IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM PENYELENGGARAAN REFORMASI BIROKRASI OLEH :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM PENYELENGGARAAN REFORMASI BIROKRASI OLEH :"

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM PENYELENGGARAAN REFORMASI BIROKRASI OLEH : RENALTO TUMARAH tumarahrenalto@yahoo.co.id ABSTRAK Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah landasan hukum untuk menjamin Pegawai Negeri Sipil dan dapat dijadikan dasar untuk mengatur penyusunan aparatur Negara yang baik dan benar. Dilingkungan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Utara sendiri sering terjadi pelanggaraan kaitannya dengan pelanggaraan Disiplin Pegawai Negeri Sipil, seperti melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat Negara, Pemerintah, atau pegawai Negeri Sipil dalam hal ini banyak Pegawai Negeri Sipil pada Badan Kepegawaian Daerah yang sering melakukan pelanggaran seperti sering terlambatnya Pegawai Negeri Sipil masuk kantor bahkan ada yang pulang sebelum jam pulang kantor dan tidak hadir tanpa keterangan pada jam kerja. Ini mencerminkan bahwa upaya pemerintah mewujudkan Reformasi Birokrasi dalam upaya penyelenggaraan Pemerintah yang Produktif, Efisien, Efektif, Ekonomis, berdaya guna dan berhasil guna terhambat dengan adanya perilaku PNS yang kurang mematuhi peraturan kedisiplinan pegawai. Maka penulis merumuskan permasalahan bagaimana Implementasi PP 53 Tahun 2010 Tentang di Siplin PNS dalam Penyelenggaraan Reformasi Birokrasi. bagaimana Kedisiplinan pegawai dalam mentaati kewajiban dan larangan berdasarkan PP 53 Tahun Hambatan yang timbul dalam pelaksanaan PP 53 Tahun 2010 di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti sebagai instrumen kunci. Berkenaan dengan pokok masalah yang hendak dibahas dikaitkan dengan prakteknya dilapangan sehingga dapat memecahkan suatu masalah dengan mengumpulkan data dan menganalisa.

2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan PNS yang handal, profesional, dan bermoral sebagai penyelenggara pemerintah yang menerapkan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik ( good governance), maka PNS sebagai unsur aparatur negara dituntut untuk setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah bersatu padu, bermental baik, bersih, berwibawa, berdaya guna dan berhasil guna serta bersikap disiplin, jujur, adil, transparan, dan akuntabel dalam melaksanakan tugas. Sistem karier adalah suatu sistem kepegawaian dimana suatu pengangkatan pertama didasarkan atas kecakapan yang bersangkutan, sedangkan didalam pengembangan selanjutnya yang dapat menjadi pertimbangan adalah masa kerja, kesetiaan, pengabdian serta syarat-syarat objektif lainnya. Adapun sistem prestasi kerja adalah sistem kepegawaian, dimana pengangkatan seseorang untuk menduduki suatu jabatan atau untuk kenaikan pangkat didasarkan atas kecakapan dan prestasi kerja yang dicapai oleh pegawai. The Liang Gie yang di kutip oleh Moneir (1983 : 42) adalah sebagai berikut : Dalam praktek, pegawai Negeri Indonesia pada umumnya masih banyak kekurangan yaitu kurang mematuhi peraturan kedisiplinan pegawai, sehingga dapat menghambat kelancaran pemerintahan dan pembangunan nasional, antara lain adalah masih adanya jiwa kepegawaian dengan berfikir mengikuti kebiasaan bagian, bukan terletak pada kesatuan yang harmonis melainkan kesatuan pada bagian-bagian tersendiri, mempunyai bentuk dan corak yang berbeda serta kurang menghargai ketepatan waktu. Pasal 12 ayat (2) UU No. 43 Tahun 1999 sebagai berikut : Agar Pegawai Negeri Sipil dapat melaksanakan tugasnya secara berdaya guna dan berhasil guna, makaperlu diatur pembinaan Pegawai Negeri Sipil secara menyeluruh yaitu suatu pengaturan pembinaan yang berlaku baik Pegawai Negeri Sipil Pusat maupun Pegawai Negeri Sipil yang ada di tingkat Daerah. Dengan demikian peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil Pusat dengan sendirinya berlaku pula pada Pegawai Negeri yang ada ditingkat Daerah, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang. Ada beberapa alasan mengapah birokrasi perlu direformasi, alasan tersebut adalah : 1) Peranan strategis dari birokrasi dan mewujudkan visi dan misi bangsa, yakni melindungi bangsa dan tanah air, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut memelihara ketertian dunia; 2) Krisis multidimensi dimulai sejak orde baru, puncaknya pada 1997 dan masih berkepanjangan, termasuk krisis moral. Berdasarkan latar belakang tersebut, dimana banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh pegawai negeri sipil terhadap tugasnya terutama pada kantor Badan Kepegawaian

3 Daerah Sulawesi Utara, untuk itu penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil Dalam Penyelenggaraan Reformasi Birokrasi khususnya di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Utara. B. Perumusan Masalah Penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil Dalam Penyelenggaraan Reformasi Birokrasi, di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Utara?. C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dalam Penyelenggaraan Reformasi Birokrasi di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Utara. D. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang sifatnya akademis, khususnya dalam pengembangan ilmu pemerintahan terutama berkaitan dengan Implementasi Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 Tentang disiplin Pegawai Negeri sipil dalam Penyelenggaraan Reformasi Birokrasi. b. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan dan informasi yang cukup penting bagi aparatur Pemerintah yang ada di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Utara.

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Implementasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Implementasi adalah Pelaksanaan, Penerapan. Mengimplementasikan adalah melaksanakan atau menerapkanlah. Kebijakan yang baik tidak memiliki arti apa-apa jika tidak dapat di Implementasikan. Apabila suatu kebijakan telah ditetapkan, maka proses perumusan kebijakan menginjak tahapan Implementasi. Tahap ini melibatkan serangkaian kegiatan yang meliputi pemberitahuan kepada publik mengenai pilihan kebijakan yang diambil, instrumen kebijakan yang digunakan, staf yang akan melaksanakan program, pelayanan-pelayanan yang akan diberikan, anggaran yang telah disiapkan, dan laporan-laporan yang akan dievaluasi ( Edi Suharto 2007:36). Implementasi kebijakan akan berhasil apabila para pelaksananya mematuhi petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh birokrasi-atas yang menetapkan kebijakan tersebut. Asumsi yang mendasari pemahaman seperti ini adalah pembuat kebijakan merupakan pihak yang kaya informasi dan oleh karenanya kebijakan maupun cara-cara merealisir tujuan kebijakan yang dibuatnya itu telah dengan sendirinya sempurna. Jadi, jika A adalah pembuat kebijakan dan B adalah Birokrat atau kekuatan non Birokrasi ( s wasta) yang melaksanakan kebijakan itu, dan apabila B tidak mau mematuhi semua intruksi A, maka implementasi kebijakan tersebut relatif akan berhasil. Konsekuensi lebih lanjut adalah apabila B tidak mau mematuhi intruksi-intruksi A, atau jika intruksi A tidak dipahami secara jelas oleh B sehingga terjadi distorsi informasi atau salah paham (miss-understanding), maka implementasi relatif akan gagal. (Wibawa, 1994:94) B. Konsep Disiplin Alex S. Nitisemito (1980:143), bahwa disiplin lebih dapat diartikan suatu sikap atau perilaku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau instansi yang bersangkutan baik secara tertulis maupun tidak tertulis. Cahayani (2005:89) mengatakan, disiplin dikembangkan melalui hum an relations, motivations, renumeration (penghargaan dan hukuman), serta communication yang efektif sehingga tidak timbul salah paham. Penegakan disiplin dalam suatu organisasi merupakan suatu yang mutlak harus dilaksanakan demi peningkatan kinerja organisasi. Dengan demikian disiplin adalah penggunaan beberapah bentuk hukuman atau sanksi apabila bawahan menyimpang dari aturan. Hasibuan (2005:89) berpendapat bahwa kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya, sehingga dia akan mematuhi/mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaaan. Kesediaan adalah

5 suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan baik yang tertulis maupun tidak. A.S. Moenir (1983:111) mengemukakan bahwa : Disiplin adalah ketaatan yang sikapnya impersonal, tidak memakai perasaan dan tidak memakai perhitungan pamrih atau kepentingan pribadi. Adanya disiplin yang tinggi dalam jaringan kerja akan mempermudah para pegawai dalam menyusun rencana kerja yang pasti, dan semua aktifitas dapat terlaksana dengan pasti pula. Disiplin sangat diperlukan bagi setiap organisasi agar kinerja pegawai memiliki kontribusi kuat pada kinerja organisasi. C. Konsep Pegawai Negeri Sipil A.W. Widjaja (1998:201) berpendapat bahwa, Pegawai adalah merupakan tenaga kerja manusia jasmaniah maupun rohaniah (mental dan pikiran) yang senantiasa dibutuhkan dan oleh karena itu menjadi salah satu modal usaha pokok dalam usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu (organisasi). Pasal 1 huruf (a) UU No. 43 Tahun 1999 Tentag Pokok -Pokok Kepegawaian, yang dimaksud dengan pegawai negeri sipil adalah mereka atau seseorang yang telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam jabatan negeri atau disertai tugas-tugas negeri lainnya yang ditetapkan berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan serta digaji menurut menurut peraturan-peraturan yang berlaku. Pasal 2 dari UU No. 43 ahun 1999 dijelaskan bahwa, Pegawai Negeri Sipil adalah Pelaksana peraturan perundang-undangan, oleh sebab itu Pegawai Negeri yang terdiri dari pegawai negeri sipil Pusat dan pegawai negeri sipil daerah wajib berusaha agar setiap peraturan perundangundangan ditaati oleh masyarakat. Berdasarkan pada pengertian tersebut, pegawai Negeri mempunyai kewajiban untuk memberikan contoh yang baik dalam mentaati dan melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan pada Umumnya, kepada Pegawai Negeri Sipil diberikan tugas kedinasan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. D. Konsep Reformasi Birokrasi Reformasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu, re form mem-perbaiki yang berarti perubahan suatu sistem yang sudah ada pada suatu masa. Reformasi juga bermakna sebagai suatu perubahan tanpa merusak ( to change without destroying) atau perubahan dengan memelihara ( to change while preserving). Birokrasi berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh beberapah ahli adalah suatu sistem kontrol dalam organisasi yang dirancang berdasarkan aturan-aturan yang rasional dan sistematis,

6 dan bertujuan untuk mengkoordinasi dan mengarahkan aktifitas-aktifitas kerja individu dalam rangka penyelesaian tugas-tugas administrasi berskala besar. Faktor yang mendorong timbulnya reformasi birokrasi pemerintah menurut (Miftah, Thoha 2011:106) : 1) Adanya kebutuhan melakukan perubahan dan pembaharuan; 2) Memahami perubahan yang terjadi dilingkungan strategis nasional; 3) Memahami perubahan yang terjadi dalam paradigm manajemen pemerintahan; 4) Memahami perubahan yang terjadi dalam paradigm manajemen pemerintahan. Max Weber (dalam Miftah, Thoha. 2011:16) birokrasi itu sistem kekuasaan, dimana pemimpin (superordinat) mempraktekan kontrol atas bawahan (subordinat). Sistem birokrasi menekankan pada aspek disiplin sebab itu, Weber juga memasukan birokrasi sebagai sistem legal-rasional. Legal oleh sebab tunduk pada aturan-aturan tertulis dan dapat disimak oleh siapapun juga. Rasional artinya dapat dipahami, dipelajari, dan jelas penjelasan sebab-akibatnya A. Jenis Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Kualitatif yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti sebagai instrument kunci. Disebut sebagai metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya bersifat deskriptif. Sugiono, (2010:20) Hadari Nawawi (2007 : 33), mengungkapkan bahwa penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti atau penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri atau tunggal, yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Selain itu, penelitian deskriptif juga terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah, keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya, sehingga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta dan memberikan gambaran secara obyektif tentang keadaan sebenarnya dari obyek yang diteliti. B. Fokus Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menetapkan fokus penelitian yaitu kedisiplinan pegawai dalam menaati kewajiban dan larangan PNS yang didalamnya yaitu mencapai sasaran kerja yang ditetapkan, ketentuan jam kerja, mengutamakan kepentingan Negara, dan menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dalam penyelenggaraan Reformasi Birokrasi.

7 C. Informan Penelitian Informan adalah orang yang merupakan sumber infomasi penelitian. Informan dalam penelitian ini yaitu Kepala Badan Kepegawaian Daerah, Sekretaris badan, Kasubbid pembinaan dan pengawasan, Kasubbid kenaikan pangkat, dan staf pegawai yang ada di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Utara. D. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi penelitian di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Utara. E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara yang dilakukan kepada Kepala Badan dan Staf Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Utara dan melalui pengamatan langsung. 2. Data Sekunder, yaitu data yang berupa dokumen atau laporan yang ada hubungannya dengan reformasi birokrasi terhadap dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010, di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Utara. F. Teknik Analisis Data Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, maka teknik analisis data yang relevan adalah teknis analisis Deskriptif analisis yaitu hasil pengumpulan Data direduksi. Istilah Reduksi dalam penelitian kualitatif diartikan sebagai merangkum data, memilih hal-hal pokok dan memfokuskan pada hal-hal penting (Sugiyono 2010 BAB IV PEMBAHASAN A. Pemahaman Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil Dengan diberlakunya Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil dalam suatu instansi pemerintah. Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan berdasarkan Informan yang telah diwawancarai, menyatakan memahami Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil yang didalamnya mengatur tentang kewajiban dan larangan serta hukuman disiplin. Tapi berdasarkan hasil wawancara kebanyakan Informan, dalam menjalankan peraturan

8 pemerintah ini masih menemui bahkan mendapati Pegawai Negeri Sipil yang tidak menaati peraturan pemerintah ini. Berdasarkan wawancara mendalam dengan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Utara SM yang mendasari kenapa Pegawai Negeri Sipil tidak melaksanakan Peraturan Pemerintah ini karena Mental dari PNS itu sendiri. Selain itu juga masih banyak PNS yang belum mengetahui dengan benar peraturan pemerintah ini disebabkan karena kurangnya sosialisasi dari pemerintah. Sehingga berdampak kepada kinerja Pegawai Negeri Sipil yang ada di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Utara. B. Jenis-Jenis Pelanggaran yang di Langgar Oleh Pegawai Negeri Sipil di Badan Kepegawaian Sulawesi Utara adalah : 1. Pelanggaran Tentang Ketentuan Jam Kerja Setiap hari pada jam kerja, pasti ada Pegawai Negeri Sipil yang terlambat datang kantor. Jam masuk kantor Wita ada Pegawai Negeri Sipil yang datang sudah jam Wita, bahkan ada yang pulang sebelum waktunya pada jam Wita. Ini sangat berdampak pada penyelenggaraan Reformasi Birokrasi. 2. Tidak Masuk Kantor Salah satu poin kewajiban menurut Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 pasal 3 angka (7) adalah mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan sendiri, seorang, dan/atau golongan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah, mengemukakan bahwa ada sebagian PNS yang tidak masuk kantor karena ada urusan pribadi ataupun tanpa alasan yang jelas. Secara otomatis sikap seperti ini mencerminkan PNS itu sendiri belum menyadari akan kewajibannya sebagai abdi negara. 3. Pelaksanaan Tugas yang Tidak Efisien Pasal 3 angka (5) dalam Peratura n pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 di jelaskan bahwa pelaksanaan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab. Dari hasil wawancara dengan Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah, mengatakan, bahwa Badan Kepegawaian Daerah telah menetapkan target untuk penyelesaian setiap tugas yang telah diberikan kepada setiap staf dan pegawai, tetapi kebanyakan mereka menunda-nunda pekerjaan. Sehingga mengakibatkan keterlambatan dalam memasukan laporan. 4. Ketidak Patuhan Pegawai Negeri Sipil Seperti yang ditemui oleh peneliti di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Utara ada Pegawai Negeri Sipil yang tidak mematuhi atasannya. Ini nyata terlihat ketika Pegawai Negeri Sipil itu melalaikan instruksi yang diberikan oleh atasan, dalam rangka peningkatan kinerja dari

9 Pegawai Negeri Sipil itu sendiri. Karena mungkin faktor kedekatan ataupun kekeluargaan sehingga menyebabkan terjadinya hal-hal seperti ini. C. Usaha Yang Dilakukan Untuk Tingkatkan Disiplin Dalam Rangka Mereformasi Birokrasi 1. Pemberian Sanksi Dalam hal pemberian sanksi kepada Pegawai Negeri Sipil yang melanggar peraturan pemerintah ini, berdasarkan hasil wawancara dengan Kasubbid Pembinaan dan Pengawasan mengatakan, pada Tahun 2013 sudah 7 orang yang dikenakan sanksi teguran berupa surat peringatan dan potongan tunjangan, selain itu juga telah dikenakan hukuman berupah penundaan gaji berkala, bahkan penundaan kenaikan pangkat. Ini dilakukan agar penataan manajemen kepegawaian yang profesional dalam rangka reformasi birokrasi bisa dicapai. Dan berdasarkan hasil wawancara pemberian sanksi ini sudah sesuai dengan prosedur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. 2. Meningkatkan Disiplin Pegawai Dengan Finger Print Kedisiplinan aparatur (pegawai) sebagai penyelenggara pemerintahan, tentunya sangat mempengaruhi kualitas kinerja suatu pemerintahan, bahkan kedisiplinan ini bisa dikatakan sebagai salah satu indikator penting dalam mengukur keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Untuk meningkatkan disiplin bagi pemerintah daerah, tentunya harus dimulai dari jajaran pemimpin. Semua itu merupakan langkah untuk memberikan teladan bagi bawahannya untuk kemudian mengikutinya sebagai sebuah aturan. Secara normatif, strategi peningkatan disiplin pegawai di lingkungan Badan Kepala Daerah tetap berpegang pada aturan yang berlaku. 3. Pemberian Sanksi Persiapan yang matang untuk merubah paradigma pelayanan akan diikuti oleh pelaksanaan yang baik. Dari pelaksanaan yang baik akan mendapatkan hasil yang baik apabila diikuti oleh konsistensi kinerja suatu teamwork. Penulis berpendapat, kinerja pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Sulawesi Utara bisa dikategorikan baik. Persiapan personel, perbaikan infrastruktur dan citra yang ditampilkan merupakan modal untuk bisa menjadi tolok ukur pelayanan yang baik. Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Utara, mengungkapkan bahwa reward dan punishment ini memang sangat diperlukan. Reward adalah penghargaan yang diberikan kepada pegawai yang biasanya berupa insentif uang dengan nominal tertentu yang diatur dan disepakati sebagai standar bagi para pegawai. Penerapan punishment juga sudah pernah dilakukan pada pegawai yang melakukan kesalahan. Hasil wawancara dengan Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Sulawesi Utara, mengatakan ada penindakan langsung kepada pegawai yang bersangkutan tersebut. Punishment yang diberikan adalah berupa pemindahan atau mutasi.

10 4. Pengawasan Pemerintah Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Utara SM mengemukakan, pengawasan yang dilakukan di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Utara sesuai dengan Job description, itu dilakukan oleh Kasubbid Pembinaan dan Pengawasan. Pengawasan yang dilakukan misalnya berupa absensi pegawai, yang sekarang sudah menggunakan FingerPrint, sehingga akan terlihat pegawai yang terlambat masuk kantor. D. Hambatan-Hambatan Dalam Mengimplementasikan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Badan Kepegawaian daerah Provinsi sulawesi Utara Hambatan-hambatan Pegawai Negeri Sipil dalam mengimplementasikan peraturan Pemerintah ini. Kasubbid Pembinaan dan Pengawasan mengatakan, masih ada Pegawai Negeri Sipil yang kurang kesadaran dalam menjalankan Peraturan Pemerintah No 53 Tahun 2010, sehingga memungkinkan tejadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap kedisiplinan pegawai. Kemudian juga Kasubbid Kenaikan Pangkat mengatakan, kesadaran dari Pegawai Negeri Sipil merupakan hal yang mendasari permasalahan ini. Sehingga sangat dibutuhkan ketegasan dari pimpinan untuk menindaki masalah ini, agar kinerja dari pegawai itu sendiri dapat berjalan maksimal. E. Tantangan Pemerintah dalam Mengimplementasikan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil Seperti yang dituturkan oleh Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi YR mengatakan, bahwa tantangan yang harus dihadapi dan dilakukan oleh pemerintah yang pertama unsur pimpinan, karena ketegasan dan tidak pandang bulu dalam menindaki permasalahan disiplin pegawai ini sangat dibutuhkan. Kemudian selain itu juga faktor peningkatan pendapatan kepada pegawai, karena pemberian reward kepada pegawai akan membangkitkan semangat dari pegawai dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. A. Kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Berdasarkan hasil penelitian, pemerintah belum maksimal dalam mensosialisasikan Peraturan Pemerintah ini. Sebagian Pegawai hanya mengetahui Peraturan Pemerintah ini dari sesama rekan pegawai saja. Akibatnya dalam penerapannya masih ada beberapah pegawai yang melanggar Peraturan pemerintah ini, mereka

11 mengatakan tentu saja Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 ini sangat membantu dalam peningkatan kinerja yang efektif dan efisien dari PNS yang ada di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Utara. 2. Ketegasan Pimpinan. Ketegasan dari pimpinan belum terlalu maksimal sehingga masih ada beberapah pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Utara yang masih belum efisien dalam menyelesaikan tugas dan tanggungjawab yang diberikan. 3. Pengawasan. Pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Utara sesuai dengan Job description dilakukan oleh Kepala Bidang Pembinaan dan Pengawasan. Tetapi pengawasan yang dilakukan kurang maksimal, sehingga masih ada pegawai yang meremehkan instruksi dari pimpinan. 4. Pemberian Sanksi. Dalam hal pemberian sanksi kepada pegawai Negeri Sipil, Pemerintah dalam hal ini Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Utara telah dilaksanakan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Tetapi masih harus ditingkatkan agar tujuan dari pemerintah untuk mereformasi birokrasi menjadi lebih baik akan tercapai. 5. Kesadaran Pegawai. Ini adalah Faktor yang mendasari ketidak disiplinan dari pegawai yang ada di Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Mental dari para pegawai masih belum siap untuk menjalankan Peraturan Pemerintah ini, sehingga tujuan dari pemerintah untuk mereformasi birokrasi menjadi lebih baik terhambat karena faktor ketidakdisiplinan tersebut. B. Saran 1. Hubungan yang baik antara Pimpinan dan Pegawai. Dalam hal ini, pimpinan harus mengarahkan dengan baik seluruh pegawai, sehingga pegawai dapat benar-benar menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. 2. Ketegasan dari Pimpinan. Ketika pegawai melakukan pelanggaran, maka pimpinan harus tegas dan menegur tanpa memandang bulu. Agar ada efek jera kepada Pegawai yang melanggar Peraturan Pemerintah ini. 3. Meningkatkan Pengawasan. Dengan meningkatkan pengawasan terhadap kedisiplinan pegawai, maka tujuan dari pemerintah untuk mereformasi birokrasi menjadi lebih baik dapat terwujud. 4. Memberikan Penghargaan. Semangat pegawai akan meningkat ketika pemerintah memberikan Penghargaan (Reward) bagi pegawai yang disiplin. Oleh karena itu pemberian reward harus ditigkatkan.

12 5. Melakukan Pembinaan Khusus. Pembinaan khusus ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran Pegawai bahkan pembentukan mental dari pegawai. DAFTAR PUSTAKA Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Bina Aksara, Jakarta, Ati Cahayani, Strategi dan Kebijakan Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta, Dwiyanto Agus, dkk, Reformasi Birokrasi Publik di indonesia, gadjah mada university press, 2008 Edi Siswandi, Birokrasi Masa Depan, Menuju Tata Kelolah Pemerintahan yang efektif dan prima, Bandung, Hadari, Nawawi. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press I.G. Wursanto, managemen Kepegawaian, kanisius, Yogyakarta, Thoha Miftah, Birokrasi dan Politik di Indonesia. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, Thoha Miftah, Birokrasi Pemerintah Indonesia di Era Reformasi, Jakarta: Kencana, Livin I.S, Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja, terjemahan oleh Imam soedjono, cemerlang, jakarta, Malayu SP. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung, Moneir, Pendekatan Manusia dan Organisasi Terhadap Pembinaan Kepegawaian, Gunung Agung, jakarta, Nitisemito, Alex, Manajemen Sumber Daya Manusia, Sasmito Bross, Jakarta, S. Moneir, Pendekatan Manusia dan Organisasi Terhadap Pembinaan Kepegawaian, Gunung Agung, Jakarta, 1983 Sarundajang S.H, Birokrasi Dalam Otonomi Daerah, upaya Mengatasi Kegagalan, kata Hasta Pustaka, Jakarta, Siagian, Disiplin kiat menuju Sukses, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1992.

13 Literatur Lain Suharto, Edi, Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik, Alfabeta, Bandung, Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung Widjaja A. W, Manajemen Kepegawaian, Kanisius, Yogyakarta, Wibawa, Samodra, kebijakan publik, intermedia, Jakarta, Widodo, Joko, Membangun Birokrasi Berbasisi Kinerja, Bayumedia, Malang, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 53 Tahun 2010, tentang Disiplin Pegawai negeri Sipil, Fokusmedia, bandung, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Peraturan Presiden republik Indonesia nomor 81 tahun 2010, tentang Grand design Reformasi Birokrasi Peraturan menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI 1

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI 1 IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI 1 Oleh: Okie Mariana Claudia Salindeho 2 ABSTRAK Pegawai ASN dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin Disciplina yang berarti

BAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin Disciplina yang berarti 22 BAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL A. Pengertian Disiplin Pegawai Negeri Sipil Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman, meskipun arti yang sesungguhnya tidaklah demikian.

Lebih terperinci

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) Dwi Heri Sudaryanto, S.Kom. *) ABSTRAK Dalam rangka usaha memelihara kewibawaan Pegawai Negeri Sipil, serta untuk mewujudkan Pegawai Negeri sebagai Aparatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam meningkatkan kualitas aparatur negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta memberlakukan sistem karir berdasarkan prestasi kerja dengan prinsip

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah

I. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang

I. PENDAHULUAN. Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang penuh kesetiaan pada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan pemerintah serta bersatu padu, bermental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 tentang Pegawai Negeri Sipil (selanjutnya disebut Undang- Undang Nomor 43 tahun 1999), adalah suatu landasan hukum untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 tentang Pegawai Negeri Sipil (selanjutnya disebut Undang- Undang Nomor 43 tahun 1999), adalah suatu landasan hukum untuk 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Pokok Kepegawaian yaitu Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 telah dirubah melalui Undang - Undang nomor 43 Tahun 1999 tentang Pegawai Negeri Sipil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah masyarakat dan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah masyarakat dan bekerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai negeri bukan saja unsur Aparat Negara tetapi juga merupakan Abdi Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah masyarakat dan bekerja untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta

BAB I PENDAHULUAN. negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana telah diamanatkan di dalam peraturan perundangundangan, aparatur negara dalam meningkatkan kualitas aparatur negara dengan memperbaiki kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Disciplina yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Disciplina yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Disiplin Kerja Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman, meskipun arti yang sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan sejarah Indonesia, khusususnya pada Era Orde Baru terdapat berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan sejarah Indonesia, khusususnya pada Era Orde Baru terdapat berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan sejarah Indonesia, khusususnya pada Era Orde Baru terdapat berbagai pemasalahan dalam pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia. Bentuk permasalahannya

Lebih terperinci

negara dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

negara dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. 14 BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan pemerintah daerah sebagai subsistem pemerintahan negara dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam

BAB I PENDAHULUAN. agar pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semangat reformasi telah mendorong Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan sistem pemerintahan negara dalam pembangunan, perlindungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pegawai Negeri Sipil merupakan abdi negara yang diberikan kewenangan dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi daerah. Secara hukum,

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL I. UMUM Dalam rangka mewujudkan PNS yang handal, profesional, dan bermoral sebagai penyelenggara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sejak tanggal 17 Agustus. pembangunan dalam mencapai tujuan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sejak tanggal 17 Agustus. pembangunan dalam mencapai tujuan nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4 menjelaskan bahwa tujuan Negara Republik Indonesia adalah untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan zaman telah membawa konsepsi negara hukum, berkembang pesat menjadi negara hukum modern. Hal ini mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan zaman telah membawa konsepsi negara hukum, berkembang pesat menjadi negara hukum modern. Hal ini mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan zaman telah membawa konsepsi negara hukum, berkembang pesat menjadi negara hukum modern. Hal ini mengakibatkan tugas, wewenang, dan tanggung jawab pemerintah

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDO... NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDO... NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG 1 of 17 8/18/2012 9:24 AM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL I. UMUM Dalam rangka mewujudkan PNS yang handal, profesional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : M. 06. PR. 07.

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : M. 06. PR. 07. 8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengadilan Tata Usaha Negara Medan didirikan berdasar kepada Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : M. 06. PR. 07. Tahun 1992 tanggal 17 Oktober

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 25 Tahun 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PEMERINTAH PROVINSI NUSA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan

I. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan 1 I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan pemerintahannya menekankan asas desentralisasi yang secara utuh dilaksanakan di daerah kota/kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam mencapai tujuan. menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam mencapai tujuan. menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia dalam suatu instansi pemerintahan adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam mencapai tujuan nasional, diperlukan adanya Pegawai Negeri

Lebih terperinci

2 pemerintah yang dalam hal ini yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS). 2 Tantangan yang dihadapi oleh pemerintah bidang sumber daya manusia aparatur sebaga

2 pemerintah yang dalam hal ini yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS). 2 Tantangan yang dihadapi oleh pemerintah bidang sumber daya manusia aparatur sebaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki sejarah panjang dalam sistem pemerintahannya. Sejarah tersebut telah mencatat berbagai permasalahan yang muncul terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses administrasi negara yang baik dan benar, yaitu penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. proses administrasi negara yang baik dan benar, yaitu penyelenggaraan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam penyelenggaraan kegiatan organisasi pemerintah, dibutuhkan proses administrasi negara yang baik dan benar, yaitu penyelenggaraan pemerintahan berjalan sesuai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertama dari setiap masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan ada

I. PENDAHULUAN. pertama dari setiap masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan ada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia sedang menjadi perhatian yang serius akhir-akhir ini karena dianggap sebagai alternatif pemecahan utama dan pertama dari setiap

Lebih terperinci

URGENSI DIKELUARKANNYA PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PPPK.

URGENSI DIKELUARKANNYA PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PPPK. URGENSI DIKELUARKANNYA PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PPPK http://pemerintah.net/ Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan- RB) dalam waktu dekat akan mengeluarkan Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, dan pembangunan. Pegawai Negeri Sipil unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, dan pembangunan. Pegawai Negeri Sipil unsur yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian Instansi pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orangorang yang dipilih secara khusus untuk melaksankan tugas Negara, pemerintahan, dan pembangunan.

Lebih terperinci

ESENSI HUKUMAN DISIPLIN BAGI PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN WONOGIRI T E S I S

ESENSI HUKUMAN DISIPLIN BAGI PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN WONOGIRI T E S I S ESENSI HUKUMAN DISIPLIN BAGI PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN WONOGIRI T E S I S oleh : RETNO PUSPITO RINI NIM : R. 100030055 Program Studi : Magister Ilmu Hukum Konsentrasi : Hukum

Lebih terperinci

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia merupakan faktor produksi yang tidak dapat diabaikan dan merupakan aset utama suatu organisasi yang menjadi perencana dan pelaku aktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil (PNS). Apalagi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Pegawai Negeri Sipil 1. Pengertian Disiplin Disiplin merupakan perilaku yang terbentuk dari hasil latihan untuk selalu mematuhi aturan tata tertib yang telah ditentukan.

Lebih terperinci

MALINAU. Desi Natalena S 1

MALINAU. Desi Natalena S 1 ejournal Ilmu Pemerintahan, 2013, 1 (2): 496-506 ISSN 0000-0000, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2013 IMPLEMENTASI PERATURAN BUPATI NO. 38/ 2008 TENTANG PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Malayu S.P

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Malayu S.P BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Malayu S.P Hasibuan mengatakan

Lebih terperinci

Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Dalam Mencapai Tujuan Organisasi di Kabupaten Ciamis. Yanti Wulansari ABSTRAK

Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Dalam Mencapai Tujuan Organisasi di Kabupaten Ciamis. Yanti Wulansari ABSTRAK Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Dalam Mencapai Tujuan Organisasi di Kabupaten Ciamis Yanti Wulansari ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kinerja pegawai Dinas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guna mencapai tujuan pembangunan nasional maka dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guna mencapai tujuan pembangunan nasional maka dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guna mencapai tujuan pembangunan nasional maka dalam penyelenggaraan negara, pemerintah membutuhkan sarana negara atau sarana tindak pemerintahan. Sarana negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action

BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai macam pengertian disiplin kerja yang dikemukakan oleh para ahli, Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action to enforce organization

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk dalam negara hukum, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk dalam negara hukum, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk dalam negara hukum, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. Konsep negara hukum telah membawa Indonesia menjadi negara hukum modern yang berkembang

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Manusia dituntut untuk selalu memenuhi kebutuhannya. Pada dasarnya kebutuhan manusia terbagi menjadi tiga, yaitu primer, sekunder, dan tersier. Dari

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH NOMOR : 800/ /203 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA SALATIGA

PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH NOMOR : 800/ /203 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA SALATIGA PEMERINTAH KOTA SALATIGA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH Jalan Pemuda Nomor 2 Salatiga Kode Pos 50711 Telp. (0298) 325615 Fax (0298) 325615 Website www.bkd.salatigakota.go.id Email bkd@salatigakota.go.id PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng

BAB I PENDAHULUAN. Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Disiplin adalah fungsi operatif ke enam dan manajemen sumber daya manusia yng merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting karena semakin baik kedisiplinan pegawai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan pemerintahan yang efisien dan efektif menjadi tuntutan di era globalisasi yang sangat erat kaitannya dengan persaingan dan keterbatasan di

Lebih terperinci

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.156, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Kode Etik. Disiplin Kerja. PNS PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN) PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN) NO. 1. Judul Undang-undang tentang Pokok- Pokok kepegawaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan Indonesia jangka panjang yaitu Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia adalah sangat diperlukannya peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi pemerintah

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi pemerintah 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi pemerintah menuju kearah profesionalisme dan untuk menunjang terciptanya pemerintahan yang baik (good governance),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk menyelenggarakan tugas

I. PENDAHULUAN. terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk menyelenggarakan tugas I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai penyelenggara tugas pemerintah dan pembangunan sangat menentukan guna mencapai tujuan suatu pemerintahan. PNS pada suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menguraikan kajian pustaka yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Kajian pustaka akan menjelaskan mengenai tinjauan pustaka dan kerangka dasar penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah suatu negara hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah suatu negara hukum yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah suatu negara hukum yang dalam kehidupan bernegara, berpemerintah dan bermasyarakat selalu mengacu kepada hukum yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pengawasan Melekat terhadap Kedisiplinan PNS di Dinas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pengawasan Melekat terhadap Kedisiplinan PNS di Dinas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pengawasan Melekat terhadap Kedisiplinan PNS di Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung Penyelenggaraan pemerintahan lebih ditunjukkan dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang-orang dalam bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah

BAB I PENDAHULUAN. orang-orang dalam bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan suatu wadah yang di dalamnya terdapat aktivitas orang-orang dalam bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditentukan

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.263, 2015 LIPI. Pegawai. Kode Etik. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan suatu organiasi atau lembaga dalam mencapai tujuannya tidak terlepas dari sumber daya manusia yang dimiliki, karena sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

WALIKOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR : 7 TAHUN 2016

WALIKOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR : 7 TAHUN 2016 WALIKOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR : 7 TAHUN 2016 TENTANG BUDAYA KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

Lebih terperinci

PERAN LURAH DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA APARATUR SIPIL NEGARA

PERAN LURAH DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA APARATUR SIPIL NEGARA PERAN LURAH DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA APARATUR SIPIL NEGARA (Studi di kelurahan Tarorane Kecamatan Siau Timur Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro) 1 Oleh : Royke Alfidi Gensa 2 ABSTRAK Peran

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2O16 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan sebuah perkumpulan atau wadah bagi sekelompok orang untuk bekerjasama, terkendali dan terpimpin untuk tujuan tertentu. Organisasi biasanya

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahannya berupa pola pikir pemerintah dalam struktur pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. permasalahannya berupa pola pikir pemerintah dalam struktur pemerintahan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan sejarah Indonesia, khususnya pada era Orde Baru terdapat berbagai permasalahan dalam pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia. Bentuk permasalahannya berupa

Lebih terperinci

Etika Birokrasi Dalam Mewujudkan Prinsip Pemerintahan Yang Baik. ( Suatu Studi di Kecamatan Maesaan Kabupaten Minahasa Selatan ).

Etika Birokrasi Dalam Mewujudkan Prinsip Pemerintahan Yang Baik. ( Suatu Studi di Kecamatan Maesaan Kabupaten Minahasa Selatan ). Etika Birokrasi Dalam Mewujudkan Prinsip Pemerintahan Yang Baik. ( Suatu Studi di Kecamatan Maesaan Kabupaten Minahasa Selatan ). Oleh Sofny Tarumingkeng 090813028 ABSTRAKSI Aparatur pemerintah tentu mempunyai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakekat hidup manusia adalah berusaha untuk memehuhi kebutuhannya sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang dipakai sebagai alat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1094, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. Kode Etik. Pegawai Negeri Sipil. Pembinaan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

PENERAPAN PASAL 3AYAT (11) PP No. 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DIKANTOR CAMAT BAMBALAMOTU KABUPATEN MAMUJU UTARA

PENERAPAN PASAL 3AYAT (11) PP No. 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DIKANTOR CAMAT BAMBALAMOTU KABUPATEN MAMUJU UTARA PENERAPAN PASAL 3AYAT (11) PP No. 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DIKANTOR CAMAT BAMBALAMOTU KABUPATEN MAMUJU UTARA HELMIANI / D 101 09 556 ABSTRAK Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur

Lebih terperinci

PENERAPAN PASAL 3AYAT (11) PP No. 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DIKANTOR CAMAT BAMBALAMOTU KABUPATEN MAMUJU UTARA

PENERAPAN PASAL 3AYAT (11) PP No. 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DIKANTOR CAMAT BAMBALAMOTU KABUPATEN MAMUJU UTARA PENERAPAN PASAL 3AYAT (11) PP No. 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DIKANTOR CAMAT BAMBALAMOTU KABUPATEN MAMUJU UTARA HELMIANI / D 101 09 556 ABSTRAK Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur

Lebih terperinci

DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017

DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017 DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017 KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI 2017 1 APARATUR SIPIL NEGARA APARATUR SIPIL NEGARA (ASN): profesi bagi pegawai negeri

Lebih terperinci

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem No.449, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Kode Etik. Prinsip. Sanksi. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah instansi pemerintahan yang bergerak dibidang pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah instansi pemerintahan yang bergerak dibidang pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada sebuah instansi pemerintahan yang bergerak dibidang pelayanan kepada masyarakat, harus melaksanakan kegiatan guna mencapai tujuan yang telah direncanakaan.

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 5 TAHUN 2O17 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 5 TAHUN 2O17 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 5 TAHUN 2O17 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PASAL 3 ANGKA 11 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PEMERINTAHAN KABUPATEN KEDIRI

IMPLEMENTASI PASAL 3 ANGKA 11 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PEMERINTAHAN KABUPATEN KEDIRI IMPLEMENTASI PASAL 3 ANGKA 11 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PEMERINTAHAN KABUPATEN KEDIRI Ponirah ABSTRAK Implementasi pasal 3 angka 11 Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten Gambar 1.1 Logo Dinas Provinsi Banten Provinsi Banten yang dibentuk berdasarkan Undang-undang

Lebih terperinci

Administrasi Kepegawaian Negara. Lina Miftahul Jannah

Administrasi Kepegawaian Negara. Lina Miftahul Jannah Materi Mata Kuliah Administrasi Kepegawaian Negara Lina Miftahul Jannah The practice of training people to obey rules or a code of behavior, using punishment to correct disobedience The controlled behavior

Lebih terperinci

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara No.1352, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAKAMLA. Kode Etik Pegawai. PERATURAN KEPALA BADAN KEAMANAN LAUT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN KEAMANAN LAUT DENGAN

Lebih terperinci

PROPOSAL INOVASI PELAYANAN PUBLIK Judul Inovasi : Penerapan Sistem Manajemen Absensi Real Time (SMART) melalui Face Scan.

PROPOSAL INOVASI PELAYANAN PUBLIK Judul Inovasi : Penerapan Sistem Manajemen Absensi Real Time (SMART) melalui Face Scan. 1 PROPOSAL INOVASI PELAYANAN PUBLIK Judul Inovasi : Penerapan Sistem Manajemen Absensi Real Time (SMART) melalui Face Scan. A. Gambaran Umum dan Latar Belakang Inovasi Daerah Birokrasi merupakan suatu

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang No.1494, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Pengawasan Internal. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PENGAWASAN INTERNAL PADA KEMENTERIAN AGAMA

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 800-376 Tahun 2011 TENTANG KODE ETIK KHUSUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DITJEN KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Disiplin kerja merupakan hal yang harus ditanamkan dalam diri tiap Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku. Peraturan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan organisasi. Padahal suatu tujuan atau saran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan organisasi. Padahal suatu tujuan atau saran BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Efektivitas Pada umumnya efektivitas sering dihubungkan dengan efisiensi dalam pencapaian tujuan organisasi. Padahal suatu tujuan atau saran yang telah tercapai sesuai

Lebih terperinci

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro)

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro) PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro) Oleh MELANI DWIYANTI SELAMAT Abstraksi Berkembangnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian direvisi lagi dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 2008, maka tanggung

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion Edisi 2, Volume 4, Tahun 2016

Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion Edisi 2, Volume 4, Tahun 2016 PELAKSANAAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI LINGKUNGAN KANTOR KEJAKSAAN NEGERI PALU SULAWESI TENGAH BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010 MOHAMMAD RAFIK / D 101 10 577 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aparatur negara yang terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk. menyelenggarakan tugas pemerintah dan pembangunan.

I. PENDAHULUAN. aparatur negara yang terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk. menyelenggarakan tugas pemerintah dan pembangunan. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai penyelenggara tugas pemerintahan dan pembangunan sangat menentukan guna mencapai tujuan suatu pemerintahan. PNS pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian. Peraturan. yang berupa Peraturan Pemerintah (PP) maupun Keputusan Presiden

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian. Peraturan. yang berupa Peraturan Pemerintah (PP) maupun Keputusan Presiden BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reformasi di bidang kepegawaian yang merupakan konsekuensi dari perubahan di bidang politik, ekonomi dan sosial yang begitu cepat terjadi sejak paruh pertama tahun 1998

Lebih terperinci

2016, No Pembangunan tentang Pedoman Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Badan P

2016, No Pembangunan tentang Pedoman Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Badan P No. 1177, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Tanda Kehormatan. Satyalancana Karya Satya. Penganugerahan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR 10 TAHUN 2016

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur, mengurus, melaksanakan, dan mengelola. Dalam manajemen terdapat unsur-unsur yang harus diatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. (Hariandja, 2002). Menurut Sumarsono (2003), Sumber Daya Manusia atau human

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. (Hariandja, 2002). Menurut Sumarsono (2003), Sumber Daya Manusia atau human BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor lain seperti modal. Oleh karena itu SDM harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum, seperti yang tercantum dalam Pasal I

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum, seperti yang tercantum dalam Pasal I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara hukum, seperti yang tercantum dalam Pasal I Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Konsep negara hukum telah membawa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1500, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Penambahan. Pengurangan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Instansi pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orangorang yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedisiplinan merupakan suatu hal yang menjadi tolak ukur untuk mengetahui apakah peran pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan dengan baik atau tidak.

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kedudukan pemerintah daerah berkaitan dengan otonomi daerah, bergulirnya otonomi

I. PENDAHULUAN. Kedudukan pemerintah daerah berkaitan dengan otonomi daerah, bergulirnya otonomi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan pemerintah daerah berkaitan dengan otonomi daerah, bergulirnya otonomi daerah di Indonesia telah membawa perubahan yang signifikan terhadap penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK AUDITOR DI LINGKUNGAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

2011, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal; 4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Moda

2011, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal; 4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Moda BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.513, 2011 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Kode Etik. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dimaksud adalah melancarkan kegiatan pelayanan publik, dan memberikan

I. PENDAHULUAN. dimaksud adalah melancarkan kegiatan pelayanan publik, dan memberikan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu instansi pemerintah didirikan dengan beberapa tujuan, tujuan yang dimaksud adalah melancarkan kegiatan pelayanan publik, dan memberikan lapangan kerja.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PERMEN-KP/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PERMEN-KP/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PERMEN-KP/2013 TENTANG PEMBERIAN, PENAMBAHAN, DAN PENGURANGAN TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pada era Reformasi Birokrasi saat ini, setiap organisasi pemerintahan dituntut untuk selalu melaksanakan semua aspek yaitu legitimasi, kewenangan, maupun aktivitas utama

Lebih terperinci