Analisis Data Analisisnya kualitatif, yang dimaksud dengan metode kualitatif adalah suatu cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analistis, yaitu yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan serta juga tingkah laku yang nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh. pada hakikatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Tujuan dari penelitian deskriptif untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta fakta, sifat sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Selanjutnya, analisis data dalam penelitian kualitatif dengan berdasarkan pada model interaktif yaitu peneliti melakukan kegiatan yang 18 berulang ulang, berlanjut terus menerus, yang bergerak dalam empat
10 siklus kegiatan secara bolak balik, yaitu koleksi data, reduksi data, display (penyajian) data dan verifikasi data atau penarikan kesimpulan. Kegiatan yang berbentuk siklus ini diharapkan akan menghasilkan data yang representative dan relevan dengan masalah yang diteliti. Analisis data dilakukan secara sistematis, terus menerus dan hati hati. Data yang diperoleh setelah melalui teknik pengecekan validitas data sehingga terjamin validitasnya disajikan dalam bentuk uraian yang sistematis, kemudian direduksi sedemikian rupa sampai ditarik suatu kesimpulan/verifikasi. G. Sistematika Pertanggung Jawaban Penulisan Agar mencerminkan gambaran pokok dari isi skripsi, maka penulisan disesuaikan dengan sistematika yang terdiri dari 5 (lima) BAB. Dalam hal ini, hubungan antara BAB satu dengan BAB lainnya tidak dapat dipisah-pisah secara tersendiri, akan tetapi merupakan satu kesatuan yang bulat dan saling berhubungan. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut : Dalam BAB I, merupakan bagian pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan masalah, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian dan sistematika pertanggung jawaban penulisan. Dalam BAB II, Penulis menguraikan tentang dasar-dasar hukum hubungan perusahaan dengan masyarakat, tinjauan yuridis atas Corporate Social 19 Responsibility (CSR) berdasarkan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dasar-dasar Corporate Social Responsibility (CSR), dan pihak-pihak yang Terlibat dalam Corporate Social Responsibility (CSR). Dalam BAB III, penulis menjelaskan tentang tinjauan umum PT PG Rajawali II Unit PG Subang, aktifitas PT PG Rajawali II Unit PG Subang dan eksistensi PT PG Rajawali II Unit PG Subang. Dalam BAB IV, penulis akan membahas tentang dimensi Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan pada PT PG Rajawali II Unit PG Subang dan implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) pada Bentuk Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Dalam BAB V, berisi tentang kesimpulan kesimpulan yang dapat diambil dari bab bab sebelumnya dan juga berisi tentang saran saran yang sekiranya dapat ditempuh untuk menghindari permasalahan yang sama.
BAB I PENDAHULUAN. berpendidikan sama sekali. Mereka kebanyakan adalah unskillabour, sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia selalu membutuhkan biaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk mendapatkan biaya hidup seseorang perlu bekerja, secara mandiri atau bekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sisi ekonomi. Dalam hal ini tanah pun dapat dibiarkan begitu saja atau dikelola
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan tempat berpijak manusia dimana diatasnya dapat dibangun sebuah rumah sebagai tempat berteduh ataupun dibangun sebuah kantor atau pabrik sebagai
Lebih terperincilingkungan hidup. Atau dengan kata lain merupakan cara perusahaan mengatur proses usaha untuk memproduksi dampak positif pada komunitas.
2 lingkungan hidup. Atau dengan kata lain merupakan cara perusahaan mengatur proses usaha untuk memproduksi dampak positif pada komunitas. Kegiatan CSR dilakukan sejak beberapa tahun belakangan ini, ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Sudah lama kita ketahui bahwa tujuan umum dari sebuah usaha didirikan adalah untuk mencari keuntungan atau laba, laba sendiri merupakan hasil yang diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asasi manusia dijamin oleh UUD 1945 dan Deklarasi Universal Hak-hak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum adalah Hak Asasi manusia dijamin oleh UUD 1945 dan Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia. Kemerdekaan setiap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motivasi utama setiap perusahaan atau industri atau bisnis adalah meningkatkan keuntungan. Logika ekonomi neoklasik adalah bahwa dengan meningkatnya keuntungan dan kemakmuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan keberlanjutan (sustainability) perusahaan telah menjadi isu perkembangan utama perusahaan.
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. untuk menjawab tantangan yang terus berkembang di industri telekomunikasi dalam
Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menyediakan layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. PT Telekomunikasi Indonesia,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa setiap perusahaan harus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Corporate Social Resposibility (CSR)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Corporate Social Resposibility (CSR) Corporate social responsibility atau tanggung jawab social merupakan sebuah konsep yang sangat populer bagi dunia bisnis saat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama kurun waktu 20-30 tahun terakhir ini, kesadaran masyarakat akan peran perusahaan dalam lingkungan sosial semakin meningkat. Banyak perusahaan besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari beberapa tanggung jawab perusahaan kepada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) merupakan salah satu dari beberapa tanggung jawab perusahaan kepada pemangku kepentingan (stakeholders).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 melandasi perekonomian Indonesia sekaligus pelaksanaan pembangunan sektor pertambangan, yaitu : (a) Perekonomian disusun sebagai usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan faktor lingkungan hidup. Melalui CSR perusahaan tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang CSR (Corporate Social Responsibility) saat ini sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat umum, sebagai respon perusahaan terhadap lingkungan masyarakat. CSR berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya ditulis CSR) merupakan suatu bentuk perwujudan eksistensi korporasi bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate social responsibility (CSR) semakin banyak dibahas di kalangan bisnis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan suatu wacana yang sedang mengemuka di dunia bisnis atau perusahaan. Wacana CSR tersebut digunakan oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sakit, dan lain lain. Karena dari pajak yang dilunasi oleh masyarakat pemerintah. mempunyai dana untuk membangun hal tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam membangun negara untuk menjadi lebih maju pemerintah tidak bisa hanya bergerak sendirian saja. Pemerintah juga membutuhkan peran serta masyarakat Indonesia untuk
Lebih terperincikepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana untuk mencapai tujuan khusus maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai pelaku dunia usaha adalah salah satu dari pemangku kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan cara yang utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan, untuk mencapai tingkat ketelitian, jumlah dan jenis yang dihadapi. Akan tetapi, dengan mengadakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat menuntut para pelaku ekonomi untuk mempertahankan usahanya. Pelaku usaha yang mengikuti trend
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian Indonesia merupakan dampak positif dari era globalisasi dan pasar bebas. Hal ini menyebabkan persaingan ketat dalam dunia bisnis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dibandingkan dengan sumber penerimaan lain (non pajak).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini, pajak memegang peranan penting dalam perekonomian negara dikarenakan pajak memiliki kontribusi yang paling besar pada pos penerimaan negara pada Anggaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. KONTEKS MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONTEKS MASALAH Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan yang lain. Kehidupan manusia di bumi ini adalah suatu sistem, yang saling berkaitan satu sama lain,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal
PENDAHULUAN 1.5 Latar Belakang Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Tanggung jawab sosial merupakan suatu kewajiban yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara merupakan salah satu asas pokok. pembentukan pemerintah Negara Kesatuan Republik
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Tujuan negara merupakan salah satu asas pokok pembentukan pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuan ini telah dicetuskan di dalam Pembukaan Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asuransi atau pertanggungan merupakan sesuatu yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat Indonesia sudah melakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian hukum normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai subjek hukum mandiri yang dapat menggugat, digugat, mengadakan kontrak,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perseroan Terbatas (PT) merupakan kendaraan bisnis yang memberikan kontribusi hampir di semua bidang kehidupan manusia, sebagai entitas bisnis 1 dan sebagai subjek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tenaga kemampuannya sedangkan pengusaha memberikan kompensasi lewat
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perusahaan sebagai suatu badan usaha yang dibuat untuk mencari keuntungan atau laba, dimana setiap perusahaan dibuat berdasar dan mempunyai kekuatan hukum. Di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan norma hukum tentunya tidaklah menjadi masalah. Namun. terhadap perilaku yang tidak sesuai dengan norma biasanya dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ditinjau dari segi hukum ada perilaku yang sesuai dengan norma dan ada pula perilaku yang tidak sesuai dengan norma. Terhadap perilaku yang sesuai dengan norma
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 19 Jenis penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Masalah Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari suatu atau
Lebih terperinciPENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT CITA DEWI COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR
PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT CITA DEWI COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR \ Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bisnis merupakan perilaku utama dari setiap korporasi bisnis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan bisnis merupakan perilaku utama dari setiap korporasi bisnis yang didirikan oleh setiap subjek hukum yang tentu berorientasi pada keuntungan tanpa dibatasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate Social Responsibility (CSR) telah menjadi isu global yang fenomenal di dunia usaha atau bisnis, bahkan saat ini pengambilan keputusan ekonomi tidak
Lebih terperinciBUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN
BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang: a. bahwa setiap perusahaan harus dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada pemangku kepentingan (stakeholders). Praktik pengungkapan CSR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) merupakan salah satu dari beberapa tanggung jawab perusahaan kepada pemangku kepentingan (stakeholders).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Masalah Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam pendekatan, yaitu pendekatan yuridis normatif. Penelitian hukum normatif adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna. Perseroan Terbatas (PT) mempunyai tanggung jawab sosial terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap perusahaan dalam mewujudkan peran aktif perusahaan dalam pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) masih menjadi fokus utama dalam pengembangan usaha di Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif empiris. Penelitian hukum normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan hukum normatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dapat dikatakan sebagai salah satu aktor ekonomi dalam satu wilayah, baik itu wilayah desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan negara. Sebagai salah satu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, setiap insan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, setiap insan manusia berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan peningkatan kualitas hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta mudahnya mengakses informasi. Perkembangan ekonomi Dunia semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi ditandai dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat serta mudahnya mengakses informasi. Perkembangan ekonomi Dunia semakin berkembang dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Analisa yuridis..., Yayan Hernayanto, FH UI, Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Istilah Yayasan, bukan merupakan istilah yang asing. Sudah sejak lama Yayasan hadir sebagai salah satu organisasi atau badan yang melakukan kegiatan dalam bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produksi yang semakin komplek tidak terlepas dari adanya resiko kecelakaan jika
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang memiliki kebutuhan hidup yang selalu ingin dipenuhi dan manusia bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam bekerja, manusia dihadapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan
Lebih terperinciBAB II ASPEK HUKUM MENGENAI PERSEROAN TERBATAS DAN PENERAPAN ASAS PIERCING THE CORPORATE VEIL ATAS TANGGUNG JAWAB DIREKSI
BAB II ASPEK HUKUM MENGENAI PERSEROAN TERBATAS DAN PENERAPAN ASAS PIERCING THE CORPORATE VEIL ATAS TANGGUNG JAWAB DIREKSI A. Perseroan Terbatas sebagai Badan Hukum Dewasa ini Perseroan Terbatas merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan ini adalah penelitian hukum normatif empiris.penelitian hukum
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Masalah Pendekatan ini adalah penelitian hukum normatif empiris.penelitian hukum normatif empiris adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan ketentuan hukum
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu penelitian yuridis empiris yaitu penelitian terhadap
62 A. Jenis dan Tipe Penelitian III. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini yaitu penelitian yuridis empiris yaitu penelitian terhadap efektivitas hukum, yang membahas bagaimana hukum beroperasi dalam
Lebih terperinciNOMOR 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2015 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT
NOMOR 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2015 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN
Lebih terperinciBUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR...
BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN TENTANG PENGELOLAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat membawa pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. guna tercapainya visi dan misi perusahaan. Didalam komunikasi ada terbagi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi sebagai penyampaian pesan searah dari seseorang (atau lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap muka)
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 10 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 10 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CILEGON,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perseroan Terbatas (PT) dulu disebut juga Naamloze Vennootschaap (NV),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Berlakang Perseroan Terbatas (PT) dulu disebut juga Naamloze Vennootschaap (NV), merupakan badan hukum perdata (privat) yang mempunyai status hukum kemandirian (persona standi
Lebih terperinciBUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh bank sebagai suatu lembaga keuangan, sudah semestinya. hukum bagi semua pihak yang berkepentingan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu produk yang diberikan oleh bank dalam membantu kelancaran usaha debiturnya, adalah pemberian kredit dimana hal ini merupakan salah satu fungsi bank yang sangat
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tanggung Jawab Sosial perusahaan (CSR) oleh PT. KCMU ditinjau dari UUPM, UUPT dan UUPLH
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tanggung Jawab Sosial perusahaan (CSR) oleh PT. KCMU ditinjau dari UUPM, UUPT dan UUPLH Kebijakan pemerintah mengenai CSR sebenarnya masih secara sukarela. Pengaturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan Pasal 5 Undang-undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam memenuhi kebutuhan hidup keseharian semua manusia yang telah memiliki usia produkuktif tentunya membutuhkan pekerjaan guna memenuhi kebutuhan hidupnya
Lebih terperinciKONSTRUKSI HUKUM PERUBAHAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU MENJADI PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU
KONSTRUKSI HUKUM PERUBAHAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU MENJADI PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU Oleh Suyanto ABSTRAK Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan telah mengatur mengenai
Lebih terperinciImplementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Pada PTP VII Nusantara Bandar Lampung ABSTRAK
Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Oleh: Lina Maulidiana Dosen Tetap pada Fakultas Hukum Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai ABSTRAK Corporate Sosial Responsibility yang secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mengenai definisi perusahaan dapat ditemukan dalam Undang-Undang Nomor. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah perusahaan untuk pertama kalinya terdapat di dalam Pasal 6 KUHD yang mengatur mengenai penyelenggaraan pencatatan yang wajib dilakukan oleh setiap orang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,
III. METODE PENELITIAN Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, dengan jalan menganalisanya. Selain itu juga, diadakan pemeriksaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia usaha tidak hanya memperhatikan informasi laporan keuangan perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting lainnya yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai pelaku dunia usaha adalah salah satu dari stakeholder pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dari perekonomian nasional mempunyai andil yang besar dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. satu sumber daya utama. Tiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era modernisasi dan globalisasi saat ini, kebutuhan informasi dan teknologi semakin meningkat sejalan dengan persaingan semakin ketat pada setiap sektor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lebih besar (community). Sebagai warga masyarakat, perusahaan membutuhkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan keluarga besar yang memiliki tujuan dan target yang hendak dicapai, perusahaan berada di tengah lingkungan masyarakat yang lebih besar (community).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan akhir-akhir ini semakin marak dibahas di dunia baik di media cetak, elektronik maupun
Lebih terperinciCorporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian
Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Konseptualisasi CSR Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Indah Widowati, MP. Eko Murdiyanto, SP., M.Si. Pertemuan-1 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UPN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konstitusi bangsa Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan suatu negara berkembang yang mempunyai tujuan dalam sebuah konstitusi yang dijunjung tinggi oleh warga negaranya. Konstitusi bangsa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bila seseorang atau beberapa orang akan melakukan kegiatan yang penuh idealisme serta bertujuan sosial dan kemanusiaan, biasanya bentuk organisasi yang dipilih adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang saat ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang saat ini dijalankan menjadikan kebutuhan akan lembaga pendidikan sebagai wadah pencerdasan dan pembentukan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dalam suatu periode tertentu dengan menggunakan seluruh modal yang dimiliki. Profitabilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai segala jenis usaha dan bentuk usaha. Rumusan pengertian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum perusahaan adalah semua peraturan hukum yang mengatur mengenai segala jenis usaha dan bentuk usaha. Rumusan pengertian perusahaan terdapat dalam Pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan yang baik dan erat dengan masyarakat, baik masyarakat sekitar maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam dunia Bisnis dan Industri, setiap perusahaan dituntut memiliki hubungan yang baik dan erat dengan masyarakat, baik masyarakat sekitar maupun masyarakat luas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja baik antara pelanggan/klien (customer) dengan pengusaha jasa
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia sebagai salah satu negara berkembang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat dalam berbagai sektor. Salah satu sektor pendukung pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate social responsibility sejak beberapa tahun belakangan seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otomatis terkait dengan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh manusia. Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha untuk mendapatkan derajat kesehatan pada masyarakat yang tinggi dewasa ini diupayakan oleh pemerintah maupun swasta. Salah satu langkah yang ditempuh adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh konstitusi Negara Indonesia yaitu UUD Tahun 1945 dalam. dengan membayar upah sesuai dengan perjanjian kerja.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum bukanlah semata-mata sekedar sebagai pedoman untuk dibaca, dilihat atau diketahui saja, melainkan hukum dilaksanakan atau ditaati.hukum harus dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut dipergunakan dalam upaya memperoleh data yang benar-benar
BAB III METODE PENELITIAN Untuk memperoleh gambaran yang lengkap terhadap masalah yang diteliti, digunakan metode-metode tertentu sesuai dengan kebutuhan penelitian. Metode penelitian tersebut dipergunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu
12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu kegiatan sosial perusahaan, dari tahun ke tahun semakin menjadi perbincangan. CSR merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara tidak dapat dipisahkan dari peran para tenaga kerja itu sendiri. Pekerja dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah perburuhan pada dasarnya merupakan suatu masalah yang sangat penting dalam suatu negara. Karena bagaimanapun juga pembangunan dalam suatu negara tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pekerja/buruh adalah tulang punggung perusahaan adagium ini nampaknya biasa saja, seperti tidak mempunyai makna. Tetapi kalau dikaji lebih jauh akan kelihatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemberian Kredit kepada masyarakat dilakukan melalui suatu perjanjian kredit antara pemberi dengan penerima kredit sehingga terjadi hubungan hukum antara keduanya. Seringkali
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Perusahaan dan Perseroan Terbatas. Perusahaan adalah istilah ekonomi yang dipakai dalam Kitab Undang-Undang
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perusahaan dan Perseroan Terbatas a. Pengertian Perusahaan Perusahaan adalah istilah ekonomi yang dipakai dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dan perundang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. patut, dinyatakan sebagai penyalahgunaan hak. 1 Salah satu bidang hukum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum adalah seperangkat aturan yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia yang bertujuan untuk melindungi kepentingankepentingan, maka penggunaan hak dengan tiada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada perubahan lingkungan yang menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia industri. Makin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat yang dianut hampir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan lahirnya konsep Negara kesejahteraan yang mana Negara bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat yang dianut hampir diseluruh dunia saat ini termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia. Perkembangan asuransi di Indonesia tentunya tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dan teknologi dalam
Lebih terperinciTujuh Regulasi CSR Di Indonesia
Tujuh Regulasi CSR Di Indonesia Melaksanakan tanggungjawab sosial secara normatif merupakan kewajiban moral bagi jenis perusahaan apapun. Ketika perusahaan sebagai komunitas baru melakukan intervensi terhadap
Lebih terperinciFAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009
1 PELAKSANAAN CSR (Corporate Social Responsibility) SEBAGAI TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (Studi Di PT. Air Mancur Palur) Disusun dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dari efek negatif global warming dan memajukan kesejahteraan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai sebuah negara yang berdaulat dan berdasarkan hukum, maka Pemerintah Indonesia dapat mengatur urusan dalam negerinya sendiri dengan tujuan untuk melindungi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia yang merdeka di dalam wadah Negara Republik Indonesia sudah berumur lebih dari setengah abad, tetapi setua umur tersebut hukum nasional yang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan
III. METODE PENELITIAN A. Penelitian Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan konstruksi, yang dilakukan secara metodologi, sistematis, dan konsisten. Metodologi berarti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesuksesan pembangunan dalam masa globalisasi saat ini mengarah kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesuksesan pembangunan dalam masa globalisasi saat ini mengarah kepada pembangunan yang berkelanjutan dan penguatan ekonomi kerakyatan. Program pembangunan yang demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan berdasarkan asas kehati-hatian, mampu meredam hingga sekecil-kecilnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi dan peran pengawasan bank dengan fungsi dan peran manajemen bank merupakan dua kegiatan yang sangat erat kaitannya ibarat dua sisi dari sebuah koin, karena
Lebih terperinci