KORELASI ANTARA KEPRIBADIAN KONSELOR DENGAN PEMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING PADA SMP NEGERI 1 PALANGKA RAYA
|
|
- Sudirman Sasmita
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KORELASI ANTARA KEPRIBADIAN KONSELOR DENGAN PEMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING PADA SMP NEGERI 1 PALANGKA RAYA Oleh: M. Fatchurahman* dan Susilawati** ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara kepribadian konselor dengan konseling pada SMP Negeri 1 Palangka Raya Metode pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yaitu semua informasi dan data diwujudkan dalam bentuk kuantitatif atau dengan angka. Teknik analisis menggunakan analisis statistic korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IX di SMP Negeri 1 Palangka Raya yang berjumlah 236 peserta didik. Dalam penelitian ini sampel diambil sebesar 25%, maka jumlah sampel pada penelitian 59 peserta didik. Pengambilan sampel ditentukan dengan teknik cluster sampling. Metode pengumpulan data untuk mengungkap variabel digunakan angket tertutup.analisa data digunakan rumus korelasi product moment.berdasarkan hasil penelitian bahwa ada korelasi antara kepribadian konselor dengan pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling pada peserta didik di SMP N-1 Palangka Raya. Hasil penelitian menunjukkan r xy sebesar 0,641 dan dilihat dari interprestasi terhadap koefisien korelasi diperoleh interval koefisien 0,600-0,799 yang mana tingkat hubungan dikatakan kuat atau positif. Kata Kunci : Kepribadian Konselor dan Pemanfaatan layanan bimbingan konseling. PENDAHULUAN Perkembangan pembangunan di segala bidang kehidupan semakin hari semakin terus berkembang. Hal tersebut, menuntu manusia untuk selalu memenuhi kebutuhannya. Perkembangan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara adil dan merata, terpenuhi rasa aman, nyaman dan tenteram. Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana dalam mendidik peserta didik untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dalam pendidikan, adanya bimbingan dan konseling sangat diperlukan. Sebagai makhluk sosial manusia memiliki berbagai tantangan dan kesulitan. Tantangan dan kesulitan ini merupakan masalah yang harus diatasi agar perkembangan selanjutnya dapat berjalan dengan lancar. Salah satu cara untuk menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan tersebut yaitu dengan memahami diri. Memahami diri berarti mengenal diri sendiri secara lebih mendalam dan menetapkan tujuan-tujuan yang ingin Dwi Rahayu Ningsih**, Mahasiswa FKIP UM Palangkaraya 49
2 dicapai, serta membentuk nilai-nilai (values) yang akan menjadi pegangan selama hidupnya. Masalah kepribadian sangat dirasakan kebutuhannya pada saat ini, mengingat bahwa dalam masa pembangunan sekarang kita juga tengah melaksanakan pembangunan karakter dan pembangunan bangsa ( character and nation building). Seorang konselor yang profesional harus memiliki kepribadian yang baik, karena pelayanan bimbingan dan konseling berkaitan dengan pembentukan perilaku, kepribadian, dan keinginan klien dalam memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling. Arifin dan Kartikawati (1994 ) menyatakan bahwa petugas bimbingan dan konseling di sekolah (termasuk madrasah) dipilih atas dasar kualifikasi yakni kepribadian, pendidikan, pengalaman, dan kemampuan. Kenyataannya terdapat para peserta didik yang tidak mau datang keruangan bimbingan konseling untuk memanfaatkan keberadaan layanan bimbingan konseling tersebut di sekolahnya. Hal initerlihat bahwa masih ditemukannya peserta didik yang tidak mau menceritakan masalahnya kepada konselor, masih ditemukan peserta didik yang menganggap konselor sebagai seorang guru yang galak, tidak bisa diajak bercanda, kurang menarik, tidak ramah, tidak bersahabat, tidak menghargai, bahkan konselor disebut polisi sekolah yang bisanya hanya memarahi dan menghukum peserta didik yang melanggar tata tertib sekolah. Apabila ada peserta didik yang datang menghadap konselor, maka peserta didik tersebut diyakini mempunyai masalah pelanggaran atau telah berbuat suatu kesalahan. Hal ini jugalah yang mendasari para peserta didik untuk tidak mau memanfaatkan layanan bimbingan konseling di sekolah. Sukardi (2008:60-68), menyebutkan bahwa: pemanfaatan bimbingan dan konseling adalah perilaku menggunakan atau mengikuti berbagai jenis layanan bimbingan dan konseling yang diberikan konselor terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling tersebut merupakan salah satu usahayang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik melalui sejumlah jenis layanan dalam bimbingan dan konseling di sekolah Bertolak dari kenyataan inilah perlu adanya upaya langsung dari konselor sekolah untuk mampu menciptakan suasana yang nyaman agar peserta didik mau memanfaatkan layanan bimbingan konseling. Kerena itu seorang konselor dalam menjalankan tugasnya harus dalam keadaan sadar dan menampilkan kepribadian yang sesuai dengan keprofesionalitasnya. Hikmawati, (2010:56) mengatakan kepribadian konselor adalah kepribadian konselor yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Ketika titik tumpu itu kuat, pengetahuan dan keterampilan bekerja secara seimbang dengan kepribadian yang berpengaruh pada perubahan perilaku positif dalam konseling. Dwi Rahayu Ningsih**, Mahasiswa FKIP UM Palangkaraya 50
3 Asmani, (2010: 75) mengatakan: kepribadian konselor adalah bentuk penyesuaian diri baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri sehingga menentukan tindakan atau perilaku konselor dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Seorang konselor yang efektif harus memenuhi beberapa persyaratan agar dapat berhasil dalam melaksanakan profesinya. Oleh karena itu menjadi sangat penting ketika profesi ini harus dijalani oleh seorang konselor agar mampu mewujudkan apa yang diharapkan oleh para klien dalam menyelesaikan masalahnya. Carl Rogers, ( Lesmana, 2005:57) menyebutkan : tiga karakteristik utama yang harus dipunyai oleh seorang yang terlibat dalam hubungan membantu. Ketiga ciri tersebut adalah (1) kongruensi. (2) undiconditional positive regard.. (3) empati. Hikmawati, (2010:57) menyebutkan beberapa karakteristik konselor yang terkait dengan bimbingan dan konseling adalah: (a) memiliki pengetahuan mengenai diri sendiri ( self Knowledge). (b) memiliki k ompetensi. Dan (c) memiliki k esehatan psikologis yang baik. Dengan demikian disimpulkan bahwa karakteristik konselor adalah sosok pribadi guru bimbingan konseling yang memiliki karakteristik atau kepribadian spesifik dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) fleksibilitas konselor. (2) keterbukaan psikologis pribadi konselor. (3) memiliki empati. (4) sikap-sikap pribadi konselor yang meliputi: sabar, jujur, memiliki rasa humor, dan ramah. Sukardi (2008:60-68), mengatakan bahwa: Pemanfaatan bimbingan dan konseling adalah perilaku menggunakan atau mengikuti berbagai jenis layanan bimbingan dan konseling yang diberikan konselor terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling tersebut merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik melalui sejumlah jenis layanan dalam bimbingan dan konseling di sekolah diantaranya: (a) layanan Orientasi. (b) l ayanan Informasi. (c) l ayanan Penempatan dan penyaluran. (d) l ayanan bimbingan belajar. (e) l ayanan konseling perorangan. (f) l ayanan bimbingan kelompok dan (g) l ayanan konseling kelompok. Badrujaman (2011:36) menyatakan bahwa: secara umum bimbingan dan konseling berfungsi sebagai fasilitator, sarana yang memberikan kemudahan-kemudahan baik terhadap terbimbing maupun sekolah, perguruan tinggi, lembaga dan masyarakat. Sedangkan secara khusus konseling memiliki fungsi penyembuhan (curative), bagi orang yang menderita gangguan karena tidak mampu memecahkan masalah-masalah baik masalah klinis ataupun nonklinis, psikoterapi, atau layanan rujukan yang tepat. Strategi pelaksanaan program untuk masing-masing komponen pelayanan dapat dijelaskan sebagai berikut: (a) Pelayanan dasar, (b) Dwi Rahayu Ningsih**, Mahasiswa FKIP UM Palangkaraya 51
4 Pelayanan responsive, (c) Perencanaan individual, dan (d) Dukungan sistem, (ABKIN, 2007: ). Dalam penelitian ini, peneliti tidak melakukan kajian utuh dalam strategi implementasi program layanan, tetapi mengambil secara parsial dari bentuk-bentuk layanan tersebut. Adapun pengambilan secara parsial tersebut adalah: (1) Layanan dasar tentang pelayanan orientasi pribadi dan informasi pribadi. (2) Pelayanan responsive tentang konseling individual dan konseling kelompok. Dan (3) Perencanaan individual yaitu pada penempatan dan penyaluran. Dari beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa pemanfaatan layanan bimbingan konseling diartikan sebagai menggunakan atau mengikuti berbagai komponen program layanan bimbingan konseling seperti: (1) Layanan Dasar, yang meliputi orientasi pribadi dan informasi pribadi. (2) Layanan Responsif, meliputi konseling individu dan konseling kelompok, dan (3) Perencanaan Individual, yang meliputi penempatan dan penyaluran. Dari uraian sebagaimana telah di paparkan diatas, maka tujuan penelitian adalah : (1) mengidentifikasi kepribadian konselor. (2) mengetahui tingkat keinginan peserta didik dalam memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling. (3) mengetahui hubungan antara kepribadian konselor dengan dan konseling pada peserta didik. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional, dimana penelitian ini berusaha untuk mengetahui ada tidaknya korelasi atau hubungan antara kepribadian konselor dengan konseling pada peserta didik kelas IX di SMPN 1 Palangka Raya Tahun Pelajaran Dalam penelitian ini mengkorelasikan 2 variabel yaitu 1 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Variabel bebas yang akan diteliti adalah kepribadian konselor serta variabel terikat yang akan diteliti adalah konseling oleh peserta didik. Deskriptif korelasional dipandang sesuai dengan penelitian ini karena bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang variabel yang diteliti dan bersifat korelasi. Populasi penelitian berjumlah 236 peserta didik, dengan sampel hanya mengambil 25% dari masing-masing kelas yang ada sehingga jumlahnya menjadi 59 orang peserta didik yang akan dijadikan subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan datanya menggunakan angket. Sedangkan untuk analisis data menggunakan rumusan korelasi product moment pearson. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisen korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pendapat Sugiyono (2010:216) dengan interpretasi sebagai berikut: (1) Interval 0,000 0,199 mempunyai tingkat hubungan sangat Dwi Rahayu Ningsih**, Mahasiswa FKIP UM Palangkaraya 52
5 rendah. (2) Interval 0,000 0,199 mempunyai tingkat hubungan rendah. (3) Interval 0,000 0,199 mempunyai tingkat hubungan cukup kuat. (4) Interval 0,000 0,199 mempunyai tingkat hubungan kuat. (5) Interval 0,000 0,199 mempunyai tingkat hubungan sangat kuat. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil analisis data dari variabel kepribadian konselor diperoleh persentase kecenderungan, dari rerata ideal sebagai pembanding skor terendah 48 dan skor tertinggi 71, maka rerata ideal (Mi) adalah 59,5 dan simpangan baku ideal (SDi) adalah 3,83. Tabel 1: Kategorisasi untuk variabel X (kepribadian konselor) Interval Angka Frekuensi Persentase Kategori 52, Baik ke atas s/d 35, Cukup x 1 SD 1 ke bawah ,9 Kurang Dari tabel diatas nampak bahwa 52,5% (31 peserta didik) dikategorisasikan baik. 35,6% (21 peserta didik) dikategorisasikan cukup, dan 11,9% (7 peserta didik) dikategorisasikan kurang. Dengan demikian dapat diketahui gambaran tentang kepribadian konselor pada SMP Negeri 1 Palangka Raya dianggap baik. Sedangkan hasil analisis data dari variabel pemanfaat pelayanan bimbingan dan konseling diperoleh skor terendah 42 dan skor tertinggi sebesar 68 dengan rerata ideal (Mi) adalah 55 dan simpangan baku ideal (SDi) adalah 4,3. Tabel 2: Kategorisasi untuk Variabel Y (Pemanfaatan Layanan bimbingan dan konseling) Interval Angka Frekuensi Persentase Kategori ,6 Baik ke atas s/d ,2 Cukup ,2 Kurang ke bawah Dwi Rahayu Ningsih**, Mahasiswa FKIP UM Palangkaraya 53
6 Berdasarkan tabel diatas, dapat dinyatakan bahwa pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling pada peserta didik kelas IX SMP Negeri 1 Palangka Raya dikategorisasikan kurang sebesar 57,6% (34 peserta didik). Kategorisasikan cukup sebesar 32,2% (19peserta didik), dandikategorisasikan baik 10,2% (6 peserta didik). Demikian dapat diketahui gambaran pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling pada peserta didik kelas IX di SMP Negeri 1 Palangka Raya termasuk dalam kategori baik. Sebelum dilakukan analisis untuk mencari ada tidaknya korelasi antara kepribadian konselor (varibel X) dengan dan konseling (variabel Y) pada peserta didik kelas IX SMP Negeri 1 Palangka Raya. Langkah berikutnya adalah melakukan penganalisaan data terhadap data tersebut. Dalam menganalisa data penelitian ini, peneliti menggunakan teknik product moment, untuk mengetahui tingkat layanan yang diterima oleh peserta didik. Dari analisisi data terhadap korelasi kepribadian konselor dengan konseling pada peserta didik kelas IX di SMPN 1 Palangka Raya, maka diperoleh angka r xy = 0,641 pada sampel, apabila dilihat dari tabel interprestasi terhadap koefisien korelasi diperoleh interval koefisien 0,600 0,799 yang mana tingkat hubungan ini dikatakan kuat antara kepribadian konselor dengan pemanfaatan layanan bimbingan konseling pada peserta didik kelas IX di SMPN-1 Model Palangka Raya. Sedangkan berdasarkan harga r hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel, untuk taraf kesalahan 5% diperoleh r tabel = 0,266. Ternyata harga r hitung 0,641 lebih besar dari r tabel, sehingga H 0 ditolak dan H a diterima. Hal ini berarti terdapat hubungan positif yang signifikan dengan nilai koefisien korelasi antara H a dan H 0 sebesar 0,641. Disimpulkan bahwa ada korelasi antara kepribadian konselor dengan pemanfaatan layanan bimbingan konseling pada peserta didik. Dengan adanya konselor yang profesional, siswa akan dapat berkembang secara optimal dan tidak akan mudah putus asa dalam menemui hambatan. Demikian pula penelitian Hidayati (2011) tentang hubungan persepsi siswa terhadap konselor dengan konseling di SMAN-3 Sukoharjo, menunjukkan ada hubungan kuat signifikan antara persepsi siswa terhadap konselor dengan pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Jika kepribadian konselor kurang baik, maka pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling pada peserta didik akan rendah atau kurang, sebaliknya jika kepribadian konselor yang diberikan baik, maka pemanfaatan layanan bimbingan konseling akan baik pula. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisisi data dan pembahasan, maka penelitian disimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan untuk kepribadian Dwi Rahayu Ningsih**, Mahasiswa FKIP UM Palangkaraya 54
7 konselor terdapat 52,5% dinyatakan baik oleh peserta didik. 2. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat konseling oleh peserta didik di SMP Negeri 1 Palangka Raya, mencapai 57,6% dinyatakan baik, artinya peserta didik sudah memanfaatkan layanan bimbingan konseling dengan baik. 3. Hasil pengujian hipotesis penelitian menyimpulkan terdapat hubungan yang positif antara kepribadian konselor dengan pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling, dengan indeks korelasi sebesar 0,641. DAFTAR PUSTAKA ABKIN (2007).Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Dalam jalur Pendidikan Formal.Departemen Pendidikan Nasional Arifin dan Kartika Wati, E. (1994). Materi Pokok Bombingan dan Konseling. Jakarta: Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka. Asmani, J. M. (2010). Panduan Efektif Bimbingan dan Konseling, Jogjakarta: Diva Press Badrujaman, A. (2011). Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Penerbit indeks Hidayati, A., dkk. (2011). Pemanfatan Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Ditinjau dari Persepsi Siswa terhadap Konselor. Sukoharjo: LPP Universitas Bantara Sukoharjo. Hikmawati, F. (2010). Bimbingan Konseling. Jakarta: PT. Rajawali pers Lesmana, J.M. (2005).Dasar-Dasar Konseling. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta. Sukardi, D.K. (2008).Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta Sari, N.A.A. (2009). Hubungan Profesionalitas Konselor dengan Ekspektasi Siswa terhadap Pemanfaatan Layanan Konseling di SMA Negeri 4 Malang. Universitas Negeri Malang. Skripsi, Jurusan Bimbingan Konseling dan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Dwi Rahayu Ningsih**, Mahasiswa FKIP UM Palangkaraya 55
HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI SMA NEGERI SE-KOTA METRO
Kompetensi Profesional Guru BK 29 HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI SMA NEGERI SE-KOTA METRO Nurul Atieka & Rina Kurniawati
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan
55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka,
Lebih terperinciPENGARUH LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI MTs MUSLIMAT NU PALANGKARAYA
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI MTs MUSLIMAT NU PALANGKARAYA Oleh : Mudzalifah Mayasari * dan M. Fatchurahman ** Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga pendidikan (sekolah) bantuan bagi peserta didik (klien) sering
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam lembaga pendidikan (sekolah) bantuan bagi peserta didik (klien) sering disebut bimbingan. Bimbingan mempunyai fungsi yang efektif karena bimbingan tidak
Lebih terperinciAmat Ariyanto Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo
PENGARUH MOTIVASI BERKOPERASI DAN PELAYANAN KOPERASI TERHADAP MINAT MAHASISWA MENJADI PENGURUS KOPERASI MAHASISWA (KOPMA) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO Amat Ariyanto Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas
Lebih terperinciBab ini memuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan BAB II METODE PENELITIAN
BAB VI. PENUTUP Bab ini memuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan BAB II METODE PENELITIAN.1. Bentuk Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Kondisi Umum SDN Kalisari 3 Kradenan Grobogan a. Letak Geografis Sekolahan Secara geografis SDN Kalisari 3, akan tetapi mudah dijangkau sebab posisinya
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN GURU DALAM MENDISIPLINKAN SISWA TERHADAP AKTIVITAS PEMBELAJARAN SISWA DI SMPN-5 PALANGKA RAYA
HUBUNGAN PERAN GURU DALAM MENDISIPLINKAN SISWA TERHADAP AKTIVITAS PEMBELAJARAN SISWA DI SMPN-5 PALANGKA RAYA Oleh: Sogi Hermanto Dosen FKIP Universitas Palangka Raya ABSTRAK Penelitian ini bertujuan: (1)
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. korelasional dengan analisis kuantitatif dan menggunakan rumus statistik untuk
BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan analisis kuantitatif dan menggunakan rumus statistik untuk membantu
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KORELASI ANTARA PEMBERIAN INSENTIF DENGAN KINERJA GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DI KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS KORELASI ANTARA PEMBERIAN INSENTIF DENGAN KINERJA GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DI KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN Data hasil penelitian yang telah dikumpulkan melalui skala yang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII SMPN 3 NGADIROJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS VIII SMPN 3 NGADIROJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciAnik Sulistyowati Pembimbing I : Dr. Hera Heru SS, M.pd Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP TUGAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN KESEDIAAN BERKONSULTASI PADA SISWA KELAS XI IPS 4 MAN 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Anik Sulistyowati 11500044 Pembimbing
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Suharsimi Arikunto dalam S. Vianita Zulyan (2014: 80) menjelaskan bahwa Metode
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. hubungan kausal antar variabel yang menggunakan rumus-rumus statistik.
BAB II METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasional dengan analisis kuantitatif, yaitu metode penelitian yang menjelaskan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR
HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR Warkintin STKIP Persada Khatulistiwa Sintang Jl. Pertamina Sengkuang Sintang warkintin@hotmail.com Abstract: Keyword: Abstrak: Tujuan dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian tentang pengaruh kompetensi guru terhadap motivasi belajar siswa ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian dilaksanakan selama dua kali yaitu yang pertama pada tanggal 22 April 2014 dan yang kedua pada tanggal 15 Mei 2014 di Madrasah Ibtidaiyah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Magelang terletak di tengah-tengah Kabupaten Magelang,
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Kota Magelang terletak di tengah-tengah Kabupaten Magelang, wilayah provinsi Jawa Tengah dan memiliki posisi strategis karena berada di tengah-tengah
Lebih terperinciDINA FITMILINA A1A110053
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI SOSIAL GURU EKONOMI DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 4 MUARA BUNGO ARTIKEL ILMIAH OLEH DINA FITMILINA A1A110053
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI KEMBANGARUM 2 MRANGGEN DEMAK
HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI KEMBANGARUM 2 MRANGGEN DEMAK Oleh : Moh. Aniq, Khairul Mar ati UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Abstrak
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan hubungan kausal antar variabel yang menggunakan rumus-rumus
BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasional dengan analisis kuantitatif, yaitu metode penelitian yang menjelaskan
Lebih terperinciNurul Atieka & Rina Kurniawati Program Studi Bimbingan dan Konseling UM Metro
Volume 5 No 1 Juni 2015 Guidena Jurnal Ilmu Pendidikan, Psikologi, Bimbingan dan Konseling Kompetensi Profesional ISSN 2088-9623 Guru BK 29 CORELATION BETWEEN THE PROFESSIONAL COMPETENCE OF TEACHER GUIDANCE
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. menjelaskan hubungan kausal antar variabel yang menggunakan rumus-rumus
BAB II METODE PENELITIAN 2.1. Bentuk Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasional dengan analisis kuantitatif, yaitu metode penelitian yang menjelaskan
Lebih terperinciPERSEPSI MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO TERHADAP PROFESI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
Persepsi Terhadap Profesi Guru BK 78 PERSEPSI MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO TERHADAP PROFESI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SERLI NOVITA SARI & NURUL ATIEKA Program Studi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERGAULAN KELOMPOK SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI 1 TANJUNGANOM TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA PERGAULAN KELOMPOK SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI 1 TANJUNGANOM TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciHUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN KINERJA MENGAJAR GURU DI SDIT NURUL FALAH KEC. TAMBUN UTARA KAB. BEKASI
HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN KINERJA MENGAJAR GURU DI SDIT NURUL FALAH KEC. TAMBUN UTARA KAB. BEKASI Zakiyah Indah Sari* Wahyudin Noe Email :zakiyah_kaeza12@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kountur (Wiwid, 2006:48) Penelitian deskriftif adalah jenis penelitian yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Ronny Kountur (Wiwid, 2006:48) Penelitian deskriftif adalah jenis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Pada pembahasan ini, akan diuraikan tentang jenis penelitian,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PEELITIA A. Jenis Penelitian Ditinjau dari objeknya penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research), karena data-data yang diperlukan untuk penyusunan skripsi diperoleh dari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
Lebih terperinciThe 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang
Pengaruh Keterampilan Membuka Pelajaran (Set Induction Skills) terhadap Perhatian Siswa pada Kegiatan Pembelajaran IPS Kelas IV SDN Rawamangun 01 Jakarta Timur Kusmajid 1*, Lanjar Pratiwi 2, Dita Prihatna
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan
59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dikemukakan beberapa hal berkaitan dengan metode penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan penelitian hingga dapat di peroleh
Lebih terperinciHUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 MALANG SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013
HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 MALANG SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013 Ratna Widiyawati (deedeewidi@yahoo.com) Pembimbing: (1) Swasono Rahardjo
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI DIRI TERHADAP KELANJUTAN PENDIDIKAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015
HUBUNGAN MOTIVASI DIRI TERHADAP KELANJUTAN PENDIDIKAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN
BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional dengan menggunakan analisa data kuantitatif dan menggunakan rumus statustik dengan
Lebih terperinciHUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS X SMK NEGERI I BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS X SMK NEGERI I BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel
III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi, karena dalam penelitian ini menggunakan dua variabel. Metode eksplanasi adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KETERLAKSANAAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL PADA GURU BK SMPN DI JAKARTA TIMUR
82 Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Keterlaksanaan Layanan Konseling Individual... HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KETERLAKSANAAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL PADA GURU BK SMPN DI JAKARTA TIMUR Nia
Lebih terperinciHUBUNGAN SIKAP SISWA DALAM MENERIMA LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI DENGAN RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 ARJOSARI TAHUN PELAJARAN 2014/2015
HUBUNGAN SIKAP SISWA DALAM MENERIMA LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI DENGAN RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 ARJOSARI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MOTIVASI MEMANFAATKAN KONSELING INDIVIDUAL
Hubungan persepsi siswa... (Dion Fitriyanto) 43 HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MOTIVASI MEMANFAATKAN KONSELING INDIVIDUAL RELATIONSHIP OF STUDENT PERCEPTION
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode
46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu suatu metode dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PEELITIA A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat non eksperimental, dengan
Lebih terperinciHj. Yusida Gloriani & Teti Tresnawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan
PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 CILIMUS TAHUN AJARAN 013/014 Hj.
Lebih terperinciPERSEPSI SISWA TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU FISIKA DI KELAS IX SMP N 16 KOTA JAMBI. Oleh:
PERSEPSI SISWA TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN OLEH GURU FISIKA DI KELAS IX SMP N 16 KOTA JAMBI Oleh: 1) Elisabet Agsellina Y.S Lumbanbatu, 2) Maison, 3) Nehru 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciHUBUNGAN READINESS (KESIAPAN) BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 03 SUKARAJA
p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 HUBUNGAN READINESS (KESIAPAN) BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 03 SUKARAJA Effendi Prodi Pendidikan Fisika STKIP Nurul Huda Sukaraja
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data, yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan prosedur yang reliabilitas
Lebih terperinciPersepsi Kompetensi Sosial Guru
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Uji Asumsi Klasik Untuk mengetahui apakah suatu data dapat dianalisa lebih lanjut diperlukan suatu uji asumsi klasik agar hasil dan analisa nantinya efisien
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian 1. Variabel Penelitian Untuk menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan pengidentifikasian variabel-variabel yang diambil dalam
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan
BAB II METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan rumus
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh
HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL Oleh RENANTI WIDYA DARA NAZARUDDIN WAHAB ERNI MUSTAKIM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN. menganalisa data dan fakta yang diperoleh selama penelitian. Penelitian ini
BAB II METODOLOGI PENELITIAN A.Bentuk Penelitian Bentuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriftif dengan analisa kuantitatif yang menggunakan rumus statistik untuk membantu menganalisa
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 142/1 SENGKATI KECIL. Oleh: SUHADA NIM A1D109190
ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 142/1 SENGKATI KECIL Oleh: SUHADA NIM A1D109190 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH:
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI TERHADAP PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS XI PEMASARAN 1 SMK YP 17 PARE TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN Setelah data terkumpul serta adanya teori yang mendasari dan mendukung, maka langkah berikutnya adalah membuktikan ada atau tidak adanya pengaruh bimbingan shalat
Lebih terperinciKata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir
PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP PEMILIHAN KARIR (CAREER CHOICE) PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015-2016 Oleh : Ahmad Roni. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. Waktu penelitian dilaksanakan
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di Sekolah Dasar Negeri 030 Pulau Permai Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. Waktu penelitian dilaksanakan pada akhir
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENERAPAN KURIKULUM 2013 TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK MA ARIF 1 KEBUMEN
Vol.05/No.01/Januari 2015 ISSN: 2303-3738 EFEKTIVITAS PENERAPAN KURIKULUM 2013 TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK MA ARIF 1 KEBUMEN Oleh: Hamid Nasrullah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konseling merupakan salah satu aktivitas layanan yang penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konseling merupakan salah satu aktivitas layanan yang penting dalam keseluruhan pemberian layanan bimbingan dan konseling di sekolah.counseling is the heart
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan
BAB II METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Bentuk yang digunakan dalam ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan rumus statistik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Pembahasan ini akan membahas hasil-hasil penelitian tentang peranan
BAB V PEMBAHASAN Pembahasan ini akan membahas hasil-hasil penelitian tentang peranan sertifikasi terhadap tingkat profesionalisme guru, dimana penelitian ini dilakukan pada guru SMP dan SMA Jiwa Nala Rungkut
Lebih terperinciPENGARUH KINERJA GURU BK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMK TI PELITA NUSANTARA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015
PENGARUH KINERJA GURU BK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMK TI PELITA NUSANTARA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data yang diperoleh dalam penelitian. Deskripsi data yang disajikan adalah
45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Data Pada pembahasan berikut ini akan disajikan deskripsi data berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian. Deskripsi data yang disajikan adalah
Lebih terperinciKORELASI PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU BIDANG STUDI TEKNIK PEMESINAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMADIYAH 1 KEPANJEN MALANG
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 1, APRIL 2015 1 KORELASI PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU BIDANG STUDI TEKNIK PEMESINAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMADIYAH 1 KEPANJEN MALANG Oleh:
Lebih terperinciPERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PRAKTIK KKN-PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA
PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PRAKTIK KKN-PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Niken Ayu Larasati 10502247004 ABSTRAK
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA DALAM MEMANFAATKAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMPN 40 MUARO JAMBI
ARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA DALAM MEMANFAATKAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMPN 40 MUARO JAMBI Oleh: GUSTINA NINGSIH ERA ID009072 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JULI 2014
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipergunakan adalah penelitian kuantitatif, Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, quantitative research is a
Lebih terperinciKORELASI ANTARA KONDISI EDUKATIF GURU DENGAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN KELAS PADA SMK NURUSSALAF KEMIRI PURWOREJO
1 KORELASI ANTARA KONDISI EDUKATIF GURU DENGAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN KELAS PADA SMK NURUSSALAF KEMIRI PURWOREJO Oleh: Hangga Permana Pendidikan Teknik Otomotif, FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian, serta menuangkannya dalam bentuk skripsi.
46 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan selama 2 bulan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang berhubungan
Lebih terperinciPENGARUH PEMINATAN TERHADAP PERKEMBANGAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS X MIA 1 DI SMA NEGERI 1 GURAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PENGARUH PEMINATAN TERHADAP PERKEMBANGAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS X MIA 1 DI SMA NEGERI 1 GURAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan tentang pengaruh profesionalisme guru PAI terhadap prestasi
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian ini akan mendeskripsikan tentang pengaruh profesionalisme guru PAI terhadap prestasi
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Setelah melakukan penelitian, peneliti memperoleh hasil studi lapangan berupa data tentang kebiasaan membaca Al- Qur an dan minat belajar pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada suatu penelitian terdapat berbagai macam metode penelitian yang digunakan, pemilihannya sangat tergantung pada prosedur, alat serta desain penelitian
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam hal ini
BAB II METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar atau adakah hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam hal ini digunakan
Lebih terperinciPENGARUH KINERJA GURU BK TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS VIII SMPN 1 GANDUSARI TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PENGARUH KINERJA GURU BK TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS VIII SMPN 1 GANDUSARI TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Setelah melakukan penelitian, peneliti mendapatkan hasil studi lapangan berupa data tentang hubungan antara intensitas pendidikan agama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. diangkakan. Sedangkan penelitian korelasi adalah penelitian yang bertujuan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasi. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang jenis data dan analisisnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Januari sampai bulan Maret tahun 2012. Adapun lokasi penelitian ini adalah di Sekolah Menengah Atas Negeri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian guna memperoleh data yang diperlukan. Penelitian
Lebih terperinciPENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 DONDO KABUPATEN TOLI-TOLI
1 PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 DONDO KABUPATEN TOLI-TOLI MOH TAUFIK A 351 09 013 JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
Lebih terperinciOLEH: DANIS RIZKIWANDA NPM :
HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN DIRI SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH MIFTAHUL HUDA SILIR WATES KAB. KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan. 52
56 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Maksudnya kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. berikutnya yang harus dilakukan adalah tahap pembahasan. Ini adalah tahap
84 BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Setelah data dikumpulkan dengan lengkap dari lapangan penelitian, tahap berikutnya yang harus dilakukan adalah tahap pembahasan. Ini adalah tahap dimana data dikerjakan
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Terong (Solanum melongena) Fahruddin
Korelasi Antara Kemampuan Merespon Pelajaran Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Terpadu Kelas VII SMP Negeri 2 Monta Tahun Pelajaran 2013/2014 Fahruddin Abstrak: Tujuan penelitian ini
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X DI SMAN 2 SINTANG
HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X DI SMAN 2 SINTANG Nurhadiah 1),Hilda Aqua Kusuma Wardhani 1),Muhammad Riyadi 2) 1) Staf Pengajar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu mengetahui hubungan konsep diri dengan prestasi belajar IPA terpadu siswa kelas VIII MTs. Riyadlotul
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini berlangsung pada bulan Februari sampai bulan Agustus Tahun 016.. Tempat Penelitian Penelitian
Lebih terperinciPERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FISE UNY TERHADAP PROFESIONALITAS GURU BERDASARKAN UNDANG- UNDANG GURU DAN DOSEN NO 14 TAHUN
1 PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FISE UNY TERHADAP PROFESIONALITAS GURU BERDASARKAN UNDANG- UNDANG GURU DAN DOSEN NO 14 TAHUN 2005 Abstraks Oleh Sukanti, Sumarsih, Siswanto, Ani
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Pendekatan
40 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Analisis deskriptif adalah analisis data dengan cara mendeskripsikan atau
Lebih terperinciJURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI. No. 2 Tahun 2008 Hal
JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI. No. 2 Tahun 2008 Hal. 70-81 PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FISE UNY TERHADAP PROFESIONALITAS GURU BERDASARKAN UNDANG- UNDANG GURU DAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dilihat dari jenis penelitian, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. untuk membantu menganalisa data dan fakta yang diperoleh (Arikunto, 1996: 5).
BAB II METODE PENELITIAN.1. Bentuk Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional dengan menggunakan analisa data kuantitatif dan menggunakan rumus statistic untuk membantu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian
46 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian pengembangan (Research and Development) dari Borg dan Gall. Penelitian pengembangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data guna melihat taraf (tinggi rendahnya) antara dua variabel
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian korelasional, yaitu penelitian yang mengumpulkan data guna melihat taraf (tinggi rendahnya) antara dua variabel atau lebih
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. penelitian asosiatif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini merupakan
BAB II METODE PENELITIAN A. BENTUK PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan untuk menjawab penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan
BAB II METODE PENELITIAN II.1. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian mengenai korelasi persepsi peserta didik tentang mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dengan ketaatan beribadah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto,
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari merumuskan masalah
Lebih terperinciKORELASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA N. 1 KUALUH LEIDONG KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA T.
KORELASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA N. 1 KUALUH LEIDONG KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA T.P 2015/ 2016 Nurdiana Nasution, Cicik Suriani Program Studi Pendidikan Biologi,
Lebih terperinci