Dugem Gaya Hidup Para Clubbers (Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Dugem di Retro Spective)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Dugem Gaya Hidup Para Clubbers (Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Dugem di Retro Spective)"

Transkripsi

1 Dugem Gaya Hidup Para Clubbers (Studi Deskriptif Tentang Kegiatan Dugem di Retro Spective) SKRIPSI Diajukan Guna Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Sosial Dalam Bidang Antropologi Oleh : Muhammad Liyansyah Antropologi Sosial Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Antropologi Medan 2009

2 ABSTRAK Saat ini dugem telah menjadi salah satu gaya hidup masyarakat perkotaan. Gaya hidup yang penuh dengan hura-hura dan kesenangan ini sering dianggap sebagai suatu hal yang negatif oleh sebagian besar masyarakat. Keglamoran gaya hidup para penikmat dugem yang biasa disebut clubber ini dianggap bertolak belakang dengan keadaan masyarakat Indonesia. Terus berkembangnya penikat dugem ini kemudian memunculkan pertanyaan-pertanyaan tentang siapa saja yang disebut sebagai clubbers? Apa saja yang dilakukan clubbers saat dugem? dan apa yang diperoleh clubbers dari kegiatan dugem? sehingga perlu dilakukan penelitian secara sistematis. Penelitian ini bertipekan deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Untuk memperoleh data, metode yang digunakan adalah observasi semi-partisipasi, wawancara mendalam, dan studi pustaka. Penelitian ini berlokasi di Retro spective yang merupakan salah satu diskotik di Kota Medan. Adapun yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah para penikmat hiburan malam yang sering berkunjung ke diskotik Retro. Informan dalam penelitian ini adalah 12 clubbers yang mengunjungi retro dengan frekuensi kunjungan minimal satu kali dalam seminggu. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa yang disebut para clubber adalah para penikmat kehidupan malam yang memilih cara menghabiskan waktunya dengan berkumpul dengan teman-temannya di sebuah diskotik dengan segala aktivitas didalamnya. Kegiatan yang biasa dilakukan clubbers pada saat dugem adalah ngobrol, minum, dan dance (jojing). Aktivitas ini adalah kegiatan utama para clubber pada saat dugem dan mampu membuat para clubber merasa senang dan terlebur dalam suasana malam hingga lupa waktu. Para clubber merasa bahwa pada saat dugem, mereka dapat memperoleh kepuasan, kesenangan, informasi, dan citra diri. Melalui dugem para clubber merasa memperoleh kepuasan dan kesenangan yang mampu menghilangkan beban pikiran yang mereka rasakan. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa dugem merupakan salah satu dari berbagai gaya hidup yang dianut oleh masyarakat perkotaan khususnya para penikmat dunia malam. Para clubber umumnya menjadikan dugem sebagai cara mereka memperoleh hiburan dan kesenangan. Clubbers terdiri dari berbagai golongan, mulai dari siswa hingga pekerja, generasi muda hingga yang tua, dan dari yang kaya hingga yang miskin. Beranekaragamnya latar belakang para clubber ini kemudian menciptakan tipe-tipe clubbers yang berada di dalam diskotik sesuai dengan prilaku mereka. Pola konsumsi merupakan pembentuk utama dari gaya hidup para clubber. Dugem dianggap para clubber merupakan bagian dari sebuah kemajuan dan bagi mereka sebuah kemajuan adalah sesuatu yang harus diikuti. Anggapan bahwa budaya atapun gaya hidup Barat adalah sebuah kemajuan kemudian memunculkan konsep ketertinggalan pada mereka yang tidak mengikuti trend tersebut. Para clubber umumnya menganggap bahwa gaya hidup yang mereka lakukan adalah bagian dari sebuah peradaban yang lebih maju dan para clubbers juga memiliki anggapan bahwa orang-orang yang tidak menjalani kehidupan seperti yang mereka lakukan adalah orang-orang yang hidup dalam kekurangan dan tertinggal dibandingkan mereka.

3 KATA PENGANTAR Puji dan syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Hidayah-nya yang senantiasa menyertai penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penyusunan skripsi ini dengan sebaikbaiknya. Berkat rahmat dan karunia-nya yang begitu besar sehingga penulis dapat merangkai kata demi kata dan menghadapi berbagai hambatan selama proses penyusunan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini merupakan karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi di Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan judul Dugem Gaya Hidup Para Clubbers. Dengan ketulusan hati, skripsi ini penulis persembahkan sebagai tanda terima kasih dan sebagai ungkapan rasa sayang yang tak terhingga kepada Ayah saya Rachmatsyah dan Mamak saya Lili Sudarmiati, serta seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan moril dan material serta perhatian yang tulus kepada penulis selama ini Penulis menyadari tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini, khususnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. M.Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

4 2. Bapak Drs. Zulkifli Lubis, MA dan Bapak Irfan S. M.Si sebagai Ketua dan Sekretaris Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara 3. Ibu Prof. Dr. Chalida Fachruddin selaku dosen Wali. 4. Rasa hormat dan ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk bang Drs. Ermansyah M. Hum dan bang Nurman Achmad, S. Sos. M. Soc selaku dosen pembimbing skripsi dan proposal yang telah banyak mencurahkan waktu, tenaga, masukan serta ide-ide dan pemikiran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 5. Dengan rasa sayang yang sedalam-dalamnya penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada kedua orang tua saya yang tercinta, Ayah saya Rachmatsyah dan Mamak saya Lili Sudarmiati, atas doa, kasih sayang, pengorbanan moril maupun materil, motivasi, dan nasehat bijak yang tiada henti-hentinya diberikan kepada penulis. Skripsi ini penulis persembahkan sebagai tanda ucapan terima kasih dan bakti penulis. 6. Terima Kasih kepada adik-adik saya, Muhammad Anshari dan Lisa Oktasari Hasanah yang menjadi sumber motivasi dan semangat bagi penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya penulis persembahkan kepada Rizky Indah Sari atas kasih sayang, perhatian, doa, dukungan, motivasi, dan kesabaran yang telah di berikan kepada penulis sehingga semua kesulitan

5 dalam penulisan skripsi ini dapat penulis lewati. Semoga cita-cita kita dapat tercapai. Amin.. 8. Terima kasih untuk seluruh keluarga Rizky Indah Sari yang selalu mendoakan, mendukung, memberi semangat kepada penulis. Sehingga memotivasi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. 9. Terima kasih buat sobat-sobat terbaikku: Syah blend Putra, Iskandar Abeb Putra, Ibnu Abu Avena, Fiqry predator Munzir, Ikhwan Buaya, Echonk, Yoepie Kabau, Febri Jembre, Fachrul Ramirez, Ira ombol dan semua kerabat Antro USU. 10. Terima kasih kepada seluruh informan yang telah membantu dan menyediakan waktu untuk memberikan informasi yang penulis perlukan dalam penyusunan skripsi ini. Skripsi ini tidak akan selesei tanpa bantuan kalian semuanya. Akhirnya terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas doa, dukungan dan partisipasinya. Semoga amal kebaikan yang telah diberikan senantiasa mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin Ya Robbal Alamin. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Medan, 2009 Penulis ( Muhammad Liyansyah)

6 DAFTAR ISI Halaman Abstrak... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi....v Daftar Gambar... vii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Penelitian Lokasi Penelitian Tinjauan Pustaka Metode Penelitian BAB II. GAMBARAN CLUBBERS 2.1. Tempat-Tempat Hiburan di Kota Medan Penikmat Kehidupan Malam Kota Medan Diskotik Kota Medan Sebagai Pusat Hiburan Malam Kota Medan Clubbers Sebagai Suatu Kelompok Penikmat Hiburan Malam Kota Medan BAB III. KOMUNITAS CLUBBERS di KOTA MEDAN 3.1 Clubbers Kota Medan Clubbers sebagai suatu Komunitas Aktivitas Kelompok Clubbers Minum dan ngobrol... 64

7 Dance (jojing) Hubungan Clubbers Antar Sesama Clubbers dan Kelompok Clubbers BAB IV. DUGEM SEBAGAI SUATU GAYA HIDUP 4.1. Hal-Hal Yang Mendorong Clubbers Melakukan Dugem Dugem Sebagai Pola Konsumsi Simbolik Dugem Sebagai Identitas Kelas Sosial Pengaruh Dugem Dalam Kehidupan Clubbers BAB V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan 104 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

8 Daftar Gambar Gambar 1. Para Penikmat Karaoke Gambar 2. Para wanita yang memeriahkan salah satu acara di Retrospective 40 Gambar 3. Retrospective yang baru selesai di renovasi Gambar 4. Clubbers yang sedang asik ngobrol dan minum Gambar 5. Para clubbers yang sedang dance (jojing) Gambar 6. DJ import yang memeriahkan diskotik... 69

9 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan dan pertumbuhan kota di beberapa daerah di Indonesia terlihat semakin maju. Berbagai gedung-gedung yang menjulang tinggi ke angkasa terlihat kokoh berdiri di tengah-tengah daerah perkotaan. Salah satu pembangunan yang berkembang pesat adalah pembangunan pada sektor industri hiburan. Berbagai tempat-tempat hiburan di daerah perkotaan terus bertambah, mulai dari tempat hiburan yang dapat dinikmati semua golongan, tempat hiburan untuk anak-anak dan para remaja, hingga tempat hiburan yang hanya didatangi oleh golongan-golongan tertentu saja seperti diskotik. Setiap tempat hiburan memiliki daya tarik tersendiri dan memiliki penikmatnya masing-masing. Kesamaan dalam hal mencari hiburan dan cara menghabiskan waktu oleh beberapa masyarakat perkotaan ini kemudian menjadikan munculnya gaya hidup 1 masyarakat perkotaan. Kemajuan teknologi juga merupakan salah satu faktor pendukung berkembangnya tempat-tempat hiburan di daerah perkotaan dan salah satu tempat hiburan yang sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi adalah diskotik 2. Peralihan dari piringan hitam menuju CD (Compact Disk) hingga DVD dan penambahan daya suara dari sound system hingga lampu-lampu 1 Gaya hidup dapat didefinisikan sebagai suatu cara tentang bagaimana beberapa individu menghabiskan waktunya (aktivitas), hal-hal apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang dipikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga lingkungan disekitarnya. 2 Suatu tempat hiburan yang penuh dengan lampu warna-warni dan musik tanpa henti yang dimainkan seorang DJ (disk jockey)

10 gemerlap yang semakin mengkilau dengan kehadiran sinar laser merupakan bagian dari perkembangan diskotik yang sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Diskotik merupakan tempat hiburan yang disuguhkan untuk para penikmat dunia malam. Hal ini dikarenakan diskotik hanya dibuka pada malam hari hingga menjelang pagi. Fenomena diskotik sebenarnya sudah muncul pada tahun 1970-an dan terus berkembang hinggga sekarang ( /2008/02/05/ini-medan-bung/). Lebih lanjut dejelaskan bahwa pada awal perkembangannya di Indonesia pada dekade 1970-an, diskotik dan dunia malam merupakan hiburan yang hanya dinikmati oleh orang tua saja dan hanya sebatas live music dan karoke. Namun akhirnya dimasuki oleh kaum muda dengan menciptakan dunia malam mereka sendiri dengan gaya mobile disco. Memasuki era 80-an, diskotik dan dunia malam semakin berkembang serta mengalami perubahan gaya yang terkenal dengan sebutan breake dance atau tari kejang. Pada era 90-an hingga sekarang, dunia malam dan diskotik terus berkembang, para penikmat dunia malam sekarang sudah dapat memilih antara live music dan karoke atau dance, karena tempatnya sudah tersendiri dan para penikmatnya tidak hanya sebatas anak muda. Saat ini, diskotik merupakan salah satu tempat hiburan yang banyak dipilih oleh sebagian masyarakat perkotaan sebagai tempat mereka melepaskan kepenatan, khususnya bagi para penikmat dunia malam. Disadari ataupun tidak, pergi ke diskotik telah menjadi suatu kebutuhan bagi para penikmat dunia malam. Munculnya diskotik-diskotik baru di berbagai kota-kota besar di Indonesia telah menunjukkan bahwa kehidupan dunia malam semakin banyak peminatnya. Meningkatnya para

11 penikmat dunia malam, khususnya diskotik, memunculkan kelompok-kelompok penikmat dunia malam yang sekarang sering disebut clubbers. Clubbers adalah sekumpulan individu-individu yang memilih cara menghabiskan waktunya dengan berkumpul dengan teman-temannya di sebuah diskotik dan kegiatan ini biasa disebut dengan dugem (dunia gemerlap). Dugem (dunia gemerlap), begitulah istilah yang digunakan oleh mereka yang gemar menghabiskan waktu malamnya untuk berpesta pora baik bersama pasangan masing-masing maupun koleganya. Istilah ini sangat dikenal di kalangan individuindividu yang mengganderungi pesta dan hiburan malam. Pada era modernisasi ini, dugem (dunia gemerlap) sudah sangat identik dengan kehidupan masyarakat metropolitan. Dugem selalu diasosiasikan dengan musik menghentak yang dimainkan seorang DJ (disc jockey) yang bisa membuat orang larut dalam suasana gemerlapnya dunia malam. Dugem merupakan salah satu gambaran tentang kegiatan bersenangsenang para masyarakat perkotaan, biasanya dilakukan di tempat yang penuh dengan lampu warna-warni dan musik tanpa henti yang disebut diskotik dengan para pengunjung yang berpakaian serba seksi, serta anggur di gelas yang indah ( Konsep makna yang masih senada dengan dugem adalah clubbing. Kata clubbing berasal dari bahasa Inggris yang dibentuk dari kata club yang bermakna "perkumpulan". Istilah clubbing yang terdapat dalam kamus tersebut bermakna "berkumpul". Istilah clubbing yang dapat kita pahami adalah berkumpul-kumpul pada malam untuk menikmati hiburan di tempat yang menawarkan berbagai hiburan,

12 kenyamanan, dan kenikmatan biasanya dilakukan pada akhir pekan untuk melepaskan kepenatan dan semua beban ritual sehari-hari ( box_21/underground/tu_dugemz.htm). Hal ini juga yang menjadikan alasan kenapa para penikmat dugem dinamakan clubbers. Tidak semua pengunjung diskotik dapat dikatakan clubbers karena sebagian dari pengunjung diskotik adalah pengunjung biasa yang mungkin sedang mencari suasana hiburan yang berbeda atau hanya ingin mencoba gaya hidup sebagai seorang clubbers. Untuk membedakan antara seorang clubber dengan pengunjung biasa merupakan hal yang sangat sulit. Namun bila diperhatikan dengan seksama maka perbedaan tersebut dapat dilihat, hal ini dapat dilihat dari gaya berpakaian, cara ngedance, serta frekuensi kunjungannya yang tidak sesering para clubber. Selain itu beberapa diskotik juga ada yang memberikan kartu member bagi clubbers langganannya. Alasan lain kenapa kegiatan berkumpulnya beberapa individu di sebuah klub malam ataupun diskotik ini dikatakan dugem atau dunia gemerlap adalah karena kegiatan ini biasanya dilakukan dengan mengeluarkan uang yang tidak sedikit. Para penikmat kegiatan ini biasanya adalah orang-orang perkotaan yang berasal dari golongan menengah ke atas yang memiliki kemampuan ekonomi atau finansial yang baik atau para pekerja yang memiliki gaji yang tinggi. Mereka adalah orang-orang yang memilih cara melepaskan kepenatan dan menghabiskan sisa waktu luang mereka dengan bersenang-senang, menikmati iringan musik, meminum wine hingga mabuk ataupun minuman beralkohol mahal lainnya, bercengkrama dengan

13 sahabat-sahabat mereka, hingga sex bebas. Semua kegiatan ini mampu menghabiskan uang ratusan ribu hingga jutaan rupiah permalamnya. Dugem merupakan bagian dari gaya hidup para clubber. Namun bagi masyarakat awam dugem selalu diasosiasikan sebagai kegiatan negatif. Hal ini disebabkan karena dugem selalu identik dengan musik menghentak yang hingar bingar, wanita sexy, minuman yang memabukkan, sampai pada sex bebas. Bagi sebagian orang dugem dianggap sebagai pemberi kesenangan semu (sementara) dan budaya bagi kaum yang menganut faham hedonisme 3. Namun bagi penikmatnya dugem adalah bagian dari gaya hidup metropolitan yang dilakukan untuk mencari hiburan, membuang kepenatan dari kegiatan rutinitas kerja, atau hanya sekedar mengisi waktu bersama rekan. Dugem merupakan sesuatu yang mampu memberikan kesenangan dan kepuasan bagi penikmatnya. Kesenangan yang hanya bisa mereka dapatkan dengan menghabiskan waktu dan uang tanpa memperdulikan keadaan di luar mereka. Kultur dunia malam Indonesia adalah sasaran yang mudah untuk diselubungkan dengan citra negatif ( /mengenai-budaya-clubbing-dan-rave-indonesia). Lebih lanjut dijelaskan bahwa pengikut kultur dunia malam seringkali dianggap sebagai segerombolan anak muda yang hedonis dan penganut sekularisme. Masyarakat umumnya telah mempersepsikan bahwa kehidupan malam adalah bukan bagian dari budaya Timur 3 Menurut Epikuros ( SM) hedonisme adalah suatu faham yang memiliki pendapat bahwa ukuran baik dan buruk terletak pada kesenangan, dan kesenangan merupakan tujuan hidup manusia. Bila perbuatan manusia menimbulkan suatu kenikmatan dialah orang yang mempunyai moral dan etika yang tinggi. (

14 yang dimiliki bangsa Indonesia. Apa yang ada di dalam kehidupan malam adalah sesuatu yang akan merusak generasi bangsa ini. Namun bagi para clubbers, dugem bukan merupakan hal yang selalu mengandung hal-hal negatif, karena di balik kegiatan dugem yang penuh dengan hura-hura banyak hal-hal positif yang bisa mereka ambil dari dugem. Terlepas dari penilaian baik dan buruk, kegiatan dugem terus berjalan sebagai salah satu kegiatan para penikmat dunia malam. Para penikmat kehidupan malam di sebuah diskotik yang disebut sebagai clubbers ini bahkan mengatakan dugem sebagai gaya hidup mereka. Gaya hidup clubbers merupakan salah satu gaya hidup masyarakat perkotaan yang memiliki ciri tersendiri. Gaya hidup para clubbers yang terlalu glamour berbanding terbalik dengan keadaan sebagian besar masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat juga menganggap bahwa gaya hidup clubbers cenderung mengarah pada hal-hal yang negatif Berdasarkan uraian sebelumnya maka fenomena clubbers merupakan suatu hal yang menarik untuk dikaji. Penelitian ini mencoba mendeskripsikan tentang bagaimana clubbers menjalani kehidupan malamnya di dalam sebuah diskotik, tentang berbagai aktivitas para clubber saat dugem, pola konsumsi, tingkah laku dan hubungan sesama para clubber yang semuanya terangkum dalam gaya hidup para clubber.

15 1.2. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang dikaji adalah mengapa dugem dianggap sebagai sesuatu yang penting oleh para clubbers hingga menjadikannya sebagai gaya hidup? Permasalahan ini lalu diuraikan ke dalam 3 (tiga) pertanyaan penelitian yaitu : 1. Siapa saja yang disebut sebagai clubbers? 2. Apa saja yang dilakukan clubbers saat dugem? 3. Apa yang diperoleh clubbers dari kegiatan dugem? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian adalah untuk mendeskripsikan dugem sebagai suatu gaya hidup dari individu-individu yang disebut clubbers. Lebih luasnya penelitian ini mendeskripsikan tentang keberadaan clubbers, seperti siapa saja yang disebut clubbers dan apa saja yang dilakukan clubbers saat dugem Secara akademis, penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan, khususnya antropologi, yang menyangkut tentang gaya hidup masyarakat diperkotaan, khususnya tentang dugem dan para clubbers. Secara praktis, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam membuat kebijakan-kebijakan khususnya yang terkait dengan keberlangsungan

16 hidup beraneka-ragam kelompok-kelompok sosial di dalam masyarakat perkotaan, sehingga tidak menimbulkan persepsi-persepsi yang salah dari masyarakat tentang keberadaan suatu kelompok yang dapat menimbulkan konflik di antara masyarakat itu sendiri Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Medan tepatnya disebuah diskotik Retrospective. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini karena Retrospective merupakan salah satu diskotik terkenal di Kota Medan dengan tingkat kegiatan dugem yang sangat tinggi. Retrospective dibuka setiap hari mulai dari sore hingga pagi hari. Retrospective merupakan salah satu diskotik yang menjadi pusat diadakannya kegiatan-kegiatan party (pesta) anak muda Kota Medan. Retro juga memiliki hari-hari khusus tertentu yang dapat mendukung penelitian ini, diskotik ini memiliki hari-hari khusus seperti Ladies Night, yang diadakan setiap malam Sabtu dimana setiap pengunjung wanita dipersilakan masuk secara gratis. Pada malam sabtu dan saat diadakan pesta pengunjung retro akan lebih banyak dari hari-hari biasa sehingga akan membantu peneliti dalam hal melakukan pengamatan dan mendapatkan informan Tinjauan Pustaka Pada tahun 2025, ada sebuah perhitungan yang memperkirakan bahwa 60,7 persen penduduk Indonesia akan berada di kota, maka sebagian besar wilayah Indonesia akan menjadi kosong karena 39,3 persen penduduk itu akan membagi

17 wilayah yang sangat luas (Abdullah, 2006). Perkiraan ini bisa saja terjadi apabila perkembangan dan berbagai kemajuan teknologi terus terpusat didaerah perkotaan dan hanya diciptakan untuk memperoleh keuntungan tanpa memperdulikan dampak sosial budayanya. Penduduk kota akan menjadi orang-orang yang terlibat langsung dalam proses globalisasi dan akan terlihat jelas dari gaya hidup (Featherstone, 2005). Istilah gaya hidup (lifestyle) sampai sekarang ini masih kabur (Hastuti, 2007: 70). Lebih lanjut dijelaskan Hastuti bahwa, istilah ini memiliki arti sosiologis yang lebih terbatas dengan merujuk pada gaya hidup khas dari berbagai kelompok status tertentu. Dalam budaya konsumen kontemporer istilah ini mengkonotasikan individualitas, ekspresi diri, serta kesadaran diri yang semu. Tubuh, busana, bicara, hiburan saat waktu luang, pilihan makanan dan minuman, rumah, kendaraan dan pilihan hiburan, dan seterusnya di pandang sebagai indikator dari individualitas selera serta rasa gaya dari pemilik atau konsumen (Featherstone, 2005: 201). Gaya hidup merupakan ciri sebuah dunia modern, atau yang biasa juga di sebut modernitas, maksudnya adalah siapapun yang hidup dalam masyarakat modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk menggambarkan tindakannya sendiri maupun orang lain (Chaney, 1996: 40). Lebih lanjut dijelaskan Chaney bahwa gaya hidup adalah pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang lain. Dalam interaksi sehari-hari setiap orang dapat menerapkan suatu gagasan mengenai gaya hidup tanpa harus menjelaskan apa yang dimaksud. Salah satu faktor utama yang mendorong munculnya gaya hidup adalah pola konsumsi, pola konsumsi masyarakat perkotaan telah menjadikan barang-barang

18 ataupun jasa sebagai identitas mereka, barang dan jasa dikonsumsi bukan dikarenakan kebutuhan mereka melainkan hanya sebatas memenuhi keinginan dan penunjuk identisas sosial mereka. Pola konsumsi masyarakat perkotaan ini telah merubah nilai suatu produk yang awalnya memiliki nilai fungsional menjadi nilai simbolis. Perubahan nilai-nilai suatu barang dan jasa ini kemudian memunculkan gaya hidup masyarakat perkotaan. Salah satu gaya hidup tersebut adalah dugem yang dilakukan para clubber. Gaya hidup adalah suatu titik tempat pertemuan antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak, yang tertuang dalam norma-norma kepantasan (Hastuti, 2007: 72). Lebih lanjut dijelaskan Hastuti bahwa terdapat norma-norma kepantasan yang diinternalisasikan dalam diri individu, sebagai standar dalam mengekspresikan dirinya dalam kehidupannya di dalam mayarakat. Gaya hidup sendiri lahir karena adanya masyarakat komoditas, masyarakat yang mengkonsumsi barang-barang dan jasa bukan karena kebutuhannya tetapi untuk memuaskan keinginannya. Masyarakat komoditas ini terjadi karena meningkatnya tuntutan terus menerus akan pemuasan kebutuhan masyarakat terhadap benda-benda komoditas. Gaya hidup bisa merupakan identitas kelompok. Gaya hidup setiap kelompok akan mempunyai ciri-ciri unit tersendiri. Gaya hidup secara luas diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang dipikirkan tentang

19 diri mereka sendiri dan juga dunia disekitarnya. Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda dengan masyarakat lainnya. Bahkan, dari masa ke masa gaya hidup suatu individu dan kelompok masyarakat tertentu akan bergerak dinamis. Namun demikian, gaya hidup tidak cepat berubah sehingga pada kurun waktu tertentu gaya hidup relative permanen. Menurut Weber, konsumsi juga merupakan gambaran gaya hidup tertentu dari kelompok status tertentu (dalam Hastuti, 2007: 72). lebih lanjut dijelaskan Hastuti bahwa pola konsumsi suatu individu atau kelompok terhadap barang merupakan landasan bagi perjenjangan dari kelompok status, selain itu konsumsi juga dapat dijadikan penggunaan barang-barang simbolik kelompok tertentu. Dengan demikian ia dibedakan dari kelas yang landasan penjenjangannya dalah hubungan terhadap produksi dan perolehan barang-barang. Dalam hal ini konsumsi seseorang menentukan gaya hidup seseorang. Karena penggunaan barang-barang simbolik itu tadi seperti pemilihan konsumsi gaya berpakaian, selera dalam hiburan, selera konsumsi terhadap makanan dan minuman menentukan dari kelas mana ia berada. Modernisasi dan industrialisasi menyebabkan munculnya manusia jenis baru ( Lebih lanjut dijelaskan bahwa modernisasi mengubah gaya hidup menjadi lebih maju seirama perkembangan zaman. Terjadi pergeseran sosial dan perubahan gaya hidup dengan meninggalkan nilai lama. Modernisasi juga mengharuskan perubahan sikap dan mental dalam rangka penyesuaian dengan lingkungan baru. Sementara itu, industrialisasi berkaitan dengan penyebaran barang-barang yang diproduksinya, di antaranya perlengkapan

20 untuk budaya metroseksual. Nantinya, perlengkapan yang tadinya sebatas kebutuhan sekunder dapat menjadi primer. Revolusi teknologi elektronik dan teknologi komunikasi/transportasi telah menjadi jembatan yang menghubungkan berbagai tempat dari berbagai belahan dunia (Abdullah, 2006: 28-29). Lebih lanjut dijelaskan Abdullah bahwa hal yang mencolok dari kejadian ini adalah munculnya consumer culture atau budaya konsumtif di daerah perkotaan Hal ini merupakan bagian dari ekspansi pasar dalam proses ini konsumsi merupakan faktor penting dalam mengubah tatanan nilai dan tatanan simbolis. Media informasi telah mempengaruhi cara pandang mereka mengenai gaya hidup yang harus mereka jadikan pedoman dalam mengekpresikan diri, yang dianggap nilai-nilai Barat, mengandung nilai-nilai moderen sehingga banyak ditiru oleh masyarakat perkotaan, nilai Timur bergeser menjadi gaya hidup Barat. Kapitalisme melalui media informasi membentuk dan mengembangkan suatu gaya yang ideal menurut mereka melalui media dan instrumen komunikasi. Misalnya mereka menciptakan busana yang sedang trend, pasar musik, asesoris, film, dan pergaulan yang ideal sebagai budaya massa. Proses konsumsi, seperti konsumsi rumah atau berbagai barang lainnya merupakan instrumen yang cukup signifikan untuk menjelaskan gaya hidup. Tingkah laku konsumsi merupakan penanda identitas (Douglas & Isherwood, 1980). Hal ini didasari oleh asumsi bahwa barang-barang konsumsi merupakan alat komunikasi (Goffman, 1951). Ada dua proses yang merupakan tanda dari transformasi sosial

21 perkotaan yaitu : proses konsumsi simbolik dan transformasi estetis. Proses konsumsi simbolik merupakan tanda penting dari pembentukan gaya hidup dimana nilai-nilai simbolis suatu produk dan praktek telah mendapat penekanan yang besar dibandingkan dengan nilai-nilai kegunaan dan fungsional. Hal ini paling tidak dapat dijelaskan dengan tiga cara. Pertama, kelas-kelas sosial telah membedakan proses konsumsi di mana setiap kelas menunjukkan proses identifikasi yang berbeda, nilai simbolis dalam konsumsi tampak diinterpretasikan secara berbeda oleh satu kelompok dengan kelompok lain. Kedua, barang yang di konsumsi kemudian menjadi wakil dari kehadiran seseorang atau kelompok. Hal ini berhubungan dengan aspekaspek psikologis di mana konsumsi suatu produk berkaitan dengan perasaan atau rasa percaya diri yang menunjukkan bahwa itu bukan sekedar aksesoris, tetapi barangbarang merupakan isi dari kehadiran seseorang karena dengan cara itu ia berkomunikasi (goffman, 1951). Ketiga, berdasarkan proses konsumsi maka dapat dilihat bahwa konsumsi juga dapat bersifat citra (image) dimana citra yang dipancarkan oleh suatu produk (seperti pakaian atau makanan) merupakan alat ekpresi diri bagi kelompok yang mampu menegaskan keberadaannya dan identitasnya. Erving Goffman mengemukakan bahwa kehidupan sosial terutama terdiri dari penampilan teatrikal yang diritualkan, yang kemudian lebih dikenal dengan pendekatan dramaturgi (dramaturgical approach), yang dia maksudkan adalah bahwa kita bertindak seolah-olah diatas sebuah panggung (Chane, 1996: 15). Bagi Goffman, berbagai penggunaan ruang, barang-barang, bahasa tubuh, ritual interaksi sosial

22 tampil untuk memfasilitasi kehidupan sosial sehari-hari suatu individu di dalam masyarakat. Tingkat dan pola konsumsi masyarakat Indonesia yang sangat tinggi telah memberikan kesempatan besar bagi para pengusaha untuk terus mengembangkan usahanya terutama di bidang hiburan. Berbagai kota-kota besar di Indonesia yang terus berkembang dijadikan sasaran bagi para pemilik modal. Sebagai kota terbesar keempat di Indonesia Medan juga sedang mengalami perkembangan. Para pengusaha hiburan telah banyak membuka usahanya di Kota Medan. Saat ini tempat-tempat hiburan terus bertambah di tiap-tiap sudut Kota Medan ( /korantempo/2007/11/11/perjalanan/krn, , 39.id.html - 21k -). Salah satu tempat hiburan yang menjamur saat ini adalah klub malam dan diskotik yang kemudian memunculkan clubbers dan gaya hidupnya. Salah satu gaya hidup yang dapat terlihat dari pola konsumsi adalah dugem. Dugem merupakan salah satu gaya hidup masyarakat perkotaan. Gemerlapnya hiburan malam tak lepas dari sikap masyarakat yang makin hedonis. Sikap ini muncul lantaran tak sanggup membentengi diri dari gaya hidup kapitalis. Penikmat dugem telah menjadikan barang dan jasa yang di konsumsi sebagai simbol-simbol yang menunjukkan eksistensi mereka baik di dalam kelompok mereka ataupun di dalam masyarakat. Budaya clubbing dan rave di Indonesia dimulai sebagai gerakan underground, bertempat di klub-klub kecil di Jakarta sekitar tahun 1996 ( journal.marisaduma.net/2007/04/30/mengenai-budaya-clubbing-dan-rave-indonesia/).

23 Lebih lanjut dijelaskan bahwa pada tahun 2002, raver Indonesia memulai gelaran rave outdoor dan pantai, mengusung label internasional seperti Cream, Gatecrasher, Godskitchen, dan Heineken Thirst. Berbagai acara rave seperti Jakarta Movement, Lost Chapter, Aquasonic, dan lain-lain pun tercatat sebagai bagian dari festival musik lokal. Berawal dari para penikmat musik elektronik ini kemudian progresive music memasuki club dan diskotik menggantikan house music. Semenjak itu pula jumlah club, event organizer, manajemen DJ, dan penikmat musik elektronika meningkat secara signifikan dari sekitar tahun 2000 hingga detik ini. Jenis musik-baik yang dimainkan oleh DJ atau dimainkan secara live meliputi trance, electro, progressive, tribal, drum n bass, new wave, dan sub-genre lainnya dengan rave-ambiance sejenis. Dengan label-label minuman dan DJ tingkat internasional kegiatan ini kemudian dianggap sebagai kegiatan yang memiliki nilai prestice di mata anak muda dan penikmat hiburan malam. Dugem kini telah menjadi bagian penting dari kehidupan malam. Bagi para penikmatnya dugem telah menjadi suatu kebutuhan yang harus dilaksanakan untuk memperlihatkan eksistensi mereka. Namun oleh sebagian individu atau kelompok, dugem dianggap lebih banyak memberikan dampak negatif bagi para penikmatnya. Selain memberikan dampak negatif dari sisi kehidupan sosial, menurut beberapa ahli kesehatan dugem juga dianggap memberikan dampak negatif dari segi kesehatan. Hal ini disebabkan karena dugem dilakukan pada malam hari dan dalam ruangan yang sempit untuk ukuran penikmat dugem yang mencapai ratusan orang dalam satu diskotik atau klub malam.

24 Clubbing, dugem atau sekedar hang out di kafe, tentu tidak bisa dipisahkan dengan musik yang menggelegar dan suasana yang temaram. Nyatanya, sebuah trend gaya hidup modern yang penuh hura-hura ini selalu diikuti oleh kebiasaan yang berakibat buruk bagi kesehatan (Male Emporium, April 2007). Kecenderungan yang terjadi, aktivitas yang biasa dilakukan pun banyak merugikan kesehatan. Dugem yang biasanya dilakukan pada malam hari, tentu saja mengurangi waktu istirahat kita. Bahkan, seorang clubber bisa saja melakukannya lebih dari dua kali sepekan. Jarang dari para clubber yang menyadari bahwa kegiatan mereka akan memberi dampak buruk pada kesehatan. Lebih jauh dijelaskan male Emporium bahwa asap rokok merupakan salah satu ancaman bagi para clubber. Hal inilah yang seringkali tidak disadari para clubber saat berada di tempat clubbing. Resiko terkena kanker paru-paru pun terbilang besar. Padahal, paru-paru adalah organ tubuh yang berperan penting dalam sistem pernapasan. Tempat tubuh mengambil darah bersih dan tempat pencucian darah yang berasal dari seluruh tubuh (banyak C02) sebelum ke jantung untuk kembali diedarkan ke seluruh tubuh. Kanker paru biasanya ditandai oleh adanya pertumbuhan jaringan pada paru-paru yang apabila dibiarkan dapat menyebar (metastasis) ke organ lain, baik yang dekat dengan paru maupun yang jauh misalnya tulang, hati, atau otak. Ancaman lainnya adalah alkohol. Alkohol dapat berbahaya apabila dikonsumsi dalam jumlah besar dan rutin. Dapat dipastikan bahwa para clubber

25 selalu menkonsumsi alkohol dari berbagai minuman yang tersedia di diskotik. Rutinitas mereka melakukan dugem tentu dibarengi dengan rutinitas mereka mengkonsumsi alkohol. Hal ini tentu sangat membahayakan para clubber. Belum lagi, gangguan audio yang dapat merusak telinga. Suasana club yang sangat kental dengan musik yang menggelegar, sangat mengancam pendengaran para clubber. Kekuatan suara yang dihasilkan sound system di dalam sebuah diskotik hampir selalu di atas rata-rata batas pendengaran telinga manusia. Kebisingan yang dirasakan para clubber tanpa mereka sadari akan merusak pendengaran mereka. Beberapa orang menganggap bahwa dugem hanyalah tren belaka atau sebuah produk lain dari budaya pop yang dilebih-lebihkan ( duma.net/2007/04/30/mengenai-budaya-clubbing-dan-rave-indonesia/). Lebih lanjut dijelaskan bahwa ada sesuatu yang unik fenomena dugem di Indonesia yaitu kenyataan bahwa citranya yang telah menciptakan persepsi multidimensi dalam masyarakat, dan bahwa pelaku kultur itu sendiri tidak mempunyai kekuatan untuk mengendalikan citra tersebut. Masyarakat umumnya memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai budaya clubbing, dance, dan rave di Indonesia. Secara garis besar pandangan masyarakat adalah sebagai berikut : Pertama, budaya ini dilihat sebagai ciptaan masyarakat, sebuah pengakuan bahwa masyarakat mempunyai kemapanan secara finansial untuk kebutuhan sekunder dan subordinat. Dengan tingginya statistik untuk konsumen berada di level non-tax paying, sebagian besar pemasar komersil dan perencana retail menggunakan ini sebagai potensi pasar yang besar; pengiklan juga menggunakan ilustrasi yang diasosiasikan dengan kuat ke

26 budaya ini. Ketika dikatakan konsumen berada di level non-tax paying, itu adalah istilah ekonomi belaka untuk: mereka adalah remaja, setidaknya sebagian besar dari mereka. Pandangan kedua menganggap bahwa kultur malam adalah alat peer-pressure dimana mereka mempelajari suatu susunan nilai yang baru, bukan pada apa yang benar atau salah, tetapi lebih kemampuan mereka mengikuti perkembangan jaman. Pilihan mereka sendiri terpapar di depan mereka: apakah mereka mau mengkonsumsi ekstasi, minum alkohol sampai tepar, menemukan cinta, atau hanya mendengarkan musik, atau mungkin menghabiskan uang mereka. Pilihan itu ada di tangan mereka sendiri, dan apapun yang mereka pilih, apapun konsekuensi yang mereka ambil, itu akan membentuk karakter mereka. Ketiga adalah bahwa dugem telah menjadi kambing hitam dalam masyarakat. Kultur dunia malam Indonesia adalah sasaran yang mudah untuk diselubungkan dengan citra negatif. Pengikutnya seringkali dianggap sebagai segerombolan anak muda yang hedonis dan penganut sekularisme dan yang perempuan hanyalah lollipop barbie. Sinetron menggunakan mereka sebagai target untuk diantagoniskan, menggambarkan kultur ini dimana orang-orang jahat berkumpul dan dimana kejadian buruk terjadi. Pendek kata, glamor itu salah, kesenangan adalah dosa. Banyak pengamat perilaku konsumen berteori bahwa ini adalah perlawanan masyarakat terhadap the invisible hand : kekuatan yang memegang pasar.

27 Dugem yang merupakan salah satu gaya hidup masyarakat perkotaan secara tidak disadari telah menciptakan suatu tatanan yang mengatur dan mengikat beberapa individu-individu kedalam tatanannya. Dalam setiap sistem kehidupan masyarakat tertata aturan yang mengikat diantara mereka. Koentjaraningrat (1990:164) menjelaskan bahwa suatu sistem norma khusus diperlukan untuk menata suatu rangkaian tindakan berpola guna memenuhi suatu keperluan khusus dari manusia dalam masyarakat. 4 Aturan tersebut pada akhirnya akan membentuk sanksi-sanksi bagi komunitasnya, dimana feedback dari sanksi tersebut berguna untuk melanggengkan peraturan yang ada agar terbentuk keharmonisan yang kontinu dalam komunitas tersebut. Dalam sebuah komunitas clubbers yang menjadikan dugem sebagai bagian dari kehidupan mereka, telah terbentuk semacam aturan yang mengharuskan siapa saja yang ingin masuk kedalam komunitas ini untuk mengikuti apa yang telah berlaku di dalam komnunitas tersebut. Dugem saat ini terus mengalami perkembangan, banyak generasi muda yang menjadikan dugem sebagai gaya hidup mereka. Walaupun dugem sangat diidentikkan dengan berbagai hal yang berbau negatif, banyak pakar sosial yang melihat ada sisisisi positif dari kegiatan dugem karena dugem juga dekat dengan berbagai kemajuan teknologi. Maka dari itu diperlukan kontrol sosial dan budaya karena tanpa kontrol sosial dan budaya, dugem akan memunculkan determinasi teknologi yaitu kebebasan 4 Koentjaraningrat menyebut norma khusus tersebut sebagai pranata. Paling tidak ada delapan macam pranata, yaitu; (1) Pranata kekerabatan (domestic institusions); (2) Pranata-ekonomi (economic institusions); (3) Pranata pendidikan manusia (educational institusions); (4) Pranata ilmiah (scientific institusions); (5) Pranata keindahan (aesthetic and recreational institusions); (6) Pranata religi (religious institusions); (7) Pranata ( political institusions); (8) Pranata keamanan dalam hidup (somatic institusions) (Koenjtaraningrat 1990: ).

28 perkembangan dan penggunaan kemajuan teknologi tanpa memperdulikan implikasi sosial dari pengembangan dan penggunaan teknologi tersebut Metode Penelitian Penelitian ini bertipekan deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Suatu penelitian yang bermaksud memberi gambaran secara terperinci mengenai tingkah laku para clubber dengan gaya hidup dugemnya. Untuk dapat mendeskripsikan tingkah laku ini diperlukan data primer yang akan dilakukan dengan penelitian lapangan. Sedangkan untuk memperoleh data sekunder dilakukan studi kepustakaan dan melalui bahan-bahan bacaan lain seperti : artikel-artikel, majalah, jurnal, koran, dan browsing internet. Untuk memperoleh data primer, metode yang digunakan adalah observasi semi-partisipasi dan wawancara mendalam. Metode observasi semi-partisipasi dalam penelitian ini yaitu peneliti terlibat langsung dengan sebagian kegiatan dugem yang dilakukan para clubbers. Namun dalam beberapa kegiatan lainnya peneliti hanya sebatas sebagai pengamat. Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk mengamati situasi sosial yang berhubungan dengan para clubber seperti karakteristik fisik para clubber, ekspresi para clubber, tingkah laku para clubber, serta aktifitas-aktifitas para clubber pada saat melakukan dugem. Observasi ini akan dibantu dengan alat perekam gambar atau kamera. Metode wawancara mendalam digunakan untuk menggali informasi yang sebanyak-banyaknya dari informan dengan menggunakan pedoman wawancara yaitu

29 interview guide (pedoman wawancara) yang telah disusun sebelumnya. Informan ditentukan secara snow ball untuk dapat memperoleh benang merah dari satu informan ke informan yang lain. Dengan cara snow ball akan diperoleh data-data yang akan menghubungkan satu informasi ke informasi lainnya, sehingga akan menjadi suatu kesatuan data yang mengarahkan peneliti kepada informan-informan yang mampu memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Para informan yang menjadi sumber data tentunya adalah individu-individu yang terkait dan memiliki pengetahuan tentang dugem. Informasi yang diperoleh dari informan adalah tentang siapa saja para pelaku dugem, aktifitas-aktifitas para clubber, dan segala hal yang berkaitan dengan dugem. Jumlah informan telah disesuaikan dengan kebutuhan data dalam penelitian, sesuai dengan hasil wawancara yang menunjukkan pengulangan informasi. Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan, tahap berikutnya yang harus dilakukan adalah tahap analisa data. Tahap ini adalah tahap yang penting dan menentukan. Pada tahap inilah data akan dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sampai berhasil mengumpulkan kebenaran yang berguna untuk menjawab persoalan yang diajukan oleh peneliti ( Koentjaraningrat, 1998: 328). Dalam penelitian kualitatif, khususnya antropologi analisa data sesungguhnya telah dimulai sejak awal hingga selesainya penelitian. Analisa data adalah proses pengorganisasian dalam pengurutan data ke dalam pola, kategori, dan satu uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dirumuskan hipotesis kerja yang disarankan oleh data (Moleong, 1993: 103).

30 BAB II Gambaran Umum Clubbers 2.1. Pusat-Pusat Hiburan di Kota Medan Perkembangan Kota Medan tidak terlepas dari dimensi historis, ekonomi dan karakteristik Kota Medan itu sendiri, yakni sebagai kota yang mengemban fungsi yang luas dan besar, serta sebagai salah satu dari 3 (tiga) kota metropolitan terbesar di

31 Indonesia (Yin, 2003). Lebih jauh dijelaskan Yin bahwa realitasnya, Kota Medan kini memiliki fungsi yaitu : 1. Sebagai pusat pemerintahan daerah, baik pemerintahan Propinsi Sumatera Utara, maupun kota Medan, sebagai tempat kedudukan perwakilan/ konsultan negaranegara sahabat, serta wilayah kedudukan berbagai perwakilan perusahaan, bisnis, keuangan di Sumatera Utara. 2. Sebagai pusat pelayanan kebutuhan sosial dan ekonomi masyarakat Sumatera Utara seperti: Rumah sakit, Perguruan Tinggi, Stasiun TVRI, RRI, dan lain-lain, termasuk berbagai fasilitas yang dikembangkan swasta, khususnya pusat-pusat perdagangan maupun perbelanjaan baikpasar tradisional dan modern. 3. Sebagai pintu gerbang regional/internasional/kepariwisataan untuk kawasan Indonesia bagian Barat. Berdasarkan hal tersebut maka sudah sewajarnya bila Kota Medan menjadi salah satu kota besar di Indonesia yang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Wujud perkembangan ini antara lain ditandai dengan bertambahnya berbagai tempattempat hiburan yang meramaikan Kota Medan. Seperti halnya kota-kota besar lain di Indonesia, perkembangan tempat-tempat hiburan di Kota Medan sangat pesat. Hal ini sangat dimungkinkan karena para pemilik modal melihat Kota Medan sebagai wilayah yang memiliki potensi besar sebagai tempat membuka usaha hiburan. Padatnya kegiatan masyarakat Kota Medan menuntut mereka untuk mencari hiburan. Saat ini, tempat-tempat hiburan tidak hanya berada dalam satu tempat khusus seperti taman bermain yang dulu pernah ada di Kota Medan yaitu Taman Ria. Perkembangan

32 tempat-tempat hiburan di Kota Medan telah memberikan banyak pilihan bagi masyarakat Kota Medan dalam hal memilih hiburan. Salah satu yang sangat berkembang di Kota Medan adalah tumbuh pesatnya berbagai tempat-tempat hiburan yang berada di dalam sebuah pusat perbelanjaan modern. Saat ini pusat-pusat perbelanjaan modern yang ada di Kota Medan umumnya telah dipadukan dengan konsep entertaint. Saat ini, pengunjung mall bisa menemukan beragam wahana yang bisa memberikan hiburan di tengah rutinitas sehari-hari. Hal ini disebabkan karena mall kini bukan sekadar tempat belanja, tetapi telah diafiliasikan dengan konsep nuansa entertaint. Dari situlah kemudian hadir berbagai arena bermain bagi anak-anak, kafe-kafe yang menawarkan suasana nyaman hingga arena bermain billiard, karaoke dan diskotik. Pusat-pusat perbelanjaan yang menawarkan nuansa entertaint yang ada di kota Medan antara lain: Grand Palladium Mall Sun Plaza Thamrin Plaza Medan Plaza Millenium Plaza Plaza Medan Fair Medan Mall Deli Plaza Sebagai kota terbesar keempat di Indonesia, Medan memiliki peran strategis. Secara geografis, di sebelah Barat, Timur dan Selatan, kota ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang yang dikenal kaya dengan sumber daya alamnya. Di sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka, salah satu jalur lintas laut paling sibuk (padat) di dunia. Kota Medan juga didukung daerah yang kaya sumber alam lainnya seperti Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan,

33 Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan Kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan dan saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya. Di samping itu sebagai daerah yang berada pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai pintu gerbang kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis ini mendorong perkembangan kota dalam 2 (dua) kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu Belawan dengan pelabuhannya dan pusat Kota Medan itu sendiri. Pertumbuhan kota yang berpenduduk kurang-lebih jiwa ini (Data BPS 2004) ternyata diikuti dengan berkembangnya tempat hiburan malam. Tak heran bila kemudian kota yang memiliki luas hektar atau 265,10 km² ini dikenal sebagai salah satu barometer hiburan malam untuk wilayah Sumatra setelah Batam tentunya. Menurut Wara Sinuhaji, hiburan malam muncul di Medan seiring dengan redupnya pamor bioskop (dalam Liputankhusus/042006/). Lebih lanjut dijelaskan Wara Sinuhaji bahwa bumbu nafsu birahi yang belakangan menyertai gemerlapnya hiburan malam tak lepas dari sikap masyarakat yang makin hedonis. Sikap ini muncul lantaran tak sanggup membentengi diri dari gaya hidup kapitalis. Akhirnya, berbagai cara dilakukan guna mendapatkan

34 produk-produk kapitalis tersebut, tak berlebihan bila aktifitas hiburan malam terus menggeliat di kota yang terdiri dari 21 kecamatan ini. Hadirnya berbagai tempat-tempat hiburan Kota Medan yang ikut memicu berkembangnya kehidupan malam Kota Medan merupakan sebuah fenomena yang menarik. Hiburan dan kehidupan malam di Kota Medan sebenarnya sudah ada sejak era tahun 1970-an. Hanya saja pada tahun itu hiburan malam hanya bisa dinikmati oleh orang tua saja. Hal ini disebabkan pengawasan orang tua pada anak-anaknya pada masa itu masih sangat ketat. Pada tahun 1980-an, kehidupan malam di Kota Medan semakin semarak. Hal itu ditandai dengan munculnya berbagai pesta yang sering diadakan di diskotik-diskotik pada saat itu. Pesta yang diadakan pada tahun 1980-an semakin meriah dengan munculnya budaya breakdance atau tari kejang. Saat itu kehadiran budaya baru ini masih mengalami penolakan dari masyarakat ( Lebih lanjut dijelaskan walaupun akhirnya breakdance diterima oleh masyarakat, jam malam kehidupan malam anak muda Medan hanya dibatasi mulai dari jam 7 hingga pukul 11 malam. Hal ini sangat berbeda bila dibandingkan jam malam anak muda Kota Medan saat ini yang bisa sampai menjelang pagi. Memasuki era tahun 1990-an hingga era milenium geliat kehidupan malam Kota Medan terus meningkat. Hal ini ditandai dengan munculnya pusat-pusat hiburan malam yang seakan tak mau kalah dibanding kota besar lainnya seperti Jakarta, Surabaya, Makasar, Bandung, dan juga Batam. Selain terus berkembang, kehidupan malam Kota Medan juga telah dibumbui dengan kehadiran narkoba dan seks bebas. Indikasinya semakin kuat terasa dengan

35 munculnya pusat hiburan malam beraroma hedonis. Jenisnya pun beraneka ragam, mulai dari salon, panti pijat, cafe, karaoke, club/bar, hotel, hingga diskotik. Segmentasi pasarnya pun beragam. Hal ini juga diikuti dengan tingginya animo masyarakat Kota Medan yang menggandrungi berbagai tempat hiburan yang memang di buka pada malam hari hingga menjelang pagi. Tingginya animo masyarakat itulah yang kemudian membuat kehidupan malam Kota Medan terus berkembang dengan pesat dan meunculkan berbagai pilihan tempat-tempat hiburan malam. Di era globalisasi ini, tempat-tempat hiburan malam banyak sekali di huni oleh kalangan anak muda dan para remaja. Hal ini disebabkan para pengusaha tempat-tempat hiburan malam biasanya tidak pandang bulu dalam melihat konsumennya. Bagi para pengusaha hiburan malam, latar belakang pendidikan, klasifikasi umur, bermacam status sosial dipandang sama oleh perusahaan asalkan sama-sama menguntungkan bagi perusahaan. Hal ini memerlukan pengawasan bagi para pembuat kebijakan dan para aparat penegak hukum agar para pengusaha hiburan malam memberikan batasan umur yang jelas bagi para pengunjungnya agar generasi bangsa ini dapat diselamatkan. MERDEKA WALK Merdeka Walk merupakan salah satu tempat hiburan terbaru di Kota Medan. Merdeka Walk didirikan di atas lahan seluas m2 oleh PT Orange Indonesia Mandiri dengan dukungan dari Pemerintah Kota Medan, diperuntukkan bagi cafe, restaurant, lokasi pameran, pagelaran acara, hiburan, serta mainan anak-anak.

36 Merdeka Walk adalah sebuah pusat makanan, informasi, dan rekreasi yang terletak di sisi Barat Lapangan Merdeka (alun-alun Kota Medan), dan merupakan lokasi yang paling strategis karena berada di titik pusat kota. Konsep paduan cafe tenda-tenda besar juga tempat jajanan makanan baik di dalam maupun yang terbuka, serta berbagai aktivitas pameran, kegiatan promosi maupun hiburan, menjadikan area tersebut sebuah sentral pertemuan untuk aktifitas warga. Merdeka Walk merupakan lahan hiburan yang akan menjadi satu kesatuan dengan sebuah mall yang akan dibangun yaitu The City Hall Town Square, yang terdiri dari Hotel bintang lima yang terintegrasi dengan The City Walk, The Deli River Cafe, dan The City Hall Club. Konsep yang ditawarkan merupakan yang pertama di Medan. Merdeka Walk memiliki berbagai warung dan stan yang ditutupi dengan tenda bertaraf Internasional dengan konsep ruangan terbuka dan tertutup, tersedia restaurant franchise dan nonfranchise lengkap dengan aneka makanan dan minuman. Merdeka Walk juga menjadi salah satu tempat berkumpulnya anak-anak muda Kota Medan baik pada siang hari maupun pada malam hari, sebab di Merdeka Walk terdapat berbagai pilihan hiburan, mulai dari stan pijat refleksi, shisha (rokok ala Lebanon), hingga stan sebuah stasiun radio swasta. Kedai-kedai dan kafe-kafe di Merdeka Walk juga menawarkan makanan yang sangat beragam. Ada kedai makanan khas Indonesia, kedai makanan barat, dan gerai makanan cepat saji dari negeri sebrang. Ada juga restoran yang menyediakan dim sum (makanan khas Cina) atau bahkan makanan Jepang cepat saji. Di Merdeka Walk juga terdapat hot spot (sambungan langsung untuk internet tanpa menggunakan kabel) yang memudahkan

37 mengakses internet, dengan menggunakan laptop. Kehadiran Merdeka Walk ikut melengkapi berbaga tempat hiburan yang terus memanjakan warga Medan. KARAOKE Karaoke merupakan salah satu tempat hiburan malam yang banyak diminati penikmat hiburan malam. Karaoke adalah jenis hiburan yang menyediakan sebuah ruangan untuk bernyanyi. Saat ini tempat-tempat karaoke di Kota Medan juga beragam. Mulai dengan fasilitas dan layanan elit hingga sarana yang terkesan sembarangan dan murahan. Ada beberapa lokasi karaoke di Medan yang cukup memikat untuk dikunjungi para penikmat dunia malam di antaranya : Classical yang berada di Capital Building lantai 6 (enam), Stroom di Selecta Building, Station di Hotel Tiara Medan, De Brand di Millennium Plaza, Fair Ebony di Emerald Garden Int'l Hotel, Rainbow di Best Western Hotel, ada juga Jet Plane di Plaza Medan Fair yang tidak pernah dipublikasikan keberadaannya, tetapi juga tetap menjadi pilihan banyak orang. Karaoke memang bukanlah tempat hiburan yang hanya buka pada malam hari, namun saat ini tempat-tempat karaoke umumnya buka pada malam hari dan menjadi salah satu pilihan bagi para penikmat hiburan malam. Billiard Selain karaoke, billiard juga tengah booming di Medan. Beberapa bulan terakhir ini, puluhan rumah billiard muncul di berbagai kawasan di Kota Medan. Ada

38 beberapa lokasi bermain billiard di Kota Medan yang cukup menarik, yakni Domino Bilyard, Jump Shot, Legend, Portal, dan Solar Pool Lounge. Biasanya, setiap rumah billiard menerapkan tarif Rp untuk bermain di meja biasa hingga Rp per jam di ruang VIP. Saat ini rumah billiard tidak lagi hanya diisi oleh meja-meja billiard saja. Hal ini disebabkan karena sekarang beberapa rumah billiard telah memadukan antara konsep olahraga dengan entertainment. Beberapa rumah billiard kini telah memberikan hiburan musik bagi para pengunjungnya mulai dari penampilan DJ hingga live music. Hal ini semakin memanjakan pencinta kehidupan malam Kota Medan. HOTEL Kehadiran hotel-hotel dengan berbagai kelas juga merupakan salah satu faktor yang menunjang berkembangnya kehidupan malam Kota Medan. Saat ini, berbagai hotel kelas Melati banyak dibuka dengan beragam tawaran menarik untuk para pemburu syahwat, mulai dari para WTS (wanita tuna susila) yang menawarkan tubuhnya, pijat plus-plus, dan lain sebagainya. Menurut Wara Sinuhaji, aktifitas kehidupan malam di Medan, tak lepas dari aroma hedonisme (dalam khusus/042006/). Lebih lanjut dijelaskan Wara Sinuhaji bahwa aktifitas berburu syahwat mungkin dapat disebut sebagai salah satu bentuk produk kultural manusia yang paling tua. Dari waktu ke waktu selalu saja ada kreasi yang dilakukan, mulai

39 dari yang terang-terangan hingga yang terselubung atau pun dibungkus lewat aktifitas hiburan malam. SALON PLUS-PLUS Remang-remang Medan seolah tak lengkap tanpa kehadiran layanan seks kilat yang tak berhubungan dengan hiburan. Salon X adalah salah satu contoh. Salon plusplus ini menawarkan aroma hedonis bagi tamu yang berminat. Seperti salon lain pada umumnya di sini juga tersedia paket lulur dan mandi susu. Namun paket lulur dan mandi susu di salon ini cenderung lebih diminati oleh kaum laki-laki. Hal ini disebabkan karena para wanita pramuria di salon ini mampu memberikan pelayanan plus-plus bagi para pengunjungnya. WARKOP Warkop, singkatan dari warung kopi, adalah julukan yang diberikan masyarakat Medan untuk cafe tenda. Ada beberapa warkop yang menjadi tempat nongkrongnya anak muda Kota Medan hingga larut malam, salah satunya adalah warkop Harapan. Warkop Harapan juga sering disebut café Sudirman. Disebut begitu, karena asal mulanya adalah beberapa warung kopi yang mangkal di belakang sekolah Yayasan Harapan di jalan Sudirman. Dimulai dari persimpangan jalan Sudirman, café ini berserak di setiap sudut jalan hingga ke arah jalan Multatuli. Setiap warung kopi yang berada di sepanjang jalan tersebut dikatakan warkop Harapan dan untuk membedakan satu warung dengan warung lainnya biasanya warkop-warkop tersebut memberikan nama untuk warkop mereka. Warkop Harapan sangat terkenal di Kota

40 Medan, begitu tersohornya sehingga tidak jarang orang terkenal alias selebriti yang menyempatkan diri untuk singgah di tempat nongkrong khas anak muda ini. Warkop juga menjadi persinggahan para penikmat hiburan malam yang disebut clubbers, biasanya mereka menjadikan warkop sebagai tempat untuk istirahat sejenak dari diskotik di Medan. Seperti yang dikatakan Yudha (bukan nama asli) salah satu clubbers yang juga suka hang-out di warkop Haparapan : Kalo udah ngerasa bosen dengan suasana Retro kami biasanya nongkrong di warkop Harapan. Ya..buat nyegerin badan yang udah rada capek, minum-minum kopi, ngobrolngobrol, pokoknya yang bisa ngilangin pening kepala. Warkop juga menjadi tempat untuk menghilangkan mabuk dan bau alkohol bagi sebagian clubbers yang tidak ingin diketahui sedang mabuk oleh orang tua mereka. Seperti yang dikatakan Anif (bukan nama asli) : Biasanya kami nongkrong di Warkop kalo retro udah tutup. Aku sendiri biasanya kesini buat ngilangin mabuk dan bau minuman dari mulut. Habis ngobrol-ngobrol, minum kapucino, trus baru pulang Keberadaan wanita ABG (anak baru gede) yang ikut meramaikan warkop juga menjadi daya tarik pemburu nafsu hedonis untuk menyambangi Warkop Harapan. Kalau bicara kehidupan malam di Medan, tidak bisa dilepaskan dari Warkop Harapan, selain warkop Harapan juga terdapat banyak warkop-warkop lain yang berserakan dari arah persimpangan Juanda, Sisingamangaraja, Jalan Halat, simpang Medan Area, jalan AR Hakim, jalan Gajah Mada sampai setiap kawasan kampus di seluruh Kota Medan.

41 2.2. Penikmat Hiburan Malam Kota Medan Hiburan adalah salah satu kebutuhan manusia yang mendasar dan sebagai mahluk sosial manusia sangat membutuhkan hiburan. Untuk memenuhi kebutuhannya akan hiburan manusia telah menciptakan berbagai hiburannya sendiri mulai dari beratus-ratus tahun yang lalu bahkan mungkin lebih lama. Mulai dari berbagai permainan tradisonal, tarian tradisonal, hingga pertandingan antar manusia seperti pertandingan gladiator di Italia adalah merupakan bentuk hiburan yang diciptakan manusia untuk memberikan kesenangan bagi dirinya. Seiring dengan perkembangan zaman, jenis hiburan untuk manusia pun terus bertambah. Kemajuan teknologi adalah salah satu faktor pendukung berkembangnya berbagai jenis hiburan manusia. Saat ini, manusia tinggal memilih berbagai jenis hiburan yang cocok untuk dirinya. Salah satu hiburan yang berkembang saat ini adalah munculnya berbagai tempat dan jenis hiburan malam. Hiburan malam adalah hiburan yang hanya ada dan muncul ketika malam hari. Umumnya hiburan malam selalu identik dengan hal-hal yang berhubungan dengan syahwat dan hura-hura. Saat ini hiburan malam sangat berkembang dengan pesat khususnya di daerah kota-kota besar di Indonesia. Budaya hedonisme yang dianggap sebagai nenek moyangnya hiburan malam kini berkembang pesat menjadi primadona bagi sebagian masyarakat kota yang menyenangi hingar bingar kehidupan malam. Sebagai kota terbesar keempat di Indonesia, Medan memiliki peran strategis bagi para pengusaha hiburan malam untuk mengembangkan usahanya.

42 Geliat kehidupan malam Kota Medan ditandai dengan munculnya berbagai pusat hiburan malam di setiap penjuru kota. Hal ini seakan ingin menunjukkan bahwa Kota Medan tidak kalah dibanding kota besar lainnya seperti Jakarta, Denpasar, Surabaya, Makassar, Bandung, juga Batam. Indikasinya semakin kuat terasa dengan munculnya pusat hiburan malam beraroma hedonis. Jenisnya pun beraneka ragam, mulai dari salon, panti pijat, cafe, karaoke, club/bar, hotel, hingga diskotek dan segmentasi pasarnya pun beragam ( content/preview/liputankhusus/042006/). Penikmat hiburan malam Kota Medan memang datang dari berbagai kalangan mulai dari para siswa, mahasiwa, hingga para eksekutif muda. Hiburan malam yang dipilih pun beraneka ragam. Secara garis besar penikmat hiburan malam Kota Medan dapat dibagi ke dalam beberapa bagian berdasarkan jenis hiburan yang mereka pilih, berikut ini adalah beberapa penikmat hiburan malam Kota Medan. Penikmat Karaoke Penikmat karaoke umumnya adalah para penikmat hiburan malam yang lebih mementingkan privatisasi karena tempat-tempat karaoke umumnya memiliki ruangan-ruangan yang memisahkan antara satu pelanggan dengan pelanggan lainnya. Penikmat karaoke menjadikan ruangan karaoke sebagai tempat melepaskan berbagai ekspresi mereka secara bebas. Mulai bernyanyi sekeras mungkin, tertawa lepas, hingga berteriak sekeras yang mereka inginkan. Penikmat karaoke bisa datang dari berbagai kalangan mulai dari anak muda hingga orang tua. Karaoke merupakan salah satu tempat hiburan malam yang banyak diminati penikmat hiburan malam

43 khususnya bagi mereka yang gemar bernyanyi. Dalam ruangan kedap suara dengan tempat duduk yang nyaman dan penerangan yang bisa diatur, dilengkapi set pemutar lagu, layar monitor serta beberapa mikrofon, para pengunjung tinggal memilih lagu yang mereka ingin nyanyikan, dan bernyanyi sesuai kemampuan pita suara mereka tanpa harus malu terdengar oleh orang lain. Ruangan karaoke juga bisa dijadikan tempat bercumbu para penikmat karaoke. Gambar 1. Para Penikmat Karaoke. Penggemar Billiard Penggemar billiard biasanya datang dari kalangan yang memang penikmat olah raga billiard dan dari kalangan yang menggemari ajang pertaruhan (judi) billiard. Mereka yang mampu bertahan hingga menjelang pagi di dalam rumah billiard biasanya adalah mereka yang terlibat taruhan (judi) atau juga orang-orang yang terlibat pertandingan adu gengsi sebagai pemain billiard yang terbaik dalam satu rumah billiard. Billiard merupakan salah satu hiburan malam yang ada di Kota Medan, walaupun billiard tidak hanya buka pada malam hari. Hal ini disebabkan karena biasanya beberapa tempat-tempat billiard buka hingga menjelang pagi. Saat

44 ini beberapa rumah billiard telah mengembangkan konsep hiburan mereka dengan memadukan konsep olahraga dengan koinsep entertainment. Kini beberapa rumah billiard telah memberikan hiburan musik bagi para pengunjungnya mulai dari penampilan DJ hingga live music. Selain dari arena biliar, judi taruhan juga datang dari arena sepak bola, hanya saja di sini penikmat dunia malam tidak ikut bermain bola seperti pada taruhan biliar. Pertaruhan yang satu ini biasanya hanya dengan menonton pertandingan sepak bola liga-liga di eropa yang disiarkan pada tengah malam. Penggemar judi taruhan ini biasanya banyak nongkrong di berbagai warkop (warung kopi) yang menyediakan televisi untuk menyiarkan pertandingan sepak bola. Para penggemar judi bola ini akan bertaruh tim mana yang akan memenangkan pertandingan. Pertaruhan bisa dilakukan dengan sesama teman ataupun dengan bandar judi bola. Pemburu Syahwat Para pemburu syahwat umumnya adalah berasal dari kalangan laki-laki walaupun tidak sedikit datang dari kalangan wanita. Mereka biasanya selalu mengelilingi berbagai tempat-tempat hiburan malam yang ada di setiap penjuru Kota Medan untuk mencari para wanita ataupun pria yang menjajakan tubuh mereka. Tidak dapat dipungkiri bahwa para PSK (Pekerja Seks Komersial) juga memanfaatkan geliat kehiduan malam Kota Medan sebagai ladang mereka mencari nafkah. Pemburu syahwat juga tidak selalu berasal dari kalangan yang memburu lawan jenis antara laki-laki dengan wanita saja, pemburu syahwat sesama jenis juga berkeliaran di tengah gemerlapnya kehidupan malam Kota Medan.

45 Dunia hiburan malam sepertinya sulit untuk tidak memasukkan kegiatan berburu syahwat sebagai bagian dari hingar-bingarnya kehidupan malam. Perkembangan kehidupan malam Kota Medan secara tidak langsung ikut menjadi penunjang berkembangnya dunia postitusi. Kegemerlapan dunia malam menjadi lahan bagi para pekerja dan pemburu seks untuk memenuhi hasrat mereka. Hotel merupakan persinggahan para pemburu syahwat untuk memuaskan hasratnya apabila mereka telah menemukan apa yang mereka cari. Beberapa hotel kelas melati hingga berbintang juga telah menyediakan beragam tawaran menarik untuk para pemburu syahwat, sedangkan salon, spa, dan tempat-tempat pijat dijadikan alat untuk menutupi kegiatan prostitusi. Clubbers Clubbers adalah salah satu penikmat dunia malam Kota Medan yang menjadikan diskotik sebagai pusat segala kegiatan mereka dan memilih dugem sebagai gaya hidup mereka. Saat ini penghuni kehidupan malam Kota Medan khususnya dari kalangan anak muda adalah berasal dari Clubbers. Clubbers Kota Medan umumnya datang dari berbagai kalangan dan kelas sosial yang berbeda. Mulai dari kalangan yang kurang mampu hingga dari kalangan atas, mulai dari siswa sekolah hingga orang tua. Mereka adalah orang-orang yang memilih diskotik sebagai tempat menghabiskan waktu luang di malam hari dan mencari kesenangan di dalamnya. Saat ini, seorang remaja akan lebih memilih diskotik yang penuh sesak dengan gumpalan asap rokok, dentuman house music disc jockey dan keringat manusia yang bercampur aduk, dibandingkan dengan kondisi kesepian dan kegalauan

46 ketika berada di rumah atau di sekolah. Alasan mereka menjadi clubbers pada umumnya adalah karena ikut-ikutan atau life style sebagian lagi mengatakan dari pada ke lokalisasi prostitusi, mending ke sini Diskotik Kota Medan Sebagai Pusat Hiburan Malam Kota Medan Seiring dengan kemajuan pembangunan dan teknologi berbagai tempattempat hiburan juga terus bertambah dan berkembang. Kota Medan yang merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia adalah kota yang menawarkan berbagai hiburan bagi masyarakatnya. Berbagai tempat hiburan telah tersedia di berbagai sudut Kota Medan, mulai dari tempat hiburan anak-anak, keluarga, muda-mudi hingga tempat hiburan bagi para penikmat dunia malam seperti diskotik. Saat ini, diskotik merupakan salah satu tempat hiburan yang disenangi oleh para muda-mudi dan para penikmat dunia malam di Kota Medan. Sebenarnya diskotik bukanlah suatu hal yang baru bagi masyarakat Kota Medan. Diskotik telah ada di Kota Medan sejak tahun 70-an. Menurut Fija Faurika, bos Spektrum Production, dan dianggap sesepuh untuk kehidupan malam di Kota Medan mengatakan, ia sudah memulai kehidupan malam sejak tahun 1975 ( Lebih lanjut dijelaskan Fija bahwa para anak muda di Medan dulu belum mempunyai kehidupan malam seperti sekarang. Dulu kehidupan malam Kota Medan hanya ada di HDTI (Hotel Danau Toba International), tempat lain seperti flash diskotik di Polonia Hotel yang muncul setelah Music Lounge HDTI. Kehidupan malam dulu hanya milik para orang tua, dengan sarana night club, dengan tari-tarian seperti chacha ataupun dansa

47 Saat ini kehidupan malam Kota Medan semakin berkembang. Berbagai tempat hiburan malam telah tersedia di tengah kota dan selalu buka hingga menjelang pagi. Diskotik dan klub malam merupakan salah satu primadona kehidupan malam baik di Medan ataupun kota-kota lain di Indonesia. Di Indonesia, hampir seluruh daerah otonom memiliki diskotik. Maraknya kehidupan malam Kota Medan ditandai dengan banyaknya diskotik, pub, klub malam yang mampu bertahan sangat lama dari tahun ke tahun. Hal yang unik adalah bertahannya beberapa diskotik dalam sebuah pusat perbelanjaan walaupun pusat perbelanjaan tersebut sudah tutup. Diskotik Crystal misalnya yang tetap bertahan di Perisai Plaza, meskipun pusat belanja tersebut sudah tak berfungsi lagi, di sana juga bertahan arena billiard dan boling. Sebelumnya, sempat hadir diskotik Iguana di Sarina Plaza dan diskotik Star City di Aksara Plaza yang juga terus bertahan walaupun akhirnya ikut tutup. Salah satu diskotik yang cukup lama bertahan di Kota Medan hingga sekarang adalah M3 (M three). Diskotik M3 dulunya bernama Fire, seiring berkembangnya zaman dan perubahan manajemen diskotik ini kemudian berganti nama menjadi M3. Diskotik M3 yang berada di lantai VII gedung Thamrin Plaza merupakan salah satu diskotik terbesar dan terlama di Medan yang masih eksis hingga sekarang. Setiap diskotik hampir dapat dipastikan memiliki cara-cara tersendiri untuk dapat tetap bertahan, diskotik-diskotik ini rata-rata memiliki acara khusus yang rutin diadakan pada waktu-waktu tertentu. Ini ditujukan untuk membuat para penikmatnya tak bosan untuk datang dan datang lagi ke tempat-tempat hiburan malam yang tersebar di Kota Medan ini. Untuk memuaskan para clubbers, khususnya kaum pria,

48 sebuah diskotik terkadang menampilkan aksi-aksi sensual dari para penari yang kerap disebut sexy dancer yaitu para penari wanita yang meliuk-liuk menggerakkan anggota badan yang dibaluti pakaian ketat. Minuman juga bagian penting dari sebuah diskotik, maka sangat wajar beberapa diskotik mengimport minuman beralkohol dengan merek terkenal dari berbagai penjuru negeri karena minuman beralkohol sangat jarang di produksi di dalam negeri. Dengan kehadiran bartender, minuman dalam sebuah diskotik akan memiliki kekayaan cita rasa. Daya tarik diskotik juga tak bisa dilepaskan dari kepiawaian para disc jockey (DJ) yang menghidupkan suasana tempat hiburan dengan memainkan musik di atas turn table-nya. Diskotik-doskotik harus bersaing untuk mendapatkan DJ-DJ terbaik di Indonesia bahkan beberapa diskotik mendatangkan DJ-DJ dari luar negeri untuk memikat para clubbers. Salah satu elemen penting dari setiap hiburan malam yang ada di setiap tempat adalah wanita. Sama halnya dengan tempat hiburan malam lain, kehadiran para wanita dalam sebuah diskotik merupakan daya tarik tersendiri bagi para pengunjung pria. Untuk itu beberapa diskotik memunculkan konsep ladies night pada malam-malam tertentu, dengan acuan bahwa semakin banyak pengunjung wanita maka semakin banyak pula pengunjung pria. Ladies night adalah suatu hari khusus dimana setiap pengunjung wanita diberikan diskon untuk masuk ke dalam sebuah diskotik yang mengadakan ladies night dan bahkan beberapa diskotik memberikan free access (masuk gratis) untuk para wanita pada malam ladies night. Selain masuk gratis para wanita juga mendapatkan diskon untuk minuman yang ia pesan. Para wanita yang berada di dalam diskotik biasanya sangat beragam dan datang dari

49 berbagai kalangan, mulai dari para clubbers, pelayan diskotik, sexy dancer, hingga para PSK (pekerja seks komersial) bahkan beberapa jaringan PSK juga ada di dalam sebuah diskotik walaupun terselubung. Gambar 2. Para wanita yang memeriahkan salah satu acara di Retrospective Dengan berbagai tawaran hiburan yang sangat kental dengan nuansa hedonisme ini para pengunjung diskotik terus meningkat. Para clubbers datang dengan latar belakang dan alasan yang berbeda-beda. Hal ini telah menjadikan diskotik sebagai pusat kegiatan hiburan malam. Kemajuan pembangunan dan perkembangan pusat-pusat hiburan malam telah menjadikan Kota Medan sebagai lahan potensial bagi bisnis hiburan malam. Saat ini terdapat minimal 5 (lima) diskotik besar dan terkemuka di Kota Medan. Dua diantara yang terbesar dan terkemuka adalah Retro Spective dan Tobasa Club.

50 Tobasa Club Tobasa Club yang berada di kawasan Hotel Danau Toba International (HDTI) Jalan Imam Bonjol Medan, merupakan diskotik terbaru yang ikut hadir meramaikan geliat malam salah satu kota metropolitan ini. Dengan konsep musik R&B, Progressive dan Live DJ dan dilengkapi dengan sounds yang berkapasitas watt, lighting yang cukup, sinar laser, lampu sorot, serta lampu diskotik, plus lima disc jockey (DJ) per malam yang masing-masing memiliki konsep berikut programnya masing-masing menjadikan tobasa sebagai salah satu tujuan utama para clubbers. Saat ini banyak para clubbers yang lebih memilih tobasa sebagai tempat clubbing mereka karena tobasa merupakan diskotik terbaru dan yang pasti juga menawarkan berbagai hiburan baru. Retro Spective Konsep hiburan Retro tidak jauh beda dengan apa yang ditawarkan Tobasa Club. Retro yang terletak di Capital Building lantai 6 Jl. Putri Hijau No.1A Medan, merupakan salah satu diskotik terkenal di Kota Medan dengan tingkat kegiatan dugem yang sangat tinggi, dibuka setiap hari mulai dari sore hingga pukul 4 (empat) pagi dan merupakan salah satu diskotik yang menjadi pusat diadakannya kegiatankegiatan party (pesta) nya anak muda Kota Medan. Retro lebih dulu hadir meramaikan kehidupan malam Kota Medan dibandingkan Tobasa Club. Retro memiliki konsep live music mulai dari awal buka hingga jam 11 malam dan

51 kemudian dilanjutkan dengan DJ performance dari jam 11 hingga tutup. Clubbers umumnya datang mulai dari jam 11 malam hingga tutup. Selain itu Retro juga memiliki malam khusus yang dinamakan Ladies Night, yang diadakan setiap malam Sabtu dimana setiap pengunjung wanita dipersilakan masuk secara gratis. Kehadiran berbagai diskotik baru di Kota Medan mengindikasikan bahwa animo masyarakat Medan terhadap kehidupan malam sangat tinggi dan penggemar kehidupan malam terus meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini beberapa diskotik baru terus bermunculan D News salah satunya dan diperkirakan M-City akan ikut meramaikan kehidupan malam kota Medan. Kehidupan malam Kota Medan telah menjadi fenomena unik di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang berbudaya timur. Kehidupan malam di sebuah diskotik yang kental dengan hedonisme merupakan bagian dari kehidupan masyarakat barat. Perubahan kebudayaan ini perlu di kontrol agar tidak menghancurkan nilai-nilai budaya timur kita Gambar 3. Retrospective yang baru selesai di renovasi

52 2.4. Clubbers Sebagai Suatu Kelompok Penikmat Hiburan Malam Kota Medan Clubbers adalah sekumpulan individu-individu yang memilih dugem sebagai gaya hidupnya. Dugem merupakan salah satu gaya hidup yang saat ini menjadi pilihan banyak kaum muda dan para penikmat dunia malam. Pilihan untuk menghabiskan waktu dan menikmati hiburan malam di dalam sebuah diskotik telah menjadi sebuah kebutuhan bagi para clubber dengan kata lain dugem adalah bagian hidup dari para clubber. Seperti yang diungkapkan Amoi (bukan nama asli) berikut : Kalo dalam satu minggu aku gak ke klub sekali aja, kayaknya ada yang kurang. Aku sendiri gak tau kenapa, mungkin aku udah adicted kali ya ama dugem. Klub atau diskotik merupakan rumah ibadah bagi para clubber sehingga menjadi tidak mungkin bagi seorang clubber untuk tidak mendatangi klub atau diskotik minimal satu kali dalam satu minggu, namun klub atau diskotik tidak hanya didatangi para clubber saja. Para penikmat dunia malam seperti halnya seorang clubber pasti senang pergi ke klub, akan tetapi setiap orang yang mendatangi klub sudah pasti memiliki tujuan dan orientasi yang berbeda-beda. Ada yang memang ingin having fun, banyak juga yang hanya ingin cuci mata dan bahkan hanya sekedar untuk mencari mangsa. Para clubber, biasanya berangkat dengan problem masingmasing. Jangan heran apabila seorang remaja yang frustasi akibat permasalahan keretakan rumah tangganya akan berlari meminta perlindungan menuju club bukan meminta perlindungan Komisi Perlindungan Anak. Juga jangan tekejut apabila

53 seorang remaja puteri sudah tidak virgin (perawan) lagi karena sering diajak pacarnya lembur di diskotik. Untuk dapat mengetahui beberapa tipe-tipe para pengunjung klub atau diskotik (clubbers) berikut adalah tipe-tipe clubbers : Si Gaul Jenis pengunjung seperti ini hampir dipastikan tidak akan pernah absen dari tiap acara yang ada di malam minggu dan acara-acara dugem besar yang lainnya. Biasanya pengunjung tipe ini akrab dengan manajer dan pemilik club serta selalu hangout dengan manajer clubnya, duduk di sofa dan minum-minuman yang dia tidak harus bayar. Pengunjung tipe ini paling tahu acara-acara yang akan berlangsung, karena sms di Hpnya penuh dengan invitation atau informasi event-event. Pengunjung tipe ini dapat dipastikan adalah salah satu clubber sejati ( ml). Club Emperor Ini adalah sang owner klub beserta keluarganya ( endster.com/vudus_ororpus/2007/09/tipe_clubbers_.html). Banyak pengunjung ingin kenal dan mencoba akrab dengan mereka karena dekat dengan Club Emperor berarti akses untuk masuk dan minuman gratis akan di pegang. Mereka biasanya berkumpul dengan tipe Si Gaul, Club Celebrities dan cewek-cewek cantik di VIP area. Hampir 80% orang yang mengunjungi klub pasti mengenali dia dan menyapanya. Club Icon & Celebrities

54 Tipe ini biasanya adalah dari kalangan model atau artis yang menggandrungi kehidupan malam. Pengunjung tipe ini biasa hanya datang apabila ada acara yang spesial dan biasanya menjadi host acara tersebut. Tipe ini biasa duduk dan hangout dengan para si Gaul dan Club Emperor. Mereka jarang turun ke lantai dansa kecuali ramai-ramai bersama teman-teman setipenya. Club Icon juga sering bagian dari manajemen club tersebut. Tipe ini sebagiannya adalah memang seorang clubbers walaupun sebagian lagi dari mereka mengunjungi klub hanya untuk mencari nafkah ( ml). Anak Pejabat Tipe yang seperti ini biasanya berasal dari orang kaya yang memiliki bapak dari kalangan pejabat atau anak bosnya mafia ( friendster.com/vudus_ororpus/2007/09/tipe_clubbers.htm). Lebih lanjut dijelaskan bahwa mereka biasanya datang segerombolan ramai-ramai beserta bodyguardbodyguardnya. Tempat nongkrongnya adalah di VIP room bersama Club Emperor atau Club Celebrities, intinya mereka akan lebih suka bila banyak cewek-ceweknya. Tipe yang seperti ini biasanya suka menyombongkan kekuatannya seperti, bila ada yang nyenggol atau godain ceweknya, bisa berakibat fatal. Mereka tidak akan segansegan untuk main fisik atau main senjata. Druggies

55 Tipe seperti ini biasanya ada di pojokan tertentu yang agak gelap. Mereka biasanya sedang makek atau mau nyari barang. Tipe seperti ini bisa dikenali dari muka yang kusut dan mata yang merah, baju keringatan dan badan gak bisa diam. Jenis minuman yang selalu ada di tangan tipe druggies ini adalah : aqua botolan. Mereka biasanya memakai pakaian yang agak santai dengan sepatu sneakers/semi formal, supaya bisa lebih leluasa bergeraknya. Biasanya tipe ini akan stay terus di club itu sampai tutup dan lanjut ke tempat lain yang buka sampai siang ( ml). Tipe clubbers ini tujuan utamanya mendatangi klub adalah untuk mencari barang kebutuhan mereka yaitu narkoba. Hal ini dikarenakan saat ini klub malam memang telah disemarakkan oleh narkoba. menurut Fija, kehidupan malam di kota Medan mulai rusak ketika demam extacy muncul pada sekitar tahun 1994 dan pada tahun muncullah deman shabu-shabu hingga sekarang narkoba adalah bagian dari diskotik walaupun tetap dilakukan dengan sembunyi-sembunyi ( Pencari Wanita Tipe ini lumayan mengisi sebagian besar tempat klub. Tujuannya adalah ingin mendapatkan hasil semaksimal mungkin dengan mengeluarkan modal seminimal mungkin. Biasanya modal mereka adalah segelas minuman dan sebungkus rokok, kerjaannya keliling keseluruh pojokan klub, dan mata yang melirik kesana-sini nyari cewek yang udah mabuk/setengah mabuk untuk diajak ngobrol dengan tujuan bisa di

56 bawa pulang ke apartement/kost2nya dan mendapatkan seks gratis. Gaya mereka biasanya memakai baju rapih yang standard dengan selalu berusaha tampil modis. Salah satu senjata andalannya adalah korek api yang biasa dipakai buat awalan ngajak kenalan cewek ( /09/tipe_clubbers_.html). Si Bos / Toke Minuman Tipe ini selalu siap sedia dengan gelas/botol yang tidak pernah kosong. Selalu menawarkan minuman kepada siapapun yang baru datang join kedekat dia. Dari hanya menawarkan satu gelas hingga memaksa membuka mulut temannya untuk masukin moncong botol Jack D dan ketawa sangat keras begitu temannya telah meminum minuman yang disuguhkannnya. Ada kesenangan sendiri buat mereka ketika melihat kawannya mabuk hingga tak sadarkan diri, walaupun untuk melakukan itu dia harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit ( ml) Orang-orang seperti ini biasanya minum jenis miniman botolan yang mahal. Tipe clubbers ini mendatangi klub untuk berkumpul dan bersenang-senang dengan kawankawannya, kawan sejati tipe ini adalah tipe peminum gratisan yang datang ke klub tanpa modal sama dengan tipe pencari wanita walau beda tujuan. Clubbers adalah individu-individu yang melakukan dugem dengan tujuan menghilangkan kepenatan dari padatnya kegiatan sehari-hari mereka. Orientasi utama mereka melakukan dugem tidak hanya sebatas mabuk dan seks bebas. Bagi

57 seorang clubber mabuk dan musik dari seorang DJ memang adalah bagian penting dari dugem. Namun seks bukanlah bagian utama dari dugem karena bagi para clubber seks adalah bonus dari kegiatan dugem. Seorang clubber biasanya tidak mau melakukan seks dengan wanita yang sudah teler tak sadarkan diri karena mabuk atau dengan cara melakukan tuba pada wanita yang diinginkannya, hubungan seks terjadi apabila adanya perasaan suka sama suka diantara para clubber. Bagi sebagian clubbers seks bahkan merupakan hal yang tabu bagi mereka, hal ini dikarenakan sebagian dari clubbers ada yang masih memegang prinsip no sex before you married. Hal ini seperti yang dikatakan seorang clubbers bernama Fina (bukan nama asli) : Gak semua clubbers suka seks bebas, contohnya aku, aku melakukan dugem karena pengen ngilangin suntuk aja plus ngumpul ama kawan-kawan ku. Aku sering mabuk dan syukurnya kawan-kawan aku gak pernah ada yang manfaatin aku waktu aku lagi mabok. I m Still Virgin bok Hal senada juga diungkapkan Andy (bukan nama asli) : kalo mo maen ngapain mesti ngedugem bos.., di luar juga banyak psk-psk siap pake, mulai dari omak-omak ampe anak sekolahan tersedia di sana. Ya..walaupun di sini juga banyak. Tapi buat aku pribadi, seks bukan tujuan utama aku dateng ke Retro. Menurut para clubber apabila melakukan seks dengan cara-cara yang tidak fair, mereka akan merusak motto clubbers yang selama ini sudah mereka coba bangun. Motto para clubber itu adalah P.L.U.R (Peace, Love, Unity, and Respect). Dengan motto ini para clubber seakan memiliki peraturan tak tertulis yang mengatur hubungan diantara mereka. Motto ini mencoba menciptakana kondisi yang aman di tengah-tengah para clubber. Namun pada kenyataannya dugem belum dapat

58 dikatakan aman dan terkendali, karena dugem memang identik dengan seks bebas dan kerusuhan. Seperti yang dikatakan Fikri (bukan nama asli) : perkelahian di dalam sini (Retro) merupakan suatu hal yang wajar. Namanya juga orang mabok, kadang-kadang suka nyeleneh. Godain cewek orang lain, ngomel-ngomel ga jelas, senggol sana sini. Giliran kena ama orang yang ga sabaran ya jadinya berantem. Tapi itu dah biasa di sini (Retro), lagian di sini kan ada penjaganya kalo ada yang ngerusuh biasanya langsung di tendang keluar. Clubbers adalah sekumpulan individu-individu dengan latar belakang yang berbeda-beda. Clubbers melakukan kegiatan dugem pada suatu tempat dimana masyarakat dari golongan kaya mampu berbaur dengan masyarakat yang berasal dari golongan yang lebih merakyat. Perbedaan ini dapat menjadi kabur dengan meleburnya para clubber ke dalam suasana diskotik yang hiruk-pikuk. Clubbers bisa berasal dari berbagai macam tingkatan sosial mulai dari tukang parkir, eksekutif, oknum kepolisian dan TNI, pejabat pemerintahan, pelajar biasa, mahasiswa, sampai ibu-ibu rumah tangga. Namun bila kita bisa memperhatikan keadaan di dalam sebuah diskotik dengan seksama, maka kita akan mampu mengklasifikasikan kelas-kelas sosial para penghuni diskotik tersebut.

59 BAB III Komunitas Clubbers di Kota Medan 3.1. Clubbers Kota Medan Kota Medan merupakan salah satu kota yang memiliki tingkat kehidupan malam yang sangat tinggi ( Ini dapat dilihat dari bisnis hiburan malam di Kota Medan terus mengalami perkembangan. Potensi pasar yang besar dari penikmat hiburan Kota Medan membuat para pengusaha hiburan malam tidak ragu untuk menanamkan modalnya di Kota Medan. Masyarakat Kota Medan terlihat seakan tidak mau kalah dengan apa yang telah dialami oleh masyarakat-masyarakat di kota-kota besar lain di Indonesia. Media informasi yang dipakai kaum kapitalis untuk memasarkan produknya juga ikut menunjang meningkatnya penikmat dunia malam di Kota Medan (Abdullah, 2006). Dugem merupakan salah satu gaya hidup para penikmat dunia malam Kota Medan yang saat ini banyak diminati oleh masyarakat Medan. Penikmat dugem Kota Medan tidak kalah banyak dengan penikmat dugem di Kota Jakarta dan kota-kota

60 besar lain di Indonesia bahkan Medan merupakan daerah dengan tingkat dugem tertinggi untuk wilayah Sumatera setelah Kota Batam ( /remang-remang-medan-bung/). Para penikmat dugem ini biasa disebut clubbers. Dugem saat ini memang sedang mengalami perkembangan di Kota Medan. Bagi sebagian anak-anak muda Kota Medan gaul di sebuah diskotik merupakan suatu hal yang memiliki nilai lebih, mereka merasa bahwa apa yang mereka lakukan telah membuat mereka berada satu tingkat di atas kawan-kawan mereka. Seperti yang dikatakan Anif (bukan nama asli) : Zaman sekarang dugem itu bukan barang baru..., kalo kita ga pernah dugem tar yang ada kita dikatai kuper..., kan gak enak aja kalo kawan-kawan lagi ngomongin dugem awak ga nyambung..., tar yang ada yang lain tinggal ngomong... halo...kemana aja selama ini? tinggal di hutan ya bos.., kan gak lucu dibilangin kuper.. Clubbers Kota Medan pada dasarnya tidak memiliki banyak perbedaan dengan clubbers-clubbers lain di Indonesia. Para clubber Kota Medan umumnya berasal dari berbagai kalangan dan kelas sosial yang berbeda. Secara garis besar clubbers Kota Medan terbagi atas golongan clubbers yang berasal dari golongan pelajar, pekerja kantoran, dan golongan campuran. Clubbers dari golongan pelajar terdiri dari berbagai tingkat pendidikan mulai dari siswa (pelajar SMP-SMA) dan mahasiswa. Mereka umumnya adalah orangorang yang tidak ingin dikatakan kuper (kurang pergaulan) oleh kawan-kawan mainnya, Tidak sedikit dari para clubber dari golongan pelajar ini yang berasal dari

61 keluarga kurang mampu, namun sebagian dari mereka memaksakan diri agar tidak dikatakan ketinggalan dari teman-temannya. Bagi clubbers yang berasal dari kalangan siswa dan mahasiswa biasanya melakukan dugem hanya pada akhir pekan. Hal ini dikarenakan mereka takut apabila orang tua mengetahui mereka melakukan dugem. Dari informasi yang di dapat dari beberapa clubbers kalangan pelajar di Kota Medan, walaupun orang tua mereka memberikan kebebasan jam malam bagi anaknya pada akhir pekan, namun para orang tua tidak mengizinkan anak-anaknya mabuk-mabukan di sebuah diskotik. Selain itu para clubber merasa apabila melakukan dugem pada malam-malam biasa akan sangat mengganggu kegiatan belajar mereka. Tidak semua clubbers yang berasal dari kalangan siswa dan mahasiswa mengalami hal yang demikian, beberapa dari mereka justru ada yang melakukan dugem lebih dari 2 (dua) kali dalam seminggu bahkan hampir setiap hari. Yudha (bukan nama asli) yang melakukan dugem sejak ia berada di bangku kelas 2 SMP mengatakan : Aku mulai dugem sejak kelas 2 SMP, awalnya ikut-ikut abangku yang memang seorang DJ, dulu aku hampir tiap hari pasti ngedugem. Kalo udah dugem biasanya waktu di sekolah aku tidur, hahaha..., ya kalo sekarang aku biasanya dateng tiap weekend aja jumat and sabtu plus kalo ada event-event keren. Pada dasarnya setiap klub atau diskotik memiliki aturan yang membatasi usia para pengunjungnya. Para pengunjung klub atau diskotik diharuskan berumur di atas 18 (delapan belas) tahun, namun pada kenyataannya banyak sekali clubbers-clubbers yang masih di bawah umur bisa masuk ke dalam diskotik-diskotik di Kota Medan. Hal ini dikarenakan banyaknya anak-anak muda Kota Medan yang ingin merasakan

62 dan menikmati dunia malam dan kurangnya pengawasan yang dilakukan pihak diskotik terhadap para tamunya. Para clubber yang di bawah umur ini biasanya baru dapat terjaring apabila terjadi razia yang dilakukan pihak kepolisian yang meminta KTP (Kartu Tanda Pengenal) pada para pengunjung klub. Sebagian lagi clubbers Kota Medan datang dari kalangan pekerja kantoran atau biasa disebut para eksekutif. Alasan yang umum tentang mengapa mereka melakukan dugem adalah karena ingin melepaskan kepenatan setelah satu harian dijejali dengan kepadatan jam kerja. Para eksekutif ini biasanya mendatangi klub atau diskotik juga pada akhir pekan dan pada hari-hari tertentu ketika diadakan party atau event-event spesial tertentu di diskotik langganannya. Tujuan utama clubbers dari kalangan ini melakukan dugem biasanya adalah untuk menghilangkan kepenatan yang dirasakan setelah satu harian disibukkan dengan berbagai kegiatan kerja dan biasanya mereka datang dengan rekan kerja. Sebagian dari clubbers ini pada dasarnya sudah melakukan dugem sejak masih kuliah dan meneruskan kegiatan ini hingga mereka kerja. Dugem dijadikan sebagai tempat ngumpulnya kawan-kawan lama semasa kuliah yang selama satu minggu disibukkan dengan kegiatan masing-masing dan diskotik dijadikan tempat berbagi cerita. Clubbers dari kalangan eksekutif ini terkadang menjadikan dugem sebagai lahan bisnis bagi sebagian clubbers yang sangat berjiwa bisnis. Bersama rekanrekannya yang memiliki hobi dugem yang sama biasanya mereka menjadi EO (Event

63 Organizers) atau panitia untuk mengadakan dugem di area terbuka atau biasa disebut dengan rave party. Dugem jenis ini belum begitu berkembang di Kota Medan, biasanya event ini hanya diadakan pada pesta penyambutan tahun baru atau pada hari-hari spesial lain. Sebagian besar clubbers Kota Medan memang dipenuhi oleh para pekerja kantoran dan para anak muda Kota Medan. Dua tipe clubbers ini adalah yang mendominasi diskotik-diskotik di Kota Medan. Sebagian lagi adalah dari berbagai golongan campuran. Golongan ini di isi oleh para clubber dari berbagai kalangan mulai dari tukang parkir, om-om senang, PSK (Pekerja Seks Komersial) hingga seorang manajer sebuah perusahaan. Mereka semua bercampur-baur di dalam diskotik dengan kesibukan dan kegiatan masing-masing. Walaupun para clubber pada umumnya berasal dari berbagai kalangan, mereka biasanya selalu mampu berbaur tanpa membedakan status kelas sosial ketika sedang menari di lantai dansa. Seperti yang dikatakan Tanika (bukan nama asli) : Setiap clubbers biasanya selalu menjadi akrab satu sama lain apabila berada di lantai dansa. Kami biasanya ngedance ngikut i dari musik DJ. Dari lantai dance gak sikit yang berlanjut dengan perkenalan dan kemudian jadi akrab. Berbagai jenis kelas dan golongan para clubbers inilah kemudian memunculkan tipetipe clubbers yang berbeda-beda seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Pada dasarnya clubbers Kota Medan tidak memiliki banyak perbedaan dengan clubbers-clubbers kota lain. Majunya teknologi khususnya di bidang komunikasi telah memudahkan para clubber dari berbagai daerah di Indonesia bahkan di dunia

64 untuk saling bertukar informasi. Bagi para clubber baik yang berasal dari Medan ataupun dari kota lain di Indonesia, setiap tempat dugem di Indonesia memiliki ciriciri dan cita rasa yang berbeda-beda. Hal ini yang kemudian membuat para clubber saling bertukar informasi tentang kelebihan dan kekurangan tempat-tempat dugem di kota mereka. Media Internet menjadi salah satu media utama yang di pilih para clubber untuk saling bertukar informasi. Seperti yang dikatakan Eka (bukan nama asli) : kalo aku pergi keluar kota yang belum pernah aku datengi, biasanya aku selalu sharing ama clubbers setempat lewat forum yang ada di web yang mereka buat. Kemajuan teknologi telah dimanfaatkan oleh berbagai kalangan untuk dapat saling berbagi informasi tidak terkecuali para clubber. Hal ini juga yang menjadi salah satu faktor bertambahnya para clubber di Kota Medan. Kemajuan yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia dan dunia telah membuat Kota Medan berbenah untuk mengikuti perkembangan tersebut. Namun tanpa disadari perubahan dan perkembangan secara fisik juga mempengaruhi perubahan secara sosial dan budaya. Hal ini dapat terlihat dari sebagian masyarakat Kota Medan yang menjadikan dugem sebagai gaya hidup mereka yang merupakan imbas dari perkembangan tempat-tempat hiburan di Kota Medan Clubbers Sebagai Suatu Komunitas Manusia adalah mahluk sosial yang tidak akan mampu hidup sendiri dan akan selalu bergantung oleh orang-orang disekitarnya atau kelompoknya. Disadari ataupun

65 tidak, sejak seorang manusia dilahirkan ke dunia secara otomatis ia telah menjadi salah satu anggota dari berbagai kelompok ataupun komunitas. Mulai dari kelompok terkecil yaitu keluarga, warga sebuah desa/kota, umat dari suatu agama, hingga sebagai satu warga negara dari sebuah negara. Terbentuknya sebuah kelompok sosial dapat dibedakan menjadi dua kategori berdasarkan bagaimana terjadinya pengelompokkan manusia tersebut, yang pertama yaitu pengelompokan yang didasarkan hubungan kekerabatan dan yang didasarkan hubungan bukan kekerabatan. Seiring berkembangnya zaman, variasi hubungan yang didasarkan hubungan di luar hubungan kekerabatan bertambah. Kriteria yang paling dipengaruhi oleh kemajuan zaman adalah pengelompokkan yang didasarkan gaya hidup. 5 Gaya hidup merupakan ciri sebuah dunia modern, atau yang biasa juga disebut modernitas, maksudnya adalah siapapun yang hidup dalam masyarakat modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk menggambarkan tindakannya sendiri maupun orang lain. Gaya hidup adalah pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang lain. Pola konsumsi merupakan salah satu pembentuk gaya hidup masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan. Masyarakat perkotaan telah menjadikan barang-barang ataupun jasa sebagai identitas mereka, barang dan jasa dikonsumsi bukan dikarenakan kebutuhan mereka melainkan hanya sebatas memenuhi keinginan dan penunjuk identisas sosial mereka. Pola konsumsi masyarakat perkotaan ini telah merubah nilai suatu produk yang awalnya memiliki 5 Gaya hidup dapat didefinisikan sebagai cara, bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga lingkungan disekitarnya.

66 nilai fungsional menjadi nilai simbolis. Selain itu keinginan masyarakat untuk terus mengikuti perkembangan produk-produk barang dan jasa telah memunculkan budaya baru di tengah-tengah masyarakat perkotaan yaitu budaya konsumtif. 6 Saat ini, di daerah perkotaan banyak sekali ditemukan berbagai kelompok dan komunitas yang terbentuk karena adanya kesamaan gaya hidup, karena secara sosial seseorang yang memiliki status dan hobi atau kepentingan yang sama akan bergabung dan membentuk kelompok-kelompok. Salah satunya adalah komunitas clubbers. Komunitas clubbers merupakan sekumpulan individu-individu yang memiliki kesamaan dalam hal cara mereka menghabiskan waktu luang dan cara mencari hiburan. Clubbers adalah orang-orang yang memilih cara melepaskan kepenatan dan menghabiskan sisa waktu luang mereka dengan bersenang-senang di sebuah diskotik langganannya, menikmati iringan musik yang menghentak dari seorang DJ, meminum wine hingga mabuk ataupun minuman beralkohol mahal lainnya, bercengkrama dengan para sahabat, hingga sex bebas dan semua kegiatan ini mampu menghabiskan uang ratusan ribu hingga jutaan rupiah per malamnya. Komunitas ini juga terbentuk berdasarkan kepentingan dan hobi yang sama dengan jenis-jenis musik, seperti house musik dan aliran musik progresive. Perkembangan hiburan malam khususnya diskotik-diskotik dan klub malam ikut menunjang berkembangnya komunitas clubbers. Saat ini terdapat banyak komunitas-komunitas clubbers di Indonesia. Umumnya mereka terdiri dari para 6 Budaya konsumtif merupakan pola konsumsi suatu masyarakat yang membeli atau memakai barang bukan didasari kebutuhan melainkan dikarenakan keinginan untuk memiliki barang tersebut.

67 remaja atau ABG (Anak Baru Gede), walaupun ada sebagian komunitas clubbers yang terdiri dari para eksekutif muda. Komunitas clubbers diarahkan kepada mereka yang memiliki kehobian yang sama untuk membentuk kelompok atau komunitas yang terorganisir, sebagai pengunjung setia sejumlah pub, diskotik, dan bar. Tidak jarang mereka tetap eksis ketika berada di luar tempat-tempat hiburan. Tetapi ada juga yang hanya bersifat sebatas kebutuhan dalam hiburan saja. Umumnya anggota clubbers ini berjumlah sekitar lima atau enam orang. Tetapi ada juga yang mencapai 10 hingga 20 orang. Seperti yang dikatakan Ozy (bukan nama asli) salah satu clubbers asal Jakarta yang singgah ke Retro : Dulunya, anggota komunitas gua mencapai puluhan orang, tetapi sekarang sudah berkurang. Tetapi jika ada liburan panjang biasanya kita juga akan kumpul lagi hingga kadangkadang mencapai 20 orang. Biasanya sebuah komunitas clubbers terbentuk dari beberapa clubbers yang memang sudah saling kenal di luar arena dugem. Kemudian mereka bertemu dengan beberapa clubbers lainnya, saling berkenalan, dan dengan frekuensi dugem yang sama serta kesamaan akan gaya hidup akhirnya mereka membentuk sebuah komunitas. Kekompakan dan keramaian suasana yang mampu diciptakan sebuah komunitas clubbers akan membuat clubbers-clubbers lain untuk masuk kedalam komunitas tersebut sehingga akan menambah anggota komunitas clubbers tersebut. Keramaian suasana yang mampu diciptakan sebuah komunitas clubbers merupakan salah satu faktor mengapa seorang clubber betah berlama-lama di dalam sebuah diskotik. Seperti yang dikatakan Zani (bukan nama asli) :

68 Ya gak asiklah kalo dugem sendiri macem orang sakit kalo kita dateng sendiri trus minum sendiri, dance sendiri. Tapi kalo kita ngumpul ama kawan-kawan, tu baru namanya enjoy mana ada disini orang yang sendiri trus tanpa bekawan kecuali orang baru yang memang belum punya kawan Komunitas clubbers merupakan bagian dari kehidupan masyarakat kota, kemunculan dan perkembangan komunitas clubbers juga tidak dapat dilepaskan dari kemajuan teknologi. Saat ini komunitas clubbers telah banyak bermunculan di kotakota besar di Indonesia terutama di daerah Pulau Jawa. Namun di Kota Medan belum di temukan komunitas-komunitas clubbers yang secara resmi mengatakan bahwa mereka adalah sebuah komunitas clubbers, bahkan sebagian clubbers Kota Medan enggan apabila dirinya dikatakan sebagai clubbers, walaupun pada kenyataannya gaya hidup yang mereka ceritakan tidak berbeda dari gaya hidup para clubber. Seperti yang Jo (bukan nama asli) katakan : Kayaknya aku tu belum bisa kalo di bilang clubbers, kebetulan aja aku hobinya ngumpul bareng kawan-kawan di retro, kenapa milihnya di retro yang karena suasananya asik aja. Aku ama kawan-kawan gak pernah jadi sebuah komunitas, ya kami cuma member aja di retro. Komunitas clubbers yang resmi maksudnya ialah sebuah komunitas clubbers yang memang di bentuk untuk menampung berbagi aspirasi, ide-ide, dan informasi tentang kegiatan dugem bagi para clubber yang menjadi anggota komunitas tersebut. Di Kota Jakarta saat ini banyak ditemukan komunitas-komunitas clubbers yang menjadi wadah clubbers Kota Jakarta untuk berbagi informasi dan pengalaman saat mereka dugem. Beberapa komunitas clubbers yang ada di Jakarta antara lain; Jakarta clubbers, Indoclubbers, dan Jakarta clubbers underground. Umumnya mereka

69 menyediakan atau membuat sebuah web-site sebagai wadah untuk bertukar informasi bagi para anggota komunitas tersebut. Melalui web-site ini para anggota sebuah komunitas clubbers akan saling mengenal, berbagi informasi tentang dugem bahkan berbisnis. Di dalam web-site yang memang dibuat oleh sebuah komunitas clubbers ini telah di buat semacam forum on-line yang isinya adalah berbagai isu-isu baru yang berkembang mengenai dugem seperti pengumuman akan adanya sebuah party atau even-even lainnya, tentang DJ yang akan perform di sebuah diskotik, atau diskotik mana yang akan mengadakan party yang mereka anggap keren. Selain berisi tentang berbagai informasi tentang dugem forum ini juga berisi tentang informasi lainnya seperti lowongan pekerjaan, info tentang barang elektronik terbaru dan juga info tentang barang-barang yang di jual. Melalui web-site ini clubbers dapat memperoleh informasi tentang dugem dari berbagai tempat selain itu web-site ini juga bisa dijadikan ajang bisnis. Dugem memang merupakan gaya hidup yang sedang menjamur di Kota Medan, namun untuk ukuran Kota Jakarta perkembangan dugem di Kota Medan termasuk sudah ketinggalan bahkan Kota Medan berada satu tingkat di bawah Kota Batam. Hal inilah yang mungkin menjadi faktor kenapa komunitas clubbers resmi belum ditemukan di Kota Medan. Di Kota Medan sendiri sebuah komunitas clubbers masih sebatas sekumpulan clubbers yang secara kebetulan saling kenal dan memiliki gaya hidup yang sama. Kota Medan Selain itu ada beberapa komunitas lain yang memang gemar mengikuti perkembangan kehidupan malam terutama dugem, seperti komunitas penggemar otomotif, komunitas pria metroseksual, dan lain-lain. Seorang

70 clubber biasanya tidak pernah sendirian bila berada di dalam sebuah klub malam, umumnya para clubber selalu berkumpul dengan teman-teman mereka dan saling berinteraksi. Menurut beberapa clubbers, di Kota Medan biasanya sebutan untuk clubbers yang sering kumpul bareng ditandai dengan sebutan anggota, sesuai dengan nama orang yang paling berpengaruh atau yang paling berduit di kumpulan tersebut. Seperti yang dikatakan Jo (bukan nama asli) : setahu aku kalo di Medan kayaknya belum adalah komunitas clubbers yang memang betul-betul komunitas clubbers, paling-paling di sini kalo ada yang sering ngumpul bareng tu ya cuma ngumpul-ngumpul biasa aja, ya kebetulan kawan-kawan aja. Di sini kalo buat ngenali orang paling cuma dibilang si Jo anggota si Jack atau si Jack kawannya si Jo ya cuma gitu aja. Saat ini, clubbers Kota Medan memang belum membentuk sebuah komunitas clubbers yang resmi, namun beberapa clubbers Kota Medan telah menjadi anggota beberapa komunitas clubbers yang ada di Jakarta melalui web-site yang telah disediakan komunitas-komunitas clubbers yang sudah ada di Jakarta. Selain itu, beberapa clubbers Kota Medan telah membentuk beberapa komunitas-komunitas kecil yang terdiri dari beberapa clubbers yang sudah saling kenal satu sama lain. Kumpulan clubbers ini juga merupakan gambaran bagaimana sebuah komunitas clubbers yang sebenarnya. Melihat tingginya animo masyarakat dan semakin bertambahnya clubbers Kota Medan merupakan tanda bahwa komunitas clubbers di Kota Medan akan terbentuk. Sebuah komunitas clubbers biasanya hanya sebuah komunitas yang terbentuk berdasarkan kesenangan saja. Hubungan antara anggota sebuah komunitas clubbers

71 biasanya hanya berlaku di dalam diskotik, akan tetapi beberapa komunitas clubbers dan beberapa anggota komunitas clubbers ada yang melanjutkan hubungan pertemanan mereka di luar diskotik. Komunitas clubbers seperti ini biasanya juga eksis di luar diskotik dan melakukan kegiatan lain selain dugem. Komunitas clubbers sepertinya halnya seorang clubber sering dipandang negatif oleh masyarakat, hal ini dikarenakan berbagai kegiatan clubbers yang sangat dekat dengan dunia hedonisme yang identik dengan hura-hura. Walaupun demikian beberapa kalangan menganggap bahwa komunitas clubbers juga memiliki nilai-nilai positifnya. Komunitas clubbers saat ini memang telah menjadi trend, fenomena ini merupakan gejala masyarakat perkotaan yang sudah modern (Sriwijaya Post, April 2006). Kelompok-kelompok ini ada kesan positif dan negatif. Kesan positifnya, jika mereka yang beranggotakan orang-orang yang mampu ini bisa menciptakan dan mengarahkan kegiatan sosial untuk membantu masyarakat. Namun kesan negatif akan gampang muncul jika kelompok ini menyalahgunakan kelompoknya untuk halhal yang berbau narkoba karena sudah tidak asing lagi bahwa dunia gemerlap atau kehidupan malam sangat kental dengan dunia narkoba. Hal ini adalah satu hal yang sangat mengkhawatirkan, apalagi peredaran narkoba saat ini sedang meningkat, sehingga timbul kesan negatif dari masyarakat terhadap tempat-tempat hiburan. Maka yang harus dilakukan pengelola adalah bagaimana caranya menyediakan tempat hiburan, tetapi bermanfaat untuk kegiatankegiatan yang bersifat positif bagi pengujung dan masyarakat hal ini dapat dilakukan

72 dengan mengkoordinir pengunjung dengan menerapkan peraturan yang tegas agar pengunjung tidak melakukan perbuatan-perbuatan negatif. Bagi sebagaian clubbers sebuah komunitas clubbers merupakan sebuah wadah yang mampu memberikan wawasan baru bagi diri mereka. Bagi para penikmat musik progressive atau electronic music misalnya, dugem diharapkan memberikan semacam motivasi bagi generasi muda untuk mempelajari teknologi dan mengarahkan generasi muda agar memiliki kesadaran tinggi terhadap teknologi, karena musik yang mereka nikmati saat dugem merupakan hasil dari sebuah kemajuan teknologi. Untuk menciptakan musik yang bagus diperlukan sebuah proses mixing menggunakan alat elektronik yang canggih. Selain itu, untuk menciptakan suasana klub seperti yang diinginkan para clubber diperlukan teknik visualisasi, teknik pencahayaan, dan lain-lain yang berhubungan dengan teknologi. Kemampuan ini juga mampu untuk mendatangkan keuntungan secara finansial dari segala aspek di luar kegiatan dugem karena saat ini segala hal selalu berkaitan dengan kemajuan teknologi. Selain dari segi pemanfaatan teknologi sebuah komunitas clubbers juga dianggap para clubber dapat memberikan manfaat yang lain. Bagi para clubber yang berjiwa bisnis dengan melakukan dugem mereka dapat memperluas jaringan bisnis mereka, memperluas persahabatan dan manambah berbagai ilmu baru. Beberapa clubbers menganggap bahwa komunitas clubbers merupakan sebuah komunitas yang banyak memberikan hal-hal positif bagi mereka dan tidak seperti yang masyarakat pikir pada umumnya. Banyaknya pandangan buruk dari

73 masyarakat terhadap komunitas clubbers membuat komunitas ini semakin apatis dan acuh menghadapi keberadaan mereka di komunitas yang lebih besar, yakni masyarakat umum. Saat ini, masyarakat Kota Medan mungkin belum bisa untuk dapat melihat sebuah komunitas clubbers dari sudut yang netral tanpa harus menilai ke glamoran dan bebasnya kehidupan para clubber. Masyarakat Indonesia pada umumnya masih memandang bahwa hal-hal yang ada di dalam kehidupan para clubber bukan merupakan budaya dari orang timur. Walaupun demikian diperlukan semacam wadah bagi para clubber yang memang menjadikan dugem sebagai ajang memperluas wawasan mereka dan tidak hanya menjadikan dugem sebagai ajang senang-senang dan mengahabiskan uang Aktivitas Komunitas Clubbers Intensitas pertemuan yang cukup tinggi antara sesama clubbers, membuat mereka merasa dekat antara satu dengan yang lain. Hal ini adalah faktor utama munculnya komunitas clubbers yang kini menjadi wahana saling berkomunikasi hingga menjadi ajang berbisnis antara clubbers. Banyak kegiatan yang dilakukan para clubber saat mereka berkumpul dan yang paling utama adalah dugem. Berikut adalah aktivitas-aktivitas yang wajib dilakukan para clubber saat mereka dugem : Minum dan Ngobrol Pada saat berada di dalam diskotik para clubber biasanya berkumpul pada satu meja atau ruangan yang berisi para anggota komunitas mereka masing-masing. Di meja atau ruangan tersebut aktivitas yang dilakukan oleh para clubber adalah ngobrol,

74 minum dan saling bercanda. Clubbers yang memiliki akses VIP biasanya berkumpul di sebuah ruangan yang disebut saloon, ruangan ini biasanya dibatasi kaca lebar yang tidak tembus pandang atau terkadang dilapisi gorden (kain penutup). Ruangan ini dapat ditempati oleh para clubber dengan membayar uang Rp sampai permalamnya di dalam sebuah saloon privasi sebuah komunitas clubbers lebih terjaga. Sedangkan untuk memesan meja para clubber harus membayar ±Rp , tidak jarang beberapa clubbers tidak kebagian saloon atau meja dikarenakan ramainya pengunjung Retro. Biasanya di dalam saloon atau di meja para clubber membicarakan tentang kegiatannya selama satu hari penuh, saling bertukar informasi, dan saling bercanda. selain membicarakan rutinitas seharian para clubber terkadang juga saling bertukar informasi yang dianggap up-to-date (terbaru) oleh mereka. Bagi para clubber selain berbagai candaan, obrolan yang sering dibicarakan mereka umumnya adalah berbagai hal yang menyangkut perkembangan informasi dan teknologi terbaru, mulai dari aksesoris mobil terbaru bagi penggila otomotif, gadget (alat komunikasi dan elektronik) terbaru, even-even keren yang bakal ada, kesempatan/lowongan kerja, hingga masalah bisnis. Seperti yang diungkapkan Tanika : Kalo lagi dugem kayaknya topik pembicaraan tu gak ada habisnya, kadang ngomongin masalah serius kayak kerjaan, bisnis, jual beli barang, ngeledekin gaya orang-orang yang gayanya norak, sampe hal-hal lucu yang baru dijumpai pun jadi pembicaraan. Obrolan di dalam diskotik akan semakin panjang dan tidak ada habisnya bila ditemani oleh minuman. Berbagai minuman yang mengandung alkohol seperti

75 Martini, Jack D, dan Chivas akan menambah hangat pembicaraan yang terus mengalir. Candaan para clubber pun semakin ramai dan melarutkan para clubber dalam gemerlap dan bisingnya diskotik. Minuman adalah salah satu elemen penting dari kegiatan dugem, bagi para clubber minuman mampu membantu mereka melupakan masalah-masalah yang ada dalam kehidupan mereka sehari-hari, minuman juga dianggap para clubber sebagai pemberi rasa rileks pada saat melakukan dugem, selain itu beberapa clubbers mengatakan minuman membantu mereka mengilangkan rasa pusing akibat dentuman musik yang sangat keras. Hal ini senada dengan apa yang di katakan Fiqri : Minuman itu gak bisa dipisahkan dari clubbers man, kalo aku pribadi susah kalo masuk diskotik tapi ga minum. Karena di diskotik musiknya deras abis man, ibaratnya kalo kita masuk diskotik gak minum kepala bisa pusing, sama juga kalo kita minum tapi gak ada musiknya yang ada ya cuma tipam aja la. Gambar 4. Clubbers yang sedang asik ngobrol dan minum Walapun tidak semua clubbers mengaku meminum minuman beralkohol namun kemungkinan seorang clubber tidak meminum minuman beralkohol sangat kecil. Clubbers banyak menghabiskan uangnya untuk keperluan yang satu ini, karena harga minuman yang ada di dalam ini retro sama halnya seperti diskotik-diskotik

76 yang lain memang cukup mahal bagi kalangan yang kurang mampu. Jenis minuman termahal adalah berjenis Chivas Regal clubbers, untuk menikmati minuman ini seorang clubber harus membayar uang ± Rp perbotolnya. Dengan harga minuman yang cukup mahal Retro melakukan strategi pasar yang umumnya memang dipakai setiap diskotik yaitu member (keanggotaan). Bagi pengunjung yang menjadi member di Retro diberikan diskon untuk masuk, minum, dan tempat maksimal 40% dengan biaya keanggotaan ±Rp per bulannya Dance (Jojing) Selain ngobrol dan minum salah satu aktivitas yang hampir selalu dilakukan para clubber adalah dance atau joget. Setelah puas mengobrol biasanya para clubber akan turun ke area dance yang tepat berada di depan meja DJ. Di sini para clubber akan berdansa/joget mengikuti musik yang dimainkan oleh sang DJ. Musik yang dimainkan para DJ biasanya adalah berbagai musik yang berjenis house music 7 seperti progressive music 8, Deep/Dark House, Soulful House, Tech House, dan Hard House. Pada saat turun untuk ngedance biasanya para clubber akan turun dengan sesama teman yang satu kumpulan dengannya namun pada saat di area dansa para clubber akan saling berbaur dengan para clubber lainnya. Tidak ada aturan baku tentang jenis tarian seperti apa yang harus para clubber lakukan saat berada di lantai 7 House music adalah musik yang berisi berbagai musik yang di remix (aransemen ulang) oleh DJ sehingga menjadi musik dengan nada-nada (beat) yang lebih cepat. House music umumnya memiliki karakteristik tempo antara 120 dan 140 BPM (beat per minutes). 8 Progressive music adalah gebre yang paling popular dan paling berkembang di aliran house musik. Hampir semua club mulai dari New York sampai Indonesia memainkan musik ini dengan ciri khasnya adalah Opening/introduction menggunakan synth melody atau layered effect, sehingga kita dapat dengan spontan mengetahui lagu apa yg sedang dimainkan oleh sang DJ dan biasanya berdurasi panjang/long play.

77 dansa. Hal ini berbeda dengan gaya penikmat kehidupan malam pada era an yang dancenya memiliki ciri khas seperti breake dance. Saat ini para clubber dapat bergerak bebas sesuai dengan keinginan dan dapat mengkreasikan gerakan mereka sendiri asalkan tidak lari dari irama musik yang dimainkan oleh sang DJ. Tarian para clubber biasa disebut dengan modern dance. Gaya para clubber menari memang berbeda-beda dan dari gaya seorang clubber menari di area dance dapat kita ketahui mana orang yang sering dugem dan mana yang baru dugem. Gambar 5. Para clubbers yang sedang dance (jojing). Di area dance para clubber dapat mengekspresikan berbagai perasaan mereka. Dalam keadaan yang hampir dapat dipastikan mabuk ataupun setengah mabuk para clubber saling membaur dan menyatu dalam iringan musik dari sang DJ yang semakin lama semakin kencang. Ampun DJ ini adalah teriakan yang biasanya diteriakkan para clubber ketika merasa bahwa musik yang dimainkan sang DJ mulai

78 terasa terlalu kencang dan sang DJ kemudian menurunkan ritme musik yang dimainkannya. Tidak semua clubbers suka untuk turun ke area dance karena mereka merasa area dance terlalu kecil dan sangat berdesak-desakkan, mereka lebih memilih untuk menikmati musik di ruangan ataupun di meja mereka masing-masing. Gambar 6. DJ import yang memeriahkan diskotik. Di area dance yang tidak begitu luas ini selain para clubber yang asik menikmati dentuman musik dari sang DJ, sering juga terjadi keributan antara para clubber. Padatnya area dance yang penuh dengan para clubber sering menyebabkan seorang clubber bersenggolan dengan clubber lainnya. Hal ini adalah salah satu penyebab terjadinya keributan di area dance. Dalam keadaan mabuk seorang clubber akan sulit untuk dapat mengendalikan emosinya sehingga sangat mudah menimbulkan perslisihan antara sesama clubbers. Selain karena bersenggolan salah satu pemicu keributan di area dance adalah wanita. Seorang clubber yang datang membawa pacar biasanya akan marah apabila pacarnya di senggol atau goda oleh orang lain dan biasanya beberapa clubbers sering mencoba berkenalan ataupun menggoda wanita-wanita yang berada di dalam diskotik tanpa mau tahu apakah

79 wanita tersebut telah memiliki pasangan atau tidak. Apabila terjadi keributan di dalam diskotik biasanya orang yang dianggap pembuat onar atau mungkin dua pihak yang berselisih akan di minta keluar dari diskotik atau dikeluarkan secara paksa oleh petugas keamanan diskotik. Keributan yang sering terjadi di dalam diskotik kemudian menginspirasikan para clubber untuk mengadopsi sebuah slogan bagi para clubber. Slogan itu adalah P.L.U.R (Peace, Love, Unity, dan Respect) dengan slogan ini para clubber mengharapkan keributan yang sering terjadi di diskotik terutama area dance dapat dihilangkan. Ngobrol, minum, dan dance merupakan kegiatan utama yang biasa dilakukan para clubber pada saat dugem, namun disamping itu banyak kegiatan lain yang dilakukan para clubber di dalam diskotik. Sebagian clubbers ada yang sibuk mencari kenalan untuk menambah teman yang memiliki hobi yang sama dan sebagian lagi mencari teman berkencan baik yang berlainan jenis kelamin ataupun yang sesama jenis. Untuk yang satu ini selama penelitian tidak ditemukan pasangan yang melakukan hubungan seks di dalam diskotik, walaupun sebagian clubbers mengakui kalau mereka menganut seks bebas. Salah satu kegiatan lain yang biasa diikuti oleh komunitas clubbers adalah rave party. Rave party adalah acara dugem yang dilakukan para clubber di luar diskotik dan biasa di lakukan di alam terbuka seperti pantai. Rave party biasanya diadakan oleh sebuah komunitas clubbers yang mengalami kejenuhan dengan suasana diskotik yang sesak. Di Kota Medan rave party belum begitu banyak diadakan, biasanya rave party hanya diadakan pada saat penyambutan malam tahun

80 baru dan pada saat-saat even spesial seperti ulang tahun orang-orang penting atau produk-produk tertentu. Segala sesuatu yang ada di dalam rave party pada dasarnya sama dengan apa yang ada pada saat dugem di dalam sebuah diskotik hanya dibedakan oleh keadaan ruang. Selain rave party, sebuah komunitas clubbers juga melakukan kegiatankegiatan lain yang dilakukan di luar diskotik, mereka biasanya memilih sebuah tempat tertentu untuk berkumpul di luar diskotik seperti di café, bar, restoran hingga warung kopi. Sebelum diskotik buka biasanya beberapa clubbers berkumpul di café, bar ataupun restoran untuk mengumpulkan teman-teman mereka atau sekedar untuk makan dan membicarakan beberapa hal mengenai kegiatan yang akan mereka lakukan. Kegiatan ini juga biasa dilakukan para clubber di saat mereka tidak melakukan dugem, biasanya mereka berkumpul untuk sekedar mencari suasana baru selain dugem di diskotik. Sedangkan untuk warung kopi (warkop), seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa warkop adalah tempat yang di pilih para clubber yang ingin beristirahat setelah mereka melakukan dugem sebelum mereka pulang kerumah. Biasanya para clubber singgah di warkop untuk menghilangkan aroma dan pengaruh alkohol sehingga pada saat pulang kerumah mereka tidak dalam keadaan mabuk. Di luar segala kegiatan yang berbau hura-hura, beberapa clubbers terkadang juga biasa berkumpul dan mengadakan acara lain di luar kegiatan hura-hura. Beberapa clubbers yang memiliki hobi yang sama juga biasa berkumpul di luar diskotik untuk melakukan kegiatan sesuai dengan hobi mereka masing-masing.

81 Misalnya, beberapa clubbers yang memiliki kegemaran otomotif akan berkumpul untuk membicarakan hobi mereka ini atau pada saat ada sebuah acara yang berhubungan dengan otomotif seperti pameran atau lomba modifikasi mobil. Contoh lain adalah sebagian clubbers yang memiliki kegemaran merawat tubuh dan penampilan baik wanita ataupun pria 9 akan berkumpul untuk sekedar melakukan perawatan tubuh seperti pergi ke salon ataupun ke tempat fitness. Selain berbagai kegiatan yang berhubungan dengan gaya hidup masyarakat kota para clubber juga melakukan beberapa kegiatan social, misalnya pada saat banyak diskotik ditutup selama bulan puasa, beberapa komunitas clubbers merancang kegiatan yang sifatnya sosial atau sekedar buka puasa bersama. Mereka mencoba untuk menghapus pandangan masyarakat yang menganggap bahwa sebuah komunitas clubbers hanya sebatas sebuah komunitas yang dekat dengan segala hal yang berbau hura-hura dan negatif. Walaupun pandangan masyarakat yang sudah terlanjur memandang para clubber dengan pandangan negatif sulit untuk di rubah, namun para clubber juga tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut. Seperti yang dikatakan Eka (bukan nama asli) : ya kalo mo dengerin omongan orang lain aku bisa repot, soalnya kita tahu sendiri kalo ngdugem tu dipandang jelek sama masyarakat. Tapi kan gak semua orang yang ngdugem itu jelek, ya sama aja kayak orang yang ga dugem, apa semuanya bagus? kan gak juga.. Segala sesuatu yang dilakukan oleh komunitas clubbers adalah pilihan mereka. Perilaku defensif dari masyarakat yang memandang buruk komunitas ini 9 Pria yang memiliki kegemaran merawat tubuh dan sangat memperhatikan penampilan biasa disebut dengan pria metroseksual.

82 akan semakin membuat komunitas yang mayoritas dihuni oleh generasi muda bangsa ini jauh dan menghindar dari masyarakat umum. Pemecahan terbaik adalah dengan melakukan perubahan total pada aspek psikologis, sistem ekonomi dan pendidikan di negara ini. Sehingga generasi bangsa ini mampu mengambil sisi-sisi positif dari semua aspek kehidupan serta mampu menghadapi segala perubahan kultur dan kehidupan sosial mereka Hubungan Clubbers Antar Sesama Clubbers dan Komunitas Clubbers Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki naluri untuk saling berbaur dan berhubungan dengan sesamanya. Setiap manusia akan saling berbaur dan memiliki berbagai hubungan dengan manusia lain yang berada dalam lingkungan atau kelompoknya. Begitu juga dengan para clubber yang berada dalam suatu kesatuan yang disebut komunitas clubbers. Pada saat melakukan dugem para clubber akan bertemu dengan orang-orang lain baik yang sudah di kenal ataupun yang belum dikenalnya dan akan terjadi interaksi sosial diantara mereka. Seorang clubber dapat dipastikan selalu memiliki hubungan dengan clubbers lainnya dan terkadang terdapat saling ketergantungan. Dalam sebuah hubungan antara para clubber terdapat simbiosis mutualisme (hubungan yang saling menguntungkan) di antara seorang clubber dengan clubbers lainnya terutama yang berada dalam satu komunitas. Hal ini disebabkan kegiatan dugem yang penuh dengan hura-hura dan kesenangan ini tidak akan hidup atau asik apabila seorang clubber melakukannya sendirian. Seperti yang dikatakan Jo :

83 Dugem itu asiknya kalo ada kawan, mau ngapain kita di diskotik kalo kita dugem sendirian bagusan lagi tidur dirumah, yang di cari dari dugem itu ya keramaian dan kebersamaannya. Kalo ada yang dateng dugem sendirian pasti dia ga punya kawan atau kalo ga pasti lagi stress. Para clubber tidak semua datang dari kalangan atas, beberapa atau bisa di bilang mayoritas clubbers adalah dari kalangan menengah kebawah. Mereka adalah para clubber yang tidak akan mampu bila harus dugem dua kali atau bahkan sekali dalam seminggu yang dikarenakan keterbatasan biaya. Keadaan inilah yang kemudian memunculkan simbiosis mutualisme diantara clubbers yang kaya dengan clubbers yang kekurangan uang. Bagi clubbers yang memiliki uang berlebih biasanya mereka akan masuk kedalam member retro, dalam aturan member di retro terdapat aturan yang memperbolehkan seorang member membawa maksimal 6 (enam) orang kawan untuk masuk secara gratis. Keadaan ini dimanfaatkan clubbers member tersebut untuk membawa kawan yang akan meramaikan suasana dugemnya. Biasanya para clubber yang dibawa masuk secara gratis oleh clubbers tersebut akan menghormati clubber yang membawanya masuk dan mereka biasanya akan berusaha membuat sang bos tersebut senang dengan berbagai cara. Mulai dari menghibur dengan obrolan dan candaan segar hingga menjadi tukang suruh. Hal ini biasanya berlaku selama sang bos tersebut membawa mereka masuk dan membayar semua minuman yang mereka minum. Namun keadaan ini tidak berlaku bagi beberapa clubbers kaya yang memang memiliki teman akrab dari kalangan clubbers kurang mampu, mereka biasanya akan saling bercanda dan berbicara seadanya selayaknya sesama teman.

84 Hubungan lain yang mencerminkan hubungan timbal balik diantara para clubber adalah adanya saling mengisi diantara para clubber dengan membagi biaya dugem mereka secara adil, contohnya sebagian dari anggota sebuah komunitas clubbers bertugas membayar uang masuk dan sebagian lagi membayar biaya minum mereka. Dalam sebuah diskotik para clubber dan komunitas clubbers juga saling berinteraksi. Mereka biasanya akan saling berkenalan dan melakukan obrolanobrolan ringan sehingga terjalin keakraban. Slogan atau moto P.L.U.R yang diagungagungkan para clubber juga membantu terjalinnya keakraban diantara para clubber. Para komunitas clubbers biasanya akan menjaga moto itu selama mereka berada di dalam diskotik. Keakraban diantara sesama komunitas clubbers memang akan mengurangi kemungkinan terjadinya keributan di dalam sebuah dikotik. Hal ini akan terlihat apabila seorang anggota komunitas clubbers yang terlibat perselisihan dengan anggota komunitas clubbers lainnya, para anggota masing-masing komunitas tersebut akan turun untuk melerai dan mendamaikan perselisihan yang terjadi diantara mereka. Hubungan antara sesama clubbers dan komunitas clubbers juga terjadi di luar diskotik. Mereka biasanya saling berhubungan melalui forum yang tersedia di website yang memang diperuntukkan bagi para clubber. Melalui forum ini para clubber akan saling berbagi segala informasi dan membahas segala macam topik yang berhubungan dengan dugem. Berikut adalah salah satu contoh topik yang di bahas oleh para clubber di dalam sebuah forum di php/t-9178.html :

85 Topik : tempat dugem di Medan yang paliiiing maannntapppp? Pages : [1] 2 3 kenji 17th December 2007, 13:21 halo teman2 gabung ya menurut kalian tempat paling mantap di medan mana ya? menurut gwe sih M3 diskotik is the bessssstttt agree naferyo 17th December 2007, 13:22 halo teman2 gabung ya menurut kalian tempat paling mantap di medan mana ya? menurut gwe sih M3 diskotik is the bessssstttt:iagree::spam::clap::clap: kapan2 maen kesana klo pergi ke medan jalan apa bro? kenji 17th December 2007, 13:28 jln thamrin di thamrin plaza lt paling atas bos lt 7 ntr bro ke medan coba dehhh superstreetstar 18th December 2007, 00:26 keknya yg plg ngetop skrg tu di Retro... kenji 18th December 2007, 08:48 retro yg di capital ya? kt org byk cung kok me nya ya?

86 ajak2 dunk kalo mau pg mdn tgl dimana bro / Melaui forum-forum seperti ini berbagai topik permasalahan dapat dibahas oleh para clubber dan komunitas clubbers. Mulai dari membahas tempat dugem yang paling bagus, membahas even-even yang akan dilakukan, hingga berbagai kejadian yang terjadi di sekitar kehidupan dugem mereka. Forum ini juga dapat membantu bagi seorang clubber yang berasal dari luar kota untuk dapat mengetahui keadaan dan informasi tentang kegiatan dugem di kota lain. Selain melaui forum, para clubber juga dapat beriterakasi dan berhubungan melalui . Melalui para clubber dapat memberitahukan para clubber lain tentang berbagai hal penting. juga dapat dijadikan lahan bisnis bagi para clubber karena melalui para clubber dapat menginformasikan berbagai berita, seperti penjualan suatu barang hingga informasi tentang lowongan kerja. Berikut adalah salah satu contoh yang diterima seorang clubber dari para clubber lainnya dalam yahoo:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia semakin maju terlihat dari gedung-gedung yang menjulang tinggi di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia semakin maju terlihat dari gedung-gedung yang menjulang tinggi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pertumbuhan dan perkembangan industri di daerah perkotaan di Indonesia semakin maju terlihat dari gedung-gedung yang menjulang tinggi di tengah kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia malam. Dua patah kata ini rasanya semakin sering beredar di telinga kita,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia malam. Dua patah kata ini rasanya semakin sering beredar di telinga kita, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia malam. Dua patah kata ini rasanya semakin sering beredar di telinga kita, dan semakin banyak pula sosok-sosok yang melakoni kehidupan dalam dunia malam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan gaya hidup. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan gaya hidup. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, maka dengan sendirinya akan menimbulkan adanya perubahan di segala bidang seperti mode, informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun elektronik, maka telah menciptakan suatu gaya hidup bagi masyarakat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. maupun elektronik, maka telah menciptakan suatu gaya hidup bagi masyarakat. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri bahwa sebuah realita kehidupan pada era globalisasi seperti sekarang ini masih terbilang cukup unik. Karena dengan menawarkan begitu banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pola perilaku konsumsi masyarakat. Globalisasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pola perilaku konsumsi masyarakat. Globalisasi merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi merupakan perubahan global yang melanda seluruh dunia. Dampak yang terjadi sangatlah besar terhadap berbagai aspek kehidupan manusia di semua lapisan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah ilmiah, saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan atau pangan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar dan suatu kebutuhan primer manusia untuk mempertahankan hidupnya. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Globalisasi adalah proses di mana manusia akan bersatu dan menjadi satu masyarakat tunggal dunia, masyarakat global (Albrow, 1990: 9). Globalisasi telah membawa perubahan

Lebih terperinci

RAFIKA MIRZA NST

RAFIKA MIRZA NST Musik R&B ( Rhytem&Blues ) (Kajian Tentang Gaya Hidup Pemain Musik R&B di Kota Medan) OLEH : RAFIKA MIRZA NST. 040905010 DEPARTEMEN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan dari budaya terhadap perilaku konsumen adalah, budaya digunakan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan dari budaya terhadap perilaku konsumen adalah, budaya digunakan sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hubungan dari budaya terhadap perilaku konsumen adalah, budaya digunakan sebagai indikator awal untuk menentukan perilaku konsumen masyarakat. perusahaan bisa melihat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Dalam Bidang Antropologi OLEH FERA SYAHNIDAR

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Dalam Bidang Antropologi OLEH FERA SYAHNIDAR KEYBOARD SEBAGAI HIBURAN MASYARAKAT (Studi Deskriptif Mengenai Perilaku Masyarakat Pada Acara Sosial Kemasyarakatan di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah lokasi hiburan di Medan kian berkembang. Lokasi hiburan ada di

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah lokasi hiburan di Medan kian berkembang. Lokasi hiburan ada di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejumlah lokasi hiburan di Medan kian berkembang. Lokasi hiburan ada di setiap sudut kota, termasuk di pusat-pusat perbelanjaan modern (mal). Di mal, kini masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apalagi, seperti yang terjadi saat ini, mall mall berkembang dengan sangat pesat di pusat

BAB I PENDAHULUAN. Apalagi, seperti yang terjadi saat ini, mall mall berkembang dengan sangat pesat di pusat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berjalannya arus globalisasi, masyarakat saat ini lebih memilih mall untuk menghabiskan waktu liburannya, daripada mengunjungi tempat tempat wisata.

Lebih terperinci

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, eraglobalisasi memperluas pasar produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang khas. Kenikmatannya saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. yang khas. Kenikmatannya saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kopi merupakan minuman yang di kenal memiliki rasa dan aroma yang khas. Kenikmatannya saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup sekaligus penghubung dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA HIDUP CLUBBING DENGAN RELIGIUSITAS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 5 SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA HIDUP CLUBBING DENGAN RELIGIUSITAS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 5 SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA HIDUP CLUBBING DENGAN RELIGIUSITAS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 5 SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini rutinitas kegiatan masyarakat meningkat, dapat dilihat dari semakin padatnya kegiatan yang dilakukan setiap harinya. Hal ini dapat menyebabkan mudahnya masyarakat

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi ini, banyak orang bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang semakin

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi ini, banyak orang bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang semakin BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, banyak orang bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang semakin layak. Mereka bekerja banting tulang untuk memenuhi keinginan yang tidak

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar belakang

1 PENDAHULUAN. Latar belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar belakang Di Indonesia, kopi menjadi komoditas perkebunan yang sangat digemari oleh penduduk. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan konsumsi kopi di Indonesia secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak sampai dengan usia lanjut memerlukan pangan, sandang, dan papan. Disamping kebutuhan, setiap

Lebih terperinci

BAB I PEND AHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jika berbicara tentang Aceh tentunya salah satu khas dan terkenal yaitu

BAB I PEND AHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jika berbicara tentang Aceh tentunya salah satu khas dan terkenal yaitu BAB I PEND AHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jika berbicara tentang Aceh tentunya salah satu khas dan terkenal yaitu cita rasa kopinya. Kopi tradisional Aceh memiliki cita rasa yang khas dengan aroma

Lebih terperinci

semua kalangan usia. Tetapi biasanya pelanggan terbesarnya adalah para anak anak muda. Kota Bogor memiliki banyak potensi untuk dijadikan tempat

semua kalangan usia. Tetapi biasanya pelanggan terbesarnya adalah para anak anak muda. Kota Bogor memiliki banyak potensi untuk dijadikan tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era sekarang ini kebutuhan hiburan setiap orang sudah semakin beragam, tidak hanya berdiam diri di rumah sambil menonton televisi, medengarkan musik atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakses informasi melalui media cetak, TV, internet, gadget dan lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakses informasi melalui media cetak, TV, internet, gadget dan lainnya. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya teknologi memberikan dampak terhadap gaya hidup khususnya bagi kaum remaja saat ini. Hal tersebut dikarenakan mudahnya mereka mengakses informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gaya hidup sebagai ciri modernisai yang populer pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Gaya hidup sebagai ciri modernisai yang populer pada zaman sekarang ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya hidup sebagai ciri modernisai yang populer pada zaman sekarang ini tidak dapat dipungkiri. Gaya hidup telah menjadi bagian dari kehidupan sosial sehari-hari

Lebih terperinci

BAB III KAUM MUDA PARUH WAKTU DAN GAYA HIDUP MODERN. banyak kaum muda yang masih berstatus sebagai mahasiswa bekerja paruh waktu dengan

BAB III KAUM MUDA PARUH WAKTU DAN GAYA HIDUP MODERN. banyak kaum muda yang masih berstatus sebagai mahasiswa bekerja paruh waktu dengan BAB III KAUM MUDA PARUH WAKTU DAN GAYA HIDUP MODERN Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tujuan kaum muda melakukan pekerjaan paruh waktu dan mengetahui dampak pekerjaan paruh waktu tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pariwisata dan makanan merupakan duet ideal, manakala ekses dari kegiatan pariwisata selalu membutuhkan makanan, sesuai dengan fitrah manusia atau wisatawan yang selalu

Lebih terperinci

PRESTASI BELAJAR MAHASISWA YANG TERLIBAT DALAM DUNIA GEMERLAP

PRESTASI BELAJAR MAHASISWA YANG TERLIBAT DALAM DUNIA GEMERLAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA YANG TERLIBAT DALAM DUNIA GEMERLAP (Studi Deskriptif Terhadap Mahasiswa Jember Yang Terlibat Dalam Dunia Gemerlap Di Sultan Palace Cafe Jl. Sutoyo, Kelurahan Kebonsari, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Roemah Kopi adalah sebuah cafe yang menggunakan konsep etnik Indonesia sehingga memberikan nuansa yang berbeda dan ini bisa menjadi daya tarik bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Manusia merupakan individu yang berdiri sendiri, mempunyai unsur fisik dan psikis yang dikuasai penuh oleh dirinya sendiri. Masing-masing individu tentunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hiburan adalah segala sesuatu baik yang berbentuk kata-kata, tempat, benda. Perilaku yang dapat menjadi penghibur atau pelipur hati yang susah atau sedih. Pada

Lebih terperinci

INTERAKSI SOSIAL DALAM KELUARGAYANG BERPOLIGAMI (Studi kasus : Pada Sepuluh Keluarga Poligami di Kota Medan) Oleh: RIZKI ZULAIKHA PARLINA

INTERAKSI SOSIAL DALAM KELUARGAYANG BERPOLIGAMI (Studi kasus : Pada Sepuluh Keluarga Poligami di Kota Medan) Oleh: RIZKI ZULAIKHA PARLINA INTERAKSI SOSIAL DALAM KELUARGAYANG BERPOLIGAMI (Studi kasus : Pada Sepuluh Keluarga Poligami di Kota Medan) Oleh: RIZKI ZULAIKHA PARLINA 030901030 Dosen Pembimbing Dosen Pembaca : Drs. P. Anthonius Sitepu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan banyaknya pembangunan mall atau shopping centre semakin pesat. Hal ini terjadi dikarenakan, pada saat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 155 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian yang berjudul PENGARUH KOREAN WAVE TERHADAP PERUBAHAN GAYA HIDUP REMAJA (Studi Kasus terhadap Grup Cover

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor industri yang berkembang pesat di Indonesia saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor industri yang berkembang pesat di Indonesia saat ini adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu sektor industri yang berkembang pesat di Indonesia saat ini adalah pada sektor industri hiburan. Berbagai tempat-tempat hiburan di daerah perkotaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kopi adalah jenis minuman yang dikenal banyak orang. Kopi masuk ke

BAB I PENDAHULUAN. Kopi adalah jenis minuman yang dikenal banyak orang. Kopi masuk ke BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kopi adalah jenis minuman yang dikenal banyak orang. Kopi masuk ke Indonesia sejak tahun 1699 melalui Pulau Jawa dibawa oleh kapitalis Belanda. Mereka membawa kopi jenis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Silsila Karya Abadi atau Stupa Group adalah perusahaan yang bergerak di industri Food & Beverage.Stupa Group memiliki 2 buah gerai F&B yaitu, Downtown Bistro yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya. Berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya. Berbagai jenis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis di era globalisasi ini telah membuat berbagai perusahaan berlomba untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya. Berbagai jenis barang

Lebih terperinci

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang di Jawa Barat memiliki jenis yang beragam. Keanekaragaman jenis kesenian tradisional itu dalam perkembangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat arus informasi telah berkembang dengan sedemikian rupa sehingga pengaruhnya dapat dengan cepat terlihat dan terasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (paham yang dianut oleh orang-orang yang mencari kesenangan hidup sematamata)

BAB I PENDAHULUAN. (paham yang dianut oleh orang-orang yang mencari kesenangan hidup sematamata) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kultur dunia malam Indonesia adalah sasaran yang mudah untuk diselubungkan dengan citra negatif. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pengikut kultur dunia malam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini Korean Wave atau Demam Korea sangat digemari di Indonesia, popularitas budaya Korea di luar negeri dan menawarkan hiburan Korea yang terbaru yang mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak sekali pebisnis atau investor yang membuka bisnis coffee shop di

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak sekali pebisnis atau investor yang membuka bisnis coffee shop di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, banyak sekali pebisnis atau investor yang membuka bisnis coffee shop di Indonesia, karena masyarakat di Indonesia sekarang ini sudah dapat dianggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup sehat dewasa ini sedang hangat menjadi pembicaraan dan menjadi trend baru bahkan menjadi kebutuhan yang tak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Banyaknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan khalayak akan informasi dan hiburan juga semakin meningkat. Hal ini dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan khalayak akan informasi dan hiburan juga semakin meningkat. Hal ini dilihat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Belakangan ini dunia bisnis atau entrepreneurship berkembang dengan pesat. Kebutuhan khalayak akan informasi dan hiburan juga semakin meningkat. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berimpitan, lokasi penduduk padat, dan sarana-prasarana memadai serta

BAB I PENDAHULUAN. yang berimpitan, lokasi penduduk padat, dan sarana-prasarana memadai serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika kota memberikan dampak tersendiri, dimana perkembangan kota secara alamiah melahirkan kegembiraan untuk menjadi daya tarik dan pusat pendidikan, ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus berupaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus berupaya meningkatkan pembangunan ekonomi untuk mewujudkan masyarakat demokratis yang berkeadilan dan sejahtera.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rambut dan tata rias wajah yang mengusung gaya ketimuran khususnya tren

BAB I PENDAHULUAN. rambut dan tata rias wajah yang mengusung gaya ketimuran khususnya tren BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini menjelaskan mengenai rencana bisnis salon perawatan rambut dan tata rias wajah Korean Beauty. Salon ini merupakan salon perawatan rambut dan tata rias wajah yang mengusung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bencana bagi perekonomian global khususnya melanda negara-negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bencana bagi perekonomian global khususnya melanda negara-negara yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mencermati akan iklim perekonomian global saat ini, tidak salah apabila kita mencoba mengingat kembali berbagai gejolak perekonomian dimana terjadi bencana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung mempunyai potensi yang tinggi di bidang hiburan. Ada beragam tempat yang mempunyai daya tarik bagi masyarakat lokal maupun internasional, misalnya ada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era moderenisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mengikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era moderenisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mengikuti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era moderenisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mengikuti setiap perubahan sekecil apapun. Tidak terkecuali terhadap perubahan perilaku seseorang saat ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jaman era globalisasi sekarang ini, tingkat kesibukan dalam bekerja semakin

BAB I PENDAHULUAN. Jaman era globalisasi sekarang ini, tingkat kesibukan dalam bekerja semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Jaman era globalisasi sekarang ini, tingkat kesibukan dalam bekerja semakin tinggi dan persoalanpun semakin meningkat selain itu tingkat aktifitas semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat dengan banyaknya perkembangan bisnis industri dan pembangunannya. Namun dimata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹.

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Untuk mengetahui maksud dari judul diatas, maka perlu diuraikan arti masing masing kata : Klaten : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan

Lebih terperinci

Kabupaten. ribu jiwa. 148,6 ribu. Gambar 1. dari. kebutuhan

Kabupaten. ribu jiwa. 148,6 ribu. Gambar 1. dari. kebutuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Gresik adalah sebuah daerah yang memiliki luas 1.191,25 km² di Jawa Timur. Gresik dikenal sebagai salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur. Penduduk Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman yang serba teknologi ini, gadget smartphone merupakan sebuah alat

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman yang serba teknologi ini, gadget smartphone merupakan sebuah alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi dalam wujud ponsel merupakan fenomena yang paling unik dan menarik dalam penggunaannya, karena termasuk benda elektronik yang mudah digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gemerlap. Dimana dugem yang diadopsi dari dunia barat ini telah menjadi istiah

BAB I PENDAHULUAN. gemerlap. Dimana dugem yang diadopsi dari dunia barat ini telah menjadi istiah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu fenomena paling besar yang merupakan bagian dari gaya hidup hedonis dikalangan anak muda perkotaan adalah gaya hidup dugem alias dunia gemerlap. Dimana dugem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia diliputi dengan kesibukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia diliputi dengan kesibukan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia diliputi dengan kesibukan berbagai aktivitas. Hal ini terbilang wajar mengingat Jakarta merupakan pusat pemerintahan, pusat

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu

BAB II KERANGKA TEORI. Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu 12 BAB II KERANGKA TEORI A. Kajian Pustaka Perilaku Konsumtif Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini gaya hidup masyarakat kota semakin kompleks, dapat kita

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini gaya hidup masyarakat kota semakin kompleks, dapat kita I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini gaya hidup masyarakat kota semakin kompleks, dapat kita lihat gaya hidup masyarakat kota yang semakin bervariasi. Sudah merupakan gaya hidup mereka

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Banda Aceh. Selain sebagai sentral informasi, warung kopi juga dapat

BAB V KESIMPULAN. Banda Aceh. Selain sebagai sentral informasi, warung kopi juga dapat 78 BAB V KESIMPULAN Warung kopi merupakan salah satu tempat yang penting bagi masyarakat Banda Aceh. Selain sebagai sentral informasi, warung kopi juga dapat merepresentasikan gaya hidup masayarakat Aceh.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap manusia membutuhkan hiburan untuk melepaskan diri dari padatnya aktivitas sehari-hari. Pekerjaan dan rutinitas yang dilakukan setiap hari membutuhkan konsentrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi dibandingkan beberapa sektor lainnya. PDB sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi dibandingkan beberapa sektor lainnya. PDB sektor pertanian 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagai negara pertanian, pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia dipengaruhi oleh pertumbuhan sektor pertanian dimana peran sektor pertanian lebih tinggi dibandingkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, perdagangan bebas menjadi suatu fenomena yang harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor prooduksi yang dimiliki perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing lagi melihat anak-anak mengerumuni mobil-mobil dipersimpangan lampu

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing lagi melihat anak-anak mengerumuni mobil-mobil dipersimpangan lampu BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan kerap kali menjadi persoalan yang tidak kunjung selesai, mulai dari kesadaran masyarakat sampai kemampuan pemerintah dalam menganalisis masalah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bintang empat dan 9 hotel bintang tiga, 2 hotel bintang dua, 12 hotel bintang 1, serta 138 hotel non

BAB I PENDAHULUAN. bintang empat dan 9 hotel bintang tiga, 2 hotel bintang dua, 12 hotel bintang 1, serta 138 hotel non BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bagi Kota Medan, kegiatan perdagangan bersama aktivitas hotel dan restoran menjadi motor penggerak roda perekonomian kota. Khusus di Medan terdapat 4 hotel bintang

Lebih terperinci

3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Akibat perkembangan jaman dan krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia, membuat gaya hidup seseorang untuk mencari suatu hiburan menjadi berubah. Waktu mereka habis hanya untuk bekerja dan belajar sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, Indonesia dihadapi dengan berbagai pengaruh, terutama pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, Indonesia dihadapi dengan berbagai pengaruh, terutama pengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, Indonesia dihadapi dengan berbagai pengaruh, terutama pengaruh yang berasal dari luar Indonesia. Globalisasi merupakan istilah yang semakin gencar

Lebih terperinci

KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DAN PUTUS SEKOLAH DI KALANGAN REMAJA PUTRI DI DESA PATUMBAK I

KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DAN PUTUS SEKOLAH DI KALANGAN REMAJA PUTRI DI DESA PATUMBAK I KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DAN PUTUS SEKOLAH DI KALANGAN REMAJA PUTRI DI DESA PATUMBAK I (Studi Kasus Pada Remaja Putri Desa Patumbak 1 Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang) SKRIPSI NOVIA KUMALA DEWI

Lebih terperinci

ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI

ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( DP3A ) ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia ditakdirkan oleh sang pencipta memiliki naluri dan hasrat atau

BAB I PENDAHULUAN. Manusia ditakdirkan oleh sang pencipta memiliki naluri dan hasrat atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia ditakdirkan oleh sang pencipta memiliki naluri dan hasrat atau keinginan dalam memenuhi kelangsungan hidupnya. Manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Makanan dalam pandangan sosial budaya, memiliki makna yang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Makanan dalam pandangan sosial budaya, memiliki makna yang lebih BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makanan dalam pandangan sosial budaya, memiliki makna yang lebih luas dari sekedar sumber nutrisi. Terkait dengan kepercayaan, status, prestise, kesetiakawanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan. kelangsungan hidup perusahaan sangat tergantung pada perilaku

BAB I PENDAHULUAN. berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan. kelangsungan hidup perusahaan sangat tergantung pada perilaku 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, dewasa ini banyak bermunculan perusahaan perusahaan baru yang membuat produk produk dari berbagai macam jenis barang kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dikerjakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dikerjakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dikerjakan oleh perusahaan untuk mencari keuntungan atau nilai tambah. Saat ini perkembangan bisnis dunia sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa dipisahkan dari komunitas lingkungan di sekitarnya. Manusia dikatakan makhluk sosial karena manusia hidup secara berkelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan yang terjadi di berbagai bidang baik di bidang industri, jasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan yang terjadi di berbagai bidang baik di bidang industri, jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang terjadi di berbagai bidang baik di bidang industri, jasa maupun dalam perdagangan berdampak besar terhadap perekonomian suatu bangsa. Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang membedakan individu satu dengan individu lain dalam persoalan gaya hidup.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang membedakan individu satu dengan individu lain dalam persoalan gaya hidup. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gaya hidup selalu mengalami perubahan seiring perkembangan zaman. Kehidupan yang semakin modern membawa manusia pada pola perilaku yang unik, yang membedakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bisnis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dikerjakan oleh suatu perusahaan untuk mencari keuntungan atau nilai tambah. Saat ini perkembangan bisnis

Lebih terperinci

STUDI POLA APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

STUDI POLA APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR STUDI POLA APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: RONY RUDIYANTO L2D 306 022 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Contohnya adalah tren untuk makan sambil hang-out

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Contohnya adalah tren untuk makan sambil hang-out BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, tren-tren baru mulai bermunculan di masyarakat. Contohnya adalah tren untuk makan sambil hang-out (bercengkerama). Kebiasaan hang-out

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan hidup masyarakat. Televisi memiliki kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan wilayah yang luas, pertumbuhan media dari waktu kewaktu semakin menunjukan peningkatan. Keberadaan

Lebih terperinci

PERMAINAN TIMEZONE BAGI KALANGAN REMAJA DI SOLO GRAND MALL (Studi Fenomenologi tentang Gaya Hidup Remaja yang Gemar Bermain di Timezone)

PERMAINAN TIMEZONE BAGI KALANGAN REMAJA DI SOLO GRAND MALL (Studi Fenomenologi tentang Gaya Hidup Remaja yang Gemar Bermain di Timezone) PERMAINAN TIMEZONE BAGI KALANGAN REMAJA DI SOLO GRAND MALL (Studi Fenomenologi tentang Gaya Hidup Remaja yang Gemar Bermain di Timezone) ARTIKEL Oleh: DESI MULYANTI YUNIAR K8409014 FAKULTAS KEGURUAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lihat di kota-kota besar, tidak terkecuali juga kota-kota kecil, banyak sekali game

BAB I PENDAHULUAN. lihat di kota-kota besar, tidak terkecuali juga kota-kota kecil, banyak sekali game A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam 10 tahun terakhir, permainan elektronik atau yang kita sering sebut dengan game online telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Ini bisa kita lihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk hidup yang bergerak aktif dengan segudang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk hidup yang bergerak aktif dengan segudang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang bergerak aktif dengan segudang aktivitasnya sejak kecil hingga dewasa, mulai dari pagi hari hingga larut malam. Dalam hidupnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan suatu negara dapat tercermin dari perkembangan sektorsektor yang ada di dalamnya, baik di sektor ekonomi, politik, sosial, pariwisata, budaya, dan sebagainya.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor industri sepatu di era globalisasi seperti sekarang ini berada dalam persaingan yang semakin ketat. Terlebih lagi sejak tahun 2010 implementasi zona perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang penuh persaingan, konsumen dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang penuh persaingan, konsumen dihadapkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi yang penuh persaingan, konsumen dihadapkan pada berbagai pilihan akan produk dengan kualitas dan harga yang hampir sama. Hal ini diakibatkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Musik dangdut merupakan sebuah genre musik yang mengalami dinamika di setiap jamannya. Genre musik ini digemari oleh berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Berkembangnya dangdut

Lebih terperinci

JARINGAN PEKERJA SEKS KOMERSIL DI SUPER DISKOTIK NIBUNG RAYA MEDAN SKRIPSI. Disusun oleh: AGUSTINA IKA H SARAGIH

JARINGAN PEKERJA SEKS KOMERSIL DI SUPER DISKOTIK NIBUNG RAYA MEDAN SKRIPSI. Disusun oleh: AGUSTINA IKA H SARAGIH JARINGAN PEKERJA SEKS KOMERSIL DI SUPER DISKOTIK NIBUNG RAYA MEDAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat mendapat gelar Sarjana Ilmu Sosial dalam bidang Antropologi Disusun oleh: AGUSTINA IKA H SARAGIH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa merupakan istilah bagi orang-orang yang sedang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, baik itu pada jenjang diploma, sarjana, magister, maupun doktor.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pangan, yaitu makanan dan minuman merupakan kebutuhan dasar bagi manusia untuk mempertahankan hidupnya selain kebutuhan sandang dan papan. Hal ini berarti merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan tidak lain merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. perkembangan industri jasa dirasakan cukup dibutuhkan oleh masyarakat luas.

Bab I PENDAHULUAN. perkembangan industri jasa dirasakan cukup dibutuhkan oleh masyarakat luas. 1 Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri jasa sangatlah pesat di negara-negara maju begitu pula halnya dengan Indonesia. Perkembangan dan peranan industri jasa yang makin besar didorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini, kota Bandung sudah menjadi kota

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini, kota Bandung sudah menjadi kota BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam beberapa tahun terakhir ini, kota Bandung sudah menjadi kota tujuan wisata belanja orang-orang dari luar daerah. Banyak pengunjung didominasi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis di era modern seperti sekarang ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis di era modern seperti sekarang ini berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di era modern seperti sekarang ini berkembang sangat pesat dan mengalami perubahan yang berkesinambungan. Seiring dengan perkembangan itu

Lebih terperinci

BAB I I.1. Latar Belakang

BAB I I.1. Latar Belakang BAB I I.1. Latar Belakang Fokus dalam penelitian ini akan membahas bagaimana penggambaran gaya hidup remaja melalui film Not For Sale. Dalam penelitian ini, objek yang akan diteliti adalah gaya hidup remaja

Lebih terperinci

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S 1 Psikologi

Lebih terperinci