EFEK PENJAHITAN TENDON DENGAN TEHNIK BUNNELL DAN TEHNIK UNHAS TERHADAP VASKULARISASI TENDON
|
|
- Devi Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EFEK PENJAHITAN TENDON DENGAN TEHNIK BUNNELL DAN TEHNIK UNHAS TERHADAP VASKULARISASI TENDON EFFECT OF BUNNELL SUTURE AND UNHAS SUTURE TO TENDON VASCULARIZATION ¹P. Marwita,² M. Ruksal Saleh, ³Henry Yurianto ¹ Bagian Ortopedi Dan traumatologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanauddin ² Bagian Ortopedi Dan Traumatologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin ³Bagian Ortopedi Dan Traumatologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin Alamat Korespondensi P. Marwita Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar, HP:
2 Abstrak Efek Penjahitan Tendon dengan Tehnik Bunnell dan Tehnik Unhas terhadap Vaskularisasi Tendon (dibimbing oleh Henry Yurianto dan M. Ruksal Saleh). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui vaskularisasi tendon pasca penjahitan dengan metode Bunnell dan metode Unhas. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan metode randomized control group design terhadap tigabelas ekor ayam jantan Gallus domesticus - yang dilakukan pemotongan dan penjahitan tendon fleksor pada jari ketiga - dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok A dengan tehnik Bunnell, kelompok B dengan tehnik Unhas, kelompok C tanpa perlakuan. Hasil penjahitan dinilai secara histologis. Vaskularisasi tendon pasca penjahitan dinilai dengan memasukkan kontras dan membuatnya transparan di bawah mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna (p<0,005) antara rata-rata tendon yang vaskularisasinya terganggu pasca penjahitan tehnik Bunnell dibandingkan dengan tehnik Unhas. Tehnik Unhas lebih unggul dalam hal preservasi vaskularisasi tendon dibandingkan tehnik Bunnel Kata Kunci : Vaskularisasi tendon, tehnik Bunnell, tehnik Unhas Abstract This research aim is to evaluate tendon vascularization after suturing it using Bunnell method and Unhas method. This research is experimental study with randomized control group design to thirteen mature male Gallus domesticus chickens which is third digit flexor tendon is cut and sutured are divided into 3 groups. Group A is using Bunnell method, group B is using Unhas method, and group C is a control group. Histology examination is conducted to evaluate the tendon after repairing. After suturing vascularization is evaluated by injecting Indian ink. There is a significant difference (p<0.005) between mean scores of interfering tendon vascularization after Bunnell suture and Unhas suture. Unhas suture more superior to the Bunnell suture in preserving tendon vascularization. Keywords: Tendon vascularization, Bunnell suture, Unhas suture
3 PENDAHULUAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental (experimental study), randomized post test control group design untuk mengetahui efek penjahitan tendon terhadap vaskularisasi tendon pada hewan coba ayam (Gallus domesticus). Kasus ruptur tendon sering kita jumpai dalam keseharian kita di unit gawat darurat. Hal ini merupakan tantangan bagi ahli ortopedi untuk melahirkan tehnik-tehnik operasi (jahitan) baru yang dapat diandalkan cukup kuat, tidak mengganggu proses gerak pada saat mobilisasi-dini sederhana dan mudah diaplikasikan dalam waktu operasi yang singkat. (Baskies MA, Tuckman DV. 2008). Proses penyembuhan tendon merupakan kombinasi faktor intrinsik dan ekstrinsik. Pembuluh darah sebagai pembawa nutrisi merupakan bagian penting dari proses penyembuhan. Terganggunya vaskularisasi tendon - akibat cedera itu sendiri maupun iatrogenik sebagai komplikasi dari tehnik penjahitan - akan mempengaruhi proses penyembuhan tendon. Bermacam-macam tehnik penjahitan tendon telah dikenal secara luas dengan hasilnya yang beragam pula. Di institusi kami, telah dikembangkan tehnik penjahitan baru pada kasus ruptur tendon, yaitu tehnik Unhas, yang secara klinis hasilnya memuaskan. Kami telah menguji tehnik ini secara biomekanik, kekuatannya pasca penjahitan dan pembentukan gap formation yang terjadi pada penyembuhan tendon, (Benjamin M, Kaiser E, Milz S. 2008). Tehnik Unhas diyakini cukup kuat menahan gerakan mobilisasi-dini dan kurang mengganggu vaskularisasi tendon. Pada penelitian ini, kami ingin mengetahui efek tehnik Unhas ini dibandingkan dengan tehnik lain yang sudah umum, yaitu tehnik Bunnell melalui percobaan in vitro terhadap vaskularisasi tendon. Tujuan dari penjahitan tendon adalah aproksimasi ujung-ujung tendon yang ruptur dengan sedemikian rupa sehingga memberi kesempatan proses penyembuhan terjadi. Jahitan harus cukup kuat untuk menahan gerakan pada saat mobilisasi-dini tanpa merusak struktur jaringan di dalam tendon yang dapat menghambat terjadinya proses penyembuhan itu sendiri. (Fenwick SA, 2002). Enam karakteristik penjahitan tendon yang ideal menurut Strickland adalah, jahitan mudah ditempatkan, simpulnya kokoh, ujung-ujung tendon bertemu dengan baik, celah antar ujung tendon minimal, vaskularisasi tendon yang terganggu minimal, cukup kuat untuk menahan gerakan mobilisasi-dini.
4 BAHAN DAN METODE Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Animal Laboratorium FK Unhas. Sampel diuji di laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Penelitian dimulai pada bulan Maret 2012 dan telah mendapat persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan FK Unhas dengan nomor: 0276/H /PP36-KOMETIK/2012. Variabel Variabel bebas: tehnik penjahitan tendon metode Bunnell, tehnik penjahitan metode Unhas. Variabel tergantung: vaskularisasi tendon. Variabel perantara: penjahitan tendon pasca trauma. POPULASI DAN SAMPEL Populasi penelitian adalah ayam jantan Gallus domesticus dengan berat minimal 1500 gram dan usia 4-7 bulan. Sampel dipilih melalui cara randomized sampling dan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok penjahitan tendon dengan tehnik Bunnell, kelompok penjahitan tendon dengan tehnik Unhas dan kelompok kontrol, tanpa perlakuan. Besar Sampel Besar sampel dihitung dengan rumus Federer : (t-1) (n-1) 15, dimana (t) adalah kelompok perlakuan, dan (n) adalah jumlah sampel perkelompok perlakuan.(3-1) (n-1) 15, (n-1) 15/2, n 8,5 Jumlah sampel minimal masing masing kelompok adalah 9 sampel. Alat dan Bahan Pengumpulan Data Mikroskop, Microtome. Buffer formalin 10%. Hematoxylin-eosin Mason-trichome Ethanol 70%, 80%, 96%, 100% Metil salisilat (oil of wintergreen, gandapura) Benzyl benzoat. HASIL PENELITIAN Pada akhir penelitian ini jumlah sampel adalah tujuhbelasbelas ekor ayam. Sampel ini dibagi menjadi tiga kelompok, kelompok A adalah tendon yang dijahit dengan menggunakan tehnik Bunnell, kelompok B adalah tendon yang dijahit dengan menggunakan tehnik Unhas, dan
5 kelompok C adalah kelompok kontrol. Empat sampel dieksklusi karena mati, ruptur arteri femoralis saat pemberian kontras dan preparat rusak saat pewarnaan. Pada tehnik Bunnell didapatkan dua (15%) spesimen yang tidak terganggu vaskularisasinya, sebelas (85%) spesimen terganggu vaskularisasinya. Pada tehnik Unhas didapatkan dua belas (92%) spesimen yang tidak terganggu vaskularisasinya, satu (8%) spesimen terganggu vaskularisasinya. Tehnik penjahitan tendon dengan metode Bunnell mempunyai rata-rata (mean) 1,1538 dengan standar deviasi 0,37553 sedangkan tehnik penjahitan tendon dengan metode Unhas mempunyai rata-rata (mean) 1,9231 dengan standar deviasi 0,277735, sedangkan kontrol mempunyai rata-rata 2,0 dengan standar deviasi 0,00. Analisa statistik dengan menggunakan uji statistik Chi-Square, pada tehnik Bunnell 6,231 dan tehnik Unhas 9,308 dengan hasil tehnik Bunnell 0,013 dan tehnik Unhas 0,002. Berdasarkan analisa uji statistik Chi-Square, hasil uji statistik tehnik Bunnell lebih besar dibandingankan dengan hasil tehnik Unhas, dan hasil uji statistik tehnik Unhas lebih kecil dibandingkan dengan hipotesis (p=0,005). Pada pemeriksaan histologis dengan menggunakan pewarnaan Hematoxylin-eosin, pada tendon normal tampak sel tendon berbentuk spindle; pada kedua kelompok tendon pasca penjahitan didapatkan sel tendon berbentuk spindle pada potongan melintang disertai pembentukan kolagen yang matur dan sel-sel limfosit sebagai tanda proses tendon healing, ). Pada potongan longitudinal, dengan pembesaran 40x, tampak kolagen di antara jaringan tendon, pada tendon ends, dikelilingi sel-sel limfosit. Pada potongan longitudinal, dengan pembesaran 40x, tampak kolagen di antara jaringan tendon dikelilingi proliferasi sel-sel limfosit dan jaringan ikat dan jaringan granulasi yang lebih banyak daripada tehnik Unhas. Tampak gap formation pada sambungan atau ujung-ujung tendon (tendon ends). Pada pemberian kontras, dengan pembesaran 40x, tampak vaskularisasi intratendon pasca penjahitan tehnik Unhas, pembuluh darah utama dan cabang-cabang membentuk jaringan seperti jala (mesenteric system). Pada pemberian kontras, dengan pembesaran 40x, tampak vaskularisasi intratendon sedikit sekali dan hampir tidak kelihatan pada tendon pasca penjahitan tehnik Bunnell.
6 PEMBAHASAN Pada akhir penelitian ini jumlah sampel adalah tigabelas ekor ayam. Sampel ini dibagi menjadi tiga kelompok, kelompok A menggunakan tehnik Bunnell, kelompok B menggunakan tehnik Unhas, dan kelompok C adalah kelompok kontrol. Empat sampel dieksklusi karena mati, ruptur arteri femoralis saat pemberian kontras dan preparat rusak saat pewarnaan. Kemungkinan eksklusi ini terjadi karena kurang familiarnya operator terhadap tehnik pembiusan dan tehnik operatif; tehnik pemrosesan clearing specimen yang bukan merupakan proses rutin menaikkan tingkat kerusakan preparat, (Fenwick SA, Hazleman BL, Riley GP. 2002). Jumlah persentase vaskularisasi yang tidak terganggu pada tehnik Unhas (92%) lebih besar dibandingkan dengan yang menggunakan tehnik Bunnell (15%). Tehnik Unhas mempunyai rata-rata (mean 1,9231 ± 0,27735) yang lebih mendekati nilai kontrol (2,00) dibandingkan dengan rata-rata tehnik Bunnell (mean 1,1538 ± 0,37553). Berdasarkan analisa uji statistik Chi-Square, hasil uji statistik tehnik Bunnell (0,013) lebih besar dibandingankan dengan hasil tehnik Unhas (0,002), dan hasil uji statistik tehnik Unhas lebih kecil dibandingkan dengan hipotesis (p=0,005); sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara tehnik Bunnell dan tehnik Unhas terhadap vaskularisasi tendon. Pada pemeriksaan histologi dengan pewarnaan hematoxylin-eosin pembesaran 40x, tampak kolagen di antara tendon dikelilingi sel-sel limfosit; hal ini menandakan proses penyembuhan alamiah tendon pasca penjahitan. Pada tehnik Bunnell tampak jaringan granulasi dan jaringan ikat yang terbentuk lebih banyak, selain itu tampak pula gap formation pada sambungan tendon. Pada tehnik Unhas jaringan kolagen yang terbentuk lebih tersusun rapi dan tidak tampak banyak jaringan granulasi dan jaringan ikat serta gap formation yang minimal sekali atau bahkan tidak ada. Penilaian vaskularisasi pasca penjahitan dengan menggunakan pemberian kontras Indian Ink menunjukkan pada tehnik Unhas hampir tidak ada gangguan vaskularisasi sedangkan pada tehnik Bunnell, sebaliknya, hampir tidak ada vaskularisasi pada tendon. (Gelberman RH, Chu CR, Williams CS, Seiler JG, Amiel D.1992).
7 Hasil pasca penjahitan yang berbeda ini disebabkan oleh karena tehnik Unhas yang lebih atraumatik menyebabkan jaringan granulasi dan jaringan ikat yang lebih sedikit sehingga kemungkinan timbulnya adhesi dapat dieliminasi. Jaringan granulasi dan jaringan ikat mempunyai kontribusi dalam hal terbentuknya adhesi, yang pada ujungnya menghambat gerakan saat mobilisasi-dini. Selain itu, tehnik Unhas mempunyai simpul pada kedua sisi tendon - yang mencegah jahitan menjadi longgar atau bahkan lepas - sehingga meminimalkan gap formation yang terbentuk. Tehnik Bunnell yang silang-menyilang mempunyai tendensi mengganggu vaskularisasi intratendon. KESIMPULAN Terdapat perbedaan bermakna antara penjahitan dengan menggunakan tehnik Bunnell dan penjahitan dengan menggunakan tehnik Unhas terhadap vaskularisasi tendon. Vaskularisasi tendon pasca penjahitan dengan tehnik Unhas lebih sedikit terganggu dibandingkan dengan menggunakan tehnik Bunnell. Dalam hal preservasi vaskularisasi tendon pasca penjahitan, tehnik Unhas lebih unggul dibandingkan tehnik Bunnell.
8 DAFTAR PUSTAKA Baskies MA, Tuckman DV, Paksima N. (2008) Management of flexor tendon injuries following surgical repair. Bulletin of the NYU Hospital for Joint Diseases 66(1): Benjamin M, Kaiser E, Milz S. (2008). Structure-function relationships in tendons:a review. J. Anat. 212: Fenwick SA, Hazleman BL, Riley GP. (2002). The vasculature and its role in the damaged and healing tendon. Arthritis Res, 4: Gelberman RH, Chu CR, Williams CS, Seiler JG, Amiel D.(1992). Angiogenesis in healing autogenous flexor-tendon grafts. J Bone Joint Surg, 74A: Fenwick SA, Hazleman BL, Riley GP (2002). The vasculature and its role in the damaged and healing tendon. Arthritis Res 4:
9 Mean Std. Deviation N Bunnell 1,1538, Unhas 1,9231, Kontrol 2,0000, Tabel 1. Perbandingan rata-rata dan standar deviasi tehnik Bunnell, tehnik Unhas dan control Bunnell Unhas Chi-Square 6,231 9,308 Df 1 1 Asymp. Sig.,013,002 Tabel 2. Analisa statistik dengan uji Chi-Square
10 Grafik 1. Persentase vaskularisasi terganggu dan tidak pada tehnik Bunnell Grafik 2. Persentase vaskularisasi terganggu dan tidak pada tehnik Unhas Gambar 1. Potongan longitudinal tendon normal
11 Gambar 2. Potongan longitudinal tendon dengan tehnik Unhas Gambar 3. Potongan longitudinal tendon dengan tehnik Bunnell Gambar 4. Vaskularisasi tendon pasca penjahitan tehnik Unhas
12 Gambar 5. Vaskularisasi tendon pasca penjahitan tehnik Bunnell
13
ABSTRAK. PENGARUH BUBUK KULIT TELUR AYAM PETERNAK (Gallus gallus domesticus) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MENCIT Swiss-Webster JANTAN
ABSTRAK PENGARUH BUBUK KULIT TELUR AYAM PETERNAK (Gallus gallus domesticus) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MENCIT Swiss-Webster JANTAN Rahman Abdi Nugraha, 2015. Pembimbing 1 : Harijadi Pramono,
Lebih terperinciBAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan
BAB IV METODE PELAKSANAAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menyangkut bidang ilmu biokimia, ilmu gizi, dan patologi anatomi 4.2 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, desain Post-test control group desain. Postes untuk menganalisis perubahan gambaran histopatologi pada organ
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain pada penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan rancangan percobaan post test only control group design. Pengambilan hewan uji sebagai
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1. Lingkup Tempat Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Negeri Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciPENGARUH PROPOLIS SECARA TOPIKAL TERHADAP FIBROBLAS PASCA LUKA BAKAR PADA MENCIT (MUS MUSCULUS) Oleh : RAUZATUL FITRI
PENGARUH PROPOLIS SECARA TOPIKAL TERHADAP FIBROBLAS PASCA LUKA BAKAR PADA MENCIT (MUS MUSCULUS) Oleh : RAUZATUL FITRI 120100185 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 i LEMBAR PENGESAHAN
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu kedokteran forensik, farmakologi dan ilmu patologi anatomi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Adaptasi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan patologi anatomi. 4.2 Waktu dan lokasi penelitian Penelitian dilakukan di
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1)
Lebih terperinciCOMPARISON OF SEWING STRENGTH BETWEEN TENDON SEWN BY MODIFICATED TSUGE TECHNIQUE AND MODIFICATED KESSLER TECHNIQUE
61 COMPARISON OF SEWING STRENGTH BETWEEN TENDON SEWN BY MODIFICATED TSUGE TECHNIQUE AND MODIFICATED KESSLER TECHNIQUE ABSTRACT An experimental study was performed to compare strength of tendon sewn by
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan Fisika kedokteran. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 4.2.1 Tempat 1. Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup Ilmu dibidang Obstetri dan Ginekologi dan Histologi 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu dan lokasi penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. laboratorium yang dilakukan dengan hewan uji secara in vivo. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental murni laboratorium yang dilakukan dengan hewan uji secara in vivo. B. Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. random pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan.
34 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorik dengan post-test only control group design. Pemilihan hewan uji sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini berkaitan dengan Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, dan Toksikologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Pemeliharaan hewan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratoris
BAB IV METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratoris dengan menggunakan binatang coba tikus putih dengan strain Wistar. Desain penelitian yang
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, dan Fisika Kedokteran. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 4.2.1 Tempat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pada ilmu kedokteran bidang forensik dan patologi anatomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan
Lebih terperinciABSTRAK. PENGARUH SARI BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP PARASITEMIA PADA MENCIT JANTAN STRAIN BALB/c YANG DIINOKULASI Plasmodium berghei
ABSTRAK PENGARUH SARI BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP PARASITEMIA PADA MENCIT JANTAN STRAIN BALB/c YANG DIINOKULASI Plasmodium berghei Lisa Marisa, 2009 Pembimbing I : Dr. Susy Tjahjani,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Adaptasi
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik dan Ilmu Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan selama
Lebih terperinciGambar 6. Desain Penelitian
19 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dipilih mencit dengan kriteria: - Berat badan 20-30 gram - Jantan - Sehat - Berusia 2-3 bulan Mencit diaklimatisasi selama 7 hari Dari 25 mencit kemudian
Lebih terperinciABSTRAK. GAMBARAN HISTOLOGIS HATI MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN YANG DIBERIKAN MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.)
ABSTRAK GAMBARAN HISTOLOGIS HATI MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN YANG DIBERIKAN MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) Agus Prihanto W., 2011. Pembimbing I : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes. Pembimbing
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
22 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi, Farmasi dan Patologi Anatomi. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan post test only
III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan post test only control group design yang menggunakan evaluasi secara histopatologi. Penelitian
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Lingkup Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Negeri Semarang, Laboratorium Histologi Universitas Diponegoro, Laboratorium
Lebih terperinciABSTRAK. Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes Pembimbing II : Hartini Tiono, dr., M.Kes
ABSTRAK EFEK SAMPING EKSTRAK ETANOL KEDELAI (Glycine max L.merr) DETAM I, DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia) DAN KOMBINASINYA TERHADAP PERUBAHAN GAMBARAN HISTOPATOLOGIK JEJUNUM TIKUS WISTAR JANTAN DENGAN
Lebih terperinciBAB IV METODA PENELITIAN. designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang
BAB IV METODA PENELITIAN IV.1. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik ( true experiment designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang
Lebih terperinciABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL BIJI SEMANGKA (Citrullus lanatus Thunb.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN DEWASA
ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK ETANOL BIJI SEMANGKA (Citrullus lanatus Thunb.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN DEWASA Fredrica, 2016. Pembimbing I : Roro Wahyudianingsih, dr.,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan desain Randomized post test only control group design yang menggunakan binatang percobaan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Minyak buah merah, beta karoten, isotretinoin, celah palatum
ABSTRAK Buah merah (Pandanus conoideus Lam.) dipercaya dapat menyembuhkan beberapa penyakit termasuk penyakit degeneratif dan kanker karena kaya akan beta karoten. Buah merah memiliki aktivitas antiproliferasi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.
26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu dari penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel.
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel. Menggunakan 20 ekor mencit (Mus musculus L.) jantan galur Balb/c yang dibagi menjadi 4 kelompok
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Tikus wistar diadaptasi di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Lingkup tempat Tikus wistar diadaptasi di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ( F-MIPA) Universitas Semarang. Perlakuan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciABSTRAK EFEK DOSIS EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS
ABSTRAK EFEK DOSIS EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP JUMLAH SEL SERTOLI DAN LEYDIG TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR Penyusun NRP Pembimbing I Pembimbing II : Alvian Andriyanto
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
1 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi 4.2 Ruang Lingkup Tempat dan Waktu Penelitian telah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium, dengan rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan uji sebagai sampel
Lebih terperinciPENYEMBUHAN LUKA INSISI SECARA MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS-WEBSTER
ABSTRAK PENGARUH TUMBUKAN DAUN SIRIH (Piper betle) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI SECARA MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS-WEBSTER Dandy Pasandha, 2016 Pembimbing Utama Pembimbing
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kedokteran Universitas Diponegoro Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini meliputi lingkup Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan serta Ilmu Patologi Anatomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental, dengan rancangan acak lengkap dan menggunakan pendekatan posttest only control design
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik dan Ilmu Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan selama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain posttest
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan desain posttest control group design. Postest untuk menganalisis perubahan ukuran miokardium. B. Populasi
Lebih terperinciKata kunci: waktu perdarahan, pencabutan gigi, ekstrak etanol daun teh (Camellia Sinensis L.Kuntze), mencit Swiss Webster.
ABSTRAK Perdarahan merupakan salah satu komplikasi pasca tindakan pencabutan gigi. Perdarahan dapat berhenti karena terdapat efek hemostatik pada tubuh. Tanaman teh mengandung zat tannin yang sangat tinggi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan
33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Desain ini menggunakan
Lebih terperinciEFEK CIPROFLOXACIN TERHADAP LEMPENG EPIFISIS PADA KELINCI. Effect of Ciprofloxacin on the Epiphyseal Plate of Rabbit
EFEK CIPROFLOXACIN TERHADAP LEMPENG EPIFISIS PADA KELINCI Effect of Ciprofloxacin on the Epiphyseal Plate of Rabbit Ariyanto Arief, M. Ruksal Saleh dan Henry Yurianto ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
23 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.1.2 Ruang Lingkup Tempat Penelitian
Lebih terperinciEFEK CIPROFLOXACIN TERHADAP LEMPENG EPIFISIS PADA KELINCI The Effect of Ciprofloxacin on the Epiphyseal Plate of Rabbit
EFEK CIPROFLOXACIN TERHADAP LEMPENG EPIFISIS PADA KELINCI The Effect of Ciprofloxacin on the Epiphyseal Plate of Rabbit Ariyanto Arief, M. Ruksal Saleh dan Henry Yurianto ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control
22 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan karena
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB 4 MATERI DAN METODE PENELITIAN
BAB 4 MATERI DAN METODE PENELITIAN 2.5 Jenis Penelitian laboratoris. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental 2.6 Sampel 2.6.1 Jenis dan Kriteria Sampel Penelitian ini menggunakan
Lebih terperinciLEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN
Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Selamat pagi teman-teman, saya Diah Okti mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
26 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian
Lebih terperinciEFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK ETHANOL BUAH STRAWBERRY
EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK ETHANOL BUAH STRAWBERRY (Fragaria sp.) PADA KERUSAKAN OKSIDATIF HEPAR MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DENGAN INDIKATOR KADAR SGPT SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP BERAT BADAN MENCIT Swiss Webster JANTAN
ABSTRAK EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP BERAT BADAN MENCIT Swiss Webster JANTAN Sylvia Sari Dewi, 2012. Pembimbing I : Rosnaeni, Dra., Apt. Pembimbing II: Sylvia Soeng, dr.,
Lebih terperinciABSTRACT THE EFFECT OF CALCIUM AND VITAMIN D TOWARDS HISTOPATHOLOGICAL CHANGES OF WISTAR MALE RAT S KIDNEY WITH THE INDUCED OF HIGH LIPID DIET
ABSTRACT THE EFFECT OF CALCIUM AND VITAMIN D TOWARDS HISTOPATHOLOGICAL CHANGES OF WISTAR MALE RAT S KIDNEY WITH THE INDUCED OF HIGH LIPID DIET Elsa Patricia Anisah, 2014 1st Advisor : Dr. Meilinah Hidayat,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only
32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Melibatkan dua kelompok subyek, dimana salah satu kelompok
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR
ABSTRAK EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR Theresia Vania S S, 2015, Pembimbing I : Lusiana Darsono, dr.,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Anatomi, Patologi Anatomi dan Bedah Anak 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu farmakologi, histologi dan patologi anatomi. 3.2 Jenis dan rancangan penelitian Penelitian
Lebih terperinciPenelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan. menggunakan pendekatan post test only control group design.
53 4.1. Disain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan menggunakan pendekatan post test only control group design. Disain penelitian ini memberikan efisiensi pelaksanaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Fleksor Tendon 1.Anatomi dari Fleksor Tendon dan Struktur di Sekitarnya Carpal tunnel Merupakan ruang yang terletak antara tulang carpalia dan transverse
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Luka sering terjadi pada mukosa mulut dapat disebabkan oleh trauma maupun infeksi. Proses penyembuhan luka terbagi menjadi empat fase, yaitu fase hemostasis, inflamasi, proliferasi dan remodeling.
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK PROPOLIS INDONESIA MEREK X DALAM MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT JANTAN GALUR Swiss-Webster
ABSTRAK EFEK PROPOLIS INDONESIA MEREK X DALAM MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT JANTAN GALUR Swiss-Webster Kamajaya Mulyana, 2014; Pembimbing : Sri Nadya J. Saanin, dr., M.Kes Luka pada kulit sering
Lebih terperinciABSTRAK EFEK PEMBERIAN ETANOL 40% PERORAL TERHADAP KETEBALAN LAPISAN SEL SPERMATOGENIK TUBULUS SEMINIFERUS TIKUS WISTAR JANTAN DEWASA
ABSTRAK EFEK PEMBERIAN ETANOL 40% PERORAL TERHADAP KETEBALAN LAPISAN SEL SPERMATOGENIK TUBULUS SEMINIFERUS TIKUS WISTAR JANTAN DEWASA Kadek Devi Aninditha Intaran, 2016 Pembimbing I : Hartini Tiono, dr.,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. hewan coba tikus Wistar menggunakan desain post test only control group
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Disain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian experimental laboratoris dengan hewan coba tikus Wistar menggunakan desain post test only control group design. Tikus
Lebih terperinciABSTRAK. Ronald S.Budhy, 2009 Pembimbing : 1. Endang Evacuasiany, Dra, Apt, M.S.AFK 2. Hartini Tiono, dr.
ABSTRAK Efek Ekstrak Air Buah Stroberi ( Fragaria vesca L.) Terhadap Gambaran Histopatologik Kolitis Ulseratif Mencit Galur Swiss Webster yang Diinduksi Dextran Sodium Sulfate Ronald S.Budhy, 2009 Pembimbing
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, postest only control group design. Postes untuk menganalisis perubahan jumlah purkinje pada pada lapisan ganglionar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian dan Farmakologi. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi, 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian a. Pemeliharaan dan perlakuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan pada hewan uji secara in vivo. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Hewan Uji dan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni yang dilakukan pada hewan uji secara in vivo. B. Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang THT-KL, Farmakologi, dan Patologi Anatomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciPembimbing I : Dr. Diana K Jasaputra, dr,m Kes Pembimbing II: Adrian Suhendra, dr, SpPK, M Kes
ABSTRAK EFEK INFUSA BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill), KUMIS KUCING (Orhtosiphon spicatus Backer), SERTA KOMBINASINYA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN Gede Mahatma,2010;
Lebih terperinciABSTRAK EFEK PROPOLIS DAN MADU TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MENCIT SWISS WEBSTER. : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes
ABSTRAK EFEK PROPOLIS DAN MADU TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MENCIT SWISS WEBSTER Doni Surya; 2016 Pembimbing I Pembimbing II : Fen Tih, dr., M.Kes : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes Luka
Lebih terperinciBAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS
BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Teori NF-KB Inti (+) Sitoplasma (+) Inti (+) Sitoplasma (+) RAF MEK ERK Progresi siklus sel Proliferasi sel Angiogenesis Grading WHO
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. design. Posttest untuk menganalisis perubahan jumlah sel piramid pada
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, posttest only control group design. Posttest untuk menganalisis perubahan jumlah sel piramid pada korteks
Lebih terperinciHasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data Kadar Estrogen
Lampiran 1. Analisis Data Kadar atau Estradiol Tabel 1. Data Kadar pada berbagai perlakuan penelitian (pg/ml) Perlakuan Ulangan 1 16,17 19,23 57,52 47,20 36,77 40,78 2 16,32 18,20 62,00 47,23 13,74 31,14
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS JANTAN WISTAR
ABSTRAK EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS JANTAN WISTAR Jane Haryanto, 2012 ; Pembimbing I : Rosnaeni, Dra., Apt. Pembimbing II : Penny Setyawati M.,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu
26 BAB IV METODE PENELITIAN 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu Histologi dan Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA
19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with
43 III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with randomized control group design. Pemilihan subjek penelitian untuk pengelompokan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. desain The Post Test-Only Control Group (rancangan eksperimental
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorik dengan desain The Post Test-Only Control Group (rancangan eksperimental sederhana). Peneliti
Lebih terperinciKata kunci: Penyembuhan luka, Ulserasi, Mukosa Oral, Sirih Merah
ABSTRAK Latar belakang Luka yang sering ditemukan didalam rongga mulut adalah luka ulserasi. Ulserasi adalah lesi berbentuk seperti kawah pada kulit atau mukosa mulut, ulser biasanya terasa sakit seringkali
Lebih terperinciABSTRAK. GAMBARAN HISTOPATOLOGI LAMBUNG MENCIT GALUR Swiss Webster JANTAN PASCA PEMBERIAN MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.
ABSTRAK GAMBARAN HISTOPATOLOGI LAMBUNG MENCIT GALUR Swiss Webster JANTAN PASCA PEMBERIAN MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) Ievan Purnama Teja, 2011. Pembimbing I: Jeanny E Ladi, dr. Pembimbing
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 400x. Area pengamatan dan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian didapatkan dari perhitungan jumlah fibroblas dengan menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 400x. Area pengamatan dan jumlah
Lebih terperinciABSTRACT THE EFFECT OF OLIVE OIL ADDITION INTO OATMEAL IN LOWERING BLOOD TOTAL CHOLESTEROL AND LDL (LOW DENSITY LIPOPROTEIN) IN WISTAR STRAIN RAT
ABSTRACT THE EFFECT OF OLIVE OIL ADDITION INTO OATMEAL IN LOWERING BLOOD TOTAL CHOLESTEROL AND LDL (LOW DENSITY LIPOPROTEIN) IN WISTAR STRAIN RAT Sebastian Hadinata, 2014, 1 st Tutor : Heddy Herdiman,
Lebih terperinciABSTRAK. Samuel Widodo, Pembimbing 1 : Khie Khiong, dr., S.Si., M.Si., M.Pharm.Sc., PhD., PA(K). Pembimbing 2 : Sijani Prahastuti, dr., M.Kes.
ABSTRAK EFEK EKSTRAK DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr), DOMPERIDON, DAN KOMBINASINYA TERHADAP EKSPRESI GEN OKSITOSIN PADA MENCIT Balb/c MENYUSUI Samuel Widodo, 2015. Pembimbing 1 : Khie Khiong,
Lebih terperinciPENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR
ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN SEMBUNG (Blumea balsamifera Linn) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR Swiss Webster JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN Brilian Segala Putra, 2009; Pembimbing
Lebih terperinciABSTRAK. PENURUNAN BERAT BADAN JANIN MENCIT Balb/C YANG DILAHIRKAN DARI INDUK YANG DIINDUKSI MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.
ABSTRAK PENURUNAN BERAT BADAN JANIN MENCIT Balb/C YANG DILAHIRKAN DARI INDUK YANG DIINDUKSI MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) Selita Agnes, 2011.Pembimbing I: Sylvia Soeng, dr., M.Kes., PA(K).
Lebih terperinciABSTRAK. Aldora Jesslyn O., 2012; Pembimbing I : Penny Setyawati M, dr., Sp.PK, M.Kes. Pembimbing II : Sijani Prahastuti, dr., M.Kes.
ABSTRAK EFEK SAMPING JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR SGPT (SERUM GLUTAMIC PYRUVIC TRANSAMINASE) TIKUS JANTAN GALUR Wistar Aldora Jesslyn O., 2012; Pembimbing I : Penny Setyawati
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT) divisi Alergi-Imunologi dan Patologi Anatomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi, Farmasi dan Patologi Anatomi. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup ilmu Farmasi, Farmakologi dan Kimia Randomized Post Test Control Group Design dengan hewan coba sebagai objek penelitian tikus
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran DISUSUN OLEH : WAHYU FAIZAL SULAIMAN J FAKULTAS KEDOKTERAN
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN KOMBINASI VITAMIN C DAN ZINK DENGAN PEMBERIAN TUNGGAL VITAMIN C ATAU ZINK TERHADAP KERUSAKAN STRUKTUR HISTOLOGIS ALVEOLUS PARU MENCIT BALB/C YANG DIBERI PAPARAN ASAP
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test only
42 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang akan menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test only controlled
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan uji dengan posttest only control group design B. Subjek Penelitian Hewan uji yang
Lebih terperinciABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN TIKUS WISTAR JANTAN
ABSTRAK EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN TIKUS WISTAR JANTAN Linda Lingas, 2016 ; Pembimbing I : Lusiana Darsono, dr., M.Kes Pembimbing II
Lebih terperinciPERBEDAAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI OTOT JANTUNG TIKUS WISTAR AKIBAT PAPARAN ARUS LISTRIK MELALUI MEDIA AIR TAWAR DAN AIR LAUT
PERBEDAAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI OTOT JANTUNG TIKUS WISTAR AKIBAT PAPARAN ARUS LISTRIK MELALUI MEDIA AIR TAWAR DAN AIR LAUT LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinci