BAB I PENDAHULUAN Umum.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN Umum."

Transkripsi

1 1.1. Umum. BAB I PENDAHULUAN Kabupaten Kuningan yang terletak sebelah Selatan Cirebon, mempunyai luas wilayah 1.195,71 Km2, dengan jumlah penduduk jiwa, terdiri dari 32 Kecamatan dengan 367 Desa/Kelurahan. Sebagai Kabupaten yang terletak diujung timur Provinsi Jawa Barat sekaligus juga merupakan pintu gerbang Jawa Barat dari arah timur, mobilitas penduduk pendatang menjadi sangat tinggi, sehingga diperlukan banyak regulasi pemerintah sejalan dengan otonomi daerah yang memberikan keleluasaan daerah untuk berinovasi dalam melaksanakan fungsi pelayanan masyarakat (basic cervise) dan menggali sektor unggulan (core competention) yang dilandasi pendekatan kesejahteraan (wellfare) yang berkeadilan, serta sebagaimana kita mampu menciptakan ketentraman dan ketertiban (low and order) pada lingkungan masyarakat, sehingga masyarakat merasa aman, terlindungi yang akhirnya kondisi kondusif secara umum dapat dicapai. Melihat keadaan dan letak geografis Kabupaten Kuningan di atas sejalan dengan program Kabupaten Kuningan sebagai kabupaten konservasi adalah merupakan tantangan pembangunan khususnya dalam hal pemberdayaan, pengendalian, pemanfaatan dan perlindungan lingkungan hidup sebagai sember daya alam yang tidak ternilai harganya, guna kesejahteraan masyarakat Kabupaten Kuningan di massa yang akan datang secara berkesinambungan. Dalam konteks pengelolaan sumber daya alam diperlukan konsistensi pemerintah Kabupaten Kuningan dalam pengendalian dan perlindungan lingkungan hidup, dan kaitan dengan hal tersebut dibutuhkan regulasi yang jelas dalam mengendalikan pemanfaatan lingkungan hidup baik berupa Peraturan Daerah (Perda), Peraturan Bupati (Perbup) maupun Keputusan Bupati Kuningan. Untuk selanjutnya dalam penegakkan produk hukum tersebut maka Satpol PP - lah yang bertugas untuk menegakkannya. Dalam hal jumlah penduduk yang semakin bertambah setiap tahunnya selalu berdampingan dengan permasalahan yang semakin kompleks seperti Sosial Ekonomi, Sosial Budaya, Sosial politik dan alam : a. Sosial politik ; persaingan elit politik, konflik antar massa Parpol/ Ormas, tuntutan LSM, aksi unjuk rasa / demo dan lain-lain. b. Sosial Ekonomi; lapangan kerja/ PHK/ Pengangguran, Urbanisasi, efek industrialisasi, pedagang kaki lima (PKL) dan lain-lain. 1

2 c. Sosial Budaya ; judi, prostitusi, narkoba, kenakalan remaja, tawuran, pergaulan bebas dan lain-lain. d. Alam; kekeringan, banjir, longsor, kebakaran hutan, gunung meletus, gempa bumi dan lain-lain. e. serta semakin beragamnya kemunculan kelompok-kelompok di masyarakat dengan berbagai macam kepentingan baik yang sejalan dengan pemerintah daerah maupun yang bertolak belakang. Dalam penanganannya permasalahan-permasalan tersebut di atas, adalah sudah merupakan tugas Pemerintah Daerah dengan dibantu oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), terutama Satpol PP yang mempunyai tugas seperti tercantum dalam ketentuan Pasal 27 huruf c dan huruf e Undang-undang (UU) Nomor 23 Tahun 2014 dimana Kepala Daerah mempunyai kewajiban memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat serta mentaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan selanjutnya pada Pasal 148 ayat (1) UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, disebutkan bahwa Satuan polisi pamong praja dibentuk untuk menegakkan Perda dan Perkada, menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman, serta menyelenggarakan pelindungan masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja telah mengamanatkan kepada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan untuk melaksanakan Program dan Kegiatan dalam rangka Memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah. Untuk mendukung Program dan Kegiatan tersebut, mengacu pada Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemeritah (Sistem AKIP). Sistem AKIP tidak saja menekankan pada output (keluaran) sebuah kegiatan, tetapi lebih menekankan pada outcomes (hasil), dengan demikian, maka dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) penekanan pada hasil kegiatan sangat perlu mendapat perhatian. LAKIP sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban kegiatan Tahunan yang telah disusun dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT) sangat tepat dipakai sebagai salah satu tolok ukur untuk mengukur keberhasilan maupun kegagalan dalam melaksanakan kegiatan. Untuk mengukur keberhasilan maupun kegagalan dalam melaksanakan kegiatan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). Indikator Kinerja Utama (IKU) tersebut sebagaimana amanat Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan 2

3 Indikator Kinerja Utama. Menurut Tim Penilai LAKIP Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, penyusunan IKU wajib bagi unit kerja berdasarkan pada Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama Instansi Pemerintah. IKU merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran atau tujuan instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Indikator Kinerja Utama Satuan Polisi Pamong Praja untuk pencapaian Tahun 2015 ditetapkan sebagai berikut: IKU 1. Tingkat penyelesaian pelanggaran Ketentraman dan Ketertiban 2. Angka penurunan pelanggar Perda 3. Persentase jumlah kasus/pengaduan yang tertangani 4. Cakupan petugas Linmas di Kabupaten 1.2. Dasar Hukum Penyusunan LAKIP Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan A. Landasan Idiil yaitu Pancasila, B. Landasan Konstitusional yaitu UUD 1945, C. Landasan Operasional : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950) Sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, 3 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 75; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

4 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47 ; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 ; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66 ; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126 ; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara; 8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140 ; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 10. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas 11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah( Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 25; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4616); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 4

5 13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89 Tambahan Lembaran Negar Republik Indonesia Nomor 4741); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 25; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 9); 16. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2011 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 69 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pemerintahan Dalam Negeri di Kabupaten/Kota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1058); 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Tahun 2014 Nomor 32); 20. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 12 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Tahun 2013 Nomor 12 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 11); 21. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 21 Tahun 2013 tentang Pedoman Pembentukan Produk Hukum Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Tahun 2013 Nomor 21 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 20); 22. Peraturan Bupati Kuningan Nomor 26 tahun 2015 tentang Standar Operasional Prosedur Satuan Polisi Pamong Praja; 23. Peraturan Bupati Kuningan Nomor 32 Tahun 2015 tentang Ketentuan Tata Naskah Dinas Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kuningan; 24. Peraturan Bupati Kuningan Nomor 55 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kuningan. 5

6 1.3. Profil Layanan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan serta berpedoman dengan Peraturan Bupati Kuningan Nomor 42 Tahun 2013 yang mengatur tentang Tugas Pokok Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan Tugas Pokok Dan Fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan Tugas dan Fungsi Pasal 4 (1) Satpol PP yang merupakan unsur pengamanan dan pembantu mempunyai tugas membantu kelancaran tugas-tugas Bupati dalam perumusan, perencanaan kebijakan operasional program pelaksanaan penegakan Perda, penanganan dan memelihara ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat, serta memfasilitasi dan pemberdayaan kapasitas penyelenggaraan kebijakan perlindungan masyarakat. (2) Dalam menyelenggarakan upaya pengamanan dan penegakan ketentuan Perda dan Peraturan Bupati secara berdaya guna dan berhasil guna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas, Satpol PP berada dan berintegrasi dalam sistem keamanan daerah. Pasal 5 (1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Satuan Polisi Pamong Praja menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan program dan pelaksanaan penegakkan Perda dan Peraturan Bupati, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat; b. pelaksanaan kebijakan penegakkan Perda dan Peraturan Bupati; c. pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di daerah; d. pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat; e. pelaksanaan koordinasi penegakan Perda dan Peraturan Bupati serta penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dengan 6

7 Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil daerah, dan/atau aparatur lainnya; f. pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum agar mematuhi dan mentaati penegakkan Perda dan Peraturan Bupati; dan g. pelaksanaan tugas lainnya. (2) Pelaksanaan tugas lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g meliputi: a. mengikuti proses penyusunan peraturan perundang- undangan serta kegiatan pembinaan dan penyebarluasan produk hukum daerah; b. membantu pengamanan dan pengawalan tamu VVIP termasuk pejabat negara dan tamu negara; c. pelaksanaan pengamanan dan penertiban aset yang belum teradministrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; d. membantu pengamanan dan penertiban penyelenggaraan pemilihan umum dan pemilihan umum kepala daerah; e. membantu pengamanan dan penertiban penyelenggaraan keramaian daerah dan/atau kegiatan yang berskala massal; dan f. pelaksanaan tugas pemerintahan umum lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Selain tugas pokok dan fungsi tersebut di atas juga secara terperinci terdapat dalam Peraturan Bupati Kuningan Nomor 42 Tahun 2013 yang mengatur tentang Tugas Pokok Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan. Kepala Satuan (1) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas pokok merumuskan, menyelenggarakan, membina dan mengevaluasi penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah penyelenggaraan penegakan peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati, ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, sumber daya aparatur dan perlindungan masyarakat serta pembinaan penyidik pegawai negeri sipil. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai fungsi : a. Penyusunan program dan pelaksanaan penegakkan peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, serta perlindungan masyarakat; 7

8 b. Pelaksanaan kebijakan penegakan peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; c. Pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan dan ketertiban masyarakat serta perlindungan masyarakat di daerah; d. Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan penegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan/Keputusan Bupati dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta dengan aparat Kepolisian Negara, Penyidik Pegawai negeri Sipil dan / atau aparatur lainnya; e. Pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum agar mematuhi dan menaati penegakkan peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati. (3) Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai uraian tugas : a. Menyusun rencana dan program kerja Satuan Polisi Pamong Praja; b. Memimpin, membina, dan mengendalikan pelaksanaan tugas Satuan Polisi Pamong Praja; c. Merumuskan dan menetapkan kebijakan teknis di bidang ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat; d. Melaksanakan kebijakan penyelenggaraan penegakkan peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; e. Melaksanakan koordinasi pemeliharaan dan penyelenggaraan penegakkan peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati, ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dengan aparat Kepolisian Negara, Penyidik Pegawai Negeri Sipil dan atau aparatur lainnya; f. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum agar mematuhi dan menaati penegakan peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; g. Mengesahkan dan menandatangani naskah dinas sesuai dengan kewenangannya; h. Memberikan rekomendasi dan perizinan teknis, serta pelayanan umum sesuai dengan kewenangannya; i. Melaksanakan pembinaan pegawai di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja; j. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada Bupati dalam pelaksanaan sebagian urusan pemerintahan sesuai bidang tugasnya; 8

9 k. Membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah; l. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati. Sekretaris (1) Sekretaris mempunyai tugas pokok merencanakan operasional, mengelola, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi, melaporkan urusan umum dan kepegawaian, keuangan dan Program. 2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris mempunyai fungsi : a. Perencanaan operasional urusan umum dan kepegawaian, keuangan dan; b. Pengelolaan urusan program, keuangan, umum dan kepegawaian; c. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan urusan program, keuangan, umum dan kepegawaian; d. Pengoordinasian urusan program, keuangan, umum dan kepegawaian; (3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sekretaris mempunyai uraian tugas : a. Merencanakan operasional ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kehumasan dan dokumentasi, perlengkapan, perbekalan, evaluasi dan pelaporan program kegiatan sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Menyelenggarakan dan mengoordinasikan penyusunan RENSTRA dan RENJA, RKA, DPA, LPPD, LKPJ, LAKIP, laporan kegiatan dan sejenisnya ; c. Menyusun laporan akuntabilitas kinerja Satuan Polisi Pamong Praja sebagai pertanggungjawaban kepada bupati; d. Menyelenggarakan kegiatan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kehumasan dan dokumentasi, perlengkapan, perbekalan, evaluasi dan pelaporan program kegiatan; e. Mengoordinasikan bidang-bidang lingkup Satuan Polisi Pamong Praja dalam pelaksanaan akuntansi dan pertanggungjawaban atas penyusunan dan penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan dan barang; f. Mengoordinasikan pemeliharaan aset milik daerah yang berada dalam penguasaan Satuan Polisi Pamong Praja; g. Mengoordinasikan penyusunan kebijakan dan peraturan lainnya dalam penyelenggaraan pelaksanaan urusan bidang penegakan peraturan daerah, 9

10 peraturan bupati dan keputusan bupati, ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, sumber daya aparatur serta perlindungan masyarakat; h. Mengoordinasikan penyusunan standar operasional prosedur urusan bidang penegakan Perundang - undangan Daerah, ketertiban umum ketentraman masyarakat, sumber daya aparatur serta perlindungan masyarakat ; i. Mengoordinasikan penyelenggaraan kerja sama dengan instansi vertikal dan/atau pihak swasta; j. Mengoordinasikan penyelenggaraan penerimaan pendapatan asli daerah yang menjadi kewenangan Satuan Polisi Pamong Praja; k. Mengoordinasikan pengaduan terkait dengan penyelenggaraan urusan bidang penegakan peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati, ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, sumber daya aparatur serta perlindungan masyarakat; l. Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan KORPRI di lingkup Satuan Polisi Pamong Praja; m. Mengoordinasikan pelaksanaan gerakan disiplin pegawai di lingkuangan Satuan Polisi Pamong Praja; n. Mengoordinasikan penyusunan dokumentasi kegiatan Satuan Polisi Pamong Praja; o. Mengoordinasikan dan menghimpun penyusunan laporan evaluasi kinerja Satuan Polisi Pamong Praja; p. Mengoordinasikan pelaksanaan standar pelayanan minimal penegakan peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati, ketertiban umum ketentraman masyarakat, sumber daya aparatur serta perlindungan masyarakat di lingkup Satuan Polisi Pamong Praja; q. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan dilingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; r. Membina dan bertanggungjawab atas Korps Musik Satpol PP; s. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; t. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan kepada atasan; u. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan; 10 Sekretariat, membawahkan : a. Sub Bagian Program; b. Sub Bagian Keuangan; c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

11 Sub Bagian Program (1) Sub Bagian Program mempunyai tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol urusan program yang meliputi penghimpunan rencana program atau kegiatan, evaluasi dan laporan dari masingmasing bidang pada Satuan Polisi Pamong Praja. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Program mempunyai fungsi : a. Perencanaan kegiatan program yang meliputi penghimpunan rencana program dan kegiatan, evaluasi dan laporan dari masing-masing bidang pada Satuan Polisi Pamong Praja; b. Pelaksanaan program yang meliputi penghimpunan rencana program dan kegiatan, evaluasi dan laporan dari masing-masing bidang pada Satuan Polisi Pamong Praja; c. Pengawasan dan pembagian pelaksanaan tugas program yang meliputi penghimpunan rencana program dan kegiatan, evaluasi dan laporan dari masing-masing bidang pada Satuan Polisi Pamong Praja; (3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud di atas, Sub Bagian Program mempunyai uraian tugas : a. Merencanakan kegiatan sub bagian program pada Satuan Polisi Pamong Praja; b. Melaksanakan penyusunan dan menghimpun RENSTRA, RENJA, RKA, DPA, LPPD, LKPJ, LAKIP, laporan kegiatan dan sejenisnya dari masing-masing bidang pada Satuan Polisi Pamong Praja; c. Menghimpun, memaduserasikan dan mengolah perencanaan program dan kegiatan dari bidang-bidang pada Satuan Polisi Pamong Praja; d. Menyusun laporan evaluasi kinerja Satuan Polisi Pamong Praja; e. Menyusun bahan koordinasi perencanaan terpadu penyelenggaraan urusan penegakan peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati, ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, sumber daya aparatur dan perlindungan masyarakat tingkat kabupaten; f. Melaksanakan pencapaian standar pelayanan minimal urusan penegakan peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati, ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, sumber daya aparatur dan perlindungan masyarakat di lingkup Satuan Polisi Pamong Praja; g. Melaksanakan penyusunan standar operasional prosedur urusan bidang penegakan peraturan bupati, peraturan bupati dan keputusan bupati, ketertiban 11

12 umum dan ketentraman masyarakat, sumber daya aparatur dan perlindungan masyarakat h. Menyusun bahan persetujuan dan bahan penetapan urusan pemerintahan daerah kabupaten yang dapat ditugas pembantuankan kepada pemerintah desa sesuai dengan lingkup tugasnya; i. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan dilingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; j. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; k. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan kepada atasan; l. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. Sub Bagian Keuangan (1) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol urusan administrasi keuangan pada Satuan Polisi Pamong Praja. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi : a. Perencanaan kegiatan administrasi keuangan pada Satuan Polisi Pamong Praja; b. Pelaksanaan administrasi keuangan pada Satuan Polisi Pamong Praja; c. Pengawasan dan pembagian pelaksanaan tugas administrasi keuangan pada Satuan Polisi Pamong Praja; (3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sub Bagian Keuangan mempunyai uraian tugas : a. Menyusun rencana kerja kegiatan administrasi keuangan pada Satuan Polisi Pamong Praja; b. Melaksanakan kegiatan administrasi keuangan pada Satuan Polisi Pamong Praja; c. Melaksanakan penerimaan, penyimpanan dan pembayaran uang sesuai dengan peraturan yang berlaku; d. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan dilingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; e. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; f. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan kepada atasan; g. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. 12

13 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian (1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol urusan tata warkat, kepegawaian, kehumasan dan dokumentasi, perlengkapan, perbekalan dan keperluan alat tulis serta ruang perkantoran pada Satuan Polisi Pamong Praja. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi : a. Perencanaan kegiatan kearsipan, kepegawaian, kehumasan, dokumentasi, perlengkapan, perbekalan dan pemeliharaan asset Satuan Polisi Pamong Praja; b. Pelaksanaan kegiatan kearsipan, kepegawaian, kehumasan, dokumentasi, perlengkapan, perbekalan dan pemeliharaan asset Satuan Polisi Pamong Praja; c. Pengawasan dan pembagian pelaksanaan tugas kegiatan kearsipan, kepegawaian, kehumasan, dokumentasi, perlengkapan, perbekalan dan pemeliharaan asset Satuan Polisi Pamong Praja; (3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai uraian tugas : a. Menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Satuan Polisi Pamong Praja; b. Menyiapkan bahan kegiatan kehumasan Satuan Polisi Pamong Praja; c. Menyusun dan menganalisis rencana kebutuhan dan pemeliharaan Satuan Polisi Pamong Praja; d. Melaksanakan pengadaan perlengkapan, perbekalan, pemeliharaan asset pemerintah daerah yang berada dalam penguasaan Satuan Polisi Pamong Praja; e. Melaksanakan urusan administrasi kepegawaian lingkup Satuan Polisi Pamong Praja; f. Melaksanakan kegiatan-kegiatan Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) di lingkup Satuan Polisi Pamong Praja; g. Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan pegawai di lingkup Satuan Polisi Pamong Praja; 13

14 h. Melaksanakan pengelolaan kearsipan di lingkup Satuan Polisi Pamong Praja; i. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan dilingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; j. Melaksanakan pembinaan dan bertanggungjawab atas Korps Musik Satuan Polisi Pamong Praja; k. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; l. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan kepada atasan; m. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. Bidang Penegakan Perundang - undangan Daerah (1) Bidang Penegakan Perundang-undangan Daerah mempunyai tugas pokok merencanakan operasional, mengelola, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan urusan kegiatan pembinaan, pengawasan dan penyuluhan serta penyelidikan dan penyidikan. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Penegakan Perundang - undangan Daerah mempunyai fungsi : a. Perencanaan operasional kegiatan penegakan peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; b. Pengoordinasian kegiatan penegakan peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; c. Penyelenggaraan kegiatan penegakan peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati. (3) Dalam menyelenggarakan fungsinya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Penegakan Perundang-undangan Daerah mempunyai uraian tugas : a. Menyusun rencana kegiatan Bidang Penegakan Perundang-undangan Daerah sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Merumuskan rencana operasional penyelenggaraan urusan penegakan peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; c. Menyelenggarakan urusan penegakan peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; d. Menghimpun bahan penyusunan kebijakan dan/atau peraturan lainnya urusan penegakan peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; 14

15 e. Menghimpun bahan pelaksanaan koordinasi dengan Kepolisian Negara dan instansi vertikal lainnya dalam penyelenggaraan penegakan peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; f. Menghimpun serta menindak lanjuti pengaduan dan keluhan atas pelanggaran peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; g. Menyelenggarakan fasilitasi dan mediasi kegiatan penegakan peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; h. Mengoordinasikan kegiatan penegakan peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati dengan instansi terkait; i. Melaksanakan pembinaan, pengawasan dan penyuluhan terhadap warga masyarakat dan / atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas perundang undangan daerah; j. Melaksanakan pembinaan, pengawasan dan penyuluhan terhadap masyarakat dan / atau badan hukum yang melakukan aktifitas usaha; k. Mengoordinasikan operasi gabungan penertiban dan pengendalian bangunan, tempat-tempat usaha dan kegiatan usaha tanpa izin dengan instansi lainnya; l. Menyelenggarakan operasi gabungan penegakan peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati dengan instansi terkait; m. Menyelenggarakan operasi pengawasan dan pengendalian disiplin pegawai tingkat Kabupaten; n. Mengoordinasikan operasi yustisi penegakan peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; o. Menghimpun bahan-bahan penyusunan standar operasional prosedur penegakan peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; p. Menyelenggarakan penyelidikan, penyidikan dan pemeriksaan terhadap warga masyarakat dan/atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; q. Membantu menyelenggarakan upaya dan usaha dalam rangka meningkatkan target penerimaan pendapatan asli daerah; r. Menyelenggarakan kegiatan pembongkaran dan penyegelan terhadap warga masyarakat dan/atau badan hukum yang diduga melakukan pelanggaran atas peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; s. Memberitahukan kepada Kepolisian Negara mengenai tindak lanjut berita acara pemeriksaan warga masyarakat dan atau badan hukum yang di duga 15

16 melakukan pelanggaran atas peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; t. Menyelenggarkan penyusunan berita acara pemeriksaan warga masyarakat dan atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; u. Menyelenggarakan penyitaan barang bukti warga masyarakat dan/atau badan hukum yang di duga melakukan pelanggaran atas peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; v. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan atau kegiatan lainnya kepada atasan; w. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; x. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. Bidang Penegakan Perundang - undangan Daerah, membawahkan : a. Seksi Pembinaan, Pengawasan dan Penyuluhan; b. Seksi Penyelidikan dan Penyidikan. Seksi Pembinaan Pengawasan dan Penyuluhan (1) Seksi Pembinaan, Pengawasan dan Penyuluhan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan Pembinaan, Pengawasan dan Penyuluhan; (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi pembinaan, pengawasan dan penyuluhan mempunyai fungsi : a. Perencanaan kegiatan urusan pembinaan, pengawasan dan penyuluhan; b. Pelaksanaan kegiatan urusan pembinaan, pengawasan dan penyuluhan; c. Pengawasan dan pembagian pelaksanaan tugas penyelenggaraan urusan pembinaan, pengawasan dan penyuluhan. (3) Dalam menyelenggarakan fungsinya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Pembinaan, Pengawasan dan Penyuluhan mempunyai uraian tugas: a. Menyusun rencana kegiatan seksi pembinaan, pengawasan dan penyuluhan; b. Menyusun dan menghimpun bahan-bahan dalam perumusan kebijakan dan peraturan lainnya tentang urusan pembinaan, pengawasan dan penyuluhan; c. Melaksanakan koordinasi dengan intansi lain dalam urusan pembinaan, pengawasan dan penyuluhan tingkat Kabupaten; 16

17 d. Menyiapkan bahan koordinasi kegiatan urusan pembinaan, pengawasan dan penyuluhan peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; e. Melaksanakan pembinaan, pengawasan dan penyuluhan terhadap warga masyarakat dan / atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas perundang undangan daerah; f. Melaksanakan pembinaan, pengawasan dan penyuluhan terhadap masyarakat dan / atau badan hukum yang melakukan aktifitas usaha; g. Melaksanakan operasi pengawasan dan pengendalian gerakan disiplin pegawai tingkat Kabupaten; h. Menyiapkan bahan koordinasi kepada Kepolisian Negara sebagai tindak lanjut berita acara pemeriksaan warga masyarakat dan/atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; i. Menyusun berita acara pemeriksaan warga masyarakat dan/atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; j. Menyusun berita acara penyitaan barang bukti warga masyarakat dan/atau badan hukum yang diduga melakukan pelanggaran peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; k. Menyusun berita acara saksi warga masyarakat dan/atau badan hukum yang terkait dengan pelanggaran peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; l. Menyusun berita acara pemeriksaan tempat kejadian yang terkait dengan pelanggaran peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; m. Melaksanakan penyelesaian pengaduan dan keluhan masyarakat terkait dengan urusan pembinaan, pengawasan dan penyuluhan peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; n. Menyelenggarakan penyuluhan, sosialisasi dan pembinaan masyarakat dalam rangka penegakan peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; o. Menyelenggarakan pembentukan Tim Kehormatan kode Etik PPNS; p. Mengordinasikan usulan pengangkatan PPNS dan pemberhentian PPNS tingkat Kabupaten; q. Mengoordinasikan pengambilan sumpah dan pelantikan PPNS; r. Mengoordinasikan pembuatan kartu tanda pengenal PPNS; 17

18 s. Menyusun bahan-bahan perencanaan kegiatan, evaluasi dan laporan hasil kegiatan; t. Menghimpun, mengolah, menyajikan dan menganalisa data hasil kegiatan; u. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan atau kegiatan lainnya kepada atasan; v. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; w. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; x. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. Seksi Penyelidikan dan Penyidikan (1) Seksi Penyelidikan dan Penyidikan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan penyelidikan dan penyidikan. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi penyelidikan dan penyidikan mempunyai fungsi : a. Perencanaan kegiatan urusan penyelidikan dan penyidikan; b. Pelaksanaan urusan penyelidikan dan penyidikan; c. Pengawasan dan pembagian pelaksanaan tugas penyelenggaraan urusan penyelidikan dan penyidikan. (3) Dalam menyelenggarakan fungsinya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi penyelidikan dan Penyidikan mempunyai uraian tugas : a. Menyusun rencana kegiatan Seksi Penyelidikan dan Penyidikan; b. Menyusun dan menghimpun bahan-bahan dalam perumusan kebijakan dan peraturan lainnya tentang urusan penyelidikan dan penyidikan; c. Melaksanakan urusan penyelidikan dan penyidikan pelanggaran peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; d. Menyiapkan bahan koordinasi kegiatan urusan penyelidikan dan penyidikan pelanggaran peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; e. Melaksanakan penyelidikan, penyidikan dan pemeriksaan terhadap bangunan, tempat-tempat usaha dan kegiatan usaha tanpa izin; f. Melaksanakan penyelidikan, penyidikan dan pemeriksaan terhadap masyarakat dan/atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; 18

19 g. Menyiapkan bahan koordinasi kepada Kepolisian Negara mengenai tindak lanjut berita acara pemeriksaan warga masyarakat dan/atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; h. Menyusun berita acara pemeriksaan warga masyarakat dan/atau badan hukum yang melakukan pelanggaran peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; i. Menyusun berita acara penyitaan barang bukti warga masyarakat dan/atau badan hukum yang diduga melakukan pelanggaran peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; j. Menyusun berita acara saksi warga masyarakat dan/atau badan hukum yang terkait dengan pelanggaran peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; k. Menyusun berita acara pemeriksaan tempat kejadian yang terkait dengan pelanggaran peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; l. Melaksanakan penyelesaian pengaduan dan keluhan masyarakat terkait dengan urusan penyelidikan dan penyidikan peraturan daerah, peraturan bupati dan keputusan bupati; m. Menyusun bahan-bahan perencanaan kegiatan, evaluasi dan laporan hasil kegiatan; n. Menghimpun, mengolah, menyajikan dan menganalisa data hasil kegiatan; o. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan atau kegiatan lainnya kepada atasan; p. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; q. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; r. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat 19 (1) Bidang Ketertiban umum dan Ketentraman Masyarakat mempunyai tugas pokok merencanakan, mengelola, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan urusan operasi dan pengendalian serta kerja sama. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Ketertiban Umum dan katentraman masyarakat mempunyai fungsi :

20 a. Perencanaan operasional urusan bidang Ketertiban Umum dan katentraman masyarakat; b. Pengoordinasian urusan bidang ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; c. Pengelolaan urusan bidang ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; (3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang ketertiban umum dan ketentraman masyarakat mempunyai uraian tugas : a. Menyusun rencana kegiatan bidang ketertiban umum dan ketentraman masyarakat sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Menghimpun bahan penyusunan kebijakan dan/atau rancangan peraturan daerah tentang penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; c. Mengoordinasikan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat tingkat kabupaten dengan intansi terkait lainnya; d. Menghimpun bahan pelaksanaan koordinasi dengan Kepolisian Negara dan instansi vertikal lainnya dalam penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat tingkat Kabupaten; e. Mengoordinasikan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat dengan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kecamatan (exofficio Kepala Seksi Ketertiban Umum dan Ketenteraman masyarakat); f. Melaksanakan pemberian rekomendasi terhadap pendirian bangunan, tempat usaha / kegiatan usaha, penggunaan fasilitas umum dan kegiatan keramaian yang mengundang massa; g. Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian masa demonstrasi tingkat Kabupaten; h. Menyelenggarakan operasi ketertiban umum dan ketentraman masyarakat tingkat Kabupaten; i. Menyelenggarakan operasi gabungan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dengan perangkat daerah lainnya, aparat Kepolisian dan instansi vertikal lainnya tingkat Kabupaten; j. Menyelenggarakan pengamanan, pengawasan dan penertiban aset-aset pemerintah daerah; k. Menyelenggarakan pengamanan dan pengawalan pejabat pemerintah dan tamu-tamu penting (VIP dan VVIP) lainnya dalam penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; 20

21 l. Melaksanakan pengamanan dan penertiban penyelenggaraan pemilihan umum dan pemilihan umum kepala daerah; m. Melaksanakan pengamanan dan penertiban penyelenggaraan keramaian daerah dan/atau kegiatan yang berskala massal; n. Menyelenggarakan pengamanan dan penjagaan tempat-tempat penting untuk menghindari gangguan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat; o. Menyelenggarakan usaha preventif dalam penanggulangan kriminalitas tingkat Kabupaten; p. Menghimpun bahan kebutuhan perlengkapan dan peralatan teknis anggota Satuan Polisi Pamong Praja dalam penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; q. Menyusun standar operasional prosedur penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat tingkat Kabupaten; r. Menghimpun bahan penyelenggaraan kerja sama dengan instansi vertikal dan atau pihak swasta lainnya dalam pelaksanaan bidang ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat; s. Menyelenggarakan penyelesaian pengaduan dan keluhan masyarakat terkait dengan penyelenggaraan urusan bidang ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; t. Menghimpun bahan penyusunan dokumentasi kegiatan penyelenggaraan urusan bidang ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja; u. Menghimpun bahan penyusunan laporan evaluasi kinerja urusan bidang ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat; v. Menghimpun, mengolah dan menganalisa data serta penyajian data hasil kegiatan; w. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan lainnya kepada atasan; x. Mengelola dan melaksanakan administrasi ketatausahaan di lingkup tugasnya; y. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; z. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. 21 Bidang Ketertiban umum dan Ketentraman Masyarakat, membawahkan : a. Seksi Operasi dan Pengendalian; b. Seksi Kerjasama.

22 Seksi Operasi dan Pengendalian (1) Seksi Operasi dan Pengendalian mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan operasi dan pengendalian. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Operasi dan Pengendalian mempunyai fungsi : a. Perencanaan kegiatan urusan operasi dan pengendalian; b. Pelaksanaan urusan operasi dan pengendalian; c. Pengawasan dan pembagian pelaksanaan tugas penyelenggaraan pengendalian operasi dan pengendalian. (3) Dalam menyelenggarakan fungsinya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Operasi dan Pengendalian mempunyai uraian tugas : a. Menyusun rencana kegiatan seksi operasi dan pengendalian; b. Menghimpun bahan-bahan dalam perumusan kebijakan dan peraturan lainnya tentang penyelenggaraan operasi dan pengendalian; c. Menyusun standar operasional prosedur penyelengaraan operasi dan pengendalian tingkat Kabupaten; d. Melaksanakan operasi dan pengendalian ketertiban umum dan ketentraman masyarakat tingkat Kabupaten serta lintas Kecamatan; e. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian masa demonstrasi tingkat Kabupaten; f. Melaksanakan operasi dan pengendalian gabungan dengan instansi lainnya dan Kepolisian Negara Republik Indonesia tingkat Kabupaten; g. Melaksanakan pengamanan, pengawasan dan penjagaan aset-aset pemerintah daerah; h. Melaksanakan pengamanan dan pengawalan pejabat pemerintah dan tamutamu penting (VIP dan VVIP) dan kegiatan lainnya; i. Melaksanakan pengamanan dan penertiban penyelenggaraan pemilihan umum dan pemilihan umum kepala daerah; j. Melaksanakan pengamanan dan penertiban penyelenggaraan keramaian daerah dan/atau kegiatan yang berskala massal; k. Melaksanakan pengamanan dan penjagaan tempat-tempat penting untuk menghindari gangguan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; l. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian operasional anggota Satpol PP; 22

23 m. Melaksanakan usaha preventif dalam penanggulangan kriminalitas tingkat Kabupaten; n. Melaksanakan penyelesaian pengaduan dan keluhan masyarakat terkait dengan pelaksanaan urusan operasi dan pengendalian; o. Menyusun bahan-bahan perencanaan kegiatan, evaluasi dan laporan hasil kegiatan; p. Menghimpun, mengolah, menyajikan dan menganalisa data hasil kegiatan; q. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan lainnya kepada atasan; r. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; s. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; t. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. Seksi Kerjasama (1) Seksi Kerjasama mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan Kerjasama. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Kerjasama mempunyai fungsi : a. Perencanaan kegiatan urusan kerjasama; b. Pelaksanaan urusan kerjasama; c. Pengawasan dan pembagian pelaksanaan tugas penyelenggaraan pengendalian kerjasama; (3) Dalam menyelenggarakan fungsinya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Kerjasama mempunyai uraian tugas : a. Menyusun rencana kegiatan seksi kerjasama; b. Menyusun dan menghimpun bahan-bahan dalam perumusan kebijakan dan peraturan lainnya tentang penyelenggaraan kerjasama; c. Menyusun standar operasional prosedur penyelengaraan kerja sama tingkat Kabupaten; d. Melaksanakan kerjasama dibidang ketertiban umum dan ketentraman masyarakat tingkat Kabupaten serta lintas Kecamatan dengan intansi terkait; e. Melaksanakan kerjasama fasilitasi dan mediasi kegiatan pengendalian; f. Melaksanakan kerjasama dalam penyelesaian pengaduan dan keluhan masyarakat; 23

24 g. Menyusun bahan-bahan perencanaan kegiatan, evaluasi dan laporan hasil kegiatan; h. Menghimpun, mengolah, menyajikan dan menganalisa data yang berhubungan dengan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat ; i. Melaksanakan pemberian rekomendasi terhadap pendirian bangunan, tempat usaha / kegiatan usaha, penggunaan fasilitas umum dan kegiatan keramaian yang mengundang massa; j. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan lainnya kepada atasan; k. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; l. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; m. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. Bidang Sumber Daya Aparatur (1) Bidang Sumber Daya Aparatur mempunyai tugas pokok merencanakan, mengelola, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan urusan kegiatan pelatihan dasar dan teknis fungsional. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Sumber Daya Aparatur mempunyai fungsi : a. Perencanaan sumber daya aparatur Satuan Polisi Pamong Praja; b. Pengoordinasian sumber daya aparatur Satuan Polisi Pamong Praja; c. Penyelenggaraan sumber daya aparatur Satuan Polisi Pamong Praja. (3) Dalam menyelenggarakan fungsinya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidang Sumber Daya Aparatur mempunyai uraian tugas : a. Menyusun rencana kegiatan bidang sumber daya aparatur Satuan Polisi Pamong Praja; b. Menyelenggarakan urusan bidang sumber daya aparatur Satuan Polisi Pamong Praja; c. Menghimpun bahan penyusunan kebijakan dan/atau peraturan lainnya urusan bidang sumber daya aparatur Satuan Polisi Pamong Praja; d. Mengoordinasikan sumber daya aparatur Satuan Polisi Pamong Praja; e. Melaksanakan pelatihan korps musik Satuan Polisi Pamong Praja; 24

25 f. Menghimpun bahan pelaksanaan koordinasi dengan kepolisian negara dan instansi vertikal lainnya dalam penyelenggaraan sumber daya aparatur Satuan Polisi Pamong Praja; g. Menyelenggarakan hubungan kerjasama dengan kepolisian dan instansi lainnya dalam rangka penyelenggaraan sumber daya aparatur Satuan Polisi Pamong Praja; h. Menyelenggarakan penyuluhan dan bimbingan teknis bagi sumber daya aparatur Satuan Polisi Pamong Praja; i. Melaksanakan fasilitasi dan mediasi kegiatan sumber daya aparatur Satuan Polisi Pamong Praja; j. Mengoordinasikan kegiatan sumber daya aparatur Satuan Polisi Pamong Praja dengan instansi terkait; k. Menghimpun bahan-bahan perencanaan kegiatan, evaluasi dan laporan hasil kegiatan; l. Menghimpun, mengolah dan menganalisa data serta penyajian data hasil kegiatan; m. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan lainnya kepada atasan; n. Mengelola dan melaksanakan administrasi ketatausahaan di lingkup tugasnya; o. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; p. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; q. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. (4) Bidang Sumber Daya Aparatur, membawahkan : a. Seksi Pelatihan Dasar; b. Seksi Teknis Fungsional. 25 Seksi Pelatihan Dasar (1) Seksi Pelatihan Dasar mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan pelatihan dasar. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pelatihan Dasar mempunyai fungsi: a. Perencanaan kegiatan urusan pelatihan dasar anggota polisi pamong praja;

26 b. Pelaksanaan urusan pelatihan dasar anggota polisi pamong praja; c. Pengawasan dan pembagian pelaksanaan tugas penyelenggaraan pengendalian pelatihan dasar anggota polisi pamong praja. (3) Dalam menyelenggarakan fungsinya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Pelatihan Dasar mempunyai uraian tugas : a. Menyusun rencana kegiatan seksi pelatihan dasar; b. Menyusun dan menghimpun bahan-bahan dalam perumusan kebijakan dan peraturan lainnya tentang pelatihan dasar; c. Menyusun standar operasional prosedur penyelengaraan pelatihan Satuan Polisi Pamong Praja tingkat Kabupaten; d. Melaksanakan pelatihan dasar bagi anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten; e. Melaksanakan pelatihan korps musik Satuan Polisi Pamong Praja; f. Menyusun bahan-bahan perencanaan kegiatan, evaluasi dan laporan hasil kegiatan; g. Menghimpun, mengolah, menyajikan dan menganalisa data hasil kegiatan; h. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan atau kegiatan lainnya kepada atasan; i. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; j. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. Seksi Teknis Fungsional (1) Seksi Teknis Fungsional mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan teknis fungsional. 26 (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Teknis Fungsional mempunyai fungsi : a. Perencanaan kegiatan urusan teknis fungsional; b. Pelaksanaan urusan teknis fungsional; c. Pengawasan dan pembagian pelaksanaan tugas penyelenggaraan urusan teknis fungsional.

27 (4) Dalam menyelenggarakan fungsinya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Teknis Fungsional mempunyai uraian tugas : a. Menyusun rencana kegiatan seksi teknis fungsional; b. Menyusun dan menghimpun bahan-bahan dalam perumusan kebijakan dan peraturan lainnya tentang urusan teknis fungsional; c. Menyiapkan bahan koordinasi kegiatan urusan bidang teknis fungsional; d. Menyiapkan bahan koordinasi teknis fungsional dengan instansi terkait dan Kepolisian Negara Republik Indonesia; e. Menyusun bahan-bahan perencanaan kegiatan, evaluasi dan laporan hasil kegiatan; f. Menghimpun, mengolah, menyajikan dan menganalisa data hasil kegiatan; g. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan lainnya kepada atasan; h. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; i. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. Bidang Perlindungan Masyarakat (1) Bidang Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas pokok merencanakan, mengelola, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan urusan satuan linmas dan bina potensi masyarakat. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pelindungan Masyarakat mempunyai fungsi : a. Perencanaan kegiatan perlindungan masyarakat; b. Pengoordinasian kegiatan perlindungan masyarakat masyarakat; c. Penyelenggaraan kegiatan perlindungan masyarakat; (3) Dalam menyelenggarakan fungsinya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Perlindungan Masyarakat mempunyai uraian tugas : a. Menyusun rencana kegiatan bidang perlindungan masyarakat sebagai pedoman pelaksanaan tugas; b. Merumuskan rencana operasional penyelenggaraan urusan bidang perlindungan masyarakat tingkat Kabupaten; c. Memberdayakan satuan Linmas dalam kesiagaan penanggulangan bencana serta kegiatan pemilu dan pemilukada, pemilihan kepala desa bekerja sama dengan instansi terkait; 27

28 d. Menghimpun bahan penyusunan kebijakan dan/atau peraturan lainnya urusan perlindungan masyarakat; e. Mengoordinasikan pembinaan perlindungan masyarakat tingkat Kabupaten; f. Menghimpun bahan pelaksanaan koordinasi dengan kepolisian negara dan instansi vertikal lainnya dalam penyelenggaraan perlindungan masyarakat tingkat Kabupaten; g. Menyelenggarakan pengawasan dan pembinaan kegiatan masyarakat tingkat kabupaten; h. Menyelenggarakan hubungan kerja sama dengan kepolisian dan instansi lainnya dalam rangka penyelenggaraan perlindungan masyarakat masyarakat; i. Menghimpun bahan-bahan penyuluhan dan bimbingan teknis perlindungan masyarakat; j. Menyelenggarakan penyuluhan dan bimbingan teknis perlindungan masyarakat; k. Mengoordinasikan kegiatan perlindungan masyarakat dengan instansi terkait; l. Menghimpun, mengolah dan menganalisa data serta penyajian data hasil kegiatan; m. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan lainnya kepada atasan; n. Mengelola dan melaksanakan administrasi ketatausahaan di lingkup tugasnya; o. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; p. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; q. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. (4) Bidang Perlindungan Masyarakat, membawahkan : a. Seksi Satuan Linmas; b. Seksi Bina Potensi Masyarakat. 28 Seksi Satuan Linmas (1) Seksi Satuan Linmas mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan satuan linmas.

29 (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Satuan Linmas mempunyai fungsi : a. Penyusunan rencana kegiatan seksi satuan linmas; b. Pelaksanaan urusan perlindungan satuan linmas; c. Pengawasan dan pembagian pelaksanaan tugas penyelenggaraan satuan linmas; (3) Dalam menyelenggarakan fungsinya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Satuan Linmas mempunyai uraian tugas : a. Menyusun rencana kegiatan seksi satuan linmas; b. Menyusun dan menghimpun bahan-bahan dalam perumusan kebijakan dan peraturan lainnya tentang satuan linmas; c. Melaksanakan urusan satuan linmas tingkat Kabupaten serta lintas Kecamatan; d. Menyiapkan bahan koordinasi kegiatan satuan linmas; e. Melaksanakan koordinasi pengerahan satuan linmas dalam penanggulangan bencana dengan instansi terkait; f. Melaksanakan bimbingan teknis, supervisi dan pelatihan sumber daya satuan linmas tingkat Kabupaten; g. Melaksanakan pengadaan alat perlengkapan anggota Linmas; h. Melaksanakan kesiagaan penanggulangan bencana, pengamanan penyelenggaraan pemilihan umum, pemilihan kepala daerah dan pemilihan kepada desa bekerja sama dengan instansi terkait; i. Melaksanakan tugas perbantuan pengamanan ketentraman dan ketertiban masyarakat lainnya; j. Merencanakan santunan uang duka, perawatan anggota satuan perlindungan masyarakat; k. Merencanakan peningkatan kesejahteraan anggota satuan perlindungan masyarakat; l. Melaksanakan koordinasi kegiatan satuan linmas lintas kecamatan dengan instansi terkait; m. Menghimpun bahan-bahan penyelenggaraan kegiatan satuan linmas; n. Menyelenggarakan kerja sama latihan satuan linmas di lingkup tugasnya dengan instansi terkait; o. Melaksanakan penyelesaian pengaduan dan keluhan masyarakat terkait dengan urusan satuan linmas; 29

30 p. Menghimpun bahan-bahan perencanaan kegiatan, evaluasi dan laporan hasil kegiatan; q. Menghimpun, mengolah, menyajikan dan menganalisa data hasil kegiatan; r. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan lainnya kepada atasan; s. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; t. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; u. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. Seksi Bina Potensi Masyarakat (1) Seksi Bina Potensi Masyarakat mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan bina potensi masyarakat. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Bina Potensi Masyarakat mempunyai fungsi : a. Penyusunan rencana kegiatan seksi bina potensi masyarakat; b. Pelaksanaan urusan bina potensi masyarakat; c. Pengawasan dan pembagian pelaksanaan tugas penyelenggaraan urusan bina potensi masyarakat; (3) Dalam menyelenggarakan fungsinya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Seksi Bina Potensi Masyarakat mempunyai uraian tugas : a. Menyusunan rencana kegiatan seksi bina potensi masyarakat; b. Menyusun dan menghimpun bahan-bahan dalam perumusan kebijakan dan peraturan lainnya tentang urusan bina potensi masyarakat; c. Menghimpun potensi rakyat dan melaksanakan pendaftaran anggota Perlindungan Masyarakat; d. Menyiapkan bahan koordinasi kegiatan urusan bidang bina potensi masyarakat; e. Menyiapkan dan menyusun bahan pembinaan potensi masyarakat; f. Melaksanakan kegiatan pembinaan potensi masyarakat tingkat Kabupaten; g. Menyiapkan bahan koordinasi bina potensi masyarakat dengan instansi terkait dan Kepolisian Negara Republik Indonesia; h. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan pengamanan lingkungan wilayah tingkat Kabupaten; 30

31 i. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan teknis petugas siskamling di wilayah tingkat Kabupaten; j. Menyusun standar operasional prosedur sistem keamanan llingkungan tingkat Kabupaten; k. Melaksanakan penyelesaian pengaduan dan keluhan masyarakat terkait dengan urusan bina potensi masyarakat; l. Menyusun bahan-bahan perencanaan kegiatan, evaluasi dan laporan hasil kegiatan; m. Menghimpun, mengolah, menyajikan dan menganalisa data hasil kegiatan; n. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan lainnya kepada atasan; o. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; p. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; q. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. Kelompok Jabatan Fungsional (1) Kelompok jabatan Fungsional di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas menunjang tugas pokok Satuan sesuai dengan keahliannya masing-masing. (2) Kelompok jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Satuan. (3) Kelompok jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. (4) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan berdasarkan sifat, jenis, kebutuhan dan beban kerja. (5) Pembinaan terhadap Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 31

32 STRUKTUR ORGANISASI SATPOL PP KAB. KUNINGAN KEPALA SATUAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUBBAGIAN PROGRAM SUBBAGIAN KEUANGAN SUBBAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN BIDANG PENEGAKKAN PERUNDANG-UNDANGAN DAERAH BIDANG KETERTIBAN UMUM DAN KETENTRAMAN MASYARAKAT BIDANG SUMBER DAYA APARATUR BIDANG PERLINDUNGAN MASYARAKAT 32 SEKSI PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENYULUHAN SEKSI OPERASI DAN PENGENDALIAN SEKSI PELATIHAN DASAR SEKSI SATUAN LINMAS SEKSI PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN SEKSI KERJASAMA SEKSI TEKNIS FUNGSIONAL SEKSI BINA POTENSI MASYARAKAT UNIT PELAKSANA SATPOL PP KECAMATAN

33 Untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan pemberian pelayanan kepada masyarakat maka Sat Pol PP yang merupakan salah satu unsur penunjang Pemerintah Daerah dalam perencanaan pembangunan membutuhkan sumber daya manusia yang seharusnya melebihi standar. Sumber daya manusia yang ada di Sat Pol PP Kabupaten Kuningan dapat dilihat berdasarkan Struktur organisasi yang diisi oleh kepegawaian di Satuan Polisi Pamong Praja, secara keseluruhan sesuai data bulan Januari 2014 adalah berjumlah 277 Orang, dengan rincian sebagai berikut : 1. Berdasarkan status kepegawaian : a. PNS : 152 orang b. PTT : 124 orang 2. Berdasarkan Kepangkatan/Golongan : a. Golongan IV : 4 orang b. Golongan III : 40 orang c. Golongan II : 105 orang d. Golongan I : 3 orang e. THL : 124 orang 3. Berdasarkan tingkat pendidikan : Daftar Personil Sat Pol PP Menurut Jenjang Pendidikan PNS THL S.2 : 7 orang S.2 : orang S.1 : 31 orang S.1 : 31 orang D.4 : 1 orang D.4 : orang D.3 : - orang D.3 : 4 orang D.2 : - orang D.2 : 3 orang D.1 : - orang D.1 : 1 orang SLTA : 107 orang SLTA : 85 orang SLTP : 3 orang SLTP : orang S D : 3 orang S D : orang Jumlah : 152 orang Jumlah : 124 orang 33

34 Aspek strategis Aspek-aspek strategis merupakan aspek-aspek yang menjadi visi, misi, dan tujuan organisasi sehingga diperoleh kejelasan tentang nilai-nilai dalam organisasi Visi dan Misi Satuan Polisi Pamong Praja a. Visi Visi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan merupakan skenario masa depan dan pandangan ke depan menyangkut kemana Satuan Polisi Pamong Praja harus dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif, inovatif, serta produktif. Visi Satuan Polisi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan. Kemudian berdasarkan prespektif sejarah Satuan Polisi Pamong Praja, dimana telah mengalami perubahan ruang lingkup pelaksanaan tugas dan fungsi mengikuti dinamika tuntutan dan kebutuhan masyarakat maka Visi Satpol PP Kabupaten Kuningan telah ditetapkan adalah : TERPELIHARANYA KETERTIBAN, KETENTRAMAN DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT SERTA TEGAKNYA PERUNDANG-UNDANGAN DAERAH DI KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2018 Visi ini bertujuan : Pemantapan Stabilitas lingkungan dalam kondisi yang tertib, tentram dengan didukung peningkatan kesadaran hukum masyarakat di seluruh Wilayah Kabupaten Kuningan. b. Misi Untuk mewujudkan visi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan yang telah ditetapkan, maka diperlukan misi yang jelas, karena Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan dan sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu fokus. Misi menjelaskan mengapa organisasi itu ada, apa yang akan dilakukannya dan bagaimana melakukannya. 34

35 Misi adalah suatu yang harus dilaksanakan oleh Instansi pemerintah agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misi tersebut, diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal instansi pemerintah dan mengetahui peran dan program-programnya serta hasil yang diperoleh di masa mendatang. Misi dari setiap organisasi adalah tonggak dari perencanaan strategiknya. Misi harus memperlihatkan secara jelas hal apa yang penting buat organisasi dan apa bidang usaha dari organisasi tersebut. Maka ditetapkan Misi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan untuk tahun adalah : 1. Memelihara ketertiban umum, ketentraman masyarakat serta menegakkan peraturan perundang-undangan daerah dan perlindungan masyarakat. 2. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur yang professional dan menjunjung tinggi hak azasi manusia. 3. Membangun pola hubungan kerjasama dengan prinsip utama pelaksanaan tugas Satpol PP yaitu koordinasi, integrasi, singkronisasi, edukasi, dan kemitraan. Adapun penjabaran Misi Satpol PP adalah sebagai berikut : Misi 1 Memelihara ketertiban umum, ketentraman masyarakat serta menegakkan peraturan perundang-undangan daerah dan perlindungan masyarakat. Bahwa tugas-tugas pokok Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan adalah untuk menjaga keamanan dan ketentraman serta ketertiban masyarakat, untuk menciptakan suasana atau situasi yang aman dan tertib di lingkungan masyarakat, sehingga masyarakat dapat melakukan aktifitas dengan baik dan lancar. Dalam melaksanakan tugas pokok Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan yaitu menjaga keamanan dan ketertiban sering kali terjadi pelanggaran peraturan oleh masyarakat, untuk menindaklanjuti pelanggaran Peraturan Daerah dilaksanakanlah fungsi pengawasan dan fungsi penyidikan. 35 Misi 2 Kualitas Sumber Daya Aparatur Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Aparatur melalui pola pemberdayaan, pelatihan fisik, pembekaan pengetahuan, peningkatan keterampilan dan pemantapan sikap perilaku didukung optimalisasi sarana dan prasarana

36 Misi 3 Pola Hubungan Kerjasama Meningkatkan hubungan kerjasama dengan instansi terkait yang mengacu pada prinsip-prinsip utama yaitu ; koordinasi, integrasi, singkronisasi dan edukasi serta kemitraan dengan pihak lainnya terutama masyarakat Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Satuan Polisi Pamong Praja a. Tujuan Penjabaran dan Penetapan Visi dan Misi yang lebih realistis akan tampak pada pada perumusan Sasaran, Kebijakan, Program dan Kegiatan. Adapun tujuan yang akan dicapai dalam jangka waktu 5 (lima) tahun, adalah : a. Meminimalisir tingkat gangguan tibumtranmas b. Meningkatkan upaya penertiban penyakit masyarakat c. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Aparatur d. Meningkatkan Penegakan Peraturan Perundang-undangan Daerah e. Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Aparatur f. Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait yang mengacu pada prinsipprinsip utama yaitu koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan edukasi serta kemitraan dengan pihak lainnya b. Sasaran Dalam rangka upaya pencapaian tujuan misi yang telah ditetapkan maka perlu ditetapkan pula sasaran sebagai wujud dari target apa yang hendak diperoleh selama rentang waktu 5 tahun, dari tahun 2014 s.d Dan untuk penentuan sasarannya sendiri dilakukan melalui analisis terhadap kemampuan diri SKPD melalui metode SMART-C sebagai berikut ini : 1. Specific (spesifik), yaitu sifat dan tingkat sasaran dapat diidentifikasi dengan jelas; 2. Measurable (dapat diukur), yaitu target sasaran dinyatakan dengan jelas dan terukur; 3. Achievable (dapat dicapai), yaitu sasaran dapat dicapai terkait dengan kapasitas dan sumber daya yang ada; 4. Relevant (relevan), yakni mencerminkan keterkaitan antara target sasaran dengan tujuan; 5. Time Bond (batas waktu), yaitu periode pencapaian sasaran ditetapkan; dan 36

37 6. Continuously Improve (perbaikan berkelanjutan), yaitu sasaran dapat dicapai secara bertahap. Dalam kaitannya dengan tujuan yang telah ditetapkan, dan keinginan untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan penjabaran yang lebih terinci dalam bentuk sasaran yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Dengan metode ini maka kami susun sasaran dan indikator kinerja yang ingin dicapai dalam Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan adalah : TUJUAN SASARAN a. Meminimalisir tingkat gangguan 1. Meningkatnya keamanan pejabat, aset tibumtranmas daerah serta kegiatan kedaerahan lainnya 2. Berkurangnya tingkat gangguan lingkungan berupa PKL yang tidak tertib dan spanduk/banner yang melanggar ketetntuan serta gangguan lingkungan lainnya b. Meningkatkan upaya penertiban 3. Berkurangnya pelanggaran berupa penyakit masyarakat Penyakit Masyarakat, peredaran minuman keras,praktek asusila dan PGOT yang berkeliaran c. Meningkatkan Penegakan 4. Meningkatnya kapasitas Sumber Daya Peraturan Perundang-undangan Aparatur Daerah 5. optimalisasi peranan tugas dan fungsi Satpol PP dalam melaksanakan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah. d. Meningkatkan Peran dan 6. Berkurangnya gangguan katrantibum pemberdayaan Linmas melalui pemantapan system keamanan lingkungan dengan mengendapankan prinsip koordinasi, integrasi, sikronisasi, edukasi serta kemitraan dengan masyarakat dan pihak lainnya. 37

38 e. Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait yang mengacu pada prinsip-prinsip utama yaitu koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan edukasi serta kemitraan dengan pihak lainnya 7. Meningkatkan peran satuan Linmas dalam kesiagaan penanggulangan bencana serta kegiatan pemilu dan pemilukada, pemilihan kepala desa bekerja sama dengan instansi terkait 8. Tegaknya Perda/Peraturan lainnya melalui pola pemberdayaan PPNS, sosialisasi, rapat koordinasi dan kemitraan dengan masyarakat Strategi Dan Kebijakan Satuan Polisi Pamong Praja Sebelum kita bahas strategi dan arah kebijakan Satpol PP dalam kurun waktu 5 tahun, terlebih dahulu kita ulas skenario tahapan Pembangunan Kabupaten Kuningan yang mempedomani seluruh strategi dan kebijakan Satpol PP. Untuk mencapai visi dan misi Kabupaten Kuningan seperti diulas pada bab pendahuluan, Pemerintah Kabupaten Kuningan menetapkan Skenario tahapan pembangunan yang dapat digunakan sebagai fokus pelaksanaan pembangunan setiap tahunnya. Skenario ini dapat dijadikan sebagai pedoman bagi organisasi perangkat daerah dalam menentukan kebijakannya guna capaian tujuan yang lebih terarah. Satpol PP sebagai salah satu perangkat daerah berkewajiban pula mengawal setiap tahapan pembangunan yang telah ditetapkan, karena pengertian ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat sendiri seperti tertuang dalam ketentuan umum PP Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja bahwa : Suatu keadaan dinamis yang memungkinkan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan tentram, tertib dan teratur. Artinya bahwa pembangunan akan sulit dilaksanakan apabila Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat tidak tercapai. Dengan semakin kompleks dan luasnya wilayah jangkauan tugas yang dihadapi oleh Satpol PP Kabupaten Kuningan, diperlukan strategi karena meskipun tujuan dan sasaran telah ditentukan, akan tetapi masih sulit mengimplementasikannya dalam meraih visi dan misi Satpol PP. Pemilihan strategi adalah proses pembuatan keputusan untuk memilih alternatif terbaik dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran dengan 38

39 cara yang paling baik. Strategi akan memperjelas makna dan hakikat suatu rencana strategis khususnya sasaran tahunan dengan identifikasi rincian yang sifatnya spesifik tentang bagaiamana para pimpinan harus mengelolanya. Dalam membuat strategi perlu mempelajari beberapa dokumen yang berkaitan tentang data, fakta dan informasi dalam penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban serta penegakkan Peraturan Daerah dan Keputusan/Peraturan Kepala Daerah baik kekuatan dan peluang maupun juga dalam menghadapi kelemahan dan ancaman yang mendasar. Atas dasar tersebut harus disusun strategi umum agar dapat menjawab beberapa tantangan yang dihadapi sebagai berikut : - Strategi SO, menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang; - Strategi WO, meminimalkan kelemahan dengan memanfaatkan peluang; - Strategi ST, menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman; - Strategi WT, meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman; Perumusan strategi dilakukan dengan terlebih dahulu menganalisa faktor-faktor yang ada di sekeliling dari kelembagaan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan melalui analisis SWOT sederhana yaitu melalui analisa Kondisi Lingkungan Strategis Eksternal dan Internal Dalam pencapaian Visi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan tidak terlepas dari pengaruh faktor internal yang berupa kekuatan (Strenghts) maupun Kelemahan (Weaknesses) yang ada pada organisasi karenanya diperlukan upaya untuk memperbesar peranan kekuatan dan memperkecil kelemahan. Demikian pula terdapat pengaruh faktor Eksternal berupa Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threat ) dimana dapat dimamfaatkan faktor peluang yang muncul, serta memperkecil dampak yang ditimbulkan dari ancaman. Mengingat penilaian eksternal dan internal dirasa penting, maka berikut komponen-komponen baik internal maupun eksternal. I. Kondisi lingkungan Strategis Internal Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan sebagai berikut : A. Kekuatan ( Strenghts ) a. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja, Perda Nomor 12 Tahun 2013 dan Peraturan Bupati Kuningan Nomor 42 Tahun 2013 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Satuan Polisi Pamong Praja. Peraturan Pemerintah (PP) No 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja pada pasal 4 Bab 39

40 II Pembentukan, Kedudukan, Tugas dan Fungsi disebutkan bahwa Satpol PP mempunyai tugas menegakkan Perda dan Menyelenggarakan Ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat. Artinya Satpol. PP bukan saja bertugas dalam hal penegakkan Peraturan Daerah dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat tetapi juga termasuk dalam hal perlindungan masyarakat hal ini menunjukkan bahwa ruang lingkup pelaksanaan tugas dan Fungsi selalu mengikuti perubahan kebutuhan, tuntutan dan masalah nyata di masyarakat yang merupakan prinsip yang harus dipenuhi di dalam rancangan masa depan. Salah satu kekuatan bagi Satpol. PP Kabupaten Kuningan adalah tersedianya peraturan perundangan yang mengatur kedudukan, tugas dan fungsi serta wewenang, Hak dan kewajiban sehingga memberi keleluasaan dalam menegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan /Keputusan Bupati, memelihara dan menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, serta perlindungan masyarakat. b. Pada tanggal 1 Agustus 2013 telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Kuningan Nomor 12 tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja dan pada tanggal 20 November 2013 ditetapkan Peraturan Bupati Kuningan nomor 42 tahun 2013 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan. c. Sudah terbangunnya Jejaring Kerja. Terbangunnya kolaborasi jejaring kerja merupakan modal berharga karena merupakan pilar-pilar kolaborasi pemeliharaan ketentraman umum dan Penegakkan Peraturan Daerah. Kolaborasi jejaring kerja selama ini sudah terjalin dengan baik dengan instansi TNI/POLRI, Kejaksaan, Pengadilan Negeri, LSM maupun para tokoh masyarakat lainnya. d. Adanya Paradigma baru. Paradigma baru tentang kewenangan Polisi Pamong Praja, dimana semula Polisi Pamong Praja membantu Kepala Wilayah (Gubernur, Bupati/Walikota, Camat) di bidang pemerintahan umum meliputi pembinaan politik dalam negeri, pengawasan, koordinasi serta ketentraman dan ketertiban umum. Adapun paradigma baru bahwa 40

41 keberadaan Satuan Polisi Pamong Praja dibentuk untuk membantu Kepala Daerah di bidang Penegakkan Peraturan Daerah dan Pemeliharaan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat dan perlindungan masyarakat. Maka berdasarkan Perda No 12 tahun 2013 tentang pembentukan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja pasal 6 disebutkan bahwa, Polisi Pamong Praja berwenang : a. melakukan tindakan penertiban nonyustisial terhadap warga masyarakat, aparatur atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah dan / atau Peraturan / Keputusan Bupati; b. menindak warga masyarakat, aparatur atau badan hukum yang mengganggu ketertiban umum dan ketentraman masyarakat ; c. fasilitasi dan pemberdayaan kapasitas penyelenggaraan perlindungan masyarakat; d. melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang diduga melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah dan / atau Peraturan / Keputusan Bupati; dan e. melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang diduga melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah dan / atau Peraturan / Keputusan Bupati; f. melakukan kewenangan lainnya sesuai peraturan perundangundangan. e. Adanya komitmen aparatur untuk mewujudkan Akuntabilitas Kinerja Akuntabilitas kinerja adalah pengembangan tanggung jawab kinerja atau prestasi kerja tentang pelaksanaan tugas pemeliharaan ketentraman dan ketertiban serta penegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan/Keputusan Bupati yang tidak terbatas kepada atasan menurut jalur hirarkhi organisasi, tetapi juga kepada stakesholder badan/lembaga dan masyarakat yang berkepentingan terhadap kinerja Satuan Polisi Pamong Praja. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan sebagai salah satu perangkat daerah memiliki komitmen yang kuat terhadap terwujudnya akuntabilitas kinerja pemeliharaan ketentraman dan ketertiban serta penegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan/Keputusan Bupati. 41

42 B. Kelemahan ( Weakness ) 1. Kurangnya Kemampuan Kompetensi Anggota Satpol PP a. Masalah kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM), di beberapa tingkat/ level menjadikan perhatian khusus kaitan dengan penguatan kelembagaan. Untuk tingkat pimpinan harus pernah bertugas dibidang teknis operasional, seperti Badan/Dinas Sospol, Kesbang dan dinas teknis lainnya; Untuk tingkat staf dan anggota selain sikap dan perilaku, wajib pula memiliki pengetahuan, keahlian, keterampilan, ketangkasan, serta ketahanan fisik yang lebih dari PNS lainnya. b. Masalah rasio kebutuhan anggota Satpol PP dilihat dari beban serta luasnya jangkauan wilayah tugas, juga menjadi permasalahan internal, baik penegakan Perda, Tibum Tranmas dan Perlindungan masyarakat. Kedua kelemahan SDM ini akan menghambat kelancaran pelaksanaan tugas dan akan berdampak pada cara menangani setiap masalah di lapangan, terlebih lagi penguatan kelembagaan melalui peningkatan SDM (kualitas dan Kuantitas) mutlak diperlukan seiring dengan peningkatan kapasitas kelembagaan Satpol PP itu sendiri. 2. Sumber Daya Keuangan belum memadai Aktivitas Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam penegakkan Peraturan Daerah dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban serta perlindungan masyarakat belum sepenuhnya ditunjang oleh sumber daya keuangan yang memadai baik dilihat dari jumlah dana yang diperlukan maupun penggunaan dana yang tersedia dapat secara ekonomis, effisien dan effektif. Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, maka Satuan Polisi Pamong Praja membutuhkan dana yang relative besar. Dalam kegiatan operasional mulai dari identifikasi masalah, pendataan, monitoring dan kegiatan operasi/razia terhadap pelanggaran Peraturan Daerah, sangat terbatas jumlahnya sehingga tidak dapat mendukung kegiatan tersebut secara optimal. 42

43 3. Belum memadainya Perlengkapan/peralatan. Perlengkapan/peralatan untuk menunjang tugas-tugas baik administrasi maupun operasional belum memadai seperti : gedung kantor, kendaraan operasional ; roda empat dan roda dua sebagai sarana operasional sangat perlu adanya perbaikan, penambahan atau peremajaan, serta peralatan kerja dan kelengkapan tugas, masih harus menjadi perhatian khusus pula. Kemudian selain kekuatan dan kelemahan yang merupakan faktor internal di atas bahwa untuk mencapai Visi Satuan Polisi Pamong Praja berbagai usaha dilakukan untuk memanfaatkan faktor eksternal berupa peluang (Opportunities) yang muncul perlu dilakukan, disamping memperkecil dampak yang ditimbulkan dari Ancaman (Threats). II. Kondisi lingkungan Strategis Eksternal Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan sebagai berikut : C. Peluang ( Opportunities ) 1. Dasar Hukum dan Kebijakan yang memadai Dasar hukum yang mendasari Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan dalam menjalankan tugas dan fungsinya adalah sebagai berikut : a. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. b. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja c. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 26 Tahun 2005 tentang Pedoman Prosedur Tetap Polisi Pamong Praja. d. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 27 tahun 2010 tentang Pedoman Pelaporan Satuan Polisi Pamong Praja e. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 38 tahun 2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Pol. PP f. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 40 tahun 2011 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja g. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 54 tahun 2011 tentang Standar Operasional Prosedur Satpol. PP h. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 60 tahun 2012 tentang Penetapan Jumlah Polisi Pamong Praja 43

44 i. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 19 th 2013 tentang Pedoman Pakaian Dinas, Perlengkapan dan Peralatan Oprasional Satpol. PP j. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan No. 23 tahun 2003 tentang Ketentraman dan Ketertiban Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah No. 26 tahun 2010 tentang perubahan Atas Perda Nomor 23 tahun 2003 tentang Ketentraman dan Ketertiban Umum k. Peraturan Daerah No. 12 tahun 2013 tentang pembentukan Satuan Polisi Pamong Praja l. Peraturan Bupati Kuningan No. 42 tahun 2013 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Urusan Tugas Satuan Polisi Pamong Praja 2. Komitmen untuk menegakkan Supremasi Hukum mulai tumbuh Krisis multidimensi yang melanda Indonesia tidak terkecuali Kabupaten Kuningan antara lain disebabkan oleh lemahnya penegakkan supremasi hukum. Berangkat dari kondisi tersebut, maka saat ini mulai tumbuh kesadaran dan komitmen pemerintah bersama-sama masyarakat untuk sesegera mungkin menegakkan supremasi hukum. Kesadaran akan komitmen ini muncul diyakini melalui penegakkan hukum diharapkan lahir ketentraman dan ketertiban yang merupakan modal dasar bagi upaya pemulihan krisis serta pelaksanaan pembangunan daerah. 3. Budaya Kebersamaan & Jiwa religius sudah tumbuh berkembang Potensi yang dimiliki masyarakat Kabupaten Kuningan adalah perilaku sosial saling mengasihi, saling memberikan pengetahuan dan saling menjaga diantara warga masyarakat. Disamping itu selain taat menjalankan ibadah juga tatanan kehidupan yang senantiasa menyelesaikan masalah dengan mengedepankan kekeluargaan. Budaya yang demikian merupakan pondasi dan nilai yang perlu diartikulasikan dalam pemberdayaan masyarakat menuju partisipasi aktif masyarakat dalam mengelola ketentraman dan ketertiban umum. Sehingga terlihat selama ini di Kabupaten Kuningan selalu dapat menjaga kondusifitas berkat adanya nilai-nilai positif yang tertanam dara setiap individu masyarakat Akses terhadap perkembangan informasi relatif tinggi.

45 Perkembangan informasi membuka peluang bagi terbentuknya akses terhadap kemudahan memperoleh informasi secara dini. Adanya akses ini peluang bagi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan untuk memperoleh informasi secara dini tentang segala peristiwa yang dapat menimbulkan gangguan ketentraman dan ketertiban umum sehingga akan memudahkan upaya-upaya pencegahan dan penangkalan. D. Ancaman (Threats) 1. Kurangnya Kesadaran Masyarakat Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap Penegakkan Peraturan Daerah dan trantibum, dimana masyarakat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari di tempat umum kadang-kadang kurang memahami atau kurang menyadari petunjuk-petunjuk bidang trantibum yang telah diberikan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan upaya edukasi kepada masyarakat dari Pemerintah Daerah. 2. Cepatnya perkembangan Teknologi dan Informasi. Perkembangan Teknologi dan Informasi kadang-kadang merupakan ancaman bagi ketentraman dan ketertiban umum, yang tentu saja berita-berita yang sifatnya negatif atau yang memprofokasi masyarakat sehingga ketentraman dan ketertiban umum terganggu. 3. Lemahnya koordinasi lintas sektoral. Lemahnya koodinasi sangat berpengaruh dalam pelaksanaan tugas karena koordinasi yang baik antar Instansi/ Dinas akan saling menguntungkan kedua belah pihak. Maka kelemahan koordinasi dapat menghambat tugas dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja. 4. Suasana tidak komunikatif dan saling mencurigai. Suasana tidak komunikatif dan saling mencurigai dalam hubungan antara Pemerintah Daerah dan Masyarakat berakibat timbulnya kesulitan bagi Pemerintah Daerah untuk mengambil langkah dan tindakan, termasuk untuk melakukan upaya-upaya penyelenggara ketentraman dan ketertiban umum Kebijakan yang tidak responsif dan aspiratif

46 Produk kebijakan kerap kali tidak responsif dan aspiratif atau berbeda dengan aspirasi, kebutuhan dan tuntutan masyarakat dalam implementasinya cenderung ditolak dan tidak dipatuhi oleh masyarakat Tujuan dan Sasaran Adapun Tujuan dan Sasaran sesuai Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan adalah : TUJUAN f. Meminimalisir tingkat gangguan tibumtranmas g. Meningkatkan upaya penertiban penyakit masyarakat h. Meningkatkan Penegakan Peraturan Perundang-undangan Daerah i. Meningkatkan Peran dan pemberdayaan Linmas SASARAN 1. Meningkatnya keamanan pejabat, aset daerah serta kegiatan kedaerahan lainnya 2. Berkurangnya tingkat gangguan lingkungan berupa PKL yang tidak tertib dan spanduk/banner yang melanggar ketetntuan serta gangguan lingkungan lainnya 3. Berkurangnya pelanggaran berupa Penyakit Masyarakat, peredaran minuman keras,praktek asusila dan PGOT yang berkeliaran 4. Meningkatnya kapasitas Sumber Daya Aparatur 5. optimalisasi peranan tugas dan fungsi Satpol PP dalam melaksanakan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah. 6. Berkurangnya gangguan katrantibum melalui pemantapan system keamanan lingkungan dengan mengendapankan prinsip koordinasi, integrasi, sikronisasi, edukasi serta kemitraan dengan 46

47 masyarakat dan pihak lainnya. j. Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait yang mengacu pada prinsip-prinsip utama yaitu koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan edukasi serta kemitraan dengan pihak lainnya 7. Meningkatkan peran satuan Linmas dalam kesiagaan penanggulangan bencana serta kegiatan pemilu dan pemilukada, pemilihan kepala desa bekerja sama dengan instansi terkait 8. Tegaknya Perda/Peraturan lainnya melalui pola pemberdayaan PPNS, sosialisasi, rapat koordinasi dan kemitraan dengan masyarakat Keterkaitan Aspek Strategis Satpol PP Hubungan dengan Visi Kabupaten Kuningan V i s i Kabupaten Kuningan KUNINGAN MANDIRI, AGAMIS, SEJAHTERA TAHUN 2018 Visi ini bertujuan : kemandirian ekonomi, kehidupan masyarakat beragama dan berbudaya, pemerataan hasil pembangunan berupa kesejahteraan masyarakat di seluruh Wilayah Kabupaten Kuningan. 47 Dengan rentang waktu 5 (lima) tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Dengan menggunakan sumberdaya : Pemerintah, Masyarakat dan Kebijakan Perencanaan.

48 Untuk mencapai Visi tersebut ditetapkan Misi sebagai berikut : MISI 1 : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penanaman nilai agama, peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, daya saing dan pengarusutamaan gender dalam kehidupan berbudaya dan harmonis. Misi 2 : Memantapkan keunggulan kawasan agropolitan, pariwisata daerah, sektor unggul lainnya, peningkatan investasi ramah lingkungan, serta peningkatan sarana dan prasarana daerah. Misi 3 : Meningkatan percepatan penanggulangan kemiskinan melalui pelayanan sosial terpadu dan pemberdayaan masyarakat. Misi 4 : Memantapkan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam kerangka kabupaten konservasi dengan menerapkan asas kehidupan berkelanjutan. Misi 5 : mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan pengembangan kerjasama daerah. Dari Visi Misi Kabupaten Kuningan ini, posisi Satpol PP sangatlah strategis, peranan Satpol PP sangat menentukan terwujudkan pencapaian Visi Kabupaten Kuningan sampai dengan tahun Seperti disebutkan dalam Bab I ketentuan Umum perda 12 tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi Satuan Polisi 48 Pamong Praja bahwa ; Ketertiban umum dan Ketentraman masyarakat adalah suatu keadaan dinamis yang memungkinkan Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan tentram, tertib dan teratur. Dan pada pasal 4 perda ini disebutkan bahwa : Satpol PP yang merupakan unsur pengamanan dan pembantu mempunyai tugas membantu kelancaran tugas-tugas

49 Bupati dalam perumusan, perencanaan kebijakan operasional program pelaksanaan penegakan Perda, penanganan dan memelihara ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat, serta memfasilitasi dan pemberdayaan kapasitas penyelenggaraan kebijakan perlindungan masyarakat. Artinya bahwa kondisi tentram dan tertib di masyarakat adalah suatu kondisi pokok yang harus terwujud guna menjamin lancarnya kegiatan pemerintah dan masyarakat dalam rangka pelaksanaan pembangunan dan Satpol PP adalah salah satu Organisasi Perangkat Daerah yang memegang peranan penting dalam pemeliharaannya. Posisi Satpol PP sendiri secara konsep pada Visi dan Misi Kabupaten Kuningan tahun 2018 berada pada Misi I yaitu : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penanaman nilai agama, peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, daya saing dan pengarusutamaan gender dalam kehidupan berbudaya dan harmonis. Dan berada pada tujuan misi I yaitu : Membangun Sumber Daya Manusia yang unggul dan berbudaya. Selanjutnya tujuan ini difokuskan pada salah satu sasaran misi yaitu : Meningkatnya pelestarian nilai-nilai budaya Selanjutnya untuk mengaktualisasikan sasaran misi tersebut maka posisi Satpol PP 49 berada pada salah satu strategi yaitu Meningkatkan kondusifitas masyarakat dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha EsaDan berada pada arah kebijakan yaitu : Peningkatan Kondisi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat.

50 Masing-masing arah kebijakan tersebut dilaksanakan oleh Satpol PP Kabupaten Kuningan melalui : 1. Program Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan 2. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan 3. Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal 4. Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat. Keterkaitan Dokumen Perencanaan Satpol PP dengan dokumen Perencanaan Pemerintah Daerah dapat digambarkan sebagai berikut: ( Table Excel ) 50

51 KONSEPTUALISASI POSISI SATPOL PP DALAM VISI MISI KABUPATEN (INDIKATOR RPJMD) Visi : KUNINGAN MANDIRI, AGAMIS, SEJAHTERA TAHUN 2018 MISI 1 : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penanaman nilai agama, peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, daya sing dan pengarusutamaan gender dalam kehidupan berbudaya dan harmonis. Misi 2 : Memantapkan keunggulan kawasan agropolitan, pariwisata daerah, sektor unggul lainnya, peningkatan investasi ramah lingkungan, serta peningkatan sarana dan prasarana daerah. Misi 3 : Meningkatan percepatan penanggulangan kemiskinan melalui pelayanan sosial terpadu dan pemberdayaan masyarakat. Misi 4 : Memantapkan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam kerangka kabupaten konservasi dengan menerapkan asas kehidupan berkelanjutan. Misi 5 : mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan pengembangan kerjasama daerah. TUJUAN MISI I : Membangun Sumber Daya Manusia yang unggul dan berbudaya SASARAN MISI : Meningkatkan pelestarian nilai-nilai budaya STRATEGI Meningkatkan kondusifitas masyarakat dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kpd Tuhan YME PROGRAM : 1. Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan 2. Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan 3. Pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal 4. Peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat ARAH KEBIJAKAN : Peningkatan Kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat 51

52 52

53 Hubungan dengan Upaya Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Dalam pembagian urusan penyelenggaraan pemerintahan, Satpol PP menjalankan salah satu urusan yaitu Pelayanan Bidang Pemerintahan Dalam Negeri. Kabupaten/kota menyelenggarakan pelayanan bidang pemerintahan dalam negeri tersebut berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pemerintahan Dalam Negeri. SPM Bidang Pemerintahan Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan target standar pelayanan bidang pemerintahan dalam negeri, yang meliputi: a. jenis pelayanan dasar; b. indikator kinerja; c. nilai SPM; d. batas waktu pencapaian; dan e. satuan kerja/lembaga penanggung jawab Salah satu Jenis pelayanan dasar sebagaimana dimaksud adalah pemeliharaan ketertiban umum, ketentraman masyarakat dan perlindungan masyarakat. SPM Bidang Pemerintahan Dalam Negeri menjadi salah satu acuan bagi pemerintahan kabupaten/kota dalam penyusunan perencanaan program pencapaian target masingmasing daerah kabupaten/kota sebagaimana di bawah ini: Jenis Pelayanan Dasar Pemeliharaan ketertiban umum, ketentraman masyarakat dan perlindungan masyarakat Indikator Target Perhitungan A. Cakupan penegakan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah di kabupaten/kota B. Cakupan patroli siaga ketertiban umum dan ketentraman masyarakat 100 % pelanggaran perda/ perkada yang diselesaikan..x 100% pelanggaran yang dilaporkan/dipantau 3 x patroli dalam sehari Rasio = Kelp Patroli x 3 Kecamatan 53 C. Cakupan rasio petugas perlindungan masyarakat (Linmas) di Kabupaten/Kota 1 org setiap RT atau sebutan lainnya Rasio = Petugas Linmas RT

54 Hubungan dengan Pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) Millenium Development Goals (MDGs) atau tujuan pembangunan millennium adalah sebuah paradigma pembangunan global yang dideklarasikan pada KTT Millenium oleh 189 negara anggota PBB pada bulan September Semua Negara yang hadir pada pertemuan tersebut (termasuk Indonesia) bersepakat dan berkomitmen untuk mengintegrasikan MDGs sebagai bagian dari program pembangunan nasionalnya dalam upaya menangani pemenuhan hak asazi manusia dan kebebasan manusia, perdamaian serta keamanan baik global maupun regional dan nasional. Kabupaten Kuningan juga sangat mendukung MDGs melalui pencapaian sektor-sektor pembangunan yang dilaksanakannya dan pencapaian tujuan MDGs Kabupaten Kuningan dapat kami sampaikan sebagai berikut: Pencapaian Tujuan MDGs Kabupaten Kuningan Tujuan Capaian Ket I. MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN II. Proporsi Penduduk miskin, Pra KS 11,95 % belum mencapai target MDG s Proporsi pencari kerja/tpt 5,13% mengarah mendekati target MDGs MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA RLS 8,78 tercapai target MDG s AMH hampir mencapai target MDG s III. MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN Kontribusi perempuan dalam pekerja upahan di sektor non pertanian 59,3% melampaui capaian target MDG s Proporsi Kursi yang diduduki Perempuan di Parlemen/DPRD 12% tercapai IV. MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN ANAK AKB 8,7 % melampaui capaian target MDG s V. MENINGKATKAN KESEHATAN IBU Proporsi kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih 94,78 % melampaui capaian target MDG s Cakupan Pelayanan Atenal 1 84,30 % Tercapai target MDGs Cakupan Pelayanan Atenal 4 78,07%. Tercapai target MDGs VI. MEMERANGI HIV/AIDS, MALARIA DAN PENYAKIT MENULAR LAINNYA Penyakit HIV/AIDs meningkat, tahun 2014 jumlahnya ada 52 kasus. Penyakit Malaria berkurang, tahun 2014 jumlah ada 2 kasus. Penyakit Menular meningkat, tahun 2014 seperti sehingga perlu penanganan lebih sungguh sungguh 54

55 VII. Gonorhoe jumlah 39 kasus dan penyakit kelamin lainnya 119 kasus Penyakit DBD meningkat, tahun 2014 jumlah ada 545 kasus meninggal 3 kasus Penyakit Diare meningkat, tahun 2014 jumlah ada kasus MENJAMIN KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak Proporsi rumah tangga di kawasan kumuh Jamban Layak menunjukan bahwa Proporsi rumah tangga dengan akses 96,79%. melampaui capaian target MDG s 2,81%. melampaui capaian target MDG s 78,2%. melampaui capaian target MDG s berkelanjutan terhadap sanitasi dasar Keberadaan kawasan Hutan 30,79% melampaui capaian target MDG s Sumber : Bappeda Kab. Kuningan Dalam mensukseskan pencapaian tujuan-tujuan tersebut peran multi pihak menjadi sangat penting. Selain peran global, peran stakeholder nasional dan local juga sangat penting. Sinergitas antar elemen bangsa dan penciptaan kondisi yang aman dan tertib di daerah oleh Satuan Polisi Pamong Praja, berkoordinasi dengan segenap unsur pengamanan dan juga partisipasi masyarakat juga merupakan kunci penting dalam mencapai tujuan MDGs tersebut Hubungan dengan pencapaian target Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks Pembangunan Manusia sebagai ukuran kinerja pembangunan secara keseluruhan dibentuk melalui pendekatan tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan sehat, pengetahuan serta penghidupan yang layak. Dimensi umur panjang dan sehat direpresentasikan oleh indikator angka harapan hidup; dimensi pengetahuan direpresentasikan oleh indikator angka melek huruf dan rata-rata lamanya sekolah; sementara dimensi kehidupan yang layak direpresentasikan oleh indikator kemampuan daya beli. Penyajian angka IPM Kabupaten Kuningan juga bertujuan untuk mengetahui peta pembangunan manusia baik pencapaian, posisi, maupun disparitas antar daerah, dengan mengetahui peta pembangunan manusia di seluruh daerah, maka diharapkan setiap daerah dapat terpacu untuk berupaya meningkatkan kinerja pembangunan melalui peningkatan kapasitas dasar penduduk. Di sisi lain upaya mewujudkan pembangunan manusia yang produktif memerlukan pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan. 55

56 Hasil Suseda tahun 2015 menunjukkan IPM Kabupaten Kuningan terus dalam tren positif. IPM terus naik, dengan capaian tahun 2015 adalah pada angka 74,11 persen naik 0,41 persen dari capaian tahun lalu. Dari capaian IPM tersebut pencapaian indeks pendidikan adalah sebesar 85,40 persen. Capaian indeks kesehatan sebesar 77,43 persen dan pencapaian indeks daya beli sebesar 59,5 persen. Gambaran IPM 2015 menunjukkan keberhasilan pemerintah daerah dalam pencapaian target kinerja tahun 2015 sebagaimana tercantum dalam indikator kinerja RPJMD Keberhasilan itu tidak lepas dari peran Satpol PP yang diberikan amanat oleh Undang-Undang tentang Pemerintah Daerah sebagai organisasi yang bertugas memebantu Kepala Daerah dalam mewujudkan ketertiban dan keamanan serta menjamin bahwa semua perundang-undangan daerah dipatuhi oleh baik masyarakat, lembaga pemerintah maupun non pemerintah yang berkoordinasi dengan para pemelihara keamanan lainnya seperti Kepolisian RI dan Tentara Nasional RI di Kabupaten Kuningan, karena dengan lingkungan yang kondusif dalam masyarakat sangat berdampak signifikan pada keberhasilan jalannya pembangunan baik fisik maupun non fisik Permasalahan Utama a. Komitmen Penguatan komitmen Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang diperbaharui dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 terutama di pasal 255, bahwa Satuan Polisi Pamong Praja adalah bagian perangkat daerah dalam penegakan Perda dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat, yang masuk dalam urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri. Komitmen Undang-undang ini hendaknya juga dipegang kuat oleh para pemegang kebijakan tertinggi seperti Gubernur, Bupati dan DPRD bahwa komitmen ini membawa konsekuensi terhadap perlindungan dan pemenuhan fasilitasi kelembagaan Satpol PP yang langsung diamanahkan oleh Undang-undang. 56 b. Kebijakan Satpol PP mempunyai tugas menegakkan perda dan menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat, maka dalam melaksanakan tugasnya tersebut Satpol PP mempunyai fungsi

57 pelaksanaan kebijakan daerah. Namun seringkali yang terjadi, Satpol PP nyaris tidak pernah dilibatkan dalam proses pembentukan kebijakan daerah seperti pembahasan perda/perbup yang mengandung sanksi. c. Kelembagaan 1. Pada struktur organisasi Satpol PP sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja pada pasal 13 ayat 1 (satu) disebutkan bahwa pada kecamatan dapat dibentuk Unit Pelaksana Satpol PP Kabupaten/Kota dimana Unit Pelaksana di Kecamatan tersebut dipimpin oleh seorang Kepala Satuan yang secara ex-officio dijabat oleh Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum pada Kecamatan. Hal ini menjadi duplikasi kelembagaan karena Kasi Trantibum tersebut merupakan pegawai Kecamatan. 2. Satpol dianggap sebagai tempat orang-orang buangan dari instansi lain yang bermasalah. Satpol PP dianggap tempat sampah yaitu pembuangan pegawai bermasalah atau tempat pembinaan PNS bermasalah. Padahal jelas tupoksinya bahwa pembinaan kepegawaian ada di Badan Kpegawaian Daerah. 3. Mindset yang melekat di masyarakat pada Satpol PP bahwa Satpol PP bukan mitra utama masyarakat Satpol pp merupakan sumber masalah bukan sumber solusi, penertiban yang dilakukan oleh Satpol PP dianggap instansi yang selalu merugikan masyarakat tertentu 4. Cultureset yang ada pada tubuh Satpol PP bahwa dalam bekerja cukup mengandalkan fisik saja (otot saja bukan otak) 5. Tugas Satpol PP hanya dikenal dalam arti sempit saja yaitu penertiban PKL, razia PSK, pembongkaran bangunan, padahal kalau dicermati secara mendalam bahwa Satpol PP dalam arti luas memiliki fungsi dan peran strategis mewujudkan ketentraman dan ketertiban di bidang ideologi, politik, sosial budaya, ekonomi, pendidikan, kesehatan, kemasyarakatan, dan pembangunan melalui kegiatan penegakan perda dan perkada serta aspek yang melatar belakanginya. 6. Setiap ada permasalahan di masyarakat/ di lapangan terhadap pelanggaran perda selalu langsung diarahkan kepada Satpol PP, padahal perda tersebut merupakan kepunyaan SKPD tertentu. 57

58 d. Penguatan Koordinasi Dalam Bab X pasal 28 dari PP Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja dikatakan bahwa Satpol PP dapat bekerja sama dengan Kepolisian RI dan/atau lembaga lainnya dalam menjalankan tugasnya dan Satpol PP bertindak sebagai koordinator operasi lapangan. Kondisi di lapangan adalah bahwa ketika Satpol PP bekerjasama dengan Kepolisian/Lembaga lainnya maka : a. Satpol PP seolah dijadikan tameng (tumbal) ketika situasi rusuh di masyarakat. b. Perlindungan terhadap personel Satpol PP tidak mendapatkan prioritas oleh penegak hukum lainnya. Terutama dalam hal perlindungan HAM dalam penanganan kerusuhan di masyarakat. Apabila terdapat anggota masyarakat yang mengalami kecelakaan dalam situasi kerusuhan biasanya akan menjadi bahan atau alat untuk menyalahkan Pemerintah Daerah (dalam hal ini Satpol PP). Namun tidak demikian halnya dengan personil Satpol PP yang mengalami kecelakaan saat menjalankan tugas, nyaris tidak ada perlindungan bahkan perhatian baik dari Pemerintah maupun masyarakat. c. Arogansi instansi vertikal kepada Satpol PP sebagai instansi Pemerintah Daerah. d. Belum terjalinnya koordinasi yang baik antara SKPD-SKPD dengan Satpol PP. Satpol PP dipandang hanya sebagai pengawal saja. Ini merupakan sikap skeptis SKPD yang lain. e. Terdapatnya rasa kurang senang masyarakat terhadap satuan polisi pamong praja yang kadangkala memperlihatkan sikap permusuhan. f. Hingga saat ini Polisi masih menganggap bahwa Satpol PP adalah Polisi Khusus. e. Sumber Daya Manusia - Masih terbatasnya kemampuan dan jumlah PPNS terutama dalam upaya mendukung pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan pelanggaran perda. - Dengan beratnya tugas amanat Undang-Undang kepada Polisi Pamong Praja untuk mewujudkan ketentraman dan ketertiban dalam segala bidang, penegakan perda dan perkada, mengamankan aset dan memberikan rasa aman kepada pejabat daerah, maka Polisi Pamong Praja berhadapan langsung dengan masalah di masyarakat sehingga diperlukan tidak hanya kecukupan 58

59 jumlah personel namun juga kualitas dan kapasitas sumber daya manusia Polisi Pamong Praja. - Jumlah SDM Pol PP Kabupaten Kuningan : PNS : 152 orang Non PNS (THL) : 124 orang (per-oktober 2015) Jumlah: 276 orang Pol PP Laki-laki : 243 orang Pol PP Wanita : 33 orang. Masih terjadi ketidakseimbangan gender sehingga berdampak pada belum optimalnya pemberdayaan Wanita Pol PP. - Jumlah personil yang kurang ini tidak sepadan dengan tuntutan lapangan yang sangat besar. Luas wilayah 1.195,71 km2 dan jumlah penduduk Kabupaten Kuningan sebanyak Masih rendahnya SDM yang dimiliki oleh personil Satpol PP, adalah juga sangat mempengaruhi kinerja Satpol PP Kabupaten Kuningan. Pendidikan SD 3 orang, SLTP 3 orang, SLTA 107 orang, D4 1 orang, S1 31 orang dan S2 7 orang. Hal ini disebabkan karena belum adanya rekruitmen khusus personil Satpol PP dan belum adanya sekolah khusus Satpol PP. - Sikap kerja anggota Satpol PP dalam mengemban tugas dan memberikan pelayanan kepada masyarakat merupakan cermin dan refleksi dari organisasi Satuan Polisi Pamong Praja secara keseluruhan. Maka kualitas sumber daya manusia Pol PP harus dapat dioptimalkan baik pada saat rekruitment maupun pada saat menjalankan tugas di lembaga Satpol PP melalui penambahan pendidikan dan pelatihan. - Belum adanya standarisasi rekruitmen personil polisi pamong praja sementara tugas yang diberikan merupakan amanat undang-undang. Semestinya Pegawai negeri sipil dengan tugas yang menjadi amanat langsung undang-undang mendapatkan perhatian lebih seperti rekruitmen, pembinaan, kesejahteraan dan evaluasi kerjanya. - Pengembangan sumber daya manusia pol pp akan memberikan kualitas dan kemampuan kerja yang akan berdampak pada peningkatan kinerja organisasi Satpol PP. Saat ini Satpol PP Kab Kuningan masih kekurangan penyelenggaraan maupun keikutsertaan pada kegiatan Pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kapasitas pegawai, anggota Pol PP dan Linmas. - Belum adanya standar yang baku/ kurikulum yang jelas untuk penyelenggaraan diklat bagi satpol pp dan penyelenggaraan diklat satpol pp dianggap bukan merupakan kebutuhan 59

60 - Walaupun dalam Permendagri No 38 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Polisi Pamong Praja sudah ada pola jam pelaksanaan diklat, namun kabupaten/kota tidak diberikan kewenangan untuk menyelenggarakan diklat dan tempat diklatnya pun belum punya - Rendahnya kepekaan dan kepedulian dari anggota Satpol PP terhadap situasi dan kondisi yang sedang terjadi di lingkungan masyarakat, dan hanya menunggu perintah dari atasan atau pimpinan saja - Tidak adanya keseragaman pola rekruitmen Polisi pamong praja secara nasional yang jelas dan baku - Kualitas SDM yang masih rendah dan cenderung tertinggal dengan kualitas SDM SKPD lainnya maupun masyarakat yang dihadapi - Mindset yang melekat di masyarakat pada Satpol PP bahwa Satpol PP bukan mitra utama masyarakat Satpol PP merupakan sumber masalah bukan sumber solusi, penertiban yang dilakukan oleh satpol pp dianggap merugikan masyarakat tertentu c. Sumber Daya Anggaran - Dalam hal alokasi anggaran dari APBD Kabupaten Kuningan, Satpol PP Kabupaten Kuningan sebenarnya tidak mempunyai banyak masalah. Permasalahan paling krusial hanyalah pada pelaksanaan pertanggungjawaban anggaran tersebut dikarenakan belum banyak SDM Satpol PP yang mumpuni. - Belum ditemukannya teknis legal untuk alokasi tambahan penghasilan untuk Pol PP sebagaimana amanat Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2010 pada pengelolaan APBD Kab. Kuningan. d. Fasilitas 1. Perencanaan, Pelaporan Data Pendukung - dalam menghitung capaian kinerja cakupan penegakan Perda/Perkada oleh Satpol PP digunakan dasar Permendagri Nomor 69 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pemerintahan Dalam Negeri Di Kabupaten/Kota. Penghitungan tersebut tentu saja menggunakan data dan informasi yang masuk ke Satpol PP baik dari masyarakat, pantauan yang dilaksanakan oleh Satpol PP di lapangan maupun informasi dari SKPD 60

61 lainnya. Kelemahannya adalah karena sangat jarang masyarakat memberikan informasi karena persepsi masyarakat yang masih Police minded atau selalu lapor Polisi jika ada kejadian di masyarakat. - Sebagian SKPD/instansi masih menerapkan ego sektoral dalam sharing data - Masih belum adanya data yang singkron antara bidang di Satpol PP, pelaporan sering terlambat dan data yang diberikan terkesan asal-asalan karena tidak disertai analisa data. - Perlunya peningkatan pemahaman bahwa kaitan antara perencanaan dan pelaporan/evaluasi itu sangat besar. Seringkali pelaporan menjadi hal yang kurang mendapat perhatian lebih. Padahal melalui pelaporan, kita akan tahu sejauh mana program kegiatan dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang sudah ditetapkan. - Harus dipahami bahwa dalam membuat perencanaan program kegiatan yang dituangkan dalam RKA/DPA, harus disusun suatu perencanaan yang efektif, artinya mudah dilaksanakan dan mudah pula dipertanggungjawabkan ( SPJ sudah mampu tergambar dapat diselesaikan dengan baik saat kita menyusun RKA) - Sub bagian program dituntut untuk bekerja cepat. Ini dikarenakan bidang program/perencanaan selalu terkait dengan instansi di luar Satpol PP yaitu instansi perencana dan pengendali program kegiatan yang meliputi se-kab. Kuningan. Terlebih dengan adanya pembatasan waktu yang sudah ditetapkan untuk penyerahan pelaporan baik ke bappeda, inspektorat, bagian pembangunan dan dinas komunikasi dan informasi. Oleh karena itu..keterlambatan pelaporan dari bidang-bidang akan sangat mempengaruhi ketepatan waktu kami dari program ( atas nama Satpol PP Kab. Kuningan) untuk menyerahkan pelaporan kepada instansi-instansi tersebut. - Perlunya peningkatan kecermatan dan keakuratan pelaporan yang berkaitan dengan data kuantitas. Baik itu dari sisi rencana capaian target (prosentase anggaran dan kinerja) dari program kegiatan. Karena hal ini akan sangat mempengaruhi perolehan nilai Satpol PP pada penilaian akuntabilitas kinerja Satpol PP. 61

62 2. Alat Dan Gedung - Masih terbatasnya sarana dan prasarana baik dari sarana mobilitas maupun sarana pendukung dalam pelaksanaan kegiatan. - Masih kurangnya sarana prasarana penunjang operasional terutama kendaraan operasional. Saat ini Satpol PP Kabupaten Kuningan baru mempunyai kendaraan R2 patroli 2 buah, kendaraan dinas R2 nya 1 buah dan kendaraan angkut R4 5 buah. - Gedung kantor Satpol PP saat ini menempati salah satu sudut Gedung dari jajaran gedung di Sekretariat Daerah Kab Kuningan dikarenakan Gedung kantor Satpol PP yang baru diresmikan beberapa waktu yang lalu terletak di lokasi yang jauh dari pusat kota dan belum memenuhi standar keamanan kantor. 62

63 BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. Perencanaan Strategik Dalam perencanaan pada dasarnya memuat tentang tujuan, sasaran serta cara mencapai tujuan dan sasaran, sedangkan sasaran itu sendiri terdiri dari uraian dan indikator, untuk mencapai tujuan dan sasaran harus ada kebijakan dan program yang merupakan penjabaran daripada visi dan misi organisasi. Guna menjamin keberhasilan pencapaian visi dan misi sebagaimana telah dijabarkan pada Bab I, maka ditetapkan tujuan dan sasaran strategis pada Tahun Anggaran 2015 adalah : Tujuan 1. Meminimalisir tingkat gangguan tibumtranmas 2. Meningkatkan upaya penertiban penyakit masyarakat 3. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Aparatur 4. Meningkatkan Penegakan Peraturan Perundang-undangan Daerah 5. Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 6. Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait yang mengacu pada prinsip-prinsip utama yaitu koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan edukasi serta kemitraan dengan pihak lainnya Sasaran : 1. Sumberdaya aparatur yang handal dan professional melalui pemantapan; sikap prilaku, fisik, pengatahuan dan keterampilan dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai. 2. Optimalisasi peranan tugas dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakkan Peraturan Daerah 3. Berkurangnya pelanggaran berupa penyakit masyarakat (Pekat) ; Peredaran Miras, Praktek Assusila, PGOT yang berkeliaran 4. Berkurangnya tingkat gangguan lingkungan berupa PKL yang tidak tertib dan spanduk/banner yang melanggar ketentuan serta gangguan lingkungan lainnya. 63

64 5. Terwujudnya keamanan pejabat, unjuk rasa dan asset negara serta kegiatan kedaerahan lainnya. 6. Tegaknya Perda/ peraturan lainnya melalui pola pemberdayaan PPNS, sosialisasi, rapat koordinasi dan kemitraan dengan masyarakat 7. Berkurangnya gangguan kantrantibum melalui pemantapan sistem keamanan lingkungan dengan mengedepankan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, edukasi serta kemitraan dengan masyarakat dan pihak lainnya. Dengan semakin kompleks dan luasnya tugas yang dihadapi oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan maka diperlukan Strategi karena meskipun tujuan dan sasaran telah ditentukan, akan tetapi masih sulit mengimplementasikannya dalam meraih Visi dan Misi Satuan Polisi Pamong Praja. Pemilihan strategi adalah proses pembuatan keputusan untuk memilih alternatif terbaik dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran dengan cara yang paling baik. Strategi akan memperjelas makna dan hakikat suatu rencana strategis khususnya sasaran tahunan dengan identifikasi rincian yang sifatnya spesifik tentang bagaiamana para pimpinan harus mengelolanya. Dalam membuat strategi perlu mempelajari beberapa dokumen yang berkaitan dengan dalam rangka mewujudkan ketentraman dan ketertiban serta penegakkan Peraturan Daerah dan Keputusan/Peraturan Kepala Daerah baik Kekuatan dan Peluang maupun juga dalam menhadapi Kelemahan dan Ancaman yang mendasar. Atas dasar tersebut harus disusun strategi umum agar dapat menjawab beberapa tantangan yang dihadapi sebagaimana kami uraikan pada point Aspek Strategis Arah Kebijakan Secara lengkap penetapan strategi dan arah kebijakan Renstra Satpol PP Kabupaten Kuningan disajikan sebagai berikut : 64

65 MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN Memelihara ketertiban umum, ketetntraman masyarakat serta menegakkan peraturan perundangundangan daerah dan perlindungan masyarakat Meminimalisir tingkat gangguan tibumtranmas Terwujudnya keamanan pejabat, unjuk rasa dan asset Negara serta kegiatan kedaerahan lainnya. Berkurangnya tingkat gangguan lingkungan berupa PKL yang tidak tertib dan spanduk/banner yang melanggar ketetntuan serta gangguan lingkungan lainnya Meningkatnya keamanan pejabat, aset daerah serta kegiatan kedaerahan lainnya Terciptanya kondisi lingkungan yang tertib rapi dan aman Peningkatan persentase Pengawalan Pejabat/aset daerah dan kegiatan kedaerahan lainnya Peningkatan persentase penataan Titik Lokasi PKL tahun ini dan tahun kemarin Selisih pelanggaran pemasangan spanduk tahun ini dan tahun kemarin Peningkatan kualitas pengamanan Peningkatan efektifitas penertiban terhadap gangguan trantibum dan gangguan lingkungan lainnya pengamanan pejabat, unjuk rasa, asset, serta pengamanan kegiatan lainnya. pembinaan dan penertiban PKL. Operasional penertiban spanduk/ banner yang melanggar ketentuan. Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Pengamanan dan Pengawalan Pejabat Daerah maupun Pusat dan PAM Unjuk Rasa Pengamanan Pelaksanaan Pemilihan dan Pelantikan Pilkades Serentak Pembinaan dan Penertiban Pedagang Kaki Lima Pengendalian Pedagang Kaki Lima Penertiban Reklame dan banner tidak berijin atau kadaluarsa 65 Meningkatkan upaya penertiban Penyakit Masyarakat Berkurangnya pelanggaran berupa Penyakit Masyarakat, peredaran minuman keras,praktek asusila dan PGOT yang berkeliaran Menurunnya ratarata jumlah hasil operasi penertiban PEKAT Penurunan jumlahpasangan Bukan Muhrim/asusila, Mirs, praktek asusila, PGOT Meningkatnya ketertiban umum dan ketentraman masyarakat Berkurangnya peredaran minuman keras (Miras) Berkurangnya Pekerja Seks Komersial (PSK)/ Wanita Malam Berkurangnya Gepeng/ orgil/ Anak Jalanan yang berkeliaran Peningkatan Pemberantasan PEKAT Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Penertiban dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat Rapat Forum Koordinasi dan Pendampingan Pengiriman PGOT dan Psikotik Jalanan ke Panti Rehabilitasi RSJ

66 Meningkatkan peran dan pemberdayaan Linmas Berkurangnya gangguan katrantibum melalui pemantapan system keamanan lingkungan dengan mengendapankan prinsip koordinasi, integrasi, sikronisasi, edukasi serta kemitraan dengan masyarakat dan pihak lainnya. Meningkatnya profesionalisme anggota Linmas Rasio Jumlah Linmas per penduduk Peningkatan effektivitas kebijakan pemberdayaan masyarakat untuk menciptakan kondisi aman, tentram dan tertib di lingkungan masyarakat dengan melibatkan Satlinmas, tokoh masyarakat/agama/ ormas dan organisasi politik Pemantapan kemandirian masyarakat melalui pola kemitraan yang harmonis dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan organisasi politik Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Forum Koordinasi Kemitraan dan Ketertiban Masyarakat Pemberdayaan (Penunjang Operasional) Anggota Linmas Desa/Kelurahan Rasio Pos siskamling per-jumlah desa/kelurahan Monitoring kantrantibmas di wilayah perbatasan Pembinaan siskamling Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Pembinaan Potensi Perlindungan Masyarakat di Daerah Perbatasan (Monitoring Daerah Perbatasan) Pembinaan siskamling 66 Cakupan petugas Linmas pada saat Pilkades serentak Meningkatnya pola kerjasama yang melibatkan masyarakat dalam menciptakan kondisi aman tentram dan tertib di lingkungan masyarakat Peningkatan persentase Jumlah kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat Peningkatan pemberdayaan masyarakat dengan mengikutsertakan Satlinmas dalam setiap kegiatan pemeliharaan kantrantibmas, pelatihan, pembinaan, serta kegiatan kemasyarakatan Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Pembinaan Anggota Linmas desa/kelurahan Periode Siap

67 Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur yang profesional dan menjunjung tinggi Hak Azazi Manusia Meningkatkan Penegakan Peraturan Perundangundangan Daerah Meningkatnya kapasitas Sumber Daya Aparatur Meningkatnya Pelayanan kepada masyarakat Rasio Jumlah Anggota Satpol PP Penguatan fasilitasi peningkatan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Satpol PP didukung sarana dan prasarana yang memadai lainnya. Pembekalan pengetahuan dan peningkatan keterampilan ; pemahaman tupoksi, penyelesaian kasus, manajemen konflik, dan negosiasi dll. Pemeliharaan Katrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Pembekalan Pengetahuan dan Peningkatan Keterampilan Anggota Satpol PP Pelatihan fisik melalui pembinaan kesemaptaan. Pemeliharaan Katrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Pembinaan Kesemaptaan dan Penanggulangan Anti Huru Hara Anggota Satpol PP dan Linmas Meningkatnya profesionalisme aparat Satpol PP Peningkatan Persentase (tahun lalu dan Tahun ini ) terhadap rekomendasi kegiatan yang diberikan Satpol PP kepada Masyarakat Rasio Jumlah Petugas Linmas per-rt Peningkatan jumlah anggota Satpol PP yang mengikuti diklatsar Rata-rata Peningkatan Pemberdayaan PPNS Pelatihan keterampilan melalui pelatihan Drumband, penanggulangan huru hara dan bencana serta keterampilan penunjang lainnya. Pelatihan dasar ke-pol PP-an lainnya yang mengacu pada Permendagri no 38 tahun 2010 tentang pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Pol PP. Peningkatan kualitas dan kuantitas PPNS Satpol PP. Pemeliharaan Katrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Pemeliharaan Katrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Pemeliharaan Katrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Pembinaan Anggota Korsik/Drumband 67 Latihan Dasar Mental Kedisipilinan Anggota Satpol PP Pemberdayaan PPNS dalam Penegakan Perda Pelatihan Calon PPNS

68 Penguatan Kapasitas Penyidik Pegawai Negeri Sipil pada Satpol PP Meningkatnya kualitas Pelayanan Umum Peningkatan pralatan perlengkapan kantor jumlah dan gedung optimalisasi peranan tugas dan fungsi Satpol PP dalam melaksanakan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah. Terkendalinya stabilitas keamanan dan ketentraman masyarakat Tingkat penyelesaian pelanggaran trantibum Peningkatan efektivitas penegakan Perda melalui sosialisasi, monitoring dan evaluasi serta penguatan penyidikan dan penyelidikan Peningkatan efektifitas penertiban terhadap gangguan trantibum dan gangguan lingkungan lainnya Peningkatan sistem monitoring dan evaluasi terhadap kemungkinan adanya pelanggaran perda. Penyelidikan dan penyidikan kasus pelanggaran perda /peraturan lain yang dilakukan oleh masyarakat ataupun lembaga. Peningkatan kualitas dan kuantitas PPNS Satpol PP. pembinaan penertiban PKL. dan Operasional penertiban spanduk/ banner yang melanggar ketentuan. Pemeliharaan Katrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Pemeliharaan Katrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Pengawasan Pembinaan Pelaksanaan Peraturan Perundang-undangan Daerah Pemberdayaan PPNS dalam Penegakan Perda Pelatihan Calon PPNS 68 Penguatan Kapasitas Penyidik Pegawai Negeri Sipil pada Satpol PP

69 Membangun pola hubungan kerjasama dengan prinsip utama pelaksanaan tugas Satpol PP yaitu koordinasi, integrasi, singkronisasi, edukasi dan kemitraan Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait yang mengacu pada prinsip-prinsip utama yaitu koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan edukasi serta kemitraan dengan pihak lainnya. Tegaknya Perda/Peraturan lainnya melalui pola pemberdayaan PPNS, sosialisasi, rapat koordinasi dan kemitraan dengan masyarakat. Peningkatan jumlah Kerjasama Selisih Jumlah produk hukum Kerjasama yang dihasilkan tahun ini dan tahun kemarin Penguatan jalinan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait guna mendukung pemeliharaan kantrantibmas; Rakor trantibum tingkat kabupaten kuningan. Rakor trantibum daerah perbatasan jabar-jateng. Pemeliharaan Katrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Pemeliharaan Katrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Rapat Koordinasi Trantibum Tingkat Kabupaten Kuningan Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Trantibum Perbatasan dengan 19 Kabupaten/kota dan 2 Provinsi 69

70 2.2. Rencana Kinerja Untuk menjamin tercapainya Visi, Misi Satpol PP dan sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis Satpol PP Kabupaten Kuningan tahun 2015, maka rencana kerja tahun 2015 ditetapkan dengan susunan sebagai berikut : Program Dalam rangka mewujudkan ketertiban umum, ketentraman dan perlindungan masyarakat serta penegakkan peraturan daerah dan peraturan pelaksanaan lainnya di Kabupaten Kuningan, kami berkomitmen untuk membangun sinergitas penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan serta bertekad untuk memberikan pelayanan dan pengayoman kepada masyarakat dalam aktifitas kehidupan berbangsa dan bernegara dengan program-program sebagai berikut : 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3. Program Peringatan Hari-hari Besar 4. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan 5. Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal 6. Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT) 7. Program Pemberdayaan Masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Kegiatan berikut : Program-program tersebut di atas dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan sebagai 1. PROGRAM : PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN KEGIATAN : 1. Penyediaan jasa komunikasi,sumber daya air dan listrik 2. Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor 3. Penyediaan jasa kebersihan kantor 4. Penyediaan alat tulis kantor 5. Penyediaan barang cetakan & penggandaan 6. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor. 7. Penyediaan peralatan rumah tangga 8. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangundangan. 9. Penyediaan makanan dan minuman 10. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi 11. Penyediaan Jasa pengamanan kantor 70

71 12. Penyediaan Jasa Tenaga Harian Lepas 125 orang 13. Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah Berbasis Akrual Sasaran Tersedianya sarana prasarana administrasi perkantoran yang memadai Indikator Kinerja Terpenuhinya seluruh kebutuhan kantor Keluaran Indikator Kinerja Telaksananya optimalisasi pelaksanaan tugas administrasi dalam Hasil pelayanan terhadap masyarakat Anggaran Rp PROGRAM : PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR KEGIATAN : 1. Pengadaan perlengkapan gedung kantor 2. Pengadaan peralatan gedung kantor 3. Pengadaan peralatan drumband 4. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor 5. Pemeliharaan rutin/berkala Kendaraan dinas/ operasional 6. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor 7. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor Sasaran Tersedia dan terpeliharanya sarana dan prasarana yang menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Indikator Kinerja Sarana dan prasarana berada dalam kondisi baik Keluaran Indikator Kinerja Optimalnya pelaksanaan tugas kedinasan Hasil Anggaran Rp ,00 3. PROGRAM : PENINGKATAN HARI-HARI BESAR KEGIATAN : 1. Peringatan Hari-hari Besar Nasional dan Hari Jadi Nasional 2. Peringatan Apel Besar HUT Jawa Barat Sasaran Terciptanya Kondisi aman pada pelaksanaan peringatan harihari besar nasional dan hari jadi kuningan Indikator Kinerja Pelaksanaan kegiatan peringatan hari-hari besar nasional dan Keluaran hari jadi Kuningan yang aman terkendali. Indikator Kinerja Terpeliharanya keamanan dalam lingkungan yang nyaman Hasil Anggaran Rp ,00 4. PROGRAM : PENINGKATAN KEAMANAN DAN KENYAMANAN LINGKUNGAN. KEGIATAN : 1. Pembinaan dan Penertiban PKL 2. Penertiban Reklame dan Banner tidak berizin atau Kadaluarsa 3. Pengamanan dan Pengawalan Pejabat Daerah maupun Pusat dan PAM Unjuk rasa 4. Rapat Forum Koordinasi dan Pendampingan Pengiriman PGOT dan Psikotik Jalanan ke Panti Rehabilitasi/RSJ Sasaran Peningkatan kondisi lingkungan yang aman dan nyaman Indikator Kinerja Menurunnya jumlah gangguan keamanan dan kenyamanan Keluaran lingkungan (spanduk, PKL yang tidak tertib, terpeliharanya keamanan pejabat dan lingkungan tempat unjuk rasa) Indikator Kinerja Terpeliharanya keamanan dalam lingkungan yang nyaman Hasil 71

72 Anggaran Rp ,00 5. PROGRAM : PEMELIHARAAN KANTRANTIBMAS DAN PENCEGAHAN TINDAK KRIMINAL KEGIATAN : 1. Pengawasan Pembinaan Pelaksanaan Peraturan Perundang- Undangan Daerah 2. Pembinaan Anggota Korsik/Drumband 3. Pembinaan Kesemaptaan dan Penanggulangan Anti Huru Hara Anggota Satpol PP dan Linmas 4. Pemberdayaan PPNS dalam Penegakan Perda 5. Pembekalan dan Peningkatan Pengetahuan Keterampilan Anggota Satpol PP 6. Pelatihan Calon PPNS 7. Rapat Koordinasi Trantibum Tingkat Kabupaten Kuningan 8. Latihan Dasar Mental Kedisiplinan Polisi Pamong Praja 9. Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Trantibum Perbatasan dengan 19 Kabupaten/Kota dan 2 Provinsi Sasaran Terpeliharanya keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat, melalui optimalisasi pengembangan SDM Anggota Sat Pol PP, dan penguatan jalinan koordinasi dengan muspika dan Kepala Daerah Perbatasan Jabar-Jateng Indikator Kinerja - Meningkatnya kapasitas SDM Satpol PP, Linmas dan PPNS Keluaran - Meningkatnya pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap peraturan perundang-undangan - Menurunnya jumlah pelanggaran perda - Terjalinnya persamaan pandangan dan kerjasama para Kepala Daerah Perbatasan dalam pemeliharaan trantibum di daerah perbatasan. Indikator Kinerja Tegaknya Perda dan terpeliharanya ketertiban, ketentraman dan Hasil perlindungan masyarakat di Kabupaten Kuningan secara menyeluruh Anggaran Rp ,00 6. PROGRAM : PENINGKATAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MASYARAKAT ( PEKAT ) KEGIATAN : Penertiban dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat ( PEKAT ) Sasaran Terpeliharanya ketentraman masyarakat dan ketertiban umum Indikator Kinerja Menurunnya jumlah peredaran miras Keluaran Menurunnya jumlah gepeng orgil di Kab. Kuningan Menurunnya jumlah PSK dan Praktek asusila pasangan bukan muhrim Indikator Kinerja Terciptanya rasa aman, dan tentram dari penyakit masyarakat Hasil Anggaran Rp ,00 7. PROGRAM : PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK MENJAGA KETERTIBAN DAN KEAMANAN KEGIATAN : 1. Pembinaan siskamling 2. Forum Koordinasi Kemitraan dan ketentraman masyarakat 3. Penunjang operasional anggota Linmas desa/ kelurahan 4. Pembinaan anggota Linmas Desa/ kelurahan periode siap 5. Pembinaan Potensi Perlindungan Masyarakat di Daerah Perbatasan 72 Sasaran Terpeliharanya keamanan dan ketentraman masyarakat, melalui optimalisasi pengembangan SDM Linmas, dan peningkatan

73 kemitraan menuju masyarakat yang mandiri. Indikator Kinerja - Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan Keluaran trantibum - Meningkatnya kualitas SDM Linmas - Terpeliharanya keamanan dan ketentraman di daerah perbatasan Indikator Kinerja - terpeliharanya ketertiban, ketentraman dan perlindungan Hasil masyarakat di Kabupaten Kuningan secara menyeluruh Anggaran - Rp Perjanjian Kinerja Perjanjian kinerja menjadi perwujudan komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. 73

74 74

75 KEGIATAN NON URUSAN INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM KEGIATAN Meningkatnya kualitas pelayanan umum TAHUN 2015 Tersedianya jasa telepon air dan listrik 100% Pelayanan Administrasi Perkantoran 1 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik ` Tersedianya sarana kebersihan 100% 2 Penyediaan jasa kebersihan kantor Tersedianya alat tulis kantor yang disediakan 100% Tersedianya barang cetakan dan penggandaan 100% Tersedianya komponen lisrik 100% Tersedianya peralatan rumah tangga 100% Tersedianya bahan bacaan dan perundang-undangan yang disediakan 100% Tersedianya makanan dan minuman 100% Jumlah perjalanan dinas yang dilaksanakan 100% Pengamanan di Rumah Dinas dan Rumah Pribadi Pimpinan (Bupati Wakil Bupati Sekda) dan pengamanan di Tamkot KIC Pandapa dan Kantor Setda terlaksana 100% Tersedianya jasa tenaga harian lepas (THL) untuk 125 orang 100% Tersedianya aplikasi Pengelolaan Keuangan Daerah di Kantor Satpol PP (100%) Tersedianya perlengkapan kantor 100% Tersedianya peralatan gedung kantor 100% Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3 Penyediaan Alat Tulis kantor 4 Penyediaan Barang cetakan dan penggandaan 5 Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor 6 Penyediaan peralatan rumah tangga 7 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangundangan 8 Penyediaan makanan dan minuman 9 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi 10 Penyediaan Jasa Pengamanan Kantor 11 Penyediaan Jasa Tenaga Harian Lepas 125 orang 12 Implementasi Pengelolaan Keuangan Daerah Berbasis Akrual 1. Pengadaan perlengkapan gedung kantor 2. Pengadaan Peralatan gedung kantor 75

76 Tersedianya peralatan drumband 80% 3. Pengadaan peralatan drumband Meningkatnya Kualitas pelaksanaan peringatan hari-hari besar Terlaksananya fasiltasi pemeliharan kendaraan dinas/operasional 100% Terlaksananya fasiltasi pemeliharaan gedung kantor 80% Terlaksananya pemeliharaan perlengkapan gedung kantor secara berkala 100% Terlaksananya pemeliharaan peralatan gedung kantor 80% 6 x PAM pada hari-hari besar Nasional. Dan 1x PAM pd Hari Jadi Kuningan dan 7 x PAM upacara peringatan lainnya. (Juli-Agust-Sep-Okt- Des) Terlaksananya Apel Besar PNS dlm rangka HUT Provinsi 1 x kegt (100%) Peningkatan Harihari Besar 4. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/ operasional 5. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor 6. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor 7. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor 1. Peringatan Harihari Besar Nasional dan Hari Jadi Nasional 2. Apel Besar HUT Jawa Barat 76

77 KEGIATAN URUSAN SASARAN INDIKATOR SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN TARGET DI 2015 Terwujudnya keamanan pejabat, unjuk rasa dan asset Negara serta kegiatan kedaerahan lainnya. Meningkatnya keamanan pejabat, aset daerah serta kegiatan kedaerahan lainnya Peningkatan kualitas pengamanan pengamanan pejabat, unjuk rasa, asset, serta pengamanan kegiatan lainnya. Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Pengamanan dan Pengawalan Pejabat Daerah maupun Pusat dan PAM Unjuk Rasa Pengamanan Pelaksanaan Pemilihan dan Pelantikan Pilkades Serentak 12 x Panwal - 16 x PAM unras. Jan-Des'15 - Berkurangnya tingkat gangguan lingkungan berupa PKL yang tidak tertib dan spanduk/banner yang melanggar ketetntuan serta gangguan lingkungan lainnya Berkurangnya pelanggaran berupa Penyakit Masyarakat, peredaran minuman keras,praktek asusila dan PGOT yang berkeliaran Terciptanya kondisi lingkungan yang tertib rapi dan aman Menurunnya ratarata jumlah hasil operasi penertiban PEKAT Peningkatan efektifitas penertiban terhadap gangguan trantibum dan gangguan lingkungan lainnya Meningkatnya ketertiban umum dan ketentraman masyarakat pembinaan dan penertiban PKL. Operasional penertiban spanduk/ banner yang melanggar ketentuan. Berkurangnya peredaran minuman keras (Miras) Berkurangnya Pekerja Seks Komersial (PSK)/ Wanita Malam Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Peningkatan Pemberantasan PEKAT Pembinaan dan Penertiban Pedagang Kaki Lima Pengendalian Pedagang Kaki Lima Penertiban Reklame dan banner tidak berijin atau kadaluarsa Penertiban dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat 16 x kegt. Jan-Des'15-12 x kegt 16 x kegt PSK/umum/PBM- 30 x kegt penertiban PGOT/PJ - 10 x kegt penertiban Miras/Mihol. Jan- Des'15 77

78 Berkurangnya Gepeng/ orgil/ Anak Jalanan yang berkeliaran Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Rapat Forum Koordinasi dan Pendampingan Pengiriman PGOT dan Psikotik Jalanan ke Panti Rehabilitasi RSJ 4 x Rapat Forum dan 12 x pengiriman Berkurangnya gangguan katrantibum melalui pemantapan system keamanan lingkungan dengan mengendapankan prinsip koordinasi, integrasi, sikronisasi, edukasi serta kemitraan dengan masyarakat dan pihak lainnya. Meningkatnya profesionalisme anggota Linmas Peningkatan effektivitas kebijakan pemberdayaan masyarakat untuk menciptakan kondisi aman, tentram dan tertib di lingkungan masyarakat dengan melibatkan Satlinmas, tokoh masyarakat/agama/ormas dan organisasi politik Pemantapan kemandirian masyarakat melalui pola kemitraan yang harmonis dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan organisasi politik Monitoring kantrantibmas di wilayah perbatasan Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Forum Koordinasi Kemitraan dan Ketertiban Masyarakat Pemberdayaan (Penunjang Operasional) Anggota Linmas Desa/Kelurahan Pembinaan Potensi Perlindungan Masyarakat di Daerah Perbatasan (Monitoring Daerah Perbatasan) 1 x kegt x 128 orang 1 x kegt x 120 orang Meningkatnya pola kerjasama yang melibatkan masyarakat dalam menciptakan kondisi aman tentram dan tertib di lingkungan masyarakat Pembinaan siskamling Peningkatan pemberdayaan masyarakat dengan mengikutsertakan Satlinmas dalam setiap kegiatan pemeliharaan kantrantibmas, pelatihan, pembinaan, serta kegiatan kemasyarakatan lainnya. Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan Pembinaan siskamling Pembinaan Anggota Linmas desa/kelurahan Periode Siap 4 x kegt. 80 orang. Sept- Des'15 1 x kegt x 200 orang 78

79 Meningkatnya kapasitas Sumber Daya Aparatur Meningkatnya Pelayanan kepada masyarakat Penguatan fasilitasi peningkatan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Satpol PP didukung sarana dan prasarana yang memadai Pembekalan pengetahuan dan peningkatan keterampilan ; pemahaman tupoksi, penyelesaian kasus, manajemen konflik, dan negosiasi dll. Pemeliharaan Katrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Pembekalan Pengetahuan dan Peningkatan Keterampilan Anggota Satpol PP 38 orang. 1x kegt. April'15 Pelatihan fisik melalui pembinaan kesemaptaan. Pemeliharaan Katrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Pembinaan Kesemaptaan dan Penanggulangan Anti Huru Hara Anggota Satpol PP dan Linmas 12 x kegt. 62 PHH. 97 THL. 62 LINMAS. Mei-Sept-Okt'15 Pelatihan keterampilan melalui pelatihan Drumband, penanggulangan huru hara dan bencana serta keterampilan penunjang lainnya. Pemeliharaan Katrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Pembinaan Anggota Korsik/Drumband 65 orang. 16 x kegt. Maret- Juni'15 (100%) Pembinaan sikap dan perilaku melalui pelatihan mental dan disiplin, pendidikan manajemen qolbu/ ESQ dan pelatihan kepribadian. 79 Optimalisasi sarana dan prasarana serta sumber daya penunjang lainnya guna mendukung pelaksanaan tugas kedinasan

80 Meningkatnya profesionalisme aparat Satpol PP Pelatihan dasar ke- Pol PP-an lainnya yang mengacu pada Permendagri no 38 tahun 2010 tentang pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Pol PP. Pemeliharaan Katrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Latihan Dasar Mental Kedisipilinan Anggota Satpol PP 31 orang. 1 x kegt. Juni Peningkatan kualitas dan kuantitas PPNS Satpol PP. Pemeliharaan Katrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Pemberdayaan PPNS dalam Penegakan Perda Pelatihan Calon PPNS 122 x kegt x 32 kec. Jan- Des'15 3 orng - 1x kegt. Maret'15 Penguatan Kapasitas Penyidik Pegawai Negeri Sipil pada Satpol PP - optimalisasi peranan tugas dan fungsi Satpol PP dalam melaksanakan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah. Meningkatnya kualitas Pelayanan Umum Terkendalinya stabilitas keamanan dan ketentraman masyarakat Peningkatan efektivitas penegakan Perda melalui sosialisasi, monitoring dan evaluasi serta penguatan penyidikan dan penyelidikan Peningkatan sistem monitoring dan evaluasi terhadap kemungkinan adanya pelanggaran perda. Penyelidikan dan penyidikan kasus pelanggaran perda /peraturan lain yang dilakukan oleh masyarakat ataupun lembaga. Pemeliharaan Katrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Pengawasan Pembinaan Pelaksanaan Peraturan Perundang-undangan Daerah 1 x kegt x 100 orang. Maret '15 80 Sosialisasi peraturan perda dan perundang undangan lainnya.

81 Tegaknya Perda/Peraturan lainnya melalui pola pemberdayaan PPNS, sosialisasi, rapat koordinasi dan kemitraan dengan masyarakat. Peningkatan jumlah Kerjasama Peningkatan efektifitas penertiban terhadap gangguan trantibum dan gangguan lingkungan lainnya Penguatan jalinan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait guna mendukung pemeliharaan kantrantibmas; Peningkatan kualitas dan kuantitas PPNS Satpol PP. Membangun pola kemitraan dng masyarakat dan instansi terkait lainnya dlm penegakkan perda. pembinaan dan penertiban PKL. Operasional penertiban spanduk/ banner yang melanggar ketentuan. Rakor trantibum tingkat kabupaten kuningan. Rakor trantibum daerah perbatasan jabar-jateng. Pemeliharaan Katrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Pemeliharaan Katrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Pemeliharaan Katrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Pemberdayaan PPNS dalam Penegakan Perda Pelatihan Calon PPNS Penguatan Kapasitas Penyidik Pegawai Negeri Sipil pada Satpol PP Rapat Koordinasi Trantibum Tingkat Kabupaten Kuningan Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Trantibum Perbatasan dengan 19 Kabupaten/kota dan 2 Provinsi 122 x kegt x 32 kec. Jan- Des'15 3 orng - 1x kegt. Maret'15 2 x kegt Rakor x 78 orang (Camat. Danramil. Kapolsek. Publik) Juni-Des'15 1 x kegt. 135 orang dr 2 Prov dan 19 Kab/Kota 81 Kerjasama antar daerah perbatasan dalam peningkatan keamanan dan ketentraman di wilayah perbatasan kabupaten & propinsi. Peningkatan koordinasi lain dalam pelaksanaan tugas di lapangan.

82 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan merupakan Dokumen yang berisi gambaran perwujudan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang disusun dan disampaikan secara sistematik dan melembaga. Dan untuk mewujudkan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang baik harus beranjak dari sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber-sumber daya yang konsisten dengan asas-asas umum penyelenggaraan negara, adanya komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi yang bersangkutan, dapat menunjukkan tingkat pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, Berorientasi pada pencapaian visi dan misi, serta hasil dan manfaat yang diperoleh, Jujur, Obyektif, Transparan, dan akurat dan menyajikan keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( AKIP ) adalah perwujudan kewajiban suatu Instansi Pemerintah untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik. Implementasi dari Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( AKIP ) berbentuk kegiatan Penyusunan LAKIP. Penyusunan LAKIP didasarkan pada pengukuran hasil pelaksanaan Perencanaan Strategis, Rencana Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya serta setelah berakhirnya pelaksanaan kegiatan dalam Tahun Dalam proses penyusunan LAKIP inilah dilakukan pengukuran kinerja. Mengukur kinerja pada hakikatnya melakukan pengukuran atau penilaian apakah kerja instansi pemerintah tersebut berhasil atau gagal, dalam memenuhi targettarget yang direncanakannya. Penilaian keberhasilan atau kegagalan ini menjadi penting apabila dikaitkan dengan reward dan punishment. Dalam pengkuran kinerja digunakan sistem pengukuran sebagaimana peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sistem Pengukuran Kinerja merupakan sistem yang digunakan untuk mengukur, menilai, dan membandingkan secara sistematis dan berkesinambungan atas kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pengukuran kinerja ini dilakukan dengan menghitung pencapaian kinerja kegiatan dan sasaran dengan cara membandingkan antara rencana pencapaiannya 82

83 yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan dengan realisasi pencapaiannya. Pengukuran terhadap pencapaian komponen kegiatan dan sasaran ini dituangkan dalam formulir Pengukuran Kinerja. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan capaian kinerja disebut Indikator Kinerja Utama. Dalam Sistem AKIP pengukuran kinerja dilakukan dengan tiga pola yaitu pengukuran mandiri, pengukuran oleh eksternal dan kombinasi antara pengukuran mandiri dan eksternal. Pengukuran mandiri sering pula disebut evaluasi mandiri (self-assement) yaitu pengukuran kinerja dengan cara menyusun rencana, pelaksanaan, dan pengukuran termasuk menentukan ukurannya dilakukan oleh instansi yang bersangkutan. Pengukuran eksternal adalah pengukuran kinerja dengan cara penyusun rencana, pelaksanaan, dan pengukuran dilakukan oleh instansi yang bersangkutan, tetapi pengukuran dan penentuan ukurannya ditentukan oleh pihak lain. Kombinasi antara pengukuran mandiri dan eksternal merupakan gabungan dari pengukuran mandiri dengan pengukuran oleh eksternal, hal ini dilakukan dengan cara, organisasi yang diukur menyiapkan data kinerjanya, melakukan evaluasi awal, selanjutnya hasil evaluasi tersebut dievaluasi lanjutan oleh pihak luar. Untuk mencapai Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Kuningan lima tahun kedepan ditetapkan tujuan pembangunan Kabupaten Kuningan Tahun Di dalam Tahun 2015, Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan memperoleh Alokasi Dana APBD sebesar Rp yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung sebesar Rp dan Belanja Langsung sebesar Rp Sejalan dengan perkembangan pelaksanaan program dan kegiatan terdapat perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi Kebijakan Umum Anggaran APBD Kabupaten Kuningan Tahun Anggaran 2015, sehingga ditetapkan Kebijakan Umum Perubahan APBD Tahun 2015, dimana Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan mendapat tambahan anggaran sebesar Rp yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung Rp dan Belanja Langsung Rp Jadi pada Tahun Anggaran 2015 Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan memperoleh Alokasi Dana APBD total sebesar Rp berupa Belanja Tidak Langsung sebesar Rp dan Belanja Langsung sebesar Rp Maka dalam rangka mengukur kinerja Satpol PP dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini, kami membagi kategori dalam capaian kinerja 83

84 menurut pengukuran mandiri, pengukuran oleh eksternal dan kombinasi antara pengukuran mandiri dan eksternal. Akuntabilitas kinerja Satuan Polisi Pamong Praja merupakan paparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi Satpol PP terhadap Bupati, yang disampaikan secara transparan dan akuntabel. Pengukuran akuntabilitas ini mengacu pada indikator kinerja yang tertuang dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) dan indikator dari Rencana Strategis. Penilaian kinerja yang dilakukan dapat terlihat dari sejauh mana pencapaian sasaran pada tahun tersebut. Apabila pencapaian sasaran program utama sebuah instansi pemerintah lebih dari 85% dari target, maka kinerja tersebut dikategorikan sangat berhasil Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Indikator kinerja utama (IKU) merupakan ukuran yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan dari pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan. Indikator Kinerja Utama diperoleh dengan penghitungan indikator kinerja yaitu: Capaian Kinerja x 100% Capaian Target IKU TARGET CAPAIAN KINERJA CAPAIAN TARGET 1. Tingkat penyelesaian pelanggaran 80 % 200% 250 % Ketentraman dan Ketertiban 2. Angka penurunan pelanggar Perda Turun 5 % Naik %. Naik 0,033 % 3. Persentase jumlah kasus/pengaduan 80 % 100 % 125 % yang tertangani 4. Cakupan petugas Linmas di Kabupaten 1 orang 1 RT 0,5 orang 1 RT 50 % Secara keseluruhan pencapaian Indikator Kinerja Utama Satpol PP untuk tahun 2015 dapat digambarkan pada Diagram di bawah ini: 84

85 300% 250% 200% 150% 100% 50% 0% Tingkat penyelesaian pelanggaran Trantib CAPAIAN BERDASARKAN TARGET IKU Angka penurunan pelanggar Perda Persentase jumlah kasus/pengaduan yang tertangani Cakupan petugas Linmas di Kabupaten CAPAIAN BERDASARKAN TARGET IKU Tampak bahwa Masing-masing pencapaian target IKU untuk tahun 2015 dapat djelaskan sebagai berikut : Tingkat penyelesaian pelanggaran Ketentraman dan Ketertiban Umum Indikator ini merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur seberapa besar pelanggaran Ketentraman dan Ketertiban Umum yang berhasil diselesaikan. Tingkat penyelesaian pelanggaran Ketentraman dan Ketertiban Umum ini menjadi tolok ukur kinerja Satpol PP karena hal ini merupakan SPM (Standar Pelayanan Minimal) yang dimiliki oleh Satpol PP. Berdasarkan data SPM Satpol PP Kabupaten Kuningan tahun 2015, pencapaiannya adalah sebagai berikut: Data Penyelesaian Pelanggar Ketentraman dan Ketertiban Umum dari Bidang Trantibum No Jenis Pelanggaran Jumlah Pelanggaran Jumlah Penyelesaian Aduan warga masyarakat (tidak 20 (tidak ada ada data) data) Faktor Penentu Keberhasilan/Kegagalan 20 Aduan telah ditindaklanjuti berdasarkan tupoksi Satpol PP baik melalui Pembinaan maupun upaya penertiban Menggunakan bukan pada tempatnya (digunakan gelandanganpengemis) orang orang Penertiban sudah dilakukan sesuai dengan tupoksi Satpol PP namun gelandangan dan pengemis selalu datang. Solusinya : Satpol PP menginisiasi penguatan komitmen pemangku

86 3. Menggunakan bukan pada tempatnya (pemasangan spanduk sembarang tempat) 4. Menggunakan bukan pada tempatnya ( trotoar dan badan jalan digunakan untuk berjualan) 360 denga n 15 x kegt spanduk /baligo/b anner spanduk /baligo/b anner dengan 23 x kegt dengan 107 x kegt Jumlah kebijakan dlm Forum Koordinasi Penanganan PGOT dan Psikotik Jalanan serta pendirian shelter bagi PGOT di tahun depan. Banyaknya spanduk hasil penertiban merupakan indikator banyaknya jumla pelanggaran penggunaan tempat yg bukan pada peruntukannya. Satpol PP melaksanakan penertiban sesuai dengan tupoksinya namun urusan perijinan berada di SKPD lain. - Sedang dalam proses penanganan yang komprehensif - Sudah ada peran SKPD lain dalam penyediaan lahan untuk relokasi - Yang dilakukan sudah sesuai tupoksi Satpol PP yaitu mengoptimalkan pembinaan dan penertiban agar tidak menggunakan trotoar/badan jalan serta mau bekerjasama dengan pemilik lahan. - Relokasi PKL, penguatan sinergitas SKPD/jejaring dng pihak lain, dan penyusunan database PKL Capaian 2014 : 638 x 100% = 100% dan capaian 2015 : x 100% = 100% Data Penyelesaian Pelanggar Ketentraman dan Ketertiban Umum dari Bidang Penegakan Perda 86 A. Non Yustisi Pelanggaran Perda A. Jumlah Pelanggaran (keseluruhan) B. Penyelesaian Pelanggaran Perda 1. Pengiriman Surat teguran Surat Pernyataan 19

87 3. Sidang di tempat 4. Pelanggar menempuh perijinan Penghentian Sementara (Segel) Pelanggar Menutup Lokasi Pelanggar bersedia pindah 4 8. Pembongkaran 2 9. Pembinaan JUMLAH Rumus Perhitungan: B x 100% A 77 x 100%= 100% x 100%= 100% 80 B. Yustisi Pelanggaran Perda Tahun 2014 Tahun 2015 A. Jumlah Pelanggaran - - B. Penyelesaian Pelanggaran Perda 1. Sidang di tempat 2. Sidang di Pengadilan Negeri 3. Pelanggar mengurus izin setelah dibuatkan BAP Lapangan 4. Tutup kasus 5. Pindah 6. Pembinaan JUMLAH B 0 0 Rumus Perhitungan : 0 % Pencapaian Ketentraman dan Ketertiban Umum secara keseluruhan tahun yang bersangkutan adalah 200%. Sedangkan target pencapaian Ketentraman dan Ketertiban Umum di tahun 2015 adalah 80%. Jadi secara kualitatif target ini sudah bisa terpenuhi 250 % dengan perhitungan sebagai berikut: Pencapaian x 100% 200% x 100% = 250% Target Capaian 80 % Angka penurunan pelanggar Perda Indikator ini berguna untuk mengetahui menurunnya jumlah pelanggar Perda. Sesuai Renstra Polisi Pamong Praja , salah satu misi Satpol PP Kabupaten Kuningan adalah meningkatnya kepatuhan masyarakat melalui penegakan Perda, Peraturan Kepala Daerah dan Peraturan Perundang-undangan lainnya sebagai penjabaran dari visi Kabupaten Kuningan dalam mewujudkan masyarakat Kuningan

88 yang lebih sejahtera lahir dan batin. Salah satu indikasi meningkatnya kepatuhan masyarakat terhadap Perda adalah adanya penurunan pelanggar Perda Data Jumlah Pelanggaran Perda (Bidang Trantibum + Bidang Penegakan Perda) Indikator Dari data tersebut didapatkan perhitungan terjadinya kenaikan jumlah pelanggaran sebesar ( ) x 100% = %. Kenaikan jumlah pelanggaran dianalisa 715 berasal dari kenaikan hitungan jumlah spanduk hasil penertiban. Sedangkan kenaikan volume jumlah spanduk juga sangat ditentukan oleh banyak faktor di luar Satpol PP seperti perizinan ke Dinas Pendapatan, frekuensi event-event kedaerahan yang meningkat, atau mungkin akibat berkembangnya alam demokrasi yang menggunakan spanduk sebagai sarana mengeluarkan pendapat dan yang paling fatal adalah kesadaran pemasang sarana publikasi tersebut untuk menurunkan atau melepas atribut mereka dari lokasi. Walau dalam 1 spanduk mengidentifikasi 1 pelanggaran aturan namun Satpol PP tetap berupaya terus meningkatkan frekuensi patroli dan operasi penertiban spanduk dari tahun ke tahun. Dengan demikian dari target angka penurunan pelanggaran perda sebanyak 5 % ternyata capaiannya berbanding terbalik menjadi naik 146 %. Sehingga capaian yang sesungguhnya dari target ini hanyalah 0,03 %. Kondisi ini disebabkan karena : 1. Data jumlah aduan yang masuk dari masyarakat pada tahun 2014 kosong sementara di Tahun 2015 data tersebut mulai disusun sehingga memberikan penambahan yang signifikan pada jumlah pelanggaran di masyarakat yang dapat dihitung oleh Satpol PP. 2. Penambahan jumlah kali kegiatan penertiban spanduk, PKL dan PEKAT memberikan hasil yang signifikan pada kenaikan jumlah pelanggaran yang di dapat di tahun Hal ini disebabkan keberadaan legalitas hukum penertiban yang sudah semakin kuat yaitu dengan diberlakukannya Peraturan Daerah Kab Kuningan Nomor 3 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum membuat Satpol PP semakin gencar melakukan penertiban di masyarakat pada tahun 2015 ini. 88

89 3. Kurangnya sosialisasi peraturan daerah kepada masyarakat. Sosialisasi Peraturan Daerah sebenarnya bukan menjadi tugas Satpol PP melainkan tugas yang harus dilaksanakan oleh SKPD terkait yang menyusun Perda. 4. Semakin banyaknya perda yang diterapkan, sehingga temuan pelanggar juga semakin bertambah 5. Anggaran untuk biaya penanganan perkara belum memadai sehingga peran penegak perda belum optimal untuk mampu memberikan efek jera kepada masyarakat. 6. Belum maksimalnya koordinasi antara Satpol PP, Dispenda dan BPPT dalam penanganan izin spanduk serta perizinan lainnya. Dalam hal pemasangan spanduk, Dispenda hanya mengeluarkan izin namun tidak memberikan data batas waktu izin pemasangan spanduk tersebut Persentase jumlah kasus/pengaduan yang tertangani Indikator ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak aduan yang berhasil ditangani. Berdasarkan data yang terdapat di tahun 2015 ini, terdapat 32 aduan dari masyarakat yang masuk ke Bidang Penegakan Perda dan 20 aduan yang masuk ke Bidang Trantibum, maka total sebanyak 52 aduan. Seluruhnya tertangani baik oleh pelaksanaan kegiatan Satpol PP maupun dikembalikan penyelesaiannya oleh pihak Kasi Trantibum Kecamatan. Jumlah kasus/pengaduan yang tertangani No Item Pengaduan yg masuk Tidak ada data Pengaduan yg ditangani Tidak ada data 52 Secara prosentase, aduan yang berhasil ditangani adalah : 89 Jumlah Aduan yang berhasil ditangani X 100% 52 x 100% = 100% Jumlah pengaduan 52 Sedangkan target yang ditentukan di tahun 2015 adalah 80%, sehingga capaian tersebut berhasil melampaui target sebanyak 20%. Maka pencapaian dari target adalah Pencapaian x 100% 100% x 100% = 125% Target Capaian 80 %

90 Cakupan petugas Linmas di Kabupaten Indikator ini berguna untuk mengetahui jumlah petugas Linmas yang tersebar di wilayah kabupaten. Indikator ini baru dimasukkan di tahun 2014 karena tupoksi Linmas berpindah ke Satpol PP pada akhir tahun Pada tahun 2015 ini terdapat event besar seperti pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa serentak se-kabupaten Kuningan yang melibatkan satuan perlindungan masyarakat di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) di setiap desa. Menurut Permendagri Nomor 69 Tahun 2012 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pemerintahan Dalam Negeri di Kabupaten/Kota : a. Rasio Jumlah Linmas per-rt Menghitung rasio Linmas per- RT digunakan rumus sebagai berikut: Jumlah Linmas Jumlah RT 3320 = = Rasio jumlah Linmas menggambarkan kapasitas Pemerintah Daerah untuk memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat adalah upaya mengkondisikan lingkungan yang kondusif dan demokratif sehingga tercipta kehidupan strata sosial yang interaktif. Semakin besar rasio jumlah linmas maka akan semakin besar ketersediaan linmas yang dimiliki pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam upaya pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat. Rasio Linmas dari perhitungan di atas didapatkan sebesar 0.5 sedangkan target pencapaian SPM adalah 1 orang setiap RT. Maka kesenjangannya adalah : = 0.5. Kesenjangan capaian kinerja sebesar 0.5 ini akan menjadi bahan bagi Satpol PP Kabupaten Kuningan dalam penentuan target indikator pada penyusunan perencanaan pembangunan daerah untuk kegiatan cakupan petugas linmas di Kabupaten Kuningan. 90 b. Rasio Pos Siskamling per-jumlah desa/kelurahan Rasio pos siskamling per desa/kelurahan adalah perbandingan jumlah pos siskamling selama 1 (satu) tahun dengan jumlah desa/kelurahan. Rasio ini bertujuan untuk menggambarkan ketersediaan pos siskamling di setiap desa/kelurahan.

91 Menghitung rasio pos siskamling per-jumlah desa/kelurahan digunakan rumus sebagai berikut : Jumlah pos sikamling Jumlah desa/kelurahan = = Rasio jumlah pos siskamling menggambarkan ketersedian pos sikamling di setiap desa/keluarahan. Semakin besar rasio jumlah pos siskamling akan semakin besar ketersediaan kapasitas Pemerintah Daerah dalam memberdayakan masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat serta keamana lingkungan. Dari perhitungan di atas didapatkan angka 6.61 yang artinya bahwa dalam 1 desa terdapat 6 buah pos siskamling. Apabila target capaian Nasional rasio Pos Siskamling adalah 1 desa 1 pos siskamling maka Kabupaten Kuningan sudah mencukupi pencapaian target Nasional karena dalam 1 desa terdapat 6 pos siskamling. Namun rasio ketersediaan Poskamling ini tidak berubah dari tahun 2014 ke 2015 sehingga dapat dikatakan belum ada perkembangan dari tingkat pemberdayaan masyarakatnya dalam menjaga keamanan lingkungan Cakupan Petugas Linmas dalam Pemilihan Kepala Desa Pada tanggal 8 Nopember 2015 Kabupaten Kuningan berhasil menyelenggarakan Pemilihan Kepala Desa Serentak. Sebanyak 83 desa mengikuti Pilkades serentak tersebut dengan sebesar TPS sejumlah 83 x 3 = 249 TPS. Jumlah petugas Linmas yang dilibatkan dalam Pilkades sebanyak 706 orang dengan sebaran 7-9 orang di setiap desa. Pada awalnya ditargetkan sebanyak 86 desa akan mengikuti Pilkades. Itu artinya ditargetkan keterlibatan anggota Linmas sebanyak 86 x 9 orang = 774 dan jumlah TPS 86 x 3 TPS = 258 TPS. Maka target cakupannya sebesar : 774 x 100% = 300 %

92 Pada teknisnya terdata bahwa jumlah Linmas yang terlibat dalam Pilkades serentak adalah sebanyak 706 orang pada 83 desa. Maka cakupan pemberdayaan Petugas Linmas dalam Pilkades Serentak Kab. Kuningan adalah : Jumlah Linmas x 100 % 706 x 100% = 283 % Jumlah TPS 249 Berdasarkan hasil capaian di atas jika dibandingkan dengan target yang ditentukan maka perhitungannya adalah : 283 x 100% = 95 % 300 Pencapaian yang tidak 100 % dari target bukan semata disebabkan oleh kinerja Satuan Linmas atau Satpol PP namun lebih pada pertimbangan berkurangnya jumlah desa yang mengikuti Pemilihan Kepala Desa Serentak ditambah dengan faktor anggaran daerah. Kegiatan pemilihan kepala desa serentak pada awalnya hanya ada di Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, naum secara mendadak pada pertengahan tahun 2015, Satpol PP diberi kepercayaan untuk menyelenggarakan pengamanan Pilkades serentak Pencapaian Sasaran Strategis Sasaran strategis yang ditetapkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja merupakan jabaran dari Rencana Strategis. Sebelum menghitung capaian Sasaran tetapkan terlebih dahulu target capaiannya. Total perhitungan capaian kinerja Sasaran dapat digambarkan sebagai berikut: MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur yang profesional dan menjunjung tinggi Hak Azazi Manusia Meningkatkan Penegakan Peraturan Perundangundangan Daerah Meningkatnya kapasitas Sumber Daya Aparatur Meningkatnya Pelayanan kepada masyarakat Ketersediaan Jumlah Anggota Satpol PP atau Rasio Jumlah Anggota Satpol PP 1,33 1,32

93 MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur yang profesional dan menjunjung tinggi Hak Azazi Manusia Meningkatkan Penegakan Peraturan Perundangundangan Daerah Meningkatnya kapasitas Sumber Daya Aparatur Meningkatnya Pelayanan kepada masyarakat Peningkatan Persentase (tahun lalu dan Tahun ini ) terhadap rekomendasi kegiatan yang diberikan Satpol PP kepada Masyarakat 100% 97% Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur yang profesional dan menjunjung tinggi Hak Azazi Manusia Meningkatkan Penegakan Peraturan Perundangundangan Daerah Meningkatnya kapasitas Sumber Daya Aparatur Meningkatnya Pelayanan kepada masyarakat Rasio Jumlah Petugas Linmas 0,5 0,5 Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur yang profesional dan menjunjung tinggi Hak Azazi Manusia Meningkatkan Penegakan Peraturan Perundangundangan Daerah Meningkatnya kapasitas Sumber Daya Aparatur Meningkatnya profesionalisme aparat Satpol PP Peningkatan Jumlah Satpol PP yang mengikuti Diklatsar 0,6 % 0,6 % Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur yang profesional dan menjunjung tinggi Hak Azazi Manusia Meningkatkan Penegakan Peraturan Perundangundangan Daerah Meningkatnya kapasitas Sumber Daya Aparatur Meningkatnya profesionalisme aparat Satpol PP Rata-rata Peningkatan Pemberdayaan PPNS 0,6 % 0,6 % Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur yang profesional dan menjunjung tinggi Hak Azazi Manusia Meningkatkan Penegakan Peraturan Perundangundangan Daerah Meningkatnya kapasitas Sumber Daya Aparatur Meningkatnya kualitas Pelayanan Umum Peningkatan Jumlah Peralatan dan Perlengkapan Gedung Kantor Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur yang profesional dan menjunjung tinggi Hak Azazi Manusia Meningkatkan Penegakan Peraturan Perundangundangan Daerah Optimalisasi peranan tugas dan fungsi Satpol PP dalam melaksanakan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah. Terkendalinya stabilitas keamanan dan ketentraman masyarakat Tingkat penyelesaian pelanggaran trantibum 100% 100% 93 Jumlah Unjuk Rasa yang terkendali 100% 100%

94 MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN Memelihara ketertiban umum, ketetntraman masyarakat serta menegakkan peraturan perundangundangan daerah dan perlindungan masyarakat Memelihara ketertiban umum, ketetntraman masyarakat serta menegakkan peraturan perundangundangan daerah dan perlindungan masyarakat Meminimalisir tingkat gangguan tibumtranmas Meminimalisir tingkat gangguan tibumtranmas Berkurangnya tingkat gangguan lingkungan berupa PKL yang tidak tertib dan spanduk/banner yang melanggar ketetntuan serta gangguan lingkungan lainnya Terwujudnya keamanan pejabat, unjuk rasa dan asset Negara serta kegiatan kedaerahan lainnya. Terciptanya kondisi lingkungan yang tertib rapi dan aman Meningkatnya keamanan pejabat, aset daerah serta kegiatan kedaerahan lainnya Peningkatan persentase penataan Titik Lokasi PKL tahun ini dan tahun kemarin Persentase Pengawalan Pejabat/Aset Daerah dan kegiatan kedaerahan lainnya Persentase jumlah kegiatan yang melibatkan masyarakat (partisipasi masyarakat) 21,2 % 57,5 % 100 % 100 % 0,05 % 0,04 % Membangun pola hubungan kerjasama dengan prinsip utama pelaksanaan tugas Satpol PP yaitu koordinasi, integrasi, singkronisasi, edukasi dan kemitraan Memelihara ketertiban umum, ketetntraman masyarakat serta menegakkan peraturan perundangundangan daerah dan perlindungan masyarakat Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait yang mengacu pada prinsipprinsip utama yaitu koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan edukasi serta kemitraan dengan pihak lainnya. Meningkatkan peran dan pemberdayaan Linmas. Tegaknya Perda/Peraturan lainnya melalui pola pemberdayaan PPNS, sosialisasi, rapat koordinasi dan kemitraan dengan masyarakat. Berkurangnya gangguan katrantibum melalui pemantapan system keamanan lingkungan dengan mengendapankan prinsip koordinasi, integrasi, sikronisasi, edukasi serta kemitraan dengan masyarakat dan pihak lainnya. Peningkatan Jumlah kerjasama meningkatnya profesionalisme anggota Linmas Selisih Jumlah produk hukum Kerjasama yang dihasilkan tahun ini dan tahun kemarin Rasio Jumlah Linmas per- RT Rasio Pos Siskamling per- Desa/Kel

95 Dari Tabel tersebut masing-masing capaian Sasaran dapat diuraikan sebagai berikut: Sasaran : Meningkatnya Kapasitas Sumber Daya Aparatur Sasaran ini mempunyai 3 indikator yang merupakan tolak ukur keberhasilan dari pencapaian sasaran. a. Meningkatnya pelayanan kepada masyarakat, dengan indikator kinerja: i. Ketersediaan Jumlah Anggota Satpol PP Pencapaian Indikator Kinerjanya sbb: MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur yang profesional dan menjunjung tinggi Hak Azazi Manusia Meningkatka n Penegakan Peraturan Perundangundangan Daerah Meningkatnya kapasitas Sumber Daya Aparatur Meningkatnya Pelayanan kepada masyarakat Ketersediaan Jumlah Anggota Satpol PP atau Rasio Jumlah Anggota Satpol PP 1,33 1,32 Berdasarkan Permendagri Nomor 62 Tahun 2008 tentang SPM bahwa Rasio Jumlah Anggota Satpol PP adalah per penduduk Jumlah Polisi Pamong Praja dihitung dari jumlah aparatur pada Satuan Polisi Pamong Praja yang ditetapkan tupoksinya berdasarkan peraturan perundangundangan. Menurut Permendagri No.54/2010 tentang Pelaksanaan PP No. 8 /2008 ttg Tahapan, tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Rasio jumlah Satpol PP menggambarkan kapasitas Pemerintah Daerah dalam memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan peraturan daerah dan Keputusan Daerah. Semakin besar rasio jumlah polisi pamong praja maka akan semakin besar ketersediaan polisi pamong praja yang dimiliki pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah. 95

96 Menghitung Rasio Pol PP ini didasarkan pada Permendagri Nomor 62 Tahun 2008 tentang SPM yaitu : Jumlah Pol PP x = 152 x = 1,33 ( Tahun 2014) Jumlah penduduk * Jumlah Pol PP x = 152 x = 1,32 ( Tahun 2015) Jumlah penduduk ** * data penduduk menurut Buku Kuningan Satu Data 2014 **data penduduk menurut Suseda 2014 Rasio ini mengindentifikasikan ketersediaan petugas Pol PP dalam penduduk. Rasio 1,32 berarti terdapat 1 orang Pol PP pada penduduk. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 60 Tahun 2012 tentang Pedoman Penetapan jumlah Polisi Pamong Praja: menetapkan untuk penghitungan jumlah Polisi Pamong Praja Pegawai Negeri Sipil dilakukan dengan penghitungan kriteria umum dan kriteria teknis 1. Bahwa kriteria umum untuk Kabupaten Kuningan yang dimaksud adalah meliputi: - Jumlah penduduk : jiwa - Luas wilayah : 1.195,71 km2 - Jumlah APBD 2015 : Rp Rasio belanja aparatur : Rp (BTL) atau 62 % dari Total APBD Rp (BL) 2. Bahwa kriteria teknis untuk Kabupaten Kuningan yang dimaksud adalah meliputi - Klasifikasi besaran organisasi perangkat daerah : 34 SKPD - Jumlah peraturan daerah : 340 buah - Jumlah peraturan kepala daerah : 560 buah - Jumlah desa/kelurahan : Tingkat potensi konflik sosial kemasyarakatan : rendah - Jumlah kecamatan : 32 - Aspek karakteristik : regional - Kondisi geografis : Daratan 3. Bahwa dari perhitungan menurut kriteria-kriteria tersebut didapatkan skor nilai Kabupaten Kuningan sebesar 654, yang berarti bahwa Kabupaten Kuningan seharusnya berada pada kisaran jumlah Pol PP ideal 96

97 serendah-rendahnya 251 dan setinggi-tingginya 350 orang PNS Satpol PP. 4. Bahwa saat ini keberadaan personel di Satuan Polisi Pamong Praja Kab. Kuningan berjumlah 152 orang PNS. Masih sangat jauh dari jumlah minimal dari skor di atas. Kendala pencapaian peningkatan Rasio Pol PP adalah: - Belum adanya standarisasi rekruitmen personil polisi pamong praja sementara tugas yang diberikan merupakan amanat undang-undang. - Tidak adanya keseragaman pola rekruitmen Polisi pamong praja secara nasional yang jelas dan baku - Amanat Undang-Undang berbicara tentang status Pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan bagi Anggota Satpol PP sehingga bagi beberapa Kabupaten/Kota yang masih mempunyai pasukan Bantuan Pol PP Non PNS akibat kebijakan terdahulu sebelum Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 terbit, tidak dapat dihitung sebagai kekuatan tambahan sekalipun. ii. Peningkatan persentase permohonan rekomendasi kegiatan yang ditanggapi Satpol PP Dapat kami jelaskan bahwa Satpol PP Kab. Kuningan telah melaksanakan bentuk pelayanan kepada masyarakat dengan memberikan rekomendasi rekomendasi kegiatan sebanyak sbb: Jumlah 2014* 2015 Total Permohonan rekomendasi rekomendasi kegiatan Permohonan yg ditanggapi Persentase Capaian 100% 97 % *..Kuningan Data Satu Maka persentase capaian indikator pelayanan permohonan rekomendasi kegiatan dan keterkaitan pencapaian indikator ini dengan Misi, tujuan dan Sasaran pada Satpol PP dapat digambarkan sebagai berikut:

98 MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN CAPAIAN Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur yang profesional dan menjunjung tinggi Hak Azazi Manusia Meningkatka n Penegakan Peraturan Perundangundangan Daerah Meningkatnya kapasitas Sumber Daya Aparatur Meningkatnya Pelayanan kepada masyarakat Peningkatan Persentase (tahun lalu dan Tahun ini ) terhadap rekomendasi kegiatan yang diberikan Satpol PP kepada Masyarakat 100% 97% Dari Tabel tersebut nampak terjadi penurunan akan pelayanan pemberian rekomendasi kegiatan.bahwa pada tahun 2014 Satpol PP Kabupaten Kuningan telah melayani masyarakat dalam pemberian rekomendasi rekomendasi kegiatan dengan ketercapaian 100%. Sedangkan tahun 2015 hanya mencapai 97%. Namun demikian agar tidak lupakan bahwa ketidakcapaian 100% tersebut dikarenakan tidak semua penolakan terhadap pemberian rekomendasi kegiatan dianggap sesuatu yang buruk karena pemberian rekomendasi kegiatan dilakukan berdasarkan pada pertimbanganpertimbangan banyak hal. Apabila penolakan berdasarkan pertimbangan yang dapat dibenarkan menurut legalitas yang berlaku maka ini pun menjadi catatan tersendiri sebagai kinerja yang baik. Pada tahun 2015 terdapat 2 buah kegiatan yang tidak dapat diakomodir rekomendasinya yaitu: - Kegiatan Roadrace yang diselenggarakan oleh IMIK Kabupaten Kuningan tidak dapat diberikan rekomendasi dikarenakan kegiatan tersebut akan menutup jalan alernatif di Jalan Baru Soekarno Hatta Kuningan yang berakibat pada penambahan volume kendaraan memasuki jalan protokol Kuningan sehingga dipastikan dapat menyebabkan kemacetan. - Kegiatan IGTKI tidak dapat diberikan rekomendasi dikarenakan pertimbangan mengganggu kebersihan dan keindahan lingkungan akibat sampah yang ditinggalkan. 98 Jelas di sini bahwa penolakan pemberian rekomendasi ini lebih pada pertimbangan untuk penegakan peraturan daerah lain seperti perda trantibum dan perda Kebersihan, Ketertiban dan Keindahan (K3).

99 iii. Rasio Jumlah Petugas Linmas per- RT Penghitungan Rasio Petugas Linmas sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pemerintahan Dalam Negeri Di Kabupaten/Kota, yaitu: Jumlah Linmas Jumlah RT = = Maka keterkaitan pencapaian indikator ini dengan Misi, tujuan dan Sasaran pada Satpol PP dapat digambarkan sebagai berikut: MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN CAPAIAN Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur yang profesional dan menjunjung tinggi Hak Azazi Manusia Meningkatka n Penegakan Peraturan Perundangundangan Daerah Meningkatnya kapasitas Sumber Daya Aparatur Meningkatnya Pelayanan kepada masyarakat Rasio Jumlah Petugas Linmas 0,5 0,5 Rasio jumlah Linmas menggambarkan kapasitas Pemerintah Daerah untuk memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat adalah upaya mengkondisikan lingkungan yang kondusif dan demokratif sehingga tercipta kehidupan strata sosial yang interaktif. Semakin besar rasio jumlah linmas maka akan semakin besar ketersediaan linmas yang dimiliki pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam upaya pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat. Rasio Linmas dari perhitungan di atas didapatkan sebesar 0.5 sedangkan target pencapaian SPM adalah 1 orang setiap RT. Maka kesenjangannya adalah : = 0.5. Kesenjangan capaian sebesar 0.5 ini akan menjadi bahan bagi Satpol PP Kabupaten Kuningan dalam penentuan target indikator pada penyusunan perencanaan pembangunan daerah untuk kegiatan cakupan petugas linmas di Kabupaten Kuningan. Sebab bisa dikatakan bahwa antara tahun 2014 dan 2015 tidak ada perubahan jumlah RT yang ada di Kab. Kuningan dan perubahan jumlah anggota Linmas hanya berselisih 99

100 sedikit saja sehingga masih pada angka Rasio yang sama dengan tingkat kesenjangan Nasional yang sama. b. Meningkatnya profesionalisme aparat Satpol PP, dengan indikator kinerja : i. Peningkatan Jumlah anggota Satpol PP yang mengikuti Diklatsar Jumlah 2014* 2015 Total Jumlah Pol PP berstatus PNS Pol PP yang mengikuti Diklatsar 1 1 Persentase Capaian 0.6 % 0.6 % Maka keterkaitan pencapaian indikator ini dengan Misi, tujuan dan Sasaran pada Satpol PP dapat digambarkan sebagai berikut: MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN CAPAIAN Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur yang profesional dan menjunjung tinggi Hak Azazi Manusia Meningkatka n Penegakan Peraturan Perundangundangan Daerah Meningkatnya kapasitas Sumber Daya Aparatur Meningkatnya profesionalisme aparat Satpol PP Peningkatan Jumlah Satpol PP yang mengikuti Diklatsar 0,6 % 0,6 % Dapat dijelaskan bahwa dari 152 orang anggota Satpol PP hanya baru 1 (satu) orang saja yang telah mengikuti Diklatsar Pol PP yaitu Kasatpol PP Deni Hamdani. S.Sos. MSi. Hingga tahun 2015 ini Satpol PP masih belum bisa memberangkatkan anggotanya lagi untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar Satpol PP) sebagaimana diamanatkan dalam pasal 256 ayat (3) UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, hal ini mempunyai alasan yang cukup kuat yaitu karena: 1. Biaya pendidikan yang sangat mahal yaitu Rp 17 juta per-orang. 2. Anggaran untuk Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar Satpol PP) yang telah ada di Satpol PP ditarik ke Badan Kepegawaian Daerah untuk penyelenggarannya dengan alasan bahwa pendidikan dan pelatihan dasar berada pada tupoksi Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Badan Kepegawaian Daerah. 100

101 Padahal Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar ) ini sangat penting sebagai pendidikan dasar untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan membentuk perilaku Polisi Pamong Praja perlu diselenggarakan pendidikan dan pelatihan dasar polisi pamong praja. Meskipun demikian Satpol PP Kabupaten Kuningan telah melaksanakan kegiatan Latihan Dasar Mental Kedisiplinan (Latsarmendis) mulai tahun 2015 ini untuk 31 orang anggota Pol PP Non PNS. Kegiatan ini merupakan langkah kemajuan yang signifikan bagi penumbuhan jiwa korsa anggota Satpol PP terlebih dalam menanggulangi ketidakpastian pelaksanaan Dikaltsar Pol PP yang diwajibkan bagi anggota Satpol PP berstatus Pegawai Negeri Sipil. ii. Rata-rata Peningkatan Pemberdayaan PPNS Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah yang selanjutnya disingkat PPNS Daerah adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diberi wewenang khusus oleh Undang-undang untuk melakukan penyidikan. PPNS Daerah sesuai dengan bidang tugasnya mempunyai kewajiban : a. Melakukan penyidikan, menerima laporan dan pengaduan mengenai terjadinya pelanggaran atas Peraturan Daerah; b. Menyerahkan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum melalui Penyidik POLRI dalam wilayah hukum Daerah; c. Membuat Berita Acara setiap tindakan dalam hal : 1) Pemeriksaan tersangka; 2) Pemasukan rumah; 3) Penyitaan barang; 4) Pemeriksaan saksi; 5) Pemeriksaan tempat kejadian. d. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada Kepala Daerah melalui Pimpinan Unit Kerja masing-masing. 101 Maka untuk mengestimasi rata-rata tingkat pemberdayaan PPNS kami menghitung perbandingan antara jumlah PPNS dan jumlah kasus pelanggaran yang ditangani menurut administrasi penyelidikan (Mindik) yaitu: Jumlah pelanggaran yang tertangani

102 Jumlah PPNS Perbandingan capaian tahun 2014 dan 2015 adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Pelanggaran yang tertangani Jumlah PPNS 6 9 Hasil capaian 12,8 8,8 Maka keterkaitan pencapaian indikator ini dengan Misi, tujuan dan Sasaran pada Satpol PP dapat digambarkan sebagai berikut: MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN CAPAIAN Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur yang profesional dan menjunjung tinggi Hak Azazi Manusia Meningkatka n Penegakan Peraturan Perundangundangan Daerah Meningkatnya kapasitas Sumber Daya Aparatur Meningkatnya profesionalisme aparat Satpol PP Rata-rata Peningkatan Pemberdayaan PPNS 0,6 % 0,6 % Itu artinya setiap 1(satu) orang PPNS pada tahun 2014 melayani sebanyak 12 kasus dan pada tahun 2015 melayani sebanyak 8-9 kasus. Hal ini bukan menunjukkan penurunan kinerja PPNS sebab tingkat pemberdayaan PPNS sangat tergantung pada banyaknya jumlah pelanggaran. c. Meningkatnya kualitas Pelayanan Umum dengan indikator kinerja berupa Peningkatan Jumlah Peralatan dan Perlengkapan Gedung Kantor. Jumlah Peralatan dan Perlengkapan Gedung Kantor JUMLAH/BARANG NO JENIS SAPRAS Genset Gergaji Pemotong Besi Gergaji Mesin Senso Meja Tulis Mesin Tik Alat Pemadam/Portable Televisi

103 8. Kursi Lipat Lemari Kayu Zice Kipas Angin Mega Phone Amplifayer Speaker/thoa Dispenser Kulkas/lemari es Rak piring/lemari makan Printer infus Printer Laser jet Printer (poto copy,scaner) Printer Dotmetrix Filling Cabinet Meja Tamu Soundsystem dan 1 perlengkapan 25. Tablet PC Kursi kerja Tempat tidur Senterlop(traffic light) Kasur busa Penghancur kertas Mesin Absen AC Sarana Kearsipan Rak Display Meja Komputer Lemari besi Brangkas Tralis besi Infokus Parabola Faxcimili Alat Kejut Listrik Binocular pakaian huru-hara Pentungan Tameng

104 47. Helm r r hendy talky Rig Pemancar Komputer Leptop hendy cam kamera dslr alat korsik gedung kantor satpol pp pos jaga induk Kamera Pocket Handphone Blower Gorden Hardisk Kursi kayu Pos Jaga Papan Reklame Neon Box Kompor gas Asbak Stainless - 2 JUMLAH Maka keterkaitan pencapaian indikator ini dengan Misi, tujuan dan Sasaran pada Satpol PP dapat digambarkan sebagai berikut: MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN CAPAIAN Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur yang profesional dan menjunjung tinggi Hak Azazi Manusia Meningkatka n Penegakan Peraturan Perundangundangan Daerah Meningkatnya kapasitas Sumber Daya Aparatur Meningkatnya kualitas Pelayanan Umum Peningkatan Jumlah Peralatan dan Perlengkapan Gedung Kantor

105 Sasaran Optimalisasi peranan tugas dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah Sasaran ini mempunyai indikator pada Terkendalinya stabilitas keamanan dan ketentraman masyarakat yang dapat diidentifikasi dari: a. tingkat penyelesaian pelanggaran trantibum Tahun 2015 ini tercatat ada 1763 pelanggaran yang hampir sebagian besar berasal dari penertiban spanduk/baligho/banner. Jumlah pelanggaran yg ditangani x 100% = 1763 x 100% Jumlah pelanggaran keseluruhan 1763 Sehingga dapat diidentifikasikan bahwa penyelesaian pelanggaran tarntibum terselesaikan 100%. b. jumlah unjuk rasa yang terkendali di bawah ini adalah perincian data tentang kejadian unjuk rasa yang terjadi di Kabupaten Kuningan selama tahun Jumlah Unras yang tertangani x 100% 19 x 100% = 100% Jumlah Unras keseluruhan 19 Semua unjuk rasa dapat tertangani dengan baik 100%. ( Lihat Lampiran ) Maka keterkaitan pencapaian indikator ini dengan Misi, tujuan dan Sasaran pada Satpol PP dapat digambarkan sebagai berikut: MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN CAPAIAN Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur yang profesional dan menjunjung tinggi Hak Azazi Manusia Meningkatka n Penegakan Peraturan Perundangundangan Daerah Optimalisasi peranan tugas dan fungsi Satpol PP dalam melaksanakan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah. Terkendalinya stabilitas keamanan dan ketentraman masyarakat Tingkat penyelesaian pelanggaran trantibum Jumlah Unjuk Rasa yang terkendali 100% 100% 100% 100%

106 Sasaran Berkurangnya pelanggaran berupa penyakit masyarakat (PEKAT) Peredaran Miras, praktek asusila dan PGOT yang berkeliaran. Keterkaitan pencapaian indikator ini dengan Misi, tujuan dan Sasaran pada Satpol PP dapat digambarkan sebagai berikut: MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN Memelihara ketertiban umum, ketetntraman masyarakat serta menegakkan peraturan perundangundangan daerah dan perlindungan masyarakat Meningkatk an upaya penertiban Penyakit Masyarakat Berkurangnya pelanggaran berupa PEKAT, peredaran miras,praktek asusilan dan PGOT yang berkeliaran Menurunnya rata-rata jumlah hasil operasi penertiban PEKAT JENIS PEKAT Pasangan Bukan Muhrim/asusila Miras 798 botol orang ( 55 asusila dan 30 orang ditest urine) 3 drigen, botol. 20 ltr tuak. PGOT Psikotik Jalanan 31 1 Dari Tabel di atas dapat kami jelaskan bahwa pada tahun 2015 kenaikan angka hasil penertiban sebenarnya mengandung banyak makna, yaitu seperti : a. Operasi penertiban menjelang Perayaan Tahun Baru 2016 memberikan hasil b. lebih banyak didapatkan jumlah sasaran yang harus dilakukan test urine di rumahrumah kost sebanyak 30 orang. c. Dalam pelanggaran aturan anti penyakit masyarakat kita dihadapkan pada hal-hal yang bersifat sensitif, kontradiktif, dan bahkan dilematis. Peningkatan jumlah hasil operasi penertiban bisa berarti banyak hal. Bukan hanya pada indikasi menurunnya ketertiban dan keamanan namun lebih jauh juga mengindikasikan banyak hal seperti lemahnya sistem pengembangan pariwisata, jatuhnya moralitas, lemahnya koordinasi antar lembaga untuk menegakkan hukum dan penanganan permasalahan sosial seperti ini. Artinya bahwa hal ini bukan menjadi kewajiban dan tugas Satuan Polisi Pamong Praja semata namun lebih pada tanggungjawab bersama bagaimana kita semua bersama-sama untuk disiplin dan patuh pada hukum serta menciptakan kondisi wilayah yang aman dan tentram jauh dari penyakit masyarakat. Terlebih apabila didapatkan bahwa pelaku PEKAT adalah bukan warga Kuningan namun mereka yang hanya sekedar mampir atau menetap untuk mencari penghidupan di Kabupaten Kuningan yang pada saat kejadian 106

107 penertiban secara kebetulan dia tertangkap tangan tengah melakukan perbuatan melanggar aturan. Perlu penguatan komitmen bersama-sama dengan seluruh sektor untuk bersama-sama melakukan upaya pemberantasan penyakit masyarakat ini. d. Selain itu peningkatan jumlah hasil penertiban juga dapat diartikan bahwa perencanaan operasi penertiban telah dilakukan dengan cermat dan bersifat rahasia sehingga tanpa kebocoran informasi, banyak menjerat pelaku PEKAT itu sendiri. e. Perda Trantibum No. 3 / 2015 tentang Penyelenggaraan Trantibum baru diberlakukan pada Maret 2015 sehingga dengan sudah adanya kepastian hukum ini maka telah terjadi peningkatan jumlah kegiatan operasi penertiban sehingga berdampak pada peningkatan jumlah hasil penertiban Sasaran Berkurangnya tingkat gangguan lingkungan berupa PKL yang tidak tertib, spanduk/banner yang melanggar ketertiban Sasaran ini mempunyai indikator terciptanya kondisi lingkungan yang tertib rapi dan aman melalui indikator kinerja berupa peningkatan persentase penataan titik lokasi Pedagang Kaki Lima. JUMLAH TITIK LOKASI PENERTIBAN PKL TAHUN NO TAHUN TITIK LOKASI JUMLAH LOKASI PKL Pertokoan Siliwangi,PKL Langlangbuana,PKL Taman Kota,PKL Stadion Mashud PKL Pertkoan Siliwangi,PKL Langlangbuana,PKL Taman Kota,PKL Stadion Mashud PKL Pertokoan Siliwangi,PKL Langlangbuana,PKL Taman Kota,PKL Stadion,PKL depan SMPN 3 Kng,PKL depan SMPN 1 Kng PKL Pasar Ciawigebang,PKL Pertokoan Siliwangi,PKL Langlangbuana,PKL Taman Kota,PKL Stadion,PKL Depan SDN 17 Kuningan PKL Pasar Cilimus,PKL Manislor,PKL Pertokoan Siliwangi,PKL Langlangbuana,PKL Taman Kota,PKL Stadion,PKL Jl.Sudirman Pasar Kecamatan Cilimus-Jalaksana- Luragung- Ciawigebang- Kramatmulya-Darma-Cigugur dan Jln Sudirman-Veteran-Pasar Baru- Aruji-Langlangbuana-Taman kota-ancaran-re Martadinata-Siliwangi- Pramuka-Cirendang-Juanda

108 Tahun 2015 Kabupaten Kuningan mempunyai titik penertiban PKL sebanyak 33 titik yang tersebar di 19 pasar Kecamatan dan 15 titik di Kuningan. Maka perhitungan peningkatan persentase penataan titik lokasi PKL adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah titik lokasi PKL yang ditertibkan x 100% Jumlah titik lokasi PKL seluruhnya 7 x 100% = 21.2% 19 x 100% = 57.5% Maka keterkaitan pencapaian indikator ini dengan Misi, tujuan dan Sasaran pada Satpol PP dapat digambarkan sebagai berikut MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN CAPAIAN Memelihara ketertiban umum, ketetntraman masyarakat serta menegakkan peraturan perundangundangan daerah dan perlindungan masyarakat Meminimalisir tingkat gangguan tibumtranmas Berkurangnya tingkat gangguan lingkungan berupa PKL yang tidak tertib dan spanduk/bann er yang melanggar ketetntuan serta gangguan lingkungan lainnya Terciptanya kondisi lingkungan yang tertib rapi dan aman Peningkatan persentase penataan Titik Lokasi PKL tahun ini dan tahun kemarin 21,2 % 57,5 % Nampak bahwa pada tahun 2015 telah terjadi peningkatan persentase penertiban PKL pada beberapa titik PKL di Kabupaten Kuningan dengan sebanyak 36.3 % dari tahun lalu Sasaran Terwujudnya keamanan pejabat, aset negara dan serta terkendalinya unjuk rasa dan gangguan lingkungan lainnya 108 Sasaran ini mempunyai indikator pada meningkatnya keamanan pejabat, aset daerah serta kegiatan kedaerahan lainnya, dengan perhitungan indikator kinerja : a. Persentase Pengawalan Pejabat/Aset Daerah dan kegiatan kedaerahan lainnya ITEM a. Jumlah Pengawalan yang ditugaskan b. Jumlah Pengawalan yang dilaksanakan Capaian : b/a x 100% 100% 100%

109 b. Persentase jumlah kegiatan yang melibatkan masyarakat (partisipasi masyarakat) Baik di Tahun 2014 (19 kegiatan) dan 2015 (22 kegiatan) keterlibatan masyarakat secara langsung dalam pelaksanaan kegiatan di Satpol PP hanya ada pada kegiatan Forum Koordinasi Kemitraan dan Ketentraman Masyarakat yang dibentuk dalam mengoptimalkan peran serta masyarakat (sekolah, desa/kel, kecamatan dan pihak swasta) dalam menciptakan ketentraman dan ketertiban umum. Maka keterkaitan pencapaian indikator ini dengan Misi, tujuan dan Sasaran pada Satpol PP dapat digambarkan sebagai berikut; MISI TUJUAN SASARAN Memelihara ketertiban umum, ketetntraman masyarakat serta menegakkan peraturan perundangundangan daerah dan perlindungan masyarakat Meminimalisir tingkat gangguan tibumtranmas Terwujudnya keamanan pejabat, unjuk rasa dan asset Negara serta kegiatan kedaerahan lainnya. INDIKATOR SASARAN Meningkatnya keamanan pejabat, aset daerah serta kegiatan kedaerahan lainnya INDIKATOR KINERJA SASARAN Persentase Pengawalan Pejabat/Aset Daerah dan kegiatan kedaerahan lainnya Persentase jumlah kegiatan yang melibatkan masyarakat (partisipasi masyarakat) CAPAIAN % 100 % 0,05 % 0,04 % Sasaran Tegaknya Perda/peraturan lainnya melalui pola pemberdayaan PPNS, sosialisasi, rapat koordinasi dan kemitraan dengan masyarakat Sasaran ini mempunyai indikator pada peningkatan jumlah kerjasama yang dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja. No Tahun 2014 Tahun MoU Satpol PP dengan MKKS SMP, MTs,SMK dan MA se-kab. Kuningan untuk Bebas Biaya Sekolah Anak Linmas 1 Perjanjian Kerjasama antara Pemda Prov. Jabar, Jateng dan 19 Kabupaten / Kota tentang Sinergitas Penanganan Permaslahan PGOT secara Terpadu di Wilayah Perbatsaan Jawa Barat Bagian Timur dan Jawa Tengah Bagian Barat Perjanjian Kerjasama Satpol PP Kab. Kuningan dan ARYANTI SKILL AND TRAINING CENTRE tentang Penyelenggaraan Pembekalan dan Peningkatan Pengetahuan Keterampilan Satpol PP 2 Perjanjian Kerjasama Satpol PP Kab. Kuningan dan ARYANTI SKILL AND TRAINING CENTRE tentang Penyelenggaraan Pembekalan dan Peningkatan Pengetahuan Keterampilan Satpol PP.

110 3. Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara 19 Bupati/Walikota tentang Penanganan Permaslahan PGOT secara Terpadu di Wilayah Perbatasan Jawa Barat Bagian Timur dan Jawa Tengah Bagian Barat 3 Perjanjian Kerjasama antara Satpol PP Kab. Kuningan dan YAYASAN MUSIK GITA NADA RARASWARA GNR tentang Penyelenggaraan Pembinaan Anggota Korsik Satpol PP Kab. Kuningan Perjanjian Kerjasama antara Satpol PP Kab. Kuningan dengan Depo Pendidikan Bela Negara RINDAM III/ SILIWANGI tentang Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Mental dan Kedisiplinan bagi THL Satpol PP di Lingkungan Pemerintah Kab. Kuningan Tahun 2015 Maka keterkaitan pencapaian indikator ini dengan Misi, tujuan dan Sasaran pada Satpol PP dapat digambarkan sebagai berikut; MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN CAPAIAN Membangun pola hubungan kerjasama dengan prinsip utama pelaksanaan tugas Satpol PP yaitu koordinasi, integrasi, singkronisasi, edukasi dan kemitraan Meningkatka n kerjasama dengan instansi terkait yang mengacu pada prinsipprinsip utama yaitu koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan edukasi serta kemitraan dengan pihak lainnya. Tegaknya Perda/Peratur an lainnya melalui pola pemberdayaa n PPNS, sosialisasi, rapat koordinasi dan kemitraan dengan masyarakat. Peningkatan Jumlah kerjasama Selisih Jumlah produk hukum Kerjasama yang dihasilkan tahun ini dan tahun kemarin 3 4 Secara legalitas yang dapat dipertanggungjawabkan telah terjadi 3 x kerjasama pada tahun 2014 dan 4 x pada tahun Namun di luar itu Satpol PP Kabupaten Kuningan juga melaksanakan kerjasama secara kelembagaan dengan beberapa instansi Pemerintah semisal Kepolisian RI (Polres Kuningan), Kodim 0615 Kuningan, Pengadilan Negeri Kuningan, Kejaksaan Negeri Kuningan, Dinas Perhubungan, Badan Kesbangpol, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Dinas Sosnaker, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Dinas Koperasi dan UKM, BPMD dan Dinas Perindag terutama dalam pelaksanaan tugas Satpol PP yang berkenaan dengan Pedagang Kaki Lima, penanganan PGOT, pemberdayaan Linmas dan penanggulangan bencana. Juga di tahun 2015 Satpol PP Kab. Kuningan bekerjasama dengan Satpol PP Kab. Cilacap dalam peningkatan kapasitas Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Satpol PP Kab. Kuningan dalam penanganan pelanggaran Perda/Perkada. 110

111 Dengan demikian dari tahun ke tahun telah terjadi peningkatan jumlah kerjasama lintas sektoral yang akan dapat menunjang peningkatan kinerja Satpol PP Kab. Kuningan dalam menjalankan tugasnya Sasaran Berkurangnya gangguan katrantibum melalui pemantapan sistem keamanan lingkungan dengan mengedepankan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, edukasi serta kemitraan dengan masyarakat dan pihak lainnya Sasaran ini mempunyai indikator pada meningkatnya profesionalisme anggota Linmas yaitu dengan perhitungan rasio jumlah linmas per-rukun Tetangga, Rasio Pos Siskamling per- desa/kelurahan serta cakupan petugas Linmas pada saat Pemilu. ITEM PERHITUNGAN KETERANGAN a. Rasio Jumlah Linmas per- RT b. Rasio Pos Siskamling per-desa/kel c. Cakupan petugas Linmas pada saat Pemilu Jumlah Linmas = 3320 = Jumlah RT 6162 Jumlah Poskamling = 2485 = 6.60 Jumlah Desa/Kel 376 Jumlah Linmas x 100% Jumlah TPS 706 x 100% = 283 % 249 Rasio artinya bahwa ketersediaan Pemda terhadap jumlah Linmas dalam 1 RT masih 0.5 atau 1 : 0.5. Masih ada kesenjangan 0.5 lagi untuk dipenuhi di tahuntahun yang akan datang. Rasio 6.60 artinya bahwa ketersediaan Pos Siskamling dalam 1 Desa mencapai 6 buah pos. Atau 1 : 6. Ini sudah melampaui standar nasional 1 desa 1 pos siskamling. 83 Desa pada tanggal 8 Nopember 2015 telah melaksanakan Pilkades Serentak Se-Kab. Kuningan dengan jumlah Linmas 706 orang. Maka keterkaitan pencapaian indikator ini dengan Misi, tujuan dan Sasaran pada Satpol PP dapat digambarkan sebagai berikut; 111 MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN CAPAIAN Memelihara ketertiban umum, ketetntraman masyarakat Meningkatka n peran dan pemberdayaa n Linmas. Berkurangnya gangguan katrantibum melalui pemantapan meningkatnya profesionalisme anggota Linmas Rasio Jumlah Linmas per- RT

112 serta menegakkan peraturan perundangundangan daerah dan perlindungan masyarakat system keamanan lingkungan dengan mengendapan kan prinsip koordinasi, integrasi, sikronisasi, edukasi serta kemitraan dengan masyarakat dan pihak lainnya. Rasio Siskamling Desa/Kel Pos per- Cakupan petugas Linmas pada saat Pemilu % Sebagaimana telah dijelaskan pada part sebelumnya bahwa dikarenakan antara tahun 2014 dan 2015 tidak ada perubahan jumlah RT yang ada di Kab. Kuningan dan perubahan jumlah anggota Linmas hanya berselisih sedikit saja sehingga masih pada angka Rasio yang sama dengan tingkat kesenjangan Nasional yang sama. Demikian pula dengan Rasio Pos Siskamling nyaris tidak ada perubahan data antara jumlah poskamling dan jumlah desa. Pada indikator cakupan petugas Linmas pada saat pilkades, tidak ada data pada tahun 2014 karena memang pada tahun 2014 tidak ada moment Pilkades di Kab. Kuningan 3.3. Pencapaian Menurut Standar Pelayanan Minimal Selain mencapai kinerja sebagaimana terukur dalam Sasaran Renstra, Satpol PP Kabupaten Kuningan turut mendukung pencapaian standar nasional minimal pelayanan publik sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pemerintahan Dalam Negeri Di Kabupaten/Kota, yaitu: Pemeliharaan ketertiban umum, ketentraman masyarakat dan perlindungan masyarakat D. Cakupan penegakan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah di kabupaten/k ota E. Cakupan patroli siaga ketertiban umum dan ketentraman masyarakat 100 % pelanggaran perda/ perkada yang diselesaikan..x 100% pelanggaran yang dilaporkan/dipantau 3 x patroli dalam sehari Rasio = Kelp Patroli x 3 Kecamatan 80 x 100% 80 = 100 % 40x3 =

113 F. Cakupan rasio petugas perlindungan masyarakat (Linmas) di Kabupaten/K ota 1 org setiap RT atau sebutan lainnya Rasio = Petugas Linmas RT 3320 = Dapat dijelaskan bahwa: 1. Kinerja Satpol PP Kab. Kuningan dalam penegakan perda dan/atau peraturan kepala daerah pada Tahun 2015 sudah mencapai 100%, ini sesuai dengan target pencapaian SPM adalah 100% pada tahun Kinerja Satpol PP Kab. Kuningan dalam melakukan patrol siaga ketertiban umum dan ketentraman masyarakat telah mencapai 3.75 patroli dalam satu wilayah kecamatan, sedangkan target pencapaian SPM adalah sebanyak 3x sehari dalam satu wilayah kecamatan pada tahun Target Patroli tercapai melebihi standar SPM ini disebabkan karena menjelang akhir tahun 2015 telah dibentuk pembagian kelompok Patroli berbasis lokasi (kecamatan dan piket) dengan melibatkan tenaga THL. 1 kelompok beranggotakan kurang lebih 3 orang. 3. Kinerja Satpol PP Kab. Kuningan dalam pelayanan rasio petugas linmas baru mencapai 0,54 per RT, sedangkan target pencapaian SPM adalah 1 orang setiap RT. Maka kesenjangannya : 1 0,54 = 0,46 Angka 0.46 ini menjadi Kesenjangan capaian kinerja Daerah dibandingkan dengan target nasional yang wajib dipenuhi yaitu 1 orang petugas Linmas untuk 1 RT Sumber Daya Ketersediaan Sumber Daya Manusia dan Anggaran Aktivitas Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam penegakkan Peraturan Daerah dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban serta perlindungan masyarakat belum sepenuhnya ditunjang oleh sumber daya manusia dan keuangan yang memadai baik dilihat dari jumlah dana yang diperlukan maupun penggunaan dana yang tersedia dapat secara ekonomis, effisien dan effektif. Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, maka Satuan Polisi Pamong Praja membutuhkan dana serta tenaga yang relative besar. Dalam kegiatan operasional mulai dari identifikasi masalah, pendataan, monitoring dan kegiatan operasi/razia terhadap pelanggaran Peraturan Daerah, masih terbilang sangat 113

114 terbatas jumlahnya sehingga kurang dapat mendukung kegiatan tersebut secara optimal Penggunaan dan efisiensi Sumber Daya a. Sumber Daya Anggaran Pada tahun 2015 Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan diberikan sumber daya anggaran yang cukup memadai yaitu total sebesar Rp (Enam milyar Enam ratus Empat Puluh juta Tiga Ratus Delapan puluh ribu rupiah). URUSAN 4 PROGRAM DAN 22 KEGIATAN DENGAN PAGU ANGGARAN RP ,-TEREALISASI SEBESAR RP ,-(96,53 %) NO PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN REALISASI CAPAIAN I. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan 1 Pembinaan dan Penertiban PKL % 2 Penertiban Spanduk Banner tidak berijin atau kadaluarsa % II 3. Pengamanan dan Pengawalan pejabat % daerah maupun pusat dan PAM unjuk rasa 4. Rapat Forum Koordinasi dan % Pendampingan Pengiriman PGOT dan Psikotik Jalanan ke Panti Rehabilitasi RSJ 5. Pengendalian Pedagang Kaki Lima % 6. Pengamanan Pelaksanaan Pemilihan dan Pelantikan Pilkades Serentak % Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindakan Kriminal Pengawasan Pembinaan Pelaksanaan Peraturan Perundang- Undangan Daerah % 8. Pembinaan Anggota Korsik/ Drumband %

115 9. Pembinaan Kesemaptaan dan Penanggulangan Anti Huru Hara Anggota Satpol PP dan Linmas 10. Pemberdayaan PPNS dalam Penegakan Perda 11. Pembekalan Pengetahuan dan Peningkatan Keterampilan Anggota Satpol PP % ,74% % 12. Pelatihan calon PPNS % 13. Rapat Koordinasi trantibum Tingkat kabupaten kuningan 14. Latihan dasar mental Kedisiplinan Anggota satpol PP 15. Penyelenggaraan rapat Koordinasi Trantibum Perbatasan dengan 19 kabupaten / Kota dan 2 Provinsi 16. Penguatan kapasitas Penyidik Pegawai Negeri Sipil pada Satpol PP % % % % III Program Peningkatan Pemberantas penyakit masyarakat 17. Penertiban dan Penanggulangan Penyakit masyarakat % IV. Program Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan 18. Pembinaan Siskamling % 19. Forum Koordinasi Kemitraan dan ketertiban Masyarakat 20. Pemberdayaan ( Penunjang Oprasional) Anggota Linmas Desa/ Kelurahan 21. Pembinaan Anggota Linmas desa/ Kelurahan Periode Siap 22. Pembinaan Potensi Perlindungan Masyarakat di Daerah Perbatasan ( Monitoring Daerah Perbatasan) % % % % 115

116 NON URUSAN DENGAN 3 PROGRAM DAN 20 KEGIATAN DENGAN PAGU ANGGARAN RP TEREALISASI SEBESAR RP ,- ( 98 %) NO PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN REALISASI CAPAIAN I. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1. Penyedia jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik 2. Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor % % 3. Penyedia jasa Kebersihan kantor, % 4. Penyedia alat tulis kantor % 5. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan % 6. Penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan kantor % 7. Penyediaan peralatan rumah tangga % 8. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang undangan % 9. Penyediaan makan dan minum % 10. Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi % 11. Penyedia jasa THL % 12. Penyediaan Jasa Pengamanan Kantor % 13. Implementasi Keuangan Daerah Berbasis Akrual % 116 II 13. Pengadaan Perlengkapan gedung kantor Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur % 14. Pengadaan peralatan gedung kantor % 15. Pengadaan Peralatan Drumband %

117 16. Pemeliharaan rutin/ berkala gedung kantor 17 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas oprasional 18. Pemeliharan rutin/ berkala perlengkapan gedung kantor 19. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor % % % % III Program Peringatan Hari Hari Besar Nasional 20. Peringatan Hari-hari Besar Nasional dan Hari Jadi Kuningan % 21. Peringatan Apel Besar HUT Jawa Barat % 22. Peringatan Apel Jambore Nasional % Adapun perincian penggunaan anggaran tersebut adalah sebagai berikut: A. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan 1. Pembinaan dan Penertiban Pedagang Kaki Lima Dengan pagu anggaran Rp teralisasi Rp ( 99.06%) Output: Penertiban di 19 titik PKL di 19 Kecamatan dan 15 titik di wilayah Kota Kuningan melibatkan 39 orang untuk 18 kali kegiatan. Outcome: Terpeliharanya keamanan dan kenyamanan lingkungan. 2. Penertiban Reklame dan banner tidak berijin atau kadaluarsa Dengan pagu anggaran Rp terealisasi sebesar Rp (100%) Output: Penertiban spanduk/baligho/banner dalam 23 kali kegiatan dan pembelian perlengkapan penunjang penertiban seperti tangga besi/aluminium/extension ladder, alat hooks dan slices serta sarung tangan kerja. Outcome: Terpeliharanya ketertiban, kebersihan dan keindahan di Kabupaten Kuningan. 3. Pengamanan dan Pengawalan Pejabat Daerah maupun Pusat dan PAM Unjuk Rasa Dengan pagu anggaran Rp teralisasi sebesar Rp (100%) Output: Terlaksananya 12 kali tugas pengawalan yang diberikan dari Kasatpol PP dan 63 kali tugas pengawalan lainnya serta pengamanan 19 kali 117

118 unjuk rasa. Outcome: Meningkatnya keamanan dan kenyamanan masyarakat serta Pejabat Daerah dan Pusat. 4. Rapat Forum Koordinasi dan Pendampingan Pengiriman PGOT dan Psikotik Jalanan ke Panti Rehabilitasi RSJ Dengan pagu anggaran Rp terealisasi Rp ( 97.5 %) dikarenakan kontrapos biaya perjalanan dinas luar daerah untuk Eselon II dan III selama 1 hari Rp Output: Terlaksananya 4 kali Rapat koordinasi dengan 50 orang peserta dari 11 SKPD terkait serta 2 kali pendampingan pemulangan PGOT. Outcome: Meningkatnya keamanan dan kenyamanan lingkungan. 5. Pengendalian Pedagang Kaki Lima Dengan pagu anggaran Rp terealisasi Rp (100%) Output: Terlaksananya kegiatan Pendataan PKL selama 10 hari, 40 buah cetak Buku Hasil Pendataan dan 5 buah Buku Induk Data PKL. Outcome: Terdatanya PKL di jalur utama untuk tercipta dan terpeliharanya keamanan dan kenyamanan lingkungan. 6. Pengamanan Pelaksanaan Pemilihan dan Pelantikan Pilkades Serentak Dengan pagu anggaran Rp terealisasi Rp (100%). Output: Pengamanan tahapan Pilkades serentak di 83 desa yang melibatkan Kesbangpol, Dishub, Polres,Kodim,Subden POM dan Kejaksaaan Negeri dan terlaksananya Monitoring Hasil Pilkades. Outcome: Meningkatnya kualitas pelaksanaan pemilihan dan pelantikan kades B. Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal 1. Pengawasan Pembinaan Pelaksanaan Peraturan Perundang-undangan Daerah Dengan pagu anggaran sebesar Rp dan terealisasi Rp (92.35%) Kontrapost sebesar Rp berasal dari: ATK Rp Belanja Penggandaan Perda Rp Belanja Penggandaan Operasional Rp Uang Lembur Rp SPPD Rp Output: Terbinanya 100 orang dari unsur pelaku usaha dan tokoh masyarakat tentang peraturan perundang-undangan daerah. Outcome: Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam memahami produk hukum. 118

119 2. Pembinaan Anggota Korsik/Drumband Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk latihan rutin yang dilaksanakan sebanyak 16 kali kegiatan untuk meningkatkan kemampuan 65 orang pemain drumband Satpol pp dalam rangka memantapkan performa drumband sehingga dapat mendukung kegiatan-kegiatan daerah dan meningkatkan pelayanan publik. Dilatih oleh 1(satu) Tim Instruktur Pihak Ketiga dan 2(dua) orang Instruktur/pembantu instruktur lokal. Dengan pagu anggaran Rp terealisasi Rp (100%) Output: Meningkatnya keterampilan 52 orang personil Korsik. Outcome: meningkatnya kualitas drumband Korsik Satpol PP yang siap membantu pelaksanaan kegiatan Daerah. 3. Pembinaan Kesemaptaan dan Penanggulangan Anti Huru Hara Anggota Satpol PP dan Linmas Dengan pagu anggaran Rp terealisasi Rp (100%) Output: 124 orang anggota Satpol PP mengikuti tes dan pelatihan dan pembinaan kesemaptaan dan 62 orang personil PHH/penanggulangan huru-hara selama 2 (dua) hari dari Tim Instruktur dan pembantu Instruktur dari Kodim dan Polres Kuningan. Outcome: Meningkatnya ketahanan fisik, disiplin dan keterampilan anggota serta meningkatnya upaya pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal. 4. Pemberdayaan PPNS dalam Penegakan Perda Dengan pagu anggaran sebesar Rp terealisasi Rp Kontrapost Rp didapatkan dari SPPD Luar Daerah Rp dan Honorarium Panitia dari Unsur Kehakiman Rp dan Rp tidak dicairkan. Output: 117 kali kegiatan penanganan pelanggaran perda dengan penindakan preventif non yustisial sebanyak 80 kasus. Outcome: Meningkatnya pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal Pembekalan Pengetahuan dan Peningkatan Keterampilan Anggota Satpol PP Dengan pagu anggaran Rp terealisasi Rp (99.27%) Kontrapost Rp berasal dari Honor Pejabat Negara. Output: sebanyak 33 orang anggota Satpol PP mendapatkan materi Pelayanan Prima, Etika, Sikap dan Penampilan, Penanganan Keluhan Pelanggan, Pengembangan diri dan Motivasi dari Narasumber Lembaga Pengembangan Kepribadian Aryanti Bandung. Outcome: Meningkatnya profesionalisme pelaksanaan tugas Satpol PP.

120 6. Pelatihan Calon PPNS Dengan pagu anggaran Rp teralisasi Rp ( 92.27%) Sisa anggaran yang tidak terserap Rp berasal dari kontrapost akomodasi peserta diklat Rp ditambah Biaya SPPD Rp dan Rp tidak dicairkan dari Uang saku peserta Rp dan SPPD Luar Daerah Rp Output: 3 orang Anggota Satpol PP diikutsertakan dalam Diklat Calon PPNS Penegak Perda Pola 300 jam Pelajaran Angkatan XVIII Gelombang II selama 4 hari di Pusdik Reskrim POLRI Puncak Bogor. Outcome: Meningkatnya profesionalitas dan kapasitas sumber daya aparatur Satpol PP. 7. Rapat Koordinasi Trantibum Tingkat Kabupaten Kuningan Dengan pagu anggaran Rp terealisasi Rp (71.3%) Kontrapost Rp dari : Bahan Perlengkapan Rp Sewa Ruang Rapat Rp Jasa Tenaga Ahli/Instruktur Rp Belanja Bahan Perlengkapan Rp Belanja Bahan Publik Rp Belanja Mamin Rp Belanja Jasa Tenaga Ahli/Instruktur Rp Output: Terlaksananya 2 kali rapat koordinasi pada Juni dan Desember 2015 dengan peserta dari 32 kecamatan, Dishub, Kesbang, perwakilan unsur masyarakat serta narasumber dari Bupati dan Wakil Bupati beserta seluruh Unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kab. Kuningan. Outcome: Meningkatnya koordinasi dalam pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal. 8. Latihan Dasar Mental Kedisipilinan Anggota Satpol PP Dengan pagu anggaran Rp terealisasi Rp (100%) Output: Sebanyak 31 orang anggota Satpol PP mengikuti Latsarmendis di DODIK Belanegara Lembang Bandung selama 7 hari. Outcome: Terwujudnya jiwa Korsa dan Pengabdian terhadap masyarakat. 9. Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Trantibum Perbatasan dengan 19 Kabupaten/kota dan 2 Provinsi Dengan pagu anggaran Rp teralisasi Rp (100%) Output: Terlaksananya Rapat Teknis pembahasan Draft Perjanjian Kerjasama di Hotel Linggarjati dan Rapat Koordinasi Penandatanganan Perjanjian Kerjasama di Hotel Prima Kuningan. Menghadirkan SKPD bidang Sosial, Kesehatan, Bappeda dan para Kepala Satpol PP pada 19 Kabupaten/Kota. Narasumber dari Bupati 120

121 Kuningan, Ditjen PUM Kemendagri, Kementerian Sosial, dan Kementerian Kesehatan. Outcome: Meningkatnya Katrantibmas di wilayah Perbatasan 10. Penguatan Kapasitas Penyidik Pegawai Negeri Sipil pada Satpol PP Dengan pagu anggaran Rp terealisasi Rp (98.6%) Kontrapost sebesar Rp berasal dari Honor Narasumber. Output: 6 orang PPNS mengikuti pembelajaran praktek penyidikan di Satuan Reserse Kriminal Polres Kuningan dan Mengirimkan 6 orang PPNS dan 7 orang pendamping mengikuti studi banding ke Cilacap Jawa Tengah. Outcome: Meningkatnya keterampilan anggota PPNS Satpol PP dalam melaksanakan tugas penegakan Perda dan Trantibum. C. Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat 1. Penertiban dan Penanggulangan Penyakit Masyarakat Dengan pagu anggaran Rp teralisasi Rp (100%) Output: terlaksananya 15 kali penertiban PEKAT, 30 kali penertiban GEPENG dan 10 kali penertiban Miras dan 4 kali operasi Gabungan bersama dengan KODIM, POLRES, Polisi Militer dan BNN. Outcome: Terpeliharanya ketentraman dan ketertiban. D. Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan 1. Pembinaan Siskamling Dengan pagu anggaran sebesar Rp teralisasi sebesar Rp (99.47%) Kontrapost sebesar Rp berasal dari Biaya Perjalanan Dinas karena ada penurunan harga BBM. Output: 320 orang anggota Linmas di 12 Kecamatan mendapatkan pembinaan dalam menciptakan situasi aman, kondusif, mengevaluasi dan mengendalikan tingkat gangguan, pengaruh dan ancaman dari daerah lain. Outcome: Terpeliharanya ketentraman dan ketertiban masyarakat di daerah Perbatasan. 2. Forum Koordinasi Kemitraan dan Ketertiban Masyarakat Dengan pagu sebesar Rp teralisasi sebesar Rp (99.85%) Kontrapost sebesar Rp berasal dari Biaya Perjalanan Dinas dalam daerah karena terjadi penurunan harga BBM. Output: Terjalinnya 121

122 komunikasi dan hubungan kerja dengan 32 Kasi Trantib Kecamatan dan 96 orang anggota Linmas. Outcome: Meningkatnya komunikasi dan hubungan kerja dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat. 3. Pemberdayaan (Penunjang Operasional) Anggota Linmas Desa/Kelurahan Dengan pagu anggaran sebesar Rp teralisasi Rp (98.07%) Kontrapost sebesar Rp terjadi karena biaya Perjalanan dinas luar daerah. Output: Terfasilitasinya 10 orang anggota Linmas pada HUT Pol PP dan Linmas ke Bandung selama 2 hari, 530 orang anggota Linmas pada HUT Pol PP di Kabupaten dan rekap data anggota Linmas. Outcome: Peningkatan Kesejahteraan anggota Linmas. 4. Pembinaan Anggota Linmas desa/kelurahan Periode Siap Dengan pagu anggaran sebesar Rp terealisasi Rp (98.17%) Kontrapost sebesar Rp berasal dari Belanja sewa ruang Rapat/Pertemuan Rp dan Belanja Sewa Kursi Rp Output: 200 orang anggota Linmas mendapatkan pembinaan tentang penanganan bencana, sosialisasi ttg Permendagri Nomor 84 Tahun 2014 dan sosialisasi ttg penegakan perda. Outcome: Terciptanya kondisifitas daerah. 5. Pembinaan Potensi Perlindungan Masyarakat di Daerah Perbatasan (Monitoring Daerah Perbatasan) Dengan pagu anggaran sebesar Rp teralisasi sebesar Rp (99.46%) Kontrapost sebesar Rp berasal dari Biaya Perjalanan Dinas Dalam Daerah. Output:Terpantaunya 4 Jalur perbatasan di 12 Kecamatan. Outcome: Terpeliharanya ketentraman dan ketertiban masyarakat di daerah perbatasan. E. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Selama Tahun 2015 kegiatan yang masuk dalam program pelayanan administrasi perkantoran adalah : 1. Penyediaan jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik; 2. Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor; 3. Penyediaan jasa kebersihan kantor; 4. Penyediaan alat tulis kantor; 5. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan; 6. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor; 7. Penyediaan peralatan rumah tangga; 122

123 8. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan; 9. Penyediaan makanan dan minuman; 10. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi; 11. Penyediaan Jasa Pengamanan Kantor; 12. Penyediaan jasa THL ( Tenaga Harian Lepas ); Ketiga belas kebutuhan administrasi perkantoran terserap anggaran sebesar Rp ,- dari pagu anggaran sebesar Rp ,- atau 97%. Pada tahun 2015 terjadi efisiensi pengguna anggaran. F. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program ini meliputi kegiatan Pengadaan dan pemeliharaan peralatan kantor. Terdiri dari : Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor. 1. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor; 2. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor; 3. Pengadaan Peralatan Drumband; 4. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor; 5. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas Operasional; 6. Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor; 7. Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor. Seluruh kegiatan pengadaan dan pemeliharaan menyerap anggaran sebesar Rp ,- dari pagu anggaran sebesar Rp ,- atau 96 %, adanya lebih anggaran Rp pada kegiatan pengadaan dan pemeliharaan Satpol PP sebagai upaya kami dalam melaksanakan efisiensi anggaran G. Program Peringatan Hari-hari Besar Nasional Kegiatan dari program ini adalah Pengamanan HUT Proklamasi RI dan Hari Jadi Kuningan, Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, Natal dan Tahun Baru dan pada Tahun 2015 terserap anggaran Rp ,- dari pagu anggaran Rp ,- atau 95 %. Pada tahun 2015 ini terjadi efisiensi pengguna anggaran.

124 Dengan demikian dari Total Anggaran Rp termanfaatkan sebesar Rp ( 96.5%) sehingga terdapat efisiensi sebesar Rp ( 3.5 %) dan dikembalikan ke Kas Daerah. Efisiensi rata-rata terjadi pada biaya perjalanan dinas dan honorarium narasumber. Karena efisiensi terjadi pada dua point tersebut hal ini menunjukkan bahwa adanya itikad baik dari para pelaksana kegiatan di Satuan Polisi Pamong Praja untuk melaksanakan anggaran hanya pada tingkat kebutuhan yang sesuai dengan kaidah perencanaan saja. Terhadap hal yang secara insidentil tidak mampu terakomodir seperti ketidakhadiran narasumber ataupun perjalanan dinas yang tidak terlaksana maka kondisi ini mengharuskan Satpol PP untuk mengembalikan anggaran ke Kas Daerah. Efisiensi anggaran pada tahun 2015 ini tidak sampai merubah output yang telah ditetapkan pada perencanaan awal tahun. 6. Sumber Daya Manusia Untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan pemberian pelayanan kepada masyarakat maka Sat Pol PP yang merupakan salah satu unsur penunjang Pemerintah Daerah dalam perencanaan pembangunan membutuhkan sumber daya manusia yang seharusnya melebihi standar. Sumber daya manusia yang ada di Sat Pol PP Kabupaten Kuningan dapat dilihat berdasarkan Struktur organisasi yang diisi oleh kepegawaian di Satuan Polisi Pamong Praja, secara keseluruhan sesuai data bulan Januari 2015 adalah berjumlah 277 Orang, dengan rincian sebagai berikut : 1. Berdasarkan status kepegawaian : a. PNS : 152 orang b. PTT : 125 orang 2. Berdasarkan Kepangkatan/Golongan : a. Golongan IV : 4 orang b. Golongan III : 40 orang c. Golongan II : 105 orang d. Golongan I : 3 orang e. THL : 125 orang 3. Berdasarkan tingkat pendidikan : 124 PNS THL S.2 : 7 orang S.2 : orang S.1 : 31 orang S.1 : 31 orang

125 D.4 : 1 orang D.4 : orang D.3 : - orang D.3 : 4 orang D.2 : - orang D.2 : 3 orang D.1 : - orang D.1 : 1 orang SLTA : 107 orang SLTA : 85 orang SLTP : 3 orang SLTP : orang S D : 3 orang S D : orang Jumlah : 152 orang Jumlah : 124 orang Komposisi Pol PP Pegawai Negeri Sipil dari Tingkat Pendidikan S.2 S.1 D.4 D.3 Komposisi Pol PP Tenaga Harian Lepas dari Tingkat Pendidikan S.2 S.1 D.4 D.3 D.2 Dengan beratnya tugas amanat Undang-Undang kepada Polisi Pamong Praja untuk mewujudkan ketentraman dan ketertiban dalam segala bidang, penegakan perda dan perkada, mengamankan aset dan memberikan rasa aman kepada pejabat daerah, maka Polisi Pamong Praja berhadapan langsung dengan masalah di masyarakat sehingga diperlukan tidak hanya kecukupan jumlah personel namun juga kualitas dan kapasitas sumber daya manusia Polisi Pamong Praja. Masih terbatasnya kemampuan dan jumlah PPNS terutama dalam upaya mendukung pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan pelanggaran perda. Dari Jumlah SDM Pol PP Kabupaten Kuningan tersebut PNS : 152 orang Non PNS (THL) : 124 orang (per-oktober 2015) Jumlah: 276 orang Pol PP Laki-laki : 125

126 243 orang Pol PP Wanita : 33 orang. Masih terjadi ketidakseimbangan gender sehingga berdampak pada belum optimalnya pemberdayaan Wanita Pol PP. Jumlah personil yang kurang ini tidak sepadan dengan tuntutan lapangan yang sangat besar. Luas wilayah 1.195,71 km2 dan jumlah penduduk Kabupaten Kuningan sebanyak Masih rendahnya SDM yang dimiliki oleh personil Satpol PP, adalah juga sangat mempengaruhi kinerja Satpol PP Kabupaten Kuningan. Pendidikan SD 3 orang, SLTP 3 orang, SLTA 107 orang, D4 1 orang, S1 31 orang dan S2 7 orang. Hal ini disebabkan karena belum adanya rekruitmen khusus personil Satpol PP dan belum adanya sekolah khusus Satpol PP. Belum adanya standarisasi rekruitmen personil polisi pamong praja sementara tugas yang diberikan merupakan amanat undang-undang. Semestinya Pegawai negeri sipil dengan tugas yang menjadi amanat langsung undangundang mendapatkan perhatian lebih seperti rekruitmen, pembinaan, kesejahteraan dan evaluasi kerjanya. Pengembangan sumber daya manusia Pol PP akan memberikan kualitas dan kemampuan kerja yang akan berdampak pada peningkatan kinerja organisasi Satpol PP. Saat ini Satpol PP Kab Kuningan masih kekurangan penyelenggaraan maupun keikutsertaan pada kegiatan Pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kapasitas pegawai, anggota Pol PP dan Linmas. Belum adanya standar yang baku/ kurikulum yang jelas untuk penyelenggaraan diklat bagi satpol pp dan penyelenggaraan diklat Satpol PP dianggap bukan merupakan kebutuhan. Walaupun dalam Permendagri No 38 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Polisi Pamong Praja sudah ada pola jam pelaksanaan diklat, namun kabupaten/kota tidak diberikan kewenangan untuk menyelenggarakan diklat dan tempat diklatnya pun belum punya. Dengan beberapa kondisi sumber daya manusia Pol PP tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya manusia di Satpol PP lebih cenderung terjadi pada upaya memaksimalkan jumlah SDM yang ada untuk dapat memenuhi berbagai tugas yang dilimpahkan kepada Satpol PP yaitu 64 orang dikerahkan untuk tenaga administrasi (23 %) dan 212 orang bertugas di lapangan ( 77%) melingkupi 32 Kecamatan. 126

127 BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan memiliki Visi yaitu Terpeliharanya Ketertiban, Ketentraman dan Perlindungan Masyarakat serta Tegaknya Perundang-undangan Daerah di Kabupaten Kuningan Tahun Untuk mencapai Visi tersebut, Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan yang berjumlah keseluruhan 152 orang PNS dan 124 Tenaga Harian Lepas dengan cakupan wilayah tugas 1.195,71 km2 dan jumlah penduduk sebanyak jiwa telah memiliki beberapa program dan kegiatan yang telah teralisasi pada tahun anggaran Dalam rangka menciptakan serta pengendalian keamanan dan kenyamanan lingkungan di wilayah Kabupaten Kuningan, Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan telah melakukan tugas serta fungsinya, antara lain: - Penyelesaian pelanggaran Perda dengan cara non yustisi - Penertiban Pedagang Kaki Lima - Penertiban spanduk/banner - Peningkatan ketentraman dan ketertiban umum melalui Patroli Wilayah - Peningkatan dan Pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum pada event penting Daerah maupun Nasional di Kabupaten Kuningan - Pengamanan dan Pengawalan Pejabat Negara/Daerah dan pengamanan kegiatan lainnya - Pembinaan terhadap Satuan Perlindungan Masyarakat - Pemantapan sistem keamanan lingkungan - Pelaksanaan pemberdayaan anggota Satlinmas - Pelayanan pemberian rekomendasi kegiatan Dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya, Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan masih menemukan beberapa permasalahan / hambatan baik yang bersifat intern maupun ekstern antara lain, seperti: - Masih minimnya jumlah personil anggota Satpol PP - Banyaknya kegiatan dan aset daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kuningan tidak diimbangi dengan personil dan sarana yang mencukupi 127

128 - Belum optimalnya sarana dan prasarana operasional anggota Satpol PP dan Linmas - Belum maksimalnya pemberdayaan anggota Pol PP bersertifikat PPNS - Masih tingginya angka pelanggaran perundang-undangan daerah menandakan masih rendahnya kesadaran hukum masyarakat - Masih rendahnya kesadaran serta kurang mengertinya masyarakat/pedagang akan pentingnya kepemilikan izin-izin sesuai dengan usaha yang dijalana Hasil pencapaian kinerja sasaran Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan Tahun 2015 di atas dapat dirinci sebagai berikut : Capaian berdasarkan Indikator Kinerja Umum (IKU) Tahun 2015 IKU TARGET CAPAIAN 1. Tingkat penyelesaian pelanggaran Ketentraman dan Ketertiban 81 % 250% 2. Angka penurunan pelanggar Perda berdasarkan hasil 5 % % Penertiban 3. Persentase jumlah kasus/pengaduan yang tertangani 80 % 100% 4. Jumlah anggota Satpol PP yang mengikuti Diklat dasar Satpol PP 5. Cakupan petugas Linmas di Kabupaten 1 orang 1 RT 0.5 orang 1 RT 0% Capaian berdasarkan Sasaran Strategis Tahun 2015 SASARAN INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN Meningkatnya Kapasitas Meningkatnya Pelayanan Rasio Jumlah Anggota Satpol Sumber Daya Aparatur kepada masyarakat PP 1.32 HASIL Peningkatan Persentase (tahun lalu dan Tahun ini ) terhadap rekomendasi kegiatan yang diberikan Satpol PP kepada Masyarakat Rasio Jumlah Petugas Linmas per-rt Turun 3 % Meningkatnya profesionalisme Satpol PP aparat Peningkatan jumlah anggota Satpol PP yang mengikuti diklatsar - Rata-rata Peningkatan Pemberdayaan PPNS 5.2 per-ppns

129 Meningkatnya Pelayanan Umum kualitas Peningkatan jumlah pralatan dan perlengkapan gedung kantor Bartambah 217 item Berkurangnya tingkat gangguan lingkungan berupa PKL yang tidak tertib, spanduk/banner yang melanggar ketentuan. Terciptanya kondisi lingkungan yang tertib rapi dan aman Peningkatan persentase penataan Titik Lokasi PKL tahun ini dan tahun kemarin Meningkat 36.3 % Selisih pelanggaran pemasangan spanduk tahun ini dan tahun kemarin Meningkat sebanyak spanduk Optimalisasi peranan tugas dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan pemeliharaan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakkan Peraturan Daerah Terkendalinya stabilitas keamanan dan ketentraman masyarakat Tingkat penyelesaian pelanggaran trantibum 100% Berkurangnya pelanggaran berupa penyakit masyarakat (PEKAT) Peredaran Miras, praktek asusila dan PGOT yang berkeliaran Tegaknya Perda/ peraturan lainnya melalui pola pemberdayaan PPNS, sosialisasi, rapat koordinasi dan kemitraan dengan masyarakat Peningkatan Kerjasama jumlah Selisih Jumlah produk hukum Kerjasama yang dihasilkan tahun ini dan tahun kemarin Bertambah 1 produk hukum perjanjian kerjasama Berkurangnya gangguan katrantibum melalui pemantapan sistem keamanan lingkungan dengan mengedepankan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi,edukasi serta kemitraan dengan masyarakat dan pihak lainnya Meningkatnya profesionalisme Linmas anggota Rasio Jumlah Linmas per penduduk Rasio Pos siskamling per-jumlah desa/kelurahan Cakupan petugas Linmas pada saat Pilkades serentak RT 6 Poskamling 283 % Terjaganya keamanan pejabat, aset negara dan serta terkendalinya unjuk rasa dan gangguan lingkungan lainnya Meningkatnya keamanan pejabat, aset daerah serta kegiatan kedaerahan lainnya Peningkatan persentase Pengawalan Pejabat/aset daerah dan kegiatan kedaerahan lainnya 100% Berkurangnya gangguan kantrantibum melalui pemantapan sistem keamanan lingkungan dengan mengedepankan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, edukasi serta kemitraan dengan masyarakat dan pihak lainnya. Meningkatnya pola kerjasama yang melibatkan masyarakat dalam menciptakan kondisi aman tentram dan tertib di lingkungan masyarakat Peningkatan persentase Jumlah kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat 1 kegiatan 22 kegiatan 129

130 Capaian Berdasarkan SPM Pemeliharaa n ketertiban umum, ketentraman masyarakat dan perlindungan masyarakat G. Cakupan penegakan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah di kabupaten/ko ta H. Cakupan patroli siaga ketertiban umum dan ketentraman masyarakat 100 % pelanggaran perda/ perkada yang diselesaikan..x 100% pelanggaran yang dilaporkan/dipantau 3 x patroli dalam sehari Rasio = Kelp Patroli x 3 Kecamatan x 100% 77 = 100 % 1x3 = x 100% 80 = 100 % 40x3 = I. Cakupan rasio petugas perlindungan masyarakat (Linmas) di Kabupaten/K ota 1 org setiap RT atau sebutan lainnya Rasio = Petugas Linmas RT 3320 = = Rekomendasi Dari perhitungan capaian hasil kinerja Tahun 2015 di atas yang dapat kami sampaikan sebagai rekomendasi untuk evaluasi program kegiatan di tahun mendatang adalah: 1. Penurunan angka pelanggaran Perda/Peraturan Perundang-undangan daerah tetap akan menjadi permasalahan krusial yang sepertinya tidak akan pernah tercapai karena sifatnya yang kontra indikasi. Tidak ada rumus pasti untuk dapat menghitung indikator jumlah pelanggaran berdasarkan hasil penertiban Satuan Polisi Pamong Praja karena Satpol PP hanya bertugas menjalankan penertiban saja. Maka indikator kinerja penurunan angka pelanggaran agar dapat dikaji ulang untuk dapat menghitung dengan pasti bagaimana kinerja Satpol PP. 2. Pemerintah Kabupaten Kuningan agar dapat segera memberikan kepastian mengenai kewenangan pelaksanaan Diklatsar Satpol PP. 3. Upaya pemenuhan terhadap cakupan petugas linmas yang masih kurang dari Standar Nasional sangat tergantung kepada kebijakan Pemerintah Daerah 130

131 dalam penambahan anggota Satlinmas di Desa/Kelurahan berikut dengan pemenuhan kesejahteraannya. 4. Pemenuhan rasio jumlah Anggota Polisi Pamong Praja sangat tergantung kepada kebijakan Pemerintah Pusat. 5. Agar Pemerintah Daerah memberikan dukungan yang lebih kepada upaya pemberdayaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil supaya mereka dapat menjalankan penegakan peraturan perundangan daerah sebagaimana mestinya. 6. Kebijakan Pemerintah Daerah dalam memberikan kepastian hukum terhadap upaya pengendalian jumlah spanduk, baligho, papan reklame terutama pada koordinasi antara Satpol PP dengan SKPD lainnya. 7. Pemantapan sistem Patroli Satuan Polisi Pamong Praja. 8. Penilaian LAKIP agar lebih ditekankan kepada proses dan hasil yang keduanya tidak dapat dipisahkan. Karena sifat kinerja Satpol PP yang kontra indikasi maka banyak faktor yang harus dipertimbangkan ketika melakukan penilaian kinerja Satpol PP. Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan yang dapat kami sampaikan sebagai pertanggungjawaban kegiatan tahunan berdasarkan Rencana Kerja Tahun Kuningan, Januari 2016 KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KUNINGAN DENI HAMDANI, S.Sos., M.Si Pembina Tk.I NIP

132 NO SASARAN Keterangan* 132

133 Uraian 1. Terkendalinya stabilitas keamanan dan ketentraman masyarakat 2. Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat terhadap produk hukum daerah 3. Meningkatnya pelayanan kepada masyarakat 4. Meningkatnya keamanan pejabat, aset daerah serta kegiatan kedaerahan lainnya. Indikator Menurunnya konflik di masyarakat ( Trantibum) Jumlah demo yang terkendali (Trantibum ) Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 ( Gakda) Penurunan angka pelanggar perda (Gakda) Rasio jumlah POL PP per penduduk ( Sekret) Peningkatan Persentase Rekomendasi Rekomendasi kegiatan yang diberikan Satpol PP kepada masyarakat (Trantibum) Persentase jumlah pengaduan yang tertangani (Trantibum) Peningkatan Persentase Pengawalan Pejabat, Aset daerah dan kegiatan kedaerahan lainnya ( Trantibum) Prosentase Pencapaian 5. Meningkatnya profesionalisme Satpol PP aparat 6. Meningkatnya koordinasi dengan instansi lain 7. Meningkatnya profesionalisme anggota Linmas Jumlah anggota Satpol PP yang mengikuti diklat dasar Satpol PP (SDA) Peningkatan Pemberdayaan PPNS (Gakda) Peningkatan Jumlah bentuk kerjasama lintas sektor ( Trantibum) Cakupan anggota Linmas di Kabupaten (Linmas) Peningkatan persentase jumlah pos Siskamling per dusun dengan perbandingan 1:1 ( 1 133

134 dusun 1 poskamling) (Linmas) 8. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Umum Kelembagaan Peningkatan peralatan perlengkapan kantor (sekret) jumlah dan gedung Rata-rata Jumlah prosentase * *Klasifikasi keberhasilan : 0 30% = buruk /kurang 30%- 60% = sedang 60%-80% = berhasil 80% ke atas = sangat berhasil Tabel 2 Capaian Kinerja per-bidang No Bidang Capaian Nilai Capaian * 1. Sekretariat 2. Bidang Penegakan Perda 3. Bidang Trantibum 4. Bidang SDA 5. Bidang Linmas *Klasifikasi keberhasilan : 0 30% = buruk /kurang 30%- 60% = sedang 60%-80% = berhasil 80% ke atas = sangat berhasil 134

135 N O I PROGRAM DAN KEGIATAN CAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN PADA TAHUN 2015 Triwulan I Triwulan II Triwulan III PELAKSANAA N KEGIATAN SAMPAI DENGAN TRIWULAN III TAHUN 2015 PROGRAM PEMELIHARAN KANTRANTIBMAS DAN PENCEGAHAN TINDAK KRIMINAL 1. Pengawasan Pembinaan Akan dilaksanaka 1 kali kegiatan yaitu : Pada Akan dilaksanaka peraturan n pada Bulan April n pada Bulan Perundangundangan Daerah. Triwulan berikutnya Triwulan berikutnya 2015, Melaksanakan kegiatan Pembinaan Peratuaran Perundangundangan Daerah kepada pengusaha, Kepala Desa di Kab.Kuningan Tahun 2015 bertempat di Gedung Rapat Purbawisesa 1 kali kegiatan yaitu : Pada April 2015, Melaksanakan kegiatan Pembinaan Peratuaran Perundangundangan Daerah kepada pengusaha, Kepala Desa di Kab.Kuningan Tahun 2015 bertempat di Gedung Rapat Purbawisesa. 2. Pembinaan Anggota Korsik / Drumband. 3. Pembinaan Kesemaptaan, Penanggulang a Anti Huru- 1 kali kegiatan yaitu : pada bulan Maret dengan jumlah personil 65 orang tempat lokasi Pandapa Kab.Kuning an. Akan dilaksanaka n pada Triwulan 3 kali kegiatan yaitu : pada Bulan April 1 kali kegiatan dan pada Bulan Mei 2 kali kegiatan. 15 kali kegiatan yaitu : pada Bulan Mei 5 kali 5 kali kegiatan yaitu : pada Tanggal 6,7,12,21,28 Agustus 2015, (Monitoring latihan korsik dalam rangkaa HUT RI ke 70 tempat/lokas i Pandapa Paramarta). Akan dilaksanaka n pada Triwulan 9 kali kegiatan yaitu : pada Bulan Maret, April, Mei dan Agustus dengan personil 65 orang. 15 kali kegiatan yaitu : pada Bulan Mei 5 kali 135

136 N O PROGRAM DAN KEGIATAN hara anggota Satpol PP dan Linmas 4. Pemberdayaa n (PPNS) dalam penegakkan Perda CAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN PADA TAHUN 2015 Triwulan I Triwulan II Triwulan III berikutnya kegiatan dan pada Bulan Juni 10 kali kegiatan. 23 kali 12 kali kegiatan (23 kegiatan (12 kasus) yaitu kasus) yaitu : : pada pada Bulan Bulan April 1 kali Januari 8 kegiatan 4 kali kasus, pada kegiatan 8 Bulan Mei 1 kasus, pada kali Kegiatan 4 Bulan kasus dan Februari 7 Pada Bulan kali Kegiatan 7 kasus dan Pada Bulan Maret 8 kali kegiatan 8 kasus Juni 1 kali kegiatan 4 kasus PELAKSANAA N KEGIATAN SAMPAI DENGAN TRIWULAN III TAHUN 2015 berikutnya kegiatan dan pada Bulan Juni 10 kali kegiatan. 15 kali 50 kali kegiatan (28 kegiatan (63 kasus) yaitu kasus) : pada Bulan Juli 4 kali kegiatan 12 kasus, pada Bulan Agustsu 5 kali Kegiatan 8 kasus dan Pada Bulan Agustus 6 kali kegiatan 8 kasus 5. Pembekalan Pengetahuan dan Peningkatan Keterampilan anggota Satpol PP Akan dilaksanaka n pada Triwulan berikutnya 1 kali kegiatan yaitu : Tanggal, 9, 10 melaksanakan Pelatihan Pembekalan dan Peningkatan Pengetahuan Keterampilan Anggota Satpol PP Kab.Kuningan tempat/lokasi Wisma Permata Kuningan. Akan dilaksanaka n pada Triwulan berikutnya 1 kali kegiatan yaitu : Tanggal, 9, 10 melaksanakan Pelatihan Pembekalan dan Peningkatan Pengetahuan Keterampilan Anggota Satpol PP Kab.Kuningan tempat/lokasi Wisma Permata Kuningan Pelatihan calon PPNS Akan dilaksanaka n pada Triwulan berikutnya Telah memberangka tkan 3 orang Calon PPNS, tempat/lokasi Akan dilaksanaka n pada Triwulan berikutnya Telah memberangka tkan 3 orang Calon PPNS, tempat/lokasi

137 N O PROGRAM DAN KEGIATAN CAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN PADA TAHUN 2015 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Pusdik Reskrim Mega Mendung PELAKSANAA N KEGIATAN SAMPAI DENGAN TRIWULAN III TAHUN 2015 Pusdik Reskrim Mega Mendung 7. Rakor Trantibum Tingkat Kabupaten Kuningan Akan dilaksanaka n pada Triwulan berikutnya 1 kali kegiatan yaitu : PadaTanggal 30 Juni 2015 Membahas koordinasi situasi Trantibum di Kab. Kuningan. Akan dilaksanaka n pada Triwulan berikutnya 1 kali kegiatan yaitu : PadaTanggal 30 Juni 2015 Membahas koordinasi situasi Trantibum di Kab. Kuningan. 8. Latihan dasar mental dan Kedisiplin Satpol PP Akan dilaksanaka n pada Triwulan berikutnya 2 kali kegiatan yaitu : Pada Tanggal 05 Juni 2015 Pelepasan Tes kesehatan 31 orang anggota Satpol PP yang akan melaksanakan kegiatan Latihan Dasar Mental Kedisiplinan, tempat Pandapa Paramarta. 2 kali kegiatan yaitu : Pada Tanggal 22 dan 23 melaksanak an kegiatan bina kepada anggota Satpol fisik PP Kab.Kuninga n. 4 kali kegiatan Pada Tanggal 08 Juni 2015 Pembekalan anggota Satpol PP dalam rangka Kegiatan Latihan Dasar Mental Kedisiplinan anggota Satpol PP ke 137

138 N O PROGRAM DAN KEGIATAN CAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN PADA TAHUN 2015 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Dodik Belanegara Bandung. PELAKSANAA N KEGIATAN SAMPAI DENGAN TRIWULAN III TAHUN Penyelenggar aan Rapat Koordinasi Trantibum Perbatasa dengan 19 Kabupaten/Kot a dan 2 Provinsi Akan dilaksanaka n pada Triwulan berikutnya 2 kali kegiatan yaitu : - Tanggal, 23 April 2015, mengikuti Rakor Perjanjian Kerjasama antar Daerah Wilayah III Cirebon, tempat/loka si ruang rapat BKKPP Cirebon. - Rapat teknis rakor perbatasan, yang dihadiri 19 Kabupaten/ Kota dengan 2 Propinsi Jabar dan Jateng bertempat di hotel ayong linggarjati kuningan Akan dilaksanaka n pada Triwulan berikutnya 2 kali kegiatan 138 II Program Peningkatan Keamanan Dan Kenyamanan Lingkungan 1. Pembinaan penertiban pedagang kaki lima (PKL 8 kali kegiatan hasilnya 43 orang ditertibkan yaitu : pada 40 kali kegiatan hasilnya 23 orang ditertibkan yaitu : pada 18 kali kegiatan hasilnya 19 orang didata pelaksanaan nya yaitu 66 kali kegiatan hasilnya 104

139 N O PROGRAM DAN KEGIATAN CAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN PADA TAHUN 2015 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Bulan Januari 2 Kali, berhasil ditertibkan 5 PKL yang melanggar, pada Bulan Februari 3 kali, Hasil 7 orang dan pada Bulan Maret 3 kali hasilnya 31 PKL ditertibkan. Bulan April 11 Kali, berhasil ditertibkan 5 PKL yang melanggar, pada Bulan Mei 13 kali, Hasil Nihil dan pada Bulan Juni 16 kali hasilnya 18 PKL ditertibkan. pada Bulan Juli 7 kali kegiatan, pada Bulan Agustsu 5 kali kegiatan hasilnya 8 orang terdata dan pada Bulan September 6 kali kegiatan hasilnya 11 orang terdata. PELAKSANAA N KEGIATAN SAMPAI DENGAN TRIWULAN III TAHUN Penertiban spanduk/ Benner tidak berijin atau kadaluarsa 4 kali kegiatan berhasil ditertibkan 90 lembar pelaksanaan nya yaitu : pada bulan Januari 2 kali kegiatan berhasil ditertibkan 10 lembar, pada Bulan Feebruari 1 kali kegiatan berhasil ditertibkan 19 lembar dan pada Bulan Maret 1 kali kegiatan berhasil ditertibkan 61 lembar. 10 kegiatan hasilnya 668 lembar diamankan, yaitu pada April 4 kali kegiatan, berhasil ditertibkan 302 buah Spanduk/Benn er tidak berijin, pada Bulan Mei 1 kali kegiatan, berhasil ditertibkan 104 lembar Spanduk/Benn er tidak berijin dan pada Bulan Juni 5 kali kegiatan dan hasilnya 262 terdiri dari : 215 bendera partai, 26 spanduk dan 21 lembar 5 kali kegiatan berhasil ditertibkan 325 lembar pelaksanaan nya yaitu : pada bulan Juli 2 kali kegiatan berhasil ditertibkan 177 lembar, pada Bulan Agustus 1 kali kegiatan berhasil ditertibkan 143 lembar dan pada Bulan September 2 kali kegiatan berhasil ditertibkan 5 lembar. 19 kali kegiatan hasilnya lembar 139

140 N O PROGRAM DAN KEGIATAN 3. Pengamanan dan Pengawalan Pejabat Daerah maupun Pusat dan PAM unjuk rasa CAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN PADA TAHUN 2015 Triwulan I Triwulan II Triwulan III 8 kali pengamana n banner diamankan di kantor Satpol PP Kab. Kuningan 35 kali pengamanan 40 kali pengamana PELAKSANAA N KEGIATAN SAMPAI DENGAN TRIWULAN III TAHUN kali pengamanan - Pengaman a dan Pengawal an Pejabat 4 kali pengamana n yaitu : pada Januari 3 kali pengamana n dan pada Bulan Februari 1 kali pengamana n. 11 kali pengamanan yaitu : pada Bulan April 5 kali pengamanan, pada Bulan Mei 1 kali pengamanan dan pada Bulan Juni 5 kali pengamanan. 14 kali pengamanan, pelaksanaan nya yaitu pada Bulan Juli1 kali pengamanan, pada Bulan Agustsu 1 kali kegiatan dan pada Bulan September 11 kali pengamana n. 29 kali pengamanan dan pengawalan pejabat. - Unjuk Rasa 4 kali UNRAS yaitu : pada Bulan Januari 2 kali, pada Bulan Februari 1 kali dan pada Bulan Maret 1 kali. 3 kali UNRAS yaitu : pada Bulan April 1 kali dan pada Bulan Mei 2 kali. 5 kali pengamanan, pelaksanaan nya yaitu pada Bulan Juli 2 kali pengamanan, pada Bulan Agustsu 2 kali kegiatan dan Pada Bulan September 1 12 kali pengamanan UNRAS 140

141 N O PROGRAM DAN KEGIATAN CAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN PADA TAHUN 2015 Triwulan I Triwulan II Triwulan III kali pengamana n. PELAKSANAA N KEGIATAN SAMPAI DENGAN TRIWULAN III TAHUN PAM lainnya - 21 kali pengamanan, yaitu pada Bulan April 5 kali kegiatan pengamanan, pada Bulan Mei10 kali kegiatan pengamanan dan Pada Bulan Juni 6 kali kegiatan pengamanan. 21 kali pengamanan, pelaksanaan nya yaitu pada Bulan Juli 7 kali pengamanan, pada Bulan Agustsu 10 kali kegiatan dan Pada Bulan September 4 kali pengamana n. 42 kali pengamanan lainnya. 4. Rapat Forum Koordinasi dan Pendampinga n Pengiriman PGOT dan Psikotik Jalanan ke Panti Rehabilitasi RSJ Akan dilaksanaka n pada Triwulan berikutnya 1 kali kegiatan yaitu : pada Tanggal 7 April 2015, mengikuti rakor tingkat SKPD Propinsi Jateng dalam Penanggulang an PGOT dan Psikotik Jalanan, tempat/lokasi ruang rapat Satpol PP Provinsi Jateng. Akan dilaksanaka n pada Triwulan berikutnya 1 kali kegiatan yaitu : pada Tanggal 7 April 2015, mengikuti rakor tingkat SKPD Propinsi Jateng dalam Penanggulang an PGOT dan Psikotik Jalanan, tempat/lokasi ruang rapat Satpol Provinsi Jateng. PP 141 III Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat 1. Penertiban penanggulang an Penyakit masyarakat

142 N O PROGRAM DAN KEGIATAN (PEKAT) a. Operasi / Rajia Pekerja Sek Komersial ( PKS) b. Penertiba n Gepeng / orang gila CAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN PADA TAHUN 2015 Triwulan I Triwulan II Triwulan III 4 kali kegiatan hasilnya 26 orang terjaring yaitu : pada Bulan Januari 1 kali kegiatan berhasil menjaring 4 orang, pada Bulan Februari 1 kali kegiatan dan pada Bulan Maret 2 kali kegiatan hasilnya 22 orang diberikan pembinaan dan membuat surat pernyataan. 9 kali hasilnya 50 orang terjaring yaitu : pada Bulan Januari 3 kali kegiatan berhasil menjaring 6 orang, pada Bulan Februari 3 kali kegiatan berhasil menjaring 9 orang dan pada Bulan 3 kali kegiatan hasilnya 42 orang terjaring yaitu : pada Bulan April1 kali kegiatan berhasil menjaring 30 orang, pada Bulan Mei 1 kali kegiatan berhasil menjaring 3 orang dan pada Bulan Juni 1 kali kegiatan hasilnya 9 orang diberikan pembinaan dan membuat surat pernyataan. 4 kali hasilnya 46 orang terjaring yaitu : pada Bulan April 1 kali kegiatan dan berhasil menjaring 3 orang, pada Bulan Mei 3 kali kegiatan dan berhasil menjaring 43 orang. 2 kali kegiatan hasilny 8 pasangan bukan muhrim di amankan, pelaksanaan nya yaitu pada : Bulan Agustus 1 kali kegiatan hasilny 7 pasangan bukan muhrim di amankan dan pada Bulan September 1 kali kegiatan hasilny 1 PBM di amankan. 2 kali penertiban hasilnya 3 orang, pelaksanaan nya yaitu : pada Bulan September 2 kali penertiban. PELAKSANAA N KEGIATAN SAMPAI DENGAN TRIWULAN III TAHUN kali kegiatan hasilnya 68 orang terjaring dan 8 pasangan bukan muhrim di amankan. 15 kali kegiatan hasilnya 99 orang terjaring. 142

143 N O IV PROGRAM DAN KEGIATAN c. Oprasi Penertiba n Miras CAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN PADA TAHUN 2015 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Maret 3x kegiatan berhasil menjaring 35 orang. 2 kali kegiatan hasinya 5 jaligen dan 120 botol minuman beralkohol diamankan. Pelaksanaa n kegiatannya yaitu : pada Bulan Januari 1 kali kegiatan hasilnya 5 Jaligen di amankan dan pada Bulan Maret 1 kali kegiatan hasilnya 120 botol minuman beralkohol diamankan. 1 kali hasinya 28 botol minuman beralkohol berjenis bir dan anggur yaitu : pada Bulan Mei 1 kali dan berhasi mengamankan 28 botol minuman beralkohol berjenis bir dan anggur. Akan dilaksanaka n pada Triwulan berikutnya Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan 1. Pembinaan siskamling Akan dilaksanaka n pada Triwulan berikutnya Akan dilaksanakan pada Triwulan berikutnya 1 kali kegiatan yaitu : Pada Tanggal 29 September 2015 di Desa Cisaat Kec Cibingbin telah dilakukan pembinaan PELAKSANAA N KEGIATAN SAMPAI DENGAN TRIWULAN III TAHUN kali kegiatan hasilnya 5 jaligen dan 148 botol di amankan. 1 kali kegiatan dan membina 80 orang anggota Linmas. 143

144 N O PROGRAM DAN KEGIATAN CAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN PADA TAHUN 2015 Triwulan I Triwulan II Triwulan III anggota linmas, sekecamata n Cibingbin sebanyak 80 orang. PELAKSANAA N KEGIATAN SAMPAI DENGAN TRIWULAN III TAHUN Forum Koordinasi Kemitraan dan ketertiban masyarakat Akan dilaksanaka n pada Triwulan berikutnya Akan dilaksanakan pada Triwulan berikutnya Akan dilaksanaka n pada Triwulan berikutnya Akan dilaksanakan pada Triwulan berikutnya 3. Penunjang operasional anggota Linmas desa/ kelurahan Akan dilaksanaka n pada Triwulan berikutnya 1 kali yaitu : Melakukan verifikasi calon penerima dana santunan sosial bagi anggota Linmas, tempat/loksi Desa Cibiru Kec. Pasawahan, Desa Padarama Ciawigebang, Desa Tirtawangunan Sidangagung, Desa Muncangela Cipicung, Desa Kertaungaran Sindangagung, Desa Padarama Ciawi, Desa Ciloa 2 kali kegiatan yaitu : pada Bulan Juli 1 kali kegiatan, Penyerahan data tabungan anggota Linmas Desa / Kelurahan ke Bank- Bank terkait pendistribusi an dana honor harian lepas dan santunan bagi anggota Linmas dan pada Bulan Agustus Draf penyusunan nama-nama 3 kali kegiatan 144

145 N O PROGRAM DAN KEGIATAN CAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN PADA TAHUN 2015 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Kramatmulya, Desa Cibentang Kramatmulya, Desa Jalaksana, Desa Linggarjati, Desa Rajawetan Pancalang dan Desa Cibuntu Cigandamekar. penerima santunan (SK Santunan semester I) dan menyerap anggaran sebesar Rp terdiri dari : - Meninggal dunia 11 orang x Rp = Rp Sakit 15 orang x Rp = Rp Kecelaka an 1 orang x Rp = Rp PELAKSANAA N KEGIATAN SAMPAI DENGAN TRIWULAN III TAHUN Pembinaan anggota Linmas Desa/ kelurahan periode siap Akan dilaksanaka n pada Triwulan berikutnya Akan dilaksanakan pada Triwulan berikutnya Akan dilaksanaka n pada Triwulan berikutnya Akan dilaksanakan pada Triwulan berikutnya

146 N O V PROGRAM DAN KEGIATAN 5. Pembinaan Potensi Perlindungan Masyarakat di Daerah Perbatasaan CAPAIAN PROGRAM DAN KEGIATAN PADA TAHUN 2015 Triwulan I Triwulan II Triwulan III 12 kali kegiatan yaitu : pada Bulan Januari 4 kali kegiatan, pada Bulan Februari 4 kali kegiatan dan pada Bulan Maret 4 kali kegiatan. 12 kali kegiatan yaitu : pada Bulan April 4 kali kegiatan, pada Bulan Mei 4 kali kegiatan dan pada Bulan Juni 4 kali kegiatan. 12 kali kegiatan yaitu : pada Bulan Juli 4 kali kegiatan, pada Bulan Agustus 4 kali kegiatan dan pada Bulan September 4 kali kegiatan. PELAYANAN REKOMENDASI TERHADAP PERIJINAN TEKNIS DAN PELAYANAN UMUM 16 kali 30 kali 15 kali kegiatan (16 kegiatan (30 kegiatan (15 surat) yaitu : surat) yaitu : surat) yaitu : pada Bulan pada Bulan pada Bulan Januari 4 April 7 kali Juli 5 kali kali kegiatan (7 kegiatan (5 kegiatan (4 surat), pada surat), pada surat), pada Bulan Mei 8 Bulan Bulan kali kegiatan Agustus 6 Februari 5 (8 surat) dan kali kegiatan kali pada Bulan (6 surat) dan kegiatan (5 Juni 15 kali pada Bulan surat) dan kegiatan (15 September 6 surat). kali kegiatan (6 surat). pada Bulan Maret 7 kali kegiatan (7 surat). PELAKSANAA N KEGIATAN SAMPAI DENGAN TRIWULAN III TAHUN kali kegiatan 51 kali kegiatan (61 surat) 146

147 A. Realisasi Anggaran Dalam pengukuran capaian kinerja sasaran Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan dilakukan dengan dua cara yaitu: 3. Sasaran Satuan Polisi Pamong Praja yang hanya terdiri dari satu sasaran kegiatan, maka capaian sasaran Satuan Polisi Pamong Praja diambil dari capaian sasaran kegiatan. 4. Sasaran Satuan Polisi Pamong Praja yang didukung oleh dua atau lebih sasaran kegiatan, maka capaian sasaran Satuan Polisi Pamong Praja diambil dari rata-rata capaian sasaran kegiatan dengan mengasumsikan semua sasaran kegiatan memiliki bobot yang sama. 147 Skema Sasaran Satpol.PP sama dengan sasaran Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Umum.

BAB I PENDAHULUAN Umum. 1.1. Umum. BAB I PENDAHULUAN Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan yang berlandaskan falsafah Negara yang berdasarkan Pancasila Ung-Ung Dasar 1945. Sebagai negara kesatuan Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 10 TAHUN 2011

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 10 TAHUN 2011 BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 10 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MAJALENGKA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 41 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 41 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT 1 BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PANDEGLANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PANDEGLANG Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANDUNG

BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANDUNG BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN WAY KANAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 42 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 42 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 42 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Lebih terperinci

NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PURWAKARTA,

NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PURWAKARTA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BATU

PEMERINTAH KOTA BATU PEMERINTAH KOTA BATU \ PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang :

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN NUNUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN CILACAP DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 04 TAHUN 2013 T E N T A N G

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 04 TAHUN 2013 T E N T A N G BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 04 TAHUN 2013 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN LAHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2009 PERATURAN BUPATI BEKASI NOMOR : 44 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BUPATI BEKASI Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya

Lebih terperinci

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 5 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 5 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 5 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA AMBON TIPE A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM KEBAKARAN KABUPATEN BARITO

Lebih terperinci

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 Ayat ( 3) Peraturan Daerah

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 Ayat ( 3) Peraturan Daerah 9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KLATEN DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BALIKPAPAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BALIKPAPAN PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a.bahwa

Lebih terperinci

Kecil dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara RI Tahun 1956 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1091) ; 3.

Kecil dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara RI Tahun 1956 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1091) ; 3. WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 SERI D.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 SERI D.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 SERI D.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN CIREBON DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa Satuan Polisi Pamong

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAMBI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MERANG

PEMERINTAH KABUPATEN MERANG PEMERINTAH KABUPATEN MERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MERANGIN,

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KATINGAN

PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KATINGAN SALINAN BUPATI KATINGAN BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KATINGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN WAKATOBI BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 4 2013 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 04 TAHUN 2013 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 31 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA LAMPIRAN : PERATURAN WALIKOTA CIMAHI Nomor : 30 Tahun 2008 Tanggal : 28 Nopember 2008 Tentang : TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA CIMAHI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Lebih terperinci

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN NATUNA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BENGKULU dan WALIKOTA BENGKULU MEMUTUSKAN:

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BENGKULU dan WALIKOTA BENGKULU MEMUTUSKAN: WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 198 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN JEPARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

GubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT,

GubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT, GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

Lebih terperinci

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DAN TATA KERJA PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KENDAL DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI Menimbang : a. bahwa sebagai

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 29 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 51 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 29 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 51 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 29 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN SATUAN POLISI

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 112 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 112 TAHUN 2016 T E N T A N G BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 112 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA BUKITTINGGI

WALIKOTA BUKITTINGGI s WALIKOTA BUKITTINGGI PERATURAN DAERAH KOTA BUKITTINGGI NOMOR : 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BUKITTINGGI NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan P

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan P No.590, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Organisasi. Tata Kerja. Satpol PP. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI,TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT BUPATI MALANG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA 20 PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BUPATI MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YAN MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 9 SERI D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 9 SERI D LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 9 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG - 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 8 2011 SERI. D PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 8 TAHUN 2011 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KARAWANG DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PONOROGO

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PONOROGO PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PONOROGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PONOROGO, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 104 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 104 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 104 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BATU

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT TIPE A KABUPATEN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LAMPIRAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

LAMPIRAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG LAMPIRAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO: 4 2010 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 4 TAHUN 2010 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR UNSUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TAPIN

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR UNSUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TAPIN BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR UNSUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI TAPIN,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 6 SERI D NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 6 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 6 SERI D NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 6 TAHUN 2012 TENTANG 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 6 SERI D NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 6 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN POLISI

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM,

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1401 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, WEWENANG, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BATAM

PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BATAM SALINAN OLEH : WALIKOTA BATAM NOMOR : 6 TAHUN 2013 TANGGAL : 15 MEI 2013 SUMBER

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SIDOARJO

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, FUNGSI DAN TUGAS SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2013 T E N T A N G

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2013 T E N T A N G GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2013 T E N T A N G PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN PROVINSI

Lebih terperinci

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI, TATA KERJA, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS SATUAN POLISI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 58 TAHUN 2012 PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 58 TAHUN 2012 PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 58 TAHUN 2012 PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA TYPE A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

NO NAMA JABATAN TUGAS POKOK FUNGSI URAIAN TUGAS

NO NAMA JABATAN TUGAS POKOK FUNGSI URAIAN TUGAS LAMPIRAN : PERATURAN WALIKOTA CIMAHI Nomor : 30 Tahun 2008 Tanggal : 28 Nopember 2008 Tentang : TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS PADA KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA CIMAHI KECAMATAN NO NAMA JABATAN TUGAS

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT No. Urut: 09, 2012 LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI SUMATERA BARAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MADIUN

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MADIUN PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang :

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2005 SERI : PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR : 41 TAHUN 2005 TENTANG : URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MAJALENGKA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2011, No Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Re

2011, No Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Re No.591, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Organisasi. Tata Kerja. Satpol PP. Prov. DKI Jakarta. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 11 TAHUN 2014 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 11 TAHUN 2014 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 11 TAHUN 2014 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN BAGIAN DARI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI SATPOL PP DAN DAMKAR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BAUBAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BAUBAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BAUBAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAUBAU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 15 TAHUN 2005 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci