f LiP/ f71-/ IT PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISlAM DALAM PEMBINAAN KI<:SEIL\TAN MENTAL OLEII YUNIHAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "f LiP/ f71-/ IT PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISlAM DALAM PEMBINAAN KI<:SEIL\TAN MENTAL OLEII YUNIHAR"

Transkripsi

1 f LiP/ f71-/ IT PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISlAM DALAM PEMBINAAN KI<:SEIL\TAN MENTAL (Stlldi Pelaksanaan PAl Di MI AI-Munawarah Larangan Tangerang) OLEII YUNIHAR.HHUlSAN PENDlDiKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH ljin SYARIF IIIDAYATULLAII.JAKARTA 1423/2002

2 PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KESEl-IATAN MENTAL (Studi Pclaksanaan PAl Di MI AI-Munawamh Larangan Tangcrang) Skl'ipsi Diajulmn Kcpada Falmltas TadJiyah lintuk Mcmcnuhi Syarat-Syarat MCllcapai GchlJ' Sarjana Tarbiyah Olch Yunihllr Di Bawah Bjmbingan ~;Y Dr. Rusmin TlImanggor, 0'1A.JlIrusan Pcndidil,an Agama Islam Fa Imltas Tarbiyah liln "Syarif Hidayahlllah" Jakarta 1423 I-J /2002 M

3 PENGESAHAN PANITIA. {i,han Skripsi yang beljudlll I'lmANAN I'ENDIDIKAN AGAiV1A ISLAM DALAM I)EMBINAAN KESEHATAN MENTAL (Studi I'elaksanaan PAl di Ml AI- Munawarah Larangan Tangerang) telah dilljikan dalam sidang l1111naqasah Fakultas Tarbiyah UIN "Syarif Hidayatullah" Jakarta pada tanggal 19 Juni Skripsi ini telah diterillla sebagai salah satll syarat lintlik l11el11peroleh gelar Smjana Progral11 Strata I (S1) pada JlInJsan Pendidikan Agal11a Islal11. Sidang IVlLmaqasah Jakarta, 19 )lini 2002 Ketlla Mem gkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota 1\ Prof. Dr. H. Salmm \ Ilarlln NIl' \ Anggota : Drs. II. Atiq Slisilo, MA NilI' \. b Dra\'i. Fadhilah SlIrlllllga, IVl.Si NIP: Dr. Rlismin Tumanggor Nil'

4 KATA PENGANTAR BismillahirrahmanirralIim I'uji syukur pcnulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang lelah mcmberikan lau/ik, hidayah, dan inayah serta rahmat-nya kepada pcnuhs, sehingga dapal menyclcsalkan pcnyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam pcnulis sampaikan kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan para pcngikutnya yang letap konsekuen dan konsislenlllencgakkan risalahnya. Selama dalam proses pembuatan skripsi ini banyak hambatan dan kesulitan yang elialami pcnulis, baik menyangkut pengaturan waktu, pcngumpulan elata, pcmbiayaan elan proses penyusunan. Nalllun bcrkat Iimpahan rahlllat Allah SWT elan dengan kerja keras elisertai elorongan elan bantuan dari bcrbagai pihak, maka kesulitan dan hambatan ilu elapal eliatasi elengan sebaik-baiknya sehingga c1apat elisclcsaikan sesuai c1engan waktn yang telah c1ireneanakan. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah penulis mcmanjatkan puji syukur yang seclalamnya kehadirat Allah SWT dan mengueapkan terima kasih, serla mcnyampaikan pcnghargaan yang setingginya kcpada scmua pihak yang telah mcmbantu alas lcrselesaikannya skripsi ini. Pada kcscmpatan ini, penulis mengueapkan terima kasih kepada : I. Bapak Dckan, Prof Dr.H. Salman Hanm dan Bap,d, kelua.junisan Pendielikan Agana Islam, Fakultas Tarbiyah UIN "Syarif Hidayatullah" Jakarta,

5 v Bapak Drs. Abdul Fatah Wibisono, MA Yang telah mcmbantu dan membimbing dalam perkuliahan sall1pai saat penyusunan skripsi ini. 2. Bapak Dr. Rusmin Tumanggor, MA Scbagai pembimbing dalam penyusunan skripsi ini yang telah banyak mcluangkan waktu, pikiran dan tenaganya kcpada pcnulis hingga sclcsainya shipsi ini. 3. Bapak ProfDLH Muhammad Ardani. Doscn penasihat akadcmik pcnnlis yang telah mcmbimbing, mcngarahkan dan memotivasi pcnulis dalam pcrkuliahan hingga pcnyusllnan skripsi ini. 4. Ayahanda dan ibllnda tcrcinta yaitll Abi Bahruddin dan LJlllllli Aisah yang telah ll1engasuh ll1embesarkan dan Il1cngcnalkan pcngetahuan agama scjak kecil schingga dapat tcliamam dalam diri pcnulis kepercayaan kepacja Allah SWT dan dcngan jcrih panyahnya sclia clana yang tcrus diberikan scmcnjak mulai sekolah sarnpai PCllyuslIl1an skripsi ini sclesai. 5. Kepala sekolah MI AI-Munawarah Bapak H. Mllbarok, BA, beselta staf pengajar dan siswa yang telah berscdia ll1ell1bantll penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Adik-adikkll lcrsayang Ylliianah dan SJiyanah yang membuat pcnulis tennotivasi dcngan mcmbcrik<m dorongan dan sell1anagat dalam mcnglladapi persoalan hidup terlcbih lagi dalam pcnyusunan skripsi ini. 7. Sahabatku tell Siti Makiyyah yang telah banyak memberikan dorongan dan motivasi semcnjak di SMU hingga pcnulis clapat menyelesaikan Sklipsi ini. 8. Tcman-teman sekclas clan seangkatan dcngan pcnnlis yang banyak membantu dalam pcrkuliahan, dan pcnyusunan skripsi ini, scrta semua pihak yang tidak

6 VI nlllngkin penulis disebutkan satu persatu atas perhatian dan bantuannya baik seem'a langsllng mallpun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini, Akhirnya penulis hanya berharap semoga amal baik dari semua pihat yang tdah Illcmhimbing, mengasuh, mengarahkan, memperhatikan dan membantll penulis dieatat oleh Allah SWT scbagai amal sholch yang pcnllh keikhlasan dan dibalas dengan pahala yailg berjipat ganda. Aamiin. Jakarta, 12 Jllni 2002 Penlliis

7 DAFTAR lsi KATA PENGANTAR. DAFTARISI.... IV. vn BAB I PENDAHULUAN A. LataI' Belakang Masalah. B. Pellnasalahan C. Tujuan dan Signifikasi Penelitian.... I., D. Metode PenelitianYang DigwJakan.. '" 10 E. Sistimatika Pennlisan BAB II PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN KESEHATAN MENTAL A. Pengertian Penclidikan Agama Islam Pengeltian Menurut Etimologi,, PengeItian menuruttellninolob~.,. '", Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam ',. 20 I. Dasar Religius Dasar Yuridis Formal, 22 C. Tujuan Pendidikan Agama Islam clan kaitannya c1engan Kesehatan M~~... I. Tujuan Pcnclidikan Agama Islam,,..,, Kaitan Tujuan Pcndiclikan Agama Islam dengan Kesehatanlllental. 31 U BAB III GAMBARAN UMlJM MI AL-MlJNAWARAH A. Sejarah dan Tujuan Berdirinya.., B. Kcdaan Guru karyawan dan Siswa., 'C. Keadaa Sarana dan Prasarana serta StTuktur Organisasi VI!

8 VIII O. Proses Pcmbclajaran PAl di MI AI-Munawarah. 49 E. Pendidikan Agama Islmn Yang Oibelikan Oalam Pcmbinaan Kesehatan Mcntal Oi MI AI-Munawarah.. '" 53 BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN A. Pcngarllh Pendidikan Agama Islam Tcrhadap Kesehatan mental B. Kctcpatan Teorilis BAB V PENUTUP A. KcsimplIlan. B. Rekomendasi..., DAFTAR PUSTAKA. LAMPIH.AN. 86

9 BABI PENDAHULLJAN A. Llltar Bellll<llng Masalah Manusia hidup di dunia ini pastilah l11empunyai tujuan hidup yang sama yaitu bahagia dunia dan bahagia akhirat. Tujuan ini akan tercapai apabila manusia itu telah Il1cll1punyai illl1u yang dapat ll1all1bllatnya bahagia. IImll dapal dipcrolah scbab adanya pendidikan, baik peudidikan nunah tallgga, sekolah dan l11asyarakat. Oleh karena itu pendidikan sangat berperan penting dalam ll1encapai tujuan hidup yang dicita-citakan. Tanpa pendidikan l11ustahil manusia dapat mencapai kebahiaan dullia dan akhirat. Masalah pendidikan, adalah mempakan masalah hidllp dan kehidupan manusia. Proses pendidikan berada dan berkembang bersama proses perkembangan hidup dan kehidupan l11anusia, bahkan kecluanya pada hakikatnya adalah proses yang satu. Hal ini sebagaimana yang c1ikemukakan oleh Rupert C. Lodge, yaitu bahwa "Phi/osiphy (!(education ". Kalau kita perhatikan pengertian yang Imrs dari pcndidikan sebagaimana dikcmukakan olch Lodge, yaitu bahwa "life is ediicai/oil, and edlicat/(ln is lifi' ", akan bcrarli seluruh proses hiclup clan kchidupan manusia illl adalah proses pendidikan. Segala pengalaman sepiu1iang hidupnya merupakan dan Illelllberikan pengaruh pendidikan baginya. Sebagailllana lelah kila kelahui bahwa manusia lahir kc c1unia bagaikan kertas putih tanpa goresan tinta, miullisia lahir hanya diberikan potensi-potensi bempa akal

10 2 pikiran dan semua pengetahuan, pengalaman, yang dimilikinya adalah akibat dari suatu proses pendidikan. Sejarah mcnyebulkan bahwa, Syari'al Islam lidak akan dihayati dan diamalkan orang kalau hanya diajarkan saja, tetapi hams dididik melalui proses pencliclikan, Nabi telah mcngajak orang untuk beliman clan beramal solch serta berahlak baik, sesuai clengan ajaran Islam clcngan berbagai metoele dan pendekatan. Dati satu segi kita melihat, bahwa pcndidikan Islam itn lebih banyak dinuukan pada sikap mental yang akan lerwluud dalam amal perbuatan, baik bab'; keperluan diri sendiri mauplill orang lain. Di segi lain pendidikan Islam tidak hanya bersifat teoritis saja, tetapi juga praktis. Ajaran Islam tidak memisahkan antara iman dan amal saleh. Oleh karena itu pendidikan Islam sekalib'lls pendidikan iman dan ama!. Karena ajaran Islam berisi ajaran tentang sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat, menuju kesejahlcraan hiclup perorangan dan bersama, maka pcndidikan Islam adalah pendidikan individu dan pendidikan masyarakat.! Seclangkan pengerlian pendidikan itu sencliri, mcnurul I)ocrbakawatja dan Harahap pendidikan adalah usaha seeara seng~ja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya ll1eningkalkan si anak ke arah keclew8saan yang selalu diartikan mampuh mcnimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbu8tannya. Sementara itu istdah tauggung jawab moril menul1lt undang-undang tentang sistim Pendidikan nasional lahun 1989 Bab II pasal 4 aclalah untuk mcwujudkan manusia yang h Dr. Zakiah Daradjat, dkk, / Pent/idikon Islam. (Jakarta. Bumi Aksara 1996) eet. K~~2.

11 3 beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang MaIm Esa dan berbudi pekerti luhuf, memiliki pengetahuan clan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kep.ibaclian yang mantap dan mandiri, selta tanggungjawab masyarakat clan kebangsaan.' Pengcl1ian pcndidikan secara Ul1llll1l mcnunjllkan Ida bahwa pendiclikan adalah suatu lisaha dalam l1ienciptakan manusia beriman, bcrtakwa, beramal saleh dan berl1lental schat clalam mencapai kebahagian hidup dunia dan akhirat. Semua ini dapat terwujud dcngan pendiclikan yang diberikan kepada manusia itu sencliri baik melalui Icmbaga Jormal atall non formal, baik orang tua, guru, dan masyarakat. Sesuai kehendak Allah menciptakan manusia dengan tujuan menjadi khalifah di mllka blllni melalui ketaatan kepada-nya. Untuk mewlljudkan tujuan itu, Allah memberi hidayall dan berbagai fasilitas alam sel11esta kepacla l11anusia. Altinya, manusia dapat l11emanfatkan almn semesta ini sebagai sarana merenungi kebesaran Penciptanya. Hasil peremmgan itl! memotivasi manusia IIntuklebih mentaati clan mencintai Allah. Di sisi lain, Allah memberikan kebebasan kepacla manusia 11l1tuk memilih pekerjaan mana yang akan clipilih oleh manllsia, kebaikan atau keburukan. Namun, l11elalui para raslll, Allah membelikan petunjuk kepada l11anusia agar mel11ahami tlljuan hidup yang semata-mata untuk bcribaclah kepacla Allah 3 Al Qur'an pun telah secara jelas menegaskan tl[iuan penciptaan manusia ini melalui finnan Allah ini: t 1. 2 Drs.Muhibbin Syah, Psikolog; Pcndidikan. (Bandung: Pf. Rernaja Rosda Karya. 1995) hal.

12 4 "dan Aku!idak mcnciplakan jin dan manusia melainkan supaya mcreka menycmbah-ku." (adz-dzaliyat: 56) Dalam hal ini pendidikan Islam beru,juan sesuai dengan apa yang telah dijelaskan Allah dalam Jirman-Nya yaitu: merealisasikan kehambaan kepada Allah dalam kehidupan manusia, baik secara individual maupun sosial. Sesuai dengan apa yang telah AlIahjelaskan dalam AI-Qur'an. Sejalan dengan tujuan Allah menciptakan manusia, maka pendidikan agama di sekolah sangatlah penting nntuk pembinaan dan penyempumaan peltwnbnhan keplibadian anak didik yang dapat merealisasikan kehambaanya kepada Allah, karena pendidikan agama mempnnyai dua aspek penting. Aspek pertama dari pendidikan agama, adalah yang dituj ukan kepada jiwa dan kepribadian. Anak didik diberi kesadaran kepada adanya Allah, lalu dibiasakan melaksanakan perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-larangannya. Dalam hal ini anak didik dibimbing agar terbiasa kepada peraturan yang baik, yang sesual dengan ajaran agama, seperti yang diberikan oleh keluarga yang berjiwa agama. Pendidikan agama di sekolah, hams juga melatih anak didik lultuk melaknkan ibadah yang diajarkan dalam agama, yaitu praktek-praktek agama yang menghubungkan manusia dengan Allah, karena praktek-praktek agama itluah yang._._-~.~~~-.1; Abdurrahman,m Nahlawi, PendiJikan Islam di Rumah,,\,'ekolah. dan Mmyarakat. ( Jakarta

13 5 membawa dekatnya jiwa si anak kepada Allah. Semakin sering dilakukmmya ibadah, semakiu teitmmm kepercayaan kepada Allah, yang semakin dekat pula jiwanya kepada Allah. Di samping praktek ibadah, anak didik juga hm'us dibiasakan mengahif tingkah laku dim sopan-santun dalam bergaul sesallla kawannya, sesuai dengan '\iaran-'\iarm1 ahlak yang diberikan dalmn agama Apabila si anak telah terbiasa dengan peraturan-perahiran ahlak dan hubungan sosial yang sesuai dangan ajaran agama sejak kecil, maka ahlak yang baik itu akan manjadi bagian integral dari kepribadiannya yang sendirinya akan mengatur tingkah laku dan sikapnya waktu ia dewasa nanti. Aspek kedua dari pcndidikan agama adalah yang ditluukan pada pikiran yaitu pelajaran agallla itu sendiri, kepercayam1 kepada Tllhan tidak akan sempurna bila isi dari ajaran Tuhan itu tidak diketahui betul-betu!. Anak didik harlls ditluukan apa yang disurllh, apa yang dilarang, apa ym1g boleh, apa yang dianjurkan melakukmll1ya dan apa yang dianjurkan meninggalkannya menllrut ajaran agama. Pendidikan agama yang dibeiikan sejak kecil, akan memberikan kekuatan dan menjadi benteng atau polisi yang mengawasi tingkah laku dan jalm1 hidupnya dan menjadi abat gangguan sei1a penyakit jiwa. Pendidikan agallla itu tidak baleh lepas dari pengajaran agama, yaitu peugetahuan yang dihijukan kepada pmnahaman hukum-hukt1l11, syarat-syarat, kewajiban-kewajiban batas-batas dan norma-nonna yang hailis dilakukml dau diindahkan. Pendidikan agama hanis memberikan nilai-nilai yang dapat dimiliki dan PI. Gema Insan; Press. 1995) Cet. ko-1. h 117

14 6 diamalkan oleh anak didik, sllpaya segala perbllatannya dalam hidllp memplmyal nilai-nilai agama, atau tidak keluar dari moral agama. 4 Maka dengan pendidikan agama yang diberikan sekolah kepada siswa sejak kecil akan menjadikan siswa yang cakap pikiran, perasaan, tutur kata, dan mental, serta ahklak yang baik dengan melalui pembiasaan-pembiasaan sejak dini, sesuai dengan tingkat perkembangannya dan pertumbuhannya dengan berdasarkan ajaranajaran agwl1a Islam..Sedangkan kaitannya pendidikan agama dengan kesehatan mental sebagaimana disebutkan oleh, World Health Organization (WHO) "Bagian Jiwa" ywlg menetapkan ciri-ciri Mental Health (mental sehat) seseorang adalah sebagai berikut: I. Mampu menyesuaikan diri terhadap keadaan diri sendiri dan lingkungannya (A djustment). 2. Mempunyai kepribadian yang utuh, berupa pikiran perasaan, pemah<ll11an yang baik (Integrated personalit.l~. 3. Sanggup menampilkan kelakuan yang wajar sewaktu ditimpa oleh kegagalan, peltentangan dalam jiwa, keadaan mcnccmaskan atau tckanan (I"'ee fi'om the sense ofji'llstration, conflict, anxiety, and depression). 4. BCltLUl1buh dan bcrkembang jiwa dari lintasan hukum sebab akibat. (Growth and development in causality laws). -I Dr. Zakiah Darajat. KcsehalGn A/femal, (Jakarta: PT Toka GUJ1Ullg Agung 1996), Cet. 23. h. t29-t3 t

15 7 5. Berkelakuan sesual dengan aturan-aturan yang ada di dalam masyarakatnya.(normatif). 6. Bertanggllllg jawab terhadap semua resiko pekcljaan yang dipclcayakan kepadanya.(l?esponsibiiit}). 7. Berdiri sendiri dalam melaksanakan tugasnya.(otonomi). 8. Matang yaitu bennutu dan tepat dalam berpikir dan bertindak.(maturity). 9. Mengambil keputusan yang demoktatis, menl,'utamakan kebutuhan yang paling pokok dan mendesak.( Well decision making)5 l3ahwa dengan pendidikan agama Islam, yang dibcrikall sekolah terhadap Slswa sejak keeil melalui pembiasaan-pembiasaan berdasarkan ajaran agama, maka slswa akan dapat tumbuh dan berkembang kearall kedewasaan yang mampu: (a). menyesuaikan diri terhadap keadaan diri sendiri dan lingkungannya (Adjustment), (b). Mempunyai kepribadian yang utuh, berupa pemikiran, peresan, pemahaman yang baik ( IIJtegrated personality), (e). Sanggup menampilkan kelakuau yang wajar sewaktu ditimpa oleh kegagalan, pertentangan dalam jiwa, keadaan meneemaskan dan tekanan (/i'eefromthe sense qflrustrasion, conflict, anxiety, and depression), (d). I3cltumbuh dan development IIJ berkembang jiwa dari lintasan hukum scbab akibat (Growth and causality law,i), (e). Berkelakuan sesuai dengan aturan-aturan yang hidup dalam masyarakat (Normali/). (1). Bertanggung jawab terhadap tugas telal1 dibebankan kepadanya, yaitu berupa kewajiban (Re,lponsibilitV!. (g). Berdiri selldiri dalam melaksanakan tugas-tugasnya (otonomi). (h). Matang, yaitu bennutu dan tepat

16 8 dalam bertindak (Maturity). (i). Mengambil kepulusan yang demokratis, mengnlamakan kebutnhan yang paling pokok dan mendesak (Weil dicision making). Dengan merujuk pada beberapa teori dan ciri-ciri kcsehatan mental maka penulis lergugah untnk melakukan penelitian di Ml AI-Mlmawarah " PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINA,AN KESEHATAN MENTAL " Slndi Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Madrasah Iblidaiyah (MI) AI-Mnnawarah Larangan Tangerang. B. Pennasalahan J. Identijikasi lvfasalah a. Sewaktu berada di kelas Slswa tidak dapat menalwn emosl lmtuk ribut, tidak memperhalikan penjelasan gum, dan menyepelekan kemampnan temmmya. b. Sewaktn berganl di Illar kelas, tidak melakl.lkan tegur sapa secara baik terutama kepada gurn dan lemathemannya. c. Lalai dalam mengeljakan tngas keagatnaan. 2. Perumusan Masalah Dari ketiga masalah di alas, ideainya slswa yang mendapatkan pendidikan agatna Islam dapat mencenninkan prilaku yang sesllai dengan mental sehat, tetapi plilaku siswa Madrasall Ibtidaiyall (Ml) AI-Mlmawarah Laratlgatl Tangerang kurang seiratna dengan eiri-ciri mental sehat ~..._~...~..._ _._ Dr.Rusmin Tumanggor, MA. /111//1 Jtwa Agall/a, ( Depok. Ulinnuha Pres:; 2002), h

17 9 Untuk pennasalahan diatas, maka penulis akan mengajukan peltanyaan lllnum sebagai berikut: Bagaiman prilaku siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) AI-Mlmawarah terhadap kesahatan mental? a. Apakah pendidikan agama yang diberikan kepacla siswa telah dapat mencenninkan prilaku yang sesuai dengan kesehatan mental? b. Scbab apa mereka berprilaku!<tu ang sesuai? c. Bagaimana respon guru terhadap prilaku siswa tersebut? C. Tujuan dan Signifikansi Penelitian j. liljuan penelitian a. Untuk melahirkan paradil,,'ma, konsep, proposlsi dan teori mengenai pengaruh pendidikan agama Islam terhadap kesehatan mental anak didik. Dengan demikian akail memperkaya khazanah kepustakaan dalarn menganajisa kehidupan masyarakat mengenai pendidikan agama Islam. b. Untllk memberi masukan kepada pengarnbil kebijakan eli bidang pencliclikan sebagai pengembangan tentang pengarllh penclidikan agama Islam terhaclap kesehatail mental. 2. Sigl1/jikansi Penelitian

18 10 a, Hasil penelitian ini l11enjadi sllll1bangan bagi k,\jiall dan pengel11bangan teori-teoli pendidikan terhadap mahasiswa yang butuh dalam penulisan skripsi lll1tuk diklitisi maupun dikel11bangkan, b, Pihak pengambil keputusan di Madrasah lbtidaiyah (MI) Al-Munawarah dapat menggunakan data-data yang tercantum c1alam tulisan penulis sebagai peltimbangan c1alam melakukan perbaikan. D, Mctodc I'cnclitianYang Dignnalmn!. SWllber data a, Library Research, yaitu: penio'lllnpulan data yang diperoleh c1mi mcmbaca buku-buku, tulisml-tulisan ilmiah atau sumber-sumber wlisan untuk menelapatkan teori-teori pcnclidikan agama Islam e1ml tcoli keschatan mental, clan melihat [cntang bagaimana tatacara penulisan skripsi. b. Fiel Research, yaitu; Pengwnpulan c1ata c1engan cm'a langsung tunm kejapangan penelitian dengml l11elakukan wawancara, observasi dan penyebaran kuisioner kepada SIswa, guru dan pen gums yayasan MI AI-Munawarah. J. FekJ1lk I'ellgalllbiiall Dala Penelitian menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Observasi. Obselvasi e1ilakukan dcngan mcngunjungi Madrasah lbtidaiyah (MI) AI-Mtmawarah Lmangan Tangerang yang di teliti

19 II untuk mengamati, SISWa, guru dan sarana-sarana pendukung kegiatan, lingkungan sekitar sebagai data penelitian. b. Angket. sebagai alat penelitian yang disebarkan kepada responden yaitu siswa MI AI-Munawarah Larangan Tangerang dengan indikator yang telah peneliti tentukan untuk menjawab pertanyaan penelitian. c. Wawaneara, yaitu, eara penglunpulan data dan infonnasi dengan jalan mengadakan komunikasi langsung seem'a tanya jawab kepada kepala sckolah dan glml untuk memperdalam injcmnasi yang telah diperoleh dalam kuesioner. 3. l'enenlllc/n poplilc/si dan sampel a. Popolasi. Populasi dalam penelitian ini adalah Slswa Madrasah Ibtidaiyah AI-Munawarah Larmlgan Tangerang kelas 4 sampai kelas 6 ymlg beijumlah 140 ormlg. /~"' b. Smnpel. Sedangkml sampel yang akan diteliti adalah~6j)rang Slswa dengan perincian kelas 4, 9 orang, kelas 5, 12 orang dan kelas 6, 15 orang. 4. C/nC/lisa dala Data wawaneara di tulis dengml cara mendeskripsikan data, sementara data dari quesioner disuslul pentem, diben skor dan dideslaipsikan Ialu di <malisa oleh penulis. Adapun analisa data dengan statistik distribusi frekuensi, dengan mrnus:

20 12 F x 100 Rumus = P = _ N Kelerangan: P = Prosentase F = Frckllcnsi N =Banyaknya responden E. Sistematilm Penulisan Skripsi ini dislisun dalam beberapa bab dan setiap bab terdill dail sub bab dengan penjelasan sebagai berikut: /'m/a hag/an pendahll/llan penlilis Illcngelllllkakanpokok pennasalahan secara gans besarnya saja, yaitu mengenai Jatar belakang masalah, pennasalahan, tujuan dan signilikasi diadakannya pcnclitian, metodologi yang digllnakan, scrta sistelllatika pembahasan. Dcngan demikian akail mempermudah proses penyclesaian skripsi. /'m/a hagian kedua penulis mengemukakan landasan teoritis ilmiah lmtuk mendukllng judul yang dipilih selta relevan dengan masalah yang diidentilikasikan, sehingga alur pemikiran sesllai menurut kcrangka yang logis sejta membahas pendidikan agama Islam clan keschatan mcntal yang dijaclikan objek penelitian. Dengan c1emikian akan mampll menjawab masalah yang ada c1alam skripsi inl Pada hagran ke/(u;a penulis membahas mengenai gaillbaran LUllum mengenai sekolah yallg diteliti penulis yang tercliri sejarah berclillnya, keaclan f,'llfli, siswa dan karyawan, keaclan smana clan pra sarana dail sttllktur organisasi, clan proses

21 13 pembel<ljllill pendidikan agama IsllliTI di MI Al-Munawarah elan pendidikllil agllitia Islam yang e1iberikan e1alam pembinaan kesahatan mental eli MI AI-Mlinawarah. I'm/a bagian keempal ini penlilis membahas peranllil pendielikan agama Islam e1alam pembinaan kesehatan mental eli Ml AI-Munawarah elan, serta ketepatan teori. Pada bagian kelima ini penulis berupaya membuat kesimplilan yang mmun clan yang khllslls serta dapat menemllkan masalah clan cara penyelesain sehingga dapat membarikan nilai manfaat dari hasil penelitian ini yang berglula bab~ penulis pribadi Illallplln bagi sekolah yang menjacli objek penelitian. Penlilis berupaya untuk mengelllllkan saran yang penlilis harapkllil dapat clijadikan maslikan khllsusnya untuk para guru, siswa dan ulllumnya masyarakat umum. AdaplUl buku yang clijaelikan pegllilgan adalah " Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Desertasi, lain Jakmta Press, Jakarta; Talmn 2000"." _..~~- GTim PCll)11Snl1 Pedomall, PenuliS<l1l Skrip~i, Tl.'Sis dan lxscr1asi lain Press, Jakarta 2000

22 BABII PENDlDlKAN AGAMA ISLAM DAN KESElIATAN MENTAL A. Pcngcrtian Pendidil{an Agama Islam 1. Pengertian Menurut Etimologi Pendidikan agama merllpakan kata majemllk yang terdiri dari kata "pendidikan" dan "agama"- Dalam kamus ul1lum bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kala didik Dengan diberi awalan "pcn" dan akhiran "kan", yang beralii perbllalan (hal, cara) mendidik, I sedangkan alii mendidik ilu sendiri adalah memelihara dan memberi Iatihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan 2 Dalam bahasa lngris, kala yang menllnjllkan pendidikan adalah education yang berasal dari bahasa latin educare yang mengandung alii proses menghasilkan dan mcngcmljangkan, mcngacli pada yang bersifal fisik dan material.) Di dalam bahasa Arab, ada beberapa kala yang biasa digunakan daiam pcngeliian pcndidikan, yailu: a. Ta'lim (~), Sesuai dengan finnan Allah SWT, sebagai belikllt: Artmya: "Dan Allah mengajarkan kepada Adam segala nama kemudian ia herkata kepada malaikat: Berilahulah Aku nama-nama semua ilu jika kamu henar. " I W.J.S Poerwadarminlil, KOImlS lfmwn ljahasalndo/1f:sw. (Jakarta: Balai Pustaka. 197G). eet. Ke~5Jl. 250 ~ fhid ; Syed MulL AI-NaqUlb Al-A.!as, KOl1sep jjelulidikan Do/am Is/ml/, (Bandullg: Al-Mizan, 1984), Cel Ke-I,h 64.

23 15 Dalam ayal di alas, kala 'allama ( sigah masdar. ~/ / / ~ ) mempakan kala dasar dari la'lim sebagai b. Tarbiyah ( / / ~~) ), sesua(dengan firman Allah SWT sebagai berikut: Arlinya: Hai lilhanku, sanyangilah keduanya sebagaimana mereka mendidiku sewaklu aku kecil ". Kata rabbaya ( mengandung dholjlir huwa ( larbzvah. ::/ ~) ) mengandung domir huma (, f/ \ / '" \..0.--'\ ), unluk kata yang /.'9, J v ) adalah rabba ( ), ia sebagai kala dasar e. Ta'dib (~3t), sesuai dengan hadis Rasulullah SAW, yang berbunyi: Arlll1ya: pendidikan seorang ayah kepada anaknya adalah lebih baik daripada bersedekah dengan salu shak".,/... /.J Kata yuaclcliba (~~~ ) berasal c1ari kata acldaba ( ).iiil almadi, yang menjacli kata c1asar lllltuk kata la '''ib. Walaupllll ketiga kata tersebllt c1apat c1ipergllnakan c1alarn bahasa arab unluk menunjukan pengertian pendiclikan, namun ada beberapa ahli yang membeclakan secara.f Muhammad Ahmad al-adawl. M[liah AI-khifahah wo a( Wa z;, ( Beirut: Dar al-kulub al Alamiyah.19Sll.h. los.

24 18 Dikarenakan banyaknya tuntullall mengenai pelldidikan di dalam AL-Qur'all adall sunllah, maka seem'a illduktif dapat dilakukall pendefillisian. Di bawah ini pellulis akan mellyebutkan beberapa pengertian pendidikan agama seem'a tenninologis yang dikel11ukan oleh para pakar dalam bidangnya. Omar Mnhammad ai-tawny al-syaebani, sebagaimana dikutip oleh H.M Arifill, M. Ed.. mengartikall:" pendidikan agama Islam sebagai usaha mengubah tingkah laku indiviclu dalam kehidupall pribadinya atau kemasyarakatannya dan kehidupall dalam 'IIam sekitarnya melallii proses kependidikan. Pembahan itu dilandasi dengan llilai-nilai Islam'" disal11ping itu H.M. Ardin, M.Ed. mendefillikall bahwa: Pendidikan agama adalah rangkaian lisaha membimbing, mellgarahkan potensi hidup manusia yang merupakan kemampuan-kemampuall dasar dan kemampllan belajar, sehingga teijadilah pembahan di dalam kehidllpan pribadinya sebagai mahluk individlll, dan sosial serta hublmgannya dengan alam sekitar di mana ia hid up. Proses tersebut senantiasa berada di dalam nilai-nilai Islami, yaitu nilai-llilai ymlg melahirkan nonna-nonna syari'ah dml ahldak alkmimah. 'J Hasil rumusan seminar pendidikan Islam se-indollesia tahlll1 1960, memberikan pengertian pelldidikall Islam "sebagai bimbillgall terhaclap pertumbuhall rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mellgarahkan, milllgajarkall, melatih, mengasuh dan l11engawasi berlaklmya semua ajarml Islam".'o Istilah bimbillgan, mengarahkan dan mellgasuh serta mengajarkan atall melatih mengandllng pengertian usaha mempellgm'lihi jiwa anak didik melallii proses setingkat ~ H.M. Arilin, FUsc~fal Pel1didikan Islam. (Jakarta: Bumi aksara, 1994), Cet. ke-4, h. 14. <) Ibid. jo lbit!

25 19 demi setingkat menuju tujuan yang ditetapklm yaitu: menanamkan takwa dan ahklak serta menegakan kebenaran sehillgga terbentuklah manusia yang berpribadi dan berbudi luhur sesuai ajaran Islam". 11 Pengertian lain dikemukakan oleh H.M. Arifin M.Ed, meudefinisikan: " Pendidikan Islam adalah proses yang Illengarahkan mallusia kepada kehidupan yang baik dan yang mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kelllalllpuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajamya (pengaruh dari luarl".12 Pendapat 1m berdasarkan pada finllan Allah dalam surat Ar-Rum ayat 30 sebagai berikut:...l.!1 c.cl]j lui ':le 1 Lolli 'J I..1_ lijl Lo ';1\ lui ;;.Lo \.lli;...,ills\.- -\.9 lj:! t>=-' U;! ~ iy'.r= ~.r=.. lj:! ~.., ~ 1"". ~...)1 uyj,y 'J l.!"lijl ft\ Lfi.l.., ~I Arlinya: "Ataka hadapkanlah wajahlllu dengan lurus kepada agallla (Allah): (Ielaplah aim) jilrah Allah yang lelah Illenciplakan manusia menurul jilrah ilu. f'idak ada perubahan pada jilrah Allah. (ilulah) agama yang lurus; lelapi kebanyakan manusia lidak mengelahui ". Sekalipun berbeda dalam redaksinya, pengertian-pengeltian di atas menunjukan hakikat pengertian yang sama, yaitu bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu usaha dalam membentuk kepribadian muslim yang berahklak Illulia yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam, dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih dan mengawasi berlakunya ajaran Islam. If Ihid 12 Ibid

26 20 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam itu adaiah suatu rangkaian usaha mengarahkan kemampuan-kemampnan dasar menusla berdasarkan nilai-uilai Islam sehingga menumbuhkan pribadi yang Islam dalam diri anak. Pendidikan agama berbeda dengan pengajaran agama. Dalam pendidikan agama "ada upaya agar si terdidik dapat mengaktualisasikan ajaran-ajaran Islam dalam kehidupannya, sedangkan dalam pengajaran agama tidak ada upaya ke arah itu si terdidik hanya diberi ilmu pengelahuan agama: 13 Di lembaga-iembaga pendidikan agama Islam, perbedaan tersebut dalam kerangka teoritis saja, karena setiap lembaga Islam bertanggung jawab tmtuk menjadikan anak-anak didiknya berkepribadian muslim. Hal ini dilandasi oleh suatu prinsip ajaran agama Islam ballwa ihnu itn bukan semata-mata unluk pengetalman saja, melainkan untuk diamalkan dalam kehidupan nyala. B. Dasar-dasar Pcndidikan Agama Islam Yang dilllaksud dengan dasar pendidikan agailla di sini adalah acuan alau landasan yang dipergnnakan dalam pendidikan agama. Setiap usaha atau kegiatan lindakan yang disengaja untuk mencapai tujuan hamslah dasar tempat berpijal( yang kuat dan bailc Oleh karena itu pendidikan Islam sebagai proses membentuk pribadi I.' Zuhairini, el a/~ _MefOdik Khusus Pendidikan 1s1am, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), Cet. ke-8. h.27

27 21 muslim yang hakiki, hams mempunyai dasar ke mana semua kegiatan dan semua pel1l1llusan tujuan pendidikan agama itu dihubungkan. Mengenai dasar pendidikan agama dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu: l. Dasar ReJigius, ivlcnurllt Zlihairini dkk, " yang dimaksud dengan dasar religms adalah dasardasar yang bcrslimbcr dari ajaran Islam yang tcrtcra dalam AI-Qur'an dan Hadis".I'1 '"~Icllurul ajarall Islam, bahwa pelaksanaan pcndidikan agama Islam merupakan perintah dati Allah dan merupakan ibadah kepada-nya". 15 scbagai bcrikut: Dalam al-quran ayat-ayat yang memuukan adanya perintah terscbut anlara lain ~!.ilil (ju>=..\ los ~\.J l,;i~\ l.ja,s1.,.!,,,; u-u:i ';l.j ;;y..'il )~I.ilil ~l:ij ~ ~\.J VV ~I ~\ ~ ';l.ili\ c,i!t).:::.j:l1 ~..\lul9ji &J ';l.j Arlinya: " Dan cari/ah pada apa yang lelah dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagian) negri akhiral, dan janganlah kamu meilipakan kebahagianmll dari (kenikmalan ) dllniawi dan berbllat baiklah (kepada orang lain) sebagi mana Allah Ielah berbual baik, kepadamll. dan janganlah kamll berbual kerllsakan dimuka bwl1i. SeslIl1ggllhnya Allah lidak menyllkai orang-orang yang berbllal kenlsakan. " (Q.S. al-qoshos: 28:77) j;)lc :J..S.Vl., I,1_ ;; 6..:J\ Li\\ la..\ - \ \j. "\,,,\. <:,,;;\ j. ~I 1 \ w '+.i"'-".j..j ly'.j9.j.j I='""".J I"""""' ~,9 y.o LJ:l '\i':'i. '\ '\ -, ~y.:j1 U.JY.J:! L. U~.J ~y\ L..ilil U~ ';l..\\.ll,; Zuhairini, el al..mefodik Khusus Agama lv/am. (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), Cel.ke-8, h. 15 ibid.

28 22 Arlinya: "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan kelnargamll dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan balu; penjaganya malaikal-malaikal yang kasal', yang keras, yang lidak mendurhakan A.llah lerhadap apa yang yang diperinlahkan-nya kepada mereka dan menge!jakan apa yang di perinlahkan" (Q.S.at-Tahrim:66.6.) Selain ayat-ayat diatas ada juga hadis yang menyebutkan tentang pendidikan, Arlinya: "Dari Abn Huarairah, mencerilakan: "Sesllnggnhnya Nabi SAW, bersahda: Anak yang bam lahir, adalah suci hersih, maka ilm hapaknya yang menjadikan anak ilu Yahudi, Nasrini, dan Majlls! ". (H.R.Bllkl/llri)''' Ayat-ayat dan hadis di atas, menunjukan hal yang jelas tentang perintah memberikan pendidikan agama Islam kepada semua manusia t<:riebih lagi kepada keluarga (anak dan istri) baik dalam pendidiklln mmah tangga, sekolah mllupun masyarakat. 2. I)asar Yuridis Formal Menumt Zuhairini dkk, yang di maksud yuridis formal adalah "dasar-dasar pelaksanalm pendidikan Agama Islam yang berasal dari pemnduang-lmdangan yang secara langsung atau tidak langslmg dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan Agama Islam, di sekolah-sekolah atau di lemba.ga-lembaga follnil I amnya., " 17 Adapun dasar yuridis follnal ini terbagi tiga bagian, sebagai berukut: 16 Muhammad Ismail a1-bukhari, Sahih Bukhari. TeIj. Zinudin Hamidy, dkk (Jakarta: Wijaya, 1970),h Zuhairini, dkk, op.cit.. h.21.

29 23 a. Dasar Idiil. "Yang dimaksud dengan dasar idiil adalah dasar yang diambil dmi falsafah negara, di mana sila yang pertmna adalah Ketllhanan Yang Maha Esa. Ini mengandnng arti bahwa selumh bmlgsa Indonesia hlllus percaya tcrhadap Tlihan Yang Malm Esa, atau tegasnya harris beragmna". IS Dalam hublmgan dengml masalah tersebut di atas, presiden Soeharto pada bagian-bagian pidato kenegaraan tanggal 6 Al,'Ustns 1983, memberikan penjelasn secara rinci tentang pentingnya pendidikan Agama Islam bagi bangsa Indonesia yang tersirat dalam sila Ketuhanan Yang MaIm Esa, antara lain sebagai berikut: Belajar dari pengalaman pembangunan masyarakat modem lainnya, kita melihat kecendnmgan-kecendrungan bahwa pembangunan masyaral<at modem itu dapat mengarah pada pendangkalan kehidupan ketegangml dalmn masyarakat keagmnaan dan kepercayaan. Kecendmngan ini dapat kita hindari sendili mungkin dengan penl,>amalan pancasila, khususnya sila Ketuhanan Yang Malm Esa. 19 Pemyataan presiden Soeharto tersebut di atas menunjukan bahwa pendidil<an agama Islam memegang peranan penting, karena melalui pendidikan agam Islmn dapat ditmnamk,m dan dikembangkan jiwa pancasila kepada setiap diri muslim Indonesia. Dalmn ketetapan MPR nomoi' II1MPRlI987 tentang 1'4 ( Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila) atau lebih dikenal dengan Istilah EKA PRASETIA PANCA KARSA, disebutkan sebagai berikut: "Bahwa dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, -~.._-_..~..._.~._-- I" Ibid 19 Deprtemen P dan K RI. Bahan Penataran P-I. UUD' -15. GBHN, h. 38-1

30 24 bangsa Indonesia menyatakan kepercayan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yanh Maha Esa dan oleh karenannya manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agam dan kepercayaannya masing-masing menumt dasar kemanusiaan yang adil dan beradab 20 Untuk merealisir hal tersebut di atas maka diperlukan pendidikan agama kepada bangsa Indonesia, karena tanpa pendidikan agama, akan sulit mewujudkan sila pertama dari pancasila tersebut. b. Dasar Kontitusional Yang dimaksud dengan dasar kontitusional adalah dasar UUD 1945 dalam BAB XI Pasal29 ayat 1 darl 2, yarlg berbunyi sebagai berikut: I). Negara berdasar kan atas Tuhan Yang Malla Esa. 2). Negara menjarnin tiap-tiap penduduk untmk memeluk agarnanya masing-masing dan lmtuk belibadat menumt agarnanya dan kepercayaamlya 21 Bunyi dari UUD 1945 tersebut di atas mengandtmg pengertian bahwa bangsa Indonesia hams beragama, dalam pengertian manusia yang hidup di bruni Indonesia adalah orang-orang yang menpunyai agama, orang-orang atheis di larang untuk hidup di Negara Indonesi. Selain itu negara melindtmgi umat beragarna tmtuk menjalankan agamanya dan beribadat menurut agamanya masaing-masiarlg. Karena itu agar umat beragama khususnya umat Islam dapat mel~alankarl agamanya sesual dengan ajaran Islam, maka diperlukan adanya pendidikan agama Islam Sekretariat Negara RI, Kelelapan-ketetapan MPR RI. (Jakarta: Ghalia Indonesia., 1978) h Zuhairini. dkk., OfJ. cit.. h. 23

31 25 c. Dasar Opcrasional Yang dimaksud dasar operasional adalah dasar yang secara langsllng mengatur pela:ksanaan pendidikan agama Ishnn di sekolah-sekolah di Indonesia 22 Memlllit Tap MPR no IV/ MPR/ 1973 jo. Tap. MPR no IV/ MPR/ 1978, dan Tap. MPR no III MPR/ 1983 tentang GBHN, Pendidikan Agama semakin dikokohkan kedudllkannya dengan dimasllkannya dalam GBHN, Sebagai belikut: "Dillsahakan sllpaya tems bertambah sarana-sarana yang diperlllkan bagi pengembangan kehidllpan keagamaan dan kepercayaan terhadap Tllhan Yang Malm Esa tennasuk pendidikan agama Islam yang dimasukan kedalam kurikllhun di sekolahsekolah mlliai dmi sekolah dasar smnpai Universitas-Universitas Negri.,,23 Pemyatan di atas diperkuat lagi oleh Undang-Undang RI nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan Nasional, pada BAB IV tentang satllan, jalm dan jenis pendidikml, pasal II ayat 6, penjelasannya sebagai bmikut: " Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan yang menpersiapkan peserta didik lmtnk mel1jalankan peranan yang menllntut penguasaan pengetahuan klmslls tentenag ajaran agama yang bersangklllan 24 Dan pendidikml keagamaml dilaksanakan pada: semlla Jenjmlg pend d k I I 'an M 23 Ihid 2 1 Lukman Harun, A1uhamodiyah dan Undang-Undang Pendidikan. (Jakarta: Pustaka Panjimas. 1990) Cel. Ke-2 h [hid

32 26 Atas dasar yang seperti itu maka pendidikan agama Islam di Indonesia memiliki status dan landasan yang Imat, dilindtmgi dan didukung oleh hukum serta peratnran perundang- lmdangan yang ada, C. Tn.iuan PendidiiaIU AgalUa Islam dan Kaitannya dengan Kesehatan Mental 1. Tujuan Pendidikan Agama Islam Tujuan adalah suatu yang diharapkan akan tercapai setelah suatu usaha atau kegiatan selesai. Oemiki<m juga dalam pendidikau agama Islam mempnuyai target yang ingin dicapai, Oalam hubungan dengan pendidikan agama Islam, H.M,Arifin,M,Ed, mengemukakan sebagai berikut: " Oi lihat dati ilmu pendidikan teoritis, tujuan pendidikan ditempuh secara bertingkat, misalnya tujnan intermedier, yang dijadikan atas sasal'an kemampuan yang hams dieapai dalaiu proses pendidlikan pada tingkat tertentu, tmtuk mencapai tujuan akhir.,,26 Selanjutnya, beliau mengatakan: " Tujuan insidental mcmpakan peristiwa tertenul yang tidak direncanakan, akan tetapi dapat dijadikan sasaran pendidikan pada tingkat tertentu,,27 Berbagai tingkat tujuall yang dirumuskan secara teolitis itu bertujuan tmulk memudahkan proses kependidikan melalui tahapan yang makin meningkat (progresif) kearah uljuan LUllum atau tujuan akhir. 26 HM,Arifm,M.Ed, 11m11 Pendidil«lIllslam, (Jakarta: Bumi Aksara, I993),Cet ke-2, h,38 27 Ibid,h 39,

33 27 Dalam operasional kelembagaan pendidikan, berbagai tingkat tl\iuan tersebut ditetapkan secm'a beijenjang dalam st11lktlrr progrmn intruksional, sehingga tergambar klasifikasi gradual yang semakin meningkat. Bila dilihat dari sis item Intruksional tel1enlu adalah sebagai berikul: a. Tujuan lntruksional Khusus, diarahkan pada seliap satmn terkecil dari program pengajm'an yang hams dikuasai dan dimnalkan oleh anak didik. b. Tujuan Int11lksional Umtrrn, diarallkan pada penguasaan atau pengamal pada setiap pokok bahasan secara mulun atau garis besmnya sebagai suatu kebulatan. c. Tujuan kmikuler, yang ditetapkan untuk dicapai mela:lu masing-masing bidang studi tiap lembaga pendidikan. d. Tujuan Institusional adalah tujuan tujuan yang harus dicapai program pendidikan di liap sekolall atau lembaga pendidikan tertentu secara bulat atau terminal, seperti tl\iuan intruksional SMTP/SMTA atau STM/SPG (lujuan tenninal). e. Tujuan Ummn atau Tujuan Nasional, adalall cita-cita hidup yang ditetapkan Wltuk dicapai melalui proses pendidikan dengan berbagai cara atau sistem, baik sistem fonnal (sekolah), sintem non fonnal (non klasikal dan non kulikuler), maupun sistem infonnal (yang tidak terkait oleh fonnalitas program, waktu, ruang dan materi).28 :" {:';,:'

34 28 Demikian pula yang terjadi dalam proses kependidikan agama Islam, bahwa penetapan tujuan akhir itu mutlak diperlukan dalam rangka mengarahkan segala proses, sej ak dari perencanaan program sampai dengan pelaksanaan dan korelasi, agar tetap konsisten dan tidak mengalami penyimpangan. Menurut Ahmad D.Marimba, tujuan akhir pendidikan agama Islam adalah terbentuknya kepiibadian muslim. Akan tetapi lanjut MaIimba "sebeltnn keplibadian muslim terbentuk, pendidikan agama Islam akan mencapai dahulu beberapa tujuan sementara, antara lain kecakapan jasmani, pengetahuan membaca dan menulis, pengetahuan dan ihnu-i1mu kemasyarakatan, kesusilaan dan keagamaan, kedewasaan jasmani dan rohani dan seterusnya,,?9 Rumusan-nunusan tujuan akhir pendidikan agama Islam telah disusnn oleh para pakar pendidikan agama Islam sebagai berikut: a. Rumusan yang ditetapkan dalam kon!,>res sedwlia tentang pendidikan agama Islam tahun 1980 di Islamabad adalah sebagai baiikut: pendidikan hams ditujukan ke arah pertumbuhan yang berkesinambungan daii kepiibadian manusia yang menyelumh melajui latihau spmtual, kecerdasan rasio, perasaan dan panca indera. Oleh karenanya maka pendidikan hanls memberikan pelayanan kepada pertwnbuhan manusia dalam semua aspeknya yaitu aspek spiiitual, intelektual, imajinasi, jasmaniah, iimiah, lingistik, baik secara individual 79 Ahmad D.Marimba, Pengantar Fildapal PendidikanAgama Islam, (Bandung: PT AI-Ma'ari~ 1980) cet ke-4, h. 46

35 29 mauptl11 kolektif, selia mendorong semua aspek itu ke arah kebaikan dan pencapaian kesemplll'naan. JO " Tujuan akhir dari pendidikan agama Islam itu terletak dalruu realisasi silmp penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah, baik secara perorangan, masyarakat, mallplln sebagai manllsia keseluruhannya,,31 sebagai esesinya, tlljuan pendidikan agama Islam sejalan dengan tuntunan AI-Qman, yaitu sikap penyerahrul diri secara total kepada Allah SWT, yang kita ikrarkan dalam sholat..,irrmyu: " KUlukun/ufJ, sesungguhnyu sfjo/ul/w, d>uduh/w, /"dupk", dun l!iuliku hul/ya/ah unluk, 711han semesla a/am ". (Q.!>~ AI-All'am: 6: 1(2) b. Rlll1l11San yang lain adalah hasil keplltusan seminar pendidikan agal1la Islam se Indonesia tanggal 7-11 Mei 1960, di Cipayung Bogar, yailu: "Tujuan pendidikan agal1la dalam Islam adalah menanamkan taqwa dan akhlak serta nenegakan kebenaran rangka membentuk manusia yang berpribadi dan berhudi luhur menumt llljurul lersebllt ditetapkan berdasarkan alas pengertian ballwa" Pendidikrul agama Islam adalah bimbingan lerhadap pertllmbuhrul jasmani dan rohruli menulut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkrul, mengajarkan, meiatih, mengasuh dan mengawasi berlaktmya ajaran Islam,,3' ~() H.M.Arilin, Ftlsl~falPendidikan Islam. op, cit., h 132..'1 Ihid. 32 Ibid.'.' Ibid

36 30 c. Imam ai-ghazali menunuskan "Tujuan akhir pendidikan agama Islam adalah keutamaan aidllak dan pendekatan diri kepada AllaIl".34 d. Moh. AthiyaI1 al-abrasy mennnuskan: "Tujuan akhir pendiclikan agama Islam adalah pembentukan akhlak al-karimah yang merupakall fadilah dalam jiwa anak didik, sehingga anak akan terbiasa dalam berprilaku dan berfikimya secara rohani dan insaniah berpegang pada moralitas yang tinggi, tanpa l11el11perhitllllgkan kelllltungan-keuntnngan l11ateril,,35 e. Rlunllsan Oel11ar Muhammad al-l1loluui al-syaebani: Tujuan pendiclikan agama Islam ialah perubahan yang diingini yang diusahakan dalal11 proses pendidikan atau usaila pendidikan untuk mencapainya, baik pada tingkah laku individu pribadinya atau kehidupan masyarakat serta pada alam di mana individuitu hidup atau proses pendidikan itn sendiri dan proses pengajaran sebagai suatu aktifitas asasi dan sebagai proporsi di antara 'jjrofesi asasi daiam masyaraka. t 36 Dari beberapa kntipan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan agama Islam aclalah terbentllknya kepribadian yang utuh jasmani dan rohani (insan kamil) yang tercenuin dalam pel11ikiran dan tingkah laku terhadap sesama manusia alam serta tuhannya. Dengan pendidikan tidak hanya berglula bagi dirinya, tetapi juga bergnna bagi masyarakat dan lingkungannya, serta dapat mengambil l11anfaat yang lebih maksimal terhadap alam semesta ini guna kepentingan hidllp di dunia dan akhirat.,.\ Nasrudin Thaha, Tokoh lokoh Pendidikan Islam di Zaman.Java. (Jakarta: Mutiara 1979) h. 35 )5 Moh, Athayah aj-ibrasy, Dasar-dasar PolmkPendidikan lsla;n terj. Prof H.Bustami.AGani, (Jakarta: Bulan Bintang, 1990), Cet ke-6, h Oemar Moll AI-Toumy al-syaibani, fl'/sa/hl PendidikaJ1 [I;lam. terj. Prof Dr. Hasan Langgulung, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979) Cet ke-i, h. 399

37 31 2. Kaitan Tujuan Pendidil<an Agama Islam dengan I(esehatan Mental Mental seeara bahasa beratti " (yang mengenai) batin". 17 Menllrut istilah, mental adalah "semua unsur jiwa tennasuk pikiran, emosi, sikap dan perasaan yang dalam keselumhatl dan kebulataunya akan menentukan eorak laku, eat'a menghadapi hal yatlg menekan perasaan, mengecewakan, atau menggembirakan dan sebagainya". 3R Dalam kamus ilmu jiwa dan pendidikan mental adalah "kepribadian yang merupakan kebulatan yang dinmnik seseorang, yang tereennin dalam eita-eila, sikap dan perbuatan". '" Kedlla pengertian di atas menunjllkkan bahwa mental terdiri dati beberapa lulsur yakni pikiran, sikap, perasaan, eita-eita dan sebagainya. Pada dasamya mental ilu satu kesatuan yang unlh yang terwluud dalam suatu bentuk keb>iatan yang menjadi gambaran jelas atau suasana yang sedang dialami seseorang. Sedangkan perkataan kesehatan berasal dari kata sehat, dengan diberi awalan "ke", yang bermti, "dalmn keadan baik segenap badan dan bagian-bagiannya ( bebas dati sakit), waras""o perkatan sehat ini berasal dmi bahasa Arab yang sudah dijadikan bahasa Indonesia. Menurut bahasa asalnya arti sehat adalah "segar, tidak sakit, benar, selamat, memperbaiki kesalahan (sesuatu), selamat dari aib".4' Dengan demikian 37 w.j.s.poerwadarminta, Kamus lfmwn Bahasa Indonesia, (Jakarta: BaJai Pustaka, 1976), eet ke-s. h. 645 " Zakaria Daradja~ Pend/dimn Agoma dan Pembinaan Mental. (Jakarta: Gunung Agung, t 992) Cel ke-3 h. 3B h.86 )9 Mursal H.M. Thaller. el Alm. Kamus 11m11 Jiwa dan Mental. (Bandung: PT AI-Maarif, 1977) ~() W.J.S.Poer.vadaminla op. cit, h 886 -II I-I. Muhammad Yunus, Kamus Arab~fJ1d()nesia.(Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1989) h. 212

38 32 menufut bahasa mental adalah jiwa atau batin yang segar, nyaman, selamat tidak sakit, dan selamat dari aib. Ditinjau dari segi istilah, kesehatan mental mempunym banyak pengertian, sebagaimana yang dikemukakan oleh Zakiah Daradjat sebagai berikut: "kesehatan mental adalahpengetahuan dan perbuatan yang bertqjuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, sehingga membawa kepada kebahagian diri dan orang lain, selta terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa".,'2 a. "Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menycsuaikan diri dcngan diri scudiri, dengan oranglain, danmasyarakat serta lingkungan dimana ia hidup,,:3 b. "Kesehatan mental adalah terwujud kehannonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-flll1gsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problemproblem biasa yang terjadi, dan mersakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya,,44 c. Abdul Aziz EI-Quussy mendefinisikan: "kesehatan mental adalah keserasian yang sempuma atau integrasi antara fungsi-flmgsi jiwa yang bennacall1-ll1acmn disertai kemampuan lmtuk menghadapi kegoncangan jiwa ylmg ringan, yang biasa pada orang, disamping secarapositifdapatmerasakan kebahagiaan dan kell1mnpuan,,45 Kesehatan mental adalah terhindamya seseorang dari gangguan jiwa dan penyakit jiwa, mampu menyesuaikan diri, sang!,'up menghadapi masalah-masalah dan <2 Zakiah Daradjat, Kesehata" Mental. (Jakm1a: Cv. Masdar, 1995) Cet Ke-3 h lind. 44 Ihid.J5 Abdul Aziz EI-Quussy, Pokok-pokok Kesehalan JiH'G''Memal. terj. Zakiah Daradjat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974) eet ke-l, h. 38

39 33 kegoncangan biasa, adanya keserasian fungsi-fimgsi jiwa (tidak ada konflik) dan dapat merasakan bahwa dirinya berharga, berguna dan bahagia, serta dapat menggunakan potensi yang ada padanya seoptimal mungkin. Jiwa" relah menetapkan cln-ciri Mental Health \mental sehar) sesecrang adalah sebagm belikut: I. Mampu menyesuaikan diri terhadap keadaan diri sendiri dan lingklll1gannya (Ad/uslmenl). 2. Mempunyai kepribadian yang utuh, berupa pikiran perasaan, pemahaman yang baik (Il1/egraled personalily). 3. Sanggup menampilkan kelakuan yang wajar sewaktu ditimpah oleh kegagalan, pertentangan dalmn jiwa, keadaan mencemaskan atau tekanan (I'}'ee fi"om Ihe sense o/pruslralioll, con/licl, allxiely, and depression). 4. BertulTlbuh dan berkembang jiwa dari lintasan hukum sebab akibat. (Growlh and developmenl in causalily lalt")' 5. Berkelakuan sesuaj dengan aturan-aturan yang ada di dalam masyarakatnya.(normal!/). 6. Bertanggung jawab terhadap semua resiko pekeijaan yang dipercayakan kepadanya.(re.'pollsihiii Iy). 7. Berdiri sendiri dalam melaksanakan ulgasnya.(oionollll). 8. Matang yaitu bemmtu dan tepat dalam berpikir dan beltindak.(maluril)v.

40 34 9. Mengambil keplltllsan yang demokratis, menlo'utamakan kebutllhan yang paling pokok dan mendesak.( Well decision making). /6 Bila dikaitkan dengan tujuan agama, maka antara kesllhatan mental dan pendidikan agallla lllell1pllnyai tlljuan yang saling berhllbllngan satll sama lain. Mental yang sehat mempakan tlljuan yang ingin dicapai dalall1 agama, agar telwujud kebahagiaan di dunia dan akhirat. Tujuan pendidikan agama Islam adalah membentuk pjibadi muslim yang utllh jasmani dan rohani yang terce!min dalam pemikiran dan tingkah lakll terhadap sesama manllsia, lingkungan dan Tuhannya. Dengan kata lain, adalah terbentllknya mental yang sehat sehingga dapat menjalankan fungsi hidllpnya sebaik mllngkin danll1erasakan kebahagiaan dalam hidllpnya. Dari beberapa teori di atas jelaslah hublmgan antara pendidikan agama Islam dengan kesehatan mental. Sebagaimana telah diseblltkan penulis tentang ciri-ciri kesehatan mental yang dikemukakan oleh organisasi kesehatan dll11ia pada bagian latar belakang di atas. Maka daji proposisi teoritis di atas ada beberapa filktor penting dalam pendidikan agallla Islam yaitu; bimbingan rohani dan jasmani, mengajarkan tutur kata dan akhlak dengan baik, Illelllbentuk kepjibaelian yang lllantap, membina akal,pikiran, mental dan keteralllpilan sesuai dengan ajaran agama Islam. Faktor-faktor tersebllt dapat Illelllbentuk kesehatan mental pada siswa antara lain; Siswa mampu lllenyesuaikan diri terhadap eli!; seneliri dan lingkungan (adjuslllent), mempmlyai kepribadian yang utuh berupa perasaan, pemikiran, pelllahaman yang baik (integrated personality), bmtulllbuh dan berkelllbang jiwa dari lintasan hukum sebab akibat (Growth lmd development in 46 DcRusmin Tumanggor, MA Jlmu.Ji\1/t1 Agama. (Depok Ulinnuha Press.2002) h

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an dan al-hadits yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an dan al-hadits yang di dalamnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Islam adalah agama yang memberikan arti yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Islam memiliki dasar pokok yang menjadi pedoman bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah dan masyarakat dalam rangka melahirkan manusia beriman dan bertaqwa kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia, baik menyangkut aspek ruhaniah dan jasmaniah. Tidak heran bila suatu kematangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan akhlak sangat penting ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang binasa. 1 Keluarga merupakan satu elemen terkecil dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang anak ketika pertama kali lahir kedunia dan melihat apa yang ada didalam rumah dan sekelilingnya, tergambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Pendidikan sama sekali tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik dalam keluarga,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember,

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember, BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Terdahulu Dalam melaksanakan penelitian, peneliti tidak mengesampingkan hasil dari penelitian yang lebih dahulu dilakukan oleh peneliti lain. Hal ini dilakukan dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi ini ikut menuntut kemajuan dalam segala sektor. Hal ini terlihat dengan adanya persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi menuntut setiap bangsa memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas SDM sangat penting, karena kemakmuran

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : Tujuan Pendidikan

Abstrak. Kata kunci : Tujuan Pendidikan Abstrak Pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan mempunyai fungsi yaitu, memberikan arah kepada segenap kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya manusia adalah makhluk yang dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, namun dengan demikian ia telah mempunyai potensi bawaan yang bersifat

Lebih terperinci

PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013

PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013 PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo Oleh : ISKANDAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cerita atau jalan untuk mengembangkan dan mengarahkan dirinya menjadi sosok manusia yang memiliki kepribadian yang utama dan sempurna.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid. Baik secara individual maupun klasikal, baik disekolah maupun diluar sekolah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa kemudian tua. Manusia mengalami proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan kemajuan peradaban. Kemajuan suatu bangsa salah satunya dapat dilihat dari lembaga-lembaga pendidikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu harapan bangsa dimana nantinya remaja diharapkan dapat meneruskan nilai-nilai perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan yang begitu cepat telah melahirkan manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan yang terus berkembang sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Allah menciptakan manusia dengan penciptaan yang paling sempurna di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada manusia, salah satunya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan, BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Berbicara mengenai pendidikan secara umum kita harus merekonstruksi kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan adalah usaha sadar yang

Lebih terperinci

Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA

Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA Pengertian dan manfaat Psikologi Agama Modul 1 PENGERTIAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI AGAMA PENDAHULUAN Psikologi Agama pada jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) disajikan untuk membantu mahasiswa memahami perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan dan perkembangan siswa sangat memerlukan tuntunan, bimbingan, binaan dan dorongan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi ajaran agama dalam bentuk hubungan sosial kemasyarakatan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi ajaran agama dalam bentuk hubungan sosial kemasyarakatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Implementasi ajaran agama dalam bentuk hubungan sosial kemasyarakatan dan segala kegiatan yang berujung pada maslahat hidup pada hakekatnya merupakan gambaran

Lebih terperinci

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran dan fungsi ganda, pertama peran dan fungsinya sebagai instrumen penyiapan generasi bangsa yang berkualitas, kedua, peran serta fungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan kebiasaan-kebiasaan dan pengulangan kegiatan secara rutin dari hari ke hari. Di dalam kegiatan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan murabbi, mu alim dan muaddib. Kata murabi berasal dari kata

BAB II LANDASAN TEORI. dengan murabbi, mu alim dan muaddib. Kata murabi berasal dari kata 22 BAB II LANDASAN TEORI A. Upaya Guru PAI 1. Pengertian Upaya Guru PAI Guru sebagai pendidik dalam konteks pendidikan Islam disebut dengan murabbi, mu alim dan muaddib. Kata murabi berasal dari kata rabba-yurabbi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna. Disamping manusia mempunyai potensi untuk tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muda agar kelak dapat menghadapi kehidupan seperti sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. muda agar kelak dapat menghadapi kehidupan seperti sekarang ini. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah satu masalah fundamental dalam pembangunan bangsa dan menjadi bekal utama yang harus dimiliki oleh setiap generasi muda agar kelak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan manusia, pendidikan mempunyai peran penting dalam usaha membentuk manusia yang berkualitas. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama merupakan segi pendidikan yang utama yang mendasari semua segi pendidikan lainnya. Betapa pentingnya pendidikan agama itu bagi setiap warga

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai Manusia, seorang pun tak dapat melepaskan dirinya dari keterkaitannya dengan agama serta ketergantungannya dengan Allah SWT, begitu pun keterkaitannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu alat bagi manusia dalam mencapai kesempurnaan dalam hidupnya. Pendidikan merupakan modal untuk memberikan pengetahuan, penanaman akhlakul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pendidikan merupakan kegiatan antar manusia, oleh manusia dan untuk manusia. Oleh karena itu pendidikan tidak pernah lepas dari unsur manusia. Para ahli pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI

ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan esensial dalam kehidupan manusia, karena pendidikan, manusia dapat di bedakan dengan makhluk lain yang menempati alam ini. Kenyataan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PENDIDIKAN AL-QUR'AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,

PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PENDIDIKAN AL-QUR'AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PENDIDIKAN AL-QUR'AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang : a. bahwa AI-Qur'an adalah kitab suci yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling sempurna dari pada mahkluk-makhluk lainnya di muka bumi ini. Manusia memiliki akal dan

Lebih terperinci

BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BACA TULIS AL-QURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN ILIR, Menimbang

Lebih terperinci

ABSTRAK Amang Guntur Hidayat Jajuli. Prestasi Belajar Aqidah Ahlak Hubungannya Dengan Ahlak Sehari-Hari (Penelitian Pada Siswa Kelas IV dan V di MI

ABSTRAK Amang Guntur Hidayat Jajuli. Prestasi Belajar Aqidah Ahlak Hubungannya Dengan Ahlak Sehari-Hari (Penelitian Pada Siswa Kelas IV dan V di MI ABSTRAK Amang Guntur Hidayat Jajuli. Prestasi Belajar Aqidah Ahlak Hubungannya Dengan Ahlak Sehari-Hari (Penelitian Pada Siswa Kelas IV dan V di MI Nurul Huda Margaluyu Tanjungsari Sumedang ) Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang beradab dan berakhlak mulia akan terbentuk yang akhirnya akan memunculkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 11 TAHUN 2013 TENTANG BEBAS AKSARA AL QUR AN PADA SATUAN PENDIDIKAN DASAR KHUSUSNYA BAGI SISWA YANG BERAGAMA ISLAM DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UUD RI Tahun 1945 pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan ayat 3 menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan pedoman yang abadi untuk kemaslahatan umat manusia, merupakan benteng pertahanan syari at Islam yang utama serta landasan sentral bagi tegaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk mewujudkan pembangunan nasional di Negara Indonesia. Tanpa adanya pendidikan tentu Negara akan lemah

Lebih terperinci

Irfani ISSN E ISSN Volume 11 Nomor 1Juni 2015 Halaman

Irfani ISSN E ISSN Volume 11 Nomor 1Juni 2015 Halaman Irfani ISSN 1907-0969 E ISSN 2442-8272 Volume 11 Nomor 1Juni 2015 Halaman 108-115 URGENSI PENDIDIKAN AGAMA LUAR SEKOLAH TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK DALAM RUMAH TANGGA Munirah Institut Agama Islam Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya sadar dan terencana yang dilakukan oleh guru untuk mengembangkan segenap potensi peserta didiknya secara optimal. Potensi ini mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah sebuah agama yang komprehensif, menguraikan tentang kemaslahatan dan kepentingan masyarakat secara integral dan holistik. itulah Islam, agama yang mengatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena pada saat usia dini adalah saat yang paling peka dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena pada saat usia dini adalah saat yang paling peka dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan usia yang paling tepat untuk menanamkan pendidikan, karena pada saat usia dini adalah saat yang paling peka dalam pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana disebutkan dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, bahwa salah satu tujuan pembangunan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Penjabaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG A. Analisis tentang Upaya Guru PAI dalam Membina Moral Siswa SMP Negeri 1 Kandeman Batang Sekolah adalah lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman keagamaan terhadap anak melalui pembelajaran Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman keagamaan terhadap anak melalui pembelajaran Al-Qur an 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penanaman keagamaan terhadap anak melalui pembelajaran Al-Qur an merupakan modal utama dalam kehidupan dimasa yang akan datang, agama islam memerintahkan umatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada Allah SWT. Oleh karena ia memiliki keragaman kebutuhan yang. menghiasi dirinya yaitu pokok ajaran Islam yang meliputi :

BAB I PENDAHULUAN. kepada Allah SWT. Oleh karena ia memiliki keragaman kebutuhan yang. menghiasi dirinya yaitu pokok ajaran Islam yang meliputi : 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan sebagai instituasi sosial mempunyai fungsi yang sangat penting untuk mengembangkan kebudayaan dan memajukan masyarakat dan bangsa. Dalam satu sisi dapatlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Penegasan Judul Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga tampaklah keindahan yang tercipta di hamparan bumi ini. Namun Allah SWT menciptakan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan manusia, karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar

BAB I PENDAHULUAN. dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan atau paedagogi berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar

Lebih terperinci

PROFESIONALITAS GURU FIQIH DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTs DAN MA MIFTAHUL ULUM NGEMPLAK KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN 2014

PROFESIONALITAS GURU FIQIH DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTs DAN MA MIFTAHUL ULUM NGEMPLAK KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN 2014 PROFESIONALITAS GURU FIQIH DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTs DAN MA MIFTAHUL ULUM NGEMPLAK KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara adil dan makmur, maka diperlukan suatu pendidikan. Hal ini. ditegaskan pada pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. secara adil dan makmur, maka diperlukan suatu pendidikan. Hal ini. ditegaskan pada pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guna mewujudkan cita-cita kehidupan berbangsa seluruh Indonesia secara adil dan makmur, maka diperlukan suatu pendidikan. Hal ini ditegaskan pada pembukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pada masa sekarang dan masa yang akan datang. satu dari komponen tersebut maka tidaklah akan terjadi proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pada masa sekarang dan masa yang akan datang. satu dari komponen tersebut maka tidaklah akan terjadi proses pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk pembinaan dan pengembangan diri manusia untuk mencapai tujuan yang diharapkan, baik oleh pendidik maupun peserta didik, oleh karena

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2003 NOMOR 06 SERI C NOMOR 03

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2003 NOMOR 06 SERI C NOMOR 03 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2003 NOMOR 06 SERI C NOMOR 03 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 06 TAHUN 2003 TENTANG PANDAI BACA AL-QUR AN BAGI SISWA DAN CALON PENGANTIN DALAM KABUPATEN

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI GAMPONG LHOK SEUNTANG KECAMATAN JULOK KABUPATEN ACEH TIMUR. Skripsi. Diajukan Oleh : J A S M A N I

PROBLEMATIKA PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI GAMPONG LHOK SEUNTANG KECAMATAN JULOK KABUPATEN ACEH TIMUR. Skripsi. Diajukan Oleh : J A S M A N I PROBLEMATIKA PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI GAMPONG LHOK SEUNTANG KECAMATAN JULOK KABUPATEN ACEH TIMUR Skripsi Diajukan Oleh : J A S M A N I Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan,

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan dan reaksi terhadap lingkungan, apabila perubahan tersebut disebabkan pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA NAMA : GATOT AGUNG NUGROHO NIM : 11.11.4677 KELOMPOK : C PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN PANCASILA JURUSAN : TEKNIK

Lebih terperinci

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin A. Pendahuluan TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM --------------------------------------------------------------------- Oleh : Fahrudin Tujuan agama Islam diturunkan Allah kepada manusia melalui utusan-nya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Islam adalah nama agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Islam berisi seperangkat ajaran tentang

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd.

PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd. PENDIDIKAN ISLAM Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd. PEMAHAMAN PENDIDIKAN ISLAM 1. Pendidikan ke-islam-an atau Pendidikan Agama Islam yang disingkat PAI Suatu usaha atau upaya mendidikkan agama Islam atau ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka. Belajar bukanlah suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia ini sangat dinamis dalam arti perjalanan kehidupan seorang manusia dipengaruhi oleh apa yang terjadi di sekelilingnya dan manusia belajar apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses multi dimensial yang meliputi bimbingan atau pembinaan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan yang begitu pesat akibat dari pengaruh globalisasi yang melanda diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang digunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi bukan karena sendirinya, tetapi ciptaan Allah SWT. Allah menciptakan manusia untuk mengabdi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebab pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. sebab pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia memiliki arti penting dari sejak zaman daulu hinga kini, keberadaannya telah mempengaruhi perkembangan kelangsungan hidup manusia,

Lebih terperinci

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti TPA di Madrasah Ibtidaiyah Al-Mashri Pangkalan Balai

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti TPA di Madrasah Ibtidaiyah Al-Mashri Pangkalan Balai Available online at http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intelektualita Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti TPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kita tengah berada di pusaran hegemoni media, revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), yang tidak hanya mampu menghadirkan sejumlah kemudahan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bintang, hlm Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, cet-17; Jakarta, PT Bulan

BAB I PENDAHULUAN. Bintang, hlm Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, cet-17; Jakarta, PT Bulan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan berbagai fenomena pendidikan dewasa ini, sebagai akibat globalisasi yang kian merambah berbagai dimensi kehidupan, kehadiran Pendidikan Agama khususnya

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: ABDUL AZIZ Nim :

SKRIPSI. Oleh: ABDUL AZIZ Nim : STUDI KORELASI ANTARA PELAKSANAAN IBADAH SHALAT DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VI MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL HUDA SIDOKUMPUL GUNTUR DEMAK TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan agama yang universal yang memuat banyak nilai-nilai kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk dan ketentuan-ketentuan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang sangat penting. Semua orang dari kalangan mana pun akan membenarkan pernyataan ini. Berbekal pendidikan yang memadai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu interaksi manusia dewasa dengan anak didik dalam rangka menyampaikan ilmu pengetahuan serta keterampilan agar dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha dan kerja keras melalui jalur pendidikan, sekolah, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha dan kerja keras melalui jalur pendidikan, sekolah, keluarga dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Suatu bangsa yang sedang membangun seyogyanya menjadi sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, karena pendidikan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

Diajukan oleh LESTARI NIM :

Diajukan oleh LESTARI NIM : METODE ORANG TUA DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANAK DI GAMPONG JAMBO LABU KECAMATAN BIREM BAYEUN KABUPATEN ACEH TIMUR SKRIPSI Diajukan oleh LESTARI NIM : 111005490 Program Studi Pendidikan Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri

Lebih terperinci

ا وا األهن األخالق هابقيت إى ذ بت أخالق ن ذ ب ا BAB I PENDAHULUAN

ا وا األهن األخالق هابقيت إى ذ بت أخالق ن ذ ب ا BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling sempurna dari pada mahkluk-makhluk lainnya dimuka bumi ini. Manusia memiliki akal dan berpikir untuk merenovasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama sebagai dasar pijakan umat manusia memiliki peran yang sangat besar dalam proses kehidupan manusia. Agama telah mengatur pola hidup manusia baik dalam hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sebuah bangsa yang maju memang sangat diharapkan oleh setiap Negara di belahan dunia, kemajuan sebuah bangsa tergantung pada warga Negara itu sendiri. Sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang berilmu. Hal ini dapat diartikan bahwa selama kita hidup ilmu itu harus dicari, ilmu tidak datang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia dalam kehidupannya, yaitu manusia yang beriman

Lebih terperinci