Makalah Seminar Kerja Praktek PROSES OTOMATISASI PADA WEIGHT FEEDER SYTEM (WF) DI PT. HOLCIM TBK.
|
|
- Hartono Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Makalah Seminar Kerja Praktek PROSES OTOMATISASI PADA WEIGHT FEEDER SYTEM (WF) DI PT. HOLCIM TBK. M. Antisto Akbar.¹, Budi Setiyono ST, MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl.Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia M.Antisto.Akbar.23@gmail.com Abstrak Dalam proses pemngolahan bahan baku semen yang berasal dari Raw Material yang terdiri dari batu kapur (lime stone), tanah liat (clay), p asir besi (iron sand), silca, dan bahan adiktif. Komposisi dari bahan baku tersebut harus sesuai agar mendapatkan hasil produk semen yang baik. Tiap bahan baku memiliki komposisi masing-masing, batu kapur 80%, tanah liat 16%, pasir besi 1%, silica 2%, dan bahan adiktif sebesar 1%. Untuk mendapatkan komposisi yang tepat, maka dibutuhkan suatu alat timbang yang berfungsi untuk menimbang beban yang masuk pada belt konveor agar mendapatkan komposisi yang tepat. Alat tersebut dinamakan weight feeder. Weight feeder berperan sangat penting untuk menjaga kompisisi dari setiap bahan baku sesuai dengan set piont yang diberikan. Tetapi tidak semua bahan baku diberikan weight feeder pada belt konveornya, hanya batu kapur dan tanah liat saja yang memerlukan weight feeder ini. Hal ini disebabkan karena untuk bahan baku yang lain komposisi tidak terlalu besar seperti pasir besi hanya 1% dan silica 2%, sehingga dapat menekan biaya produksi dari suatu pabrik semen tersebut. Pada weight feeder terdapat berbagai sensor yang digunakan agar dapat beroperasi. Diantaranya adalah load cell yang berfungsi sebagai pembaca nilai beban yang masuk pada belt konveor sehingga dapat di pantau oleh CCR berapa ton yang masuk ke belt konveor tiap jamnya. Selain load cell terdapat pula tacho generator yang berfungsi untuk mengetahui kecepatan dari putaran motor konveor pada AF dimana AF merupakan jembatan atau penghubung antara weight feeder dengan silo. Keluaran dari tacho generator dc ini berupa tegangan dc yang akan dikonversikan ke dalam bentuk kecepatan (RPM). Sehingga kedua sensor tersebut saling berkaitan agar mendapatkan set point komposisi yang tepat untuk pengolahan semen selanjutnya. Kata Kunci : Weight Feeder,Load Cell,Tacho Generator I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari masa ke masa berkembang cepat terutama dibidang otomasi industri. Perkembangan ini tampak jelas di industri, dimana sebelumnya banyak pekerjaan menggunakan tangan manusia, kemudian beralih menggunakan mesin. Dalam industri pembuatan semen, komposisi bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan semen yang berkualitas baik harus tepat. Bahan baku yang digunakan adalah batu kapur (lime stone ), tanah liat (clay), pasir besi ( iron sand), silica, dan dicampur dengan bahan adiktif. Komposisi dari setiap material yang digunakan dalam pembuatan semen adalah batu kapur ( lime stone) 80%, tanah liat (clay) 16%, pasir besi ( iron sand) 1%, silica 3%, bahan adiktif 1%. Agar komposisi dari bahan tersebut tercapai, pada tanah liat dan clay yang memiliki komposisi yang besar, dibutuhkan alat penimbang agar dapat mencapai set point atau komposisi yang tepat dalam pembuatan semen. Alat penimbang tersebut biasanya disebut Weight Feeder Weight feeder berbentuk belt conveor tetapi pada bagian bawah belt, terdapat sensor untuk mengukur berat yang disebut load cell. Apabila beban pada weight feeder terlalu berat, maka secara otomatis motor pada AF akan berputar secara pelahan agar tetap menyamakan set point yang diinginkan dari CCR melalui MCC. Dan sebaliknya, apabila beban pada weight feeder ringan atau belum mencapai set point yang diinginkan, maka motor pada AF akan berputar dengan cepat agar material yang berasal dari silo akan jatuh ke weight feeder dan mencapai set piont yang diinginkan. 1
2 1.2 Maksud dan Tujuan Hal-hal yang menjadi tujuan Kerja Praktek ini adalah: 1. Mengetahui sistem dan lingkungan kerja di PT. Holcim Indonesia Tbk. 2. Mengetahui sensor-sensor yang digunakan pada Weight Feeder System di PT. Holcim Indonesia Tbk. 3. Mengetahui carakerja dan aplikasi proses otomatisasi pada Weight Feeder System (WF). 1.3 Pembatasan Masalah Laporan Kerja Praktek ini difokuskan pada permasalahan cara kerja dan proses otomatisasi yang terdapat pada Weight Feeder System (WF) dengan materi lain yang berkaitan sebagai pelengkap. II. DASAR TEORI 2.1 Persyaratan Umum Sensor Dalam memilih peralatan sensor yang tepat dan sesuai dengan sistem yang akan di sensor, berikut ini persyaratan umum sensor: a) Linieritas Ada banyak sensor banyak sensor yang menghasilkan sinyal keluaran yang berubah secara kontinyu sebagai tanggapan terhadap masukan yang berubah secara kontinyu. b) Sensitivitas Sensitivitas menunjukkan seberapa jauh kepekaan sensor terhadap kuantitas yang diukur. c) Tanggapan Waktu Tanggapan waktu pada sensor menunjukkan seberapa cepat tanggapannya terhadap perubahan masukan 2.2 Load Cell Load Cell adalah komponen utama disistem timbangan, tingkat keakurasian timbangan tergantung dari jenis/tipe/merek Load Cell yang dipakai, sedangkan keakurasian timbangan menentukan efisiensi pada dunia industry. Sensor load cell apabila diberi beban pada inti besi maka nilai resistansi di strain gaugenya akan berubah. Tingkat keakurasian dari Load Cell, harus dilaksanakan kalibrasi menggunakan tes weigh/batu. Kalibrasi tersebut adalah untuk menyamakan tegangan Load Cell dibandingkan dengan batu standar yang dibaca di indikator timbangan. Sebuah Load Cell terdiri dari konduktor, strain gauge, dan wheatstone bridge. Tegangan keluaran dari sensor Load Cell sangat kecil, sehingga untuk mengetahui perubahan tegangan keluaran secara linier dibutuhkan rangkaian penguat instrumen. Dalam hal ini digunakan IC amplifier instrumen yang memang dibuat khusus untuk menguatkan tegangan keluaran yang sangat kecil hungga kurang dari satuan milivolt, salah satunya sensor Load Cell, hingga ukuran tegangan dalam satuan milivolt. Konduktor Sebuah konduktor atau kawat memiliki sejumlah resistansi. Tergantung pada diameternya. Semakin besar diameter, makin rendah resistansinya. Jika kita meregangkan kawat, kawat akan berkurang diameter atau luas penampangnya, sehingga akan meningkatkan resistansi. Demikian juga untuk sebaliknya juga sama. Jika kawat kita tekan/kompres, diameternya akan meningkat dan resistansinya menurun. Karena itu diperlukan kekuatan untuk perhitungan regangan atas kawat untuk proses penekanan dan peregangan tersebut, kawat dapat dikonfigurasi untuk mengukur kekuatan konfigurasi kawat ini disebut Strain Gauge. Strain Gauge Strain Gauge terdiri dari kawat panjang yang sangat halus yang ditenun bolak-balik didalam suatu dalam kotak dan diletakkan diatas selembar kertas atau plastik yang disebut basis. Sebuah kawat yang umum digunakan adalah paduan tembaga-nikel, dengan diameter sekitar satu seperseribu inci (001 ). Kawat dibentuk zig-zag untuk membentuk suatu grid sehingga akan meningkatkan panjang efektif dari kawat yang berada di bawah pengaruh gaya yang diterapkan untuk itu kawat tersebut. Diletakkan diatas dan melekat ke ujung pengukur. Strain gauges dapat dibuat sangat kecil, kadang-kadang lebih kecil dari 1 / 64. Ini adalah sebuah ukuran yang disemen atau dicetak ke benda logam yang kuat, biasanya disebut sebagai beban penerima elemen, untuk membuat sebuah load cell. Alat pengukur dikonfigurasi ke dalam rangkaian yang disebut 2
3 JembatanWheatstone/wheatstone Bridge. Wheatstone Bridge Gambar 1 Strain Gauge Jembatan wheatstone digunakan sebagai pengkondisi sinyal yang di hasilkan oleh sensor load cell. Berikut gambar jembatan wheatstone : Gambar 2 Jembatan Wheatstone saat setimbang Bila daya digunakan untuk menjembatani ini, arus yang mengalir dicabang R1/R3 sama dengan arus yang mengalir di R2/R4 cabang. Hal ini benar karena semua resistor adalah sama. Karena tidak ada perbedaan tegangan antara titik 1 dan 2 pada aliran arus melalui ammeter tersebut. Jembatan ini berada dalam kondisi seimbang. Seperti pada gambar diatas, jembatan menjadi tidak seimbang. Sebenarnya ada tiga jalur untuk aliran arus dalam rangkaian ini. Jalur 1 terminal baterai negatif melalui R2 dan R4 kembali keterminal baterai positif Jalur 2 terminal baterai negatif melalui R1 dan R3 kembali keterminal baterai positif. Jalur 3 terminal baterai negatif melalui R2, ampermeter, R3 dan kembali ke positif terminal baterai. Perhatikan saat ini terdapat aliran arus melalui amperemeter tersebut. Aliran arus ini adalah hasil dari perbedaan potensial antara poin 1 dan 2. Semakin besar beda potensial, aliran arus semakin besar yang melalui ampermeter tersebut. Dengan teori tentang strain gauge dan teori-teori jembatan Wheatstone, prinsip kerja Load Cell ini terbangun. Seperti berat ditempatkan di atas garis, panjang garis akan menurun. garis ini juga akan menjadi besar, atau menonjol keluar. Dua strain pengukur ditempatkan berlawanan satu sama lain untuk menanggapi secara proporsional terhadap perubahan panjang tersubut. Dua alat pengukur lainnya ditempatkan pada sisi berlawanan dari garis dan merespon perubahan tonjolan garis itu. Sejak sepasang alat ukur regangan dipasang mereka kawat menjadi lebih pendek diameter kawat menjadi lebih besar dan mengurangi resistensi mereka. Yang lainnya sepasang pengukur regangan diposisikan yang akan memperpanjang kabel tersebut, sehingga akan menurunkan diameter dan meningkatkan Resistansi kawat tersebut. Jika menggantungkan berat yang sama dari bagian bawah garis, bukan menekan garis. Alat pengukur garis dan regangan akan bertindak dalam arah yang berlawanan tapi masih dalam peregangan dan penekanan. Gambar 3 Jembatan Wheatstone saat tidak setimbang Gambar 4 Prinsip kerja Load Cell 3
4 Load Cell harus dikalibrasi terlebih dahulu untuk membaca dalam Kilogram bukannya ampere. Load Cell dibuat dalam berbagai bentuk dan konfigurasi. Ukuran alat strain ditempatkan secara strategis untuk kinerja puncak. Setiap Load Cell dilengkapi dengan lembar data atau sertifikat kalibrasi. Lembar ini memberikan data yang relevan. Lembar data disesuaikan dengan Load Cell dengan nomor model, nomor seri dan kapasitasnya. Informasi lainnya yang ditemukan pada lembar data kalibrasi yang khas adalah output dinyatakan dalam mv/v, tegangan eksitasi, non-linieritas, histeresis, Zerro, resistansi input, resistansi output, pengaruh suhu pada kedua output, tahanan isolasi dan panjang kabel. Kode warna kabel juga disertakan pada lembar data kalibrasi. 2.3 Tachometer Tachometer adalah sebuah instrumen atau alat yang mampu untuk mengukur kecepatan putaran. Alat ini biasanya menampilkan revolutions per minute (RPM) pada sebuah pengukur skala analog, namun yang versi tampilan digital juga. Dalam weight feeder, pemasangan tachometer dengan tujuan agar pengamat(ruang kontrol) dapat mengetahui kecepatan dari putaran motor AF agar batu kapur ( lime stone) sesuai set point yang diinginkan secara efisien. Hal ini mampu menolong pengamat dalam menyeleksi akselerasi yang pas dan pengaturan rotasi mesin untuk segala macam kondisi. Dalam aplikasinya, tachometer yang digunakan adalah tachometer DC atau tacho generator DC. Dimana keluaran dari tacho generator tersebut adalah tegangan DC. Dari segi eksitasi tacho generator DC dapat dibangkitkan dengan eksitasi dari luar atau imbas elektromagnit dari magnit permanent. Tacho generator DC dapat membangkitkan tegangan DC yang langsung dapat menghasilkan informasi kecepatan, sensitivitas tacho generator DC cukup baik terutama pada daerah kecepatan tinggi. Tacho generator DC yang bermutu tinggi memiliki kutubkutub magnit yang banyak sehingga dapat menghasilkan tegangan DC dengan riak gelombang yang berfrekuensi tinggi sehingga mudah diratakan. Gambar 5 Konstruksi Tacho Generator DC III. PRINSIP KERJA WEIGHT FEEDER (WF) 3.1 Proses Pengolahan Pada Weight Feeder (WF) Dalam industri, weight feeder memegang peranan yang penting dalam menentukan kualitas produk yang dihasilkan. Pada prinsipnya weight feeder dapat dianggap sebagai suatu timbangan elektris-mekanis berbentuk conveyor yang secara otomatis menentukan berat material penyusun yang akan diumpankan ke proses selanjutnya. 3.2 Prinsip Kerja Weight Feeder System (WF) Gambar 6 Weight Feeder Sistem Weight Feeder diatur ke dalam operasi set point jarak jauh oleh sinyal digital dari CCR. Selama berlangsung mode ini, kontroller weight feeder akan menggunakan set point remote dari CCR untuk mengontrol kecepatan dan juga jumlah bahan baku yang masuk ke dalam ke dalam proses selanjutnya. Ketika kecepatan dan berat beban telah mencapai set point, maka proses penimbangan berat beban dan kecepatan akan berlangsung. 4
5 Jika beban batu kapur pada weight feeder berlebih, motor konveor AF akan berjalan lebih pelan agar menyesuaikan pada set point beban yang telah diatur. Dan apabila beban batu kapur pada weight feeder kurang (tidak mencapai set point), maka motor konveor AF akan berputar lebih cepat agar mencapai set point yang diinginkan. Apabila komposisi dari bahan baku semen tidak seimbang, maka tim riset pada bagian produksi dapat mengubah parameter set point yang diinginkan tanpa harus mengubah dari CCR. Saat terjadi masalah pada weight feeder, maka dapat diubah ke dalam bentuk lokal (dapat diatur pada lokasi weight feeder tersebut). Sehingga pada CCR harus dirubah dalam mode lokal agar dapat diperbaiki secara manual gangguan tersebut. IV. BAGIAN-BAGIAN PADA WEIGHT FEEDER SYSTEM (WF) 4.1 Motor Konveyor Motor konveor berfungsi untuk mendistribusikan batu kapur yang berasal dari silo batu kapur, agar dapat di proses ke tahap selanjutnya. Kecepatan dari motor konveor ini bergantung pada masukan dari beban yang di timbang oleh load cell. Oleh karena itu kecepatan motor konveor ini dapat berjalan dengan cepat maupun lambat. 4.3 Tacho Generator DC Untuk mengetahui kecepatan dari sebuah motor konveor diperlukan tacho generator DC, dimana alat ini akan menghasilkan tegangan DC yang akan dikonversikan sesuai dengan datasheet yang berlaku pada alat sehingga keluaran pada tacho generator DC ini merupakan kecepatan motor (RPM). Gambar 9 Tacho Generator DC 4.4 HMI HMI adalah display yang menampilkan semua proses pengoprasian weight feeder dan menampilkan data. Data tersebut dapat berupa grafik maupun lainnya sesuai dengan kebutuhan. Dari HMI kita dapat mentuning kontroller PID serta dapat memerintahkan tindakan yang akan diambil. Sebagai contoh, apabila terjadi kerusakan, maka petugas dilapangan akan berkomunikasi dengan CCR menggunakan Handy Talky dan melapor adanya kerusakan, sehingga petugas pada CCR akan mengeset status weight feeder dari remot menjadi lokal. Gambar 7 Motor konveor pada batu kapur 4.2 Load Cell Load cell berfungsi untuk menimbang beban dari masukan silo agar sesuai dengan set point yang diinginkan oleh CCR. Sehingga komposisi dari setiap bahan baku akan seimbang dan menghasilkan kualitas semen yang baik. Gambar 8 Load Cell Gambar 10 HMI 4.5 Kontroller Pada Weight Feeder Pada weight feeder kontrolloer yang digunakan adalah PID. Dimana PID tersebut bertujuan mengatur kecepatan dari putaran motor konveor yang digunakan pada weight feeder. Masukan dari sistem ini adalah load cell 5
6 yang merupakan sensor yang berfungsi untuk menimbang berat beban pada motor konveor. Sehingga motor tersebut harus mencapai set point yang telah ditetapkan pada CCR. Tunning yang dilakukan dapat secara otomatis maupun manual. Pada weight feeder nilai tuning kontrol proposional diberi nilai yang tinggi diantara kontroller lainnya seperti Integrator maupun derivatif. Hal ini bertujuan untuk mempercepat respon transien dari motor agar mencapi set point dengan waktu yang singkat. Setelah menambahkan kontroller proposiona, maka kita dapat melihat pada HMI grafik dari sistem ketika mencapai set point yang diinginkan. Apabila terdapat error stady state maka dapat menambahkan kontroller integrator yang mana kontroller integrator berfungsi untuk menghilangkan error stady state sehingga respon dari sistem akan tetap pada set point, walaupun error tidak dapat dihilangkan 100%. Kontroller derivatif menjadi opsi pilihan apabila sistem tersebut terlalu berosilasi. Dengan adanya kontroller derivatif, maka osilasi yang dihasilkan oleh sistem akan diredam oleh kontroller derivatif tersebut. Gambar 6 Setting Kontroller PID pada HMI Untuk blok diagram dari sistem weight feeder ini adalah sebagai berikut : Gambar 7 Blok Diagram Weight Feeder Dari blok diagram diatas terlihat, cara kerja sistem weight feeder ini awalnya diberi nilai referensi sebagai inputan sistem, lalu inputan tersebut diterima oleh kontroller PID ynag berfungsi sebagai pengatur dari motor AF yang berada persis dibawah bin dari limestone agar dapat mengalirkan limestone ke weight feeder untuk ditimbangkan. Setelah itu keluaran dari kontroller PID akan menuju ke motor AF yang akan mengirimkan limestone ke weight feeder. Setelah proses pengiriman limestone dari motor AF ke weight feeder, maka berat dari limestone itu akan ditimbang dengan menggunakan sensor load cell. Keluaran dari sensor load cell akan diumpan balikkan lagi lalu di kurangkan dengan nilai referensi yang diberikan, agar mendapatkan nilai error yang dihasilkan oleh sistem weight feeder tersebut. V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Dalam pembuatan semen, weight feeder sangat dibutuhkan untuk mengetahaui komposisi campuran antara berbagai bahan baku pembuatan semen sesuai dengan aturan komposisi yang berlaku pada perusahaan sehingga menghasilkan semen yang bermutu baik. 2. Beban yang masuk pada weight feeder harus selalu di pantau agar tidak terjadi kesalahan yang dapat mengahasilkan kecacatan produk semen. 3. PLC yang dipakai merek Allen Bradley,type SLC5/04 yang mempunyai dua bagian yaitu Power Supplay untuk menyuplai tegangan listrik ke CPU, backplan card I/O. Dan CPU untuk kalkulasi,interlok,menyimpan program PLC,dll. 4. HMI adalah display yang menampilkan semua signal PLC dan menampilkan data / signal. Yang bisa melakukan komunikasi dengan PLC yaitu menggunakan 2 kabel data yaitu kabel DH+ dan RS232 dan juga dapat berkomunikasi dengan laptop dengan menggunakan 2 kabel data yaitu kabel LAN dan RS Saran 1. Perlunya perawatan serta pengecekan berkala supaya Weight Feeder Sytem ini tetap dalam kondisi optimal sesuai dengan set point yang diinginkan. 6
7 2. Adanya sensor tambahan untuk setiap bahan baku agar dapat menghasilkan komposisi yang lebih baik sesuai dengan set point yang diinginkan. VI. DAFTAR PUSTAKA [1] Gambar Lokasi PT Holcim Indonesia, =en&tab=wl, Desember 2011 [2] Nasuhi, Mohamad. CIL Gas Cooling Tower System (GCT), Replacement PLC & HMI GCT Project Electrical Engineering Support, [3] Fraden, Jacob. Handbook Of Modern Sensors, :Physics, Designs, And ApplicationsThird Edition, Springer.2003 [4] Morris, S Alan. Measurement and Instrumentation Principles, Butterworth-Heinemann, Oxford.2011 [5] Artono, Raldi Koetoer. Pengukuran Teknikuntuk Mahiswa, Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Univ. Indonesia, Jakarta BIODATA M. Antisto Akbar, dilahirkan di B. Aceh, 23 Oktober Menempuh pendidikan di TK FKIP Unsyiah B. Aceh, SD N 61 B. Aceh, SMP N 2 Babalan, SMA N 5 B. Aceh. Dan saat ini masih menempuh studi S1 di Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,Universitas Diponegoro angkatan 2008 mengambil konsentrasi Instrumentasi dan Kontrol. Semarang, April 2013 Mengetahui, Dosen Pembimbing Budi Setiyono, ST., MT. NIP
Makalah Seminar Kerja Praktek PROSES OTOMATISASI PADA GAS COOLING TOWER SYSTEM (GCT) DI PT. HOLCIM TBK.
Makalah Seminar Kerja Praktek PROSES OTOMATISASI PADA GAS COOLING TOWER SYSTEM (GCT) DI PT. HOLCIM TBK. Mohammad Adhitama.¹, Sumardi ST, MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SENSOR-SENSOR PADA PROSES TAKE UP DI HS20-II SPUN SIZING MACHINE DI PT PRIMATEXCO INDONESIA
Makalah Seminar Kerja Praktek APLIKASI SENSOR-SENSOR PADA PROSES TAKE UP DI HS20-II SPUN SIZING MACHINE DI PT PRIMATEXCO INDONESIA Oka Danil Saputra.¹ 1 Mahasiswa Jurusan Teknik elektro, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggerakan belt conveyor, pengangkat beban, ataupun sebagai mesin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Motor DC atau motor arus searah yaitu motor yang sering digunakan di dunia industri, biasanya motor DC ini digunakan sebagai penggerak seperti untuk menggerakan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
9 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Umum Dengan semakin berkembangnya teknologi saat ini dan perkembangan itu meliputi para pelaku usaha didunia industri untuk membuat produk yang lebih modern dan ramah lingkungan.
Lebih terperinciPERANCANGAN TIMBANGAN DAN PENGUKUR DIAMETER KAWAT TEMBAGA PADA MESIN GULUNG KAWAT TEMBAGA DENGAN MIKROKONTROLER ATmega328 ABSTRAK
PERANCANGAN TIMBANGAN DAN PENGUKUR DIAMETER KAWAT TEMBAGA PADA MESIN GULUNG KAWAT TEMBAGA DENGAN MIKROKONTROLER ATmega328 Disusun oleh : Iwan Setiawan 0822005 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,,
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO
Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO Muhammad Fajri Nur Reimansyah (L2F009032) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciRancang Bangun Data Logger Massa Menggunakan Load Cell
PROSIDING SKF Rancang Bangun Data Logger Massa Menggunakan Load Cell Kamirul,a), Hezliana Syahwanti,b), Afni Nelvi,c) dan Hendro M.S.,d) Program Studi Magister Fisika, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha
Lebih terperinciLVDT (Linear Variable Differensial Transformer)
LVDT (Linear Variable Differensial Transformer) LVDT merupakan sebuah transformator yang memiliki satu kumparan primer dan dua kumparan sekunder. Ketiga buah kumparan tadi, diletakkan simetris pada sebuah
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN POSISI CANNON PADA MODEL TANK MILITER DENGAN PENGENDALI PD (PROPOSIONAL DERIVATIVE)
Makalah Seminar Tugas Akhir RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN POSISI CANNON PADA MODEL TANK MILITER DENGAN PENGENDALI PD (PROPOSIONAL DERIVATIVE) Heru Triwibowo [1], Iwan Setiawan [2], Budi Setiyono
Lebih terperinciKARAKTERISASI SENSOR STRAIN GAUGE. Kurriawan Budi Pranata, Wignyo Winarko Universitas Kanjuruhan Malang
KARAKTERISASI SENSOR STRAIN GAUGE Kurriawan Budi Pranata, Wignyo Winarko Universitas Kanjuruhan Malang kurriawan@gmail.com, wignyowinarko@gmail.com ABSTRAK. Karakterisasi sensor strain gauge dengan resistansi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL
BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL Pada awalnya sistem pompa transmisi menggunakan sistem manual dimana dalam menyalakan atau mematikan sistem diperlukan dua operator lebih. Tugas para
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Timbangan Timbangan adalah alat yang dipakai melakukan pengukuran berat suatu benda. Timbangan dikategorikan kedalam sistem mekanik dan juga elektronik. Timbangan adalah suatu
Lebih terperinciPENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp & Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN
Lebih terperinciPengkondisian Sinyal. Rudi Susanto
Pengkondisian Sinyal Rudi Susanto Tujuan Perkuliahan Mahasiswa dapat menjelasakan rangkaian pengkondisi sinyal sensor Mahasiswa dapat menerapkan penggunaan rangkaian pengkondisi sinyal sensor Pendahuluan
Lebih terperinciPENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi
PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC Publikasi Jurnal Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Disusun
Lebih terperinciADC (Analog to Digital Converter)
ADC (Analog to Digital Converter) Analog to Digital Converter (ADC) adalah sebuah piranti yang dirancang untuk mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sinyal sinyal digital. IC ADC 0804 dianggap dapat memenuhi
Lebih terperincie (t) = sinyal kesalahan
KENDALI SELF TUNING FUZZY PI PADA PENGENDALIAN WEIGHT FEEDER CONVEYOR 1 A. Chandra Saputro [1], Sumardi, ST. MT. [2], Budi Setiyono, ST. MT. [2] Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Lebih terperinciJOBSHEET SENSOR BEBAN (STRAIN GAUGE)
JOBSHEET SENSOR BEBAN (STRAIN GAUGE) A. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sensor strain gauge 2. Mahasiswa dapat menjelaskan rangkaian sensor strain gauge 3. Mahasiswa dapat mempraktekkan
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN SISTEM
BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian
Lebih terperinciUniversitas Medan Area
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori Generator listrik adalah suatu peralatan yang mengubah enersi mekanis menjadi enersi listrik. Konversi enersi berdasarkan prinsip pembangkitan tegangan induksi
Lebih terperinciPengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID
JURNAL INTAKE---- Vol. 5, Nomor 2, Oktober 2014 Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID Alamsyah Ahmad Teknik Elektro,
Lebih terperinciMOTOR DC. Karakteristik Motor DC
MOTOR DC Karakteristik Motor DC Karakteristik yang dimiliki suatu motor DC dapat digambarkan melalui kurva daya dan kurva torsi/kecepatannya, dari kurva tersebut dapat dianalisa batasanbatasan kerja dari
Lebih terperinciPemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu
Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable, parameter) sehingga berada pada suatu harga
Lebih terperinciKARAKTERISAS I SENSOR STRAIN GAUGE Kurriawan Budi Pranata 1, Wignyo Winarko 2, Solikhan 3
KARAKTERISAS I SENSOR STRAIN GAUGE Kurriawan Budi Pranata 1, Wignyo Winarko 2, Solikhan 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Kanjuruhan Malang kurriawan@gmail.com,
Lebih terperinciAPLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH
APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH Sensor adalah merupakan salah satu komponen penting sebagai pengindera dari sistem. Bagian ini akan mengubah hal-hal yang dideteksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Data acquisition system atau DAS adalah teknik yang dilakukan pada sistem pengukuran yang mempunyai prinsip kerja mengukur/mengambil data, menyimpan sementara
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SENSOR KAPASITIF DALAM SISTEM KONTROL KADAR ETANOL
TE 091399 IMPLEMENTASI SENSOR KAPASITIF DALAM SISTEM KONTROL KADAR ETANOL Peter Chondro 2210100136 Dosen Pembimbing: Dr. M. Rivai, ST., MT. Suwito, ST., MT. Bidang Studi Elektronika Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciMateri 2: Sensor, Signal & Systems
Materi 2: Sensor, Signal & Systems I Nyoman Kusuma Wardana Sistem Komputer STMIK STIKOM Bali Sensor a device that receives and responds to a signal or stimulus. (alat yg menerima & merespon suatu sinyal
Lebih terperinciII. PERANCANGAN SISTEM
Sistem Pengaturan Intensitas Cahaya Dengan Perekayasaan Kondisi Lingkungan Pada Rumah Kaca Alfido, Ir. Purwanto, MT., M.Aziz muslim, ST., MT.,Ph.D. Teknik Elektro Universitas Brawijaya Jalan M.T Haryono
Lebih terperinciARUS SEARAH (ARUS DC)
ARUS SEARAH (ARUS DC) Bahan Ajar Pernahkah Anda melihat remot televisi? Tahukah anda kenapa remot tersebut dapat digunakan untuk mengganti saluran televisi? Apa yang menyebabkan remot dapat digunakan?
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Dalam tugas akhir ini, penulis memaparkan empat penelitian terdahulu yang relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed Drive
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. otomatis masih belum menggunakan filter. Dari hasil penelitian yang dilakukan,
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Pada penelitian yang dilakukan oleh Imam Suhendra, sistem pengisian air otomatis masih belum menggunakan filter. Dari hasil penelitian yang dilakukan, nilai
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PENGUKURAN BESARAN LISTRIK KODE / SKS : KD / 2 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar
Minggu Pokok Bahasan ke dan TIU 1 1. Alat-alat Ukur Listrik mengetahui alat-alat ukur listrik dan dapat menggunakannya dalam praktikum Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar 1.1. Alat Ukur Kumparan Putaran
Lebih terperinciPENGATURAN KUAT CAHAYA PADA SOLATUBE MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS MIKROKONTROLER
PENGATURAN KUAT CAHAYA PADA SOLATUBE MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS MIKROKONTROLER Firman Dewan Saputra. 1, Dr. Ir. Purwanto, MT. 2, Ir. Retnowati, MT. 2 1 Mahasiswa Teknik Elektro Univ. Brawijaya,
Lebih terperinciPENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR
PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR 1 JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciTUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PENGUKUR MASSA MENGGUNAKAN LOADCELL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PENGUKUR MASSA MENGGUNAKAN LOADCELL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 diajukan sebagai syarat untuk memperolah gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Instrumentasi dan
Lebih terperinciSINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK
SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) Tri Prasetya F. Ir. Yahya C A, MT. 2 Suhariningsih, S.ST MT. 3 Mahasiswa Jurusan Elektro Industri, Dosen Pembimbing 2 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab ini akan menjelaskan metodologi yang dilakukan dalam pengujian, peralatan dan rangkaian yang digunakan dalam penelitian. 3.1. Peralatan dan Rangkaian Penelitian Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu perkembangan pengaplikasian teknologi yang telah lama
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan teknologi elektronika dewasa ini, sudah sangat maju baik dibidang industri, pertanian, kesehatan, pertambangan, perkantoran, dan lain-lain.
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENGONTROLAN PENGUKURAN BERAT PADA TIMBANGAN KENDARAAN SECARA AUTOMATIS
PERANCANGAN SISTEM PENGONTROLAN PENGUKURAN BERAT PADA TIMBANGAN KENDARAAN SECARA AUTOMATIS Julkarnine Marpaung, Eddy Warman Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik
Lebih terperinciPENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM
PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM Fandy Hartono 1 2203 100 067 Dr. Tri Arief Sardjono, ST. MT. 2-1970 02 12 1995 12 1001 1 Penulis, Mahasiswa S-1
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG
Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Lilik Kurniawan (L2F008053) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Lebih terperinciMakalah Mata Kuliah Penggunaan Mesin Listrik
Makalah Mata Kuliah Penggunaan Mesin Listrik KARAKTERISTIK MOTOR UNIVERSAL DAN MOTOR COMPOUND Tatas Ardhy Prihanto (21060110120039) Tatas_ap@yahoo.co.id Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang
7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN PENCAMPUR PAKAN TERNAK BERBASIS MIKROKONTROLLER
RANCANG BANGUN MESIN PENCAMPUR PAKAN TERNAK BERBASIS MIKROKONTROLLER Fariz Ardian #1, Ir. Ratna Adil, MT #2, Eru Puspita. ST, M.Kom #3 Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Lebih terperinciBAB 4 HASIL SIMULASI PROSES PENGUMPANAN MATERIAL PADA PENGGILINGAN AWAL DAN ANALISISNYA. Software simulasi ini menampilkan 3 form tampilan yaitu:
BAB 4 HASIL SIMULASI PROSES PENGUMPANAN MATERIAL PADA PENGGILINGAN AWAL DAN ANALISISNYA 4.1 Pembahasan Hasil Penelitian 4.1.1 Tampilan Software Software simulasi ini menampilkan 3 form tampilan yaitu:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari masa ke masa berkembang cepat terutama dibidang otomasi industri. Perkembangan ini tampak jelas di industri pemabrikan,
Lebih terperinciMODUL 6 APLIKASI TERMOMETER DENGAN SENSOR LM35 PADA CPU1215C AC/DC/RELAY
MODUL 6 APLIKASI TERMOMETER DENGAN SENSOR LM35 PADA CPU1215C AC/DC/RELAY 1. Tujuan Percobaan Memahami Cara Membaca Data Sensor LM35 dengan PLC Siemens CPU1215C AC/DC/Relay Memahami Proses Modifikasi Data
Lebih terperinciOptimasi Pengaktifan Motor Penggerak pada Prototipe Sepeda Motor Hibrid untuk Menurunkan Konsumsi Bahan Bakar
ISBN 978-979-3541-50-1 IRWNS 2015 Optimasi Pengaktifan Motor Penggerak pada Prototipe Sepeda Motor Hibrid untuk Menurunkan Konsumsi Bahan Bakar Aris Suryadi, Budi Triyono Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Lebih terperinciElektronika Lanjut. Penguat Instrumen. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1
Penguat Instrumen Missa Lamsani Hal 1 . Missa Lamsani Hal 2 / 28 Penguat Instrumentasi Penguat instrumentasi adalah suatu loop tertutup (close loop) dengan masukan differensial dan penguatannya dapat diatur
Lebih terperinciSISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER
SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER Nursalim Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana Jl. Adisucipto-Penfui Kupang,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengukuran resistivitas dikhususkan pada bahan yang bebentuk silinder. Rancangan alat ukur ini dibuat untuk mengukur tegangan dan arus
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Temperatur Temperatur adalah suatu penunjukan nilai panas atau nilai dingin yang dapat diperoleh/diketahui dengan menggunakan suatu alat yang dinamakan termometer. Termometer
Lebih terperinciBAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti
6 BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN 2.1 Sistem Tenaga Listrik Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTGU kemudian disalurkan
Lebih terperinciAPLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK
APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Strain Gauge
BAB II DASAR TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan diuraikan dasar - dasar penunjang yang diperlukan untuk merealisasikan alat
Lebih terperinciSistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Ektraktor Madu Menggunakan Kontroler PID
1 Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Ektraktor Madu Menggunakan Kontroler PID Rievqi Alghoffary, Pembimbing 1: Purwanto, Pembimbing 2: Bambang siswoyo. Abstrak Pengontrolan kecepatan pada alat
Lebih terperinci1.1. Definisi dan Pengertian
BAB I PENDAHULUAN Sistem kendali telah memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Peranan sistem kendali meliputi semua bidang kehidupan. Dalam peralatan, misalnya proses
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010
TUGAS AKHIR PENGGUNAAN STRAIN GAUGE SEBAGAI SENSOR GAYA UNTUK MENINGKATKAN KINERJA SISTEM TRANSMISI CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION ( CVT ) Oleh : HERLAMBANG BAGUS P. NRP 2108 100 506 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki kemampuan berpikir yang terus berkembang. Seiring
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manusia memiliki kemampuan berpikir yang terus berkembang. Seiring dengan berjalannya waktu, manusia terus berpikir dan berusaha untuk membuat suatu alat bantu yang
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM 3.1 Pengantar Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan perealisasian keseluruhan sistem yang meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. Pada perancangan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan
Lebih terperinciRancang Bangun Pengatur Tegangan Otomatis pada Generator Ac 1 Fasa Menggunakan Kendali PID (Proportional Integral Derivative)
Rancang Bangun Pengatur Tegangan Otomatis pada Generator Ac 1 Fasa Menggunakan Kendali PID (Proportional Integral Derivative) Koko Joni* 1, Achmad Fiqhi Ibadillah 2, Achmad Faidi 3 1,2,3 Teknik Elektro,
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan
Lebih terperinciSISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID
SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID Raditya Wiradhana, Pembimbing 1: M. Aziz Muslim, Pembimbing 2: Purwanto. 1 Abstrak Pada saat ini masih banyak tungku bakar berbahan
Lebih terperinciDasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah
Modul 3 Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah 3.1 Definisi Motor Arus Searah Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus searah menjadi tenaga listrik arus
Lebih terperinciModule : Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC
Module : Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC PERCOBAAN 2 SISTEM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC 2.1. PRASYARAT Memahami komponen yang digunakan dalam praktikum sistem pengaturan kecepatan motor dc Memahami
Lebih terperinciSistem Akuisisi Data Suhu Multipoint Dengan Mikrokontroler
Sistem Akuisisi Data Suhu Multipoint Dengan Mikrokontroler Mytha Arena 1, Arif Basuki 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro STTNAS Yogyakarta Jln. Babarsari, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281. mytha98@yahoo.com
Lebih terperinciGambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital
Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital 10 Bab II Sensor 11 2.1. Pendahuluan Sesuai dengan banyaknya jenis pengaturan, maka sensor jenisnya sangat banyak sesuai dengan besaran fisik yang diukurnya
Lebih terperinciBAB II SISTEM PENCETAK KUE LIDAH KUCING
BAB II SISTEM PENCETAK KUE LIDAH KUCING 2.1 Pengantar Pembuatan lidah kucing secara konvensional terdiri dari beberapa tahapan, yaitu pencampuran, pencetakan, pengovenan. Pada bagian pencampuran semua
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : November 2011 Maret 2013 Tempat : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung B. Alat dan Bahan
Lebih terperinciRancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI
Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI Sutedjo ¹, Zaenal Efendi ², Dina Mursyida 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa D4 Jurusan
Lebih terperinciPERENCANAAN KONTROL PID PADA MOTOR INDUKSI BERBASIS MATLAB SIMULINK
PERENCANAAN KONTROL PID PADA MOTOR INDUKSI BERBASIS MATLAB SIMULINK Andi Kurniawan N 1, Hery Hariyanto 2 1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Semarang Jl. Sukarno-Hatta, Tlogosari, Semarang,
Lebih terperinciPemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil
Pemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil Nyein Nyein Soe*, Thet Thet Han Yee*, Soe Sandar Aung* *Electrical Power Engineering Department, Mandalay Technological University,
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan alat pengukuran tinggi badan dan berat badan berbasis mikrokontroler dan interface ini terdapat beberapa masalah yang harus
Lebih terperinciMESIN PENYAJI BERAS SECARA DIGITAL
MESIN PENYAJI BERAS SECARA DIGITAL Mirfan mirfan.stmik@gmail.com STMIK HANDAYANI Makassar Abstrak Penelitian ini bertujuan Untuk merancang serta mengimplementasikan Mesin Penyaji beras secara digital dengan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. blok diagram dari sistem yang akan di realisasikan.
33 BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Diagram Blok Sistem Dalam perancangan ini menggunakan tiga buah PLC untuk mengatur seluruh sistem. PLC pertama mengatur pergerakan wesel-wesel sedangkan
Lebih terperinciBAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL
BAB VI INSTRUMEN PENGKONDISI SINYAL Pengkondisian sinyal merupakan suatu konversi sinyal menjadi bentuk yang lebih sesuai yang merupakan antarmuka dengan elemen-elemen lain dalam suatu kontrol proses.
Lebih terperinciAbstrak. Susdarminasari Taini-L2F Halaman 1
Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA TRAFFIC LIGHT DI LABORATORIUM TEKNIK KONTROL OTOMATIK TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS DIPONEGORO Susdarminasari Taini (L2F009034)
Lebih terperinciInstrument arus searah
Makalah pengukuran listrik Instrument arus searah OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN NIM : D411 10 009 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2011 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. Perancangan alat penelitian dilakukan di Laboratorium Elektronika, Laboratorium
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR ARUS SEARAH MENGGUNAKAN KENDALI PID BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER
IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR ARUS SEARAH MENGGUNAKAN KENDALI PID BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER Winarso*, Itmi Hidayat Kurniawan Program Studi Teknik Elektro FakultasTeknik, Universitas
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.
BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang
Lebih terperinciUJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID
UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID Joko Prasetyo, Purwanto, Rahmadwati. Abstrak Pompa air di dunia industri sudah umum digunakan sebagai aktuator
Lebih terperinciBAB III KONSEP DASAR PERANCANGAN
BAB III KONSEP DASAR PERANCANGAN III. Sensor Sensor adalah suatu piranti yang dapat mendeteksi dan mengubah besaran alam atau besaran fisis seperti kecepatan, percepatan, tekanan, regangan, dan lain-lain
Lebih terperinciPRESENTASI FIELD PROJECT
PRESENTASI FIELD PROJECT STUDI OPERASIONAL ALAT PENGAMAN MESIN DIESEL GENERATOR PADA KAPAL MUSI RIVER Penyusun Field Project: A an Anshori (NRP: 6408 030 026) Dosen Pembimbing: M. Abu Jami'in, ST. MT.
Lebih terperinciBAB I SISTEM KONTROL TNA 1
BAB I SISTEM KONTROL Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata kontrol disini dapat diartikan "mengatur", dan apabila kita persempit lagi arti penggunaan kata kontrol dalam teknik
Lebih terperinciModul 1 definisi dan konsep pengukuran hasil pengukuran suatu besaran ralat acak dan ralat sistematis Modul 2 konsep angka penting dan pembulatan
ix M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah Alat Ukur dan Metode Pengukuran ini adalah 3 SKS, yang terdiri dari 9 modul. Setelah mengikuti mata kuliah ini, Anda diharapkan memiliki kemampuan menerapkan penggunaan
Lebih terperinciKONSTRUKSI GENERATOR ARUS SEARAH
KONSTRUKSI GENERATOR ARUS SEARAH BAGAN DARI MESIN LISTRIK Konversi energi Trafo Listrik Listrik Medan magnet Generator Motor mekanik BAGIAN-BAGIAN MESIN ARUS SEARAH Bagian-bagian penting pada suatu mesin
Lebih terperinciPERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID
PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID Endra 1 ; Nazar Nazwan 2 ; Dwi Baskoro 3 ; Filian Demi Kusumah 4 1 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011 Yogyakarta, 26 Juli Intisari
Sistem Pendorong pada Model Mesin Pemilah Otomatis Cokorda Prapti Mahandari dan Yogie Winarno Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma J1. Margonda Raya No.100, Depok 15424
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK
BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK 4.1 Rangkaian Pengontrol Bagian pengontrol sistem kontrol daya listrik, menggunakan mikrokontroler PIC18F4520 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 30. Dengan osilator
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sebagai Sumber angin telah dimanfaatkan oleh manusaia sejak dahulu, yaitu untuk transportasi, misalnya perahu layar, untuk industri dan pertanian, misalnya kincir angin untuk
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY
BAB IV PENGUJIAN PROPELLER DISPLAY 4.1 Hasil Perancangan Setelah melewati tahap perancangan yang meliputi perancangan mekanik, elektrik, dan pemrograman. Maka terbentuklah sebuah propeller display berbasis
Lebih terperinciANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR
Akhmad Dzakwan, Analisis Sistem Kontrol ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR (DC MOTOR CONTROL SYSTEMS ANALYSIS AS A FUNCTION OF POWER AND VOLTAGE OF HEAT) Akhmad
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi dalam era globalisasi setiap harinya mengalami perkembangan yang dinamis, salah satu bentuk dari perkembangan teknologi tersebut terutama di bidang industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar belakang.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang. Alam menyediakan sumber daya untuk keperluan kehidupan manusia, manusia modern membutuhkan sumber daya alam tersebut untuk menunjang kemajuan tehnologi, dengan tehnologi
Lebih terperinciIdentifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC
Identifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC Andhyka Vireza, M. Aziz Muslim, Goegoes Dwi N. 1 Abstrak Kontroler PID akan berjalan dengan baik jika mendapatkan tuning
Lebih terperinciTUJUAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini peserta mampu:
TUJUAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini peserta mampu: Menggunakan rumus-rumus dalam rangkaian elektronika untuk menganalisis rangkaian pengkondisi sinyal pasif Menggunakan kaidah, hukum, dan rumus
Lebih terperinci