POTENSI KONSERVASI ENERGI DAN REDUKSI EMISI DI INDUSTRI PULP DAN KERTAS 6.1 PELUANG PENGHEMATAN ENERGY DI INDUSTRI PULP DAN KERTAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "POTENSI KONSERVASI ENERGI DAN REDUKSI EMISI DI INDUSTRI PULP DAN KERTAS 6.1 PELUANG PENGHEMATAN ENERGY DI INDUSTRI PULP DAN KERTAS"

Transkripsi

1 LAPORAN AKHIR Kementerian Perindustrian Republik Indonesia 6-1 BAB VI POTENSI KONSERVASI ENERGI DAN REDUKSI EMISI DI INDUSTRI PULP DAN KERTAS 6.1 PELUANG PENGHEMATAN ENERGY DI INDUSTRI PULP DAN KERTAS Besar pengurangan konsumsi energi di industri pulp dan kertas dihitung dari besar penghematan yang diperoleh dengan mengimplementasikan program konservasi energi. Untuk mengkuantifikasi besar penurunan konsumsi energy dan produksi emisi CO 2, diasumsikan bahwa terjadi pengurangan energi dan emisi berdasarkan jenis teknologi yang implementasikan pada timeframe (periode) tertentu. Jenis implementasi teknologi yang mungkin untuk diterapkan di industri pulp dan kertas ditentukan dari hasil audit energy dan technology needs assessment (TNA) di tiap industri yang dapat digolongkan kedalam investasi no/low cost, medium cost dan high cost. Tabel 6.1 memberikan jenis implementasi konservasi energy dan besar peluang penghematan energy serta reduksi emisi yang dapat dicapai oleh 15 industry pulp dan kertas dengan menggunakan baseline 2010.

2 Kementerian Perindustrian 6-2 Table 6.1 Peluang Penghematan Energi dan Reduksi Emisi di 15 industri Pulp dan Kertas Industri Pulp IPK 1 Implementasi Peningkatan Total Solids Black Liquor untukmeningkatkanproduksi Steam di Recovery Boiler PenghematanE nergi Total Energy Savings ReduksiE misi CO2 Investasi PenghematanB iaya GJ TOE ton CO2 eq Rp Rp Jenis Investasi US$ 3,6 juta US$ High Cost IPK 2 Aplikasisistemsuperbatch digester Medium Cost Meningkatkankinerja (performance ) evaporator dengan improving vacuums system (install bigger vacuum pump) US$ High Cost Meningkatkankinerja (performance ) evaporator dengan improving vacuums system (install bigger vacuum pump) US$ High Cost Kertas IPK 2 Penggunaan gap former Penggunaancondebelt drying Pemasangan closed hood danoptimasisistemventilasi IPK 3 PemanasanUdaraAwalPembakaran Rp Low Cost Blowdown Heat Recovery Rp Rp Medium Cost Supplementary firing Rp Rp High Cost IPK 4 Perawatanalat ion exchange danpemeriksaanrutinefluenuntukregenerasi resin Rp Cost Pengisolasiandanpenutupankebocoranpipa steam Rp Rp Low Cost Penambahanalat flash tank 816, Rp Rp Medium Cost Penambahanalat boiler economizer Rp Rp High Cost IPK 5 Jadualpemeliharaan boiler dari 3 bulanmenjadi 6 bulan Rp Cost Pemasangan incinerator baru Rp Rp High Cost IPK 6 Capacitor Bank Rp Rp Medium Cost Fluidized coal dryer Rp Rp High Cost IPK 7 Perawatanpreventif Low Cost Monitoring Energi Low Cost Pemasangan VSD Rp ,- Medium Cost Recovery uap blow down Rp ,- High Cost

3 Kementerian Perindustrian 6-3 IPK 8 Perawatanpreventif Rp Rp Low cost Monitoring EnergidanSistemManajemenProduksi Low cost Pengendalian proses pembakarandalam steam boiler Medium Cost IPK 9 Pengisolasiandanpenutupankebocoranpipa steam Low Cost Pemanfaatan air buang WWT untuk PLTMH Low Cost Penambahanalatmicroturbine Medium Cost Konversibahanbakardaribatubarake gas IPK 10 Perawatanpreventif Low Cost Monitoring EnergidanSistemManajemen Low Cost Merecoveryuapblowdown Medium Cost Pengendalian proses pembakarandalam steam boiler High Cost IPK 12 Manajemenenergidansistemproduksi Low Cost Pemasangan metering, sistemkontrolsuhudanlajuudara - oksigensertasistemperawatannya Medium Cost PemasanganEkonomiser High Cost Penggantianresidudengan gas alam High Cost Pulp dankertas IPK 13 PengalihanBahanBakarMinyakmenjadi Natural Gas pada Lime Kiln Low Cost Pembakaran NCG pada lime kiln Low Cost Aplikasisistemsuperbatch digester Medium Cost Pemanfatan gas NCG menghasilkanmetanol High Cost IPK 14 Pembakaran NCG pada lime kiln Low cost Pemanfatan gas NCG menghasilkan gas metanoluntukmenggantiminyakbakar High Cost IPK

4 Kementerian Perindustrian 6-4 Besar peluang penghematan energi dan reduksi emisi tiap tahunnya yang dapat disumbangkan oleh15 industri pulp dan kertas masing-masing sebesar 4,7% ( TOE) dan 9,4% ( jutaton CO2eq) dengan menggunakan baseline Besar peluang penghematan dan reduksi emisi ke 15 industri obyek bervariasi dan bergantung pada berbagai factor, antara lain tingkat efisiensi proses dan teknologi yang telah diimplementasikan di industry tersebut. Dengan mengasumsikan tingkat pertumbuhan produksi pulp dan kertas sebesar 5% pertahun, maka dapat diproyeksikan pertumbuhan konsumsi energy dan produksi emisi hingga tahun 2020 seperti yang dipresentasikan pada Gambar 6.1 dan 6.2. Dari proyeksikan, diperkirakan dengan mengimplementasikan program konservasi energy yang diusulkan maka 15 industri pulp dan kertas yang dikaji dapat mengurangi total konsumsi energy dan emisinya masing-masing sebesar 2 juta TOE dan 4,8 juta ton CO2 eq hingga tahun ,000,000 60,000,000 Energy Consumption (GJ) 350,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000,000 50,000, ,000,000 40,000,000 BAU 30,000,000 Energy Conservation Production 20,000,000 10,000, Production (ton) Gambar 6.1 Proyeksi pertumbuhan konsumsi energy dengan pertumbuhan produksi sebesar 5% (Baseline 2010)

5 Kementerian Perindustrian 6-5 CO2 Emission (ton CO2 eq) 16,000,000 14,000,000 12,000,000 10,000,000 8,000,000 6,000,000 4,000,000 2,000,000 CO2 Emission (Energy Conservation) CO2 Emission (BAU) 60,000,000 50,000,000 40,000,000 30,000,000 20,000,000 10,000,000 Production (ton) Gambar 6.2 Proyeksi Pertumbuhan Produksi Emisi CO 2 eq dengan asumsi pertumbuhan produksi sebesar 5% (Baseline 2010) Dari 3 kluster industry pulp dan kertas, potensi penghematan energy dan reduksi emisi terbesar disumbangkan oleh industry kertas. Hal ini disebabkan masih tingginya penggunaan bahan bakar fosil, masih belum optimumnya tingkat efisiensi proses serta sistem monitoring dan manajemen energy di beberapa industry kertas obyek. Sebaliknya peluang penghematan energy dan reduksi emisi di industry pulp dan pulp dan kertas terintegrasi masih tergolong rendah, karena sebagian besar industry tersebut telah menerapkan system manajemen energy yang baik dan telah menerapkan beberapa kegiatan konservasi energy. Selain itu, sector ini merupakan salah satu sector industry yang menggunakan energy terbarukan dengan jumlah yang sangat signifikan, dimana 70-90% total kebutuhan energinya dapat dipenuhi dari penggunaan by product (biomassa dan blak liquor). 6.2 Potensi KE dan RE di Industri Pulp Industri pulp merupakan salah satu sektor industri yang mampu memenuhi hampir keseluruhan kebutuhan energinya dengan memanfaatkan limbah dari proses pulping, yaitu biomassa dan black liquor. Dari dua industri pulp obyek, total konsumsi energi yang bersumber dari energi terbarukan (renewable energy) sebesar 95% dan sisanya berasal dari bahan bakarfosil. Salah satu peluang untuk mengurangi konsumsi energi dan produksi emisi di industri pulp berada pada proses chemical make up di lime kiln, dimana seluruh energi yang digunakan pada proses ini berasal dari bahan bakar fosil. Dari konsumsi

6 Kementerian Perindustrian 6-6 energi total, besar penggunaan energi di lime kiln hanya sebesar 5% sehingga peluang penghematan energi yang diperoleh dari proses di lime kiln tidak signifikan terhadap konsumsi energi total. Selain itu, peluang untuk mengurangi produksi emisi CO2 juga sangat kecil karena penggunaan energi terbarukan yang bersifat carbon neutral (biogenic). Gambar 6.3 dan 6.4 memberikan proyeksi besarnya peluang penghematan energi dan reduksi emisi hingga tahun Energy (GJ) Gambar 6.3 Proyeksi Pertumbuhan Konsumsi Energi di Industri Pulp dengan Pertumbuhan Produksi 5% (Baseline 2010) CO2 Emission (ton CO2 eq) 40,000,000 35,000,000 30,000,000 25,000,000 20,000,000 15,000,000 10,000,000 5,000, , , , , , ,000 50, Industri Pulp Energy (BAU) Energy (CE) Production Year Industri Pulp Year CO2 emisison (BAU) 0 5,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000, ,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000 Production (ton) Production (ton) Gambar 6.4 Proyeksi Produksi Emisi di Industri Pulp dengan Pertumbuhan Produksi 5% (Baseline 2010)

7 Kementerian Perindustrian TanjungEnim Lestari 1 Peningkatan Total Solids Black Liquor untuk Meningkatkan Produksi Steam di Recovery Boiler Sub Total High Cost Total PPE/tahun GJ % RE/tahun Penghematan Biaya Perkiraan Biaya ,02 20,00 31,00 US$ US$ 3,6 juta 4,00 High Cost ,0 0,6 31,0 US$ US$ 3,6 juta ,9 0,62 31,00 US$ US$ 3,6 juta Simple Payback Kelompok Investasi DESKRIPSI UNIT/KETERANGAN Pertumbuhan Produksi rata-rata 5%/tahun Ton Kebutuhan Energi (BAU) (10,31 GJ/Ton > 2010) GJ Produksi Emisi (BAU) by energy consume Ton CO Penghematan Energi dgn Implementasi KE Peningkatan Total Solids Black Liquor GJ Penghematan Energi 0, untuk Meningkatkan Produksi Steam Ton CO2 Reduksi Emisi 0, TOTAL PENGHEMATAN ENERGI DAN GJ Penghematan Energi 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0, , , , ,7 REDUKSI EMISI Ton CO2 Reduksi Emisi 0, Peningkatan Total Solids Black Liquor untuk Meningkatkan Produksi Steam di Recovery Boiler

8 Implementation of Energy Conservation and CO 2 Emission Reduction In Industrial Sector (Phase 1) Kementerian Perindustrian 6-8 Gambar 6.5 Konsumsi Energi dan Emisi CO 2 2. Toba Pulp Lestari Langkah Konservasi Energi PPE/tahun GJ % RE/tahun Penghematan Biaya Perkiraan Biaya Investasi (Rp) Simple Payback (Thn) Kelompok Investasi 1 Aplikasi sistem superbatch digester Sub Total Medium Cost (performance ) evaporator dengan 2 improving vacuums system (install bigger konsentrator dan evaporator tipe plate 3 (lamella) yang dapat meningkatkan total Sub Total High Cost Total ,00 71, ,00 71, , ,00 28, ,00 US$ ,00 2,00 644,00 US$ ,0 30, ,0 US$ 1,4 juta ,0 101, ,0 1,00 Medium Cost 3,00 High Cost 4,00 High Cost PT. Energy Management Indonesia (Persero) 2011

9 Kementerian Perindustrian 6-9 DESKRIPSI Pertumbuhan Produksi rata-rata 5%/tahun (~ ton > 2010) Kebutuhan Energi (BAU) (10,31 GJ/Ton > 2010 GJ Produksi Emisi (BAU) by energy consume ( ,87 Ton CO2,e Ton CO > 2010) Penghematan Energi dgn Implementasi KE Aplikasi sistem GJ Penghematan Energi 0, superbatch digester Ton CO2 Reduksi Emisi 0, Meningkatkan kinerja GJ Penghematan Energi 0, , , , , ,3 (performance ) Ton CO2 Reduksi Emisi 0,0 0 0, , , , ,6 Penggunaan super konsentrator dan evaporator tipe plate 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0, , , ,5 (lamella) yang dapat meningkatkan total TOTAL PENGHEMATAN ENERGI DAN REDUKSI UNIT/KETERANGAN Ton 0, GJ Penghematan Energi 0,0 0,0 0,0 0, , , , , , ,9 Ton CO2 Reduksi Emisi 0, Aplikasi sistem superbatch digester Sub Total Medium Cost 2 Meningkatkan kinerja (performance ) evaporator dengan improving vacuums system (install bigger vacuum pump). Penggunaan super konsentrator dan evaporator tipe plate (lamella) yang dapat 3 meningkatkan total solids sampai 80% pada system evaporator black liquor

10 Implementation of Energy Conservation and CO 2 Emission Reduction In Industrial Sector (Phase 1) Kementerian Perindustrian Gambar 6.6 Konsumsi Energi dan Emisi CO 2 PT. Energy Management Indonesia (Persero) 2011

11 Kementerian Perindustrian Potensi Konservasi Energi dan Reduksi Emisi di Industri Kertas Dibandingkan dengan industri pulp, peluang konservasi energi dan reduksi emisi di sektor industri kertas masih cukup signifikan. Dari 10 industri obyek yang dikaji, fokus audit energi dilakukan di beberapa sistem, antara lain : 1. Sistem boiler 2. Sistem pembangkit listrik 3. Sistem Pengukuran dan Monitoring energi 4. Sistem Paper machine Karena kegiatan audit energi tidak dilakukan pada keseluruhan proses di papermill, maka kemungkinan masih banyak potensi penghematan energi lainnya yang dapat diimplementasikan di industri kertas. Gambar 6.7 dan Gambar 6.8 memberikan proyeksi besar konsumsi energi dan produksi emisi dengan menggunakan data 2010 sebagai baseline dan mengasumsikan pertumbuhan produksi sebesar 5%. Dari hasil proyeksi tersebut diperkirakan besar pengurangan konsumsi energi hingga tahun 2020 sebesar GJ ( TOE) dengan total penurunan emisi sebesar 2,88 Juta ton CO2 eq. Nilai total penurunan konsumsi energi dan produksi emisi ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan peluang yang terdapat di industri pulp dan industri pulp dan kertas terintegrasi. Energy (GJ) 90,000,000 80,000,000 70,000,000 60,000,000 50,000,000 40,000,000 30,000,000 20,000,000 10,000,000 0 Industri Kertas Energy (BAU) Energy (CE) Production Year 12,000,000 10,000,000 8,000,000 6,000,000 4,000,000 2,000,000 Gambar 6.7 Proyeksikonsumsi energy di industry kertas dengan pertumbuhan produksi 5% (Baseline 2010) 0 Production (ton)

12 Kementerian Perindustrian 6-12 CO2 Emission (ton CO2 eq) 7,000,000 6,000,000 5,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000 0 Industri Kertas CO2 Emission (BAU) CO2 Emission (CE) Year 12,000,000 10,000,000 8,000,000 6,000,000 4,000,000 2,000,000 0 Production (ton) Gambar 6.8 Proyeksi Produksi Emisi CO2 di Industri Kertas dengan pertumbuhan produksi 5% (Baseline 2010)

13 Kementerian Perindustrian Adiprima Suraprinta PPE/tahun GJ % RE/tahun (ton-co2 eq) SUB TOTAL LOW COST 2 SUB TOTAL MEDIUM COST Penggunaan gap former ,51 4, ,08 4 Penggunaan condebelt drying 5 Pemasangan closed hood dan optimasi sistem ventilasi SUB TOTAL HIGH COST TOTAL 9.246,35 0,88 529, ,52 15, , ,60 0,67 269, ,97 20, ,0 20, ,64

14 Kementerian Perindustrian SUB TOTAL LOW COST 2 SUB TOTAL MEDIUM COST 3 Penggunaan gap former 4 Penggunaan condebelt drying 5 Pemasangan closed hood dan optimasi sistem ventilasi DESKRIPSI UNIT/ KETERANGAN Pertumbuhan produksi rata-rata 5%/tahun ton , , , , , , , , , ,4 Kebutuhan energi (BAU) GJ , , , , , , , , , ,9 Produksi emisi (BAU) t-co , , , , , , , , , ,2 Penghematan Energi Dengan Implementasi Konservasi Energi Penggunaan gap former Penggunaan condebelt drying GJ GJ PPE PPE , , , , , , , , , , , , , , , , , ,74 t-co2 t-co2 RE RE ,68 647, , , , , , , , , , , , , , , , ,57 GJ PPE 1.177, , , , , , , , , ,53 Pemasangan closed hood dan optimasi sistem ventilasi t-co2 RE 109,02 496,06 801,33 841,39 883,46 927,64 974, , , ,55 TOTAL PENGHEMATAN ENERGI DAN REDUKSI EMISI GJ PPE 1.177, , , , , , , , , ,03 Ton CO2 RE 109, , , , , , , , , ,81

15 Kementerian Perindustrian 6-15 Gambar 6.9 Konsumsi Energi dan Emisi CO 2 2. AspecKumbong 1 Pemanasan awal udara pembakaran Sub Total Low Cost GJ % RE/tahun Penghematan Biaya per Tahun (Rp) ,8 0, , ,8 0, , ,0 Perkiraan Biaya Investasi (Rp) 0 0,00 Low Cost 0,0 Simple Payback (Thn) Periode Kelompok Investasi 2 3 Blowdown heat recovery Sub Total Medium Cost Penambahan sistem supplementary firing di kogenerasi Sub Total High Cost Total SUB TOTAL HIGH COST ,1 0, , ,64 Medium Cost ,1 0, , , , ,0 4, , ,48 High Cost ,0 4, , ,9 5, , ,9 5, , PT. Energy Management Indonesia (Persero) 2011

16 Kementerian Perindustrian 6-16 DESKRIPSI UNIT/KETERANGAN Pertumbuhan Produksi rata-rata 5%/tahun Ton Kebutuhan Energi (BAU) (12,01 GJ/Ton > 2010) GJ Produksi Emisi (BAU) by energy consume Ton CO Penghematan Energi dgn Implementasi KE Pemanasan awal udara pembakaran Blowdown heat recovery Penambahan sistem supplementary firing di kogenerasi TOTAL PENGHEMATAN ENERGI DAN REDUKSI EMISI GJ Penghematan Energi 0, Ton CO2 Reduksi Emisi 0, GJ Penghematan Energi 0,0 0 0,0 0,0 0,0 0, , , , ,7 Ton CO2 Reduksi Emisi 0,0 0 0,0 0,0 0,0 0, , , , ,5 GJ Penghematan Energi 0,0 0 0,0 0,0 0,0 0,0 0, , ,6 Ton CO2 Reduksi Emisi 0,0 0 0,0 0,0 0,0 0,0 0, , ,1 GJ Penghematan Energi 0, Ton CO2 Reduksi Emisi 0, Pemanasan awal udara pembakaran 2 Blowdown heat recovery 3 Sub Total Low Cost Sub Total Medium Cost Penambahan sistem supplementary firing di kogenerasi

17 Kementerian Perindustrian BekasiTeguh 1 2 Perawatan alat ion exchange dan pemeriksaan rutin efluen untuk regenerasi resin SUB TOTAL NO COST Pengisolasian dan penutupan kebocoran pipa steam SUB TOTAL LOW COST 3 Penambahan alat flash tank SUB TOTAL MEDIUM COST 4 Penambahan alat boiler economizer SUB TOTAL HIGH COST TOTAL Gambar 6.10 Konsumsi Energi dan Emisi CO 2 PPE/tahun GJ % RE/tahun Penghematan Biaya ,5 5, , ,5 5, , Perkiraan Biaya Investasi (Rp) Simple Payback Kelompok Investasi Cost ,7 3,0 1256, ,2 Low Cost ,7 3, , , ,0 817,0 0,4 46, ,23 Medium Cost 817 0,40 46, ,7 8, , ,62 High Cost ,7 8, , , , ,8 16, , PT. Energy Management Indonesia (Persero) 2011

18 Kementerian Perindustrian 6-18 DESKRIPSI UNIT/KETERANGAN Pertumbuhan Produksi rata-rata 5%/tahun (~ ton > 2010) Ton Kebutuhan Energi (BAU) (20.24 GJ/Ton > 2010) GJ Produksi Emisi (BAU) by energy consume (93858 Ton CO2,e > 2010) Penghematan Energi dgn Implementasi KE Perawatan alat ion exchange dan pemeriksaan rutin efluen untuk regenerasi resin Pengisolasian dan penutupan kebocoran pipa steam Penambahan alat flash tank Penambahan alat boiler economizer Ton CO GJ Penghematan Energi 0, Ton CO2 Reduksi Emisi 0, GJ Penghematan Energi 0, Ton CO2 Reduksi Emisi 0, GJ Penghematan Energi 0,0 0 0,0 0, , , , ,8 Ton CO2 Reduksi Emisi 0,0 0 0,0 0,0 66,0 66,0 66,0 66,0 GJ Penghematan Energi 0,0 0 0,0 0,0 0,0 0, , ,4 Ton CO2 Reduksi Emisi 0,0 0 0,0 0,0 0,0 0, , ,1 TOTAL PENGHEMATAN ENERGI DAN REDUKSI EMISI GJ Penghematan Energi 0,0 0,0 0, , , , , , , ,6 Ton CO2 Reduksi Emisi 0,0 0,0 0, , , , , , , ,0 Perawatan alat ion exchange dan 1 pemeriksaan rutin efluen untuk regenerasi resin Pengisolasian dan penutupan kebocoran 2 pipa steam 3 Penambahan alat flash tank 4 Penambahan alat boiler economizer

19 Kementerian Perindustrian Fajar Surya Wisesa 1 Jadual pemeliharaan boiler dari 3 bulan menjadi 6 bulan Sub Total Low Cost Gambar 6.11 Konsumsi Energi dan Emisi CO 2 PPE/tahun GJ % RE/tahun Penghematan Biaya per Tahun (Rp) 4.666,3 0, , ,3 0, , ,0 Perkiraan Biaya Investasi (Rp) 0 0,00 Cost 0,0 Simple Payback (Thn) Kelompok Investasi 2 Pemasangan incinerator baru Sub Total High Cost Total ,0 27, , ,91 High Cost ,0 27, , ,9 28, , , ,00 PT. Energy Management Indonesia (Persero) 2011

20 Kementerian Perindustrian Jadual pemeliharaan boiler dari 3 bulan menjadi 6 bulan Sub Total Low Cost Pemasangan incinerator baru DESKRIPSI UNIT/KETERANGAN Pertumbuhan Produksi rata-rata Ton %/tahun Kebutuhan Energi (BAU) GJ Produksi Emisi (BAU) Ton CO Penghematan Energi dgn Implementa Jadual pemeliharaan boiler dari 3 bulan menjadi 6 bulan Pemasangan incinerator baru TOTAL PENGHEMATAN ENERGI DAN REDUKSI EMISI GJ Penghematan Energi 0, Ton CO2 Reduksi Emisi 0, GJ Penghematan Energi 0,0 0 0,0 0, , , , ,7 Ton CO2 Reduksi Emisi 0,0 0 0,0 0, , , , ,8 GJ Penghematan Energi 0, Ton CO2 Reduksi Emisi 0,

21 Kementerian Perindustrian 6-21 Gambar 6.12 Konsumsi Energi dan Emisi CO 2 5. Indah KiatSerang 1 Pemasangan Kapasitor Bank Pada Motor Ball Mill 3A Sub Total Medium Cost 2 Pemasangan Fludized Coal Dryer Sub Total High Cost Total PPE/tahun GJ % RE/tahun Penghematan Biaya per Tahun (Rp) 66,8 0,31 14, ,8 0,31 14, , , ,1 5, , ,1 5, , ,9 5, , , ,00 Perkiraan Biaya Simple Payback (Thn) Kelompok Investasi Investasi (Rp) Periode 0,88 Medium Cost 3,51 High Cost PT. Energy Management Indonesia (Persero) 2011

22 Kementerian Perindustrian 6-22 DESKRIPSI UNIT/KETERANGAN Pertumbuhan Produksi rata-rata 5%/tahun Ton Kebutuhan Energi (BAU) (17.01 GJ/Ton > 2010) GJ Produksi Emisi (BAU) Ton CO Penghematan Energi dgn Implementasi KE Pemasangan Kapasitor Bank Pada Motor Ball Mill 3A Pemasangan Fludized Coal Dryer TOTAL PENGHEMATAN ENERGI DAN REDUKSI EMISI GJ Penghematan Energi 0, Ton CO2 Reduksi Emisi 0, GJ Penghematan Energi 0,0 0 0,0 0, , , , , , ,3 Ton CO2 Reduksi Emisi 0,0 0 0,0 0, , , , , , ,4 GJ Penghematan Energi 0, Ton CO2 Reduksi Emisi 0, Jadual pemeliharaan boiler dari 3 bulan menjadi 6 bulan Sub Total Low Cost Pemasangan incinerator baru

23 Kementerian Perindustrian 6-23 Gambar 6.13 Konsumsi Energi dan Emisi CO 2 PT. Energy Management Indonesia (Persero) 2011

24 Kementerian Perindustrian Pakerin PPE/tahun RE/tahun GJ % (ton-co2 eq) 1 Perawatan preventif 2.937,35 2,00 359, Monitoring Energi dan Sistem Manajemen Produksi SUB TOTAL LOW COST SUB TOTAL MEDIUM COST Pengendalian proses pembakaran dalam steam boiler SUB TOTAL HIGH COST TOTAL 734,34 0,50 89, ,68 2,50 449, ,15 2,30 243, ,15 2,30 243, ,8 4,80 693,51 DESKRIPSI Pertumbuhan produksi rata-rata 5%/tahun , , , , , , ,6 Kebutuhan energi (BAU) , , , , , , ,5 Produksi emisi (BAU) by energy consume , , , , , , ,7 Penghematan Energi Dengan Implementasi Konservasi Energi Perawatan preventif Monitoring Energi dan Sistem Manajemen Produksi Pengendalian proses pembakaran dalam steam boiler TOTAL PENGHEMATAN ENERGI DAN REDUKSI EMISI 3.570, , , , , , ,63 437,55 459,42 482,39 506,51 531,84 558,43 586,35 892,59 937,22 984, , , , ,16 109,39 114,86 120,60 126,63 132,96 139,61 146, , , , , , , ,03 296,03 310,84 326,38 342,70 359,83 377,82 396, , , , , , , ,82 842,97 885,12 929,37 975, , , ,66

25 Kementerian Perindustrian Perawatan preventif Monitoring Energi dan Sistem Manajemen Produksi SUB TOTAL LOW COST SUB TOTAL MEDIUM COST Pengendalian proses pembakaran dalam steam boiler Gambar 6.14 Konsumsi Energi dan Emisi CO 2 PT. Energy Management Indonesia (Persero) 2011

26 Kementerian Perindustrian Pindo Deli PPE/tahun Penghematan Perkiraan Kelompok RE/thn Simple Payback GJ % Biaya (Rp) Investasi (Rp) Investasi 1 Pengisolasian dan penutupan kebocoran pipa steam ,7 0, , ,23 Low Cost 2 Pemanfaatan air buang WWT untuk PLTMH 48,9 0, , ,60 Low Cost Sub Total Low Cost ,6 0, , Penambahan alat microturbine 7.974,44 0,15 739, ,79 Medium Cost Sub Total Medium Cost 4 Konversi bahan bakar dari batubara ke gas ,1 Sub Total High Cost 7.974,4 0,1 739, ,0 0, ,0 0 0 Total ,1 0, , , ,0 DESKRIPSI UNIT/KETERANGAN Pertumbuhan Produksi rata-rata 5%/tahun Ton Kebutuhan Energi (BAU) (8,01 GJ/Ton > 2010) GJ Produksi Emisi (BAU) by energy consume Ton CO Penghematan Energi dgn Implementasi KE Pengisolasian dan penutupan kebocoran pipa steam Pemanfaatan air buang WWT untuk PLTMH Penambahan alat microturbine Konversi bahan bakar dari batubara ke gas TOTAL PENGHEMATAN ENERGI DAN REDUKSI EMISI GJ Penghematan Energi 0, , , , , , , , , ,8 Ton CO2 Reduksi Emisi 0,0 895, , , , , , , , ,8 GJ Penghematan Energi 0, Ton CO2 Reduksi Emisi 0,0 0,0 0,0 0, GJ Penghematan Energi 0,0 0 0,0 0, , , , , , ,6 Ton CO2 Reduksi Emisi 0,0 0 0,0 0, , , , , , ,3 GJ Penghematan Energi 0, Ton CO2 Reduksi Emisi , , , ,7 GJ Penghematan Energi 0, , , , , , , , , ,3 Ton CO2 Reduksi Emisi 0,0 895, , , , , , , , ,8

27 Kementerian Perindustrian Pengisolasian dan penutupan kebocoran pipa steam 2 Pemanfaatan air buang WWT untuk PLTMH 3 Penambahan alat microturbine 4 Konversi bahan bakar dari batubara ke gas Gambar 6.15 Konsumsi Energi dan Emisi CO 2 PT. Energy Management Indonesia (Persero) 2011

28 Kementerian Perindustrian Pura Nusa Persada PPE/tahun RE/tahun (ton CO2eq) GJ % 1 Perawatan preventif ,74 2, ,54 2 Monitoring Energi dan Sistem Manajemen 3.783,14 0,50 434,84 SUB TOTAL LOW COST ,88 2, ,39 3 Merecovery uap blowdown 7.850,24 1,20 731,13 4 SUB TOTAL MEDIUM COST Pengendalian proses pembakaran dalam steam boiler SUB TOTAL HIGH COST TOTAL 7.850,24 1,20 731, ,30 2, , ,30 2, , ,4 6, ,84

29 Kementerian Perindustrian Perawatan preventif 2 Monitoring Energi dan Sistem Manajemen SUB TOTAL LOW COST 3 Merecovery uap blowdown 4 SUB TOTAL MEDIUM COST Pengendalian proses pembakaran dalam steam boiler SUB TOTAL HIGH COST TOTAL DESKRIPSI UNIT/ KETERANGAN Pertumbuhan produksi rata-rata 5%/tahun ton , , , , , , , , , ,6 Kebutuhan energi (BAU) GJ , , , , , , , , , ,6 Produksi emisi (BAU) t-co2 eq , , , , , , , , , ,9 Penghematan Energi Dengan Implementasi Konservasi Energi Perawatan preventif Monitoring Energi dan Sistem Manajemen Merecovery uap blowdown Pengendalian proses pembakaran dalam steam boiler TOTAL PENGHEMATAN ENERGI DAN REDUKSI EMISI GJ PPE 4.121, , , , , , , , , ,03 t-co2 RE 383, , , , , , , , , ,88 GJ PPE 567, , , , , , , , , ,34 t-co2 RE 68,49 311,62 503,39 528,56 554,98 582,73 611,87 642,46 674,59 708,31 GJ PPE 5.625, , , , , , , , ,22 t-co2 RE 523,94 846,37 888,69 933,12 979, , , , ,93 GJ PPE , , , , , , , , ,74 t-co2 RE 1.544, , , , , , , , ,61 GJ PPE 4.688, , , , , , , , , ,59 Ton CO2 RE 452, , , , , , , , , ,73

30 Kementerian Perindustrian Pura Barutama 1 Perawatan preventif Gambar 6.16 Konsumsi Energi dan Emisi CO 2 PPE/tahun RE/tahun (t- GJ % CO2) 9.917,99 2, ,79 2 Monitoring Energi dan Sistem Manajemen 2.479,50 0,50 330,20 SUB TOTAL LOW COST 3 Merecovery uap blowdown SUB TOTAL MEDIUM COST Pengendalian proses pembakaran dalam 4 steam boiler SUB TOTAL HIGH COST TOTAL ,48 2, , ,79 1,20 377, ,79 1,20 377, ,64 2,30 722, ,64 2,30 722, ,9 6, ,05 PT. Energy Management Indonesia (Persero) 2011

31 Kementerian Perindustrian 6-31 DESKRIPSI UNIT/ KETERANGAN Pertumbuhan produksi rata-rata 5%/tahun ton , , , , , , , , , ,6 Kebutuhan energi (BAU) GJ , , , , , , , , , ,6 Produksi emisi (BAU) by energy consume t-co , , , , , , , , , ,6 Penghematan Energi Dengan Implementasi Konservasi Energi Perawatan preventif Monitoring Energi dan Sistem Manajemen Merecovery uap blowdown GJ GJ GJ PPE PPE PPE 3.124,17 390,52 937, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,21 t-co2 t-co2 t-co2 RE RE RE 416,05 52,01 59, ,94 236,63 270, ,98 382,25 436, ,43 401,36 458, ,70 421,43 481, ,99 442,50 505, ,49 464,62 530, ,41 487,85 557, ,98 512,25 585, ,43 537,86 614,36 Pengendalian proses pembakaran dalam GJ PPE 1.230, , , , , , , , , ,22 steam boiler t-co2 RE 379,52 796,99 836,84 878,68 922,62 968, , , , ,52 TOTAL PENGHEMATAN ENERGI DAN GJ PPE 5.682, , , , , , , , , ,62 REDUKSI EMISI Ton CO2 RE 906, , , , , , , , , ,17 1 Perawatan preventif 2 Monitoring Energi dan Sistem Manajemen SUB TOTAL LOW COST 3 Merecovery uap blowdown SUB TOTAL MEDIUM COST Pengendalian proses pembakaran dalam 4 steam boiler SUB TOTAL HIGH COST TOTAL

32 Kementerian Perindustrian 6-32 Gambar 6.17 Konsumsi Energi dan Emisi CO Surya Zigzag PPE/tahun GJ % RE/tahun (ton CO2 eq 1 Manajemen energi dan sistem produksi 9.585,72 3, ,26 2 SUB TOTAL LOW COST Pemasangan metering, sistem kontrol suhu dan laju udara - oksigen serta sistem perawatannya SUB TOTAL MEDIUM COST 9.585,72 3, , ,53 1,00 118, ,53 1,00 118,68 3 Pemasangan Ekonomiser 4 Penggantian residu dengan gas alam 2.565,32 1,64 194, ,26 PT. Energy Management Indonesia (Persero) 2011

33 Kementerian Perindustrian Manajemen energi dan sistem produksi 2 SUB TOTAL LOW COST Pemasangan metering, sistem kontrol suhuu dan laju udara - oksigen serta sistem perawatannya SUB TOTAL MEDIUM COST 3 Pemasangan Ekonomiser 4 Penggantian residu dengan gas alam PT. Energy Management Indonesia (Persero) 2011

34 Kementerian Perindustrian 6-34 Gambar 6.18 Konsumsi Energi dan Emisi CO 2 PT. Energy Management Indonesia (Persero) 2011

35 Kementerian Perindustrian Potensi Konservasi Energi dan Reduksi Emisi di Industri Pulp dan Kertas Terpadu Industri pulp dan kertas terpadu merupakan salah satu industri dengan intensitas energi yang tinggi. Berdasarkan data tahun 2010, total konsumsi energi dan emisi CO2 dari 3 industri pulp dan kertas terpadu masing-masing sebesar 3,6 juta TOE dan 4,2 juta ton CO2 eq. Meskipun termasuk sebagai salah satu sektor dengan intensitas energi yang cukup tinggi, sektor ini juga merupakan salah satu industri sebagai pengguna energi terbarukan dengan jumlah yang sangat signifikan. Dari 3 industri obyek, besar penggunaan biomassa dan black liquor rata-rata mencapai 71%. Adapun fokus audit di industri pulp dan kertas terpadu meliputi: 1. Proses chemicalmake up di lime kiln sebagai salah satu proses yang keseluruhan energinya berasal dari bahan bakar fosil. Konservasi energi dilakukan dengan mengganti bahan bakar minyak dengan gas alam yang lebih ramah lingkungan. 2. Cooking, dimana digester dimodifikasi menjadi sistem superbatch digester yang lebih hemat dalam konsumsi steam. 3. Pembakaran n condensible Gas di Lime Kiln Gambar 6.19 dan 6.20 mempresentasikan proyeksi penggunaan energi dan produksi emisi CO2 di industri pulp dan kertas terintegrasi hingga tahun ,000,000 Industri Pulp and Paper 30,000,000 Energy (GJ) 250,000, ,000, ,000, ,000,000 50,000,000 0 Energy (BAU) Energy (CE) Production Year 25,000,000 20,000,000 15,000,000 10,000,000 5,000,000 Gambar 6.19 ProyeksiKonsumsiEnergi di Industri Pulp dankertasterintegrasidenganpertumbuhanproduksi 5% (Baseline 2010) 0 Production (ton)

36 Kementerian Perindustrian 6-36 Industri Pulp and Paper 8,000,000 30,000,000 CO2 Emission (ton CO2 eq) 7,000,000 25,000,000 6,000,000 5,000,000 20,000,000 4,000,000 15,000,000 3,000,000 10,000,000 2,000,000 CO2 Emission (BAU) 1,000,000 CO2 Emission (CE) 5,000,000 Production Year Production (ton) Gambar 6.20 Proyeksi Produksi Emisi CO2 di Industri Pulp dan Kertas Terintegrasi dengan Pertumbuhan Produksi 5% (Baseline 2010)

37 Kementerian Perindustrian Indah KiatPerawang Pulp and Paper 1 Pengalihan Bahan Bakar Minyak menjadi Natural Gas pada Lime Kiln PPE/tahun GJ % RE/tahun Penghematan Biaya per Tahun (Rp) Perkiraan Biaya Simple Payback Kelompok Investasi USD ,00 Low Cost 2 Pembakaran NCG pada lime kiln , Rp ,00 Low Cost Sub Total Low Cost Aplikasi sistem superbatch digester , Sub Total Medium Cost Pemanfatan gas NCG menghasilkan metanol , Sub Total High Cost Total Untuk 1000 ton/day pulp, annual energy savings $2 million. Annual saving USD/year , , , ,1 1,00 Medium Cost 4,00 High Cost DESKRIPSI UNIT/KETERANGAN Pertumbuhan Produksi rata-rata 5%/tahun Ton Kebutuhan Energi (BAU) GJ Produksi Emisi (BAU) Ton CO Penghematan Energi dgn Implementasi KE Pengalihan Bahan Bakar Minyak menjadi Natural Gas pada Lime Kiln Pembakaran NCG pada lime kiln Aplikasi sistem superbatch digester Pemanfatan gas NCG menghasilkan metanol TOTAL PENGHEMATAN ENERGI DAN REDUKSI EMISI GJ Penghematan Energi Ton CO2 Reduksi Emisi GJ Penghematan Energi Ton CO2 Reduksi Emisi , , , , , , , ,1 GJ Penghematan Energi , , , , , ,2 Ton CO2 Reduksi Emisi , , , , , ,9 GJ Penghematan Energi , , ,7 Ton CO2 Reduksi Emisi GJ Penghematan Energi , ,4 ######### , , , , , ,3 Ton CO2 Reduksi Emisi

38 Kementerian Perindustrian Pengalihan Bahan Bakar Minyak menjadi Natural Gas pada Lime Kiln 2 Pembakaran NCG pada lime kiln Sub Total Low Cost 3 Aplikasi sistem superbatch digester Sub Total Medium Cost 4 Pemanfatan gas NCG menghasilkan metanol Gambar 6.21 Konsumsi Energi dan Emisi PT. Energy Management Indonesia (Persero) 2011

39 Kementerian Perindustrian Lontar Papyrus PPE/tahun GJ % RE/tahun Penghematan Biaya per Tahun (Rp) Simple Payback Kelompok Investasi 1 Pembakaran NCG pada lime kiln Sub Total Low Cost 2 Pemanfatan gas NCG menghasilkan gas metanol untuk mengganti minyak bakar Sub Total High Cost Total ,8 4, ,8 Rp /year 3,00 Cost ,0 1, ,7 Annual saving USD/year , , ,9 0,00 3,00 High Cost DESKRIPSI UNIT/KETERANGAN Pertumbuhan Produksi rata-rata 5%/tahun Ton Kebutuhan Energi (BAU) GJ Produksi Emisi (BAU) by energy consume Ton CO Penghematan Energi dgn Implementasi KE Pembakaran NCG pada lime kiln GJ Penghematan Energi 0, Ton CO2 Reduksi Emisi 0, Pemanfatan gas NCG menghasilkan gas metanol GJ Penghematan Energi 0, , , ,7 untuk mengganti minyak bakar Ton CO2 Reduksi Emisi 0, , , ,8 TOTAL PENGHEMATAN ENERGI DAN REDUKSI GJ Penghematan Energi 0,0 0,0 0, , , , , , , ,9 EMISI Ton CO2 Reduksi Emisi 0,0 0,0 0, , , , , , , ,6

40 Kementerian Perindustrian Pembakaran NCG pada lime kiln Sub Total Low Cost 2 Pemanfatan gas NCG menghasilkan gas metanol untuk mengganti minyak bakar Gambar 6.22 Konsumsi Energi dan Emisi PT. Energy Management Indonesia (Persero) 2011

41 Kementerian Perindustrian Riau Andalan Pulp and Paper Gambar 6.23 Konsumsi Energi dan Emisi PT. Energy Management Indonesia (Persero) 2011

BAB XI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB XI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kementerian Perindustrian Republik Indonesia 11-1 BAB XI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 11.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil pelaksanaan audit energi yang dilakukan dan kajian terhadap kebutuhan teknologi Konservasi

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR RINGKASAN EKSEKUTIF

LAPORAN AKHIR RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF Kegiatan Implementation of Energi Conservation and Emission Reduction in Industrial Sector (Phase-1) ini dilakukan sebagai bagian dari rangkaian program konservasi energi dan pengurangan

Lebih terperinci

KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES

KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES 1. Umum Subagyo Rencana dan Evaluasi Produksi, PT. Kertas Leces Leces-Probolinggo, Jawa Timur e-mail: ptkl@idola.net.id Abstrak Biaya energi di PT. Kertas Leces (PTKL)

Lebih terperinci

REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1) PT INDAH KIAT PULP & PAPER

REGIONAL CONSULTANT 1 (RC-1) Implementation of Energy Conservation and Emission Reduction (Phase 1) PT INDAH KIAT PULP & PAPER DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR CHAPTER I PENDAHULUAN I-1 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Target dan Capaian I-3 1.3 Cakupan Pekerjaan 1-3 1.4 Metodologi dan Pendekatan

Lebih terperinci

Konservasi Energi: Melalui Aplikasi Teknologi Kogenerasi

Konservasi Energi: Melalui Aplikasi Teknologi Kogenerasi Konservasi Energi: Melalui Aplikasi Teknologi Kogenerasi B2TE BPPT, Energy Partner Gathering Hotel Borobudur Jakarta, 4 Desember 2013 www.mctap-bppt.com INTENSITAS ENERGI SEKTOR INDUSTRI DI INDONESIA (dan

Lebih terperinci

Steel and Pulp & Paper Industries (Phase I) merupakan program yang

Steel and Pulp & Paper Industries (Phase I) merupakan program yang Kementerian Perindustrian Republik Indonesia 8-1 BAB VIII PELATIHAN / CAPACITY BUILDING 8.1 MAKSUD DAN TUJUAN Kegiatan Implementation of Energy Conservation and CO 2 Emission Reduction in Steel and Pulp

Lebih terperinci

THE VIET TRI PAPER DESKRIPSI PERUSAHAAN DESKRIPSI PROSES

THE VIET TRI PAPER DESKRIPSI PERUSAHAAN DESKRIPSI PROSES THE VIET TRI PAPER DESKRIPSI PERUSAHAAN THE VIET TRI PAPER, sebuah perusahaan negara, didirikan pada tahun 1961 dan berlokasi di propinsi Phu Tho. Viet Tri berada pada peringkat empat dalam hal kapasitas

Lebih terperinci

OLEH Ir. PARLINDUNGAN MARPAUNG HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE)

OLEH Ir. PARLINDUNGAN MARPAUNG HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE) OLEH Ir. PARLINDUNGAN MARPAUNG HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE) 1 1. BOILER 2. PRINSIP KONSERVASI PADA BOILER 3 KASUS Boiler telah dikenal sejak jaman revolusi industri. Boiler merupakan peralatan

Lebih terperinci

Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Energi Di Sektor Industri - OEI 2012

Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Energi Di Sektor Industri - OEI 2012 Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Energi Di Sektor Industri - OEI 2012 Ira Fitriana 1 1 Perencanaan Energi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi E-mail: irafit_2004@yahoo.com Abstract The industrial

Lebih terperinci

Untuk mengatasi permasalahan di atas, pada tahun 2003 pemerintah meluncurkan program kemitraan konservasi energi. Program kemitraan ini merupakan kese

Untuk mengatasi permasalahan di atas, pada tahun 2003 pemerintah meluncurkan program kemitraan konservasi energi. Program kemitraan ini merupakan kese BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan meningkatnya pembangunan yang diikuti dengan pertumbuhan dan perekembangan perekonomian Indonesia, kebutuhan energi nasional juga semakin meningkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kementerian Perindustrian Republik Indonesia 1-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan suatu negara ditandai dengan pertumbuhan sektor industri. Indonesia dikenal sebagai negara berkembang dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi mempunyai peranan yang sangat penting bagi sebuah bangsa. Beberapa peranan strategis energi antara lain sumber penerimaan negara, bahan bakar dan bahan baku

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI

1. PENDAHULUAN PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI INTISARI Oleh: Ir. Agus Sugiyono *) PLN sebagai penyedia tenaga listrik yang terbesar mempunyai kapasitas terpasang sebesar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kebutuhannya demikian juga perkembangannya, bukan hanya untuk kebutuhan

I. PENDAHULUAN. kebutuhannya demikian juga perkembangannya, bukan hanya untuk kebutuhan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemakaian energi listrik dan energi panas dewasa ini cukup pesat kebutuhannya demikian juga perkembangannya, bukan hanya untuk kebutuhan proses manufaktur, tetapi juga

Lebih terperinci

LAMPIRAN I DATA-DATA. Berdasarkan control room PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper selama diperoleh data- data sebagai berikut

LAMPIRAN I DATA-DATA. Berdasarkan control room PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper selama diperoleh data- data sebagai berikut 70 Bulan 1. Data Historis Audit Energi LAMPIRAN I DATA-DATA Berdasarkan control room PT. Tanjungenim Lestari Pulp and Paper selama 2011-2015 diperoleh data- data sebagai berikut ClO 2 Plant Tabel 15. Intensitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Saat ini energi merupakan kebutuhan utama setiap manusia. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi suatu negara menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya

Lebih terperinci

PRINSIP KONSERVASI PADA SISTEM TERMAL

PRINSIP KONSERVASI PADA SISTEM TERMAL PRINSIP KONSERVASI PADA SISTEM TERMAL Peralatan Termal Industri : Peralatan termal meliputi sistem pembakaran, sistem konversi energi, dan sistem pemanfaat panas. Sistem pembakaran Konversi energi dan

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI PEMAKAIAN BOILER DI PT. PANARUB INDUSTRY

AUDIT ENERGI PEMAKAIAN BOILER DI PT. PANARUB INDUSTRY AUDIT ENERGI PEMAKAIAN BOILER DI PT. PANARUB INDUSTRY Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh: Nama : FERMIN SINURAT NIM : 41311110062 Program

Lebih terperinci

P 3 SKRIPSI (ME ) Bima Dewantara

P 3 SKRIPSI (ME ) Bima Dewantara P 3 SKRIPSI (ME 091329) Bima Dewantara 4207 100 411 Tinjauan Teknis Perubahan Kinerja Steam Drum Di Boiler Akibat Blowdown Pada PLTU Unit 3 Dan 4 ( Studi Kasus di PT PJB UP Gresik ) Tujuan Adapun tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan karena efisiensinya tinggi sehingga menghasilkan energi listrik yang ekonomis. PLTU

Lebih terperinci

DEWAN ENERGI NASIONAL OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014

DEWAN ENERGI NASIONAL OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 23 DESEMBER 2014 METODOLOGI 1 ASUMSI DASAR Periode proyeksi 2013 2050 dimana tahun 2013 digunakan sebagai tahun dasar. Target pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata sebesar

Lebih terperinci

PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI

PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI Elemen Kompetensi III Elemen Kompetensi 1. Menjelaskan prinsip-prinsip konservasi energi 2. Menjelaskan

Lebih terperinci

Energi di Indonesia. Asclepias Rachmi Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi. 3 Mei 2014

Energi di Indonesia. Asclepias Rachmi Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi. 3 Mei 2014 Energi di Indonesia Asclepias Rachmi Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi 3 Mei 2014 SUMBER ENERGI TERBARUKAN HULU HULU TRANS- FORMASI TRANSMISI / BULK TRANSPORTING TRANS- FORMASI DISTRIBUSI SUMBER

Lebih terperinci

EMISI GAS RUMAH KACA PADA INDUSTRI SEMEN, BAJA, PULP, KERTAS DAN TEKSTIL DI INDONESIA

EMISI GAS RUMAH KACA PADA INDUSTRI SEMEN, BAJA, PULP, KERTAS DAN TEKSTIL DI INDONESIA J Tek Ling Edisi Khusus Hal 35-39 Jakarta, Juni 2009 ISSN 1441-318X EMISI GAS RUMAH KACA PADA INDUSTRI SEMEN, BAJA, PULP, KERTAS DAN TEKSTIL DI INDONESIA Widiatmini Sih Winanti, Prasetiyadi, Wiharja, Teguh

Lebih terperinci

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat 1. INDIKATOR MAKRO 2010 2011 2012 No Indikator Makro Satuan Realisasi Realisasi Realisasi Rencana / Realisasi % terhadap % terhadap APBN - P Target 2012 1 Harga Minyak Bumi US$/bbl 78,07 111,80 112,73

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia saat ini, dimana hampir semua aktivitas manusia berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia saat ini, dimana hampir semua aktivitas manusia berhubungan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia saat ini, dimana hampir semua aktivitas manusia berhubungan dengan listrik. Tenaga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu energi penting yang dibutuhkan dalam

I. PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu energi penting yang dibutuhkan dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu energi penting yang dibutuhkan dalam pembangunan suatu negara. Hal ini terlihat dari besarnya jumlah konsumsi listrik yang diperlukan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU DI INDONESIA

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU DI INDONESIA KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU DI INDONESIA OLEH LINTONG SOPANDI HUTAHAEAN (KEPALA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN) Bekasi, Hotel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada proses pengeringan pada umumnya dilakukan dengan cara penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air. Pengeringan dengan cara penjemuran

Lebih terperinci

GREEN INCINERATOR Pemusnah Sampah Kota, Industri, Medikal dsbnya Cepat, Murah, Mudah, Bersahabat, Bermanfaat

GREEN INCINERATOR Pemusnah Sampah Kota, Industri, Medikal dsbnya Cepat, Murah, Mudah, Bersahabat, Bermanfaat GREEN INCINERATOR Pemusnah Sampah Kota, Industri, Medikal dsbnya Cepat, Murah, Mudah, Bersahabat, Bermanfaat WASTE-TO-ENERGY Usaha penanggulangan sampah, baik dari rumah tangga/penduduk, industri, rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan energi merupakan persoalan yang terus berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan energi merupakan persoalan yang terus berkembang di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan energi merupakan persoalan yang terus berkembang di dunia. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan semakin

Lebih terperinci

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara Amalia, S.T., M.T. Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara Perubahan komposisi atmosfer secara global Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam terutama energi fosil, bukanlah kekayaan yang terus tumbuh dan bertambah, tetapi ketersediannya sangat terbatas dan suatu saat akan habis (ESDM,2012).

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009 INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009 Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2009 Indonesia Energy Outlook (IEO) 2009 adalah salah satu publikasi tahunan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-251

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-251 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-251 Kajian Tentang Kontribusi Jawa Timur terhadap Emisi CO 2 melalui Transportasi dan Penggunaan Energi Chrissantya M. Kadmaerubun

Lebih terperinci

Kajian Tentang Kontribusi Jawa Timur Terhadap Emisi CO 2 Melalui Transportasi dan Penggunaan Energi

Kajian Tentang Kontribusi Jawa Timur Terhadap Emisi CO 2 Melalui Transportasi dan Penggunaan Energi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Kajian Tentang Kontribusi Jawa Timur Terhadap Emisi CO 2 Melalui Transportasi dan Penggunaan Energi Chrissantya M. Kadmaerubun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh aspek kehidupan membutuhkan energi. Kebutuhan energi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh aspek kehidupan membutuhkan energi. Kebutuhan energi saat ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Energi merupakan kebutuhan mendasar selain pangan dan air karena hampir seluruh aspek kehidupan membutuhkan energi. Kebutuhan energi saat ini cukup besar, salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang pada gilirannnya akan berdampak pada terhambatnya roda

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang pada gilirannnya akan berdampak pada terhambatnya roda 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang paling mudah dan paling banyak digunakan masyarakat luas. Dari tahun ketahun permintaan akan energi listrik

Lebih terperinci

STUDI KASUS AUDIT ENERGI TERINCI PADA

STUDI KASUS AUDIT ENERGI TERINCI PADA TUGAS AKHIR STUDI KASUS AUDIT ENERGI TERINCI PADA UNIT COOKING PLANT DENGAN LINGKUP PENELITIAN COOKING BLEACHING SECTION DI PT. TANJUNGENIM LESTARI PULP AND PAPER Disusun untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produksi Konsumsi Ekspor Impor Gambar 1.1 Grafik konsumsi dan produksi minyak di Indonesia (Kementrian ESDM, 2011) 1

BAB I PENDAHULUAN. Produksi Konsumsi Ekspor Impor Gambar 1.1 Grafik konsumsi dan produksi minyak di Indonesia (Kementrian ESDM, 2011) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Energi merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting bagi kehidupan manusia pada saat ini. Kebutuhan akan energi yang begitu besar pada kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. generator. Steam yang dibangkitkan ini berasal dari perubahan fase air

BAB 1 PENDAHULUAN. generator. Steam yang dibangkitkan ini berasal dari perubahan fase air BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan energi panas dari uap kering (steam) untuk memutar turbin sehingga dapat digunakan

Lebih terperinci

Tenaga Uap (PLTU). Salah satu jenis pembangkit PLTU yang menjadi. pemerintah untuk mengatasi defisit energi listrik khususnya di Sumatera Utara.

Tenaga Uap (PLTU). Salah satu jenis pembangkit PLTU yang menjadi. pemerintah untuk mengatasi defisit energi listrik khususnya di Sumatera Utara. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi listrik terus-menerus meningkat yang disebabkan karena pertumbuhan penduduk dan industri di Indonesia berkembang dengan pesat, sehingga mewajibkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini besarnya jumlah konsumsi energi di Indonesia terus mengalami

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini besarnya jumlah konsumsi energi di Indonesia terus mengalami I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Dewasa ini besarnya jumlah konsumsi energi di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan data outlook pengelolaan energi nasional tahun

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN Dalam pengamatan awal dilihat tiap seksi atau tahapan proses dengan memperhatikan kondisi produksi pada saat dilakukan audit energi. Dari kondisi produksi tersebut selanjutnya

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan pertumbuhan penduduk di suatu negara yang terus meningkat

1 BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan pertumbuhan penduduk di suatu negara yang terus meningkat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan salah satu kebutuhan mendasar manusia. Pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk di suatu negara yang terus meningkat berbanding lurus dengan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN & PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) SEKTOR INDUSTRI

KEBIJAKAN & PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) SEKTOR INDUSTRI KEBIJAKAN & PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) SEKTOR INDUSTRI Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan PT. Semen Padang. PT. Semen Padang memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan PT. Semen Padang. PT. Semen Padang memerlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan suatu kebutuhan utama dalam setiap aspek kehidupan. Energi listrik merupakan alat utama untuk menggerakkan aktivitas produksi suatu pabrik. Demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kertas adalah salah satu penemuan paling penting sepanjang masa. Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Energi memiliki peranan penting dalam menunjang kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan energi terus meningkat. Untuk dapat

Lebih terperinci

Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dan Proyeksi Emisi CO 2 untuk Jangka Panjang

Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dan Proyeksi Emisi CO 2 untuk Jangka Panjang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dan Proyeksi Emisi CO 2 untuk Jangka Panjang Suryani *1 1 Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Energi, BPPT, Jakarta * E-mail: suryanidaulay@ymail.com

Lebih terperinci

STUDI KASUS AUDIT ENERGI TERINCI PADA

STUDI KASUS AUDIT ENERGI TERINCI PADA TUGAS AKHIR STUDI KASUS AUDIT ENERGI TERINCI PADA UNIT LIME KILN PLANT DENGAN LINGKUP AREA KERJA RECAUSTICIZING AND LIME KILN DI PT. TANJUNGENIM LESTARI PULP AND PAPER Disusun untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Gasifikasi Batubara Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Gasifikasi Batubara Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar energi yang digunakan rakyat Indonesia saat ini berasal dari bahan bakar fosil yaitu minyak bumi, gas dan batu bara. Pada masa mendatang, produksi batubara

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU NASIONAL

PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU NASIONAL PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU NASIONAL OLEH LINTONG SOPANDI HUTAHAEAN KEPALA PUSLITBANG INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP Jakarta, 5 April 2017 INDUSTRI HIJAU INDUSTRI HIJAU DEFINISI DASAR HUKUM UU No.

Lebih terperinci

MEMASUKI ERA ENERGI BARU TERBARUKAN UNTUK KEDAULATAN ENERGI NASIONAL

MEMASUKI ERA ENERGI BARU TERBARUKAN UNTUK KEDAULATAN ENERGI NASIONAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA MEMASUKI ERA ENERGI BARU TERBARUKAN UNTUK KEDAULATAN ENERGI NASIONAL Oleh: Kardaya Warnika Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi dan pertumbuhan penduduk dunia yang pesat mengakibatkan bertambahnya kebutuhan energi seiring berjalannya waktu. Energi digunakan untuk membangkitkan

Lebih terperinci

PENGARUH KEBOCORAN VAKUM TERHADAP EFISIENSI ENERGI DI PABRIK SEMEN

PENGARUH KEBOCORAN VAKUM TERHADAP EFISIENSI ENERGI DI PABRIK SEMEN J.Tek.Ling Edisi Khusus Hal. 23-27 Jakarta, Juli.. 2006 ISSN 1441 318X PENGARUH KEBOCORAN VAKUM TERHADAP EFISIENSI ENERGI DI PABRIK SEMEN Wiharja dan Widiatmini Sih Winanti Peneliti di Pusat Teknologi

Lebih terperinci

... Hubungi Kami : Studi Potensi Bisnis dan Pelaku Utama Industri PULP & KERTAS di Indonesia, Mohon Kirimkan. eksemplar.

... Hubungi Kami : Studi Potensi Bisnis dan Pelaku Utama Industri PULP & KERTAS di Indonesia, Mohon Kirimkan. eksemplar. Hubungi Kami 021 31930 108 021 31930 109 021 31930 070 marketing@cdmione.com I ndustri pulp dan kertas memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan dan menjadi andalan ekspor Indonesia untuk meraih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menunjang pembangunan nasional. Penyediaan energi listrik secara komersial yang telah dimanfaatkan

Lebih terperinci

VI. SIMPULAN DAN SARAN

VI. SIMPULAN DAN SARAN VI. SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. Selama tahun 1999-2008, rata-rata tahunan harga minyak telah mengalami peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan berkembangnya perekonomian dan industri, maka disadari pula pentingnya penghematan energi

Lebih terperinci

Workshop Low Carbon City

Workshop Low Carbon City DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA Disampaikan pada : Workshop Low Carbon City oleh : Luluk Sumiarso Direktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. udara yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar tersebut, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. udara yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar tersebut, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tingkat pemakaian bahan bakar terutama bahan bakar fosil di dunia semakin meningkat seiring dengan semakin bertambahnya populasi manusia dan meningkatnya laju

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Saat ini hidrogen diproyeksikan sebagai unsur penting untuk memenuhi kebutuhan clean energy di masa depan. Salah satunya adalah fuel cell. Sebagai bahan bakar, jika hidrogen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di era yang serba modern seperti saat ini, energi merupakan salah satu hal penting

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di era yang serba modern seperti saat ini, energi merupakan salah satu hal penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era yang serba modern seperti saat ini, energi merupakan salah satu hal penting dikehidupan manusia, karena konsumsi energi untuk kebutuhan manusia sehari-hari

Lebih terperinci

OVERVIEW PROGRAM KONSERVASI ENERGI DAN REDUKSI EMISI DI SEKTOR INDUSTRI

OVERVIEW PROGRAM KONSERVASI ENERGI DAN REDUKSI EMISI DI SEKTOR INDUSTRI Kementerian Perindustrian Republik Indonesia 2-1 BAB II OVERVIEW PROGRAM KONSERVASI ENERGI DAN REDUKSI EMISI DI SEKTOR INDUSTRI 2.1 ISU EMISI CO 2 -e GLOBAL Emisi CO 2 -e global (dunia) disebabkan melalui

Lebih terperinci

2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi

2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI SUMBER DAYA ENERGI. Nasional. Energi. Kebijakan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 300) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk dalam satu dekade terakhir menjadi salah satu faktor pendorong meningkatnya konsumsi energi nasional. Seperti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha.

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk negara produsen utama kelapa sawit. Luas lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha. Produksi mencapai 23,521,071

Lebih terperinci

KODE KEAHLIAN SDM BPPT BIDANG ENERGI

KODE KEAHLIAN SDM BPPT BIDANG ENERGI KODE KEAHLIAN SDM BPPT BIDANG ENERGI BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI KODE KEAHLIAN DESKRIPSI KEAHLIAN 03 BIDANG ENERGI 03.01 PERENCANAAN ENERGI 03.01.01 PERENCANAAN PENYEDIAAN ENERGI Keahlian

Lebih terperinci

Audit Energi. Institut Teknologi Indonesia. Teddy Dharmawan

Audit Energi. Institut Teknologi Indonesia. Teddy Dharmawan Audit Energi Institut Teknologi Indonesia Teddy Dharmawan 114132512 Pendahuluan Pada awalnya, ISO 50001 berasal dari permintaan sebuah lembaga di bawah PBB, yaitu United Nations Industrial Development

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indocement. Bosowa Maros Semen Tonasa. Semen Kupang

1. PENDAHULUAN. Indocement. Bosowa Maros Semen Tonasa. Semen Kupang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semen adalah komoditas yang strategis bagi Indonesia. Sebagai negara yang terus melakukan pembangunan, semen menjadi produk yang sangat penting. Terlebih lagi, beberapa

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM KOGENERASI

BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM KOGENERASI 24 BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM KOGENERASI 4.1. Metodologi Dalam penelitian ini, mencakup pemilihan sistem kogenerasi dan evaluasi nilai ekonomi. Pemilihan sistem kogenerasi yang diimplementasikan mempertimbangkan

Lebih terperinci

PT SEMEN PADANG DISKRIPSI PERUSAHAAN DESKRIPSI PROSES

PT SEMEN PADANG DISKRIPSI PERUSAHAAN DESKRIPSI PROSES PT Semen Padang: Studi Kasus Perusahaan PT SEMEN PADANG DISKRIPSI PERUSAHAAN PT. Semen Padang didirikan pada tahun 1910 dan merupakan pabrik semen tertua di Indonesia. Pabrik berlokasi di Indarung, Padang,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008 SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK TERMAL MENTERI NEGARA LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008 SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK TERMAL MENTERI NEGARA LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DAN ANALISIS PELUANG PENGHEMATAN ENERGI DAN PENGURANGAN EMISI Pemasangan Kapasitor Bank Pada Sistem Kelistrikan

PERHITUNGAN DAN ANALISIS PELUANG PENGHEMATAN ENERGI DAN PENGURANGAN EMISI Pemasangan Kapasitor Bank Pada Sistem Kelistrikan CHAPTER IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS PELUANG PENGHEMATAN ENERGI DAN PENGURANGAN EMISI 4.1. Pemasangan Kapasitor Bank Pada Sistem Kelistrikan Berikut data dari hasil pengukuran kelistrikan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat. Kenaikan konsumsi tersebut terjadi karena salah satu faktornya yaitu semakin meningkatnya jumlah

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008

Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008 Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : 131 803 987 Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008 1 KEBIJAKSANAAN ENERGI 1. Menjamin penyediaan di dalam negeri secara terus-menerus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi yang sangat tinggi pada saat ini menimbulkan suatu pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu mengurangi pemakaian bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Bahan bakar fosil adalah termasuk bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik minyak bumi, gas alam, ataupun

Lebih terperinci

Efisiensi PLTU batubara

Efisiensi PLTU batubara Efisiensi PLTU batubara Ariesma Julianto 105100200111051 Vagga Satria Rizky 105100207111003 Sumber energi di Indonesia ditandai dengan keterbatasan cadangan minyak bumi, cadangan gas alam yang mencukupi

Lebih terperinci

jam listrik untuk mereka yang hingga kini yang dikeluarkan oleh sistem pendingin untuk boiler.

jam listrik untuk mereka yang hingga kini yang dikeluarkan oleh sistem pendingin untuk boiler. PENERAPAN MANAJEMEN ENERGI DI HOTEL SEBAGAI USAHA MENGURANGI EMISI KARBON IAD. Giriantari, Made Sumantera Program Studi Magister (S2) Teknik Elektro UNUD e-mail: dayu.giriantari@unud.ac.id Abstract Energy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi biomassa adalah jumlah

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi biomassa adalah jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biomassa adalah bahan biologis yang berasal dari organisme atau makhluk hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi biomassa adalah jumlah keseluruhan organisme

Lebih terperinci

BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA

BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA 2.1. Peningkatan Kualitas Batubara Berdasarkan peringkatnya, batubara dapat diklasifikasikan menjadi batubara peringkat rendah (low rank coal) dan batubara

Lebih terperinci

EFISIENSI ENERGI TERMAL SISTEM BOILER DI INDUSTRI

EFISIENSI ENERGI TERMAL SISTEM BOILER DI INDUSTRI EFISIENSI ENERGI TERMAL SISTEM BOILER DI INDUSTRI Achmad Hasan Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi BPPT Gedung II Lantai 20 Jl MH Thamrin 8. Jakarta 10340 e-mail: a_hasan@webmail.bppt.go.id,hasan_bppt@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyak di Indonesia. Kini sangat mudah ditemukan sebuah industri

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyak di Indonesia. Kini sangat mudah ditemukan sebuah industri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu demi waktu kini industri baik industri rumahan maupun pabrik semakin banyak di Indonesia. Kini sangat mudah ditemukan sebuah industri meskipun letaknya dekat

Lebih terperinci

PENGHEMATAN ENERGI PADA INDUSTRI SEMEN Studi Kasus : Pemasangan VSD S pada Fan

PENGHEMATAN ENERGI PADA INDUSTRI SEMEN Studi Kasus : Pemasangan VSD S pada Fan J. Tek. Ling. Vol. 10 No. 1 Hal. 62-68 Jakarta, Januari 2009 ISSN 1441-318X PENGHEMATAN ENERGI PADA INDUSTRI SEMEN Studi Kasus : Pemasangan VSD S pada Fan Teguh Prayudi Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan

Lebih terperinci

KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040

KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040 KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040 Ana Rossika (15413034) Nayaka Angger (15413085) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perubahan iklim global akibat efek rumah kaca merupakan permasalahan lingkungan serius yang saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perubahan iklim global akibat efek rumah kaca merupakan permasalahan lingkungan serius yang saat ini sedang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perubahan iklim global akibat efek rumah kaca merupakan permasalahan lingkungan serius yang saat ini sedang dihadapi oleh manusia. Dampak yang ditimbulkan oleh pembakaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Metodologi penelitian ini menjelaskan tentang tahap-tahap yang dilakukan dalam suatu penelitian. Metode harus ditetapkan sebelum penelitian dilakukan, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Indonesia Power UP. Suralaya merupakan perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan batubara sejak tahun 1984 sebagai bahan bakar utama pembangkitan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN KONSERVASI ENERGI NASIONAL

KEBIJAKAN KONSERVASI ENERGI NASIONAL KEBIJAKAN KONSERVASI ENERGI NASIONAL Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Sosialisasi Program ICCTF 2010-2011 Kementerian Perindustrian

Lebih terperinci

BAB 4 SIMULASI DAN ANALISIS

BAB 4 SIMULASI DAN ANALISIS BAB 4 SIMULASI DAN ANALISIS 4.1 Hasil Simulasi Simulasi dan optimasi dengan menggunakan HOMER menghasilkan beberapa konfigurasi yang berbeda sesuai dengan batasan sensitifitas yang diterapkan. Beban puncak

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.557,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

50001, BAB I PENDAHULUAN

50001, BAB I PENDAHULUAN Rancangan Penilaian Sistem Manajemen Energi di PT. Semen Padang dengan Menggunakan Pendekatan Integrasi ISO 50001, Sistem Manajemen Semen Padang (SMSP) dan Permen ESDM No. 14 Tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin lama semakin meningkat. Peningkatan kebutuhan akan energi ini tidak bisa dipenuhi hanya dengan mengandalkan energi fosil seperti minyak,

Lebih terperinci

Teknologi Kogenerasi Untuk Penghematan Energi

Teknologi Kogenerasi Untuk Penghematan Energi Teknologi Kogenerasi Untuk Penghematan Energi Nama Inovasi Teknologi Kogenerasi Untuk Penghematan Energi Produk Inovasi Advokasi Kebijakan Pengembangan dan Aplikasi Teknologi Kogenerasi di Sektor Industri

Lebih terperinci

Special Submission: PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG)

Special Submission: PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG) Special Submission: PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG) PT. SEMEN PADANG 2013 0 KATEGORI: Gedung Industri Special Submission NAMA

Lebih terperinci

STUDI APLIKASI DAN PEMASYARAKATAN SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI PADA SEKTOR INDUSTRI PROSES

STUDI APLIKASI DAN PEMASYARAKATAN SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI PADA SEKTOR INDUSTRI PROSES STUDI APLIKASI DAN PEMASYARAKATAN SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI PADA SEKTOR INDUSTRI PROSES Hariyotejo Pujowidodo dan Bambang Teguh Prasetyo Balai Termodinamika Motor dan Propulsi (BTMP) Puspiptek Serpong

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Audit Industri Usaha-usaha untuk menghemat industri di segala bidang makin dirasakan perlu karena semakin terbatasnya sumber-sumber industri yang tersedia dan semakin mahalnya

Lebih terperinci