APLIKASI PAKET PROGRAM MOLDY UNTUK KARAKTERISASI SIFAT BAHAN Fe, Pb, Bi DAN PENDINGIN REAKTOR Pb-Bi
|
|
- Widyawati Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 APLIKASI PAKET PROGRAM MOLDY UNTUK KARAKTERISASI SIFAT BAHAN Fe, Pb, Bi DAN PENDINGIN REAKTOR Pb-Bi Alan Maulana *, Zaki Suud *, Hermawan K.D **, Khairurijal * ABSTRAK APLIKASI PAKET PROGRAM MOLDY UNTUK KARAKTERISASI SIFAT BAHAN Fe, Pb, Bi DAN PENDINGIN REAKTOR Pb-Bi. Paket program Moldy adalah suatu program open source yang dipakai untuk simulasi dinamika molekul bahan cair atau padat. Program ini dapat digunakan untuk simulasi sistem bahan monoatomik atau poliatomik. Dalam simulasi ini konfigurasi atom-atom bahan Fe, Pb, Bi diperoleh dari data crystal structure yang berupa parameter kisi dengan jenis strukturnya. Interaksi antar atom-atom Fe-Fe, Pb-Pb dan Bi-Bi diasumsikan memenuhi potensial Lennard-Jones. Parameter Lennard-Jones masing-masing atom diambil dengan melalui fitting data yang terdapat dalam literature yang menghitung interaksi antar-atom dengan metoda ab-initio. Hasil yang diperoleh dalam simulasi ini adalah kurva fungsi distribusi radial dan Mean Square Displacement sebagai fungsi dari waktu yang dapat dipakai untuk melihat keadaan fase system sebagai fungsi dari temperatur. Untuk kristal Fe pada temperatur 300 K,773 K dan 000 K Fungsi distribusi radial menunjukkan system dalam keadaan padat sedangkan pada temperatur 809 K system dalam keadaan cair. Kata-kata kunci: dinamika molekul, potensial Lennard-Jones, ab-initio, Liquid Lead-Bismuth, fungsi distribusi radial, mean square displacement, Fast Breeder Reactor. ABSTRACT MOLDY APPLICATION FOR Fe, Pb, Bi AND Pb-Bi REACTOR COOLANT CHARACTERIZATION. MOLDY is an open source program which can be used to simulated mono atomic or polyatomic condensed matter. The initial configuration of crystal Fe, Pb and Bi are taken from crystal structure data by means lattice parameters and structure types. Interaction potentials between Fe- Fe, Pb-Pb and Bi-Bi are assumed follow the Lennard-Jones potential. The Lennard-Jones potential parameters had been derived by fitting the data available in the literature which was calculated by abinitio methods with the Lennard-Jones formula. The results of this simulation are radial distribution functions and mean square displacements of the system which can be used to identify whether the system in the solid state or liquid state as a function of temperature. Radial distribution function and mean square displacement of iron crystal at 300 K, 700 K and 000 K showed the system was in the solid state, while at 809 K was in the liquid state. Keywords: molecular dynamic, Lennard-Jones potential, ab-initio, Liquid Lead-Bismuth, radial distribution function, mean square displacement, fast breeder reactor * Departemen Fisika ITB ** Departemen Fisika Teknik ITB Jl.Ganesha 0, Bandung 403, Telp , FAX
2 PENDAHULUAN Paket program Moldy adalah suatu program open source yang dipakai untuk simulasi dinamika molekul bahan cair atau padat yang berbasis sistem LINUX maupun Windows. Program ini memakai bahasa C dan dapat digunakan untuk simulasi sistem bahan monoatomik atau poliatomik. Fungsi potensial yang sudah ada dalam program ini adalah Lennard-Jones, Buckingham termasuk Born-Mayer, MCY dll, serta dapat ditambah dengan potensial lain melalui modifikasi program. Dalam tulisan ini akan disajikan hasil simulasi yang dilakukan penulis terhadap bahan-bahan Fe, Pb, Bi dan Pb-Bi dengan paket MOLDY yang merupakan penelitian awal tentang korosi baja dalam Pb-Bi cair. Sebelumnya penulis telah membuat modifikasi program molekular dinamik Pb-Bi dan telah disampaikan pada LKSTN XVI yang tampaknya masih banyak kekurangan terutama untuk sistem lebih dari jenis atom. Sehingga dengan diperolehnya paket program MOLDY diharapkan dapat menutupi kekurangan hasil modifikasi program yang dikembangkan. Timbal-Bismuth cair dijadikan topik penelitian karena menjadi kandidat yang sangat kuat untuk menjadi pendingin Fast Breeder Reactor (Reaktor Pembiak Cepat) atau Fast Reactor (Reaktor cepat). Sifat-sifat yang menguntungkan Pb-Bi cair dalam aplikasi pendingin reaktor nuklir adalah titik lelehnya 3,5 C dan titik didihnya 670 C dengan perubahan volume ketika berubah menjadi padat sebesar,5 %. Keuntungan lain penggunaan Pb-Bi cair dalam reaktor nuklir bukan saja inert terhadap air dan udara tetapi juga dapat menghasilkan 30 neutron untuk setiap GeV proton datang. Kelemahan cairan logam ini adalah sangat agresif terhadap besi dan Stainless Steel terutama pada temperature tinggi. Oleh karena itu dalam reaktor nuklir berpendingin Pb-Bi, Stainless Steel akan mengalami korosi. Penelitian fenomena korosi Stainless Steel dalam Pb-Bi cair pada umumnya dilakukan secara eksperimen. Kegiatan ini tampaknya belum memungkinkan di Indonesia karena fasilitas yang belum memadai. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian ini dengan simulasi komputer. Penelitian ini ditujukan untuk memahami mekanisme atomik fenomena korosi Stainless Steel dalam Pb-Bi cair sebagai fungsi dari temperatur dan waktu. Sebagai langkah awal akan dilihat sifat pelelehan masing-masing bahan diatas dengan menghitung Radial Distribution Function (RDF) dan Mean Square Displacement (MSD) yang dapat dipakai untuk menghitung konstanta difusi. DASAR TEORI Simulasi menggunakan metoda dinamika molekul pada dasarnya dimulai dengan menentukan konfigurasi atom-atom bahan yang ditinjau. Masing-masing atom tersebut saling berinteraksi satu sama lain yang dalam hal ini diasumsikan memenuhi 0
3 potensial Lennard-Jones, kemudian atom-atom tersebut diberikan kecepatan awal secara random. Persamaan gerak sistem diatas dipecahkan secara numerik dengan komputer. Konfigurasi awal bahan Fe, Pb dan Bi ditentukan dari tabel kristalografi sbb: Tabel. Parameter Kisi Fe, Pb dan Bi No Nama Unsur Struktur Parameter Kisi (Angstrom) Sudut Fe BCC,8665,8665,8665 α=β=γ=90 Pb FCC 4,9508 4,9508 4,9508 α=β=γ=90 3 Bi Monoclinic 6,674 6,7 3,304 α=90 ; β=0,330 γ=90 Dari data diatas ditentukan koordinat posisi atom untuk masing-masing unsur dalam satu sel satuan. Setelah satu sel satuan diperoleh maka sel satuan tersebut diperbanyak dalam arah XYZ sehingga jumlah sel satuan tersebut menjadi bertambah sesuai dengan yang kita inginkan memakai persamaan: r = r + n a + n b + n c () uc x y z r uc adalah posisi sel satuan ; a,b dan c adalah parameter kisi; n x,n y dan n z adalah jumlah sel satuan dalam arah x,y dan z. Kecepatan awal masing-masing atom diberikan secara random dengan nilai antara 0- melalui random generator. Potensial interaksi antar Fe-Fe, Pb-Pb, Bi-Bi dan Pb-Bi diambil dari literatur yang telah menghitung secara ab-initio. Data ini difitting menggunakan persamaan potensial Lennard-Jones berikut: 6 σ σ u( r) = 4ε () r r u(r) adalah energi potensial, ε parameter energi dan σ adalah parameter jarak terdekat antar atom. Hasil fitting tampak dalam table.
4 Tabel. Parameter Lennard-Jones Fe,Pb,Bi dan Pb-Bi No Unsur ε (ev) σ ( Å ) Fe-Fe -0,6,6 Pb-Pb -0,5,75 3 Bi-Bi -0,075,8 4 Pb-Bi -0,,75 Secara grafis parameter Lennard-Jones tampak pada gambar : Gambar. Potensial Lennard-Jones Pb, Bi dan Pb-Bi Dari tabel tampak kedalaman sumur potensial Fe paling tinggi diantara yang lain yang secara kualitatif berarti ikatan antar Fe-Fe lebih kuat dari yang lain. Dari energi potensial diatas dapat diperoleh gaya antar atom sbb: du( r) ε σ F = = 4 dr σ r 3 σ r Gaya yang dialami oleh atom i akibat berinteraksi dengan N atom adalah : N F i = F ij j i 7, (i,j =,,N) (4) F ij adalah gaya yang dialami oleh atom i akibat atom j yang mana atom i j. Untuk mengetahui posisi dan kecepatan atom i setelah mengalami gaya dari N atom lain maka diperlukan persamaan gerak Newton : (3)
5 vi ri Fi = mi = mi ; (i =,,N) (5) t t m i massa atom partikel i, v i dan r i adalah kecepatan dan posisi atom i. Persamaan diferensial ini dalam paket program MOLDY dipecahkan secara numerik melalui algoritma Beeman. Dari simulasi diatas dapat diperoleh posisi dan kecepatan dari masing-masing atom setiap saat. Dari mekanika statistik dapat dihubungkan kuantitas mikroskopik ini dengan kuantitas makroskopik seperti temperatur, tekanan, RDF, MSD dll. Hubungan antara temperatur dengan kuantitas mikroskopik diatas adalah sbb: T = k B (3N N C ) i m v i i N adalah jumlah atom dalam simulasi, Nc jumlah constraint, k B adalah konstanta Boltzmann dan v i adalah kecepatan atom i. Temperatur sistem dapat diset sesuai sistem yang ditinjau, dalam MOLDY terdapat beberapa metoda untuk menentukan temperatur tersebut diantaranya Scaling dan Noose-Hoover thermostat. Persamaan Fungsi distribusi radial (RDF) adalah sebagai berikut: g( r) = N( r, r) NρV ( r, r) Di mana ρ adalah rapat atom, V(r, r) volume kulit bola pada jarak r± r. Fungsi distribusi radial g(r ) merupakan ukuran untuk melihat sejauh mana atom-atom mengatur posisinya pada temperatur dan waktu tertentu. Sehingga dapat dibedakan secara kualitatif apakah suatu sistem dalam keadaan padat atau cair. Kuantitas makroskopik lain yang penting dalam dinamika molekul adalah Mean Square Displacement (MSD). Pada temperatur tinggi atom-atom dalam sistem bergerak setiap saat. Dalam molekular dinamik ini berarti merupakan iterasi dari pemecahan persamaan diferensial dengan jumlah timestep tertentu. Dengan demikian perpindahan kuadrat dari atom-atom setiap saat dapat dirata-ratakan. Kuantitas ini dapat dikaitkan dengan perhitungan konstanta difusi. Persamaan untuk Mean square displacement (MSD) adalah sbb: (6) (7) MSD= r ( t) = r ( t) r(0) (8) 3
6 Konstanta difusi diri dapat diperoleh dari hubungan: N D = ri ( t) ri (0) (9) 6Nt i= Dengan demikian koefisien difusi diri berbanding lurus dengan kemiringan kurva MSD vs timestep. HASIL DAN ANALISIS Hasil yang diperoleh tampak pada gambar dibawah yang berupa fungsi distribusi radial kristal Fe. Pada suhu 300 K puncak fungsi distribusi radial lebih banyak yang muncul dengan intensitas yang tinggi menandakan sistem dalam keadaan padat. Demikian juga untuk temperatur 773 K dan 000 K puncaknya banyak tetapi intensitasnya berkurang dengan naiknya temperatur. Sedangkan pada temperatur 809 K puncak kurva fungsi distribusi radial menjadi berkurang dan intensitasnya semakin menurun. Hal ini terjadi karena posisi atom-atom Fe pada temperatur ini semakin acak yang berarti sistem dalam keadaan cair. Hal ini sesuai dengan hasil eksperimen yang mana titik leleh Fe adalah 809 K. Hasil simulasi yang berupa mean square displacement juga memperlihatkan bahwa pada suhu 809 K kemiringannya tinggi yang berarti konstanta difusi pada temperatur tersebut lebih tinggi daripada temperatur yang lain. Semakin tinggi kemiringan kurva mean square displacement semakin acak susunan atomnya. Radial Distribution Function of Fe rdf 3 Fe T=300 T=773 K T=000K T=809 K r (angstrom) Gambar. Kurva fungsi distribusi radial pada beberapa temperatur 4
7 Pada gambar 4 tampak kurva fungsi distribusi radial kristal Pb (Timbal) pada temperatur 00 K, 300K dan 600 K. Kurva untuk temperatur 600 K menunjukkan sistem dalam keadaan cair yang faktanya pada temperatur tersebut merupakan titik leleh Pb. Demikian juga temperatur 300 K sistem dalam keadaan cair tetapi intensitasnya lebih tinggi. Sedangkan pada temperatur 00 K pada puncak ke sudah akan muncul puncak baru yang menunjukkan bila sistem akan menuju keadaan padat bila temperatur diturunkan. MSD kristal Fe Mean Square displacement T= 300 K T=773 K T= 000 K T= t( x 0,5 psec) Gambar 3. Mean Square Displacement pada beberapa temperatur Fungsi Distribusi Radial Pb 5 4 RDF Pb T=600 K RDF Pb T=300 K RDF Pb T=00 K 3 g(r) r (Angstrom) Gambar 4. Fungsi distribusi radial Kristal Pb pada beberapa temperatur 5
8 Kurva fungsi distribusi radial Bismuth pada temperatur 00 K, 544 K dan 773 K tampak pada Gambar 5. Temperatur leleh Bismuth adalah 544 K sehingga kurva fungsi distribusi radial intensitasnya rendah. Pada temperatur rendah (00 K) tidak muncul puncak baru tetapi intensitasnya jauh lebih tinggi. Gambar 6 adalah kurva untuk sistem Pb-Bi yang hasilnya tidak jauh berbeda dengan hasil yang telah penulis lakukan dengan program yang dikembangkan sendiri[6]. Fungsi Distribusi Radial Bismuth T=00 K T=544 K T=773 K g(r) r (Angstrom) Gambar 5. Fungsi distribusi radial kristal Bismuth Fungsi Distribusi Radial Pb-Bi.5.5 rdf pb-bi T=396,5 K rdf pb-bi T= 773 K rdf pb-bi T=73 K rdf r ( angstrom ) Gambar 6. Fungsi distribusi radial Pb-Bi 6
9 KESIMPULAN Paket program MOLDY dapat dipakai untuk simulasi bahan yang diantaranya dapat menentukan struktur bahan pada temperatur yang diinginkan melalui fungsi distribusi radial dan mean square displacement. Kemiringan kurva mean square displacement berbanding lurus dengan konstanta difusi diri dari bahan. Hasil simulasi dinamika molekul kristal Fe menunjukkan bahwa pada 809 K Kristal Fe dalam fasa cair sedangkan pada temperatur dibawahnya dalam fasa padat. UCAPAN TERIMAKASIH Penelitian ini dibiayai oleh Kementrian Negara Riset dan Teknologi melalui program Doktor PUSPIPTEK. DAFTAR PUSTAKA. J.M.HAILE,Molecular Dynamics Simulations, Elementary Methods, John Wiley & sons, INC, Y.QI and M.TAKAHASHI, Study on Corrosion phenomena of steels in Pb-Bi flows, Proceeding ICONE, Tokyo, Japan D.FRENKEL, B.SMITH,Understandings Molecular Simulation, Acadmic Press, Y.QI and M.TAKAHASHI, Computer Simulation of Diffusion of Pb-Bi Eutectic in Liquid Sodium By Molecular Dynamic Method, Proceeding ICONE 0, Arlington, USA, A.MAULANA., Z.SUUD, HERMAWAN K.D., dan Khairurijal, Corrosion Study of Steels In Pb-Bi Using Molecular Dynamics Method, COE-INES-Indonesia Internasional Symposiun
10 6. A.MAULANA., Z.SUUD, HERMAWAN K.D., dan Khairurijal, Studi Sifat Pb-Bi Dengan Metode Molekular Dinamik, LKSTN XVI, PTIK-BATAN, Jakarta, A.MAULANA., Z.SUUD, HERMAWAN K.D., dan Khairurijal, Aplication Of Molecular Dynamic Methods To Study Steels Corrosion Phenomena in Liquid Lead-Bismuth Cooled Reactors. 8. K. REFSON, Moldy: a portable molecular dynamics simulation program for serial and parallel computers, Computer Physics Comunications, 6(3), (000) DISKUSI FAIZAL RIZA. Fase sistem sebagai fungsi dari temperatur, apa yang dimaksud dengan fase sistem?. Sejauh mana konduktivitas SS dalam Pb Bi cair? Berapa besar dan lama hingga terjadi korosi? 3. Untuk kristal Fe pada temperature 300 K, 773 K dan 000 K. Apakah hanya melihat kondisi kristalnya saja? (padat, cair dan gas) ALAN MAULANA. Fase sistem disini adalah keadaan sistem apakah dalam keadaan cair atau padat.. Dalam presentasi ini baru dilakukan simulasi untuk atom-atom Fe, Pb, Bi dan Pb-Bi secara individual. Sehingga data-data yang ada belum bisa mengatakan apa-apa tentang korosi. 3. Ya, karena saya sedang mencoba melihat kemampuan MOLDY. Selanjutnya Fe tersebut akan disimulasikan dalam interaksinya dengan Pb atau Pb-Bi cair pada beberapa temperatur. 8
11 DARMAWAN Mohon dijelaskan lebih lanjut fungsi Mean Square Displacement karena dari hasil yang ditulis di ABSTRAK ini masih belum lengkap? ALAN MAULANA Mean Square Displacement secara matematis dituliskan sebagai beriku ; MSD= r ( t) = r ( t) r(0) Yang mana kemiringan kurvanya bisa dipakai untuk menghitung konstanta difusi serta bisa dipakai untuk melihat apakah sistem dalam keadaan padat atau cair. Hasil simulasi yang saya lakukan terhadap Fe pada 809 K kemiringannya sangat tinggi. Dibandingkan 300 K, 773 K dan 000 K yang menunjukkan pada temperature 809 sistem dalam keadaan cair TOPAN Parameter penting apa yang perlu diamati dalam fenomena agresifnya Pb-Bi terhadap korosif? ALAN MAULANA Parameter yang penting diamati alam fenomerna korosi ini adalah posisi tom-atom Fe, Pb, Bi sebagai fungsi dari waktu pada temperature tertentu. Sehingga bisa dihitung kecepatan korosinya. 9
12 DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Nama : Alan Maulana. Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 6 Juli Instansi : BATAN 4. Pekerjaan / Jabatan : 5. Riwayat Pendidikan : S Fisika, ITB S Teknik Material, ITB Saat ini sedang S3 di Fisika ITB 6. Pengalaman Kerja : BATAN 7. Makalah yang dipublikasikan Corrosion Study of SS in Liquid Pb-Bi using molecular dynamic methods, COE-INES, Bandung (005) 30
STUDI SIFAT PB-BI DENGAN METODA MOLEKULAR DINAMIK
STUDI SIFAT PB-BI DENGAN METODA MOLEKULAR DINAMIK Alan Maulana *, Zaki Su ud *,Hermawan K.D **, Khairurijal * ABSTRAK STUDI SIFAT PB-BI DENGAN METODA MOLEKULAR DINAMIK. Paduan Timbal- Bismut telah disimulasikan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PERCOBAAN - 8 SIMULASI MOLEKULER
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PERCOBAAN - 8 SIMULASI MOLEKULER Nama Anggota : 1. Anisa Pramudia Harini (125090206111001) 2. Dwi Sapri Ramadhan (125090201111005) 3. Emi Setyowati (125090200111042) 4. Isna
Lebih terperinciPEMODELAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENGEVALUASI DAN MEMPREDIKSI SIFAT BAHAN PENDINGIN REAKTOR
PEMODELA JARIGA SYARAF TIRUA UTUK MEGEVALUASI DA MEMPREDIKSI SIFAT BAHA PEDIGI REAKTOR Mike Susmikanti Pusat Pengembangan Informatika uklir, Badan Tenaga uklir asional Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Tangerang
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DISERTASI DOKTOR
EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DISERTASI DOKTOR Pengembangan Komputasi Skala Besar Dan Pemodelan Reduksi Laju Korosi Baja Pada Sistem Transfer Panas Reaktor Berbasis Coolant Logam Cair Menggunakan Metode
Lebih terperinciBAB V DIAGRAM FASE ISTILAH-ISTILAH
BAB V DIAGRAM FASE ISTILAH-ISTILAH Komponen : adalah logam murni atau senyawa yang menyusun suatu logam paduan. Contoh : Cu - Zn (perunggu), komponennya adalah Cu dan Zn Solid solution (larutan padat)
Lebih terperinciPenerapan Metode Dinamika Molekul untuk Pembelajaran: Konsep Titik Leleh dan Perubahan Wujud
Penerapan Metode Dinamika Molekul untuk Pembelajaran: Konsep Titik Leleh dan Perubahan Wujud Widiasih 1, Herawati 2, Heni Safitri 3, Artoto Arkundato 4 1,2,3 Pendidikan Fisika, Jurusan PMIPA, Fakultas
Lebih terperinciTeori Kinetik & Interpretasi molekular dari Suhu. FI-1101: Teori Kinetik Gas, Hal 1
FI-1101: Kuliah 13 TEORI KINETIK GAS Teori Kinetik Gas Suhu Mutlak Hukum Boyle-Gay y Lussac Gas Ideal Teori Kinetik & Interpretasi molekular dari Suhu FI-1101: Teori Kinetik Gas, Hal 1 FISIKA TERMAL Cabang
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI BAHAN PENDINGIN JENIS LOGAM CAIR TERHADAP KINERJA TERMALHIDROLIK PADA REAKTOR CEPAT
PENGARUH VARIASI BAHAN PENDINGIN JENIS LOGAM CAIR TERHADAP KINERJA TERMALHIDROLIK PADA REAKTOR CEPAT Nevi Haryani, Dian Fitriyani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas e-mail: neviharya31@gmail.com
Lebih terperinciSimulasi Dinamika Molekular Proses Adhesi pada Model Nanopartikel 2D
SK004 Prosiding Seminar Kontribusi Fisika 2011 (SKF 2011) Simulasi Dinamika Molekular Proses Adhesi pada Model Nanopartikel 2D Fadjar Fathurrahman*, Suprijadi Haryono Abstrak Dalam makalah ini akan dilaporkan
Lebih terperinciSimulasi Sifat Fisis Model Molekuler Dinamik Gas Argon dengan Potensial Lennard-Jones
Jurnal Sainsmat, September 2012, Halaman 147-155 Vol. I, No. 2 ISSN 2086-6755 http://ojs.unm.ac.id/index.php/sainsmat Simulasi Sifat Fisis Model Molekuler Dinamik Gas Argon dengan Potensial Lennard-Jones
Lebih terperinci1 BAB I BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zirkonium dioksida (ZrO 2 ) atau yang disebut dengan zirkonia adalah bahan keramik maju yang penting karena memiliki kekuatannya yang tinggi dan titik lebur
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.
10 dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sintesis paduan CoCrMo Pada proses preparasi telah dihasilkan empat sampel serbuk paduan CoCrMo dengan komposisi
Lebih terperinciPERHITUNGAN TAMPANG LINTANG DIFERENSIAL HAMBURAN ELASTIK ELEKTRON-ARGON PADA 10,4 EV DENGAN ANALISIS GELOMBANG PARSIAL
PERHITUNGAN TAMPANG LINTANG DIFERENSIAL HAMBURAN ELASTIK ELEKTRON-ARGON PADA 10,4 EV DENGAN ANALISIS GELOMBANG PARSIAL Paken Pandiangan (1), Suhartono (2), dan A. Arkundato (3) ( (1) PMIPA FKIP Universitas
Lebih terperinciVI. Teori Kinetika Gas
VI. Teori Kinetika Gas 6.1. Pendahuluan dan Asumsi Dasar Subyek termodinamika berkaitan dengan kesimpulan yang dapat ditarik dari hukum-hukum eksperimen tertentu, dan memanfaatkan kesimpulan ini untuk
Lebih terperinciBA B B B 2 Ka K ra r kt k eri r s i tik i k S is i tem Ma M kr k o r s o ko k p o i p k i Oleh Endi Suhendi
BAB Karakteristik Sistem Makroskopik Dalam termodinamika dibahas perilaku dan dinamika temperatur sistem makroskopik. Sistem diparameterisasi oleh volume, tekanan, temperatur dan kapasitas panas jenis
Lebih terperincipendinginan). Material Teknik Universitas Darma Persada - Jakarta
BAB V DIAGRAM FASE Komponen : adalah logam murni atau senyawa yang menyusun suatu logam paduan. Contoh : Cu - Zn (perunggu) komponennya adalah Cu dan Zn Solid solution (larutan padat) : terdiri dari beberapa
Lebih terperinciAnalisis Densitas Nuklida Lead-Bismuth Cooled Fast Reactor (LFR) Bedasarkan Variasi Daya Keluaran
Analisis Densitas Nuklida Lead-Bismuth Cooled Fast Reactor (LFR) Bedasarkan Variasi Daya Keluaran Cici Rahmadya Guskha 1,*, Mohammad Ali Shafii 1, Feriska Handayani Irka 1, Zaki Su ud 2 1 Jurusan Fisika
Lebih terperinciANALISIS NEUTRONIK PADA REAKTOR CEPAT DENGAN VARIASI BAHAN BAKAR (UN-PuN, UC-PuC DAN MOX)
ANALISIS NEUTRONIK PADA REAKTOR CEPAT DENGAN VARIASI BAHAN BAKAR (UN-PuN, UC-PuC DAN MOX) Dina Cinantya N, Dian Fitriyani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas e-mail: cinantyad@yahoo.com ABSTRAK Analisis
Lebih terperinciANALISA KESELAMATAN REAKTOR CEPAT DENGAN DAUR ULANG AKTINIDA. Mohammad Taufik *
ANALISA KESELAMATAN REAKTOR CEPAT DENGAN DAUR ULANG AKTINIDA Mohammad Taufik * ABSTRAK ANALISA KESELAMATAN REAKTOR CEPAT DENGAN DAUR ULANG AKTINIDA. Telah dilakukan simulasi untuk melakukan analisa keselamatan
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem merupakan sekumpulan obyek yang saling berinteraksi dan memiliki keterkaitan antara satu obyek dengan obyek lainnya. Dalam proses perkembangan ilmu pengetahuan,
Lebih terperinci350 0 C 1 jam C. 10 jam. 20 jam. Pelet YBCO. Uji Konduktivitas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Ba(NO 3 ) Cu(NO 3 ) 2 Y(NO 3 ) 2
Y(NO 3 ) 2 Pelarutan Pengendapan Evaporasi 350 0 C 1 jam 900 0 C 10 jam 940 0 C 20 jam Ba(NO 3 ) Pelarutan Pengendapan Evaporasi Pencampuran Pirolisis Kalsinasi Peletisasi Sintering Pelet YBCO Cu(NO 3
Lebih terperinciTembaga 12/3/2013. Tiga fasa materi : padat, cair dan gas. Fase padat. Fase cair. Fase gas. KIMIA ZAT PADAT Prinsip dasar
Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) KIMIA ZAT PADAT Prinsip dasar Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 15) Temperatur Skala Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor dan Energi Internal Kalor Jenis Transfer Kalor Termodinamika Temperatur? Sifat Termometrik?
Lebih terperinciAnalisis Neutronik Super Critical Water Reactor (SCWR) dengan Variasi Bahan Bakar (UN-PuN, UC-PuC dan MOX)
Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 1, Januari 2016 ISSN 2302-8491 Analisis Neutronik Super Critical Water Reactor (SCWR) dengan Variasi Bahan Bakar (UN-PuN, UC-PuC dan MOX) Nella Permata Sari 1,*, Dian Fitriyani,
Lebih terperinciMODEL SEL SIMULASI SELF-ASSEMBLED MONOLAYER REVERSIBEL. Wahyu Dita Saputri ABSTRAK ABSTRACT
KIMIA.STUDENTJOURNAL, Vol.1, No. 1, pp. 718-722, UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Received 4 March 2015, Accepted 4 March 2015, Published online 5 March 2015 MODEL SEL SIMULASI SELF-ASSEMBLED MONOLAYER REVERSIBEL
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY DAN ABSTRAK PENELITIAN FUNDAMENTAL
EXECUTIVE SUMMARY DAN ABSTRAK PENELITIAN FUNDAMENTAL Februari 2015 Simulasi Dinamika Molekul Berbasis Cloud Computing Performa Tinggi untuk Investigasi Korosi Material Cladding Reaktor Cepat Dalam Pendingin
Lebih terperinciPERUBAHAN SIFAT MELALUI STRUKTUR ATOM
PERUBAHAN SIFAT MELALUI STRUKTUR ATOM 1.1 STRUKTUR ATOM Setiap atom terdiri dari inti yang sangat kecil yang terdiri dari proton dan neutron, dan di kelilingi oleh elektron yang bergerak. Elektron dan
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN KAJIAN KOMPUTASI KUANTISASI SEMIKLASIK VIBRASI MOLEKULER SISTEM DIBAWAH PENGARUH POTENSIAL LENNARD-JONES (POTENSIAL 12-6)
LAPORAN PENELITIAN KAJIAN KOMPUTASI KUANTISASI SEMIKLASIK VIBRASI MOLEKULER SISTEM DIBAWAH PENGARUH POTENSIAL LENNARD-JONES (POTENSIAL 1-6) Oleh : Warsono, M.Si Supahar, M.Si Supardi, M.Si FAKULTAS MATEMATIKA
Lebih terperinci3. Teori Kinetika Gas
3. Teori Kinetika Gas - Partikel gas dan interaksi - Model molekular gas ideal - Energi dalam - Persamaan keadaan gas - Kecepatan partikel (rms, rata-rata, modus) 3.1. Partikel Gas dan Interaksi Padat
Lebih terperinciKIMIA FISIKA I TC Dr. Ifa Puspasari
KIMIA FISIKA I TC20062 Dr. Ifa Puspasari TEORI KINETIK GAS (1) Dr. Ifa Puspasari Apa itu Teori Kinetik? Teori kinetik menjelaskan tentang perilaku gas yang didasarkan pada pendapat bahwa gas terdiri dari
Lebih terperinciSMP kelas 7 - FISIKA BAB 2. Klasifikasi BendaLatihan Soal 2.1
1. Perhatikan pernyataan di bawah ini! 1) Jarak antar partikel sangat rapat 2) Tarik menarik antar molekul kuat 3) Susunan partikel kurang teratur 4) Jarak antar partikel kurang rapat 5) Jarak antar partikel
Lebih terperinciBAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi
BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi 3.1 Konfigurasi Teras Reaktor Spesifikasi utama dari HTTR diberikan pada tabel 3.1 di bawah ini. Reaktor terdiri
Lebih terperinciSIMULASI DAN VISUALISASI DINAMIKA MOLEKUL DENGAN MODEL POTENSIAL LENNARD JONES SKRIPSI LILI ANGGRAINI HARAHAP
SIMULASI DAN VISUALISASI DINAMIKA MOLEKUL DENGAN MODEL POTENSIAL LENNARD JONES SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains LILI ANGGRAINI HARAHAP 040801016
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Permodelan 4.1.1 Hasil Fungsi Distribusi Pasangan Total Simulasi Gambar 4.1 merupakan salah satu contoh hasil fungsi distribusi pasangan total simulasi 1 jenis atom
Lebih terperinciBab 1 ZAT PADAT IKATAN ATOMIK DALAM KRISTAL
Bab 1 ZAT PADAT IKATAN ATOMIK DALAM KRISTAL Kekristalan Zat Padat Zat padat dapat dibedakan menjadi: Kristal yaitu bila atom atau molekul penyusun tersusun dalam bentuk pengulangan kontinu untuk rentang
Lebih terperinciKARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN
No.06 / Tahun III Oktober 2010 ISSN 1979-2409 KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN Martoyo, Ahmad Paid, M.Suryadiman Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -
Lebih terperinciSimulasi Terbentuknya Struktur Icosahedral Pada Peristiwa Perubahan Fase Padat-Cair-Padat Menggunakan Metode Dinamika Molekul
Jurnal ILMU DASAR Vol. 17 No. 1, Januari 2016 : 19 24 19 Simulasi Terbentuknya Struktur Icosahedral Pada Peristiwa Perubahan Fase Padat-Cair-Padat Menggunakan Metode Dinamika Molekul Simulation of Formation
Lebih terperinciBAB III DESAIN REAKTOR DAN METODE PERHITUNGAN
BAB III DESAIN REAKTOR DAN METODE PERHITUNGAN 3.1 Spesifikasi Umum Desain Reaktor Pada penelitian ini, penulis menggunakan data-data reaktor GCFR yang sedang dikembangkan oleh para ilmuwan dari Argonne
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PERCOBAAN - 9 STRUKTUR DAN SIFAT TERMODINAMIKA AIR : SIMULASI MONTE CARLO
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PERCOBAAN - 9 STRUKTUR DAN SIFAT TERMODINAMIKA AIR : SIMULASI MONTE CARLO Nama Anggota : 1. Anisa Pramudia Harini (125090206111001) 2. Dwi Sapri Ramadhan (125090201111005)
Lebih terperinci06 : TRANFORMASI FASA
06 : TRANFORMASI FASA 6.1. Kurva Pendinginan Logam Murni Logam murni dalam keadaan cair, atom-atomnya memiliki gaya tarik menarik yang lemah dan tersusun secara random. Jika logam cair tersebut dibiarkan
Lebih terperinciLOGAM DAN PADUAN LOGAM
LOGAM DAN PADUAN LOGAM SATU KOMPONEN digunakan luas, kawat, kabel, alat RT LEBIH SATU KOMPONEN, utk memperbaiki sifat PADUAN FASA TUNGGAL, MRPKAN LARUTAN PADAT, KUNINGAN (Tembaga + Seng) perunggu (paduan
Lebih terperinciOPTIMASI UKURAN TERAS DAN DAYA TERMAL TERHADAP TINGKAT SIRKULASI ALAMIAH BAHAN PENDINGIN Pb-Bi PADA REAKTOR CEPAT
OPTIMASI UKURAN TERAS DAN DAYA TERMAL TERHADAP TINGKAT SIRKULASI ALAMIAH BAHAN PENDINGIN Pb-Bi PADA REAKTOR CEPAT Sri Oktamuliani dan Dian itriyani Jurusan isika Universitas Andalas Kampus Limau Manis
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PROGRAM PERHITUNGAN KOEFISIEN DIFUSI MATERIAL DALAM REKAYASA PERMUKAAN
PENGEMBANGAN PROGRAM PERHITUNGAN KOEFISIEN DIFUSI MATERIAL DALAM REKAYASA PERMUKAAN DEVELOPMENT PROGRAM FOR CALCULATION OF MATERIAL DIFFUSION COEFFICIENT IN SURFACE ENGINEERING Jan Setiawan Pusat Teknologi
Lebih terperinciPERHITUNGAN INTEGRAL RESONANSI PADA BAHAN BAKAR REAKTOR HTGR BERBENTUK BOLA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VSOP
PERHITUNGAN INTEGRAL RESONANSI PADA BAHAN BAKAR REAKTOR HTGR BERBENTUK BOLA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VSOP Elfrida Saragi PPIN BATAN Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan, Indonesia 15310 Email
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan optimasi kombinatorial yang terkenal dan sering dibahas adalah traveling salesman problem. Sejak diperkenalkan oleh William Rowan Hamilton
Lebih terperinciPEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG OPTIMUM ABSTRAK
PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG OPTIMUM Ign. Djoko Irianto Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir (PTRKN) BATAN ABSTRAK PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENELITIAN LANJUT BIDANG ILMU MODEL PEMBELAJARAN KIMIA FISIKA BERBASIS SIMULASI DINAMIKA MOLEKUL
LAPORAN AKHIR PENELITIAN LANJUT BIDANG ILMU MODEL PEMBELAJARAN KIMIA FISIKA BERBASIS SIMULASI DINAMIKA MOLEKUL Oleh: Paken Pandiangan, S.Si., M.Si (Ketua) Artoto Arkundato, S.Si., M.Si (Anggota) Imelda
Lebih terperinciFisika Umum (MA101) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa
Fisika Umum (MA101) Topik hari ini: Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa Kalor Hukum Ke Nol Termodinamika Jika benda A dan B secara terpisah berada dalam kesetimbangan termal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa mendatang penggunaan bahan bakar berbasis minyak bumi harus dikurangi karena semakin menipisnya cadangan minyak bumi dan dampak
Lebih terperinciSUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB
SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak didapati penggunaan energi dalambentukkalor: Memasak makanan Ruang pemanas/pendingin Dll. TUJUAN INSTRUKSIONAL
Lebih terperinciPENGARUH KONDISI ANNEALING TERHADAP PARAMETER KISI KRISTAL BAHAN SUPERKONDUKTOR OPTIMUM DOPED DOPING ELEKTRON Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ
Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 21 November 2015 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor PENGARUH KONDISI ANNEALING TERHADAP PARAMETER KISI KRISTAL BAHAN SUPERKONDUKTOR
Lebih terperinciSimulasi Terbentuknya Struktur Icosahedral Pada Peristiwa Perubahan Fase Padat-Cair-Padat Menggunakan Metode Dinamika Molekul
Jurnal ILMU DASAR Vol. 17 No. 1, Januari 2016 : 19 24 19 Simulasi Terbentuknya Struktur Icosahedral Pada Peristiwa Perubahan Fase Padat-Cair-Padat Menggunakan Metode Dinamika Molekul Simulation of Formation
Lebih terperinciElektron Bebas. 1. Teori Drude Tentang Elektron Dalam Logam
Elektron Bebas Beberapa teori tentang panas jenis zat padat yang telah dibahas dapat dengan baik menjelaskan sifat-sfat panas jenis zat padat yang tergolong non logam, akan tetapi untuk golongan logam
Lebih terperinciEnergetika dalam sistem kimia
Thermodinamika - kajian sainstifik tentang panas dan kerja. Energetika dalam sistem kimia Drs. Iqmal Tahir, M.Si. iqmal@ugm.ac.id I. Energi: prinsip dasar A. Energi Kapasitas untuk melakukan kerja Ada
Lebih terperinciGetaran Dalam Zat Padat BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Getaran atom dalam zat padat dapat disebabkan oleh gelombang yang merambat pada Kristal. Ditinjau dari panjang gelombang yang digelombang yang digunakan dan dibandingkan
Lebih terperinciBab VIII Teori Kinetik Gas
Bab VIII Teori Kinetik Gas Sumber : Internet : www.nonemigas.com. Balon udara yang diisi dengan gas massa jenisnya lebih kecil dari massa jenis udara mengakibatkan balon udara mengapung. 249 Peta Konsep
Lebih terperinciEFEK CuI TERHADAP KONDUKTIVITAS DAN ENERGI AKTIVASI (CuI) x (AgI ) 1-x (x = 0,5-0,9)
EFEK CuI TERHADAP KONDUKTIVITAS DAN ENERGI AKTIVASI (CuI) x (AgI ) 1-x (x = 0,5-0,9) (EFFECT OF CuI ON CONDUCTIVITY AND ACTIVATION ENERGY OF (CuI) x (AgI) 1-x (x = 0.5 to 0.9)) ABSTRAK Patricius Purwanto
Lebih terperinciDASAR PENGUKURAN LISTRIK
DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Contoh Simpulan Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai energi panas dan temperatur.
Lebih terperinciAdapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah informasi dan referensi mengenai interaksi nukleon-nukleon
F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah informasi dan referensi mengenai interaksi nukleon-nukleon di dalam inti atom yang menggunakan potensial Yukawa. 2. Dapat
Lebih terperinciSINTESIS SUPERKONDUKTOR BSCCO DENGAN VARIASI Bi DAN Pb MELALUI METODE SOL GEL DAN ANALISIS POLA DIFRAKSI SINAR X MENGGUNAKAN METODE RIETVELD FULLPROF
SINTESIS SUPERKONDUKTOR BSCCO DENGAN VARIASI Bi DAN Pb MELALUI METODE SOL GEL DAN ANALISIS POLA DIFRAKSI SINAR X MENGGUNAKAN METODE RIETVELD FULLPROF YUNI SUPRIYATI M 0204066 Jurusan Fisika Fakultas MIPA
Lebih terperinciStudi Komparasi Algoritma Metropolis dan Solusi Analitik pada Ising Model 2 Dimensi untuk Identifikasi Transisi Fasa pada Ferromagnet
Studi Komparasi Algoritma Metropolis dan Solusi Analitik pada Ising Model 2 Dimensi untuk Identifikasi Transisi Fasa pada Ferromagnet Pradipto,a), Acep Purqon,b), Laboratorium Fisika Bumi, Kelompok Keilmuan
Lebih terperinciTEMPERATUR. Air dingin. Air hangat. Fisdas1_Temperatur, Sabar Nurohman, M.Pd
TEMPERATUR A. TEMPERATUR; Sebuah Kuantitas Makroskopis Secara kualitatif, temperatur dari sebuah objek (benda) dapat diketahui dengan merasakan sensasii panas atau dinginnya benda tersebut pada saat disentuh.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin maraknya krisis energi yang disebabkan oleh menipisnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Semakin maraknya krisis energi yang disebabkan oleh menipisnya cadangan minyak bumi, gas dan batubara di Indonesia,membuat kita harus segera memikirkan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK SYMMETRIC NUCLEAR MATTER PADA TEMPERATUR NOL
KARAKTERISTIK SYMMETRIC NUCLEAR MATTER PADA TEMPERATUR NOL Annisa Fitri 1, Anto Sulaksono 2 1,2 Departemen Fisika FMIPA UI, Kampus UI Depok, 16424 1 annisa.fitri11@sci.ui.ac.id 2 anto.sulaksono@sci.ui.ac.id
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Perpindahan panas adalah perpindahan energi yang terjadi pada benda atau material yang bersuhu tinggi ke benda atau material yang bersuhu rendah, hingga tercapainya kesetimbangan
Lebih terperinciPROBABILITAS PARTIKEL DALAM KOTAK TIGA DIMENSI PADA BILANGAN KUANTUM n 5. Indah Kharismawati, Bambang Supriadi, Rif ati Dina Handayani
PROBABILITAS PARTIKEL DALAM KOTAK TIGA DIMENSI PADA BILANGAN KUANTUM n 5 Indah Kharismawati, Bambang Supriadi, Rif ati Dina Handayani Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember email: schrodinger_risma@yahoo.com
Lebih terperinciSTUDI MAGNETISASI PADA SISTEM SPIN MENGGUNAKAN MODEL ISING 2D
STUDI MAGNETISASI PADA SISTEM SPIN MENGGUNAKAN MODEL ISING 2D Dwi Septiani *), Bambang Heru Iswanto, dan Iwan Sugihartono 1 Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Jakarta, Jln. Pemuda No. 10 Rawamangun,
Lebih terperinciRANCANGAN NEUTRONIK REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN Pb DAYA 200 MW(T)
RANCANGAN NEUTRONIK REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN Pb DAYA 200 MW(T) Epung Saepul Bahrum *, Zaki Su ud *, Abdul waris *, Bambang Ari Wahjoedi ** ABSTRAK RANCANGAN NEUTRONIK REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN Pb DAYA
Lebih terperinciStudi Pengaruh Variasi Bentuk Geometri Potensial Penghalang pada Kasus Difusi Plasma dengan Metode Particle-In-Cell (PIC)
Studi Pengaruh Variasi Bentuk Geometri Potensial Penghalang pada Kasus Difusi Plasma dengan Metode Particle-In-Cell (PIC) Muliady Faisal1,a), Acep Purqon2,b) 1 Magister Sains Komputasi, FMIPA ITB 2 Fisika
Lebih terperinciDesain Reaktor Air Superkritis (Supercritical Cooled Water Reactor) dengan Menggunakan Bahan Bakar Uranium-horium Model Teras Silinder
JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No.01, Januari Tahun 2016 Desain Reaktor Air Superkritis (Supercritical Cooled Water Reactor) dengan Menggunakan Bahan Bakar Uranium-horium Model Teras Silinder
Lebih terperinciSTUDI DESAIN REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN Pb-Bi BERBASIS BAHAN BAKAR URANIUM ALAM MENGGUNAKAN STRATEGI SHUFFLING. Rida SNM *
STUDI DESAIN REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN Pb-Bi BERBASIS BAHAN BAKAR URANIUM ALAM MENGGUNAKAN STRATEGI SHUFFLING Rida SNM * ABSTRAK STUDI DESAIN REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN Pb-Bi BERBASIS BAHAN BAKAR URANIUM
Lebih terperinciBackground 12/03/2015. Ayat al-qur an tentang alloy (Al-kahfi:95&96) Pertemuan Ke-2 DIAGRAM FASA. By: Nurun Nayiroh, M.Si
Background Pertemuan Ke-2 DIAGRAM FASA Umumnya logam tidak berdiri sendiri (tidak dalam keadaan murni) Kemurnian Sifat Pemaduan logam akan memperbaiki sifat logam, a.l.: kekuatan, keuletan, kekerasan,
Lebih terperinciPENGARUH BAHAN BAKAR UN-PuN, UC-PuC DAN MOX TERHADAP NILAI BREEDING RATIO PADA REAKTOR PEMBIAK CEPAT
PENGARUH BAHAN BAKAR UN-PuN, UC-PuC DAN MOX TERHADAP NILAI BREEDING RATIO PADA REAKTOR PEMBIAK CEPAT Meiby Astri Lestari, Dian Fitriyani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas, Padang e-mail : meibyasri@gmail.com
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Kristal Bahan Kristal merupakan suatu bahan yang terdiri dari atom-atom yang tersusun secara berulang dalam pola tiga dimensi dengan rangkaian yang panjang (Callister
Lebih terperinciAnalisis Neutronik pada Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) dengan Variasi Bahan Pendingin (He, CO 2, N 2 )
Analisis Neutronik pada Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) dengan Variasi Bahan Pendingin (He, CO 2, N 2 ) Riska*, Dian Fitriyani, Feriska Handayani Irka Jurusan Fisika Universitas Andalas *riska_fya@yahoo.com
Lebih terperinciRekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona
Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona Vincensius Gunawan.S.K Laboratorium Fisika Zat Padat, Jurusan Fisika, Universitas
Lebih terperinciMAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER)
MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER) Oleh: Kusnanto Mukti / M0209031 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta 2012 I. Pendahuluan
Lebih terperinciWacana, Salatiga, Jawa Tengah. Salatiga, Jawa Tengah Abstrak
Kajian Metode Analisa Data Goal Seek (Microsoft Excel) untuk Penyelesaian Persamaan Schrödinger Dalam Menentukan Kuantisasi ergi Dibawah Pengaruh Potensial Lennard-Jones Wahyu Kurniawan 1,, Suryasatriya
Lebih terperinciFisika Umum (MA-301) Topik hari ini Sifat-sifat Zat Padat Gas Cair Plasma
Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Sifat-sifat Zat Padat Gas Cair Plasma Sifat Atomik Zat Molekul Atom Inti Atom dan elektron Proton dan neutron Quarks: up, down, strange, charmed, bottom, and top Antimateri
Lebih terperinciRisalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVII, Agustus 2006 ( )
RANCANGAN NEUTRONIK REAKTOR CEPAT BERPENDINGIN PbBi DAYA 200 MW(t) DENGAN GEOMETRI TERAS SILINDER PIPIH, SETIMBANG DAN TINGGI Epung Saepul Bahrum *, Dian Fitriyani *, Zaki Su ud *, Abdul Waris *, Bambang
Lebih terperinciPENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR
PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR BANGUN PRIBADI *, SUPRAPTO **, DWI PRIYANTORO* *Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, DIY 55010
Lebih terperinciW = p V= p(v2 V1) Secara umum, usaha dapat dinyatakan sebagai integral tekanan terhadap perubahan volume yang ditulis sebagai
Termodinamika Termodinamika adalah kajian tentang kalor (panas) yang berpindah. Dalam termodinamika kamu akan banyak membahas tentang sistem dan lingkungan. Kumpulan benda-benda yang sedang ditinjau disebut
Lebih terperinciYang akan dibahas: 1. Kristal dan Ikatan pada zat Padat 2. Teori Pita Zat Padat
ZAT PADAT Yang akan dibahas: 1. Kristal dan Ikatan pada zat Padat 2. Teori Pita Zat Padat ZAT PADAT Sifat sifat zat padat bergantung pada: Jenis atom penyusunnya Struktur materialnya Berdasarkan struktur
Lebih terperinciDINAMIKA PROSES PENGUKURAN TEMPERATUR (Siti Diyar Kholisoh)
DINAMIKA PROSES PENGUKURAN TEMPERATUR (Siti Diyar Kholisoh) ABSTRACT Process dynamics is variation of process performance along time after any disturbances are given into the process. Temperature measurement
Lebih terperinciIKATAN KIMIA DALAM BAHAN
IKATAN KIMIA DALAM BAHAN Sifat Atom dan Ikatan Kimia Suatu partikel baik berupa ion bermuatan, inti atom dan elektron, dimana diantara mereka, akan membentuk ikatan kimia yang akan menurunkan energi potensial
Lebih terperinciPENINGKATAN AKURASI DATA HRSANS DENGAN MODIFIKASI PERANGKAT LUNAK KENDALI PADA BAGIAN SAMPLE CHANGER
Prosiding Seminar Nasional Hamburan Neutron dan Sinar-X ke 8 Serpong, 4 Oktober 2011 ISSN : 1410-7686 PENINGKATAN AKURASI DATA HRSANS DENGAN MODIFIKASI PERANGKAT LUNAK KENDALI PADA BAGIAN SAMPLE CHANGER
Lebih terperinciPENGEMBANGAN AWAL KODE KOMPUTER METODA MONTE CARLO: SIMULASI INTERAKSI NEUTRON PERTAMA PADA GEOMETRI SILINDER. Topan Setiadipura, Anik Purwaningsih *
PENGEMBANGAN AWAL KODE KOMPUTER METODA MONTE CARLO: SIMULASI INTERAKSI NEUTRON PERTAMA PADA GEOMETRI SILINDER Topan Setiadipura, Anik Purwaningsih * ABSTRAK PENGEMBANGAN AWAL KODE KOMPUTER METODA MONTE
Lebih terperinciMODEL MATEMATIK UNTUK MENENTUKAN LAMA JATUH BATANG KENDALI. Elfrida Saragi *, Utaja **
MODEL MATEMATIK UNTUK MENENTUKAN LAMA JATUH BATANG KENDALI Elfrida Saragi *, Utaja ** ABSTRAK MODEL MATEMATIK UNTUK MENENTUKAN LAMA JATUH BATANG KENDALI. Salah satu faktor penting dalam keselamatan operasi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Kristal Semikonduktor yang mencakup:
PENDAHULUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Kristal Semikonduktor yang mencakup: kristal semikonduktor intrinsik dan kristal semikonduktor ekstrinsik. Oleh karena itu, sebelum mempelajari modul
Lebih terperinciKategori Sifat Material
1 TIN107 Material Teknik Kategori Sifat Material 2 Fisik Mekanik Teknologi Kimia 6623 - Taufiqur Rachman 1 Sifat Fisik 3 Kemampuan suatu bahan/material ditinjau dari sifat-sifat fisikanya. Sifat yang dapat
Lebih terperinciEVALUASI TINGKAT KESELAMATAN HIGH TEMPERATURE REACTOR 10 MW DITINJAU DARI NILAI SHUTDOWN MARGIN.
EVALUASI TINGKAT KESELAMATAN HIGH TEMPERATURE REACTOR 10 MW DITINJAU DARI NILAI SHUTDOWN MARGIN Rizki Budi Rahayu 1, Riyatun 1, Azizul Khakim 2 1 Prodi Fisika, FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL DISTRIBUSI TEMPERATUR TRANSIEN PADA SEMI SPHERE SAAT PENDINGINAN. Amirruddin 1, Mulya Juarsa 2
STUDI EKSPERIMENTAL DISTRIBUSI TEMPERATUR TRANSIEN PADA SEMI SPHERE SAAT PENDINGINAN Amirruddin 1, Mulya Juarsa 2 1 Mahasiswa FMIPA Fisika UNPAD Jatinangor 2 Laboratorium Eksperimental Termohidrolika Pusat
Lebih terperinciStruktur dan Dinamika Solvasi Ion Scandium(I) Singlet Dalam Air Dengan Metode AB INITIO QM/MM MD
Profesionalisme Peneliti dan Pendidik dalam Riset dan Pembelajaran yang Berkualitas dan Berkarakter Yogyakarta, 30 Oktober 2010 prosiding seminar nasional Kimia dan Pendidikan Kimia 2010 ISBN: 978-979-98117-7-6
Lebih terperinciB. HUKUM-HUKUM YANG BERLAKU UNTUK GAS IDEAL
BAB V WUJUD ZAT A. Standar Kompetensi: Memahami tentang ilmu kimia dan dasar-dasarnya serta mampu menerapkannya dalam kehidupan se-hari-hari terutama yang berhubungan langsung dengan kehidupan. B. Kompetensi
Lebih terperinciSimulasi Dinamika Molekul Penghambatan Korosi Besi Dalam PbBi Cair Panas Tinggi dengan InhibitorGas Mulia
Jurnal ILMU DASAR, Vol.17 No.2, Juli 2016:95-102 95 Simulasi Dinamika Molekul Penghambatan Korosi Besi Dalam PbBi Cair Panas Tinggi dengan InhibitorGas Mulia Molecular Dynamics Study for Inhibition of
Lebih terperinciU = Energi potensial. R = Jarak antara atom
IKATAN KRISTAL Zat padat merupakan zat yang memiliki struktur yang stabil Kestabilan sruktur zat padat disebabkan oleh adanya interaksi antara atom membentuk suatu ikatan kristal Sebagai contoh: Kristal
Lebih terperinciAnalisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR)
Bab 2 Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Prinsip kerja dari pembangkit listrik tenaga nuklir secara umum tidak berbeda dengan pembangkit listrik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Atom dan Molekul Definisi molekul yang sederhana yaitu bagian yang terkecil dari suatu zat yang masih mempunyai sifat yang sama dengan zat tersebut. Sebagai contoh, suatu molekul
Lebih terperinciTerjemahan ZAT PADAT. Kristal padat
Terjemahan ZAT PADAT Zat padat adalah sebuah objek yang cenderung mempertahankan bentuknya ketika gaya luar mempengaruhinya. Karena kepadatannya itu, bahan padat digunakan dalam bangunan yang semua strukturnya
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN JUDUL MATA KULIAH : FISIKA DASAR NOMOR KODE / SKS : FIS 101 / 3(2-3) DESKRIPSI SINGKAT : Mata kuliah Fisika Dasar ini diberikan di TPB untuk membekali seluruh mahasiswa
Lebih terperinci