BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis Pengertian Menulis Pada bagian ini, akan dikemukakan beberapa pengertian menulis menurut para ahli. Menurut Rosidi (2009: 2) bahwa Menulis merupakan sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan dan perasaan seseorang yang dituangkan dalam bahasa tulis. Menulis merupakan kegiatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalm bentuk tulisan yang diharapkan dipahami oleh pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung. Lebih lanjut menurut Rosidi (2009: 3) mengatakan bahwa kegiatan menulis sangat penting dalam pendidikan karena dapat melatih siswa berpikir, mengungkapkan gagasan dan emecahkan masalah. Menulis adalah salah satu bentuk berpikir yang juga merupakan alat untuk memebuat orang lain (pembaca) berpikir. Menurut Wiyanto (2009: 1) bahwa Kata menulis mempunyai dua arti, pertama bahwa menulis berarti mengubah bunyi yang dapa didengar menjadi tanda-tanda yang dapat dilihat. Kedua, menulis mempunyai arti kegiatan mengungkapkan gagasan secara lisan. Lebih lanjut, menurut Wiyanto (2009: 1) mengatakan bahwa Kegiatan menulis lebih penting lagi jika dikaitkan dengan pendidikan. Menurut Rahardi (2006: 59) bahwa Setiap kali menulis, seorang harus selalu menyusun kerangka tulisan. Dengan demikian kita akan lebih mudah 6

2 melihat, apakah data-data yang tersedia atau lebih lengkap atau masih harus dilengkapi dengan kata-kata yang lain. Rosidi (2009: 4) mengatakan bahwa Seorang penulis hendaknya memperhatikan tiga hal dal tulisannya yaitu : a. Unsur informative b. Unsur pendidikan, dan c. Unsur hiburan Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan melihat ketiga unsur diatas bahwa tulisan yang baik adalah tulisan yang memimliki ketiga unsur tersebut. Berdasarkan pendapat di atas, maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa menulis memiliki tujuan untuk mencurahkan apa yang menjadi pemikiran kita kedalam bentuk tulisan. Menulis juga merupakan aktivitas untuk membuat orang lain beripikir apa yang kita tuangkan dalam tulisan kita, bisa jadi untuk menyamakan persepsi mungkin juga sebaliknya. Lebih lanjut, menulis sangat bermanfaat bagi siswa untuk membantu mereka dalam melatih cara berpikir mereka Tujuan dan Manfaat menulis Tujuan menulis Menurut Rosidi (2009: 5) bahwa Tujuan menulis juga bermacam-macam, bergantung pada ragam tulisan. Secara umum, tujuan menulis dapat dikategorikan sebagai berikut: a. Memberitahukan atau menjelaskan

3 Tujuan penulisan ini adalah untuk menjabarkan atau menginformasikan sebuah informasi kepada pembaca tentang suatu hal. Penulisan seperti ini dinamakan eksposisi. b. Meyakinkan atau mendesak Tujuan penulisan ini adalah untuk meyakinkan pembaca tentang hal yang disampaikan adalah hal-hal yang benar, ril terjadi sehingga penulis berharap pembaca bias sepahaman dengan penulis. c. Menceritakan sesuatu Tujuan penulisan dalam bentuk ini disebut narasi dengan tujuan untuk menceritakan sesuatu hal baik bersifat narasi ekspositori maupun narasi sugestif. d. Mempengaruhi pembaca Tujuan penulisan dalam bentuk ini adalah untuk mempengaruhi pemikiran pembaca misalanya tentang suatu opini atau pendapat yang sang penulis. e. Menggambarkan sesuatu Tujuan penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran kepada pembaca dengan cara memberikan ciri-ciri sesuatu hal sehingga pembaca bisa seolaholah melihat meraba dan merasakan tentang apa yang sedang dibaca. Lebih lanjut Rosidi (2009: 7) mengatakan bahwa Ditinjau dari sudut kepentingan pengarang, menulis memiliki beberapa tujuan antara lain sebagai berikut: a. Tujuan penugasan

4 Umumnya penulisan ini biasanya berujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru, dosen dan lain-lain b. Tujuan estetis Biasanya tujuan penulisan dalam bentuk ini berutujuan untuk mengemukakan sesuatu yang bernilai estetis, penulisan ini bisanya memperhatikan pemilihan kata-kata yang indah serta penggunaan gaya bahasa yang bagus. c. Tujuan penerangan Tujuan penulisan ini adalah untuk memberikan penerangan terhadap sebuah informasi kepada pembaca. d. Tujuan pernyataan diri Tujuan penulisan ini adalah adalah untuk membuat pernyataan tentang sebuah janji atau sebuah pernyataan. e. Tujuan kretif Menulis pada dasarnya untuk bertujuan untuk menunjukan kreatifitas seseorang. f. Tujuan konsumtif Tulisan ini bertujuan untuk komersial, sehingganya hasil tulisan ini bisa menjadi tulisan yag bertujuan untuk kepentingan pembaca.

5 Dengan demikian bahwa, menulis bukanlah kegiatan yang serta merta terjadi tapi karena ada unsur tujuan didalamnya. Lebih lanjut untuk menulis, seorang penulis lebih dahulu menentukan tujuannnya untuk menulis Manfaat Menulis Menurut Tarigan, fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi (Subhci, 2003:7) adapun fungsi menulis ada beberapa antara lain: (1) memudahkan siswa untuk berfikir kreatif, (2) memudahkan untuk merasakan dan menikmati hubungan kemanusiaan, (3) mempermudah daya tangkap, (4) memcahkan masalah masalah yang dihadapi, (5) menyusun urutan berbagai pengalaman. Adapun fungsi menulis yang tercakup dalam fungsi mata pelajaran bahasa Indonesia adalah : (1) mengembangkan kemampuan bernalar, (2)mengembangkan kemampuan berkomunikasi, (3) mengungkapkan pikiran, (4) mengungkapkan perasaan, dan (5) membina persatuan dan kesatuan bangsa (Tim penatar Provinsi Jawa Tengah, 1998: 22). Manfaat lain yaitu melalui kegiatan menulis dapat melatih untuk mengingat atau mengabadikan informasi atau peristiwa yang telah terjadi di masa lalu. Melalui kegiatan menulis, dapat melihat segala permasalahan dengan kepala dingin, pikiran tenang, dengan memetakan dan menyederhanakan masalah, kemudian mencari solusinya. Selanjutnya, melalui kegiatan menulis (bebas) akan terlatih atau terbiasa menulis dalam kondisi apapun. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan menulis kita dapat mengetahui kemampuan diri yang dimiliki, mengembangkan gagasan

6 dan ide, mengurangi permasalahan yang menumpuk, memetakan masalah, mampu meningkatkan kegiatan belajar, membantu ingatan, dan dapat digunakan untuk membina persatuan dan kesatuan bangsa Proses Menulis Menurut Cahyani dan Hodijah (2007: 147) bahwa Kegiatan dari setiap tahap menulis tersebut berbeda. Perbedaanya adala sebagai berikut: Tahap 1: Pramenulis, dengan kegiatan: (1) memilih sebuah topic, (2) mengumpulkan dan menyusun gagasan, (3) menentukan pembaca, (4) menentukan tujuan penulisan, dan (5) memilih bentuk tulisan dengan mempertimbangkan pembaca dan tujuan penulisan Tahap 2 : penyusunan buram (drafting) dengan kegiatan: (1) menulis buram, (2) menuliskan pesan dengan mempertimbangkan perhatian pembaca, dan (3) menuliskan pesan dengan mengutamakan aspek isi daripada aspek kebahasaan. Tahap 3 : Penyempurnaan (revisi) dengan kegiatan : (1) menyampaikan hasil penulisan untuk ditanggapi dalam kelompok, (2) memberikan pelaksanaan pembahasan (diskusi) hasil tulisan, (3) melakukan penyempurnaan pada hasil penulisan berdasarkan saran yang diberikan oleh orang lain (pembaca), dan (4) melaksanakan peruahan yang penting sehingga tulisan hasil penyempurnaan menjadi tulisan akhir. Tahap 4 : Editing (penyuntingan) dengan kegiatan: (1) membaca ulang hasil tulisan yang sudah disempurnakan, (2) meminta bantuan kepada pihak

7 lain untuk membaca (mengoreksi) tulisan yang sudah direvisi, dan (3) memperbaiki kesalahan-kesalahan penulisan yang bersifat mekanik, misalnya aspek kebahasaan tulis Tahap 5 : Publikasi hasil penulisan dengan kegiatan : (1) mempublikasikan tulisan sesuai dengan bentuk tulisan yang diharapkan (makalah, artikel, laporan, skrisi, tesis atau disertasi) dan (2) menyampaikan hasil tulisan kepada orang lain (pembaca) yang ditetapkan diawal. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa menulis diperlukan suatu proses. Dalam proses menulis tersebut ada tahapan-tahapannya, yakni tahap pramenulis, menulis, merevisi, mengedit dan memplubikasi. tulisan akan lebih bermakna jika mengikuti beberapa tahap proses menulis tersebut Macam-macam Karangan Karangan dapat dibagi menjadi beberapa macam,yaitu : a. Karangan Narasi Karangan narasi ialah yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian yang didalamya terdapat alur cerita, setting, tokoh dan konflik tetapi tidak memiliki kalimat utama. b. Karangan Deskripsi ( Menggambarkan ) Karangan Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa orang, benda, atau tempat.

8 c. Karangan Eksposisi Karangan Eksposisi adalah bentuk karangan yang memaparkan, memberi keterangan, menjelaskan, memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu. d. Karangan Argumentasi Karangan Argumentasi adalah karangan yang isinya bertujuan meyakinkan atau mempengaruhi pembaca terhadap suatu masalah dengan mengemukakan alasan, bukti, dan contoh nyata. Memperhatikan pengertian dari setiap jenis karangan di atas dapat dipahami bahwa narasi,persuasi,eksposisi dan argumentasi secara umum termasuk dalam kategori jenis karangan Pengertian Karangan Narasi Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu (Semi, 2003:29). Karangan narasi adalah suatu bentuk pengalaman karangan dan tulisan yang bersifat menterahkan suatu kronologis dari suatu peristiwa atau kejadian serta masalah. Pengarang bertindak sebagai seorang sejarahwan atau tukang cerita. Berdasarkan uraian diatas narasi dibatasi sebagai bentuk tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman yang dialami manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.atau dapat

9 juga dirumuskan narasi adalah suatu bentuk wacana yang bersusah dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur. 1. Tujuan menulis karangan narasi secara fundamental yaitu: a. Hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan. b. Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca Langkah-Langkah Menulis Karangan Narasi: a. Tentukan tema dan amanat yang akan di sampaikan: Anda mau menulis tentang apa? Pesan apakah yang hendak disampaikan kepada pembaca? b. Tetapkan sasaran pembaca kita. Siapa yang akan membaca karangan kita, orang dewasa, remaja, ataukah anak-anak? c. Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur: kejadian-kejadian apa saja yang akan dimunculkan? Apakh kejadian-kejadian yang disajikan itu penting? Adakah kejadian penting yang belum ditampilkan?

10 d. Bagi peristiwa itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita: peristiwa-peristiwa apa saja yang cocok untuk setiap bagian cerita? Apak peristiwa-peristiwa itu telah tersusun secara logis dan wajar? e. Rinci peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita: kejadian-kejadian penting dan menarik apa saja yang berkaitan dan mendukung peristiwa utama? f. Susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang. Langkah menyusun narasi (terutama yang berbentuk fiksi) cenderung dilakukan melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Oleh karena itu, cerita dirangkai dengan menggunakan "rumus" 5 W + 1 H, yang dapat disingkat menjadi adik simba. a. (What) Apa yang akan diceritakan, b. (Where) Di mana seting/lokasi ceritanya, c. (When) Kapan peristiwa-peristiwa berlangsung, d. (Who) Siapa pelaku ceritanya e. (Why) Mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan f. (How) Bagaimana cerita itu dipaparkan. Pola narasi secara sederhana berbentuk susunan dengan urutan awal tengah akhir. Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasanadan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.

11 Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda. Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri Unsur-unsur Karangan Narasi Sebuah karangan narasi dapat dibangun dengan unsur-unsur berikut: a. Tema adalah pokok pembicaraan yang menjadi dasar penceritaan penulis b. alur adalah jalinan cerita, bagaimana cerita itu disusun sehingga peristiwa demi peristiwa dapat terjalin dengan baik. Alur sering dikupas menjadi elemen-elemen berikut; (1)pengenalan, (2)timbulnya konflik, (3)konflik memuncak, (4)klimaks, dan (5)pemecahan masalah. Pada fase pengenalan,pengarang mulai melukiskan situasi dan memperkenalkan tokoh-tokoh cerita sebagai pendahuluan. Pada bagian kedua, pengarang mulai menampilkan pertikaian yang terjadi di antara tokoh. Pertikaian ini semakin meruncing, dan puncaknya terjadi pada bagian keempat (klimaks). Setelah fase tersebut terlampaui, sampailah pada bagian kelima (pemecahan masalah). Alur menurun menuju pemecahan masalah penyelesaian cerita.

12 c. Watak atau karakter berhubungan dengan perangai si pelaku atau tokoh dalam suatu narasi. Salah satu ciri khas narasi ialah mengisahkan tokoh cerita bergerak dalam suatu rangkaian perbuatan atau mengisahkan tokoh cerita terlibat dalam suatu peristiwa dan kejadian. Tindakan,peristiwa,kejadian itu disusun bersama-sama sehingga mendapatkan kesan atau efek tunggal. d. Suasana berhubungan dengan kesan yang ditimbulkan sehingga pembaca dapat ikut membayangkan dan merasakan suasana yang dihadapi pelaku. Untuk mendapatkan kesatuan kesan maka diadakan pembatasan penyebutan latar, dengan konsekuensinya adanya pembatasan perbuatan atau peristiwa yang dialami tokoh. e. Sudut pandang berhubungan dengan darimana penulis memandang suatu peristiwa. Sudut pandang yang paling efektif untuk cerita kita harus tentukan terlebih dahulu. Sudut pandang dalam narasi menjawab pertanyaan siapakah yang akan menceritakan kisah ini. Apapun sudut pandang yang dipilih pengarang akan menentukan sekali gaya dan corak cerita. Sebab, watak dan pribadi si pencerita akan banyak menentukan cerita yang dituturkan pada pembaca. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karangan narasi pada dasarnya memiliki beberapa unsur di dalamnya,. Unsur-unsur tersebut adalah tema adalah dasar penceritaan penulis,alur berhubungan dengan jalinan cerita, watak berhubungan dengan perangai si pelaku atau tokoh,suasana berhubungan dengan latar atau kesan yang ditimbulkan agar pembaca ikut membayangkan suasana yang dihadapi pelaku,sudut pandang berhubungan dengan gaya dan corak cerita.

13 2.1.8 Macam-macam Karangan Narasi. Narasi dibagi menjadi dua, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. a. Narasi ekspositoris Narasi ekspositoris bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa ynag dikisahkan. Sasaran utamanya berupa perluasan pengetahuan para pembaca sesudah membaca kisah tersebut.sebagai bentuk narasi, narasi ekspositoris mempersoalkan tahap-tahap kejadian, rangkaianrangkaian perbuatan kepada para pembaca atau pendengar. Runtut kejadian atau peristiwa yang disajikan untuk menyampaikan imformasi untuk memperluas pegetahuan atau pengertian pembaca, tidak peduli apakah disampaikan secara tertulis ataupun lisan.narasi ekspositoris dapat bersifat khas, yang hanya terjadi satu kali. Peristiwa yang khas adalah peristiwa yang tidak dapat diulang kembali, karena ia merupakan pengalaman atau kejadian pada suatu waktu tertentu saja. b. Narasi sugestif Narasi sugesti berusaha memberi makna atas peristiwa atau kejadian itu sebagai suatu pengalaman.karena sasarannya adalah makna peristiwa atau kejadian itu, maka narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal (imajinasi).narasi sugestif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga merangsang daya khayal para pembaca. Pembaca dapat menarik suatu makna baru diluar apa yang diungkapkan secara eksplisit. Sesuatu yang eksplisit adalah suatu yang baru adalah sesuatu yang tersirat.semua objek dipaparkan sebagai suatu rangkaian gerak, kehidupan para tokoh dilukiskan dalam satuan gerak yang dinamis, bagaimana kehidupan itu berubah dari waktu ke

14 waktu. Makna yang baru akan dijelaskan dipahami sesudah narasi itu dibaca, karena ia tersirat dalam seluruh narasi itu. Dengan demikian narasi tidak bercerita atau memberikan komentar mengenai sebuah cerita, tetapi ia justru mengisahkan suatu cerita atau kisah. Seluruh kejadian yang disajikan menyiapkan pembaca kepada suatu perasaan tertentu untuk menghadapi suatu peristiwa yang berada di depan matanya. Berdasarkan bentuknya narasi dibedakan menjadi dua yaitu narasi fiktif dan narasi nonfiktif. Bentuk bentuk narasi yang terkenal yang biasa dibicarakan dalam hubungan dengan kasusastraan adalah roman, novel, cerpen, dongeng ( naarasi fiktif) dan sejarah, biografi, autobiografi ( narasi nonfiktif). Narasi sebagai bentuk wacana, dapat menjadi suatu bentuk tulisan yang berdiri sendiri, tetapi dapat juga menyerap bentuk lainnya.dalam narasi dapat dijumpai unsurunsur argumentasi, eksposisi, dan deskripsi. Demikian juga sudah dikemukakan, bahwa bentuk-bentuk wacana lain seperti argumentaasi, eksposisi, dan deskripsi dapat juga mengandung unsure-unsur naratif. Berdasarkan kutipan diatas, tujuan narasi ekspositoris adalah untuk memberikan informasi kepada para pembaca agar pengetahuannya bertambah luas. Sedangkan narasi sugestis menyampaikan suatu makna kepada pembaca melalui daya khayal yang dimilkinya, sehingga dapat menimbulkan daya tarik bagi pembaca dari daya khayal yang dikembangkan oleh pengarangnya. Jadi jelas bahwa antara narasi ekspositoris dan narasi sugestis terdapat perbedaan tujuan pengarang dalam menarasikan suatu kejadian atau peristiwa Kemampuan Menulis Karangan Narasi

15 Untuk dapat meningkatkan kemampuan menulis bagi seorang siswa, ada hal-hal penting yang harus diperhatikan. 1. Isi Karangan Dalam penilaian ini para penilai harus memfokuskan terhadap isi karangan siswa. Isi karangan siswa itu harus jelas,tepat,lengkap dan meyakinkan. Adapun yang harus diperhatikan dalam isi karangan adalah a. kualitas dan ruang lingkup isi yakni dengan memperhatikan dua aspek yaitu fakta dan ide. Untuk memudahkan dalam memberi penilaian apakah karangan siswa itu sudah mengungkapkan fakta dan ide-ide, ada dua hal yang harus diperhatikan oleh penilai yaitu: a). Kejelasan dari apa yang disampaikan yang menyatakan apakah problema/fakta-faktanya jelas bagi pembaca. b).eksposisi/paparan yang menyatakan kedalaman siswa dalam menggali problema/fakta-fakta. b. Kebenaran gagasan Dalam penilaian ini harus memperhatikan kebenaran gagasan pada karangan siswa. Apakah gagasan karangan itu bertentangan dengan norma yang ada atau gagasan karangan itu mendukung program yang bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan Negara. c. Kesesuaian judul/tema Penilai harus memperhatikan apakah siswa dalam menyampaikan gagasannya sesuai dengan tugas yang diberikan atau sudah sesuai dengan judul/tema yang sudah ditentukan.

16 d. Kemanfaatan Penilai harus memperhatikan apakah isi gagasan karangan siswa itu mendukung program yang bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan Negara. 2. Urutan dan Hubungan Paragraf Penilai harus mempertimbangkan 6 aspek yaitu: 1) Organisasi Keseluruhan yang menyatakan struktur karangan menyeluruh, apakah kelihatan mempunyai pendahuluan dan penutup, 2) Kesaatuan paragraf yaitu lebih menitipberat pada hubungan antara masalah dengan tema, 3) Kepaduan paragraf yaitu kekompakkan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat lain yang membentuk paragraf itu, 4)pengembangan paragraf yaitu penyusunan atau perincian gagasan-gagasan yang membina paragraf, 5) Tulisan dan Kerapian yaitu hendaknya penilai memeriksa apakah siswa menggunakan tulisan tangan yang mudah dibaca. 3. Pemakaian Bahasa Dalam melakukan penilaian ini, penilai harus mempertimbangkan 3 aspek dari yang ditulis siswa yaitu tata bahasa, ejaan dan gaya bahasa Pengertian Model STAD Berikut ini akan dikemukakan beberapa pendapat para ahli tentang Model STAD. STAD adalah salah satu model pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajar-lksmodul secara kolabratif, sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi

17 kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward. Menurut Zakaria dkk (2007: 21) mengatakan bahwa STAD mengandung empat aktivitas utama yaitu penyampaian guru, kumpulan, ujian dan pengakuan kumpulan. Dalam melaksanakannya guru perlu menerangkan kepada siswa untuk membantu rekan mereka supaya mahir mengenai bahan tertentu Langkah-langkah Model STAD Lima komponen utama pembelajaran kooperatif STAD yaitu: a. Penyajian kelas (pengajaran) Tujuan utama dari pengajaran adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Setiap awal dalam pembelajaran STAD selalu di mulai dengan penyajian kelas. Penyajian tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalam penyajian materi pelajaran. 1) Pembukaan (1) Menyampaikan pada siswa apa yang hendak mereka pelajari dan mengapa hal itu penting. Timbulkan rasa ingin tahu siswa dengan demonstrasi yang menimbulkan teka-teki, masalah kehidupan nyata, atau cara lain.

18 (2) Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk menemukan konsep atau merangsang keinginan mereka pada pelajaran tersebut. (3) Mengulangi secara singkat keterampilan atau informasi yang merupakan syarat mutlak. 2) Pengembangan (1) Mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok. (2) Pembelajaran kooperatif menekankan, bahwa belajar adalah memahami makna bukan hapalan. (3) Mengontrol pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan. (4) Memberi penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut benar atau salah. (5) Beralih pada konsep yang lain jika siswa telah memahami pokok masalahnya. 3) Latihan Terbimbing a) Menyuruh semua siswa mengerjakan soal atas pertanyaan yang diberikan. b) Memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan soal. Hal ini bertujuan supaya semua siswa selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin. c) Pemberian tugas kelas tidak boleh menyita waktu yang terlalu lama. Sebaiknya siswa mengerjakan satu atau dua masalah (soal) dan langsung diberikan umpan balik. b. Belajar Kelompok

19 Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru dan membantu teman satgu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih ketrampilan yang sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok. Pada saat pertama kali guru menggunakan pembelajaran kooperatif, guru juga perlu memberikan bantuan dengan cara menjelaskan perintah, mereview konsep atau menjawab pertanyaan. Menurut Sanjaya (2008) ada beberapa Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam mereview konsep atau menjawab pertanyaan yakni sebagai berikut ; (1) Meminta anggota kelompok memindahkan meja/bangku mereka bersamasama dan pindah kemeja kelompok. (2) Memberi waktu lebih kurang 10 menit untuk memilih nama kelompok. (3) Membagikan lembar kegiatan siswa. (4) Menyerahkan pada siswa untuk bekerja sama dalam pasangan, bertiga atau satu kelompok utuh, tergantung pada tujuan yang sedang dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal, masing-masing siwa harus mengerjakan soal sendiri dan kemudian dicocokkan dengan temannya. Jika salah satu tidak dapat mengerjakan sutu pertanyaan, teman satu kelompok bertanggung jawab menjelaskannya. Jika siswa mengerjakan dengan jawaban pendek, maka mereka lebih sering bertanya dan kemudian antara teman saling bergantian memegang lembar kegiatan dan berusaha menjawab pertanyaan itu. (5) Menekankan pada siswa bahwa mereka belum selesai belajar sampai mereka yakin teman-teman satu kelompok dapat mencapai nilai sampai 100 pada kuis.

20 Mengingatkan siswa jika mereka mempunyai pertanyaan, mereka seharusnya menanyakan teman sekelompoknya sebelum bertanya guru. (6) Mengontrol dan mengawasi suasana kelas. Guru sebaiknya memuji kelompok yang semua anggotanya bekerja dengan baik, yang anggotanya duduk dalam kelompoknya untuk mendengarkan bagaimana anggota yang lain bekerja dan sebagaimana. c. Kuis Kuis dikerjakan siswa secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan apa saja yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan di sumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok. d. Skor Perkembangan Skor perkembangan merupakan hasil capaian setiap individu dalam kelompok yang diperoleh melalui kuis. Skor perkembangan individu dihitung dari berbagai aktivitas belajar siswa baik dalam menjawab pertanyaan maupun bertanya. Skor perkembangan individu selanjutnya akan disumbangkan dalam skor perkembangan kelompok. e. Penghargaan Kelompok Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu dan member sertifikat atau penghargaan kelompok yang lain. Pemberian penghargaan

21 kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai perkembangan individu dalam kelompoknya. Keuntungan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Roestiyah (2001:17) yaitu: Keuntungan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu: Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan kebutuhan belajarnya. Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif dalam diskusi. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu: Kerja kelompok hanya melibatkan mereka yang mampu memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang pandai dan kadang-kadang menuntut tempat yang berbeda dan gaya-gaya mengajar berbeda.

22 Menurut Rachmadiarti (2001), terdapat 6 langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Fase dan tingkah laku guru Fase 1, Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa: Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar Fase 2, Menyajikan informasi: Guru rnenyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan Fase 3, Mengkoordinasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar: Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien Fase 4, Membimbing kelompok bekerja dan belajar: Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka Fase 5. Evaluasi: Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Fase 6, Memberikan penghargaan: Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun basil belajar individu dan kelompok (Rachmadiarti, 2001 : 8). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan model STAD dalam menulis karangan narasi dapat diterapkan melalui menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa,menyajikan informasi,mengkoordinasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar,membimbing kelompok bekerja dan belajar,melakukan evaluasi,memberikan penghargaan kepada kelompok.

23 2.2 Kajian Relevan Anita sundawati (2008) dalam penelitiannya yang brjudul kemampuan siswa menulis paragraph narasi melalui gambar seri dengan teknhnik modeling pada siswa kelas IV SDN No 80 Kota Tengah Kota Gorontalo mengemukakan bahwa permasalahan apakah kemampuan siswa menulis paragraph narasi melalui gambar seri dengan teknik modeling dapat di tingkatkan.metode yang di gunakan adalah metode penelitian tindakan kelas,berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa telah mencapai peningkatan sesuai dengan indikator yaitu 75% siswa memiliki kemampuan menulis paragrafh narasi melalui gambar seri yang di harapkan dengan rincian siklus 1 : 64,22 % dan siklus 11 : % kesimpulannya bahwa teknik modeling dapat meningkatkan kemampuan menulis pargraph narasi melalui gambar seri pada siswa kelas IV SDN 80 Kota Tengah Kota Gorontalo. Penelitian Tindakan Kelas yang di lakukan oleh Lisna Alulu yang berjudul Peningkatan Kemampuan menulis narasi dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning di kelas V SDN 04 Mananggu Kab Boalemo dengan fokus permasalahan apakah dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa kelas V SDN 04 Mananggu Kabupaten Boalemo? Metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas.dapat di simpulkan bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan selama tiga kali tindakan di peroleh peningkatan baik hasil observasi terhadap aktifitas siswa maupun hasil evaluasi yang dilaksanakan tiap akhir kegiatan pembelajaran.

24 2.3 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teoritis yang telah di uraikan maka yang menjadi hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah jika guru menerapkan Model STAD, maka kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi pada siswa kelas IV SDN 11 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo akan meningkat 2.4 Indikator Kinerja Yang menjadi Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis karangan narasi siswa minimal 75 % dari seluruh siswa yang dikenai tindakan memperoleh nilai 7.5 ke atas pada materi sajian.

PENERAPAN MODEL STAD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS IV SDN 11 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO OLEH : FEMMY

PENERAPAN MODEL STAD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS IV SDN 11 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO OLEH : FEMMY PENERAPAN MODEL STAD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS IV SDN 11 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO OLEH : FEMMY NAPU Pembimbing I : Dr. Yusuf Jafar, M.Pd Pembimbing II

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki peran penting dalam pengembangan intelektual siswa di sekolah dalam hal menciptakan keahlian

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 235 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Negeri 1 Pahoman Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V / Ganjil Waktu : 3 x 3 (1 x pertemuan) Siklus : 1 (satu) Pertemuan : 1 (satu)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang: (i) hakikat menulis, (ii) fungsi, tujuan, dan manfaat menulis, (iii) jenis-jenis

Lebih terperinci

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dan disesuaikan dengan materi yang diajarkan dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dan disesuaikan dengan materi yang diajarkan dalam pembelajaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan mengidentifikasi unsur cerita seperti tokoh, tema, latar dan amanat dari cerita anak yang dibaca merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia yaitu menyangkut bahasa yang digunakan oleh warga negara Indonesia dan sebagai bahasa persatuan antar warga, yang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan empat hal pokok yaitu: (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan

Lebih terperinci

Sifat dan Bentuk Karangan

Sifat dan Bentuk Karangan Sifat dan Bentuk Karangan by webmaster - Wednesday, December 02, 2015 http://anisam.student.akademitelkom.ac.id/?p=51 Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI Yayan Yayan 56@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan ISSN 2252-6676 Volume 4, No. 1, April 2016 http://www.jurnalpedagogika.org - email: jurnalpedagogika@yahoo.com KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis 1. Pengertian Menulis Menurut Dalman (2014, hlm. 3) menulis merupakan suatu kegiatan berkomunikasi dalam bentuk penyampaian pesan (informasi) secara tertulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu aspek belajar yang harus diajarkan guru kepada siswa selain aspek lainnya, yaitu membaca, mendengar, dan berbicara. Menurut Tarigan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi secara tidak langsung.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab lima ini, dipaparkan simpulan dari penelitian yang telah

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab lima ini, dipaparkan simpulan dari penelitian yang telah BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Pada bab lima ini, dipaparkan simpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Simpulan dimulai dari observasi awal mengenai pembelajaran menulis di lapangan, perencanaan pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang paling sulit. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), standar kompetensi bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan berbahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA SMA Negeri 1 Wonogiri Mata Pelajaran/Tema : Bahasa Indonesia/ Kelas/Semester Waktu : XI / Ganjil : 1 x Pertemuan (2 x 45 menit) Hari : Kamis, 23 Desember

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis Pembahasan mengenai keterampilan menulis berkaitan dengan penelitian karena di dalam penelitian ini keterampilan menulis dijadikan sebagai keterampilan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menulis merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan siswa aktif dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting terhadap kemajuan suatu bangsa di dunia. Pendidikan diproses

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku siswa agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Kemampuan Menulis Narasi a. Pengertian Menulis Menurut Nurgiantoro (2001:298) menulis adalah aktivitas mengemukakan gagasan melalui media bahasa. Aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menulis merupakan kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan, dengan tulis menulis juga dapat diartikan sebagai cara berkomunikasi dengan mengungkapkan pikiran, perasaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa dalam kegiatan pembelajaran. Bagi peserta didik yang sedang menuntut ilmu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bahasa Indonesia merupakan suatu mata pelajaran yang diberikan pada siswa di sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen keterampilan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA Oleh Novita Tabelessy Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura Abstrak:

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dipahami oleh siswa sebagai pelajaran yang membosankan dan tidak menarik, sehingga pada akhirnya berpengaruh terhadap sikap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan dan dengan demikian akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kemampuan menulis merupakan kesanggupan atau keterampilan yang dimiliki

BAB II LANDASAN TEORI. Kemampuan menulis merupakan kesanggupan atau keterampilan yang dimiliki 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kemampuan Kemampuan menulis merupakan kesanggupan atau keterampilan yang dimiliki seseorang untuk mengungkapkan maksud atau pesan tertentu yang diinginkannya dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan berbahasa berhubungan erat dan saling melengkapi dengan pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di sekolah berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan atau berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual. Artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PILANGSARI 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif yang akan. baik dalam perkembangan pengetahuan, penguasaan keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif yang akan. baik dalam perkembangan pengetahuan, penguasaan keterampilan, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya tujuan dari pendidikan adalah membimbing siswa untuk memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif yang akan digunakannya untuk menjalani

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi. dikonsentrasikan secara penuh agar mendapat hasil yang benar-benar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi. dikonsentrasikan secara penuh agar mendapat hasil yang benar-benar BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi a. Pengertian keterampilan menulis Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Di dalam menulis semua

Lebih terperinci

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap manusia dengan yang lain. Sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun menjadi satu kesatuan dengan suatu kesesuaian yang kemudian membentuk paragraf-paragraf, sehingga

Lebih terperinci

Keterampilan Dasar Menulis

Keterampilan Dasar Menulis Keterampilan Dasar Menulis Oleh La Ode Syukur Pengertian Menulis Menulis : kegiatan menyampaikan pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya. Pesan : Isi yang terkandung dalam suatu tulisan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Bahasa Indonesia 1. Bahasa Indonesia Secara Umum Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Indonesia yang digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa. Ditinjau secara umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja dengan melibatkan siswa secara aktif mengembangkan potensi yang dimiliki, mengubah sikap,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam menjalin interaksi sosial. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Komunikasi lisan terkait

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu ilmu yang wajib dipelajari dijenjang pendidikan dasar. Peranan Bahasa Indonesia sangat penting yaitu sebagai sarana komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari bahasa. Bahasa merupakan sarana untuk berkomunikasi antarsesama manusia. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH RAHMAWATI NIM A1B ABSTRAK

SKRIPSI OLEH RAHMAWATI NIM A1B ABSTRAK KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS VII C MTs LABORATORIUM FAKULTAS TARBIYAH IAIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI OLEH RAHMAWATI NIM A1B113009

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X-2 SMA PGRI 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X-2 SMA PGRI 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010. PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X-2 SMA PGRI 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010 Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran merupakan suatu proses belajar seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran merupakan suatu proses belajar seseorang untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses belajar seseorang untuk menemukan pengetahuan yang bermanfaat dalam kehidupannya. Dalam hal ini pembelajaran yang dimaksud adalah

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai suatu tujuan. Misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Oleh karena itu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Oleh karena itu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada dasarnya belajar bahasa Indonesia adalah belajar bagaimana berkomunikasi. Oleh karena itu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang mengandung konsep atau gagasan tertentu. Dalam kegiatan komunikasi, katakata dijalin satukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk

BAB II LANDASAN TEORI. suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. komunikasi, baik komunikasi secara lisan, maupun komunikasi secara tertulis.

I. PENDAHULUAN. komunikasi, baik komunikasi secara lisan, maupun komunikasi secara tertulis. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan. Sebagai bahasa persatuan bahasa Indonesia memiliki berbagai fungsi, fungsi yang utama adalah sebagai alat komunikasi, baik

Lebih terperinci

FILM PENDEK SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN ORANG LAIN DI KELAS X-4 SMAN 02 BATU

FILM PENDEK SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN ORANG LAIN DI KELAS X-4 SMAN 02 BATU FILM PENDEK SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN ORANG LAIN DI KELAS X-4 SMAN 02 BATU Rizki Mertyn Palupi 1 Yuni Pratiwi 2 Indra Suherjanto 3 Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah X X X Total 88

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah X X X Total 88 BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat maupun bangsa. Pendidikan juga merupakan proses pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat maupun bangsa. Pendidikan juga merupakan proses pertumbuhan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peran yang sangat penting bagi kehidupan diri sendiri, masyarakat maupun bangsa. Pendidikan juga merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas berbahasa merupakan aktivitas yang paling esensial dalam kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan bahasa tidak hanya sekedar ucapan melainkan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. Selanjutnya dalam Bab 1 ini, penulis juga menjelaskan tentang identifikasi masalah, pembatasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keterampilan bersastra adalah keterampilan menulis. Selain

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keterampilan bersastra adalah keterampilan menulis. Selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu keterampilan bersastra adalah keterampilan menulis. Selain sebagai salah satu keterampilan bersastra, menulis juga dikenal sebagai salah satu keterampilan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG Oleh 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) Dosen Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikhlasiah As ar, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikhlasiah As ar, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran keterampilan menulis menjadi aspek pembelajaran Bahasa Indonesia yang mendapat porsi lebih besar dari pada keterampilan berbahasa yang lainnya. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan problematika yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Peningkatan Kemampuan Menulis 1. Pengertian Menulis Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis. Hasil dari kreatif menulis ini biasa disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan kegiatan kebahasaan yang memegang peranan penting dalam dinamika peradaban manusia. Dengan menulis orang dapat melakukan komunikasi, mengemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nadia Keti Dwiguna, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nadia Keti Dwiguna, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam ragam formal, pemakaian bahasa tulis lebih sering ditampilkan dalam bentuk wacana tulis misalnya karangan (ilmiah atau fiksi), surat, pengumuman, dan lain-lain.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus dipelajari dan dikuasai yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 14 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Pembelajaran di sekolah saat ini terlihat monoton dan membosankan sehingga ketika pembelajaran berlangsung siswa terlihat tidak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian. Begitu juga terhadap mata pelajaran PKn.

BAB II KAJIAN TEORI. maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang kesenian. Begitu juga terhadap mata pelajaran PKn. BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar PKn Kondisi belajar mengajar yang efekif adalah adanya minat perhatian siswa dalam belajar mata pelajaran PKn. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi pembelajaran

Lebih terperinci

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit Mendengarkan : 1. Memahami informasi dari berbagai laporan PEMAN KEGIATAN PEMAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan/ informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Menulis Deskripsi Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri (Moeliono, 2005: 707). Menulis merupakan keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran Bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah pengajaran keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan berbahasa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia adalah bahasa. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah proses kegiatan pelaksanaan kurikulum suatu lembaga pendidikan yang telah ditetapkan (Sudjana, 2001: 1). Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media yang digunakan manusia dalam berkomunikasi. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 1.1 Menggunakan wacana lisan untuk wawancara 1.1.1 Disajikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Matematika di Sekolah Dasar Istilah matematika berasal dari Bahasa Yunani, Mathein atau Manthenin yang berarti mempelajari. Kata Matematika juga diduga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan 18 BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan siswa untuk belajar berbahasa. Kaitannya dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pendidikan merupakan hal penting dalam cakrawala kehidupan, Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis merupakan kegiatan kebahasaan yang memegang peran penting dalam dinamika peradaban manusia. Dengan menulis orang dapat melakukan komunikasi, mengemukakan gagasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terdapat pada pembelajaran bahasa Indonesia yang umumnya dipelajari di sekolah. Menulis mengandung

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Jenjang : SMP/SMA Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012 1. Mengungkapkan secara lisan wacana nonsastra 2. Mengungkapkan wacana tulis nonsastra 1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa secara sederhana dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas didalam hati. Namun lebih jauh lagi bahasa adalah alat untuk berkomunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh individu karena adanya interaksi dengan antar individu dan

BAB I PENDAHULUAN. oleh individu karena adanya interaksi dengan antar individu dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu karena adanya interaksi dengan antar individu dan lingkunganya 1 Menulis sebagai proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa berisi gagasan, ide, pikiran, keinginan atau

Lebih terperinci

Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif Siswa Kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari. Oleh: Erwansyah RRA1B Abstrak

Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif Siswa Kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari. Oleh: Erwansyah RRA1B Abstrak Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif Siswa Kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari Oleh: Erwansyah RRA1B109023 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis paragraf deskriptif

Lebih terperinci