BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pendapatan nasional. Disamping potensi yang dimiliki UMKM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pendapatan nasional. Disamping potensi yang dimiliki UMKM"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UMKM mempunyai tiga indikator yang menunjukkan peran pentingnya dalam perekonomian Indonesia. Pertama, jumlahnya banyak dan mencakup setiap sektor ekonomi. Kedua, UMKM memiliki potensi besar dalam menyerap tenaga kerja. Ketiga, UMKM memberikan kontribusi yang besar dalam pendapatan nasional. Disamping potensi yang dimiliki UMKM tersebut, sebenarnya UMKM masih menghadapi berbagai masalah klasik antara lain rendahnya produktifitas, kesulitan akses terhadap permodalan, pasar, teknologi dan informasi, serta rendahnya kualitas sumber daya manusia. 1 Salah satu kesulitan yang dialami oleh para pelaku UMKM dalam upaya pengembangan usahanya adalah kesulitan dalam memperoleh permodalan. Hal ini terutama disebabkan karena kesulitan mendapatan modal dari lembaga keuangan perbankan, karena hingga saat ini lembaga perbankan belum mampu menjangkau lebih luas kepada masyarakat khususnya UMKM. Penyebab kesulitan lain adalah perbankan masih merasa kemampuan UMKM untuk mengembalikan kredit masih rendah serta anggapan UMKM tentang prosedur atau syarat saat akan meminjam terlalu sulit. Padahal masalah tersebut muncul dari pengelola UMKM sendiri 1 Jumhur, Analisis Permintaan Kredit Modal Kerja Usaha Kecil di Kota Pontianak (Studi Kasus Permintaan Modal Kerja Usaha Kecil Sektor Perdagangan dari BMT), (Semarang: Universitas Dipenegoro, 2009), jurnal penelitian. 1

2 2 karena kebanyakan pengelola UMKM tidak membiasakan diri mencatat data transaksi, keuangan, pembukuan, dan sebagainya dengan baik dan tertib. Mereka lebih mengandalkan daya ingat saja. Akibatnya sulit mendapatkan kredit, pihak bank meragukan kemampuan pengusaha untuk mengembalikan pinjaman sesuai aturannya. 2 Mereka lebih memilih bertahan dengan modal seadanya atau bahkan ada yang meminjam modal melalui jasa rentenir. Disisi lain krisis yang terjadi di Indonesia, menunjukkan bahwa bank yang berlandaskan syariah justru mengalami kemajuan prestasi. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya bank-bank yang berlandaskan syariah mulai bermunculan. 3 Bahkan untuk sekarang ini lembaga keuangan syariah dapat menjangkau lapisan tingkat bawah dalam bentuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Syariah, dan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Dari sekian banyak lembaga keuangan syariah, BMT merupakan lembaga ekonomi Islam yang dibangun berbasis keumatan, sehingga bisa dijadikan sebagai alternatif para pengusaha yang mayoritas beragama Islam untuk bisa mendapatkan tambahan modal yang sesuai dengan syariah. Dari segi jumlah BMT merupakan lembaga keuangan syariah yang paling banyak apabila dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan syariah lainnya. BMT berfungsi sebagai alternatif untuk membantu pengembangan permodalan usaha kecil terutama modal kerja dalam menjalankan usahanya 2 Singgih Wibowo, dkk, Pedoman Mengelola Perusahaan Kecil, (Jakarta: Penebar Swadaya, 1999), hlm 2. 3 Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Mikro Keuangan Syari ah: Beberapa Permasalahan dan Alternatif Solusi, (Yogyakarta: UII Press, 2002), hlm. 47.

3 3 sesuai dengan syariah. Fenomena perkembangan lembaga keuangan syariah ini dapat memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat sehingga mereka bisa bertransaksi tanpa khawatir adanya unsur riba. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) itu sendiri merupakan organisasi bisnis yang juga berperan sosial. Sebagai lembaga bisnis, BMT lebih mengembangkan usahanya pada sektor keuangan, yakni simpan-pinjam. Usaha ini seperti usaha perbankan yakni menghimpun dana anggota dan calon anggota serta menyalurkannya kepada sektor ekonomi yang halal dan menguntungkan. Sebagai lembaga sosial, baitul maal memiliki kesamaan fungsi dan peran dengan Lembaga Amil Zakat (LAZ). 4 Salah satu BMT yang berada di Kota Pekalongan yaitu BMT Syirkah Muawanah NU yang merupakan singkatan dari Baitul Maal Wat Tamwil Syirkah Muawanah Nahdlatul Ulama. BMT Syirkah Muawanah NU mulai beroperasi di Pekalongan pada tanggal 29 Agustus Dan sekarang telah memiliki 13 cabang di Kota Pekalongan dan sekitarnya. BMT Syirkah Muawanah NU hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Pekalongan yang mayoritas penduduknya beragama islam yang berasaskan islam, maka dalam penghimpunan dana maupun penyaluran dananya menggunakan prinsip syariah. Dan salah satu cabang dari BMT Syirkah Muawanah Pekalongan yaitu BMT Syirkah Muawanah NU cabang Kradenan yang berada di lokasi yang strategis yakni di Jalan Raya Urip Sumoharjo, sehingga mampu bersaing dengan BMT-BMT lain. 4 Ibid, hlm. 67.

4 4 Selanjutnya salah satu produk yang dikeluarkan BMT Syirkah Muawanah NU untuk membantu permodalan pengusaha kecil yaitu pembiayaan mudharabah, yang merupakan fasilitas pembiayaan modal kerja untuk memenuhi kebutuhan peningkatan produksi dan untuk keperluan perdagangan. 5 Pembiayaan mudharabah itu sendiri itu adalah 6 suatu perjanjian pembiayaan antara BMT dan nasabah dimana BMT menyediakan dana untuk penyediaan modal kerja sedangkan peminjam berupaya mengelola dana tersebut untuk pengembangan usaha nasabah yang mana pembiayaan tersebut menggunakan prinsip bagi hasil bukan menggunakan bunga. Jumlah nasabah pembiayaan mudharabah di BMT Syirkah Muawanah NU Cabang Kradenan Kota Pekalongan tiap tahunnya selalu mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan nasabah pembiayaan mudharabah tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1.1 Pertumbuhan Nasabah Pembiayaan Mudharabah di BMT Syirkah Muawanah NU Cabang Kradenan Kota Pekalongan Periode Tahun Jumlah Nasabah Sumber: BMT Syirkah Muawanah NU Cabang Kradenan Pekalongan, Hasil wawancara dengan Bapak M. Ghomsol Agil, SE (Kepala BMT Syirkah Muawanah Cabang Kradenan), tanggal 7 Maret 2015, di Kantor BMT Syirkah Muawanah NU Cabang Kradenan Kota Pekalongan. 6 Muhammad, Lembaga- lembaga Keuangan Umat Kontemporer, (Yogyakarta: UII Press, 2000), hlm

5 5 Data diatas menunjukkan bahwa tahun 2012 sampai 2014 tidak ada nasabah yang mengundurkan diri dari BMT Syirkah Muawanah NU Cabang Kradenan Kota Pekalongan, justru dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Sehingga penulis menentukan objek penelitian pada BMT Syirkah Muawanah NU Cabang Kradenan Kota Pekalongan. Sebagai lembaga keuangan mikro yang bergerak di bidang jasa, BMT harus dapat mengidentifikasikan kebutuhan konsumen terutama konsumen usaha kecil mikro yang membutuhkan modal dalam usahanya dan keinginan konsumen untuk meningkatkan pendapatannya. BMT juga perlu memperhatikan perilaku konsumennya yang mencerminkan bahwa nasabah akan memperhatikan dan mempertimbangkan faktor-faktor tertentu yang memutuskan pengambilan pembiayaan, yaitu mengapa seseorang memilih dan membeli produk/jasa baik yang menyimpan dana maupun yang melakukan pembiayaan, misalnya apakah faktor pelayanan yang memuaskan, dan bagi hasil yang menguntungkan yang membuat nasabah mengambil pembiayaan dan tetap bertahan, sehingga faktor-faktor tersebut dapat membuat nasabah nyaman dan ingin kembali melakukan pembiayaan lagi. 7 Maka penelitian ini akan meneliti perilaku konsumen terhadap keputusan memilih jasa BMT terutama konsumen usaha kecil mikro yang membutuhkan tambahan modal dalam meningkatkan usahanya. Penelitian yang telah dilakukan oleh Pindah tentang faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan pembiayaan mudharabah 7 Amalia Nuril Hidayati, Analisis Keputusan Pengusaha Muslim dalam Melakukan Pembiayaan pada Bank Syari ah di Tulungagung, (Tulungagung: Stain Tulungagung, 2013), skripsi tidak diterbitkan.

6 6 membuktikan bahwa faktor kebutuhan modal, pelayanan, bagi hasil, promosi, dan selera berpengaruh terhadap pengambilan pembiayaan modal kerja mudharabah sebesar 66% pada lembaga keuangan mikro syariah. 8 Selanjutnya penelitian yang telah dilakukan oleh joko menunjukkan bahwa sebesar 92% permintaan pembiayaan pada lembaga keuangan syariah dipengaruhi oleh faktor pendapatan, pendidikan, dan pelayanan. 9 Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah mengambil pembiayaan mudharabah pada BMT Syirkah Muawanah NU dengan menggunakan faktor kebutuhan modal, pendapatan, bagi hasil, dan pelayanan. Hal ini perlu dilakukan sebagai bahan evaluasi dan kemajuan suatu lembaga keuangan mikro syari ah. Oleh karena itu, maka peneliti memilih judul Pengaruh Kebutuhan Modal, Pendapatan, Bagi Hasil, dan Pelayanan terhadap Keputusan Nasabah Mengambil Pembiayaan Mudharabah (Studi Kasus: BMT Syirkah Muawanah NU Cabang Kradenan Kota Pekalongan) 8 Pindah Bayu Ma rifah, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Mudharib dalam Mengambil Pembiayaan Mudharabah pada Lembaga Keuangan Syariah (Studi pada BPRS Bangun Drajat Warga, (Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2014), skripsi tidak diterbitkan. 9 Joko Lelono Bambang Widoyono, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan Lembaga Keuangan Syariah (Studi Kasus pada BMT Muamalah Mandiri Baturetno Wonogiri, (Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2011), skripsi tidak diterbitkan.

7 7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas maka dapat di rumuskan identifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah kebutuhan modal berpengaruh terhadap keputusan nasabah mengambil pembiayaan mudharabah di BMT Syirkah Muawanah NU Cabang Kradenan Kota Pekalongan? 2. Apakah pendapatan berpengaruh terhadap keputusan nasabah mengambil pembiayaan mudharabah di BMT Syirkah Muawanah NU Cabang Kradenan Kota Pekalongan? 3. Apakah bagi hasil berpengaruh terhadap keputusan nasabah mengambil pembiayaan mudharabah di BMT Syirkah Muawanah NU Cabang Kradenan Kota Pekalongan? 4. Apakah pelayanan berpengaruh terhadap keputusan nasabah mengambil pembiayaan mudharabah di BMT Syirkah Muawanah NU Cabang Kradenan Kota Pekalongan? 5. Apakah kebutuhan modal, pendapatan, bagi hasil dan pelayanan berpengaruh secara simultan terhadap keputusan nasabah mengambil pembiayaan mudharabah di BMT Syirkah Muawanah NU Cabang Kradenan Kota Pekalongan? C. Batasan Masalah Mengingat begitu luasnya ruang lingkup pada penelitian ini, maka agar lebih fokus dan terarah, Penulis hanya memfokuskan pembahasan pada pembiayaan mudharabah pada BMT Syirkah Muawanah NU Cabang

8 8 Kradenan Kota Pekalongan dan bukan membahas pembiayaan lainnya. Pada penelitian ini penulis membatasi masalah pada faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah mengambil pembiayaan mudharabah meliputi kebutuhan modal, pendapatan, bagi hasil, dan pelayanan. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh kebutuhan modal terhadap keputusan nasabah mengambil pembiayaan mudharabah di BMT Syirkah Muawanah NU Cabang Kradenan Kota Pekalongan. 2. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan terhadap keputusan nasabah mengambil pembiayaan mudharabah di BMT Syirkah Muawanah NU Cabang Kradenan Kota Pekalongan. 3. Untuk mengetahui pengaruh bagi hasil terhadap keputusan nasabah mengambil pembiayaan mudharabah di BMT Syirkah Muawanah NU Cabang Kradenan Kota Pekalongan. 4. Untuk mengetahui pengaruh pelayanan terhadap keputusan nasabah mengambil pembiayaan mudharabah di BMT Syirkah Muawanah NU Cabang Kradenan Kota Pekalongan. 5. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan kebutuhan modal, pendapatan, bagi hasil, dan pelayanan secara simultan terhadap keputusan nasabah mengambil pembiayaan mudharabah di BMT Syirkah Muawanah NU Cabang Kradenan Kota Pekalongan.

9 9 E. Kegunaan Penelitian Setelah penelitian ini selesai dilakukan, diharapkan akan memberikan kegunaan bagi berbagai pihak, diantaranya adalah: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi peneliti dan dapat berguna dalam menyeimbangkan teori yang telah diperoleh dari perkuliahan dengan kondisi nyata. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Lembaga Keuangan Mikro Syariah khususnya bagi BMT Syirkah Muawanah NU untuk merumuskan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan peningkatan pembiayaan sesuai syariah khususnya pembiayaan mudharabah. 3. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan tambahan informasi dan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya dibidang Lembaga Keuangan Mikro Syariah. F. Tinjauan Pustaka 1. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelusuran berbagai literatur yang ada, peneliti mendapatkan beberapa penelitian terdahulu, yang membahas masalah pembiayaan kaitannya dengan nasabah yang mengambil pembiayaan. Hal ini dilakukan agar penelitian yang diteliti tidak memiliki banyak kesamaan dengan penelitian sebelumnya. Kalaupun ada persamaan, bukan persamaan yang sifatnya mutlak. Penelitian-penelitian terdahulu

10 10 juga digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut: Jurnal penelitian Mufidah Amalia Azzahrah, tahun 2014 yang berjudul Menguji Efektivitas Pembiayaan Mudharabah BMT bagi UMKM. 10 Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah pendapatan UMKM, margin, dan agunan, sedangkan untuk variabel dependennya adalah variabel permintaan pembiayaan mudharabah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis regresi linier berganda. Hasilnya menunjukkan permintaan pembiayaan mudharabah dipengaruhi signifikan oleh pendapatan UMKM memiliki pengaruh positif dengan nilai 0,47, margin memiliki pengaruh negatif dengan nilai 0,12 dan besaran agunan memiliki pengaruh negatif 0,36. Jurnal penelitian Asraf, tahun 2014 yang berjudul Pengaruh Produk, Proses dan Kualitas pelayanan terhadap Keputusan Memilih Produk Kredit BPR Swadaya Anak Nagari dengan Faktor Sosial sebagai Variabel Moderator. 11 Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah produk, proses, kualitas pelayanan, dan sosial, sedangkan untuk variabel dependennnya adalah variabel keputusan memilih. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis regresi linier bertingkat. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel produk, proses, kualitas pelayanan dan variabel sosial bila ditempatkan sebagai 10 Mufidah Amalia Azzahrah, Menguji Efektivitas Pembiayaan Mudharabah BMT bagi UMKM, (Bogor: Institut Pertanian Bogor, 2014), jurnal penelitian. 11 Asraf, Pengaruh Produk, Proses dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Memilih Produk Kredit BPR Swadaya Anak Nagari dengan Faktor Sosial sebagai Variabel Moderator, (Simpang Empat: STIE Pasaman, 2014), jurnal penelitian.

11 11 variabel independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih produk kredit pada BPR Swadaya Anak Nagari. Penelitian Pindah Bayu Ma rifah, tahun 2014 yang berjudul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Mudharib dalam Mengambil Pembiayaan Mudharabah pada Lembaga Keuangan Syariah (Studi pada BPRS Bangun Drajat Warga). 12 Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah kebutuhan, pelayanan, bagi hasil, promosi, dan selera, sedangkan untuk variabel dependennya adalah variabel keputusan mudharib dalam mengambil pembiayaan mudharabah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan mudharib dalam mengambil pembiayaan mudharabah, pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan mudharib dalam mengambil pembiayaan mudharabah, bagi hasil tidak berpengaruh terhadap keputusan mudharib dalam mengambil pembiayaan mudharabah, promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan mudharib dalam mengambil pembiayaan mudharabah, dan selera berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keputusan mudharib dalam mengambil pembiayaan mudharabah. 12 Pindah Bayu Ma rifah, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Mudharib dalam Mengambil Pembiayaan Mudharabah pada Lembaga Keuangan Syariah (Studi pada BPRS Bangun Drajat Warga), (Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2014), skripsi tidak diterbitkan.

12 12 Jurnal penelitian Muhamad Suip, dkk, tahun 2014 yang berjudul Pengaruh Pendapatan Nasabah terhadap Pengajuan pembiayaan pada Bank Rakyat Syariah Rahmah Hijrah Agung. 13 Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah pendapatan nasabah, sedangkan untuk variabel dependennya adalah variabel keputusan mengajukan pembiayaan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah mengajukan pembiayaan pada PT. BPRS Rahmah Hijrah Agung Lhokseumawe. Jurnal penelitian Lutfi Iftiani, dkk, tahun 2014 yang berjudul Pengaruh Citra Perusahaan, Kepercayaan, Sistem Bagi Hasil dan Prosedur Pembiayaan terhadap Kepuasan Nasabah di BMT Al- Hikmah Ungaran Cabang Babadan. 14 Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah citra perusahaan, kepercayaan, sistem bagi hasil, dan prosedur pembiayaan, sedangkan untuk variabel dependennya adalah variabel keputusan nasabah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan citra perusahaan, kepercayaan, sistem bagi hasil dan 13 Suip, Muhamad, dkk, Pengaruh Pendapatan Nasabah terhadap Pengajuan Pembiayaan pada Bank Rakyat Syariah Rahmah Hijrah Agung, (Lhokseumawe: Politeknik Negeri Lhokseumawe, 2014), jurnal penelitian. 14 Iftiani, Lutfi, dkk, Pengaruh Citra Perusahaan, Kepercayaan, Sistem Bagi Hasil dan Prosedur Pembiayaan terhadap Kepuasan Nasabah di BMT Al- Hikmah Ungaran Cabang Babadan, (Semarang: Universitas Pandanaran Semarang, 2014), jurnal penelitian.

13 13 prosedur pembiayaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah. Penelitian Ritwannudin Mulyawan, tahun 2014 yang berjudul Pengaruh Kebutuhan Modal, Nisbah Bagi Hasil, dan Pelayanan terhadap Pembiayaan Modal Kerja Mudharabah (Studi Kasus BPD DIY Syariah). 15 Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah kebutuhan modal, nisbah bagi hasil, dan pelayanan, sedangkan untuk variabel dependennya adalah variabel pengambilan pembiayaan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan kebutuhan modal dan nisbah bagi hasil tidak berpengaruh pengambilan pembiayaan, sedangkan pelayanan berpengaruh terhadap pengambilan pembiayaan. Penelitian Anis Mustaghfiroh, tahun 2013 yang berjudul Analisis Pengaruh Sistem Bagi Hasil dan Jangka Waktu Pencairan Dana pada Pembiayaan Mudharabah terhadap Minat Nasabah (Studi Kasus di BMT Artha Salsabil Ngaliyan). 16 Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah sistem bagi hasil dan waktu pencairan dana, sedangkan untuk variabel dependennya adalah variabel minat nasabah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis regresi linier 15 Ritwannudin Mulyawan, Pengaruh Kebutuhan Modal, Nisbah Bagi Hasil, dan Pelayanan terhadap Pembiayaan Modal kerja Mudharabah (Studi Kasus BPD DIY Syariah), (Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yoyakarta, 2014), skripsi tidak diterbitkan. 16 Anis Mustagfiroh, Analisis Pengaruh Sistem Bagi Hasil dan Jangka Waktu Pencairan Dana pada Pembiayaan Mudharabah terhadap Minat Nasabah (Studi Kasus di BMT Artha Salsabil Ngaliyan, (Semarang: Institut Agama Islam Negeri Walisongo, 2013), skripsi tidak diterbitkan.

14 14 berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem bagi hasil dan jangka waktu pencairan dana berpengaruh terhadap minat nasabah. Penelitian Iis Istiqomah, tahun 2013 yang berjudul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anggota dalam Pengambilan Pembiayaan Modal Kerja Mudharabah pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Studi Kasus: KSU BMT Assalam Sorowajan, Banguntapan, Bantul). 17 Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah kebutuhan modal, pelayanan, dan nisbah bagi hasil, sedangkan untuk variabel dependennya adalah variabel pengambilan pembiayaan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga variabel independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap pegambilan pembiayaan. Jurnal penelitian Try Rahmat Habiby, tahun 2013 yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nasabah dalam Meminjam Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Studi Kasus di Kota Malang. 18 Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah suku bunga, pendapatan, pendidikan, dan usia, sedangkan untuk variabel dependennya adalah variabel pinjaman kredit KPR. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis regresi linier berganda. Hasil 17 Iis Istiqomah, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anggota dalam Pengambilan Pembiayaan Modal Kerja Mudharabah pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Studi Kasus: KSU BMT Assalam Sorowajan, Banguntapan, Bantul), (Yogyakarta:Universitas Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013), skripsi tidak diterbitkan. 18 Tri Rahmat Habiby, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nasabah dalam Meminjam Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Studi Kasus di Kota Malang, (Malang: Universitas Brawijaya, 2013), jurnal penelitian.

15 15 penelitian menunjukan bahwa suku bunga, pendapatan, pendidikan, dan usia memiliki pengaruh terhadap pinjaman kredit KPR. Penelitian Nasrul Eka Riyanto, tahun 2011 yang berjudul Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pendapatan terhadap Keputusan Mengambil Kredit (Studi Kasus pada Anggota KPRI Bhakti Wuluhan Kabupaten Jember). 19 Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah tingkat pendidikan dan pendapatan, sedangkan untuk variabel dependennya adalah variabel keputusan mengambil kredit. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan dan pedapatan memiliki pengaruh terhadap keputusan mengambil kredit. Penelitian Joko Lelono Bambang Widoyono, tahun 2011 yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan Lembaga Keuangan Syariah (Studi Kasus pada BMT Muamalah Mandiri Baturetno Wonogiri). 20 Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah pendapatan, pendidikan, dan persepsi pelayanan, sedangkan untuk variabel dependennya adalah variabel permintaan pembiayaan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa pendapatan memiliki pengaruh positif terhadap 19 Nasrul Eka Riyanto, Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pendapatan terhadap Keputusan Mengambil Kredit (Studi Kasus pada Anggota KPRI Bhakti Wuluhan Kabupaten Jember), (Jember: Universitas Jember, 2011), skripsi tidak diterbitkan. 20 Joko Lelono Bambang Widoyono, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan Lembaga Keuangan Syariah (Studi Kasus pada BMT Muamalah Mandiri Baturetno Wonogiri, (Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2011), skripsi tidak diterbitkan.

16 16 permintaan pembiayaan sebesar 0,731. Pendidikan memiliki pengaruh positif terhadap permintaan pembiayaan sebesar 0,868. Dan persepsi pelayanan memiliki pengaruh positif terhadap permintaan pembiayaan sebesar 0,026. Jurnal penelitian Sugeng Raharjo, tahun 2010 yang berjudul Pengaruh Suku bunga, Pendapatan Nasabah, Status Pekerjaan Nasabah, Jangka Waktu Kredit terhadap Jumlah Pengambilan Kredit pada Nasabah Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri. 21 Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah suku bunga, pendapatan nasabah, status pekerjaan nasabah, dan jangka waktu kredit, sedangkan untuk variabel dependennya adalah variabel jumlah pengambilan kredit. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa suku bunga, status pekerjaan dan jangka waktu kredit memiliki pengaruh terhadap jumlah pengambilan kredit, sedangkan pendapatan nasabah tidak berpengaruh terhadap jumlah pengambilan kredit. Jurnal penelitian Eriyati, tahun 2009 yang berjudul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan Kredit pada PT. Bank BRI Syariah Pekanbaru. 22 Variabel penelitian yang digunakan dalam 21 Sugeng Raharjo, Pengaruh Suku bunga, Pendapatan Nasabah, Status Pekerjaan Nasabah, Jangka Waktu Kredit terhadap Jumlah Pengambilan Kredit pada Nasabah Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri, (Surakarta: STIE, 2010), jurnal penelitian. 22 Eriyati, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan Kredit pada PT. Bank BRI Syariah Pekanbaru, (Pekanbaru: Universitas Riau, 2009), jurnal penelitian.

17 17 penelitian tersebut adalah pelayanan, selera konsumen, biaya-biaya, dan menjalankan syariat islam, sedangkan untuk variabel dependennya adalah variabel permintaan pembiayaan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pembiayaan pada PT. Bank BRI Syariah Pekanbaru adalah faktor pelayanan yang mencakup aspek kecepatan proses (7,32 persen) dan pelayanan pegawai (19,51 persen) selera konsumen berupa persyaratan yang mudah (17,07 persen) serta faktor keyakinan/ menjalankan syariat islam (56,10 persen). Jurnal penelitian Jumhur, tahun 2009 yang berjudul Analisis Permintaan Kredit Modal Kerja Usaha Kecil di Kota Pontianak (Studi Kasus Permintaan Modal Kerja Usaha Kecil Sektor Perdagangan dari BMT. 23 Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah asset, keuntungan, rasio bagi hasil, dan tingkat suku bunga, sedangkan untuk variabel dependennya adalah variabel probabilita usaha kecil meminjam modal kerja dari BMT. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makin tinggi jumlah asset yang dimiliki maka keperluan terhadap modal kerja juga semakin meningkat. Tingkat keuntungan perbulan yang diperoleh usaha kecil berpengaruh terhadap permintaan modal kerja. Rasio bagi hasil yang diterapkan oleh BMT 23 Jumhur,Analisis Permintaan Kredit Modal Kerja Usaha Kecil di Kota Pontianak (Studi Kasus Permintaan Modal Kerja Usaha Kecil Sektor Perdagangan dari BMT), (Semarang: Universitas Dipenegoro, 2009), jurnal penelitian.

18 18 berpangaruh terhadap probailita usaha kecil meminjam modal kerja dari BMT. Dan tingkat bunga di bank umum berpengaruh terhadap probabilita usaha kecil meminjam modal kerja dari BMT. Jurnal penelitian Arlina Nurbaity Lubis dan Ganjang Arihta Ginting, tahun 2008 yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Permintaan Kredit pada PT Bank Tabungan Negara Cabang Medan. 24 Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah suku bunga, dan pelayanan, sedangkan untuk variabel dependennya adalah variabel permintaan kredit. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis regresi linier berganda. Hasilnya menunjukkan bahwa permintaan kredit pada PT Bank Tabungan Negara Cabang medan dipengaruhi signifikan oleh suku bunga memiliki pengaruh positif dengan nilai 0,019. Dan pelayanan memiliki pengaruh positif dengan nilai 0, Arlina Nurbaity Lubis dan Ganjang Arihta Ginting, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Permintaan Kredit pada PT Bank Tabungan Negara Cabang Medan, (Medan: Universitas Sumatera Utara, 2008), jurnal penelitian.

19 19 Peneliti dan No Tahun 1. Mufidah Amalia Azzahrah (2014). Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu Judul Metode Penelitian Temuan Perbedaan Menguji Efektivitas Pembiayaan Mudharabah BMT bagi UMKM. 2. Asraf (2014). Pengaruh Produk, Proses dan Kualitas pelayanan terhadap Keputusan Memilih Produk Kredit BPR Swadaya Anak Nagari dengan Faktor Sosial sebagai Variabel Moderator. 3. Pindah Bayu Ma rifah (2014). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Mudharib dalam Mengambil Pembiayaan Mudharabah pada Lembaga Keuangan Syariah (Studi pada BPRS Bangun Drajat Warga). Kuantitatif, analisis regresi linear berganda. Variabel: Y= Permintaan pembiayaan mudharabah X=pendapatan UMKM, margin, dan agunan. Kuantitatif, analisis regresi linear berganda. Variabel: Y= keputusan nasabah dalam memilih produk kredit X=produk, proses, kualitas pelayanan dan sosial. Kuantitatif, analisis regresi linear berganda. Variabel: Y= keputusan mudharib dalam mengambil pembiayaan mudharabah X=kebutuhan, pelayanan, promisi, bagi hasil, dan selera. Hasil penelitian menunjukkan permintaan pembiayaan mudharabah dipengaruhi signifikan oleh pendapatan UMKM sedangkan margin dan agunan tidak berpengaruh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel produk, proses, kualitas pelayanan dan variabel sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah dalam memilih produk kredit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebutuhan, pelayanan, promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan mudharib dalam mengambil pembiayaan mudharabah, bagi hasil dan selera tidak berpengaruh. Variabel margin dan agunan serta objek penelitian. Variabel produk, proses dan sosial serta objek penelitian. Variabel promosi dan selera serta objek penelitian. Sumber Jurnal Penelitian Jurnal Penelitian Skripsi

20 20 4. Muahamad Suip, dkk. (2014). 5. Lutfi Iftiani, dkk.(2014). 6. Ritwannudin Mulyawan (2014). 7. Anis Mustaghfiroh (2013). Pengaruh Pendapatan Nasabah terhadap Pengajuan Pembiayaan pada Bank Rakyat Syariah Rahmah Hijrah Agung Lhokseumawe. Pengaruh Citra Perusahaan, Kepercayaan, Sistem Bagi Hasil dan Prosedur Pembiayaan terhadap Kepuasan Nasabah di BMT Al- Hikmah Ungaran Cabang Babadan. Pengaruh Kebutuhan Modal, Nisbah Bagi Hasil, dan Pelayanan terhadap Pembiayaan Modal kerja Mudharabah (Studi Kasus BPD DIY Syariah). Analisis Pengaruh Sistem Bagi Hasil dan Jangka Waktu Pencairan Dana pada Pembiayaan Mudharabah terhadap Minat Nasabah (Studi Kasus di BMT Artha Salsabil Ngaliyan). Kuantitatif,teknik analisis regresi Y=pengajuan pembiayaan. X= pendapatan nasabah. Kuantitatif, analisis regresi linear berganda. Variabel: Y= kepuasan nasabah X=citra perusahaan, kepercayaan, sistem bagi hasil dan prosedur Kuantitatif, analisis regresi linear berganda. Variabel: Y= pengambilan pembiayaan mudharabah X=kebutuhan modal, nisbah bagi hasil dan pelayanan. Kuantitatif, analisis regresi linear berganda. Y=minat nasabah. X =sistem bagi hasil dan jangka waktu pencairan dana. Hasil penelitian menunjukkan pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah mengajukan pembiayaan pada PT. BPRS Rahmah Hijrah Agung Lhokseumawe. Hasil penelitian menunjukkan citra perusahaan, kepercayaan, sistem bagi hasil dan prosedur pembiayaan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah. Hasil penelitian menunjukkan kebutuhan modal dan nisbah bagi hasil tidak berpengaruh pengambilan pembiayaan mudharabah, sedangkan pelayanan berpengaruh terhadap pengambilan pembiayaan mudharabah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem bagi hasil dan jangka waktu pencairan dana berpengaruh terhadap minat nasabah pembiayaan mudharabah. Objek penelitian yang dilakukan. Variabel citra perusahaan, kepercayaan, dan prosedur serta objek penelitian. Hanya variabel kebutuhan modal, nisbah bagi hasil dan pelayanan serta objek penelitian. Variabel jangka waktu pencairan dana serta objek penelitian. Jurnal penelitian Jurnal Penelitian Skripsi Skripsi

21 21 8. Iis istiqomah (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anggota dalam Pengambilan Pembiayaan Modal Kerja Mudharabah pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Studi Kasus: KSU BMT Assalam Sorowajan, Banguntapan, Bantul) Kuantitatif, analisis regresi berganda. Y: pegambilan pembiayaan modal kerja mudharabah X=kebutuhan modal, pelayanan, dan nisbah bagi hasil. Hasil penelitian menunjukan bahwa ketiga variabel independen berpengaruh posistif dan signifikan terhadap pegambilan pembiayaan modal kerja mudharabah. Hanya variabel kebutuhan modal, nisbah bagi hasil dan pelayanan serta objek penelitian. Skripsi 9. Tri Rahmat Habiby (2013). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nasabah dalam Meminjam Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Studi Kasus di Kota Malang. Kuantitatif, analisis regresi linear berganda. Y= meminjam kredit kepemilikan rumah X=suku bunga, pendapatan, pendidikan, dan usia. Hasil penelitian menunjukan bahwa suku bunga, pendapatan, pendidikan, dan usia memiliki pengaruh terhadap pinjaman kredit KPR. Variabel suku bunga, pendidikan, dan usia serta objek penelitian. Jurnal Penelitian 10. Joko Lelono Bambang Widoyono (2011). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan Lembaga Keuangan Syariah (Studi Kasus pada BMT Muamalah Mandiri BaturetnoWonogiri). Kuantitatif, analisis regresi linear berganda. Y= permintaan pembiayaan X=pendapatan, pendidikan dan persepsi pelayanan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pendapatan, pendidikan, dan pelayanan memiliki pengaruh positif terhadap permintaan pembiayaan. Variabel pendidikan serta objek penelitian. Tesis

22 Nasrul Eka Riyanto (2011). 12. Sugeng Raharjo (2010). 13. Eriyati (2009). Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pendapatan terhadap Keputusan Mengambil Kredit ( Studi Kasus pada Anggota KPRI Bhakti Wuluhan Kabupaten Jember Tahun 2010). Pengaruh Suku bunga, Pendapatan Nasabah, Status Pekerjaan Nasabah, Jangka Waktu Kredit terhadap Jumlah Pengambilan Kredit pada Nasabah Perusahaan Daerah Badan Kredit Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan Kredit pada PT. Bank BRI Syariah Pekanbaru. Kuantitatif, analisis regresi linear berganda. Y= keputusan mengambil kredit X= pendidikan dan pendapatan. Kuantitatif, analisis regresi linear berganda. Y= jumlah pengambilan kedit X= suku bunga, pendapatan nasabah, status pekerjaan dan jangka waktu kredit. Kuantitatif, analisis regresi linear berganda. Variabel: Y= permintaan pembiayaan X=pelayanan, selera, biayabiaya, dan menjalankan syariat islam Hasil penelitian menunjukan bahwa pendidikan dan pedapatan memiliki pengaruh terhadap keputusan mengambil kredit. Hasil penelitian menunjukan bahwa suku bunga, status pekerjaan dan jangka waktu kredit memiliki pengaruh terhadap jumlah pengambilan kredit, sedangkan pendapatan nasabah tidak berpengaruh terhadap jumlah pengambilan kredit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan pembiayaan pada PT. Bank BRI Syariah Pekanbaru adalah faktor pelayanan yang mencakup aspek kecepatan proses dan pelayanan pegawai, selera konsumen berupa persyaratan yang mudah, serta keyakinan menjalankan syariat islam. Variabel pendidikan serta objek penelitian. Variabel suku bunga, status pekerjaan, dan jangka waktu kredit serta objek penelitian. Variabel suku selera, dan menjalankan syariat islam serta objek penelitian. Skripsi Jurnal penelitian Jurnal Penelitian

23 Jumhur (2009). 15. Arlina Nurbaity Lubis dan Ganjang Arihta Ginting (2008). Analisis Permintaan Kredit Modal Kerja Usaha Kecil di Kota Pontianak (Studi Kasus Permintaan Modal Kerja Usaha Kecil Sektor Perdagangan dari BMT. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Permintaan Kredit pada PT Bank Tabungan Negara Cabang Medan. Kuantitatif, analisis regresi linear berganda. Variabel: Y= permintaan kredit modal kerja usaha kecil X=jumlah asset, tingkat keuntungan, rasio bagi hasil dan tingkat bunga bank. Kuantitatif, analisis regresi linear berganda. Variabel: Y= keputusan permintaan kredit X=suku bunga dan pelayanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah asset, tingkat keuntungan, rasio bagi hasil, dan tingkat bunga pada bank umum berpengaruh terhadap probabilita usaha kecil meminjam modal kerja dari BMT. Hasilnya menunjukkan bahwa permintaan kredit pada PT Bank Tabungan Negara Cabang medan dipengaruhi positif signifikan oleh suku bunga dan pelayanan. Variabel asset, keuntungan, dan tingkat bunga serta objek penelitian. Variabel suku bunga serta objek penelitian. Jurnal Penelitian Jurnal Penelitian

24 24 2. Kerangka Teoritis Di dalam penelitian ini, Penulis mengumpulkan beberapa referensi guna menghasilkan sebuah karya ilmiah, beberapa diantaranya adalah: a. Pengaruh Kebutuhan Modal terhadap Keputusan Nasabah Mengambil Pembiayaan Mudharabah Setiap pengusaha yang melakukan kegiatan usahanya selalu membutuhkan modal. Modal tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, dan pembayaran lainnya disebut modal kerja. Modal kerja adalah 25 modal yang harus kita keluarkan untuk membeli atau membuat barang dan jasa yang dihasilkan. Modal kerja bisa dikeluarkan setiap bulan atau setiap datang permintaan. Dilihat dari pengertian modal kerja di atas, maka fungsi dari modal untuk sebuah usaha itu sebuah keharusan yang wajib dimiliki oleh pengusaha, yang mana modal itu banyak sekali fungsinya seperti halnya untuk menjalankan usaha menengah ke bawah ataupun usaha menengah ke atas modal berupa barang ataupun berupa uang sangatlah penting. 25 Suharyadi, dkk, Kewirausahaan Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda, (Jakarta: Salemba Empat, 2007), hlm. 168.

25 25 Kebutuhan adalah keinginan masyarakat untuk memperoleh barang dan jasa. 26 Jadi kebutuhan modal adalah keinginan nasabah untuk memperoleh modal berupa uang agar usahanya dapat berkembang ataupun yang sedang memulai usaha. Ketika kebutuhan modal ini tidak terpenuhi, masyarakat akan terus berupaya sampai memperolehnya dengan menggunakan berbagai strategi. Salah satunya dengan mengambil pembiayaan mudharabah. Kebutuhan modal, indikatornya antara lain: 1) Modal sendiri yang dimiliki 2) Modal dari pinjaman 3) Meningkatkan pendapatan 4) Mengembangkan usaha Menurut Iis Istiqomah 27 dalam penelitiannya terhadap keputusan anggota dalam pengambilan pembiayaan modal kerja mudharabah pada lembaga keuangan mikro syariah menunjukan terdapatnya kaitan langsung antara kebutuhan modal dengan keputusan anggota dalam pengambilan pembiayaan modal kerja mudharabah. Semakin meningkatnya kebutuhan modal dari anggota maka keputusan anggota yang mengambil pembiayaan modal kerja mudharabah juga semakin 26 Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm Iis Istiqomah, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anggota dalam Pengambilan Pembiayaan Modal Kerja Mudharbah pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2013, skripsi tidak diterbitkan.

26 26 meningkat. Hal ini karena sebagian anggota BMT yang notabene merupakan mayoritas pedagang yang selalu membutuhkan uang untuk menjalankan usahannya untuk mencapai profitabilitas yang optimal. b. Pengaruh Pendapatan terhadap Keputusan Nasabah Mengambil Pembiayaan Mudharabah Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diperoleh dari hasil pekerjaan dan biasanya pendapatan seseorang dihitung setiap tahun atau setiap bulan. 28 Tujuan pokok dijalankannya suatu usaha adalah untuk memperoleh pendapatan, dimana pendapatan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kelangsungan hidup usahanya. Pendapatan juga digunakan untuk memenuhi berbagai barang dan jasa yang mereka butuhkan. Besarnya pendapatan menunjukkan besarnya daya beli seseorang akan suatu barang atau jasa. 29 Sehingga besarnya pendapatan sangat berpengaruh terhadap keputusan nasabah mengambil pembiayaan karena pendapatan merupakan sumber utama untuk mengangsur pembiayaan, hal ini terkait dengan kemampuan nasabah mengangsur pembiayaan serta melunasi pembiayaan tersebut. 28 Rosetyadi Artistyan Firdausa, Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha, dan Jam Kerja terhadap Pendapatan Pedagang Kios di Pasar Bintoro Demak, (Semarang: Universitas Diponegoro, 2012), skripsi tidak diterbitkan. 29 Wilson Bangun, Teori Ekonomi Mikro, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2007), hlm.21.

27 27 Nasabah yang melakukan pembiayaan tentu didorong oleh suatu keinginan untuk meningkatkan pendapatannya. Ketika nasabah memiliki pendapatan cukup tinggi, mereka akan berusaha memperluas dan mengembangkan usahanya agar lebih maju serta ingin mendapatkan pendapatan usaha yang lebih tinggi sehingga mereka mengajukan pembiayaan. Dengan meningkatnya modal usaha yang dimiliki akan meningkatkan volume pendapatan dari usaha yang dijalankan nasabah. Pendapatan, indikatornya antara lain: 1) Jumlah pendapatan per bulan 2) Pendapatan tetap (selalu menguntungkan) 3) Pelanggan tetap (cenderung bertambah) 4) Kesanggupan mengangsur Menurut Muhamad Suip, dkk 30 dalam penelitiannya terhadap pengajuan pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) kaitan langsung antara pendapatan dengan pengajuan pembiayaan pada BPRS. Jika terjadi peningkatan pendapatan dari nasabah, maka keputusan nasabah melakukan transaksi pembiayaan di BPRS juga meningkat. 30 Muhamad Suip, dkk, Pengaruh Pendapatan Nasabah terhadap Pengajuan Pembiayaan pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, jurnal penelitian.

28 28 c. Pengaruh Bagi Hasil terhadap Keputusan Nasabah Mengambil Pembiayaan Mudharabah Bagi hasil adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana (shahibul maal) dengan pengelola dana(mudharib). 31 Perhitungan bagi hasil ini sesuai dengan kesepakatan bersama antara kedua pihak, pihak shohibul maal dan mudharib. Dalam prinsip bagi hasil terdapat unsur keadilan yang sesuai dengan prinsip syariah, yakni memberikan pembiayaan kepada peminjam berdasarkan atas bagi resiko (baik menyangkut keuntungan maupun kerugian), yang berbeda dengan pembiayaan sistem bunga pada dunia perbankan konvensional yang semua resikonya ditanggung oleh pihak peminjam (debitur). Bagi hasil, indikatornya antara lain: 1) Pengetahuan pembiayaan mudharabah 2) Nisbah bagi hasil 3) Sesuai kesepakatan 4) Pendapatan nasabah sebagai acuan 5) Kesesuaian dengan prinsip syariah 31 Syafi i Antonio, dkk, Bank Syariah Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman, (Yogyakarta: Ekonisia, 2008), hlm. 18.

29 29 Menurut Anis Mustaghfiroh 32 dalam penelitiannya terhadap minat pembiayaan mudharabah kaitan langsung antara sistem bagi hasil dengan minat pembiayaan mudharabah. Bahwa sistem bagi hasil sangat diperhatikan oleh masyarakat, khususnya sektor mikro ketika akan memilih pembiayaan mudharabah sebagai usaha untuk memenuhi modal yang dibutuhkan. Terlebih lagi tentang nisbah bagi hasil yang ditawarkan dalam pembiayaan mudharabah, karena semakin tinggi nisbah bagi hasil untuk nasabah, semakin tinggi pula minat nasabah. d. Pengaruh Pelayanan terhadap Keputusan Nasabah Mengambil Pembiayaan Mudharabah Pelayanan adalah kegiatan yang ditawarkan oleh organisasi atau perorangan kepada konsumen, yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki. 33 Dalam konteks lain pelayanan merupakan rasa yang menyenangkan yang diberikan kepada orang lain disertai keramahan dan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan mereka. Sehingga apabila sebuah lembaga mempunyai pelayanan yang berkualitas juga akan mempengaruhi kepuasan dari para nasabah itu sendiri dan akan memunculkaan keputusan mengambil pembiayaan dari nasabah. 32 Anis Mustagfiroh, Analisis Pengaruh Sistem Bagi Hasil dan Jangka Waktu Pencairan Dana pada Pembiayaan Mudharabah terhadap Minat Nasabah di BMT Artha Salsabil Ngaliyan, (Semarang: Institut Agama Islam Negeri Walisongo, 2013), skripsi tidak diterbitkan. 33 Nur Rianto, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung, Alfabeta, 2010), hlm. 211.

30 30 Bagi industri yang bergerak dibidang jasa khususnya jasa keuangan harus memberikan pelayanan yang berkualitas yang secara langsung pelayanan tersebut dapat dinilai oleh nasabah, yakni tingkat baik buruknya suatu program dalam perihal tata cara melayani nasabah. Pelayanan, indikarotnya antara lain: 1) Bukti fisik (tangibles): ruang tunggu yang nyaman 2) Keandalan(reliability): pelayanan yang cepat dan sigap 3) Daya tanggap (responsiveness): penyampaian informasi dengan jelas 4) Empati emphaty): pelayanan yang ramah Menurut Arlina Nurbaity Lubis dan Ganjang Arihta Ginting 34 dalam penelitiannya terhadap keputusan permintaan KPR kaitan langsung antara pelayanan dengan keputusan permintaan KPR, menyebutkan bahwa pelayanan bertanda positif terhadap keputusan permintaan KPR artinya apabila terjadi peningkatan variabel pelayanan maka keputusan permintaan KPR akan meningkat. Hasil Penelitian ini membuktikan bahwa pelayanan yang berkualitas mempengaruhi keputusan nasabah untuk mengajukan kredit. e. Keputusan Nasabah Mengambil Pembiayaan Mudharabah Keputusan adalah hal sesuatu yang diputuskan konsumen untuk memutuskan pilihan atas tindakan pembelian barang atau jasa. Berarti 34 Arlina Nurbaity Lubis dan Ganjang Arihta Ginting, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Permintaan Kredit pada PT Bank Tabungan Negara Cabang Medan, (Medan: Universitas Sumatera Utara, 2008), jurnal penelitian.

31 31 Keputusan (decision) adalah pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Keputusan juga dapat diartikan sebagai proses penelusuran masalah yang berawal dari latar belakang masalah, identifikasi masalah hingga kepada terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi. Rekomendasi itulah yang selanjutnya dipakai dan digunakan sebagai pedoman basis dalam pengambilan keputusan. Sedangkan keputusan nasabah mengambil pembiayaan adalah hal sesuatu yang diputuskan konsumen untuk memutuskan pilihan atas tindakan pembelian barang atau jasa atau suatu keputusan setelah melalui beberapa proses yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, dan melakukan evaluasi alternatif yang menyebabkan timbulnya keputusan 35 yaitu keputusan nasabah mengambil pembiayaan mudharabah. Pembiayaan mudharabah adalah suatu perjanjian pembiayaan antara Bank Islam menyediakan dana untuk penyediaan modal kerja sedangkan peminjam berupaya mengelola dana tersebut untuk pengembangan usahanya. Jenis usaha yang dimungkinkan untuk diberikan pembiayaan adalah usaha-usaha kecil seperti pertanian, industri rumah tangga, dan perdagangan. 36 Pembiayaan modal kerja itu sendiri, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan: (a) peningkatan 35 Irham Fahmi, Manajemen Pengambilan Keputusan, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm Muhammad, Lembaga-lembaga Keuangan Umat Kontemporer, (Yogyakarta: UII Press, 2000), hlm. 68.

32 32 produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi: dan (b) untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang. 37 Dalam hal ini, BMT berperan sebagai penyedia modal sedangkan nasabah akan menjadi pengelola dari usaha tersebut. 3. Kerangka Pemikiran Gambar 1.1 Kebutuhan Modal X 1 H1 Pendapatan X 2 Bagi Hasil X 3 H2 H3 Keputusan Nasabah Mengambil Pembiayaan Mudharabah (Y) Pelayanan X 4 H4 H5 37 Syafi i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001), hlm

33 33 G. Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: Tabel 1.3 Hipotesis Penelitian Hipotesis H 01 : Tidak terdapat pengaruh kebutuhan modal terhadap keputusan nasabah mengambil pembiayaan mudharabah. Teori yang mendukung Ritwannudin Mulyawan (2014). Ha 1 : Terdapat pengaruh kebutuhan modal terhadap keputusan nasabah pembiayaan mudharabah. H 02 : Tidak terdapat pengaruh pendapatan terhadap keputusan nasabah mengambil pembiayaan mudharabah. H a2 : Terdapat pengaruh pendapatan terhadap keputusan nasabah mengambil pembiayaan mudharabah. H 03 : Tidak terdapat pengaruh bagi hasil terhadap keputusan nasabah mengambil pembiayaan mudharabah. H a3 : Terdapat pengaruh bagi hasil terhadap keputusan nasabah pembiayaan mudharabah. H 04 : Tidak terdapat pengaruh pelayanan terhadap keputusan nasabah mengambil pembiayaan mudharabah. H a4 : Terdapat pengaruh pelayanan terhadap keputusan nasabah pembiayaan mudharabah. Sandi Raflesiani Alwi (2014), Pindah Bayu Ma rifah (2014), Iis Istiqomah (2013), Dwi Prasetyo (2010). Sugeng Raharjo (2010). Muhamad Suip, dkk (2014), Mufidah Amalia Azzahrah (2014), Tri Rahmat Habiby (2013), Juwani Pratiwi Utami (2013), Joko Lelono Widoyono (2011), Nasrul Eka Riyanto (2011). Pindah Bayu Ma rifah (2014), Ritwannudin Mulyawan (2014), Lia Andriani (2010). Lutfi Iftiani, dkk. (2014), Anis Mustaghfiroh (2013), Iis Istiqomah (2013), Muladi Wibowo (2010), Jumhur (2009). Ana Rochmaniah (2014), Muladi Wibowo (2010). Pindah Bayu Ma rifah (2014), Joko Lelono Widoyono (2011), Eriyati (2009), Arlina Nurbaity Lubis dan Ganjang Arihta Ginting (2008).

34 34 H. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengggunakan jenis pendekatan penelitian kuantitatif yaitu pendekatan yang datanya diperoleh dari pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan berdasarkan dari sampel orang-orang yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan presentasi tanggapan mereka. Penelitian kuantitatif lebih berdasarkan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penaksiran kuantitatif yang kokoh Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan. Penelitian lapangan (Field Research) merupakan penelitian yang datanya diperoleh dari studi lapangan dengan cara mengamati, mencatat kemudian mengumpulkan berbagai informasi dan data yang ditemukan di lapangan yaitu dengan data dari para nasabah BMT Syirkah Muawanah NU Cabang Kradenan Kota Pekalongan. 3. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil tempat pada BMT Syirkah Muawanah NU Cabang Kradenan Kota Pekalongan yang beralamatkan di Jalan Raya Urip Sumoharjo No. 230 Kradenan Kota Pekalongan Husein Umar, Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, (Jakarta: PT SUN, 1998), hlm.

35 35 4. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. 39 yaitu wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 40 Adapun populasinya dalam penelitian ini adalah nasabah aktif pembiayaan mudharabah pada BMT Syirkah Muawanah NU Cabang Kradenan Kota Pekalongan pada bulan maret tahun 2015 berjumlah 85 nasabah. b. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi peneliitian. Untuk memperoleh sampel yang dapat mewakili karakteristik populasi, diperlukan metode pemilihan sampel yang tepat. Untuk mempermudah penelitian dalam mendapatkan dapat primer maka penentuan sampel yang dapat mewakili keseluruhan populasi yang ada dengan mengunakan rumus slovin, yaitu : 41 NN nn = 1 + (N x ee 2 ) Dimana : 39 Hadi Sutrisno, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,2005), hlm V. Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayatno, Statistika untuk Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hlm. 17.

DAFTAR PUSTAKA. Wibowo, Singgih. dkk Pedoman Mengelola Perusahaan Kecil. Jakarta: Penebar Swadaya.

DAFTAR PUSTAKA. Wibowo, Singgih. dkk Pedoman Mengelola Perusahaan Kecil. Jakarta: Penebar Swadaya. DAFTAR PUSTAKA A. Buku Basri, Faisal. 2002. Perekonomian Indonesia: Tantangan dan Harapan Bagi Kebangkitan Ekonomi Indonesia. Jakarta: Erlangga. Widyaningrum, Nurul. 2002. Model Pembiayaan BMT dan Dampaknya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Responden dari penelitian ini adalah nasabah pembiayaan. mudharabah BMT Syirkah Muawanah NU Cabang Kradenan Kota

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Responden dari penelitian ini adalah nasabah pembiayaan. mudharabah BMT Syirkah Muawanah NU Cabang Kradenan Kota BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Deskripsi Responden Penelitian Responden dari penelitian ini adalah nasabah pembiayaan mudharabah BMT Syirkah Muawanah NU Cabang Kradenan Kota Pekalongan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama Islam, bank juga telah mengeluarkan sejumlah produk yang

BAB I PENDAHULUAN. beragama Islam, bank juga telah mengeluarkan sejumlah produk yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan di bidang bisnis perbankan di Indonesia semakin hari semakin ketat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perbankan baik dalam bentuk bank umum maupun

Lebih terperinci

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian 16 1 BAB I BAB V PENUTUP Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran- saran dari hasil analisis data pada bab-bab sebelumnyayang dapat dijadikan masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT), BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dewasa ini, perkembangan perekonomian masyarakat dalam skala makro dan mikro, membuat lembaga keuangan khususnya lembaga keuangan syariah bersaing untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga aspek ekonomi. Dalam aspek ekonomi Islam melarang adanya praktek. menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

BAB I PENDAHULUAN. juga aspek ekonomi. Dalam aspek ekonomi Islam melarang adanya praktek. menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah ajaran yang mengatur segala aspek kehidupan termasuk juga aspek ekonomi. Dalam aspek ekonomi Islam melarang adanya praktek riba. Di dalam Al-Qur

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. dalam Aliminsyah dan Padji Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan.

DAFTAR PUSTAKA. dalam  Aliminsyah dan Padji Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan. DAFTAR PUSTAKA Achmad Ridwan, Keterkaitan tingkat pendidikan dan pendapatan masyarakat dalam http://www.ridwan-belitung.blogspot.com Aliminsyah dan Padji.2003. Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan. Bandung:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak mulai dikembangkannya sistem bagi hasil dalam kurun waktu 17 tahun, total aset perbankan syariah telah mengalami peningkatan sebesar 27 kali lipat dari Rp 1,79

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga Keuangan Mikro Syari ah memiliki segmen pasar yang sudah jelas yaitu masyarakat level menengah ke bawah, sehingga kegiatan Lembaga ini akan berpusat di sentra-sentra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan mempunyai peranan yang sangat penting karena melalui

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan mempunyai peranan yang sangat penting karena melalui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum islam merupakan bagian dalam tata hukum di Indonesia dimana bagi setiap muslim diwajibkan untuk menerapkan aturan yang telah ditentukan oleh Allah SWT termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2002, hlm.91. 2

BAB I PENDAHULUAN. Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2002, hlm.91. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinamika perkembangan lembaga keuangan syariah bank atau non bank di Indonesia adalah satu sisi yang menarik untuk dikaji. Ada optimisme yang besar bagi pendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha mikro dan informal merupakan sektor usaha yang telah terbukti berperan strategis atau penting dalam mengatasi akibat dan dampak dari krisis ekonomi yang pernah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) sebagai lembaga keuangan mikro syariah mempunyai peran yang cukup penting dalam mengembangkan aspek-aspek produksi dan investasi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah, Baitul Maal wat Tamwil sangat dibutuhkan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah, Baitul Maal wat Tamwil sangat dibutuhkan oleh para 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan lembaga keuangan syariah seperti Baitul Maal wat Tamwil sangatlah penting bagi sistem perekonomian di Indonesia. Sebagai lembaga keuangan syariah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 berjumlah unit, dan pada tahun 2012 berjumlah saja, melainkan mencakup pula koperasi syariah 1.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 berjumlah unit, dan pada tahun 2012 berjumlah saja, melainkan mencakup pula koperasi syariah 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan koperasi di Indonesia secara global telah mengalami sebuah peningkatan yang cukup menggembirakan. Hal ini dapat dibuktikan dengan data dari Kementerian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian nasional. Fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian nasional. Fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pemerintah mendorong masyarakat bersaing di sektor riil, memacu masyarakat untuk aktif dalam memajukan sektor riil. Masyarakat berlomba-lomba agar mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berisi liberalisasi industri perbankan. Para ulama waktu itu telah berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang berisi liberalisasi industri perbankan. Para ulama waktu itu telah berusaha untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya intensif pendirian bank syariah di Indonesia dapat ditelusuri jejaknya sejak tahun 1988 di saat pemerintah mengeluarkan paket kebijakan Oktober (Pakto) yang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. dibuat semacam interpretasi dari hasil perhitungan yang menggunakan rumus

BAB V PEMBAHASAN. dibuat semacam interpretasi dari hasil perhitungan yang menggunakan rumus BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dari pengolahan data, kemudian diadakan analisis yang merupakan pengolahan lebih lanjut dari hasil uji hipotesis. Dalam analisis ini akan dibuat semacam interpretasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam mempunyai tujuan untuk membentuk masyarakat dengan aturan sosial yang kuat. Dalam aturan itu, setiap individu diikat oleh persaudaraan dan kasih sayang seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan belum dikenal secara jelas dalam sejarah Islam yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam sudah ada dan sudah terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia saat ini organisasi bisnis Islam yang berkembang adalah bank syariah. Salah satu penyebab yang menjadikan bank syariah terus mengalami peningkatan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya bank Islam di Negara Islam berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) merasa prihatin terhadap usaha kecil dan menengah, sehingga mulai merumuskan sistem keuangan yang lebih sesuai dengan kondisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan ekonomi Islam di Indonesia semakin lama semakin mendapatkan perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia dewasa ini menunjukkan perkembangannya yang cukup pesat. Hal itu terlihat dengan adanya lembaga keuangan yang bermunculan baik itu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan koperasi dalam perekonomian Indonesia walaupun tidak menempati porsi besar akan tetapi perkembangannya mengalami kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat seiring dengan semakin berkembangnya industri perbankan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. pesat seiring dengan semakin berkembangnya industri perbankan syariah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perbankan Indonesia saat ini telah mengalami pertumbuhan yang pesat seiring dengan semakin berkembangnya industri perbankan syariah. Bank syariah merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 mengalami tumbuh sebesar

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 mengalami tumbuh sebesar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 mengalami tumbuh sebesar 6,5 persen dari tahun 2010. 1 Sekarang ekonomi Indonesia lebih terintegrasi ke dalam ekonomi

Lebih terperinci

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat yang tidak mengerti apa sebenarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang berkelebihan dana dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999 merupakan babak baru dalam sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Aziz A, Pedoman Pendirian BMT. Jakarta: Pinbuk Press, 2004, h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Aziz A, Pedoman Pendirian BMT. Jakarta: Pinbuk Press, 2004, h. 6. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena penerapan prinsip syariah dalam lembaga keuangan semakin berkembang pesat, tidak hanya di perbankan tetapi juga Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). Di sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan nama Bank Syariah di Indonesia bukan merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan nama Bank Syariah di Indonesia bukan merupakan hal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perbankan dengan menggunakan prinsip syariah atau lebih dikenal dengan nama Bank Syariah di Indonesia bukan merupakan hal yang tidak asing lagi.mulai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai sebuah Negara berpenduduk muslim terbesar di dunia baru pada akhir abad XX ini memiliki bank-bank yang mendasarkan pengelolaannya pada prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya bank-bank syariah di negara-negara Islam berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar ekonomi islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan peran perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syariah di Indonesia telah berkembang dengan pesat. Seperti yang telah diketahui bukan hanya lembaga perbankan syariah saja, bahkan lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh. Bank Umum Syariah diseluruh Indonesia yang mempublikasikan laporan

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh. Bank Umum Syariah diseluruh Indonesia yang mempublikasikan laporan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh besarnya bagi hasil terhadap simpanan mudharabah pada bank umum syariah. Penelitian ini merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diterbitkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahunn 2003 yang

BAB I PENDAHULUAN. Diterbitkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahunn 2003 yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diterbitkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahunn 2003 yang menyatakan bahwa bunga bank itu adalah riba, dan riba sangat dilarang dan diharamkan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi masyarakat yang semakin meningkat yang ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa khawatir pada setiap individu dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan pesat. Pemerintah mengeluarkan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Syariah, yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tolak ukur kemajuan negara tersebut. Menurut Kasmir (2014) bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. tolak ukur kemajuan negara tersebut. Menurut Kasmir (2014) bank adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga yang memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Kemajuan bank di suatu negara dapat dijadikan tolak ukur kemajuan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia ditandai dengan perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan lembaga kuangan syariah di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan syariah semakin berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya lembaga keuangan syariah yang berdiri di Indonesia. Tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Pemasaran tidak terlepas dari unsur persaingan. Biasanya tidak ada salah satu bisnis pun, yang dengan leluasa bisa santai menikmati penjualan dan keuntungan. Sering

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Nilai Taksiran Agunan terhadap Keputusan Nasabah Memilih. Pembiayaan Ba i Bitsaman Ajil di BMT Pahlawan Cabang Ngemplak

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Nilai Taksiran Agunan terhadap Keputusan Nasabah Memilih. Pembiayaan Ba i Bitsaman Ajil di BMT Pahlawan Cabang Ngemplak BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Nilai Taksiran Agunan terhadap Keputusan Nasabah Memilih Pembiayaan Ba i Bitsaman Ajil di BMT Pahlawan Cabang Ngemplak Tulungagung Berdasarkan hasil dari penelitian dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Islam merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Islam merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank Islam merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur keberhasilan ekonomi syariah. Perkembangan bank syariah di Indonesia secara umum cukup menggembirakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan sekarang ini, ada dua jenis lembaga keuangan syariah yaitu lembaga keuangan syariah yang berupa bank dan lembaga keuangan syariah non bank. Lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bank yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi menempati posisi yang sangat vital pada era perekonomian modern saat ini. Lalu lintas perdagangan dalam skala domestik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan permodalan tidak mudah diperoleh. 1. Mudharabah BMT Bina Umat Sejahtera Semarang (Universitas Negeri Semarang, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan permodalan tidak mudah diperoleh. 1. Mudharabah BMT Bina Umat Sejahtera Semarang (Universitas Negeri Semarang, 2007) A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Perekonomian Indonesia yang kini semakin memprihatinkan dan tuntutan masyarakat terhadap perbaikan sistem ekonomi dirasakan perlu adanya sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor perbankan menjadi salah satu elemen yang vital bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Bank berperan sebagai pihak Intermediasi antara kelompok yang berkelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunannya tidaklah terlepas dari peran serta sektor perbankan. Bank adalah badan usaha yang menjalankan kegiatan menghimpun dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya. Untuk meningkatkan perekonomian, fokus pemerintah. Indonesia salah satunya pada sektor keuangan dan sektor riil.

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya. Untuk meningkatkan perekonomian, fokus pemerintah. Indonesia salah satunya pada sektor keuangan dan sektor riil. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ekonomi merupakan sesuatu yang penting untuk memenuhi kebutuhan manusia. Selain itu ekonomi juga menjadi indikator tingkat kesejahteraan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. ketahui hasil nya adalah sebagai berikut: Indonesia pada Periode Tahun

BAB V PEMBAHASAN. ketahui hasil nya adalah sebagai berikut: Indonesia pada Periode Tahun 63 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan paparan hasil penelitan diatas, dengan menggunakan alat bantu analisis data yaitu spss, dan menggunakan teknik analisis data berupa uji asumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat, dana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat, dana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam upaya meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat, dana sangat penting untuk memenuhi segala kebutuhan hidup serta menggerakkan roda perekonomian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga mewujudkan krisis ekonomi dan moneter yang melanda bangsa Indonesia pada akhir tahun 1997. 1 Akibat

Lebih terperinci

BMT merupakan pelaku ekonomi baru dalam kegiatan perekonomian nasional yang beroperasi dengan menggunakan prinsip syariah. BMT melakukan fungsi

BMT merupakan pelaku ekonomi baru dalam kegiatan perekonomian nasional yang beroperasi dengan menggunakan prinsip syariah. BMT melakukan fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Negara maju adalah negara yang setidaknya memiliki masyarakat yang memilih sebagai wirausaha, wirausaha adalah tulang punggung ekonomi nasional. Semakin maju suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-undang No. 0 tahun 998 tentang perubahan atas Undang-undang No. 7 tahun 99 tentang perbankan, Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di dalam mewujudkan cita-cita atau tujuan pembangunan nasional, sub sektor ini

BAB I PENDAHULUAN. di dalam mewujudkan cita-cita atau tujuan pembangunan nasional, sub sektor ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perbankan sebagai salah satu sub sektor ekonomi sangat besar peranannya dalam mendukung aktivitas dan pelaksanaan pembangunan yang merupakan alat di dalam mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank syariah dan Unit Usaha Syariah belum banyak seperti sekarang.

BAB I PENDAHULUAN. bank syariah dan Unit Usaha Syariah belum banyak seperti sekarang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebelum Undang-Undang Perbankan Syariah ditetapkan, jumlah bank syariah dan Unit Usaha Syariah belum banyak seperti sekarang. Bahkan setelah difasilitasi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insane, Jakarta, 2001, hlm. Vii

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insane, Jakarta, 2001, hlm. Vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa dekade belakangan ini industri perbankan terus berkembang dengan pesatnya, sehingga sektor ini menjadi sektor andalan dalam pengembangan perekonomian daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Institusi keuangan belum dikenal jelas dalam sejarah Islam. Namun prinsipprinsip pertukaran dan pinjammeminjam sudah ada dan banyak terjadi pada zaman Nabi Muhammad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peran lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peran lembagalembaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Munculnya kesadaran umat Islam dalam mengkaji ajaran Islam untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peran lembagalembaga dakwah islam, majlis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi Islam belakangan ini mulai menunjukkan peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga menyajikan pandangan dalam konteks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada Hukum Ekonomi Syariah yang ada di Lembaga Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada Hukum Ekonomi Syariah yang ada di Lembaga Keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nisbah dalam tingkat bagi hasil merupakan sebuah konsep yang berlandaskan pada Hukum Ekonomi Syariah yang ada di Lembaga Keuangan Syariah (LKS). Dalam kaitannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini juga terjadi di Indonesia. Pesatnya kemajuan didunia perbankan membuat

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini juga terjadi di Indonesia. Pesatnya kemajuan didunia perbankan membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena perekonomian dunia terus berubah seiring perkembangan zaman, kemajuan terjadi disemua sektor baik industri, jasa maupun perbankan. Hal ini juga terjadi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank Islam merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Prinsip bagi hasil (profit sharing) merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi operasional bank syariah secara keseluruhan. Secara syariah prinsipnya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tetapi juga pada bentuk produk yang ditawarkan. Upaya bank untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tetapi juga pada bentuk produk yang ditawarkan. Upaya bank untuk menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia perbankan masa sekarang ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal tersebut dapat dilihat dengan banyaknya bank baru di Indonesia, sehingga persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus dilakukan oleh para produsen dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan agar lebih berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu lembaga keuangan pembiayaan memiliki pola pelayanan yang khas, seperti sasaran nasabah, tipe kredit, serta cara pengajuan, penyaluran, dan pengembalian kredit.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Akad Pembiayaan Mudharabah Pada KJKS-BMT Ummat

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Akad Pembiayaan Mudharabah Pada KJKS-BMT Ummat BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Akad Pembiayaan Mudharabah Pada KJKS-BMT Ummat Sejahtera Abadi Perkembangan Bank Syari ah berdasarkan UU No.10 Tahun 1998 tentang perubahan atas UU No.7

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syariah adalah lembaga yang dalam aktifitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laju perkembangan ekonomi syari ah di Indonesia dari hari ke hari mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Laju perkembangan ekonomi syari ah di Indonesia dari hari ke hari mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laju perkembangan ekonomi syari ah di Indonesia dari hari ke hari mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dimulai dari sektor perbankan pada tahun 1991 dengan pendirian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan bank sebagai tempat untuk melakukan transaksi keuangan. Bank merupakan lembaga keuangan yang aman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Intermediasi keuangan merupakan proses penyerapan dari unit surplus

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Intermediasi keuangan merupakan proses penyerapan dari unit surplus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, lembaga keuangan berperan sebagai lembaga intermediasi keuangan. Intermediasi keuangan merupakan proses penyerapan dari unit surplus ekonomi, baik sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting menentukan keberhasilan bisnis ini (Suratman, 2012). Seperti penelitian Mustakim (2013) yang menunjukan bahwa krisis

BAB I PENDAHULUAN. penting menentukan keberhasilan bisnis ini (Suratman, 2012). Seperti penelitian Mustakim (2013) yang menunjukan bahwa krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank sebagai lembaga perantara keuangan melakukan mekanisme pengumpulan dan penyaluran dana secara seimbang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bisnis perbankan merupakan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Antonio, MS Bank Syariah : Dari Teori ke Praktik. Gema Insani Press, Jakarta

DAFTAR PUSTAKA. Antonio, MS Bank Syariah : Dari Teori ke Praktik. Gema Insani Press, Jakarta DAFTAR PUSTAKA Antonio, MS. 2001. Bank Syariah : Dari Teori ke Praktik. Gema Insani Press, Jakarta Aziz, MA. 2004. Penanggulangan Kemiskinan Melalui POKUSMA dan BMT. PINBUK Press, Jakarta Bintoro, 2003.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara lain James Francis Devlin (2002), Anna Maria Lubis dan Dwi Rachmania

BAB I PENDAHULUAN. antara lain James Francis Devlin (2002), Anna Maria Lubis dan Dwi Rachmania BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kredit merupakan bagian yang paling penting dalam mengembangkan usaha rakyat guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Maka dari itu, salah satu cara pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberi rekomendasi agar didirikan lembaga perbankan syariah pada tahun 1990. Salah satu uji coba yang cukup berhasil dan kemudian tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA Perbedaan Syariah dengan Konvensional

II TINJAUAN PUSTAKA Perbedaan Syariah dengan Konvensional II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perbedaan Syariah dengan Konvensional 2.1.1. Perbandingan Kinerja Bank Syariah dengan Bank Konvensional Kusafarida (2003) dalam skripsinya meneliti tentang perbandingan kinerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan di analisis

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan di analisis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis dari penelitian adalah penelitian kuantitatif, yakni penelitian yang menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan di analisis menggunakan statistik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Pemerintah mengeluarkan UU No.7 Tahun disebut Bank Syariah, yang diawali dengan berdirinya Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Pemerintah mengeluarkan UU No.7 Tahun disebut Bank Syariah, yang diawali dengan berdirinya Bank Muamalat A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan pesat. Pemerintah mengeluarkan UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan Syariah, yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank mungkin giat dalam mempromosikan penawaran dan mengumpulkan

BAB I PENDAHULUAN. bank mungkin giat dalam mempromosikan penawaran dan mengumpulkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu kegiatan yang dilakukan bank adalah menunggu permintaan kredit, kemudian memberikan atau menolak kredit yang diajukan. Meskipun bank mungkin giat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara adalah sektor perbankan. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. negara adalah sektor perbankan. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sektor yang berperan vital bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah sektor perbankan. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perbankan syariah sistem pembiayaan mudharabah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perbankan syariah sistem pembiayaan mudharabah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan perbankan syariah sistem pembiayaan mudharabah menjadi produk pembiayaan yang mampu mendominasi pembiayaan yang ada di bank Syariah daripada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Baitul Maal wa Tamwil (BMT) selalu berupaya untuk. sehingga tercipta pemerataan ekonomi untuk semua kalangan.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya Baitul Maal wa Tamwil (BMT) selalu berupaya untuk. sehingga tercipta pemerataan ekonomi untuk semua kalangan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan syariah memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Banyaknya lembaga keuangan khususnya Baitul Maal wa Tamwil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut UU Perbankan No.10 tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO. BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.15/DSN-MUI/IX/2000 A. Analisis Kesesuaian Metode Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sesama dalam persaingannya didunia ekonomi. Hal tersebut sudah

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sesama dalam persaingannya didunia ekonomi. Hal tersebut sudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ekonomi syariah merupakan ajaran yang mengedepankan nilai-nilai agama serta etika dalam bermuamalah, yang memberikan nilai keuntungan secara adil kepada kedua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan lembaga keuangan sangat berperan dalam ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan lembaga keuangan sangat berperan dalam ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan lembaga keuangan sangat berperan dalam ekonomi masyarakat. Perekonomian yang sudah berkembang membutuhkan suatu lembaga yang bisa mendukung perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta menyediakan jasa-jasa bank lainnya. Pengertian bank pada awal dikenalnya

BAB I PENDAHULUAN. serta menyediakan jasa-jasa bank lainnya. Pengertian bank pada awal dikenalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan suatu lembaga keuangan dan bergerak dalam bidang jasa yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, menyalurkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar didunia, sehingga diperlukan adanya sebuah lembaga keuangan syariah. Sistem lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan bermuamalah dari zaman ke zaman semakin bervariasi karena adanya kebutuhan yang memaksakan manusia untuk melakukan hal tersebut. Salah satu kegiatan transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan manusia dengan Tuhannya. Ibadah juga merupakan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. hubungan manusia dengan Tuhannya. Ibadah juga merupakan sarana untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Syari ah Islam merangkum seluruh aspek kehidupan manusia, baik ibadah maupun muamalah. Ibadah diperlukan untuk menjaga ketaatan dan keharmonisan hubungan manusia dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sistem bunga telah lama diterapkan dalam kegiatan perekonomian Indonesia, sedangkan sistem bagi hasil baru diperaktekan dalam perekonomian Indonesia, khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Indonesia, yang

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Indonesia, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya sektor perbankan mempunyai peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang bertugas untuk mengelola

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1) Bahwa dalam bank BRI Syariah cabang Surabaya dapat menggunakan akad

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1) Bahwa dalam bank BRI Syariah cabang Surabaya dapat menggunakan akad BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini oleh penulis, yaitu: 1) Bahwa dalam bank BRI Syariah cabang Surabaya dapat menggunakan akad wakalah.

Lebih terperinci