BAB III DISKRIPSI INSTANSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III DISKRIPSI INSTANSI"

Transkripsi

1 1 BAB III DISKRIPSI INSTANSI A. Profil Instansi Nama Instansi : Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Surakarta (KPPBC TMP B Surakarta) Alamat Instansi : JalanLU Adi Sucipto No. 36 Blulukan, Colomadu, Karanganyar, Surakarta Telepon/ Fax : (0271) / (0271) Jenis Instansi : Instansi Pemerintah dibawah Kementerian Keuangan Tugas Pokok : Melakukan pengawasan dan pelayanan di bidang Kepabeanan dan Cukai sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku Kode Instansi : Jumlah Pegawai : 101 Wilayah Kerja : Surakarta dan sekitarnya Luas wilayah kerja : +/ Km Terdiri dari 1. Kabupaten Boyolali 2. Kabupaten Sukoharjo 3. Kabupaten Karanganyar 4. Kabupaten Wonogiri 5. Kabupaten Sragen 6. Kabupaten Klaten Motto - Best (Terbaik Untuk Anda) - Leladi Kanthi ati lan setiti (Melayani dengan Hati) Website : Info@beacukai-surakarta.com

2 2 B. Logo Bea Cukai DASAR HUKUM : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN RI No : 52/KMK.05/1996 TANGGAL 29 JANUARI LUKISAN Segi lima dengan gambar laut, gunung, dan angkasa di dalamnya; Tongkat dengan ulir berjumlah 8 di bagian bawahnya; Sayap yang terdiri dari 30 sayap kecil dan 10 sayap besar; Malai padi berjumlah 24 membentuk lingkaran. MAKNA Segi lima melambangkan negara R.I. yang berdasarkan Pancasila; Laut, gunung dan angkasa melambangkan Daerah Pabean Indonesia, yang merupakan wilayah berlakunya Undang-undang Kepabeanan dan Undang-undang Cukai; Tongkat melambangkan hubungan perdagangan internasional R.I. dengan mancanegara dari/ke 8 penjuru angin; Sayap melambangkan Hari Keuangan R.I. 30 Oktober dan melambangkan Bea dan Cukai sebagai unsur pelaksana tugas pokok Kementerian Keuangan di bidang Kepabeanan dan Cukai; Lingkaran Malai Padi melambangkan tujuan pelaksanaan tugas Bea dan Cukai adalah kemakmuran dan kesejahteraan bangsa Indonesia. WARNA : Disesuaikan dengan warna dasar dan penggunaanya.

3 3 C. Sejarah dan Perkembangan KPPBC Tipe Madya Pabean B Suarakarta Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean B Surakarta berada di bawah naungan Kementerian Keuangan Republik Indonesia. KPPBC ) Tipe Madya Pabean B Surakarta berdiri sejak zaman Kolonial Hindia dengan nama Taback, yang berarti Kantor Cukai Tembakau. Cukai Tembakau dimulai pada tahun Setelah kemerdekaan, Taback Accyns, Kantor Cabang Surakarta kemudian diganti dengan nama Kantor Cukai Cabang Surakarta yang berkedudukan di Jalan Slamet Riyadi No.3 Surakarta. Pada tahun 1957 Kantor Cukai Cabang Surakarta dinaikkan statusnya menjadi kantor Inspeksi Bea dan Cukai Tipe B Surakarta yang bertempat di Jalan Bawean No.23 Pasar Legi, Banjarsari, Surakarta. Kemudian lokasi kantor dipindahkan lagi ke Jalan Dr. Lambuan Tobing No. 35 Surakarta. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 32/KMK.01/1998 tanggal 4 Februari 1998 Kantor Inspeksi Bea dan Cukai Tipe B meningkat menjadi Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Surakarta. Kemudian tanggal 2 November 1998, Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Surakarta dipindahkan ke Jalan LU Adi Sucipto No.36 Blulukan, Colomadu, Karanganyar, Surakarta. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 68/PMK.01/2007 tanggal 26 Juni 2007 Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Surakarta dianaikkan statusnya dan berubah nama menjadi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Surakarta. Berdasarkan status baru tersebut, tugas instansi ini adalah melakukan pengawasan dan pelayanan kepabeanan dan cukai berdasar peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perubahan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 menjadi Tipe Madya Pabean adalah berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009 tanggal 8 April 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2011 tanggal 18 Austus 2011 menjadi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC)

4 4 Tipe Madya Pabean B,adalah Kantor Pelayanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang memberikan pelayanan prima serta pengawasan yang efektif kepada pengguna jasa kepabeanan dan cukai dengan mengimplementasikan cara kerja yang cepat, efisien, transparan, dan responsifterhadap kebutuhan penggian jasa dengan dukungan instansi yang terkait. D. Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Tipologi KPPBC Tipe Madya Pabean B Surakarta Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Surakarta adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang berada di bawah dan langsung bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Kantor Pengawasan dan Pelayanan dipimpin olen seorang Kepala dan mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan pelayanan di bidang kepabeanan dan cukai dalam daerah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas seperti yang dimaksud di atas sesuai Peraturan Menteri Keuangan RI No. 168/PMK.01/2012, Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. Pelaksanaan pelayanan teknis di bidang kepabeanan dan cukai. b. Pelaksanaan pemberian perijinan dan fasilitas di bidang kepabeanan dan cukai. c. Pelaksanaan pemungutan dan pengadministrasian bea masuk, cukai, dan pungutan negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal. d. Pelaksanaan intelejen, patroli, penindakan, dan penyidikan di bidang kepabeanan dan cukai. e. Penerimaan, peyimpanan, pemeliharaan dan pendistribsian dokumen kepabeanan dan cukai. f. Pelaksanaan pengolahan data, penyajian informasi dan laporan kepabeanan dan cukai.

5 5 g. Pengelolaan dan pemeliharaan sarana operasi, sarana komunikasi, dan senjata api. h. Pengawasan pelaksanaan tugas dan evaluasi kerja, dan i. Pelaksanaan administrasi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai. Kantor Pengawasan dan Pelayanan terdiri dari 6 (enam) tipe sebagai berikut : a. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean. b. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Cukai. c. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean A d. Kantor Pengawasan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B. e. Kantor Pengawasan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C. f. Kantor Pengawasan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pratama. Pengawasan dan Pelayanan KPPBC Tipe Madya Pabean B Surakarta meliputi : a. Bandara Internasional Adi Sumarmo b. Kantor Pos Lalu Bea Surakarta c. Tempat Penimbuanan Sementara d. Kawasana Beriakat dan Gedung Berikat e. Perusahaan yang mendapat fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor f. Pabrik Hasil Temabakau (Pabrik Rokok dan Pabrik Tembakau Iris) g. Pabrik Etil Alkohol (EA) h. Pabrik Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) i. Tempat Penjualan Eceran EA dan MMEA

6 6 E. Visi, Misi dan Moto Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Surakarta,mempunyaivisi dan misi yang dapat membuat pelayanannya terhadap konsumen dibidang ekspor dan impor dapat merasa terpuaskan dengan pelayanan yang cepat tepat ramah dan ditanganidengan professional.adapun visi dan misi kantor Pengawasan dan pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Surakarta adalah sebagai berikut : a. Visi Menjadi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai bertaraf Internasional dalam pengawasan dan pelayanannya b. Misi Pelayanan yang terbaik dengan hati serta professional kepada masyarakat lingkungan serta pengguna jasakepabeanan dan cukai. c. Motto Motto dari Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Surakarta Leladi kanthi ati lan selit ( Pelayanan dengan hati dan teliti secara profesional) Dengan menerapkan visi dan misi ini bea cukai mempunyai harapan akan dapat lebih baik dan semakin baik dalam hal pengawasan dan pelayanan yang akan diterapkan kepada konsumen yang membutuhkan jasanya.dengan strategi kenyamanan. Kecepatan dan professional,diharapkan akan menjadi motivasi bagi para pegawai Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Surakarta. F. Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK/01/2012 tentang Susunan Organisasi Kantor Organisasi Kantor Pegawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Surakarta. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Surakarta terdiri dari :

7 7 1) Subbagian Umum terdiri dari : a. Urusan Tata Usaha dan Kepegawaian b. Urusan Keuangan c. Urusan Rumah Tangga 2) Seksi Penindakan dan Penyidikan terdiri dari : a. Subseksi Intelejen b. Subseksi Penindakan dan Sarana Operasi c. Subseksi Penyidikan dan Barang Hasil Penindakan 3) Seksi Perbendaharaan terdiri dari : a. Subseksi Administrasi Penerimaan dan Jaminana b. Subseksi Administrasi Penagihan dan Pengembalian c. Subseksi Administrasi Manifes 4) Seksi Pelayanan kepabeanan dan Cukai masing-masing membawahi Subseksi Hanggar Pabean dan Cukai. 5) Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi terdiri dari : a. Subseksi Penyuluhan b. Subseksi Layanan Informasi 6) Seksi Kepatuhan Internal terdiri dari : a. Subseksi Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Pelayanan dan Administrasi. b. Subseksi Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Pengawasan 7) Sedangkan Seksi Pengolahan Data dan Administrasi Dokumen tidak memiliki subseksi.

8 8 Berikut Bagan 3.1 Struktur Organisasi di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea da Cukai Tipe Madya Pabean B Surakarta:

9 9 G. Deskripsi Jabatan Tugas masing-masing tiap bagian kerja sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan RI No. 168/PMK.01/2012 adalah sebagai berikut : a. Kepala Kantor Kepala Kantor dalam Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pebean Surakarta mempunyai tugas,sebagai owner atau penggerak serta pengatur dan pengawas kegiatan pelayanan dan pengawasan dalam kantor bea dan cukai yang dipimpin. b. Subbagian Umum Sub Bagian Umum mempunayai tugas melakukan urusan tata usaha,kepegawaian, keuangan dan rumah tangga Kantor Pengawasan dan Pelayanan,serta penyusunan rencana kerja dan laporan akuntabilitas. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas sub bagian umum menyelenggarakan fungsi 1) Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian, dan penyusunan rencana kerja dan laporan akuntabilitas. 2) Pelaksanaan urusan keuangan, anggaran, kesejahteraan pegawai, serta rumah tangga dan perlengkapan. c. Seksi Penindakan dan Penyidikan Seksi penindakan dan penyidikan mempunyai tugas melakukan intelejen,patroli dan operasi pencegahan dan penindakan pelanggaran peraturan peundang-undangan di bidang kepabeanan dan cukai,penyidikan tindak pidana kepabeanan dan cukai,serta pengelolaan dan pengadministrasian sarana oprasi,sarana komunikasi dan senjata api. Dalam melaksanakan tugas sesuai dengan definisi tugas diatas,seksi penindakan dan penyidikan menyelenggarakan fungsi :

10 10 1) Pengumpulan, pengolahan, penyajian serta penyampaian informasi dan hasil intelijen di bidang kepabeanan dan cukai. 2) Pengelolaan pangkalan data intelijen di bidang kepabeanan dan cukai. 3) Pelaksanaan patroli dan operasi pencegahan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan dan cukai. 4) Penyidikan tindak pidana di bidang kepabeanan dan cukai. 5) Pemeriksaan sarana pengangkut. 6) Pengawasan pembongkaran barang. 7) Perhitungan bea masuk, cukai, pajak dalam rangka impor, dan denda administrasi terhadap kekurangan / kelebihan bongkar, serta denda administrasi atas pelanggaran lainnya. 8) Penatausahaandan pengurusan barang hasil penindakan dan barang bukti. 9) Pengumpulan data pelanggaran peraturan perundang-undangan kepabeanan dan cukai. 10) Pemantauan tindak lanjut hasil penindakan dan penyidikan di bidang kepabeanan dan cukai. 11) Pengelolaan dan pengadministrasian sarana operasi, sarana komunikasi, dan senjata api Kantor Pengawasan dan Pelayanan d. Seksi Perbendaharaan Seksi perbendaharaan mempunayi tugas melakukan pemungutan dan pengadministrasian bea masuk,cukai,dan pungutan Negara lainnyaang dipungut oleh Direktorat Jendral. Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksut diatas seksi perbendaharan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut 1) Pengadministrasian peneriamaan bea masuk, cukai, denda administrasi, bunga, sewa tempat penimbunan pabean, dan

11 11 pungutan Negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. 2) Pengadministrasian jaminan serta pemrosesan penyelesaian jaminan penangguhan bea masuk, jaminan Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK), jaminan dalam rangka keberatan dan banding serta jaminan lainnya. 3) Penerimaan, penatausahaan, penyimpanan, pengurusan permintaan dan pengembalian pita cukai. 4) Penagihan dan pengembalian bea masuk, cukai, denda administrasi, sewa tempat penimbunan pabean, dan pungutan Negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, serta pengadministrasian dan penyelesaian premi. 5) Penerbitan dan pengadministrasian surat teguran atas kekurangan pembayaran bea masuk, cukai, denda administrasi, bunga sewa tempat penimbunan pabean, dan pungutan Negara lainnya yang telah jatuh tempo. 6) Penerbitan dan pengadministrasian surat paksa dan penyitaan, serta administrasi pelelangan. 7) Pengadministrasian dan penyelesaian surat keterangan surat keterangan impor kendaraan bermotor. 8) Penyajian laporan realisasi penerimaan bea masuk, cukai, dan pungutan Negara lainnya. 9) Penerimaan dan penatausahaan rencana kedatangan sarana pengangkut dan jadwal kedatangan sarana pengangkut. e. Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai Seksi pelayanan kepabeanan dan cukai mempunyai tugas melakukan pelayanan teknis dan fasilitas di bidang kepabeanan dan cukai. Dalam melaksanakan tugas seksi pelayanan kepabeanan dan cukai memyelenggarakan fungsi : 1) Pelayanan fasilitas dan perijianan di bidang kepabeanan dan

12 12 cukai. 2) Peneliltian pemberian impor, ekspor, dan dokumen cukai. 3) Pemerikasaan dan pencacahan barang, pemeriksaan badan dan pengoperasian sarana deteksi. 4) Penelitian pemberitahuan klasifikasi barang, tarif bea masuk, nilai pabean, cukai, pajak dalam rangka impor, pungutan dalam rangka ekspor, dan pungutan Negara lainnya 5) Penetapan klasifikasi barang, tarif bea masuk, dan nilai pabean. 6) Pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang impor dari kawasan pabean. 7) Pengawasan pemasukan dan pengeluaran barang di Tempat Penimbunan Berikat dan Tempat Penimbunan Pabean. 8) Pelayanan dan pengawasan pemasukan, penimbunan, dan pemuatan barang ekspor ke sarana pengangkut. 9) Pelaksanaan urusan pembukuan dokumen cukai. 10) Pelaksanaan urusan pemusnahaan dan penukaran pita cukai. 11) Pemeriksaan Pengusaha Barang Kena Cukai, buku daftar dan dokumen yang berhubungan dengan barang kena cukai. 12) Pelaksanaan pengawasan dan pemantauan produksi, harga dan kadar barang kena cukai. 13) Pengelolaan tempat penimbun pabean. 14) Penatausahaan penimbunan, pemasukan dan pengeluaran barang di Tempat Penimbunan berikat dan Tempat Penimbunan Pabean 15) Pelaksanaan urusan penyelesaian barang yang dinyatakan tidak dikuasai, barang yang dikuasai Negara dan barang yang menjadi milik Negara. 16) Penyiapan pelelangan atas barang yang dinyatakan tidak dikuasai, barang yang dikuasai Negara, dan barang yang menjadi milik Negara.

13 13 17) Pelaksanaan urusanpemusnahan barang yang dinyatakan tidak dikuasai, barang yang dikuasai Negara, dan barang milik Negara. Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukain membawahi Sub Seksi Hanggar Pabean dan Cukai yang mempunyai tugas melakukan pelayanan fasilitas dan perijinan dibidang kepabeanan, penelitian pemberitahuan impor dan ekspor, pemeriksaan dan pencacahan barang pemeriksaaan badan dan pengoperasian sarana deteksi, penelitian pemberitahuan klasifikasi barang, tarif bea masuk, cukai, dan pajak. f. Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Seksi Penyuluhan dan Layanan informasi mempunyai tugas melakukan bimbingan kepatuhan, konsultasi, dan pelayanan informasi di bidang kepabeanan dan cukai. Serta dalam melaksanakan tugasnya, Seksi Penyuluhan dan Layanan menyelenggarakan fungsi : 1) Penyuluhan dan publikasi perturan perundang undangan di bidang kepabeanan dan cukai. 2) Pelayanan informasi dibidang kepabeanan dan cukai. 3) Bimbingan kepatuhan pengguna jasa di bidang kepabeanan dan cukai. 4) Konsultasi di bidang kepabeanan dan cukai. Seksi Penyuluhan dan Layanan membawahi dua sub seksi yaitu Subseksi Penyuluhan yang mempunyai tugas melakukan penyuluhan dan publikasi peraturan perundang undangan di bidang kepabean dan cukai. Sedangkan Subseksi Layanan Informasiyang bertugas melakukan pelayanan informasi, bimbingan dan konsultasi kepatuhan pengguna jasa di bidang kepabeanan dan cukai.

14 14 g. Seksi Kepatuhan Internal Seksi Kepatuhan Internal mempuyai tugas melakukan pengawasan pelaksanaan tugas da evaluasi kinerja di lingkunagn Kantor Pengawasandan Pelayanan Bea dan Cukai. Seksi Kepatuhan Internal dalam melaksanakan tugasnya mempunai fungsi sebagai berikut : 1) Pengawasan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan kepabeanan dan cukai. 2) Pengawasan pelaksanaan tugas di bidang administrasi 3) Pengawasan pelaksanaan tugas intelejen, penindakan dan penyidikan di bidang kepabeanan dan cukai. 4) Evaluasi kinerja di bidang pelayanan dan pengawasan kepabeanan dan cukai. 5) Penyusunan rekomendasi peningkatan peleksanaan tugas. 6) Pelaporan dan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional dan pengawasan masyarakat. h. Seksi Dukungan Teknis dan Distribusi Dokumen Seksi Dukungan Teknis dan Distribusi Dokumen mempunyai tugas teknik pengoprasian computer guna menunjang kelancaran data yang diterima serta menerima, menelitian, serta pendistribusian dokumen kepabeanan dan cukai. H. Kinerja Pegawai KPPBC TMP B Surakarta Hari kerja Hari kerja pegawai KPPBC TMP B Surakarta dimulai hari Senin s/d Jumat Jam kerja Jam kerja pegawai KPPBC TMP B Surakarta dimulai pukul WIB

15 15 Jam Istirahat Jam istirahat dimulai pukul WIB Seragam Seragam yang digunakan setiap hari oleh pegawai KPPBC TMP B Surakarta berwarna biru tua dengan identitas customs. Jumlah Pegawai Tabel 3.1 Gol Jabatan Kepala kantor Kepala Seksi Kepala Sub Pelaksana Jml (eselon III) (eselon IV) Seksi (eselon V) IV III II Jml Berdasarkan umur dan jenis kelamin Tabel 3.2 Umur (Tahun) Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Jumlah I. Pengguna Jasa(Stake holder) Dalam pelaksanaan tugas KPPBC Tipe Madya Pabean B Surakarta melayani pengguna jasa yang tersebar sewilayah Solo Raya dengan bidang usaha yang berbeda-beda.

16 16 Jumlah pengguna jasa yang berada di bawah pengawasan KPPBC Tipe Madya Pabean B Surakarta adalah sebagai berikut : Tabel 3.3 Pengguna Jasa Jumlah Pabrik Hasil Tembakau 19 Minuman mengandung Ethil Alkohol 1 Ethil Alkohol 1 Tempat Penjualan Eceran Minuman mengandung Ethil Alkohol 18 Ethil Alkohol 4 Kawasan Berikat 39 Gudang Berikat 1 Perusahaan dengan faslitas KITE 13 PPJK 5 Jenis Pengguna Jasa Jumlah Nama Perusahaan Kawasan Berikat 43 1 PT. Adi Kencana Mahkota Buana 2 PT. Andalan Mandiri Busana 3 PT. Bengawan Solo Garmen 4 PT. Bintang Makmur Sentosa 5 PT. Cartini Lingerie Indonesia 6 PT. Danliris 7 PT. Delta Dunia Textile 8 PT. Delta Merlin Dunia Textile 9 PT. Dewi Samudra Kusuma Surakarta 10 PT. Dewi Samudra Kusuma Karanganyar 11 PT. Gemopia Indonesia 12 PT. Globalindo Intimates 13 PT. Hanil Indonesia, Nepen

17 17 14 PT. Hanil Indonesia, Mojolegi 15 PT. HJ Glove Indo 16 PT. Indo Cali Plast 17 PT. Jaya Asri Gamindo 18 PT. Kemilau Indah Permana 19 PT. JJ Gloves 20 PT. Ladewinfo Garment Makmur 21 PT. Liebra Permana 22 PT. Manunggal Adipura 23 PT. Mondrian 24 PT. Pan Brother Boyolali 25 PT. Pan Brother Sragen 26 PT. Panca Prima Eka Btothers 27 PT. Panji Anom Setia 28 PT. Panrama Vista Garment 29 PT. Pelita Tomangmas 30 PT. Prima Sejati Sejahtera 31 PT. Sami Surya Perkasa 32 PT. Sari Warna Asli I 33 PT. Sari Warna Asli II 34 PT. Sari Warna Asli III 35 PT. Sari Warna Asli Pucangsawit 36 PT. SC Enterprises 37 PT. Senang Kharisma Textile 38 PT. Solo Kawistara Garmindo 39 PT. Solo Murni EPTE 40 PT. Sri Rejeki Isma 41 PT. Suarabaya Noor Leather 42 PT. Tupay Adyamas Indonesia 43 PT. Vinsa Mandira Utama

18 18 Gudang Berikat 1 1 PT. Djitoe Perusahaan dgn fasilitas KITE 13 1 PT. Aneka Andalan Asia 2 PT. Angkasa Polypropindo 3 PT. Alis Jaya Ciptatama 4 PT. Asia Cakra Ceria Plastik 5 PT. HAdo Solo Plast 6 PT. Indo Veneer Utama 7 PT. Kini Indonesia 8 PT. Langengharjo Makmur Plasindo 9 PT. Primayuha Mandirijaya 10 PT. Sami Surya Indah Plastik 11 PT. Teras Adi Kharisma 12 PT. Tifountex Indonesia 13 PT. Delapan Nol Delapan West PPJK 5 1 Agility 2 Delapan Nol Delapan West 3 PT. Dwi Upaya Sukses 4 PT. Monang Sianipar Abadi 5 PT. Ritra Cargo Indonesia

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

BAB III DESKRIPSI INSTANSI BAB III DESKRIPSI INSTANSI A. Sejarah Berdirinya Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Surakarta Sejarah dan Perkembangan KPPBC Tipe Madya Pabean B Surakarta Kantor Pengawasan

Lebih terperinci

BAB III. Deskripsi Instansi

BAB III. Deskripsi Instansi BAB III Deskripsi Instansi A. Sejarah Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Suakarta Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean B Surakarta berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai. 1. Sejarah dan Perkembangan KPPBC Tipe Madya Pabean B

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai. 1. Sejarah dan Perkembangan KPPBC Tipe Madya Pabean B BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Surakarta 1. Sejarah dan Perkembangan KPPBC Tipe Madya Pabean B Surakarta Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 74/PMK.01/2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 74/PMK.01/2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 74/PMK.01/2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI MENTERI KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DENGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 206.3/PMK.01/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 206.3/PMK.01/2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 206.3/PMK.01/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean B Yogyakarta Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. pokok dan fungsi DJBC yang mempunyai peran strategis dalam memberikan

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. pokok dan fungsi DJBC yang mempunyai peran strategis dalam memberikan BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 KPPBC Tipe Madya Pabean A Bekasi 3.1.1.1 Sejarah Singkat KPPBC (Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai) Tipe Madya Pabean Pabean A Bekasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN. Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung berlokasi di jalan Yos Sudarso

BAB III METODE PENULISAN. Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung berlokasi di jalan Yos Sudarso 22 BAB III METODE PENULISAN 3.1 Gambaran Umum Direktorat Jendral Bea dan Cukai adalah sebuah organisasi yang berkedudukan dibawah Departemen Keuangan RI yang menjalankan tugas secara operasional dibawah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B PEKANBARU. A.Sejarah KPPBC Tipe Madya Pabean B Pekanbaru

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B PEKANBARU. A.Sejarah KPPBC Tipe Madya Pabean B Pekanbaru BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B PEKANBARU A.Sejarah KPPBC Tipe Madya Pabean B Pekanbaru Bea dan Cukai merupakan institusi global yang hampir semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dari berbagai sektor salah satunya adalah pajak.

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dari berbagai sektor salah satunya adalah pajak. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia adalah Negara hukum yang berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945. Negara Indonesia telah melaksanakan pembangunan yang pesat dalam kehidupan yang perlu

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 3.1 Gambaran Umum Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 3.1 Gambaran Umum Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai 13 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandar

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai 11 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) merupakan organisasi vertikal di bawah Kementerian

Lebih terperinci

Analisis penerimaan dan potensi cukai pada. kantor pelayanan bea dan cukai tipe a. Surakarta periode Disusun oleh:

Analisis penerimaan dan potensi cukai pada. kantor pelayanan bea dan cukai tipe a. Surakarta periode Disusun oleh: Analisis penerimaan dan potensi cukai pada kantor pelayanan bea dan cukai tipe a Surakarta periode 2003-2005 Disusun oleh: Astrid Primaristi Wahyu Putri F.3403014 BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SUMATERA UTARA

BAB II KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SUMATERA UTARA BAB II KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Bea dan cukai sesungguhnya merupakan suatu lembaga dan aktifitas yang telah lama ada di Indonesia. Bahkan jika

Lebih terperinci

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN . ' MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 188 /PMK.01/20 16 TE NT ANG ORGANISASI DAN TATA KE RJA INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

BAB III DESKRIPSI INSTANSI BAB III DESKRIPSI INSTANSI 1. PROFIL INSTANSI Nama Instansi : Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean BSurakarta (KPPBC TMP B Surakarta) Alamat Instansi : JalanLU Adi Sucipto No.

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Direktrat Jenderal Bea dan Cukai 2.1.1 Sejarah Singkat Direktrat Jenderal Bea dan Cukai Bea dan Cukai merupakan institusi glbal yang hampir semua negara

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2001 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. tersebut bediri pada pemerintahan Kabupaten Bengkalis. Kota selatpanjang dan

BAB II GAMBARAN UMUM. tersebut bediri pada pemerintahan Kabupaten Bengkalis. Kota selatpanjang dan BAB II GAMBARAN UMUM A. Sejarah KPPBC Selatpanjang Pada mulanya Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe B Selatpanjang terletak di pinggir laut tidak jauh dari perkotaan Selatpanjang, kantor

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2001 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2001 TENTANG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2001 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN Gambaran Umum Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai

BAB III PEMBAHASAN Gambaran Umum Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai 19 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Gambaran Umum Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandar Lampung Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Bandar Lampung berkedudukan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-81/BC/2011

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-81/BC/2011 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-81/BC/2011 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-50/BC/2009 TENTANG TATALAKSANA PEMBAYARAN PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) merupakan organisasi vertikal di bawah Kementerian Keuangan yang mempunyai tugas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Seiring perkembangan jaman, pajak sangat dibutuhkan baik di perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Seiring perkembangan jaman, pajak sangat dibutuhkan baik di perusahaan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Seiring perkembangan jaman, pajak sangat dibutuhkan baik di perusahaan maupun masyarakat. Dibawah ini dikutip beberapa definisi yang diberikan para ahli perpajakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 13/PMK.04/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 13/PMK.04/2006 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 13/PMK.04/2006 TENTANG PENYELESAIAN TERHADAP BARANG YANG DINYATAKAN TIDAK DIKUASAI, BARANG YANG DIKUASAI NEGARA, DAN BARANG YANG MENJADI MILIK NEGARA MENTERI KEUANGAN,

Lebih terperinci

ANALISIS FASILITAS PERPAJAKAN PADA KAWASAN BERIKAT TERHADAP PENINGKATAN EKSPOR TAHUN SE-KARISIDENAN SURAKARTA

ANALISIS FASILITAS PERPAJAKAN PADA KAWASAN BERIKAT TERHADAP PENINGKATAN EKSPOR TAHUN SE-KARISIDENAN SURAKARTA digilib.uns.ac.id ANALISIS FASILITAS PERPAJAKAN PADA KAWASAN BERIKAT TERHADAP PENINGKATAN EKSPOR TAHUN 2009-2011 SE-KARISIDENAN SURAKARTA TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagai persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 213/PMK.04/2008

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 213/PMK.04/2008 SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 213/PMK.04/2008 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA IMPOR, PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA EKSPOR, PENERIMAAN NEGARA ATAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada batas astronomi 6 57 S E6.95 S E, menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada batas astronomi 6 57 S E6.95 S E, menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan Kota Bandung sendiri merupakan kota terbesar keempat di Indonesia yang berada pada batas astronomi 6 57 S 107 34 E6.95 S 107.567 E, menjadi salah satu pintu gerbang

Lebih terperinci

Menimbang : Mengingat :

Menimbang : Mengingat : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/KMK.05/1997 TENTANG TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Direktorat Jendral Pajak bersamaan dengan 12 Kantor Pelayanan Pajak Madya

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Direktorat Jendral Pajak bersamaan dengan 12 Kantor Pelayanan Pajak Madya BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan diresmikan pada tanggal 27 Desember 2006 oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Kantor Pusat Direktorat Jendral

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 116/PMK.04/2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 116/PMK.04/2005 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 116/PMK.04/2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 118/KMK.04/2003 TENTANG TATA LAKSANA PEMBAYARAN DAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM. Jawatan Lelang yang bertugas melakukan pelelangan terhadap barang-barang

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM. Jawatan Lelang yang bertugas melakukan pelelangan terhadap barang-barang BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM A. Sejarah Umum Direktorat Jenderal Pajak Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi, yaitu : a. Jawatan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a.

Lebih terperinci

M. FARID IRFAN MAHFUDZ

M. FARID IRFAN MAHFUDZ STUDI KEPUASAN LAYANAN BIROKRASI DI KANTOR PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE A SURAKARTA TESIS Oleh M. FARID IRFAN MAHFUDZ NIM : P100030041 Program Studi : Magister Manajemen Konsentrasi : Manajemen Pemasaran

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: PER- 43 /BC/2011

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: PER- 43 /BC/2011 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: PER- 43 /BC/2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA

Lebih terperinci

STANDAR PROSEDUR OPERASI PENERBITAN IJIN PEMBONGKARAN BARANG IMPOR DI LUAR KAWASAN PABEAN. Nomor : SOP/WBC.14/KPP.MP.02/1

STANDAR PROSEDUR OPERASI PENERBITAN IJIN PEMBONGKARAN BARANG IMPOR DI LUAR KAWASAN PABEAN. Nomor : SOP/WBC.14/KPP.MP.02/1 Status Dokumen No. Distribusi KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : SOP/WBC.14/KPP.MP.02/1 Disahkan oleh : Kepala KPPBC TMP B Samarinda Yudiyarto NIP 19720226 199603 1 001 SEJARAH PERUBAHAN DOKUMEN

Lebih terperinci

Tanggal Penetapan: 28 Juli 2016 Tanggal Revisi Revisi ke-

Tanggal Penetapan: 28 Juli 2016 Tanggal Revisi Revisi ke- No. SOP: 008/SOP- WBC.10/KPP.MP.01/ 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR WILAYAH JAWA TIMUR I KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANWIL DJP SUMUT I

BAB II GAMBARAN UMUM KANWIL DJP SUMUT I BAB II GAMBARAN UMUM KANWIL DJP SUMUT I 2.1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Wilayah DJP Sumatera Utara I Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang utama di Indonesia yang memiliki sebuah kontribusi yang berpengaruh sangat besar dalam membiayai pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seperti kita ketahui bersama, Indonesia selain menyelenggarakan pemerintahan juga melaksanakan pembangunan.dan untuk menjalankan pembangunan suatu Negara membutuhkan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KPPBC TIPE MADYA PABEAN C TEMBILAHAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KPPBC TIPE MADYA PABEAN C TEMBILAHAN Nomor : 08/SOP.SP/03.01/WBC.03/KPP.MP.03 Tanggal : 16-Jun-14 Revisi : - Tanggal : - KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KPPBC TIPE MADYA PABEAN C TEMBILAHAN STANDAR

Lebih terperinci

BAB II KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) MADYA MEDAN

BAB II KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) MADYA MEDAN BAB II KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) MADYA MEDAN A. SEJARAH PERUSAHAAN Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan diresmikan pada tanggal 27 Desember 2006 oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Kantor Pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Instansi

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Instansi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Instansi 1.1.1. Bentuk Instansi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Jatinegara yang terletak di Jalan Slamet Riyadi No. 1, Matraman, Jakarta Timur

Lebih terperinci

KENAIKAN TARIF CUKAI HASIL TEMBAKAU SEBAGAI UPAYA PEMERINTAH DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN CUKAI NEGARA DI WILAYAH SURAKARTA

KENAIKAN TARIF CUKAI HASIL TEMBAKAU SEBAGAI UPAYA PEMERINTAH DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN CUKAI NEGARA DI WILAYAH SURAKARTA 1 KENAIKAN TARIF CUKAI HASIL TEMBAKAU SEBAGAI UPAYA PEMERINTAH DALAM PENCAPAIAN TARGET PENERIMAAN CUKAI NEGARA DI WILAYAH SURAKARTA Tugas Akhir Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat

Lebih terperinci

Rully Anggraini NIM F

Rully Anggraini NIM F EVALUASI SISTEM APLIKASI CUKAI SENTRALISASI SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN CUKAI DAN PPN HASIL TEMBAKAU DI KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE A3 TELUK NIBUNG

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE A3 TELUK NIBUNG BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE A3 TELUK NIBUNG A. Sejarah Umum Perusahaan Dimasa pemerintahan Belanda (VOC), sebenarnya praktik Kepabeanan telah ada, namun belum

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 17/KMK

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 17/KMK KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 17/KMK.04/2003 TANGGAL 8 JANUARI 2003 TENTANG PEMUNGUTAN CUKAI ATAS BARANG KENA CUKAI YANG BERASAL DARI LUAR NEGERI YANG DIMASUKKAN KE KAWASAN BERIKAT DI DAERAH INDUSTRI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65/KMK.01/2002 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65/KMK.01/2002 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65/KMK.01/2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK WAJIB PAJAK BESAR DAN KANTOR PELAYANAN PAJAK WAJIB PAJAK BESAR

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Madya Medan Kantor Pelayanan Pajak dimulai pada masa penjajahan Belanda, Kantor Pelayanan Pajak pada masa itu bernama Belasting, yang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN PETISAH. semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara. Kantor Pelayanan Pajak

BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN PETISAH. semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara. Kantor Pelayanan Pajak BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MEDAN PETISAH A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Petisah Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah semula bernama Kantor

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70 / PMK.04 / 2009 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70 / PMK.04 / 2009 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70 / PMK.04 / 2009 TENTANG PEMBAYARAN CUKAI SECARA BERKALA UNTUK PENGUSAHA PABRIK YANG MELAKSANAKAN PELUNASAN DENGAN CARA PEMBAYARAN MENTERI KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kalideres Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kalideres merupakan pemecahan dari Kantor Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia. Demi terciptanya suatu good governance, pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia. Demi terciptanya suatu good governance, pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya yang lebih nyata dalam meningkatkan kinerja pelayanan kepada para pemangku kepentingan dan pengguna jasa maka Kementerian Keuangan sejak tahun

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-39/BC/2008 TENTANG TATALAKSANA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PENERIMAAN NEGARA

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Pasar Rebo Menurut pengumuman Nomor PENG-03/PJ.09/2007 tentang pengumuman, menjelaskan pembentukan Kantor Pelayanan Pajak di lingkungan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG NOMOR P- 39/BC/2009

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG NOMOR P- 39/BC/2009 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 39/BC/2009 TENTANG PELEKATAN PITA CUKAI HASIL TEMBAKAU DAN MINUMAN MENGANDUNG

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 35/BC/2014 TENTANG TATA CARA TIDAK DIPUNGUT CUKAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 35/BC/2014 TENTANG TATA CARA TIDAK DIPUNGUT CUKAI KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 35/BC/2014 TENTANG TATA CARA TIDAK DIPUNGUT CUKAI DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

P - 39/BC/2009 PELEKATAN PITA CUKAI HASIL TEMBAKAU DAN MINUMAN MENGANDUNG ETIL ALKOHOL

P - 39/BC/2009 PELEKATAN PITA CUKAI HASIL TEMBAKAU DAN MINUMAN MENGANDUNG ETIL ALKOHOL P - 39/BC/2009 PELEKATAN PITA CUKAI HASIL TEMBAKAU DAN MINUMAN MENGANDUNG ETIL ALKOHOL Contributed by Administrator Wednesday, 04 November 2009 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan berganti nama dari Kantor Pelayanan Pajak

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 42 /BC/2010

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 42 /BC/2010 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 42 /BC/2010 TENTANG PENYEDIAAN DAN PEMESANAN PITA CUKAI MINUMAN MENGANDUNG ETIL

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A.Sejarah Umum Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A.Sejarah Umum Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan 16 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A.Sejarah Umum Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan Sejarah umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. Perpajakan Indonesia terdiri dari dua periode, yaitu :

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. Perpajakan Indonesia terdiri dari dua periode, yaitu : BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat Perpajakan Indonesia Negara Indonesia yang merupakan bekas jajahan pemerintah Hindia Belanda, undang-undang perpajakan merupakan warisan dari penjajahan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 17 /BC/2008 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 17 /BC/2008 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN NOMOR P - 17 /BC/2008 TENTANG PENYEDIAAN DAN PEMESANAN PITA CUKAI MINUMAN MENGANDUNG ETIL ALKOHOL ASAL IMPOR Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1894, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. Ditjen Pajak. Instansi Vertikal. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 206.2/PMK.01/2014 TENTANG

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KPPBC TIPE MADYA PABEAN C TEMBILAHAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KPPBC TIPE MADYA PABEAN C TEMBILAHAN Nomor : 07/SOP.SP/05.02/WBC.03/KPP.MP.03 Tanggal : 16-Jun-14 Revisi : - Tanggal : - KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KPPBC TIPE MADYA PABEAN C TEMBILAHAN STANDAR

Lebih terperinci

BAB III LATAR BELAKANG INSTITUSI. Besar/ Large Taxpayers Office (LTO) pada tahun 2002 yang diikuti peresmian

BAB III LATAR BELAKANG INSTITUSI. Besar/ Large Taxpayers Office (LTO) pada tahun 2002 yang diikuti peresmian BAB III LATAR BELAKANG INSTITUSI A. Sejarah Institusi Direktorat Jenderal Pajak mengawali pembentukan Kantor Pelayanan Pajak modern dengan meresmikan berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar/

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN BELAWAN. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Belawan

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN BELAWAN. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Belawan BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN BELAWAN A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Belawan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.387, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 159/PMK.04/2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 108/PMK.04/2008

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Duren Sawit yang dibentuk sebagai bagian dari

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERLAKUAN KEPABEANAN, PERPAJAKAN, DAN CUKAI SERTA PENGAWASAN ATAS PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG KE DAN DARI SERTA BERADA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.04/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.04/2009 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.04/2009 TENTANG PENUNDAAN PEMBAYARAN CUKAI UNTUK PENGUSAHA PABRIK ATAU IMPORTIR BARANG KENA CUKAI YANG MELAKSANAKAN PELUNASAN DENGAN CARA PELEKATAN PITA CUKAI MENTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional memegang peranan penting dalam sejarah pembangunan di Negara berkembang, tak terkecuali di Indonesia. Perdagangan internasional merupakan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG NOMOR: P- 41/BC/2010

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG NOMOR: P- 41/BC/2010 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P- 41/BC/2010 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG UNDANG BIDANG KEUANGAN NEGARA YANG SEDANG DIBAHAS PEMERINTAH DENGAN DPR RI TAHUN 2016

RANCANGAN UNDANG UNDANG BIDANG KEUANGAN NEGARA YANG SEDANG DIBAHAS PEMERINTAH DENGAN DPR RI TAHUN 2016 RANCANGAN UNDANG UNDANG BIDANG KEUANGAN NEGARA YANG SEDANG DIBAHAS PEMERINTAH DENGAN DPR RI TAHUN 2016 NO RANCANGAN UNDANG-UNDANG 1. Rancangan Undang-Undang tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan 2. 3.

Lebih terperinci

Konsekuensi Penetapan Tarif dan Nilai Pabean

Konsekuensi Penetapan Tarif dan Nilai Pabean Konsekuensi Penetapan Tarif dan Nilai Pabean ABSTRAK Pengajuan dokumen pemberitahuan impor barang (PIB) bersifat self assessment. Oleh karena itu pihak pabean melakukan penelitian atas kebenaran informasi

Lebih terperinci

Pasal II Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Maret 2009 DIREKTUR JENDERAL,

Pasal II Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Maret 2009 DIREKTUR JENDERAL, DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-05/BC/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR

Lebih terperinci

A. PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENARIKAN JAMINAN CUSTOM BOND 1. PENGAJUAN JAMINAN CUSTOM BOND

A. PROSEDUR PENGAJUAN DAN PENARIKAN JAMINAN CUSTOM BOND 1. PENGAJUAN JAMINAN CUSTOM BOND BAB IV PEMBAHASAN Pengajuan Jaminan Custom Bond adalah fasilitas yang disediakan oleh Pemerintah untuk meningkatkan kegiatan ekspor non-migas dengan penangguhan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pungutan cukai merupakan salah satu komponen penerimaan negara yang memiliki ciri khusus dan berbeda dengan pungutan pajak lainnya. Ciri khusus yang dimaksud

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP- 37/BC/1997 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP- 37/BC/1997 TENTANG KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP- 37/BC/1997 TENTANG PEMERIKSAAN BARANG, BANGUNAN ATAU TEMPAT LAIN DAN SURAT ATAU DOKUMEN YANG BERKAITAN DENGAN BARANG Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat Pada tahun 1976, Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak. Pada saat itu masih

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1092, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Instansi Vertikal. Ditjen Pajak. Organisasi. Tata Kerja. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 167/PMK.01/2012

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (4), Pasal 10A

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1995 TENTANG CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

BUKTI PENERIMAAN JAMINAN (BPJ) NOMOR :...(3)

BUKTI PENERIMAAN JAMINAN (BPJ) NOMOR :...(3) LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2009 TENTANG PEMBAYARAN CUKAI SECARA BERKALA UNTUK PENGUSAHA PABRIK YANG MELAKSANAKAN PELUNASAN DENGAN CARA PEMBAYARAN MENTERI KEUANGAN Departemen

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 274/PMK.04/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 274/PMK.04/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 274/PMK.04/2014 TENTANG PENGEMBALIAN BEA MASUK, BEA KELUAR, SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA, DAN/ATAU BUNGA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/PMK.01/2018 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PANGKALAN SARANA OPERASI BEA DAN CUKAI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/PMK.01/2018 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PANGKALAN SARANA OPERASI BEA DAN CUKAI PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/PMK.01/2018 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PANGKALAN SARANA OPERASI BEA DAN CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara Kantor Pelayanan Pajak Bekasi (KPP Bekasi) didirikan pada tahun 1989 dan mulai efektif

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Sejarah Singkat Berdirinya Instansi. berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Sejarah Singkat Berdirinya Instansi. berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK. 54 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 PENYAJIAN DATA 4.1.1 GAMBARAN UMUM INSTANSI 4.1.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya Instansi Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Gresik Selatan berdiri berdasarkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PEMBERIAN FASILITAS PEMBEBASAN BEA MASUK DAN PAJAK DALAM RANGKA IMPOR ATAS IMPOR KEMBALI (RE-IMPOR) UNTUK KEPERLUAN PAMERAN MESIN PERTANIAN DI LUAR NEGERI PADA KANTOR PENGAWASAN

Lebih terperinci

235/PMK.04/2009 PENIMBUNAN, PEMASUKAN, PENGELUARAN, DAN PENGANGKUTAN BARANG KENA CUKAI

235/PMK.04/2009 PENIMBUNAN, PEMASUKAN, PENGELUARAN, DAN PENGANGKUTAN BARANG KENA CUKAI 235/PMK.04/2009 PENIMBUNAN, PEMASUKAN, PENGELUARAN, DAN PENGANGKUTAN BARANG KENA CUKAI Contributed by Administrator Wednesday, 30 December 2009 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA A. Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pajak Pajak merupakan kontribusi wajib kepada Negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Lebih terperinci