BAB I PENDAHULUAN. Walisongo Semarang, 1999, hlm Panitia Wisuda Sarjana dan Pascasarjana, Buku Kenangan Wisuda Sarjana Ke-43 dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Walisongo Semarang, 1999, hlm Panitia Wisuda Sarjana dan Pascasarjana, Buku Kenangan Wisuda Sarjana Ke-43 dan"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IAIN Walisongo merupakan lembaga perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan corak khusus agama Islam, IAIN Walisongo telah mengalami masa perkembangan dan pertumbuhan, baik secara kelembagaan penyelenggaraan sistim pendidikan, jumlah dan mutu alumninya, maupun jangkauan pengabdian kepada masyarakat, bangsa, negara dan agama. 1 Tujuan IAIN Walisongo adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik yang profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan agama Islam. Mengembangkan dan meyebarluaskan ilmu pengetahuan agama Islam. Mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. 2 IAIN Walisongo dalam perkembangan kelembagaannya terbagi menjadi empat fakultas yaitu Fakultas Dakwah, Fakultas Syari ah, Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Ushuluddin. Namun dalam penelitian ini penulis hanya meneliti Fakultas Ushuluddin yaitu fakultas yang terdiri dari empat jurusan, jurusan Tafsir Hadist, Perbandingan Agama, Aqidah Filsafat serta Tasawuf dan Psikotrapi, dalam hal ini penulis juga hanya meneliti jurusan aqidah filsafat sebagai obyek penelitian. Aqidah adalah perkara-perkara yang dibenarkan oleh hati seseorang sampai sedemikian rupa sehingga jiwa orang itu menjadi tentram dan diikuti oleh adanya 1 Panitia Wisuda Sarjana dan Pascasarjana, Buku Kenangan Wisuda Sarjana Ke-43 dan Pascasarjana Ke-10, Iain Walisongo Semarang, 2003, hlm.1 2 Qodri Azizi, et.al., Buku Panduan Program S.1 Tahun Akademik 1999/2000, IAIN Walisongo Semarang, 1999, hlm. 43

2 2 keyakinan yang teguh tanpa adanya keraguan sedikitpun. 3 ilmu tersebut sangat berpautan sekali dengan tema Allah atau yang disebut dengan ilmu teologi (theos =Allah logos = ilmu). Maksud teologi itu adalah menerangkan arti Allah, berdasarkan apa yang diwahyukan tentang-nya, melalui Nabi-Nabi besar, yang tersimpan dalam kitab suci agama tertentu. Memang kebenaran tentang Allah itu tidak lepas dari kebenaran tentang manusia, tetapi kebenaran yang terakhir ini hanya sejauh ia terkandung dalam wahyu Allah saja, bukan dari hidup manusia sendiri. 4 Filsafat, juga mempersoalkan tema Allah, tetapi dalam filsafat tema Allah tidak pernah menjadi obyek renungan secara langsung. Obyek filsafat adalah hidup manusia yang direnungkan arti dan dasarnya. Allah menjadi obyek filsafat sejauh Ia masuk dalam kehidupan manusia dan ikut menentukan arti hidupnya. Dalam hal ini filsafat berbeda dengan teologi. Karena penyelidikan filsafat tidak bersumber pada wahyu dan kitab suci, melainkan seluruhnya berakar pada akal budi manusia saja. 5 Menurut kodratnya manusia cenderung untuk merenungkan kebenarankebenaran hidup. Salah satu kebenaran hidup adalah Allah, yang diakui adanya dalam iman. Maka tak heran ada orang yang mengajukan pertanyaan tentang Allah dan kepercayaan, mana isinya, artinya, dan dasarnya. Pada zaman sekarang ini keyakinan tentang adanya Allah tidak sekuat zaman dahulu, akibat perkembangan ilmu pengetahuan, yang memperlihatkan kemampuan manusia dalam mengatur hal-hal hidup. Kiranya jika keyakinan tentang adanya Allah berkurang, pemikiran tentang adanya mendapat arti yang lebih besar dalam menentukan arah hidup. Dikatakan bahwa orang harus tekun dalam percaya, bahwa pertanyaanpertanyaan tentang Allah hanya menjadi soal bagi orang yang tidak beragama. Namun kiranya pada zaman modern ini kadang-kadang adanya Allah menjadi soal 3 Muslim Ahmad Kadir, Teologi Islam Modern, Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo, Semarang, 1986, hlm Theo Huijbers, Mencari Allah Pengantar Kedalam Filsafat Ketuhanan, Kanisius, Yogyakarta, 1992, hlm.12 5 Loc. cit

3 juga bagi orang-orang yang benar-benar percaya dan memeluk suatu agama. Kita semua telah mengalami pengaruh dunia modern pada bidang kepercayaan, sehingga kadang-kadang kita bertanya juga, apakah yang saya pelajari dahulu sungguhsungguh benar ataukah dongeng belaka. Rasulullah adalah seorang khalifah yang adil, ketika di Mekkah, ia berhadapan dengan orang-orang Qurais, Beliau menjabat sebagai pemuka agama, sedangkan di Yastrib (Madinatu an-nabi), Ia selain sebagai pemuka agama juga sebagai pendiri pemerintahan Madinah, yaitu yang ketika itu terjadi perselisihan antara Suku al-kharaj dan Suku Aus (dua suku yang ada di Madinah ). Kedamaian dan ketentraman dalam kehidupan sangat sempurna, ketika beliau mendirikan pemerintahan yaitu yang fungsinya menyelesaikan persoalam-persolan yang terjadi dalam suatu negara. 6 Ketika Rasulullah, meninggal yang menggantikannya adalah sahabatnya yang tertua yaitu Abu Bakar, kemudian Umar dan Ustman, ketika pemerintahan dipegang oleh Ustman terjadi perubahan yang sangat radikal, yaitu dengan merekonstruksi struktur pemerintahan yang telah dibentuk oleh Khalifah Umar serta menganti pejabat-pejabat pemerintahan dengan saudara-saudara dekatnya, sehingga terjadi kecemburuan sosial, yang mengakibatkan terjadinya pemberontakan, ini semua disebabkan oleh tindakan politiknya yang kurang tepat, sehingga menyebabkan khalifah Ustman meninggal. 7 Dengan meninggalnya Ustman digantikan oleh sahabat Ali bin Abi Thalib, dalam pemerintahan Ali terjadi beberapa pemberontakan yang disebabkan karena tuduhan atas dirinya, karena telah membunuh Ustman sahabatnya sendiri demi kekuasaan, yang didukung oleh putri Raulullah Aisyah. Tetapi semua itu berakhir dengan kematian dua orang provokator dalam pemberontakan tersebut yaitu Tolhah dan Zubair. Aisyah mengajak berunding dengan al-qur an sebagai simbol 6 Mohammad Husain Haikal, Sejarah Hidup Muhammad, terj. Ali Audah, Litera Antar Nusa, Jakarta, 2002, hlm Harun Nasutiaon, Teologi Islam, Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, UI Press, Jakarta, 1986, hlm.3 3

4 4 perdamaian (Arbitrase), tetapi hal ini mengakibatkan terjadinya perpecahan diantara umat Islam sendiri. Kelompok yang tidak setuju dengan sikap Ali dalam perundingan tersebut keluar dari golongan Ali dan membuat golongan sendiri yaitu yang disebut dengan Khawarij. 8 Golongan Khawarij keluar dari golongan Ali, disebabkan karena mereka memandang Ali telah berbuat salah dengan menerima perdamaian tersebut, maka mereka melawan Ali. Ali sekarang mengahadapi dua musuh, yaitu, Muawiyah satu pihak dan Khawarij diphihak lain. Ali dalam hal ini selalu mendapat serangan dari pihak kedua, maka ia berusaha untuk menghancurkannya, tetapi setelah mereka kalah, tentara Ali sudah terlalu capai dan membiarkan Muawiyah menguasai Damaskus. Ali memperoleh pengakuan sebagai khalifah umat Islam di tahun 661 M, yaitu setelah wafatnya.. Persoalan-persoalan yang terjadi dalam lapangan politik sebagaimana yang digambarkan di atas inilah, akhirnya membawa kepada timbulnya persoalan-persolan teologi. Timbullah persoalan siapa yang kafir dan siapa yang bukan kafir dalam artian siapa yang telah keluar dalam Islam dan masih tetap dalam Islam. Tiga aliran yang timbul pada waktu itu adalah Khawarij, yang mengatakan bahwa orang yang berbuat dosa adalah kafir dalam arti keluar dari Islam atau tegasnya murtad dan oleh karena itu ia wajib dibunuh. Aliran Murji ah, yang menegaskan bahwa orang yang berbuat dosa besar tetap masih mukmin dan bukan kafir. Adapun tentang dosa yang dilakukannya terserah Allah untuk mengampuninya atau tidak mengampuninya. Kaum Mu tazilah, aliran ini lebih mengutamakan rasio daripada al-qur an dan Asunnah, sehingga ia lebih banyak menerjemahkan bukubuku Yunani. Dengan berpendapat bahwa orang yang berbuat dosa besar bukan kafir juga bukan mu min, tetapi berada diantara posisi kafir dan mu min (Almanzilah Baina al-manzilatain) Pada waktu khalifah al-makmun, Mu tazilah menjadi mazhab yang sah. 8 Ibid, hlm.6

5 5 Pada waktu itu timbul pula dua aliran teologi yaitu Qodariyah dan Jabariyah. Menurut Qodariyah manusia mempunyai kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatannya (Free Will dan Free Act). Tetapi Jabariyah berpendapat sebaliknya, bahwa manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatannya, manusia dengan segala tingkah lakunya bertindak dengan paksaan dari Tuhan, segala gerak gerik manusia ditentukan oleh Tuhan (Predestination atau Fatalisme). Selanjutnya, golongan Mu tazilah, dengan menerjemahkan buku-buku filsafat dari Yunani, ke dalam bahasa Arab. Ia lebih bersifat liberal, yaitu dengan kepercayaan akalnya, ia mampu membawanya ke dalam persoalan-persoalan teologi Islam, dalam arti bahwa sekalipun ia lebih banyak menggunakan rasio tetapi ia tidak pernah meninggalkan wahyu. Sehingga ketika zaman Khalifah al-ma mun ia ditetapkan sebagai madhab resmi negara. Tetapi tidak lama kemudian aliran Mu tazilah mendapatkan tantangan dari beberapa aliran, yaitu golongan Hambali. Perlawanan ini kemudian mengambil bentuk aliran teologi tradisional yang disusun oleh Abu al-hasan al-as ari. As ari sendiri pada mulanya adalah seorang Mu tazilah, tetapi kemudian ia keluar dari Mu tazilah karena ketidak sepakatannya, dan kemudian menurut riwayat ia juga pernah bermimpi ketemu Rasulullah, ketika itu Rasulullah mengatakan bahwa ajaran Mu tazilah adalah ajaran yang sesat, As ari meninggalkan ajaran ini dan kemudian membentuk ajaran-ajaran baru yang disebut dengan teologi As ariyah. Selain As ariyah muncul juga golongan Maturidiyah yang didirikan oleh Abu Mansur Muhammad al-maturidi yang terkenal dengan teologi Maturidiyah, dalam tubuh Maturidiyah sendiri terbagi menjadi dua golongan yaitu Maturidi Samarkand yang lebih bersifat liberal dan Maturidi Bukhara yang lebih bersifat tradisional. 9 Dengan demikian aliran-aliran penting yang timbul dalam Islam ialah aliran Khawarij, Murjiah, Mu tazilah, As ariyah dan Maturidiah. Aliran Khawarij, Murjiah, dan Mu tazilah tak mempunyai wujud lagi kecuali dalam sejarah. Yang masih ada 9 Imam Muhammad Abu Zahrah, Aliran Politik dan Aqidah Dalam Islam, terj, Abd Rahman Dahlan dan Ahmad Qorib, Logos Publishing House, Jakarta, 1996, hlm.189

6 6 sampai sekarang adalah aliran-aliran As ariyah dan Maturidiyah yang keduanya disebut dengan Ahl Sunnah wa al-jama ah. Aliran Maturidiyah banyak dianut oleh umat Islam yang bermazhab Hanafi, sedangakan aliran As ariyah pada umumnya dipakai oleh umat Islam sunni lainnya. Dengan masuknya faham rasionalisme ke dunia Islam, yang kalau dahulu masuknya dimulai dari menterjemahkan buku-buku Yunani klasik akan tetapi sekarang melalui kebudayaan Barat Modern. Maka ajaranajaran Mu tazilah mulai tumbuh kembali, terutama sekali dikalangan kaum intelegensia Islam yang mendapat pendidikan Barat. Kata neo-mu tazilah mulai dipakai dalam tulisan-tulisan mengenai Islam. Kalau kita kritisi, beberapa uraian tentang corak teologi yang ada dalam Islam, maka IAIN Walisongo Semarang fakultas Ushuluddin jurusan Aqidah Filsafat adalah salah satu jurusan yang banyak menerima dan mencerna pendidikan teologi Islam. Tetapi kita tidak mengetahui perkembangan corak teologi dari mahasiswa jurusan Aqidah Filsafat; apakah dari tahun ke tahun corak teologinya berbeda atau sama diantara satu jurusan aqidah filsafat. Untuk itu sangat penting mengetahui corak teologi mahasiswa Ushuluddin jurusan Aqidah Filsafat, karena diantara mereka mempunyai latarbelakang yang berbeda diantara satu dengan lainnya. Ada diantara mereka yang berlatarbelakang pendidikan pesantren, sekolah umum, dan ada juga yang berlatarbelakang pesantren dan sekolah umum. Fakultas Ushuluddin adalah sebagai pengembang teologi yang mereka miliki ketika sebelum masuk ke dalam Fakultas Ushuluddin. Perlu diketahui tiga hal dari peran IAIN sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam. Pertama, IAIN merupakan salah satu jalur terbesar bagi mobilitas pendidikan kaum santri. Kedua, IAIN memberikan perspektif modern dan liberal dalam kajian-kajian keislaman. Ketiga, banyaknya alumni IAIN yang menjadi guru atau kyai di pesantren. 10 Hal inilah yang mendasari penulis untuk meneliti corak teologi mahasiswa Ushuluddin jurusan Aqidah Filsafat. 10 Fuad Jabali dan Jamhari, IAIN Modernisasi Islam di Indonesia, Logos, Jakarta, 2002, hlm.108

7 7 Sebagaimana Karen Armstrong dalam menganalisis corak teologi keagamaan masyarakat dunia dengan karyanya Sejarah Tuhan (A History Of God), yang menyingkap berbagai macam konsepsi teologis yang penuh dengan misteri dan tanda Tanya: benarkah Tuhan itu satu? Bukankah sejak dulu kala manusia telah meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa, namun mengapa setiap agama, bahkan setiap kaum, memiliki Tuhan masing-masing? Bagaimana ketiga agama Monotheis, Yudaisme, Kristen dan Islam dalam membangun konsepsi mereka tentang Tuhan yang melalui gerakan-gerakan fundamentalisme keagamaan, yang pada akhirnya sangat berpengaruh pada kehidupan politik dunia?. Dengan penelitiannya ini ia menganalisis berbagai corak teologi dari berbagai kelompok, baik kelompok teologi Islam, teologi kelompok filosofis dan bahkan kelompok mistikus serta kelompok kaum reformis untuk mendapatkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelompok-kelompok tersebut dalam menentukan konsep Tuhannya masing-masing. 11 Untuk itu dalam penelitian ini, penulis menganalisis corak teologi mahasiswa Aqidah Filsafat dan faktor dominan yang membentuk teologinya. B. Perumusan Masalah Berangkat dari latar belakang masalah tersebut di atas, ada beberapa masalah yang dapat penulis rumuskan. 1. Bagaimana Corak Teologi Mahasiswa Aqidah Filsafat? 2. Apa Saja Yang Menjadi Faktor Pembentuk Teologi Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Jurusan Aqidah Filsafat? C. Tujuan Penelitian Setiap kali kita mengadakan kegiatan, sudah barang tentu mempunyai tujuan yang akan dicapai, baik hal tersebut merupakan tujuan yang utama maupun tujuan sampingan atau tujuan yang tidak langsung. Demikian pula halnya dengan suatu pembuatan karya penelitian. XV 11 Karen Armstrong, Sejarah Tuhan, terj. Sadat Ismail, Nizam Press, Jakarta, 2001, hlm. V-

8 8 Setiap arah penelitian tidak jauh daripada tujuan penelitian. Apabila kita mengikuti pendapat Suharsimi Arikunto, tujuan pokok penelitian adalah menerangkan fenomena dalam usahanya memahami fenomena itu sendiri dan seringkali peneliti menghubungkan fenomena tersebut dengan fenomena lainnya. 12 Dari uraian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian adalah; untuk menemukan dan mengembangkan serta menuju kebenaran serta pengetahuan. Disamping memperlihatkan kemampuan menghimpun peristiwaperistiwa secara teratur dan juga sebagai jawaban terhadap pengetahuan yang diperoleh. Sehingga dengan demikian tujuan penelitian haruslah sesuai dengan apa yang menjadi topik permasalahan. Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk Mengetahui Corak Teologi Jurusan Aqidah Filsafat. 2. Ingin Mengetahui Faktor Pembentuk Teologi Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Jurusan Aqidah Filsafat. D. Manfaat Penelitian Mahasiswa Fakultas Ushuluddin jurusan Aqidah Filsafat adalah sekelompok intelektual muda yang Islami, mempunyai peranan penting didalam masyarakat, hal tersebut dapat dilihat dari alumnus yang telah mengabdikan dirinya untuk masyarakat, bangsa dan negara. Oleh sebab itu manfaat dari penelitian ini adalah; 1. Manfaat teoritis yaitu bahwa hasil dari penelitian ini akan dapat membantu dalam mengembangkan dan mengetahui corak teologi mahasiswa Fakultas Ushuluddin jurusan Aqidah Filsafat. 2. Manfaat secara praktis, terutama bagi pejabat pusat IAIN Walisongo dan Fakultas Ushuluddin khususnya, dapat dipakai sebagai prediksi atau meramalkan untuk perencanaan pembangunan mahasiswa jurusan Aqidah Filsafat di masa yang akan datang khususnya, tentang teologi Islam. 12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta Jakarta, 1998, hlm. 8-9

9 9 E. Kajian Pustaka Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan obyek penelitian mahasiswa Fakultas Ushuluddin jurusan Aqidah Filsafat, yang terpenting dalam penelitian tersebut adalah corak teologi mahasiswa jurusan Aqidah Filsafat. Yang menjadi rujukan dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh saudara Asfurin pada tahun 2004 dengan judul skripsi, Peran Mahasiswa Ushuluddin Dalam Aktivitas Keagamaan Di Kelurahan Ngaliyan, Kecamatan Ngalian. Adapun penelitian dalam bidang teologi belum ada. Dalam kajian pustaka ini ada beberapa buku yang menurut penulis layak untuk disinggung karena merupakan informasi yang akurat, yang dapat dijadikan referensi dalam penulisan skripsi dan sekaligus dapat menunjukkan, bahwa kajian dan penelitian yang penulis lakukan merupakan penelitian murni dan baru. Diantara bukubuku yang penulis maksudkan adalah: 1. Ibnu Djarir, at.al., Buku Kenangan Lustrum V IAIN Walisongo Semarang, dalam buku tersebut dijelaskan dengan kritis, sejarah munculnya IAIN Walisongo Semarang serta perkembangannya dan juga sejarah tumbuhnya Fakultas Ushuluddin sebagai satu-satunya fakultas teologi. 2. Qodri A. Azizy, et.al., Buku Panduan Program S.1 Tahun Akademik 1999/2000, dalam buku tersebut selain di jelaskan tentang sejarah berdirinya IAIN Walisongo, juga dijelaskan tujuan didirikannya IAIN Walisongo. 3. Harun Nasution, Teologi Islam Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, UI Press, Jakarta, Isi buku tersebut berisi tentang sejarah munculnya persoalan-persoalan serta aliran-aliran teologi dalam Islam, juga menjelaskan tentang perbandingan dan pertentangan diantara aliran teologi Islam yang muncul. 4. Imam Muhammad Abu Zahrah, Aliran Politik dan Aqidah dalam Islam, Logos, Jakarta, Dalam buku tersebut menguraikan tentang aspek politik dan aqidah dalam Islam, termasuk persoalan pelik yang banyak menguras energi para pemikir dan politikus Muslim semenjak Rasulullah wafat.

10 10 Keduanya berkaitan erat dan saling berkorelasi, hal ini menjadi sebab dan sekaligus akibat dari lahirnya sebuah aliran atau mazhab politik dan aqidah. Pergumulan diantara berbagai aliran, menampilkan aneka corak pemikiran yang memperkaya khasanah intelektual dalam Islam. 5. Muslim A.Kadir, Teologi Islam Modern, Badan Penerbit Fakultas Ushuluddin IAIN walisongo semarang, Dalam buku tersebut menguraikan dan menjelaskan berbagai corak teologi dari pemikir Islam kontemporer, dari mulai pemikir Timur Tengah sampai Indonesia. 6. Theo Huijber, Mencari Allah, Pengantar Ke dalam Filsafat Ketuhanan, Kanisius, Yogyakarta, mencari Allah mencerminkan suatu proses yang berlangsung dalam hati seorang manusia yang berfikir tentang Allah, proses ini berawal dari bangkitnya kesadaran manusia tentang makna dan asal mula ide tentang Allah. Ide tentang Allah ternyata muncul akibat pengalaman hidup manusia yang menyeluruh. Pengalaman hidup ini membawa pengakuan bahwa Allah sungguh-sungguh ada. Oleh karena itu manusia percaya akan adanya Allah menyerahkan diri sepenuhnya kepada-nya. Manusia berusaha meneguhkan kepercayaan itu dengan mencari alasan-alasan rasional, mengapa Allah harus diakui adanya. Alasan-alasan dan bukti-bukti rasional dicari untuk dijadikan bekal bagi orang beriman. 7. Karen Armstrong, Berperang Demi Tuhan, terj. Satrio Wahono, et.al, Mizan, Bandung, buku ini memperbincangkan fundamentalisme dalam semangat dan sudut pandang baru. Secara brilian dan simpatik. Karen Armstrong menunjukkan bagaimana dan mengapa kelompok-kelompok fundamentalis muncul, dan apa tujuan mereka sebenarnya. F. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Artinya pengkajian terhadap permasalahan penelitian akan menghasilkan data deskriptif atau dengan kata lain penelitian ini lebih mengutamakan pengumpulan data deskriptif yang dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian. Pendekatan kualitatif dianggap sesuai untuk

11 11 mengkaji permasalahan dalam penelitian ini karena hal-hal yang diamati terkait langsung dengan permasalahan aktual yang dihadapi saat ini. 13 untuk itu ada beberapa hal yang perlu penulis uraikan dibawah ini: 1. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Fakultas Ushuluddin jurusan Aqidah Filsafat. Sedangkan sampel yang dimaksud, adalah mahasiswa angkatan 1999, 2000, Yaitu dengan menggunakan sample proposi (sample imbangan), sample ini digunakan untuk mendapatkan imbangan dalam penelitian yang bestrata tidak sama, oleh karena itu untuk mendapatkan sample yang representatif, pengambilan subyek dari setiap strata ditentukan sebanding dan seimbang dengan banyaknya subyek dalam masing-masing strata. 14 Adapun jumlah mahasiswa dari angkatan 1999 sampai dengan angkatan 2001 adalah 112 dengan jumlah laki-laki 67 mahasiswa dan perempuan berjumlah 45 mahasiswa. 2. Metode Pengumpulan Data Metode Observasi Yang dimaksud dengan metode ini adalah peneliti melakukan mengamatan dan pencatatan secara langsung atau sistematis terhadap fenomena-fenomena atau gejala yang diselidiki. 15 Metode Wawancara Yang dimaksud di sini adalah sebagai suatu proses tanya jawab lesan satu orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik dengan kesepakatan subyek penelitian dapat mengungkapkan segala pikiran maupun pendapatnya secara leluasa. Dalam usaha untuk mendapatkan data atau informasi yang benar maka pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan cara luwes, akrab, dan terbuka. Diharapkan dengan cara tersebut akan timbul suasana yang menyenangkan bagi responden dan 13 Sudarto, Metodelogi Penelitian Filsafat, Rajawali Pers, Jakarta, 1996, hlm Suharsimi Arikunto, op.cit., Ny. Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Bina Aksara, Jakarta, 1989, hlm.185

12 12 juga peneliti, sehingga responden akan merasa bebas dalam mengemukakan pendangannya. 16 Metode Angket Yang dimaksud Adalah metode pengumpulan data dengan cara membuat pertanyaan-pertanyaan. 17 Metode Dokumentasi Metode dokumentasi ini sebagai pelengkap data dan dokumen-dokumen yang diharapkan dapat menjadi narasumber yang dapat menjawab pertanyaanpertanyaan yang tidak dimungkinkan ditanyakan melalui wawancara atau observasi. Dalam melaksanakan metode dokumentasi ini, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis, seperti transkrip, buku, surat kabar dan sebagainya. Metode ini peneliti gunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat dokumenter. 3. Metode Analisis Data Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal dan sepanjang proses penelitian berlangsung. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif yang meliputi tiga prosedur yaitu; a. Reduksi Data Reduksi data merupakan proses merangkum dan memilih hal-hal yang pokok serta memfokuskan hal-hal yang penting tentang hasil pengamatan yang muncul dari catatan lapangan. Catatan lapangan disusun secara sistematis dengan menekankan pokok-pokok yang penting sehingga data mudah dikendalikan dan mudah dicari sewaktu-waktu akan dipergunakan Ibid, hlm Ibid, hlm Suharsimim Arikunto, op.cit., hlm. 244

13 13 b. Menyajikan Data Penyajian data adalah penyampaian informasi berdasar data yang diperoleh dari mahasiswa Fakultas Ushuluddin jurusan Aqidah Filsafat sesuai dengan fokus penelitian untuk disusun secara baik, runtut, sehingga mudah dilihat, dibaca dan dipahami. c. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi Berdasarkan data-data yang diperoleh melalui penelitian dari berbagai sumber data di Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo, peneliti mengambil kesimpulan yang masih bersifat tentative. Akan tetapi, dengan bertambahnya data melalui proses verivikasi secara terus menerus, maka akan diperoleh kesimpulan yang bersifat grounded. Dengan kata lain setiap kesimpulan terus dilakukan verivikasi selama penelitian berlangsung. Kesimpulan yang diperoleh melalui analisis data tersebut dijadikan pedoman untuk menyusun rekomendasi dan implikasi. 19 G. Sistematika Penulisan Agar penerapan metodelogi dapat tertuang dalam tulisan yang sistematis, berkaitan dan runtut, maka penulis membagi skripsi menjadi tiga bagian dalam lima bab sebagai berikut : 1. Bagian Muka 2. Bagian Isi Skripsi, terdiri dari Bab pertama, berisi tentang penelusuran masalah metodelogi penulisan skripsi. Untuk itu sub-sub bab bahasan dalam pendahuluan ini meliputi latar belakang, mangenai kajian corak teologi mahasiswa Fakultas Ushuluddin jurusan Aqidah Filsafat, yang masih perlu dan selalu menarik untuk dikaji secara mendalam sepanjang perkembangan zaman. Persoalan mendasar mengenai corak teologi mahasiswa Fakultas Ushuluddin jurusan Aqidah Filsafat menjadi pokok persoalan dalam skripsi, yang semuanya itu dapat mendukung penulisan skripsi. 19 Ibid, hlm. 345

14 14 Bab kedua, menjelaskan tentang teologi mahasiswa Fakultas Ushuluddin, yang meliputi pengertian teologi, masalah-masalah kontroversial dalam teologi Islam yaitu yang terdiri dari permasalahan al-qodr (Ketentuan Allah), pelaku dosa besar, dan pemikiran kefilsafatan. Bab ini juga akan diterangkan beberapa madzhab dan aliran teologi dalam Islam. Bab ketiga, dalam bab ini penulis akan membahas sejarah Fakultas Ushuluddin, lingkungan sosial, proses akademik Fakultas Ushuluddin, kemudian penulis kemukakan sekilas dan subyek-obyek jurusan Aqidah Filsafat, serta profil mahasiswa Ushuluddin jurusan Aqidah Filsafat yang terdiri dari latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan serta penulis kemukakan tentang aktivitas keberagamaan mahasiswa. Bab keempat, dalam bab ini penulis akan menganalisis corak teologi mahasiswa Fakultas Ushuluddin jurusan Aqidah Filsafat, yang meliputi diantaranya, keyakinan tentang Tuhan dan pendapat mahasiswa tentang Tuhan, pendapat mahasiswa tentang wahyu, akal dan kebebasan manusia. Dalam bab ini juga akan dikemukakan faktor pembentuk teologi Mahasiswa Fakultas Ushuluddin jurusan Aqidah Filsafat, yang meliputi diantaranya, faktor keluarga, faktor pendidikan mahasiswa, faktor proses akademik, dan faktor lingkungan sosial kampus. Sehingga penulis akan mendapatkan jawaban perumusan masalah serta tujuan penulisan yang telah disebutkan di atas dengan mendapatkan pemikiran dan ide-ide baru. Bab kelima, dalam bab ini akan penulis sampaikan hasil-hasil penelitian, berupa kesimpulan dari pembahasan sebelumnya, juga akan dikemukakan saran-saran yang diharapkan dapat memberi masukan pada data-data yang sekaligus menutup rangkaian penulisan 3. Bagian Penutup

BAB V KESIMPULAN. Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam

BAB V KESIMPULAN. Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam BAB V KESIMPULAN Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam disebabkan oleh dua faktor yaitu, faktor politik dan faktor sosial. Ditinjau dari aspek politik, perselisihan antara

Lebih terperinci

BAB III TEOLOGI ISLAM. Setiap orang menyelami seluk beluk agamanya secara mendalam, perlu

BAB III TEOLOGI ISLAM. Setiap orang menyelami seluk beluk agamanya secara mendalam, perlu BAB III TEOLOGI ISLAM A. Pengertian Teologi Islam Teologi sebagaimana diketahui, membahas ajaran dasar dari suatu agama. Setiap orang menyelami seluk beluk agamanya secara mendalam, perlu mempelajari teologi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sejarah menunjukan bahwa, Islam sebagai salah satu bagian dalam sejarah dunia, telah menorehkan sebuah sejarah yang sulit bahkan tidak mungkin terlupakan dalam sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertengahan kedua dari abad IX M. Aliran ini didirikan oleh Abu Mansur Muhammad Ibn Mahmud Al-Maturidi. Kemudian namanya dijadikan sebagai nama aliran Maturidiah. Aliran

Lebih terperinci

KRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Drs.

KRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Drs. KRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata kuliah : Ilmu Tauhid Dosen Pengampu : Drs. Ghofir Romas Disusun oleh: Shafira Caesar Savitri ( 1501016001 ) Rohmatul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Menurut ajaran Islam, kepada tiap-tiap golongan umat pada

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Aliyah (Keagamaan) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran : Ilmu Jumlah Soal : 50 Butir Kurikulum acuan :

Lebih terperinci

IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH

IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH SKRIPSI Disusun Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam Jurusan Syari ah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aliran mu tazilah adalah golongan yang membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat filosofis dari pada persoalan-persoalan yang dibawa kaum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai khalifah yang diserahkan kepadanya untuk mengurus isi dunia dan keselamatan. 1

BAB I PENDAHULUAN. sebagai khalifah yang diserahkan kepadanya untuk mengurus isi dunia dan keselamatan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, berupa keyakinan perintah dan larangan yang menjamin kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Lebih terperinci

`BAB I A. LATAR BELAKANG

`BAB I A. LATAR BELAKANG `BAB I A. LATAR BELAKANG Sebelum munculnya aliran teologi asy ariyyah, aliran muktazilah menjadi pusat pemikiran kalam pada waktu itu yang memperkenalkan pemikiran yang bersifat rasional. Akan tetapi,

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010. BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Islam kultural dalam konsep Nurcholish Madjid tercermin dalam tiga tema pokok, yaitu sekularisasi, Islam Yes, Partai Islam No, dan tidak ada konsep Negara Islam atau apologi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan 81 A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Berangkat dari uraian yang telah penulis paparkan dalam bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Makna tawassul dalam al-qur an bisa dilihat pada Surat al-

Lebih terperinci

KRITIK TERHADAP ALIRAN MU TAZILAH. Makalah. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : ILMU TAUHID. Dosen Pengampu : Drs.

KRITIK TERHADAP ALIRAN MU TAZILAH. Makalah. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : ILMU TAUHID. Dosen Pengampu : Drs. KRITIK TERHADAP ALIRAN MU TAZILAH Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : ILMU TAUHID Dosen Pengampu : Drs.Ghofir Romas Disusun Oleh: 1. Iffatul umiyati (1501016014) 2. Siti ratna (1501016032)

Lebih terperinci

KONSEP IMAN PERSPEKTIF MURJI AH DAN MU TAZILAH (STUDI KOMPARATIF)

KONSEP IMAN PERSPEKTIF MURJI AH DAN MU TAZILAH (STUDI KOMPARATIF) KONSEP IMAN PERSPEKTIF MURJI AH DAN MU TAZILAH (STUDI KOMPARATIF) A. Latar Belakang Setiap orang yang ingin menyelami seluk beluk agamanya secara mendalam, terperinci, perlu mempelajari teologi yang terdapat

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Satuan Pendidikan : Madrasah Aliyah (Prg Keagamaan) Bentuk Sal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran

Lebih terperinci

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM A. FILSAFAT KETUHANAN DALAM ISLAM Tuhan(ilah) sesuatu yang dipentingkan oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-nya. Tercakup didalamnya

Lebih terperinci

ILMU KALAM. Aliran-Aliran dan Pemikiran. Penyunting: Dr. Sumarto, M.Pd.I. Kontributor Penulisan:

ILMU KALAM. Aliran-Aliran dan Pemikiran. Penyunting: Dr. Sumarto, M.Pd.I. Kontributor Penulisan: ILMU KALAM Aliran-Aliran dan Pemikiran Penyunting: Kontributor Penulisan: Ari Irwansyah*Arum Cahaya Utami*Endang Afriani*Heri Hermawan*Hariani*Lisa Racmawati*M. Ridho Sulthanik* Mayasari M* Musonip Saputro*Nurhasiyanti*Rabiatul

Lebih terperinci

MODEL PENELITIAN AGAMA

MODEL PENELITIAN AGAMA MODEL PENELITIAN AGAMA Diajukan Sebagai Tugas Makalah Dalam Mata Kuliah Metodologi Studi ISlam DOSEN PEMBIMBING Fitri Oviyanti, M.Ag DISUSUN OLEH Lismania Nina Lingga Sari FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Pemikiran Kiai Said Aqil Siroj tidak terlepas dari Nahdltul Ulama dalam

BAB V PENUTUP. 1. Pemikiran Kiai Said Aqil Siroj tidak terlepas dari Nahdltul Ulama dalam BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Pemikiran Kiai Said Aqil Siroj tidak terlepas dari Nahdltul Ulama dalam mengkontruks Ahl al - Sunnah wal Al Jama ah, oleh karena itu perlu disimpulkan pemikiran Nahdlatul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam judul skripsi makelar mobil dalam perspektif hukum islam (Studi di

BAB I PENDAHULUAN. dalam judul skripsi makelar mobil dalam perspektif hukum islam (Studi di BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami maksud judul skripsi ini, terlebih dahulu akan diuraikan arti dari beberapa istilah yang ada dalam judul skripsi makelar

Lebih terperinci

PERGULATAN PEMIKIRAN TEOLOGI DI DUNIA ISLAM

PERGULATAN PEMIKIRAN TEOLOGI DI DUNIA ISLAM PERGULATAN PEMIKIRAN TEOLOGI DI DUNIA ISLAM Alkhendra 1 ABSTRACT The word theology comes from the English term, namely theology. In language means the science of divinity. The term used in the english,

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG HUBUNGAN TENTANG KEHENDAK TUHAN DENGAN KEADILAN TUHAN Oleh : sariah

TINJAUAN TENTANG HUBUNGAN TENTANG KEHENDAK TUHAN DENGAN KEADILAN TUHAN Oleh : sariah TINJAUAN TENTANG HUBUNGAN TENTANG KEHENDAK TUHAN DENGAN KEADILAN TUHAN Oleh : sariah 1. PENDAHULUAN Sebagaimana diketahui, bahwa perselisihan faham yang mengakibatkan timbulnya aliran dalam Islam, pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. dalam jenis paguyuban atau gemeinschaft, tepatnya paguyuban karena solidaritas.

BAB IV ANALISA. dalam jenis paguyuban atau gemeinschaft, tepatnya paguyuban karena solidaritas. BAB IV ANALISA A. Keberadaan Kaum Gay Dalam klasifikasi kelompok sosial Komunitas Adinata Family termasuk dalam jenis paguyuban atau gemeinschaft, tepatnya paguyuban karena solidaritas. Sebab komunitas

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj.

BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci terakhir yang di wahyukan Allah kepada nabi Muhammad SAW guna untuk dijadikan sebagai pedoman hidup (way of life) bagi umat manusia,

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pemahaman, Berpikir Rasional, Pembangunan

Kata Kunci: Pemahaman, Berpikir Rasional, Pembangunan PAHAM TEOLOGI RASIONAL MU'TAZILAH DI INDONESIA Oleh : M. Baharudin Abstrak Studi terhadap sejarah perkembangan dan pemikiran dalam Islam khususnya dalam bidang teologi telah menarik minat para ulama Islam

Lebih terperinci

yang sama bahwa Allah mempunyai sifat-siafat. Allah mempunyai sifat melihat (al-sami ), tetapi Allah melihat bukan dengan dhat-nya, tapi dengan

yang sama bahwa Allah mempunyai sifat-siafat. Allah mempunyai sifat melihat (al-sami ), tetapi Allah melihat bukan dengan dhat-nya, tapi dengan I Sunni atau Ahl al-sunnah Wa al- Jama ah atau terkadang juga dikenal dengan sebutan ASWAJA merupakan paham yang berdasarkan pada tradisi Nabi Muhammad SAW, di samping berdasar pada Al Qur an sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam penulisan skripsi ini digunakan beberapa macam metode untuk mengumpulkan informasi maupun data berkaitan erat dengan masalah peringatan maulid Nabi Muhammad Saw, kemudian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an BAB IV ANALISA Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa mayoritas masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an merupakan acuan moral untuk memecahkan problem

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Bab I Pendahuluan. 10. Bab II Pengertian Manhaj Salaf Ahlussunnah wal Jama ah Salaf.. 19

DAFTAR ISI. Bab I Pendahuluan. 10. Bab II Pengertian Manhaj Salaf Ahlussunnah wal Jama ah Salaf.. 19 DAFTAR ISI Daftar Isi.. 5 Kata Pengantar... 7 Bab I Pendahuluan. 10 Bab II Pengertian Manhaj Salaf... 15 2.1. Ahlussunnah wal Jama ah.... 15 2.2. Salaf.. 19 Bab III Salafi dan Wahabisme.. 22 3.1. Sejarah

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Perkawinan beda agama adalah suatu perkawinan yang dilakukan oleh

BAB I. Pendahuluan. Perkawinan beda agama adalah suatu perkawinan yang dilakukan oleh BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Perkawinan beda agama adalah suatu perkawinan yang dilakukan oleh seorang pria dengan seorang wanita, yang memeluk agama dan kepercayaan yang berbeda antara

Lebih terperinci

IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI

IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI BAB IV ANALISIS TERHADAP PANDANGAN IMAM SYAFI I DAN SYI> AH IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI PEWARIS NON MUSLIM A. Persamaan Pandangan Imam Syafi i dan Syi> ah Ima>miyah tentang Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang diarahkan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar

Lebih terperinci

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

PERSATUAN DAN KERUKUNAN PERSATUAN DAN KERUKUNAN PENGERTIAN PERSATUAN DAN KESATUAN A. PERSATUAN Dari segi bahasa persatuan berarti gabungan, ikatan atau kumpulan. Sedangkan menurut istilah persatuan adalah kumpulan individu manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Poligami merupakan masalah yang kontroversial dalam Islam. Para ulama ortodoks

BAB I PENDAHULUAN. Poligami merupakan masalah yang kontroversial dalam Islam. Para ulama ortodoks BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Poligami merupakan masalah yang kontroversial dalam Islam. Para ulama ortodoks berpendapat bahwa poligami adalah bagian dari syariat Islam dan karenanya pria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2005), hlm. 23. Penerbit Diponegoro, 2008), hlm Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur an, (Jakarta: Bumi

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2005), hlm. 23. Penerbit Diponegoro, 2008), hlm Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur an, (Jakarta: Bumi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rasulullah SAW. menerima wahyu Al-Qur an secara hafalan, mengajarkannya secara hafalan, dan mendorong para sahabat untuk menghafalkannya. Sungguh merupakan hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman pada masa modern ini banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman pada masa modern ini banyak sekali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman pada masa modern ini banyak sekali tontonan baik dimedia massa ataupun dalam kehidupan nyata yang telah menghancurkan tatanan kejiwaan

Lebih terperinci

Edisi 02/ I/ Dzulhijjah/ 1425 H Januari/ 2005 M)

Edisi 02/ I/ Dzulhijjah/ 1425 H Januari/ 2005 M) Edisi 02/ I/ Dzulhijjah/ 1425 H Januari/ 2005 M) -Dilarang memperbanyak isi ebook ini untuk tujuan komersil- Sumber aqidah (keyakinan) dan hukum agama Islam adalah Al-Kitab (Al -Qur an) dan As-Sunnah (Al

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan bagian dari Rukun Islam, sehingga zakat merupakan salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap muslim, ada pula

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN Al-Qur an merupakan sumber hukum paling utama bagi umat Islam, M. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan sempurna. Kata

Lebih terperinci

KRITIK TERHADAP ALIRAN AL MATURIDIYAH

KRITIK TERHADAP ALIRAN AL MATURIDIYAH KRITIK TERHADAP ALIRAN AL MATURIDIYAH MAKALAH Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah : Ilmu Tauhid Dosen Pengampu : Drs. A. Ghofir Romas Disusun oleh : Najib Afif Muamar (1501026157) Muhammad Kafi (1501026158)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada Allah SWT. Oleh karena ia memiliki keragaman kebutuhan yang. menghiasi dirinya yaitu pokok ajaran Islam yang meliputi :

BAB I PENDAHULUAN. kepada Allah SWT. Oleh karena ia memiliki keragaman kebutuhan yang. menghiasi dirinya yaitu pokok ajaran Islam yang meliputi : 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan sebagai instituasi sosial mempunyai fungsi yang sangat penting untuk mengembangkan kebudayaan dan memajukan masyarakat dan bangsa. Dalam satu sisi dapatlah

Lebih terperinci

Kritik Terhadap Ajaran Mu tazilah 3 4 5

Kritik Terhadap Ajaran Mu tazilah 3 4 5 Kritik Terhadap Ajaran Mu tazilah 3 4 5 Guna memenuhi tugas Mata kuliah : Tauhid Dosen pengampu : Bpk. Ghofir Romas Yang disusun oleh : 1. Halimatussa diyah ( 1601016073 ) 2. Laili Ristiani ( 1601016074

Lebih terperinci

BAB I. Aaditama, 1998), hlm Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm. 15

BAB I. Aaditama, 1998), hlm Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm. 15 BAB I A. Latar Belakang Masalah Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai

Lebih terperinci

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Umat Islam di seluruh penjuru dunia bersuka cita menyambut maulid Nabi Muhammad Saw pada bulan Rabiul Awal. Muslim Sunni merayakan hari kelahiran Rasulullah pada tanggal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti

Lebih terperinci

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM DR. Ramlan Yusuf Rangkuti, M.A. Disampaikan Pada Mata Ajar Agama Islam Pogram BHP 2 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara A. Filsafat Ketuhanan dalam Islam Siapakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mempelajari suatu agama, aspek yang pertama dipertimbangkan sekaligus harus dikaji ialah konsep ketuhanannya. Dari konsep ketuhanan, akan diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amir Syarifudin, Hukum Kewarisan Islam, Fajar Interpratama Offset, Jakarta, 2004, hlm.1. 2

BAB I PENDAHULUAN. Amir Syarifudin, Hukum Kewarisan Islam, Fajar Interpratama Offset, Jakarta, 2004, hlm.1. 2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hukum Islam merupakan hukum Allah. Dan sebagai hukum Allah, ia menuntut kepatuhan dari umat Islam untuk melaksanakannya sebagai kelanjutan dari keimanannya kepada Allah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. BAB I A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil

Lebih terperinci

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN 2017 M/1438 H

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN 2017 M/1438 H KONFLIK PEREBUTAN KEKUASAAN PADA MASA KHALIFAH ALI BIN ABI THALIB SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memper oleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Pada Jurusan Hukum Tata Negara Fakultas Syari ah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah berasal dari bahasa Arab yaitu Madrasah yang artinya tempat untuk belajar atau sistem pendidikan klasikal yang didalamnya berlangsung proses belajar

Lebih terperinci

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN c Menghormati Kemanusiaan d MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN Oleh Nurcholish Madjid Sidang Jumat yang berbahagia. Dalam kesempatan khutbah kali ini, saya ingin mengajak semuanya untuk merenungkan ajaran

Lebih terperinci

KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT

KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, metode ini dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian (juga sering disebut metodologi) adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisa data, dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik terhadap semua aspek perkembangan kepribadian baik jasmani maupun rohani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etos kerja mendeskripsikan segi-segi kualitas akhlak yang baik pada manusia, bersumber dari kualitas diri, diwujudkan berdasarkan tata nilai sebagai implementasi

Lebih terperinci

PENGERTIAN, SEJARAH DAN SEBAB-SEBAB TIMBULNYA ILMU KALAM

PENGERTIAN, SEJARAH DAN SEBAB-SEBAB TIMBULNYA ILMU KALAM PENGERTIAN, SEJARAH DAN SEBAB-SEBAB TIMBULNYA ILMU KALAM Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah ILMU KALAM Dosen Pengampu : Drs. H. ABDULLAH ZAINI Disusun oleh : 1. Muhammad Sokhib : (106013343)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi

BAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Al-Ghazali (w. 1111 M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi umat Islam hingga saat ini. Montgomerry Watt (Purwanto dalam pengantar Al- Ghazali,

Lebih terperinci

IDIOLOGI DAN POLITIK KEKUASAAN KAUM MU TAZILAH Ahmad Zaeny. Abstrak

IDIOLOGI DAN POLITIK KEKUASAAN KAUM MU TAZILAH Ahmad Zaeny. Abstrak IDIOLOGI DAN POLITIK KEKUASAAN KAUM MU TAZILAH Ahmad Zaeny Abstrak Kemunculan Mu tazilah pada mulanya adalah berakar dari masalah teologi tentang pelaku dosa besar. Dimana Khawarij menyatakan bahwa ia

Lebih terperinci

Kata Kunci: Ajjaj al-khatib, kitab Ushul al-hadis.

Kata Kunci: Ajjaj al-khatib, kitab Ushul al-hadis. MANHAJ AJJAJ AL-KHATIB (Analisis Kritis terhadap Kitab Ushul al-hadis, Ulumuh wa Mushtalahuh) Sulaemang L. (Dosen Jurusan Dakwah dan Komunikasi STAIN Kendari) Abstrak: Penelitian ini mebmahas Manhaj Ajjaj

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Secara fitrah manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang saling bergantung satu sama lain. Dengan fitrah tersebut, maka manusia akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan pedoman yang abadi untuk kemaslahatan umat manusia, merupakan benteng pertahanan syari at Islam yang utama serta landasan sentral bagi tegaknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai perbandingan konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya terhadap pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhannya telah mampu merombak tatanan atau sistem kewarisan yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhannya telah mampu merombak tatanan atau sistem kewarisan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum kewarisan, termasuk salah satu aspek yang diatur secara jelas dalam Al-Qur an dan Sunnah Rasul. Hal ini membuktikan bahwa masalah kewarisan cukup penting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Satu hal lain yang dalam dunia keilmuan segera dilekatkan pada masalah sistem adalah metode. Dalam arti kata yang sesungguhnya, maka metode (Yunani: methodos) adalah cara atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban, dengan kata lain, metodologi adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan umat Islam dari periode Nabi Muhammad Saw. diutus sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan dan kemunduran yang dialami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metodologi kualitatif adalah segala prosedur penelitian yang menghasilkan

BAB III METODE PENELITIAN. metodologi kualitatif adalah segala prosedur penelitian yang menghasilkan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian merupakan usaha dalam merencanakan dan menentukan segala kemungkinan dan perlengkapan yang diperlukan dalam penelitian kualitatif.

Lebih terperinci

[ ] E٣٢٧ J٣١٩ W F : : Al- HAYA' (Sifat PEMALU) "al Haya' ( Rasa malu) tidak datang kecuali dengan kebaikan." Sesungguhnya di antara fenomena keseimbangan dan tanda-tanda kesempurnaan dalam tarbiyah bahwa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari

BAB V PENUTUP. Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari BAB V PENUTUP Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari berbagai permasalahan yang telah diuraikan secara panjang lebar, guna untuk mempermudah dalam memahami isi yang terkandung

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah ilmu seni mengunakan sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu di peperangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin, yang mana dalam agama Islam

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N. Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab

B A B I P E N D A H U L U A N. Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab 1 B A B I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti : Menahan diri dari makan, minum dan hubungan seksuil

Lebih terperinci

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami maksud judul skripsi ini, terlebih dahulu akan diuraikan arti dari beberapa istilah yang ada dalam judul skripsi Sewa-Menyewa

Lebih terperinci

Surat Untuk Kaum Muslimin

Surat Untuk Kaum Muslimin Surat Untuk Kaum Muslimin Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

TAKFIR DAN HAK BERBEDA PENDAPAT

TAKFIR DAN HAK BERBEDA PENDAPAT TAKFIR AN HAK BERBEA PENAPAT Yusuf Rahman 1 Takfir dan Hak Berbeda Pendapat alam salah satu karyanya yang cukup terkenal Tahafut al- Falasifa (Kerancuan para Filusuf), Abu Hamid al-gazali (w. 1111) memberikan

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari. 1 BAB I A. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Dengan tumbuhnya pengetahuan tentang agama-agama lain, menimbulkan sikap saling pengertian dan toleran kepada orang lain dalam hidup sehari-hari, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi sunatullah seorang manusia diciptakan untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi sunatullah seorang manusia diciptakan untuk hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah menjadi sunatullah seorang manusia diciptakan untuk hidup saling berdampingan dengan manusia yang lain sebagaimana sifat manusia sebagai makhluk sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki kesempurnaan lebih dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dalam al-quran, Allah berfirman:

Lebih terperinci

lah sebagaimana ditinjau dengan berbagai konsep di atas dan juga agar mempe

lah sebagaimana ditinjau dengan berbagai konsep di atas dan juga agar mempe BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis figur kepemimpinan kyai pondok pesantren dalam membentuk pribadi muslim yang seutuhnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Gerakan pembaharuan Islam di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari pengaruh pembaharuan Islam yang dilakukan oleh umat Islam di Saudi Arabia, Mesir, dan India

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Islam merupakan proses perubahan menuju kearah yang lebih baik. Dalam konteks sejarah, perubahan yang positif ini adalah jalah Tuhan yang telah dibawa oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum, penelitian atau riset dapat diartikan sebagai suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Aliyah (IPA/IPS/BHS) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam Jumlah Soal : 50 Butir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian, metode menjadi sangat penting bagi seorang peneliti. Ketepatan dalam menggunakan suatu metode akan dapat menghasilkan data yang tepat pula dan dapat dipertanggungkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SIYASAH DUSTURIYAH TERHADAP PENYELENGGARAAN SISTEM PRESIDENSIAL DENGAN FORMAT KOALISI

BAB IV ANALISIS SIYASAH DUSTURIYAH TERHADAP PENYELENGGARAAN SISTEM PRESIDENSIAL DENGAN FORMAT KOALISI BAB IV ANALISIS SIYASAH DUSTURIYAH TERHADAP PENYELENGGARAAN SISTEM PRESIDENSIAL DENGAN FORMAT KOALISI A. Analisis terhadap Penyelenggaraan Sistem Presidensial dengan Format Koalisi menurut UUD 1945 Koalisi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dipaparkan simpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang penulis kaji. Sebagaimana yang telah dikaji

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian merupakan cara kerja untuk dapat memahami obyek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian merupakan cara kerja untuk dapat memahami obyek BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran atau tujuan penelitian. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan berbagai

Lebih terperinci

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Wassalam. Page 5. Cpt 19/12/2012

Wassalam. Page 5. Cpt 19/12/2012 satu cara yang perlu ditempuh adalah mengembangkan model home schooling (yang antara lain berbentuk pembelajaran personal ) seperti yang pernah diterapkan pada masa kejayaan Islam abad pertengahan. - Membangun

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: 05Fakultas Dr. PSIKOLOGI FILSAFAT ILMUDAN LOGIKA SEJARAH FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id SEJARAH FILSAFAT ; Standar Kompetensi Setelah perkualiahan

Lebih terperinci

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN Oleh Nurcholish Madjid Seorang Muslim di mana saja mengatakan bahwa agama sering mendapatkan dukungan yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al Qur an adalah Kalam Allah yang mu jiz, diturunkan kepada Nabi dan Rosul pengahabisan dengan perantaraan Malaikat Jibril, tertulis dalam mushaf yang dinukilkan

Lebih terperinci

RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH

RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH BAB IV KOMPARASI KONSEP HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF DI INDONESIA TENTANG KEBEBASAN BERAGAMA DALAM STUDI RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH A. Persamaan Konsep Hukum Islam dan Hukum Positif di Indonesia Tentang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M.

BAB V KESIMPULAN. Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M. BAB V KESIMPULAN Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M. Dasar-dasar teosofi tumbuh bersamaan dan bercampur dalam perkembangan teoriteori tasawuf; filsafat; dan --dalam

Lebih terperinci