ANALISIS KARAKTERISTIK DAN TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL PALU DI KECAMATAN TANANTOVEA KABUPATEN DONGGALA. Oleh : Christoporus *)
|
|
- Susanto Budiono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal KIAT Universitas Alkhairaat 7 (1) Desember 2015 ISSN : ANALISIS KARAKTERISTIK DAN TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL PALU DI KECAMATAN TANANTOVEA KABUPATEN DONGGALA Oleh : Christoporus *) ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik petani yaitu umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga dan pengalaman berisahatani, sedang break even point yaitu total biaya produksi, besarnya produksi fisik, harga jual, penerimaan yang diperoleh dalam usahatani sampai pada saat usahatani tersebut mencapai titik pulang pokok. Hasil penelitian terhadap karakteristik petani bawang merah lokal Palu menunjukkan bahwa petani memiliki tergolong usia produktif dengan rata-rata usia 40 tahun dan berpendidikan SLTA sehingga dianggap mampu menerapkan budiddaya bawang merah secara baik. Dengan tanggungan keluarga petani rata-rata 2 orang maka keterlibatan anggota keluarga mengelola usahatani dianggap tidak banyak terlibat. Namun jika dilhat dari pengalaman berusahatani yang dilakukan dianggap cukup berpengalaman sehingga dapat memperkecil resiko kegagalan. Dengan lahan usahatani bawang merah seluas 1,0 ha, petani mencapai titik pulang pokok, jika penerimaan mencapai Rp /ha/ MT, atau produksi rata-rata mencapai 105 kg, dengan harga jual Rp per kg, atau jika produksi mencapai mencapai kg, maka petani akan mencapai titik pulang pokok, pada harga Rp ,20/kg. Penerimaan diperoleh sebesar Rp /ha, dengan total biaya produksi rata-rata Rp /ha/MT, sehingga pendapatan yang diperoleh petani diketahui sebesar Rp /ha/MT. Selanjutnya pada rata-rata lahan usahatani seluas 0,35 ha, petani akan mencapai titik pulang pokok, jika penerimaan /0,35 ha/ MT, atau produksi rata-rata 37 kg dengan harga jual Rp /kg atau jika produksi rata-rata sebanyak kg umbi basah, dan dengan ratarata harga jual sebesar Rp /kg diperoleh penerimaan sebesar Rp /0,35/ha/MT, dengan total biaya produksi rata-rata sebesar Rp /0,35ha/MT, diperoleh rata-rata pendapatan sebesar Rp /0,35 ha/mt. Namun jika harga jual jatuh pada tingkat harga yang lebih rendah dari harga titik pulang pokok (TPP), yaitu pada tingkat harga sebesar Rp /kg, produksi turun dibawah kg, maka petani akan mengalami kerugian, karena total biaya produksi akan menjadi lebih besar dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh. Katakunci : karakteristik, total biaya produksi, besarnya produksi fisik, harga jual, penerimaan dan titik pulang pokok Latar Belakang PENDAHULUAN Dalam menunjang pengembangan sentra produksi pertanian pada wilayah pedesaan mempunyai potensi produksi komoditas pertanian yang specifik perlu digalakkan untuk menunjang ketersedian *) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Tadulako Palu komoditi pangan maupun hortikultura, dan sekaligus meningkatkan pendapatan taraf hidup petani. Sakah sati komoditas hortikultura adalah bawang merah lokal Palu Komoditas bawang merah lokal Palu adalah varietas unggul dan termasuk dalam jenis tanaman hortikultura, yang setiap tahun mengalami peningkatan baik dalam aspek produksi maupun dalam aspek permintaan. Dengan Kapasitas 35
2 produktivitas yang relatif masih rendah yaitu, 6,46 ton/ha, jauh dibawah produksi nasional yang mencapai 9,30 ton/ha maka perlu dilakukan adopsi teknologi pada dan pengolahan pasca panen serta penggunaan faktor produksi untuk meningkatkan produksi (BPS dan Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, 2005). Mubyarto, 1989., mengemukakan bawah usahatani bawang merah termasuk usahatani bawang merah lokal Palu tidak terlepas dari besarnya biaya faktor produksi yang harus dikeluarkan serta resiko yang harus diterima. Keadaan ini perlu dicermati sehingga usahatani tersebut dapat meningkatkan produksi yang akan bermuara pada peningkatan pendapatan petani. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik petani bawang merah lokal palu (yaitu umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga dan pengalaman berisahatani), total biaya produksi, besarnya produksi fisik, harga jual, penerimaan yang diperoleh dalam usahatani sampai pada saat usahatani tersebut mencapai titik pulang pokok. METODE PENELITIAN Penetapan Lokasi dan Pengumpulan Data Penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Tanantovea Kabupaten Donggala merupakan salah satu daerah sentra produksi bawang merah Lokal Palu di Kabupaten Donggala. Pengumulan data dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling) terhadap 30 petani yang berusahatani bawang merah lokal Palu secara kontinyu.. Data yang dikumpulkan primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah disiapkan sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai sumber seperti dokumen atau publikasi dari instansi terkait. Metode Analisi Data Berdasarkan tujuan penelitian, maka dilakukan pengujian terhadap karakteristik petani mencakup umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman berusahatani dan analisis Titik Pulang Pokok agar terjawab tujuan yang diharapkan. Analisis Titik Pulang Pokok, yang secara matematis diformulasikan sebagai berikut : TR = TC TR = P x Q TC = TFC + TVC TC = TFC + ( AVC x Q ) Persamaan diatas disederhanakan menjadi : P x Q = TFC + (AV C x Q) P x Q - (AVC x Q) = TFC Q ( P - AVC ) = TFC Oleh Suratiyah, 2006., rumus Titik Pulang Pokok dalam satuan unit produk sebagai berikut : (dalam Suratiyah, 2006) : TFC Q = P - AVC Selanjutnya untuk menghitung Titik Pulang Pokok dalam satuan rupiah, maka satuan unit (Q) dikalikan dengan harga jual per unit (P) dengan persamaan sebagai berikut : TFC. P Q. P = P. AVC TFC TR = ( P - AVC ) Sehingga diperoleh rumus Titik Pulang Pokok dalam satuan rupiah oleh Firdaus, 2009 sebagai berikut: TFC TR = AVC / P Keterangan : TR = Total Penerimaan ( Total revenue ) (Rp) 36
3 TC = Total Biaya (Total Cost) (Rp) TFC = Total Biaya Tetap (Total Fixed Cost) (Rp) TVC =Total Biaya Variabel ( Total Variabel Cost) AVC = Rata-rata Biaya Variabel perunit (Average Variable Cost). Q = Total Produksi Dalam Usaha (Quantity)(Perunit) P = Harga Jual Perunit (Price) (Rp) Soekartawi, 2003., menyatakan bahwa untuk mencari nilai TPP Penerimaan, bisa dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: TR = P. Q Keterangan: TR = Penerimaan pada posisi Titik Pulang Pokok, P = Harga pada posisi Titik Pulang Pokok, Q = Jumlah produksi pada posisi Titik Pulang Pokok. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan ciri-ciri yang dimiliki oleh responden sehubungan dengan usahatani yang dikelolanya, baik ditinjau dari umur responden, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, maupun dari segi pengalaman berusahatani. Umur Responden Komponen karakteristik umur seseorang mencerminkan tingkat kemampuan fisik melakukan usahatani. Hasil penelitian menunjukkan umur responden petani bawang merah lokal Palu berkisar antara tahun, dengan rata-rata berumur 40 tahun berada dalam usia kerja produktif (15-64 tahun). Hal ini sesuai dengan pendapat Kebede (2001) yang menyatakan bahwa semakin tingginya umur, maka semakin banyak pengalaman bertani yang dimiliki petani. Tingkat Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu komponen karakteristik yang penting. Asumsi, tingkat pendidikan lebih tinggi akan lebih mampu berpikir secara rasional dan lebih terbuka menerima pembaharuan dibanding dengan mereka yang berpendidikan lebih rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden petani didominasi tingkat pendidikan SLTP. Tingkat pendidiakn tersebut umumnya juag dimiliki oleh petani yang berusahatani pada komoditi lainnya. Indikasi ini menunjukkan bahwa petani responden cukup memiliki kemampuan menerima inovasi teknologi baru untuk mengelola usahataninya secara intensif. Hal ini sesuai dengan pendapat Rukka, dkk., (2008), menyatakan bahwa pendidikan petani berkaitan erat dengan kemampuan berpikir secara rasional sehingga akan semakin efisien menggunakan faktor produksi. Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah tanggungan anggota keluarga jika termasuk golongan usia produktif merupakan tenaga kerja yang telah tersedia untuk melakukan usahatani. Hasil penelitian terhadap jumlah tanggungan keluarga petani menunjukkan jumlah tanggungan keluarga petani responden relatif kecil, yaitu rata-rata hanya 2 orang anggota keluarga. Indikasi ini menunjukkan bahwa anggota keluarga dari petani responden tidak banyak yang terlibat dalam kegiatan usahatani. Hal ini sesuai dengan pendapat Penelitian Bello, et al. (2012) yang mengidentifikasi karakteristik petani seperti usia, ukuran rumah tangga, partisipasi sosial, pengalaman pertanian, luas lahan, pendapatan usahatani dan kontak penyuluhan menyumbang 67,0% variasi dalam penghentian penerapan teknologi padi oleh petani. Pengalaman Berusahatani Pengalaman berusahatani akan memberikan pengetahuan yang nyata pada 37
4 bidang yang digeluti. Dengan pengalaman tersebut maka jalan menuju kesusksedsan lebih terbukan. Hasil Penelitian menunjukkan pengalaman petani responden bervariasi antara 5-20 tahun, dengan rata-rata selama 12 tahun. Indikasi ini menunjukkan bahwa pengalaman petani dalam berusahatani bawang merah Lokal Palu relatif sudah cukup lama sehingga kegiatan usahatani dapat dilakukan dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Rukka, dkk., (2006) yang menyatakan bahwa pengalaman merupakan pengadopsian suatu inovasi pada usahatani yang akan bermuara pada penggunaan faktor produksi untuk meningkatkan produksi. Pengalaman berusahatni merupakan kegiatan yang dilakukan berusahatani yang dengan sendirinya akan meningkatkan keterampilan petani khususnya pada penggunaan input produksi. Penggunaan Faktor Produksi dan Biaya Faktor Produksi Luas Lahan Lahan sebagai media tumbuh tanaman merupakan faktor produksi yang sangat penting dalam pengelolaan usahatani. Asumsi, bahwa semakin luas lahan usahatani, semakin tinggi pula produksi yang dihasilkan, demikian sebaliknya semakin sempit lahan usahatani, maka semakin rendah pula produksi yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukakn bahwa luas lahan rata-rata seluas 0,35 ha atau berkisar antara 0,25 0,75 ha. Indikasi ini menunjukkan bahwa penggunaan lahan untuk berusahatani bawang merah lokal palu sangat kecil sehingga akan berdampak pada produksi dan pendapatan petani itu. Hal ini sesuai dengan pendapat Penelitian ini di dukung oleh Lawall, et al., 2013., bahwa kenaikan satu persen lahan pertanian yang digunakan oleh petani akan menghasilkan peningkatan 0,38 persen produksi padi di negeria. Penggunaan Benih Penggunaan benih berkailas baik sangat menentukan keberhasilan peningkaatan produktivitas dan produksi. Penggunaan benih varietas Lokal Palu atau bawang vatu yang diperoleh dari hasil tanam sebelumnya sehingga kualitas benih tidak sepenuhnya dapat memberikan produksi sesuai dengan yang diharapkan. Dengan luas lahan usahatani rata-rata seluas 0,35 ha, petani menggunakan sebanyak 280 kg, atau 800 per ha. Hal ini sesuai dengan BPTP, 2009., yang direkomendasikan secara nasional, yaitu sebanyak kg per ha. Penggunaan Pupuk Pupuk merupakan salah satu faktor produksi yang dapat meningkatkan produksi sehubungan dengan pemenuhan unsur hara bagi tamanan untuk mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman. Penggunaan jenis pupuk dapat disajikan pada tabel pada tabel 1. Tabel 1. Jenis pupuk, Harga dan Rata-rata Penggunaan Per 1 ha Pada usahatani Bawang Merah lokal Palu No Rata-rata Nilai Nama Dagang Harga Per Penggunaan (Rp/ Pupuk Kg Per 1 ha ha) 1. Urea SP KCl Jumlah (Data primer setelah diolah) 38
5 Pestisida Pada bidang agronomi, pengunaan pestisida pada tanaman dimakksudkan untuk melindungi tanaman dari seragan hama dan penyakit tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dengan dan memperoleh hasil yang maksimal, tetapi pestisida bukan untuk meningatkan produksi tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pestisida untuk lahan 0,35 ha rata-rata menggunakan 1,650 liter dan lahan 1,0 ha rata-rata menggunakan 4,712 liter. Jenis pestisida, harga dan volume penggunaan disajikan ada tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Jenis Pestisida, Harga Dan Volume P enggunaan Pada Usahatani Bawang Merah Lokal Palu per Musim Tanam di Kecamatan Tanantovea Kabupaten Donggala No Nama Dagang Pestisida Harga/ Liter Di Petani Rata-rata Penggunaan Liter/0,35/ Ha Nilai Rp Rata-rata Penggunaan Liter/1,0/Ha Nilai Rp 1. Roundop ,00 0, ,24 0, ,50 2. DM ,00 0, ,95 0, , SL 3. Golma ,00 0, ,17 0, , EC 4. Antaracol ,00 0, ,73 0, ,43 70 MP 5. Curacron ,00 0, ,32 0, , EC 6. Arjuna 20 EC ,00 0, ,23 0, ,00 Jumlah 1, ,64 4, ,93 (Sumber : Diolah dari data primer) Tenaga Kerja Penggunaan tenaga kerja yang efektif, baik jenis, serta memiliki kemampuan dan ketrampilan yang cukup memadai merupakan pendukung keberhasilan usahatani. Penggunaan tenaga kerja meliputi: pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, pemungutan hasil (panen) serta pengangkutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja rata-rata sebanyak 178 HOK per ha (sesuai dengan Agustina. S, 2011) dan dengan rata-rata upah sebesar Rp /HOK (termasuk biaya makan), maka total biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan oleh petani responden bawang merah Lokal Palu di Kecamatan Tanantovea ini rata-rata mencapai Rp per ha. Analisis Pendapatan Usahatani Analisis pendapatan dimaksudkan untuk mengetahui besarnya pendapatan responden petani bawang merah Lokal Palu dalam usahatani bawang merah Lokal Palu di Kecamatan Tanantovea, dengan cara menghitung selisih antara jumlah penerimaan dengan biaya tetap dan biaya variabel. Penerimaan Usahatani Penerimaan dalam struktur usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual, sehingga penerimaan ditentukan oleh besar kecilnya produksi yang dihasilkan serta harga dari produk tersebut. Dengan rata-rata luas lahan petani seluas 0,35 ha petani responden menghasilkan produksi rata rata sebanyak 39
6 1.086 kg, atau kurang lebih sebesar kg/ha. Jika diasumsikan harga jual ratarata Rp /kg, maka penerimaan petani responden rata-rata akan mencapai Rp per ha. Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang rutin dikeluarkan oleh petani dan jumlahnya relatif tetap meskipun prodksi yang diperoleh banyak atau sedikit (Hernanto, 1988; Soekartawi, 2002). Biaya tetap pajak, sewa lahan dan biaya penyusutan yang mencakup cangkul, selang, alat tugal, sube, dan hand-spayer. Hasil penelitian menunjukkan nilai sewa lahan rata-rata seluas 0,35 ha mencapai Rp /MT atau sekitar Rp ,/ha/MT, pajak lahan Rp /0,35 ha per MT atau Rp / ha/mt. Untuk biaya penyusutan terdiri dari hand-sprayer rata-rata sebesar Rp /MT/unit, cangkul sebesar Rp /MT/unit, subek sebesar Rp / MT/unit dan alat tugal sebesar Rp. 730/ MT/unit, sehingga diperoleh biaya penyusutan rata-rata sebesar Rp / MT/ha. Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Besarnya biaya variabel menunjukkan rata-rata biaya penggunaan benih Rp /ha, biaya pupuk Rp /ha, pestisida Rp ,93/ha dan biaya tenaga kerja Rp /ha, sehingga total biaya variabel yang dikeluarkan oleh petani bawang merah Lokal Palu di Kecamatan Tanantovea ini menjadi Rp /ha/MT. Total Biaya Produksi Usahatani Soekartawi, 2003., menyatakan total biaya produksi secara sederhana dirumuskan sebagai penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel, yang dinyatakan dalam persamaan: TC = FC + VC Keterangan: TC = Total cost (total biaya produksi) FC = Fixed Cost (biaya tetap) VC = Variable Cost (biaya variabel) Dengan persamaan tersebut, diperoleh biaya tetap rata-rata mencapai sebesar Rp /ha/MT, biaya variabel sebesar Rp /ha/MT, sehingga total biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh petani rata-rata mencapai Rp / ha/mt. Pendapatan Usahatani Ukuran yang digunakan untuk menetapkan besarnya pendapatan yang diperoleh petani dari suatu usahatani, adalah selisih antara penerimaan dengan jumlah pengeluaran atau total biaya, yang terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel dan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: π = TR - TC π = TR - TC Katerangan : π = Pendapatan usahatani TR = Penerimaan = P X Q TC = Total biaya = FC + VC Tabel 3 menunjukkan, bahwa total biaya produksi usahatani sebesar Rp / ha/mt yang terdiri atas biaya tetap sebesar Rp dan biaya variabel sebesar Rp sehingga diperoleh hasil produksi sebanyak kg/ha bawang basah. Dengan rata-rata harga jual sebesar Rp /kg, diperoleh penerimaan ratarata sebesar Rp , atau diperoleh pendapatan usahatani rata-rata sebesar Rp /ha/MT. 40
7 Tabel 3. Rata-rata Pendapatan Usahatani Bawang merah Lokal Palu per ha/mt di Kecamatan Tanantovea Kabupaten Donggala No Uraian Nilai (Rp/ha) Produksi (3.103 kg/ha) Harga (Rp /kg) Penerimaan Biaya Produksi Usahatani Biaya Tetap Nilai sewa lahan Pajak lahan Penyusutan Biaya Variabel Benih Pupuk Pestisida Tenaga kerja Total Biaya Produksi Pendapatan Usahatani (3 5) R/C ( 3 /5 ) (Sumber : Diolah dari data primer) , , , , , , , ,48 Analisis Titik Pulang Pokok Menurut Ahyari, 1986 dan Suratiyah, 2006., mengemukakan titik pulang pokok adalah suatu titik yang menunjukkan keadaan total penerimaan sama dengan total biaya dan merupakan salah satu cara analisis untuk mengetahui keadaan suatu usaha pada periode tertentu, apakah berada dalam posisi menguntungkan atau mengalami kerugian. Analisis titik pulang pokok (TPP) dapat dibedakan menjadi TPP Produksi (kg) dan TPP Penerimaan (Rp), dan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: FC TPP Produksi (Q) (kg) = P - AVC TFC. P TPP Penerimaan (TR) (Rp) = P. AVC TFC TR = AV/P Sedangkan Soekartawi, 2003., menyatakan bahwa TPP Penerimaan disederhanakan menjadi: TR = P. Q Keterangan: TR = Penerimaan pada posisi TPP FC = Fixed Cost (biaya tetap) VC = Variable Cost (biaya variabel) AVC = Average Variable Cost (biaya variabel per unit) P = Harga Produksi pada posisi TPP (Rp/kg) Q = Produksi pada posisi TPP (kg) Berdasarkan data hasil analisis usahatani bawang merah Lokal Palu seperti yang tercantum pada Tabel 2, diperoleh hasil perhitungan titik pulang pokok (TPP) sebagai berikut: Diketahui: - Produksi : Rp kg/ha - Harga : Rp /kg - Biaya tetap : Rp Biaya variable : Rp AVC : Rp Suratiyah, K., 2006, mengemukakan bahwa menghitung volume produksi pada titik pulang pokok dengan rumus : =
8 = = 104,75 kg atau 105 kg Jadi volume penjualan pada titik pulang pokok untuk produksi fisik bawang merah adalah sejumlah 105 kg, dengan harga jual Rp per kg. TFC Penerimaan pada posisi Q titik pulang P AVC pokok, dihitung dengan rumus : P. Q = X 105 = Jika hasil perhitungan Titik Pulang Pokok (TPP) tersebut dipadukan, maka akan diperoleh Grafik Titik Pulang Pokok, seperti yang digambarkan berikut ini: Hasil analisis titik pulang pokok pada tabel 2 dan gambar 1, didasarkan atas asumsi bahwa usahatani bawang merah lokal Palu tersebut diusahakan pada lahan seluas 1,00 ha, sedangkan jika dianalisis sesuai dengan fakta yang sebenarnya, yaitu pada lahan rata-rata seluas 0,35 ha, maka akan diperoleh hasil analisis titik pulang pokok sebagai berikut : Diketahui: - Luas lahan usahatani : 0,35 ha - Produksi : kg - Harga : Rp /kg - Biaya tetap : Rp Biaya variabel : Rp AVC : Rp A. Volume produksi pada titik pulang pokok dapat dihitung dengan rumus : = = = 36,66 kg atau 37 kg Gambar 1. Grafik Titik Pulang Pokok usahatani Bawang merah Lokal Palu Pada Lahan Rata-rata Seluas 1 ha di Kecamatan Tanantovea Hasil perhitungan yang tercantum pada tabel 2 dan gambar 1, menunjukkan bahwa dengan rata-rata lahan usahatani bawang merah seluas 1,0 ha, petani akan mencapai titik pulang pokok atau tidak untung dan tidak rugi, jika penerimaan yang diperoleh mencapai Rp per MT, atau produksi rata-rata mencapai 105 kg, dengan harga jual Rp per kg, atau jika produksi mencapai kg maka petani akan mencapai titik pulang pokok, pada tingkat harga sebesar Rp ,20 Jadi volume penjualan pada titik pulang pokok untuk produksi fisik bawang merah dengan rata-rata lahan seluas 0,35 ha di Kecamatan Tanantovea adalah sejumlah 37 kg, dengan harga jual Rp per kg. B. Penerimaan pada posisi titik pulang pokok, dihitung dengan rumus : TFC Q P AVC P. Q = x 37 = Jika hasil perhitungan Titik Pulang Pokok (TPP) tersebut dipadukan, maka akan diperoleh Grafik Titik Pulang Pokok, seperti yang digambarkan berikut ini: 42
9 Gambar 2. Grafik Titik Pulang Pokok Usahatani Bawang merah Lokal Palu Pada Lahan Rata-rata Seluas 0.41 ha di Kecamatan Tanantovea Hasil perhitungan diketahui, bahwa pada dasarnya petani di Kecamatan Tanantovea, telah mengelola usahataninya diatas titik pulang pokok. Dengan ratarata lahan seluas 1 ha, diperoleh produksi rata-rata sebanyak kg umbi basah, dan dengan rata-rata harga jual Rp per kg, diperoleh penerimaan sebesar Rp /ha, sedangkan total biaya produksi rata-rata adalah sebesar Rp /ha/MT, sehingga pendapatan usahatani bawang merah Lokal Palu yang diperoleh petani diketahui sebesar Rp /ha/mt. Selanjutnya pada rata-rata lahan usahatani seluas 0,35 ha, diperoleh produksi rata-rata sebanyak kg umbi basah, dan dengan rata-rata harga jual sebesar Rp /kg diperoleh penerimaan sebesar Rp /0,35ha /MT, sedangkan total biaya produksi rata-rata sebesar Rp / 0,35 ha//mt, sehingga diperoleh rata-rata pendapatan sebesar Rp /0,35 ha/mt. Hasil analisis titik pulang pokok ini juga memberikan informasi, jika suatu saat harga jual bawang merah Lokal Palu jatuh pada tingkat harga yang lebih rendah dari harga titik pulang pokok (TPP), yaitu pada tingkat harga sebesar Rp /kg, sedangkan produksi turun dibawah kg pada lahan rata-rata seluas 0,35 ha, maka petani akan mengalami kerugian, karena total biaya produksi akan menjadi lebih besar dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh. Pada kondisi seperti data yang ditunjukkan dalam tabel 2 dan gambar 1 serta gambar 2, diketahui bahwa para petani bawang merah Lokal Palu di Kecamatan Tanantovea telah beroperasi diatas titik pulang pokok, dengan pendapatan rata-rata sebesar Rp /0,35 ha/mt, atau sebesar Rp /ha/mt, atau tingkat keuntungan mencapai 67,38 % dari total biaya produksi usahatani, baik untuk ratarata lahan usahatani seluas 0,35 ha maupun pada lahan seluas 1,00 ha. Ini mengindikasikan bahwa tingkat keuntungan yang dicapai lebih tinggi dari standar dalam etika bisnis, yang memberi tolerasi keuntungan sebesar 30,00% dari total biaya produksi bagi setiap usaha agribisnis. Pencapaian pendapatan sebesar 67,38.% tersebut, dikarenakan total biaya produksi yang dikeluarkan relatif lebih kecil daripada total biaya produksi yang seharusnya dikeluarkan, jika semua faktor produksi digunakan secara optimal. KESIMPULAN Petani bawang merah lokal Palu memiliki karakteristik yaitu : (1) umur petani rata-rata berumur 45 tahun dan tergolong dalam usia kerja produktif dan dianggap matang dalam mengelola usahatani, (2) pendidikann petani rata-rata berpendidikan SLTP dan dianggap cukup mampu menerima inovasi teknologi baru, (3) jumlah tanggungan keluarga petani responden relatif kecil, yaitu rata-rata hanya 2 orang anggota keluarga dan dianggap tidak banyak yang terlibat dalam kegiatan usahatani, (4) pengalaman petani rata-rata selama 12 tahun dan dianggap 43
10 relatif sudah cukup lama sehingga kegiatan usahatani dapat dilakukan dengan baik. Dengan rata-rata lahan usahatani bawang merah seluas 1,0 ha, petani akan mencapai titik pulang pokok, jika penerimaan yang diperoleh mencapai Rp /ha/ MT, atau produksi rata-rata mencapai 105 kg, dengan harga jual Rp per kg, atau jika produksi mencapai mencapai kg, maka petani akan mencapai titik pulang pokok, pada tingkat harga sebesar Rp ,20/ kg. Penerimaan diperoleh sebesar Rp /ha, dengan total biaya produksi rata-rata adalah sebesar Rp /ha/MT, sehingga pendapatan usahatani bawang merah Lokal Palu yang diperoleh petani diketahui sebesar Rp /ha/MT Selanjutnya pada rata-rata lahan usahatani seluas 0,35 ha, petani akan mencapai titik pulang pokok, jika penerimaan diperoleh mencapai /0,35 ha/ MT, atau produksi rata -rata 37 kg dengan harga jual Rp / kg atau jika diperoleh produksi rata-rata sebanyak kg umbi basah, dan dengan rata-rata harga jual sebesar Rp /kg diperoleh penerimaan sebesar Rp /0,35/ha/MT, sedangkan biaya produksi rata-rata sebesar Rp /0,35ha/MT, sehingga diperoleh rata-rata pendapatan sebesar Rp /0,35 ha/mt. Namun jika harga jual jatuh pada tingkat harga yang lebih rendah dari harga titik pulang pokok (TPP), yaitu pada tingkat harga sebesar Rp /kg, sedangkan produksi turun dibawah kg, maka petani akan mengalami kerugian, karena total biaya produksi akan menjadi lebih besar dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh. DAFTAR PUSTAKA Agustina, S Ilmu usahatani. UB Press. Malang. Ahyari, A Analisis Pulang Pokok. BPFE, Yogyakarta Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Bawang Merah. Departemen Pertanian, Jakarta. Badan Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah, Kajian Peningkatan Kualitas Bawang Merah Palu. BPTP Sulawesi Tengah, Biromaru, Palu. Bello, M., E. S. Salau, and L. Ezra, Analysis of Factors Influencing iscontinuance of Technology Adoption: The Situation with Some Nigerian Farmers. Sustainable Agriculture Research; Vol. 1, No. 2, Dinas Pertanian Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Standard Operating Procedure. Budidaya Bawang Merah Palu. Depatemen Pertanian. Direktorat jenderal Hortikultura. Direktorat Budidaya Sayuran dan Biofarmaka. Firdaus, M., Manajemen Agribisnis. PT Bumi Aksara, Jakarta. Hernanto, F., Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya Jakarta. Kebede, T.A Farm Household Technical Efficiency: A Stochastic Frontier Analysis, A Studi of Rice Producers in Mardi Watershed in The Western Develompent Region of Nepal. A Master Thesis Submited to Departemen of Economics and Social Science, Agricultural University of Norway. Kushendrayati, Program Pemberdayaan Masyarakat Petani Bawang Merah Lokal Palu Melalui Pola Bantuan Pinjaman Langsung Masyarakat Di Desa Maku Kecamatan Dolo Kab. Donggala. Tesis. Magister Pembangunan Wilayah Pedesaan Program Pascasarjana Universitas Tadulako Palu. Lawal, A.M., Memudu1, I. J., Ayanlerez, A. F., Mohammed, A. B., Olajogun M. E Assesment Of The Economics and Resource Us 44
11 Efficiency of Rice Production in Ogun State. Jurnal Agri on-line Papers in Economics and Informatics. Volume V Nmumber 3, 2013, Page Mubyarto, Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi III. LP3ES, Jakarta Rukka, H., Buhaerah, dan Sunaryo Hubungan Karakteristik Petani dengan Respon Petani terhadap Penggunaan Pupuk Organik pada Padi Sawah. Jumal Agrisistem, Vol 2 (1). Rukka, H., Buhaerah, dan Sahariah K Peranan Kelompok Tani dalam Pemenuhan Kebutuhan Usahatani. Jumal Agrisistem, Vol 4 (2). Soekartawi, Teori Ekonomi Produksi.. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Suratiyah, K., Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya, Jakarta 45
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI
ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI (Glycine max L.) VARIETAS ORBA (Suatu Kasus pada Kelompoktani Cikalong di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Oleh: Apang Haris 1, Dini Rochdiani
Lebih terperinciANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU
e-j. Agrotekbis 3 (3) : 353-359, Juni 05 ISSN : 338-30 ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU Break
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI
e-j. Agrotekbis 2 (3) : 332-336, Juni 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI Analysis of income and feasibility farming
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN
72 ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN (Analysis of Income and Efficiency of the Lowland Rice Farm In the Kota Bangun I Village, Kota Bangun
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA
e-j. Agrotekbis 4 (4) : 456-460, Agustus 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA Income Analysis of Corn Farming Systemin Labuan
Lebih terperinciOleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI
KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH DENGAN SISTEM PANEN HIJAU DAN SISTEM PANEN MERAH (Kasus Pada Petani Cabai di Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya) Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
III. METODELOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian survey. Dalam penelitian ini data yang diperlukan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
Lebih terperinciOleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani
ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BISI 2 (Zea mays Linn.) (Suatu Kasus di Desa Handapherang Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis) Oleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro,
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG
e-j. Agrotekbis 2 (3) : 337-342, Juni 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG Feasibility Analysis Of Milkfish Farms
Lebih terperinciKelayakan Ekonomi Teknologi Petani Pada Usahatani Bawang Merah Varietas Sumenep (Studi Kasus di Desa Rajun Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep)
Kelayakan Ekonomi Teknologi Petani Pada Usahatani Bawang Merah Varietas Sumenep (Studi Kasus di Desa Rajun Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep) Isdiantoni Fakultas Pertanian, Universitas Wiraraja
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Jalar ini dilakukan di Desa Gunung Malang yang berada di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor,
Lebih terperinciSURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN
KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN Tri Santoso, Uswatun Hasanah, dan Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA
39 Buana Sains Vol 12 No 2: 39-44, 2012 ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA Asnah 1) dan L. Latu 2) 1)Fakultas Pertanian, Universitas Tribhuwana Tunggadewi, Malang
Lebih terperinciPENDAPATAN PETANI TEMBAKAU ANTARA PENGGUNA AIR BOR DENGAN PENGGUNA AIR TADAH HUJAN
P r o s i d i n g 61 PENDAPATAN PETANI TEMBAKAU ANTARA PENGGUNA AIR BOR DENGAN PENGGUNA AIR TADAH HUJAN Maimuna (1), Dwi Ratna Hidayati (2), Taufani Sagita (3) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciANALISIS BREAK EVENT POINT USAHA TANI JAGUNG
WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.2 JULI-DES 2014 ISSN : 2089-8592 ANALISIS BREAK EVENT POINT USAHA TANI JAGUNG Khairunnisyah Nasution Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara Jl. Karya Bakti
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)
ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar) Oleh: Alek Hermawan 1, Dini Rochdiani 2, Tito Hardiyanto 3 1)
Lebih terperinciPENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI BAWANG MERAH LOKAL PALU MELALUI PENDEKATAN PTT DI SULAWESI TENGAH
PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI BAWANG MERAH LOKAL PALU MELALUI PENDEKATAN PTT DI SULAWESI TENGAH Muh. Rusdi, Herman S. dan Ruslan Boy Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah ABSTRAK
Lebih terperinciANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI
J. Agroland 22 (2) : 147-153, Agustus 2015 ISSN : 0854 641X E-ISSN : 2407 7607 ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Analysis Of
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat dengan responden para petani yang menggunakan
Lebih terperinciKAJIAN USAHATANI TANAMAN TOMAT TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI,
KAJIAN USAHATANI TANAMAN TOMAT TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI, (Studi Kasus di Desa Golago Kusuma, Kecamatan Jailolo Timur, Kabupaten Halmahera Barat) Arman Drakel Staf Pengajar FAPERTA UMMU-Ternate,
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI
J. Agroland 23 (1) : 64 69, April 2016 ISSN : 0854 641X E-ISSN : 2407 7607 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI The Analysis of Income
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,
44 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar Konsep dasar merupakan pengertian mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian, mencakup: Usahatani
Lebih terperinciOleh : 1 Ahmad Jaelani Siddik, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani
ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptana poir.) (Suatu Kasus di Desa Budiasih Kecamatan Sindangkasih Kabupaten Ciamis) Oleh : 1 Ahmad Jaelani Siddik, 2 Soetoro, 3 Cecep
Lebih terperinciTITIK PULANG POKOK PRODUK OLAHAN COKELAT PADA INDUSTRI SA ADAH AGENCY DI KOTA PALU
e-j. Agrotekbis (3) : 95-30, Juni 04 ISSN : 338-30 TITIK PULANG POKOK PRODUK OLAHAN COKELAT PADA INDUSTRI SA ADAH AGENCY DI KOTA PALU Break Even Point of Processed Chocolate Product At Industry Sa'adah
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)
ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya) Oleh: Ade Epa Apriani 1, Soetoro 2, Muhamad Nurdin Yusuf 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian
Lebih terperinciBESARNYA KONTRIBUSI CABE BESAR (Capsicum annum L) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI (Oryza sativa L) DI KELURAHAN BINUANG
44 BESARNYA KONTRIBUSI CABE BESAR (Capsicum annum L) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI (Oryza sativa L) DI KELURAHAN BINUANG (Its Outgrows Chili Contribution Outgrow( Capsicum annum L ) To Rice Farmer Income
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI KOPI DI DESA PIRIAN TAPIKO KECAMATAN TUTAR KAB.POLEWALI MANDAR. Rahmaniah HM.,SP, M.Si
ANALISIS USAHATANI KOPI DI DESA PIRIAN TAPIKO KECAMATAN TUTAR KAB.POLEWALI MANDAR. Rahmaniah HM.,SP, M.Si rahmaniah_nia44@yahoo.co.id Abstrak Pengembangan kopi di Kabupaten Polewali Mandar dari tahun ke
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI
ej. Agrotekbis 3 (2) : 240 246, April 2015 ISSN : 23383011 ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI Feasibility study on Pineapple Farming at Doda Village, Sigi
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI
e-j. Agrotekbis 2 (1) : 107-113, Pebruari 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Revenue analysis and elegibility
Lebih terperinciSURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO
KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO Purwanto 1) dan Dyah Panuntun Utami 2) 1)Alumnus Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian 2) Dosen Program
Lebih terperinciANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)
ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Ciamis) Oleh : Didin Saadudin 1, Yus Rusman 2, Cecep Pardani 3 13 Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2 Fakultas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis
30 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis
Lebih terperinciANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN
Agricola, Vol 4 (1), Maret 2014, 1-7 p-issn : 2088-1673., e-issn 2354-7731 ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) Surel: untari_83@yahoo.com
Lebih terperinciAnalis Pendapatan Usaha Tani Padi dengan Sistem Tanam Benih Langsung (TABELA) di Kelurahan Padangsappa Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu
Analis Pendapatan Usaha Tani Padi dengan Sistem Tanam Benih Langsung (TABELA) di Kelurahan Padangsappa Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu Idawati Universitas Andi Djemma Palopo ABSTRAK Tujuan dari penelitian
Lebih terperinciANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BONEMARAWA KECAMATAN RIOPAKAVA KABUPATEN DONGGALA
e-j. Agrotekbis 5 (1) : 111-118, Februari 2017 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BONEMARAWA KECAMATAN RIOPAKAVA KABUPATEN DONGGALA The Analysis of Production
Lebih terperinciPENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA
25 Buana Sains Vol 9 No 1: 25-30, 2009 PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA Asnah 1) dan Virgilius Natal 2) 1) PS Agribisnis Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Lebih terperinciSTUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT
EPP. Vol. 9 No.1. 2012 : 30-34 30 STUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Marketing Carrot Study (Daucus carota L.) in Citeko Village Cisarua
Lebih terperincie-j. Agrotekbis 2 (2) : , April 2014 ISSN :
e-j. Agrotekbis 2 (2) : 193-198, April 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS KOMPARATIF PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH IRIGASI SETENGAH TEKNIS DAN IRIGASI DESA DI DESA PAKULI KECAMATAN GUMBASA KABUPATEN
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI
e-j. Agrotekbis 4 (3) : 350-355, Juni 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI The Analysis of Income and
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian
III. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Desa Kebonagung Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan
Lebih terperinciANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI MENTIMUN DI KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI
ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI MENTIMUN DI KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI ANDRI JUSTIANUS SIMATUPANG NPM ABSTRAK Mentimun merupakan sayuran yang banyak digemari
Lebih terperinciANALISIS SENSITIVITAS PENDAPATAN USAHATANI KAKAO DI DESA BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG
e-j. Agrotekbis 1 (4) : 391-398, Oktober 2013 ISSN : 2338-3011 ANALISIS SENSITIVITAS PENDAPATAN USAHATANI KAKAO DI DESA BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG Sensitivity Analysis Of Cocoa
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN PETANI PENGGARAP PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KALEKE KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI
e-j. Agrotekbis 4 (3) : 310-315, Juni 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN PETANI PENGGARAP PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KALEKE KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI Analysis of The Farmer Income
Lebih terperinciANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG
e-j. Agrotekbis 2 (5) : 533-538, Oktober 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG Analysis of
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik, metode ini mempunyai ciri-ciri memusatkan diri pada pemecahan masalah yang
Lebih terperinciKajian Biaya, Penerimaan & Keuntungan Usahatani
Kajian Biaya, Penerimaan & Keuntungan Usahatani I. Pendahuluan Setiap kegiatan pada proses produksi dalam usahatani menimbulkan pengorbanan hasil yg diperoleh Korbanan yang dicurahkan dalam proses produksi
Lebih terperinciPERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI DESA MARGAMULYA KECAMATAN BUNGKU BARAT KABUPATEN MOROWALI
e-j. Agrotekbis 2 (5) : 505-509, Oktober 2014 ISSN : 2338-3011 PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI DESA MARGAMULYA KECAMATAN BUNGKU BARAT KABUPATEN MOROWALI The Role
Lebih terperinciANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KANGKUNG DARAT (Ipomea reptans P) DI DESA SIDOMULYO KECAMATAN ANGGANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KANGKUNG DARAT (Ipomea reptans P) DI DESA SIDOMULYO KECAMATAN ANGGANA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Kampus Gn.Kelua Jl. Pasir Balengkong
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. dijelaskan dan dianalisis. Penelitian ini bersifat kuantitatif, karena dalam
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif analisis merupakan suatu metode penelitian yang memusatkan pada pemecahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Usahatani Padi Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus. Sarana. Produksi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Usahatani Padi Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus Usahatani Padi Semi Organik Usahatani Padi Non Organik Biaya Produksi Sarana Produksi Biaya Produksi Produksi
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG DAUN DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT
Jurnal Agrorektan: Vol. 2 No. 2 Desember 2015 92 ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG DAUN DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT Wahyu Wahyuna 1 1) Fakultas Agrobisnis dan Rekayasa Pertanian,
Lebih terperinciEFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO
J. Agroland 17 (3) :233-240, Desember 2010 ISSN : 0854 641 EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO Production Factor Efficiency and Income
Lebih terperinciPROFITABILITAS USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annum L.) DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS
PROFITABILITAS USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annum L.) DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS Oleh MOCHAMAD RAMDAN Fakultas Pertanian Universitas Galuh Ciamis Email: ramdanmoch@gmail.com Abstrak Tujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Penelitian Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive method), yaitu di Kecamatan Duduksampeyan Kabupaten Gresik. Alasan
Lebih terperinciSOCIETA IV - 1 : 48 53, Juni 2015 ISSN
PENGELOLAAN PRODUKSI DAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH KERITING DI KELURAHAN SETERIO KECAMATAN BANYUASIN III KABUPATEN BANYUASIN Rafeah Abubakar 1, Harniatun Iswarini 1, Meliana Sari 2 1 Dosen Agribisnis,
Lebih terperinciPENGARUH IRIGASI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU
e-j. Agrotekbis 2 (1) : 76-84, Pebruari 2014 ISSN : 2338-3011 PENGARUH IRIGASI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU An effect of irrigation about farm enterprises
Lebih terperinciVolume 9 No. 1 April 2017
Volume 9. 1 April 2017 PERBEDAAN PRODUKTIVITAS DAN KEUNTUNGAN USAHATANI PADI SAWAH (Oryza sativa, L) DENGAN CARA PEMUPUKAN BERBEDA DI KELOMPOK TANI TUNAS HARAPAN IV DESA UJUNGARIS KECAMATAN WIDASARI KABUPATEN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan Kecamatan Telaga
Lebih terperinciANALISA USAHATANI BAYAM
WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.1 JAN-JUNI 2014 ISSN : 2089-8592 ANALISA USAHATANI BAYAM Surya Dharma Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara Jl. Karya Bakti No. 34 Medan Johor Telp.(061)
Lebih terperinciANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA JAYA
e-j. Agrotekbis 5 (1) : 72-76, Februari 2017 ISSN : 2338-3011 ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA JAYA Break Even Point Analysis of Kacang Goyang Business at Prima Jaya
Lebih terperinciPENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN
PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN David Hismanta Depari *), Salmiah **) dan Sinar Indra Kesuma **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN KARANGANYAR COST AND REVENUE ANALYSIS OF RICE FARMING IN KARANGANYAR REGENCY
AGRIC Vol.26, No. 1 & No.2, Juli - Desember 2014: 12-19 ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN KARANGANYAR COST AND REVENUE ANALYSIS OF RICE FARMING IN KARANGANYAR REGENCY Umi Barokah,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tingkat Produksi Kedelai Peluang peningkatan produksi kedelai di dalam negeri masih terbuka
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive) dengan alasan bahwa lokasi tersebut adalah salah satu lokasi pengembangan pertanian porduktif
Lebih terperinciAGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 01Januari 2012, ISSN
60 ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) USAHA PEMASARAN KACANG METE DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA Oleh: Wa Ode Farida S. Djarudju 1 ABSTRACT The research aims to identify and analyze the volume and price of
Lebih terperinciKELAYAKAN USAHATANI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN KEDELAI (Glycine max L.) Muh. Fajar Dwi Pranata 1) Program Studi Agribisnis Fakultas
KELAYAKAN USAHATANI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN KEDELAI (Glycine max L.) Muh. Fajar Dwi Pranata 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi Fajardwipranata21@gmail.com
Lebih terperinciSEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO
SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : 1829-9946 ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO UMI BAROKAH Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Defenisi Operasional Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan dari perolehan data yang dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian.
Lebih terperinciReza Raditya, Putri Suci Asriani, dan Sriyoto Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT
ISSN -4-8837 ANALISIS KOMPARASI USAHATANI PADI SAWAH PENGGUNA BENIH BERSERTIFIKAT DAN BENIH NON SERTIFIKAT DI KELURAHAN KEMUMU KECAMATAN ARMA JAYA KABUPATEN BENGKULU UTARA Comparation Analysis Of Paddy
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS PADA KELOMPOK TANI SUKAMAJU I DI DESA BULUPONTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI
e-j. Agrotekbis 4 (3) : 335-342, Juni 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS PADA KELOMPOK TANI SUKAMAJU I DI DESA BULUPONTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Analysis
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus di Kelurahan Sindang Barang dan Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penentuan
Lebih terperinciECONOMIC ANALYSIS OF AGRIBUSINESS PAPAYA HAWAII IN NORTH PONTIANAK
ECONOMIC ANALYSIS OF AGRIBUSINESS PAPAYA HAWAII IN NORTH PONTIANAK Dewi Kurniati Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak 78124 ABSTRACT West Kalimantan, in addition to prioritize
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bogor Jawa Barat, tepatnya di Kecamatan Jasinga. Pemilihan lokasi ini dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa
Lebih terperinciPERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG
Jurnal Agrorektan: Vol. 2 No. 2 Desember 2015 75 PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG Cucu Kodir Jaelani 1 1) Badan Pelaksana Penyuluhan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Responden 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil komposisi umur kepala keluarga
Lebih terperinciANALISIS TITIK IMPAS PADA USAHATANI PADI ORGANIK (Suatu Kasus di Desa Sukanagara Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis) Abstrak
ANALISIS TITIK IMPAS PADA USAHATANI PADI ORGANIK (Suatu Kasus di Desa Sukanagara Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis) Oleh: Predi Nanda Kurnia 1, Yus Rusman 2, Zulfikar Normansyah 3 1) Mahasiswa Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki
22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Tembakau merupakan salah satu tanaman yang memberikan kontribusi besar kepada negara Indonesia yaitu sebagai salah satu penghasil devisa negara. Usahatani
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK
1 ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK FARMING ANALYSIS OF PADDY IN KEMUNINGMUDA VILLAGE BUNGARAYA SUB DISTRICT SIAK REGENCY Sopan Sujeri 1), Evy Maharani
Lebih terperinci22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN
22 ANALISIS FINANSIAL USAHATANI PADI CIHERANG PADA SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DI KECAMATAN SUNGAI TABUKAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA PROPINSI KALIMANTAN SELATAN (Financial Analysis Of Ciherang Rice Farming
Lebih terperinciSURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013
ANALISIS USAHATANI CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) DI LAHAN TEGALAN DESA KETAWANGREJO KECAMATAN GRABAG KABUPATEN PURWOREJO Ragil Prastyo Kurniawan 1), Eni Istiyanti 2) dan Uswatun Hasanah 1) 1) Program
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran. variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan
47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran Definisi opersional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai bagaimana variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Merode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu penelitian yang merumuskan diri pada pemecahan masalah yang ada
Lebih terperincie-j. Agrotekbis 1 (3) : , Agustus 2013 ISSN :
e-j. Agrotekbis 1 (3) : 244-249, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH SISTEM TABELA DAN SISTEM TAPIN (Di Desa Dolago Kecamatan Parigi Selatan Kabupaten Parigi
Lebih terperinciAsda Rauf; Amelia Murtisari Jurusan Agribisnis Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
Jurnal Jurnal Perspektif Perspektif Pembiayaan Pembiayaan dan Pembangunan dan Pembangunan Daerah Daerah Vol. 2. Vol. 2, 2 Oktober-Desember. 1, Juli - September 2014 2014 ISSN: 2338-4603 Penerapan Sistem
Lebih terperincisosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.
85 VI. KERAGAAN USAHATANI PETANI PADI DI DAERAH PENELITIAN 6.. Karakteristik Petani Contoh Petani respoden di desa Sui Itik yang adalah peserta program Prima Tani umumnya adalah petani yang mengikuti transmigrasi
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 3 No. 3, JUNI 2015
ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH PADA LAHAN IRIGASI TEKNIS DAN LAHAN TADAH HUJAN DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Analysis of Productions and Farming Income of Rice on Technical
Lebih terperinciANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI
ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI (Studi Kasus: Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan) WANDA ARUAN, ISKANDARINI, MOZART Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara e-mail
Lebih terperinciANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH METODE SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION DI KECAMATAN SINDUE KABUPATEN DONGGALA
ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH METODE SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION DI KECAMATAN SINDUE KABUPATEN DONGGALA Astuti Mahasiswa Program Studi Magister Agribisnis Pascasarjana Universitas
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SEMIDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SEMIDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA Eddy Makruf, Yulie Oktavia, Wawan Eka Putra, dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKO-MUKO, PROVINSI BENGKULU. Ahmad Damiri dan Herlena Budi Astuti
ANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKO-MUKO, PROVINSI BENGKULU Ahmad Damiri dan Herlena Budi Astuti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian KM 6,5 Bengkulu
Lebih terperinciHerman Subagio dan Conny N. Manoppo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah ABSTRAK
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN USAHATANI CABAI SEBAGAI DAMPAK DARI PEMBELAJARAN FMA (STUDI KASUS DI DESA SUNJU KECAMATAN MARAWOLA PROVINSI SULAWESI TENGAH) Herman Subagio dan Conny N. Manoppo Balai
Lebih terperinciANALISIS NILAI TAMBAH DAN EVALUASI KELAYAKAN USAHA RAJANGAN TEMBAKAU SAMPORIS
ANALISIS NILAI TAMBAH DAN EVALUASI KELAYAKAN USAHA RAJANGAN TEMBAKAU SAMPORIS Rini Purwatiningsih dan Adi Ismanto Fakultas Pertanian Universitas Bondowoso email: rinipningsih@gmail.com ABSTRACT In the
Lebih terperinciVIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR
VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR 8.1 Penerimaan Usahatani Ubi Jalar Penerimaan usahatani ubi jalar terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai. Penerimaan tunai merupakan penerimaan
Lebih terperinciKata kunci: pendapatan, usahatani, jagung, hibrida Keywords: income, farm, maize, hybrid
56 KOMPARASI PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BISI 16 DAN BISI 2 DI KECAMATAN GERUNG KABUPATEN LOMBOK BARAT FARM INCOME COMPARISON OF THE HYBRID MAIZE BISI 16 AND BISI 2 IN GERUNG, WEST LOMBOK Idrus
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Saung Mirwan. Pemilihan PT Saung Mirwan dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa PT Saung Mirwan
Lebih terperinciANALISIS KARAKTERISTIK DAN TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH DI SULAWESI TENGAH
J. Agroland 16 (1) : 53 59, Maret 29 ISSN : 854 641X ANALISIS KARAKTERISTIK DAN TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH DI SULAWESI TENGAH Analysis of Characteristics and Earning Level of Shallots Farming
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi
ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI Refa ul Khairiyakh Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi ABSTRACT This research aimed to determine farm income and feasibility of papaya
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi
III. METODE PENELITIAN Penelitian tentang pengembangan usahatani mina padi dengan sistem jajar legowo ini dilakukan di Desa Mrgodadi, Kecamatan sayegan, Kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan metode
Lebih terperinci