KEJADIAN FRAKTUR FEMUR DI RUANG SERUNI (B2) RSUD Dr M YUNUS BENGKULU. Zulkarnain Mr
|
|
- Verawati Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KEJADIAN FRAKTUR FEMUR DI RUANG SERUNI (B2) RSUD Dr M YUNUS BENGKULU Zulkarnain Mr Health Community Education Program, STIKes Bhakti Husada Jl. Kinibalu 8 Kebun Tebeng Bengkulu Telp (0736) stikesbh03@gmail.com ABSTRACT Disorder that often occurs in fractures muskuloskletal is so disturbing activity. The research problem is the high incidence of femur fractures in Hospital Dr M Yunus Bengkulu. The study aims to determine the relationship of age and sex with the incidence of fracture of the femur. This type of research is descriptive analytic cross-sectional design. The population is fracture patients in hospitals Dr M Yunus Bengkulu totaling 221 patients. The sample is the total sampling. Univariate and bivariate analysis with the chi-square statistic test. Results of univariate analysis of more than most (54.3%) patients with fractures of the femur at age 25 years, more than a majority (59.3%) patients with femur fractures sex male, and most (76.0%) patients did not fracture of the femur. The results of bivariate analysis p value = with OR for age with femur fracture, p value = with OR for sex with a femur fracture. Conclusions there is a relationship between age and the incidence of fracture of the femur and respondents with 25 years have the opportunity to experience 2.3 times the incidence of fracture of the femur compared with <25 years, and there is a relationship between the sexes with fracture of the femur with the male sex has a chance 3, 38 times experienced femur fracture compared with respondents being female. It is suggested to improve the quality of service, with the extension of the fracture of the femur, as well as increasing the therapeutic nursing care to patients fractures. Keywords: Genesis Femur Fracture, Age and Sex PENDAHULUAN Pembangunan nasional jangka panjang menitik beratkan pada kualitas hidup sumber daya manusia prima. Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk untu dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal (Depkes RI, 2001). Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka pemerintah menyelenggarakan 1
2 pemeliharaan (promotif), pencegahan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan secara berkesinambungan dalam berbagai tingkat penyakit yang diderita. Saai ini penyakit muskuloskletal telah menjadi masalah yang banyak dijumpai di pusat-pusat pelayanan kesehatan diseluruh dunia bahkan WHO telah menetapkan dekade menjadi dekade tulang dan persendian. Negara Indonesia merupakan Negara berkembang yang berada dalam taraf menuju industrialisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat. Otomatis terjadi peningkatan penggunaaan alat-alat transportasi atau kendaraan bermotor. Kondisi ini yang menyebabkan peningkatan jumlah angka kematian dan jumlah angka kecelakaan. Kecelakaan tersebut seringkali menyebabkan cidera tulang disebut fraktur. Salah satu jenis gangguan yang sering terjadi pada sistem muskuloskletal adalah fraktur yang dapat menyebabkan gangguan aktivitas sehari-hari (Brunner dan Suddart, 2002). Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kuntuinitas jaringan dan atau tulang rawan, biasanya disertai cedera jaringan sekitarnya. Fraktur bisa bersifat patahan sebagian atau patahan utuh pada tulang yang disebabkan pukulan langsung atau plintiran. Fraktur bisa mengkhwatirkan jika terjadi kerusakan pada lempeng pertumbuhan, yaitu area tulang tempat pertumbuhan terjadi karena jika terjadi kerusakan pada area ini bisa menyebabkan pertumbuhan yang tidak teratur atau pemendekan pada tulang. Fraktur juga melibatkan jaringan otot, saraf dan pembuluh saraf sekitarnya (Prihardadi, 2007). Sebagian besar patah tulang merupakan akibat dari cidera, seperti kecelakaan mobil, olahraga atau karena jatuh. Patah tulang terjadi jika tenaga yang melawan tulang lebih besar daripada kekuatan tulang. Jenis dan beratnya patah tulang dipengaruhi oleh arah, kecepatan dan kekuatan yang melawan tulang, usia penderita, kelenturan tulang dan jenis tulang. Dengan tenaga yang sangat ringan, tulang yang rapuh karena osteoporosis atau tumor bisa mengalami patah tulang (Prihardadi, 2007). Menurut data kepolisian Republik Indonesia tahun 2010, jumlah kecelakaan di jalan mencapai kejadian, dengan angka kematian mencapai orang, orang mengalami luka berat dan mengalami luka ringan. Trauma kedua yang paling sering terjadi dalam sebuah kecelakaan adalah fraktur (patah tulang). Dengan data itu ratarata setiap hari terjadi 40 kejadian kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan 30 orang meninggal dunia, sedangkan kecelakaan dialami oleh kaum laki-laki dari kelompok usia produktif, yakni antara usia dewasa. Hal ini mengakibatkan penurunan aktivitas secara produktivitas secara massal. Penyebab terbanyak dari fraktur femur ini adalah kecelakaan lalulintas. Kecelakaan lalulintas merupakan salah satu prioritas penanggulangan penyakit tidak 2
3 menular berdasarkan Kepmenkes 116/Menkes/SK/VIII/2003. Kecelakaan lalulintas menempati urutan yang ke Sembilan di Indonesia. Yang akan dipertkirakan akan menjadi urutan ke tiga di tahun 2020, sedangkan di Negara berkembang menempati urutan kedua. Fraktur femur merupakan sosok trauma yang sangat menakutkan. Bahkan sekarang di Indonesia fraktur menempati urutan ketiga sebagai penyebab kematian yang di akibatkan kecelakaan lalu lintas. Fraktur yang sering terjadi di kota-kota besar sebagai akibat dari faktor luar seperti kecelakaan lalulintas, kecelakaan kerja, kecelakaan akibat olahraga, kecelakaan akibat peperangan dan juga sebagai akibat dari tindakan kekerasan (Brunner dan Suddarth, 2002). Tanda dan gejala fraktur femur adalah nyeri terus menerus, bergerak secara alamiah (gerakan luar biasa ) terjadinya pemendekan tulang karena kontraksi otot, saat ekstrimitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang dan pembengkakan yang disertai perubahan warna lokal pada kulit yang disebabkan oleh trauma (Brunner dan suddarth, 2002). Berdasarkan data yang di ambil di ruangan rekam medik RSUD Dr. M Yunus Bengkulu pada tahun 2010, jumlah penderita fraktur yang di rawat mencapai 221 pasien, dari jumlah tersebut fraktur femur berjumlah 53 (24%) yang dirawat di Ruang Seruni (B2). Dari jumlah 53 pasien fraktur femur terdapat 44 orang dirawat di Ruang Seruni (B2), 5 orang di Ruang VIP dan 4 orang di Ruang Flamboyan. Selain itu juga terdapat kejadian fraktur lainnya yang berjumlah 168 orang, seperti fraktur tengkorak dan tulang muka 30 orang (13,6%) orang, fraktur leher torak panggul 18 orang (8,1%), fraktur tulang anggota lainnya 115 orang (52%) dan fraktur badan multiple 5 orang (2,3%). Pada usia dewasa sangat rentan terjadinya fraktur, terutama fraktur femur ini di karenakan pada usia ini mempunyai aktifitas lebih di banding dengan usia lain. Usia dewasa ini merupakan masa berjayanya untuk melakukan aktivitas yang berat, dan dapat mengakibatkan kerapuhan pada tulang, sehingga dapat menyebabkan fraktur (Depkes RI, 2009). Sedangkan untuk jenis kelamin merupakan yang paling rentan terjadinya fraktur femur yaitu pada laki-laki di bandingkan perempuan, hal ini di sebabkan karena laki-laki mempunyai aktivitas (kegiatan) di luar rumah yang lebih banyak dibandingkan perempuan. Laki-laki dalam kehidupan seharinya biasanya terbiasa dengan aktivitas berat yang merupakan suatu kewajiban dalam kodratnya (Hutapae, 2003). Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengetahui Hubungan Usia Dan Jenis Kelamin Dengan Kejadian Fraktur Femur Di Ruang Seruni (B2) RSUD Dr M Yunus Bengkulu. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah diskriptif yang bersifat analitik dengan desain cros-sectional. Variabel independen adalah usia dan jenis kelamin, dan variabel dependen adalah 3
4 kejadian fraktur femur. Definisi Operasional usia adalah umur yang tercatat di register pasien dengan hasil ukur adalah 0 = ( 25 tahun) dan 1 = (< 25 tahun); Jenis kelamin adalah suatu yang memberikan dua ciri-ciri dari mahluk hidup dengan hasil ukur 0 = Laki-laki 1 = Perempuan; Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas femur di mana fragmen fraktur menembus atau tidak menembus jaringan kulit atau jaringan lemak. Hasil ukur 0=Fraktur femur1=tidak Fraktur femur. Pelaksanaan penelitian dilakukan di ruangan Seruni (B2) RSUD Dr M Yunus Bengkulu pada tanggal 17 Juli 2011 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien fraktur yang tercatat pada register pasien di ruang seruni (B2) RSUD Dr M Yunus Bengkulu Tahun 2010 berjumlah 221 pasien. Sampel adalah sebagian atau mewakili dari populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2002). Sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik total sampling, yaitu seluruh populasi yang berjumlah 221 orang. Analisis Data dilakukan secara Univariat untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi variabel usia, jenis kelamin dan kejadian fraktur femur Analisis Bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel usia, jenis kelamin dengan kejadian fraktur femur menggunakan analisis uji statistik chisquare. Untuk mengetahui seberapa besar resiko ke dua variabel digunakan Odds Ratio HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Hasil distribusi responden berdasarkan usia pasien fraktur diperoleh bahwa dari 221 pasien fraktur, lebih dari sebagian (54,3%) berusia 25 tahun, sebagian besar (76,0%) dengan jenis kelamin lakilaki, dan sebagian besar (76%) tidak fraktur femur. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji statistik Chi-square diperoleh seperti pada tabel berikut ini : Tabel 1. Tabel Silang Hubungan Usia Dengan Kejadian Fraktur Femur Di Ruang Seruni (B2) RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2010 Usia Kejadian fraktur femur Total OR p Fraktur femur Tidak fraktur femur value N % N % n % 25 tahun 37 30, , ,0 2,368 0,015 < 25 tahun 16 15, , ,0 Total 53 24, , ,0 4
5 Tabel 1. menunjukkan bahwa dari 221 pasien fraktur terdapat 120 orang pada 25 tahun, yang terdiri dari 37 orang (30,8%) mengalami fraktur femur dan 83 orang (69,2%) tidak mengalami fraktur femur. Hasil perhitungan statistik uji Chi-square didapatkan nilai p value = 0,015 (p value < 0,05) dapat diartikan bahwa ada hubungan bermakna antara usia dengan kejadian fraktur femur. Nilai Odds Ratio = 2,368 dengan Confidence Interval : 1,224-4,581, dapat diinterpretasikan bahwa responden dengan 25 tahun mempunyai peluang 2,3 kali mengalami kejadian fraktur femur dibandingkan dengan < 25 tahun. Tabel 2. Tabel Silang Hubungan Jenis Kelamin Dengan Kejadian Fraktur Femur Di Ruang Seruni (B2) RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2010 Jenis Kelamin Kejadian fraktur femur Total OR p Fraktur femur Tidak Fraktur femur value n n N % N % Laki-laki 42 32, , ,0 3,389 0,001 Perempuan 11 12, , ,0 Total 53 24, , ,0 Tabel 2. menunjukkan bahwa dari 221 pasien fraktur terdapat 131 orang pada jenis kelamin laki-laki, yang terdiri dari 42 orang (32,1%) mengalami fraktur femur dan 89 orang (67,9%) tidak mengalami fraktur femur. Hasil perhitungan statistik uji Chi-square didapatkan nilai p value = 0,001 (p value < 0,05) dapat diartikan bahwa ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian fraktur femur. Nilai Odds Ratio = 3,389 dengan Confidence Interval : 1,634-7,031, dapat diinterpretasikan bahwa responden dengan jenis kelamin lakilaki mempunyai peluang 3,38 kali mengalami kejadian fraktur femur dibandingkan dengan responden dengan jenis kelamin perempuan. PEMBAHASAN Gambaran usia pasien fraktur menunjukkan bahwa dari 221 pasien fraktur, sebagian besar (54,3%) berusia 25 tahun. Pada usia dewasa merupakan usia produktif seseorang dalam bekerja dan beraktivitas. Selain daripada itu, jika dilihat dari fungsi tulang pada usia dewasa ( 25 tahun), dimana tulang mulai mengalami degenerasi dalam fungsinya atau dengan kata lain berkurangnya kepadatan tulang (densitas tulang), sehingga jika terjadi suatu sebab atau trauma pada tulang (femur) akan lebih beresiko terjadi fraktur dibandingkan dengan usia anak yang secara fisiologisnya bahwa tulang pada usia anak masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, sehingga resiko 5
6 fraktur pada tulang (femur) lebih rendah. Sesuai dengan Depkes RI (2004), bahwa Usia anak merupakan usia yang kurang melakukan aktivitas sehari-hari, sehingga jarang terjadinya fraktur. Sedangkan menurut Profil Kesehatan(2005), usia anak merupakan usia pertumbuhan, dimana usia ini sangat jarang terjadi fraktur. Menurut Depkes RI (2009), bahwa usia dewasa adalah masa yang rentan terjadinya fraktur karena dalam masa ini merupakan usia yang sangat banyak melakukan aktivitas yang lebih dibandingkan dengan usia lain, sedangkan menurut Profil Kesehatan ( 2005), bahwa usia dewasa 25 tahun merupakan masa berjayanya untuk melakukan aktivitas yang berat, dan dapat mengakibatkan kerapuhan pada tulang, sehingga dapat menyebabkan fraktur. Begitupun juga usia lansia adalah masa menurunnya untuk melakukan aktivitas, sehingga di usia ini sangat kecil untuk terjadinya fraktur, sedangkan menurut teori yang lain mengatakan bahwa usia lansia tahun yang dapat mengakibatkan fraktur adalah disebabkan oleh osteoporosis yang jumlahnya sangat kecil (Profil Kesehatan, 2005). Gambaran jenis kelamin pasien fraktur menunjukkan bahwa dari 221 pasien fraktur, sebagian besar (76,0%) dengan jenis kelamin laki-laki. Pada umumnya bahwa kejadian fraktur femur ini banyak dialami oleh lakilaki, hal ini dikarenakan laki-laki lebih banyak beraktivitas berat dibandingkan dengan perempuan. Sesuai dengan Handerson (2007) yang mengatakan bahwa dari sekian banyak perbedaan antara lakilaki dan perempuan dapat kita lihat terutama dari segi aktivitas. Laki-laki lebih banyak melakukan aktivitas berat dibandingkan perempuan, sehingga laki-laki sangat besar resiko untuk terjadinya trauma pada tulang. Sejalan dengan laporan Dinkes (2005) dalam profile kesehatan yang menyatakan bahwa laki-laki mempunyai aktivitas yang lebih banyak dibandingkan perempuan, hal ini dikarenakan lakilaki mempunyai peran yang lebih banyak dalam memenuhi kebutuhan hidup dalam keluarga, sehingga lakilaki sangat besar resiko untuk terjadinya trauma pada tulang. Hubungan Usia Dengan Kejadian Fraktur Femur pada tabel 1. menunjukkan bahwa dari 221 pasien fraktur terdapat 120 orang pada 25 tahun, yang terdiri dari 37 orang (30,8%) mengalami fraktur femur dan 83 orang (69,2%) tidak mengalami fraktur femur. Hasil perhitungan statistik uji Chi-square didapatkan nilai p value = 0,015 (p value < 0,05) dapat diartikan bahwa ada hubungan bermakna antara usia dengan kejadian fraktur femur. Nilai Odds Ratio = 2,368 dengan Confidence Interval : 1,224-4,581, dapat diinterpretasikan bahwa responden dengan 25 tahun mempunyai peluang 2,3 kali mengalami kejadian fraktur femur dibandingkan dengan 25 tahun. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa pada umumnya pasien dengan usia di Ruang Seruni (B2) RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu 25 tahun tidak mengalami fraktur femur, namun berdasarkan observasi peneliti 6
7 bahwa pada mereka mengalami fraktur tulang jenis lain seperti tulang muka, fraktur leher, fraktur tengkorak dan jenis lainnya. Fraktur femur atau patah tulang ini disebabkan akibat dari cidera, seperti kecelakaan mobil, olahraga atau karena jatuh. Patah tulang terjadi jika tenaga yang melawan tulang lebih besar daripada kekuatan tulang. Sejalan dengan Prihardadi (2007) yang mengatakan bahwa sebagian besar patah tulang merupakan akibat dari cidera, seperti kecelakaan mobil, olahraga atau karena jatuh. Patah tulang terjadi jika tenaga yang melawan tulang lebih besar daripada kekuatan tulang. Jenis dan beratnya patah tulang dipengaruhi oleh arah, kecepatan dan kekuatan yang melawan tulang, usia penderita, kelenturan tulang dan jenis tulang. Dengan tenaga yang sangat ringan, tulang yang rapuh karena osteoporosis atau tumor bisa mengalami patah tulang. Usia dewasa adalah masa yang rentan terjadinya fraktur karena dalam masa ini merupakan usia yang sangat banyak melakukan aktivitas yang lebih dibandingkan dengan usia lain (DepKes RI, 2009), sedangkan menurut Profil Kesehatan (2005), usia dewasa 25 tahun merupakan masa berjayanya untuk melakukan aktivitas yang berat, dan dapat mengakibatkan kerapuhan pada tulang, sehingga dapat menyebabkan fraktur. Hartoyo (2002), menyatakan bahwa ternyata faktor usia merupakan variabel yang berpengaruh sangat tinggi untuk terjadinya fraktur, factor usia memberikan pengaruh yang sangat tinggi untuk kejadian fraktur di usia 25 tahun ini masa berjayanya untuk melakukan aktivitas yang lebih. Menurut peneliti bahwa usia 25 tahun atau usia dewasa sangat beresiko untuk mengalami fraktur femur yang juga disebabkan oleh berbagai penyebab. Dilihat dari fisiologis tulang pada usia 25 tahun atau usia dewasa, densitas atau kepadatan tulang tulang mulai mengalami degenerasi dalam fungsinya. Jika dibandingkan dengan usia < 25 tahun atau usia anak, dimana pada usia ini aktivitas osteogenesis pada periosteum dan endosteum dan juga berhubungan dengan proses remodeling tulang pada usia anak yang sangat aktif dan makin berkurang pada saat usia bertambah, selain itu fragmen tulang pada anak mempunyai vaskularisasi yang baik dan memiliki pembuluh darah serta lapisan pelindung yang masih tebal dan kuat yang lebih banyak mengandung sel-sel pembentukan tulang daripada tulang diwaktu usia dewasa. Hubungan Jenis Kelamin Dengan Kejadian Fraktur Femur pada tabel 2 menunjukkan bahwa dari dari 221 pasien fraktur terdapat 131 orang pada jenis kelamin laki-laki, yang terdiri dari 42 orang (32,1%) mengalami fraktur femur dan 89 orang (67,9%) tidak mengalami fraktur femur. Hasil perhitungan statistik uji Chi-square didapatkan nilai p value = 0,001 (p value < 0,05) dapat diartikan bahwa ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian fraktur femur. Nilai Odds Ratio = 3,389 dengan Confidence Interval : 1,634-7,031, dapat diinterpretasikan bahwa 7
8 responden dengan jenis kelamin lakilaki mempunyai peluang 3,38 kali mengalami kejadian fraktur femur dibandingkan dengan responden dengan jenis kelamin perempuan. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa jenis kelamin laki-laki lebih beresiko untuk mengalami kejadian fraktur femur dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan. Berdasarkan observasi peneliti bahwa pada umumnya laki-laki lebih banyak beraktivitas berat seperti kuli, tukang, dan lainnya. Selain daripada itu fraktur femur pada laki-laki ini juga sering disebabkan karena trauma yang diakibatkan kecelakaan bermotor, terjatuh dari pohon dan penyebab atau trauma lainnya. Sesuai dengan Hutapae (2003) yang mengatakan bahwa untuk jenis kelamin merupakan yang paling rentan terjadinya fraktur femur yaitu pada laki-laki di bandingkan perempuan, hal ini di sebabkan karena laki-laki mempunyai aktivitas (kegiatan) di luar rumah yang lebih banyak dibandingkan perempuan sesuai pendapat Handerson (2007), bahwa dari sekian banyak perbedaan antara laki-laki dan perempuan dapat kita lihat terutama dari segi aktivitas. Laki-laki lebih banyak melakukan aktivitas berat diabndingkan perempuan, sehingga laki-laki sangat besar resiko untuk terjadinya trauma pada tulang. Menurut peneliti bahwa jika dilihat dari sisi resiko pekerjaan atau aktivitasnya laki-laki mempunyai resiko lebih besar untuk mengalami fraktur femur dibandingkan dengan perempuan. Untuk itu diharapkan pada seorang individu agar selalu berhatihati dalam melakukan aktivitas sehariharinya untuk mengurangi resiko fraktur tersebut, selain itu juga dapat dilakukan upaya pencegahan dengan menghindari faktor penyebab fraktur seperti trauma dan jatuh serta berupaya untuk selalu mengkonsumsi makanan dan minuman yang tinggi kalsium yang sangat berguna bagi tulang kita. Demikian juga bagi pasien yang mengalami fraktur femur agar menjalani mobilisasi atau perawatan secara baik dan intensif guna mencegah terjadinya komplikasi atau kelainan posisi tulang yang patah dari posisi semula. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Ada hubungan antara usia dan jenis kelamin dengan kejadian fraktur femur di Ruang Seruni (B2) RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2010, lebih dari sebagian berada pada usia 25 tahun atau usia dewasa, lebih dari sebagian terjadi pada responden dengan jenis kelamin laki-laki, dan sebagian kecil mengalami fraktur femur. SARAN Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan program peningkatan mutu pelayanan kesehatan masyarakat yang ditinjau dari promosi kesehatan, salah satunya dengan penyuluhan tentang fraktur terutama fraktur femur, serta peningkatan pelaksanaan pelayanan keperawatan 8
9 terapeutik terhadap pasien fraktur yang berkunjung ke RS DAFTAR PUSTAKA Arikunto, 2002, Metodologi Penelitian Brunner & Suddarth Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta : EGC. Depkes RI, Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat Jakarta;EGC. Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu (2005), Profil Kesehatan Propinsi Bengkulu Tahun 2009, Bengkulu : Dinas Kesehatan Propinsi Bengkulu. Handerson. 2007, Ilmu Bedah Untuk Perawata, Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica. 9
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG
AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (1) 2017, 23 30 Available online at http://ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.php/eja FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam pembangunan nasional di bidang kesehatan. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS
ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Meike N. R. Toding*, Budi T. Ratag*, Odi R. Pinontoan* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciIKRIMA RAHMASARI J
PENGARUH RANGE OF MOTION (ROM) SECARA DINI TERHADAP KEMAMPUAN ACTIVITIES DAILY LIVING (ADL) PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI RSUI KUSTATI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih
Lebih terperinciANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)
ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2) Abstrak :Peranan tenaga kesehatan dalam penyelenggarraan pelayanan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG Nina Susanti * ) Wagiyo ** ), Elisa *** ) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciOsteoporosis, Konsumsi Susu, Jenis Kelamin, Umur, dan Daerah, Di DKI Jakarta, Jawa Barat,
Osteoporosis, Konsumsi Susu, Jenis Kelamin, Umur, dan Daerah, Di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur Tuesday, April 29, 2014 http://www.esaunggul.ac.id/article/osteoporosis-konsumsi-susu-jenis-kelamin-umur-dan-daerah-di-dki-ja
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014
Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014 Enderia Sari Prodi D III KebidananSTIKesMuhammadiyah Palembang Email : Enderia_sari@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
Lebih terperinciHUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN
Dinamika Kesehatan, Vol. 7 No.1 Juli 2016 Basit, e.t al., Hubungan Lama Kerja dan Pola Istirahat HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan ke arah perkembangan di bidang industri yang lebih maju. Hal ini ditandai dengan munculnya industri-industri
Lebih terperinciUNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 ABSTRAK
UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 Teguh Imam Santoso 2013-35-004 STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN LIMFOMA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat ada beberapa kegiatan atau aktivitas fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat
Lebih terperinciJurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22
HUBUNGAN PENIMBANGAN BALITA BAWAH DUA TAHUN (BADUTA) TERHADAP STATUS GIZI BADUTA BAWAH GARIS MERAH (BGM) (Relationship between weighing of Children Under Two Years (BADUTA) With Nutrition Status of Below
Lebih terperinciDAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv. KATA PENGANTAR... v. ABSTRAK... vi. ABSTRCT... vii RINGKASAN...
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vi ABSTRCT... vii RINGKASAN... viii SUMMARY...
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG Anni Suciawati* *Fakultas Kesehatan Prodi Kebidanan Universitas Nasional Email Korespodensi:
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF TERHADAP KEKUATAN OTOT PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR HUMERUS DI RSUD Dr. MOEWARDI
GASTER Vol. No. Agustus PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF TERHADAP KEKUATAN OTOT PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR HUMERUS DI RSUD Dr. MOEWARDI Ririn Purwanti, Wahyu Purwaningsih Sekolah Tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin kompleknya masalah dibidang kesehatan yang timbul dewasa ini, disertai
BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diikuti dengan semakin kompleknya masalah dibidang kesehatan yang timbul dewasa ini, disertai dengan kesadaran masyarakat tentang
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN INFRA MERAH, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST ORIF CLOSED FRAKTUR ANTEBRACHII DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
PENATALAKSANAAN INFRA MERAH, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST ORIF CLOSED FRAKTUR ANTEBRACHII DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Oleh : LENY MUSTIKA PUTRI J 100 050 049 KARYA TULIS ILMIAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai kemajuan dalam segala aspek kehidupan manusia saat ini telah meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi maupun dalam bidang
Lebih terperinciFaktor Risiko Penyakit Jantung Koroner di RSI SITI Khadijah Palembang
Faktor Risiko Penyakit di RSI SITI Khadijah Palembang Lily Marleni 1, Aria Alhabib 2 1 Program Studi DIII Keperawatan, STIK Siti Khadijah Palembang 2 Program Studi Ners, STIK Siti Khadijah Palembang Email:
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.
50 GIZIDO Volume 5 No. 1 Mei 013 Hubungan Pengetahuan Ibu Els Ivi Kulas HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG
Lebih terperinciHUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016
HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016 Karina AS 1) Nurlina dan Siti Novianti 2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang atau tulang rawan umumnya di karenakan rudapaksa (Mansjoer, 2008). Dikehidupan sehari hari yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. upaya penyembuhan (kuratif) dan upaya pemulihan (rehabilitatif), yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : VRIASTUTI 201210201214 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciHUBUNGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN DENGAN KEJADIAN KATARAK DI INSTALASI RAWAT JALAN (POLI MATA) RUMAH SAKIT DR. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2014
HUBUNGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN DENGAN KEJADIAN KATARAK DI INSTALASI RAWAT JALAN (POLI MATA) RUMAH SAKIT DR. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2014 Imelda Erman, Yeni Elviani, Bambang Soewito Dosen Prodi
Lebih terperinciEskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAGA KECAMATAN LEMBAH SORIK MARAPI KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2015 Eskalila Suryati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kota-kota di Indonesia telah mencapai tingkat perkembangan kota yang pesat dan cukup tinggi. Kecelakan merupakan salah satu faktor penyebab kematian terbesar
Lebih terperinciPromotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal
HUBUNGAN PENYAJIAN MAKANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ANUNTALOKO PARIGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG 1) Megawati 1) Bagian Gizi FKM Unismuh Palu ABSTRAK Pembangunan kesehatan
Lebih terperinciPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.
20 Jurnal Keperawatan Volume 2, Nomor 1, Juli 2016 Hal 20-25 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA Nandang Sutrisna 1, Nuniek Tri Wahyuni 2 1 Kepala Pustu Tajur Cigasong
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD
HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN POLA HIDUP TERHADAP KEJADIAN BUNGKUK OSTEOPOROSIS TULANG BELAKANG WANITA USIA LANJUT DI KOTA BANDAR LAMPUNG Merah Bangsawan * Osteoporosis adalah suatu keadaan berkurangnya kepadatan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA PKMS (PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA)
HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA PKMS (PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA) Her Endah Prasetyowati her_endah@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciMUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK
MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK Dyah Ayu Wulandari 1, Nadhifah 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang
Lebih terperinciPromotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL 1) Rustam I. Laboko 1) Dinas Kesehatan Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah ABSTRAK Penyakit
Lebih terperinciThe Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar
Laporan hasil penelitian Hubungan antara Fungsi Sosial dengan Kualitas Hidup Lanjut Usia di Kota Denpasar Nandini Parahita Supraba 1,2, N.P Widarini 2,3, L. Seri Ani 2,4 1 Akademi Kebidanan Bina Husada
Lebih terperinciFUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain
FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU Zulkarnain STIKES Bhakti Husada Bengkulu Jl. Kinibalu 8 Kebun Tebeng Telp (0736) 23422 Email : stikesbh03@gmail.com
Lebih terperinciKata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pendapatan, Persepsi, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan.
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN, PENDAPATAN, PERSEPSI KEPALA KELUARGA DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIKALA BARU KOTA MANADO Riyadi Kurniawan Agus*. Ardiansa A.T Tucunan*.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mendapatkan peringkat kelima atas kejadian kecelakaan lalulintas di dunia. Kecelakaan lalulintas dapat menyebabkan berbagai dampak, baik
Lebih terperinciSKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016
PAYAKUMBUH TAHUN Dosen Pembimbing: 1. Ns. Zifriyanthi Minanda Putri, M.Kep 2. Ns. Windy Freska, S.Kep.,M.Kep PAYAKUMBUH TAHUN PAYAKUMBUH TAHUN Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL
Jurnal maternal Dan Neonatal, 12/12 (2016), Hal 1-7 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL Heni Triana,
Lebih terperinciHUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G
HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G Regina Indirawati * ), Anjas Surtiningrum ** ), Ulfa Nurulita ***
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR Nur Alam Fajar * dan Misnaniarti ** ABSTRAK Penyakit menular seperti diare dan ISPA (Infeksi
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS PASCA OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 TENGAH DEXTRA DENGAN PEMASANGAN INTRA MEDULLARY NAIL DI RSO Prof. Dr. SOEHARSO SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 50% kematian disebabkan oleh cedera kepala dan kecelakaan kendaraan. selamat akan mengalami disabilitas permanen (Widiyanto, 2007).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Trauma merupakan penyebab utama kematian pada populasi di bawah 45 tahun, dan merupakan penyebab kematian nomor 4 di dunia. Lebih dari 50% kematian disebabkan
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP (PROTAP) PERAWATAN LUKA OPERASI DI BLUD RSU CUT NYAK DHIEN MEULABOH TAHUN 2015
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP (PROTAP) PERAWATAN LUKA OPERASI DI BLUD RSU CUT NYAK DHIEN MEULABOH TAHUN 2015 RELATIONSHIP OF NURSING CHARACTERISTICS WITH THE IMPLEMENTATION
Lebih terperinciKata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado
HUBUNGAN ANTARA STATUS TEMPAT TINGGAL DAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (BREEDING PLACE) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN 2015 Gisella M. W. Weey*,
Lebih terperinciHUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA 60-74 TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG Catharina Galuh Suryondari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes, Jalan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG Sri Rahayu Universitas Singaperbangsa Karawang 1,2 Jl. HS Ronggowaluyo Teluk Jambe
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam berbagai bidang. Misalnya dalam bidang ilmu dan teknologi secara tidak langsung dapat
Lebih terperinciHUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR
HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR WASTE HANDLING CORRELATION WITH THE OCCURRENCE OF DIARRHEA ON TODDLER WORKING AREA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Citra diri merupakan sebuah keadaan dalam pikiran tentang diri. Anda, kehilangan citra dirinya dan merasa buruk tentang diri mereka
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Citra diri merupakan sebuah keadaan dalam pikiran tentang diri Anda, kehilangan citra dirinya dan merasa buruk tentang diri mereka sendiri karena kegagalan dan kekecewaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi 2 yaitu fraktur terbuka, yaitu jika patahan tulang itu menembus kulit. fragmen tulang tidak berhubungan dengan dunia luar.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh tekanan pada fragmen tulang. Fraktur dibagi menjadi 2
Lebih terperinciHUBUNGAN JENIS CAIRAN DAN LOKASI PEMASANGAN INFUS DENGAN KEJADIAN FLEBITIS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO
HUBUNGAN JENIS CAIRAN DAN LOKASI PEMASANGAN INFUS DENGAN KEJADIAN FLEBITIS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO Dede Dwi Lestari Amatus Yudi Ismanto Reginus T. Malara Program Studi
Lebih terperinciKARAKTERISTIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT NYERI PADA PASIEN FRAKTUR DI RUANG BEDAH RUMAH SAKIT UMUM GMIM BETHESDA TOMOHON
KARAKTERISTIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT NYERI PADA PASIEN FRAKTUR DI RUANG BEDAH RUMAH SAKIT UMUM GMIM BETHESDA TOMOHON Cynthia A. F. Mandagi Hendro Bidjuni Rivelino S. Hamel Program Studi Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciKhodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013
1 Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Hubungan Motivasi Kerja terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Brunner & Suddarth,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cedera merupakan kerusakan fisik pada tubuh manusia yang diakibatkan oleh kekuatan yang tidak dapat ditoleransi dan tidak dapat diduga sebelumnya (WHO, 2004).
Lebih terperinciSTUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU WUS DALAM DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DESA GENUK KECAMATAN UNGARAN BARAT TAHUN 2015 JURNAL SKRIPSI
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA UMUR, KELELAHAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NOONGAN KECAMATAN LANGOWAN BARAT KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2016 Timothy Wowor *, Odi Pinontoan *, Rahayu
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Nazwar Hamdani Rahil INTISARI Latar Belakang : Kecenderungan
Lebih terperinciPHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea
PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare Merry Tyas Anggraini 1, Dian Aviyanti 1, Djarum Mareta Saputri 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. ABSTRAK Latar Belakang : Perilaku hidup
Lebih terperinciHubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang
13 Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang Filandita Nur Septianggi 1, Tatik Mulyati, Hapsari Sulistya
Lebih terperinciKata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat
HUBUNGAN ANTARA UMUR, JENIS KELAMIN DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR ASAM URAT DARAHPADA MASYARAKAT YANG DATANG BERKUNJUNG DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KOTA MANADO Jilly Priskila Lioso*, Ricky C. Sondakh*,
Lebih terperinci1 Kevin G. Pitojo 2 Adrian Tangkilisan 2 Alwin Monoarfa.
Pola trauma tumpul toraks non penetrans, penanganan, dan hasil akhir di Instalasi Rawat Darurat Bedah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2014 Juni 2016 1 Kevin G. Pitojo 2 Adrian Tangkilisan
Lebih terperinciKata Kunci : Pendidikan, Pekerjaan, Riwayat Keluarga Menderita Diabetes, Aktifitas Fisik dan Kejadian Diabetes Mellitus tipe 2
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT TK. III. R. W. MONGISIDI MANADO TAHUN 2017 Rianty Rahalus*, Afnal Asrifuddin*, Wulan P.J Kaunang* *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga bulan Mei tahun 2017 di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta yang merupakan salah
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STATUS DEMOGRAFI DENGAN KEPUASAN DALAM PELAYANAN PASIEN JAMKESMAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
HUBUNGAN ANTARA STATUS DEMOGRAFI DENGAN KEPUASAN DALAM PELAYANAN PASIEN JAMKESMAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Stevano A. Montol, Franckie R. R. Maramis, Sulaemana Engkeng
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh: Inna Antriana, S.SiT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kota-kota di Indonesia telah mencapai tingkat perkembangan kota yang pesat dan cukup tinggi. Kecelakan merupakan salah satu faktor penyebab kematian terbesar
Lebih terperinciANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO Aan Sunani, Ratifah Academy Of Midwifery YLPP Purwokerto Program Study of D3 Nursing Poltekkes
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA PASIEN POLIKLINIK PENYAKIT DALAM DI RSU GMIM PANCARAN KASIH MANADO Saraginta P. Mosesa*, Angela F.C. Kalesaran*, Paul A. T. Kawatu*
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK, KEBIASAAN MEROKOK, PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN KEJADIAN OSTEOPOROSIS (Studi Di Rumah Sakit Husada Utama Surabaya) Oleh : UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG Ni Nyoman Dewi Supariani 1 Abstract. The utilization of oral health services
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan laporan WHO tahun 2005, dari 58 juta kematian di dunia,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH
KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH Supiati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan Abstract: Age, Parity, Incidence of LBW. One indicator
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN JENIS PENYAKIT TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN
HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN JENIS PENYAKIT TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN Poppy Yuliana 1, Ari Pristiana Dewi 2, Yesi Hasneli 3 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau poppyyuliana88@gmail.com
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bersama dengan kemajuan zaman yang dirasakan dan perkembangan ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bersama dengan kemajuan zaman yang dirasakan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang dirasakan akan mempengaruhi kehidupan kesehatan dimasyarakat
Lebih terperinciPENGARUH AKTIFITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA MURID
ABSTRAK PENGARUH AKTIFITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA MURID Ekowati Retnaningsih dan Rini Oktariza Angka kejadian berat badan lebih pada anak usia sekolah di Indonesia mencapai 15,9%. Prevalensi
Lebih terperinciDIABETES MELITUS (TIPE 2) PADA USIA PRODUKTIF DAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DI RSUD Dr. SOEROTO KABUPATEN NGAWI)
DIABETES MELITUS (TIPE 2) PADA USIA PRODUKTIF DAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DI RSUD Dr. SOEROTO KABUPATEN NGAWI) Dyah Surya Kusumawati (Prodi S1 Keperawatan) Stikes Bhakti
Lebih terperincie-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017
HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN TOTAL CARE DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO Erdianti Wowor Linnie Pondaag Yolanda Bataha Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang
BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka mencapai cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 maka diselenggarakanlah pembangunan nasional pada semua bidang yang salah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat analitik prospektif dengan time series design. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1.
Lebih terperinciHUBUNGAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN OSTEOPOROSIS PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA KEMANTREN KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO
HUBUNGAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN OSTEOPOROSIS PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA KEMANTREN KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO Mochammad Saiful Anam ABSTRACT The purpose of this study is
Lebih terperinciFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR Factors Associated With The Utilization of Health Services in The Health Tamalanrea Makassar City St.Rachmawati,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA BAURAN PEMASARAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN RAWAT INAP DI UPTD RUMAH SAKIT MATA PROVINSI SULAWESI UATARA
HUBUNGAN ANTARA BAURAN PEMASARAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN RAWAT INAP DI UPTD RUMAH SAKIT MATA PROVINSI SULAWESI UATARA Virginia M.A. Tompodung*, Chreisye K.F. Mandagi*, Febi K. Kolibu* *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH
HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH Liza Salawati Abstrak. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas
Lebih terperinciKata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR MINAHASA Trifena Manaroinsong*, Woodford B. S Joseph*,Dina V Rombot** *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. fraktur around hip yang menjalani perawatan rutin.
BAB IV A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di bagian rekam medis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I dan Unit II dengan melihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi dimana terjadi kerusakan bentuk dan fungsi dari tulang tersebut yang. dapat berupa patahan atau pecah dengan serpihan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Patah tulang atau dalam bahasa medis biasa disebut fraktur adalah kondisi dimana terjadi kerusakan bentuk dan fungsi dari tulang tersebut yang dapat berupa patahan atau
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG THE CORRELATION BETWEEN HUSBAND S SUPPORT WITH FREQUENCY OF PUERPERIAL REPEATED VISITATION IN
Lebih terperinciJurnal Kesehatan Masyarakat (Adhar, Lusia, Andi 26-33) 26
FAKTOR RISIKO KEJADIAN APENDISITIS DI BAGIAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA PALU Adhar Arifuddin 1, Lusia Salmawati 2, Andi Prasetyo 3* 1.Bagian Epidemiologi, Program Studi Kesehatan Masyarakat,
Lebih terperinciGAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK
GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK EKA FEBRIANI I32111019 NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciTingkat depresi berdasarkan derajat ulkus diabetik pada pasien ulkus diabetes melitus yang berobat di rsud kota semarang
Tingkat depresi berdasarkan derajat ulkus diabetik pada pasien ulkus diabetes melitus yang berobat di rsud kota semarang Irma Astuti Setyoningrum 1, Yunie Armiyati 2, Rahayu Astuti 3 1 Mahasiswa Progam
Lebih terperinciKOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP PERILAKU ANAK DALAM PENCABUTAN GIGI DI PUSKESMAS SINDANG JATI. Yovita Nefri Asuis
KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP PERILAKU ANAK DALAM PENCABUTAN GIGI DI PUSKESMAS SINDANG JATI Yovita Nefri Asuis STIKes Bhakti Husada Bengkulu Jl.Kinibalu 8 Kebun Tebeng Bengkulu Telp (0736) 23422 email
Lebih terperinciOleh : DWI BRINA HESTILIANA J
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 TENGAH DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSO. PROF DR. R SOEHARSO SURAKARTA Oleh : DWI BRINA HESTILIANA J 100 050 035
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Menurut Badan Pusat Statistik BPS (2010), diketahui jumlah penduduk
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik BPS (2010), diketahui jumlah penduduk indonesia mencapai 237 juta jiwa lebih, setelah merdeka hingga sampai tahun 2010 telah dilakukan enam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi dengan perkembangan teknologi di berbagai bidang termasuk informasi, manusia modern semakin menemukan sebuah ketidak berjarakan yang membuat belahan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI Indah Risnawati STIKES Muhammadiyah Kudus, Jl. Ganesha
Lebih terperinciFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG KOTA MAKASSAR
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG KOTA MAKASSAR Factors Associated With Hypertension On Compliance For The Elderly In Pattingalloang Health
Lebih terperinci