BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan 1. Kajian Teori a. Dinding Dinding bangunan gedung adalah suatu komponen bangunan gedung yang terbentuk bidang vertikal yang berguna untuk melingkungi, membagi, atau membatasi suatu ruang dengan ruang lain (Cornelia Rimba, dkk, 2009). Dinding dapat hanya berfungsi sebagai pembatas atau partisi (curtai wall) saja dan dapat pula berfungsi sebagai komponen struktural, yaitu selain pembatas ruang juga sebagi peredam suara dan pengaman rumah, berfungsi pula sebagai penerima beban komponen bangunan diatasnya (bearing wall). Dinding pembatas ruang biasanya menggunakan pasangan 1 / 2 bata, sedangkan untuk dinding struktur minimal menggunakan pasangan satu bata. b. Macam Macam Material Dinding Material untuk komponen dinding bangunan gedung yang tersedia di pasaran bermacam macam. Mulai dari batu bata, batako, bata ringan atau beton ringan, dinding batu alam/batu kali, dinding kayu, dinding sirap, dinding kaca dan sebagainya. Pada kajian pustaka hanya akan dibahas dinding batu bata, dinding batako, dan dinding bata beton ringan. 1) Batu Bata Batu bata adalah material yang sangat popular digunakan di Indonesia. Hampir setiap bangunan di Indonesia bahkan sampai pelosok desa semua bangunan menggunakan batu bata, yang paling sering digunakan adalah bata merah. Bahkan proses pembuatannya sederhana dan bahan baku yang mudah didapat dan harganya terjangkau. 7

2 8 Ukuran bata hasil produksi lokal menurut peraturan spesifikasi teknis pasal 7 tentang pekerjaan dinding adalah 10 x 5 x 20 cm dibakar dengan baik, mempunyai sudut runcing, tanpa cacat atau tidak mengandung kotoran. Bentuk batu bata seperti gambar 2.1 berikut ini :. Gambar 2.1 Batu Bata 2) Batako Menurut persyaratan umum bahan bangunan di Indonesia (1982) pasal 6 batako adalah bata yang dibuat dengan mencetak dan memelihara dalam kondisi lembab. Batako merupakan bahan bangunan yang berupa bata cetak alternatif pengganti batu bata. Batako difokuskan sebagai konstruksi konstruksi dinding bangunan non struktural. Material dinding batako umumnya dibuat dari campuran semen dan pasir kasar yang dicetak padat atau press, batako juga yang terbuat dari campuran batu tras, kapur, dan air. Bahkan kini juga beredar batako dari campuran semen, pasir, dan air. Pada umumnya alternative pemakaian batako banyak digunakan di banyak tempat yaitu untuk menghemat biaya pembangunan rumah. Bentuk batako seperti gambar 2.2 berikut ini :

3 9 Gambar 2.2 Batako 3) Bata Ringan / Bata Beton Ringan Beton ringan adalah beton yang mengandung agregat ringan dan mempunyai berat satuan dengan kepadatan lebih kecil dari 1900 kg/m 3 (SNI ). Beton ringan bukan saja diperhitungkan karena beratnya yang ringan, tetapi juga karena isolasi suhu yang tinggi dibandingkan beton biasa, umumnya pengurangan kepadatan diikuti dengan kenaikan isolasi suhu meskipun terjadi penurunan kekuatan (Murdock, 1986). Disini menurut Neville dan brooks (1987) menjelaskan beton ringan dapat dibagi menjadi tiga menurut kegunaanya yaitu : a. Beton ringan struktur Beton ini memiliki kuat tekan minimum pada umur beton 28 hari tidak kurang dari 17 MPa (2500 psi). berat jenis beton ini tidak lebih dari 1840 kg/m 3 dan biasanya terletak antara 1400 kg/m kg/m 3. b. Beton ringan untuk pasangan batu Beton ini memiliki berat jenis antara 500 kg/m kg/ m 3 dan kuat tekan antara 7 Mpa 14 MPa. c. Beton ringan penahan panas. Beton ini memiliki koefisien hantar panas dengan berat jenis beton kurang dari 800 kg/m 3 dan kuat tekan antara 0,7 MPa 7 MPa. Menurut SNI juga dijelaskan tentang spesifikasi material dinding bangunan gedung. Yang dapat dilihat pada tabel 2.1 Tabel 2.1 Spesifikasi Material Dinding Bangunan Gedung

4 Bahan BJ (Kg/m 3 ) Kuat Tekan (N/mm 2 ) Bata Merah Batako Pres Bata Beton Ringan Kering 1500 Normal 2000 Kering 950 Normal 1000 Kering 520 Normal 650 Tebal Spesi (mm) Tahan (jam) Kebutuhan /m 2 (buah) 2, , > Berdasarkan SNI No syarat fisis bata beton untuk pasangan dinding dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.2 Syarat Fisis Bata Beton Untuk Pasangan Dinding Syarat Fisis Satuan Tingkat mutu bata beton pejal Tingkat mutu bata beton berlubang I II III IV I II III IV Kuat tekan kg/cm bruto rata- rata minimal Kuat tekan kg/cm benda bruto masingmasing benda uji minimal Penyerapan air rata- rata maksimal % Pembuatan beton ringan ada 3 metode yaitu: (Tjokrodimuljo,1996) 1) Dengan membuat gelembung gelembung gas/udara dalam adukan semen sehingga terjadi banyak pori pori udara di dalam betonnya (beton ringan teraerasi). 2) Dengan menggunakan agregat ringan, misalnya tanah liat bakar, batu apung atau agregat buatan sehingga beton yang dihasilkan akan lebih ringan dari pada beton biasa. 3) Dengan cara membuat beton tanpa menggunakan butir butir agragat halus atau pasir yang disebut beton non pasir.

5 11 Beton ringan juga memiliki keuntungan, yaitu: memiliki tahan panas yang baik, memiliki tahan suara yang baik (peredam suara), tahan api. Sedangkan kelemahan beton ringan yaitu: nilai kuat tekan yang kecil dibanding beton normal sehingga tidak dianjurkan untuk struktural (Sumarno, 2010). Maka dari itu perlu pembuatan beton ringan perlu dikembangkan atau penelitian beton ringan yang memenuhi kuat tekan sesuai SNI, sehingga beton ringan bisa dipakai untuk beton struktural. c. Beton Ringan Foam Beton foam adalah campuran antara semen, air, agregat dengan bahan tambah (admixture) tertentu yaitu dengan mencampuran gelembung gelembung dalam betuk busa dalam adukan semen sehingga terjadi banyak pori pori udara dalam betonnya. Menurut Armin j (2011) beton ringan foam yang dibuat dengan pembentukan gelembung udara dalam pasta semen diklasifikasikan dalam 3 macam beton ringan: 1) Beton aerasi autoklaf adalah mortar terbuat dari pasta semen, pasir, dan atau kapur, kemudian ditambahkan agent busa, dan bubuk aluminium. Adonan tersebut dimasukkan ke dalam cetakan, setelah cukup keras (±12 jam), dikeluarkan kemudian dimasukkan dalam ruang perawatan beruap jenuh (VDZ, 2002, Homann, 2008, dalam Armin J, 2011) 2) Beton ringan menggunakan bahan kimia bubuk aluminium, yaitu beton ringan yang dibuat menggunakan foam agent dan bubuk aluminium dicampurkan dalam adukan semen, pasir halus, dan atau kapur sebagaimana jenis beton ringan pertama. Perbedaannya adalah setelah produk cukup keras, dan dikeluarkan dari cetakan dilakukan perawatan produk diruangan dengan suhu kamar. 3) Beton ringan yang ketiga, terbagi menjadi 2 macam beton ringan, yaitu beton ringan busa mekanikal foaming, agent busa ditambahkan ke adukan semen. Gelembung gelembung udara secara mekanik dihasilkan dari mixer berkecepatan tinggi, busa yang relatif tidak stabil

6 12 berkembang secara tidak teratur menghasilakan gelembung udara dalam adukan beton (Readymix, 1978 dalam Armin J, 2011). Beton ringan busa physical foaming, busa dibuat dari agent foam dan air dengan generator foam menghasilkan foam (busa) yang stabil kemudian dimasukkan dalam adukan semen dan bahan tambah. Adukan beton ringan seperti ini, menghasilkan mortar berpori lebih stabil (Readymix, 1978 dalam Armin J, 2011). Beton ringan foam yang akan digunakan untuk bata beton ringan dalam penelitian ini adalah beton ringan jenis kedua, yaitu beton ringan dengan foam (busa) yang dibuat tersendiri melalui peralatan foam. Foam agentt dicampur dengan air, dimasukan dalam peralatan pembuatan foam. Setelah menjadi foam kemudian dimasukkan dalam adukan semen dan agregat dalam mixer. d. Bahan Penyusun Bata Beton Ringan Foam dengan Bahan Tambah Abu Terbang (fly ash) Material dasar pembentuk beton terdiri dari semen, agregat, air, dan bahan tambah bila diperlukan (SKSNI T ). Perbandingan tersebut mengacu pada standart American Concrete Institute (ACI), atau Rode Note No.4 yang diperbarui dengan the british mix design method atau yang lebih dikenal dengan department of environment (DOE), atau campuran coba coba (Tjokrodimuljo, 1996 dalam Dewana 2014). Pada penelitian susmiati (2015) menggunakan perbandingan 1 pc : 4 agregat halus. Dan hanizam awang (2012) menggunakan perbandingan 1 pc : 1,5 pasir : 0,45 air. Kajian mengenai material dasar pembentuk beton akan disajikan sebagai berikut: 1) Semen Portland Semen berfungsi untuk merekatkan butir butir agregat agar terjadi suatu massa yang padat dan juga mengisi rongga rongga diantara butiran butiran agregat. Salah satu jenis semen yang biasa dipakai dalam pembuatan beton ialah semen portland. Bahan dasar

7 13 pembentuk semen portland terdiri dari kapur, silika, alumina dan oksida besi. Oksida tersebut bereaksi membentuk suatu produk akibat peleburan. Menurut (Tjokrodimoljo, 1996), Semen Portland diklasifikasikan menjadi 5 jenis yaitu: a. Jenis I : Semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus. b. Jenis II : Semen Portland yang penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi. c. Jenis III : Semen Portland yang penggunaanya memerlukan persyaratan kekuatan awal yang tinggi setelah pengikatan. d. Jenis IV : Semen Portland yang penggunaanya menuntut panas hidrasi rendah. e. Jenis V : Semen Portland yang penggunaannya menuntut persyaratan sangat tahan terhadap sulfat. Dalam pedoman beton 1989 disyaratkan dalam pembuatan beton harus memenuhi syarat SNI mutu dan cara uji semen. Dalam penelitian ini digunakan semen jenis I yang digunakan untuk tujuan umum. 2) Agregat Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar atau beton (Kardiyono Tjokrodimulyo, 1996). Agregat ini menempati sebanyak 70% dari volume mortar atau beton. Walaupun hanya sebagai bahan pengisi, akan tetapi agregat sangat berpengaruh terhadap sifat- sifat mortar/ betonnya, sehingga pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting dalam adukan mortar/ beton. Md. Azree Othuman Mydin (2012) menyatakan bahwa komposisi agregat kasar yang dipakai untuk beton ringan foam yaitu hanya pasir halus yang memiliki ukuran partikel 4 mm dan distribusi diameter pasir yang rata dapat digunakan untuk foam concrete. Hal ini terutama karena

8 selama pencampuran agregat kasar dapat mengakibatkan pecahnya gelembung udara yang dihasilkan busa. 14 3) Air Air merupakan bahan dasar pembuatan beton yang penting. Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen, serta untuk menjadi bahan pelumas antara butir butir agregat agar mudah dikerjakan dan dipadatkan. Sulfat dan kualitas air yang digunakan dalam campuran beton akan sangat mempengaruhi proses, sifat serta mutu beton. Menurut PBI 1971, pemakaian air untuk beton tersebut sebaiknya memenuhi syarat sebagai berikut: a. Tidak mengandung lumpur (benda melayang lainnya) lebih dari 2 gr/liter. b. Tidak mengandung garam garam yang dapat merusak beton (asam, zat organik dan sebagainya) lebih dari 15 gr/liter. c. Tidak mengandung klorida (CL) lebih dari 0,5 gr/liter. d. Tidak mengandung senyawa senyawa sulfat lebih dari 1 gr/liter. 4) Foam agent Foam agent adalah suatu larutan pekat dari bahan surfaktan, dimana apabila hendak digunakan harus dilarutkan dengan air. Dengan membuat gelembung gelembung gar/udara dalam adukan semen, dengan demikian akan terjadi banyak pori pori udara di dalam betonnya (Muhammad Afaza, 2014). Cara membuat gelembung gelembung gas/udara dalam skala besar adalah dengan memasukkan foam yang dicampur air ke dalam tabung foam generator, kemudian memberikan tekanan angin dengan air compressor ke dalam tabung maka akan terbentuk busa busa foam. Timbul reaksi kimia yang melepas sejumlah gas, dan setelah adukan beton ini mengeras maka terbentuk struktur berpori serta beton menjadi lebih ringan (Scheffler dan Colombo, 2005).

9 15 5) Additive Foam Concrete Additive foam concrete adalah bahan campuran untuk pekerjaan pembuatan bata ringan membuat foam lebih stabil, dapat mengurangi berat bata ringan, dan juga menambah kuat tekan. 6) Abu Terbang (fly ash) Abu terbang (fly ash) berupa butiran halus ringan, tidak porous, dan bersifat pozzolanik. Abu terbang tidak memiliki kemampuan mengikat seperti semen tapi dengan adanya air dan partikel ukuran halus, oksida silica yang terkandung di dalamnya akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida yang terbentuk dari proses hidrasi semen dan menghasilkan zat yang memiliki kemampuan mengikat (Krisbiyantoro, 2005) Material ini mempunyai kadar bahan semen yang tinggi dan mempunyai sifat pozzolan. Kandungan fly ash sebagian besar terdiri dari silikat dioksida (SiO2), aluminium (AI2O3), besi (Fe2O3) dan kalsium (CaO), serta magnesium, potassium, sodium, titanium, dan sulfur dalam jumlah yang lebih sedikit (Paul Nugraha, 2007) Sebagian besar komponen kimia dari abu terbang tergantung tipe batu bara, menurut ASTM C dalam Eko Hindaryanto, 2010, terdapat dua jenis abu terbang kelas F dan C. Kelas F dihasilkan dari pembakaran batu bara jenis antrasit dan bituminous, sedangkan kelas C dari batu bara jenis lignite dan subituminous. Kandungan kimia yang ada dalam fly ash tercantum dalam tabel 2.3 (ASTM C ) Tabel 2.3 Kandungan kimia fly ash Senyawa Kimia Jenis F Jenis C Oksida Silika (SiO 2 ) + Oksida Alumina (AI 2 O 3 )+Oksida Besi(Fe 2 O 3 ), minimum % Trioksida Sulfur (SO 3 ), maksimum % Kadar Air, maksimum % Kehilangan Panas, maksimum %

10 16 Sifat sifat abu terbang yang menguntungkan pada campuran beton adalah (Duggal, 2008 dalam Eko hindaryanto, 2010) a. Memperbaiki sifat pengerjaan. b. Meningkatkan ketahanan beton. c. Meningkatkan kerapatan beton. d. Menurunkan panas hidrasi. e. Menurunkan kerusakan akibat sulfat. f. Mengurangi penyusutan. g. Menurunkan bleeding dan segregasi. h. Meningkatkan kekuatan. Adapun berat jenis fly ash yang berasal dari PLTU Tanjung Jati B Jepara adalah sebesar 2,3 g/cm 3 (Sumber : Laboratorium Bahan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret, Dalam Susmiati : 2015). Penurunan berat jenis disebabkan berat jenis fly ash lebih rendah dari pasir dan semen. Berat jenis (specific gravity = SG) fly ash yaitu 2,30 yaitu berkisar dari 2.1 sampai 3.0 umumnya lebih rendah dibandingkan dengan SG semen Portland (PC) yang mempunyai SG adanya perbedaan berat jenis ini disebabkan karena abu terbang lebih porous. (M. Stefano, 2010) e. Perawatan Curing secara umum dipahami sebagai perawatan beton yang bertujuan untuk menjaga supaya beton tidak terlalu cepat kehilangan air, atau sebagai tindakan menjaga kelembaban dan suhu beton, setelah proses finishing beton selesai dan waktu total setting tercapai ( menurut SNI tentang cara uji beton ringan isolasi yaitu setelah 24 jam pertama setelah pencetakan, rawat benda uji dalam ruangan dengan temperatur 21 o C ± 5,5 o C. Setelah 24 jam ± 2 jam, simpan benda uji dalam ruangan dengan temperatur 23 o C ± 1,7 o C. jangan direndam, setelah 7 hari simpan benda uji kedalam ruangan lembab dengan temperatur 21 o C ± 5,5 o C selama 18 hari. 25 hari setelah pencetakan, benda

11 17 uji dioven dengan temperatur 60 o C ± 2,8 o C selama 3 hari, setelah dioven diamkan benda uji dalam suhu ruang dan lakukan pengujian pada umur 28 hari. f. Pengujian 1) Kuat Tekan Bata Beton Ringan Foam Salah satu sifat penting dari beton ringan adalah kuat tekannya yang dapat digunakan sebagai dasar dalam penilaian mutu atau karakteristik dari produk beton yang dihasilkan (SNI ) Kuat tekan beton adalah kemampuan beton untuk menahan gaya tekan persatuan luas. Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur. Besarnya kuat tekan beton dapat dihitung dengan persamaan 2.1 P =...(2.1) dimana, P = kuat tekan (N/mm 2 ) F = beban tekan maksimum (N) A = luas penampang benda uji yang ditekan (mm 2 ) Kuat tekan beton ringan menggunakan fly ash pada umur 28 hari sudah mencapai 80-85%, 90 hari akan mencapai kuat tekan 100% (Chen Bing, 2012) Suryani dan N. Mohamad, (2012) menjelaskan beton foam dengan berat jenis 1200 kg/m 3 kuat tekan bisa mencapai 7,5 Mpa pada umur 28 hari dan 10 Mpa pada umur 91 hari. 2) Berat Jenis Bata Beton Ringan Foam Pengujian berat jenis beton dilakukan dengan menggunakan pengukuran berat dan volume. Adapun langkah langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Menimbang sampel beton 2. Mengukur diameter dan tinggi sampel beton 3. Menghitung volume sampel beton Adapun perhitungan yang dirumuskan sebagai berikut:

12 18 BJ = (2.2) Dimana : BJ = berat jenis (gr/cm 3 ) W = berat benda uji (gram) V = volume benda uji (cm 3 ) 3) Daya Serap Bata Beton Ringan Foam Beton mempunyai kecenderungan berisi rongga akibat adanya gelembung- gelembung udara yang terbentuk selama atau sesudah proses pencetakan, atau ruangan yang saat mengerjakan (selesai dikerjakan) mengandung air. Air ini menggunakan ruangan,dan jika air menguap maka akan meninggalkan rongga- rongga udara. Rongga udara ini merupakan peluang untuk masuknya air dari luar ke dalam beton. Semakin banyak rongga ini, maka kemungkinan masuknya air semakin besar, dan kemungkinan terbentuknya pipa kapiler semakin besar. Oleh karena itu, untuk mengurangi kemungkinan masuknya air ke dalam beton, beton harus dibuat sepadat mungkin (Wuryati & Chandra Rahmadiyanto : 2001 ). Daya serap air adalah kemampuan beton ringan untuk menyerap air ketika dalam air hingga memiliki massa jenuh, artinya hingga beton ringan tidak mampu menyerap lagi karena sudah penuh. Berdasarkan Kardiyono Tjokrodimuljo (1996) dalam Helmi Ardiansyah (2004), besarnya serapan air pada beton dapat dirumuskan sebagai berikut: WA = x 100%.(2.3) dimana: WA = daya serap air (%) mj = massa benda dalam kondisi jenuh (kg) mk = massa benda kering (kg) 2. Penelitian Yang Relevan Beberapa penelitian yang membahas tentang pengujian lockbrick moduler maupun penambahan agregat halus dan foam antara lain adalah:

13 19 1. Jurnal internasional oleh Hanizam Awang, Md Azree Othoman Mydin, dan Ahmad Farhan Roslan, (2012) Microstructural Investigation Of Lightweight Foamed Concret Incorporating Various Additives dengan menggunakan perbandingan 1 pc : 1,5 pasir : 0,45 air menunjukan: a. Beton ringan berbusa dengan pengganti sebagian semen dengan fly ash, pada penggantian fly ash 0% pada umur 28 hari dengan berat 600 kg/m 3 menghasilkan kuat tekan 0,5 N/mm 2. Sedangkan pada berat 1000 kg/m 3 menghasilkan kuat tekan 3,1 N/mm 2. b. Beton ringan berbusa dengan pengganti sebagian semen dengan fly ash, pada penggantian fly ash 15% pada umur 28 hari dengan berat 600 kg/m 3 menghasilkan kuat tekan 0,5 N/mm 2. Sedangkan pada berat 1000 kg/m 3 menghasilkan kuat tekan 3,2 N/mm 2. c. Beton ringan berbusa dengan pengganti sebagian semen dengan fly ash, pada penggantian fly ash 30% pada umur 28 hari dengan berat 600 kg/m 3 menghasilkan kuat tekan 0,3 N/mm 2. Sedangkan pada berat 1000 kg/m 3 menghasilkan kuat tekan 2,8 N/mm Naya Fatharoni (2015) melakukan penelitian tentang pemanfaatan abu terbang (fly ash) pada beton non pasir ditinjau dari kuat tekan dan permeabilitas beton untuk green pedestrian road implementasi sebagai bahan pembelajaran mata kuliah teknologi beton Hasil penelitian menunjukkan bahwa: a. Penggunaan abu terbang (fly ash) sebagai pengganti sebagian semen berpengaruh terhadap kuat tekan beton yang menghasilkan kuat tekan tertinggi pada penggunaan abu terbang sebanyak 50% yaitu sebesar 2,367 MPa, sedangkan rata rata kuat tekan terendah pada beton dengan variasi penggunaan abu terbang sebanyak 25% yaitu sebesar 0,871 MPa. Kuat tekan beton non pasir pada penelitian ini belum memenuhi syarat kuat tekan yang disyaratkan dalam ACI 522R 06 sebesar 17,61 MPa. 3. Hasil penelitian Ngarifin (2015) pengaruh penambahan fly ash terhadap kuat tekan, berat jenis, dan daya hambat panas bata beton ringan foam sebagai

14 20 suplemen bahan ajar mata kuliah teknologi beton pada semester III PTB JPTK UNS dapat disimpulkan bahwa: a. Nilai optimal kuat tekan bata beton ringan foam yaitu pada variasi penambahan fly ash 30% sebesar 35 kg/cm 2 dengan penambahan foam 30% dan fly ash 30% sebesar 2,60 kg/cm 2 dengan penambahan foam 40%. b. Nilai optimal berat jenis bata beton ringan foam yaitu pada variasi penambahan fly ash 0% sebesar 1346,250 kg/m 3 dengan penambahan foam 30% dan 855,565 kg/m 3 dengan penambahan foam 40%. c. Nilai optimal daya hambat panas bata beton ringan foam yaitu pada variasi penambahan fly ash 0% sebesar 73,807 o C/W dengan penambahan foam 30% dan 75,692 o C/W dengan penambahan foam 40%. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Lili Susmiati (2015) dengan judul pengaruh pemanfaatan limbah fly ash terhadap kuat tekan, berat jenis dan daya serap air bata beton ringan foam sebagai Suplemen Materi Mata Kuliah Teknologi Beton PTB JPTK FKIP UNS. Variasi fly ash pada campuran yaitu 0%, 25%, 50%, dan 75% dari jumlah kebutuhan berat agregat halus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai kuat tekan optimum, berat jenis minimal dan daya serap air. Dari hasil penelitian tersebut didapat kesimpulan: a. Persentase fly ash dan foam yang optimal untuk mencapai kuat tekan maksimal bata beton ringan foam terdapat pada persentase 50% fly ash dan 20% foam dengan kuat tekan sebesar 6,196 Mpa. b. Persentase fly ash dan foam yang optimal untuk mencapai berat jenis minimal bata beton ringan foam terdapat pada persentase 25% fly ash dan 40% foam dengan berat jenis sebesar 696,389 kg/m3. c. Persentase fly ash dan foam yang optimal untuk mencapai daya serap air minimal bata beton ringan foam terdapat pada persentase 50% fly ash dan 20% foam dengan daya serap air minimal sebesar 12,247%. 5. Penelitian yang dilakukan oleh Ari Sri Wahyuni (2015) pengaruh pemanfaatan abu sekam padi pada bata beton ringan foam terhadap kuat

15 21 tekan, berat jenis, dan daya serap air sebagai pengembangan bahan ajar mata kuliah teknologi beton (pada mahasiswa semester III PTB JPTK UNS penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa: a. Variasi abu sekam padi 0%, 25%, 35%, dan 45% dan variasi foam0,2 dan 0,3 berpengaruh signifikan terhadap kuat tekan bata beton ringan foam. Semakin besar prosentase penambahan abu sekam padi menyebabkan penurunan kuat tekan bata beton ringan foam. b. Variasi abu sekam padi 0%, 25%, 35%, dan 45% dan variasi foam0,2 dan 0,3 berpengaruh signifikan terhadap berat jenis bata beton ringan foam. Semakin besar prosentase penambahan abu sekam padi menyebabkan penurunan berat jenis bata beton ringan foam. c. Variasi abu sekam padi 0%, 25%, 35%, dan 45% dan variasi foam 0,2 dan 0,3 berpengaruh signifikan terhadap daya serap air bata beton ringan foam. Semakin besar prosentase penambahan abu sekam padi menyebabkan peningkatan daya serap air bata beton ringan foam. 6. Penelitian yang dilakukan oleh Junaidi Wibowo (2015) dengan judul pemanfaatan abu vulkanik gunung kelud sebagai bahan pengganti sebagian agregat halus bata beton ringan foam terhadap kuat tekan, berat jenis dan hamba panassebagai suplemen materi mata kuliah ilmu bahan bangunan semester I PTB JPTK UNS. Dari hasil penelitian tersebut didapat kesimpulan: a. Persentase abu vulkanik (0%, 20%, 40% dan 60% ) sebagai pengganti sebagian agregat halus termasuk dalam kategori beton ringan. b. Persentase abu vulkanik (0%, 20%, 40% dan 60% ) sebagai pengganti sebagian agregat halus, tidak memenuhi kuat tekan dalam SNI c. Tidak disarankan nilai optimal hambat panas pada persentase (0%, 20%, 40% dan 60%) dikarenakan tidak adanya nilai kuat tekan yang memenuhi standar SNI.

16 22 B. Kerangka Berfikir Berdasarkan uraian dalam kajian pustaka, diuraikan kerangka berfikir pengaruh fly ash sebagai bahan pengganti sebagian agregat halus beton ringan untuk mendapatkan kuat tekan, berat jenis dan daya serap air, bahwa penggunaan fly ash sebagai bahan pengganti sebagian agregat halus pada beton ringan diduga berpengaruh pada karakteristik beton ringan yaitu terhadap kuat tekan, berat jenis dan daya serap air. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.3. Penggunaan Beton Ringan Foam Pemanfaatan Limbah Abu Terbang (fly ash) yang berat jenisnya lebih ringan dari pasir Pengganti Sebagian Agregat Halus Penggunaan Abu Terbang (fly ash) Sebagai Pengganti Sebagian Agregat Halus Dengan Variasi 0%, 15%, 30%, 45% dan 60% dengan penambahan foam 50% dan 70% Uji Kuat Tekan, Berat jenis, dan Daya Serap Air Beton Ringan Foam Gambar 2.3. Kerangka Berpikir Penelitian Adapun variabel variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu variasi penambahan abu terbang (fly ash) sedangkan variabel terikatnya adalah kuat tekan, berat jenis dan daya serap air beton ringan foam. Untuk lebih jelasnya hubungan atara variabel bebas dan variabel terikat dapat dilihat pada gambar 2.4.

17 23 X Y1 X Y2 X Y3 Gambar 2.4. paradigma penelitian kuat tekan, berat jenis dan daya serap air beton ringan foam Keterangan : X = variabel bebas (variasi penggunaan abu terbang (fly ash)) Y1 = variabel terikat (kuat tekan) Y2 = variabel terikat (berat jenis) Y3 = variabel terikat (daya serap air)

18 24 C. Hipotesis Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berfikir maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : 1. Ada pengaruh penggunaan abu terbang (fly ash) dengan variasi 0%, 15%, 30%, 45% dan 60% sebagai pengganti sebagian agregat halus terhadap kuat tekan beton ringan foam. 2. Ada pengaruh penggunaan abu terbang (fly ash) dengan variasi 0%, 15%, 30%, 45% dan 60% sebagai pengganti sebagian agregat halus terhadap berat jenis beton ringan foam. 3. Ada pengaruh penggunaan abu terbang (fly ash) dengan variasi 0%, 15%, 30%, 45% dan 60% sebagai pengganti sebagian agregat halus terhadap daya serap air beton ringan foam. 4. Ada persentase penggantian abu terbang (fly ash) dengan variasi 0%, 15%, 30%, 45% dan 60% sebagai agregat halus untuk mencapai kuat tekan optimal beton ringan foam. 5. Ada persentase penggantian abu terbang (fly ash) dengan variasi 0%, 15%, 30%, 45% dan 60% sebagai agregat halus untuk mencapai berat jenis minimal beton ringan foam. 6. Ada persentase penggantian abu terbang (fly ash) dengan variasi 0%, 15%, 30%, 45% dan 60% sebagai agregat halus untuk mencapai daya serap air minimal beton ringan foam.

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beton Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum digunakan untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen struktural maupun non-struktural.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Berdasarkan SNI 03 2847 2012, beton diartikan sebagai campuran semen, agregat halus, agregat kasar, dan air serta tanpa atau dengan bahan tambah (admixture). Penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dengan semakin pesatnya pertumbuhan pengetahuan dan teknologi di bidang konstruksi yang mendorong kita lebih memperhatikan standar mutu serta produktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beton Non Pasir Beton merupakan bahan bangunan yang amat populer di masyarakat karena bahan dasarnya mudah diperoleh. Salah satu kekurangan dari beton adalah berat jenisnya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Berdasarkan SNI 03 2847 2012, beton merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar, dan air serta tanpa atau dengan bahan tambah (admixture). Beton sering

Lebih terperinci

a. Jenis I merupakan semen portland untuk penggunaan umum yang memerlukan persyaratan persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis

a. Jenis I merupakan semen portland untuk penggunaan umum yang memerlukan persyaratan persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis BAB III LANDASAN TEORI A. Pozzolan Pozzolan adalah bahan yang mengandung senyawa silika dan alumina, yang tidak mempunyai sifat semen, akan tetapi dalam bentuk halusnya dan dengan adanya air dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Semen Semen merupakan bahan yang bersifat hirolis yang bila dicampur air akan berubah menjadi bahan yang mempunyai sifat perekat. Penggunaannya antara lain meliputi beton, adukan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat

BAB III LANDASAN TEORI. adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beton Beton sebagai salah satu bahan utama yang digunakan dalam bidang konstruksi mengalami perkembangan seiring dengan berjalannya waktu. Beton adalah campuran antara semen

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Pozzolan Pozzolan adalah bahan yang mengandung senyawa silika dan alumina, yang tidak mempunyai sifat semen, akan tetapi dalam bentuk halusnya dan dengan adanya air dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Pozzolan Pozzolan adalah bahan yang mengandung senyawa silika dan alumina, yang tidak mempunyai sifat semen, akan tetapi dalam bentuk halusnya dan dengan adanya air dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Bata Beton Bata beton adalah suatu jenis unsur bangunan berbentuk bata yang dibuat dari bahan utama semen Portland, air dan agregat yang dipergunakan untuk pasangan dinding. Bata

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian 11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beton Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian direkatkan dengan semen Portland yang direaksikan dengan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PEMAKAIAN AIR KAPUR DAN AIR TAWAR SERTA PENGARUH PERENDAMAN AIR GARAM DAN AIR SULFAT TERHADAP DURABILITAS HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE

PERBANDINGAN PEMAKAIAN AIR KAPUR DAN AIR TAWAR SERTA PENGARUH PERENDAMAN AIR GARAM DAN AIR SULFAT TERHADAP DURABILITAS HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE PERBANDINGAN PEMAKAIAN AIR KAPUR DAN AIR TAWAR SERTA PENGARUH PERENDAMAN AIR GARAM DAN AIR SULFAT TERHADAP DURABILITAS HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Mutu Tinggi Sesuai dengan perkembangan teknologi beton yang demikian pesat, ternyata kriteria beton mutu tinggi juga selalu berubah sesuai dengan kemajuan tingkat mutu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bertambahnya jumlah penduduk tiap tahunnya membuat jumlah kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan meningkat. Pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. & error) untuk membuat duplikasi proses tersebut. Menurut (Abdullah Yudith, 2008 dalam lesli 2012) berdasarkan beratnya,

BAB I PENDAHULUAN. & error) untuk membuat duplikasi proses tersebut. Menurut (Abdullah Yudith, 2008 dalam lesli 2012) berdasarkan beratnya, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Beton merupakan material struktur yang sudah sangat dikenal dan telah digunakan secara luas oleh manusia dalam membuat struktur bangunan. Dalam ilmu geologi,

Lebih terperinci

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan BAB I I TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton adalah suatu komposit dari beberapa bahan batu-batuan yang direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan kasar) dan ditambah dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil pemeriksaan material (bahan-bahan) pembentuk beton dan hasil pengujian beton tersebut. Tujuan dari pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton banyak digunakan secara luas sebagai bahan kontruksi. Hal ini dikarenakan beton memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahan yang lain, diantaranya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Geopolimer Geopolimer adalah bentuk anorganik alumina-silika yang disintesa melalui material yang mengandung banyak Silika (Si) dan Alumina (Al) yang berasal dari alam

Lebih terperinci

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Abdul Halim, M. Cakrawala dan Naif Fuhaid Jurusan Teknik Sipil 1,2), Jurusan Teknik Mesin 3), Fak. Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang sudah pernah dilakukan dan dapat di jadikan literatur untuk penyusunan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ishaq Maulana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton merupakan bahan bangunan yang dihasilkan dari campuran atas semen Portland, pasir, kerikil dan air. Beton ini biasanya di dalam praktek dipasang bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Umum Upaya peningkatan kualitas beton terus dilakukan dari waktu ke waktu, untuk mencapai kekuatan yang paling maksimal. Upaya ini terbukti dari munculnya berbagai penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Erupsi Gunung Kelud di Jawa Timur pada tanggal 14 Pebruari 2014 lalu menyisakan limpahan material ratusan juta meter kubik yang umumnya terdiri dari abu vulkanik dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Batako 3.1.1 Pengertian Batako Batako merupakan bahan bangunan yang berupa bata cetak alternatif pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir, semen Portland

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton menggunakan kapur alam dan menggunakan pasir laut pada campuran beton

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.. Umum Menurut SNI-03-2834-993, pengertian beton adalah campuran antara semen Portland atau bahan pengikat hidrolis lain yang sejenis, agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil),

Lebih terperinci

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK Oleh: Mulyati*, Saryeni Maliar** *Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ** Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PERSENTASE PENAMBAHAN FLYASH TERHADAP KUAT TEKAN BATA RINGAN JENIS CLC

PERBANDINGAN PERSENTASE PENAMBAHAN FLYASH TERHADAP KUAT TEKAN BATA RINGAN JENIS CLC PERBANDINGAN PERSENTASE PENAMBAHAN FLYASH TERHADAP KUAT TEKAN BATA RINGAN JENIS CLC Rosmiyati A. Bella 1 (qazebo@yahoo.com) Jusuf J. S. Pah 2 (yuserpbdaniel@yahoo.co.id) Ariansyah G. Ratu 3 (ariansyah_jf@yahoo.com)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. 2. Kegunaan dan Keuntungan Paving Block

II. TINJAUAN PUSTAKA. sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. 2. Kegunaan dan Keuntungan Paving Block II. TINJAUAN PUSTAKA A. Paving Block 1. Definisi Paving Block Bata beton (paving block) adalah suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya,

Lebih terperinci

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN Rudolvo Wenno Steenie E. Wallah, Ronny Pandaleke Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Mulai tahap perencanaan hingga tahap analisis, penelitian dilaksanakan berdasarkan sumber yang berkaitan dengan topik yang dipilih, yaitu penelitian tentang agregat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bata Beton A.1 Pengertian Bata Beton Bata beton merupakan salah satu bahan bangunan berupa batu-batuan yang pengerasannya tidak dibakar, dengan bahan pembentuk berupa campuran dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tahap perencanaan, teknis pelaksanaan, dan pada tahap analisa hasil, tidak terlepas dari peraturan-peraturan maupun referensi

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia SNI 0324612002 Standar Nasional Indonesia ICS 91..30 Badan Standarisasi Nasional Prakata Metode oengambilan dan pengujian beton inti ini dimaksudkan sebagai panduan bagi semua pihak yang terlibat dalam

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh : SUNANDAR

Lebih terperinci

hendak dicapai, maka diskusi antara insinyur perencana dan pemborong pekerjaan

hendak dicapai, maka diskusi antara insinyur perencana dan pemborong pekerjaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Kontrol mutu beton ditujukan untuk memproduksi suatu bahan seragam yang mempunyai sifat-sifat pokok seperti yang dituntut oleh pekerjaan yang dituju. Pada saat yang bersamaan

Lebih terperinci

Beton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dengan Campuran Fly Ash dan Foam

Beton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dengan Campuran Fly Ash dan Foam Beton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dengan Campuran Fly Ash dan Foam Arie hadiwinata, Triwulan dan Pujo Aji Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam zaman modern ini terdapat 3 bahan struktur bangunan yang utama yaitu kayu, baja dan beton. Dan sekarang ini pertumbuhan dan perkembangan industri konstruksi

Lebih terperinci

proporsi perbandingan tertentu dengan ataupun tanpa bahan tambah yang

proporsi perbandingan tertentu dengan ataupun tanpa bahan tambah yang BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang digunakan, materi penyusun beton, penghitungan kuat desak dan hipotesis. 3.1 Umum Menurut SK SNI T-l5-1991-03 (1991), beton (concrete)

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 7 BAB III LANDASAN TEORI A. Pengetian Beton Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan semen hidrolik (portland cement), agregat kasar, agregat halus dan air. Jika diperlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton adalah suatu material yang menyerupai batu yang terdiri dari semen, kerikil, pasir, air, serta tambahan material lainnya. Maraknya penggunaan beton di dunia konstruksi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT Riski Febriani 1, Usman Malik 2, Antonius Surbakti 2 1 Mahasiswa Program Studi S1Fisika 2 Dosen Jurusan Fisika 2 Dosen Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. didukung oleh hasil pengujian laboratorium.

TINJAUAN PUSTAKA. didukung oleh hasil pengujian laboratorium. II. TINJAUAN PUSTAKA II. a. Pozolan Pozolan adalah bahan yang mengandung senyawa silika atau silika alumina dan alumina, yang tidak mempunyai sifat mengikat seperti semen akan tetapi dalam bentuk yang

Lebih terperinci

/BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh faktor air semen dan suhu selama perawatan.

/BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh faktor air semen dan suhu selama perawatan. /BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen Portland, dan air (PBI-2,1971). Seiring dengan penambahan umur, beton akan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Beton Menurut SNI 2847:2013, beton adalah campuran semen portland atau semen hidrolis lainnya, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan (admixture).

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I

PERBANDINGAN KINERJA BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I PERBANDINGAN KINERJA BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I I Made Alit Karyawan Salain 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Mulai tahap perencanaan hingga tahap analisis, penelitian dilaksanakan berdasarkan sumber yang berkaitan dengan topik yang dipilih, yaitu penelitian tentang agregat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada setiap pelaksanaan konstruksi di bidang teknik sipil. Beton merupakan campuran antara semen,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifat beton itu. Departemen Pekerjaan Umum 1989-(SNI ). Batako terdiri dari beberapa jenis batako:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifat beton itu. Departemen Pekerjaan Umum 1989-(SNI ). Batako terdiri dari beberapa jenis batako: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Batako Batako atau juga disebut bata beton ialah suatu jenis unsur bangunan berbentuk bata yang dibuat dari campuran bahan perekat hidrolis atau sejenisnya, air dan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LUMPUR BAKAR SIDOARJO UNTUK BETON RINGAN DENGAN CAMPURAN FLY ASH, FOAM, DAN SERAT KENAF

TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LUMPUR BAKAR SIDOARJO UNTUK BETON RINGAN DENGAN CAMPURAN FLY ASH, FOAM, DAN SERAT KENAF TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LUMPUR BAKAR SIDOARJO UNTUK BETON RINGAN DENGAN CAMPURAN FLY ASH, FOAM, DAN SERAT KENAF DIMAS P. DIBIANTARA 3110.105.020 Dosen Konsultasi: Dr. Eng. Januarti Jaya Ekaputri, ST.,MT.

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN NON PASIR RAMAH LINGKUNGAN

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN NON PASIR RAMAH LINGKUNGAN PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN NON PASIR RAMAH LINGKUNGAN Rofikatul Karimah Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMM Jln. Raya Tlogomas 246 Malang 65144 Email : rofikatulkarimah@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Agregat Halus Agregat halus adalah agregat dengan besar butir maksimum 4,76 mm berasal dari alam atau hasil olahan sesuai dengan SNI 03-6820-2002. Riyadi (2013) pada penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingginya laju pertumbuhan penduduk berbanding lurus dengan peningkatan pembangunan. Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk mencapai 23.641.326 jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton merupakan salah satu bahan kontruksi yang banyak dipergunakan dalam struktur bangunan modern. Beton sangat banyak digunakan untuk kontruksi di samping kayu dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Belanda. Kata concrete dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin concretus

BAB III LANDASAN TEORI. Belanda. Kata concrete dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin concretus BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Kata beton dalam bahasa indonesia berasal dari kata yang sama dalam bahasa Belanda. Kata concrete dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin concretus yang berarti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Menurut Tjokrodimuljo (1996), beton merupakan hasil pencampuran portland cement, air, dan agregat. Terkadang ditambah menggunakan bahan tambah dengan perbandingan tertentu,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak

BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Semen Semen merupakan bahan yang bersifat hidrolis yang jika dicampur dengan air akan berubah menjadi bahan yang mempunyai sifat perekat. Penggunaannya antara lain untuk pembuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya beton digunakan sebagai salah satu bahan konstruksi yang sering dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material penyusunnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan rekayasa teknologi dalam bidang teknik sipil pada saat ini terasa begitu cepat, yaitu beton sebagai salah satu unsur teknik sipil yang selalu mengalami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Baja Baja adalah salah satu dari bahan konstruksi yang paling penting. Sifatsifatnya yang terutama penting dalam penggunaan konstruksi adalah kekuatannya yang tinggi, dibandingkan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI AGREGAT CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI AGREGAT CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI AGREGAT CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING Anik Ratnaningsih 1, Ririn Endah Badriani 2, Syamsul Arifin. 3 1 Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan pembangunan secara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan pembangunan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan pembangunan secara terus menerus, merupakan suatu bentuk upaya untuk meningkatkan mutu, efisiensi, dan produktifitas

Lebih terperinci

BARtl TINJAUAN PUSTAKA. Teknologi beton terns berkembang seiring dengan tuntutan kebutuhan

BARtl TINJAUAN PUSTAKA. Teknologi beton terns berkembang seiring dengan tuntutan kebutuhan BARtl TINJAUAN PUSTAKA Teknologi beton terns berkembang seiring dengan tuntutan kebutuhan konstruksi yang semakin meningkat. Salah satu hal yang penting dan perju mendapat perhatian dalam teknologi pembuatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen Portland, dan air ( PBBI 1971 N.I. 2 ). Seiring dengan penambahan umur, beton akan semakin

Lebih terperinci

CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI, JERAMI, DAN FLY ASH

CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI, JERAMI, DAN FLY ASH CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI, JERAMI, DAN FLY ASH Anik Ratnaningsih 1, Ririn Endah Badriani 2, Syamsul Arifin. 3 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan bahan tambah yang bersifat mineral (additive) yang lebih banyak bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan bahan tambah yang bersifat mineral (additive) yang lebih banyak bersifat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dan perkembangan di bidang struktur dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Perkembangan tersebut berlangsung diberbagai bidang, misalnya gedung-gedung

Lebih terperinci

Sukolilo Surabaya, Telp , ABSTRAK

Sukolilo Surabaya, Telp ,   ABSTRAK LUMPUR SIDOARJO BAKAR, FLY ASH SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN DAN KAPUR (Ca(OH) 2 ) UNTUK CAMPURAN BETON RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN BUBUK ALUMUNIUM SEBAGAI BAHAN PENGEMBANG Boby Dean Pahlevi 1, Triwulan 2, Januarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu. Campuran bahan-bahan

BAB I PENDAHULUAN. serta bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu. Campuran bahan-bahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton merupakan suatu bahan komposit (campuran) dari beberapa material, yang bahan utamanya terdiri dari semen, agregat halus, agregat kasar, air serta bahan tambahan

Lebih terperinci

KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA

KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA Reza Adeputra Polii Marthin D. J. Sumajouw, Reky S. Windah Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan

Lebih terperinci

Dalam struktur beton biasa agregat menempati kurang lebih 70 sampai

Dalam struktur beton biasa agregat menempati kurang lebih 70 sampai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Umum Menurut Nawy (1990), air diperlukan pada pembuatan beton agar terjadi reaksi kimiawi dengan semen untuk membasahi agregat dan untuk melumas campuran agar mudah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN 1. Kuat tekan beton yang direncanakan adalah 250 kg/cm 2 dan kuat tekan rencana ditargetkan mencapai 282 kg/cm 2. Menurut hasil percobaan yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dibandingkan beton normal biasa. Menurut PD T C tentang Tata Cara

BAB III LANDASAN TEORI. dibandingkan beton normal biasa. Menurut PD T C tentang Tata Cara BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Mutu Tinggi Beton mutu tinggi adalah beton yang memiliki kuat tekan lebih tinggi dibandingkan beton normal biasa. Menurut PD T-04-2004-C tentang Tata Cara Pembuatan dan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON Maria 1, Chris 2, Handoko 3, dan Paravita 4 ABSTRAK : Beton pozzolanic merupakan beton dengan penambahan material

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi dari material pembentuknya.

BAB III LANDASAN TEORI. sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi dari material pembentuknya. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Beton secara umum telah dikenal dan digunakan sebagai bahan pilihan utama dalam dunia konstruksi khususnya bahan bangunan karena beton memiliki sifat-sifat yang menguntungkan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Bagan alir penelitian atau penjelasan secara umum tentang urutan kegiatan yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Mutu Beton ditentukan oleh banyak faktor antara lain (Sutikno, 2003) d. Susunan butiran agregat yang dipakai

BAB III LANDASAN TEORI. Mutu Beton ditentukan oleh banyak faktor antara lain (Sutikno, 2003) d. Susunan butiran agregat yang dipakai BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Beton merupakan bahan dari campuran antara Portland cement, agregat halus (pasir), agregat kasar (dalam hal ini agregat ringan ), air dengan tambahan adanya rongga-rongga

Lebih terperinci

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT) Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. macam bangunan konstruksi. Beton memiliki berbagai kelebihan, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. macam bangunan konstruksi. Beton memiliki berbagai kelebihan, salah satunya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton merupakan material yang sangat sering digunakan dalam berbagai macam bangunan konstruksi. Beton memiliki berbagai kelebihan, salah satunya adalah beton mempunyai

Lebih terperinci

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit merek Holcim, didapatkan dari toko bahan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton SCC ( Self Compacting Concrete) Self Compacting Concrete atau yang umum disingkat dengan istilah SCC adalah beton segar yang sangat plastis dan mudah mengalir karena berat

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ABU TERBANG (FLY ASH) SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI SEMEN PADA BETON MUTU NORMAL

PEMANFAATAN ABU TERBANG (FLY ASH) SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI SEMEN PADA BETON MUTU NORMAL PEMANFAATAN ABU TERBANG (FLY ASH) SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI SEMEN PADA BETON MUTU NORMAL Ilham Jaya Kusuma Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil S1, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru 28293, email: ilham.dastos6@yahoo.com

Lebih terperinci

Kartika Purwitasari, Achfas Zacoeb, Siti Nurlina ABSTRAK Kata Kunci : 1. Pendahuluan

Kartika Purwitasari, Achfas Zacoeb, Siti Nurlina ABSTRAK Kata Kunci : 1. Pendahuluan PERBANDINGAN BERAT ISI DAN REMBESAN BATA BETON RINGAN DENGAN PENAMBAHAN MINERAL ALAMI ZEOLIT ALAM BERGRADASI TERTENTU DENGAN DAN TANPA PERAWATAN KHUSUS Kartika Purwitasari, Achfas Zacoeb, Siti Nurlina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan perumahan menyebabkan kebutuhan akan bahan bangunan meningkat, hal ini karena dalam pembangunan tersebut membutuhkan bahan-bahan bangunan berupa batu, kerikil,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Umum. Beton non pasir atau sering disebut juga dengan no fines concrete merupakan merupakan bentuk sederhana dari jenis beton ringan, yang dalam pembuatannya tidak menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam teknologi bahan konstruksi. Beton merupakan campuran antara semen portland atau semen hidraulik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton merupakan suatu bahan bangunan yang bahan penyusunnya terdiri dari bahan semen hidrolik (Portland Cement), air, agregar kasar, agregat halus, dan bahan tambah.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PECAHAN BOTOL KACA SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON

PENGGUNAAN PECAHAN BOTOL KACA SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON PENGGUNAAN PECAHAN BOTOL KACA SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON Nini Hasriyani Aswad Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Haluoleo Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduonohu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Batako semen atau batako pres merupakan batako yang dibuat dari campuran semen, pasir atau dapat juga diberi bahan tambah seperti abu batu dan bahan lainya. Ada yang dibuat secara

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 9 BAB III LANDASAN TEORI A. Beton 1. Pengertian Beton Beton merupakan salah satu bahan gabungan dari suatu material-material diantaranya semen Portland, agregat (agregat kasar dan agregat halus), dan air.

Lebih terperinci

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON Partogi H. Simatupang 1 (simatupangpartogi@yahoo.com) Tri M. W. Sir 2 (trimwsir@yahoo.com) Anna S. Kurniaty 3 (viyakurniaty92@gmail.com)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir, semen Portland. dan air dengan perbandingan 1 semen : 7 pasir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir, semen Portland. dan air dengan perbandingan 1 semen : 7 pasir. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Batako 2.1.1 Pengertian Batako Batako merupakan bahan bangunan yang berupa bata cetak alternatif pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir, semen Portland

Lebih terperinci

KAJIAN EXPERIMENTAL SIFAT KAREKTERISTIK MORTAR YANG MENGGUNAKAN ABU AMPAS TEBU SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

KAJIAN EXPERIMENTAL SIFAT KAREKTERISTIK MORTAR YANG MENGGUNAKAN ABU AMPAS TEBU SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN KAJIAN EXPERIMENTAL SIFAT KAREKTERISTIK MORTAR YANG MENGGUNAKAN ABU AMPAS TEBU SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN Ronny Pandaleke, Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Email

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT DAN SIKAMENT-520 TERHADAP KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN PORTLAND POZZOLAND CEMENT (PPC)

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT DAN SIKAMENT-520 TERHADAP KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN PORTLAND POZZOLAND CEMENT (PPC) PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT DAN SIKAMENT-520 TERHADAP KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN PORTLAND POZZOLAND CEMENT (PPC) Bing Santosa 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Janabadra Yogyakarta, Jl. TR.Mataram

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI TERHADAP KUAT TEKAN KUAT LEKAT DAN ABSORFSI PADA MORTAR SEMEN. Oleh : Dedi Sutrisna, M.Si.

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI TERHADAP KUAT TEKAN KUAT LEKAT DAN ABSORFSI PADA MORTAR SEMEN. Oleh : Dedi Sutrisna, M.Si. PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI TERHADAP KUAT TEKAN KUAT LEKAT DAN ABSORFSI PADA MORTAR SEMEN Oleh : Dedi Sutrisna, M.Si. Abstrak Mortar adalah campuran yang terdiri dari semen, pasir dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Ringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Ringan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Ringan Beton biasa merupakan bahan yang cukup berat, dengan berat 2400 kg/m3 dan menghantarkan panas. Untuk mengurangi bahan mati suatu struktur beton atau mengurangi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU YANG DIOVEN PADA SUHU 400 O C UNTUK CAMPURAN PEMBUATAN DINDING PANEL PAGAR ABSTRAK

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU YANG DIOVEN PADA SUHU 400 O C UNTUK CAMPURAN PEMBUATAN DINDING PANEL PAGAR ABSTRAK PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU YANG DIOVEN PADA SUHU 400 O C UNTUK CAMPURAN PEMBUATAN DINDING PANEL PAGAR Wahyu Kartini Dosen UPN Veteran Jawa Timur Boedi Wibowo Dosen Diploma Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis (density) lebih ringan

BAB III LANDASAN TEORI. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis (density) lebih ringan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Ringan Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis (density) lebih ringan daripada beton pada umumnya. Beton ringan dapat dibuat dengan berbagai cara, antara lain

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI A. Beton BAB III LANDASAN TEORI Beton merupakan bahan gabungan yang terdiri dari agregat kasar dan halus yang dicampur dengan air dan semen sebagai bahan pengikat dan pengisi antara agregat kasar dan halus

Lebih terperinci