RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KOMISI PEMILIHAN UMUM MANDAILING NATAL TAHUN KOMISI PEMILIHAN UMUM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KOMISI PEMILIHAN UMUM MANDAILING NATAL TAHUN KOMISI PEMILIHAN UMUM"

Transkripsi

1 RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KOMISI PEMILIHAN UMUM MANDAILING NATAL TAHUN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MANDAILING NATAL Jl. Merdeka No. 2 Kayujati Panyabungan-Mandailing Natal Sumatera Utara

2 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal Rencana Strategis (Renstra) Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal Tahun merupakan pedoman selama lima tahun ke depan serta panduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Komisi pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal, yang disusun dengan mempertimbangkan perubahan lingkungan strategis, terutama yang menyangkut potensi, peluang, tantangan, dan permasalahan yang dihadapi Komisi pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal. Renstra dirumuskan untuk menjadi arahan bagi KPU Kabupaten Mandailing Natal dalam upaya mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan, diharapkan pimpinan dan semua staf KPU Kabupaten Mandailing Natal melaksanakannya secara akuntabel dan senantiasa berorientasi pada peningkatan kinerja. Atas segala masukan dan sumbangan pemikiran semua pihak yang telah berpartisipasi mewujudkan Renstra KPU Kabupaten Mandailing Natal Tahun disampaikan terima kasih. Semoga dokumen perencanaan ini bermanfaat dalam mewujudkan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal sebagai lembaga penyelenggara Pemilu yang memiliki integritas dan kredibilitas. Panyabungan, 29 Agustus 2016 KETUA, AGUS SALAM, S.H.I i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I PENDAHULUAN KONDISI UMUM POTENSI DAN PERMASALAHAN Potensi a. Aspek Kelembagaan b. Aspek Sumber Daya Manusia c. Aspek Kepemimpinan d. Aspek Perencanaan dan Anggaran e. Aspek Business Process dan Kebijakan f. Aspek Dukungan Infrastruktur dan Teknologi Informasi g. Aspek Hubungan dengan Stakeholders Permasalahan BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS VISI KOMISI PEMILIHAN UMUM MISI KOMISI PEMILIHAN UMUM TUJUAN KOMISI PEMILIHAN UMUM SASARAN STRATEGIS KOMISI PEMILIHAN UMUM BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL Melanjutkan Konsolidasi Demokrasi untuk Memulihkan Kepercayaan Publik Membangun Transparansi dan Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan Penyempurnaan dan Peningkatan Kualitas Reformasi Birokrasi Nasional ii

4 3.2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KPU KAB MANDAILING NATAL Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur KPU Program Penguatan Kelembagaan Demokrasi dan Perbaikan Proses Politik KERANGKA REGULASI KERANGKA KELEMBAGAAN BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN TARGET KINERJA KERANGKA PENDANAAN BAB V PENUTUP DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I Matrik Kinerja dan Pendanaan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal Lampiran II Matriks Kerangka Regulasi KPU Kab Mandailing Natal Lampiran III Sejarah Pelaksanaan Pemilu di Indonesia Lampiran IV Daftar Rencana Kerjasama KPU Kab Mandailing Natal dengan Lembaga dan Instansi Terkait Tahun DAFTAR TABEL Tabel 1. Susunan Anggota KPU Kabupaten Mandailing Natal Periode Berdasarkan Pembagian Divisi dan Koordinator Wilayah... 8 Tabel 2. Rekapitulasi PNS KPU Kabupaten Mandailing Natal Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 3. Rekapitulasi Tenaga Honor KPU Kabupaten Mandailing Natal Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 4. Daftar Nama Pegawai Sekretariat KPU Kabupaten Mandailing Natal Tabel 5. Ringkasan Analisis Faktor Internal dan Eksternal Tabel 6. Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Tabel 7. Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur KPU iii

5 Tabel 8. Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan program Penguatan Kelembagaan Demokrasi dan Perbaikan Proses Politik Tabel 9. Target Kinerja Tabel 10. Kerangka Pendanaan Program KPU Kabupaten Mandailing Natal selama 5 (Lima) Tahun ( ) DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur Organisasi Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal... 9 Gambar 2. Struktur Organisasi Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal Gambar 3. Konfigurasi SDM KPU Kabupaten Mandailing Natal iv

6 AB. MANDAILING BAB I PENDAHULUAN Pengertian perencanaan berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Adapun pengertian strategi adalah langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Rencana strategis kementerian/lembaga berisi visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya serta berpedoman pada RPJM Nasional dan bersifat indikatif. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Mandailing Natal sebagai lembaga penyelenggara pemilu yang bertugas melaksanakan pemilu di wilayah Kabupaten Mandailing Natal dituntut untuk dapat bersikap profesional dan mengedepankan akuntabilitas dalam kinerjanya. Untuk itu diperlukan sejumlah perencanaan strategis yang sejalan dengan visi dan misi kelembagaan KPU melalui kebijakan dan program yang dilaksanakan. KPU Kabupaten Mandailing Natal melaksanakan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah atau Rencana Strategis yang selanjutnya disebut dengan Renstra untuk periode 5 (lima) tahunan. Penyusunan Renstra juga merupakan bagian penting dari penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan Renstra KPU Kabupaten Mandailing Natal untuk periode berpedoman pada Renstra KPU sebagaimana ditetapkan dengan Keputusan KPU RI Nomor 63/Kpts/KPU/TAHUN 2015 tentang Rencana Strategis Komisi Pemilihan Umum Tahun Tahapan penyusunan dimulai dengan melakukan identifikasi terhadap stakeholders terkait kinerja organisasi serta mengumpulkan bahan dan data. Tahapan selanjutnya adalah melakukan identifikasi potensi dan permasalahan di lingkungan internal/eksternal organisasi serta penetapan isu strategis. 1

7 Penetapan Renstra KPU Kabupaten Mandailing Natal periode diharapkan dapat menjadi acuan kinerja baik secara internal kelembagaan dalam menjalankan tugas dan fungsinya maupun bagi pihak terkait yang berkepentingan dalam proses penyelenggaraan pemilu di wilayah Kabupaten Mandailing Natal KONDISI UMUM Sebagai lembaga penyelenggara pemilu, KPU Kabupaten Mandailing Natal memiliki peran yang cukup signifikan dalam mengawal perjalanan demokrasi di wilayah ini. KPU Kabupaten Mandailing Natal sejak awal dibentuk pada tahun 2003 hingga kini masih terus berbenah untuk dapat sebaik mungkin dalam menjalankan tugas serta fungsi kelembagaannya sebagaimana diamanatkan oleh undang-undang penyelenggara pemilu. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu, tugas dan wewenang KPU Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD meliputi: 1. menjabarkan program dan melaksanakan anggaran serta menetapkan jadwal di kabupaten/kota; 2. melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan di kabupaten/kota berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; 3. membentuk PPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah kerjanya; 4. mengoordinasikan dan mengendalikan tahapan penyelenggaraan oleh PPK, PPS dan KPPS dalam wilayah kerjanya; 5. menyampaikan daftar pemilih kepada KPU Provinsi; 6. memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan yang disiapkan dan diserahkan oleh pemerintah dengan memperhatikan data pemilu dan/atau pemilihan gubernur, bupati dan walikota terakhir dan menetapkannya sebagai daftar pemilih; 7. menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara Pemilu Anggota DPRD Kabupaten/Kota berdasarkan hasil rekapitulasi AB. MANDAILING NATAL 2

8 penghitungan suara di PPK dengan membuat berita acara rekapitulasi suara dan sertfikat rekapitulasi suara; 8. melakukan dan mengumumkan rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu Anggota DPR, Anggota DPD, dan Anggota DPRD Provinsi di kabupaten/kota yang bersangkutan berdasarkan berita acara hasil rekapitulasi penghitungan suara di PPK; 9. membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikat penghitungan suara serta wajib menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilu, Panwaslu Kabupaten/Kota dan KPU Provinsi; 10. menerbitkan keputusan KPU Kabupaten/Kota untuk mengesahkan hasil Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dan mengumumkannya; 11. mengumumkan calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota terpilih sesuai dengan alokasi jumlah kursi setiap daerah pemilihan di kabupaten/kota yang bersangkutan dan membuat berita acaranya; 12. menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh Panwaslu Kabupaten/Kota; 13. mengenakan sanksi administrasi dan/atau menonaktifkan sementara anggota PPK, anggota PPK, anggota PPS, sekretaris KPU Kabupaten/Kota dan pegawai sekretariat KPU Kabupaten/Kota yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu berdasarkan rekomendasi Panwaslu Kabupaten/Kota dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan; 14. menyelenggarakan sosialisasi penyelenggaraan pemilu dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang KPU Kabupaten/Kota kepada masyarakat; 15. melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan penyelenggaraan pemilu; KPU KAB. NDAILING NATAL 3

9 16. melaksanakan tugas dan wewenang dan lain yang diberikan oleh KPU dan KPU Provinsi dan/atau peraturan perundang-undangan. Adapun tugas dan wewenang KPU Kabupaten Mandailin Natal dalam penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden yaitu: 1. menjabarkan program dan anggaran serta menetapkan jadwal di kabupaten/kota; 2. melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan di kabupaten/kota berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; 3. membentuk PPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah kerjanya; 4. mengoordinasikan dan mengendalikan tahapan penyelenggaraan oleh PPK, PPS dan KPPS dalam wilayah kerjanya; 5. memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan yang disiapkan dan diserahkan oleh pemerintah dengan memperhatikan data pemilu dan/atau pemilihan gubernur, bupati dan walikota terakhir dan menetapkannya sebagai daftar pemilih; 6. menyampaikan daftar pemilih kepada KPU Provinsi; 7. melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu Anggota DPRD Kabupaten/Kota berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara di PPK dengan membuat berita acara rekapitulasi suara dan sertfikat rekapitulasi suara; 8. membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikat penghitungan suara serta wajib menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilu, Panwaslu Kabupaten/Kota dan KPU Provinsi; 9. menindaklanjuti dengan segera rekomendasi Panwaslu Kabupaten/Kota atas temuan dan laporan adanya dugaan pelanggaran pemilu; 10. mengenakan sanksi administrasi dan/atau menonaktifkan sementara anggota PPK, anggota PPK, anggota PPS, sekretaris KPU Kabupaten/Kota dan pegawai sekretariat KPU Kabupaten/Kota yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan 4

10 ING pemilu berdasarkan rekomendasi Panwaslu Kabupaten/Kota dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan; 11. melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan pemilu dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang KPU Kabupaten/Kota kepada masyarakat; 12. melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan penyelenggaraan pemilu; 13. melaksanakan tugas dan wewenang dan lain yang diberikan oleh KPU dan KPU Provinsi dan/atau peraturan perundang-undangan. Selain itu tugas dan wewenang KPU Kabupaten Mandailing Natal dalam penyelenggaraan pemilihan bupati/walikota dan pemilihan gubernur meliputi: 1. merencanakan program, anggaran dan jadwal pemilihan bupati/walikota; 2. menyusun dan menetapkan tata kerja KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS dan KPPS dalam pemilihan bupati/walikota dengan memperhatikan pedoman dari KPU dan/atau KPU Provinsi; 3. menyusun dan menetapkan pedoman teknis untuk setiap tahapan penyelenggaraan pemilihan bupati/walikota berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; 4. membentuk PPK, PPS dan KPPS dalam pemilihan gubernur serta pemilihan bupati/walikota dalam wilayah kerjanya; 5. mengoordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan semua tahapan penyelenggaraan Pemilihan berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan dengan memperhatikan pedoman dari KPU dan/atau KPU Provinsi; 6. menerima daftar pemilih dari PPK dalam penyelenggaraan pemilihan bupati/walikota; 7. memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan yang disiapkan dan diserahkan oleh Pemerintah dengan memperhatikan data pemilu dan/atau pemilihan gubernur dan bupati/walikota terakhir dan menetapkannya sebagai daftar pemilih; 5

11 KAB. MANDA 8. menerima daftar pemilih dari PPK dalam penyelenggaraan pemilihan gubernur dan menyampaikannya kepada KPU Provinsi; 9. menetapkan calon bupati/walikota yang telah memenuhi persyaratan; 10. menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara pemilihan bupati/walikota berdasarkan rekapitulasi hasil penghitungan suara dari seluruh PPK di wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan; 11. membuat berita acara penghitungan suara serta membuat sertifikat penghitungan suara dan wajib menyerahkannya kepada saksi peserta pemilihan, Panwaslu Kabupaten/Kota dan KPU Provinsi; 12. menerbitkan keputusan KPU Kabupaten/Kota untuk mengesahkan hasil pemilihan bupati/walikota dan mengumumkannya; 13. mengumumkan calon bupati/walikota terpilih dan dibuatkan berita acaranya; 14. melaporkan hasil pemilihan bupati/walikota kepada KPU melalui KPU Provinsi; 15. menindaklanjuti dengan segera rekomendasi Panwaslu Kabupaten/Kota atas temuan dan laporan adanya dugaan pelanggaran pemilihan; 16. mengenakan sanksi administratif dan/atau menonaktifkan sementara anggota PPK, anggota PPS, sekretaris KPU Kabupaten/Kota dan pegawai Sekretariat KPU Kabupaten/Kota yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan pemilihanm berdasarkan rekomendasi Panwaslu Kabupaten/Kota berdasarkan Panwaslu Kabupaten/Kota dan/atau ketentuan peraturan perundangundangan; 17. melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan pemilihan gubernur, bupati dan walikota dan/atau yang berkaitan dengan tugas KPU Kabupaten/Kota kepada masyarakat; 18. melaksanakan tugas dan wewenang yang berkaitan dengan pemilihan gubernur berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan pedoman KPU dan/atau KPU Provinsi; 6

12 . 19. melakukan evaluasi dan membuat laporan penyelenggaraan pemilihan bupati/walikota; 20. menyampaikan hasil pemilihan bupati/walikota kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Menteri Dalam Negeri, bupati/walikota, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota; dan 21. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh KPU, KPU Povinsi dan/atau yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya pada penyelenggaraan pemilu anggota DPR, DPD dan DPRD, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta pemilihan gubernur dan pemilihan bupati, KPU Kabupaten Mandailing Natal berkewajiban: 1. melaksanakan semua tahaoan penyelenggaraan pemilu dengan tepat waktu; 2. memperlakukan peserta pemilu dan pasangan calon presiden dan wakil presiden, calon gubernur, bupati dan walikota secara adil dan setara; 3. menyampaikan semua informasi penyelenggaraan pemilu kepada masyarakat; 4. melaporkan pertanggungjawaban penggunaan anggaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 5. menyampaikan laporan pertanggungjawaban semua kegiatan penyelenggaraan pemilu kepada KPU melalui KPU Provinsi; 6. mengelola, memelihara dan merawat arsip/dokumen serta melaksanakan penyusutannya berdasarkan jadwal retensi arsip yang disusun oleh KPU Kabupaten/Kota dan lembaga kearsipan Kabupaten/Kota berdasarkan pedoman yang ditetapkan KPU dan ANRI; 7. mengelola barang inventaris KPU Kabupaten/Kota berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; 8. menyampaikan laporan periodik mengenai tahapan penyelenggaraan pemilu kepada KPU dan KPU Provinsi serta menyampaikan tembusannya kepada Bawaslu; 9. membuat berita acara pada setiap rapat pleno KPU Kabupaten/Kota dan ditandatangai oleh ketua dan anggota KPU Kabupaten/Kota; 7

13 10. menyampaikan data hasil pemilu dari tiap-tiap TPS pada tingkat kabupaten/kota kepada peserta pemilu paling lama 7 (tujuh) hari setelah rekapitulasi di kabupaten/kota; 11. melaksanakan keputusan DKPP; dan 12. melaksanakan kewajiban lain yang diberikan KPU, KPU Provinsi dan/atau peraturan perundang-undangan. Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011, KPU Kabupaten Mandailing Natal beranggotakan 5 (lima) orang yang terdiri dari 1 (satu) orang ketua merangkap anggota dan 4 (empat) orang anggota. Masa tugas KPU Kabupaten Mandailing Natal adalah periode 5 (lima) tahunan dimana saat ini merupakan periode ketiga dengan masa tugas tahun Berikut daftar nama anggota KPU Kabupaten Mandailing Natal periode : Tabel 1 Susunan Anggota KPU Kabupaten Mandailing Natal Periode Berdasarkan Pembagian Divisi dan Koordinator Wilayah No Nama Ketua Divisi Wakil Wilayah Agus Salam, S.H.I Umum, Keuangan, dan Logistik. Asrizal Lubis, S.Th.I Pyb. Kota Pyb, Barat, dan Pyb. Timur 2 Fadhillah Syarief, SH. Hukum Agus Salam, S.H.I Batahan Natal Sinunukan MBG 3 Mas Khairani, S.S. Teknis Akhir Mada, S.Pd.I Batang Natal Lingga Bayu Ranto Baek Pyb. Selatan LSM 8

14 No Nama Ketua Divisi Wakil Wilayah Akhir Mada, S.Pd.I. SDM dan Partisipasi Fadhillah Syarief, Siabu, Masyarakat SH. Bukit Malintang Nagajuang Pyb. Utara Hutabargot 5 Asrizal Lubis, S.Th.I Perencanaan dan Data Mas Khairani, S.S. Kotanopan Muarasipongi Ulupungkut PSM Pakantan Tambangan Demi kelancaran tugas dan wewenang KPU Kabupaten, dibentuk Sekretariat yang dipimpin oleh seorang Sekretaris. Bagan organisasi KPU dan Sekretariat KPU Kabupaten Mandailing Natal masing-masing sebagaimana gambar berikut: Gambar 1 Struktur Organisasi Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal 9

15 KPU KAB. MANDAILING NA Gambar 2 Struktur Organisasi Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal SEKRETARIS KPU KABUPATEN MANDAILING NATAL Kinerja Sekretariat KPU Kabupaten Mandailing Natal mengacu pada fungsi-fungsi administrasi yang didukung dengan kemampuan manajemen serta profesionalitas personilnya sebagaimana diatur dalam Peraturan KPU Nomor 6 Tahun Dukungan sekretariat sangat diperlukan KPU Kabupaten Mandailing Natal dalam tugas dan wewenangnya melaksanakan program kerja organisasi yang mencakup: 1. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya; 2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur KPU; 3. Program penguatan kelembagaan demokrasi dan perbaikan proses politik. Kelancaran pelaksanaan program di atas tak lepas dari pengaturan lebih lanjut di tingkat Kabupaten Mandailing Natal melalui penerbitan regulasi, baik yang mengikat secara internal maupun eksternal terutama saat tahapan penyelenggaraan pemilu. Dengan berpedoman pada peraturan perundangundangan yang berlaku, KPU Kabupaten Mandailing Natal menerbitkan sejumlah keputusan. Berdasarkan jumlah produk hukum pada tahun 2015, KPU Kabupaten Mandailing Natal telah menerbitkan 36 keputusan yang terdiri dari 12 keputusan Ketua dan 25 keputusan Sekretaris KPU Kabupaten Mandailing Natal. KPU KAB. MANDAILING NATAL 10

16 Di sisi lain, terlaksananya program dan kegiatan didukung dengan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang memadai. Jumlah SDM Sekretariat KPU Kabupaten Mandailing Natal saat ini adalah 23 (dua puluh tiga) orang dengan rincian sebagai berikut: 1. Pegawai dengan status diperbantukan (DPK), yakni PNS yang berasal dari Pemerintah Daerah Kabupaten Mandailing Natal sebanyak 14 (empat belas) orang. 2. Pegawai dengan status pegawai organik, yakni PNS yang diangkat dan dimiliki KPU sebanyak 0 (nol) orang 3. Pegawai dengan status honorer sebanyak 9 (sembilan) orang. Gambar 3 Konfigurasi SDM KPU Kabupaten Mandailing Natal Sumber: data sekunder KPU Kabupaten Mandailing Natal per Desember 2015 Seperti tampak pada gambar di atas jumlah pegawai dengan status DPK di KPU Kabupaten Mandailing Natal sebanyak 58%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa KPU Kabupaten Mandailing Natal masih bergantung sepenuhnya pada pemerintah daerah setempat dalam hal pengisian jabatan struktural Kesekretariatan. 11

17 Berdasarkan latar belakang pendidikannya, SDM di KPU Kabupaten Mandailing Natal dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok pendidikan seperti pada tabel di bawah ini. Tabel 2 Rekapitulasi PNS KPU Kabupaten Mandailing Natal Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) S1 3 2 D3 1 3 SMA 10 Sumber: data sekunder KPU Kabupaten Mandailing Natal per Desember 2015 Tabel 3 Rekapitulasi Tenaga Honor KPU Kabupaten Mandailing Natal Berdasarkan Tingkat Pendidikan KPU KAB. MANDAILING NATAL No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) S1 3 2 D3 1 3 SMA 5 12

18 Berdasarkan jenis kelamin, pegawai KPU Kabupaten Mandailing Natal terdiri dari 4 (empat) orang perempuan dan 19 (Sembilan belas) orang laki-laki. Adapun daftar nama seluruh pegawai dapat dilihat pada tabel berikut. No Tabel 4 Daftar Nama Pegawai Sekretariat KPU Kabupaten Mandailing Natal Nama Jenis Kelamin Lk Jabatan 1. Mawardi, SE NIP Sekretaris 2. Samsul Eddy Pulungan Lk NIP Kasubbag Hukum 3. Ali Gusti Nasution Lk NIP Pajaruddin,AM.Pd Lk NIP Muslih S.Sos Lk NIP M. Jalil Rambe Lk NIP Soleman Nasution, S.Sos Lk NIP Suyono Lk NIP Abdul Somad Lk NIP Muhayyar Lk NIP Muhammad Yamin Lk NIP Siti Aisah Pr NIP Hendri Lk NIP Staf Subbag Hukum 14. Masidah Pr NIP Staf Subbag Hukum 15. Mulyadi Arisandi Lk Tenaga Honorer 16. Irfan Efendi Lk Tenaga Honorer 17. Defi Andi Lk Tenaga Honorer 18. Rina Khairani Pr Tenaga Honorer 19. Benny Aswin Hrp, Amd Lk Tenaga Honorer 20. Radha Juliandha Pr Tenaga Honorer 21. Reyza Faisal Hamdan Lk Tenaga Honorer 22. Saiful Bahri Lk Tenaga Honorer 23. Mukmin, S.Pd.I Lk Tenaga Honorer Kasubbag Keuangan, Umum dan Logistik Kasubbag Teknis dan Hupmas Plh. Kasubbag Program dan Data Staf Subbag Teknis dan Hupmas Staf Subbag Teknis dan Hupmas Staf Subbag Teknis dan Hupmas Staf Subbag Program dan Data Staf Subbag Program dan Data Staf Subbag Keuangan, Umum dan Logistik Staf Subbag Keuangan, Umum dan Logistik Sumber: data sekunder KPU Kabupaten Mandailing Natal per Desember 2015 KAB. 13

19 Selain faktor SDM, kinerja suatu organisasi tentunya akan dapat berjalan maksimal apabila didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Penataan sarana dan prasarana kerja di KPU Kabupaten Mandailing Natal saat ini masih terkendala dengan kondisi gedung dengan status pinjam pakai milik Pemkab Mandailing Natal. Pembangunan gedung kantor KPU Kabupaten Mandailing Natal belum bisa dilaksanakan karena belum adanya tanah untuk lokasi pertapakan pembangunan kantor KPU Kabupaten Mandailing Natal, selain itu adanya kebijakan moratorium pembangunan gedung kantor kementerian/lembaga juga menjadi penyebab KPU Kabupaten Mandailing Natal belum maksimal untuk mengupayakan mencari tanah hibah untuk pembangunan lokasi Kantor KPU Kabupaten Mandailing Natal. Hal itu sebagaimana disampaikan dalam Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor S-84/MK.02/2014 tanggal 16 Desember 2014 perihal Penundaaan/Moratorium Pembangunan Gedung Kantor Kementerian Negara/Lembaga. Saat ini KPU Kabupaten Mandailing Natal menempati gedung milik Pemkab Mandailing Natal yang beralamat di Jalan Merdeka No. 2 Kayu Jati Panyabungan Mandailing Natal. Selain itu juga terdapat 1 (satu) gudang logistik dengan status milik sendiri dengan tanah hibah dari Pemkab Mandailing Natal. Selain aspek-aspek di atas, dalam hal lain yakni keterbukaan informasi, KPU Kabupaten Mandailing Natal membuka akses kepada publik yang membutuhkan informasi seputar penyelenggaraan pemilu. Pengelolaan informasi di Lingkungan KPU Kabupaten Mandailing Natal terus ditingkatkan untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas. Hal tersebut turut didukung dengan adanya pembentukan struktur Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) serta pengelolaan website KPU Kabupaten Mandailing Natal dengan alamat Natalkab.go.id. 14

20 Melalui arah kebijakan serta sasaran strategis yang ditetapkan KPU RI, KPU Kabupaten Mandailing Natal berupaya turut serta mewujudkan visi menjadi penyelenggara pemilu yang profesional, berintegritas dan mandiri untuk terwujudnya pemilu yang berkualitas. Tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) akan sulit terwujud apabila tidak diimbangi dengan adanya pemerintahan yang bersih dan berwibawa (clean government). Untuk itu sejalan dengan nafas reformasi birokrasi yang telah dicanangkan pemerintah pusat, KPU Kabupaten Mandailing Natal terus meningkatkan kualitas tata kelola organisasinya, baik dalam hal akuntabilitas anggaran, penguatan kelembagaan maupun peningkatan kapasitas dan kualitas penyelenggaraan pemilu POTENSI DAN PERMASALAHAN Keberhasilan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut, yakni terselenggaranya pemilihan umum yang berkualitas dan dapat menjamin pelaksanaan hak politik masyarakat, tidak terlepas dari beberapa aspek yang mempengaruhinya, diantaranya adalah: 1. Keberadaan penyelenggara pemilu yang professional dan memiliki integritas, kapabilitas dan akuntabilitas; 2. Adanya lingkungan yang kondusif bagi masyarakat dalam menggunakan haknya untuk berdemokrasi, termasuk dalam menentukan pilihan politiknya; dan 3. Kemampuan partai politik dalam memperkuat demokratisasi masyarakat sipil dan kecerdasan masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya. Dalam rangka mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal organisasi yang berupa kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) sumber daya dalam organisasi, serta faktor eksternal yang berupa peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang dihadapi KPU Kabupaten Mandailing Natal, maka analisis potensi dan permasalahan ini didasarkan pada dimensidimensi organisasi yang dipandang memiliki fungsi dan peran strategis dalam lima tahun ke depan. 15

21 Adapun dimensi-dimensi dimaksud meliputi: Aspek Kelembagaan, Aspek Sumber Daya Manusia, Aspek Kepemimpinan, Aspek Perencanaan dan Anggaran, Aspek Bussiness Process dan Kebijakan, Aspek Dukungan Infrastruktur dan Teknologi Informasi, dan Aspek Hubungan dengan Stakeholders Potensi a. Aspek Kelembagaan Potensi kelembagaan dapat diuraikan sebagai berikut: KPU Kabupaten Mandailing Natal telah berhasil menunjukkan sifat kelembagaannya yang mandiri dan bebas intervensi dari pihak manapun. Hal ini terlihat pada penyelenggaraan Pemilu Presiden 2014 dimana keputusan KPU dalam penetapan hasil rekapitulasi suara dilakukan berdasarkan prinsipprinsip profesionalitas, integritas, transparansi dan akuntabilitas. KPU Kabupaten Mandailing Natal telah mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi KPU sebagai penyelenggara pemilu Indonesia. Setiap pegawai KPU telah memahami dengan jelas tugas dan fungsi organisasi sehingga setiap pegawai memiliki persepsi yang sama dalam mencapai kinerja organisasi. b. Aspek Sumber Daya Manusia Kekuatan KPU Kabupaten Mandailing Natal sebagai organisasi publik dan dapat diuraikan sebagai berikut: KPU Kabupaten Mandailing Natal memiliki sumber daya manusia dari berbagai latar belakang pendidikan dan usia, hal ini memperkuat kelembagaan KPU yang bersifat nasional. KPU Kabupaten Mandailing Natal telah berupaya melakukan pembinaan, khususnya pembinaan dalam peningkatan kompetensi pegawai melalui pemberian izin tugas belajar, diklat, sosialisasi, study banding/benchmarking, dan sebagainya. 16

22 Organisasi dapat memberikan sanksi, baik yang bersifat administratif maupun formil (perdata) terhadap setiap pegawai yang melanggar peraturan. Pemberian sanksi ini diperkuat dengan adanya Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang bertugas untuk memeriksa, mengadili, dan memutuskan pengaduan atau laporan dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh anggota KPU. c. Aspek Kepemimpinan Kekuatan aspek kepemimpinan dapat diuraikan sebagai berikut: Pimpinan organisasi, yakni Ketua dan Komisioner KPU memiliki visi yang kuat untuk membawa KPU Kabupaten Mandailing Natal kearah lebih baik. Pimpinan organisasi dapat menciptakan suasana kondusif untuk terciptanya komunikasi organisasi yang efektif dan memiliki kemampuan dalam mengelola sumber daya organisasi dengan baik. Pimpinan organisasi telah memperkuat rasa saling percaya dan saling menghormati antar seluruh elemen organisasi. Pimpinan organisasi berupaya mewujudkan budaya kerja organisasi yang produktif dengan menegakkan disiplin, integritas dan komitmen untuk seluruh pegawai. Pimpinan berupaya membangun reputasi dan pengakuan publik atas eksistensi organisasi. d. Aspek Perencanaan dan Anggaran Kekuatan aspek perencanaan dan anggaran dapat diuraikan sebagai berikut: Proses perencanaan kegiatan dan anggaran dilakukan dengan melibatkan partisipasi aktif seluruh elemen organisasi. Tata kelola anggaran memenuhi asas transparansi dan akuntabilitas. Pengelolaan anggaran dilakukan dengan menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). 17

23 e. Aspek Business Process dan kebijakan Kekuatan aspek business process dan kebijakan dapat diuraikan sebagai berikut: KPU Kabupaten Mandailing Natal berupaya melakukan identifikasi, membuat dan mendokumentasikan mekanisme/tatalaksana kerja. KPU Kabupaten Mandailing atal telah melaksanakan SOP KPU. Perumusan kebijakan melibatkan seluruh komponen terkait baik secara internal maupun eksternal. KPU Kabupaten Mandailing Natal berupaya membangun mekanisme monitoring pelaksanaan kebijakan organisasi dengan baik. f. Aspek Dukungan Infrastruktur dan Teknologi Informasi Potensi aspek dukungan infrastruktur dan teknologi informasi dapat diuraikan sebagai berikut: KPU Kabupaten Mandailing Natal dalam penyampaian informasi telah menggunakan teknologi informasi bahkan pada tahun 2014 KPU Kabupaten Mandailing Natal meraih penghargaan sebagai KPU Kabupaten/Kota berprestasi kategori transparansi informasi Pemilu tingkat Provinsi Sumatera Utara dan masuk nominasi KPU Kabupaten/Kota berprestasi tingkat nasional juga untuk kategori transparansi informasi Pemilu. Demikian juga pada tahun 2016 KPU Kabupaten Mandailing Natal berhasil meraih prediket sangat patuh tingkat Provinsi Sumatera Utara atas standar kepatuhan pengelolaan informasi publik. Teknologi informasi yang digunakan oleh organisasi dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada stakeholders. g. Aspek Hubungan dengan stakeholders Aspek hubungan dengan stakeholders dapat diuraikan sebagai berikut: KPU Kabupaten Mandailing Natal memiliki hubungan yang relatif baik dengan semua stakeholders. Para stakeholders relatif terbuka untuk bekerja sama mensukseskan agendaagenda KPU Kabupaten Mandailing Natal. 18

24 Permasalahan Dalam melaksanakan tugas dan fungsi menyelenggarakan pemilu KPU Kabupaten Mandailing Natal dihadapkan pada berbagai permasalahan, baik yang datang dari dalam organisasi maupun dari luar organisasi. Dimensi permasalahannya pun beragam, adapun permasalahan KPU Kabupaten Mandailing Natal berdasarkan dimensi prosesnya dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Kelembagaan Proses internalisasi peraturan dan budaya kerja organisasi masih lemah; dan Kebijakan dalam bentuk peraturan seringkali mengalami perubahan dalam waktu yang berdekatan. 2. SDM Seluruh PNS di KPU Kabupaten Mandailing Natal merupakan tenaga yang diperbantukan (DPK) dari Pemerintah Daerah, sehingga menimbulkan ketergantungan KPU Kabupaten Mandailing Natal kepada pemerintah daerah atas tenaga PNS terkait pengisian jabatan struktural eselon IV ke atas. Sehingga berpotensi tiba-tiba ditarik/dimutasi kembali oleh Pemerintah Daerah. PNS di KPU Kabupaten Mandailing Natal belum memiliki latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang-bidang tugas yang dibutuhkan oleh KPU Kabupaten Mandailing Natal. Jumlah dan komposisi pegawai belum sesuai dengan tugas, fungsi dan beban kerjanya. Perbandingan antara jumlah pegawai dan beban kerjanya belum proporsional. 3. Kepemimpinan Masih adanya perbedaan persepsi antara komisioner dengan Sekretariat KPU Kabupaten Mandailing Natal perihal ketatalaksanaan penyelenggaraan tugas, sehingga proses pengimplementasian kebijakan belum sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan cepat. 19

25 4. Perencanaan dan Anggaran Anggaran yang tersedia belum memadai bagi pelaksanaan tugas khususnya anggaran untuk program penguatan kelembagaan demokrasi dan perbaikan proses politik. Implementasi dari perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja dan evaluasi kinerja belum terintegrasi dalam suatu sistem manajemen kinerja organisasi. 5. Business Process dan Kebijakan Belum efektifnya penerapan standar operasional prosedur (SOP) yang ada. Revisi dan perbaikan terhadap kebijakan organisasi belum dilakukan secara cepat dan tepat. Inovasi dalam pengambilan kebijakan untuk mengatasi persoalanpersoalan teknis belum sepenuhnya dapat ditindaklanjuti. 6. Dukungan Infrastruktur dan IT Sarana dan prasarana kerja yang tersedia masih kurang untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi. Status kepemilikan bangunan gedung KPU Kabupaten Mandailing Natal masih pinjam pakai dari pemerintah daerah Kabupaten Mandailing Natal. Hal ini belum mendukung sifat kelembagaan KPU yang tetap. Disamping itu, kantor KPU setiap saat dapat dipindahkan sesuai dengan kewenangan Pemda sebagai pemilik tanah dan bangunan. 7. Hubungan dengan Stakeholders Masih adanya kecurigaan atau isu negatif yang dikembangkan sebahagian kelompok terhadap independensi personal Anggota dan Pegawai Sekretariat KPU Kabupaten Mandailing Natal. Stakeholders belum sepenuhnya memahami mekanisme kerja yang dibangun oleh KPU Kabupaten Mandailing Natal. 20

26 Masih adanya perbedaan pemahaman diantara sesama lembaga penyelenggara pemilu (KPU dan Panwas) terkait dengan peraturan pemilu dan penerapannya. Disamping permasalahan tersebut, KPU Kabupaten Mandailing Natal juga dihadapkan pada sejumlah tantangan dalam menyelenggarakan pemilu, baik pemilu nasional maupun lokal yang berdampak pada pencapaian kinerja organisasi secara keseluruhan. Adapun tantangan tersebut adalah sebagai berikut: Dinamika masyarakat yang menjadi basis pemilih pada pemilu sangat dinamis. Oleh karena itu, tuntutan akan peningkatan validitas data dan kualitas pelayanan publik yang diselenggarakan oleh KPU sangat tinggi, termasuk didalamnya adalah masalah transparansi dan akuntabilitas kinerja KPU. Peran media massa sangat besar dalam menggiring opini masyarakat. Distribusi logistik pemilu yang terkendala kondisi geografis yang berbeda-beda. Berdasarkan uraian lingkungan internal dan eksternal di atas, maka dirumuskan faktor-faktor kunci yang menjadi kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang sebagaimana diringkas dalam tabel 5 berikut: Tabel 5 Ringkasan Analisis Faktor Internal dan Eksternal FAKTOR INTERNAL Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses) 1 Mandat UU Nomor 15 Tahun Beban kerja pegawai tidak tentang penyelenggara pemilu (S1) proporsional (W1) 2 Komitmen pimpinan kuat (S2) 2 Disparitas kompetensi pegawai (W2) 3 Reformasi Birokrasi yang telah 3 Parsialitas manajemen kinerja (W3) dicanangkan (S3) 4 Pegawai memiliki persepsi yang 4 Sarana dan Prasarana terbatas (W4) sama akan tugas dan fungsi organisasi (S4) 5 Pengalaman penyelenggaraan 5 Pemanfaatan teknologi informasi pemilu (S5) belum optimal (W5) 6 Loyalitas pegawai rendah (W6) 7 Pagu anggaran belum memadai (W7) 21

27 FAKTOR EKSTERNAL Peluang (Opportunity) Ancaman (Threats) 1 Sasaran pokok pembangunan 1 Peraturan perundangan tentang demokrasi Indonesia (O1) sistem pemilu mudah berubah (T1) 2 Animo partisipasi masyarakat dalam 2 Opini publik mudah digeser (T2) pemilu tinggi (O2) 3.Aksi demonstrasi untuk kepentingan 3 Hubungan baik penegakan hukum politik tertentu mudah digerakkan (O3) (T3) 4 Potensi pengembangan SDM (O4) 4 Gugatan hasil pemilu yang tidak berdasar pada bukti (T4) 5 Kesempatan pendidikan formal dan 5 Distribusi logistik terkendala kondisi diklat (O5) geografis (T5) 6 Kemajuan Teknologi Informasi (O6) 7 Harapan masyarakat tinggi (O7) Berdasarkan identifikasi faktor kunci tersebut, maka strategi pengembangan SWOT yang dapat ditempuh, yaitu: 1. Strategi Strength Opportunity (S-O) : Strategi untuk memanfaatkan peluang dengan jalan mendayagunakan kekuatan yang dimiliki organisasi. a. Pendayagunaan Penyelenggara Pemilu secara optimal untuk terwujudnya Pemilu yang jujur, adil, transparan, akuntabel dan mandiri; b. Melakukan koordinasi dengan segenap pemangku kepentingan baik pada tahap persiapan, penyelenggaraan maupun setelah Pemilu; c. Peningkatan kualitas SDM KPU Kabupaten Mandailing Natal; 2. Strategi Weakness Opportunity (W-O) : Strategi untuk memanfaatkan peluang eksternal yang muncul dari lingkungan dengan tujuan mengatasi kelemahan. a. Penataan tugas pegawai sesuai dengan analisis jabatan dan beban kerja; b. Melakukan koordinasi internal antar unit kerja terkait untuk meningkatkan kinerja KPU; c. Optimalisasi sistem pengawasan dan pengendalian internal organisasi; d. Pembinaan teknis pelaksanaan SOP; e. Optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan tugas kepemiluan. 22

28 3. Strategi Strength Threat (S-T) : Strategi untuk menghadapi dan mengatasi ancaman dengan jalan mendayagunakan kekuatan yang dimiliki organisasi. a. Pemantapan kerjasama dan koordinasi penyelenggaraan Pemilu dengan institusi terkait; b. Sosialisasi dan publikasi penyelenggaraan Pemilu secara optimal dan transparan; c. Peningkatan akuntabilitas kinerja kepemiluan; d. Optimalisasi pendayagunaan SDM dalam pengelolaan logistik Pemilu pada tahap perencanaan kebutuhan, pengadaan, dan pendistribusian. 4. Strategi Weakness Threat (W-T) : Strategi untuk menghindari ancaman untuk melindungi organisasi dari kelemahan yang ada dalam organisasi. a. Penataan lembaga dan personil KPU termasuk kesekretariatan; b. Pemantapan kerjasama dan koordinasi penyelenggaraan Pemilu dengan institusi terkait; c. Optimalisasi pembinaan, pengawasan penyelenggaraan Pemilu; d. Penguatan kelembagaan pengelolaan logistik Pemilu pada tahap perencanaan kebutuhan, pengadaan, dan pendistribusian. 23

29 BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS 2.1. VISI KOMISI PEMILIHAN UMUM Visi Komisi Pemilihan Umum adalah Menjadi Penyelenggara Pemilihan Umum yang Mandiri, Professional, dan Berintegritas untuk Terwujudnya Pemilu yang LUBER dan JURDIL. Pernyataan visi diatas merupakan gambaran tegas dari komitmen Komisi Pemilihan Umum untuk menyelenggarakan pemilu yang jujur, adil, transparan, akuntabel dan mandiri serta dilandasi dengan mekanisme kerja yang efektif, efisien, berpegang teguh pada etika profesi dan jabatan, berintegritas tinggi dan berwawasan nasional sehingga menjadikan Komisi Pemilihan Umum sebagai lembaga penyelenggara pemilihan umum yang terpercaya dan professional dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Di samping itu, Komisi Pemilihan Umum juga berkomitmen penuh untuk ikut mengambil bagian dari upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, khususnya di bidang politik kepemiluan. Relevansi pernyataan visi Komisi Pemilihan Umum dengan visi Nasional dan agenda prioritas nasional yang disebut NAWA CITA, yakni pembangunan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya serta peningkatan kualitas sumber daya manusia penyelenggara pemilu. Hal ini menyiratkan pentingnya Komisi Pemilihan Umum memperkuat brand image organisasi menjadi penyelenggara pemilihah umum yang berintegritas, professional dan mandiri demi terwujudnya kualitas penyelenggaraan pemilihan umum di Indonesia MISI KOMISI PEMILIHAN UMUM Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan visi serta menggambarkan tindakan yang disesuaikan dengan tugas dan fungsi Komisi Pemilihan Umum 24

30 KPU KAB. MANDAILING (KPU), maka misi Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengalami perubahan sebagai berikut: 1. Membangun SDM yang Kompeten sebagai upaya menciptakan Penyelenggara Pemilu yang Profesional; 2. Menyusun Regulasi di bidang Pemilu yang memberikan kepastian hukum, progesif, dan partisipatif; 3. Meningkatkan kualitas pelayanan Pemilu, khususnya untuk para pemangku kepentingan dan umumnya untuk seluruh masyarakat; 4. Meningkatkan partisipasi dan kualitas pemilih melalui sosialisasi dan pendidikan pemilih yang berkelanjutan; 5. Memperkuat Kedudukan Organisasi dalam Ketatanegaraan; 6. Meningkatkan integritas penyelenggara Pemilu dengan memberikan pemahaman secara intensif dan komprehensif khususnya mengenai kode etik penyelenggara Pemilu; 7. Mewujudkan penyelenggara Pemilu yang efektif dan efisien, transparan, akuntabel, serta aksesable. 2.3.TUJUAN KOMISI PEMILIHAN UMUM Dalam mewujudkan visi dan melaksanakan misi tersebut, maka tujuan yang hendak dicapai oleh Komisi Pemilihan Umum adalah: 1. Terwujudnya lembaga KPU yang memiliki integritas, kompetensi, kredibilitas, dan kapabilitas dalam menyelenggarakan Pemilu; 2. Terselenggaranya Pemilu sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku; 3. Meningkatnya partisipasi politik masyarakat dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia; 4. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam Pemilu; 5. Terselenggaranya Pemilu yang efektif dan efisien, transparan, akuntabel, dan aksesabel. 25

31 2.4. SASARAN STRATEGIS KOMISI PEMILIHAN UMUM Dalam RPJM ke-3 disebutkan bahwa sasaran pokok pembangunan yang hendak dicapai adalah meningkatnya partisipasi politik pemilihan umum dan kualitas penyelenggaraan pemilihan umum 2019, penegakan hukum dan reformasi birokrasi yang ditandai dengan membaiknya indeks demokrasi Indonesia, meningkatnya indeks penegakan hukum; indeks perilaku anti korupsi; indeks persepsi korupsi; indeks integritas nasional, dan indeks reformasi birokrasi yang diikuti dengan membaiknya tingkat pengelolaan anggaran (opini laporan keuangan) dan tingkat akuntabilitas instansi pemerintah (skor atas SAKIP). Berdasarkan sasaran pokok pembangunan yang tercantum dalam RPJM ke-3 tersebut, maka sasaran-sasaran strategis Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Mandailing Natal yang hendak dicapai selama lima tahun kedepan ( ) adalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya Kualitas Penyelenggaraan Pemilu, dengan indikator kinerja sasaran strategis sebagai berikut : a. Persentase Partisipasi Pemilih dalam Pemilu; b. Persentase partisipasi pemilih perempuan dalam Pemilu; c. Persentase pemilih disabilitas yang terdaftar dalam DPT yang menggunakan hak pilihnya; d. Persentase pemilih yang berhak memilih tetapi tidak masuk dalam daftar pemilih; e. Persentase KPPS yang telah menerima perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara paling lambat 1 (satu) hari sebelum hari pemungutan suara tepat jumlah dan kualitas. 2. Meningkatnya Kapasitas Penyelenggara Pemilu, dengan indikator kinerja sasaran strategis sebagai berikut : a. Persentase terpenuhinya jumlah pegawai organik kesekretariatan KPU ; b. Persentase ketepatan waktu penyelesaian administrasi kepegawaian; KPU KAB. MANDAILING NATAL 26

32 c. Persentase pelanggaran kode etik terhadap penyelenggara Pemilu; d. Persentase ketepatan waktu dalam verifikasi pencalonan Bupati dan Wakil Bupati. 3. Meningkatnya Kualitas Regulasi Kepemiluan, dengan indikator kinerja sasaran strategis sebagai berikut : a. Persentase partisipasi pemangku kepentingan dalam penyusunan regulasi; b. Persentase sengketa hukum yang dimenangkan oleh KPU. 27

33 BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN 3.1. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional [RPJPN] telah ditentukan tahapan dan prioritas untuk masing-masing Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional [RPJMN]. Dalam pentahapan RPJPN , RPJMN tahap ke 3, yakni pada tahun bertujuan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis sumber daya alam yang tersedia, sumber daya manusia yang berkualitas, serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk mencapai sasaran RPJMN , yakni sasaran pembangunan di bidang politik, hukum, pertahanan dan keamanan maka agenda pembangunan nasional yang ditempuh adalah antara lain: membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokrasi dan terpercaya dengan cara: (1) melanjutkan konsolidasi demokrasi untuk memulihkan kepercayaan publik; (2) membangun transparansi dan akuntabilitas kinerja pemerintahan;dan (3) penyempurnaan dan peningkatan kualitas reformasi birokrasi nasional. Adapun arah kebijakan dan strategi nasional yang ditempuh untuk mencapai agenda tersebut adalah sebagai berikut: 1. Melanjutkan Konsolidasi Demokrasi untuk Memulihkan Kepercayaan Publik a. Meningkatkan peran kelembagaan demokrasi dan mendorong kemitraan lebih kuat antara pemerintah, swasta dan masyarakat sipil yang akan ditempuh dengan strategi: (1) Pengembangan kebijakan kepemiluan yang demokratis termasuk yang terkait dengan pembiayaan kampanye pemilu dan pengawasan pemilu yang partisipatif; (2) Pengaturan yang mendorong netralitas birokrasi melalui sanksi yang lebih keras; 28

34 (3) Penyelenggaraan Pemilu 2019 yang aman, damai, jujur, adil dan demokratis; (4) Peningkatan kapasitas lembaga penyelenggara pemilu; (5) Fasilitasi peningkatan peran parpol; (6) Penguatan dan pemberdayaan organisasi kemasyarakatan untuk keberlanjutan perannya dalam mendorong proses demokratisasi; (7) Penguatan koordinasi pemantapan pelaksanaan demokrasi pada lembaga pemerintah; (8) Penguatan kerja sama masyarakat politik, masyarakat sipil,mmasyarakat ekonomi, dan media dalam mendorong proses demokratisasi; (9) Pembentukan lembaga riset kepemiluan sebagai bagian dari lembaga penyelenggara pemilu yang dapat melaksanakan fungsi pengkajian, pendidikan kepemiluan dan pengawasan partisipatif, dan fasilitasi dialog; b. Memperbaiki perundang-undangan bidang politik, yang ditempuh melalui strategi sebagai berikut: (1) Perubahan UU Pemilu yang dapat memberikan pembatasan pengeluaran partai bagi kepentingan pemilu; (2) Perubahan UU Parpol untuk mendorong pelembagaan partai politik dengan memperkuat sistem kaderisasi, rekrutmen, pengelolaan keuangan partai, pengaturan pembiayaan partai politik melalui APBN/APBD untuk membangun parpol sebagai piranti dasar bangunan demokrasi; (3) Pelaksanaan pengkajian yang terkait dengan sistem kepemiluan, sistem kepartaian, dan sistem presidensial. 2. Membangun Transparansi dan Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan a. Penyempurnaan system manajemen dan pelaporan kinerja instansi pemerintah secara terintegrasi, kredibel, dan dapat diakses publik yang akan ditempuh melalui strategi antara lain: penguatan kebijakan sistem pengawasan intern pemerintah; penguatan pengawasan terhadap kinerja pembangunan nasional; dan pemantapan implementasi sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) pada seluruh instansi pusat dan daerah; 29

35 b. Penerapan e-government untuk mendukung bisnis proses pemerintahan dan pembangunan yang sederhana, efisien dan transparan, dan terintegrasi yang dilaksanakan melalui strategi, antara lain: penguatan kebijakan egovernment yang mengatur kelembagaan e-government, penguatan sistem dan infrastruktur e-government yang terintegrasi; penyempurnaan/penguatan sistem pengadaan secara elektronik serta pengembangan sistem katalog elektronik; dan penguatan sistem kearsipan berbasis TIK. c. Penerapan open government merupakan upaya untuk mendukung terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang terbuka, partisipatif dan akuntabel dalam penyusunan kebijakan publik, serta pengawasan terhadap penyeleng-garaan negara dan pemerintahan. Strategi pelaksanaannya ditempuh antara lain: Pembentukan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) pada setiap badan publik negara; peningkatan kesadaran masyarakat tentang keter-bukaan informasi publik; publikasi semua proses perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan anggaran ke dalam website masing-masing K/L/D; penyediaan ruang partisipasi publik dalam menyusun dan mengawasi pelaksanaan kebijakan publik; pengembangan sistem publikasi informasi proaktif dan interaktif yang dapat diakses publik; diterbitkannya Standard Operating Procedure (SOP) layanan publik; pengelolaan Sistem dan Jaringan Informasi Kearsipan Nasional; dan penguatan lembaga pengarsipan karya-karya fotografi Indonesia. 3. Penyempurnaan dan Peningkatan Kualitas Reformasi Birokrasi Nasional A. Restrukturisasi kelembagaan birokrasi pemerintah agar efektif, efisien, dan sinergis, yang ditempuh melalui strategi: penyempurnaan desain kelembagaan pemerintah (Kementerian, LPNK dan LNS); penataan kelembagaan internal pemerintah pusat dan daerah yang mencakup evaluasi/audit organisasi, penataan tugas, fungsi dan kewenangan, penyederhanaan struktur secara vertikal dan/atau horizontal; dan penguatan sinergitas antar lembaga baik di pusat maupun di daerah. 30

36 B. Penguatan kapasitas pengelolaan reformasi birokrasi nasional yang ditempuh dengan strategi antara lain: penguatan kelembagaan dan tata kelola pengelolaan reformasi birokrasi nasional; penataan regulasi dan kebijakan di bidang aparatur negara; perluasan dan fasilitasi pelaksanaan RB pada instansi pemerintah daerah; dan penyempurnaan sistem evaluasi pelaksanaan RBN. C. Penerapan manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) yang transparan, kompetitif, dan berbasis merit yang dilaksanakan melalui strategi antara lain: penetapan formasi dan pengadaan CPNS dilakukan dengan sangat D. selektif sesuai prioritas kebutuhan pembangunan dan instansi; penerapan sistem rekrutmen dan seleksi pegawai yang transparan, kompetitif, berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK); penguatan sistem dan kualitas penyelenggaran diklat; penerapan sistem promosi secara terbuka, kompetitif, dan berbasis kompetensi didukung oleh makin efektifnya pengawasan oleh Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN); penerapan sistem manajemen kinerja pegawai; dan penguatan sistem informasi kepegawaian nasional. E. Peningkatan kualitas pelayanan publik yang ditempuh melalui strategi, antara lain: memastikan implementasi UU 25/2009 tentang Pelayanan Publik secara konsisten; mendorong inovasi pelayanan publik; peningkatan partisipasi masyarakat dalam pelayanan publik; dan penguatan kapasitas dan efektivitas pengawasan pelayanan publik ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KPU KAB MANDAILING NATAL Arah kebijakan dan strategi Komisi Pemilihan Umum merupakan uraian sistematis yang meliputi cara untuk mencapai tujuan dan sasaran. Secara terstruktur uraian tersebut diilustrasikan dalam sebuah peta strategi yang komprehensif. Peta strategi ini merupakan suatu proses penggambaran atas dasar hubungan sebab akibat antara satu sasaran stratejik dengan sasaran stratejik lainnya untuk menguji alur pikir suatu strategi. Peta strategi ini mempunyai tiga perspektif yaitu: perspektif peningkatan kapasitas 31

37 kelembagaan, perspektif pelaksanaan tugas pokok lembaga, dan perspektif pemangku kepentingan (stakeholders). Perspektif peningkatan kapasitas kelembagaan merupakan strategi dasar Komisi Pemilihan Umum yang bersifat jangka panjang dan sebagai titik awal dari keberhasilan pencapaian visi dan misi Komisi Pemilihan Umum. Sementara itu, perspektif pelaksanaan tugas pokok lembaga merupakan perspektif pengarah strategis (strategic drivers) yang menggambarkan proses bisnis internal yang dijalankan dalam rangka menjamin pelaksanaan misi dan visi Komisi Pemilihan Umum. Sedangkan perspektif pemangku kepentingan (stakeholders) mencerminkan keinginan dan harapan stakeholders terhadap pencapaian misi dan visi Komisi Pemilihan Umum. Stakeholders eksternal yang dimaksud adalah Partai Politik, LSM, Instansi pemerintah Daerah, serta masyarakat umum. Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal pada kurun waktu , akan menggunakan 3 (tiga) program dan 9 (Sembilan) kegiatan, Adapun program-program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal adalah sebagai berikut: 1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Program ini dengan sasaran program (outcome) yang hendak dicapai adalah : terlaksananya fasilitasi pembentukan lembaga riset kepemiluan dan operasionalisasinya, terlaksanannya pemutakhiran data pemilih melalui sinergitas dan sinkronisasi dengan Ducapil Kabupaten Mandailing Natal, dan terselenggaranya pembinaan SDM, pelayanan dan administrasi kepegawaian di lingkungan KPU Kabupaten Mandailing Natal. Dengan indikator kinerja programnya adalah : persentase Pemutakhiran Data Pemilih melalui sinergitas dan sinkronisasi dengan Disdukcapil di Kabupaten Mandailing Natal; persentase terpenuhinya jumlah pegawai organik kesekretariatan KPU; serta persentase ketepatan waktu penyelesaian pelayanan administrasi kepegawaian. 32

38 Arah kebijakan program ini adalah : a. Menjabarkan dan melaksanakan dokumen perencanaan dan penganggaran, koordinasi antar lembaga, data dan informasi serta monitoring dan evaluasi; b. Menyelenggarakan pengelolaan data, dokumentasi, pengadaan, pendistribusian, ineventarisasi sarana dan prasarana serta terpenuhinya logistik keperluan Pemilu; c. Menyelenggarakan dukungan operasional dan pemeliharaan perkantoran sehari-hari untuk KPU Kabupaten Mandailing Natal; d. Menyelenggarakan pembinaan SDM, pelayanan dan administrasi kepegawaian di lingkungan Sekretariat KPU Kabupaten Mandailing Natal; e. Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan administrasi keuangan di lingkungan Sekretariat KPU Kabupaten Mandailing Natal; f. Menindaklanjuti hasil pemeriksanaan yang transparan dan akuntabel. tabel berikut : Adapun kegiatan dan indikator kinerja kegiatannya dapat diuraikan pada Tabel 6 Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya PROGRAM/KEGIATAN SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN Pelaksanaan Terlaksananya sistem Jumlah laporan sistem Akuntabilitas akuntansi dan pelaporan akuntansi dan pelaporan Pengelolaan keuangan keuangan Administrasi Keuangan Tersusunnya laporan Jumlah laporan di Lingkungan Setjen pertanggungjawaban pertanggungjawaban KPU penggunaan anggaran penggunaan anggaran (LPPA) (LPPA) yang disampaikan dengan tepat waktu dan valid Terlaksananya pembayaran Persentase Pembayaran Gaji honorarium, uang dan Tunjangan dengan tepat kehormatan, gaji dan waktu tunjangan PNS KPU dengan tepat waktu 33

39 G NATAL PROGRAM/KEGIATAN SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN Tingkat ketepatan proses pelaksanaan pergantian antar waktu (PAW) Anggota KPU Kabupaten Mandailing Natal Pergantian antar waktu anggota KPU Kabupaten Mandailing Natal Penyelenggaraan Meningkatnya kualitas Persentase kebutuhan Operasional dan pelayanan administrasi sarana dan prasarana Pemeliharaan perkantoran administrasi penunjang Perkantoran (KPU) kinerja pegawai yang dipenuhi Meningkatnya akuntabilitas Jumlah dokumen penatausahaan Barang Milik penatausahaan BMN Negara KPU Nasional Terwujudnya pengelolaan persediaan (stock opname) Meningkatnya tertib administrasi laporan BMN Meningkatnya akuntabilitas penataan, pendataan dan penilaian arsip Jumlah laporan hasil pelaksanaan stock opname Persentase ketepatan dan tertib administrasi review laporan BMN Jumlah laporan hasil penataan, pendataan dan penilaian arsip Pemeriksaan di Tersusunnya laporan hasil Persentase penyelesaian Lingkungan Setjen KPU, tindak lanjut pemeriksaan rekomendasi BPK, BPKP, dan Sekretariat KPU BPK, BPKP, dan APIP KPU APIP KPU yang Provinsi, dan ditindaklanjuti Sekretariat KPU Tersusunnya laporan hasil Penilaian laporan Kabupaten/Kota evaluasi LAKIP akuntabilitas kinerja KPU Kabupaten Mandailing Natal 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur KPU Program dengan sasaran program (outcome) yang hendak dicapai adalah meningkatnya dukungan sarana dan prasarana Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota. Adapun indikator kinerja programnya, yaitu : persentase dukungan sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan kerja pegawai yang berfungsi dengan baik, arah kebijakan program ini adalah menyediakan dukungan sarana dan prasarana Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/kota. 34

40 Rincian kegiatan dan indikator kinerja tersebut dapat ditampilkan pada tabel 1.7 sebagai berikut: Tabel 7 Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur KPU Kegiatan Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Penyelenggaraan Meningkatnya Tersedianya gedung dan gudang Dukungan Sarana dan pemenuhan kebutuhan KPU di daerah Prasarana gedung/bangunan KPU Nasional 3. Program Penguatan Kelembagaan Demokrasi dan Perbaikan Proses Politik Program ini dengan sasaran program (outcome) yang hendak dicapai adalah : tersusunnya keputusan KPU Kabupaten Mandailing Natal, pendokumentasian informasi hukum, advokasi hukum, dan penyuluhannya, dan terfasilitasinya penyelenggaraan tahapan pemilu. Adapun indikator kinerja programnya adalah : persentase ketepatan waktu harmonisasi dan penyusunan Keputusan KPU Kabupaten Mandailing Natal sesuai dengan kerangka regulasi; persentase ketepatan waktu harmonisasi dan penyusunan keputusan KPU Kabupaten Mandailing Natal sesuai dengan SOP; serta persentase penyediaan dan penyajian dokumentasi dan informasi hukum. Arah kebijakan program ini mencakup : a. Menyiapkan penyusunan rancangan keputusan KPU Kabupaten Mandailing Natal pendokumentasian informasi hukum, advokasi hukum, dan penyuluhannya; b. Memfasiltasi penyelenggaraan tahapan pemilu. c. Mensosialisasikan produk hukum KPU Kabupaten Mandailing Natal untuk diketahui pemangku kepentingan. 35

41 Rincian kegiatan dan indikator kinerja tersebut dapat ditampilkan pada tabel 1.8 sebagai berikut: Tabel 8 Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan Program Penguatan Kelembagaan Demokrasi dan Perbaikan Proses Politik PROGRAM/KEGIATAN SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN Penyiapan Penyusunan Meningkatnya Persentase keputusan KPU Rancangan Keputusan KPU Kualitas rancangan Keputusan KPU Kabupaten yang sesuai format Kabupaten, Advokasi Penyelesaian peraturan perundang- Sengketa dan Penyuluhan undangan Peraturan Perundang- yang sesuai Undangan yang Berkaitan dengan ketentuan Dengan Penyelenggaraan Pemilu pembentukan peraturan perundang-undangan Meningkatnya kualitas pertimbangan/ opini hukum dan penyelesaian sengketa hukum Meningkatnya pelayanan dan kapasitas penyelenggaraan pemilihan umum Persentase kegiatan mengikuti penyuluhan peraturan KPU Persentase penyelesaian sengketa hukum yang dimenangkan Persentase penyiapan bahan kajian/ dukungan untuk pertimbangan/ opini hukum dan penyelesaian dengan tepat waktu Terlaksananya pengelolaan dokumen produk hukum Persentase pemangku kepentingan yang menerima bimbingan/pelayanan penyusunan laporan dana kampanye, audit dana kampanye, pendaftaran Partai Politik dan Anggota DPD Persentase ketepatan waktu penyiapan bahan pelayanan pelaporan dana kampanye, audit dana kampanye, pendaftaran Partai Politik dan Anggota DPD Meningkatnya kualitas pelayanan, pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum Terlaksananya penyediaan dan penyajian dokumentasi dan informasi hukum yang mutakhir Terlaksananya dukungan ketatausahaan yang handal (cepat, tepat, akurat) 36

42 PROGRAM/KEGIATAN SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN Pedoman, Petunjuk Teknis Meningkatnya KPU Kab yang mengikuti dan Bimbingan kualitas dukungan kegiatan bintek pemilukada Teknis/Supervisi/Publikasi/ teknis dalam Pemilu Sosialisasi Penyelenggaraan Legislatif, Pemilu Tingkat ketepatan proses PAW Pemilu dan Pendidikan Presiden dan Wakil anggota DPRD Kabupaten/Kota Pemilih Presiden serta Pemilu dapat diselesaikan dalam Kepala Daerah dan waktu 5 hari kerja Wakil Kepala Daerah Persentase terlaksananya PPID dan informasi publik Jumlah penataan daerah pemilihan pasca Pemilu 2014 Jumlah kegiatan pendidikan pemilih Persentase penyampaian informasi dan publikasi serta sosialisasi pada Pemilu dan Pemilukada 3.3. KERANGKA REGULASI Salah satu misi KPU adalah menyusun regulasi yang memberikan kepastian hukum, progresif dan partisipatif. Adapun regulasi yang diterbitkan di Lingkungan KPU Kabupaten Mandailing Natal merupakan penjabaran teknis dari regulasi yang berada di tingkat atasnya. Produk hukum yang diperlukan dalam periode dapat dibagi menjadi dua kategori yakni: 1. Keputusan terkait tahapan pemilu; dan 2. Keputusan terkait non tahapan pemilu. Masing-masing dari kategori regulasi tersebut akan dijelaskan lebih lanjut dalam paparan sebagai berikut: 1. Keputusan terkait tahapan pemilu a. Pemilu nasional (pemilu legislatif dan pemilu presiden) 1) Pembentukan Badan Penyelenggara Pileg dan Pilpres; 2) Kelompok kerja kegiatan tahapan Pileg dan Pilpres; 3) Penetapan Daftar Pemilih Tetap Pileg dan Pilpres Se Kabupaten Mandailing Natal; 37

43 4) Jadwal dan zona kampanye Pileg dan Pilpres Tingkat Kabupaten Mandailing Natal; 5) Penetapan Daftar Calon Sementara dan Daftar Calon Tetap Anggota DPRD Kabupaten Mandailing Natal; 6) Penetapan rekapitulasi perolehan suara sah Pileg dan Pilpres. b. Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) 1) Kelompok kerja kegiatan tahapan Pilgub; 2) Pembentukan Badan Penyelenggara Pilgub; 3) Penetapan Daftar Pemilih Tetap Pilgub Se Kabupaten Mandailing Natal; 4) Jadwal dan zona kampanye Pilgub Tingkat Kabupaten Mandailing Natal; 5) Penetapan rekapitulasi perolehan suara sah Pilgub. c. Pemilu Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) 1) Pedoman Teknis Tata Kerja KPU Kabupaten Mandailing Natal, PPK, PPS dan KPPS dalam Pilbup; 2) Pedoman Teknis Norma, Standar, Prosedur, Kebutuhan Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan Pilbup; 3) Pedoman Teknis Tahapan, Program dan Jadwal Pilbup; 4) Pedoman Teknis Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih dalam Pilbup; 5) Pedoman Teknis Pemantauan dan Tata Cara Pemantauan Pilbup; 6) Pedoman Teknis Pelaksanaan Sosialisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pilbup; 7) Pembentukan Badan Penyelenggara Pilbub; 8) Pedoman Teknis Pelaksanaan Kampanye Pilbup; 9) Pedoman Teknis Dana Kampanye Pilbup; 10) Pedoman Teknis Pencalonan Pilbup; 11) Pedoman Teknis Pemungutan dan Penghitungan Suara Pilbup; 12) Pedoman Teknis Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara dan Penetapan Hasil Pilbup; 13) Kelompok kerja kegiatan tahapan Pilbup; 38

44 14) Pembentukan Badan Penyelenggara Pilbup; 15) Penetapan Daftar Pemilih Tetap Pilbup Se Kabupaten Mandailing Natal; 16) Jadwal dan zona kampanye Pilbup Tingkat Kabupaten Mandailing Natal; 17) Penetapan rekapitulasi perolehan suara sah Pilbup. 2. Keputusan terkait non tahapan pemilu Produk hukum yang termasuk dalam regulasi non tahapan pemilu yakni keputusan-keputusan yang terkait dengan dukungan kesekretariatan di Lingkungan KPU Kabupaten Mandailing Natal, yaitu: a. Keputusan tentang pengangkatan penanggung jawab pengelola keuangan, pengadaan barang dan jasa, penerima hasil pekerjaan dan Sistem Akuntansi Instansi; b. Keputusan tentang pelaksanaan kegiatan dan anggaran (tim pelaksana/kelompok kerja); c. Keputusan tentang pengelolaan barang milik negara; d. Keputusan tentang pengangkatan tenaga kontrak. Kerangka regulasi sebagai bagian dari rencana strategis 5 tahun ke depan ( ) mempunyai target penyelesaian sebagaimana terdapat dalam matrik (terlampir) KERANGKA KELEMBAGAAN Selaras dengan agenda KPU RI, KPU Kabupaten Mandailing Natal juga mempersiapkan kerangka kelembagaan sehingga kualitas penyelenggaraan pemilu untuk lima tahun ke depan dapat lebih ditingkatkan. Kerangka kelembagaan tersebut meliputi organisasi KPU Kabupaten Mandailing Natal itu sendiri, hubungan antar lembaga penyelenggara pemilu di tingkat Kabupaten dan badan ad hoc, serta sumber daya manusia di lingkungan KPU Kabupaten Mandailing Natal. Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka penguatan kelembagaan KPU Kabupaten Mandailing Natal yakni : 39

45 a. Penguatan koordinasi kerja antar lembaga penyelenggara pemilu baik di tingkat pusat provinsi maupun badan ad hoc serta Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Mandailing Natal; b. Penataan tugas, fungsi dan kewenangan setiap sub bagian di lingkungan KPU Kabupaten Mandailing Natal; c. Penyempurnaan hubungan tata kerja inter maupun antar sub bagian dan lembaga agar tercipta tata laksana organisasi yang lebih transparan, sinergis, harmonis, efektif dan efisien; d. Peningkatan kualitas dan kuantitas aparatur KPU yang professional, berintegritas dan berkinerja sehingga dapat melaksanakan visi dan misi organisasi KPU dengan baik; e. Penguatan fungsi pendidikan dan pelatihan bagi pemilih sebagai upaya meningkatkan partisipasi dan kesadaran masyarakat untuk berdemokrasi secara berkualitas; f. Pemutakhiran data pemilih melalui koordinasi dan kerjasama yang efektif dengan stakeholders dan/atau pihak ketiga; dan g. Penguatan kerjasama dengan Lembaga pemerintah dan non pemerintah. Dalam kaitannya dengan lembaga di luar KPU, hal-hal yang dipersiapkan KPU Kabupaten Mandailing Natal untuk peningkatan kualitas penyelenggaran pemilu adalah dengan cara membangun kerjasama yang baik dengan lembaga yang terkait baik langsung maupun langsung dalam setiap tahapan pemilu. Lembaga tersebut di antaranya sebagai berikut: a. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk dukungan akurasi data pemilih b. Lembaga perbankan untuk penyediaan dan pemanfaatan layanan jasa perbankan; c. Dishubkominfo Kabupaten Mandailing Natal untuk Pemasangan alat peraga kampanye; d. Pengadilan Negeri Kabupaten Mandailing Natal untuk Kerjasama pembuatan surat keterangan tidak pernah dipidana untuk penyelenggara di tingkat kecamatan dan desa; 40

46 e. TNI/POLRI di tingkat Kabupaten untuk pengamanan pemilu f. Dinas Kesehatan untuk kerjasama pembuatan surat keterangan sehat syarat penyelenggara ad-hoc di tingkat kecamatan dan desa; g. Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal terkait sosialisasi kepada pemilih pemula; h. IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kab Mandailing Natal untuk kerjasama pemeriksaan kesehatan jasmani dan rohani paslon Bupati dan Wakil Bupati Mandailing Natal; i. RSUD Kabupaten Mandailing Natal untuk mensukseskan pemilu. j. Media massa untuk sosialisasi dan penyebaran informasi pemilu. k. Kantor Kementerian Agama Kabupaten untuk sosialisasi bagi masyarakat pemilih. l. Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat untuk sosialisasi pemilu m. Lembaga Pemasyarakatan untuk sosialisasi pemilu terhadap warga binaan 41

47 BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 4.1. TARGET KINERJA Target kinerja merupakan ukuran satuan yang akan dicapai oleh organisasi dari setiap indikator kinerja sasaran yang ada. Adapun target kinerja Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal dalam kurun waktu disajikan pada tabel berikut: Tabel 9 Target Kinerja NO PROGRAM/ SASARAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN TARGET KINERJA A Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya KPU 1 Pelaksanaan Terlaksananya Jumlah laporan Akuntabilitas sistem akuntansi sistem akuntansi dan Pengelolaan dan pelaporan pelaporan keuangan 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan Administrasi keuangan Keuangan di Tersusunnya Jumlah laporan Lingkungan Setjen laporan pertanggungjawaban KPU pertanggungjawab penggunaan an penggunaan anggaran (LPPA) 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan anggaran (LPPA) yang disampaikan dengan tepat waktu dan valid Terlaksananya Persentase pembayaran Pembayaran Gaji dan honorarium, uang Tunjangan dengan kehormatan, gaji tepat waktu dan tunjangan 100% 100% 100% 100% 100% PNS KPU dengan tepat waktu 2 Pengelolaan Data, Terlaksananya Jumlah dokumen Dokumentasi, pembinaan evaluasi yang dibuat Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Pengadaan, koordinasi tingkat dengan tepat waktu Pendistribusian, satker dalam Persentase dan Inventarisasi mengelola logistik Pemeliharaan dan Sarana dan Pra pemilu Inventarisasi Logistik 70% 80% 90% 0% 0% Sarana Pemilu Pemilu sesuai SOP Tersusunnya Persentase standar logistik penyusunan standar 80% 95% 0% 0% Pemilu logistik pemilu Terlaksananya Persentase pengendalian dan penyusunan pengaturan administrasi administrasi pegelolaan logistik 80% 95% 0% 0% pengelolaan logistik Tersedianya data kebutuhan logistik Pemilu yang akurat Persentase jumlah, jenis, alokasi dan peruntukan logistik Pemilu yang tepat 90% 100% 100% 42

48 K P U NO PROGRAM/ SASARAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN 3 Pelaksanaan Tersedianya Jumlah Dokumen Manajemen dokumen Renja K/L dan RKA- Perencanaan dan perencanaan dan K/L yang ditetapkan Data penganggaran, dengan tepat waktu koordinasi antar lembaga, data dan informasi serta hasil monitoring dan evaluasi TARGET KINERJA Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Terwujudnya Jumlah laporan sistem monitoring dan administrasi evaluasi yang penyelenggaraan akuntabel dan tepat 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan pemilu yang waktu tertib, efektif, dan efisien Tersedianya data, Persentase informasi dan pemutakhiran data sarana dan pemilih di tingkat prasarana kelurahan 100% 100% 100% 100% teknologi informasi Tersusunnya Jumlah sistem rencana aplikasi yang penerapan e- digunakan dalam government yang penyelenggaraan 1 Aplikasi 1 Aplikasi 3 Aplikasi 3 Aplikasi konkrit dan Pemilu terukur 4 Pembinaan Sumber Tingkat ketepatan Persentase Penataan Daya Manusia, tertib administrasi organisasi, Pelayanan dan dan pengelolaan pembinaan dan 90% 90% 90% 90% 90% Administrasi SDM pengelolaan Kepegawaian administrasi SDM Terlaksananya Jumlah orang yang diklat teknis dan mengikuti diklat diklat struktural 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang Tingkat ketepatan proses pelaksanaan Pergantian antar waktu anggota KPU Kabupaten Mandailing Natal pergantian antar 85% waktu (PAW) Anggota KPU Kabupaten Mandailing Natal 5 Penyelenggaraan Meningkatnya Persentase Operasional dan kualitas pelayanan kebutuhan sarana Pemeliharaan administrasi dan prasarana Perkantoran (KPU) perkantoran administrasi 90% 85% 85% 85% 85% penunjang kinerja pegawai yang dipenuhi Meningkatnya Jumlah dokumen akuntabilitas penatausahaan BMN penatausahaan Barang Milik Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Dokumen Negara KPU Nasional Terwujudnya Jumlah laporan hasil pengelolaan pelaksanaan stock persediaan (stock opname 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan opname) 43

49 NO PROGRAM/ SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN Meningkatnya Persentase tertib administrasi ketepatan dan tertib laporan BMN administrasi review 100% 100% 100% 100% laporan BMN Meningkatnya Jumlah laporan hasil akuntabilitas penataan, pendataan penataan, dan penilaian arsip 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan 1 Laporan pendataan dan penilaian arsip 6 Pemeriksaan di Tersusunnya Persentase Lingkungan Setjen laporan hasil penyelesaian KPU, Sekretariat tindak lanjut rekomendasi BPK, KPU Provinsi, dan pemeriksaan BPK, BPKP, dan APIP KPU Sekretariat KPU BPKP, dan APIP yang ditindaklanjuti Kabupaten/Kota KPU Tersusunnya Penilaian laporan laporan hasil evaluasi LAKIP akuntabilitas kinerja KPU Kabupaten Mandailing Natal B Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur KPU 1 Penyelenggaraan Meningkatnya Tersedianya gedung Dukungan Sarana pemenuhan dan gudang KPU di dan Prasarana kebutuhan daerah gedung/bangunan KPU Nasional 80% 82% 85% 87% 90% CC CC CC CC CC C Program Penguatan Kelembagaan Demokrasi dan Perbaikan Proses Politik 1 Penyiapan Meningkatnya Persentase Penyusunan kualitas keputusan KPU Rancangan rancangan Kabupaten yang Peraturan Kpu, Peraturan sesuai format Advokasi, KPU dan peraturan Penyelesaian Keputusan perundang- Sengketa dan KPU yang sesuai undangan 100% 100% 100% Penyuluhan dengan ketentuan Peraturan pembentukan Perundang- peraturan Undangan yang perundang- Berkaitan Dengan undangan Penyelenggaraan Meningkatnya Persentase kegiatan Pemilu kualitas mengikuti pertimbangan/ penyuluhan 87% 87% 87% 87% opini hukum dan peraturan KPU penyelesaian Persentase sengketa hukum penyelesaian sengketa hukum 87% 87% 87% 87% yang dimenangkan Persentase penyiapan bahan kajian/ dukungan untuk pertimbangan/ 87% 87% 87% 87% opini hukum dan penyelesaian dengan tepat waktu Meningkatnya Terlaksananya pelayanan dan pengelolaan kapasitas dokumen produk 90% 90% 91% 91% 91% penyelenggaraan hukum pemilihan umum 44

50 TARGET KINERJA NO PROGRAM/ SASARAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN Persentase pemangku kepentingan yang menerima bimbingan/pelayana n penyusunan laporan dana 89% 90% kampanye, audit dana kampanye, pendaftaran Partai Politik dan Anggota DPD Persentase ketepatan waktu penyiapan bahan pelayanan pelaporan dana kampanye, audit 89% 90% dana kampanye, pendaftaran Partai Politik dan Anggota DPD Meningkatnya Terlaksananya kualitas penyediaan dan pelayanan, penyajian pengelolaan dokumentasi dan 90% 90% 91% 91% 91% dokumentasi dan informasi hukum informasi hukum yang mutakhir Terlaksananya dukungan ketatausahaan yang 90% 90% 91% 91% 91% handal (cepat, tepat, akurat) 2 Pedoman, Petunjuk Meningkatnya KPU Kab yang Teknis dan kualitas dukungan mengikuti kegiatan Aparatur Aparatur Aparatur Aparatur Bimbingan teknis dalam bintek pemilukada Pemilukad Pemiluka d Pemiluka d Pemiluka d Teknis/Supervisi/Pu Pemilu Legislatif, a a a a blikasi/sosialisasi Pemilu Presiden Tingkat ketepatan Penyelenggaraan dan Wakil proses PAW anggota Pemilu dan Presiden serta DPRD Pendidikan Pemilih Pemilu Kepala Kabupaten/Kota 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang Daerah dan Wakil dapat diselesaikan Kepala Daerah dalam waktu 5 hari kerja Persentase terlaksananya PPID 80% 80% 80% 80% dan informasi publik Jumlah penataan daerah pemilihan 6 pasca Pemilu 2014 Jumlah kegiatan pendidikan pemilih 1 Kegiatan 1 Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Persentase penyampaian informasi dan publikasi serta 75% 80% 80% 80% 80% sosialisasi pada Pemilu dan Pemilukada 45

51 4.2. KERANGKA PENDANAAN Target pendanaan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal dalam kurun waktu lima tahun ke depan, yaitu : 1. Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya KPU sebesar Rp Program Penguatan Kelembagaan Demokrasi dan Perbaikan Proses Politik sebesar Rp berikut : Adapun rincian per program setiap tahunnya disajikan pada tabel Tabel 10 Kerangka Pendanaan Program KPU Kab Mandailing Natal Selama 5 Tahun ( ) Sasaran Program Alokasi (dalam ribuan rupiah) (Outcome)/ Program/ Sasaran Kegiatan Kegiatan (Output) Jumlah /Indikator Kinerja Sasaran Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya KPU Program Penguatan Kelembagaan Demokrasi dan Perbaikan Proses Politik TOTAL

52 BAB V PENUTUP Rencana Strategis Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal tahun adalah dokumen perencanaan 5 (lima) tahunan dan merupakan panduan bagi KPU Kabupaten Mandailing Natal dalam menentukan rencana strategik dan rencana kinerjanya sehingga konsisten dengan sasaran prioritas pembangunan dan pemerintahan. Rencana strategis ini berisi tentang visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi yang meliputi kebijakan dan program untuk kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang. Dalam rangka memberikan kerangka kerja dan kinerja yang akan diwujudkan selama kurun waktu tersebut dokumen Rencana Strategis Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal tahun ini dilampiri pula dengan matrik kinerja dan pendanaan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal serta matrik kerangka regulasi. Rencana strategis Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal tahun merupakan komitmen KPU Kabupaten Mandailing Natal untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang diemban dan meningkatkan kinerja sesuai dengan target yang ditetapkan. Rencana strategis ini tidak akan berarti apapun, apabila tidak dijadikan acuan dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang berorientasi pada kinerja. Oleh karena itu, dokumen Rencana strategis ini harus ditindaklanjuti dengan penyusunan Penetapan Kinerja sehingga implementasi dari target kinerja yang telah ditetapkan akan lebih mudah direalisasikan. Demikian dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal Tahun ini disusun, semoga Rencana Strategis Komisi Pemilihan umum Kabupaten Mandailing Natal untuk 5 (lima) tahun mendatang dapat terwujud. Panyabungan, 29 Agustus 2016 Ketua AGUS SALAM 47

53 Rincian Anggaran Untuk Setiap Kegiatan Periode Tabel 4.3 Kerangka Pendanaan Kegiatan KPU Mandailing Natal Selama 5 Tahun ( ) Program Kegiatan Sasaran Alokasi (dalam ribuan rupiah) Program/ Sasaran Jumlah Kegiatan Dasaran Program Dukungan Manajeman dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya KPU 3355 Pelaksanaan Akuntabilitas Pengelolaan Admi nistrasi Keuangan di Lingkungan Setjen KPU 3356 Pengelolaan Data Dokumentasi, Peng adaan, Pendistri busian dan Inven tarisasi Sarana dan Prasarana Pemilu 3357 Pelaksanaan Manajeman Peren canaan dan Data 3358 Pembinaan Sumber Daya Manusia, Pelayanan dan Administrasi Kepegawaian 3360 Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran (KPU) 3361 Pemeriksaan di Lingkungan Setjen KPU, Sekretariat KPU Provinsi. Dan Sekretariat KPU Kabupaten/Kota

54 Alokasi (dalam ribuan rupiah) Program Sasaran Kegiatan Program/ Sasaran Jumlah Kegiatan Program Penguatan Kelembagaan Demokrasi dan Perbaikan Proses Politik 3363 Penyiapan Penyusunan Rancangan Peratur anb Kpu, Advokasi, Penyelesaian Seng keta dan Penyuluhan Peraturan Perundang- Undangan yang Berkaitan Dengan Penyelenggaraan Pemilu 3364 Pedoman, Ptunjuk Teknis dan Bimbingan Teknis/ Supervisi/Publik kasi/sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu dan Pendidikan Pemilih TOTAL Program Sasaran Alokasi (dalam ribuan rupiah) Kegiatan Program/ Sasaran Jumlah Kegiatan Sasaran Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas KPU Kegiatan 3355: Pelaksanaan Akuntabilitas Pengelolaan Administrasi Keuangan di Lingkungan Setjen KPU

55 Sasaran Kegiatan (output) 1 : Terlaksananya sistem akuntansi dan pelaporan keuangan Sasaran Kegiatan (output) 2 Tersusunnya Laporan Pertanggungjawban Penggunaan Anggaran (LPPA) Program Sasaran Alokasi (dalam ribuan rupiah) Kegiatan Program/ Sasaran Jumlah Kegiatan Sasaran Kegiatan (output) 3 : Terlaksananya Pembayaran Honorarium Uang Kehormatan Gaji/Tunjangan PNS KPU dengan Tepat Waktu Kegiatan 3356 : Pengelolaan, Data Dokumentasi, Pengadaan, Pendistribusian, dan Inven tarisasi Sarana dan Prasarana Pemilu Sasaran Kegiatan (output) 1 : Terlaksananya Pembinaa Koor dinasi Tingkat Satker dalam mengelola Logistik Pemilu Sasaran Kegiatan (output) 2 : Tersusunnya Standar Logistik Pemilu Sasaran Kegiatan (output) 3 : Terlaksananya Pengendalian dan

56 Pengaturan Administrasi Pengelolaan Logistik Sasaran Kegiatan (output) 4 : Tersedianya Data kebutuhan Logistik Pemilu yang Akurat Kegiatan 3357: Tersedianya Data Kebutuhan Logistik Pemilu yang akurat Sasaran Kegiatan (output) 1: Tersedianya Dokumen perencanaan dan peng anggaran, Koordinasi antar lembaga, data dan Informasi serta hasil Monitoring dan evaluasi Program Sasaran Alokasi (dalam ribuan rupiah) Kegiatan Program/ Sasaran Jumlah Kegiatan Sasaran Kegiatan (output) 2: Terwujudnya sistem administrasi penyelenggaraan Pemilu yang tertib, efektif dan efisien Sasaran Kegiatan (output) 3: Tersedianya Data, Informasi dan Sarana dan Parasarana Teknologi Informasi Sasaran Kegiatan (output) 4: Tersusunnya Rencana Pene rapan e-goverment yang konkrit dan Terukur

57 Kegiatan 3358: Pembinaan Sumber Daya Manusia, Pe layanan dan Administrasi Kepegawaian Sasaran Kegiatan (output) 1: Tingkat ketepatan Tertib Administrasi dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Sasaran Kegiatan (output) 2: Terlaksananya Diklat Teknis dan DiklatStruktural Kegiatan 3360: Penyelenggara an Operasional dan Pemeliha raan Perkantoran (KPU) Sasaran Kegiatan (output) 1: Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi perkantoran Sasaran Kegiatan (output) 2: Meningkatnya Akuntabilitas penatausahaan Barang Milik Negara KPU Nasional Program Sasaran Alokasi (dalam ribuan rupiah) Kegiatan Program/ Sasaran Jumlah Kegiatan Sasaran Kegiatan (output) 3: Terwujudnya pengelolaan persediaan (Stock Opname ) Sasaran Kegiatan (output) 4: Meningkatnya tertib administrasi laporan BMN

58 Sasaran Kegiatan (output) 5: Meningkatnya tertib administrasi laporan BMN Kegiatan 3361: Pemeriksaan di Lingkungan Setjen KPU Sekretariat KPU Provinsi, dan Sekretariat KPU Kabaupaten/Kota Sasaran Kegiatan (output) 1: Tersusunnya laporan hasil tindak lanjut pemeriksaan BPK, BPKP, dan APIP KPU Sasaran Kegiatan (output) 2: Tersusunnya laporan hasil evaluasi LAKIP Sasaran Program Kegiatan Sarana dan Prasarana Aparatur KPU Program Penguatan Kelembagaan Demokrasi dan Perbaikan Proses Politik Kegiatan 3363: Penyiapan Penyusunan Rancangan Peraturan KPU, Advokasi Penyelesaian Sengketa dan Penyuluhan Peraturan Perundang-undangan yang Berkaitan dengan Penyelenggaraan Pemilu

59 Program Sasaran Alokasi (dalam ribuan rupiah) Kegiatan Program/ Sasaran Jumlah Kegiatan Sasaran Kegiatan (output) 1: Meningkatnya kualitas rancangan Peraturan KPU dan Keputusan KPU yang sesuai dengan ketentuan pembentukan peraturan Perundang- Undangan Sasaran Kegiatan (output) 2: Meningkatnya kualitas per timbangan/opini hukum dan penyelesaian sengketa hukum Sasaran Kegiatan (output) 3: Meningkatnya pelayanan dan kapasitas penyelenggaraan Pemilihan Umum Sasaran Kegiatan (output) 4: Meningkatnya kualitas pelayanan, pengelolaan Dokumentasi dan informasi hukum Kegiatan 3364: Pedoman, Petunjuk Teknis dan Bimbingan Teknis/Supervisi/Publikasi/ Sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu dan Pendidikan Pemilih Sasaran Kegiatan (output) 1: Terlaksananya Pemilukada di Kabupaten Mandailing Natal

60 Sasaran Kegiatan (output) 2: Tingkat ketepatan proses pelaksanaan pergantian antar waktu (PAW) Anggota KPU Mandailing Natal Program Sasaran Alokasi (dalam ribuan rupiah) Kegiatan Program/ Sasaran Jumlah Kegiatan Sasaran Kegiatan (output) 3: Terlaksnananya Bimtek Penyelenggaraan Pemilukada Sasaran Kegiatan (output) 4: Meningkatnya kualitas dukungan teknis dalam Pemilu legislatif Pilpres, dan Pilkada Sasaran Kegiatan (output) 5: Terbentunya riset Partisipasi pemilih dalam Pemilu sebelumnya Sasaran Kegiatan (output) 6: Tersedianya informasi dan publikasi tentang sosialisasi Pemilu dan Pemilukada JUMLAH

61 Lampiran I : Matrik Kinerja dan Pendanaan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal Program/K Sasaran Program (Outcome)/Sasaran Kegiatan Target Alokasi (dalam ribuan rupiah) Unit K/L-N-Begiatan (Output)/Indikator Kinerja Organisasi NS-BS Pelaksana KOMISI PEMILIHAN UMUM Sasaran Strategis 1 Meningkatnya kualitas Penyelenggaraan Pemilu Indikator Kinerja 1.1 Persentase % 70% 70% partisipasi pemilih dalam pemilihan Indikator Kinerja % 70% 70% Persentase partisipasi pemilih perempuan dalam pemilu Indikator Kinerja % 75% 75% Persentase pemilih disabilitas yang terdaftar dalam DPT yang menggunakan hak pilihnya Indikator Kinerja ,2% 0,2% 0,2% Persentase pemilih yang berhak memilih tetapi tidak masuk dalam daftar pemilih Indikator Kinerja % 100% 100% Persentase KPPS yang telah menerima perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara paling lambat 1 (satu) hari sebelum hari pemungutan suara tepat jumlah dan kualitas Sasaran Strategis 2 Meningkatnya Kapasitas Penyelenggara Pemilu Indikator Kinerja Persentase terpenuhinya jumlah pegawai organik kesekretariatan KPU Indikator Kinerja % 100% 100% 100% 100% Persentase ketepatan waktu penyelesaian administrasi kepegawaian Indikator Kinerja 2.3 3% 3% 3% 3% 3% Persentase pelanggaran kode etik terhadap penyelenggara pemilu Indikator Kinerja % Persentase ketepatan waktu dalam verifikasi pencalonan Bupati dan Wakil Bupati Indikator Kinerja % 100% Persentase ketepatan waktu dalam verifikasi partai politik pasca Pemilu 56

62 Sasaran Strategis 3 Meningkatnya Kualitas Regulasi Kepemiluan Indikator Kinerja % 90% 93% 95% Persentase partisipasi pemangku kepentingan dalam penyusunan regulasi Indikator Kinerja % 90% 90% 90% Persentase sengketa hukum yang dimenangkan oleh KPU PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KPU Sasaran Program (Outcome) 1 Terlaksananya fasilitasi pembentukan lembaga riset kepemiluan dan operasionalisasinya Indikator Kinerja 1.1 Prosentase fasilitasi pembentukan lembaga riset kepemiluan dan operasionalisasinya Sasaran Program (Outcome) 2 Terlaksananya pemutakhiran data pemilih melalui sinergitas dan sinkronisasi dengan Dukcapil di Provinsi, Kabupaten dan Kota Indikator Kinerja % 100% 100% 100% Persentase pemutakhiran data pemilih melalui sinergitas dan sinkronisasi dengan Dukcapil di Provinsi, Kabupaten dan Kota Sasaran Program (Outcome) 3 Terselenggaranya pembinaan SDM, pelayanan dan administrasi kepegawaian di lingkungan Sekretariat KPU Kabupaten Mandailing Natal Indikator Kinerja % 60% 60% 60% 75% Persentase pembinaan SDM, pelayanan dan administrasi kepegawaian di lingkungan Sekretariat KPU Kabupaten Mandailing Natal KEGIATAN 3355 : PELAKSANAAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN ADMINISTRASI KEUANGAN DI LINGKUNGAN LINGKUNGAN SETJEN KPU Sasaran Kegiatan (output) Terlaksananya sistem akuntansi dan pelaporan keuangan Indikator Kinerja Lap 1 Lap 1 Lap 1 Lap 1 Lap Jumlah laporan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan 57

63 Sasaran Kegiatan (output) Tersusunnya laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran (LPPA) Indikator Kinerja Lap 1 Lap 1 Lap 1 Lap 1 Lap Jumlah laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran (LPPA) yang disampaikan dengan tepat waktu dan valid Sasaran Kegiatan (output) Terlaksananya pembayaran honorarium, uang kehormatan, gaji dan tunjangan PNS KPU dengan tepat waktu Indikator Kinerja % 100% 100% 100% 100% Persentase Pembayaran Gaji dan Tunjangan dengan tepat waktu KEGIATAN 3356 : PENGELOLAAN DATA, DOKUMENTASI, PENGADAAN, PENDISTRIBUSIAN, DAN INVENTARISASI SARANA DAN PRASARANA PEMILU Sasaran Kegiatan (output) Terlaksananya pembinaan koordinasi tingkat satker dalam mengelola logistik pemilu Indikator Kinerja Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok Jumlah dokumen evaluasi yang dibuat dengan - tepat waktu Indikator Kinerja % 80% 90% 0% 0% Persentase Pemeliharaan dan Inventarisasi Logistik - Pemilu sesuai SOP Sasaran Kegiatan (output) Tersusunnya standar logistik Pemilu Indikator Kinerja % 95% 0% 0% Persentase penyusunan standar logistik pemilu Sasaran Kegiatan (output) Terlaksananya pengendalian dan pengaturan administrasi pengelolaan logistik Indikator Kinerja % 95% 0% 0% Persentase penyusunan administrasi pegelolaan logistik Sasaran Kegiatan (output) Tersedianya data kebutuhan logistik Pemilu yang akurat Indikator Kinerja % 100% 100% Persentase jumlah, jenis, alokasi dan peruntukan logistik Pemilu yang tepat 58

64 KEGIATAN 3357 : TERSEDIANYA DATA KEBUTUHAN LOGISTIK PEMILU YANG AKURAT Sasaran Kegiatan (output) Tersedianya dokumen perencanaan dan penganggaran, koordinasi antar lembaga, data dan informasi serta hasil monitoring dan evaluasi Indikator Kinerja Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok Jumlah Dokumen Renja K/L dan RKA-K/L yang ditetapkan dengan tepat waktu Sasaran Kegiatan (output) Terwujudnya sistem administrasi penyelenggaraan pemilu yang tertib, efektif, dan efisien Indikator Kinerja Lap 1 Lap 1 Lap 1 Lap 1 Lap Jumlah laporan monitoring dan evaluasi yang akuntabel dan tepat waktu Sasaran Kegiatan (ouput) 3 Tersedianya laporan dan percepatan Penyerapan anggaran Indikator Kinerja 3.1 Persentase kesiapan laporan dan penyerapan anggaran 100% 100% 100% 100% Sasaran Kegiatan (output) Tersedianya data, informasi dan sarana dan prasarana teknologi informasi Indikator Kinerja % 100% 100% 100% Persentase pemutakhiran data pemilih di tingkat kelurahan Sasaran Kegiatan (output) Tersusunnya rencana penerapan e-government yang konkrit dan terukur Indikator Kinerja Aplikasi 1 Aplikasi 3 Aplikasi 3 Aplikasi Jumlah sistem aplikasi yang digunakan dalam penyelenggaraan Pemilu KEGIATAN 3358 : PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA, PELAYANAN DAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN Sasaran Kegiatan (output) Tingkat ketepatan tertib administrasi dan pengelolaan SDM 59

65 Indikator Kinerja 1.1 Persentase 90% 90% 90% 90% 90% Penataan organisasi, pembinaan dan pengelolaan administrasi SDM Sasaran Kegiatan (output) Terlaksananya diklat teknis dan diklat struktural Indikator Kinerja Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang Jumlah orang yang mengikuti diklat KEGIATAN 3360 : PENYELENGGARAAN OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN PERKANTORAN (KPU) Sasaran Kegiatan (output) Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi perkantoran Indikator Kinerja % 85% 85% 85% 85% Persentase kebutuhan sarana dan prasarana administrasi penunjang kinerja pegawai yang dipenuhi Sasaran Kegiatan (output) Meningkatnya akuntabilitas penatausahaan Barang Milik Negara KPU Nasional Indikator Kinerja Dok 3 Dok 3 Dok 3 Dok 3 Dok Jumlah dokumen penatausahaan BMN Sasaran Kegiatan (output) Terwujudnya pengelolaan persediaan (stock opname) Indikator Kinerja 3.1 Jumlah 1 Lap 1 Lap 1 Lap 1 Lap 1 Lap laporan hasil pelaksanaan stock opname Sasaran Kegiatan (output) Meningkatnya tertib administrasi laporan BMN Indikator Kinerja 4.1 Persentase 100% 100% 100% 100% ketepatan dan tertib administrasi review laporan BMN Sasaran Kegiatan (output) Meningkatnya akuntabilitas penataan, pendataan dan penilaian arsip 60

66 Indikator Kinerja Lap 1 Lap 1 Lap 1 Lap 1 Lap Jumlah laporan hasil penataan, pendataan dan penilaian arsip KEGIATAN 3361 : PEMERIKSAAN DI LINGKUNGAN SETJEN KPU, SEKRETARIAT KPU PROVINSI, DAN SEKRETARIAT KPU KABUPATEN/KOTA Sasaran Kegiatan (output) 1 Tersusunnya laporan hasil tindak lanjut pemeriksaan BPK, BPKP, dan APIP KPU Indikator Kinerja 1.1 Persentase 80% 82% 85% 87% 90% penyelesaian rekomendasi BPK, BPKP, dan APIP KPU yang ditindaklanjuti Sasaran Kegiatan (output) 2 Tersusunnya laporan hasil evaluasi LAKIP Indikator Kinerja 2.1 Penilaian CC CC CC CC CC laporan akuntabilitas kinerja KPU Kabupaten Mandailing Natal PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN DEMOKRASI DAN PERBAIKAN PROSES POLITIK KEGIATAN 3363 : PENYIAPAN PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN KPU, ADVOKASI, PENYELESAIAN SENGKETA DAN PENYULUHAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERKAITAN DENGAN PENYELENGGARAAN PEMILU Sasaran Kegiatan (output) 1 Meningkatnya kualitas rancangan Peraturan KPU dan Keputusan KPU yang sesuai dengan ketentuan pembentukan peraturan perundang-undangan Indikator Kinerja % 100% 100% Persentase keputusan KPU Kabupaten yang sesuai format peraturan perundang-undangan Sasaran Kegiatan (output) Meningkatnya kualitas pertimbangan/ opini hukum dan penyelesaian sengketa hukum Indikator Kinerja % 87% 87% 87% Persentase kegiatan mengikuti penyuluhan peraturan KPU Indikator Kinerja % 87% 87% 87% Persentase penyelesaian sengketa hukum yang dimenangkan Indikator Kinerja % 87% 87% 87% Persentase penyiapan bahan kajian/ dukungan untuk pertimbangan/ opini hukum dan 61

67 penyelesaian dengan tepat waktu Sasaran Kegiatan (output) Meningkatnya pelayanan dan kapasitas penyelenggaraan pemilihan umum Indikator Kinerja % 90% 91% 91% 91% Terlaksananya pengelolaan dokumen produk hukum Indikator Kinerja % 90% Persentase pemangku kepentingan yang menerima bimbingan/pelayanan penyusunan laporan dana kampanye, audit dana kampanye, pendaftaran Partai Politik dan Anggota DPD Indikator Kinerja % 90% Persentase ketepatan waktu penyiapan bahan pelayanan pelaporan dana kampanye, audit dana kampanye, pendaftaran Partai Politik dan Anggota DPD Sasaran Kegiatan (output) Meningkatnya kualitas pelayanan, pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum Indikator Kinerja % 90% 91% 91% 91% Terlaksananya penyediaan dan penyajian dokumentasi dan informasi hukum yang mutakhir Indikator Kinerja % 90% 91% 91% 91% Terlaksananya dukungan ketatausahaan yang handal (cepat, tepat, akurat) KEGIATAN 3364 : PEDOMAN, PETUNJUK TEKNIS DAN BIMBINGAN TEKNIS / SUPERVISI / PUBLIKASI / SOSIALISASI PENYELENGGARAAN PEMILU DAN PENDIDIKAN PEMILIH Sasaran Kegiatan (output) 1 Tingkat ketepatan proses pelaksanaan pergantian antar waktu (PAW) Anggota KPU Kabupaten Mandailing Natal Indikator Kinerja % Pergantian antar waktu anggota KPU Kabupaten Mandailing Natal Sasaran Kegiatan (output) Meningkatnya kualitas dukungan teknis dalam Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah 62

68 Indikator Kinerja KPU Kab yang mengikuti kegiatan bintek Aparatur Aparatur Aparatur Aparatur pemilukada Pemiluka Pemiluka Pemiluka Pemiluka da da da da Indikator Kinerja Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang Tingkat ketepatan proses PAW anggota DPRD Kabupaten/Kota dapat diselesaikan dalam waktu 5 hari kerja Indikator Kinerja % 80% 80% 80% Persentase terlaksananya PPID dan informasi publik Indikator Kinerja Jumlah penataan daerah pemilihan pasca Pemilu 2014 Indikator Kinerja Jumlah kegiatan pendidikan pemilih Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Indikator Kinerja % 80% 80% 80% 80% Persentase penyampaian informasi dan publikasi serta sosialisasi pada Pemilu dan Pemilukada 63

69 Lampiran 2 : Matriks Kerangka Regulasi KPU Kab Mandailing Natal Urgensi Pembentukan No Arah Kerangka Regulasi dan/atau Kebutuhan Regulasi Berdasarkan Evaluasi Unit Penanggung Jawab Regulasi, Eksisting, Kajian I A. Peraturan terkait dengan tahapan Pemilu/Pemilihan a. Pemilu Nasional Target Penyelesaian 1 Pembentukan Badan Penyelenggara Pileg dan Pilpres Melaksanakan tahapan Subbag Umum & Subbag Hukum Kelompok kerja kegiatan tahapan Pileg dan Pilpres pemilu sesuai dengan Masing-masing subbag sesuai 2018 tugas dan wewenang KPU tupoksi & subbag hukum Penetapan Daftar Pemilih Tetap Pileg dan Pilpres Se Kabupaten 3 Mandailing Natal Kabupaten/Kota dengan Subbag Program & Subbag Hukum 2018 berpedoman pada Jadwal dan zona kampanye Pileg dan Pilpres Tingkat Kabupaten 4 Mandailing Natal peraturan perundang- Subbag Hukum 2018 undangan 5 Penetapan Daftar Calon Sementara dan Daftar Calon Tetap Anggota Subbag Teknis dan Subbag Hukum 2018 DPRD Kabupaten Mandailing Natal 6 Penetapan rekapitulasi perolehan suara sah Pileg dan Pilpres Sub Bagian Teknis dan Subbag 2019 Hukum b. Pemilihan Gubernur 1 Kelompok kerja kegiatan tahapan Pilgub Melaksanakan tahapan Masing-masing subbag sesuai 2017 pemilihan gubernur sesuai tupoksi & Subbag Hukum 2 Pembentukan Badan Penyelenggara Pilgub dengan tugas dan Subbag Umum & Subbag Hukum Penetapan Daftar Pemilih Tetap Pilgub Se Kabupaten Mandailing Natal wewenang KPU Kabupaten/Kota dengan Subbag Program & Subbag Hukum Jadwal dan zona kampanye Pilgub Tingkat Kabupaten Mandailing Natal berpedoman pada Subbag Hukum 2017 perundang- undangan 5 Penetapan rekapitulasi perolehan suara sah Pilgub Subbag Teknis dan Subbag Hukum

70 c. Pemilihan Bupati Pedoman Teknis Tata Kerja KPU Kabupaten Mandailing Natal, PPK, PPS dan KPPS dalam Pilbup Melaksanakan amanat Subbag Umum & Subbag Hukum 2016 Undang-Undang yang 65

71 Urgensi Pembentukan No Arah Kerangka Regulasi dan/atau Kebutuhan Regulasi Berdasarkan Evaluasi Unit Penanggung Jawab Regulasi, Eksisting, Kajian II Target Penyelesaian 2 Pedoman Teknis Norma, Standar, Prosedur, Kebutuhan Pengadaan dan mengatur tentang Subbag Umum & Subbag Hukum 2016 Pendistribusian Perlengkapan Pilbup pemilihan gubernur, bupati 3 Pedoman Teknis Tahapan, Program dan Jadwal Pilbup dan walikota untuk Subbag Program & Subbag Hukum Pedoman Teknis Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih dalam Pilbup menyusun dan Subbag Program & Subbag Hukum 2016 menetapkan pedoman 5 Pedoman Teknis Pemantauan dan Tata Cara Pemantauan Pilbup Subbag Teknis dan Subbag Hukum 2016 yang bersifat teknis 6 Pedoman Teknis Pelaksanaan Sosialisasi dan Partisipasi Masyarakat Subbag Teknis dan Subbag Hukum 2016 dalam Pilbup 7 Pembentukan Badan Penyelenggara Pilbup Subbag Umum & Subbag Hukum Pedoman Teknis Pelaksanaan Kampanye Pilbup Subbag Hukum Pedoman Teknis Dana Kampanye Pilbup Subbag Hukum Pedoman Teknis Pencalonan Pilbup Subbag Teknis dan Subbag Hukum Pedoman Teknis Pemungutan dan Penghitungan Suara Pilbup Subbag Teknis dan Subbag Hukum Pedoman Teknis Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara dan Penetapan Subbag Teknis dan Subbag Hukum 2016 Hasil Pilbup 13 Kelompok kerja kegiatan tahapan Pilbup Melaksanakan tahapan Masing-masing subbag sesuai 2016 pemilihan bupati sesuai tupoksi & Subbag Hukum 14 Pembentukan Badan Penyelenggara Pilbup dengan tugas dan Subbag Umum & Subbag Hukum Penetapan Daftar Pemilih Tetap Pilbup Se Kabupaten Mandailing Natal wewenang KPU Kabupaten/Kota dengan Subbag Program & Subbag Hukum Jadwal dan zona kampanye Pilbup Tingkat Kabupaten Mandailing Natal berpedoman pada Subbag Hukum Penetapan rekapitulasi perolehan suara sah Pilbup peraturan perundangundangan Subbag Teknis dan Subbag Hukum 2017 B. Keputusan terkait dengan dukungan kesekretariatan 1 Keputusan tentang pengangkatan penanggung jawab pengelola Melaksanankan tugas- Subbag Umum & Subbag Hukum 2015 (setiap keuangan, pengadaan barang dan jasa, penerima hasil pekerjaan dan tugas dukungan teknis tahun anggaran) Sistem Akuntansi Instansi administratif sesuai 66

72 Urgensi Pembentukan No Arah Kerangka Regulasi dan/atau Kebutuhan Regulasi Berdasarkan Evaluasi Unit Penanggung Jawab Regulasi, Eksisting, Kajian Target Penyelesaian 2 Keputusan tentang pengangkatan tenaga kontrak dengan ketentuan Subbag Umum & Subbag Hukum 2015 (setiap peraturan perundang- tahun anggaran) 3 Keputusan tentang pengelolaan barang milik negara undangan Subbag Umum & Subbag Hukum 2015 (setiap tahun anggaran) 4 Keputusan tentang honorarium-honorarium Subbag Umum & Subbag Hukum 2015 (setiap tahun anggaran) 67

73 Lampiran III : Sejarah Perjalanan Pemilu di Indonesia Pemilu pertama kali digelar pada tahun 1955, tepatnya 10 (sepuluh) tahun setelah Republik Indonesia merdeka melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1953 tentang Pemilu sebagai legal formal pelaksanaan Pemilu tersebut. Kemudian, pemerintah membentuk Panitia Pemilihan Indonesia (PPI) yang bersifat ad hoc dan memiliki tugas untuk menyiapkan, memimpin dan menyelenggarakan Pemilu 1955 untuk memilih anggota Konstituante dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat dengan menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 188 Tahun 1953 tentang Pengangkatan Panitia Pemilihan Indonesia (PPI). Patut dicatat dan dibanggakan bahwa pesta demokrasi yang pertama kali itu berhasil diselenggarakan dengan aman, lancar, jujur dan adil serta sangat demokratis kendati diwarnai dengan kabinet pemerintahan yang silih berganti. Pemilu 1955 bahkan mendapat pujian dari berbagai pihak, termasuk dari negara-negara asing. Pemilu ini diikuti oleh lebih dari 30 (tiga puluh) partai politik dan lebih dari seratus daftar kumpulan dan calon perorangan dengan 2 (dua) keperluan, yaitu memilih anggota DPR dan memilih anggota Konstituante. Pemilu 1955 ini telah menghasilkan setidaknya 4 (empat) partai politik dengan suara terbanyak, yakni Partai Nasional Indonesia (PNI), Masyumi, Nahdlatul Ulama (NU) dan Partai Komunis Indonesia (PKI). Adapun hasil - pemilu 1955 secara keseluruhan dapat digambarkan sebagai berikut. Tabel III.1 Hasil Pemilu Tahun 1955 untuk Anggota DPR 68

74 Yang menarik dari Pemilu 1955 adalah tingginya kesadaran berkompetisi secara sehat. Misalnya, meski yang menjadi calon anggota DPR adalah Perdana Menteri dan Menteri yang sedang memerintah, mereka tidak menggunakan fasilitas negara dengan otoritasnya kepada pejabat bawahan untuk menggiring pemilih yang menguntungkan partainya. Karena itu sosok pejabat Negara tidak dianggap sebagai pesaing yang menakutkan dan akan memenangkan pemilu dengan segala cara. Pemilu kedua diselenggarakan pada tahun 1971 dibawah pemerintahan Presiden Soeharto atau dikenal dengan orde baru, dengan berpedoman pada Undang-Undang Nomor 15 Tahun Sebagai penyelenggara pemilu tersebut, Presiden membentuk Lembaga Pemilihan Umum (LPU) melalui penerbitan Keppres Nomor 3 Tahun Menurut peraturan perundangan tersebut, LPU merupakan lembaga yang bersifat permanen yang terdiri atas 3 unsur, yaitu dewan pimpinan, dewan/anggota-anggota pertimbangan, dan sekretariat dengan mengemban tugas: (1) membuat perencanaan dan persiapan Pemilu, (2) memimpin dan mengawasi panitia-panitia di pusat dan daerah, (3) mengumpulkan dan mensistematisasi bahan dan data hasil Pemilu, dan (4) mengerjakan hal-hal lain yang dipandang perlu untuk melaksanakan Pemilu. Selama orde baru, LPU tetap dipercaya untuk menyelenggarakan Pemilu tahun 1977, 1982, 1987, 1992 dan Hal yang sangat signifikan berbeda dengan Pemilu 1955 adalah bahwa para pejabat negara pada tahun 1971 diharuskan bersikap netral, sedangkan pada Pemilu 1955 pejabat negara, termasuk Perdana Menteri yang berasal dari partai bisa ikut menjadi calon partai secara formal. Dalam hubungannya dengan pembagian kursi, cara pembagian yang digunakan dalam Pemilu 1971 berbeda dengan Pemilu Dalam Pemilu 1971, semua kursi terbagi habis di setiap daerah pemilihan. Cara ini ternyata mampu menjadi mekanisme tidak langsung untuk mengurangi jumlah partai yang 69

75 meraih kursi dibandingkan dengan sistem kombinasi. Tetapi kelemahannya sistem demikian lebih banyak menyebabkan suara partai terbuang percuma. Adapun hasil pemilu 1971 dapat digambarkan pada tabel berikut. Tabel III.2 Hasil Pemilu Tahun 1971 Pemilu ketiga dilaksanakan 6 (enam) tahun setelah Pemilu 1971, yakni pada tahun Satu hal yang nyata berbeda dengan Pemilu sebelumnya adalah bahwa Pemilu 1977 diikuti oleh sedikit peserta pemilu, yakni dua parpol dan satu Golkar. Ini terjadi setelah sebelumnya pemerintah bersama-sama dengan DPR berusaha menyederhanakan jumlah partai dengan membuat UU Nomor 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golkar. Kedua partai itu adalah Partai Pesatuan Pembangunan atau PPP dan Partai Demokrasi Indonesia atau PDI, dan satu Golongan Karya atau Golkar. Pemilu 1977 diikuti oleh pemilih dengan suara sah mencapai suara atau 90, 93%. Dari suara yang sah itu, Golkar meraih suara atau 62,11%. Adapun hasil Pemilu 1977 dapat digambarkan pada tabel berikut. Tabel III.3 Hasil Pemilu Tahun

76 Setelah tahun 1977, Pemilu diselenggarakan dengan teratur, yakni setiap lima tahun sekali dengan konstentan tetap sampai dengan Pemilu tahun Hasilnya pun sama, Golkar selalu menjadi pemenang. Keadaan ini secara langsung dan tidak langsung membuat kekuasaan eksekutif dan legislatif berada di bawah kontrol Golkar dengan pendukung utama adalah birokrasi sipil dan militer. Berikut adalah grafik hasil Pemilu tahun 1977, 1982, 1987, 1992, dan Gambar III.1 Hasil Pemilu Tahun 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997 Pada Pemilu tahun 1997, konstelasi politik cukup memanas dimana PDI mengalami konflik internal dan terpecah antara PDI Soerjadi dengan Megawati Soekarnoputri. Pemilu pada tahun ini pun diwarnai banyak aksi protes dan ancaman krisis ekonomi global yang berujung pada demonstrasi besar-besaran rakyat Indonesia menuntut adanya suksesi kepemimpinan nasional pada tahun Aksi tersebut telah berhasil membuat Presiden Soeharto meletakkan jabatannya dan digantikan oleh Wakil Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie. Hal ini berarti bahwa Pemilu tahun 1997 merupakan Pemilu terakhir di era kekuasaan Orba yang diselenggarakan oleh LPU beserta perangkatnya. Sesuai dengan sirkulasi kekuasaan lima tahunan, Pemilu harusnya dilaksanakan lima tahun berikutnya, yakni pada tahun Namun, dengan tergulingnya penguasa Orba oleh kekuatan reformasi tersebut, maka rencana penyelenggaraan Pemilu tahun 2002 tidak terlaksana. Yang kemudian terjadi adalah Indonesia memasuki era reformasi dan Pemilu akhirnya dipercepat dari agenda semula yakni dilaksanakan pada tahun

77 Kemudian Pemilu berhasil dilaksanakan pada 7 Juni 1999 atau 13 bulan masa pemerintahan Habibie dengan alasan untuk mendapatkan legitimasi kepercayaan masyarakat, termasuk dunia internasional karena pemerintahan dan lembagalembaga lain yang merupakan produk Pemilu 1997 sudah tidak dipercaya lagi. Sebelum menyelenggarakan pemilu yang dipercepat itu, pemerintah mengajukan RUU tentang Partai Politik, RUU tentang Pemilu dan RUU tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR dan DPRD. Setelah ketiga RUU tersebut disetujui oleh DPR dan disahkan menjadi UU, Presiden membentuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang terdiri atas unsur partaipartai politik peserta Pemilu dan Pemerintah, yang bertanggung jawab kepada Presiden. KPU tersebut berkedudukan di Ibukota Negara, dan pembentukannya diresmikan dengan Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun Keanggotaan KPU terdiri dari l orang wakil dari masing-masing parpol peserta Pemilu dan 5 orang wakil Pemerintah. Kelahiran lembaga penyelenggara pemilu ini merupakan pertanda keberhasilan perjalanan demokrasi di Indonesia karena melalui KPU inilah Pemilu dapat diselenggarakan dengan lebih bebas dan mandiri. Satu hal yang secara signifikan membedakan Pemilu 1999 dengan Pemilu sebelumnya sejak tahun 1971 adalah Pemilu 1999 ini diikuti oleh banyak sekali konstentan, yakni 48 partai politik. Ini dimungkinkan karena adanya kebebasan untuk mendirikan partai politik. Keberhasilan mencatat bahwa Pemilu 1999 terlaksana dengan damai, tanpa ada kekacauan yang berarti. Namun demikian, pada tahap penghitungan suara dan pembagian kursi sempat terjadi penolakan penandatanganan berita acara perhitungan suara oleh 27 partai politik dengan dalih Pemilu belum dilaksanakan dengan jujur dan adil. Atas rekomendasi dari Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu), maka Presiden menyatakan bahwa hasil Pemilu 1999 sudah sah dengan rincian perolehan suara dari peserta pemilu sebagai berikut. 72

78 Tabel III.4 Hasil Pemilu Tahun

79 Berbeda dengan Pemilu sebelumnya, Pemilu tahun 2004 memiliki dua agenda yakni: (1) Pemilu dalam rangka memilih anggota legislatif (DPR, DPD dan DPRD), dan (2) Pemilu untuk memilih presiden dan wakil presiden. Pemilu ini didasarkan pada UU Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilu DPR, DPD dan DPRD dan UU Nomor 23 Tahun 2003 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. UU ini menetapkan bahwa penanggung jawab penyelenggaraan dua agenda Pemilu tersebut adalah KPU yang kelembagaannya bersifat nasional, tetap, dan mandiri. Dengan terbitnya UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka KPU provinsi dan KPU kabupaten/kota berwenang menyeleng-garakan pemilihan kepala daerah secara langsung (pilkada). Pasal 57 ayat (1) dalam UU tersebut merumuskan: Pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah diselenggarakan oleh KPUD yang bertanggung jawab kepada DPRD. Penjelasan UU ini menyebutkan bahwa dalam menyelenggarakan pilkada tersebut tidak perlu dibentuk KPUD yang baru. Jadi cukup diselenggarakan oleh KPUD yang telah ada yang dibentuk melalui UU No. 12/2003. Pemilu tahun 2004 dilaksanakan dengan waktu yang cukup padat. Meskipun demikian, KPU telah berhasil menyelenggarakan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden/Wakil Presiden dengan aman, tertib dan lancar serta dengan pengadaan logistik yang sangat kompleks karena harus didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia. Adapun Pemilu Legislatif diselenggarakan pada tanggal 5 April 2004 dan melibatkan pemilih terdaftar. Dari jumlah tersebut, terdapat yang menggunakan hak pilihnya (84.06%) dan suara (91.19%) dinyatakan sah dan (8.8%) tidak sah. Di DPR, Golkar mendapat kursi terbanyak. Namun, 14 dari 24 partai menolak hasil pemilu dengan tuduhan penghitungan suara yang tidak teratur. Sejarah pun mencatat bahwa Pemilu legislatif 2004 merupakan pemilu yang paling rumit dan terpanjang yang pernah diselenggarakan bangsa Indonesia. Hal ini dikarenakan penduduk Indonesia harus memilih wakil rakyat di DPR, DPD dan DPRD. Faktor tersebut menjadikan sistem pemilihan Indonesia unik jika dibandingkan dengan Negara-negara lain di dunia. Adapun hasil dari Pemilu Legislatif 2004 dapat diuraikan pada tabel dibawah ini. 74

80 Tabel III.5 Hasil Pemilu Tahun 2004 Dari hasil pemilu legislatif tersebut, terdapat 7 (tujuh) partai politik yang memenuhi kriteria untuk mencalonkan kandidatnya dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2004, yaitu: Golkar, PDI-P, PKB, PKS, PPP, PD dan PAN karena memperoleh sekurang-kurangnya 5% suara nasional atau 3% kursi DPR. Pilpres ini adalah yang pertama kalinya diselenggarakan di Indonesia dan KPU menyelenggarakan Pilpres ini dalam dua putaran. Pilpres putaran pertama berlangsung pada tanggal 5 Juli 2004 dengan diikuti oleh 5 (lima) pasangan calon yang mendaftar ke KPU. Adapun kelima pasangan capres dan cawapres tersebut adalah sebagai berikut: 1. Prof. Dr. HM. Amien Rais dan Dr. Ir. H. Siswono Yudo Husono (dicalonkan oleh PAN). 2. Dr. H. Hamzah Haz dan H. Agum Gumelar (dicalonkan oleh PPP). 3. Hj. Megawati Soekarnoputri dan KH. Ahmad Hasyim Muzadi (dicalonkan oleh PDI-P). 4. H. Susilo Bambang Yudhoyono dan Drs. H. Muhammad Yusuf Kalla (dicalonkan oleh Partai Demokrat, PBB dan PKPI). 5. H. Wiranto, SH dan Ir. Salahuddin Wahid (dicalonkan oleh Partai Golkar) Berdasarkan hasil Pilpres putaran pertama tersebut, dari pemilih terdaftar, sebanyak orang (79,76%) menggunakan hak pilihnya 75

81 dan (97,84%) suara dinyatakan sah. Adapun hasil Pilpres putaran pertama adalah sebagai berikut: Tabel III.6 Hasil Pemilihan Presiden Putaran Pertama Dari tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada satu pasangan calon yang memperoleh suara lebih dari 50%, maka diselenggarakan Pilpres putaran kedua yang diikuti oleh 2 (dua) pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua, yakni SBY-JK dan Mega-Hasyim. Pilpres putaran kedua ini berlangsung pada tanggal 20 September 2004 dengan (77.44%) orang yang menggunakan hak pilihnya. Dari total jumlah suara tersebut, sebanyak suara (97.94%) dinyatakan sah dengan rincian sebagai berikut. Tabel III.7 Hasil Pemilihan Presiden Putaran Kedua Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2009 diselenggarakan pada tanggal 9 April 2009 yang diikuti oleh 38 (tiga puluh delapan) partai peserta pemilu. Tuntutan akan penyelenggaraan pemilu yang berkualitas mengemuka pada Pemilu 2009 dimana Lembaga penyelenggara Pemilu ketiga di era reformasi ini dituntut untuk independen, non-partisan, jujur, dan adil. Tuntutan ini wajar mengingat sebagian anggota KPU yang menyelenggarakan Pemilu tahun 2004 terjerat hukum karena skandal korupsi. Oleh karena itu, Pemerintah bersama dengan DPR merumuskan kebijakan tentang kelembagaan penyelenggara pemilu melalui 76

82 penerbitan UU Nomor 22 Tahun Dalam UU ini diatur mengenai penyelenggara Pemilu yang tetap dilaksanakan oleh suatu KPU yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. Sifat nasional mencerminkan bahwa wilayah kerja dan tanggung jawab KPU sebagai penyelenggara Pemilu mencakup seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sifat tetap menunjukkan KPU sebagai lembaga yang menjalankan tugas secara berkesinambungan meskipun dibatasi oleh masa jabatan tertentu. Sifat mandiri menegaskan KPU dalam menyelenggarakan Pemilu bebas dari pengaruh pihak manapun. Atas dasar hukum itulah, KPU telah berhasil menyelenggarakan Pemilu legislatif dan Pemilu Presiden Adapun pemilu legislatif ini dilaksanakan dengan sistem proporsional terbuka yang perhitungannya didasarkan pada sejumlah daerah pemilihan dan untuk pertama kalinya dilakukan dengan penetapan calon terpilih berdasarkan perolehan suara terbanyak, bukan berdasarkan nomor urut (pemilih memilih calon anggota legislatif, bukan partai politik). Pemilu legislatif 2009 diikuti oleh pemilih yang menggunakan haknya (70.99%). Dari total jumlah suara tersebut, sebanyak suara (85.62%) dinyatakan sah. Adapun hasil pemilu legislatif tahun 2009 dapat dilihat pada tabel berikut. NO PARTAI Tabel III.8 Hasil Pemilu Legislatif Tahun 2009 JUMLAH PERSENTASE JUMLAH PERSENTASE SUARA SUARA KURSI KURSI STATUS 31 Partai Demokrat ,85% ,79% Lolos 23 Partai Golongan Karya ,45% ,11% Lolos 28 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ,03% 95 16,96% Lolos 8 Partai Keadilan Sejahtera ,88% 57 10,18% Lolos 9 Partai Amanat Nasional ,01% 43 7,68% Lolos 24 Partai Persatuan Pembangunan ,32% 37 6,61% Lolos 13 Partai Kebangkitan Bangsa ,94% 27 4,82% Lolos 5 Partai Gerakan Indonesia Raya ,46% 26 4,64% Lolos 1 Partai Hati Nurani Rakyat ,77% 18 3,21% Lolos 27 Partai Bulan Bintang ,79% 0 0,00% 25 Partai Damai Sejahtera ,48% 0 0,00% 34 Partai Kebangkitan Nasional Ulama ,47% 0 0,00% Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos 77

83 NO PARTAI JUMLAH PERSENTASE JUMLAH PERSENTASE SUARA SUARA KURSI KURSI 2 Partai Karya Peduli Bangsa ,40% 0 0,00% 29 Partai Bintang Reformasi ,21% 0 0,00% 4 Partai Peduli Rakyat Nasional ,21% 0 0,00% 7 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia ,90% 0 0,00% 16 Partai Demokrasi Pembaruan ,86% 0 0,00% 6 Partai Barisan Nasional ,73% 0 0,00% 3 Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia ,72% 0 0,00% 20 Partai Demokrasi Kebangsaan ,64% 0 0,00% 21 Partai Republika Nusantara ,61% 0 0,00% 12 Partai Persatuan Daerah ,53% 0 0,00% 30 Partai Patriot ,53% 0 0,00% 26 Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia ,45% 0 0,00% 11 Partai Kedaulatan ,42% 0 0,00% 18 Partai Matahari Bangsa ,40% 0 0,00% 14 Partai Pemuda Indonesia ,40% 0 0,00% 17 Partai Karya Perjuangan ,34% 0 0,00% 22 Partai Pelopor ,33% 0 0,00% 32 Partai Kasih Demokrasi Indonesia ,31% 0 0,00% 33 Partai Indonesi Sejahtera ,31% 0 0,00% 15 Partai Nasional Indonesia Marhaenisme ,30% 0 0,00% 44 Partai Buruh ,25% 0 0,00% 10 Partai Perjuangan Indonesia Baru ,19% 0 0,00% 42 Partai Persatuan Nahdatul Ummah Indonesia ,14% 0 0,00% 43 Partai Sarikat Indonesia ,14% 0 0,00% 19 Partai Penegak Demokrasi Indonesia ,13% 0 0,00% 41 Partai Merdeka ,11% 0 0,00% JUMLAH ,00% ,00% Sumber : Dokumen Reformasi Birokrasi KPU STATUS Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos 78

84 Tabel diatas menunjukkan bahwa partai yang berhasil memenangkan Pemilu legislatif adalah Partai Demokrat dengan perolehan 20.55% suara nasional yang diikuti oleh Partai Golkar dan PDI-P. Untuk Pemilu Presiden 2009 dilaksanakan pada tanggal 8 Juli 2009 dan diikuti oleh 3 (tiga) pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden. Pasangan calon terpilih adalah pasangan calon yang memperoleh suara lebih dari 50% dari jumlah suara dengan sedikitnya 20% di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari 50% jumlah provinsi di Indonesia. Adapun hasil Pemilu Presiden 2009 berhasil dimenangkan oleh Pasangan SBY-Boediono dengan persentase suara sebesar 60.80% sehingga Pemilu Presiden ini hanya berlangsung satu putaran saja sebagaimana terlihat pada tabel dibawah ini. Tabel III.9 Hasil Pemilu Presiden Tahun 2009 NO PASANGAN CALON JUMLAH SUARA PERSENTASE SUARA 1 Megawati-Prabowo ,79% 2 SBY-Boediono ,80% 3 JK-Wiranto ,41% Jumlah ,00% Pemilu Presiden 2009 ini diwarnai dengan aksi keberatan terhadap hasil pemilu tersebut oleh pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang kalah, dalam hal ini adalah JK-Wiranto dan Megawati-Prabowo. Mereka melakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi dengan KPU berikut KPUD menjadi termohon dan Bawaslu serta pasangan SBY-Boediono menjadi pihak terkait dengan isi keberatan yang diajukan kedua pasangan antara lain sebagai berikut: 1) Kekacauan masalah penyusunan dan penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT) 2) Regrouping dan/atau pengurangan jumlah TPS 3) Adanya kerjasama atau bantuan dari salah satu lembaga penggiat Pemilu internasional 4) Adanya spanduk buatan KPU mengenai tatacara pencontrengan 5) Beredarnya formulir ilegal model C-1 PPWP 6) Adanya berbagai pelanggaran administratif maupun pidana 79

85 7) Adanya penambahan perolehan suara SBY-Boediono serta pengurangan suara Mega-Prabowo dan JK-Wiranto Pada tanggal 12 Agustus 2009, majelis Hakim Konstitusi membacakan putusannya yang menyatakan bahwa permohonan ditolak seluruhnya. Putusan ini diambil secara bulat oleh seluruh hakim konstitusi, tanpa dissenting opinion. Dengan demikian, maka pasangan SBY-Boediono berhasil menjadi Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode Pemilu 2009 ini dilaksanakan dengan tertib, aman dan lancar meski sebagian masyarakat merasa kecewa dengan kinerja dan independensi dari KPU sebagai penyelenggara pemilu, antara lain adalah timbulnya permasalahan daftar pemilih (DPS dan DPT) yang tidak sesuai dengan data penduduk sehingga banyak warna negara yang tidak dapat memilih. Hal ini menyebabkan DPR menggunakan hak interpelasi untuk menyelidiki permasalahan tersebut. Dengan banyaknya permasalahan yang muncul, maka Pemerintah dan DPR berkepentingan untuk mereformasi kelembagaan KPU melalui penerbitan UU Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu sebagai peraturan pengganti dari UU Nomor 22 Tahun Pemilu legislatif 2014 diselenggarakan pada tanggal 9 April 2014 dan diikuti oleh 12 (dua belas) partai peserta pemilu. Dari total pemilih terdaftar, sebanyak orang yang memilih (75.11%) dan suara (67.25%) dinyatakan sah. Adapun hasil pemilu legislatif 2014 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel III.10 Hasil Pemilu Legislatif Tahun 2014

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS 2015 2019 Perencanaan merupakan sebuah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas

Lebih terperinci

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KPU KABUPATEN TABANAN Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tabanan sebagai suatu sub sistem dari Komisi Pemilihan Umum,

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KPU KABUPATEN TABANAN Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tabanan sebagai suatu sub sistem dari Komisi Pemilihan Umum, KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KPU KABUPATEN TABANAN Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tabanan sebagai suatu sub sistem dari Komisi Pemilihan Umum, menempati kedudukan yang cukup penting dalam menjaga proses

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 101, 2011 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2017

TUGAS DAN FUNGSI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2017 TUGAS DAN FUNGSI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2017 KPU Kabupaten 1) Tugas dan wewenang KPU Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Lebih terperinci

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara demokratis, Langsung Umum Bebas Rahasia, Jujur dan Adil dalam Negara Kesatuan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BELITUNG TIMUR Jalan Teuku Umar Bukit Samak Manggar Belitung Timur Telp

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BELITUNG TIMUR Jalan Teuku Umar Bukit Samak Manggar Belitung Timur Telp KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BELITUNG TIMUR Jalan Teuku Umar Bukit Samak Manggar Belitung Timur 33472 Telp 0719-91660 BAB 1 PENDAHULUAN Perencanaan memegang peran penting bagi suatu institusi untuk

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BOJONEGORO Jl. K.H.R. Moh. Rosyid No. 93 Bojonegoro Email : kpubojonegoro@gmail.com website : kpud-bojonegorokab.go.id 1.1 Kondisi Umum Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah

Lebih terperinci

ii KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis Komisi Pemilihan

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM BAB 1 Pendahuluan SI L IHA N PEM UMUM MI KO I 2014 PEMILIHAN UMUM A. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan yang telah mengalami

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMPANG TAHUN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMPANG

RENCANA STRATEGIS KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMPANG TAHUN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMPANG RENCANA STRATEGIS KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMPANG TAHUN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMPANG Kata Pengantar KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Alloh SWT atas limpahan taufik

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pemilihan umum

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.23, 2015 PEMERINTAHAN DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Penetapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5656) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa penyelenggaraan pemilihan umum

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.245, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Pemilihan. Gubernur. Bupati. Walikota. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5588) PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Umum merupakan sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Umum merupakan sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat BAB I PENDAHULUAN Pemilihan Umum merupakan sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat sebagai wujud keikutsertaan seluruh rakyat Indonesia dalam penyelenggaraan Pemerintahan Negara berdasarkan Undang-Undang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU

PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU DIAN KARTIKASARI, KOALISI PEREMPUAN INDONESIA DISKUSI MEDIA PUSKAPOL, PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DALAM KPU DAN BAWASLU, JAKARTA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ...i...ii...iii...iv

DAFTAR ISI. ...i...ii...iii...iv KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Wonogiri Tahun

Lebih terperinci

TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN KPU KABUPATEN BANYUMAS. Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah meliputi:

TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN KPU KABUPATEN BANYUMAS. Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah meliputi: TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN KPU KABUPATEN BANYUMAS A. Dalam penyelenggaraan Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah meliputi: 1. Menjabarkan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2015 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2015 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 205 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI Sekretariat : Jl. Gunung Gandul RT 03 RW 05 Joho Lor Giriwono Wonogiri Telepon (0273) 325503 Fax. (0273) 323866 DAFTAR ISI KATA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR : 03/Kpts-K/KPU-Kab-012.329506/2013 TENTANG PENETAPAN PEDOMAN TEKNIS ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI

Lebih terperinci

Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab /2012 Tanggal : 7 Mei 2012 Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab-014.329801/2012 Tanggal : 7 Mei 2012 PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik... 133 I. Umum... 133 II. Pasal Demi Pasal...

Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik... 133 I. Umum... 133 II. Pasal Demi Pasal... DAFTAR ISI Hal - Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum... - BAB I Ketentuan Umum... 4 - BAB II Asas Penyelenggara Pemilu... 6 - BAB III Komisi Pemilihan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA MENJADI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA MENJADI UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KPUD BANTUL

BAB II GAMBARAN UMUM KPUD BANTUL BAB II GAMBARAN UMUM KPUD BANTUL A. Profil KPUD Bantul Dalam konteks penyelenggaraan negara dan pemerintahan, perumusan rencana kerja pemerintah baik jangka pendek, menengah, maupun panjang telah digagas

Lebih terperinci

8. Menerima daftar pemilih dari PPK dalam penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah

8. Menerima daftar pemilih dari PPK dalam penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah TUGAS DAN WEWENANG Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 10 Undang- undang nomor 32 tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu bahwa tugas, wewenang dan kewajiban KPU Kota dalam menyelenggarakan Pemilu adalah

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 02/Kpts/KPU-Wng-012329512/2010 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN,

Lebih terperinci

Tugas dan Wewenang KPU Kabupaten Mamuju. Written by sysadmin Rabu, 07 September :40 - Last Updated Rabu, 23 Mei :25

Tugas dan Wewenang KPU Kabupaten Mamuju. Written by sysadmin Rabu, 07 September :40 - Last Updated Rabu, 23 Mei :25 Sesuai dengan ketentuan pasal 10 Undang Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum bahwa tugas, wewenang dan kewajiban KPU Kabupaten dalam menyelenggarakan Pemilu adalah: Tugas dan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 28 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN Dalam bab tiga ini akan menjelaskan analisis sistem yang sedang berjalan dan pemecahan masalah. Analisis dan pemecahan masalah di dapat dari sumber data yang diperoleh

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TATA KERJA DAN POLA HUBUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memilih Presiden

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin tercapainya cita-cita dan tujuan

Lebih terperinci

2017, No d. bahwa Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2011 tent

2017, No d. bahwa Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2011 tent LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.182, 2017 PEMERINTAHAN. Pemilihan Umum. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6109) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bengkulu Utara DAFTAR ISI

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bengkulu Utara DAFTAR ISI Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bengkulu Utara DAFTAR ISI Daftar Isi.. i BAB I. Pendahuluan... 1 1.1. Kondisi Umum... 1 1.1.1. Kondisi Nasional..... 1 1.1.2. Kondisi Wilayah....... 7 1.1.3. Kondisi Internal..........

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015 KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2015 KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Jln. BASUKI RAHMAT 2 SAMARINDA TELP.

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA PENYELENGGARA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013

PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA PENYELENGGARA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013 LAMPIRAN II KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 02/Kpts/KPU-Prov-011/VII/2012 TANGGAL : 20 JULI 2012 TENTANG : PEDOMAN TEKNIS PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin tercapainya cita-cita dan

Lebih terperinci

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gianyar

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gianyar 0 BAB l PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemilihan umum secara langsung oleh rakyat merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan Negara yang demokratis berdasarkan Pancasila

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin tercapainya cita-cita dan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI. demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan

BAB II DESKRIPSI LOKASI. demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan BAB II DESKRIPSI LOKASI A. Komisi Pemilihan Umum (KPU) 1. Visi Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel,

Lebih terperinci

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS Anang Dony Irawan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surabaya Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya 60113 Telp. 031-3811966,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

Bab III Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan

Bab III Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan Bab III Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan 3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Komisi Pemilihan Umum Arah kebijakan dan strategi Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI, KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA, PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab 014329920/2010 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD 1945 yang diamandemen Hukum, terdiri dari: Pemahaman Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum Pemahaman

Lebih terperinci

Paragraf 2 KPU Provinsi. Pasal 9

Paragraf 2 KPU Provinsi. Pasal 9 - 12 - Paragraf 2 KPU Provinsi Pasal 9 (1) Tugas dan wewenang KPU Provinsi dalam penyelenggaraan Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah meliputi:

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN KPU PROVINSI SULAWESI TENGGARA

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN KPU PROVINSI SULAWESI TENGGARA Komisi Pemilihan Umum RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2015-2019 KPU PROVINSI SULAWESI TENGGARA KATA PENGANTAR Perencanaan yang baik merupakan pijakan

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR: 03/Kpts/KPU-Prov-010/2011 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG KPU Kota Bogor sebagai penyelenggara Pemilu dan Pemilukada di Kota Bogor diberikan amanah oleh Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 untuk menyelenggarakan Pemilu dan Pemilukada,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS TAHUN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 KONDISI UMUM Sebagai lembaga pemerintah yang mandiri, KPU memiliki tugas dan fungsi sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu. Peraturan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN

RENCANA STRATEGIS KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN RENCANA STRATEGIS KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2015-2019 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BONDOWOSO 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat

Lebih terperinci

: Matriks Kinerja dan Pendanaan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang

: Matriks Kinerja dan Pendanaan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang Lampiran 1 : Matriks Kinerja dan Pendanaan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SUMEDANG Sasaran Strategis 1 Meningkatnya Kualitas Penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH 1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, Menimbang

Lebih terperinci

QANUN ACEH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DAN PEMILIHAN DI ACEH

QANUN ACEH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DAN PEMILIHAN DI ACEH QANUN ACEH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DAN PEMILIHAN DI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. II.1. Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kabupaten/Kota

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. II.1. Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kabupaten/Kota BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN II.1. Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kabupaten/Kota Dalam mengawasi pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2014 maka dibentuk

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA utporat*, Kintrja KPU my mhun. 2Oie> KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA egala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG 1 PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG TATA KERJA DAN POLA HUBUNGAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI, DAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA

Lebih terperinci

BAB I1 Perencanaan Dan Perjanjian Kinerja L IHA PEMILIHAN UMUM

BAB I1 Perencanaan Dan Perjanjian Kinerja L IHA PEMILIHAN UMUM BAB I1 Perencanaan Dan Perjanjian Kinerja SI L IHA N PEM UMUM MI KO I 2014 PEMILIHAN UMUM A. Sasaran RPJMN 2010 2014 Komisi Pemilihan Umum adalah lembaga penyelenggara Pemilihan Umum yang bersifat nasional,

Lebih terperinci

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.773, 2015 BAWASLU. Pemilihan Umum. Pengawasan. Perubahan. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAROLANGUN

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAROLANGUN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAROLANGUN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAROLANGUN NOMOR: 20/Kpts/KPU-Kab/005.435316/Pilbup/Tahun 2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA KERJA PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Samarinda Tahun 2015 sebagai wujud pelaksanaan amanat Peraturan Presiden Nomor

KATA PENGANTAR. Samarinda Tahun 2015 sebagai wujud pelaksanaan amanat Peraturan Presiden Nomor KATA PENGANTAR S egala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-nya kita dapat menyusun Laporan Kinerja (LK) Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Samarinda

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM I. UMUM Pemilihan Umum merupakan perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan yang

Lebih terperinci

Pengantar. Purnomo S. Pringgodigdo

Pengantar. Purnomo S. Pringgodigdo Pengantar Membaca peraturan perundang undangan bukanlah sesuatu yang mudah. Selain bahasa dan struktur, dalam hal Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tantangan ini bertambah dengan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan Akuntabilitas adalah Dokumen yang berisi gambaran perwuju kewajiban suatu lembaga instansi untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan kegagalan pelaksanaan Misi

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN

Lebih terperinci

QANUN ACEH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM,

QANUN ACEH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM, QANUN ACEH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM, Menimbang : a. bahwa pemilihan umum secara langsung, umum, bebas,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Palangka Raya, 23 Februari 2016 Ketua, AHMAD SYAR I

KATA PENGANTAR. Palangka Raya, 23 Februari 2016 Ketua, AHMAD SYAR I KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-nya Komisi Pemilihan Umum Provinsi Kalimantan Tengah dapat menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Samarinda, Januari 2016 Ketua. Ramaon Dearnov Saragih, S.Hut. Renstra KPU Kota Samarinda 1

KATA PENGANTAR. Samarinda, Januari 2016 Ketua. Ramaon Dearnov Saragih, S.Hut. Renstra KPU Kota Samarinda 1 KATA PENGANTAR Perencanaan yang baik merupakan pijakan awal untuk menentukan arah kebijakan yang strategis melalui penetapan program dan kegiatan yang tepat. Perencanaan yang bersifat strategis merupakan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM I. UMUM Pemilihan Umum merupakan perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Panyabungan, 18 Januari 2017 Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal Sekretaris, M A W A R D I NIP

KATA PENGANTAR. Panyabungan, 18 Januari 2017 Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal Sekretaris, M A W A R D I NIP KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatnya kita dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan Kinerja (LKj) Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1080, 2012 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pengawasan Pemilu. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.1080, 2012 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pengawasan Pemilu. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1080, 2012 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pengawasan Pemilu. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM, KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI, DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA KOMISI PEMILIHAN UMUM, Menimbang :

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.906, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA. Pemilu. Penyelenggara Kode Etik. PERATURAN BERSAMA KOMISI PEMILIHAN UMUM, BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, DAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PAMEKASAN

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PAMEKASAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Jl Brawijaya No.34 Pamekasan Telp/Fax : (0324) 333192 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan menajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG TATA TERTIB BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN PENGAWAS

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK DAN PEDOMAN PERILAKU PENYELENGGARA

Lebih terperinci

PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dalam rangka peningkatan kinerja KPU Kabupaten Bangka di masa mendatang. Sungailiat, Januari 2017

PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dalam rangka peningkatan kinerja KPU Kabupaten Bangka di masa mendatang. Sungailiat, Januari 2017 PENGANTAR Segala Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat rahmat dan hidayah-nya Laporan Kinerja Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bangka Tahun 2016 sudah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BERSAMA KOMISI PEMILIHAN UMUM, BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, DAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2012 NOMOR 11 TAHUN 2012 NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PENYELENGGARA

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI SULAWESI TENGGARA S A L I N A N KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI SULAWESI TENGGARA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOMOR : 49/PP.02.3-Kpt/74/Prov/IX/2017 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pangkalpinang, 2015 Ketua, M. Yusuf, SE

KATA PENGANTAR. Pangkalpinang, 2015 Ketua, M. Yusuf, SE KATA PENGANTAR PERENCANAAN yang baik merupakan langkah awal untuk menentukan arah kebijakan yang strategis melalui penetapan program dan kegiatan yang tepat. Perencanaan yang bersifat strategis merupakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum Wr. Wb

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum Wr. Wb KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum Wr. Wb Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-nya kami dapat menyusun Laporan Kinerja (LKJ) Komisi Pemilihan Umum

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MANDAILING NATAL PENGANTAR

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MANDAILING NATAL PENGANTAR KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MANDAILING NATAL PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatnya kita dapat menyusun dan menyelesaikan Komisi Pemilihan Umum

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI ORGANISASI

BAB II DISKRIPSI ORGANISASI BAB II DISKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Pemilihan umum adalah sarana pelaksanaan kadaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAROLANGUN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAROLANGUN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 KOMISI PEMILIHAN UMUM PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah

Lebih terperinci