BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Yogyakarta juga merupakan bagian dari variabel-variabel penunjang dari kegiatan
|
|
- Harjanti Leony Hardja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Yogyakarta Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai gambaran dari lokasi penelitian, selain dari Walhi Yogyakarta yang merupakan sebagai fokus utama dalam penelitian, Kota Yogyakarta juga merupakan bagian dari variabel-variabel penunjang dari kegiatan penelitian. Bagian ini hanya membahas pokok-pokok penting yang mempengaruhi kebijakan pembangunan khususnya Ruang terbuka Hijau, yang ditinjau dari analisis terhadap kondisi geografis daerah, luas wilayah menurut batas administrasi pemerintahan Kabupaten/Kota/Kecamatan/Desa dan Kelurahan dan komposisi Ruang Terbuka Hijau saat ini. 1. Letak, Luas, dan Batas Wilayah Administrasi Luas wilayah Kota Yogyakarta adalah Ha atau 32,50 Km2 (1,02% dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) dengan jarak terjauh dari utara ke selatan kurang lebih 7,50 km dan dari barat ke timur kurang lebih 5,60 Km. Secara administratif Kota Yogyakarta terdiri dari 14 Kecamatan, 45 Kelurahan, 614 Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT). Penggunaan lahan paling banyak diperuntukkan bagi perumahan, yaitu sebesar 2.103,27 Ha dan sebagian kecil berupa lahan kosong seluas 20,20 Ha. Kecamatan Umbulharjo merupakan kecamatan yang wilayahnya paling luas yaitu 812,00 Ha atau sebesar 24,98% dari luas Kota Yogyakarta, sedangkan kecamatan yang wilayahnya paling sempit adalah Kecamatan Pakualaman dengan luas 63,00 Ha atau sebesar 1,94% dari luas Kota Yogyakarta. Adapun luas
2 masing-masing kecamatan di Kota Yogyakarta dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut : Tabel II.1 Pembagian Administrasi dan Luas Wilayah Kota Yogyakarta NO Kecamatan Kelurahan Luas Area (km2) Jumlah RW Jumlah RT 1. MANTRIJERON 1.Gedongkiwo 2.Suryodiningra tan 3.Mantrijeron KRATON 1.Patehan Panembahan 3. MERGANGSAN 1.Brontokusum an 2.Keparakan 3.Wirogunan 4. UMBULHARJO 1.Giwangan 2.Sorosutan 3.Pandeyan 4.Warungboto 5.Tahunan 6.Muja Muju 7.Semak 5. KOTAGEDE 1.Prenggan 2.Purbayan 3.Rejowinangu n 6. GONDOKUSUMAN 1.Baciro 2.Demangan 3.Klitren 4.Kotabaru 5.Terban 7. DANUREJAN 1.Suryatmajan 2.Tegalpanggun g 3.Bausasran 8. PAKUALAMAN 1.Purwokinanti 2.Gunungketur 9. GONDOMANAN 1.Prawirodirjan 2.Ngupasan
3 10. NGAMPILAN 1.Notoprajan 2.Ngampilan 11. WIROBRAJAN 1.Patangpuluha n 2.Wirobrajan 3.Pakuncen 12. GEDONGTENGEN 1.Pringgokusu man 2.Sosromendura n 13. JETIS 1.Bumijo 2.Gowongan 3.Cokrodiningr atan 14. TEGALREJO 1.Tegalrejo 2.Bener 3.Kricak 4.Karangwaru Jumlah 45 32, Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Yogyakarta (2014) Secara administratif, Kota Yogyakarta terdiri dari 14 kecamatan dan 45 kelurahan dengan batas wilayah sebagai berikut: Batas sebelah Utara : Kabupaten Sleman Batas sebelah Timur : Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul Batas sebelah Selatan : Kabupaten Bantul Batas sebelah Barat : Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul Letak geografis Kota Yogyakarta di antara dan Bujur Timur, dan Lintang Selatan dengan ketinggian rata-rata 114 m diatas permukaan laut. Jarak terjauh dari Utara ke Selatan kurang lebih 7,5 km dan dari Barat ke Timur kurang lebih 5,6 km.
4 Dengan kedudukan tersebut, secara umum Kota Yogyakarta memiliki posisi strategis antara lain sebagai ibukota Propinsi dan pusat kegiatan regional yang mencakup kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Bagian Selatan. Posisi ini membentuk pola aktifitas, potensi dan permasalahan yang khas sebagai wilayah yang bersifat terbuka dengan mobilitas yang tinggi.posisi sebagai pusat dari semua aktifitas masyarakat yang berkaitan dengan keseluruhan dari aspek urusan dan kewenangan pemerintahan mendorong Kota Yogyakarta menuju kepada ciri-ciri masyarakat perkotaan (urban society) yang mengandalkan pada sektor-sektor pelayanan dan jasa ketimbang sektor-sektor manufaktur dan produksi berskala besar. 1. Kondisi Tanah dan Curah Hujan Kota Yogyakarta yang terletak di daerah dataran lereng gunung berapi Merapi, mempunyai jenis tanah regosal atau vulkanis muda.formasi geologi yang terdapat di Kota Yogyakarta adalah Batuan Sedimen Old Andesit.Sebagian besar jenis tanahnya adalah regosol. Terdapat 3 sungai yang mengalir dari arah utara ke selatan yaitu Sungai Gajah Wong yang mengalir di bagian timur kota, Sungai Code di bagian tengah dan Sungai Winongo di bagian barat kota. Rata-rata curah hujan tertinggi pada tahun 2009 terjadi pada bulan Februari, yaitu sebanyak 474 mm dan terendah terjadi pada bulan Juli (o mm). Rata-rata hari hujan per bulan adalah 9,92 hari. Kelembaban udara rata-rata cukup tinggi, II - 6 kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Februari sebesar 83% dan terendah pada bulan September sebesar 66%. Tekanan udara rata-rata 1.010,3 mb dan suhu udara rata-rata 26,66.
5 2. Penggunaan Lahan Sesuai dengan RTRW Kota Yogyakarta penggunaan lahan di kota Yogyakarta pada tahun didominasi oleh lahan permukiman. Selama kurun guna lahan yang mengalami peningkatan adalah pada sektor jasa seperti kegiatan perdagangan dan pariwisata. Peningkatan ini menggambarkan dinamika perekonomian kota Yogyakarta yang ditopang oleh sektor jasa, sebaliknya untuk lahan pertanian luasannya sangat rendah yaitu 118,591 Ha, dan sesuai dengan posisi Kota Yogyakarta sebagai daerah perkotaan, maka di RTRW sudah tidak terdapat lahan pertanian. Berikut disajikan data penggunaan lahan di Kota Yogyakarta tahun Tabel II.2 Luas Penggunaan Lahan Berdasarkan Status Peruntukan Lahan Tahun Kota Yogyakarta Jenis Penggunaan Lahan (Ha) Tahun Perumahan Jasa Perush Industri Pertanian Non Produktif Lain2 Jml , , ,617 52, ,052 20, , , , ,565 52, ,029 20, , , , ,498 52, ,166 20, , , , ,138 52, ,591 20, , Sumber Data : Kantor Pertanahan Kota Yogyakarta/ Kota Yogyakarta Dalam Angka Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pembangunan Ruang Terbuka Hijau merupakan salah satu prioritas untuk mewujudkan Yogyakarta yang nyaman bagi warga masyarakat. Pada tahun 2011 persentase RTH dikota Yogyakarta mencapai 32,86% yang terdiri dari 14% RTH private dan 17% RTH umum. Persentase ini meningkat sejak tahun 2010 hingga tahun 2013 dan diharapkan setiap tahunnya luasannya meningkat. Pada tahun 2010 luas taman yaitu m2 dan pada tahun 2013 menjadi m2 dimana terdapat sebanyak pohon perindang,
6 banyaknya RTH dikota akan menjadikan kota menjadi lebih nyaman dan dapat menyerap CO2, sehingga udara menjadi lebih segar. Tantangan ke depan adalah pencapaian prosentase RTH terhadap luasan Kota Yogyakarta sebesar 20% untuk RTH publik, sehingga perlu fasilitasi pembangunan RTH di masing-masing wilayah. Berikut disajikan data RTH Kota Yogyakarta Tahun 2013hingga 2014 serta komposisi RTH publik dan privat tahun 2014 Tabel II.3 Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Yogyakarta Tahun No Tahun Luas Taman (m2) Jumlah Pohon Perindang (batang) Luasan RTH (%) ,80% ,80% ,65% ,99% ,86% Sumber Data : Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, 2014 Tabel II.4 Komposisi RTH Publik dan Privat Kota Yogyakarta tahun 2015 Kecamatan Luas wilayah (Ha) RTH (Ha) RTH Publik (Ha) RTH Privat (Ha) MANTRIJERON 260,92 100,56 48,22 52,34 KRATON 140,09 24,06 18,38 10,10 UMBULHARJO 811,69 300,99 144,79 156,70 KOTAGEDE 306,91 118,02 72,18 71,96 GONDOKUSUMAN 398,99 129,53 99,70 29,83 DANUREJAN 110,06 20,66 12,91 11,6 PAKUALAMAN 63,05 10,31 4,61 5,70 GONDOMANAN 112,04 26,86 14,88 12,21 NGAMPILAN 82,07 10,48 5,90 4,58 WIROBRAJAN 175,99 56,73 37,94 18,79 GEDONGTENGEN 110,06 20,66 12,91 11,6 JETIS 170,11 30,26 26,30 10,76 TEGALREJO 290,96 102,34 31,69 70,65 MERGANGSAN 231,09 52,32 26,30 26,02
7 Sumber Data : Olah data studio BAPPEDA,
8 B. Profil WALHI Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Sejarah dan Perkembangan WALHI DIY Adanya kesamaan visi serta misi yang akan diemban serta didorong oleh rasa keperihatinan terhadap permasalahan lingkungan hidup, telah membawa semangat baru dalam pergerakan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Situasi dan kondisi ini pula yang akhinya mengilhami beberapa aktivis untuk membuat sebuah jaringan yang dapat mempersatukan gerak perjuangan lingkungan hidup sebagai pertimbangan dalam merumuskan/memutuskan kebijakan-kebijakan pembangunan yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan, sehingga dengan adanya wadah/forum gerakan yang semula bergerak sendiri-sendiri, tidak terkoordinasi serta terkadang terjadi overlape antar lembaga dapat teratasi sedikit demi sedikit. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau biasa dikenal sebagai WALHI merupakan sebuah organisasi lingkungan hidup independen non-profit terkemuka di Indonesia. Saat ini WALHI telah tersebar di 28 propinsi di Indonesia dengan keanggotaan sebanyak 479 organisasi anggota dan 156 anggota individu pada tahun 2011 lalu. Organisasi WALHI juga berkampanye secara internasional melalui Friends of the Earth Internasional yang telah menjaring setidaknya 71 anggota di 70 negara, 15 organisasi afiliasi, dan lebih dari 2 juta anggota individu dan pendukung di seluruh dunia. Tujuan utama WALHI adalah mengawasi pembangunan yang berjalan saat ini dengan mempromosikan solusi untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan serta menjunjung tinggi keadilan sosial masyarakat. Dengan visi "terwujudnya suatu tatanan sosial, ekonomi, dan politik yang adil dan demokratis yang dapat menjamin hak-hak rakyat atas sumber-sumber kehidupan dan lingkungan hidup yang sehat" WALHI tumbuh dengan
9 rencana strategis guna menjadi organisasi yang mandiri dan profesional dalam advokasi lingkungan berbasis pada rakyat, mampu menjamin adanya kebijakan negara terhadap perlindungan Kawasan Ekologi Genting sebagai Sumber-sumber Kehidupan Rakyat melalui pemerintahan yang baik dan bersih serta memperoleh akses dan kontrol terhadap sumbersumber kehidupan rakyat. Forum pengambilan keputusan tertinggi WALHI adalah dalam pertemuan anggota setiap empat tahun yang disebut Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup (PNLH).Forum ini menerima dan mensahkan pertanggungjawaban Eksekutif Nasional, Dewan Nasional; merumuskan strategi dan kebijakan dasar WALHI; menetapkan dan mensahkan Statuta; serta menetapkan Eksekutif Nasional, Dewan Nasional. Pada tanggal 19 September 1986 diadakan pertemuan dialogis mengenai lingkungan hidup dengan output salah satunya adalah kebutuhan bersama yang dapat menampung aspirasi, mempermudah koordinasi, berbagi informasi guna pelestarian lingkungan hidup, berdasarkan kesepakatan diatas itu pula Walhi Daerah Istimewa Yogyakarta diresmikan atas surat izin dan persetujuan Walhi Nasional maka secara resmi Walhi DIY menjadi forum daerah untuk Daerah Istimewa Yogyakarta terbentuk. Walhi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu forum daerah Walhi yang ada di Indoensia. Walhi Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri merupakan forum lingkungan hidup yang beranggotakan Lembaga Swadaya Masyarakat, Kelompok Pencinta Alam serta Organisasi Masyarakat/OR yang dibentuk berdasarkan kesepakatan 20 lembaga yang mempunyai kesamaan visi dalam memperjuangkan pelestarian lingkungan hidup khususnya diwilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagai wahana advokasi lingkungan hidup Walhi
10 Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan alat untuk memperjuangkan pemenuhan keadilan, pemerataan, pengawasan rakyat atas kebijakan pengelolaan sumber daya alam, keadilan bersih dan independen serta penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih untuk mendorong pengelolaan lingkungan hidup secara lanjutan. Sasaran dari advokasi lingkungan hidup Walhi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah pembuat kebijakan dan pengambil keputusan, pemilik modal serta kelompok-kelompok lain yang berpotensi merusak lingkungan hidup.walhi Daerah Istimewa Yogyakarta menilai kecenderungan kerusakan lingkungan lingkungan hidup semakin masif dan kompleks baik di pedesaan dan perkotaan.memburuknya kondisi lingkungan hidup secara terbuka diakui mempengaruhi dinamika sosial politik dan sosial ekonomi masyarakat baik tingkat komunitas, regional dan nasional. Seiring dengan berjalannya waktu, kesadaran bahwa persoalan lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama, maka dalam keorganisasian WALHI muncul pemikiran baru untuk melibatkan masyarakat luas dalam gerakan advokasi lingkungan yang selama ini dilakukan.melibatkan masyarakat luas berarti pula merubah image eksklusif WALHI menjadi lebih cair sebagai organisasi publik. Momentum inilah yang kemudian mendorong didirikannya Sahabat Lingkungan (Sha-Link) pada tanggal 3 Desember 2004 sebagai wadah individu dari berbagai spesifikasi keilmuan, profesi dan golongan untuk melakukan kegiatan penyadaran dan penyelamatan lingkungan. Walhi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakn forum advokasi lingkungan hidup yang terdiri dari Organisasi non Pemerintah,Kelompok Pecinta Alam dan Organisasi Rakyat. WALHI Yogyakarta dalam melakukan advokasi lingkungan hidup didukung oleh 29
11 lembaga anggota, lebih dari 300 sahabat lingkungan dan 54 mitra kerja organisasi rakyat yang berasal dari berbagai latar belakang disiplin keahlian organisasi hukum, kesehatan lingkungan dan masyarakat, hutan, pertanian, lingkungan perkotaan, buruh, penegakan demokrasi dan HAM serta pemberdayaan masyarakat, manajemen sumber daya alam, Manajemen Bencana, budaya, pendidikan lingkungan, lembaga riset serta lembaga mahasiswa penggiat alam bebas. Walhi Yogyakarta dalam melakukan advokasi lingkungan hidup berbasiskan kawasan dengan isu strategis antara lain Tata ruang, Kedaulatan Pangan, Air dan Bencana Ekologis. Sebagai organisasi publik, Walhi DIY terus berupaya : 1. Menjadi Organisasi yang populis, inklusif dan bersahabat. 2. Menjadi organisasi yang bertanggung gugat dan transparan. 3. Mengelola pengetahuan yang dikumpulkannya untuk mendukung upaya penyelamatan lingkungan hidup yang dilakukan anggota dan jaringannya maupun publik. 4. Menjadi sumber daya ide, kreativitas dan kaderisasi kepemimpinan dalam penyelamatan lingkungan hidup 5. Menggalang dukungan nyata dari berbagai elemen masyarakat.menajamkan fokus dan prioritas dalam mengelola kampanye dan advokasi untuk berbagai isu : a) Air, Pangan dan keberlanjutan b) Hutan dan Perkebunan c) Energi dan Tambang d) Pesisir dan Laut e) Isu isu perkotaan
12 2. Kelembagaan dan Pendanaan Sebagai forum, Walhi menganut sistem pemerintahan yang demokratis dengan prinsip tanggung gugat dan transparan.di tingkat nasional, Eksekutif Nasional menjalankan program-program nasional organisasi, sementara kelembagaan yang merupakan representasi seluruh anggota untuk menjalankan fungsi legislatif disebut Dewan Nasional.Eksekutif Nasional dan Daerah dipilih melalui pemilihan langsung.struktur organisasi dibangun berdasarkan prinsip Trias Politika untuk menjamin pelaksanaan pembagian kekuasaan dan kontrol untuk menghindari kekuasaan mutlak. Eksekutif Nasional dan Eksekutif Daerah, Dewan Nasional dan Dewan Daerah serta Majelis Etik Nasional adalah bagian dari Trias Politika Walhi yang menjalankan hak dan kewajiban dan tercantum dalam statuta. Untuk memastikan jalannya organisasi, posisi direktur eksekutif dibatasi maksimal hingga 1 kali masa jabatan selama tiga tahun.walhi ada di 26 Provinsi di Indonesia, termasukwalhi DIY salah satunya.semua menjalankan forumnya dengan independen, termasuk pendanaan dan pengelolaannya.di tingkat nasional, Eksekutif Nasional berperan sebagai koordinator dan fasilitator dalam aktivitas nasional dan internasional. Kepengurusan Walhi Yogyakarta periode terdiri dari Dewan Daerah dan Eksekutif Daerah yang terdiri dari Direktur Eksekutif didukung oleh bidang kerja Kesekretariatan, Penguatan Kelembagaan dan Advokasi Kawasan serta organ support Sahabat Lingkungan dan WALHI Institute. 1. Pengambilan Keputusan Walhi Forum pengambilan keputusan tertinggi Walhi adalah dalam pertemuan anggota setiap tiga tahun yang disebut Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup
13 (PNLH). Forum ini menerima dan mengesahkan pertanggungjawaban Eksekutif Nasional, Dewan Nasional serta Majelis Etik Nasional, merumuskan strategi dan kebijakan dasar Walhi; menetapkan dan mengesahkan statuta; serta menetapkan Eksekutif Nasional, Dewan Nasional dan Majelis Etik Nasional. Setiap tahun diselenggarakan pula Konsultasi Nasional Lingkungan Hidup (KNLH) sebagai forum konsultasi antar komponen Walhi dan evaluasi program Walhi. Format pengambilan keputusan yang sama juga terjadi di forum forum Walhi daerah. 2. Sumber Pendanaan Program WALHI Yogyakarta dalam mendukung kegiatan advokasi Lingkungan adalah penggalangan dana publik. Penggalangan dana publik dengan nama Donasi Hijo merupakan upaya menggalang dukungan publik terhadap penyelamatan lingkungan dan mempertahankan hak rakyat atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Serta upaya membangun independensi WALHI Yogyakarta sebagai sebuah forum lembaga non pemerintah. Penggalangan dana publik, WALHI Yogyakarta memberikan kesempatan kepada individu maupun komunitas masyarakat untuk berpartisipasi mendukung kegiatan sdvokasi lingkungan WALHI Yogyakarta dalam bentuk donasi. Hasil donasi yang terkumpul akan digunakan untuk mendukung kerja kerja advokasi WALHI antara lain pendidikan lingkungan, kampanye lingkungan, riset dan kajian, pendampingan masyarakat dalam penyelesaian kasus-kasus lingkungan, penanggulangan bencana (ekologis) dan pengembangan pusat pembibitan WALHI
14 Yogyakarta. Penggunaan dana publik akan dilaporkan secara reguler, sesuai media yang dipilih donatur. 3. Tujuan Organisasi Tujuan Organisasi Walhi Yogyakarta adalah mensinergikan upaya-upaya Advokasi lingkungan hidup dengan meningkatkan pengawasan masyarakat sipil terhadap penyelenggaraan kekuasaan pemerintah daerah maupun negara.sebagai wahana advokasi lingkungan hidup Walhi merupakan alat untuk memperjuangkan pemenuhan keadilan, pemerataan, pengawasan rakyat atas kebijakan pengelolaan sumber daya alam, pengadilan yang baik dan bersih untuk mendorong pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan. 4. Struktur Organisasi Gambar II.1 Struktur Organisasi WALHI DIY Sumber: Walhi Yogyakarta
15 5. Visi dan Misi Dalam menjalankan kerja - kerja advokasi, WALHI Yogyakarta mempunyai visi Keadilan lingkungan hidup adalah Hak kita semua. Misi organisasi sebagai berikut: a) Walhi Yogyakarta Mendorong keterlibatan publik dalam pengelolaan ruang. b) Walhi Yogyakarta Mendorong penyelamatan dan keberfungsian sumbersumber air. c) Walhi Yogyakarta Mendorong kolektivitas dan kemandirian publik dalam PRB. d) Walhi Yogyakarta Mendorong penyelamatan sumber-sumber pangan lokal. e) Walhi Yogyakarta Membangun kekuatan massa kritis. Walhi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai Goal terlindunginya dan terjaminnya sumber penghidupan untuk mewujudkan lingkungan hidup yang berkelanjutan dan berkeadilan. 6. Wilayah Kerja Advokasi Wilayah kerja WALHI Yogyakarta berbasiskan Kawasan yang merupakan mandat dalam menjalankan kerja-kerja advokasi lingkungan.kawasan WALHI Yogyakarta terdiri dari kawasan Merapi, Menoreh, Perkotaan, pesisir selatan dan Karst.
16 a) Kawasan Merapi Gunung Merapi berada di 4 Kabupaten dan 2 Propinsi yaitu Kabupaten Sleman di Propinsi DIY dan Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten di Provinsi Jawa Tengah. Advokasi yang dilakukan WALHI Yogyakarta salah satunya adalah penolakan penetapan kawasan Gunung Merapi menjadi Taman Nasional melalui SK Menhut No. 134 tahun 2004.Walhi Yogyakarta Secara aktif bersama dengan anggota melakukan aksi dan advokasi penolakan penetapan kawasan Merapi sebagai Taman Nasional. Hal ini didasarkanpada tidak adanya transparansi dari pelaksanaan proyek tersebut, misalnya : 1. Keluarnya SK Menhut 134 tahun 2004 yang tidak pernah melibatkan pemerintah Kabupaten baik eksekutif dan legislatif beserta masyarakat lereng Merapi. 2. Munculnnya Peta zonasi selama 3 kali yang juga tidak melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan publik khususnya dengan masyarakat yang selama ini tinggal di sana. 3. Penandatanganan Draf kesepakatan yang juga meninggalkan peranperan Publik dalam hal ini adalah Legislatif Provinsi dan Kabupaten, begitu juga dengan masyarakat lereng Merapi. Proses advokasi yang dilakukan saat ini adalah wilayah kelola masyarakat diakui oleh Kementerian Kehutanan melalui Balai Taman Nasional Gunung Merapi dengan sistem pengelolaan kawasan ada di tangan
17 masyarakat. Advokasi lainnya di kawasan ini adalah Tata Ruang wilayah pasca Erupsi Gunung merapi Advokasi dilatarbelakangi oleh rencana relokasi masayarakat lereng Merapi oleh pemerintah yang berada di wilayah rawan Bencana, penolakan terhadap rencana relokasi tersebut melalui Konsep yang ditawarkan oleh masyarakat berupa Hidup Selaras Bersama Ancaman (HSBA). b) Kawasan Menoreh Pegunungan Menoreh merupakan kawasan yang secara adminsitratif terletak di Kabupaten Magelang dan Kabupaten Purworejo Jawa Tengah dan Kabupaten Kulonprogo di Daerah Istimewa Yogyakarta.Kawasan Menoreh adalah daerah yang membentuk ekosistem yang khas yang menjadi sumber kehidupan mahluk hidup, diantaranya adalah manusia.kawasan ini merupakan kawasan karst yang rentan bencana dan sebagai penyangga benda cagar budaya, salah satunya Candi Borobudur yang termasuk keajaiban dunia. Advokasi yang dilakukan WALHI Yogyakarta adalah penolakan Pertambangan marmer oleh PT. Margola di Selorejo Ngargoretno Salaman Kabupaten Magelang Propinsi Jawa Tengah. Penggusuran pemukiman penduduk ke wilayah rawan longsor, monopoli dan privatisasi sumber daya air, perubahan pola hidup dari pertanian menjadi buruh, pengangguran, hilangnya lokasi pariwisata yang dijadikan lokasi pertambangan, merupakan alasan mendasar bagi WALHI Yogyakarta bersama anggota untuk
18 melakukan advokasi dikawasan ini. Secara aktif WALHI Yogyakarta juga mendorong penegakan hak-hak masyarakat dan peningkatan kesejahteraannya melalui pendampingan disektor peternakan, pertanian dan perkebunan. c) Kawasan Perkotaan Kota sebagai pusat pemerintahan dan aktivitas masyarakat yang sangat kompleks merupakan daerah dengan perubahan ekologi yang sangat cepat. Permasalahan yang ada merupakan akibat dari aktifitas masyarakat yang tinggi, sehingga perlu adanya rencana pengelolaan lingkungan kota yang berkelanjutan. Permasalahan lingkungan perkotaan yang ada bermacam macam, diantaranya masalah AMDAL, Tata Ruang, Sampah, Limbah dan Transportasi. Advokasi yang aktif dilakukan WALHI Yogyakarta di kawasan ini adalah mendorong agar dokumen Amdal dan tata ruang dijadikan sebagai dokumen perlindungan kawasan-kawasan kota, mendorong dan menekan pemerintah serta stake holder untuk melakukan perubahan terhadap regulasi dan kebijakan yang terkait dengan penyadaran pemahaman pengelolaan sampah dari budaya dikumpulkan, diangkut dan dibuang ke TPA diganti dengan 4R (reduce, re-use, replace dan recycle) yang terbukti mampu menangani permasalahan sampah secara mandiri, serta penanganan limbah dan menata sistem transportasi. d) Kawasan Pesisir Selatan Kawasan Pesisir selatan merupakan daerah Pantai Selatan dan gumuk pasir yang tersebar di 3 kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa
19 Yogyakarta.3 Kabupaten itu adalah Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulonprogo. Advokasi di kawasan ini aktif dilakukan WALHI Yogyakarta dan Anggota berkaitan dengan telah dilaksanakannya rencana pembangunan Jalur Lintas Selatan, yang tentunya akan memberikan dampak ekologi yang sangat serius, seperti, terkekangnya hak-hak rakyat atas tanah dan rumah mereka yang selama ini dijadikan tempat bernaung menjadi lokasi pembangunan jalur lintas selatan. Belum lagi dampak dari banyaknya kepentingan investor yang akan masuk untuk menguasai asetaset sumber kehidupan jika jalur lintas selatan telah selesai dibangun, misalnya pemukiman mewah, pendirian bangunan-bangunan perusahaan besar maupun kecil, yang tentunya akan mengakibatkan semakin termarjinalkan posisi masyarakat sekitar atas akses sumber- sumber kehidupan yang ada dan rusaknya ekologi yang ada, diantaranya daerah karst dan gumuk pasir yang merupakan penyangga sumber - sumber kehidupan masyarakat. e) Kawasan Karst Kawasan Karst merupakan kawasan Pegunungan Sewu yang terletak di Kabupaten Gunungkidul dan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah dan Kabupaten Pacitan Jawa Timur.Selain terdapat di wilayah tersebut diatas kawasan Karst juga terdapat di Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Magelang.Saat ini WALHI Yogyakarta terus mendorong ditetapkannya Kawasan Bentang Alam Karst yang merupakan kawasan lindung geologi.
20 7. Anggota Walhi Daerah Istimewa Yogyakarta beranggotakan 29 Organisasi, terdiri atas 10 kelompok Pencinta Alam (KPA/MAPALA) serta 19 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Tabel II.5 Anggota Walhi Yogyakarta Nama Lembaga Alamat Telp, , Websaite CARAVAN F. Peternakan UGM, Jl. Argo karang marang no 1yogyakarta CD Bethesda 2 Klitren Lor GK III/374 YOGYAKARTA mapalacaravanugm@gmail.co m T/F: info@cdbethesda.org Kappala Indonesia LBH Yogyakarta Lembaga Advokasi HAM dan bantuan hukum (LABH) Lembaga Budaya Masyaraka Dusun Tembi RT 07, Timbulharjo Sewon Bantul DIY Jl. Ngeksigondo No.5A kelurahan Purbayan, Kecamatan Kotagede Daerah Istimewa Yogyakarta Jl. Badran JT. I No. 946 yogyakarta Dusun Kradenan GP III No. 33 Banyuraden, Gamping Sleman T/F: kappalaindonesia@gmail. com T/F: lbhjogja@gmail.com T/F: labhyogya@gmail.com T/F: lbm_yk@yahoo.com Lembaga Pelayanan Masyarakat Pelita Kasih (LPM Pelita Kasih) Lembaga Pengembangan Masyarakat Tani (LPMT) Lembaga Studi Kesehatan JL. Wongsodirjan No. 2 Yogyakarta Telp/Fax : Jl. Bhayangkara No. 53 Yogyakarta T/F: lpmt_jogja@yahoo.com Jl. Kaliurang Km. 9.5 palgading sinduharjo T/F: lessan@indosat.net.id
21 (LESSAN) LKY (Lembaga Konsumen Yogyakarta) MAJESTIC 55 ngaglik sleman, tromol pos 5 ngaglik JL. Sukonandi II No. 4A Yogyakarta F. Hukum UGM jl. Sosio justicia no 1 bulak sumur Yogyakarta MAPALA Janagiri Universitas JANABADRA Yogyakarta Jl. Tentara rakyat mataram no 57 yogya Mapala STTL Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan jl janti km 4 gedong kuning Yogyakarta MAPALA UMY Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Student Center JL. Lingkar Selatan, Tamantirto Bantul, Yogyakarta Mapala UNISI Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Jl. Cik Ditiro no 1 yogya MAPALASKA Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Jl. Adisucipto Yogyakarta Telp/Fax : elkaye_78@yahoo.co.id pengurus_m55@yahoo.com mapala.janagiri@gmail.com sorwaru@yahoo.com umymapala@yahoo.com info@mapalaunisi.or.id mapalaska_jogja@yahoo. Som MAPEAL STIM Yogyakarta Jl. Palagan mapealizer@yahoo.com YKPN Tentara Pelajar Km 7 Yogyakarta Mitra Tani Rajek Lor, Tirtoadi, Mlati, Sleman yogyakarta bumi.tani@yahoo.co.id MPA. CAKRAWALA STIE Widya Wiwaha Jl. Lowanu cakrawala.mpa@gmail.com sorosutan um VI/20 yk PBHI Yogyakarta Jl. Veteran No. 28 Yogyakarta pbhijogja@yahoo.com PKBI DIY JL. Tentara Rakyat Mataram gg Kapas B2 Badran Yogyakarta T:586767, F office@pkbi-diy.info SASENITALA Serikat Tani Merdeka (Se- TAM) Yayasan Annisa Swasti (YASANTI) Institut Seni Indonesia Yogyakarta Jl. Paris km 6,5 Sewon Bantul DIY Puntodewo DK VII No.1 Jomegatan RT 11 RW 22 Ngestiharjo, Kasihan, Bantul DIY sasenitala_isiyogyakarta@ yahoo.com setammer@gmail.com Telp/Fax: yasanti_yogya@yahoo.com Yayasan LAPPERA Jl.Rorojongrang Rt.22 Rw.7 Dusun lappera@indosat.net.id
22 Indonesia Tlogolor Telp/Fax : Yayasan SHEEP JL. Bimo Kurdo 11 Yogyakarta Indonesia Yayasan Jl. Boyong No. 7 Kaliurang WANAMANDHIRA Yogyakarta YPB (Yayasan Dusun Pedak RT 3 RW 6 Pengembangan Sinduharjo,ngaglik sleman yogya Budaya) Sumber: Walhi Yogyakarta Telp/Fax : office@sheepindonesia.org Telp/Fax : wamatour@yahoo.com Telp/Fax : ypb_yogya@yahoo.co.id 8. Organ Support A. Sahabat Lingkungan (SHA-LINGK) a. Latar Belakang Sahabat Lingkungan (Sha-Link) merupakan perkumpulan individuindividu yang secara aktif, melakukan kegiatan penyadaran lingkungan dan penyelamatan lingkungan. Dibentuknya Sha-Link dilatarbelakangi oleh hal hal berikut: 1) Persoalan Lingkungan membutuhkan keterlibatan masyarakat luas 2) Persoalan Lingkungan merupakan tanggung jawab bersama 3) Setiap orang punya potensi untuk menyelamatkan lingkungan Atas dasar itulah pada tanggal 3 Desember 2004 Walhi DIY bersama beberapa individu yang aktif mengkampanyekan lingkungan hidup dan mendirikan Sahabat Lingkungan sebagai wadah perkumpulan individu.
23 b. Visi Bersama Masyarakat mewujudkan gerakan sosial lingkungan untuk kehidupan yang berkelanjutan. c. Misi 1. Menggalang dukungan publik untuk bersama-sama peduli terhadap lingkungan hidup melalui organisasi yang mandiri dan akuntabel 2. Memberdayakan ]masyarakat melalui pendidikan populer untuk pelestarian lingkungan hidup. d. Nilai-nilai 1. Demokrasi 2. Solidaritas persahabatan dan kebersamaan. 3. Inklusif 4. Keadilan antar generasi 5. Anti kekerasan 6. Menghormati dan menghargai makhluk hidup e. Tujuan Sha-Link 1. Menggalang dukungan masyarakat luas baik secara politik maupun Finansial dalam upaya penyelamatan lingkungan. 2. Menggugah kesadaran publik akan pentingnya penyelamatan lingkungan 3. Merangkul segala komponen masyarakat untuk bersama-sama menyelamatkan lingkungan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Upaya Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Di Kota Yogyakarta
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Upaya Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Di Kota Yogyakarta 1. Gambaran Umum Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta terletak pada koordinat 110º24-110º29 Bujur Timur dan
Lebih terperinciBAB 3 TINJAUAN WILAYAH
P erpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS PUSAT OLAHRAGA PAPAN LUNCUR YANG EDUKATIF DAN REKREATIF DI YOGYAKARTA
BAB III TINJAUAN KHUSUS PUSAT OLAHRAGA PAPAN LUNCUR YANG EDUKATIF DAN REKREATIF DI YOGYAKARTA 3.1 Tinjauan Kondisi Pusat Olahraga Papan Luncur 3.1.1 Tinjauan Pusat Olahraga Papan Luncur di Yogyakarta Pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selain itu juga merupakan salah satu tujuan masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yogyakarta dikenal dengan julukan sebagai kota pelajar, kota budaya serta kota pariwisata. Julukan tersebut tersemat bukan tanpa alasan. Salah satunya tentu
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 128 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2008 T E N T A N G
PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2008 T E N T A N G PEMBENTUKAN, SUSUNAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2016 T E N T A N G
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2016 T E N T A N G PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB II. Gambaran Umum Wilayah Penelitian
BAB II Gambaran Umum Wilayah Penelitian A. Kondisi Geografis Kota Yogyakarta 1. Letak Wiayah Kota Yogyakarta terletak antara 110º24 19-110º28 53 Bujur Timur dan antara 07º49 26-07º15 24 Lintang Selatan,
Lebih terperinciTabel Kecamatan Dan Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA 2012 Kota Yogyakarta. Sumber: Laporan Studi EHRA Kota Yogyakarta, 2012
BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI 5.1. Area Berisiko Sanitasi Setelah menghitung kebutuhan responden dengan menggunakan rumus Slovin, maka ditentukan lokasi studi EHRA dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Luas wilayah Kota Yogyakarta adalah 3.25 Ha atau 32,50 km 2 (1,02%
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Umum Luas wilayah Kota Yogyakarta adalah 3.25 Ha atau 32,50 km 2 (1,02% dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) dengan
Lebih terperincisumber daya ekonomi, pengaruh terhadap pengambilan keputusan, serta luasnya hubungan sosial yang semakin menurun. Tak banyak orang yang menyadari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjadi tua bukanlah pilihan, melainkan suatu kepastian yang akan dialami setiap orang yang memiliki kesempatan hidup lebih lama, hanya saja yang membedakan adalah
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN LOKASI Studio Foto Sewa di Kota Yogyakarta
BAB III TINJAUAN LOKASI Studio Foto Sewa di Kota Yogyakarta Studio foto sewa di Kota Yogyakarta merupakan wadah bagi fotograferfotografer baik hobi maupun freelance untuk berkarya dan bekerja dalam bentuk
Lebih terperinciBAB 3 TINJAUAN WILAYAH RUMAH SINGGAH PENDERITA KANKER LEUKEMIA DI YOGYAKARTA
BAB 3 TINJAUAN WILAYAH RUMAH SINGGAH PENDERITA KANKER LEUKEMIA DI YOGYAKARTA 3.1 Tinjauan Umum Kota Yogyakarta 3.1.1 Luas Wilayah Kota Yogyakarta Gambar 3.1 Peta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA
BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA 3.1. TINJAUAN UMUM 3.1.1. Kondisi Administrasi Luas dan Batas Wilayah Administrasi Kota Yogyakarta telah terintegrasi dengan sejumlah kawasan di sekitarnya sehingga batas
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Konsep Penelitian Penelitian mengenai tingkat bahaya dan kerentanan banjir juga pernah dilaksanakan oleh Lusi Santry, mahasiswa jurusan teknik sipil Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Yogyakarta merupakan ibukota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan merupakan satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus Kota di samping empat daerah
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA
PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012-2016 PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH
Lebih terperinciYogyakarta, 15 September 2012
Yogyakarta, 15 September 2012 Latar Belakang dan Permasalahan Sumbangan sektor Telematika terhadap struktur Perekonomian Nasional, naik dari 89 T (2006) menjadi 205 T (2010): sumber BPS Sumbangan Sektor
Lebih terperinciBAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI
BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI 5.1. Area Berisiko Sanitasi Setelah menghitung kebutuhan responden dengan menggunakan rumus Slovin, maka ditentukan lokasi studi EHRA dengan
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA
PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Kota Bandar Lampung sebagai pusat perdagangan, industri, dan pariwisata.
59 IV. GAMBARAN UMUM A. Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung. Oleh karena itu selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan dan kebudayaan,
Lebih terperinciBAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Mengacu pada dokumen perencanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Yogyakarta tahun 2005-2025 maka Visi Pembangunan Kota Yogyakarta
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN KOTA YOGYAKARTA DAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP YOGYAKARTA
BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN KOTA YOGYAKARTA DAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP YOGYAKARTA 2.1 Profil Kota Yogyakarta 2.1.1 Deskripsi Wilayah Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta yang meliputi daerah Kasultanan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN LOKASI BANGUNAN REHABILITASI ALZHEIMER DI YOGYAKARTA
BAB III TINJAUAN LOKASI BANGUNAN REHABILITASI ALZHEIMER DI YOGYAKARTA Bangunan Rehabilitasi Alzheimer di Yoyakarta merupakan tempat untuk merehabilitasi pasien Alzheimer dan memberikan edukasi atau penyuluhan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH
BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi dari 33 provinsi yang
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. membangun image Kota Yogyakarta sebagai Kota Budaya, Kota Perjuangan, Kota
BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Profil Kota Yogyakarta 1. Gambaran Umum Kondisi Daerah Filosofi pembentukan Kota Yogyakarta bertumpu pada keberadaan kraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang secara spesifik
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG
WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007 2011 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LEMBAGA. kekuasaan pemerintah daerah atau negara, dan lingkungan hidup. setidaknya jika dilihat dari konstitusi yang dimilikinya.
24 BAB II GAMBARAN UMUM LEMBAGA A. Sejarah dan Perkembangan Lembaga WALHI adalah lembaga dengan fokus kegiatan berbasis kerakyatan, mengintegrasikan upaya advokasi, perlindungan, serta pendampingan segala
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Yogyakarta 1. Sejarah Singkat Kota Yogyakarta Berdirinya Kota Yogyakarta berawal dari adanya Perjanjian Gianti pada Tanggal Februari 1755 yang ditandatangani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Hal ini karena beberapa jenis sampah memiliki kandungan material
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan tentang sampah saat ini telah menjadi isu serius yang berkembang menjadi permasalahan publik. Penumpukan sampah dapat mengakibatkan aroma tidak sedap dan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Dibawah ini adalah peta prakiraan cuaca di Indonesia pada awal musim
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Yogyakarta Dibawah ini adalah peta prakiraan cuaca di Indonesia pada awal musim hujan 20016/2017. Gambar 4.1 Prakiraan Awal musim Hujan 2016/2017 di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup. Sumber daya manusia yang masih di bawah standar juga melatar belakangi. kualitas sumber daya manusia yang ada di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya sumber daya manusia dan sumber daya alamnya. Namun sebagian wilayah yang ada di Indonesia rakyatnya tergolong miskin.
Lebih terperinciSTRATEGI PERWUJUDAN KERJASAMA ANTAR DAERAH DALAM PERCEPATAN PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN PERKOTAAN
STRATEGI PERWUJUDAN KERJASAMA ANTAR DAERAH DALAM PERCEPATAN PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN PERKOTAAN Pemerintah Daerah DIY Disampaikan dalam Lokakarya Nasional Diseminasi Kebijakan dan Strategi Pembangunan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. wilayah kecamatan dan 45 wilayah kelurahan yang sebagian besar tanahnya. formasi geologi batuan sedimen old andesit.
BAB II GAMBARAN OBYEK PENELITIAN Deskripsi Kota Yogyakarta a. Geografi Luas wilayah Kota Yogyakarta kurang lebih hanya 1,02 % dari seluruh luas wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu 32, km2. Terbagi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KOTA
BAB II GAMBARAN UMUM KOTA 2.1. Geografis Kota Yogyakarta terletak di koordinat 110 24'19"-110 28'53" Bujur Timur dan 07 49'26" 07 15'24" Lintang Selatan. Luas Kota Yogyakarta adalah sekitar 32,5 Km2 atau
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN LOKASI
BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Tinjauan Data Pusat Rehabilitasi Narkoba di Yogyakarta 3.1.1 Esensi Pusat Rehabilitasi Narkoba adalah suatu sarana yang melaksanakan rehabilitasi sosial dan rehabilitasi medis
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.
54 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.185,80 km 2 dengan perbatasan wilayah dari arah Timur : Kabupaten Wonogiri di
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Kulon Progo.
BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 1.1 Profil Kota Yogyakarta 1.1.1 Keadaan Geografis Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta disamping empat kabupaten lainnya yaitu
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTALIKOTA NOMOR 332 TAHUN 2016 TENTANG
YOGYAKARTA PROVINSI DAER O WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTALIKOTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 332 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN STEMPEL / CAP DAN KOP NASKAH DINAS PADA SATUAN KERJA
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA
BAB III TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA 3.1 Tinjauan Umum DIY 3.1.1 Letak Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara astronomis terletak antara 7 o 33-8 o 12 Lintang
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN. Tabel 4.1 Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Kabupaten/ Luas Area
BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN A. Profil Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Luas Wilayah Tabel 4.1 Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Kabupaten/ Luas Area Kelurahan/ Kota (km 2 Kecamatan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KAWASAN
BAB III TINJAUAN KAWASAN 3.1. Tinjauan Wilayah D.I. Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta terletak antara 110º.00-110º.50 Bujur Timur dan antara 7º.33-8 º.12 Lintang Selatan. Secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gerakan kampug hijau yang semakin berkembang di Indonesia tidak lepas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerakan kampug hijau yang semakin berkembang di Indonesia tidak lepas dari peran dan upaya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan itu sendiri. Menjaga
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH
BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Provinsi D.I. Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau
Lebih terperinciDAN HUBUNGANNYA DENGAN KAWASAN KUMUH DI PERKOTAAN YOGYAKARTA. Abstrak
POLA DISTRIBUSI KERUANGAN MCK KOMUNAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN KAWASAN KUMUH DI PERKOTAAN YOGYAKARTA Ariyani Indrayati Dosen Jurusan Geografi FIS - Unnes Abstrak Kota Yogyakarta dilalui tiga sungai utama,
Lebih terperinciBAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI
BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI 3.1 Deskripsi Umum Lokasi Lokasi perancangan mengacu pada PP.26 Tahun 2008, berada di kawasan strategis nasional. Berda satu kawsan dengan kawasan wisata candi. Tepatnya
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENGGUNAAN LAHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN REGRESI LINEAR
7 PENGARUH JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENGGUNAAN LAHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN REGRESI LINEAR Ridayati 1,a Jurusan Teknik Sipil STTNAS Yogyakarta 1 Jalan Babarsari No.1 Depok,
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Intepretasi Variabel BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Langkah paling awal dalam penelitian ini adalah penentuan lokasi penelitian. Lokasi penelitian ini ditentukan dengan membuat peta daerah aliran
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN
BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN 3.1 Data Lokasi Gambar 30 Peta Lokasi Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 62 1) Lokasi tapak berada di Kawasan Candi Prambanan tepatnya di Jalan Taman
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Kota Yogyakarta 1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Administrasi Kota Yogyakarta Luas wilayah Kota Yogyakarta adalah 3.250 Ha atau 32,50 Km2 (1,2% dari luas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan penyelenggaraan otonomi daerah, pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN
BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN 3.1. Tinjauan Umum Kota Yogyakarta Sleman Provinsi Derah Istimewa Yogyakarta berada di tengah pulau Jawa bagian selatan dengan jumlah penduduk 3.264.942 jiwa,
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA. 3.1 Tinjauan Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
BAB III TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA 3.1 Tinjauan Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Tinjauan wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta akan membahas kondisi geografis, kondisi administratif, potensi dan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH
BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1. TINJAUAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pembagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara administratif yaitu sebagai berikut. a. Kota Yogyakarta b. Kabupaten Sleman
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN KLATEN
BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN KLATEN Rancangan Sekolah Luar Biasa tipe C yang direncanakan berlokasi di Kabupaten Klaten. Perencanaan suatu pembangunan haruslah mengkaji dari berbagai aspek-aspek
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KAWASAN KOTA YOGYAKARTA
BAB III TINJAUAN KAWASAN KOTA YOGYAKARTA III.1 TINJAUAN UMUM KOTA YOGYAKARTA III.1.1 Kondisi Geografis Yogyakarta Yogyakarta terletak antara 110 o 24'19"-110 o 28'53" Bujur Timur dan antara 07 o 49'26"-07
Lebih terperinciKODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KOTA : YOGYAKARTA KODE WILAYAH : 34.71 ALAMAT : Jl. Kenari No. 56 Yogyakarta, Kode Pos 55165 NOMOR TELEPON : (0274) 514448,
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA
BAB III TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA Keberadaan suatu bangunan tidak pernah lepas dari tempat di mana ia berada, kapan ia berada, dan di lingkungan seperti apa ia berpijak. Tipologi bangunan Museum
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kota Yogyakarta 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta terletak di Pulau Jawa, 500 km ke arah selatan dari DKI Jakarta, Ibukota Negara
Lebih terperinciBAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN 4.1. Perilaku Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higieni Program Perilaku Bersih dan Sehat (PHBS) adalah tindakan yag dilakukan oleh
Lebih terperinciKATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
KATA PENGANTAR Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, mengamanatkan bahwa RTRW Kabupaten harus menyesuaikan dengan Undang-undang tersebut paling lambat 3 tahun setelah diberlakukan.
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA
BAB IV TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA IV.1. Kondisi Kota Yogyakarta IV.1.1. Letak Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I.Y) adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 12/PJ/2010 TENTANG : NOMOR OBJEK PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TATA CARA PEMBERIAN NOP
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 12/PJ/2010 TENTANG : NOMOR OBJEK PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TATA CARA PEMBERIAN NOP DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI
26 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 4.1 Kota Yogyakarta (Daerah Istimewa Yogyakarta 4.1.1 Letak Geografis dan Administrasi Secara geografis DI. Yogyakarta terletak antara 7º 30' - 8º 15' lintang selatan dan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KAWASAN
BAB III TINJAUAN KAWASAN III.1 Latar Belakang Pemilihan Kawasan Day care dan Pre-school merupakan sebuah lembaga pendidikan bagi anak usia dini yang membutuhkan bimbingan dalam perkembangannya karena orang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
84 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1 Gambaran Umum Kebijakan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Privat di Kota Magelang Permasalahan kebersihan di Indonesia sangatlah kompleks, masih banyak daerah-daerah
Lebih terperinciPROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI
PROFIL DINAS KABUPATEN WONOGIRI Alamat : Jln. Diponegoro Km 3,5 Bulusari, Bulusulur, Wonogiri Telp : (0273) 321929 Fax : (0273) 323947 Email : dinaslhwonogiri@gmail.com Visi Visi Dinas Lingkungan Hidup
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang
IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH
BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Provinsi D.I. Yogyakarta 3.1.1. Keadaan Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta terletak diantara 110 0 00-110 0 50 Bujur Timur dan antara 7 0 33-8 0 12 Lintang
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek
BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek 3.1.1 Kondisi Administratif Kabupaten Kulon Progo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan pesat. Yogyakarta sebagai Ibukota Provinsi Daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang mengalami pertumbuhan pesat. Yogyakarta sebagai Ibukota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menyandang
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH
BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1 Kondisi Administratif Gambar 3.1. Peta Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sekitarnya Sumber : www.jogjakota.go.id Daerah Istimewa Yogyakarta terletak antara 7 30' - 8 15' lintang
Lebih terperinciRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012-2016
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012-2016 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR TAHUN 2012
Lebih terperinci[BUKU PUTIH SANITASI KOTA YOGYAKARTA]
BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN 4.1. Perilaku Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higieni Program Perilaku Bersih dan Sehat (PHBS) adalah tindakan yag dilakukan oleh
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS
KATA PENGANTAR Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2), mengamanatkan pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten
Lebih terperinciLP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN LOKASI
BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Tinjauan Kota Yogyakarta Gambar 3.1 Peta Kota Yogyakarta Sumber: google.com, diakses tanggal 17 Mei 2014 Daerah Istimewa Yogyakarta atau biasa kita menyebutnya DIY merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota yogyakarta merupakan ibukota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang memiliki luas wilayah sekitar 3.250 Ha atau 32.5 km 2 atau 1,025% dari luas wilayah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Lokasi Dalam penelitian ini, pengumpulan data primer untuk lokasi penelitian di Kota Yogyakarta dengan melakukan pengambilan data secara acak sesuai dengan data yang dibutuhkan
Lebih terperinciKEADAAN UMUM WILAYAH. Sleman merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH A. Kabupaten Sleman 1. Kondisi Geografis Sleman merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara geografis Kabupaten Sleman terletak diantara
Lebih terperinciPowered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) PROSIDING SEMINAR NASIONAL PEMANFAATAN INFORMASI GEOSPASIAL UNTUK PENINGKATAN SINERGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP EDITOR AHLI : Prof. Dr. Sugeng Utaya, M.Si (UM) Prof.
Lebih terperinciPemanfaatan Peta Geologi dalam Penataan Ruang dan Pengelolaan Lingkungan
Pemanfaatan Peta Geologi dalam Penataan Ruang dan Pengelolaan Lingkungan Yogyakarta, 21 September 2012 BAPPEDA DIY Latar Belakang UU No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Seluruh
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
A. Peta Daerah Istimewa Yogyakarta BAB IV GAMBARAN UMUM GAMBAR 4.1 Peta Daerah Istimewa Yogyakarta B. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu provinsi
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA
BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA 3.1 TINJAUAN UMUM WILAYAH YOGYAKARTA 3.1.1 Kondisi Geografis dan Aministrasi Kota Yogyakarta terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa dengan luas 32,50 km2. Kota
Lebih terperinciREKAPITULASI USULAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN Fungsi, Urusan, Program dan Kegiatan Indikatif. Pagu Indikatif (Rp) 01 FUNGSI : PELAYANAN UMUM
REKAPITULASI USULAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2010 No 01 FUNGSI : PELAYANAN UMUM 63.811.994.753 01 1 06 URUSAN : PERENCANAAN PEMBANGUNAN 1.749.914.583 SKPD : BAPPEDA 1.749.914.583 408.323.750 57.865.500 3
Lebih terperinciBAB III. TINJAUAN KHUSUS WISMA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Kondisi Wilayah Kaliurang Sleman Yogyakarta Gambaran Umum Wilayah Sleman
BAB III. TINJAUAN KHUSUS WISMA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 3.1. Kondisi Wilayah Kaliurang Sleman Yogyakarta 3.1.1. Gambaran Umum Wilayah Sleman Luas Wilayah Kabupaten Sleman adalah 57.482 Ha atau
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso
KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah
Lebih terperinciBAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN
BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Sleman 3.1.1 Kondisi Geografis Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi banjir ialah aliran air sungai yang tingginya melebih muka air normal, sehinga melimpas dari palung sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di
Lebih terperinciRINGKASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI SKPD TAHUN ANGGARAN 2013
LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 RINGKASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mergangsan adalah sebuah kecamatan di Kota Yogyakarta, Provinsi
BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Mergangsan adalah sebuah kecamatan di Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan ini memiliki luas wilayah sebesar 133,705 Ha. Kecamatan
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD 3.1.1 Permasalahan Infrastruktur Jalan dan Sumber Daya Air Beberapa permasalahan
Lebih terperinciOleh Deddy Permana / Yayasan Wahana Bumi Hijau Sumatera selatan
Oleh Deddy Permana / Yayasan Wahana Bumi Hijau Sumatera selatan www.wbh.or.id Penjaringan Aspirasi Masyarakat Sebagai Masukan Rancangan Teknokratik RPJMN 2015-2019 di Gedung Serbaguna Pasca Sarjana Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan provinsi yang terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa, berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan berhadapan langsung dengan
Lebih terperinciBAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro
BAB III DATA LOKASI 3.1 Data Makro 3.1.1 Data Kawasan wilayah Kabupaten Sleman yaitu : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Magelang (Provinsi Jawa Tengah) Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN LOKASI GALLERI FOTO DI YOGYAKARTA
BAB III TINJAUAN LOKASI GALLERI FOTO DI YOGYAKARTA 3.1 Tinjauan Umum Kota Yogyakarta 3.1.1 Tinjauan geografis Gamabar 3.1 Peta Wilayah Daerah Istimewah Yogyakarta Sumber : Raperda Kota Yokyakarta 2011
Lebih terperinciRANCANGAN PERDA KUMUH KOTA YOGYAKARTA
RANCANGAN PERDA KUMUH KOTA YOGYAKARTA Gambaran Umum Wilayah Luas wilayah Kota Yogyakarta: 3.250 Ha (32,5 Km 2 ) Kota Yogyakarta memiliki 14 Kecamatan, 45 Kelurahan, 614 Rukun Warga (RW), dan 2.524 Rukun
Lebih terperinciBUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO
BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinci6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan
BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya
Lebih terperinci