BAB II. Terbentuknya Kampung Bali. Kampung Bali merupakan pemukiman Masyarakat Bali yang ada di

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II. Terbentuknya Kampung Bali. Kampung Bali merupakan pemukiman Masyarakat Bali yang ada di"

Transkripsi

1 BAB II Terbentuknya Kampung Bali 2.1 Letak Geografis dan Kondisi Alam Kampung Bali merupakan pemukiman Masyarakat Bali yang ada di pedalaman Kabupaten Langkat. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa Langkat merupakan salah satu kabupaten yang berada di Dataran Tinggi Bukit Barisan, terletak di Bagian Barat Laut Provinsi Sumatera Utara, letak geografis Kabupaten Langkat berada pada koordinat Lintang Utara dan Bujur Timur. Kabupaten Langkat berada diketinggian m dari permukaan laut. Secara administrasi Kabupaten Langkat mempunyai batas sebagai berikut: Sebelah Utara : Kabupaten Aceh Tamiang (Provinsi NAD) dan Selat Malaka Sebelah Selatan : Kabupaten Karo Sebelah Timur : Kabupaten Deli Serdang Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Tenggara/Tanah Alas (Provinsi NAD) Ibukota dari Kabupaten Langkat adalah Stabat. Kabupaten Langkat memiliki luas Ha sekarang ini Kabupaten Langkat terdiri dari 23 Kecamatan dan 277 desa/kelurahan. secara umum mayoritas penduduk Kabupaten Langkat adalah orang

2 Melayu yang merupakan penduduk asli. Kemudian diikuti oleh suku Jawa, Karo, Batak Toba, Mandailing, dll. 16 Kampung Bali di Langkat merupakan wilayah dusun VI yang terletak di Desa Paya Tusam, Kecamatan Sei Wampu. Kecamatan Sei Wampu ini merupakan kecamatan yang bersebelahan langsung dengan kota Stabat. Antara kota Stabat dengan Kecamatan Sei Wampu ini dipisahkan oleh keberadaan Sungai Wampu. Sungai Wampu adalah sebuah sungai yang mengalir melalui 2 kabupaten di Sumatera Utara, Indonesia, yaitu Kabupaten Karo dan Kabupaten Langkat. Di kabupaten Karo, hulu sungai ini dikenal dengan nama Lau Biang. Airnya yang jernih dan cukup deras, mengalir langsung dari hutan-hutan lebat Taman Nasional Gunung Leuser. Sungai Wampu memiliki lebar sekitar 150 m, untuk menyeberangi sungai wampu melalui kota Stabat menuju ke kecamatan Sei Wampu dapat dilalui dengan dua cara, pertama dengan melalui jembatan sungai Wampu dan yang kedua dengan menaiki jasa angkutan penyebrangan sungai berupa getek. Kampung Bali yang menjadi pemukiman masyarakat Bali sebelumnya merupakan wilayah dari Desa Bingai, namun setelah adanya pemekaran pada tahun 2001 terhadap Desa Bingai ini, maka Desa Bingai terbagi menjadi tiga desa. Ketiga desa tersebut adalah Desa Bingai, Desa Paya Tusam, dan Desa Setungkit. Kampung Bali setelah pemekaran Desa Bingai masuk di dalam wilayah Desa Paya Tusam. 16 Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat, Kabupaten Langkat Dalam Angka 2013, BPS- Statistik Of Langkat Regency, 2013

3 Jarak antara kota Stabat dengan Kampung Bali sekitar 20 km. Perjalanan menuju ke Kampung Bali jika ditempuh dari Kota Stabat akan melewati beberapa pemukiman-pemukiman masyarakat yang di dominasi oleh mayoritas Masyarakat Melayu, perjalanan ini dalam prosesnya akan membelah jalan perkebunan kelapa sawit dan karet yang merupakan tanaman para warga setempat. Akses ini sekalipun dimungkinkan untuk kendaraan roda empat namun akan terasa sangat sulit karena kondisi jalan yang kurang baik. Hal ini lebih disebabkan karena akses jalan yang berbatu dan struktur tanah yang tidak rata. Tidak ada jalan yang jelas ataupun yang menjadi jalan umum dalam perjalanan menuju Kampung Bali dari Kota Stabat, karena jalan-jalan yang dilewati merupakan jalan-jalan perkebunan yang sengaja dibuka hanya untuk kepentingan perkebunan dan untuk menghubungkan satu pemukiman kepemukiman lain, keadaan ini membuat perjalanan menuju Kampung Bali dari kota Stabat terlihat berliku-liku dan sedikit rumit. Masyarakat setempat setelah penyebrangan getek dari kota Stabat masih banyak yang tidak mengetahui jalan menuju Kampung Bali. Karena akses jalan dari kota Stabat menuju Kampung Bali bukanlah akses jalan utama Masyarakat Bali untuk keluar kampung menuju kota, akses jalan utama masyarakat Kampung Bali untuk keluar kampung menuju kota adalah melalui Desa Perhiasan yang merupakan desa dari Kecamatan Selesai menuju kota Binjai. Akses jalan ini merupakan akses jalan yang baru dibuka untuk mempermudah masyarakat keluar dari kampung menuju ke kota.

4 Kampung Bali dikelilingi oleh perkebunan pribadi milik warga, perkebunan ini didominasi oleh tanaman karet yang menjadi mata pencarian masyarakat. Terdapat juga tanaman seperti sawit, kakao dan ada juga tanaman-tanaman liar lainnya. Tampilan wajah Kampung Bali sendiri menghadap Tenggara arah mata angin, apabila diamati dari jalan kedatangan menuju kampung dan pintu gerbang masuk. Setiap orang yang datang memasuki kampung harus terlebih dahulu lewat pintu gerbang untuk bisa memasuki Kampung Bali. Demikian juga warga yang berdiam di kampung itu yang hendak pergi untuk meninggalkan kampung harus melalui gerbang masuk meski memang tidak ada penjaga yang bertugas di gerbang masuk (Lihat lampiran gambar 3). Semakin kedalam memasuki kampung menuju arah Barat Laut maka kita akan menemukan Pura Penataran Agung Widya Loka Nata yang terletak di dataran tertinggi kampung, memang kampung Bali ini jika dilihat struktur tanahnya semakin memasukki kampung maka tanahnya semakin tinggi seperti menaiki bukit. Jalan-jalan di areal kampung yang menghubungkan rumahrumah warga masih menggunakan jalan setapak, jalan-jalan ini terlihat bergelombang karena kondisi tanah diperkampungan yang pada dasarnya tidak rata, ditengah-tengah kampung ada sebuah titi dari kayu yang dibangun untuk melewati sebuah parit besar, parit ini dahulu memang sudah ada, namun menurut sumber dahulu lebar parit ini tidak sebesar seperti sekarang, karena kebutuhan sebagai saluran pembuangan air maka masyarakat memperbesar parit ini agar lebih maksimal fungsinya. Di tengahtengah pemukiman masyarakat Kampung Bali juga akan banyak ditemui pohon

5 sawit, tanaman ini ditanami secara sengaja oleh masyarakat untuk menambah penghasilan masyarakat. Panorama alam Kampung Bali yang masih didominasi warna hijau memberi kenyamanan tersendiri bagi orang-orang yang rindu akan kehidupan tradisional perkampungan. Kampung Bali adalah pemukiman khas pedesaan yang masih memegang nilai-nilai luhur kebudayaannya. Kampung Bali sebagai desa tradisional ditandai dengan ciri-ciri umum antara lain: mata pencaharian penduduk relatif pada sektor pertanian, perbandingan antara lahan dan penduduk relatif besar, hubungan antar warga relatif akrab, pada umumnya tradisi leluhur masih di pegang kuat. 2.2 Latar Belakang Historis Kampung Bali. Meningkatnya jumlah penduduk akibat aktivitas ekonomi yang terus berkembang sehingga dapat mendorong pertambahan kebutuhan lahan yang dijadikan untuk daerah permukiman ataupun lahan usaha sehingga dapat menciptakan suatu daerah permukiman ataupun pola permukiman baru. Pola permukiman tersebut bersifat sebaran, dan lebih banyak berkaitan dengan faktor-faktor ekonomi, sejarah dan faktor budaya beserta dampaknya. Keberadaan Kampung Bali sendiri merupakan pemukiman yang ada akibat sebaran penduduk yang dilatarbelakangi karena faktor ekonomi. Perpindahan etnis Bali dari satu daerah kedaerah pedalaman di Langkat melewati kronologis sejarah, perpindahan ini mengubah wajah belantara menjadi pemukiman yang menghasilkan

6 pola kehidupan masyarakat yang baru. Masyarakat Bali sendiri merupakan pemeran terpenting dalam proses terbentuknya Kampung Bali Masyarakat Bali Sebelum di Kampung Bali. Pasca kolonial Indonesia telah menjadi sebuah negeri yang merdeka dan berdiri sendiri semenjak 17 Agustus 1945, keadaan ekonomi, politik dan kebudayaan di Indonesia tidak mengalami perubahan secara mendasar. Keterbelakangan ekonomi banyak terjadi di pedesaan yang merupakan tempat di mana mayoritas rakyat Indonesia berada khusus untuk Kepulauan Jawa. Pengangguran juga meluas di pedesaan sebagai akibat sempitnya lapangan pekerjaan. Umumnya masyarakat di daerah pedesaan menumpukkan ekonominya pada sektor pertanian, namun mayoritas kaum tani adalah kaum tani yang tidak memiliki lahan. Kalaupun ada yang memiliki lahan, maka kepemilikan lahan tersebut dalam jumlah yang sangat terbatas sehingga hasilnya tidak mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Keadaan ini terjadi karena lahan-lahan yang ada di desa rata-rata dikuasai oleh tuan tanah, tani kaya, dan orang kaya desa lainnya. Sehingga sedikit sekali kaum tani yang dapat memanfaatkan tanah bagi kehidupan mereka. Kemiskinan di pedesaan inilah yang menjadi salah satu sebab utama mengapa banyak penduduk desa terutama yang berusia muda melakukan migrasi baik ke kota-kota besar bahkan migrasi internasional ke negeri-negeri lain sebagai buruh migran. Alasan utama para kaum urban tersebut adalah karena sedikitnya jumlah tanah yang mereka miliki, atau karena kurangnya tanah, sehingga

7 pada kenyataannya, lebih dari 80% transmigran sama sekali tidak mempunyai tanah. 17 Tidak dapat dipungkiri Masyarakat Bali yang tinggal di Pulau Bali juga mengalami keadaan ini. Kebutuhan akan lahan untuk usaha maupun pemukiman merupakan alasan utama yang memicu perpindahan masyarakat Bali yang merasa kesusahan hidup dikampungnya sendiri, sehingga mereka melakukan perpindahan tempat tinggal dengan tujuan dasarnya untuk memperbaiki taraf hidup yang lebih baik. Transmigrasi oleh masyarakat Bali telah dilakukan secara terorganisir, perpindahan ini telah dimulai setelah kemerdakaan, yaitu pada tahun Antara tahun 1953 dan 1968, jumlah transmigran Bali mencapai 10,4% dari seluruh peserta transmigrasi. Selama periode tersebut, 84% orang Bali bertransmigrasi ke Sumatera. Jumlah transmigran yang diberangkatkan pertahun bervariasi antara dua tahun tercatat kurang dari orang, lima tahun antara hingga orang, lima tahun antara hingga orang dan akhirnya, pada tahun 1963 sesudah meletusnya Gunung Agung, tercatat pengungsi yang diberangkatkan Muriel Charras, Dari Hutan Angker Hingga Tumbuhan Dewata. Transmigrasi di Indonesia: Orang Bali di Sulawesi, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 1997, hal Ibid, hal. 18

8 Berikut adalah jumlah dan arah tujuan transmigran Masyarakat Bali: Tabel I : Jumlah dan arah tujuan transmigran Bali Tujuan 1953/ / /1976 Sebelum 1978 Kel. Jiwa Kel. JIwa Kel. Jiwa Kel. Jiwa Sumatera Kalimantan Sulawesi Nusa Tenggara Jumlah Rata-rata per tahun Sumber: Muriel Charras, Dari Hutan Angker Hingga Tumbuhan Dewata, Transmigrasi Di Indonesia, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, Hal. 32 Masyarakat Bali yang yang menjadi pemeran utama dari pembukaan Kampung Bali di Langkat mengawali kedatangan mereka dengan bertransmigrasi dari Bali ke Sumatera. Dilihat dari Tahun keberangkatan transmigran ini yaitu tahun 1963, Perpindahan masyarakat Bali ini termasuk dalam jenis perpindahan yang terpaksa. Transmigrasi merupakan satu jalan keluar yang ditawarkan kepada para korban letusan Gunung Agung di tahun Namun secara harafiah transmigrasi ini tidak merupakan paksaan. Para korban bencana alam yang sedang kehilangan harta benda, serta sedang dilanda kebingungan itu memang mudah dipengaruhi dan diberi anjuran untuk bertransmigrasi. 19 Namun tujuan transmigrasi yang 19 Ibid, hal. 32

9 mengutamakan keberlangsungan hidup masyarakat Bali ini secara sadar di putuskan oleh masyarakat itu sendiri, itulah sebabnya migrasi orang-orang Bali ini terlepas dari bentuk sistem yang menekan. Migrasi ini juga perlu lebih lanjut dijelaskan pada tahun 1963, kira-kira 145 keluarga, yang banyak diantaranya berasal dari Gianyar Propinsi Bali, telah dikirim untuk bekerja kontrak selama 6 tahun diperkebunan karet di Medan dan sekitarnya. 20 Orang Bali yang bermigrasi ke Medan, mengawali kedatangan mereka dengan menandatangani kontrak kerja diperkebunan Tanjung Garbus dan Bandar Selamat, perkebunan Tanjung Garbus dan Bandar Selamat merupakan perkebunan yang terletak di daerah Lubuk Pakam. Perkebunan yang ada di Tanjung Garbus dan Bandar Selamat ini merupakan perkebunan yang menghasilkan komoditi karet, kakao, gula dan tembakau. Orang Bali yang bekerja diperkebunan tersebut memulai kontrak kerja mereka dari tahun 1963 sampai dengan Setelah kontrak kerja yang pertama diselesaikan ditahun 1969, mereka kemudian menerima perpanjangan kontrak kerja untuk 6 tahun berikutnya. Sekalipun Masyarakat Bali ini mendapatkan fasilitas rumah atau tempat tinggal dan gaji selama kontrak kerja sebagai pekerja perkebunan. Kehidupan masyarakat Bali yang bekerja diperkebunan ini dirasa sangat kurang memuaskan. Pendapatan dari hasil perkebunan ini bagi mereka masih dianggap tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Akibatnya banyak Masyarakat Bali yang 20 Ibid, hal. 33

10 bekerja diperkebunan ini mulai merasa tidak betah dan berfikir untuk mencari usaha yang lebih baik lagi demi meningkatkan taraf hidup. Bentuk dari ketidakpuasan masyarakat Bali ini terbukti dengan adanya beberapa pekerja dari Masyarakat Bali yang melakukan pensiun muda pada masa itu, yaitu pada tahun 1972 dan Namun setelah pensiun masyarakat Bali ini bukannya mendapatkan kegiatan usaha yang lebih baik melainkan malah menjadi pengangguran. Kebutuhan Ekonomi yang semakin meningkat memaksa orang-orang Bali tersebut untuk segera mengambil langkah-langkah agar dapat mempertahankan keberlangsungan hidup. Berbagai macam usaha dan cara dilakukan untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya. Sebahagian dari orang-rang Bali ini menggunakan sisasisa harta yang mereka miliki untuk melakukan kegiatan berdagang, akan tetapi hasilnya juga masih belum mencukupi kebutuhan hidup mereka dan keluarga dikarenakan kurangnya pengetahuan akan teknik berdagang serta minimnya modal yang mereka miliki. Sebahagian masyarakat Bali ini ada juga yang pulang ke kampung halamannya di Pulau Bali dengan harapan bahwa situasi disana sudah berubah dan ada peluang untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik dengan bermodalkan pengalaman selama menjadi transmigran Wawancara Nyoman Sumandro, Kampung Bali, 8 Juni Wawancara Dewa Putu Dana, Kampung Bali, 8 Juni 2013

11 2.2.2 Proses Terbentuknya Kampung Bali Kesejahteraan adalah hal yang utama bagi para masyarakat transmigran, tujuan masyarakat transmigran sendiri dengan melakukan migrasi cenderung lebih kepada peningkatan taraf hidup. Masyarakat Bali yang sudah tidak bekerja diperkebunan merasa sudah sangat jauh dari tujuan-tujuan tersebut. Keterpurukan ekonomi melanda orang-orang Bali ini yang kemudian menghadapkan mereka kepada pilihan yang sulit. Pilihan yang ada pada saat itu mengharuskan mereka untuk segera mengambil keputusan demi kelangsungan hidup mereka, pilihan yang ada diantarnya adalah: 1. Bekerja lagi dengan pihak perusahaan perkebunan sebagai buruh lepas. 2. Mereka Kembali ke Pulau Bali dan memulai hidup baru disana, atau 3. Memiliki dan mengolah tanah sendiri dengan cara berpindah dan mencari lokasi baru untuk tempat menetap. Kehidupan semasa kontrak kerja di perusahaan perkebunan ini dinilai sangat kurang memenuhi kesejahteraan masyarakat Bali sehingga pilihan ini dianggap tidak tepat untuk dilakukan, sementara pilihan untuk kembali pulang ke kampung halaman adalah pilihan sulit dikarenakan beberapa pertimbangan yaitu, mereka merasa malu karena ketika pulang belum memiliki harta yang cukup dan ditambah lagi dengan asumsi bahwa kampung halaman mereka yaitu Pulau Bali yang mereka rasa sudah

12 padat penduduk dan penuh dengan persaingan, tentunya mereka merasa akan sulit untuk mencari lapangan pekerjaan disana. 23 Akhirnya sebahagian dari masyarakat Bali ini memutuskan untuk memulai hidup mandiri dengan membuka lahan sendiri. Keputusan ini diikuti oleh beberapa masyarakat lainnya yang masih bekerja diperkebunan, mereka berencana untuk berhenti bekerja dari perkebunan dan mengikuti masyarakat yang ingin membuka lahan dan tempat tinggal sendiri. Pada tahun 1973 dengan bekal harta seadanya akhirnya orang-orang Bali yang berjumlah 56 kk tersebut mengusahakan tempat tinggal yang baru untuk keberlangsungan hidup mereka. Keputusan untuk mencari lahan sebagai tempat tinggal yang merupakan upaya tuntutan masyarakat Transmigran yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1972 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Transmigrasi. Dimana dalam pasal 8 berbunyi Hak-hak transmigran untuk mendapatkan bantuan, bimbingan dan pembinaan diatur dengan pemerintah. 24 Lebih lanjut mengenai tujuan masyarakat Bali memilih pilihan untuk berpindah tempat tinggal dan membuka lahan karena pemerintah dalam mendukung program transmigrasi memberikan fasilitas-fasilitas bagi para transmigran pada masa itu. Fasilitas yang disediakan pemerintah antara lain adalah lahan, bantuan dana dan alat-alat pertanian. Setiap kepala keluarga yang mengikuti program transmigrasi rata-rata mendapatkan lahan garapan seluas 2-2,5 hektar dan juga mendapatkan bantuan dana sebagai 23 Wawancara Nyoman Sumandro, Kampung Bali, 8 Juni Presiden Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 1972 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Transmirasi hal. 4

13 modal untuk mengelola lahan tersebut sebesar juta rupiah. Selain itu pemerintah juga menyediakan alat-alat pertanian dan brosur-brosur penyuluhan tentang cara mengelola lahan yang baik dan jenis tanaman budidaya apa yang cocok untuk ditanam pada lahan tersebut. Masyarakat Bali yang sudah tidak bekerja di perkebunan Tanjung Garbus dan Bandar Selamat berkumpul untuk merencanakan perpindahan mereka. Mereka menggabungkan diri dengan PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia) yang berada dikota Medan untuk memohon bantuan agar diusahakan tempat tinggal yang baru dan menerahkan proses pengurusan itu sepenuhnya kepada lembaga tersebut. PHDI menyetujui permohonan masyarakat Bali tersebut yang meminta diusahakan tempat tinggal yang baru untuk kelangsungan hidup mereka. PHDI mengambil alih rencana perpindahan ini dalam pengurusannya. Tempat tinggal yang direncanakan untuk orang-orang Bali ini dinamakan Komplek Bali. Langkah selanjutnya yang diambil oleh PHDI adalah dengan mengutus beberapa orang untuk meninjau daerah-daerah yang menjadi tujuan masyarakat Bali. Ditemukanlah pada masa itu beberapa daerah oleh utusan ini namun hasilnya belum ada yang cocok. Akhirnya ditemukan daerah pedalaman di Kabupaten Langkat yang dirasa cocok setelah melalui berbagai pertimbangan untuk menjadi tempat tinggal masyarakat Bali. Dikirim utusan sebanyak 11 orang yang merupakan dari masyarakat Bali tersebut untuk melakukan survey ke daerah pedalaman Kabupaten Langkat.

14 Setelah dirasa cocok akhirnya PHDI mengurus segala keperluan untuk perpindahan masyarakat Bali ini menuju Kabupaten Langkat. Kawasan yang menjadi tempat tinggal masyarakat Bali ini memiliki luas 180 ha. Status daerah tempat tinggal masyarakat Bali yang dirujukkan ini merupakan Tanah Negara Bebas (TNB). Tanah Negara Bebas adalah tanah negara yang langsung dibawah penguasaan negara, diatas tanah tersebut tidak ada satupun hak yang dipunyai oleh pihak lain selain negara. Tanah negara bebas bisa langsung dimohon oleh masyarakat kepada negara/ Pemerintah dengan melalui suatu prosedur yang lebih pendek daripada prosedur terhadap tanah negara tidak bebas. 25 Sebelum berakhir tahun 1973 PHDI berhasil mengurus segala kebutuhan bagi masyarakat Bali yang akan membuka tempat tinggal didaerah Langkat tersebut, termasuk didalamnya segala urusan izin tanah dan tempat tinggal sementara bagi masyarakat dikawsan ini. Dengan demikian, maka terjadilah migrasi spontan dari Tanjung Garbus dan Bandar Selamat ke daerah pedalaman Kab. Langkat yang bernama Kampung Bali. Jadi lebih tepat disimpulkan bahwa masyrakat Bali yang berperan dalam pembukaan dan yang tinggal dikampung Bali sejak pertama kali bukanlah masyarakat yang datang langsung dari Bali melainkan masyarakat Bali yang sebelumnya sudah bekerja dan tinggal di Sumatera yaitu di perkebunan Tanjung Garbus dan Bandar Selamat. 25 Saputera Rekky, Pensertipikatan Tanah Negara Menjadi Tanah Hak Di Kecamatan Ilir Barati Kota Palembang Tesis Program Sudi Magister Kenotariatan Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, 2010, Hal 33

15 2.3 Awal Kehidupan Masyarakat Kampung Bali. Tahun 1974 masyarakat Bali telah bermukim di pedalaman Kab. Langkat. Perpindah masyarakat yang terproses ini telah memberikan dampak yang begitu besar terhadap perkembangan masyarakat Bali dari segala aspek kehidupan. Alasan utama masyarakat Bali memilih kawasan ini sebagai tempat tinggal mereka hanya karena keseluruhan jumlah lahan yang disediakan sebagai tempat tinggal dan lahan pertanian nantinya dirasa mereka sudah cukup untuk dibagi kesetiap kepala keluarga masyarakat Bali. Dimana setiap keluarga mendapatkan sekitar 2 hektar tanah untuk di olah dan kerjakan sebagai penghasilan. Pertimbangan lainnya adalah karena kesuburan tanah dikawasan ini yang mereka rasa sudah baik untuk ditanami tanaman perkebunan yaitu karet dan sawit. Dimasa awal-awal kehidupan masyarakat kampung, banyak sekali permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi, tantangan dan kesulitan pada awalawal bermukimnya warga Bali ini sangat terasa bagi masyarakat sejak lima tahun pertama tinggal yaitu dari tahun 1974 sampai dengan Permasalahan yang paling utama pada masa awal berdirinya kampung Bali adalah masalah kesehatan. Dalam urusan kesehatan pada masa itu bahkan ada warga yang meninggal karena tidak mendapatkan pengobatan yang layak, umumnya masyarakat hanya mengobati dengan cara-cara tradisional. Selanjutnya permasalah sandang dan pangan. Masyarakat di Kampung Bali pada masa awal berdirinya kampung kesulitan untuk mencari makan, menurut sumber yang diperoleh peneliti diakui mereka bahwa tak

16 jarang masyarakat kampung memakan ubi sebagai pengganti nasi, keadaan ini juga dipersulit karena tempat tinggal mereka yang mulai rusak karena alam. Banyaknya tantangan hidup yang berdatangan tak membuat masyarakat kampung menyerah dan putus asa. Bahkan dimasa awal-awal tinggal di Kampung Bali masyarakat Bali berusaha mengutamakan beberapa aspek yang menunjang peningkatan kehidupan masyarakat Agama Masyarakat Bali yang tinggal dan menetap di kampung Bali keseluruhannya beragama Hindu Dharma atau Agama Tirtha (Agama Air Suci) yaitu agama Hindu yang merupakan sinkretisme unsur-unsur Hindu aliran Siwa, Waisnawa, dan Brahma yang dipadukan dengan kepercayaan lokal masyarakat Bali. Dalam masyarakat Bali berlaku sistem Catur Varna yang memiliki pengertian empat pembagian kehidupan berdasarkan atas bakat (guna) dan keterampilan (karma) seseorang, serta kualitas kerja yang dimiliki sebagai akibat pendidikan, pengembangan bakat yang tumbuh dari dalam dirinya yang ditopang oleh ketangguhan mentalnya dalam menghadapi pekerjaan. Empat golongan yang kemudian dikenal dengan nama Catur Varna itu ialah Brahmana (pendeta), Ksatria (tentara), Waisya (pedagang), dan Sudra (pekerja/buruh). Dalam perjalanan kehidupan di masyarakat dari masa ke masa pelaksanaan sistem Catur Varna cenderung berbaur mengarah kepada sistem yang tertutup yang disebut Catur Wangsa

17 (Turunan Darah). Dalam hal ini Catur Varna menunjukkan pengertian golongan fungsional sedangkan Catur Wangsa menunjukkan Turunan Darah. Kematangan masyarakat Hindu yang tinggal di kampung Bali ini ditandai dengan perencanaan pembangunan Pura sebelum mereka tinggal di kampung Bali. Pada masa awal-awal terbentuknya kampug Bali kematangan ini direalisasikan dengan dibangunnya Pura Penataran Agung Widya Loka Nata yang didirikan pada tanggal 16 November Walaupun dengan kondisi ekonomi yang belum stabil pada masa itu, tidak menutup kemungkinan pembangunan pura terselesaikan. Bagi masyarakat Hindu Bali agama adalah hal yang paling diutamakan. Karena mereka beranggapan semakin taat mereka menjalanakan agamanya maka kehidupan yang baik dan ideal menurut mereka akan terwujud. Pembangunan pura ini pada prosesnya dilakukan dengan cara bergotong royong dengan melibatkan seluruh anggota masyarakat. Dimana setiap anggota masyarakat yang terdiri dari orang tua dan anak mengambil bagiannya masingmasing dalam pengerjaan pura. Anak muda umumnya membawa bahan baku pembangunan pura ini yang didatangkan dari luar kampung dengan berjalan kaki. Baik perempuan maupun laki-laki terjun membawa bahan-bahan tersebut yang jaraknya sekitar 3 jam perjalanan. 26 Keadaan ini menunjukkan solidaritas masyarakat yang masih sangat kental dalam sistem kepercayaan ditengah-tengah kehidupan masyarakat kampung pada masa awal berdirinya Kampung Bali. 26 Wawancara I nyoman Sumandro, Kampung Bali, 18 Desember 2012.

18 2.3.2 Mata Pencaharian Kawasan kampung Bali pada awalnya merupakan kawasan hutan tropis, dimana pohon-pohon dalam hutan ini berdaun rindang dan lantai hutan gelap karena sinar matahari tidak dapat menembus daun-daun rindangnya. Pepohonan yang tumbuh didaerah ini rata-rata sudah berumur dengan batang yang besar-besar, sebut saja seperti pohon meranti dan jati, Tanah dan udara dalam hutan lembap karena uap airnya sukar naik terevaporasi ke atas. Tak jarang ditemukan pohon-pohon dalam hutan tersebut sering dibelit oleh tumbuhan sulur, seperti rotan dan tumbuhantumbuhan pasrasit. Kondisi alam yang masih sangat belantara ini tentunya menyulitkan kehidupan masyarakat dalam melangsungkan kehidupan. Menurut salah satu sumber yang peneliti dapatkan, ia mengatakan bahwa tak jarang masyarakat Bali dalam kesehariannya memakan ubi yang dicampur dengan nasi. 27 Hal ini dilakukan karena faktor keadaan, dimana masyarakat masih belum berpenghasilan karena mereka masih dalam tahap awal pengerjaan lahan, akibatnya kondisi ekonomi yang sangat buruk menerpa masyarakat, sehingga masyarakat sangat kesulitan untuk membeli kebutuhan pokok. Pada dasarnya Masyarakat Bali adalah masyarakat dengan mata pencaharian sebagai petani. Orang Bali dalam memperjuangkan kehidupan bertumpu pada hasil perkebunan yang mereka olah. Hal ini pula yang tercermin dari kehidupan masyarakat Bali yang tinggal di Kampung Bali dimana mereka mengusahakan penghidupannya dengan bercocok tanam. 27 Wawancara Dewa Putu, Kampung Bali, 14 Agustus 2013.

19 Pada masa awal kehidupan masyarakat, dapat dikatakan bahwa orang-orang Bali yang tinggal didalamnya bertarung dengan waktu. Mereka dalam pengerjaan lahan yang dibagi kesetiap kepala keluarga umumnya menanami lahan ini dengan tanaman keras seperti sawit dan karet. Pengolahan ini merupakan bentuk kontrak kepada pemerintah atas lahan yang diberikan agar sesegera mungkin dikelola. Dalam proses penanamannya tanaman karet dan sawit merupakan tanaman tahunan. Sehingga masyarakat Bali dituntut untuk mengolah lahan tapi harus juga mencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Orang-orang Bali mensiasati keadaan ini dengan menanam lahan secara bersamaan dengan tanaman palawija sebagai sumber penghasilan sementara hingga tanaman keras itu menghasilkan nantinya. Terbukti orang-orang Bali ini dapat bertahan dimasa awalawal tinggal dikampung Bali dengan menggunakan strategi ini, hingga tanaman sawit dan karet yang mereka tanam menghasilkan selanjutnya mereka berhenti menanam tanaman palawija Pendidikan Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana dalam usaha mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pentingannya pendidikan dalam kehidupan

20 bermasyarakat merupakan hal yang sangat menunjang dalam peningkatan sumberdaya manusia yang berfungsi pada peningkatan sumber daya alam nantinya. Pendidikan termasuk dalam permasalahan yang sangat dicemaskan oleh Masyarakat Kampung dimasa awal-awal berdirinya Kampung Bali. Belum adanya sekolah menjadi penghalang bagi anak-anak untuk belajar. Adapun sekolah letaknya sangat jauh dari kampung, dimana faktor geografis Kampung Bali tidak memungkinkan masyarakat kampung untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Akibatnya tidak ada anak-anak yang sekolah pada masa itu. Umumnya anak-anak dimasa awal-awal terbentuknya Kampung Bali pekerjaannya sehari-hari hanyalah membantu orangtuanya berladang ataupun berkebun. Sampai akhirnya para orang tua berinisiatif membangun sebuah tempat sebagai prasana belajar dan mengajar yang tidak resmi pada tahun Tenaga pengajar yang diangkat juga merupakan warga kampung. 28 Mereka adalah orang-orang yang dianggap mampu untuk mengajarkan pengetahuan di sekolah dasar. Sekolah yang dibangun pada masa awal berdirinya Kampung Bali secara nyata menunjukan bentuk pemikiran maju masyarakat kampung. Hingga keadaan menjadi baik dan akses yang memungkinkan baru masyarakat Bali ini menyekolahkan anak-anak mereka keluar kampung. Umumnya anak-anak di Kampung Bali bersekolah keluar kampung pada tingkat SMP dan SMA, karena sekolah yang dibuat di Kampung Bali statusnya disetarakan untuk tingkat SD. Sekolah ini menjadi resmi dan terdaftar di pemerintahan menjadi SD inpres pada tahun Wawancara Nengah Samba, Kampung Bali, 8 Juni 2013.

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian BAB II Deskripsi Lokasi Penelitian Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian di setiap bagian yang diperlukan dalam penelitian ini. Kita dapat mulai untuk meneliti apa

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN 5.1. LATAR BELAKANG DESA KESUMA Kawasan penelitian yang ditetapkan ialah Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Desa ini berada pada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN 2.1 Sejarah Desa Pauh Desa Pauh ini terletak di Jalan Jala X Lingkungan 14 Terjun Medan. Nama asli dari desa ini sebenarnya adalah Desa Terjun Jalan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389 BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988 2.1. Kondisi Geografis Desa Namo Rambe merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN 2.1 Letak Geografis Sumbul Pegagan Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara. Secara geografis Sumbul Pegagan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah 46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 sampai dengan 105 45 Bujur Timur dan 5 15 sampai

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. ± 30 km atau sekitar 2 jam jarak tempuh, sementara menuju Kabupaten Aceh

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. ± 30 km atau sekitar 2 jam jarak tempuh, sementara menuju Kabupaten Aceh BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Kondisi Geografis Desa Suka Damai merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Gereudong Pase, Kabupaten Aceh Utara. Ibu kota kecamatan ini berada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km² BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG 2.1 Letak Geografis Pulau Burung Pulau Burung merupakan salah satu kecamatan dari 17 kecamatan yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. awalnya manusia berkumpul dan tinggal bersama pada tempat-tempat tertentu.

BAB I. Pendahuluan. awalnya manusia berkumpul dan tinggal bersama pada tempat-tempat tertentu. BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Terbentuknya sebuah pemukiman dapat dijelaskan melalui proses dimana awalnya manusia berkumpul dan tinggal bersama pada tempat-tempat tertentu. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah Desa Sugau Nama desa secara administrasi disebut desa Sugau, masyarakat sering menyebut desa ini dengan nama Simpang Durin Pitu. Simpang Durin Pitu dibuat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang 38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari pulau Jawa, Bali, Sulawesi, Kalimantan dan daerah lainnya. Hal tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. dari pulau Jawa, Bali, Sulawesi, Kalimantan dan daerah lainnya. Hal tersebut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah yang terletak di pulau Sumatera, tepatnya berada di ujung Pulau Sumatera yang merupakan pintu masuk pendatang dari pulau

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU

BAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU BAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU 2.1 Letak Geografis Desa Asam Jawa Desa Asam Jawa berada di Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis,hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transmigrasi merupakan alternatif penting dalam rangka memecahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Transmigrasi merupakan alternatif penting dalam rangka memecahkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transmigrasi merupakan alternatif penting dalam rangka memecahkan masalah kepadatan penduduk khususnya di Pulau Jawa. Mereka yang ditransmigrasikan itu, pada umumnya

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Semua data yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti selama melakukan penelitian akan disajikan pada bab ini. Data tersebut merupakan data tentang partisipasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (pendapatan) yang tinggi. Petani perlu memperhitungkan dengan analisis

BAB I PENDAHULUAN. (pendapatan) yang tinggi. Petani perlu memperhitungkan dengan analisis BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tanaman karet merupakan salah satu komoditi yang menduduki posisi cukup penting sebagai devisa non-migas dan menunjang pembangunan ekonomi Indonesia, sehingga memiliki

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia adalah negara agraris dimana mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Berbagai hasil pertanian diunggulkan sebagai penguat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN 2.1 Deskripsi Umum Wilayah 2.1.1 Sejarah Desa Lalang Menurut sejarah yang dapat dikutip dari cerita para orang tua sebagai putra daerah di Desa Lalang, bahwa Desa Lalang

Lebih terperinci

Keseluruhan lingkungan X merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk. Pada

Keseluruhan lingkungan X merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk. Pada BAB II GAMBARAN UMUM PENGRAJIN ROTAN DI LINGKUNGAN X KELURAHAN SEI SIKAMBING D MEDAN 2.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian 2.1.1 Letak Geografis Kelurahan Sei Sikambing D merupakan salah satu kelurahan dari

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hingga upah yang tinggi. Proses migrasi juga turut mempengaruhi kondisi

BAB I PENDAHULUAN. hingga upah yang tinggi. Proses migrasi juga turut mempengaruhi kondisi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena transmigrasi di Indonesia telah terjadi sejak zaman kolonial, pasca orde baru hingga saat ini. Dilatarbelakangi tujuan tertentu seperti ingin memperbaiki

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Desa Pesawaran Indah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2007 tanggal 10 Agustus 2007 tentang Pembentukan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEI NAGALAWAN. Desa sering dicirikan dengan tingkat kekerabatan yang lebih erat dibandingkan

BAB II GAMBARAN UMUM SEI NAGALAWAN. Desa sering dicirikan dengan tingkat kekerabatan yang lebih erat dibandingkan BAB II GAMBARAN UMUM SEI NAGALAWAN 2.1 Sekilas Tentang Desa Sei Nagalawan Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat. Desa umumnya memiliki perbedaan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sekarang berada pada satu zaman dengan kecepatan yang sangat tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sekarang berada pada satu zaman dengan kecepatan yang sangat tinggi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan sekarang berada pada satu zaman dengan kecepatan yang sangat tinggi, ditandai dengan cepatnya perkembangan teknologi yang baru, yang juga sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Kabupaten Kampar 4.1.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang Selatan, 100º 23' - 101º40' Bujur Timur.

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor migas yang sangat potensial dan mempunyai andil besar dalam membangun perekonomian yang saat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM LOKASI

III. KEADAAN UMUM LOKASI III. KEADAAN UMUM LOKASI Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat diambil di Kabupaten Nganjuk,

Lebih terperinci

BAB II DESA SIDODADI BATU 8 SEBELUM MUNCULNYA USAHA BATU BATA. Desa ini berdampingan dengan desa-desa lain yang berada pada Kecamatan Pagar

BAB II DESA SIDODADI BATU 8 SEBELUM MUNCULNYA USAHA BATU BATA. Desa ini berdampingan dengan desa-desa lain yang berada pada Kecamatan Pagar BAB II DESA SIDODADI BATU 8 SEBELUM MUNCULNYA USAHA BATU BATA 2.1. Letak Geografis Desa Sidodadi Batu 8 adalah salah satu desa yang berada pada Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010). BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu komponen penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Air juga merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kebutuhan

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 37 IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pengelolaan Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang merupakan kawasan hutan produksi yang telah ditetapkan sejak tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transmigrasi di Indonesia dikenal sebagai upaya untuk memindahkan penduduk dari daerah asal yang padat penduduknya ke daerah baru yang jarang penduduknya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan, tetapi hingga

BAB I PENDAHULUAN. upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan, tetapi hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia salah satu negara dengan jumlah penduduk yang banyak sehingga kemiskinan pun tak dapat dihindari. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN II. 1 Deskripsi Desa Muliorejo Desa Muliorejo merupakan salah satu desa / kelurahan yang berada di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera,

Lebih terperinci

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial. 18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan

Lebih terperinci

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas KAJIAN UMUM WILAYAH Pengembangan Kota Terpadu Mandiri (KTM) di Kawasan Transmigrasi dirancang dengan kegiatan utamanya pertanian termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah dikunjungi dari transportasi apapun sering menjadi primadona bagi pendatang yang ingin keluar dari

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk

IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk 33 IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG A. Letak Geografis Dan Iklim Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk ibu kota Propinsi Lampung. Kota yang terletak di sebelah barat

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan pengembangan wilayah merupakan salah satu bentuk usaha

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan pengembangan wilayah merupakan salah satu bentuk usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perencanaan pengembangan wilayah merupakan salah satu bentuk usaha yang memanfaatkan potensi sumberdaya lahan secara maksimal untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup. Upaya pemenuhan kebutuhan ini, pada dasarnya tak pernah berakhir, karena sifat kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. Keadaan Geografis Desa Tanjung Medan Desa Tanjung Medan merupakan salah satu desa diantara desa yang berada di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembahasan mengenai transmigrasi merupakan pembahasan yang dirasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembahasan mengenai transmigrasi merupakan pembahasan yang dirasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembahasan mengenai transmigrasi merupakan pembahasan yang dirasa perlu untuk diperbincangkan. Karena transmigrasi merupakan salah satu program pemerintah yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

BAB II P.T PP LONDON SUMATERA INDONESIA TBK. SEBELUM TAHUN 1964

BAB II P.T PP LONDON SUMATERA INDONESIA TBK. SEBELUM TAHUN 1964 BAB II P.T PP LONDON SUMATERA INDONESIA TBK. SEBELUM TAHUN 1964 P.T. PP London Sumatra Indonesia Tbk. sebelum dinasionalisasi bernama Harrison & Crossfield Ltd. Perusahaan ini berpusat di London, Inggris,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Transmigrasi penduduk sudah dikenal sejak tahun 1905, yaitu pada masa

I. PENDAHULUAN. Transmigrasi penduduk sudah dikenal sejak tahun 1905, yaitu pada masa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transmigrasi penduduk sudah dikenal sejak tahun 1905, yaitu pada masa pendudukan Belanda. Desa Gedong Tataan di Provinsi Lampung merupakan basis pertama kolonialisasi petani

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN dengan pusat pemerintahan di Gedong Tataan. Berdasarkan 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undangundang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara kepulauan yang memiliki sekitar 17.508 pulau dan panjang garis pantai lebih dari 81.000

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 47 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak geografis, topografi, dan pertanian Kabupaten Lampung Selatan Wilayah Kabupaten Lampung Selatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Kisaran adalah Ibu Kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota Kisaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya alam yang terdapat pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya alam yang terdapat pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan modal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya alam yang terdapat pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan modal dasar pembangunan yang perlu digali dan dimanfaatkan secara tepat dengan memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain

BAB I PENDAHULUAN. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain dalam satu negara. Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk secara permanen dari pulau

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Selain berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, sektor

Lebih terperinci

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA A. Sejarah Singkat Kabupaten Bengkalis Secara historis wilayah Kabupaten Bengkalis sebelum Indonesia merdeka, sebagian besar berada

Lebih terperinci

KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH

KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH Bab 5 KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH 5.1 Hasil Kajian Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki wilayah

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU 4.1. Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Banjarwaru merupakan salah satu desa yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

B A B II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

B A B II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN B A B II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Lokasi dan Letak Desa Desa Lau Rakit merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Desa Lau

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( ) BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB II KELURAHAN TUGU SEBAGAI SENTRA BELIMBING. Letak geografis Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok

BAB II KELURAHAN TUGU SEBAGAI SENTRA BELIMBING. Letak geografis Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok BAB II KELURAHAN TUGU SEBAGAI SENTRA BELIMBING 2.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian 2.1.1 Keadaan Umum Kelurahan Tugu Letak geografis Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok berada pada koordinat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN NELAYAN INDAH. serta latarbelakang historisnya. Cerita sejarah baru dianggap benar jika pengungkapan

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN NELAYAN INDAH. serta latarbelakang historisnya. Cerita sejarah baru dianggap benar jika pengungkapan BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN NELAYAN INDAH 2.1 Sejarah Kelurahan Nelayan Indah Adapun faktor geografis dalam penulisan sejarah adalah merupakan suatu hal yang tidak boleh diabaikan. Sebab dengan melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Medan saling berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Medan saling berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Medan saling berkaitan dengan pertambahan aktivitas yang ada di kota, yaitu khususnya dalam kegiatan sosial-ekonomi. Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai. 36 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1.1. Keadaan Geografis 4.1.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Sungai Jalau merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Kampar Utara, Kecamatan Kampar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 84 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan 105 o 45 Bujur Timur dan 5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sibulan-bulan merupakan suatu desa yang berada di Kecamatan Purbatua,

BAB I PENDAHULUAN. Sibulan-bulan merupakan suatu desa yang berada di Kecamatan Purbatua, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibulan-bulan merupakan suatu desa yang berada di Kecamatan Purbatua, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. Sebelum pemekaran, desa ini merupakan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. GEOGRAFI 1. Letak Kelurahan Sepang Jaya Kota Bandar Lampung merupakan Ibukota Propinsi Lampung, sekaligus sebagai pusat perdagangan dan jasa terbesar di propinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada kegiatan industri yang rumit sekalipun. Di bidang pertanian air atau yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada kegiatan industri yang rumit sekalipun. Di bidang pertanian air atau yang 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Air sangat penting bagi kehidupan manusia, hampir semua kegiatan makhluk hidup dimuka bumi memerlukan air, mulai dari kegiatan rumah tangga sehari-hari sampai

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 24 BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Riau. Kecamatan ini meliputi beberapa Kelurahan atau Desa dengan luas wilayah

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Riau. Kecamatan ini meliputi beberapa Kelurahan atau Desa dengan luas wilayah BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN II. 1. Geografis Desa Khaiti Kecamatan Rambah Tengah Barat, Kabupaten Rokan Hulu merupakan salah satu Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Rokan Hulu Propinsi Riau.

Lebih terperinci

Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk

Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk Pola Pemukiman Terpusat Pola Pemukiman Linier Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk Adanya pemukiman penduduk di dataran rendah dan dataran tinggi sangat berkaitan dengan perbedaan potensi fisik dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah dan Geografis KelurahanMaharatu Desa Swamedyaialah desa yang berkecukupan dalam hal sumber daya alam dan sumber daya manusia. Dalam hal dana modal sehingga

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. dengan luas desa 337,64 Ha yang terdiri dari 186 Ha sawah, 44,64 Ha Perumahan, 15

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. dengan luas desa 337,64 Ha yang terdiri dari 186 Ha sawah, 44,64 Ha Perumahan, 15 BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 2.1 Deskripsi Singkat Desa Pagar Jati merupakan bagian dari Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang. Desa Pagar Jati telah berdiri sejak tahun 1948 dan terdiri

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km, V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Megamendung Desa Megamendung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Desa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 62 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Provinsi Lampung 1. Kondisi Geografi Secara geografis Provinsi Lampung terletak antara 3045' Lintang Selatan dan 103050' 105050' Bujur Timur dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN 35 IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Barat Menurut Pemerintah Kabupaten Lampung Barat (2011) bahwa Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO

KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO IV. KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO A. Keadaan Geografis Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Malaka terletak antara Lintang Selatan Lintang Utara atau antara 100

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Malaka terletak antara Lintang Selatan Lintang Utara atau antara 100 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Provinsi Riau terdiri dari daerah daratan dan perairan, dengan luas lebih kurang 8.915.016 Ha (89.150 Km2), Keberadaannya membentang dari lereng

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Desa Rotan Mulya. Selatan Desa Mulya Jaya. Desa Balian Makmur. Desa Kemang Indah. (sumber arsip desa Mataram Jaya)

BAB IV HASIL PENELITIAN. Desa Rotan Mulya. Selatan Desa Mulya Jaya. Desa Balian Makmur. Desa Kemang Indah. (sumber arsip desa Mataram Jaya) BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Letak Geografis Desa Mataram Jaya merupakan suatu wilayah daerah yang termasuk dalam bagian kecamatan Mesuji Raya, Kabupaten Ogan Komering Ilir propinsi Sumatera

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 2.1 Lokasi dan Lingkungan Alam Penelitian ini dilakukan di Desa Janji Hutanapa, Kecamatan Parlilitan, Kabupaten Humbang Hansundutan. Desa ini memiliki batas-batas administratif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa awal orde baru situasi dan keadaan ketersediaan pangan Indonesia sangat memprihatinkan, tidak ada pembangunan bidang pengairan yang berarti pada masa sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Partisipasi 1 Masyarakat dalam Pengurangan..., Andhip Whenda Polisa, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Partisipasi 1 Masyarakat dalam Pengurangan..., Andhip Whenda Polisa, 2015 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Cilacap adalah kabupaten dengan wilayah administrasi yang terluas di Provinsi Jawa Tengah. Luas Kabupaten Cilacap ± 6,94 % dari luas Provinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat yang masih memiliki nilai-nilai dan kultur tradisional. Sejak jaman dahulu, mereka tidak hanya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan letak geografis Desa Sikijang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan letak geografis Desa Sikijang 13 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat dan letak geografis Desa Sikijang 1. Sejarah Singkat Desa sikijang adalah sebuah desa yang terletak Di Kecamatan Logas Tanah Darat, kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara. 45 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota yang menjadi ibukota provinsi Lampung, Indonesia. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN 23 Gambaran penelitian yang dimuat dalam bab ini merupakan karakteristik dari sistem pertanian yang ada di Desa Cipeuteuy. Informasi mengenai pemerintahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebelumnya. Tercermin pada pasal 26, ayat 2 UU No.15 tahun 1997 tentang

I. PENDAHULUAN. sebelumnya. Tercermin pada pasal 26, ayat 2 UU No.15 tahun 1997 tentang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya transmigrasi bukanlah hanya memindahkan penduduk semata tetapi lebih dari itu merupakan jalan perbaikan kondisi hidup bagi para transmigran. Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PERSEBARAN PENDUDUK PROVINSI SUMATERA UTARA BERDASARKAN HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 Oleh Mbina Pinem *

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PERSEBARAN PENDUDUK PROVINSI SUMATERA UTARA BERDASARKAN HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 Oleh Mbina Pinem * ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PERSEBARAN PENDUDUK PROVINSI SUMATERA UTARA BERDASARKAN HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 Oleh Mbina Pinem * Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan persebaran

Lebih terperinci