Sukamerindu, Switchyard Musi dan Switchyard Tess (Bengkulu). I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sukamerindu, Switchyard Musi dan Switchyard Tess (Bengkulu). I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 Makalah Seminar Kerja Praktek PENERAPAN RELAY OLS PADA TRAFO TD 3 # 30 MVA G SUKAMERNDU BENGKULU DENGAN SENSNG ARUS PRMER 70KV UNTUK MENTRPKAN PENYULANG 20 KV Rio Parohon T. Tambunan (L2F ) Ryopram@gmail.com Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak Kesinambungan/keandalan penyaluran listrik adalah salah satu aspek mutu listrik yang paling dasar dan secara umum paling mempengaruhi kepuasan pelanggan namun justru masih sering menjadi masalah utama dalam pelayanan listrik di ndonesia. Jika sering terjadi pemadaman maka secara umum konsumen tidak akan sempat memikirkan tentang stabilitas tegangan, frekuensi, harmonik dan lain-lain. Bahkan masih ada masyarakat yang menganggap kesinambungan penyaluran sebagai satu-satunya hal yang menentukan baik buruknya pelayanan listrik. G Sukamerindu merupakan satu-satunya Gardu nduk yang menopang kebutuhan listrik di Kota Bengkulu. Dengan pola radial yang diterapkan pada G tersebut maka selalu terjadi drop tegangan yang besar di sisi Primer Trafo TD 3 # 30 MVA. Hal ini menyebabkan kenaikan arus yang menyebabkan relay OCR pada PMT 70 kv bekerja lebih dulu dari PMT incoming 20 kv dan trafo berhenti beroperasi. Untuk menghindari kejadian tersebut maka akan dipasang relay OLS pada sisi Primer trafo TD 3 dengan sensing arus. Kata Kunci : Trafo, OCR, OLS, G Sukamerindu.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesinambungan/keandalan penyaluran listrik adalah salah satu aspek mutu listrik yang paling dasar dan secara umum paling mempengaruhi kepuasan pelanggan namun justru masih sering menjadi masalah utama dalam pelayanan listrik di ndonesia. Jika sering terjadi pemadaman maka secara umum konsumen tidak akan sempat memikirkan tentang stabilitas tegangan, frekuensi, harmonik dan lain-lain. Bahkan masih ada masyarakat yang menganggap kesinambungan penyaluran sebagai satu-satunya hal yang menentukan baik buruknya pelayanan listrik. UPT Bengkulu merupakan unit pelayanan transmisi yang memiliki wilayah kerja mencakup daerah provinsi Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu. Pada wilayah kerjanya, UPT bengkulu memiliki 3 TRAG yaitu TRAG Pekalongan, TRAG Muara Bungo, dan TRAG Lahat. 3 TRAG tersebut terdiri dari 7 Gardu nduk (G) dan 2 Switchyard yaitu G Bangko dan G Muara Bungo (Jambi) ; G Lahat, G Lubuk Lingggau dan G Pagar Alam (Sumatera Selatan) ; G Pekalongan, G Sukamerindu, Switchyard Musi dan Switchyard Tess (Bengkulu). Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak gangguan dengan mencegah terjadinya padam total dari suatu sistem adalah dengan memberlakukan skema pelepasan beban atau OLS. Skema OLS telah diterapkan di G Sukamerindu UPT Bengkulu yang mana menjadi satu-satunya G penyuplai daya listrik ke kota Bengkulu 1.2 maksud dan tujuan praktek kerja lapangan Adapun maksud dan tujuan dari pelaksanaan kerja praktek di PT PLN(Persero) UPT bengkulu 1. Mahasiswa melalui kerja praktek ini dapat menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah. 2. Mahasiswa dapat mengetahui pengujian sistem proteksi pada jaringan sistem tenaga listrik, khususnya di PT PLN (persero) UPT bengkulu. 3. Mahasiswa dapat mengetahui secara langsung alat-alat sistem proteksi.

2 4. Membandingkan teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan yang ada di lapangan 1.3 Batasan Masalah Dalam penulisan makalah ini, penulis hanya menjelaskan tentang pengujian dan prinsip kerja OLS dengan menggunakan OLS tipe P122 AREVA. DASAR TEOR 2.1 Sistem Proteksi Suatu sistem tenaga listrik dibagi ke dalam seksi-seksi yang dibatasi oleh PMT. Tiap seksi memiliki relai pengaman dan memiliki daerah pengamanan (Zone of Protektion). Bila terjadi gangguan, maka relai akan bekerja mendeteksi gangguan dan PMT akan trip. Gambar 3.1 berikut ini dapat menjelaskan tentang konsep pembagian daerah proteksi prime over daerah 1 daerah 2 daerah 3 PMT daerah 4 feeder 20 KV daerah 5 daerah gambar 2.1. pembagian daerah poteksi Pada gambar 3.1 di atas dapat dilihat bahwa daerah proteksi pada sistem tenaga listrik dibuat bertingkat dimulai dari pembangkitan, gardu induk, saluran distribusi primer sampai ke beban. Garis putus-putus menunjukkan pembagian sistem tenaga listrik ke dalam beberapa daerah proteksi. Masing-masing daerah memiliki satu atau beberapa komponen sistem daya disamping dua buah pemutus rangkaian. Setiap pemutus dimasukkan ke dalam dua daerah proteksi berdekatan. Batas setiap daerah menunjukkan bagian sistem yang bertanggung jawab untuk memisahkan gangguan yang terjadi di daerah tersebut dengan sistem lainnya. Aspek penting lain yang harus diperhatikan dalam pembagian daerah proteksi adalah bahwa daerah yang saling berdekatan harus saling tumpang tindih (overlap), hal ini dimaksudkan agar tidak ada sistem yang dibiarkan tanpa perlindungan. Pembagian daerah proteksi ini bertujuan agar daerah yang tidak mengalami gangguan tetap dapat beroperasi dengan baik sehingga dapat mengurangi daerah terjadinya pemadaman. 2.2.Pembagian Tugas Dalam Sistem Proteksi Dalam sistem proteksi pembagian tugas dapat diuraikan menjadi : a. Proteksi utama, berfungsi untuk mempertinggi keandalan, kecepatan kerja, dan fleksibilitas sistem proteksi dalam melakukan proteksi terhadap sistem tenaga. b. Proteksi pengganti, Berfungsi jika proteksi utama menghadapi kerusakan untuk mengatasi gangguan yang terjadi. Proteksi tambahan, berfungsi untuk pemakaian pada waktu tertentu sebagai pembantu proteksi utama pada daerah tertentu yang dibutuhkan 2.3. Fungsi Rele Proteksi Fungsi rele proteksi pada suatu sistem tenaga listrik antara lain : a. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya pada bagian sistem yang diamankannya. b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu sehingga bagian sistem lainnya dapat terus beroperasi. c. Memberitahu operator tentang adanya gangguan dan lokasinya. 2.4.Gangguan Pada Sistem Tenaga Macam-Macam Gangguan a. Gangguan Beban Lebih Sebenarnya bukan gangguan murni, tetapi bila dibiarkan terus-menerus berlangsung dapat merusak peralatan. Umumnya gangguan beban lebih terjadi di transformator dan memiliki kemampuan atau daya tahan terhadap 110% pembebanan secara continue, meskipun demikian kondisi tersebut sudah merupakan keadaan beban lebih yang harus diamankan. Dengan mengetahui kemampuan pembebanan tersebut penyetelan rele beban lebih sebaiknya dikoordinasikan dengan pengamanan gangguan hubung singkat. b. Gangguan Hubung Singkat (Short Circuit) Gangguan hubung singkat dapat terjadi antar fasa (3 fasa atau 2 fasa) dan satu fasa ke tanah. Gangguan yang terjadi dapat bersifat temporer atau permanen. - Gangguan Permanen : Terjadi pada kabel, belitan trafo, dan generator.

3 - Gangguan temporer : Akibat Flashover karena sambaran petir, pohon, atau tertiup angin. Gangguan hubung singkat dapat merusak peralatan secara termis dan mekanis. Kerusakan termis tergantung besar dan lama arus gangguan, sedangkan kerusakan mekanis terjadi akibat gaya tarik-menarik atau tolakmenolak. c. Gangguan Tegangan Lebih Tegangan lebih dengan power frekuensi Misalnya : Pembangkit kehilangan beban, over speed pada generator, gangguan pada AVR. Tegangan lebih transien Misalnya : surya petir atau surya hubung d. Gangguan Hilangnya Pembangkit Gangguan hilangnya pembangkit dapat disebabkan oleh : - Lepasnya pembangkit akibat adanya gangguan pada sisi pembangkit. - Gangguan hubung singkat di jaringan menyebabkan terpisahnya sistem, dimana unit pembangkit yang lepas lebih besar dari spinning reserve maka frekuensi akan terus turun sehingga sistem bisa collapse. e. Gangguan nstability Gangguan hubung singkat atau lepasnya pembangkit dapat menimbulkan ayunan daya (power swing) atau menyebabkan unit-unit pembangkit lepas sinkron. Ayunan daya ini dapat menyebabkan rele salah kerja. Untuk mengatasi akibat-akibat negatif dari berbagai macam gangguan-gangguan tersebut diatas, maka diperlukan Rele Proteksi Upaya Mengatasi Gangguan Dalam sistem tenaga listrik, upaya untuk mengatasi gangguan dapat dilakukan dengan cara : Mengurangi terjadinya gangguan Memakai peralatan yang memenuhi peralatan standar. Penentuan spesifikasi yang tahan terhadap kondisi kerja normal/ gangguan. Pengguanaan kawat tanah pada saluran udara dan tahanan kakitiang yang rendah pada SUTT/ SUTET. Penebangan pohon-pohon yang dekat dengan saluran. Mengurangi akibat gangguan Mengurangi besarnya arus gangguan, dapat dilakukan dengan menghindari konsentrasi pembangkit di satu lokasi dan menggunakan tahanan pentanahan netral. Penggunaan Ligthtning arrester dan koordinasi isolasi. Melepaskan bagian terganggu : PMT dan Rele Pola Load shedding Mempersempit daerah pemadaman - Penggunaan jenis rele yang tepat dan koordinasi rele - Penggunaan saluran double - Penggunaan sistem loop - Penggunaan Automatic Reclosing/ Sectionalize. S 3.1. PERENCANAAN PELEPASAN BEBAN Pada proses pelepasan beban perlu direncanakan sebelumnya beban-beban yang akan dilepas, dengan urutan prioritas. Prioritas utama yaitu beban-beban yang kurang penting karena beban-beban penting perlu mendapat pelayanan listrik secara kontinue. Dalam pelaksaannya pelepasan beban dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: 1. Pelepasan beban manual (Manual Load Shedding) 2. Pelepasan beban otomatis (Automatic Load Shedding) 3.2 Pelepasan Beban Manual (Manual Load Shedding) Pelepasan beban secara manual hanya berlaku pada kondisi sistem yang tidak kritis dan dalam hal ini operator harus mengambil inisiatif sendiri untuk melepaskan sebagian beban.kekurangan kekurangan pelepasan beban secara manual adalah sebagai berikut :

4 Diperlukan operator yang banyak Dapat terjadi pelepasan beban berlebih (overshedding) Kelambatan waktu bertindaknya operator. Pada kondisi yang kritis dimana arus naik sangat cepat, tindakan pelepasan beban secara manual sulit untuk mengantisipasi kenaikan arus. 3.3.Pelepasan Beban Otomatis (Automatic Load Shedding) Pelepasan beban secara otomatis direncanakan khusus untuk mengatasi kondisi sistem yang kritis. Alat yang dipakai dalam Tugas Akhir ini adalah jenis Pengaman Arus Lebih yang lebih dikenal dengan Overload Shedding (OLS). Alat ini khusus untuk mengatasi beban lebih dan bekerja akibat kenaikan arus yang melebihi suatu batas tertentu. Batas tertentu tersebut ditentukan sebesar 0,95 dari arus nominal pada incoming fedeer. Hal ini dilakukan agar OLS bekerja lebih dahulu daripada pengaman hubung singkat pada saat terjadi gangguan beban lebih. Oleh sebab itu setting OLS harus dikoordinasikan dengan setting OCR yang mengatasi gangguan hubung singkat. 3.4 Pelepasan Beban Lebih (Overload Shedding) Yang menjadi masalah pokok dalam merencanakan pelepasan beban suatu sistem tenaga listrik, adalah : - Jumlah tingkat pelepasan beban - Besar beban yang dilepas pada setiap tingkat - Setting arus setiap tingkat - Kelambatan waktu pada setiap tingkat pelepasan Pelepasan beban dilakukan secara bertahap agar sistem tidak mengalami pelepasan beban yang terlalu besar atau melakukan pelepasan beban yang tidak diperlukan. Pelepasan beban ditentukan oleh besarnya kelebihan beban, hal ini dapat diartikan bahwa semakin besar kelebihan beban semakin banyak jumlah tingkat pelepasan. Over Load shedding (OLS) yang bekerja atas dasar arus, diset pada suatu harga setting arus dibawah arus nominalnya ( n ) dan kemudian akan memberikan perintah pemutus daya (PMT) untuk melaksanakan pelepasan beban (dalam hal ini dapat dilengkapi dengan timer). Setting waktu untuk OLS ini menggunakan karakteristik waktu tunda tertentu (definite time), yaitu waktu yang diperlukan oleh rele dari menerima respon sampai bekerjanya Pemutus Daya dan besarnya adalah tetap Prinsip Dasar Perhitungan Penyetelan Arus Arus kerja atau arus pick up (p) adalah arus yang memerintahkan rele arus untuk bekerja dan menutup kontak a sehingga rele waktu bekerja. Sedangkan arus kembali atau drop off (d) adalah nilai arus dimana rele arus berhenti bekerja dan kontak a kembali membuka., sehingga rele waktu berhenti bekerja. a t PMT t = rele waktu = rele Arus Gambar 4.1 Arus Kerja dan Arus kembali (drop off) arus kerja secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut : Kd d p Secara umum Batasan dalam penyetelan arus dapat dituliskan sebagai berikut : Dimana : s p d max < s < hs min = Nilai setting arus K FK = Faktor keamanan (safety factor) sebesar 1,1 1,2 ta t

5 K d = Faktor arus kembali max = Arus beban maksimum yang diizinkan untuk alat yang diamankan, pada umumnya diambil arus nominalnya (n). 4..Prinsip Dasar Perhitungan Penyetelan Waktu Untuk mendapatkan pengamanan yang selektif maka penyetelan waktunya dibuat bertingkat agar bila ada gangguan arus lebih di beberapa seksi rele arus akan bekerja. Cara penyetelan waktu : a. Rele arus lebih dengan karakteristik waktu tertentu (definite time) Untuk rele arus lebih dengan karakteristik waktu tertentu, waktu kerjanya tidak dipengaruhi oleh besarnya arus. Biasanya, setting waktu kerja pada rele arus lebih dengan karakteristik waktu tertentu adalah sebesar 0,2-0,4 detik. 0, 0,4 0,2 Waktu pelepasan setelah setting pengaman dicapai (detik) Arus gangguan (Ampere) Gambar 4.2 Karakteristik rele dengan waktu tetap Dari gambar 3.2 di atas dapat diketahui kelambatan waktu rele selalu menunjukkan waktu yang tetap. Misalnya untuk kelebihan beban sebesar 450 Ampere, pelepasan beban baru dilaksanakan 0,4 detik kemudian. b. Rele arus lebih dengan karakteristik waktu terbalik (inverse time) A B C Gambar 4.3 Gangguan pada sistem tenaga Penyetelan waktu untuk karakteristik waktu terbalik dihitung berdasarkan besarnya arus gangguan dimana waktu (t) pada sisi penyulang ditentukan sebesar 0,2-0,4 detik. Dan untuk mendapatkan pengamanan yang baik, yang terpenting adalah menentukan beda waktu (Δ) antara dua tingkat pengaman agar pengamanan selektif tetapi waktu untuk keseluruhannya tetap singkat. V. Ulasan Pengujian 4.1. PENERAPAN DAN ANALSA OVERLOAD SHEDDNG (OLS) Kota Bengkulu di suplai oleh Grid 150kV G Pekalongan melalui 2 bay Trafo BT 150kV/70kV dengan kapasitas masingmasing 0MVA dan PHT TESS-PKLNG 1&2 yang semuanya itu terhubung pada busbar 70kV G Pekalongan. Dari busbar 70kV Pekalongan daya listrik disalurkan melalui satu Jaringan Transmisi saja yaitu PHT 70kV PKLNG-SKMDU 1&2. Mulai tahun 2010 PT.PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan memutuskan untuk tidak mengoperasikan PLTD Sukamerindu dan PLTD Pulau Baai yang sebelumya tercatu ke G Sukamerindu. Hal ini sangat mempengaruhi keandalan penyaluran untuk kota Bengkulu. Penyaluran daya ke kota Bengkulu menjadi sangat tergantung suplai melalui PHT PKLNG- SKMDU 1&2 yang mana penghantar tersebut mengalami kenaikan pembebanan yang cukup tajam. Jika kedua penghantar tersebut trip maka kota Bengkulu akan mengalami Blackout. Adapun data pembebanan PHT PKLNG- SKMDU 1&2, dan G Sukamerindu adalah seperti pada Tabel 2.1. Dari data tersebut diketahui bahwa PHT PKLNG-SKMDU 1&2 tidak memenuhi kriteria N-1. Dengan demikian pada saat beban puncaknya jika terjadi gangguan pada salah satu penghantar yang menyebabkan penghantar tersebut trip maka penghantar yang lain tidak akan mampu F

6 menanggung beban tambahan dan kemudian akan ikut trip. Tabel 4.1 Data Kondisi Sebelum Gangguan (Laporan Gangguan TRAG Pekalongan) G Penghantar A k V PKLNG PKLNG SKMD U SKMD U PHT 70kV SKMDU 1 PHT 70kV SKMDU 2 PHT 70kV PKLNG 1 PHT 70kV PKLNG M W MVAr Pembacaa n pada jam WB WB WB WB Tabel 4.2 Dampak Gangguan (Laporan Gangguan UPB Sumbagsel) Relay Overload Shedding (OLS) merupakan proteksi yang digunakan untuk mengatasi beban lebih (overload) akibat berkurangnya tegangan yang berasal dari G Pekalongan. Untuk itu diperlukan penyetelan Relay Overload Shedding (OLS) di Trafo 3 # 30 MVA G Sukamerindu sehingga dapat mengatasi terjadinya beban lebih pada sisi primer 70 kv. Perumusan pada laporan ini hanya dibatasi pada setting Overload Shedding (OLS) dan koordinasinya dengan Overcurrent Relay (OCR) pada G Sukamerindu dengan menggunakan parameter nilai arus pada sisi 70 kv trafo TD 3 # 30 MVA. Dengan dipasangnya relay ini diharapkan sistem proteksi G Sukamerindu dapat menjamin keandalan dari sistem tenaga listrik UPT Bengkulu. Pemasangan OLS pada sistem proteksi G Sukamerindu tujuannya untuk memperbaiki kualitas proteksi sehingga bisa menghidari kerusakan sistem, baik yang disebabkan oleh gangguan maupun beban lebih. Gangguan pada salah satu trafo khususnya trafo TD 3 # 30 MVA dapat menyebabkan pemutusan daya pada sisi penyulang G Sukamerindu, sehingga perlu melepas sejumlah beban tertentu dari sistem (pemadaman) agar terjadi keseimbangan pada beban trafo 4.4. Setting OLS pada PMT 70 kv Dari gangguan diatas dari ENS yang timbul yaitu 10.20kWh, kerugiannya dalam rupiah adalah: ENS x 750 (Rp/kWh) = Rp ,- Pemasangan OLS ini dilakukan karena resetting relay OCR dinilai bukan solusi yang baik untuk mengatasi gangguan tersebut melihat tegangan sisi 70 kv yang berubahubah. Dengan demikian maka setting OCR yang semula dinaikkan/resetting, dikembalikan ke setting proteksi sesuai dengan O&M Proteksi P3B Sumatera yang bekerja dalam keadaan ideal. 4.3.OLS ( overload shadding ) Relay OLS adalah suatu skema pelepasan beban yang mana diterapkan pada suatu relay yang akan menjalankan skema pelepasan beban tersebut dengan melepas penyulang atau membuka PMT. nputan yang menjadi acuan OLS untuk bekerja adalah frekuensi atau arus. Adapun tujuan OLS adalah untuk mengamankan suplai daya untuk sebagian sistem yang masih dapat diselamatkan dari kemungkinan terjadi pemadaman total. Gambar 4.4. Wiring Diagram Relay OLS

7 Sebagai kajian awal untuk perbaikan bus disisi 70 kv maka diasumsikan waktu untuk trip PMT yang diizinkan adalah 0.5 detik. Bila ada gangguan maksimum pada sisi Bus maka sisi ncoming akan trip dalam waktu 0.5 detik dan dalam sisi 70 kv akan trip dalam waktu 1 detik. Menurut koordinasi setting relay ketika terjadi gangguan maka relay OCR sisi ncoming lebih dulu trip, bila diterapkan pada OLS maka ketika OLS merasakan kenaikkan arus disisi Primer maka dalam waktu yg sama yaitu 0.5 detik maka OLS akan mentripkan PMT penyulang 20 kv. Namun keputusan untuk menaikkan nilai setting arus tersebut dinilai bukan merupakan solusi yang tepat mengingat kejadian TRP PMT 70 kv tidak berada dalam kondisi operasi trafo yang ideal. Dengan demikian maka kemungkinan akan terjadi kondisi yang serupa lagi sangat besar, dimana nilai setting tidak bisa digunakan pada kondisi yang senantiasa berubah (fluktuatif). Overload yang terjadi di sisi 70 kv terjadi saat beban puncak dengan nilai Tap Changer (TC) Sisi Sekunder Trafo TD 3 yang telah maksimal yaitu pada TC 1. Hal ini jugalah yang menyebabkan setting > 320 A tidak bisa dipertahankan melihat bahwa nilai sisi primer pada TAP 1 adalah 3 kv (Lihat Tabel 3.3) sedangkan nilai tegangan pada setting diatas ialah untuk drop tegangan yang mencapai 47,48 kv. tu artinya kondisi TAP OLTC pada trafo TD 3 # 30 MVA G Sukamerindu tidak mengizinkan nilai setting tersebut digunakan pada relay OCR yang berada disisi Primer trafo Relay Micom P122 (AREVA) Relay Mikom P122 adalah relay overcurrent dan relay proteksi earth fault. Relay ini digunakan untuk mendeteksi kemunculan dari suatu kondisi abnormal dari arus dan kemudian akan mengirimkan sinyal ke circuit breaker (PMT) untuk memutuskan gangguan. Relay ini multifungsi. Relay Micom P122 dapat juga digunakan untuk trip undercurrent, trip circuit supervision, dan re-close otomatis sama baiknya seperti fungsi proteksi overcurrentnya. Sebagai tambahan disediakan fitur pencatat yang akan mencatat level arus ketika gangguan. Relay ini menyediakan 3 tahap pelepasan untuk fungsi OLSnya. Gambar 4.5. Rele Micom P122 AREVA 4..Evaluasi Settingan Penyetelan Relay Micom P122 (AREVA) : set = 0.95 nom dan t1 < t0, t definite = 850ms, dan skema melepas beban sebesar 595A pada sisi 20kV ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan seperti batas kemampuan penghantar, koordinasi dengan OCR dan recloseny PMT. Pada saat terjadi gangguan, autoreclose berindikasi TPAR yaitu sekitar 1,5sec. sedangkan OLS sudah bekerja pada t=0,85sec. Dalam kordinasi dengan OCR dan re-close yang diperhatikan adalah waktu yang diberikan untuk OLS bekerja harus lebih awal dari pada waktu yang diperlukan OCR untuk bereaksi. Kemudian OLS harus memberi kesempatan pada re-close untuk mencoba menutup PMT lebih dulu. Hal ini berdasar pada tujuan reclose sebagai penutup balik agar gangguan yang sifatnya sementara tidak perlu menimbulkan padam dan fungsi OLS untu untuk mengurangi dampak gangguan yang sifatnya tidak sementara Relay Micom P122(AREVA) menyediakan 3 tahapan pelepasan sebagai fungsi OLSnya. Hal ini berarti dapat dilakukan pelepasan beban dengan nilai arus yang lebih mendekati dari kelebihan beban satu penghantar jika

8 penghantar yang lain mati. Namun demikian dalam kondisi idealnya eksekusi pelepasan beban OLS akan selalu melebihi dari kelebihan pembebanan penghantar Nilai ENS yang terselamatkan Ketika terjadi gangguan trip PMT 70 kv TD 3 Sukamerindu, ENS (Energy Non Served) sebesar 1. MWh selama 8 menit gangguan. Nilai tersebut apabila dikonversi kedalam rupiah ialah sebesar : kwh = x V x Cos φ x 3 x t (Hour) = 720 A x 20 kv x 0,85 x 1,7320 x 8 menit = 2.82 kwh Jika 1 kwh Rp. 75,- = 2.82 kwh x Rp 75,- = Rp ,- ( Dua juta seratus enam puluh dua ribu tiga ratus enam puluh tujuh rupiah) selama 8 menit. apabila gangguan tersebut terjadi dalam satu jam saja maka kerugian akibat tidak beroperasi nya Trafo 3 akibat Trip PMT 70 kv adalah sebesar : 0/8 x Rp ,- = Rp ,- (Enam belas juta dua ratus tujuh belas tujuh ratus lima puluh lima). Dan semakin besar lagi mengingat apabila relay OLS tidak segera dipasang maka gangguan serupa akan sering terjadi. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari Kerja Praktek yang kami laksanakan di PT PLN (PERSERO) UPT BENGKULU adalah: 1. Sistem proteksi terdiri dari peralatan CT, PT, PMT, Catu daya dc/ac, rele proteksi, teleproteksi yang diintegrasikan dalam suatu rangkaian wiring 2. Rele adalah suatu alat yang bekerja secara otomatis untuk mengatur / memasukan suatu rangkaian listrik (rangkaian trip atau alarm) akibat adanya perubahan lain. Berasal dari teknik telegrafi, dimana sebuah coil di energize oleh arus lemah. Dan coil ini menarik armature untuk menutup kontak. Rele merupakan salah satu bagian penting dari proteksi sistem TL, dan telah berkembang menjadi peralatan yang rumit. 3. Secara garis besar bagian dari relay proteksi terdiri dari tiga bagian utama Elemen pengindera. Elemen pembanding. Elemen pengukur/penentu. 4. Rele arus lebih berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung singkat antar fasa didalam maupun diluar daerah pengaman transformator 5. Penyetelan dan penerapan OLS di G Sukamerindu telah mengamankan kota Bengkulu dari padam total malah mengakibatkan padam ncoming TD3-30MVA dan menimbulkan ENS yang tidak perlu karena disetting lebih cepat dari waktu kerja reclose.. Penyetelan arus setting dan waktu eksekusi skema pelepasan beban OLS ditentukan dengan mempertimbangkan beberapa hal seperti kemampuan penyaluran penghantar, koordinasi dengan OCR dan reclose.. 7. Pada dasarnya penerapan dan penyetelan OLS hanya bersifat mengurangi dampak gangguan dan bukan sebagai proteksi yang dapat mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan pada sistem. 8. Tripnya PMT 70 kv trafo TD 3 # 30 MVA G Sukamerindu oleh relay OCR disebabkan gangguan beban yang tinggi dan jatuhnya tegangan di sisi 70 kv. 5.2.Saran 1. Untuk menghindari masalah - masalah kerusakan sistem proteksi maka seharusnya dilakukan pemeliharaan secara berkala terhadap semua komponen dari sistem proteksi

9 sehingga kita dapat mencegah masalah - masalah tersebut sebelum terjadi. 2. Untuk peningkatan keandalan PHT SKMDU-PKLNG 1&2 perlu memberikan perlindungan yang lebih seperti pelaksanaan kegiatan ROW, perbaikan tahanan pentanahan kaki tower, selain pemasangan Transmission Line Arrester yang sedang dikerjakan untuk line Transmisi tersebut terutama karena terletak di kawasan hutan lindung dan sering terjadi hujan dan petir. Terutama juga untuk section-section yang rawan gangguan. 3. Penyetelan OLS di G Sukamerindu perlu di ubah setingan waktunya karena lebih cepat dari reclose PMT. Setting OCR dikembalikan kemain set awal yaitu > Amp. DAFTAR PUSTAKA SK 114, Pedoman Pemeliharaan JARG, TRANSFORMATOR TENAGA, PT. PLN (Persero) Jasa Pendidikan dan Pelatihan. SK 114, Pedoman O & M Proteksi, PT. PLN (Persero) Jasa Pendidikan dan Pelatihan Laporan Pengusahaan Unit Tragi Pekalongan Bulan Agustus 2011 Laporan Beban Tertinggi Trafo G Sukamerindu Bulan november 2011 Laporan Beban Tertinggi Trafo G Sukamerindu Bulan desember 2011 Logsheet G Sukamerindu Bulan januari 2012 Logsheet G Sukamerindu Bulan februari 2012 Logsheet G Sukamerindu Bulan maret 2012 BODATA Rio Parohon Tambunan dilahirkan sibolga, 10 oktober Telah menempuh studi mulai dari taman Kanak-kanak santa melania sibolga, Sekolah Daar Negeri Sibolga, SMP Negeri 1Sibolga, SMA Negeri 2 Sibolga dan sekarang sedang melanjutkan studi S-1 di Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro, Semarang Dosen Pembimbing Semarang, April 2012 Penulis r.agung Nugroho. M.kom Rio Parohon T. NP L2F009024

Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstrak

Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia   Abstrak Makalah Seminar Kerja Praktek PRINSIP KERJA DAN DASAR RELE ARUS LEBIH PADA PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATURAN BEBAN REGION JAWA TENGAH DAN DIY Fa ano Hia. 1, Ir. Agung Warsito, DHET. 2 1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Energi listrik disalurkan melalui penyulang-penyulang yang berupa saluran udara atau saluran kabel tanah. Pada penyulang distribusi ini terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-Dasar Sistem Proteksi 1 Sistem proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada : sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga, transmisi

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik (3)

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik (3) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum Secara umum suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama, yaitu, pusat pembangkitan listrik, saluran transmisi dan sistem distribusi. Perlu dikemukakan

Lebih terperinci

EVALUASI KERJA AUTO RECLOSE RELAY TERHADAP PMT APLIKASI AUTO RECLOSE RELAY PADA TRANSMISI 150 KV MANINJAU PADANG LUAR

EVALUASI KERJA AUTO RECLOSE RELAY TERHADAP PMT APLIKASI AUTO RECLOSE RELAY PADA TRANSMISI 150 KV MANINJAU PADANG LUAR EVALUASI KERJA AUTO RECLOSE RELAY TERHADAP PMT APLIKASI AUTO RECLOSE RELAY PADA TRANSMISI 150 KV MANINJAU PADANG LUAR Edo Trionovendri (1), Ir. Cahayahati, M.T (2), Ir. Ija Darmana, M.T (3) (1) Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi 1 Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi adalah bagian sistem tenaga listrik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak BAB I PENDAHULUAN 1-1. Latar Belakang Masalah Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak sering terjadi, karena hal ini akan mengganggu suatu proses produksi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Penyaluran Tenaga Listrik Ke Konsumen Didalam dunia kelistrikan sering timbul persoalan teknis, dimana tenaga listrik dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu, sedangkan

Lebih terperinci

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH I K.Windu Iswara 1, G. Dyana Arjana 2, W. Arta Wijaya 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar

Lebih terperinci

KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DI GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG DENGAN SIMULASI (ETAP 6.00)

KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DI GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG DENGAN SIMULASI (ETAP 6.00) JURNAL MEDIA TEKNIK VOL. 8, NO.3: 2011 KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DI GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG DENGAN SIMULASI (ETAP 6.00) KASMIR Staf Pengajar Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Sriwijaya

Lebih terperinci

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 27 BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 4.1 Umum Sistem proteksi merupakan salah satu komponen penting dalam system tenaga listrik secara keseluruhan yang tujuannya untuk menjaga

Lebih terperinci

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp& Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Dasar Sistem Proteksi Suatu sistem t`enaga listrik dibagi ke dalam seksi-seksi yang dibatasi oleh PMT. Tiap seksi memiliki relai pengaman dan memiliki daerah pengamanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Koordinasi Proteksi Pada Sistem Kelistrikan Keandalan dan kemampuan suatu sistem tenaga listrik dalam melayani konsumen sangat tergantung pada sistem proteksi yang digunakan.

Lebih terperinci

BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH DAN SISTEM PROTEKSINYA

BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH DAN SISTEM PROTEKSINYA BAB GANGGUAN PADA JARNGAN LSTRK TEGANGAN MENENGAH DAN SSTEM PROTEKSNYA 3.1 Gangguan Pada Jaringan Distribusi Penyebab utama terjadinya pemutusan saluran distribusi tenaga listrik adalah gangguan pada sistem

Lebih terperinci

ANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR)

ANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR) JURNAL LOGIC. VOL. 16. NO.1. MARET 2016 46 ANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR) I Gusti Putu Arka, Nyoman Mudiana, dan

Lebih terperinci

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK Simulasi Over Current Relay (OCR) Menggunakan Karateristik Standar Invers. Selamat Meliala SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA GANGGUAN DAN IMPLEMENTASI RELAI OGS

BAB IV ANALISA GANGGUAN DAN IMPLEMENTASI RELAI OGS BAB IV ANALISA GANGGUAN DAN IMPLEMENTASI RELAI OGS 4.1 Gangguan Transmisi Suralaya Balaraja Pada Pembangkit PLTU Suralaya terhubung dengan sistem 500KV pernah mengalami gangguan CT (Current Transformer)

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci :

ABSTRAK Kata Kunci : ABSTRAK Transformator 3 pada GI Pesanggaran mendapat penambahan 4 blok pembangkit dengan daya maksimum sebesar 60 MW daya dari keempat blok pembangkit tersebut digunakan untuk mensuplai beban penyulang

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makalah Seminar Kerja Praktek PENGUJIAN OVER CURRENT RELAY (OCR) Abdurrahman Ghifari (L2F 009 120) Email: ghifari.abdurrahman@gmail.com Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak

Lebih terperinci

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah

Lebih terperinci

KOORDINASI SISTEM PROTEKSI OCR DAN GFR TRAFO 60 MVA GI 150 KV JAJAR TUGAS AKHIR

KOORDINASI SISTEM PROTEKSI OCR DAN GFR TRAFO 60 MVA GI 150 KV JAJAR TUGAS AKHIR KOORDINASI SISTEM PROTEKSI OCR DAN GFR TRAFO 60 MVA GI 150 KV JAJAR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Studi Elektro pada Fakultas

Lebih terperinci

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka Erwin Dermawan 1, Dimas Nugroho 2 1) 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Teori Umum Proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada sistem distribusi tenaga listrik. Tujuan utama dari suatu sistem tenaga listrik

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK 3.1. Umum Tenaga listrik merupakan suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

Lebih terperinci

SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd.

SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd. SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd. Artikel Elektronika I. Sistem Distribusi Merupakan system listrik tenaga yang diawali dari sisi tegangan menengah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Gangguan-Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik Gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik sangat beragam besaran dan jenisnya. Gangguan dalam sistem tenaga listrik adalah

Lebih terperinci

BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA

BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA 41 BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA 3.1 Pengamanan Terhadap Transformator Tenaga Sistem pengaman tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan - peralatan yang terpasang pada sistem tenaga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kondisi abnormal pada operasi sistem. Fungsi pengaman tenaga listrik antara lain:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kondisi abnormal pada operasi sistem. Fungsi pengaman tenaga listrik antara lain: 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengaman 2.1.1 Pengertian Pengaman Sistem pengaman tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan yang terpasang pada sistem tenaga listrik seperti generator,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Proteksi Sistem proteksi merupakan sistem pengaman yang terpasang pada sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga transmisi tenaga listrik dan generator listrik.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gardu Induk Godean Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari peralatannya, Gardu Induk ini merupakan gardu induk pasangan luar, gardu induk godean memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Secara umum suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama, yaitu, pusat pembangkitan listrik, saluran transmisi dan sistem distribusi. Perlu dikemukakan bahwa

Lebih terperinci

JARINGAN GARDU INDUK DISTRIBUSI

JARINGAN GARDU INDUK DISTRIBUSI 1.2. Sistem Proteksi Jaringan 1.2.1. Peralatan Proteksi Jaringan tenaga listrik secara garis besar terdiri dari pusat pembangkit, jaringan transmisi (gardu induk dan jaringan) dan jaringan distribusi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan energi listrik dengan gangguan pemadaman yang minimal.

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan energi listrik dengan gangguan pemadaman yang minimal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebutuhan energi listrik terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini tentu saja menuntut PLN guna meningkatkan pasokan tenaga listrik. Di dalam penyaluran energi listrik,

Lebih terperinci

Pertemuan ke :2 Bab. II

Pertemuan ke :2 Bab. II Pertemuan ke :2 Bab. II Pokok bahasan : Proteksi dengan menggunakan relay Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mengetahui macam-macam relay, fungsi dari relay, prinsip kerja, karakteristik relay dan

Lebih terperinci

KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK

KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK Makalah Seminar Kerja Praktek KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK Oktarico Susilatama PP 1, Ir. Agung Warsito, DHET 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir. Judul

Makalah Seminar Tugas Akhir. Judul 1 Judul ANALISA PENGGUNAAN ECLOSE 3 PHASA 20 KV UNTUK PENGAMAN AUS LEBIH PADA SUTM 20 KV SISTEM 3 PHASA 4 KAWAT DI PT. PLN (PESEO) APJ SEMAANG Disusun oleh : Kunto Herwin Bono NIM : L2F 303513 Jurusan

Lebih terperinci

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b.

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b. DAFTAR ISI JUDUL SAMPUL DALAM... ii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... iii LEMBAR PERSYARATAN GELAR... iv LEMBAR PENGESAHAN... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix DAFTAR ISI... x

Lebih terperinci

ANTISIPASI GANGGUAN DAN PEMELIHARAAN JARINGAN TEGANGAN MENENGAH

ANTISIPASI GANGGUAN DAN PEMELIHARAAN JARINGAN TEGANGAN MENENGAH Makalah Seminar Kerja Praktek ANTISIPASI GANGGUAN DAN PEMELIHARAAN JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20kV DI PT. PLN (PERSERO) UNIT PELAYANAN JARINGAN SEMARANG TENGAH Brecia Nurastu (L2F006022) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Analisa Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma

Analisa Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma Yusmartato,Yusniati, Analisa Arus... ISSN : 2502 3624 Analisa Arus Lebih Dan Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma Yusmartato,Yusniati Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current

BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current Relay) dan Recloser yang dipasang pada gardu induk atau

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Tujuan Melakukan analisis terhadap sistem pengaman tenaga listrik di PT.PLN (PERSERO) Melakukan evaluasi

Lebih terperinci

Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay

Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay Seperti telah disebutkan sebelumnya, maka tentang relay akan dilanjutkan dengan beberapa tipe relay. Dan kali ini yang ingin dibahas adalah dua tipe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem transmisi memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyaluran daya listrik. Oleh karena itu pengaman pada saluran transmisi perlu mendapat perhatian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distributed Generation Distributed Generation adalah sebuah pembangkit tenaga listrik yang bertujuan menyediakan sebuah sumber daya aktif yang terhubung langsung dengan jaringan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Laptop/PC yang di dalamnya terinstal software aplikasi ETAP 12.6 (Electric

BAB III METODE PENELITIAN. Laptop/PC yang di dalamnya terinstal software aplikasi ETAP 12.6 (Electric BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah berupa Laptop/PC yang di dalamnya terinstal software aplikasi ETAP 12.6 (Electric

Lebih terperinci

dalam sistem sendirinya dan gangguan dari luar. Penyebab gangguan dari dalam

dalam sistem sendirinya dan gangguan dari luar. Penyebab gangguan dari dalam 6 Penyebab gangguan pada sistem distribusi dapat berasal dari gangguan dalam sistem sendirinya dan gangguan dari luar. Penyebab gangguan dari dalam antara lain: 1 Tegangan lebih dan arus tak normal 2.

Lebih terperinci

Kata kunci hubung singkat, recloser, rele arus lebih

Kata kunci hubung singkat, recloser, rele arus lebih ANALSS KOORDNAS RELE ARUS LEBH DAN PENUTUP BALK OTOMATS (RECLOSER) PADA PENYULANG JUNREJO kv GARDU NDUK SENGKALNG AKBAT GANGGUAN ARUS HUBUNG SNGKAT Mega Firdausi N¹, Hery Purnomo, r., M.T.², Teguh Utomo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehandalan sistem distribusi tenaga listrik yang memasok ke beban/pemakai tenaga listrik sangat didambakan oleh pemasok tenaga listrik maupun pemakai tenaga listrik.

Lebih terperinci

GANGGUAN SISTEM DAPAT DISEBABKAN OLEH : KARENA KESALAHAN MANUSIA DARI DALAM / SISTEM ATAU DARI ALAT ITU SENDIRI DARI LUAR ALAM BINATANG

GANGGUAN SISTEM DAPAT DISEBABKAN OLEH : KARENA KESALAHAN MANUSIA DARI DALAM / SISTEM ATAU DARI ALAT ITU SENDIRI DARI LUAR ALAM BINATANG GANGGUAN SISTEM DAPAT DISEBABKAN OLEH : KARENA KESALAHAN MANUSIA DARI DALAM / SISTEM ATAU DARI ALAT ITU SENDIRI DARI LUAR ALAM BINATANG JENIS GANGGUAN 1. BEBAN LEBIH 2. HUBUNG SINGKAT 3. TEGANGAN LEBIH

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan : BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data yang Diperoleh Dalam penelitian ini menggunakan data di Pembangkit listrik tenaga panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

RELE 220 V AC SEBAGAI OTOMATISASI CATU TEGANGAN PADA PEMUTUS BALIK ( RECLOCER) UNTUK KEANDALAN SISTEM PENYALURAN ENERGI LISTRIK

RELE 220 V AC SEBAGAI OTOMATISASI CATU TEGANGAN PADA PEMUTUS BALIK ( RECLOCER) UNTUK KEANDALAN SISTEM PENYALURAN ENERGI LISTRIK Rele 220 V AC sebagai Otomatisasi Catu Tegangan pada Pemutus (Setiono dan Priarta) RELE 220 V AC SEBAGAI OTOMATISASI CATU TEGANGAN PADA PEMUTUS BALIK ( RECLOCER) UNTUK KEANDALAN SISTEM PENYALURAN ENERGI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Saluran Transmisi Sistem transmisi adalah suatu sistem penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lain, seperti dari stasiun pembangkit ke substation ( gardu

Lebih terperinci

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK Simulasi Proteksi Daerah Terbatas... (Setiono dan Arum) SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK Iman Setiono

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Relai Proteksi Relai proteksi atau relai pengaman adalah susunan peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi atau merasakan adanya gangguan atau mulai merasakan adanya ketidak

Lebih terperinci

STUDI SETTINGAN DISTANCE RELAY PADA SALURAN TRANSMISI 150 KV DI GI PAYAKUMBUH MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB

STUDI SETTINGAN DISTANCE RELAY PADA SALURAN TRANSMISI 150 KV DI GI PAYAKUMBUH MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB STUDI SETTINGAN DISTANCE RELAY PADA SALURAN TRANSMISI 150 KV DI GI PAYAKUMBUH MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB Sepannur Bandri Fakultas Teknologi industry, Institut Teknologi Padang e-mail: sepannurbandria@yahoo.com

Lebih terperinci

Suatu sistem pengaman terdiri dari alat alat utama yaitu : Pemutus tenaga (CB)

Suatu sistem pengaman terdiri dari alat alat utama yaitu : Pemutus tenaga (CB) 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Proteksi Sistem proteksi terhadap tenaga listrik ialah sistem pengamanan yang dilakukan ternadap peralatan-peralatan listrik, yang terpasang pada sistem tenaga listrik.

Lebih terperinci

STUDI KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. BOC GASES GRESIK JAWA TIMUR

STUDI KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. BOC GASES GRESIK JAWA TIMUR 1 STUDI KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. BOC GASES GRESIK JAWA TIMUR Albertus Rangga P. 2206100149 Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya Abstrak - Suatu industri membutuhkan sistem kelistrikan

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gardu Induk Gardu induk adalah sub sistem dari sistem penyaluran (tranmisi) tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran, gardu induk memiliki peran yang

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam operasi pelayanan penyediaan energi listrik khususnya di GI Bungaran, sistem tenaga listrik dapat mengalami berbagai macam gangguan, misal gangguan dari hubung

Lebih terperinci

STUDI KEANDALAN DISTANCE RELAY JARINGAN 150 kv GI TELLO - GI PARE-PARE

STUDI KEANDALAN DISTANCE RELAY JARINGAN 150 kv GI TELLO - GI PARE-PARE A. Muhammad Syafar, Studi Keandalan Distance Relay Jaringan 150 kv GI Tello GI Pare-Pare \ STUDI KEANDALAN DISTANCE RELAY JARINGAN 150 kv GI TELLO - GI PARE-PARE A. Muhammad Syafar Dosen Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISA SETTING RELAI JARAK 150 kv GARDU INDUK KELAPA GADING

BAB IV. ANALISA SETTING RELAI JARAK 150 kv GARDU INDUK KELAPA GADING BAB IV ANALISA SETTING RELAI JARAK 150 kv GARDU INDUK KELAPA GADING 4.1 Umum Relai jarak pada umumnya dipakai untuk proteks isaluran transmisi. Relai jarak mempunyai zona zona proteksi yang disetel dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.2 Tahap Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akhir

BAB III METODOLOGI. 3.2 Tahap Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akhir 29 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Untuk menyelesaikan Laporan akhir ini dibutuhkan data penunjang yang diperoleh dari : Tempat Penelitian : 1. PT. PLN (Persero) Gardu Induk (GI) Kraksaan 2. PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem transmisi memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyaluran daya. Oleh karena itu pengaman pada saluran transmisi perlu mendapat perhatian

Lebih terperinci

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw Nama : Frandy Istiadi NRP : 2209 106 089 Pembimbing : 1. Dr. Ir. Margo Pujiantara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga Listrik disalurkan ke konsumen melalui Sistem Tenaga Listrik. Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa subsistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Sistem Tenaga listrik di Indonesia tersebar dibeberapa tempat, maka dalam penyaluran tenaga listrik dari tempat yang dibangkitkan sampai ke tempat

Lebih terperinci

Analisis Rele Pengaman Peralatan dan Line Transmisi Switchyard GITET Baru 500kV PT PLN (PERSERO) di Kediri

Analisis Rele Pengaman Peralatan dan Line Transmisi Switchyard GITET Baru 500kV PT PLN (PERSERO) di Kediri JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) -6 Analisis Rele Pengaman Peralatan dan Line Transmisi Switchyard GITET Baru 500 PT PLN (PERSERO) di Kediri Muhammad Rafi, Margo Pujiantara ), dan R. Wahyudi ). Jurusan

Lebih terperinci

BAB III RELAI JARAK. untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga listrik yang

BAB III RELAI JARAK. untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga listrik yang BAB III RELAI JARAK 3.1. UMUM Tenaga listrik merupakan suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga listrik yang sangat tinggi

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PRINSIP KERJA DASAR RELAI JARAK PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY

Makalah Seminar Kerja Praktek PRINSIP KERJA DASAR RELAI JARAK PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY Makalah Seminar Kerja Praktek PRINSIP KERJA DASAR RELAI JARAK PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY 2 Fergy Romadhany Dwi Syahputra.¹, Budi Setiyono

Lebih terperinci

ANALISIS KOORDINASI OVER CURRENT RELAY DAN RECLOSER DI SISTEM PROTEKSI FEEDER GARDU INDUK SEMEN NUSANTARA (SNT 2) CILACAP ABSTRACT

ANALISIS KOORDINASI OVER CURRENT RELAY DAN RECLOSER DI SISTEM PROTEKSI FEEDER GARDU INDUK SEMEN NUSANTARA (SNT 2) CILACAP ABSTRACT Jurnal Teknik Elektro Vol. 1 No.1 1 ANALSS KOORDNAS OVER CURRENT RELAY DAN RECLOSER D SSTEM PROTEKS FEEDER GARDU NDUK SEMEN NUSANTARA (SNT 2) CLACAP HALAMA Dwi Puji Hariyanto, Tiyono, Sutarno ABSTRACT

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS SETTING BACKUP PROTEKSI PADA SUTT 150 KV GI KAPAL GI PEMECUTAN KELOD AKIBAT UPRATING DAN PENAMBAHAN SALURAN

STUDI ANALISIS SETTING BACKUP PROTEKSI PADA SUTT 150 KV GI KAPAL GI PEMECUTAN KELOD AKIBAT UPRATING DAN PENAMBAHAN SALURAN STUDI ANALISIS SETTING BACKUP PROTEKSI PADA SUTT 150 KV GI KAPAL GI PEMECUTAN KELOD AKIBAT UPRATING DAN PENAMBAHAN SALURAN I Putu Dimas Darma Laksana 1, I Gede Dyana Arjana 2, Cok Gede Indra Partha 3 1,2,3

Lebih terperinci

Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya

Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya Eka Setya Laksana Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Trafo Distribusi merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen. Trafo Distribusi dapat dipasang

Lebih terperinci

BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH

BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH 3.1 KOMPONEN KOMPONEN SIMETRIS Tiga fasor tak seimbang dari sistem fasa tiga dapat diuraikan menjadi tiga sistem fasor yang seimbang. Himpunan seimbang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gardu Distribusi Gardu distribusi adalah suatu bangunan gardu listrik yang terdiri dari instalasi PHB-TM (Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah), TD (Transformator Distribusi),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gangguan pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik 2.1.1 Jenis Gangguan Jenis gangguan utama dalam saluran distribusi tenaga listrik adalah gangguan hubung singkat. Gangguan hubung

Lebih terperinci

Analisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade

Analisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade Analisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade Nandha Pamadya Putra¹, Hery Purnomo, Ir., MT.², Teguh Utomo, Ir., MT.³ ¹Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Penelitian mengenai pengaman yang terdapat pada busbar 150 kv telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terkait dengan pengaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Dasar Sistem Proteksi Suatu sistem tenaga listrik dibagi ke dalam seksi-seksi yang dibatasi oleh PMT. Tiap seksi memiliki relai pengaman dan memiliki daerah pengamanan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI

BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI 3.1 Umum Sebaik apapun suatu sistem tenaga dirancang, gangguan pasti akan terjadi pada sistem tenaga tersebut. Gangguan ini dapat merusak peralatan sistem tenaga

Lebih terperinci

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa 1 Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa Filia Majesty Posundu, Lily S. Patras, ST., MT., Ir. Fielman Lisi, MT., dan Maickel Tuegeh, ST., MT. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Analisa Koordinasi Rele Pengaman Transformator Pada Sistem Jaringan Kelistrikan di PLTD Buntok

Analisa Koordinasi Rele Pengaman Transformator Pada Sistem Jaringan Kelistrikan di PLTD Buntok Analisa Koordinasi Rele Pengaman Transformator Pada Sistem Jaringan Kelistrikan di PLTD Buntok Yusuf Ismail Nakhoda, Awan Uji Krismanto, dan Maskur Usmanto Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Sistem proteksi adalah sistem yang memisahkan bagian sistem yang. b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing)

BAB II DASAR TEORI. Sistem proteksi adalah sistem yang memisahkan bagian sistem yang. b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing) BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Proteksi Panel Tegangan Menegah Sistem proteksi adalah sistem yang memisahkan bagian sistem yang terganggu sehingga bagian sistem lain dapat terus beroperasi dengan cara sebagai

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No. 02 Mei 2017 ISSN

Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No. 02 Mei 2017 ISSN Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No. 02 Mei 2017 ANALISIS TRIP GENERATOR AKIBAT DARI GANGGUAN (POHON TUMBANG) DI JALUR QUARRY FEEDER STUDI KASUS DI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK PLANT 12 TARJUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, dimana listrik sudah berkembang menjadi salah satu kebutuhan primer masyarakat dan menuntut PT.PLN (Persero) untuk dapat memenuhi kebutuhan terhadap listrik

Lebih terperinci

Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)

Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap) Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap) Fitrizawati 1, Siswanto Nurhadiyono 2, Nur Efendi 3 1,2,3 Program Studi Teknik Elektro Sekolah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Proteksi Pada suatu sistem tenaga listrik, meliputi pelayanan umum, industri, komersil, perumahan maupun sistem lainnya, mempunyai maksud yang sama yaitu menyediakan energi

Lebih terperinci

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU 1 EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAMPEKANBARU Hasrizal Rusymi, Dr. Ir.Margo Pujiantara, MT. 1), Ir. Teguh Yuwono. 2) Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II DASAR TEORI

DAFTAR ISI BAB II DASAR TEORI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii MOTTO... iv PERSEMBAHAN... v PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR PERSAMAAN... xiii ABSTRACT...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada bab ini penulis membahas secara umum metode penelitian, yaitu penelitaian yang dilaksanakan melalui tahap-tahap yang bertujuan mencari dan membuat pemecahan

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI RELAY

SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK DAN SPESIFIKASINYA OLEH : WILLYAM GANTA 03111004071 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan tentang gangguan pada sistem tenaga listrik, sistem proteksi tenaga listrik, dan metoda proteksi pada transformator daya. 2.1 Gangguan dalam Sistem Tenaga

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : TUGAS AKHIR Strategi Over Load Shedding (OLS) Dalam Meminimalkan Pemadaman Penyaluran Tenaga Listrik Di Wilayah Sub Sistem Cibatu Pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kv Mekarsari Diajukan guna

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN SETTING RELAY ARUS LEBIH (OCR) GARDU HUBUNG KANTOR PT. PLN PERSERO AREA JAMBI

ANALISIS PERHITUNGAN SETTING RELAY ARUS LEBIH (OCR) GARDU HUBUNG KANTOR PT. PLN PERSERO AREA JAMBI Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISIS PERHITUNGAN SETTING RELAY LEBIH (OCR) GARDU HUBUNG KANTOR PT. PLN PERSERO AREA JAMBI Rizky Patra Jaya (21060110110005) (1) Ir. Yuningtyastuti, MT (2) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Proteksi Sistem proteksi dalam melindungi peralatan listrik yang digunakan diharapkan dapat menghindarkan peralatan dari kerusakan atau meminimalkan kerusakan yang terjadi

Lebih terperinci

MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008

MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008 40 MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008 Riana TM, Estimasi Lokasi Hubung Singkat Berdasarkan Tegangan dan Arus ESTIMASI LOKASI HUBUNG SINGKAT BERDASARKAN TEGANGAN DAN ARUS Riana T. M Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. SETTING KOORDINASI OVER CURRENT RELAY PADA TRAFO 60 MVA 150/20 kv DAN PENYULANG 20 kv

TUGAS AKHIR. SETTING KOORDINASI OVER CURRENT RELAY PADA TRAFO 60 MVA 150/20 kv DAN PENYULANG 20 kv TUGAS AKHIR SETTING KOORDINASI OVER CURRENT RELAY PADA TRAFO 60 MVA 150/20 kv DAN PENYULANG 20 kv Diajukan Guna Melengkapi Sebagai Syarat Dalam Mencapai Geler Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Teknik

Lebih terperinci