AKIBAT HUKUM TERHADAP PELANGGARAN KITAS (Kartu Izin Tinggal Sementara) DALUARSA OLEH WARGA NEGARA ASING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AKIBAT HUKUM TERHADAP PELANGGARAN KITAS (Kartu Izin Tinggal Sementara) DALUARSA OLEH WARGA NEGARA ASING"

Transkripsi

1 AKIBAT HUKUM TERHADAP PELANGGARAN KITAS (Kartu Izin Tinggal Sementara) DALUARSA OLEH WARGA NEGARA ASING Ronald Adhiyaka Fakults Hukum Universitas Mulawarman Jl. Sambaliung Kampus Gunung Kelua Samarinda Kalimantan Timur ABSTRAK Dalam perkembangan dunia dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang transportasi, perpindahan orang atau penduduk tidak hanya untuk menetap, tetapi juga perpindahan sementara, yang lebih tepat dapat dikatakan adalah perjalanan orang dari suatu negara ke negara lain untuk berbagai keperluan seperti untuk berwisata, kerja, kunjungan keluarga dan lain-lain. Warga Negara Asing (WNA) yang datang ke Indonesia khususnya wilayah Balikpapan pada hakikatnya mempunyai tujuan serta kepentingan yang berbeda-beda, selain untuk bekerja dan berkunjung ada pula untuk kepentingan negara. Untuk itu WNA yang memasuki wilayah Indonesia harus memiliki izin yang di keluarkan pejabat imigrasi yang berwenang. Izin tersebut yaitu KITAS adalah Kartu Izin Tinggal Sementarayang diberikan oleh pejabat yang berwenang yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang memuat persetujuan bagi orang asing untuk melakukan perjalanan ke wilayah Indonesia dan menjadi dasar untuk pemberian izin tinggal yang besifat terbatas. Penelitian ini membahas tentang penyebab terjadinya pelanggaran KITAS di wilayah Balikpapan. Salah satu penyebab terjadinya pelanggaran KITAS di wilayah kerja kantor Imigrasi kelas 1 Balikpapan adalah lemahnya pengawasan dan belum adanya Peraturan pemerintah untuk mendukung Undang-undang No 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian. Kewenangan kantor Imigrasi kelas 1 Balikpapan untuk mengawasi Warga Negara Asing sangatlah penting. Mengingat wilayah kerja kantor Imigrasi kelas 1 Balikpapan mengawasi Kota Balikpapan, Kabupaten Paser dan Kabupaten Penajam Paser Utara. Kerena mengawasi 3 daerah tersebut kantor Imigrasi kelas 1 Balikpapan sangat kesulitan melakukan penindakan dan pengawasan karena jarak yang jauh menjadi penghambat kantor Imigrasi kelas 1 Balikpapan untuk melakukan kewenangan tersebut. Berdasarkan hal tersebut, penulis memfokuskan penelitian ini dengan menggunakan pendekatan Undang-undang (statute approach).maka diperlukan sebuah kebijakan-kebijakan terhadap kantor Imigrasi kelas 1 Balikpapan untuk melakukan pengawasan Warga Negara Asing yang masukke Wilayah Kerja Kantor ImigrasiKelas I Balikpapan. Kata Kunci: KITAS,Pengawasan, Warga Negara Asing 1

2 PENDAHULUAN Imigrasi adalah perpindahan orang atau penduduk dari suatu Negara ke Negara lain untuk menetap. Dalam perkembangan dunia dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang transportasi, perpindahan orang atau penduduk tidak hanya untuk menetap.tetapi juga perpindahan sementara. Yang lebih tepat dapat di katakan adalah perjalanan orang dari suatu negara ke negara lain untuk berbagai keperluan seperti untuk berwisata, kerja, kunjunghan keluarga dan lain-lain. Pada tahun 2011 Warga Negara Asing (WNA) yang masuk ke wilayah Balikpapan sekitar WNA. Dari data diatas tercatat sekitar 1945 WNA yang mengurus KITAS (Kartu Izin Tinggal Sementara). Setiap tahunnya terdapat Warga Negara Asing yang melakukan pelanggaran KITAS (Kartu Izin Tinggal Sementara) dalursa (Overstay) kondisi seperti ini sudah menjadi perhatian pihak Kantor Dinas Imigrasi Kelas 1 Balikpapan untuk melakukan pengawasan terhadap Warga Negara Asing yang bekerja di Balikpapan. Dalam Undang-undang No 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian di nyatakan bahwa Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau ke luar wilayah Negara Republik Indonesia dan pengawasan orang asing di wilayah negara Republik Indonesia. Lalu lintas orang antara Negara Republik Indonesia dengan negara lain mempunyai arti bahwa yang melakukan lalu lintas tersebut tidak hanya Warga Negra Asing, tetapi juga termasuk warga Negara Indonesia yang melakukan perjalanan Ke luar Negri dan kembali ke Indonesia. Pengawasan terhadap orang asing di wilayah Negara Republik Indonesia mengandung 2 (dua) aspek yaitu: a. Aspek keberadaannya b. Aspek kegiatannya selama berada di wilayah Indonesia. Warga negara asing memilik hak untuk kerja di Indonesia seperti halnya di daerah Balikpapan harus memiliki izin KITAS (Kartu Izin Tinggal Sementara) yang di mana di keluarkan oleh pejabat imigrasi yang berwenang.yang di mana KITAS (Kartu Izin Tinggal Sementara) adalah keterangan tertulis yang di berikan oleh pejabat yang berwenang yang di tetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang memuat persetujuan bagi orang asing untuk mendapatkan izin untuk tinggal semantar di Wilayah tersebut.kota Balikapapan, Kabupaten Paser dan Kabupaten Penajam Paser Utara telah berkembang pesat di sektor Pertambangan dan Migas, Perindustrian, serta Pembangunan. Para investor dari luar Pulau Kalimantan pun berdatangan untuk melihat peluang usaha dan bekerja di Kota Balikpapan, tidak terkecuali warga negara asing yang masuk di Kota Balikpapan. Ternyata terdapat hambatan-hambatan pihak imigrasi dalam memeriksa KITAS (Kartu Izin Tinggal Sementara), khususnya di KITAS (Kartu Izin Tinggal Sementara) kerja Waga Negara Asing.Terdapat beberapa warga negara asing yang kedapatan oleh pihak imigrasi yang izin KITAS (Kartu Izin Tinggal Sementara) tidak sesuai dengan izin berlakunya, dan bahkan sampai masa berlakunya sudah daluarsa masih tetap tinggal di Balikpapan. Seperti halnya terdapat warga negara asing yang bekerja di Balikpapan akan tetapi izin KITAS (Kartu Izin Tinggal Sementara) nya sudah daluarsa. 2

3 Pada tahun 2011 Warga Negara Asing yang masuk ke wilayah Kota Balikpapan sekitar Warga Negara Asing. Dari data yang di dapat tercatat sekitar 1945 orang asing yang memiliki Kitas. Warga Negara Asing tersebut memiliki Kitas bermacam-macam antara lain: Dari Kitas diplomatik, Kitas dinas, Kitas kunjungan, Kitas tinggal terbatas dan Kitab. Dari data tersebut sekitar 10 Warga Negara Asing yang melakukan pelanggaran Kitas, setiap tahunnya Warga Negara Asing yang melakukan pelanggaran Kitas untuk bekerja bertambah di awal 2010, kondisi seperti ini sudah menjadi perhatian pihak Kantor Dinas Imigrasi Kelas 1 Kota Balikpapan untuk melakukan pengawasan terhadap orang asing yang bekerja di Kota Balikpapan. Lebih lengkapnya lihat tabel 1: Tabel 1.Jumlah Orang Asing Yang Memiliki Izin. No Jenis Izin Jumlah orang asing 1 Izin Tinggal Kunjungan Izin Tinggal Terbatas Kemudahan Khusus Keimgrasian Izin Tinggal Tetap 7 Jumlah 4262 Sumber data Dinas Imigrasi kelas I Kota Balikpapan tahun 2011 Adapun yang di kemukakan bapak Narjuli Waldy, SH yang berkedudukan sebagai Kepala seksi Lantaskim Imigrasi Di wilayah Balikpapan mengemukakan bahwa banyak sekali terjadi penyalah gunaan izin KITAS (Kartu Izin Tinggal Sementara) warga negara asing di Wilayah Balikpapan, Bila terjadi penyalah gunaan izin KITAS (Kartu Izin Tinggal Sementara) maka negara mengalami kerugian karna warga negara asing tidak membayar pajak ke Negara, sehingga di mana seharusnya defisit Negara bertambah malah mengalami kerugian. Warga negara asing yang melakukan pelanggaran Kitas daluarsa tersebut melanggar ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian khususnya Pasal 76 sampai Pasal 78. Dalam penjelasan Pasal 76 sampai Pasal 78 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian di atas terlihat jelas sudah bahwa Warga Negara Asing yang melakukan pelanggaran dan melanggar ketentuanketentuan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1994 tentang Visa, Izin Masuk dan Izin Keimigrasian akan dikenakan tindakan pengusiran atau deportasi. Berdasarkan uraian singkat di atas, maka pembahasan utama yang diangkat dalam penulisan ini adalah apakah sudah efisien Implementasi Undang-undang Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian di Kota Balikpapan? Dan apa faktor penyebab terjadinya pelanggaran KITAS (Kartu Izin Tinggal Sementara) daluarsa di Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I Balikpapan? 3

4 PEMBAHASAN 1. Efisiensi Implementasi Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian di Balikpapan. 1.1 Hambatan dalam Implementasi Undang-undang. Di dalam melakukan Implementasi Undang-undang tentunya akan ada hambatan-hambatan yang di peroleh pihak Imigrasi di dalam melakukan Implementasi Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, salah satunya yang mempengaruhi belum Efisiennya Undang-undang ini di karnakan belum adanya peraturan pemerintah, peran pemerintah di dalam mengeluarkan peraturan pemerintah sangat penting khususnya di dalam jalannya suatu Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian agar ketika terjadi pelanggaran KITAS (Kartu Izin Tinggal Sementara) daluarsa atau Overstay di Wilayah Kerja Imigrasi Kelas I Balikpapan Undang-undang Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian sudah bekerja dengan baik dan sudah memiliki kekuatan Hukum, belum Efisiennya Undang-undang ini dapat di lihat dari terdapatnya 10 Warga Negara Asing yang terjaring pihak Imigrasi yang melakukan pelanggaran KITAS (Kartu Izin Tinggal Sementara) Daluarsa atau Overstay tetapi pihak Imigrasi Balikpapan belum dapat melakukan deportasi kepada Warga Negara Asing di karnakan belum adanya peraturan pemerintah kota untuk mendukung efektifnya suatu Undang-undang ini untuk berjalan dengan baik. Selain itu hambatan-hambatan lain pun dapat berpengaruh seperti halnya sarana dan prasarana yang menunjang hal ini menjadi hambatan pihak Imigrasi Kelas I Balikpapan di dalam melakukan Implementasi Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian di karnakan Sarana transportasi untuk melakukan sosialisasi kepada Warga Negara Asing ke wilayah yang susah di jangkau masih belum memadai dan juga prasarana yang di peroleh pihak Imigrasi Kelas I Balikpapan untuk melakukan sosialisasi sangat minim dapat di lihat dengan kurangnya Handy Talky, kamera, dan komputer. selain itu dana yang di peroleh pegawai Imigrasi masih sangat minim hal ini yang membuat pegawai Imigrasi Kelas I Balikpapan menjadi tidak Optimal dalam melakukan pengawasan dan sosialisasi terhadap Warga Negara Asing. Berdasarkan dari hasil penelitian dan data yang penulis dapatkan di lapangan, hambatan di dalam melakukan Implementasi Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian di karnakan beberapa faktor yaitu faktor belum adanya peraturan pemerintah Kota untuk mendukung jalannya suatu Undang-undang, faktor sarana dan prasara, serta faktor dana yang sangat minim yang di peroleh pihak Imigrasi Kelas I Balikpapan. 4

5 1.2 Upaya mengatasi kendala Implementasi Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. Berdasarkan dari kendala-kendala yang disebutkan pada pembahasan sebelumnya, maka upaya yang harus dilakukan oleh kantor Imigrasi Kelas 1 Balikpapan adalah sebagai berikut: a. Undang-undang Di dalam berjalannya Undang-undang Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian maka pihak imigrasi Kelas I Balikpapan harus bekerja sama dengan pemerintah Kota, Agar pemerintah Kota segera mengesahkan Peraturan pemerintah agar ketika terjadinya pelanggaran yang di lakukan oleh Warga Negara Asing maka pihak Imigrasi Balikpapan dapat melakukan tindakan seperti deportasi seperti yang sudah di jelaskan di dalam pasal 78 Undang-undang Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian. b. Faktor Sarana dan Prasarana Membahas tentang upaya mengatasi kendala dalam hal sarana dan prasarana (perlengkapan) tidak terlepas dari pembahasan di atas yaitu masalah dana dan biaya yang tidak memadai. Perlunya pengadaan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan sosialisasi Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian kepada Warga Negara Asing seperti komputer, alat komunikasi, transportasi serta dokumentasi agar sosialisasi kepada Warga Negara Asing di wilayah kerja kantor Imigrasi Kelas 1 Balikpapan dapat berjalan baik. 2. Faktor penyebab terjadinya pelanggaran KITAS (Kartu Izin Tinggal Sementara) daluarsa di Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I Balikpapan. 1.1 Jenis Pelanggaran Pelanggaran Kitas. Berbagai kepentingan orang datang ke wilayah Kota Balikpapan, Kabupaten Paser dan Kabupaten Penajam Paser Utara yang mana merupakan wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I Balikpapan, dimana hampir sebagian besar dari mereka datang untuk melakukan bisnis atau bekerja di perusahaan-perusahaan tertentu. Ada juga dari beberapa perusahaan-perusahaan ini yang mendatangkan banyak tenaga ahli asing dengan maksud untuk lebih meningkatkan produktifitas dan kualitas produk perusahaan mereka. Pertambangan dan energi merupakan spesialisasi bidang pekerjaan yang paling banyak menyedot tenaga kerja asing, dimana hal ini sangat terkait dengan hasil alam yang terkandung di Pulau Kalimantan ini. Kondisi pengawasan Warga Negara Asing di wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas 1 Balikpapan, bila dilihat dari kondisi jumlah pelanggaran yang meningkat di tahun 2011 yang berjumlah 10 orang, pengawasan orang asing yang dilakukan oleh kantor Imigrasi Kelas 1 Balikpapan adalah bisa dikatakan belum maksimal, walau dari instansi yang bersangkutan telah melakukan pengawasan terhadap orang asing sesuai dengan prosedur yang ada, melainkan orang asing itu sendiri yang melakukan kelalaian, dan terkadang pula mereka mengabaikan prosedur yang ada pada kantor Imigrasi Kelas 1 Balikpapan, sehingga 5

6 menyebabkan terjadinya pelanggaran-pelanggaran keimigrasian, hal ini tersebut dapat ditunjukkan dengan adanya pelanggaran seperti: 1. Warga Negara Asing melakukan kegiatan tidak sesuai dengan izin keimigrasian. 2. Warga Negara Asing berada diwilayah Indonesia secara tidak sah. 3. Warga Negara Asing pindah alamat dan tidak melapor. 4. Warga Negara Asing mendapat Kartu Identitas (KITAS) tidak melapor kepada POLRI untuk mendapatkan Surat Keterangan Lapor Diri (SKLD) dalam waktu 30 hari sejak di peroleh KITAS. keterlambatan melapor/wajib lapor visa sudah melewati masa berlaku yang ditetapkan oleh pihak Kantor Imigrasi setempat (overstay). Berdasarkan dari hasil penelitian dan data yang penulis dapatkan di lapangan, pelanggaran Kitas yang terjadi seperti Kitas kunjungan digunakan untuk mencari pekerjaan, Kitas diplomatik digunakan untuk berwisata yang seharusnya menggunakan Kitas kunjungan, keterlambatan melapor/wajib lapor Kitas sudah melewati masa berlaku yang ditetapkan oleh pihak Kantor Imigrasi setempat (overstay) Faktor Penyebab Pelanggaran Kitas daluarsa (Overstay). Faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya pelanggaran Kitas daluarsa adalah sebagai berikut : a. Lemahnya pada bidang pengawasan. Dalam hal ini pengawasan merupakan sesuatu yang penting dalam proses pelenggaran Kitas daluarsa. Pelaksanaan pengawasan orang asing sebenarnya dalam prakteknya telah dilaksanakan sejak awal orang asing yang akan memasuki wilayah Indonesia dengan melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) yaitu dengan melakukan pemeriksaaan dengan melakukan berupa penelitian dokumen keimigrasian (surat perjalanan berupa visa atau paspor) maupun pemeriksaan daftar pencekalan, dan selanjutnya pemeriksaan Izin tinggal (Kitas) berupa tujuan jangka waktunya berada di Indonesia. Dari pelaksanaan pengawasan Administrasi untuk penelitian berkas permohonan perizinan seorang pejabat Imigrasi menggunakan istilah tidak memakai apa yang dipikirkan tetapi apa yang di suratkan. Hal ini mengandung maksud bahwa penelitian berkas (dokumen) permohonan harus dilakukan dengan selektif dan secermat mungkin dengan menggunakan keyakinan atas kebenaran permohonan. Berdasarkan hasil penelitian, Kantor Imigrasi Kelas 1 Balikpapan melakukan tindakan preventif (pengawasan operatif) yaitu dengan melakukan secara teliti dengan sekasama semua persyaratan tentang dokumen Imigrasi Izin Kerja (apabila yang bersangkutan bekerja) pada saat pemberian atau perpajangan SKLD, mengadakan pemeriksaan secara teliti terhadap kelengkapan identitas orang asing, mencatat dengan baik identitas dan kegiatan orang asing, dan berkoordinasi dengan instansi terkait. Dalam hal pengawasan orang asing yang masuk ke wilayah Indonesia maka secara administrasi pemeriksaan dilakukan dengan meneliti keabsahan dokumen-dokumen izin keimigrasian berupa Kitas, serta yang dilakukan oleh petugas imigrasi adalah data Cekal (Pencegahan dan 6

7 Penangkalannya). Namun dalam kenyataanya pengawasan yang dilakukan belum mencapai tujuan pengawasan bagi orang asing. Dalam prinsip selective policy bahwa hanya orang asing yang dapat membawa keuntungan bagi kesejahteraan rakyat, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta tidak membahayakan ketertiban dan keamanan Nasional, maka orang asing inilah yang diperbolehkan masuk dan berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka dari itu tujuan dari pengawasan orang asing adalah: 1. Menciptakan keamanan dan stabilitas dari ancaman pihak luar, 2. Memberikan keamanan dan ketertiban bagi Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Asing, 3. Menjaga citra aman kepada dunia luar, 4. Untuk menegakan supremasi hukum, Untuk melaksanakan tata pemerintah, baik yang bersifat administrasi maupun yang bersifat operasional. Terdapat tindakan pengawasan dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian antara lain meliputi: Pasal 67 (1) Pengawasan Keimigrasian terhadap warga Negara Indonesia dilaksanakan pada saat permohonan Dokumen Perjalanan, keluar atau masuk, atau berada di luar Wilayah Indonesia dilakukan dengan: a. pengumpulan, pengolahan, serta penyajian data dan informasi; b. penyusunan daftar nama warga negara Indonesia yang dikenai Pencegahan keluar Wilayah Indonesia; c. pemantauan terhadap setiap warga Negara Indonesia yang memohon Dokumen Perjalanan, keluar atau masuk Wilayah Indonesia, dan yang berada di luar Wilayah Indonesia; dan d. pengambilan foto dan sidik jari. (2) Hasil pengawasan Keimigrasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan data Keimigrasian yang dapat ditentukan sebagai data yang bersifat rahasia. Pasal 68 (1) Pengawasan Keimigrasian terhadap Orang Asing dilaksanakan pada saat permohonan Visa, masuk atau keluar, dan pemberian Izin Tinggal dilakukan dengan: a. pengumpulan, pengolahan, serta penyajian data dan informasi; b. penyusunan daftar nama Orang Asing yang dikenai Penangkalan atau Pencegahan; c. pengawasan terhadap keberadaan dan kegiatan Orang Asing di Wilayah Indonesia; d. pengambilan foto dan sidik jari; dan e. kegiatan lain yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. 7

8 (2) Hasil pengawasan Keimigrasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan data Keimigrasian yang dapat ditentukan sebagai data yang bersifat rahasia. 8 Pasal 69 (1) Untuk melakukan pengawasan Keimigrasian terhadap kegiatan Orang Asing di Wilayah Indonesia, Menteri membentuk tim pengawasan Orang Asing yang anggotanya terdiri atas badan atau instansi pemerintah terkait, baik di pusat maupun di daerah. (2) Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk bertindak selaku ketua tim pengawasan Orang Asing. Pasal 70 (1) Pejabat Imigrasi atau yang ditunjuk dalam rangka pengawasan Keimigrasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 dan Pasal 68 wajib melakukan: a. pengumpulan data pelayanan Keimigrasian, baik warga negara Indonesia maupun warga Negara asing; b. pengumpulan data lalu lintas, baik warga Negara Indonesia maupun warga negara asing yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia; c. pengumpulan data warga negara asing yang telah mendapatkan keputusan pendetensian, baik di Ruang Detensi Imigrasi di Kantor Imigrasi maupun di Rumah Detensi Imigrasi; dan d. pengumpulan data warga negara asing yang dalam proses penindakan Keimigrasian. (2) Pengumpulan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan memasukkan data pada Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian yang dibangun dan dikembangkan oleh Direktorat Jenderal. Permasalahan yang terjadi saat ini di Kantor Imigrasi Kelas 1 Balikpapan Berdasarkan fakta di lapangan dapat dikatakan lemahnya pengawasan terhadap orang asing dalam pelanggaran Kitas dikarenakan beberapa kendala yaitu kendala dana atau biaya dan fasilitas sarana dan prasarana (perlengkapan). Kelalaian oleh orang asing itu sendiri. Secara tidak langsung disini dikatakan ketidaktahuan bahwa kelalaian orang asing yang melakukan pelanggaran Kitas daluarsa adalah tidak mengingat jangka waktu yang diberikan oleh pihak Kantor Imigrasi Kelas 1 Balikpapan. Pelaksanaan pengawasan terhadap orang asing yang berada di wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas 1 Balikpapan dilakukan dengan koordinasi Kementerian Hukum dan HAM bersama badan atau instansi terkait, yang dimaksud koordinasi bersama badan Kementerian Hukum dan HAM atau instantasi pemerintah yang terkait adalah bahwa pada dasarnya pengawasan orang asing menjadi tanggung jawab Kementerian Hukum dan HAM yang diserahkan oleh pejabat Imigrasi sepenuhnya. Mekanisme pelaksanaan harus dilakukan dengan mengadakan koordinasi dengan badan atau instansi pemerintah

9 yang bidang tugasnya menyangkut orang asing. Badan atau instansi tersebut, antara lain Kementrian Luar Negeri, Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Petahanan Keamanan, Kejaksaaan Agung, Badan Koordinasi Intelijen Negara, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia. Sebagai contoh orang asing yang melalaikan kewajibanya adalah Robert Edward Dunks, 66 tahun, Pria berkebangsaan Australia yang dilaporkan pada hari Selasa tanggal 30 Oktober 2012 di Kantor Imigrasi Balikpapan dengan modus operandi overstay. Robert Edward Dunks telah melewati masa berlaku yang ditetapkan oleh pihak Kantor Imigrasi setempat (overstay) selama 25 (Dua Puluh Lima) hari. Adapun pasal yang dilanggar Robert Edward Dunks adalah pasal 78 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian. Selain itu Korchonnoff Vassili Emmanuel, 54 tahun, Pria berkebangsaan Perancis yang dilaporkan pada hari Jumat tanggal 04 November 2012 di Bandara Sepinggan Balikpapan dengan modus operandi overstay. Korchonnoff Vassili Emmanuel telah melewati masa berlaku ijin tinggal yang ditetapkan oleh pihak Kantor Imigrasi setempat (overstay) selama 4 (empat) hari. Adapun pasal yang dilanggar Korchonnoff Vassili Emmanuel adalah pasal 78 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian. Christian Joseph Marie Cadieux, 55 tahun, Pria berkebangsaan Perancis yang dilaporkan pada hari Kamis tanggal 03 November 2012 di Balikpapan dengan modus operandi overstay. Christian Joseph Marie Cadieux telah melewati masa berlaku ijin tinggal yang ditetapkan oleh pihak Kantor Imigrasi setempat (overstay). Adapun pasal yang dilanggar Christian Joseph Marie Cadieux adalah pasal 78 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian. Jika dilihat dari contoh di atas, pelanggaran yang dominan dilakukan oleh orang asing adalah keterlambatan melapor/wajib lapor Kitas sudah melewati masa berlaku yang ditetapkan oleh pihak Kantor Imigrasi setempat (overstay). Adapun pasal yang dilanggar dalam Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian adalah pasal 78 yang menyatakan : (1) Orang Asing pemegang Izin Tinggal yang telah berakhir masa berlakunya dan masih berada dalam Wilayah Indonesia kurang dari 60 (enam puluh) hari dari batas waktu Izin Tinggal dikenai biaya beban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Orang Asing yang tidak membayar biaya beban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai Tindakan Administratif Keimigrasian berupa Deportasi dan Penangkalan. (3) Orang Asing pemegang Izin Tinggal yang telah berakhir masa berlakunya dan masih berada dalam Wilayah Indonesia lebih dari 60 (enam puluh) hari dari batas waktu Izin Tinggal dikenai Tindakan Administratif Keimigrasian berupa Deportasi dan Penangkalan. Berdasarkan dari pembahasan di atas, penulis melihat faktor utama terjadinya pelanggaran Kitas daluarsa atau (Overstay) adalah lemahnya sistem pengawasan yang dilakukan oleh pihak Kantor Imigrasi Kelas I Balikpapan sehingga pelanggaran tersebut terjadi karena pengawasan yang dilakukan oleh pihak kantor Imigrasi Kelas 1 Balikpapan hanyalah pemeriksaan dokumen-dokumen atau Visa terhadap orang asing dan orang asing yang melakukan pelanggaran- 9

10 pelanggaran pelanggaran Kitas daluarsa (Overstay) adalah tidak mengingat jangka waktu yang diberikan oleh pihak Kantor Imigrasi Kelas 1 Balikpapan sehingga merupakan kelalaian oleh orang asing. PENUTUP Berdasarkan uraian di atas, maka dapat di kemukakan beberapa kesimpulan tentang hambatan Efesiensi Implementasi Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 sebagai berikut: 1. Undang-undang Nomor 6 tahun 2011 masih belum bisa di bilang efektive di karnakan masih banyaknya kekurangan yang di alami oleh Kantor Imigrasi Kelas I Balikpapan seperti halnya minimnya dana dan prasarana yang di miliki oleh Kantor Imigrasi Kelas I Balikpapan, di tambah luasnya Wilayah kerja Imigrasi Kelas I Balikpapan inilah salah satu yang sering di sebut-sebut oleh kepala seksi kasi pengawasan dan penindakan keimigrasian Bapak Ismail, S.H terkait dengan pelanggaran KITAS (Kartu Izin Tinggal Sementara) daluarsa (Overstay) yang sering terjadi di wilayah kerja Imigrasi Kelas I Balikpapan. Selain itu juga Warga Negara Asing belum sepenuhnya mengetahui pentingnya Undang-undang Nomor 6 tahun 2011 Tentang Keimigrasian terhadap mereka, dengan semakin banyaknya Warga Negara Asing yang masuk ke wilayah kerja Balikpapan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadinya pelanggaran terutama pelanggaran Izin Tinggal Sementara Undang-undang Nomor 6 tahun 2011 belum Efektive di karenakankan beberapa kendala antara lain : a. Petugas imigrasi masih kekurangan tenaga kerja pengawasan dan belum memiliki Tim Koordinasi pengawasan sedangkan WNA yang bekerja di ruang lingkup kerja Imigrasi Kelas I Balikpapan meningkat tiap tahunnya. b. Sarana yang menunjang pengawasan oleh Kantor Imigrasi Kelas I Balikpapan masih di bilang sangat minim di bandingkan dengan luasnya wilayah pengawasan Imigrasi Kelas I Balikpapan. c. Prasarana pendukung dalam proses penegakan Undang-undang Nomor 6 tahun 2011 yang di milik oleh Kantor Imigrasi Kelas I Balikapapan masih belum ada. 2. Faktor utama penyebab pelanggaran KITAS (Kartu Izin Tinggal Sementara) Overstay adalah lemahnya sistem pengawasan yang dilakukan oleh pihak Kantor Imigrasi Kelas I Balikpapan sehingga pelanggaran tersebut terjadi karena pengawasan yang dilakukan oleh pihak kantor Imigrasi Kelas 1 Balikpapan hanyalah pemeriksaan dokumen-dokumen atau visa terhadap orang asing, selain itu fakor utama penyebab pelanggaran Kitas Overstay adalah faktor kelalaia orang asing itu sendiri yang tidak mengingat jangka waktu Kitasnya. Adapun pelanggaran yang dominan dilakukan oleh orang asing adalah keterlambatan melapor/wajib lapor Kitas sudah melewati masa berlaku yang ditetapkan oleh pihak Kantor Imigrasi setempat (overstay). 10

11 Berdasarkan kesimpulan yang di kemukakan di atas, pelanggaran KITAS daluarsa dapat di kurangi dengan: 1. Perlu adanya dukungan dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dalam membantu Kantor Imigrasi Kelas 1 Balikpapan dalam hal fasilitas sarana dan pra sarana seperti kendaraan dan alat untuk melakukan sosialisasi Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian kepada Warga Negara Asing yang masuk ke wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas 1 Balikpapan agar Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 ini dapa berjalan dengan efektive. 2. Bahwa banyaknya pelaku pelanggaran KITAS (Kartu Izin Tinggal Sementara) daluarsa (Overstay) di wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I Balikpapan di karnakan faktor sarana dan prasarana yang kurang memadai, sehingga kinerja Kantor Imigrasi Kelas I Balikpapan kurang Efektive. Oleh karna itu sarana dan prasarana Imigrasi Kelas I Balikpapan harus di penuhi agar dapat menunjang kinerja pengawasan Imigrasi dan melakukan pengawasan WNA ke lokasi dengan lebih mudah dan biaya yang terjangkau di karnakan luasnya wilayah kerja Imigrasi Kelas I Balikpapan seperti di kabupaten penajam dan paser. 3. Sebaiknya Kabupaten penajam dan kabupaten paser mendirikan rumah detensi Imigrasi sesuai dengan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian, agar lebih mempermudah pengawasan dan mendata WNA yang bekerja di wilayah kerja Imigrasi Kelas I Balikpapan, selain itu pihak Imigrasi Kelas I Balikpapan juga harus membuat Tim Koordinasi pengawasan Orang Asing agar ketika melakukan pengawasan WNA tim Koordinasi ini dapat langsung melakukan pengawasan ke lokasi di mana WNA berada. 4. Perlu adanya kerjasama antar Kantor Imigrasi Kelas 1 Balikpapan dengan perusahaan asing yang mempekerjakan orang asing, yang mana dalam hal ini digunakan sebagai salah satu kontrol dalam bidang pengawasan di Kantor Imigrasi Kelas 1 Balikpapan. 5. Bagi orang asing yang melakukan pelanggaran KITAS (KArtu Izin Tinggal Sementara) daluarsa (Overstay), perlu di tindak secara hukum dengan menambah sanksi-sanksi yang fungsinya memberikan efek jera dan tertib hukum serta dapat meminimalisir pelanggaran yang terjadi. 11

12 DAFTAR PUSTAKA A. Literatur Ali, Moh. 1997, keimigrasian di indonesia, suatu pengantar, Pusat pendidikan dan latihan pegawai dapartemen Kehakiman, jakarta. Dessy Anwar, 2003, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru, Amelia Surabaya. Y. Sri Pudyatmoko, Perizinan,problem dan upaya pembenahan, PT. Grasindo, jakarta. M. Iman Santoso, Perspektif Imigrasi dalam Pembangunan Ekonomi dan Ketahanan Nasional, Jakarta. Bagir Manan, Hukum Keimigrasian dalam Sistem Hukum Nasional, disampaikan dalamrapat Kerja Nasional Keimigrasian, Jakarta. Moh.Arif, Keimigrasian di Indonesia, Suatu Pengantar Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai Departrmen Kehakiman, 1997, Jakarta. Endang Zaelani Sukaya, Achmad Zubaidi, Sartini dan H.R.Parnomo,2002, Pendididkan Kewarganeraan, Paradigma Yogyakarta. Syarifin Pipin, 1999, Pengantar Ilmu Hukum, Pustaka Setia, Bandung. Mr.N.E.Algra, Mr.K.Van Duyvendjik, C.T. Simorangkir, dan Boerhannoeddin Soetan Batoeh, 1988, Pengantar Ilmu Hukum, Liberty, Yogyakarta. Soerjono Soekanto, 1983, Hukum Adat Indonesia, Raja Grafindo, Jakata. B. Peraturan Perundang-undangan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1994 Tentang Visa, Izin Masuk, dan Izin Keimigrasian C. Artikel Jurnal ILmiah, Artikel Koran, Artikel Internet dan Makalah Seminar Drs. M. Sofyan Lubis, SH, Penegakan Hukum antara Harapan & Kenyataan, 12

PENEGAKAN HUKUM DALAM PELANGGARAN VISA DI WILAYAH KERJA KANTOR IMIGRASI KELAS 1 BALIKPAPAN

PENEGAKAN HUKUM DALAM PELANGGARAN VISA DI WILAYAH KERJA KANTOR IMIGRASI KELAS 1 BALIKPAPAN PENEGAKAN HUKUM DALAM PELANGGARAN VISA DI WILAYAH KERJA KANTOR IMIGRASI KELAS 1 BALIKPAPAN ERIK FEBRIANTO Fakultas Hukum Universitas Mulawarman JL. Sambaliung Gunung Kelua Samarinda Kalimantan Timur Email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluar wilayah suatu negara harus tunduk pada hukum negara tersebut

BAB I PENDAHULUAN. keluar wilayah suatu negara harus tunduk pada hukum negara tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan peraturan keimigrasian merupakan atribut yang sangat penting dalam menegakkan kedaulatan hukum suatu negara di dalam wilayah teritorial negara yang bersangkutan,

Lebih terperinci

Keywords: Surveillance,Visa visit, Abuse, Overstayed ABSTRAK

Keywords: Surveillance,Visa visit, Abuse, Overstayed ABSTRAK BENTUK PENGAWASAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN VISA KUNJUNGAN OLEH WARGA NEGARA ASING DI PROVINSI BALI (STUDI KASUS DI KANTOR IMIGRASI KLAS I KHUSUS NGURAH RAI) Oleh Akbar Nugraha Putu Tuni CakabawaLandra Ida

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai negara yang memiliki posisi strategis dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai negara yang memiliki posisi strategis dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara yang memiliki posisi strategis dalam kehidupan internasional, baik dari aspek geografis maupun potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia, mengakibatkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1994 TENTANG PENGAWASAN ORANG ASING DAN TINDAKAN KEIMIGRASIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1994 TENTANG PENGAWASAN ORANG ASING DAN TINDAKAN KEIMIGRASIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1994 TENTANG PENGAWASAN ORANG ASING DAN TINDAKAN KEIMIGRASIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka menunjang tetap terpeliharanya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1994 TENTANG PENGAWASAN ORANG ASING DAN TINDAKAN KEIMIGRASIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1994 TENTANG PENGAWASAN ORANG ASING DAN TINDAKAN KEIMIGRASIAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1994 TENTANG PENGAWASAN ORANG ASING DAN TINDAKAN KEIMIGRASIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang tetap terpeliharanya

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1994 TENTANG PENGAWASAN ORANG ASING DAN TINDAKAN KEIMIGRASIAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1994 TENTANG PENGAWASAN ORANG ASING DAN TINDAKAN KEIMIGRASIAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 31 TAHUN 1994 TENTANG PENGAWASAN ORANG ASING DAN TINDAKAN KEIMIGRASIAN PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang tetap terpeliharanya stabilitas dan kepentingan nasional,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN BEBAS VISA KUNJUNGAN

KEBIJAKAN BEBAS VISA KUNJUNGAN PERAN DAN DUKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI KEBIJAKAN BEBAS VISA KUNJUNGAN TAHUN 2016 Undang Undang No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian Pasal 1 Ketentuan Umum, angka 18 : Visa Republik Indonesia

Lebih terperinci

PP 31/1994, PENGAWASAN ORANG ASING DAN TINDAKAN KEIMIGRASIAN PENGAWASAN ORANG ASING DAN TINDAKAN KEIMIGRASIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PP 31/1994, PENGAWASAN ORANG ASING DAN TINDAKAN KEIMIGRASIAN PENGAWASAN ORANG ASING DAN TINDAKAN KEIMIGRASIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PP 31/1994, PENGAWASAN ORANG ASING DAN TINDAKAN KEIMIGRASIAN Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 31 TAHUN 1994 (31/1994) Tanggal: 14 OKTOBER 1994 (JAKARTA) Sumber: LN 1994/54; TLN NO. 3562 Tentang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1994 TENTANG PENGAWASAN ORANG ASING DAN TINDAKAN KEIMIGRASIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1994 TENTANG PENGAWASAN ORANG ASING DAN TINDAKAN KEIMIGRASIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1994 TENTANG PENGAWASAN ORANG ASING DAN TINDAKAN KEIMIGRASIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa dalam rangka menunjang tetap terpeliharanya

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemba

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemba No.641, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Pengawasan Keimigrasian. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN KEIMIGRASIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam hubungan dengan dunia internasional sebagai centre of gravity kawasan

BAB I PENDAHULUAN. dalam hubungan dengan dunia internasional sebagai centre of gravity kawasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terbesar di dunia dengan 17.499 pulau dan luas perairan laut mencapai 5,8 juta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dampak era globalisiasi telah mempengaruhi sistem perekonomian negara

I. PENDAHULUAN. Dampak era globalisiasi telah mempengaruhi sistem perekonomian negara 1 I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dampak era globalisiasi telah mempengaruhi sistem perekonomian negara Indonesia dan untuk mengantisipasinya diperlukan perubahan peraturan perundang-undangan, baik

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS SANKSI DEPORTASI TERHADAP TINDAK PIDANA OVERSTAY WARGA NEGARA ASING DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

EFEKTIVITAS SANKSI DEPORTASI TERHADAP TINDAK PIDANA OVERSTAY WARGA NEGARA ASING DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA EFEKTIVITAS SANKSI DEPORTASI TERHADAP TINDAK PIDANA OVERSTAY WARGA NEGARA ASING DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Sri Sutarwati 1) 1) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan, Yogyakarta Abstrak Era globalisasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Keimigrasian merupakan bagian dari perwujudan

Lebih terperinci

Sedangkan Pengawasaan

Sedangkan Pengawasaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin pesat memudahkan bagi seseorang untuk melakukan suatu perjalanan antar negara.setiap warga negara asing dapat dengan mudah

Lebih terperinci

BAB II SYARAT DAN KETENTUAN MENDEPORTASI ORANG ASING MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

BAB II SYARAT DAN KETENTUAN MENDEPORTASI ORANG ASING MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA BAB II SYARAT DAN KETENTUAN MENDEPORTASI ORANG ASING MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA A. Tinjauan Umum Tentang Deportasi Deportasi suatu istilah pinjaman berasal dari bahasa Inggris deportation

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Undang-undang Nomor 8 Drt. Tahun 1955 Tentang Tindak Pidana Imigrasi telah dicabut dan diganti terakhir dengan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Keimigrasian merupakan bagian dari perwujudan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pulau. Kepulauan Indonesia terbentang antara 6 derajat garis lintang utara sampai 11 derajat garis

BAB I PENDAHULUAN. Pulau. Kepulauan Indonesia terbentang antara 6 derajat garis lintang utara sampai 11 derajat garis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai 17.508 Pulau. Kepulauan Indonesia terbentang antara 6 derajat garis lintang utara

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.68, 2013 HUKUM. Keimigrasian. Administrasi. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5409) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengawasan merupakan salah satu fungsi yang sangat penting dalam pencapaian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengawasan merupakan salah satu fungsi yang sangat penting dalam pencapaian 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Pengawasan 2. 1. 1 Pengertian Pengawasan Pengawasan merupakan salah satu fungsi yang sangat penting dalam pencapaian suatu tujuan manajemen. Pengawasan merupakan suatu kegiatan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PEMBERIAN DAN PENGAWASAN IZIN TINGGAL TERBATAS KANTOR IMIGRASI KELAS I DENPASAR TERHADAP TENAGA KERJA ASING DI DENPASAR

PEMBERIAN DAN PENGAWASAN IZIN TINGGAL TERBATAS KANTOR IMIGRASI KELAS I DENPASAR TERHADAP TENAGA KERJA ASING DI DENPASAR PEMBERIAN DAN PENGAWASAN IZIN TINGGAL TERBATAS KANTOR IMIGRASI KELAS I DENPASAR TERHADAP TENAGA KERJA ASING DI DENPASAR oleh Pattun Nababan I Gusti Ngurah Wairocana Edward Thomas Lamury Hadjon Bagian Hukum

Lebih terperinci

ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN KEPANITERAAN DAN SEKRETARIAT JENDERAL MAHKAMAH KONSTISI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik

2 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1697, 2014 KEMENKUMHAM. Izin Tinggal. Pemberian. Perpanjangan. Penolakan. Pembatalan. Prosedur Teknis. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menyangkut peristiwa hukum dalam lembaran negara yang berupa surat sejak

II. TINJAUAN PUSTAKA. menyangkut peristiwa hukum dalam lembaran negara yang berupa surat sejak II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penerbitan Penerbitan adalah proses pencatatan diri seseorang atau harta bendanya menyangkut peristiwa hukum dalam lembaran negara yang berupa surat sejak pendaftaran sampai penandatanganan/pengesahan.

Lebih terperinci

GLOSARIUM. : Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian : Kartu Izin Tinggal Terbatas

GLOSARIUM. : Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian : Kartu Izin Tinggal Terbatas GLOSARIUM FIFO Kanim Polonia Kanwil Kemenkumham Kasi. Insarkom Kasi. Lantuskim Kasi. Statuskim Kasi. Wasdakim KITAP KITAS Pusdakim Rudenim SIMKIM SOP SPRI TPI UPT : First In First Out : Kantor Imigrasi

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa keimigrasian merupakan bagian dari perwujudan

Lebih terperinci

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X Prosiding Ilmu Hukum ISSN: 2460-643X Kewenangan Kantor Imigrasi Kelas II dalam Pengawasan Pelaksanaan Izin Tinggal Warga Negara Asing di Wilayah RI Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pengaturan keimigrasian yang meliputi lalu lintas

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.04-PW TAHUN 1995 TENTANG PENDAFTARAN ORANG ASING MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.04-PW TAHUN 1995 TENTANG PENDAFTARAN ORANG ASING MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.04-PW.09.02 TAHUN 1995 TENTANG PENDAFTARAN ORANG ASING MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa keberadaan dan kegiatan Orang Asing

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kantor Imigrasi Kelas I Bandar Lampung

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kantor Imigrasi Kelas I Bandar Lampung BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kantor Imigrasi Kelas I Bandar Lampung 1. Sejarah Singkat Kantor Imigrasi Kelas I Bandar Lampung Kantor Imigrasi Kelas I Bandar Lampung adalah salah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pengaturan keimigrasian yang meliputi lalu lintas orang masuk atau ke luar wilayah

Lebih terperinci

TENTANG PENETAPAN STANDAR PELAYANAN PENERBITAN IZIN TINGGAL TERBATAS KEPALA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN

TENTANG PENETAPAN STANDAR PELAYANAN PENERBITAN IZIN TINGGAL TERBATAS KEPALA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN KEPUTUSAN KEPALA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN NOMOR:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pengaturan keimigrasian yang meliputi lalu lintas

Lebih terperinci

Prosedur Imigrasi/Emigrasi: Tentang Cekal

Prosedur Imigrasi/Emigrasi: Tentang Cekal Normal 0 false false false MicrosoftInternetExplorer4 st1\:*{behavior:url(#ieooui) } /* Style Definitions */ table.msonormaltable {msostylename:"table Normal"; msotstylerowbandsize:0; msotstylecolbandsize:0;

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.301, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Calling Visa. Penetapan Negara. Pemberian Visa. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMORM.HH-01.GR.01.06

Lebih terperinci

PENGAWASAN ORANG ASING (POA) DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SEJAUH MANA EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PENGAWASAN ORANG ASING DI KALIMANTAN TIMUR?

PENGAWASAN ORANG ASING (POA) DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SEJAUH MANA EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PENGAWASAN ORANG ASING DI KALIMANTAN TIMUR? OMBUDSMAN BRIEF PENGAWASAN ORANG ASING (POA) DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SEJAUH MANA EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PENGAWASAN ORANG ASING DI KALIMANTAN TIMUR? Maraknya pemberitaan tentang kehadiran TKA dan/atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penegak hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penegak hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penegak hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu-lintas atau hubungan-hubungan

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemba

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemba No.603, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Bebas Visa Kunjungan. TPI Tertentu. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG TEMPAT

Lebih terperinci

PERANAN KANTOR IMIGRASI KELAS I JAMBI DALAM PEMBUATAN PASPOR HAJI (STUDY KASUS JEMAAH HAJI KERINCI) H. Abdul Hariss, S.H.,M.H.

PERANAN KANTOR IMIGRASI KELAS I JAMBI DALAM PEMBUATAN PASPOR HAJI (STUDY KASUS JEMAAH HAJI KERINCI) H. Abdul Hariss, S.H.,M.H. PERANAN KANTOR IMIGRASI KELAS I JAMBI DALAM PEMBUATAN PASPOR HAJI (STUDY KASUS JEMAAH HAJI KERINCI) H. Abdul Hariss, S.H.,M.H. Abstrak Setelah memiliki biaya atau dana yang cukup untuk naik haji ke Mekkah

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR IMIGRASI KELAS I YOGYAKARTA. 1. Sejarah singkat Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR IMIGRASI KELAS I YOGYAKARTA. 1. Sejarah singkat Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR IMIGRASI KELAS I YOGYAKARTA 1. Sejarah singkat Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta Kantor Imigrasi Yogyakarta berdiri pada tanggal 01 April 1974. Semula Kantor Imigrasi Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR IMIGRASI KELAS I YOGYAKARTA. A. Sejarah singkat Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR IMIGRASI KELAS I YOGYAKARTA. A. Sejarah singkat Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta digilib.uns.ac.id 10 BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR IMIGRASI KELAS I YOGYAKARTA A. Sejarah singkat Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta Kantor Imigrasi Yogyakarta berdiri pada tanggal 01 April 1974. Semula

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125 TAHUN 2016 TENTANG PENANGANAN PENGUNGSI DARI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125 TAHUN 2016 TENTANG PENANGANAN PENGUNGSI DARI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125 TAHUN 2016 TENTANG PENANGANAN PENGUNGSI DARI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENKUMHAM. Izin Tinggal Tetap. Alih Status. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMENKUMHAM. Izin Tinggal Tetap. Alih Status. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA No.1833, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Izin Tinggal Tetap. Alih Status. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PROSEDUR

Lebih terperinci

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN KEPUTUSAN KEPALA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN NOMOR:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan salah satu unsur yang paling penting bagi setiap manusia di dalam melangsungkan kebutuhan hidupnya. Tanah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.368, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA HUKUM. Luar Negeri. Pengungsi. Penanganan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 125 TAHUN 2016 TENTANG PENANGANAN PENGUNGSI DARI LUAR NEGERI DENGAN

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS 50 BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS 5.1. Direktorat Jenderal Imigrasi Direktorat Jenderal Imigrasi berada di bawah naungan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. Berdasarkan Direktorat Jenderal Imigrasi

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENGAWASAN WARGA NEGARA ASING BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DI WILAYAH INDONESIA

BAB II SISTEM PENGAWASAN WARGA NEGARA ASING BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DI WILAYAH INDONESIA 28 BAB II SISTEM PENGAWASAN WARGA NEGARA ASING BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DI WILAYAH INDONESIA A. Kedaulatan Negara RI Dalam Bidang Keimigrasian Kata kedaulatan berasal

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, No.1054, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. KPP APEC. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KARTU PERJALANAN PEBISNIS

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.649,2014 KEMENKUMHAM. Paspor Biasa. Surat Perjalanan. Laksana Paspor PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BERITA NEGARA. No.649,2014 KEMENKUMHAM. Paspor Biasa. Surat Perjalanan. Laksana Paspor PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.649,2014 KEMENKUMHAM. Paspor Biasa. Surat Perjalanan. Laksana Paspor PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PASPOR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Imigrasi. Rumah Detensi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Imigrasi. Rumah Detensi. No.284, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Imigrasi. Rumah Detensi. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-11.OT.01.01TAHUN 2009 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.649,2014 KEMENKUMHAM. Paspor Biasa. Surat Perjalanan. Laksana Paspor PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BERITA NEGARA. No.649,2014 KEMENKUMHAM. Paspor Biasa. Surat Perjalanan. Laksana Paspor PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.649,2014 KEMENKUMHAM. Paspor Biasa. Surat Perjalanan. Laksana Paspor PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PASPOR

Lebih terperinci

2015, No IndonesiaTahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5216); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 tent

2015, No IndonesiaTahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5216); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 tent No.885, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Orang Asing. Pengurusan Dokumen. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGURUSAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia, Menimbang: a. bahwa pengaturan keimigrasian yang meliputi lalu lintas

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-316.PR Tahun 1995 TENTANG SUMBER DATA, PENGOLAHAN DATA DAN PENYAMPAIAN LAPORAN

PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-316.PR Tahun 1995 TENTANG SUMBER DATA, PENGOLAHAN DATA DAN PENYAMPAIAN LAPORAN PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-316.PR.01.04 Tahun 1995 TENTANG SUMBER DATA, PENGOLAHAN DATA DAN PENYAMPAIAN LAPORAN I. PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan 1. Bahwa dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1994 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1994 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1994 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA bahwa untuk menjamin ketertiban dan kelancaran

Lebih terperinci

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Rep

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Rep BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1375, 2015 KEJAKSAAN AGUNG. Tugas. Wewenang. Pencegahan dan Penangkalan. Petunjuk Pelaksanaan. PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-018/A/JA/09/2015 TENTANG

Lebih terperinci

MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA

MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M 01.PR.07.10 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1834, 2015 KEMENKUMHAM. TPI. Masuk dan Keluar. Wilayah Indonesia. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BERITA NEGARA. No.1834, 2015 KEMENKUMHAM. TPI. Masuk dan Keluar. Wilayah Indonesia. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1834, 2015 KEMENKUMHAM. TPI. Masuk dan Keluar. Wilayah Indonesia. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGAWASAN KEIMIGRASIAN TERHADAP WARGA NEGARA ASING YANG DIBERIKAN FASILITAS BEBAS VISA KUNJUNGAN WISATA KANTOR IMIGRASI KELAS I PADANG

PROSEDUR PENGAWASAN KEIMIGRASIAN TERHADAP WARGA NEGARA ASING YANG DIBERIKAN FASILITAS BEBAS VISA KUNJUNGAN WISATA KANTOR IMIGRASI KELAS I PADANG PROSEDUR PENGAWASAN KEIMIGRASIAN TERHADAP WARGA NEGARA ASING YANG DIBERIKAN FASILITAS BEBAS VISA KUNJUNGAN WISATA KANTOR IMIGRASI KELAS I PADANG Muharmonth Pembimbing : Andi M Rifiyan Arief, SST. MM. Par

Lebih terperinci

PEMROSESAN IZIN TINGGAL BAGI WARGA NEGARA ASING MAHASISWA, PENELITI DAN TENAGA KERJA ASING BIDANG PENDIDIKAN DI INDONESIA Oleh Wawan Anjaryono,SE,MH

PEMROSESAN IZIN TINGGAL BAGI WARGA NEGARA ASING MAHASISWA, PENELITI DAN TENAGA KERJA ASING BIDANG PENDIDIKAN DI INDONESIA Oleh Wawan Anjaryono,SE,MH PEMROSESAN IZIN TINGGAL BAGI WARGA NEGARA ASING MAHASISWA, PENELITI DAN TENAGA KERJA ASING BIDANG PENDIDIKAN DI INDONESIA Oleh Wawan Anjaryono,SE,MH Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta DASAR HUKUM Undang-undang

Lebih terperinci

PERSYARATAN PERMOHONAN IZIN TINGGAL BAGI ORANG ASING DI WILAYAH INDONESIA

PERSYARATAN PERMOHONAN IZIN TINGGAL BAGI ORANG ASING DI WILAYAH INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI KANTOR WILAYAH JAWA TENGAH KANTOR IMIGRASI PEMALANG Jln. Perintis Kemerdekaan 110, Beji,Taman, Pemalang Telepon (0284)-325010 Faksimili (0284)-324219 SMS Gateway: 08112622121

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2 No.1052, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Visa Tinggal Terbatas. Permohonan dan Pemberian. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyalahgunaan izin tinggal merupakan suatu peristiwa hukum yang sudah sering

I. PENDAHULUAN. Penyalahgunaan izin tinggal merupakan suatu peristiwa hukum yang sudah sering 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan izin tinggal merupakan suatu peristiwa hukum yang sudah sering terjadi di dalam tindak pidana keimigrasian. Izin tinggal yang diberikan kepada

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG TIM PERTIMBANGAN PERIZINAN PENGANGKATAN ANAK PUSAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG TIM PERTIMBANGAN PERIZINAN PENGANGKATAN ANAK PUSAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 37 / HUK / 2010 TENTANG TIM PERTIMBANGAN PERIZINAN PENGANGKATAN ANAK PUSAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN I. UMUM Dalam memasuki milenium ketiga, yang ditandai dengan bergulirnya globalisasi di seluruh sektor kehidupan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang : a. bahwa untuk memberikan perlindungan,

Lebih terperinci

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.02-IZ TAHUN 2003 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.02-IZ TAHUN 2003 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.02-IZ.01.10 TAHUN 2003 TENTANG PEMBERIAN IZIN BAGI WARGA NEGARA ASING YANG MELAKUKAN KUNJUNGAN DAN KEGIATAN DI PROVINSI NANGROE

Lebih terperinci

9 Oktober 2013 Direktorat Izin Tinggal dan Status Keimigrasian

9 Oktober 2013 Direktorat Izin Tinggal dan Status Keimigrasian Implementasi PP No. 31 Tahun 2013 Guna Pemberian Izin Keimigrasian kepada TKA dan pelaksanaan Implementasi Aplikasi Pendaftaran Anak Berkewarganegaraan Ganda dan Pemohonan Fasilitas Keimigrasian 9 Oktober

Lebih terperinci

UPAYA PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA KEIMIGRASIAN

UPAYA PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA KEIMIGRASIAN UPAYA PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA KEIMIGRASIAN BAMBANG HARTONO Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung, Jl. ZA Pagar Alam No. 26 Bandar Lampug Abstract Relation Bilateral and also multilateral

Lebih terperinci

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.01.PR TAHUN 2004 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.01.PR TAHUN 2004 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.01.PR.07.04 TAHUN 2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH DETENSI IMIGRASI MENTERI KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK

Lebih terperinci

PENDEPORTASIAN ORANG ASING YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA KEIMIGRASIAN

PENDEPORTASIAN ORANG ASING YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA KEIMIGRASIAN ISSN 2302-0180 7 Pages pp. 62-68 PENDEPORTASIAN ORANG ASING YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA KEIMIGRASIAN Gindo Ginting 1, Faisal A Rani 2, Dahlan Ali 3 1) Magister Ilmu Hukum Program Banda Aceh e-mail : gindo_g@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 12 TAHUN 2007

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 12 TAHUN 2007 BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa peningkatan jumlah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republi

3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republi MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEBIJAKAN KEIMIGRASIAN DALAM RANGKA PEMBERIAN IZIN TINGGAL TERBATAS PERAIRAN. Direktorat Jenderal Imigrasi 2017

KEBIJAKAN KEIMIGRASIAN DALAM RANGKA PEMBERIAN IZIN TINGGAL TERBATAS PERAIRAN. Direktorat Jenderal Imigrasi 2017 KEBIJAKAN KEIMIGRASIAN DALAM RANGKA PEMBERIAN IZIN TINGGAL TERBATAS PERAIRAN Direktorat Jenderal Imigrasi 2017 Latar Belakang Pasal 1 angka 1 pada UU No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian yaitu Keimigrasian

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-309.IZ TAHUN 1995 TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-309.IZ TAHUN 1995 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-309.IZ.01.10 TAHUN 1995 TENTANG TATACARA PEMBERIAN, PERPANJANGAN, PENOLAKAN DAN GUGURNYA IZIN KEIMIGRASIAN I. PENDAHULUAN a. Maksud dan Tujuan.

Lebih terperinci

2016, No Kartu Tanda Pengenal Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil perlu diganti; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

2016, No Kartu Tanda Pengenal Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil perlu diganti; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam No.87,2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Penyidik Pegawai Negeri Sipil. Pengangkatan. Mutasi. Pemberhentian. Pengangkatan Kembali. Kartu Tanda Pengenal. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya maka didapatkan

BAB III PENUTUP. Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya maka didapatkan 74 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Efektivitas pengenaan sanksi terhadap pelanggaran izin reklame di Kabupaten

Lebih terperinci

PERAN KANTOR KEIMIGRASIAN KELAS I SURAKARTA. Universitas Muhammadiyah Surakarta)

PERAN KANTOR KEIMIGRASIAN KELAS I SURAKARTA. Universitas Muhammadiyah Surakarta) PERAN KANTOR KEIMIGRASIAN KELAS I SURAKARTA (Studi Kasus Pengawasan Dan Penindakan Izin Tinggal Mahasiswa Asing Di Universitas Muhammadiyah Surakarta) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA. No. Pol.: 17 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN BADAN USAHA JASA PENGAMANAN

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA. No. Pol.: 17 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN BADAN USAHA JASA PENGAMANAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. Pol.: 17 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN BADAN USAHA JASA PENGAMANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 30 TAHUN 1994 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENCEGAHAN DAN PENANGKALAN PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk menjamin ketertiban dan kelancaran dalam pelaksanaan pencegahan dan penangkalan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG TENAGA KERJA ASING PERPRES 72 TAHUN 2014 DAN PERPRES NO 20 TAHUN 2018

PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG TENAGA KERJA ASING PERPRES 72 TAHUN 2014 DAN PERPRES NO 20 TAHUN 2018 LAMPIRAN KAJI CEPAT PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING PERBANDINGAN PENGATURAN TENTANG TENAGA KERJA ASING PERPRES 72 TAHUN 2014 DAN PERPRES NO 20 TAHUN 2018 KETENTUAN PERPRES 72 TAHUN

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK,

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-315.PW TAHUN 1995 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN ORANG ASING DI INDONESIA

PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-315.PW TAHUN 1995 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN ORANG ASING DI INDONESIA PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-315.PW.09.02 TAHUN 1995 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN ORANG ASING DI INDONESIA PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan 1. Petunjuk Pelaksanaan ini dimaksudkan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN KEPUTUSAN KEPALA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN NOMOR:

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENGATURAN PENGGUNAAN JALAN UMUM DAN JALAN KHUSUS UNTUK ANGKUTAN HASIL TAMBANG DAN HASIL PERUSAHAAN PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT KETERANGAN CATATAN KEPOLISIAN

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT KETERANGAN CATATAN KEPOLISIAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT KETERANGAN CATATAN KEPOLISIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

Lebih terperinci

IZIN TINGGAL KUNJUNGAN

IZIN TINGGAL KUNJUNGAN IZIN TINGGAL KUNJUNGAN UMUM 1. Izin Tinggal kunjungan diberikan kepada: a. Orang Asing yang masuk Wilayah Indonesia dengan Visa kunjungan; atau b. anak yang baru lahir di Wilayah Indonesia dan pada saat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG IJIN MEMAKAI TANAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci