ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. KEANEKARAGAMAN MORFOLOGI BUNGA PADA SPESIES ANGGREK DALAM GENUS Dendrobium SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. KEANEKARAGAMAN MORFOLOGI BUNGA PADA SPESIES ANGGREK DALAM GENUS Dendrobium SKRIPSI"

Transkripsi

1 KEANEKARAGAMAN MORFOLOGI BUNGA PADA SPESIES ANGGREK DALAM GENUS Dendrobium TIAS AYU RACHMAWATI PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2016

2 KEANEKARAGAMAN MORFOLOGI BUNGA PADA SPESIES ANGGREK DALAM GENUS Dendrobium TIAS AYU RACHMAWATI PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2016 i

3

4

5 PEDOMAN PENGGUNAAN Skipsi ini tidak dipublikasikan, namun tersedia di perpustakaan dalam lingkungan Universitas Airlangga, diperkenalkan untuk dipakai sebagai referensi kepustakaan, tetapi pengutipan harus seizin penyusun dan harus menyebutkan sumbernya sesuai kebiasaan ilmiah. Dokumen skripsi ini merupakan hak milik Universitas Airlangga. iv

6 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta ala, karena berkat rahmat, karunia, dan petunjuk-nya, penyusun dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Keanekaragaman Morfologi Bunga Pada Spesies Anggrek Dalam Genus Dendrobium. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si) pada studi strata satu (S1) bidang Biologi di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Penyusun menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, sehingga memerlukan perbaikan dan penyempurnaan. Karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penyusun berharap semoga skrpsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan dunia ilmu pengetahuan dan semua pihak. Surabaya, Juli 2016 Penyusun Tias Ayu Rachmawati v

7 UCAPAN TERIMAKASIH Segala puji bagi Allah karena atas rahmat-nya dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta ala penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Keanekaragaman Morfologi Bunga pada Spesies Anggrek dalam Genus Dendrobium dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si.) di Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya. Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing penulis, sehingga penulis mengucapkan terimakasih setinggi-tingginya kepada : 1. Dr. Sucipto Hariyanto, DEA. selaku dosen pembimbing I atas segala bimbingan dan perhatian yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 2. Prof. H. Hery Purnobasuki, M.Si., Ph.D. selaku dosen pembimbing II atas segala bimbingan dan perhatian yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan baik. 3. Dr. Edy Setiti Wida Utami, MS selaku dosen penguji yang memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian penulisan skripsi. 4. Drs. Salamun, M.Kes. selaku dosen wali yang selalu memberikan kemudahan dalam penyelesaian penulisan proposal skripsi. 5. Keluarga DD Orchid Nursery khususnya pak Dedek yang bersedia memberikan ilmu baru, sajian yang telah diberikan selama pengamatan dikebun dan membantu penulis dalam mendapatkan bahan utama penelitian. 6. Bapak, mama dan kakak yang tidak pernah henti menginspirasi dan memberikan dukungan, perhatian, serta doa sehingga penulis dapat menjalani segalanya dengan semangat, sabar dan optimis. vi

8 7. Kawan-kawan yang telah membantu, terutama Latifa, Nafia, Joko, Arif, Jamil, Akbar, Ramly dan Lukman yang selalu memberikan semangat serta memberikan bantuan selama penulis melaksanakan penelitian. 8. Seluruh karyawan biologi terutama kepada Mas Joko, Pak Sunar, Pak Sukadji, Mas Catur, Mbak Yatminah, dan Mbak Ari. 9. Teman-teman Biologi dan ITL angkatan 2012 yang selalu memberikan dukungan semangat kepada penulis. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan segala kritik yang bersifat membangun kepada pembaca. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kalangan ilmiah pada khususnya serta masyarakat pada umumnya. Surabaya, Juli 2016 Penulis, Tias Ayu Rachmawati vii

9 Tias Ayu Rachmawati Keanekaragaman Morfologi Bunga pada Spesies Anggrek dalam Genus Dendrobium. Skripsi, di bawah bimbingan Dr. Sucipto Hariyanto, DEA dan Prof. H. Hery Purnobasuki, M.Si., Ph.D. Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga. Surabaya. ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keanekaragaman morfologi bunga dan karakter morfologi khas yang membedakan dari masing-masing bunga pada beberapa spesies anggrek dalam genus Dendrobium. Lokasi pengambilan sampel di DD Orchids Nursery, Batu, dengan menggunakan sepuluh sampel bunga, yaitu Dendrobium strepsiceros, Dendrobium stratiotes, Dendrobium strebloceras, Dendrobium laxiflorum, Dendrobium lineale, Dendrobium racieanum, Dendrobium lasianthera, Dendrobium discolor, Dendrobium trilamellatum dan Dendrobium nindii. Ada 39 karakter yang diteliti meliputi karakter pada bunga, selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Dari hasil penelitian terdapat variasi morfologi antar spesies selain itu didapatkan hasil bahwa ukuran bunga terbesar dimiliki oleh Dendrobium stratiotes dengan ukuran panjang 8,34 cm dan lebar 3,76 cm. Bunga dengan ukuran terkecil dimiliki oleh Dendrobium racieanum dengan panjang 2,57 cm dan lebar 2,08 cm. Sedangkan polinia terpanjang dimiliki oleh Dendrobium lasianthera dengan ukuran 0,886 mm dan polinia terpendek dimiliki Dendrobium racieanum dengan ukuran 0,481 mm. Sedangkan ciri khas masing-masing bunga dapat diamati pada warna bagian labellum, aroma yang dikeluarkan oleh bunga, pelintiran pada bagian petal, bentuk bunga dan sudut saat mengalami resupinasi. Kata kunci : Dendrobium, polinia, karakter morfologi bunga. viii

10 Tias Ayu Rachmawati Morphological Diversity of Flowers on the Species of Orchid within the Genus of Dendrobium. Thesis, under the guidance of Dr. Sucipto Hariyanto, DEA dan Prof. H. Hery Purnobasuki, M.Si., Ph.D. Department of Biology, Faculty of Science and Technology, University of Airlangga. Surabaya. ABSTRACT This study was conducted to determine the diversity of flower's morphology and distinguishing morphological characters of each flower on a few species in the genus Dendrobium orchid. Sampling sites in DD 'Orchids Nursery - Batu, using ten samples, namely Dendrobium strepsiceros, Dendrobium stratiotes, Dendrobium strebloceras, Dendrobium laxiflorum, Dendrobium lineale, Dendrobium racieanum, Dendrobium lasianthera, Dendrobium discolor, Dendrobium trilamellatum and Dendrobium nindii. There are 39 characters examined included the characters on the flowers, then analyzed descriptively. From the research contained morphological variation among species in addition showed that the size of greatest interest is owned by Dendrobium stratiotes with a length of 8.34 cm and 3.76 cm wide. Flowers with the smallest size owned by Dendrobium racieanum with a length of 2.57 cm and 2.08 cm wide. While the longest polinia owned by Dendrobium lasianthera with the size of mm and polinia owned shortest Dendrobium racieanum with the size of mm. While the characteristic of each flower can be observed in the color of the labellum, issued by the aroma of flowers, twist on the petal, flower shapes and angles when having resupinasi. Keywords: Dendrobium, polinia, morphological character of flowers ix

11 DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL... i LEMBAR PERNYATAAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN... iv KATA PENGANTAR... v UACAPAN TERIMAKASIH... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Asumsi Penelitian Hipotesis Penelitian Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian Manfaat Penelitian... 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Famili Orchidaceae Tinjauan Umum Tentang Dendrobium Dendrobium laxiflorum J.J Smith Dendrobium strebloceras Rchb.f Dendrobium stratiotes Rchb.f Dendrobium lasianthera J.J Smith Dendrobium liniale Rolfe Dendrobium nindii W. Hill Dendrobium racieanum Cavestro Dendrobium discolor Lindl Dendrobium trilamellatum J.J Smith Dendrobium strepsiceros J.J Smith Tinjauan Umum Tentang Bunga Anggrek BAB III METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Penelitian Alat penelitian Bahan penelitian Prosedur Penelitian Studi pendahuluan Pengambilan data Pengolahan data Penulisan hasil x

12 3.4 Rancangan Penelitian Pengamatan Deskripsi Parameter Pengamatan Analisis Data BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Dendrobium strepsiceros J.J Smith Dendrobium stratiotes Rchb.f Dendrobium strebloceras Rchb.f Dendrobium laxiflorum J.J Smith Dendrobium liniale Rolfe Dendrobium racieanum Cavestro Dendrobium lasianthera J.J Smith Dendrobium discolor Lindl Dendrobium trilamellatum J.J Smith Dendrobium nindii W. Hill Pembahasan Karakter dan keanekaragaman morfologi bunga Karakter dan keanekaragaman morfologi polinia Hubungan faktor lingkungan terhadap anggrek Dendrobium BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

13 DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Gambar Halaman 2.1 Pola Pertumbuhan Bunga Anggrek Morfologi Bunga Dendrobium laxiflorum Morfologi Bunga Dendrobium strebloceras Morfologi Bunga Dendrobium stratiotes Morfologi Bunga Dendrobium lasianthera Morfologi Bunga Dendrobium liniale Morfologi Bunga Dendrobium nindii Morfologi Bunga Dendrobium racieanum Morfologi Bunga Dendrobium discolor Morfologi Bunga Dendrobium trilamellatum Morfologi Bunga Dendrobium strepsiceros Morfologi Bunga Anggrek Bunga Dendrobium sp Tangkai Bunga anggrek Sepal lateral Bunga Dendrobium sp Sepal dorsal Bunga Dendrobium sp Petal Bunga Dendrobium sp Polinia Anggrek Bagian Ujung dan Pangkal Polinia Dendrobium strepsiceros Tangkai Bunga Dendrobium strepsiceros Sepal Lateral Bunga Dendrobium strepsiceros Sepal Dorsal Bunga Dendrobium strepsiceros Petal Dendrobium strepsiceros Labellum Bunga Dendrobium strepsiceros Column Dendrobium strepsiceros Morfologi Polinia Dendrobium strepsiceros Dendrobium stratiotes Tangkai Bunga Dendrobium stratiotes Sepal Lateral Bunga Dendrobium stratiotes Sepal dorsal Bunga Dendrobium stratiotes Petal Dendrobium stratiotes Labellum Bunga Dendrobium stratiotes Column Dendrobium stratiotes Morfologi Polinia Dendrobium stratiotes Dendrobium strebloceras Tangkai Bunga Dendrobium strebloceras Sepal Lateral Bunga Dendrobium strebloceras Sepal Dorsal Bunga Dendrobium strebloceras Petal Dendrobium strebloceras Labellum Bunga Dendrobium strebloceras Column Dendrobium strebloceras xii

14 4.24 Morfologi Polinia Dendrobium strebloceras Dendrobium laxiflorum Tangkai Bunga Dendrobium laxiflorum Sepal Lateral Bunga Dendrobium laxiflorum Sepal Dorsal Bunga Dendrobium laxiflorum Petal Dendrobium laxiflorum Labellum Bunga Dendrobium laxiflorum Column Dendrobium laxiflorum Morfologi Polinia Dendrobium laxiflorum Dendrobium liniale Tangkai Bunga Dendrobium liniale Sepal Lateral Bunga Dendrobium liniale Sepal Dorsal Bunga Dendrobium liniale Petal Dendrobium liniale Labellum Bunga Dendrobium liniale Column Dendrobium liniale Morfologi Polinia Dendrobium liniale Dendrobium racieanum Tangkai Bunga Dendrobium racieanum Sepal Lateral Bunga Dendrobium racieanum Sepal Dorsal Bunga Dendrobium racieanum Petal Dendrobium racieanum Labellum Bunga Dendrobium racieanum Column Dendrobium racieanum Morfologi Polinia Dendrobium racieanum Dendrobium lasianthera Tangkai Bunga Dendrobium lasianthera Sepal Lateral Bunga Dendrobium lasianthera Sepal Dorsal Bunga Dendrobium lasianthera Petal Dendrobium lasianthera Labellum Bunga Dendrobium lasianthera Column Dendrobium lasianthera Morfologi Polinia Dendrobium lasianthera Dendrobium discolor Tangkai Bunga Dendrobium discolor Sepal Lateral Bunga Dendrobium discolor Sepal Dorsal Bunga Dendrobium discolor Petal Dendrobium discolor Labellum Bunga Dendrobium discolor Column Dendrobium discolor Morfologi Polinia Dendrobium discolor Dendrobium trilamellatum Tangkai Bunga Dendrobium trilamellatum Sepal Lateral Bunga Dendrobium trilamellatum Sepal Dorsal Bunga Dendrobium trilamellatum Petal Dendrobium trilamellatum xiii

15 4.70 Labellum Bunga Dendrobium trilamellatum Column Dendrobium trilamellatum Morfologi Polinia Dendrobium trilamellatum Dendrobium nindii Tangkai Bunga Dendrobium nindii Sepal Lateral Bunga Dendrobium nindii Sepal Dorsal Bunga Dendrobium nindii Petal Dendrobium nindii Labellum Bunga Dendrobium nindii Column Dendrobium nindii Morfologi Polinia Dendrobium nindii xiv

16 DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 4.1 Data Morfologi Genus Dendrobium Data Morfologi Genus Dendrobium Data Morfologi Genus Dendrobium Data Hasil Pengukuran Bagian-Bagian Bunga Data Hasil Pengukuran Bagian-Bagian Bunga Data Hasil Pengukuran Bagian-Bagian Bunga Data Hasil Pengukuran Bagian-Bagian Bunga xv

17 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul 1. Tabel karakter morfologi anggrek Dendrobium 2. Tabel panjang dan lebar bunga anggrek Dendrobium 3. Tabel diameter lingkar bunga 4. Tabel panjang tangkai bunga anggrek Dendrobium 5. Tabel panjang rangkaian bunga anggrek Dendrobium 6. Tabel panjang tangkai kuntum bunga anggrek Dendrobium 7. Tabel diameter tangkai kuntum bunga anggrek Dendrobium 8. Tabel panjang dan lebar sepal lateral anggrek Dendrobium 9. Tabel panjang dan lebar sepal dorsal anggrek Dendrobium 10. Tabel panjang dan lebar petal anggrek Dendrobium 11. Tabel jumlah pelintiran pada petal anggrek Dendrobium 12 Tabel jumlah kuntum perangkaian bunga anggrek Dendrobium 13. Tabel panjang polinia anggrek Dendrobium 14 Tabel lebar polinia anggrek Dendrobium 15 Tabel tinggi polinia anggrek Dendrobium 16 Tabel rasio 17 Tabel kedalaman lekukan ujung polinia 18 Tabel kedalaman lekukan pangkal polinia 19 Tabel warna pada bunga 20 Tabel pola bunga tampak depan dan samping 21 Tabel data iklim mingguan 22 Gambar sudut yang terbentuk saat resupinasi xvi

18 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kajian pada bidang ilmu tumbuhan mengalami kemajuan yang demikian pesat. Bidang-bidang pengetahuan yang semula hanya merupakan cabangcabang ilmu tumbuhan saja, sekarang ini telah menjadi ilmu yang berdiri sendiri-sendiri. Salah satu contohnya adalah morfologi tumbuhan. Morfologi tumbuhan yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan pun sudah demikian pesat perkembangannya hingga dipisahkan menjadi morfologi luar atau morfologi saja dan morfologi dalam atau anatomi tumbuhan (Tjitrosoepomo, 2009). Morfologi adalah ilmu yang mempelajari susunan atau bentuk luar makhluk hidup beserta fungsinya. Oleh sebab itu morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan saja, tetapi juga menentukan fungsi masing-masing bagian tubuh tumbuhan dalam kehidupan tumbuhan dan mengetahui dari mana asal bentuk dan susunan tubuh yang demikian tadi (Tjitrosoepomo, 2009). Salah satu bagian yang menarik dari tumbuhan adalah bunga. Bunga merupakan bagian reproduksi seksual yang menghasilkan biji, dan dari biji diperoleh tumbuhan baru. Setiap bunga terbentuk pada tangkai khusus yaitu tangkai bunga atau pedicellus. Pada bagian ujung yang membesar, disebut dasar 1

19 2 bunga atau receptaculum. Sebelum kuncup bunga mekar, kelopak (calyx) membungkus bagian-bagian bunga yang lain yang terdapat di atasnya. Bagian bunga yang paling mencolok adalah daun mahkota (petalum), yang secara kolektif disebut mahkota (corolla). Calyx dan corolla bersama-sama membentuk hiasan bunga atau perianth. Sepal berwarna hijau dan agak mirip daun. Petal dapat berwarna putih, merah, jingga, kuning, biru, dan sebagainya, sehingga mudah dibedakan dari sepal (Tjitrosomo, 1983). Salah satu tanaman yang memiliki bunga dengan bentuk indah dan digunakan sebagai tanaman hias adalah tanaman anggrek. Tanaman anggrek dengan segala keunikannya yang memukau telah menarik perhatian para penggemar tanaman hias sejak dua abad yang lalu. Keindahan dan daya tarik anggrek terletak pada bentuk dan warna bunganya yang beraneka ragam. Selain itu anggrek juga mempunyai daya tahan bunga yang cukup lama jika dibandingkan dengan tanaman lain. Sifat-sifat bunga yang demikian ini menyebabkan anggrek banyak disenangi dan ditanam oleh para pengusaha tanaman hias maupun para penggemar anggrek (Yong, 1990). Perkembangan anggrek dewasa ini mendapat perhatian yang sangat besar dari masyarakat, prospek pengembangan anggrek di Indonesia sangat cerah (Rahardi, et al., 1993). Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae yang merupakan suatu keluarga tanaman bunga-bungaan yang paling besar. Indonesia memiliki kurang lebih spesies anggrek dari sampai spesies yang berasal dari 700-an genera yang tersebar di seluruh dunia. Terdapat sekitar jenis

20 3 anggrek yang telah dideskripsikan (Schuttleworth et.al., 1970). Sebanyak jenis tumbuh di pulau Jawa dan selebihnya tumbuh di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya, dan pulau lainnya (Nurmaryam, 2011). Variasi yang ada pada anggrek merupakan salah satu keunggulan tanaman tersebut yang memungkinkan untuk dibuat hibrida-hibrida baru yang berasal dari indukan anggrek yang memiliki sifat-sifat unggul. Variasi yang ada pada anggrek terletak pada bentuk bunga, ada yang menyerupai bentuk kalajengking (Arachnis), kupukupu (Phalaenopsis) dan kantung (Paphiopedilum). Jumlah kuntum, ukuran dan warna kuntum juga terlihat keragaman yang cukup banyak (Purwanto et al., 2005). Bagian yang penting dari anggrek adalah bunga. Dari bunga inilah anggrek dapat dikenali dan dibedakan dengan tanaman lain yang bukan anggrek. Bunga anggrek memiliki lima bagian utama, yaitu sepal (daun kelopak), petal (daun mahkota), stamen (benang sari), pistil (putik) dan ovari (bakal buah). Sepal anggrek berjumlah tiga buah sepal bagian atas disebut sepal dorsal sedangkan dua lainnya disebut sepal lateral. Anggrek memiliki tiga buah petal, petal kesatu dan kedua letaknya berseling dengan sepal. Petal ketiga mengalami modifikasi menjadi labellum (bibir). Satu ciri lain dari anggrek adalah resupinasi atau perpuntiran (Kartikaningrum et al., 2004). Dendrobium adalah salah satu diantara genus anggrek terbesar yang terdapat di dunia, terdiri sekitar 1100 spesies (Cordel, 1999). Anggrek Dendrobium ditemukan pada tahun 1800 oleh seorang ahli botani yang terkenal, yaitu Olof Swartz. Dendrobium berasal dari bahasa latin, dendro yang berarti

21 4 pohon dan bios yang berarti hidup, sehingga Dendrobium berarti hidup di pohon (Williams, 1989). Anggrek Dendrobium tumbuh menyebar di Asia Selatan, India, dan Srilanka. Di Indonesia, Dendrobium banyak ditemukan di hutan pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, Papua, Maluku dan Nusa Tenggara (Chan et al., 1994). Anggrek dengan genus Dendrobium banyak terdapat di hutan-hutan Indonesia dengan daerah sebaran yang cukup luas dari daratan rendah sampai daerah pegunungan. Anggrek Dendrobium adalah salah satu genus anggrek favorit bagi pecinta anggrek. Hal ini dikarenakan anggrek ini mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan tumbuh. Selain itu anggrek Dendrobium memiliki kemampuan menerima langsung sinar matahari tanpa membahayakan dirinya dan selama musim dingin Dendrobium membutuhkan air yang sangat sedikit. Jenis angrek ini merupakan salah satu jenis anggrek yang banyak disukai konsumen karena bunganya tahan lama dan tidak mudah rontok dengan bentuk dan warna bunga yang sangat bervariasi, serta mudah dalam pengepakan untuk bunga potong (Tuhuteru et al., 2012). Bunga potong adalah bunga yang dimanfaatkan sebagai bahan rangkaian bunga untuk berbagai keperluan dalam daur hidup manusia. Bunga potong biasanya digunakan untuk kelahiran, perkawinan dan kematian (Widyawan dan Prahastuti, 1994). Penelitian mengenai morfologi bunga telah banyak dilakukan, antara lain oleh Purwanto et al. (2005) menyatakan bahwa Phalaenopsis membentuk satu kelompok, berdasarkan atas kesamaan tipe pertumbuhan batang, karakteristik tanaman dan daun, jumlah kuntum bunga, panjang tangkai bunga,

22 5 diameter bunga dan panjang kelopak bunga. Dendrobium membentuk empat kelompok yang berbeda, hal ini dikarenakan banyaknya perbedaan karakter bunga yang terlihat pada diameter bunga, panjang kelopak bunga dan aroma bunga. Awairaro (2012) mengamati karakter morfologi beberapa jenis anggrek endemik Papua yang telah didomestikasi dan didapatkan hasil bahwa karakter warna bunga dan bentuk bunga bervariasi dari masing-masing jenis. Hidayati et al. (2016) meneliti hubungan kekerabatan antar 20 spesies anggrek Dendrobium berdasarkan karakter morfologi dan didapatkan hasil bahwa kekerabatan berdasarkan karakter morfologi 20 spesies anggrek Dendrobium membentuk dua cluster besar yaitu cluster A dan B yang mengelompok berdasarkan sectionnya. Section tersebut adalah section pedilonum, crumenata, dendrobium, phalaenanthe dan spatulatha. Sedangkan De et al. (2015) meneliti perkembangan deskripsi morfologi berdasarkan pedoman UPOV sesuai dengan jumlah 62 deskriptor morfologi dari Dendrobium yang telah dikembangkan. Dari hasil penelitian tentang morfologi bunga yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari penelitian morfologi bunga dapat digunakan sebagai ilmu dasar untuk mengetahui data karakter morfologi bunga anggrek Dendrobium dan dapat mengetahui sifat-sifat unggul yang dimiliki bunga tersebut sehingga dapat digunakan sebagai indukan hibrida. Eksplorasi lebih lanjut tentang karakter morfologi bagian-bagian bunga, pola pembungaan, corak warna, karakter khas yang dimiliki masing-masing bunga, serta data-data

23 6 kuantitatif masih sangat diperlukan untuk mendukung hasil-hasil penelitian yang sudah ada. Mengingat pentingnya bunga bagi tumbuhan, pada bunga terdapat sifatsifat seperti bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian-bagian bunga, warna, bau dan ada tidaknya madu ataupun zat lain. Sifat-sifat tersebut merupakan penyesuaian bunga untuk melaksanakan tugasnya sebagai penghasil alat perkembangbiakan yang sebaik-baiknya, sehingga sifat-sifat bunga merupakan tanda pengenal tumbuhan yang paling utama (Tjitrosoepomo, 2009). Karakterisasi sifat morfologi merupakan cara untuk mengklasifikasi taksonomi tanaman (Li et al., 2009). Karakterisasi morfologi dapat digunakan untuk identifikasi duplikasi koleksi plasma nutfah dan studi pendugaan keragaman genetik (Ciat, 1993; Rimoldi et al., 2010; Talebi et al., 2008). Oleh sebab itu penelitian tentang morfologi bunga ini perlu dilakukan karena hasil dari penelitian tersebut dapat digunakan sebagai data identifikasi bunga dari genus Dendrobium. Selain itu, karakterisasi morfologi lebih utama dilakukan daripada karakterisasi molekuler karena mudah dilakukan dan nampak secara jelas. Selanjutnya dari penelitian ini dapat diketahui sifat-sifat unggul yang dimiliki oleh anggrek tersebut agar dapat digunakan sebagai indukan dalam hibrida dan dapat juga dijadikan data karakter morfologi bunga dari genus Dendrobium untuk penelitian yang lebih lanjut.

24 Rumusan Masalah Penelitian ini dirancang untuk menjawab permasalahan sebagai berikut 1. Bagaimanakah keanekaragaman morfologi bunga pada beberapa spesies anggrek dalam genus Dendrobium? 2. Karakter morfologi khas apa saja yang membedakan masing-masing bunga pada beberapa spesies anggrek dalam genus Dendrobium? 1.3. Asumsi Penelitian Spesies dalam satu genus tanaman memiliki perbedaan karakter morfologi bunga dan polen (Tjitrosoepomo, 2009). Oleh karena itu diasumsikan bahwa setiap spesies tanaman anggrek yang terkelompok dalam genus Dendrobium mempunyai keanekaragaman morfologi bunga yang khas Hipotesis Penelitian Jika tanaman dengan spesies yang berbeda memiliki karakter morfologi organ berbeda, maka spesies-spesies dalam satu genus Dendrobium juga memiliki karakter morfologi bunga yang khas Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui keanekaragaman morfologi bunga pada beberapa spesies anggrek dalam genus Dendrobium.

25 8 2. Mengetahui karakter morfologi khas yang membedakan dari masingmasing bunga pada beberapa spesies anggrek dalam genus Dendrobium Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengetahuan dasar (basic science) Biologi tentang karakter morfologi pada spesies anggrek dalam genus Dendrobium.

26 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Famili Orchidaceae Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae yang merupakan suatu keluarga tanaman bunga-bungaan yang paling besar. Indonesia memiliki kurang lebih spesies anggrek dari sampai spesies yang berasal dari 700-an genera yang tersebar diseluruh dunia. Terdapat sekitar jenis anggrek yang telah dideskripsikan (Schuttleworth et al., 1970). Sebanyak jenis tumbuh di pulau Jawa dan selebihnya tumbuh di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya dan pulau lainnya (Nurmaryam, 2011). Anggrek dapat tumbuh diberbagai tempat yang memungkinkan untuk tumbuh seperti sampah, tanah yang berhumus, tanah rawa-rawa, batu cadas pasir, pohon dan akar tumbuhan lain. Daerah penyebarannya meliputi seluruh dunia, dari daerah tropis hingga kutub, genus Cypripedium, pada ketinggian nol di atas permukaan laut hingga m lebih di pegunungan. Varietas paling luas dan jumlahnya terbanyak berada di daerah panas. Mayoritas anggrek memang merupakan tanaman bunga tropis, dan sebagian besar adalah sub tropis (Gunadi, 1985). Anggrek dapat hidup pada berbagai ketinggian tempat. Jenis anggrek ada yang hidup di semak-semak atau pohon-pohon yang disebut epifit, ada yang hidup di tanah atau disebut teresterial. Anggrek tidak bersifat parasit sehingga 9

27 10 tidak merugikan tanaman lainnya. Tanaman ini mencukupi kebutuhan makanan untuk dirinya sendiri dari proses fotosintesis (Ashari, 1995). Anggrek merupakan jenis tanaman hias yang bisa dibedakan jenisnya berdasarkan tempat tumbuh (Darmono, 2003), sebagai berikut: 1. Anggrek epifit, anggrek yang hidup menumpang pada batang/cabang tanaman lain tanpa merugikan tanaman inangnya. Anggrek ini membutuhnkan naungan dari cahaya matahari. Contoh: Phalaenopsis sp. (anggrek bulan), Dendrobium sp dan Cattleya sp. 2. Anggrek terestial, anggrek yang hidup/tumbuh di tanah dan membutuhkan cahaya matahari langsung. Contoh: Renanthera sp, Aerides sp, Rynchostylis sp, Vanda sp dan Arachnis sp (Anggrek kalajengking/ketonggeng atau anggrek laba laba). 3. Anggrek litofit, anggrek yang hidup dibatu-batuan serta tahan terhadap cahaya matahari penuh dan hembusan angin kencang. Contoh: Cytopdium sp, Paphiopedilum sp dan Dendrobium phalaenopsis. 4. Anggrek saprofit, anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung humus atau kompos juga daun-daun kering serta membutuhkan sedikit cahaya matahari. Contoh: Calanthe sp dan Goodyera sp. Darmono (2008), menyebutkan bahwa batang anggrek beranekaragam, ada yang ramping, gemuk berdaging seluruhnya atau menebal di bagian tertentu saja, dengan atau tanpa umbi semu (pseudobulb). Berdasarkan pertumbuhannya, batang anggrek dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu tipe simpodial dan tipe monopodial.

28 11 1. Tipe simpodial Pada umumnya anggrek tipe ini mempunyai beberapa batang utama dan berumbi semu (pseudobulb) dengan pertumbuhan ujung batang terbatas (Gambar 2.1). Pertumbuhan batang akan terhenti bila telah mencapai maksimal. Pertumbuhan baru dilanjutkan oleh tunas anakan yang tumbuhnya di sampingnya. Tunas anakan tersebut tumbuh dari rhizome yang menghubungkannya dengan tanaman induk. Tangkai bunga dapat keluar dari ujung pseudobulb atau dari sampingnya, contoh seperti genus Dendrobium, Oncidium dan Cattleya. 2. Tipe monopodial Anggrek tipe monopodial mempunyai batang utama dengan pertumbuhan tidak terbatas (Gambar 2.1). Bentuk batangnya ramping tidak berumbi. Tangkai bunga keluar di antara dua ketiak daun, contohnya genus Vanda, Aranthera dan Phalaenopsis. Gambar 2.1 Pola pertumbuhan bunga anggrek, a. Akar, b. Akar udara, c. Rimpang, d. Batang, e. Pseudobulb (Sumber: Mahyar & Sadili, 2003)

29 12 Berdasarkan kebutuhan temperatur, anggrek dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis yaitu: 1. Anggrek panas Anggrek ini biasanya menyukai sinar matahari dalam intensitas yang tinggi. Pada siang hari temperatur berada di sekitar C dan pada malam hari temperatur berada di bawah 21 0 C. 2. Anggrek sedang Anggrek ini memerlukan temperatur pada siang hari C dan pada malam hari C. 3. Anggrek dingin Anggrek ini tumbuh baik pada temperatur siang antara C dan pada malam hari C. Anggrek membutuhkan sinar matahari dalam jumlah yang berbeda-beda menurut jenis dan tipe habitatnya. Angin dan curah hujan berpengaruh terhadap kelembapan lingkungan tumbuh anggrek. Tanaman anggrek tidak cocok dalam suasana basah terus-menerus, akan tetapi menyukai kelembapan udara 60-80% di siang hari dan 59-69% pada malam hari (Gunadi, 1985). 2.2 Tinjauan Umum Tentang Dendrobium Dendrobium adalah salah satu genus dari Famili Orchidaceae, Genus Dendrobium memiliki lebih dari 600 spesies yang menyebar di daerah tropis Asia Selatan dan Tenggara, mulai dari Himalaya, Filipina sampai ke Australia. Dendrobium dibedakan menjadi dua macam yaitu evergreen Dendrobium atau

30 13 Dendrobium yang selalu berwarna hijau berasal dari Australia dan deciduous Dendrobium atau yang berganti daun berasal dari sebelah utara Equator (Logan & Lloyd, 1955). Sistem klasifikasi anggrek Dendrobium menurut Simpson (2006) adalah sebagai berikut Kingdom Divisi Class Ordo Famili Genus : Plantae : Magnoliophyta : Liliopsida : Asparagales : Orchidaceae : Dendrobium Anggrek Dendrobium termasuk anggrek epifit memiliki sifat hidup menumpang tetapi tidak merugikan tanaman yang ditumpangi. Akar tanaman anggrek berfungsi sebagai tempat menempelkan tubuh tanaman pada media tumbuh. Akar anggrek epifit mempunyai lapisan velamen yang berongga. Lapisan ini berfungsi untuk memudahkan akar dalam menyerap air hujan yang jatuh di kulit pohon media tumbuh anggrek. Di bawah lapisan velamen terdapat lapisan yang mengandung klorofil. Akar anggrek epifit yang berambut pendek atau nyaris tak berambut. Pada anggrek terestrial (jenis anggrek tanah), akar mempunyai rambut yang cukup rapat dan cukup panjang. Fungsi rambut akar ini adalah untuk menyerap air dan zat organik yang ada di tanah (Iswanto, 2002). Anggrek Dendrobium berbatang ganda yang tumbuh ke samping dari rhizome yang menjalar ke medium tempat tumbuh. Pada ruas-ruas rhizome atau

31 14 pangkal batang terdapat tunas tidur yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru dan batangnya di sebut bulb atau pseudobulb (Ginting, 1990). Bentuk daun tanaman anggrek menyerupai jenis tanaman monokotil pada umumnya, yakni memanjang seperti pedang dan ukuran panjang daunya bervariasi. Selain itu, daun juga mempunyai ketebalan berbeda tergantung jenisnya (Ashari, 1995). Anggrek Dendrobium yang tumbuh secara simpodial berbunga saat batang semunya telah dewasa dan dengan cadangan makanan yang memadai sehingga pembungaannya terpacu. Begitu selesai mengalami proses pembungaan, segera tumbuh tunas vegetatif baru yang akan berubah menjadi bunga setelah tunas serabut dewasa. Proses pembungaan dapat terpacu lebih cepat jika jumlah batang semu dan daun Dendrobium dewasa sudah cukup banyak (Sandra, 2001). Setelah bunga diserbuki dan dibuahi, sekitar 3-9 bulan kemudian muncul buah yang sudah tua. Kematangan buah sangat tergantung pada jenis anggreknya. Misalnya, pada Dendrobium akan matang dalam 3-4 bulan. Pada anggrek Vanda, umumnya buah matang setelah 6-7 bulan. Sementara itu, pada anggrek Cattleya, buah baru matang setelah 9 bulan. Buah anggrek merupakan buah lentera, artinya buah akan pecah ketika matang. Bagian yang membuka adalah bagian tengahnya, bukan di ujung atau pangkal buah. Bentuk buah anggrek berbeda-beda, tergantung jenisnya (Iswanto, 2002).

32 Dendrobium laxiflorum J.J Smith. Sistem klasifikasi dari Dendrobium laxiflorum J.J Smith. menurut Simpson (2006) adalah sebagai berikut Kingdom : Plantae Divisi Class Ordo Famili Genus Spesies : Magnoliophyta : Liliopsida : Asparagales : Orchidaceae : Dendrobium : Dendrobium laxiflorum J.J Smith. Berdasarkan data dari Convention on International Trade in Endangered Species (CITES), Dendrobium laxiflorum tergolong dalam kategori Apendiks II, yang berarti masuk dalam daftar spesies langkah yang terancam kepunahan dan mendapat prioritas konservasi berdasarkan tingkat keterancamannya di alam. Dendrobium laxiflorum merupakan jenis anggrek epifit yang berasal dari Maluku. Memiliki warna bunga putih atau krem kehijauan dengan labellum warna putih dan bercorak warna ungu (Gambar 2.2). Periode berbunga sekitar dimusim dingin dan bertahan beberapa minggu. Anggrek ini membutuhkan sinar matahari untuk pertumbuhannya (Anonim, 2014).

33 16 c b d a Gambar 2.2 Morfologi dan bagian-bagian bunga Dendrobium laxiflorum, a = sepal dorsal, b = sepal lateral, c = petal, d = labellum, bar = 1,41 cm (Dokumentasi DD Orchids Nursery, 2015) Dendrobium strebloceras Rchb.f Sistem klasifikasi dari Dendrobium strebloceras Rchb.f menurut Simpson (2006) adalah sebagai berikut Kingdom Divisi Class Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Liliopsida : Asparagales : Orchidaceae : Dendrobium : Dendrobium strebloceras Rchb.f Dendrobium strebloceras termasuk jenis anggrek epifit yang berasal dari Maluku, di Pulau Halmahera. Memiliki bunga berwarna putih kehijauan atau kuning muda dengan sepal dan petal berwarna kuning muda atau hijau yang bercampur dengan coklat (Gambar 2.3). Berbunga sepanjang tahun dan bungabunganya bertahan hingga 2 bulan. Mempunyai pseudobulb yang bisa mencapai panjang 1,5 m dan diameter 1,5 cm dengan daun dibagian atas.

34 17 Daunnya berdaging, bentuk daunnya bulat telur atau lonjong sampai lanset, memiliki panjang 16 cm dan lebar 5 cm. Cocok dengan kondisi hangat dengan penyiraman sepanjang tahun dan kelembapan tinggi (Lavarack et al., 2000). c b a Gambar 2.3 Morfologi dan bagian-bagian bunga Dendrobium strebloceras, a = sepal dorsal, b = sepal lateral, c = petal, d = labellum, bar = 1,89 cm (Dokumentasi DD Orchid Nursery, 2015) d Berdasarkan data dari Convention on International Trade in Endangered Spesies of Wild Fauna and Flora (CITES), Dendrobium strebloceras tergolong dalam kategori Appendiks II, yang berarti hanya boleh diperdagangkan apabila berasal dari hasil perbanyakan langsung di alam untuk perdagangan tidak diperbolehkan Dendrobium stratiotes Rchb.f. Sistem klasifikasi dari Dendrobium stratiotes Rchb.f. menurut Simpson (2006) adalah sebagai berikut Kingdom Divisi : Plantae : Magnoliophyta

35 18 Class Ordo Famili Genus Spesies : Liliopsida : Asparagales : Orchidaceae : Dendrobium : Dendrobium stratiotes Rchb.f. Berdasarkan status kelangkaannya, anggrek Dendrobium stratiotes masuk dalam daftar CITES Apendiks II, yang berarti hanya boleh diperdagangkan apabila berasal dari hasil perbanyakan dan pengambilan langsung di alam untuk pedagangan tidak diperbolehkan. Statusnya yang terancam punah di habitat aslinya, menyebabkan anggrek ini perlu dikonservasi secara ex-situ. Dendrobium stratiotes merupakan jenis anggrek epifit dari bagian timur Kepulauan Indonesia terdapat di Maluku, Kepulauan Sunda, Sulawesi dan Irian Jaya. Memiliki bunga berwarna putih dengan petal berwarna kehijauan dan labellum berwarna putih dengan corak garis-garis berwarna ungu (Gambar 2.4). Dapat berbunga setiap saat sepanjang tahun dan bunga bertahan hingga 6 minggu. Dendrobium stratiotes merupakan tanaman yang cukup besar dan tumbuh diketinggian rendah, dan ini berhubungan dengan Dendrobium antennatum tetapi dengan bunga yang lebih besar. Memiliki pseudobulb yang bisa mencapai panjang 1 m dengan bagian basis bengkak atau membesar dengan diameter 2-3 cm. Memiliki bentuk daun bulat telur dengan panjang 8-14 cm. Dendrobium stratiotes membutuhkan kondisi hangat dan lembab. Penyiraman harus terus menerus sepanjang tahun tetapi dapat dikurangi saat cuaca dingin (Lavarack et al., 2000).

36 19 c b a d Gambar 2.4 Morfologi dan bagian-bagian bunga Dendrobium stratiotes, a = sepal dorsal, b = sepal lateral, c = petal, d = labellum, bar = 0,96 cm (Dokumentasi DD Orchids Nursery, 2015) Dendrobium lasianthera J.J Smith. Sistem klasifikasi dari Dendrobium lasianthera J.J. Sm. menurut Simpson (2006) adalah sebagai berikut Kingdom Divisi Class Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Liliopsida : Asparagales : Orchidaceae : Dendrobium : Dendrobium lasianthera J.J Smith. Berdasarkan data dari Convention on International Trade in Endangered Spesies of Wild Fauna and Flora (CITES), Dendrobium lasianthera tergolong dalam kategori Appendiks II, yang berarti anggrek ini dapat dimanfaatkan dalam perdagangan tetapi dengan pengaturan dan pembatasan melalui sistem kuota. Dendrobium lasianthera termasuk anggrek yang dilindungi sehingga tidak boleh dimanfaatkan dengan mengambil langsung dari habitatnya di alam. Spesies ini

37 20 dapat dimanfaatkan setelah melalui proses penangkaran dengan memanfaatkan keturunan pertama atau f1-nya. Dendrobium lasianthera merupakan jenis anggrek epifit dan terdapat di sepanjang pantai utara Papua Nugini di kedua sisi perbatasan Irian Jaya sampai Papua Nugini. Memiliki warna bunga merah gelap, merah muda, merah keunguan dan merah jingga (Gambar 2.5). Pembungaan terjadi setiap saat sepanjang tahun dan bunganya dapat bertahan selama 6 hingga 12 minggu. Tumbuh di dekat permukaan air laut di pohon-pohon sepanjang sungai dan di rawa-rawa, iklim yang panas dan sangat lembab dengan curah hujan sepanjang tahun. Dendrobium lasianthera harus disiram sepanjang tahun dan tumbuh dalam cahaya terang, bahkan sinar matahari penuh. Selain itu membutuhkan kondisi panas dan tidak akan tumbuh di luar daerah tropis (Lavarack et al., 2000). c b a d Gambar 2.5 Morfologi dan bagian-bagian bunga Dendrobium lasianthera, a = sepal dorsal, b = sepal lateral, c = petal, d = labellum, bar = 1,46 cm (Dokumentasi DD Orchids Nursery, 2015)

38 Dendrobium liniale Rolfe. Sistem klasifikasi dari spesies anggrek Dendrobium liniale menurut Simpson (2006) adalah sebagai berikut Kingdom Divisi Class Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Liliopsida : Asparagales : Orchidaceae : Dendrobium : Dendrobium liniale Rolfe. Berdasarkan status kelangkaannya, anggrek Dendrobium liniale masuk dalam daftar CITES Apendiks II, yang berarti hanya boleh diperdagangkan apabila berasal dari hasil perbanyakan dan pengambilan langsung di alam untuk perdagangan tidak diperbolehkan. Statusnya yang terancam punah di habitat aslinya, menyebabkan anggrek ini perlu dikonservasi secara ex-situ. Dendrobium liniale terdapat atau tumbuh alami di sepanjang pantai utaratimur Papua Nugini ke dalam perbatasan Irian Jaya ke Milne Bay. Memiliki bunga berwarna putih keunguan dengan labellum ungu dan kuning dengan corak garis-garis berwarna ungu (Gambar 2.6). Pembungaan terjadi setiap saat sepanjang tahun dan bunganya dapat bertahan selama 2 sampai 3 bulan. Memiliki pseudobulb yang dapat tumbuh hingga mencapai panjang 2m dan diameter 2 sampai 3cm. Memiliki daun dengan bentuk daun lonjong hingga lanset dengan permukaan kasar, panjang daun sekitar 8-15cm. Dendrobium

39 22 liniale membutuhkan kondisi hangat dengan cahaya penuh dan sirkulasi udara baik. Anggrek ini harus disiram secara teratur sepanjang tahun (Lavarack et al., 2000). c b Gambar 2.6 Morfologi dan bagian-bagian bunga Dendrobium liniale, a = sepal dorsal, b = sepal lateral, c = petal, d = labellum, bar = 1,05 cm (Dokumentasi DD Orchids Nursery, 2015) a d Dendrobium nindii W. Hill Sistem klasifikasi dari Dendrobium nindii W. Hill menurut Simpson (2006) adalah sebagai berikut Kingdom Divisi Class Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Liliopsida : Asparagales : Orchidaceae : Dendrobium : Dendrobium nindii W. Hill Dendrobium nindii masuk dalam daftar CITES Apendiks II, yang berarti hanya boleh diperdagangkan apabila berasal dari hasil perbanyakan dan

40 23 pengambilan langsung di alam untuk perdagangan tidak diperbolehkan. Statusnya yang terancam punah di habitat aslinya, menyebabkan anggrek ini perlu dikonservasi secara ex-situ. Dendrobium nindii merupakan jenis anggrek epifit dari Australia dan dataran rendah daerah utara-timur Papua Nugini. Memiliki bunga berwarna putih keunguan dengan labellum berwarna ungu (Gambar 2.7). Pembungaan terjadi setiap saat sepanjang tahun dan bunganya dapat bertahan hanya beberapa minggu. Di Australia terdapat di dekat pantai di daerah curah hujan tinggi, sering tumbuh di rawa-rawa dan hutan bakau. Memiliki pseudobulb yang kuat, biasanya berwarna gelap, mencapai panjang 2m dan diameter 4cm. Memiliki daun yang berbentuk bulat telur dengan panjang 5 sampai 15cm (Lavarack et al., 2000). c b a d Gambar 2.7 Morfologi dan bagian-bagian bunga Dendrobium nindii, a = sepal dorsal, b = sepal lateral, c = petal, d = labellum, bar = 0,96 cm (Dokumentasi DD Orchids Nursery, 2015)

41 Dendrobium racieanum Cavestro Sistem klasifikasi dari Dendrobium racieanum Cavestro menurut Simpson (2006) adalah sebagai berikut Kingdom : Plantae Divisi Class Ordo Famili Genus Spesies : Magnoliophyta : Liliopsida : Asparagales : Orchidaceae : Dendrobium : Dendrobium racieanum Cavestro Spesies ini masuk dalam daftar Appendiks II dalam CITES (Convention on International Trade in Endangered Spesies of Wild Fauna and Flora), yang berarti hanya boleh diperdagangkan apabila berasal dari hasil perbanyakan dan pengambilan langsung di alam untuk perdagangan tidak diperbolehkan. Statusnya yang terancam punah di habitat aslinya, menyebabkan anggrek ini perlu dikonservasi secara ex-situ. Dendrobium racieanum merupakan jenis anggrek epifit yang berasal dari Papua. Memiliki bunga berwarna kuning bercampur coklat pada bagian sepal, berwarna coklat gelap dengan pinggiran berwarna kuning pada bagian petal dan labellum berwarna kuning dengan garis-garis coklat muda (Gambar 2.8). Memiliki ukuran bunga yang kecil di dalam spesies spatulata (Anonim, 2012).

42 25 c a b d Gambar 2.8 Morfologi dan bagian-bagian bunga Dendrobium racieanum, a = sepal dorsal, b = sepal lateral, c = petal, d = labellum, bar = 0,91 cm (Dokumentasi DD Orchids Nursery, 2015) Dendrobium discolor Lindl. Sistem klasifikasi dari Dendrobium discolor Lindl. menurut Simpson (2006) adalah sebagai berikut Kingdom Divisi Class Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Liliopsida : Asparagales : Orchidaceae : Dendrobium : Dendrobium discolor Lindl. Dendrobium discolor merupakan jenis anggrek epifit, memiliki batang yang panjang dan tegak, panjang batangnya bisa mencapai 1,75 m, daunnya berbentuk lonjong sampai lanset dan berwarna hijau kekuningan. Bunga Dendrobium discolor memiliki aroma yang harum dan mahkota bunganya berwarna cokelat kekuningan dengan garis-garis melintang (Gambar 2.9).

43 26 Anggrek Dendrobium discolor berasal dari Australia Utara, Kepulauan Torres, dan Irian Jaya (Lembaga Biologi Nasional LIPI,1980). c b a d Gambar 2.9 Morfologi dan bagian-bagian bunga Dendrobium discolor, a = sepal dorsal, b = sepal lateral, c = petal, d = labellum, bar = 0,93 cm (dokumentasi DD Orchids Nursery, 2015) Bedasarkan data dari Convention on International Trade in Endangered Spesies of Wild Fauna and Flora (CITES), Dendrobium discolor tergolong dalam kategori Appendix II, yang berarti hanya boleh diperdagangkan apabila berasal dari hasil perbanyakan dan pengambilan langsung di alam untuk perdagangan tidak diperbolehkan Dendrobium trilamellatum J.J Smith. Sistem klasifikasi dari Dendrobium trilamellatum J. J. Smith. menurut Simpson (2006) adalah sebagai berikut Kingdom Divisi Class Ordo : Plantae : Magnoliophyta : Liliopsida : Asparagales

44 27 Famili Genus Spesies : Orchidaceae : Dendrobium : Dendrobium trilamellatum J.J Smith. Berdasarkan data dari Convention on International Trade in Endangered Species (CITES), Dendrobium trilamellatum tergolong dalam kategori Apendiks II, yang berarti masuk dalam daftar spesies langkah yang terancam kepunahan dan mendapat prioritas konservasi berdasarkan tingkat keterancamannya di alam. Dendrobium trilamellatum merupakan jenis anggrek epifit yang berasal dari semenanjung Cape York, pulau-pulau di selat Torres dan di wilayah utaraselatan Papua Nugini. Memiliki bunga berwarna kuning kecoklatan (Gambar 2.10). Bunga dapat bertahan selama beberapa minggu. Memiliki pseudobulb yang bisa mencapai panjang 20-30cm dan diameter 1,5cm. Periode pembungaan spesies ini sekitar akhir musim dingin dan musim semi. Dendrobium trilamellatum memerlukan iklim hangat dan toleran terhadap kondisi dingin atau lembab (Lavarack et al., 2000).

45 28 c b a d Gambar 2.10 Morfologi dan bagian-bagian bunga Dendrobium trilamellatum, a = sepal dorsal, b = sepal lateral, c = petal, d = labellum, bar = 0,85 cm(dokumentasi DD Orchids Nursery, 2015) Dendrobium strepsiceros J.J Smith. Sistem klasifikasi dari spesies anggrek Dendrobium strepsiceros J.J Smith. menurut Simpson (2006) adalah sebagai berikut Kingdom Divisi Class Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Liliopsida : Asparagales : Orchidaceae : Dendrobium : Dendrobium strepsiceros J.J Smith. Berdasarkan status kelangkaannya, anggrek Dendrobium strepsiceros masuk dalam daftar CITES Apendiks II, yang berarti hanya boleh diperdagangkan apabila berasal dari hasil perbanyakan dan pengambilan langsung di alam untuk perdagangan tidak diperbolehkan. Statusnya yang terancam punah di habitat aslinya, menyebabkan anggrek ini perlu dikonservasi secara ex-situ.

46 29 Dendrobium strepsiceros merupakan jenis anggrek epifit yang berukuran sedang, anggrek ini masih kurang dikenal. Anggrek ini berasal dari Maluku, Irian Barat, pantai utara di Papua Nugini. Memiliki bunga berwarna putih dengan petal berwarna hijau muda (Gambar 2.11). Pembungaan terjadi setiap saat sepanjang tahun dan bunganya dapat bertahan selama 4 hingga 6 minggu. Memiliki pseudobulb yang meruncing ke arah puncak dan memiliki panjang 50cm lebar 2cm. Dendrobium strepsiceros membutuhkan cahaya terang, pergerakan udara yang baik dengan kondisi hangat sepanjang tahun, selain itu penyiraman sepanjang tahun juga diperlukan (Lavarack et al., 2000). c b a d Gambar 2.11 Morfologi dan bagian-bagian bunga Dendrobium strepsiceros, a = sepal dorsal, b = sepal lateral, c = petal, d = labellum, bar = 1,07 cm (dokumentasi DD Orchids Nursery, 2015) 2.3 Tinjauan Umum Tentang Bunga Anggrek Bunga anggrek tersusun dalam karangan bunga. Jumlah kuntum bunga pada satu karangan dapat terdiri dari satu sampai banyak kuntum. Karangan bunga

47 30 pada beberapa spesies letaknya terminal, sedangkan pada sebagian besar letaknya aksilar (Latif, 1972). Bunga anggrek memiliki beberapa bagian utama yaitu sepal dorsal, sepal lateral, petal, labellum, daun pelindung bunga dan column (Gambar 2.12). Gambar 2.12 Morfologi bunga anggrek, a. Bunga, b. Sepal dorsal, c. Sepal lateral, d. Petal, e. Labellum, f. Daun pelindung bunga, g. Column (tugu). (Sumber: Comber, 2001) Sepal anggrek berjumlah tiga buah. Sepal bagian atas disebut sepal dorsal, sedangkan dua lainnya disebut sepal lateral. Anggrek memiliki tiga buah petal, petal pertama dan kedua letaknya berseling dengan sepal. Petal ketiga mengalami modifikasi menjadi labellum (bibir). Pada labellum terdapat gumpalan-gumpalan yang mengandung protein, minyak dan zat pewangi. Warna bunga tananam anggrek sangat bervariasi dan berfungsi untuk menarik serangga hinggap pada bunga untuk mengadakan polinasi (penyerbukan). Berdasarkan beberapa laporan, lebah madu merupakan serangga pollinator yang umum pada tanaman anggrek (Sumartono, 1981). Column (tugu) yang terdapat pada bagian tengah bunga merupakan tempat alat reproduksi jantan dan alat reproduksi

48 31 betina. Pada ujung column terdapat anter atau kepala sari yang merupakan gumpalan serbuk sari atau pollinia. Pollinia tertutup dengan sebuah cap (anther cap). Stigma (kepala putik) terletak di bawah rostellum dan menghadap ke labellum. Ovarium bersatu dengan dasar bunga dan terletak di bawah colum, sepal dan petal (Latif, 1990).

49 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di DD Orchids Nursery di jalan Areng-Areng RT 01 RW 03 Desa Dadaprejo, Junrejo, Kabupaten Batu, Jawa Timur dan laboratorium Fisiologi Tumbuhan Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya. Penelitian dilakukan selama 7 bulan (Oktober 2015 April 2016). 3.2 Alat dan Bahan Penelitian Alat penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain benang, busur, penggaris, jangka sorong, kamera DSLR Nikon D7100, kertas label, lensa okuler mikrometer, mangkuk plastik dan penutupnya, mikroskop cahaya dan objek glass Bahan penelitian Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 spesies dari genus Dendrobium yang meliputi spesies Dendrobium strepsiceros, Dendrobium stratiotes, Dendrobium strebloceras, Dendrobium laxiflorum, Dendrobium lineale, Dendrobium racieanum Dendrobium lasianthera, Dendrobium discolor, Dendrobium trilamellatum dan Dendrobium nindii, yang diperoleh dari 32

50 33 koleksi DD Orchids Nursery kota Batu. Bagian tanaman yang digunakan adalah bunga. 3.3 Prosedur Penelitian Berikut merupakan penjelasan prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti: Studi pendahuluan Studi pendahuluan dilakukan untuk menyiapkan bahan penelitian dan menentukan peralatan yang menunjang dalam proses pengambilan data. Studi pendahuluan juga dilakukan untuk mendapatkan data pelengkap yang dibutuhkan pada penulisan tinjauan pustaka Pengambilan data Data diambil ketika bunga sedang mekar, selama bulan Oktober 2015 hingga April Pengambilan data dilakukan di kebun anggrek DD Orchids Nursery dengan menggunakan bahan dan alat penelitian seperti yang tertera pada metode penelitian. Data pendukung berupa data iklim mingguan selama 1 tahun (April 2015 hingga April 2016) diambil dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Stasiun Klimatologi Karangploso, Malang Pengolahan data Data yang didapat kemudian dimasukkan dalam tabel ompong pengamatan sebagai berikut: Tabel 1. Tabel karakter morfologi

51 34 Tabel 2. Tabel panjang dan lebar bunga Tabel 3. Tabel diameter lingkar bunga Tabel 4. Tabel panjang tangkai bunga Tabel 5. Tabel panjang rangkaian bunga Tabel 6. Tabel panjang tangkai kuntum bunga Tabel 7. Tabel diameter tangkai kuntum bunga Tabel 8. Tabel panjang dan lebar sepal lateral Tabel 9. Tabel panjang dan lebar sepal dorsal Tabel 10. Tabel panjang dan lebar petal Tabel 11. Tabel jumlah pelintiran pada petal Tabel 12. Tabel jumlah kuntum perangkaian bunga Tabel 13. Tabel panjang polinia Tabel 14. Tabel lebar polinia Tabel 15. Tabel tinggi polinia Tabel 16. Tabel rasio Tabel 17. Tabel kedalaman lekukan ujung polinia Tabel 18. Tabel kedalaman lekukan pangkal polinia Tabel 19. Tabel warna pada bunga Tabel 20. Tabel pola bunga tampak depan dan samping Tabel-tabel tersebut disajikan pada lampiran.

52 Penulisan hasil Penulisan hasil dilakukan pada bulan April 2015, setelah dilakukan pengolahan data. 3.4 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan metode observasional deskriptif. Penelitian observasional deskriptif merupakan jenis penelitian yang tidak memberikan perlakuan dan data yang diperoleh diuji secara deskriptif. 3.5 Pengamatan Pengamatan pada Dendrobium strepsiceros, Dendrobium stratiotes, Dendrobium strebloceras, Dendrobium laxiflorum, Dendrobium lineale, Dendrobium racieanum Dendrobium discolor, Dendrobium trilamellatum, Dendrobium lasianthera dan Dendrobium nindii pada penelitian ini meliputi tipe pembungaan, tipe pembungaan majemuk, posisi pembungaan, aroma bunga, bentuk bunga, bentuk petal, bentuk ujung petal, bentuk ujung sepal, letak lekuk bibir, bentuk keping sisi untuk aksesi yang memiliki keping sisi, bentuk keping tengah untuk aksesi yang memiliki keping sisi, jumlah polinia, sudut yang dibentuk saat mengalami resupinasi, bentuk 2 pasang polinia, ujung polinia, pangkal polinia, panjang dan lebar bunga, diameter lingkar bunga, panjang tangkai bunga, panjang rangkaian bunga, panjang tangkai kuntum bunga, diameter tangkai kuntum bunga, panjang dan lebar sepal lateral, panjang dan lebar sepal dorsal, panjang dan lebar petal, jumlah pelintiran pada petal, jumlah

53 36 kuntum perangkaian bunga, panjang polinia, lebar polinia, tinggi polinia, rasio, kedalaman lekukan ujung polinia, kedalaman lekukan pangkal polinia, warna pada bunga dan bentuk bunga tampak depan dan samping. 3.6 Deskripsi Parameter Pengamatan Berikut merupakan deskriptif dari parameter pengamatan: 1. Tipe pembungaan Untuk pengamatan tipe pembungaan dilakukan dengan mengamati tipe pembungaan menggunakan panduan literatur. Berdasarkan Tjitrosoepomo (2009), tipe-tipe pembungaan terdiri atas tunggal dan majemuk. 2. Tipe pembungaan majemuk Untuk pengamatan tipe pembungaan dilakukan dengan mengamati tipe pembungaan menggunakan panduan literatur. Berdasarkan Kartikaningrum et al. (2004), tipe pembungaan majemuk terdiri atas cymosa, spica, racemus, panicula, umbella. 3. Posisi pembungaan Untuk pengamatan posisi pembungaan dilakukan dengan mengamati posisi pembungaan pada tanaman anggrek menggunakan panduan literatur. Berdasarkan Kartikaningrum et al. (2004), posisi pembungaan terdiri atas pangkal atau sisi pseudobulb, sisi atau diantara dua ketiak daun dan pucuk. 4. Aroma bunga Untuk mengamati aroma bunga dilakukan dengan mengamati langsung apakah bunga anggrek mengeluarkan aroma atau tidak.

54 37 5. Bentuk bunga Untuk mengamati bentuk bunga dilakukan dengan mengamati bentuk bunga anggrek menggunakan panduan literatur. Berdasarkan Kartikaningrum et al. (2004), bentuk bunga terdiri atas bulat (saling menumpang antara sepal dan petal), bintang, keriting dan bertanduk. 6. Bentuk petal Untuk mengamati bentuk petal dilakukan dengan mengamati bagian petal pada bunga anggrek menggunakan panduan literatur. Berdasarkan Kartikaningrum et al. (2004), bentuk petal terdiri atas berbentuk pita/lurus, lonjong, oval, seperti belah ketupat, bulat telur sungsang, berbentuk sendok, bulat telur dan agak membulat. 7. Bentuk ujung petal Untuk mengamati bentuk ujung petal dilakukan dengan mengamati bagian ujung petal pada bunga anggrek menggunakan panduan literatur. Berdasarkan Kartikaningrum et al. (2004), bentuk ujung petal terdiri atas lancip/menajam ke ujung, meruncing dengan sisi-sisi yang tajam, berembang berujung runcing, berujung suntih dangkal bertulang runcing, tumpul, berbentuk pepat/memotong, romping/tumpul bertakik sedikit, ujung membelah, bergigi tiga, bergerigi, berbentuk sikat dan berekor. 8. Bentuk ujung sepal Untuk mengamati bentuk ujung sepal dilakukan dengan mengamati bagian ujung sepal pada bunga anggrek menggunakan panduan literatur. Berdasarkan Kartikaningrum et al. (2004), bentuk ujung sepal terdiri atas lancip/menajam ke

55 38 ujung, meruncing dengan sisi-sisi yang tajam, berembang berujung runcing, berujung suntih dangkal bertulang runcing, tumpul, berbentuk pepat/memotong, romping/tumpul bertakik sedikit, ujung membelah, bergigi tiga, bergerigi, berbentuk sikat dan berekor. 9. Letak lekuk bibir Untuk mengamati letak lekuk bibir dilakukan dengan mengamati letak lekuk bibir pada bunga anggrek menggunakan panduan literatur. Berdasarkan Kartikaningrum et al. (2004), letak lekuk bibir terdiri atas lekuk di ujung, lekuk di pangkal dan lekuk di tengah. 10. Bentuk keping sisi untuk aksesi yang memiliki keping sisi Untuk mengamati bentuk keping sisi untuk aksesi yang memiliki keping sisi dilakukan dengan mengamati bentuk keping sisi pada bagian bibir bunga anggrek menggunakan panduan literatur. Berdasarkan Kartikaningrum et al. (2004), bentuk keping sisi untuk aksesi yang memiliki keping sisi terdiri atas segitiga, bulat telur, trapesium menyempit dan trapesium melebar. 11. Bentuk keping tengah untuk aksesi yang memiliki keping sisi Untuk mengamati bentuk keping tengah untuk aksesi yang memiliki keping sisi dilakukan dengan mengamati bentuk keping tengah pada bagian bibir bunga anggrek menggunakan panduan literatur. Berdasarkan Kartikaningrum et al. (2004), bentuk keping tengah untuk aksesi yang memiliki keping sisi terdiri atas mengginjal, belah ketupat, bulat telur melintang dan jorong/bujur telur.

56 Jumlah polinia Untuk mengamati jumlah polinia dilakukan dengan menghitung jumlah polinia yang ada disetiap kuntum bunga. 13. Sudut yang dibentuk saat mengalami resupinasi Untuk mengamati sudut yang dibentuk oleh kuncup bunga dilakukan dengan mengamati langsung berapa derajat sudut yang dibentuk oleh kuncup bunga saat fase resupinasi (perputaran). Pengukuran menggunakan busur dengan tangkai bunga sebagai pusatnya. 14. Bentuk 2 pasang polinia Untuk mengamati bentuk 2 pasang polinia dilakukan dengan menggunakan mikroskop dan panduan literatur. Berdasarkan Banerjee et al. (2012), bentuk 2 pasang polinia terdiri atas heart shape, spindle shape, human foot-print shape, triangular shape, ovoid to circular shape dan bean shape. 15. Ujung polinia Untuk mengamati ujung polinia dilakukan dengan menggunakan mikroskop dan panduan literatur. Berdasarkan Prasetyo (2014), ukuran kedalaman lekukan ujung polinia terdiri atas berlekuk sedikit, yaitu memiliki kedalaman lekukan 0,1-15 µm, berlekuk sedang, yaitu memiliki kedalaman lekukan 15,1-30 µm dan berlekuk dalam, yaitu memiliki kedalaman lekukan 30 µm. 16. pangkal polinia Untuk mengamati pangkal polinia dilakukan dengan menggunakan mikroskop dan panduan literatur. Berdasarkan Prasetyo (2014), ukuran kedalaman lekukan pangkal polinia terdiri atas berlekuk sedikit, yaitu memiliki kedalaman

57 40 lekukan 0,1-15 µm, berlekuk sedang, yaitu memiliki kedalaman lekukan 15,1-30 µm dan berlekuk dalam, yaitu memiliki kedalaman lekukan 30 µm. 17. Panjang bunga (pb) Untuk menentukan panjang bunga dilakukan pengukuran panjang bunga secara vertikal (Gambar 3.1). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan benang dan jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm. Masing-masing penghitungan panjang bunga dilakukan sepuluh kali pengulangan. 18. Lebar bunga (lb) Untuk menentukan lebar bunga dilakukan pengukuran lebar bunga secara horizontal pada bagian yang terlebar (Gambar 3.1). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan benang dan jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm. Masing-masing penghitungan lebar bunga dilakukan sepuluh kali pengulangan. Gambar 3.1 Bunga Dendrobium sp. pb = panjang bunga, lb = lebar bunga, bar = 1,07 cm

58 Diameter lingkar bunga Untuk menghitung diameter lingkar bunga dilakukan dengan cara menghitung lebar bunga. Masing-masing penghitungan diameter lingkar bunga dilakukan sepuluh kali pengulangan. 20. Panjang tangkai bunga (pt) Untuk menentukan panjang tangkai bunga dilakukan pengukuran pada pangkal titik tumbuhnya hingga bagian pertama munculnya kuncup bunga (Gambar 3.2). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan penggaris. Masingmasing penghitungan panjang tangkai bunga dilakukan sepuluh kali pengulangan. 21. Panjang rangkaian bunga (pr) Untuk menentukan panjang rangkaian bunga dilakukan pengukuran pada tumbuhnya kuncup pertama hingga tangkai tumbuhnya kuncup terakhir (Gambar 3.2). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan penggaris. Masing-masing penghitungan panjang rangkaian bunga dilakukan sepuluh kali pengulangan. 22. Panjang tangkai kuntum bunga (pk) Untuk menentukan panjang tangkai kuntum bunga dilakukan pengukuran pada pangkal titik tumbuhnya hingga bagian ujung dari tangkai kuntum bunga (Gambar 3.2). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan benang dan jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm. Masing-masing penghitungan panjang tangkai kuntum bunga dilakukan sepuluh kali pengulangan.

59 42 Gambar 3.2 Tangkai bunga anggrek, pr = panjang rangkaian bunga, pt = panjang tangkai bunga, pk = panjang tangkai kuntum (Sumber: Kartikaningrum et al., 2004) 23. Diameter tangkai kuntum bunga (dt) Untuk menentukan diameter tangkai kuntum bunga dilakukan pengukuran pada tangkai bunga. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm. Masing-masing penghitungan diameter tangkai bunga dilakukan sepuluh kali pengulangan. 24. Panjang sepal lateral (pl) Untuk menentukan panjang sepal lateral dilakukan pengukuran pada bagian pangkal hingga ujung sepal lateral (Gambar 3.3). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan benang dan jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm. Masingmasing penghitungan panjang sepal lateral dilakukan sepuluh kali pengulangan. 25. Lebar sepal lateral (ll) Untuk menentukan lebar sepal lateral dilakukan pengukuran pada bagian sepal lateral yang terlebar (Gambar 3.3). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan benang dan jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm. Masingmasing penghitungan lebar sepal lateral dilakukan sepuluh kali pengulangan.

60 43 Gambar 3.3 Sepal lateral bunga Dendrobium sp. pl = panjang sepal lateral, ll = lebar sepal lateral bar = 0,59 cm 26. Panjang sepal dorsal (pd) Untuk menentukan panjang sepal dorsal dilakukan pengukuran pada bagian pangkal hingga ujung sepal dorsal (Gambar 3.4). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan benang dan jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm. Masingmasing penghitungan panjang sepal dorsal dilakukan sepuluh kali pengulangan. 27. Lebar sepal dorsal (ld) Untuk menentukan lebar sepal dorsal dilakukan pengukuran pada bagian sepal dorsal yang terlebar (Gambar 3.4). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan benang dan jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm. Masingmasing penghitungan lebar sepal dorsal dilakukan sepuluh kali pengulangan.

61 44 Gambar 3.4 Sepal dorsal bunga Dendrobium sp. pd = panjang sepal dorsal, ld = lebar sepal dorsal, bar = 0,55 cm 28. Panjang petal (pp) Untuk menentukan panjang petal dilakukan pengukuran pada bagian pangkal hingga ujung petal (Gambar 3.5). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan benang dan jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm. Masingmasing penghitungan panjang petal dilakukan sepuluh kali pengulangan. 29. Lebar petal (lp) Untuk menentukan lebar petal dilakukan pengukuran pada bagian petal yang terlebar (Gambar 3.5). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan benang dan jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm. Masing-masing penghitungan lebar petal dilakukan sepuluh kali pengulangan.

62 45 Gambar 3.5 Petal bunga Dendrobium sp. pp = panjang petal, lp = lebar petal, bar = 1,05 cm 30. Jumlah pelintiran pada petal Untuk menghitung jumlah pelintiran pada petal dilakukan dengan cara menghitung langsung jumlah pelintiran yang terdapat pada petal. Masing-masing penghitungan pelintiran pada petal dilakukan sepuluh kali pengulangan. 31. Jumlah kuntum perangkaian bunga Untuk menghitung jumlah kuntum bunga perangkaian dilakukan dengan cara menghitung langsung jumlah kuntum bunga yang terdapat pada rangkaian bunga. Masing-masing penghitungan jumlah kuntum bunga dilakukan sepuluh kali pengulangan. 32. Panjang polinia (jp) Untuk menghitung panjang polinia dilakukan pengukuran pada bagian pangkal hingga ujung polinia (Gambar 3.6). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan mikroskop dan mikrometer. Masing-masing penghitungan panjang polinia dilakukan sepuluh kali pengulangan.

63 Lebar polinia (rp) Untuk menentukan lebar polinia dilakukan pengukuran pada bagian polinia yang terlebar (Gambar 3.6). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan mikroskop dan mikrometer. Masing-masing penghitungan lebar polinia dilakukan sepuluh kali pengulangan. 34. Tinggi polinia (tp) Untuk menentukan tinggi polinia dilakukan pengukuran pada tinggi maksimal polinia dimulai dari permukaan dasar hingga tepi dorsal polinia (Gambar 3.6). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan mikroskop dan mikrometer. Masing-masing penghitungan tinggi polinia dilakukan sepuluh kali pengulangan. Gambar 3.6 Polinia anggrek (A) sepasang polinia (tampak atas), jp = panjang polinia, rp = lebar polinia, bar = 0,14 cm, (B) sepasang polinia (tampak samping), tp = tinggi polinia, dop = dorsal polinia, dap = dasar polinia, bar = 0,05 cm (dokumentasi pribadi, 2016) 35. Rasio Untuk menentukan rasio dilakukan perhitungan rata-rata panjang polinia dengan rata-rata lebar polinia. Masing-masing penghitungan rasio dilakukan sepuluh kali pengulangan.

64 Kedalaman lekukan ujung polinia (ku) Untuk menentukan kedalaman lekukan ujung polinia dilakukan dengan mengukur kedalaman lekukannya (Gambar 3.7). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan mikroskop dan mikrometer. Masing-masing penghitungan kedalaman lekukan ujung polinia dilakukan sepuluh kali pengulangan. 37. Kedalaman lekukan pangkal polinia (kp) Untuk menentukan kedalaman lekukan pangkal polinia dilakukan dengan mengukur kedalaman lekukannya (Gambar 3.7). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan mikroskop dan mikrometer. Masing-masing penghitungan kedalaman lekukan pangkal polinia dilakukan sepuluh kali pengulangan. Gambar 3.7 Bagian ujung dan pangkal polinia (A) bagian ujung polinia, ku = kedalaman lekukan ujung polinia, bar = 0,26 µm, (B) bagian pangkal polinia, kp = kedalaman lekukan pangkal polinia, bar = 0,26 µm (dokumentasi pribadi, 2016) 38. Warna pada bagian bunga Untuk mengamati warna pada bagian bunga dilakukan dengan mengamati warna bagian bunga anggrek menggunakan panduan RGB (Red Green Blue). 39. Bentuk bunga tampak depan dan samping Untuk mengamati bentuk bunga tampak dari depan dan samping dilakukan dengan mengamati bentuk yang terlihat dari depan dan samping bunga anggrek.

65 Analisis Data Data yang telah didapatkan kemudian dianalisis secara deskriptif dan dipergunakan untuk menjawab setiap rumusan masalah dalam bentuk deskriptif dari masing-masing parameter yang diamati.

66 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Dendrobium strepsiceros J. J Smith A B Gambar 4.1 Dendrobium strepsiceros (A) rangkaian bunga Dendrobium strepsiceros, bar = 4,96 cm. (B) bunga Dendrobium strepsiceros, bar = 1,72 cm. Pada Dendrobium strepsiceros mempunyai pembungaan majemuk dengan tipe racemus (Gambar 4.1), posisi pembungaan terdapat pada sisi atau diantara 2 ketiak daun. Memiliki bentuk bunga bertanduk, ditinjau dari bentuk petal yang melintir dan bagian sepal lateral dan sepal dorsal melengkung ke belakang (Gambar 4.1). Dalam satu rangkaian bunga berjumlah 6 buah kuntum bunga. Dendrobium strepsiceros mempunyai panjang 6,88±0,649 cm dan lebar 3,72±0,651 cm. Bunga Dendrobium strepsiceros tidak mengeluarkan aroma yang harum. Saat resupinasi kuncup bunga anggrek membentuk sudut Ciri khas 49

67 50 dari Dendrobium strepsiceros adalah warna putih pada bagian sepal lateral, sepal dorsal dan labellum, sedangkan pada bagian petal mempunyai warna hijau muda dan di bagian pangkal terdapat warna putih. b a Gambar 4.2 Tangkai bunga Dendrobium strepsiceros, (a) tangkai bunga (b) column, bar = 0,77 cm. Tangkai kuntum bunga Dendrobium strepsiceros mempunyai warna hijau kekuningan dan putih mulai bagian pangkal hingga ujung tangkai kuntum (Gambar 4.2), mempunyai panjang tangkai kuntum 3,03±0,361 cm dan diameter tangkai kuntum 0,26±0,028 cm. Sedangkan panjang tangkai bunga 7,79±1,950 cm dan panjang rangkaian bunga 19,82±4,815 cm. Gambar 4.3 Sepal lateral bunga Dendrobium strepsiceros (A) sepal lateral bunga Dendrobium strepsiceros bagian depan, bar = 0,70 cm. (B) sepal lateral bunga Dendrobium strepsiceros bagian belakang, bar = 0,70 cm.

68 51 Sepal lateral bunga Dendrobium strepsiceros bagian depan dan belakang mempunyai warna putih dan di bagian ujung terdapat warna hijau kekuningan (Gambar 4.3). Bagian tepi sepal lateral rata dan bergelombang. Bagian pangkal sepal lateral mempunyai satu sisi bagian lebih panjang dan bagian ujung mempunyai bentuk meruncing dengan sisi-sisi yang tajam. Bentuk sepal lateral mulai dari pangkal besar kemudian mengecil dan melancip di bagian ujung dan melengkung ke belakang. Sepal lateral mempunyai panjang 2,79±0,180 cm dan lebar 0,91±0,071 cm. Gambar 4.4 Sepal dorsal bunga Dendrobium strepsiceros (A) sepal dorsal bunga Dendrobium strepsiceros bagian depan, bar = 0,77 cm. (B) sepal dorsal bunga Dendrobium strepsiceros bagian belakang, bar = 0,77 cm. Sepal dorsal bunga Dendrobium strepsiceros bagian depan dan belakang mempunyai warna putih dan terdapat pola garis yang berwarna hijau muda (Gambar 4.4). Bagian tepi rata dan bergelombang. Bagian pangkal sepal dorsal mempunyai bentuk cekung dan bagian ujungnya mempunyai bentuk meruncing dengan sisi-sisi yang tajam. Bentuk sepal dorsal memanjang kemudian melancip

69 52 di bagian ujung dan melengkung ke belakang. Sepal dorsal mempunyai panjang 3,06±0,147 cm dan lebar 0,71±0,068 cm. Gambar 4.5 Petal Dendrobium strepsiceros, bar = 1,12 cm. Petal bunga Dendrobium strepsiceros untuk bagian depan dan belakang mempunyai warna hijau muda dan di bagian pangkal terdapat warna putih (Gambar 4.5). Bagian tepinya rata. Bagian pangkal rata dan bagian ujung mempunyai bentuk meruncing dengan sisi-sisi yang tajam. Bentuk petal lonjong dan melintir. Jumlah pelintiran tiap kuntum bunga berjumlah 4. Petal mempunyai panjang 4,48±0,593 cm dan lebar 0,36±0,069 cm.

70 53 Gambar 4.6 Labellum bunga Dendrobium strepsiceros (A) labellum bunga Dendrobium strepsiceros bagian depan, bar = 0,29 cm. (B) labellum bunga Dendrobium strepsiceros bagian belakang, bar = 0,29 cm. Labellum bunga Dendrobium strepsiceros untuk bagian depan dan belakang mempunyai warna putih dan bagian pangkal mempunyai warna hijau kekuningan (Gambar 4.6). Bagian tepi pada keping sisi rata dan bagian tepi pada keping tengah bergelombang dan melengkung ke atas. Letak lekuk bibir berada di tengah. Bagian keping sisi mempunyai bentuk bulat telur dan bagian keping tengah mempunyai bentuk belah ketupat. b c a Gambar 4.7 Column Dendrobium strepsiceros, (a) tangkai bunga (b) putik (c) anther cap, bar = 0,22 cm.

71 54 Column bunga Dendrobium strepsiceros mulai dari pangkal hingga ujung mempunyai warna hijau, hijau kekuningan dan putih. Bagian anther cup mempunyai warna Yellow (Gambar 4.7). Gambar 4.8 Morfologi polinia Dendrobium strepsiceros, (A) dua pasang polinia (tampak atas), bar = 0,15 mm. (B) satu pasang polinia (tampak atas), bar = 0,14 mm.(c) satu pasang polinia (tampak samping), bar = 0,14 mm. uj = ujung polinia, pk = pangkal polinia. Polinia pada bunga Dendrobium strepsiceros mempunyai panjang 0,561±0,007 mm, lebar 0,243±0,011 mm dengan rasio dari perbandingan panjang dan lebar polinia yaitu 2,309 mm dan tinggi polinia 0,249±0,019 mm. Mempunyai polinia berjumlah 4, berdasarkan bentuk dua pasang polinia yang saling berlekatan termasuk dalam bentuk heart shape (Gambar 4.8). Bagian ujung polinia mempunyai kedalaman lekukan 15,30±5,376 µm sehingga permukaan ujung polinia termasuk dalam berlekuk sedang. Sedangkan pangkal polinia mempunyai kedalaman lekukan 15,30±5,376 µm sehingga permukaan pangkal polinia termasuk dalam berlekuk sedang. Polinianya mempunyai warna kuning.

72 Dendrobium stratiotes Rchb.f. A B Gambar 4.9 Dendrobium stratiotes (A) rangkaian bunga Dendrobium stratiotes, bar = 4,03 cm. (B) bunga Dendrobium stratiotes, bar = 2,07 cm. Pada Dendrobium stratiotes mempunyai pembungaan majemuk dengan tipe racemus (Gambar 4.9), posisi pembungaan terdapat pada sisi atau diantara 2 ketiak daun. Memiliki bentuk bunga bertanduk, ditinjau dari bentuk petal yang melintir dan bagian sepal lateral dan sepal dorsal melengkung ke belakang (Gambar 4.9). Dalam satu rangkaian bunga berjumlah 8 kuntum bunga. Dendrobium stratiotes mempunyai panjang 8,34±1,451 cm dan lebar 3,76±0,727 cm. Bunga Dendrobium stratiotes mengeluarkan aroma yang harum. Saat resupinasi kuncup bunga anggrek membentuk sudut Ciri khas dari Dendrobium stratiotes adalah pada bagian labellum yang mempunyai warna putih dan pola garis berwarna ungu pada bagian keping sisi dan keping tengah. Dendrobium stratiotes memiliki aroma bunga yang harum. Selin itu Dendrobium stratiotes memiliki ukuran bunga terbesar.

73 56 b a Gambar 4.10 Tangkai bunga Dendrobium stratiotes, (a) tangkai bunga (b) column, bar = 0,77 cm. Tangkai kuntum bunga Dendrobium stratiotes mempunyai warna putih dan terdapat pola garis dibagian ujung yang berwarna coklat muda (Gambar 4.10), mempunyai panjang tangkai kuntum 3,07±0,387 cm dan diameter tangkai kuntum 0,34±0,010 cm. Sedangkan panjang tangkai bunga 11,89±5,597 cm dan panjang rangkaian bunga 16,13±5,497 cm. Gambar 4.11 Sepal lateral bunga Dendrobium stratiotes (A) sepal lateral bunga Dendrobium stratiotes bagian depan, bar = 0,79 cm. (B) sepal lateral bunga Dendrobium stratiotes bagian belakang, bar = 0,79 cm. Sepal lateral bunga Dendrobium stratiotes pada bagian depan dan belakang mempunyai warna putih (Gambar 4.11). Bagian tepinya rata dan bergelombang. Bagian pangkal sepal lateral mempunyai satu sisi yang lebih panjang dan bagian ujungnya mempunyai bentuk lancip. Bentuk sepal lateral mulai dari pangkal besar kemudian mengecil dan melancip di bagian ujung dan melengkung ke

74 57 belakang. Sepal lateral mempunyai panjang 3,16±0,153 cm dan lebar 1,32±0,256 cm. Gambar 4.12 Sepal dorsal bunga Dendrobium stratiotes (A) sepal dorsal bunga Dendrobium stratiotes bagian depan, bar = 0,93 cm. (B) sepal dorsal bunga Dendrobium stratiotes bagian belakang, bar = 0,93 cm. Sepal dorsal bunga Dendrobium stratiotes pada bagian depan dan belakang mempunyai warna putih (Gambar 4.12). Bagian tepinya rata. Bagian pangkal mempunyai bentuk cekung dan bagian ujungnya mempunyai bentuk lancip. Bentuk sepal dorsal mulai dari pangkal besar kemudian mengecil dan melancip di bagian ujung dan melintir. Sepal dorsal mempunyai panjang 3,71±0,108 cm dan lebar 1,03±0,073 cm.

75 58 Gambar 4.13 Petal Dendrobium stratiotes, bar = 1,44 cm. Petal bunga Dendrobium stratiotes pada bagian depan dan belakang mempunyai hijau dan berwarna putih di bagian pangkal (Gambar 4.13). Bagian tepinya rata. Bagian pangkal rata dan bagian ujungnya mempunyai bentuk lancip. Bentuk petal lurus dan melintir. Jumlah pelintiran tiap kuntum bunga berjumlah 3. Petal mempunyai panjang 5,75±0,191 cm dan lebar 0,46±0,123 cm. Gambar 4.14 Labellum bunga Dendrobium stratiotes (A) labellum bunga Dendrobium stratiotes bagian depan, bar = 0,49 cm. (B) labellum bunga Dendrobium stratiotes bagian belakang, bar = 0,49 cm.

76 59 Labellum bunga Dendrobium stratiotes untuk bagian depan pada keping sisi dan keping tengah mempunyai warna putih dan pola garis yang berwarna ungu. Bagian tengah labellum mempunyai pola garis yang timbul pada permukaannya yang berwarna putih dan ungu. Bagian tepi pada keping sisi rata dan melengkung ke atas, sedangkan bagian tepi pada keping tengah rata dan melengkung ke belakang. Untuk bagian belakang mempunyai warna putih dan terdapat pola warna ungu di bagian tepi dari keping sisi (Gambar 4.14). Letak lekuk bibir berada di tengah. Bagian keping sisi mempunyai bentuk bulat telur dan bagian keping tengah mempunyai bentuk bulat telur melintang. b c a Gambar 4.15 Column Dendrobium stratiotes, (a) tangkai bunga (b) putik (c) anther cap, bar = 0,51 cm. Column bunga Dendrobium stratiotes mulai dari pangkal hingga ujung mempunyai warna hijau muda, kuning, putih dan terdapat sedikit pola warna ungu. Bagian anther cup mempunyai warna kuning muda (Gambar 4.15).

77 60 Gambar 4.16 Morfologi polinia Dendrobium stratiotes, (A) dua pasang polinia (tampak atas), bar = 0,19 mm. (B) satu pasang polinia (tampak atas), bar = 0,18 mm.(c) satu pasang polinia (tampak samping), bar = 0,18 mm. uj = ujung polinia, pk = pangkal polinia. Polinia pada bunga Dendrobium stratiotes mempunyai panjang 0,724±0,012 mm, lebar 0,313±0,008 mm dengan rasio dari perbandingan panjang dan lebar polinia yaitu 2,313 mm dan tinggi polinia 0,226±0,009 mm. Mempunyai polinia berjumlah 4, berdasarkan bentuk dua pasang polinia yang saling berlekatan termasuk dalam bentuk bean shape (Gambar 4.16). Bagian ujung polinia mempunyai kedalaman lekukan 13,26±4,927 µm sehingga permukaan ujung polinia termasuk dalam berlekuk sedikit. Sedangkan pangkal polinia mempunyai kedalaman lekukan 13,26±4,927 µm sehingga permukaan pangkal polinia termasuk dalam berlekuk sedikit. Polinianya mempunyai warna kuning.

78 Dendrobium strebloceras Rchb.f A B Gambar 4.17 Dendrobium strebloceras (A) rangkaian bunga Dendrobium strebloceras, bar = 7,46 cm. (B) bunga Dendrobium strebloceras, bar = 1,49 cm. Pada Dendrobium strebloceras mempunyai pembungaan majemuk dengan tipe racemus (Gambar 4.17), posisi pembungaan terdapat pada sisi atau diantara 2 ketiak daun. Memiliki bentuk bunga keriting, ditinjau dari bagian petal yang melintir dan bagian sepal lateral dan sepal dorsal yang melengkung ke belakang dan melinitir dibagian ujungnya (Gambar 4.17). Dalam satu rangkaian bunga berjumlah 11 kuntum bunga. Dendrobium strebloceras mempunyai panjang 5,95±0,315 cm dan lebar 2,86±0,264 cm. Bunga Dendrobium strebloceras mengeluarkan aroma yang harum. Saat resupinasi kuncup bunga anggrek membentuk sudut Ciri khas dari Dendrobium strebloceras adalah bentuk bunganya yang memiliki bentuk keriting. Labellum bunga Dendrobium strebloceras pada keping sisi mempunyai warna hijau kekuningan dengan pola garis berwarna coklat, bagian keping tengah mempunyai warna putih dengan pola titik-titik berwarna ungu, bagian pangkal mempunyai warna coklat dan hijau

79 62 kekuningan. Bagian tengah mempunyai pola garis yang timbul pada permukaan atas labellum yang berwarna putih dan terdapat pola warna ungu. Selain itu Dendrobium strebloceras memiliki aroma bunga yang harum. b a Gambar 4.18 Tangkai bunga Dendrobium strebloceras, (a) tangkai bunga (b) column, bar = 0,72 cm. Tangkai kuntum bunga Dendrobium strebloceras mempunyai warna putih dan berwarna hijau kekuningan di bagian pangkal dan ujung (Gambar 4.18), mempunyai panjang tangkai kuntum 2,86±0,237 cm dan diameter tangkai kuntum 0,22±0,014 cm. Sedangkan panjang tangkai bunga 8,44±2,748 cm dan panjang rangkaian bunga 29,84±4,111 cm. Gambar 4.19 Sepal lateral bunga Dendrobium strebloceras (A) sepal lateral bunga Dendrobium strebloceras bagian depan, bar = 0,59 cm. (B) sepal lateral bunga Dendrobium strebloceras bagian belakang, bar = 0,59 cm.

80 63 Sepal lateral bunga Dendrobium strebloceras pada bagian depan mempunyai warna hijau kekuningan dengan pola garis berwarna coklat dan bagian tepi sepal lateral mempunyai warna putih. Bagian belakang sepal lateral mempunyai warna putih (Gambar 4.19). Bagian tepinya rata dan bergelombang. Bagian pangkal mempunyai satu sisi yang lebih panjang dan bagian ujungnya mempunyai bentuk meruncing dengan sisi-sisi yang tajam. Bentuk sepal lateral dari pangkal besar kemudian mengecil di bagian ujung dan melengkung ke belakang. Sepal lateral mempunyai panjang 2,34±0,193 cm dan lebar 0,86±0,075 cm. Gambar 4.20 Sepal dorsal bunga Dendrobium strebloceras (A) sepal dorsal bunga Dendrobium strebloceras bagian depan, bar = 0,65 cm. (B) sepal dorsal bunga Dendrobium strebloceras bagian belakang, bar = 0,65 cm. Sepal dorsal bunga Dendrobium strebloceras pada bagian depan mempunyai warna hijau kekuningan dengan pola garis berwarna coklat, bagian tepi dan pangkal sepal dorsal mempunyai warna putih. Bagian belakang sepal dorsal mempunyai warna putih (Gambar 4.20). Bagian tepinya rata dan

81 64 bergelombang. Bagian pangkal mempunyai bentuk cekung dan bagian ujung mempunyai bentuk meruncing dengan sisi-sisi yang tajam. Bentuk sepal dorsal lurus memanjang dan meruncing di bagian ujung dan melintir. Sepal dorsal mempunyai panjang 2,59±0,086 cm dan lebar 0,61±0,060 cm. Gambar 4.21 Petal Dendrobium strebloceras, bar = 1,12 cm. Petal bunga Dendrobium strebloceras pada bagian pangkal hingga ujung mempunyai warna putih, coklat dan hijau kekuningan dengan pola garis berwarna coklat (Gambar 4.21). Bagian tepinya rata. Bagian pangkal rata dan bagian ujung mempunyai bentuk meruncing dengan sisi-sisi yang tajam. Bentuk petal lonjong dan melintir. Jumlah pelintiran tiap kuntum bunga berjumlah 4. Petal mempunyai panjang 4,43±0,173 cm dan lebar 0,42±0,042 cm.

82 65 Gambar 4.22 Labellum bunga Dendrobium strebloceras (A) labellum bunga Dendrobium strebloceras bagian depan, bar = 0,25 cm. (B) labellum bunga Dendrobium strebloceras bagian belakang, bar = 0,25 cm. Labellum bunga Dendrobium strebloceras untuk bagian depan pada keping sisi mempunyai warna hijau kekuningan dengan pola garis berwarna coklat, bagian tepinya rata dan melengkung ke atas. Bagian keping tengah mempunyai warna putih dengan pola titik-titik berwarna ungu, bagian tepi bergelombang. Bagian pangkal mempunyai warna coklat dan hijau kekuningan. Bagian tengah mempunyai pola garis yang timbul pada permukaan atas labellum yang berwarna putih dan terdapat pola warna ungu. Sedangkan bagian belakang pada keping sisi mempunyai warna hijau kekuningan. Bagian keping tengah mempunyai warna putih. Bagian pangkal mempunyai warna hijau kekuningan. Bagian tengah mempunyai warna putih (Gambar 4.22). Letak lekuk bibir berada di tengah. Bagian keping sisi mempunyai bentuk trapesium menyempit dan bagian keping tengah mempunyai bentuk belah ketupat.

83 66 b c Gambar 4.23 Column Dendrobium strebloceras, (a) tangkai bunga (b) putik (c) anther cap, bar = 0,22 cm. a Column bunga Dendrobium strebloceras pada bagian pangkal hingga ujung mempunyai warna hijau kekuningan, coklat, putih dengan pola titik-titik berwarna ungu. Bagian anther cup mempunyai warna kuning (Gambar 4.23). Gambar 4.24 Morfologi polinia Dendrobium strebloceras, (A) dua pasang polinia (tampak atas), bar = 0,15 mm. (B) satu pasang polinia (tampak atas), bar = 0,15 mm.(c) satu pasang polinia (tampak samping), bar = 0,15 mm. uj = ujung polinia, pk = pangkal polinia. Polinia pada bunga Dendrobium strebloceras mempunyai panjang 0,534±0,026 mm, lebar 0,247±0,016 mm dengan rasio dari perbandingan panjang dan lebar polinia yaitu 2,162 mm dan tinggi polinia 0,225±0,015 mm. Mempunyai polinia berjumlah 4, berdasarkan bentuk dua pasang polinia yang saling berlekatan termasuk dalam bentuk heart shape (Gambar 4.24). Bagian ujung polinia mempunyai kedalaman lekukan 11,22±3,226 µm sehingga

84 67 permukaan ujung polinia termasuk dalam berlekuk sedikit. Sedangkan pangkal polinia mempunyai kedalaman lekukan 12,24±4,301 µm sehingga permukaan pangkal polinia termasuk dalam berlekuk sedikit. Polinianya mempunyai warna kuning Dendrobium laxiflorum J.J Smith. A B Gambar 4.25 Dendrobium laxiflorum (A) rangkaian bunga Dendrobium laxiflorum, bar = 9,55 cm. (B) bunga Dendrobium laxiflorum, bar = 1,36 cm. Pada Dendrobium laxiflorum mempunyai pembungaan majemuk dengan tipe racemus (Gambar 4.25), posisi pembungaan terdapat pada sisi atau diantara 2 ketiak daun. Memiliki bentuk bunga bertanduk, ditinjau dari bentuk petal yang melintir dan bagian sepal lateral dan sepal dorsal melengkung ke belakang (Gambar 4.25). Dalam satu rangkaian bunga berjumlah 11 kuntum bunga. Dendrobium laxiflorum mempunyai panjang 5,45±1,016 cm dan lebar 6,56±1,843 cm. Bunga Dendrobium laxiflorum tidak mengeluarkan aroma yang harum. Saat resupinasi kuncup bunga anggrek membentuk sudut Ciri khas

85 68 dari Dendrobium laxiflorum adalah sudut yang terbentuk saat resupinasi yang membentuk sudut Selain itu labellum bunga Dendrobium laxiflorum pada bagian keping sisi mempunyai warna putih dengan pola garis berwarna ungu, bagian keping tengah mempunyai warna putih dan terdapat pola warna ungu, bagian tengah labellum mempunyai pola garis yang timbul pada permukaan yang berwarna ungu. b a Gambar 4.26 Tangkai bunga Dendrobium laxiflorum, (a) tangkai bunga (b) column, bar = 0,7 cm. Tangkai kuntum bunga Dendrobium laxiflorum mempunyai warna putih dan berwarna hijau kekuningan di bagian pangkal (Gambar 4.26), mempunyai panjang tangkai kuntum 3,47±0,261 cm dan diameter tangkai kuntum 0,23±0,015 cm. Sedangkan panjang tangkai bunga 6,86±1,053 cm dan panjang rangkaian bunga 38,19±8,558 cm.

86 69 Gambar 4.27 Sepal lateral bunga Dendrobium laxiflorum (A) sepal lateral bunga Dendrobium laxiflorum bagian depan, bar = 0,54 cm. (B) sepal lateral bunga Dendrobium laxiflorum bagian belakang, bar = 0,54 cm. Sepal lateral bunga Dendrobium laxiflorum pada bagian depan mempunyai warna hijau kekuningan dengan pola garis berwarna coklat, di bagian pangkal mempunyai warna putih. Sedangkan bagian belakang mempunyai warna putih (Gambar 4.27). Bagian tepinya rata dan bergelombang. Bagian pangkal mempunyai bentuk rata dan bagian ujung mempunyai bentuk meruncing dengan sisi-sisi yang tajam. Bentuk sepal lateral dari pangkal lebar kemudian meruncing hingga ke ujung dan melengkung ke belakang. Sepal lateral mempunyai panjang 2,16±0,191 cm dan lebar 1,01±0,062 cm. Gambar 4.28 Sepal dorsal bunga Dendrobium laxiflorum (A) sepal dorsal bunga Dendrobium laxiflorum bagian depan, bar = 0,7 cm. (B) sepal dorsal bunga Dendrobium laxiflorum bagian belakang, bar = 0,7 cm.

87 70 Sepal dorsal bunga Dendrobium laxiflorum pada bagian depan mempunyai warna hijau kekuningan dengan pola garis berwarna coklat, di bagian pangkal mempunyai warna putih. Bagian belakang mempunyai warna putih (Gambar 4.28). Bagian tepinya rata. Bagian pangkal cekung dan bagian ujung mempunyai bentuk meruncing dengan sisi-sisi yang tajam. Bentuk sepal dorsal memanjang kemudian melancip di bagian ujung dan melengkung. Sepal dorsal mempunyai panjang 2,80±0,164 cm dan lebar 0,71±0,069 cm. Gambar 4.29 Petal Dendrobium laxiflorum, bar = 1,15 cm. Petal bunga Dendrobium laxiflorum pada bagian depan dan belakang mempunyai warna coklat di bagian pangkal dan berwarna hijau kekuningan di bagian ujung (Gambar 4.29). Bagian tepinya rata. Bagian pangkal rata dan bagian ujung mempunyai bentuk meruncing dengan sisi-sisi yang tajam. Bentuk petal lonjong dan melintir. Jumlah pelintiran tiap kuntum bunga berjumlah 4. Petal mempunyai panjang 4,58±0,566 cm dan lebar 0,40±0,058 cm.

88 71 Gambar 4.30 Labellum bunga Dendrobium laxiflorum (A) labellum bunga Dendrobium laxiflorum bagian depan, bar = 0,5 cm. (B) labellum bunga Dendrobium laxiflorum bagian belakang, bar = 0,5 cm. Labellum bunga Dendrobium laxiflorum untuk bagian depan pada keping sisi mempunyai warna putih dengan pola garis berwarna ungu, bagian tepi ratanya dan melengkung ke atas. Bagian keping tengah mempunyai warna putih dan terdapat pola warna ungu, bagian tepinya bergelombang. Bagian tengah labellum mempunyai pola garis yang timbul pada permukaan yang berwarna ungu. Bagian belakang labellum mempunyai warna putih (Gambar 4.30). Letak lekuk bibir berada di tengah. Bagian keping sisi mempunyai bentuk trapesium melebar dan bagian keping tengah mempunyai bentuk jorong. b c a Gambar 4.31 Column Dendrobium laxiflorum, (a) tangkai bunga (b) putik (c) anther cap, bar = 0,25 cm.

89 72 Column bunga Dendrobium laxiflorum mulai bagian pangkal hingga ujung mempunyai warna hijau kekuningan, kuning dan putih dengan corak yang berwarna ungu. Bagian anther cup mempunyai warna kuning (Gambar 4.31). Gambar 4.32 Morfologi polinia Dendrobium laxiflorum, (A) dua pasang polinia (tampak atas), bar = 0,15 mm. (B) satu pasang polinia (tampak atas), bar = 0,15 mm.(c) satu pasang polinia (tampak samping), bar = 0,15 mm. uj = ujung polinia, pk = pangkal polinia. Polinia pada bunga Dendrobium laxiflorum mempunyai panjang 0,651±0,043 mm, lebar 0,236±0,027 mm dengan rasio dari perbandingan panjang dan lebar polinia yaitu 2,758 mm dan tinggi polinia 0,247±0,018 mm. Mempunyai polinia berjumlah 4, berdasarkan bentuk dua pasang polinia yang saling berlekatan termasuk dalam bentuk human foot-print shape (Gambar 4.32). Bagian ujung polinia mempunyai kedalaman lekukan 18,36±9,373 µm sehingga permukaan ujung polinia termasuk dalam berlekuk sedang. Sedangkan pangkal polinia mempunyai kedalaman lekukan 18,36±11,580 µm sehingga permukaan pangkal polinia termasuk dalam berlekuk sedang. Polinianya mempunyai warna kuning.

90 Dendrobium liniale Rolfe. A B Gambar 4.33 Dendrobium liniale (A) rangkaian bunga Dendrobium liniale, bar = 5,28 cm. (B) bunga Dendrobium liniale, bar = 0,65 cm. Pada Dendrobium liniale mempunyai pembungaan majemuk dengan tipe racemus (Gambar 4.33), posisi pembungaan terdapat pada sisi atau diantara 2 ketiak daun. Memiliki bentuk bunga bintang, ditinjau dari bentuk petal, sepal dorsal dan sepal lateral yang lurus (Gambar 4.33). Dalam satu rangkaian bunga berjumlah 19 kuntum bunga. Dendrobium liniale mempunyai panjang 2,61±0,044 cm dan lebar 3,61±0,030 cm. Bunga Dendrobium liniale tidak mengeluarkan aroma yang harum. Saat resupinasi kuncup bunga anggrek membentuk sudut Ciri khas yang dimiliki Dendrobium liniale adalah pada bagian petal yang tidak melintir. Selain itu labellum bunga Dendrobium liniale pada bagian keping sisi mempunyai warna hijau muda, ungu dan terdapat pola garis berwarna ungu. Bagian keping tengah mempunyai warna ungu, bagian pangkal labellum mempunyai warna hijau. Bagian tengah labellum terdapat pola garis yang timbul pada permukaan atas labellum yang berwarna hijau muda dan ungu.

91 74 a b Gambar 4.34 Tangkai bunga Dendrobium liniale, (a) tangkai bunga (b) column, bar = 1,32 cm. Tangkai kuntum bunga Dendrobium liniale mempunyai warna merah muda dan ungu di bagian pangkal (Gambar 4.34), mempunyai panjang tangkai kuntum 5,26±0,026 cm dan diameter tangkai kuntum 0,14±0,016 cm. Sedangkan panjang tangkai bunga 17,69±3,979 cm dan panjang rangkaian bunga 21,1±4,021 cm. Gambar 4.35 Sepal lateral bunga Dendrobium liniale (A) sepal lateral bunga Dendrobium liniale bagian depan, bar = 0,49 cm. (B) sepal lateral bunga Dendrobium liniale bagian belakang, bar = 0,49 cm. Sepal lateral bunga Dendrobium liniale pada bagian depan dan belakang mempunyai warna putih dan terdapat corak titik-titik berwarna ungu (Gambar 4.35). Bagian tepinya rata. Bagian pangkal mempunyai satu sisi yang lebih panjang dan bagian ujung sepal lateral mempunyai bentuk lancip. Bentuk sepal lateral mulai dari pangkal besar kemudian mengecil dan melancip di bagian ujung dan melengkung ke belakang. Sepal lateral mempunyai panjang 1,94±0,056 cm dan lebar 0,68±0,056 cm.

92 75 Gambar 4.36 Sepal dorsal bunga Dendrobium liniale (A) sepal dorsal bunga Dendrobium liniale bagian depan, bar = 0,41 cm. (B) sepal dorsal bunga Dendrobium liniale bagian belakang, bar = 0,41 cm. Sepal dorsal bunga Dendrobium liniale pada bagian depan dan belakang mempunyai warna putih dan terdapat pola titik-titik yang berwarna ungu (Gambar 4.36). Bagian tepinya rata. Bagian pangkal mempunyai bentuk cekung dan bagian ujung mempunyai bentuk lancip. Bentuk sepal dorsal memanjang lurus melancip di bagian ujung dan melengkung ke belakang. Sepal dorsal mempunyai panjang 1,63±0,038 cm dan lebar 0,58±0,046 cm. Gambar 4.37 Petal Dendrobium liniale, bar = 0,71 cm. Petal bunga Dendrobium liniale pada bagian depan dan belakang mempunyai warna ungu dan putih di bagian pangkal (Gambar 4.37). Bagian

93 76 tepinya rata. Bagian pangkal rata dan bagian ujung mempunyai bentuk lancip. Bentuk petal oval dan tidak melintir. Petal mempunyai panjang 2,82±0,198 cm dan lebar 0,76±0,159 cm. Gambar 4.38 Labellum bunga Dendrobium liniale (A) labellum bunga Dendrobium liniale bagian depan, bar = 0,22 cm. (B) labellum bunga Dendrobium liniale bagian belakang, bar = 0,22 cm. Labellum bunga Dendrobium liniale untuk bagian depan pada keping sisi mempunyai warna hijau muda, ungu dan terdapat pola garis berwarna ungu. Bagian tepi keping sisi rata dan melengkung ke atas. Bagian keping tengah mempunyai warna ungu, bagian tepinya rata dan bergelombang. Bagian pangkal labellum mempunyai warna hijau. Bagian tengah labellum terdapat pola garis yang timbul pada permukaan atas labellum yang berwarna hijau muda dan ungu. Sedangkan untuk bagian belakang pada keping sisi mempunyai warna hijau muda dan terdapat pola garis berwarna ungu. Bagian keping tengah berwarna ungu. Bagian pangkal mempunyai warna hijau. Bagian tengah mempunyai warna hijau (Gambar 4.38). Letak lekuk bibir berada di tengah. Bagian keping sisi mempunyai bentuk trapesium melebar dan bagian keping tengah mempunyai bentuk jorong.

94 77 b c a Gambar 4.39 Column Dendrobium liniale, (a) tangkai bunga (b) putik (c) anther cap, bar = 0,22 cm. Column bunga Dendrobium liniale mulai dari pangkal hingga ujung mempunyai warna hijau dan ungu. Bagian anther cup mempunyai warna kuning muda (Gambar 4.39). Gambar 4.40 Morfologi polinia Dendrobium liniale, (A) dua pasang polinia (tampak atas), bar = 0,14 mm. (B) satu pasang polinia (tampak atas), bar = 0,15 mm.(c) satu pasang polinia (tampak samping), bar = 0,15 mm. uj = ujung polinia, pk = pangkal polinia. Polinia pada bunga Dendrobium liniale mempunyai panjang 0,581±0,046 mm, lebar 0,266±0,031 mm dengan rasio dari perbandingan panjang dan lebar polinia yaitu 2,184 mm dan tinggi polinia 0,228±0,009 mm. Mempunyai polinia berjumlah 4, berdasarkan bentuk dua pasang polinia yang saling berlekatan termasuk dalam bentuk heart shape (Gambar 4.40). Bagian ujung polinia mempunyai kedalaman lekukan 12,24±4,301 µm sehingga permukaan ujung

95 78 polinia termasuk dalam berlekuk sedikit. Sedangkan pangkal polinia mempunyai kedalaman lekukan 13,26±4,927 µm sehingga permukaan pangkal polinia termasuk dalam berlekuk sedikit. Polinianya mempunyai warna kuning Dendrobium racieanum Cavestro A B Gambar 4.41 Dendrobium racieanum (A) rangkaian bunga Dendrobium racieanum, bar = 1,91 cm. (B) bunga Dendrobium racieanum, bar = 0,64 cm. Pada Dendrobium racieanum mempunyai pembungaan majemuk dengan tipe racemus (Gambar 4.41), posisi pembungaan terdapat pada sisi atau diantara 2 ketiak daun. Memiliki bentuk bunga bertanduk, ditinjau dari bentuk petal yang melintir dan bagian sepal lateral dan sepal dorsal melengkung ke belakang (Gambar 4.41). Dalam satu rangkaian bunga berjumlah 11 kuntum bunga. Dendrobium racieanum mempunyai panjang 2,57±0,054 cm dan lebar 2,08±0,068 cm. Bunga Dendrobium racieanum tidak mengeluarkan aroma yang harum. Saat resupinasi kuncup bunga anggrek membentuk sudut Ciri khas dari Dendrobium racieanum adalah labellum yang mempunyai warna kuning

96 79 dengan pola garis yang berwarna kuning muda pada keping sisi. Bagian keping tengah mempunyai warna kuning kehijauan. Bagian tengah labellum mempunyai pola garis yang timbul pada permukaannya yang berwarna kuning kehijauan. Selain itu Dendrobium racieanum memiliki ukuran bunga terkecil dan ukuran polinia terpendek. b a Gambar 4.42 Tangkai bunga Dendrobium racieanum, (a) tangkai bunga (b) column, bar = 0,67 cm. Tangkai kuntum bunga Dendrobium racieanum mempunyai warna hijau tua dan merah tua di bagian ujung (Gambar 4.42), mempunyai panjang tangkai kuntum 2,68±0,033 cm dan diameter tangkai kuntum 0,16±0,024 cm. Sedangkan panjang tangkai bunga 16,3±2,292 cm dan panjang rangkaian bunga 7,65±1,808 cm.

97 80 Gambar 4.43 Sepal lateral bunga Dendrobium racieanum (A) sepal lateral bunga Dendrobium racieanum bagian depan, bar = 0,50 cm. (B) sepal lateral bunga Dendrobium racieanum bagian belakang, bar = 0,50 cm. Sepal lateral bunga Dendrobium racieanum untuk bagian depan dan belakang mempunyai warna kuning dan pola garis yang berwarna coklat (Gambar 4.43). Bagian tepinya rata dan bergelombang. Bagian pangkal mempunyai satu sisi yang lebih panjang dan bagian ujungnya mempunyai bentuk lancip. Bentuk sepal lateral dari pangkal lurus memanjang dan melancip di bagian ujung dan melengkung ke belakang. Sepal lateral mempunyai panjang 2,01±0,053 cm dan lebar 0,58±0,062 cm. Gambar 4.44 Sepal dorsal bunga Dendrobium racieanum (A) sepal dorsal bunga Dendrobium racieanum bagian depan, bar = 0,36 cm. (B) sepal dorsal bunga Dendrobium racieanum bagian belakang, bar = 0,36 cm.

98 81 Sepal dorsal bunga Dendrobium racieanum untuk bagian depan dan belakang mempunyai warna kuning dan pola garis yang berwarna coklat (Gambar 4.44). Bagian tepinya rata dan bergelombang. Bagian pangkal cekung dan bagian ujungnya mempunyai bentuk lancip. Bentuk sepal dorsal dari pangkal lurus memanjang dan melancip di bagian ujung dan melengkung ke belakang. Sepal dorsal mempunyai panjang 1,42±0,057 cm dan lebar 0,49±0,014 cm. Gambar 4.45 Petal Dendrobium racieanum, bar = 0,55 cm. Petal bunga Dendrobium racieanum untuk bagian depan dan belakang mempunyai warna merah tua (Gambar 4.45). Bagian tepinya rata. Bagian pangkal rata dan bagian ujungnya mempunyai bentuk lancip. Bentuk petal lonjong dan melintir. Jumlah pelintiran tiap kuntum bunga berjumlah 3. Petal mempunyai panjang 2,19±0,060 cm dan lebar 0,31±0,068 cm.

99 82 Gambar 4.46 Labellum bunga Dendrobium racieanum (A) labellum bunga Dendrobium racieanum bagian depan, bar = 0,16 cm. (B) labellum bunga Dendrobium racieanum bagian belakang, bar = 0,16 cm. Labellum bunga Dendrobium racieanum untuk bagian depan pada keping sisi mempunyai warna kuning dengan pola garis yang berwarna kuning muda, bagian tepinya rata dan melengkung ke atas. Bagian keping tengah mempunyai warna kuning kehijauan, bagian tepinya rata dan melengkung ke belakang. Bagian tengah labellum mempunyai pola garis yang timbul pada permukaannya yang berwarna kuning kehijauan. Bagian belakang labellum mempunyai warna kuning kehijauan (Gambar 4.46). Letak lekuk bibir berada di ujung. Bagian keping sisi mempunyai bentuk trapesium melebar dan bagian keping tengah mempunyai bentuk belah ketupat. b c a Gambar 4.47 Column Dendrobium racieanum, (a) tangkai bunga (b) putik (c) anther cap, bar = 0,18 cm.

100 83 Column bunga Dendrobium racieanum mulai bagian pangkal mempunyai warna hijau kekuningan, putih dan terdapat pola warna ungu. Bagian belakang mulai dari pangkal hingga ujung mempunyai warna kuning, merah tua dan coklat. Bagian anther cup mempunyai warna Goldenrod (Gambar 4.47). Gambar 4.48 Morfologi polinia Dendrobium racieanum, (A) dua pasang polinia (tampak atas), bar = 0,12 mm. (B) satu pasang polinia (tampak atas), bar = 0,12 mm.(c) satu pasang polinia (tampak samping), bar = 0,12 mm. uj = ujung polinia, pk = pangkal polinia. Polinia pada bunga Dendrobium racieanum mempunyai panjang 0,481±0,006 mm, lebar 0,182±0,009 mm dengan rasio dari perbandingan panjang dan lebar polinia yaitu 2,643 mm dan tinggi polinia 0,177±0,010 mm. Mempunyai polinia berjumlah 4, berdasarkan bentuk dua pasang polinia yang saling berlekatan termasuk dalam bentuk heart shape (Gambar 4.48). Bagian ujung polinia mempunyai kedalaman lekukan 11,22±3,226 µm sehingga permukaan ujung polinia termasuk dalam berlekuk sedikit. Sedangkan pangkal polinia mempunyai kedalaman lekukan 12,24±4,301 µm sehingga permukaan pangkal polinia termasuk dalam berlekuk sedikit. Polinianya mempunyai warna kuning.

101 Dendrobium lasianthera J.J Smith. A B Gambar 4.49 Dendrobium lasianthera (A) rangkaian bunga Dendrobium lasianthera, bar = 4,00 cm. (B) bunga Dendrobium lasianthera, bar = 1,33 cm. Pada Dendrobium lasianthera mempunyai pembungaan majemuk dengan tipe racemus (Gambar 4.49), posisi pembungaan terdapat pada sisi atau diantara 2 ketiak daun. Memiliki bentuk bunga keriting, ditinjau dari bagian petal yang melintir dan bagian sepal lateral dan sepal dorsal yang melengkung ke belakang dan melinitir dibagian ujungnya (Gambar 4.49). Dalam satu rangkaian bunga berjumlah 16 kuntum bunga. Dendrobium lasianthera mempunyai panjang 5,35±0,236 cm dan lebar 4,22±0,581 cm. Bunga Dendrobium lasianthera tidak mengeluarkan aroma yang harum. Saat resupinasi kuncup bunga anggrek membentuk sudut Ciri khas dari Dendrobium lasianthera adalah bagian labellum yang mempunyai warna putih dan merah, terdapat pola garis yang berwarna merah pada keping sisi. Bagian keping tengah mempunyai warna dan hijau kekuningan di bagian ujungnya. Bagian pangkal labellum berwarna kuning. Bagian tengah labellum mempunyai pola garis yang timbul pada permukaan atas

102 85 labellum dan berwarna merah tua. Selain itu Dendrobium lasianthera memiliki ukuran polinia terbesar. b a Gambar 4.50 Tangkai bunga Dendrobium lasianthera, (a) tangkai bunga (b) column, bar = 1.06 cm. Tangkai kuntum bunga Dendrobium lasianthera mulai bagian pangkal hingga ujung mempunyai warna hijau (Gambar 4.50), mempunyai panjang tangkai kuntum 4,22±0,392 cm dan diameter tangkai kuntum 0,28±0,008 cm. Sedangkan panjang tangkai bunga 13,72±2,007 cm dan panjang rangkaian bunga 16,02±2,916 cm. Gambar 4.51 Sepal lateral bunga Dendrobium lasianthera (A) sepal lateral bunga Dendrobium lasianthera bagian depan, bar = 0,76 cm. (B) sepal lateral bunga Dendrobium lasianthera bagian belakang, bar = 0,76 cm.

103 86 Sepal lateral bunga Dendrobium lasianthera untuk bagian depan dan belakang mulai dari pangkal hingga ujung berwarna putih, coklat dan kuning di bagian tepinya (Gambar 4.51). Bagian tepinya rata dan bergelombang. Bagian pangkal mempunyai sisi yang lebih panjang dan bagian ujungnya mempunyai bentuk lancip. Bentuk sepal lateral mulai dari pangkal besar kemudian mengecil dan melancip di bagian ujung dan melengkung ke belakang. Sepal lateral mempunyai panjang 3,05±0,334 cm dan lebar 1,54±0,099 cm. Gambar 4.52 Sepal dorsal bunga Dendrobium lasianthera (A) sepal dorsal bunga Dendrobium lasianthera bagian depan, bar = 0,76 cm. (B) sepal dorsal bunga Dendrobium lasianthera bagian belakang, bar = 0,76 cm. Sepal dorsal bunga Dendrobium lasianthera untuk bagian depan dan belakang mulai dari pangkal hingga ujung sepal dorsal berwarna putih, coklat dan kuning di bagian tepinya (Gambar 4.52). Bagian tepinya rata dan bergelombang. Bagian pangkal mempunyai bentuk cekung dan bagian ujungnya lancip. Bentuk sepal dorsal mulai dari pangkal besar kemudian mengecil dan melancip di bagian ujung dan melintir. Sepal dorsal mempunyai panjang 3,04±0,196 cm dan lebar 1,38±0,096 cm.

104 87 Gambar 4.53 Petal Dendrobium lasianthera, bar = 0,94 cm. Petal bunga Dendrobium lasianthera untuk bagian depan dan belakang mulai dari pangkal hingga ujung petal berwarna putih, merah tua dan kuning di bagian tepinya (Gambar 4.53). Bagian tepinya rata. Bagian pangkal mempunyai sisi yang lebih panjang dan bagian ujung mempunyai bentuk tumpul. Bentuk petal oval dan melintir. Jumlah pelintiran tiap kuntum bunga berjumlah 2. Petal mempunyai panjang 3,74±0,107 cm dan lebar 0,79±0,082 cm. Gambar 4.54 Labellum bunga Dendrobium lasianthera (A) labellum bunga Dendrobium lasianthera bagian depan, bar = 0,28 cm. (B) labellum bunga Dendrobium lasianthera bagian belakang, bar = 0,28 cm.

105 88 Labellum bunga Dendrobium lasianthera untuk bagian depan pada keping sisi mempunyai warna putih dan merah, terdapat pola garis yang berwarna merah. Bagian tepinya rata dan melengkung ke atas. Bagian keping tengah mempunyai warna dan hijau kekuningan di bagian ujungnya, bagian tepinya rata. Bagian pangkal labellum berwarna kuning. Bagian tengah labellum mempunyai pola garis yang timbul pada permukaan atas labellum dan berwarna merah tua. Sedangkan bagian belakang labellum pada keping sisi mulai dari tengah hinggah tepi berwarna putih, hijau kekuningan, merah tua. Bagian keping tengah mempunyai warna hijau kekuningan. Bagian pangkal labellum mempunyai warna putih (Gambar 4.54). Letak lekuk bibir berada di ujung. Bagian keping sisi mempunyai bentuk trapesium melebar dan bagian keping tengah mempunyai bentuk bulat telur melintang. b c a Gambar 4.55 Column Dendrobium lasianthera, (a) tangkai bunga (b) putik (c) anther cap, bar = 0,22 cm. Column bunga Dendrobium lasianthera mulai bagian pangkal hingga ujung column mempunyai warna kuning dan ungu. Bagian anther cup mempunyai warna kuning (Gambar 4.55)

106 89 Gambar 4.56 Morfologi polinia Dendrobium lasianthera, (A) dua pasang polinia (tampak atas), bar = 0,22 mm. (B) satu pasang polinia (tampak atas), bar = 0,22 mm.(c) satu pasang polinia (tampak samping), bar = 0,22 mm. uj = ujung polinia, pk = pangkal polinia. Polinia pada bunga Dendrobium lasianthera mempunyai panjang 0,886±0,029 mm, lebar 0,308±0,018 mm dengan rasio dari perbandingan panjang dan lebar polinia yaitu 2,877 mm dan tinggi polinia 0,310±0,005 mm. Mempunyai polinia berjumlah 4, berdasarkan bentuk dua pasang polinia yang saling berlekatan termasuk dalam bentuk heart shape (Gambar 4.56). Bagian ujung polinia mempunyai kedalaman lekukan 14,28±5,267 µm sehingga permukaan ujung polinia termasuk dalam berlekuk sedikit. Sedangkan pangkal polinia mempunyai kedalaman lekukan 16,32±5,267 µm sehingga permukaan pangkal polinia termasuk dalam berlekuk sedang. Polinianya mempunyai warna kuning.

107 Dendrobium discolor Lindl. A B Gambar 4.57 Dendrobium discolor (A) rangkaian bunga Dendrobium discolor, bar = 4,20 cm. (B) bunga Dendrobium discolor, bar = 0,94 cm. Pada Dendrobium discolor mempunyai pembungaan majemuk dengan tipe racemus (Gambar 4.57), posisi pembungaan terdapat pada sisi atau diantara 2 ketiak daun. Memiliki bentuk bunga keriting, ditinjau dari bagian petal yang melintir dan bagian sepal lateral dan sepal dorsal yang melengkung ke belakang dan melinitir dibagian ujungnya (Gambar 4.57). Dalam satu rangkaian bunga berjumlah 20 kuntum bunga. Dendrobium discolor mempunyai panjang 3,75±0,066 cm dan lebar 4,15±0,084 cm. Bunga Dendrobium discolor mengeluarkan aroma yang harum. Saat resupinasi kuncup bunga anggrek membentuk sudut Ciri khas dari Dendrobium discolor adalah bagian labellum yang mempunyai warna warna kuning muda pada keping sisi. Bagian keping tengah mempunyai warna kuning. Bagian pangkal mempunyai warna kuning muda. Bagian tengah terdapat pola garis yang timbul pada permukaan

108 91 atas labellum yang berwarna putih. Selain itu Dendrobium discolor mempunyai aroma bunga yang harum. b a Gambar 4.58 Tangkai bunga Dendrobium discolor, (a) tangkai bunga (b) column, bar = 0,71 cm. Tangkai kuntum bunga Dendrobium discolor mempunyai kuning muda dan kuning kehijauan di bagian pangkal (Gambar 4.58), mempunyai panjang tangkai kuntum 2,83±0,104 cm dan diameter tangkai kuntum 0,26±0,025 cm. Sedangkan panjang tangkai bunga 11,33±2,046 cm dan panjang rangkaian bunga 16,78±5,094 cm. Gambar 4.59 Sepal lateral bunga Dendrobium discolor (A) sepal lateral bunga Dendrobium discolor bagian depan, bar = 0,49 cm. (B) sepal lateral bunga Dendrobium discolor bagian belakang, bar = 0,49 cm.

109 92 Sepal lateral bunga Dendrobium discolor untuk bagian depan dan belakang mempunyai warna kuning muda dan coklat (Gambar 4.59). Bagian tepinya rata dan bergelombang. Bagian pangkal mepunyai satu sisi yang lebih panjang dan bagian ujung mempunyai bentuk meruncing dengan sisi-sisi yang tajam. Bentuk sepal lateral mulai dari pangkal besar kemudian mengecil dan melancip di bagian ujung dan melengkung ke belakang. Sepal lateral mempunyai panjang 1,94±0,221 cm dan lebar 0,84±0,075 cm. Gambar 4.60 Sepal dorsal bunga Dendrobium discolor (A) sepal dorsal bunga Dendrobium discolor bagian depan, bar = 0,48 cm. (B) sepal dorsal bunga Dendrobium discolor bagian belakang, bar = 0,48 cm. Sepal dorsal bunga Dendrobium discolor untuk bagian depan dan belakang mulai dari pangkal hingga ujung mempunyai warna kuning muda dan coklat (Gambar 4.60). Bagian tepinya rata dan bergelombang. Bagian pangkal mempunyai bentuk cekung dan bagian ujung mempunyai bentuk meruncing dengan sisi-sisi yang tajam. Bentuk sepal dorsal mulai dari pangkal lurus memanjang meruncing di bagian ujung dan melengkung ke belakang. Sepal dorsal mempunyai panjang 1,91±0,076 cm dan lebar 0,49±0,039 cm.

110 93 Gambar 4.61 Petal Dendrobium discolor, bar = 0,66 cm. Petal bunga Dendrobium discolor untuk bagian depan dan belakang mempunyai warna kuning muda dan coklat (Gambar 4.61). Bagian tepinya rata dan bergelombang. Bagian pangkal mempunyai bentuk rata dan bagian ujung mempunyai bentuk berujung suntih dangkal bertulang runcing. Bentuk petal bulat telur sungsang dan melintir. Jumlah pelintiran tiap kuntum bunga berjumlah 1. Petal mempunyai panjang 2,64±0,271 cm dan lebar 0,53±0,106 cm. Gambar 4.62 Labellum bunga Dendrobium discolor (A) labellum bunga Dendrobium discolor bagian depan, bar = 0,15 cm. (B) labellum bunga Dendrobium discolor bagian belakang, bar = 0,15 cm.

111 94 Labellum bunga Dendrobium discolor untuk bagian depan pada keping sisi mempunyai warna kuning muda, bagian tepinya rata dan melengkung ke atas. Bagian keping tengah mempunyai warna kuning, bagian tepinya rata dan melengkung ke belakang. Bagian pangkal mempunyai warna kuning muda. Bagian tengah terdapat pola garis yang timbul pada permukaan atas labellum yang berwarna putih. Sedangkan bagian belakang labellum pada keping sisi mempunyai warna kuning muda. Bagian keping tengah mempunyai warna kuning muda. Bagian pangkal mempunyai warna kuning muda. Bagian tengah labellum mempunyai warna putih (Gambar 4.62). Letak lekuk bibir berada di ujung. Bagian keping sisi mempunyai bentuk trapesium melebar dan bagian keping tengah mempunyai bentuk jorong. c b a Gambar 4.63 Column Dendrobium discolor, (a) tangkai bunga (b) putik (c) anther cap, bar = 0,16 cm. Column bunga Dendrobium discolor mulai dari bagian pangkal hingga ujung mempunyai warna kuning muda. Bagian anther cup mempunyai warna kuning (Gambar 4.63).

112 95 Gambar 4.64 Morfologi polinia Dendrobium discolor, (A) dua pasang polinia (tampak atas), bar = 0,17 mm. (B) satu pasang polinia (tampak atas), bar = 0,16 mm.(c) satu pasang polinia (tampak samping), bar = 0,16 mm. uj = ujung polinia, pk = pangkal polinia. Polinia pada bunga Dendrobium discolor mempunyai panjang 0,655±0,012 mm, lebar 0,319±0,010 mm dengan rasio dari perbandingan panjang dan lebar polinia yaitu 2,053 mm dan tinggi polinia 0,221±0,005 mm. Mempunyai polinia berjumlah 4, berdasarkan bentuk dua pasang polinia yang saling berlekatan termasuk dalam bentuk heart shape (Gambar 4.64). Bagian ujung polinia mempunyai kedalaman lekukan 15,30±5,376 µm sehingga permukaan ujung polinia termasuk dalam berlekuk sedang. Sedangkan pangkal polinia mempunyai kedalaman lekukan 12,24±4,301 µm sehingga permukaan pangkal polinia termasuk dalam berlekuk sedikit. Polinianya mempunyai warna kuning.

113 Dendrobium trilamellatum J.J Smith. A B Gambar 4.65 Dendrobium trilamellatum (A) rangkaian bunga Dendrobium trilamellatum, bar = 3,95 cm. (B) bunga Dendrobium trilamellatum, bar = 1,07 cm. Pada Dendrobium trilamellatum mempunyai pembungaan majemuk dengan tipe racemus (Gambar 4.65), posisi pembungaan terdapat pada sisi atau diantara 2 ketiak daun. Memiliki bentuk bunga bertanduk, ditinjau dari bentuk petal yang melintir dan bagian sepal lateral dan sepal dorsal melengkung ke belakang (Gambar 4.65). Dalam satu rangkaian bunga berjumlah 8 kuntum bunga. Dendrobium trilamellatum mempunyai panjang 4,27±0,296 cm dan lebar 3,24±0,305 cm. Bunga Dendrobium trilamellatum mengeluarkan aroma yang harum. Saat resupinasi kuncup bunga anggrek membentuk sudut Ciri khas dari Dendrobium trilamellatum adalah bagian labellum yang mempunyai warna kuning dan terdapat pola garis yang berwarna coklat pada bagian keping sisi. Bagian keping tengah mempunyai warna kuning dan terdapat pola garis yang timbul pada permukaan atasnya. Bagian tengah labellum mempunyai pola garis yang timbul pada permukaan atasnya yang berwarna kuning dan coklat. Bagian

114 97 pangkal labellum mempunyai warna hijau muda. Selain itu Dendrobium trilamellatum memiliki aroma bunga yang harum. b a Gambar 4.66 Tangkai bunga Dendrobium trilamellatum, (a) tangkai bunga (b) column, bar = 0,75 cm. Tangkai kuntum bunga Dendrobium trilamellatum mempunyai warna kuning, di bagian ujung terdapat pola garis yang berwarna coklat (Gambar 4.66), mempunyai panjang tangkai kuntum 3,01±0,178 cm dan diameter tangkai kuntum 0,14±0,008 cm. Sedangkan panjang tangkai bunga 10,15±4,517 cm dan panjang rangkaian bunga 15,79±4,838 cm. Gambar 4.67 Sepal lateral bunga Dendrobium trilamellatum (A) sepal lateral bunga Dendrobium trilamellatum bagian depan, bar = 0,51 cm. (B) sepal lateral bunga Dendrobium trilamellatum bagian belakang, bar = 0,51 cm.

115 98 Sepal lateral bunga Dendrobium trilamellatum untuk bagian depan dan belakang mempunyai warna kuning dan terdapat pola garis berwarna coklat (Gambar 4.67). Bagian tepinya rata. Bagian pangkal mepunyai satu sisi yang lebih panjang dan bagian ujungnya mempunyai bentuk meruncing dengan sisisisi yang tajam. Bentuk sepal lateral mulai dari pangkal besar kemudian mengecil dan melancip di bagian ujung dan melengkung ke belakang. Sepal lateral mempunyai panjang 2,03±0,252 cm dan lebar 0,65±0,083 cm. Gambar 4.68 Sepal dorsal bunga Dendrobium trilamellatum (A) sepal dorsal bunga Dendrobium trilamellatum bagian depan, bar = 0,60 cm. (B) sepal dorsal bunga Dendrobium trilamellatum bagian belakang, bar = 0,60 cm. Sepal dorsal bunga Dendrobium trilamellatum untuk bagian depan dan belakang mempunyai warna kuning dan terdapat pola garis berwarna coklat (Gambar 4.68). Bagian tepinya rata. Bagian pangkal mempunyai bentuk cekung dan bagian ujung sepal dorsal mempunyai bentuk meruncing dengan sisi-sisi yang tajam. Bentuk sepal dorsal mulai dari pangkal lurus memanjang meruncing di bagian ujung dan melengkung ke belakang. Sepal dorsal mempunyai panjang 2,41±0,094 cm dan lebar 0,53±0,088 cm.

116 99 Gambar 4.69 Petal Dendrobium trilamellatum, bar = 0,72 cm. Petal bunga Dendrobium trilamellatum untuk bagian depan dan belakang petal mempunyai warna kuning dan terdapat pola warna coklat di bagian tengah petal (Gambar 4.69). Bagian tepinya rata. Bagian pangkal mempunyai bentuk rata dan bagian ujungnya mempunyai bentuk lancip. Bentuk petal lonjong dan melintir. Jumlah pelintiran tiap kuntum bunga berjumlah 4. Petal mempunyai panjang 2,86±0,089 cm dan lebar 0,47±0,079 cm. Gambar 4.70 Labellum bunga Dendrobium trilamellatum (A) labellum bunga Dendrobium trilamellatum bagian depan, bar = 0,15 cm. (B) labellum bunga Dendrobium trilamellatum bagian belakang, bar = 0,15 cm.

117 100 Labellum bunga Dendrobium trilamellatum untuk bagian keping sisi mempunyai warna kuning dan terdapat pola garis yang berwarna coklat, bagian tepinya rata dan melengkung ke atas. Bagian keping tengah mempunyai warna kuning dan terdapat pola garis yang timbul pada permukaan atasnya, bagian tepinya rata dan melengkung ke belakang. Bagian tengah labellum mempunyai pola garis yang timbul pada permukaan atasnya yang berwarna kuning dan coklat. Bagian pangkal labellum mempunyai warna hijau muda (Gambar 4.70). Letak lekuk bibir berada di tengah. Bagian keping sisi mempunyai bentuk trapesium melebar dan bagian keping tengah mempunyai bentuk bulat telur melintang. c b a Gambar 4.71 Column Dendrobium trilamellatum, (a) tangkai bunga (b) putik (c) anther cap, bar = 0,15 cm. Column bunga Dendrobium trilamellatum mulai dari pangkal hingga ujung mempunyai warna hijau muda, putih dan terdapat pola titik-titik yang berwarna ungu. Bagian anther cup mempunyai warna kuning (Gambar 4.71).

118 101 Gambar 4.72 Morfologi polinia Dendrobium trilamellatum, (A) dua pasang polinia (tampak atas), bar = 0,19 mm. (B) satu pasang polinia (tampak atas), bar = 0,17 mm.(c) satu pasang polinia (tampak samping), bar = 0,17 mm. uj = ujung polinia, pk = pangkal polinia. Polinia pada bunga Dendrobium trilamellatum mempunyai panjang 0,776±0,009 mm, lebar 0,319±0,013 mm dengan rasio dari perbandingan panjang dan lebar polinia yaitu 2,433 mm dan tinggi polinia 0,216±0,008 mm. Mempunyai polinia berjumlah 4, berdasarkan bentuk dua pasang polinia yang saling berlekatan termasuk dalam bentuk ovoid to circular shape (Gambar 4.72). Bagian ujung polinia mempunyai kedalaman lekukan 11,22±3,226 µm sehingga permukaan ujung polinia termasuk dalam berlekuk sedikit. Sedangkan pangkal polinia mempunyai kedalaman lekukan 12,24±4,301 µm sehingga permukaan pangkal polinia termasuk dalam berlekuk sedikit. Polinianya mempunyai warna kuning.

119 Dendrobium nindii W. Hill A B Gambar 4.73 Dendrobium nindii (A) rangkaian bunga Dendrobium nindii, bar = 3,60 cm. (B) bunga Dendrobium nindii, bar = 0,99 cm. Pada Dendrobium nindii mempunyai pembungaan majemuk dengan tipe racemus (Gambar 4.73), posisi pembungaan terdapat pada sisi atau diantara 2 ketiak daun. Memiliki bentuk bunga bertanduk, ditinjau dari bentuk petal yang melintir dan bagian sepal lateral dan sepal dorsal melengkung ke belakang (Gambar 4.73). Dalam satu rangkaian bunga berjumlah 15 kuntum bunga. Dendrobium nindii mempunyai panjang 3,95±0,213 cm dan lebar 4,04±0,436 cm. Bunga Dendrobium nindii tidak mengeluarkan aroma yang harum. Saat resupinasi kuncup bunga anggrek membentuk sudut Ciri khas dari Dendrobium nindii adalah bagian labellum yang mempunyai warna ungu dan putih pada bagian keping sisi. Bagian keping tengah mempunyai warna ungu di bagian tepinya. Bagian tengah labellum mempunyai pola garis yang timbul pada permukaan yang berwarna ungu.

120 103 b a Gambar 4.74 Tangkai bunga Dendrobium nindii, (a) tangkai bunga (b) column, bar = 0,99 cm. Tangkai kuntum bunga Dendrobium nindii mempunyai putih muda dan hijau muda di bagian pangkal dan ujungnya (Gambar 4.74), mempunyai panjang tangkai kuntum 3,95±0,016 cm dan diameter tangkai kuntum 0,31±0,008 cm. Sedangkan panjang tangkai bunga 11,95±2,852 cm dan panjang rangkaian bunga 14,41±5,080 cm. Gambar 4.75 Sepal lateral bunga Dendrobium nindii (A) sepal lateral bunga Dendrobium nindii bagian depan, bar = 0,65 cm. (B) sepal lateral bunga Dendrobium nindii bagian belakang, bar = 0,65 cm. Sepal lateral bunga Dendrobium nindii untuk bagian depan dan belakang mempunyai warna putih (Gambar 4.75). Bagian tepinya rata. Bagian pangkal mempunyai satu sisi yang lebih panjang dan bagian ujung mempunyai bentuk meruncing dengan sisi-sisi yang tajam. Bentuk sepal lateral dari pangkal besar kemudian mengecil di bagian ujung dan melengkung ke belakang. Sepal lateral mempunyai panjang 2,58±0,162 cm dan lebar 1,37±0,095 cm.

121 104 Gambar 4.76 Sepal dorsal bunga Dendrobium nindii (A) sepal dorsal bunga Dendrobium nindii bagian depan, bar = 0,59 cm. (B) sepal dorsal bunga Dendrobium nindii bagian belakang, bar = 0,59 cm. Sepal dorsal bunga Dendrobium nindii untuk bagian depan dan belakang mempunyai warna putih (Gambar 4.76). Bagian tepinya rata. Bagian pangkal mempunyai bentuk cekung dan bagian ujung mempunyai bentuk meruncing dengan sisi-sisi yang tajam. Bentuk sepal dorsal dari pangkal besar kemudian mengecil di bagian ujung dan melengkung ke belakang. Sepal dorsal mempunyai panjang 2,36±0,294 cm dan lebar 1,25±0,244 cm. Gambar 4.77 Petal Dendrobium nindii, bar = 0,7 cm.

122 105 Petal bunga Dendrobium nindii untuk bagian depan mempunyai warna ungu muda. Bagian belakang petal mempunyai warna putih (Gambar 4.77). Bagian tepinya rata. Bagian pangkal mempunyai satu sisi yang lebih panjang dan bagian ujung mempunyai bentuk lancip. Bentuk petal oval dan melintir. Jumlah pelintiran tiap kuntum bunga berjumlah 3. Petal mempunyai panjang 2,80±0,161 cm dan lebar 0,74±0,156 cm. Gambar 4.78 Labellum bunga Dendrobium nindii (A) labellum bunga Dendrobium nindii bagian depan, bar = 0,14 cm. (B) labellum bunga Dendrobium nindii bagian belakang, bar = 0,14 cm. Labellum bunga Dendrobium nindii untuk bagian keping sisi mempunyai warna ungu dan putih, bagian tepinya bergelombang dan melengkung ke atas. Bagian keping tengah mempunyai warna ungu di bagian tepinya, bagian tepinya rata. Bagian tengah labellum mempunyai pola garis yang timbul pada permukaan yang berwarna ungu (Gambar 4.78). Letak lekuk bibir berada di tengah. Bagian keping sisi mempunyai bentuk trapesium melebar dan bagian keping tengah mempunyai bentuk bulat telur melintang.

123 106 c b Gambar 4.79 Column Dendrobium nindii, (a) tangkai bunga (b) putik (c) anther cap, bar = 0,15 cm. a Column bunga Dendrobium nindii mulai bagian pangkal hingga ujung mempunyai warna merah tua dan putih. Bagian belakang column mempunyai warna merah tua. Bagian anther cup mempunyai warna kuning (Gambar 4.79). Gambar 4.80 Morfologi polinia Dendrobium nindii, (A) dua pasang polinia (tampak atas), bar = 0,21 mm. (B) satu pasang polinia (tampak atas), bar = 0,21 mm.(c) satu pasang polinia (tampak samping), bar = 0,21 mm. uj = ujung polinia, pk = pangkal polinia. Polinia pada bunga Dendrobium nindii mempunyai panjang 0,882±0,012 mm, lebar 0,309±0,017 mm dengan rasio dari perbandingan panjang dan lebar polinia yaitu 2,854 mm dan tinggi polinia 0,214±0,007 mm. Mempunyai polinia berjumlah 4, berdasarkan bentuk du a pasang polinia yang saling berlekatan

124 107 termasuk dalam bentuk bean shape (Gambar 4.80). Bagian ujung polinia mempunyai kedalaman lekukan 17,34±4,927 µm sehingga permukaan ujung polinia termasuk dalam berlekuk sedang. Sedangkan pangkal polinia mempunyai kedalaman lekukan 22,44±4,301 µm sehingga permukaan pangkal polinia termasuk dalam berlekuk sedang. Polinianya mempunyai warna kuning. Berdasarkan data hasil pengamatan dari masing-masing genus Dendrobium, maka selanjutnya dapat dilakukan pembandingan masing-masing karakter untuk mengetahui perbedaan dan persamaannya. Rangkuman karakter bunga tersaji dalam tabel 4.1, tabel 4.2 dan tabel 4.3 sedangkan rangkuman hasil pengukuran bagian-bagian bunga tersaji pada tabel 4.4, tabel 4.5, tabel 4.6 dan tabel 4. Tabel 4.1. Data morfologi genus Dendrobium Spesimen Tipe pembun gaan Tipe pembung aan majemuk Posisi pembu ngaan Aroma Bunga Bentuk bunga Bentuk petal Bentuk ujung petal Dendrobium strepsiceros majemuk Racemus diantara 2 ketiak daun tidak berbau bertanduk lonjong Meruncing dengan sisi yang tajam Dendrobium stratiotes majemuk Racemus diantara 2 ketiak daun berbau bertanduk lurus Lancip

125 108 Dendrobium strebloceras majemuk Racemus diantara 2 ketiak daun berbau Keriting lonjong Meruncing dengan sisi yang tajam Dendrobium laxiflorum majemuk Racemus diantara 2 ketiak daun tidak berbau bertanduk lonjong Meruncing dengan sisi yang tajam Dendrobium lineale majemuk Racemus diantara 2 ketiak daun tidak berbau Bintang oval Lancip Dendrobium racieanum majemuk Racemus diantara 2 ketiak daun tidak berbau bertanduk lonjong Lancip Dendrobium lasianthera majemuk Racemus diantara 2 ketiak daun tidak berbau keriting oval Tumpul Dendrobium discolor majemuk Racemus diantara 2 ketiak daun berbau Keriting bulat telur sungsang Berujung suntih dangkal bertulang runcing Dendrobium trilamellatum majemuk Racemus diantara 2 ketiak daun berbau bertanduk lonjong lancip Dendrobium nindii majemuk Racemus diantara 2 ketiak daun tidak berbau bertanduk oval lancip

126 109 Tabel 4.2. Data morfologi genus Dendrobium Spesimen Bentuk ujung sepal Letak lekuk bibir Bentuk keping sisi Bentuk keping tengah Jumlah polinia Dendrobium strepsiceros Meruncing dengan sisi yang tajam Tengah Bulat telur Belah ketupat 4 Dendrobium stratiotes Lancip Tengah Bulat telur Bulat telur melintang 4 Dendrobium strebloceras Meruncing dengan sisi yang tajam Tengah Trapesium menyempit Belah ketupat 4 Dendrobium laxiflorum Meruncing dengan sisi yang tajam Tengah Trapesium melebar Jorong 4 Dendrobium lineale Dendrobium racieanum Lancip Tengah Trapesium melebar Lancip Ujung Trapesium melebar Jorong 4 Belah ketupat 4 Dendrobium lasianthera Lancip Ujung Trapesium melebar Bulat telur melintang 4 Dendrobium discolor Meruncing dengan sisi yang tajam Ujung Trapesium melebar Jorong 4 Dendrobium trilamellatum Meruncing dengan sisi yang tajam Tengah Trapesium melebar Bulat telur melintang 4 Dendrobium nindii Meruncing dengan sisi yang tajam ujung Bulat telur mengginjal 4

127 110 Tabel 4.3. Data morfologi genus Dendrobium Spesimen Sudut saat resupinasi Bentuk 2 pasang polinia Ujung polinia Pangkal polinia Dendrobium strepsiceros Dendrobium stratiotes Dendrobium strebloceras Heart shape Berlekuk sedang Bean shape Berlekuk sedikit 180 0* Heart shape Berlekuk sedikit Berlekuk sedang Berlekuk sedikit Berlekuk sedikit Dendrobium laxiflorum 90 0* Human footprint shape Berlekuk sedang Berlekuk sedang Dendrobium lineale Dendrobium racieanum Dendrobium lasianthera Dendrobium discolor Heart shape Berlekuk sedikit Heart shape Berlekuk sedikit Heart shape Berlekuk sedikit Heart shape Berlekuk sedang Berlekuk sedikit Berlekuk sedikit Berlekuk sedang Berlekuk sedikit Dendrobium trilamellatum Ovoid to circular shape Berlekuk sedikit Berlekuk sedikit Dendrobium nindii Bean shape Berlekuk sedang Berlekuk sedang * Gambar tersaji pada lampiran Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 4.1, 4.2 dan 4.3 terdapat beberapa persamaan maupun perbedaan antara spesimen yang diteliti, sebagai berikut.

128 111 Dari 10 sampel yang diamati keseluruhan sampel mempunyai tipe pembungaan majemuk racemus dan posisi pembungaannya berada diantara 2 ketiak daun. Dari 10 sampel hanya 4 bunga yang mengeluarkan aroma, yaitu Dendrobium stratiotes, Dendrobium strebloceras, Dendrobium discolor dan Dendrobium trilamellatum. Sedangkan untuk bentuk bunga bertanduk dimiliki oleh Dendrobium strepsiceros, Dendrobium stratiotes, Dendrobium laxiflorum, Dendrobium racieanum, Dendrobium trilamellatum dan Dendrobium nindii. Bentuk bunga keriting dimiliki oleh Dendrobium strebloceras, Dendrobium lasianthera, Dendrobium discolor dan bentuk bunga bintang dimiliki oleh Dendrobium lineale. Untuk bagian petal genus Dendrobium mempunyai bentuk petal yang berbeda-beda, bentuk petal lonjong dimiliki oleh Dendrobium strepsiceros, Dendrobium strebloceras, Dendrobium laxiflorum, Dendrobium racieanum dan Dendrobium trilamellatum. Bentuk petal oval dimiliki oleh Dendrobium lineale, Dendrobium lasianthera dan Dendrobium nindii. Sedangkan Dendrobium stratiotes mempunyai bentuk petal lurus dan Dendrobium discolor mempunyai bentuk petal bulat telur sungsang. Untuk bentuk ujung petal kebanyakan mempunyai bentuk meruncing dengan sisi yang tajam dan bentuk lancip, tetapi ada yang mempunyai bentuk petal tumpul yang dimiliki oleh Dendrobium lasianthera. Bentuk ujung sepal pada genus Dendrobium kebanyakan mempunyai bentuk meruncing dengan sisi yang tajam dan bentuk lancip. Pada bagian labellum untuk letak lekuk bibir yang berada di tengah dimiliki oleh Dendrobium strepsiceros, Dendrobium stratiotes, Dendrobium strebloceras, Dendrobium

129 112 laxiflorum, Dendrobium lineale dan Dendrobium trilamellatum. Sedangkan untuk letak lekuk bibir yang berada di ujung dimiliki oleh Dendrobium racieanum, Dendrobium lasianthera, Dendrobium discolor dan Dendrobium nindii. Bentuk keping sisi dan keping tengah yang dimiliki genus Dendrobium berbeda-beda, untuk bentuk keping sisi yang terdapat pada pada genus Dendrobium antara lain bulat telur, trapesium menyempit dan trapesium melebar. Sedangkan untuk bentuk keping tengah yang terdapat pada genus Dendrobium antara lain belah ketupat, bulat telur melintang, jorong dan mengginjal. Tetapi keseluruhan genus Dendrobium yang diamati mempunyai polinia berjumlah 4. Bentuk dua pasang polinia pada genus Dendrobium antara lain heart shape yang dimiliki oleh Dendrobium strepsiceros, Dendrobium strebloceras, Dendrobium lineale, Dendrobium racieanum, Dendrobium lasianthera dan Dendrobium discolor. Sedangkan bean shape dimiliki oleh Dendrobium stratiotes dan Dendrobium nindii. Untuk Human foot-print shape dimiliki oleh Dendrobium laxiflorum dan untuk Ovoid to circular shape dimiliki oleh Dendrobium trilamellatum. Dari 10 sampel yang diamati untuk kedalaman lekukan ujung polinia ada yang berlekuk sedang seperti pada Dendrobium strepsiceros, Dendrobium laxiflorum, Dendrobium discolor, Dendrobium nindii dan sisanya termasuk berlekuk sedikit. Sedangkan untuk kedalaman lekukan pangkal polinia yang termasuk berlekuk sedang antara lain Dendrobium strepsiceros, Dendrobium laxiflorum, Dendrobium lasianthera, Dendrobium nindii dan sisanya termasuk berlekuk sedikit. Keseluruhan genus Dendrobium yang diamati mengalami

130 113 resupinasi dengan sudut perputaran kecuali Dendrobium laxiflorum yang mempunyai sudut perputaran Tabel 4.4. Data hasil pengukuran bagian-bagian bunga Spesimen Panjang bunga (cm) Lebar bunga (cm) Diameter lingkar bunga (cm) Panjang tangkai kuntum (cm) Diameter tangkai kuntum (cm) Dendrobium strepsiceros Dendrobium stratiotes Dendrobium strebloceras Dendrobium laxiflorum Dendrobium lineale Dendrobium racieanum Dendrobium lasianthera Dendrobium discolor Dendrobium trilamellatum Dendrobium nindii 6,88±0,649 3,72±0,651 3,72±0,651 3,03±0,361 0,26±0,028 8,34±1,451 3,76±0,727 3,76±0,727 3,07±0,387 0,34±0,010 5,95±0,315 2,86±0,264 2,86±0,264 2,86±0,237 0,22±0,014 5,45±1,016 6,56±1,843 6,56±1,843 3,47±0,261 0,23±0,015 2,61±0,044 3,61±0,030 3,61±0,030 5,26±0,026 0,14±0,016 2,57±0,054 2,08±0,068 2,08±0,068 2,68±0,033 0,16±0,024 5,35±0,236 4,22±0,581 4,22±0,581 4,22±0,392 0,28±0,008 3,75±0,066 4,15±0,084 4,15±0,084 2,83±0,104 0,26±0,025 4,27±0,296 3,24±0,305 3,24±0,305 3,01±0,178 0,14±0,008 3,95±0,213 4,04±0,436 4,04±0,436 3,95±0,016 0,31±0,008

131 114 Tabel 4.5. Data hasil pengukuran bagian-bagian bunga Spesimen Panjang rangkaian bunga (cm) Jumlah pelintiran pada petal Panjang sepal lateral (cm) Lebar sepal lateral (cm) Panjang sepal dorsal (cm) Lebar sepal dorsal (cm) Dendrobium strepsiceros Dendrobium stratiotes Dendrobium strebloceras Dendrobium laxiflorum Dendrobium lineale Dendrobium racieanum Dendrobium lasianthera Dendrobium discolor Dendrobium trilamellatum Dendrobium nindii 19,82±4, ,79±0,180 0,91±0,071 3,06±0,147 0,71±0,068 16,13±5, ,16±0,153 1,32±0,256 3,71±0,108 1,03±0,073 29,84±4, ,34±0,193 0,86±0,075 2,59±0,086 0,61±0,060 38,19±8, ,16±0,191 1,01±0,062 2,80±0,164 0,71±0,069 21,1±4, ,94±0,056 0,68±0,056 1,63±0,038 0,58±0,046 7,65±1, ,01±0,053 0,58±0,062 1,42±0,057 0,49±0,014 16,02±2, ,05±0,334 1,54±0,099 3,04±0,196 1,38±0,096 16,78±5, ,94±0,221 0,84±0,075 1,91±0,076 0,49±0,039 15,79±4, ,03±0,252 0,65±0,083 2,41±0,094 0,53±0,088 14,41±5, ,58±0,162 1,37±0,095 2,36±0,294 1,25±0,244

132 115 Tabel 4.6. Data hasil pengukuran bagian-bagian bunga Spesimen Jumlah kuntum bunga Panjang petal (cm) Lebar petal (cm) Kedalaman lekukan ujung polinia (µm) Kedalaman lekukan pangkal polinia (µm) Dendrobium strepsiceros Dendrobium stratiotes Dendrobium strebloceras Dendrobium laxiflorum Dendrobium lineale Dendrobium racieanum Dendrobium lasianthera Dendrobium discolor Dendrobium trilamellatum Dendrobium nindii 8 4,48±0,593 0,36±0,069 15,30±5,376 15,30±5, ,75±0,191 0,46±0,123 13,26±4,927 13,26±4, ,43±0,173 0,42±0,042 11,22±3,226 12,24±4, ,58±0,566 0,40±0,058 18,36±9,373 18,36±11, ,82±0,198 0,76±0,159 12,24±4,301 13,26±4, ,19±0,060 0,31±0,068 11,22±3,226 12,24±4, ,74±0,107 0,79±0,082 14,28±5,267 16,32±5, ,64±0,271 0,53±0,106 15,30±5,376 12,24±4, ,86±0,089 0,47±0,079 11,22±3,226 12,24±4, ,80±0,161 0,74±0,156 17,34±4,927 22,44±4,301

133 116 Tabel 4.7. Data hasil pengukuran bagian-bagian bunga Spesimen Panjang polinia (mm) Lebar polinia (mm) Rasio (mm) Tinggi polinia (mm) Panjang tangkai bunga (cm) Dendrobium strepsiceros Dendrobium stratiotes Dendrobium strebloceras Dendrobium laxiflorum Dendrobium lineale Dendrobium racieanum Dendrobium lasianthera Dendrobium discolor Dendrobium trilamellatum Dendrobium nindii 0,561±0,007 0,243±0,011 2,309 0,249±0,019 7,79±1,950 0,724±0,012 0,313±0,008 2,313 0,226±0,009 11,89±5,597 0,534±0,026 0,247±0,016 2,162 0,225±0,015 8,44±2,748 0,651±0,043 0,236±0,027 2,758 0,247±0,018 6,86±1,053 0,581±0,046 0,266±0,031 2,184 0,228±0,009 17,69±3,979 0,481±0,006 0,182±0,009 2,643 0,177±0,010 16,3±2,292 0,886±0,029 0,308±0,018 2,877 0,310±0,05 13,72±2,007 0,655±0,012 0,319±0, ,221±0,005 11,33±2,046 0,776±0,009 0,319±0,013 2,433 0,216±0,008 10,15±4,517 0,882±0,012 0,309±0,017 2,854 0,214±0,007 11,95±2,852 Dari 10 sampel yang diamati ukuran bunga terpanjang dimiliki oleh Dendrobium stratiotes dengan 8,34±1,451 cm dan ukuran bunga terlebar dimiliki oleh Dendrobium laxiflorum dengan 6,56±1,843 cm. Sedangkan untuk tangkai kuntum bunga yang memiliki ukuran tepanjang dimiliki oleh Dendrobium lineale dengan 5,26±0,026 cm dan ukuran terpendek dimiliki oleh Dendrobium

134 117 racieanum dengan 2,68±0,033 cm. Untuk diameter tangkai bunga terlebar dimiliki oleh Dendrobium stratiotes dengan 0,34±0,010 cm. Untuk panjang tangkai bunga yang memiliki ukuran terpanjang dimiliki oleh Dendrobium lineale dengan 17,69±3,979 cm dan ukuran terpendek dimiliki oleh Dendrobium laxiflorum dengan 6,86±1,053 cm. Sedangkan untuk panjang rangkaian bunga terpanjang dimiliki oleh Dendrobium laxiflorum dengan 38,19±8,558 cm dan ukuran terpendek dimiliki oleh Dendrobium racieanum dengan 7,65±1,808 cm. Diameter lingkar bunga terlebar dimiliki oleh Dendrobium laxiflorum dengan 6,56±1,843 cm dan ukuran terpendek dimiliki oleh Dendrobium racieanum dengan 2,08±0,068 cm. Keseluruhan sampel yang diamati untuk bagian petal mengalami pelintiran kecuali Dendrobium lineale. Dalam satu rangkaian bunga masingmasing sampel mempunyai jumlah kuntum bunga yang berbeda. Ukuran sepal lateral terpanjang dimiliki oleh Dendrobium stratiotes dengan 3,16±0,153 cm, sedangkan sepal lateral terlebar dimiliki oleh Dendrobium lasianthera dengan 1,54±0,099 cm. Untuk bagian sepal dorsal ukuran terpanjang dimiliki oleh Dendrobium stratiotes dengan 3,71±0,108 cm dan ukuran terpendek dimiliki oleh Dendrobium racieanum dengan 1,42±0,057 cm. Sedangkan sepal dorsal dengan ukuran terlebar dimiliki oleh Dendrobium lasianthera dengan 1,38±0,096 cm dan ukuran terpendek dimiliki oleh Dendrobium racieanum dengan 0,49±0,014 cm dan Dendrobium discolor dengan 0,49±0,039 cm. Sedangkan untuk bagian petal ukuran terpanjang dimiliki oleh Dendrobium stratiotes dengan 5,75±0,191 cm dan ukuran terpendek dimiliki oleh Dendrobium racieanum dengan 2,19±0,060 cm. Petal dengan ukuran terlebar

135 118 dimiliki oleh Dendrobium lasianthera dengan 0,79±0,082 cm dan ukuran terpendek dimiliki oleh Dendrobium racieanum dengan 0,31±0,068 cm. Polinia dari 10 genus Dendrobium yang diamati yang memiliki ukuran terpanjang dimiliki oleh Dendrobium lasianthera dengan 0,776±0,009 mm dan ukuran polinia terpendek dimiliki oleh Dendrobium racieanum dengan 0,481±0,006 mm. Sedangkan polinia dengan ukuran terlebar dimiliki oleh Dendrobium discolor dengan 0,319±0,010 mm dan Dendrobium trilamellatum dengan 0,319±0,013 mm. Dari 10 sampel yang diamati untuk kedalaman lekukan ujung polinia yang memiliki lekukan dalam adalah Dendrobium laxiflorum dengan 18,36±9,373 µm dan untuk kedalaman lekukan pangkal polinia yang memiliki lekukan dalam adalah Dendrobium nindii dengan 22,44±4,301 µm Pembahasan Karakter dan keanekaragaman morfologi bunga Menurut (Tjitrosoepomo, 2009), tipe pembungaan tandan adalah apabila ibu tangkai bercabang dan masing-masing cabangnya mendukung satu bunga pada ujungnya. Dari 10 bunga yang diamati keseluruhan bunga mempunyai tipe pembungaan tandan (racemus) dimana masing-masing cabang dari tangkai bunga mempunyai satu bunga. Bunga anggrek tersusun dalam karangan bunga. Jumlah kuntum bunga pada satu karangan terdiri dari banyak kuntum. Dari 10 sampel, jumlah kuntum bunga terbanyak sekitar 20 bunga perangkaian terdapat pada Dendrobium discolor. Menurut (Lavarack et al., 2000) Dendrobium discolor

136 119 mempunyai kuntum bunga yang banyak dalam satu rangkaian bunga. Sedangkan jumlah kuntum bunga sedikit sekitar 8 bunga perangkaian terdapat pada Dendrobium strepsiceros, Dendrobium stratiotes dan Dendrobium trilamellatum. Menurut (Lavarack et al., 2000) Dendrobium strepsiceros kuntum bunga dalam satu rangkaian bunga dapat mencapai 10 kuntum. Untuk Dendrobium stratiotes dalam satu rangkaian mempunyai 3 hingga 10 kuntum. Sedangkan Dendrobium trilamellatum dalam satu rangkaian bunga dapat mempunyai 3 hingga banyak kuntum bunga perangkaian. Dari 10 sampel bunga yang diamati keseluruhan bunga mempunyai posisi pembungaan pada bagian sisi atau diantara 2 ketiak daun. Berdasarkan (Nurmaryam, 2011) Dendrobium sp. termasuk dalam anggrek pleurante yaitu anggrek yang tangkai bunganya muncul dari samping batang. Selain mempunyai bentuk dan warna bunga yang khas, anggrek juga mempunyai ciri khas lain melalui aroma yang dikeluarkan. Tetapi tidak semua anggrek terutama Genus Dendrobium mempunyai aroma yang khas, dari 10 sampel hanya 4 sampel yang mempunyai aroma antara lain Dendrobium stratiotes, Dendrobium strebloceras, Dendrobium discolor dan Dendrobium trilamellatum. Menurut (Soeryowinoto, 1974) dengan aroma yang dikeluarkan anggrek tersebut, serangga yang jauh tempatnya dapat tertarik dan mendapatkan untuk menghisap madunya. Lagi pula yang sangat penting bagi tanaman anggrek, terjadinya bersamaan waktunya dengan penyerbukan yang diharapkan oleh anggrek untuk melangsungkan keturunannya. Berdasarkan aroma ini pula, bangsa

137 120 Eropa dan negara-negara lainnya membuat campuran bahan minyak wangi atau minyak rambut dengan bahan aroma bunga anggrek. Menurut (Darmono, 2008) bunga anggrek memiliki warna dan ukuran dengan ciri-ciri yang unik menjadi daya tarik bagi pecinta anggrek. Ukuran bunganya pun bervariasi, ada yang berukuran kecil dan ada yang berukuran besar. Bentuk bunganya juga sangat unik, ada yang bulat, bintang, keriting atau bertanduk. Dari 10 sampel yang diamati ukuran bunga terbesar dimiliki Dendrobium stratiotes dengan panjang 8,34±1,451 cm dan lebar 3,76±0,727 cm, untuk sepal lateral mempunyai panjang 3,16±0,153 cm dan lebar 1,32±0,256 cm. Bagian sepal dorsalnya mempunyai panjang 3,71±0,108 cm dan lebar 1,03±0,073 cm, untuk bagian petal mempunyai panjang 5,75±0,191 cm dan lebar 0,46±0,123 cm. Menurut (Lavarack et al., 2000) Dendrobium stratiotes merupakan bunga yang besar, panjangnya bisa mencapai 10 cm, tetapi umumnya sekitar 5 cm. Sedangkan bunga dengan ukuran kecil dimiliki Dendrobium racieanum dengan panjang 2,57±0,054 cm dan lebar 2,08±0,068 cm, untuk sepal lateral mempunyai panjang 2,01±0,053cm dan lebar 0,58±0,062cm. Bagian sepal dorsalnya mempunyai panjang 1,42±0,057cm dan lebar 0,49±0,014 cm, untuk bagian petal mempunyai panjang 2,19±0,060 cm dan lebar 0,31±0,068 cm. Keseluruhan sampel yang digunakan merupakan anggrek dari bagian (section) spatulata. Section spatulata dikenal dengan tipe bunga antelope ini memiliki kekhasan pada bagian bunganya dimana bagian sepal dan petalnya cenderung melintir. Dari 10 sampel yang diamati hampir seluruh sampel mempunyai petal yang melintir kecuali pada Dendrobium lineale. Teoh (2005)

138 121 section ini dikenal sebagai anggrek tanduk atau Dendrobium kijang, istilah tersebut didapat karena bentuk petalnya. Bentuk bunga yang dimiliki dari 10 sampel pun berbeda-beda, bentuk bunga bertanduk dimiliki bunga Dendrobium strepsiceros, Dendrobium stratiotes, Dendrobium laxiflorum, Dendrobium racieanum, Dendrobium trilamellatum dan Dendrobium nindii. Bentuk bunga keriting dimiliki bunga Dendrobium strebloceras, Dendrobium lasianthera dan Dendrobium discolor. Sedangkan untuk bunga Dendrobium lineale memiliki bentuk bunga bintang. Hasil penelitian (Hidayati, 2016) menyebutkan anggrek dari section spatulata terdiri dari Dendrobium lineale, Dendrobium calophyllum, Dendrobium sylvanum, Dendrobium strepsiceros, Dendrobium laxiflorum, Dendrobium antennatum, Dendrobium leporinum, Dendrobium schulleri, Dendrobium strebloceras, Dendrobium nindii dan Dendrobium discolor. Menurut (Lavarack et al., 2000) Dendrobium discolor, Dendrobium lasianthera, Dendrobium lineale, Dendrobium nindii, Dendrobium stratiotes, Dendrobium strebloceras, Dendrobium strepsiceros dan Dendrobium trilamellatum termasuk dalam section spatulata. Berdasarkan data pengamatan, menunjukkan bahwa panjang rangkaian bunga yang memiliki ukuran terpanjang 38,19±8,558 cm terdapat pada Dendrobium laxiflorum, sedangkan panjang rangkaian bunga yang memiliki ukuran terpendek 7,65±1,808 cm terdapat pada Dendrobium racieanum. Untuk panjang tangkai kuntum bunga yang yang memiliki ukuran terpanjang 5,26±0,026 cm terdapat pada Dendrobium lineale, sedangkan panjang tangkai kuntum bunga yang memiliki ukuran terpendek 2,68±0,033 cm terdapat pada Dendrobium

139 122 racieanum. Hal ini berbeda dengan hasil diameter tangkai kuntum bunga dimana ukuran terbesar 0,34±0,010 cm terdapat pada Dendrobium stratiotes, sedangkan diameter tangkai kuntum bunga dengan ukuran terkecil 0,14±0,016 cm dan 0,14±0,008 cm terdapat pada Dendrobium lineale dan Dendrobium trilamellatum. Bunga merupakan unsur terpenting untuk tanaman anggrek yang memiliki strukstur dasar sudah baku, terdiri dari tiga kelopak (sepal) dan tiga tajuk bunga (petal). Salah satu petal berubah menjadi bibir bunga atau labellum. Bagian inilah yang menjadi ciri khas bunga anggrek sehingga membedakan dengan famili tanaman berbunga lainnya (Sandra, 2006). Labellum mempunyai bermacammacam bentuk dan berwarna lebih cerah pada beberapa jenis anggrek (Sharma, 2002). Berdasarkan hasil pegamatan dari 10 sampel yang diamati mempunyai bentuk labellum yang berbeda-beda ditinjau dari letak lekuk bibir, bentuk keping dan bentuk keping tengah. Untuk letak lekuk bibir yang berada di ujung terdapat pada Dendrobium racieanum, Dendrobium lasianthera, Dendrobium discolor dan Dendrobium nindii. Sedangkan untuk letak lekuk bibir yang berada di tengah terdapat pada Dendrobium strepsiceros, Dendrobium stratiotes, Dendrobium strebloceras, Dendrobium laxiflorum, Dendrobium lineale dan Dendrobium trilamellatum. Berdasarkan bentuk keping sisi, untuk keping sisi yang berbentuk bulat telur terdapat pada Dendrobium strepsiceros, Dendrobium stratiotes dan Dendrobium nindii. Untuk keping sisi yang berbentuk trapesium menyempit hanya dimiliki Dendrobium strebloceras. Untuk keping sisi yang berbentuk trapesium melebar terdapat pada Dendrobium laxiflorum, Dendrobium lineale, Dendrobium racieanum, Dendrobium lasianthera, Dendrobium discolor dan

140 123 Dendrobium trilamellatum. Berdasarkan bentuk keping tengah, untuk keping tengah yang berbentuk mengginjal hanya terdapat pada Dendrobium nindii. Keping tengah yang mempunyai bentuk belah ketupat terdapat pada Dendrobium strepsiceros, Dendrobium strebloceras dan Dendrobium racieanum. Keping tengah yang memiliki bentuk bulat telur melintang terdapat pada Dendrobium stratiotes, Dendrobium lasianthera dan Dendrobium trilamellatum. Keping tengah yang mempunyai bentuk jorong terdapat pada Dendrobium laxiflorum, Dendrobium lineale dan Dendrobium discolor. Kumar (2012) menyatakan bahwa data karakterisasi sangat bermanfaat untuk pengelolahan sumber daya dan konservasi spesies individu tetapi juga untuk pemulia anggrek ataupun petani yang membudidayakan. Karakter yang didapat menjadi prasyarat untk studi ilmiah dalam persilangan, propagasi dan juga untuk konservasi plasma nutfah dan perbaikan genetik Karakter dan keanekaragaman morfologi polinia Menurut (Suryowinoto, 1988) diantara sifat khas pada famili Orchidaceae adalah adanya polen yang bergerombol (agregat) membentuk polinia. Pada setiap spesies yang termasuk famili Orchidaceae memiliki jumlah polinia bervariasi, dimulai dari yang berjumlah 2, 4, 6 dan 8. Dari 10 sampel yang diamati keselurahan sampel mempunyai polinia berjumlah 4. Hasil penelitian (Banerjee et al., 2012) menyebutkan bahwa dari 18 spesies pada genus Dendrobium mempunyai polinia berjumlah 4.

141 124 Dari 10 sampel yang diamati dua pasang polinia mempunyai bentuk yang berbeda-beda. Dua pasang polinia yang mempunyai bentuk heart shape terdapat pada Dendrobium strepsiceros, Dendrobium strebloceras, Dendrobium lineale, Dendrobium racieanum, Dendrobium lasianthera dan Dendrobium discolor. Dua pasang polinia yang mempunyai bentuk Human foot-print shape terdapat pada Dendrobium laxiflorum. Dua pasang polinia yang mempunyai bentuk Ovoid to circular shape terdapat pada Dendrobium trilamemllatum. Sedangkan dua pasang polinia yang mempunyai bentuk Bean shape terdapat pada Dendrobium stratiotes dan Dendrobium nindii. Berdasarkan hasil penelitian Banerjee et al. (2012) dan Prasetyo (2014) menyebutkan bahwa bentuk dari dua pasang polinia yang diamati mempunyai bentuk yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil pengamatan, polinia dengan ukuran terpanjang 0,886±0,029 mm terdapat pada Dendrobium lasianthera, sedangkan polinia dengan ukuran terpendek 0,481±0,006 mm terdapat pada Dendrobium racieanum. Untuk polinia dengan ukuran terlebar 0,319±0,010 mm dan 0,319±0,013 mm terdapat pada Dendrobium discolor dan Dendrobium trilamellatum, sedangkan polinia dengan ukuran terpendek 0,182±0,009 mm terdapat pada Dendrobium racieanum. Hasil penelitian Banerjee et al. (2012) menyebutkan bahwa polinia dengan ukuran terpanjang 2,75±0,05 mm terdapat pada Dendrobium infundibulum, sedangkan polinia dengan ukuran terpendek 0,74±0,03 mm terdapat pada Dendrobium acceps. Polinia dengan ukuran terlebar 2,2±0,05 mm terdapat pada Dendrobium infundibulum, sedangkan polinia dengan ukuran terpendek 0,65±0,01 mm terdapat pada Dendrobium acceps. Sedangkan hasil penelitian

142 125 Prasetyo (2014) menyebutkan polinia dengan ukuran terpanjang 2,242±0,06 mm terdapat pada Dendrobium anosmum, sedangkan polinia dengan ukuran terpendek 1,100±0,02 mm terdapat pada Dendrobium affine. Untuk polinia dengan ukuran terlebar 0,800±0,06 mm terdapat pada Dendrobium anosmum, sedangkan olinia dengan ukuran terpendek 0,496±0,02 mm terdapat pada Dendrobium antennatum. Hasil penelitian Kumar (2012) menyebutkan bahwa dari 16 spesies pada genus Dendrobium yang berbeda menunjukan bahwa panjang polinia rata-rata 1,87±0,45 mm dan lebar polinia rata-rata 1,57±0,39 mm. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa polinia dari masing-masing spesies mempunyai ukuran yang berbeda-beda, hal ini dapat dijadikan pembeda antar spesies dalam genus Dendrobium Hubungan faktor lingkungan terhadap anggrek Dendrobium Kondisi lingkungan yang optimal dibutuhkan oleh tanaman anggrek karena pertumbuhannya tidak dapat dilepaskan dari kondisi lingkugan setempat. Kondisi lingkungan setempat seperti pengaturan faktor cahaya, suhu, kelembapan, jenis media dan pemupukan sangat menentukan pertumbuhan tanaman anggrek (Widiastoety, Prasetyo dan Solvia, 2000). Dari data yang didapat dari stasiun klimatologi Karangploso, Malang rata-rata temperatur minimum pada bulan Oktober-April sekitar 20,9 0 C dan rata-rata temperatur maximumnya 30,1 0 C. Anggrek Dendrobium memerlukan suhu udara 26 0 C-30 0 C pada siang hari, 21 0 C pada malam hari (Gunadi, 1985). Sedangkan rata-rata kelembapan nisbi berkisar

143 %. Menurut Iswanto (2002) kelembapan nisbi yang dibutuhkan tanaman anggrek berkisar antara 60-80%. Fungsi kelembapan yang tinggi antara lain untuk menghindari proses respirasi atau penguapan yang berlebihan. Anggrek epifit tidak membutuhkan terlalu banyak air tetapi menghendaki kelembapan yang tinggi (Ginting et al. 2001). Rata-rata lama penyinaran matahari 6,2/jam. Anggrek Dendrobium yang bersifat epifit menyebabkan tanaman tersebut hanya membutuhkan intensitas cahaya dan lama penyinaran terbatas (Trubus, 2005). Menurut (Rahmawati et al, 2012) Dendrobium tidak dapat menerima intensitas cahaya matahari penuh dan hanya membutuhkan sinar matahari dengan kisaran cahaya 40-65%, oleh sebab itu penggunaan paranet di bawah atap plastik UV sangat dianjurkan. Sedangkan untuk rata-rata curah hujan 8,8mm. Curah hujan yang terlalu tinggi akan berpengaruh terhadap kelembapan. Menurut (Rahmawati et al, 2012) pada lingkungan yang cuckup kering, penyiraman dapat dilakukan dua kali sehari sedangkan pada saat hujan turun berhari-hari maka penyiraman bisa dilakukan seminggu sekali. Pengaturan penyiraman tanaman perlu dilakukan agar anggrek tidak busuk atau mati dikarenakan keadaan tanaman yang terlalu basah.

144 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada bunga anggrek genus Dendrobium terdapat variasi morfologi yakni pada bentuk bunga (bertanduk, keriting dan bintang), aroma bunga (beraroma dan tidak beraroma), bentuk petal (lonjong, lurus, oval dan bulat telur sungsang), bentuk ujung petal (meruncing dengan sisi yang tajam, lancip dan tumpul), bentuk ujung sepal (meruncing dengan sisi yang tajam dan lancip), letak lekuk bibir (tengah dan ujung), bentuk keping sisi (bulat telur, trapesium menyempit dan trapesium melebar),bentuk keping tengah (belah ketupat, bulat telur melintang, jorong dan mengginjal), sudut saat mengalami resupinasi (180 0 dan 90 0 ), bentuk dua pasang polinia (heart shape, bean shape, Human foot-print shape dan Ovoid to circular shape),ujung poilinia (sedikit dan sedang), pangkal polinia (sedikit dan sedang), panjang bunga (2,57±0,054 cm sampai 8,34±1,451 cm), lebar bunga (2,08±0,068 cm sampai 6,56±1,843 cm), panjang tangkai kuntum bunga (2,68±0,033 cm sampai 5,26±0,026 cm), diameter lingkar bunga (2,08±0,068 cm sampai 6,56±1,843 cm), panjang tangkai bunga (6,86±1,053 cm sampai 17,69±3,979 cm), panjang rangkaian bunga (7,65±1,808 cm sampai 38,19±8,558 cm), diameter 127

145 128 tangkai kuntum bunga (0,14±0,008 sampai 0,34±0,010 cm), pelintiran pada petal (0 sampai 4), jumlah kuntum bunga perangkaian bunga (8 sampai 20), panjang sepal lateral (1,94±0,221 cm sampai 3,16±0,153 cm), lebar sepal lateral (0,58±0,062 cm sampai 1,54±0,099 cm), panjang sepal dorsal (1,42±0,057 cm sampai 3,71±0,108 cm), lebar sepal dorsal (0,49±0,014 cm sampai 1,38±0,096 cm), panjang petal (2,19±0,060 cm sampai 5,75±0,191 cm), lebar petal (0,31±0,068 cm sampai 0,79±0,082 cm), panjang polinia (0,481±0,006 mm sampai 0,886±0,029 mm), lebar polinia (0,182±0,009 mm sampai 0,319±0,013 mm), rasio (2.053 mm sampai 2,877 mm), tinggi polinia (0,177±0,010 mm sampai 0,310±0,05 mm), kedalaman lekukan ujung polinia (11,22±3,226 µm sampai 18,36±9,373 µm), kedalaman lekukan pangkal polinia (12,24±4,301 µm sampai 22,44±4,301 µm). Pada bunga anggrek genus Dendrobium memiliki persamaan yakni pada tipe pembungaan majemuk racemus, posisi pembungaan yang berada diantara 2 ketiak daun, jumlah polinia yang berjumlah Ciri khas yang dimiliki masing-masing anggrek dalam genus Dendrobium antara lain warna pada labellum bunga yang berbeda-beda antar spesies. Aroma harum yang dikeluarkan oleh bunga terutama anggrek Dendrobium stratiotes, Dendrobium strebloceras, Dendrobium discolor dan Dendrobium trilamellatum. Petal yang tidak melintir dan bentuk bunga bintang menjadi ciri khas dari anggek Dendrobium lineale. Sudut 90 0 yang terbentuk saat resupinasi menjadi ciri khas dari anggrek Dendrobium laxiflorum.

146 Saran Diharapkan untuk penelitian selanjutnya tidak hanya menggunakan karakterisasi bunga dan polinia, melainkan juga menambahkan karakterisasi dari bagian tanaman lainnya. Diharapkan juga menggunakan lebih banyak jumlah sampel agar mewakili anggrek dalam genus Dendrobium.

147 DAFTAR PUSTAKA Anonim Dendrobium racieanum Cavestro Diakses dari tanggal 4 November Anonim Dendrobium laxiflorum. Diakses dari tanggal 4 November Ashari, S., Hortikultura Aspek Budaya. UI-Press, Jakarta. Awairaro, T., N., Karakter morfologi beberapa jenis anggrek endemik Papua yang telah di domestikasi. Skripsi, Fakultas Pertanian dan Teknologi Pertanian Universitas Negeri Papua. Bechtel, H., Cribb, P., and Launert, E., The Manual of Cultivated Orchid Species. Blandford Press, Poole Dorset U.K. Chan, C. I., Lamb, A., Shim, P. S., and Wood, J. J., Orchid of Borneo. Introduction and Selection of Spesies. London: The Sabah Society Kota Kinabalu in Association with The Royal Botanical Garden Kew. Ciat., Biotechnology Research Unit. Annual Report, Cali, Colombia International Potato Centre (CIP), Asian Vegetable Research and Development Centre (AVRDC), International Board for Plant Genetic Resources (IBPGR), In: Z. Huaman (ed.), Descriptors for Sweet Potato. IBPGR., Rome, Italy. CITES., Checklist of CITES Species. CITES Secretariat, Geneva. Comber, J. B., Orchids of Sumatera. Singapore Botanic Gardens, Singapore. Cordel, G. A., Introduction to Alkaloids. A Biogenic Approach. A Willey Interscience Publication John Willey, New York. Darmono, D. W., Merawat Cattleya. Penebar Swadaya, Jakarta. Darmono, D. W., Agar Anggrek Rajin Berbunga. Penebar Swadaya, Jakarta. De, L. C., Rao, A. N., Rajeevan, P. K., Srivastava, M., and Chhetri, G., Morphological characterization in Dendrobium species. Journal of Global Biosciences 4 (1): Dewi, A. S., Keanekaragaman morfologi bunga dan serbuk sari pada Chrysanthemum morifolium Ramat dan varietasnya. Sripsi, Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura Katalog Anggrek Spesies Indonesia yang Telah Dibudidayakan. Kementrian Pertanian, Jakarta. 130

148 131 Ginting, R., Tanaman Budidaya Anggrek. Gloria Medan, Medan. Ginting, B. Waspodo Prasetio dan Toto Sutater., Pengaruh cara pemberian air, media dan pemupukan terhadap pertumbuhan anggrek Dendrobium. Journal of Horticulture 11(1): Gunadi, T., Anggrek Untuk Pemula. Penerbit Angkasa, Bandung. Haryudin, W., dan Otih, R., Karakteristik morfologi bunga kencur (Kaempferia galanga L.). Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat 19 (2): Hidayati, N. Z., Saptadi, D., dan Soetopo, L., Analisis hubungan kekerabatan 20 spesies anggrek Dendrobium berdasarkan karakter morfologi. Jurnal Produksi Tanaman 4 (4): 1-7. Iswanto, H., Petunjuk Perawatan Anggrek. Agromedia Pustaka, Jakarta. Kartikaningrum, S., Hermiati, N., Baihaki, A., Haeruman, M., dan Toruan- Mathius, N., Kekerabatan antar genus anggrek sub tribe Sarcanthinae berdasarkan data fenotip dan pola pita DNA. Jurnal Pemuliaan Indonesia 13 (1): Kartikaningrum, S., Widiastoety, D., dan Effendie, K., Panduan Karakterisasi Tanaman Hias: Anggrek dan Anthurium. Sekretariat Komisi Nasional Plasma Nutfah, Bogor. Karuniawan, A., dan Noladhi, W., Kekerabatan genetik populasi bengkuang Pachyrhizus erosus berdasarkan karakter morfologi bunga dan daun. Jurnal Agronomi Indonesia 34 (2): Kumar, Y. And Lokho, A., Reproductive Phenology and Morphological Analysis of Indian Dendrobium Sw. (Orchidaceae) from the Northeast Region. International Journal of Scientific and Research Publications 2 (9): Latif, S. M., Bunga Anggrek Permata Belantara Indonesia. Sumur Bandung, Bandung. Latif , Kembang Anggrek. N. V. Masa Baru, Jakarta. Latif, S. M., Bunga Anggrek Permata Belantara Indonesia. Sumur Bandung, Bandung. Lavarack, P., Geoff, S., and Wayne. H., Dendrobium and Its Relatives. Timber Press, USA. Lembaga Biologi Nasional LIPI Jenis-Jenis Anggrek. Balai Pustaka, Jakarta. Li, P., Yunwen, Y., Sun, X., and Han, J., Using microsatellite (SSR) and morphological markers to assess the genetic diversity of 12 falcata

149 132 (Medicago sativa spp. falcata) population from Eurasia. African Journal of Biotechnology 8 (10): Logan, H. B., and Lloyd, G. C., Orchids Are Easy to Grow. New Jersey: Pentice Hall Inc. Englewood Cliff. Mahyar, U. W., dan Sadili, A., Jenis-Jenis Anggrek Taman Nasional Gunung Halimun, PT. Binamitra Megawarna. Ngasinah., Tinjauan taksonomi famili Solanceae berdasarkan ciri morfologi bunga dan buah sebagai materi untuk penyusunan bahan ajar SMA kelas X. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan. Nor Hazlina, M. S., Wahba, L. E., Fadelah, A., and Wickneswari, R., Genetic relationships among 81 Dendrobium accessions from Malaysia. Malaysian Applied Biology 42 (1): Nurmaryam, S., Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek (Studi Kasus : Maya Orchid Taman Anggrek Indonesia Permai Jakarta Timur). Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor, Bogor. Prasetyo, Eko, N. S. W., Studi keanekaragaman morfologi polinia dan polen beberapa spesies pada Genus Dendrobium di DD orchids nursery. Skripsi, Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Purwanto, A., Erlina. A., dan Fitria, S., Kekerabatan antar anggrek spesies berdasarkan sifat morfologi tanaman dan bunga. Ilmu Pertanian 12 (1): Rahmawati, I., Shintiavira, H., dan Yufdi, M., Studi Kasus Teknologi Budidaya Anggrek Dendrobium di Esties s Orchid, Depok-Jawa Barat. Balai Penelitian Tanaman Hias, Cianjur. Rahardi, F., Satyawibawa, I., dan Setyowati R. N., Agribisnis Peternakan, Penebar Swadaya, Jakarta. Rimoldi, F., Filho, P. D. V., Kvitschal, M. V., Gonzal Vesvidigal, M. C., Prioli, A. J., Prioli, S. M. A. P., and Dacosta, T. R., Genetic divergence in sweet cassava cultivars using morphological agronomic traits and RAPD molecular markers. Brazilian Archives of Biology and Technology 53 (6): Sandra, E., Membuat Anggrek Rajin Bebunga. Agro Media Pustaka, Jakarta. Sandra, E., Membuat Anggrek Rajin Berbunga. PT Agro Media Pustaka, Jakarta. Sharma, O. P., Plant Taxonomy. Tata Mc Graw Hill Publishing Company Limited, New Delhi.

150 133 Sastrapradja, S., Gandawidjaja, D., Imelda. M., Nasution, E.R., dan Roedjito, W., Jenis-Jenis Anggrek. Lembaga Biologi Nasioal-LIPI, Bogor. Simpson, M. G., Plant Systematics. Elsevier Academic Press California, USA. Schuttleworth, F.S., Zim, H. S., and Dillon, G. W., A Golden Guide Orchids. Western Publishing Company Inc, New York. Soeyowinoto, M., Merawat Anggrek. Kanisius, Yogyakarta. Sudarnadi, H., Tumbuhan Monokotil. PT Penebar Swadaya, Jakarta. Sumartono., Anggrek untuk Rakyat. Penerbit PT. Bumi Restu, Jakarta. Talebi, R., Fayaz, F., Mardi, M., Pirsyedi, S. M., and Naji, A. M., Genetic relationships among chickpea (Cicer arietinum) elite lines based on RAPD and agronomic markers. International Journal of Agriculture and Biology 10 (3): Teoh, E., Orchid of Asia. Marshall cavendish, Singapure. Tjitrosomo, S. S., Botani Umum 1. Angkasa, Bandung. Tjitrosoepomo, G., Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Tuhuteru, S., Hehanussa, M. L., dan Raharjo, S. H. T., Pertumbuhan dan perkembangan anggrek Dendrobium anosmum pada media kultur in vitro dengan beberapa konsentrasi air kelapa. Jurnal Ilmu Budidaya Tanaman 1 (1): Trubus Anggrek Dendrobium. PT Trubus Swadaya, Jakarta. Widiastoety, D., W. Prasetyo, N. Solvia Penggunaan naungan terhadap produksi tiga kultivar bunga anggrek Dendrobium. Journal of Horticulture 9(4): Widyawan dan Prahastuti., Agribisnis Tanaman Hias. Penebar Swadaya, Jakarta. Williams, B., Orchid for Everyone. Gallery Book Inc, New York. Yong, H. S., Orchid Portraits, Wild Orchid of Malaysia and Southeast Asia. Tropical Press, Malaysia.

151 Lampiarn 1 Tabel karakter morfologi anggrek Dendrobium Tabel 1 No Karakter Sampel Tipe pembungaan Tunggal Majemuk 2. Tipe pembungaan majemuk Cymosa Spica Racemus Panicula Umbella 3. Posisi pembungaan Pangkal/sisi pseudobulb Sisi/diantara 2 ketiak daun Pucuk 4. Aroma bunga Beraroma Tidak beraroma 5. Bentuk bunga Bulat Bintang

152 Keriting Bertanduk Petal 6. Bentuk petal Pita/lurus Lonjong Oval Seperti belah ketupat Bulat telur sungsang Berbentuk sendok Bulat telur Agak membulat 7. Bentuk ujung petal Lancip/menajam ke ujung Meruncing dengan sisi yang tajam Berembang berujung runcing Berujung suntih dangkal bertulang runcing Tumpul Berbentuk pepat/memotong Romping/tumpul bertakik sedikit Ujung membelah

153 Bergigi tiga Bergerigi Berbentuk sikat Berekor Sepal 8. Bentuk ujung sepal Lancip/menajam ke ujung Meruncing dengan sisi yang tajam Berembang berujung runcing Berujung suntih dangkal bertulang runcing Tumpul Berbentuk pepat/memotong Romping/tumpul bertakik sedikit Ujung membelah Bergigi tiga Bergerigi Berbentuk sikat Berekor Labellum (bibir) 9. Letak lekuk bibir Lekuk di ujung

154 Lekuk di pangkal Lekuk di tengah 10. Bentuk keping sisi untuk aksesi yang memiliki keping sisi Segitiga Bulat telur Trapesium menyempit Trapesium melebar 11. Bentuk keping tengah untuk aksesi yang memiliki keping sisi Mengginjal Belah ketupat Bulat telur melintang Jorong/bujur telur 11. Jumlah polinia Sudut yang dibentuk saat mengalami resupinasi Bentuk 2 pasang polinia Heart shape Spindle shape Human foot-print shape Triangular shape Ovoid to circular shape Bean shape

155 14. Ujung polinia Berlekuk sedikit Berlekuk sedang Berlekuk dalam 15. Pangkal polinia Berlekuk sedikit Berlekuk sedang Berlekuk dalam Keterangan: 1. Dendrobium strepsiceros 6. Dendrobium racieanum 2. Dendrobium stratiotes 7. Dendrobium lasianthera 3. Dendrobium strebloceras 8. Dendrobium discolor 4. Dendrobium laxiflorum 9. Dendrobium trilamellatum 5. Dendrobium lineale 10. Dendrobium nindii

156 Lampiran 2. Tabel panjang dan lebar bunga anggrek Dendrobium Tabel 2 Panjang Ulangan Spesimen dan lebar Rerata sd bunga Dendrobium Panjang 7,15 6,27 6,02 7,88 7,93 6,66 6,70 7,07 6,26 6,87 6,88 0,649 strepsiceros Lebar 4,43 3,46 2,26 3,65 3,52 4,42 3,61 3,91 3,52 4,42 3,72 0,651 Dendrobium Panjang 10,47 7,08 5,82 9,11 6,49 9,19 9,20 9,09 8,91 8,01 8,34 1,451 stratiotes Lebar 4,65 4,08 4,32 4,74 3,21 2,36 3,85 3,35 3,58 3,41 3,76 0,727 Dendrobium Panjang 6,26 5,75 6,24 6,23 5,95 6,12 5,76 5,25 5,81 6,09 5,95 0,315 strebloceas Lebar 2,85 2,73 2,98 3,16 2,77 2,87 3,15 2,25 2,8 3,05 2,86 0,264 Dendrobium Panjang 4,36 4,03 4,47 5,16 6,31 6,34 6,36 6,85 5,92 4,74 5,45 1,016 laxiflorum Lebar 8,48 8,17 6,74 7,34 5,26 8,01 7,43 3,55 7,16 3,45 6,56 1,843 Dendrobium lineale Panjang 2,56 2,66 2,55 2,62 2,66 2,65 2,58 2,57 2,65 2,59 2,61 0,044 Lebar 3,61 3,58 3,60 3,65 3,58 3,57 3,63 3,62 3,57 3,64 3,61 0,030 Dendrobium Panjang 2,62 2,52 2,63 2,52 2,49 2,60 2,52 2,53 2,61 2,62 2,57 0,054 racieanum Lebar 2,01 2,10 2,02 2,20 2,10 2,11 1,98 2,01 2,11 2,11 2,08 0,068 Dendrobium Panjang 5,33 5,33 5,28 6,01 5,31 5,32 5,29 5,28 5,19 5,20 5,35 0,236 lasianthera Lebar 4,78 5,30 3,88 4,40 3,61 4,51 4,40 3,71 3,41 4,20 4,22 0,581 Dendrobium Panjang 3,72 3,80 3,71 3,71 3,73 3,80 3,68 3,81 3,68 3,88 3,75 0,066 discolor Lebar 4,20 4,21 4,18 4,21 4,12 4,01 4,22 4,18 4,00 4,21 4,15 0,084 Dendrobium Panjang 4,40 4,41 4,21 3,81 4,20 4,31 4,25 4,21 4,92 3,95 4,27 0,296 trilamellatum Lebar 2,69 3,32 2,91 3,63 3,14 3,55 3,23 3,02 3,58 3,41 3,24 0,305 Dendrobium nindii Panjang 3,93 3,84 4,49 3,73 3,92 3,93 3,99 3,83 4,05 3,78 3,95 0,213 Lebar 3,14 3,72 3,87 4,17 3,97 4,57 4,07 4,72 4,10 4,06 4,04 0,436

157 Lampiran 3. Tabel diameter lingkar bunga Tabel 3 Spesimen Ulangan Rerata Sd Dendrobium strepsiceros 4,43 3,46 2,26 3,65 3,52 4,42 3,61 3,91 3,52 4,42 3,72 0,651 Dendrobium stratiotes 4,65 4,08 4,32 4,74 3,21 2,36 3,85 3,35 3,58 3,41 3,76 0,727 Dendrobium strebloceras 2,85 2,73 2,98 3,16 2,77 2,87 3,15 2,25 2,80 3,05 2,86 0,264 Dendrobium laxiflorum 8,48 8,17 6,74 7,34 5,26 8,01 7,43 3,55 7,16 3,45 6,56 1,843 Dendrobium lineale 3,61 3,58 3,60 3,65 3,58 3,57 3,63 3,62 3,57 3,64 3,61 0,030 Dendrobium racieanum 2,01 2,10 2,02 2,20 2,10 2,11 1,98 2,01 2,11 2,11 2,08 0,068 Dendrobium lasianthera 4,78 5,30 3,88 4,40 3,61 4,51 4,40 3,71 3,41 4,20 4,22 0,581 Dendrobium discolor 4,20 4,21 4,18 4,21 4,12 4,01 4,22 4,18 4,00 4,21 4,15 0,084 Dendrobium trilamellatum 2,69 3,32 2,91 3,63 3,14 3,55 3,23 3,02 3,53 3,41 3,24 0,305 Dendrobium nindii 3,14 3,72 3,87 4,17 3,97 4,57 4,07 4,72 4,10 4,06 4,04 0,436

158 Lampiran 4. Tabel panjang tangkai bunga anggrek Dendrobium Tabel 4 Spesimen Ulangan Rerata Sd Dendrobium strepsiceros 5 6,7 5,2 8,6 7,5 7,7 11,8 8,7 8 8,7 7,79 1,950 Dendrobium stratiotes 18,6 19, ,8 7,8 7,2 8,5 6,5 11,89 5,597 Dendrobium strebloceras 8,4 8,7 6,8 5,1 5,8 7 6,5 12,3 10,8 13 8,44 2,748 Dendrobium laxiflorum 7,5 7,5 7,6 7 6,5 7,7 8,1 6,2 5,8 4,7 6,86 1,053 Dendrobium lineale 18, ,6 18,3 16,5 25, , ,69 3,979 Dendrobium racieanum 14,8 18,2 14,8 12,8 20,2 18,2 16,2 14,8 14,8 18,2 16,3 2,292 Dendrobium lasianthera , ,72 2,007 Dendrobium discolor ,7 9,5 10,5 7, ,33 2,046 Dendrobium 9,8 7,7 8,2 7,5 21,8 8,3 8 13,7 7 9,5 10,15 4,517 trilamellatum Dendrobium nindii 11,5 14,5 9, ,2 15,8 11,95 2,852

159 Lampiran 5. Tabel panjang rangkaian bunga anggrek Dendrobium Tabel 5 Spesimen Ulangan Rerata Sd Dendrobium strepsiceros 24,8 22,6 16,9 14, , ,2 21,8 15,5 19,82 4,815 Dendrobium stratiotes 11, ,5 3,4 19, , , ,13 5,497 Dendrobium strebloceras 29, ,3 24,6 30,5 30,2 28,5 38, ,3 29,84 4,111 Dendrobium laxiflorum 30, ,4 38,5 36,5 30,5 39, ,1 38,19 8,558 Dendrobium lineale 24 18,2 17, ,5 24,7 26, ,5 21,1 4,021 Dendrobium racieanum 6,7 9 6,7 4, ,7 6,7 9 7,65 1,808 Dendrobium lasianthera 19,4 13,2 13,2 11,2 15,2 19,4 16,4 17,4 15,4 19,4 16,02 2,916 Dendrobium discolor , ,1 21,8 11, ,78 5,094 Dendrobium 15, ,7 17,4 7, ,3 12,1 16,8 15,79 4,838 trilamellatum Dendrobium nindii 21 21, , , ,41 5,080

160 Lampiran 6. Tabel panjang tangkai kuntum bunga anggrek Dendrobium Tabel 6 Spesimen Ulangan Rerata Sd Dendrobium strepsiceros 3,58 3,62 2,58 2,64 3,20 3,23 2,72 2,89 2,95 2,65 3,03 0,361 Dendrobium stratiotes 2,50 2,27 3,07 3,34 3,30 3,29 3,35 3,30 3,34 2,98 3,07 0,387 Dendrobium strebloceras 2,48 2,64 3,07 3,02 2,78 3,22 2,77 2,82 2,66 3,10 2,86 0,237 Dendrobium laxiflorum 3,68 3,54 3,92 3,68 3,53 3,34 3,20 3,43 3,36 3,01 3,47 0,261 Dendrobium lineale 5,29 5,22 5,25 5,25 5,27 5,29 5,26 5,22 5,27 5,29 5,26 0,026 Dendrobium racieanum 2,68 2,68 2,59 2,67 2,68 2,68 2,70 2,69 2,69 2,71 2,68 0,033 Dendrobium lasianthera 3,33 4,10 4,18 3,90 4,66 4,49 4,14 4,47 4,50 4,46 4,22 0,392 Dendrobium discolor 2,79 3,10 2,78 2,78 2,89 2,78 2,75 2,88 2,80 2,79 2,83 0,104 Dendrobium 3,30 3,17 3,04 2,96 2,67 2,80 3,01 3,10 3,04 2,96 3,01 0,178 trilamellatum Dendrobium nindii 3,95 3,92 3,95 3,97 3,93 3,95 3,95 3,95 3,92 3,96 3,95 0,016

161 Lampiran 7. Tabel diameter tangkai kuntum bunga anggrek Dendrobium Tabel 7 Spesimen Ulangan Rerata Sd Dendrobium strepsiceros 0,23 0,31 0,27 0,27 0,24 0,23 0,24 0,24 0,29 0,23 0,26 0,028 Dendrobium stratiotes 0,34 0,33 0,35 0,32 0,33 0,33 0,34 0,35 0,33 0,34 0,34 0,010 Dendrobium strebloceras 0,23 0,21 0,25 0,21 0,22 0,21 0,23 0,22 0,21 0,20 0,22 0,014 Dendrobium laxiflorum 0,24 0,22 0,22 0,24 0,26 0,24 0,21 0,24 0,22 0,24 0,23 0,015 Dendrobium lineale 0,13 0,15 0,10 0,15 0,13 0,14 0,13 0,15 0,12 0,15 0,14 0,016 Dendrobium racieanum 0,15 0,15 0,20 0,14 0,15 0,15 0,21 0,16 0,15 0,14 0,16 0,024 Dendrobium lasianthera 0,28 0,26 0,28 0,29 0,27 0,28 0,28 0,27 0,28 0,28 0,28 0,008 Dendrobium discolor 0,24 0,24 0,25 0,25 0,25 0,25 0,30 0,24 0,25 0,31 0,26 0,025 Dendrobium 0,15 0,15 0,14 0,14 0,13 0,13 0,15 0,15 0,14 0,15 0,14 0,008 trilamellatum Dendrobium nindii 0,30 0,30 0,31 0,31 0,32 0,30 0,30 0,31 0,32 0,30 0,31 0,008

162 Spesim en Dendro bium strepsic eros Dendro bium stratiot es Dendro bium strebloc eas Dendro bium laxiflor um Dendro bium lineale Lampiran 8. Tabel panjang dan lebar sepal lateral anggrek Dendrobium Tabel 8 Penguk Ulangan Rer sd uran ata ka ki ka ki Ka ki ka ki ka ki Ka ki ka ki ka ki ka ki ka ki Panjang 2,93 3,15 2,54 3,10 2,88 2,80 2,84 2,86 2,67 2,60 3,00 3,01 2,72 2,70 2,56 2,55 2,70 2,72 2,72 2,71 2,79 0,180 Lebar 0,85 0,92 0,86 1,11 0,84 0,97 0,97 1,02 0,90 0,85 0,96 0,91 0,91 0,95 0,92 0,88 0,86 0,90 0,87 0,80 0,91 0,071 Panjang 2,82 2,90 3,08 3,05 3,13 3,12 3,37 3,36 3,25 3,27 3,37 3,40 3,21 3,25 3,15 3,19 3,10 3,06 3,07 3,10 3,16 0,153 Lebar 1,07 1,18 1,18 1,20 1,24 1,29 1,31 1,33 1,24 1,25 1,39 1,42 1,41 1,39 1,19 1,20 2,00 2,01 1,09 1,07 1,32 0,256 Panjang 2,48 2,51 2,33 2,66 2,40 2,45 2,66 2,46 2,38 2,41 2,27 2,20 2,33 2,35 2,04 2,10 1,99 2,00 2,37 2,40 2,34 0,193 Lebar 0,95 0,96 0,92 0,80 0,94 0,88 0,90 0,78 0,93 0,90 0,81 0,82 0,77 0,70 0,84 0,82 0,91 0,98 0,80 0,87 0,86 0,075 Panjang 2,11 2,19 2,39 2,40 1,85 1,86 2,57 2,50 2,11 2,15 2,16 2,18 2,22 2,20 1,99 2,00 2,15 2,14 2,01 2,00 2,16 0,191 Lebar 0,96 1,07 1,07 1,12 1,00 1,06 0,96 1,00 0,96 1,08 0,96 0,90 1,00 1,01 1,05 1,01 1,12 1,01 0,92 0,96 1,01 0,062 Panjang 1,94 2,02 1,84 1,94 1,96 2,04 1,96 2,06 1,95 2,00 1,89 1,91 1,88 1,90 1,94 1,96 1,89 1,92 1,90 1,92 1,94 0,056 Lebar 0,69 0,72 0,58 0,69 0,71 0,79 0,70 0,80 0,70 0,75 0,63 0,65 0,63 0,65 0,68 0,70 0,61 0,67 0,64 0,66 0,68 0,056 Dendro Panjang 1,97 2,01 1,97 1,98 2,10 2,01 1,97 2,01 1,98 1,97 2,12 2,11 1,98 1,98 2,11 1,99 2,01 2,01 1,97 1,98 2,01 0,053

163 bium raciean um Dendro bium lasianth era Dendro bium discolo r Dendro bium trilamel latum Dendro bium nindii Lebar 0,55 0,55 0,48 0,49 0,71 0,70 0,62 0,60 0,58 0,60 0,58 0,56 0,61 0,63 0,49 0,50 0,60 0,58 0,58 0,56 0,58 0,062 Panjang 3,48 3,19 3,13 3,22 3,04 2,40 2,73 2,80 2,84 3,80 3,49 3,48 3,15 3,14 3,00 3,05 2,73 2,72 2,85 2,85 3,05 0,334 Lebar 1,42 1,50 1,54 1,43 1,64 1,50 1,47 1,50 1,70 1,50 1,43 1,42 1,56 1,55 1,60 1,65 1,47 1,46 1,71 1,71 1,54 0,099 Panjang 1,29 1,85 2,10 2,01 1,65 1,66 2,11 2,12 2,13 2,11 1,98 2,01 2,11 2,14 1,85 1,86 2,10 2,11 1,81 1,82 1,94 0,221 Lebar 0,98 0,89 0,79 0,90 0,82 0,84 0,77 0,78 0,69 0,69 0,80 0,82 0,92 0,91 0,79 0,80 0,90 0,88 0,87 0,89 0,84 0,075 Panjang 2,27 2,25 2,05 2,06 2,13 2,11 1,54 1,50 1,87 1,84 1,91 1,89 1,85 1,80 2,37 2,35 2,06 2,10 2,31 2,31 2,03 0,252 Lebar 0,77 0,76 0,63 0,75 0,52 0,64 0,54 0,61 0,55 0,61 0,56 0,55 0,62 0,60 0,71 0,75 0,73 0,73 0,70 0,69 0,65 0,083 Panjang 2,62 2,60 2,94 2,89 2,57 2,50 2,59 2,55 2,58 2,52 2,61 2,59 2,69 2,60 2,27 2,26 2,66 2,61 2,43 2,45 2,58 0,162 Lebar 1,40 1,45 1,57 1,51 1,20 1,26 1,43 1,45 1,33 1,39 1,38 1,36 1,37 1,32 1,42 1,39 1,33 1,35 1,23 1,21 1,37 0,095 Keterangan : Ka : Kanan Ki : Kiri

164 Lampiran 9. Tabel panjang dan lebar sepal dorsal anggrek Dendrobium Tabel 9 Spesimen Panjang dan lebar sepal dorsal Ulangan Rerata Sd Dendrobium strepsiceros Panjang 3,02 2,78 3,01 3,31 3,11 2,97 3,06 3,25 3,02 3,06 3,06 0,147 Lebar 0,70 0,77 0,85 0,70 0,67 0,65 0,72 0,62 0,77 0,67 0,71 0,068 Dendrobium stratiotes Panjang 3,57 3,68 3,62 3,95 3,65 3,69 3,65 3,72 3,70 3,82 3,71 0,108 Lebar 0,96 0,96 0,97 1,15 1,05 1,06 1,12 1,10 0,97 0,98 1,03 0,073 Dendrobium strebloceas Panjang 2,67 2,66 2,56 2,63 2,59 2,56 2,42 2,73 2,55 2,55 2,59 0,086 Lebar 0,59 0,55 0,67 0,61 0,66 0,56 0,58 0,63 0,72 0,53 0,61 0,060 Dendrobium laxiflorum Panjang 2,80 2,80 2,82 2,85 2,87 2,56 2,81 3,12 2,81 2,53 2,80 0,164 Lebar 0,71 0,67 0,76 0,79 0,81 0,60 0,70 0,71 0,61 0,73 0,71 0,069 Dendrobium lineale Panjang 1,63 1,66 1,60 1,58 1,68 1,62 1,61 1,59 1,66 2,67 1,63 0,038 Lebar 0,57 0,62 0,54 0,51 0,62 0,58 0,58 0,53 0,62 0,65 0,58 0,046 Dendrobium racieanum Panjang 1,38 1,37 1,40 1,50 1,49 1,39 1,51 1,39 1,39 1,37 1,42 0,057 Lebar 0,48 0,51 0,50 0,49 0,50 0,49 0,47 0,51 0,49 0,47 0,49 0,014 Dendrobium lasianthera Panjang 3,11 2,89 2,79 3,00 3,11 3,20 3,31 3,20 2,69 3,10 3,04 0,196 Lebar 1,38 1,40 1,19 1,49 1,46 1,48 1,29 1,29 1,39 1,41 1,38 0,096 Dendrobium discolor Panjang 1,81 1,90 1,91 1,90 1,91 1,88 1,91 1,89 1,89 2,11 1,91 0,076 Lebar 0,51 0,51 0,49 0,52 0,49 0,51 0,48 0,52 0,39 0,51 0,49 0,039 Dendrobium trilamellatum Panjang 2,52 2,54 2,28 2,41 2,32 2,51 2,30 2,42 2,35 2,42 2,41 0,094 Lebar 0,52 0,48 0,48 0,53 0,52 0,71 0,42 0,42 0,55 0,62 0,53 0,088 Dendrobium nindii Panjang 2,20 2,92 2,80 2,03 2,06 2,36 2,30 2,46 2,25 2,21 2,36 0,294 Lebar 1,02 1,25 1,80 1,01 1,21 1,01 1,12 1,44 1,25 1,36 1,25 0,244

165 Spesim en Dendro bium strepsic eros Dendro bium stratiot es Dendro bium strebloc eas Dendro bium laxiflor um Dendro bium lineale Dendro bium raciean Lampiran 10. Tabel panjang dan lebar petal anggrek Dendrobium Tabel 10 Penguk Ulangan Rera sd uran `10 ta ka ki ka ki ka ki ka ki ka ki Ka ki ka ki ka ki ka ki ka ki Panjang 4,30 4,69 2,32 4,40 4,24 4,48 4,47 4,80 4,80 4,90 4,15 4,53 5,15 5,23 4,85 4,23 4,37 4,66 4,77 4,28 4,48 0,593 Lebar 0,33 0,44 0,24 0,55 0,39 0,40 0,42 0,37 0,36 0,35 0,40 0,41 0,37 0,30 0,35 0,27 0,30 0,31 0,30 0,32 0,36 0,069 Panjang 5,73 5,78 5,44 5,36 5,59 5,71 6,16 6,12 5,83 5,86 5,87 5,85 5,69 5,65 5,66 5,69 5,86 5,89 5,66 5,68 5,75 0,191 Lebar 0,44 0,39 0,44 0,42 0,37 0,38 0,50 0,53 0,53 0,54 0,58 0,56 0,69 0,65 0,44 0,47 0,20 0,23 0,37 0,39 0,46 0,123 Panjang 4,46 4,47 4,41 4,40 4,42 4,52 4,50 4,49 4,66 4,53 4,69 4,24 4,49 4,57 4,04 4,06 4,27 4,46 4,26 4,56 4,43 0,173 Lebar 0,39 0,42 0,41 0,35 0,46 0,42 0,45 0,41 0,38 0,32 0,48 0,46 0,42 0,37 0,42 0,45 0,44 0,38 0,48 0,42 0,42 0,042 Panjang 4,58 4,63 4,31 4,15 4,19 4,20 5,10 5,04 4,52 4,56 3,79 3,85 5,15 5,04 5,29 5,32 5,23 5,26 3,70 3,78 4,58 0,566 Lebar 0,34 0,36 0,48 0,42 0,44 0,49 0,48 0,41 0,45 0,42 0,40 0,44 0,44 0,34 0,36 0,40 0,40 0,43 0,28 0,30 0,40 0,058 Panjang 2,60 2,72 2,34 2,54 2,72 2,73 2,76 2,75 2,83 2,82 2,88 2,85 2,87 2,88 3,20 3,21 2,97 2,95 2,87 2,85 2,82 0,198 Lebar 0,58 0,53 0,58 0,64 0,76 0,77 0,77 0,76 0,86 0,85 0,76 0,73 0,86 0,87 0,65 0,66 0,66 0,64 1,13 1,11 0,76 0,159 Panjang 2,21 2,19 2,01 2,10 2,21 2,20 2,18 2,20 2,28 2,29 2,19 2,22 2,18 2,20 2,20 2,20 2,14 2,14 2,23 2,19 2,19 0,060 Lebar 0,29 0,30 0,22 0,22 0,39 0,40 0,30 0,28 0,32 0,34 0,23 0,23 0,49 0,38 0,30 0,29 0,28 0,25 0,31 0,31 0,31 0,068

166 um Dendro bium lasianth era Dendro bium discolo r Dendro bium trilamel latum Dendro bium nindii Panjang 3,62 3,61 3,88 3,91 3,90 3,69 3,81 3,80 3,62 3,63 3,71 3,68 3,81 3,83 3,67 3,59 3,70 3,16 3,81 3,83 3,74 0,107 Lebar 0,72 0,72 0,81 0,79 0,82 0,82 0,79 0,77 0,79 0,80 0,81 0,78 0,97 0,89 0,89 0,85 0,81 0,78 0,61 0,63 0,79 0,082 Panjang 2,22 2,23 2,91 2,90 2,53 2,56 2,49 2,52 2,90 2,92 2,91 2,91 2,72 2,80 2,92 2,94 2,22 2,24 2,52 2,51 2,64 0,271 Lebar 0,61 0,62 0,69 0,70 0,67 0,58 0,41 0,42 0,55 0,51 0,51 0,55 0,47 0,48 0,61 0,62 0,36 0,46 0,34 0,48 0,53 0,106 Panjang 2,72 3,01 2,74 2,99 2,93 2,84 2,86 2,77 2,81 2,92 2,79 2,73 2,89 2,91 2,81 2,95 2,76 2,86 2,95 2,93 2,86 0,089 Lebar 0,45 0,48 0,44 0,38 0,48 0,45 0,41 0,54 0,43 0,40 0,52 0,46 0,59 0,61 0,36 0,50 0,31 0,41 0,57 0,55 0,47 0,079 Panjang 2,64 2,69 3,01 2,80 3,07 2,91 2,76 2,70 3,10 3,00 2,91 2,79 2,73 2,82 2,55 2,59 2,65 2,62 2,83 2,86 2,80 0,161 Lebar 0,64 0,78 0,70 0,64 0,72 0,67 1,06 0,54 1,20 0,69 0,80 0,66 0,73 0,73 0,70 0,63 0,82 0,90 0,65 0,63 0,74 0,156 Keterangan : Ka : Kanan Ki : Kiri

167 Lampiran 11. Tabel jumlah pelintiran pada petal anggrek Dendrobium Tabel 11 Ulangan Spesimen Ka Ki Ka Ki Ka Ki Ka Ki Ka Ki Ka Ki Ka Ki Ka Ki Ka Ki Ka Ki Rerata Dendrobium strepsiceros Dendrobium stratiotes Dendrobium strebloceras Dendrobium laxiflorum Dendrobium lineale Dendrobium racieanum Dendrobium lasianthera Dendrobium discolor Dendrobium trilamellatum Dendrobium nindii Keterangan : Ka: kanan Ki: kiri

168 Lampiran 12. Tabel jumlah kuntum perangkaian bunga anggrek Dendrobium Tabel 12 Spesimen Ulangan Rerata Dendrobium strepsiceros Dendrobium stratiotes Dendrobium strebloceras Dendrobium laxiflorum Dendrobium lineale Dendrobium racieanum Dendrobium lasianthera Dendrobium discolor Dendrobium trilamellatum Dendrobium nindii

169 Lampiran 13. Tabel panjang polinia anggrek Dendrobium Tabel 13 Spesimen Pengukuran Ulangan Rerata sd panjang Dendrobium strepsiceros Kanan 0,561 0,551 0,561 0,571 0,561 0,551 0,561 0,571 0,561 0,561 0,561 0,007 Kiri 0,561 0,551 0,561 0,551 0,561 0,551 0,561 0,571 0,561 0,581 0,561 0,010 Dendrobium stratiotes Kanan 0,714 0,724 0,724 0,724 0,714 0,724 0,724 0,714 0,755 0,724 0,724 0,012 Kiri 0,714 0,724 0,765 0,724 0,694 0,714 0,734 0,724 0,765 0,724 0,728 0,022 Dendrobium strebloceas Kanan 0,592 0,561 0,510 0,520 0,520 0,520 0,551 0,530 0,520 0,520 0,534 0,026 Kiri 0,592 0,561 0,490 0,510 0,520 0,520 0,561 0,530 0,520 0,520 0,532 0,030 Dendrobium laxiflorum Kanan 0,612 0,734 0,704 0,643 0,632 0,612 0,653 0,683 0,612 0,622 0,651 0,043 Kiri 0,612 0,734 0,683 0,622 0,622 0,612 0,663 0,673 0,622 0,612 0,646 0,041 Dendrobium lineale Kanan 0,551 0,694 0,612 0,530 0,571 0,561 0,561 0,602 0,561 0,571 0,581 0,046 Kiri 0,530 0,694 0,602 0,520 0,571 0,571 0,561 0,612 0,571 0,561 0,579 0,049 Dendrobium racieanum Kanan 0,469 0,479 0,479 0,490 0,479 0,490 0,479 0,490 0,479 0,479 0,481 0,006 Kiri 0,479 0,490 0,479 0,490 0,479 0,490 0,490 0,479 0,490 0,479 0,485 0,005 Dendrobium lasianthera Kanan 0,867 0,969 0,887 0,877 0,877 0,877 0,877 0,877 0,877 0,877 0,886 0,029 Kiri 0,877 0,959 0,887 0,877 0,867 0,877 0,887 0,867 0,877 0,867 0,884 0,027 Dendrobium discolor Kanan 0,653 0,643 0,653 0,663 0,653 0,663 0,673 0,632 0,663 0,653 0,655 0,012 Kiri 0,653 0,632 0,653 0,663 0,653 0,653 0,663 0,653 0,653 0,663 0,654 0,009 Dendrobium trilamellatum Kanan 0,785 0,785 0,765 0,765 0,785 0,775 0,775 0,785 0,775 0,765 0,776 0,009 Kiri 0,775 0,785 0,775 0,775 0,785 0,775 0,765 0,765 0,765 0,775 0,774 0,008 Dendrobium nindii Kanan 0,877 0,877 0,867 0,877 0,887 0,887 0,908 0,867 0,887 0,887 0,882 0,012 Kiri 0,887 0,887 0,867 0,867 0,877 0,887 0,908 0,867 0,887 0,887 0,882 0,013

170 Lampiran 14. Tabel lebar polinia anggrek Dendrobium Tabel 14 Spesimen Pengukuran Ulangan Rerata Sd lebar Dendrobium strepsiceros Kanan 0,255 0,245 0,245 0,224 0,255 0,235 0,245 0,235 0,255 0,235 0,243 0,011 Kiri 0,255 0,224 0,235 0,224 0,255 0,235 0,255 0,245 0,255 0,235 0,242 0,013 Dendrobium stratiotes Kanan 0,306 0,326 0,316 0,306 0,316 0,306 0,316 0,326 0,306 0,306 0,313 0,008 Kiri 0,306 0,326 0,306 0,306 0,306 0,326 0,316 0,326 0,326 0,306 0,315 0,010 Dendrobium strebloceas Kanan 0,275 0,214 0,255 0,245 0,245 0,245 0,245 0,255 0,235 0,255 0,247 0,016 Kiri 0,255 0,255 0,255 0,245 0,245 0,255 0,245 0,255 0,245 0,245 0,250 0,005 Dendrobium laxiflorum Kanan 0,235 0,224 0,214 0,224 0,235 0,214 0,245 0,306 0,224 0,235 0,236 0,027 Kiri 0,214 0,306 0,224 0,235 0,235 0,235 0,245 0,306 0,224 0,235 0,246 0,033 Dendrobium lineale Kanan 0,265 0,337 0,255 0,245 0,255 0,245 0,245 0,306 0,255 0,255 0,266 0,031 Kiri 0,255 0,316 0,255 0,265 0,255 0,245 0,255 0,306 0,255 0,255 0,266 0,024 Dendrobium racieanum Kanan 0,173 0,184 0,163 0,194 0,184 0,173 0,184 0,184 0,184 0,194 0,182 0,009 Kiri 0,194 0,184 0,194 0,194 0,194 0,184 0,194 0,184 0,184 0,194 0,190 0,005 Dendrobium lasianthera Kanan 0,286 0,337 0,326 0,316 0,326 0,296 0,306 0,296 0,286 0,306 0,308 0,018 Kiri 0,306 0,337 0,316 0,306 0,316 0,306 0,306 0,306 0,296 0,306 0,310 0,011 Dendrobium discolor Kanan 0,326 0,326 0,306 0,306 0,326 0,316 0,326 0,326 0,326 0,306 0,319 0,010 Kiri 0,326 0,326 0,316 0,306 0,326 0,316 0,326 0,306 0,326 0,306 0,318 0,009 Dendrobium trilamellatum Kanan 0,337 0,337 0,306 0,316 0,306 0,326 0,306 0,326 0,326 0,306 0,319 0,013 Kiri 0,306 0,337 0,326 0,326 0,326 0,306 0,306 0,316 0,326 0,306 0,318 0,012 Dendrobium nindii Kanan 0,316 0,275 0,306 0,306 0,337 0,306 0,296 0,316 0,306 0,326 0,309 0,017 Kiri 0,316 0,296 0,306 0,306 0,316 0,306 0,306 0,306 0,296 0,306 0,306 0,007

171 Lampiran 15. Tabel tinggi polinia anggrek Dendrobium Tabel 15 Spesimen Dendrobium strepsiceros Dendrobium stratiotes Dendrobium strebloceas Dendrobium laxiflorum Dendrobium lineale Dendrobium racieanum Dendrobium lasianthera Dendrobium discolor Dendrobium trilamellatum Dendrobium nindii Pengukuran Ulangan Rerata sd tinggi Kanan 0,265 0,296 0,235 0,245 0,235 0,245 0,245 0,235 0,245 0,245 0,249 0,019 Kiri 0,275 0,265 0,235 0,255 0,235 0,235 0,265 0,235 0,235 0,255 0,249 0,016 Kanan 0,224 0,235 0,235 0,214 0,214 0,235 0,214 0,224 0,235 0,235 0,226 0,009 Kiri 0,235 0,235 0,224 0,214 0,224 0,235 0,204 0,235 0,245 0,224 0,227 0,012 Kanan 0,235 0,224 0,224 0,245 0,214 0,204 0,204 0,224 0,235 0,245 0,225 0,015 Kiri 0,235 0,245 0,235 0,235 0,245 0,214 0,204 0,235 0,235 0,245 0,233 0,013 Kanan 0,275 0,275 0,265 0,235 0,245 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,247 0,018 Kiri 0,265 0,286 0,265 0,235 0,235 0,235 0,255 0,255 0,235 0,235 0,250 0,018 Kanan 0,224 0,235 0,224 0,235 0,245 0,224 0,235 0,224 0,214 0,224 0,228 0,009 Kiri 0,214 0,235 0,235 0,235 0,235 0,224 0,235 0,235 0,224 0,214 0,228 0,009 Kanan 0,184 0,284 0,163 0,184 0,184 0,163 0,184 0,163 0,184 0,184 0,177 0,010 Kiri 0,184 0,284 0,163 0,184 0,184 0,163 0,184 0,153 0,184 0,173 0,175 0,012 Kanan 0,316 0,306 0,306 0,306 0,316 0,316 0,306 0,306 0,316 0,306 0,310 0,005 Kiri 0,316 0,306 0,306 0,316 0,316 0,316 0,326 0,306 0,326 0,306 0,314 0,008 Kanan 0,214 0,214 0,224 0,224 0,224 0,214 0,224 0,224 0,224 0,224 0,221 0,005 Kiri 0,224 0,214 0,214 0,214 0,224 0,214 0,224 0,204 0,224 0,224 0,218 0,007 Kanan 0,214 0,214 0,224 0,214 0,204 0,224 0,224 0,214 0,224 0,204 0,216 0,008 Kiri 0,214 0,204 0,214 0,214 0,204 0,214 0,214 0,214 0,214 0,204 0,211 0,005 Kanan 0,204 0,214 0,214 0,214 0,204 0,214 0,214 0,224 0,214 0,224 0,214 0,007 Kiri 0,204 0,214 0,224 0,214 0,224 0,224 0,224 0,224 0,214 0,224 0,219 0,007

172 Lampiran 16. Tabel rasio Tabel 16 Spesimen Rata-rata panjang Rata-rata lebar Rasio Dendrobium strepsiceros Kanan 0,561 0,243 2,309 Kiri 0,561 0,242 2,318 Dendrobium stratiotes Kanan 0,724 0,313 2,313 Kiri 0,728 0,315 2,311 Dendrobium strebloceas Kanan 0,534 0,247 2,162 Kiri 0,532 0,250 2,128 Dendrobium laxiflorum Kanan 0,651 0,236 2,758 Kiri 0,646 0,246 2,626 Dendrobium lineale Kanan 0,581 0,266 2,184 Kiri 0,579 0,266 2,177 Dendrobium racieanum Kanan 0,481 0,182 2,643 Kiri 0,485 0,190 2,553 Dendrobium lasianthera Kanan 0,886 0,308 2,877 Kiri 0,884 0,310 2,852 Dendrobium discolor Kanan 0,655 0,319 2,053 Kiri 0,654 0,318 2,057 Dendrobium trilamellatum Kanan 0,776 0,319 2,433 Kiri 0,774 0,318 2,434 Dendrobium nindii Kanan 0,882 0,309 2,854 Kiri 0,882 0,306 2,882

173 Lampiran 17. Tabel kedalaman lekukan ujung polinia Tabel 17 Spesimen Kedalaman lekukan ujung polinia Ulangan Rerata sd Dendrobium strepsiceros Kanan 20,4 10,2 20,4 20,4 10,2 10,2 20,4 20,4 10,2 10,2 15,30 5,376 Kiri 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 20,4 20,4 10,2 10,2 12,24 4,301 Dendrobium stratiotes Kanan 10,2 20,4 10,2 10,2 10,2 20,4 10,2 20,4 10,2 10,2 13,26 4,927 Kiri 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 20,4 10,2 10,2 11,22 3,226 Dendrobium strebloceas Kanan 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 20,4 10,2 11,22 3,226 Kiri 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 20,4 10,2 10,2 10,2 11,22 3,226 Dendrobium laxiflorum Kanan 10,2 40,8 20,4 20,4 10,2 10,2 20,4 10,2 20,4 20,4 18,36 9,373 Kiri 10,2 20,4 20,4 20,4 20,4 10,2 10,2 20,4 20,4 20,4 17,34 4,927 Dendrobium lineale Kanan 10,2 10,2 10,2 20,4 10,2 20,4 10,2 10,2 10,2 10,2 12,24 4,301 Kiri 10,2 20,4 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 20,4 10,2 12,24 4,301 Dendrobium racieanum Kanan 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 20,4 10,2 11,22 3,226 Kiri 10,2 10,2 10,2 10,2 20,4 10,2 20,4 10,2 10,2 10,2 12,24 4,301 Dendrobium lasianthera Kanan 10,2 10,2 10,2 20,4 20,4 20,4 10,2 10,2 20,4 10,2 14,28 5,267 Kiri 20,4 20,4 10,2 20,4 20,4 10,2 10,2 20,4 20,4 10,2 16,32 5,267 Dendrobium discolor Kanan 10,2 20,4 20,4 10,2 20,4 10,2 10,2 10,2 20,4 20,4 15,30 5,376 Kiri 20,4 20,4 10,2 10,2 20,4 10,2 10,2 20,4 20,4 10,2 15,30 5,376 Dendrobium trilamellatum Kanan 10,2 10,2 10,2 10,2 20,4 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 11,22 3,226 Kiri 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 20,4 10,2 20,4 10,2 12,24 4,301 Dendrobium nindii Kanan 20,4 10,2 20,4 20,4 20,4 20,4 20,4 10,2 10,2 20,4 17,34 4,927 Kiri 20,4 20,4 20,4 10,2 20,4 10,2 20,4 10,2 10,2 10,2 15,30 5,376

174 Lampiran 18. Tabel kedalaman lekukan pangkal polinia Tabel 18 Spesimen Kedalaman lekukan pangkal polinia Ulangan Rerata sd Dendrobium strepsiceros Kanan 20,4 20,4 10,2 10,2 20,4 10,2 10,2 20,4 10,2 20,4 15,30 5,376 Kiri 10,2 20,4 10,2 20,4 20,4 10,2 10,2 10,2 20,4 20,4 15,30 5,376 Dendrobium stratiotes Kanan 10,2 20,4 10,2 10,2 20,4 20,4 10,2 10,2 10,2 10,2 13,26 4,927 Kiri 10,2 20,4 10,2 10,2 20,4 20,4 10,2 10,2 10,2 10,2 13,26 4,927 Dendrobium strebloceas Kanan 20,4 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 20,4 10,2 10,2 10,2 12,24 4,301 Kiri 10,2 20,4 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 11,22 3,226 Dendrobium laxiflorum Kanan 10,2 30,6 10,2 10,2 10,2 40,8 10,2 20,4 10,2 30,6 18,36 11,580 Kiri 40,8 20,4 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 30,6 10,2 30,6 18,36 11,580 Dendrobium lineale Kanan 10,2 20,4 10,2 10,2 10,2 10,2 20,4 10,2 20,4 10,2 13,26 4,927 Kiri 10,2 20,4 20,4 20,4 10,2 10,2 20,4 10,2 20,4 10,2 15,30 5,376 Dendrobium racieanum Kanan 10,2 10,2 20,4 20,4 10,2 10,2 10,2 20,4 10,2 10,2 12,24 4,301 Kiri 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 20,4 20,4 20,4 10,2 10,2 13,26 4,927 Dendrobium lasianthera Kanan 20,4 10,2 10,2 10,2 10,2 20,4 20,4 20,4 10,2 20,4 16,32 5,267 Kiri 10,2 20,4 10,2 10,2 10,2 10,2 20,4 20,4 20,4 10,2 14,28 5,267 Dendrobium discolor Kanan 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 20,4 10,2 10,2 10,2 10,2 12,24 4,301 Kiri 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 20,4 10,2 10,2 10,2 10,2 11,22 3,226 Dendrobium Kanan 10,2 10,2 20,4 20,4 20,4 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 12,24 4,301 trilamellatum Kiri 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 10,2 20,4 10,2 11,22 3,226 Dendrobium nindii Kanan 20,4 30,6 20,4 20,4 30,6 20,4 20,4 20,4 20,4 20,4 22,44 4,301 Kiri 20,4 20,4 20,4 20,4 20,4 20,4 20,4 20,4 30,6 30,6 22,44 4,301

175 Lampiran 19. Tabel warna pada bunga Tabel 19 Spesimen Bagian Bunga Gambar Keterangan Bagian pangkal hingga ujung tangkai kuntum bunga mempunyai warna Dark Olive Green 3 dan Ivory. Tangkai bunga Dendrobium strepsiceros Bagian depan dan belakang sepal lateral mempunyai warna Ivory dan dibagian ujung terdapat warna Dark Olive Green 1. Sepal lateral

176 Bagian depan dan belakang sepal dorsal mempunyai warna Ivory dan terdapat pola garis yang berwarna Chartreuse 2. Sepal dorsal Dendrobium strepsiceros Bagian depan dan belakang petal mempunyai warna Dark Olive Green 1 dan dibagian pangkal terdapat warna Ivory. Petal

177 Bagian depan dan belakang mempunyai warna White dan bagian pangkal mempunyai warna Yellow Green. Labellum Dendrobium strepsiceros Column Bagian depan column mulai dari pangkal hingga ujung mempunyai warna Chartreuse 3, Green Yellow dan White. Bagian belakang column mempunyai warna Ivory dan Dark Olive Green 3 dibagian pangkal. Bagian anther cup mempunyai warna Yellow.

178 Tangkai bunga Tangkai kuntum bunga mempunyai warna Ivory dan terdapat pola garis dibagian ujung yang berwarna Tan 4. Dendrobium stratiotes Bagian depan dan belakang sepal lateral mempunyai warna White. Sepal lateral

179 Bagian depan dan belakang mempunyai warna White. Sepal dorsal Dendrobium stratiotes Bagian depan dan belakang petal mempunyai warna Lawn Green dan berwarna White dibagian pangkal. petal

180 Labellum Bagian depan: Bagian keping sisi dan keeping tengah mempunyai warna Ivory dan pola garis yang berwarna Dark Orchid. Bagian tengah labellum mempunyai pola garis yang timbul pada permukaannya yang berwarna Ivory dan Dark Orchid. Bagian belakang: Bagian belakang labellum mempunyai warna Ivory dan terdapat pola warna Dark Orchid dibagian tepi dari keping sisi. Dendrobium stratiotes Column Bagian column mulai dari pangkal hingga ujung mempunyai warna Lawn Green, Light Goldenrod, White dan terdapat sedikit pola warna Dark Orchid. Bagian anther cup mempunyai warna Pale Goldenrod.

181 Tangkai bunga Tangkai kuntum bunga mempunyai warna Ivory dan berwarna Green Yellow dibagian pangkal dan ujung. Sepal lateral Bagian depan mempunyai warna Green Yellow dengan pola garis berwarna Dark Brown dan bagian tepi sepal lateral mempunyai warna Ivory. Bagian belakang sepal lateral mempunyai warna Ivory. Dendrobium strebloceras Bagian depan mempunyai warna Green Yellow dengan pola garis berwarna Dark Brown, bagian tepi dan pangkal sepal dorsal mempunyai warna Ivory. Bagian belakang sepal dorsal mempunyai warna Ivory. Sepal dorsal

182 Bagian pangkal hingga ujung petal mempunyai warna Ivory, Dark Brown dan Lawn Green dengan pola garis berwarna Dark Brown. petal Dendrobium strebloceras Bagian depan: Bagian keping sisi mempunyai warna Green Yellow dengan pola garis berwarna Dark Brown. Bagian keping tengah mempunyai warna Ivory dengan pola titik-titik berwarna Dark Violet. Bagian pangkal mempunyai warna Dark Brown dan Green Yellow. Bagian tengah mempunyai pola garis yang timbul pada permukaan atas labellum yang berwarna Ivory dan terdapat pola warna Dark Violet. Labellum Bagian belakang: Bagian keping sisi mempunyai warna Green Yellow. Bagian keping tengah mempunyai warna Ivory. Bagian pangkal mempunyai warna Green Yellow. Bagian tengah mempunyai warna Ivory.

183 Dendrobium strebloceras Column Bagian pangkal hingga ujung column mempunyai warna Green Yellow, Dark Brown, Ivory dengan pola titik-titik berwarna Dark Violet. Bagian anther cup mempunyai warna Goldenrod dan White dibagian pangkal. Tangkai bunga Tangkai kuntum bunga mempunyai warna Ivory dan berwarna Green Yellow dibagian pangkal. Dendrobium laxiflorum Sepal lateral Bagian depan sepal lateral mempunyai warna Dark Olive Green 1 dengan pola garis berwarna Dark Brown, dibagian pangkal mempunyai warna White. Bagian belakang mempunyai warna Ivory.

184 Bagian depan sepal dorsal mempunyai warna Dark Olive Green 1 dengan pola garis berwarna Dark Brown, dibagian pangkal mempunyai warna White. Bagian belakang mempunyai warna Ivory. Sepal dorsal Dendrobium laxiflorum Bagian depan dan belakang petal mempunyai warna Dark Brown dibagian pangkal dan berwarna Green Yellow dibagian ujung. petal

185 Labellum Bagian depan: Bagian keping sisi mempunyai warna Ivory dengan pola garis berwarna Dark Orchid 1. Bagian keping tengah mempunyai warna Ivory dan terdapat pola warna Dark Orchid 1. Bagian tengah labellum mempunyai pola garis yang timbul pada permukaan yang berwarna Dark Orchid 1. Bagian belakang mempunyai warna Ivory. Dendrobium laxiflorum Column Bagian pangkal hingga ujung column mempunyai warna Lawn Green, Yellow dan White dengan corak yang berwarna Dark Orchid 1. Bagian anther cup mempunyai warna Pale Goldenrod.

186 Tangkai bunga Tangkai kuntum bunga mempunyai warna Plum 4 dan Violet dibagian pangkal. Bagian depan dan belakang mempunyai warna Ivory dan terdapat corak titik-titik berwarna Dark Violet. Sepal lateral Dendrobium lineale Bagian depan dan belakang mempunyai warna Ivory dan terdapat pola titik-titik yang berwarna Dark Violet. Sepal dorsal

187 Bagian depan dan belakang petal mempunyai warna Violet dan Ivory dibagian pangkal. petal Dendrobium lineale Labellum Bagian depan: Bagian keping sisi mempunyai warna Medium Spring Green, Dark Violet dan terdapat pola garis berwarna Dark Violet. Bagian keping tengah mempunyai warna Purple. Bagian pangkal labellum mempunyai warna Lawn Green. Bagian tengah labellum terdapat pola garis yang timbul pada permukaan atas labellum yang berwarna Medium Spring Green dan Dark Violet. Bagian belakang: Bagian keping sisi mempunyai warna Medium Spring Green dan terdapat pola garis berwarna Dark Violet. Bagian keping tengah berwarna Dark Violet. Bagian pangkal mempunyai warna Lawn Green. Bagian tengah mempunyai warna Medium Spring Green.

188 Dendrobium lineale Column Bagian depan column mulai dari pangkal hingga ujung mempunyai warna Lawn Green dan Dark Violet. Bagian belakang column mulai dari pangkal hingga ujung mempunyai warna Dark Olive Green 3 dan Medium Purple 1. Bagian anther cup mempunyai warna Goldenrod. Tangkai bunga Tangkai kuntum bunga mempunyai warna Olive Drap 3 dan Red 4 dibagian ujung. Dendrobium racieanum Sepal lateral Bagian depan dan belakang mempunyai warna Yellow 4 dan pola garis yang berwarna Dark Brown.

189 Bagian depan dan belakang mempunyai warna Yellow 4 dan pola garis yang berwarna Dark Brown. Sepal dorsal Dendrobium racieanum Bagian depan dan belakang petal mempunyai warna Red 4. petal

190 Labellum Bagian depan: Bagian keping sisi mempunyai warna Yellow Green dengan pola garis yang berwarna Light Goldenrod 4. Bagian keping tengah mempunyai warna Yellow Green. Bagian tengah labellum mempunyai pola garis yang timbul pada permukaannya yang berwarna Yellow Green. Bagian belakang labellum mempunyai warna Yellow Green. Dendrobium racieanum Column Bagian column mulai dari pangkal mempunyai warna Yellow Green, Ivory dan terdapat pola warna Dark Orchid. Bagian belakang mulai dari pangkal hingga ujung mempunyai warna Yellow Green, Red 4 dan Tan 4. Bagian anther cup mempunyai warna Goldenrod. Dendrobium lasianthera Tangkai bunga Bagian pangkal hingga ujung tangkai kuntum bunga mempunyai warna Green, Dark Olive Green 1 dan Green.

191 Bagian depan dan belakang sepal lateral mulai dari pangkal hingga ujung berwarna Light Yellow, Light Goldenrod4, Baker s Chocolate dan Green Yellow dibagian tepinya. Sepal lateral Dendrobium lasianthera Bagian depan dan belakang mulai dari pangkal hingga ujung sepal dorsal berwarna Light Yellow, Light Goldenrod4, Baker s Chocolate dan Green Yellow dibagian tepi ujung. Sepal dorsal

192 Bagian depan dan belakang mulai dari pangkal hingga ujung petal berwarna Light Yellow, Light Goldenrod4, Baker s Chocolate dan Green Yellow dibagian tepinya. petal Dendrobium lasianthera Labellum Bagian depan: Bagian keping sisi mempunyai warna Ivory dan Red4, terdapat pola garis yang berwarna Red4. Bagian keping tengah mempunyai warna Red4 dan Green Yellow dibagian ujungnya. Bagian pangkal labellum berwarna Goldenrod. Bagian tengah labellum mempunyai pola garis yang timbul pada permukaan atas labellum dan berwarna Red4. Bagian belakang : Bagian keping sisi mulai dari tengah hinggah tepi labellum berwarna Ivory, Green Yello, Red4. Bagian keping tengah mempunyai warna Green Yellow. Bagian pangkal labellum mempunyai warna Ivory.

193 Bagian depan mulai pangkal hingga ujung column mempunyai warna Goldenrod, Dark Violet dan Thistle. Bagian belakang mulai dari pangkal hingga ujung column mempunyai warna Yellow Green, Thistle dan Dark Violet. Bagian anther cup mempunyai warna Light Goldenrod. Dendrobium lasianthera Column Tangkai kuntum bunga mempunyai warna Light Yellow dan Yellow Green dibagian pangkal. Dendrobium discolor Tangkai bunga

194 Bagian depan dan belakang mempunyai warna Goldenrod dan Burlywood 4. Sepal lateral Dendrobium discolor Bagian depan dan belakang mulai dari pangkal hingga ujung mempunyai warna Light Yellow, Burlywood 4 dan Goldenrod. Sepal dorsal

195 Bagian depan dan belakang mempunyai warna Goldenrod dan Burlywood 4. petal Dendrobium discolor Bagian depan: Bagian keping sisi mempunyai warna Goldenrod. Bagian keping tengah mempunyai warna Light Goldenrod 4. Bagian pangkal mempunyai warna Goldenrod. Bagian tengah terdapat pola garis yang timbul pada permukaan atas labellum yang berwarna White. Labellum Bagian belakang: Bagian keping sisi mempunyai warna Goldenrod. Bagian keping tengah mempunyai warna Light Goldenrod 4. Bagian pangkal mempunyai warna Goldenrod. Bagian tengah labellum mempunyai warna White.

196 Bagian depan dan belakang column mulai dari pangkal hingga ujung mempunyai warna Green Yellow, Ivory dan Medium Orchid 4. Bagian anther cup mempunyai warna Goldenrod. Dendrobium discolor Column Tangkai bunga Bagian tangkai kuntum bunga mempunyai warna Yellow, bagian pangkal terdapat warna Lawn Green dan dibagian ujung terdapat pola garis yang berwarna Baker s Chocolate. Dendrobium trilamellatum Sepal lateral Bagian depan dan belakang sepal lateral mempunyai warna Yellow dan terdapat pola garis berwarna Baker s Chocolate.

197 Bagian depan dan belakang sepal dorsal mempunyai warna Yellow dan terdapat pola garis berwarna Baker s Chocolate. Sepal dorsal Dendrobium trilamellatum Bagian depan dan belakang petal mempunyai warna Yellow dan terdapat pola warna Baker s Chocolate dibagian tengah petal. Petal

198 Labellum Bagian keping sisi mempunyai warna Yellow dan terdapat pola garis yang berwarna Baker s Chocolate. Bagian keping tengah mempunyai warna Yellow dan terdapat pola garis yang timbul pada permukaan atasnya. Bagian tengah labellum mempunyai pola garis yang timbul pada permukaan atasnya yang berwarna Yellow dan Baker s Chocolate. Bagian pangkal labellum mempunyai warna Lawn Green. Dendrobium trilamellatum Column Bagian column mulai dari pangkal hingga ujung mempunyai warna Lawn Green, Ivory dan terdapat pola titik-titik yang berwarna Dark Orchid. Bagian anther cup mempunyai warna Goldenrod.

199 Tangkai bunga Tangkai kuntum bunga mempunyai warna Dark Olive Green 1 dan Chartreuse dibagian pangkal dan ujungnya. Bagian depan dan belakang sepal lateral mempunyai warna White. Dendrobium nindii Sepal lateral Bagian depan dan belakang sepal dorsal mempunyai warna White. Sepal dorsal

200 Bagian depan petal mempunyai warna Dark Orchid 1. Bagian belakang petal mempunyai warna White. Petal Dendrobium nindii Labellum Bagian keping sisi mempunyai warna Dark Orchid dan Ivory. Bagian keping tengah mempunyai warna Green Yellow dan Dark Orchid dibagian tepinya. Bagian tengah labellum mempunyai pola garis yang timbul pada permukaan yang berwarna Dark Orchid.

201 Dendrobium nindii Column Bagian column mulai dari pangkal hingga ujung mempunyai warna Maroon, Magenta 4 dan Ivory. Bagian belakang column mempunyai warna Maroon. Bagian anther cup mempunyai warna Pale Goldenrod.

202 Lampiran 20. Tabel pola bunga tampak depan dan samping Tabel 20 Spesimen Depan Gambar Samping Dendrobium strepsiceros Dendrobium stratiotes

203 Dendrobium strebloceras Dendrobium laxiflorum

204 Dendrobium lineale Dendrobium racieanum Dendrobium lasianthera

205 Dendrobium discolor Dendrobium trilamellatum Dendrobium nindii

206 Lampiran 21. Tabel data iklim mingguan Data didapat dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Karangploso Tahun 2015 Periode Tanggal Temperatur ( C) Min Max Lembab nisbi (%) Sinar Matahari (jam) Hujan (mm) II III I II III I I 31 April - 6 Mei 20,2 27, ,4 15, Mei 19,4 29, ,5 18, Mei 18,3 28, , Mei 19,2 28, ,5 0,8 28 Mei - 3 Juni 20,7 28, , Juni 20,9 28, , Juni 17,8 27, , Juni 17,2 27, ,9-25 Juni - 1 Juli 17,9 27, , Juli 16,7 27, , Juli 19,1 27, , Juli 17,4 28, , Juli 17,5 28, ,7-30 Juli - 5 Agustus 17,6 27, , Agustus 19,0 28, , Agustus 19,4 28, ,2 -

207 Agustus 16,5 28, ,1-27 Agustus - 2 September 18,2 29, , September 17,5 30, , September 17,5 29, ,9 1, September 18,4 31, , September 18,1 30, , Oktober 18,7 30, , Oktober 18,6 31, , Oktober 18,3 31, , Oktober 18,4 32, ,7-29 Oktober - 4 November 19,9 32, ,2 0, November 20,2 30, ,3 11, November 20,8 31, ,9 9, November 21,0 31, ,8-26 November - 2 Desember 21,6 30, ,0 9,2 3-9 Desember 21,8 29, ,5 3, Desember 21,4 29, ,6 7, Desember 21,5 28, ,4 8, Desember 21,4 29, ,3 2,8 1-7 Januari 21,0 30, ,2 7, Januari 21,0 30, ,8 6, Januari 21,2 30, ,3 11, Januari 21,5 28, ,5 4,2 29 Januari - 4 Februari 21,8 29, ,2 8, Februari ,0 27, ,5 21,5

208 12-18 Februari 21,0 28, ,7 9, Februari 20,6 29, ,8 29,6 26 Februari - 4 Maret 22,0 29, ,9 24, Maret 21,5 29, ,9 7, Maret 21,1 30, ,5 3, Maret 22,1 30, ,9 8,5 25 Maret - 1 April 21,3 29, ,6 3,8 2-8 April 21,5 30, ,3 1, April 21,6 29, ,9 9, April 22,0 29, , April 21,0 30, ,1 0,8 30 April - 6 Mei 21,1 30, ,9 - Waktu pengamatan : Jam WS Jam WS Jam WS

209 Lampiran 22. Gambar sudut yang terbentuk saat resupinasi Sudut Sudut

KEANEKARAGAMAN MORFOLOGI BUNGA PADA SPESIES ANGGREK DALAM GENUS Dendrobium

KEANEKARAGAMAN MORFOLOGI BUNGA PADA SPESIES ANGGREK DALAM GENUS Dendrobium KEANEKARAGAMAN MORFOLOGI BUNGA PADA SPESIES ANGGREK DALAM GENUS Tias Ayu Rachmawati, Sucipto Hariyanto, Hery Purnobasuki Prodi S1- Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Biologi Anggrek 2.1.1 Deskripsi Anggrek Anggrek merupakan famili terbesar dalam tumbuhan biji, seluruhnya meliputi 20.000 jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keluarga tanaman bunga-bungaan yang paling besar. Indonesia memiliki

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keluarga tanaman bunga-bungaan yang paling besar. Indonesia memiliki 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Umum Anggrek Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae yang merupakan suatu keluarga tanaman bunga-bungaan yang paling besar. Indonesia memiliki kurang lebih 5.000 spesies

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Jenis Anggrek Anggrek merupakan salah satu tumbuhan berbiji dari famili Orchidaceae yang banyak diminati karena bentuk dan warna bunganya menarik sehingga dapat digunakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan

TINJAUAN PUSTAKA. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan TINJAUAN PUSTAKA Hutan Produksi Terbatas Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Hutan tetap adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantiatif. Menurut Setyosari (2010) penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh, warna serta ciri lainnya yang tampak dari luar. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. tubuh, warna serta ciri lainnya yang tampak dari luar. Seiring dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan memiliki tingkat keanekaragaman yang tinggi, keanekaragaman tersebut ditunjukkan dengan adanya variasi bentuk, susunan tubuh, warna serta ciri lainnya yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang berupa hutan di seluruh wilayah Republik Indonesia untuk keperluan

TINJAUAN PUSTAKA. yang berupa hutan di seluruh wilayah Republik Indonesia untuk keperluan TINJAUAN PUSTAKA Inventarisasi Inventarisasi hutan dilaksanakan guna mengetahui modal kekayaan alam yang berupa hutan di seluruh wilayah Republik Indonesia untuk keperluan perencanaan pembangunan proyek-proyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selebihnya tumbuh di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan pulau

BAB I PENDAHULUAN. selebihnya tumbuh di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan pulau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggrek (bahasa Latin: Orchidaceae) merupakan kelompok tanaman yang memiliki keanekaragaman cukup besar. Tanaman anggrek meliputi 25.000 30.000 spesies dan merupakan

Lebih terperinci

Anggrek memiliki nama latin Orchidaceae, yaitu merupakan satu suku tumbuhan berbunga

Anggrek memiliki nama latin Orchidaceae, yaitu merupakan satu suku tumbuhan berbunga Bunga Anggrek, Ciri-ciri, Jenis dan Klasifikasi Anggrek Anggrek memiliki nama latin Orchidaceae, yaitu merupakan satu suku tumbuhan berbunga yang memiki anggota atau jenis terbanyak. Jenis-jenisnya tersebar

Lebih terperinci

TAMBAHAN PUSTAKA. Distribution between terestrial and epiphyte orchid.

TAMBAHAN PUSTAKA. Distribution between terestrial and epiphyte orchid. TAMBAHAN PUSTAKA Distribution between terestrial and epiphyte orchid. Menurut Steeward (2000), distribusi antara anggrek terestrial dan epifit dipengaruhi oleh ada atau tidaknya vegetasi lain dan juga

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. adalah salah satu genus Anggrek terbesar yang terdapat pada dunia ini.

TINJAUAN PUSTAKA. adalah salah satu genus Anggrek terbesar yang terdapat pada dunia ini. TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Anggrek Dendrobium merupakan jenis Anggrek asli Indonesia yang mempunyai banyak warna, bentuk dan aroma yang khas, serta bunga Anggrek Dendrobium dapat bertahan kurang lebih

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae, suatu famili yang sangat besar dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae, suatu famili yang sangat besar dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggrek Dendrobium Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae, suatu famili yang sangat besar dan sangat bervariasi. Famili ini terdiri dari 800 genus dan tidak kurang dari 25.000

Lebih terperinci

Aminah et al, Studi Hubungan Kekerabatan 90

Aminah et al, Studi Hubungan Kekerabatan 90 STUDI HUBUNGAN KEKERABATAN BEBERAPA SPESIES ANGGREK BERDASARKAN CIRI MORFOLOGI MENGGUNAKAN METODE TAKSIMETRI DI DD ORCHID NURSERY The Study of Kinship Relationship to Several Species of Orchid Based on

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium 14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae. Orchidaceae merupakan famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae. Orchidaceae merupakan famili 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Anggrek Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae. Orchidaceae merupakan famili tanaman terbesar yang terdiri dari 900 Genus dan 25.000 spesies (La Croix, 2008).

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae,

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae, TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut, divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae, ordo liliales,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mentimun Papasan Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota Cucurbitaceae yang diduga berasal dari Asia dan Afrika. Tanaman mentimun papasan memiliki

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU LAMPIRAN 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU 1. Agrostophyllum longifolium Habitat : herba, panjang keseluruhan ± 60 cm, pola pertumbuhan monopdodial Batang : bentuk pipih,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi Tanaman Anggrek Vanda tricolor Lindl. var. suavis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi Tanaman Anggrek Vanda tricolor Lindl. var. suavis 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Anggrek Vanda tricolor Lindl. var. suavis Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang mempunyai bentuk dan penampilan yang indah (Iswanto, 2002). Tanaman

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN ANGGREK. Paramita Cahyaningrum Kuswandi FMIPA UNY 2012

BUDIDAYA TANAMAN ANGGREK. Paramita Cahyaningrum Kuswandi   FMIPA UNY 2012 BUDIDAYA TANAMAN ANGGREK Paramita Cahyaningrum Kuswandi Email : paramita@uny.ac.id FMIPA UNY 2012 TANAMAN ANGGREK 2 TENTANG ANGGREK. Anggrek termasuk dalam suku anggrekanggrekan atau famili Orchidaceae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT

PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki batang berbentuk segi empat. Batang dan daunnya berwarna hijau

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki batang berbentuk segi empat. Batang dan daunnya berwarna hijau II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Botani Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L) Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan tanaman umbi-umbian dan tergolong tanaman berumur pendek. Tumbuhnya bersifat menyemak dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. flora yang dapat ditemukan adalah anggrek. Berdasarkan eksplorasi dan

BAB I PENDAHULUAN. flora yang dapat ditemukan adalah anggrek. Berdasarkan eksplorasi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kawasan Gunung Merapi menyimpan keanekaragaman hayati yang tinggi dan merupakan habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna. Salah satu jenis flora yang dapat ditemukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi dan Morfologi Kacang Tunggak Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari genus Vignadan termasuk ke dalam kelompok yang disebut catjangdan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang seperti umbi, tetapi bukan umbi lapis atau umbi batang. Batang berdaun atau

TINJAUAN PUSTAKA. yang seperti umbi, tetapi bukan umbi lapis atau umbi batang. Batang berdaun atau TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Anggrek Anggrek adalah tumbuhan dengan perawakan yang beraneka ragam, hidup sebagian besar epifit, ada pula yang teresterial. Anggrek memiliki rimpang, akar yang seperti umbi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica) 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica) Kopi tergolong pohon dan termasuk dalam famili Rubiaceae. Tumbuhan ini tumbuhnya tegak, bercabang dan bila dibiarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi lingkungan tumbuh. Selain itu anggrek Dendrobium memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kondisi lingkungan tumbuh. Selain itu anggrek Dendrobium memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggrek Dendrobium adalah salah satu genus anggrek favorit bagi pecinta anggrek. Hal ini dikarenakan anggrek ini mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU DAN KELEMBABAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN PAPHIOPEDILLUM JAVANICUM (Reinw. ex Lindl.) Pfitzer Oleh I G.Tirta 1

PENGARUH SUHU DAN KELEMBABAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN PAPHIOPEDILLUM JAVANICUM (Reinw. ex Lindl.) Pfitzer Oleh I G.Tirta 1 PENGARUH SUHU DAN KELEMBABAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN PAPHIOPEDILLUM JAVANICUM (Reinw. ex Lindl.) Pfitzer Oleh I G.Tirta 1 Abstrak: Paphiopedillum javanicum (Reinw. ex Lindl.) Pfitzer memiliki bunga menarik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kaktus

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kaktus II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kaktus Kaktus termasuk dalam kelompok famili Cactaceae. Dalam famili ini terdapat beberapa genus, sedangkan kaktus termasuk dalam genus Cereus. Adapun klasifikasi buah kaktus

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Genus Gladiolus yang tergolong dalam famili Iridaceae ini mempunyai 180 jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Genus Gladiolus yang tergolong dalam famili Iridaceae ini mempunyai 180 jenis II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Gladiol Genus Gladiolus yang tergolong dalam famili Iridaceae ini mempunyai 180 jenis (Herlina, 1991). Tanaman gladiol berasal dari Afrika Selatan dan menyebar di Asia dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

hingga dapat mencapai cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut berbentuk silinder berongga yang

hingga dapat mencapai cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut berbentuk silinder berongga yang TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae, ordo liliales, famili liliaceae, genus Allium,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Bawang merah telah dikenal dan digunakan orang sejak beberapa ribu tahun yang lalu. Dalam peninggalan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Anggrek Dendrobium sp

TINJAUAN PUSTAKA Botani Anggrek Dendrobium sp 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Anggrek Dendrobium sp Anggrek termasuk golongan Monocotyledoneae dan famili Orchidaceae. Famili ini terdiri atas 900 genus dan lebih dari 25.000 spesies (Llamas, 2003). Kontribusi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Anggrek merupakan salah satu tumbuhan berbiji dari famili Orchidaceae

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Anggrek merupakan salah satu tumbuhan berbiji dari famili Orchidaceae BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Anggrek Anggrek merupakan salah satu tumbuhan berbiji dari famili Orchidaceae yang banyak diminati karena bentuk dan warna bunganya menarik sehingga dapat digunakan

Lebih terperinci

BAGIAN-BAGIAN BUNGA DAN FUNGSINYA

BAGIAN-BAGIAN BUNGA DAN FUNGSINYA BAGIAN-BAGIAN BUNGA DAN FUNGSINYA Bunga sangat penting untuk perkembangbiakkan tumbuhan karena pada bunga terdapat alat-alat reproduksi, yaitu putik dan benangsari. 1. Bagian-bagian Bunga Meskipun bentuk

Lebih terperinci

GEOGRAFI REGIONAL ASIA VEGETASI ASIA PENGAJAR DEWI SUSILONINGTYAS DEP GEOGRAFI FMIPA UI

GEOGRAFI REGIONAL ASIA VEGETASI ASIA PENGAJAR DEWI SUSILONINGTYAS DEP GEOGRAFI FMIPA UI GEOGRAFI REGIONAL ASIA VEGETASI ASIA PENGAJAR DEWI SUSILONINGTYAS DEP GEOGRAFI FMIPA UI Selamat Pagi, Semoga hari ini menjadi hari yang menyenangkan DTI_09 VEGETASI ASIA Iklim merupakan faktor utama yang

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang I. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Botani Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang mempunyai jenis 180 jenis. Tanaman gladiol ditemukan di Afrika, Mediterania, dan paling banyak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman buah-buahan tropika. Pepaya merupakan tanaman asli Amerika Tengah, tetapi kini telah menyebar ke seluruh dunia

Lebih terperinci

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai Cabai merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Selatan. Cabai dikenal di Eropa pada abad ke-16, setelah diintroduksi oleh Colombus saat perjalanan pulang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari Amerika Latin

Lebih terperinci

Ini Dia Si Pemakan Serangga

Ini Dia Si Pemakan Serangga 1 Ini Dia Si Pemakan Serangga N. bicalcarata Alam masih menyembunyikan rahasia proses munculnya ratusan spesies tanaman pemakan serangga yang hidup sangat adaptif, dapat ditemukan di dataran rendah sampai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gladiol Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan pada bentuk daunnya yang sempit dan panjang seperti pedang. Genus gladiolus terdiri

Lebih terperinci

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV N A M A : JHONI N I M : 111134267 ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV I Ayo Belajar IPA A. StandarKompetensi 2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya B. KompetensiDasar

Lebih terperinci

BAB. Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya

BAB. Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya BAB 2 Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya Pada hari Minggu, Nina dan Siti pergi ke rumah Dimas. Di sana, mereka melihat Dimas sedang bekerja membantu ayah Dimas memindahkan bibit mangga yang dibeli ayahnya

Lebih terperinci

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. Sifat dan perilaku tanaman kopi dapat dipelajari dari sisi biologinya. Artikel ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang beberapa aspek biologi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MORFOLOGI TANAMAN Rhoeo discolor Pada UNIVERSITAS NEGERI MALANG

IDENTIFIKASI MORFOLOGI TANAMAN Rhoeo discolor Pada UNIVERSITAS NEGERI MALANG IDENTIFIKASI MORFOLOGI TANAMAN Rhoeo discolor Pada UNIVERSITAS NEGERI MALANG LAPORAN PENELITIAN Disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Morfologi Tumbuhan yang diampu oleh Dra. Eko Sri Sulasmi, M. S. Oleh:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di Kabupaten Gorontalo. Cagar Alam ini terbagi menjadi dua kawasan yaitu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Bio-Ekologi Anggrek Dendrobium lasianthera

TINJAUAN PUSTAKA. Bio-Ekologi Anggrek Dendrobium lasianthera TINJAUAN PUSTAKA Bio-Ekologi Anggrek Dendrobium lasianthera Taksonomi Anggrek Dendrobium lasianthera merupakan tanaman asli dari daerah tropis Asia dan Pasifik, tepatnya di Papua (Gilbert, 1953). Taksonomi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Anggrek Dendrobium

TINJAUAN PUSTAKA Anggrek Dendrobium TINJAUAN PUSTAKA Anggrek Dendrobium Anggrek termasuk golongan Monocotyledoneae dan family Orchidaceae. Famili ini terdiri atas 900 genus dan lebih dari 25,000 spesies (Llmas, 2003). Dendrobium adalah salah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi tanaman kedelai Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Tulungrejo, Batu dekat Raya Selekta, Wisata petik apel kota Batu, dan Laboratorium Biosistematika Departemen Biologi,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH BUAH PISANG KLUTHUK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT

PEMANFAATAN LIMBAH BUAH PISANG KLUTHUK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT PEMANFAATAN LIMBAH BUAH PISANG KLUTHUK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar

TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar TINJAUAN PUSTAKA Botani Ubijalar Menurut Sarwono (2005) ubijalar tergolong tanaman palawija. Tanaman ini membentuk umbi di dalam tanah. Umbi itulah yang menjadi produk utamanya. Ubijalar digolongkan ke

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Dephut, 1998): Kingdom : Plantae Divisio : Spematophyta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 7 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Ketileng, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro pada bulan April Oktober 2015. B. Bahan dan Alat Penelitian Bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Taksonomi Tanaman Keladi

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Taksonomi Tanaman Keladi TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Taksonomi Tanaman Keladi Keladi hias (Caladium hortulanum Birdsey) dalam taksonomi tumbuhan mempunyai klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Plantae Filum : Magnoliopyhta Class

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Krisan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Krisan 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Krisan Krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev) termasuk dalam klasifikasi kingdom Plantae, divisi Spermatophyta, sub-divisi Angiospermae, kelas Dicotiledonae, ordo Asterales,

Lebih terperinci

Subdivisio : Angiospemae. : Monocotyledoneae. Spesies : Allium ascalonicum L.

Subdivisio : Angiospemae. : Monocotyledoneae. Spesies : Allium ascalonicum L. B. Pembahasan Pencandraan adalah teknik penggambaran sifat-sifat tanaman dalam tulisan verbal yang dapat dilengkapi dengan gambar, data penyebaran, habitat, asal-usul, dan manfaat dari golongan tanaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang mempunyai keanekaragaman tanaman hortikultura meliputi tanaman buah, tanaman sayuran dan tanaman hias. Menurut Wijaya (2006), Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.)) TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.)) termasuk ke dalam Kelas : Magnoliopsida, Ordo : Fabales, Famili : Fabaceae, Genus : Pachyrhizus, Spesies

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. 19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN 20 SPESIES ANGGREK DENDROBIUM BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI

ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN 20 SPESIES ANGGREK DENDROBIUM BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN 20 SPESIES ANGGREK DENDROBIUM BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI RELATIONSHIP ANALYSIS 20 SPECIES OF DENDROBIUM ORCHID BASED ON MORPHOLOGICAL CHARACTERISTICS Noer Zein Hidayati*

Lebih terperinci

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun LAMPIRAN Lampiran 1. Skoring sifat dan karakter tanaman cabai 1. Tinggi tanaman : Tinggi tanaman diukur mulai dari atas permukaan tanah hingga ujung tanaman yang paling tinggi dan dinyatakan dengan cm.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Sorgum Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae (Poaceae). Tanaman ini telah lama dibudidayakan namun masih dalam areal yang terbatas. Menurut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kacang Tanah Kacang tanah tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm dan mengeluarkan daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jagung Manis Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea mays saccarata L. Menurut Rukmana ( 2009), secara sistematika para ahli botani mengklasifikasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

KEKERABATAN Bulbophyllum dan Vanda DI PEKANBARU BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI. Mahasiswa Program Studi S1 Biologi

KEKERABATAN Bulbophyllum dan Vanda DI PEKANBARU BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI. Mahasiswa Program Studi S1 Biologi KEKERABATAN Bulbophyllum dan Vanda DI PEKANBARU BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI Fitriani K.U 1,Herman 2, Nery Sofiyanti 3 1 Mahasiswa Program Studi S1 Biologi 2 Bidang Genetika Jurusan Biologi 3 Bidang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi tanaman kedelai Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di Indonesia. Daerah utama penanaman kedelai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk kedalam famili Solanaceae. Terdapat sekitar 20-30 spesies yang termasuk kedalam genus Capsicum, termasuk diantaranya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi dan Morfologi Tanaman Gladiol 2.1.1 Taksonomi Tanaman Gladiol Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut : Divisi : Tracheophyta Subdivisi : Pteropsida

Lebih terperinci

A. Struktur Akar dan Fungsinya

A. Struktur Akar dan Fungsinya A. Struktur Akar dan Fungsinya Inti Akar. Inti akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan mangrove Rhizophora stylosa 2.1.1 Klasifikasi Rhizophora stylosa Menurut Cronquist (1981), taksonomi tumbuhan mangrove Rhizophora stylosa sebagai berikut : Kingdom

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tanaman. Tipe asosiasi biologis antara mikroorganisme endofit dengan tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. tanaman. Tipe asosiasi biologis antara mikroorganisme endofit dengan tanaman TINJAUAN PUSTAKA Mikroorganisme Endofit Endofit merupakan asosiasi antara mikroorganisme dengan jaringan tanaman. Tipe asosiasi biologis antara mikroorganisme endofit dengan tanaman inang bervariasi mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal di seluruh dunia dengan kekayaan anggreknya yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal di seluruh dunia dengan kekayaan anggreknya yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terkenal di seluruh dunia dengan kekayaan anggreknya yang mempunyai lebih dari 4000 spesies anggrek yang tersebar di pulau. Kalimantan, Papua, Sumatera, dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gladiol termasuk ke dalam famili Iridaceae dan memiliki daun yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gladiol termasuk ke dalam famili Iridaceae dan memiliki daun yang 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Bunga gladiol yang berasal dari daratan Afrika Selatan ini memang sangat indah. Bunga ini simbol kekuatan, kejujuran, kedermawanan, ketulusan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Setyamidjaja (2006) menjelasakan taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan (Pudjiatmoko, 2008). Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data 16 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 s/d Januari 2016. Lokasi penelitian berada di Desa Giriharjo, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi,

Lebih terperinci

DESKRIPSI TANAMAN. Acriopsis javanica Reinw.

DESKRIPSI TANAMAN. Acriopsis javanica Reinw. DESKRIPSI TANAMAN Acriopsis javanica Reinw. Marga : Acriopsis Jenis : Acriopsis javanica Reinw Batang : Bulat mirip bawang Daun : Daun 2-3 helai, tipis berbentuk pita, menyempit ke arah pangkal Bunga :

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Tanaman salak yang digunakan pada penelitian ini adalah salak pondoh yang ditanam di Desa Tapansari Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci