PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS HURUF JAWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FLANACARAKA PADA SISWA KELAS IV SDN BABAKAN 01 KECAMATAN KRAMAT KABUPATEN TEGAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS HURUF JAWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FLANACARAKA PADA SISWA KELAS IV SDN BABAKAN 01 KECAMATAN KRAMAT KABUPATEN TEGAL"

Transkripsi

1 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS HURUF JAWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FLANACARAKA PADA SISWA KELAS IV SDN BABAKAN 01 KECAMATAN KRAMAT KABUPATEN TEGAL SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Nama : Dina Ikhwanti NIM : Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Jurusan : Bahasa dan Sastra Jawa FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

2 PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING Skripsi yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka pada Siswa Kelas IV SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan dalam sidang panitia ujian skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II, Dra. Sri Prastiti Kusuma A. Drs. Widodo, M.Pd. NIP NIP ii

3 PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka pada Siswa Kelas IV SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang pada: hari : Rabu tanggal : 03 Juli 2013 Panitia Ujian Skripsi Ketua, Sekretaris, Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum. Ermi Dyah Kurnia, S.S., M.Hum. NIP NIP Penguji I, Dra. Endang Kurniati, M.Pd. NIP Penguji II, Penguji III, Drs. Widodo, M.Pd. Dra. Sri Prastiti Kusuma A. NIP NIP iii

4 PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka pada Siswa Kelas IV SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal adalah benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat dan temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, Juli 2013 Dina Ikhwanti NIM iv

5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto 1) Sukses tidak diukur dari posisi yang dicapai seseorang dalam hidup, tetapi dari kesulitan-kesulitan yang berhasil diatasi ketika berusaha meraih sukses (Booker T Washington). 2) Kebahagiaan adalah ketika melihat senyum bangga dari kedua orangtua (Stawberry). Persembahan Skripsi ini kupersembahkan untuk: 1) Orangtua dan keluargaku tercinta yang senantiasa memberikan doa, dukungan dan kasih sayang yang tulus; 2) Bapak, Ibu guru, dan dosenku yang senantiasa telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat; dan 3) Almamaterku, Universitas Negeri Semarang. v

6 PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka pada Siswa Kelas IV SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari dukungan dosen pembimbing dan teman-teman, baik itu material maupun spiritual. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Dra. Sri Prastiti Kusuma A. sebagai dosen pembimbing I dan Drs. Widodo, M.Pd. sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. Penghargaan serta ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada: 1) Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di Universitas Negeri Semarang; 2) Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian; 3) Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa yang telah memberikan fasilitas administratif dan motivasi serta pengarahan dalam penulisan skripsi ini; 4) Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada penulis; vi

7 5) Kepala sekolah, guru kelas IV, dan siswa kelas IV SD Negeri Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal yang telah memberikan izin penelitian dan telah bersedia membantu dengan sepenuh hati; 6) Kedua orangtuaku, adik-adikku dan nenekku tersayang yang tidak pernah berhenti memberikan doa, cinta dan kasih sayang serta dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini; 7) Teman-teman dan sahabat: bidadari penghuni Wisma Paradise yang selalu membuat hari-hariku penuh dengan keceriaan serta teman-teman seperjuangan PBSJ angkatan 2009 yang telah memberikan dorongan dan dukungan; 8) Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan pahala kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis. Penulis berharap, semoga penelitian ini bermanfaat bagi kemajuan dan perkembangan dalam dunia pendidikan. Semarang, Juli 2013 Dina Ikhwanti vii

8 ABSTRAK Ikhwanti, Dina Peningkatan Keterampilan Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka pada Siswa Kelas IV SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dra. Sri Prastiti Kusuma A., dan pembimbing II: Drs. Widodo, M.Pd. Kata kunci : keterampilan menulis huruf Jawa, media flanacaraka Keterampilan menulis huruf Jawa merupakan salah satu kompetensi dasar yang ada pada Kurikulum Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa untuk Jenjang Pendidikan SD/SDLB/MI Provinsi Jawa Tengah. Kompetensi menulis huruf Jawa tersebut diharapkan mampu memberi manfaat yang maksimal bagi siswa yaitu menambah pengetahuan dan keterampilan siswa dalam menulis aksara Jawa berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku. Namun, kenyataannya selama ini pelaksanaan kompetensi menulis huruf Jawa di sekolah masih kurang maksimal. Hal ini disebabkan karena belum ditemukan adanya media yang inovatif yang dapat meningkatkan semangat belajar siswa dalam menulis huruf Jawa. Penggunaan media dalam pembelajaran menulis huruf Jawa perlu diterapkan untuk meningkatkan semangat belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Masalah penelitian ini adalah (1) bagaimana peningkatan keterampilan menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal? (2) bagaimana perubahan perilaku siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka? Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal, (2) mendeskripsikan perubahan perilaku siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua tahap yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu peningkatan keterampilan menulis huruf Jawa dan media flanacaraka. Pengumpulan data pada tahap prasiklus menggunakan daftar nilai yang diperlihatkan oleh guru, sedangkan pada siklus I dan siklus II menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik nontes yang digunakan adalah observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan dua cara yaitu kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah menggunakan media flanacaraka, keterampilan menulis huruf Jawa pada siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal mengalami peningkatan. Kondisi awal viii

9 (prasiklus) nilai rata-rata siswa mencapai 59,5. Rata-rata siswa mengalami peningkatan pada siklus I yaitu 63,07. Nilai rata-rata klasikal dari prasiklus ke siklus I meningkat sebesar 6%. Nilai rata-rata menulis huruf Jawa kembali meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 26,5% sehingga nilai rata-rata menjadi 79,8 pada siklus II. Secara keseluruhan, peningkatan nilai rata-rata menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dari prasiklus sampai siklus II sebesar 34,1%. Perubahan perilaku siswa juga mengalami peningkatan ke arah positif yaitu siswa semakin kondusif, antusias, tanggungjawab, aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran keterampilan menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini, yaitu (1) kepala sekolah SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal hendaknya dapat memfasilitasi sarana pembelajaran untuk peserta didik sehingga pembelajaran menjadi inovatif, (2) guru mata pelajaran bahasa Jawa dapat menggunakan media flanacaraka sebagai salah satu media alternatif dalam pembelajaran menulis huruf Jawa karena media tersebut mampu meningkatkan hasil belajar siswa baik dalam ranah kognitif, psikomotor dan afektif, (3) para pakar atau praktisi bidang pendidikan dapat melakukan penelitian serupa dengan menggunakan media pembelajaran yang berbeda, sehingga media pembelajaran menjadi lebih bervariasi. ix

10 SARI Ikhwanti, Dina Peningkatan Keterampilan Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka pada Siswa Kelas IV SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dra. Sri Prastiti Kusuma A., dan pembimbing II: Drs. Widodo, M.Pd. Kata kunci : keterampilan menulis huruf Jawa, media flanacaraka Nulis aksara Jawa kalebu salah sijine piwulang kang ana ing basa Jawa. Piwulang nulis aksara Jawa gunane kanggo nggladhi siswa supaya bisa nulis ukara nganggo aksara Jawa kanthi bener. Nanging, kasunyatane piwulang nulis aksara Jawa wektu iki kagolong kurang, mligine ing SD Negeri Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Prakara kang ndadekake piwulang nulis aksara Jawa kagolong kurang yaiku cara guru mulang isih nggunakake cara lawas, siswa rumangsa angel ngapalake aksara Jawa lan sandhangane, lan siswa arasarasen anggone sinau nulis aksara Jawa jalaran ora ana media sing digunakake guru nalika mulang. Masalah panaliten iki yaiku (1) kepriye undhake ketrampilan nulis aksara Jawa kanthi nggunakake media flanacaraka tumrap siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal? (2) kepriye tindak-tanduke siswa SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal sawise nggunakake media flanacaraka? Ancase panaliten iki yaiku (1) njlentrehake undhake ketrampilan nulis aksara Jawa kanthi nggunakake media flanacaraka tumrap siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal, (2) njlentrehake tindak tanduke siswa SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal sakwise nggunakake media flanacaraka. Panaliten iki kagolong penelitian tindakan kelas. Panaliten iki dilakoni kanthi rong siklus yaiku siklus I lan siklus II. Saben siklus ana patang tahap yaiku perencanaan, tindakan, observasi lan refleksi. Panaliten iki nggunakake rong variabel yaiku ketrampilan nulis aksara Jawa lan media flanacaraka. Data prasiklus dijupuk saka daftar biji siswa, dene siklus I lan siklus II nggunakake teknik tes lan nontes. Teknik nontes tuladhane observasi, jurnal, wawancara lan dokumentasi. Dene analisis data digoleki nganggo rong cara yaiku kuantitatif lan kualitatif. Panaliten iki kagolong kasil, jalaran bisa ningkatake biji siswa anggone nulis ukara aksara Jawa. Rata-rata biji siswa nalika prasiklus yaiku 59,5 dene nalika siklus I yaiku 63,07 ateges mundhak 6%. Rata-rata biji siswa nalika siklus II yaiku 79,8 tegese mundhak 26,5% saka siklus I. Rata-rata biji siswa saka prasiklus nganti siklus II bisa mundhak nganti 34,1%. Tindak-tanduke siswa sawise piwulangan nulis aksara Jawa kanthi nggunakake media flanacaraka dadi luwih apik kayata siswa luwih gampang diatur, luwih seneng lan luwih semangat anggone sinau nulis aksara Jawa. x

11 Pamrayoga saka panaliten iki, yaiku (1) kepala sekolah SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal kudu luwih tanggap anggone nyepaki perangan piwulang (2) guru basa Jawa bisa nggunakake media flanacaraka minangka media alternatif kanggo piwulangan nulis aksara Jawa, (3) para pakar utawa praktisi pendhidhikan bisa nindakake panaliten nganggo media liyane. xi

12 DAFTAR ISI JUDUL i PERSETUJUAN PEMBIMBING ii PENGESAHAN KELULUSAN... iii PERNYATAAN... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v PRAKATA... vi ABSTRAK... viii SARI... x DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xviii DAFTAR DIAGRAM... xx DAFTAR GRAFIK... xxi DAFTAR GAMBAR... xxii DAFTAR LAMPIRAN... xxiv BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah Batasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 8 xii

13 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS Kajian Pustaka Landasan Teoretis Hakikat Menulis Kalimat Kalimat Sederhana Menulis Huruf Jawa Aksara Jawa Aksara Legena Sandhangan Media Hakikat Media Manfaat Media Media Flanacaraka Pembelajaran Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka Kerangka Berpikir Hipotesis Penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Prasiklus Prosedur Tindakan Siklus I Perencanaan xiii

14 Tindakan Observasi Refleksi Prosedur Tindakan Siklus II Revisi Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi Subjek Penelitian Variabel Penelitian Variabel Keterampilan Menulis Huruf Jawa Siswa Kelas IV Variabel Media Flanacaraka Indikator Kerja Indikator Kuantitatif Indikator Kualitatif Instrumen Penelitian Instrumen Tes Instrumen Nontes Pedoman Observasi Pedoman Jurnal Pedoman Wawancara Dokumentasi Foto Uji Instrumen xiv

15 3.7 Teknik Pengumpulan Data Teknik Tes Teknik Nontes Observasi Jurnal Wawancara Dokumentasi Teknik Analisis Data Teknik Analisis Data Kuantitatif Teknik Analisis Data Kualititatif BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Prasiklus Hasil Penelitian Siklus I Hasil Tes Siklus I Hasil Tes Menulis Huruf Jawa Aspek Ketepatan Huruf Hasil Tes Menulis Huruf Jawa Aspek Sandhangan Hasil Tes Menulis Huruf Jawa Aspek Kerapian Hasil Nontes Siklus I Hasil Observasi Siklus I Hasil Jurnal Siklus I Hasil Jurnal Siswa Siklus I Hasil Jurnal Guru Siklus I xv

16 Hasil Wawancara Siklus I Hasil Dokumentasi Siklus I Hasil Refleksi Siklus I Hasil Penelitian Siklus II Hasil Tes Siklus II Hasil Tes Menulis Huruf Jawa Aspek Ketepatan Huruf Hasil Tes Menulis Huruf Jawa Aspek Sandhangan Hasil Tes Menulis Huruf Jawa Aspek Kerapian Hasil Nontes Siklus II Hasil Observasi Siklus II Hasil Jurnal Siklus II Hasil Jurnal Siswa Siklus II Hasil Jurnal Guru Siklus II Hasil Wawancara Siklus II Hasil Dokumentasi Siklus II Hasil Refleksi Siklus II Pembahasan Peningkatan Keterampilan Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka Perubahan Perilaku Siswa dalam Pembelajaran Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka Perbandingan Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II Perbandingan Hasil Jurnal Siklus I dan Siklus II xvi

17 Perbandingan Hasil Jurnal Siswa Siklus I dan Siklus II Perbandingan Hasil Jurnal Guru Siklus I dan Siklus II Perbandingan Hasil Wawancara Siklus I dan Siklus II Perbandingan Hasil Dokumentasi Siklus I dan Siklus II BAB 5 PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xvii

18 DAFTAR TABEL Tabel 1. Rubrik Penilaian Tes Menulis Huruf Jawa Tabel 2. Panduan Penilaian Menulis Huruf Jawa Tabel 3. Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Huruf Jawa Tabel 4. Hasil Tes Menulis Huruf Jawa pada Prasiklus Tabel 5. Hasil Tes Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka Siklus I Tabel 6. Hasil Tes Menulis Huruf Jawa Aspek Ketepatan Huruf (Aksara Legena) siklus I Tabel 7. Hasil Tes Menulis Huruf Jawa Aspek Sandhangan Siklus I Tabel 8. Hasil Tes Menulis Huruf Jawa Aspek Kerapian Siklus I Tabel 9. Hasil Observasi Perilaku Siswa Siklus I Tabel 10. Hasil Tes Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka pada Siklus II Tabel 11. Hasil Tes Menulis Huruf Jawa Aspek Ketepatan Huruf (Aksara Legena) pada siklus II Tabel 12. Hasil Tes Menulis Huruf Jawa Aspek Sandhangan pada Siklus II Tabel 13. Hasil Tes Menulis Huruf Jawa Aspek Kerapian Siklus II Tabel 14. Hasil Observasi Perilaku Siswa Siklus II Tabel 15. Peningkatan Nilai Rata-rata Menulis Huruf Jawa dari Prasiklus, Siklus I dan Siklus II xviii

19 Tabel 16. Hasil Rata-rata Setiap Aspek Penilaian Menulis Huruf Jawa dengan menggunakan Media Flanacaraka pada Siklus I dan Siklus II Tabel 17. Perbandingan Hasil Observasi pada Siklus I dan Siklus II xix

20 DAFTAR DIAGRAM Diagram 1. Hasil Menulis Huruf Jawa Prasiklus Diagram 2. Hasil Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka pada Siklus I Diagram 3. Hasil Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka pada Siklus II Diagram 4. Perbandingan Nilai Rata-rata Klasikal Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Diagram 5. Hasil Rata-rata Setiap Aspek Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka pada Siklus I, Siklus II xx

21 DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Pancaran Nilai Menulis Huruf Jawa Prasiklus Grafik 2. Pancaran Nilai Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka pada Siklus I Grafik 3. Pancaran Nilai Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka pada Siklus II Grafik 4. Peningkatan Nilai Rata-rata Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka xxi

22 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Huruf Aksara Jawa Gambar 2. Situasi Kelas pada Kegiatan Awal Pembelajaran Gambar 3. Aktivitas Siswa Ketika Memperhatikan Penjelasan Guru Gambar 4. Aktivitas Siswa ketika Bertanya Jawab dengan Guru Gambar 5. Aktivitas Siswa ketika Berlatih Menulis Kalimat Berhuruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka Gambar 6. Aktivitas Siswa ketika Mengerjakan Tugas dari Guru Gambar 7. Suasana Kelas Awal Pembelajaran Berkelompok dengan Menggunakan Media Flanacaraka Gambar 8. Aktivitas Guru Memberikan Penjelasan kepada Siswa Gambar 9. Aktivitas Masing-masing Kelompok ketika Berdiskusi dengan Menggunakan Media Flanacaraka Gambar 10. Aktivitas Siswa Bertanya kepada Guru ketika Mengalami Kesulitan Gambar 11. Aktivitas Perwakilan Kelompok Memperlihatkan Hasil Pekerjaannya Gambar 12. Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Siklus I Gambar 13. Aktivitas Siswa dalam Mengerjakan Jurnal Siswa Gambar 14. Suasana Kelas pada Awal Pembelajaran Gambar 15. Aktivitas Guru Menjelaskan Materi dengan Menggunakan Media Flanacaraka Gambar 16. Aktivitas Siswa Ketika Mendapatkan Media Flanacaraka xxii

23 Gambar 17. Aktivitas Siswa Menulis Kalimat Sederhana Berhuruf Jawa dengan Media Flanacaraka Gambar 18. Aktivitas Siswa dalam Menampilkan Hasil Pekerjaannya Gambar 19. Aktivitas Siswa dalam Mengerjakan Tes Siklus II Gambar 20. Aktivitas Siswa dalam Mengerjakan Jurnal pada Siklus II Gambar 21. Perbandingan Situasi Kelas pada Proses Awal Pembelajaran 143 Gambar 22. Perbandingan Aktivitas Guru dalam Menyampaikan Pembelajaran Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka Gambar 23. Perbandingan Aktivitas Siswa dalam Menunjukkan Hasil Pekerjaan Siswa dengan Menggunakan Media Flanacaraka 145 Gambar 24. Perbandingan Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Siklus Gambar 25. Perbandingan Aktivitas Siswa dalam Mengerjakan Jurnal xxiii

24 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Lampiran 3. Materi Menulis Huruf Jawa Lampiran 4. Media Flanacaraka Lampiran 5. Pedoman Observasi Siklus I dan Siklus II Lampiran 6. Pedoman Wawancara Siklus I dan Siklus II Lampiran 7. Lembar Jurnal Siswa Siklus I dan Siklus II Lampiran 8. Lembar Jurnal Guru Siklus I dan Siklus II Lampiran 9. Instrumen Tes Siklus I Lampiran 10. Instrumen Tes Siklus II Lampiran 11. Hasil Observasi Siklus I Lampiran 12. Hasil Observasi Siklus II Lampiran 13. Hasil Wawancara Siklus I Lampiran 14. Hasil Wawancara Siklus II Lampiran 15. Hasil Jurnal Siswa Siklus I Lampiran 16. Hasil Jurnal Siswa Siklus II Lampiran 17. Hasil Jurnal Guru Siklus I Lampiran 18. Hasil Jurnal Guru Siklus II Lampiran 19. Hasil Tes Prasiklus Lampiran 20. Hasil Tes Siklus I Lampiran 21. Hasil Tes Siklus II Lampiran 22. Rekap Hasil Tes Prasiklus, Siklus I, Siklus II xxiv

25 Lampiran 23. Contoh Hasil Jawaban Siswa Siklus I Lampiran 24. Contoh Hasil Jawaban Siswa Siklus II Lampiran 25. Surat Pengangkatan Dosen Pembimbing Lampiran 26. Surat Izin Penelitian Lampiran 27. Surat Keterangan Selesai Penelitian xxv

26 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 423.5/5/2010 tanggal 27 Januari 2010 menetapkan adanya Kurikulum Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa untuk Jenjang Pendidikan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs Negeri dan Swasta Provinsi Jawa Tengah. Kurikulum Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa ini sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan bahasa Jawa yang mencakup lingkup materi dan kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal. Standar Isi (SI) dalam kurikulum mencakup adanya komponen Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Berdasarkan kurikulum tersebut, pembelajaran bahasa Jawa untuk jenjang pendidikan SD/SDLB/MI terbagi dalam empat Standar Kompetensi (SK) yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Masing-masing Standar Kompetensi (SK) tersebut akan dijabarkan lebih rinci dalam Kompetensi Dasar (KD). Standar Kompetensi (SK) menulis dalam pembelajaran bahasa Jawa kelas IV Sekolah Dasar semester dua difokuskan untuk mengetahui kemampuan siswa menulis karangan dalam berbagai ragam bahasa Jawa sesuai unggah-unnguh dan menulis huruf Jawa. Kompetensi menulis huruf Jawa dalam SK tersebut dijabarkan lebih rinci dalam KD menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana. Kompetensi menulis huruf Jawa tersebut diharapkan mampu memberikan manfaat yang maksimal bagi siswa yaitu menambah pengetahuan dan keterampilan siswa dalam menulis aksara

27 2 Jawa berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku. Namun, kenyataan yang terjadi di sekolah, pelaksanaan kompetensi menulis huruf Jawa masih kurang maksimal. SDN Babakan 01 merupakan salah satu sekolah dasar yang terdapat di Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Pembelajaran menulis huruf Jawa di sekolah dasar tersebut masih kurang maksimal. Ada beberapa faktor yang menyebabkan pembelajaran menulis huruf Jawa di sekolah tersebut kurang maksimal. Pertama adalah faktor guru. Mayoritas pendidik masih menggunakan metode konvensional atau ceramah dalam pengajarannya. Selama ini, guru hanya mengacu pada buku teks saja tanpa menggunakan media pembelajaran, baik berupa media audio, visual, maupun audio visual. Guru belum menemukan media yang inovatif dalam membelajarkan menulis huruf Jawa yang dapat membangkitkan semangat siswa dalam belajar. Kemampuan guru dalam mengajarkan materi menulis huruf Jawa juga masih kurang maksimal. Guru belum memahami sepenuhnya mengenai aksara Jawa beserta perangkatnya. Hal ini disebabkan karena guru yang mengajarkan pelajaran bahasa Jawa bukan berasal dari lulusan program studi pendidikan bahasa Jawa maupun pendidikan guru sekolah dasar sehingga belum menguasai keterampilan menulis huruf Jawa dengan baik. Faktor kedua adalah siswa. Guru sering dihadapkan pada siswa yang mengalami kesulitan atau mempunyai kemampuan rendah dalam menulis huruf Jawa. Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran menulis huruf Jawa yaitu kurangnya memahami aksara Jawa serta kaidah penulisan aksara Jawa. Sebagian besar siswa kesulitan dalam menghafal bentuk-bentuk aksara Jawa yang mempunyai bentuk yang rumit atau hampir sama. Selain itu, ketika pembelajaran

28 3 menulis huruf Jawa berlangsung, siswa merasa jenuh dan tidak tertarik terhadap pembelajaran tersebut. Sebagian siswa lebih asyik bermain atau bercanda dengan temannya sendiri daripada mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru. Guru harus dapat menciptakan suasana yang kondusif dalam pembelajaran sehingga dapat menarik perhatian siswa untuk mengikuti kegiatan menulis huruf Jawa. Salah satu upaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan semangat siswa dalam pembelajaran menulis huruf Jawa dapat ditempuh dengan penggunaan media pembelajaran yang mudah, menarik, dan menyenangkan. Pengajaran yang menggunakan banyak verbalisme tentu akan segera membosankan, sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa senang belajar karena mereka merasa tertarik dan mengerti pelajaran yang diterimanya. Penggunaan media pembelajaran yang inovatif dan kreatif, diharapkan mampu membuat siswa lebih fokus memperhatikan penjelasan guru ketika pembelajaran berlangsung. Media pembelajaran menulis huruf Jawa banyak dikembangkan oleh pemerhati dunia pendidikan. Pengembangan media menulis huruf Jawa tersebut berupa media kartu, macromedia flash, game, dll. Peneliti sendiri juga mengembangkan sebuah media menulis huruf Jawa yaitu media flanacaraka. Media tersebut berbentuk media kartu aksara Jawa legena yang dibuat per huruf dengan menggunakan kain flanel beserta sandhangannya. Penggunaan kain flanel dalam media flanacaraka ini mempunyai peranan yang sangat penting yaitu tekstur kain flanel lembut dan penuh warna. Warna kain flanel sangatlah beragam dan menarik. Keberagaman warna dalam media flanacaraka ini diharapkan dapat menarik minat siswa dalam belajar menulis huruf Jawa terutama untuk siswa sekolah dasar.

29 4 Penerapan media flanacaraka dalam pembelajaran menulis huruf Jawa dapat dilakukan dengan cara bermain. Pembelajaran yang melibatkan kecenderungan peserta didik untuk bermain jauh lebih efektif karena siswa merasa lebih santai. Pembelajaran ini akan membangkitkan minat siswa, meningkatkan semangat untuk terlibat penuh selama proses belajar mengajar berlangsung. Jika siswa sudah termotivasi dan merasa senang dengan media flanacaraka ini, maka diharapkan pembelajaran menulis huruf Jawa dapat terlaksana dengan maksimal. Berdasarkan pemaparan tersebut, penelitian mengenai peningkatan keterampilan menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal menarik untuk diteliti. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil keterampilan menulis huruf Jawa dan perubahan perilaku siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. 1.2 Identifikasi Masalah Pelaksanaan pembelajaran menulis huruf Jawa di SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal masih kurang maksimal. Hal ini disebabkan karena pembelajaran menulis huruf Jawa kurang mendapatkan respon positif dan kurang diminati oleh siswa. Permasalahan tersebut harus segera diatasi agar perilaku negatif siswa berkurang dan hasil belajar mereka pun meningkat. Berdasarkan hasil survei, peneliti mendapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, yaitu (1) tidak ada kreativitas guru dalam mengajar, (2) kurangnya penguasaan materi oleh guru, (3) tidak ada motivasi tinggi yang dimiliki oleh

30 5 siswa, dan (4) belum ada media pembelajaran yang digunakan guru untuk menarik perhatian siswa. Tidak adanya kreativitas guru dalam mengajar dikarenakan guru cenderung menggunakan metode konvensional atau ceramah dengan berpedoman pada buku teks yang digunakan. Guru hanya menjelaskan aksara Jawa di papan tulis sesuai dengan penjelasan yang ada di buku teks, kemudian siswa diminta untuk menuliskan kata atau kalimat sederhana berhuruf Jawa di buku tulis masing-masing. Tidak adanya variasi dalam pembelajaran menyebabkan siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa. Kurangnya penguasaan materi oleh guru disebabkan karena guru yang mengajar pelajaran bahasa Jawa bukan berasal dari program studi yang sesuai yaitu program studi pendidikan bahasa Jawa maupun pendidikan guru sekolah dasar, melainkan berasal dari program studi lain. Hal ini yang menyebabkan guru tidak menguasai materi menulis huruf Jawa dengan baik. Tidak adanya motivasi yang tinggi dari siswa dikarenakan siswa mengalami kejenuhan dan kesulitan dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Selama ini pembelajaran dilaksanakan dengan metode ceramah. Pengenalan aksara Jawa hanya dijelaskan secara singkat oleh guru. Akibatnya, dalam pembelajaran menulis huruf Jawa siswa menjadi acuh tak acuh karena merasa kesulitan dalam menulis kata berhuruf Jawa. Selain itu, sebagian siswa lebih senang bermain dan bercanda dengan temannya daripada mendengarkan penjelasan dari guru. Tidak adanya media pembelajaran dari guru menjadi salah satu faktor yang menjadikan siswa kurang tertarik belajar. Media merupakan suatu sarana

31 6 pembelajaran yang dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru. Penggunaan media menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, media menjadi salah satu sarana pembelajaran yang penting untuk digunakan dalam pembelajaran. Namun, pada kenyataannya guru hanya berpedoman pada buku teks ketika membelajarkan keterampilan menulis huruf Jawa. Hal ini disebabkan karena media pembelajaran menulis huruf Jawa masih jarang ditemukan. 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, masalah yang muncul sangat kompleks sehingga perlu adanya batasan agar pembahasan permasalahan tidak meluas. Permasalahan yang dijadikan bahan skripsi ini adalah keterampilan menulis huruf Jawa yang masih kurang maksimal. Hal ini dikarenakan belum ditemukan adanya media yang inovatif yang dapat meningkatkan semangat belajar siswa dalam menulis huruf Jawa. Masalah tersebut diharapkan dapat diatasi dengan adanya media flanacaraka. Melalui media ini, diharapkan adanya semangat, minat dan antusiasme yang tinggi muncul dari siswa, karena siswa akan merasakan suasana yang baru dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Dengan demikian, penelitian ini difokuskan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kec. Kramat Kab.Tegal dalam pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Penggunaan media tersebut diharapkan dapat merubah perilaku negatif siswa yang tidak baik ketika pembelajaran menulis huruf Jawa berlangsung.

32 7 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. 1) Bagaimana peningkatan keterampilan menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal? 2) Bagaimana perubahan perilaku siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. 2) Mendeskripsikan perubahan perilaku siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. 1.6 Manfaat Penelitian maupun praktis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis

33 8 Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan pada pembelajaran menulis huruf Jawa. Selain itu, diharapkan dapat memberikan masukan yang positif tentang media pembelajaran menulis huruf Jawa. Secara praktis, penelitian ini bermanfaat bagi guru, siswa dan peneliti lainnya. Bagi guru di antaranya: (1) memberikan sumbangan ilmu dalam upaya peningkatan pembelajaran menulis huruf Jawa (2) menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan. Bagi siswa, di antaranya: (1) memperjelas siswa dalam memahami hurufhuruf Jawa, (2) membantu siswa dalam menulis kata berhuruf Jawa, (4) meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis huruf Jawa Bagi peneliti lainnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai kajian pustaka untuk melakukan penelitian sejenis yang lebih mendalam.

34 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS 2.1 Kajian Pustaka Penelitian tindakan kelas tentang huruf Jawa telah dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2007), Sari (2009), Suharyanto (2009), Irkham (2010) dan Ikhwanti (2012). Lestari (2007) dalam penelitian yang berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Bacaan Berhuruf Jawa dengan Media Kartu pada Kelas VIII-F SMP Negeri I Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2006/2007. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca pemahaman bacaan berhuruf Jawa dan perubahan perilaku siswa kelas VIII-F SMP Negeri 1 Pulokulon Kabupaten Grobogan terhadap media kartu. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa proses pembelajaran membaca pemahaman bacaan berhuruf Jawa dengan media kartu mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut meliputi beberapa aspek membaca pemahaman bacaan berhuruf Jawa yaitu aspek memahami isi bacaan dan aspek menceritakan kembali isi bacaan. Aspek memahami isi bacaan pada prasiklus skor rata-rata 65,71 sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 88,26 dan pada siklus II meningkat menjadi 90,82. Aspek menceritakan kembali isi bacaan pada prasiklus skor ratarata kelas 26,12, sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 61,94, dan pada siklus II meningkat menjadi 82,56. Berdasarkan peningkatan skor dari tiap aspek membaca pemahaman bacaan berhuruf Jawa dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami peningkatan

35 10 kemampuan membaca pemahaman bacaan berhuruf Jawa dari prasiklus ke siklus I sebesar 63,55%, siklus I ke siklus II sebesar 15,30%, dan dari prasiklus ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 88,57%. Peningkatan skor kemampuan membaca pemahaman bacaan berhuruf Jawa siswa kelas VIII F SMP N I Pulokulon juga diikuti dengan perubahan perilaku siswa. Setelah dilaksanakan pembelajaran membaca pemahaman bacaan berhuruf Jawa dengan media kartu terlihat adanya perubahan perilaku siswa ke arah positif. Persamaan penelitian Lestari dengan penelitian ini terletak pada desain penelitian yaitu penelitian tindakan kelas. Sedangkan perbedaannya terletak pada subjek penelitian dan media yang digunakan. Subjek penelitian Lestari adalah siswa kelas VII SMP Negeri I Pulokulon Kabupaten Grobogan sedangkan subjek penelitian peneliti adalah siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Media yang digunakan oleh Lestari adalah media kartu bacaan berhuruf Jawa, sedangkan peneliti menggunakan media flanacaraka yaitu media kartu aksara legena. Kelebihan penelitian Lestari, terdapat pada penggunaan media kartu dalam pembelajaran membaca pemahaman bacaan berhuruf Jawa karena sederhana, praktis dan mudah dibuat. Kekurangannya terdapat pada tampilan media. Seharusnya media kartu tersebut tidak hanya berisi bacaan berhuruf Jawa saja melainkan dapat disertai dengan gambar yang berhubungan dengan bacaan berhuruf Jawa tersebut. Sari (2009) melakukan penelitian yang berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Bacaan Berhuruf Jawa dengan Media Puzzel pada Siswa Kelas VII G SMP Negeri 1 Bumiayu Kabupaten Brebes Tahun

36 11 Ajaran 2008/2009. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca pemahaman bacaan berhuruf Jawa dan perubahan perilaku siswa kelas VII G SMP Negeri 1 Bumiayu terhadap media puzzel. Hasil penelitian tersebut menunjukkan peningkatan dari prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan data tes diketahui terjadi peningkatan yaitu rata-rata 54,86 pada prasiklus menjadi 63,52 pada siklus I atau mengalami peningkatan sebesar 36,86%. Sementara itu pada siklus II nilai rata-rata kelas menjadi 80,62 atau mengalami peningkatan sebesar 50,7% dari siklus I ke siklus II. Jadi peningkatan prasiklus ke siklus II sebesar 93,25%. Hasil analisis data nontes juga menunjukkan peningkatan yaitu adanya perubahan minat baca siswa yang semakin meningkat dan perubahan tingkah laku siswa yang menjadi positif. Persamaan penelitian Sari dengan penelitian ini terletak pada desain penelitian yaitu penelitian tindakan kelas. Sedangkan perbedaannya terletak pada subjek penelitian, dan media yang digunakan. Subjek penelitian Sari adalah siswa kelas VII G SMP Negeri 1 Bumiayu Kabupaten Brebes sedangkan subjek penelitian peneliti adalah siswa kelas IV SD Negeri Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Media yang digunakan oleh Sari adalah media puzzle sedangkan peneliti menggunakan media flanacaraka yaitu media kartu aksara legena. Kelebihan penelitian Sari terdapat pada penggunaan media puzzel dalam pembelajaran membaca pemahaman bacaan berhuruf Jawa yaitu praktis dan menarik. Kekurangannya pada tampilan media yaitu kurang berwarna dan variasi. Suharyanto (2009) melakukan penelitian yang berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Teknik Huruf Jawa Menggunakan Media Ular Tangga

37 12 pada Siswa Kelas V SD Negeri Gowak Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca teknik huruf Jawa dengan menggunakan media ular tangga dan perubahan perilaku siswa kelas V SD Negeri Gowak Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang terhadap media tersebut. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas V SD Negeri Gowak Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang mengalami peningkatan pada siklus I dan siklus II setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan media ular tangga. Peningkatan tersebut dapat diketahui dari hasil presentase peningkatan skor rata-rata tes pada prasiklus ke siklus I sebesar 17,04% dari siklus I ke siklus II sebesar 10,8% dan dari prasiklus ke siklus II sebesar 29,68%. Peningkatan keterampilan membaca pemahaman juga terlihat pada perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih baik. Hal ini ditunjukkan dengan semakin sedikitnya siswa yang memiliki tingkah laku yang kurang baik dan semakin banyak siswa terlihat lebih serius dalam kegiatan pembelajaran membaca huruf Jawa. Persamaan penelitian ini adalah desain penelitian tindakan kelas. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Suharyanto dengan penelitian ini adalah subjek penelitian dan media yang digunakan. Subjek penelitian Suharyanto adalah siswa kelas V SD Negeri Gowak Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang sedangkan subjek penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Media yang digunakan oleh Suharyanto dalam penelitiannya adalah media ular tangga sedangkan media yang digunakan oleh peneliti adalah media flanacaraka. Kelebihan penelitian

38 13 Suharyanto terdapat pada penggunaan media ular tangga dalam pembelajaran membaca teknik huruf Jawa yaitu praktis dan menarik, karena tampilan media penuh warna dan bergambar. Kekurangannya, dibutuhkan waktu lama dalam membuat media ular tangga tersebut. Irkham (2010) melakukan penelitian yang berjudul Penggunaan Media Kartu Huruf dalam Pembelajaran Aksara Jawa sebagai Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas II SDN Torongrejo 02 Kota Batu. Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan media kartu huruf. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa penggunaan media kartu huruf dalam pembelajaran aksara Jawa kelas II di SDN Torongrejo 02 berjalan dengan baik. Penelitian tersebut bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Aspek yang diukur dalam motivasi tersebut adalah tanggapan, perhatian dan perasaan siswa ketika pembelajaran berlangsung. Hasil penggunaan media kartu huruf ini adalah tingkat motivasi siswa untuk mempelajari aksara Jawa meningkat dan pada akhirnya nilai ulangan hariannya tentang aksara Jawa dapat melebihi standar yang ditetapkan dalam KKM yaitu 6,50. Rata-rata nilai harian siswa kelas II SDN Torongrejo 02 Kota Batu tentang materi aksara Jawa adalah 8,50. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Irkham dengan penelitian ini adalah desain penelitian dan instrumen yang digunakan. Desain penelitian Irkham adalah menggunakan desain penelitian tindakan kelas begitu juga dengan penelitian ini. Instrument yang digunakan sama-sama menggunakan instrument tes dan nontes. Instument yeng berupa tes diperoleh dari hasil tes siswa sedangkan instrument yang berupa nontes siswa diperoleh dari deskriptif kualitatif.

39 14 Perbedaannya, penelitian yang dilakukan Irkham lebih menitikberatkan pada penggunaan media kartu huruf sebagai media alternatif pembelajaran huruf Jawa sedangkan peneliti menggunakan media flanacaraka. Kelebihan penelitian Irkham terdapat pada penggunaan media kartu huruf dalam pembelajaran aksara Jawa yaitu sederhana, mudah dan praktis. Kekurangannya terdapat pada tampilan media tersebut. Seharusnya media kartu huruf dapat dipenuhi dengan warna yang menarik. Ikhwanti (2012) melakukan penelitian yang berjudul Flanacaraka: Modifikasi Kain Flanel menjadi Media Menulis Huruf Jawa bagi Siswa Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan (Research and Development) yang bertujuan menghasilkan produk tertentu yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Penelitian ini menghasilkan sebuah produk yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran menulis huruf Jawa pada siswa SD. Media tersebut berupa media kartu huruf aksara Jawa legena beserta sandhangannya yang terbuat dari kain flanel. Persamaan penelitian pengembangan ini adalah penggunaan media yang digunakan yaitu media flanacaraka. Perbedaannya terdapat pada desain penelitian, dan subjek penelitian. Desain penelitian peneliti adalah desain penelitian tindakan kelas, dan subjek penelitian peneliti adalah fokus pada siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Kelebihan penelitian pengembangan ini terdapat pada produk yang dihasilkan yaitu praktis, penuh warna dan mudah dibawa. Sedangkan kekurangannya terdapat pada proses pembuatan membutuhkan waktu yang cukup lama.

40 15 Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian research and development (R&D) yang dilakukan oleh peneliti. Kebaruan yang dilakukan dalam penelitian ini terletak pada desain penelitian yaitu penelitian tindakan kelas dengan menerapkan media flanacaraka dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil keterampilan menulis huruf Jawa dan perubahan perilaku siswa. 2.2 Landasan Teoretis Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini meliputi hakikat menulis, pengertian kalimat, kalimat sederhana, menulis huruf Jawa, aksara Jawa legena, sandhangan, media pembelajaran dan media flanacaraka Hakikat Menulis Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan berbahasa yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan menulis dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuannya. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis tersebut tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur (Tarigan 1986:4). Begitu juga dengan menulis aksara Jawa, harus dilakukan praktek dan latihan secara berulang-ulang supaya dapat menulis aksara Jawa dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah penulisan.

41 16 Tarigan (1986:21) berpendapat bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut. Keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang grafis yang dimengerti oleh penulis bahasa itu sendiri maupun orang lain yang mempunyai kesamaan pengertian terhadap simbol-simbol bahasa tersebut. Jadi menulis mempunyai tujuan agar tulisan yang dibuat dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain yang memiliki kesamaan pengertian terhadap bahasa tulisan yang digunakan (Suriamiharja, dkk 1997:2). Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berkomunikasi secara tertulis yang diwujudkan dalam bentuk rangkaian lambang-lambang grafis yang dimengerti oleh penulis dan dipahami oleh orang lain yang memahami lambang-lambang grafis tersebut Kalimat Kalimat adalah suatu bentuk linguistis, yang tidak termasuk ke dalam suatu bentuk yang lebih besar karena merupakan suatu konstruksi gramatikal (Bloomfield dalam Ba dulu 2005:48). Sedangkan menurut Suriamiharja (1997:37) kalimat ialah satuan bahasa secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh (Widyaningsih 2012:1). Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan

42 17 diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Begitu juga dengan penulisan kalimat berhuruf Jawa dimulai dengan adeg-adeg ( ) dan diakhiri dengan pada lungsi ( ) Kalimat Sederhana Kalimat sederhana dibentuk dari sebuah klausa yang unsur-unsurnya berupa kata atau frasa sederhana (Chaer 2006:330). Menurut Cook (dalam Ba dulu 2005:50) kalimat sederhana atau inti mempunyai lima ciri distingtif, yaitu (1) sederhana, (2) sempurna, (3) pernyataan, (4) aktif, (5) afirmatif. Suatu kalimat yang secara simultan memiliki kelima ciri distingtif ini adalah kalimat inti, sedangkan suatu kalimat yang tidak memiliki salah satu dari kelima ciri distingtif ini adalah kalimat turunan. Kalimat sederhana adalah kalimat yang dibentuk oleh fungsi-fungsi pokok, yakni terdiri atas subjek, predikat dan objek/pelengkap. Penulisan kalimat sederhana berhuruf Jawa juga mempunyai struktur pola yang terdiri atas subjek, predikat, dan objek/pelengkap. Hal ini dikarenakan menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa pada hakikatnya sama dengan pengalih-hurufan dari abjad latin ke aksara Jawa Menulis Huruf Jawa Aksara Jawa merupakan abjad Jawa yang terdiri atas dua puluh aksara pokok yang bersifat silabik (Darusuprapta 2002:5). Aksara Jawa berbeda dengan abjad latin yang sering digunakan dalam berkomunikasi secara lisan maupun tertulis. Abjad latin bersifat alpabetic, yaitu memerlukan vokal sebagai pembantu

43 18 bunyi. Sedangkan aksara Jawa syllabaric (kesukukataan) yang mampu berbunyi walaupun berdiri sendiri. Menulis aksara Jawa pada hakikatnya sama dengan pengalih-hurufan dari abjad latin ke aksara Jawa. Menulis huruf Jawa menuntut adanya pemahaman, ketelitian, dan latihan yang teratur. Hal ini bertujuan supaya dapat menghasilkan tulisan berhuruf Jawa dengan baik dan benar. Tulisan yang baik dalam menulis aksara Jawa dapat dilihat pada ketepatan penulisan aksara Jawa beserta perangkatnya sesuai dengan kaidah penulisan yang berlaku Aksara Jawa Bagian ini membahas mengenai perangkat aksara Jawa yang meliputi: aksara legena, sandhangan swara, panyigeg wanda, dan wyanjana Aksara Legena Aksara Jawa merupakan salah satu peninggalan budaya yang tak ternilai harganya. Bentuk aksara dan seni pembuatannya pun menjadi suatu peninggalan yang patut untuk dilestarikan. Adapun perangkat huruf Jawa yaitu dentawyanjana, pasangan, sandhangan, pada angka, huruf murda, huruf rekaan dan huruf suara. Darusuprapta (2002:5) carakan atau abjad Jawa yang digunakan dalam ejaan bahasa Jawa pada dasarnya terdiri atas dua puluh aksara pokok yang bersifat silabik (bersifat kesukukataan). Lestari (2009:152) mengemukakan secara garis besar, aksara Jawa legena adalah sebagai berikut. Aksara legena tegese aksara kang isih mudha utawa durung nganggo sandhangan. Aksara legena cacahe ana rong puluh. Aksara legena uga diarani Dentawyanjana. Tembung denta tegese untu lan wyanjana tegese aksara. Dadi teges salugune tembung Dentawyanjana yaiku aksara untu.

44 19 Ananging aksara Dentawyanjana lumrahe ditegesi carakan yaitu uruturutane aksara Jawa wiwit saka (ha) tekan (nga). Berdasarkan pendapat tersebut dapat diartikan sebagai berikut Aksara legena merupakan aksara yang masih murni atau belum menggunakan sandhangan. Aksara legena berjumlah dua puluh. Aksara legena juga dinamakan dentawyanjana. Kata denta artinya gigi dan wyanjana artinya aksara. Jadi, arti sebenarnya kata dentawyanjana yaitu aksara suara gigi. Namun, pada umumnya dentawyanjana diartikan sebagai urutan aksara Jawa yang dimulai dari aksara legena (ha) hingga (nga). Adapun bentuk aksara Jawa sebagai berikut. Gambar 1. Huruf Aksara Jawa Sandhangan Darusuprapta (2002:18) memaparkan bahwa sandhangan ialah tanda diakritik yang dipakai sebagai pengubah bunyi di dalam tulisan Jawa. Di dalam tulisan Jawa, aksara yang tidak mendapat sandhangan diucapkan sebagai gabungan antara konsonan dan vokal a. Lestari (2009:153) mengemukakan bahwa secara garis besar sandhangan aksara Jawa adalah sebagai berikut.

45 20 Aksara legena ing pangetrapane diwuwuhi sandhangan. Sandhangan aksara yaitu tetenger kang dienggo ngowahi utawa muwuhi unineng aksara utawa pasangan. Sandhangan ana telung warna, yaiku sandhangan swara, sandhangan panyigeg wanda, lan sandhangan wyanjana utawa pambukaning wanda. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diartikan sebagai berikut Aksara legena pada penerapannya diberi dengan sandhangan. Sandhangan merupakan tanda yang digunakan untuk mengubah atau memberi suara pada aksara atau pasangan. Sandhangan terdiri dari tiga jenis yaitu sandhangan swara, sandhangan panyigeg wanda dan sandhangan wyanjana atau pembuka suku kata. Adapun keempat jenis sandhangan tersebut adalah sebagai berikut. 1) Sandhangan swara berfungsi mengubah lafal vokal. Adapun macam dari sandhangan swara ini adalah: a) wulu dipakai untuk melambangkan vokal i didalam suatu suku kata, b)..... suku dipakai untuk melambangkan bunyi vokal u didalam suatu suku kata, c).... pepet dipakai untuk melambangkan vokal e / ə / didalam suatu suku kata, d)... taling dipakai untuk melambangkan bunyi vokal é atau è didalam suatu suku kata, e)... taling tarung dipakai untuk melambangkan bunyi vokal o didalam suatu suku kata.

46 21 2) Sandhangan wyanjana berfungsi membentuk gugus konsonan dengan mengkonsonankan huruf atau pasangan yang diberi sandhangan ini. Adapun sandhangann wyanjana adalah sebagai berikut: a)... disebut cakra sebagai penanda gugus konsonan yang unsur terakhirnya berwujud konsonan r, b)... disebut keret dipakai untuk melambangkan gugus konsonan yang berunsur akhir konsonan r yang diikuti vokal e / ə /, atau sebagai pengganti tanda cakra (...) yang mendapatkan penambahan sandhangan pepet (...), c)... disebut pengkal dipakai untuk melambangkan konsonan y yang bergabung dengan konsonan lain didalam suatu suku kata. 3) Sandhangan panyigeging wanda berfungsi sebagai konsonan penutup kata. Adapun sandhangan tersebut adalah sebagai berikut: a)... disebut wignyan yang berfungsi untuk melambangkan konsonan h penutup suku kata, b)... disebut layar yang berfungsi untuk melambangkan konsonan r penutup suku kata, c)... disebut cecak yang berfungsi untuk melambangkan konsonan ng penutup suku kata, d)... disebut pangkon yang dipakai sebagai penanda bahwa aksara yang dibubuhi sandhangan pangkon itu merupakan aksara mati, aksara konsonan penutup suku kata, atau aksara panyigeging wanda.

47 Media Bagian ini membahas mengenai hakikat media, manfaat media, dan media flanacaraka. Masing-masing penjelasan tersebut dijabarkan sebagai berikut Hakikat Media Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan ke penerima pesan. Menurut Gagne dan Briggs dalam Arsyad (2009:4) berpendapat bahwa secara implisit media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar berbingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Media pengajaran adalah yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikannya kepada siswa. Pengajaran yang menggunakan banyak verbalisme tentu akan segera membosankan, sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa senang belajar karena mereka merasa tertarik dan mengerti pelajaran yang diterimanya. Sadiman, dkk (2010: 7) berpendapat bahwa media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi.

48 23 Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa media merupakan suatu alat atau wahana yang digunakan oleh para pendidik dalam pembelajaran sebagai perantara untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada peserta didik dengan tujuan dapat meningkatkan motivasi siswa dan membangkitkan semangat siswa dalam belajar sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat Manfaat Media Mulyasa (2009:78) berpendapat bahwa media merupakan salah satu variasi dalam kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan peserta didik. Sudjana dan Rivai (2009:2) juga berpendapat bahwa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Adapun manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu (1) pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; (2) bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran; (3) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak sematamata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran; (4) siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.

49 24 Kustandi, dkk (2011:25-26) manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar, yaitu: 1) media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar serta meningkatkan proses dan hasil belajar, 2) media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya dan kemungkinan siswa untuk belajar sendirisendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya, 3) media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu, 4) media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungannya. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran bermanfaat untuk menumbuhkan semangat dan membangkitkan motivasi siswa untuk belajar serta membantu siswa dalam memahami materi dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat Media Flanacaraka Flanacaraka merupakan sebuah modifikasi kain flanel menjadi media pembelajaran membaca huruf Jawa untuk kalangan siswa sekolah dasar. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu alat peraga atau media yang digunakan oleh guru dan siswa dalam rangka untuk mempermudah atau memperjelas penyampaian materi pembelajaran membaca huruf Jawa.

50 25 Media tersebut berbentuk aksara Jawa legena yang dibuat per huruf dengan menggunakan kain flanel beserta sandhangannya. Penggunaan kain flanel dalam media flanacaraka ini mempunyai peranan yang sangat penting yaitu tekstur kain flanel lembut dan penuh warna. Warna kain flanel sangatlah beragam dan menarik. Keberagaman warna dalam media flanacaraka ini diharapkan dapat menarik minat siswa dalam belajar menulis huruf Jawa. Media flanacaraka ini terbagi menjadi dua bentuk yang berbeda. Untuk guru, media flanacaraka ini berbentuk lebih besar dibandingkan untuk siswa karena digunakan untuk menjelaskan dipapan tulis. Bentuk flanacaraka untuk guru berukuran kira-kira 7x7 cm. Sedangkan untuk siswa ukuran media flanacaraka lebih kecil kira-kira 3x3 cm. Dalam penggunaan media flanacaraka, perlu dibutuhkan suatu papan untuk menempelkannya. Papan yang digunakan terbuat dari kain karton yang dilapisi kain flanel berwarna gelap. Adapun kelebihan media flanacaraka adalah sebagai berikut. a) Penuh warna. Menciptakan motivasi siswa dalam belajar terutama untuk siswa kalangan sekolah dasar karena dengan warna siswa akan lebih tertarik. b) Mudah dibawa. Ukuran yang tidak terlalu besar memudahkan media flanacaraka ini mudah dibawa kemana-mana. c) Mudah digunakan. Penggunaan media flanacaraka ini hanya ditempel atau direkatkan pada papan yang telah disediakan. d) Media dua dimensi (grafis). Flanacaraka termasuk media dua dimensi (benda konkret) yang dapat dipegang oleh siswa, sehingga memudahkan siswa untuk mengenal aksara atau huruf Jawa dengan mudah.

51 26 e) Mudah dibuat. Tidak membutuhkan keahlian khusus dalam proses membuatnya. Adapun kekurangan dalam media flanacaraka adalah sebagai berikut. a) Perekat sering lepas, sehingga perlu menyiapkan lem ketika pembelajaran berlangsung. b) Pembuatannya memerlukan waktu yang cukup lama, terutama jika membutuhkan media flanacaraka dalam jumlah banyak. c) Media flanacaraka belum lengkap, karena hanya aksara legena, sandhangan swara, sandhangan panyigeg wanda, dan sandhangan wyanjana Pembelajaran Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka Pembelajaran menulis huruf Jawa bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa, menambah pengetahuan siswa dan meningkatkan kemampuan dalam menulis kata atau kalimat berhuruf Jawa. Namun pada kenyataannya keterampilan menulis huruf Jawa pada siswa sekolah dasar masih kurang maksimal. Hal ini disebabkan karena siswa merasa kesulitan dalam menghafalkan huruf-huruf Jawa. Metode yang digunakan oleh guru juga masih menggunakan metode konvensional atau ceramah yang membuat siswa bosan dan kurang tertarik untuk belajar menulis huruf Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis huruf Jawa dan perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Penelitian ini menitikberatkan pada penerapan media flanacaraka yang diharapkan dapat mencapai tujuan tersebut. Dengan adanya media pembelajaran

52 27 yang menarik diharapkan keterampilan siswa dalam menulis huruf Jawa dapat meningkat sesuai dengan indikator pembelajaran. Adapun langkah-langkah yang dilakukan guru pada saat pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, meliputi: 1) guru memperkenalkan media flanacaraka kepada siswa, 2) guru menjelaskan kepada siswa mengenai huruf-huruf Jawa beserta sandhangannya dengan menggunakan media flanacaraka, 3) guru memberikan contoh kata berhuruf Jawa sesuai dengan kaidah penulisan dengan menggunakan media flanacaraka, 4) guru menyuruh beberapa siswa untuk menuliskan beberapa kata dengan menggunakan media flanacaraka, 5) guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Masing-masing siswa mendapatkan media flanacaraka yang berupa aksara Jawa legena beserta sandhangannya, 6) guru menyiapkan kertas yang berisi kalimat berbahasa Jawa. Masing-masing kelompok mendapatkan kalimat tersebut, 7) masing-masing kelompok berdiskusi menulis kalimat yang telah didapatkannya tersebut dengan menggunakan media flanacaraka, dan ditempelkan dipapan yang telah disediakan sebelumnya, 8) hasil pekerjaan siswa ditampilkan didepan kelas kemudian guru dan siswa bersama-sama mengoreksi hasil pekerjaan siswa tersebut dan begitu seterusnya, 9) guru melakukan evaluasi. Tes dilakukan secara individu dengan memanggil siswa secara berurutan maju ke depan kelas untuk menuliskan kalimat

53 28 sederhana dengan menggunakan sandhangan panyigeg wanda dan wyajana sedangkan yang lainnya dapat berlatih menulis kalimat berhuruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka dengan kelompoknya masing-masing. 2.3 Kerangka Berpikir Pembelajaran menulis huruf Jawa merupakan salah satu kompetensi dasar yang terintegrasi dalam kurikulum bahasa Jawa. Pelaksanaan pembelajaran menulis huruf Jawa siswa masih kurang maksimal. Ada beberapa faktor yang menyebabkan pembelajaran menulis huruf Jawa di sekolah kurang maksimal diantaranya sikap siswa yang kurang tertarik dan merasa bosan dengan pembelajaran menulis huruf Jawa. Selain itu, faktor guru juga mempengaruhi pembelajaran menulis huruf Jawa yaitu pembelajaran dilakukan dengan metode konvensional atau ceramah. Hal ini disebabkan karena guru belum menemukan media yang dapat menarik siswa semangat belajar menulis huruf Jawa. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan media flanacaraka dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Tujuan pembelajaran dapat tercapai melalui pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan mengena bagi siswa. Penggunaan media flanacaraka merupakan salah satu strategi yang tepat dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Karena dengan media tersebut siswa akan terbantu dalam menulis kata atau kalimat berhuruf Jawa. 2.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis yang digunakan untuk memberikan arah pada penelitian ini adalah adanya peningkatan keterampilan menulis huruf Jawa dan terjadi

54 29 perubahan perilaku yang positif pada siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan media flanacaraka

55 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan lanjutan penelitian research and development (R&D) yang telah dilakukan oleh peneliti. Perbedaannya, penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yaitu dengan menerapkan media flanacaraka dalam pembelajaran. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto,dkk 2006:3). Penelitian tindakan kelas juga dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang sistematis reflektif oleh pelaku tindakan (guru) yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran (Subyantoro, 2009:8). Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan (Aqib, 2006:18). Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memperbaiki masalah-masalah yang sedang dialami oleh siswa di dalam kelas. Selain itu, tujuan penelitian tindakan kelas juga untuk memperbaiki pelaksanaan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa. Peneliti melaksanakan dua siklus dalam penelitian ini yaitu siklus I dan siklus II. Model penelitian tindakan kelas terdiri atas empat tahap pada masingmasing siklus yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan atau observasi dan refleksi (Arikunto, 2010:17). Keempat tahap tersebut memiliki keterkaitan antara

56 31 satu dan lainnya. Masing-masing siklus terdiri dari empat langkah tersebut. Penjabaran keempat tahap tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. 1) Perencanaan (planning) adalah merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis huruf Jawa pada siswa. 2) Tindakan (acting) adalah pelaksanaan atau penerapan perencanaan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya meningkatkan keterampilan menulis huruf Jawa. 3) Pengamatan (observing) adalah pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap siswa selama pembelajaran menulis huruf Jawa berlangsung. 4) Refleksi (reflecting) adalah kegiatan mengkaji kembali atau menganalisis hasil yang telah diperoleh dari pengamatan sebelumnya sehingga dapat dilakukan revisi terhadap pembelajaran selanjutnya. Desain penelitian tersebut dapat digambarkan dalam gambar berikut ini. Prasiklus Siklus I PERENCANAAN Siklus II PERENCANAAN REFLEKSI TINDAKAN REFLEKSI TINDAKAN OBSERVASI OBSERVASI Prasiklus Kegiatan prasiklus ini dilakukan oleh peneliti sebelum melaksanakan siklus I. Peneliti melakukan observasi awal dan wawancara untuk mengetahui kemampuan awal dan perilaku siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, siswa kelas

57 32 IV SDN Babakan 01 masih mengalami kesulitan dalam menulis huruf Jawa. Hal ini dapat diketahui dari daftar nilai yang diperlihatkan oleh guru. Rata-rata nilai keterampilan siswa kelas IV SDN Babakan 01 dalam menulis huruf Jawa masih kurang maksimal. Berdasarkan daftar nilai tersebut, peneliti dapat mengetahui kemampuan masing-masing siswa sebelum dilakukan tindakan. Guru menjelaskan bahwa sebagian besar siswa belum hafal aksara Jawa sehingga mereka merasa kesulitan dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa. Hasil belajar siswa yang belum memuaskan tersebut akan ditindaklanjuti di siklus I Prosedur Tindakan Siklus I Siklus I ini berlangsung selama 4x35 menit atau dua kali pertemuan dengan satu kali tes pada pertemuan kedua. Pertemuan pertama digunakan untuk menyampaikan materi sedangkan pertemuan kedua digunakan untuk mengadakan tes. Hasil siklus I akan digunakan sebagai acuan untuk melakukan tindakan pada siklus II. Tindakan pada siklus I berupa empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Keempat tindakan pada siklus I dapat diuraikan sebagai berikut Perencanaan Tahap perencanaan peneliti melakukan rencana kegiatan untuk mempersiapkan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran keterampilan menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Langkah ini merupakan suatu upaya untuk memperbaiki kelemahan dalam

58 33 pembelajaran menulis huruf Jawa selama ini. Rencana kegiatan yang akan dilakukan peneliti sebagai berikut. 1) Koordinasi dengan guru pengampu bahasa Jawa mengenai waktu pelaksanaan, materi yang akan diajarkan dan siapa yang akan mengajar selama penelitian. 2) Menyusun rencana pembelajaran yang berhubungan dengan menulis huruf Jawa dengan media flanacaraka. 3) Menyiapkan media flanacaraka sebagai media pembelajaran keterampilan menulis huruf Jawa. 4) Menyiapkan instrumen tes berupa soal isian singkat menulis beberapa kalimat berhuruf Jawa. 5) Menyiapkan instrumen nontes berupa pedoman observasi, pedoman jurnal, pedoman wawancara dan dokumentasi Tindakan Tindakan merupakan pelaksanaan terhadap rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan. Tindakan yang dilakukan oleh peneliti dalam pembelajaran keterampilan menulis huruf Jawa pada siklus I adalah sebagai berikut. 1) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. a. Pertemuan pertama Peneliti mengawali dengan memberikan apersepsi pada siswa dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan huruf Jawa. Kemudian guru memotivasi siswa untuk mencapai kompetensi yang akan diajarkan.

59 34 Guru dan siswa selanjutnya melaksanakan kegiatan inti pembelajaran. Tahap eksplorasi pada pembelajaran ini adalah sebagai berikut, (1) guru bertanya kepada siswa mengenai bentuk-bentuk aksara Jawa dan sandhangan swara (wulu, suku, pepet, taling, taling tarung), (2) guru menyuruh salah satu siswa untuk menuliskan kata berhuruf Jawa dengan menggunakan sandhangan swara (wulu, suku, pepet, taling, taling tarung). Tahap elaborasi yang meliputi, (3) guru menampilkan media flanacaraka di papan tulis, (4) guru kembali bertanya jawab dengan siswa mengenai aksara Jawa dan sandhangan swara (wulu, suku, pepet, taling, taling tarung) dengan menggunakan media flanacaraka, (5) guru memberikan materi baru mengenai sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana dengan menggunakan media flanacaraka, (6) siswa bersamasama memahami bentuk dan fungsi sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana, (7) guru memberi contoh kata atau kalimat sederhana yang menggunakan sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana, (8) siswa berlatih menulis kata atau kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana. Tahap konfirmasi yaitu (9) hasil pekerjaan siswa ditampilkan di depan kelas untuk dikoreksi bersama, (10) guru memberikan perbaikan terhadap hasil pekerjaan siswa yang salah. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan akhir atau penutup. Kegiatan penutup dilakukan guru dan siswa untuk menyimpulkan dan merefleksikan kembali pembelajaran yang telah diajarkan. Kemudian siswa menyampaikan kesan selama mengikuti pembelajaran keterampilan menulis

60 35 huruf Jawa. Selanjutnya guru menyuruh siswa membentuk kelompok dan berlatih menulis kata atau kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan sandhangan swara, panyigeg wanda dan wyanjana dirumah masing-masing. b. Pertemuan kedua Peneliti mengawali kegiatan dengan melakukan apersepsi pada siswa dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan kata atau kalimat berhuruf Jawa dengan menggunakan sandhangan swara, panyigeg wanda atau wyanjana. Guru menyuruh siswa agar menyampaikan kesulitan yang dialami saat pembelajaran sebelumnya. Selanjutnya guru memberikan motivasi kepada siswa untuk mencapai kompetensi yang diajarkan. Tahap eksplorasi meliputi (1) guru mengulas kembali materi menulis aksara Jawa dengan sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana, (2) guru menyuruh beberapa siswa untuk menuliskan kata berbahasa Jawa yang menggunakan sandhangan panyigeg wanda dan wynjana dengan menggunakan media flanacaraka. Tahap elaborasi, siswa mencoba berlatih menulis kata atau kalimat berhuruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka yang meliputi, (3) masing-masing siswa bergabung dengan anggota kelompoknya yang sudah dibentuk pada pertemuan sebelumnya, (4) guru membagikan media flanacaraka kepada masing-masing kelompok, (5) masing-masing kelompok mendapatkan tugas untuk mengurutkan keduapuluh aksara Jawa legena, (6) hasil pekerjaan masing-masing kelompok tersebut ditampilkan di depan kelas untuk dikoreksi secara bersama-sama, (7) guru menyuruh masing-masing kelompok untuk mengidentifikasi sandhangan panyigeg

61 36 wanda dan wyanjana, (8) hasil pekerjaan masing-masing kelompok tersebut ditampilkan di depan kelas untuk dikoreksi secara bersama-sama, (9) masing-masing kelompok mengambil kartu kata yang berisi kata berbahasa Jawa yang menggunakan sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana, (10) masing-masing kelompok berdiskusi menuliskan kata tersebut dengan menggunakan media flanacaraka, (11) masing-masing kelompok menampilkan hasil pekerjaannya di depan kelas untuk dikoreksi secara bersama-sama, begitu seterusnya hingga beralih ke kartu kalimat, (12) kelompok yang nilainya tertinggi mendapatkan hadiah dari guru, (13) tes dilakukan secara individu dengan membagikan soal yang berisi kalimat berbahasa Jawa yang menggunakan sadhangan panyigeg wanda dan wyanjana. Tahap konfirmasi, yaitu (14) hasil pekerjaan siswa secara individu dikumpulkan untuk dikoreksi oleh guru. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan akhir atau penutup. Kegiatan penutup dilakukan oleh guru dan siswa untuk merefleksikan kembali pembelajaran yang telah diajarkan. Kemudian guru membagikan lembar jurnal kepada siswa untuk digunakan sebagai data nontes. 2) Mengolah data tes yang berupa hasil pekerjaan siswa secara individu untuk mengetahui kemampuan siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan media flanacaraka pada siklus I. 3) Mengambil data nontes berupa jurnal siswa dan wawancara setelah pembelajaran pada siklus I selesai.

62 37 4) Mengolah data nontes yang berupa hasil observasi, jurnal, wawancara dan dokumentasi untuk mengetahui perubahan perilaku siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan media flanacaraka pada siklus I Observasi Observasi atau pengamatan digunakan oleh peneliti sebagai alat penilaian dalam kegiatan pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung dan respon siswa terhadap pembelajaran yang ada. Observasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Aspek yang diamati peneliti adalah (1) kesiapan dan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran, (3) keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan guru, (4) keseriusan siswa dalam memperhatikan penjelasan guru, (5) keaktifan siswa dalam berkelompok, (6) keseriusan siswa selama mengerjakan tugas dari guru Refleksi Refleksi adalah mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti dapat melakukan revisi terhadap rencana selanjutnya atau terhadap rencana awal tes siklus II. Refleksi pada siklus I digunakan untuk mengubah strategi dan sebagai perbaikan pembelajaran pada siklus II. Peneliti menganalisis hasil tes dan nontes (hasil observasi, hasil jurnal, hasil wawancara dan dokumentasi foto) yang telah dilakukan pada siklus I. Jika hasil tes tersebut belum memenuhi target nilai yang telah ditentukan, akan

63 38 dilakukan tindakan siklus II dan masalah-masalah yang timbul pada siklus I akan dicarikan alternatif pemecahannya pada siklus II. Sedangkan kelebihannya akan dipertahankan dan ditingkatkan Prosedur Tindakan Siklus II Proses tindakan pada siklus II dilakukan sebagai tindak lanjut perbaikan dan penyempurnaan yang meliputi strategi proses pembelajaran, dan sarana yang digunakan dalam penelitian mulai dari tahap perencanaan sampai refleksi. Pelaksanaan siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I, perbedaannya terletak pada tindakan untuk melaksanakan perbaikan pada siklus I Revisi Perencanaan Peneliti mempersiapkan hal-hal yang akan dilaksanakan pada kegiatan siklus II untuk memperbaiki hasil refleksi siklus I. Rencana kegiatan yang akan dilakukan peneliti sebagai berikut. 1) Menyusun perbaikan rencana pembelajaran keterampilan menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka yang materinya masih sama dengan siklus I. Namun demikian, diupayakan dapat memperbaiki masalah-masalah atau kekurangan-kekurangan pada siklus I. 2) Menyiapkan instrument tes dan nontes berupa pedoman observasi, pedoman jurnal, pedoman wawancara dan dokumentasi. 3) Memberikan pengawasan dan pengamatan lebih terhadap siswa yang berperilaku negatif agar pembelajaran berjalan lebih teratur dan tertib.

64 Tindakan Tindakan yang dilakukan pada siklus II merupakan penyempurnaan dan perbaikan tindakan siklus I. Pada siklus II guru lebih memberikan bimbingan, dan latihan kepada siswa supaya hasil pembelajaran pada siklus II menjadi lebih baik. Tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II adalah sebagai berikut. 1) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah disusun. a. Pertemuan pertama Peneliti mengawali kegiatan dengan memberikan apersepsi pada siswa dengan memberikan pertanyaan yang terkait dengan materi menulis huruf Jawa dengan menggunakan sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana. Selanjutnya guru bertanya kepada siswa tentang kesulitan yang dialami saat pembelajaran sebelumnya dan memberikan motivasi kepada siswa untuk mencapai kompetensi yang akan diajarkan. Guru dan siswa kemudian melaksanakan kegiatan inti pembelajaran. Tahap eksplorasi siswa dan guru bersama-sama mengulas kembali materi aksara Jawa, sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana dengan menggunakan media flanacaraka, sehingga siswa menjadi lebih paham tentang materi tersebut dan dapat menulis dengan lebih baik. Tahap elaborasi, siswa kembali diminta untuk menulis kata atau kalimat berhuruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Adapun langkah-langkah dalam tahap elaborasi meliputi: (1) masing-masing siswa bergabung dengan anggota kelompoknya seperti pada pertemuan

65 40 sebelumnya, (2) guru membagikan media flanacaraka kepada masingmasing kelompok, (3) masing-masing kelompok mengambil kartu kalimat yang berisi kalimat berbahasa Jawa yang menggunakan sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana dan mendiskusikannya secara bersamasama, (4) guru menyiapkan media flanacaraka lain di depan kelas, (5) Guru memilih siswa secara acak pada masing-masing kelompok untuk maju ke depan menuliskan kalimat yang telah didapatkannya dengan menggunakan media flanacaraka yang telah disediakan oleh guru, begitu seterusnya hingga siswa dalam masing-masing kelompok maju. Tahap konfirmasi yaitu (6) masing-masing siswa menampilkan hasil pekerjaannya di depan kelas untuk dikoreksi oleh guru, (7) kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi mendapatkan hadiah dari guru. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan akhir atau penutup. Pada tahap ini yang dilakukan adalah guru bersama siswa melakukan refleksi pembelajaran yang telah diajarkan. Kemudian guru menyuruh siswa untuk berlatih menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana dirumah masing-masing. b. Pertemuan kedua Peneliti mengawali kegiatan dengan memberikan apersepsi pada siswa dengan memberikan pertanyaan yang terkait dengan materi menulis huruf Jawa. Selanjutnya guru kembali memotivasi siswa untuk mencapai kompetensi yang diajarkan. Guru dan siswa kemudian melaksanakan kegiatan inti pembelajaran. Tahap eksplorasi yaitu siswa dan guru bersama-sama mengulas kembali

66 41 materi menulis huruf Jawa pada pertemuan sebelumnya, dengan menyuruh siswa untuk menulis kalimat berbahasa Jawa tanpa menggunakan media flanacaraka. Tahap selanjutnya adalah tahap elaborasi yang meliputi, (1) beberapa hasil pekerjaan siswa ditulis dipapan tulis untuk dikoreksi bersama-sama, (2) guru mengingatkan kembali cara penulisan sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana dengan memberikan contoh kalimat yang menggunakan sandhangan tersebut, (3) selanjutnya dilakukan evaluasi. Tes dilakukan secara individu dengan membagikan soal yang berisi kalimat berbahasa Jawa yang menggunakan sadhangan panyigeg wanda dan wyanjana. Tes evaluasi ini dilakukan tanpa menggunakan media flanacaraka. Tahap konfirmasi yaitu (4) hasil pekerjaan siswa secara individu dikumpulkan untuk dikoreksi oleh guru. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan akhir atau penutup yaitu guru bersama siswa merefleksikan pembelajaran yang telah diajarkan. Kemudian guru membagikan lembar jurnal yang digunakan sebagai data nontes kepada siswa. 2) Mengolah data tes yang berupa hasil pekerjaan siswa secara individu untuk mengetahui kemampuan siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan media flanacaraka pada siklus II. 3) Mengambil data nontes berupa jurnal siswa dan wawancara setelah pembelajaran pada siklus II selesai.

67 42 4) Mengolah data nontes yang berupa hasil observasi, jurnal, wawancara dan dokumentasi untuk mengetahui perubahan perilaku siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan media flanacaraka pada siklus II Observasi Observasi pada siklus II juga masih sama dengan siklus I. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung dan respon siswa terhadap pembelajaran yang ada. Observasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Aspek yang diamati peneliti adalah (1) kesiapan dan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran, (3) keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan guru, (4) keseriusan siswa dalam memperhatikan penjelasan guru, (5) keaktifan siswa dalam berkelompok, (6) keseriusan siswa selama mengerjakan tugas dari guru Refleksi Refleksi pada siklus II ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui keefektifan penggunaan media flanacaraka dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes keterampilan menulis huruf Jawa dan hasil nontes yang dilakukan pada siklus II. Refleksi pada siklus II dilakukan untuk menentukan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai selama pembelajaran dan untuk mencari kelemahan-kelemahan yang masih muncul dalam pembelajaran berdasarkan hasil observasi, jurnal, wawancara dan dokumentasi.

68 Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 39 siswa yang terdiri dari laki-laki 19 siswa dan perempuan 20 siswa. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV karena media flanacaraka yang dikembangkan oleh peneliti sesuai dengan kompetensi dasar (KD) menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa pada kelas IV. 3.3 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat, atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2013:61). Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis huruf Jawa siswa SD kelas IV. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media flanacaraka Variabel Keterampilan Menulis Huruf Jawa Siswa SD Kelas IV Variabel terikat dalam pembelajaran ini adalah keterampilan menulis huruf Jawa siswa SD kelas IV. Keterampilan menulis huruf Jawa yang dimaksud adalah keterampilan untuk menuliskan kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana. Indikator keterampilan menulis huruf Jawa ini dapat dilihat dari ketepatan siswa dalam menuliskan huruf atau aksara Jawa legena, ketepatan menuliskan sandhangan dan kerapian dalam

69 44 menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa. Target penelitian ini adalah untuk menentukan solusi terhadap kondisi siswa yang keterampilan menulis huruf Jawanya masih rendah sehingga dicapai suatu kondisi baru yaitu siswa terampil dalam menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka Variabel Media Flanacaraka Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media flanacaraka dalam membelajarkan keterampilan menulis huruf Jawa pada siswa SD kelas IV SDN Babakan 01 Kec. Kramat Kab. Tegal. Tujuannya untuk memudahkan dan membantu siswa dalam memahami aksara Jawa sehingga diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa. Adanya media dalam suatu pembelajaran akan menjadikan pembelajaran lebih menarik dan bermakna. Penggunaan media flanacaraka dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan meningkatkan semangat dan motivasi siswa. Penerapan media flanacaraka dalam pembelajaran menulis huruf Jawa secara garis besar dilakukan dengan cara guru menunjukkan kepada siswa media flanacaraka sebagai media dalam pemberian materi. Setelah siswa memahami perangkat huruf Jawa (aksara Jawa, sandhangan swara, panyigeg wanda dan wyanjana) siswa secara berkelompok berdiskusi untuk menuliskan kata atau kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, kemudian guru melakukan evaluasi kepada masing-masing individu untuk menuliskan kalimat sederhana berhuruf Jawa.

70 Indikator Kerja Indikator kinerja dalam penelitian ini meliputi dua aspek, yaitu indikator kuantitatif dan kualitatif. Penjabaran indikator tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut Indikator Kuantitatif Indikator kuantitatif penelitian ini adalah ketercapaian target menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Siswa dinyatakan berhasil melakukan pembelajaran menulis huruf Jawa apabila nilai yang diperoleh sesuai dengan target yang ditentukan. Peneliti menghendaki nilai yang dicapai sesuai dengan KKM yang telah ditentukan, yaitu rata-rata klasikal 65 dengan jumlah siswa minimal 75% dari jumlah keseluruhan. Siswa yang memperoleh nilai minimal 65 maka dinyatakan tuntas, sedangkan siswa yang memperoleh nilai dibawah 65 dinyatakan belum tuntas Indikator Kualitatif Indikator kualitatif penelitian ini adalah adanya perubahan perilaku siswa yang diketahui melalui data nontes yang berupa observasi, jurnal, wawancara dan dokumentasi. Siswa dinyatakan berhasil dalam pembelajaran menulis huruf Jawa apabila perilaku siswa berubah kearah yang lebih baik, yaitu (1) siswa lebih siap dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, (2) siswa aktif menjawab pertanyaan guru, (3) siswa serius dalam memperhatikan penjelasan guru, (4) siswa aktif dalam kegiatan berkelompok, (5) siswa bertanggungjawab mengerjakan tugas dari guru.

71 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan nontes. Instrumen tes digunakan untuk mendapatkan data tentang peningkatan keterampilan menulis huruf Jawa siswa sedangkan instrumen nontes berupa lembar observasi, lembar jurnal, lembar wawancara dan dokumentasi. Instrumen nontes ini digunakan untuk mengetahui perubahan tingkah laku atau perilaku siswa saat pembelajaran berlangsung dan setelah pembelajaran berlangsung Instrumen Tes Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis. Bentuk tes yang diberikan berupa soal individual. Soal individu berupa lima soal yang berisi kalimat sederhana. Kelima soal tersebut dikerjakan tidak menggunakan media flanacaraka. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa setelah menggunakan media flanacaraka. Alat tes yang digunakan berisi lembar soal menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa. Soal individual tersebut berisi perintah pengalih-hurufan dari abjad latin ke aksara Jawa. Aspek penilaian tes dalam penelitian ini adalah (1) ketepatan huruf, (2) ketepatan sandhangan, (3) kerapian tulisan. Pedoman penilaian dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1. Rubrik Penilaian Tes Menulis Huruf Jawa No. Aspek yang dinilai Pertanyaan Pemandu Skor Bobot Skor x Bobot 1. Ketepatan Huruf Jawa Apakah penulisan aksara Jawanya tepat sesuai dengan soal? 9 36

72 47 2. Ketepatan Sandhangan Apakah penulisan sandhangannya tepat sesuai dengan soal? Kerapian Penulisan Apakah tulisannya rapi (sejajar), jelas terbaca dan tidak ada coretan? 7 28 Jumlah Aspek penilaian tes menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa mempunyai kriteria penilaian masing-masing. Panduan penilaian menulis huruf Jawa pada masing-masing aspek dengan rentang skor dan kategori penilaian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2. Panduan Penilaian Menulis Huruf Jawa No. Aspek Penilaian Kriteria Skor Kategori Tidak ada kesalahan 4 Sangat baik 1. Ada 1 kesalahan huruf Jawa 3 Baik Ketepatan huruf Jawa Ada 2 kesalahan huruf Jawa 2 Cukup dengan soal Ada lebih dari 3 kesalahan 1 Kurang huruf Jawa 2. Ketepatan sandhangan dengan soal 3. Kerapian Penulisan Tidak ada kesalahan Ada 1 kesalahan sandhangan Ada 2 kesalahan sandhangan Ada lebih dari 3 kesalahan sandhangan Terdapat 4 unsur yang harus dipenuhi yaitu rapi (sejajar), jelas terbaca dan tidak ada coretan Terdapat 3 unsur Terdapat 2 unsur Terdapat 1 unsur Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat Baik Baik Cukup Kurang Melalui panduan penilaian tersebut, peneliti dapat mengetahui keterampilan siswa dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan

73 48 menggunakan media flanacaraka berhasil mencapai kategori sangat baik, baik, cukup dan kurang. Pedoman penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3. Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Huruf Jawa No. Kategori Nilai 1. Sangat baik Baik Cukup Kurang < Instrumen Nontes Instrumen nontes berupa lembar observasi, lembar jurnal, lembar wawancara dan dokumentasi Pedoman Observasi Pengambilan data melalui observasi dilakukan selama pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Pedoman observasi ini digunakan oleh peneliti untuk mengamati perilaku (tingkah laku), sikap dan respon siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Perilaku belajar yang diamati adalah sebagai berikut yaitu, (1) siswa siap mengikuti pembelajaran (tidak ramai, tidak melamun, tidak mengantuk, duduk ditempat masing-masing dengan tenang, dan sudah mempersiapkan alat tulis), (2) siswa antusias dalam pembelajaran, (3) siswa memperhatikan dan memahami penjelasan guru, (4) siswa aktif dalam menjawab pertanyaan guru, (5) siswa memperhatikan dan memahami contoh yang diberikan oleh guru, (6) siswa berpartisipasi aktif dalam kelompok, (7) siswa menulis huruf Jawa dengan sungguh-sungguh, (8) siswa mengerjakan tugas

74 49 dengan tepat waktu, (9) siswa berani mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas, (10) siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan tidak ada yang meminta ijin ke luar kelas saat pembelajaran Pedoman Jurnal Jurnal digunakan sebagai bahan refleksi dari atas segala hal yang dirasakan selama pembelajaran berlangsung. Jurnal dibuat menjadi dua macam yaitu jurnal peneliti atau guru dan jurnal siswa. Aspek-aspek yang terdapat dalam jurnal guru meliputi, (1) kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, (2) keaktifan siswa selama pembelajaran menulis huruf Jawa dengan media flanacaraka berlangsung, (3) tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, (4) tingkah laku dan sikap siswa selama pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka berlangsung. Aspek aspek yang terdapat dalam jurnal siswa meliputi, (1) ketertarikan siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, (2) pemahaman siswa terhadap penjelasan guru dalam pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, (3) kesulitan siswa terhadap materi pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, (4) perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, (5) kesan dan pesan siswa terhadap pembelajaran keterampilan menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka.

75 Pedoman Wawancara Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi mengenai keadaan responden melalui tanya jawab dan diskusi dengan siswa. Wawancara dilakukan terhadap siswa yang mendapatkan skor tesnya rendah, sedang dan tinggi. Wawancara berisikan pertanyaan sebagai berikut: (1) bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa?, (2) bagaimana pendapat siswa tentang cara guru menyampaikan materi pembelajaran menulis huruf Jawa?, (3) kesulitan apakah yang siswa alami selama pembelajaran menulis huruf Jawa berlangsung?, (4) bagaimana perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka?, dan (5) apa saran yang dapat siswa berikan terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka? Dokumentasi Foto Pengambilan gambar (foto) dalam pembelajaran menulis huruf Jawa dapat dijadikan laporan dalam penelitian. Pengambilan foto ini dilakukan selama penelitian berlangsung. Foto diambil berupa aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Foto yang diambil meliputi, (1) aktifitas siswa ketika memperhatikan penjelasan guru, (2) aktifitas siswa ketika berdiskusi mengerjakan tugas dari guru, (3) aktifitas siswa saat mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas untuk dikoreksi bersama-sama. Penggunaan foto sangat bermanfaat untuk melengkapi

76 51 sumber data. Hasil dokumentasi ini digunakan sebagai gambaran siswa yang diabadikan selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. 3.6 Uji Instrumen Uji validitas pada instrumen dilakukan dengan validitas permukaan yaitu dengan konsultasi kepada dosen pembimbing. Setelah dikonsultasikan dengan maka diadakan perbaikan-perbaikan. Setelah diperoleh kesepakatan bahwa instrumen yang ditentukan telah valid, maka instrumen tersebut dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. 3.7 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa teknik tes dan nontes untuk mengukur peningkatan keterampilan menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Teknik tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis huruf Jawa dengan media flanacaraka sedangkan teknik nontes digunakan untuk mengetahui respon atau tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Berikut ini adalah penjabaran dari teknik pengumpulan data dengan teknik tes dan nontes Teknik Tes Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan tes. Tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada siklus I dan siklus II dengan tujuan untuk mengukur keterampilan siswa dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa.

77 52 Hasil tes pada siklus I nantinya akan dijadikan dasar untuk menghadapi tes pada siklus II. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan data dengan teknik tes adalah (1) menyiapkan instrumen tes, (2) siswa berlatih menulis kalimat sederhana dengan menggunakan media flanacaraka, (3) setelah berlatih, siswa mendapatkan soal secara individu, (4) menilai dan mengolah data hasil penelitian, (5) peneliti mengukur keterampilan menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa berdasarkan hasil tes pada siklus I dan siklus II Teknik Nontes Teknik nontes yang digunakan oleh peneliti bertujuan untuk mengumpulkan data proses belajar mengajar menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka yang meliputi: observasi, jurnal, wawancara dan dokumentasi Observasi Observasi digunakan untuk mengungkap data keaktifan siswa selama pembelajaran menulis huruf Jawa berlangsung dengan menggunakan media flanacaraka. Adapun tahap penelitiannya adalah sebagai berikut: (1) mempersiapkan lembar observasi yang berisi beberapa pertanyaan tentang keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, (2) melaksanakan observasi selama pembelajaran berlangsung yaitu mulai dari penjelasan guru, proses belajar mengajar sampai siswa menulis kata atau kalimat berhuruf Jawa, (3) mencatat hasil observasi dengan mengisi lembar observasi yang telah dipersiapkan.

78 Jurnal Jurnal digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dalam penelitian. Jurnal yang dibuat oleh peneliti berupa jurnal guru dan siswa. Setiap akhir pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka guru dan siswa menulis jurnal yang berisi mengenai keaktifan siswa, pesan dan kesan yang siswa alami selama pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka Wawancara Teknik wawancara digunakan oleh peneliti untuk mengungkap data penelitian mengenai kesulitan dan hambatan yang dialami oleh siswa selama pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Wawancara dilakukan dengan beberapa siswa yang mendapatkan nilai tinggi, sedang dan rendah. Hal ini berdasarkan nilai tes pada tiap siklus dan berdasarkan observasi yang dilakukan oleh guru selama pembelajaran menulis huruf Jawa. Pelaksanaan wawancara dilakukan setelah pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka selesai dilaksanakan Dokumentasi Pengambilan data melalui dokumentasi foto dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Pengambilan foto dalam pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka dapat dijadikan gambaran perilaku siswa dalam penelitian. Foto yang diambil dalam penelitian ini dijadikan sebagai sumber data. Proses pengambilan foto dilakukan pada saat siswa melaksanakan

79 54 pembelajaran berlangsung yang berupa aktivitas-aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. 3.8 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara kuantitatif dan kualitatif Teknik Analisis Data Kuantitatif Teknik analisis data kuantitatif digunakan untuk menganalisis data tes. Analisis data tes secara kuantitatif dihitung dengan persentasi melalui langkahlangkah: (1) merekap nilai yang diperoleh siswa, (2) menghitung nilai komulatif, (3) menghitung persentasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentasi nilai adalah sebagai berikut. Keterangan: NP = Nilai Persentase NK = Nilai Komulatif R = Jumlah Responden Hasil perhitungan menulis huruf Jawa dari masing-masing siklus kemudian dibandingkan. Hal ini akan memberikan gambaran mengenai persentasi

80 55 peningkatan keterampilan menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka Teknik Analisis Data Kualitatif Teknik analisis data kualitatif untuk memberikan gambaran perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data nontes yang diperoleh melalui lembar observasi, jurnal, wawancara pada siklus I dan siklus II. Adapun langkah-langkah dalam penganalisian data kualitatif adalah dengan menganalisis lembar observasi yang telah diisi pada saat pembelajaran. Data wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan dan perasaan siswa terhadap pembelajaran menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Data wawancara dianalisis dengan membaca kembali catatan wawancara yang telah dilakukan. Sedangkan data jurnal dianalisis dengan cara membaca seluruh jurnal siswa dan guru untuk direkap menjadi suatu simpulan.

81 56 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian keterampilan menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kec. Kramat Kab. Tegal dipaparkan dalam bentuk hasil dan pembahasan sebagai berikut. 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari hasil prasiklus, siklus I, dan siklus II. Hasil penelitian pada prasiklus diperoleh dari daftar nilai yang diberikan oleh guru, sedangkan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II diperoleh dari hasil tes dan nontes. Hasil tes prasiklus merupakan hasil tes keterampilan menulis huruf Jawa sebelum menggunakan media flanacaraka, sedangkan hasil tes siklus I dan siklus II merupakan hasil tes keterampilan menulis huruf Jawa setelah menggunakan media flanacaraka. Hasil penelitian tes pada prasiklus, siklus I, dan siklus II disajikan dalam bentuk data kuantitatif, sedangkan hasil penelitian nontes pada siklus I dan II disajikan dalam bentuk data kualitatif. Sistem penyajian data hasil tes peningkatan keterampilan menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siklus I dan siklus II berupa angka yang disajikan dalam bentuk tabel, kemudian diuraikan analisis atau penjelasan dari laporan tabel tersebut. Data nontes dipaparkan dalam bentuk rangkaian kalimat secara deskriptif yang meliputi hasil observasi, jurnal, wawancara dan dokumentasi foto.

82 Prasiklus Prasiklus merupakan kondisi pembelajaran menulis huruf Jawa sebelum dilakukan tindakan penelitian. Peneliti melakukan wawancara dengan guru bahasa Jawa untuk mengetahui kemampuan siswa serta situasi pembelajaran terutama sikap dan perilaku siswa selama pembelajaran menulis huruf Jawa berlangsung. Nilai siswa pada kondisi awal ini didapat dari daftar nilai guru. Berdasarkan keterangan yang diperoleh peneliti dari Ibu Linda Pur Riyanti, S.Pd., selaku guru bahasa Jawa kelas IV SDN Babakan 01 bahwa sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa. Hal ini dikarenakan sebagian besar siswa belum hafal dengan aksara Jawa legena dan sandhangannya. Selain itu, siswa juga kurang tertarik dengan pembelajaran menulis huruf Jawa dengan alasan aksara Jawa legena sulit untuk dipelajari. Berdasarkan daftar nilai dari guru, sebagian siswa mendapat nilai kurang maksimal. Nilai rata-rata kelas masih dibawah nilai ketuntasan yaitu 65, karena nilai rata-rata klasikal siswa hanya 59,5. Hasil tes awal keterampilan menulis huruf Jawa pada siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kec. Kramat Kab. Tegal dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4. Hasil Tes Menulis Huruf Jawa pada Prasiklus Rentang Bobot Persen No. Kategori Frekuensi Nilai Rata-rata Nilai Nilai % 1. Sangat baik = Bobot Nilai 2. Baik Frekuensi 3. Cukup ,9 = 2322 = 59,5 4 Kurang < ,1 39 Jumlah (kategori kurang)

83 58 Tabel 4 merupakan tabel hasil tes kemampuan menulis huruf Jawa pada siswa kelas IV SDN Babakan 01 sebelum memperoleh pembelajaran menggunakan media flanacaraka. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa kelas IV SDN Babakan 01 adalah 59,5 atau berkategori kurang. Nilai rata-rata tersebut belum dapat dikatakan memuaskan karena masih berada dibawah nilai ketuntasan minimal, yaitu 65. Tabel tersebut menunjukkan bahwa tidak ada satu siswa yang dapat mencapai kategori sangat baik dengan rentang nilai , begitu juga dengan kategori baik dengan rentang Kategori cukup dengan rentang nilai dapat dicapai oleh 14 siswa atau 35,9%. Sedangkan sebanyak 25 siswa atau 64,1% memperoleh nilai dalam kategori kurang yaitu <65. Berikut adalah diagram batang hasil menulis huruf Jawa prasiklus. Persen 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 64,10% 35,90% 0 0 Sangat baik Baik Cukup Kurang Kategori Diagram 1. Hasil Menulis Huruf Jawa Prasiklus Berdasarkan penjelasan guru pengampu bahasa Jawa, sebagian besar siswa belum hafal dengan bentuk-bentuk aksara Jawa legena, sehingga siswa merasa kesulitan dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa. Sebanyak 35,9% siswa sudah mampu menuliskan kalimat sederhana berhuruf Jawa, namun masih banyak

84 Nilai 59 kesalahan dalam penulisannya. Bentuk aksara Jawa legena yang hampir sama membuat siswa kebingungan dalam menuliskannya. Perolehan nilai masing-masing siswa pada prasiklus dapat dilihat pada grafik berikut ini Nilai Siswa Responden Grafik 1. Pancaran Nilai Menulis Huruf Jawa Prasiklus Grafik tersebut merupakan grafik hasil belajar siswa pada prasiklus belum maksimal, karena nilai rata-rata siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal hanya sebesar 59,5. Berdasarkan penjelasan guru, sebagian besar siswa masih belum hafal aksara Jawa legena dan sandhangannya. Hal ini yang menyebabkan siswa kurang lancar dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa. Kondisi tersebut menjadi dasar dilakukannya pembelajaran lebih lanjut, yaitu penerapan media flanacaraka dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Penerapan media flanacaraka tersebut diharapkan dapat memperbaiki hasil tes siswa dalam pembelajaran menulis huruf Jawa menjadi lebih baik dengan ratarata klasikal mencapai kriteria ketuntasan minimal yaitu 65.

85 Hasil Penelitian Siklus I Siklus I merupakan lanjutan dari prasiklus. Tindakan siklus I ini dilakukan untuk memperbaiki dan memecahkan masalah pada saat prasiklus. Pembelajaran menulis huruf Jawa pada siklus I dilaksanakan oleh peneliti dengan menggunakan media flanacaraka. Pembelajaran siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Hasil penelitian pada siklus I berupa hasil tes dan nontes. Hasil penilaian komulatif dapat dilihat sebagai berikut Hasil Tes Siklus I Data hasil tes pada siklus I digunakan untuk mengetahui keterampilan menulis huruf Jawa setelah menggunakan media flanacaraka. Tes ini dilakukan dengan tes menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa. Aspek penilaian keterampilan menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa pada penelitian ini adalah (1) ketepatan huruf (aksara legena), (2) ketepatan sandhangan, dan (3) kerapian. Pelaksanaan pada siklus I dilakukan selama dua kali pertemuan. Pertemuan pertama digunakan untuk pemberian materi sedangkan pertemuan kedua digunakan untuk mendapatkan hasil belajar siswa. Penggunaan media flanacaraka diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis huruf Jawa. Tes tersebut digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan memperhatikan ketepatan huruf (aksara legena), sandhangan dan kerapian. Soal tes menulis huruf Jawa pada siklus I terdiri atas lima kalimat sederhana berhuruf Jawa yang terdiri dari 3-4 kata. Berikut adalah hasil akhir tes peningkatan keterampilan menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka secara keseluruhan.

86 61 Tabel 5. Hasil Tes Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka pada Siklus I No. Kategori Rentang Bobot Persen Frekuensi Nilai Nilai % Nilai Rata-rata 1. Sangat baik = Bobot Nilai 2. Baik ,8 Frekuensi 3. Cukup ,5 = 2460 = 63,07 4 Kurang < ,7 39 Jumlah (kategori kurang) Tabel 5 merupakan tabel hasil nilai rata-rata menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa yang dicapai siswa pada siklus I. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa secara klasikal, nilai rata-rata menulis huruf Jawa pada siklus I mencapai 63,07 atau berkategori kurang. Hasil penelitian pada siklus I mengalami peningkatan dari hasil prasiklus. Namun, nilai rata-rata klasikal pada siklus I belum mencapai target penelitian yaitu 65. Belum ada siswa yang mencapai kategori sangat baik dengan rentang , hanya terdapat 5 siswa atau sebesar 12,8% yang memperoleh kategori baik dengan rentang nilai yaitu Siswa yang memperoleh nilai dalam kategori cukup yaitu dengan rentang nilai berjumlah 15 siswa atau 38,5%. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai dalam kategori kurang dengan rentang nilai dibawah 65 berjumlah 19 siswa atau 48,7%. Masih rendahnya nilai rata-rata klasikal siswa dalam pembelajaran menulis huruf Jawa menjadi masalah yang perlu diperhatikan dalam perbaikan penelitian pada pertemuan berikutnya. Berikut diagram hasil tes menulis huruf Jawa setelah menggunakan media flanacaraka pada siklus I.

87 Nilai 62 0,5 48,70% 0,4 38,50% Persen 0,3 0,2 0,1 0 0 Sangat baik 12,80% Baik Cukup Kurang Kategori Diagram 2. Hasil Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka pada siklus I Hasil tes siswa menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siklus I dapat dijelaskan secara rinci dengan grafik sebagai berikut Nilai Siswa Responden Grafik 2. Pancaran Nilai Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka pada Siklus I Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui bahwa hampir sebagian siswa kelas IV pada SDN Babakan 01 Kec. Kramat Kab. Tegal belum mencapai nilai ketuntasan belajar minimal yaitu 65, karena ada 19 siswa yang mendapatkan nilai dibawah 65. Banyaknya siswa yang mendapatkan nilai dibawah 65, menyebabkan

88 63 nilai rata-rata klasikal siswa hanya mencapai 63,07 atau dalam kategori cukup. Perlu adanya peningkatan dalam pembelajaran sehingga nilai rata-rata klasikal siswa dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal yaitu 65. Nilai akhir tes menulis huruf Jawa pada siklus I diperoleh dari penjumlahan nilai ketiga aspek penilaian, meliputi: (1) ketepatan huruf (aksara legena), (2) ketepatan sandhangan, dan (3) kerapian. Ketiga aspek tersebut dapat diketahui bahwa aspek ketepatan huruf (aksara legena) mencapai rata-rata 22,6; aspek ketepatan sandhangan mencapai rata-rata 22,15; dan aspek kerapian mencapai rata-rata 16,8. Berikut hasil perolehan nilai tiap aspek penilaian keterampilan menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siklus I Hasil Tes Menulis Huruf Jawa Aspek Ketepatan Huruf Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa. Soal tes menulis huruf Jawa terdiri atas lima kalimat sederhana. Masing-masing kalimat terdiri atas 3 kata. Jadi, kelima kalimat tersebut kurang lebih terdiri atas 32 aksara legena yang harus ditulis oleh siswa. Penilaian aspek ketepatan huruf (aksara legena) ini berdasarkan pada ketepatan penulisan huruf atau aksara legena dengan soal yang telah diberikan oleh guru. Hasil aspek ketepatan huruf (aksara legena) pada siklus I dijabarkan dalam tabel 6 berikut ini.

89 64 Tabel 6. Hasil Tes Menulis Huruf Jawa Aspek Ketepatan Huruf (Aksara Legena) pada Siklus I No. Kategori Nilai Frekuensi Bobot Persen Skor % Nilai Rata-rata 1. Sangat baik = Bobot Skor 2. Baik ,4 Frekuensi 3. Cukup ,5 = 882 = 22,6 4 Kurang ,1 39 Jumlah (kategori cukup) Tabel 6 merupakan tabel nilai rata-rata menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa yang dicapai siswa pada aspek ketepatan huruf (aksara legena). Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa secara klasikal pada aspek ketepatan huruf (aksara legena) adalah 22,6 atau berkategori cukup. Nilai 36 tidak dapat dicapai siswa atau 0%, nilai 27 dicapai oleh 22 siswa atau sebesar 56,4% dan nilai 18 dicapai oleh 15 siswa atau sebesar 38,5%. Kategori kurang dengan nilai 9 diperoleh oleh 2 siswa atau 5,1%. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa 5,1% atau 2 siswa belum dapat menuliskan kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan baik karena terdapat kesalahan penulisan lebih dari 15 aksara Jawa legena. Sebanyak 15 siswa atau 38,5% salah dalam menuliskan aksara legena sebanyak huruf, sedangkan 56,4% atau 22 siswa hanya salah menuliskan 5-9 aksara legena. Tidak ada satu siswa atau 0% yang dapat menulis kalimat berhuruf Jawa dengan kesalahan antara 0-4 aksara legena.

90 65 Berdasarkan hasil penelitian tes menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siklus I, dapat diketahui bahwa kesalahan penulisan aksara legena masih banyak ditemui. Bentuk aksara Jawa yang hampir sama menyebabkan siswa salah dalam menulis kalimat berhuruf Jawa tersebut. Kesalahan tersebut diantaranya pada penulisan kata (Doni), (Ipah), (kae), (bocah), (ing). Kata (Doni), seharusnya ditulis dengan penulisan (Doni), namun siswa menuliskan (da) dengan aksara (na) sehingga penulisannya (Noni). Kesalahan yang selanjutnya terdapat pada penulisan kata (Ipah). Sebagian besar siswa menulis kata tidak disertai dengan aksara sehingga penulisannya (Ipah). Kesalahan tersebut juga terdapat pada penulisan kata (kaé), sebagian besar siswa menulis tanpa disertai dengan aksara (ha). Kesalahan lainnya ada pada penulisan kata (bocah). Sebagian besar siswa menulis kata (bo) dengan kata (ngo) atau (nyo), sedangkan kata (bocah) ditulis dengan menggunakan aksara (sah). Penulisan kata (ing) juga mengalami kesalahan, sebagian siswa menulis kata (ing) dengan menggunakan aksara (la). Penulisan aksara legena banyak mengalami kesalahan pada penulisan aksara yang mempunyai bentuk hampir sama. Kondisi tersebut dijadikan peneliti

91 66 untuk memperbaiki pembelajaran pada pertemuan selanjutnya yaitu penjelasan lebih rinci tentang cara membedakan aksara legena yang bentuknya hampir sama sehingga siswa mampu menuliskan kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan benar Hasil Tes Menulis Huruf Jawa Aspek Ketepatan Sandhangan Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa. Soal tes menulis huruf Jawa terdiri atas lima kalimat sederhana. Masing-masing kalimat terdiri atas 3 kata yang menggunakan sandhangan swara, panyigeg wanda, dan wyanjana. Penilaian pada aspek ketepatan sandhangan ini berdasarkan ketepatan penulisan sandhangan dengan soal tes yang telah diberikan oleh guru. Hasil aspek ketepatan sandhangan pada siklus I dijabarkan dalam tabel 7 berikut ini. Tabel 7. Hasil Tes Menulis Huruf Jawa Aspek Sandhangan pada Siklus I No. Kategori Nilai Frekuensi Bobot Persen Skor % Nilai Rata-rata 1. Sangat baik ,8 = Bobot Skor 2. Baik ,7 Frekuensi 3. Cukup ,4 = 864 = 22,15 4 Kurang ,1 39 Jumlah (kategori cukup) Tabel 7 merupakan tabel nilai rata-rata menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa yang dicapai siswa pada aspek sandhangan. Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa secara klasikal pada aspek ketepatan sandhangan adalah 22,15 atau berkategori cukup. Nilai 36 dapat dicapai oleh 5

92 67 siswa atau 12,8%, nilai 27 dicapai oleh 10 siswa atau sebesar 25,7% dan nilai 18 dicapai oleh 22 siswa atau sebesar 56,4%. Kategori kurang dengan nilai 9 diperoleh oleh 2 siswa atau 5,1%. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa 5,1% atau 2 siswa belum dapat menuliskan sandhangan dengan tepat, karena terdapat kesalahan penulisan lebih dari 15 sandhangan. Sebesar 56,4% atau 22 siswa terdapat kesalahan dalam menuliskan sandhangan sebanyak huruf, sedangkan 25,7% atau 10 siswa hanya salah menuliskan 5-9 sandhangan. Sebesar 12,8% atau 5 siswa terdapat kesalahan penulisan sandhangan sebanyak 0-4. Berdasarkan hasil penelitian tes menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siklus I, dapat diketahui bahwa kesalahan penulisan sandhangan pada siswa kelas IV SDN Babakan 01 masih banyak ditemui. Sebagian besar siswa salah dalam penulisan sandhangan swara terutama sandhangan pepet (...) taling (...), dan taling tarung (... ). Penulisan sandhangan panyigeg wanda juga masih banyak kesalahan, hanya saja kesalahannya lebih sedikit dibandingkan dengan sandhangan swara. Kesalahan penulisan sandhangan panyigeg wanda terdapat pada penulisan sandhangan cecak (...) dan sandhangan pangkon (... ). Sedangkan penulisan sandhangan wyanjana terdapat kesalahan pada penulisan sandhangan cakra keret (.....) dan pengkal (... ).

93 68 Kesalahan tersebut pada penulisan kata (Doni), (gemi), (kaé), (kətəmu), (warung), (bocah), (kyai), (krətəg). Penulisan sandhangan taling tarung (... ) mengalami kesalahan penulisan yaitu tidak mengapit aksara legena melainkan diletakkan didepan atau dibelakang aksara legena. Penulisan kata (Doni) ditulis (odani) atau (doani). Penulisan kata (gemi), ditulis dengan sandhangan taling (...) yaitu (gémi). Begitu juga dengan penulisan kata (kaé), bukan ditulis dengan menggunakan sandhangan taling (...) melainkan sandhangan pepet (...) yaitu (kae). Penulisan kata (kətəmu) juga mengalami kesalahan dalam penulisan sandhangan pepet. Sebagian siswa menggunakan sandhangan taling sehingga menjadi (ketemu). Penulisan kata (warung) mengalami kesalahan pada penulisan sandhangan cecak (...), yaitu siswa menulis menggunakan sandhangan wignyan (.....) yaitu (waruh).

94 69 Kesalahan penulisan juga terdapat pada kata (kyai). Kesalahan terdapat pada penulisan sandhangan pengkal (... ). Sebagian besar siswa menggunakan sandhangan pangkon (... ). dalam kata tersebut yaitu. Penulisan kata (kreteg) juga mengalami kesalahan. Sebagian siswa menulis kata (kre) dengan menggunakan sandhangan cakra (... ) dan ditambahi sandhangan pepet (...). Selain itu, kebanyakan siswa tidak menyertakan sandhangan pangkon pada penulisan kata (kreteg) sehingga penulisannya hanya (kretega). Kesalahan dalam penulisan tersebut disebabkan karena kurangnya latihan dalam menulis kata atau kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan sandhangan. Siswa perlu melakukan latihan berulang-ulang dalam memahami sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana. Selain itu bentuk sandhangan yang hampir sama menyebabkan siswa mengalami kesalahanan dalam penulisannya Hasil Tes Menulis Huruf Jawa Aspek Kerapian Penilaian pada aspek kerapian dalam penelitian ini berdasarkan pada kerapian penulisan siswa dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa. Hal ini dilihat dari penulisan aksara legena dengan sandhangannya yaitu penulisan rapi

95 70 (sejajar), tanpa coretan, bersih, dan mudah dibaca. Hasil aspek kerapian dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa pada siklus I terdapat pada tabel 8 berikut ini. Tabel 8. Hasil Tes Menulis Huruf Jawa Aspek Kerapian pada Siklus I No. Kategori Nilai Frekuensi Bobot Persen Skor % Nilai Rata-rata 1. Sangat baik = Bobot Skor 2. Baik Frekuensi 3. Cukup ,5 = 658 = 16,8 4 Kurang ,2 39 Jumlah (kategori cukup) Tabel 8 merupakan tabel nilai rata-rata siswa secara klasikal pada aspek kerapian. Tabel tersebut menunjukkan nilai rata-rata siswa mencapai 16,8 atau berkategori cukup. Nilai 28 tidak dapat dicapai oleh satu siswa atau 0%, nilai 21 dicapai oleh 20 siswa atau sebesar 51,3% dan nilai 14 dicapai oleh 15 siswa atau sebesar 38,5%. Kategori kurang dengan nilai 7 diperoleh oleh 4 siswa atau 10,2%. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa 10,2% atau 4 siswa belum dapat menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan tepat karena dalam penulisannya masih terdapat coretan dan tidak rapi, serta aksara legena yang ditulis sulit untuk dibaca. Sebanyak 38,5% atau 15 siswa dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa masih terdapat coretan dan penulisan aksara legena tidak rapi (sejajar). Sebanyak 20 siswa atau 51,3% dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa masih terdapat coretan sehingga terlihat kurang rapi. Tidak ada satu siswa atau sebesar 0% yang mampu menulis sandhangan dengan rapi (sejajar), tanpa coretan dan mudah dibaca.

96 71 Sebagian besar siswa dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa masih mengalami masalah dalam aspek kerapian yaitu banyak coretan dan penulisan tidak rapi (sejajar) serta aksara legena yang ditulis oleh siswa sebagian besar masih susah untuk dibaca Hasil Nontes Siklus I Data nontes pada siklus I didapatkan dari hasil observasi, hasil jurnal guru, hasil jurnal siswa, wawancara, dan dokumentasi. Hasil nontes ini akan mendeskripsikan tentang perubahan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka Hasil Observasi Siklus I Kegiatan observasi dalam penelitian ini dilakukan selama pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kec. Kramat Kab. Tegal. Pengambilan data observasi ini bertujuan untuk mengetahui keseluruhan perilaku siswa dalam menerima pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Pedoman observasi ini digunakan oleh peneliti untuk mengamati perilaku (tingkah laku), sikap dan respon siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Aspek yang diamati dalam penelitian ini meliputi: (1) siswa siap mengikuti pembelajaran (tidak ramai, tidak melamun, tidak mengantuk, duduk ditempat masing-masing dengan tenang, dan sudah mempersiapkan alat tulis), (2) siswa antusias dalam pembelajaran, (3) siswa memperhatikan dan memahami penjelasan guru, (4) siswa aktif dalam menjawab pertanyaan guru, (5) siswa memperhatikan

97 72 contoh yang diberikan oleh guru, (6) siswa berpartisipasi aktif dalam kelompok, (7) siswa menulis huruf Jawa dengan sungguh-sungguh, (8) siswa mengerjakan tugas dengan tepat waktu, (9) siswa berani mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas, (10) siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan tidak ada yang meminta ijin ke luar kelas saat pembelajaran. Hasil observasi pada siklus I dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini. Tabel 9. Hasil Observasi Perilaku Siswa Siklus I No Aspek Observasi Siswa siap dalam mengikuti pembelajaran (tidak ramai, tidak melamun, tidak mengantuk, duduk ditempat masing-masing dengan tenang dan sudah mempersiapkan alat tulis) Siswa antusias dalam pembelajaran Siswa memperhatikan dan memahami penjelasan guru dengan sungguh-sungguh Siswa aktif menjawab pertanyaan guru. Siswa memperhatikan dan memahami contoh yang diberikan oleh guru Siswa berpartisipasi dalam kelompok Siswa menulis huruf Jawa dengan sungguh-sungguh Melakukan Tidak Melakukan Frekuensi (%) Frekuensi (%) 15 38, , , , , , , , , , , , , ,5

98 Siswa mengerjakan tugas tepat waktu Siswa berani mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas Siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan tidak ada yang meminta izin ke luar saat pembelajaran berlangsung 12 30, , , , , ,5 Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa pada aspek pertama yaitu siswa siap dalam mengikuti pembelajaran (tidak ramai, tidak melamun, tidak mengantuk, duduk ditempat masing-masing dengan tenang dan sudah mempersiapkan alat tulis) ada 15 siswa atau sebesar 38,5% yang sudah siap dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan 24 siswa atau sebesar 61,5% belum siap mengikuti pembelajaran, karena ketika guru masuk kelas masih banyak siswa yang ramai sendiri, bercanda dengan temannya, tidak duduk di tempat masingmasing dan terlihat masih ada siswa yang melamun dan mengantuk. Aspek kedua yaitu siswa antusias dalam pembelajaran. Sebanyak 18 siswa atau sebesar 46,2% yang antusias terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa. Sedangkan 21 siswa atau sebesar 53,8% merasa malas belajar menulis huruf Jawa terutama dengan menggunakan sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana. Aspek ketiga yaitu siswa memperhatikan dan memahami penjelasan guru dengan sungguh-sungguh, ada 25 siswa atau 64,1% yang melakukannya sedangkan 14 siswa atau 35,9% tidak memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh. Ketika guru menjelaskan materi 14 siswa tersebut terlihat melamun atau memperhatikan luar kelas, mengantuk, bersenda gurau dengan temannya, dan

99 74 mengganggu teman. Aspek keempat yaitu siswa aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru. Ada 46,2% atau sebanyak 18 siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru walaupun dengan suara yang masih pelan. Sebanyak 21 siswa atau 53,8% tidak aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru dikarenakan siswa malu atau tidak mengetahui jawabannya. Aspek kelima yaitu siswa memperhatikan dan memahami contoh yang diberikan oleh guru. Sebanyak 20 siswa atau sebesar 51,3% memperhatikan dan memahami contoh yang diberikan oleh guru dengan sungguh-sungguh. Sedangkan 19 siswa atau sebesar 48,7% siswa tidak dengan sungguh-sungguh memperhatikan contoh yang diberikan oleh guru. Aspek keenam yaitu siswa berpartisipasi dalam kelompok. Terdapat 20 siswa atau sebesar 51,3% yang aktif berpartisipasi dalam kelompok sedangkan 19 siswa atau sebesar 48,7% tidak aktif berpartisipasi dalam kelompok. Siswa cenderung santai dan tidak ikut bekerjasama dalam mengerjakan tugas secara kelompok. Aspek ketujuh yaitu siswa menulis huruf Jawa dengan sungguh-sungguh. Sebanyak 24 siswa atau sebesar 61,5% bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru yaitu menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa baik secara individu maupun kelompok. Sedangkan sebanyak 15 siswa atau sebesar 38,5% tidak bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas yang diberikan karena peneliti bukan guru asli pengampu pelajaran bahasa Jawa di sekolah tersebut baru sehingga siswa malas dan enggan dalam mengerjakan tugas tersebut. Aspek kedelapan yaitu siswa mengerjakan tugas tepat waktu. Sebanyak 12 siswa atau sebesar 30,7% siswa tepat waktu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru sedangkan 27 siswa atau sebesar 69,3% tidak tepat waktu dalam

100 75 mengerjakan tugas dari guru karena siswa cenderung malas dalam mengerjakan tugas tersebut. Aspek kesembilan yaitu siswa berani dalam mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Pada aspek ini, sebanyak 17 siswa atau 43,6% berani dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok maupun individu di depan kelas, sedangkan 22 siswa atau 56,4% siswa masih merasa malu sehingga belum berani mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas untuk dikoreksi bersama-sama. Aspek kesepuluh yaitu siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan tidak ada yang meminta izin ke luar kelas saat pembelajaran. Sebanyak 24 siswa atau sebesar 61,5% bersemangat mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka sedangkan sebanyak 15 siswa atau sebesar 38,5% tidak bersemangat dan sering meminta izin pergi ke kamar mandi saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil observasi tersebut, dapat diketahui bahwa perilaku siswa pada siklus I masih belum menunjukkan hasil yang positif. Hal ini dikarenakan sebagian siswa belum dapat dikondisikan dengan baik, contohnya masih ada siswa yang belum siap mengikuti pembelajaran, siswa sering keluar kelas ketika pembelajaran berlangsung, siswa tidak bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dll. Keadaan seperti ini merupakan masalah yang harus segera diperbaiki oleh guru. Rencana pembelajaran pada siklus selanjutnya perlu diperbaiki lagi. Peneliti akan lebih memotivasi siswa dalam pembelajaran agar lebih baik lagi dan menghilangkan sikap-sikap negatif siswa dan mengajak siswa untuk lebih aktif lagi dalam pembelajaran pada siklus selanjutnya.

101 Hasil Jurnal Siklus I Jurnal yang digunakan dalam tindakan siklus I adalah jurnal guru dan jurnal siswa. Pengisian jurnal siswa dilakukan oleh siswa di kelas IV SDN Babakan 01 Kec. Kramat Kab. Tegal. Pengisian jurnal guru dilakukan oleh guru. Penggunaan jurnal dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui respon guru dan siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Jurnal guru berisi hasil pengamatan guru tentang keaktifan siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka sedangkan jurnal siswa berisi pendapat siswa terhadap pembelajaran media flanacaraka Hasil Jurnal Siswa Siklus I Jurnal siswa berisi pendapat siswa terhadap keseluruhan pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Jurnal siswa yang diberikan terdiri dari lima pertanyaan dan diisi secara individu oleh siswa. Aspek aspek yang terdapat dalam jurnal siswa meliputi, (1) ketertarikan siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, (2) pemahaman siswa terhadap penjelasan guru dalam pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, (3) kesulitan siswa terhadap materi pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, (4) perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, (5) kesan dan pesan siswa

102 77 terhadap pembelajaran keterampilan menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Berdasarkan hasil jurnal siswa, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa tertarik dengan penggunaan media flanacaraka dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Sebanyak 23 siswa menjawab tertarik dan senang dengan adanya media flanacaraka dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Menurut siswa, pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka sangat menyenangkan karena mudah dipahami. Selain itu, penerapan media flanacaraka dalam pembelajaran diselingi dengan permainan sehingga menyebabkan siswa merasa senang dan tidak bosan dengan pembelajaran menulis huruf Jawa. Namun, sebanyak 16 siswa kurang tertarik dengan pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Hal ini disebabkan karena siswa masih kesulitan dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa. Selain itu dalam permainan mereka cenderung kalah sehingga menyebabkan kebosanan bagi mereka. Pertanyaan kedua yaitu pemahaman siswa terhadap penjelasan guru saat pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Pemahaman siswa terhadap penjelasan guru sudah cukup baik. Sebanyak 20 siswa menuliskan bahwa penjelasan materi dapat dipahami dengan baik karena materi pelajaran dijelaskan dengan runtut dan disertai dengan contoh. Namun sebanyak 19 siswa merasa penjelasan guru masih sulit dipahami. Hal ini dikarenakan siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh. Pertanyaan ketiga yaitu kesulitan siswa terhadap materi pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Sebanyak 18 siswa

103 78 tidak mengalami kesulitan dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Hal ini disebabkan karena media flanacaraka mudah digunakan. Namun sebanyak 21 siswa mengalami kesulitan dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Hal ini disebabkan karena siswa tersebut masih bingung membedakan aksara legena yang bentuknya hampir sama. Pertanyaan keempat yaitu perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Sebanyak 26 siswa merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran menulis huruf Jawa menggunakan media flanacaraka. Walaupun semua siswa baru pertama kali mengenal media flanacaraka, tetapi sebagian besar siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran. Pertanyaan kelima yaitu kesan dan pesan siswa terhadap pembelajaran keterampilan menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Sebanyak 25 siswa memberikan kesan yang menyenangkan terhadap media flanacaraka dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Pesan siswa terhadap media flanacaraka untuk pembelajaran menulis huruf Jawa adalah penggunaan media tersebut harus terus dilakukan dalam pembelajaran menulis huruf Jawa karena menyenangkan dan memudahkan siswa dalam menulis huruf Jawa Hasil Jurnal Guru Siklus I Jurnal guru merupakan hasil pengamatan peneliti sebagai pengajar tentang perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran. Aspek-aspek yang terdapat dalam jurnal guru meliputi, (1) kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis

104 79 huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, (2) keaktifan siswa selama pembelajaran menulis huruf Jawa dengan media flanacaraka berlangsung, (3) tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, (4) tingkah laku dan sikap siswa selama pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka berlangsung. Berdasarkan jurnal guru selama pembelajaran siklus I berlangsung, aspek pertama yaitu mengenai kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa. Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang. Hal ini terlihat pada saat guru memulai pembelajaran banyak siswa yang berkeliaran dikelas, belum duduk ditempat duduk masing-masing, belum mengeluarkan buku dan masih banyak siswa yang berbicara sendiri. Aspek kedua, mengenai keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis huruf Jawa pada siklus I belum terlihat maksimal. Sebagian besar siswa masih malu untuk bertanya ketika mengalami kesulitan dalam memahami aksara Jawa dan sandhangannya. Kebanyakan siswa lebih memilih diam daripada dianggap tidak bisa oleh teman-temannya. Selain itu, siswa yang aktif menjawab pertanyaan dari guru juga sedikit. Hal ini disebabkan karena siswa merasa malu dan takut jawabannya salah sehingga mereka lebih memilih diam. Aspek ketiga yaitu tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Tanggapan atau respon siswa terhadap pembelajaran cukup baik. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya

105 80 siswa yang antusias saat mengikuti pembelajaran seperti siswa aktif berdiskusi dengan teman sekelompoknya untuk menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa, banyaknya siswa yang berkeinginan untuk maju menuliskan jawabannya didepan dengan tepat dan cepat. Hal tersebut mungkin disebabkan adanya media dalam pembelajaran yang dapat menarik minat siswa untuk menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa. Aspek keempat yaitu tingkah laku dan sikap siswa selama pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka berlangsung. Tingkah laku dan perilaku siswa ketika pembelajaran berlangsung sangatlah beragam. Ada beberapa siswa terlihat serius mendengarkan penjelasan dari guru dan mengerjakan tugas dari guru dengan penuh konsentrasi. Ada juga beberapa siswa yang acuh tak acuh terhadap penjelasan guru, diantaranya ramai dan bersenda gurau. Namun ketika mendapat tugas dari guru siswa tersebut mampu mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Berdasarkan hasil jurnal guru pada siklus I tersebut, dapat diketahui bahwa perilaku dan tingkah laku siswa sudah menunjukkan hasil yang positif namun belum maksimal. Sebagian besar siswa mengikuti pembelajaran dengan sungguhsungguh. Penggunaan media flanacaraka tersebut cukup menarik minat siswa dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Hal ini terlihat dari semangat dan antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa Hasil Wawancara Siklus I Untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan mengetahui secara langsung respon siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa pada siklus I,

106 81 peneliti melakukan wawancara diluar jam pelajaran. Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi mengenai keadaan responden melalui tanya jawab dan diskusi dengan siswa. Wawancara dilakukan kepada 3 siswa, yaitu siswa yang mendapatkan skor tesnya rendah, sedang dan tinggi. Hal ini dilakukan supaya data yang diperoleh lengkang karena masing-masing telah terwakili. Wawancara berisikan pertanyaan sebagai berikut: (1) bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa?, (2) bagaimana pendapat siswa tentang cara guru menyampaikan materi pembelajaran menulis huruf Jawa?, (3) kesulitan apakah yang siswa alami selama pembelajaran menulis huruf Jawa berlangsung?, (4) bagaimana perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka?, dan (5) apa saran yang dapat siswa berikan terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka?. Berdasarkan wawancara dapat diketahui, siswa yang memperoleh nilai tertinggi menyatakan bahwa penggunaan media flanacaraka dalam pembelajaran menulis huruf Jawa sangatlah menarik dan menyenangkan karena pembelajaran menulis huruf Jawa sebelumnya tidak pernah menggunakan media dalam pembelajaran. Siswa yang mendapatkan nilai sedang berpendapat bahwa media flanacaraka sangat menyenangkan karena penerapannya dilakukan dengan permainan yang menyebabkan semua siswa berpartisipasi dalam pembelajaran. Sedangkan siswa yang mendapat nilai terendah berpendapat bahwa media flanacaraka sulit dipahami karena bentuk aksara legena banyak yang mempunyai bentuk hampir sama.

107 82 Pendapat siswa mengenai penjelasan materi yang diberikan oleh guru dengan menggunakan media flanacaraka juga bermacam-macam. Menurut siswa yang memperoleh nilai tertinggi penjelasan materi dengan menggunakan media flanacaraka mudah dipahami. Hal ini disebabkan karena media flanacaraka penuh dengan warna yang menyebabkan siswa mampu menghafalkan bentukbentuk aksara legena. Siswa yang memperoleh nilai sedang berpendapat bahwa penjelasan guru dengan menggunakan media flanacaraka mudah dipahami karena dijelaskan dengan runtut dan ada contohnya. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai terendah berpendapat bahwa penjelasan guru dengan menggunakan media flanacaraka susah dipahami karena siswa tersebut tidak memperhatikan penjelasan guru dari awal, sehingga merasa kesulitan. Kesulitan yang dialami oleh siswa selama pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka tidak terlalu banyak. Menurut siswa yang memperoleh nilai tertinggi, media flanacaraka tidak sulit untuk digunakan. Penggunaannya sangat mudah, karena hanya menempelkan aksara legena saja. Begitu juga dengan siswa yang memperoleh nilai sedang juga berpendapat bahwa media flanacaraka mudah dipahami hanya saja sedikit kesulitan. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai terendah berpendapat bahwa media flanacaraka sulit untuk digunakan karena bentuknya sama sehingga penulisan kalimatnya banyak kesalahan. Hal ini disebabkan karena siswa kurang memperhatikan penjelasan materi dari guru. Perasaan siswa ketika pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka semakin meningkat. Menurut siswa yang memperoleh nilai tertinggi merasa senang dan ingin lebih meningkatkan lagi

108 83 dalam penggunaan media flanacaraka. Siswa yang memperoleh nilai sedang berpendapat bahwa pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka sangat menyenangkan karena diterapkan dengan permainan. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai terendah berpendapat bahwa pembelajaran tidak menyenangkan karena dalam permainan mereka mengalami kekalahan. Namun mereka berantusias untuk meningkatkan keterampilan menulis huruf Jawa supaya memperoleh hasil yang maksimal. Saran siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka sangatlah beragam. Siswa yang memperoleh nilai tertinggi memberikan saran supaya pembelajaran yang akan datang tetap menggunakan media flanacaraka karena sangat menyenangkan dan mudah dipahami. Selain itu, permainan dalam penerapan media flanacaraka tersebut lebih ditingkatkan lagi karena membuat siswa menjadi bersemangat untuk belajar. Siswa yang memperoleh nilai sedang memberikan saran kepada peneliti supaya hadiah atau reward dalam permainan lebih ditingkatkan lagi. Sedangkan bagi siswa yang memperoleh nilai terendah memberikan saran supaya dijelaskan kembali materi pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka dan hadiah atau reward dalam permainan ditingkatkan kembali supaya lebih bersemangat Hasil Dokumentasi Siklus I Pengambilan gambar (foto) dalam pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka dapat dijadikan laporan dalam penelitian. Pengambilan foto ini dilakukan selama penelitian berlangsung. Foto

109 84 diambil berupa aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Dokumentasi foto yang diambil pada siklus I meliputi, (1) aktifitas siswa ketika memperhatikan penjelasan guru dengan menggunakan media flanacaraka, (2) aktifitas siswa ketika berdiskusi mengerjakan tugas dari guru dalam menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, (3) aktifitas siswa saat mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas untuk dikoreksi bersamasama. Dokumentasi kegiatan pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siklus I adalah sebagai berikut. Gambar 2. Situasi Kelas pada Kegiatan Awal Pembelajaran Gambar 2 diambil saat guru melaksanakan apersepsi dan menjelaskan kegiatan pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka yang hendak dilaksanakan. Situasi tersebut menunjukkan perhatian siswa terhadap penjelasan yang diberikan oleh guru. Pada saat itu guru menjelaskan tentang kegiatan belajar mengajar yang akan dilaksanakan, yaitu menjelaskan materi yang akan diberikan. Sebelum pembelajaran dimulai beberapa siswa membuat kegaduhan yang mengganggu siswa lain. Namun ketika guru mulai masuk kelas, keadaan kelas dapat dikondisikan dengan baik. Dalam gambar tersebut terlihat bahwa sebagian besar

110 85 siswa memperhatikan dengan seksama penjelasan dari guru tetapi ada juga beberapa siswa yang tiduran dan melamun saat memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru. Gambar 3. Aktivitas Siswa ketika Memperhatikan Penjelasan Guru Gambar 3 menunjukkan aktivitas siswa ketika memperhatikan penjelasan guru mengenai pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Berdasarkan gambar tersebut sebagian besar siswa tampak memperhatikan penjelasan guru, namun masih ada beberapa siswa yang melamun dan mengantuk. Gambar 4. Aktivitas Siswa ketika Bertanya Jawab dengan Guru Gambar 4 menunjukkan situasi siswa ketika bertanya jawab dengan guru. Karakteristik siswa yaitu masih malu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Begitu juga ketika guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Sebagian siswa tidak memanfaatkan waktu tersebut untuk bertanya. Siswa lebih

111 86 suka bertanya ketika guru sedang melakukan pengawasan dan mendekati siswa, pada saat itulah siswa berani bertanya dengan guru. Gambar 5. Aktivitas Siswa ketika Berlatih Menulis Kalimat Berhuruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka Gambar 5 menunjukkan aktivitas siswa ketika berlatih menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Sebagian besar siswa tertarik dengan penerapan media flanacaraka dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Hal ini terbukti dengan antusias siswa untuk berlatih menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Gambar 6. Aktivitas Siswa ketika Mengerjakan Tugas dari Guru Gambar 6 menunjukkan aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas dari guru. Pada gambar tersebut terlihat bahwa sebagian besar siswa serius dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas dari guru. Namun, ada juga

112 87 beberapa siswa yang mengganggu teman yang sedang mengerjakan tugas dari guru. Gambar 7. Suasana Kelas Awal Pembelajaran Berkelompok dengan Menggunakan Media Flanacaraka Gambar tersebut menunjukkan suasana kelas pada awal pembelajaran berkelompok dengan menggunakan media flanacaraka. Ketika guru memberikan apersepsi dan penjelasan kepada siswa untuk bergabung dengan anggota kelompok masing-masing, sebagian besar siswa langsung menuruti apa yang dikatakan oleh guru. Hal ini terbukti dengan gambar tersebut, siswa terlihat teratur dan siap mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Gambar 8. Aktivitas Guru Memberikan Penjelasan kepada Siswa Gambar tersebut menunjukkan aktivitas guru dalam memberikan penjelasan kepada siswa ketika kegiatan berdiskusi berlangsung. Masing-masing

113 88 kelompok memperhatikan penjelasan dari guru, kemudian mulai berdiskusi dengan perintah yang diberikan oleh guru. Gambar 9. Aktivitas Masing-Masing Kelompok ketika Berdiskusi dengan Menggunakan Media Flanacaraka Gambar tersebut menunjukkan aktivitas siswa ketika berdiskusi untuk menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Siswa sangat antusias sekali saat berdiskusi dengan teman satu kelompoknya. Meskipun ada beberapa siswa yang tidak ikut berdiskusi dengan temannya. Masing-masing kelompok mampu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Gambar 10. Aktivitas Siswa Bertanya kepada Guru ketika Mengalami Kesulitan

114 89 Gambar tersebut menunjukkan aktivitas siswa bertanya kepada guru ketika mengalami kesulitan dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Siswa sudah tidak merasa malu untuk bertanya kepada guru ketika mengalami kesulitan dengan media tersebut. Gambar 11. Aktifitas Perwakilan Kelompok Memperlihatkan Hasil Pekerjaannya Gambar tersebut menunjukkan aktivitas evaluasi kelompok. Masingmasing perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk menunjukkan hasil pekerjaan kelompok. Berdasarkan penilaian dari guru, hasil pekerjaan masingmasing kelompok tidak banyak mengalami kesalahan. Siswa sudah mampu memahami penggunaan media flanacaraka dalam pembelajaran menulis huruf Jawa sehingga hasil pekerjaan kelompoknya mendapatkan hasil yang maksimal. Gambar 12. Aktivitas Siswa Mengerjakan Tes Siklus I

115 90 Gambar tersebut menunjukkan aktivitas siswa dalam mengerjakan tes pada siklus I. Tes pada siklus I ini dilakukan oleh masing-masing individu. Sebagian besar siswa mengerjakan dengan serius dan sungguh-sungguh tes yang diberikan oleh guru. Walaupun masih ada beberapa siswa yang masih menunjukkan sikap duduk yang tidak tenang. Ada sebagian siswa yang masih melihat jawaban teman sebelahnya. Hasil tes pada siklus I ini akan mengetahui kemampuan masingmasing individu dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa. Gambar 13. Aktivitas Siswa dalam Mengerjakan Jurnal Siswa Gambar 13 merupakan kegiatan siswa ketika mengisi jurnal siswa yang dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran. Jurnal diisi secara individu untuk mengetahui pendapat dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka Hasil Refleksi Siklus I Refleksi dilakukan setelah melakukan pembelajaran pada pertemuan pertama dan kedua pada siklus I. Guru akan melihat kegiatan pembelajaran dari tahap perencanaan, tindakan, dan observasi yang telah dilaksanakan pada siklus I. Guru juga akan menganalisis hasil tes dan nontes siswa yang berupa observasi, jurnal, wawancara dan dokumentasi.

116 91 Pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siklus I memperoleh hasil bahwa siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kec. Kramat Kab. Tegal merasa senang dan tertarik mengikuti pembelajaran tersebut. Berdasarkan hasil tes pada siklus I menunjukkan bahwa nilai rata-rata klasikal siswa mengalami peningkatan dari nilai pada prasiklus. Hal ini dapat diketahui dari nilai rata-rata pada prasiklus yang semula 59,5 menjadi sebesar 63,07. Nilai rata-rata pada siklus I sudah mengalami peningkatan dari nilai ratarata pada prasiklus, namun nilai tersebut belum mencapai target penelitian yang telah ditetapkan yaitu 65. Nilai rata-rata pada siklus I yaitu 63,07 termasuk dalam kategori kurang. Hal ini dikarenakan masih terdapat kekurangan dalam pembelajaran pada siklus I. Kekurangan tersebut antara lain, (1) siswa masih belum tepat menulis aksara legena yang mempunyai bentuk hampir sama, (2) sebagian siswa masih belum tepat menulis sandhangan yang mempunyai bentuk yang hampir sama, (3) siswa masih belum rapi dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa. Berdasarkan hasil observasi, jurnal, wawancara dan dokumentasi, dapat diketahui bahwa perilaku siswa sudah mengalami peningkatan ke arah yang lebih positif namun belum maksimal. Sebagian besar siswa merasa senang dan tertarik dengan penggunaan media flanacaraka dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Namun, ada beberapa siswa yang masih menunjukkan sikap yang negatif, terutama ketika mendengarkan penjelasan guru. Beberapa siswa masih ada yang melamun, mengantuk dan mengganggu teman ketika pembelajaran berlangsung. Untuk memperbaiki hasil belajar dan perilaku siswa supaya ke arah positif, maka pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media

117 92 flanacaraka pada siklus II akan direncanakan dengan lebih baik lagi. Hal-hal yang dilakukan guru berkenaan dengan upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran selanjutnya adalah (1) guru memberikan contoh kalimat yang menggunakan sandhangan panyigeg wanda dan wyajana, (2) guru memberikan kartu kalimat yang baru untuk menambah pengetahuan siswa dalam menulis kalimat berhuruf Jawa, (3) guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mempelajari kalimat berhuruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka bersama kelompoknya masing-masing, (4) pemberian hadiah atau reward kepada siswa yang berhasil mendapatkan nilai tertinggi. Perbaikan-perbaikan tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa pada siklus II Hasil Penelitian Siklus II Proses tindakan siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I. Hasil refleksi siklus I diperbaiki pada siklus II. Setelah pelaksanaan siklus I, diketahui bahwa hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai target penelitian, yaitu minimal rata-rata kelas 65 atau berkategori baik. Pada siklus I siswa baru mencapai nilai rata-rata 63,07 atau dalam kategori cukup. Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dengan rencana dan persiapan yang lebih matang daripada pelaksanaan pada siklus I. Adanya perbaikanperbaikan dalam pembelajaran yang mengarah kepada peningkatan proses dan hasil belajar, diharapkan supaya hasil penelitian dapat meningkat. Penguraian hasil penelitian yang berupa tes menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa pada siklus II disajikan dalam bentuk data kuantitatif, sedangkan penguraian hasil

118 93 penelitian nontes pada siklus II disajikan dalam bentuk deskriptif data kualitatif. Data nontes diperoleh dari hasil observasi, wawancara, jurnal dan dokumentasi. Hasil selengkapnya pada siklus II mengenai tes dan nontes secara rinci adalah sebagai berikut Hasil Tes Siklus II Data hasil tes pada siklus II digunakan untuk mengetahui keterampilan menulis huruf Jawa setelah menggunakan media flanacaraka. Tes ini dilakukan dengan tes menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa. Aspek penilaian keterampilan menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa pada penelitian ini adalah (1) ketepatan huruf (aksara legena), (2) ketepatan sandhangan, dan (3) kerapian. Pelaksanaan pada siklus II dilakukan selama dua kali pertemuan. Pertemuan pertama digunakan untuk pemberian materi kembali dengan beberapa contoh kalimat yang baru. Selain itu, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih giat berlatih dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Pertemuan kedua digunakan untuk melaksanakan evaluasi tes menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa kepada masing-masing siswa, sehingga diperoleh hasil belajar setiap individu. Tes tersebut digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan memperhatikan ketepatan huruf (aksara legena), sandhangan dan kerapian. Soal tes menulis huruf Jawa pada siklus II terdiri atas lima kalimat sederhana berhuruf Jawa yang terdiri dari 3-4 kata. Berikut adalah hasil akhir tes peningkatan keterampilan menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka secara keseluruhan.

119 94 Tabel 10. Hasil Tes Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka pada Siklus II No. Kategori Rentang Bobot Persen Frekuensi Nilai Nilai % Nilai Rata-rata 1. Sangat baik ,7 = Bobot Nilai 2. Baik Frekuensi 3. Cukup ,3 = 3115 = 79,8 4 Kurang < Jumlah (kategori baik) Tabel 10 merupakan tabel nilai rata-rata klasikal menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siklus II. Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siklus II yaitu 79,8 atau berkategori baik. Nilai tersebut sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 65. Secara klasikal, nilai rata-rata menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa pada siklus II sudah mencapai kategori baik yaitu 79,8. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 14 siswa atau 35,7% telah berhasil meraih kategori sangat baik dengan rentang nilai Sebanyak 12 siswa atau 31% memperoleh nilai dengan kategori baik yaitu dan sisanya yaitu 13 siswa atau 33,3% memperoleh nilai dengan kategori cukup yaitu antara Dalam kategori kurang yaitu <65, tidak ada siswa yang memperolehnya atau 0% sehingga hasil tes siklus II dapat dikatakan berhasil. Pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kec. Kramat Kab. Tegal dapat dikatakan berhasil. Hal ini disebabkan karena nilai rata-rata klasikal telah

120 95 mencapai kategori baik yaitu 79,8. Keberhasilan ini merupakan keberhasilan antara guru dengan siswa dalam memberikan dan menerima pembelajaran menulis huruf Jawa dengan media flanacaraka. Penerapan media flanacaraka dalam pembelajaran menulis huruf Jawa ternyata berhasil meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa. Terdapat 14 siswa atau sebesar 35,7% telah berhasil mencapai kategori sangat baik yaitu rentang nilai Berdasarkan hasil tes, tidak ada siswa yang memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 65. Bahkan ada beberapa siswa yang memperoleh nilai sempurna yaitu 100. Keberhasilan peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II digambarkan pada sebuah diagram batang. Berikut adalah diagram batang hasil tes menulis huruf Jawa siswa kelas IV SDN Babakan 01 dengan menggunakan media flanacaraka pada siklus II Persen 40,00% 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00% 35,70% Sangat baik 31,00% 33,30% 0,00% Baik Cukup Kurang Diagram 3. Hasil Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka pada Siklus II Kategori Untuk lebih jelasnya hasil tes siswa menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siklus II dapat dijelaskan secara rinci dengan grafik sebagai berikut.

121 Nilai Nilai Siswa Responden Grafik 3. Pancaran Nilai Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka pada Siklus II Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui bahwa hampir sebagian siswa kelas IV pada SDN Babakan 01 Kec. Kramat Kab. Tegal telah mencapai nilai ketuntasan belajar minimal yaitu 65. Sebanyak 16 siswa dari jumlah siswa dalam kelas berhasil memperoleh nilai dengan kategori sangat baik yaitu rentang nilai Penggunan media flanacaraka dalam pembelajaran menulis huruf Jawa dapat dikatakan berhasil karena nilai rata-rata klasikal telah mencapai kategori baik yaitu 79,8. Nilai akhir tes menulis huruf Jawa pada siklus II juga diperoleh dari penjumlahan nilai ketiga aspek penilaian seperti pada siklus I yang meliputi: (1) ketepatan huruf (aksara legena), (2) ketepatan sandhangan, dan (3) kerapian. Ketiga aspek tersebut dapat diketahui bahwa aspek ketepatan huruf (aksara legena) mencapai rata-rata 29,07; aspek ketepatan sandhangan mencapai rata-rata 27,2; dan aspek kerapian mencapai rata-rata 17,4. Hasil ketiga aspek penilaian pada siklus II juga mengalami peningkatan dari hasil pada siklus I. Berikut hasil

122 97 perolehan nilai tiap aspek penilaian keterampilan menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siklus II Hasil Tes Menulis Huruf Jawa Aspek Ketepatan Huruf Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa. Soal tes menulis huruf Jawa terdiri atas lima kalimat sederhana. Masing-masing kalimat terdiri atas 3 kata. Jadi, kelima kalimat tersebut kurang lebih terdiri atas 32 aksara legena yang harus ditulis oleh siswa. Penilaian pada aspek ketepatan huruf (aksara legena) ini berdasarkan pada ketepatan penulisan huruf atau aksara legena dengan soal tes yang telah diberikan oleh guru. Hasil aspek ketepatan huruf (aksara legena) pada siklus II dijabarkan dalam tabel 11 berikut ini. Tabel 11. Hasil Tes Menulis Huruf Jawa Aspek Ketepatan Huruf (Aksara Legena) pada Siklus II No. Kategori Nilai Frekuensi Bobot Persen Skor % Nilai Rata-rata 1. Sangat baik ,3 = Bobot Skor 2. Baik ,4 Frekuensi 3. Cukup ,3 = 1134 = 29,07 4 Kurang Jumlah (kategori baik) Tabel 11 merupakan tabel nilai rata-rata menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa yang dicapai siswa pada aspek ketepatan huruf (aksara legena). Tabel tersebut menunjukkan nilai rata-rata siswa secara klasikal pada aspek ketepatan huruf (aksara legena) adalah 29,07 atau berkategori baik. Nilai 36 dapat

123 98 dicapai 13 siswa atau 33,3%, nilai 27 dicapai oleh 22 siswa atau sebesar 56,4% dan nilai 18 dicapai oleh 4 siswa atau sebesar 10,3%. Kategori kurang dengan nilai 9 tidak diperoleh oleh satu siswa pun atau 0%. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa tidak ada satu siswa yang mendapatkan kategori kurang. Hal ini membuktikan bahwa pada siklus II, siswa telah mengalami peningkatan yaitu sudah mampu menulis aksara legena lebih baik daripada siklus I. Sebanyak 33,3% atau 13 siswa dapat menuliskan kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan tepat atau kesalahan hanya 0-4 aksara legena. Sebanyak 56,4% atau 22 siswa mendapat kategori baik yaitu siswa hanya salah dalam menuliskan aksara legena sebanyak 5-9 huruf. Kategori cukup diperoleh sebanyak 4 siswa atau 10,3% yaitu hanya salah menuliskan aksara legena dari 32 aksara legena. Penilaian pada aspek ketepatan huruf (aksara legena) dalam pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siklus II ini didasarkan pada banyak sedikitnya kesalahan penulisan aksara legena. Berdasarkan hasil penelitian tes menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa pada siklus II, kesalahan pada aspek ketepatan huruf atau aksara legena masih terjadi tetapi tidak sebanyak ketika siklus I. Kesalahan penulisan aksara legena yaitu penulisan aksara legena yang bentuknya hampir sama. Beberapa siswa masih ada yang tidak tepat dalam menuliskan aksara legena tersebut. Kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa pada siklus II diantaranya, kesalahan penulisan kata (kyai). Kata (kyai) tidak ditulis seperti itu. Beberapa siswa menuliskan aksara

124 99 (ka) dengan aksara (na) sehingga penulisannya menjadi (nyai). Kesalahan penulisan juga terdapat pada kata (anyar). Sebagian siswa menulis aksara (nyar) dengan menggunakan aksara (yar) sehingga penulisannya menjadi (ayar). Kesalahan penulisan aksara legena pada siklus II tidak sebanyak pada siklus I Hasil Tes Menulis Huruf Jawa Aspek Ketepatan Sandhangan Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa. Soal tes menulis huruf Jawa terdiri atas lima kalimat sederhana. Masing-masing kalimat terdiri atas 3 kata yang menggunakan sandhangan swara, panyigeg wanda, dan wyanjana. Aspek ketepatan sandhangan mempengaruhi hasil tes menulis huruf Jawa siswa. Aspek ketepatan sandhangan pada siklus II hasilnya lebih meningkat dibandingkan dengan siklus I. Hal ini dikarenakan siswa sudah sering melakukan latihan dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa. Hasil aspek ketepatan sandhangan pada siklus II dijabarkan dalam tabel 12 berikut ini. Tabel 12. Hasil Tes Menulis Huruf Jawa Aspek Sandhangan pada Siklus II No. Kategori Nilai Frekuensi Bobot Persen Skor % Nilai Rata-rata 1. Sangat baik ,2 = Bobot Skor 2. Baik ,2 Frekuensi 3. Cukup ,6 = 1062 = 27,2 4 Kurang (kategori baik) Jumlah

125 100 Tabel 12 merupakan tabel nilai rata-rata menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa yang dicapai siswa pada aspek sandhangan. Tabel tersebut menunjukkan nilai rata-rata siswa secara klasikal pada aspek ketepatan sandhangan adalah 27,2 atau berkategori baik. Nilai 36 dapat dicapai oleh 11 siswa atau 28,2%, nilai 27 dicapai oleh 18 siswa atau sebesar 46,2% dan nilai 18 dicapai oleh 10 siswa atau sebesar 25,6%. Kategori kurang dengan nilai 9 tidak diperoleh oleh satu siswa pun atau 0%. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa tidak satu pun siswa yang mendapat kategori kurang. Hal ini membuktikan bahwa pada siklus II, siswa telah mengalami peningkatan yaitu sudah mampu menulis sandhangan sesuai dengan fungsinya. Sebanyak 25,6% atau 10 siswa salah dalam menuliskan sandhangan sebanyak huruf, sedangkan 46,2% atau 18 siswa hanya salah menuliskan 5-9 sandhangan. Terdapat 11 siswa atau sebesar 28,2% mampu menulis sandhangan dengan tepat atau hanya dengan kesalahan penulisan sandhangan sebanyak 0-4. Berdasarkan hasil penelitian tes menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siklus II, kesalahan penulisan sandhangan sudah tidak banyak ditemui. Kesalahan penulisan sandhangan pada siklus II lebih sedikit dibandingkan dengan siklus II. Sebagian siswa hanya salah dalam penulisan beberapa sandhangan saja seperti sandhangan taling tarung (... ), sandhangan pangkon (... ) dan sandhangan pengkal (... ). Penulisan sandhangan taling tarung

126 101 (... ) mengalami kesalahan yaitu penulisannya tidak mengapit aksara legena, melainkan diletakkan dibelakang aksara legena, yaitu. Kesalahan penulisan juga terdapat pada kata (kyai). Kesalahan terdapat pada penulisan sandhangan pengkal (... ). Sebagian besar siswa menggunakan sandhangan pangkon dalam kata tersebut yaitu. Bentuk sandhangan yang hampir sama menyebabkan siswa mengalami kesalahan Hasil Tes Menulis Huruf Jawa Aspek Kerapian Penilaian pada aspek kerapian dalam penelitian ini berdasarkan pada kerapian penulisan siswa dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa. Hal ini dilihat dari penulisan aksara legena dengan sandhangannya yaitu penulisan rapi (sejajar), tanpa coretan, bersih, dan mudah dibaca. Hasil aspek kerapian dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa pada siklus I terdapat pada tabel 13 berikut ini. Tabel 13. Hasil Tes Menulis Huruf Jawa Aspek Kerapian pada Siklus II No. Kategori Nilai Frekuensi Bobot Persen Skor % Nilai Rata-rata 1. Sangat baik ,5 = Bobot Skor 2. Baik ,1 Frekuensi 3. Cukup ,0 = 679 = 17,4 4 Kurang ,4 39 Jumlah (kategori cukup)

127 102 Tabel 13 merupakan tabel nilai rata-rata siswa secara klasikal pada aspek kerapian adalah 17,4 atau berkategori cukup. Nilai 28 dapat dicapai 8 siswa atau 20,5% termasuk dalam kategori sangat baik. Nilai 21 dicapai oleh 9 siswa atau sebesar 23,2% termasuk dalam kategori baik. Nilai 14 dicapai oleh 16 siswa atau sebesar 41,0% termasuk dalam kategori cukup. Kategori kurang dengan nilai 7 diperoleh oleh 6 siswa atau 15,4%. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa aspek kerapian pada hasil tes siswa siklus II belum mengalami peningkatan yang maksimal. Hal ini disebabkan karena hasil tes siswa dalam aspek kerapian belum terlihat rapi. Sebagian siswa meninggalkan coretan dalam soal yang diberikan oleh guru. Sebanyak 6 siswa atau 15,4% dapat menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan tepat sesuai dengan soal yang telah diberikan oleh guru, tetapi dalam penulisannya masih terdapat coretan dan belum terlihat rapi serta aksara legena yang ditulis sulit untuk dibaca. Sebanyak 16 siswa atau 41,0% dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa masih terdapat coretan dan penulisan aksara legena tidak rapi (sejajar). Sebanyak 9 siswa atau 23,1% dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa masih terdapat coretan sehingga terlihat kurang rapi. Terdapat 8 siswa atau sebesar 20,5% yang mampu menulis sandhangan dengan rapi (sejajar), tanpa coretan dan mudah dibaca. Sebagian besar siswa dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa masih mengalami masalah dalam aspek kerapian yaitu banyak coretan dan penulisan tidak rapi (sejajar) serta aksara legena yang ditulis oleh siswa sebagian besar masih susah untuk dibaca.

128 Hasil Nontes Siklus II Data nontes pada siklus I didapatkan dari hasil observasi, hasil jurnal guru, hasil jurnal siswa, wawancara, dan dokumentasi. Hasil nontes ini akan mendeskripsikan tentang perubahan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Hasil nontes pada siklus II dipaparkan sebagai berikut Hasil Observasi Siklus II Kegiatan observasi dalam penelitian ini dilakukan selama pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kec. Kramat Kab. Tegal. Pengambilan data observasi ini bertujuan untuk mengetahui keseluruhan perilaku siswa dalam menerima pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Pedoman observasi ini digunakan oleh peneliti untuk mengamati perilaku (tingkah laku), sikap dan respon siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Aspek yang diamati dalam penelitian ini meliputi: (1) siswa siap mengikuti pembelajaran (tidak ramai, tidak melamun, tidak mengantuk, duduk ditempat masing-masing dengan tenang, dan sudah mempersiapkan alat tulis), (2) siswa antusias dalam pembelajaran, (3) siswa memperhatikan dan memahami penjelasan guru, (4) siswa aktif dalam menjawab pertanyaan guru, (5) siswa memperhatikan contoh yang diberikan oleh guru, (6) siswa berpartisipasi aktif dalam kelompok, (7) siswa menulis huruf Jawa dengan sungguh-sungguh, (8) siswa mengerjakan tugas dengan tepat waktu, (9) siswa berani mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas, (10) siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan tidak ada

129 104 yang meminta ijin ke luar kelas saat pembelajaran. Hasil observasi pada siklus II dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini. Tabel 14. Hasil Observasi Perilaku Siswa Siklus II No Aspek Observasi Siswa siap mengikuti pembelajaran (tidak ramai, tidak melamun, tidak mengantuk, duduk di tempat masing-masing dengan tenang). Siswa antusias dalam pembelajaran. Siswa memperhatikan dan memahami penjelasan guru dengan sungguh-sungguh. Siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru. Siswa memperhatikan dan memahami contoh yang diberikan oleh guru. Siswa berpartisipasi dalam kelompok. Siswa menulis huruf Jawa dengan sungguh-sungguh Siswa mengerjakan tugas tepat waktu Siswa berani mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas Siswa bersemangat mengikuti pembelajaran dan tidak ada yang meminta izin ke luar saat pembelajaran Melakukan Tidak Melakukan Frekuensi (%) Frekuensi (%) 35 89,7 4 10, ,9 9 23, ,9 9 23, , , , , , , , , Hasil observasi pada siklus II menunjukkan bahwa perilaku siswa sudah lebih positif dibandingkan pada siklus I. Meskipun belum semua siswa berperilaku dengan baik, tetapi perilaku negatif siswa telah berkurang.

130 105 Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa pada aspek pertama yaitu siswa siap mengikuti pembelajaran (tidak ramai, tidak melamun, tidak mengantuk, duduk di tempat masing-masing dengan tenang, dan sudah mempersiapkan alat tulis). Sebanyak 35 siswa atau sebesar 89,7% sudah siap dalam mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dan hanya 4 siswa atau sebesar 10,3% yang belum siap mengikuti pembelajaran. Keempat siswa tersebut asyik becanda dengan temannya. Posisi duduk yang berada di pojok belakang memungkinkan mereka untuk sering bercanda. Oleh karena itu, guru perlu melakukan pengawasan lebih ketika melakukan kegiatan belajar mengajar. Aspek kedua yaitu siswa antusias dalam pembelajaran. Aspek tersebut pada siklus II mengalami peningkatan yaitu sebanyak 30 siswa atau sebesar 76,9% sangat antusias dengan pembelajaran menulis huruf Jawa. Terbukti siswa sudah dapat dikondisikan dengan baik. Pembelajaran dimulai dengan penuh semangat oleh ketiga puluh siswa tersebut. Sedangkan 9 siswa atau sebesar 23,1% belum antusias dalam mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa. Hal ini disebabkan karena pada pertemuan sebelumnya siswa tersebut sering melakukan kesalahan. Aspek ketiga yaitu sebagian besar siswa memperhatikan dan memahami penjelasan guru dengan sungguh-sungguh sebesar 76,9% atau 30 siswa. Sedangkan 9 siswa atau 23,1% tidak memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh. Sebagian siswa dapat dikondisikan dengan baik ketika pembelajaran berlangsung. Namun, siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru masih melakukan kegiatan yang tidak baik yaitu mengantuk dan mengganggu teman yang berada disampingnya.

131 106 Aspek keempat yaitu siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru. Pada waktu pembelajaran berlangsung, guru sering bertanya kepada siswa mengenai aksara Jawa legena, sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam mengingat materi yang telah diberikan oleh guru pada pertemuan sebelumnya. Ada 64,1% atau sebanyak 25 siswa yang aktif menjawab pertanyaan guru, sedangkan 14 siswa atau 35,9% masih diam. Aspek kelima yaitu siswa memperhatikan dan memahami contoh yang diberikan oleh guru. Sebanyak 28 siswa atau sebesar 71,8% memperhatikan dan memahami contoh yang diberikan oleh guru dengan sungguh-sungguh. Hal ini disebabkan karena siswa ingin dapat menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan benar. Sedangkan 11 siswa atau sebesar 28,2% tidak memperhatikan dan memahami contoh yang diberikan oleh guru. Kesebelas siswa tersebut didominasi oleh siswa laki-laki yang cenderung susah diatur. Aspek keenam yaitu siswa aktif berpartisipasi dalam kelompok. Aspek tersebut mengalami peningkatan pesat pada siklus II yaitu sebanyak 39 siswa terlihat sangat aktif berpartisipasi dalam kegiatan berkelompok. Tidak ada siswa yang tidak aktif dalam kegiatan berkelompok. Peningkatan aspek tersebut pada siklus II menunjukkan bahwa siswa sudah mulai tertarik dan senang dengan pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka.. Aspek ketujuh yaitu siswa menulis huruf Jawa dengan sungguh-sungguh. Pada aspek ini siswa mengalami peningkatan ke arah yang sangat baik. Hal ini terbukti ada 39 siswa atau 100% yang berkonsentrasi dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru yaitu menulis kalimat sederhana

132 107 berhuruf Jawa. Siswa terlihat sangat tertarik dengan media flanacaraka yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Aspek kedelapan yaitu siswa mengerjakan tugas tepat waktu. Sebanyak 28 siswa atau sebesar 71,8% dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru tepat waktu, sedangkan 11 siswa atau sebesar 28,2% belum mengerjakan tugas tepat waktu. Kesebelas siswa tersebut meminta waktu lagi kepada guru untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan baik tugas kelompok maupun individu. Aspek kesembilan yaitu siswa berani mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Pada aspek ini, sebanyak 25 siswa atau 64,1% berani mempresentasikan hasil kerjanya baik secara kelompok maupun individu, sedangkan 14 siswa atau 35,9% masih belum berani mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas hanya siswa. Aspek kesepuluh yaitu siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan tidak ada yang meminta izin ke luar kelas saat pembelajaran. Sebanyak 39 siswa atau sebesar 100% bersemangat dalam mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka dan tidak meminta izin ke luar kelas saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, dapat diketahui bahwa perilaku siswa sudah menunjukkan hasil yang positif. Hal ini terbuti dengan sebagian siswa sudah berperilaku positif dan perilaku negatif sudah berkurang dibandingkan pada siklus I. Hasil pengamatan tersebut menyimpulkan bahwa jumlah siswa yang berperilaku positif selama pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siklus II lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang berperilaku negatif.

133 Hasil Jurnal Siklus II Jurnal yang digunakan dalam tindakan siklus II masih sama dengan siklus I, yaitu jurnal guru dan jurnal siswa. Penggunaan jurnal dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui respon guru dan siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Jurnal guru berisi hasil pengamatan guru tentang keaktifan siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Sedangkan jurnal siswa digunakan untuk mengetahui pendapat siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka Hasil Jurnal Siswa Siklus II Jurnal siswa berisi pendapat siswa terhadap keseluruhan pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Jurnal siswa yang diberikan terdiri dari lima pertanyaan dan diisi secara individu oleh siswa. Aspek aspek yang terdapat dalam jurnal siswa meliputi, (1) ketertarikan siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, (2) pemahaman siswa terhadap penjelasan guru dalam pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, (3) kesulitan siswa terhadap materi pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, (4) perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, (5) kesan dan pesan siswa terhadap pembelajaran keterampilan menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka.

134 109 Berdasarkan hasil jurnal siswa, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa tertarik dengan penggunaan media flanacaraka dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Sebagian besar siswa tertarik dan senang dengan adanya media flanacaraka dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Menurut siswa, pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka sangat menyenangkan karena mudah dipahami. Selain itu, penerapan media flanacaraka dalam pembelajaran diselingi dengan permainan sehingga menyebabkan siswa merasa senang dan tidak bosan dengan pembelajaran menulis huruf Jawa. Pertanyaan kedua yaitu pemahaman siswa terhadap penjelasan guru saat pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Pemahaman siswa terhadap penjelasan guru sudah cukup baik. Sebagian siswa menuliskan bahwa penjelasan materi dapat dipahami dengan baik karena materi pelajaran dijelaskan dengan runtut dan disertai dengan contoh. Pertanyaan ketiga yaitu kesulitan siswa terhadap materi pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Sebagian siswa pada siklus II tidak terlalu mengalami kesulitan dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Penggunaan media flanacaraka yang mudah digunakan menyebabkan siswa tidak mengalami kesulitan dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa. Pertanyaan keempat yaitu perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Siswa merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran menulis huruf Jawa menggunakan media flanacaraka. Walaupun semua siswa baru pertama kali mengenal media flanacaraka, tetapi sebagian besar siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran.

135 110 Pertanyaan kelima yaitu kesan dan pesan siswa terhadap pembelajaran keterampilan menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Sebagian besar siswa memberikan kesan yang menyenangkan terhadap media flanacaraka dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Pesan siswa terhadap media flanacaraka untuk pembelajaran menulis huruf Jawa adalah penggunaan media tersebut harus terus dilakukan dalam pembelajaran menulis huruf Jawa karena menyenangkan dan memudahkan siswa dalam menulis huruf Jawa. Berdasarkan hasil jurnal siswa pada siklus II dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa sangat senang setelah mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Sebagian besar siswa berpendapat bahwa dengan adanya media flanacaraka siswa merasa lebih mudah dalam menuliskan kalimat sederhana berhuruf Jawa. Hal ini disebabkan karena media flanacaraka mudah digunakan dan penuh warna sehingga siswa mulai hafal dengan huruf-huruf Jawa dan sandhangannya Hasil Jurnal Guru Siklus II Jurnal guru merupakan hasil pengamatan peneliti sebagai pengajar tentang perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran. Aspek-aspek yang terdapat dalam jurnal guru meliputi, (1) kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, (2) keaktifan siswa selama pembelajaran menulis huruf Jawa dengan media flanacaraka berlangsung, (3) tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, (4) tingkah laku dan sikap siswa selama

136 111 pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka berlangsung. Berdasarkan jurnal guru selama pembelajaran pada siklus II berlangsung, aspek pertama yaitu kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka mengalami peningkatan ke arah positif. Keadaan atau suasana kelas ketika pembelajaran belum berlangsung pada siklus II berbeda dengan siklus I. Pada siklus II siswa terlihat telah siap mengikuti pembelajaran yang akan berlangsung. Siswa dapat dikondisikan dengan baik pada siklus II. Hal ini terbukti, suasana menjadi tenang ketika guru memasuki kelas dan mulai memberikan apersepsi. Aspek kedua yaitu mengenai keaktifan siswa selama pembelajaran menulis huruf Jawa dengan media flanacaraka. Keaktifan siswa ditunjukkan dengan respon beberapa siswa yang bersedia menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru atau bertanya kepada guru ketika mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Keaktifan siswa pada siklus II sudah mengalami sedikit peningkatan. Hanya saja sebagian besar siswa masih enggan bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru. Aspek ketiga yaitu tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Tanggapan atau respon yang diberikan siswa pada siklus II sangat positif. Hal tersebut terlihat dari ketertarikan siswa ketika menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Beberapa siswa terlihat sangat bersemangat ketika berlatih menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka.

137 112 Aspek keempat yaitu tingkah laku dan sikap siswa selama pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka berlangsung. Aspek keempat pada siklus II mengalami peningkatan ke arah positif. Sebagian besar siswa mengikuti pembelajaran dengan tertib sehingga suasana kelas menjadi tenang dan berjalan lancar dibandingkan pada siklus I. Sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan dengan penuh konsentrasi dan sungguh-sungguh. Berdasarkan hasil jurnal guru pada siklus II tersebut menyimpulkan bahwa perilaku siswa mengalami peningkatan ke arah positif. Hal ini terbukti dengan keadaan atau suasana kelas yang sudah mulai terkondisi dengan baik dan lebih kondusif selama pembelajaran berlangsung. Sebagian besar siswa sudah berperilaku positif dalam pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, sedangkan perilaku negatif sudah mulai berkurang. Dari hasil pengamatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang berperilaku positif selama pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka lebih banyak daripada siswa yang berperilaku negatif Hasil Wawancara Siklus II Untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan mengetahui secara langsung respon siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa pada siklus II, peneliti melakukan wawancara diluar jam pelajaran. Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi mengenai keadaan responden melalui tanya jawab dan diskusi dengan siswa. Wawancara dilakukan kepada 3 siswa, yaitu siswa yang mendapatkan skor tesnya rendah, sedang dan tinggi. Hal ini dilakukan supaya data yang diperoleh lengkang karena masing-masing telah terwakili.

138 113 Wawancara berisikan pertanyaan sebagai berikut: (1) bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa?, (2) bagaimana pendapat siswa tentang cara guru menyampaikan materi pembelajaran menulis huruf Jawa?, (3) kesulitan apakah yang siswa alami selama pembelajaran menulis huruf Jawa berlangsung?, (4) bagaimana perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka?, dan (5) apa saran yang dapat siswa berikan terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka?. Berdasarkan wawancara pada siklus II dapat diketahui, siswa yang memperoleh nilai tertinggi menyatakan bahwa penggunaan media flanacaraka dalam pembelajaran menulis huruf Jawa sangatlah menarik dan menyenangkan karena pembelajaran menulis huruf Jawa sebelumnya tidak pernah menggunakan media dalam pembelajaran. Media flanacaraka membuat siswa tersebut dapat menulis aksara Jawa dengan benar dan mendapatkan nilai tertinggi di kelas. Siswa yang mendapatkan nilai sedang dan terendah berpendapat bahwa media flanacaraka sangat menyenangkan karena penerapannya dilakukan dengan permainan yang menyebabkan sehingga semua siswa dapat berpartisipasi dalam pembelajaran. Pendapat siswa mengenai penjelasan materi yang diberikan oleh guru dengan menggunakan media flanacaraka sangat baik. Menurut siswa yang memperoleh nilai tertinggi penjelasan materi dengan menggunakan media flanacaraka mudah dipahami. Hal ini disebabkan karena media flanacaraka penuh dengan warna yang menyebabkan siswa mampu menghafalkan bentukbentuk aksara legena dan menulis kalimat sederhana dengan baik dan benar.

139 114 Siswa yang memperoleh nilai sedang dan rendah juga berpendapat bahwa penjelasan guru dengan menggunakan media flanacaraka mudah dipahami karena dijelaskan dengan runtut dan ada contohnya. Selain itu, ketika siswa mengalami kesulitan dalam menuliskan kalimat sederhana berhuruf Jawa, guru selalu memberikan bimbingan dan pengarahan kepada siswa. Kesulitan yang dialami oleh siswa selama pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siklus II tidak terlalu banyak. Menurut siswa yang memperoleh nilai tertinggi, pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka tidaklah sulit, karena penerapannya sangat mudah. Siswa hanya menempelkan huruf yang sesuai dengan soal yang diberikan oleh guru di papan yang telah disiapkan. Selain itu, ketika siswa mengalami kesulitan dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa guru tidak segan untuk membimbing. Sedangkan siswa yang mendapat nilai sedang, berpendapat bahwa kesulitan terjadi jika siswa sebelumnya tidak belajar di rumah. Siswa yang memperoleh nilai terendah, berpendapat bahwa media flanacaraka mudah untuk digunakan karena media tersebut hanya ditempelkan di papan panel yang telah disediakan. Hanya saja bagian flanelnya sering lepas sehingga sulit untuk menempelkannya. Perasaan siswa ketika pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siklus II sangat senang dan semangat. Menurut siswa yang memperoleh nilai tertinggi, pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka sangatlah menyenangkan, karena nilai siswa tersebut menjadi lebih baik dari siklus berikutnya. Selain itu, siswa tersebut semakin semangat dalam belajar menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa. Siswa

140 115 yang mendapatkan nilai sedang berpendapat bahwa pembelajaran dengan media flanacaraka sangatlah menyenangkan karena penerapannya dengan permainan. Siswa lebih antusias dan semangat dalam permainan karena ada kompetensi antarkelompok. Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai terendah berpendapat bahwa pembelajaran menulis huruf Jawa dengan media flanacaraka sangatlah menyenangkan karena siswa menjadi memahami aksara Jawa dan sandhangannya. Saran siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siklus II hampir sama dengan saran siswa pada siklus I. Siswa yang mendapatkan nilai tertinggi menyarankan supaya media flanacaraka dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran di sekolah tersebut sehingga siswa dapat terus belajar aksara Jawa dan perangkatnya dengan media tersebut. Siswa yang mendapatkan nilai sedang menyarankan supaya masingmasing siswa mendapatkan media flanacaraka tersebut sehingga di rumah siswa dapat belajar dengan media tersebut. Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai terendah menyarankan supaya pelajaran bahasa Jawa terus menggunakan media flanacaraka tersebut Hasil Dokumentasi Siklus II Pengambilan gambar (foto) dalam pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka dapat dijadikan laporan dalam penelitian. Pengambilan foto ini dilakukan selama penelitian berlangsung. Foto diambil berupa aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka.

141 116 Dokumentasi foto yang diambil pada siklus II meliputi, (1) aktifitas siswa ketika memperhatikan penjelasan guru dengan menggunakan media flanacaraka, (2) aktifitas siswa ketika berdiskusi mengerjakan tugas dari guru dalam menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, (3) aktifitas siswa saat mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas untuk dikoreksi bersamasama. Penggunaan foto sangat bermanfaat untuk melengkapi sumber data. Hasil dokumentasi ini digunakan sebagai gambaran siswa yang diabadikan selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dokumentasi kegiatan pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siklus II adalah sebagai berikut. Gambar 14. Suasana Kelas pada Awal Pembelajaran Gambar 14 diambil saat guru melaksanakan apersepsi dan menjelaskan kegiatan pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka yang hendak dilaksanakan pada siklus II. Situasi tersebut menunjukkan perhatian siswa terhadap penjelasan yang diberikan oleh guru. Siswa terlihat lebih tenang dan siap dalam menerima pembelajaran dari guru. Terbukti dengan sikap siswa yang telah duduk siap di meja masing-masing.

142 117 Mereka terlihat siap dan sangat antusias terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacara. Gambar 15. Aktivitas Guru Menjelaskan Materi dengan Menggunakan Media Flanacaraka Gambar 15 menunjukkan aktivitas guru saat menjelaskan materi pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Guru memberikan materi kembali kepada siswa untuk meningkatkan pengetahuan siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Gambar 16. Aktivitas Siswa Ketika Mendapatkan Media Flanacaraka Gambar 16 menunjukkan aktivitas siswa pada saat mendapatkan media Flanacaraka. Siswa tersebut merupakan perwakilan kelompok untuk menuliskan kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan sandhangan panyigeg

143 118 wanda atau wyanjana. Masing-masing siswa tersebut berlatih secara individu menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Siswa tampak antusias dan siap berlatih menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Sebelum siswa maju secara individu, mereka sudah berlatih sebelumnya dengan kelompok masingmasing. Hasil pekerjaan siswa akan dikoreksi oleh guru dan dinilai untuk mengetahui hasil belajar masing-masing siswa dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa. Gambar 17. Aktivitas Siswa Menulis Kalimat Sederhana Berhuruf Jawa dengan Media Flanacaraka Gambar 17 menunjukkan aktivitas siswa dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Masing-masing siswa tampak bersungguh-sungguh dan berkonsentrasi dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Masing-masing siswa

144 119 mengambil sebuah kertas yang berisi kalimat yang menggunakan sandhangan panyigeg wanda maupun wyanjana. Gambar 18. Aktivitas Siswa dalam Menampilkan Hasil Pekerjaannya Gambar 18 menunjukkan aktivitas siswa dalam menampilkan hasil pekerjaannya. Pada gambar tersebut siswa tampak berhasil menuliskan kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Berhasil dalam hal ini menunjukkan bahwa siswa dapat menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan benar dan rapi. Penggunaan media flanacaraka memudahkan siswa dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Gambar 19. Aktivitas Siswa dalam Mengerjakan Tes Siklus II Gambar tersebut menunjukkan aktivitas siswa dalam mengerjakan tes pada siklus II. Tes pada siklus II ini dilakukan oleh masing-masing individu. Sebagian besar siswa mengerjakan dengan serius dan sungguh-sungguh tes yang diberikan

145 120 oleh guru.. Hasil tes pada siklus II ini akan mengetahui kemampuan masingmasing individu dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa. Gambar 20. Aktivitas Siswa dalam Mengerjakan Jurnal pada Siklus II Gambar 20 merupakan kegiatan siswa ketika mengisi jurnal siswa yang dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran siklus II. Jurnal diisi secara individu untuk mengetahui pendapat dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka Hasil Refleksi Siklus II Refleksi dilakukan setelah melakukan pembelajaran pada pertemuan pertama dan kedua pada siklus II. Pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siklus II, sudah dapat diikuti oleh siswa dengan baik. Hal ini disebabkan karena siswa sudah memahami dengan baik huruf Jawa dengan sandhangannya. Hasil yang didapat oleh siswa setelah menggunakan media flanacaraka ini adalah siswa mampu menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan baik dan benar. Berdasarkan hasil tes pada akhir pembelajaran siklus II, dapat diketahui bahwa keterampilan siswa dalam menulis huruf Jawa mengalami peningkatan dari siklus I dan berhasil mencapai nilai rata-rata klasikal yang telah ditetapkan

146 121 sebelumnya. Hal ini dapat diketahui bahwa nilai rata-rata klasikal tes menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka yaitu sebesar 79,8 atau dalam kategori baik. Pada siklus II ini, nilai tes siswa tidak ada yang berada dalam kategori kurang yaitu dibawah 65. Peningkatan nilai dapat diketahui dari nilai rata-rata klasikal semula pada prasiklus yaitu 59,5 meningkat menjadi 63,07 pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi 79,8 atau dalam kategori baik. Rata-rata klasikal pada siklus II telah berhasil mencapai batas kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan yaitu 65. Perilaku siswa pada siklus II juga mengalami peningkatan ke arah positif. Kondisi siswa sebelum pembelajaran dimulai sudah dapat terkondisikan dengan baik. Siswa sudah siap dan antusias dalam menerima pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Aktivitas siswa yang positif sangat mendukung berlangsungnya pembelajaran tersebut. Pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka telah terbukti menjadikan siswa lebih senang dan tertarik untuk belajar menulis huruf Jawa. Berdasarkan hasil tes dan nontes pada siklus II, dapat dikatakan berhasil karena nilai rata-rata telah mencapai batas KKM yaitu 65, sehingga tidak perlu dilakukan pelaksanaan siklus berikutnya. 4.2 Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus. Masing-masing siklus dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Siklus II dilakukan sebagai wujud perbaikan dari pembelajaran siklus I. Hasil penelitian pada siklus I dan II diperoleh dari data tes dan nontes. Perolehan

147 122 hasil penelitian berupa nilai yang dicapai siswa setelah melakukan tes yaitu menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan memperhatikan aspek penilaian, yaitu (1) ketepatan huruf (aksara legena), (2) ketepatan sandhangan, dan (3) kerapian. Berikut ini disajikan paparan peningkatan keterampilan menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka serta perubahan perilaku siswa terhadap penggunaan media tersebut Peningkatan Keterampilan Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka Peneliti melakukan obeservasi sebelum melakukan penelitian dengan menggunakan media flanacaraka untuk mengetahui kondisi awal siswa. Diketahui bahwa nilai rata-rata siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kec. Kramat Kab. Tegal belum mencapai nilai KKM. Setelah dilakukan pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka yang terdiri dari 2 siklus, diperoleh hasil tes pada siklus I dan siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penggunaan media flanacaraka dalam pembelajaran menulis huruf Jawa mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil tes menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata klasikal siswa pada kelas IV SDN Babakan 01 Kec. Kramat Kab. Tegal mengalami peningkatan sebesar 6% yaitu dari prasiklus 59,5 menjadi 63,07 pada siklus I. Dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 26,5% yaitu dari siklus I 63,07 menjadi 79,8 pada siklus II. Peningkatan nilai rata-rata siswa tersebut dikarenakan adanya perbaikan perencanaan maupun tindakan pada siklus II. Tindakan perbaikan yang dilakukan

148 123 diantaranya: (1) guru memberikan contoh kalimat yang menggunakan sandhangan panyigeg wanda dan wyajana, (2) guru memberikan kartu kalimat yang baru untuk menambah pengetahuan siswa dalam menulis kalimat berhuruf Jawa, (3) guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mempelajari kalimat berhuruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka bersama kelompoknya masing-masing, (4) pemberian hadiah atau reward kepada siswa yang berhasil mendapatkan nilai tertinggi. Semua upaya perbaikan yang peneliti lakukan berdasarkan refleksi dari pelaksanaan siklus I terbukti mampu meningkatkan keterampilan menulis huruf Jawa serta mengubah sikap siswa ke arah yang lebih baik. Hasil peningkatan nilai rata-rata tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 15. Peningkatan Nilai Rata-rata Menulis Huruf Jawa dari Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Nilai Rata-rata Peningkatan Prasiklus Siklus I Siklus II PS-SI % SI-SII % PS-SII % 59,5 63,07 79,8 3, ,73 26,5 20,3 34,1 Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa peningkatan nilai ratarata kelas IV SDN Babakan 01 Kec. Kramat Kab. Tegal. Kondisi awal (prasiklus) nilai rata-rata siswa mencapai 59,5. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I yaitu pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dengan hasil tes menulis huruf Jawa pada siklus I yaitu 63,07. Nilai rata-rata klasikal meningkat sebesar 6% dari prasiklus 59,5 menjadi 63,07 pada siklus I. Nilai rata-rata menulis huruf Jawa kembali meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 26,5% sehingga nilai rata-rata menjadi

149 124 79,8. Secara keseluruhan, peningkatan nilai rata-rata menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dari prasiklus sampai siklus II sebesar 34,1%. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Peningkatan nilai rata-rata menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kec. Kramat Kab. Tegal dapat dilihat pada grafik dibawah ini ,8 59,5 63,07 Prasiklus Siklus I Siklus II Peningkatan nilai ratarata menulis huruf Jawa Grafik 4. Peningkatan Nilai Rata-rata Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka Grafik tersebut menunjukkan peningkatan nilai rata-rata menulis huruf Jawa dengan media flanacaraka dari kondisi awal yang semula nilai rata-ratanya 59,5 dengan kategori kurang, pada siklus I nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 63,07. Namun nilai rata-rata tersebut masih dalam kategori kurang dan belum mencapai nilai KKM yaitu 65. Oleh karena itu diadakan perbaikan pada siklus II, sehingga didapatkan hasil bahwa nilai rata-rata siswa pada siklus II meningkat menjadi 79,8 dengan kategori baik. Peningkatan nilai dari siklus I ke siklus II sebesar 26,5% yaitu dari 63,07 pada siklus I menjadi 79,8 pada siklus II. Untuk lebih jelasnya, nilai rata-rata pada prasiklus, siklus I, dan siklus II juga dapat dilihat pada diagram batang dibawah ini.

150 ,5 63,07 79,8 Nilai Prasiklus Siklus I Siklus II Diagram 4. Perbandingan Nilai Rata-rata Klasikal Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Berdasarkan diagram tersebut, terlihat bahwa terjadi peningkatan nilai akhir tes menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka yang diperoleh siswa secara klasikal pada siklus I, dan siklus II yang cukup memuaskan. Hasil tes siswa pada siklus I adalah 63,07. Nilai rata-rata klasikal ini mengalami peningkatan, dibandingkan dengan hasil tes siswa pada saat prasiklus yaitu 59,5. Nilai rata-rata klasikal pada siklus I mengalami peningkatan, namun belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yaitu 65, sehingga perlu dilakukan tindakan perbaikan pada siklus II. Pembelajaran menulis huruf Jawa pada siklus II hampir sama dengan pembelajaran pada siklus I. Pada siklus II guru memberikan penjelasan dan bimbingan lebih kepada siswa untuk giat berlatih menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Selain itu, guru juga memberikan reward atau hadiah untuk meningkatkan motivasi dan semangat siswa. Hasil nilai rata-rata klasikal yang dicapai siswa pada siklus II yaitu 79,8 dan termasuk dalam kategori baik. Nilai rata-rata tersebut telah mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan yaitu 65. Bahkan sudah melebihi batas minimal yang telah ditetapkan. Peningkatan keterampilan menulis huruf Jawa

151 126 dengan menggunakan media flanacaraka merupakan bukti keberhasilan penggunaan media flanacaraka dalam pembelajaran tersebut. Peningkatan nilai rata-rata siswa tersebut diperoleh setelah pembelajaran pada siklus I dan siklus II yaitu pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan nilai pada setiap aspek penilaian tes menulis huruf Jawa. Berikut adalah hasil peningkatan nilai rata-rata pada setiap aspek penelitian tes menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Tabel 16. Hasil Rata-rata Setiap Aspek Penilaian Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka pada Siklus I dan Siklus II Rata-rata Peningkatan No. Aspek Penilaian Siklus I Siklus II SI-SII % 1. Ketepatan Huruf 22,6 29,07 6,47 28,6 2. Ketepatan Sandhangan 22,15 27,2 5,05 22,8 3. Kerapian 16,8 17,4 0,6 3,57 Berdasarkan data hasil tes menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa tersebut, dapat dijelaskan bahwa keterampilan menulis huruf Jawa pada setiap aspek penilaian mengalami peningkatan dalam perolehan nilai. Pada aspek ketepatan huruf (aksara legena) pada siklus I mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 22,6 menjadi 29,07 atau meningkat sebesar 28,6%. Aspek ketepatan sandhangan mengalami peningkatan sebesar 22,8% yaitu pada siklus I 22,15 menjadi 27,2 pada siklus II. Sedangkan aspek kerapian juga mengalami peningkatan sebesar 3,57% yaitu pada siklus I 16,8 menjadi 17,4 pada siklus II. Keberhasilan peningkatan nilai pada masing-masing aspek digambarkan dalam sebuah diagram batang. Diagram batang berikut ini menggambarkan

152 127 peningkatan nilai pada aspek ketepatan huruf (aksara legena), ketepatan sandhangan, dan kerapian dalam pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siklus I dan siklus II ,6 29,07 22,15 27,2 16,8 17,4 Siklus I Siklus II 0 Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Diagram 5. Hasil Rata-rata Setiap Aspek Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka pada Siklus I dan Siklus II Berdasarkan diagram tersebut, dapat diketahui bahwa aspek penilaian dalam pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka mengalami peningkatan yang cukup baik. Secara klasikal, peningkatan pada siklus II menunjukkan hasil yang positif. Adanya peningkatan dalam setiap aspek penilaian menulis huruf Jawa menunjukkan bahwa penggunaan media flanacaraka dalam pembelajaran menulis huruf Jawa berhasil Perubahan Perilaku Siswa dalam Pembelajaran Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka Peningkatan tidak hanya terjadi pada keterampilan menulis huruf Jawa saja, namun setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan media flanacaraka peningkatan juga terjadi pada perubahan perilaku siswa. Perubahan perilaku siswa setelah diterapkan pembelajaran menulis huruf Jawa dengan

153 128 menggunakan media flanacaraka, mengalami perubahan ke arah yang positif. Perubahan perilaku siswa dapat diketahui dari hasil data nontes, yaitu data observasi, jurnal (guru dan siswa), wawancara, dan dokumentasi foto Perbandingan Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II Kegiatan observasi dilaksanakan selama pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Data observasi pada siklus I dan siklus II kemudian dibandingkan untuk menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa saat pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Perbandingan hasil observasi pada siklus I dan siklus II meliputi sepuluh aspek. Aspek perilaku yang menjadi sasaran observasi antara lain (1) siswa siap mengikuti pembelajaran (tidak ramai, tidak melamun, tidak mengantuk, duduk ditempat masing-masing dengan tenang, dan sudah mempersiapkan alat tulis), (2) siswa antusias dalam pembelajaran, (3) siswa memperhatikan dan memahami penjelasan guru, (4) siswa aktif dalam menjawab pertanyaan guru, (5) siswa memperhatikan contoh yang diberikan oleh guru, (6) siswa berpartisipasi aktif dalam kelompok, (7) siswa menulis huruf Jawa dengan sungguh-sungguh, (8) siswa mengerjakan tugas dengan tepat waktu, (9) siswa berani mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas, (10) siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan tidak ada yang meminta ijin ke luar kelas saat pembelajaran. Perbandingan hasil observasi pada siklus I dan siklus II dijelaskan dalam sebuah tabel. Berikut ini adalah tabel perbandingan hasil observasi pada siklus I dan siklus II.

154 129 Tabel 17. Perbandingan Hasil Observasi pada Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II Aspek Frekuensi % Frekuensi % (+) (-) (+) (-) (+) (-) (+) (-) ,5 61, ,7 10, ,2 53, ,9 23, ,1 35, ,9 23, ,2 53, ,1 35, ,3 48, ,8 28, ,3 48, ,5 38, ,7 69, ,8 28, ,6 56, ,1 35, ,5 38, Tabel 17 tersebut menunjukkan perbandingan hasil observasi pada siklus I dan siklus II. Aspek pertama mengalami peningkatan yaitu kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa pada siklus I sebanyak 15 siswa atau sebesar 38,5% meningkat menjadi 89,7% atau sebanyak 35 siswa pada siklus II. Sedangkan siswa yang belum siap mengikuti pembelajaran mengalami penurunan yaitu, pada siklus I sebanyak 24 siswa atau sebesar 61,5% berkurang menjadi 4 siswa atau sebesar 10,3%. Aspek kedua yaitu antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pada siklus I terdapat 18 siswa atau 46,2% yang antusias mengikuti pembelajaran sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 30 siswa atau sebesar 76,9%. Sedangkan siswa yang tidak antusias mengikuti pembelajaran pada siklus I sebanyak 21 siswa atau sebesar 53,8% dan pada siklus II sebanyak 9 siswa atau sebesar 23,1%.

155 130 Aspek ketiga yaitu siswa memperhatikan dan memahami penjelasan guru. Pada siklus I terdapat 25 siswa atau 64,1% yang memperhatikan dan memahami penjelasan guru sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 30 siswa atau sebesar 76,9%. Sedangkan siswa yang tidak memperhatikan dan memahami penjelasan guru pada siklus I sebanyak 14 siswa atau sebesar 35,9% dan pada siklus II sebanyak 9 siswa atau sebesar 23,1%. Aspek keempat yaitu siswa aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru. Pada siklus I terdapat 18 siswa atau 46,2% yang mampu menjawab pertanyaan dari guru sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 25 siswa atau sebesar 64,1%. Sedangkan siswa yang tidak mampu menjawab pertanyaan dari guru pada siklus I sebanyak 21 siswa atau sebesar 53,8% dan pada siklus II sebanyak 14 siswa atau sebesar 35,9%. Aspek kelima yaitu siswa memperhatikan dan memahami contoh yang diberikan oleh guru. Pada siklus I terdapat 20 siswa atau 51,3 % yang memperhatikan dan memahami contoh yang diberikan oleh guru sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 28 siswa atau sebesar 71,8%. Sedangkan siswa yang tidak memperhatikan dan memahami contoh yang diberikan oleh guru pada siklus I sebanyak 19 siswa atau sebesar 48,7% dan pada siklus II sebanyak 11 siswa atau sebesar 28,2%. Aspek keenam yaitu siswa berpartisipasi dalam kegiatan berkelompok. Pada siklus I terdapat 20 siswa atau 51,3 % yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan berkelompok sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 39 siswa atau sebesar 100%. Sedangkan siswa yang tidak aktif berpartisipasi dalam kegiatan berkelompok pada siklus I sebanyak 19 siswa atau sebesar 48,7% dan pada siklus II sebanyak 0 siswa atau sebesar 0%. Aspek ketujuh yaitu siswa mengerjakan

156 131 tugas dengan sungguh-sungguh yaitu menulis huruf Jawa. Pada siklus I terdapat 24 siswa atau 61,5 % yang menulis huruf Jawa dengan sungguh-sungguh sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 39 siswa atau sebesar 100%. Sedangkan siswa yang tidak mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh pada siklus I sebanyak 15 siswa atau sebesar 38,5% dan pada siklus II sebanyak 0 siswa atau sebesar 0%. Aspek kedelapan yaitu siswa mengerjakan tugas tepat waktu. Pada siklus I terdapat 12 siswa atau 30,7% yang mampu mengerjakan tugas tepat waktu sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 28 siswa atau sebesar 71,8%. Sedangkan siswa yang tidak mampu mengerjakan tugas tepat waktu pada siklus I sebanyak 27 siswa atau sebesar 69,3% dan pada siklus II sebanyak 1 siswa atau sebesar 28,2%. Aspek kesembilan yaitu siswa berani mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Pada siklus I terdapat 17 siswa atau 43,6% yang berani mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 25 siswa atau sebesar 64,1%. Sedangkan siswa yang tidak berani mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas pada siklus I sebanyak 22 siswa atau sebesar 56,4% dan pada siklus II sebanyak 14 siswa atau sebesar 35,9%. Aspek kesepuluh yaitu siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan tidak ada yang meminta izin ke luar kelas saat pembelajaran. Pada siklus I terdapat 24 siswa atau 61,5% yang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan tidak ada yang meminta izin ke luar kelas saat pembelajaran sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 39 siswa atau sebesar 100%. Sedangkan siswa yang tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan tidak ada yang meminta

157 132 izin ke luar kelas saat pembelajaran pada siklus I sebanyak 15 siswa atau sebesar 38,5% dan pada siklus II sebanyak 0 siswa atau sebesar 0%. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I dan siklus II tersebut, menunjukkan bahwa setelah pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka terjadi perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih baik. Perilaku-perilaku negatif yang ditunjukkan siswa pada siklus I berubah menjadi perilaku yang lebih baik pada siklus II Perbandingan Hasil Jurnal Siklus I dan Siklus II Perubahan perilaku siswa kearah yang positif terlihat pada perbandingan jurnal pada siklus I dan siklus II. Adapun jurnal yang dibandingkan yaitu jurnal siswa dan guru pada siklus I dan siklus II Perbandingan Hasil Jurnal Siswa Siklus I dan Siklus II Jurnal siswa dibagikan pada akhir pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Jurnal siswa diisi oleh semua siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kec. Kramat Kab. Tegal secara individu. Hal ini untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Jurnal siswa yang diberikan terdiri dari lima pertanyaan dan diisi secara individu oleh siswa. Aspek aspek yang terdapat dalam jurnal siswa meliputi, (1) ketertarikan siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, (2) pemahaman siswa terhadap penjelasan guru dalam pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media

158 133 flanacaraka, (3) kesulitan siswa terhadap materi pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, (4) perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, (5) kesan dan pesan siswa terhadap pembelajaran keterampilan menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Hasil jurnal siswa pada siklus I menunjukkan bahwa terdapat 23 siswa atau sebesar 58,9% siswa merasa senang dan tertarik terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, sedangkan pada siklus II hampir semua siswa menyatakan senang dan tertarik terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Pada aspek pemahaman siswa terhadap penjelasan guru dalam pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, mengalami peningkatan. Pemahaman siswa terhadap penjelasan guru sudah cukup baik. Pada siklus II, sebagian siswa menuliskan bahwa penjelasan materi dapat dipahami dengan baik karena materi pelajaran dijelaskan dengan runtut dan disertai dengan contoh. Berbeda dengan hasil pada siklus I, beberapa siswa belum mampu memahami materi yang diberikan oleh guru karena mereka tidak memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh. Pada aspek kesulitan siswa terhadap materi pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, juga mengalami peningkatan. Pada siklus I, siswa masih mengalami kesulitan ketika menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakana media flanacaraka. Hal ini disebabkan karena siswa belum menghafal huruf huruf Jawa. Selanjutnya, pada siklus II guru melakukan perbaikan terhadap kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam

159 134 menerapkan media flanacaraka. Pada siklus II guru memberikan materi kembali kepada siswa dan memberi kesempatan siswa dalam berlatih menulis kalimat sederhana dengan menggunakan media flanacaraka supaya siswa lebih mudah dalam mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Aspek perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka juga mengalami peningkatan. Siswa yang pada siklus I tidak merasa senang dan tidak tertarik terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, pada siklus II sudah merasa senang dan tertarik dengan media tersebut. Hampir seluruh siswa pada siklus II tertarik dan senang terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka karena media tersebut dapat diterapkan dengan permainan yang membuat siswa semangat dalam pembelajaran. Aspek kesan dan pesan siswa terhadap pembelajaran keterampilan menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka juga mengalami peningkatan. Sebagian besar siswa memberikan kesan yang menyenangkan terhadap media flanacaraka dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Pesan siswa terhadap media flanacaraka untuk pembelajaran menulis huruf Jawa adalah penggunaan media tersebut harus terus dilakukan dalam pembelajaran menulis huruf Jawa karena menyenangkan dan memudahkan siswa dalam menulis huruf Jawa.

160 Perbandingan Hasil Jurnal Guru Siklus I dan Siklus II Pengisian jurnal guru dilakukan oleh peneliti sebagai guru kelas saat penelitian telah dilakukan. Jurnal guru berisi tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang terdapat dalam jurnal guru, antara lain: (1) kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, (2) keaktifan siswa selama pembelajaran menulis huruf Jawa dengan media flanacaraka berlangsung, (3) tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, (4) tingkah laku dan sikap siswa selama pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka berlangsung. Aspek pertama yaitu kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Pada siklus I siswa masih belum siap secara keseluruhan dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat dengan kondisi awal siswa sebelum pembelajaran berlangsung. Ada beberapa siswa yang masih jalan berkeliaran didalam kelas, belum duduk di tempat duduknya masing-masing. Selain itu, masih ada beberapa siswa yang becanda dengan temannya dan mengganggu teman yang ada disekitarnya. Namun, pada saat pembelajaran pada siklus II, hal tersebut dapat diberbaiki. Data hasil jurnal guru selama pembelajaran berlangsung pada siklus II menunjukkan bahwa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka lebih baik daripada pembelajaran pada siklus I. Siswa lebih tenang dan mudah dikondisikan dengan baik ketika pembelajaran berlangsung. Ada beberapa siswa yang belum tenang dalam mengikuti

161 136 pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka namun tidak terlalu banyak. Aspek kedua yaitu keaktifan siswa selama pembelajaran menulis huruf Jawa dengan media flanacaraka berlangsung. Keaktifan siswa pada siklus II dalam mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka meningkat dari siklus I. Hal ini terlihat dari beberapa siswa mulai berani bertanya ketika mengalami kesulitan atau berani menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Namun kebanyakan siswa berani bertanya ketika peneliti melakukan pengawasan kepada masing-masing siswa atau ketika peneliti mendekati siswa. Aspek ketiga yaitu tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Respon siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka bermacam-macam. Beberapa siswa memberikan tanggapan yang baik terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, diantaranya siswa antusias dan bersemangat terhadap media tersebut. Namun ada juga yang masih mengeluh dengan penggunaan media flanacaraka dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Sebagian besar siswa yang antusias merasa senang dapat menggunakan media flanacaraka untuk meningkatkan keterampilan menulis huruf Jawa. Sedangkan siswa yang mengeluh dengan media tersebut karena masih mengalami kesulitan dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa. Aspek keempat yaitu tingkah laku dan sikap siswa selama pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka berlangsung. Pada

162 137 siklus II tingkah laku dan sikap siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa mengalami peningkatan ke arah yang lebih positif diantaranya, siswa bersungguhsungguh dalam mengerjakan tugas dari guru, tidak mengganggu teman yang ada disekitarnya, tidak melamun atau mengantuk. Suasana kelas juga menjadi lebih kondusif dan terkendali dibandingkan pada siklus I. Menurut guru, pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka tidak hanya dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa, namun perubahan perilaku siswa juga mengalami peningkatan ke arah yang positif Perbandingan Hasil Wawancara Siklus I dan Siklus II Hasil wawancara pada siklus I dan siklus II menunjukkan perubahan ke arah positif. Berdasarkan informasi dari siswa secara keseluruhan, penerapan media flanacaraka belum pernah diajarkan oleh guru dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Pada siklus I dan siklus II siswa berminat terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Pada siklus I dan siklus II kegiatan wawancara dilaksanakan setelah selesai pembelajaran. Sasaran wawancara pada siklus I dan siklus II dilaksanakan terhadap siswa yang memperoleh nilai tertinggi,sedang dan rendah. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan yang diberikan siswa dalam pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Wawancara berisikan pertanyaan sebagai berikut: (1) bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa?, (2) bagaimana pendapat siswa tentang cara guru menyampaikan materi pembelajaran menulis

163 138 huruf Jawa?, (3) kesulitan apakah yang siswa alami selama pembelajaran menulis huruf Jawa berlangsung?, (4) bagaimana perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka?, dan (5) apa saran yang dapat siswa berikan terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka?. Pertanyaan pertama yaitu tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa. Siswa yang memperoleh nilai tertinggi pada siklus I maupun siklus II memberikan tanggapan yang baik terhadap media flanacaraka dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Mereka merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran tersebut karena mendapat penggunaan media flanacaraka baru digunakan dalam pembelajaran menulis huruf Jawa sehingga siswa merasa semangat dalam belajar. Siswa yang memperoleh nilai sedang pada siklus I dan siklus II juga merasa senang dengan penggunaan media flanacaraka dalam pembelajaran menulis huruf Jawa karena penerapan media tersebut melalui permainan. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai terendah berpendapat kurang merasa tertarik dengan media flanacaraka, karena mereka masih kesulitan dalam menggunakan media tersebut. Pendapat siswa tentang cara guru menyampaikan materi pembelajaran menulis huruf Jawa juga bermacam-macam. Bagi siswa yang memperoleh nilai tertinggi pada siklus I dan siklus II berpendapat bahwa penjelasan guru mudah dipahami. Guru menjelaskan sedetail mungkin dan memberikan contoh sesuai dengan tingkat pemahaman siswa. Siswa yang memperoleh nilai sedang pada siklus I dan siklus II merasa tidak ada kesulitan selama mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Apa yang

164 139 disampaikan oleh guru mudah dipahami dengan baik. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai terendah pada siklus I masih belum mengerti dengan penjelasan guru. Hal ini disebabkan karena mereka masih lambat memahami penjelasan dari guru. Namun, pada siklus II mereka sudah bisa memahami penjelasan guru dengan baik. Kesulitan yang dihadapi siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, pada siswa yang memperoleh nilai tertinggi pada siklus I maupun siklus II tidak mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Siswa yang memperoleh nilai sedang pada siklus I maupun siklus II merasa kesulitan karena masih belum bisa menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Siswa yang memperoleh nilai terendah juga merasa kesulitan dalam penggunaan media flanacaraka dalam pembelajaran menulis huruf Jawa karena mereka belum bisa membedakan aksara Jawa yang bentuknya sama. Namun, setelah peneliti melakukan perbaikan kembali pada siklus II, siswa yang mengalami kesulitan sudah bisa memahami dan tidak kesulitan dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siklus I dan siklus II merasa senang dan tertarik. Siswa yang memperoleh nilai tertinggi, sedang dan terendah pada siklus I maupun siklus II merasa senang dan tertarik terhadap media tersebut. Mereka antusias dan semangat mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa. Hal ini disebabkan karena media tersebut dapat diterapkan melalui permainan yang

165 140 menyenangkan. Sedangkan saran yang diberikan siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka beragam. Sebagian siswa memberikan saran yang baik terhadap media tersebut. Mereka berharap supaya media flanacaraka tetap digunakan dengan baik pada pertemuan selanjutnya Perbandingan Hasil Dokumentasi Siklus I dan Siklus II Pengambilan gambar (foto) dalam pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka dapat dijadikan laporan dalam penelitian. Pengambilan foto ini dilakukan selama penelitian berlangsung. Foto diambil berupa aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Data nontes diperkuat dengan adanya data dokumentasi foto yang diambil guru pada siklus I dan siklus II saat pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Gambar pada siklus I dan siklus II kemudian dibandingkan untuk menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih baik. Aspek yang dibandingkan dalam dokumentasi foto pada siklus I dan siklus II meliputi, (1) situasi kelas pada proses awal pembelajaran, (2) aktivitas guru menyampaikan pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, (3) aktivitas siswa dalam menunjukkan hasil pekerjaan siswa dengan menggunakan media flanacaraka, (4) aktivitas siswa dalam mengerjakan tes siklus, (5) aktivitas siswa dalam mengerjakan jurnal. Berikut ini adalah perbandingan dokumentasi pada siklus I dan siklus II.

166 141 Siklus I Siklus II Gambar 21. Perbandingan Situasi Kelas pada Proses Awal Pembelajaran Gambar tersebut memperlihatkan perbandingan situasi kelas pada proses pembelajaran dengan menggunakan media flanacaraka. Pada siklus I sebagian besar siswa memperhatikan dengan seksama penjelasan dari guru tetapi ada juga beberapa siswa yang tiduran dan melamun saat memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru pada awal pembelajaran. Pada siklus II siswa terlihat lebih tenang dan siap dalam menerima pembelajaran. Terbukti dengan sikap siswa yang telah duduk di meja masing-masing dan antusias mengikuti pembelajaran. Siklus I Siklus II Gambar 22. Perbandingan Aktivitas Guru Menyampaikan Pembelajaran Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka Gambar tersebut menunjukkan perbandingan aktivitas guru dalam menyampaikan pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Pada siklus I, sebagian besar siswa tampak memperhatikan

167 142 penjelasan guru, namun masih ada beberapa siswa yang melamun dan mengantuk. Pada siklus II, sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan guru dengan seksama. Guru memberikan materi kembali pada siklus II dengan tujuan untuk memperbaiki hasil belajar siswa yang masih dibawah kriteria ketuntasan minimal. Siklus I Siklus II Gambar 23. Perbandingan Aktivitas Siswa dalam Menunjukkan Hasil Pekerjaan Siswa dengan Menggunakan Media Flanacaraka Gambar tersebut menunjukkan perbandingan aktivitas siswa dalam menampilkan hasil pekerjaan siswa dengan menggunakan media flanacaraka. Pada siklus I dan siklus II siswa berani menampilkan hasil pekerjaannya di depan kelas secara bergantian. Perbedaannya pada siklus I siswa menampilkan hasil pekerjaan kelompok sedangkan pada siklus II siswa menampilkan hasil pekerjaan individu. Pada gambar tersebut siswa tampak berhasil menuliskan kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka.

168 143 Siklus I Siklus II Gambar 24. Perbandingan Aktivitas Siswa dalam Mengerjakan Tes Siklus Gambar tersebut menunjukkan perbandingan aktivitas siswa dalam mengerjakan tes siklus. Pada siklus I beberapa siswa kurang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tes siklus I. Ada beberapa siswa yang sikap duduknya tidak tenang dan ada masih melihat jawaban teman sebelahnya. Pada siklus II, siswa mulai bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tes siklus. Siswa menggunakan waktu yang telah diberikan guru dengan sebaik mungkin (tepat waktu dalam mengerjakan). Siswa juga percaya diri dengan jawaban soal tanpa melihat jawaban milik temannya (tanggungjawab). Siklus I Siklus II Gambar 25. Perbandingan Aktivitas Siswa dalam Mengerjakan Jurnal Gambar tersebut menunjukkan aktivitas siswa dalam mengerjakan jurnal. Pada siklus I dan siklus II semua siswa mengisi lembar jurnal sesuai dengan apa yang mereka alami. Siswa memberikan pendapat, perasaan serta memberikan saran terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. Berdasarkan hasil pembahasan, baik hasil tes maupun nontes dapat disimpulkan bahwa siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat

169 144 Kabupaten Tegal telah mengalami peningkatan pada hasil keterampilan menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dan perubahan perilaku ke arah yang positif setelah pembelajaran dengan menggunakan media flanacaraka. Hasil ini sekaligus menunjukkan hipotesis peneliti yang menyatakan bahwa media flanacaraka dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dan dapat merubah perilaku siswa menjadi lebih positif dapat diterima.

170 145 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan setelah melaksanakan pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kec. Kramat Kab. Tegal, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Keterampilan menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siswa kelas IV SDN Babakan 01 mengalami peningkatan. Hasil tes menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa pada prasiklus menunjukkan hasil rata-rata sebesar 59,5 dengan kategori kurang dan belum mencapai target penelitian yaitu 65. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, yaitu pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka, nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan menjadi 63,07 atau sebesar 6%. Namun, nilai rata-rata tersebut masih belum mencapai target penelitian, sehingga diperlukan tindakan pada siklus II. Hasil tes menunjukkan nilai ratarata pada siklus II meningkat menjadi 79,8 atau meningkat sebesar 26,5% dari siklus I dengan kategori baik. Secara keseluruhan peningkatan keterampilan menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka pada siswa kelas IV SDN Babakan 01 sebesar 34,1% dari prasiklus sampai siklus II. 2. Perilaku siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kec. Kramat Kab. Tegal mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan perilaku siswa yang semakin kondusif (tertib, teratur dan siap menerima pembelajaran), antusias, aktif, berani,

171 146 tanggungjawab, dan semangat dalam mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan tersebut, dapat dikemukakan saran sebagai berikut. 1. Kepala Sekolah SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal hendaknya dapat memfasilitasi sarana pembelajaran untuk peserta didik sehingga pembelajaran menjadi inovatif. 2. Guru mata pelajaran bahasa Jawa dapat menggunakan media flanacaraka sebagai salah satu media alternatif dalam pembelajaran menulis huruf Jawa karena media tersebut mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan perilaku siswa. 3. Para pakar atau praktisi bidang pendidikan dapat melakukan penelitian serupa dengan menggunakan media pembelajaran yang berbeda, sehingga media pembelajaran menjadi lebih bervariasi

172 147 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. dkk Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Penelitian Tindakan untuk Guru, Kepala Sekolah & Pengawas. Yogyakarta: Aditya Media. Arsyad, Azhar Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Aqib, Zainal Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: CV. Yrama Widya. Ba dulu, Abdul Muis dan Hermawan Morfosintaksis. Jakarta: PT Rineka Cipta. Chaer, Abdul Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta. Darusuprapta, dkk Pedoman Penulisan Aksara Jawa. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama Aksara Jawa. Diunduh pada tanggal 06 Februari Ikhwanti, Dina dkk Flanacaraka:Modifikasi Kain Flanel menjadi Media Menulis Huruf Jawa bagi Siswa Sekolah Dasar. PKM-P: Universitas Negeri Semarang. Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia. K.R, Irkham Penggunaan Media Kartu Huruf Dalam Pembelajaran Aksara Jawa Sebagai Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas II SDN Torongrejo 02 Kota Batu. Skripsi: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Lestari, Endang Dwi Kawruh Sapala Basa. Solo: Intan Pariwara. Lestari, Nur Indah Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Bacaan Berhuruf Jawa Dengan Media Kartu Pada Kelas VIII-F SMP Negeri I Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi: UNNES. Mulyasa Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sadiman, Arief S (dkk) Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers.

173 148 Sari, Nur Eka Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Bacaan Berhuruf Jawa dengan Media Puzzel pada Siswa Kelas VII G SMP Negeri 1 Bumiayu Kabupaten Brebes Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi: UNNES. Subyantoro Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Undip dan Widya Karya. Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sugiyono Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharyanto, Edi Setiawan Peningkatan Keterampilan Membaca Teknik Huruf Jawa menggunakan Media Ular Tangga pada Siswa Kelas V SD Negeri Gowak Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang. Skripsi: UNNES. Suriamiharja, dkk Petunjuk Menulis Praktis. Jakarta : Depdikbud. Tarigan, Henry Guntur Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Widyaningsih, Nina Kalimat dalam Bahasa Indonesia. Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia. Wiriaatmadja, Rochiati Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

174 149

175 Lampiran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester : SDN Babakan 01 Kramat-Tegal : Bahasa Jawa : IV / II Tahun Pelajaran : 2012/2013 A. Standar Kompetensi Mampu menulis karangan dalam berbagai ragam bahasa Jawa sesuai dengan unggah-ungguh dan menulis huruf Jawa B. Kompetensi Dasar Menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa menggunakan sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana C. Indikator 1. Mampu menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan sandhangan panyigeg wanda dengan benar. 2. Mampu menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan sandhangan wyanjana dengan benar. 3. Mampu menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan rapi sesuai kaidah penulisan. D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan sandhangan panyigeg wanda dengan benar.

176 Siswa mampu menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan sandhangan wyanjana dengan benar. 3. Siswa mampu menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan rapi sesuai kaidah penulisan. E. Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 x pertemuan) F. Metode Pembelajaran 1. Tanya jawab 2. Demonstrasi 3. Diskusi G. Media Pembelajaran 1. Media Flanacaraka 2. Kartu Kata 3. Kartu Kalimat H. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan Pertama 1. Kegiatan Awal a. Guru mengkondisikan siswa untuk siap belajar dengan mengajak siswa berdoa bersama sebelum pelajaran dimulai. b. Guru bertanya kepada siswa mengenai aksara Jawa dan sandhangan swara. Misal : Sapa sing bisa nulis tembung aksara Jawa nganggo sandhangan swara? c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari itu. d. Guru memotivasi siswa untuk mencapai kompetensi yang akan diajarkan.

177 Kegiatan Inti Eksplorasi a. Guru bertanya kepada siswa mengenai bentuk-bentuk aksara Jawa dan sandhangan swara (wulu, suku, pepet, taling, taling tarung). b. Guru menyuruh salah satu siswa untuk menuliskan kata berhuruf Jawa dengan menggunakan sandhangan swara (wulu, suku, pepet, taling, taling tarung). Elaborasi a. Guru menampilkan media flanacaraka di papan tulis. b. Guru kembali bertanya jawab dengan siswa mengenai aksara Jawa dan sandhangan swara (wulu, suku, pepet, taling, taling tarung) dengan menggunakan media flanacaraka. c. Guru memberikan materi baru mengenai sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana dengan menggunakan media flanacaraka. d. Siswa bersama-sama memahami bentuk dan fungsi sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana. e. Guru memberi contoh kata dengan menggunakan sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana. f. Siswa berlatih menulis kata dengan menggunakan sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana. g. Guru memberi contoh kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana. h. Siswa berlatih menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana.

178 153 Konfirmasi a. Hasil pekerjaan siswa ditampilkan di depan kelas untuk dikoreksi bersama. b. Guru memberikan perbaikan terhadap hasil pekerjaan siswa yang salah. 3. Kegiatan Penutup a. Guru dan siswa merefleksikan kembali pembelajaran yang telah diajarkan. b. Guru menyuruh siswa untuk membentuk kelompok dengan masingmasing kelompok berjumlah 3-4 orang. c. Guru menyuruh masing-masing siswa untuk berlatih menulis kata atau kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana dirumah masing-masing. Pertemuan Kedua 1. Kegiatan Awal a. Guru mengkondisikan siswa untuk siap belajar dengan mengajak siswa berdoa bersama sebelum pelajaran dimulai. b. Guru bertanya kepada siswa mengenai aksara Jawa dan sandhangan panyigeg wanda atau wyanjana. Misal : Sapa sing bisa nulis tembung nganggo sandhangan payigeg wanda? c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari itu. d. Guru memotivasi siswa untuk mencapai kompetensi yang akan diajarkan.

179 Kegiatan Inti Eksplorasi a. Guru mengulas kembali materi menulis aksara Jawa dengan sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana. Elaborasi a. Masing-masing siswa bergabung dengan anggota kelompoknya yang sudah dibentuk pada pertemuan sebelumnya. b. Guru membagikan media flanacaraka kepada masing-masing kelompok. c. Masing-masing kelompok mendapatkan tugas untuk mengurutkan keduapuluh aksara Jawa legena. d. Hasil pekerjaan masing-masing kelompok tersebut ditampilkan di depan kelas untuk dikoreksi secara bersama-sama. e. Guru menyuruh masing-masing kelompok untuk mengidentifikasi sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana. f. Hasil pekerjaan masing-masing kelompok tersebut ditampilkan di depan kelas untuk dikoreksi secara bersama-sama. g. Masing-masing kelompok mengambil kartu yang berisi kalimat sederhana berbahasa Jawa yang menggunakan sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana. h. Masing-masing kelompok berdiskusi menuliskan kalimat sederhana tersebut dengan menggunakan media flanacaraka. i. Masing-masing kelompok menampilkan hasil pekerjaannya di depan kelas untuk dikoreksi secara bersama-sama, begitu seterusnya. j. Kelompok yang nilainya tertinggi mendapatkan hadiah dari guru.

180 155 k. Selanjutnya dilakukan evaluasi. Tes dilakukan secara individu dengan membagikan soal yang berisi kalimat berbahasa Jawa yang menggunakan sadhangan panyigeg wanda dan wyanjana. Tes evaluasi ini dilakukan tanpa menggunakan media flanacaraka. Konfirmasi a. Hasil pekerjaan siswa secara individu dikumpulkan untuk dikoreksi oleh guru. 3. Kegiatan Penutup a. Guru dan siswa merefleksikan kembali pembelajaran yang telah diajarkan. b. Guru membagikan lembar jurnal kepada siswa untuk digunakan sebagai data nontes. I. Materi Pembelajaran Menulis huruf Jawa dengan menggunakan sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana. J. Sumber Belajar Kurikulum KTSP Buku paket dan pelengkap Bahasa Jawa Media flanacaraka K. Penilaian a. Penilaian Proses Penilaian ini dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Penilaian ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.

181 156 b. Penilaian Hasil Teknik Bentuk Instrument Soal/Instrument : Tes : Tertulis : Tulisen tembung iki nganggo aksara Jawa! Kolom Penilaian Tes : No Nama Siswa Ketepatan Huruf (Skor x Bobot) Aspek Penilaian Ketepatan Sandhangan (Skor x Bobot) Kerapian (Skor x Bobot) Nilai Kategori Keterangan : a = Ketepatan huruf Jadi : b = Ketepatan sandhangan Nilai = a + b + c = 100 c = Kerapian Tegal, 12 April 2013 Guru Pengampu, Peneliti, Linda Purryanti,S.Pd. Dina Ikhwanti NIP. NIM Mengetahui, Kepala SDN Babakan 01 Kramat Tegal Tukilah, S.Pd.SD NIP

182 157 Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester : SDN Babakan 01 Kramat-Tegal : Bahasa Jawa : IV / II Tahun Pelajaran : 2012/2013 A. Standar Kompetensi Mampu menulis karangan dalam berbagai ragam bahasa Jawa sesuai dengan unggah-ungguh dan menulis huruf Jawa B. Kompetensi Dasar Menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa menggunakan sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana C. Indikator 1. Mampu menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan sandhangan panyigeg wanda dengan benar. 2. Mampu menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan sandhangan wyanjana dengan benar. 3. Mampu menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan rapi sesuai kaidah penulisan. D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan sandhangan panyigeg wanda dengan benar.

183 Siswa mampu menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan sandhangan wyanjana dengan benar. 3. Siswa mampu menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan rapi sesuai kaidah penulisan. E. Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 x pertemuan) F. Metode Pembelajaran Tanya jawab Demonstrasi Diskusi G. Media Pembelajaran 4. Media Flanacaraka 5. Kartu Kalimat H. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan Pertama 1. Kegiatan Awal e. Guru mengkondisikan siswa untuk siap belajar dengan mengajak siswa berdoa bersama sebelum pelajaran dimulai. f. Guru bertanya kepada siswa mengenai kesulitan dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan menggunakan sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana. g. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari itu. h. Guru memotivasi siswa untuk mencapai kompetensi yang akan diajarkan.

184 Kegiatan Inti Eksplorasi a. Siswa dan guru bersama-sama mengulas kembali materi aksara Jawa, sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana dengan menggunakan media flanacaraka, sehingga siswa menjadi lebih paham tentang materi tersebut dan dapat menulis dengan lebih baik. Elaborasi a. Masing-masing siswa bergabung dengan anggota kelompoknya seperti pada pertemuan sebelumnya. b. Guru membagikan media flanacaraka kepada masing-masing kelompok. c. Masing-masing kelompok mengambil kartu kalimat yang berisi kalimat berbahasa Jawa yang menggunakan sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana dan mendiskusikannya secara bersama-sama. d. Guru menyiapkan media flanacaraka lain di depan kelas. e. Guru memilih siswa secara acak pada masing-masing kelompok untuk maju ke depan menuliskan kalimat yang telah didapatkannya dengan menggunakan media flanacaraka yang telah disediakan oleh guru, begitu seterusnya hingga siswa dalam masing-masing kelompok maju. Konfirmasi a. Masing-masing siswa menampilkan hasil pekerjaannya di depan kelas untuk dikoreksi oleh guru. b. Kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi mendapatkan hadiah dari guru.

185 Kegiatan Penutup a. Guru bersama siswa melakukan refleksi pembelajaran yang telah diajarkan. b. Guru menyuruh siswa untuk berlatih menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana dirumah masing-masing. Pertemuan Kedua 1. Kegiatan Awal a. Guru mengkondisikan siswa untuk siap belajar dengan mengajak siswa berdoa bersama sebelum pelajaran dimulai. b. Guru bertanya kepada siswa mengenai aksara Jawa dan sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana. Misal : Sapa sing bisa nulis ukara Prani nemu kalung? c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari itu. d. Guru memotivasi siswa untuk mencapai kompetensi yang akan diajarkan. 2. Kegiatan Inti Eksplorasi a. Siswa dan guru bersama-sama mengulas kembali materi menulis huruf Jawa pada pertemuan sebelumnya, dengan menyuruh siswa untuk menulis kalimat berbahasa Jawa tanpa menggunakan media flanacaraka. Elaborasi a. Beberapa hasil pekerjaan siswa ditulis dipapan tulis untuk dikoreksi bersama-sama.

186 161 b. Guru mengingatkan kembali cara penulisan sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana dengan memberikan contoh kalimat yang menggunakan sandhangan tersebut. c. Selanjutnya dilakukan evaluasi. Tes dilakukan secara individu dengan membagikan soal yang berisi kalimat berbahasa Jawa yang menggunakan sadhangan panyigeg wanda dan wyanjana. Tes evaluasi ini dilakukan tanpa menggunakan media flanacaraka. Konfirmasi a. Hasil pekerjaan siswa secara individu dikumpulkan untuk dikoreksi oleh guru. 3. Kegiatan Penutup a. Guru bersama siswa merefleksikan pembelajaran yang telah diajarkan. b. Guru membagikan lembar jurnal yang digunakan sebagai data nontes kepada siswa. I. Materi Pembelajaran Menulis huruf Jawa dengan menggunakan sandhangan panyigeg wanda dan wyanjana. J. Sumber Belajar Kurikulum KTSP Buku paket dan pelengkap Bahasa Jawa Media flanacaraka K. Penilaian a. Penilaian Proses

187 162 Penilaian ini dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Penilaian ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. b. Penilaian Hasil Teknik Bentuk Instrument Soal/Instrument : Tes : Tertulis : Tulisen tembung iki nganggo aksara Jawa! Kolom Penilaian Tes : No Nama Siswa Ketepatan Huruf (Skor x Bobot) Aspek Penilaian Ketepatan Sandhangan (Skor x Bobot) Kerapian (Skor x Bobot) Nilai Kategori Keterangan : a = Ketepatan huruf Jadi : b = Ketepatan sandhangan Nilai = a + b + c = 100 c = Kerapian Tegal, 15 April 2013 Guru Pengampu, Peneliti, Linda Purryanti,S.Pd. Dina Ikhwanti NIP. NIM Mengetahui, Kepala SDN Babakan 01 Kramat Tegal Tukilah, S.Pd.SD NIP

188 163 Lampiran 3 Materi Menulis Huruf Jawa Aksara Legena Aksara legena tegese aksara kang isih mudha utawa durung nganggo sandhangan. Aksara legena cacahe ana rong puluh. Aksara legena uga diarani Dentawyanjana. Tembung denta tegese untu lan wyanjana tegese aksara. Dadi teges salugune tembung Dentawyanjana yaiku aksara untu. Ananging aksara Dentawyanjana lumrahe ditegesi carakan yaitu urut-urutane aksara Jawa wiwit saka (ha) tekan (nga). Tuladha: 1. Raja = 4. Bata = 2. Maca = 5. Jaga = 3. Nata = 6. Daya = Jinise Sandhangan Miturut Lestari (2009:153) aksara legena ing pangetrapane diwuwuhi sandhangan. Sandhangan aksara yaitu tetenger kang dienggo ngowahi utawa muwuhi unineng aksara utawa pasangan. Sandhangan ana telung warna, yaiku sandhangan swara, sandhangan panyigeg wanda, lan sandhangan wyanjana utawa pambukaning wanda.

189 164 Tuladha: Sandhangan Swara 1. Mili = 6. Buku = 11. Tèla = 2. Bali = 7. Gula = 12. Gawè = 3. Pari = 8. Gemi = 13. Tapè = 4. Tari = 9. Gela = 14. Soto = 5. Wulu = 10. Sega = 15. Karo = Tuladha Sandhangan Panyigeg Wanda 1. Sarung = 6. Sawah = 11. Pasar = 2. Wayang = 7. Wayah = 12. Semar = 3. Gelang = 8. Sirah = 13. Kusir = 4. Kalung = 9. Uyah = 14. Pasir = 5. Kuping = 10. Omah = 15. Gelar = Tuladha Sandhangan Wyanjana 1. Putra = 6. Kreteg = 2. Griya = 7. Sregep = 3. Prayoga = 8. Kremes = 4. Bratasena = 9. Kyai = 5. Cakra = 10. Kopyah =

190 165 Tuladha ukara nganggo basa Jawa 1. Citra jaga warung = 2. Rani nemu kalung = 3. Ana kyai anyar = 4. Lina bocah sregep = 5. Kopyah bapak = 6. Tuti lagi mangan = 7. Ibu goreng ayam = 8. Ketemu ing kreteg = 9. Arjuna lagi nulis = 10. Satya maca koran = 11. Adi weruh kucing = 12. Suci lunga pasar = 13. Kae prau layar = 14. Kardi duwe dolanan = 15. Bagong lagi dolan =

191 166 Lampiran 4 Bentuk-Bentuk Media Flanacaraka 1. Aksara Legena 2. Sandhangan Sandhangan Swara Sandhangan Panyigeg Wanda Sandhangan Wyanjana Contoh Kata dan Kalimat dengan Media Flanacaraka garing eyang wayang wadhah gajah sirah

192 167 pasar layar semar mangan koran nulis prani praja prayoga sregep kreteg kyai setya Contoh Media Flanacaraka Kelompok Contoh Hasil Pekerjaan Siswa dengan Media Flanacaraka Ipah lagi mangan. Tami weruh kucing ing dalan. Adi weruh sepur.

193 168 Lampiran 5 PEDOMAN OBSERVASI SISWA SIKLUS I DAN SIKLUS II Mata Pelajaran : Bahasa jawa Hari/Tanggal : Kelas : IV (Empat) Tahun Pelajaran : 2012/2013 No. Subjek Penelitian Aspek Observasi Keterangan Siswa siap mengikuti pembelajaran (tidak ramai, tidak melamun, tidak mengantuk, duduk ditempat masing-masing dengan tenang, dan sudah mempersiapkan alat tulis). 2. Siswa antusias dalam pembelajaran. 3. Siswa memperhatikan dan memahami penjelasan guru. 4. Siswa aktif dalam menjawab pertanyaan guru. 5. Siswa memperhatikan dan memahami contoh dari guru.

194 Siswa berpartisipasi aktif dalam kelompok. 7. Siswa menulis huruf Jawa dengan sungguh-sungguh. 8. Siswa mengerjakan tugas dengan tepat waktu (tanggungjawab). 9. Siswa berani dalam mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. 10. Siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan tidak ada yang meminta ijin ke luar kelas saat pembelajaran

195 170 Lampiran 6 PEDOMAN WAWANCARA SIKLUS I DAN SIKLUS II 1. Bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa? 2. Bagaimana pendapat siswa tentang cara guru menyampaikan materi pembelajaran menulis huruf Jawa? 3. Kesulitan apakah yang siswa alami selama pembelajaran menulis huruf Jawa berlangsung? 4. Bagaimana perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka? 5. Apa saran yang dapat siswa berikan terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka?.

196 Lampiran JURNAL SISWA SIKLUS I DAN SIKLUS II Mata Pelajaran : Bahasa Jawa No. Absen : Hari/Tanggal : Kelas : IV (Empat) Tahun Pelajaran : 2012/2013 Jawablah pertanyaan dibawah ini! 1. Apakah Anda tertarik dan senang dengan pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka? ( Ya / Tidak ) Alasan: Apakah penjelasan guru pada saat pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka mudah dipahami dan membantu siswa dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa? ( Ya / Tidak ) Alasan: Apakah Anda merasa kesulitan ketika menulis kalimat sederhana dengan menggunakan media flanacaraka? ( Ya / Tidak ) Alasan: Bagaimana perasaan Anda setelah melakukan proses pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka? ( Ya / Tidak ) Alasan: Bagaimana pesan, kesan dan saran pembelajaran keterampilan menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka? ( Ya / Tidak ) Alasan: Tegal,... Siswa,

197 Lampiran JURNAL GURU SIKLUS I DAN SIKLUS II Pengampu : Sekolah : SDN Babakan 01 Kramat-Tegal Kelas/Semester : IV / II Tahun Pelajaran : 1. Bagaimana kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka? Jawab: Bagaimana keaktifan siswa ketika pembelajaran menulis huruf Jawa berlangsung dengan menggunakan media flanacaraka? Jawab: Bagaimana perilaku siswa pada saat kegiatan pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka? Jawab: Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka? Jawab: Jelaskan kejadian-kejadian lain yang muncul pada saat pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media flanacaraka? Jawab: Tegal,... Peneliti,...

198 Lampiran Instrumen Tes Siklus I Nama : No. Absen : Kelas : NILAI Tulisen nganggo aksara Jawa! 1. Adi weruh sepur Wangsulan : Citra duwe kucing Wangsulan : Ana kyai anyar Wangsulan : Kardi lagi mangan Wangsulan : Prani bocah sregep Wangsulan :...

199 Lampiran Instrumen Tes Siklus II Nama : No. Absen : Kelas : NILAI Tulisen nganggo aksara Jawa! 1. Doni jaga warung Wangsulan : Ipah lunga pasar Wangsulan : Kae ana kyai Wangsulan : Tina bocah gemi Wangsulan : Ketemu ing kreteg Wangsulan :...

200 Lampiran HASIL OBSERVASI SISWA SIKLUS I Mata Pelajaran : Bahasa jawa Hari/Tanggal : Jumat, 12 April 2013 Kelas : IV (Empat) Tahun Pelajaran : 2012/2013 No. Subjek Penelitian Aspek Observasi Keterangan V V V - - V - V V 1. Siswa siap mengikuti V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V - - V V V V V V V V V V V V V V V V V V V - V V V V V V V V V - - V V V V V V - V V V V V V V V V - pembelajaran (tidak ramai, tidak melamun, tidak mengantuk, duduk ditempat masing-masing dengan tenang, dan sudah mempersiapkan alat tulis). 2. Siswa antusias dalam pembelajaran. 3. Siswa memperhatikan dan memahami penjelasan guru. 4. Siswa aktif dalam menjawab pertanyaan guru. 5. Siswa memperhatikan dan memahami contoh dari guru. 6. Siswa berpartisipasi aktif

201 V V V V V V - V V dalam kelompok V - V V V - - V V V V - V - - V V V - V V V V V V V V V - V V V V V V V - V V V V V V V V V V V V V V - V V V V V V - - V V - - V V - - V V - V V V V V V V V V - - V 7. Siswa menulis huruf Jawa dengan sungguh-sungguh. 8. Siswa mengerjakan tugas dengan tepat waktu (tanggungjawab). 9. Siswa berani dalam mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. 10. Siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan tidak ada yang meminta ijin ke luar kelas saat pembelajaran V V V - V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V - V V V V V V V V V V

202 Lampiran HASIL OBSERVASI SISWA SIKLUS II Mata Pelajaran : Bahasa jawa Hari/Tanggal : Selasa, 16 April 2013 Kelas : IV (Empat) Tahun Pelajaran : 2012/2013 No. Subjek Penelitian Aspek Observasi Keterangan V - V V V V V V V V 1. Siswa siap mengikuti V V - - V V V V V - V V - V - V V - V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V - V - V V V V - V V V V V V V V V V V V V V - V V V V - V V V V V V V V V V V V - V - - V V - - V V V V V V V V V V V pembelajaran (tidak ramai, tidak melamun, tidak mengantuk, duduk ditempat masing-masing dengan tenang, dan sudah mempersiapkan alat tulis). 2. Siswa antusias dalam pembelajaran. 3. Siswa memperhatikan dan memahami penjelasan guru. 4. Siswa aktif dalam menjawab pertanyaan guru. 5. Siswa memperhatikan dan memahami contoh dari guru. 6. Siswa berpartisipasi aktif

203 V V V V V V V V V V dalam kelompok V V V - - V V - - V V V V - V V V V - V V V V V V V V V V V V V V - V V V V - V V V V V V V V V V V V V V - - V V V V - - V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V - - V V - - V V V V V - - V V V V - - V V V V V V V V V V V 7. Siswa menulis huruf Jawa dengan sungguh-sungguh. 8. Siswa mengerjakan tugas dengan tepat waktu (tanggungjawab). 9. Siswa berani dalam mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. 10. Siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan tidak ada yang meminta ijin ke luar kelas saat pembelajaran V V V V V V V V V V V V V V V - V V V V V - V V - V V V V V V V V V V V V V - - V - V V - V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V

204 Lampiran Hasil Wawancara Siswa Siklus I 1) Nama : Evanthe Nasywa E.R No. Responden : 036 Nilai : 78 Kategori : Baik Jawaban: 1) Iya, karena belum pernah menggunakan media itu, jadi sekarang saya tertarik dan senang belajar nulis aksara Jawa. 2) Mudah dipahami karena medianya banyak warna sehingga mudah dihafalkan. 3) Gampang, karena saya sudah hafal aksara Jawa dan medianya menarik banyak warna. 4) Senang, karena diselingi dengan permainan sehingga saya tidak bosan. 5) Media itu digunakan lagi untuk materi selanjutnya, karena menyenangkan. 2) Nama : Devi Ayu Ningsih No. Responden : 013 Nilai : 66 Kategori : Cukup Jawaban: 1) Iya, senang karena diselingi dengan permainan. 2) Mudah dipahami, karena Bu Dina menjelaskannya dengan diberi contoh. 3) Tidak sulit karena hanya menempelkan media ke papannnya. 4) Senang karena diselingi dengan permainan dan ada hadiahnya. 5) Hadiahnya ditambah lagi, supaya tambah semangat belajarnya.

205 180 3) Nama : M. Ibnu Khalif No. Responden : 025 Nilai : 50 Kategori : Kurang Jawaban: 1) Tidak senang, karena bentuk medianya susah dihafalkan. 2) Susah, karena suaranya tidak keras. 3) Susah, karena belum hafal aksara Jawa. 4) Tidak senang, karena saya kalah dan tidak mendapat hadiah. 5) Saya ingin diajari lagi dengan media itu supaya paham.

206 Lampiran Hasil Wawancara Siswa Siklus II 1. Nama : Affita Gastani R. No. Responden : 008 Nilai : 100 Kategori : Sangat Baik Jawaban: 1) Ya, menyenangkan karena sekarang nilai saya lebih bagus daripada sebelumnya. 2) Mudah dipahami karena Bu Dina ngajarnya jelas sehingga saya bisa menghafalkan aksara Jawa dan sandhangannya dengan benar. 3) Mudah, karena medianya tinggal ditempel di papan saja, yang penting saya sudah hafal dahulu sehingga saya dapat menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa dengan benar. 4) Senang sekali, karena saya tambah paham dengan aksara Jawa dan sandhangannya. 5) Media itu dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran yang baik untuk menulis aksara Jawa. 2. Nama : Zaqiatun Anisah No. Responden : 039 Nilai : 80 Kategori : Baik Jawaban: 1) Iya, senang karena ada permainan ketika menulis huruf Jawa sehingga saya semangat apalagi ada hadiahnya. 2) Mudah dipahami karena Bu Dina suaranya keras sehingga saya jadi paham. 3) Tidak sulit karena saya sudah belajar di rumah jadi medianya tinggal ditempel-tempel saja. 4) Senang karena permainannya membuat saya semangat. 5) Seharusnya medianya dibagi ke masing-masing siswa supaya bisa belajar di rumah.

207 Nama : Firda Sinta H. No. Responden : 016 Nilai : 65 Kategori : Cukup Jawaban: 1) Iya senang, karena ada permainan antar kelompok, jadi semangat. 2) Mudah dipahami, karena dibimbing sama Bu Dina. 3) Gampang, tapi lemnya sering lepas sehingga tidak nempel di papannya. 4) Senang, karena saya jadi sedikit paham aksara Jawa walaupun nilai saya masih kurang. Media itu terus digunakan di pelajaran basa Jawa

208 183

209 184

210 Lampiran

211 186

212 187

213 188

214 189

215 190

216 191 Lampiran 19 PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA UPTD DIKPORA KECAMATAN KRAMAT SD NEGERI BABAKAN 01 Alamat: Jalan Beringin Nomor 3 Telepon (0283) Babakan-Kramat-Tegal Kode Pos DAFTAR NILAI PRASIKLUS SISWA KELAS IV SDN BABAKAN 01 KEC. KRAMAT KAB. TEGAL No. NIS L/P NAMA SISWA NILAI L ADE IRAWAN L KHAERUL AMIN L MOH. SULTON L WAWAN ADI F L MOH. RENDI MUJIANTO P RIZQI NUR HIDAYAH L ADE NAUVAL R P AFFITA GASTANI R L AFFIZAL NUR ALIF L AGUSTIN ADITYA P P AVADA NURBAITI M L DENDI SAPUTRA P DEVI AYU NINGSIH P DINI FITRIAENI P FAUZIATUN NISA A.M P FIRDA SINTA H P FRISKA KRISTIANY L GAYUH DWI KISWANTO L ILHAN RESTU MAULANA P IMELDA ANGGI FANTIKA L INDRA DEWANTORO 58

217 P KUROHTUL AENI L MOH. DWI PRASETYO L M. ARDI SAPUTRA L M. IBNU KHALIF P NUR MAW IDHATUN H P NURUL IZZAH AMALIA P NURUL SETIYANI P PIPIT FITRIYAH N P PUTRI MULYASIH L REKHANDY YUSUF P SITI DARAJATUN P TIANA ALI L TRESNO ILHAM SAPUTRA L NUR AKHMAD CAHYADIN P EVANTHE NASYWA E.R L AKHMAD RIYADI P ANGGI ALEYDA P ZAQIATUN ANISAH 60 Jumlah 2322 Rata-rata 59,5

218 193 Lampiran 20 Hasil Tes Siklus I Subjek Penelitian Aspek Penilaian SOAL Jumlah Nilai Kategori Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Kurang Kurang Kurang Kurang Cukup Cukup Baik Cukup

219 Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Kurang Cukup Cukup Cukup Cukup Kurang Baik Kurang Cukup 018 Ketepatan Huruf Cukup

220 Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kurang Kurang Cukup Kurang Baik Kurang Kurang Baik Cukup

221 Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Cukup Kurang Kurang Kurang Cukup Cukup Kurang Kurang Baik

222 Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Kurang Cukup Kurang

223 Lampiran Hasil Tes Siklus II Subjek Penelitian Aspek Penilaian SOAL Jumlah Nilai Kategori Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Baik Sangat baik Sangat baik 009 Ketepatan Huruf Cukup

224 Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Sangat baik Sangat baik Baik Baik Baik Baik Cukup Sangat baik Sangat baik

225 Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Cukup Sangat baik Baik Baik Baik Cukup Cukup Sangat baik Sangat baik

226 Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Sangat baik Cukup Baik Cukup Sangat baik Sangat baik Cukup Cukup Sangat baik 037 Ketepatan Huruf Sangat baik

227 Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Ketepatan Huruf Ketepatan Sandhangan Kerapian Baik Baik

228 203 Lampiran 22 REKAP NILAI PRASIKLUS, SIKLUS I DAN SIKLUS II SDN BABAKAN 01 KEC. KRAMAT KAB. TEGAL No. NIS L/P NAMA SISWA PRA- SIKLUS SIKLUS SIKLUS I II L ADE IRAWAN L KHAERUL AMIN L MOH. SULTON L WAWAN ADI F L MOH. RENDI MUJIANTO P RIZQI NUR HIDAYAH L ADE NAUVAL R P AFFITA GASTANI R L AFFIZAL NUR ALIF L AGUSTIN ADITYA P P AVADA NURBAITI M L DENDI SAPUTRA P DEVI AYU NINGSIH P DINI FITRIAENI P FAUZIATUN NISA A.M P FIRDA SINTA H P FRISKA KRISTIANY L GAYUH DWI KISWANTO L ILHAN RESTU M P IMELDA ANGGI F L INDRA DEWANTORO P KUROHTUL AENI L MOH. DWI PRASETYO L M. ARDI SAPUTRA L M. IBNU KHALIF

229 P NUR MAW IDHATUN H P NURUL IZZAH AMALIA P NURUL SETIYANI P PIPIT FITRIYAH N P PUTRI MULYASIH L REKHANDY YUSUF P SITI DARAJATUN P TIANA ALI L TRESNO ILHAM S L NUR AKHMAD C P EVANTHE NASYWA E.R L AKHMAD RIYADI P ANGGI ALEYDA P ZAQIATUN ANISAH Jumlah Rata-rata 59,5 63,07 79,8

230 205

231 206

232 207

233 208

234 209

235 210

236 211

ABSTRAK. Kata kunci: membaca intensif, menyimpulkan isi cerita anak,metode kalimat, model STAD.

ABSTRAK. Kata kunci: membaca intensif, menyimpulkan isi cerita anak,metode kalimat, model STAD. ABSTRAK Azizah, Nur.2010. Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif dalam Menyimpulkan Isi Cerita Anak dengan Metode Kalimat dan Model Student Teams Achievement Devisions (STAD). Jurusan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : FERIKA SARI NIM

SKRIPSI. Oleh : FERIKA SARI NIM PENERAPAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA SISWA KELAS III SD NEGERI 3 TAPANREJO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : FERIKA SARI NIM 100210204028

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MEDIA VIDEO (AUDIO VISUAL) PADA SISWA KELAS V SDN RAMBIPUJI 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MEDIA VIDEO (AUDIO VISUAL) PADA SISWA KELAS V SDN RAMBIPUJI 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MEDIA VIDEO (AUDIO VISUAL) PADA SISWA KELAS V SDN RAMBIPUJI 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MEDIA CHARTA DENGAN STRATEGI TALKING-STICK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 SOBO KECAMATAN GEYER

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MEDIA CHARTA DENGAN STRATEGI TALKING-STICK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 SOBO KECAMATAN GEYER PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MEDIA CHARTA DENGAN STRATEGI TALKING-STICK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 SOBO KECAMATAN GEYER KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2012/ 2013 SKRIPSI Disusun

Lebih terperinci

Oleh : Iin Septi Anggraeni Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Oleh : Iin Septi Anggraeni Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Berhuruf Jawa Menggunakan Metode Talking Stick pada Siswa Kelas VIII B SMP Purnama Sumpiuh Kabupaten Banyumas Tahun Ajaran 2015/2016 Oleh : Iin Septi Anggraeni

Lebih terperinci

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI MODEL INVESTIGASI KELOMPOK DENGAN MEDIA BERITA DALAM SURAT KABAR PADA SISWA KELAS X-4 TKJ SMK NU UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Yuyun Ismiyati NIM

SKRIPSI. Oleh : Yuyun Ismiyati NIM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN TEKNIK PETA KONSEP SISWA KELAS IV SEMESTER GASAL SDN SLAWU 03 JEMBER

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA PADA SISWA KELAS XI IPA I SMA N 1 SEWON BANTUL DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL VCD SESORAH

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA PADA SISWA KELAS XI IPA I SMA N 1 SEWON BANTUL DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL VCD SESORAH PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA PADA SISWA KELAS XI IPA I SMA N 1 SEWON BANTUL DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL VCD SESORAH SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Yuzlah Wahyu Witri Lestari

SKRIPSI. Oleh Yuzlah Wahyu Witri Lestari MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN IDE POKOK PARAGRAF PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SUMBERJATI 01 SILO MELALUI PENGGUNAAN KARTU PARAGRAF DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF SKRIPSI Diajukan Guna Melengkapi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh. Devita Kurnia Ritasari NIM

SKRIPSI. Oleh. Devita Kurnia Ritasari NIM PENERAPAN METODE INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SDN DARUNGAN 01 KECAMATAN YOSOWILANGUN KABUPATEN LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS V SDN ARJASA 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS V SDN ARJASA 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS V SDN ARJASA 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh Ahmad Utman Subandi NIM 090210204229

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS II SDN WONOSARI 01 KEC. PUGER KAB. JEMBER SKRIPSI.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS II SDN WONOSARI 01 KEC. PUGER KAB. JEMBER SKRIPSI. PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS II SDN WONOSARI 01 KEC. PUGER KAB. JEMBER SKRIPSI Oleh : Nurul Maulidiyah NIM 070 210 204 414 PROGAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Wahyu Eko Permadi NIM

SKRIPSI. Oleh: Wahyu Eko Permadi NIM PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA RELISTIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN JARAK, WAKTU DAN KECEPATAN SISWA KELAS VB SDN TEGALGEDE 01 JEMBER SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA NYATA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI GRUJUGAN KIDUL 2 BONDOWOSO SKRIPSI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA NYATA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI GRUJUGAN KIDUL 2 BONDOWOSO SKRIPSI MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA NYATA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI GRUJUGAN KIDUL 2 BONDOWOSO SKRIPSI Oleh Siska Desi Wijayanti NIM 070210204336 PROGRAM S1 PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : AGUS WIRAHADI KUSUMA NIM

SKRIPSI. Oleh : AGUS WIRAHADI KUSUMA NIM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN KERAGAMAN SOSIAL DAN BUDAYA BERDASARKAN KENAMPAKAN ALAM KELAS IV SDN KEMUNING LOR 04

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh ELOK FAIQOH

SKRIPSI. Oleh ELOK FAIQOH PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS: MELENGKAPI CERITA RUMPANG DENGAN BANTUAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN MLOKOREJO 03 KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SKRIPSI diajukan guna

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARYA ILMIAH DENGAN METODE SAVI PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 GENTENG 2013/2014 SKRIPSI.

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARYA ILMIAH DENGAN METODE SAVI PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 GENTENG 2013/2014 SKRIPSI. MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARYA ILMIAH DENGAN METODE SAVI PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 GENTENG 2013/2014 SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Strata 1 (S1)

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DISERTAI TEHNIK PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS DI KELAS

Lebih terperinci

ANAFORA GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL GARUDA PUTIH KARYA SUPARTO BRATA

ANAFORA GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL GARUDA PUTIH KARYA SUPARTO BRATA i ANAFORA GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL GARUDA PUTIH KARYA SUPARTO BRATA SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Nila Haryu Kurniawati NIM : 2102407144 Prodi : Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Leny Ocktalia NIM

SKRIPSI. Oleh Leny Ocktalia NIM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X6 MAN BONDOWOSO SKRIPSI Oleh Leny Ocktalia NIM 100210402065

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Pipit Ermawati NIM

SKRIPSI. Oleh: Pipit Ermawati NIM PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII A SMP INKLUSI TAMAN PENDIDIKAN DAN ASUHAN (TPA) JEMBER DALAM MEMBACAKAN DAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN PENDEKATAN INTEGRATIF BERBANTUAN MEDIA AUDIO SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

KELAYAKAN PENYAJIAN MATERI MENULIS PADA BUKU TEKS KULINA BASA JAWA KELAS VII TERBITAN INTAN PARIWARA

KELAYAKAN PENYAJIAN MATERI MENULIS PADA BUKU TEKS KULINA BASA JAWA KELAS VII TERBITAN INTAN PARIWARA KELAYAKAN PENYAJIAN MATERI MENULIS PADA BUKU TEKS KULINA BASA JAWA KELAS VII TERBITAN INTAN PARIWARA SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Oktri Yuliyati NIM : 2102407154 Prodi

Lebih terperinci

xiv Model Examples Non Examples Langkah-Langkah Penggunaan Media Kartu Foto... 54

xiv Model Examples Non Examples Langkah-Langkah Penggunaan Media Kartu Foto... 54 DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv SARI... vi ABSTRACT... viii PRAKATA...x DAFTAR ISI... xiii DAFTAR TABEL... xviii DAFTAR GAMBAR...xx DAFTAR

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh. Qaadli Al A la NIM

SKRIPSI. Oleh. Qaadli Al A la NIM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SUGESTIF MELALUI PENERAPAN PAIKEM DENGAN MEDIA GAMBAR KOMIK PADA SISWA KELAS IV SDN WIROLEGI 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh Qaadli Al A la NIM

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

PENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS (Pokok Bahasan Kegiatan Ekonomi di Indonesia Pada Siswa Kelas V Semester Ganjil SDN Rambipuji

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Nita Yolanda NIM

SKRIPSI. Oleh Nita Yolanda NIM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU BERBUNYI PADA SISWA KELAS IV SDN KADEMANGAN II KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SKRIPSI Oleh Nita Yolanda

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Dewi Permani Suci NIM

SKRIPSI. Oleh Dewi Permani Suci NIM PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN CERITA ANAK DENGAN STRATEGI AKTIVITAS MEMBACA BERPIKIR TERBIMBING (AMBT) PADA SISWA KELAS V SDN KAMAL 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh Dewi Permani

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... PENGESAHAN KELULUSAN... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... MOTTO... SARI... ABSTRACT... PRAKATA... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... PENGESAHAN KELULUSAN... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... MOTTO... SARI... ABSTRACT... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN... PENGESAHAN KELULUSAN... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... MOTTO... SARI... ABSTRACT... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.... DAFTAR BAGAN... DAFTAR

Lebih terperinci

DI SD NEGERI WOTGALIH 02 LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI

DI SD NEGERI WOTGALIH 02 LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MATA PELAJARAN IPS MATERI KENAMPAKAN ALAM DI LINGKUNGANSETEMPAT MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE DI SD NEGERI WOTGALIH 02 LUMAJANG

Lebih terperinci

ABSTRAK. Oleh MUHAMMAD HALI. Rendahnya kemampuan menulis karangan narasi siswa SD Negeri 2 Batu Putu

ABSTRAK. Oleh MUHAMMAD HALI. Rendahnya kemampuan menulis karangan narasi siswa SD Negeri 2 Batu Putu ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN 2 BATU PUTU BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Oleh MUHAMMAD HALI Rendahnya kemampuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... PENGESAHAN KELULUSAN... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... SARI... ABSTRACT... PRAKATA...

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... PENGESAHAN KELULUSAN... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... SARI... ABSTRACT... PRAKATA... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN... PENGESAHAN KELULUSAN... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... SARI... ABSTRACT... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PENGESAHAN KELULUSAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iii. MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iiv. KATA PENGANTAR... viii. SARI...

DAFTAR ISI. PENGESAHAN KELULUSAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iii. MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iiv. KATA PENGANTAR... viii. SARI... DAFTAR ISI PENGESAHAN KELULUSAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iiv KATA PENGANTAR... viii SARI... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... iix DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR BAGAN...

Lebih terperinci

RETNO INDAR WATI A

RETNO INDAR WATI A PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUASAAN EYD DALAM MENULIS LAPORAN PERJALANAN MELALUI PENDEKATAN VAK (VISUAL, AUDITORY, DAN KINESTETIC) SISWA KELAS VIII C SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh:

SKRIPSI disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING DENGAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS X-2 SMA TARUNA NUSANTARA MAGELANG SKRIPSI disusun untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Safitri

Lebih terperinci

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENELAAH DAN MEREVISI TEKS CERPEN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) BERBANTUAN MEDIA POTEL PADA SISWA KELAS VII-E SMP NEGERI 1 AMPELGADING

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK KECIL BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK KECIL BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK KECIL BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA (Studi Di SMK PGRI 05 Jember Kelas 2 APk1 Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Pokok Bahasan Struktur

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Kholifah Sufristi NIM

SKRIPSI. Oleh Kholifah Sufristi NIM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS HURUF KAPITAL MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KALIMAT PADA SISWA KELAS II SDN SELOK AWAR-AWAR 03 PASIRIAN LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2012-2013 SKRIPSI Oleh Kholifah Sufristi NIM 090210204029

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Reny Rachmawati Nim0702I02043I8

SKRIPSI. Oleh : Reny Rachmawati Nim0702I02043I8 PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI MEDIA GAMBAR TUNGGAL DAN SERI UNTUK SISWA KELAS 1 SDN TEGAL BESAR 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2009/20I0 SKRIPSI Diajukan Guna Melengkapi Tugas Akhir dan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Samiyati NIM

SKRIPSI. Oleh Samiyati NIM PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN PENGGOLONGAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DENGAN MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN KALIWINING 07 RAMBIPUJI JEMBER TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

DENGAN MEDIA GAMBAR DI SDN TAMANAN 03 BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN

DENGAN MEDIA GAMBAR DI SDN TAMANAN 03 BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN KEGIATAN EKONOMI DALAM MEMANFAATKAN SUMBER DAYA ALAM MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES

Lebih terperinci

Eka Hadi Setiyawan NIM

Eka Hadi Setiyawan NIM PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD MENGGUNAKAN MEDIA TULANG NAPIER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERKALIAN SISWA KELAS III SDN JEMBER LOR 02 TAHUN AJARAN 2011 / 2012 SKRIPSI Oleh : Eka Hadi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGUMUMAN DENGAN TEKNIK PEER CORRECTION PADA SISWA KELAS IV A DI SDN SEMBORO 04 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGUMUMAN DENGAN TEKNIK PEER CORRECTION PADA SISWA KELAS IV A DI SDN SEMBORO 04 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGUMUMAN DENGAN TEKNIK PEER CORRECTION PADA SISWA KELAS IV A DI SDN SEMBORO 04 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh Indi Meturana Kharisma NIM 100210204162 PROGRAM

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN...Error! Bookmark not defined. PENGESAHAN KELULUSAN...Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...

DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN...Error! Bookmark not defined. PENGESAHAN KELULUSAN...Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN...Error! Bookmark not defined. PENGESAHAN KELULUSAN...Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iii MOTTO.... v PERSEMBAHAN... vi SARI... vii ABSTRAK...

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BANGUN DATAR KELAS V SEMESTER II DI SDN 2 CINGKRONG PURWODADI GROBOGAN SKRIPSI

PENERAPAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BANGUN DATAR KELAS V SEMESTER II DI SDN 2 CINGKRONG PURWODADI GROBOGAN SKRIPSI PENERAPAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BANGUN DATAR KELAS V SEMESTER II DI SDN 2 CINGKRONG PURWODADI GROBOGAN SKRIPSI NAMA : ULYA HASANAH NIM : A 510081030 PROGRAM STUDI GURU

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Manan Andrianto NIM

SKRIPSI. Oleh: Manan Andrianto NIM PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DUA DIMENSI DALAM PEMBELAJARAN PKN POKOK BAHASAN SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVB SDN KEBONSARI 04 JEMBER SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh:

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN PERMAINAN KARTU HURUF PADA SISWA KELAS III SDN TUNGGULSARI 1 NO 72 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR PEMANDANGAN ALAM UNTUK SISWA KELAS V SDN KARANGREJO 05 JEMBER SKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR PEMANDANGAN ALAM UNTUK SISWA KELAS V SDN KARANGREJO 05 JEMBER SKRIPSI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR PEMANDANGAN ALAM UNTUK SISWA KELAS V SDN KARANGREJO 05 JEMBER SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN. Disusun oleh : ESTI LUSTIOWATI NIM : Sebagai syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

LEMBAR PERSETUJUAN. Disusun oleh : ESTI LUSTIOWATI NIM : Sebagai syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar LEMBAR PERSETUJUAN Peningkatan Keterampilan Menulis Aksara Jawa Menggunakan Sandhangan Wyanjana dengan Media Kartu Aksara Mata Pelajaran Bahasa Jawa Siswa Kelas IV SDN Kalicilik Kecamatan Sukosewu Bojonegoro

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE (TTW) BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS V SDN SUMBERSARI 03 JEMBER SKRIPSI Oleh : SILVIA

Lebih terperinci

PROGAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER

PROGAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SIMULASI DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU MATERI KEGIATAN POKOK EKONOMI (Studi Kasus Pada Siswa Kelas

Lebih terperinci

: ANGGRAENI ADI MOCHLAS A

: ANGGRAENI ADI MOCHLAS A PENERAPAN MEDIA GAMBAR BERKATA KUNCI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 PELEM KECAMATAN GABUS KABUPATEN GROBOGAN TAHUN AJARAN 2013/2014 Skripsi Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: DEVI HAYUNINGATI

SKRIPSI. Oleh: DEVI HAYUNINGATI PENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS IV MELALUI PENERAPAN VIDEO PEMBELAJARAN POKOK BAHASAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI SDN PADOMASAN 01 JEMBER SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Elvina Fatmawati NIM

SKRIPSI. Oleh : Elvina Fatmawati NIM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PETA KONSEP PADA POKOK BAHASAN SEMANGAT KEPAHLAWANAN DAN CINTA TANAH AIR SISWA KELAS IV SEMESTER 1 SDN SUKOREJO 02 KECAMATAN BANGSALSARI KABUPATEN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Amirta Widyasari NIM

SKRIPSI. Oleh: Amirta Widyasari NIM Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa kelas IV IPS pokok bahasa kegiatan ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya alam mengunakan Metode Problem Solving dengan amplop masalah di SDN 1 Barurejo Banyuwangi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: MUHAMMAD QOYUM NIM

SKRIPSI. Oleh: MUHAMMAD QOYUM NIM 5 PENERAPAN METODE EXAMPLE NON EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III DALAM PEMBELAJARAN IPS TEMA LINGKUNGAN DI SDN ROWOTENGAH 04 TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE CIRC DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA DALAM WACANA PADA SISWA KELAS VII A SMP NU SURUH KABUPATEN SEMARANG

PENERAPAN METODE CIRC DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA DALAM WACANA PADA SISWA KELAS VII A SMP NU SURUH KABUPATEN SEMARANG PENERAPAN METODE CIRC DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA DALAM WACANA PADA SISWA KELAS VII A SMP NU SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2010/ 2011 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh ELOK SURYANI NIM

SKRIPSI. Oleh ELOK SURYANI NIM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL POKOK BAHASAN KERJASAMA MELALUI MEDIA FILM ANIMASI PADA SISWA KELAS II SDN NOGOSARI 05 RAMBIPUJI TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SDN GAYAM 05 BONDOWOSO TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh Susiyati

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS POKOK BAHASAN SEMANGAT KEPAHLAWANAN DAN CINTA TANAH AIR UNTUK MEDIA PUZZLE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS POKOK BAHASAN SEMANGAT KEPAHLAWANAN DAN CINTA TANAH AIR UNTUK MEDIA PUZZLE PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS POKOK BAHASAN SEMANGAT KEPAHLAWANAN DAN CINTA TANAH AIR UNTUK MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS IV SDN KARANGREJO 01 KECAMATAN GUMUKMAS KABUPATEN JEMBER TAHUN PELAJARAN 2010-2011

Lebih terperinci

RIAN YOKI HERMAWAN NIM

RIAN YOKI HERMAWAN NIM PENERAPAN METODE PERMAINAN TEBAK KATA DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVB MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DI SDN KEBONSARI 04 JEMBER

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL ROPES (REVIEW, OVERVIEW, PRESENTATION, EXERCISE, SUMMARY)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL ROPES (REVIEW, OVERVIEW, PRESENTATION, EXERCISE, SUMMARY) PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL ROPES (REVIEW, OVERVIEW, PRESENTATION, EXERCISE, SUMMARY) DENGAN PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS IV SD NEGERI JEMBER LOR 05 JEMBER SEMESTER GASAL TAHUN

Lebih terperinci

PENERAPAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA

PENERAPAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA PENERAPAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA (Studi Kasus Siswa Kelas VII A SMP NURIS Jember Pada Mata Pelajaran IPS Dengan Materi Tindakan Ekonomi Berdasarkan Motif Dan Prinsip Ekonomi Tahun

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TYPE CIRC (COOPERATIVE, INTEGRATED, READING AND COMPOSITION)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TYPE CIRC (COOPERATIVE, INTEGRATED, READING AND COMPOSITION) PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TYPE CIRC (COOPERATIVE, INTEGRATED, READING AND COMPOSITION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 5 SD NEGERI SURUH 02 KABUPATEN SEMARANG

Lebih terperinci

SINESTESIA PADA TUTURAN MAHASISWA PBSJ FBS UNNES SKRIPSI

SINESTESIA PADA TUTURAN MAHASISWA PBSJ FBS UNNES SKRIPSI SINESTESIA PADA TUTURAN MAHASISWA PBSJ FBS UNNES SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Suciati Duwi Sartika NIM : 2102407125 Prodi Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa :

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Luh Titisuri NIM

SKRIPSI. Oleh : Luh Titisuri NIM PENERAPAN PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH MENURUT POLYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN VOLUME KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS V SDN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Ike Wijayanti NIM

SKRIPSI. Oleh: Ike Wijayanti NIM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF SISWA KELAS VII SMP AL-IRSYAD KABUPATEN BANYUWANGI MELALUI PENERAPAN TEKNIK PARAFRASA BERBANTUAN MEDIA LIRIK LAGU SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

SKRIPSI untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS EKSPLANASI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PERISTIWA ALAM PADA PESERTA DIDIK KELAS VII F SMP N 1 BLORA SKRIPSI untuk Memperoleh

Lebih terperinci

KESALAHAN BERBAHASA JAWA PADA PAPAN NAMA PERTOKOAN DI KABUPATEN PEMALANG

KESALAHAN BERBAHASA JAWA PADA PAPAN NAMA PERTOKOAN DI KABUPATEN PEMALANG KESALAHAN BERBAHASA JAWA PADA PAPAN NAMA PERTOKOAN DI KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Nopita Ika Rahmawati NIM : 2102406677 Prodi : Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SEKITAR DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SEKITAR DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MASALAH SOSIAL DI LINGKUNGAN SEKITAR DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PADA SISWA KELAS IV SDN AJUNG 06 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MEDIA GAMBAR KARIKATUR TEKNIK PANCINGAN KATA KUNCI PADA SISWA KELAS X.1 MA AL HADI MRANGGEN DEMAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MEDIA GAMBAR KARIKATUR TEKNIK PANCINGAN KATA KUNCI PADA SISWA KELAS X.1 MA AL HADI MRANGGEN DEMAK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MEDIA GAMBAR KARIKATUR TEKNIK PANCINGAN KATA KUNCI PADA SISWA KELAS X.1 MA AL HADI MRANGGEN DEMAK SKRIPSI diajukan dalam rangka menyelesaikan studi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Yunita Imansari NIM

SKRIPSI. Oleh : Yunita Imansari NIM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI THREE STAGE FISHBOWL DECISION POKOK BAHASAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DI SDN KANIGARAN 04 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM- BASED INSTRUCTION

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM- BASED INSTRUCTION PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM- BASED INSTRUCTION PADA MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN SUMBER DAYA ALAM SISWA KELAS IV SDN KEMUNING LOR 04 JEMBER SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Windy Kartika Martiningtyas NIM

SKRIPSI. Oleh Windy Kartika Martiningtyas NIM PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN DAUR AIR DI SDN SUMBERDANTI 01 SUKOWONO, JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh. Diana Safitri NIM

SKRIPSI. Oleh. Diana Safitri NIM PENERAPAN MODEL CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING AND EXTENDING (CORE) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SEJARAH PESERTA DIDIK KELAS X 3 SMAN 1 BANGOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh Yuni Nur Isneni NIM

SKRIPSI. oleh Yuni Nur Isneni NIM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PERMAINAN KATA PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 KESESI KABUPATEN PEKALONGAN JAWA TENGAH SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA MENGGUNAKAN METODE LISTENING IN ACTION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA MENGGUNAKAN METODE LISTENING IN ACTION PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA MENGGUNAKAN METODE LISTENING IN ACTION DAN TEKNIK RANGSANG TEKS RUMPANG MELALUI MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS VIII B SMP N 2 BOJA SKRIPSI untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh FADHILAH SARTIKA NIM

SKRIPSI. Oleh FADHILAH SARTIKA NIM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN POKOK BAHASAN HARGA DIRI MENGGUNAKAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR SISWA KELAS III SDN 7 KEDUNGGEBANG KECAMATAN TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA RAGAM KRAMA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA RAGAM KRAMA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA RAGAM KRAMA DALAM BERDIALOG SESUAI UNGGAH- UNGGUH BASA DENGAN MEDIA KARTU KARAKTER PADA SISWA KELAS IXG SMP NEGERI 2 KALIMANAH KABUPATEN PURBALINGGA S K R

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh. Miswatun Khasanah Nim :

SKRIPSI. Oleh. Miswatun Khasanah Nim : PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL LEARNING TOGETHER (LT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA (PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KEGIATAN EKONOMI) SISWA KELAS IV SDN PAKUNIRAN 02 PROBOLINGGO

Lebih terperinci

TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS IV B SD NEGERI DERESAN TAHUN AJARAN 2011/2012 DEPOK SLEMAN SKRIPSI

TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS IV B SD NEGERI DERESAN TAHUN AJARAN 2011/2012 DEPOK SLEMAN SKRIPSI MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS IV B SD NEGERI DERESAN TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF SISWA KELAS VII SMP ISLAM SUNAN BONANG MELALUI LATIHAN TERBIMBING DENGAN PERMAINAN KATA ANAGRAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF SISWA KELAS VII SMP ISLAM SUNAN BONANG MELALUI LATIHAN TERBIMBING DENGAN PERMAINAN KATA ANAGRAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF SISWA KELAS VII SMP ISLAM SUNAN BONANG MELALUI LATIHAN TERBIMBING DENGAN PERMAINAN KATA ANAGRAM SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh. Dian Agus Restiyani NIM

SKRIPSI. Oleh. Dian Agus Restiyani NIM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE TUTOR SEBAYA BERBANTUAN GARIS BILANGAN POKOK BAHASAN PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SDN PLALANGAN 06 KECAMATAN KALISAT KABUPATEN JEMBER SEMESTER

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Sebagai Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Sebagai Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah PENINGKATAN PEMBELAJARAN MEMERANKAN NASKAH DRAMA DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 2 GATAK SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010 2011 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Sebagai Syarat Guna

Lebih terperinci

ERIK SUPRIANTO K

ERIK SUPRIANTO K MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X JURUSAN KEPERAWATAN 2 SMK NEGERI 1 BANYUDONO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA LANCAR DENGAN MEDIA KARTU HURUF BERGAMBAR PADA SISWA KELAS I SDN 3 SEMPU SKRIPSI. Oleh: SELLI OKTAVIANA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA LANCAR DENGAN MEDIA KARTU HURUF BERGAMBAR PADA SISWA KELAS I SDN 3 SEMPU SKRIPSI. Oleh: SELLI OKTAVIANA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA LANCAR DENGAN MEDIA KARTU HURUF BERGAMBAR PADA SISWA KELAS I SDN 3 SEMPU SKRIPSI Diajukan Guna Melengkapi Tugas Akhir Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Sinta Ambar Husada NIM. 100210204169

SKRIPSI. Oleh: Sinta Ambar Husada NIM. 100210204169 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV-A SDN PATRANG 01 JEMBER PADA MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN GAYA MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE (TPS) SKRIPSI

Lebih terperinci

PENERAPAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA

PENERAPAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA PENERAPAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA (Studi Kasus Siswa Kelas VII A SMP NURIS Jember Pada Mata Pelajaran IPS Dengan Materi Tindakan Ekonomi Berdasarkan Motif Dan Prinsip Ekonomi Tahun

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh. Fera Prastyca Melliana Bella NIM

SKRIPSI. Oleh. Fera Prastyca Melliana Bella NIM PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA POKOK BAHASAN MEMERANKAN TOKOH DRAMA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS V SDN KEBONSARI KULON 02 PROBOLINGGO TAHUN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS III SDN AJUNG 01 KALISAT JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI.

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS III SDN AJUNG 01 KALISAT JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI. PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS III SDN AJUNG 01 KALISAT JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: Yuniar Rahmayanti NIM 100210204104 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS II SDN SUKOSARI 01 KUNIR SKRIPSI. Oleh:

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS II SDN SUKOSARI 01 KUNIR SKRIPSI. Oleh: PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS II SDN SUKOSARI 01 KUNIR SKRIPSI Oleh: INDAH WAHYUNINGSIH NIM 070210204207 PROGRAM STUDI PENDIDIDKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE KOLABORASI UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP AL IRSYAD SURAKARTA

PENERAPAN METODE KOLABORASI UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP AL IRSYAD SURAKARTA PENERAPAN METODE KOLABORASI UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VII SMP AL IRSYAD SURAKARTA Skripsi Oleh: Rahayu Astrini K1209056 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL PENGEMBANGAN ADVANCE ORGANIZER

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL PENGEMBANGAN ADVANCE ORGANIZER MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL PENGEMBANGAN ADVANCE ORGANIZER PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 BANYUGLUGUR TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh Siska Rianita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan di tingkat Sekolah Dasar. Pembelajaran Bahasa Jawa di SD/MI

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan di tingkat Sekolah Dasar. Pembelajaran Bahasa Jawa di SD/MI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jawa merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal yang diajarkan di tingkat Sekolah Dasar. Pembelajaran Bahasa Jawa di SD/MI meliputi dua aspek, yaitu aspek

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MATA PELAJARAN PKn POKOK BAHASAN KEPUTUSAN BERSAMA DI SDN UMBULREJO 01 JEMBER, TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA CERITA SISWA KELAS III SDN GAMBIRONO 02 MELALUI PENGGUNAAN BUKU KOMIK SKRIPSI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA CERITA SISWA KELAS III SDN GAMBIRONO 02 MELALUI PENGGUNAAN BUKU KOMIK SKRIPSI MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA CERITA SISWA KELAS III SDN GAMBIRONO 02 MELALUI PENGGUNAAN BUKU KOMIK SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DRILL

PENERAPAN METODE DRILL PENERAPAN METODE DRILL DAN RESITASI PADA OPERASI BENTUK ALJABAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII B SEMESTER GASAL SMP NEGERI 2 WULUHAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

I TA S U N I VE RS E M

I TA S U N I VE RS E M U N I VE RS I TA S J E M B E R PENERAPAN MODEL BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KOMPETENSI DASAR KOPERASI DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT di KELAS IV SD NEGERI KARANGBENDO 03

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS VIIB SMPN 2 RAMBIPUJI SKRIPSI

PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS VIIB SMPN 2 RAMBIPUJI SKRIPSI PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS VIIB SMPN 2 RAMBIPUJI SKRIPSI Oleh Inne Illian Retna NIM 070210402082 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa Mencatat Melalui Teknik Tradisional Dengan Teknik Mind Mapping Dalam Pembelajaran Ekonomi

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa Mencatat Melalui Teknik Tradisional Dengan Teknik Mind Mapping Dalam Pembelajaran Ekonomi Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa Mencatat Melalui Teknik Tradisional Dengan Teknik Mind Mapping Dalam Pembelajaran Ekonomi (Studi Kasus Pada Kelas X SMA Negeri Grujugan Bondowoso) Skripsi Diajukan

Lebih terperinci