BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agama merupakan suatu kepercayaan manusia yang diyakini

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agama merupakan suatu kepercayaan manusia yang diyakini"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama merupakan suatu kepercayaan manusia yang diyakini dalam hati dan disimbolkan dengan berbagai tindakan yang berhubungan langsung kepada sang pencipta, dan hubungan itu tidak bersyarat dan tanpa batas. Agama adalah suatu kekekalan yang abadi oleh masingmasing individu. Manusia mempercayai bahwa agama akan menjawab segala macam pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh akal manusia. Tidak terlepas dari pengertian agama secara umum, setiap agama memiliki cara pandang dan peribadatan yang berbeda antara agama satu dengan yang lain. Tidak terkecuali agama Islam, yang konon banyak sekali memiliki berbagai ritual keagamaan yang sangat unik dan menarik. Agama Islam sendiri setiap daerah memiliki cara peribadatan yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lain. 1 Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang terdiri dari berbagai ragam budaya dan agama. Dari segi budaya masyarakat Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku seperti suku melayu, suku batak, suku jawa, suku sunda dan sebagainya. Dilihat dari segi agama maka ada beberapa macam agama seperti Islam, Hindu, Budha, Kristen 1 Abu Nashim Muchtar, Antara Tradisi Dan Sendi-Sendi Tauhid(Yogyakarta: Arta Media, 2003), hlm

2 dan Konghucu. 2 Berbagai pemahaman antara budaya dan agama selalu dikaitkan dengan ritual yang ada dimasyarakat seperti halnya siklus kehidupan manusia sejak dalam mengandung hingga kematian.tradisi budaya Jawa sendiri merupakan adat kebiasaan yang secara turun temurun dijalankan oleh masyarakat Jawa dan menjadi kebiasaan yang bersifat rutin. 3 Masyarakat Jawa dikenal sebagai masyarakat yang kaya tradisi dan upacara. Masyarakat Jawa yang sebagian besar beragama Islam banyak yang mempertahankan tradisi budaya lokalnya. Karena Islam yang tersebar di Jawa selalu mengaitkan Islam dengan kebudayaan lokal setempat. Secara tegas dijelaskan bahwa siklus kehidupan selalu dimaknai dengan keselamatan. Selamatan (keselamatan) yang dilaksanakan oleh masyarakat Jawa ini digambarkan sebagai pesta ritual atau tradisi seperti upacara kelahiran, pernikahan dan yang lainnya. Bagi sebagian kelompok masyarakat beragama, tradisi-tradisi tersebut dianggap sebagai amaliah sesat (bid ah), karena tidak ditemukan adanya petunjuk baik Alquran maupun Assunnah yang dapat dijadikan dasar terhadap praktek tradisi tersebut.namun demikian dibeberapa komunitas masyarakat Jawa nampak bahwa pada pelaksanaan tradisitradisi itu terdapat akulturasi nilai-nilai agama dan budaya. Sehingga seringkali dimaknai bahwa upacara-upacara tersebut tidak bertentangan dengan ajaran agama. 2 Sulaiman, Menguak Makna Kearifan Lokal Pada Masyarakat Multikultural (Semarang: Robar Bersama,2011), hlm Muhammad Solikhin, Ritual & Tradisi Islam Jawa(Jakarta: Narasi,2003) hlm 71. 2

3 Adanya akulturasi budaya dan ajaran agama dalam komunitas masyarakat Jawa merupakan keunikan dari corak keberagamaan yang ada ditengah-tengah masyarakat. Terlebih ketika melakukan tradisi-tradisi yang telah ada sejak dulu. Karena sebagai masyarakat yang telah bertuhan sebelum Islam datang maka nilai-nilai atau budaya dari agama sebelumnya masih melekat dalam kehidupan mereka. Dalam Islam menganut kaidah atas pengakuaan suatu hukum adat. Hukum adat ini merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan sekelompok orang secara berulang-ulang. Hal ini menegaskan bahwa Islam cukup kooperatif dengan fenomena serta dinamika kebudayaan yang ada. 4 Lebih lagi jika adat atau tradisi tersebut merupakan tradisi yang membawa kemaslakhatan bagi masyarakat, sebagaimana dalam tradisi ngapati. Islam secara tegas mendukung setiap hal yang dinilai oleh masyarakat sebagai sesuatu yang baik dan sejalan dengan nilai-nilai agama. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Alquran surat Al-A raf ayat 199 berikut: خ ذ ا لع ف و و أ م ر ب ا ال ع رف و أ ع رض ع ن ا ل ا ه ل ي Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma ruf (al- urfi), serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. Sebagai salah satu praktik ritual keagamaan, tradisingapati cukup banyak dilakukan di kalangan masyarakat Jawa. Perhatian 4 e-journal.stain-pekalongan.ac.id/index.php/religia/article/download/. (3102). Diakses, 25 Agustus

4 masyarakat yang cukup besar terhadap ritual ini didasarkan pada suatu pandangan bahwa tradisingapati merupakan ritual keagamaan yang dikaitkan dengan walimat al-haml.seperti halnya di kalangan masyarakat desa Surobayan tradisi ngapati masih sering dilaksanakan oleh masyarakatnya, tradisi ngapati sendiri merupakan salah satu ritual keagamaan masyarakat desa Surobayan. Dalam pelaksanaan tradisi ngapati ini dilaksanakan secara sederhana namun terdapat berbagai proses, simbol dan nilai-nilai yang tersirat didalamnya, seperti ketika memberikan jamuan untuk para hadirin yang datang yaitu berupa jajan pasar. Masyarakat desa Surobayan mewajibkan jajan pasar tersebut ada ketika melaksanakan tradisi ngapati, hal itu merupakan salah satu simbol saat melaksanakan tradisi ngapati. 5 Dan dapat kita lihat dalam tradisi ngapati tersebut tidak hanya semata-mata sebagai kegiatan adat namun lebih kepada penanaman tradisi yang diisi dengan kegiatan yang bernuansakan Islam. Tradisi ini bukanlah hal yang sia-sia, karena terdapat nilai-nilai pendidikan Islam yang dapat dibiasakan dan dikembangkan oleh masyarakatnya. Maka perlu adanya kajian mengenai nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung didalam pelaksanaan tradisi ngapati tersebut. Dari uraian diatas ingin dieksplorasi lebih rinci tentang pelaksanaan tradisi ngapati di desa Surobayan, dan kaitannya antara nilainilai pendidikan Islam dengan tata cara pelaksanaan tradisi ngapati di desa 5 Observasi, 5 September

5 Surobayan. Maka dimaksudkan untuk mengadakan penelitian dengan judul Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Ngapati Di Desa Surobayan Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. dengan alasan sebagai berikut : 1. Tradisi ngapati yang dilaksanakan oleh masyarakat desa Surobayan masih tetap dijaga kelestariannya yaitu dalam pelaksanaannya salah satu menu untuk jamuannya adalah kupat, dimana kupat merupakan simbol dari tradisi ngapati. 2. Terdapat unsur-unsur keislaman dalam pelaksanaan tradisi ngapati di desa Surobayan yaitu dengan diadakannya doa bersama dalam tata cara pelaksanaan tradisi ngapati. B. Rumusan Masalah Berdasarkanuraiandalamlatarbelakangmasalah di atas, makadapatpenulisangkatbeberapapermasalahanyaitu : 1. Bagaimana pelaksanaan tradisi ngapati di Desa Surobayan Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan? 2. Bagaimana nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi ngapati di Desa Surobayan Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan? Untuk menghindari kesalahan pemaknaan dalam menginterpretasikan judul skripsi, maka perlu di jelaskan beberapa istilah, antara lain : 5

6 1. Nilai Nilai adalah sesuatu yang baik yangselalu diinginkan dan di cita-citakan dan dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat Pendidikan Islam Pendidikan Islam yaitu suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah, sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun ukhrawi Tradisi Ngapati Tradisi ngapati adalah upacara atau selametan yang diadakan oleh komunitas masyarakat Jawa untuk memperingati keberadaan janin yang dikandung ketika memasukiusia 4 bulan diambil dari bahasa Jawa papat (empat). Dari beberapa istilah diatas dapat disimpulkan bahwa maksud judul skripsi yang penulis bahas adalah mengenai nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam tradisi ngapati yang ada di Desa Surobayan Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. 6 Elly M.Setia dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis Dan Praktis Berdasarkan Interdisipliner (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 8. 6

7 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan tradisi ngapati di Desa Surobayan kecamatan Wonopringgo kabupaten Pekalongan. 2. Untuk memaparkan nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi ngapati di Desa Surobayan kecamatan Wonopringgo kabupaten Pekalongan. D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan khasanah ilmu pengetahuan khususnya dibidang kebudayaan untuk dapat dikembangkan dalam kehidupan sosial yang lebih baik. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi peneliti, sebagai syarat untuk mendapat gelar S1 dan untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan peneliti. b. Bagi masyarakat, diharapkan dapat membantu dan memahami nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi ngapati yang ada di Desa Surobayan Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. c. Bagi tingkat lokal, sebagai ilmu pengetahuan yang baru untuk dapat di implementasikan dalam kehidupan. 7

8 E. Tinjauan Pustaka 1. Analisis Teoritis Dalam buku Ritual Dan Tradisi Islam Jawa karya Muhamad Sholikhin, dijelaskan bahwa Islam hadir bukan di tengah-tengah masyarakat yang hampa budaya. Ia menemukan adat istiadat yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Adat istiadat yang baik dipertahankan oleh Islam. Sementara itu, adat istiadat yang buruk ditolak oleh nya. Dengan demikian, adat istiadat yang berbeda dalam satu masyarakat dengan masyarakat lainnya bisa diikuti dan dipertahankan selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam, meskipun tidak dikenal pada zaman Rasulullah. 8 Dalam buku Menguak Makna Kearifan Lokal Pada Masyarakat Multikultural, karya Sulaiman, menjelaskan bahwa kearifan lokal yang masih eksis di masyarakat secara fungsional dapat memperkuat sistem budaya sebagai acuan dalam kehidupan masyarakat, yang kemudian dipercayai dan diakui sebagai elemen penting sehingga mampu mempertebal kohesi sosial diantara warga masyarakat. Kearifan lokaldapat dijadikan sebagai elemen perekat dalam kehidupan lintas agama, lintas kepercayaan, dan bahkan lintas budaya, sehingga dapat memberi warna kebersamaan bagi sebuah komunitas untuk hidupbersama secara dinamis dan damai. 9 8 Mukhamad Sholikhin, op. cit, hlm Sulaiman, op.cit., hlm. 6. 8

9 Dalam buku Upacara Daur Ulang Hidup Kabupaten Pekalongan oleh Pemerintah Kabupaten Pekalongan Kantor Pariwisata dan Kebudayaan, mengatakan bahwa upacara tradisional adalah suatu kegiatan sosial yang melibatkan warga masyarakat pendukungnya dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan keselamatan. Upacara tradisional mengandung aturan-aturan yang wajib dipatuhi dan dilaksnakan oleh masyarkat pendukungnya. 10 Dalam buku Ideologi Pendidikan Islam Paradigma Humanisme Teosentris karya Achmadi, dijelaskan bahwa Islam memandang adanya nilai mutlak (nilai intrinsik) dan nilai instrumental. Nilai instrinsik disebut juga nilai tauhid atau nilai Illahi, sedangkan yang termasuk nilai instrumental contohnya adalah amal sholeh. Seperti contoh nilai kejujuran, nilai disiplin, nilai kemanusiaan, nilai toleransi, nilai kerukunan dan lain sebagainya. Nilai instrumental tersebut perlu dibangun pada diri seseorang sebagai jalan menuju terbentuknya pribadi yang tauhidi Penelitian yang relevan Untuk mendukung penelitian ini, penulis mencoba memaparkan beberapa hasil penelitian sebagai perbandingan antara lain, yaitu: Pertama, dalam jurnal ilmiah yang ditulis oleh Hasan Su aidi jurusan Ushuludin STAIN Pekalongan dengan judul Korelasi 10 Pemerintah Kabupaten Pekalongan Kantor Pariwisata dan Kebudayaan, Upacara Daur Ulang Hidup Kabupaten Pekalongan (Pekalongan: 2007), hlm Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam Paradigma Humanisme Teosentris (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm

10 Tradisi Ngapati Dengan Hadits Proses Penciptaan Manusia, menyebutkan bahwa upacara ngapati atau ngupati merupakan salah satu kreatifitas umat Islam di Indonesia (khususnya di Jawa), meskipun tidak ditemukan nash (dalil) secara khusus di dalam Alquran maupun Hadits, namun nilai-nilai yang sesuai antara tradisi tersebut dengan hadits tentang proses dan tahapan penciptaan manusia. Dimana upacara ngapati merupakan sarana untuk mendoakan janin, ketika janin sampai pada tahapan yang sangat penting dalam proses penciptaan yaitu peniupan ruh, penentuan ajal (kematian), penentuan rizki serta perbuatan. 12 Kedua, skripsi saudari Lailatul Muniroh mahasiswi STAIN Pekalongan jurusan Tarbiyah dengan judul Interpretasi Kandungan Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Mitoni di Desa Ujungnegoro Kec. Kandeman Kab. Batang. Hasil penelitian didapatkan bahwa pelaksanaan tradisi mitoni yang dilaksanakan oleh masyarakat Ujungnegoro semua rangkaian acaranya tidak ada yang bertentangan dengan ajaran Islam. Adapun interpretasi nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi mitoni di Desa Ujungnegoro yaitu bahwa nilai-nilai yang ada dalam tradisi mitoni tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang ditanamkan dalam pendidikan Islam e-journal.stain-pekalongan.ac.id/index.php/religia/article/download/. ( 3102). Diakses, 25 Agustus Lailatul Muniroh, Interpretasi Kandungan Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Mitoni di Desa Ujungnegoro Kec. Kandeman Kab. Batang, Skripsi Sarjana Pendidikan Islam(Pekalongan : Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2012) hlm

11 Ketiga, skripsi saudari Iin Mujazriyah Mahasiswi STAIN Pekalongan jurusan Tarbiyah dengan judul Persepsi Masyarakat Pesisir Pantai Celong Tentang Tradisi Nyadran dan Implikasinya dalam Pendidikan Keagamaan. Hasil penelitian tersebut adalah, bahwa menurut masyarakat pesisir, tradisi nyadran membawa dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif yang dirasakan masyarakat rasa tenang, ajang silaturrahmi, hiburan, pemasukan anggaran daerah, dan manfaat dibidang ekonomi. Sedangkan dampak negatifnya adalah sebagai ajang berfoya-foya, dan banyak keributan yang terjadi. 14 Keempat, skripsi saudari Nur Lathifah mahasiswi STAIN Pekalongan dengan judul Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Kliwonan di Desa Wonoyoso Kec. Buaran Kab. Pekalongan (Studi Sosiologi Pendidikan). Hasil penelitian tersebut adalah, bahwa persepsi masyarakat terhadap tradisi kliwonan di Desa Wonoyoso Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan diantaranya tradisi itu merupakan hal isi sesuatu yang diserahkan dari sejarah masa lampau dalam bidang adat, bahasa, tata kemasyarakatan, keyakinan dan sebagainya. Tradisi kliwonan masih perlu dilestarikan, karena masih banyak terdapat kemanfaatan bagi masyarakat Wonoyoso maupun masyarakat luas. Tradisi ini mengandung ajaran-ajaran mendidik, 14 Iin Mujazriyah, Persepsi Masyarakat Pesisir Pantai Celong Tentang Tradisi Nyadran dan Implikasinya dalam Pendidikan Keagamaan, Skripsi Sarjana Pendidikan Islam(Pekalongan : Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2010), hlm

12 yaitu agar selalu mengingat Allah dan berdoa meminta pertolongan dan perlindungan Allah. 15 Kelima, skripsi saudari Kurniati Mahasiswi STAIN Pekalongan jurusan Tarbiyah dengan judul Pendidikan Nilai dalam Tradisi Upacara Sedekah Laut di Desa Kedawung Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang Hasil penelitian tersebut adalah nilai-nilai yang terkandung dalam kegiatan tradisi upacara sedekah laut di Desa Kedawung Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang ada sepuluh nilai yaitu Religius, jujur, toleransi, disiplin, kreatif, mandiri, cinta tanah air, peduli lingkungan, peduli sosial dan gotong royong. Kegiatan tradisi upacara sedekah laut di Desa Kedawung memberikan kontribusi pendidikan nilai, memberikan peran yang signifikan dan mendapat respon dari masyarakat sekitar. Dengan kata lain masyarakat secara ikhlas melaksanakan kegiatan yang menjadi warisan budaya leluhurnya. 16 Keenam, skripsi yang ditulis oleh Indah Riyastuti yang berjudul, Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Tradisi Tahlil, disebutkan bahwa nilai-nilai pendidikan yang ada pada bacaan tahlil adalah nilai pendidikan keimanan, nilai pendidikan ibadah, nilai pendidikan sosial. Wujud dalam kegiatan yasin dan tahlil terdapat banyak 15 Nur Lathifah, Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Kliwonan di Desa Wonoyoso Kec. Buaran Kab. Pekalongan (Studi Sosiologi Pendidikan),Skripsi Sarjana Pendidikan Islam. (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2010), hlm Kurniati, Pendidikan Nilai dalam Tradisi Upacara Sedekah Laut di Desa Kedawung Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang, Skripsi Sarjana Pendidikan Islam (Pekalongan : Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2012), hlm

13 bacaan dzikir sehingga mengajak para pembacanya untuk selalu mengingat Allah SWT dan juga berupa ungkapan rasa syukur dan sikap kepasrahan. Nilai pendidikan ibadah wujudnya adalah berupa pembacaan ayat-ayat Alquran yang terdapat dalam bacaan tahlil yang bernilai ibadah. Nilai ketuhanan yang berupa ungkapan rasa syukur dan sikap kepasrahan. Nilai pendidikan moral (akhlak), wujudnya adalah budi pekerti yang berupa sikap balas budi, birr al walidain kepada orang tua, kesetian, dan sikap jujur. Nilai pendidikan sosial wujudnya adalah tolong menolong kasih sayang, kesetiakawanan dan gotong royong kepada orang lain. 17 Penelitian yang penulis tulis hampir sama dengan penelitian yang kedua yaitu dengan menggunakan penelitian kualitatif, dan yang menjadi objek peneliti adalah Desa Surobayan Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Namun yang menjadi perbedaan adalah penelitian dipaparkan tadi membahas tentang pelaksanaan tradisi mitoni di Desa Ujungnegoro Kec. Kandeman Kab. Batang, sedangkan yang ingin peneliti lakukan penelitian adalah nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi ngapati di Desa Surobayan Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Sehingga hal inilah yang menjadikan penelitian ini berbeda dengan penelitian lainnya. 17 Indah Riyastuti, Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Tradisi Tahlil, Sarjana Pendidikan Islam (Pekalongan: perpustakaan STAIN Pekalongan, 2012), hlm

14 3. Kerangka berfikir Tradisi budaya lokal seperti ngapati tentunya sudah ada sejak dahulu sebelum Islam masuk ke Jawa khususnya. Namun pelaksanaan tradisi ngapati masa lalu tersebut pastinya belum bernilai pendidikan Islam. Pelaksanaan ngapati pada masa lalu masih bernuansa animisme dan dinamisme seperti ajaran Hindu- Budha. Kemudian agama Islam masuk ke Jawa dengan juru dakwahnya yaitu para wali. Para wali dalam menyebarkan ajaran Islam penuh dengan keuletan dan fleksibel, sehingga mampu diterima oleh masyarakat Jawa, lambat laun terjadilah akulturasi budaya lokal dengan Islam. Pelaksanaan Tradisi Ngapati Pemahaman Masyarakat Terhadap Nilai- Nilai Pendidikan Islam Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Ngapati di Desa Surobayan Dalam kerangka diatas menjelaskan tentang pelaksanaaan tradisi ngapati, yang menjadi subjek penelitian adalah warga masyarakat Desa Surobayan Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Sedangkan objek yang akan diteliti adalah mengenai 14

15 pelaksanaan tradisi ngapati di Desa Surobayan. Dari hasil yang diperoleh pada akhirnya akan ditarik kesimpulan mengenai nilainilai pendidikan Islam dalam pelaksanaan tradisi ngapati tersebut. F. Metode Penelitian 1. Desain Penelitian a. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan secara kualitatif, yakni dengan meggambarkan data-data melalui bentuk kata-kata atau kalimat dan dipisahkan menurut kategori yang ada untuk memperoleh keterangan yang jelas dan terperinci. 18 b. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang langsung dilakukan di lapangan atau kepada responden. 19 Karena penelitian ini merupakan penelitian lapangan, maka peneliti mengambil obyek di Desa Surobayan Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. 2. Sumber Data a. Sumber data primer 18 Winarno Surachmad, Pengantar Peneitian Ilmiah Dasar-Dasar, Metode, Teknik (Bandung: Tarsito, 2000), hlm Etta mamang Sengadji dan Sopiah, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis Dalam Penelitian. (Yogyakarta:Andi Yogyakarta, 2010), hlm

16 Sumber data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). 20 Adapun dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah warga desa Surobayan pelaksana tradisi ngapati, tokoh agama, dan dukun bayi. b. Sumber data sekunder Sumber data sekunder adalah data pendukung, data sekunder umumnya tidak dirancang secara spesifik untuk memenuhi kebutuhan penelitian tertentu. 21 Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah buku penunjang maupun dokumen-dokumen yang relevan. 3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. 22 yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Metode Observasi Metode observasi yaitu metode ilmiah yang diartikan sebagai suatu pengamatan atau penelitian dengan sistematika fenomena yang diteliti. 23 Metode observasi digunakan untuk mengetahui pelaksanaan tradisi ngapati di Desa Surobayan. 20 Ibid., hlm Ibid., hlm Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta : Rieneka Cipta, 2010),hlm Lexy J.Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitati, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2002), hlm

17 b. Metode Wawancara Metode wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara diskusi antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu. 24 Metode wawancara digunakan untuk memperoleh data dengan mengadakan wawancara kepada warga desa Surobayan pelaksana tradisi ngapati, dukun bayi, dan tokoh agama untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan tradisi ngapati menurut sudut pandang Islam. c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah jenis data penelitian yang antara lain berupa: faktur, jurnal, surat-surat, notulen hasil rapat, memo atau dalam bentuk laporan program. 25 Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data dari dokumen-dokumen baik berupa arsip atau catatan-catatan penting yang ada hubungannya dengan penelitian ini. 4. Teknik Analisis Data Analisis data adalah suatu usaha mengetahui tafsiran terhadap data yang terkumpul dari hasil penelitian. Data yang terkumpul tersebut kemudian diklasifikasikan dan disusun, selanjutnya diolah dan dianalisa. Analisa data tersebut merupakan temuan-temuan di lapangan. Dalam penelitian ini teknik data yang digunakan adalah analisis data induktif, yaitu salah satu cara berpikir dan fakta-fakta 24 Samiaji Sarosa, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif (Jakarta:PT. Indeks, 2012), hlm Etta Mamang Sangadji dan Sopiah,op.cit.,hlm

18 yang khusus, peristiwa-peristiwa yang konkrit, kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum. Teknik ini digunakan dengan cara berpikir dari fakta-fakta yang ada mengenai tata cara pelaksanaan tradisi ngapati di desa Surobayan kemudian ditarik kesimpulan tentang nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi ngapati. G. Sistematika Penulisan Kerangka penulisan dalam penelitian ini, penulis membagi penulisan menjadi lima bab, adapun sistematikanya adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, meliputi: latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, sistematika penulisan. Bab II Tradisi ngapati dan Nilai-nilai pendidikan Islam. Yang meliputi dua sub bab, diantaranya, sub pertama menjelaskan tradisi ngapati, yang meliputi: pengertian, pelaksanaan, dan tujuan dalam tradisi ngapati. Sub bab kedua menjelaskan tentang pendidikan Islam, yang meliputi: pengertian, tujuan, sumber, dan nilai-nilai dalam pendidikan Islam. Sub bab ketigaislam dan budaya Jawa. Bab III Hasil penelitian pelaksanaan tradisi ngapati di Desa SurobayanKecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Bagian pertama adalah Gambaran umum desa Surobayan meliputi letak dan kondisi geografis desa Surobayan, kondisi kependudukan desa Surobayan, dan kondisi sosial keagamaan. Bagian kedua berisi tentang 18

19 nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi ngapati di desa Surobayan, meliputi deskripsi pelaksanaan tradisi ngapati di desa Surobayan dan nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi ngapati di desa Surobayan. Bab IV Analisis hasil penelitian, meliputi: analisis pelaksanaan tradisi ngapati di desa Surobayan Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongandan nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi ngapati di desa Surobayan Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Bab V Penutup, meliputi: kesimpulan dan saran-saran. 19

BAB IV ANALISIS HASIL PELAKSANAAN TRADISI NGAPATI DI DESA SUROBAYAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS HASIL PELAKSANAAN TRADISI NGAPATI DI DESA SUROBAYAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS HASIL PELAKSANAAN TRADISI NGAPATI DI DESA SUROBAYAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis Pelaksanaan Tradisi Ngapatidi Desa Surobayan Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN PELAKSANAAN TRADISI NGAPATI DI DESA SUROBAYAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN. a. Letak Geografis Desa Surobayan

BAB III HASIL PENELITIAN PELAKSANAAN TRADISI NGAPATI DI DESA SUROBAYAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN. a. Letak Geografis Desa Surobayan BAB III HASIL PENELITIAN PELAKSANAAN TRADISI NGAPATI DI DESA SUROBAYAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN A. Gambaran Umum Desa Surobayan 1. Letak dan Kondisi Geografis a. Letak Geografis Desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan suatu budaya yang dari budaya itu lahirlah sebuah tradisi yang

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan suatu budaya yang dari budaya itu lahirlah sebuah tradisi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat merupakan sekelompok orang yang hidup bersama dalam suatu wilayah yang saling berinteraksi. Dalam interaksinya, masyarakat melahirkan suatu budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan sesuatu yang urgen bagi kehidupan manusia. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi

Lebih terperinci

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut

Lebih terperinci

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman budaya, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku dan adat budaya. Setiap suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Simon Kemoni yang dikutip oleh Esten (2001: 22) globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Globalisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata Tahlil secara etimologi dalam tata bahasa Arab membahasnya sebagai sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti mengucapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kental dan peka terhadap tata cara adat istiadat. Kekentalan masyarakat Jawa

BAB I PENDAHULUAN. kental dan peka terhadap tata cara adat istiadat. Kekentalan masyarakat Jawa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Jawa pada umumnya mempunyai aktivitas yang pada dasarnya kental dan peka terhadap tata cara adat istiadat. Kekentalan masyarakat Jawa terhadap adat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah merupakan bagian penting dalam mempertahankan keberlangsungan hidup agama Islam, tidak mungkin Islam dapat bertahan di tengah masyarakat bila tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kalimantan Selatan merupakan salah satu dari lima provinsi yang ada di Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu alat bagi manusia dalam mencapai kesempurnaan dalam hidupnya. Pendidikan merupakan modal untuk memberikan pengetahuan, penanaman akhlakul

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI NYADRAN DI DESA PAGUMENGANMAS KEC. KARANGDADAP KAB. PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI NYADRAN DI DESA PAGUMENGANMAS KEC. KARANGDADAP KAB. PEKALONGAN 60 BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI NYADRAN DI DESA PAGUMENGANMAS KEC. KARANGDADAP KAB. PEKALONGAN A. Analisis Pelaksanaan Tradisi Nyadran di desa Pagumenganmas Tradisi Nyadran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan diabadikan dalam Islam untuk selama-lamanya. Pernikahan secara terminologi adalah sebagaimana yang dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. dan diabadikan dalam Islam untuk selama-lamanya. Pernikahan secara terminologi adalah sebagaimana yang dikemukakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah menciptakan makhluk hidup berpasang-pasangan seperti laki-laki dan perempuan, tapi manusia tidak samadengan makhluk lain nya, yang selalu bebas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan,

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masuknya berbagai agama sebelum kedatangan Islam di pulau Jawa berpengaruh besar pada adat istiadat, tata cara hidup, maupun praktik keagamaan sehari-hari orang Jawa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan bangsa di dunia yang mendiami suatu daerah tertentu memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, setiap bangsa memiliki

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi Bersyukur kepada sang pencipta tentang apa yang telah di anugerahkan kepada seluruh umat manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang ada di Indonesia dan masih terjaga kelestariannya. Kampung ini merupakan kampung adat yang secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan bangsanya. Sebagai bangsa yang heterogen, Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat yang tinggal disepanjang pinggiran pantai, lazimnya disebut masyarakat pesisir. Masyarakat yang bermukim di sepanjang pantai barat disebut masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Islam adalah agama yang universal, yang mengajarkan kepada manusia mengenai berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi. Salah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten A. Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UUD RI Tahun 1945 pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan ayat 3 menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang merupakan daerah yang memiliki potensi budaya yang masih berkembang secara optimal. Keanekaragaman budaya mencerminkan kepercayaan dan kebudayaan masyarakat setempat

Lebih terperinci

MANUSIA DAN KETUHANAN

MANUSIA DAN KETUHANAN Modul ke: MANUSIA DAN KETUHANAN Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Fakultas TEHNIK MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.ac.id Kata Ilah berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan yang berlangsung saat ini dan mungkin di saat yang akan datang berlangsung cepat, beragam, dinamis dan sukar diramalkan. Agar bisa mengikuti, mensucikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA 71 BAB IV ANALISIS DATA A. Upacara Tradisi Manganan dalam Perspektif Teologi Islam Islam adalah agama yang sempurna, yaitu suatu agama yang mengatur segala aspek kehidupan manusia yang diturunkan oleh

Lebih terperinci

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Masyarakat Jember merupakan percampuran dari berbagai suku. Pada umumnya masyarakat Jember disebut dengan masyarakat Pandhalungan. 1 Wilayah kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu dapat dikenali dari keanekaragaman budaya, adat, suku, ras, bahasa, maupun agama. Kemajemukan budaya menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat

BAB I PENDAHULUAN. akan mendorong individu untuk melakukan hal-hal yang lebih baik. Minat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor pokok untuk mencapai sukses dalam segala bidang baik berupa studi, kerja, hobi, atau aktivitas apapun adalah minat. Minat yang besar akan mendorong

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda,

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur pendidik dalam suatu proses pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda, yaitu sebagai pengajar dan

Lebih terperinci

BAB IV PENYIMPANGAN AQIDAH DALAM SEDEKAH LAUT DI KELURAHAN BANDENGAN

BAB IV PENYIMPANGAN AQIDAH DALAM SEDEKAH LAUT DI KELURAHAN BANDENGAN BAB IV PENYIMPANGAN AQIDAH DALAM SEDEKAH LAUT DI KELURAHAN BANDENGAN Aqidah adalah merupakan pusaka yang diwariskan oleh nabi para nabi dan rosul yang merupakan tugas utama dalam risalahnya yaitu meluruskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertua sekaligus merupakan ciri khas yang mewakili Islam tradisional

BAB I PENDAHULUAN. tertua sekaligus merupakan ciri khas yang mewakili Islam tradisional 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pondok pesantren merupakan sistem pendidikan agama Islam yang tertua sekaligus merupakan ciri khas yang mewakili Islam tradisional Indonesia yang eksistensinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Orang tua merupakan pendidik yang pertama dan utama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak-anak mulai menerima pendidikan. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan sebagai objek wisata. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah masalah yang penting untuk diperhatikan bersama oleh semua pihak, baik pemerintah, orang tua maupun masyarakat. Pendidikan merupakan suatu

Lebih terperinci

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) A. Latar Belakang Masalah Setiap agama bagi para pemeluknya merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses mengatur urutan data, dikumpulkan, diklasifikasikan dan dianalisa dengan analisis induktif.

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses mengatur urutan data, dikumpulkan, diklasifikasikan dan dianalisa dengan analisis induktif. BAB IV ANALISIS DATA Analisis data merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar. Pada tahap ini data yang diperoleh dari berbagai sumber

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Upacara tradisional merupakan wujud dari suatu kebudayaan. Kebudayaan adalah

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Upacara tradisional merupakan wujud dari suatu kebudayaan. Kebudayaan adalah BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Pelaksanaan Tradisi Legeno-nan di Desa Kwayangan Upacara tradisional merupakan wujud dari suatu kebudayaan. Kebudayaan adalah warisan sosial yang akan diteruskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesionalisme guru berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat modern, hal ini menuntut beraneka ragam spesialisasi yang sangat diperlukan dalam masyarakat yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112.

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian integral dalam sistem pendidikan nasional yang saat ini mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah. PAUD dari

Lebih terperinci

BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA

BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA A. Analisis Tradisi Pelaksanaan Kewarisan Tunggu Tubang Adat Semende di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Hal ini sejalan pula dengan Hadist Rasulullah SAW dari Abu Hurairah r.a.

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Hal ini sejalan pula dengan Hadist Rasulullah SAW dari Abu Hurairah r.a. 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan bangsa Indonesia tertera dalam Undang- Undang No. 20 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 32 ayat (1) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Secara fitrah manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang saling bergantung satu sama lain. Dengan fitrah tersebut, maka manusia akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan, manusia akan lebih berpengetahuan luas dan menjadi lebih bijaksana dalam

Lebih terperinci

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK DI DUKUH TANON RT 07/RW 03 KELURAHAN MANJUNG KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK DI DUKUH TANON RT 07/RW 03 KELURAHAN MANJUNG KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 PERAN ORANG TUA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK DI DUKUH TANON RT 07/RW 03 KELURAHAN MANJUNG KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradapan manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya dengan ragam kebudayaan. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang memiliki

Lebih terperinci

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM RITUAL TINGKEPAN DI DUSUN GINTUNGAN DESA BUTUH KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN 2011 SKRIPSI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM RITUAL TINGKEPAN DI DUSUN GINTUNGAN DESA BUTUH KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN 2011 SKRIPSI NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM RITUAL TINGKEPAN DI DUSUN GINTUNGAN DESA BUTUH KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh : MUNAFIAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghafal Al-Qur an merupakan suatu keutamaan yang besar dan posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang bercita-cita tulus, serta berharap

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN Oleh: Tanti Wahyuningsih program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa wahyutanti546@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama sebagai dasar pijakan umat manusia memiliki peran yang sangat besar dalam proses kehidupan manusia. Agama telah mengatur pola hidup manusia baik dalam hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 32 ayat (1) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dalam bentuk Ijab dan Qabul. Dalam pernikahan yang

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dalam bentuk Ijab dan Qabul. Dalam pernikahan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akad nikah adalah perjanjian yang berlangsung antara dua pihak yang melangsungkan pernikahan dalam bentuk Ijab dan Qabul. Dalam pernikahan yang dimaksud dengan "ijab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agama seperti yang kita ketahui bahwa dalam perspektif umat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Agama seperti yang kita ketahui bahwa dalam perspektif umat merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama seperti yang kita ketahui bahwa dalam perspektif umat merupakan perekat sosial di masyarakat. Setiap agama memiliki cara sendiri untuk mengajarkan umatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selanjutnya mampu membekali

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selanjutnya mampu membekali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sebuah lembaga tempat anak didik memperoleh pendidikan dan pelajaran yang diberikan guru. Sekolah mempersiapkan anak didik memperoleh ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah diajarkannya cara menulis Al-Quran dan Hadits. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah diajarkannya cara menulis Al-Quran dan Hadits. Pembelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mampu dan terampil menulis dengan baik dan benar menjadi salah satu tujuan pembelajaran di sekolah, baik yang formal maupun informal. Salah satu yang diajarkan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai suku bangsa tentunya kaya akan budaya dan tradisi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Situasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan hal yang secara mutlak harus dilakukan karena melalui pendidikan manusia dapat menjadi manusia seutuhnya, yaitu manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam perkembangan dakwah Islam, pondok pesantren merupakan. lembaga pendidikan Islam yang mempunyai peran dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam perkembangan dakwah Islam, pondok pesantren merupakan. lembaga pendidikan Islam yang mempunyai peran dalam mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dakwah adalah suatu istilah yang sangat dikenal dalam dunia Islam. Dakwah dan Islam merupakan dua bagian yang tak terpisahkan satu dengan yang lainnya, karena Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dakwah adalah kewajiban bagi semua muslim, karena dakwah merupakan suatu kegiatan mengajak atau menyeru umat manusia agar berada di jalan Allah, baik melalui lisan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Di satu sisi, manusia mencipta budaya, namun di sisi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Di satu sisi, manusia mencipta budaya, namun di sisi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan elemen yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Di satu sisi, manusia mencipta budaya, namun di sisi lain, manusia merupakan

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI-NILAI SOSIAL PADA DIRI SISWA KELAS III PADA PEMBELAJARAN IPS DI MIN ANDAMAN II KECAMATAN ANJIR PASAR KABUPATEN BARITO KUALA

PENANAMAN NILAI-NILAI SOSIAL PADA DIRI SISWA KELAS III PADA PEMBELAJARAN IPS DI MIN ANDAMAN II KECAMATAN ANJIR PASAR KABUPATEN BARITO KUALA PENANAMAN NILAI-NILAI SOSIAL PADA DIRI SISWA KELAS III PADA PEMBELAJARAN IPS DI MIN ANDAMAN II KECAMATAN ANJIR PASAR KABUPATEN BARITO KUALA OLEH YUDI YUSTIADI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang begitu unik. Keunikan negara ini tercermin pada setiap dimensi kehidupan masyarakatnya. Negara kepulauan yang terbentang dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rezki Puteri Syahrani Nurul Fatimah, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rezki Puteri Syahrani Nurul Fatimah, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Adat adalah aturan, kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh dan terbentuk dari suatu masyarakat atau daerah yang dianggap memiliki nilai dan dijunjung serta dipatuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain, manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain, manusia mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain, manusia mempunyai banyak kelebihan. Inilah yang disebut potensi positif, yakni suatu potensi yang menentukan eksistensinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam proses penyebarluasan firman Tuhan, pekabaran Injil selalu berlangsung dalam konteks adat-istiadat dan budaya tertentu, seperti halnya Gereja gereja di

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus BAB V Penutup 5.1 Kesimpulan dan Refleksi Upacara slametan sebagai salah satu tradisi yang dilaksanakan jemaat GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus sebagai juruslamat

Lebih terperinci

Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah

Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah - Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah Nama : aan jumeno Tempat tgl lahir : sragen. 02 01 1967 Alamat : jl. Kelud selatan III/3 smg Status : k 2 Nama Isteri : Deasy Ariyanti Anak : M. Hanif

Lebih terperinci

AL-QUR AN SEBAGAI PERANTARA PENGUATAN KARAKTER (RELIGIUS, TOLERANSI DAN DISIPLIN) MAHASISWA FKIP PGSD UMS ANGKATAN 2012

AL-QUR AN SEBAGAI PERANTARA PENGUATAN KARAKTER (RELIGIUS, TOLERANSI DAN DISIPLIN) MAHASISWA FKIP PGSD UMS ANGKATAN 2012 122 ISBN: 978-602-70471-1-2 Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers AL-QUR AN SEBAGAI PERANTARA PENGUATAN KARAKTER (RELIGIUS, TOLERANSI DAN DISIPLIN) MAHASISWA FKIP PGSD UMS ANGKATAN 2012 Hana Navi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan bangsa lainnya. Kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dengan bangsa lainnya. Kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat suatu bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan secara umum diakui sebagai unsur penting dalam proses pembangunan suatu bangsa. Lebih-lebih suatu bangsa yang sedang membangun watak dan kepribadiannya yang

Lebih terperinci

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN Oleh : Ade Reza Palevi program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa aderezahidayat@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sedekah bumi atau bersih desa adalah suatu ritual budaya peninggalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sedekah bumi atau bersih desa adalah suatu ritual budaya peninggalan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sedekah bumi atau bersih desa adalah suatu ritual budaya peninggalan nenek moyang sejak ratusan tahun lalu. Dahulu pada masa Hindu ritual tersebut dinamakan sesaji bumi/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala masalah kehidupan tidak dapat dipisah-pisah untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala masalah kehidupan tidak dapat dipisah-pisah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya dan kehidupan manusia merupakan satu kesatuan. Budaya dan manusia serta segala masalah kehidupan tidak dapat dipisah-pisah untuk memahami hakikat kehidupan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tradisi di dalam masyarakat. Sebuah siklus kehidupan yang tidak akan pernah

BAB I PENDAHULUAN. tradisi di dalam masyarakat. Sebuah siklus kehidupan yang tidak akan pernah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peninggalan kebudayaan tidak sama halnya dengan warisan, yang secara sengaja diwariskan dan jelas pula kepada siapa diwariskan. Kebudayaan merupakan suatu rekaman kehidupan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat. I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 11 TAHUN 2013 TENTANG BEBAS AKSARA AL QUR AN PADA SATUAN PENDIDIKAN DASAR KHUSUSNYA BAGI SISWA YANG BERAGAMA ISLAM DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sains merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang pendidikan dasar. Menurut kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) mengungkapkan bahwa sains

Lebih terperinci

PRAKTEK RITUAL BAKAR DUPA DALAM PANDANGAN ISLAM DESA LAWONUA KEC.BESULUTU KAB. KONAWE

PRAKTEK RITUAL BAKAR DUPA DALAM PANDANGAN ISLAM DESA LAWONUA KEC.BESULUTU KAB. KONAWE PRAKTEK RITUAL BAKAR DUPA DALAM PANDANGAN ISLAM DESA LAWONUA KEC.BESULUTU KAB. KONAWE Skripsi ini Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sosial pada Program Bimbingan Penyuluhan Islam Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari suatu generasi ke generasi berikutnya melalui pelatihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-qur an ini

BAB I PENDAHULUAN. menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-qur an ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci ummat Islam yang diharapkan menjadi pembimbing dan pedoman dalam kehidupan. Didalamnya terkandung berbagai nilai dan konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan

Lebih terperinci

PANDANGAN TOKOH MASYARAKAT TERHADAP TRADISI BUBAKAN PADA WALIMATUR URSY (Studi Kasus di Desa Bendosari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang)

PANDANGAN TOKOH MASYARAKAT TERHADAP TRADISI BUBAKAN PADA WALIMATUR URSY (Studi Kasus di Desa Bendosari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang) PANDANGAN TOKOH MASYARAKAT TERHADAP TRADISI BUBAKAN PADA WALIMATUR URSY (Studi Kasus di Desa Bendosari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang) Latar Belakang Dalam al-qur`an dinyatakan bahwa hidup berpasangan-pasangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yakni Al-Qur`an dan Hadits yang di dalamnya. Akhlak dalam Islam merupakan salah satu aspek yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yakni Al-Qur`an dan Hadits yang di dalamnya. Akhlak dalam Islam merupakan salah satu aspek yang sangat penting. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang memberikan arti yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Islam memiliki dasar pokok yang menjadi pedoman bagi kehidupan manusia yakni

Lebih terperinci

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284 Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 284 ل ل ه م ا ف ي الس م او ات و م ا ف ي ال ا ر ض و ا ن ت ب د وا م ا ف ي ا ن ف س ك م ا و ت خ ف وه ي ح اس ب ك م ب ه الل ه ف ي غ ف ر ل م ن ي ش اء و ي ع ذ ب م ن ي ش اء

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat manusia secara keseluruhan. Ajaran Islam dapat berpengaruh bagi umat manusia dalam segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kualitas manusia yang dalam pelaksanaanya merupakan suatu proses yang berkesinambungan pada setiap jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada makanan tertentu bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan biologis,

BAB I PENDAHULUAN. Pada makanan tertentu bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan biologis, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah kebutuhan untuk makan. Dalam upayanya untuk mempertahankan hidup, manusia memerlukan makan. Makanan adalah sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. animisme dan dinamisme. Masyarakat tersebut masih mempercayai adanya rohroh

BAB I PENDAHULUAN. animisme dan dinamisme. Masyarakat tersebut masih mempercayai adanya rohroh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebelum Islam masuk ke Indonesia khususnya di Kalimantan Selatan masyarakatnya sudah menganut agama dan kepercayaan tertentu, seperti memeluk agama Budha, Hindu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah bagian dari proses kehidupan bernegara, yang mana visi dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci