KEPEMIMPINAN PEREMPUAN PEMBAWA PERUBAHAN DI DESA BOTO TAHUN 1974

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEPEMIMPINAN PEREMPUAN PEMBAWA PERUBAHAN DI DESA BOTO TAHUN 1974"

Transkripsi

1 KEPEMIMPINAN PEREMPUAN PEMBAWA PERUBAHAN DI DESA BOTO TAHUN 1974 Jumin, Emy Wuryani, Tri Widiarto Pendidikan Sejarah-FKIP Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRACT In this research aims to (1) to describe the life story of Sunarti, the chief of Boto village, (2) to find out the factors which encourage Sunarti to lead the Boto village, (3) to find out the changes done by Sunarti in leading boto village. The method used in this research was historical methodology. while in collecting the data, the writer used literature study and interview methods. The technique used to analyse the data was descriptive analysis. This research was done in march-may The result of this research proves that woman can be a good leader. Sunarti as the chief of Boto village is able to guide, lead and direct her village well. Her transformasional leadership style and her down to earth character are able to make the life of Boto villagers better. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara demokrasi yang mempunyai banyak peran penting tokoh besar pemimpin yang sangat cerdas dan bagus dalam kepemimpinannya. Salah satu tokoh pemimpin Indonesia yang sampai sekarang masih melekat dan dikenang oleh masyarakat adalah Ir. Soekarno. Ia seorang presiden pertama Republik Indonesia dan sekaligus menjadi bapak proklamator Indonesia. Ir. Soekarno adalah seorang pemimpin yang membawa perubahan kehidupan masyarakat yang lebih baik dan sejahtera. Tugas yang dijalankan tidak lepas dari bantuan maupun dukungan dari teman dan masyarakat luas. Dalam gaya kepemimpinannya yang khas mampu menarik hati pada simpatisan masyarakat. Menurut Franklyin S. Haiman kepemimpinan adalah proses mengarahkan, membimbing, mempengaruhi atau mengawasi pikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain (Jarmanto 1983: 83). Dalam menjalankan kepemimpinan tidak hanya untuk mempengaruhi dalam kehidupan individu saja melainkan mempengaruhi untuk semua kelompok 68 untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan yang akan dicapai. Seorang menjadi pemimpin juga harus mempunyai jiwa dan sifat kepemimpinan yang berpancasila, yang dicetuskan oleh tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantoro yang terdiri dari kalimat ing ngarso sung tulodho, ing madya mangun karso, tut wuri handayani yang artinya bahwa seorang pemimpin itu harus mampu lewat sikap perbuatannya, menjadikan dirinya pola panutan dan ikutan orangorang yang dipimpinnya. Pemimpin juga harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orangorang yang dipimpinnya dan seorang pemimpin harus mendorong orang-orang yang diasuhnya agar berani berjalan didepan dan sanggup bertanggung jawab. Dalam keberhasilan yang dicapai oleh seorang pemimpin juga dinilai dari hasil kinerjanya yang baik untuk kepentingan kehidupan masyarakat. Seiring zaman semakin maju dan berkembang, banyak orang bermunculan ingin terlibat menjadi seorang pemimpin dalam memegang kekuasaan. Dalam keterlibatan partisipasi politikpun sangat terbuka bagi semua kalangan tanpa

2 Widya Sari Edisi Khusus Vol. 16, No. 3, Juni 2014: membedakan jenis kelamin, status, suku maupun agama. Salah satu kunci keberhasilan menjadi seorang pemimpin adalah dapat memberikan suatu perkembangan maupun perubahan yang dilakukan kepada masyarakat sekitarnya. Salah satu contohnya yang dilakukan Sunarti. Ia seorang pemimpin kepala desa Boto kecamatan Bancak kabupaten Semarang pada tahun Sunarti ialah sosok pemimpin perempuan yang tegas dan bijaksana. Ia menjadi seorang pemimpin sejak berusia 25 tahun, pada saat menggantikan posisi ayahnya setelah meninggal yakni sebagai Kepala Desa. Dalam menjalankan tugas sebagai kepala desa, ia mendapat dukungan terutama simpatisan masyarakat desanya dan keluarganya. Selama 32 tahun Sunarti telah dipercaya oleh masyarakat menjadi seorang pemimpin di desanya yang telah membawa perubahan kehidupan desanya menjadi lebih baik dan maju. Gaya kepemimpinan yang tegas, sederhana dan merakyat mampu membawa hati masyarakat menjadi simpati. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik meneliti tentang tokoh. Kepemimpinan Sunarti yang dapat menjadi penggerak kemajuan desa Boto kecamatan Bancak kabupaten Semarang. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Henry Pratt Fairchild (Kartini Kartono, 1988: 34) pemimpin merupakan seorang yang memimpin dengan jalan memprakasai tingkah laku sosial dengan mengatur, menunjukkan, mengorganisasikan atau mengontrol usaha atau upaya orang lain, atau melalui prestise, kekuasaan atau posisi. Fiddler 1967 (dalam H. Veithzal Rivai dkk, 2013: 3), kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan antara individu-individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja bersamasama untuk mencapai tujuan. Dalam arti umum kepemimpinan menunjukkan proses kegiatan seseorang dalam memimpin, membimbing, mempengaruhi atau mengontrol pikiran, perasaan, atau tingkah laku orang lain (Onong Uchjana Effendi 1981: 1). Dari pengertian pendapat diatas kepimpinan merupakan suatu proses individu yang mempengaruhi suatu kelompok dalam bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Teori keturunan ini lebih menjelaskan bahwa seseorang menjadi pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi lahir jadi pemimpin oleh bakat-bakatnya yang luar biasa sejak lahirnya. Dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin, dalam situasi-kondisi yang bagaimanapun juga, (Kartini Kartono, 1988: 29). Dulu karena orang tuanya menjadi seorang pemimpin secara otomatis maka anaknya akan menjadi pemimpin yang menggantikan orang tuanya karena adanya keturunan atau warisan, karena orang tuanya seorang pemimpin, maka anaknya otomatis akan menjadi pemimpin menggantikan orang tuanya. Kepemimpinan transformasional adalah tipe kepemimpinan yang memadu atau memotivasi pengikut mereka dalam arah tujuan yang ditegakkan dengan memperjelas peran dan tuntutan tugas. Pemimpin jenis ini yang memberikan pertimbangan dan rangsangan intelektual yang diindividualkan, dan yang memiliki karisma. Pemimpin tranformasioanal mencurahkan perhatian pada keprihatinan dan kebutuhan pengembangan dari pengikut individual. Mereka mengubah kesadaran para pengikut akan persoalanpersoalan dengan membantu memandang masalah lama dengan cara-cara baru, dan mereka mampu menggairahkan, membangkitkan, dan mengilhami para pengikut untuk mengeluarkan upaya ekstra untuk 69

3 Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Broto (Jumin, Emy Wuryani, Tri Widiarto) mencapai tujuan kelompok (H.Veithzal, 2013: 14). Fungsi kepemimpinan tidak hanya dilihat dan dinilai dari segi-segi prestasi dan materiilnya saja, tetapi juga mempertimbangkan kesejahteraan jasmani dan rohani bagi kelompok maupun pengikut bawahannya. Fungsi kepemimpinan adalah memandu, menuntun, membimbing, membangun, memberi atau membangunkan motivasimotivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan-jaringan komunikasi yang baik, memberikan supervisi atau pengawasan yang efisien, dan membawa para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan (Kartini Kartono, 1988: 61). Peran pemimpin perempuan sangat berbeda dengan cara pemimpin lakilaki pada umumnya. Banyak orang yang meragukan kinerja seorang pemimpin perempuan, karena perempuan kebanyakan lebih mementingkan kemolekannya saja. Seorang menganggap pemimpin perempuan itu lemah, emosional serta kurang tegas. Salah satu impian yang diperjuangkan oleh gerakan perempuan adalah bertambahnya pemimpin perempuan. Terbukanya kesempatan perempuan sebagai pemimpin, berarti terbuka pula kesempatan perempuan untuk mengambil bagian dalam keputusan yang biasanya bersifat realistis dan pragmatis (A.Nunuk P. Murniati, 2004:65). Pemimpin perempuan cenderung mengambil gaya kepemimpinan yang demokratis, yang mendorong partisipasi, berbagi kekuasaan, dan informasi serta berupaya meningkatkan harga diri pengikutnya (H.Veithzal Rivai dkk, 2013: 16). METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah dengan pengumpulan data metode pustakaan dan wawancara mendalam. Sunarti dilahirkan pada tanggal 24 Oktober 1947 di desa Boto Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang. Nama Sunarti berasal dari kata Su yang artinya luwih atau baik sedangkan Nar artinya bersinar atau cahaya jadi penggabungan arti nama Sunarti adalah perempuan yang bersinar dengan baik. Nama Panggilan sehari-hari Sunarti lebih akrab dipanggil Narti. Sunarti merupakan anak nomor enam dari sembilan bersaudara. Masa kecilnya hidup dengan kesederhanaan. Ia dididik dan dibesarkan oleh orang tuanya dengan ajaran displin. Agar tujuannya untuk hidup mandiri. Sunarti menginjak usia remaja, ia menjadi sosok pribadi yang keras dan displin dalam menjalankan kehidupan. Sunarti mengenyam pendidikan sekolah rakyat (SR) Bancak desa Boto tahun 1953, kemudian ia melanjutkan pendidikannya ke SMP Putra Dewasa tahun di Ambarawa. Pada tahun 1962 ia melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi ke SMA Taman Dewasa di Salatiga. Setamat dari SMA Sunarti masuk keperguruan tinggi di universitas Sultan Agung (Unisula) Semarang dengan mengambil Jurusan Fakultas Hukum selama 2 tahun saja, karena pada waktu itu ia memenangkan pemilihan suara kepala desa pada tahun Sunarti merupakan sosok pemimpin perempuan yang pertama sebagai kepala desa Boto. Ia menjadi pemimpin selama 32 tahun. Sunarti menjalankan tugasnya sebagai kepala desa karena untuk kepentingan hidup masyarakat Boto yang sejahtera dan tentram. Hal ini dilakukan dengan penuh tanggung jawab untuk melakukan perubahan kehidupan desa Boto menjadi lebih baik. Faktor yang mendorong Sunarti untuk maju menjadi salah satu calon kepala desa Boto pada pemilihan yang dilakukan pada tahun

4 Widya Sari Edisi Khusus Vol. 16, No. 3, Juni 2014: terbagi menjadi dua faktor pendorong, yaitu faktor pendorong internal (dari dalam pihak Sunarti) dan faktor pendorong eksternal (berasal dari luar pihak Sunarti). Faktor pendorong internal yang mendorong Sunarti mencalonkan diri menjadi calon kepala desa Boto adalah Sunarti ingin melanjutkan garis kekuasaan secara turuntemurun yang berawal dari kepala desa Boto yang pertama merupakan kakek buyut dari Sunarti H. Abdul Latif (1860), kemudian jabatan kepala desa dilanjutkan kakek Sunarti H. Yunus (1917), dan setelah masa jabatan kakek Sunarti berakhir, jabatan kepala desa Boto di percayakan kepada ayah Sunarti H. Mahfud (1937). Setelah ayah Sunarti meninggal dunia, dan pada saat itu pemerintahan desa Boto sementara dipimpin kakak ipar Sunarti yang bernama H. Muttaqin pada tahun selama dua tahun dan harus diadakan pemilihan kepala desa kembali. Faktor eksternal pendorong Sunarti mencalonkan diri sebagai kepala desa Boto pada pemilihan tahun 1974 adalah banyaknya dukungan dari berbagai pihak luar, yaitu dukungan dari pamong desa dan seluruh masyarakat desa Boto yang menginginkan Sunarti menjadi kepala desa Boto. Banyak masyarakat desa Boto yang datang ke rumah Sunarti untuk memberikan dukungan semangat maupun doa kepadanya. Hal itu membuat Sunarti merasa dipercaya untuk memimpin dan merubah Desa Boto menjadi desa yang lebih maju dan sejahtera dalam segala bidang kehidupan masyarakat. Prinsip dalam hidupnya menjadi seorang pemimpin, Sunarti memegang sikap optimis, bahwa semua yang dia inginkan harus berhasil dan tercapai, apapun jalannnya akan tetap ditempuh yang terpenting adalah berhasil untuk kepentingan masyarakat bersama. Sunarti mengambil peran disetiap acara yang diselenggarakan kecamatan dan kabupaten, ia selalu mengajukan pendapat dan solusi untuk kemajuan desa Boto. Sunarti adalah sosok pemimpin yang memilih melihat keadaan langsung desa dan mengawasi kinerja para aparat desa secara mendalam. Sunarti membimbing aparat desa sebelum dan saat memberikan tugas, sehinggga dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan. Semua aparat desa menghargai, menghormati dan mempercayai apa yang Sunarti kerjakan. Sunarti adalah pemimpin yang demokratis dalam pembentukan gagasan dan ide untuk kemajuan desa Boto. Sunarti bersedia terjun kelapangan apabila aparat desa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas. Sunarti selalu mencetuskan solusi untuk menyelesaikan segala permasalahan dengan baik. Ia tidak menerapkan sistem stratifikasi sosial pada aparat pedesaan dan masyarakat desa Boto, Sunarti tidak membedakan status sosial siapapun. Sunarti menjalankan tugas sebagai kepala desa Boto berkerjasama dan dibantu aparat desa lainnya yaitu sekretaris desa, kaur pemerintahan, kaur bidang pembangunan, kaur keuangan dan kepala dusun lainnya. Di mata rekan kerja, Sunarti merupakan pemimpin yang bijaksana, kompak terhadap aparat desa lainnya dalam melaksanakan pemerintahan desa Boto. Meskipun Sunarti adalah sosok pemimpin perempuan, tetapi kinerja Sunarti bisa diperhitungkan dengan pemimpin-pemimpin lainnya. Sunarti bertukar pendapat dengan aparat desa lainnya dan masyarakat Desa Boto supaya Sunarti mengerti apa yang diharapkan masyarakat untuk desa Boto yang dipimpinnya. Dalam pengambilan suatu keputusan, Sunarti bersifat realistis. Dia mengambil keputusan yang telah menjadi kesepakatan bersama. Aparat desa yang berkerjasama 71

5 Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Broto (Jumin, Emy Wuryani, Tri Widiarto) dengan Sunarti merasa terjalin kerjasama yang sehat dan membangun, karena aparat desa sudah berkerjasama dengan Sunarti selama beberapa periode. Meskipun Sunarti menjabat sebagai kepala desa Boto, ia tidak menganggap dirinya sebagai seorang penguasa yang memiliki hak atas desa tersebut, Sunarti menganggap bahwa dirinya dipercaya masyarakat desa Boto selama beberapa periode memimpin dan menjadikan desa Boto menjadi desa yang berkembang dan maju. Sunarti sebagai kepala desa yang dipilih dan dipercaya masyarakat desa Boto, Sunarti secara otomatis mendapatkan tugas yang menjadi tanggung jawab kepala desa. Sunarti tidak hanya mengatur dan mengarahkan aparat desa untuk mengembangkan desa Boto saja, melainkan Sunarti bertanggung jawab atas semua perkerjaan dan memberikan bukti nyata dalam perubahan kehidupan dan kepentingan masyarakat desa Boto. Sunarti menjadi pemimpin yang transformasional, yaitu pemimpin pertama yang mewujudkan perubahan kearah yang lebih maju kepada masyarakat desa Boto. Hal transformasional yang dilaksanakan pemimpin perempuan pertama desa Boto diantaranya sebagai berikut: 1) Peningkatan Kualitas Pendidikan Desa Boto Pada bidang pendidikan Sunarti melakukan pembangunan dan perubahan nama Sekolah Rakyat Bancak menjadi Sekolah Dasar Negeri I dan Sekolah Dasar Negeri II Boto dan resmi didirikan pada tahun Pada tahun 1979, Sunarti kembali mewujudkan program pengembangan pendidikan di desa Boto dengan kembali mendirikan suatu sarana pendidikan yaitu Madrasah Ibtidaiyah (MI) Boto. Dengan berdirinya MI Boto ini dapat disimpulkan bahwa program pengembangan pendidikan berjalan sesuai dengan yang diharapkan Sunarti sebagai kepala desa dan para aparataparat desa Boto untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat Boto. Pembangunan sarana pendidikan kembali dibuktikan dengan peresmian SMP Islam Sudirman Boto pada tahun 1980 yang didirikan dan diketuai oleh Sunarti sendiri. Peningkatan sarana pendidikan tidak berhenti saat itu saja, setelah enam tahun berjalan desa Boto sudah membangun dan menghasilkan empat bangunan sekolah. Ide dan semangat perjuangan Sunarti dalam mewujudkan rintisan sekolah sangat tinggi demi kemajuan pendidikan sekolah desa Boto. Pada tahun 1985, Sunarti kembali merintis sekolah khusus anak balita, dan pada tahun 1985 mewujudkan bangunan sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) Wita Siwi di desa Boto. TK Wita Siwi di Boto merupakan TK yang pertama di Boto, dan menjadi TK untuk masyarakat desa lain yaitu Desa Jlumpang dan desa Wonokerto. Dengan berdirinya taman kanak-kanak, maka kualitas pendidikan masyarakat desa Boto menjadi meningkat karena anak berusia lima tahun bisa mendapatkan pendidikan dasar sebelum melanjutkan pendidikan ke tingkat Sekolah Dasar. Pendidikan di desa Boto mulai mengalami peningkat secara signifikan, sehingga masyarakat desa Boto dalam melanjutkan pendidikan tidak perlu bersekolah keluar dari desa Boto. Pada saat proses pembangunan gedung SMK, Sunarti terlibat langsug dalam memperkenalkan SMK yang akan segera berdiri di desa Boto. Ia secara tidak kangsung Sunarti mencari calon siswa yang akan 72

6 Widya Sari Edisi Khusus Vol. 16, No. 3, Juni 2014: menempuh pendidikan di SMK Boto. Sunarti dan rekan-rekan memperkenalkan SMK Boto hingga luar daerah desa Boto seperti desa Lembu, desa Dadapayam bahkan hingga Wonosegoro. Perjuangan keras Sunarti membuahkan hasil yang memuaskan, Sunarti berhasil mendapatkan lima puluh delapan siswa yang pada saat itu kegiatan belajar mengajar masih meminjam kantor balai desa Boto dengan bantuan penjagaan dari sekertaris desa. Pelajaran dimulai pukul tujuh pagi dan berakhir pada pukul dua siang. Pada tahun 2005 sudah diresmikan terwujudnya gedung nama SMK N I Bancak di desa Boto. SMK N I Bancak adalah sekolah yang maju dan favorit pada bidang pendidikan masyarakat desa Boto maupun masyarakat desa lain. Pada awalnya, jumlah siswa SMK N I Bancak berjumlah 58 murid saja, dan seiring berjalannya waktu SMK N I memiliki kurang lebih 800 siswa. Sunarti melakukan perkembangan bidang pendidikan demi kepentingan masyarakat agar anakanak desa Boto mendapatkan pendidikan dengan kualitas yang baik. Sunarti mempunyai program pemberantasan buta huruf pada masyarakat desa Boto. Program kerja pemberantasan buta huruf adalah memperkenalkan huruf dan angka supaya masyarakat Boto bisa membaca dan menulis. Pemberantasan buta huruf dilaksanakan secara berkelompok perdusun. Menurut Sunarti, pemberantasan buta huruf sangat penting, dengan adanya program ini masyarakat yang tidak menempuh jalur pendidikan tidak menjadi korban penipuan dan mempermudah masyarakat dalam berinteraksi dengan sesama. Pendidikan desa Boto mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, anak-anak usia sekolah mayoritas menempuh jalur pendidikan. Peningkatan pendidikan desa Boto menimbulkan dampak perubahan pada SDM masyarakat desa Boto. Pada masa kepemimpinan Sunarti yang telah membawa hasil perubahan pendidikan desa Boto menjadi maju dan meningkat. 2) Perekonomian Desa Boto Tahun 1974, ketika desa Boto berada dibawah pimpinan Sunarti, pertanian mengalami pergantian jenis penanaman yang terjadi pada tahun Pada tahun 1974, lahan pertanian ditanami tebu dan hanya bertahan selama satu tahun saja, karena banyak masyarakat yang mengeluh dengan hasil panen tebu yang kurang memuaskan, dan hasil panen tidak mencukupi memenuhi kebutuhan hidup petani, sehingga ada masyarakat yang mengutarakan pendapat kepada Sunarti yang diterima dengan baik. Kemudian Sunarti memikirkan dan memperhatikan kehidupan ekonomi masyarakatnya terutama dibidang pertanian. Sunarti segera menata program pertanian desa Boto, kemudian Sunarti menerapkan peraturan dengan kembali menanam padi. Sunarti mengubah sistem penanaman hasil panen dengan memilih jenis benih padi dengan umur cepat yang bisa dipanen. Ia menerapakan hasil panen padi bisa dilakukan dalam satu tahun dua kali yang disebut dengan gagarancah. Mengingat mayoritas lahan sawah yang ada di desa Boto adalah sawah tadah hujan, yang artinya petani dapat menanam padi hanya pada musim hujan saja. Cara pena- 73

7 Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Broto (Jumin, Emy Wuryani, Tri Widiarto) naman padi dengan cara sederhana yaitu ditebar atau disebar saja. Jenis benih padi yang digunakan adalah jenis padi IR dan padi PB. Dengan demikian, secara cepat dapat meningkatkan hasil panen untuk masyarakat desa Boto. Hasil panen yang diperoleh masyarakat mengalami peningkatan dan hasil yang memuaskan sehingga perekonomian masyarakat meningkat. Selain hasil panen yang banyak, sisanya sebagian bisa dijual kepasar. Pada tahun 2000 perekonomian di desa Boto sudah tidak hanya bergantung dari hasil pertanian saja, masyarakat Boto sudah mulai berwiraswasta seperti membuka tokotoko kelontong, seperti toko sembako, fotokopi dan minimarket. Sehingga dari tahun ketahun perekomian masyarakat desa Boto sudah mengalami peningkatan dan perubahan yang cukup signifikan. 3) Peningkatan sarana dan prasarana Desa Boto Sebelum dibangun adanya aspalisasi (pembuatan jalan raya mengggunakan bahan dasar aspal) pada tahun 1990, sepanjang jalan desa Boto berupa tanah, batu-batuan yang berserakan dan tidak tertata dengan rapi. Pada saat musim hujan, jalan desa Boto sangat memprihatinkan karena tergenangan air hujan. Keadaan jalan desa Boto masih sepi, hanya pejalan kaki yang melewati jalan tersebut, karena pada saat itu sepeda montor dan mobil masih jarang dijumpai. Masyarakat dan pelancong membawa barang-barang menggunakan sarana kuda, gerobak dan kursi yang diangkat menggunakan tenaga manusia. Melihat keadaan desa Boto saat itu, membuat Sunarti menaruh perhatian khusus untuk memperbaiki keadaan desa Boto yang dipimpinnya. Pada tahun 1974, Sunarti melaksanakan program padat karya. Sunarti melibatkan masyarakat untuk bekerja sama bahu membahu dalam pengerasan jalan kampung. Sunarti melibatkan masyarakat langsung untuk bekerja bakti menata jalan menjadi lebih baik. Semua masyarakat dikerahkan dan mendapat tugas masingmasing, pembagian tugas tersebut antara lain adalah pembuatan pondasi jalan, mengaduk semen dan menata batu kerikil atau batu titikan. Setiap perdusun atau setiap rumah diberi tanggung jawab untuk menyediakan batu titikan satu tomblok (keranjang). Masyarakat desa Boto mengerjakan secara bersama-sama untuk memperbaiki jalanan desa Boto. Dengan adanya kerja bakti dan gotong royong akan meningkatkan kebersamaan persatuan dan kesatuan antar masyarakat. Setelah jalan selesai dikerjakan, dampak positifpun mulai timbul. Jalan menjadi aman untuk digunakan dan menjadi nilai positif bagi desa Boto. Pada tahun 1990, program aspalisasi mulai masuk desa Boto. Jalan raya desa Boto mulai dibangun menggunakan bahan aspal dengan dana subsidi dari pemerintah. Jalan yang dulu berbatuan kini sudah berubah menjadi jalan halus, keadaan desa Boto sudah rapi. Aspalisasi kini membawa dampak perubahan bagi kehidupan masyarakat, jalan raya desa Boto menjadi jalur transpotasi perdagangan khususnya roda empat dari pasar Krasak ke kota Salatiga. Biasanya jalur transportasi ini digunakan untuk para pedagang membawa barang dagangannya dari pasar Krasak ke kota Salatiga. Kini jalan desa Boto menjadi jalan penghubung para pedagang pasar Kalimaling ke Salatiga. Semakin bertambah 74

8 Widya Sari Edisi Khusus Vol. 16, No. 3, Juni 2014: jalan dulu yang sepi sekarang digunakan para pelancong. Kini sarana kendaraan semakin bertambah selain roda empat, kini kendaraan bus dan minibus banyak digunakan masyarakat untuk membawakan dagangannya dari pasar Kalimaling dan pasar Krasak ke kota Salatiga. Sunarti tidak hanya sebagai pemimpin formal yang selalu menjalankan tugas dari pemerintah bupati maupun camat, tetapi ia juga sebagai pemimpin informal yang mempunyai kepedulian dalam peningkatan sarana dan prasarana tempat ibadah untuk masyarakat. Salah satu contohnya ia sangat peduli terhadap dusun Sembung dan dusun Kemiri. Di dusun Sembung dan Kemiri adalah dusun yang belum tersedia sarana ibadah yaitu masjid sendiri, sehingga masih bergabung ditempat ibadah dusun lain. Dengan rasa tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin, Sunarti melakukan swadaya masyarakat untuk membangun masjid di dusun Sembung dan Kemiri. Semua masyarakat dilibatkan secara langsung untuk membangun sarana ibadah dengan cara bekerja bakti secara-bersama membangun masjid. Sarana dan prasarana sangat penting untuk fungsi kelangsungan kehidupan masyarakat. Sarana dan prasarana yang dibangun tidak hanya pembanguanan berbentuk masjid saja, Sunarti juga membangun Kantor Urusan Agama (KUA) yang diresmikan pada tahun Tujuan dibangun kantor KUA adalah untuk memudahkan masyarakat dalam mendaftarkan pernikahan, karena sebelumnya masyarakat jika ingin mendaftarkan diri untuk menikah harus meminta bantuan pada KUA kecamatan Bringin. Sarana dan prasarana yang ditingkatkan adalah pembangunan kantor balai desa Boto. Fungsi di bangun kantor balai desa Boto untuk tempat pertemuan antara masyarakat dengan pamong desa dalam acara rembug desa, untuk memberikan sosialisasi salah satunya mengenai membayar pajak. Sebagai wadah musyawarah rapat desa, dan juga sebagai tempat pelayanan umum dalam membuat surat menyurat kelurahan. Ia juga berhasil meningkatkan sarana prasarana desa lainnya, yaitu listrik sudah mulai masuk desanya pada tahun 1992, masyarakat menyambut dengan senang bahwa dengan adanya listrik masuk desa, sudah tidak lagi menggunakan lampu gembreng dan lampu uplik lainnya. Untuk mendirikan tiang listrik, Sunarti kembali melibatkan masyarakat untuk bekerja bakti mengangkat tiang listrik untuk dibangun. Solidaritas masyarakat sangat tinggi dalam kebersamaan dan kegotong royangannya, sehingga proses pembangunan berjalan dengan baik dan cepat. Segala usaha yang diperjuangkan pada masa kepemimpinan Sunarti telah merubah kehidupan masyarakat Boto menjadi lebih baik dengan bantuan masyarakat Boto dan pemerintah kabupaten Semarang. Gaya kepemimpinannya yang merakyat membawa perubahab kehidupan masyarakat desa Boto. KESIMPULAN 1. Sunarti sejak kecil hingga dewasa hidup dengan kesederhanaan, ia memperoleh pendidikan formalnya selama 14 tahun. Kehidupan dalam lingkungan keluarga dengan disiplin sesuai aturan yang tegas diajarkan oleh orang tuanya. Pada saat menginjak remaja, ia menjadi sosok pribadi yang keras dan 75

9 Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Broto (Jumin, Emy Wuryani, Tri Widiarto) mandiri yang ditanamkan sejak kecil. Garis keturunan dari orang tuanya baik ayah maupun ibunya merupakan anak lurah sehingga darah lurah menglir dan mewarisi kehidupan Sunarti. Dalam bidang pendidikan, Sunarti merupakan salah satu murid yang penurut dan menaati peraturan sekolah dengan baik. Ia mengenyam pendidikan di mulai sekolah rakyat (SR) tahun 1953, SMP Taman Dewasa di Ambarawa tahun 1959, SMA Putra Dewasa di Salatiga pada thun Pada tahun 1972 Sunarti kuliah di Fakultas Hukum di Universits Islam Sultan Agung (UNISULA) Semarang. 2. Sunarti merupakan sosok pemimpin perempuan yang tegas dan bijaksana. Ia menjalankan kepemimpinannya mulai pada tahun Sunarti menjadi kepala desa karena adanya faktor dorongan dari dalam diri sendiri, ia ingin meneruskan garis kekuasaan kepemimpinan keluarganya secara turun menurun. Ia juga mendapat dukungan dan dorongan dari ibunya dan saudaranya. Selain dorongan dari diri sendiri, Sunarti juga mendapat dorongan dari pihak luar seperti pamong desa dan masyarakat desa Boto yang mendukunganya untuk menjadi pemimpin kepala desa. Masyarakat memberi kepercayaan kepada Sunarti untuk memimpin desanya yang membawa perubahan kehidupan yang baik. 3. Dalam menjalankan kepemimpinannya, ia telah membuktikan kehdupan masyarakat Boto menjadi lebih baik, sejahtera dan tentram. Sunarti telah banyak melakukan perubahan-perubahan yang dijalankan desanya, diantaranya: a. Peningkatan Kualitas Pendidikan Desa Boto Dalam bidang pendidikan Sunarti lebih banyak menangani pembangunan-pembangunan sekolah yang telah dirintis. Pada tahun 1974 ia mewujudkan pembangunan gedung sekolah dasar SD I dan SD II Boto untuk kegiatan belajar sekolah masyarakat Boto. Sehingga masyarakat desa Boto bisa menikmati sekolah dengan baik. Pada tahun 1979 Sunarti merintis pembangunan sekolah lagi Madrasah ibtidaiyah (MI) di Boto. Kemudian pada tahun 1980 ia kembali mewujudkan untuk mendirikan sekolah SMP Islam Sudirman Boto. Ia terus mencari ide dan gagasan untuk meningkatan pembangunan sekolah desa Boto. Ia juga merintis sekolah khusus anakanak balita dengan mendirikan sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) Wiyata Siwi yang didirikan pada tahun Pada tahun 2005 ia mewujudkan sekolah SMK N I Bancak yang menjadi sekolah favorit bagi masyarkat Boto. b. Perekonomian Desa Boto Sunarti meningkatkan perekonomian terutama dari hasil pertanian padi, dengan menerapkan sisitem gagarancah yaitu menanam padi dengan usia panen lebih cepat satu tahun dua kali, hal ini dapat menigkatkan perekonomian masyarakat Boto, selain itu masyarakat dengan berwiraswasta membuka usaha toko, fotokopy maupun minimarket. 76

10 Widya Sari Edisi Khusus Vol. 16, No. 3, Juni 2014: c. Peningkatan Sarana Dan Prasarana Desa Boto dalam peningkatan sarana dan prasarana desa Boto di bawah kepemimpinan sunarti mulai meningkat dimulai dari pembangunan tempat ibadah masjid secara perdusun, KUA (Kantor Urusan Agama) tahun Selain pembangunan tempat ibadah, ia juga membangun tempat balai desa Boto yang berfungsi sebagai tempat rembug desa bertemunya pamong desa dengan masyarakat dan sebagai tempat melayani surat menyurat kelurahan. DAFTAR PUSTAKA Jarmanto Kepemimpinan Sebagai Ilmu Seni. Yogyakarta: Liberty Kartini Kartono Pemimpin dan Kepemimpinan Apakah Pemimpin Abnormal Itu. Jakarta: Rajawali Murniati, A. Nunuk. P Getar Gender. Magelang: Indonesia Tera Onong, Uchjana Effendi Kepemimpinan dan Komunikasi. Bandung: Alumni Rivai, H. Veithzal, dkk Pemimpin dan Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers 77

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN RELEVAN. mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN RELEVAN. mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Pemimpin dan Kepemimpinan Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan atau kelebihan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. masih seperti hutan. Beliau adalah bernama mbah Kasban. Beliau tinggal

BAB IV HASIL PENELITIAN. masih seperti hutan. Beliau adalah bernama mbah Kasban. Beliau tinggal BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil Desa Boto 1. Legenda Desa Boto Konon pada zaman dahulu kala ada seseorang yang dianggap sebagai tokoh yang memiliki pengaruh besar terhadap disuatu perkampungan yang masih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Semua data yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti selama melakukan penelitian akan disajikan pada bab ini. Data tersebut merupakan data tentang partisipasi

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda 31 BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR A. Sejarah Desa Sempor Pada jaman dahulu kala ada dua orang putra Eyang Kebrok, namanya belum diketahui mendapat perintah untuk membuat sungai. Putra yang tua membuat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

SOAL CPNS PANCASILA. Petunjuk! Pilihlah jawaban yang paling tepat!

SOAL CPNS PANCASILA.  Petunjuk! Pilihlah jawaban yang paling tepat! Petunjuk! Pilihlah jawaban yang paling tepat! SOAL CPNS PANCASILA 1. Toleransi dalam kehidupan antar umat beragama berarti. a. Persebaran agama dapat dilakukan kepada siapa saja dan dimana saja b. Setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Formal Ibu 1. Pengertian Ibu Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada pada diri anaknya dalam hal mengasuh, membimbing dan mengawasi

Lebih terperinci

BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG. peserta KKN ke masyarakat. Sebagai pengabdian diri kepada masyarakat,

BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG. peserta KKN ke masyarakat. Sebagai pengabdian diri kepada masyarakat, BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG A. Pendidikan, Agama, Ekonomi, dan Sosial Budaya Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan dengan penerjunan mahasiswa peserta KKN ke masyarakat. Sebagai pengabdian

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG DUKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DAN RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB III MENELUSURI WILAYAH DAN MASYARAKAT DESA RENDENG. berbatasan dengan Desa Tileng, Sebelah Timur Desa Malo dan sebelah barat

BAB III MENELUSURI WILAYAH DAN MASYARAKAT DESA RENDENG. berbatasan dengan Desa Tileng, Sebelah Timur Desa Malo dan sebelah barat BAB III MENELUSURI WILAYAH DAN MASYARAKAT DESA RENDENG A. Kondisi Geografis Desa Rendeng Secara Administrasi Desa Rendeng terletak sekitar 1 Km dari Kecamatan Malo, kurang lebih 18 Km dari Kabupaten Bojonegoro,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan dan pemimpin sebagai sumber daya manusia yang sangat. yang diperintahkan atau dikehendaki pemimpin. Gibson dalam Pasolong

I. PENDAHULUAN. kehidupan dan pemimpin sebagai sumber daya manusia yang sangat. yang diperintahkan atau dikehendaki pemimpin. Gibson dalam Pasolong 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemimpin dan kepemimpinan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap sektor kehidupan dan pemimpin sebagai sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan bagi bangsa ini. Menurut

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan paradigma dalam bidang pendidikan dan berbagai perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang membawa implikasi terhadap berbagai

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

Kumpulan Soal CPNS Pancasila

Kumpulan Soal CPNS Pancasila Kumpulan Soal CPNS Pancasila Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Toleransi dalam kehidupan antar umat beragama berarti. a. Persebaran agama dapat dilakukan kepada siapa saja dan dimana saja b. Setiap

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH A. Keadaan Geografis Desa Sokaraja Tengah terletak di wilayah kerja Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Desa Sokaraja Tengah terdiri dari 2 Dusun, 7 RW,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. bahwa agar dalam penyelenggaraan pendidikan di

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DESA LEBAKWANGI. kuantitas maupun kualitas masyarakat itu. Banyak sedikit jumlah penduduk di suatu tempat

BAB III PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DESA LEBAKWANGI. kuantitas maupun kualitas masyarakat itu. Banyak sedikit jumlah penduduk di suatu tempat BAB III PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DESA LEBAKWANGI A. Perkembangan Pendidikan di Desa Lebakwangi Berdirinya sekolah berkait erat dengan masyarakat atau penduduk, baik dari segi kuantitas maupun kualitas masyarakat

Lebih terperinci

LINGKUNGAN DAN LEMBAGA PENDIDIKAN. a. Tempat (lingkungan fisik): keadaan iklim. Keadaan tanah dan keadaan alam

LINGKUNGAN DAN LEMBAGA PENDIDIKAN. a. Tempat (lingkungan fisik): keadaan iklim. Keadaan tanah dan keadaan alam LINGKUNGAN DAN LEMBAGA PENDIDIKAN Lingkungan Lingkungan menurut Sartain (ahli psikologi Amerika) meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang :a. bahwa sesuai dengan Pasal 65 ayat (2)

Lebih terperinci

Tugas Kepala Sekolah Oleh : M. H. B. Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia

Tugas Kepala Sekolah Oleh : M. H. B. Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Tugas Kepala Sekolah Oleh : M. H. B. Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Kepala Sekolah adalah pemimpin tertinggi di sekolah. Jika dalam bahasa Jawa disebut Sirahe Sekolah. Kepemimpinan dari kepala sekolah

Lebih terperinci

BAB III PEMBAGIAN WARIS BERDASARKAN KONDISI EKONOMI AHLI WARIS DI DESA KRAMAT JEGU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB III PEMBAGIAN WARIS BERDASARKAN KONDISI EKONOMI AHLI WARIS DI DESA KRAMAT JEGU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO BAB III PEMBAGIAN WARIS BERDASARKAN KONDISI EKONOMI AHLI WARIS DI DESA KRAMAT JEGU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO A. Gambaran Umum Wilayah Desa Kramat Jegu Keadaan umum wilayah di suatu daerah sangat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Kalirejo terbentuk sekitar pertengahan tahun 1950 oleh dua belas

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Kalirejo terbentuk sekitar pertengahan tahun 1950 oleh dua belas 40 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Desa Kalirejo Desa Kalirejo terbentuk sekitar pertengahan tahun 1950 oleh dua belas orang pendatang dari Lampung Selatan yang di pimpin oleh Bapak

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Kondisi Desa 1. Sejarah Desa Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam gunung berapi di Magelang Kecamatan Serumbung Jawa tengah. Pada

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK. Kabupaten Lebak yang letaknya berada di kecamatan Cileles provinsi Banten Luas

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK. Kabupaten Lebak yang letaknya berada di kecamatan Cileles provinsi Banten Luas BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA MARGAMULYA KEC. CILELES KAB. LEBAK A. Kondisi Geografis Kondisi geografis penelitian di Desa Margamulya yang penulis akan utarakan dalam Bab II ini, yaitu hasil observasi dan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Deskripsi Umum tentang Desa Kepudibener 1. Letak Geografis Desa Kepudibener merupakan satu desa yang

Lebih terperinci

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI SALINAN WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 46 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. Keadaan Geografis Desa Tanjung Medan Desa Tanjung Medan merupakan salah satu desa diantara desa yang berada di Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu. Adapun

Lebih terperinci

BAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN BAB III DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN A. Diskripsi Wilayah 1. Keadaan Geografis, Demografis dan Susunan Pemerintahan Desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meina Nurpratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meina Nurpratiwi, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya pengamatan orang tentang sekolah sebagai lembaga pendidikan berkisar pada permasalahan yang nampak secara fisik terlihat mata, seperti gedung,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Kelurahan Tanjung Sari sekitar 8930 Ha.

BAB II GAMBARAN OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Kelurahan Tanjung Sari sekitar 8930 Ha. BAB II GAMBARAN OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Letak Geografis Kelurahan Tanjung Sari Kelurahan Tanjung Sari termasuk wilayah Kecamatan Medan Selayang Provinsi Sumatera Utara. Luas

Lebih terperinci

a. Daftar pertanyaan wawancara terhadap Kepala Sekolah

a. Daftar pertanyaan wawancara terhadap Kepala Sekolah Lampiran a. Daftar pertanyaan wawancara terhadap Kepala Sekolah 1. Bagaimana cara anda selaku Kepala Sekolah dalam memberikan pelimpahan dan distribusi kewenangan terhadap rekan kerja anda? 2. Bagaimana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia sejalan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia sejalan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia sejalan dengan tuntutan perkembangan zaman. Pendidikan yang dikelola dengan tertib, teratur, efektif

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Jawaban Soal-soal Untuk Menguji Diri

Jawaban Soal-soal Untuk Menguji Diri TAMBAHAN 267 Jawaban Soal-soal Untuk Menguji Diri Pasal I 1 c) mempunyai suatu cara khusus untuk melaksanakan maksud-nya. 2 b) orang-orang yang dipilih, dibimbing dan diberi kuasa oleh-nya untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah memiliki keunggulan dan berkualitas adalah dambaan bagi guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah. Sebagai kepala sekolah sudah

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA, RUKUN WARGA, LEMBAGA KEMASYARAKATAN LAINNYA DAN DUSUN

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK PADA SATUAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi perilaku anak yang semakin hilangnya nilai-nilai karakter bangsa. Hilangnya nilai-nilai karakter bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini ( PAUD ) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang sekolah dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Kecamatan Batang Cenaku. Kecamatan Batang Cenaku memiliki luas daerah sebesar 634,43 Km

BAB IV GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Kecamatan Batang Cenaku. Kecamatan Batang Cenaku memiliki luas daerah sebesar 634,43 Km BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Kecamatan Batang Cenaku Kecamatan Batang Cenaku memiliki luas daerah sebesar 634,43 Km yang terdiri dari 20 Desa/Kelurahan yaitu Talang Bersemi, Talang Mulya, Anak

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN ANGGOTA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA PERIODE DI WILAYAH KABUPATEN BANDUNG

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN ANGGOTA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA PERIODE DI WILAYAH KABUPATEN BANDUNG PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN ANGGOTA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA PERIODE 2018-2024 DI WILAYAH KABUPATEN BANDUNG I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD memiliki

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN ORGANISASI LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, 1 BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN KATA PENGANTAR Saya adalah mahasiswa Psikologi. Saat ini saya sedang melakukan suatu penelitian untuk tugas akhir saya (skripsi) mengenai kecerdasan dari Pemimpin Kelompok Kecil (PKK) Persekutuan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. RT dengan jumlah penduduk jiwa yang terdiri dari kepala

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. RT dengan jumlah penduduk jiwa yang terdiri dari kepala BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Kasikan Desa Kasikan berada di Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar yang mempunyai luas 22.700 ha yang terdiri dari 4 dusun dan 11 RW dan

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

KODE ETIK GURU INDONESIA

KODE ETIK GURU INDONESIA KODE ETIK GURU INDONESIA MUKADIMAH Guru Indonesia tampil secara profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan

Lebih terperinci

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten BAB II KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, yang terdapat komunitas Islam Aboge merupakan ajaran Islam

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 15 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 15 TAHUN 2015 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kelurahan Kota Sepang 1. Sejarah Singkat Kelurahan Kota Sepang Kelurahan Kota Sepang berasal dari kata kuto dan Sepang.. Kuto berarti pagar. Kemudian

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi/universitas dihadapkan pada situasi dimana universitas harus mengedepankan lulusan mahasiswa yang berkualitas (memiliki kompetensi). Mahasiswa

Lebih terperinci

PERATURAN DESA SEPAHAT

PERATURAN DESA SEPAHAT PEMERINTAH KABUPATEN BENGKALIS KEPALA DESA SEPAHAT Jalan Sultan Syarif Kasim KECAMATAN BUKIT BATU PERATURAN DESA SEPAHAT KECAMATAN BUKIT BATU KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selaku Pimpinan Yayasan Persatuan Perguruan Tamansiswa mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. selaku Pimpinan Yayasan Persatuan Perguruan Tamansiswa mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa yang berkedudukan di Yogyakarta selaku Pimpinan Yayasan Persatuan Perguruan Tamansiswa mempunyai kewenangan untuk pengesahan Majelis

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DESA MULYA AGUNG. Desa Mulya Agung secara geografis terletak di Kecamatan Lalan

BAB III GAMBARAN UMUM DESA MULYA AGUNG. Desa Mulya Agung secara geografis terletak di Kecamatan Lalan BAB III GAMBARAN UMUM DESA MULYA AGUNG A. Letak dan Sejarah Desa. Letak Desa Desa Mulya Agung secara geografis terletak di Kecamatan Lalan Kabupaten Musi Banyuasin Propinsi Sumatea Selatan. Luas areal

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG SEKOLAH GRATIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DI KABUPATEN GUNUNG MAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG SEKOLAH GRATIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DI KABUPATEN GUNUNG MAS 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG SEKOLAH GRATIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DI KABUPATEN GUNUNG MAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNG MAS, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA SALINAN BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang

Lebih terperinci

Analisis Sosial Budaya yang Mempengaruhi Pelaksanaan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Analisis Sosial Budaya yang Mempengaruhi Pelaksanaan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Fitri Nur Millah, Analisis Sosial Budaya yang Mempengaruhi Pelaksanaan Program Analisis Sosial Budaya yang Mempengaruhi Pelaksanaan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Fitri Nur Millah

Lebih terperinci

KEPALA DESA JATILOR KABUPATEN GROBOGAN PERATURAN DESA JATILOR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

KEPALA DESA JATILOR KABUPATEN GROBOGAN PERATURAN DESA JATILOR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN KECAMATAN GODONG DESA JATILOR Jl. Raya Purwodadi-Semarang Km. 13 Jatilor Kode Pos 58162 Website : www.desajatilor.grobogan.go.id Email : jatilor@grobogan.go.id SALINAN DESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang dapat menunjang kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat, bangsa dan negara. Untuk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Adapun belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam setiap kehidupan manusia. Setiap manusia membutuhkan pendidikan. Dalam pendidikan diajarkan berbagai ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK, Menimbang : a. Bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan, IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis Desa Tirta Makmur merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Desa Tirta Makmur ini

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 10 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 10 TAHUN 2015 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan tersebut dalam mencapai tujuannya. Pencapaian tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan tersebut dalam mencapai tujuannya. Pencapaian tujuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keunggulan bersaing suatu perusahaan sangat bergantung pada kemampuan perusahaan tersebut dalam mencapai tujuannya. Pencapaian tujuan tersebut didukung oleh sumber

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang Mengingat : a. bahwa Desa memiliki hak asal

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR : 11 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) BUPATI SITUBONDO,

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR : 11 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) BUPATI SITUBONDO, BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR : 11 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) BUPATI SITUBONDO, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan

Lebih terperinci

Siaran Pers Kemendikbud: Hardiknas 2017, Percepat Pendidikan yang Merata dan Berkualitas Selasa, 02 Mei 2017

Siaran Pers Kemendikbud: Hardiknas 2017, Percepat Pendidikan yang Merata dan Berkualitas Selasa, 02 Mei 2017 Siaran Pers Kemendikbud: Hardiknas 2017, Percepat Pendidikan yang Merata dan Berkualitas Selasa, 02 Mei 2017 Mendikbud: Pembentukan Karakter Harus Menjadi Prioritas     Jakarta, Kemendikbud â Peringatan

Lebih terperinci

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi 23 PROFIL DESA Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil lokasi penelitian, yang pertama mengenai profil Kelurahan Loji dan yang kedua mengenai profil Kelurahan Situ Gede. Penjelasan profil masingmasing

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA, DAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA, DAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA, DAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK Yuliana Susi yulianasusi888@yahoo.co.id Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI Tujuan penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geofrafis dan Demografis Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di wilayah Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG 69 BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG A. Kepemimpinan kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Kepala sekolah merupakan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Dataran Tinggi Dieng kurang lebih berada di ketinggian 2093 meter dari permukaan laut dan dikelilingi oleh perbukitan. Wilayah Dieng masuk ke

Lebih terperinci

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Mandiri dan Berprestasi yang Madani maka untuk terwujudnya

Mandiri dan Berprestasi yang Madani maka untuk terwujudnya PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PANDAI BACA DAN TULIS HURUF AL QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang : a. Bahwa Al Qur an adalah Kitab Suci yang diturunkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita 1. Keadaan geografis Pasar Pelita merupakan salah satu pasar yang ada di kecamatan Kubu Babussalam tepatnya di desa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 4 2005 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 04 TAHUN 2005 T E N T A N G PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA (RT), RUKUN WARGA (RW) DAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN 43 BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam pembahasan bab ini, penulis akan memaparkan

Lebih terperinci

BAB II SISTEM AMONG DALAM GERAKAN PRAMUKA

BAB II SISTEM AMONG DALAM GERAKAN PRAMUKA BAB II SISTEM AMONG DALAM GERAKAN PRAMUKA A. Pencetus Sistem Among Sistem among adalah hasil pemikiran dari Ki Hajar Dewantara, Ki hajar dewantara terlahir dengan nama Raden Mas Suwardi Suryaningrat pada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah dari Desa Kasikan Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar yaitu:

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah dari Desa Kasikan Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar yaitu: BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Kasikan Desa Kasikan berada di Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar yang mempunyai luas 22.700 ha yang terdiri dari 4 dusun dan 11 RW dan

Lebih terperinci