BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia dan melupakan yang dahulu. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita dan sumber daya alamnya. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif. Irian Barat,atau Papua sekarang,adalah wilayah bagian paling timur Indonesia yang memiliki pemandangan dan pesona alam yang menarik segingga mengundang orang dari seuruh negri untuk datang dengan berbagai alasan atau tujuan. Pulau ini menyimpan kekayaan alam yang sangat melimpah danmempesona termasuk flora dan fauna yang berbeda dengan pulau pulau lain di indonesia karna sifat nya yang masih alami. Burung Cendrawasih adalah salah satu ikon yang terkenal dari pulau di ujung Timur wilayah Indonesia ini.pada saat itu Irian Barat menjadi bagian akhir wilayah yang termasuk ke dalam yuridiksi (peraturan) Belanda yakni setelah tahun 1898.Kekayaan laut yang dimiliki wilayah tersebut adalah mutiara dan hal tersebut menjadai daya tarik Belanda untuk menguasai daerah tersebut dan juga menguasai perdagangan antar pulau dengan pulau pulau di sekitarnya, kepulauan maluku, sulawesi, atau kalimantan. Irian Barat atau Papua kembali menjadi bahan pembicaraan di tingkat nasional dan internasional ketika Beladan menyerahkan kedaulatanya kepada Indonesia pada 27 Desmber 1949,tetapi penyerahan ini tidak memasukan Irian Barat di dalamnya.soal inilah yang menjadi kerikil politik di antara kedua negara yakni Indonesia-Belanda hingga bertahun-tahun kemudian.perseteruan yang tak kunjung berakhir ini kemudian telah mengundang pihak ke tiga untuk menyelesaikan kendala kendala diplomatis di antara Indonesia dan Belanda dalam penyelesaian masalah 1

2 2 Papua.Salama rentang waktu perjuangan mengembalikan wilayah Papua ke wilayah RI,salah satu sosok yang berperan penting di dalamnya adalah Machmud Rumagesan,Raja dari wilayah Sekar (Fak-Fak)yang bergelar raja AI Alam Ugar Sekar.Aktifitas politik Rumagesan dalam rangka perjuangan irian telah menggiring dirinya menjadi penghuni penjara di berbagai kota antara lain di Irian dan Suawalaisi Selatan. Sosoknya sebagai pejuang dan perannanya dalam masalah pembebasan Irian Barat tidak banyak di sebut dalam berbagai keustakaan tentang pembebasan Irian Barat dari belenggu kekuasaan Belanda. Judul proposal ini dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap sumber daya alam,sejarah,dan tokoh di balik perjuangan Irian Barat. 1.2 Lingkup Proyek Tugas Akhir Penulis membatasi lingkup proyek tugas akhir ini hanya sebatas edukasi dan pengetahuan akan pembebasan Irian Barat dari Belanda, dan dengan menggunakan pendekatan disiplin ilmu Animasi yang dibuat dengan 2D (motion graphic) Animation dengan sedikit dialog dan narasi atau tulisan. Menceritakan tentang perjuangan memperebutkan Irian Barat.

3 BAB 2 Data Dan Analisa 2.1 Sumber Data Data data animasi edukasi ini didapat dari berbagai media seperti buku, internet,dan video. Semua sumber merupakan bahan-bahan yang membatu penulis untuk memperkuat data untuk cerita dan visual dalam pembuatan dokumenter Buku 1. Desain Komunikasi Visual ; Dasar-dasar panduan untuk pemula;lia Anggraini S ; 98 halaman 2. Machmud Singgirei Rumagesan (Pejuang Integrasi Papua);Rosmaida Sinaga dan Abdul Syukur;137 halaman. Menceritakan tentang perjaungan Machmud Rumagesan untuk memperebutkan kembali Irian Barat ke Indonesia. Machmud Rumagesan adalah seorang Raja dari kerajaan Sekar, nama lengkap beliau adalah Machmud Singgirai Rumagesan dan lahir pada tanggal 27 Desember 1885 di kampung Sekar Distrik Kokas,dan menganut agama Muslim. 3. Sejarah Dan Pengetahuan Dunia Abad 20 ; Hoeda Manis ; 672 halaman Internet 1. Perjuangan Merebut kembali Irian Barat Perjuangan Melalui Diplomasi: Sekalipun pada tanggal 17 Agustus 1950 terjadi perubahan ketatanegaraan di Indonesia dari RIS menjadi NKRI, tetapi masalah Irian Barat belum terselesaikan. Berikut ini beberapa langkah diplomasi dalam penyelesaian Irian Barat: a. Tanggal 4 Desember 1950 diadakan konferensi Uni Indonesia Belanda. Dalam konferensi itu Indonesia mengusulkan agar Belanda menyerahkan Irian Barat secara de jure. Namun ditolak oleh Belanda. b. Pada bulan Desember 1951 diadakan perundingan bilateral antara Indonesia dan Belanda. Perundingan ini membahas 3

4 4 pembatalan uni dan masuknya Irian Barat ke wilayah NKRI, namun gagal. c. Pada bulan September 1952, Indonesia mengirim nota politik tentang perundingan Indonesia Belanda mengenai Irian Barat, namun gagal. d. Perjuangan Diplomasi Tingkat Internasional: 1. Dalam Konferensi Colombo bulan April 1954, Indonesia memajukan masalah Irian Barat. Indonesia berhasil mendapat dukungan. 2. Pada tahun 1954 Indonesia mengajukan masalah Irian Barat dalam sidang PBB. Namun mengalami kegagalan karena tidak memperoleh dukungan yang kuat. 3. Dalam KAA tahun 1955 Indonesia mendapat dukungan dalam masalah Irian Barat. Hingga tahun 1956, perundingan antara Indonesia dan Belanda mengenai masalah Irian Barat mengalami kegagalan. Karena mengalami kegagalan dan tidak ada itikad baik dari Belanda untuk menyelesaikannya, maka pemerintah Indonesia mengambil jalan konfrontasi. Perjuangan melalui Konfrontasi: Pemerintah Indonesia secara bertahap mulai mengambil langkah yang konkrit dalam pembebasan Irian Barat. Langkah-langkah tersebut dilakukan melalui konfrontasi ekonomi, politik, dan militer. a. Konfrontasi Ekonomi Sejak tahun 1957 Indonesia melancarkan aksi konfrontasi dalam upaya pembebasan Irian Barat. Jalan konfrontasi yang pertama ditempuh adalah konfrontasi bidang ekonomi. Bentuk konfrontasi ekonomi dilakukan dengan tindakan-tindakan berikut: 1. Nasionalisasi de javasche Bank menjadi Bank Indonesia tahun Pemerintah Indonesia melarang maskapai penerbangan Belanda (KLM) melakukan penerbangan dan pendaratan di wilayah Indonesia.

5 5 3. Pemerintah Indonesia melarang beredarnya terbitan berbahasa Belanda. 4. Pemogokan buruh secara total pada perusahanperusahaan Belanda di Indonesia yang memuncak pada tanggal 2 Desember Semua perwakilan konsuler Belanda di Indonesia dihentikan mulai 5 Desember Pada saat itu juga dilakukan aksi pengambilalihan atau nasionalisasi secara sepihak terhadap perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia. Perusahaan-perusahaan tersebut antara lain Netherlandsche Handel Maatscappij (NHM) menjadi Bank Dagang Negara, Bank Escompto, dan percetakan de Unie. Tindakan Indonesia yang mengambil alih seluruh modal dan perusahaan Belanda menimbulkan kemarahan Belanda, bahkan negara-negara Barat sangat terkejut atas tindakan Indonesia tersebut. Akibatnya hubungan Indonesia-Belanda semakin tegang, bahkan PBB tidak lagi mencantumkan masalah Irian Barat dalam agenda sidangnya sejak tahun b. Konfrontasi Politik Di samping melalui konfrontasi ekonomi, pemerintah RI juga melakukan konfrontasi politik. Pada tahun 1956 secara sepihak Indonesia membatalkan hasil KMB yang dikukuhkan dalam UU No 13 tahun Kemudian untuk mengesahkan kekuasaannya atas Irian Barat, maka pada tanggal (Maluku) 17 Agustus 1956 pemerintah Indonesia membentuk Provinsi Irian Barat dengan ibukotanya Soa Siu, Tidore. Wilayahnya meliputi wilayah yang diduduki Belanda serta daerah Tidore, Oba, Weda, Patani, dan Wasile. Gubernurnya yang pertama adalah Zainal Abidin Syah. Selanjutnya dibentuk Partai Persatuan Cenderawasih dengan tujuan untuk dapat segera menggabungkan wilayah Irian Barat ke dalam RI. Pada tanggal 4 Januari 1958 pemerintah membentuk Front Nasional Pembebasan Irian Barat (FNPIB). Tujuannya untuk mengerahkan massa dalam upaya pembebasan Irian Barat. Ketegangan Indonesia-Belanda makin memuncak ketika Indonesia

6 6 2. Tri Komando Rakyat Kami Presiden Panglima Tertinggi Angkatan Perang Republik Indonesia dalam rangka politik konfrontasi dengan Belanda untuk membebaskan Irian Barat, telah memberikan instruksi kepada Angkatan Bersenjata untuk pada setiap waktu yang kami akan tetapkan menjalankan tugas kewajiban membebaskan Irian Barat Tanah Air Indonesia dari belenggu kolonialisme Belanda. Dan kini, oleh karena Belanda masih tetap mau melanjutkan kolonialisme di tanah air kita Irian Barat, dengan memecah belah Bangsa dan Tanah Air Indonesia, maka kami perintahkan rakyat Indonesia, juga yang berada di daerah Irian Barat, untuk melaksanakan Tri Komando sebagai berikut: 1. Gagalkan pembentukan Negara Boneka Papua buatan Belanda kolonial. 2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia. 3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan Tanah Air dan Bangsa. memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda pada tanggal 17 Agustus c. Konfrontasi Militer Untuk meningkatkan perjuangan, Dewan Pertahanan Nasional merumuskan Tri Komando Rakyat (TRIKORA) yang dibacakan Presiden Soekarno tanggal 19 Desember 1961 di Yogyakarta Tri Komando Rakyat (Trikora) Dalam rangka mempersiapkan kekuatan militer untuk merebut Irian barat, Pemerintah Republik Indonesia mencari bantuan senjata keoada luar negeri. Pada mulanya pemberlian senjata diharapkan

7 7 berasal dari Negara-negara Barat terutama pada Negara Amerika Serikat. Namun harapan itu tidak terwujud. Kemudian Pemerintah mengalihkan pembelian senjata kepada Negara-negara komunis dibawah pimpinan Uni Sovyet. Pada bulan desember 1960, Msi Indonesia dibawah pimpinna Menteri Keamanan Nasional /KASAD A.H Nasution pergi ke Moskow. Misi ini berhasil mengadakan perjanjian pembelian senjata. Setelah itu menyusul misi kedua tahun 1961 dan misi ketiga. Belanda mulai menyadari bahwa jika Irian Barat tidak diserahkan secara damai kepada Indonesia, maka Indonesia akan berusaha membebaskannya secara militer (operasi militer). Ada tanggal 19 desember Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah dalam rangka perjuangan pembebasan Irian Barat yang dikenal dengan nama Tri Komando Rakyat (Trikora). Isi Trikora itu adalah sebagai berikut : 1. Gagalkan pembentukan Negara papua bikinan Belanda Kolonial 2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia 3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum untuk mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air Indonesia. Realisasi pertama dari Trikora adalah pembentukan Komando Operasi Militer yang diberi nama Komando Mandala Pembebasan Irian Barat. Komando Mandala dibentuk pada tanggal 2 Januari 1962 dengan komandannya Mayjen Soeharto. Dengan berbekal tekad dan semangat untuk membebaskan Irian Barat dari cengkraman colonial Belanda, Komando Mandala melakukan tugas-tugas sebagai berikut : 1. Merencanakan, mempersiapkan dan menyelenggarakan operasioprasi militer dengan tujuan pengembalian wilayah propinsi Irian Barat ke dalam wilayah kekuasaan Negara Republik Indonesia. 2. Mengembangkan situasi di wilayah Propinsi Irian Barat sesuai dengan taraf perjuangan diplomasi dan dalam waktu yang singkat agar wilayah Irian Barat dapat diciptakan secara de facto wilayah-

8 8 wilayah yang bebas atau diddukkan unsure-unsur kekuasaan pemerintah daerah Republik Indonesia. Dengan tugas yang cukup berat itu, Komando Mandala merencanakan tiga fase dalam pembebasan Irian Barat. Ketiga fase itu adalah fase infiltrasi, fase eksploitas dann fase konsolidasi. Dalam tahap ini pula, Telah gugur putra terbaik Indonesia yakni Deputi 1 Kasal Komodor Yos Sudarso dan Kapten Wiratno sebagai Komandan Kapal Macan Tutul. Mereka gugur beserta tenggelamnya kapal yang mereka tumpangi karena karena pertempuran di Laut Aru pada tanggal 15 Januari Patung Pembebasan Irian Barat Patung terbuat dari perunggu dengan berat kurang lebih 8 ton Tinggi patung dari kaki sampai kepala 9 meter, tinggi keseluruhan sampai ujung tangan kurang lebih 11 meter. Tinggi kaki patung (voetstuk) 20 meter terhitung dari jembatan, sedangkan dari landasan bawah 25 meter.pelaksana PN Hutama Karya dengan arsitek Silaban. Pelaksana pematung: Team pematung Keluarga Arca Yogyakarta. Patung ini ditempatkan di Lapangan Banteng, karena lokasi ini strategis dan luas, memenuhi persyaratan untuk penempatan patung setinggi ini. Lapangan Banteng pada waktu itu merupakan pintu gerbang bagi tamu-tamu yang datang dari lapangan terbang Kemayoran. Sehingga penempatan Patung Pembebasan Irian Barat akan menimbulkan kesan estetis dan historis bagi ibukota Jakarta. Lama pembuatan kurang lebih 1 tahun Diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1963 oleh Bung Karno Video Referensi Video yang dipergunakan sebagai pendukung sumber data umum dan pembandig visual diantaranya adalah : Tri Komando Rakyat (TRIKORA), Pembebasan Irian Barat, Sukarno pada Pembebasan Irian Barat.

9 9 Short Documentary about Stop Motion,Tan Malaka; konseptor bangsa yang di bungkam. Salah satu print screen dari beberapa refrensi video Tan Malaka Gambar 1: Print screen refrensi video Tan Malaka (sumber data pribadi) 2.2 Data Umum Animasi Animasi, atau yang lebih akrab dengan sebutan film animasi adalah hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Pada

10 10 awal penemuannya, untuk membuat film animasi ini dibutuhkan berlembarlembar kertas yang kemudian di putar untuk memunculkan efek gambar bergerak. Dewasa ini, dengan bantuan teknologi komputer, pembuatan film animasi menjadi lebih mudah dan cepat. Salah satu bentuk animasi tertua adalah wayang kulit, wayang kulit telah memenuhi semua elemen animasi seperti layar, gambar bergerak, dialog serta ilustrasi musik. Animasi.html Sejarah Animasi Animasi ternyata sudah ada sejak jama prasejarah. Hal ini dibuktikan oleh penemuan lukisan dinding gua Altamira di Spanyol. Dalam beberapa lukisan pada jaman itu, manusia purba berupaya menggambarkan sebuah gerakan. Lukisan tersebut berupa lukisan binatang yang digambarkan dengan kaki yang banyak. Hal ini sebagai bukti, bahwa mereka berupaya untuk membuat kesan seolah-olah binatang tersebut sedang berlarian. Perkembangan animasi ini berlanjut hingga masa peradaban Mesir kuno. Pada masa peradaban Mesir kuno, Pharaoh Ramses II membangun sebuah kuil untuk Dewa Isis. Tidak seperti pada kuil-kuil lain, dalam kuil Dewa Isis tersebut terdapat beberapa tiang yang terdapat relief figur dewa, dalam urutan gerakan yang runut. Kemudian pada masa peradaban Yunani kuno, terdapat kendi. Kendi-kendi ini dilukis dengan figur-figur tokoh dalam tahapan gerakan yang mengelilingi kendi. Jika kendi diputar, maka akan memberikan efek gerakan. Ada pula wayang, wayang kulit yang dimainkan oleh dalang dengan efek-efek suara berupa gamelan dan alur cerita yang sangat kuat. Wayang kulit adalah bentuk animasi pertama yang sudak dikatakan lengkap, dimana unsur-unsur animasi adanya gambar yang bergerak, alur cerita dan efek suara sudah terpenuhi. Joseph Plateu (1826) dengan Phenakistoscope, yang berupa sebuah kepingan gambar, dan di sisi lain terdapat kepingan dengan lubang-lubang di sekitarnya. Ketika kepingan gambar tersebut diputar,

11 11 melalui lubang yang telah disediakan, akan terlihat rangkaian gambar tersebut bergerak. Ada pula Zeotrope (Pierre Desvignes 1860), hampir sama dengan Thaumatrope, Zoetrope berupa rangkaian gambar yang dimasukkan dalam sebuah tabung, dibagian lain dari tabung diberi lubang untuk melihat gambar. Ketika tabung digerakkan, maka gambar tersebut akan terlihat bergerak. Paul Roget pada tahun 1828, membuat sebuah alat yang disebut Thaumatrope yang merupakan alat yang sangat sederhana, berupa sebuah kepingan yang memiliki dua gambar, di satu sisi bergambar burung dan sisi lain bergambar sangkar. Kepingan tersebut pada kedua sisinya diberi pegas atau tali yang fungsinya untuk memutar. Jika kepingan berputar, maka akan terlihat seekor burung yang ada didalam sangkar. Perkembangan animasi selanjutnya, lebih ditekankan pada aspek keilmuan, dan mulai merambah bidang teknologi, meskipun dengan hasil yang sangat sederhana. Thomas Alfa Edison (1860), dengan lampu pijarnya mengemukakan sebuah teori yang dikenal dengan The Persistance of Vision. Inti dari teori tersebut adalah, jika kita melihat sebuah gambar, maka citra gambar tersebut akan terekam dalam retina manusia dalam 1/10 detik sebelum citra gambar tersebut benar-benar menghilang. Selanjutnya penemuan film proyektor oleh Thomas Alfa Edison, membuka peluang baru untuk menciptakan gambar yang bergerak. Maka setelah itu, mulai bermunculan film-film animasi pendek seperti Homourous Phases of Funny Face (Stuart Blackton 1906), Gartie The Dinosaur (Winsor McCay 1914), Felix the Cat (Otto Massmer 1919), Flowers and Tree (Walt Disney 1932) Sejarah Animasi di Indonesia Di Indonesia animasi sudah ada sejak 4 hingga 3 juta tahun yang lalu dengan penemuan lukisan animasi pada Gua Leang-Leang (Sulawesi), Kalimantan Timur, serta gua-gua yang amsih murni tersimpan di alam Papua. Kemudian, di Pulau Jawa, sejak zaman dulu

12 12 sudah ada seni, yakni seni memainkan Wayang Kulit dan beberapa jenis wayang lainnya. Wayang kulit dapat dikategorikan sebagai salah satu pelopor film animasi dunia dengan teknik penangkapan siluet bayangan (menghidupkan bayangan) sebagai hasil jadinya. Pada tahun 1933, di Indonesia banyak koran local yang memuat iklan Walt Disney. Kemudian pada tahun 1955, Presiden Soekarno yang sangant menghargai seni mengirim seorang seniman bernama Dukut Hendronoto (Pak Ook) untuk belahar animasi di studio Walt Disney. Setelah belajar selama 3 bulan, ia kembalu dan membuat film animasi pertama bernama Si Doel Memilih. Film animasi 2D tentang kampanye pemilihan umum pertama di Indonesia itu menjadi tonggak dimulainya animasi modern di negeri ini. Pada tahun 70-an terdapat studio animasi di Jakarta bernama Anima Indah yang didirikan oleh seorang warga Amerika. Anima Indah termasuk yang mempelopori animasi di Indonesia karena menyekolahkan krunya di Inggris, Jepang, Amerika dan lain-lain. Pada era tahun 80-an ditandai sebagai tahun maraknya animasi di Indonesia. Beberapa studio animasi lahir, seperti Asiana Wang Animation yang bekerjasama Wang Film Animation, Evergreen, Marsa Juwita Indah, Red Rocket Animation Studio di Bandung, bening studio di Yogya karta dan Tegal Kartun di Tegal. Pada era tahun 90-an sudah banyak bertaburan berbagai film animasi. Dan pada tahun 1998 mulai bermunculan film-film animasi yang berbasis cerita rakyat seperti Bawang Merah dan Bawang putih, TImun Mas dan petualangan si Kancil. Dan pada era 90-an ini terdapat banyak animator local yang menggarap animasi terkenal dari Negara Jepang seperti Doraemon dan Pocket Monster. Lalu pada era 2000-an, diantara sekian banyak studio animasi di Indonesia, Red Rocket Animation termasuk yang paling produktif. Pada Tahun 2000 Red Rocket memproduksi beberapa serial animasi TV seperti Dongeng Aku dan Kau, Klilip dan Puteri Rembulan, Mengapa Domba Bertanduk dan Berbuntut Pendek, Si Kurus dan Si Macan. Pada masa ini serial animasi cukup populer karena sudah menggabungkan 2D animasi dengan 3D animasi. Lalu pada tahun 2003, serial 3D animasi

13 13 merambah ke layar lebar diantaranya Janus Perajurit Terakhir. Barulah menyusul kemudian di Bulan Mei 2004 terdapat film layar lebar 3D animasi berdurasi panjang yaitu Homeland Edukasi Edukasi adalah proses yang dilakukan oleh seseoarang untuk menemukan jati dirinya, yang dilakukan dengan mengamati dan belajar yang kemudian melahirkan tindakan dan prilaku. Edukasi sebenarnya tidak jauh berbeda dari belajar yang dikembangkan oleh aliran behaviorisme dalam psikologi. Hanya istilah ini sering dimaknai dan diinterpretasikan berbeda dari learning yang bermakna belajar. Dan istilah ini seringkali digunakan dalam pendekatan pendidikan yang tentu maknanya lebih dari sekedar belajar. Dalam teori belajar dan prilaku sebuah tindakan akan didapatkan dari sebuah aktifitas pengamatan yang dikondisikan dan direkayasa dengan tujuan hasil yang sudah ditentukan dan bisa diukur secara logis dan ilmiyah. Dalam belajar ada hubungan erat antara penguat, baik yang positif atau nigatif yang terjadi setelah tindakan dilakukan, atau setelah menjadi sebuah prilaku kongkrit yang bisa dilihat dengan kasat mata. Stimulan yang terjadi sebelum prilaku muncul sangat mempengaruhi tujuan yang diharapakan. Ini artinya prilaku seseoarang harus selalu bisa diukur dan selalu pulu diberikan penguat dan stimulasi yang diciptakan sedimikian rupa sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian kita harus menciptakan dunia sendiri yang sesuai dengan kehendak kita dan mengkondisikannya sesuai dengan tujuan kita. Sama halnya pula bahwa kehidupan ini adalah tempat berexprimen dalam sebuah laboratorium dunia yang sangat komplek, betapa rumitnya bila itu dibayangkan. Itu semua ranah teoritis ilmiyah yang tidak secara saklek bisa diterapkan, dan memang tidak ada keharusan untuk menerapkan dalam kehidupan kita. Tetapi tidak ada yang memungkiri produk ilmiyah bisa lebih dipertanggungjawabkan keefektifannya dari banyak sisi. Edukasi dalam pendekatan pendidikan lebih kepada pemeberian kondisi dan pengaruh kepada seseorang agar bisa menciptakan prilaku sepontan dalam

14 14 jangka waktu yang lama sesuai dengan harapan diri sendiri dan masyarakat. Harapan itu diukur dengan kesepakatan-kesepakatan formal yang disebut hukum, dan kesepakatn-kesepakatan yang tidak formal tetapi menjadi kebiasaan yang dianggap baik berlaku di masyarakat yang disebut adat. inilah prilaku yang diharapkan dari edukasi yang sepadan dengan kata learning dalam pandangan psikologi behaviorisme. Hal lain yang juga menjadi tekanan dalam edukasi adalah prilaku yang dihasilkan berupa kemampuan yang bisa diaktualisasikan dalam tiga ranah, yaitu prilaku intlektual, afektif dan psikomotorik. ini paralel dengan unsur yang harus dipenuhi oleh seseorang agar bisa menjalankan hidup ini dengan harapan, yaitu kemampuan intlektual, spiritual dan moral yang menjadi bgagian terpenting dlam pendidikan. Tentu ini berbeda dari learning yang hanya menekankan pada sebuah perubahan prilaku, tanpa membahas lebih dalam terjadinya prilaku selanjutnya. Pendekatan agama dalam perspektif edukasi juga berbeda secara kualitatif, ini tentu karena hasil yang akan dicapai dari sebuah edukasi meliputi hal-hal yang bisa diukur secara skalatis, sekaligus yang tidak bisa dirumuskan dengan alat ukur skalatis. Hasil-hasil tersebut adalah prilaku yang diharapkan didunia, berdasarka skala al-quran dan assunnah kalau itu muslim, atau kitabkitab lainnya yang menjadi dasar dari agama masing-masing. Tidak berhenti disitu saja tetapi terdapat harapan diluar itu yang ini tidak akan bisa diukur dengan sekala apapun yang dibikin oleh manusia, yaitu sebuah prilaku yang didiskripsikan dari kebahagiaan dunia, seperti rasa syukur yang tinggi, keikhlasan, kesabaran, qana ah dan survive dalam segala cobaan yang diberikan Tuhan kepada mereka. sedangkan di akherat adalah kebahgiaan yang didiskripsikan dengan prilaku eporia sebagai balasan dari prilaku di dunia. inilah puncak dari tujuan hidup manusia yang didapatkan dari peroses edukasi. Edukasi dan aktualisasi sebanarnya dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya. Dan ini sebenarnya menurut Abraham Maslow menjadi kebutuhan tertinggi dari model kebutuhan yang dirumuskan dalam teorinya yang terkenal hirarci of needs. Kebutuhan dasar manusia menurut pandangan Maslow bertingkat, dari kebutuhan yang paling rendah yaitu kebutuhan jasmani, kebutuhan rasa aman, kebutuhan ingin dicintai dan rsa

15 15 memiliki, kebutuhan harga diri, dan yang paling tinggi adalah kebutuhan beraktualisasi. Edukasi adalah sumber yang menghasilkan prilaku yang kemudian di aplikasikan dalam gerak kongkrit, dan bisa dinilai oleh orang lain berdasarkan pedoman formal yang berupa hukum dan juga kebisaan yang berupa adat. Disinilah aktualisasi dilakukan oleh seseoarng setelah menjalankan peroses edukasi, sehingga mendapatkan pengakuan dari orang lain sebagai sebuah kebutuhan harga diri yang juga dianggap penting. Oleh karena itu edukasi dan aktualisasi harus kita budayakan menjadi konsep berpikir dan gerak, sehingga apapun yang dilakukan menjadi harapan diri sendiri dan orang lain, Dan orang lain akan menghargai karena kemampuan yang kita lakukan bukan semata karena hanya kita punya latarbelakang yang tidak ditopang dengan kompetensi yang bisa diukur dan dirasakan langsung oleh masyarakat Motion Graphic Pengembangan dari seni graphic design yaitu motion design, konteksnya adalah motion graphic sebagai film, video atau computer animation. Termasuk di dalamnya adalah tipografi dan grafis yang bisa dilihat sebagai titles untuk film, pembuka program televisi, bumper dan elemen-elemen grafis yang muncul di layar kaca. Kemudian web-based animation, channel id berupa logo tiga dimensi yang merupakan identitas sebuah stasiun televisi. Juga bagian-bagian di dalam iklan televisi. Apapun yang muncul sebagai graphic design dalam media elektronik audio visual adalah pekerjaan yang dilakukan oleh motion designer. kamis,24 oktober Data Cerita Sinopsis Menceritakan pejuang integrasi Papua Machmud Singgirei Rumagesan yang memperjuangkan pembebasan Irian Barat. Machmud Rumagesan

16 16 merupakan pejuang Integrasi Papua, yang sangat berani menentang pemerintah Kolonial Belanda. Keberanianya menentang pemerintah Kolonial telah mengantarkanya ke beberapa penjara, seperti Saparua,Sorong - Doom, Manok - Wari, Hollandia (sekarang Jayapura), dan Makasar. Pada 1953 Machmud Rumagesan mendirikan oraganisasi pembesasan Irian Barat di Makasar, gerakan Tjenderawasi Revolusioner Irian Barat (GTRIB), yang bertujuan membantu pemerintah Republik untuk memperjuangkan pembesaan Irian Barat dari cengkraman Kolonial Belanda dalam Kongres Nasional untuk perdamaian di Jakarta pada 24 sampai 29 Januari 1955 dan dalam sidang Dewan Nasional pada 1957, beliau menyerukan agar Irian barat harus kembali ke Indonesia. Akhir cerita, akhirnya Irian Barat bisa kembali ke Indonesia dari tangan kolonial Belanda. 2.4 Survey Penulis melakukan survey ke tempat pengetahuan akan perjuangan integrasi papua,yaitu perpustakaan,dan toko buku. Gambar 2: Perpustakaan Bina Nusantara (sumber data pribadi)

17 17 Gambar 3: Gramedia Jakarta 1 Gambar 4: Gramedia Jakarta 2

18 18 Gambar 5: Patung Pembebasan Irian Barat (sumber data pribadi) 2.5 Landasan Teori Teori-teori yang Di gunakan Pada pembuatan film animasi edukasi, penulis menggunakan beberapa teori yang berhubungan dengan film edukasi yang akan dibuat, seperti teori komposisi fotografi Teori Komposisi Fotografi Dalam pembuatan sebuah video, diperlukan beberapa macam teori komposisi yang sering digunakan dalam fotografi agar fokus dari adegan yang ingin ditunjukkan tersampaikan kepada penonton. Berdasarkan buku dari Mark Jerkinson yang berjudul The Complete Idiot s Guide to Photography Essentials,maka penulis menggunakan beberapa komposisi fotografi sebagai berikut: a. Rule of thirds: penggunaan komposisi rule of thirds adalah pada saat pembebasan Irian Barat. Dengan komposisi ini, penulis berharap dapat mengantarkan suasana kemerdekaan kepada penonton.

19 19 b. Negative Space: komposisi negative space akan digunakan saat pembuatan filem animasi edukasi berlangsung. c. Golden section: komposisi golden section, akan penulis gunakan saat shot-shot close-up. ( 101-the-basic-conventions-of-composition.html; Camera Angle Shots: Tri Nughroho Adi, dalam blognya mengatakan bahwa tersirat makna-makna dibalik shot, adapula beberapa jenis camera angle shot yang akan digunakan penulis dalam pembuatan film animasi edukasi ini, antara lain adalah: a. Very Wide Shot: penggunaan sudut pandang kamera ini digunakan pada awal-awal edukasi di mulai. b. Wide Shot: penggunaan sudut pandang kamera ini pun banyak digunakan pada saat pembuatan video edukasi. c. Medium Shot: digunakan saat pengambilan gambar monumen monumen d. Close Up: menampilkan beberapa foto dan bukti pejuang Irian Barat e. Cut-In: akan digunakan untuk memperjelas interaksi atau tindakan yang sedang terjadi. ( Teori Warna Warna merupakan salah satu identitas visual terkuat dalam sebuah film, warna mampu menyampaikan mood, serta membuat sebuah film animasi terlihat lebih menarik. Dan menurut J. Linschoten dan Drs. Mansyur, warna mampu mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-macam benda. Dan dari pemahaman diatas dapat dijelaskan bahwa warna, selain hanya dapat dilihat dengan mata ternyata mampu mempengaruhi perilaku seseorang, mempengaruhi penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya seseorang pada suatu benda.

20 20 Oleh karena itu, berdasarkan potensi karakter warna menurut J. Linschoten dan Drs. Mansyur maka pada film animasi edukasi ini, penulis ingin menggunakan warna cerah untuk visualisasinya.penulis juga berfikir warna yang sedikit gelap cocok untuk menunjukan kondisi perjuangan zaman dulu. Kebanyakan penulis ingin menggunakan warnawarna monokromatik untuk visualnya. Warna sephia juga bisa dipakai sebagai gambaran dokumenter pada zaman itu Studi Existing Selain data-data, penulis juga mengumpulkan referensi dari buku untuk genre video yang sejenis yang menginspirasi penulis, dengan tujuan untuk menganalisa pembuatan video edukasi guna memberikan pengayaan dalam pengerjaan filem edukasi yang penulis kerjakan Studi Bentuk Untuk studi bentuk, penulis menganalisa bentuk-bentuk pembuatan edukasi dan elemen-elemen yang digunakan. Gambar 6: Dokumenter pembebasan irian barat

21 21 Gambar-gambar diatas adalah potongan gambar dan video dokumenter pembebasan Irian Barat yang menampilkan kejadian pada saat itu.dari gambargambar tersebut, terlihat bahwa gaya yang digunakan penggambaran dokumenter gaya lama (hitam putih). Dan hal ini menurut penulis memperkuat sisi serius dan mendalam dari sebuah dokumenter. Gambar 7: Short Documentary about Stop Motion Gambar 8: Motion graphics documentary Gambar di atas dalah beberapa contoh yang di ambil sebagai refrensi dalam pembuatan dokumenter yang mengunakan motion graphics dan stop motion Studi Warna Warna merupakan salah satu elemen terpenting dari animasi, dari warna kita dapat mengetahui mood suatu adegan dalam sebuah animasi.

22 22 Gambar 9: Foto-foto dokumenter Bung-karno ( Gambar 10: Foto dokumenter ( Gambar diatas adalah sebuah sebuah gambaran dokumenter zaman kemerdekaan Indonesia,dan warna yang di pakai kebanyakan adalah warnawarna dengan mood gelap (hitam putih). 2.7 Data Produk Produk merupakan sebuah animasi edukasi dengan pendekatan dua dimensi dan tiga dimensi dengan style motion graphics untuk mendapatkan kesan yang lebih serius. Tema yang diangkat adalah perpaduan antara edukasi video dan motion mengenai sejarah dengan referensi beberapa buku dan video.

23 Target Pasar Target Primer Demografi : Laki-laki/perempuan, tahun, semua status ekonomi Psikografi : Pernah ataupun belum pernah mengalami di Jajah oleh orang lain,tidak peduli akan sejarah Indonesia, memiliki kedewasaan yang cukup tinggi Geografi : Kota-kota besar Target Sekunder Demografi : Laki-laki/perempuan, diatas tahun, semua status ekonomi Psikografi : Pernah ataupun belum pernah mengalami di Jajah oleh orang lain, peduli akan sejarah Indonesia, memiliki kedewasaan yang cukup tinggi Geografi : Selain kota-kota besar. 2.9 Analisa Pertimbangan Membuat Cerita Edukasi Pada awalnya penulis terinspirasi saat melihat buku Machmud Singgirei Rumagesan;Rosmaida Sinaga dan Abdul Syukur;137 halaman,diama pada saat kemerdekaan Indonesia teryata tidak seluruhnya negara Indonesia merdeka,dari beberapa pulau Yaitu Irian Barat masih di bawah yuridiksi Kolonial Belanda.Bukan hanya itu,pembaca juga terinspirasi mengenai pentingnya peran yaitu Machmud Rumagesan yang selama ini mungkin kebanyakan orang tidak mengetahui peran beliau yang merupakan integrasi Papua yang saat itu menentang Pemerintahan Kolonial Belanda dan berusaha memperebutkan kembali Irian Barat ke Indonesia Faktor Pendukung a. Semakin tingginya minat masyarakat terhadap animasi lokal. b. Cerita yang diangkat adalah cerita mengenai sejarah, yang diambil dari cerita asli yang pernah terjadi,untuk menambah wawasan terhadap sejarah Indonesia. c. Perkembangan teknologi yang memudahkan penulis dalam membuat

24 24 edukasi video Faktor Penghambat Tidak semua kalangan tertarik akan budaya dan sejarah Indonesia yang semakin di tinggalkan karna terpacu akan zaman moderen Analisa SWOT Strength a. Masih sedikitnya film animasi edukasi dengan cerita mendalam yang membuat penonton agar berpikir lebih untuk mengerti isi cerita. b. Animasi di Indonesia sedang berkembang sehingga mampu menarik minat penonton. c. Tema yang di angkat masih jarang untuk sebuah film animasi edukasi Weakness a. Waktu yang terbatas dalam proses pembuatan. b. Minimnya data yang ada Opportunities a. Teknologi Moderen di Indonesi sudah mulai berkembang, sehingga mudah didapatkan informasi yang membantu untuk mengerjakan.. b. Film animasi edukasi mampu diajukan dalam perlombaan-perlombaan Threats Film animasi edukasi bagi masyarakat masih kurang menarik, dan pandangan mereka lebih menuju ke dunia Moderen.

25 BAB 3 MASALAH, TUJUAN DAN MANFAAT 3.1 Identifikasi Masalah 1. Tayangan lokal yang dikemas dalam berbentuk animasi edukasi lokal, masih kurang. 2. Dari tayangan-tayangan lokal yang ada, kisah yang dibawakan cenderung masih monoton dan hanya menceritakan kisah percintaan. 3. Kemasan berupa cerita yang mendalam lebih diharapkan mampu mengubah pola pikir para penonton. 3.2 Rumusan Masalah Bagaimana membuat program edukasi berbentuk animasi dengan sebuah tema yang sarat akan nilai moral dan mampu menarik perhatian penonton. 3.3 Tujuan 1. Menyajikan sebuah sentuhan baru dalam animasi, baik secara konsep maupun alur cerita. 2. Memberikan penyegaran terhadap dunia animasi lokal dengan genre dan alur cerita yang menarik dan jarang diangkat. 3. Menyajikan sebuah tontonan yang merangsang penonton agar berpikir lebih dalam untuk menarik inti cerita. 3.4 Manfaat 1. Memberikan pesan moral melalui masalah yang biasa dihadapi oleh orangorang sehingga lebih dapat dirasakan dan diaplikasikan dalam kehidupan nyata. 2. Membuat animasi untuk penonton yang lebih dewasa. 3. Memberikan pengetahuan akan sejarah Indonesia. 4. Turut memajukan perkembangan film animasi di Indonesia. 25

26 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif Strategi Komunikasi Strategi komunikasi yang dipakai oleh penulis adalah sebagai berikut: Fakta Kunci Fakta kunci dari film edukasi Machmud Rumagesan Memperjuangkan Irian Barat adalah: a. Film edukasi yang mengangkat cerita tentang siapa tokoh di balik perjuangan memperebutkan Irian Barat. b. Film edukasi merupakan media efektif dan menghibur dalam menyampaikan sebuah pengetahuan yang sarat akan pesan moral Masalah yang Akan Dikomunikasikan Bagaimana sebuah film edukasi dengan alur cerita yang berat mampu menyampaikan pesan moral kepada penonton yang dituju, sedangkan kalangan zaman sekarang sudah kurangnya minat terhadap budaya lokal Tujuan Komunikasi Menyampaikan pesan moral dari peristiwa yang dihadapi seorang pejuang.untuk menjadi pembelajaran dan pengalaman hidup Profil Target Komunikasi Laki-laki dan perempuan tahun Semua status ekonomi 26

27 Geografi Masyarakat di kota-kota besar Psikografi Pernah ataupun belum pernah mengalami di Jajah oleh orang lain,tidak peduli akan sejarah Indonesia, memiliki kedewasaan yang cukup tinggi Unique Selling Point Keunikan dari film animasi ini adalah: a. Memberikan pengetahuan akan kayanya Tanah Indonesia b. Penyampaian bukan hanya melalui lisan tetapi melalui visual juga. c. Desain pembuatan yang unik dan menarik. Memiliki rasa ingin tahu yang besar, berkepribadian dewasa dalam arti mampu berpikir secara dewasa Premis Cerita Seorang pejuang integrasi Papua yang sangat berani menentang Kolonial Belanda untuk memperebutkan Irian Barat.Namun nama-nama pejuang tersebut hanya di kenang namun tidak tau mengenai peran pentingnya dalam pembebasan tanah kelahiran di Indonesia Penetapan Judul Film Untuk judul film, ada beberapa pilihan yaitu Pembebasan Irian Barat yang menjelaskan pembebasan dari tangan Kolonial Belanda, SINGGIREI julukan tokoh yang berperan dalam pembebasan Irian Barat, dan Machmud Rumagesan Memperjuangkan Irian Barat yang menjelaskan sosok tokoh yang berjuang akan Irian Barat. Machmud

28 28 Rumagesan Memperjuangkan Irian Barat penulis pilih karena nama dan peran nya yang penting dalam memperjuangkan Irian Barat Treatment Cerita 1. Gambar berupa peta Indonesia dan menjelaskan kekayaan akan Papua Barat. 2. Peta Papua Barat 3. Gambar gambar yang menujuk kekayaan Irian Barat yaitu emas,mineral,minyak,gas,dan uranium 4. Gambar beberapa kekayaan sumber daya alam budaya dan laut 5. Muncul judul Machmud Rumagesan memperjuangkan Irian Barat 6. Muncul gambar monumen patung pembebasan Irian Barat 7. Gambar gambar Papua yang sekarang dan menunjuk keindahan Papua 8. Menjelaskan pelopor Irian Barat yaitu Mahmud Rumagesan 9. Gambar dan bukti Machmud Rumagesan ikut serta dalam pembebasan Irian Barat 10. Pemberontakan Machmud Rumagesan terhadap Kolonial Belanda 11. Membentuk kesepakatan KONFERSI MEJA BUNDAR 1949 tetapi tidak mendapat hasil yang memuaskan dari Belanda 12. Muncul tiga faksi di kalangan rakyat Irian Barat. 13. TRI KOMANDO RAKYAT (TRIKORA) 14. pada tangal 19 Desember 1961 Presiden Soekarno Menyerukan Komando pembebasan Irian Barat (TRIKORA) 15. gambara video animasi bergerak mengenai Misi rahasia untuk Menyusup pasukan Irian Barat 16. Kondisi inilah yang akhirnya memaksa Belanda dan sekutunya untuk menyelenggarakan perundingan di markas besar PBB tangal 15 Agustus 1962.Menghasilkan PERSETUJUAN NEW YORK 17. PERSETUJUAN NEW YORK penyerahan wilayah Papua Barat pada

29 29 PBB (UNTEA) 18. Beberapa gambar yang menunjuk Papua sudah ada di tanah Indonesia 19. Machmud Rumagesan ikut serta untuk meyakinkan dan menyatukan Irian Barat kembali ke tanah INDONESIA 20. foto Machmud Rumagesan 21. Mengenang jasa Machmud Rumagesan dalam pembebasan Irian Barat 22. Latar hitam disertai foto Machmud Rumagesan Script BARAT. MACHMUD RUMAGESAN MEMPERJUANGKAN IRIAN FADE IN Machmud Rumagesan "Pejuang integrasi Papua di tanah Indonesia" FADE OUT Gambar membentuk peta Indonesia dan menunjuk Irian Jaya. CUT TRANSISI MIDDLE SHOT gambar berupa peta Indonesia dan menunjuk pulau papua Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alam, PAN DOWN keluar gambar berupa emas,minyak,gas,mineral,dan uranium semua diambil di tanah Indonesia yaitu Irian. Papua memiliki sumber daya alam salah satunya iyalah minyak,emas,gas,uranium,dan mineral minyak bumi dijuluki sebagai emas hitam.minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbadai hidrokarbon.gas alam disebut sebahai gas bumi

30 30 atau gas rawa,terdiri dari metana CH4 merupakan molekul Hidrokarbon.Uranium simbol lambang U dan nomor atom 92 dan uranium termasuk ke actinide series.mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non organik, memiliki bentuk teratur atau sistem kristal dan terbentuk secara alami PAN DOWN gambar berupa kekayaan papua Dulu Irian Barat bukan lah bagian dari Indonesia karena dibawah yurisdiksi Belanda. Tetapi ada pejuang intergrasi Papua yang memperjuangkan tanah kekayaan indonesia ini yaitu... CUT TRANSISI MIDDLE SHOT - munculnya judul MACHMUD RUMAGESAN MEMPERJUANGKAN IRIAN BARAT,dan disertai muncul patung pembebasan Irian Barat. TRANSISI MIDDLE SHOT - muncul Monumen pembebesan Irian Barat sebagai perwakilan pulau Irian. FADE OUT - muncul gambar gamabar papua yang sekarang sebagai perwakilan pulau Papua dan

31 31 beberapa sinopsis mengenai papaua,dam mengenalkan sosok Machmud Rumagesan. MIDDLE SHOT beberapa gambar dan bukti bahwa Machmud Rumagesan ikut bagian dalam memperjuangkan Irian Barat. Mucul satu demi satu foto dan bukti Machmud Rumagesan ikut peran dalam perjuangan Irian Barat PAN DOWN meski Machmud Rumagesan di angkat menjadi raja oleh Kolonial Belanda,Machmud Rumagesan malah bersikeras menentang Kolonial Belanda. MIDDLE SHOT "pembentikan Konfersi Meja Buandar" FADE IN muncul keterangan megenai pemberhentian tembak menembak oleh Soekarno. TRANSISI FADE IN Muncul 3 faksi di kalangan Irian Barat FADE OUT berisi tulisan Namun Pemerintah BELANDA tidak menunjukan itikad baik pada tahun 1952 arogansi BELANDA semakin memuncak Dengan terus memperkuat angkatan perangnya di IRIAN BARAT dan memasukan IRIAN BARAT ke Dalam wilayahnya

32 32 FADE IN berisi tulisan Sejak 1954 pemerintah indonesia berusaha menyelesaikan masalah Irian Barat melalui jalur diplomasi PBB namun hasil tidak memuaskan. CUT TRANSISI FADE IN Berisi tulisan muncul tiga faksi di kalangan rakyat Irian Barat PAN DOWN Muncul Tulisan 1.mereka yang pro Papua dan bekerja sama dengan Belanda yaitu mereka yang pada saat Belanda meninggalkan Irian Barat ikut berimigrasi Ke Negri Belanda 2.mereka yang pero Papua dan tidak bekerja sama dengan Belanda yaitu mereka yang menantikan relasi janji Belanda pada tahun 1960 dan menantikan pelaksanaan pepera (penentuan pendapat rakyat) di Irian Barat pada Mereka yang pro indonesia yaitu mereka yang berjuang untuk menyatukan Irian Barat dengan Indonesia FADE IN Machmud Rumagesan bergabung dalam faksi ke tiga yaitu faksi pro Indonesia dan mengajak berjuang menyatukan Irian Barat. Pada 1953 Machmud Rumagesan mendirikan oraganisasi

33 33 pembesasan Irian Barat di Makasar, gerakan Tjenderawasi Revolusioner Irian Barat (GTRIB) CUT MIDDLE SHOT berisi tulisan sub judul "TRI KOMANDO RAKYAT (TRIKORA)" FADE IN Muncul isi TRIKORA dan gambar Soekarno 1.Gagalkan Pembentukan Negara Boneka Papua Buatan Belanda Kolonial. 2.Kibarkan sang merah putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia. 3.Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan Tanah Air dan Bangsa. TRANSISI MIDDLE SHOT pada tangal 19 Desember 1961 Presiden Soekarno Menyerukan Komando pembebasan Irian Barat (TRIKORA) FADE IN gambara video mengenai Misi rahasia untuk Menyusup pasukan Irian Barat TRANSISI MIDDLE SHOT dunia internasional benar benar di kejutkan dengan kekuatan dan keberanian militer

34 34 Indonesia yang dalam waktu singkat telah mengepung Belanda di Irian Barat. Kondisi inilah yang akhirnya memaksa Belanda dan sekutunya untuk menyelenggarakan perundingan di markas besar PBB tangal 15 Agustus 1962.Menghasilkan PERSETUJUAN NEW YORK FADE IN ISI POKOK PERSETUJUAN NEW YORK penyerahan wilayah Papua Barat pada PBB (UNTEA) untuk selanjutnya diserahkan kepada pemerinta Indonesia yang sebelumnya harus diadakan proses penentuan pendapat rakyat (PEPERA) yang di selenggarakan tahun 1969 FADE OUT beberapa gambar warga Irian berada di tanah Indonesia TRANSISI MIDDLE SHOT melalui pejuang integrasi PAPUA Machmud Rumagesan ikut serta untuk meyakinkan dan menyatukan Irian Barat kembali ke tanah INDONESIA. FADE IN foto Machmud Rumagesan pengorbanan,kesetiaan dan keberanianmu akan selalu kami tuliskan dengan tinta emas dalam sejarah besar bangsa Indonesia FADE OUT latar hitam disertai foto Machmud Rumagesan.

35 Strategi Desain Motion Style Penonjolan karakteristik menggunakan beberapa gamabr gambar tujuan untuk memberikan keterangan si karakter yang di padukan dengan motion graphic yang menggunakan warna warna cerah dan monokromatik Visual Style Dalam pembuatan animasi edukasi penulis menggunakan warna warna gelap atau monokromatik seperti dokumenter zaman dulu mengunakan wana monokromatik untuk terlihat suasana dulu,dan penulis juga mengunakan cara pembuatan menggunakan style motion grapich. Gambar 11: Gamabar dokumenter motion grapich Font yang digunakan dalam pembuatan animasi Edukasi penulis mengunakan TypeWriter Old Style dimana gaya penulisan yang dibuat berupa font mesin ketik di Zaman itu.

36 36 Gambar 12: Gambar typewriter old style

37 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Judul Penulis menggunakan font yang dibuat dari Type-Ra dengan nama MACMUD RUMAGESAN MEPEREBUTKAN IRIAN BARAT, MACHUD RUMAGESAN sendiri adalah seorang pejuang integrasi papua yang menentang Belanda. Gambar 31: Judul (sumber data pribadi) 5.2 Visualisasi Karakter Soekarno Soekarno adalah presiden pertama Republik Indonesia yang merebut tanah Papua melalui jalur Trikora dan melumpuhkan kolonial Belanda untuk menyerah dan mengembalikan Papua menjadi milik Indonesia. 37

38 38 Gambar 14: Karakter Soekarno (sumber data pribadi) Macmud Rumagesan Machmud Rumagesan adalah pelopor integrasi Papua,yang berani menentang Pemerintahan Kolonial Belanda,dalam keberaniannya banyak sekali beliau ditangkap ke beberapa penjara oleh Kolonial Belanda. Gambar 15: Machmud Rumagesan (sumber data pribadi)

39 Poster Penulis mendesain 1 Promotional Poster. Pada poster ini digambarkan Machmud Rumagesan seorang pejuang Papua yang menggambarkan sang tokoh yang ingin memperebutkan Pulau Irian dari kolonial Belanda. Gambar 16: Poster Film (sumber data prbadi)

40 Visualisasi Scene Berikut adalah beberapa contoh scene dalam film animasi edukasi Machmud Rumagesan memperebutkan Irian Barat. Gambar 17: Visualisasi Scene 1 (sumber data pribadi)

41 41 Gambar 18: Visualisasi Scene 2 (sumber data pribadi) Gambar 19: Visualisasi Scene 3 (sumber data pribadi)

42 Visualisasi aset Beberapa visual aset yang dipakai dalam pembuatan animasi edukasi Mahmud Rumagesan memperjuangka Irian Barat. Gambar 20: Visualisasi aset (sumber data pribadi) 5.6 Movie Banner Selain poster, penulis juga membuat sebuah movie banner yang berukuran 160cmx60cm. Desain yang digunakan adalah Machmud Rumagesan, yang merupakan pejuang integrasi Papua, dengan menunjuk pulau papua dibawahnya.

43 43 Gambar 21: Banner (sumber data pribadi)

44 Pin Untuk Pin penulis menggunakan desain tidak jauh berbeda dengan poster dan menggambarkan pulau papua dan Machmud Rumagesan sendiri. 5.8 Cover DVD Gambar 22: Pin (sumber data pribadi) Gambar 23: Cover DVD (sumber data pribadi)

45 45 BAB 6 PENUTUP 6.1 Simpulan Banyak sekali sejarah itu sendiri mulai terlupakan di jaman sekarang ini,penulis membuat kesimpulan dimana ada seorang pahlawan yang sampai saat ini banyak orang yang tidak mengenal jasa dan pengorbanannya yaitu Machmud Rumagesan yang adalah pelopor Irian Barat.Beliau sendiri yang bersikeras untuk mempertahankan kepulauan Papua agar tidak jaduh di tangan Kolonial Belanda Animasi edukasi Machmud Rumagesan memperebutkan Irian Barat ini dibuat sebagai salah satu media komunikasi agar penonton bisa megetahui dibalik kemerdekaan indonesia ada banyak pejuang yang berkorban untuk memperebutkan Indonesia salah satunya iyalah Macmud Rumagesan. 6.2 Saran Secara pengalaman, penulis memang masih kurang, namun penulis memiliki beberapa saran untuk bisa mengenang jasa para pahlawan dalam memperebutkan Indonesai.Dalam pembuatan animasi edukasi ini penulis berharap bisa menjadi pembelajaran utuk kedepanya dan mempertahankan apa yang telah di perjungkan para pahlawan yaitu tempat dimana kita berpijak sekarang, dan lestarikan alam budaya Indonesia supaya tidak lagi di ambil alih oleh pihak asing. Semoga hal ini bisa menjadi manfaat utuk mengenang jasa para pahlawan untuk tanah Indonesia.

46 46 DAFTAR PUSAKA Buku Anggraini S,Lia & Kirana Nathalia.2014.Desain Komunikasi Visual Dasar Dasar Panduan Untuk Pemula.Bandung:Nuansa Cendekia. Manis, Hoeda.(2013).Buku Pintar Sejarah & Pengetahuan Dunia Abad 20.Jogjakarta: Trasns Idea Publishing Sinaga,Rosmaida & Abdul Syukur.(2013).Machmud Singgirei Rumagesan.Depok: Ruas. Sumber dari Internet Adi,TriNugroho.2011.MaknaDibalikShot. 1/10/17/makna-dibalik-shot/.(diakses tanggal 24 Februari 2014) Badrika, I Wayan.2011.Tri Komando Rakyat (Trikora). tanggal 24 Febuari 2014) Circles,Indo Crop.2013.TernyataIndonesia memiliki cadangan uranium sebanyak ton. Dhany, Rista Rama.2014.Total E&P gagal,perusahaan migas Malaysia sukses temukan gas di papua. Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Papua.2004.Potensi Sumber Daya Mineral. Diani, Vieta F.2011.Tan Malaka :Konseptor Bangsa yang di Bungkam Motion Graphic. (diakses tanggal 4 Maret 2014)

BAB 4 KONSEP DESAIN Profil Target Komunikasi Laki-laki dan perempuan tahun Semua status ekonomi

BAB 4 KONSEP DESAIN Profil Target Komunikasi Laki-laki dan perempuan tahun Semua status ekonomi BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Strategi komunikasi yang dipakai oleh penulis adalah sebagai berikut: 4.1.1.1 Fakta Kunci Fakta kunci dari film edukasi Machmud Rumagesan

Lebih terperinci

BAB 11 PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MEREBUT IRIAN BARAT. Kata Kunci

BAB 11 PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MEREBUT IRIAN BARAT. Kata Kunci BAB 11 PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MEREBUT IRIAN BARAT Tujuan Pembelajaran Pada bab ini kalian akan mempelejari tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut Irian Barat dan setelah mempelajari materi

Lebih terperinci

TUGAS TV INTERNET. Oleh: Bagus Cahya Kurniawan NIM:

TUGAS TV INTERNET. Oleh: Bagus Cahya Kurniawan NIM: TUGAS TV INTERNET Oleh: Bagus Cahya Kurniawan NIM: 08148108 FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA 2011 Perjalanan Animasi Indonesia ARTIKEL Dalam hal animasi Indonesia juga sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Irian Barat merupakan wilayah Indonesia yang terletak dibagian paling timur. Dengan kekayaan alamnya seperti bahan-bahan industri yang sangat dibutuhkan oleh

Lebih terperinci

- Short Movie The Art of Rollin a Cigarette - Short Movie Oneironaut

- Short Movie The Art of Rollin a Cigarette - Short Movie Oneironaut BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Cerita ini merupakan hasil adaptasi dari pemikiran penulis. 2.1.1 Literatur Buku - Ideas for the Animated Short : Finding and Building Stories karya Karen Sullivan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti yang kita ketahui dua figur tersebut pernah menjadi presiden Republik Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil Perjanjian Komisi Meja Bundar antara Indonesia dengan Belanda pada tahun 1949 masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. SIMPULAN Salah satu keputusan dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) yang diselenggarakan di Den Haag pada tanggal 23 Agustus sampai 2 September 1949 adalah kedudukan Irian Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghidupkan. Yaitu usaha untuk menggerakkan sesuatu yang tidak bisa bergerak sendiri. 1

BAB I PENDAHULUAN. menghidupkan. Yaitu usaha untuk menggerakkan sesuatu yang tidak bisa bergerak sendiri. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Animasi di dalam kamus Indonesia Inggris berarti menghidupkan. Secara umum animasi merupakan suatu kegiatan menghidupkan, menggerakkan benda mati. Suatu benda mati

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 21 July 2013; 20:43)

BAB 4 KONSEP DESAIN. 21 July 2013; 20:43) BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori/Metode 4.1.1 Teori-teori yang Digunakan: Pada film pendek animasi ini, penulis menggunakan beberapa teori yang berhubungan dengan film animasi pendek yang akan dibuat,

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci 1. Mengangkat tema tentang merawat buku secara sederhana. 2. Banyak orang yang suka buku, tapi tidak terlalu familiar dengan cara merawatnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI 1.1.1. Judul Perancangan Dalam pemberian suatu judul dalam perancangan dapat terjadinya kesalahan dalam penafsiran oleh pembacanya, maka dari itu dibuatlah

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Data dan Literatur 2.1.1 Pengertian Cerita Rakyat Berdasarkan definisi Folklore dari Wikipedia.org, (2012) cerita rakyat merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif

Lebih terperinci

BAB III DATA PERANCANGAN

BAB III DATA PERANCANGAN BAB III DATA PERANCANGAN A. Tabel Data Perancangan Data Data objek a. Profil Monumen Pancasila Sakti b. Foto c. Video Data referensi a. Buku tentang Monumen Pancasila Sakti b. Beberapa cindera mata Monumen

Lebih terperinci

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI Ditulis oleh : Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi Pada 08 November 2015 publikasi film SMART? dalam screening mononton pada rangkaian acara Kampung Seni 2015 pukul 20.30

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi komunikasi 4.1.1.1 Masalah yang akan dikomunikasikan Bagaimana membuat animasi film pendek Rumah Makan Joko & Tito bisa disukai penonton dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa

Lebih terperinci

BAB IV METODE PERANCANGAN

BAB IV METODE PERANCANGAN BAB IV METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Penulis akan memberikan beberapa pembagian sebagai berikut guna memperlancar komunikasi: 4.1.1.1 Fakta Kunci 1. Kurangnya informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku adalah sebuah media penyambung ilmu yang efektif bagi pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain menambah banyak ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inovasi dinamika teknologi dan industri multimedia kini telah berkembang pesat. Industri multimedia seperti desain brand, pembuatan video, dan pembuatan game berjalan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah 14 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori/Metode 4.1.1 Teori membuat Komik Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah Gambar-gambar dan lambing-lambang yang terjukstaposisi dalam turutan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif Ada beberapa cara yang di lakukan oleh penulis dalam melakukan strategi kreatif di dalam proses pemuatan dan juga melakukan pembagian-pembagian dalam strategi

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1. Fakta Kunci 1) Cerita yang mengandung pesan moral merupakan cerita yang digemari oleh masyarakat Indonesia. 2) Robot merupakan salah satu karakter yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hari merdekanya Indonesia menjadi momentum yang sangat penting bagi perjalanan bangsa Indonesia sebagai negara yang berdaulat. Hal tersebut bisa diperoleh setelah

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi 1. Target Audiens : a. Demografi : Jenis Kelamin : Laki laki dan perempuan Umur : 8 tahun 12 tahun. Status Sosial : A dan B b. Geografi

Lebih terperinci

BAB III DATA PERANCANGAN

BAB III DATA PERANCANGAN BAB III DATA PERANCANGAN 3.1 ICT Watch Indonesian ICT Partnership Association (ICT Watch) merupakan organisasi non-profit Indonesia yang dibentuk pada tahun 2002 oleh sekelompok anak muda yang berbagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberian materi pembelajaran sejarah bangsa sejak belia dapat menumbuhkan semangat nasionalisme sejak dini. Berdasarkan pendapat Nuraeni dikutip Gemari edisi 88 (2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Majalah TOP No. 26 ( )

BAB 2 DATA DAN ANALISA.  Majalah TOP No. 26 ( ) 2 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data 2.1.1 Literatur http://dennysak.multiply.com/journal/item/442/23_tahun_silam_tonny_k oeswoyo_berpulang http://launch.groups.yahoo.com/group/koesplus/message/706

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Prinsip Dasar Film Animasi 1. Stretch and Squash 2. Anticipation 3. Staging

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Prinsip Dasar Film Animasi 1. Stretch and Squash 2. Anticipation 3. Staging BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Prinsip Dasar Film Animasi Prinsip-Prinsip dasar Animasi yang disebut juga Principal of Animation merupakan teknik mendasar dari animasi yang di kembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pemuda Indonesia wajib mempertahankan Negara dan memajukan bangsa maka dari itu pemuda wajib selalu ingat akan semangat patriotik yang telah ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa bersejarah 10 November 1945 yang dikenal dengan Hari Pahlawan. Pertempuran tiga pekan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. diproduksi dalam format elektronik biasa disebut dengan e-book.

BAB 4 KONSEP DESAIN. diproduksi dalam format elektronik biasa disebut dengan e-book. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori/Metode 4.1.1 Teori Buku Buku adalah sebuah tulisan yang dituangkan di atas media seperti lembaran kertas, perkamen, atau variasi media lainnya, yang diikat sedemikian

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 1. Agar animasi edukasi "Strawberry" ini layak ditonton anak-anak usia 7 sampai 12 tahun.

BAB 4 KONSEP DESAIN. 1. Agar animasi edukasi Strawberry ini layak ditonton anak-anak usia 7 sampai 12 tahun. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Animasi edukasi ini dibuat dengan penambahan narasi secara tulisan dalam bentuk pertanyaan, diharapkan dapat memperjelas isi yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. dengan huruf dan jenis huruf (typeface). Fungsi dari huruf selain untuk

BAB 4 KONSEP DESAIN. dengan huruf dan jenis huruf (typeface). Fungsi dari huruf selain untuk BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori / Metode 1. Teori Tipografi Typografi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan huruf dan jenis huruf (typeface). Fungsi dari huruf selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penciptaan Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu untuk browsing internet atau menonton televisi dan film-film yang cenderung menampilkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PUBLIKASI BUKU SEJARAH YANG TERSIMPAN DALAM MUSEUM FATAHILLAH

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PUBLIKASI BUKU SEJARAH YANG TERSIMPAN DALAM MUSEUM FATAHILLAH PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PUBLIKASI BUKU SEJARAH YANG TERSIMPAN DALAM MUSEUM FATAHILLAH Hermanto Universitas Bina Nusantara, Jln. H.Sulaiman No.63, 085218435957, breakztherules@yahoo.com ABSTRAK Untung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan Film Pendek Passing note merupakan salah satu media Audio Visual yang menceritakan tentang note cinta yang berlalu begitu saja tanpa sempat cinta itu

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B BAB V KESIMPULAN Jepang menjadi lumpuh akibat dari kekalahanya pada perang dunia ke dua. Namun, nampaknya karena kondisi politik internasional yang berkembang saat itu, menjadikan pemerintah pendudukan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi 4.1.1.1 Fakta Kunci 1. Biasanya, anak-anak tidak tertarik untuk mempelajari hal-hal yang ada di dalam text book, dan biasanya lebih

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Untuk strategi komunikasi, penulis memberikan pembagian sebagai berikut :

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Untuk strategi komunikasi, penulis memberikan pembagian sebagai berikut : 49 BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Untuk strategi komunikasi, penulis memberikan pembagian sebagai berikut : 4.1.1.1 Fakta Kunci 1. Cerita romantis merupakan cerita

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Perwujudan Karya Pengalaman dari para ahli merupakan hal yang sangat berharga untuk dipelajari. Khususnya dalam hal pembuatan karya, pengalaman sangat berperan penting

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA Dalam penyusunan Tugas Akhir ini dibutuhkan beberapa data yang valid sebagai sumber penelitian untuk konsep pembuatan media CD interaktif dongeng fabel anak. 2.1 Sumber Umum Survey

Lebih terperinci

Pusat Film Animasi di Yogyakarta Citra Visual Ruang Sebagai Acuan Desain BAB I PENDAHULUAN

Pusat Film Animasi di Yogyakarta Citra Visual Ruang Sebagai Acuan Desain BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang A.Animasi Sebagai Media Komunikasi dan Pendidikan. Animasi awalnya adalah kartun yang berupa komik, Komik strip pada masa itu muncul di majalah atau surat kabar dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Q : Menurut Bapak, apa itu Animasi Pendek? Q : Menurut bapak, animasi pendek yang bagus itu seperti apa?

LAMPIRAN. Q : Menurut Bapak, apa itu Animasi Pendek? Q : Menurut bapak, animasi pendek yang bagus itu seperti apa? LAMPIRAN Wawancara dengan Pak Gotot Prakosa Q : Menurut Bapak, apa itu Animasi Pendek? A : Animasi dari kata animare yang artinya memberi kehidupan, menghidupkan. Film animasi yaitu film yang dibuat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sejarah akan meningkatkan kohesi (ikatan) sosial, dan hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sejarah akan meningkatkan kohesi (ikatan) sosial, dan hal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam edukasi.kompas.com (Kamis, 8 November 2012), diberitakan bahwa pelajaran sejarah adalah salah satu pelajaran yang penting setara dengan pelajaran matematika

Lebih terperinci

satu alasannya adalah sebagai industri, Indonesia sudah kalah waktu. Industri game di Indonesia belum ada 15 tahun dibanding negara lain. Tentunya sei

satu alasannya adalah sebagai industri, Indonesia sudah kalah waktu. Industri game di Indonesia belum ada 15 tahun dibanding negara lain. Tentunya sei BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan sejarah di dalamnya. Kisah Ken Arok dan Ken Dedes adalah salah satunya. Kisah ini cukup populer dengan intrik-intrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini membuat film animasi 3D ( tiga dimensi) action dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini membuat film animasi 3D ( tiga dimensi) action dengan 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Tugas Akhir ini membuat film animasi 3D ( tiga dimensi) action dengan menggunakan teknik compositing visual effect yang berjudul The Cambo dengan tujuan animasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perfilman di Indonesia akhir-akhir ini berkembang sangat pesat seiring dengan majunya era globalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia memiliki orang-orang kreatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cerita rakyat atau folklor adalah adatistiadat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cerita rakyat atau folklor adalah adatistiadat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai banyak provinsi. Setiap provinsi memiliki budaya yang beraneka ragam. Bahasa, pakaian adat, senjata daerah, rumah

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL Berikut ini akan dijelaskan mengenai strategi perancangan dan konsep visual sebagai landasan dalam membuat film animasi ini. III.1 Strategi Perancangan III.1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki keanekaragaman 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki keanekaragaman agama, adat, tradisi dan sejarah serta budaya berkesenian yang dalam kehidupan sehari-harinya

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi 16 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Publikasi Timothy Samara (2005:10) menyatakan publikasi merupakan sebuah perluasan aplikasi dari dua unsur yaitu teks dan gambar. Perluasan aplikasi

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA. Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh. 3. Pengamatan langsung / observasi

BAB II DATA DAN ANALISA. Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh. 3. Pengamatan langsung / observasi BAB II DATA DAN ANALISA 2. 1 Data dan Literatur Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh dari: 1. Media elektronik: Internet 2. Literatur: Koran, Buku 3. Pengamatan langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi masyarakat, karena dengan pendidikan akan terbentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kecakapan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra saja. Karena perkembangan teknologi bahkan sudah masuk ke dunia multimedia (diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kehidupan adalah suatu proses yang dilalui oleh makhluk hidup sebelum mencapai batas kematian. Menurut Ir. I Ketut Gede Yudantara, kehidupan adalah anugerah sekaligus

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN. Untuk strategi komunikasi, penulis membagi sebagai berikut : Masalah yang dikomunikasikan

BAB 4 METODE PERANCANGAN. Untuk strategi komunikasi, penulis membagi sebagai berikut : Masalah yang dikomunikasikan BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi komunikasi Untuk strategi komunikasi, penulis membagi sebagai berikut : 4.1.1.1 Fakta Kunci a. Cerita anak-anak tentang imajinasi atau dunia

Lebih terperinci

BAB V HAS IL & PEMBAHAS AN DES AIN. memutar, ketika kamera mendekati terlihat wilayah kepulauan Indonesia,

BAB V HAS IL & PEMBAHAS AN DES AIN. memutar, ketika kamera mendekati terlihat wilayah kepulauan Indonesia, 47 BAB V HAS IL & PEMBAHAS AN DES AIN 5.1 Sinopsis Trailer Trailer promosi animasi dimulai dari bola dunia di luar angkasa memutar, ketika kamera mendekati terlihat wilayah kepulauan Indonesia, lalu masuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Edy Sedyawati dkk (2009:3) bahwa, seni media rekam atau yang sering disebut seni media.

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Edy Sedyawati dkk (2009:3) bahwa, seni media rekam atau yang sering disebut seni media. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni adalah salah satu sarana hiburan bagi masyarakat. Baik itu seni musik, seni rupa, seni tari maupun seni teater/ peran. Seiring dengan kemajuan zaman, seni juga

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI MY MOM MY HERO

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI MY MOM MY HERO PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI MY MOM MY HERO Annisa Erintansari Binus University, Jakarta, DKI Jakart, Indonesia Abstrak Tugas akhir berjudul My Mom My Hero ini adalah untuk memberitahukan

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. Budaya Lokal Betawi. Ondel-ondel. Bentuk Ondel-ondel. Data. Video, Artikel, Buku dan lain-lain. Macam-macam aplikasi ondel-ondel

II. METODOLOGI. Budaya Lokal Betawi. Ondel-ondel. Bentuk Ondel-ondel. Data. Video, Artikel, Buku dan lain-lain. Macam-macam aplikasi ondel-ondel II. METODOLOGI A. Kerangka Berpikir Studi Budaya Lokal Betawi Ondel-ondel Sejarah Ondel-ondel Bentuk Ondel-ondel Ornamen pada ondel-ondel dan pakaiannya. Data Ondel-ondel Boneka besar Topeng Rambut (kembang

Lebih terperinci

BAB 5 HAS IL D AN PEMBAHAS AN DES AIN

BAB 5 HAS IL D AN PEMBAHAS AN DES AIN 54 BAB 5 HAS IL D AN PEMBAHAS AN DES AIN 5.1 Konsep Visual 5.1.1 Mood dan Warna Warna yang dipakai dalam film ini meliputi warna-warna cokelat, biru, kuning, merah, hitam dan putih. Warna cokelat, kuning,

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Dalam perancangan short animation ini, penulis melakukan riset untuk memperoleh data yang mendukung tema dan referensi visual yang sesuai. Beberapa metode yang telah

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Walaupun Di dalam Cerita tersebut banyak dialognya penulis ingin membuat film animasi ini menjadi pantomin yang diiringi dengan lagu yang tepat, juga ceritanya diubah

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN & KONSEP VISUAL 3.1. Strategi Perancangan 3.1.1 Strategi Komunikasi Tujuan dari perancangan ini adalah memberikan pengetahuan kepada anak-anak mengenai pahlawan kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan salah satu jenis media massa yang paling diminati oleh masyarakat karena keunggulannya dalam memanjakan masyarakat melalui kemampuan audio

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya mengenai Kontroversi Penentuan Pendapat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya mengenai Kontroversi Penentuan Pendapat BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya mengenai Kontroversi Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA)

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK "BOND"

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK BOND PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK "BOND" Algarilus Pratama Jaya Jalan Sepakat nomor 1 RT 008 RW 015, Kemanggisan-Jakarta Barat, +6285211514777, rilus.dexpert@gmail.com Ardiyansah, ST, Dermawan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Yang pertama, film merupakan sebuah selaput tipis berbahan seluloid

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Yang pertama, film merupakan sebuah selaput tipis berbahan seluloid 2.1 Definisi Film BAB II LANDASAN TEORI Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film dapat diartikan dalam dua pengertian. Yang pertama, film merupakan sebuah selaput tipis berbahan seluloid yang digunakan

Lebih terperinci

MODUL SENI RUPA KELAS X TAHUN AJARAN BERKARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI

MODUL SENI RUPA KELAS X TAHUN AJARAN BERKARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 MODUL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I

BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota besar di Pulau Jawa yang memiliki kekayaan akan peninggalan kebudayaan. Bentuk dari peninggalan kebudayaan dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Banyak anak meniru sistem orangtua baik benar maupun kurang benar. Banyak orangtua yang kehilangan kepercayaan anak. Banyak anak yang kesusahan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP. dikemukakan Sharon Helmer Pogenpohl (http://www.aiga.org)

BAB 4 KONSEP. dikemukakan Sharon Helmer Pogenpohl (http://www.aiga.org) BAB 4 KONSEP 4.1. Landasan Teori dan Komunikasi. A. Desain Komunikasi Visual Salah satu fungsi Desain Komunikasi Visual itu sendiri seperti yang pernah dikemukakan Sharon Helmer Pogenpohl (http://www.aiga.org)

Lebih terperinci

BAB IV METODE PERANCANGAN

BAB IV METODE PERANCANGAN BAB IV METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Untuk strategi komunikasi, Pada animasi edukasi yang akan Penulis buat, penulis akan menerapkan poin-poin sebagai berikut: Menggunakan

Lebih terperinci

Tahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline

Tahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline Tahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline Animasi Pipeline A. Pengertian Tahapan proses animasi (Animation pipeline) Adalah prosedur atau langkah langkah yang harus dijalani seorang animator ketika membuat

Lebih terperinci

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer)

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi sejak dilahirkan didunia, komunikasi tidak hanya berupa

Lebih terperinci

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BONEKA TAMBANG MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BONEKA TAMBANG MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL BAB II PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BONEKA TAMBANG MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL I I. 1 Sejarah Boneka Boneka merupakan salah satu mainan tradisional yang paling tua, karena boneka sudah ada pada Zaman Yunani,

Lebih terperinci

Festival Film Pendek Dokumenter BPNB DIY 2017 Nasionalisme dalam Bingkai Sejarah dan Budaya di DIY

Festival Film Pendek Dokumenter BPNB DIY 2017 Nasionalisme dalam Bingkai Sejarah dan Budaya di DIY 1 Pengantar Keragaman budaya dan latar belakang sejarah Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke tentunya memiliki keunikan, makna, dan fungsi yang perlu untuk didokumentasikan. Hasil-hasil pendokumentasian

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya.

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Banyak orang tua yang salah dalam cara mendidik anaknya, sehingga seringkali membuat anak menjadi sangat nakal dan tidak sesuai dengan apa yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi yang berjudul Peristiwa Mangkok Merah (Konflik Dayak Dengan Etnis Tionghoa Di Kalimantan Barat Pada Tahun 1967), berisi mengenai simpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Desa Cangkuang terletak diantara kota Bandung dan Garut. Di desa ini terdapat sebuah kampung yang bernama Kampung Pulo. Di kampung ini juga terdapat sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para pahlawan Indonesia memperjuangkan kebebasan rakyat Indonesia dari penjajah dari generasi ke generasi sangatlah sulit, satu pahlawan gugur, lahir pahlawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semangat perjuangan bangsa Indonesia merupakan kekuatan mental spiritual yang dapat melahirkan sikap perilaku heroik dan patriotik serta menumbuhkan kekuatan,

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012 Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA PENGANUGERAHAN GELAR PAHLAWAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.dengan kata lain, serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.dengan kata lain, serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, orang begitu sering membicarakan soal kebudayaan. Juga dalam kehidupan sehari- hari orang tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Konsep Visual 5.1.1 Visual Buku cerita ilustrasi Ramayana menampilkan gambar ilustrasi kontemporer berupa kartun dengan gaya vector. Mengadaptasi desain karakter kartun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran, baik itu watak, kepercayaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm. viii. 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. hlm. viii. 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena modern yang terjadi di awal millennium ketiga ini yang lebih popular dengan sebutan globalisasi memberikan perubahan yang cukup signifikan dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyampaikan sebuah informasi, banyak media yang dapat dipakai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyampaikan sebuah informasi, banyak media yang dapat dipakai 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam menyampaikan sebuah informasi, banyak media yang dapat dipakai agar data yang dikirim oleh pengirim bisa sampai ke penerima. Media yang dipakai bisa melalui

Lebih terperinci

AKTING UNTUK ANIMASI. Materi 5 STORYBOARD. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG.

AKTING UNTUK ANIMASI. Materi 5 STORYBOARD. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. AKTING UNTUK ANIMASI Materi 5 STORYBOARD Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. 1 Sejarah Storyboard Proses membuat storyboard, awalnya dikembangkan oleh studio Walt Disney pada awal 1930 Menurut John

Lebih terperinci

VI. PENUTUP. A. Kesimpulan. dalam waktu singkat, yaitu mulai tahun 1961 sampai dengan Dalam kurun lima

VI. PENUTUP. A. Kesimpulan. dalam waktu singkat, yaitu mulai tahun 1961 sampai dengan Dalam kurun lima VI. PENUTUP A. Kesimpulan Pembangunan monumen masa pemerintahan Orde Lama di Jakarta dibangun dalam waktu singkat, yaitu mulai tahun 1961 sampai dengan 1965. Dalam kurun lima tahun, pemerintahan Bung Karno

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. Pada bab ini peneliti akan menguraikan dan memaparkan data dari

BAB III PENYAJIAN DATA. Pada bab ini peneliti akan menguraikan dan memaparkan data dari BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab ini peneliti akan menguraikan dan memaparkan data dari dokumentasi Film Tanah Surga Katanya mengenai representasi nasionalisme berdasarkan indikator-indikator yang telah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri BAB V KESIMPULAN Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri Indonesia Terhadap Pembentukan Negara Federasi Malaysia dan Dampaknya bagi Hubungan Indonesia-Amerika Serikat Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang penelitian. Ruang lingkup penelitian dibatasi pada unsur intrinsik novel, khususnya latar dan objek penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA KOMIK 100 TOKOH YANG MEWARNAI JAKARTA. dan karakter orang-orang Jakarta disertai dengan komentar yang positif dan kritis.

BAB 2 DATA DAN ANALISA KOMIK 100 TOKOH YANG MEWARNAI JAKARTA. dan karakter orang-orang Jakarta disertai dengan komentar yang positif dan kritis. 3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 DATA 2.1.1 KOMIK 100 TOKOH YANG MEWARNAI JAKARTA Komik 100 Tokoh Yang Mewarnai Jakarta adalah merupakan kumpulan illustrasi tentang profesi dan karakter orang-orang Jakarta,

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Gambar 2.1 Animasi Adab Berpakaian Sumber : Youtube Selama ini animasi 2D berbasis bitmap dengan konten adab - adab Islami yang beredar memiliki alur cerita yang

Lebih terperinci