SISTEM KONSULTASI ONLINE AGRIBISNIS CABAI (Capsicum annuum. L) BERBASIS MOBILE ERLAN DARMAWAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM KONSULTASI ONLINE AGRIBISNIS CABAI (Capsicum annuum. L) BERBASIS MOBILE ERLAN DARMAWAN"

Transkripsi

1 SISTEM KONSULTASI ONLINE AGRIBISNIS CABAI (Capsicum annuum. L) BERBASIS MOBILE ERLAN DARMAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) Berbasis Mobile adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, September 2011 Erlan Darmawan NRP G

3 ABSTRACT ERLAN DARMAWAN. Online Chili (Capsicum annuum. L) Agribusiness Consultation Based On Mobile System. Under direction of KUDANG BORO SEMINAR, SRIANI SUJIPRIHATI dan HENDRA RAHMAWAN. A mobile based Chili online agribusiness consultation system is a consultation system which serves the information and knowledge for farmers and stake holder involved in chili Agribusiness so they can access all needed information in processing, marketing, and developing their agricultural products by using mobile device such as: hand phone, PDA that have GPRS (General Packet Radio Services). The purpose of the research is to make the farmers as direct independent users in getting the information, by using information technology, so the mobile device it can be communication media and knowledge based consultation devices. The developing of mobile based consultation system is for supporting the activities of Agribusiness that include market information, weather information, and government policy about the farm production result that will be observed to give solution for Agribusiness doers, especially for the chili farmers in consulting all information needed to develop the result of Agriculture. This system is built by using System Development Life Cycle (SDLC) approach. It is an adaptive extreme Programming which is one of Agile s methodologies that consist of explorating, planning, iteration launching software. The source of knowledge is gotten from the experts, police makers, customer, research institution, University, and from books, research journals, bulletin, and online information system. Key words: System, Consultation, Online, Agribusiness, Chili, mobile, Farmer, Information, Extreme programming, tacit, explicit.

4 RINGKASAN ERLAN DARMAWAN. Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) Berbasis Mobile. Di bawah bimbingan KUDANG BORO SEMINAR, SRIANI SUJIPRIHATI dan HENDRA RAHMAWAN. Sistem konsultasi online agribisnis cabai berbasis mobile, merupakan sebuah sistem konsultasi yang menyediakan informasi dan pengetahuan bagi petani dan stake holder yang terlibat dalam agribisnis cabai, sehingga mereka dapat mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan dalam mengelola, memasarkan, dan mengembangkan hasil pertaniannya melalui mobile device yang dimilikinya seperti handphone, PDA dan lain sebagainya yang memiliki fasilitas GPRS (General Packet Radio Services), dengan tujuan menjadikan petani sebagai pengguna langsung yang independent terhadap informasi yang diperlukan dengan memanfaatkan teknologi informasi, sehingga mobile device tersebut dapat dijadikan sebagai alat komunikasi sekaligus sebagai alat konsultasi berbasis pengetahuan. pengembangan sistem konsultasi berbasis mobile untuk mendukung kegiatan agribisnis meliputi informasi pasar, informasi prakiraan cuaca, dan kebijakan-kebijakan pemerintah mengenai produksi hasil pertanian yang akan diteliti dengan harapan menjadi solusi bagi para pelaku agribisnis, khususnya petani cabai untuk dapat melakukan konsultasi terhadap semua informasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan produksi hasil pertaniannya. Sistem ini dibangun dengan menggunakan pendekatan System Development Life Cycle (SDLC) adaptif yaitu Extreme Programming yang merupakan salah satu metodology dari Agile yang terdiri dari tahapan explorasi, tahapan planning, iterasi peluncuran perangkat lunak dan peluncuran rilis akhir perangkat lunak. Sumber pengetahuan didapatkan secara tacit dari pakar, police maker, produsen, lembaga penelitian,perguruan tinggi, dan secara explicit diperoleh dari buku, jurnal, bulletin, dan sistem informasi online. Penyampaian informasi tersebut dianalisa,di desain dan dikemas dalam sebuah sistem konsultasi online agribisnis cabai (Capsicum annum. L) berbasis mobile dengan menggunanakan teknologi WAP yang dapat diakses melalui fasilitas GPRS, mengingat bahwa dari segi biaya teknologi WAP lebih murah karena memiliki Bandwith yang rendah, kemampuan CPU yang rendah, memori yang kecil, tampilan yang terbatas, catudaya (baterai) yang minimal, sehingga lebih cepat diakses dan cocok bagi masyarakat menengah kebawah terutama bagi petani, sehingga sistem konsultasi agribisnis cabai ini dapat diterapkan, dan dapat diterima oleh pelaku agribisnis khususnya petani cabai. Sistem konsultasi online agribisnis cabai ini dibangun dengan prototype yang terdiri dari desain interface backend yang di kelola melalui web base oleh administrator dan frontend yang bisa diakses secara mobile oleh user dalam hal

5 ini petani cabai melalui handphone, PDA, dan lain sebagainya yang memiliki fasilitas GPRS didalamnya. Sehingga sistem ini dapat menjadikan petani sebagai pengguna langsung yang independent / tanpa perantara pihak lain terhadap informasi yang diperlukan dengan memanfaatkan teknologi informasi

6 Hak Cipta milik IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

7 SISTEM KONSULTASI ONLINE AGRIBISNIS CABAI (Capsicum annuum. L) BERBASIS MOBILE ERLAN DARMAWAN Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Departemen Ilmu Komputer SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

8 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Widodo

9 LEMBAR PENGESAHAN Judul Tesis : Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai (Capsicum annuum. L) Berbasis Mobile Nama : Erlan Darmawan NRP : G Program Studi : Ilmu Komputer Disetujui Komisi Pembimbing Prof. Dr. Ir. Kudang B. Seminar, M.Sc. Ketua Hendra Rahmawan, S.Kom, MT. Anggota Diketahui Ketua Program Studi Ilmu Komputer Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Ir. Agus Buono, M. Si, M. Kom Dr. Ir. Dahrul Syah, MSc.Agr Tanggal Ujian : 24 September 2011 Tanggal Lulus : 24 September 2011

10 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan penulisan penelitian sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan perkuliahan di Magister Sains, Ilmu Komputer, Institut Pertanian Bogor. Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan penelitian mengenai sistem konsultasi online untuk agrobisnis cabai (capsicum anuum.l) berbasis mobile, dimana para pelaku bisnis dalam hal ini petani cabai dapat mengakses semua informasi yang diperlukan dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan hasil produksi pertaniannya melalui perangkat mobile seperti handphone, PDA, dan lain sebagainya. Penulis menyadari, dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun, sangat penulis harapkan dari berbagai pihak. Dan dengan tersusunnya hasil Tesis ini, tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagi pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada : 1. Bapak Dr. Ir. Agus Buono, M.Si, M.Kom selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Komputer IPB. 2. Bapak Prof. Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, M.Sc selaku ketua komisi pembimbing yang telah dengan tulus dan sabar membimbing dan mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian dengan cepat. 3. Ibu Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, M.Sc dan Bapak Hendra Rahmawan, S.Kom., MT selaku komisi pembimbing yang telah membantu dan telah memberi banyak petunjuk petunjuk yang berharga demi terwujudnya laporan penelitian Tesis ini. 4. Bapak Eko Nugroho dari Ministry of Agriculture Center For Agricultural Data and Information System yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini. 5. Untuk kedua orang tua penulisyang telah tenang di Surga, kakak, serta keluarga besar yang telah memberikan doa dan dorongan dalam penyusunan laporan penelitian ini. 6. Sahabat dan rekan rekan mahasiswa Program pendidikan Magister Sains Mayor Ilmu Komputer yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan sumbangan bahan yang diperlukan dan berbagai pengetahuan serta pengalaman dalam penyusunana laporan ini. Dan semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam penyusunan Tesis ini. Bogor, September 2011 Erlan Darmawan

11 RIWAYAT HIDUP Penulis (Erlan Darmawan) dilahirkan di Kuningan pada tanggal5 September 1980 sebagai anak ke enam dari enam bersaudara dari pasangan Alm. Uka Sukari dan Alm. Siti Chodidjah. Pendidikan yang pernah ditempuh yaitusdn Kedungarum 1 Kuningan( ), SMPN 1 Kuningan ( ) dan SMUN 2 Kuningan ( ). Pada tahun 2004 penulis melanjutkan studi di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Kuningan (UNIKU) jurusan Teknik Informatika dan lulus pada tahun Selama menempuh pendidikan S1, penulis mendapat beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA), karena memperoleh penghargaan sebagai mahasiswa terbaik dengan yudisium Cum Laude. Selain itu penulis pernah mendapatkan penghargaan sebagai Juara Pertama Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Kopertis Wilayah IV Jawa Barat & Banten dengan judul Aplikasi Situs Portal Berbasis WAP dengan PHP, WML, dan MySQL untuk Perguruan Tinggi. Pada Tahun 2009 Penulis melanjutkan studi ke jenjang pascasarjana(s2) Ilmu Komputer (ILKOM), Institut Pertanian Bogor sampai dengan sekarang. Pada tahun 2008 sampai sekarang penulis bekerja sebagai dosen di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Kuningan, dan pernah menduduki jabatan struktural sebagai Kepala Lab FKOM UNIKU ( ) dan sebagai Sekretaris Program Studi Sistem Informasi FKOM UNIKU dari tahun 2009 sampai dengan sekarang.

12 DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR iii DAFTAR TABEL.. vi PENDAHULUAN A. Latar Belakang. 1 B. RuangLingkup. 4 C. Tujuan.. 4 D. Manfaat 4 TINJAUAN PUSTAKA A. Agribisnis.. 6 B. Tanaman Cabai.. 9 C. Terminologi Data, Informasi, danpengetahuan 9 D. Sistem Informasi 10 E. Manajemen Pengetahuan. 12 F. Kebutuhan Informasi Agribisnis.. 15 G. System Development Life Cycle.. 16 H. Wireless Application Protocol (WAP). 24 I. Penelitian Terdahulu. 30 METODE PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran. 31 B. Waktu dan Tempat.. 33 C. Metodologi Penelitian.. 33 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tahapan Eksplorasi Dokumentasi atas Visi dan Ruang Lingkup Pekerjaan Dokumentasi Struktur Proyek Yang Akan Dikembangkan Dokumentasi Teknologi Yang Digunakan. 62 i

13 B. Tahapan Planning C. Iterasi Peluncuran Perangkat Lunak Tahap analisis Tahap Desain.. 75 D. Tahap Pengujian (testing). 80 E. Peluncuran Rilis Akhir Perangkat Lunak.. 88 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan..101 B. Saran..101 DAFTAR PUSTAKA ii

14 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 : Lima Sub Sistem Kegiatan Agribisnis.. 6 Gambar 2 : Hubungan antara Data, Informasi, dan Pengetahuan 10 Gambar 3 : Komponen Sistem Informasi (Mannino, 2001) Gambar 4 : Strategi Transformasi Pengetahuan.. 14 Gambar 5 : Metode Waterfall (Satzinger. et.al,2007). 18 Gambar 6 : Model Pendekatan Spiral (Satzinger et al. 2007). 19 Gambar 7 : Tahapan Extreme Programming(Abrahamsson, 2002) 22 Gambar 8 : Wireless Aplication Protocol (WAP) Gambar 9 : Protokol WAP.. 28 Gambar 10 : Kebutuhan Informasi Agribisnis.. 33 Gambar 11 : Tahapan Pengembangan Sistem 34 Gambar 12 : Susunan Fisik Sistem. 64 Gambar 13 : Hierarki Diagram Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai Merah 66 Gambar 14 : Use Case Diagram Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai 68 Gambar 15 : Activity Diagram Sistem Konsultasi Online Agribisnis Cabai Besar Merah 72 Gambar 16 : Class Diagram Konsultasi Online Agribisnis Cabai 74 Gambar 17 : Desain Interface Halaman Menu Login 76 iii

15 Gambar 18 : Desain Interface Menu Home Administrator 76 Gambar 19 : Desain Interface Manajemen Menu. 77 Gambar 20 : Desain Interface Halaman Menu Page. 77 Gambar 21 : Desain Interface Menu Informasi Pasar. 78 Gambar 22 : Desain iinterface Menu Prakiraan Cuaca.. 78 Gambar 23 : Rancangan Output Halaman Menu Utama.. 79 Gambar 24 : Rancangan Output Halaman Cabai. 79 Gambar 25 : Rancangan Output Halaman Informasi Harga Pasar. 79 Gambar 26 : Rancangan Output Halaman Informasi Prakiraan Cuaca. 80 Gambar 27 : Rancangan Output Kebijakan/ Kemitraan. 80 Gambar 28 : Rancangan Output Teknologi Pra Dan Pasca Panen. 80 Gambar 29 : Halaman Menu Login Admin.. 88 Gambar 30 : Halaman Menu Admin.. 89 Gambar 31 : Halaman Input Data Gambar 32 : Halaman Laporan Hasil Input Data 90 Gambar 33 : Halaman Menu Utama pada Browser.. 90 Gambar 34 : Menu Sejarah Pada Sub Menu Cabai 91 Gambar 35 : Menu Klasifikasi Pada Sub Menu Cabai Gambar 36 : Menu Morfologi Pada Sub Menu Cabai Gambar 37 : Menu Syarat Tumbuh Pada Sub Menu Cabai 92 Gambar 38 : Halaman Menu Analisis Usaha Tani..93 Gambar 39 : Halaman Menu Persiapan Lahan.. 93 iv

16 Gambar 40 : Halaman Menu Penentuan Dosis Pupuk Gambar 41 : Halaman Menu Pemilihan Benih Gambar 42 : Halaman Menu Pengendalian Hama Gambar 43 : Halaman Menu Pengendalian Penyakit 97 Gambar 44 : Halaman Menu Informasi Harga Pasar. 98 Gambar 45 : Halaman Menu Informasi Cuaca. 98 Gambar 46 : Halaman Menu Kebijkan. 99 Gambar 47 : Halaman Menu Kemitraan..100 Gambar 48 : Halaman Menu Teknologi Pra dan Pasca Panen v

17 DAFTAR TABEL Tabel 4.2 : Perkembangan Harga Pokok Cabai Merah Per BulanMaret 2010 Sampai Maret 2011 Di 33 Provinsi Di Indonesia 50 Tabel 4.2 : Rata-Rata Perkembangan Harga Cabai Merah Nasional Maret 2010-Maret Tabel 4.3 : Produktivitas Cabai Merah Menurut Provinsii, Tabel 4.4 : Produksi Cabai Merah menurut Provinsi, Tabel 4.5 : Skenario User Mengakses Sistem Konsultasi Online Cabai. 69 Tabel 4.6 : Pengujian Black Box Sistem Konsultasi Agribisnis Cabai.. 81 Tabel 4.7 : Komponen Analisis Usaha Tani 93 vi

18 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan informasi sangat penting pada era informasi sekarang ini. Informasi sama pentingnya dengan faktor produksi utama seperti tanah, tenaga kerja, dan modal. Informasi merupakan salah satu syarat yang diperlukan bagi pembangunan pertanian atau agribisnis, karena sumber daya yang ada tanpa didukung oleh informasi tidak akan memberikan hasil yang optimal. Selain itu informasi juga mempunyai efek ganda yang besar terhadap efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya lainnya. Secara umum kegiatan agribisnis dapat digolongkan ke dalam dua kegiatan utama, yaitu kegiatan usaha tani (on farm activities) dan kegiatan luar usaha tani (off farm activities) seperti pengadaan sarana produksi, agribisnis pengolahan, pemasaran, dan jasa-jasa penunjang. Setidaknya terdapat lima sub sistem pada kegiatan agribisnis (Sumardjo, 2004) yaitu : 1. Sub sistem faktor input pertanian (input factor sub-system) 2. Sub sistem produksi pertanian (production sub-system) 3. Sub sistem pengolahan hasil pertanian (processing sub-system) 4. Sub sistem pemasaran (marketi sub-system) 5. Sub sistem penunjang kelembagaan (supporting institution sub-system) Kegiatan agribisnis itu sendiri bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup pelaku agribisnis. Salah satu komoditas agribisnis yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia adalah cabai. Konsumsi cabai rata-rata penduduk Indonesia adalah 5.21 Kg/kapita/tahun. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah sebanyak jiwa, yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1.49 % per tahun (BPS, 2011). Berdasarkan kondisi tersebut dapat diketahui bahwa konsumsi cabai dalam negeri pada tahun 2010 mencapai ton dengan luas panen ha dan produktivitas rata-rata sebesar 5.89 ton/ha (BPS, 2011). Angka konsumsi cabai jika dibandingkan dengan produksinya 1

19 maka terjadi surplus sebesar ton (10.23% dari total produksi). Oleh karena itu perlu dilakukan langkah antisipasi agar produksi cabai dapat memenuhi kebutuhan konsumsi nasional. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan intensifikasi kegiatan agribisnis cabai. Tantangan yang dihadapi petani dalam rangka mengoptimalkan kegiatan agribisnis cabai adalah kurangnya informasi dan pengetahuan terkait dengan kegiatan agribisnis cabai. Secara umum informasi yang dibutuhkan masyarakat terdiri dari empat bagian yaitu perencanaan usaha tani, pelaksanaan usaha tani, evaluasi usaha tani, dan mengatasi masalah usaha tani (Tamba, 2007). Pertama, informasi perencanaan usaha tani terdiri dari: 1. Peningkatan produksi dan mutu sayuran 2. Ketersediaan sarana produksi 3. Ketersediaan permodalan 4. Teknologi pengolahan hasil pertanian, dan 5. Analisis usaha tani. Kedua, informasi yang terkait dengan pelaksanaan usaha tani adalah 1. Cara pengorganisasian penyediaan sarana produksi 2. Pengorganisasian penyediaan dan penggunaan permodalan 3. Teknologi budidaya/produksi 4. Teknologi panen dan pasca panen, dan 5. Pengawasan produksi Ketiga, informasi yang terkait dengan evaluasi usaha tani meliputi 1. Prosedur kerja usaha tani 2. Cara menilai proses pelaksanaan usaha tani 3. Hambatan-hambatan yang mungkin terjadi selama pelaksanaan usaha tani. Keempat, informasi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah usaha tani yaitu 1. Teknik manajerial usaha tani 2. Rantai pemasaran sayuran 3. Proses produksi, dan 4. Perusahaan mitra 2

20 Untuk menyediakan informasi dan pengetahuan bagi petani dan stake holder yang terlibat dalam bidang pertanian maka perlu dibangun sebuah sistem konsultasi online agribisnis berbasis mobile. Hal ini dikarenakan semua lapisan masyarakat khususnya para pelaku agribisnis dalam hal ini adalah para petani cabai, rata- rata telah memiliki perangkat mobile seperti handphone. Sehingga sistem konsultasi ini dikembangkan untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi dan pengetahuan (knowledge) dalam kegiatan agribisnis dengan harapan dapat menjadi media diseminasi informasi dan pengetahuan agribisnis kapan saja dan dimana saja. Ide dasarnya adalah merancang dan membuat sebuah aplikasi berbasis mobile yang digunakan khusus bagi para petani cabai, dimana mereka nantinya dapat mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan dalam mengelola, memasarkan, dan mengembangkan hasil pertaniannya dimana pun mereka berada tidak terbatas dengan waktu dan tempat, sehingga telepon celuller tersebut dapat dijadikan sebagai alat komunikasi sekaligus sebagai alat konsultasi berbasis pengetahuan. Hal ini di dasarkan untuk menjawab hasil penelitian sebelumnya oleh Mariati Tamba dalam disertasinya mengenai kebutuhan informasi pertanian dan aksesnya bagi petani sayuran. Salah satu kelemahan dalam analisis SWOT mengenai faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap pengembangan agribisnis sayuran dalam penyediaan informasi yang dibutuhkan petani sayuran adalah (Tamba, 2007) 1. Ketersediaan informasi pertanian sesuai kebutuhan petani sayuran masih terbatas 2. Kesadaran petani akan pentingnya informasi masih kurang 3. Kurangnya komitmen pemerintah daerah menyediakan informasi pertanian bagi petani 4. Pengelola sistem informasi pertanian kurang tanggap terhadap informasi yang dibutuhkan petani, dan 5. Kondisi faktor-faktor fisik yang kurang mendukung seperti : luas lahan, modal, sarana dan prasarana, serta sistem pemasaran belum tertata dengan baik. 3

21 B. Ruang Lingkup Pada penelitian ini, ruang lingkup yang membatasinya adalah pengembangan sistem konsultasi berbasis mobile untuk mendukung kegiatan agribisnis meliputi informasi pasar, informasi prakiraan cuaca, dan kebijakankebijakan pemerintah mengenai produksi hasil pertanian yang akan diteliti. Sistem konsultasi yang akan dibangun lebih spesifik pada komoditas cabai (Capsicum annuum. L.), Sehingga informasi yang tersedia dalam sistem ini dapat langsung diterima oleh petani sebagai pelaku bisnis tanpa harus melalui perantara atau pihak lain. Adapun perangkat mobile yang akan digunakan sebagai alat konsultasi tentunya harus memiliki fasilitas akses internet seperti GPRS dan WAP (Wireless Application Protocol) C. Tujuan Tujuan utama penelitian ini adalah merancang sebuah konsep pendistribusian informasi kepada para pelaku usaha tani khususnya petani cabai dalam mengembangkan produksi hasil pertaniannya dengan memanfaatkan fasilitas teknologi informasi, secara lebih spesifik tujuan penelitian ini adalah : 1. Menganalisa dan mendesain sistem konsultasi online agribisnis cabai (Capsicum annum.l.) berbasis mobile 2. Rancang bangun prototype sistem konsultasi online agribisnis cabai berbasis mobile D. Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : 1. Menjadi solusi bagi para pelaku agribisnis, khususnya petani cabai untuk dapat melakukan konsultasi terhadap semua informasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan produksi hasil pertaniannya dengan memanfaatkan fasilitas teknologi informasi seperti handphone, PDA, dan lain sebagainya. 4

22 2. Petani dapat langsung menerima informasi yang diperlukannya melalui perangkat teknologi informasi tanpa harus melalui perantara pihak lain dalam mengembangkan produksi hasil pertaniannya 3. Penyuluh pertanian dapat memanfaatkan sistem untuk kegiatan penyuluhan, sehingga para pelaku agribisnis dapat secara langsung membuktikan melalui perangkat mobile yang mereka miliki 5

23 TINJAUAN PUSTAKA A. Agribisnis Secara umum kegiatan agribisnis dapat digolongkan ke dalam dua kegiatan utama, yaitu kegiatan usaha tani (on farm activities), dan kegiatan luar usaha tani (off farm activities) seperti pengadaan sarana produksi, agribisnis pengolahan, pemasaran, dan jasa-jasa penunjang. Setidaknya terdapat lima sub sistem pada kegiatan agribisnis (Sumardjo, 2004) yaitu Sub sistem faktor input pertanian (input factor sub-system),sub sistem produksi pertanian (production sub-system), Sub sistem pengolahan hasil pertanian (processing sub-system), Sub sistem pemasaran (marketi sub-system), Sub sistem penunjang kelembagaan (supporting institution sub-system). Faktor Input Penunjang Kelembagaan Faktor Input Pertanian Faktor Pemasaran Agribisnis Faktor Produksi Pertanian Faktor Pengolahan hasil Pertanian Gambar 1 Lima Sub Sistem Kegiatan Agribisnis Faktor-faktor yang mendukung dalam kegiatan agribisnis baik pada kegiatan on-farm maupun off-farm diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Faktor ketersediaan sumber informasi (Agricultural Information Source Factor). Ketersediaan informasi menjadi faktor penting dalam kegiatan agribisnis. Jika dikaitkan dengan berbagai sub-sistem kegiatan agribisnis, maka seluruh kegiatan agribisnis membutuhkan faktor informasi dan 6

24 pengetahuan (knowledge) dalam setiap kegiatan. Informasi yang dibutuhkan petani meliputi berbagai kegiatan agribisnis dari Hulu sampai Hilir. Kebutuhan informasi dan pengetahuan itu adalah (Margaret J. et.al, 2007) : a. Teknik pengolahan tanah, teknik pengolahan tanah menjadi penting bagi petani. Pengolahan tanah yang baik menjadi faktor utama suksesnya kegiatan budidaya pertanian b. Benih, informasi mengenai benih meliputi benih apa yang harus digunakan untuk spesifikasi lokasi c. Cuaca dan Iklim, kondisi cuaca dan iklim yang berubah-ubah saat ini menjadikan petani sulit untuk memprediksi cuaca dan iklim pada spesifik lokasi. Petani membutuhkan informasi yang real time terkait dengan cuaca dan iklim untuk merencanakan kegiatan budidaya. d. Nutrisi yang dibutuhkan tanaman, informasi kebutuhan nutrisi tanaman dibutuhkan oleh petani untuk memproyeksikan kebutuhan dari tanaman. Petani saat ini hanya mengira-ngira dosis pupuk yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Hal ini menjadikan kegiatan pertanian tidak presisi dan terasa tidak efektif. Hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diinginkan karena nutrisi yang dibutuhkan tanaman tidak terpenuhi e. Informasi dan pengetahuan terkait past management. Penggunaan pestisida akhir-akhir ini menjadi pilihan utama bagi petani dalam kegiatan pengendalian hama dan penyakit tanaman. Penggunaan yang berlebih akan merusak lingkungan dan akan meninggalkan residu pada tanaman yang ditanam. Hal ini akan membahayakan bagi konsumen akhir produk pertanian. Pengetahuan mengenai pengendalian hama yang ramah lingkungan dan tepat sasaran diperlukan oleh petani agar dapat mengendalikan hama dan penyakit dengan meminimalkan penggunaan pestisida. f. Informasi harga pertanian. Informasi harga pertanian pada berbagai pasar disekitar spesifik lokasi diperlukan oleh petani dalam rangka mendapatkan harga yang baik. Harga pertanian saat ini umumnya 7

25 ditentukan oleh tengkulak. Hal ini menjadikan hasil yang diperoleh kurang optimal. g. Informasi dan pengetahuan mengenai analisis usaha tani. Analisis usaha tani diperlukan untuk menentukan biaya investasi yang dibutuhkan dan strategi penyediaannya. Kegiatan agribisnis merupakan kegiatan yang membutuhkan modal yang besar. Informasi mengenai kebutuhan pendanaan (investasi) dan sumber kredit dengan bunga ringan bagi petani dibutuhkan untuk mengembangkan kegiatan agribisnis agar dapat bersaing. 2. Faktor kesediaan peralatan (Agricultural Equipment Factor) Kesediaan peralatan pendukung kegiatan pertanian sangat dibutuhkan oleh petani agar kegiatan budidaya dapat berjalan dengan baik. Mekanisasi pertanian menjadi kebutuhan utama bagi petani agar kegiatan budidaya dapat berjalan dengan baik. Informasi dan pengetahuan mengenai ketersediaan peralatan pertanian mulai dari alat dan mesin pengolahan lahan, aplikator pestisida, alat dan mesin pemanenan, serta alat dan mesin pada kegiatan pasca panen pertanian. Kebutuhan informasi dan pengetahuan pada berbagai kegiatan agribisnis pertanian tersebut sulit didapatkan oleh petani. Petani umumnya mendapatkan informasi dari mulut ke mulut antar petani yang pernah melakukan budidaya yang sama. Hal ini tentu menjadi tidak efektif, sehingga perlu dibuat sebuah sistem konsultasi agribisnis online berbasis mobile serta bebasis pengetahuan. Penyediaan akses informasi ini dilakukan seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi yang begitu pesat. Salah satu dari berbagai kebutuhan akan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat adalah dapat berkomunikasi dan mendapatkan informasi yang di inginkan dengan adanya pemanfaatan teknologi seperti telepon celuller, dimana pada saat ini penggunaan telepon celuller sudah memasuki semua kalangan masyarakat luas, mulai dari anak-anak, orang dewasa, bahkan para orang tua pun sudah tidak asing lagi dengan adanya penggunaan 8

26 telepon celuller, tentunya dengan fasilitas-fasilitas yang lebih canggih yang tersedia di setiap perangkat telepon celuller seperti halnya fasilitas Internet, GPRS, dan lain sebagainya. B. Tanaman Cabai Tanaman cabai diklasifikasikan kedalam spesies Capsicum anuum. L. Berikut adalah penjelasan taksonomi tanaman cabai secara detail (USDA, 2011) : Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan) Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup) Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua) Ordo : Tubiflorae Famili : Solanaceae Genus : Capsicum Species : Capsicum annuum dan lain-lain Varietas : Capsicum annuum L. var. annuum Cabai (Capsicum annum. L) merupakan komoditas yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Konsumsi cabai rata-rata penduduk Indonesia adalah 5.21 Kg/kapita/tahun. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah sebanyak jiwa, yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1.49 % per tahun (BPS, 2011). Berdasarkan kondisi tersebut dapat diketahui bahwa konsumsi cabai dalam negeri pada tahun 2010 mencapai ton dengan luas panen ha dan produktivitas rata-rata sebesar 5.89 ton/ha (BPS, 2011). C. Terminology Data, Informasi, dan Pengetahuan Pengetahuan (Knowledge) dibangun dari data, data sendiri merupakan fakta hasil observasi atau persepsi. Data belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa, 9

27 ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian, ataupun suatu konsep. Misalkan data jam kerja bagi karyawan perusahaan. Data ini kemudian perlu diproses dan diubah menjadi informasi. informasi sendiri adalah data yang sudah diproses, di kumpulkan, dan memiliki makna dalam suatu konteks tertentu. DATA Proses INFORMATION Informasi yang relevan KNOWLEDGE Data yang dapat digunakan untuk aksi Sumber : Turban, Gambar 2 Hubungan antara Data, Informasi, dan Pengetahuan Pengetahuan sendiri merupakan hasil internalisasi dari informasi ataupun data yang tersimpan yang menjadi dasar untuk melakukan aksi. Skema hubungan antara data, informasi, dan pengetahuan dapat dilihat pada Gambar 2. D. Sistem Informasi Definisi sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan dan bekerja bersama untuk mencapai suatu tujuan dengan cara menerima masukan (input) dan menghasilkan keluaran (output) di dalam suatu proses yang terorganisasi (Satzinger, 2007). Sistem Informasi merupakan suatu kumpulan komponen yang bekerja sama untuk mengatur perolehan, penyimpanan, manipulasi, dan distribusi informasi. Sistem Informasi dapat didefinisikan pula sebagai sebuah sistem terintegrasi, sistem manusia-mesin, untuk menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen, dan fungsi pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur manual, model manajemen, dan pengambilan keputusan serta basis data. Sistem informasi secara umum memiliki tiga fungsi utama yaitu mengambil 10

28 data (capturing/input), mengolah, mentransformasikan, dan mengkonversikan data menjadi informasi, serta mendistribusikan informasi (reporting/disseminating) kepada para pemakai sistem informasi. Database dan sistem informasi mempunyai unsur-unsur yang saling terkait seperti pada Gambar 3. S O F T W A R E BRAINWARE Data Performance Control System Process Data Store NETWARE DATAWARE Info H A R D W A R E Gambar 3 Komponen Sistem Informasi (Mannino, 2001) Berikut adalah tipe-tipe sistem yang digunakan dalam suatu organisasi (Satzinger et al. 2007) : a. Transaction Processing System (TPS) merupakan sistem informasi yang menangkap dan mengumpulkan informasi tentang segala transaksi pada suatu organisasi b. Management Information System (MIS) merupakan sistem informasi yang bertugas mengolah data yang dikumpulkan oleh TPS. Hasil yang diperoleh dari MIS adalah laporan-laporan yang berguna bagi manajemen untuk perencanaan dan kontrol bisnis. c. Decision Support and Knowledge Base System (DSS/KBS) adalah sistem yang digunakan sebagai penunjang pengambilan keputusan. Sistem ini akan membantu user dalam mengambil keputusan yang cermat, namun pengambilan keputusan tetap kepada pengguna sistem. Sistem akan 11

29 membantu dalam membuat pilihan-pilihan keputusan dan akibat-akibat yang akan ditimbulkan dari keputusan yang akan diambil. Sistem ini juga memungkinkan otomatisasi terhadap pengambilan keputusan yang sifatnya rutin. d. Enterprise Application System adalah sistem yang terintegrasi guna melakukan operasi terhadap data yang besar. Umumnya sistem ini merupakan kombinasi dari TPS, MIS, dan DSS/KBS. e. Communication Support System merupakan sistem yang memfasilitasi komunikasi antara pelanggan dan produsen f. Office Support System merupakan sistem yang memungkinkan pekerja pada suatu perusahaan untuk membuat dan membagi dokumen. E. Manajemen Pengetahuan Manajemen pengetahuan (Knowledge Management) atau KM adalah konsep yang telah muncul dalam beberapa tahun terakhir. KM merupakan suatu disiplin yang mempromosikan pendekatan integrasi untuk mengidentifikasi, menangkap, dan mengevaluasi pengambilan dan penggunaan bersama (sharing) seluruh asset informasi dari suatu organisasi. Asset tersebut mencakup database, dokumen, kebijakan, prosedur, dan keahlian yang telah diperoleh dari pengalaman individu yang telah bekerja (T.Kanti Srikantatiah & Michael E.D. Koenis). 1. Sumber Pengetahuan Terdapat dua jenis sumber pengetahuan yang dapat digunakan suatu organisasi untuk melakukan kegiatannya yaitu : a. Tacit Knowledge adalah pengetahuan yang sifatnya belum terdokumentasi karena pengetahuan ini masih ada pada keahlian atau pengalaman seseorang. Pada umumnya, Tacit Knowledge masih berhubungan dengan hal hal yang bersifat praktek, dimana transfer knowledge tersebut masih dilakukan dengan cara sosialization (orang ke orang). Tacit Knowledge dapat didokumentasikan, tetapi membutuhkan penjelasan rinci agar tidak terjadi kesalahpahaman kepada orang yang membaca dokumentasi dari tacit knowledge 12

30 tersebut. Jadi adakalanya Tacit Knowledge tidak dapat digantikan dengan dokumentasi atau teknologi. Yang menjadi tacit knowledge dalam penelitian ini adalah pakar, policy maker, produsen, lembaga penelitian, dan perguruan tinggi b. Explicit Knowledge: pengetahuan yang formal, sistematis dan mudah untuk ditransfer atau dibagikan ke orang lain dalam bentuk dokumentasi. Pada umumnya, Explicit Knowledge merupakan pengetahuan yang bersifat teori dimana memudahkan para ahli untuk membagi pengetahuannya kepada orang lain melalui buku, artikel dan jurnal tanpa harus datang langsung untuk mengajari orang tersebut. Asalkan para ahli dapat dengan jelas dalam mendokumentasikan pengetahuannya, maka kemungkinan untuk terjadi kesalapahaman dalam transfer knowledge akan kecil sekali. Yang menjadi explicit knowledge dalam penelitian ini adalah buku, jurnal, bulletin, proceeding, dan sistem informasi online. 2. Strategi Transformasi Pengetahuan Akhir-akhir ini asset terpenting dari suatu industri adalah knowledge. Menurut Nonaka dan Takeuci (1995) keberhasilan perusahaan di Jepang ditentukan oleh keterampilan dan kepakaran mereka dalam penciptaan pengetahuan dalam organisasinya (organizational knowledge creation). Penciptaan knowledge tercapai melalui pemahaman atau pengakuan terhadap hubungan synergistic dari tacit dan explicit knowledge dalam organisasi, serta melalui desain dari proses sosial yang menciptakan knowledge baru dengan mengalihkan tacit knowledge ke explicit knowledge. Knowledge adalah pengetahuan, pengalaman, informasi factual, dan pendapat para pakar yang digunakan untuk aksi. Organisasi perlu terampil dalam mengalihkan tasit ke eksplisit dan kemudian ke tasit kembali yang dapat mendorong inovasi dan pengembangan produk baru. Menurut Nonaka dan Takeuchi (1995) perusahaan Jepang mempunyai daya saing karena memahami knowledge merupakan sumber daya. 13

31 Gambar 4 Strategi Transformasi Pengetahuan Pendekatan dan strategi pengalihan pengetahuan tentu perlu dilakukan organisasi agar dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Perlu langkah-langkah strategis untuk mentransformasikan dan mengubah berbagai bentuk pengetahuan yang ada. Gambar 4 menggambarkan secara skematis teknik konversi (pengalihan) knowledge. Proses pengalihan pengetahuan dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan dan strategi yang meliputi : a. Tacit menjadi Tacit (Socialization) Teknik yang dapat dilakukan oleh perusahaan atau organisasi adalah dengan melakukan diskusi informal seperti brainstorming secara periodik untuk mendiskusikan tentang produksi, pemasaran, pengiriman, dan keuangan. Hasil dari diskusi ini masing-masing karyawan dalam satu perusahaan akan memiliki knowledge yang lebih banyak. Strategi bagi perusahaan yang memiliki banyak kantor cabang maka dapat dilakukan melalui teleconference antar cabang untuk membahas topik tertentu. b. Tacit menjadi Explicit (Externalization) Transformasi knowledge dari tacit menjadi explicit dapat dilakukan dengan merekam atau mencatat hasil diskusi. Membuat elektronik blackboard sehingga pakar dibidangnya (produksi, pemasaran, pengiriman, dan keuangan ) dapat memposting knowledge tacit yang dimilikinya ke elektronik blackboard 14

32 c. Explicit menjadi Explicit (Combination) Mentransfer laporan atau dokumen yang berbasis kertas dapat digitalisasi misalnya dalam bentuk format PDF atau file DOC dan lain-lain. File-file yang berisikan pengetahuan eksplisit dikumpulkan dalam satu server sehingga mempermudah manajemen pengetahuan dan dapat berbentuk website d. Explicit menjadi Tacit (Internalization) Menyediakan sistem yang mendokumentasikan semua keluhan konsumen kemudian membuat jawaban terhadap keluhan konsumen, sehingga operator bisa memberikan tanggapan terhadap keluhan konsumen pada masa lalu. Menyediakan ruang baca yang berisikan dokumen dan report dimana pegawai dapat menyerap knowledge dan diolah berdasarkan situasi dan kondisi. F. Kebutuhan Informasi Agribisnis Tantangan yang dibutuhkan petani adalah informasi mengenai berbagai informasi yang terkait dalam kegiatan agribisnis. Aspek-aspek informasi yang dibutuhkan pada kegiatan usaha tani (merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengatasi masalah usaha tani). Secara umum informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat terdiri dari empat bagian yaitu perencanaan usaha tani, pelaksanaan usaha tani, evaluasi usaha tani, dan mengatasi masalah usaha tani (Tamba, 2007). Kebutuhan informasi dari keempat bagian tersebut adalah sebagai berikut: Pertama, informasi perencanaan usaha tani terdiri dari: 1. Peningkatan produksi dan mutu sayuran 2. Ketersediaan sarana produksi 3. Ketersediaan permodalan 4. Teknologi pengolahan hasil pertanian, dan 5. Analisis usaha tani. Kedua, informasi yang terkait dengan pelaksanaan usaha tani adalah 1. Cara pengorganisasian penyediaan sarana produksi 15

33 2. Pengorganisasian penyediaan dan penggunaan permodalan 3. Teknologi budidaya/produksi 4. Teknologi panen dan pasca panen, dan 5. Pengawasan produksi Ketiga, informasi yang terkait dengan evaluasi usaha tani meliputi 1. Prosedur kerja usaha tani 2. Cara menilai proses pelaksanaan usaha tani 3. Hambatan-hambatan yang mungkin terjadi selama pelaksanaan usaha tani. Keempat, informasi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah usaha tani yaitu 1. Teknik manajerial usaha tani 2. Rantai pemasaran sayuran 3. Proses produksi, dan Perusahaan mitra G. System Development Life Cycle Sebelum membangun sistem informasi, kita harus mengetahui metodologi pengembangan yang tepat bagi sistem. Pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan pengembangan sistem informasi adalah pendekatan System Development Life Cycle (SDLC) prediktif, pendekatan adaptif dan Unified Process (UP). Selain itu berkembang paradigma baru dalam pengembangan sistem informasi yaitu Agile Methodology yang terdiri dari Extreme Pragramming (XP) dan Scrum (Satzinger, et, al, 2007). Berikut adalah penjelasan singkat dari metode-metode tersebut : 1. Pendekatan Prediktif (Tradisional) Pendekatan prediktif adalah sebuah SDLC dengan pendekatan yang mengasumsikan bahwa pembangun proyek dapat merencanakan, mengorganisasikan dan membangun sistem informasi baru sesuai dengan perencanaan. SDLC prediktif sangat baik digunakan dalam membangun sistem yang sudah dapat diprediksi dan dapat didefinisikan dengan baik. Terdapat lima tahapan yang sama dengan tahapan umum pemecahan masalah yang ada pada pendekatan prediktif. Setiap proses dilaksanakan 16

34 secara sekuensial yang merupakan ciri utama pendekatan sistem prediktif. Berikut adalah tujuan dari masing-masing tahapan : a. Project Planning, tujuannya adalah untuk mengidentifikasi skup dari sistem baru, menjamin proyek agar visible, dan membuat jadwal perencanaan sumber daya, dan anggaran yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek. b. Analysis, bertujuan untuk memahami dan mendokumentasikan detail dari kebutuhan bisnis dan kebutuhan proses dari sistem baru c. Design, bertujuan untuk mendesain solusi sistem berbasis pada kebutuhan yang didefinisikan dan pembuatan keputusan terhadap hasil analisis d. Implementation, bertujuan membangun, menguji, dan menginstall sebuah sistem informasi yang dapat dipercaya. Sistem sudah siap ditrainingkan terhadap pengguna untuk mendapatkan keuntungan yang diharapkan bagi pengguna sistem e. Support, bertujuan untuk menjaga agar sistem tetap berjalan dengan produktif dan sistem dapat memiliki daya tahan selama bertahuntahun. jika dipandang dari resiko teknis dalam pengembangan sistem dengan pendekatan prediktif maka resikonya tidak besar, hal ini karena pada tahap perencanaan seorang analis dapat melakukan perencanaan dengan presisi. Salah satu pendekatan SDLC yang digunakan dalam pendekatan prediktif ini adalah waterfall seperti terlihat pada Gambar 5. Ciri khusus dari pendekatan ini adalah suatu proses harus sudah selesai dilaksanakan sebelum melaksanakan proses selanjutnya (sekuensial) 17

35 Gambar 5 Metode Waterfall (Satzinger. et.al,2007) 2. Pendekatan Adaptif Pendekatan adaptif adalah SDLC dengan pendekatan yang lebih fleksibel, diasumsikan bahwa proyek tidak dapat direncanakan secara lengkap diawal pelaksanaan proyek. Pemecahan masalah didasarkan pada progress proyek yang telah dihasilkan. Developer dapat memberikan solusi terhadap suatu masalah cenderung fleksibel dan adaptif terhadap hasil yang didapatkan, sehingga pada setiap tahapan dapat dilakukan penyesuaian. Artinya, seorang analis tidak dapat membuat perencanaan di awal proyek secara tepat dikarenakan sistem yang akan dibangun bersifat adaptif. Lebih jauh pendekatan ini dikenal dengan spiral model. Model spiral memiliki banyak elemen adaptif dalam pengembangan sistem. Daur hidup direpresentasikan dalam bentuk spiral, dimulai dari tengah keluar, iterasi, dan iterasi lagi, sampai proyek selesai. Proyek ini sangat berbeda dengan pendekatan waterfall yang statik. Pendekatan spiral dapat di implementasikan dengan berbagai cara. Gambar 6 memperlihatkan model pendekatan spiral. 18

36 Gambar 6 Model Pendekatan Spiral (Satzinger et al. 2007) Pada pengembangan dengan pendekatan spiral, setelah planning awal selesai, pekerjaan dimulai dengan membuat prototype. Sebuah prototype adalah model sebagai persiapan pekerjaan suatu sistem yang lebih besar. Dalam setiap prototype, proses pengembangannya terdiri dari sebuah garis edar sekuensial analisis, design, konstruksi, pengujian, integrasi dengan prototype sebelumnya, dan daurnya berulang lagi. Ketika perencanaan pada prototype selanjutnya telah selesai maka iterasi aktivitas dimulai lagi sampai didapatkan sistem yang diinginkan. 3. Unified Process Ciri utama (fitur) UP didefinisikan dalam empat fase iterasi yaitu inception, elaboration, construction, dan transition. UP sendiri adalah sebuah metodologi dalam pengembangan sistem dengan pendekatan Object Oriented yang ditawarkan oleh IBM (Satzinger et al 2007). Unifield Modelling Language (UML) sering digunakan dalam permodelan pada metode ini. UML adalah model notasi standar untuk pendekatan 19

37 Object Oriented (OO), UP adalah pengembangan sistem OO yang tidak standar dan merupakan salah satu penggunaan SDLC yang berada diantara prediktif dan adaptif (Satzinger et al 2007). 4. Metode Agile Metodologi pengembangan agile adalah proses yang digunakan untuk meminimalkan jeda waktu antara analisis kebutuhan sistem dengan pekerjaan desain dan implementasi (coding). Metode ini dipopulerkan oleh Scott Ambler. Pengguna mendefinisikan kebutuhan dari sistem yang akan dibangun dalam bentuk narasi. Setelah dilakukan satu iterasi maka dilakukan pengujian terhadap sistem yang dibangun (Caserio, 2011). Metode Agile umumnya dilaksanakan dalam potongan-potongan kecil. Satu iterasi setidaknya mengandung satu aspek fungsional yang signifikan dari aplikasi. Hal ini dilakukan agar team dapat berkonsentrasi untuk mengerjakan pembangunan sistem secara optimal dan cepat. Berikut adalah model praktek dari Agile : a. Iterative b. Teamwork c. Simplicity d. Validation 5. Extreme Programming Extreme Programming (XP) merupakan salah satu metode adaptif yang merupakan metode Agile yang diperkenalkan pada pertengahan 1990an. Terdapat empat nilai utama pada XP yang mendasar pada setiap tahapan proses pengembangan sistem informasi yaitu (Satzinger, et.al,2007) ; a. Komunikasi XP memfokuskan pada hubungan komunikasi yang baik antar anggota tim. Para anggota tim harus membangun saling pengertian, mereka juga wajib saling berbagi pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan perangkat lunak. Ego dari para programmer 20

38 yang biasanya cukup tinggi harus ditekan dan mereka harus membuka diri untuk bekerjasama dengan programmer lain dalam menuliskan kode program. b. Courage Para anggota tim dan penanggungjawab pengembangan perangkat lunak harus selalu memiliki keyakinan dan integritas dalam melakukan tugasnya. Integritas ini harus selalu dijaga bahkan dalam kondisi adanya tekanan dari situasi sekitar ( misalnya oleh klien atau pemilik perusahaan), untuk dapat melakukan sesuatu dengan penuh integritas para anggota tim harus terlebih dahulu memiliki rasa saling percaya. Rasa saling percaya inilah yang coba dibangun dan ditanamkan oleh XP pada berbagai aspeknya. c. Simplicity Lakukan semua dengan sederhana. Hal tersebut adalah salah satu nilai dasar dari XP. Gunakan method yang pendek dan simple, jangan terlalu rumit dalam membuat desain, hilangkan fitur yang tidak ada gunanya, dan berbagai proses penyederhanaan lain akan selalu menjadi nilai utama dari setiap aspek XP. d. Umpan balik (feedback) Berikan selalu feedback kepada sesama anggota tim maupun pihak-pihak lain yang terlibat dalam pengembangan perangkat lunak. Utarakan selalu pikiran anda dan diskusikan kesalahan-kesalahan yang muncul selama proses pengembangan. Dengarkan selalu pendapat rekan yang lain, dengan adanya feedback inilah seringkali kita menyadari bagian mana yang salah atau bisa ditingkatkan lagi dari perangkat lunak yang dikembangkan. 6. Tahapan SDLC Extreme Programming Terdapat lima tahapan utama dalam pengembangan sistem informasi dengan menggunakan Extreme programming (XP) yaitu (Abrahamson, 2002) : Eksplorasi, planning, iterasi pengembangan sistem (analisisi,desain, testing), produksi, maintenance, dan mengakhiri proyek 21

39 dengan mengeluarkan final release. Akhir disetiap fase yang dikembangkan merupakan milestone atas fase tersebut sebelum bergerak ke fase berikutnya. Adapun tahapan-tahapan pengembangan sistem dengan menggunakan XP dapat dilihat pada Gambar 7 : Gambar 7 Tahapan Extreme Programming(Abrahamsson, 2002) Secara rinci tahapan-tahapan XP adalah sebagai berikut : a. Tahapan Ekplorasi Pada tahap ini calon pengguna sistem menuliskan kebutuhankebutuhan informasi yang akan dicover didalam sistem untuk release pertama. Masing-masing cerita yang dituliskan oleh pengguna kemudian dibuat menjadi sebuah modul program. Di lain sisi, tim yang lain mengidentifikasi teknologi dalam pelaksanaan proyek. Tahap ini dapat dilaksanakan dalam beberapa minggu, tergantung pada kerumitan sistem yang akan dibangun. Hasil yang diinginkan pada tahap ini adalah berupa : 1. Dokumentasi atas Visi dan ruang lingkup pekerjaan 2. Dokumentasi penaksiran resiko 3. Dokumentasi struktur proyek yang akan dikembangkan 4. Dokumentasi teknologi yang akan digunakan 22

40 b. Tahapan Planning Pada fase planning, yang berorientasi kepada analisa dan desain sistem, yang didalamnya berisikan kebutuhan akan analisa atas kebutuhan bisnis, kebutuhan pengguna, kebutuhan operasi, dan kebutuhan sistem. Setelah tahapan atas, tahapan ini dilalui, tim pengembang akan menghasilkan : 1. Spesifikasi fungsional atas suatu sistem 2. Perencanaan jadwal pelaksanaan proyek c. Iterasi Peluncuran Perangkat Lunak Pada tahapan ini terdiri dari beberapa iterasi peluncuran dari perangkat lunak yang akan dikembangkan. Perangkat lunak dikeluarkan mulai dari rilis pertama hingga sistem dapat diterima dan dapat di implementasikan secara penuh. Tahapan-tahapan dalam iterasi ini terdiri dari : 1. Tahap analisis Tahap ini merupakan tahap penting sebelum program atau sistem ditulis atau dibangun. Tahap analisis meliputi beberapa aspek dalam sistem, seperti lingkungan organisasi, analisis sistem untuk memenuhi kebutuhan waktu sekarang, analisis system requirement (input, output, process, storage, and control). 2. Tahap desain Tahap desain juga melibatkan rancangan interface dan prosedur yang mendukung fungsional sistem. Pada tahap ini dilakukan koreksi pada sistem informasi, sehingga kesalahan pada sistem bisa diperbaiki sedini mungkin. Aktivitas desain sistem meliputi (1) desain interface. Desain interface berfokus pada interaksi sistem dengan pengguna, input dan output yang interaktif serta efesien bagi penggunanya. Konversi informasi dan data menjadi bahasa yang bisa dibaca mesin dan manusia, kualitas proses konversi informasi dan data ditentukan pada desain interface sistem. (2). Desain fisik. Desain fisik sistem adalah desain database dan file berfokus pada struktur dan data yang digunakan sistem 23

41 secara rincian. Data yang diusulkan pengguna akan disusun berdasarkan atributnya dan relasi yang dibutuhkan. (3). Desain logika. Desain logika adalah desain sistem bagaimana mengembangkan secara umum input, proses pengolahan informasi, output, penyimpanan database, aktivitas kontrol sesuai dengan yang direncanakan pada tahap analisis. d. Tahap pengujian (testing) Pada tahap ini sistem yang akan diluncurkan di uji terlebih dahulu. Pengujian dilakukan terhadap fungsional sistem dan terkait dengan hal-hal teknis sistem. Pada setiap iterasi pekerjaan diluncurkan untuk kemudian di evaluasi kembali untuk kemudian dilakukan perbaikan oleh tim. e. Peluncuran Rilis Akhir Perangkat Lunak Tahapan ini merupakan sesi akhir dalam pengembangan sistem dengan menggunakan XP. Sistem yang telah di uji kemudian di implementasikan sesuai dengan kebutuhan client. Perangkat lunak yang diaplikasikan merupakan rilis akhir, hasil dari iterasi dan perbaikan dari versi-versi sebelumnya H. Wireless Application Protocol (WAP) WAP kependekan dari Wireless Application Protocol yang merupakan sebuah protokol aplikasi komunikasi serta terminal wireless yaitu mobile device, PDA, dan lain-lain. Dan digunakan sebagai media untuk mengakses sebuah informasi dan sebagai biro jasa. Dengan kata lain WAP adalah standarisasi yang digunakan pada jaringan tanpa kabel (nirkabel) yang di dasarkan pada Internet Standar (HTML, XML, TCP/IP) dan terdiri dari bahasa pemrograman WML, WMLScript, dan sebuah telepon tanpa sebuah alat penghubung (nirkabel). WAP juga merupakan suatu standar protocol yang dibuat untuk mengatasi keterbatasan dari wireless device seperti telepon selular dan PDA. Keterbatasan itu antara lain : A. Bandwith yang rendah 24

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan informasi sangat penting pada era informasi sekarang ini. Informasi sama pentingnya dengan faktor produksi utama seperti tanah, tenaga kerja, dan modal. Informasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran METODE PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Konsumsi cabai rata-rata penduduk Indonesia adalah 5.21 Kg/kapita/tahun. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah sebanyak 237.641.326 jiwa, yang terdiri

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 29 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Konsumsi cabai rata-rata penduduk Indonesia adalah 5,21 kg/kapita/tahun. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah sebanyak 237.641.326 jiwa, yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Agribisnis. Gambar 1 Lima Sub Sistem Kegiatan Agribisnis

TINJAUAN PUSTAKA. Agribisnis. Gambar 1 Lima Sub Sistem Kegiatan Agribisnis TINJAUAN PUSTAKA A. Agribisnis Secara umum kegiatan agribisnis dapat digolongkan ke dalam dua kegiatan utama, yaitu kegiatan usaha tani (on farm activities), dan kegiatan luar usaha tani (off farm activities)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (5) Sub Sistem Faktor Kelembagaan Penunjang. (1) Sub Sistem Faktor Input Pertanian. (2) Sub Sistem Produksi Pertanian

TINJAUAN PUSTAKA. (5) Sub Sistem Faktor Kelembagaan Penunjang. (1) Sub Sistem Faktor Input Pertanian. (2) Sub Sistem Produksi Pertanian 5 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agribisnis Secara umum kegiatan agribisnis dapat digolongkan ke dalam dua kegiatan utama yaitu kegiatan usaha tani (on farm activities), sedangkan pengadaan sarana produksi, agroindustri

Lebih terperinci

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak by webmaster - Tuesday, January 05, 2016 http://anisam.student.akademitelkom.ac.id/?p=123 Menurut IEEE, Pengembangan software (software engineering ) adalah :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi merupakan sistem yang sangat penting di era globalisasi saat ini. Seiring perkembangan sistem informasi saat ini tak lepas dari peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kartu kredit merupakan alat pembayaran pengganti uang tunai yang dapat digunakan oleh konsumen untuk ditukarkan dengan barang dan jasa yang diinginkannya di

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PELAYANAN HAJI DAN UMROH BERBASIS WEB PADA PT. BUSINDO AYANA

SISTEM INFORMASI PELAYANAN HAJI DAN UMROH BERBASIS WEB PADA PT. BUSINDO AYANA SISTEM INFORMASI PELAYANAN HAJI DAN UMROH BERBASIS WEB PADA PT. BUSINDO AYANA SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Pada Departemen Ilmu Komputer / Informatika

Lebih terperinci

OTOMATISASI SISTEM MANAJEMEN DAN INVENTORY VOUCHER ELEKTRONIK MKIOS CV. AKAR DAYA MANDIRI. Irvan Ramdhani Pembimbing : Andri Heryandi, S.

OTOMATISASI SISTEM MANAJEMEN DAN INVENTORY VOUCHER ELEKTRONIK MKIOS CV. AKAR DAYA MANDIRI. Irvan Ramdhani Pembimbing : Andri Heryandi, S. OTOMATISASI SISTEM MANAJEMEN DAN INVENTORY VOUCHER ELEKTRONIK MKIOS CV. AKAR DAYA MANDIRI Irvan Ramdhani 10104359 Pembimbing : Andri Heryandi, S.T 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses KRS adalah istilah yang diperuntukkan bagi proses registrasi mata

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses KRS adalah istilah yang diperuntukkan bagi proses registrasi mata 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses KRS adalah istilah yang diperuntukkan bagi proses registrasi mata kuliah yang harus dilakukan oleh mahasiswa. Dalam proses KRS ini mahasiswa harus memilih

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan Sistem Informasi Pengembangan Sistem Informasi Tujuan Menjelaskan definisi pengembangan sistem dan fase dan kegiatan pada system development lifecycle (SDLC) Menjelaskan perbedaan antara model, teknik, dan metodologi pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang jalannya operasi-operasi demi tercapainya tujuan yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. menunjang jalannya operasi-operasi demi tercapainya tujuan yang diinginkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya usaha-usaha perdagangan yang sangat pesat pada saat ini menjadikan informasi sebagai hal yang sangat penting peranannya dalam menunjang jalannya operasi-operasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ADMISI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SAM RATULANGI

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ADMISI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SAM RATULANGI E-journal Teknik Informatika, Volume 4, No. 2 (2014), ISSN : 2301-8364 1 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ADMISI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SAM RATULANGI Shalahudin A.P. Djafar 1), Stanley D.S. Karouw

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam pembuatan tugas akhir Sistem Informasi Administrasi Salon SN berbasis desktop ini dilakukan beberapa tinjauan sumber pustaka, dan berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakses oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Teknologi internet

BAB I PENDAHULUAN. diakses oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Teknologi internet BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya usaha-usaha perdagangan yang sangat pesat pada saat ini menjadikan informasi sebagai hal yang sangat penting peranannya dalam menunjang jalannya operasi-operasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat, salah satunya adalah teknologi komputer. Komputer merupakan alat bantu

BAB I PENDAHULUAN. pesat, salah satunya adalah teknologi komputer. Komputer merupakan alat bantu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat, salah satunya adalah teknologi komputer. Komputer merupakan alat bantu yang sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya usaha-usaha perdagangan yang sangat pesat pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya usaha-usaha perdagangan yang sangat pesat pada saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya usaha-usaha perdagangan yang sangat pesat pada saat ini menjadikan informasi sebagai hal yang sangat penting peranannya dalam menunjang jalannya operasi-operasi

Lebih terperinci

PROSES DESAIN. 1. Metodologi Pengembangan Sistem

PROSES DESAIN. 1. Metodologi Pengembangan Sistem PROSES DESAIN 1. Metodologi Pengembangan Sistem SDLC (Systems Development Life Cycle) dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi

Pertemuan 3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi Pertemuan 3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi Tujuan : 1. Memahami metodologi pengembangan sistem (System Development) yang sesuai untuk sebuah proyek. 2. Memahami tugas-tugas yang perlu dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Sistem Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah sekumpulan

Lebih terperinci

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution Oleh : Shelly Atriani Iskandar P056121981.50 KELAS R50 PROGRAM PASCA SARJANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Telepon Selular dan Internet adalah dua fenomena yang paling menarik menjelang akhir abad lalu. Fenomena yang dimulai pada tahun 1990-an itu banyak merevolusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memperkenalkan identitas suatu bangsa. Provinsi Jawa Barat adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. dalam memperkenalkan identitas suatu bangsa. Provinsi Jawa Barat adalah salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seni dan kebudayaan adalah suatu media yang memiliki peran cukup besar dalam memperkenalkan identitas suatu bangsa. Provinsi Jawa Barat adalah salah satu wilayah yang

Lebih terperinci

Systems Development Life Cycle (SDLC)

Systems Development Life Cycle (SDLC) Systems Development Life Cycle (SDLC) OPINI 28 September 2010 14:04 Dibaca: 3263 Komentar: 2 0 SDLC (Systems Development Life Cycle) dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak adalah proses pembuatan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI BURSA KERJA PADA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI BERBASIS WIRELESS APPLICATION PROTOCOL (WAP) (DI DISNAKER PROVINSI LAMPUNG)

SISTEM INFORMASI BURSA KERJA PADA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI BERBASIS WIRELESS APPLICATION PROTOCOL (WAP) (DI DISNAKER PROVINSI LAMPUNG) 1 SISTEM INFORMASI BURSA KERJA PADA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI BERBASIS WIRELESS APPLICATION PROTOCOL (WAP) (DI DISNAKER PROVINSI LAMPUNG) Yohanes Yoga Pria Perdana Jurusan Sistem Informasi, Sekolah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat telah menjangkau aktivitas manusia baik secara individual maupun organisasional. Teknologi informasi telah bertransformasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perkembangan teknologi sistem informasi mengalami perkembangan pesat. Perusahaan yang memanfaatkan sistem informasi berjuang untuk mendapatkan perhatian konsumen tersebut

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. 1

BAB I Pendahuluan. 1 BAB I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Perkembangan yang pesat bukan hanya pada teknologi perangkat keras maupun perangkat lunak saja, tetapi juga pada metode komputasi yang ikut berkembang. Salah satunya

Lebih terperinci

Teknik Informatika S1

Teknik Informatika S1 Software Process(2) Teknik Informatika S1 Rekayasa Perangkat Lunak 1. Linear Sequential Model 1. Waterfall Model 2. V Model 3. RAD Model 2. Prototyping Model 3. Evolutionary Model 1. Incremental Model

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih cepat dan murah tentunya menuntut para pemberi informasi untuk memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih cepat dan murah tentunya menuntut para pemberi informasi untuk memiliki BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin hari semakin pesat berdampak pada perilaku informasi kebanyakan orang, kebutuhan informasi yang lebih cepat dan murah

Lebih terperinci

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh Review Rekayasa Perangkat Lunak Nisa ul Hafidhoh nisa@dsn.dinus.ac.id Software Process Sekumpulan aktivitas, aksi dan tugas yang dilakukan untuk mengembangkan PL Aktivitas untuk mencapai tujuan umum (komunikasi

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan Sistem Informasi Pengembangan Sistem Informasi Tujuan Menjelaskan definisi pengembangan sistem dan fase dan kegiatan pada system development lifecycle (SDLC) Menjelaskan perbedaan antara model, teknik, dan metodologi pengembangan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN KLAIM BERBASIS WEB DAN APLIKASI BLACKBERRY PADA PT. HOPPECKE INDONESIA SKRIPSI. Oleh

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN KLAIM BERBASIS WEB DAN APLIKASI BLACKBERRY PADA PT. HOPPECKE INDONESIA SKRIPSI. Oleh ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN KLAIM BERBASIS WEB DAN APLIKASI BLACKBERRY PADA PT. HOPPECKE INDONESIA SKRIPSI Oleh ANDY WIJAYA (1100010652) CHRISTABEL NATHANIA FIRMANA (1100010955) ASTARI JUSMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan (atau mendukung) saluran pengiriman tradisional. (Rangga, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. dengan (atau mendukung) saluran pengiriman tradisional. (Rangga, 2010) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan elektronik adalah pertukaran (pengiriman atau transaksi) elektronik tentang informasi, barang, jasa dan pembayaran atas jaringan telekomunikasi.

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA METODOLOGI PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK Donni Prabowo @donnipra donnipra.com ANSI Pertemuan 5 Presentasi oleh Reviewer WATERFALL WATERFALL : Summary Classic Life Cycle atau model

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, masyarakat tumbuh dan berkembang di era dimana masyarakat tidak pernah terlepas dari informasi serta memiliki ketergantungan akan teknologi.

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI MOBILE BERBASIS WAP PADA STMIK JIBES

ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI MOBILE BERBASIS WAP PADA STMIK JIBES ANALISA DAN PERANCANGAN APLIKASI MOBILE BERBASIS WAP PADA STMIK JIBES SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Informatika Jurusan Teknik Informatika Oleh : HANDRATA NIM

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah d ComPutarE Volume 2 Juni 2012

Jurnal Ilmiah d ComPutarE Volume 2 Juni 2012 PERANCANGAN APLIKASI PENGISIAN KARTU RENCANA STUDY PADA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO BERBASIS WEB Khairul 1, Darna Basmin 2 Universitas Cokrominoto Palopo 1,2 email:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam membangun sebuah system informasi diperlukan suatu pemahaman mengenai system itu sendiri sehingga tujuan dari pembangunan system informasi dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimasa sekarang Teknologi Informasi (TI) sangatlah berkembang dan menjadi peranan penting bagi seluruh lapisan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dikarenakan semua

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi hal-hal terkait dengan

BAB III LANDASAN TEORI. bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi hal-hal terkait dengan BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis, bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi hal-hal terkait dengan permasalahan yang ada dan landasan

Lebih terperinci

SIKLUS REKAYASA PERANGKAT LUNAK (SDLC)

SIKLUS REKAYASA PERANGKAT LUNAK (SDLC) SIKLUS REKAYASA PERANGKAT LUNAK (SDLC) 1. Pengertian DLC atau Software Development Life Cycle adalah proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan dan memanipulasi data dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal proses pengolahan data, baik itu data siswa, guru, administrasi sekolah maupun data

BAB I PENDAHULUAN. hal proses pengolahan data, baik itu data siswa, guru, administrasi sekolah maupun data BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, teknologi informasi sangat banyak membantu seperti dalam hal proses pengolahan data, baik itu data siswa, guru, administrasi sekolah maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di abad ke-21 ini, banyak sekali bidang-bidang yang mengalami kemajuan. Salah satunya adalah bidang teknologi. Hal ini bisa dibuktikan dengan beberapa kemajuan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas merupakan intuisi akademis yang memiliki karakteristik yang sama dengan organisasi pembelajaran. Dimana dalam organisasi ini banyak subsub kegiatan yang

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom REKAYASA PERANGKAT LUNAK Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom ramadhan_rs@dsn.dinus.ac.id 085640989018 RENCANA KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER W Pokok Bahasan 1 Pengenalan Teknologi Informasi 2 Konsep Sistem Komputer

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut McLeod dalam buku Al-Bahra (2005:3) Sistem adalah. Menurut Lucas dalam buku Al-Bahra (2005:3) Sistem sebagai suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut McLeod dalam buku Al-Bahra (2005:3) Sistem adalah. Menurut Lucas dalam buku Al-Bahra (2005:3) Sistem sebagai suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Terdapat beberapa pengertian sistem menurut beberapa ahli yang diantaranya sebagai berikut: Menurut McLeod dalam buku Al-Bahra (2005:3) Sistem adalah sekelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri dari zaman ke zaman semakin maju seiring dengan perkembangan teknologi informasi saat ini. Segala upaya dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Strata-1 Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI PENGATURAN DOKUMEN BERBASIS WEB PADA PT.

Lebih terperinci

PEMBUATAN DAN PERANCANGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI WAP PERANGKAT LUNAK APLIKASI PEMESANAN (Studi Kasus di PT.TONDIRAYA SENTOSA)

PEMBUATAN DAN PERANCANGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI WAP PERANGKAT LUNAK APLIKASI PEMESANAN (Studi Kasus di PT.TONDIRAYA SENTOSA) PEMBUATAN DAN PERANCANGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI WAP PERANGKAT LUNAK APLIKASI PEMESANAN (Studi Kasus di PT.TONDIRAYA SENTOSA) SKRIPSI OLEH : DWI YONO KUNCORO YAKTI NPM : 0334010265 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK

REKAYASA PERANGKAT LUNAK REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( 2 nd week) Siklus Hidup Perangkat Lunak (SWDLC) RAHMAD HIDAYAH /41813120037 FASILKOM / SISTEM INFORMASI DOSEN : WAHYU HARI HAJI, S.Kom, MM Siklus Hidup Perangkat Lunak (Software

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENJADWALAN MEETING MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BERBASIS WEB

SISTEM INFORMASI PENJADWALAN MEETING MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BERBASIS WEB SISTEM INFORMASI PENJADWALAN MEETING MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BERBASIS WEB TUGAS AKHIR Disusun Oleh : DHIKA SETYA NUGRAHA NPM : 0634 010 070 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada tahap ini berisi pengertian dan penjelasan teori-teori yang digunakan penulis untuk pembangunan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. Pada tahap ini berisi pengertian dan penjelasan teori-teori yang digunakan penulis untuk pembangunan sistem. BAB II LANDASAN TEORI Pada tahap ini berisi pengertian dan penjelasan teori-teori yang digunakan penulis untuk pembangunan sistem. 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dan perkembangan industri teknologi informasi dewasa ini telah meningkatkan tekanan terhadap perusahaan dan bisnis yang dijalankan untuk tetap dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang dalam memilih topik pembahasan, ruang lingkup dalam pembahasan, manfaat dan tujuan yang didapatkan metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut.

BAB II LANDASAN TEORI. beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem memiliki beberapa definisi yang berbeda-beda menurut pendapat beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut. 1. Menurut Jogiyanto (1999:1), sistem adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini, khususnya di Indonesia perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi dan komputer di era globalisasi semakin pesat, sesuai kebutuhan seiring dengan

Lebih terperinci

SOFTWARE PROCESS MODEL

SOFTWARE PROCESS MODEL Bahan Ajar Rekaya Perangkat Lunak SOFTWARE PROCESS MODEL Linear SequentialModel/ Waterfall Model Model ini adalah model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software. Berikut ini

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum. Koperasi Citra Telekomunikasi Institut Teknologi (IT) Telkom Bandung merupakan sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu teknologi dan informasi pada era globalisasi ini, membuat persaingan bisnis semakin kompetitif terutama perusahaan yang bergerak pada sektor

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di Jl. Naripan No.111 Bandung 40112 Toko ini masih menggunakan sosial media

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENDISTRIBUSIAN SURAT MASUK BERBASIS WEB DI DIVISI MANAJEMEN PRODUK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (Persero) TBK.

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENDISTRIBUSIAN SURAT MASUK BERBASIS WEB DI DIVISI MANAJEMEN PRODUK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (Persero) TBK. PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENDISTRIBUSIAN SURAT MASUK BERBASIS WEB DI DIVISI MANAJEMEN PRODUK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (Persero) TBK. OLEH: RUDI KURNIAWAN 41810120070 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi memiliki budaya yang berbeda dalam mencapai setiap misi dan tujuannya. Budaya organisasi merupakan kumpulan nilai-nilai yang membantu anggota organisasi

Lebih terperinci

RANCANGAN APLIKASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI SELATAN BERBASIS WEB

RANCANGAN APLIKASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI SELATAN BERBASIS WEB RANCANGAN APLIKASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI SELATAN BERBASIS WEB Asmah Akhriana 1), Madyana Patasik 2), Nirwana 3) 1), 2), 3) Teknik Informatika STMIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang CV Planet Production adalah salah satu perusahaan manufaktur di bidang industri garment yang telah berdiri sejak 16 Agustus 1996 di Bandung yang telah berperan aktif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan aplikasi berbasis web sangat maju dan pesat penggunaannya dimana saat ini digunakan untuk mengelola data dan sistem secara baik. Pada era ini,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penggunaan internet di Indonesia Sumber: InternetLiveStats (2015)

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penggunaan internet di Indonesia Sumber: InternetLiveStats (2015) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini teknologi berkembang dengan pesat. Setiap saat dikembangkan perangkat-perangkat baru untuk mendukung kemudahan hidup manusia. Infrastruktur teknologi yang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENERIMAAN MAHASISWA BARU AKADEMI KEBIDANAN AISYIYAH PALEMBANG MENGGUNAKAN METODE OBJECT ORIENTED

RANCANG BANGUN SISTEM PENERIMAAN MAHASISWA BARU AKADEMI KEBIDANAN AISYIYAH PALEMBANG MENGGUNAKAN METODE OBJECT ORIENTED RANCANG BANGUN SISTEM PENERIMAAN MAHASISWA BARU AKADEMI KEBIDANAN AISYIYAH PALEMBANG MENGGUNAKAN METODE OBJECT ORIENTED Ida Marlina Sistem Informasi STMIK PalComTech Jl. Basuki Rahmat No. 05, Palembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Try Out Ujian Nasional atau dengan kata lain dapat disebut dengan uji coba Ujian Nasional merupakan suatu bentuk ujian sebagai uji coba bagi setiap siswa/siswi sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian dan penerimaan informasi. Mulai dari perusahaan-perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian dan penerimaan informasi. Mulai dari perusahaan-perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan web yang semakin pesat sejak munculnya teknologi internet sangat membantu dalam kemudahan serta kecepatan pengiriman, penyampaian dan penerimaan

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA METODOLOGI PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK Donni Prabowo @donnipra donnipra.com WATERFALL WATERFALL : Summary Classic Life Cycle atau model Waterfall merupakan model yang paling banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang CV Niaga Berkah berdiri sejak bulan Juni 2005 bermula dari ide kreatif keluarga Bapak Kiki Sudianan dan istrinya yang bernama Lia Herliati yang mampu memadang jeli

Lebih terperinci

APLIKASI PEMBELAJARAN SKATEBOARD MENGGUNAKAN FRAMEWORK CODEIGNITER BERBASIS WEB. Disusun Oleh : GIANMAR SAPUTRA

APLIKASI PEMBELAJARAN SKATEBOARD MENGGUNAKAN FRAMEWORK CODEIGNITER BERBASIS WEB. Disusun Oleh : GIANMAR SAPUTRA APLIKASI PEMBELAJARAN SKATEBOARD MENGGUNAKAN FRAMEWORK CODEIGNITER BERBASIS WEB Disusun Oleh : GIANMAR SAPUTRA 41509010106 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING PENGELUARAN KAS KECIL PROYEK PADA PT. RAJAWALI MEGAH PERKASA BERBASIS WEB ASLAMIYAH

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING PENGELUARAN KAS KECIL PROYEK PADA PT. RAJAWALI MEGAH PERKASA BERBASIS WEB ASLAMIYAH PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MONITORING PENGELUARAN KAS KECIL PROYEK PADA PT. RAJAWALI MEGAH PERKASA BERBASIS WEB ASLAMIYAH 41812110188 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SISTEM KONSULTASI ONLINE AGRIBISNIS CABAI (Capsicum annuum. L) SUPRIYANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

SISTEM KONSULTASI ONLINE AGRIBISNIS CABAI (Capsicum annuum. L) SUPRIYANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 i SISTEM KONSULTASI ONLINE AGRIBISNIS CABAI (Capsicum annuum. L) SUPRIYANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman sekarang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pesat, salah satunya pada bidang komputer. Komputer memegang peranan penting dalam mempermudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat membawa dampak yang sangat signfikan terhadap gaya hidup masyarakat. Teknologi informasi sangat berperan bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan bebas saat ini, kecepatan pengolahan dan penyampaian informasi memiliki peran yang sangat penting bagi setiap perusahaan, Inventaris sebagai penunjang

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI FARMASI HOSPITAL INFORMATION SYSTEM DI SILOAM HOSPITALS

PERANCANGAN APLIKASI FARMASI HOSPITAL INFORMATION SYSTEM DI SILOAM HOSPITALS PERANCANGAN APLIKASI FARMASI HOSPITAL INFORMATION SYSTEM DI SILOAM HOSPITALS William Saputra 1, Hery 2, Kusno Prasetya 3, Andree E. Widjaja 4 Jurusan, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Pelita Harapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting bagi suatu perusahaan. Dengan adanya teknologi informasi, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting bagi suatu perusahaan. Dengan adanya teknologi informasi, maka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi pada masa kini, telah menjadi suatu kebutuhan yang penting bagi suatu perusahaan. Dengan adanya teknologi informasi, maka proses-proses yang ada

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN OBAT

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN OBAT RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN OBAT Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen Disusun Oleh : HENNY SARASWATI P056110863.40E Dosen Pengajar : Dr.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PUSAT KAJIAN DAN PENERAPAN REKAYASA TEKNIK (PUSKAREKATEK) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PUSAT KAJIAN DAN PENERAPAN REKAYASA TEKNIK (PUSKAREKATEK) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PUSAT KAJIAN DAN PENERAPAN REKAYASA TEKNIK (PUSKAREKATEK) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Maskur Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Malang Kontak Person : Maskur

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA 2015

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA 2015 SKRIPSI PENGEMBANGAN APLIKASI MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK BERDASARKAN METODE AGILE (Studi kasus : Untuk Kebutuhan Unit TIK Universitas Darma Persada) Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Mencapai Gelar

Lebih terperinci

Developing Business/IT Solution (Tugas Individu-Rangkuman)

Developing Business/IT Solution (Tugas Individu-Rangkuman) Mata Kuliah Dosen : Sistem Informasi Manajemen :Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc (CS) Developing Business/IT Solution (Tugas Individu-Rangkuman) Disusun Oleh : Bagus Pahlevi P056121801.50 PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI TATA KELOLA PERPUSTAKAAN DI DINAS ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN KUDUS MENGGUNAKAN FITUR SMS NOTIFICATION

SISTEM INFORMASI TATA KELOLA PERPUSTAKAAN DI DINAS ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN KUDUS MENGGUNAKAN FITUR SMS NOTIFICATION LAPORAN SKRIPSI SISTEM INFORMASI TATA KELOLA PERPUSTAKAAN DI DINAS ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN KUDUS MENGGUNAKAN FITUR SMS NOTIFICATION IBNU HASAN ARIF NIM. 201353070 DOSEN PEMBIMBING R. Rhoedy

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia mengalami evolusi. Berbagai aktivitas mengalami perubahan dari cara

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia mengalami evolusi. Berbagai aktivitas mengalami perubahan dari cara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi membuat berbagai aktivitas dalam kehidupan manusia mengalami evolusi. Berbagai aktivitas mengalami perubahan dari cara konvensional

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang beralamat di Jalan Jl. Surapati No.235. Toko ini belum memiliki media dalam

Lebih terperinci

MODEL PENGEMBANGAN SISTEM

MODEL PENGEMBANGAN SISTEM 1 MODEL PENGEMBANGAN SISTEM CHAPTER 3 2 Pada pengembangan sistem terdapat beberapa model yaitu: 1. Waterfall 2. Prototype 3. Spiral 3 WATERFALL Model yang mengusulkan pendekatan perkembangan perangkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk kegiatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) atau yang biasa dikenal masyarakat dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENJUALAN PULSA PROVIDER TINGKAT RETAIL BERBASIS MOBILE ANDROID VERSI GINGERBREAD DAN WEB BASE (Studi Kasus : Spy Cell) SKRIPSI

RANCANG BANGUN SISTEM PENJUALAN PULSA PROVIDER TINGKAT RETAIL BERBASIS MOBILE ANDROID VERSI GINGERBREAD DAN WEB BASE (Studi Kasus : Spy Cell) SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM PENJUALAN PULSA PROVIDER TINGKAT RETAIL BERBASIS MOBILE ANDROID VERSI GINGERBREAD DAN WEB BASE (Studi Kasus : Spy Cell) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam

Lebih terperinci

MEMBANGUN E-COMMERCE UNTUK MENINGKATKAN JARINGAN PEMASARAN KERAJINAN KAIN KHAS PALEMBANG

MEMBANGUN E-COMMERCE UNTUK MENINGKATKAN JARINGAN PEMASARAN KERAJINAN KAIN KHAS PALEMBANG MEMBANGUN E-COMMERCE UNTUK MENINGKATKAN JARINGAN PEMASARAN KERAJINAN KAIN KHAS PALEMBANG Helda Yudiastuti 1) Siti Sa uda 2) 1) Sistem Informasi Universitas Bina Darma Jl. A.Yani No.3, Palembang 30265 Indonesia

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN APLIKASI E-COMMERCE LAYANAN JASA JAHIT BERBASIS WEB

PEMBANGUNAN APLIKASI E-COMMERCE LAYANAN JASA JAHIT BERBASIS WEB PEMBANGUNAN APLIKASI E-COMMERCE LAYANAN JASA JAHIT BERBASIS WEB TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk mengambil gelar strata 1, di Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PENDAFTARAN HAJI BERBASIS ONLINE DI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PATI

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PENDAFTARAN HAJI BERBASIS ONLINE DI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PATI LAPORAN S K R I P S I SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN PENDAFTARAN HAJI BERBASIS ONLINE DI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PATI EVI LUTHFIANI NIM.2012-53-005 DOSEN PEMBIMBING : MUHAMMAD ARIFIN, M.Kom DIANA

Lebih terperinci

Meeting 3_ADS. System Development Life Cycle (SDLC)

Meeting 3_ADS. System Development Life Cycle (SDLC) Meeting 3_ADS System Development Life Cycle (SDLC) Capaian Pembelajaran Mampu menjelaskan tentang System Development Life Cycle (SDLC) khususnya tahap planning, analysis dan design Mampu memaparkan tentang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Kusrini dan Koniyo (2007), Sistem mempunyai beberapa pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu: 1. Pendekatan sistem yang menekankan pada

Lebih terperinci