PENGARUH KEHALUSAN DAN KADAR ABU SEKAM PADI PADA KEKUATAN BETON DENGAN KUAT TEKAN 50 MPa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH KEHALUSAN DAN KADAR ABU SEKAM PADI PADA KEKUATAN BETON DENGAN KUAT TEKAN 50 MPa"

Transkripsi

1 Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 PENGARUH KEHALUSAN DAN KADAR ABU SEKAM PADI PADA KEKUATAN BETON DENGAN KUAT TEKAN 50 MPa Ramanuddin M. Abdian 1 dan Bernardinus Herbudiman 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional (Itenas)Bandung, Jl.PHH Mustofa 23 Bandung 40124, rama_ardiotiq@yahoo.com 2 Dosen dan Peneliti Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional (Itenas)Bandung, Jl.PHH Mustofa 23 Bandung 40124, herbudiman@itenas.ac.id ABSTRAK Semen merupakan bahan utama pembentuk beton, namun penggunaan semen yang berlebih dapat membahayakan lingkungan karena proses produksi semen menghasilkan emisi CO 2 yang cukup besar. Untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan yang terjadi, diperlukan langkah-langkah pemanfaatan limbah pembakaran padi. Sisa pembakaran sekam padi yang berupa abu sekam memiliki kandungan silika yang tinggi, yaitu %. (Houston, 1972). Kandungan oksida silika (SiO 2 ) yang tinggi memberikan sifat pozzolanik yang baik pada abu sekam padi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan substitusi parsial pada semen. Metoda SNI digunakan untuk menghitung komposisi campuran beton dengan kuat tekan rencana 50 MPa. Pengujian kuat tekan dan tarik belah dilakukan dengan benda uji berbentuk silinder berdiameter 100 mm dan tinggi 200 mm. Abu sekam padi hendak diteliti sebagai bahan tambah dan bahan substitusi parsial terhadap semen. Penambahan abu sekam padi dalam penelitian ini adalah 5, 10, 15, 20, dan 25% dari berat semen. Substitusi parsial abu sekam padi terhadap semen sebesar 5, 10, 15, 20, dan 25%. Pada kadar substitusi parsial abu sekam padi 10%, dilakukan variasi slump rencana sebesar 0-10, 10-30, 30-60, dan mm, dan dilakukan variasi penambahan superplasticizer sebesar 0, 0.5, 1 dan 1.5 % dari berat semen. Ukuran abu sekam padi yang digunakan adalah lolos saringan no 50 tertahan saringan no 100, lolos saringan no 100 tertahan saringan no 200, dan lolos saringan no 200. Pada beton dengan slump rencana mm, dan substitusi parsial abu sekam padi sebesar 10% yang lolos saringan no 200, dengan superplasticizer 1%, dilakukan pengujian kuat tekan pada umur beton 3, 7, 14, 28 dan 56 hari. Nilai slump rencana yang paling baik adalah mm karena menghasilkan kuat tekan yang paling tinggi sebesar 51,71 MPa. Kadar optimum penambahan abu sekam padi adalah 10% dari berat semen yang menghasilkan kuat tekan MPa. Kadar substitusi parsial abu sekam padi yang optimum adalah sebesar 10% dari berat semen yang menghasilkan kuat tekan MPa. Kadar optimum superplasticizer (Structuro 335) sebesar 1% dari berat semen yang menghasilkan kuat tekan sebesar MPa. Ukuran kehalusan yang paling baik adalah abu sekam padi yang lolos saringan no 200 yang menghasilkan kuat tekan MPa. Kata kunci: abu sekam padi, kehalusan, substitusi parsial, superplasticizer 1. PENDAHULUAN Pesatnya perkembangan industri konstruksi dewasa ini, telah menyebabkan peningkatan penggunaan material beton untuk berbagai keperluan infrastruktur fisik. Sejalan dengan hal tersebut, kebutuhan akan semen pun semakin banyak. Akan tetapi proses produksi semen mengkonsumsi energi yang besar, khususnya untuk pembakaran clinker dengan menggunakan batu bara dan/atau bahan bakar minyak yang tidak dapat pula diperbaharui. Pembakaran batu bara dan/atau bahan bakar minyak menghasilkan emisi gas CO 2 yang memberi dampak pemanasan global (efek rumah kaca). Salah satu cara untuk mengurangi emisi gas CO 2 yang telah banyak dilakukan untuk mereduksi penggunaan semen dan meningkatkan kekuatan beton adalah dengan pemberian bahan tambah mineral yang bersifat pozzolanik (additive) secara parsial pada semen bersama-sama dengan bahan tambah kimiawi (admixture) pada campuran. Menurut ASTM C618-93, material dengan komposisi kimia oksida silika (SiO 2 ) oksida besi (FeO 3 ) dan oksida aluminium (AlO 3 ) lebih besar dari 70%, dapat digunakan sebagai bahan tambahan. Penambahan aditif meneral yang mengandung silika dan bersifat pozzolan pada semen Portland akan menghasilkan gel CSH baru oleh reaksi pengikatan antara silika (kandungan dari aditif mineral) dengan kalsium hidroksida (dari hasil hidrasi semen), sehingga pada perinsipnya aditif mineral akan bisa meningkatkan kekuatan pasta semen (karena gel CSH merupakan unsur kekuatan pasta semen), dan sekaligus mengurangi unsur kelemahan beton (karena telah mereduksi kalsium hidroksida). Sisa pembakaran sekam padi yang berupa abu sekam memiliki kandungan silika yang tinggi, yaitu %. (Houston, 1972). Kandungan oksida silika (SiO 2 ) yang tinggi memberikan sifat pozzolanik yang baik pada abu sekam padi jika dimanfaatkan sebagai bahan tambah parsial pada semen. Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta S - 181

2 Ramanuddin M. Abdian dan Bernardinus Herbudiman 2. ABU SEKAM PADI Sekam padi (rice husk) adalah bagian terluar dari butir padi, yang merupakan hasil sampingan saat proses penggilingan padi dilakukan. Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30%, dedak antara 8-12% dan beras giling antara 50-63,5% dari bobot awal gabah (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Berat jenis sekam padi relatif kecil, sekitar 122 kg/m 3, panjang sekitar 8-10 mm dengan lebar 2-3 mm dan tebal 0,2 mm (Natarajan, 1998). Abu sekam padi (rice husk ash) yang diperoleh dari hasil pembakaran sekam berkisar antara 16-23% dengan kandungan silika sebesar 95%. Dari kandungan silika yang tinggi tersebut, maka abu sekam padi dapat digolongkan sebagai salah satu bahan yang memiliki sifat pozzolanik yang baik. Jumlah abu hasil pembakaran yang tinggi dengan temperatur titik lebur abu yang rendah disebabkan oleh kandungan alkali dan alkalin yang relatif tinggi, akan tetapi kandungan uap air pada sekam padi relatif sedikit karena sekam padi merupakan kulit padi yang kering sisa proses penggilingan (Natarajan, 1998). Sumber lain menyebutkan bahwa sekitar 20% dari bobot padi adalah sekam padi dan kurang lebih 15% dari komposisi sekam adalah abu sekam yang selalu dihasilkan setiap kali sekam dibakar (Hara, 1986). Harsono (2002) menyimpulkan dalam penelitiannya untuk mendapatkan serbuk silika amorf (aktif) dengan kemurnian tinggi dari sekam padi dengan melakukan tahapan-tahapan berupa proses pembersihan, proses pengeringan, proses pengarangan sampai suhu C, kemudian proses pengabuan sampai pada suhu C dan selanjutnya pemurnian melalui proses pengasaman. Houston (1972), menyebutkan bahwa apabila nilai kandungan silika abu sekam mendekati atau di bawah 90%, kemungkinan disebabkan oleh sampel sekam yang telah terkontaminasi dengan zat lain yang kandungan silikanya rendah. Menurut Hara (1986), jika pembakaran sekam padi dilakukan secara terus menerus pada suhu di atas C akan menaikkan kristalinitasnya dan akhirnya akan terbentuk fasa kristobalit dan tridimit dari silika sekam. Yu (1998) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa dengan penambahan 30% abu sekam padi pada pasta semen dengan w/c 0.55, jumlah Ca(OH) 2 yang dihasilkan dari reaksi hidrasi mulai berkurang pada umur tiga hari. Selanjutnya pada umur 91 hari jumlah Ca(OH) 2 ini hampir mencapai nol dan terdapat Ca 1.5 Si 3.5xH 2 O, yaitu suatu bentuk C-S-H gel yang mirip dengan sifat reaksi antara C 3 S dan C 2 S pada semen dengan H 2 O. Fenomena berkurangnya Ca(OH) 2 dalam reaksi hidrasi semen akibat pemberian abu sekam padi menunjukkan bahwa abu sekam padi bereaksi dengan Ca(OH)2 membentuk C-S-H gel. Dengan kata lain, penambahan abu sekam padi dalam beton akan menambah jumlah C-S-H gel yang selanjutnya akan meningkatkan kekuatan tekan beton. Priyosulistyo (2001), menyebutkan bahwa reaktivitas antara silika di dalam abu sekam padi dengan kalsium hidroksida dalam pasta semen dapat berpengaruh pada peningkatan mutu beton. Aryal (2004), telah menguji pengaruh parameter sifat-sifat fisik dan komposisi kimiawi abu sekam padi di Nepal yang diperoleh dari dua sumber pengambilan yang berbeda dalam pembuatan pasta, mortar dan beton mutu f c 25 MPa dan f c 35 MPa. Dari hasil pengujian kekuatan tekan, kekuatan tarik dan keawetan beton, kebutuhan abu sekam padi sebagai bahan subtitusi parsial semen pada beton berkisar 10-15% dari berat semen. Ganjar (2004), menyimpulkan pada beton dengan f c = 30 MPa dengan penambahan abu sekam padi 10% dan tawas 0,5% terhadap berat semen terjadi peningkatan nilai kuat tekan dibandingkan dengan beton normal. Sedangkan pada beton dengan f c =50 MPa dengan penambahan abu sekam padi 5% dan tawas 1% dari berat semen, kuat tekan rencananya tidak tercapai. Kurnia dan Gander (2005), menyebutkan bahwa campuran dengan penambahan kadar abu sekam padi sebesar 5% menggantikan berat semen merupakan campuran yang memiliki kekuatan tekan rata-rata yang paling tinggi dan tingkat kelecakan (workability) yang tergolong baik dibandingkan dari campuran yang lain pada umur 28 hari. Ufit (2005), mengatakan bahwa substitusi parsial abu sekam padi sebesar 5% terhadap agregat halus dapat meningkatkan kuat tekan beton, pada beton dengan kuat tekan rencana 50 MPa. Tabel 1. Kandungan kimia abu sekam padi Senyawa kimia Abu sekam padi (% berat) Semen (% berat) Al 2O SiO P 2O S K 2O CaO TiO MnO Fe 2O ZnO S Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta

3 Pengaruh Kehalusan Dan Kadar Abu Sekam Padi Pada Kekuatan Beton Dengan Kuat Tekan 50 Mpa 3. METODOLOGI PENELITIAN Gambar 1. Abu sekam padi Benda uji yang digunakan untuk kuat tekan dan kuat tarik belah adalah silinder dengan diameter 100 mm dan tinggi 200 mm. Jumlah benda uji 6 buah untuk setiap pengujian. Pengujian kuat tekan dilakukan untuk mengetahui apakah beton yang dihasilkan memiliki kuat tekan yang sesuai dengan kuat tekan yang direncanakan. Menurut Mulyono, T. (2003), nilai kuat tekan beton dengan kuat tariknya tidak berbanding lurus. Pengujian kuat tarik belah dilakukan dengan memberikan suatu beban tegak lurus terhadap sumbu longitudinal yang ditempatkan secara horisontal diatas pelat baja. Kuat tarik belah Gambar 2. Macam-macam pengujian benda uji Metoda SNI digunakan untuk menghitung komposisi campuran beton dengan kuat tekan rencana 50 MPa. Pengujian kuat tekan dan tarik belah dilakukan dengan benda uji berbentuk silinder berdiameter 100 mm dan tinggi 200 mm. Abu sekam padi hendak diteliti sebagai bahan tambah dan bahan substitusi parsial terhadap semen. Penambahan abu sekam padi dalam penelitian ini adalah 5, 10, 15, 20, dan 25% dari berat semen. Substitusi parsial abu sekam padi terhadap semen sebesar 5, 10, 15, 20, dan 25%. Pada kadar substitusi parsial abu sekam padi 10%, dilakukan variasi slump rencana sebesar 0-10, 10-30, 30-60, dan mm, dan dilakukan variasi penambahan superplasticizer sebesar 0, 0.5, 1 dan 1.5 % dari berat semen. Ukuran abu sekam padi yang digunakan adalah lolos saringan no 50 tertahan saringan no 100, lolos saringan no 100 tertahan saringan no 200, dan lolos saringan no 200. Pada beton dengan slump rencana mm, dan substitusi parsial abu sekam padi sebesar 10% yang lolos saringan no 200, dengan superplasticizer 1%, dilakukan pengujian kuat tekan pada umur beton 3, 7, 14, 28 dan 56 hari. 4. HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Hubungan antara kadar penambahan abu sekam padi terhadap kuat tekan beton Data hasil pengujian kuat tekan beton dengan bahan pengikat PCC dan dengan penambahan abu sekam padi sebesar 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%. terhadap berat semen dengan menggunakan slump rencana mm, sp 1% dari berat semen, dan menggunakan abu sekam padi yang lolos saringan no 200 pada umur 28 hari tertera pada Tabel 2 dan Gambar 3. Kadar penambahan abu sekam padi PCC + 5% ASP PCC + 10% ASP PCC + 15% ASP PCC + 20% ASP PCC + 25% ASP Tabel 2. Nilai kuat tekan beton dengan penambahan abu sekam padi Berat benda uji rata-rata Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta S - 183

4 Ramanuddin M. Abdian dan Bernardinus Herbudiman Gambar 3. Pengaruh penambahan abu sekam padi terhadap kuat tekan beton Kadar penambahan abu sekam padi yang paling optimum menurut gambar 5 terjadi pada penambahan abu sekam padi 10% terhadap berat semen karena memiliki kuat tekan yang paling besar, yaitu sebesar MPa. Penambahan abu sekam padi sebesar 10 % ini ternyata paling optimum. Karena berkurangnya kapur bebas (Ca(OH) 2 ) yang bereaksi dengan abu sekam padi dan tingkat ketersediaan air untuk reaksi hidrasi yang masih dalam batas yang memadai dibandingkan dengan persentase penambahan abu sekam padi yang lainnya. Hubungan kadar substitusi parsial abu sekam padi terhadap kekuatan beton Data hasil pengujian kuat tekan beton dengan bahan pengikat PCC dan dengan subtitusi parsial abu sekam padi sebesar 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25% dengan menggunakan slump rencana 10-30mm, superplasticizer 1% dari berat semen dan abu sekam padi, dan abu sekam padi yang lolos saringan no 200 pada umur 28 hari tertera pada Tabel 3 dan Gambar 4. Tabel 3. Nilai kuat tekan beton dengan substitusi parsial abu sekam padi Kadar substitusi parsial abu sekam padi - 5 %PCC + 5% ASP - 10 %PCC + 10% ASP - 15 %PCC + 15% ASP - 20 %PCC + 20% ASP - 25 %PCC + 25% ASP Berat benda uji , rata-rata Gambar 4. Pengaruh substitusi parsial abu sekam padi pada kuat tekan beton S Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta

5 Pengaruh Kehalusan Dan Kadar Abu Sekam Padi Pada Kekuatan Beton Dengan Kuat Tekan 50 Mpa Hasil pengujian mengatakan bahwa kadar substitusi parsial yang menghasilkan kuat tekan paling tinggi ialah 10%, yaitu sebesar MPa. Berdasarkan data diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa substitusi parsial abu sekam padi terhadap semen memiliki kecenderungan meningkatkan kuat tekan beton, akan tetapi setelah mencapai kadar optimumnya penambahan kadar abu sekam padi akan menurunkan kuat tekan beton. Pengaruh ukuran kehalusan abu sekam padi terhadap kuat tekan beton Pengaruh kadar kehalusan abu sekam padi dengan menggunakan slump rencana 0-30 mm, substitusi parsial abu sekam padi terhadap semen 10%, dan superplasticizer sebesar 1% dari berat semen pada umur 28 hari berdasarkan hasil pengujian tertera pada Tabel 4 dan Gambar 5. No Saringan Tabel 4. Pengaruh ukuran kehalusan terhadap kuat tekan beton Berat benda uji ratarata Gambar 5. Pengaruh kehalusan abu sekam padi terhadap kuat tekan beton Kehalusan abu sekam padi yang menghasilkan kuat tekan rata-rata paling besar, yaitu MPa adalah abu sekam padi yang lolos dari saringan no 200. Semakin halus abu sekam padi maka ikatan pasta semen akan semakin kuat, karena semakin besar luas permukaannya dan abu sekam padi menjadi lebih reaktif. Pengaruh slump rencana terhadap kuat tekan dan kuat tarik belah beton Hubungan antara pengaruh batasan nilai slump rencana terhadap kuat tekan dan kuat tarik belah hasil pengujian tampak pada Tabel 5 dan Gambar 6 pada variasi ini menggunakan substitusi parsial semen oleh abu sekam padi sebesar 10%, superplasticizer Structuro 335 1% (dari berat semen dan abu sekam padi), dan abu sekam padi yang lolos saringan lolos no 200 pada 28 hari dengan kuat tekan rencana 50 MPa. Tabel 5. Pengaruh slump rencana terhadap kuat tekan dan tarik belah beton Slump cm Kuat Tekan Kuat Tarik Kuat Tarik Kuat Tekan Rata-rata Belah Rata-rata Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta S - 185

6 Ramanuddin M. Abdian dan Bernardinus Herbudiman Gambar 6. Pengaruh slump terhadap kuat tekan dan tarik belah beton Dari hasil pengujian nilai kuat tekan dan kuat tarik belah beton yang paling tinggi ialah dan 5.09 MPa dengan menggunakan slump rencana mm karena beton mudah dikerjakan sehingga peristiwa bleeding dan segregasi dapat dihindari. Pengaruh penambahan superplasticizer Structuro 335 terhadap kuat tekan beton Hubungan kadar penambahan superplasticizer (Structuro 335) terhadap kuat tekan beton berdasarkan hasil pengujian untuk batasan nilai slump rencana mm, penggunaan superplasticizer 1% dari kadar semen, substitusi parsial abu sekam padi terhadap semen sebesar 10%, dan menggunakan abu sekam padi yang lolos saringan no 200 pada umur 28 hari tampak pada Tabel 6 dan Gambar 7. Kadar superplasticizer Structuro 335 (kg/m 3 ) 0 % 0.5 % 1 % 1.5 % Tabel 6. Pengaruh kadar superplasticizer terhadap kuat tekan beton Berat benda uji ratarata Gambar 7. Kadar superplasticizer S Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta

7 Pengaruh Kehalusan Dan Kadar Abu Sekam Padi Pada Kekuatan Beton Dengan Kuat Tekan 50 Mpa Dari Tabel 6 dan Gambar 7 tampak bahwa kadar penambahan superplasticizer (Structuro 335) yang optimum adalah sebesar 1% dari berat semen, karena menghasilkan efek sekunder berupa nilai kuat tekan yang paling tinggi, yaitu sebesar MPa. Perkembangan kuat tekan beton dengan substitusi parsial abu sekam padi pada umur 3, 7, 14, 28, dan 56 hari Data hasil pengujian kuat tekan beton dengan subtitusi parsial abu sekam padi 10% dari berat semen, slump rencana mm, menggunakan superplasticizer 1% dari berat semen, dan abu sekam padi yang lolos saringan no 200 pada umur 3, 7, 14, 28 dan 56 hari tertera pada Tabel 7 dan Gambar 8. Umur Beton (Hari) Tabel 7. Perkembangan kuat tekan beton Berat benda uji Kuat Tekan , , rata-rata Gambar 8. Perkembangan kuat tekan beton Pertumbuhan kuat tekan beton dengan substitusi parsial abu sekam padi sebesar 10% pada umur 28 hari mencapai MPa, pada umur 56 hari terjadi peningkatan kekuatan beton sebesar 3.85% atau MPa. persentase kuat tekan yang dihasilkan pada umur 3,7, dan 14 terhadap 28 hari adalah 60.53%, 75.15%, dan 84.45%. 5. KESIMPULAN Dari hasil pengujian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kadar penambahan abu sekam padi yang optimum adalah sebesar 10% dari berat semen yang menghasilkan kuat tekan rata-rata sebesar MPa. 2. Kadar optimum substitusi parsial abu sekam padi terhadap berat semen adalah 10% yang menghasilkan kuat tekan rata-rata sebesar MPa. 3. Ukuran abu sekam padi yang paling baik adalah yang lolos saringan no 200 yang menghasilkan kuat tekan rata-rata MPa. Karena semakin halus abu sekam padi ikatan yang dalam beton akan semakin kuat dikarenakan luas permukaannya semakin besar. Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta S - 187

8 Ramanuddin M. Abdian dan Bernardinus Herbudiman 4. Pertumbuhan kuat tekan beton dengan substitusi parsial abu sekam padi sebesar 10% pada umur 28 hari mencapai MPa, pada umur 56 hari terjadi peningkatan kekuatan beton sebesar 3.85% atau MPa. persentase kuat tekan yang dihasilkan pada umur 3,7, dan 14 terhadap 28 hari adalah 60.53%, 75.15%, dan 84.45%. 5. Penggunaan batasan nilai slump rencana yang paling baik adalah mm dengan nilai kuat tekan rata-rata MPa, karena memiliki kelacakan yang baik sehingga beton tidak keropos. 6. Kadar optimum superplasticizer (Structuro 335) adalah sebesar 1% dari berat semen yang menghasilkan nilai kuat tekan rata-rata 51.71MPa. Kadar superplasticizer yang lebih rendah dari 1% akan menghasilkan kuat tekan yang lebih rendah karena kekurangan penambahan kadar superplasticizer akan menghasilkan beton yang lebih sulit dikerjakan dan akan terdapat banyak rongga. Kadar superplasticizer yang lebih tinggi dari 1% akan menghasilkan kuat tekan yang lebih rendah karena kelebihan penambahan kadar superplasticizer akan menghasilkan beton yang lebih encer yang akan menyebabkan efek segregasi dan bleeding. DAFTAR PUSTAKA Afandi, Mirna, 2005, Pemanfaatan Abu Sekam Padi pada Beton Mutu Tinggi sebagai Pengganti Agregat Mikro, Laporan Tugas Akhir, ITENAS, Bandung. ASTM Standards, 1993, Annual Book of ASTM section 4: Construction, volume 04.02: Concrete and Aggregates. Philadelphia: ASTM. Ganjar, 2004, Pengaruh Abu Sekam Padi dan Tawas terhadap Modulus Elastisitas dan Kuat Tekan Beton, Laporan Tugas Akhir, ITENAS, Bandung. Hara, et-all, 1986, Utilization of Agrowastes for Buildinng Materials, International Research and Development Cooperation Division, AIST, MITI, Japan. Harsono,Heru, 2002, Pembuatan Silika Amorf dari Limbah Sekam Padi, Jurnal ILMU DASAR, Vol. 3 No.2,: , Universitas Brawijaya. Houston,D.F, 1972, Rice Chemistry and Technology, American Association of Cereal Chemist.Inc, Minnesota. Indrawati, V., 2007, Konsep, Bahan Aditif Mineral, Karakteristik dan Pengendalian Kualitas PCC Tiga Roda, Seminar Nasional Rekayasa Material dan Konstruksi Beton 2007, Jakarta, Quality Assurance and Research Division, PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk, Jakarta. Mulyono, T., 2007, Teknologi Beton, Andi, Jakarta. Natarajan, E., Nordin, A. and Rao, A.N. (1998a). Overview of Combustion and Gasification fo Rice Husk in Fluidised Bed Reactors. Biomass and Bioenergy; 14 : 5/6: Nugraha, P., dan Antoni, 2007, Teknologi Beton dari Material, Pembuatan, ke Beton Kinerja Tinggi, Andi, Jakarta. Priyosulistyo, D., 2001, Pengoptimuman Sintesis Zeolit Beta dari pada Silika abu sekam padi Pencirian dan Tindak Balas Pemangkinan Friedel Crafts, Universiti Teknologi Malaysia PT. Fosroc Indonesia, 2006, Product Catalogue. PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. SNI , 2000, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal, Badan Litbang PU. SNI , 2000, Tata Cara Perencanaan Campuran Tinggi dengan Semen Portland dengan Abu Terbang, Badan Litbang PU. Supartono, FX, 2007, Blended Cement for High Perfomance Concrete, Seminar Nasional Rekayasa Material dan Konstruksi Beton 2007, Jakarta. S Universitas Udayana Universitas Pelita Harapan Jakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta

PEMANFAATAN BETON DAUR ULANG SEBAGAI SUBSTITUSI AGREGAT KASAR PADA BETON MUTU TINGGI

PEMANFAATAN BETON DAUR ULANG SEBAGAI SUBSTITUSI AGREGAT KASAR PADA BETON MUTU TINGGI Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 PEMANFAATAN BETON DAUR ULANG SEBAGAI SUBSTITUSI AGREGAT KASAR PADA BETON MUTU TINGGI Hari Bardosono 1, dan Bernardinus Herbudiman

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SPENT CATALYST RCC-15 SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PCC

PEMANFAATAN SPENT CATALYST RCC-15 SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PCC Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 PEMANFAATAN SPENT CATALYST SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN Bernardinus Herbudiman 1, dan Bonty Wilman Silaen 2 1 Dosen dan Peneliti,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMANFAATAN SERAT KELAPA TERHADAP KINERJA BETON MUTU TINGGI

PENGARUH PEMANFAATAN SERAT KELAPA TERHADAP KINERJA BETON MUTU TINGGI Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 PENGARUH PEMANFAATAN SERAT KELAPA TERHADAP KINERJA BETON MUTU TINGGI Diena Muliasari 1 dan Bernardinus Herbudiman 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat program untuk membangun pembangkit listrik dengan total

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat program untuk membangun pembangkit listrik dengan total BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah penduduk dan perkembangan berbagai sektor di wilayah Indonesia saat ini sedang tumbuh pesat. Seiring dengan hal tersebut maka kebutuhan akan energi

Lebih terperinci

REAKTIVITAS BERBAGAI MACAM POZZOLAN DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN MEKANIK

REAKTIVITAS BERBAGAI MACAM POZZOLAN DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN MEKANIK Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 REAKTIVITAS BERBAGAI MACAM POZZOLAN DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN MEKANIK I Made Alit Karyawan Salain 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON Maria 1, Chris 2, Handoko 3, dan Paravita 4 ABSTRAK : Beton pozzolanic merupakan beton dengan penambahan material

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton adalah suatu material yang menyerupai batu yang terdiri dari semen, kerikil, pasir, air, serta tambahan material lainnya. Maraknya penggunaan beton di dunia konstruksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin meningkatnya suatu proses produksi dapat berpengaruh juga akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin meningkatnya suatu proses produksi dapat berpengaruh juga akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya suatu proses produksi dapat berpengaruh juga akan meningkatnya jumlah limbah yang dihasilkan, salah satunya yaitu limbah kaca. Penggunaan limbah

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I

PERBANDINGAN KINERJA BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I PERBANDINGAN KINERJA BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I I Made Alit Karyawan Salain 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi dari material pembentuknya.

BAB III LANDASAN TEORI. sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi dari material pembentuknya. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Beton secara umum telah dikenal dan digunakan sebagai bahan pilihan utama dalam dunia konstruksi khususnya bahan bangunan karena beton memiliki sifat-sifat yang menguntungkan.

Lebih terperinci

PENGARUH KADAR FLY ASH TERHADAP KINERJA BETON HVFA

PENGARUH KADAR FLY ASH TERHADAP KINERJA BETON HVFA Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 PENGARUH KADAR FLY ASH TERHADAP KINERJA BETON HVFA Angelina Eva Lianasari 1 dan Choirul Prahastama Aji 2 1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Beton merupakan unsur yang sangat penting dan paling dominan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Beton merupakan unsur yang sangat penting dan paling dominan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Beton merupakan unsur yang sangat penting dan paling dominan sebagai material pada struktur bangunan. Pada umumnya beton tersusun dari semen, agregat halus, agregat

Lebih terperinci

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Konferensi Nasional Teknik Sipil 8 (KoNTekS8) KUAT TEKAN BETON YANG MENGGUNAKAN ABU TERBANG SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PORTLAND DAN AGREGAT KASAR BATU

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Geopolimer Geopolimer adalah bentuk anorganik alumina-silika yang disintesa melalui material yang mengandung banyak Silika (Si) dan Alumina (Al) yang berasal dari alam

Lebih terperinci

KAJIAN KORELASI RASIO-AIR-POWDER DAN KADAR ABU TERBANG TERHADAP KINERJA BETON HVFA

KAJIAN KORELASI RASIO-AIR-POWDER DAN KADAR ABU TERBANG TERHADAP KINERJA BETON HVFA KAJIAN KORELASI RASIO-AIR-POWDER DAN KADAR ABU TERBANG TERHADAP KINERJA BETON HVFA Bernardinus Herbudiman 1, dan Taufik Akbar 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung, Jl.

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON Hendra Purnomo Alumni Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian 11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beton Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian direkatkan dengan semen Portland yang direaksikan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya beton digunakan sebagai salah satu bahan konstruksi yang sering dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material penyusunnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia nesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia nesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia nesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Laju pertumbuhan penduduk yang semakin pesat menyebabkan kebutuhan akanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil pemeriksaan material (bahan-bahan) pembentuk beton dan hasil pengujian beton tersebut. Tujuan dari pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses yang sangat penting dalam rangka meningkatkan infrastruktur suatu wilayah. Pada saat ini pembangunan di Indonesia sedang mengalami peningkatan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI Petrus Peter Siregar 1 dan Ade Lisantono 2 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan rekayasa teknologi dalam bidang teknik sipil pada saat ini terasa begitu cepat, yaitu beton sebagai salah satu unsur teknik sipil yang selalu mengalami

Lebih terperinci

ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS GELAS SERTA ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS ARANG BRIKET

ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS GELAS SERTA ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS ARANG BRIKET ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS GELAS SERTA ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS ARANG BRIKET Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR POLI-TEKNOLOGI VOL.11 NO.1, JANUARI 2012 PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR Amalia dan Broto AB Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang konstruksi, pemakaian beton yang cukup besar memerlukan usaha-usaha

BAB I PENDAHULUAN. bidang konstruksi, pemakaian beton yang cukup besar memerlukan usaha-usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya kegiatan pembangunan pada bidang konstruksi sangat mempengaruhi perkembangan dunia teknologi bahan bangunan. Terutama di bidang konstruksi, pemakaian beton

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PENGERINGAN SEKAM PADI TERHADAP TINGKAT KEMURNIAN SILIKA RICE HUSK ASH

PENGARUH LAMA PENGERINGAN SEKAM PADI TERHADAP TINGKAT KEMURNIAN SILIKA RICE HUSK ASH PENGARUH LAMA PENGERINGAN SEKAM PADI TERHADAP TINGKAT KEMURNIAN SILIKA RICE HUSK ASH Oleh : Ade Indra Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri-Institut Teknologi Padang Abstrak Proses pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggalian dan penambangan menyebabkan berkurangnya sumber daya alam bahan penyusun beton terutama bahan agregat halus dan agregat kasar. Untuk mengantisipasi hal tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengujian Terdahulu Agregat Halus Habibi (2016) dalam penelitiannya yang berjudul Kajian Perbandingan Kuat Tekan Beton Terhadap Jenis Pasir Di Yogyakarta melakukan pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Beton Menurut SNI 2847:2013, beton adalah campuran semen portland atau semen hidrolis lainnya, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan (admixture).

Lebih terperinci

PENGARUH PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DALAM CAMPURAN BETON DITINJAU TERHADAP KUAT TARIK LENTUR DAN MODULUS ELASTISITAS

PENGARUH PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DALAM CAMPURAN BETON DITINJAU TERHADAP KUAT TARIK LENTUR DAN MODULUS ELASTISITAS PENGARUH PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DALAM CAMPURAN BETON DITINJAU TERHADAP KUAT TARIK LENTUR DAN MODULUS ELASTISITAS Gerry Phillip Rompas, J.D. Pangouw, R. Pandaleke, J.B.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate 14 Spektrum Sipil, ISSN 58-4896 Vol. 1, No. 2 : 14-149, September 214 PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate Joedono, Mudji Wahyudi

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT DAN SIKAMENT-520 TERHADAP KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN PORTLAND POZZOLAND CEMENT (PPC)

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT DAN SIKAMENT-520 TERHADAP KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN PORTLAND POZZOLAND CEMENT (PPC) PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT DAN SIKAMENT-520 TERHADAP KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN PORTLAND POZZOLAND CEMENT (PPC) Bing Santosa 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Janabadra Yogyakarta, Jl. TR.Mataram

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Menurut Tjokrodimuljo (1996), beton merupakan hasil pencampuran portland cement, air, dan agregat. Terkadang ditambah menggunakan bahan tambah dengan perbandingan tertentu,

Lebih terperinci

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Abdul Halim, M. Cakrawala dan Naif Fuhaid Jurusan Teknik Sipil 1,2), Jurusan Teknik Mesin 3), Fak. Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB I BETON MUTU TINGGI (HIGH STRENGHT CONCRETE)

BAB I BETON MUTU TINGGI (HIGH STRENGHT CONCRETE) BAB I BETON MUTU TINGGI (HIGH STRENGHT CONCRETE) 1.1 PENGERTIAN BETON MUTU TINGGI Beton adalah elemen yang digunakan sebagai struktur dalam konstruksi teknik sipil yang dapat dimanfaatkan untuk banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama BAB II TINJAUAN PUSTAKA Siregar (2014) menyebutkan pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri dari atas kristal-kristal silika (SiO 2 ) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton sejak dulu dikenal sebagai material dengan kekuatan tekan yang memadai, mudah dibentuk, mudah diproduksi secara lokal, relatif kaku, dan ekonomis. Tapi di sisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Umum Upaya peningkatan kualitas beton terus dilakukan dari waktu ke waktu, untuk mencapai kekuatan yang paling maksimal. Upaya ini terbukti dari munculnya berbagai penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Millenium yang ketiga ini manusia tidak pernah jauh dari bangunan yang terbuat dari Beton. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ABU TERBANG (FLY ASH) SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI SEMEN PADA BETON MUTU NORMAL

PEMANFAATAN ABU TERBANG (FLY ASH) SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI SEMEN PADA BETON MUTU NORMAL PEMANFAATAN ABU TERBANG (FLY ASH) SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI SEMEN PADA BETON MUTU NORMAL Ilham Jaya Kusuma Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil S1, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru 28293, email: ilham.dastos6@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN ABU JERAMI TERHADAP KUAT TEKAN BETON

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN ABU JERAMI TERHADAP KUAT TEKAN BETON ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN ABU JERAMI TERHADAP KUAT TEKAN BETON Syibral Malasyi 1), Wesli 2) Fasdarsyah 3) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh email: 1) syibral_m@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Mutu Tinggi Sesuai dengan perkembangan teknologi beton yang demikian pesat, ternyata kriteria beton mutu tinggi juga selalu berubah sesuai dengan kemajuan tingkat mutu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kekuatan dari beton tersebut khususnya dalam hal kuat tekan dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kekuatan dari beton tersebut khususnya dalam hal kuat tekan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan bahan bangunan untuk pekerjaan konstruksi terus meningkat seiring berkembangnya zaman. Dunia mengalami kemajuan teknologi konstruksi yang pesat dari tahun

Lebih terperinci

The 1 st INDONESIAN STRUCTURAL ENGINEERING AND MATERIALS SYMPOSIUM Department of Civil Engineering Parahyangan Catholic University

The 1 st INDONESIAN STRUCTURAL ENGINEERING AND MATERIALS SYMPOSIUM Department of Civil Engineering Parahyangan Catholic University PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI POWDER PADA SELF-COMPACTING CONCRETE Bernardinus Herbudiman 1 ; Chandra Januar 2 1 Dosen dan Peneliti Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional, Bandung 2 Alumni

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam teknologi bahan konstruksi. Beton merupakan campuran antara semen portland atau semen hidraulik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. macam bangunan konstruksi. Beton memiliki berbagai kelebihan, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. macam bangunan konstruksi. Beton memiliki berbagai kelebihan, salah satunya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton merupakan material yang sangat sering digunakan dalam berbagai macam bangunan konstruksi. Beton memiliki berbagai kelebihan, salah satunya adalah beton mempunyai

Lebih terperinci

Dalam struktur beton biasa agregat menempati kurang lebih 70 sampai

Dalam struktur beton biasa agregat menempati kurang lebih 70 sampai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Umum Menurut Nawy (1990), air diperlukan pada pembuatan beton agar terjadi reaksi kimiawi dengan semen untuk membasahi agregat dan untuk melumas campuran agar mudah

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Persen lolos saringan (%) 89 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Bahan Dasar Material Pengujian bahan dan benda uji dilaksanakan sesuai dengan tata cara dan standar pengujian yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI A. Beton BAB III LANDASAN TEORI Menurut Tjokrodimuljo (2007), beton adalah campuran antara semen portland, agregat kasar, agregat halus, air dan terkadang ditambahkan dengan menggunakan bahan tambah yang

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI TERHADAP KEKUATAN BETON K-400

PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI TERHADAP KEKUATAN BETON K-400 PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI TERHADAP KEKUATAN BETON K-400 ABSTRAK Drs. Djaka Suhirkam,S.T., M.T. Ir. A. Latif, MT Penggunaan bahan tambah mineral ( additive ) didalam campuran

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LUMPUR BAKAR SIDOARJO UNTUK BETON RINGAN DENGAN CAMPURAN FLY ASH, FOAM, DAN SERAT KENAF

TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LUMPUR BAKAR SIDOARJO UNTUK BETON RINGAN DENGAN CAMPURAN FLY ASH, FOAM, DAN SERAT KENAF TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LUMPUR BAKAR SIDOARJO UNTUK BETON RINGAN DENGAN CAMPURAN FLY ASH, FOAM, DAN SERAT KENAF DIMAS P. DIBIANTARA 3110.105.020 Dosen Konsultasi: Dr. Eng. Januarti Jaya Ekaputri, ST.,MT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan konstruksi bangunan di Indonesia telah berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan konstruksi bangunan di Indonesia telah berkembang dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan konstruksi bangunan di Indonesia telah berkembang dengan pesat seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, terutama di kotakota besar yang mengakibatkan

Lebih terperinci

KAJIAN EXPERIMENTAL SIFAT KAREKTERISTIK MORTAR YANG MENGGUNAKAN ABU AMPAS TEBU SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

KAJIAN EXPERIMENTAL SIFAT KAREKTERISTIK MORTAR YANG MENGGUNAKAN ABU AMPAS TEBU SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN KAJIAN EXPERIMENTAL SIFAT KAREKTERISTIK MORTAR YANG MENGGUNAKAN ABU AMPAS TEBU SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN Ronny Pandaleke, Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Erupsi Gunung Kelud di Jawa Timur pada tanggal 14 Pebruari 2014 lalu menyisakan limpahan material ratusan juta meter kubik yang umumnya terdiri dari abu vulkanik dan

Lebih terperinci

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON Partogi H. Simatupang 1 (simatupangpartogi@yahoo.com) Tri M. W. Sir 2 (trimwsir@yahoo.com) Anna S. Kurniaty 3 (viyakurniaty92@gmail.com)

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA PENGARUH PENAMBAHAN LY ASH DAN SUPERPLASTICIZER DALAM MENCAPAI LOW CEMENT CONCRETE Diah Ayu Restuti Wulandari 1 Dosen Universitas Narotama Surabaya Diah.wulandari@narotama.ac.id ABSTRAK Tidak dapat dipungkiri

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU PEMBAKARAN TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON FLY ASH DENGAN PENAMBAHAN WATER REDUCER (203M)

PENGARUH SUHU PEMBAKARAN TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON FLY ASH DENGAN PENAMBAHAN WATER REDUCER (203M) PENGARUH SUHU PEMBAKARAN TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON FLY ASH DENGAN PENAMBAHAN WATER REDUCER (203M) Angelina Eva Lianasari 1, Sabdo Tri Manggolo 2, Randy Kristovandy Tanesia 3 1 Program Studi Teknik Sipil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia konstruksi modern saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia konstruksi modern saat ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dalam dunia konstruksi kian hari semakin tak dapat di prediksi. Begitu banyak hal - hal baru yang muncul dalam dunia konstruksi, salah satunya yaitu banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada setiap pelaksanaan konstruksi di bidang teknik sipil. Beton merupakan campuran antara semen,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Beton adalah bahanbangunan yang paling luas dipakai di dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Beton adalah bahanbangunan yang paling luas dipakai di dunia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton adalah bahanbangunan yang paling luas dipakai di dunia. Produksinya secara global berkisar 4 milyar m 3 setahunnya, dengan semen sekitar 1,25 milyar ton setahun

Lebih terperinci

Sukolilo Surabaya, Telp , ABSTRAK

Sukolilo Surabaya, Telp ,   ABSTRAK LUMPUR SIDOARJO BAKAR, FLY ASH SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN DAN KAPUR (Ca(OH) 2 ) UNTUK CAMPURAN BETON RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN BUBUK ALUMUNIUM SEBAGAI BAHAN PENGEMBANG Boby Dean Pahlevi 1, Triwulan 2, Januarti

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN PERMEABILITAS BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I

PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN PERMEABILITAS BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN PERMEABILITAS BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I I Made Alit Karyawan Salain 1 1. Pendahuluan Salah satu faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan perumahan menyebabkan kebutuhan akan bahan bangunan meningkat, hal ini karena dalam pembangunan tersebut membutuhkan bahan-bahan bangunan berupa batu, kerikil,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beton Non Pasir Beton merupakan bahan bangunan yang amat populer di masyarakat karena bahan dasarnya mudah diperoleh. Salah satu kekurangan dari beton adalah berat jenisnya

Lebih terperinci

TEKNOLOGI BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

TEKNOLOGI BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TEKNOLOGI BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Seiring kemajuan infrastruktur bangunan. Beton mempunyai andil yang besar dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas kinerja beton dengan meningkatkan kualitas campuran beton.

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas kinerja beton dengan meningkatkan kualitas campuran beton. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dan sedang dalam proses peningkatan kesejahteraan masyarakat. Upaya yang dilakukan adalah pembangunan secara terus-menerus.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Berdasarkan SNI 03 2847 2012, beton merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar, dan air serta tanpa atau dengan bahan tambah (admixture). Beton sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Kemajuan teknologi telah berdampak positif dalam bidang konstruksi di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Kemajuan teknologi telah berdampak positif dalam bidang konstruksi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kemajuan teknologi telah berdampak positif dalam bidang konstruksi di dunia. Kemajuan teknologi konstruksi tersebut sering dikaitkan sumber daya alam yang sangat berlimpah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI A. Beton BAB III LANDASAN TEORI Beton berdasarkan SNI-03-2847-2007 didefinisikan sebagai campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan campuran tambahan membentuk

Lebih terperinci

PENGGUNAAN AKSELERATOR PADA BETON YANG MENGGUNAKAN PEREKAT BERUPA CAMPURAN SEMEN PORTLAND TIPE I DAN ABU TERBANG

PENGGUNAAN AKSELERATOR PADA BETON YANG MENGGUNAKAN PEREKAT BERUPA CAMPURAN SEMEN PORTLAND TIPE I DAN ABU TERBANG Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 15 Sanur - Bali, 25 April 15 PENGGUNAAN AKSELERATOR PADA BETON YANG MENGGUNAKAN PEREKAT BERUPA CAMPURAN SEMEN PORTLAND TIPE I DAN ABU TERBANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Materi yang dibahas berdasarkan referensi maupun peraturan mengenai teknologi beton yaitu: Teori tentang beton. Bahan dasar pembentukan beton. Kerak Tanur Tinggi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. digunakan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan atau tidak. Karena

BAB V PEMBAHASAN. digunakan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan atau tidak. Karena BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pengujian Bahan Bahan campuran beton, sebelum digunakan harus melalui serangkaian pengujian bahan terlebih ebih dahulu. Selain dibutuhkan uhka dalam perhitungan mix design aktual,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Geopolimer Beton geopolimer adalah senyawa silikat alumino anorganik, yang disintesiskan dari bahan-bahan produk sampingan seperti abu terbang (fly ash) dan abu sekam padi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Semen Semen merupakan bahan yang bersifat hirolis yang bila dicampur air akan berubah menjadi bahan yang mempunyai sifat perekat. Penggunaannya antara lain meliputi beton, adukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat. Hal ini disebabkan karena beberapa keuntungan dari penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat. Hal ini disebabkan karena beberapa keuntungan dari penggunaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan beton ringan dalam teknologi konstruksi modern meningkat dengan cepat. Hal ini disebabkan karena beberapa keuntungan dari penggunaan teknologi beton ringan

Lebih terperinci

/BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh faktor air semen dan suhu selama perawatan.

/BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh faktor air semen dan suhu selama perawatan. /BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen Portland, dan air (PBI-2,1971). Seiring dengan penambahan umur, beton akan

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.7, Juni 213 (479-485) ISSN: 2337-6732 PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD Maria M. M. Pade E. J. Kumaat,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat

BAB III LANDASAN TEORI. adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beton Beton sebagai salah satu bahan utama yang digunakan dalam bidang konstruksi mengalami perkembangan seiring dengan berjalannya waktu. Beton adalah campuran antara semen

Lebih terperinci

STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON

STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON Ir. Marthen Luther Paembonan, MT Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, UKI Toraja ABSTRAK Beton adalah campuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kakarteristik Tanah Lempung Ekspansif Tanah lempung merupakan tanah dengan ukuran mikrokonis sampai dengan sub mikrokonis yang berasal dari pelapukan unsur-unsur kimiawi penyusun

Lebih terperinci

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Untuk Pembuatan Bata Beton Berlobang

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Untuk Pembuatan Bata Beton Berlobang Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Untuk Pembuatan Bata Beton Berlobang Hartono Guntur 1) 1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil STTR Cepu Jl. Kampus Ronggolawe Blok B No. 1. Mentul Cepu Abstrak Sekam padi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah kebutuhan akan bangunan meningkat dari waktu ke waktu.ini mengakibat kebutuhan akan beton meningkat. Beton umumnya tersusun dari empat bahan penyusun utama

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis (density) lebih ringan

BAB III LANDASAN TEORI. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis (density) lebih ringan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Ringan Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis (density) lebih ringan daripada beton pada umumnya. Beton ringan dapat dibuat dengan berbagai cara, antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kebutuhan pembangunan perumahan, perhubungan dan industri berdampak pada peningkatan kebutuhan bahan-bahan pendukungnya. Beton merupakan salah satu bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di 26 BAB III METODE PENELITIAN Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di Laboratorium Bahan dan Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Benda uji dalam penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KADAR SUPERPLASTICIZER TERHADAP NILAI SLUMP BETON GEOPOLYMER

PENGARUH VARIASI KADAR SUPERPLASTICIZER TERHADAP NILAI SLUMP BETON GEOPOLYMER PENGARUH VARIASI KADAR SUPERPLASTICIZER TERHADAP NILAI SLUMP BETON GEOPOLYMER Anggie Adityo Aer Marthin D. J. Sumajouw, Ronny E. Pandaleke Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. A. Karakteristik Tanah Lempung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. A. Karakteristik Tanah Lempung BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Karakteristik Tanah Lempung Tanah selalu mempunyai peranan yang sangat penting pada suatu lokasi pekerjaan konstruksi. Kebanyakan problem tanah dalam keteknikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beton Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum digunakan untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen struktural maupun non-struktural.

Lebih terperinci

PRESENTASI SEMINAR SKRIPSI

PRESENTASI SEMINAR SKRIPSI PRESENTASI SEMINAR SKRIPSI LATAR BELAKANG STUDI PENGARUH PENAMBAHAN SLAG DAN FLY ASH SEBAGAI BAHAN ADITIF DI FINISH MILL PABRIK SEMEN KOMPOSIT Diusulkan oleh : Eka Partana 2305 100 008 Aries Purijatmiko

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BATAKO

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BATAKO Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BATAKO Reni Oktaviani Tarru 1, Bastian Artanto 2, Cecilia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. didukung oleh hasil pengujian laboratorium.

TINJAUAN PUSTAKA. didukung oleh hasil pengujian laboratorium. II. TINJAUAN PUSTAKA II. a. Pozolan Pozolan adalah bahan yang mengandung senyawa silika atau silika alumina dan alumina, yang tidak mempunyai sifat mengikat seperti semen akan tetapi dalam bentuk yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu jenis batu yang biasanya digunakan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu jenis batu yang biasanya digunakan sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batako merupakan salah satu jenis batu yang biasanya digunakan sebagai dinding dalam sebuah konstruksi. Batako terbuat dari campuran antara semen, pasir dan air yang

Lebih terperinci

PENGUJIAN KUAT TEKAN MORTAR DAN BETON RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT RINGAN BATU APUNG DAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

PENGUJIAN KUAT TEKAN MORTAR DAN BETON RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT RINGAN BATU APUNG DAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PENGUJIAN KUAT TEKAN MORTAR DAN BETON RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT RINGAN BATU APUNG DAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN Felisa Octaviani Lomboan Ellen J. Kumaat, Reky S. Windah Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton banyak digunakan secara luas sebagai bahan kontruksi. Hal ini dikarenakan beton memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahan yang lain, diantaranya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN JUDUL ENGLISH... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTTO... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR ISTILAH... xi DAFTAR NOTASI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyaknya inovasi desain bangunan dalam perkembangan dunia konstruksi, mendorong munculnya teknologi beton yang lebih baik dari beton konvensional. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN WATERGLASS PADA SIFAT MEKANIK BETON. Oleh: Anita Setyowati Srie Gunarti, Subari, Guntur Alam ABSTRAK

PENGARUH PENAMBAHAN WATERGLASS PADA SIFAT MEKANIK BETON. Oleh: Anita Setyowati Srie Gunarti, Subari, Guntur Alam ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN WATERGLASS PADA SIFAT MEKANIK BETON Oleh: Anita Setyowati Srie Gunarti, Subari, Guntur Alam ABSTRAK Berbagai penelitian dan percobaan dibidang beton dilakukan sebagai upaya untuk meningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingginya laju pertumbuhan penduduk berbanding lurus dengan peningkatan pembangunan. Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk mencapai 23.641.326 jiwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton menggunakan kapur alam dan menggunakan pasir laut pada campuran beton

Lebih terperinci