ANALISIS PERBANDINGAN UNTUK KERJA TCP TAHOE DAN TCP NEWRENO PADA JARINGAN WIRED DAN WIRELESS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERBANDINGAN UNTUK KERJA TCP TAHOE DAN TCP NEWRENO PADA JARINGAN WIRED DAN WIRELESS"

Transkripsi

1 ANALISIS PERBANDINGAN UNTUK KERJA TCP TAHOE DAN TCP NEWRENO PADA JARINGAN WIRED DAN WIRELESS HALAMAN JUDUL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika DISUSUN OLEH : Kukuh Ridam Ariyanto Manibuy PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 i

2 PERFORMANCE COMPARISON OF TCP TAHOE AND TCP NEWRENO IN WIRED AND WIRELESS NETWORK TITLE PAGE A THESIS Presented as Partial Fulfillment of Requirements to Obtain Sarjana Komputer Degree in Informatics Engineering Department By: Kukuh Ridam Ariyanto Manibuy INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM INFORMATICS ENGINEERING DEPARTMENT FACULTY SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2017 ii

3 SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA TCP TAHOE DAN TCP NEWRENO PADA JARINGAN WIRED DAN WIRELESS Oleh : Kukuh Ridam Ariyanto Manibuy Telah disetujui oleh : Dosen Pembimbing, Bambang Soelistijanto, S.T., M.Sc., Ph.D. Tanggal iii

4 SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA TCP TAHOE DAN TCP NEWRENO PADA JARINGAN WIRED DAN WIRELESS Dipersiapkan dan ditulis oleh: Kukuh Ridam Ariyanto Manibuy NIM : Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal dan dinyatakan memenuhi syarat. Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua : Henricus Agung Hernawan, S.T., M.Kom.... Sekretaris : Puspaningtyas Sanjoyo Adi, S.T., M.T.... Anggota : Bambang Soelistijanto, S.T., M.Sc., Ph.D.... Yogyakarta, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Dekan Sudi Mungkasi. S.Si., M.Math.Sc., Ph.D. iv

5 MOTTO Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah Penakut dan Bimbang. Teman yang paling setia hanyalah Keberanian dan Keyakinan yang teguh. (Andrew Jackson) Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinsipirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi (Ernest Newman) Sesuatu yang belum dikerjakan seringkali tampak mustahil, kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik (Evelyn Underhill) Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita juga berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah (Kahlil Gibran) v

6 PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, terkecuali yang sudah tertulis di dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah. Yogyakarta, Penulis Kukuh Ridam Ariyanto Manibuy. vi

7 LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Kukuh Ridam Ariyanto Manibuy NIM : Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul : ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA TCP TAHOE DAN TCP NEWRENO PADA JARINGAN WIRED DAN WIRELESS Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun member royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, Penulis Kukuh Ridam Ariyanto Manibuy vii

8 ABSTRAK Transmission Control Protocol (TCP) adalah koneksi berorientasi end-to-end protokol yang mempunyai mekanisme untuk memastikan keandalan dengan meminta penerima mengakui segmen yang diterima. Jaringan yang ada tidak sempurna dan sebagian kecil dari paket hilang dalam perjalanan, baik karena kesalahan jaringan atau karena kongesti (kemacetan) dalam jaringan dan router yang menjatuhkan paket yang dikarenakan buffer overflows. TCP mempunyai peran penting untuk bereaksi terhadap packet loss dan mengambil tindakan untuk mengurangi kongesti. TCP menjamin kehandalan dengan memulai timer setiap kali mengirimkan segmen. Jika tidak menerima acknowledgment dari penerima dalam interval 'time-out' maka TCP melakukan retransmits segmen. Pada tugas akhir ini penulis akan menguji tentang perbandingan unjuk kerja dari Transmission Control Protocol (TCP) antara lain TCP Tahoe dan TCP NewReno menggunakan OMNet++ simulator. Parameter unjuk kerja jaringan yang digunakan adalah average throughput, end to end delay, dan packet drop. Parameter dan skenario yang digunakan untuk jaringan kabel adalah penggunaan kapasitas buffer yang berbeda pada router berdasarkan topologi dan jenis trafik yang tetap pada jaringan kabel. Sedangkan pada jaringan nirkabel adalah dengan penambahan besar link error probability. Hasil pengujian pada kedua jaringan menunjukan bahwa TCP NewReno lebih unggul dibandingkan dengan TCP Tahoe karena jika terjadi packet error maka kinerja TCP Tahoe akan jelek dibandingkan dengan TCP NewReno yang mempunyai algoritma Fast Recovery yang dapat menangani packet error. Kata Kunci : TCP Tahoe, TCP NewReno, simulator, throughput, delay, packet drop, congestion window viii

9 ABSTRACT Transmission Control Protocol (TCP) is connection-oriented end-to-end protocol has a mechanism to ensure reliability by asking the recipient acknowledges segments received. The existing network is not perfect and a small portion of the package is lost in transit, either by mistake or due to network congestion (congestion) in the network and routers are dropping packets due to buffer overflows. TCP has an important role to react to packet loss and take measures to reduce congestion. TCP ensures reliability by starting a timer each time sending the segment. If you do not receive an acknowledgment from the receiver in interval 'time-out' then do the TCP retransmits the segment. In this thesis the author will test about the comparison of the performance of the Transmission Control Protocol (TCP), among others TCP Tahoe and TCP NewReno use OMNet ++ simulator. Parameters used the network performance is average throughput, end-to-end delay, and packet drop. The parameters and scenarios used for wiring is different buffer capacity utilization on routers based on the topology and types of traffic that remains on the cable network. While on the wireless network is with great additions link error probability. The test results showed that the tissue on both TCP NewReno superior to TCP Tahoe because in case of packet error then the performance will be worse than TCP Tahoe TCP NewReno that have Fast Recovery algorithm that can handle packet error. Keywords : TCP Tahoe, TCP NewReno, simulator, throughput, delay, packet drop, congestion window ix

10 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul Analisis Perbandingan Unjuk Kerja TCP Tahoe dan TCP NewReno Pada Jaringan Wired dan Wireless. Penulis menyadari bahwa selama proses penelitian dan penyusunan laporan tugas akhir ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik berupa dukungan, motivasi, perhatian, semangat, kritik dan saran yang sangat penulis butuhkan, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya, antara lain kepada : 1. Bapak Bambang Soelistijanto, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku dosen pembimbing tugas akhir, yang tetap sabar membimbing penulis, meluangkan waktunya, memberi dukungan, motivasi, serta saran yang dibutuhkan penulis. 2. Paulina Heruningsih Prima Rosa S.Si.,M.Sc.,selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi,atas bimbingan,kritik dan saran yang telah diberikan kepada penulis. 3. Romo Dr.Cyprianus Kuntoro Adi, S.J. M.A., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Akademik, atas bimbingan dan nasehat yang diberikan kepada penulis 4. Sudi Mungkasi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, atas bimbingan, kritik dan saran yang telah diberikan kepada penulis. 5. Dr.Anastasia Rita Widiarti,M.Kom. selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika,atas bimbingan,kritik dan saran yang telah diberikan kepada penulis. 6. Bapak saya Adri Karmanto dan ibu saya Ida Manibuy serta adik-adik saya atas doa dan dukungan baik moril maupun finansial serta kasih sayang yang begitu besar untukku. 7. Teman teman Teknik Informatika angkatan 2012 yang selalu memberikan semangat, dukungan dan bantuan hingga penulis menyelesaikan tugas akhir ini. 8. Teman seperjuangan TCP (Theo, Yoppi, Eca), dan teman-teman Lab tugas akhir Jarkom yang memberikan dukungan dan semangat agar cepat menyelesaikan skripsi ini. x

11 9. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung baik secara langsung dan tidak langsung, penulis mengucapkan banyak terimakasih. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan tugas akhir ini. Saran dan kritik sangat diharapkan untuk perbaikan yang akan dating. Akhir kata, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Penulis, Kukuh Ridam Ariyanto Manibuy xi

12 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i TITLE PAGE... ii SKRIPSI... iv MOTTO... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix KATA PENGANTAR...x DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xv DAFTAR GAMBAR... xvi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Batasan Masalah Metodologi Penelitian Studi Literatur Rancangan Pembangunan Simulasi dan Pengumpulan Data Analisis Data Simulasi Penarikan Kesimpulan Sistematika Penulisan... 4 BAB II LANDASAN TEORI Jaringan Kabel (Wired) Jaringan Nirkabel (Wireless)... 5 xii

13 2.2.1 Mode Infrastruktur dan AdHoc Network Congestion Control TCP TAHOE TCP NEWRENO Manajemen Antrian Network Simulator (OMNET++) BAB III RANCANGAN SIMULASI JARINGAN Diagram Alur Penelitian Penjelasan Diagram Alur Penelitian Skenario dan Topologi Jaringan Parameter Kinerja Average Throughput Packet Drop Delay (End to End delay) BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Jaringan Kabel Efek Buffer Size Efek Buffer Size pada Throughput Efek Buffer Size pada Packet Drop Efek Buffer Size pada End to End Delay Congestion Window (cwnd) - Kabel Jaringan Nirkabel Effect Error Probability Tabel 4.2 Tabel hasil efek error probability pada TCP Tahoe dan NewReno Efek Error Probability pada Throughput Efek Error Probability pada End to End Delay Efek Error Probability pada Packet Drop Congestion Window (cwnd) Nirkabel BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan xiii

14 5.2. Saran xiv

15 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Parameter Simulasi Jaringan Kabel Tabel 3.2 Parameter Simulasi Jaringan Nirkabel Tabel 4.1 Tabel hasil efek buffer size pada TCP Tahoe dan NewReno Tabel 4.2 Tabel hasil efek error probability pada TCP Tahoe dan NewReno xv

16 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.2 Jaringan Nirkabel Mode Infrastruktur... 7 Gambar 2.3 Jaringan Nirkabel Mode Ad Hoc... 7 Gambar 2.4 Slow Start... 9 Gambar 2.5 Congestion Avoidance Gambar 3.2 Diagram Alur Penelitian Gambar 3.3 Topologi Jaringan Kabel Gambar 3.4 Topologi Jaringan Nirkabel Gambar 4.1 Average throughput TCP pada penambahan buffer size Gambar 4.2 Packet drop TCP pada penambahan efek buffer size Gambar 4.3 End to end delay TCP pada penambahan buffer size Gambar 4.4 (a). congestion window dengan buffer size 10 packet pada Gambar 4.5 (a). congestion window dengan buffer size 10 packet pada TCP NewReno Gambar 4.6 (b). congestion window dengan buffer size 20 packet pada TCP Tahoe Gambar 4.7 (b). congestion window dengan buffer size 20 packet pada TCP NewReno Gambar 4.8 (c). congestion window dengan buffer size 30 packet pada TCP Tahoe Gambar 4.9 (c). congestion window dengan buffer size 30 packet pada TCP NewReno Gambar 4.10 (d). congestion window dengan buffer size 40 packet pada TCP Tahoe Gambar 4.11 (d). congestion window dengan buffer size 40 packet pada TCP NewReno.. 30 Gambar 4.12 (e). congestion window dengan buffer size 50 packet pada TCP Tahoe Gambar 4.13 (e). congestion window dengan buffer size 50 packet pada TCP NewReno Gambar 4.14 Average throughput TCP pada penambahan error probability Gambar 4.15 End to End Delay TCP pada penambahan error probability Gambar 4.16 Packet Drop TCP pada penambahan error probability Gambar 4.17 (a). congestion window dengan error probaility 0.001% pada TCP Tahoe Gambar 4.18 (a). congestion window dengan error probaility 0.001% pada TCP NewReno 36 Gambar 4.19 (b). congestion window dengan error probaility 0.002% pada TCP Tahoe Gambar 4.20 (b). congestion window dengan error probaility 0.002% pada TCP NewReno 37 Gambar 4.21 (c). congestion window dengan error probaility 0.003% pada TCP Tahoe Gambar 4.22 (c). congestion window dengan error probaility 0.003% pada TCP NewReno 38 Gambar 4.23 (d). congestion window dengan error probaility 0.004% pada TCP Tahoe Gambar 4.24 (d). congestion window dengan error probaility 0.004% pada TCP NewReno 39 Gambar 4.25 (e). congestion window dengan error probaility 0.005% pada TCP Tahoe Gambar 4.26 (e). congestion window dengan error probaility 0.005% pada TCP NewReno 40 xvi

17 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sangat pesat pada bidang teknologi akan sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat dalam menggunakan teknologi dalam media komunikasi seperti browsing, download file, mengirim serta uploud file dan juga streaming, semua itu awalnya menggunakan teknologi jaringan kabel (wired) tetapi sekarang kita sudah bisa memakai teknologi jaringan nirkabel (wireless). Jaringan wired merupakan jaringan komputer yang menggunakan kabel sebagai media penghantar karena informasi atau data akan diangkut melalui media transmisi, sedangkan pada jaringan wireless menggunakan gelombang radio untuk transmisi data. Karena media komunikasi sekarang menggunakan teknologi transmisi pengiriman data, video, atau audio secara real time dari sender kepada receiver maka teknologi yang dimanfaatkan tersebut bisa banyak digunakan dalam berbagai kegiatan sehingga pengembangan teknologi saat ini membutuhkan suatu unjuk kerja protokol seperti TCP (Transmission Control Protocol). TCP (Transmission Control Protocol) adalah suatu protokol yang berada di lapisan transport dan merupakan connection-oriented serta memiliki koneksi yang reliable atau handal. TCP dipakai untuk aplikasi-aplikasi yang membutuhkan keandalan data. Perkembangan protokol TCP dimulai dari TCP Tahoe kemudian TCP Reno, TCP NewReno, TCP Selective Acknowledgement (SACK) dan seterusnya. TCP Tahoe merupakan TCP yang paling sederhana dibandingan TCP NewReno yang menggunakan tiga algoritma congestion control yaitu slow start, congestion avoidance dan fast restransmit. Sedangkan pada TCP NewReno tetap menggunakan fase fast recovery hanya saja sudah dimodifikasi karena TCP NewReno merupakan pengembangan dari TCP Reno.

18 2 Didalam trafik jaringan banyak terjadi masalah yang serius apalagi pada jaringan wireless yaitu berupa congestion atau gangguan yang menyebabkan terjadinya kenaikan jumlah paket yang hilang. Selain itu congestion juga menyebabkan lambatnya koneksi karena padatnya traffic di jaringan sehingga apabila ditangani dengan baik maka akan terjadi kelumpuhan pada jaringan tersebut. Karena masalah congestion ini sangat penting terutama pada protokol TCP (Transport Control Protocol) maka dalam tugas akhir ini dilakukan penelitian berkaitan dengan algoritma congestion control dengan membandingkan 2 buah algoritma TCP yaitu TCP Tahoe dan TCP NewReno di jaringan wired dan wireless. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, rumusan masalah yang didapatkan adalah Bagaimana Perbandingan Unjuk Kerja TCP Tahoe dan TCP NewReno pada trafik jaringan kabel dan nirkabel. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk memperoleh hasil dari perbandingan unjuk kerja antara TCP Tahoe dan TCP NewReno pada jaringan kabel dan nirkabel. 1.4 Batasan Masalah Dalam pelaksanaan tugas akhir ini, masalah dibatasi sebagai berikut: 1. Penulis melakukan penelitian pada TCP Tahoe dan TCP NewReno. 2. Metrik unjuk kerja yang digunakan adalah average throughput, delay, dan packet loss. 3. Pengujian dilakukan menggunakan simulator Omnet Menggunakan trafik pengganggu berupa UDP pada jaringan kabel. 5. Menggunakan link error probability berupa BER (Bit Error Rate) pada jaringan nirkabel.

19 3 6. Manajemen antrian yang digunakan adalah Drop tail. 7. Penelitian dilakukan pada jaringan kabel dan nirkabel. 1.5 Metodologi Penelitian Metodologi dan langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Studi Literatur Mengumpulkan informasi dari berbagai buku-buku atau jurnaljurnal yang membahas tentang hal yang diperlukan dalam penelitian seperti : a. Teori TCP Tahoe dan TCP NewReno b. Teori average throughput, delay, dan packet loss. c. Teori Omnet++ d. Tahap-tahap dalam membangun simulasi. 2. Rancangan Dalam tahap ini penulis merancang skenario sebagai berikut: a. Menggunakan kapasitas buffer yang berbeda pada jaringan kabel dengan kapasitas datarate dan delay pada link tetap sama. b. Menggunakan penambahan besar link error probability pada jaringan nirkabel. 3. Pembangunan Simulasi dan Pengumpulan Data Pada tahap ini simulasi dan pengumpulan di jaringan kabel dan jaringan nirkabel untuk pengamatan TCP akan menggunakan OMNet++ simulator. 4. Analisis Data Simulasi Pada tahap ini penulis akan menganalisa hasil dari data simulasi dan melakukan pemerikasaan dari beberapa kali pengukuran untuk menghitung parameter yang akan diukur dalam penelitian ini.

20 4 5. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan dan saran didasarkan pada performance metric yang didapat dari proses simulasi dan analisis yang telah dilakukan. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tugas akhir ini dibagi menjadi beberapa bab dengan susunan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada Bab ini berisi latar belakang yang mendasari penulisan Tugas Akhir, rumusan masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan penulisan, metodologi penelitian dan sistematika penelitian BAB II LANDASAN TEORI Pada Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang menjadi landasan pada judul/topik Tugas Akhir BAB III PERANCANGAN TUGAS AKHIR Bab ini berisi tentang rancangan simulasi jaringan yang akan dijalankan serta parameter-parameter yang akan digunakan dalam penelitian. BAB IV ANALISA HASIL PENGAMBILAN DATA Bab ini berisi pelaksanaan simulasi dan analisis data hasil simulasi jaringan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang beberapa kesimpulan yang didapat berdasarkan hasil analisis dan juga saran untuk penelitian yang dapat dilakukan selanjutnya

21 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Kabel (Wired) Jaringan kabel merupakan tipe jaringan yang dikembangkan pertama kali untuk membantu aktivitas transmisi data. Jaringan kabel melibatkan penggunaan beberapa router ataupun switch, kabel ethernet dan juga konektor untuk menghubungkan antar komputer. Jaringan kabel sendiri memiliki beberapa karakteristik seperti di bawah ini : a. Bandwidth pada jaringan kabel tidak terbatas sehingga transfer data melalui kabel memiliki kecepatan yang tinggi. b. Sangat minim akan gangguan karena transmisi menggunakan kabel tidak terpengaruh oleh interferensi Dalam penggunaannya, kabel jaringan memiliki beberapa tipe yang disesuaikan dengan kebutuhan jaringan tertentu. Setiap tipe kabel ini memiliki karakteristik tersendiri seperti besar bandwidth dan kecepatan yang kemudian akan mempengaruhi proses transmisi yang dilakukan. 2.2 Jaringan Nirkabel (Wireless) Jaringan wireless adalah jaringan dengan menggunakan teknologi nirkabel, dalam hal ini adalah hubungan telekomunikasi suara maupun data dengan menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai pengganti kabel. Teknologi nirkabel ini lebih sering disingkat dengan istilah jaringan wireless. Teknologi wireless juga dapat digunakan untuk komunikasi, dikenal dengan istilah wireless communication atau transfer informasi secara jarak jauh tanpa keribetan penggunaan kabel, misalnya telepon seluler, jaringan komputer wireless dan satelit. Adapun pengertian lainnya adalah sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local Area Networks WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE Terdapat tiga varian terhadap standard tersebut yaitu b atau dikenal dengan WI-FI (Wireless Fidelity),802.11a dan

22 ketiga standard tersebut biasa di singkat a/b/g. Versi Wireless LAN b memilik kemampuan transfer data kecepatan tinggi hingga 11Mbps pada band frekuensi 2,4 Ghz. Versi berikutnya a, untuk transfer data kecepatan tinggi hingga 54 Mbps pada frekuensi 5 Ghz. Sedangkan g berkecepatan 54 Mbps dengan frekuensi 2,4 Ghz. Proses komunikasi tanpa kabel ini dimulai dengan bermunculannya peralatan berbasis gelombang radio, seperti walkie talkie, remote control, cordless phone, telepon seluler, dan peralatan radio lainnnya. Lalu adanya kebutuhan untuk menjadikan kompuer sebagai barang yang mudah dibawa (mobile) dan mudah digabungkan dengan jaringan yang sudah ada. Hal-hal seperti ini yang akhirnya mendorong pengembangan teknologi wireless untuk jaringan komputer. Mode jaringan Wireless Local Area Network terdiri dari dua jenis yaitu mode Ad-Hoc dan mode infrastruktur. Sebenarnya jaringan Wireless LAN hampir sama dengan jaringan kabel LAN, akan tetapi setiap node pada WLAN menggunakan kanal frekuensi yang sama dan SSID yang menunjukkan identitas dari piranti wireless, itu yang membedakan jaringan kabel LAN dengan wireless LAN Mode Infrastruktur dan AdHoc Network Jaringan wireless biasanya terdiri dari dua model yaitu fixed dan mobile. Jaringan fixed wireless tidak mendukung mobilitas dan kebanyakan adalah point to point, seperti microwave network dan geostationary satellite network. Lain halnya dengan jaringan mobile wireless yang sangat dibutuhkan oleh pengguna yang bergerak. Jaringan mobile dibagi dalam dua kategori utama yaitu jaringan yang memiliki infrastruktur dan jaringan yang tidak memiliki infrastruktur atau yang biasa disebut dengan Ad Hoc. Pada mode infrastruktur, tiap node mengirim dan menerima data melalui sebuah konsentrator, dalam WLAN, konsentrator biasa berupa access point, sedangkan pada komunikasi telepon selular

23 7 biasaya digunakan BTS, dimana dalam hal ini BTS adalah media perantara antara telepon genggam satu dengan lainnya. Pada gambar 2.2 berikut ini diperlihatkan topologi sederhana dari jaringan wireless dengan mode infrastrktur pada WLAN. Gambar 2.1 Jaringan Nirkabel Mode Infrastruktur Sedangkan pada pada model Ad Hoc yang biasa dikenal sebagai jaringan peer- to-peer, setiap node dilengkapi dengan wireless adapter yang mengirim dan menerima data, ke dan dari node lain secara langsung seperti pada gambar dibawah ini merupakan sebuah contoh sederhana topologi jaringan Ad Hoc yang terdiri dari 3 node. Gambar 2.2 Jaringan Nirkabel Mode Ad Hoc

24 8 2.3 Congestion Control Congestion terjadi karena adanya penggunaan kapasitas jaringan yang melebihi kapasitas yang tersedia, hal ini terjadi ketika buffer antrian pada router mengalami overload. Dengan penuhnya buffer antrian maka paket yang datang ketika terjadi congestion akan di drop dan menyebabkan turunnya nilai dari throughput dan juga delay yang tidak terprediksi. Mekanisme yang digunakan untuk mengatasi masalah congestion ini adalah sebagai berikut : 1. Congestion Avoidance Congestion Avoidance merupakan mekanisme yang digunakan untuk mencegah terjadinya congestion. Congestion Avoidance pada TCP menggunakan packet loss sebagai indikator adanya congestion, di sisi lain ada juga yang menggunakan perhitungan RTT sebagai indikator terjadinya congestion. 2. Congestion Control Congestion control merupakan mekanisme yang digunakan ketika congestion telah terjadi. Congestion control sendiri diimplemetasikan melalui dua sisi yaitu: a. Congestion control pada host ujung di jaringan yang berpusat pada protokol transport (TCP). b. Congestion control yang terjadi pada router di jaringan (mekanisme antrian). Meskipun sudah diimplementasikan dan berjalan, Congestion control masih memiliki tantangan tersendiri. Dengan adanya pengiriman paket dari berbagai sisi host dan dengan waktu yang tidak teratur maka perubahan (seperti pengaturan kecepatan pengiriman paket) yang dilakukan melalui congestion control dalam penyesuaian dengan kapasitas jaringan yang tersedia menjadi tidak akurat.

25 9 2.4 TCP TAHOE TCP Tahoe merupakan algortitma algoritma yang paling sederhana dari TCP varian lainnya. TCP Tahoe didasarkan pada tiga algoritma kongesti kontrol, yaitu slow start (SS), congestion avoidance (CA) dan fast retransmit. Tahoe tidak menggunakan algoritma fast recovery. Pada fase congestion avoidance, Tahoe memperlakukan duplikat tiga ACK sama dengan time-out. Ketika duplikat tiga ACK diterima, Tahoe akan menggunakan fast retransmit, menurunkan nilai Congestion Window menjadi satu, dan mulai masuk ke fase slow start Slow-Start Slow-start merupakan fase di mana TCP mencari tahu tentang kapasitas jaringan yang ada. Pertama TCP akan mengirimkan 1 paket dan menunggu ACK yang datang, jumlah paket akan terus ditingkatkan dari 1 paket, lalu 2 paket, lalu 4 paket dan seterusnya naik secara eksponensial. Kenaikan secara eksponensial ini akan berhenti ketika terdeteksi adanya packet loss dengan tidak diterimanya ACK, pada titik ini berarti kenaikan CWND sudah mencapai titik ssthreshold. Setelah mencapai titik ssthreshold inilah kenaikan akan berubah menjadi kenaikan secara linier.. Gambar 2.3 Slow Start

26 Congestion Avoidance Merupakan fase di mana TCP berusaha menghindari congestion. Dalam fase ini, CWND akan naik secara linear (bertambah 1) dan ketika terjadi 3 duplikasi ACK maka nilai sstreshold akan diturunkan setengah nilai CWND dan nilai CWND sendiri diturunkan sebesar nilai sstreshold. Gambar 2.4 Congestion Avoidance Fast Retransmit Pada fase ini terjadi retransmisi pada paket yang hilang. Ketika menerima 3 duplikasi ACK maka akan dilakukan retransmisi pada paket yang hilang dengan menurunkan nilai congestion window menjadi 1 dan mulai masuk ke fase slow start. 2.5 TCP NEWRENO TCP NewReno merupakan pengembangan dari TCP Reno. Sama seperti TCP Reno, TCP NewReno juga mempertahankan prinsip dasar dari TCP Reno seperti, sloswstart, congestion avoidance, fast retransmit dan fast recovery. TCP NewReno membuang fase slow start pada saat mendeteksi kongesti melalui diterimanya 3 duplikasi ACK. Untuk selanjutnya proses ini disebut dengan nama fast recovery. Pada saat pengirim menerima 3 duplikasi ACK maka nilai

27 11 threshold akan diturunkan menjadi setengah dari nilai congestion window saat sebelum terjadi kongesti, dan nilai congestion window ditetapkan sama dengan nilai threshold dan selanjutnya kecepatan pengiriman data akan meningkat secara linier Slow-Start Slow start merupakan fase pertama dari TCP NewReno yang bertujuan untuk mengirim paket dijaringan dengan cepat. Dalam fase slow start, TCP NewReno akan memulai dengan mengirimkan 1 paket dan menunggu ACK yang datang, jumlah paket akan terus ditingkatkan dari 1 paket, lalu 2 paket, 4 paket dan seterusnya naik secara eksponensial. Kenaikan secara eksponensial ini akan berhenti ketika terdeteksi adanya packet drop dengan tidak diterimanya ACK, pada titik ini kenaikan congestion window sudah mencapai titik ssthreshold. Setelah mencapai titik ssthreshold kenaikan akan berubah menjadi kenaikan secara linear Congestion Avoidance Congestion avoidance adalah fase kedua setalah Slow-Start. Congestion avoidance merupakan fase di mana TCP berusaha menghindari congestion. Dalam fase ini, congestion window akan naik secara linear (bertambah 1). Ketika TCP menerima 3 duplikasi ACK, maka hal ini akan menurunkan nilai congestion window setengah dari nilai ssthreshold Fast Retransmit Fast Retransmit adalah fase ketiga setelah Congestion Avoidance. Fast Retransmit merupakan peningkatan terhadap TCP dalam rangka mengurangi waktu tunggu oleh pengirim sebelum meretransmit packet yang loss. TCP pengirim akan menggunakan pencatat

28 12 waktu untuk mengetahui segmen yang hilang. Jika acknowledgement tidak diterima untuk packet tertentu dalam jangka waktu tertentu, maka pengirim akan menggangap paket tersebut hilang dalam jaringan dan akan dilakukan retransmit untuk segmen yang hilang. Duplikat acknowledgement merupakan dasar mekanisme fast retransmit, yang akan bekerja sebagai berikut : setelah menerima paket (misal paket dengan sequence number 1), maka penerima akan mengirimkan acknowledgment dengan menambahkan 1 pada paket yang diterima (yaitu sequence number2), yang berarti bahwa penerima sudah menerima paket dengan sequence number 1 dan mengharapakan paket dengan sequence number 2. Kemudian diasumsikan bahwa paket berikutnya hilang. Sementara itu, penerima tetap menerima paket dengan sequence number 3 dan 4. Setalah menerima paket dengan sequence number 3, penerima tetap mengirimkan acknowledgement, tetapi hanya mengirimkan paket dengan sequence number 2. Ketika penerima menerima paket dengan sequence number 5, penerima tetap mengirimkan acknowledgement dengan sequence number 2. Karena pengirim menerima acknowledgement dengan sequence number 2 lebih dari satu (3 duplikat acknowledgement dengan sequence number 2), maka paket dengan sequence number 2 telah hilang, sehingga pengirim akan melakukan retransmit paket tersebut Fast Recovery Tujuan dari fase fast recovery adalah menjaga throughput agar tetap tinggi saat terjadi congestion. Di fase ini, ketika menerima 3 duplikat ACK akan melakukan fast retransmission yang dilanjutkan dengan fase fast recovery, TCP tidak masuk ke fase slowstart, melainkan masuk pada fase congestion avoidance. Pada fase ini, TCP NewReno melakukan sedikit pengembangan dari TCP Reno, dimana

29 13 TCP NewReno mampu menangani multiple packet error. Jika didalam window terdapat hanya single error, kedua TCP akan melakukan fase fast retransmit dilanjutkan ke fase fast recovery. 2.6 Manajemen Antrian Meskipun jaringan kabel hampir tidak memiliki gangguan, tetapi yang menjadi masalah tersendiri adalah kemampuan router sebagai penghubung antar network jaringan. Salah satu yang dihadapi oleh router dengan adanya paket besar yang datang melalui kabel menyebabkan antrian yang besar dan kapasitas buffer router akan mengalami kendala. Ketika terjadi packet flooding yang besar maka buffer pada router akan penuh sehingga menimbulkan adanya packet loss. Packet loss yang terjadi ini juga dipengaruhi oleh algoritma manajemen antrian yang berupa Drop Tail atau RED (Random Early Detect). Manajemen antrian droptail dapat disebut sebagai algoritma manajemen antrian yang paling sederhana dan merupakan manajemen antrian yang bersifat pasif. Antrian droptail memiliki cara kerja yaitu paket yang datang terlebih dahulu akan keluar terlebih dahulu maksudnya adalah paket yang dating terlebih dahulu akan masuk ke ruang antrian akan diproses dan ditransmisikan, tetapi ketika ruang antrian penuh maka paket yang dating akan dibuang. Adanya paket yang dibuang ini menyebabkan koneksi TCP yang terhubung dengan link ini akan dipaksa untuk melakukan slow-start ataupun fast recovery. Sedangkan random early detection merupakan sebuah manajemen antrian yang bekerja dengan tidak menunggu paket yang akan dibuang saat ruang antrian penuh. Manajemen antrian random early detection mempunyai 2 penghitungan yang dipakai yaitu yang pertama untuk menghitung rata-rata antrian dalam buffer dan yang kedua untuk menentukan seberapa besar probabilitas sebuah paket yang telah ditandai untuk dibuang. Dalam melakukan penghitungan berapa moving average pada ruang antrian, random early detection mempunyai 2 parameter yaitu minthreshold dan maxthreshold.

30 14 Dengan hasil dari penghitungan moving average tersebut, kita bias menggunakannya untuk menghitung probabilitas paket yang akan dibuang. Jadi sebenarnya cara kerja manajemen antrian random early detection adalah ketika moving average dibawah minthreshold maka semua paket yang masuk tidak ditandai. Apabila moving average diantara minthreshold dan maxthreshold maka semua paket yang masuk akan ditandai. Kemudian dari paket-paket yang telah ditandai tersebut akan dibuang secara acak dan apabila moving average diatas batas maxthreshold maka semua paket yang dating dibuang. 2.7 Network Simulator (OMNET++) Omnet++ atau omnetpp adalah network simulation software discreteevent yang bersifat open source (sumber code terbuka).discreate-event berarti simulasinya bertindak atas kejadian langsung didalam event. Secara analitis, jaringan komputer adalah sebuah rangkaian discrete-event. Komputer akan membuat sesi memulai, sesi mengirim dan sesi menutup. OMNet++ bersifat object-oriented berarti setiap peristiwa yang terjadi di dalam simulator ini berhubungan dengan objek-objek tertentu.omnet++ juga menyediakan infrastruktur dan tools untuk memrogram simulasi sendiri. Pemrograman OMNet++ bersifat object-oriented dan bersifat hirarki. Objek-objek yang besar dibuat dengan cara menyusun objek-objek yang lebih kecil. Objek yang paling kecil disebut simple module, akan memutuskan algoritma yang akan digunakan dalam simulasi tersebut.omnet++ menyediakan arsitektur komponen untuk pemodelan simulasi. Komponen (modul) menggunakan bahasa programing C++ yang berekstensi.h dan.cc. Omnet++ memiliki dukungan GUI (Graphical User Interface) yang luas, karena arsitektur yang modular, simulasi kernel yang dapat di compile dengan mudah disistem. Omnet juga mendukung beberapa framework misalnya Inet dan Inetmanet, framework tersebut yang akan membantu user untuk mampu mengembangkan sebuah simulasi jaringan.

31 BAB III RANCANGAN SIMULASI JARINGAN 3.1. Diagram Alur Penelitian Mulai Menentukan Topologi Menentukan Parameter Simulasi Menentukan Skenario Simulasi Pembuatan Skrip dan Menjalankan Simulasi Tidak Berfungsi Ya Data Hasil Simulasi Pengolahan Data Analisis Selesai Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian

32 Penjelasan Diagram Alur Penelitian Menentukan Topologi Pertama kali yang harus dilakukan penulis pada penelitian ini adalah dengan menentukan topologi simulasi. Topologi yang dibuat haruslah sesuai dengan kebutuhan pengujian. Topologi yang akan dibuat ada 2 yaitu pada jaringan kabel dan nirkabel. Disini penulis menggunakan topologi dumb-bell. Menentukan Parameter Simulasi Selanjutnya penulis akan menentukan parameter yang dipakai untuk simulasi. Parameter yang dipakai haruslah sesuai dan mendukung dengan penelitian dari topik yang diangkat. Disini penulis memakai parameter throughput, end to end delay dan packet drop. Menentukan Skenario Simulasi Dalam menentukan skenario disini penulis membandingkan antara skenario pada jaringan kabel dan jaringan nirkabel dengan begitu akan mendapatkan hasil yang lebih baik. Penulis menentukan skenario pada jaringan kabel dengan penambahan ukuran ruang antrian (buffer size) sedangkan pada jaringan nirkabel dengan penambahan besar link error probability. Pembuatan Script dan Menjalankan Simulasi Setelah menentukan skenario simulasi maka tahap selanjutnya adalah membuat script yang dibutuhkan untuk skenario pada jaringan kabel dan nirkabel yang sudah dibuat sebelumnya kemudian jalankan simulasi tersebut. Disini penulis menggunakan simulator OMNet++ untuk menjalankan simulasinya dengan membuat topologi dan script masing-masing pada jaringan kabel dan nirkabel. Pengolahan Data Jika pembuatan topologi dan script sudah jadi maka simulator siap di jalankan. Ketika sudah selesai menjalankan simulator maka akan diperoleh data-data mentah yang akan disaring sesuai dengan parameter yang sudah ditentukan dan diambil nilainya seperti average throughput, end to end delay, dan packet drop.

33 19 Analisis Data Hal terakhir yang akan dilakukan penulis adalah melakukan analisis data dari hasil menjalankan simulasi. Data sudah diambil dari simulasi kemudian bisa dianalisis dengan membuatnya menjadi gambar grafik ataupun tabel Skenario dan Topologi Jaringan Simulasi ini terdiri dari satu skenario masing-masing pada jaringan yang berbeda yaitu pada jaringan kabel menggunakan buffer size dan pada jaringan nirkabel menggunakan link error probability Skenario Jaringan Kabel : Efek buffer size Pada skenario di jaringan kabel kita akan melihat kinerja TCP Tahoe dan NewReno dalam mengirim paket dari host source sampai ke destination dengan memainkan buffer size dan juga diganggu aliran data UDP menggunakan topologi Dumbbell. Pada skenario ini dilakukan penambahan buffer size dari kecil hingga besar yaitu dari 10 paket sampai 50 paket dengan model antrian droptail di setiap router kemudian hasil data dari simulasi akan ditampilkan dalam suatu tabel dan grafik. a. Topologi Jaringan Kabel Gambar 3.2 Topologi Jaringan Kabel

34 20 b. Parameter Simulasi Jaringan Kabel Tabel 3.1 Parameter Simulasi Jaringan Kabel Parameter Simulasi Waktu simulasi 200s Jumlah host 4 Traffic source TCP vs UDP Koneksi TCP & UDP 1 TCP packet size 1024 byte UDP VoIP talk packet size 2048 byte Datarate Access Link 10Mbps / 2ms Datarate Bottleneck Link 10Mbps / 2ms Queue Type DropTail Buffer size 10, 20, 30, 40, 50 packet Skenario Jaringan Nirkabel : Efek link error probability Pada skenario di jaringan nirkabel kita akan melihat kinerja TCP Tahoe dan NewReno dalam mengirim paket pada jaringan yang memiliki link error. Dengan memainkan gangguan error probability berupa bit error rate dan juga diganggu aliran data UDP menggunakan jaringan infrastructure yang bisa dilihat pada gambar 3.4. Penambahan error probability menggunakan bit error rate dari sampai dengan model antrian droptail kemudian hasil data dari simulasi akan ditampilkan dalam suatu tabel dan grafik.

35 21 a. Topologi Jaringan Nirkabel Gambar 3.3 Topologi Jaringan Nirkabel b. Parameter Simulasi Jaringan Nirkabel Tabel 3.2 Parameter Simulasi Jaringan Nirkabel Parameter Simulasi Waktu simulasi 200s Jumlah host 4 Traffic source TCP vs UDP Koneksi TCP & UDP 1 TCP packet size 1024 byte UDP talk packet size 2048 byte Datarate Access Link 10Mbps / 2ms Bit Rate 1Mbps Queue Type DropTail Error Probability , , , ,

36 Parameter Kinerja Didalam penelitian tugas akhir ini penulis menggunakan 3 parameter pada kedua jaringan yaitu kabel dan nirkabel, antara lain : Average Throughput Throughput merupakan jumlah bit data per satuan waktu yang dikirim ke suatu destinasi melalui jaringan. Semakin besar nilai throughput maka akan semakin baik. Kualitas protokol transport dapat terlihat melalui besarnya throughput yang dihasilkan. Hal tersebut dapat menjadi tolak ukur performansi protokol transport yang diuji. Berikut adalah rumus untuk menghitung throughput : Throughput = ukuran data diterima waktu pengiriman data Packet Drop Packet drop merupakan suatu kegagalan pada satu atau lebih paket yang sudah ditransmisikan untuk mencapai destinasi sehingga paket tersebut dibuang (drop). Semakin tinggi packet drop menunjukkan suatu keadaan jaringan yang memiliki masalah. Packet drop sendiri terjadi karena buffer overflow (congestion) dan juga bit error (pada jaringan wireless) Delay (End to End delay) End to End delay merupakan waktu yang ditempuh oleh paket dari ketika paket itu dikirim hingga mencapai destinasi. Nilai delay dapat dipengaruhi oleh cara kerja dari protokol transport, sehingga nilai delay dapat dijadikan parameter pembeda antar protokol transport. Rumus end to end delay adalah sebagai berikut : End to End delay = receivedtime-sendt

37 23 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Untuk mengetahui hasil dari penelitian perbandingan unjuk kerja TCP Tahoe dan TCP NewReno pada jaringan kabel dan jaringan nirkabel maka dilakukanlah skenario simulasi jaringan yang telah direncanakan pada Bab Jaringan Kabel Efek Buffer Size Tabel 4.1 Tabel hasil efek buffer size pada TCP Tahoe dan NewReno Buffer Average Troughput Packet Drop End to End Delay Size Tahoe NewReno Tahoe NewReno Tahoe NewReno 10 paket paket paket paket paket

38 THROUGHPUT (BIT/S) Efek Buffer Size pada Throughput AVERAGE THROUGHPUT Tahoe NewReno BUFFER SIZE (PACKETS) Gambar 4.1 Average throughput TCP pada penambahan buffer size Pada gambar 4.1 Penambahan buffer size akan menaikkan throughput dari kedua protokol TCP Tahoe dan NewReno tetapi hanya sampai pada pemberian efek buffer size dengan nilai 50. Hal ini disebabkan karena semakin besar buffer size atau ukuran ruang antrian yang diberikan maka akan semakin banyak paket yang bisa dikirim dan diterima pada ruang antrian dengan begitu pada sisi throughput akan mengalami peningkatan. Dilihat dari gambar 4.1 bisa diketahui bahwa TCP NewReno menunjukan data yang lebih unggul dari TCP Tahoe, hal ini disebabkan oleh perbedaan penanganan packet error pada kedua protokol karena pada TCP NewReno bisa menangani lebih banyak packet error pada fase fast recovery bila dibandingkan dengan TCP Tahoe yang ketika menerima satu packet error maka akan langsung jatuh karena TCP Tahoe tidak memiliki fase fast recovery.

39 DROP (PACKETS) Efek Buffer Size pada Packet Drop PACKET DROP Tahoe NewReno BUFFER SIZE (PACKETS) Gambar 4.2 Packet drop TCP pada penambahan efek buffer size Pada gambar 4.2 Penambahan buffer size menyebabkan jumlah packet drop dalam jaringan semakin turun pada masing-masing protokol yaitu TCP Tahoe dan NewReno. Penurunan jumlah packet drop disebabkan oleh penambahan kapasitas ruang antrian yang semakin besar, karena buffer size yang besar akan memiliki ruang yang besar untuk menampung lebih banyak paket, karakteristik TCP NewReno yang mengirim paket dalam jumlah yang besar itu membutuhkan buffer size yang cukup besar untuk menampung paket yang dikirim, jadi semakin buffer size berukuran besar maka semakin banyak paket yang bisa ditampung sehingga packet drop semakin sedikit, begitupun sebaliknya jika buffer size berukuran kecil maka semakin banyak packet drop yang ada.

40 DELAY (S) Efek Buffer Size pada End to End Delay END TO END DELAY Tahoe NewReno BUFFER SIZE (PACKETS) Gambar 4.3 End to end delay TCP pada penambahan buffer size. Pada gambar 4.3 Penambahan buffer size menyebabkan meningkatnya end-to -end delay pada kedua protokol TCP Tahoe maupun NewReno. Meningkatnya delay dikarenakan paket yang diterima pada ruang antrian semakin banyak dengan menambahkan kapasitas buffer size yang semakin besar sehingga antrian pada router akan semakin panjang serta paket yang dilayani juga akan semakin lama terkirim. Karena inilah maka waktu antrian menjadi lebih panjang dan akhirnya end-to-end delay yang ada akan menjadi semakin besar atau meningkat.

41 Congestion Window (cwnd) - Kabel Gambar 4.4 (a). congestion window dengan buffer size 10 packet pada TCP Tahoe Gambar 4.5 (a). congestion window dengan buffer size 10 packet pada TCP NewReno

42 28 Gambar 4.6 (b). congestion window dengan buffer size 20 packet pada TCP Tahoe Gambar 4.7 (b). congestion window dengan buffer size 20 packet pada TCP NewReno

43 29 Gambar 4.8 (c). congestion window dengan buffer size 30 packet pada TCP Tahoe Gambar 4.9 (c). congestion window dengan buffer size 30 packet pada TCP NewReno

44 30 Gambar 4.10 (d). congestion window dengan buffer size 40 packet pada TCP Tahoe Gambar 4.11 (d). congestion window dengan buffer size 40 packet pada TCP NewReno

45 31 Gambar 4.12 (e). congestion window dengan buffer size 50 packet pada TCP Tahoe Gambar 4.13 (e). congestion window dengan buffer size 50 packet pada TCP NewReno

46 THROUGHPUT (BIT/S) Jaringan Nirkabel Effect Error Probability Tabel 4.2 Tabel hasil efek error probability pada TCP Tahoe dan NewReno Bit Error Rate Average Troughput Packet Drop End to End Delay Tahoe NewReno Tahoe NewReno Tahoe NewReno % % % % % Efek Error Probability pada Throughput AVERAGE THROUGHPUT Tahoe NewReno ERROR PROBABILITY (%) Gambar 4.14 Average throughput TCP pada penambahan error probability

47 DELAY (S) 33 Pada gambar 4.14 Penambahan link error probability akan menurunkan throughput dari kedua protokol karena semakin banyak paket yang hilang akan menyebabkan protokol TCP sering jatuh menyebabkan jumlah paket yang dikirimkan hanya berjumlah kecil sehingga nilai throughput menjadi semakin kecil. Meskipun sama-sama mengalami penurunan throughput, nilai throughput yang didapatkan oleh TCP NewReno lebih besar dibandingkan throughput TCP Tahoe. Hal tersebut karena cara kerja TCP Tahoe yang sangat terpengaruh oleh adanya packet drop menyebabkan TCP Tahoe sering jatuh yang kemudian mengakibatkan jumlah data yang dikirim hanya dalam jumlah yang kecil dan nilai throughput menjadi kecil, sedangkan TCP NewReno yang tidak terlalu terpengaruh oleh adanya packet drop akan mendapatkan hasil yang sebaliknya Efek Error Probability pada End to End Delay END TO END DELAY Tahoe NewReno ERROR PROBABILITY (%) Gambar 4.15 End to End Delay TCP pada penambahan error probability

48 DROP (PACKETS) 34 Pada gambar 4.15 Penambahan error probability menyebabkan paket yang di drop semakin turun pada kedua protokol TCP karena semakin besar error rate yang terjadi menyebabkan TCP menjadi semakin sering jatuh dan harus memulai dari awal (slow start) yang kemudian menyebabkan paket yang dikirim sangat kecil sehingga antrian yang terjadi pada buffer menjadi lebih kecil dan berdampak pada nilai delay yang semakin kecil. Dapat dilihat bahwa end-to-end delay pada TCP NewReno lebih besar daripada TCP Tahoe, hal tersebut dikarenakan dampak paket yang didrop terhadap TCP NewReno tidak sebesar TCP Tahoe. Pada TCP NewReno tidak mudah jatuh jika terjadi paket yang didrop sehingga TCP NewReno dapat mengirimkan paket yang lebih banyak, dengan banyaknya paket yang dikirim tersebut menyebabkan antrian yang lebih panjang sehingga nilai end-to-end delay menjadi lebih besar Efek Error Probability pada Packet Drop PACKET DROP Tahoe NewReno ERROR PROBABILITY (%) Gambar 4.16 Packet Drop TCP pada penambahan error probability

49 35 Pada gambar 4.16 Penambahan error probability menyebabkan drop semakin turun pada kedua protokol karena semakin besar error rate yang terjadi menyebabkan TCP menjadi semakin sering jatuh dan harus memulai dari awal (slow start) yang kemudian menyebabkan paket yang dikirim sangat kecil sehingga paket yang di drop akan semakin kecil. Dapat dilihat bahwa packet drop pada TCP NewReno lebih besar daripada TCP Tahoe, hal tersebut dikarenakan dampak paket yang didrop terhadap TCP NewReno tidak sebesar TCP Tahoe. Pada TCP NewReno tidak mudah jatuh jika terjadi paket yang didrop sehingga TCP NewReno dapat mengirimkan paket yang lebih banyak, dengan banyaknya paket yang dikirim tersebut maka paket hilang yang terjadi lebih besar Congestion Window (cwnd) Nirkabel Gambar 4.17 (a). congestion window dengan error probaility 0.001% pada TCP Tahoe

50 36 Gambar 4.18 (a). congestion window dengan error probaility 0.001% pada TCP NewReno Gambar 4.19 (b). congestion window dengan error probaility 0.002% pada TCP Tahoe

51 37 Gambar 4.20 (b). congestion window dengan error probaility 0.002% pada TCP NewReno Gambar 4.21 (c). congestion window dengan error probaility 0.003% pada TCP Tahoe

52 38 Gambar 4.22 (c). congestion window dengan error probaility 0.003% pada TCP NewReno Gambar 4.23 (d). congestion window dengan error probaility 0.004% pada TCP Tahoe

53 39 Gambar 4.24 (d). congestion window dengan error probaility 0.004% pada TCP NewReno Gambar 4.25 (e). congestion window dengan error probaility 0.005% pada TCP Tahoe

54 40 Gambar 4.26 (e). congestion window dengan error probaility 0.005% pada TCP NewReno

55 41 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil pengujian simulasi serta analisis yang telah dilakukan penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Di jaringan kabel dengan skenario buffer size yang sudah dilakukan dalam simulasi jaringan diketahui bahwa pada sisi throughput perbandingan TCP Tahoe dan NewReno sama-sama memiliki peningkatan sedangkan pada sisi packet drop memiliki keadaan yang baik dimana jumlah packet drop semakin sedikit dan juga pada sisi end-to-end delay menunjukan tingkat delay yang tinggi seiring dengan semakin besarnya buffer size yang diberikan. 2. Di jaringan nirkabel dengan scenario link error probability yang sudah dilakukan dalam simulasi jaringan diketahui bahwa pada sisi throughput perbandingan TCP Tahoe dan NewReno sama-sama mengalami penurunan, begitu juga pada sisi packet drop dan end-to-end delay yang juga semakin turun seiring dengan penambahan link error rate pada yang semakin besar. 3. Secara keseluruhan pada skenario efek buffer size dan link error probability di jaringan kabel dan nirkabel, TCP NewReno lebih unggul pada sisi throughput, packet drop dan juga end-to-end delay karena kinerja TCP NewReno yang dapat menangani packet error lebih bagus dibandingkan dengan TCP Tahoe yang tidak memiliki fase fast recovery yang ketika menerima packet error akan langsung jatuh dan memulai ke fase slow start Saran a. Untuk penelitian selanjutnya yang dapat dilakukan adalah dengan pengujian terhadap unjuk kerja TCP variant pada jaringan adhoc wireless b. Penelitian lain yang dapat dilakukan yaitu pengujian pada jaringan infracstructure dengan efek RED Queue Management terhadap unjuk kerja TCP variant.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengiriman data melalui jaringan TCP/IP dapat diibaratkan sebagai mobil-mobil yang ingin melewati sebuah jalan raya. Jika suatu saat, jumlah mobil yang lewat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah congestion sering ditemukan dalam proses jalur data pada internet, yang pada umumnya diartikan sebagai proses terjadinya perlambatan atau kemacetan. Perlambatan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA TCP RENO DAN TCP VEGAS PADA JARINGAN KABEL

ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA TCP RENO DAN TCP VEGAS PADA JARINGAN KABEL ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA TCP RENO DAN TCP VEGAS PADA JARINGAN KABEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika DISUSUN

Lebih terperinci

ACTIVE QUEUE MANAGEMENT UNTUK TCP CONGESTION CONTROL

ACTIVE QUEUE MANAGEMENT UNTUK TCP CONGESTION CONTROL TUGAS AKHIR RE 1599 ACTIVE QUEUE MANAGEMENT UNTUK TCP CONGESTION CONTROL HERI WAHYU PURNOMO NRP 2203100515 Dosen Pembimbing Eko Setijadi, ST., MT. Ir. Suwadi, MT. JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan internet, muncul tuntutan dari para pengguna jasa telekomunikasi agar mereka dapat memperoleh akses data dengan cepat dimana pun mereka berada.

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Kinerja TCP Vegas Dan TCP New Reno Menggunakan Antrian Random Early Detection Dan Droptail

Analisis Perbandingan Kinerja TCP Vegas Dan TCP New Reno Menggunakan Antrian Random Early Detection Dan Droptail Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 10, Oktober 2018, hlm. 3239-3248 http://j-ptiik.ub.ac.id Analisis Perbandingan Kinerja TCP Vegas Dan TCP New Reno

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya pada teknologi jaringan saat ini sangatlah pesat terutama dari sisi jangkauan, kemudahan akses dan penggunaaannya. Penggunaan jaringan

Lebih terperinci

ANALISIS UNJUK KERJA TCP TAHOE CONGESTION CONTROL PADA ANTRIAN RED DAN DROPTAIL SKRIPSI

ANALISIS UNJUK KERJA TCP TAHOE CONGESTION CONTROL PADA ANTRIAN RED DAN DROPTAIL SKRIPSI ANALISIS UNJUK KERJA TCP TAHOE CONGESTION CONTROL PADA ANTRIAN RED DAN DROPTAIL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan permintaan pasar untuk dapat berkomunikasi dan bertukar data dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan permintaan pasar untuk dapat berkomunikasi dan bertukar data dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi telekomunikasi tanpa kabel berkembang pesat seiring dengan permintaan pasar untuk dapat berkomunikasi dan bertukar data dengan mudah dan cepat. Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi nirkabel terus berkembang lebih maju, dan peluang penggunaanya semakin menyebar secara luas. Dengan mudahnya kita bisa menemukan tempat

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan tanpa kabel (wireless) sebenarnya hampir sama dengan jaringan LAN, akan tetapi setiap node pada WLAN (Wireless Local Area Network) menggunakan wireless

Lebih terperinci

TCP Flow & Congestion Control

TCP Flow & Congestion Control TCP Flow & Congestion Control Flow Control Model Kendali Aliran Aliran data masuk Buffer Server Aliran data keluar TCP Sliding Window Round-trip time Round-trip time Host A Window Size??? Window Size Window

Lebih terperinci

TCP Flow & Congestion Control

TCP Flow & Congestion Control TCP Flow & Congestion Control Flow Control Model Kendali Aliran Aliran data masuk Buffer Server Aliran data keluar TCP Sliding Window Round-trip time Round-trip time Host A Window Size??? Window Size Window

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini teknologi komunikasi data yang lebih dikenal sebagai packet switching semakin berkembang dari tahun ke tahun. Voice over Internet Protokol (VoIP)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game

BAB I PENDAHULUAN. multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang cepat dari teknologi jaringan telah membuat aplikasi multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game online sudah menjamur

Lebih terperinci

METODE PENGATURAN THROUGHPUT UNTUK TCP WESTWOOD+ PADA SALURAN BOTTLENECK

METODE PENGATURAN THROUGHPUT UNTUK TCP WESTWOOD+ PADA SALURAN BOTTLENECK METODE PENGATURAN THROUGHPUT UNTUK TCP WESTWOOD+ PADA SALURAN BOTTLENECK Hilal Hudan Nuha 1, Fazmah Arif Y. 2 Pasca Sarjana Teknik Informatika IT Telkom Jln. Telekomunikasi no 1. Dayeuhkolot. Bandung e-mail

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA DCCP CCID 2 DAN CCID 3 DI JARINGAN KABEL SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA DCCP CCID 2 DAN CCID 3 DI JARINGAN KABEL SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA DCCP CCID 2 DAN CCID 3 DI JARINGAN KABEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika Mario Christanto

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI 3.1 Analisis Sistem Analisis adalah penguraian dari suatu pembahasan, dalam hal ini pembahasan mengenai analisis perbandingan teknik antrian data First

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI SOFTSWITCH. suatu pemodelan softswitch ini dilakukan agar mampu memenuhi kebutuhan

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI SOFTSWITCH. suatu pemodelan softswitch ini dilakukan agar mampu memenuhi kebutuhan BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI SOFTSWITCH Berdasarkan pada penjelasan dari bab sebelumnya, maka dibuatlah suatu perancangan pemodelan softswitch sebelum simulasi dilakukan. Perancangan suatu pemodelan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA TCP RENO DAN TCP NEWRENO PADA ROUTER DROPTAIL DAN RANDOM EARLY DETECTION

ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA TCP RENO DAN TCP NEWRENO PADA ROUTER DROPTAIL DAN RANDOM EARLY DETECTION ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA TCP RENO DAN TCP NEWRENO PADA ROUTER DROPTAIL DAN RANDOM EARLY DETECTION SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi WiMAX (Worldwide Interoperabilitas for Microwave Access) yang berbasis pengiriman data berupa paket dan bersifat connectionless oriented merupakan teknologi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Protokol Komunikasi Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi komunikasi, perpindahan data, serta penulisan hubungan antara dua atau lebih perangkat komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur komunikasi data nirkabel diperlukan agar perangkat bergerak nirkabel (wireless mobile device) dapat berkomunikasi satu dengan yang lain. Pada beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam beberapa tahun ini, jaringan telepon yang membawa sinyal-sinyal suara sudah mulai banyak menjangkau masyarakat.dengan infrastruktur yang semakin murah pembangunannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari hari sering kali terjadi kemacetan dalam beberapa bentuk, seperti kemacetan lalu lintas, antrian yang panjang di bank, memesan tiket dan bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab pertama ini merupakan pendahuluan dari seluruh isi buku laporan tugas akhir. Adapun pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, metode penyelesaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini komunikasi menggunakan perangkat cerdas seperti smartphone, tablet, dan laptop telah menjadi sebuah kebutuhan pokok bagi semua orang. Kemajuan teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu cara berpikir yang dimulai dari menentukan suatu permasalahan, pengumpulan data baik dari buku-buku panduan maupun studi lapangan, melakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan yang dilakukan merupakan hasil dari percobaan terhadap parameter-parameter yang telah ditentukan. Setelah itu dilakukan analisis untuk mendapat perbandingan unjuk

Lebih terperinci

Bab 3 Parameter Simulasi

Bab 3 Parameter Simulasi Bab 3 Parameter Simulasi 3.1 Parameter Simulasi Simulasi yang dilakukan pada penelitian ini memakai varian jaringan wireless mesh yaitu client mesh. Dalam hal ini akan digunakan client mesh dengan jumlah

Lebih terperinci

APLIKASI MASALAH 0/1 KNAPSACK MENGGUNAKAN ALGORITMA GREEDY

APLIKASI MASALAH 0/1 KNAPSACK MENGGUNAKAN ALGORITMA GREEDY PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI APLIKASI MASALAH 0/1 KNAPSACK MENGGUNAKAN ALGORITMA GREEDY Skripsi Diajukan untuk Menempuh Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA TCP NEW RENO DALAM WIRELESS MESH NETWORK PERFORMANCE EVALUATION OF TCP NEW RENO IN WIRELESS MESH NETWORK

EVALUASI KINERJA TCP NEW RENO DALAM WIRELESS MESH NETWORK PERFORMANCE EVALUATION OF TCP NEW RENO IN WIRELESS MESH NETWORK Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer EVALUASI KINERJA TCP NEW RENO DALAM WIRELESS MESH NETWORK PERFORMANCE EVALUATION OF TCP NEW RENO IN WIRELESS MESH NETWORK Veronica Windha Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan sensor nirkabel (JSN) sangat penting sejak kebanyakan aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk area yang tidak

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK Henra Pranata Siregar, Naemah Mubarakah Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater,

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI TFMCC PADA JARINGAN BROADBAND WIRELINE

ANALISIS PERFORMANSI TFMCC PADA JARINGAN BROADBAND WIRELINE ANALISIS PERFORMANSI TFMCC PADA JARINGAN BROADBAND WIRELINE Aditya Pratomo Sarwoko / 0622008 surel: adityapratomosarwoko@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA TCP TAHOE DAN TCP RENO PADA ROUTER DROPTAIL DAN RANDOM EARLY DETECTION

ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA TCP TAHOE DAN TCP RENO PADA ROUTER DROPTAIL DAN RANDOM EARLY DETECTION ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA TCP TAHOE DAN TCP RENO PADA ROUTER DROPTAIL DAN RANDOM EARLY DETECTION SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP) merupakan dua buah transport layer yang paling banyak digunakan di internet saat ini. TCP menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi oleh pengirim (transmitter) dan penerima (receiver) agar komunikasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi oleh pengirim (transmitter) dan penerima (receiver) agar komunikasi dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemanfaatan layanan multimedia saat ini telah digunakan secara meluas dalam berbagai tujuan. Karena perkembangannya yang pesat, maka diperlukan suatu aturan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pentingnya Efisiensi Energi pada Perangkat Komunikasi Bergerak

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pentingnya Efisiensi Energi pada Perangkat Komunikasi Bergerak BAB II DASAR TEORI 2.1 Pentingnya Efisiensi Energi pada Perangkat Komunikasi Bergerak Penggunaan perangkat komunikasi bergerak yang bertumbuh dengan cepat mengisyaratkan permintaan penggunaan energi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Teknologi Next Generation Network (NGN) merupakan terobosan dalam bidang telekomunikasi dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan layanan komunikasi yang semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pengendalian kepadatan (congestion control) antrian di jaringan sampai saat ini tetap menjadi issue prioritas tinggi dan sangat penting. Pertumbuhan internet

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET Panji Firmansyah, Naemah Mubarakah Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155

Lebih terperinci

Analisis Throughput Varian TCP Pada Model Jaringan WiMAX

Analisis Throughput Varian TCP Pada Model Jaringan WiMAX IJCCS, Vol.10, No.2, July 2016, pp. 115~124 ISSN: 1978-1520 115 Analisis Throughput Varian TCP Pada Model Jaringan WiMAX Medi Taruk* 1, Ahmad Ashari 2 1 Program Studi S2/S3 Ilmu Komputer, FMIPA UGM, Yogyakarta

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN..... i SURAT PERNYATAAN... ii ABSTRACT..... iii ABSTRAK..... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Journal of Control and Network Systems

Journal of Control and Network Systems JCONES Vol. 3, No. 1 (2014) 78-85 Journal of Control and Network Systems Situs Jurnal : http://jurnal.stikom.edu/index.php/jcone ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA PROTOKOL TCP VEGAS DAN UDP DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 1 DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas tentang analisis dan perancangan sistem. Pembahasan yang dianalisis terbagi menjadi 2 yaitu analisis masalah dan analisis

Lebih terperinci

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T TCP DAN UDP Budhi Irawan, S.Si, M.T LAPISAN TRANSPOR adalah Lapisan keempat dari Model Referensi OSI yang bertanggung jawab untuk menyediakan layanan-layanan yang dapat diandalkan kepada protokol-protokol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah beberapa tahun sejak sistem mobile celular ada, telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Setelah beberapa tahun sejak sistem mobile celular ada, telah dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setelah beberapa tahun sejak sistem mobile celular ada, telah dilakukan beberapa antisipasi terhadap gencarnya permintaan untuk layanan data, namun beberapa platform

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. Jaringan IP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada jaringan wireless kebutuhan akan Quality of service sangatlah penting, demi mencapai kepuasan dari user dalam menggunakannya. Faktor-faktor dari Quality of service

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Data Hasil Pengujian Data diperoleh dari pengambilan video conference secara point-topoint antara node 1 dengan node 2, pada beberapa kondisi yang telah ditentukan di Bab 3.

Lebih terperinci

TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management

TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management Jenis Koneksi Congestion Control QoS (Quality of Service) Metode Pengendalian Trafik (QoS) Simulasi Traffic Management

Lebih terperinci

Materi Mata Kuliah Jaringan Komputer Universitas Indo Global Mandiri

Materi Mata Kuliah Jaringan Komputer Universitas Indo Global Mandiri Materi Mata Kuliah Jaringan Komputer Universitas Indo Global Mandiri Transport layer/ lapisan transport merupakan lapisan keempat dari model referensi OSI yang bertugas menyediakan data transport yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Teknologi TCP/IP adalah hasil penelitian dan pengembangan protocol

BAB II DASAR TEORI. Teknologi TCP/IP adalah hasil penelitian dan pengembangan protocol BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi TCP/IP Teknologi TCP/IP adalah hasil penelitian dan pengembangan protocol yang dilaksanakan dan dibiayai oleh Defense Advanced Research Project Agency (DARPA). Paket TCP/IP

Lebih terperinci

Rekayasa Elektrika. Analisis TCP Cubic dan Simulasi untuk Menentukan Parameter Congestion Window dan Throughput Optimal pada Jaringan Nirkabel Ad Hoc

Rekayasa Elektrika. Analisis TCP Cubic dan Simulasi untuk Menentukan Parameter Congestion Window dan Throughput Optimal pada Jaringan Nirkabel Ad Hoc TERAKREDITASI RISTEKDIKTI No. 36b/E/KPT/2016 Jurnal Rekayasa Elektrika VOLUME 13 NOMOR 2 AGUSTUS 2017 Analisis TCP Cubic dan Simulasi untuk Menentukan Parameter Congestion Window dan Throughput Optimal

Lebih terperinci

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T KUALITAS LAYANAN Budhi Irawan, S.Si, M.T KUALITAS LAYANAN (QOS) QoS merupakan terminologi yang digunakan untuk mendefinisikan kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan tingkat jaminan layanan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA JARINGAN ATM MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET OLEH: APRIAL UMARDI

ANALISIS KINERJA JARINGAN ATM MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET OLEH: APRIAL UMARDI ANALISIS KINERJA JARINGAN ATM MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET OLEH: APRIAL UMARDI 070402019 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 ANALISIS KINERJA JARINGAN ATM MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. ANALISIS PACKET DELAY VoIP (Voice over Internet Protocol ) PADA JARINGAN AD-HOC WIRELESS LAN ( IEEE )

TUGAS AKHIR. ANALISIS PACKET DELAY VoIP (Voice over Internet Protocol ) PADA JARINGAN AD-HOC WIRELESS LAN ( IEEE ) TUGAS AKHIR ANALISIS PACKET DELAY VoIP (Voice over Internet Protocol ) PADA JARINGAN AD-HOC WIRELESS LAN ( IEEE 802.11) Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana

Lebih terperinci

Implementasi Sinkronisasi Uni-Direksional antara Learning Management System Server dan User pada Institusi Pendidikan Berbasis Moodle

Implementasi Sinkronisasi Uni-Direksional antara Learning Management System Server dan User pada Institusi Pendidikan Berbasis Moodle Implementasi Sinkronisasi Uni-Direksional antara Learning Management System Server dan User pada Institusi Pendidikan Berbasis Moodle DZATA FARAHIYAH NRP 2206100140 Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia

Lebih terperinci

Pembandingan Kinerja Antara Protokol Dynamic Source Routing Dan Zone Routing Pada Jaringan Ad-Hoc Wireless Bluetooth

Pembandingan Kinerja Antara Protokol Dynamic Source Routing Dan Zone Routing Pada Jaringan Ad-Hoc Wireless Bluetooth Pembandingan Kinerja Antara Protokol Dynamic Source Routing Dan Zone Routing Pada Jaringan Ad-Hoc Wireless Bluetooth Oleh : DICKY RACHMAD PAMBUDI Dosen Pembimbing : Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA INFRASTRUKTUR LAYANAN VOICE OVER INTERNET PROTOKOL PADA PT. AJ CENTRAL ASIA RAYA. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat

TUGAS AKHIR ANALISA INFRASTRUKTUR LAYANAN VOICE OVER INTERNET PROTOKOL PADA PT. AJ CENTRAL ASIA RAYA. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat TUGAS AKHIR ANALISA INFRASTRUKTUR LAYANAN VOICE OVER INTERNET PROTOKOL PADA PT. AJ CENTRAL ASIA RAYA Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. analog AMPS (Advanced Mobile Phone System), diikuti suara digital GSM

BAB I PENDAHULUAN. analog AMPS (Advanced Mobile Phone System), diikuti suara digital GSM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi seluler berkembang dari generasi pertama dengan sistem suara analog AMPS (Advanced Mobile Phone System), diikuti suara digital GSM (Global System for Mobile

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario BAB 4 PERANCANGAN 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario Pada BAB ini akan dibahas analisis tentang performan jaringan IP pada switch cisco 2950 Untuk aplikasi video call dengan protocol UDP, analisis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi yang pesat khususnya dalam komunikasi data via internet dan juga meningkatnya kebutuhan pengguna akan internet baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan sensor nirkabel (JSN) adalah sebuah teknologi interdisipliner yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro. Secara umum

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Jaringan Komputer 2.1.1 Pengertian Jaringan Komputer Dalam suatu tulisan yang dikutip dari sebuah buku menyatakan bahwa Jaringan- Kombinasi perangkat keras, perangkat

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI ABSTRAK Semakin berkembangnya teknologi orang semakin mencari kemudahan dalam berkomunikasi. Disini, Wireless LAN menjadi solusi yang sangat tepat terutama bagi penyedia jasa komunikasi. VoIP merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan krusial seperti transaksi perbankan, perdagangan dll.

BAB I PENDAHULUAN. keputusan krusial seperti transaksi perbankan, perdagangan dll. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Abad informasi menuntut manusia saling terhubung untuk mendapatkan segala bentuk informasi demi kebutuhan hidup dan upaya itu membutuhkan sumber daya dan teknologi

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan komputer saat ini semakin banyak digunakan oleh orang, terlebih kebutuhan akan akses jaringan nirkabel. Mobile Ad Hoc Network (MANET) adalah salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Umumnya lembaga pemerintahan maupun pendidikan mempunyai website yang

I. PENDAHULUAN. Umumnya lembaga pemerintahan maupun pendidikan mempunyai website yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Umumnya lembaga pemerintahan maupun pendidikan mempunyai website yang digunakan sebagai sarana informasi. Untuk dapat menghasilkan fasilitas informasi tersebut,

Lebih terperinci

diperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan.

diperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan. 8 diperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan. header 20 bytes lebih besar daripada paket IPv4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III MEODE PENELIIAN Metode penelitian yang digunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah studi kepustakaan, percobaan dan analisis. Dengan ini penulis berusaha untuk mengumpulkan data dan informasi-informasi,

Lebih terperinci

MAXIMIZING TCP THROUGHPUT AND FAIRNESS INDEX IN WIRELESS CDMA NETWORKS

MAXIMIZING TCP THROUGHPUT AND FAIRNESS INDEX IN WIRELESS CDMA NETWORKS JETri, Volume 4, Nomor 1, Agustus 2004, Halaman 1-12, ISSN 1412-0372 MAXIMIZING TCP THROUGHPUT AND FAIRNESS INDEX IN WIRELESS CDMA NETWORKS Yuli Kurnia Ningsih & Andy Wiryanto* Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada standart IEEE terminologi dari distribution system adalah sistem

BAB II LANDASAN TEORI. Pada standart IEEE terminologi dari distribution system adalah sistem BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Wireless Distribution System Pada standart IEEE 802.11 terminologi dari distribution system adalah sistem yang saling terhubung dinamakan Basic Service Set (BSS). BSS

Lebih terperinci

BAB IV. Kinerja Varian TCP Dalam Jaringan UMTS

BAB IV. Kinerja Varian TCP Dalam Jaringan UMTS BAB IV Kinerja Varian TCP Dalam Jaringan UMTS 4.1 Hasil Simulasi Dampak scheduler layer MAChs pada TCP Sesuai dengan penjelasan scenario yang telah kami berikan pada 3.5.1, maka dari simulasi ini kami

Lebih terperinci

Fungsi Lapis Transport

Fungsi Lapis Transport Transport Layer Fungsi umum Memungkinkan multi aplikasi dapat dikomunikasikan melalui jaringan pada saat yang sama dalam single device. Memastikan agar, jika diperlukan, data dapat diterima dengan handal

Lebih terperinci

Metode Deteksi Terputusnya Koneksi Tcp Pada Receiving Host Berdasarkan Packet Inter-Arrival Timeout

Metode Deteksi Terputusnya Koneksi Tcp Pada Receiving Host Berdasarkan Packet Inter-Arrival Timeout 42 Integer Journal, Vol 2, No 1, Maret 2017: 42-53 Metode Deteksi Terputusnya Koneksi Tcp Pada Receiving Host Berdasarkan Packet Inter-Arrival Timeout Pangestu Widodo 1, Waskitho Wibisono 2 1,2 Program

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PROTOKOL REAKTIF PADA JARINGAN MANET DALAM SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR DAN TRACEGRAPH

ANALISIS KINERJA PROTOKOL REAKTIF PADA JARINGAN MANET DALAM SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR DAN TRACEGRAPH ANALISIS KINERJA PROTOKOL REAKTIF PADA JARINGAN MANET DALAM SIMULASI JARINGAN MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR DAN TRACEGRAPH Bayu Nugroho, Noor Akhmad Setiawan, dan Silmi Fauziati Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

Implementasi dan Analisis Wireless Full Duplex OSPF

Implementasi dan Analisis Wireless Full Duplex OSPF Implementasi dan Analisis Wireless Full Duplex OSPF Laporan Penelitian Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer Oleh : Hasan Mustafa NIM : 672008322 Program

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK HENRA PRANATA SIREGAR NIM :

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK HENRA PRANATA SIREGAR NIM : ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK Diajukan untuk melengkapi persyaratan Menyelesaikan Program Strata-1 pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Medan

Lebih terperinci

ANALISA DAN SIMULASI PERBANDINGAN ALGORITMA WESTWOOD DAN ALGORITMA SELECTIVE ACKNOWLEDGMENT OPTION PADA SISTEM KENDALI KONGESTI JARINGAN TCP

ANALISA DAN SIMULASI PERBANDINGAN ALGORITMA WESTWOOD DAN ALGORITMA SELECTIVE ACKNOWLEDGMENT OPTION PADA SISTEM KENDALI KONGESTI JARINGAN TCP ANALISA DAN SIMULASI PERBANDINGAN ALGORITMA WESTWOOD DAN ALGORITMA SELECTIVE ACKNOWLEDGMENT OPTION PADA SISTEM KENDALI KONGESTI JARINGAN TCP TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih

Lebih terperinci

BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Berikut penelitian-penelitian yang mendasari penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan Di abad ke 21 ini, teknologi yang memegang peranan kunci adalah teknologi pengumpulan, pengolahan, dan pengiriman informasi atau data, baik data visual

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGONTROL ROBOT BERKAMERA VIA JARINGAN INTERNET (TCP/IP)

PERANCANGAN PENGONTROL ROBOT BERKAMERA VIA JARINGAN INTERNET (TCP/IP) PERANCANGAN PENGONTROL ROBOT BERKAMERA VIA JARINGAN INTERNET (TCP/IP) Dosen Pembimbing: 1. Eko Setijadi, ST. MT. Ph.D. 2. Ir. Gatot Kusrahardjo, MT. Ardianto Puguh S P MAHASISWA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN HASIL SIMULASI

BAB V IMPLEMENTASI DAN HASIL SIMULASI BAB V IMPLEMENTASI DAN HASIL SIMULASI 5.1 Implementasi Simulasi Kinerja jaringan Adhoc sebagian besar dipengaruhi oleh letak geografis wilayah, banyaknya faktor yang mempengaruhi membuat pengiriman data

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan perancangan system yang digunakan, beserta metode pengambilan data untuk kemudian dilakukan analisa. 3.1 Perancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biaya pembangunan yang relatif murah, instalasi mudah serta kemampuannya

BAB I PENDAHULUAN. biaya pembangunan yang relatif murah, instalasi mudah serta kemampuannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi nirkabel menjadi area yang paling berkembang di bidang jaringan dan telekomunikasi. Jaringan dengan teknologi tersebut dapat mempertukarkan suara, data, dan

Lebih terperinci

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141 ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141 ANALYTICAL STUDY OF QoS (Quality of Service) IN THE IMPLEMENTATION OF VOICE COMMUNICATION APPLICATION VoIP (Voice over Internet Protocol) ON THE INTRANET

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA ROUTING PROTOCOL

PERBANDINGAN KINERJA ROUTING PROTOCOL PERBANDINGAN KINERJA ROUTING PROTOCOL AODV DAN AOMDV TERHADAP WAKTU TRANMISI DATA PADA WIRELESS SENSOR NETWORK DI TOPOLOGI GRID MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR TUGAS AKHIR ANGELINA NINA KOTEN 11120010046

Lebih terperinci

Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2)

Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2) A652 Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2) Bima Bahteradi Putra dan Radityo Anggoro Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

ANALISIS QUALITY OF SERVICE JARINGAN WIRELESS SUKANET WiFi DI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA

ANALISIS QUALITY OF SERVICE JARINGAN WIRELESS SUKANET WiFi DI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA ANALISIS QUALITY OF SERVICE JARINGAN WIRELESS SUKANET WiFi DI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA Bambang Sugiantoro 1, Yuha Bani Mahardhika 2 Teknik Informatika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Lebih terperinci

Pemodelan dan Simulasi Video Streaming pada Jaringan a dan b dengan Menggunakan Network Simulator 2 (NS2)

Pemodelan dan Simulasi Video Streaming pada Jaringan a dan b dengan Menggunakan Network Simulator 2 (NS2) Pemodelan dan Simulasi Video Streaming pada Jaringan 802.11a dan 802.11b dengan Menggunakan Network Simulator 2 (NS2) Dedi Hary Saputra 1, Helmy Fitriawan 2, Herlinawati 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

MODUL 2 WIRESHARK Protokol TCP

MODUL 2 WIRESHARK Protokol TCP MODUL 2 WIRESHARK TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep pengiriman data dengan TCP 2. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep pengiriman data dengan UDP DASAR TEORI Protokol

Lebih terperinci

HALAMAN SAMPUL ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN SACK ON DAN SACK OFF PADA TCP RENO DI JARINGAN WIRELESS SINGLE HOP SKRIPSI

HALAMAN SAMPUL ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN SACK ON DAN SACK OFF PADA TCP RENO DI JARINGAN WIRELESS SINGLE HOP SKRIPSI HALAMAN SAMPUL ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN SACK ON DAN SACK OFF PADA TCP RENO DI JARINGAN WIRELESS SINGLE HOP SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan Wi-Fi memudahkan dalam mengakses jaringan dari pada menggunakan kabel. Ketika menggunakan WiFi, pengguna dapat berpindahpindah tempat. Meskipun

Lebih terperinci

BAB 4. Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada

BAB 4. Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada BAB 4 PENGUJIAN SISTEM DAN HASIL PENGUJIAN 4.1 Skenario Pengujian Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada layanan VoIP, maka langkah selanjutnya adalah penulis mensimulasikan

Lebih terperinci

TRANSPORT LAYER. Fikri Fadlillah, ST

TRANSPORT LAYER. Fikri Fadlillah, ST TRANSPORT LAYER Fikri Fadlillah, ST Pendahuluan Protokol pada Transport Layer TCP/IP terdiri atas : TCP UDP Pendahuluan UDP TCP Unreliable Connectionless Internet Telephony Reliable Connection-oriented.

Lebih terperinci

Materi 7 Layer 4 Transport

Materi 7 Layer 4 Transport Materi 7 Layer 4 Transport Missa Lamsani Hal 1 Transport Layer Missa Lamsani Hal 2 Fungsi Layer Transport (Layer 4) Lapisan transpor atau transport layer adalah lapisan keempat dari model referensi jaringan

Lebih terperinci

Fungsi Lapis Transport

Fungsi Lapis Transport Transport Layer Fungsi umum Memungkinkan multi aplikasi dapat dikomunikasikan melalui jaringan pada saat yang sama dalam single device. Memastikan agar, jika diperlukan, data dapat diterima dengan handal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini internet sudah menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting bagi seluruh lapisan masyarakat di dunia, hal ini menyebabkan semakin meningkatnya permintaan akan

Lebih terperinci