PANDUAN ACARA WORKSHOP OUTLOOK USAHA SIMPAN PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH Auditorium Kementerian Koperasi dan UKM Jakarta, 28 Januari 2016
|
|
- Erlin Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 asdeppembiayaansyariah@gmail.com KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH PANDUAN ACARA WORKSHOP OUTLOOK USAHA SIMPAN PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH 2016 Auditorium Kementerian Koperasi dan UKM Jakarta, 28 Januari
2 PANDUAN ACARA WORKSHOP OUTLOOK USAHA SIMPAN PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH LATAR BELAKANG Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) atau sebelumnya di sebut Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) terlahir dari Baitul Maal wat Tamwil (BMT) yang hadir di era 1990-an sebagai lembaga swadaya masyarakat (non formal) di bidang keuangan mikro syariah, yang saat ini keberadaannya semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.ketangguhan BMT dalam mengatasi krisis yang terjadi tahun 1998 membuat BMT semakin diminati dan berkembang semakin pesat. Memenuhi aspirasi masyarakat untuk menumbuhkembangkan koperasi di sektor keuangan syariah khususnya BMT, Kementerian Koperasi dan UKM RI pada tahun 2004 mengeluarkan terobosan hukum dengan menerbitkankeputusan Menteri Koperasi dan UKM No. 91/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Jasa Keuangan Syariah. Melalui Keputusan tersebut kegiatan BMT, baik di bidang maal (sosial) dan tamwil (pembiayaan) memiliki payung hukum untuk memiliki kelembagaan yang formal berbadan hukum sebagai Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS). Namun saat ini melalui Permen No 16/2015 kegiatan usaha jasa keuangan syariah oleh koperasi berubah menjadi usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah oleh koperasi. Perubahan ini merupakan penyesuaian Nomenklatur Tupoksi Kementerian Koperasi dan UKM RI setelah berlakunya UU No. 21/2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan dan UU No. 1/2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro. 2 Website : 11
3 KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH WORKSHOP OUTLOOK USAHA SIMPAN PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH 2016 Kementerian Koperasi dan UKM sebagai regulator dibidang perkoperasian, memandang perlu secara khusus membentuk struktur dan tupoksi Asisten Deputi yang menangani secara khusus bidang syariah yakni Asdep Pembiayaan Syariah. Ruanglingkup tugas pokok dan fungsinya meliputia) aspek literasi ekonomi, keuangan dan koperasi syariah serta menumbuhkan koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah di berbagai daerah dan komunitas di selurah Indonesia b) aspek pemberdayaan dan pengembangan koperasi syariah baik dari ukuran atau volume dan kualitas, baik dibidang sosial (maal) maupun bisnis (tamwil) pada koperasi. c) mendorong peningkatan penghimpunan dan pendayagunaan zakat, infaq, sodaqoh dan wakaf (ziswaf) untuk pemberdayaan usaha mikro dan kecil. d) Peningkatan akses pembiayaan syariah melalui advokasi dan kerjasama antar lembaga keuangan syariah. Keberadaan Asdep ini selanjutnya akan mengawal pembinaan, pemberdayaan dan pengembangan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah oleh koperasi; Untuk memandu arah kebijakan dan program penumbuhan dan pengembangan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah dilaksanakan Workshop Outlook Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah 2016, yang melibatkan seluruh lintas pelaku dan pemangku kepentingan terkait, baik dari regulator, penggerak dan penggiat ekonomi syariah, asosiasi dan perhimpunan koperasi syariah, organisasi/lembaga kemasyarakatan serta organisasi profesi. 2. TUJUAN Tujuan Kegiatan adalah memandu arah kebijakan dan program penumbuhan dan pengembangan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah oleh koperasi. 10 3
4 3. SASARAN Sasaran Kegiatan adalah : a. Memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat tentang kebijakan dan program penumbuhan dan pengembangan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah oleh koperasi; b. Mencari masukan dalam merumusan rencana aksi penumbuhan dan pengembangan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah di tahun 2016 dengan memperhatikan sasaran kebijakan peningkatan daya saing UMKM dan Koperasi pada RPJMN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH WORKSHOP OUTLOOK USAHA SIMPAN PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH TEMA Tema Workshop Outlook Usaha Simpan Pinjam Dan Pembiayaan Syariah 2016 ini adalah "Penumbuhan dan Pengembangan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah oleh Koperasi". 5. PESERTA Peserta Workshop Outlook Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah 2016 seluruhnya sebanyak + 80 orang, yang terdiri dari : a. Pengurus KJKS/BMT sebanyak 44 orang; b. Pengurus Inkopsyah sebanyak 4 orang; c. Asosiasi/lembaga Syariah sebanyak 31 orang; d. Perbankan syariah sebanyak 4 orang. 6. WAKTU DAN TEMPAT a. Waktu Pelaksanaan : Tanggal 28 Januari
5 KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH WORKSHOP OUTLOOK USAHA SIMPAN PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH 2016 b. Tempat : Auditorium Kementerian Koperasi dan UKM Lt. II, Jl. HR. Rasuna Said Kav.2-4, Kuningan, Jakarta Selatan. 7. TATA TERTIB a. Seluruh peserta diwajibkan mengikuti semua acara. b. Peserta tidak diperkenankan meninggalkan acara/rapat, kecuali atas izin pimpinan atau Ketua Panitia. c. Sebelum memasuki ruang rapat, para peserta diwajibkan mengenakan tanda pengenal dan mengisi daftar hadir yang telah disediakan oleh Panita. d. Tempat duduk peserta sesuai dengan tempat yang telah disediakan oleh Panitia. e. Lima belas menit sebelum acara dimulai, para peserta harus sudah berada di ruang rapat dan menempati tempat duduk yang telah diatur oleh Panitia. f. Para peserta rapat tidak diperkenankan merokok, mengaktifkan handphone dan alat komunikasi lainnya selama rapat berlangsung atau berada diruang rapat. g. Hal-hal lain yang tidak atau belum diatur dalam buku panduan ini, akan disampaikan lebih lanjut baik secara tertulis maupun lisan. 8. AKOMODASI Panitia tidak menyediakan tempat penginapan (akomodasi). 8 5
6 9. KONSUMSI Panitia menyediakan makan dan konsumsi bagi para peserta yaitu : JADWAL KONSUMSI Hari/Tanggal Kamis, 28 Jan 2016 Snack Makan Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam TRANSPORTASI Panitia tidak menyedia jemputan/biaya transportasi baik dari dan ke Bandara, Terminal/ Stasiun maupun tempat asal keberadaan peserta. 11. PAKAIAN PERSRTA Selama acara berlangsung peserta menggenakan pakaian bebas rapi. 12. SEKRETARIAT PANITIA Deptui Bidang Pembiayaan cq. Asdep Pembiayaan Syariah, Kementerian Koperasi dan UKM Lt. II, Jl. HR. Rasuna Said Kav. 3-4 Kuningan Jakarta Selatan. HARI/TGL WAKTU (WIB) ACARA / KEGIATAN Pengarahan dan sambutan sekaligus membuka acara secara resmi Workshop Outlook Penumbuhan dan Pengembangan Usaha Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah oleh Koperasi Pembacaan Do a Panelis : 1. Paparan dari Perhimpunan BMT Indonesia tentang Prospek dan Pengembangan KSPPS/USPPS 2. Paparan dari Inkopsyah tentang Prospek Pertumbuhan dan Pengembangan Usaha Bisnis (Tamwil) KSPPS/USPPS. 3. Paparan dari Badan Wakaf Indonesia tentang Prospek Penumbuhan dan Pengembangan Perwakafan (khususnya wakaf uang) dan Zakat, Infak dan Shodaqoh (Ziswaf) untuk Pemberdayaan dan Pembiayaan Usaha Mikro Mustahik dan Usaha Kecil Menengah Tanya Jawab dan Penutupan KET Menteri Koperasi dan UKM Dr. Awalil Rizky Muhammad Ridwan, SE, M.Ag Dr. Asep Saepudin Djahar Moderator Sholat dan Makan Siang Panitia 13. JADWAL ACARA HARI/TGL KAMIS WORKSHOP OUTLOOK USAHA SIMPAN PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH 2016 WAKTU (WIB) ACARA / KEGIATAN Persiapan Pembukaaan Pembukaan : Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya Laporan dan Pengantar Deputi Bidang Pembiayaan KET Panitia Dirigen Deputi Bidang Pembiayaan 15. PENUTUP Panitia berharap semoga Workshop Outlook Usaha Simpan Pinjam Dan Pembiayaan Syariah 2016 ini dapat memberikan manfaat bagi para peserta. Jakarta, 28 Januari 2016 Asisten Deputi Pembiayaan Syariah 6 7
DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN
2015 KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA Materi Rapat Evaluasi Program 2015 Dan Sinergi Program 2016 Dengan Lintas Pelaku Terkait DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN ASDEP PEMBIAYAAN SYARIAH ASDEP PEMBIAYAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perspektif dunia, sudah diakui bahwa usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) telah lama memainkan suatu peran vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia yang berkembang pesat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia yang berkembang pesat menunjukkan kontribusi yang positif bagi perekonomian domestik nasional. 1 Lembaga keuangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara adalah sektor perbankan. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sektor yang berperan vital bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah sektor perbankan. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan permasalahan dan kehidupan dunia yang semakin
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan permasalahan dan kehidupan dunia yang semakin maju dan berkembang, maka peradaban manusia pun akan selalu mengalami pergeseran dan perubahan
Lebih terperinciDr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia
Dr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia PENDAHULUAN BMT berkembang dari kegiatan Baitul maal : bertugas menghimpun, mengelola dan menyalurkan Zakat, Infak dan Shodaqoh (ZIS) Baitul
Lebih terperinciBUKU PANDUAN. Rapat Kerja Teknis Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2015
BUKU PANDUAN Rapat Kerja Teknis Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2015 Rapat Kerja Teknis TKPK Tahun 2015 Memanfaatkan Data dan Inovasi Kebijakan untuk Mengurangi Kemiskinan Rapat Kerja Teknis
Lebih terperinciDEPUTI BIDANG PENGAWASAN
KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA DEPUTI BIDANG PENGAWASAN RAPAT REGIONAL BIDANG KOPERASI DAN UKM Prama Sanur Beach Bali Hotel 1 3 Juni 2016 1 Peraturan Presiden Republik
Lebih terperinciMENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014
MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 PEDOMAN KEPROTOKOLAN DI KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan. Intermediasi keuangan merupakan proses penyerapan dari unit surplus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, lembaga keuangan berperan sebagai lembaga intermediasi keuangan. Intermediasi keuangan merupakan proses penyerapan dari unit surplus ekonomi, baik sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, (diakses pada 15 November 2015). 3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan bank syariah dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur keberhasilan pertumbuhan dan eksistensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) merasa prihatin terhadap usaha kecil dan menengah, sehingga mulai merumuskan sistem keuangan yang lebih sesuai dengan kondisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hlm.15. Press, 2008,hlm. 61
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lembaga Keuangan Syariah (LKS) pada saat ini tumbuh dengan cepat dan menjadi bagian dari kehidupan keuangan di dunia Islam. LKS bukan hanya terdapat di negara-negara
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA DIALOG INTERAKTIF DENGAN PELAKU UMKM KABUPATEN SEMARANG
1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA DIALOG INTERAKTIF DENGAN PELAKU UMKM KABUPATEN SEMARANG TANGGAL 28 JANUARI 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr.
Lebih terperinciPROGRAM REFORMASI KOPERASI
PROGRAM REFORMASI KOPERASI Tim Reformasi Koperasi Kementerian Koperasi dan UKM Jakarta, 21 Desember 2015 LATAR BELAKANG (1) a. Selama 15 tahun terakhir perekonomian Indonesia tumbuh ratarata 6% per tahun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga semakin meningkat. Untuk mencari lapangan pekerjaan juga semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia Perekonomian di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Jadi tidak bisa dipungkiri bahwa kebutuhan masyarakat juga semakin meningkat. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar mengalami kebangkrutan dan memberikan beban berat bagi negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika Indonesia dilanda krisis pada tahun 1998, pemerintah baru tersadar bahwa usaha besar yang dibangga-banggakan justru sebagian besar mengalami kebangkrutan
Lebih terperinciPERANAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) AHMAD DAHLAN CAWAS DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA KECIL DI KECAMATAN CAWAS
PERANAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) AHMAD DAHLAN CAWAS DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA KECIL DI KECAMATAN CAWAS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konvensional yang telah berkembang pesat dalam perekonomian dunia maupun di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Veithzal (2008:1), Perkembangan praktik Lembaga Keuangan Syariah baik di level nasional maupun internasional telah memberikan gambaran bahwa sistem ekonomi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic Banking. Peristilahan dengan menggunakan kata Islamic tidak dapat dilepaskan dari
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT FASTABIQ PATI. 3.1 Sejarah Singkat Berdirinya Baitul Maal Fastabiq Pati
BAB III GAMBARAN UMUM KJKS BMT FASTABIQ PATI 3.1 Sejarah Singkat Berdirinya Baitul Maal Fastabiq Pati Muktamar pemuda muhammadiyah ke XI di Pekan Baru Riau tanggal 1 s.d. 4 juli 1998, merupakan inspirasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Maal wat Tamwil (BMT) merupakan suatu lembaga yang terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT secara defenisi adalah balai
Lebih terperinciDisampaikan oleh : DEPUTI BIDANG PENGAWASAN Dalam : Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Bidang Koperasi dan UMKM 21 Februari 2017
Disampaikan oleh : DEPUTI BIDANG PENGAWASAN Dalam : Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Bidang Koperasi dan UMKM 21 Februari 2017 1 KONDISI SAAT INI Jumlah Koperasi 212.135 Unit Aktif dan Tidak Aktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm. 5
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga Keuangan Mikro Syari ah memiliki segmen pasar yang sudah jelas yaitu masyarakat level menengah ke bawah, sehingga kegiatan Lembaga ini akan berpusat di sentra-sentra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syariah adalah lembaga yang dalam aktifitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta (DIY) 2013 yakni garis kemiskinan pada maret 2013 adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kenaikan garis kemiskinan menggambarkan bahwa kesejahteraan yang menjadi tujuan negara belum terealisasikan. Hal ini dibuktikan dengan data yang ada di Badan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan menerapkan prionsip syariah semakin berkembang pesat. Pelopor
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan lembaga-lembaga keuangan pembiayaan bagi konsumen dengan menerapkan prionsip syariah semakin berkembang pesat. Pelopor perbankan yang tetap kukuh
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1645, 2014 KEMENRISTEK. Keprotokolan. Pedoman. PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 PEDOMAN KEPROTOKOLAN DI KEMENTERIAN RISET
Lebih terperinciPENGANTAR DAFTAR ISI. Panitia FJKN 2007
DAFTAR ISI I. Pengantar... 2 II. Latar Belakang... 3 III. Landasan Hukum Kegiatan... 4 IV. Forum Jasa Konstruksi Nasional 2007... 4 V. Penyelenggaraan Forum... 5 Tema... 5 Panitia Penyelenggara... 5 Waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menyentuh kalangan bawah (grass rooth). Semula harapan ini hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992, telah memberikan inspirasi untuk membangun kembali sistem keuangan yang lebih dapat menyentuh kalangan bawah
Lebih terperinciPELATIHAN PEMUDA PENGGERAK WIRAUSAHA DESA
PELATIHAN PEMUDA PENGGERAK WIRAUSAHA DESA A. LATAR BELAKANG Situasi ekonomi nasional bergerak dinamis seiring dengan tantangan global dengan segala peluang dan ancamannya. Pemuda sebagai pemilik usia produktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia), Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1999, hlm. 1. Pustaka Utama, hlm. 10
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank berdasarkan prinsip syariah atau bank syariah, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu lembaga intermediasi (intermediary institution), yaitu
Lebih terperinciMAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TERM OF REFERENCE (TOR) SEMINAR NASIONAL SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA
1 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA --------- TERM OF REFERENCE (TOR) SEMINAR NASIONAL SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA FORMAT IDEAL SISTEM PERWAKILAN INDONESIA PUSAT PENGKAJIAN SEKRETARIAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Oleh karena itu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi sebagai bagian dari pembangunan nasional merupakan salah satu upaya untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila
Lebih terperinciA. Latar Belakang. 1 Peri Umar Farouk, Sejarah Perkembangan Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah sudah dimulai sejak tahun 1992, dengan didirikannya bank Muamalat sebagai bank syariah pertama di Indonesia. Pada tahun itu juga dikeluarkan
Lebih terperinciTERM OF REFERENCE ( T O R) KSP AWARD
TERM OF REFERENCE ( T O R) KSP AWARD 1. Latar Belakang Koperasi terbukti memiliki peran penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi
Lebih terperinciKEMENTERIAN KUKM DEPUTI PEMBIAYAAN
1 Tugas Deputi Bidang Pembiayaan Membantu Menteri Koperasi dan UKM dalam menyiapkan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pembiayaan yang meliputi perumusan, koordinasi, perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan lahiriyah dan batiniyah saja tetapi juga keseimbangan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sekarang ini tengah giat giatnya melaksanakan perubahan dalam pembangunan, baik fisik maupun non fisik. Pembangunan
Lebih terperinciDEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN Drs. Braman Setyo, M.Si
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN Drs. Braman Setyo, M.Si Dalam Acara : Rapat Koordinasi Terbatas Pemberdayaan Koperasi dan UMKM Hotel Royal Kuningan, Jl. Kuningan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. 7% dari total UMKM berhasil meningkatkan statusnya, baik dari mikro menjadi
1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia memiliki peran strategis. Pada akhir tahun 2012, jumlah UMKM di Indonesia 56,53 juta unit dengan kontribusi terhadap penyerapan
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN RAPAT EVALUASI ORGANISASI KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TAHUN 2013
LAPORAN KEGIATAN RAPAT EVALUASI ORGANISASI KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TAHUN 2013 I. PENDAHULUAN 1. Umum Sehubungan dengan ditetapkannya Instruksi Presiden Nomor 13 tahun 1998 tentang Pengusulan,
Lebih terperinciPANITIA FESTIVAL QUR ANI 2016 UKM-PENGEMBANGAN TAHFIDHUL QUR AN UIN SUNAN AMPEL SURABAYA
PANDUAN PELAKSANAAN LOMBA KARYA TULIS ILMIAH AL QUR AN TINGKAT NASIONAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA A. Deskripsi Kegiatan Peserta lolos seleksi I (Seleksi Abstrak) dan seleksi II (Seleksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah non bank yang banyak ditemui di masyarakat. BMT dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan syariah non bank yang banyak ditemui di masyarakat. BMT dalam istilah Indonesia disebut juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Syariah (KSPPS), koperasi tersebut kegiatan usahanya bergerak di bidang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BMT ialah termasuk dari Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS), koperasi tersebut kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, simpanan
Lebih terperinciNo Hari/Tanggal Waktu Lokasi Agenda 1. Selasa, 07 November s/d 16.00
U N I V E R S I T A S M A T A R A M Nomor : 33/Pan.PILREK/UNRAM/XI/2017 04 November 2017 Lampiran : 1 (satu) berkas.- Perihal : Ralat Jadwal Tahapan Penyaringan Calon Rektor Universitas Mataram Periode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. H. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.33.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekitar tujuh tahun lamanya, sejak Indonesia mengalami krisis ekonomi dan moneter pada akhir tahun 1997, peranan Baitul Mal wa Tamwil (BMT) cukup besar dalam membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Lembaga keuangan perbankan syariah merupakan salah satu lembaga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Lembaga keuangan perbankan syariah merupakan salah satu lembaga ekonomi yang berfungsi sebagai lembaga pemberi jasa keuangan yang mendukung kegiatan sektor riil.
Lebih terperinciMengenal OJK & Lembaga Keuangan Mikro
Mengenal OJK & Lembaga Keuangan Mikro Bakohumas Information & Communication Expo 2014, Bandung, 29 November 2014 Lucky Fathul Hadibrata DEPUTI KOMISIONER MANAJEMEN STRATEGIS OTORITAS JASA KEUANGAN Agenda
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA. membantu masyarakat dalam pengembangan usahanya. Menurut Undangundang
BAB II KAJIAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lembaga Keuangan Syariah Mikro Lembaga Keuangan Mikro merupakan salah satu lembaga keuangan yang didirikan untuk masyarakat mikro, adanya lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, UII Press, Yogyakarta, 2002, hlm.91. 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinamika perkembangan lembaga keuangan syariah bank atau non bank di Indonesia adalah satu sisi yang menarik untuk dikaji. Ada optimisme yang besar bagi pendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syariah di Indonesia telah berkembang dengan pesat. Seperti yang telah diketahui bukan hanya lembaga perbankan syariah saja, bahkan lembaga keuangan
Lebih terperinciPERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN NOMOR : 03/Per/Dep.2/I/2017 TENTANG PENDAMPINGAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO DAN KECIL DI BIDANG PEMBIAYAAN
PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN NOMOR : 03/Per/Dep.2/I/2017 TENTANG PENDAMPINGAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO DAN KECIL DI BIDANG PEMBIAYAAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN Menimbang : bahwa untuk memberdayakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan ekonomi Islam di Indonesia semakin lama semakin mendapatkan perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunannya tidaklah terlepas dari peran serta sektor perbankan. Bank adalah badan usaha yang menjalankan kegiatan menghimpun dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka. Lembaga keuangan tersebut diharapkan bisa menyokong seluruh bagian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya berbagai lembaga keuangan saat ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan masyarakat akan lembaga keuangan yang bisa mendukung perekonomian mereka. Lembaga
Lebih terperinciPR LEAGUE JOGJA PUBLIC RELATIONS DAYS 2013
PR LEAGUE JOGJA PUBLIC RELATIONS DAYS 2013 PANDUAN PELAKSANAAN KOMPETISI JOGJA PR DAYS 2013 SAMBUTAN KETUA PMY AssalamulaikumWr. Wb Saya ucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Koperasi merupakan soko guru perekonomian negara. Disebut demikian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi merupakan soko guru perekonomian negara. Disebut demikian karena koperasi memiliki andil besar dalam membantu melaksanakan pemerataan ekonomi di Indonesia.
Lebih terperinciTECHNICAL MEETING LOMBA DESAIN MOBIL MAINAN 2015
TECHNICAL MEETING LOMBA DESAIN MOBIL MAINAN 2015 PERATURAN UMUM Selama acara berlangsung peserta wajib: 1. Mengikuti rangkaian acara yang telah disusun panitia LOMBA DESAIN MOBIL MAINAN 2015. 2. Mengikuti
Lebih terperinciSYARAT REGISTRASI ULANG CALL FOR PAPER TRACIVAL (Tirtayasa Research Competition and Festival) 2016
SYARAT REGISTRASI ULANG CALL FOR PAPER TRACIVAL (Tirtayasa Research Competition and Festival) 2016 1. Konfirmasi kehadiran dilakukan paling lambat pada tanggal 27 April 2016 ke nomor 087871447957 (Dian).
Lebih terperinciTATA CARA BIMBINGAN TEKNIS HANDLING SEMEN BEKU
TATA CARA BIMBINGAN TEKNIS HANDLING SEMEN BEKU A. PERSIAPAN 1. Alokasi masing-masing provinsi (seluruh provinsi di Indonesia) dan atau UPT ditetapkan oleh Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak 2. Panitia
Lebih terperinciDEPUTI BIDANG PENGAWASAN
Disampaikan oleh : DEPUTI BIDANG PENGAWASAN Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Koperasi dan UMKM Denpasar, 23 Maret 2017 1 KONDISI SAAT INI Jumlah Koperasi 212.135 Unit Aktif dan Tidak Aktif Aktif
Lebih terperinciNO NAMA KEGIATAN WAKTU TEMPAT. hari : Senin tanggal : 25 Juni 2018 pukul : WIB s/d selesai
P E N G U M U M A N NOMOR KP.03.03/IV/878/2018 TENTANG HASIL SELEKSI ADMINISTRASI SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA (ESELON II) DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN Berdasarkan Berita Acara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 mengalami tumbuh sebesar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 mengalami tumbuh sebesar 6,5 persen dari tahun 2010. 1 Sekarang ekonomi Indonesia lebih terintegrasi ke dalam ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem keuangan syariah merupakan subsistem dari sistem ekonomi syariah. Ekonomi syariah merupakan bagian dari sistem ekonomi Islam secara keseluruhan. Dengan demikian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketidakmampuan tersebut terutama dalam sisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank Syari ah di Indonesia lahir sejak 1992. Bank syari ah pertama di Indonesia adalah Bank Muamalat Indonesia. Pada tahun 1992 hingga 1999, perkembangan Bank
Lebih terperinciDAMPAK UNDANG-UNDANG OTORITAS JASA KEUANGAN, LEMBAGA KEUANGAN MIKRO, DAN PERKOPERASIAN TERHADAP SEKTOR KEUANGAN ARDITO BHINADI
DAMPAK UNDANG-UNDANG OTORITAS JASA KEUANGAN, LEMBAGA KEUANGAN MIKRO, DAN PERKOPERASIAN TERHADAP SEKTOR KEUANGAN ARDITO BHINADI OTORITAS JASA KEUANGAN UU No. 21 Tahun 2011 Struktur Pengaturan dan pengawasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi merupakan salah satu lembaga keuangan non bank yang mempunyai peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu Negara. Koperasi digunakan untuk perantara, yaitu
Lebih terperinciKETENTUAN UMUM (TERM OF REFERENCE): LOMBA MENULIS ESAI NASIONAL TAHUN 2017 UPT PERPUSTAKAAN UNS SURAKARTA
KETENTUAN UMUM (TERM OF REFERENCE): LOMBA MENULIS ESAI NASIONAL TAHUN 2017 UPT PERPUSTAKAAN UNS SURAKARTA Dalam Rangka Dies Natalis Universitas Sebelas Maret, 16 Maret 2017 Salam inovatif dan sukses! Kami
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN DAN TEKNIS. LOMBA MINIATUR HIDROPONIK TINGKAT SMA/MA/SMK SE-PROVINSI JAWA TIMUR SEHAT DENGAN HIDROPONIK 08 Mei 2017
PETUNJUK PELAKSANAAN DAN TEKNIS LOMBA MINIATUR HIDROPONIK TINGKAT SMA/MA/SMK SE-PROVINSI JAWA TIMUR SEHAT DENGAN HIDROPONIK 08 Mei 2017 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberi rekomendasi agar didirikan lembaga perbankan syariah pada tahun 1990. Salah satu uji coba yang cukup berhasil dan kemudian tumbuh
Lebih terperinciPERANAN BAITUL MAL WAT TAMWIL (BMT) BUANA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI DESA MULUR KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO
PERANAN BAITUL MAL WAT TAMWIL (BMT) BUANA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI DESA MULUR KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciAnimal Science Paper Competition 2017
TOR FINALIS 1. Pengumuman 10 finalis Animal Science Paper Competition 2017 diumumkan melalui web: aspcfkhunair.weebly.com dan dikirim ke email masing-masing peserta. Batas konfirmasi ketersedian untuk
Lebih terperinciPANITIA MUSYAWARAH NASIONAL HATOPAN RAJA TOGA SITOMPUL DOHOT BORUNA SE- INDONESIA TAHUN 2016
I. PENDAHULUAN BUKU PANDUAN PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH NASIONAL II PERSATUAN HATOPAN RAJA TOGA SITOMPUL DAN BORU TAHUN 2017 Menindaklanjuti pertemuan beberapa Pengurus Wilayah Hatopan Raja Toga Sitompul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi adalah sektor UKM (Usaha Kecil Menengah). saat ini para pelaku UKM masih kesulitan dalam mengakses modal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, Pembangunan ekonomi merupakan hal yang sangat peting bagi negara. Pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan
Lebih terperinciPPN/Bappenas: KNKS Untuk Percepatan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia Kamis, 27 Juli 2017
PPN/Bappenas: KNKS Untuk Percepatan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia Kamis, 27 Juli 2017 Pada 2016, penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 258,7 juta jiwa dan sekitar 85 persen
Lebih terperinciTATA CARA BIMBINGAN TEKNIS IB, PKb DAN ATR
TATA CARA BIMBINGAN TEKNIS IB, PKb DAN ATR A. PERSIAPAN 1. Alokasi masing-masing provinsi (seluruh provinsi di Indonesia) dan atau UPT ditetapkan oleh Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak 2. Panitia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dewasa ini, perkembangan perekonomian masyarakat dalam skala makro dan mikro, membuat lembaga keuangan khususnya lembaga keuangan syariah bersaing untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laju perkembangan ekonomi syari ah di Indonesia dari hari ke hari mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laju perkembangan ekonomi syari ah di Indonesia dari hari ke hari mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dimulai dari sektor perbankan pada tahun 1991 dengan pendirian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan hal yang terpenting bagi setiap Negara,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan hal yang terpenting bagi setiap Negara, hal ini dikarenakan pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Lebih terperinciSehubungan dengan hal tersebut, kami mengundang Saudara untuk hadir dalam Seminar yang akan dilaksanakan pada:
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA ) Jalan Veteran Nomor 10, Jakarta Pusat, 10110 TeIp.(021)386 8201-5, 345 5021; Fax. (021) 384 8792, Webs ite:www.ian.go.id Nomor : 6' / 0 Jakarta, ( Desember2Ol6
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Peringatan HUT ke-3 Gerakan Kewirausahaan Nasional, Jakarta, 18 Maret 2013 Senin, 18 Maret 2013
Sambutan Presiden RI pada Peringatan HUT ke-3 Gerakan Kewirausahaan Nasional, Jakarta, 18 Maret 2013 Senin, 18 Maret 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HUT KE-3 GERAKAN KEWIRAUSAHAAN
Lebih terperinciPANDUAN 10 BESAR FINALIS SEMAR ESSAY COMPETITION FESTIVAL ILMIAH MAHASISWA (FILM) 2017
PANDUAN 10 BESAR FINALIS SEMAR ESSAY COMPETITION FESTIVAL ILMIAH MAHASISWA (FILM) 2017 STUDI ILMIAH MAHASISWA UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2017 TAHAP REGISTRASI ULANG FINALIS 1. Setelah dilakukan pengumuman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha mikro dan informal merupakan sektor usaha yang telah terbukti berperan strategis atau penting dalam mengatasi akibat dan dampak dari krisis ekonomi yang pernah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat menyebabkan pemenuhan kebutuhan masyarakat semakin banyak, yang akhirnya banyak masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BMT-BMT di seluruh Indonesia. BMT-BMT ini ternyata memberikan manfaat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi Syariah mulai dibicarakan ketika banyak orang menyikapi pesatnya pertumbuhan Baitul Maal Wattamwil (BMT) Di Indonesia. BMT Bina Insan Kamil Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak mampu bertahan dengan baik ketika krisis ekonomi yang mengarah pada krisis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis yang terjadi di Indonesia telah memberikan suatu pelajaran penting bagi perekonomian Indonesia. Sektor korporasi yang semula menjadi primadona perekonomian ternyata
Lebih terperinciASEAN-CHINA Free Trade Area (ACFTA).
URGENSI UNDANG-UNDANG LEMBAGA KEUANGAN MIKRO BAGI PENGUATAN USAHA MENENGAH, KECIL DAN MIKRO DI INDONESIA H. Marzuki Alie, SE.MM. KETUA DPR-RI Disampaikan Pada Kongres Nasional Baitul Mall wa-tamwil (BMT)
Lebih terperinciPANDUAN TATA TERTIB I. PERATURAN PESERTA LOMBA SOLO SINGER
PANDUAN TATA TERTIB I. PERATURAN PESERTA LOMBA SOLO SINGER v Peserta wajib merupakan Karyawan Tetap / Karyawan Kontrak Langsung perusahaan Asuransi Jiwa (Bukan Karyawan Outsourcing) yang masih aktif bekerja
Lebih terperinciINFORMASI ACARA UPH SURABAYA FESTIVAL 06 TAHUN 2013
INFORMASI ACARA UPH SURABAYA FESTIVAL 06 TAHUN 2013 UPH Surabaya Festival 06 adalah acara yang diselenggarakan oleh Universitas Pelita Harapan (UPH) Surabaya dalam rangka penerimaan mahasiswa baru UPH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang ini setiap Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM) serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era persaingan usaha yang semakin kompetitif seperti sekarang ini setiap Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM) serta koperasi perlu menyusun dan menerapkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bank adalah suatu lembaga keuangan yang menerima deposito dan menyalurkannya melalui pinjaman. Layanan utama bank adalah simpan pinjam. Di bank, kita bias manabung
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KERJA
KERANGKA ACUAN KERJA Rakor Pengurangan Melalui Keluarga Berencana Provinsi Jawa Tahun 2016 BIRO BINA SOSIAL SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH 0 A. LATAR BELAKANG 1. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciKONTRAK BELAJAR PELATIHAN PEMIMPIN BANGSA #10
KONTRAK BELAJAR PELATIHAN PEMIMPIN BANGSA #10 Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Tempat, Tanggal Lahir : Institusi : Alamat : Nomor HP/Alamat Email : Dengan ini menyatakan bersedia mematuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan nama Bank Syariah di Indonesia bukan merupakan hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perbankan dengan menggunakan prinsip syariah atau lebih dikenal dengan nama Bank Syariah di Indonesia bukan merupakan hal yang tidak asing lagi.mulai
Lebih terperinciIV. MAKSUD DAN TUJUAN
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN WORKSHOP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG POLITIK DAN PENDIDIKAN POLITIK DI KECAMATAN SINDUE KABUPATEN DONGGALA TAHUN ANGGARAN 2017 I. LATAR BELAKANG. Partai Politik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah (UMKM) di Indonesia mengalami pertumbuhan yang menggembirakan. Keberadaan UMKM di Indonesia pada tahun 2010 sangat besar jumlahnya
Lebih terperinciPENDAHULUAN Salam Ilmiah. KETENTUAN UMUM
PENDAHULUAN Salam Ilmiah. Segenap panitia SCIENTIST dan Pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah (HIMAHITA) Fakultas Pertanian Universitas Jember mengucapkan selamat kepada para peserta Lomba Karya Tulis
Lebih terperinciLANDASAN TEORI Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia. negara negara anggota dan masyarakat Muslim pada umumnya.
12 LANDASAN TEORI 2.1. Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia Lembaga perbankan Islam mengalami perkembangan yang amat pesat dengan lahirnya Islamic Development Bank (IDB) pada tahun 1975 yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan adalah permasalahan semua bangsa. Berkaitan dengan. masalah kemiskinan bangsa Indonesia merasa perlu mencantumkan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan adalah permasalahan semua bangsa. Berkaitan dengan masalah kemiskinan bangsa Indonesia merasa perlu mencantumkan dalam salah satu pasal Undang-Undang
Lebih terperinciMakassar, 26 Januari 2018
Makassar, 26 Januari 2018 Nomor : 001/PAN-FRI/UNHAS/I/2018 Lampiran : 1 Berkas Hal : Undangan Konferensi Forum Rektor Indonesia 2018; Konvensi Kampus XIV dan Temu Tahunan XX FRI Konvensi Kampus XIV Temu
Lebih terperinci