MODUL 1 METODE PENELITIAN MATERI I: PENDAHULUAN. Disusun Oleh Henry Arianto, SH, MH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL 1 METODE PENELITIAN MATERI I: PENDAHULUAN. Disusun Oleh Henry Arianto, SH, MH"

Transkripsi

1 MODUL 1 METODE PENELITIAN MATERI I: PENDAHULUAN Disusun Oleh Henry Arianto, SH, MH UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2013

2 A. Pengantar Bab Pertama ini mengajak mahasiswa untuk memahami bahwa sebagai intelektual, maka meneliti merupakan suatu keharusan.mahasiswa di ajarkan bahwa manusia memiliki rasa penasaran, memiliki rasa ingin tahu. Manusia juga di dalam kehidupan, pasti memiliki masalah, oleh karenanya perlu di carikan solusi tepat guna untuk membantu manusia yang mengalami masalah tersebut keluar dari masalah yang menimpanya. Oleh karenanya kemampuan untuk melakukan penelitian adalah hal yang mutlak dimiliki oleh civitas akademia, dalam upayanya mencari jawaban atas masalah yang ada. Sehingga dengan kemampuan penelitian yang dimiliki, diharapkan mahasiswa dapat berguna bagi orang lain dan dirinya sendiri. B. Kompetensi Dasar 1. Mahasiswa mampu memahami manfaat dan peranan dari metodologi penelitian 2. Mahasiswa tergerak untuk melakukan penelitian sederhana. C. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan 1. Mahasiswa mampu menjelaskan manfaat dan peranan dari metodologi penelitian. 2. Mahasiswa mampu membuat penelitian sederhana. D. Kegiatan Pembelajaran 1. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan contextual Instruction 2. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep dasar metode penelitian selama 90 menit. 3. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab. E. Materi Belajar 1. Manfaat Penelitian Penelitian secara ilmiah dilakukan oleh manusia untuk menyalurkan hasrat ingin tahu yang telah mencapai taraf ilmiah, yang disertai dengan suatu keyakinan bahwa setiap gejala akan dapat ditelaah dan dicari hubungan sebab akibatnya. Para mahasiswa di semester terakhir mendapat tugas akhir berupa penulisan karya ilmiah yang untuk tingkatan Strata Satu (S1) disebut Skripsi. Sedangkan untuk para mahasiswa Strata Dua (S2) tugas akhirnya disebut Tesis, dan untuk para mahasiswa Strata Tiga (S3) tugas akhirnya disebut Disertasi. Tujuan utama penulisan tugas akhir tersebut tentunya tidak lain antara lain adalah agar mahasiswa memiliki kemampuan untuk menghasilkan sebuah tulisan ilmiah yang menyajikan fakta yang ia temukan di lapangan mengenai gejala atau keadaan masyarakat yang ditemukannya sebagai hasil penelitian di lapangan dan kemudian penemuan itu dituliskan secara sistematis dan terstruktur sesuai dengan panduan penulisan karya tulis ilmiah yang berlaku. 2

3 Untuk memperoleh tulisan ilmiah yang bermutu serta kesamaan kerangka pikir dan mekanisme dalam penulisan skripsi, maupun karya tulis ilmiah maka mahasiswa tingkat akhir memperoleh matakuliah Metode Penulisan Hukum atau yang lebih dikenal dengan singkatan matakuliah MPH. Dengan matakuliah MPH ini diharapkan hasil karya tulis ilmiah mahasiswa maupun skripsi yang dibuatnya dapat menunjukkan mutu atau kualitas dari sarjana tersebut. Gagasan, ide kreatifitas, cerminan intelektual mahasiswa, dapat terlihat dari penulisan Skripsi tersebut. Akhirnya mahasiswa diharapkan mampu pula untuk membuat sebuah tulisan atau essay yang merupakan analisis hasil pemikirannya secara baik dan benar sesuai pedoman penulisan karya tulis ilmiah. Di dalam dunia akademik, salah itu wajar namun ketidakjujuran adalah suatu hal yang tidak dapat ditolerir. Karena itu sebuah tulisan yang ilmiah selain dinilai dari segi isinya atau mutu atau kualitas tulisannya, akan dinilai juga segi estetika atau etika penulisannya. Tulisan yang bagus namun tidak mencantumkan sumber kutipan, sama dengan plagiat atau mencontek dan mencontek adalah suatu perbuatan yang tidak jujur yang tidak dapat ditolerir dalam dunia pendidikan. Karya Tulis Ilmiah merupakan rangkaian fakta yang berupa hasil pemikiran, gagasan, peristiwa, gejala dan pendapat. Adapun persyaratan suatu tulisan untuk dapat dikatakan sebagai karya tulis ilmiah adalah: 1. Menyajikan fakta obyektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik. 2. Ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur dan tidak bersifat terkaan. 3. Harus disusun secara sistematis. 4. Menyajikan rangkaian sebab akibat yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan. 5. Mengandung pandangan yang disertai dukungan dan pembuktian berdasarkan suatu hipotesis. 6. Ditulis secara tulus. 2. Metodelogi Penelitian Metodologi pada hakekatnya memberikan pedoman, tentang cara-cara seorang ilmuwan mempelajari, menganalisa dan memahami lingkungan-lingkungan yang dihadapinya. Metode dirumuskan, dengan kemungkinan sebagai berikut: 1. Suatu tipe pemikiran yang dipergunakan dalam penelitian dan penilaian. 2. Suatu teknik yang umum bagi ilmu pengetahuan. 3. Cara tertentu untuk melakukan suatu prosedur. Peranan metodologi dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan sebagai berikut: 1. Menambah kemampuan para ilmuwan untuk mengadakan atau melaksanakan penelitian secara lebih baik atau lebih lengkap. 3

4 2. Memberikan kemungkinan yang lebih besar, untuk meneliti hal-hal yang belum diketahui. 3. Memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan penelitian multidisipliner. 4. Memberikan pedoman untuk mengorganisasikan serta mengintegrasikan pengetahu-an, mengenai masyarakat. Tanpa metode atau metodologi seseorang peneliti tak akan mungkin mampu untuk menemukan, merumuskan, menganalisa maupun memecahkan masalah-masalah tertentu, untuk mengungkapkan kebenaran. Metodologi ilmu-ilmu sosial dapat memberikan jalan bagaimana caranya meneliti faktor-faktor manusia yang benar-benar subyektif. Oleh karena itu diperlukan metodologi yang bersifat interdisipliner agar diperoleh hasil yang selengkap mungkin mengenai kehidupan manusia dalam masyarakat. F. Evaluasi Belajar 1. Latihan a. Soal Jawablah latihan soal di bawah ini 1. Mengapa mahasiswa tingkat akhir harus membuat skripsi? 2. Selain skripsi, bentuk sebutkan bentuk karya tulis ilmiah lainnya. b. Kunci jawaban Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban anda dengan materi yang telah dipelajari. 4

5 MODUL 1 METODE PENELITIAN MATERI II: PENGENALAN PENELITIAN Disusun Oleh Henry Arianto, SH, MH UNIVERSITAS ESA UNGGUL

6 A. Pengantar Bab Kedua ini mengajak mahasiswa untuk mengenal lebih baik lagi mengenai halhal yang berkaitan dengan penelitian. Seperti mengenal tujuan penelitian, ciri penelitian ilmu sosial, macam-macam penelitian, sampai kepada rumus yang membantu peneliti dalam melakukan penelitian. Dengan demikian diharapkan mahasiswa tidak lagi mengalami kesulitan di dalam membuat skripsi sebagai tugas akhir mahasiswa tingkat Strata Satu (S1). B. Kompetensi Dasar 3. Mahasiswa mengetahui tujuan penelitian 4. Mahasiswa mengetahui macam-macam penelitian. 5. Mahasiswa mengetahui rumus penelitian sehingga mempermudah pembuatan karya tulis ilmiah seperti skripsi. C. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan 3. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan dan macam-macam penelitian 4. Mahasiswa mampu menerapkan rumus penelitian di dalam pembuatan karya tulis ilmiahnya. D. Kegiatan Pembelajaran 4. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan contextual Instruction 5. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep dasar metode penelitian selama 90 menit. 6. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab. E. Materi Belajar 1. Tujuan Penelitian Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan erat dengan analisa dan konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten. Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu. Sistematis adalah berdasarkan suatu sistem. Konsisten berarti tidak adanya hal-hal yang bertentangan dalam suatu kerangka tertentu. Penelitian adalah merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penelitian bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten dengan mengadakan analisa dan konstruksi. Tujuan penelitian menurut Soerjono Soekanto: 1. a.mendapatkan pengetahuan tentang suatu gejala sehingga dapat merumuskan masalah. b.memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang suatu gejala, sehingga dapat merumuskan hipotesa. (bila penelitiannya merupakan penelitian eksplanatoris) 2. Untuk menggambarkan secara lengkap ciri-ciri / karakteristik dari: a. suatu keadaan 6

7 b. perilaku pribadi c. perilaku kelompok. 3. a. Untuk mendapatkan keterangan tentang frekuensi peristiwa. b. Memperoleh data mengenai hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain. (bila penelitiannya merupakan penelitian deskriptif) 4. Untuk menguji hipotesa. (bila penelitiannya merupakan penelitian eksplanatoris) Ciri-ciri Esensiil daripada penelitian ilmu-ilmu sosial, antara lain: 1. Penelitian dilakukan utk mendapatkan generalisasi perihal perilaku manusia dlm kehidupan masyarakat; 2. Perilaku nyata dari manusia hanya timbul dan terjadi dalam situasi tertentu; 3. Tidak jarang situasi sosial yg dialami oleh manusia (obyek penelitian) tdk jauh berbeda dg situasi sosial yg dialami oleh peneliti. 4. Pengetahuan yg diperoleh akan sangat berguna utk memahami perilaku manusia, menarik pola tertentu, mengawasinya dan mengadakan evaluasi. 2. Macam-macam Penelitian: 1. Dilihat dari sifatnya a. Penelitian Eksploratoris (menjelajah). Dilakukan apabila pengetahuan tentang suatu gejala yang akan diselidiki masih kurang sekali atau bahkan tidak ada. Penelitian ini pada umumnya dilakukan terhadap masyarakat terasing. Untuk bidang antropologi. b. Penelitian Deskriptif (menggambarkan). Dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaaan atau gejala lainnya. Mempertegas hipotesa, memperkuat teori lama. Memberikan gambaran terhadap peristiwa / gejala dalam masyarakat. c. Penelitian Eksplanatoris. Bila pengetahuan tentang suatu masalah sudah cukup. Untuk melakukan uji hipotesa. 2. Dilihat dari sudut bentuknya a. Penelitian diagnostik. Dimaksudkan utk mendapatkan keterangan mengenai sebab-sebab terjadinya suatu atau beberapa gejala. b. Penelitian preskriptif. Dimaksudkan utk mendapatkan saran-saran mengenai apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah. c. Penelitian evaluatif. Penelitian ini dilakukan pada umumnya untuk menilai program-program yang dijalankan. 3. Dilihat dari tujuannya 1. Fact-finding. Penelitian ini bertujuan untuk mencari atau mengungkapkan fakta fakta yang terdapat di masyarakat terhadap suatu permasalahan. Sebagai contoh adalah penelitian mengenai pembauran di masyarakat pribumi dan tionghoa. Indonesia memang tidak mengakui adanya diskriminasi. Namun faktanya di lapangan, 7

8 faktanya di masyarakat, perbedaan sikap terhadap pribumi dan tionghoa masih terjadi. 2. Problem finding. Penelitian ini bertujuan untuk mencari permasalahan utama. Seperti contohnya, perbedaan suku, etnis memang terjadi, tetapi yang menjadi permasalahan utama mungkin bukan perbedaan suku atau etnisnya, yang menjadi permasalahan utama mungkin adalah penghormatan atau pengakuan terhadap suku bangsa lain. 3. Problem identification. Pada penelitian ini, masalah masalah yang ditemukan kemudian di identifikasi dan di bahas satu per satu. 4. Problem solution. Ini adalah tujuan penelitian pada umumnya. Yaitu mencari solusi atas permasalahan. Memang pada dasarnya mengapa seseorang mengadakan atau melakukan penelitian adalah dikarenakan dia ingin mencari pemecahan atas masalah yang dia temukan. 4. Dilihat dari sudut penerapannya 1. Pure research. (penelitian dasar / fundamentil) 2. Problem-focused research. Penelitian murni ditujukan untuk kepentingan pengembangan ilmu itu sendiri atau teori maupun untuk keperluan pengembangan metodologi penelitian. Inti dari penelitian ini adalah kaitan antara bidang teori dengan bidang praktis, dimana masalah-masalah ditentukan atas dasar kerangka teoritis yang sebenarnya menghubungkan antara penelitian murni dengan penelitian terapan. Penelitian terapan adalah penelitian yang tujuannya untuk memecahkan masalahmasalah kemasyarakatan yang sfiatnya praktis. Kadang-kadang penelitian dapat pula dibedakan pada dasar ilmu yang dipergunakan dan metodologi yang diterapkan. Atas dasar ini dikenal penelitian monodisipliner, multidisipliner dan interdisipliner, Seorang sosiolog berusaha untuk memahami dan mengungkap perilaku orang-orang, motifnya, apa arti perilaku tersebut bagi masing-masing. Hal-hal ini akan dapat dicapai dengan cara mengamati perilaku manusia dan memahaminya atau juga dengan cara mengadakan identifikasi terhadap motif dari perilaku tersebut. Sampel dari beberapa cabang ilmu sosial adalah: 1. Antropologi, yang diteliti pada umumnya mengenai: a. cara hidup manusia. b. manusia purba c. ras manusia d. budaya manusia e. perubahan budaya 2. Sosiologi a. populasi b. kelompok-kelompok manusia c. perubahan sosial kemasyarakatan 8

9 3. Ilmu Politik a. konstitusi pemerintahan b. kekuasaan c. hukum-hukum d. kebijakan politik 4. Sejarah a. peristiwa-peristiwa penting b. faktor-faktor alami c. faktor-faktor politik d. faktor-faktor ekonomi e. faktor-faktor sosial 5. Pendidikan a. proses belajar mengajar b. bimbingan dan konseling c. pengelolaan kelembagaan d. sosio-kultural pendidikan e. dinamika sumber daya manusia pendidikan Cara tersebut di atas dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut: 1. Peneliti harus dapat membayangkan bagaimana reaksi individu dalam menghadapi situasi tertentu. 2. Peneliti harus dapat membayangkan motif apa yang ada dibalik reaksi tersebut 3. Peneliti harus dapat mengadakan konstruksi terhadap perilaku nyata yang timbul. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya. Melalui penelitian di bidang ilmu hukum, akan dapat mengungkapkan permasalahanpermasalahan yang inherent, di dalam proses pembaharuan hukum, sehingga dapat membuat suatu gambaran mengenai keadaan hukum yang sesungguhnya dalam masyarakat atau dapat menunjukkan ke arah mana sebaiknya hukum dibina berhubungan dengan perubahan-perubahannya di dalam masyarakat. Penelitian hukum akan sangat berharga sekali bagi perumusan politik hukum yang tepat dan serasi, juga memungkinkan terbentuknya perundang-undangan untuk melaksanakan program modernisasi dengan memperhitungkan kenyataan-kenyataan dalam masyarakat. Dengan demikian di kalangan ilmu hukum penelitian memberikan bahan-bahan bagi mereka yang berperan untuk menyusun program pembaharuan hukum. Inilah salah satu kegunaan penelitian ilmu hukum. 9

10 3. Peryaratan Tulisan Ilmiah Tujuan utama kerja ilmiah atau kerja penelitian adalah untuk menemukan kebenaran, merumuskan teori, merumuskan prinsip-prinsip atau dalil-dalil, baik yang langsung maupun yang tidak langsung mempunyai nilai kemaslahatan bagi kehidupan manusia. Proses kerja ilmiah secara umum terdiri dari enam langkah, yaitu: 1. Memilih dan merumuskan masalah. 2. Mengumpulkan bahan yang relevan. 3. Menyusun rancangan penelitian. 4. Mengembangkan instrumen penelitian dan mengumpulkan data. 5. Menganalisis dan menafsirkan data, 6. Menyusun laporan penelitian. Penulisan karya tulis ilmiah memerlukan persyaratan baik formal maupun materiil. Persyaratan formal menyangkut kebiasaan yang harus diikuti dalam penulisan, sedangkan persyaratan materiil menyangkut isi tulisan. Sebuah tulisan akan mudah difahami dan menarik apabila isi dan cara penulisannya memenuhi persyaratan dan kebiasaan umum. Dalam penelitian ini juga berlaku rumus 5 W + 1 H, yaitu: 1. What (Apa yang akan diteliti?) 2. When (Kapan penelitian dilakukan?) 3. Where (Dimana penelitian dilakukan?) 4. Who (Siapa yang akan diteliti?) 5. Why (Mengapa hal tersebut layak diteliti?) Dan How (Bagaimana cara menelitinya?) F. Evaluasi Belajar 2. Latihan a. Soal Jawablah latihan soal di bawah ini 3. Buatlah sebuah tulisan pendek yang merupakan penelitian sederhana, dengan menerapkan rumus 5 w + 1 H. 4. Jelaskan perbedaan penelitian murni dan penelitian terapan. b. Kunci jawaban Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban anda dengan materi yang telah dipelajari. 10

11 MODUL 1 METODE PENELITIAN MATERI III: BENTUK PENELITIAN NORMATIF DAN BENTUK PENELITIAN EMPIRIS Disusun Oleh Henry Arianto, SH, MH UNIVERSITAS ESA UNGGUL

12 A.Pengantar Bab Ketiga ini mengajak mahasiswa untuk mengenal lebih detil lagi mengenai perbedaan penelitian normatif dan penelitian empiris. Dengan demikian diharapkan mahasiswa dapat menentukan pilihan, akan menggunakan bentuk penelitian yang mana di dalam penulisan skripsinya. B. Kompetensi Dasar 6. Mahasiswa mengetahui metode penelitian normatif 7. Mahasiswa mengetahui metode penelitian empiris. C. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan 5. Mahasiswa mampu menjelaskan metode penelitian normatif 6. Mahasiswa mampu menjelaskan metode penelitian empiris. D. Kegiatan Pembelajaran 7. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan contextual Instruction 8. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep dasar metode penelitian selama 90 menit. 9. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab. E. Materi Belajar 1. Penelitian Normatif dan Penelitian Empiris Penelitian dapat dibedakan antara penelitian normatif dan penelitian empiris. Pada penelitian normatif yang diteliti hanya bahan pustaka atau data sekunder yang mungkin mencakup bahan hukum primer, sekunder dan tertier. Pada penelitian empiris maka yang diteliti pada awalnya adalah data sekunder untuk kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap data primer di lapangan atau terhadap masyarakat. Penelitian normatif disebut juga Penelitian Kepustakaan (Library Research), adalah penelitian yang dilakukan dengan cara menelusuri atau menelaah dan menganalisis bahan pustaka atau bahan dokumen siap pakai. Dalam penelitian bentuk ini dikenal sebagai Normatif Research, dan jenis data yang diperoleh disebut data sekunder. Kegiatan yang dilakukan adalah dengan membaca, dan membuat rangkuman dari buku acuan. Jenis kegiatan ini lazim dilakukan dalam penelitian normatif atau penelitian doktrinal. Penelitian Empiris dikenal juga sebagai Penelitian Lapangan (Field Research) adalah pengumpulan materi atau bahan penelitian yang harus diupayakan atau dicari sendiri oleh karena belum tersedia. Kegiatan yang dilakukan dapat berbentuk membuat pedoman wawancara dan diikuti dengan mencari serta mewawancarai para informan, menyusun kuisioner dan kemudian mengedarkan kuisioner itu pada responden, melakukan pengamatan (observasi), 12

13 2. Prinsip Pengolahan Data Kualitatif Untuk mempertinggi kebenaran hasil penelitian kualitatif dalam proses pengolahan data kualitatif digunakan prinsip-prinsip tertentu, yaitu: 1 1. Credibility, yaitu meningkatkan ketelitian selama proses penelitian. 2. dependability, yaitu mempertahankan konsistensi proses kerja pengumpulan data, membentuk dan menggunakan konsep, menafsirkan data dan audit trial. 3. conformability, yaitu meminta para ahli untuk menerima hasil penelitian dan memeriksa secara teliti data yang terhimpun dan 4. transferability, yaitu bahwa hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan pada lokasi lain, kecuali konteks dan situasi lapangannya sama atau mendekati sama. F. Evaluasi Belajar 3. Latihan a. Soal Jawablah latihan soal di bawah ini 5. Buatlah tabel perbandingan antara penelitian normatif dan empiris. Yang diperbandingkan adalah keuntungan dan kekurangan dari masing-masing bentuk penelitian tersebut. 6. Anda dalam menulis skripsi akan menggunakan bentuk yang mana? Apa alasannya? b. Kunci jawaban Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban anda dengan materi yang telah dipelajari. hlm Sudarwan Danim, Metode Penelitian Untuk Ilmu-Ilmu Prilaku, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), 13

14 MODUL 1 METODE PENELITIAN MATERI IV: DATA PENELITIAN Disusun Oleh Henry Arianto, SH, MH UNIVERSITAS ESA UNGGUL

15 A. Pengantar Bab Keempat ini mengajak mahasiswa untuk mengenal lebih detil lagi mengenai macam-macam data penelitian. Dengan demikian mahasiswa dapat menentukan B. Kompetensi Dasar 8. Mahasiswa mengetahui permasalahan dalam pengumpulan data. 9. Mahasiswa mengetahui tipe data penelitian. C. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan 7. Mahasiswa mampu menjelaskan permasalahan dalam pengumpulan data. 8. Mahasiswa mampu menjelaskan tipe data penelitian. D. Kegiatan Pembelajaran 10. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan contextual Instruction 11. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep dasar metode penelitian selama 90 menit. 12. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab. E. Materi Belajar 1. Proses Pengumpulan Data Dalam proses pengumpulan data, ada beberapa masalah pokok yang harus diselesaikan terlebih dahulu. 1. Bagaimana memasuki ruang lingkup obyek penelitian a. mengadakan kontak dengan pemimpin formil atau informil b. menjelaskan maksud penelitian c. yang perlu diingat penelitian dilakukan untuk memahami perilaku, bukan untuk menilainya. d. Mengadakan penelitian pendahuluan agar diketahui kesulitan apa yang dihadapinya dan bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut. 2. Bagaimana membuat catatan. 2. Tipe Data & Subklasifikasi Data: Menurut H.L Manheim 1. Perilaku manusia a. Perilaku verbal: Perilaku yang disampaikan secara lisan dan kemudian dicatat. Misalnya: pencatatan hasil wawancara. b. Perilaku nyata & ciri-cirinya yang dpt diamati. Misalnya interaksi antara dua orang, ciri-ciri badaniah seseorang. 2. Hasil dari perilaku manusia a. Peninggalan-peninggalan fisik. b. Arsip 2) data sensus, statistik vital, otobiografi, catatan harian. 3) bahan mass media. 15

16 4) Inkripsi pada kuburan, data pasien dokter, kecelakaan pesawat terbang, dll. 3. Data simulasi a. First level data. Adalah data yang dapat dipercayai keakuratannya, karena data ini didapat dari sumber pertama langsung. b. Second level data Adalah data yang ke akuratannya kurang karena data ini didapat dari sumber kedua. Bukan dari sumber pertama. Sehingga kesalahan penafsiran sangat mungkin terjadi. c. Third level data. Adalah data yang keakuratannya masih perlu dipertanyakan, karena di dapat dari sumber ketiga. 3. Data Penelitian Jenis Data Dari Sumbernya 1. Data Primer adalah diperoleh langsung dari masyarakat, dimana alat pengumpulan data primer adalah: - Wawancara, cara yang paling umum untuk mencari informasi dari masyarakat adalah mewawancarai narasumber yang berkompeten untuk memberikan jawaban. Setidaknya diperlukan minimal tiga narasumber agar data penelitian menjadi valid. - Observasi, cara yang dipergunakan oleh para peneliti sejak dahulu kala. Observasi ini terbagi ada observasi terlibat dan ada observasi tidak terlibat. Untuk observasi diperlukan adanya lokasi yang tepat sesuai dengan tema penelitian. - Kuisioner, cara ini dipergunakan apabila hendak mengambil pendapat masyarakat dengan jumlah yang tidak sedikit. Minimal untuk penyebaran kuisioner agar datanya lebih akurat adalah 100 (seratus) kuisioner. 2. Data Sekunder, adalah data yang sudah jadi sehingga peneliti tinggal mengambil atau menggunakan saja, data sekunder bentuknya adalah literatur atau bahan pustaka. Ciri-ciri data sekunder: 1. Data sekunder pada umumnya dalam keadaan siap pakai dan dapat dipergunakan degan segera. 2. Bentuk dan isi data sekunder telah dibentuk oleh peneliti terdahulu. 3. Tidak terbatas pada waktu dan tempat. Data sekunder dapat pula dibedakan berdasarkan: 1. Ruang lingkupnya, yang dibedaka antara a. Bahan hukum (legal documents), misalnya: undang-undang, vonis, kontrak b. Bahan non-hukum (non-legal documents), misalnya: majalah, data statistik, buku 2. Tingkat realibilitasnya, yang dibedakan antara a. Bersifat publik, misalnya surat keputusan menteri, data sensus. b. Bersifat pribadi, misalnya biografi, catatan harian, surat pribadi, 16

17 3. Kekuatan mengikatnya, yang dibedakan antara a. Bahan hukum primer atau sumber primer (primary sources), misalnya UUD 45, undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan menteri, peraturan daerah, yurisprudensi, traktat. b. Bahan hukum sekunder atau sumber sekunder (secondary sources), misalnya Rancangan Undang-Undang, buku acuan, hasil penelitian, penjelasan undang-undang. c. Bahan hukum tersier, misalnya kamus hukum, kamus umum bahasa Indonesia, kamus bahasa Inggris. F. Evaluasi Belajar 4. Latihan a. Soal Jawablah latihan soal di bawah ini 7. Apa yang dimaksud dengan data primer dan apa yang dimaksud dengan data sekunder? 8. Jelaskan mengenai data simulasi. b. Kunci jawaban Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban anda dengan materi yang telah dipelajari. 17

18 MODUL 1 METODE PENELITIAN MATERI V: TEMA, TOPIK & JUDUL Disusun Oleh: Henry Arianto, SH, MH UNIVERSITAS ESA UNGGUL

19 A. Pengantar Sebelum memulai membuat sebuah karya tulis ilmiah, maka tahap pertama kali yang dilakukan oleh penulis atau peneliti adalah menentukan Tema, menentukan Topik dan membuat Judul. Oleh karena itu pada pertemuan Kelima ini, mahasiswa diberikan pengetahuan mengenai apa yang dimaksud dengan Tema, Topik dan Judul. B. Kompetensi Dasar 10. Mahasiswa mampu memahami apa yang dimaksud dengan Tema. 11. Mahasiswa mampu memahami apa yang dimaksud dengan Topik. 12. Mahasiswa mampu memahami apa yang dimaksud dengan Judul. C. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan 9. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memberikan contoh dari sebuah Tema. 10. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memberikan contoh dari sebuah Topik. 11.Mahasiswa mampu menjelaskan dan memberikan contoh dari sebuah Judul. D. Kegiatan Pembelajaran 13. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan contextual Instruction 14. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep dasar metode penelitian selama 90 menit. 15. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab. E. Materi Belajar Penyusunan perencanaan penelitian hukum perlu dijelaskan mengenai metode analisa yang akan diterapkan. Misalnya metode kualitatif atau metode kuantitatif. Perencanaan penelitian seringkali disamakan dengan Proposal penelitian. Beberapa hal yang penting yang perlu diperhatikan oleh penulis skripsi atau karya tulis ilmiah, termasuk laporan penelitian, yaitu: 1. Topik. 2. Tema. 3. Judul. 4. Kerangka Karangan. 5. Bentuk Lahiriah. 6. Teknik Penulisan. 1. Topik Topik pada dasarnya adalah suatu isu atau pokok persoalan dan sifatnya juga masih umum serta abstrak. Misalnya adalah isu mengenai wanprestasi, ini adalah topiknya, yang tentunya masih bersifat umum, pelanggaran perjanjian terhadap apa masih belum jelas, oleh karenanya tadi dikatakan bahwa topik masih bersifat umum dan abstrak. Sehingga langkah selanjutnya untuk membuat skripsi setelah diketahui 19

20 topiknya, adalah pembuatan judul skripsi. Dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa judul merupakan perwujudan spesifik dari topik. Topik merupakan landasan yang dapat dipergunakan oleh seorang penulis untuk menyampaikan maksudnya. Banyak hal yang dapat dipergunakan sebagai sumber penentuan topik, misalnya pengalaman, keluarga, karier, alam sekitar, masalah kemasyarakatan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, cita-cita dan sebagainya. Dari bermacam-macam hal yang dapat dijadikan topik dalam menyusun karangan, maka karangan dapat berbentuk: a. Kisahan (Narasi): yaitu karangan yang berkenaan dengan rangkaian peristiwa berdasarkan pengamatan atau observasi maupun pengalaman yang biasanya tersusun secara kronologis. b. Perian (Deskripsi): yaitu karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencintrai (melihat, mendengar, mencium, merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya. c. Paparan (Eksposisi): yaitu karangan yang berusaha menerangkan atau menjelaskan pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan pembaca karangan itu. d. Bahasan (Argumentasi): yaitu karangan yang berusaha memberikan alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Syarat-Syarat Perumusan Topik: 1. Topik harus menarik perhatian penulis. Untuk dapat menghasilkan karangan yang baik dengan data yang lengkap, seorang penulis harus memiliki topik yang menarik perhatiannya. Topik yang tidak disenangi akan menimbulkan keengganan penulis dalam menyelesaikan tulisan sehingga pencarian data dan informasi untuk melengkapi karangan akan dilakukan dengan terpaksa. 2. Topik harus diketahui oleh penulis. Seorang penulis sebelum memulai menulis seyogyanya sudah mempunyai pengetahuan tentang hal-hal atau prinsip-prinsip dasar dari topik yang dipilih. Berdasarkan prinsip-prinsip dasar tersebut, seorang penulis dapat mengembangkan tulisannya menjadi suatu tulisan menarik dengan cara melengkapi tulisan tersebut melalui penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan. 3. Topik yang dipilih sebaiknya: a. Tidak terlalu baru. Topik yang terlalu baru memang menarik untuk ditulis, akan tetapi seringkali penulis mengalami hambatan dalam memperoleh data kepustakaan yang akan dipakai sebagai landasan atau penunjang. Data kepustakaan yang diperoleh mungkin terbatas pada berita dalam surat kabar atau majalah populer. b. Tidak terlalu teknis Karangan yang terlalu teknis kurang dapat menonjolkan segi ilmiah. Tulisan semacam ini biasanya bersifat sebagai petunjuk tentang bagaimana tata cara melakukan sesuatu, tanpa mengupas teori-teori yang ada. c. Tidak terlalu kontroversial. Suatu tulisan yang mempunyai topik kontroversial menguraikan hal-hal diluar hal yang menjadi pendapat umum. Tulisan semacam ini sering menimbulkan permasalahan bagi penulisnya. 20

21 2. Tema Menurut arti katanya, tema berarti Sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Kata ini berasal dari kata Yunani tithenai yang berarti menempatkan atau meletakkan. Pengertian tema dapat dibatasi sebagai: Suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik Tema mempunyai dua pengertian yaitu: 1. Suatu pesan utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya. 2. Suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang ingin dicapai. Sebuah tulisan dikatakan baik apabila tema dikembangkan secara terinci dan jelas. Adanya gagasan sentral, rincian yang teratur dan susunan kalimat yang jelas akan menghasilkan karangan yang menarik dan enak dibaca. Disamping itu, seorang penulis juga harus menampilkan keaslian tulisannya. Keaslian tersebut dapat dilihat dari beberapa hal, misalnya: 1. Pokok permasalahan; 2. sudut pandang; 3. cara pendekatan; atau 4. gaya bahasa dan tulisannya. 3. Judul Apabila topik dan tema sudah ditentukan, maka selanjutnya penulis merumuskan judul karya tulisnya. Judul yang dirumuskan sifatnya tentatif, karena selama proses penulisan ada kemungkinan judul berubah. Perumusan judul penelitian tidak jarang dianggap sebagai sesuatu hal yang remeh. Hal itu mungkin disebabkan oleh karena bagi beberapa pihak masalah tersebut merupakan pekerjaan yang agak sulit untuk dilaksanakan. Sebenarnya perumusan suatu judul penelitian sedikit banyaknya tergantung pada berhasil atau tidaknya seorang peneliti untuk mengabstraksikan masalah yang ingin ditelitinya.menurut Fisher, masalah diartikan sebagai: 1. suatu kesulitan yang dirasakan oleh seseorang, atau 2. suatu perasaan yang tidak menyenangkan seseorang atas fenomena yang ada atau terjadi 3. suatu ketidaksesuaian atau penyimpangan yang dirasakan atas apa yang seharusnya dan apa yang akan terjadi Faktor-faktor merumuskan judul Apabila Topik dan Tema sudah ditentukan, penulis kemudian merumuskan judul karya tulisnya. Judul yang dituliskan sifatnya tentatif, karena selama proses penulisan ada kemungkinan judul berubah. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merumuskan judul adalah sebagai berikut: 1. Judul hendaknya relevan dengan tema dan bagian-bagian dari tulisan tersebut. 2. Judul menimbulkan rasa ingin tahu seorang lain untuk membaca tulisan ini (bersifat provokatif) 21

22 3. Judul tidak mempergunakan kalimat yang tidak terlalu panjang, jika judul terlalu panjang, dapat dibuat judul utama dan judul tambahan (sub judul) 4. Judul harus memiliki independent variable (variable bebas) dan dependent variable (variable terikat) Jadi kalau hendak merumuskan suatu judul penelitian, maka sebaiknya judul tersebut: 1. menggambarkan secara sederhana masalah yang akan diteliti, artinya judul tersebut merupakan suatu refleksi daripada masalah yang akan diteliti. 2. judul penelitian sebaiknya dirumuskan secara singkat dan jelas. 3. perlu diperhatikan penggunaan gaya bahasa yang baik serta pemakaian bahasa yang didasarkan pada dasar-dasar gramatika yang baik pula. 4. tidak perlu dipergunakan kata-kata, istilah-istilah ataupun ungkapanungkapan yang mengandung kiasan-kiasan. F. Evaluasi Belajar 5. Latihan a. Soal Jawablah latihan soal di bawah ini 9. Jelaskan perbedaan Tema dan Topik! Sertakan pula contohnya. 10. Buatlah sebuah judul, dimana judul harus mencerminkan masalah, dan mengandung dependen dan independen variable. Dari judul tersebut sertakan pula dua pokok permasalahannya. b. Kunci jawaban Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban anda dengan materi yang telah dipelajari. 22

23 MODUL 1 METODE PENELITIAN MATERI VI: PROPOSAL Disusun Oleh: Henry Arianto, SH, MH UNIVERSITAS ESA UNGGUL

24 A. Pengantar Pada bagian ke-enam ini mahasiswa akan dibekali dengan pengetahuan mengenai pembuatan proposal yang baik dan benar. Dalam pembuatan karya tulis ilmiah, seperti Skripsi, Tesis dan Disertasi, bagian pertama yang harus dibuat di dalam sebuah penelitian adalah penyusunan proposal. Bila proposal sudah dapat dibuat dengan baik, maka seorang peneliti akan lebih mudah lagi dalam mengerjakan penelitiannya. Oleh karena itu mahasiswa harus mengetahui bagian-bagian dari proposal. B. Kompetensi Dasar 1. Mahasiswa mampu memahami bagian-bagian di dalam sebuah proposal. 2. Mahasiswa mampu memahami hal-hal teknis seputar pembuatan sebuah proposal penelitian. C. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan 1. Mahasiswa mampu menjelaskan bagian-bagian sebuah proposal. 2. Mahasiswa mampu membuat sebuah proposal yang baik. D. Kegiatan Pembelajaran 1. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan contextual Instruction 2. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep dasar metode penelitian selama 90 menit. 3. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab. E. Materi Belajar 1. Tahapan-Tahapan Pembuatan Penelitian Ilmiah Di dalam melakukan penelitian, baik penelitian normatif maupun penelitian empiris seyogianya diikuti pula langkah-langkah yang biasanya dianuti dalam penelitian ilmu-ilmu sosial lainnya. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Perumusan judul penelitian 2. Perumusan pengantar permasalahan 3. Perumusan masalah 4. Penegasan maksud dan tujuan 5. Penyusunan kerangka teoritis yang bersifat tentatif 6. Penyusunan kerangka konsepsional dan definisi-definisi operasional. 7. Perumusan hipotesa 8. Pemilihan / penetapan metodologi 9. Penyajian hasil-hasil penelitian 10. Analisa data yang telah dihimpun 11. Penyusunan suatu ikhtisar hasil-hasil penelitian 12. Perumusan kesimpulan 24

25 13. Penyusunan saran-saran 2. Proposal Penelitian Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti wajiba membuat proposal penelitian sebagai pedoman di dalam pembuatan penelitiannya. Setidaknya ada lima hal yang harus dicantumkan di dalam proposal penelitian. Dalam Proposal penelitian pembagiannya adalah sebagai berikut: 1. Pendahuluan. Berisikan masalah yang akan diteliti. Peneliti harus dapat menjelaskan aspekaspek sejarah atau perkembangan masalah yang akan diteliti, mengapa masalah tersebut dipilih sebagai hal yang akan diteliti. 2. Tujuan Penelitian. Tujuan penelitian pada hakekatnya mengungkapkan apa yang hendak dicapai oleh peneliti. 3. Ulasan bahan bacaan Ulasan bahan bacaan terutama ditujukan agar penelitian mempunyai pengetahuan yang menyeluruh tentang aspek-aspek yang relevan dalam penelitian yang dilakukan. 4. Kerangka teoritis & konsepsionil Bagian ini merupakan inti dari usul penelitian, karena berisikan dasar-dasar teoritisnya serta operasionalnya. 5. Metodologi 3. Latar Belakang Masalah Suatu konsep latar belakang masalah biasanya mencakup pokok-pokok sebagai berikut: i. Situasi atau keadaan dimana diduga bahwa masalah yang ingin diteliti tadi timbul. ii. Alasan-alasan ataupun sebab-sebab mengapa peneliti ingin menelaah masalahmasalah yang telah dipilihnya. iii. Hal-hal yang telah diketahui atau belum diketahui mengenai masalah yang akan diteliti. iv. Pentingnya penelitian tersebut baik secara teoritis dan/atau secara praktis. 4. Permasalahan Sumber untuk menemukan masalah: 1. Pengalaman pribadi 2. Bahan bacaan. (Bahan yang didapat diperpustakaan; data sekunder) Kesulitan merumuskan masalah: 1. Penelitian normatif a. Kurang menguasai teori. b. Tidak menemukan kekurangan teoritis dalam peraturan perundangundangan yang menjadi pusat perhatiannya 25

26 2. Penelitian sosiologis a. Tidak semua masalah yang dihadapi dapat diuji secara empiris. b. Tidak ada pengetahuan tentang sumber masalah yang dipilih. c. Terlalu banyak masalah sehingga sulit menseleksi d. Masalahnya menarik tetapi sukar untuk mendapatkan data, e. Tidak ada tujuan tertentu dalam memilih suatu masalah. Oleh sebab itu, maka di dalam memilih masalah hendaknya seorang peneliti berpegang pada pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1) Apakah masalah tersebut berfaidah untuk dipecahkan? 2) Apakah masalah yang telah dipilih sudah sesuai dengan kerangka penelitian yang diterapkan? 3) Apakah dituntut kemampuan-kemampuan khusus untuk memecahkan masalah yang hendak diteliti? 4) Apakah metodologi dan teknik yang ada dapat membantu pemecahan masalah yang hendak diteliti? 5. Tujuan Penelitian Pada bagian ini, peneliti menuliskan apa yang diharapkan atau sumbangan apa yang sekiranya dapat penulis berikan pada penelitian tersebut. Pernyataan yang merupakan harapan terjadi di masa depan disebut Tujuan Umum. Sedangkan pernyataan yang tentang apa yang akan terjadi pada akhir penelitian disebut Tujuan Khusus. Tujuan khusus harus dapat dijawab dalam Bab Penutup pada bagian Kesimpulan oleh penulis. 6. Kerangka Karangan Agar penulis dapat menerangkan isi karangannya secara teratur dan terinci, diperlukan suatu kerangka karangan. Kerangka karangan akan membantu penulis untuk menyusun karangan yang logis dan teratur, karena kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja seorang penulis. Untuk menyusun kerangka teori, seorang peneliti dapat menerapkan metode induktif maupun metode deduktif. Metode induktif merupakan cara yang bertitik tolak pada hal-hal yang khusus yang kemudian menarik kesimpulan umum. Sementara bila metode deduktif adalah kebalikannya. Ia bertitik tolak pada hal-hal umum yang kemudian menarik kesimpulan khusus. Kerangka konsepsional merupakan penjabaran sederhana dari konsep-konsep tulisan. Di dalam menyusun kerangka konsepsional, maka dapat dipergunakan perumusanperumusan yang terdapat di dalam peraturan perundang-undangan yang dijadikan dasar penelitian atau yang hendak diteliti. Suatu konsep atau suatu kerangka konsepsional pada hakekatnya merupakan suatu pengarah atau pedoman yang lebih konkrit daripada kerangka teoritis yang seringkali masih bersifat abstrak. Di dalam menerapkan pengamatan, sebaiknya kerangka 26

27 konsepsional disusun secara sistematis dan dirumuskan secara jelas, sehingga kerangka konsepsional tersebut dapat dipergunakan sebagai pedoman didalam melakukan pengamatan dan didalam melakukan pencatatan data penelitian. Kegunaan kerangka karangan: 1. Tulisan atau karangan dapat disusun secara teratur. 2. Menghindari pengulangan penulisan. 3. Mempermudahkan mencari data, kasus atau rujukan sesuai dengan kepentingan penulisan. 4. Kerangka tulisan berfungsi sebagai miniatur atau prototipe yang akan memudahkan pembaca melihat wujud, gagasan, struktur tulisan. Perumusan kerangka karangan dapat dilakukan dengan dua cara: 1. Kerangka kalimat. Kerangka kalimat merumuskan tiap bagian karangan dengan kalimat berita yang lengkap. Dengan demikian tujuan dan pokok pembahasan akan dapat diketahui secara jelas baik oleh penulis sendiri maupun oleh orang lain. 2. Kerangka topik. Perumusan kerangka topik dilakukan dengan menggunakan kata atau frasa. Kerangka semacam ini kurang memberikan kejelasan bagi orang lain yang membacanya. 7. Metodologi Metodologi merupakan suatu rangkaian kegiatan mengenai tata cara pengumpulan, pengolahan, analisa dan konstruksi data. Pada bagian Metodologi ini mahasiswa menuliskan mengenai tipe penelitiannya, sifat penelitiannya, jenis datanya dan bagaimana dia menganalisa permasalahan tersebut dengan data yang dimilikinya. 1. Tipe penelitian. Tipe penelitian yang penulis gunakan adalah tipe penelitian normatif. Tipe penelitian normatif adalah bentuk penelitian dengan melihat studi kepustakaan, sering juga disebut penelitian doktriner, penelitian kepustakaan atau studi dokumen, seperti undang-undang, buku-buku yang berkaitan dengan permasalahannya 2. Sifat penelitian. Sifat penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah sifat penelitian deskriptif analistis, yaitu penelitian dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin yang dapat membantu dalam memperkuat teori-teori yang dipergunakan. 3. Jenis Data. Data Primer Dalam penelitian ini data yang digunakan sebagai bahan penulisan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan pustaka atau literatur yang terdiri dari bahan primer dan bahan sekunder. 4. Analisis Data Analisis data dilakukan dengan kualitatif untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 27

28 F. Evaluasi Belajar 6. Latihan a. Soal Jawablah latihan soal di bawah ini 11. Buatlah sebuah kerangka karangan. 12. Jelaskan perbedaan penelitian normatif dan penelitian empiris. b. Kunci jawaban Jawablah latihan di atas dengan singkat dan jelas kemudian cocokkan jawaban anda dengan materi yang telah dipelajari. 28

29 MODUL 1 METODE PENELITIAN MATERI VII: ALAT PENGUMPULAN DATA Disusun Oleh: Henry Arianto, SH, MH UNIVERSITAS ESA UNGGUL

30 A. Pengantar Pada bagian ke-tujuh ini mahasiswa akan dibekali dengan pengetahuan mengenai alat-alat atau cara-cara yang dapat dipergunakan di dalam penelitian untuk mengumpulkan data penelitian. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan masing-masing alat atau cara pengumpulan data, sehingga mahasiswa mampu memilih mana cara yang paling tepat yang dapat dipergunakan untuk mengumpulkan data penelitian berkaitan dengan penelitian yang sedang dibuatnya. B. Kompetensi Dasar 1. Mahasiswa mampu memahami cara-cara pengumpulan data. 2. Mahasiswa mampu memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing cara pengumpulan data. C. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan 1. Mahasiswa mampu menjelaskan cara-cara pengumpulan data. 2. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data dengan salah satu cara yang telah dipelajari. D. Kegiatan Pembelajaran 1. Pembelajaran diselenggarakan untuk memahami materi 1 dengan pendekatan contextual Instruction 2. Untuk materi 1 mahasiswa mempelajari penjelasan materi mengenai konsep dasar metode penelitian selama 90 menit. 3. Selanjutnya selama 60 menit, mahasiswa di ajak diskusi dan tanya jawab. E. Materi Belajar Dalam pembuatan karya tulis ilmiah, maka diperlukan alat-alat pengumpulan data. Adapun, alat-alat pengumpulan data tersebut adalah: 1. Studi dokumen (bahan pustaka) Pengumpulan data yg dilakukan melalui data tertulis. Mengadakan penelahaan bahan pustaka secara mendalam dan luas merupakan suatu kegiatan yang integral dalam penelitian. Akan tetapi bukan berarti bahwa penelahaan bahan pustaka merupakan satu-satunya pekerjaan penelitian. Bahan pustaka perlu ditelaah agar diperoleh bahan teoritis dan konsepsional. 2. Pengamatan (observasi) Didalam melakukan kegiatan ilmiah seperti penelitian, pengamatan atau observasi merupakan salah satu sarana pengumpulan data yang tertua. Sejak zaman dahulu para ahli filsafat melakukan pengamatan terhadap masyarakat. Astronom juga melakukan pengamatan tertentu terhadap bintang-bintang. Demikian juga para penyayang binatang. Ciri pengamatan: 1. Pengamatan mencakup seluruh konteks sosial alamiah dari perilaku manusia yang nyata. 2. menangkap gejala atau peristiwa yang penting, yang mempengaruhi hubungan sosial antara orang-orang yang diamati perilakunya. 30

31 3. menentukan apakah yang disebut sebagai kenyataan dari sudut pandangan hidup atau falsafah hidup dari pihak-pihak yang diamati 4. mengidentifikasikan keteraturan perilaku atau pola-pola Adapun tujuan dari pengamatan tersebut pada umumnya adalah sebagai berikut: 1. mendapatkan data yang menyeluruh dari perilaku manusia atau masyarakat. 2. mendapatkan deskripsi yg relatif lengkap mengenai kehidupan sosial / salah satu aspeknya. 3. mengadakan eksplorasi. 4. untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap mengenai perilaku manusia dan kelompoknya. Prosedur pengamatan (observasi) dapat dikategorikan kepada dua kategori yaitu: 1. Pengamatan terlibat, dikatakan pengamatan terlibat adalah apabila peneliti menjadi bagian dari obyek yang ditelitinya tersebut. 2. Pengamatan tidak terlibat, dikatakan pengamatan tidak terlibat apabila peneliti hanya mengamati obyek penelitian tersebut dan tidak masuk menjadi bagian di dalam obyek penelitian tersebut. Dalam memilih pengamatan atau observasi sebagai alat pengumpulan data, harus diperhitungkan beberapa faktor, yakni: 1. Masalah yang akan diteliti atau diamati 2. Ketrampilan pengamat di dalam melakukan pekerjaannya 3. Karakteristik pihak yang diamati seperti ekonomi, politik, kebudayaan, dll. Pengamatan akan berjalan lancar apabila tidak ada halangan-halangan yang berasal dari pengamat maupun yang diamati. Ada beberapa ciri-ciri dari pihak yang diamati yang perlu diperhitungkan oleh peneliti, seperti: 1. Faktor pekerjaan 2. Faktor ekonomis 3. Faktor politis dan hukum 4. Faktor kebudayaan 5. Faktor normatif Untuk keadaan di Indonesia, kadang kadang perlu diperhatikan hal hal lain, misalnya: 1. Adanya persaingan antara suku suku bangsa tertentu 2. Kemungkinan bahwa salah satu suku bangsa memaksakan unsur kebudayaan atau unsur unsur agamanya pada suku bangsa yang lain 3. Ada suku bangsa yang berusaha untuk mendominasi suku bangsa lain secara politis 4. Adanya konflik yang bersifat tradisional. 3. Wawancara (interview) Wawancara dipergunakan dengan tujuan sebagai berikut: 1. memperoleh data mengenai persepsi manusia 2. mendapat data mengenai kepercayaan manusia 3. mengumpulkan data mengenai perasaan dan motivasi seseorang 31

32 4. memperoleh data mengenai antisipasi atau orientasi masa depan manusia 5. memperoleh informasi mengenai perilaku pada masa lampau 6. mendapatkan data mengenai perilaku yang sifatnya sangat pribadi atau sensitif. Adapun ciri pokok dari wawancara itu adalah: 1. Di dalam wawancara diperlakukan perilaku yang senantiasa saling menyesuaikan diri terutama dari pewawancara. 2. Wawancara sangat berguna untuk memperoleh data perihal sikap, perasaan, pikiran, kepercayaan, dan lain-lain. 3. Wawancara memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk mempergunakan berbagai tipe pertanyaan. 4. Perluasan ruang lingkup dimungkinkan dalam wawancara. 5. Kadang-kadang pewawancara harus dilengkapi dengan data apabila yang diwawancarai pada saat tertentu menghendaki data tersebut. Keuntungan: c. Memungkinkan peneliti utk mendapatkan keterangan lebih cepat. d. Kayakinan bahwa penafsiran responden adalah tepat e. Pembatasan dapat dilakukan secara langsung apabila jawaban yg diberikan melewati batas ruang lingkup masalah yg diteliti, f. Kebenaran jawaban dapat diperiksa secara langsung. Kelemahan: a. Kadang sulit utk mengetahui apabila responden tdk memberikan informasi yg sebenarnya. b. Kadang sulit utk menjadi pewawancara & pencatat sekaligus. c. Seringkali memakan waktu lama. d. Sulit utk mengikuti kehendak para responden yg berbeda sifat & perilakunya. Dalam wawancara dipergunakan suatu pedoman wawancara yang berisikan pokokpokok yang diperlukan untuk wawancara. Wawancara memerlukan beberapa syarat ilmiah, yakni: 1. Sebelum wawancara dilakukan, pewawancara sudah harus tau hal-hal apa yang nantinya akan ditanyakan. Pewawancara tidak boleh mengarang-ngarang pertanyaan seadanya. 2. Sebagai pendahuluan dari wawancara yang sebenarnya, pewawancara harus terlebih dahulu menciptakan hubungan baik. Hal ini penting untuk menghilangkan kecemasan interviewee, memberikan jaminan bahwa jawabanjawabannya tidak akan menimbulkan konsekwensi yang merugikan dirinya sehingga membangkitkan keinginan kerjasama. 3. Selama wawancara berlangsung, pewawancara harus waspada dalam menemui saat kritis dimana mungkin interviewee menemui kesulitan untuk menjawab karena menyangkut pribadi atau mengancam dirinya. 4. Penutup wawancara harus diusahakan agar interviewee tidak merasa habis manis sepah dibuang. Tipe wawancara: 1. Wawancara tidak terarah 2. Wawancara terarah 3. Wawancara berfokus 32

33 4. Wawancara mendalam 4. Kuisioner Kuisioner adalah daftar pertanyaan yang dibuat oleh peneliti lalu kemudian disebarkan kepada responden dimana hasil jawaban responden akan diolah untuk mendukung data penelitian. Kuisioner seringkali dipergunakan untuk mengumpulkan data perihal masyarakat atau golongan-golongan tertentu, kepercayaan, pendapat, pola perilaku dari masyarakat. Suatu kuisioner direncanakan dan dipergunakan untuk memperoleh atau mengumpulkan data dari populasi yang luas, atau yang mempunyai beraneka ragam corak dari kelompok atau golongan masyarakat. Dengan memperoleh suatu gambaran melalui pengunaan kuisioner maka peneliti dapat memperoleh pengetahuan yang mendalam mengenai hal yang ditelitinya tersebut. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa penggunaan kuisioner mempunyai dua fungsi utama: 1. Untuk mendapatkan deskripsi mengenai suatu gejala (atau beberapa gejala). 2. Untuk kepentingan pengukuran dari berbagai variabel dari individu / kelompok. Tidak jarang peneliti menghadapi berbagai masalah, seperti: 1. konstruksi kuisioner yang akan dipergunakan. 2. bahasa yang akan dipergunakan 3. kerangka acuan 4. urutan pertanyaan 5. panjang pendeknya kuisioner Peneliti harus sebanyak mungkin menghindari bahasa yang terlalu mengarah pada jawaban tertentu seperti ya dan tidak. Contohnya: Menurut pendapat saudara bukankah perbuatan melanggar hukum merupakan perilaku yang menyeleweng? Jawabannya adalah cenderung YA Kecuali itu, maka dianjurkan untuk mempergunakan kalimat yang mempunyai arti sekhusus mungkin. Bandingkan contoh di bawah: Berapakah usia bapak/ibu/saudara? Berapakah usia bapak/ibu/saudara pada hari ulang tahun yang terakhir. Keuntungan: 1. Lebih mudah membuat score 2. responden tidak perlu menulis atau mengisi dengan tulisan pada daftar pertanyaan tersebut 3. lebih cepat pengisian Kekurangan: 33

KONSEP DASAR PENELITIAN HUKUM

KONSEP DASAR PENELITIAN HUKUM KONSEP DASAR PENELITIAN HUKUM Tim Pengajar MPPH FHUI Bahan Perkuliahan Metode Penelitian dan Penulisan Hukum Program Reguler Fakultas Hukum Universitas Indonesia Depok, 4 September 2015 MPPH FHUI 1 CIRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan berperan sebagai sektor penunjang pembangunan (the promoting

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan berperan sebagai sektor penunjang pembangunan (the promoting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kendaraan sepeda motor di Cengkareng terus mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah kendaraan sepada motor yang demikian pesat didasarkan atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. instan tanpa memperdulikan adanya norma yang sudah diatur Negara, maka

BAB I PENDAHULUAN. instan tanpa memperdulikan adanya norma yang sudah diatur Negara, maka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di zaman modern sekarang, perubahan budaya semakin cepat berkembang baik dalam gaya hidup maupun orientasi kebutuhan hidup khususnya pada masyarakat di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia sebagai negara kesatuan menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. 1

III.METODE PENELITIAN. permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. 1 43 III.METODE PENELITIAN Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT

TANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT TANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Hukum pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penegakan hukum merupakan salah satu usaha untuk menciptakan tata tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan usaha pencegahan maupun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan III. METODE PENELITIAN Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan konstruksi, yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten. Metodologis berarti sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah dilaksanakan sebanyak empat tahapan dalam kurun waktu empat tahun (1999, 2000, 2001, dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten.

III. METODE PENELITIAN. konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten. III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten. Metodologis

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN DIAN SIMATUPANG 1

PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN DIAN SIMATUPANG 1 PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN DIAN SIMATUPANG 1 SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan B. Pokok Permasalahan II TUJUAN PENELITIAN III. TINJAUAN PUSTAKA IV. KERANGKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara alamiah menghendaki agar dalam kehidupannya dapat dijalani dengan layak dan serba

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara alamiah menghendaki agar dalam kehidupannya dapat dijalani dengan layak dan serba BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara alamiah menghendaki agar dalam kehidupannya dapat dijalani dengan layak dan serba berkecukupan, tidak kekurangan suatu apapun baik dalam hal pangan,

Lebih terperinci

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA MATERI: 13 Modul SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA (SMKM-Atjeh) MENULIS KARYA ILMIAH 1 Kamaruddin Hasan 2 arya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (ya ng berupa hasil pengembangan) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Di tangan mereka peranperan strategis

Lebih terperinci

REVIEW BAHAN PERKULIAHAN METODE PENELITIAN DAN PENULISAN HUKUM 1 TIM PENGAJAR MPPH-FHUI

REVIEW BAHAN PERKULIAHAN METODE PENELITIAN DAN PENULISAN HUKUM 1 TIM PENGAJAR MPPH-FHUI REVIEW BAHAN PERKULIAHAN METODE PENELITIAN DAN PENULISAN HUKUM 1 TIM PENGAJAR MPPH-FHUI REFERENSI Mamudji, Sri. Et al. Metode Penelitian dan Penulisan Hukum. Depok: Badan Penerbit FHUI, 2005. Soekanto,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode pendekatan yang akan digunakan dalam penulisan hukum ini adalah

III. METODE PENELITIAN. Metode pendekatan yang akan digunakan dalam penulisan hukum ini adalah III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Metode pendekatan yang akan digunakan dalam penulisan hukum ini adalah penelitian hukum yuridis normatif dan yuridis empiris. Pendekatan Yuridis Normatif adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan hukum secara konstitusional yang mengatur pertama kalinya

BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan hukum secara konstitusional yang mengatur pertama kalinya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Ketentuan hukum secara konstitusional yang mengatur pertama kalinya mengenai hak angket terdapat pada perubahan Konstitusi Sementara Republik Indonesia

Lebih terperinci

06/11/12. Satu bulan kemudian

06/11/12. Satu bulan kemudian Mulai mengerjakan skripsi menjadi pekerjaan yag kadang menjemukan bagi mahasiswa semester akhir. Menjemukan karena sudah terbayang segala keribetan/kerumitan. 2 M: Bapak punya topik buat penelitian saya?

Lebih terperinci

SKRIPSI KEDUDUKAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN DAN PENCABUTAN TESTAMENT (SURAT WASIAT)

SKRIPSI KEDUDUKAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN DAN PENCABUTAN TESTAMENT (SURAT WASIAT) SKRIPSI KEDUDUKAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN DAN PENCABUTAN TESTAMENT (SURAT WASIAT) : Studi Kasus di Kantor Notaris dan PPAT Eko Budi Prasetyo, SH di Kecamatan Baki Sukoharjo Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi

KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Anak adalah amanat sekaligus karunia Tuhan, yang senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-hak sebagai manusia yang harus

Lebih terperinci

Pengertian Tulisan Ilmiah

Pengertian Tulisan Ilmiah Karya tulis ilmiah A. KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN 1. Peserta memiliki pengetahuan yang memadai tentang pengertian dan jenis-jenis tulisan ilmiah 2. Peserta mampu merencanakan, menyusun, dan mengembangkan

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF (SKRIPSI)

PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF (SKRIPSI) PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF (SKRIPSI) Suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan norma serta

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan norma serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum sebagai konfigurasi peradaban manusia berjalan seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat sebagai komunitas dimana manusia tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar paradigma naturalistik. Sugiyono (2007) menegaskan bahwa: Metode penelitian kualitatif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam analisis dan menjawab perumusan masalah dalam penelitian ini. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dalam analisis dan menjawab perumusan masalah dalam penelitian ini. Dalam 80 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini, penulis mendeskripsikan metode penelitian yang digunakan dalam analisis dan menjawab perumusan masalah dalam penelitian ini. Dalam melakukan suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tindak pidana korupsi di Indonesia saat ini telah berada dalam tahap yang parah, mengakar dan sudah meluas dalam masyarakat. Perkembangannya terus meningkat

Lebih terperinci

Tinjauan tentang disparitas putusan hakim pada tindak pidana perkosaan (studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

Tinjauan tentang disparitas putusan hakim pada tindak pidana perkosaan (studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta) Tinjauan tentang disparitas putusan hakim pada tindak pidana perkosaan (studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta) Oleh: Putrie Tiaraningtyas NIM: E 0001199 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis

Lebih terperinci

PEMIHAKAN DAN PEMILIHAN ATAS PENELITIAN HUKUM DOKTRINAL DAN NON DOKTRINAL

PEMIHAKAN DAN PEMILIHAN ATAS PENELITIAN HUKUM DOKTRINAL DAN NON DOKTRINAL PEMIHAKAN DAN PEMILIHAN ATAS PENELITIAN HUKUM DOKTRINAL DAN NON DOKTRINAL Taufik H. Simatupang Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Hukum dan HAM RI Jl. Raya Gandul Cinere Jakarta Selatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggali, mengelola dan merumuskan bahan-bahan hukum dalam menjawab

BAB III METODE PENELITIAN. menggali, mengelola dan merumuskan bahan-bahan hukum dalam menjawab BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode dalam sebuah penelitian merupakan suatu sarana pokok dalam pengembangan disiplin ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu hukum yang berusaha mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara dengan penduduk yang mayoritas beragama

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk negara dengan penduduk yang mayoritas beragama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk negara dengan penduduk yang mayoritas beragama Islam. Hasil sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah pemeluk

Lebih terperinci

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran , yaitu

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran , yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2013-2014, yaitu bulan September 2013 sampai dengan Januari 2014. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini merupakan kunci bagi pelaksanaan penelitian yang penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini merupakan kunci bagi pelaksanaan penelitian yang penulis BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan kunci bagi pelaksanaan penelitian yang penulis lakukan. Agar mudah tergambarkan alur penelitiannya, maka berikut ini penulis menjelaskan metode penelitian, jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan perhatian, sehingga setiap anak dapat tumbuh dan berkembang secara

BAB I PENDAHULUAN. dan perhatian, sehingga setiap anak dapat tumbuh dan berkembang secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Di tangan mereka peran-peran strategis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten. Sistematis artinya

III. METODE PENELITIAN. kebenaran secara sistematis, metodologis dan konsisten. Sistematis artinya 1 III. METODE PENELITIAN Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam konsiderans Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan antara lain dikatakan bahwa Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua macam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua macam 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Masalah Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua macam pendekatan, yaitu pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting karena salah satu upaya yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi objek, sasaran suatu ilmu yang sedang diselidiki.

Lebih terperinci

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta, 2000, hal. 6. 2

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta, 2000, hal. 6. 2 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam suatu penelitian.1 Oleh karena itu metode penelitian membahas tentang konsep

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Bandung, yaitu sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan

III. METODE PENELITIAN. mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan III. METODE PENELITIAN Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penulis dalam melakukan penelitian ini menggunakan metode penelitian sebagai berikut; 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan unit yang diteliti, yaitu berusaha menggambarkan, menganalisis masalahmasalah

BAB III METODE PENELITIAN. dan unit yang diteliti, yaitu berusaha menggambarkan, menganalisis masalahmasalah BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian dan Pendekatan Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriftif kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

Obyek Penelitian Hukum. Hukum sebagai ilmu Hukum sebagai aturan Hukum sebagai ilmu perilaku masyarakat

Obyek Penelitian Hukum. Hukum sebagai ilmu Hukum sebagai aturan Hukum sebagai ilmu perilaku masyarakat Obyek Penelitian Hukum Hukum sebagai ilmu Hukum sebagai aturan Hukum sebagai ilmu perilaku masyarakat Hukum Sebagai Ilmu Konsep hukum sbg asas moral atau keadilan yang melahirkan cabang filosofis. Hukum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS Kedudukan Pembelajaran Menyimpulkan Isi Bacaan dalam KTSP

BAB II KAJIAN TEORITIS Kedudukan Pembelajaran Menyimpulkan Isi Bacaan dalam KTSP BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1. Kedudukan Pembelajaran Menyimpulkan Isi Bacaan dalam KTSP 2.1.1 Standar Kompetensi Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN DAN PENELITIAN SAMPEL. (Dharminto)

METODE PENELITIAN DAN PENELITIAN SAMPEL. (Dharminto) METODE PENELITIAN DAN PENELITIAN SAMPEL (Dharminto) Penelitian (research) merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Jadi penelitian merupakan bagian dari usaha pemecahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya dalam kehidupan ini manusia selalu dihadapkan dengan dua kejadian yaitu kejadian yang terjadi secara terencana dan kejadian yang muncul secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kredibilitas peneliti menjadi amat penting. Analisis isi memerlukan peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. kredibilitas peneliti menjadi amat penting. Analisis isi memerlukan peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian kualitatif, penggunaan analisis isi lebih banyak ditekankan pada bagaimana simbol-simbol yang ada pada komunikasi itu terbaca

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Suatu penelitian agar dapat dipercaya kebenarannya, harus disusun dengan menggunakan metode yang tepat. Sebuah penelitian, untuk memperoleh data yang akurat dan valid diperlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan masalah guna memberikan petunjuk pada permasalahan yang

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan masalah guna memberikan petunjuk pada permasalahan yang III. METODE PENELITIAN Untuk memecahkan masalah guna memberikan petunjuk pada permasalahan yang akan dibahas dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka dalam penelitian ini diperlukan metode tertentu.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan 60 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan persiapan yang sesuai dengan prosedur penelitian. Persiapan-persiapan ini akan membantu kelancaran

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO

TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana (S-1) pada Fakultas Hukum

Lebih terperinci

STUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB KASIR TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DI SUPERMARKET WILAYAH SURAKARTA

STUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB KASIR TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DI SUPERMARKET WILAYAH SURAKARTA STUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB KASIR TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DI SUPERMARKET WILAYAH SURAKARTA Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Dalam Menyelesaikan Studi Program Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dilahirkan manusia telah dilengkapi dengan naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama dengan orang lain mengikatkan

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PILANGSARI 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan menggunakan desain penelitian kualitatif dengan metode fenomenologi deskriptif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab tiga merupakan uraian dari metode penelitian yang akan digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian mengenai intervensi terhadap anak dengan hambatan komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak akan lepas dari dunia pembelajaran. Kita semua sebagai elemen di dalamnya memerlukan bahasa yang baik dan benar dalam proses pembelajaran. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup adalah pengetahuan dasar tentang bagaimana makhluk hidup berfungsi dan bagaimana merreka berinteraksi satu sama lain dengan lingkungan mereka.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Latar Penelitian 3.1.1 Sumber Data 3.1.1.1 Data Primer Data primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah Negara dengan bentuk Kesatuan yang menganut asas desentrilisasi dalam penyelenggaran pemerintah di daerah-daerahnya. Desentralisasi adalah suatu asas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan adalah suatu permasalahan yang terjadi tidak hanya di dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan adalah suatu permasalahan yang terjadi tidak hanya di dalam suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejahatan adalah suatu permasalahan yang terjadi tidak hanya di dalam suatu masyarakat tertentu atau dalam Negara tertentu saja, tetapi merupakan permasalahan

Lebih terperinci

PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER V TAHUN 2017/2018

PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER V TAHUN 2017/2018 PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER V TAHUN 2017/2018 MATA KULIAH METODE PENELITIAN HUKUM Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 KADER HmI KOMHUK UNPAS-BANDUNG

Lebih terperinci

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut:

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu suatu proses penelitian dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode pendekatan penelitian yang digunakan penulis dalam tesis ini dilakukan

III. METODE PENELITIAN. Metode pendekatan penelitian yang digunakan penulis dalam tesis ini dilakukan III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Metode pendekatan penelitian yang digunakan penulis dalam tesis ini dilakukan dengan dua pendekatan penelitian. Adapun metode pendekatan penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (field research). Penelitian (research) adalah usaha yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (field research). Penelitian (research) adalah usaha yang dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian (research) adalah usaha yang dilakukan dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kajian yang penulis ambil dalam penelitian skripsi ini adalah mengenai Perkembangan Pendidikan Islam di Bandung Tahun 1901-1942. Untuk membahas berbagi aspek mengenai judul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang objektif serta dibutuhkan data-data dan informasi yang aktual

BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang objektif serta dibutuhkan data-data dan informasi yang aktual BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebagai suatu cara yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah serta merupakan sebuah sistem atau kerja yang harus dilakukan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS MEDIASI DALAM PERKARA PERDATA BERDASARKAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 01 TAHUN 2008 (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Boyolali) SKRIPSI

EFEKTIFITAS MEDIASI DALAM PERKARA PERDATA BERDASARKAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 01 TAHUN 2008 (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Boyolali) SKRIPSI EFEKTIFITAS MEDIASI DALAM PERKARA PERDATA BERDASARKAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 01 TAHUN 2008 (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Boyolali) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. sekali dalam mencari, menemukan dan menganalisa suatu masalah yang akan

III. METODE PENELITIAN. sekali dalam mencari, menemukan dan menganalisa suatu masalah yang akan 46 III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Menggunakan metode penelitian yang sesuai dengan kebutuhan penelitian perlu sekali dalam mencari, menemukan dan menganalisa suatu masalah yang akan diteliti.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Pengantar Dalam setiap penelitian ilmiah diperlukan metodologi untuk mengarahkan peneliti sesuai dengan tujuan penelitian dan agar target dari penelitian dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pendapatan negara (export earnings) yang merupakan salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. dan pendapatan negara (export earnings) yang merupakan salah satu sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan ekspor sangat penting bagi Indonesia karena menghasilkan devisa dan pendapatan negara (export earnings) yang merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

LANDASAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS LANDASAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN Yang diampu oleh Bpk. Gusnar Mustapa, S.E., M.M. Disusun oleh Kelompok III: EVI ARISTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi artinya pengetahuan tentang berbagai cara kerja yang disesuaikan

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi artinya pengetahuan tentang berbagai cara kerja yang disesuaikan BAB III METODE PENELITIAN Metodologi artinya pengetahuan tentang berbagai cara kerja yang disesuaikan dengan objek studi ilmu yang bersangkutan. Dengan kata lain metodologi itu menjelaskan tata cara dan

Lebih terperinci

Observasi dan Wawancara

Observasi dan Wawancara Observasi dan Wawancara Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Rizka Putri Utami, M.Psi Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Observasi Suatu cara pengumpulan data dg melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masalah. Setelah masalah diketahui maka perlu diadakan pendekatan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. masalah. Setelah masalah diketahui maka perlu diadakan pendekatan masalah 41 BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah cara yang dipakai untuk mencapai tujuan. Dengan menggunakan metode maka akan menemukan jalan yang baik untuk memecahkan suatu masalah. Setelah masalah diketahui

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yuridis normatif adalah pendekatan yang menelaah hukum sebagai kaidah yang

III. METODE PENELITIAN. yuridis normatif adalah pendekatan yang menelaah hukum sebagai kaidah yang III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Masalah Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Pendekatan yuridis normatif

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PERLINDUNGAN MEREK DAGANG DI PT. MONDRIAN

STUDI TENTANG PERLINDUNGAN MEREK DAGANG DI PT. MONDRIAN STUDI TENTANG PERLINDUNGAN MEREK DAGANG DI PT. MONDRIAN Disusun dan diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universits Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Ilmu hukum mengarahkan refleksinya kepada norma dasar yang diberi bentuk konkret dalam norma-norma yang ditentukan dalam bidang-bidang tertentu. Metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT 8 BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT A. Metode Kerja Kelompok Salah satu upaya yang ditempuh guru untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang kondusif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan yaitu: penelitian lapangan, penelitian pustaka, dan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan yaitu: penelitian lapangan, penelitian pustaka, dan penelitian 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Untuk karya skripsi setidaknya ada tiga model penelitian yang bisa dilakukan yaitu: penelitian lapangan, penelitian pustaka, dan penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif ialah penelitian yang bermaksud untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah Suatu penelitian tidak akan berjalan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2010 hlm.6) : Penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan cara yang digunakan untuk meneliti sesuatu sehingga dapat diambil kesimpulan. Metode adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran resiliensi pada istri yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga dengan menggunakan kajian fenomenologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal dan menurut tata cara yang diatur dalam undang-undang untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal dan menurut tata cara yang diatur dalam undang-undang untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyidikan tindak pidana merupakan serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut tata cara yang diatur dalam undang-undang untuk mencari serta mengumpulkan bukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 dapat diartikan. dalam undang-undang serta peraturan pelaksanaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 dapat diartikan. dalam undang-undang serta peraturan pelaksanaannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Awal mula masuknya peseroan terbatas dalam tatanan hukum Indonesia adalah melalui asas konkordasi, yaitu asas yang menyatakan bahwa peraturan yang berlaku di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian lapangan (fieldresearch), yaitu jenis penelitian yang mempelajari fenomena dalam lingkungannya yang alamiah.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam latar belakang ini, ada beberapa hal yang akan disampaikan penulis. hal tersebut terkait masalah yang diangkat. masalah atau isu yang diangkat tentunya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode, III. METODE PENELITIAN Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, dengan jalan menganalisanya. Selain itu juga, diadakan pemeriksaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan dengan asas-asas dan norma-normanya dan juga oleh

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan dengan asas-asas dan norma-normanya dan juga oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan hukum pidana, ditandai oleh perubahan peraturan perundang-undangan dengan asas-asas dan norma-normanya dan juga oleh dinamika doktrin dan ajaran-ajaran

Lebih terperinci

Hipotesis Penelitian

Hipotesis Penelitian Hipotesis Penelitian Tidak semua penelitian harus memakai hipotesis, namun peneliti akan sampai pada taraf penentuan apakah penelitiannya akan menggunakan hipotesis atau tidak. Pengertian Hipotesis Proses

Lebih terperinci