BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PUSAT PENGEMBANGAN KESENIAN JEGOG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PUSAT PENGEMBANGAN KESENIAN JEGOG"

Transkripsi

1 BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PUSAT PENGEMBANGAN KESENIAN JEGOG Pada bab ini berisi tentang tinjauan literatur, tinjauan terhadap fasilitas sejenis, dan spesifikasi umum proyek dari sebuah Pusat Pengembangan Kesenian Jegog. Pada tinjauan literatur akan dijabarkan beberapa hal berkaitan dengan kesenian, khususnya kesenian alat musik tradisional. Tinjauan terhadap terhadap fasilitas sejenis berisikan informasi mengenai pusat pengembangan maupun sanggar-sanggar pengembangan kesenian alat musik tradisional. Spesifikasi umum menjelaskan tentang spesifikasi umum dari perancangan sebuah pusat pengembangan kesenian jegog berdasarkan tinjauan dan kajian yang telah dilakukan. 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Kesenian Kesenian merupakan salah satu bagian dari budaya yang merupakan sebuah sarana yang dioeruntukan mengekspresikan keindahan dari jiwa manusia. Kesenian juga mempunyai mitos, yang berfungsi untuk menentukan norma dari perilaku yang teratur serta meneruskan atau mewarisi adat dan nilai-nilai 7

2 kebudayaan. Kesenian juga dapat mempererat ikatan kekeluargaan suatu masyarakat. Adapun pengertian atau definisi kesenian menurut para ahli, yaitu : (a) Menurut Sakri (1990:11), mengatakan bahwa kesenian adalah mutu suatu perbuatan serta hasilnya dibuat melibatkan kegiatan lahir batin. (b) Kamaril (1998:15) menyatakan bahwa seni adalah hasil proses kerja atau gagasan manusia yang melibatkan kemampuan kreatif, intuitif, kepekaan indera, kepekaan hati dan berpikir dalam menciptakan sesuatu yang indah dan selaras. Dalam hal ini, pada pembuatan kerajinan seni diperlukan ketrampilan-ketrampilan khusus dan teknik tertentu dalam menyusun unsurunsur seni baik secara fisik, warna, bidang, dan jenis. (c) Harsojo (1984:223) menegaskan bahwa meskipun kesenian bukanlah hal luks dalam kehidupan manusia tetapi adalah pokok dan penting bagi kehidupan kebudayaan. Kesenian merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan dan integritas, kreativitas kultural, sosial maupun individual. Dari beberapa pendapat yang dikatakan para ahli maka dapat diartikan bahwa kesenian itu tidak hanya berupa wujud, akan tetapi juga sifat perbuatan pencipta atau penikmat kesenian atau seni terhadap karya seni, dan dalam seni terdapat juga moral dan etika. Dan sebuah kesenian tidak hanya di pandang keindahannya saja, tetapi kesenian erat dengan perasaan dan sifat unik, sehingga kesenian memiliki sifat monumental dan unik Macam-Macam Kesenian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kesenian merupakan sesuatu yang diciptakan dengan memberikan keindahan tersendiri pada wujudnya, yang bisa dinikmati banyak orang. Terdapat berbagai macam kesenian yang ada di dunia, yaitu: (a) Seni Rupa Seni rupa merupakan hasil penciptaan kualitas, ekspresi, atau setiap hal yang melebihi keaslian, juga mempunyai klasifikasi objektif maupun subjektif terhadap kriteria tertentu yang diciptakan menjadi sebuah struktur hingga dapat dinikmati oleh banyak orang. 8

3 (b) (c) (d) Seni Musik Seni musik merupakan hasil ciptaan manusia yang menghasilkan bunyi, ritme, dan harmoni yang nikmat atau indah di dengar oleh banyak orang. Bunyi dan harmoni yang dihasilkan oleh seni musik seperti hasil dari suara manusia yang biasa disebut akapela, bisa juga dihasilkan dari sebuah ketukan terhadap sebuah benda yang biasa disebut perkusi, dan dapat dihasilkan dari alat bantu seperti gitar, keyboard atau piano dan alat musik lainnya. Seni Tari Sebuah ciptaan manusia mengkreasikan gerakan tubuh yang menghasilkan keindahan bagi yang melihatnya. Dengan seni tari ini manusia menggunakan bagian tubuh mereka seperti tangan, kaki, mata dan seluruh anggota tubuh dalam mengekspresikan rasa dan bentuk suatu keindahan. Seni tari juga sering di padu padankan dengan seni musik maupun seni rupa. Seni Teater Hasil ciptaan manusia dalam memberikan visualisasi imajinasi atau sebuah gambaran yang ada dalam pikiran yang berhubungan dengan kehidupan di bumi ini. Seni teater mirip dengan seni tari, dan bahkan pada seni teater ini sering disisipi seni tari, seni musik, maupun seni rupa, dan seni teater ini juga membawa pesan yang diinginkan dapat tersampaikan pada banyak orang yang menikmati seni tersebut Pengertian Kesenian Musik Tradisional Menurut Sedyawati (1992:23) pengertian musik tradisional adalah musik yang digunakan sebagai perwujudan dan nilai budaya yang sesuai dengan tradisi. Kesenian musik tradisional atau daerah adalah suatu karya seni yang menggunakan media suara dan bunyi-bunyian, yang hidup ditengah aturan-aturan daerah setempat yang di warisi secara turun temurun dan pembelajarannya pun di warisi secara turun temurun pula. Kesenian musik daerah merupakan warisan leluhur sehingga dari sekian banyak kesenian musik tradisional tidak di ketahui pasti penciptanya. Ada tiga 9

4 komponen yang saling mempengaruhi seni musik tradisional, yaitu seniman, musik itu sendiri dan para penikmat kesenian atau orang banyak Ciri Khas Kesenian Musik Tradisional Musik tradisional adalah musik yang lahir dan berkembang di suatu daerah tertentu dan diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Musik ini menggunakan bahasa, gaya, dan tradisi khas daerah setempat. Secara umum, musik tradisional memiliki ciri khas sebagai berikut. (a) Dipelajari Secara Lisan Proses pengajaran atau pewarisan musik tradisional ini dilakukan secara lisan, generasi pendahulu mengajarkan komposisi kesenian musik daerah kepada generasi penerus, dan akan di teruskan lagi pada generasi mendatang secara lisan juga. Atau seseorang yang telah mahir memainkan instrument kesenian musik tradisional dan memberikan contoh kepada penerusnya untuk kemudian ditirukan. Orang yang menghafal harus melihatnya tanpa ada catatan. (b) Tidak Memiliki Notasi Proses pembelajaran kesenian musik tradisional yang berlangsung secara lisan,membuat naskah musik menjadi suatu hal yang tidak terlalu penting. Oleh karena itu, kesenian musik tradisional daerah tidak memiliki naskah notasi tertentu. Walau demikian, ada beberapa daerah yang memiliki notasi musik seperti di Pulau Jawa dan Bali. Namun, notasi ini tetap tidak memiliki naskah khusus, tapi dipelajari secara lisan. (c) Bersifat Informal Kesenian musik tradisional ini digunakan sebagai bentuk suatu ekspresi yang dirasakan masyarakat. Kesenian musik tradisional ini banyak digunakan dalam kegiatan rakyat biasa sehingga bersifat sederhana atau santai. Namun jika digunakan atau di pentaskan di kalangan orang penting saja kesenian musik tradisional ini lebih bersifat kompleks atau serius. (d) Bersifat General Sistem yang dikembangkan pada proses pemblajaran kesenian musik tradisional biasanya bersifat generalisai. Seniman musik tradisional belajar untuk dapat memainkan sberbagai macam instrument yang ada dalam suatu 10

5 jenis musik tradisional. Pembelajaran ini akan dilakukan dimulai dari instrumen yang termudah hingga yang tersulit. Jadi nantinya seniman musik tradisional yang sudah mahir memiliki kemampuan untuk bermain semua instrumen musik tradisional tersebut. (e) Melibatkan Alat Musik Tradisional dan Lagu Bahasa Daerah Kesenian musik tradisional biasanya diiringi dengan lagu-lagu yang menggunakan bahasa daerah tertentu dan diiringi dengan alat musik khas dari daerah-daerah itu sendiri, salah satunya jegog. (f) Bagian Dari Budaya Masyarakat Kesenian musik tradisional merupakan salah satu bentuk dari suatu kebudayaan yang berkembang di masyrakat. Melalui kesenian musik daerah ini dapat memperkenalkan daerah asal musik itu dan ciri dari budaya di masyrakatnya Pengertian Pusat Pengembangan Kesenian Menurut pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pusat memiliki arti yaitu pusar atau pokok pangkal yang menjadi pumpunan berbagai hal, urusan dan sebagainya. Dan menurut KBBI pusat kesenian adalah suatu tempat yang menjadi sentral pertunjukan kegiatan kesenian, kegiatan pengenalan, pembelajaran, latihan, dan tempat berkumpul para seniman. Pengembangan berasal dari kata kembang. Pengertian pengembangan menurut KBBI yaitu upaya peningkatkan mutu terhadap sesuatu yang dianggap penting agar dapat dilestarikan dalam kehidupan masyarakat modern. Menurut pengertian KBBI, kesenian berasal dari kata seni dan memiliki arti keahlian membuat karya yang bermutu dan karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa, seperti tari, lukisan, musik. Pengembangan kesenian dan kebudayaan adalah sebuah proses peningkatan, memprtahankan atau melestarikan dan pewarisan sebuah kebiasaan atau budaya yang ada dimasyarakat. Jadi pusat pengembangan kesenian adalah suatu wadah, dimana menjadi sentral dari sebuah kebudayaan yang harus dilestarikan, diwariskan di promosikan agar mendapatkan ketertarikan dari generasi penerus dan dikenal di kalangan orang banyak. 11

6 2.1.6 Jegog Kesenian musik tradisional jegog adalah kesenian asli dari Kabupaten Jembrana, yang di populerkan pada tahun 1912 oleh seniman yang bernama Kiyang Geliduh. Jegog adalah kesenian musik tradisional yang cara memainkannya dengan cara di tabuh. Alat musik jegog ini di buat dari bambu yang memiliki diameter lebih besar daripada angklung, bambu yang digunakan adalah jenis bambu betung atau tiing betung. Jegog adalah alat musik tradisional yang berbahan dasar bambu yang memiliki ukuran paling besar di bali maupun di Indonesia. Jegog pada era sekarang sering di kolaborasikan dengan seni tari dan di padu padankan dengan alat musik tradisional lain. Seni tari yang sering di pentaskan bersama jegog adalah tari jegog, dan tari mekepung, itu merupakan seni tari asli dari Jembrana. Menurut Kepala Bidang Kebudayaan, Sutardi (2015) pada saat ini kesenian musik tradisional jegog ini sudah bersifat profan, karena jegog hanya bersifat hiburan dan sifatnya menunggu untuk disewa. Seperti saat ini kurangnya orang yang menyewa maka perkembangan jegog saat ini agak tersendat. Jegog sendiri sekarang sudah bisa dibilang sepi peminat dikarenakan juga kurangnya promosi yang di lakukan pemerintah kabupaten Jembrana terhadap kebudayaan atau kesenian ini, dan akibatnya kesenian jegog ini kurang terekspose. Dampak dari sepinya peminat ini juga sangat menjatuhkan ekonomi yang dirasakan sebagian sanggar dan seka tabuh jegog. Dari data yang ada pada Dinas Kebudayaan Kabupaten Jembrana dikatakan dulu awal tahun 2000-an terdapat 15 sanggar yang aktif dan 75 seka tabuh jegog. Namun karena permasalahan yang terdapat diatas pada tahun 2015 ini sanggar jegog yang aktif hanya 5 dan seka tabuh jegog aktif jika hendak di sewa, adapun nama-nama sanggar yang masih aktif saat ini, yaitu: Tabel 2.1. Sanggar Jegog di Jembrana Sanggar Pimpinan Desa Status Suar Agung Suentra Sangkar Agung Aktif Jegog Jati Jaya Suara Darnen Pancar Dawa Aktif Jegog Danu Suara Mastono Pangkung Manggis Aktif Jegog Surya Metu Reken Banyubiru Aktif Jegog Warga Tunas Mekar Sugarba Pangkung Jajang Aktif Sumber : Survey data Dinas Kebudayaan (7 oktober 2015) 12

7 Menurut Sutardi, Kepala Bidang Kebudayaan, lokasi pembuatan jegog yang masih aktif hingga saat ini hanya berada di desa Pancar Dawa yang di miliki oleh Darnen. Tempat pembuatan jegog ini juga berkerjasama dengan dinas kebudayaan untuk merawat jegog yang ada di dinas kebudayaan kabupaten Jembrana, dan juga sering merawat jegog yang di taruh di jepang, yaitu alat musik jegog yang berasal dari sanggar Suar Agung. Pembuatan jegog ini juga sudah mulai terbilang mahal, di karenakan minimnya perkebunan bambu betung di daerah Jembrana, harga sebatang bambu betung seharga Rp perbatangnya, ini juga di akibatkan oleh menurunnya jumlah kelompok atau seka dan sanggar jegog. Adapun susunan struktur formasi alat musik tradisional jegog, sebagai berikut. Gambar 2.1 Struktur formasi alat musik kesenian jegog Sumber : (6 Oktober 2015) Adapun teknis dalam penyusunan formasi dalam alat musik tradisional jegog sesuai gambar di atas, sebagai berikut. (Dinas Kebudayaan Provinsi 1998:4) 13

8 a) Baris depan tiga tungguh dinamakan barangan. b) Baris tengah tiga tungguh dinamakan kantilan c) Beris belakang terdapat dua buah pengapit jegog yang disebut undir, dan sebuah alat musik ditengah yang ukurannya paling besar adalah jegog itu sendiri. Adapun versi-versi yang terdapat pada alat musik kesenian jegog, yaitu: (Dinas Kebudayaan Provinsi 1998:4) a) Versi Genjor, merupakan versi dengan pertunjukan barung tabuh b) Versi Suprig, merupakan versi yang di pentaskan dengan penari yang berwujud sebagai dayang-dayang dengan penambahan prtunjukan pencak silat dan akrobatiknya. c) Versi Jayus, merupakan pementasan jegog dengan drama tari jegog. Dalam versi suprig dan versi jayus ditambah dan dilengkapi dengan dua buah Gupekan, satu buah rebana, satu buah Gecek dan satu buah Tawa-tawa. Gamelan jegog memiliki delapan daun dengan sistem tonalitas empat nada. Umumnya, musik Bali menggunakan titi laras selendro atau pelog. Namun gamelan Jegog justru berada di tengah-tengahnya. Kalangan seniman Pulau Dewata menyebutnya wilayah titi laras jegog yang memiliki empat nada, yaitu dong, deng, dung, dan ding. Dua nada terakhir seakan melompat jauh. Mereka menyebutnya ngelangkahi gunung. Dari empat nada unik itulah justru muncul harmonisasi dan riuh-rendah tetabuhan yang sangat dinamis. Aryasa (1977:26) juga menyebutkan tentang asal usul laras ini, hal ini harus dihubungkan dengan istilah yang terdapat di masyarakat luas karena adanya sebutan cubangkirang atau tembang-kirang yaitu untuk menamakan suatu jenis barungan berlaras salendro. kata kirang sendiri berarti kurang mungkin dimaksudkan sebagai susunan nada yang kurang. 14

9 Dong Deng Dung Ding Dong Deng Dung Ding Gambar 2.2 Sistem tonalitas pada alat musik kesenian jegog Sumber : (6 Oktober 2015) 2.2 Tinjauan Objek Sejenis Dalam sub bab ini akan dijelaskan objek relevan yang berhubungan dengan bangunan Pusat Pengembangan Kesenian Jegog. Objek relevan yang di jabarkan berdasarkan fungsi yang telah ditentukan yaitu pusat pengembangan, sanggar dan pelestarian kesenian dan kebudayaan. Penjabaran objek relevan yang menyangkut bangnan Pusat Pengembangan Kesenian Jegog, sebagai berikut. Jong 15

10 2.2.1 Saung Angklung Udjo Gambar 2.3 Saung Angklung Udjo Sumber : (10 Oktober 2015) Nama Gedung : Saung Angklung Udjo Owner : Udjo Ngalagena Lokasi : Jalan Padasuka No 118. Fungsi : Pusat pengembangan Alat Musik Tradisional Angklung Tahun : 1966 Saung Angklung Udjo, didirikan oleh budayawan sunda yang bernama Udjo Ngalagena bersama isterinya Uum Sumiati. Memiliki cita-cita memelihara serta mempertahankan alat musik tradisional khas sunda Angklung, serta didedikasikan sebagai salah satu tempat cagar budaya sunda di Jawa Barat. Memiliki sebutan lain Saung Angklung Mang Udjo, tempat wisata di Bandung ini adalah satusatunya tempat yang bisa dikatakan sebagai pioneer sekaligus menjadi pusat kesenian tradisional angklung yang menyajikan atraksi pagelaran memainkan Alat musik tradisional yang terbuat dari bambu beserta dengan proses pembuatannya dalam satu kawasan wisata. Tujuan dari mendirikan saung angklung Udjo ini sebagai pusat pendidikan dan juga penelitian kebudayaan Sunda khususnya Angklung, maka tempat ini mampu menarik minat banyak sekali wisatawan, baik wisatawan domestik apalagi Wisatawan Mancanegara. Hal itu bisa dibuktikan dengan selalu penuh dikunjungi wisatawan pada saung Udjo Bandung setiap kali ada pementasan kesenian musik angklung di tempat ini. 16

11 (a) (b) (c) (d) (e) Adapun kegiatan pagelaran seni di lokasi ini, yaitu: Musik Angklung, dimainkan oleh anak-anak didik Saung Angklung Mang Udjo yang berusia masih muda, biasanya di bawah 10 tahun, namun memiliki keterampilan yang sangat luar biasa dan dijamin penonton akan takjub melihatnya. Arumba, perpaduan antara musik tradisional khas sunda angklung mengiringi tarian khas sunda, menjadikan sebuah ritme musik yang sangat merdu dan indah. Wayang Golek, kesenian asli urang sunda yang terkenal dengan si Cepot dan Dewala ini, akan disuguhkan selama menit kepada penonton dengan konsep cerita rakyat yang lucu dan dijamin penonton akan tertawa. Helaran, adalah Ritual syukuran tradisi khas budaya sunda. Tarian Sunda seperti Jaipongan Gambar 2.4 Pementasan angklung pada Saung Angklung Udjo Sumber : (7 Oktober 2015) Dan yang pertunjukan pagelaran seni di Saung Angklung Udjo yang bisa jadi paling berkesan dan menantang adalah, ketika pengunjung diajak untuk ditantang memegang sekaligus memainkan alat musik tradisonal Angklung secara langsung. Tiap pengunjung diberikan 1 (satu) buah angklung,dan diberikan tugas untuk memainkan satu buah nada yang nantinya akan dimainkan dan dipadukan secara serempak dengan seluruh pengunjung yang telah diberi arahan untuk memainkan nada-nya masing-masing secara bersamaan. 17

12 Gambar 2.5 Pementasan angklung pada Saung Angklung Udjo Sumber : (7 Oktober 2015) Dipimpin seorang dirigen yang berdiri di tengah panggung pertunjukan, dan ketika pengunjng lain paham tugasnya masing-masing, maka dijamin pengalaman pengunjung merasakan sensasi menjadi pemain angklung bak suguhan orchestra tradisonal menjadi sesuatu pengalaman yang tidak akan pernah bisa dilupakan. Gambar 2.6 Layout Saung Angklung Udjo Sumber : (10 Oktober 2015) 18

13 Pada denah Saung Angklung Udjo ini di beritahukan bahwa ada beberapa fasilitas yang disediakan oleh pihak pengelola, yaitu: 1. Pendopo Pertunjukan / Bale Karesmen Pendopo adalah panggung atau tempat pagelaran pertunjukan utama, disini pengunjung bisa menyaksikan pertunjukan para pemain angklung memainkan angklungnya. Dan disini pula pengunjung bisa memainkan angklung secara langsung dan bermain bersama para seniman yang sedang memberikan pertunjukan. Pengunjung akan di berikan arahan oleh dirigen yang berdiri di tengah-tengah panggung pertunjukan. Pada pendopo ini bisa menampung hingga 400 pengunjung dalam sekali pertunjukan. Gambar 2.7 Suasana di dalam Pendopo Pertunjukan Sumber : (10 Oktober 2015) 2. Souvenir Shop Pada Souvenir Shop ini adalah tempat penjualan souvenir-souvenir yang berhubungan dengan angklung, atau menjual angklung dengan berbagai ukuran. Ada juga berbagai kerajinan tangan yang di buat oleh pengerajin yang berada di Saung Angklung Udjo Gambar 2.8 Suasana di dalam Souvenir Shop Sumber : (10 Oktober 2015) 19

14 3. Guest House Guest house ini merupakan sebuah penginapan yang disewakan untuk pengunjung yang akan bermalam di Saung Angklung Udjo ini. 4. Warung Hawu Warung Hawu adalah tempat berbelanja minuman ringan atau makanan ringan untuk bekal sambil berjalan-jalan. 5. Mushola Tempat beribadah bagi umat islam. 6. Dapur Angklung Dapur angklung merupakan restaurant yang di khususkan untuk pengunjung yang dating untuk berekreasi di Saung Angklung Udjo dan pengunjung yang menginap di Guest House. 7. Pos Jagabaya Pos Jagabaya adalah pos security, menurut KBBI arti dari jagabaya adalah kepala keamanan desa yang berasal dari bahasa jawa. 8. Produksi Angklung Produksi angklung adalah tempat pembuatan alat musik tradisional angklung dan souvenir kerajinan tangan yang akan di jual. Gambar 2.9 Tempat Produksi Angklung Sumber : (10 Oktober 2015) 9. Ruang Ganti Seniman Ruang ganti ini biasanya berfungsi sebagai area ganti para pemain angklung dan penari sebelum melakukan pementasan dan setelah melakukan pementasan. 20

15 10. Saung Teh Walini Saung Teh Walini adalah fasilitas terbaru yang diberikan oleh Saung Angklung Udjo, pada Walini ini pengunjung bisa menikmati teh khas Jawa Barat dan pengunjung juga bisa menambah wawasan tentang teh yang di ekspor yang di kelola perkebunan teh walini. Pengunjung juga akan disajikan pengetahuan tentang manfaat meminum teh. Gambar 2.10 Suasana dalam Saung Teh Walini Sumber : (10 Oktober 2015) 11. Yayasan Saung Udjo Pada yayasan ini mempunyai fungsi sebagai kantor yang mengurus bagian beasiswaseni yang akan di berikan untuk anak-anak yang kurang mampu namun memiliki bakat, beasiswa ini diutamakn untuk anak-anak yang tinggal disekitar Saung Udjo. 12. Panggung Taman Belakang Panggung taman belakang ini berfungsi untuk menampilkan pementasan untuk para pengunjung Guest House dan pengunjung VIP. Pertunjukan biasanya dilakukan pada petang hari. 21

16 Gambar 2.11 Suasana di Panggung Taman Belakang Sumber : (10 Oktober 2015) 13. Mushola Tempat beribadah bagi umat islam. 14. Toilet Toilet ini di khususkan untuk pengunjung. 15. Office Berfungsi sebagai kantor pengelola. 16. Ruang Latihan Ruang latihan ini hanya boleh dimasuki oleh pengelola ataupun seniman angklung dibawah binaan Saung Angklung Udjo. Pada Saung Angklung Udjo ini terdapat struktur organisasi pengelola, sebagai berikut. 22

17 Gambar 2.12 Struktur Organisasi Saung Angklung Udjo Sumber : http.jbptunikompp-gdl-friskaanja unikom.pdf (11 oktober 2015) Jegog Suar Agung Gambar 2.13 Layout Yayasan Jegog Suar Agung Sumber : Suar Agung (11 oktober 2015) Nama Gedung : Yayasan Jegog Suar Agung Owner : I Ketut Suwentra 23

18 Lokasi : Desa Sangkaragung Fungsi : Pusat Pegelaran dan Pembelajaran Kesenian Jegog Tahun : 1971 Gamelan bambu jegog pertama kali muncul pada tahun 1912, di barat Bali. Dari Desa Negara lalu menyebar ke seluruh Kabupaten Jembrana sebagai hiburan populer bagi warga desa terutama pertanian, yang kemudian diadopsi untuk menandai festival panen, perayaan, dan upacara keagamaan. Pada tahun 1940 pertunjukan jegog dilarang oleh penguasa Belanda yang berada di Bali, Belanda mewaspadai pertunjukan bambu dan khawatir bahwa tabung bambu dapat digunakan sebagai senjata pemberontakan terhadap mereka. Dengan kejadian itu jegog meredup selama 30 tahun sampai budaya jegog dihidupkan kembali di tahun 70-an dan penuh semangat dipromosikan oleh Pak Suwentra, dengan mendirikan Jegog Suar Agung Jegog Suar Agung didirikan pada tahun 1971 oleh dua bersaudara yang menjadi pemimpin saat ini, yaitu I Ketut Suwentra, dan Nyoman Jayus di desa Sangkaragung di Kabupaten Jembrana dari Bali barat. Yayasan Suar Agung, atau Suar Agung Foundation, bertujuan untuk mempromosikan musik Bali dan pertunjukan tari. Jegog Suar Agung adalah tempat wisata kesenian jegog yang paling terkenal untuk musik Jegog, sebuah gaya yang unik dari musik gamelan yang dimainkan pada instrumen bambu raksasa. Gambar 2.14 Pendiri Suar Agung, Ketut Suwentra Sumber : Suar Agung (11 oktober 2015) Menurut Suwentra atau yang lebih dikenal dengan Pekak Jegog, pada pasca kemerdekaan kebangkitan jegog telah memikat penonton di seluruh dunia dengan 24

19 musikalitas mempesona dan teknik gamelan sangat unik. Suar Agung pertama kali mengunjungi Jepang pada tahun 1975 dan telah melakukan tur disana setiap tahun sejak tahun Tokyo pernah menjadi tuan rumah untuk sebuah konser kolaborasi antara Suar Agung dan Senegal Doudou Ndiaye Rose yang dikenal di dunia pada tahun Suar Agung juga sudah melakukan pertunjukan di Eropa, seperti di Perancis, Swiss dan Jerman, termasuk pembukaan Piala Dunia antara Prancis dan Brazil pada tahun Gambar 2.15 Pementasan Jegog oleh Jegog Suar Agung Sumber : Suar Agung (11 oktober 2015) Suwentra mengatakan pada tahun 2006 diakui oleh Pemerintah Indonesia dengan penghargaan Kontribusi Budaya. Sebagai imbalannya, I Ketut Suwentra mengakui banyak warga desa yang telah bekerja dengan dia untuk memelihara jegog. Suar Agung melakukan pementasan yang di lakukan setiap kamis dan minggu, pementasannya dilakukan di Sanggar Suar Agung yang terletak di Desa Sangkaragung, Kabupaten Jembrana. Pementasan ini dilakukan oleh dua puluh delapan seniman jegog dan penari. Pementasan ini juga biasa disebut Konser Terbuka, dimana pengunjung mendapatkan kesempatan untuk melihat dan mendengarkan instrumen bambu terbesar didunia, yaitu jegog. Pengunjung yang menonton pertunjukan ini juga akan diajak mencoba memainkan alat musik Jegog di panggung yang telah disediakan. 25

20 2.2.3 Taman Nusa Gambar 2.16 Pengunjung mencoba bermain Jegog Sumber : Suar Agung (11 oktober 2015) Gambar 2.17 Taman Nusa Sumber : (12 oktober 2015) Nama Tempat : Taman Nusa Lokasi : Jalan Taman Bali Banjarangkan, Banjar Blahpane Kelod, Desa Sidan, Gianyar, Bali Fungsi : Pusat pelestarian kebudayaan dan rekreasi Tahun : 2013 Taman Nusa merupakan taman wisata budaya yang memberikan pengetahuan menyeluruh tentang budaya dari berbagai etnis Indonesia dalam suasana alam pulau Bali. Taman Nusa memiliki tujuan untuk menjadikan taman budaya sebagai sarana pelestarian dan rekreasi bagi para pengunjung baik lokal 26

21 maupun mancanegara agar pengunjung lebih memahami budaya Indonesia dengan cara yang menarik dan interaktif. Taman Nusa lebih menunjukkan arah perkembangan tradisi arsitektur budaya daerah yang ada di Indonesia. Adapun macam-macam arsitektur yang di tampilkan, misalnya seperti masa Hindu dan Buddha ditandai candi, bangunan batu yang dibuat di atas ruang bawah tanah dengan atap menyerupa piramida yang penuh ragam hias. Arsitektur Islam yang ditandai lambang-lambang Islami. Orang Belanda memadukan unsur arsitektur nusantara dengan arsitektur Belanda sehingga tercipta arsitektur kolonial yang dikenal sebagai Gaya Hindia. Pada Taman Nusa, pengunjung dapat berjalan kaki berkeliling menikmati panorama berkembangnya budaya bangsa Indonesia. Diawali dari jaman atau masa prasejarah yang memiliki ciri khas primitif, lalu melintasi masa perunggu, setelah itu menuju pada masa kerajaan yang ditandai dengan replika Candi Borobudur. Gambar 2.18 Replika Candi Borobudur Pada Taman Nusa Sumber : (12 oktober 2015) Setelah melintasi masa kerajaan, maka suasana akan berubah menjadi kawasan kampung budaya yang memiliki keanekaragaman budaya dari beragam kelompok etnis di Indonesia. Dimana nantinya dapat dirasakansuasana kehidupan di berbagai daerah, dan disana akan ditampilkan juga verbagai keterampilan serta pertunjukan seni tradisional dari berbagai daerah. Taman Nusa memiliki luas lahan kurang lebih 15 hektar. 27

22 Pada Taman Nusa terdapat juga masa Indonesia Merdeka, yang ditandai dengan figure dari bapak proklamtor Soekarno dan Hatta, dengan latar bagian belakang adalah teks proklamsi kemerdekaan Indonesia. Setelah masa Indonesia Merdeka, terdapat pula kawasan Indonesia masa kini yang ditandai dengan pembangunan sosial ekonomi melalui diorama miniature kereta api dalam suasana kota dan alam di Indonesia. Adapun gambaran masteplan dari Taman Nusa beserta fasilitas yang diberikan sebagai berikut. Gambar 2.19 Masterplan Taman Nusa Sumber : (12 oktober 2015) Taman Nusa memiliki beberapa fasilitas utama yang bisa dinikmati dengan cara menjelajah, yaitu: 1. Masa Prasejarah Pada masa ini pengunjung akan disajikan panoramaciri khas primitive. 2. Masa Perunggu Tata ruang yang disajikan sesaui pada keadaan dijaman perunggu. 28

23 3. Masa Kerajaan Pada masa ini ditandai dengan adanya replika Candi Borobudur yang dibangun pada Dinasti Saylendra 4. Kawasan Kampung Budaya Kawasan ini memiliki lebih dari 60 rumah tradisional, yang sebagian diantaranya sudah berumur hingga ratusan tahun. Pada kawasan ini pengunjung akan mendapatkan kesempatan mengenal berbagai etnis, budaya dan kerajinan serta kesenian yang ada di Indonesia. Gambar 2.20 Berbagai macam Rumah Adat dari berbagai macam daerah Sumber : (12 oktober 2015) 5. Masa Indonesia Awal Terdapat patung Mahapatih Gajah Mada, Candi Trowulan dan Gapura Sumpah Pemuda. 6. Masa Indonesia Merdeka Terdapat patung Proklamator Bapak Soekarno dan Bung Hatta serta teks Proklamasi Indonesia Merdeka. 7. Indonesia Masa Kini Indonesia masa kini ditampilkan dengan diorama miniatur kereta api dengan skala 1:87, di area seluas 200m2 dengan panorama alam dan kota yang berada di Indonesia. Miniatur ini dilengkapi dengan lebih dari 50 lokomotif 29

24 serta 300 gerbong barang dan gerbong penumpang yang dikendalikan menggunakan komputer. 8. Harapan Indonesia Masa Depan Di wilayah bertema modern ini terdapat perpustakaan dan tiga museum yang menampilkan warisan budaya Indonesia, seperti: wayang, batik, tenunan dan sulaman. Gambar 2.21 Museum Taman Nusa Sumber : (12 oktober 2015) Pada Taman Nusa juga memiliki berbagai macam fasilitas pendukung, yaitu: 1. Auditorium Bima Theater, sebagai tempat pementasan kesenian tradisional dari berbagai daerah yang ada di indonesia Gambar 2.22 Bima Theater Sumber : (12 oktober 2015) 2. Ruang Pameran, Ruang pameran ini bersifat komersil dikarenakan berfungsi jika ada pihak yang menyewa. 3. Toko Souvenir, menjual berbagai souvenir yang berhubungan dengan taman nusa 30

25 4. Restaurant Dapur Nusa, restaurant ini menyajikan masakan khas Nusantara. Gambar 2.23 Restaurant Dapur Nusa Sumber : (12 oktober 2015) 5. Restaurant Royal Sidan, Restaurant ini menyajikan masakan Internasional. Gambar 2.24 Restaurant Royal Sidan Sumber : (12 oktober 2015) 6. Sanggar, sebagai tempat pelestarian dan pembelajaran kebudayaan tradisional seperti seni karawitan dan tari-tarian. 2.3 Spesifikasi Umum Pusat Pengembangan Kesenian Jegog Dalam Spesifikasi Umum Proyek ini akan membahas tentang definisi, fungsi, tujuan, sistem pengelolaan, fasilitas dan lokasi dari Pusat Pengembangan Kesenian Jegog Pengertian Pusat Pengembangan Kesenian Jegog merupakan wadah untuk mempromosikan, melestarikan dan pewarisan sebuah kesenian tradisional khas daerah Jembrana, yaitu jegog yang berorientasi pada kebutuhan dan keperluan 31

26 sarana pementasan, pembuatan, pameran, pendidikan atau edukasi dan pencetakan seniman-seniman muda yang berbakat, sehingga nantinya kesenian jegog ini lebih di kenal di kancah nasional maupun internasional dan tidak punah dimakan jaman Fungsi dan Tujuan Fungsi dari Pusat Pengembangan Kesenian Jegog ini adalah sebagai pusat pegelaran, pembelajaran dan pembuatan jegog itu sendiri, sehingga nantinya jegog akan menjadi kebudayaan yang di kenal banyak orang, dan bisa di lestarikan oleh generasi-generasi penerus. Tujuan dari Pusat Pengembangan Kesenian Jegog adalah mewujudkan sebuah wadah pelestarian dan pengembangan khusus yang bisa memberikan edukasi tentang kebudayaan jegog dan informasi pengenalan jegog kepada orang banyak Pelaku Kegiatan Pelaku kegiatan dalam pusat pengembangan ini secara umum dapat dikelompokan menjadi 3, yaitu: a. Pengunjung, terdiri dari pengunjung umum, yaitu pengunjung yang sekedar berekreasi dan ingin tahu cara memainkan jegog. Dan pengunjung khusus, yaitu pengunjung yang memiliki tujuan untuk melakukan penelitian dan mempelajari jegog secara mendalam atau serius. 2 jenis pengunjung ini termasuk wisatawan lokal maupun internasional. b. Pengelola, yaitu yang mengelola dan mengkordinir Pusat Pengembangan Kesenian Jegog ini. Pengelola disini lebih banyak diambil dari penduduk atau masyarakat setempat. Struktur organisasi pengelolaan ini nantinya di sesuaikan dengan klasifikasi pusat pengembangan. Pengelola ini juga sudah termasuk guru atau seniman yang mengajar di sanggar yang sudah ada di dalam pusat pengembangan. c. Masyarakat atau penduduk lokal, yaitu masyarakat di sekitar lokasi pusat pengembangan Pengelolaan dan Fasilitas Pengelolaan pusat pengembangan ini nantinya diserahkan kepada pihak swasta dengan adanya dukungan pemerintah daerah yaitu dinas kebudayaan dan 32

27 pariwisata Kabupaten Jembrana, dan yang terpenting dengan dukungan dari masyarakat lokal yaitu masyarakat. Adapun susunan pengelolaan sebagai berikut: 1. Pemerintah pusat maupun pemerintah Kabupaten Jembrana 2. Kepala Pusat Pengembangan 3. Bagian Administrasi (a) Administrasi Umum (b) Administrasi Keuangan (c) Urusan Kepegawaian 4. Bagian fungsional. Adapun fasilitas-fasilitas yang terdapat pada Pusat Pengembangan Kesenian Jegog secara umum, yaitu: A. Fasilitas Utama 1. Sanggar 2. Panggung pertunjukan 3. Kantor pengelola 4. Toko Souvenir 5. Tempat Pembuatan Jegog 6. Restaurant B. Fasilitas Pendukung 1. Ruang Administrasi 2. Ruang Penyimpanan 3. Gudang 4. Toilet 5. Area ruang luar 6. Temat Parkir 7. Tempat Suci Prinsip Umum Prinsip umum penetapan lokasi diberikan persyaratan yang harus terpenuhi, yakni tapak harus memiliki akses yang jelas, mudah dikenal, mudah dicapai, memiliki jaringan utilitas yang sangat memadai, daerah yang landai, jauh dari wilayah pabrik, dan yang paling penting berada dekat dari pusat kota dan pusatpusat kesenian. 33

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia memiliki berbagai jenis atraksi. Setiap daerah

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia memiliki berbagai jenis atraksi. Setiap daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata Indonesia memiliki berbagai jenis atraksi. Setiap daerah memiliki atraksi tersendiri guna mendatangkan wisatawan. Keunikan dan keindahan alam serta beragamnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang penjelasan-penjelasan awal yang dijabarkan dalam latar belakang pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan, dan metode perancangan yang dilakukan selama proses

Lebih terperinci

UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN ARSITEKTUR

UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN ARSITEKTUR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN ARSITEKTUR Jalan Kampus Bukit Jimbaran - Bali (0361) 703384, 703320 Fax : 703384 www.ar.unud.ac.id PERNYATAAN Judul Tugas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat dikenal sebagai Kota Parahyangan/Tatar Sunda, yang berarti tempat para Rahyang/Hyang bersemayam. Menurut cerita cerita masyarakat kuno, Tatar Parahyangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bangsa memiliki ciri dan kebiasaan yang disebut kebudayaan, menurut Koentjaraningrat (1974), Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PROYEK

BAB III PERENCANAAN PROYEK BAB III PERENCANAAN PROYEK 3.2.1 Deskripsi Proyek Judul : Taman Budaya Sunda Lokasi : Wilayah Pasirlayung Cimenyan, Bandung Sifat Proyek : Non Institusional semi komersial Status : Fiktif, dikelola oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan pariwisata merupakan suatu industri yang berkembang di seluruh dunia. Tiap-tiap negara mulai mengembangkan kepariwisataan yang bertujuan untuk menarik minat

Lebih terperinci

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Pendekatan Aspek Fungsional 5.1.1. Pendekatan Fasilitas Pusat Seni Budaya Rakyat Borobudur ini akan menyediakan fasilitas sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata telah menjadi sektor industri yang sangat pesat dewasa ini, pariwisata sangat berpengaruh besar di dunia sebagai salah satu penyumbang atau membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian dan Pariwisata merupakan dua kegiatan yang saling memiliki keterkaitan yang sangat kuat. Dalam konteks pariwisata telah menjadi atraksi atau daya tarik wisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah suatu peristiwa sosial yang mempunyai tenaga kuat sebagai sarana kontribusi antara seniman dan penghayatnya, ia dapat mengingatnya, menyarankan,

Lebih terperinci

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : ANANG MARWANTO NIM

Lebih terperinci

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Propinsi Jawa Tengah yang merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata ( DTW ) Propinsi di Indonesia, memiliki keanekaragaman daya tarik wisata baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal memiliki warisan budaya yang beranekaragam. Keanekaragaman budayanya itu tercermin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kabupaten Semarang merupakan salah satu daerah yang kaya akan obyek wisata baik wisata alamnya yang sangat menarik, wisata budaya, peninggalan sejarah maupun sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE A. Latar Belakang Indonesia adalah Negara kepulauan yang berada di garis khatulistiwa dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kelayakan Proyek Dewasa ini perkembangan dunia pariwisata di Indonesia semakin meningkat, dimana negara indonesia sendiri telah banyak melakukan promosi ke

Lebih terperinci

STUDIO TUGAS AKHIR DOSEN PEMBIMBING : Dr. ANDI HARAPAN S., S.T., M.T. BAB I PENDAHULUAN

STUDIO TUGAS AKHIR DOSEN PEMBIMBING : Dr. ANDI HARAPAN S., S.T., M.T. BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jawa Barat merupakan provinsi yang sangat potensial dari segi sumber daya alam, sumber daya manusia, hingga keseniannya. Kesenian Jawa Barat sangat beraneka ragam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Neneng Yessi Milniasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Neneng Yessi Milniasari, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia yang dijadikan milik diri manusia dan diperoleh melalui proses belajar (Koentjaraningrat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hilda Maulany, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hilda Maulany, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Seni secara sederhana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan serta pengembangan suatu kesenian apapun jenis dan bentuk kesenian tersebut. Hal itu disebabkan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal dengan bangsa yang mempunyai kekayaan tradisi dan budaya. Kekhasan serta kekayaan bangsa dalam tradisi dan budaya yang dimiliki, bukti bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya atau kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat, bahwa segala sesuatu

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Indonesia sebagai Negara Kepulauan

Lebih terperinci

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi kesenian yang tersebar di seluruh Indonesia merupakan kekayaan budaya yang tidak ternilai harganya, karena kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek nilai budaya dan tingkat peradabannya. Warisan budaya Indonesia yang berupa adat istiadat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Kasus Proyek Perkembangan globalisasi telah memberikan dampak kesegala bidang, tidak terkecuali pengembangan potensi pariwisata suatu kawasan maupun kota. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang >< BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah sesuatu yang tidak dipisahkan dari negara Indonesia yang terkenal akan keanekaragamannya. Keanekaragaman ini menjadi unsur perekat kesatuan dan persatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009 BB I PENDHULUN 1.1. LTR BELKNG, sebagai suatu bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif, emosional, individual, abadi dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat seni yakni kreativ, maka seni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. program wisata yang telah dilaksanakan sejak tahun 2008 yang berskala

BAB I PENDAHULUAN. program wisata yang telah dilaksanakan sejak tahun 2008 yang berskala BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang memiliki banyak potensi alam dan budaya yang bisa dijadikan sebagai atraksi wisata. Sesuai dengan program wisata yang telah

Lebih terperinci

dari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman emosional yang bukan dari pikiranya semata. 2.

dari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman emosional yang bukan dari pikiranya semata. 2. A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Musik sebagai bagian dari kebudayaan suatu bangsa, merupakan ungkapan serta ekspresi perasaan bagi pemainnya. Kebudayaan juga merupakan cerminan nilai-nilai personal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat keindahan dan dapat diekspresikan melalui suara, gerak ataupun ekspresi lainnya. Dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERANCANGAN Seiring dengan kemajuan zaman, tradisi dan kebudayaan daerah yang pada awalnya dipegang teguh, di pelihara dan dijaga keberadaannya oleh setiap suku, kini

Lebih terperinci

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN

BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN BENTUK DAN FUNGSI KESENIAN OJROT-OJROT DI DESA KARANGDUWUR KECAMATAN PETANAHAN KABUPATEN KEBUMEN Oleh: Ari Rahmawati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa rahmawatiarie21@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Sunda dan bambu (awi) adalah dua hal yang sangat erat kaitannya. Mulai dari rumah, perkakas, bahkan hingga alat-alat kesenian dan ritual pun banyak yang

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N BAB I PENDAHULUAN 1.1. Batasan Pengertian 1.1.1. Pengertian Museum Gamelan Jawa a. Museum Ada beberapa pengertian museum, namun menurut esensinya secara umum museum adalah gedung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kesenian tradisional daerah dengan kekhasannya masing-masing senantiasa mengungkapkan alam pikiran dan kehidupan kultural daerah yang bersangkutan. Adanya berbagai

Lebih terperinci

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang di Jawa Barat memiliki jenis yang beragam. Keanekaragaman jenis kesenian tradisional itu dalam perkembangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara kita terdiri dari bermacam-macam suku bangsa yang terbentang

BAB I PENDAHULUAN. Negara kita terdiri dari bermacam-macam suku bangsa yang terbentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara kita terdiri dari bermacam-macam suku bangsa yang terbentang mulai dari ujung barat sampai timur. Setiap wilayah mempunyai kebudayaan yang khas sebagai lambang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni Kota Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan anekaragam budayanya, seperti tatakrama, pola hidup yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dengan banyak suku dan budaya yang berbeda menjadikan Indonesia sebagai bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Baik dari segi ekonomi, teknologi dan juga hukum. Untuk sektor ekonomi, pariwisata menjadi salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesenian produk asli bangsa Indonesia. Kesenian wayang, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kesenian produk asli bangsa Indonesia. Kesenian wayang, merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dengan aneka ragam kebudayaan dan tradisi. Potensi merupakan model sebagai sebuah bangsa yang besar. Kesenian wayang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ludruk merupakan seni kesenian tradisional khas daerah Jawa Timur. Ludruk digolongkan sebagai kesenian rakyat setengah lisan yang diekspresikan dalam bentuk gerak dan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Lokasi dan Letak Geografis Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng terletak di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Lokasi ini berjarak 11 km dari Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda KONSERVASI PARTISIPASI KOMUNITAS SUNDA TAMAN BUDAYA SUNDA METODE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut beberapa data statistik dan artikel di berbagai media, pariwisata di Indonesia sejauh ini dapat dikatakan kurang dikenal di mancanegara, maupun di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju.

BAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan Art Development Center di Banda Aceh sudah menjadi hal yang penting untuk dibahas. Terutama saat Tsunami membumihanguskan berbagai fasilitas yang ada, namun

Lebih terperinci

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gending Karatagan wayang adalah gending pembuka pada pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan seni dan budayanya. Hal itu telihat dari keberagaman suku yang dimiliki Bangsa Indonesia, mulai dari cara hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai hal, seperti keanekaragaman budaya, lingkungan, alam, dan wilayah geografis. Keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angklung merupakan salah satu instrumen yang berasal dari tanah Sunda, Jawa Barat. Angklung merupakan salah satu instrumen tradisional yang berasal dari material Bambu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seperti kita ketahui, Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman budaya dan kesenian. Keberagaman budaya inilah yang membuat Indonesia dikenal oleh negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena daerah Bekasi berbatasan langsung dengan Ibu Kota Jakarta (Betawi) dan

BAB I PENDAHULUAN. karena daerah Bekasi berbatasan langsung dengan Ibu Kota Jakarta (Betawi) dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kabupaten Bekasi adalah salah satu kabupaten yang termasuk dalam Propinsi Jawa Barat, sebuah kabupaten dengan masyarakat yang khas dan heterogen karena daerah

Lebih terperinci

2015 PELATIHAN ANGKLUNG SUNDA DI SANGGAR BAMBU WULUNG DI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG

2015 PELATIHAN ANGKLUNG SUNDA DI SANGGAR BAMBU WULUNG DI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angklung merupakan salah satu jenis kesenian yang telah banyak dikenal oleh masyarakat baik secara lokal di Indonesia maupun di Mancanegara. Khususnya di Indonesia kesenian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang mempunyai keanekaragaman budaya dan komunitas masyarakat yang unik seperti ras, suku, agama, dan etnis. Kebudayaan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki ribuan pulau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki ribuan pulau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki ribuan pulau yang terbentang dari Sabang hingga Merauke. Banyaknya pulau ini membuat Indonesia pun dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menjelasakan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode perancangan yang dipakai dalam proyek Pusat Pelestarian dan Pengembangan Kesenian Pelegong di Gianyar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki suku bangsa yang beraneka ragam. Oleh karena itu, Indonesia kaya akan budaya dan adat istiadat. Kebudayaan yang

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara kepulauan yang terbesar dengan kedudukan geopolitis yang strategis dikarunia Tuhan keanekaragaman kekayaan alam dan budaya yang istimewa, yang menjadi sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar belakang penelitian, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) ruang lingkup penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Museum adalah suatu tempat yang menyimpan benda-benda bersejarah yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran dan pariwisata. Menurut KBBI edisi IV, Museum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN HAKIKAT PASAR KERAJINAN DAN SENI

BAB II TINJAUAN HAKIKAT PASAR KERAJINAN DAN SENI BAB II TINJAUAN HAKIKAT PASAR KERAJINAN DAN SENI 2.1 PENGERTIAN PASAR KERAJINAN DAN SENI Pasar dalam arti sempit adalah tempat dimana permintaan dan penawaran bertemu ( http://id.wikipedia.org/ : 7/9/2009

Lebih terperinci

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan salah satu bagian dari kebudayaan yang mempunyai ciri khas dan bersifat kompleks, sebuah kebudayaan yang lahir di dalam suatu lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini menjadi fokus utama yang sangat ramai dibicarakan masyarakat karena dengan mengembangkan sektor pariwisata maka pengaruh pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK II.1 Tinjauan Umum Proyek II.1.1 Tinjauan Proyek Judul : Pusat Pendidikan Budaya Betawi Tema : Arsitektur Betawi Lokasi : Jalan Bulungan Raya, Jakarta Selatan Luas Lahan : ±

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta penggerak ekonomi masyarakat. Pada tahun 2010, pariwisata internasional tumbuh sebesar 7% dari 119

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan untuk memperkenalkan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisa komponen pengembangan wisata belanja, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada potensi dan kemungkinan pengembangan wisata belanja Kabupaten Karanganyar

Lebih terperinci

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG 1 BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN, PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN KESENIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SURAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR POST-MODERN

GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SURAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR POST-MODERN LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SURAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR POST-MODERN Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

STUDI PERSEPSI STAKEHOLDER TERHADAP REVITALISASI KAWASAN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh ARDIAN YOSEP YOHANNES L2D

STUDI PERSEPSI STAKEHOLDER TERHADAP REVITALISASI KAWASAN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh ARDIAN YOSEP YOHANNES L2D STUDI PERSEPSI STAKEHOLDER TERHADAP REVITALISASI KAWASAN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh ARDIAN YOSEP YOHANNES L2D 303 282 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak jaman kerajaan-kerajaan

Lebih terperinci

Menilik Sisi Lain Ibukota di Kota Tua Fatahillah

Menilik Sisi Lain Ibukota di Kota Tua Fatahillah Menilik Sisi Lain Ibukota di Kota Tua Fatahillah Wajah Jakarta sering digambarkan dengan ratusan gedung tinggi yang menjulang di tengah kota, hutan modern yang riuh dengan gedung perkantoran dan pemukiman.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian merupakan salah satu bentuk kebudayaan manusia. Setiap daerah mempunyai kesenian yang disesuaikan dengan adat istiadat dan budaya setempat. Jawa Barat terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widdy Kusdinasary, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widdy Kusdinasary, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banten sebagai bagian dari negara Kesatuan Republik Indonesia, memiliki keanekaragaman bentuk dan jenis seni pertujukan. Seni pertunjukan yang tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang fungsional, estetis dan indah, sehingga ia dapat dinikmati dengan panca inderanya yaitu

Lebih terperinci

Tembang Batanghari Sembilan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud

Tembang Batanghari Sembilan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Tembang Batanghari Sembilan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan A. Pendahuluan B. Hasil Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Musik sebagai gaya hidup dan profesi Musik diperkirakan telah lahir sejak kehadiran manusia modern homo sapien yaitu sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata saat ini menjadi sebuah kebutuhan bagi berbagai elemen masyarakat. Pariwisata dalam UU NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siapa yang tidak mengenal fashion di dunia ini. Sejak lahir fashion atau mode sudah ada dalam diri setiap insan. Mode berbusana atau fashion pada dasarnya tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Penataan dan Pengembangan Wisata Kampung Rebana di Tanubayan, Bintoro, Demak. I.1.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Penataan dan Pengembangan Wisata Kampung Rebana di Tanubayan, Bintoro, Demak. I.1.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Judul laporan Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Penataan dan Pengembangan Wisata Kampung Rebana di Tanubayan, Bintoro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditemui hal-hal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditemui hal-hal BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditemui hal-hal berkenaan dengan bentuk, simbol serta sekilas tentang pertunjukan dari topeng Bangbarongan Ujungberung

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PESTA KESENIAN BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PESTA KESENIAN BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PESTA KESENIAN BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa kesenian Bali sebagai bagian integral kebudayaan nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan bangsa dengan warisan kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan aset tidak ternilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah bangsa yang besar. Terdiri dari 33 Provinsi, 17.508 Pulau dan 238 juta penduduk, Indonesia dikenal di mata dunia memiliki kekayaan serta keanekaragaman

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SANGGAR BUDAYA KI DJAROT SARWINTO DI SUKOHARJO

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SANGGAR BUDAYA KI DJAROT SARWINTO DI SUKOHARJO TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SANGGAR BUDAYA KI DJAROT SARWINTO DI SUKOHARJO Diajukan Sebagai Pelengkap dan Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan bermanfaat untuk kemajuan bangsa. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan bermanfaat untuk kemajuan bangsa. Di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk karakter suatu bangsa. Salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu negara adalah pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Surakarta selain dikenal sebagai kota batik, juga populer dengan keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki kekhasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keanekaragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam masyarakatnya yang majemuk, tentunya masyarakat Indonesia juga memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri Pariwisata merupakan salah satu sektor jasa yang menjadi unggulan di tiap-tiap wilayah di dunia. Industri Pariwisata, dewasa ini merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dibagi menjadi empat sub-bab yang berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode perancangan dari seminar tugas akhir. Pembahasan latar belakang menguraikan

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR. Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D

STUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR. Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D STUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D 304 155 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2007

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Banyak orang merasa bingung mengisi hari libur mereka yang hanya berlangsung sehari atau dua hari seperti libur pada sabtu dan

Lebih terperinci

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Wujud merupakan salah satu aspek yang paling mendasar, yang terkandung pada semua benda atau peristiwa

Lebih terperinci