ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013"

Transkripsi

1 ADAPTASI KURIKULUM CAMBRIDGE IGCSE CO-ORDINATED SCIENCES TERHADAP KTSP PADA PEMBELAJARAN POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID DI RSBI Oleh : Dania Puri Oktaviani 1, Hayat Sholihin 2, Agus Setiabudhi 3 Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA UPI daniapuri@ymail.com 1 Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA UPI hsholihin@upi.edu 2 Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA UPI agus_setiabudi@yahoo.com 3 Abstrak Penelitian yang berjudul Adaptasi Kurikulum Cambridge International General Certificate of Secondary Education (IGCSE) Co-ordinated Sciences terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Pembelajar an Pokok Bahasan Sistem Koloid di RSBI dilakukan dengan menggunakan metode pre-eksperimen dan desain penelitian one group pretest-posttest dengan subyek penelitian sebanyak 25 siswa-siswi kelas XI di SMA RSBI di Kota Bandung. Dari hasil analisis kurikulum diperoleh faktor X yang dapat diadaptasi yaitu mengapresiasi tujuan digunakannya pengemulsi dan mengerti aksi dari pengemulsi. Untuk mengadaptasi faktor X ini digunakan model pembelajaran kontekstual (CTL) terutama diberikan pada tahap elaborasi pada langkah pembelajaran CTL. Dari hasil pembelajaran diperoleh pemahaman konsep siswa setiap indikator pembelajaran pada materi sistem koloid mengalami peningkatan dengan nilai N-gain 0,685 dan berada pada kategori sedang. Peningkatan pemahaman konsep yang berhubungan dengan faktor X mengalami peningkatan pada kategori tinggi dengan nilai N-Gain rata-ratanya 0,752. Peningkatan paling signifikan terlihat pada konsep jenis-jenis koloid, peranan koloid dalam kehidupan dan mengapresiasi tujuan digunakannya pengemulsi yaitu dengan N- gain masing-masing 0,921, 0,797 dan 0,779 yang berada pada kategori tinggi. Sedangkan peningkatan pemahaman paling rendah terlihat pada konsep pembuatan koloid dengan N-gain 0,145. Tanggapan siswa pada umumnya memberikan respon positif pada pembelajaran sistem koloid ini. Kata Kunci : Adaptasi, Kurikulum Cambridge IGCSE Co-ordinated Science, KTSP, Pembelajaran Sistem Koloid, RSBI ADAPTATION OF CAMBRIDGE IGCSE CO-ORDINATED SCIENCES CURRICULUM TOWARD NATIONAL CURRICULUM (KTSP) IN TEACHING OF COLLOID TOPICS AT RSBI SCHOOLS Abstract: The education research which title is Adaptation of of Cambridge International General Certificate of Secondary Education (IGCSE) Co -ordinated Sciences Curriculum Toward Indonesian National Curriculum in Teaching of Colloid topic at RSBI was done by preexperiment methode and one group pretest-posttest design. It took twenty five students of year XI at one of RSBI School in Bandung City as research subjects. From the comparation curriculum analysis was obtained a X factor which could be adapted. It was appretiation of using and acting of emulsifier. Adaption this X factor into teaching and learning process used contextual text learning (CTL) in elaboration phase particularly. The results showed that the students colloid system concepts comprehension increased by N-gain score of which was in moderate category. The concept comprehension related into X-factor had increased significantly by N-gain score of which was high. The concepts were type of colloid, use of colloid in everyday life and appresiation of 1

2 colloid activity by each N-gain of 0,921, 0,797 dan 0,779 respectively which were high category. The lowest comprehension was obtained at preparation of colloid by N-gain Most of students gave positive respond into this colloid teaching model. Key words: Adaptation, Cambridge IGCSE Co-ordinated Science Curriculum, KTSP, Colloid teaching model, RSBI PENDAHULUAN Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan. Majunya suatu bangsa dipengaruhi oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Hal ini terjadi karena pendidikan yang tinggi dapat mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan juga akan menghantarkan masyarakat suatu bangsa pada kesejahteraan dan keunggulan dalam berbagai bidang. Maka sudah sewajarnya pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia selain pangan, sandang, dan papan. Negara-negara yang maju telah sadar bahwa pendidikan sangat penting sehingga bidang pendidikan diperhatikan dengan serius terutama untuk meningkatkan kualitas guru, sarana dan prasarana, peningkatan kualitas kurikulum, manajemen sekolah dan lainnya. Salah satu kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan mendirikan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). SBI adalah sekolah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu negara anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan (Depdiknas, 2007). Konsep tersebut dapat diformulasikan bahwa SBI = (SNP + X), dimana SNP adalah Standar Nasional Pendidikan yang meliputi delapan standar sebagaimana temuat di dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang SNP, sedangkan X adalah SNP yang diperkaya, dikembangkan, diperluas, diperdalam melalui adaptasi atau adopsi terhadap standar pendidikan yang reputasi mutunya diakui secara internasional (Suyanto, 2008). Pendirian ini sesuai dengan tujuan umum program SBI yaitu meningkatkan kualitas pendidikan nasional yang sesuai dengan amanat Tujuan Nasional dalam Pembukaan UUD 1945, pasal 31 UUD 1945, UU No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS, PP No. 19 tahun 2005 tentang SNP (Standar Nasional Pendidikan), dan UU No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah ke-1 tahun untuk meningkatkan kualitas dan akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan. Selain itu memberi peluang pada sekolah yang berpotensi untuk mencapai kualitas bertaraf nasional dan internasional. Salah satu lembaga tes atau sertifikasi internasional yang merupakan anggota OECD adalah Cambridge International Examination (CIE). Lembaga ini menyediakan beberapa jenis kualifikasi kurikulum, diantaranya kurikulum Cambridge General Certificate of Education Ordinary Level yang biasa disebut GCE O Level, International General Certificate of Secondary Education (IGCSE), Cambridge IGCSE Co-ordinated Sciences dan Cambridge General Certificate of Education Advanced and Advanced Subsidiary Level atau yang biasa disebut GCE A & AS Level. Proses pembelajaran pada sekolah dengan program RSBI diharapkan sesuai dengan Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL -SP). Adapun SKL-SP dikembangkan berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yakni untuk pendidikan menengah yaitu SMA/MA bertujuan: Untuk Meningkatkan kecerdasan, 2

3 pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, 2006). Untuk mencapai hal ini, pengembangan proses pembelajaran pada program RSBI dapat berpedoman pada lima prinsip pembelajaran yang terdapat dalam PP No. 19 Tahun 2005, yang menyebutkan proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Hasil penelitian yang dilakukan di SMAN 1 Surakarta menunjukkan masih terdapat kendala-kendala yang terjadi dalam program pelaksanaan RSBI terutama masih lemahnya adopsi dan adaptasi kurikulum (SNP + X), oleh guru mata pelajaran matematika dan sains dengan pembelajaran bahasa inggris dan pemanfaatan media pembelajaran, internet yang belum dimanfaatkan optimal oleh guru. Sarana prasarana (ruang kelas, laboratorium IPA, ICT/Internet, referensi buku bilingual perpustakaan) masih minim belum sesuai dengan rasio kebutuhan. Belum optimalnya partisapasi secara aktif peran orang tua, komite, masyarakat, dan alumni, pemerintah Kota dan dewan pendidikan Kota, dalam pelaksanaan program rintisan SBI di SMAN 1 Surakarta (Ariani, 2009). Selain itu, sebelumnya penelitian tentang adaptasi kurikulum juga telah dilakukan oleh peneliti lain dalam topik Hidrokarbon. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh suatu strategi pembelajaran yang mencakup learning outcomes, materi, proses pembelajaran, dan bentuk soal evaluasi yang mengadaptasi kurikulum Cambridge Ordinary Level ( Cambridge O Level), lalu untuk peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran tersebut termasuk dalam kategori sedang dengan nilai N-gain rata-rata siswa sebesar 0,575 dan secara umum siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap pembelajaran yang mengadaptasi kurikulum Cambridge O Level (Ariani, 2010). Berangkat dari permasalahan ini peneliti memandang perlu adanya penelitian mengenai cara membuat dan menerapkan suatu pembelajaran yang mengadaptasi Sciences pada materi Sistem Koloid di suatu RSBI, yang mencakup adaptasi dalam segi kurikulum, khususnya silabus, materi ajar, proses pembelajaran, dan evaluasi. Pada penelitian ini, peneliti merancang suatu pembelajaran Sistem Koloid yang materinya telah mengadaptasi kurikulum Cambridge IGCSE Co-ordinated Sciences. Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan utama pada penelitian ini adalah Bagaimana adaptasi kurikulum Cambridge IGCSE Co-ordinated Sciences terhadap KTSP pada pembelajaran pokok bahasan sistem koloid di RSBI? Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Menganalisis perbedaan dan persamaan Sciences dan KTSP sehingga diperoleh faktor X yang dapat diadaptasi; (2) Mendapatkan suatu model pembelajaran pada pokok bahasan sistem koloid yang mengadaptasi Sciences: (3) Mendeskripsikan pemahaman konsep siswa pada materi Sistem Koloid yang mengadaptasi kurikulum Cambridge IGCSE Co-ordinated Sciences. Kurikulum Menurut Dakir (2004) kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancang secara sistematik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Di lain pihak, Beaucham (1968) dalam Sukmadinata (2010) menyatakan bahwa A curriculum is a written document which may contain many ingridients, but basically it is plan for the education of pupils during their enrollment in 3

4 given school. Beaucham lebih memberikan tekanan bahwa kurikulum adalah suatu rencana pendidikan dan pengajaran. Kurikulum KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus (Depdiknas, 2006). Pemberlakuan KTSP membawa implikasi bagi sekolah dalam melaksanakan KBM sejumlah mata pelajaran, dimana hampir semua mata pelajaran sudah memiliki Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk masing-masing pelajaran (Depdiknas, 2006). Kurikulum Cambridge Kualifikasi CIE Cambridge International Examinations (CIE) yang merupakan bagian dari Universitas Cambridge adalah penyedia kualifikasi internasional terbesar di dunia untuk anak usia tahun. Lebih dari 9000 sekolah di lebih dari 160 negara adalah bagian dari komunitas pembelajaran Cambridge. Program dan kualifikasi Cambridge adalah program dan kualifikasi yang progresif, fleksibel, dan membantu sekolah untuk mengembangkan siswa-siswa yang sukses. Terdapat empat kualifikasi umum yang diselenggarakan oleh CIE, yaitu : Cambridge Primary (5-11 tahun); Cambridge Secondary 1 atau Cambridge Lower Secondary (11-14 tahun); Cambridge Secondary 2 (14-16 tahun); dan Cambridge Advanced (16-18 tahun). Silabus Cambridge IGCSE Co-ordinated Sciences Silabus Cambridge IGCSE Co- ordinated Sciences (Double Award) atau yang lebih dikenal Cambridge IGCSE Co-ordinated Sciences memiliki beberapa bagian, yaitu: aims, assesment objectives, scheme of assesment, weightings, conventions, curriculum content dan juga learning outcomes yang ingin dicapai. Kurikulum Cambridge IGCSE Coordinated Sciences memberi kesempatan kepada siswa untuk mempelajari biologi, kimia, dan fisika dalam silabus yang saling berhubungan secara ilmiah. Materi yang akan diteliti adalah Sistem Koloid yangt termasuk ke dalam Curriculum Content bagian Chemistry. Konsepsi dan Karakteristik SBI Konsepsi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan sekolah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan (Depdiknas, 2007:5). Sekolah ini diharapkan harus bisa memberikan jaminan mutu pendidikan dengan standar lebih tinggi dari standar pendidikan nasional sehingga lulusan yang dihasilkan memiliki daya saing di berbagai forum internasional. Karakteristik Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) memiliki karateristik keunggulan yang ditunjukkan dengan pengakuan internasional terhadap proses dan hasil atau keluaran pendidikan yang berkualitas dan teruji dalam berbagai aspek. Pengakuan internasional ditandai dengan penggunaan standar pendidikan internasional dan dibuktikan dengan hasil serifikasi berpredikat baik dari salah satu negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan. 4

5 METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode Pre-eksperimen yang dilakukan dengan desain penelitian jenis One Group Pretest-Posttest Design. Penelitian ini dilaksanakan di suatu SMA Negeri Kota Bandung pada semester II tahun ajaran 2011/2012. Subjek dalam penelitian ini adalah 25 orang siswa kelas XI. Untuk pengumpulan data digunakan tiga jenis instrumen, yakni soal tes, angket siswa, pedoman observasi dan pedoman wawancara terhadap siswa. Dalam penelitian ini dilakukan dua kali tes, yaitu sebelum eksperimen ( pretest) dan sesudah eksperimen ( posttest). Perbedaan antara tes awal dan tes akhir diasumsikan sebagai efek dari eksperimen. Dengan melihat nilai N- gain bisa dilihat sejauh mana pemahaman konsep setiap siswa untuk setiap indikator pembelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Perbedaan dan Persamaan KTSP dan Kurikulum Cambridge IGCSE Coordinated Sciences Untuk kurikulum Cambridge IGCSE Co-ordinated Sciences dilakukan pemetaaan dengan KTSP terhadap learning outcomes, materi, dan soal evaluasi. Hasil dan analisisnya adalah sebagai berikut : Untuk mengadaptasi Curriculum content dari silabus kimia Cambridge IGCSE Co-ordinated Sciences dilakukan dengan memetakan isi dari indikator pembelajaran yang diturunkan dari standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) KTSP terhadap isi dari kurikulum Cambridge IGCSE Co-ordinated Sciences. KTSP kimia dijadikan sebagai acuan sedangkan indikator tambahan (x) merupakan hasil adaptasi dari kurikulum Cambridge IGCSE Co-ordinated Sciences. Hasil pemetaan learning outcomes dan indikator pembelajaran sistem koloid dari silabus Cambridge IGCSE Co-ordinated Sciences dan KTSP dijabarkan pada Tabel 1 Tabel 1 Pemetaan Learning Outcomes Topik Sistem Koloid Indikator Pembelajaran dalam KTSP Kimia Learning outcomes Cambridge IGCSE Coordinated Sciences Hasil Analisis Menjelaskan perbedaan antara know that colloidal systems are not transparent Sesuai larutan, koloid, dan suspensi (Core) Mengelompokkan sistem koloid know that a colloid consists of one substance finely Sesuai berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersi. dispersed in another, and know the meaning of the words sol, gel and emulsion (Core) Menjelaskan proses pembuatan - Tidak Sesuai koloid melalui percobaan. Mendeskripsikan sifat-sifat koloid understand that colloidal systems are not transparent Sesuai (effek Tyndall, gerak Brown, because they scatter light rays (Supplement) dialisis, elektrofo-resis, emulsi, koagulasi) Menjelaskan koloid liofob dan - Tidak Sesuai liofil Mendeskripsikan peranan koloid - Tidak Sesuai dalam kehidupan sehari-hari. - Appreciate the purpose of emulsifiers.(core) Tidak Sesuai - understand, in simple terms, the action of emulsifiers(supplement) Tidak Sesuai 5

6 Dari hasil pemetaan pada Tabel 1, diperoleh faktor X yang dapat diadaptasi dalam pembelajaran sistem koloid yaitu Appreciate the purpose of emulsifiers dan understand, in simple terms, the action of emulsifiers. Implementasi Kurikulum Cambridge IGCSE Co-ordinated Sciences terhadap KTSP Sebelum melakukan pembelajaran, guru menyiapkan terlebih dahulu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah mencakup indikator yang menjadi tujuan pembelajaran dan learning outcomes hasil adaptasi Silabus Kimia Cambridge IGCSE Co-ordinated Sciences. Untuk metode pembelajaran yang digunakan sendiri adalah metode ekspositori dan praktikum. Untuk model pembelajaran yang mengadaptasi Sciences ini menggunakan model Contextual Teaching Learning (CTL). Adaptasi faktor X ini terutama diberikan pada tahap elaborasi pada langkah pembelajaran CTL. Untuk faktor X yang diadaptasi dari Sciences diletakkan setelah sub materi pokok peranan koloid dalam kehidupan seharihari. Hal ini dilakukan karena learning outcomes yang diadaptasi yaitu appreciate the purpose of emulsifier dan understand, in simple term the action of emulsifier berhubungan erat dengan aplikasi koloid dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan data hasil observasi kegiatan guru di atas, pada pertemuan pertama dan kedua secara umum (85% dan 92%) guru telah melaksanakan tugasnya sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) walaupun ada kegiatan yang belum dilaksanakan diantaranya guru tidak melemparkan pertanyaan yang ditanyakan siswa pada temannya dan tidak membimbing siswa menyimpulkan sendiri materi yang diperoleh. Untuk siswa, pada pertemuan pertama dan kedua secara umum (69 % dan 77%) siswa telah berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Mereka mau berpikir dan menjawab pertanyaan yang disampaikan, bertanya berdiskusi, dan memperhatikan media yang disampaikan oleh guru. Untuk bahasa pengantar yang digunakan oleh siswa masih menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini diduga karena siswa belum terbiasa menggunakan bahasa Inggris selama pembelajaran Pemahaman Konsep Koloid Berikut adalah data hasil pengolahan skor pretest dan posttest sesuai dengan indikator pembelajaran untuk mengetahui peningkatan konsep setiap indikator pembelajaran. Gambar 1. Persentase N-Gain pada Setiap Indikator Pembelajaran Keterangan: 1 : Menjelaskan perbedaan antara larutan, koloid, dan suspensi 2 : Mengelompokkan sistem koloid berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersi. 3 : Menjelaskan proses pembuatan koloid melalui percobaan 4 : Mendeskripsikan sifat-sifat koloid (efek Tyndall, gerak Brown, dialisis, elektroforesis, emulsi, dan koagulasi) 5 : Menjelaskan koloid liofob dan liofil 6 : Mendeskripsikan peranan koloid dalam kehidupan sehari-hari. 7 : Appreciate the purpose of emulsifiers 6

7 8 : understand, in simple terms, the action of emulsifiers Pemahaman konsep siswa untuk setiap indikator terhadap pembelajaran sistem koloid yang mengadaptasi kurikulum Cambridge IGCSE Co-ordinated Sciences mengalami peningkatan pada kategori sedang dengan nilai N-Gain rata-rata sebesar 0,685. Untuk konsep-konsep yang berkaitan dengan faktor X mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan nilai N-gain rata-ratanya sebesar 0,752 yang berada pada kategori tinggi. Peningkatan pemahaman yang paling signifikan terlihat pada konsep jenis-jenis koloid, peranan koloid dalam kehidupan sehari-hari dan mengapresiasi tujuan digunakannya pengemulsi yaitu Tabel 2 Pendapat Siswa mengenai Pembelajaran Sistem Koloid dengan Mengadaptasi Kurikulum Cambridge IGCSE Coordinated-sciences Ratarata Persentase (%) No. Pernyataan SS S TS STS 1 Setelah mempelajari materi sistem koloid saya semakin termotivasi dan bersemangat dalam belajar kimia ,56 2 Materi sistem koloid tidak membuat saya termotivasi dalam belajar kimia ,56 3 Tujuan pembelajaran yang selalu dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari membuat saya semakin tertarik mempelajari materi ,96 koloid 4 Tujuan pembelajaran yang selalu dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari tidak membuat saya tertarik dalam mempelajari materi ,96 sistem koloid 5 Pembelajaran dengan menggunakan dua bahasa atau bilingual mempermudah saya dalam memahami materi koloid ,4 6 Pembelajaran dengan menggunakan dua bahasa atau bilingual menyulitkan saya dalam memahami materi koloid ,4 7 Materi sistem koloid yang diajarkan membuat saya semakin memahami peran emulsifier dan surfactant dalam produk ,96 pembersih 8 Materi sistem koloid yang diajarkan membingungkan saya dalam memahami peran emulsifier dan surfactant dalam produk ,96 pembersih 9 Materi koloid yang diajarkan membuat saya semakin paham akan aplikasi kimia dalam kehidupan sehari-hari ,96 10 Materi koloid yang diajarkan tidak bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari ,2 11 Bahan ajar koloid yang disampaikan membuat saya semakin bersemangat untuk mempelajari kimia lebih dalam lagi ,56 12 Bahan ajar yang menggunakan bahasa inggris menyulitkan saya dalam memahami materi koloid ,32 13 Media yang digunakan dalam pembelajaran membuat saya semakin tertarik mempelajari sistem koloid ,8 14 Media yang digunakan dalam pembelajaran membuat saya merasa bosan dalam mempelajari sistem koloid ,8 15 Media yang menampilkan banyak gambar yang relevan dengan materi koloid dalam kehidupan sehari-hari membuat saya ,24 menyadari akan pentingnya aplikasi kimia di kehidupan sehari-hari 16 Saya tidak mengalami kesulitan dalam belajar kimia ,24 17 Saya mengalami kesulitan dalam memahami materi kimia ,28 18 Tidak ada kaitan kimia dengan fenomena di sekitar kita ,48 19 Saya dapat meningkatkan kecakapan dalam bahasa inggris melalui pembelajaran seperti ini ,8 20 Kecakapan dalam bahasa inggris saya tidak meningkat melalui 2, pembelajaran seperti ini. Rata-rata (positif) 4, ,76 7

8 dengan N-gain masing-masing 0,921, 0,797 dan 0,779 yang berada pada kategori tinggi. Sedangkan peningkatan pemahaman paling rendah terlihat pada konsep pembuatan koloid dengan N-gain 0,145. Tanggapan Siswa Kelas XI terhadap Pembelajaran Sistem Koloid yang Mengadaptasi Kurikulum Cambridge IGCSE Co-ordinated Sciences Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang mengadaptasi Sciences digunakan angket dan wawancara. Pengisian angket dan wawancara diisi oleh seluruh siswa setelah implementasi pembelajaran. Angket yang digunakan merupakan angket terbuka dengan skala Likert. Hasil wawancara tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang mengadaptasi Sciences adalah: 1. Sebagian besar siswa belum tahu kalau di sekolah mereka mengadaptasi kurikulum Cambridge. 2. Sebagian besar siswa merasa kesulitan dalam pembelajaran kimia karena materinya terasa abstrak. 3. Siswa merasakan pembelajaran sistem koloid yang diberikan dengan penambahan materi emulsifier membuat mereka lebih memahami materi yang diajarkan. 4. Siswa menganggap kalau pembelajaran sistem koloid yang diberikan oleh guru sudah sistematis. 5. Siswa merasa materi telah dijelaskan dengan cukup jelas tapi kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. 6. Siswa setuju dengan pembelajaran sistem koloid yang menekankan pada emulsifier dan cara kerja emulsifier pada pembersih. 7. Sebagian besar siswa merasa untuk materi sistem koloid dengan penerapan kurikulum Cambridge IGCSE Coordinated Sciences membuat mereka lebih mengerti mempelajari materi tersebut. Sedangkan hasil analisis angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang mengadaptasi kurikulum Cambridge IGCSE Co-ordinated Sciences adalah : Berdasarkan hasil angket dan wawancara pada siswa, diketahui bahwa pembelajaran yang mengadaptasi kurikulum Cambridge IGCSE Co-ordinated Sciences memiliki keunggulan diantaranya dengan pengadaptasian faktor-x dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi sistem koloid, meningkatkan kecakapan siswa dalam berbahasa Inggris dan membuat siswa lebih tertarik mempelajari materi tersebut. Selain itu media yang digunakan dalam pembelajaran membuat siswa lebih tertarik untuk belajar. Sedangkan tanggapan siswa terhadap implementasi kurikulum Cambridge IGCSE Co-ordinated Sciences adalah siswa merasa pembelajaran yang diberikan guru telah sistematis, siswa merasa materi telah tersampaikan dengan jelas tapi kurang termotivasi. Kemungkinan siswa kurang termotivasi karena materi koloid masih dianggap sebagai materi hapalan dan cukup dibaca saja untuk mengerti. Selain itu siswa merasa materi sistem koloid yang diajarkan membuat mereka lebih paham mengenai peran emulsifier dalam produk pembersih dan aplikasi kimia lainnya. Untuk tanggapan tanggapan siswa mengenai pemahaman konsep siswa diperoleh bahwa penambahan faktor-x membuat siswa lebih memahami materi yang diajarkan. Hasil angket juga dianalisis berdasarkan pernyataan positif dan negatifnya. Pernyataan yang termasuk ke dalam pernyataan positif adalah pernyataan nomor 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 16, dan 19, sedangkan yang termasuk ke dalam pernyataan negatif adalah pernyataan nomor 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 17, 18 dan 20. Interpretasi respon siswa berdasarkan angket yang diberikan ditampilkan pada Gambar 2. 8

9 72,4 % 27,6 % Negatif Gambar 2. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Berdasarkan data pada Tabel 2 dan Gambar 2 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai respon positif terhadap pembelajaran sistem koloid yang dilakukan, yaitu dengan mengadaptasi Sciences. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang mengarah kepada rumusan masalah penelitian, maka dapat disimpulkan: (1) Dari hasil analisis perbedaan dan persamaan antara KTSP dengan kurikulum Cambridge IGCSE Coordinated Sciences diperoleh faktor X yang dapat diadaptasi dalam pembelajaran sistem REFERENSI koloid yaitu memahami tujuan digunakannya pengemulsi dan mengerti cara kerja dari pengemulsi; (2) Proses implementasi adaptasi kurikulum Cambridge IGCSE Co-ordinated Sciences dilakukan menggunakan model CTL yang ditemukan cocok untuk proses implementasi ini. Adaptasi faktor X ini terutama diberikan pada tahap elaborasi pada langkah pembelajaran CTL; (3) Pemahaman konsep siswa untuk setiap indikator terhadap pembelajaran sistem koloid yang mengadaptasi kurikulum Cambridge IGCSE Co-ordinated Sciences mengalami peningkatan pada kategori sedang dengan nilai N-Gain rata-rata sebesar 0,685. Untuk konsep - konsep yang berkaitan dengan faktor X mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan nilai N-gain rata-ratanya sebesar 0,752 yang berada pada kategori tinggi; (4) Sebagian besar siswa yang mengikuti pembelajaran sistem koloid pada umumnya memberikan respon positif yaitu sebanyak 72,4 % untuk angket dan secara umum siswa juga memberi respon positif terhadap pembelajaran yang mengadaptasi kurikulum Cambridge IGCSE Coordinated Sciences. Ariani, A. (2009). Implementasi Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (SBI ). Tesis pada Universitas Sebelas Maret Surakarta: tidak diterbitkan. Ariani, W. (2010). Pembelajaran Hidrokarbon di Rintisan Sekolah Berstandar Internasional melalui Adaptasi Kurikulum Cambridge General Certificate of Education Ordinary Level. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. CIE. (2009). Syllabus International General Certificate of Secondary Education Co-ordinated Sciences (Double Award).Tersedia: assdef_id=885. [ 20 Desember 2010]. Dakir. (2004). Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta : PT Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Permendiknas 2006 tentang SI dan SKL. Jakarta : Sinar Grafika. Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Panduan Penyelenggaraan Ristisan SMA Bertaraf Internasional. Jakarta: Depdiknas. 9

10 Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Pedoman Penjamianan Mutu Sekolah/ Madrasah Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Sukmadinata, NS. (2010). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung : PT. Rosdakarya. Suyanto, S. (2008). Pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional melalui Organisasi belajar: Konsep dan Implementasi. Cakrawala pendidikan. (Online), Jilid 17, No. 3 ( diakses 1 Juli 2011). 10

BAB I PENDAHULUAN. Era teknologi ditandai dengan adanya persaingan yang sangat kuat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Era teknologi ditandai dengan adanya persaingan yang sangat kuat dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era teknologi ditandai dengan adanya persaingan yang sangat kuat dalam bidang teknologi, manajemen dan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk memenuhi hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, terutama dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, terutama dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peran yang signifikan dalam kehidupan bermasyarakat, terutama dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup yang kompleks dan berkembang seiring dengan

Lebih terperinci

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013 PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI Oleh : Meli Siska B 1, Kurnia 2, Yayan Sunarya 3 Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, dan sumber daya manusia (SDM). Untuk memenuhi hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, dan sumber daya manusia (SDM). Untuk memenuhi hal tersebut BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Era globalisasi ditandai dengan kuatnya persaingan di bidang teknologi, manajemen, dan sumber daya manusia (SDM). Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan penguasaan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek kehidupan masyarakat termasuk di bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek kehidupan masyarakat termasuk di bidang pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi yang saat ini terjadi di Indonesia mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan masyarakat termasuk di bidang pendidikan. Kemajuan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijamin dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 50 Ayat 3

BAB I PENDAHULUAN. dijamin dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 50 Ayat 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah bertaraf internasional merupakan suatu usaha pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia agar dapat bersaing secara internasional.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. meningkatkan kualitas peserta didik agar lulusannya mampu bersaing. dalam skala nasional maupun internasional. Tuntutan kebutuhan

BAB V PEMBAHASAN. meningkatkan kualitas peserta didik agar lulusannya mampu bersaing. dalam skala nasional maupun internasional. Tuntutan kebutuhan 146 BAB V PEMBAHASAN A. Implementasi Kurikulum Adaptif dalam Pembelajaran Matematika di SMA Khadijah Surabaya Penerapan kurikulum adaptif di SMA Khadijah bertujuan untuk meningkatkan kualitas peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek kehidupan masyarakat termasuk di bidang pendidikan. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek kehidupan masyarakat termasuk di bidang pendidikan. Kemajuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi yang saat ini terjadi di Indonesia mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan masyarakat termasuk di bidang pendidikan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bilingual dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Sistem Reproduksi Manusia

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bilingual dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Sistem Reproduksi Manusia Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bilingual dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Sistem Reproduksi Manusia Developing Bilingual Student Work Sheet with Contextual Approach on Human Reproductive

Lebih terperinci

USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT

USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT 0 USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT La Sahara 1), Agus Setiawan 2), dan Ida Hamidah 2) 1) Department of Physics Education, FKIP, Haluoleo University,

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN LABORATORIUM TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK SMPN 3 PALAKKA KABUPATEN BONE

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN LABORATORIUM TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK SMPN 3 PALAKKA KABUPATEN BONE EFEKTIFITAS PENGGUNAAN LABORATORIUM TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK SMPN 3 PALAKKA KABUPATEN BONE THE EFFECTIVENESS OF THE LABORATORY UTILIZATION TOWARD MOTIVATION AND LEARNING OUTCOMES

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KURIKULUM SBI Oleh: Dr. Cepi Safruddin Abdul Jabar 1

PENGEMBANGAN KURIKULUM SBI Oleh: Dr. Cepi Safruddin Abdul Jabar 1 PENGEMBANGAN KURIKULUM SBI Oleh: Dr. Cepi Safruddin Abdul Jabar 1 A. Pengertian Kurikulum SD Bertaraf Internasional harus memenuhi Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan yang diperkaya dengan mangacu

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA Vol. 3, No. 3, pp. 81-86, September. 2014 PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA IMPLEMENTATION OF SNOWBALLING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai negara di dunia tidak pernah surut melakukan upaya peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan bahwa sistem penjaminan dan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA Heizlan Muhammad, Tina Yunarti, Rini Asnawati Anheizlan@gmail.com Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KERJA ILMIAH PADA MATERI INDIKATOR ASAM BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

KETERAMPILAN KERJA ILMIAH PADA MATERI INDIKATOR ASAM BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING KETERAMPILAN KERJA ILMIAH PADA MATERI INDIKATOR ASAM BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Nadia Ulfa, Hairida, Rahmat Rasmawan Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNTAN, Pontianak Email:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi pembelajaran, proses pembelajaran, dan bentuk evaluasi dari kurikulum Cambridge

Lebih terperinci

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL D

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL D MAKALAH PENDAMPING : PARALEL D SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IV Peran Riset dan Pembelajaran Kimia dalam Peningkatan Kompetensi Profesional Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL ROLE PLAYING PADA MATERI KOLOID ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL ROLE PLAYING PADA MATERI KOLOID ARTIKEL PENELITIAN OLEH 1 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL ROLE PLAYING PADA MATERI KOLOID ARTIKEL PENELITIAN OLEH MUHAMMAD ARMY NIM. F02112009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DISERTAI METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS X-2 SMAN 1 PAKUSARI JEMBER TAHUN 2014 1) Kiftiyah, 2) Sutarto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan Alam (MIPA) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan Alam (MIPA) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemerintah menghimbau beberapa sekolah (melalui asesor akreditasi, monitoring dan evaluasi serta kunjungan pengawas) termasuk sekolah di tempat peneliti bekerja

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN PENGARUH LATIHAN MEMBANGUN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH TOPIK KALOR PADA SISWA SMAN 1 SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN Puput Putri Manitasari dan Nadi Suprapto Jurusan Fisika, Universitas Negeri

Lebih terperinci

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA PADA TOPIK APLIKASI REAKSI REDUKSI OKSIDASI Oleh : Fitriani Tekistia Darmawan 1 ), Wawan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG Ratri Agustina, Kadim Masjkur, dan Subani Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bermutu yang didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bermutu yang didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah terus berupaya memenuhi hak setiap warga negara dalam memperoleh layanan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia. Sejalan dengan itu,

Lebih terperinci

ANALISIS KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENJELASAN SEDERHANA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM SOLVING

ANALISIS KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENJELASAN SEDERHANA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM SOLVING ANALISIS KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENJELASAN SEDERHANA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM SOLVING Riestania Faradilla, Ila Rosilawati, Noor Fadiawati, Nina Kadaritna Pendidikan Kimia, Universitas Lampung riestania.faradilla@gmail.com

Lebih terperinci

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol 5,. No 3, , September, 2016

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol 5,. No 3, , September, 2016 Vol 5,. No 3,. 684-688, September, 2016 PENERAPAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS) PADA MATERI POKOK KOLOID KELAS XI SMA IMPLEMENTATION OF WORKSHEET

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS KEGIATAN LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ELASTISITAS KELAS X SMA NEGERI 2 SIDOARJO Jufita Ratnasari, Wasis Jurusan

Lebih terperinci

PELATIHAN TANGGUNG JAWAB DAN DISIPLIN SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) MATERI SISTEM KOLOID

PELATIHAN TANGGUNG JAWAB DAN DISIPLIN SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) MATERI SISTEM KOLOID PELATIHAN TANGGUNG JAWAB DAN DISIPLIN SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) MATERI SISTEM KOLOID STUDENT RESPONSIBILITY AND DISCIPLINE IN LEARNING MODEL OF THINK- PAIR- SHARE

Lebih terperinci

Unesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN:

Unesa Journal of Chemistry Education Vol. 2, No. 2, pp May 2013 ISSN: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 PLEMAHAN KEDIRI IMPLEMENTATION OF INQUIRY LEARNING

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN DEVELOPMENT OF STUDENT WORKSHEET WITH SETS ORIENTATION AT FOOD ADDITIVE MATTER Dayinta Yulia Apsari dan Ismono

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN KIMIA KELAS XI SMA PADA MATERI KOLOID

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN KIMIA KELAS XI SMA PADA MATERI KOLOID PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN KIMIA KELAS XI SMA PADA MATERI KOLOID Ria Putri Wahyuningtyas, Munzil, Suharti Universitas Negeri Malang E-mail: riaputriwahyuningtyas@gmail.com ABSTRAK : Tujuan penelitian

Lebih terperinci

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK ASAM BASA KELAS XI MIA SMAN 2 MAGETAN IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA IMPLEMENTATION OF GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL ON BUFFER

Lebih terperinci

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI CRITICAL THINKING SKILL OF STUDENT SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL SIFAT LARUTAN BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN LINGKUNGAN DI SMP

PENGEMBANGAN MODUL SIFAT LARUTAN BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN LINGKUNGAN DI SMP PENGEMBANGAN MODUL SIFAT LARUTAN BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN LINGKUNGAN DI SMP Eci Oktadarmafina, Nina Kadaritna, Noor Fadiawati Pendidikan Kimia, Universitas Lampung eci.pkimia@yahoo.com Abstract:

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sekolah dengan Kategori Mandiri (SKM) dan kelompok Sekolah Biasa (SB). menengah di negara yang tergabung dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sekolah dengan Kategori Mandiri (SKM) dan kelompok Sekolah Biasa (SB). menengah di negara yang tergabung dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Rintisan Sekolah Berbasis Internasional (RSBI) Undang-Undang Sisdiknas 2003 memperkenalkan klasifikasi sekolah baru. Sekolah itu antara lain disebut Sekolah

Lebih terperinci

Andrian Rustaman Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA BKPAP UPI

Andrian Rustaman Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA BKPAP UPI Andrian Rustaman Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA BKPAP UPI 31/03/2010 file andrian-kurikulum 2006 1 Nuryani Y. & Andrian Rustaman Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA BKPAP UPI 31/03/2010 file andrian-kurikulum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga disebutkan bahwa Pendidikan

Lebih terperinci

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MELATIHKAN KARAKTER PADA MATERI LAJU REAKSI DI SMAN 1 KREMBUNG SIDOARJO IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING TYPE TWO STAY TWO

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA Vidya Chaerunnisa, Siti Gia Syauqiyah, F., Bambang Ekanara Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE DI KELAS X SMA NEGERI 6 KOTA TASIKMALAYA TAHUN AJARAN 2012/2013 JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

Efektifitas Pembelajaran Induktif Berbasis Masalah Pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Makassar

Efektifitas Pembelajaran Induktif Berbasis Masalah Pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Makassar 45 Efektifitas Pembelajaran Induktif Berbasis Masalah Pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Makassar Effectiveness of Problem-Based Inductive Learning Students In Class XI IPA 1 SMAN 9 Makassar 1) Haris

Lebih terperinci

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL Oleh Etik Khoirun Nisa NIM 090210102023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERBASIS KELAS PADA PEMBELAJARAN KIMIA

PENGEMBANGAN PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERBASIS KELAS PADA PEMBELAJARAN KIMIA PENGEMBANGAN PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERBASIS KELAS PADA PEMBELAJARAN KIMIA Nahadi 1, Wiwi Siswaningsih 2, dan Entin Watiningsih 3 1, 2 Dosen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA, Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA JURNAL. Oleh

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA JURNAL. Oleh 1 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA JURNAL Oleh ISNA MALIHATUL AINI RISWANDI LILIK SABDANINGTYAS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan 1.1 Latar Belakang Masalah BABI PENDAHULUAN Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK Suzana 1), Gusmaweti 2), Erwinsyah Satria 1) 1) Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

KETERAMPILAN PROSES SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI LAJU REAKSI DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURABAYA

KETERAMPILAN PROSES SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI LAJU REAKSI DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURABAYA KETERAMPILAN PROSES SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI LAJU REAKSI DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURABAYA PROCESS SKILL STUDENT THROUGH COOPERATIVE LEARNING MODELS STAD ON REACTION

Lebih terperinci

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017 KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI MAN 2 GRESIK PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN SCIENCE PROCESS SKILLS OF THE STUDENTS OF CLASS XI MAN 2 GRESIK

Lebih terperinci

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 5, No.2, pp , May 2016

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 5, No.2, pp , May 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTIONS BERBASIS STRATEGI TANDUR UNTUK MEMOTIVASI DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI REAKSI REDUKSI OKISIDASI KELAS X SMA NEGERI 17 SURABAYA IMPLEMENTATION

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TES UNTUK MENGANALISIS KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN TES UNTUK MENGANALISIS KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI PENGEMBANGAN TES UNTUK MENGANALISIS KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI DEVELOPMENT TEST TO ANALYZE THE COMPLETENESS OF STUDENTS LEARNING OUTCOMES OF ELEVENTH GRADE STUDENTS Supanji Santoso dan

Lebih terperinci

KAJIAN KEMAMPUAN GURU BIOLOGI SMA NEGERI DALAM MENGEMBANGKAN SILABUS DAN RPP

KAJIAN KEMAMPUAN GURU BIOLOGI SMA NEGERI DALAM MENGEMBANGKAN SILABUS DAN RPP KAJIAN KEMAMPUAN GURU BIOLOGI SMA NEGERI DALAM MENGEMBANGKAN SILABUS DAN RPP Rohim Rochein Kafear 1, Tri Jalmo 2, Rini Rita Marpaung 2 Email: rohimkafear@gmail.com HP : 085269473137 Abstract This research

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING. Info Artikel. Abstrak.

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING. Info Artikel. Abstrak. CiE 2 (1) (2013) Chemistry in Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai metodologi penelitian yang digunakan, meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, prosedur

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERFOKUS PADA MASYARAKAT BELAJAR (LEARNING COMMUNITY) POKOK BAHASAN SEGITIGA UNTUK SISWA KELAS VII

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI IMPLEMENTATION OF GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENT S PROCESS SKILL IN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan mengenai metodologi penelitian yang meliputi lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan

Lebih terperinci

SIKAP ILMIAH SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA DIKELAS VIII. 6 SMPN 08 PEKANBARU

SIKAP ILMIAH SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA DIKELAS VIII. 6 SMPN 08 PEKANBARU SIKAP ILMIAH SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA DIKELAS VIII. 6 SMPN 08 PEKANBARU G i m i n 1, Zuhdi Ma aruf 2 Program Studi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO DEVELOPMENT OF STUDENT WORKSHEET WITH SOFTSKILLS ORIENTATION IN

Lebih terperinci

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015 MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REAKSI REDUKSI-OKSIDASI DI KELAS X SMA NEGERI 12 SURABAYA INCREASING THE STUDENT SCIENCE

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA KONSEP SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 16 TASIKMALAYA JURNAL

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA KONSEP SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 16 TASIKMALAYA JURNAL PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA KONSEP SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 16 TASIKMALAYA JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara efektif untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan sumberdaya manusia dipersiapkan untuk memiliki kompetensi

Lebih terperinci

Surakarta, Indonesia. *Keperluan korespondensi, telp/fax: (0271) , ABSTRAK

Surakarta, Indonesia. *Keperluan korespondensi, telp/fax: (0271) ,   ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 6 No. 1 Tahun 2017 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 24-30 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengajarkan sains, guru harus memahami tentang sains. pengetahuan dan suatu proses. Batang tubuh adalah produk dari pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengajarkan sains, guru harus memahami tentang sains. pengetahuan dan suatu proses. Batang tubuh adalah produk dari pemecahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mengajarkan sains, guru harus memahami tentang sains. Menurut Trowbridge et.al (1973) : Sains adalah batang tubuh dari pengetahuan dan suatu proses. Batang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Masalah pada dasarnya merupakan hal yang sangat sering ditemui dalam kehidupan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Masalah pada dasarnya merupakan hal yang sangat sering ditemui dalam kehidupan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pemecahan Masalah (Problem Solving) Masalah pada dasarnya merupakan hal yang sangat sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Masalah dapat terjadi pada berbagai aspek

Lebih terperinci

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri untuk berbagi pengalaman Oleh: Mardiyana Disampaikan pada Seminar Nasional Di FKIP UNS Surakarta, 26 Februari 2011 Landasan

Lebih terperinci

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 03, pp , September 2014

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 03, pp , September 2014 PENERAPAN STRATEGI RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI POKOK HIDROLISIS GARAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MELATIHKAN KARAKTER PERCAYA DIRI PADA SISWA KELAS XI-A DAN XI-B SMA NEGERI 2 NGAWI IMPLEMENTATION

Lebih terperinci

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* ) IMPLEMENTATION OF THINK TALK WRITE TYPE COOPERATIVE LEARNING MODEL IN HUMAN EXCRETION SYSTEM CONCEPT IN 11 th GRADE SCIENCE CLASS OF 8 th PUBLIC SENIOR HIGH SCHOOL AT TASIKMALAYA Anggarini Puspitasari*

Lebih terperinci

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK EXERCISING SCIENCE PROCESS SKILLS THROUGH IMPLEMENTATION INQUIRY

Lebih terperinci

PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Jurnal Pengajaran MIPA, FPMIPA UPI. Volume 12, No. 2, Desember 2008. ISSN:1412-0917 PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Lebih terperinci

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2)

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2) Pengembangan LKPD Berbasis Conceptual. (Syella Ayunisa Rani) 231 PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS CONCEPTUAL ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI KESEIMBANGAN

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe Guided Teaching

Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe Guided Teaching PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE GUIDED TEACHING PADA MATA PELAJARAN INSTALASI TENAGA LISTRIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TIPTL DI SMK NEGERI 3 SURABAYA Faizal Gunawan S1 Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PKN DI SMA SEKECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG a

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PKN DI SMA SEKECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG a PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PKN DI SMA SEKECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG a Wahyu Deny Putra b Jurusan Politik dan Kewarganegaran Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, Indonesia Abstrak

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS CTL PADA MATERI POKOK CAHAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 1 KURIPAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS CTL PADA MATERI POKOK CAHAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 1 KURIPAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS CTL PADA MATERI POKOK CAHAYA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 1 KURIPAN Erni Yunita 1, Wahyudi 2, Satutik Rahayu 2 1 Program Studi

Lebih terperinci

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT UNTUK MELATIHKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH KELAS X SMA NEGERI 7 KEDIRI IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian SMP-RSBI RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) adalah sekolah yang melaksanakan atau menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional, dimana baru sampai

Lebih terperinci

(Artikel) Oleh KHOIRUNNISA

(Artikel) Oleh KHOIRUNNISA PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA (Artikel) Oleh KHOIRUNNISA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 PENGARUH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia sampai saat ini tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia sampai saat ini tidak pernah 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia sampai saat ini tidak pernah berhenti. Usaha tersebut dilakukan untuk penyesuaian dan mengimbangi perkembangan tuntutan

Lebih terperinci

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013 PENERAPAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HIDROKARBON DI KELAS X SMA WIDYA DARMA SURABAYA IMPLEMENTATION OF GROUP INVESTIGATION TOWARD STUDIED RESULT FOR HYDROCARBON TOPICS

Lebih terperinci

Abstrak. : Desi Hartinah, Dr. Insih Wilujeng, dan Purwanti Widhy H, M. Pd, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

Abstrak. : Desi Hartinah, Dr. Insih Wilujeng, dan Purwanti Widhy H, M. Pd, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Model Connected... (Desi Hartinah) 1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA MODEL CONNECTED UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN PENCAPAIAN RASA INGIN TAHU

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 1 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 144-150 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENERAPAN PENDEKATAN

Lebih terperinci

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN 2442-9805 Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN 2086-4701 UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN PEMAHAMAN KONSEP BIOLOGI MELALUI PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Bab I Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni telah membawa perubahan hampir disemua bidang kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Perubahan pada bidang

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN 2 GEMEKSEKTI TAHUN AJARAN 2015/2016 Siti Rokhmah 1, Wahyudi

Lebih terperinci

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Application of Cooperative Learning Model Type of Question Student Have on The Human Body Excretion System Concept (Experimental Studies at II th Grade Science of the 1 st Public Senior High School Singaparna

Lebih terperinci

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP Arnetis, Mariani Natalina dan Sri Ayuni Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IX.E SMP NEGERI I BAJENG

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IX.E SMP NEGERI I BAJENG STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IX.E SMP NEGERI I BAJENG CONTEXTUAL LEARNING STRATEGY FOR IMPROVING LEARNING OUTCOMES

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 Abstrak Evaluasi kinerja penyelenggaraan rintisan SMA bertaraf

Lebih terperinci

Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan

Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan Alkhafi Maas Siregar 1 dan Rahmansyah 2 1. Jurusan Fisika FMIPA Unimed dan 2. Jurusan Fisika FMIPA Unimed Jln.

Lebih terperinci

Kata kunci: Analogi, metode FAR, struktur atom, penguasaan konsep siswa

Kata kunci: Analogi, metode FAR, struktur atom, penguasaan konsep siswa IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ANALOGI MENGGUNAKAN METODE FAR (FOKUS-AKSI-REFLEKSI) PADA MATERI STRUKTUR ATOM UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA IMPLEMENTATION OF CHEMISTRY TEACHING USING

Lebih terperinci

Ema Susanti Purwati Kuswarini Suprapto

Ema Susanti Purwati Kuswarini Suprapto The Effect of Model Cooperative Learning Type of Take and Give in the Students Learning Result on The Depends Each Other in Ecosystem Concept in 7 th Grade of the 16 th Public Junior High School at Tasikmalaya

Lebih terperinci

ASSESSMENT DEVELOPMENT BASED SCIENCE PROCESS SKILLS ON MATERIAL FACTORS AFFECTING CHEMICAL EQUILIBRIUM

ASSESSMENT DEVELOPMENT BASED SCIENCE PROCESS SKILLS ON MATERIAL FACTORS AFFECTING CHEMICAL EQUILIBRIUM ASSESSMENT DEVELOPMENT BASED SCIENCE PROCESS SKILLS ON MATERIAL FACTORS AFFECTING CHEMICAL EQUILIBRIUM I Gusti Made Astawa, Noor Fadiawati, Chansyanah Diawati Pendidikan Kimia, Universitas Lampung Abstract:

Lebih terperinci

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERISTAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 68 Makalah Pendamping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuka batas antar negara. Persaingan hidup pun semakin ketat. Hanya

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY AND SOCIETY (SETS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY AND SOCIETY (SETS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY AND SOCIETY (SETS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH MAIMUNAH queenahakim@gmail. com Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. II. PEMBELAJARAN PENGAYAAN A. Pembelajaran Menurut SNP... B. Hakikat Pembelajaran Pengayaan... C. Jenis Pembelajaran Pengayaan...

DAFTAR ISI. II. PEMBELAJARAN PENGAYAAN A. Pembelajaran Menurut SNP... B. Hakikat Pembelajaran Pengayaan... C. Jenis Pembelajaran Pengayaan... DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... B. ujuan...... C. Ruang Lingkup... II. PEMBELAJARAN PENGAYAAN A. Pembelajaran Menurut SNP... B. Hakikat Pembelajaran Pengayaan... C. Jenis

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR BROSUR TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA. (Artikel) Oleh: Ely Fitri Astuti

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR BROSUR TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA. (Artikel) Oleh: Ely Fitri Astuti PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR BROSUR TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA (Artikel) Oleh: Ely Fitri Astuti FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2014

Lebih terperinci