BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dalam masyarakat semakin lama semakin berkembang dari
|
|
- Yohanes Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Kebutuhan dalam masyarakat semakin lama semakin berkembang dari masa ke masa baik itu terhadap kebutuhan pangan,sandang maupun papan. Semakin berkembangnya kehidupan masayarakat semakin berkembang pula kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat. Salah satu kebutuhan manusia yang sangat dibutuhkan adalah dari sektor papan (rumah tinggal). Rumah tinggal adalah salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting selain pangan dan sandang. Selama masih ada manusia yang dilahirkan maka kebutuhan akan rumah tinggal akan tetap selalu ada. Setiap sepasang insan melangsungkan penikahan maka tidak dapat dipungkiri bahwa sebuah rumah sangat diperlukan sebagai tempat tinggal untuk membentuk sebuah keluarga baru. Bisa dibayangkan berapa jumlah pasangan yang melakukan pernikahan di Indonesia setiap tahunnya dan berapa jumlah rumah yang dibutuhkan untuk ditinggali oleh pasangan-pasangan tersebut. Kebutuhan akan rumah tidak akan pernah mengikuti perlajuan pertumbuhan penduduk.akibat dari hal tersebut tentunya semakin banyak lahan yang akan dibutuhkan untuk membangun rumah tingal yang baru untuk ditempati dan beralih fungsi menjadi pemukiman penduduk. Hal tersebut sudah sangat terlihat didaerah pedesaan dan perkotaan terutama di daerah pedesaan yang dimana lahan-lahan produktif yang semakin lama-semakin
2 berubah fungsi yang dulunya adalah lahan untuk persawahan maupun ladang beralih fungsi menjadi lahan pemukiman. Menurut Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan Dan Pemukiman disebutkan bahwa rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagi tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya serta aset pemiliknya. 1 Perumahan dan Pemukiman merupakan cerminan dari watak dan jati diri manusia didalam masyarakat, rumah tinggal atau pemukiman memberikan gambaran suatu bangsa mengenai kehidupan perekonomian suatu negara yang mencerminkan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa rumah tinggal atau pemukiman menjadi sesuatu yang wajib untuk diperoleh oleh masyarakat dan perlu dikembangkan demi kelangsungan hidup masyarakat Berdasarkan Pasal 28 H angka 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, memiliki tempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat yang merupakan dasar kebutuhan manusia. Tetapi hal tersebut seakan masih sulit untuk terlaksana terutama di Indonesia yang kehidupan masyarakatnya berada pada level menengah kebawah terutama untuk mendapatkan hunian atau rumah tinggal yang layak dan nyaman bukannlah hal yang mudah untuk dilakukan karena terkendala dalam biaya. Hal seperti ini kemudian menjadi suatu bentuk gambaran yang nyata terhadap 1 Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, (Bandung:Alumni,2005), hal. 183.
3 pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia dimana masih banyak masyarakat yang belum bisa memiliki hunian yang murah, nyaman dan tentram. Untuk mengatasi hal tersebut maka Bank sebagai lembaga keuangan memberikan solusi bagi masyarakat terutama bagi masyarakat dengan penghasilan menengah kebawah untuk dimudahkan dalam memiliki rumah atau hunian yang dapat terutama dalam pendanaan dengan mengeluarkan produk perbankan berupa pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah ( KPR). Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah salah satu fasilitas kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah khususnya dalam jual beli rumah. Pelayanan kredit ini diberikan hampir semua bank yang mempunyai fasilitas Kredit Pemilikan Rumah baik bank-bank swasta ataupun bank pemerintah. Perkataan kredit tidak ditemukan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tetapi diatur oleh undang-undang tersendiri yaitu Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, Pasal 1 angka 11. Penyediaan dana untuk pembangunan perumahan dengan fasilitas Kredit Kapling Siap Bangun Dan Kredit Pemilikan Rumah diatur dalam Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 02/KPTS/1990 tentang Pengadaan Perumahan Dan Pemukiman Dengan Dukungan Fasilitas Kredit Pemilikan Kapling Siap Bangun ( KPKSB) dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dalam Repelita V. 2 Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata buku III Tentang Perikatan, tidak tercantum istilah kredit, padahal dalam kehidupan sehari-hari, 2 Andi Hamzah, I Wayan Suandra, B.A Manalu, Dasar-dasar Hukum Perumahan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hal. 6.
4 kata kredit selalu diidentikkan dengan utang atau pinjaman berupa uang atau barang. Orang yang memperoleh kredit adalah orang yang mendapat kepercayaan dari orang lain atau bank yang telah memberikan pinjaman untuk jangka waktu tertentu dan pihak yang meminjam akan mengembalikan utangnya sesuai dengan perjanjian yang disepakati. Dalam praktik bisnis, pengembalian utang diikuti dengan bunga atau imbalan tertentu. Dengan demikian Kitab Undang-Undang Hukum Perdata buku III Tentang Perikatan dapat dikatakan menganut sifat terbuka. Menurut Pasal 1 angka 11 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 jo Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Pada aspek ini, momentum yuridis yang melatarbelakangi hubungan hukum antara bank dan nasabah debitur adalah asas konsensualisme, yang tercermin dalam Pasal 1320 angka (1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, bahwa kata sepakat merupakan salah satu syarat subjektif untuk melahirkan perjanjian, sedangkan uang atau yang dipersamakan dengan itu merupakan objek perjanjian yang tidak boleh bertentangan dengan undang undang, kesusilaan atau ketertiban
5 umum sebagaimana yang telah ditegaskan dalam Pasal 1320 angka (4) jo Pasal 1337 KUHPerdata. 3 Menurut Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat, bahwa KP- KSB-KPR adalah kredit yang diberikan oleh Bank-bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, kepada masayarakat yang berpenghasilan rendah yang berpendapatan tetap dan tidak tetap dengan pendapatan keluarga maksimum Rp ,- per bulan, untuk membiayai pemilikan Kapling Siap Bangun (54 meter persegi sampai dengan 72 meter persegi), rumah inti, rumah sederhana dan rumah susun tipe 12 sampai dengan tipe 70, yang umber dananya diatur oleh Pemerintah dan Bank-bank Pelaksana. 4 Sedangkan derdasarkan situs Bank Indonesia, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah fasilitas kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah perorangan yang akan membeli atau memperbaiki rumah. Pemilikan rumah melalui fasilitas KPR menjadi salah satu solusi terutama bagi masyarakat dengan penghasilan menengah kebawah untuk memiliki rumah atau hunian dengan cara mencicil atau kredit dan dapat menempati langsung rumah yang akan dibeli tanpa harus membayar lunas rumah yang akan dibeli. Di Indonesia sendiri dikenal dua jenis Kredit Pemilikan Rumah (KPR), yaitu KPR Subsidi dan KPR Non Subsidi. KPR Subsidi sendiri adalah KPR yang disediakan dan persyaratannya diatur oleh pemerintah dengan pihak bank, dimana dalam pemberian KPR Subsidi ini ditujukan bagi masyarakat yang kurang mampu atau masyarakat berpenghasilan rendah. Sedangkan KPR Non Subsidi merupakan KPR yang disediakan dan ketentuannya diatur oleh pihak bank dan ditujukan kepada seluruh jenis masyarakat yang ingin 3 Lukman Santosa AZ, Hak dan Kewajiban Hukum Nasabah Bank, (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2011), hal Ibid, hal. 6.
6 memiliki rumah yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pihak bank penyedia KPR tersebut. Kredit Pemilikan Rumah di Indonesia sendiri pertama kali disalurkan pada tahun 1976 tepatnya pada tanggal 10 Desember 1976 yang di prakasai oleh Bank Tabungan Negara yang kemudian berdasarkan Surat Menteri Keuangan RI No. B-49/MK/I/1974 kemudian Bank BTN di Tunjuk Sebagai Bank pertama di Indonesia sebagai penyedia Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Indonesia. 5 Perlahan kemudian seiring dengan perkembangan dunia perbankan di Indonesia pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tidak lagi hanya disediakan oleh Bank BTN tetapi juga oleh bank-bank lain yang ada di Indonesia memberikan pelayanan terhadap masayarakat dalam hal pemenuhan akan kepemilikan rumah atau hunian bagi masyarakat. Salah satu bank yang menyediakan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan bunga dan cicilan yang rendah adalah Bank Sumut. PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara disingkat menjadi PT. Bank Sumut yang telah berdiri sejak tahun 1961 dan lebih dikenal sebagai Bank Sumut ini adalah salah satu bank yang berstatus sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD) dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT) yang memberikan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang cukup banyak diminati oleh masayarakat terutama msayarakat Sumatera Utara. Banyaknya masyarakat yang tertarik untuk melakukan permohonan pengajuan Kredit Pemilikan Rumah ( KPR) didasarkan karena pelayanan yang baik dari Bank Sumut kepada nasabah serta 5 Bank BTN, Sejarah Bank BTN, diakses dari Info/Tentang-Kami/Sejarah-Bank-BTN, diakses tanggal 22 Februari 2015, Pukul 21:48 WIB.
7 proses permohonan yang yang cepat dan mudah serta memiliki bunga dan cicilan yang cukup rendah dan disesuaikan dengan suku bunga pasar sehingga memberikan kemudahan dan kepercayaan terhadap para nasabah dan juga uang muka yang rendah. Sehingga pada Tahun 2012 berdasarkan daftar suku bunga dasar kredit (SBDK) perbankan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, Bank Sumut termasuk kedalam sepuluh besar bank dengan Bunga KPR paling Rendah. 6 Pemberian kredit oleh Bank Sumut terutama Kredit Pemilikan Rumah merupakan salah satu upaya Bank Sumut untuk memperoleh keuntungan, karena dengan pemberian kredit, bank dapat memperoleh bunga dari pemberian kredit. Pemberian kredit tersebut haruslah berdasarkan prosedur yang telah di tetapkan oleh pemerintah dan melalui analisis kredit yang ketat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun perlu diketahui bahwa tidak selamanya pemberian kredit yang dilakukan oleh Bank Sumut kepada nasabah berjalan dengan lancar dan sebagaimana mestinya. Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan 6 Detik Finance, Ini Dia 10 Bank dengan Bunga KPR Paling Rendah, Selasa 07 Agustus Diakses dari tanggal 22 Februari 2016, pukul 22:28 WIB.
8 berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur penilaian yang benar yaitu Prinsip 5 C. 7 Tak dapat dipungkiri bahwa dalam pemberian Kredit Pemilikan Rumah di Bank Sumut tak lepas dari yang namanya kendala sebab tidak selamanya para nasabah yang mengajukan permohonan Kredit Pemilikan Rumah tersebut bersikap jujur dan beritikad baik. Tak jarang para nasabah memberikan informasi palsu mengenai data diri ketika mengajukan permohonan kredit, dan yang paling sering adalah kredit bermasalah serta wanprestasi merupakan segelintir permasalahan yang sering diahadapi oleh pihak Bank Sumut dalam memberikan Kredit Pemilikan Rumah kepada nasabah. Kurangnya pengetahuan para nasabah yang ingin mengajukan Kredit Pemilikan Rumah menyebabkan para nasabah tidak melihat dampak yang akan terjadi dikemudian hari yang dapat menjadi permasalahan kedepannya. Masyarakat yang mengajukan Kredit Pemilikan Rumah tanpa dengan pengetahuan yang minim beresiko sekali untuk menghadapi masalah yang tentunya tidak hanya akan merugikan pihak nasabah itu sendiri tetapi juga pihak Bank. Berdasarkan Uraian yang telah dikemukan penulis diatas maka penulis tertarik untuk mmbahas dan menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul : Tinjauan Yuridis Terhadap Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Dan Kendala Yang Dihadapi Oleh Pihak Bank (Studi Bank Sumut Cabang Pembantu USU Medan). 7 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012), hal. 95.
9 B. Permasalahan. Berdasarkan latarbelakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank Sumut Cabang Pembantu USU Medan? 2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh Pihak Bank Sumut Cabang Pembantu USU medan dalam Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Pada Bank Sumut Cabang Pembantu USU Medan? 3. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan apabila pihak Debitur melakukan wanprestasi dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada Bank Sumut Cabang Pembantu USU Medan? C. Tujuan Penulisan Tujuan Penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bagi nasabah Bank Sumut Cabang Pembantu Medan USU dan prosedur pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bagi nasabah Bank Sumut Cabang Pembantu USU Medan apakah disamakan terhadap semua nasabah atau tidak. 2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh pihak Bank Sumut Cabang Pembantu Medan USU dalam Pemberian Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).
10 3. Untuk menjelaskan upaya dan proses yang dilakukan apabila salah satu pihak melakukan Wanprestasi dalam perjanjian Kredit Pemilikan Rumah Di Bank Sumut Cabang Pembantu Medan USU. D. Manfaat Penulisan. 1. Manfaat Teoretis a. Untuk menambah ilmu pengetahuan, memperluas cakrawala berpikir penulis dan menambah pengalaman penulis dalam melakukan penelitian hukum yang kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan. b. Untuk memeperkaya khasanah ilmu hukum, terkhusus hukum perdata serta dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat selama kuliah dan berlatih untuk penulisan karya ilmiah yang lebih baik. c. Bermanfaat bagi penulis yaitu dalam rangka menganalisis dan menjawab keingintahuan penulis terhadap perumusan masalah dalam penelitian ini. Selain itu juga untuk memberikan kontribusi pemikiran dan menunjang terhadap perkembangan ilmu hukum khusunya hukum perbankan. 2. Manfaat Praktis. Memberikan kontribusi serta manfaat bagi masyarakat maupun individu maupun pihak-pihak yang berkepentingan dalam menambah
11 pengetahuan yang berhubungan dengan dunia perbankan, terutama dalam hal pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank Sumut Cabang Pembantu USU Medan. E. Metode Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian sebagaimana yang dikemukakan diatas, untuk mencari dan menemukan kebenaran secara ilmiah dan untuk menempatkan hasil yang optimal dalam melengkapi bahan-bahan bagi penulisan skripsi, metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Jenis Penelitian. Jenis Penelitian yang penulis gunakan dalam penyususunan penulisan ini adalah penelitian hukum doctrinal/normatif atau penelitian hukum kepustakaan serta penelitian lapangan (Field Research). Yang dimaksud dengan penelitian hukum kepustakaan yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan penelitian hukum kepustakaan yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Bahan-bahan tersebut disusun secara sistematis, dikaji, kemudian ditarik suatu kesimpulan dalam hubungannya dengan masalah yang diteliti. Sedangkan yang dimaksud dengan penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan langsung ke lapangan. Penelitian langsung ke lapangan dilakukan di Bank Sumut Cabang
12 Pembantu USU Medan dengan melakukan wawancara kepada Sdr. Tengku M Razid selaku Seksi Analisis Kredit terkait dengan mengajukan daftar pertanyaan serta mengambil bahan-bahan yang diperlukan dalam penulisan skripsi. 2. Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penulisan hukum ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan serta menguraikan semua data yang diperoleh dari hasil yang secara jelas dan rinci kemudian dianalisis guna menjawab permasalahan yang diteliti. Terkait dengan hal itu juga dikemukakan pemikiran-pemikiran yang berkenan dengan permasalahan yang dibahas Pendekatan Penelitian. Pendekatan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah pendekatan normatif atau yuridis. Pendekatan ini merupakan metode pendekatan yang mengkonsepsikan hukum sebagai norma, kaidah, asas, atau dogma-dogma (yang seharusnya). 4. Jenis Data dan Sumber Data. Jenis data yang penulis pergunakan dalam penelitian ini berupa data yang meliputi data primer, sekunder, dan tersier yaitu data atau informasi hasil penelaahan dokumen penelitian seperti buku-buku, literatur, artikel, internet, maupun arsip-arsip yang berkesesuaian dengan penelitian yang dibahas. 8 Armirudin dan Zainal Asukin, Pegantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004), hal 118.
13 Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan didapat dari peraturan perundang-undangan yaitu berupa peraturan perundang-undangan yaitu berupa dokumen publik dan catatan-catatan resmi (public documents and official records). Di samping itu sumber data berupa Undang-Undang Negara yakni : a. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. b. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. c. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 Tentang Perbankan. d. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan Dan Pemukiman. e. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/38/ DPNP tanggal 31 Desember f. Peraturan Perundang-undangan Lainnya Sumber data lainnya juga diperoleh dari beberapa jurnal, bukubuku, referensi, dan melakukan wawancara langsung terhadap pihak-pihak yang berwenang dalam hal ini adalah pegawai Bank Sumut Cabang Pembantu USU Medan pada bagian yang menangani Kredit khusunya Kredit Pemilikan Rumah (KPR). 5. Teknik Pengumpulan Data. Kegiatan pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara pengumpulan (dokumentasi) data sekunder berupa peraturan
14 perundangan, artikel maupun dokumen lain serta mengadakan penelitian langsung melakukan wawancara terhadap orang-orang berkompeten yang dibutuhkan, yaitu Kepada Sdr Tengku M. Razid (Seksi Analisis Kredit Bank Sumut Cabang Pembantu USU Medan) untuk kemudian dikategorikan menurut pengelompokan yang tepat. Dalam Penelitian ini, penulis menggunakan teknik studi pustaka dan penelitian lapangan (Field Research) untuk mengumpulkan data dan menyusun data yang diperlukan. 6. Teknik Analisis Data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah non statistik. Analisis ini dalam penelitian ini adalah mengaklarifikasikan pasal-pasal dokumen sampai ke dalam kategori yang tepat. Setelah analisi data selesai, maka hasilnya akan disajikan secara deskriptif. F.Keaslian Penulisan. Sepanjang penelusuran di perpustakaan Fakultas Hukum USU skripis dengan judul Tinjauan Yuridis Terhadap Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kendala-Kendala Yang Dihadapi Oleh Pihak Bank ( Studi Bank SUMUT Cabang Pembantu USU Medan) belum pernah diteliti dalam bentuk skripsi pada Departemen Hukum Perdata pada Fakultas Hukum USU, namun ada beberapa skripsi yang mengangkat tentang Kredit Pemilikan Rumah (KPR) namun dari segi yang berbeda. Adapun skripsi yang mengangkat tentang Kredit Pemilikan Rumah antara lain, Aspek Hukum Perjanjian Kredit
15 Pemilikan Rumah Bermasalah Dengan Pengikatan Hak Tanggungan Pada Bank Permata; Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan Kreditur Dalam Penyelesaian Sengketa atas Kredit Macet Yang Terjadi Pada Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah. Penulisan Skripsi ini berbeda dengan yang sebelumnya.penulisan skripsi ini didasarkan oleh ide, gagasan maupun pemikiran penulis serta masukan yang berasal dari berbagai pihak guna membantu penulisan ini dari awal hingga akhir. Penulisan skripsi yang berjudul Tinjauan Yuridis Terhadap Terhadap Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Dan Kendala Yang Dihadapi Oleh Pihak Bank, Studi Bank Sumut Cabang Pembantu USU Medan. Skripsi ini adalah berdasarkan pemikiran untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana proses pemberian Kredit Pemilikan Rumah bagi masyarakat yang ingin memiliki rumah dengan pendapatan dibawah rata-rata. Skripsi ini belum pernah dibuat oleh mahasiswa Fakultas Hukum sebelumnya. Kalaupun ada kesamaan, hal tersebut tidak merupakan kesengajaan dan tentunya dilakukan dengan pendekatan permasalahan yang berbeda. Oleh karena itu penulisan skripsi yang berjudul Tinjauan Yuridis Terhadap Terhadap Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Dan Kendala Yang Dihadapi Oleh Pihak Bank, Studi Bank Sumut Cabang Pembantu USU Medan, belum ada dilakukan di Fakultas Hukum sehingga dapat dikatakan bahwa skripsi ini adalah asli serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
16 G. Sistematika Penulisan. Sistematika penulisan dapat dibagi dalam beberapa tahapan, yang disebut dengan bab,dimana tiap bab dimana tiap bab akan diuraikan masalahnya secara tersendiri namun masih dalam konteks yang berkatian dengan bab yang lain. Secara sistematis menempatkan keseluruhan materi pembahasannya kedalam lima bab yang rinciannya sebagai berikut: a. BAB I :PENDAHULUAN Memuat latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penelitian, keaslian dari penulisan dan sistematika dari penulisan. b. BAB II: TINJAUAN UMUM TENTANG PERBANKAN DAN PERJANJIAN KREDIT Menguraiakn tentang tinjauan pustaka mengenai bank dan perjanjian kredit. Pengertian Bank menurut aspek hukum perbankan; Fungsi dan jenis-jenis bank menurut aspek hukum perbankan ; Pengertian perjanjian kredit menurut KUHPERDATA dan apa yang menjadi dasar hukum perjanjian kredit; dan jenisjenis kredit bank. c. BAB II: TINJAUAN UMUM KEPEMILIKAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH
17 Berisi Tinjauan Umum mengenai Kredit Pemilikan Rumah, yakni meliputi pengertian Kredit Pemilikan Rumah (KPR); Tinjauan Umum berupa Jenis-Jenis Kredit Pemilikan rumah; Syarat-syarat Kredit Pemilikan Rumah; dan Penyelenggaran administrasi Kredit Pemilikan Rumah. d. BAB IV: TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBERIAN KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH DAN KENDALA YANG DIHADAPI OLEH PIHAK BANK PADA BANK SUMUT CABANG PEMBANTU USU MEDAN Menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Tinjauan Yuridis Terhadap Pemberian Kredit Pemilikan Rumah Dan Kendala Yang dihadapi Oleh Pihak Bank pada Bank Sumut Cabang Pembantu USU Medan, serta Upaya yang dilakukan apabila pihak Debitur melakukan Wanprestasi dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah Di Bank Sumut Cabang Pembantu USU Medan. e. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Memuat keseluruhan kesimpulan dari permasalahan yang dibahas dan saran perlu untuk perbaikan penulisan.
BAB I PENDAHULUAN. rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. 1 Bidang perumahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan perumahan dan pemukiman merupakan upaya untuk memenuhi salah satu kebutuhan dasar manusia, sekaligus untuk meningkatkan mutu lingkungan kehidupan, memberi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam rangka menyejahterakan hidupnya. Keinginan manusia akan benda
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan merupakan keinginan manusia terhadap barang atau jasa yang dapat memberikan kepuasan jasmani maupun kebutuhan rohani dalam rangka menyejahterakan hidupnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya pembangunan dan perkembangan Ekonomi di Indonesia semakin tahun semakin meningkat. Hal tersebut ditandai dengan semakin pesatnya laju perekonomian di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. salah satu kebutuhan dasar manusia, sekaligus untuk meningkatkan mutu lingkungan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan perumahan dan pemukiman merupakan upaya untuk memenuhi salah satu kebutuhan dasar manusia, sekaligus untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup, memberi arah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan pemukiman, agar
7 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, rumah merupakan kebutuhan dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dan perlu dibina serta dikembangkan demi kelangsungan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perumahan dan pemukiman merupakan kebutuhan dasar manusia dan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta pribadi bangsa. Dan perlu dibina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan
9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberian kredit bagi bank merupakan kegiatan yang utama, karena pendapatan terbesar dari bank berasal dari sektor kredit baik dalam bentuk bunga, provisi, ataupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam rangka mewujudkan
9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur sebagaimana diamanatkan oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perumahan mengakibatkan persaingan, sehingga membangun rumah. memerlukan banyak dana. Padahal tidak semua orang mempunyai dana yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah merupakan salah satu kebutuhan paling pokok dalam kehidupan manusia. Rumah sebagai tempat berlindung dari segala cuaca sekaligus sebagai tempat tumbuh kembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat
9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi nasional dewasa ini menunjukkan arah yang semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat menunjang sekaligus dapat berdampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melindungi segenap Bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undangundang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerataan pembangunan di segala bidang pada umumnya merupakan salah satu dari tujuan utama pembangunan nasional. Dalam rangka melindungi segenap Bangsa Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal agar suatu kegiatan usaha atau bisnis tersebut dapat terwujud terlaksana. Dalam suatu kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan papan adalah kebutuhan tempat tinggal untuk tidur,
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan papan adalah kebutuhan tempat tinggal untuk tidur, beristirahat, dan berlindung dari hujan atau terik matahari. Ini menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjangkau didalam perumahan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, rumah merupakan kebutuhan dasar manusia mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang bermacam-macam. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus berusaha dengan cara bekerja.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali
11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank sebagai lembaga keuangan memiliki banyak kegiatan, salah satunya adalah dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan terencana dan terarah yang mencakup aspek politis, ekonomi, demografi, psikologi, hukum, intelektual maupun teknologi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu usaha untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih baik daripada apa yang telah dicapai, artinya bahwa pembangunan merupakan perubahan terencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba-lomba untuk terus berusaha dalam memajukan ekonomi masingmasing.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ekonomi yang terjadi di Indonesia saat ini memaksa setiap orang untuk berlomba-lomba untuk terus berusaha dalam memajukan ekonomi masingmasing. Dalam melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. KUHPerdata Buku II mengenal adanya hak kebendaan yang bersifat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang KUHPerdata Buku II mengenal adanya hak kebendaan yang bersifat memberikan jaminan. Untuk benda jaminan yang berupa benda bergerak, maka hak kebendaan tersebut adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting dalam masyarakat. Oleh karena itu hampir setiap orang pasti mengetahui mengenai peranan bank
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum
9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum dan pembangunan merupakan dua variabel yang selalu sering mempengaruhi antara satu sama lain. Hukum berfungsi sebagai stabilisator yang mempunyai peranan menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau dikenal dengan kebutuhan primer, juga kebutuhan sekunder maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari - hari manusia memiliki kebutuhan pokok atau dikenal dengan kebutuhan primer, juga kebutuhan sekunder maupun kebutuhan tersier. Kebutuhan primer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Rumah merupakan kebutuhan dasar dan mempunyai fungsi yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri perbankan memegang peranan penting untuk menyukseskan program pembangunan nasional dalam rangka mencapai pemerataan pendapatan, menciptakan pertumbuhan ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia penuh dengan ketidakpastian. Ketidakpastian tersebut biasanya berhubungan dengan takdir dan nasib manusia itu sendiri yang telah ditentukan oleh Tuhan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana, dalam hal ini bank
9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan memegang peranan sangat penting dalam bidang perekonomian seiring dengan fungsinya sebagai penyalur dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia seperti sektor perdagangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesulitan baik karena keterbatasan dana sehingga sudah sewajarnya manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya terkadang mengalami kesulitan baik karena keterbatasan dana sehingga sudah sewajarnya manusia saling membutuhkan dalam memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan dalam segala bidang kehidupan, salah satunya adalah di bidang perekonomian. Dewasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperhatikan perkembangan-perkembangan yang terjadi di dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional yang mencakup pembangunan ekonomi, hukum, sosial, politik, dan budaya memiliki tujuan utama, yaitu untuk mensejahterakan kehidupan berbangsa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian dirasakan semakin meningkat. Di satu sisi ada masyarakat
9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari keperluan akan dana guna menggerakkan roda perekonomian dirasakan semakin meningkat. Di satu sisi ada masyarakat yang kelebihan dana, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perekonomian nasional. Hal ini menyebabkan. kebutuhan hidup penduduk Indonesia juga terus mengalami kenaikan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk Indonesia pada saat sekarang telah berpengaruh pada perekonomian nasional. Hal ini menyebabkan kebutuhan hidup penduduk Indonesia juga terus mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bank sebagai lembaga keuangan memiliki banyak kegiatan, salah satunya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank sebagai lembaga keuangan memiliki banyak kegiatan, salah satunya adalah dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian bank sesuai dengan Pasal 1 butir 2 Undang-undang no.10 tahun 1998 yang merupakan perubahan atas Undang-undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan pembangunan yang berkelanjutan dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang makmur dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)
TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pembangunan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana diketahui bahwa pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang sedang giat dilaksanakan melalui rencana bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik materiil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu Negara. Menurut ketentuan Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia modern seperti sekarang ini, banyak orang atau badan hukum yang memerlukan dana untuk mengembangkan usaha, bisnis, atau memenuhi kebutuhan keluarga (sandang,pangan,dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang bergerak cepat, kompetitif, dan terintegrasi dengan tantangan yang semakin kompleks serta sistem keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di pisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan para pelaku ekonomi yang secara terus menerus dari waktu
Lebih terperinciKREDIT TANPA JAMINAN
KREDIT TANPA JAMINAN ( Studi Tentang Pola Pemberian Kredit Tanpa Jaminan Di PT. Bank Rakyat Indonesia ( Persero ) Tbk. ) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas - Tugas dan Syarat Syarat Guna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Lembaga perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan mempunyai nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemajuan perekonomian merupakan salah satu tujuan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang- Undang Dasar Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memacu laju pertumbuhan negara. Hal ini dipastikan akan sangat membantu
1 BAB I PENDAHULUAN A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL Perkembangan dunia bisnis dewasa ini di negara kita terlihat semakin memacu laju pertumbuhan negara. Hal ini dipastikan akan sangat membantu dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh bank sebagai suatu lembaga keuangan, sudah semestinya. hukum bagi semua pihak yang berkepentingan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu produk yang diberikan oleh bank dalam membantu kelancaran usaha debiturnya, adalah pemberian kredit dimana hal ini merupakan salah satu fungsi bank yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya seperti kebutuhan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan adalah salah satu sumber dana bagi masyarakat perorangan atau badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya seperti kebutuhan untuk membeli rumah, mobil
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Nomor 4 Tahun 1996 angka (1). Universitas Indonesia. Perlindungan hukum..., Sendy Putri Maharani, FH UI, 2010.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi sebagai bagian dari pembangunan nasional, merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur berdasarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas bisnis merupakan fenomena yang sangat kompleks karena mencakup berbagai bidang baik hukum, ekonomi, dan politik. Salah satu kegiatan usaha yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, dinyatakan bahwa Indonesia merupakan negara hukum (rechtsstaat) yang bersumber pada Pancasila dan bukan
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH DINAS ANTARA KARYAWAN PT
TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH DINAS ANTARA KARYAWAN PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DIVISI REGIONAL II SUMATERA BARAT DENGAN PIHAK KETIGA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan begitu cepat, dengan berbagai macam jenis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia perbankan begitu cepat, dengan berbagai macam jenis produk dan sistem usaha dalam berbagai keunggulan yang kompetitif. Banyak bank yang didirikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara berkembang yang sekarang ini sedang. Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 (empat) yaitu, melindungi segenap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang sekarang ini sedang melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 (empat)
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN
PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN (Studi Kasus di Bank Pembangunan Daerah / Bank Jateng Cabang Jatisrono Wonogiri) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini tak dapat di pungkiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini tak dapat di pungkiri lagi. Hal ini mengakibatkan meningkatnya kebutuhan manusia. Oleh karena itu di perlukanlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk menjadikan Indonesia harus dapat meningkatkan berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara kepulauan memiliki beberapa wilayah yang penduduknya tersebar dari Sabang sampai Merauke. Banyaknya penduduk menjadikan Indonesia harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lepas dari peranan bank selaku pemberi layanan perbankan bagi masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat perkembangan perekonomian saat ini, banyak masyarakat yang ingin hidup sejahtera, salah satunya memiliki rumah yang layak. Karena rumah merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh partisipasi dan kerjasama
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara berkembang yang ditandai dengan pelaksanaan pembangunan di berbagai sektor. Dengan semakin meningkatnya pembangunan, otomatis kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidaklah semata-mata untuk pangan dan sandang saja, tetapi mencakup kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat dewasa ini semakin luas, dimana kebutuhan tersebut tidaklah semata-mata untuk pangan dan sandang saja, tetapi mencakup kebutuhan yang lain seirng
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat, bangsa Indonesia telah melakukan pembangunan untuk mewujudkan tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi sebagai bagian dari pembangunan nasional merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing lagi di masyarakat dan lembaga jaminan memiliki peran penting dalam rangka pembangunan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting sebagai lembaga keuangan. Kegiatan-kegiatan dunia usaha, baik di sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan lembaga keuangan yang bergerak mengelola jasa manajemen keuangan masyarakat. Kecepatan, kemudahan, dan keamanan merupakan salah satu bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan yang harus dipenuhi, seperti kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan.dalam usaha untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional, salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembagunan di bidang ekonomi, merupakan bagian dari pembangunan nasional, salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang terjadi, juga terjadi dalam dunia perekonomian, bahkan perkembangan kebutuhan masyarakat semakin tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tolak ukur kemajuan negara tersebut. Menurut Kasmir (2014) bank adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga yang memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Kemajuan bank di suatu negara dapat dijadikan tolak ukur kemajuan negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka pada dasarnya ingin hidup layak dan selalu berkecukupan. 1 Perbankan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari kebutuhan yang bermacam-macam. Dengan menghadapi adanya kebutuhankebutuhan tersebut, manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harga-harga produksi guna menjalankan sebuah perusahaan bertambah tinggi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan pembangunan ekonomi yang dilakukan pemerintah sekarang ini, tidak hanya harga kebutuhan sehari-hari yang semakin tinggi harganya, namun harga-harga produksi
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH MULTI GUNA ( KPR-MG ) UNTUK PEGAWAI NEGERI SIPIL (STUDI KASUS PADA BANK NAGARI CABANG UTAMA PADANG)
PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH MULTI GUNA ( KPR-MG ) UNTUK PEGAWAI NEGERI SIPIL (STUDI KASUS PADA BANK NAGARI CABANG UTAMA PADANG) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. kewajiban untuk memenuhi tuntutan tersebut. Pendapat lain menyatakan bahwa
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian Perjanjian adalah suatu hubungan hukum antara dua pihak, yang isinya adalah hak dan kewajiban, suatu hak untuk menuntut sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjangkau seluruh lapisan masyarakat dikarenakan harganya yang tinggi. Kondisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sebagaimana terdapat dalam Pasal 1 angka 7 Undang-undang Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman, merupakan bangunan gedung yang berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyimpanan dan peminjaman dana kepada anggota koperasi dengan tujuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit adalah salah satu jenis koperasi yang mempunyai kegiatan utama adalah menyediakan jasa penyimpanan dan peminjaman
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan perekonomian terus berlangsung di manapun dan oleh siapapun sebagai pelaku usaha, baik pribadi, badan hukum privat atau publik, bahkan oleh gabungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemberian Kredit kepada masyarakat dilakukan melalui suatu perjanjian kredit antara pemberi dengan penerima kredit sehingga terjadi hubungan hukum antara keduanya. Seringkali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang dilaksanakan pada masa sekarang diarahkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengatasi ketimpangan ekonomi guna mencapai kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Pasal 33 Undang-Undang dasar 1945 menempatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang keseluruhan bagiannya meliputi aspek kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa hampir semua masyarakat telah menjadikan kegiatan pinjam-meminjam uang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Kegiatan pinjam-meminjam uang telah dilakukan sejak lama dalam kehidupan masyarakat yang telah mengenal uang sebagai alat pembayaran. Dapat diketahui bahwa
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup orang banyak, serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga perbankan adalah salah satu lembaga keuangan yang mempunyai nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Dalam hal ini lembaga perbankan berperan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah dilakukan sejak lama, masyarakat mengenal uang sebagai alat pembiayaan yang sah. Dapat kita ketahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari pembayaran uang. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini, peran perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial, oleh karenanya manusia itu cenderung untuk hidup bermasyarakat. Dalam hidup bermasyarakat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Banyak sektor usaha berlomba-lomba untuk menarik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi saat sekarang mengalamin peningkatan yang sangat pesat. Banyak sektor usaha berlomba-lomba untuk menarik simpati masyarakat dalam menyediakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pembiayaan (financing institution) merupakan badan usaha yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga Pembiayaan (financing institution) merupakan badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jaminan atau agunan yang diajukan atau yang diberikan oleh debitur
9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaminan atau agunan yang diajukan atau yang diberikan oleh debitur kepada Bank berupa tanah-tanah yang masih belum bersertifikat atau belum terdaftar di Kantor Pertanahan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hampir semua sektor usaha sangat membutuhkan bank sebagai mitra dalam melakukan transaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu memenuhi segala kebutuhannya sendiri, ia memerlukan tangan ataupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat tidak terlepas dari berbagai kebutuhan, seiring dengan meningkatnya kehidupan, meningkat pula kebutuhan terhadap pendanaan. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat, kegiatan ini memegang peranan penting bagi kehidupan bank. umum di Indonesia khususnya dan di negara lain pada umumnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia, khususnya dunia perbankan saat ini mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat baik, walaupun kegiatan bisnis bank umum sempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia.peranan itu makin menentukan sehubungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman sekarang ini pengangkutan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.peranan itu makin menentukan sehubungan dengan makin berkembangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini bank memiliki peranan yang strategis dalam menunjang roda perekonomian. Bank sebagai lembaga keuangan, merupakan wadah yang menghimpun dana dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia usaha saat ini terlihat semakin maju, hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam dunia usaha saat ini terlihat semakin maju, hal ini ditandai dengan berkembangannya sektor usaha kecil, menengah sampai yang besar, terutama di negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi Indonesia tidak bisa lepas dari dasar falsafah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi Indonesia tidak bisa lepas dari dasar falsafah yang melandasi kegiatan bernegara dan berbangsa, yaitu Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian. 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tugas pokok bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat yang memerlukannya. Oleh karena itu, peranan kredit dalam operasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keduanya diperlukan intermediary yang akan bertindak selaku kreditur yang
1 A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari keperluan akan dana guna menggerakkan roda perekonomian dirasakan semakin meningkat. Disatu sisi ada masyarakat yang kelebihan
Lebih terperinci