BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Pengertian Sistem Menurut McLeod yang diterjemahkan oleh Hendra Teguh (1995), Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan. (h.13). Bodnar dan Hopwood yang diterjemahkan oleh Amir Abadi dan Rudi Tambunan (2000) menyatakan, Sistem adalah kumpulan sumber daya yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. (h.1). Sedangkan pengertian sistem menurut Mulyadi (1997), Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dan lainnya untuk tujuan tertentu. (h.2). Dari beberapa definisi mengenai sistem, maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dan berfungsi bersama-sama untuk tujuan tertentu Definisi Informasi Mengacu pada pengertian informasi menurut McLeod (1995) adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti. Kemudian menurut Bodnar dan Hopwood yang diterjemahkan oleh Amir Abadi dan Rudi Tambunan (2000), Informasi adalah data yang berguna dan diolah sehingga dapat dijadikan dasar keputusan yang tepat. (h.1).

2 8 Berdasarkan dari definisi yang disebutkan diatas, maka pengertian informasi adalah data yang diolah dan diproses sehingga mempunyai arti dan berguna untuk pengambilan keputusan Definisi Sistem Informasi Sistem informasi menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004) adalah, An arrangement of people, data, processes, and information technology that interact to colect, process, store, and provide as output the information needed to support an organization. (p.12). Berdasarkan pendapat Bodnar and Hopwood yang diterjemahkan oleh Amir Abadi dan Rudi Tambunan (2000) sistem informasi berbasis komputer merupakan sekelompok perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mengubah data menjadi informasi yang bermanfaat. McLeod yang diterjemahkan oleh Hendra teguh (1995) berpendapat, Sistem informasi adalah kombinasi yang terorganisir yang terdiri dari manusia, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mentransformasikan, serta menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. (h.4). Dengan demikian sistem informasi adalah sistem dalam organisasi yang mengatur kegiatan organsisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan Komponen Utama Sistem Informasi Komponen utama sistem informasi menurut Mulyadi (1997) terdiri dari 6 blok (disebut sebagai Information System, Building Block), yaitu: masukan, model, keluaran, teknologi, basis data, dan pengendalian.

3 9 1. Blok Masukan Masukan adalah data yang dimasukkan ke dalam sistem informasi serta metode dan media yang digunakan untuk menangkap dan memasukkan data ke dalam sistem. Masukkan terdiri dari transaksi, permintaan, pertanyaan, perintah, dan pesan. 2. Blok Model Blok model terdiri dari logico-mathematical models yang mengolah masukan dan data yang disimpan dengan berbagai macam cara, untuk memproduksi hasil yang dikehendaki atau keluaran. Logico-mathematical model dapat mengkombinasi unsur-unsur data untuk menyediakan jawaban atas suatu pertanyaan, meringkas, dan menggabungkan data menjadi suatu laporan ringkas. 3. Blok Keluaran Keluaran suatu sistem merupakan faktor utama yang menentukan blok-blok lain suatu sistem informasi. Keluaran sistem dapat berupa laporan pelaksanaan anggaran, jawaban atas suatu pertanyaan, pesan, perintah, hasil suatu pengambilkan keputusan yang diprogram, skenario dan simulasi, serta aturan pengambilan keputusan. 4. Blok Teknologi Teknologi ibarat mesin untuk menjalankan sistem informasi. Teknologi menangkap masukan, menjalankan model, menyimpan, mengakses data, menghasilkan dan menyampaikan keluaran serta mengendalikan seluruh sistem. Dalam sistem informasi berbasis komputer teknologi terdiri dari 3 komponen, yaitu: komputer dan penyimpanan data luar, telekomunikasi, dan perangkat lunak.

4 10 5. Blok Basis Data Basis data merupakan tempat untuk menyimpan data yang digunakan untuk melayani kebutuhan pemakai informasi. 6. Blok Pengendalian Semua sistem informasi harus dilindungi dari bencana dan ancaman Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Definisi dari SIA menurut Bodnar dan Hopwood (2000) adalah sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mengubah data akuntansi menjadi informasi. Pengertian dari SIA sangat luas karena didalamnya mencakup aktivitas yang berkaitan dengan siklus pemrosesan transaksi perusahaan. Kejadian-kejadian yang menghasilkan transaksi ini dapat dikelompokkan menjadi 4 siklus aktivitas bisnis umum, yaitu : 1. Siklus Pendapatan Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan distribusi barang dan jasa ke entitas lain dan pengumpulan pembayaran yang terkait. 2. Siklus Pengeluaran Kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari entitas lain dan pelunasan kewajiban terkait. 3. Siklus Produksi Kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumberdaya menjadi barang dan jasa. 4. Siklus Keuangan Kejadian yang berkaitan dengan perolehan dan manajemen dana-dana modal, termasuk kas.

5 Analisis Sistem Pengertian Analisis Sistem Mengacu kepada pendapat menurut McLeod (1995) analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang sudah ada yang bertujuan untuk merancang sistem baru atau memperbarui. Berdasarkan pengertian Bodnar dan Hopwood (2000) analisis sistem adalah proses memahami sistem berjalan dan masalah-masalahnya, menguraikan kebutuhan-kebutuhan informasi, dan menetapkan prioritas untuk pekerjaan sistem selanjutnya. Dapat disimpulkan bahwa analisis sistem adalah suatu proses penelitian dan penelaahan untuk memperoleh informasi tentang sistem yang berjalan sehingga dapat ditemukan kemungkinan pengembangan untuk memperbaiki sistem tersebut Langkah Analisis Sistem Menurut Mulyadi (1997) analisis sistem ada 4 tahap, yaitu : 1. Analisis pendahuluan 2. Penyusunan usulan pelaksanaan analisis sistem 3. Pelaksanaan analisis sistem 4. Penyusunan laporan analisis sistem Menurut McLeod (1995) terdapat 6 tahapan, yaitu : 1. Umumkan penelitian sistem 2. Mengorganisasikan tim proyek 3. Mendefinisikan kebutuhan informasi

6 12 4. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem 5. Menyiapkan usulan rancangan 6. Menyetujui / menolak rancangan proyek. 2.3 Perancangan Sistem Pengertian Perancangan Sistem Menurut McLeod (1995) perancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Pendapat Mulyadi (1997) perancangan atau desain adalah proses penerjemahan kebutuhan pemakai informasi ke dalam alternatif rancangan sistem informasi yang diajukan kepada pemakai informasi untuk dipertimbangkan. Jadi perancangan sistem adalah proses menerjemahkan kebutuhan pemakai informasi yang telah dianalisis menjadi spesifikasi-spesifikasi baru yang lebih rinci untuk pengembangan sistem baru Tahap Perancangan Sistem Langkah-langkah perancangan sistem menurut McLeod (1995) terdiri dari : 1. Menyiapkan rancangan sistem secara terperinci 2. Mengidentifikasikan berbagai alternatif konfigurasi sistem 3. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem 4. Memilih konfigurasi terbaik 5. Menyiapkan usulan penerapan 6. Menyetujui atau menolak persiapan sistem

7 13 Menurut Mulyadi (1997) tahapan perancangan sistem adalah : 1. Desain sistem secara garis besar 2. Penyusunan usulan desain sistem secara garis besar 3. Evaluasi sistem 4. Penyusunan laporan final desain sistem secara garis besar 5. Desain sistem secara rinci 6. Penyusunan laporan final desain sistem secara rinci Alat Bantu Perancangan Sistem Bagan Alir Dokumen Menurut Mulyadi (1997) untuk menggambarkan aliran dokumen dalam sebuah sistem digunakan simbol-simbol. Simbol Bagan Alir Dokumen dapat dilihat pada lampiran Diagram Aliran Data DAD, dikembangkan oleh Tom DeMarco dan Gane & Sarson merupakan diagram yang memakai notasi-notasi untuk menggambarkan arus data dari sistem. DAD merupakan modelling tool yang menggambarkan aliran data dari sebuah sistem, meliputi masukan dan keluaran. DAD dibagi menjadi beberapa tingkat: 1. Diagram Konteks Diagram konteks merupakan tingkatan paling awal dan memberikan gambaran keseluruhan sistem. Diagram konteks menggambarkan seluruh

8 14 input ke atau output dari sistem, terdiri dari 1 proses serta external entity dan tidak ada data store. 2. Diagram Nol Diagram nol menggambarkan subsistem dari diagram konteks yang diperoleh dengan cara memecah/membagi tingkatan utama pada diagram konteks serta menggambarkan arus data yang diperlukan. 3. Diagram Rinci Diagram rinci merupakan perincian tiap proses dari diagram nol Kamus Data Kamus data adalah sebuah katalog fakta tentang data dan kebutuhankebutuhan informasi dari suatu SI. Beberapa simbol yang dipakai dalam kamus data adalah: 1. Assign = Menyatakan terdiri dari 2. Concatenation + Menggabungkan elemen data dengan elemen lainnya 3. Iteration { } Pengulangan elemen data 4. Option ( ) Data tambahan, boleh ada boleh tidak 5. Comment *..* Penjelasan/keterangan tentang suatu data

9 15 6. Sebagai kunci yang sifatnya unik untuk setiap entri pada file Normalisasi Normalisasi menurut C.J. Date (1995) adalah suatu teknik menganalisa relation berdasarkan pada primary key dan ketergantungan fungsional. Teknik ini meliputi urutan aturan untuk menguji setiap relation sehingga suatu baris data dapat dinormalisasi ke suatu bentuk. Bila persyaratan tidak dipenuhi maka relation yang melanggar persyaratan harus dipecah menjadi relation baru yang memenuhi persyaratan normalisasi. Proses normalisasi menurut Ian Gilfillan (2000) memiliki beberapa tahap sebagai berikut: 1. Data yang belum ternormalisasi Record masih mengandung repeating group. 2. Normalisasi I Normalisasi I dimulai dengan menghilangkan semua repeating group lalu men-define primary key-nya. Semua atribut non key akan bergantung pada primary key tersebut. 3. Normalisasi II Normalisasi II bertujuan untuk menghilangkan partial dependency, yaitu adanya atribut yang hanya tergantung pada salah satu primary key. Dengan demikian, record hasil Normalisasi I harus dipecah berdasarkan primary keynya sehingga membentuk beberapa record yang berbeda. Dengan demikian

10 16 semua atribut yang ada didalam setiap record yang terbentuk akan tergantung sepenuhnya pada primary key-nya masing-masing. 4. Normalisasi III Normalisasi III akan menghilangkan ketergantungan transitif, yaitu adanya atribut non key yang bergantung pada atribut non key lain dalam satu record yang sama. Normalisasi III dilakukan dengan memisahkan lagi record jika perlu untuk mencapainya. Hasilnya semua data item nonkey memiliki ketergantungan fungsional pada primary key dan tidak tergantung satu atribut non key ERD Menurut Kendall (2002), ERD is a graphical representation of an Entity- Relation model. Entity is a person, group, department or that either receives or originates information or data. Relation is an association between entities. They can take the form of one-to-one, one-to-many, many-to-one, or many-to-many. (pp ) Spesifikasi Proses Meilir Page-Jones (1989) menulis, Pseudocode is an informal and very flexible programming language that is not intended to be executed on a machine but is used to organize a programmer s thoughts prior to coding.(p.10).

11 Bagan Terstruktur Meilir Page-Jones (1989) mendefinisikan Structured Chart sebagai berikut, Structured Chart illustrates the partitioning of a system into modules showing hierarchy, organization, and communication in terms of which modules call which and what information moduls pass to one another with their respective calls. (p.45). 2.4 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya menurut Maher dan Deakin (1997) adalah bidang akuntansi yang mencatat, mengukur, dan melaporkan informasi mengenai besarnya biaya. Mulyadi (1999) mendefinisikan Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa. (h.6). Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi biaya adalah kegiatan akuntansi terdiri dari pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian keuangan, dimana harus dibuktikan dengan adanya dokumen yang dipakai sebagai dasar pencatatan dan penggolongan Tujuan Akuntansi Biaya Mulyadi (1999) menyatakan akuntansi biaya mempunyai 3 tujuan pokok: 1. Menyatakan harga pokok produk Untuk memenuhi tujuan harga pokok produk, akuntansi biaya mencatat, menggolongkan, meringkas biaya-biaya pembuatan produk/penyerahan jasa.

12 18 Biaya yang dikumpulkan dan disajikan adalah biaya yang telah terjadi di masa lalu (historical cost). 2. Pengendalian biaya Pengendalian biaya harus didahului dengan penentuan biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi suatu satuan produk. Jika biaya yang seharusnya ini telah ditetapkan, akuntansi biaya bertugas memantau apakah pengeluaran biaya yang sesungguhnya sesuai dengan yang seharusnya. Akuntansi biaya kemudian melakukan analisis terhadap penyimpangan biaya yang sesungguhnya dan yang seharusnya dan menyajikan informasi penyebab terjadinya selisih dan merencanakan tindakan koreksi selanjutnya. 3. Pengambilan keputusan khusus Pengambilan keputusan khusus menyangkut masa yang akan datang. Oleh karena itu informasi yang relevan dengan pengambilan keputusan khusus selalu berhubungan dengan informasi masa yang akan datang (future cost). 2.5 Pengertian dan Klasifikasi Biaya Pengertian Biaya Mulyadi (1999) mendefinisikan biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi/kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Menurut Hansen dan Mowen yang diterjemahkan oleh Hermawan (1999), Biaya adalah kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk memperoleh barang dan jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. (h.36)

13 19 Berdasarkan pengertian biaya di atas maka dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan pengorbanan sumber daya ekonomi dalam bentuk kas atau aktiva nonkas lainnya yang dikeluarkan untuk menghasilkan dan memperoleh barang dan jasa yang diharapkan memberi manfaat bagi perusahaan baik masa kini atau masa mendatang Klasifikasi Biaya Menurut hubungannya dengan objek biaya tertentu, biaya dapat dibagi 2, yaitu: 1. Biaya langsung Biaya yang dikaitkan dengan objek biaya dan dapat ditelusuri ke objek tersebut dengan cara seekonomis mungkin. Contoh : biaya bahan baku. 2. Biaya tidak langsung Biaya yang dikaitkan kepada objek biaya tetapi tidak dapat ditelusuri dengan cara ekonomis. Contoh : biaya departemen pemasaran. Penggolongan biaya menurut perilaku dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan, biaya digolongkan menjadi: 1. Biaya variabel Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya akan berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Usry dan Hammer yang diterjemahkan oleh Sirait dan Wibowo (1996) menyatakan, Biaya variabel memiliki ciri-ciri sebagai berikut: - Perubahan jumlah total dalam proporsi yang sama dengan perubahan volume.

14 20 - Biaya unit relatif konstan meskipun volume berubah dalam rentang yang relevan. - Dapat dibebankan kepada departemen operasi dengan cukup mudah dan tepat. - Dapat dikendalikan oleh seorang kepala departemen tertentu. (h.40). 2. Biaya semivariabel Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel. Contoh biaya semivariabel adalah biaya listrik untuk penerangan dan pengoperasian peralatan. 3. Biaya tetap Biaya tetap adalah biaya yang totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi, biaya sewa, biaya asuransi. Ciri dari biaya tetap adalah: - Jumlah total tetap dalam rentang output yang relevan. - Penurunan biaya per unit bila volume bertambah dalam rentang yang relevan - Dapat dibebankan kepada departemen berdasarkan kepentingan manajemen menurut metode alokasi biaya. - Tanggung jawab pengendalian lebih banyak dipikul oleh manajemen eksekutif daripada oleh penyelia operasi.

15 21 Menurut agregat atau rata-rata, biaya dibagi menjadi : 1. Biaya total 2. Biaya unit atau disebut juga biaya rata-rata terhitung dengan membagi biaya total dengan sejumlah unit. Biaya menurut jangka waktu pemanfaatannya dibagi menjadi 2 bagian: 1. Pengeluaran modal (capital expenditure) adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari 1 periode akuntansi. Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai harga pokok aktiva dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menerima manfaatnya dengan cara depresiasi, amortisasi, dan deplesi. Contoh pengeluaran modal adalah pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap, biaya reparasi mesin pabrik untuk menambah umur aktiva. 2. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat terjadi pengeluaran, pengeluaran tersebut langsung dibebankan sebagai biaya dan tidak dikapitalisasi sebagai aktiva. Contohnya : biaya iklan, telpon, listrik, dan air. 2.6 Sistem Biaya Berdasarkan Pesanan Harga Pokok Produksi (HPP) Latar belakang adanya HPP adalah jika perusahaan akan menjual produk atau jasanya, maka harus dihitung terlebih dahulu berapa cost untuk membuatnya sehingga dapat mencegah kerugian. Mulyadi (1999), HPP merupakan pengorbanan sumber ekonomi dalam pengolahan bahan baku menjadi produk. (h.10).

16 22 Mengacu kepada pendapat Mulyadi (1999), unsur HPP terdiri dari : 1. Biaya Bahan Baku Biaya bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian-bagian dari produk jadi dan secara langsung dapat dikalkulasi kepada harga pokok dari produk tersebut. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor, atau dari pengolahan sendiri. Dalam memperoleh bahan baku, perusahan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan biaya pembelian, pergudangan, dan biaya perolehan lain. Semua yang terjadi untuk memperoleh bahan baku dan untuk menempatkannya dalam keadaan siap diolah merupakan unsur harga pokok bahan baku. Ada 2 metode pencatatan biaya bahan baku dalam produksi: - Metode mutasi persediaan (perpetual inventory method) Dalam metode mutasi persediaan, setiap mutasi bahan baku dicatat dalam kartu persediaan. - Metode fisik persediaan (physical inventory method) Metode fisik hanya menambahkan tambahan persediaan bahan baku yang berasal dari pembelian saja, sedangkan mutasi berkurangnya bahan baku karena pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan. 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung dikenakan untuk tenaga kerja yang berpartisipasi langsung dalam kegiatan proses produksi yang aktual mengolah bahan baku sampai menghasilkan barang jadi. 3. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik merupakan biaya produk tidak langsung meliputi bahan tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan semua biaya pabrikasi lain

17 23 yang tidak secara langsung dibebankan kepada unit kerja produk tertentu. Biayabiaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dikelompokan sebagai berikut : - Biaya bahan penolong, seperti pelumas mesin, suku cadang perbaikan, dan bahan lainnya yang bukan bagian dari barang tetapi penting untuk menghasilkan produk. - Biaya tenaga kerja tidak langsung, seperti penyelia, pengawas pabrik, penjaga gudang, dan pekerja lain yang secara nyata tidak mengerjakan produk. - Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian aktiva tetap, seperti beban penyusutan gedung pabrik, beban penyusutan peralatan pabrik. - Biaya overhead pabrik lain, seperti biaya reparasi dan pemeliharaan, sewa, pajak, asuransi Tarif Biaya Overhead Pabrik Departemental Menurut Blocher, Chen, dan Lin (2000) tarif overhead departmental merupakan tarif overhead yang dihitung untuk departemen. Tarif tersebut dihitung dengan cara membagi overhead pabrik per departemen yang dianggarkan dengan tingkat cost driver yang dianggarkan untuk semua pesanan yang dikerjakan atau diproses oleh departemen tersebut. Perusahaan yang menggunakan tarif overhead departmental mempunyai rekening overhead pabrik dan overhead pabrik dibebankan yang terpisah untuk setiap departemen.

18 Tarif Overhead yang Ditetapkan di Muka Menurut Maher dan Deakin (1997) tingkat overhead yang ditetapkan terlebih dulu diperoleh dengan membagi total overhead yang diestimasi untuk periode mendatang dengan total dasar alokasi overhead yang diestimasi untuk periode mendatang. Menurut Blocher, Chen, dan Lin (2000) tarif overhead pabrik yang ditentukan di muka adalah tarif overhead pabrik yang akan digunakan untuk membebankan biaya overhead pabrik ke pesanan tertentu. Jumlah overhead yang dibebankan ke pesanan tertentu dengan menggunakan tarif overhead pabrik yang ditentukan di muka disebut overhead pabrik yang dibebankan. Untuk mendapatkan tarif per unit overhead pabrik yang ditentukan dimuka per departemen, langkah-langkahnya adalah: 1. Memperoleh total biaya overhead pabrik anggaran untuk periode operasi yang sesuai, biasanya 1 tahun. 2. Membagi total biaya overhead pabrik anggaran ke semua departemen produksi untuk memperoleh biaya overhead per departemen anggaran. Untuk melakukan point kedua ini, beberapa hal yang harus dilakukan adalah: - Memilih dasar alokasi yang paling sesuai untuk menghitung biaya overhead pabrik per departemen. Dasar alokasi adalah ukuran untuk mengalokasikan biaya tidak langsung atau biaya bersama terhadap objek biaya. Yang dimaksud dengan objek biaya adalah objek dari pembebanan biaya. Dalam hal ini objek biaya adalah departemen karena biaya overhead akan dibebankan terhadap departemen.

19 - Membagi total biaya overhead pabrik anggaran berdasarkan dasar alokasi yang dipilih untuk mendapatkan biaya overhead pabrik anggaran per departemen. 3. Membagi total biaya overhead parbik anggaran per departemen dengan dasar alokasi diharapkan selama 1 tahun. Tarif overhead yang overhead pabrik yang dianggarkan selama 1 tahun =Total ditentukan di muka Total dasar alokasi diharapkan selama 1 tahun Gambar 2.1 Rumus Tarif Ditetapkan Dimuka 25 Dasar alokasi yang dapat digunakan menurut Maher dan Deakin (1997) antara lain: 1. Berkaitan dengan tenaga kerja. Biaya biasanya dialokasikan atas dasar jumlah karyawan, jam kerja, upah, atau kriteria lain berkaitan dengan tenaga kerja. 2. Berkaitan dengan mesin. Biaya dapat dialokasikan berdasarkan jam mesin, jumlah mesin, nilai sekarang mesin, atau kriteria lain berkaitan dengan mesin. 3. Berkaitan dengan ruangan. Pengalokasian biaya dapat berdasarkan luas ruangan, volume ruangan, atau kriteria lain berkaitan dengan ruangan. 4. Berkaitan dengan jasa. Alokasi biaya berdasarkan jasa dapat dilakukan atas dasar jumlah, nilai, waktu, atau kriteria lain berkaitan dengan jasa. Untuk menentukan dasar alokasi yang sebaiknya dipilih maka dapat digunakan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: 1. Hubungan sebab-akibat 2. Manfaat yang diterima 3. Kewajaran

20 Metode Kalkulasi Biaya Metode kalkulasi biaya dapat dibagi menjadi : 1. Kalkulasi biaya aktual (actual costing) menggunakan biaya yang sesungguhnya terjadi untuk membebankan biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik ke produk. 2. Kalkulasi biaya normal (normal costing) menggunakan biaya yang sesungguhnya terjadi untuk membebankan biaya bahan langsung dan tenaga kerja langsung, sedangkan biaya overhead pabrik dibebankan ke produk dengan menggunakan dasar yang telah ditetapkan terlebih dahulu. 3. Kalkulasi biaya standar (standard costing) menggunakan biaya yang dianggarkan untuk membebankan biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biya overhead pabrik ke produk Selisih Biaya Overhead Pabrik Selisih biaya overhead pabrik dapat dihilangkan dengan 2 cara menurut Blocher, Chen, dan Lin (2000), yaitu: 1. Jika selisihnya tidak material, menyesuaikan rekening harga pokok penjualan. 2. Jika selisihnya signifikan, menyesuaikan biaya produksi pada periode tersebit, yaitu membagi rata ketidaksesuaian (selisih) ke dalam saldo akhir rekening produk dalam proses, produk selesai, dan harga pokok penjualan. Selisih overhead dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Overapplied Overhead (Overhead Pabrik Ditetapkan Terlalu Tinggi) Overapplied overhead adalah jumlah pembebanan biaya overhead yang melebihi biaya overhead sesungguhnya.

21 27 2. Underapplied Overhead Underapplied overhead adalah jumlah dimana overhead pabrik yang sesungguhnya melebihi overhead pabrik yang dibebankan Biaya Pesanan (Job Order Costing) Kalkulasi biaya produksi yang akan dipakai dalam skripsi ini adalah berdasarkan Job Order Costing. Pengertian Job Order Costing menurut Mahear (1997) adalah unit dari suatu produk yang dapat secara mudah dibedakan dari unit lainnya. Sedangkan pengertian kalkulasi biaya pekerjaan adalah suatu sistem akuntansi yang menelusuri biaya pada unit individual atau pekerjaan, kontrak, atau tumpukan barang yang spesifik. Mulyadi (1999) menyatakan, Dalam metode harga pokok pesanan biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan produk dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan. (h.37). Karakteristik usaha perusahaan metode harga pokok pesanan adalah : 1. Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus. 2. Produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. 3. Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi persediaan di gudang.

22 28 Karakteristik metode harga pokok pesanan adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual. 2. Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungan dengan produk menjadi 2 kelompok, yaitu : biaya produksi langsung dan tidak langsung. 3. Biaya produksi langsung terdirid dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah overhead. 4. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai HPP pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan kedalam harga pokok berdasarkan tarif yang ditentukan dahulu. 5. HPP per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan Pendekatan Umum Terhadap Job Order Costing Lima langkah yang diambil dalam membagi biaya ke pekerjaan pada perusahaan manufaktur menurut Horngren (1994): 1. Identifikasikan pekerjaan yang dipilih sebagai objek biaya 2. Identifikasikan kategori biaya langsung untuk pekerjaan 3. Identifikasikan pusat biaya tidak langsung dikaitkan dengan pekerjaan 4. Pilih dasar alokasi biaya untuk digunakan dalam membagi masing-masing pusat biaya tidak langsung kepada pekerjaan

23 5. Kembangkan tarif per unit dari masing-masing dasar alokasi biaya yang digunakan untuk mengalokasikan biaya tidak langsung ke pekerjaan Metode Penentuan HPP Mulyadi (1999) menyatakan ada 2 metode penentuan HPP, yaitu : 1. Metode penentuan harga pokok penuh (Full Costing) Full costing atau absorption costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead baik yang tetap maupun variabel. Dengan demikian, HPP menurut metode ini terdiri dari unsur biaya produksi berikut : BBB xxx BTKL xxx BOP tetap xxx BOP var xxx + HPP xxx 2. Metode penentuan harga pokok variabel (Variable Costing) Variable costing merupakan metode penentuan HPP yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. BBB xxx BTKL xxx BOP var xxx + HPP xxx

24 Pengendalian Produksi Pengertian produksi menurut Sukanto dan Indriyo (1992) adalah, Penggunaan faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, modal, dan teknologi untuk menciptakan atau menambah faedah bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi tersebut. Proses produksi akan memakai sumber daya yang ada sebagai upaya untuk mendapatkan manfaat yang lebih dari apa yang sudah diberikan oleh sumber daya yang terpakai sebelumnya. (h.1). Sedangkan pengertian pengendalian masih menurut Sukanto dan Indriyo (1992) adalah, Melakukan supervisi yang menjamin agar kegiatan-kegiatan dilaksanakan dengan baik serta melakukan pembandingan/pengecekan apakah hasil kerja sesuai dengan rencana. (h.10). Masuk ke dalam pengertian pengendalian produksi Sukanto dan Indriyo memberikan pendekatan yang komprehensif dan terlihat pada gambar berikut:

25 31 Perencanaan Fungsi Manajemen Pengorganisasian Pengarahan Pengkoordinasian Pengedalian Penelitian dan Pengembangan Produk Luas dan Pola Produksi Manajemen Produksi Penentuan Lokasi Pabrik Penentuan Letak Fasilitas Fisik dalam Pabrik Desain Pengendalian Bahan Fungsi Operasi Lingkungan Kerja Persoalan Standar Proses Pengaturan Persediaan Pemeliharaan dan Penggantian Pengendalian Kuantitas Pengendalian Khusus Pengendalian Kualitas Pengendalian Biaya Produksi Gambar 2.2 Gambar Pendekatan Pengendalian Produksi Pada gambar diatas maka unsur-unsur yang harus dikendalikan dalam produksi adalah adalah kuantitas, kualitas, dan biaya. Dalam skripsi ini hanya akan diulas mengenai pengendalian dari sisi biaya dan kuantitas seperti yang sudah ditulis pada ruang lingkup skripsi di Bab I. Pengendalian biaya mengacu pendapat Sukanto dan Indriyo (1992) dapat dilakukan dengan membuat anggaran biaya dengan menggunakan biaya standar, yaitu biaya yang ditetapkan dulu dengan cermat atau yang disebut juga biaya yang harus dicapai (target cost). Berdasarkan biaya standar tersebut kemudian dapat dilakukan analisa varians. Sedangkan pengendalian kuantitas dilakukan dengan cara menghitung besarnya Economic Production Quantity, pengendalian pemakaian bahan baku, serta memastikan kuantitas order terpenuhi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Bodnar (2000, p1) sistem adalah kumpulan sumber daya yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Bodnar (2000, p1) sistem adalah kumpulan sumber daya yang 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Produksi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Bodnar (2000, p1) sistem adalah kumpulan sumber daya yang berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Jogiyanto

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi sebagai salah satu ilmu terapan mempunyai dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Salah satu yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan bukan merupakan tipe akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang akan digunakan sebagai landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada diperusahaan PT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Akuntansi Biaya II.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Terdapat beberapa pengertian akuntansi biaya yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain: Rayburn yang diterjemahkan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Ada beberapa penafsiran mengenai pengertian Akuntansi Biaya seperti yang dikemukakan oleh : Menurut Mulyadi (2005:7) dalam bukunya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB Pembebanan Biaya ke Produk 2 Obyek Biaya Biaya Langsung Biaya Bahan Biaya Tenaga Kerja PRODUK Biaya tdk Langsung Biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pembuatan tugas akhir ini. Teori-teori yang digunakan adalah:

BAB II LANDASAN TEORI. pembuatan tugas akhir ini. Teori-teori yang digunakan adalah: BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan dasar-dasar teori yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini. Teori-teori yang digunakan adalah: 2.1. Akuntansi Definisi akuntansi dapat dirumuskan dari

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya berikut : Menurut Mulyadi (2000: 6) pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Dalam kegiatan perusahaan ada banyak keputusan yang harus diambil oleh manajemen untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan informasi

Lebih terperinci

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH 3.1 Biaya 3.1.1 Pengertian Biaya Biaya memiliki dua pengertian baik pengertian secara luas dan pengertian secara sempit. Dalam arti luas, biaya adalah

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

Lebih terperinci

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA Manajemen dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai keahlian serta kemampuan untuk memanfaatkan setiap faktor produksi yang ada. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya.

BAB II BAHAN RUJUKAN. Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya. BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban (expense) dan dalam pengertian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Akuntansi Biaya Akuntansi dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan (financial accounting) dan akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntasi Biaya Secara garis besar Akuntasi berarti pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian dari transaksi-transaksi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Bastian (2006:137) Biaya adalah suatu bentuk pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan entitas.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2010:7) Akuntansi Biaya ialah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk jasa

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2007:18) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN

METODE HARGA POKOK PESANAN 1 METODE HARGA POKOK PESANAN Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method) adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah suatu kegiatan yang ditunjukkan untuk menyediakan informasi biaya bagi manajemen yang merupakan alat dalam merencanakan, mengorganisir,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk BAB II BAHAN RUJUKAN 2.2 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi, serta membuat baik keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi Biaya dan Pengertian Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Excavator 1 Excavator merupakan salah satu alat berat yang digunakan untuk memindahkan material. Tujuannya adalah untuk membantu dalam melakukan pekerjaan yang sulit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memasukkan bagian-bagian akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan tentang bagaimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan komponen terpenting dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi. Setiap perusahaan yang bertujuan mencari laba (profit oriented) ataupun tidak mencari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki pemahaman dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001,P2) : Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Pengertian biaya yang dikemukakan oleh Mulyadi, dalam bukunya akuntansi Biaya ialah sebagai berikut : - Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Akuntansi dan Akuntansi Biaya l. Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi secara teoritis menurut Skausen dan Hongren (2001:6) adalah "proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan sebagai landasan pemikiran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Kegiatan manajemen suatu perusahaan pada dasarnya terpusat pada dua hal yaitu perencanaan dan pengawasan. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut manajemen dituntut untuk

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method) Perusahaan yang berproduksi berdasar pesanan mengumpulkan harga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Pengertian Biaya Hansen dan Mowen yang diterjemahkan oleh Hermawan (2000) mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

JOB-ORDER COSTING (BIAYA BERDASARKAN PESANAN)

JOB-ORDER COSTING (BIAYA BERDASARKAN PESANAN) JOB-ORDER COSTING (BIAYA BERDASARKAN PESANAN) 1. Konsep Dasar Job-Order Costing & Process Costing 2. Perbedaan Job-Order Costing & Process Costing 3. Arus Biaya dalam Perhitungan Job-Order Costing Muniya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Mulyadi (2005:8) menyatakan bahwa pengertian biaya dalam arti luas adalah : Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya Akuntansi merupakan bagian dari dua tipe akuntansi yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut:

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatam perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Definisi Biaya Menurut Bustami dan Nurlela (2007:4) biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Walter T Harrison JR. (2011:03) Mulyadi (2009:5)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Walter T Harrison JR. (2011:03) Mulyadi (2009:5) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintah, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H.

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H. Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2017-01-07 Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut L. Gaylee Rayburn (1999:3), pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai berikut : Akuntansi Biaya adalah proses mengidentifikasi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005:21), Data adalah faktafakta

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005:21), Data adalah faktafakta BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari beberapa prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005:21), Data adalah faktafakta

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING 1 Pengertian Metode Harga Pokok Pesanan Metode ini digunakan oleh perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan. Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, teknologi, industri, kesehatan, dan bidang lainnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruksi, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Biaya Produksi Menurut Hansen dan Mowen (2012: 47), Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Istilah biaya (cost) sering digunakan dalam arti yang sama dengan istilah beban (expense). Berdasarkan teori yang ada istilah biaya (cost) dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Biaya Menjalankan suatu usaha membutuhkan biaya yang harus dikeluarkan agar perusahaan mampu terus berkualitas. Biaya sendiri merupakan hal yang sangat penting dan

Lebih terperinci

BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya. Untuk itu suatu perusahaan menyelenggarakan akuntansi, guna memperoleh

BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya. Untuk itu suatu perusahaan menyelenggarakan akuntansi, guna memperoleh BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya Fungsi manajemen perusahaan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Dalam menjalankan fungsinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan utamanya mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, dan unsur biaya produksi. 1. Pengertian biaya produksi Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi adalah sebagai jumlah dari tiga elemen biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur, menganalisis, dan melaporkan informasi keuangan dan non

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Penyusunan laporan akhir ini penulis menggunakan beberapa teori sebagai acuan untuk membahas permasalahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dominan dibanding ternak perah lainnya. Menurut Kanisius (2008) dari berbagai

BAB II LANDASAN TEORI. dominan dibanding ternak perah lainnya. Menurut Kanisius (2008) dari berbagai BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sapi Perah Secara umum, sapi perah merupakan penghasil susu yang sangat dominan dibanding ternak perah lainnya. Menurut Kanisius (2008) dari berbagai bangsa sapi perah yang terdapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi pengertian sistem dalam buku Sistem Akuntansi. yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi pengertian sistem dalam buku Sistem Akuntansi. yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. BAB II LADASA TEORI. Pengertian Sistem Menurut Mulyadi pengertian sistem dalam buku Sistem Akuntansi menyatakan bahwa: Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk

Lebih terperinci