PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENDIDIKAN GRATIS BAGI SISWA SLTA NEGERI KOTA SOLOK Oleh. Dr. H. Darul Ilmi, S.Ag, M.Pd. Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENDIDIKAN GRATIS BAGI SISWA SLTA NEGERI KOTA SOLOK Oleh. Dr. H. Darul Ilmi, S.Ag, M.Pd. Abstrak"

Transkripsi

1 PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENDIDIKAN GRATIS BAGI SISWA SLTA NEGERI KOTA SOLOK Oleh. Dr. H. Darul Ilmi, S.Ag, M.Pd Abstrak Penelitian ini berjudul: Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Gratis bagi Siswa SLTA Negeri Kota Solok yang melatarbelakanginya adalah bahwa Pendidikan nasional menjamin pemerataan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan baik bagi ekonomi menengah maupun bagi yang memiliki ekonomi lemah, untuk pemerataan dan kesempatan pendidikan diperlukan pendidikan gratis terutama di Kota Solok. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kemungkinan adanya pendidikan gratis bagi siswa tingkat SLTA yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif terhadap orang tua siswa yang akan melanjutkan pendidikan anaknya pada tingkat SLTA termasuk guru dan kepala sekolah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua siswa, guru dan kepala sekolah memberikan penilaian yang positif terhadap diberlakukannya pendidikan gratis di SLTA Kota Solok, hal ini karena mereka terbantu terutama dalam bidang ekonomi untuk pembiayaan pendidikan anaknya, dengan adanya pendidikan gratis di SLTA ternyata membuat siswa memiliki kesadaran yang baik untuk belajar, menyelesaikan tugas tepat waktu dan mematuhi peraturan sekolah. Berdasarkan temuan di atas kiranya orang tua siswa tetap memperlihatkan kepeduliannya terhadap pendidikan anaknya dan pemerintah Kota Solok kiranya membuat kebijakan untuk pendidikan gratis pada tingkat SLTA Key Word: Persepsi, Pendidikan Gratis A. Pendahuluan Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 berfungsi mengembangkan potensi manusia dan mengembangkan peradaban suatu bangsa yang bermartabat, tujuan utamanya adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negera demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan nasional menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi pengelolaan pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam dalam program wajib belajar 9 tahun, peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkat kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, fikir olah rasa dan olah raga agar memiliki daya saing dalam menghadapi global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.

2 Dalam kaitan dengan pemerataan pendidikan dan terciptakan pendidikan yang berkesinambungan, disadari bahwa pemerataan kesempatan pendidikan tersebut dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yang menjadi faktor penentu kekuatan suatu bangsa. Menyadari hal itu pemerintah telah menetapkan peningktan kualitas SDM sebagai sasaran prioritas dalam pembangunan nasonal yang realisasinya didasarkan kepada kebijakan-kebijakan yang diambil yaitu kebijakan pendidikan gratis bagi pendidikan 9 tahun terutama di Kota Solok. Data yang diperoleh dari dinas pendidikan Kota Solok mengambarkan bahwa masih terdapat permasalahan belum meratanya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dasar ke jenjang pendidikan menengah. Hal ini dapat dilihat dari 1283 siswa yang lulus SLTP Negeri di Kota Solok tahun 2010/2011 yang mereka mendapatkan pendidikan gratis hanya 1099 siswa yang diterima dan melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan SLTA, ini berarti masih ada lebih kurang % lulusan SLTP tahun 2010/2011 tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan SLTA, hal ini dapat diasumsikan oleh berbagai faktor antara lain faktor ketidak mampuan orang tua siswa dalam pembiayaan pendidikan, kurangnya motivasi siswa untuk melanjutkan pendidikan atau keterbatasnya daya tampung sekolah. Kondisi yang ada dilapangan ditemukan bahwa masih banyak siswa yang berada pada usia pendidikan menengah yang berasal dari keluarga miskin, sehingga kecebdrungan masyarakat untuk tidak melanjutkan pendidikan anak-anak mereka ke jenjang pendidikan menengah, kalaupu dapat melanjutkan mereka mengalami kesulitan untuk melengkapi kebutuhan operasional sekolah sehingga muncul kekhawatiran terhadap ketidak mampuan mereka menyelesaikan pendidikan pada tingkat menengah. Untuk mengatasi hal tersebut muncul suatu pemikiran untuk melanjutkan pelaksanaan pendidikan gratis untuk tingkat sekolah menengah. Agar kebijakan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan efektif maka perlu suatu kajian untuk mendapatkan data informasi mengenai pendapat dan persepsi dari pelaku penyelenggara pendidikan terhadap pelaksana pendidikan gratis bagi siswa SLTA Kota Solok, hal ini dilakukan agar dapat diketahui bagaimana pendapat orang tua, dan guru terhadap pendidikan gratis pada jenjang pendidikan SLTA termasuk dampaknya terhadap mutu pendidikan yang akan diperoleh. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Masih banyaknya siswa usia pendidikan menengah yang berasal dari keluarga miskin yang tidak melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang pendidikan menengah

3 2. Terdapat siswa yang sudah berada pada jenjang pendidikan menengah yang berasal dari keluarga miskin khawatir tidak dapat menyelesaikan pendidikan mereka 3. Perlu dilakukan kajian persepsi terhadap pendidikan gratis yang telah dilaksanakan pemerintah Kota Solok khususnya pendidikan pada tingkat SLTP C. Batasan Masalah Dari identifikasi di atas penelitian ini difokuskan pada permasalahan perlunya kajian persepsi dari pelaku penyelenggara pendidikan terhadap pendidikan gratis. Persepsi ini dilihat dari berbagai komponen masyarakat antara lain (1) siswa lulusan SLTP, (2) Orang tua, (3) guru dan kepala sekolah D. Rumusan Masalah Dari batasan masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelian yaitu: Bagaimana persepsi masyarakat terhadap pendidikan gratis pada jenjang pendidikan SLTA di Kota Solok E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pendidikan gratis pada jenjang pendidikan SLTA di Kota Solok, sehingga menjadi acuan untuk melaksanakan kebijakan pendidikan gratis pada tngkat SLTA di Kota Solok F. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk khazanah keilmuan baik bagi penulis maupun bagi pembaca, sekaligus bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan sekaligus sebagai acuan untuk kebijakan pendidikan gratis pada jenjang pendidikan SLTA. G. Kajian Pustaka 1. Konsep Pendidikan Gratis Sejak tahun 2009 pemerintah memutuskan untuk memenuhi ketentuan UUD 1945 pasal 31 tentang alokasi APBN untuk pendidikan sebesar 20 %, dengan alokasi anggaran itu akan terlaksana pendidikan tanpa memungut biaya dari orang tua siswa melalui penyediaan dana Bantuan Operasional( BOS), disamping itu tersedia anggaran menaikan pendapatn, kesejahteraan guru. Dana BOS yang diterima sekolah wajib digunakan untuk pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru, sumbangan pembiayaan endidikan (SPP), pembelian buku teks pelajaran, biaya ulangan harian dan ujian serta biaya perawatan operasional sekolah. Dengan adanya dana BOS ini beban orang tua dalam bentuk iyuran sekolah sudah dapat dikurangi, walaupun tidak menutup emungkinan

4 masih terdapat biaya-biasa lain yang harus ditanggung orang tua siswa untuk kelancaran kegiatan pembelajaran. Realita ini banyak terjadi di daerah-daerah dimana sebagian sudah melaksanakan kegiatan program pendidikan gratis yang sebenarnya sepenuhnya gratis. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam melaksanakan pendidikan gratis antara lain: a. Penyadaran publik b. Peningkatan persentase alokasi dana pendidikan c. Penyaringan investor asing d. Program pengabdian masyarakat e. Subsidi silang masyarakat kelas atas f. Pembekalan pemuda untuk menjadi guru sosial 2. Konsep Persepsi Persepsi pada hakikatnya adalah penilaian seseorang terhadap objek tertentu. Menurut Young ( 1956) persepsi merupakan ativitas mengindra, mengintegrasikan dan memberikan penilaian pada objek-objek fisik maupun objek sosial, dan penginderaan tersebut tergantung pada stimulus fisik dan stimulus sosial yang ada dilingkungannya. Sensasi-sensasi dari lingkungan akan diolah bersama-sama dengan hal-hal yang telah dipelajari berupa harapan-harapan, nilai-nilai, sikap-sikap, ingatan dan lainnya. Menurut Walgito (1981) persepsi merupakan proses psikologis dan hasil dari penginderaan serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga membentuk proses berfikir. Dengan arti kata persepsi adalah proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat merasakan dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan informasi yang diterima. Kotler (2000) menjelaskan bahwa persepsi adalah proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasi masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Mangkunegara (Dalam Ariandita: 2003) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti atau makna terhadap lingkungan

5 Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan yaitu sebagai proses dimanaondividu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan, Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa persepsi adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan bertindak. Leavitt dalam Rosyadi (2001) membedakan persepsi menjadi dua pandangan yaitu pandangan secara sempit dan luas. Pandangan secara secara sempit mengartikan persepsi sebagai penglihatan, bagaimana seseorang melihat sesuatu, sedangkan secara luas mengartikan persepsi bagaimana seseorang memandang dan melihat atau mengartikan sesuatu. Dari berbagai pendapat di atas dapat dipahami bahwa persepsi adalah suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman yang ada kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang berarti. 3. Proses Persepsi Alport (dalam Mar at : 1991) mengatakan proses persepsi merupakan suatu proses kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala dan pengetahuan individu. Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek yang ditangkap panca indera, sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu dan akhirnya komponen individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban berupa sikap, tingkah laku individu terhadap objek yang ada. Berdasarkan pendapat di atas bahwa proses persepsi dilakukan melalui tiga tahap yaitu: a. Tahap penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus sosial melalui alat indera manusia dalam proses ini mencakup pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada b. Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta pengorganisasi informasi c. Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala serta pengetahuan individu. H. Kerangka Pemikiran Penelitian

6 Kerangka berfikir penulisan ini diawali dari masih banyaknya anak usia pendidikan menengah yang belum mampu melanjutkan pendidikan, kalaupun sudah berada pada posisi sedang melanjutkan pendidikan dikhawatirkan mereka masih terancam tidak mampu menyelesaikan pendidikan menengah dengan hasil yang baik. Melalui penelitian ini dapat terkumpul data dan informasi untuk menjawab pertanyaan : Bagaimana persepsi masyarakat dan komponen penyelenggaraan pendidikan tentang pendidikan gratis pada tingkat menengah Data dan informasi akan diperoleh melalui penggunaan berbagai instrumen dainataranya angket, wawancara dan focus group discussion, semua instrumen tersebut akan digunakan untuk mendapatkan data tentang persepsi masyarakat dan berbagai komponen penyelenggara pendidikan kemungkinan dilaksanakan pendidikan gratis bagi siswa pada tingkat menengah. Diharapkan temuan ini dapat merumuskan rekomendasi yang dapat diusulkan pada pemerintah Kota Solok dalam penentuan kebijakan dalam rangka memajukan pendidikan terutama di Kota Solok. G. Metode Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Solok dengan objek siswa tamatan SLTP dan orang tua siswa yang akan melanjutkan pendidikan anaknya pada tingkat SLTA yang ada di Kota Solok. Penelitian ini dilaksanakan buloan Oktober sampai Nopember Disain Penelitian Penelitian ini menggunakan disain penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Menurut Gay (1987:19) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data bertujuan untuk menguji hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan yang terkait dengan kondisi yang sebenarnya tentang suatu objek penelitian, penelitian deskriptif melaporkan hasilnya sebagaimana adanya.. Disain deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data tentang bagaimana penilaian masyarakat tentang pendidikan gratis pada tingkat SLTA Negeri Kota Solok 3.Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

7 a. Orang tua siswa lulusan SLTP tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 1099 orang b. Seluruh guru SLTA di Kota Solok berjumlah 680 c. Kepala Sekolah SLTA berjumlah 7 orang 2. Sampel Sampel penelitian diambil secara random sampling untuk populasi orang tua siswa dan guru dengan mengacu kepada pendapat Sudjana (1989:96) apabila populasi sekitar 100 orang maka menarik sampel % sudah cukup memadai, maka dalam penelitian ini akan diambil 10 % dari masing-masing komponen dan diambil secara acak kecuali untuk populasi kepala sekolah, populasi diambil secara keseluruhan. Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini untuk orang tua siswa lulusan SLTP tahun ajaran 2011/2012 yang melanjutkan pendidikan pada tingkat SLTA berjumlah 110 orang, untuk guru berjumlah 68 orang dan 7 orang kepala sekolah. 4. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen dalam bentuk angket yang disebarkan kepada seluruh responden dan angket tertutup dengan indikator-indikator yang terkait persepsi masyarakat. Bentuk data dalam penelitian ini adalah skor rata-rata dari angket tertutup berupa ungkapan tentang persepsi terhadap pelaksanaan pendidikan gratis pada tingkat SLTA Negeri di Kota Solok. 5. Analisa data Data yang telah terkumpul secara kuantitatif dari angket yang telah disebarkan terhadap responden diolah dengan menggunakan skala likert untuk melihat berapa tingkat rata-rata dan pesentase persepsi dari responden. 6. Temuan dan Pembahasan a. Temuan dan deskripsi data Dari 110 orang responden ang berasal dari orang tua siswa yang akan melanjutkan pendidikan pada tingkat SLTA dan 63 orang guru dapat dilihat pada tabel dibawah ini: 1). Persepsi orang tua siswa terhadap pendidikan gratis pada tingkat SLTA Tabel 1 : Rata-rata skor persepsi 110 orang tua terhadap pendidikan gratis pada tingkat SLTA Negeri No Nomor Item Jumlah Skor Rata-Rata Skor

8 , , , , , , , , , , , , , , , , , ,15 Total ,23 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk setiap item persepsi orang tua terhadap pendidikan gratis pada tingkat SLTA berasal dari pengalamannya yang anaknya mendapatkan pendidikan gratis pada tingkat SLTP, orang tua siswa setuju bahwa pendidikan gratis telah membuatnya terbantu dalam pembiayaan sekolah anak-anaknya, sehingga mereka mengalihkan penggunaan dana yang seharusnya untuk iyuran bulanan dan membeli buku pegangan anak kepada pemenuhan keperluan lainnya bahkan mereka dapat menabung untuk keperluan kuliah anaknya. Orang tua siswa juga setuju bahwa pendidikan gratis telah dapat menciptakan hubungan yang harmonis antara orang tua/masyarakat dengan pihak sekolah karena tidak ada lagi pembcaraan menyangkut uang sekolah, mereka juga setuju bahwa dengan adanya pndidikan gratis anak-anak mereka selalu mengerjakan yang didiberikan sekolah kepadanya tepat waktu, anak-anak mereka mentaati peraturan sekolah dan selalu mempersiapkan diri belajar di rumah, semakin bertambahnya kesadaran anak belajar dirumah. Berdasarkan temuan di atas dapat dipahami bahwa diperhatikan anak dalam pendidikannya oleh orang tua dan pemerintah akan semakin meningkat kesadaran pada diri siswa tersebut untuk lebih baik. 2). Persepsi Guru terhadap pendidikan Gratis pada tingkat SLTA

9 Tabel 2 : Rata-rata skor persepsi 63 orang guru terhadap pendidikan gratis pada tingkat SLTA Negeri No Indikator Nomor item Jumlah Skor Rata-Rata Skor setiap Indikator 1. Pelaksanaan PBM I (1-7) ,91 2 Ketersediaan sumber II (1-4) 723 2,74 belajar, sarana prasarana 3 Motivasi Belajar Siswa III ( 1-5) 893 2,71 4 Hasil Belajar IV ( 1-6) 963 2,43 5 Faktor ekonomi V ( 1-7) ,64 6 Kepuasan emosional VI (1-3) 603 3,00 Total ,72 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk setiap indikator persepsi guru SLTA terhadap pendidikan gratis di SLTA diperoleh dengan skor yang bervariasi, dari rata-rata skor yang diperoleh terlihat bahwa dalam indikator proses belajar mengajar guru dengan rata-rata 2,91 setuju dan berharap dengan adanya pendidikan gratis di SLTA siswa akan mempersiapkan diri dengan sepenuh hati dan mengerjakan tugas tepat waktu. Pada indikator ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran guru dengan rata-rata skor 2,74 juga setuju bahwa dengan adanya pendidikan gratis di SLTA kelengkapan sarana dan prasarana belajar akan dapat dilengkapi oleh sekolah dan pemerintah. Pada indikator hasil belajar siswa, guru dengan rata-rata skor 2,43 setuju dan berharap bahwa dengan adanya pendidikan gratis hasil belajar siswa akan meningkat. Indikator ekonomi, guru dengan rata-rata 2,64 setuju dan berharap bahwa dengan adanya pendidikan gratis pada tingkat SLTA tidak perlu lagi adanya rapat dengan orang tua sehubungan dengan masalah keuangan sehingga hubungan guru dan orang tua akan semakin harmonis. Guru juga setuju bahwa dengan adanya pendidikan gratis pada tingkat SLTA siswa yang berasal dari ekonomi lemah akan mendapat kesempatan dan perlakuan yang sama dengan siswa yang berasal dari ekonomi mampu. Pada indikator kepuasan emosional guru dengan rata-rata skor 3,00 setuju dan berharap bahwa dengan adanya pendidikan gratis guru merasa senang karena merasa bahwa keluarga kurang mampu dapat terbantu.

10 Secara kesluruhan dengan rata-rata skor seluruh indikator angket persepsi yang didistribusikan kepada guru SLTA yaitu 2,72 dapat disimpulkan bahwa guru setuju dengan adanya pendidikn gratis pada tingkat SLTA berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan pada pemberian pendidikan gratis pada siswa SLTP. 3). Persepsi Kepala Sekolah terhadap pendidikan gratis pada tingkat SLTA Dari 32 item angket yang tersebar dalam 6 indikator persepsi yang telah didistribusi kepada 7 orang kepala sekolah SLTA tentang pendidikan gratis di SLTA, skor dan rata-rata skor item tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3: Rata-rata Skor persepsi kepala sekolah tentang pendidikan gratis pada tingkat SLTA di Kota Solok No Indikator Nomor item Jumlah Skor Rata-Rata Skor setiap Indikator 1. Pelaksanaan PBM ,53 2 Ketersediaan sumber ,79 belajar, sarana prasarana 3 Motivasi Belajar Siswa ,54 4 Hasil Belajar ,19 5 Faktor ekonomi ,67 6 Kepuasan emosional ,52 Total 567 2,53 Berdasarkan tabel di atas bahwa untuk setiap indikator persepsi kepala sekolah SLTA terhadap pendidikan gratis di SLTA diperoleh dengan skor bervariasi. Dari rata-rata skor yang diperoleh terlihat bahwa dalam indikator proses pembelajaran rata-rata skor 2,53 setuju dan berharap dengan adanya pendidikan gratis di SLTA siswa akan mempersiapkan diri untuk belajar dengan sepenuh hati dan mengerjakan tugas tepat waktu. Pada indikator ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran dengan ratarata 2,79 kepala sekolah juga setuju bahwa dengan adanya pendidikan gratis pada tingkat SLTA kelengkapan dan sarana prasarana belajar dapat dilengkapi oleh sekolah dan pemerintah, sehingga orang tua siswa tidak ikut memikirkannya. Pada indikator motivasi belajar siswa dengan rata-rata skor 2,54 kepala sekolah juga setuju dan berharap bahwa dengan adnya pendidikan gratis di SLTA motivasi belajar siswa tidak menurun, siswa dapat mengerjakan dan mengumpulkan ntugas tepat waktu, siswa mempunyai motivasi yang baik untuk

11 mengikuti peraturan sekolah dan memanfaatkan perpustakaan sekolah dan mengikuti berbagai lomba yang ada. Pada indikator hasil belajar dengan rata-rata 2,19 kepala sekolah setuju dengan pendidikan gratis dan berharap bahwa dengan pendidikan gratis hasil belajar siswa akan meningkat demikian juga prestasi siswa dalam bidang ekstrakurikuler. Indikator ekonomi dengan rata-rata skor 2,67 kepala sekolah setuju dan berharap bahwa dengan adanya pendidikan gratis di SLTA tidak perlu ada rapat dengan orang tua siswa sehubungan dengan masalah keuangan, musyawarah dilakukan dengan orang tua siswa bisa membicarakan masalah lain yang tidak berkaitan dengan keuangan dan siswa yang memiliki ekonomi lemah mendapat perlakuan yang sama dengan siswa yang berkemampuan. Selanjutnya pada indikator kepuasan emosional dengan rata-rata skor 2,52 kepala sekolah juga setuju dan berharap bahwa dengan adanya pendidikan gratis keluarga kurang mampu dapat terbantu dan adanya pemerataan untuk mendapatkan pendidikan. Secara keseluruhan dengan rata-rata skor angket persepsi yang didistribusikan kepada kepala sekolah SLTA yaitu 2,53 dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah setuju dengan adanya pendidikan gratis bagi siswa SLTA 4). Persepsi orang tua siswa, guru dan kepala sekolah terhadap pendidikan gratis di SLTA Secara keseluruhan persepsi orang tua siswa, guru dan kepala sekolah tentang pendidikan gratsi di SLTA dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4: Rata-rata skor angket persepsi orang tua siswa, guru dan kepala sekolah terhadap pendidikan gratis di SLTA No Responden Jumlah Angket Rata-rata Skor 1. Orang tua Siswa 110 3,09 2 Guru SLTA 63 2,72 3 Kepala Sekolah 7 2,53 Jumlah 180 2,94 Dari tabel di atas dapat dilihat secara terpisah persepsi orang tua terhadap pendidikan gratis di SLTA yaitu 3,09, guru sebesar 2,72 dan kepala sekolah sebesar 2,53 dan secara bersama-sama sebesar 2,94 b. Pembahasan

12 Berdasarkan skor rata-rata persepsi orang tua siswa terhadap pendidikan gratis di SLTA dari setiap angket yang didistribusikan ditemukan bahwa tingkat kesetujuan orang tua siswa terhadap pelaksanaan pendidikan gratis di SLTA dapat dilihat dari persentase jumlah orang tua siswa sebagai berikut: 1). Jumlah orang tua siswa yang sangat setuju (SS): 60,90 % yang mengatakan setuju 24,54 %, tidak setuju 14,545% 2) Jumlah guru SLTA yang menyatakan sangat setuju 46,03 %, menyatakan setuju 46,03 % dan menyatakan tidak setuju 7,93% 3). Jumlah persentase kepala sekolah yang menyatakan sangat setuju 14,29 %, menyatakan setuju 71,43 % dan menyatakan tidak setuju 14,29% 8. Kesimpulan Berdasarkan temuan di atas dapat disimpulkan bahwa orang tua siswa, guru dan kepala sekolah memberikan penilaian yang positif terhadap diberlakukannya pendidikan gratis di SLTA Kota Solok, hal ini karena mereka terbantu terutama dalam bidang ekonomi untuk pembiayaan pendidikan anaknya, dengan adanya pendidikan gratis di SLTA ternyata membuat siswa memiliki kesadaran yang baik untuk belajar, menyelesaikan tugas tepat waktu dan mematuhi peraturan sekolah. 9. Saran Kepada orang tua siswa meskipun pendidikan gratis namun tetap meningkatkan kepeduliannya terhadap pelaksanaan pendidikan anak-anaknya, kepada guru tetap meningkatkan kinerjanya, yang paling penting kepada pemerintah Kota Solok kiranya membuat kebijakan pendidikan gratis pada tingkat SLTA di Kota Solok, karena sangat membantu orang tua siswa yang memiliki ekonomi lemah sehingga akan terjadi pemerataan dalam bidang pendidikan. 10. Referensi Ananda Rizki Yulia.2007.Pencerdasan Anak Bangsa Melalui Pendidikan Gratis. Bangkabelitung: Program Studi Agroteknologi Pertanian. Fakultas pertanian, Perikanan dan Biologi. Universitas Bangka Belitung. Arindita,S Hubungan antara Persepsi Kualitas pelayanan dan citra Bank dengan Loyalitas Nasabah. Skripsi. Surakarta: Fakultas Psikologi UMS Fatah, Nanang Studi tentang pembiayaan Sekolah Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

13 Hamka Muhammad Hubungan antara persepsi terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi berprestasi. Skripsi. Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Ma,rat Sikap Manusia: Perubahan serta pengukurannya. Jakarta: Ghalia Indonesia Sudjana. Nana Penelitian dan Penilian Pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. Pendidikan merupakan wahana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, agar kelak nantinya berguna bagi dirinya dan masyarakat umumnya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, agar kelak nantinya berguna bagi dirinya dan masyarakat umumnya. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu alat mengubah pola pikir seseorang untuk lebih maju lagi, berfungsi mengembangkan potensi manusia dan mengembangkan peradaban suatu bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor ketersediaan jaminan mutu oleh penyelenggara pendidikan. Peran pendidikan dalam membangun terciptanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODUL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PURWANTORO TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di

BAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini Pemerintah Indonesia telah menjadikan investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan mengalokasikan persentase yang lebih

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DARI SEGI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU MATEMATIKA SMA SE-KABUPATEN PURWOREJO

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DARI SEGI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU MATEMATIKA SMA SE-KABUPATEN PURWOREJO IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DARI SEGI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU MATEMATIKA SMA SE-KABUPATEN PURWOREJO Siti Maisyaroh, Mujiyem Sapti, Isnaeni Maryam Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia khususnya dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang. dalam pembangunan bangsa dan karakter.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang. dalam pembangunan bangsa dan karakter. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar serta proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya kesadaran manusia tentang pentingnya pendidikan maka di zaman saat ini, negara kita mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam mencerdaskan kehidupan dan untuk memajukan kesejahteraan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosiospritual

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-psiko-sosiospritual BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Lokakarya Nasional tentang keperawatan yang dilaksanakan di Jakarta pada bulan januari 1983, telah ditetapkan pengertian keperawatan sebagai suatu bentuk pelayanan

Lebih terperinci

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PENGARUH PERSEPSI MENGENAI HAK DAN KEWAJIBAN MAHASISWA DAN MOTIVASI MENGIKUTI PERKULIAHAN TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN AKADEMIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembukaan UUD 45 mengamanatkan Pemerintah Negara Republik Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum,

Lebih terperinci

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada abad XXI yang dikenal sebagai abad informasi, teknologi, komunikasi, dan globalisasi di mana persaingan antar bangsa semakin ketat, dibutuhkan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : PENGARUH MINAT BACA DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KALIWIRO KABUPATEN WONOSOBO TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan, tidak hanya bagi perkembangan dan perwujudan diri individu tetapi juga bagi pembangunan suatu bangsa dan negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pendidikan sebagai hak asasi manusia telah dilindungi oleh undangundang dan hukum, sehingga setiap individu memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang

Lebih terperinci

Marina Tri Handhani. Universitas Sebelas Maret Surakarta

Marina Tri Handhani. Universitas Sebelas Maret Surakarta PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS DI SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 Marina Tri Handhani Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu ilmu yang mendidik yang harus ada dan dimiliki setiap manusia, agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting untuk menunjang kemajuan suatu bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari penyelenggaraan pendidikan yang diadakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber Daya Manusia yang memiliki standar mutu profesional tertentu

Lebih terperinci

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG Desi Kurnia Ningsih 1 Erianjoni, M.Si 2 Erningsih, S.Sos 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup di tengah masyarakat, apalagi di perkembangan zaman yang menuntut perubahan dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal 4 menjelaskan pula bahwa. warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal 4 menjelaskan pula bahwa. warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan paradigma masyarakat terhadap pendidikan yang semakin kuat mengarah pada pendidikan sebagai investasi kini telah mengkondisikan semua sektor pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh: PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI LEARNING START WITH A QUESTION (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIIIC SMP Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran

Lebih terperinci

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A PENGARUH KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

DAMPAK TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, KESEMPATAN BELAJAR DAN AKTIVITAS BERORGANISASI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP KECAMATAN BLORA

DAMPAK TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, KESEMPATAN BELAJAR DAN AKTIVITAS BERORGANISASI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP KECAMATAN BLORA DAMPAK TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, KESEMPATAN BELAJAR DAN AKTIVITAS BERORGANISASI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP KECAMATAN BLORA TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan tanggung jawab utama pendidikan tinggi adalah menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan tanggung jawab utama pendidikan tinggi adalah menyiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik untuk siap

Lebih terperinci

Dhoni Aprianto, A , Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012.

Dhoni Aprianto, A , Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012. NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 1 TAHUN AKADEMIK 2009/2010 PROGRAM

Lebih terperinci

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting di dalam peningkatan kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting di dalam peningkatan kualitas sumber 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting di dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, kemajuan suatu negara sangat erat hubungannya dengan tingkat pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI (Penelitian dan Pengembangan pada Mata Pelajaran Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya 1 1.1 Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Dengan pendidikan yang bermutu kita bisa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Bekalang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan kemampuan individu. Melalui pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya pendidikan merupakan hak dasar bagi setiap warga Negara Indonesia untuk dapat menikmatinya. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia

Lebih terperinci

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH AKUNTANSI BIAYA II MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UMS ANGKATAN 2012

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH AKUNTANSI BIAYA II MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UMS ANGKATAN 2012 PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH AKUNTANSI BIAYA II MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UMS ANGKATAN 2012 Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program

Lebih terperinci

ANALISIS UNDANG-UNDANG SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN Oleh. I Kadek Arta Jaya, S.Ag.,M.Pd.H

ANALISIS UNDANG-UNDANG SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN Oleh. I Kadek Arta Jaya, S.Ag.,M.Pd.H ANALISIS UNDANG-UNDANG SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN 2003 Oleh I Kadek Arta Jaya, S.Ag.,M.Pd.H I. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dan yang paling pokok dalam menentukan kemajuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang mencetak tenaga kerja mempunyai tanggung jawab dalam

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang mencetak tenaga kerja mempunyai tanggung jawab dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, oleh karena itu dibutuhkan tenaga - tenaga kerja yang terampil dan profesional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan merupakan hal penting yang dibutuhkan oleh masyarakat, terutama anak anak. Pendidikan merupakan faktor penting untuk menambah wawasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan perkembangan era globalisasi sekarang ini diperlukan upaya yang signifikan khususnya bagi generasi penerus sebab akan membawa dampak kemajuan diberbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang, karena pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk kehidupan setiap manusia. Dengan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan jaman yang semakin maju dibidang ilmu maupun teknologi akan membawa dampak kemajuan diberbagai bidang kehidupan, oleh karena itu diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan bagian yang penting dalam kehidupan manusia karena dalam kehidupannya manusia senantiasa berada dalam proses belajar. Menurut Winkel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya efisiensinya berarti rendah.

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya efisiensinya berarti rendah. BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu system pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan dari pendidikan nasional. Dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilham Taufik Effendi, 2015 PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Ilham Taufik Effendi, 2015 PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR 1 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah investasi Sumber Daya Manusia (SDM) jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan hidup manusia di dunia. Oleh sebab itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengarah pada perbaikan sistem pendidikan.. Usaha tersebut mesti. dilakukan demi menciptakan generasi masa depan berkarakter, yang

BAB I PENDAHULUAN. mengarah pada perbaikan sistem pendidikan.. Usaha tersebut mesti. dilakukan demi menciptakan generasi masa depan berkarakter, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Penulis tidak bisa pungkiri bahwa perubahan kurikulum selalu mengarah pada perbaikan sistem pendidikan.. Usaha tersebut mesti dilakukan demi menciptakan generasi

Lebih terperinci

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Hubungan antara kreativitas dan persepsi peluang kerja dengan minat berwirausaha pada siswa kelas XI SMK Batik 2 Surakarta tahun diklat 2006/2007 Oleh : Sri Admawati K7403187 BAB I PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi majunya sumber daya manusia, agar terbentuk generasi generasi masa depan yang lebih baik. Proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal penting untuk menentukan maju mundurnya suatu bangsa karena kemajuan suatu bangsa juga didukung oleh sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara adil dan makmur, maka diperlukan suatu pendidikan. Hal ini. ditegaskan pada pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. secara adil dan makmur, maka diperlukan suatu pendidikan. Hal ini. ditegaskan pada pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guna mewujudkan cita-cita kehidupan berbangsa seluruh Indonesia secara adil dan makmur, maka diperlukan suatu pendidikan. Hal ini ditegaskan pada pembukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:

Lebih terperinci

Pendidikan berperan menciptakan kehidupan manusia yang berkualitas dari berbagai aspek baik pendidikan formal maupun non formal.

Pendidikan berperan menciptakan kehidupan manusia yang berkualitas dari berbagai aspek baik pendidikan formal maupun non formal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana utama untuk mengembangkan sumber daya manusia baik secara individu maupun bersama-sama bertanggung jawab untuk mewujudkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kebodohan dan kemiskinan. Hal ini Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. dari kebodohan dan kemiskinan. Hal ini Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja untuk membebaskan manusia dari keterbelakangan, melainkan juga dari kebodohan

Lebih terperinci

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia ketertinggalan dari segala aspek kehidupan dan menyelesaikan perubahan global serta perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat indonesia. Pembangunan yang dimaksud disini adalah pembangunan

Lebih terperinci

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berdasar kepada Pancasila dan UUD 1945 ditujukan untuk meningkatkan kecerdasan, harkat dan martabat bangsa Indonesia. Sarjono dalam Yetty Sarjono

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi 0 PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PROPORSI WAKTU BELAJAR DAN MINAT BACA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 14 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa maju pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa maju pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa maju pendidikan yang dimiliki. Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan pokok dalam membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program pembangunan nasional, karena pendidikan memegang peranan penting dalam mewujudkan pembangunan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kanca internasional. Perubahan kurikulum sudah dimulai sejak awal kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. kanca internasional. Perubahan kurikulum sudah dimulai sejak awal kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN Pada bab 1 pendahuluan ini akan dibahas secara sistematis mengenai Latar Belakang, Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian. 1.1 Latar Belakang Perkembangan kurikulum di Indonesia dari masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Regulasi utama dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia adalah Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang RI

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE PEMBELAJARAN TEAM TEACHING TERHADAP MOTIVASI PENYELESAIN TUGAS GAMBAR TEKNIK

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE PEMBELAJARAN TEAM TEACHING TERHADAP MOTIVASI PENYELESAIN TUGAS GAMBAR TEKNIK 16 HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE PEMBELAJARAN TEAM TEACHING TERHADAP MOTIVASI PENYELESAIN TUGAS GAMBAR TEKNIK Amin Solihin 1, Ono Wiharna 2, Mumu Komaro 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012 PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012 Naskah Publikasi Disusun oleh YULIYATUN A 210 080 090

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut saling berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pendidikan yang semakin luas di era modern saat ini, menuntut adanya Sumber Daya Manusia yang berkualitas, sehingga mendorong timbulnya kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ditengah perkembangan era globalisasi saat ini, kebutuhan akan sumber daya manusia yang berkarakter, berkompetensi, berintegritas, dan bermental jujur sangatlah

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTER PESERTA DIDIK KELAS V PADA PEMBELAJARAN PENJASKES DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SEKARBELA.

ANALISIS KARAKTER PESERTA DIDIK KELAS V PADA PEMBELAJARAN PENJASKES DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SEKARBELA. ANALISIS KARAKTER PESERTA DIDIK KELAS V PADA PEMBELAJARAN PENJASKES DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SEKARBELA Arif Yanuar Musrifin 1 ; Andi Anshari Bausad 2 1,2 Pendidikan Olahraga dan Kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maju sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maju sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maju sangat pesat, manusia memerlukan pendidikan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran yang menjadikan seseorang mengerti atas suatu hal yang mana sebelumnya seseorang tersebut belum mengerti. Pendidikan

Lebih terperinci

STUDI KORELASI ANTARA FASILITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SD NEGERI SONOREJO TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

STUDI KORELASI ANTARA FASILITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SD NEGERI SONOREJO TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI STUDI KORELASI ANTARA FASILITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SD NEGERI SONOREJO TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Oleh: ISFA HAYYULBATHIN A510110230 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan. Pendidikan mempunyai peran penting dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu bangsa. Suatu bangsa melalui pendidikan dapat melestarikan dan mengembangkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Perkembangan jaman telah berdampak pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dimana perkembangan ini telah membawa perubahan dalam kehidupan manusia.

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : LINDA FITRIA / 2011

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : LINDA FITRIA / 2011 PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PEMBINAAN KEGIATAN PENGENALAN KAMPUS MAHASISWA BARU (PKMB) OLEH PANITIA DI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. Untuk mewujudkan sumber daya yang berkualitas maka

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. Untuk mewujudkan sumber daya yang berkualitas maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusianya. Untuk mewujudkan sumber daya yang berkualitas maka diperlukan suatu tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup, pendidikan merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi

Lebih terperinci

ERFIANA RESTYA RAHMAWATI A

ERFIANA RESTYA RAHMAWATI A PENGARUH MINAT BELAJAR DAN METODE MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI MATA PELAJARAN EKONOMI SEKOLAH MENENGAH ATAS MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL PUBLIKASI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KREATIVITAS SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI JURUSAN IPS SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karna itu dari waktu ke waktu selalu dilakukan usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran yang penting untuk membangun generasi muda yang dapat diandalkan,dapat berguna untuk nusa dan bangsa. Sistem pendidikan yang baik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, pendidikan anak usia dini sebagai langkah menuju pendidikan dasar dan ditetapkan bahwa

Lebih terperinci