BAB 4 INVENTARISASI SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI BENANAIN Data dan Informasi Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Benanain

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 INVENTARISASI SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI BENANAIN Data dan Informasi Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Benanain"

Transkripsi

1 BAB 4 INVENTARISASI SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI BENANAIN 4.1. Data dan Informasi Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Benanain Pengumpulan data atau inventarisasi data merupakan proses awal dalam pelaksanaan analisis ini ke depan secara menyeluruh. Data yang dikumpulkan berupa data sekunder maupun data primer berupa hasil survei di lapangan yang akan memberikan informasi awal mengenai kondisi di lapangan Data Sumber Daya Air Klimatologi Klasifikasi iklim di pulau Timor menurut Schmidt-Ferguson (SF) tergolong : E atau agak kering dan menurut Koppen tergolong Aw (iklim hujan tropis muson yang kering). a. Suhu Udara Suhu udara rerata bulanan di Stasiun Oebobo adalah 24,9 C. Fluktuasi suhu relatif kecil dilihat dari perbedaan suhu udara pada bulan Juli 23,2 o C dan Oktober 26,3 o C. Untuk Stasiun Naibonat, suhu rerata bulanannya adalah 27,3 o C dan fluktuasi suhu relatif kecil, dimana perbedaannya dapat dilihat pada suhu udara bulan Agustus 26,3 C dan Nopember 28,6 C. b. Kelembaban Relatif Kelembaban rerata tahunannya adalah 87,9% dengan nilai terkecil pada bulan Oktober sebesar 85,5% dan tertinggi sebesar 90,4% pada bulan Juli. 4-1

2 c. Lama Penyinaran Matahari Lama penyinaran matahari rerata pada Stasiun Manumuti adalah 58,1% durasi maksimum 73,3% terjadi pada bulan Oktober dan durasi minimum 45,4% terjadi pada bulan Januari. d. Kecepatan Angin Untuk Stasiun Oebobo, rata-rata kecepatan angin bulanannya adalah 0,43 m/dt berkisar dari 0,22 m/dt pada bulan Januari sampai dengan 0,81 m/dt pada bulan Oktober. Sedangkan untuk Stasiun Naibonat, rata-rata kecepatan angin bulanannya adalah 0,83 m/dt berkisar dari 0,46 m/dt pada bulan Maret sampai dengan 1,23 m/dt pada bulan Mei. Pada Stasiun Manumuti, kecepatan angin rerata bulanannya adalah 1,80 m/dt berkisar dari 1,00 m/dt pada bulan Maret sampai dengan 2,60 m/dt pada bulan September Kualitas Sumber Daya Air a. Baku Mutu Air Wilayah Sungai Benanain Wilayah Sungai Benanain berada di 2 (dua) Negara mempunyai luas Wilayah Sungai Benanain sebesar 9.618,67 Km 2 mempunyai 45 DAS (daerah aliran sungai), terbagi yaitu 25 DAS di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan 20 (dua puluh) DAS di wilayah Negara Timor Leste (lihat Bab.sebelumnya; Pembagian DAS Wilayah Sungai Benanain). Sebagian besar kualitas air sungai maupun air tanah dalam di wilayah sungai Benanain belum terlalu tercemar berat seperti halnya di wilayah sungai yang banyak terdapat daerah-daerah industri dan pemukiman yang menghasilkan limbah cair. Status Mutu Air Wilayah Sungai Benanain Nusa Tenggara Timur, dapat diketahui dengan cara membandingkan kualitas air hasil pengukuran terhadap Baku Mutu dan Peruntukan Sumber Air yang dikeluarkan oleh Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mengingat di Provinsi Nusa Tenggara Timur belum dibuat peraturan yang mengacu pada peraturan terbaru, maka tolak ukur untuk mengetahui status mutu air dipakai Peraturan Pemerintah RI, No: 82/Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air yang terdiri dari empat kelas sebagai berikut : 4-2

3 Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Sedangkan untuk Status mutu air di Wilayah Sungai Benanain Nusa Tenggara II diukur dan dinilai sesuai dalam Tabel 4.1. berikut ini ; Tabel 4. 1 Klasifikasi dan Kriteria Mutu Air, Peraturan Pemerintah Nomor: 82/Tahun 2001 FISIKA ; PARAMETER SATUAN KELAS Mutu Air I II III IV Keterangan Temperatur C Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 5 Deviasi temperatur dari keadaan alamiahnya. Residu Terlarut mg/l Bagi pengolahan air minum secara Residu Tersuspensi mg/l konvensional (PAMK) residu tersuspensi < 5000 mg/l. KIMIA ANORGANIK; Apabila secara alamiah diluar rentang tsb., p H BOD mg/l COD mg/l maka ditentukan berdasarkan alamiah kondisi DO mg/l Angka batas minimum. Total fosfat, sbg.p mg/l 0,2 0,

4 PARAMETER SATUAN KELAS Mutu Air I II III IV Keterangan Nitrat mg/l,no 3 N Amoniak mg/l,nh 3 N 0.5 (-) (-) (-) Bagi perikanan,amonia bebas utk ikan peka < 0,02 mg/l sbg.nh 3. Arsen mg/l, As Kobalt mg/l,co Barium mg/l,ba 1 (-) (-) (-) Boron mg/l,b Selenium mg/l,se Kadmium mg/l,cd Khrom (VI) mg/l,cr Tembaga mg/l.cu Bagi PAMK,Cu < 1 mg/l Besi mg/l,fe 0.3 (-) (-) (-) Bagi PAMK, Fe < 5 mg/l Timbal mg/l,pb Bagi PAMK, Pb < 0,1 mg/l Mangan mg/l,mn 0.1 (-) (-) (-) Air Raksa mg/l,hg Seng mg/l,zn Bagi PAMK, Zn < 5 mg/l Khlorida mg/l,cl 600 (-) (-) (-) Sianida mg/l,cn (-) Fluorida mg/l,f (-) Nitrit,sbg N mg/l,no 2 N (-) Bagi PAMK, NO 2 -N < 1 mg/l Sulfat mg/l,so (-) (-) (-) Klorin Bebas mg/l (-) Bagi Air Baku Air Minum tidak dipersyaratkan. Belerang sbg H 2 S mg/l (-) Bagi PAMK, S sbg H 2S < 0,1 mg/l MIKROBIOLOGI ; Fecal coliform Jml/100mL Bagi PAMK,Fecal Coliform < 2000 jml/100 Total Coliform Jml/100mL RADIOAKTIVITAS ; Gross A Bq/L Gross B Bq/L KIMIA ORGANIK ; Minyak dan Lemak g/l (-) ml, dan Total Coliform ml. < jml/100 Detergent MBAS sbg g/l (-) Senyawa Fenol g/l (-) 4-4

5 PARAMETER SATUAN KELAS Mutu Air I II III IV Keterangan BHC g/l (-) Aldrien/Dieldrin g/l 17 (-) (-) (-) Chlordane g/l 3 (-) (-) (-) DDT g/l Heptachlor H.Epoxide & g/l 18 (-) (-) (-) Lindane g/l 56 (-) (-) (-) Methoxychlor g/l 35 (-) (-) (-) Endrin g/l (-) Toxaphan g/l 5 (-) (-) (-) Keterangan : ( Sumber : Lampiran PP. No. 82 tahun 2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air ) g = Mg = milligram Bq = Bequerel mikrogram m L = mililiter MBAS = Methylene Blue Active Substance Nilai diatas merupakan batas max,kecuali p H & DO Logam berat merupakan logam p H, merupakan nilai rentang yang tidak boleh kurang dan lebih terlarut Nilai DO merupakan batas minimum Arti (-), bahwa pada kelas tsb,parameter tsb.tidak dipersyaratkan. b. Kegiatan Pemantauan Kualitas Air di WS. Benanain 1) Pemantauan Kualitas Air Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Nusa Tenggara Timur -II Balai Besar Wilayah Sungai Nusa Tenggara II pada bulan Juli 2011 telah melakukan pemantauan dan pengukuran kualitas air sungai Benanain hanya 1 (satu) lokasi di Desa Niola Kecamatan Bikomi, Kabupaten Timor Tengah Utara dengan koordinat ' 34" LS dan ' 56" BT dan Air Tanah Dalam di Wilayah Sungai Benanain di Wilayah Sungai Benanain. 3 (tiga) lokasi pengambilan contoh air (sampling) yaitu di Desa Rinbesihat, Kecamatan Tasbar, Kabupaten Belu berkoodinat ' 50" LS ' 30" BT; Desa Liuntolu, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu berkoodinat ' 56" LS ' 37" BT dan Jl.Sisingamangaraja Kelurahan Kefa Selatan, Kecamatan Kota Kefa, Kabupaten Timor Tengah Utara berkoodinat ' 06" LS ' 46" BT. Sedangkan hasil pemantauan kualitas air pada sungai Benanain dan Air Tanah Dalam di dalam Wilayah Sungai Benanain dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 berikut ini ; 4-5

6 Tabel 4. 2 Hasil Pengukuran Kualitas Air Sungai Benanain Nama Sungai Lokasi Sampling Waktu Sampling Tgl. Jam. ph - Parameter DHL (umhos/c m) DO ( mg/l ) Suhu ( 0 C ) S.Benanain Ds.Niola, Kec. Bikomi, Kab.TTU ' 34" LS ' 56" BT Peraturan Pemerintah No: 82/tahu.2001 Kelas.II Dev +3 Sumber : BWSNT-II, Juli

7 Tabel 4. 3 Hasil Pengukuran Kualitas Air Beberapa Air Tanah Dalam di Wilayah Sungai Benanain Tahun 2011 No Nama Sumur 1 Sumur Artesis, SWT 08 Lokasi Sampling & Koordinat Sampling Waktu Sampling Tgl. Jam. p H - DHL (Umhos/cm) Parameter DO (mg/l) Suhu ( 0 C ) Ds.Rinbesihat, Kec.Tasbar, Kabupaten Belu *) ' 50" LS ' 30" BT Keterangan Jumlah Penduduk 60 KK, Dimanfaatkan 30 KK (50%) Dikelola pak Guru, masalah institusi dan OM 2 Artesis positif Ds.Liuntolu, Kec.Raimanuk, Kabupaten Belu ' 56" LS ' 37" BT 3 Artesis, Jl.Sisingamangaraja Kel.Kefa Selatan, Kec.Kota Kefa, Kabupaten TTU *) 27.4 Sawah 200 Ha *) 25,0 Dimanfaatkan Rumah Tangga = 45 6 orang/kk PAT- NTT,2009, PKM ' 06" LS ' 46" BT Operasi Setiap 2 hari/sekali Dikelola masyarakat (P.Johanes Etha) Sumber : BWS NT-II, Juli

8 2) Hasil Pemantauan Kualitas Air Tim Konsultan dan Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Kupang Tahun 2013 Pengukuran Kualitas Air Sungai dilakukan pengambilan contoh air (sample air) langsung di lapangan dan analisa di laboratorium kualitas air terakriditasi yang dilaksanakan tanggal Juli 2013 oleh tim Konsultan dengan Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Kupang, Provinsi NTT, yang berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No: 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. dan hasil analisa kualitas air dievaluasi mengacu Kriteria Mutu Air Kelas II. Pelaksanaan pemantauan kualitas air dipilih pada 15 (lima belas) lokasi pengambilan contoh air di Sungai Bananain dan anak sungai pada Wilayah Sungai Benanain diantaranya; Sungai Benanain (hulu/mata air) Bendungbendung sepanjang sungai Benanain, sungai Benanain (Muara), sungai Talau, sungai Baukama, sungai Ekat, sungai Motabaouk, sungai Polen, sungai Noemuti, dan Daerah Irigasi (DI) Jak. Pengukuran kualitas air tersebut diatas dilakukan juga titik koordinat, elevasi lokasi sampling air, lebih jelasnya periksa Tabel 4..4 berikut ini. Tabel 4. 4 Lokasi Pengambilan dan Pengukuran Kualitas Air Sungai Wilayah Sungai Benanain No Lokasi Pengambilan dan Pengukuran Kualitas Air Sungai Koordinat Pengambilan Contoh Air S E Elevasi ( mdp ) 1 Bendung Benanain S. 09º 34' 06,7" E. 124º 50' 33,4" 46 mdp 2 Mata Air Alas S. 09º 23' 33,1" E. 125º 02' 34,5" 480 mdp 3 Bendung Holeki S. 09º 01' 27,8" E. 125º 08' 26,5" 180 mdp 4 Muara Benanain S. 09º 37' 03,1" E. 124º 56' 38,2" 4 mdp 5 Sungai Talau S. 08º 58' 57,9" E. 125º 06' 11,1" 117 mdp 6 Bendungan Haekesak S. 09º 00' 46,2" E. 125º 05' 15,3" 135 mdp 7 Sungai Baukama S. 09º 06' 33,7" E. 124º 59' 26,9" 307 mdp 8 Bendung Mena S. 09º 12' 41,3" E. 124º 35' 42,6" 24 mdp 4-8

9 No Lokasi Pengambilan dan Pengukuran Kualitas Air Sungai Koordinat Pengambilan Contoh Air S E Elevasi ( mdp ) 9 DAS Ekat S. 09º 22' 43,4" E. 124º 22' 42,6" 228 mdp 10 Embung Nekafean S. 09º 05' 38,4" E. 124º 53' 25,3" 324 mdp 11 Sungai Motabaouk S. 09º 18' 22,6" E. 124º 52' 27,4" 360 mdp 12 DAS Polen S. 09º 41' 31,4" E. 124º 28' 58,3" 228 mdp 13 DAS Benanain S. 09º 22' 02,1" E. 124º 25' 28,1" 508 mdp 14 DAS Noemuti S. 09º 34' 04,6" E. 124º 28' 55,0" 305 mdp 15 DI Jak S. 09º 21' 38,3" E. 124º 31' 05,1" 699 mdp Sumber : Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Kupang, Provinsi NTT dan Tim Konsultan, Juli 2013 Hasil data pengukuran dan analisa kualitas air di laboratorium berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang telah diterbitkan. pada 15 (lima belas) lokasi pengambilan contoh air di Wilayah Sungai Benanain dengan 13 (tiga belas) parameter yang dianalisa, dapat ditunjukkan pada Tabel 4.5 berikut ini : 4-9

10 Tabel 4. 5 Hasil Pengukuran Kualitas Air Wilayah Sungai Benanain Tahun 2013 Keruh an PARAMETER No. TDS TSS ph Nitrat Nitrit Fe Mn BOD COD Cl Coliform LOKASI (mg/ (mg/ (mg/l (mg/ (mg/ Juml./100 NTU - (mg/l) (mg/l) (mg/l) (mg/l) (mg/l) L) L) ) L) L) ml Bd. Bananain Mata Air Alas , Bd.Holeki Muara Benanain S. Talau Bd. Haekesak S. Baukama , Bd. Mena DAS Ekat Emb. Nekafean S. Motabaouk DAS Polen DAS Benanain NH3- N 4-10

11 Keruh an PARAMETER No. TDS TSS ph Nitrat Nitrit Fe Mn BOD COD Cl Coliform LOKASI (mg/ (mg/ (mg/l (mg/ (mg/ Juml./100 NTU - (mg/l) (mg/l) (mg/l) (mg/l) (mg/l) L) L) ) L) L) ml DAS Noemuti DI. Jak PP. 82/2001 Kelas.II NH3- N Sumber : Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Kupang, Provinsi NTT dan Tim Konsultan, Juli

12 3) Laporan Pemantauan Kualitas Sungai Badan Lingkungan Hidup Daerah, Propinsi NTT Tahun 2013 Menurut laporan buku Pemantauan kualitas sungai kerjasama Kementerian Negara Lingkungan Hidup dengan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Propinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2013 yang dipelajari yaitu Lokasi pemantauan kualitas air mengacu pada hasil pengukuran yang dilakukan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup pada tahun 2013 dan Peraturan Pemerintah No.82/tahun 2001 peruntukan Kelas II. Frekuensi pemantauan dan pengambilan contoh air dilakukan 5 (lima) kali dalam setahun yang mewakili musim penghujan dan musim kemarau, yakni pada bulan Mei, Juni, Juli, September dan Nopember tahun Data kualitas air sungai-sungai daerah Aliran Sungai Benanain berserta anakanak sungainya diperoleh dari hasil pengukuran kualitas air sungai pada 8 (delapan) titik lokasi sungai yang terbagi 6 (enam) titik lokasi di Sungai Benanain dan 2 (dua) titik lokasi di anak Sungai Benanain (Kadi Numbey dan Baen Kadi Numbey) yaitu titik lokasi ; Polen Desa Puna, Jembatan Fatumuti- Noemuti, Jembatan Noelmina, Kulu - Numbey, Kakaniuk - Numbey, Jembatan Hatimuk, Kadi - Numbey dan Baen Kadi - Numbey. Pengukuran kualitas air tersebut diatas dilakukan juga titik koordinat, elevasi lokasi sampling air, lebih jelasnya periksa Tabel 4.6 berikut; 4-12

13 Tabel 4. 6 Lokasi Titik Pengambilan dan Pengukuran Kualitas Air Sungai Wilayah Sungai Benanain Tahun 2013 No Nama Titik Sampling (Sungai & Anak Sungai) Sungai Benanain; Lokasi Sampling Kualitas Air (Desa/Kecamatan/ Kabupaten) Koordinat Pengambilan Contoh Air S E 1 Polen, Desa Puna Kabupaten Timor Tengah Selatan S. 09º 41' 31,1" E. 124º 28' 59,6" 2 Jembatan Fatumuti- Noemuti Ds.Fatumuti, Kec.Noemuti, Kab. TTU S. 09º 30' 08,9" E. 124º 28' 54,8" 3 Jembatan Noemuti Ds.Fatumuti, Kec.Noemuti, Kab. TTU S. 09º 33' 29,9" E. 124º 30' 03,8" 4 Kulu - Numbey Ds.Betun, Kec.Malaka, Kab. Malaka S. 09º 33' 00,4" E. 124º 49' 33,4" 5 Kakaniuk - Numbey Ds.Betun, Kec.Malaka, Kab. Malaka S. 09º 33' 00,4" E. 124º 49' 33,4" 6 Jembatan Hatimuk Ds. Hatimuk, Kab. Malaka S. 09º 36' 04,9" E. 124º 51' 48,9" Anak S. Benanain ; 7 Kadi - Numbey Ds. Kateri, Kab. Malaka S. 09º 32' 58,8" E. 124º 49' 34,2" 8 Baen Kadi - Numbey Ds. Kateri, Kab. Malaka S. 09º 31' 01,0" E. 124º 51' 16,8" Sumber : Laboratorium Dinas Kesehatan Kota Kupang, Provinsi NTT dan Tim Konsultan, Juli 2013 Hasil analisa kualitas air Sungai-sungai Benanain dan anak Sungai Benanain pada Wilayah Sungai Benanain yang dipantau dan dievaluasi dengan Peraturan Pemerintah. No.82 /Tahun.2001, Kriteria Mutu Air Kelas II, sedangkan pelaksanaan pengukuran dan pemantauan dilakukan 5 (lima) Tahap tahun 2013, yaitu Tahap I bulan Mei, Tahap II bulan Juni, Tahap III bulan Juli, Tahap IV bulan September dan Tahap V pada bulan Nopember, hal tersebut ditunjukkan pada Tabel 4.7 sampai dengan Tabel 4.11 berikut; 4-13

14 Tabel 4. 7 Hasil Analisa Kualitas Air pada Wilayah Sungai Benanain Tahap I (Mei 2013) No Parameter Satuan Polen, Desa Puna Jemb. Fatumuti- Noemuti Sungai Benanain Jemb. Noelmina Kulu - Numbey Lokasi Kakaniuk- Numbey Jemb. Hatimuk Anak S. Benanain Kadi - Numbey Baen Kadi - Numbey PP. 82/2001 Kelas II Baku Mutu Air *) Fisika : 1 Suhu 0 C Deviasi TSS mg/l TDS mg/l DHL Umhos/cm Kimia AnOrganik Organik ; 5 Nitrat (NO 3 -N) mg/l Nitrit (NO 2 -N) mg/l tt tt tt tt tt tt Tt Mangan (Mn) mg/l Amoniak (NH 2 -N) mg/l ph DO mg/l > 4 11 BOD mg/l COD mg/l Minyak & Lemak Ug/L tt

15 No Parameter Satuan Polen, Desa Puna Jemb. Fatumuti- Noemuti Sungai Benanain Jemb. Noelmina Kulu - Numbey Lokasi Kakaniuk- Numbey Jemb. Hatimuk Anak S. Benanain Kadi - Numbey Baen Kadi - Numbey 14 Besi (Fe) mg/l PP. 82/2001 Kelas II Baku Mutu Air *) 15 Timbal (Pb) mg/l tt tt tt tt tt tt tt MBAS (deterjen) mg/l Fosfat - P mg/l tt Sulfat (SO 4 ) mg/l Salinitas ppt Mikrobiologi ; 20 Fecal Coliform Jml/100ml Total Coliform Jml/100ml Sumber : Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Propinsi NTT, Tahun 2013 Keterangan : *) PP No ; 82/ tahun 2001 Kriteria Mutu Air Kelas. II 4-15

16 Tabel 4. 8 Hasil Analisa Kualitas Air pada (Juni 2013) No Parameter Satuan Polen, Desa Puna Jemb. Fatumuti- Noemuti Sungai Benanain Jemb. Noelmina Kulu - Numbey Lokasi Kakaniuk- Numbey Jemb. Hatimuk Anak S. Benanain Kadi - Numbey Baen Kadi - Numbey PP. 82/2001 Kelas II Baku Mutu Air *) Fisika : 1 Suhu 0 C * Deviasi TSS mg/l TDS mg/l DHL Umhos/cm Kimia AnOrganik Organik ; 5 Nitrat (NO 3 -N) mg/l tt tt Nitrit (NO 2 -N) mg/l tt tt tt tt tt tt tt tt Mangan (Mn) mg/l tt Amoniak (NH 2 -N) mg/l tt tt tt tt tt tt ph DO mg/l > 4 11 BOD mg/l COD mg/l Minyak & Lemak mg/l

17 No Parameter Satuan Polen, Desa Puna Jemb. Fatumuti- Noemuti Sungai Benanain Jemb. Noelmina Kulu - Numbey Lokasi Kakaniuk- Numbey Jemb. Hatimuk Anak S. Benanain Kadi - Numbey Baen Kadi - Numbey PP. 82/2001 Kelas II Baku Mutu Air *) 14 Besi (Fe) mg/l Timbal (Pb) mg/l tt tt tt tt tt MBAS (deterjen) Ug/L Fosfat - P mg/l Sulfat (SO 4 ) mg/l Salinitas ppt Mikrobiologi ; 20 Fecal Coliform Jml/100ml Total Coliform Jml/100ml Sumber ; Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Propinsi NTT, Tahun 2013 Keterangan : *) PP No ; 82/ tahun 2001 Kriteria Mutu Air Kelas. II 4-17

18 Tabel 4. 9 Hasil Analisa Kualitas Air pada I (Juli 2013) No Parameter Satuan Polen, Desa Puna Jemb. Fatumuti- Noemuti Sungai Benanain Jemb. Noelmina Kulu - Numbey Lokasi Kakaniuk- Numbey Jemb. Hatimuk Anak S. Benanain Kadi - Numbey Baen Kadi - Numbey PP. 82/2001 Kelas II Baku Mutu Air *) Fisika ; 1 Suhu 0 C Deviasi TSS mg/l TDS mg/l DHL Umhos/cm Kimia AnOrganik Organik ; 5 Nitrat (NO 3 -N) mg/l Nitrit (NO 2 -N) mg/l tt tt tt tt tt tt tt Mangan (Mn) mg/l tt tt tt tt - 8 Amoniak (NH 2 -N) mg/l - 9 ph DO mg/l > 4 11 BOD mg/l COD mg/l

19 No Parameter Satuan Polen, Desa Puna Jemb. Fatumuti- Noemuti Sungai Benanain Jemb. Noelmina Kulu - Numbey Lokasi Kakaniuk- Numbey Jemb. Hatimuk Anak S. Benanain Kadi - Numbey Baen Kadi - Numbey PP. 82/2001 Kelas II Baku Mutu Air *) 13 Minyak & Lemak mg/l Besi (Fe) mg/l Timbal (Pb) mg/l tt tt MBAS (deterjen) mg/l Fosfat - P mg/l Sulfat (SO 4 ) mg/l Salinitas ppt Mikrobiologi; 20 Fecal Coliform Jml/100ml Total Coliform Jml/100ml Sumber ; Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Propinsi NTT, Tahun 2013 Keterangan : *) PP No ; 82/ tahun 2001 Kriteria Mutu Air Kelas. II 4-19

20 Tabel Hasil Analisa Kualitas Air pada Wilayah Sungai Benanain Tahap IV (September 2013) No. Parameter Satuan Polen, Desa Puna Jemb. Fatumuti- Noemuti Sungai Benanain Jemb. Noelmina Kulu - Numbey Lokasi Kakaniuk- Numbey Jemb. Hatimuk Kadi - Numbey Anak S. Benanain Baen Kadi - Numbey PP. 82/2001 Kelas II Baku Mutu Air *) Fisika ; 1 Suhu 0 C Deviasi TSS mg/l TDS mg/l DHL Umhos/cm Kimia An Organik Organik ; 5 Nitrat (NO 3 -N) mg/l Nitrit (NO 2 -N) mg/l 0.01 tt tt tt tt 0.01 tt tt Mangan (Mn) mg/l Amoniak (NH 2 -N) mg/l ph DO mg/l > 4 11 BOD mg/l COD mg/l

21 No. Parameter Satuan Polen, Desa Puna Jemb. Fatumuti- Noemuti Sungai Benanain Jemb. Noelmina Kulu - Numbey Lokasi Kakaniuk- Numbey Jemb. Hatimuk Kadi - Numbey Anak S. Benanain Baen Kadi - Numbey PP. 82/2001 Kelas II Baku Mutu Air *) 13 Minyak & Lemak mg/l tt Besi (Fe) mg/l Timbal (Pb) mg/l MBAS (deterjen) mg/l tt tt tt Fosfat - P mg/l Sulfat (SO 4 ) mg/l Salinitas ppt Mikrobiologi ; 20 Fecal Coliform Jml/100ml Total Coliform Jml/100ml Sumber ; Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Propinsi NTT, Tahun 2013 Keterangan : *) PP No ; 82/ tahun 2001 Kriteria Mutu Air Kelas. II 4-21

22 Tabel Hasil Analisa Kualitas Air pada Wilayah Sungai Benanain Tahap V (Nopember 2013) No Parameter Satuan Polen, Desa Puna Jemb. Fatumuti- Noemuti Sungai Benanain Jemb. Noelmina Kulu - Numbey Lokasi Kakaniuk- Numbey Jemb. Hatimuk Kadi - Numbey Anak S. Benanain Baen Kadi - Numbey PP. 82/2001 Kelas II Baku Mutu Air *) Fisika ; 1 Suhu 0 C Deviasi TSS mg/l TDS mg/l DHL Umhos/cm Kimia AnOrganik Organik ; 5 Nitrat (NO 3 -N) mg/l Nitrit (NO 2 -N) mg/l Mangan (Mn) mg/l Amoniak (NH 2 -N) mg/l ph DO mg/l > 4 11 BOD mg/l COD mg/l

23 No Parameter Satuan Polen, Desa Puna Jemb. Fatumuti- Noemuti Sungai Benanain Jemb. Noelmina Kulu - Numbey Lokasi Kakaniuk- Numbey Jemb. Hatimuk Kadi - Numbey Anak S. Benanain Baen Kadi - Numbey PP. 82/2001 Kelas II Baku Mutu Air *) 13 Minyak & Lemak mg/l tt Besi (Fe) mg/l Timbal (Pb) mg/l MBAS (deterjen) mg/l Fosfat - P mg/l Sulfat (SO 4 ) mg/l Salinitas ppt Mikrobiologi ; 20 Fecal Coliform Jml/100ml Total Coliform Jml/100ml Sumber ; Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Propinsi NTT, Tahun 2013 Keterangan : *) PP No ; 82/ tahun 2001 Kriteria Mutu Air Kelas. II 4-23

24 No c. Parameter Kualitas Air Yang Melampaui KMA Kelas II Parameter kualitas air yang telah melampaui KMA Kelas II peraturan Peraturan Pemerintah No.82/tahun 2013 pada Wilayah Sungai Benanain di Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka, Kabupaten TTU dan Kabupaten TTS, ditunjukkan pada Tabel 4.12 berikut: Tabel Parameter Kualitas Air yang Melampaui KMA Kelas II PP No: 82/2001 pada Wilayah Sungai Benanain Kabupaten DAS Sungai dan Anak Sungai / Embung Parameter Maksimum yang tidak Memenuhi KMA Kelas. II Parameter Kadar Syarat KMA Kls.II PP No: 82/ Kab.Belu Umaklaran Embung Nekafean 10 TSS mg/l BOD mg/l Fecal Coliform MPN S.Motabaouk 11 BOD mg/l Fecal Coliform MPN Talau Bd.Holeki (S.Talau) 3 BOD mg/l Nitrit ,05 mg/l S.Talau Lamak Senulu Bd.Haekesak (S.Lamak 6 Senulu) BOD mg/l Lasiolat S.Baukama 7 BOD mg/l Fecal Coliform MPN 2 Kab. Malaka Benanain S.Benanain Muara 4 BOD mg/l S.Benanain 1 (Bd.Benanain/Tengah) BOD mg/l 4-24

25 No Kabupaten DAS Sungai dan Anak Sungai / Embung Parameter Maksimum yang tidak Memenuhi KMA Kelas. II Parameter Kadar Syarat KMA Kls.II PP No: 82/2001 S.Benanain 4a TSS mg/l (Jemb.Numbey-1) DO mg/l Minyak&Lemak mg/l Timbal (Pb) ,03 mg/l Fosfat - P mg/l MBAS (deterjen) mg/l Fecal Colliform MPN Total Colliform MPN S.Benanain 5a DO mg/l (Jemb.Numbey-2) Minyak&Lemak mg/l Timbal (Pb) ,03 mg/l MBAS (deterjen) mg/l Fosfat - P mg/l Total Colliform MPN S.Benanain 6a TSS mg/l (Jemb.Hatimuk) Minyak&Lemak mg/l Timbal (Pb) ,03 mg/l Fosfat - P mg/l MBAS (deterjen) mg/l Fecal Colliform MPN Total Colliform MPN Anak S.Benanain (S.Mota 7a DO mg/l 4-25

26 No Kabupaten DAS Sungai dan Anak Sungai / Embung Parameter Maksimum yang tidak Memenuhi KMA Kelas. II Parameter Kadar Syarat KMA Kls.II PP No: 82/2001 Biaun hilir) Timbal (Pb) mg/l MBAS (deterjen) mg/l Fecal Colliform MPN Total Colliform MPN Anak S.Benanain (S.Mota 8a Biaun hulu) DO mg/l Minyak&Lemak mg/l Timbal (Pb) mg/l MBAS (deterjen) mg/l Total Colliform MPN Alas MA. Alas (S.Alas) 2 BOD mg/l 3 Kab.TTU Benanain S.Benanain (Hulu) S.Noemuti 14 BOD mg/l DI.Jak (S.Maubesi) 15 BOD mg/l S.Benanain 2a DO mg/l (Jemb.S.Lakmenok) BOD mg/l Timbal (Pb) mg/l Fosfat - P mg/l MBAS (deterjen) mg/l Fecal Colliform MPN Total Colliform MPN 4-26

27 No Kabupaten DAS Sungai dan Anak Sungai / Embung Parameter Maksimum yang tidak Memenuhi KMA Kelas. II Parameter Kadar Syarat KMA Kls.II PP No: 82/2001 S.Benanain 3a DO mg/l (Jemb.S.NoeMuti) COD mg/l Minyak&Lemak mg/l Timbal (Pb) ,03 mg/l Fosfat - P mg/l Total Colliform MPN Mena S.Mena 8 Fecal Coliform MPN KMnO 4-10 mg/l Ekat S.Ekat 9 BOD mg/l Fecal Coliform MPN 4 Kab.TTS Benanain S.Polen 12 BOD mg/l S.Benanain (S.Polen) 1a DO mg/l Timbal (Pb) mg/l MBAS (deterjen) mg/l Fosfat - P mg/l Total Colliform MPN Sumber : Hasil Pengolahan Konsultan, Pemantauan kualitas air WS.Benanain th.2011/2013 BLHD Propinsi NTT, BWSNT-II, Lab.Dinas Kesehatan Kota Kupang dan Tim Konsultan 4-27

28 Kuantitas Sumber Daya Air a Air Baku Penggunaan air baku untuk kebutuhan air bersih pada Wilayah Sungai Benanain, dimana sumber air baku nya berasal dari sungai, mata air dan sumur dalam/artesis, yang diperoleh dari data Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di wilayah kabupaten yang termasuk dalam Wilayah Sungai Benanain. Sumber air baku yang diambil oleh PDAM pada Kabupaten Belu, Timor Tengah Selatan dan Kabupaten Timor Tengah Utara untuk diolah sebagai air bersih kebutuhan dan aktivitas penduduk, selanjutnya didistribusikan ke konsumen yang berasal dari Sungai Umaklaran & anak S.Benanain, Mata Air dan Sumur Dalam. Sumber air baku, kapasitas pengambilan air baku dan lokasi pengambilan/intake PDAM yang ditunjukkan pada Tabel 4.13 dan Tabel 4.14 beserta Gambar 4.1 berikut ini. Tabel Sumber Air Baku dan Kapasitas Pengambilan PDAM di Wilayah Sungai Benanain No PDAM Kabupaten Sumber Air Baku (L/dt) Sungai Mata Air Sumur Dalam Total Kapasitas Pengambilan (L/dt) Cara Pengaliran Keterangan 1 Belu dan Malaka Gravitasi Pelanggan 2 Timor Tengah Selatan 3 Timor Tengah Utara Gravitasi & Pompa Gravitasi & Pompa Pelanggan Pelanggan Sumber : Perpamsi,

29 Gambar 4. 1 Peta PDAM di WS Benanain 4-29

30 Tabel Sumber Air Baku dan Lokasi Pengambilan PDAM di Wilayah Sungai Benanain No. PDAM Kabupaten Sumber Air Pengambilan Air Baku Lokasi Kapasitas Pengambilan (L/dt) 1 Kota Atambua Kabupaten Belu 2 Kota SoE Kab.Timor Selatan Tengah 3 Kota Kefamenanu Kab.Timor Tengah Utara Sumber : Perpamsi, 2010 S. Umaklaran (DAS.Umaklaran) Mata Air SWT 08 (DAS.Umaklaran) Mata Air (DAS.Benanain) Sumur Dalam (DAS.Benanain) anak S.Benanain (DAS.Benanain) Mata Air PKM163 (DAS.Benanain) Desa Niola, Kec. Bikomi 12 Kab.TTU Desa Rinbesihat, Kec. Tasbar Kab. Belu 5 Kab. TTS 10 Kab. TTS 15 Desa Niola, Kec. Bikomi 10 Kab.TTU Kel. Kefa Selatan, Kec. Kefa, Kab.TTU 215 b Cakupan Pelayanan Air Bersih Secara Nasional, cakupan pelayanan Sarana Penyediaan Air Minum (SPAM) Nasional pada tahun 2009 adalah sebesar 24 %. Dengan perincian 45% untuk kawasan perkotaan di Indonesia. Sedangkan untuk kawasan perdesaan cakupan pelayanannya sebesar 10% dari total penduduk kawasan perdesaan di Indonesia. Pada skala propinsi Nusa Tenggara Timur pelayanan air bersih mencapai 40%. Di tingkat Kabupaten Belu dan Malaka capaian pelayanan hanya mencapai 13,32%. Dari data di atas dapat diketahui bahwa cakupan pelayanan air bersih di Kabupaten Belu dan Malaka masih jauh dari rata rata cakupan pelayanan propinsi Nusa Tenggara Timur. Dari 24 Kecamatan yang 4-30

31 ada di Kabupaten Belu dan Malaka cakupan pelayanan terbesar yaitu di Kecamatan Atambua Barat yaitu sebesar 38% dan masih terdapat 4 kecamatan yang cakupan pelayanannya 0% yaitu Kecamatan Weliman, Kecamatan Wewiku, Kecamatan Botin Leobele dan Kecamatan Raimanuk seperti terlihat pada Tabel 4.15 di bawah ini. No Kab. Kecamatan Tabel Pelayanan Air Bersih di Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka Penduduk (Jiwa) Luas Area (Km 2 ) Layanan Peperpipaan PDAM (jiwa) Non PDAM (jiwa) Layanan Non Perpipaan (jiwa) Penduduk Belum Terlayanan (jiwa) Cakupan Pelayanan (%) Kabupaten Malaka ; 1 Malaka Malaka Barat Malaka Rinhat Malaka Wewiku Malaka Wliman Malaka Malaka Tengah Malaka Sasita Mean Malaka Botin Leobele Malaka Io Kufeu Malaka Malaka Timur Malaka Laen Manen Malaka Kobalima Malaka Kobalima Timur Kabupaten Belu ; 13 Belu Raimanuk

32 No Kab. Kecamatan Penduduk (Jiwa) Luas Area (Km 2 ) Layanan Peperpipaan PDAM (jiwa) Non PDAM (jiwa) Layanan Non Perpipaan (jiwa) Penduduk Belum Terlayanan (jiwa) Cakupan Pelayanan (%) 14 Belu Tasifeto Barat Belu Kakuluk Mesak Belu Nanaet Dubesi Belu Kota Atambua Belu Atambua Barat Belu Atambua Selatan ,6 20 Belu Tasifeto Timur Belu Raihat Belu Lasiolat Belu Lamaknen Belu Lamaknen Selatan Total ; Sumber : PDAM Kabupaten Belu, Tahun 2010, dan Penyususnan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan Bappeda Kab.Belu. TA

33 c Distribusi Pelayanan Air Perusahaan Daerah Air Minum/PDAM Kabupaten Belu menggunakan dua reservoir untuk memeratakan pendistribusian air minum yaitu reservoir Fatubenao dan reservoir Waituan. 1. Reservoir Fatubenao Reservoir Fatubenao dibangun pada tahun dengan kapasitas sebesar 400 M 3 terletak di Desa Fatubenao, Kecamatan Kota Atambua dengan elevasi + 402,00 m. Air yang masuk ke reservoir ini berasal dari mata air Lahurus menggunakan pipa inlet sebesar 150 mm. Dimensi reservoir Fatubenao adalah panjang 16 m, lebar 10 m dan tinggi 2,5 m. Pendistribusian dari reservoir fatubenao menggunakan pipa outlet sebesar 150 mm dan wilayah yang dilayani adalah wilayah kelurahan Fatubenao, kelurahan Kota Atambua, kelurahan Manumutin dan Kelurahan Tenukiik. 2. Reservoir Waituan Reservoir Waituan berlokasi di Desa Manuaman, Kecamatan Atambua Selatan dengan kapasitas sebesar 500 M 3 yang mempunyai dimensi panjang 15 m, lebar 12 m dan tinggi 2,8 m. Reservoir Waituan dibangun pada tahun 1998 dengan elevasi + 427,00 m. Air yang masuk ke reservoir tersebut berasal dari Mata Ar Lahurus dengan pipa inlet sebesar 200 mm. Pipa outlet atau distribusi yang digunakan sebesar 150 mm dengan wilayah pendistribusian yaitu kelurahan Umanen, kelurahan Tulamalae, kelurahan Berdao, kelurahan Beirafu, kelurahan Manuaman, kelurahan Lidak, kelurahan Fatukbot dan Kelurahan Rinbesi. Secara singkat data untuk masing - masing reservoir dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut ini: 4-33

34 Tabel Reservoir PDAM Kabupaten Belu Tahun 2010 No Nama Reservoir Sumber air Kapasitas Reservoir ( m 3 ) Elevasi (m) Dimensi Reservoir ( m ) Dia.Pipa (mm) Panjang Lebar Tinggi Inlet Outlet Tahun Pembuatan 1 Fatubenao MA.Lahurus Waituan MA.Lahurus Sumber: PDAM Kabupaten Belu, 2010, Penyusunan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan Bappeda Kab.Belu. TA d Unit Pelayanan PDAM Kabupaten Belu Pelayanan PDAM Kabupaten Belu meliputi Kecamatan Kota Atambua, Kecamatan Atambua Barat dan Kecamatan Atambua Selatan. Jumlah pelanggan tahun 2006 sampai tahun 2010 sebesar pelanggan dengan komposisi pelanggan PDAM pada Tabel 4.17 sebagai berikut: 4-34

35 Tabel Perkembangan Jumlah dan Komposisi Pelanggan PDAM Kabupaten Belu No Kelompok - 1 Klasifikasi Perkembangan Komposisi Pelanggan PDAM pada Tahun HU (Hidran Umum) MCK (Mandi Cuci Kakus) Terminal Air Tempat Ibadah Jumlah : Kelompok Rumah Sakit Swasta Panti Asuhan Yayasan Sosial Sekolah Negeri Rumah Sakit Pemerintah IP (Home Industri) Kecamatan Jumlah :

36 No Kelompok 3 Klasifikasi Perkembangan Komposisi Pelanggan PDAM pada Tahun Rumah Tangga Niaga Kecil IK (Industri Kecil) IP (Home Industri) Jumlah : Kelompok Niaga Besar Industri Besar Jumlah : Total Sumber: PDAM Kabupaten Belu Tahun 2011, Penyusunan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan Bappeda Kab.Belu. TA

37 e Sistem Jaringan Perpipaan Ibu Kota Kecamatan (IKK) Saat ini jaringan perpipaan IKK (Ibu Kota Kecamatan) yang dikoodinir oleh PDAM berjumlah 5 (lima) IKK diantaranya IKK-Halilulik, IKK-Boas, IKK-Atapupu, IKK-Besikama, IKK-Haliwen, dimana jumlah sambungan jaringan perpipaan keseluruhannya berjumlah 412 buah sambungan. Namun IKK-Halilulik sebanyak 157 buah sambungan dan IKK-Atapupu sebanyak 51 buah sambungan sekarang sudah tidak beroperasi dan berfungsi lagi. Sedangkan IKK-Besikama sebanyak 73 buah sambungan masih berfungsi meskipun sebagian masih dalam perbaikkan. Selengkapnya dapat disajikan data IKK yang dikoordinir /pengawasan PDAM Kabupaten Belu dan jumlah sambungan pelanggannya pada Tabel 4.18 berikut; No Tabel IKK di PDAM Kabupaten Belu dan Jumlah Pelanggannya Nama IKK Jumlah Sambungan (bh) Keterangan 1 IKK Halilulik 157 Tidak Akfif 2 IKK Boas IKK Atapupu 51 Tidak Akfif 4 IKK Besikama 73 Masih dalam perbaikkan pompa 5 IKK Haliwen 18 Total 412 Sumber: PDAM Kabupaten Belu Tahun 2011, Penyusunan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan Bappeda Kab.Belu. TA IKK (Ibu Kota Kecamatan) 1. IKK-Boas Mata air yang digunakan untuk IKK-Boas ini adalah mata air Babahane dengan kapasitas sumber sebesar 8 L/det, Sedangkan kapasitas terpasang 8 L/det dengan kapasitas produksinya 5 L/det. Sistem pengaliran yang digunakan adalah gravitasi dengan system perpipaan dan melayani Desa Wemeda dan Desa Kusa Kecamatan Malaka Timur. 2. IKK-Halilulik IKK-Halilulik sekarang sudah tidak beroperasi lagi dikarenakan air pada waktu dipompa berbau lumpur sehingga sudah tidak layak untuk dikonsumsi lagi oleh masyarakat. berada di Kecamatan Tasifeto Barat yang melayani Desa Naitimu, solusi perlu dilakukan perbaikkan pada sumber mata airnya. 4-37

38 3. IKK-Atapupu IKK-Atapupu sekarang sudah tidak dioperasikan lagi karena bangunan Broncaptering (penangkap mata air) sebagai penangkap air sudah berada di dalam sungai, selain itu juga terdapat sengketa lahan oleh masyarakat pada lokasi reservoir yang digunakan. IKK-Atapupu melayani Desa Jenilu dan Desa Dualaus, Kecamatan Kakuluk Mesak. 4. IKK-Besikama IKK-Besikama terletak di wilayah Kecamatan Malaka Barat. Wilayah pelayanan IKK- Besikama meliputi wilayah Desa Motaulun, Desa Naas, Desa Maktihan, Desa Besikama, Desa Umaloor, Desa Ramaitaus dan Desa Umatoos (Kecamatan Malaka Barat) dan Desa Haitimuk, Desa Kleseleon dan Desa Laleten (Kecamatan Weliman). Kapasitas sumber air IKK-Besikama sebesar 10 L/det, dengan kapasitas terpasang sebesar 5 L/det dan mempunyai kapasitas produksi 5 L/det. Sistem pengaliran yang digunakan adalah gravitasi dan pompanisasi melalui sistem perpipaan yang beroperasi selama 3 jam per hari. 5. IKK-Haliwen IKK-Haliwen melayani masyarakat Desa Kabuna Kecamatan Kakuluk Mesak. Dengan menggunakan sistem perpipaan yang pengalirannya secara gravitasi dengan pengoperasian selama 3 jam dalam 3 hari. IKK-Haliwen kapasitas sumber 5 L/det dengan kapasitas terpasang 5 L/det mempunyai kapasitas produksi sebesar 4 L/det Ketersediaan Mata Air Ketersediaan air berasal selain sungai di Kabupaten Belu juga terdapat mata air yang biasa digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Sangat penting pemanfaatan sumber mata air yang ada di Kabupaten Belu untuk dioptimalkan dan 4-38

39 dilestarikan sumber-sumber air tersebut. Adapun data-data sumber mata air yang terdapat di Kabupaten Belu dapat dilihat Tabel 4.19 di bawah ini Ketersediaan Tampungan Air Selain ketersediaan dan adanya mata air juga terdapat tampungan-tampungan air yang ada di Kabupaten Belu berupa embung dan bendungan. Tampungan air yang ada tersebut digunakan untuk kebutuhan air baku, irigasi, minum ternak dan lain lain, adapun data data untuk tampungan air tersebut lihat Tabel

40 No Tabel Nama Lokasi, Sumber dan Mata Air Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka Lokasi Mata Air Koordinat Hasil Analisa / Sifat Fisik Nama Debit TDS DHL Kecamatan Desa Kampung mata Air LS BT (L/det) ph (mg/l) (Umos/cm 2 ) Keterangan 1 Laenmanen Tesa Borabe Oefkoun 09 o 23 10,1 124 o 48 06,1 0, Belum diturap Wemwat 09 o 22 55,5 124 o 48 36,6 0, Diturap oleh LIPI Eoleben 09 o 22 30,7 124 o 49 17,5 0, Belum diturap Kapitanmeo Oehae Oenasi 09 o 23 42,4 124 o 49 20, sumber, masing 2 Debit 1,0 L/det 2 Tasifeto Derokfaturere Hedenfehan Ahabauk 09 o 13 42,4 124 o Diturap 55 05,8 2 Sarabau Lebun o 12 10,7 124 o 55 09, Belum diturap Bakustulama Rotinan Wesabot 09 o 14 15,6 124 o 55 11, Diturap Acora Wetabora 09 o 15 10,7 124 o 52 35, Diturap Abikibaras 09 o 15 03,3 124 o 54 47, Diturap Halikelen Oetfo Wehamusuk 09 o 15 03,3 124 o Diturap 54 47,8 0.9 Nakasa Kilosepuluh Wekonu 09 o 11 06,9 124 o 53 17,3 0.4 Diturap Wekari 0.25 Diturap Naikasa 3 Diturap Oetfo 09 o 11 03,0 124 o 53 39, Diturap Naikasa Wematan A 09 o 08 31,3 124 o 53 39, PDAM Wematan B 09 o 08 31,3 124 o 53 39, Wematan 1 & 2 09 o 08 31,3 124 o 53 39,4 3 Tasifeto Barat Tukuneno Weberliku Bonan 09 o 12 09,9 124 o 50 48, Belum diturap Wenaka 3.5 Diturap Ebun 1 Belum diturap Tala Tala 1 09 o 06 51,9 124 o 51 28, Diturap Tala 2 09 o o 51 36, Diturap 4-40

41 No Lokasi Mata Air Koordinat Hasil Analisa / Sifat Fisik Nama Debit TDS DHL Kecamatan Desa Kampung mata Air LS BT (L/det) ph (mg/l) (Umos/cm 2 ) Keterangan Tala 3 09 o 06 50,5 124 o 51 51, Diturap Berkase Berkase 09 o 08 07,6 124 o 51 25, Diturap 4 Tasifeto Barat Dafala Dafala We Totan 09 o 11 11,8 124 o 58 33, Diturap We Rinai Wenu Webora Depala 09 o 11 11,8 124 o 58 33, Webuak Weraikuak 09 o 09 11,8 124 o 59 14, Silawan Silawan Wekiar 09 o 01 04,7 124 o 55 41, Suliren 09 o 01 32,2 124 o 55 31, Kakulukmesak Kabuna Haliwen Kabuna 1 09 o 04 05,8 124 o 54 48, Diturap Kabuna 2 09 o 04 06,8 124 o 54 49, Wetua 1 09 o 02 16,6 124 o 52 47, Diturap Wetua 2 & 3 09 o 02 14,4 124 o 52 40, Diturap 6 Atambua Marileten Lalosuk Lalosuk 09 o 07 44,5 124 o 54 09, Umanen Wenu Wenu 09 o 06 04,5 124 o 52 08, Wehedan Wekatimun Nuntores 09 o 06 21,9 124 o 52 16, Diturap Webukrak 09 o 06 13,5 124 o 52 41, Diturap Fatubenao Bakoek Wekakoli 09 o 06 57,2 124 o 55 15, Diturap Matitis 09 o 07 17,8 124 o 55 24, Diturap 7 Raihat Tohe Haekesak Webot 1 09 o 00 45,2 125 o 06 12, Diturap Webot 2 09 o 00 46,7 125 o 06 09, Diturap Webot Diturap Motetu 09 o 00 53,7 125 o 06 14, Diturap Wekerame Wesanis 09 o 02 31,4 125 o 06 13, Diturap Fatukidi Webua 1 09 o 00 45,0 125 o 06 31, Belum diturap 4-41

42 No Lokasi Mata Air Koordinat Hasil Analisa / Sifat Fisik Nama Debit TDS DHL Kecamatan Desa Kampung mata Air LS BT (L/det) ph (mg/l) (Umos/cm 2 ) Keterangan Webua 2 09 o 00 26,5 125 o 06 16, Belum diturap Webua 3 09 o 00 26,5 125 o 06 16, Belum diturap Webua 4 09 o 00 28,4 125 o 06 15, Belum diturap Weraikuak 1 09 o 00 32,4 125 o 06 22, Belum diturap Weraikuak 2 09 o 00 32,4 125 o 06 22, Belum diturap Kroe Weselawak 09 o 01 14,8 125 o 06 43, Belum diturap Raifatus Wetear 09 o 04 17,9 125 o 07 28, Diturap 8 Sasitamean Asmanniea Loleon Oenoah 09 o 28 22,5 125 o 50 50, Diturap, Diesel rusak Oeboakmatin Oefatureuk Klatun Klatun 09 o 27 05,9 125 o 50 16, Lasiolat Fatulotu Fatulotu Weau 09 o 04 06,1 125 o 03 02, Diturap Takarabat Wekiik 09 o 03 51,8 125 o 03 04, Amatohu 09 o 03 52,3 125 o 02 33, Belum diturap Lahurus Lahurus 09 o 03 52,3 125 o 02 33, Diturap Baudaokma Hein Wemerut 09 o 03 19,8 125 o 02 28, , Belum diturap Numoba 09 o 03 14,8 125 o 03 33, Belum diturap Wekaen Wetihu 1 09 o 03 13,9 125 o 03 20, Belum diturap Wetihu 2 09 o 03 13,9 125 o 03 20, Wetihu 3 09 o 03 13,9 125 o 03 20, Dualasiraiulun Maulakak Weau 09 o 05 01,9 125 o 05 05, Diturap Wehalek 1 09 o 05 29,8 125 o 05 20, Belum diturap Wehalek 2 09 o 05 27,4 125 o 05 17, Belum diturap Wehalek Belum diturap Siata Diturap 4-42

43 No Lokasi Mata Air Koordinat Hasil Analisa / Sifat Fisik Nama Debit TDS DHL Kecamatan Desa Kampung mata Air LS BT (L/det) ph (mg/l) (Umos/cm 2 ) Lakanmanu Haliren Matawain (Wefeto) Matawain (Weman) 10 Lamaknen Dirun - Wenu; Kanlai; Ewigie; Lesuama; Berewen; Fatumutin; Weonu; Hut; Lookun; Liurai; Wehan; Solimar; Mauhale & Sihata 09 o 04 41,1 125 o 04 07, o 04 41,1 125 o 04 07, Diturap penguk uranny a penguk pengukuran uranny nya a Keterangan Diturap nama mata air belum dilakukan pemantauan, lokasi dan debit 11 Raimanus Teun Teun Abaibuti 09 o 21 54,8 124 o 52 56, Belum diturap Hera Diturap Naihu Seon Kekuun Kekuun 1 09 o 22 39,0 124 o 53 09, Diturap Kekuun 2 09 o 22 39,0 124 o 53 09, Diturap Kekuun 3 09 o 22 39,0 124 o 53 09, Diturap Kekuun 4 09 o 22 39,0 124 o 53 09, Diturap 12 Weliman Weliman Weliman Weliman 09 o 37 21,8 124 o 52 01, Diturap 13 Malaka Wehaki Laran Matankanuan 09 o 34 21,2 124 o Diturap 53 42,8 5 Tengah Wetiaau 09 o 34 21,2 124 o 53 42, Belum diturap Weau 09 o 34 07,9 124 o 53 23, Diturap Wemaromak 09 o 34 23,9 124 o 53 58, Diturap 4-43

44 No Lokasi Mata Air Koordinat Hasil Analisa / Sifat Fisik Nama Debit TDS DHL Kecamatan Desa Kampung mata Air LS BT (L/det) ph (mg/l) (Umos/cm 2 ) (feto) Wemaromak 09 o 34 23,9 124 o Diturap 53 58,2 2 (man) Kamanasa Betun Wetubaki 09 o 33 02,1 124 o 54 38, Diturap 14 Malaka Timur Bonibais Baunasa Inkatis 09 o 23 05,0 124 o 53 25, Diturap Wemeda Babahane Babahare 09 o 25 56,0 124 o 54 38, Diturap 15 Kobalima Lakekun Barat Lakekun Wematek 09 o 31 14,5 124 o 56 33, Diturap Litamali Litamali Wemasu 1 09 o 30 11,6 124 o 59 59, Diturap Rainawe Rainawe Webua 1 09 o 28 59,4 124 o 02 47, Diturap Webua 2 09 o 28 59,4 124 o 02 47, Diturap Weseli Keterangan Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Belu, 2010, Penyusunan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan Bappeda Kab.Belu. TA

45 Tabel Nama Lokasi, Sumber dan Debit Embung di Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka No. Nama Waduk / Embung Irigasi Lokasi Embung Kecamatan Desa / Dusun Tahun Pembuatan 1 Embung Sesekoe Atambua Barat Umanen - 2 Embung Haliunlun Kota Atambua Fatubenao Embung Bereama Kobalima Babulu Selatan - 4 Embung Babulu I Kobalima Babulu Embung Alas Selatan Kobalima Timur Alas Selatan - 6 Embung Biakhale Kakuluk Mesak Fatuketi Embung Fatuketi Kakuluk Mesak Fatuketi Embung Fatuatis I Kakuluk Mesak Dualaus Embung Fatuatis II Kakuluk Mesak Dualaus Embung Baikene Kakuluk Mesak Dualaus Embung Oebuluan Kakuluk Mesak Fatuketi Embung Tniumanu Laen Manen Tniumanu Embung Meotroy Laen Manen Meotroy Embung Duomone Lasiolat Lasiolat Embung Raman Lasiolat Fatulotu - 16 Embung Dualasi Lasiolat Dualasi Embung Halifehan Lamaknen Halifehan Embung Luaguyu Lamaknen Luaguyu Embung Delebotu Lamaknen Dirun - 20 Embung Fulanfehan Lamaknen Dirun Embung Holgoto Lamaknen Fulur Embung Mahui Lamaknen Mahuitas Embung Lakuuman Lamaknen Selatan Lutharahato Embung Abistais Lamaknen Selatan Lakmaras Embung Nualain Lamaknen Selatan Nualain Embung Lo onuna Lamaknen Selatan Lo onuno - 27 Embung Kusa Malaka Timur Kusa Embung Oeniareu Malaka Timur Oeniareu Embung Bonan Malaka Timur Bonan Embung Fatukmetak Malaka Timur Sanleo - 31 Embung Halioan Malaka Tengah Barone Embung Fatukbesi Malaka Tengah Kakaniuk - 33 Embung Tolerun Nanaet Dubesi Lawalutoius Embung Nanaet Nanaet Dubesi Fohoeka Embung Dubesi Nanaet Dubesi Dubesi Embung Haliheobesi Raimanuk Rafae Embung Faturika Raimanuk Faturika Embung Fatuahu Raimanuk Rafae Embung Okleo Rinhat Biudukfoho Embung Saenama Rinhat Saenama

46 No. Nama Waduk / Embung Irigasi Lokasi Embung Kecamatan Desa / Dusun Tahun Pembuatan 41 Embung Boen Rinhat Boen Embung Buris Rinhat Biris Embung Buris Rinhat Raifatus Embung Loncilon Rinhat Aitoun Embung Fatutofur Rinhat Toheleoen Embung Umutnana Sasta Mean Umutnana Embung Naisau Sasta Mean Naisau - 48 Embung Naiumu Tasifeto Barat Naiumu Embung Tala Tasifeto Barat Tala Embung Naekasa Tasifeto Barat Naekasa Embung Haliskun Tasifeto Barat Halisikun Embung Halikefen Tasifeto Barat Haikelen Embung Oetio Tasifeto Barat Naekasa Embung Kimbana Tasifeto Barat Bakustulama Embung Fatukarau Tasifeto Barat Fatukarau Embung Waikada Tasifeto Barat Waikada Embung Bekomean Tasifeto Timur Naiomu Embung Taslengluhan Tasifeto Timur Umaklaran Embung Wesasuit Tasifeto Timur Wesasuit Embung Salore Tasifeto Timur Tulakadi Embung Haliwen Tasifeto Timur Umaklaran Embung Sirani Tasifeto Timur Umaklaran Embung Haekrit Tasifeto Timur Marieten 2007 Sumber : RTRW Kabupaten Belu Tahun 2010, Penyusunan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan Bappeda Kab.Belu. TA Irigasi dan Kebutuhan Air Bersih Untuk melayani aktivitas wilayah dalam rangka mendorong produksi pertanian, maka diperlukan upaya membentuk dan menambah jaringan prasarana irigasi, pada setiap kecamatan potensial produksi tinggi tersebut. Pemerintah daerah Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka telah membangun beberapa prasarana dan sarana irigasi, diantaranya adalah Embung Sirani dan Embung Haekrit. Kedua embung ini selain berfungsi untuk mengairi areal sawah juga digunakan sebagai air baku bersih/minum. Lokasi kedua embung ini di letaknya tidak jauh dari Kota Atambua sehingga diharapkan kedua embung ini juga bisa memenuhi kebutuhan air bersih/minum untuk Kota Atambua dan sekitarnya. 4-46

47 Potensi Embung Sirani/Haliwen sebesar 20 liter/detik sebagai irigasi (Gambar 4.2), Embung Haekrit dibangun pada Tahun dengan sumber dana LOAN IP- 509 di manfaatkan untuk air bersih/minum, terletak di Desa Manleten, Kecamatan Tasifeto Timur. Luas DAS Embung Haekrit sebesar 29,4 Km² dengan potensi Embung Haekrit 30 Liter/detik (Gambar 4.3) Tujuan pembangunan Embung Haekrit adalah : 1. Untuk mengairi areal irigasi potensial seluas 300 Ha, dengan intensitas tanam sebesar 250 %. 2. Suplai air baku sebesar 30 liter/detik, untuk desa sekitarnya dan sebagian Kota Atambua. 3. Konservasi sumber daya air dan lahan. Bendungan Benanain dibangun pada Mei Tahun 2005 lokasi Desa Kakaniuk, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka (Gambar 4.4) di lengkapi dengan sistem irigasi Malaka dengan kapasitas bendungannya yang mampu mengairi daerah irigasi seluas Ha yang mencakup wilayah Kecamatan Malaka Barat, Kecamatan Malaka Tengah, Kecamatan Weliman, Kecamatan Wewiku dan Kabupaten Kobalima. Dimanfaatkan sebagai sumber bersih/minum PDAM / IKK debit 25 Liter/detik dibangun Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum. Gambar 4. 2 Embung Sirani / Haliwen, Kecamatan Tasifeto Timur 4-47

48 Gambar 4. 3 Embung Haekrit, Desa Manleten, Kecamatan Tasifeto Timur Gambar 4. 4 Bendungan Benanain, lokasi Desa Kakaniuk, Kecamatan Malaka Tengah, Kab.Malaka 4-48

49 Mata Air Mata air adalah air tanah yang secara alami muncul karena adanya hubungan antara akuifer dengan permukaan tanah. Jumlah Mata air di Kabupaten Belu sebanyak 24 mata air, sebagian besar tersebar pada Kecamatan Weliman dengan debit air sebesar 5 Liter/detik. Adapun data-data mata air yang sekaligus merupakan sumber air bersih di Kabupaten Belu dapat dilihat pada Tabel Tabel Lokasi, Nama Sumber dan Debit Mata Air di Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka No. Lokasi Sumber Mata Air Kabupaten Desa Nama Sumber Debit (L/detik) Keterangan 1 Belu Sasitamean Beaneno 2-2 Belu Mauhuitas Silala Belu Dsn. Naebone Naebone 2-4 Malaka Malaka Barat Leunklok Belu Fatuaruin Naibone Belu Fatulotu Fatulotu Belu Naitimu Inleat 1.5 Panjang pipa 8800 m 8 Belu Dirun Berewen 1.5 Panjang pipa 2792 m 9 Malaka Wesel Wesel Belu Biudukfoho Biudukfoho Belu Berewen Sisi Malaka Weliman Weliman 5 Panjang pipa m 13 Malaka Weliman Weliman 0.5 Panjang pipa 822 m 14 Belu Niti / Webora Niti 1 Panjang pipa 2820 m 15 Belu Webereliku Tukuneno 1 Panjang pipa 2124 m 16 Belu Abatsali Umaklaran 2.5 Panjang pipa 3300 m 17 Belu Lesuama (Thp.I) Dirun 2.5 Panjang pipa 2170 m 18 Belu Wehedan Lakekun - Panjang pipa 796 m 19 Belu Lesuama (Thp.II) Dirun 2.5 Panjang pipa 3648 m 20 Belu Inleat Tasbar 1.5 Panjang pipa 150 m 21 Malaka Weseli Kobalima 2 Panjang pipa 264 m 22 Belu Motarama Naekasa 2 Panjang pipa 4049 m 23 Malaka Wehanok Barada - Panjang pipa 1671 m 24 Belu Berewen Dirun 2.5 Panjang pipa 500 m Sumber: Dinas Kimpraswil Kab Belu Bid. Cipta Karya, Penyusunan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan Bappeda Kab.Belu. TA

50 a. Unit Air Baku Unit air baku yang digunakan oleh PDAM Kabupaten Belu saat ini berasal dari Mata Air Lahurus, Mata Air Tirta Bron-A1, Mata Air Tita Bron-A2 dan Mata Air Bron-C. Sedangkan untuk air yang berasal dari Embung Haekrit masih dalam tahap pembangunan. Rekapitulasi sumber air yang digunakan PDAM Kabupaten Belu dapat dilihat pada Tabel 4.22 dibawah ini. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui total kapasitas produksi PDAM Kabupaten Belu adalah 42 L/det sedangkan kapasitas terpasangnya adalah 82 L/det. Tabel Sumber Air Baku PDAM Kabupaten Belu No. Nama Sumber Air Sistem Pengaliran Kapasitas Sumber Air (L/det) Kapasitas Terpasang (L/det) Kapasitas Produksi (L/det) 1 MA. Lahurus Gravitasi MA. Tirta Bron-A1 Gravitasi MA. Tirta Bron-A2 Gravitasi MA. Tirta Bron-C Gravitasi Embung Haekrit Pompa Total Sumber: PDAM Kabupaten Belu 2011, Penyususnan Materplan Air Minum Kawasan Perkotaan Bappeda Kab.Belu. TA.2011 b. Mata Air Lahurus Lokasi mata air MA. Lahurus berada pada elevasi + 559,00 m di Desa Fatulotu, Kecamatan Lasiolat mempunyai kapasitas sumber mata air sebesar 120 L/det. Kapasitas yang terpasang dan diproduksi sebesar 20 L/det. Sistem perpipaan berdiameter 100 mm sebanyak dua buah dari bangunan broncaptering mata air Lahurus dialirkan menuju ke bak pengumpul yang berdimensi Panjang 4 m, Lebar 2,8 m dan Tinggi 2,5 m. Dari bak pengumpul air di alirkan secara gravitasi menggunakan pipa transmisi berdiameter 200 mm menuju reservoir Fatubenao, reservoir Waituan dan sebagian menuju Desa Fatubenao, begitu juga dialirkan ke Desa Lasiolat Kecamatan Lasiolat, Desa Manleten dan Desa Sarabau Kecamatan Tasifeto Timur. 4-50

51 c. Mata Air Tirta Bron A1 Mata Air Tirta Bron -A1 berada pada elevasi + 360,00 m dan terletak di Desa Fatukbot, Kecamatan Atambua Selatan. Kapasitas sumber mata air sebesar 12 L/det, kapasitas terpasang sebesar 15 L/det dan diproduksi produksi sebesar 10 L/det. Sistem perpipaan dari mata air Tirta Bron-A1, pipa outlet berdiameter 200 mm. Pipa tersebut diatas dialirkan menuju kedaerah pelayanan Kecamatan Atambua Barat, Atambua Selatan dan Kota Atambua. d. Mata Air Tirta Bron A2 Lokasi mata Air/MA.Tirta Bron-A2 berada pada elevasi + 360,00 m dan terletak di Desa Fatukbot, Kecamatan Atambua Selatan. Kapasitas sumber Tirta Bron-A1 sebesar 5 L/det, kapasitas terpasang sebesar 5 L/det dan diproduksi sebesar 3 L/det. Sistem perpipaan berdiameter 100 mm dari mata air Tirta Bron-A2 dialirkan menuju ke daerah pelayanan di Kecamatan Atambua Selatan. e. Mata Air Tirta Bron C Lokasi mata Air/ MA. Tirta Bron-C di Desa Fatukbot, Kecamatan Atambua Selatan dengan elevasi + 373,00 m mempunyai kapasitas sumber mata air sebesar 10 L/det. Kapasitas terpasang sebesar 12 L/det dan diproduksi sebesar 9 L/det. menggunakan system perpipaan berdiameter 150 mm. Selanjutnya pipa tersebut dialirkan menuju daerah pelayanan di Kecamatan Atambua Selatan, Atambua Barat dan Kota Atambua. 4-51

52 A. Irigasi WS Benanain memiliki lahan sawah seluas Ha dan baru terlayani jaringan irigasi seluas : Ha (89 %) serta masih memiliki potensi lahan irigasi seluas : Ha. Berikut ini adalah daerah-daerah irigasi yang sedang dikembangkan di dalam Wilayah Sungai Benanain. Tabel Daerah Irigasi Dalam WS Benanain LUAS DAERAH IRIGASI (HA) NO NO DAS NAMA DAS NAMA DAERAH IRIGASI KEWENANGAN L O K A S I KABUPATEN KECAMATAN IRIGASI SAWAH BELUM IRIGASI POTENSIAL BELUM JUM LAH SAWAH ALIH FUNGSI JUM LAH BELUM POTENSIAL BELUM JUM SAWAH SAWAH LAH TOTAL LUAS (HA) 1 1 DAS EKAT BUK PUSAT KAB. TTU KEC. BIKOMI NILULAT DAS EKAT INBATE PUSAT KAB. TTU KEC. BIKOMI NILULAT DAS BANAIN OELFAUB PROVINSI KAB. TTU KEC. BIKOMI UTARA DAS BAKITOLAS JAK PUSAT KAB. TTU KEC. BIKOMI UTARA DAS OEMANU MENA / KAUBELE PUSAT KAB. TTU KEC. INSANA UTARA DAS PUNU PONU PUSAT KAB. TTU KEC. BIBOKI ANLEU DAS HASFUIK MAUBESI TANTORI / FATUONI PUSAT KAB. TTU KEC. BIBOKI ANLEU DAS SELOWAI AINIBA KABUPATEN KAB. BELU KEC. KAKULUK MESAK DAS UMAKLARAN HALIWEN PUSAT KAB. BELU KEC. TASIFETO TIMUR DAS UMAKLARAN BUTASIK KABUPATEN KAB. BELU KEC. TASIFETO BARAT DAS UMAKLARAN TAEKSORUK KABUPATEN KAB. BELU KEC. TASIFETO TIMUR DAS UMAKLARAN SEONPASAR KABUPATEN KAB. BELU KEC. TASIFETO BARAT DAS UMAKLARAN WEBUNI KABUPATEN KAB. BELU KEC. TASIFETO BARAT DAS UMAKLARAN WEKARI KABUPATEN KAB. BELU KEC. TASIFETO BARAT DAS UMAKLARAN LALOSUK KABUPATEN KAB. BELU KEC. TASIFETO BARAT DAS LASIOLAT NOBELU PUSAT KAB. BELU KEC. TASIFETO TIMUR DAS LASIOLAT BUATOK KABUPATEN KAB. BELU KEC. TASIFETO TIMUR DAS LASIOLAT TAKIRIN KABUPATEN KAB. BELU KEC. TASIFETO TIMUR

53 LUAS DAERAH IRIGASI (HA) NO NO DAS NAMA DAS NAMA DAERAH IRIGASI KEWENANGAN L O K A S I KABUPATEN KECAMATAN IRIGASI SAWAH BELUM IRIGASI POTENSIAL BELUM JUM LAH SAWAH ALIH FUNGSI JUM LAH BELUM POTENSIAL BELUM JUM SAWAH SAWAH LAH TOTAL LUAS (HA) DAS TALAU HAEKESAK PUSAT KAB. BELU KEC. RAIHAT DAS TALAU MAUBUSA PUSAT KAB. BELU KEC. RAIHAT DAS LAMAKMEN HOLEKI PUSAT KAB. BELU KEC. LAMAKNEN DAS LAMAKMEN HALILEKI PUSAT KAB. BELU KEC. LAMAKNEN DAS ALAS ALAS PROVINSI KAB. BELU KEC. KOBA LIMA TIMUR DAS RAINAWE TUBAKI PROVINSI KAB. BELU KEC. NANAET DUBESI DAS RAINAWE RAIMETAN KABUPATEN KAB. BELU KEC. KOBA LIMA DAS RAINAWE WEOAN KABUPATEN KAB. BELU KEC. NANAET DUBESI DAS LAWALU TOLOK PROVINSI KAB. BELU KEC. MALAKA TENGAH DAS LAWALU WAEMAROMAK PROVINSI KAB. BELU KEC. MALAKA TENGAH DAS LAWALU LAKEKUN I & II PROVINSI KAB. BELU KEC. KOBA LIMA DAS LAWALU ETURAIFOU PROVINSI KAB. BELU KEC. MALAKA TENGAH DAS LAWALU WEMATEK PROVINSI KAB. BELU KEC. KOBA LIMA DAS LAWALU DEROK KABUPATEN KAB. BELU KEC. WELIMAN DAS LAWALU WEBUA KABUPATEN KAB. BELU KEC. MALAKA TENGAH DAS BENANAIN LURASIK PUSAT KAB. TTU KEC. BIBOKI UTARA DAS BENANAIN HAEKTO PUSAT KAB. TTU KEC. NOEMUTI TIMUR DAS BENANAIN BILUANA PUSAT KAB. TTU KEC. TENGAH MIOMAFFO DAS BENANAIN SEKO PUSAT KAB. TTU KEC. BARAT MIOMAFFO DAS BENANAIN AROKI PUSAT KAB. TTU KEC. BIBOKI UTARA DAS BENANAIN MALAKA PUSAT KAB. BELU KEC. MALAKA TENGAH DAS BENANAIN FATUBESI PUSAT KAB. BELU KEC. SASITA MEAN DAS BENANAIN OBOR PUSAT KAB. BELU KEC. MALAKA TIMUR DAS BENANAIN BOKIS PROVINSI KAB. TTU KEC. INSANA

54 LUAS DAERAH IRIGASI (HA) NO NO DAS NAMA DAS NAMA DAERAH IRIGASI KEWENANGAN L O K A S I KABUPATEN KECAMATAN IRIGASI SAWAH BELUM IRIGASI POTENSIAL BELUM JUM LAH SAWAH ALIH FUNGSI JUM LAH BELUM POTENSIAL BELUM JUM SAWAH SAWAH LAH TOTAL LUAS (HA) DAS BENANAIN NAIN PROVINSI KAB. TTU KEC. KOTA KEFAMENANU DAS BENANAIN MAURISU PROVINSI KAB. TTU KEC. INSANA BARAT DAS BENANAIN SATAB PROVINSI KAB. TTU KEC. MIOMAFFO BARAT DAS BENANAIN OELOLOK PROVINSI KAB. TTU KEC. INSANA DAS BENANAIN BAKATEU PROVINSI KAB. BELU KEC. MALAKA TENGAH DAS BENANAIN WELIMAN PROVINSI KAB. BELU KEC. WELIMAN DAS BENANAIN LOLI KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN DAS BENANAIN BONLE'U I KABUPATEN KAB. TTS KEC. TOBU DAS BENANAIN OEPUNU KABUPATEN KAB. TTS KEC. AMANUBAN TIMUR DAS BENANAIN LOPON OEFUI KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN DAS BENANAIN SONAMNASI KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN DAS BENANAIN BONLE'U II KABUPATEN KAB. TTS KEC. TOBU DAS BENANAIN FAFINISIN KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN DAS BENANAIN KAKAS KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN DAS BENANAIN HAUABAS KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN DAS BENANAIN TUAPUTU KABUPATEN KAB. TTS KEC. FATUKOPA DAS BENANAIN ELONAEK KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN DAS BENANAIN TUNE KABUPATEN KAB. TTS KEC. TOBU DAS BENANAIN FAILET KABUPATEN KAB. TTS KEC. AMANUBAN BARAT DAS BENANAIN LAOB KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN DAS BENANAIN BISTITI KABUPATEN KAB. TTS KEC. OENINO DAS BENANAIN NOELAKU KABUPATEN KAB. TTS KEC. KUATNANA DAS BENANAIN TENE KABUPATEN KAB. TTS KEC. OENINO

55 LUAS DAERAH IRIGASI (HA) NO NO DAS NAMA DAS NAMA DAERAH IRIGASI KEWENANGAN L O K A S I KABUPATEN KECAMATAN IRIGASI SAWAH BELUM IRIGASI POTENSIAL BELUM JUM LAH SAWAH ALIH FUNGSI JUM LAH BELUM POTENSIAL BELUM JUM SAWAH SAWAH LAH TOTAL LUAS (HA) DAS BENANAIN OENAEK KABUPATEN KAB. TTS KEC. FATUMNASI DAS BENANAIN FAELUBU KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN DAS BENANAIN HAUSUSU KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN DAS BENANAIN FUKA KABUPATEN KAB. TTS KEC. AMANUBAN TIMUR DAS BENANAIN NOENONI II KABUPATEN KAB. TTS KEC. OENINO DAS BENANAIN TUANANU KABUPATEN KAB. TTS KEC. OENINO DAS BENANAIN OEHALA I KABUPATEN KAB. TTS KEC. MOLLO TENGAH DAS BENANAIN TUATUKA KABUPATEN KAB. TTS KEC. OENINO DAS BENANAIN TUINAEK KABUPATEN KAB. TTS KEC. OENINO DAS BENANAIN NUNUTAPI KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN DAS BENANAIN OEHALA II KABUPATEN KAB. TTS KEC. MOLLO TENGAH DAS BENANAIN NUNA KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN DAS BENANAIN NOENONI I KABUPATEN KAB. TTS KEC. OENINO DAS BENANAIN PUNA KABUPATEN KAB. TTS KEC. OENINO DAS BENANAIN PAUMENU KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN DAS BENANAIN TESILEU KABUPATEN KAB. TTS KEC. OENINO DAS BENANAIN BIBONAK KABUPATEN KAB. TTS KEC. POLEN DAS BENANAIN OEMANAS KABUPATEN KAB. TTS KEC. AMANUBAN TIMUR DAS BENANAIN OELUAN KABUPATEN KAB. TTU KEC. NOEMUTI DAS BENANAIN TUALENE KABUPATEN KAB. TTU KEC. BIBOKI UTARA DAS BENANAIN BAKAN KABUPATEN KAB. TTU KEC. BIBOKI UTARA DAS BENANAIN HAUTEAS KABUPATEN KAB. TTU KEC. BIBOKI UTARA DAS BENANAIN TUALEU KABUPATEN KAB. TTU KEC. INSANA DAS BENANAIN KIUOLA KABUPATEN KAB. TTU KEC. NOEMUTI DAS BENANAIN PULO KABUPATEN KAB. TTU KEC. NOEMUTI

56 LUAS DAERAH IRIGASI (HA) NO NO DAS NAMA DAS NAMA DAERAH IRIGASI KEWENANGAN L O K A S I KABUPATEN KECAMATAN IRIGASI SAWAH BELUM IRIGASI POTENSIAL BELUM JUM LAH SAWAH ALIH FUNGSI JUM LAH BELUM POTENSIAL BELUM JUM SAWAH SAWAH LAH TOTAL LUAS (HA) DAS BENANAIN OEKOPA KABUPATEN KAB. TTU KEC. BIBOKI TAN PAH DAS BENANAIN OEMEU KABUPATEN KAB. TTU KEC. NOEMUTI TIMUR DAS BENANAIN POPNAM KABUPATEN KAB. TTU KEC. NOEMUTI TIMUR DAS BENANAIN TFOIN KABUPATEN KAB. TTU KEC. NOEMUTI TIMUR DAS BENANAIN KUSTANIS KABUPATEN KAB. TTU KEC. NOEMUTI DAS BENANAIN BAIKH KABUPATEN KAB. TTU KEC. NOEMUTI DAS BENANAIN BENKOKO KABUPATEN KAB. TTU KEC. INSANA DAS BENANAIN OELIMA KABUPATEN KAB. TTU KEC. BIBOKI SELATAN DAS BENANAIN UPUNAEK KABUPATEN KAB. TTU KEC. BIKOMI SELATAN DAS BENANAIN KLAE KABUPATEN KAB. TTU KEC. BIKOMI SELATAN DAS BENANAIN OEMANU KABUPATEN KAB. TTU KEC. NOEMUTI DAS BENANAIN PNUININ KABUPATEN KAB. TTU KEC. NOEMUTI DAS BENANAIN NIT'OES KABUPATEN KAB. TTU KEC. NOEMUTI TIMUR DAS BENANAIN FAUT KOLO KABUPATEN KAB. TTU KEC. NOEMUTI DAS BENANAIN KLEJA KABUPATEN KAB. TTU KEC. INSANA DAS BENANAIN OELIURAI KABUPATEN KAB. TTU KEC. INSANA TENGAH DAS BENANAIN BONI KABUPATEN KAB. TTU KEC. INSANA DAS BENANAIN BOLKE KABUPATEN KAB. TTU KEC. INSANA FAFINESU DAS BENANAIN MIL'ANA KABUPATEN KAB. TTU KEC. BIBOKI UTARA DAS BENANAIN OERINBESI KABUPATEN KAB. TTU KEC. BIBOKI TAN PAH DAS BENANAIN TEUTBESI KABUPATEN KAB. TTU KEC. INSANA DAS BENANAIN USAPINONOT KABUPATEN KAB. TTU KEC. INSANA DAS BENANAIN NAITIU KABUPATEN KAB. TTU KEC. INSANA DAS BENANAIN RAIMEA KABUPATEN KAB. BELU KEC. IO KUFEU DAS BENANAIN HALILULIK KABUPATEN KAB. BELU KEC. TASIFETO BARAT DAS BENANAIN KIMBANA KABUPATEN KAB. BELU KEC. TASIFETO BARAT

57 LUAS DAERAH IRIGASI (HA) NO NO DAS NAMA DAS NAMA DAERAH IRIGASI KEWENANGAN L O K A S I KABUPATEN KECAMATAN IRIGASI SAWAH BELUM IRIGASI POTENSIAL BELUM JUM LAH SAWAH ALIH FUNGSI JUM LAH BELUM POTENSIAL BELUM JUM SAWAH SAWAH LAH TOTAL LUAS (HA) DAS BENANAIN TEUN KABUPATEN KAB. BELU KEC. RAI MANUK DAS BENANAIN SALORE KABUPATEN KAB. BELU KEC. BOTIN LEOBELE DAS HALILAMUTU NAIBOKONG KABUPATEN KAB. TTS KEC. TOIANAS DAS HALILAMUTU PEKE KABUPATEN KAB. TTS KEC. TOIANAS DAS HALILAMUTU TAKLAM KABUPATEN KAB. TTS KEC. SANTIAN DAS HALILAMUTU NOELIN KABUPATEN KAB. TTS KEC. TOIANAS DAS OEKAEM SIAN KABUPATEN KAB. TTS KEC. BOKING DAS BOKING BAUS PUSAT KAB. TTS KEC. BOKING DAS BONE MENU KABUPATEN KAB. TTS KEC. NUNKOLO DAS BONE FAULEU KABUPATEN KAB. TTS KEC. NUNKOLO DAS BONE SONAPOLEN KABUPATEN KAB. TTS KEC. BOKING DAS SUU LOPON KABUPATEN KAB. TTS KEC. NUNKOLO DAS NENOAT NUALUNAT KABUPATEN KAB. TTS KEC. KOT ' OLIN DAS NENOAT BANLI KABUPATEN KAB. TTS KEC. NUNKOLO TOTAL Sumber : BWS NT II Provinsi NTT

58 B. Embung Tabel Embung Irigasi di WS Benanain s/d Tahun Anggaran 2013 LOKASI DATA TEKNIS TARGET PELAYANAN NO NAMA EMBUNG KECAMATAN DESA / KELURAH AN Luas DAS (ha) Panjang Tanggul (m) Tinggi Tanggul (m) Daya Tampung (m 3 ) Irigasi (Ha) Manusia (KK) TAHUN ANGGARAN SUMBER DANA KET. KABUPATEN BELU 1 Embung 2002, 2003, Tasifeto Timur Umaklaran 230,00 130,00 20, ,00 300, ,00 HALIWEN 2005, 2006 APBN B 2 Embung HAEKRIT Tasifeto Timur Manleten 2.940,00 220,00 16, ,00 200,00 272, LOAN IP-509 B KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA 1 Embung JICA GRANT Insana Oenbit 25,00 414,00 19, ,00 70,00 190, /1996 BENKOKO AID B 2 Embung JICA GRAND Insana Oenbit 181,00 12, ,00 10,08 217, /1996 OEBUAIN AID B 3 Embung SEKON Insana Sekon 2010 APBN B 4 Embung OENAEM Insana Oenaem 2011 APBN B 4 JUMLAH 3.195, ,00 580, ,00 Sumber : BWS NT II Provinsi NTT

59 Tabel Embung Kecil di WS Benanain No Nama Bujur Luas Panjang Tinggi Daya Layanan Layanan Layanan Lintan Kabu Tahun Sumber Desa Kecamatan DAS Tanggul Tanggul Tampung Manusia Hewan Perkebunan g paten Anggaran Dana (Ha) (m) (m) (m3) (KK) (ekor) (Ha) 1 EMBUNG AMOL Amol Miomafo Timur TTU /1991 APBN 2 EMBUNG OESTER Naisau Sasitamean Malaka EMBUNG SALORE Salore Malaka Timur Malaka /2000 APBN 5 EMBUNG SAINENU Sainenu Miomafo Timur TTU /1993 APBN 6 EMBUNG NUNMANU Nunmanu Kopeta Kefa TTU /1993 APBN 7 EMBUNG LULU'U Tubuhue Kota Kefamenanu TTU APBN 8 EMBUNG MAOL Maol Kefa Kota TTU /1998 APBN 9 EMBUNG SUBUN Subun Biboki Selatan TTU /1990 APBN 10 EMBUNG PALBENO Tubuhue Kefa Kota TTU /1996 APBN 11 EMBUNG PAPIN BAWAH Tubuhue Kefa Selatan TTU /1996 APBN 12 EMBUNG BESTOBE Subun Insana TTU APBN 13 EMBUNG OEKLEO Biudukfoho Malaka Barat Malaka APBN 14 EMBUNG KIMBANA Bakustulam a Tasifeto Barat Belu APBN 15 EMBUNG HALIHEDIBESI Rafae Malaka Timur Malaka APBN 16 EMBUNG TAPENPAH Tapenpah Insana TTU /1989 APBD/ONTO P 17 EMBUNG PANTAE Pantae Biboki Selatan TTU /1990 APBN 18 EMBUNG LANAUS Lanaus Insana TTU /1990 APBN 19 EMBUNG MANUNAIN B Manunain Insana TTU /1990 APBN 20 EMBUNG BANAE Banae Insana TTU /1990 APBN 4-59

60 No Nama Bujur Luas Panjang Tinggi Daya Layanan Layanan Layanan Lintan Kabu Tahun Sumber Desa Kecamatan DAS Tanggul Tanggul Tampung Manusia Hewan Perkebunan g paten Anggaran Dana (Ha) (m) (m) (m3) (KK) (ekor) (Ha) 21 EMBUNG MANENU Manenu Biboki Selatan TTU /1993 APBN 22 EMBUNG NAITIMU Bekumean Tasifeto Barat Belu /1994 APBN 23 EMBUNG KIMBANA Naitimu Tasifeto Barat Belu /1995 APBN 24 EMBUNG OEIVO Naitimu Tasifeto Barat Belu /1995 APBN 25 EMBUNG ASU - ASU Oepuah Biboki Utara TTU APBN 26 EMBUNG MATABESI Matabesi Biboki Selatan TTU /1992 APBN 27 EMBUNG TUNBESI Tunbes Biboki Selatan TTU /1992 APBN 28 EMBUNG HUMUSU Humusu Insana TTU /1991 APBN 29 EMBUNG MANENO Maneno Biboki Utara TTU /1998 APBN 30 EMBUNG BIAKHALE Fatuketi Tasifeto Barat Belu /1995 APBN 31 EMBUNG FATUKETI Fatuketi Kopeta Atambua Belu /1995 APBN 32 EMBUNG BATUPUTIH Batuputih Biboki Selatan TTU /1998 APBN 33 EMBUNG NUNMAFO Nunmafo Biboki Selatan TTU /1992 APBN 34 EMBUNG KOEBELE Oepuah Biboki Utara TTU APBN 41 EMBUNG HAHAE Sasi Miomafo Timur TTU / EMBUNG OEFUI Nimasi Miomafo Timur TTU /1987 APBD/ONTO P APBD/ONTO P 43 EMBUNG KUATNANA Kuatnana Miomafo Timur TTU /1994 APBN 44 EMBUNG HAUMENI Haumeni Miomafo Timur TTU /1991 APBN 45 EMBUNG KENSULAT Kensulat Kopeta Kefa TTU /1994 APBN 46 EMBUNG OENENU I Oenenu Miomafo Timur TTU / EMBUNG OENENU II Oenenu Miomafo Timur TTU /1990 APBD/ONTO P APBD/ONTO P 4-60

61 No Nama Bujur Luas Panjang Tinggi Daya Layanan Layanan Layanan Lintan Kabu Tahun Sumber Desa Kecamatan DAS Tanggul Tanggul Tampung Manusia Hewan Perkebunan g paten Anggaran Dana (Ha) (m) (m) (m3) (KK) (ekor) (Ha) EMBUNG PAPIN Tubuhue Kefa Kota TTU /1996 APBN ATAS 51 EMBUNG PAPIN Papin Miomafo Barat TTU /1989 APBN/ONT OP 52 EMBUNG BANSONE Bansone Kopeta Kefa TTU /1993 APBN 53 EMBUNG NILULAT Nilulat Miomafo Timur TTU /1991 APBN 54 EMBUNG BIJAEPASU Bijaepasu Miomafo Barat TTU /1989 APBN 55 EMBUNG TUABATAN Tuabatan Miomafo Barat TTU /1990 APBN 56 EMBUNG OEOLO Oeolo Miomafo Barat TTU /1990 APBD/ONTO P 57 EMBUNG HAUMENIANA Haumenian a Miomafo Barat TTU /1997 APBN 58 EMBUNG NIASU Akomi Miomafo Barat TTU EMBUNG NIAN Nian Miomafo Barat TTU /1989 APBN 60 EMBUNG LETKASE Nian Miomafo Barat TTU /1995 APBN 61 EMBUNG BEBA Oelami Miomafo Timur TTU / EMBUNG NAIOLA Naiola Miomafo Timur TTU /1988 APBD/ONTO P APBD/ONTO P 63 EMBUNG OEBKIN Naiola Miomafo Timur TTU APBN 64 EMBUNG LAPEON Lapeon Biboki Selatan TTU /1992 APBN 65 EMBUNG KUANEK Kuanek Miomafo Barat TTU /1993 APBN 66 EMBUNG AINIBA Fatuketi Kakuluk Mesak Belu APBN 67 EMBUNG OEHARA Metroi Laen Manen Malaka EMBUNG KAREANA Kareana Sasita mean Malaka APBN 69 EMBUNG KIKI Kiki Biboki Utara TTU /1993 APBN 4-61

62 No Nama Bujur Luas Panjang Tinggi Daya Layanan Layanan Layanan Lintan Kabu Tahun Sumber Desa Kecamatan DAS Tanggul Tanggul Tampung Manusia Hewan Perkebunan g paten Anggaran Dana (Ha) (m) (m) (m3) (KK) (ekor) (Ha) 70 EMBUNG OEKOLO Oekolo Miomafo Barat TTU /1997 APBN 71 EMBUNG KOREA Oeenak Niemuti TTU EMBUNG KUSA Sunbaun Malaka Timur Malaka /1994 APBN 73 EMBUNG BONAN Bonan Malaka Timur Malaka /1996 APBN 74 EMBUNG OENIAREU Oeniareu Malaka Timur Malaka /1997 APBN 75 EMBUNG WESASUIT Wesasuit Tasifeto Barat Belu /1998 APBN 76 EMBUNG WESASEIK Kota Biru Kobalima Timur Malaka EMBUNG TASILENGLUHAN Umaklaran Malaka Timur Malaka /2000 APBN 78 EMBUNG HALIKELEN Halikelen Tasifeto Barat Belu /1995 APBN 79 EMBUNG WEHEDAN Birunatun Biboki Barat TTU /2000 APBN 80 EMBUNG OETULU Oetulu Miomafo Barat TTU /1998 APBN 81 EMBUNG KIUBANENO Kiubaneno Biboki Selatan TTU /1998 APBN 82 EMBUNG FAFINESU Fafinesu C Insana Fafinesu TTU EMBUNG HAELUAN Kota Biru Kobalima Timur Malaka EMBUNG BATNES Batnes Miomafo Barat TTU /1991 APBN 85 EMBUNG OESTER Uabau Laen Manen Malaka EMBUNG TALA Tala Tasifeto Barat Belu /1995 APBN 87 EMBUNG NAEKASA Naekasa Tasifeto Barat Belu /1995 APBN 88 EMBUNG SAUNUA Akomi Miomafo Tengah TTU EMBUNG LUAGUJU Luaguju Lamaknen Belu /1998 APBN 90 EMBUNG TALERUN Lawalutous Tasifeto Barat Belu /1997 APBN 91 EMBUNG BANAIN Banain Miomafo Timur TTU /1991 APBN 92 EMBUNG OEPOPE Naob Noemuti TTU APBN 4-62

63 No Nama Bujur Luas Panjang Tinggi Daya Layanan Layanan Layanan Lintan Kabu Tahun Sumber Desa Kecamatan DAS Tanggul Tanggul Tampung Manusia Hewan Perkebunan g paten Anggaran Dana (Ha) (m) (m) (m3) (KK) (ekor) (Ha) 93 EMBUNG BANFANU Banfanutu Miomafo Timur TTU /1990 APBN 94 EMBUNG HALIFEHAN Halifehan Lamaknen Belu /1998 APBN 95 EMBUNG OEKEL Nemasi Miomafo Timur TTU /1995 APBN 96 EMBUNG TISI Banae Insana TTU /1995 APBN 97 EMBUNG FATUATIS I Dualaus Tasifeto Barat Belu /1996 APBN 98 EMBUNG FATUATIS II Dualaus Tasifeto Barat Belu /1996 APBN 99 EMBUNG FATUKARAU Fatukarau Tasifeto Barat Belu /1997 APBN 100 EMBUNG FAILET - - Nusa Kuatnana TTS APBN 101 EMBUNG SISO - - Biloto Mollo Selatan TTS APBN 102 EMBUNG SASI - - Tune Tobu TTS APBN 103 EMBUNG AJAOTAMA - - Bestobe Tobu TTS APBN 104 EMBUNG PUSU - - Pusu Kota SoE TTS APBN 105 EMBUNG HU EBAKI - - Lakat Amanuban Tengah TTS APBN 106 EMBUNG OELBOSEN - - Tubuhue Kota Kefamenanau TTU APBN 107 EMBUNG OELNITEP - - Tubuhue Kota Kefamenanau TTU APBN 108 EMBUNG TATAN - - Subun Insana Barat TTU APBN 109 EMBUNG DEROK - - Motadik Biboki Anleu TTU APBN 110 EMBUNG AUDIAK - - Motadik Biboki Anleu TTU APBN 111 EMBUNG FATUALAM - - Lapeom Insana Barat TTU APBN 112 EMBUNG BESTOBE - - Manikin Noemuti Timur TTU APBN 113 EMBUNG FATUIN - - Fatuin Insana TTU APBN 114 EMBUNG SEKON - - Sekon Insana TTU APBN 115 EMBUNG PALMA - - Lanaus Insana Tengah TTU APBN 116 EMBUNG - - Lanaus Insana Tengah TTU APBN 4-63

64 No Nama Bujur MANUMUTI Lintan g Desa Kecamatan Kabu paten Luas DAS (Ha) Panjang Tanggul (m) Tinggi Tanggul (m) Daya Tampung (m3) Layanan Manusia (KK) Layanan Hewan (ekor) Layanan Perkebunan (Ha) Tahun Anggaran Sumber Dana 117 EMBUNG OE ANA - - Neo Nasi Miomaffo Tengah TTU APBN 118 EMBUNG AKOMI - - Akomi Miomaffo Tengah TTU APBN 119 EMBUNG NIAN - - Nian Miomaffo Tengah TTU APBN 120 EMBUNG BEREKTAHENA - - Derokfature ne Tasifeto Barat Belu APBN 121 EMBUNG HALITUKUNU - - Mandeu Raimanuk Belu APBN 122 EMBUNG WELELAS - - Faturika Raimanuk Belu APBN 123 EMBUNG TAERIDIK - - Naekasa Tasifeto Barat Belu APBN 124 EMBUNG HALIULUN - - Fatubanao Kota Atambua Belu APBN 125 EMBUNG RAIHANAS - - Sadi Tasifeto Timur Belu APBN 126 EMBUNG MAUFUAS - - Naekesa Tasbar Belu APBN 127 EMBUNG MOTABENAR - - Silawan Tastim Belu APBN 128 EMBUNG NAHATAEK - - Mandeu Raimanuk Belu APBN 129 EMBUNG MENABI - - Duakoran Raimanuk Belu APBN 130 EMBUNG FATU UTU - - Naikasa Tasifeto Barat Belu APBN 131 EEMBUNG BOAREU - - Umaklaran Tasifeto Timur Belu APBN 132 EMBUNG FATUBA A - - Fatubaa Tasifeto Timur Belu APBN 133 EMBUNG HALIMUTI - - Manleten Tasifeto Timur Belu APBN 134 EMBUNG FAUOAN - - Manleten Tasifeto Timur Belu APBN 135 EMBUNG HUDIMETAN - - Derok Tasifeto Barat Belu APBN 136 EMBUNG WEBERLIKU - - Tukuneno Tasifeto Barat Belu APBN 4-64

65 No Nama Bujur Lintan g 137 EMBUNG KIAN RATE - - Desa Mandeu Rata Luas Panjang Tinggi Daya Layanan Layanan Layanan Kabu Tahun Sumber Kecamatan DAS Tanggul Tanggul Tampung Manusia Hewan Perkebunan paten Anggaran Dana (Ha) (m) (m) (m3) (KK) (ekor) (Ha) Raimanuk Belu APBN 138 EMBUNG BEKOINUK - - Fatubaa Tasifeto Timur Belu APBN 139 EMBUNG MASMAE - - Tukuneno Tasifeto Barat Belu APBN 140 EMBUNG WEKLESE - - Tasain Raimanuk Belu APBN 141 EMBUNG LO O KOTA - - Derok Tasifeto Barat Belu APBN 142 EMBUNG DAISTOIR - - Naisau Sasitamean Malaka APBN 143 EMBUNG SASITAMEAN - - Kapitan Meo Laen Manen Malaka APBN 144 EMBUNG WE ATOK LEKI - - Kakaniuk Malaka Tengah Malaka APBN 145 EMBUNG BESBARA - - As Manulea Sasitamean Malaka APBN Sumber : BWS NT II Provinsi NTT

66 Tabel Embung Di Kabupaten TTS LOKASI DATA TEKNIS TARGET PELAYANAN NO NAMA EMBUNG KECIL KECAMATAN DESA / KELURAHAN Panjang Luas DAS Tanggul Tinggi Tanggul Luas Daya Tampung (m3) Genangan Manusia Hewan Kebun (ha) (m) (m) Kotor Bersih (Ha) (KK) (Ekor) (Ha) TAHUN ANGGARAN ALOKASI DANA (xrp. 1000) SUMBER DANA 1 BESATETA Amanuban Selatan Oebaki , , /1987 APBD/ONTOP 2 HANE Amanuban Barat Hane , , /1987 APBD/ONTOP 3 OETILO Amanuban Barat Pusu , , /1987 APBD/ONTOP 4 FATULUI Amanuban Tengah Sopo , , /1988 APBN 5 NOA ANA Amanuban Selatan Noebesa , , /1988 APBD/ONTOP 6 O'ANIN Amanuban Barat O'0f , , /1988 APBD/ONTOP 7 EON ANA Amanuban Selatan Boentuka , , /1989 APBD/ONTOP 8 FATUMETAN Aman Barat Biloto , , /1989 APBD 9 LINBAI Amanuban Selatan Kiubaat , , /1989 APBN 10 OEKIU I Amanuban Selatan Oekiu , , /1989 APBD/ONTOP 11 BESAMNUTU Amanuban Selatan Polo , , /1990 APBN 12 BILLA Amanuban Timur Billa , , /1990 APBN 13 BUAT I Molo Selatan Oinlasi , , /1990 GOA 14 FALAS Amanuban Timur Falas , , /1990 APBD/ONTOP 15 FATUKOPA Amanuban Timur Fatukopa , , /1990 APBN 16 MAULEUM Amanuban Timur Mauleum , , /1990 APBN 17 MNELA Amanuban Timur Mnelaanen , , /1990 APBN 18 NAIMET Amanuban Tengah Niki-Niki Un , , /1990 APBD/ONTOP 19 OENAI Amanuban Timur Oenai , , /1990 APBN 20 OENALI Amanuban Barat Mnelatete , , /1990 GOA 21 OINLASII Amanuban Timur Oinlasi , , /1990 APBN 22 PILI Amanuban Timur Pili , , /1990 APBN 23 FOTILO Amanuban Utara Fotilo , , /1991 APBN 24 LILO Amanuban Utara Lilo , , /1991 APBN 25 LOTAS Amanuban Utara Lotas , , /1991 APBN 26 MANUFUI Amanuban Selatan Manufui , , /1991 APBN 27 OINLASI II Amanuban Selatan Oinlasi , , /1991 APBD/ONTOP 28 ONE Amanuban Selatan Poli , , /1991 APBN 29 ONIBESAK Amanuban Utara Bokong , , /1991 APBN 30 SUNU Amanuban Utara Sunu , , /1991 APBN 4-66

67 LOKASI DATA TEKNIS TARGET PELAYANAN NO NAMA EMBUNG KECIL KECAMATAN DESA / KELURAHAN Panjang Luas DAS Tanggul Tinggi Tanggul Luas Daya Tampung (m3) Manusia Hewan Kebun Genangan (ha) (m) (m) Kotor Bersih (Ha) (KK) (Ekor) (Ha) TAHUN ANGGARAN ALOKASI DANA (xrp. 1000) SUMBER DANA 31 TONOM Amanuban Selatan Skinu , , /1991 APBN 32 BESAMNUTU Amanuban Timur Bila , , /1992 APBN 33 BUAT II Molo Selatan Oinlasi , , /1992 APBN 34 BUAT III Molo Selatan Oinlasi , , /1992 APBN 35 KATILE Amanuban Utara Nasi , , /1992 APBN 36 NEKE Amanuban Tengah Neke , , /1992 APBN 37 OENEL Amanuban Selatan Toi , , /1992 APBN 38 BESNEO Amanuban Barat Hoi , , /1993 APBN 39 NIUBELE Amanuban Timur Pisan , , /1993 APBN 40 OEKLAU Amanuban Selatan Skinu , , /1993 APBN 41 OETIMU Amanuban Timur Fatukopa , , /1993 APBN 42 TUAKENA Amanuban Timur Oelet , , /1993 APBN 43 BENA I Amanuban Selatan Bena , , /1994 APBN 44 BENA II Amanuban Selatan Bena , , /1994 APBN 45 KUAFEU Amanuban Barat Boentuka , , /1995 APBN 46 NEONTES Amanuban Barat Boentuka , , /1995 APBN 47 PUSU Amanuban Barat Pusu , , /1995 APBN 48 NAIMOLO Molo Selatan Oinlasi , , /1996 APBN 49 NETO Amanuban Barat Nusa , , /1996 APBN 50 OEKIU Molo Selatan Tuasene , , /1996 APBN 51 OEBAKI Amanuban Barat Oebaki , , /1997 APBN 52 OENALI Amanuban Barat Mnelatete , , /1997 APBN 53 OENIUPSAI Kopeta Soe Taubneno , , /1997 APBN 54 BILUA Kuanfatu Bilua , , /1998 APBN 55 FATUBNONOT Amanuban Tengah Fatubnonot , , /1998 APBN 56 TUBUHUE Amanuban Tengah Neononi , , /1998 APBN 57 MEMPOKO Amanuban Tengah Tubulopo , , /1999 OECF 58 NISKAEN Amanuban Tengah Enoneontes , , /1999 OECF 59 OEHUE Amanuban Tengah Enoneontes , , /1999 OECF 60 OEEKAM Amanuban Timur Oeekam , , APBN 61 BESTOBE Insana Subun , , APBN 62 BIUS KOLOH Oenino Hoi , , ,577 APBN 63 NIFUKNONO Oenino Oenino , , ,745 APBN 4-67

68 LOKASI DATA TEKNIS TARGET PELAYANAN NO NAMA EMBUNG KECIL KECAMATAN DESA / KELURAHAN Panjang Luas DAS Tanggul Tinggi Tanggul Luas Daya Tampung (m3) Manusia Hewan Kebun Genangan (ha) (m) (m) Kotor Bersih (Ha) (KK) (Ekor) (Ha) TAHUN ANGGARAN ALOKASI DANA (xrp. 1000) SUMBER DANA 64 NONE Amanuban Barat None , , ,255 APBN 65 ABI Oenino Abi , , ,963 APBN 66 NIFUMETAN Oenino Abi , , ,963 APBN 67 OEHAUMOLO Amanuban Barat Tetaf , , ,963 APBN 68 AISIO Kualin Nunu Sunu , , ,552 APBN 69 BISUAF Molo Selatan Kesetnana , , ,552 APBN 70 ENO NIKIS Amanuban Barat Toblopo , , ,552 APBN 71 OE ANA Amanuban Selatan Bena , , ,552 APBN 72 FAILET Kuatnana Nusa , , ,180 APBN 73 TAENO'E Batu Putih Oehela , , ,180 APBN 74 TUPAN Batu Putih Tupan , , ,180 APBN 75 ENO ANA Batu Putih Tupan , , ,180 APBN 76 TUAKOLE Batu Putih Tuakole , , ,180 APBN 77 OEKIU Batu Putih Oekiu , , ,180 APBN 78 MIO Batu Putih Mio , , ,180 APBN 79 SISO Molo Selatan Biloto , , ,180 APBN 80 TUAIN Batuputih Oehala ,750 APBN 81 EON ANA Batuputih Tupan ,750 APBN 82 KOT KOTOS Amanuban selatan Mio ,750 APBN 83 ALE Amanuban selatan Bena ,750 APBN 84 FAUT FANE Amanuban selatan Batnun ,750 APBN 85 SASI Tobu Tune , , ,565 APBN 86 AJAOTAMA Tobu Bestobe , , ,243 APBN 87 NOEMUKE Kolbano Noemuke , , ,969 APBN 88 NONOHONIS Mollo Barat Salbait , , , ,879 APBN 89 PUSU Kota Soe Pusu , , ,809 APBN 90 BON MALAT MOLLO BARAT BESANA , ,700 APBN MBR 91 KIUKOLE MOLLO BARAT SALBAIT , ,700 APBN MBR 92 SAESUNJANU MOLLO BARAT SALBAIT , ,700 APBN MBR 93 TUA'MNANU MOLLO BARAT SALBAIT , ,700 APBN MBR 94 HU'EBAKI AMANUBAN TENGAH LAKAT , ,700 APBN MBR JUMLAH ,956, ,807, ,070 20, ,464,830 Sumber : BWS NT II Provinsi NTT

69 Tabel Embung Di Kabupaten TTU LOKASI DATA TEKNIS TARGET PELAYANAN NO NAMA EMBUNG KECIL KECAMATAN DESA / KELURAHAN Panjang Luas DAS Tanggul Tinggi Tanggul Luas Daya Tampung (m3) Manusia Hewan Kebun Genangan (ha) (m) (m) Kotor Bersih (Ha) (KK) (Ekor) (Ha) TAHUN ANGGARAN ALOKASI DANA (xrp. 1000) SUMBER DANA 1 OEFUI Miomafo Timur Nimasi , , /1987 APBN 2 BEBA Miomafo Timur Oelami , , /1988 APBD/ONTOP 3 HAHAE Miomafo Timur Sasi , , /1988 APBD/ONTOP 4 NAIOLA Miomafo Timur Naiola , , /1988 APBD/ONTOP 5 BIJAEPASU Miomafo Barat Bijaepasu , , /1989 APBN 6 NIAN Miomafo Barat Nian , , /1989 APBN 7 OENENU I Miomafo Timur Oenenu , , /1989 APBD/ONTOP 8 PAPIN Miomafo Barat Papin , , /1989 APBD/ONTOP 9 TAPENPAH Insana Tapenpah , , /1989 APBD/ONTOP 10 TUBULOPO Miomafo Barat Tubupolo , , /1989 APBD/ONTOP 11 BANAE Insana Banae , , /1990 APBN 12 BANFANU Miomafo Timur Banfanutu , , /1990 APBN 13 LANAUS Insana Lanaus , , /1990 APBN 14 MANUNAIN B Insana Manunain , , /1990 APBN 15 OENENU II Miomafo Timur Oenenu , , /1990 APBD/ONTOP 16 OEOLO Miomafo Barat Oeolo , , /1990 APBD/ONTOP 17 PANTAE Biboki Selatan Pantae , , /1990 APBN 18 SUBUN Biboki Selatan Subun , , /1990 APBN 19 TUABATAN Miomafo Barat Tuabatan , , /1990 APBN 20 AMOL Miomafo Timur Amol , , /1991 APBN 21 BANAIN Miomafo Timur Banain , , /1991 APBN 22 BATNES Miomafo Barat Batnes , , /1991 APBN 23 FAFINESU Insana Fafinisi , , /1991 APBN 24 HAUMENI Miomafo Timur Haumeni , , /1991 APBN 25 HUMUSU Insana Humusu , , /1991 APBN 26 NILULAT Miomafo Timur Nilulat , , /1991 APBN 27 AIJOBATAN Miomafo Timur Aijobatan , , /1992 APBN 28 BITEFA Miomafo Timur Bitefa , , /1992 APBN 29 LAPEON Biboki Selatan Lapeon , , /1992 APBN 30 MATABESI Biboki Selatan Matabesi , , /1992 APBN 4-69

70 LOKASI DATA TEKNIS TARGET PELAYANAN NO NAMA EMBUNG KECIL KECAMATAN DESA / KELURAHAN Panjang Luas DAS Tanggul Tinggi Tanggul Luas Daya Tampung (m3) Manusia Hewan Kebun Genangan (ha) (m) (m) Kotor Bersih (Ha) (KK) (Ekor) (Ha) TAHUN ANGGARAN ALOKASI DANA (xrp. 1000) SUMBER DANA 31 NUNMAFO Biboki Selatan Nunmafo , , /1992 APBN 32 SAINONI Miomafo Timur Sainoni , , /1992 APBN 33 TUNBES Biboki Selatan Tunbes , , /1992 APBN 34 BANSONE Kopeta Kefa Bansone , , /1993 APBN 35 KIKI Biboki Utara Kiki , , /1993 APBN 36 KUANEK Miomafo Barat Kuanek , , /1993 APBN 37 MANENU Biboki Selatan Manenu , , /1993 APBN 38 NUNMANU Kopeta Kefa Nunmanu , , /1993 APBN 39 SAINENU Miomafo Timur Sainenu , , /1993 APBN 40 KENSULAT Kopeta Kefa Kensulat , , /1994 APBN 41 KUATNANA Miomafo Timur Kuatnana , , /1994 APBN 42 LETKASE Miomafo Barat Nian , , /1995 APBN 43 OEKEL Miomafo Timur Nemasi , , /1995 APBN 44 TISI Insana Banae , , /1995 APBN 45 PALBENO Kefa Kota Tubuhue , , /1996 APBN 46 PAPIN ATAS Kefa Kota Tubuhue , , /1996 APBN 47 PAPIN BAWAH Kefa Selatan Tubuhue , , /1996 APBN 48 HAUMENIANA Miomafo Barat Haumeniana , , /1997 APBN 49 OEKOLO Miomafo Barat Oeolo , , /1997 APBN 50 OEOLO Miomafo Barat Oeolo , , /1997 APBN 51 BATUPUTIH Biboki Selatan Batuputih , , /1998 APBN 52 KIUBANENO Biboki Selatan Kiubaneno , , /1998 APBN 53 KNITI Miomafo Barat Kniti , , /1998 APBN 54 MANENU Biboki Utara Maneno , , /1998 APBN 55 MAOL Kefa Kota Maol , , /1998 APBN 56 OETULU Miomafo Barat Oetulu , , /1998 APBN 57 WEHEDAN Biboki Barat Birunatun , , /2000 APBN 58 LULU'U Kota Kefamenanu Tubuhue , , ,828 APBN 59 OEPOPE Noemuti Naop , , ,140 APBN 60 ASU ASU Biboki Utara Oepuah , , ,115 APBN 61 KOEBELE Biboki Utara Oepuah , , ,115 APBN 62 OEBKIN Miomafo Timur Naiola , , ,115 APBN 63 LAMEL Miomafo Tengah Akomi , , ,185 APBN 4-70

71 LOKASI DATA TEKNIS TARGET PELAYANAN NO NAMA EMBUNG KECIL KECAMATAN DESA / KELURAHAN Panjang Luas DAS Tanggul Tinggi Tanggul Luas Daya Tampung (m3) Manusia Hewan Kebun Genangan (ha) (m) (m) Kotor Bersih (Ha) (KK) (Ekor) (Ha) TAHUN ANGGARAN ALOKASI DANA (xrp. 1000) SUMBER DANA 64 OENISA Kota Kefamenanu Tublopo , , ,185 APBN 65 SEBE Insana Ban'nae , , ,185 APBN 66 OELBOSEN Kota Kefamenanu Tubuhue , , ,532 APBN 67 OELNITEP Kota Kefamenanu Tubuhue , , ,532 APBN 68 TATAN Insana Barat Subun , , ,532 APBN 69 DEROK Biboki Anleu Motadik , , ,532 APBN 70 AUDIAK Biboki Anleu Motadik , , ,532 APBN 71 FATUALAM Insana Barat Lapeom , , ,532 APBN 72 NAOB Naob Naob , , ,532 APBN 73 BESTOBE Noemuti Timur Manikin , , ,532 APBN 74 NAIBAS Naiola Bikomi Selatan ,027 APBN 75 OE IKA Oelami Bikomi Selatan ,027 APBN 76 SOEN FINA Bitefa Miomafo Timor ,027 APBN 77 LEOB Haekto Noemuti Timur ,027 APBN 78 OENENU BIBOKI TENGAH OENENU UTARA , , ,243 APBN 79 FATUIN INSANA FATUIN , , ,243 APBN 80 SEKON INSANA SEKON , , , ,243 APBN 81 OELAMI TUPLOPO OELAMI , , ,243 APBN 82 BEBA 2 TUPLOPO OELAMI , , ,243 APBN 83 PALAMA INSANA TENGAH LANAUS , , ,680 APBN MBR 84 MANUMUTI INSANA TENGAH LANAUS , , ,680 APBN MBR 85 OE ANA MEOMAFFO TENGAH NEO NASI , , ,680 APBN MBR 86 AKOMI MEOMAFFO TENGAH AKOMI , , ,680 APBN MBR 87 NIAN MEOMAFFO TENGAH NIAN , , ,680 APBN MBR JUMLAH ,827, ,693, ,613 18, ,665,842 Sumber : BWS NT II Provinsi NTT

72 Tabel Embung Di Kabupaten Belu LOKASI DATA TEKNIS TARGET PELAYANAN NO NAMA EMBUNG KECIL KECAMATAN DESA / KELURAHAN Panjang Luas DAS Tanggul Tinggi Tanggul Luas Daya Tampung (m3) Manusia Hewan Kebun Genangan (ha) (m) (m) Kotor Bersih (Ha) (KK) (Ekor) (Ha) TAHUN ANGGARAN ALOKASI DANA (xrp. 1000) SUMBER DANA 1 NAITIMU Tasifeto Barat Bekumean , , /1994 APBN 2 BIAKHALE Tasifeto Barat Fatuketi , , /1995 APBN 3 FATUKETI Kopeta Atambua Fatuketi , , /1995 APBN 4 HALIKELEN Tasifeto Barat Halikelen , , /1995 APBN 5 HALISIKUM Tasifeto Barat Halisikun , , , /1995 APBN 6 KIMBANA Tasifeto Barat Naitimu , , /1995 APBN 7 NAEKASA Tasifeto Barat Naekasa , , /1995 APBN 8 OEIVO Tasifeto Barat Naitimu , , /1995 APBN 9 TALA Tasifeto Barat Tala , , /1995 APBN 10 BAIKENE Tasifeto Barat Dualaus , , /1996 APBN 11 FATUATIS II Tasifeto Barat Dualaus , , /1996 APBN 12 FATUATISI Tasifeto Barat Dualaus , , /1996 APBN 13 FATUKARAU Tasifeto Barat Fatukarau , , /1997 APBN 14 OEBULUAN Tasifeto Barat Fatuketi , , /1997 APBN 15 TALERUN Tasifeto Barat Lawalutous , , /1997 APBN 16 HALIFEHAN Lamaknen Halifehan , , /1998 APBN 17 LUAGUJU Lamaknen Luaguju , , /1998 APBN 18 WAIKADA Tasifeto Barat Waikada , , /1998 APBN 19 WESASUIT Tasifeto Barat Wesasuit , , /1998 APBN 20 AINIBA Kakuluk Mesak Fatuketi , , ,533 APBN 21 KIMBANA Tasifeto Barat Bakustulama , , ,533 APBN 22 BEREKTAHENA Tasifeto Barat Derokfaturene , , ,067 APBN 23 HALITUKUNU Raimanuk Mandeu , , ,067 APBN 24 WELELAS Raimanuk Faturika , , ,067 APBN 25 TAERIDIK Tasifeto Barat Naekasa , , ,067 APBN 26 HALIULUN Kota Atambua Fatubanao , , ,067 APBN 27 RAIHANAS Tasifeto Timur Sadi , , ,067 APBN 28 MAUFUAS Tasbar Naekasa , , ,248 APBN 29 MOTABENAR Tastim Silawan , , ,248 APBN 4-72

73 LOKASI DATA TEKNIS TARGET PELAYANAN NO NAMA EMBUNG KECIL KECAMATAN DESA / KELURAHAN Panjang Luas DAS Tanggul Tinggi Tanggul Luas Daya Tampung (m3) Manusia Hewan Kebun Genangan (ha) (m) (m) Kotor Bersih (Ha) (KK) (Ekor) (Ha) TAHUN ANGGARAN ALOKASI DANA (xrp. 1000) SUMBER DANA 30 Nahataek Raimanuk Mandeu , , ,922 APBN 31 Menabi Raimanuk Duakoran , , ,922 APBN 32 Fatu utu Tasifeto Barat Naikasa , , ,922 APBN 33 Boareu Tasifeto Timur Umaklaran , , ,922 APBN 34 Fatuba'a Tasifeto Timur Fatubaa , , ,922 APBN 35 Halimuti Tasifeto Timur Manleten , , ,922 APBN 36 Fauoan Tasifeto Timur Manleten , , ,922 APBN 37 Hudimetan Tasifeto Barat Derok , , ,922 APBN 38 Weberliku Tasifeto Barat Tukuneno , , ,922 APBN 39 KIAN RATE Raimanuk Mandeu Rata , , ,655 APBN MBR 40 BEKOINUK Tasifeto Timor Fatubaa , , ,655 APBN MBR 41 MASMAE Tasifeto Barat Tukuneno , , ,655 APBN MBR 42 WEKLESE Raimanuk Tasain , , ,655 APBN MBR 43 LO'O KOTA Tasifeto Barat Derok , , ,655 APBN MBR JUMLAH ,596, ,465, ,367 10, ,998,535 Sumber : BWS NT II Provinsi NTT

74 Tabel Embung Di Kabupaten Malaka LOKASI DATA TEKNIS TARGET PELAYANAN NO NAMA EMBUNG KECIL KECAMATAN DESA / KELURAHAN Panjang Luas DAS Tanggul Tinggi Tanggul Luas Daya Tampung (m3) Manusia Hewan Kebun Genangan (ha) (m) (m) Kotor Bersih (Ha) (KK) (Ekor) (Ha) TAHUN ANGGARAN ALOKASI DANA (xrp. 1000) SUMBER DANA 1 KUSA Malaka Timur Sunbaun , , /1994 APBN 2 BONAN Malaka Timur Bonan , , /1996 APBN 3 OENIAREU Malaka Timur Oeniareu , , /1997 APBN 4 SALORE Malaka Timur Salore , , /2000 APBN 5 TASILENGLUHAN Malaka Timur Umaklaran , , /2000 APBN 6 HALIHEDIBESI Malaka Timur Rafae , , ,950 APBN 7 OEKLEO Malaka Barat Biudukfoho , , ,950 APBN 8 KEREANA Sasitamean Kereana , , ,533 APBN 9 DAISTOIR Sasitamean Naisau , , ,333 APBN 10 SASITAMEAN Laen Manen Kapitan Meo , , ,333 APBN 11 WE ATOK LEKI Malaka Tengah Kakaniuk , , ,333 APBN 12 HAELUAN Kobalima Timur Kota Biru , , APBN 13 WESASEIK Kobalima Timur Kota Biru , , APBN 14 OESTER Laen Manen Uabau , , APBN 15 OESTER 2 Sasitamean Naisau APBN 16 OEHARA Laen Manen Metroi APBN 17 BESBARA Sasitamean As manulea , , ,248 APBN JUMLAH , , ,749 2, ,201,680 Sumber : BWS NT II Provinsi NTT

75 Tabel Bendung Di Wilayah Sungai Benanain Sumber : BWS NT II Provinsi NTT

76 Sumber : Penyusunan Pola Pengelolaan SDA WS Benanain Gambar 4. 5 Peta Daerah Irigasi 4-76

77 4.1.2 Prasarana Sumber Daya Air Di Wilayah Perbatasan Terdapat beberapa Prasarana Sumber Daya Air Di WS Benanain yang berada diwilayah perbatasana antara NKRI dan Timor Leste, yaitu seperti dalam Tabel dibawah ini: 4-77

78 NO NAMA DAS/ N0 DAS 1 DAS EKAT DAS BANAIN DAS SUNSEA DAS BAKITOLAS DAS WINI DAS OEMANU DAS DAIKAIN OEPOTIS DAS UMAKLARAN 014 Tabel Data Prasarana Sumber Daya Air di Daerah Aliran Sungai Perbatasan POSISI DAS PERBATASAN ADMINISTRASI PERBATASAN HULU TENGAH HILIR Timor Leste NKRI Timor Leste NKRI NKRI Timor Leste NKRI NKRI Timor Leste NKRI NKRI Timor Leste NKRI dan Timor Leste NKRI dan Timor Leste NKRI Timor Leste (Mota NKRI dan Timor Leste NKRI dan Timor Leste BENTUK BATAS Sungai dan daratan NAMA LOKASI BATAS Desa : Haumeni Ana, Sunkaen, Inbate, Buk, Napan Sungai Sungai di Desa Napan, Desa Banain B Sungai Sungai : Noel Bilomi Sungai Sungai : Noel Bilomi, Sungai di Desa Banain B dan Desa Sunsea Sungai Sungai : Noel Meto KABU PATEN KECAMATA N Kab. TTU Kec. Bikomi Tengah, Kec. Bikomi Utara, Kec. Bikomi Nilulat Kab. TTU Kec. Bikomi Utara Kab. TTU Kec. Bikomi Utara Kab. TTU Kec. Bikomi Utara Kab. TTU Kec. Naibenu, Kec. Insana Utara DESA Haumeni Ana, Sunkaen,Inbat e, Buk, Napan Napan, Banain B Banain A, Banain B Banain B dan Sunsea Manamas, Kel. Humusu C NKRI NKRI Daratan Kab. TTU Kec. Naibenu Manamas, Benus, Bakitolas, Sunsea NKRI dan Timor Leste NKRI NKRI dan Timor Leste NKRI dan Timor Sungai Sungai Mota Akodato Sungai dan daratan Sungai : Mota Talau, Mota Lidosu Kab. Belu Kab. Belu Kec. Tasifeto Timur Kec. Tasifeto Timur, Kec. Nanaet Silawan Tulakadi, Sadi, Dafala, Sarabau, PRASARANA Sumber Daya Air Daerah Irigasi : DI. Buk (50 Ha), DI. Inbate (50 Ha) Bendung : Ufmetan Embung Kecil : Sainenu, Kuanek, Batnes, Oeolo Daerah Irigasi : DI. Oelfaub (250 Ha) Embung Kecil : Banain Daerah Irigasi : DI. Jak (150 Ha) Pelabuhan Wini Daerah Irigasi : DI.Haliwen (300 Ha), Di. Butasik (150 Ha), DI. Taeksoruk (200 Ha), DI. Seonpasar (80 Ha), DI. 4-78

79 NO NAMA DAS/ N0 DAS 9 DAS LASIOLAT DAS DUALASI DAS BAUHO DAS LAMAK SENULU DAS TALAU DAS LAMAKMEN DAS DUARATO POSISI DAS PERBATASAN ADMINISTRASI PERBATASAN HULU TENGAH HILIR BENTUK BATAS NAMA LOKASI BATAS KABU PATEN KECAMATA N Haliboe) Leste Desa : Nanaet Duabesi, Kec. Tasifeto Barat Timor Leste (Mota Merak) NKRI NKRI dan Timor Leste NKRI NKRI Timor Leste NKRI NKRI Timor Leste NKRI NKRI Timor Leste NKRI NKRI Timor Leste NKRI NKRI Timor Leste NKRI NKRI Timor Leste Sungai dan daratan Sungai : Mota Talau, Mota Merak, Mota Baukama Sungai Sungai : Mota Talau Sungai Sungai : Mota Talau Sungai Sungai : Mota Talau Sungai Sungai : Mota Talau, Mota Malibaka Sungai Sungai : Mota Malibaka Sungai Sungai : Mota Malibaka Kab. Belu Kec. Tasifeto Timur, Kec. Lamaknen Selatan Kab. Belu Kec. Tasifeto Timur, Kec. Lasiolat Kab. Belu Kec. Raihat, Kec. Lasiolat DESA Nanaet, Lookeu Sarabau, Dafala, Takirin, Debululik, Loonuna Sarabau, Maneikun Maneikun, Fatulotu, Dualasi Raiulun, Asumanu Kab. Belu Kec. Raihat Asumanu Kab. Belu Kec. Raihat Asumanu, Tohe, Maumutin Kab. Belu Kab. Belu Kec. Lamaknen, Kc. Raihat Kec. Lamaknen, Maumutin, Lamaksenulu, Makir, Kewar Kewar, Lakmaras, PRASARANA Sumber Daya Air Webuni (50 Ha), DI. Wekari (50 Ha), DI. Lalosuk (50 Ha), Bendung : Mekafehan Embung Kecil : Kimbana 2, Biakhale, Wesasuit, Halikelen, Tala, Naekasa Daerah Irigasi : DI. Nobelu (128 Ha), DI. Buatok (125 Ha), DI. Takirin (600 Ha) Daerah Irigasi : DI. Haekesak (600 Ha), DI. Maubusa (1350 Ha) Bendung : Haekesak Daerah Irigasi : DI.Holeki (450 Ha), DI. Halileki (450 Ha) Bendung : Holeki Embung Kecil : Luaguju 4-79

80 NO NAMA DAS/ N0 DAS POSISI DAS PERBATASAN ADMINISTRASI PERBATASAN HULU TENGAH HILIR BENTUK BATAS NAMA LOKASI BATAS KABU PATEN KECAMATA N 026 Kec. Lamaknen Selatan 16 DAS TAFARA DAS RAINAWE DAS MOTA BAHULU DAS ALAS DAS ALAS SELATAN 030 NKRI NKRI Timor Leste Timor Leste NKRI NKRI Sungai dan daratan NKRI NKRI Timor Leste NKRI NKRI Timor Leste NKRI NKRI Timor Leste Sumber : Analisa SIG Lokasi Prasarana Sumber Daya Air Sungai Sungai : Mota Tafara Sungai : Mota Medik Sungai Sungai : Mota Masin Sungai Sungai : Mota Masin Sungai Sungai : Mota Masin Kab. Belu Kec. Nanaet Duabesi Kab. Belu Kab. Malaka Kab. Malaka Kab. Malaka Kec. Kobalima Timur Kec. Kobalima Timur Kec. Kobalima Timur Henes DESA Nanaet Alas Utara, Kota Biru Alas, Kota Biru, Alas Selatan Alas Selatan PRASARANA Sumber Daya Air Daerah Irigasi : DI.Alas (1650 Ha) Embung Kecil : Wesaseik 4-80

81 S. Noel Fatuputu S. Noel Manamas Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA U TIMOR LESTE D.I. Inbate 50Ha S.Noel Ekat (DAS ekat) S. Nono Fautpas D.I. Buk 50Ha Bdg. Ufmetan EK. Sainenu D.I. elfaub 250 Ha S.Noe Banain (DAS Banain) S.Sunsea (DAS Sunsea) S.Bakitolas (DAS Bakitolas) D.I. Jak 1 50 Ha S. Wini (DAS Wini) S. Temkuna (DAS Temkuna) S. Mena (DAS Mena) D.I. Mena Ha Bdg. Mena S. Oemanu (DAS Oemanu) EK. Koebele S. Noel Asoin S. Noel Fatumtasa EK. Kuanek EK. Oeolo EK. Humusu EK. Matabesi EK. Batnes EK. Fafinesu EK. Tunbesi KETERANGAN : RENCANA BENDUNGAN BENDUNGAN EKSISTING S. Noel Oesuu RENCANA BENDUNG BENDUNG EKSISTING CHECK DAM EMBUNG KECIL EMBUNG IRIGASI JEMBATAN AREAL DAERAH IRIGASI ALUR SUNGAI BATAS NEGARA Gambar 4. 6 Skema Sungai DAS 001 DAS

82 U SELAT OMBAI S. Ketwen (DAS Ketwen S. Punu (DAS Punu) D.I. Ponu Ha D.I. Hasfuik Maubesi 420 Ha EK. Wehedan S. Hasfuik (DAS Hasfuik Maubesi) Bdg. Tantori Nonatbatan S. Fatukety (DAS Faukety S. Selowai (DAS Selowai) Renc. Bdgn. Rotiklot D.I. Ainiba 150 Ha EK. Ainiba S. Dualaus (DAS Dualaus) EK. Fatuatis I EK. Fatuatis II S. Mota Wekakeu S. Manukakae (DAS Manukakae) S. Silawan (DAS Silawan) S. Matpao Sisiae (DAS Matpao Sisiae) S. Daikain Oepotis(DAS Daikain Oepotis) EK. Maneno EK. Fatukety KETERANGAN : RENCANA BENDUNGAN BENDUNGAN EKSISTING RENCANA BENDUNG BENDUNG EKSISTING CHECK DAM EMBUNG KECIL EMBUNG IRIGASI JEMBATAN AREAL DAERAH IRIGASI ALUR SUNGAI BATAS NEGARA Gambar 4. 7 Skema Sungai DAS 009, 010, 011, 012, 013, 015, 016, 017, 018,

83 S. Mota Baukaek Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA U Bdg. Mekafehan EK. Wesasuit EK. Biakhale S. Mota Wemaufani EK. Tala S. Umaklaran (DAS umaklaran) D.I. Haliwen 299 Ha EI. Haliwen S. Mota Oe S. Mota Atais D.I. Taeksoruk 1 50 Ha TIMOR LESTE S. Mota Talau S. Mota abatoan Renc. Bdgn. Sadi D.I. Buatok 1 00 Ha S. Mota Ahu D.I. Takirin 1 20 Ha S. Lasiolat (DAS Lasiolat) D.I. Nobelu 1 28 Ha S. Dualasi (DAS Dualasi) S. Bauho (DAS Bauho) S. Lamak Senulu (DAS Lamak Senulu Bdg. Haekesak D.I. Haekesak 600 Ha S. Talau (DAS Talau) D.I. Maubusa Ha EI. Haekrit EK. Naekasa D.I. Butasik 1 50 Ha D.I. Lalosuk 50 Ha EK. Halikelen EK. Kimbana 2 D.I. Wekari 50 Ha D.I. Webuni 1 00 Ha D.I. Seonpasar 1 00 Ha KETERANGAN : RENCANA BENDUNGAN BENDUNGAN EKSISTING RENCANA BENDUNG BENDUNG EKSISTING CHECK DAM EMBUNG KECIL EMBUNG IRIGASI JEMBATAN AREAL DAERAH IRIGASI ALUR SUNGAI BATAS NEGARA Gambar 4. 8 Skema Sungai DAS 014, 020, 021, 022, 023,

84 S. Siwi (DAS Lawalu) S. Mota Koke (DAS Mota Babulu) S. Rainawe (DAS Rainawe) U Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA TIMOR LESTE S. Mota Malibaka S. Mota Masin S. Lamakmen (DAS Lamakmen) D.I. Holeki 450 Ha Bdg. Holeki S. Duarato (DAS Duarato) S. Tafara (DAS Tafara) S. Mota Bahulu (DAS Mota Bahulu) S. Alas(DAS Alas) EK.Wesaseik S. Alas Selatan (DAS Alas Selatan) D.I. Halileki 450 Ha D.I. Alas Ha EK. Luaguju D.I. Wematek 200 Ha D.I. Webua 1 00 Ha D.I. Lakekun I & II 250 Ha KETERANGAN : S.Mota Solo RENCANA BENDUNGAN BENDUNGAN EKSISTING RENCANA BENDUNG BENDUNG EKSISTING CHECK DAM EMBUNG KECIL D.I. Waemaromak 1 50 Ha D.I. Tolok 600 Ha D.I. Eturaifou 1 25 Ha S.Mota Resi EK.Halifehan D.I. Tubaki 300 Ha S.Mota Toitoko D.I. Weoan 1 00 Ha S.Mota Wedik EK.Wesaseik EMBUNG IRIGASI JEMBATAN AREAL DAERAH IRIGASI D.I. Raimetan 1 50 Ha ALUR SUNGAI BATAS NEGARA L A U T T I M O R U Gambar 4. 9 Skema Sungai DAS 025, 026, 027, 028, 029, 030, 031, 032,

85 S. Benanain (DAS Benanain Bdg. Obor II Bdg. Obor I S.Noel Oemanu Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA D.I. Oepunu 1 60 Ha S.Nono Bila D.I. Oemanas25 Ha S.Nono Oemanas D.I. Tuaputu 80 Ha D.I. Kustanis 70Ha Bdg. Naob D.I. Nit Oes 55 Ha D.I. Pulo 200 Ha D.I. Oeluan 76 Ha D.I. Kustanis 70Ha D.I. Baikh 60 Ha S.Noe Muti Bdg. Nain S.Noel Asban D.I. Upunaek 70Ha D.I. Bokis 400 Ha D.I. Naitiu 1 60 Ha D.I. Nain 300 Ha D.I. Kleja 110Ha Bdg. Kensulat S.Mota Biau S.Mota Boni D.I. Boni 50 Ha S.Nono Nunhala D.I. Teutbesi 1 50 Ha D.I. Oelolok 1 50 Ha KETERANGAN : D.I. Raimea 400 Ha D.I. Oekopa 250 Ha D.I. Tualene 1 80 Ha S.Nono Bau D.I. Hauteas 1 00 Ha D.I. Milana 1 50 Ha D.I. Lurasik 430 Ha RENCANA BENDUNGAN BENDUNGAN EKSISTING RENCANA BENDUNG BENDUNG EKSISTING CHECK DAM EMBUNG KECIL S.Mota Baen D.I. Fatubesi Ha Bdg. Benanain D.I. Bakateu 1 00 Ha D.I. Malaka Ha D.I. Salore 1 50 Ha D.I. Obor Ha S.Nono Naitui D.I. Teun 1 00 Ha D.I. Aroki Ha S.Mota Mauk S.Noe Naitanu D.I. Bakan 200 Ha D.I. Halilulik 200 Ha S.Noe Bemes S.Mota Wetaka EMBUNG IRIGASI JEMBATAN AREAL DAERAH IRIGASI ALUR SUNGAI BATAS NEGARA D.I. Weliman Ha 034 L A U T T I M O R U Gambar Skema Sungai DAS

86 S. Saenam (DAS Saenam) S. Noe Snuel (DAS Nenoat) S. Lake (DAS Lake) S. Noe Saun (DAS Sunu) S. Noe Bone (DAS Bone) S. Noe Boking (DAS Boking) S. Nono Hanmasi (DAS Hanmasi) S. Oekaem (DAS Oekaem) S. Toianas (DAS Toianas) S. Mota Halilamutu (DAS Halilamutu) S. Mota Delek (DAS Umalawain) Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA KETERANGAN : RENCANA BENDUNGAN BENDUNGAN EKSISTING RENCANA BENDUNG BENDUNG EKSISTING CHECK DAM EMBUNG KECIL EMBUNG IRIGASI JEMBATAN AREAL DAERAH IRIGASI ALUR SUNGAI BATAS NEGARA S.Noe Kobelete S.Noe Tufe S.Noe Kiba EK.Niubele S.Noe Teluk S.Noe Bana EK.Katile EK.Oenel EK.Oekiu EK.Manufui EK.One EK.Poli S.Noe Ana EK.Fotilo EK.Lotas D.I. Fauleu 60 Ha EK.Lapeon EK.Oeklau S.Noe Besiuk S.Noe Oeana EK.Lilo EK.Bonan D.I. Nualunat 70Ha D.I. Banli 70Ha D.I. Lopon 60 Ha D.I. Menu 200 Ha D.I. Sonapolen 30 Ha D.I. Baus 3000 Ha D.I. Sian 25 Ha EK.Tonom D.I. Noelin 10Ha EK.Onibesak S.Mota Briaman L A U T T I M O R U Gambar Skema Sungai DAS

87 4.2. Review Studi Pengembangan dan Pengelolaan SDA WS Benanain di Pulau Timor Barat, Provinsi NTT, Tahun 2001 Studi ini dilaksanakan tahun 2001 yang dibiayai melalui Loan JBIC ODA IP-499 bersamaan dengan proyek Small Scale Irrigation Management Project III (SSIMP III). Kontrak studi diselesaikan tahun 2002 oleh PT Indra Karya Cabang Kupang berasosiasi dengan PT. Virama Karya Cabang Kupang. studi ini terdiri atas 25 Bab yang membahas berbagai hal seperti tersebut dibawah ini. 1. Pendahuluan : Latar Belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup studi dan sasaranya. 2. Kebijakan Nasional Pengembangan & Pengelolaan SDA 3. Potensi Pengembangan DPS Benanain 4. Rencana Pengembangan & Pengelolaan DAS Benanain 5. Kebutuhan Konsultasi Masyrakat 6. Sosial, Budaya dan Sosial Ekonomi 7. Formulasi Awal Rencana Induk DAS Benanain (Rencana Pengembangan Jangka Pendek) 8. Proyeksi Kebutuhan Air Rumah Tangga, Perkotaan dan Industri 9. Hasil Investigasi Geologi Permukaan 10. Aspek Hidrologi 11. Pertanian dan Irigasi 12. Kebutuhan Air Perikanan 13. Analisis Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) 14. Analisa Keseimbangan Air (Water Balance) 15. Visualisasi GIS 16. Kajian Perencanaan Awal (Basic Design) 17. Penyediaan Air Bersih Perdesaan (Rural Water Supply) 18. Rencana Perbaikan Sungai Benanain Hilir (River Training) 19. Analisa Kuantitas dan Biaya 20. Analisis Ekonomi 4-87

88 21. Rencana Pengelolaan di DAS Benanain 22. Kajian Informasi Lingkungan 23. Rencana Induk Pengembangan & Pengelolaan SDA WS Benanain 24. Rekomendasi Pelaksanaan proyek 25. Usulan Pengembangan Kelembagaan untuk Pengelolaan WS Secara ringkas isi dari studi diatas adalah sebagai berikut. 1. Sebagai dampak dari Jajak Pendapat pada September 1999 maka terjadinya perubahan status dari provinsi Timor Timur menjadi Negara Timor Leste. Dengan adanya Negara baru tersebut kiranya perlu suatu perkuatan di daerah perbatasan untuk menangkal adanya infiltrasi politik yang dikhawatirkan mengganggu stabilitas keamanan khususnya didaerah perbatasan. 2. Pergeseran peran pemerintah dari sistem sentralisasi ke desentralisasi, memerlukan upaya pemberdayaan dalam hal penanganan sektor pengairan dengan memperhatikan aspek transparansi, efisiensi, dan akuntabilitas. 3. Berkaitan dengan Kebijakan Nasional dalam aspek Penataan Ruang. 4. Konsep dasar Pengembangan didasarkan atas aspek Pengembangan dan Aspek Pengelolaan Sumber Daya Air. 5. Studi-Studi Terdahulu didasarkan atas Timor Island Water Resources Development Study oleh Crippen International Ltd, Canada tahun 1980; termasuk Studi Optimasi Pola Umum Pengembangan Sumber daya Air Provinsi NTT. 6. Tujuan studi didasarkan atas Tujuan Jangka Pendek/Mendesak (1-2 tahun) dan Tujuan Jangka Panjang (5-20 tahun) dengan Manfaat studi adalah sbb : a. Menghasilkan suatu perencanaan terpusat dan sarana koordinasi untuk menerapkan pendekatan pengembangan sumber daya air terpadu. b. Memberikan arahan bagi pengambil keputusan untuk pengelolaan DAS Benanain secara optimal c. Menghasilkan sejumlah rencana pengembangan sumber daya air untuk mendukung pengelolaan DAS Benanain secara optimal. 4-88

89 d. Menyusun rencana pembangunan yang bertahap untuk menggali peluang bagi proyek proyek pengembangan SDA baik yang bertujuan tunggal maupun ganda di DAS Benanain. 7. Kebijakan Nasional Pengembangan dan Pengelolaan SDA didasarkan atas Pesan GBHN dan Lima Prioritas Pembangunan Nasional (Propenas) yaitu a. Prioritas Pembangunan Nasional REPETA b. Prioritas Pembangunan Pemukiman dan Prasarana Wilayah 8. Potensi Pengembangan DAS Benanain berdasarkan Sumber Daya Alam adalah sebagai berikut : Luas NTT : Luas Darat Km², Luas Perairan : km² Merupakan daerah kepulauan dengan 566 buah pulau, 42 pulau berpenghuni 524 tidak berpenghuni. Secara geografis NTT adalah Provinsi yang terletak paling selatan di Indonesia berbatasan dengan Australia dan Timor Leste. Terletak 80-12º Lintang Selatan dan Antara 118º-125º Bujur Timur. Perbatasan sebelah Utara dengan Laut Flores, sebelah Selatan dengan Laut Hindia, sebelah barat dengan NTB, sebelah timur dengan Timor Leste. Fisiografi pulau Timor sebagai suatu wilayah pengembangan sumber daya air di Provinsi NTT memiliki luas wilayah km dan terdapat 2 sungai besar, yaitu Noelmina dengan DAS km² (9,75%) dan Benanain dengan DAS km (19,2%). Gunung (Nuaf) Mutis dengan ketinggian m adalah merupakan puncak tertinggi di wilayah Timor Bagian Barat dan berperan penting sebagai penangkap hujan sehingga kedua sungai besar tersebut mempunyai mata air. Berdasarkan Studi ini bahwa Anak anak sungai DAS Benanain tentang Pembagian Wilayah Sungai terdapat 5 SWS : a. SWS Nunkurus (2.062,70 km²) b. SWS Noelmina (2.744,10 km²) c. SWS Mena (2.569,42 km²) 4-89

90 d. SWS Termanu (1.957,96 km²) e. SWS Benanain (5.077,23 km²) Terdapat sungai-sungai yang melintas antar Kabupaten dan melintasi antar Negara, yaitu Kabupaten Timor Barat dan Timor Leste. Sungai-sungai yang melintasi salah satu wilayah ini akan menjadi node dalam model analisis DAS. Debit debit sungai yang diamati : 1. Data sungai Mio-Noil Mina 2. Data debit Bokong- Takari 3. Data debit Temef- Desa Neke 4. Data Debit Nunbei- Besikama 9. Kondisi-kondisi Permasalahan dan strategi Optimalisasi Pembangunan Bidang Sumber Daya Air dan Irigasi adalah sbb : a. Kondisi-kondisi Permasalahan dan Pembangunan bidang SDA dan Irigasi didasarkan atas hasil kajian umum musim hujan yaitu terjadi pada Bulan Desember-Maret yang memiliki potensial air permukaan sebesar 29.30% atau milyar m³. Alokasi kebutuhan air 89% untuk irigasi dan 11% untuk air baku perkotaan. b. Permasalahan Terdapat defisit ketahanan Pangan. Strategi Penanganan Sektor PSDA provinsi NTT dilaksanakan melalui Teknologi Pertanian dan teknologi Irigasi 10. Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya meliputi hal-hal sbb : a. letak geografis mempengaruhi masyarakat yang tinggal di daerah yang paling kering dengan Luas DAS km² mencakup 3 kabupaten Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara dan Belu, b. Kependudukan yang diproyeksikan dalam kerangka makro ekonomi c. pendekatan dan metode Proyeksi Penduduk dan Tenaga kerja Tinjauan ekonomi dan perkembangannya meliputi berbagai sektor yaitu : a. sektor Pertanian 4-90

91 b. sektor pertambangan dan Penggalian c. sektor industry pengolahan d. sektor Bangunan/Konstruksi e. sektor perdagangan hotel dan restaurant f. sektor pengangkutan dan komunikasi g. sektor keuangan dan persewaan dan jasa perusahaan h. sektor Jasa jasa Kondisi Sosial budaya Penduduk Timor terdiri dari beberapa suku yaitu : a. Penduduk suku Dawan (Atoin Metto) b. Penduduk suku Tetun (Belu) 11. Formulasi Awal Rencana Induk DAS Benanain meliputi hal-hal sbb : a. Secara Umum terdiri atas : Jangka pendek (penyelarasan dengan RDTRW I dan II ) Jangka menengah penyelerasan dengan RUTRW I dan II Jangka Panjang penyelerasan dengan dengan SNPTR/RTRWN b. Rencana Pengembangan Jangka Pendek c. Seleksi dasar Pemilihan Lokasi prioritas berdasarkan kondisi : a. topografi b. geologi permukaan c. aksesbilitas jalan ke lokasi bendungan d. aspek Luas DAS Khusus untuk Aspek Teknis, hal-hal yang ditinjau meliputi : a. Kapasitas Tampungan b. Impounding Porosity c. Harmful Geological Structure e. Tinggi DAM Rencana f. Potensi Sedimentasi g. Foundation Bearing Capacity 4-91

92 h. Areal yang teririgasi (terairi) i. Jarak ke Quarry j. Perkiraan Volume Quarry Untuk Aspek Pertanian meliputi hal-hal peninjauan sbb : a. Potensi Area Pengembangan b. Curah hujan Tahunan c. Penggunaan Lahan d. Kondisi hutan e. vegetasi di daerah genangan f. kesiapan lahan g. angka erosivitas daerah Pengaliran h. Perkolasi Untuk Aspek sosial ekonomi, peninjauan meliputi hal-hal sbb : a. Prakiraan Biaya Konstruksi b. Tingkat Kebutuhan Air Baku c. Densitas Penduduk d. Relokasi Penduduk e. Status Lahan di Daerah Genangan f. Akses menuju Lokasi Bendung g. Marketing Distance h. Keuntungan Tambahan 12. Proyeksi Kebutuhan Air Rumah Tangga, Perkotaan, dan Industri didasarkan atas berbagai hal dan asumsi sbb : 1. Kondisi Pemenuhan Air Baku Saat ini (per Kabupaten) 2. Penggunaan Air Rumah Tangga Perkotaan dan Industri 3. Proyeksi kebutuhan air RKI 4. Aspek sosial ekonomi terhadap kebutuhan air 4-92

93 13. Hasil Investigasi Geologi Permukaan Pemetaan Geologi Permukaan terdiri atas : 1. Geologi Regional, dan 2. Geologi daerah penyelidikan Hasil Investiagasi geologi permukaan meliputi : a. Rekomendasi Awal untuk tahap studi Lanjutan b. usulan volume pekerjaan investigasi geologi dan test laboratorium c. Hasil Pekerjaan Investigasi Geologi dan test Laboratorium (per waduk) 14. Aspek Hidrologi didasarkan atas data dan perhitungan seperti dibawah ini. a. Data hidrometeorologi dari stasiun meteorology berupa data Suhu, kelembaban relative, evaporasi, lama penyinaran matahari, kecepatan angin. b. data curah hujan berasal dari : Stasiun penakar curah hujan, data pencatat hujan, curah hujan jam jaman, curah hujan rerata DAS c. Data debit diperoleh dari : Stasiun pengamatan debit, data pengamatan debit sesaat, analisis debit andalan, perhitungan debit jangka panjang di stasiun AWLR, debit simulasi di rencana lokasi waduk, perhitungan debit banjir, hidrograf debit rencana, d. Sedimentasi diperoleh dari : Laju sedimentasi tahunan, sedimentasi waduk, penelusuran banjir melalui waduk. e. Analisa ketersediaan debit air tanah dilakukan berdasarkan data dari Sumber data dan lokasi sumur sbb : i. Ciri Hidrolika akuifer ii. iii. Geologi dan hidrogeologi analisis kualitas air tanah : Sumber data Mota Klik, Noil Muti, Noil Maubesi, Noil Hala, Noil Sebau. 4-93

94 15. Pertanian dan Irigasi didasarkan atas berbagai kondisi sbb : a. Kondisi Sektor pertanian Daerah studi b. Pola Tata tanam c. kebutuhan air Irigasi dan produksi untuk pertanian d. perhitungan luas maksimum teririgasi. e. Kondisi agro ekonomi seperti Areal tanam, sarana produksi, produksi per hektar, biaya produksi per hektar, pendapatan per hektar. Perkiraan kondisi Pertanian yaitu meliputi Pola dan intensitas tanam masa mendatang, pemilihan tanaman, palawija, hortikultura, tingkat kemampuan lahan dan lain sebagainya. 16. Kebutuhan Air Perikanan ; a. Umum ; 1. Potensi perikanan lebih menonjol sebagai Hasil Kelautan di Prop. NTT 2. Potensi Tambak (Th.1999) = ha (LAPAN, th.1990) > Dimanfaatkan = 434,5 ha (1,23 %), diolah (tambak) = 855 ha, Hasil produksi 784,4 ton (th.1999) dan bersifat tradisional (pasang surut) b. Potensi Tambak dipengaruhi oleh : 1. Salinitas air 2. Jenis tambak, luas tambak (kedalaman = 0,8 m) 3. Curah hujan, Evaporasi, Rembesan (seepage) 4. Tingkat kebutuhan penggelontoran/penggantian air 5. Jadwal produksi a) Proyeksi Budidaya Tambak; (Potensi seluas = ha).> di Wilayah S.Benanain adalah seperti tabel berikut : No. Kabupaten Tabel Proyeksi Budidaya Tambak Daerah Potensial Tambak (ha) Rencana Pembangunan Sarana Pengairan untuk Tambak 1 Kupang Desain Irigasi Tambak 4-94

95 2 TTS (Timor Tengah Selatan) Saluran Tambak 3 TTU (Timor Tengah Utara) Situ Air Tawar untuk Tambak = 1 ha 4 Belu Pompa Air tambak 5 Ende 590 Pencetakan Lahan tambak 6 Ngada Jalan Inspeksi 7 Manggarai b) Sumber Air adalah Pengairan air laut dan air tawar; Kebutuhan air tawar yang diperlukan berupa Penyediaan PAH yaitu Embung/ Waduk Kecil. Untuk itu dapat dilihat pada RTRW Kabupaten Kabupaten. 17. Analisis Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Katagori PLTA ; a. Daya > 5 MW > PLTA b. Daya 1 MW > P > 5 MW....> Mini Hydro c. Daya < 1 MW > Microhydro Waduk-waduk yang diusulkan dalam Study ; Waduk-waduk diusulkan PLTA adalah Temef Dam > Lokasi = Kec.Amanuban Tengah, Kab. TTS; Asal = S. Benanain Hulu; Kebutuhan Untuk = Kota SoE Waduk-waduk diusulkan Mini hydro adalah ; 1. Maubesi Dam..> Lokasi = Kec. Insana, Kab. TTU Asal = S. Maubesi Kebutuhan Untuk = Kec. Insana 2. Muti Dam..> Lokasi = Kec. Miomafo Timur, Kab. TTU; Asal = S. Muti; Kebutuhan Untuk = Kec. Miomafo Timur Waduk-waduk diusulkan Micro hydro adalah ; 1. Bijeli Dam..> Lokasi = Kec. Mollo Selatan, Kab. TTS 4-95

96 Asal = S. Bijeli Kebutuhan Untuk = Kota Soe Sistem jaringan PLN (supply mandiri) = 6 Jaringan ;.> Kupang ; Oesao ; SoE ; Kefamenanu ; Atambua; Kalabahi ( Koordinasi Cab.Kupang) Tabel Cabang PLN KUPANG (Pembangkit Sistem Diesel) Cabang / Ranting PLN Diesel (unit) Cap. Diesel (kw) Cap. Produksi (GKwh) Th Th Cap. Consumption (GKwh) Th Th Residen tial Konsumsi Th.1997 (GWh)) Commerci al Industri al Public Cab. KUPANG : 12 32,54 38, ,13 12,68 48,08 14,63 16,75 11,49 R g. Oesao 30 0,34 R g. SOE 20 2,0 Rg. KEFAMENANU 12 2, R g. ATAMBUA 24 2,98 R g. KALABAHI 2 2,5 18. Keseimbangan Air Alokasi Kebutuhan Air Baku direncanakan Th s/d 2027 a) Kebutuhan PLTA dan Potensi Ketersediaan Air ; Waduk-Waduk Di Dalam Das Benanain (study PT.Indah Karya + Virama Karya th ) ; 1. Wd. Muti Q = 251 L/det Ds.Manikin, Kec.Haekto Miomaffo Timur Kab.TTU 2. Wd. Oinlasi Q = 191 L/det Ds.Oof, Kec.Amanuban Barat Kab.TTS 3. Wd. Sekon Q = 164 L/det Ds.Tanepah, Kec.Insana Kab.TTU 4. Wd. Biliuana Q = 103 L/det Ds.Fatunisuan, Kec. Miomaffo Barat Kab.TTU 5. Wd. Maubesi Q = 30 L/det Ds.Susulaku, Kec.Insana Kab.TTU 6. Wd. Bikomi Q = 74 L/det Ds.Maurisu, Kec.Miomaffo Timur Kab.TTU 7. Wd. Kapan Q = 39 L/det Ds.Laob, Kec. Mollo Selatan Kab.TTS 4-96

97 8. Wd. Oehala Q = 30 L/det Ds.Oelbobok, Kec.Mollo Selatan Kab.TTS 9. Wd. Fatuhala Q = 7 L/det Ds.Mandeu, Kec.Malaka Timur Kab.BELU 10. Wd. Siki Q = 9 L/det Ds.Hauteas, Kec.Biboki Utara Kab.TTU 11. Wd. Aroki Q = 5 L/det Ds.Maubesi, Kec.Insana Kab.TTU 12. Wd. Besiklaran Q = 9 L/det Ds.Naitimu, Kec.Tasifeto Barat Kab.BELU 13. Wd. Kiumina Q = 15 L/det Ds.Oenenu, Kec.Miomaffo Timur Kab.TTU 14. Wd. Bijeli Q = 54 L/det Ds.Laob.N Noni, Kec.Mallo Selatan.AT Kab.TTS 15. Wd. Halikatuas Q = 50 L/det Ds.Sanleo, Kec.Malaka Timur Kab.BELU b) Kebutuhan Air Peternakan ; c) Bangunan Pengendali Sedimen ; d) Perhitungan /Kriteria Perencanaan Waduk ; - Sedimen Waduk, Pengelak banjir/coffer Dam, Bendungan Utama, Pelimpah/ Spillway; - Bangunan intake ; Headrace Tunnel ; Surge Tank ; Penstock ; Tailrace Chanel ; Powerhouse ; Road ; - Acces Sabo Dam e) Daftar Perencanaan Waduk / Bendungan 1. BD. Maubesi 2. BD. Bikomi 3. BD. Muti 4. BD. Temeh 5. BD. Bijeli 4-97

98 6. BD. Kapa 7. BD. OehaLa 8. BD. Ointasi 9. BD. Nollfatu 10. BD. Nipole 11. BD. Ubaki 12. BD. Halikatuas 13. BD. Fatulaha 14. BD. Sekon III 15. BD. Siki 16. BD. Kiumina 17. BD. Noenasi 18. BD. Billiuana 19. BD. Labobi 20. BD. AROKI 21. BD. Besiklaran a) Potensi Ketersediaan Air, sebagai Suplai Air Baku sebagai berikut ; 1. Wd. Maubesi Q = 30 L/det Ds.Susulaku, Kec.Insana Kab.TTU 2. Wd. Kapan Q = 39 L/det Ds.Laob, Kec. Mollo Selatan Kab.TTS 3. Wd. Oehala Q = 30 L/det Ds.Oelbobok, Kec.Mollo Selatan Kab.TTS 4. Wd. Fatuhala Q = 7 L/det Ds.Mandeu, Kec.Malaka Timur Kab. Belu 5. Wd. Siki Q = 9 L/det Ds.Hauteas, Kec.Biboki Utara Kab.TTU 6. Wd. Aroki Q = 5 L/det Ds.Maubesi, Kec. Insana Kab.TTU 7. Wd. Besiklaran Q = 9 L/det Ds.Naitimu, Kec.Tasifeto Barat Kab. Belu 8. Wd. Kiumina Q = 15 L/det Ds.Oenenu, Kec.MiomafoTimur KabTTU 9. Wd. Bijeli Q = 54 L/det Ds.Laob.N Noni, Kec.Mallo Selatan, Kab.TTS b) Kondisi Penyediaan Air Pedesaan ; Penduduk di Wilayah S.Benanain sumber air baku dari = Sumur Gali (kedalaman = 5 10 m) Terbesar Pemanfaatan sumur gali = 4 rumah / 1 sumur ( 1 KK = 3-4 jiwa ) ; 1 KK = 1 Rumah 4-98

99 Terdapat system PDAM jaringan Transmisi ( + 12 Km) masyarakat belum semua terlayani kebutuhan air PDAM c) Rencana Pembangunan Penyediaan Air Bersih ; Kriteria pemilihan Desa Direncanakan Pembangunan Penyediaan Air Bersih periode 25 tahunan (th ) Mutu Air ; Sumber air baku ; 19. Penyediaan Air Pedesaan terdiri atas Neraca air, kehandalan ketersedian air 80 % dan beberapa kondisi sebagai berikut : Sistem perpompaan ; Hidran Umum/ Kran umum Sambungan Rumah (jumlahnya berapa?) Sistem pipa jaringan (Distribusi = diameter mm GSP) ; System pengolahan AB (IPA) = Sederhana (IPAS) ; Air Filtrasi dengan IPAS ; dengan system Desinfektan ( kaporit 3 ppm) Biaya Konstruksi Pembuatan IPAS = Rp ,-/M 3 ( per Th ) Kebutuhan air (konsumsi per Kapita per Hari (Standard Dit.Cipta Karya- PU) ; 1. Penggunaan Hidran Umum/ Kran Umum = 30 Lt/ kapita/ hari 2. Penggunaan Sambungan Rumah = 60 Lt/ kapita/ hari 3. Kehilangan air (Max.) = 20 % dari Demand 20. Kajian Perbaikkan Sungai Benanain Hilir Item kegiatan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : Daerah Irigasi (Kiri Kanan S. Benanain) = ha merupakan Daerah pertanian Banjir Pernah terjadi tgl. 27 Mei 2000 yang merupakan bencana genangan Dataran Besikama a. Dataran Besikama, luas genangan = ha (Kiri = ha dan Kanan = ha ) b. Debit puncak banjir = m 3 /det c. Bersamaan air pasang mencapai Elv M Perencanaan & Data Teknis Tanggul Wilayah Sungai / WS 4-99

100 Analisa Manfaat Pengendalian Banjir Kelayakan Ekonomi Analisis Sensitivitas Jadwal Rencana Pelaksanaan Konstruksi Tanggul dan PDAM dengan data-data sebagai berikut : Analisa Kuantitas dan Biaya Konstruksi Tanggul dan PDAM Analisis Kuantitas dan Biaya Pekerjaan Analisis Ekonomi (Bendungan, Pertanian, pengendali Banjir, Proyek PLTA, Ekonomi Proyek, Pengembangan DAS Benanain) 21. Kajian Informasi Lingkungan Lokasi dan Pendekatan Pelaksanaan Studi diperlukan Untuk Pengembangan WS. Benanain seperti yang dilaporkan dibawah ini Lokasi Utama yang DIREKOMENDASIKAN untuk Pengembangan WS Benanain yaitu: 1. Wd. Temef / Neke di : S.Benanain Lok.: Ds.Neke. Kec. Amanuban, Kab.TTS 2. Wd. Haeneno / Bokis di : S.Maubesi Lok.: Ds.., Kec.Insana, Kab.TTU (anak S.Benanain) 3. Wd. Aroki / Samala di : S. Atroki Lokasi : Ds.Aroki, Kec.Biboki Utara, Kab.TTU (anak S.Benanain) 4. Wd. Halikatuas / Boas di : S. Hearan Lok.: Ds.Boas, Kec.Malaka Timur, Kab.Belu (anak S.Betun. Anak S.Benanain) 5. Wd. Kiumina di : S.Maubesi Lok.: Ds.Kiumina, Kec.Malaka Timur, Kab.TTU (Anak S.Benanain) 22. Rencana Induk Pengembangan dan Pengelolaan SDA WS Benanain Master Plan berdasarkan Komponen Pengembangan Pengelolaan SDA adalah sbb : Komponen Pengelolaan SDA dalam Rencana Induk : - Komponen 1: Pengembangan SDA ---> ( Sektor Air Bersih ; 4-100

101 Domestik, Industri, Irigasi dll) - Komponen 2: Pengelolaan Daerah Tangkapan Air (DTA) ---> Konservasi Lahan - Komponen 3: Pengendalian Banjir ---> Pengelolaan dan Pengendalian Banjir - Komponen 4: Memantapkan Kerangka Institusi Pengelola SDA ---> Institusi SDA - Komponen 5: Pengelolaan Kualitas Air ---> Rencana Pengelolaan KA.sungai, Limbah RT + Industri Rencana Sektor Penyediaan Air Bersih dan Industri (PDAM) diantara (data Th ) : 1. Wd. Kiumina biaya konstruksi = USD Million 2. Wd./ BD. Halikatuas biaya konstruksi = USD 5.6 Million 3. Wd./ BD. OehaLa biaya konstruksi = USD Million 4. Wd.Serbaguna Muti biaya konstruksi = USD 28.2 Million 5. Wd. Sekon biaya konstruksi = USD Million 6. Wd. Oinlasi biaya konstruksi = USD Million 7. Wd. Siki biaya konstruksi = USD 4.04 Million 8. Wd. Maubesi biaya konstruksi = USD Million 9. Wd. Kapan biaya konstruksi = USD 10.9 Million 10. Wd. Bijeli biaya konstruksi = USD 9.91 Million 11. Wd. Bikomi biaya konstruksi = USD 5.18 Million 12. Wd. Biliuana biaya konstruksi = USD 9.55 Million 13. Wd. Aroki biaya konstruksi = USD 6.83 Million 14. Wd. Besiklaran biaya konstruksi = USD Million 15. Wd.Serbaguna Temef biaya konstruksi = USD Million 4-101

102 Tabel Rencana / Usulan Pelaksanaan Program Induk Berdasarkan Komponen (Laporan th ) ; Waduk / Bedungan Sungai (anak Sungai) Lokasi Curah Hujan (mm/t h) Luas DAS (km 2 ) Type Bendung Vol. Tampung an Waduk (Mm 3 ) PLTA (MW) Irigasi (Ha) Kapasitas (Lt/det) PDAM Melayani (jiwa) Biaya Konstruksi (USD Mllion) Kiumina S.Bikomi (S.Nono Tasolak) Kec.Miomafo Timur, Kab.TTU Halikatuas S.Bananain (S.Noil) Kec.Malaka Timur, Kab.Belu OehaLa S.Bananain (S.Mota) Kec.Mollo Utara, Kab.TTS Wd. Serbaguna Muti Sekon S.Bananain +S.Maubesi (S.Muti) S.Bananain (S.Maubesi) Oinlasi S.Bananain (S.Noe laku) Kec.Atambua, Kab.TTU Kec.Insana, Kab.TTU Kec.Amanuban Barat, Kab.TTS Siki S.Maubesi (S.Siki) Kec.Atambua, Kab.TTU Maubesi S.Maubesi Kec.Insana, Kab.TTU Kapan S.Noe Sebau Kec.Mollo Utara, Kab.TTS Bijeli S.Bananain (S.Noe Bijeli) Bikomi S.Noe Asbani (S.Noe Bikomi) Kec.Mollo Sel, Kab.TTS Kec.Mollo Sel, Kab.TTS Biliuana S.Muti (S.Tasalok) Kec.Miomafo Brt, Kab.TTU Aroki S.Mota Maro (S.Aroki) Kec.Biboki Utara, Kab.TTU ,5 Rock fill 2, , ,77 Rock fill 2, ,8 Rock fill 0, ,5 Rock fill 3,26 3, ,3 Rock fill 3, ,70 Rock fill 3, ,41 Rock fill 0, ,2 Rock fill 43, Rock fill 3, ,9 Rock fill 2, ,6 Rock fill 2, ,3 Rock fill 1, Rock fill 3,

103 Besiklaran S.Noel Baen (S.Maukumu) Wd. Serbaguna Temef S.Bananain (S.Noe Bijeli) Kec.Malaka Timur, Kab.Belu Kec.Atambua, Kab.TTU ,9 Rock fill 0, ,1 Rock fill 161,47 7, Sumber : Review Studi Pengembangan Pengelolaan SDA WS Benanain di Pulau Timor Barat, Tahun

104 23. Rekomendasi Pelaksanaan Proyek Berikut adalah saran dan rekomendasi pelaksanaan proyek Program Pelaksanaan Tahun Tabel Program Pelaksanaan Tahun Tahap Periode Jumlah Waduk/SaboDam Total Biaya (Juta USD) I Waduk, 1 Sabo Dam 67 (lewat) II Waduk, 2 Sabo Dam 53,5 (berjalan) III Waduk, 1 Sabo Dam 64,2 (Laporan th ). Penyediaan Air Bersih Tabel Penyediaan Air Bersih No. Intake (Wd./Bd) Lokasi Kapasitas (Lt/det) Pelayanan (jiwa) Biaya Konstruksi (Juta x Rp.) 1 Maubesi Ds.Susulaku, TTU Bikomi Ds.Maurisu, TTU Kapan Ds.laob, TTS Oehala Ds.Oelbobok, TTS Fatuhala Ds.Mandeu, TTS Siki Ds.Maubesi, TTU Aroki Ds.Hauteas, TTU Besiklaran Ds.Naituma, Belu Kiumina Ds.Oenenu, TTU (Laporan th ). Pengembangan Irigasi & Penggunaan Lahan No. Intake (Wd./Bd) Tabel Pengembangan Irigasi & Penggunaan Lahan Luas Areal Tanam Dilayani (Ha) Produksi Padi (Ton) Pengembangan Debit Irigasi (Rata 2 Lt/det) 1 Wd. Serbaguna ,28 Temef (04) 2 Wd. Serbaguna ,87 Muti (3) 4-104

105 No. Intake (Wd./Bd) Luas Areal Tanam Dilayani (Ha) Produksi Padi (Ton) Pengembangan Debit Irigasi (Rata 2 Lt/det) 3 Wd. Muti (01) ,8 4 Wd. Kapan (06) ,67 5 Wd. Bijeli (05) ,67 (Laporan th ). Usulan Konservasi dan Daerah Tangkapan Air (DTA) Tabel Usulan Konservasi dan Daerah Tangkapan Air (DTA) No U r a i a n Kabupaten a. Teknis SABO DAM TTS 1 Noilfatu Sabo TTS 2 Ubaki Sabo TTS 3 Nepolei Sabo TTS 4 Waduk SikiSabo TTU b. Penanganan VEGETATIF pada Hulu DAS 1 Reboisasi DAS Temef TTS 2 Reboisasi DAS Kiumina TTU 3 Reboisasi DAS Thalikatuas Belu 4 Reboisasi DAS NoilFatu Sabo TTS 5 Reboisasi DAS Oehala TTS 6 Reboisasi DAS Ubaki Sabo TTS 7 Reboisasi DAS Muti TTU 8 Reboisasi DAS Sekon TTU 9 Reboisasi DAS Nipolie Sabo TTU 10 Reboisasi DAS Oinlasi TTS 11 Reboisasi DAS Siki TTU 12 Reboisasi DAS Maubesi TTU 13 Reboisasi DAS Kapan TTS 14 Reboisasi DAS Bijeli TTS 4-105

106 No U r a i a n Kabupaten 15 Reboisasi DAS Bikomi TTU 16 Reboisasi DAS Noenasi Sabo TTU 17 Reboisasi DAS Biliuana TTU 18 Reboisasi DAS Fatuhala Belu 19 Reboisasi DAS Aroki / Samala TTU 20 Reboisasi DAS labobi Belu 21 Reboisasi DAS Besiklaran Belu 22 Noenasi Sabo TTU c. Instalasi Hidrometri DAS Benanain (Laporan th ). Usulan Pemasangan Peralatan Hidrometri Tabel Usulan Pemasangan Peralatan Hidrometri No Usulan Stasiun a. Stasiun Penakar Hujan ; Kecamatan / Kabupaten DAS 1 Ponteu Pem. Mollo Tengah / TTS Noil Sebau 2 Sebot Mollo Utara / TTS Noil Bijeli 3 Noinbila Mollo Selatan / TTS Noil Tualeo 4 Bijaepasu Miomaffo Barat / TTU Noil Nibifei / Muti Hulu 5 Oelet Amanuban Timur / TTS Noil Bunu 6 Niti Malaka Barat / Belu Noil Okan 7 Pantea Biboki Selatan / TTU Noil Maubesi Hulu 8 Tunbaen Biboki Utara / TTU Noil Maubesi Hulu b. Stasiun Pengamat Muka Air (AWLR) ; 1 Bijeli Mollo Selatan / TTS Noil Sebau 2 Bosen Mollo Selatan / TTS Noil Bijeli 3 Loiram Insana / TTU Noil Maubesi 4 Manulea Malaka Tengah / Belu Noil Baen c. Perbaikan Stasiun Pengamatan Muka Air (AWLR) ; 4-106

107 Kecamatan / DAS No Usulan Stasiun Kabupaten 1 Neke / Temef AWLR Amanuban Tengah / TTS Noil Benanain d. Perbaikan Stasiun Pengamatan Iklim ; 1 Sekon Miomaffo Timur / TTU Noil Maubesi (Laporan th ). Usulan Pengendalian Banjir (Laporan th ). 1. Rehabilitasi bangunan2 sungai 2. Ruas sungai yang belum dilakukan perbaikkan 3. Ruas sungai bagian Hilir perbaikkan dilakukan terleih dahulu 4. Rencana pekerjaan sungai bertahap ( tahap jangka pendek, menengah & panjang) Usulan Pemantapan Kerangka Institusi Pengelola SDA (Laporan th ). 1. Dinas Irigasi & SDA Propinsi 2. Dinas Irigasi & SDA Kabupaten TTS, TTU dan Belu 3. Balai PSDA 4. Usulan Pembentukan Proyek Induk Pengembangan Wilayah Timor Barat 5. Pemberdayaan Instansi, punya Unit Kerja ; a. Pengelolaan Daerah Tangkapan Air (DTA) b. Pengelolaan Kualitas Air (KA) c. Pengelolaan Air Tanah d. Konservasi Lahan dan Air Rekomendasi Usulan Proyek Mendesak / Khusus (Laporan th ). a. Pengembangan DAS ; 1. Waduk Temef 2. Waduk Kiumina 3. Waduk Halikatuas b. Pengelolaan DAS dan Penanganan Erosi : Noilfatu Sabo Dam c. Penangan Banjir : Pengendalian Banjir DAS Benanain 4-107

108 24. Usulan Pengembangan Kelembagaan untuk Pengelolaan Wilayah Sungai Kelembagaan yang diusulkan meliputi hal sebagai berikut : 1. Operasi pemeliharaan dan Pengembangan di Satuan Wilayah Sungai Benanain 2. PJT Benanain (Perum Jasa Tirta Benanain) 3. PIP WS Benanain 4. Dinas PU Pengairan / SDA Propinsi Dan Balai PSDA 5. Dinas PU Pengairan/SDA Propinsi (DPUPP) 6. Balai PSDA 7. Pengelolaan SDA dan Pemanfaatan nya diantaranya ; a) Pengelolaan Daerah Tangkapan Air (DTA) Perencanaan pengelolaan DTA, tanggung jawab Pengelolaan DTA dengan Instansi terkait (Dep.Kehutanan, Dep. Pertanian, Dep.PU / Dinas SDA Prov., dan instansi terkait) b) Pengelolaan Kualitas Air Monitoring kualitas air sungai/ air tanah, Pemantauan Air dan air limbah dan Pengujiaan kualitas air & air limbah (Lab. Sdh Terakriditasi) Bapedal KLH WQM (Water Quality Management), Bappedal-da, c) Pengelolaan Air Tanah Ttg; alokasi air tanah, suplai, penggunaan, konservasi & pengendalian kualitas air. d) Panitia Tata Pengaturan Air (PTPA) fungsi ; memberi nasehat/ Rekomendasi kepada Gubernur tentang SDA 4-108

109 Waduk Kiumina (Waduk Suplay air baku) a. Lokasi Lokasi Bendungan Kiumina di Desa Oesena, Kec. Miomafo Timur Kab. Timor Tengah Utara terletak didekat kota Kefamenanau yang merupakan ibukota Kabupaten Timor Tengah Utara. Site bendungan terletak di hulu aliran Sungai Bikomi yaitu Sungai Nono Tasolak, Kecamatan Miomafo Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara Nusa Tenggara Timur. As Bendungan dapat dicapai dari km jalan Raya Kefamenanu Ambeno, berjalan kaki sejauh 2 km. b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan fungsi tunggal sebagai penyedia air baku untuk melayani lokasi di sekitar bendungan, terutama kota Kefamenanu. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek Lokasi Bendungan Kiumina terletak dihulu DAS, diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As Bendungan Kiumina diidentifikasikan pada anak sungai Noel Benanain, yaitu Nono Tasolak. Secara administratif, as bendungan terletak di Kecamatan Miomafo Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara. Waduk direncanakan untuk sebagai waduk suplai airbaku untuk kota Kefamenanu. Disamping itu adanya waduk akan menunjang konservasi lahan dan hutan di hulu as bendungan, dimana reboisasi diusulkan dilokasi tersebut karena adanya waduk. Tinggi curah hujan tahunan di DAS adalah sebesar mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0,1 m 3 /det. Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 5,1 km dan luas DAS 41,5 km 2. Jenis bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 23,5 m, dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 2,09 Mm 3 dan volume efektif sebesar 0.28 Mm 3. Dengan pembangunan bendungan yang berkapasitas 19,5 lt/detik dan mampu melayani jiwa

110 Diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan air minum untuk warga kota. Tabel Data Teknis Bendungan Kiumina No Kiumina Keterangan 1 Penggunaan Waduk Suplay air baku 2 Sungai Nono Tasolak 3 Curah hujan tahunan mm 4 Rata-rata limpasan permukaan 0,1 m 3 /det 5 Panjang aliran sungai 5,1 km 6 Luas DAS 41,5 km 2 7 Jenis bendungan type rock fill 8 Tinggi Bendungan 23,5 m 9 Panjang Bendung 240 m 10 Total volume tampungan waduk 2,09 Mm 3 11 Volume Waduk Maksimal ,34 m 3 12 Volume efektif 0,28 Mm 3 13 Ketersediaan material pada lokasi Tersedia 14 Kapasitas 19,5 lt/detik 15 Catchment Area 41,5 km 2 16 Masa Pakai 50 tahun 17 Luas Genangan Waduk ,17 m 2 18 Elevasi Max 475 m d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan Waduk Kiumina merupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan air minum untuk warga kota dengan kapasitas suplay air baku dan air minum sebesar 19.5 lt/detik dan mampu melayani jiwa. e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 4-110

111 1. Bangunan utama dan Pelengkap 2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM) Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 2. Pengelak Banjir 3. Bangunan Pengambilan 4. Pelimpah Bangunan investasi PDAM 1. Bangunan Pengambilan 2. Saluran Pembawa 3. Sarana Pengolahan air 4. Sambungan sambungan 5. Desain teknis f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat harga ekonomi saat ini adalah USD 4,447 Million (4,447 juta Dollar) atau Rp ,00 dengan Kurs Rp ,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp ,00 maka menjadi Rp ,00 g. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Kiumina dievaluasi sebagai satu kesatuan sistem dengan waduk Bikomi rencana induk pengembangan DAS Benanain, karena fungsi dan letaknya berada dalam satu sub DAS. Fungsi Waduk Kiumina terhadap Bikomi sebagai waduk konservasi lahan dan sedimen trap, sehingga nilai EIRR sistem adalah %. h. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Kiumina, diusulkan pada periode jangka pendek pada tahun pertama, selama 5 tahun termasuk studi kelayakan, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi

112 i. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Kiumina No Rencana Bangunan Biaya Pembangunan (Rupiah) NPV BCR IRR 12% Keterangan Waduk Kiumina ,00 1,453,968,600, Layak k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Kiumina NO UPAYA 1 Waduk Kiumina Kesimpulan PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil a.formasi Geologi Aman NPV b.daya Dukung Tanah Aman c.topografi Memungkinkan 13.7 IRR dibangun d.ketersediaan Bahan Tersedia 31.9 Bangunan BCR e. Ketersediaan Air Tersedia Layak Waduk Halikatuas (Waduk Suplai Air Baku) a. Lokasi Lokasi Bendungan Halikatuas di Kabupaten Malaka, Prov. Nusa Tenggara Timur berada disekitar 45 km dari jalan Raya Kupang Atambua-Betun. Lokasi tersebut berada pada arah timur desa Boas. Letak As bendungan dicapai dengan jalan kaki melalui jalan desa sekitar 2 km

113 b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai waduk suplai air baku untuk desa Boas dan sekitarnya, serta irigasi disepanjang Baen. Adanya waduk akan menunjang pembentukan sentra perkembangan wilayah untuk memberikan iklim yang lebih positif terhadap perkembangan wilayah untuk memberikan iklim kondusif terhadap perkembangan kesejahteraan masyarakat disekitarnya, terutama aspek air baku dan pertanian, selain aspek air baku dan pertanian, selain aspek sosial ekonomi. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek As Bendungan Halikatuas diidentifikasi pada anak sungai Noil Baen, yaitu Mota Hoar dan bermuara di sungai Benanain. Secara Administrasi terletak di Kecamatan Malaka Timur Kabupaten Malaka. Luas DAS km 2, panjang sungai 7.8 km disebelah timur pulau Timor. Tinggi curah hujan tahunan di DAS mm dengan kapasitas waduk 3.6 Mm 3 (bruto) mampu melayani kebutuhan air baku untuk jiwa dengan kapasitas 50 lt/det. Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi m, dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi tinggi bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan sebesar 2.09 Mm 3 dan volume efektif sebesar 0.28 Mm 3. Tabel Data Teknis Bendungan Halikatuas No Bendungan Halikatuas Keterangan 1 Penggunaan Waduk Suplay air baku 2 kapasitas waduk 3,6 Mm 3 3 Sungai Mota Hoar yaitu anak sungai Noil Baen 4 Catchment Area 21,77 km 2 5 Jenis Bendungan type rock fill type rock fill 6 Curah hujan tahunan di DAS mm 7 Total volume tampungan 2,09 Mm 3 8 volume efektif sebesar 0,28 Mm 3. 9 panjang sungai 7,8 km 10 Luas DAS 21,77 km 2 11 Luas genangan waduk maks ,85 m

114 No Bendungan Halikatuas Keterangan 12 Elevasi max 300 m 13 kapasitas 50 lt/det 14 Volume Waduk Maks ,94 m 3 15 Tinggi bendung 50 m 16 Panjang Bendung 353 m 17 Water Level 262 m 18 Low Water m 19 Sedimen Water Level 260,4 m d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan Halikatuas merupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan air minum untuk warga kota dan mampu melayani mampu melayani kebutuhan air baku untuk jiwa dengan kapasitas 50 lt/det. e. Komponen bendungan Komponen dari bendungan ini adalah : 1.Bangunan utama dan Pelengkap 2.Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM) Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1.Bendungan Utamaw 2.Pengelak Banjir 3.Bangunan Pengambilan 4.Pelimpah Bangunan investasi PDAM 1.Bangunan Pengambilan 2.Saluran Pembawa 3.Sarana Pengolahan air 4.Sambungan sambungan 5.Desain teknis 4-114

115 f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat harga ekonomi saat ini adalah USD 5.6 Million (5.6 juta Dollar) atau Rp ,00 dengan kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp ,00 maka menjadi Rp ,00 g. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Halikatuar dievaluasi sebagai satu kesatuan sistem dengan waduk Bikomi dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain, karena fungsi dan letaknya berada dalam satu sub DAS. Fungsi Waduk Kiumina terhadap Bikomi sebagai waduk konservasi lahan dan sedimen trap, sehingga nilai EIRR sistem adalah 12.7 %. h. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Halikatuas, diusulkan pada periode jangka pendek pada tahun pertama, selama 3 tahun termasuk studi kelayakan, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi. i. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Halikatuas No Rencana Bangunan Biaya Pembangunan (Rupiah) NPV BCR IRR 12% Keterangan 1 Waduk Halikatuas , ,31 12,7 Tidak layak 4-115

116 k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Halikatuas NO 1 Usulan Waduk Halikatu as Kesimpulan PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil a.formasi Geologi Aman b.daya Dukung Tanah Aman NPV c.topografi Memungkinkan dibangun IRR 12,7 d.ketersediaan Bahan Tersedia Bangunan BCR 0,31 e. Ketersediaan Air Tersedia Tidak Layak Waduk Oehala (Waduk Suplay Air Baku) a. Lokasi Lokasi Bendungan Oehala di Desa Oesena, Kec. Mollo Utara, Kab. Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site bendungan terletak di Sungai Mota Boenbafe, anak sungai Benanain. As bendungan dapat dicapai dari 9 km jalan raya SoE-Kapan, menuju air terjun Noil Hala. Gambar Air Terjun Oehala 4-116

117 b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai penyedia air baku untuk melayani lokasi disekitar Bendungan. c. Deskripsi dan Latar belakang Proyek Lokasi bendungan Oehala di hulu DAS, diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi kondisi hidroorologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As Bendungan Oehala diidentifikasi pada anak sungai Noil Benanain, yaitu Noil Laku atau Mota Baenbafe menurut istilah warga setempat. Letak sumber air dari Noil Laku berdekatan lokasi rekreasi air terjun Oehala. Lokasi ini sangat dekat sekali dengan kota Soe, salah satu kota pusat pertumbuhan di Timor bagian Timur. Secara administrasi, as Bendungan terletak di Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Disamping itu adanya waduk akan menunjang konservasi lahan dan hutan dihulu As Bendungan, dimana reboisasi akan diusulkan dilokasi tersebut karena adanya waduk. Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendung adalah sekitar 4 km dengan luas DAS 6,8 km 2. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0.1 m 3 /detik. Jenis bendungan terpilih adalah type rock fill dengan tinggi 24.5 m dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 0.45 Mm 3 dan volume efektif sebesar 0.31 Mm 3. Dengan pembangunan bendungan ini diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan air minum, sehingga akan dilakukan pula kajian finansial untuk perhitungan biaya investasi untuk distribusi air minum, dimana dengan adanya bendungan tersebut yang berkapasitas 30 l/detik dapat memenuhi kebutuhan air baku jiwa

118 Tabel Data Teknis Bendungan Oehala No Oehala Keterangan 1 Penggunaan Waduk Suplay Air Baku 2 Sungai Mota Boenbafe 3 curah hujan tahunan mm 4 Rata-rata limpasan permukaan 0,1 m 3 /detik 5 Panjang aliran sungai 4 km 6 Luas DAS 6,8 km 2 7 Jenis bendungan type rock fill 8 Tinggi Bendungan 37,50 m 9 Panjang Bendung 133 m 10 Total volume tampungan waduk 0,45 Mm 3 11 Volume Waduk Maksimal ,44 m 3 12 Volume efektif 0,31 Mm Ketersediaan material pada lokasi baik 14 Kapasitas 30 lt/detik 15 Catchment Area 6,8 km 2 16 Masa Pakai 50 thn 17 Luas Genangan Waduk m 2 18 Elevasi Max 775 m d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan Oehala merupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan air minum untuk warga kota dan mampu melayani mampu melayani kebutuhan air baku untuk jiwa dengan kapasitas 30 l/detik. e. Komponen Proyek Komponen daribendungan ini adalah : 1.Bangunan utama dan Pelengkap 2.Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM) Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1.Bendungan Utama 2.Pengelak Banjir 3.Bangunan Pengambilan 4-118

119 4.Pelimpah Bangunan investasi PDAM 1.Bangunan Pengambilan 2.Saluran Pembawa 3.Sarana Pengolahan air 4.Sambungan sambungan 5.Desain teknis f. Biaya Proyek Biaya Konstruksi proyek pada tingkat USD 3,156 Million atau sekitar Rp ,- dengan Kurs Rp. 9000,-. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp ,00 maka menjadi ,- g. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Oehala dievaluasi sebagai satu kesatuan sebagai waduk diprioritaskan pengembangannya dalam jangka pendek, bersama sama dengan waduk Temef, Muti, Kiumina, Halikatuas dan sekon sesuai rencana induk pengembangan DAS Benanain. Nilai EIRR sistem adalah 15.7 %. h. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Oehala, Nusa Tenggara Timur diusulkan pada periode jangka pendek pada tahun pertama, selama 3 tahun termasuk studi kelayakan, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi. i. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum

120 j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Oehala No Rencana Bangunan Biaya Pembangunan (Rupiah) NPV BCR IRR 12% Keterangan 1 Waduk Oehala ,16 15,7% Tidak layak k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Oehala NO UPAYA 1 Waduk Oehala Kesimpulan PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil Formasi Geologi Aman NPV Daya Dukung Tanah Aman.000 Memungkinkan Topografi IRR 15,7% dibangun Ketersediaan Bahan Tersedia 0,16 Bangunan BCR Ketersediaan Air Tersedia Tidak Layak Waduk Serbaguna Muti a. Lokasi Lokasi Waduk Serbaguna Muti terletak di Km. 173 jalan raya Kupang-Atambua, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. As Bendungan terletak di sungai Muti, Desa Tublopo, 9 km arah timur sebelum Kefamenanu dan dilanjutkan melalui jalan desa sekitar 12 km. b. Tujuan Proyek Terdapat beberapa manfaat yang bisa diwujudkan dengan dibangunnya bendungan tersebut, antara lain PLTA, irigasi dan penyedia air baku, sehingga perlu dilakukan analisa lebih lanjut untuk menentukan apakah akan dibangun sebagai waduk dengan fungsi tunggal ataukah multiguna. Prioritas pemenuhan kebutuhan dilakukan dengan mempertimbangkan aspek sosial ekonomi, finansial dan lingkungan

121 Proyek ini merupakan bagian dari rekomendasi penanganan DAS Benanain secara integral dengan mempertimbangkan aspek sosial ekonomi, finansial, lingkungan serta kebutuhan utama masyarakat yang berada di dalam DAS tersebut. Tujuan utama dari studi ini apabila layak baik secara lingkungan maupun ekonomi adalah untuk meningkatkan luas tanam dan produktivitas komoditi padi di DI Haekto, memenuhi kebutuhan air baku dan listrik. c. Deskripsi dan latar belakang proyek Pembangunan daerah dimasa depan akan diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan air baku. As bendungan Muti diidentifikasi pada sungai Muti yang merupakan anak sungai terbesar kedua dari sungai Benanain setelah sungai Maubesi. Mata air sungai Muti terletak di gunung Mutis, yang juga menjadi sumber distribusi pelayanan dari PDAM Kefamenanu. Secara administrasi as dam terletak di kecamatan Miomafo Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara. Lebar dasar sungai 300 m dan panjang sungai dari hulu hingga as bendungan adalah sekitar 47.5 km. Luas DAS km 2, tinggi curah hujan tahunan sebesar 1550 mm dan limpasan permukaan rerata adalah sebesar 2.89 m 3 /detik. Sebagian besar lahan pertanian di Timor Barat terletak didataran tinggi dan merupakan lahan kering. Disekitar sungai Muti tersebut terdapat hamparan Haekto dengan luas potensial 400 Ha dengan intensitas tanam 118 % (data pertanian tahun 2001) Dengan mempertimbangkan nilai debit yang ada dan tinggi bendungan. Muti berpotensial sebagai PLTA dengan head rata rata 38 m dan kecepatan 6.4 m 3 /detik dapat dibangkitkan 3.11 Mw Mikro Hydro yang menghasilkan energi pertahun sebesar 10.4 GWh dengan pengoperasian 4 (empat) jam/hari. Selain untuk irigasi dan mikrohidro, keberadaan bendungan juga mampu untuk memenuhi kebutuhan air baku jiwa penduduk dengan kapasitas 250 liter/detik. Keberadaan bendungan Muti juga mereduksi banjir hingga 3,26 Mm 3, setara dengan melindungi lahan seluas Ha

122 Dengan mempertimbangkan beberapa potensi yang ada, maka dibutuhkan studi lanjutan untuk mengetahui kelayakannya dari aspek teknis, ekonomi maupun lingkungan. Tabel Data Teknis Bendungan Muti No Bendungan Muti Keterangan 1 Penggunaan Waduk Serbaguna 2 Sungai Sungai Muti 3 Curah hujan tahunan mm 4 Rata-rata limpasan permukaan 2,89 m 3 /detik 5 Panjang aliran sungai 47,5 km 6 Luas DAS 419,5 km 2 7 Jenis bendungan type rock fill 8 Tinggi Bendungan 37,50 9 Panjang Bendung 353 m 10 Total volume tampungan waduk 26,59 Mm 3 11 Volume Waduk Maksimal ,25 m 3 12 Volume efektif 13 Mm 3 13 Ketersediaan material pada lokasi baik 14 Kapasitas 250 liter/detik 15 Catchment Area 419,54 km 2 16 Masa Pakai 50 thn 17 Luas Genangan Waduk Max ,69 m 3 18 Elevasi Max 250,00 d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan serbaguna Muti merupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk mendukung peningkatan produksi pertanian beririgasi, air baku untuk air bersih, pembangkit listrik, pengendalian banjir. keberadaan bendungan Muti berpotensial sebagai PLTA dengan head rata rata 38 m dan kecepatan 6.4 m 3 /detik dapat dibangkitkan 3.11 Mw Mikro Hydro yang menghasilkan energi pertahun sebesar 10.4 GWh dengan pengoperasian 4 (empat) jam/hari. keberadaan bendungan akan mampu untuk memenuhi kebutuhan air baku jiwa penduduk dengan kapasitas 250 liter/detik

123 Keberadaan bendungan Muti akan mampu mereduksi banjir hingga 3,26 Mm 3, setara dengan melindungi lahan seluas Ha. e. Rencana pembangunan Bendungan Karena itu proyek Bendungan Serbaguna Muti dapat dinilai sebagai suatu proyek strategis yang diharapkan menjadi proyek prioritas dalam skala nasional maupun daerah. Dengan adanya proyek ini, diharapkan Provinsi Nusa Tenggara Timur akan mampu mencapai target-target Millenium Development Goal (MDG), meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), mengatasi krisis/kerawanan listrik serta mengamankan cadangan listrik untuk mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi saat ini dan kedepannya. f. Komponen Proyek Komponen daribendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap 2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM) Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1.Bendungan Utama 2.Pengelak Banjir 3.Bangunan Pengambilan 4.Pelimpah Bangunan investasi PDAM 1. Bangunan Pengambilan 2. Saluran Pembawa 3. Sarana Pengolahan air 4. Sambungan sambungan 5. Desain teknis g. Biaya Proyek Biaya Konstruksi proyek pada tingkat USD 28.2 Million atau sekitar Rp ,00 dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp ,00 maka menjadi Rp ,

124 h. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Muti dievaluasi baik sebagai sistem tunggal (stand alone) maupun dalam satu kesatuan sistem dengan beberapa waduk dalam beberapa skenario rencana sesuai rencana induk pengembangan DAS Benanain. Nilai EIRR sistem adalah 11.3 %. i. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Muti, Nusa Tenggara Timur diusulkan pada periode jangka pendek pada tahun kedua, selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi, detail desain, manual OP, studi peningkatan daerah Irigasi, PQ dan tender serta konstruksi. j. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. k. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Muti No Rencana Bangunan Biaya Pembangunan (Rupiah) NPV BCR IRR Keterangan 1 Waduk Muti , ,94 11,3% Tidak layak l. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Muti NO UPAYA 1 Waduk Muti PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil Formasi Geologi Aman NPV Daya Dukung Tanah Aman Topografi Memungkinkan IRR dibangun 11.3 % Ketersediaan Bahan Tersedia BCR 0,94 Bangunan 4-124

125 NO UPAYA PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil Ketersediaan Air Tersedia Kesimpulan Tidak Layak Waduk Sekon (Waduk Air Baku Desa) a. Lokasi Lokasi Bendungan Sekon III terletak dihulu sungai Maubesi, tepatnya di sungai Noil Oekanutu. Kecamatan Insana. Kabupaten Timor Tengah Utara. Provinsi Nusa Tenggara Timur. Maubesi merupakan anak sungai Benanain yang terbesar. As bendungan dapat dicapai dari 213 km jalan raya Kupang Atambua, menuju desa Maubesi sekitar 5 km. b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai penyedia air baku untuk melayani lokasi disekitar bendungan. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek. Dihamparan menengah Sekon terdapat sekitar 600 Ha lahan sawah kering. Dengan adanya Bendungan Sekon III yang berada dihulu DAS, diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As bendungan Sekon III diidentifikasi pada anak sungai Noil Benanain yaitu Noil Oekanutu. Secara administrasi as bendungan terletak dikecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara. Hamparan menengah Sekon berada dihilir bendungan. Waduk direncanakan sebagai waduk suplai air irigasi dihamparan Sekon. Dengan adanya waduk akan menunjang konservasi lahan dan hutan di hulu as bendungan, dimana reboisasi akan diusulkan di lokasi tersebut karena adanya waduk. Tinggi curah hujan tahunan di DAS adalah sebesar 786 mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0.5 m 3 /detik. Panjang aliran sungai dari hulu sampai as Bendungan adalah sekitar 23.8 km dan luas DAS 71.3 km

126 Total Volume tampungan Waduk sebesar 3.57 Mm 3 dan volume efektif sebesar 1.75 Mm 3. Jenis bendungan dipilih type rockfill dengan tinggi 16.3 m dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Besarnya kebutuhan air baku yang dapat terlayani adalah sebesar jiwa penduduk dengan kemampuan supply 150 l/detik. Kemampuan mereduksi banjir hingga 5.32 Mm 3. Tabel Data Teknis Bendungan Sekon No Waduk Sekon Keterangan 1 Penggunaan Waduk Air Baku Desa 2 Sungai Anak Sungai Mota Baen 3 Curah hujan tahunan 786 mm 4 Rata-rata limpasan permukaan 0,5 m 3 /detik 5 Panjang aliran sungai 23,8 km 6 Luas DAS 71,3 km 2 7 Jenis bendungan type rockfill 8 Tinggi Bendungan 16,3 m 9 Panjang Bendung 228,00 m 10 Total volume tampungan waduk 3.57 Mm 3 11 Volume Waduk Maksimal ,75 12 Volume efektif 1,75 Mm Ketersediaan material pada lokasi Baik 14 Kapasitas 150 liter/detik. 15 Catchment Area 71,30 km 2 16 Masa Pakai 50 tahun 17 Luas Genangan Waduk Max ,78 m 2 18 Elevasi Max 312,50 m d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan Waduk Sekon merupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur: 4-126

127 Diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan air minum untuk warga kota dengan kapasitas suplay air baku dan air minum sebesar 150 l/detik dan mampu melayani jiwa. Kemampuan mereduksi banjir hingga 5.32 Mm 3. e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap 2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM) Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 2. Pengelak Banjir 3. Bangunan Pengambilan 4. Pelimpah Bangunan investasi PDAM 1. Bangunan Pengambilan 2. Saluran Pembawa 3. Sarana Pengolahan air 4. Sambungan sambungan 5. Desain teknis f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 7,469 million atau Rp ,00 dengan Kurs Rp. 9000,00 Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp ,00 maka menjadi Rp ,00 g. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Sekon dievaluasi sebagai satu kesatuan system dengan beberapa waduk dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain, sebagai salah satu prioritas. Nilai EIRR system untuk waduk Sekon adalah 15.7%. h. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Sekon, diusulkan pada periode jangka Menengah pada tahun kedua, selama 5 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi, 4-127

128 detail desain, manual OP, studi peningkatan daerah Irigasi, PQ dan tender serta konstruksi. i. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Sekon No Rencana Bangunan Waduk Sekon Biaya Pembangunan (Rupiah) NPV BCR IRR 12% Keterangan , , Layak k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Sekon NO UPAYA 1 Waduk Sekon Kesimpulan PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil a.formasi Geologi Aman NPV b.daya Dukung Tanah Aman 0 Memungkinkan c.topografi IRR 4.1% dibangun d. Ketersediaan Bahan Tersedia Bangunan BCR 0.44 e. Ketersediaan Air Tersedia Tidak layak Waduk Oinlasi (Waduk Suplai Air Baku Perkotaan) a. Lokasi Lokasi Waduk Oinlasi terletak di Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Site bendungan terletak di sungai 4-128

129 Noe Fetnai (hulu Noe Laku), anak sungai Benanain dan dapat dicapai dari km 8 jalan raya Soe- Oinlasi, menuju desa Oeklopo dengan jalan kaki ke arah desa Oinlasi b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai penyedia air baku untuk melayani lokasi disekitar bendungan. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek. Lokasi Waduk Oinlasi terletak dihulu DAS, diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi kondisi hidro-orologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As bendungan Oinlasi diidentifikasi pada anak sungai Noil Benanain yaitu Noil Laku. Lokasi ini dekat dengan kota Soe, salah satu kota pusat pertumbuhan di Timor Bagian Timur. Secara administrasi as bendungan terletak di Kecamatan Amanuban Barat Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Disamping itu adanya waduk akan menunjang konservasi lahan dan hutan di hulu as bendungan, dimana reboisasi akan diusulkan dilokasi tersenut karena adanya waduk. Lebar dasar sungai 4.6 m, panjang aliran sungai dari hulu sampai as bending adalah sekitar km dengan luas DAS km 2. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0.39 m 3 /sec. Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 28.4 m dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 3.95 Mm 3 dan volume efektif sebesar 1.90 Mm 3. Dengan pembangunan bendungan ini diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan air minum, sehingga akan dilakukan pula kajian financial untuk perhitungan biaya investasi untuk distribusi air minum, dimana dengan adanya bendungan tersebut dapat memenuhi kebutuhan air baku jiwa penduduk sebesar 191 liter/detik

130 Tabel Data Teknis Bendungan Oinlasi No Waduk Oinlasi Keterangan 1 Penggunaan Waduk Suplai Air Baku Perkotaan 2 Sungai Noe Fetnai (hulu Noe Laku) 3 Curah hujan tahunan mm 4 Rata-rata limpasan permukaan 0,39 m 3 /sec 5 Panjang aliran sungai 10,63 km 6 Luas DAS luas DAS 45,70 km 2 7 Jenis bendungan type rock fill 8 Tinggi Bendungan 25 m 9 Panjang Bendung 607 m 10 Total volume tampungan waduk 3,95 Mm 3 11 Volume Waduk Maksimal ,19 m 3 12 Volume efektif 1,90 Mm 3 13 Ketersediaan material pada lokasi baik 14 Kapasitas 191 liter/detik 15 Catchment Area 45,70 km 2 16 Masa Pakai 50 thn 17 Luas Genangan Waduk ,04 m 2 18 Elevasi Max 600 m d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan Oinlasimerupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan air minum jiwa penduduk sebesar 191 liter/detik. e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap 2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM) Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 2. Pengelak Banjir 3. Bangunan Pengambilan 4. Pelimpah Bangunan investasi PDAM 1. Bangunan Pengambilan 2. Saluran Pembawa 4-130

131 3. Sarana Pengolahan air 4. Sambungan sambungan 5. Desain teknis f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD million atau Rp dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp ,00 maka menjadi Rp ,00 g. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Oinlasi dievaluasi sebagai satu kesatuan system dengan beberapa waduk dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain, karena fungsi dan letaknya yang berada dalam satu sub DAS yaitu Sisttem Temef. Nilai EIRR system untuk waduk Oinlasi adalah 20.6%. h. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Oinlasi, Nusa Tenggara Timur diusulkan pada periode jangka menengah pada tahun ketujuh, selama 5 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi, detail desain, manual OP, studi peningkatan daerah Irigasi, PQ dan tender serta konstruksi. i. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Rencana Bangunan Tabel Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Oinlasi Biaya Pembangunan (Rupiah) NPV BCR IRR 12% Keterangan Waduk Oinlasi ,53 6,3 Tidak Layak 4-131

132 k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Oinlasi NO UPAYA 1 Waduk Oinlasi Kesimpulan PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil a.formasi Geologi Aman b.daya Dukung Tanah Aman NPV c.topografi Memungkinkan dibangun IRR 6,3% d. Ketersediaan Bahan Tersedia Bangunan BCR 0,53 e. Ketersediaan Air Tersedia Layak Waduk Siki (Waduk Suplai Air Baku Perkotaan) a. Lokasi Lokasi Bendungan Siki terletak di kota Wini, Kabupaten Timor Tengah Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur, Site bendungan terletak di hulu aliran sungai Maubessi yaitu Sungai Siki, kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara. As bendungan dapat dicapai dari km (pertigaan Wini), jalan raya Kefamenanu- Atambua, belok kiri menuju Dusun Seumban, Desa Maubesi. b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai penyedia air baku untuk melayani lokasi disekitar bendungan. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek. Lokasi Bendungan Siki terletak dihulu DAS, diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As bendungan Siki diidentifikasi pada anak sungai Maubesi yaitu Sungai Siki. Secara administrasi as bendungan terletak di Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara. Waduk direncanakan sebagai penyuplai air baku terutama untuk melayani lokasi disekitar bendungan. Disamping itu adanya waduk akan menunjang konservasi lahan dan hutan di hulu as bendungan, dimana reboisasi akan disusulkan dilokasi tersebut karena adanya waduk

133 Lokasi ini dekat dengan kota SoE, salah satu kota pusat pertumbuhan di Timor Bagian Timur. Amanuban Barat Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Disamping itu adanya waduk akan menunjang konservasi lahan dan hutan di hulu as bendungan, dimana reboisasi akan diusulkan dilokasi tersebut karena adanya waduk. Tinggi curah hujan tahunan di DAS adalah sebesar mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0.04 m 3 /sec. Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 5.1 km dan luas DAS km 2. Total volume tampungan waduk sebesar 0.72 Mm 3 dan volume efektif sebesar 0.15 Mm 3. Jenis bendungan dipilih type rock fill dengan tingggi 20,72 m, dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Dengan pembangunan bendungan ini diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan air minum, sehingga akan dilakukan pula kajian financial untuk perhitungan biaya investasi untuk distribusi air minum, dimana dengan adanya bendungan tersebut dapat memenuhi kebutuhan air baku jiwa penduduk sebesar 9 liter/detik. Tabel Data Teknis Bendungan Siki No Waduk Siki Keterangan 1 Penggunaan Waduk Suplai Air Baku Perkotaan 2 Sungai Sungai Siki 3 Curah hujan tahunan mm 4 Rata-rata permukaan limpasan 0,04 m 3 /sec 5 Panjang aliran sungai 5.1 km 6 Luas DAS 12,41 km 2 7 Jenis bendungan type rock fill 8 Tinggi Bendungan 20,72 m 9 Panjang Bendung 278 m 10 Total volume tampungan waduk 0,72 Mm 3 11 Volume Waduk Maksimal ,88 12 Volume efektif 0,15 Mm 3 13 Ketersediaan material lokasi pada baik 14 Kapasitas 9 liter/detik 15 Catchment Area 12,41 km

134 No Waduk Siki Keterangan 16 Masa Pakai 50 tahun 17 Luas Genangan Waduk ,37 18 Elevasi Max 512 d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan Waduk Siki merupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan air minum bagi jiwa penduduk dengan kapasitas sebesar 19 liter/detik. e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap 2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM) Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 2. Pengelak Banjir 3. Bangunan Pengambilan 4. Pelimpah Bangunan investasi PDAM 1. Bangunan Pengambilan 2. Saluran Pembawa 3. Sarana Pengolahan air 4. Sambungan sambungan 5. Desain teknis f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 4.04 million atau Rp dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp ,00 maka menjadi Rp ,

135 g. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Siki dievaluasi sebagai satu kesatuan sistem dengan waduk Maubesi dan Sekon dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain, karena fungsi dan letaknya yang berada dalam satu sub DAS. Fungsi Waduk Siki terhadap Maubessi adalah sebagai waduk konservasi lahan dan sediment trap, sehingga Nilai EIRR system adalah 12.1 %. h. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Siki, Nusa Tenggara Timur diusulkan pada periode jangka panjang pada tahun pertama, selama 5 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi. i. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Siki Rencana Bangunan Biaya Pembangunan (Rupiah) NPV BCR IRR 12% Keterangan Waduk Siki ,1 Layak k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Siki NO UPAYA 1 Waduk Siki PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil a.formasi Geologi Aman b.daya Dukung Tanah Aman NPV c.topografi Memungkinkan dibangun IRR 12,1 d. Ketersediaan Bahan Bangunan Tersedia BCR

136 NO Kesimpulan UPAYA PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil e. Ketersediaan Air Tersedia Layak Waduk Maubesi (Waduk Suplai Air Baku dan Irigasi) a. Lokasi Lokasi Bendungan Maubesi terletak di Sungai Maubesi, Desa Tunabesi, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sungai Maubesi merupakan anak sungai Benanain yang terbesar. Lokasi Damsite dapat ditempuh melalui jalan raya Kupang Atambua km 226, belok ke kanan kea rah Oelolok-Loiram, menuju Desa adat Taimetan, 56 km dari muara sungai Maubesi. b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi penyedia air baku untuk melayani lokasi disekitar bendungan dan kebutuhan air irigasi. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek. Dengan adanya Bendungan Maubesi diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu secara holistic, disamping itu waduk sebagai regulator terhadap aliran banjir yang bermuara di main stream Sungai Benanain. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As bendungan Maubesi diidentifikasi pada anak sungai Noil Benanain yaitu Sungai Maubesi. Secara administrasi as bendungan terletak di Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara. Hamparan menengah Bokis dan Raimea berada dihilir bendungan, dengan luas kurang lebih 130 ha. Tinggi curah hujan tahunan di DAS adalah sebesar mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 1,79 m 3 /sec. Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 46.6 km dan luas DAS km 2. Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 43 m dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan 4-136

137 rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 43,23 Mm 3 dan volume efektif sebesar Mm 3. Waduk direncanakan sebagai penyuplai air irigasi, terutama untuk DI Raimea dan Bokis, sehingga dapat meningkatkan produktivitas (intensitas tanam) dan luar tanam, dimana kemampuan pelayanan dari bendungan ini dapat mencapai Ha serta memenuhi kebutuhan air baku jiwa penduduk, dengan kemampuan supply 30 liter/detik. Keberadaan bendungan Maubesi juga dapat mereduksi banjir hingga 8.81 Mm 3 setara dengan melindungi lahan seluas 4.405, 80 Ha. Tabel Data Teknis Bendungan Maubesi No Waduk Maubesi Keterangan 1 Penggunaan Waduk Suplai Air Baku dan Irigasi 2 Sungai Sungai Maubesi 3 Curah hujan tahunan mm 4 Rata-rata limpasan permukaan 1,79 m 3 /sec 5 Panjang aliran sungai 46,6 km 6 Luas DAS 451,2 km 2 7 Jenis bendungan type rock fill 8 Tinggi Bendungan 43 m 9 Panjang Bendung 329,00 10 Total volume tampungan waduk 43,23 Mm 3 11 Volume Waduk Maksimal ,50 m 3 12 Volume efektif Mm 3 13 Ketersediaan material pada lokasi baik 14 Kapasitas suplay 30 liter/detik 15 Catchment Area 451,2 km 2 16 Masa Pakai 50 tahun 17 Luas Genangan Waduk ,48 m 2 18 Elevasi Max 200 m d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan serbaguna Maubesi merupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk mendukung peningkatan produksi pertanian beririgasi, air baku untuk air bersih, pembangkit listrik, pengendalian banjir

138 Waduk direncanakan sebagai penyuplai air irigasi, terutama untuk DI Raimea dan Bokis, sehingga dapat meningkatkan produktivitas (intensitas tanam) dan luar tanam, dimana kemampuan pelayanan dari bendungan ini dapat mencapai Ha. Waduk direncanakan untuk memenuhi kebutuhan air baku jiwa penduduk, dengan kemampuan supply 30 liter/detik. dapat mereduksi banjir hingga 8.81 Mm 3 setara dengan melindungi lahan seluas 4.405, 80 Ha. e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap 2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM) Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 2. Pengelak Banjir 3. Bangunan Pengambilan 4. Pelimpah Bangunan investasi PDAM 1. Bangunan Pengambilan 2. Saluran Pembawa 3. Sarana Pengolahan air 4. Sambungan sambungan 5. Desain teknis f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 21,98 million atau Rp ,00 dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp ,00 maka menjadi Rp ,

139 g. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Maubesi dievaluasi sebagai satu tunggal (Stand Alone) dan sebagai satu kesatuan system dengan beberapa waduk dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain, karena fungsi dan letaknya yang berada dalam satu sub DAS. Nilai EIRR untuk Maubesi adalah 11.1 %. h. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Maubesi, Nusa Tenggara Timur diusulkan pada periode jangka panjang pada tahun ketiga, selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi. i. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Maubesi Rencana Bangunan Biaya Pembangunan (Rupiah) NPV BCR IRR 12% Keterangan Waduk Maubesi , ,1 Layak k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Maubesi NO UPAYA 1 Waduk Maubesi Kesimpulan PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil a.formasi Geologi Aman b.daya Dukung Tanah Aman NPV c.topografi Memungkinkan dibangun IRR 11,1% d. Ketersediaan Bahan Tersedia Bangunan BCR 0,92 e. Ketersediaan Air Tersedia Layak 4-139

140 Waduk Kapan (Waduk Suplai Air Baku) a. Lokasi Lokasi Bendungan Kapan terletak di perbatasan Dusun Basen, Kecamatan Mollo Utara dan dusun Laob, Kecamatan Mollo Selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site Bendungan terletak di sungai Noe Sebau, antar lereng barat daya Nuaf Laab dan lereng Timur Laut (Nuaf Teno), dapat ditempuh melalui jalan raya arah SoE Kapan. b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi penyedia air baku untuk melayani lokasi disekitar bendungan dan kebutuhan air irigasi untuk DI Noenoni. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek. Lokasi Bendungan Kapan terletak dihulu sungai DAS, keberadaan bendungan ini diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As bendungan Kapan diidentifikasi pada anak sungai Noil Benanain yaitu Sungai Noe Sebau. Secara administrasi as bendungan terletak di Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Disamping itu adanya waduk akan menunjang konservasi lahan dan hutan dihulu as bendungan, dimana reboisasi akan diusulkan dilokasi tersebut karena adanya waduk. Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendung adalah sekitar 11,2 km dengan luas DAS 77 km 2. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 1, 38 m 3 /det. Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 34 m dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 3.93 Mm 3 dan volume efektif sebesar 3.37 Mm

141 Lahan pertanian yang teririgasi adalah DI Noelnoni, dengan luas tanam 160 Ha dengan adanya proyek dapat meningkat hingga 393 Ha. Kemampuan mereduksi banjir hingga Mm 3, setara dengan melindungi lahan 6.462,63 Ha. Tabel Data Teknis Bendungan Kapan No Waduk Kapan Keterangan 1 Penggunaan Waduk Suplai Air Baku 2 Sungai Noe Sebau 3 Curah hujan tahunan mm 4 Rata-rata limpasan permukaan 1, 38 m 3 /det. 5 Panjang aliran sungai 11,2 km 6 Luas DAS 77 km 2 7 Jenis bendungan rock fill 8 Tinggi Bendungan 34 m 9 Panjang Bendung 658 m 10 Total volume tampungan waduk waduk sebesar 3,93 Mm 3 11 Volume Waduk Maksimal ,81 m3 12 Volume efektif 3,37 Mm 3 13 Ketersediaan material pada lokasi baik 14 Catchment Area 71,3 km 2 15 Masa Pakai 50 tahun 16 Luas Genangan Waduk ,75 m 2 17 Elevasi Max 3,37 Mm 3 d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan Kapan merupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan air minum jiwa penduduk sebesar 191 liter/detik. e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap 2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM) Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 4-141

142 2. Pengelak Banjir 3. Bangunan Pengambilan 4. Pelimpah Bangunan investasi PDAM 1. Bangunan Pengambilan 2. Saluran Pembawa 3. Sarana Pengolahan air 4. Sambungan sambungan 5. Desain teknis f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 10.9 million atau Rp ,00 dengan Kurs Rp ,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp ,00 maka menjadi Rp ,00 g. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Kapan dievaluasi sebagai satu kesatuan sistem dengan beberapa waduk seperti Waduk Temef, Bijeli dan Oinlasi dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain, karena fungsi dan letaknya yang berada dalam satu sub DAS. Nilai EIRR untuk Kapan adalah 20.6 %. h. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Kapan, diusulkan pada periode jangka panjang pada tahun ketiga, selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, AMDAL, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi. i. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah 4-142

143 Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Kapan No Rencana Bangunan Biaya Pembangunan (Rupiah) NPV BCR IRR 12% Keterangan Waduk Kapan , ,60 7,5 Tidak Layak k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel Prakiraaan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Kapan NO UPAYA 1 Waduk Kapan Kesimpulan PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil a.formasi Geologi Aman b.daya Dukung Tanah Aman NPV c.topografi Memungkinkan dibangun IRR 7,5 d. Ketersediaan Bahan Tersedia Bangunan BCR 0,60 e. Ketersediaan Air Tersedia Tidak Layak Waduk Bijeli a. Lokasi Lokasi Bendungan Bijeli terletak Kecamatan Mollo Selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site Bendungan terletak di sungai Noe Bijeli- Desa Huetunan, sebelah barat daya Nuaf Hutunan. Desa Laob, dapat ditempuh melalui jalan aspal SoE Kupang- Bijeli, jalan kaki 2 km kearah hilir Jembatan Bijeli. b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi penyedia air baku untuk melayani lokasi disekitar bendungan. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek. Lokasi Bendungan Bijeli terletak dihulu sungai DAS, keberadaan bendungan ini diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu sungai Benanain. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS 4-143

144 Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. Dengan adanya Waduk Bijeli maka volume sedimen tahunan yang masuk ke waduk temef akan berkurang. As bendungan Bijeli diidentifikasi pada anak sungai Noil Bijeli Anak Sungai Benanain. Secara administrasi as bendungan terletak di Kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Disamping itu adanya waduk akan menunjang konservasi lahan dan hutan dihulu as bendungan, dimana reboisasi akan diusulkan dilokasi tersebut karena adanya waduk. Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bending adalah sekitar 25.4 km dengan luas DAS km 2. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 2.31 m 3 /det. Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 21 m dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 2.06 Mm 3 dan volume efektif sebesar 1.12 Mm 3. Waduk direncanakan sebagai waduk supply air baku dengan jumlah terlayani sebesar jiwa penduduk dan kemampuan supply 54 l/detik. Tabel Data Teknis Bendungan Bijeli No Waduk Bijeli Keterangan 1 Penggunaan Waduk Suplai Air Baku 2 Sungai Noe Bijeli 3 Curah hujan tahunan mm 4 Rata-rata limpasan permukaan 2,31 m 3 /det. 5 Panjang aliran sungai 25,4 km 6 Luas DAS 31,99 km 2 7 Jenis bendungan Type rockfill 8 Tinggi Bendungan tinggi 21 m 9 Panjang Bendung 642,00 10 Total volume tampungan waduk 2,06 Mm 3 11 Volume Waduk Maksimal ,75 m3 12 Volume efektif 1,12 Mm 3 13 Ketersediaan material pada lokasi baik 14 Kapasitas suplay 54 l/detik 15 Catchment Area 131,88 km

145 d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan Bijelimerupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Waduk direncanakan sebagai waduk supply air baku dengan jumlah terlayani sebesar jiwa penduduk dengan kemampuan supply 54 l/detik. e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap 2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM) Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 2. Pengelak Banjir 3. Bangunan Pengambilan 4. Pelimpah Bangunan investasi PDAM 1. Bangunan Pengambilan 2. Saluran Pembawa 3. Sarana Pengolahan air 4. Sambungan sambungan 5. Desain teknis f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 9,91 million atau Rp ,00 dengan Kurs Rp ,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp ,00 maka menjadi Rp ,00 g. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Bijeli dievaluasi sebagai satu kesatuan system dengan beberapa waduk seperti Waduk Temef, Bijeli dan Oinlasi dalam rencana induk 4-145

146 pengembangan DAS Benanain, karena fungsi dan letaknya yang berada dalam satu sub DAS. Nilai EIRR untuk Bijeli adalah 20.6 %. h. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Bijeli, diusulkan pada periode jangka panjang pada tahun kelima, selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi. i. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Bijeli No Rencana Bangunan Biaya Pembangunan (Rupiah) NPV BCR IRR 12% Keterangan Waduk Bijeli , ,45 5,5 Tidak Layak k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Bijeli NO UPAYA PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil 1 Waduk Bijeli a.formasi Geologi Aman b.daya Dukung Tanah Aman NPV c.topografi Memungkinkan dibangun IRR 5,5 d. Ketersediaan Bahan Tersedia Bangunan BCR 0,45 e. Ketersediaan Air Tersedia Kesimpulan Tidak Layak 4-146

147 Waduk Bikomi (Waduk Suplai Air Baku) a. Lokasi Lokasi Bendungan Bikomi berlokasi diperbatasan Desa Letneo Kecamatan Insana dan Desa Maurisu, Kecamatan Miomafo Timur Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Lokasi Damsite terletak di sungai Noe Asban bagian hilir sungai Noe Bikomi, dapat ditempuh melalui jalan raya Kupang-Atambua, km 215 menuju Desa Teleop Dua, jalan kaki menyusuri sungai Noe Asban lebih kurang selama 1 jam. b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai penyedia air baku untuk melayani lokasi disekitar bendungan. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek. Dengan adanya bendungan Bikomi, diharapkan dapat diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu sungai secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As bendungan Bikomi diidentifikasi pada hilir sungai anak sungai Noe Bikomi, tepatnya Sungai Noe Asban. Secara administrative as bendungan terletak di kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara. Tinggi curah hujan tahunan di DAS adalah sebesar 1,063 mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0,43 m 3 /det. Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 22,1 km dan luas DAS km 2. Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 15 m dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 2,41 Mm 3 dan volume efektif sebesar 1.29 Mm 3. Waduk direncanakan sebagai waduk supply air baku dengan jumlah terlayani sebesar jiwa penduduk dan kemampuan supply 74 l/detik. Keberadaan bendungan Bikomi juga dapat mereduksi banjir hingga 3.17 Mm 3 setara dengan melindungi lahan seluas 1.584,16 Ha

148 Tabel Data Teknis Bendungan Bikomi No Bikomi Keterangan 1 Penggunaan Waduk Suplai Air Baku 2 Sungai Noe Bikomi 3 Curah hujan tahunan 1,063 mm 4 Rata-rata limpasan permukaan 0,43 m 3 /det 5 Panjang aliran sungai 22,1 km 6 Luas DAS 204,6 km 2 7 Jenis bendungan type rock fill 8 Tinggi Bendungan 15 m 9 Panjang Bendung 325 m 10 Total volume tampungan waduk 2,41 Mm 3 11 Volume Waduk Maksimal ,54 m3 12 Volume efektif 1,29 Mm 3 13 Ketersediaan material pada lokasi baik 14 Kapasitas suplay 74 l/detik 15 Catchment Area 204,62 km 2 d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan Bikomimerupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Waduk direncanakan sebagai waduk supply air baku dengan jumlah terlayani sebesar jiwa penduduk dan kemampuan supply 74 l/detik Keberadaan bendungan Bikomi juga dapat mereduksi banjir hingga 3.17 Mm 3 setara dengan melindungi lahan seluas 1.584,16 Ha. e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap 2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM) Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 2. Pengelak Banjir 3. Bangunan Pengambilan 4-148

149 4. Pelimpah Bangunan investasi PDAM 1. Bangunan Pengambilan 2. Saluran Pembawa 3. Sarana Pengolahan air 4. Sambungan sambungan 5. Desain teknis dan biaya tak terduga f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 5,18 million atau Rp ,00 dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp ,00 maka menjadi Rp ,00 g. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Bikomi dievaluasi sebagai waduk tunggal (stand alone) dan sebagai satu kesatuan system dengan beberapa waduk dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain. Dalam skenario disusun dengan waduk yang lain karena kesamaan fungsi juga karena fungsi dan letaknya yang berada dalam satu sub DAS yaitu Maubesi. Nilai EIRR untuk Bikomi adalah 12.1 %. h. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Bikomi, diusulkan pada periode jangka panjang pada tahun kelima, selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi. i. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum

150 j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Bikomi No Rencana Bangunan Biaya Pembangunan (Rupiah) NPV BCR IRR 12% Keterangan Waduk Bikomi ,25 12,1 Tidak Layak k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Bikomi NO UPAYA 1 Waduk Bikomi Kesimpulan PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil a.formasi Geologi Aman b.daya Dukung Tanah Aman NPV c.topografi Memungkinkan dibangun IRR 12,1 d. Ketersediaan Bahan Tersedia Bangunan BCR 0,25 e. Ketersediaan Air Tersedia Layak Waduk Biliuana (Waduk Suplai air Baku) a. Lokasi Lokasi Bendungan Biliuana berada di Dusun Beskatpoin, Desa Fatunisuan, Kecamatan Miomafo Barat Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Lokasi Damsite terletak di sungai Tasalok, anak sungai Muti. As Bendungan dapat dicapai melalui jalan Kabupaten SoE- Kapan-Eban. Km 216,3 (SD Fatunisuan) menuju Beskatpoint. b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai penyedia air baku untuk melayani lokasi disekitar bendungan. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek. Lokasi Bendungan Biliuana yang terletak dihulu DAS, diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu sungai secara holistic. Sesuai 4-150

151 konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As bendungan Biliuana diidentifikasi pada sungai Tasalok, anak sungai Muti, tepatnya Sungai Noe Asban. Secara administratif as bendungan terletak di kecamatan Miomafo Barat Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Waduk direncanakan sebagai waduk supply air baku untuk melayani lokasi disekitar bendungan. Disamping itu adanya waduk akan menunjang konsrvasi lahan dan hutan dihulu as bendungan, dimana reboisasi diusulkan dihulu lokasi waduk tersebut untuk mempertahankan fungsi DAS. Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 17.1 km dan luas DAS 90.3 km 2. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0.61 m 3 /det. Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 25.9 m dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 1,88 Mm 3 dan volume efektif sebesar 0,23 Mm 3. Dengan pembangunan bendungan ini diharapkan dapat menunjang PDAM daerah dalam menyediakan air minum untuk warga kota, sehingga akan dilakukan pula kajian financial untuk perhitungan biaya investasi untuk distribusi air minum, dimana dengan adanya bendungan tersebut dapat memenuhi kebutuhan air baku jiwa penduduk sebesar 103 liter/detik. Tabel Data Teknis Bendungan Biliuana No Waduk Biliuana Keterangan 1 Penggunaan Waduk Suplai Air Baku 2 Sungai Tasalok 3 Curah hujan tahunan mm 4 Rata-rata limpasan permukaan 0,61 m 3 /det 5 Panjang aliran sungai 17,1 km 6 Luas DAS 90,3 km 2 7 Jenis bendungan Type Rockfill 8 Tinggi Bendungan 25,9 m 9 Panjang Bendung 294 m 10 Total volume tampungan waduk 1,88 Mm

152 No Waduk Biliuana Keterangan 11 Volume Waduk Maksimal , Volume efektif 0,23 Mm 3 13 Ketersediaan material pada lokasi Baik 14 Kapasitas Supplay 103 liter/detik 15 Catchment Area 90,33 km 2 d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan Bikomimerupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. dengan adanya bendungan tersebut dapat memenuhi kebutuhan air baku jiwa penduduk sebesar 103 liter/detik. e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap 2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM) Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 2. Pengelak Banjir 3. Bangunan Pengambilan 4. Pelimpah Bangunan investasi PDAM 1. Bangunan Pengambilan 2. Saluran Pembawa 3. Sarana Pengolahan air 4. Sambungan sambungan 5. Desain teknis f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 9,55 million atau Rp ,00 dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp ,00 maka menjadi Rp ,

153 g. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Biliuana dievaluasi sebagai satu kesatuan system dengan beberapa waduk dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain. Fungsi waduk Biliuana terhadap sistem adalah sebagai waduk konservasi lahan dan sedimen trap sehingga nilai EIRR untuk Bikomi adalah 13.7 %. h. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Biliuana, diusulkan pada periode jangka panjang pada tahun kelima, selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi. i. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Biliuana No Rencana Bangunan Biaya Pembangunan (Rupiah) NPV BCR IRR 12% Keterangan Waduk Biliuana ,24 13,7 Tidak Layak k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Teknis danekonomi Waduk Biliuana NO UPAYA PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil 1 Waduk Biliuana a.formasi Geologi Aman b.daya Dukung Tanah Aman NPV c.topografi Memungkinkan dibangun IRR 13,7 d. Ketersediaan Bahan Tersedia Bangunan BCR 0,24 e. Ketersediaan Air Tersedia Kesimpulan Tidak Layak 4-153

154 Waduk Aroki (Waduk Suplai Air baku) a. Lokasi Lokasi Bendungan Aroki berada di Desa Lokomea sebelah utara, Kecamatan Biboki Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site bendungan tersebut berada di sungai Aroki, anak sungai Mota Maro. Letak as bendungan dicapai melalui jalan raya Kupang-Atambua km 254 Aroki, menuju Desa Aroki Samala, jalan kaki sejauh 2,5 km. b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan penyedia air baku untuk desa Samala dan sekitarnya. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek. Lokasi Bendungan Aroki yang terletak dihulu DAS, diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu sungai secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As bendungan Aroki diidentifikasi pada anak sungai Mota Hoar yaitu sungai Aroki, dan bermuara di sungai Benanain. Secara administratif as bendungan terletak di kecamatan Biboki Utara Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Luas DAS km 2, panjang sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 2.4 km dan Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 901 mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0.05 m 3 /det, dengan kapasitas waduk 3.6 Mm 3 (bruto) mampu melayani kebutuhan air baku untuk jiwa dengan kapasitas 5 liter/detik. Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 31,1 m dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 0,81 Mm 3 dan volume efektif sebesar 0,21 Mm 3. Tabel Data Teknis Bendungan Aroki No Waduk Aroki Keterangan 1 Penggunaan Waduk Suplai Air Baku 2 Sungai Aroki 3 Curah hujan tahunan 901 mm 4 Rata-rata limpasan permukaan 0.05 m 3 /det 5 Panjang aliran sungai 2.4 km 6 Luas DAS 20,00 km

155 No Waduk Aroki Keterangan 7 Jenis bendungan type rock fill 8 Tinggi Bendungan 31,1 m 9 Panjang Bendung 122 m 10 Total volume tampungan waduk 0,81 Mm 3 11 Volume Waduk Maksimal ,51 12 Volume efektif 0,21 Mm Ketersediaan material pada lokasi baik 14 Kapasitas suplay 5 liter/detik 15 Catchment Area 20,03 km 2 d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan Aroki merupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Diharapkan waduk Aroki mampu melayani kebutuhan air baku untuk jiwa dengan kapasitas 5 liter/detik. e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap 2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM) Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 2. Pengelak Banjir 3. Bangunan Pengambilan 4. Pelimpah Bangunan investasi PDAM 1. Bangunan Pengambilan 2. Saluran Pembawa 3. Sarana Pengolahan air 4. Sambungan sambungan 5. Desain teknis 4-155

156 f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 6.83 million atau Rp ,00 dengan Kurs Rp ,00. g. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Aroki di evaluasi sebagai satu kesatuan dengan beberapa waduk dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain. Sehingga nilai EIRR sistem adalah 10.5 %. h. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Aroki, diusulkan pada periode jangka panjang pada tahun kelima, selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi. i. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Aroki No Rencana Bangunan Biaya Pembangunan (Rupiah) NPV BCR IRR 12% Keterangan Waduk Aroki ,5 Tidak Layak k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Aroki NO UPAYA 1 Waduk Aroki PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil a.formasi Geologi Aman b.daya Dukung Tanah Aman NPV c.topografi Memungkinkan dibangun IRR 10,5 d.ketersediaan Bahan Tersedia Bangunan BCR 0.03 e. Ketersediaan Air Tersedia 4-156

157 NO Kesimpulan UPAYA PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil Tidakl Layak Waduk Besiklaran a. Lokasi Lokasi Bendungan Besiklaran berada di Desa Laninus- Desa Naitimu, Kecamatan Malaka Timur, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site bendungan tersebut berada disungai Maukumu, anak sungai Noil Baen. Letak as bendungan dicapai melalui jalan raya Kupang-Atambua km 258 Aroki, jalan Halilulik km 23 Desa Lalinus sampai di S Motakabo. b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan penyedia air baku untuk melayani lokasi disekitar bendungan. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek. Lokasi Bendungan Besiklaran terletak dihulu DAS, diharapkan dapat berfungsi sebagai struktur untuk konservasi lahan dibagian hulu sungai secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As bendungan Besiklaran diidentifikasi pada anak sungai Noil Benanain yaitu sungai Maukumu, anak sungai Noil Baen, kecamatan Malaka Timur, Kabupaten Malaka (dahulu Belu) Provinsi Nusa Tenggara Timur. Disamping itu adanya waduk akan menunjang konservasi lahan dan hutan dihulu as bendungan, dimana reboisasi akan diusulkan dilokasi tersebut karena adanya waduk. Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 4.3 km dan luas DAS 17,9 km 2. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 907 mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0.05 m 3 /det. Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 24,5 m dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar 0,31 Mm 3 dan volume efektif sebesar 0,18 Mm 3. mampu melayani kebutuhan air baku untuk jiwa dengan kapasitas 16 liter/detik

158 Tabel Data Teknis Bendungan Besiklaran No Waduk Besiklaran Keterangan 1 Penggunaan Waduk Suplai Air Baku 2 Sungai Maukumu 3 Curah hujan tahunan 907 mm 4 Rata-rata limpasan permukaan 0,05 m 3 /det 5 Panjang aliran sungai 4.3 km 6 Luas DAS 17,9 km 2 7 Jenis bendungan type rock fill 8 Tinggi Bendungan 24,5 m 9 Panjang Bendung 10 Luas genangan maksimal ,41 11 Volume Waduk Maksimal ,72 Mm 3 12 Volume efektif 0,18 Mm 3 13 Ketersediaan material pada lokasi baik 14 Kapasitas suplay 16 liter/detik. 15 Catchment Area 17,86 km 2 d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan Besiklaran merupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Bendungan Besikalaran diharapkan mampu melayani kebutuhan air baku untuk jiwa dengan kapasitas 16 liter/detik. e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap 2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM) Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 2. Pengelak Banjir 3. Bangunan Pengambilan 4. Pelimpah Bangunan investasi PDAM 4-158

159 1. Bangunan Pengambilan 2. Saluran Pembawa 3. Sarana Pengolahan air 4. Sambungan sambungan 5. Desain teknis f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 4,168 million atau Rp dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp ,00 maka menjadi Rp ,00 g. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Besiklaran di evaluasi sebagai satu kesatuan dengan beberapa waduk dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain. Sehingga nilai EIRR sistem adalah 10.5 %. h. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Besiklaran, diusulkan pada periode jangka panjang pada tahun kelima, selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, AMDAL, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi. i. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Besiklaran No Rencana Bangunan Biaya Pembangunan (Rupiah) NPV BCR IRR 12% Keterangan Waduk Besiklaran ,5 Tidak Layak 4-159

160 k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Besiklaran NO UPAYA 1 Waduk Besiklaran Kesimpulan PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil a.formasi Geologi Aman b.daya Dukung Tanah Aman NPV c.topografi Memungkinkan dibangun IRR 10,5 d. Ketersediaan Bahan Tersedia Bangunan BCR 0.06 e. Ketersediaan Air Tersedia Tidak Layak Waduk Serbaguna Temef a. Lokasi Lokasi Waduk Serbaguna Temef terletak di Km. 154 jalan raya Kupang Atambua, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. As Bendungan terletak disungai Benanain Desa Tublopo, 2 km menuju desa Neke didekat jembatan ditempuh dengan jalan kaki. b. Tujuan Proyek Terdapat beberapa manfaat yang bisa diwujudkan dengan dibangunnya bendungan tersebut, antara lain PLTA, irigasi dan penyediaan air baku, sehingga perlu dilakukan analisa lebih lanjut untuk menentukan apakah akan dibangun sebagai waduk dengan fungsi tunggal ataukah multiguna. Prioritas pemenuhan kebutuhan dilakukan dengan mempertimbangkan aspek social ekonomi, financial dan lingkungan. Proyek ini merupakan bagian dari rekomendasi penanganan DAS Benanain secara integral dengan mempertimbangkan aspek social ekonomi, financial, lingkungan serta kebutuhan utama masyarakat yang berada didalam DAS tersebut. Adanya waduk ini, akan ditindak lanjuti dengan usulan program konservasi lahan dihulu waduk berupa reboisasi hutan dan perkebunan sehingga akan mempertahankan fungsi hidro-orologis DAS disebelah hulu secara holistic dan berwawasan lingkungan

161 Tujuan utama dari studi ini apabila layak baik secara lingkungan maupun ekonomi adalah untuk meningkatkan luas tanam dan produktivitas DI. Ioli, Oepunu dan Malaka, memenuhi kebutuhan air baku serta listrik. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek Pembangunan daerah ini dimasa depan diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan air baku. As bendungan Besiklaran diidentifikasi pada sungai Benanain dan bersumber di gunung Mutis, yang juga menjadi sumber distribusi pelayanan dari PDAM beberapa kota utama di Timor Barat. Secara administratif as dam terletak di kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten TTS. Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 47.2 km dan luas DAS 476,1 km 2. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 1,916 mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 6,77 m 3 /det. Sebagian besar lahan pertanian yang teririgasi meliputi DI Loli, Oepunu dan Malaka eksisting, dengan total luas terairi sebesar Ha. Jenis Bendungan dipilih type rock fill dengan tinggi 78 m dengan dasar ketersediaan material yang ada pada lokasi, kondisi pondasi, topografi, tinggi bendungan dan rencana jangka waktu pelaksanaan. Total volume tampungan waduk sebesar Mm 3 dan volume efektif sebesar 33.7 Mm 3. Dengan mempertimbangkan nilai debit yang ada dan tinggi bendungan, Temef sangat berpotensial untuk PLTA. Dengan head rata-rata 62 m dan kecepatan 8.8 m 3 /det dapat membangkitkan 7.0 MW dan menghasilkan energi per tahun sebesar 22.7 GWh dengan pengoperasian 4 (empat) jam/hari. Keberadaan Bendungan Temef juga dapat mereduksi banjir hingga 41,68 Mm 3, setara dengan melindungi lahan seluas ,61 Ha. Dengan mempertimbangkan beberapa potensi yang ada, maka dibutuhkan studi lanjutan untuk mengetahui kelayakannya dari aspek teknis, ekonomi maupun lingkungan

162 Tabel Data Teknis Bendungan Temef No Waduk Temef Keterangan 1 Penggunaan Waduk Serbaguna 2 Sungai Benanain 3 Curah hujan tahunan 1,916 mm 4 Rata-rata limpasan permukaan 6,77 m 3 /det 5 Panjang aliran sungai 47,2 km 6 Luas DAS 476,1 km 2 7 Jenis bendungan type rock fill 8 Tinggi Bendungan 50 m 9 Panjang Bendung 387 m 10 Luas genangan waduk maks ,20 m 2 11 Elevasi Maks 250 m 12 Volume Waduk Maks ,75 m 3 13 Total volume tampungan waduk 161,47 Mm Volume Efektif 33,7 Mm Catchment Area 476,08 km 2 d. Manfaat Rencana pembangunan Bendungan serbaguna Temefmerupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk mendukung peningkatan produksi pertanian beririgasi, air baku untuk air bersih, pembangkit listrik, pengendalian banjir. 1. Temef sangat berpotensial untuk PLTA. Dengan head rata-rata 62 m dan kecepatan 8.8 m 3 /det dapat membangkitkan 7.0 MW dan menghasilkan energy per tahun sebesar 22.7 GWh dengan pengoperasian 4 (empat) jam/hari. 2. Keberadaan Bendungan Temef dapat mereduksi banjir hingga 41,68 Mm 3, setara dengan melindungi lahan seluas ,61 Ha. 3. Keberadaan Bendungan Temef juga dapat mereduksi banjir hingga 41,68 Mm 3, setara dengan melindungi lahan seluas ,61 Ha. 4. dapat mereduksi banjir hingga 8.81 Mm 3 setara dengan melindungi lahan seluas 4.405, 80 Ha

163 e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap 2. Bangunan Pengambilan dan distribusi air minum (investasi PDAM) Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 2. Pengelak Banjir 3. Bangunan Pengambilan 4. Pelimpah 5. Power Gen f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 52,85 million atau Rp ,00 dengan Kurs Rp ,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp ,00 maka menjadi Rp ,00 g. Evaluasi Proyek Kelayakan Bendungan Temef di evaluasi sebagai waduk tunggal (stand alone) maupun sebagai satu kesatuan system dengan beberapa waduk dalam rencana induk pengembangan DAS Benanain. Skenario didasarkan karena fungsi (pengendali banjir, pembangkit listrik, irigasi). Juga karena letaknya yang berada dalam satu DAS. Sehingga nilai EIRR untuk Temef adalah 20.0 %. h. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Temef, diusulkan pada periode jangka panjang pada tahun kelima, selama 6 tahun termasuk studi kelayakan, AMDAL, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi. i. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah 4-163

164 Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. j. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Ekonomi Waduk Temef No Rencana Bangunan Waduk Temef Biaya Pembangunan (Rupiah) NPV BCR IRR 12% Keterangan ,668,000,000 1, Layak k. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Temef NO UPAYA 1 Waduk Temef Kesimpulan PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil a.formasi Geologi Aman b.daya Dukung Tanah Aman NPV 169,668,000,000 c.topografi Memungkinkan dibangun IRR 20.0 d. Ketersediaan Bahan Tersedia Bangunan BCR 1,70 e. Ketersediaan Air Tersedia Layak l. Kajian Pemilihan Alternatif Lokasi As Bendungan Temef 1. Umum Langkah awal dalam perencanaan bendungan adalah melakukan kajian sehingga diperoleh dimensi bendungan yang optimal. Rencana bendungan yang optimal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut (a) (b) biaya yang efektif, yaitu ekonomis dan efisien, mempunyai dampak merugikan terhadap lingkungan alam dan sosial seminimal mungkin, dan, (c) pemeliharaannya mudah serta biayanya pemeliharaannya sedikit. Dalam kajian ini diuraikan mengenai studi rencana bendungan yang optimal berdasarkan kondisi sosial-ekonomi, data dan analisis hidrologi, hasil investigasi geoteknik dan survai topografi yang baru

165 ALTERNATIF 2 ALTERNATIF 1 Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA 2. Pemilihan Lokasi As Bendungan Berdasarkan hasil studi terdahulu yaitu Studi Tahap Awal Rencana Pembangunan Bendungan Serba Guna Temef oleh PT. Mettana Enginering Consultant tahun 2002 dan Studi Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air SWS Benanain di Pulau Timor Barat, Propinsi Nusa Tenggara Timur oleh PT. Indra Karya (Persero) dan PT. Virama Karya tahun 2003, ditentukan 2 alternatif lokasi as bendungan Temef seperti pada gambar berikut. As Alt. 1 As Alt. 2 Gambar Layout Alternatif As Bendungan Temef Dalam studi saat ini (tahun 2014) lokasi kedua alternatif tersebut telah dilakukan tinjauan lapangan dan evaluasi teknis melalui peta topografi. Kedua lokasi rencana as bendungan hasil studi awal adalah merupakan lokasi yang paling memungkinkan dilihat dari sisi jarak antara tebing kiri dan kanan sehingga akan menghasilkan biaya konstruksi bendungan yang lebih murah. Selanjutnya dalam studi saat ini dilakukan kajian untuk memilih kedua alternatif lokasi as bendungan Temef sesuai hasil studi sebelumnya. 3. Kajian Pendahuluan Lokasi As Bendungan Temef Kedua alternatif as bendungan Temef dibandingkan dan ditinjau dari segi keadaan topografi, keadaan geologi, volume waduk yang dapat ditampung, dan kemudahan pelaksanaannya. Berdasarkan keadaan topografi akan dipilih bentuk tubuh bendungan yang tidak distorsi (berbelok) antara bagian hulu dan bagian hilir, serta mempunyai panjang puncak bendungan yang terpendek. Berdasarkan keadaan geologi akan dipilih galian 4-165

166 pondasi yang tidak dalam, dan berdasarkan volume waduk akan dipilih lokasi yang akan menyediakan volume tampungan waduk yang terbesar. Sedangkan dari segi pelaksanaan akan dipilih lokasi yang paling mudah pelaksanaannya, terutama kemudahan dalam pengalihan aliran air yang masuk ke daerah pelaksanaan dan pengeringannya (dewatering). 1. Alternatif 1 Lokasi rencana as bendungan direncanakan pada celah 2 bukit sempit yang terletak +300 m dari jembatan sungai Temef di jalan negara ruas SoE - Kefamenanu. Dari peta hasil pengukuran topografi didapatkan rencana as bendungan alternatif 1 terletak pada elevasi +317,00 m, tebing kiri +425,00 m dan tebing kanan +400,50 m. Puncak bendungan direncanakan pada elevasi +385,00 m. 2. Alternatif 2 Lokasi rencana as bendungan direncanakan dihulu alternatif 1 dengan jarak +1,00 km pada elevasi dasar sungai +323,60 m, tebing kiri +443,90 m dan tebing kanan +392,50 m. Puncak bendungan direncanakan pada elevasi +388,00 m.s Hasil kajian awal untuk kedua alternatif lokasi as bendungan Temef disajikan pada tabel berikut. Tabel Tabel Matrikulasi Hasil Kajian Alternatif Lokasi As Bendungan Temef NO. URAIAN ALTERNATIF-1 I. LOKASI AS BENDUNGAN Lokasi rencana as bendungan direncanakan +300 m dari jembatan sungai Temef di jalan negara ruas Soe Kefamenanu. SKOR ALTERNATIF-2 Lokasi rencana as bendungan direncanakan dihulu alternatif-1 dengan jarak +1 km. SKOR II. KONDISI ALAM 2.1 Aksesibilitas - Jarak dari jalan ruas Soe ± 250,0 m 1 ± 700,0 m 1 Kefamenanu - Relokasi jalan Perlu relokasi jalan ruas Soe Kefamenanu -1 Tidak perlu relokasi jalan ruas Soe Kefamenanu Topografi/Morfologi - Lebar sungai 17,50 m 2 90,50 m 1 - Kemiringan sandaran 33,45 o 36,50 o kanan - Kemiringan sandaran 41,50 o 50,25 o kiri 2.3 Investigasi Geologi Dasar Sungai : - Ketebalan river deposit - Ketebalan river 4-166

167 NO. URAIAN ALTERNATIF-1 SKOR ALTERNATIF-2 5,0 m (BH-1) deposit 5,0 m (BH-4) - Kekerasan batuan : moderately ~ low hardness - Kekerasan batuan : moderately ~ hard - Kelas batuan : CL - Kelas batuan : CL ~ CM - RQD < 20%, hancur - RQD > 50%, karena dikontrol oleh umumnya masif fractured/ crack - Dijumpai core lose krn anjlokan stang bor (indikasi rongga) - Tidak terjadi core lose - Permeabilitas tinggi - Permeabilitas sedang - Discontinuitas batuan - Discontinuitas (hasil pemboran): crack batuan (hasil dan rongga pemboran): tidak ada (masif) - Sandaran kiri : - Litologi Batugamping - Litologi Batugamping - Nampak dijumpai tetesan - Tidak dijumpai air disepanjang tebing muka air tanah sandaran kiri selama pemboran di mengindikasikan potensi BH-3 maupun air air tanah yang baik rembesan di tebing - Dijumpai gejala - Tidak nampak gejala karstifikasi (pelarutan oleh kartifikasi air) dan indikasi pembentukan sinkhole/rongga (proses pembentukan goa) - Permeabilitas Tinggi ~ Waterloss - Disepanjang tebing dikontrol oleh joint / crack - Pembentukaan tebing dikontrol langsung oleh sesar/patahan (strike-slip fault) - Nilai Permeabilitas Sedang ~ Tinggi - Joint/crack berkembang tidak terlalu signifikan (minor) - Tebing merupakan efek (kelurusan) oleh sesar/patahan (strike-slip fault) - Sandaran kanan : - Litologi Batugamping - Litologi Batugamping - Ketebalan lapisan - Ketebalan lapisan overbourden/pelapukan overbourden/pelap dari Pemboran BH-2 ukan (tidak setebal 8.0 m diketahui) namun diperkirakan > 2.0 m - Muka air tanah dijumpai - Tidak diketahui kedalaman 36.0 meter namun diperkirakan berdasarkan pemboran dalam (pada litologi BH-2, berpotensi untuk batupasir) SKOR 4-167

168 NO. URAIAN ALTERNATIF-1 SKOR ALTERNATIF-2 proses karstifikasi (pembentukan goa) - Kondisi tebing disekitar as - Joint/crack bendungan tidak nampak berkembang tidak joint/crack karena terlalu signifikan tertutup oleh (minor) overbourden namun dibagian upstream nampak gejala tersebut - Permeabilitas Tinggi - Nilai Permeabilitas Sedang ~ Tinggi - Nampak pembelokan - Morfologi sungai morfologi sungai (arah sesuai arah aliran air) dari arah umumnya (normal) umumnya, mengindikasikan adanya fault/patahan - Pembentukaan tebing - Pembentukan dikontrol oleh struktur tebing umumnya sesar/patahan (strike-slip dikontrol oleh fault) proses geomorfologi (stadia erosi) bukan struktur - Kesimpulan : Dari tinjauan geologi alternatif-2 lebih baik dibandingkan dengan alternatif-1, treatment/perbaikan pondasi geologi untuk alternatif-2 masih memungkinkan dan terprogram dalam desain perbaikan nilai permeabilitas sedangkan untuk alternatif-1 agak sulit dilakukan perbaikan karena potensi weak zone, rongga, crack/joint oleh kontrol struktrur fault/patahan dan gejala karstifikasi kondisinya agak rumit. III. ASPEK LINGKUNGAN - Pembebasan Tanah ± 641,85 Ha ± 597,74 Ha - Penduduk yang Tidak ada relokasi penduduk 1 Tidak ada relokasi 1 dipindahkan penduduk IV ASPEK TEKNIS 4.1 Data Teknis Awal : - Daerah Tangkapan Air 553,62 km2 554,22 km2 - Waduk El. muka air banjir (PMF) EI. 384,15 EI. 388,50 El. muka air normal EI. 375,29 EI. 379,00 (MAN) El. muka air rendah EI. 369,35 EI. 372,67 (MAR) Luas genangan 375,33 Ha 429,24 Ha Volume tampungan 77,05 x 10 6 m3 77,05 x 10 6 m3 total Volume tampungan 52,40 x 10 6 m3 52,40 x 10 6 m3 mati Volume tampungan 24,65 x 10 6 m3 24,65 x 10 6 m3 efektif - Bendungan Tipe Urugan random tanah dengan inti tegak Elevasi puncak EI. 385,00 EI. 389,00 Urugan random tanah dengan inti tegak SKOR 4-168

169 NO. URAIAN ALTERNATIF-1 SKOR Panjang bendungan 311,19 m 315,00 m Tinggi bendungan dari 72,00 m 66,00 m dasar pondasi Kemiringan hulu 1 : 3,0 1 : 3,0 Kemiringan hilir 1 : 2,5 1 : 2,5 Volume timbunan 2,30 x 10⁶ m3 2,66 x 10⁶ m3 - Bangunan Pelimpah, Type Pelimpah Ogee dengan terowong ALTERNATIF-2 Pelimpah Ogee dengan terowong Lebar ambang 80,00 m 80,00 m - Bangunan Pengelak Type Terowong (horse shoe) Terowong (horse shoe) Diameter 6,00 m 6,00 m Panjang 520,00 m 547,00 m - Bangunan Outlet Dimensi 17,50 x 12,00 m 17,50 x 12,00 m Elevasi dasar 314,00 m 314,00 m Diameter pipa irigasi 1,20 m 1,20 m Debit maks. irigasi 2,27 m3/det 2,27 m3/det Debit rerata irigasi 0,90 m3/det 0,90 m3/det Tipe katup outlet Butterfly valve dia. 1,20 m Butterfly valve dia. 1,20 m 4.2 Biaya dan Manfaat Proyek - Manfaat proyek Suplai irigasi Ha Ha Air baku 0,106 m3/det 0,106 m3/det PLTMH : Install Capacity 2,00 MW 2,20 MW Total Energy 12,19 GWh 13,16 GWh Total manfaat - Biaya konstruksi 4.3 Analisa Ekonomi - BCR 1, ,721 1 Keterangan SKOR : TOTAL SKOR 4 7 Normal = 1 Kurang baik = -1 Baik = 2 Jelek = -2 SKOR 4. Penentuan Alternatif As Bendungan Meskipun alternatif 1 mempunyai bentang bendungan yang lebih pendek, biaya konstruksi yang lebih kecil sehingga memiliki nilai BCR yang lebih besar dibanding alternatif 2, lokasi as bendungan Temef diusulkan pada alternatif 2 berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : - Galian pondasi pada alternatif 2 lebih dangkal (2,0 m) dibanding alternatif 1 (5,0 m) 4-169

170 - Kondisi geologi alternatif 2 lebih baik dari alternatif 1. Pondasi alternatif 1 agak sulit dilakukan perbaikan karena potensi weak zone, rongga, crack/joint oleh kontrol struktrur fault/patahan dan gejala karstifikasi. Usulan perbaikan (treatment) pondasi alternatif 1 dengan metode diaphragma wall sedangkan pada alternatif 2 tidak diperlukan. - Meskipun perbaikan pondasi yang diperlukan pada alternatif 1 dapat didesain secara teknis namun tidak tertutup kemungkinan terjadi kegagalan yang menyebabkan biaya perbaikan menjadi lebih mahal Noil Fatu Sabo Dam a. Lokasi Lokasi Bendungan Noil Fatu terletak di kota Niki Niki Kecamatan Amanuban Tengah Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site Bendungan terletak disungai Noil Fatu, anak sungai Benanain. As Bendungan dapat dicapai melalui jalan raya Kupang-Atambua km 139, menuju Desa Nunfui arah sungai Noil Fatu. b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai pengendali sedimen (sedimen trap). Tingkat sedimentasi yang tinggi dapat mengancam pendangkalan alur sungai dan menutup daerah muara, sehingga lebih memperparah bahaya banjir yang akan terjadi. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek Lokasi Bendungan Noil Fatu terletak disebelah selatan sungai Benanain yang juga merupakan pemasok sedimen terbesar di Sungai Benanain. Dengan adanya bendungan ini diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As bendungan Noil Fatu diidentifikasi pada anak sungai Benanain yaitu Sungai Noil Fatu. Secara administratif as dam terletak di kecamatan Amanuban Tengah, 4-170

171 Kabupaten TTS. Waduk direncanakan sebagai pengendali sedimen, sehingga sungai dapat berfungsi secara normal dan efektif baik sebagai pengendali banjir maupun untuk rencana pengembangan sungai. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0,08 m 3 /det. Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 7,7 km dan luas DAS 25,1 km 2. Dengan adanya pembangunan pengendali sedimen ini, maka besar volume sedimen yang tereduksi adalah sebesar 0,15 Mm 3 dengan tinggi dam 9.8 m dan total volume tampungan waduk 0,18 Mm 3. Usia proyek sampai dengan 5 tahun. Tabel Data Teknis Noil Fatu Sabo Dam No Noil Fatu Sabo Dam Keterangan 1 Penggunaan Pengendali Sedimen 2 Sungai Noil Fatu 3 Curah hujan tahunan mm 4 Rata-rata limpasan permukaan 0,08 m 3 /det 5 Panjang aliran sungai 7,7 km 6 Luas DAS 25,1 km 2. 7 Jenis bendungan Sabo Dam 8 Tinggi Bendung 25 m 9 Panjang Bendung 248 m 10 Total volume tampungan waduk 0,18 Mm 3 11 Volume Waduk Maksimal ,19 m 3 12 Elevasi Maks 537 m 13 Luas Genangan Waduk Maks ,50 m 2 14 Catchment Area 25,06 km 2 15 Tinggi sedimen yang direduksui 9.8 m d. Manfaat Rencana pembangunan Noil Fatu Sabo Dam merupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. besar volume sedimen yang tereduksi adalah sebesar 0,15 Mm 3 e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap 4-171

172 Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 2. Sayap dam 3. Bangunan Pengambilan 4. Pelimpah f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 4,125 million atau Rp ,00 dengan Kurs Rp. 9000,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp ,00 maka menjadi Rp ,00 g. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Noil Fatu Sabo Dam, diusulkan pada periode jangka panjang pada tahun kelima, selama 3 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi. h. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. i. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Ekonomi Noil Fatu Sabo Dam No Rencana Bangunan Biaya Pembangunan (Rupiah) NPV BCR IRR 12% Keterangan 1 Noil Fatu Sabo Dam ,45 13,7 Layak j. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Noil Fatu Sabo Dam NO UPAYA PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil 1 Noil Fatu a.formasi Geologi Aman NPV

173 NO UPAYA PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil Sabo Dam b.daya Dukung Tanah Aman c.topografi Memungkinkan dibangun IRR 13,7 d. Ketersediaan Bahan Tersedia Bangunan BCR 1,45 e. Ketersediaan Air Tersedia Kesimpulan Layak Nipole Sabo Dam a. Lokasi Lokasi Bendungan Nipoleterletak diperbatasan antara Desa Pili, Kecamatan Amanatun Selatan dan Desa Situ, Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site Bendungan terletak disungai Noil Bunu, anak sungai Benanain. As Bendungan dapat dicapai melalui jalan raya Kupang-Atambua km 139, menuju Dusun Bileon Desa Silu. b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai pengendali sedimen (sedimen trap). Tingkat sedimentasi yang tinggi dapat mengancam pendangkalan alur sungai dan menutup daerah muara, sehingga lebih memperparah bahaya banjir yang akan terjadi. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek Lokasi Bendungan Nipole terletak disebelah selatan sungai Benanain yang juga merupakan pemasok sedimen terbesar di Sungai Benanain. Dengan adanya bendungan ini diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As bendungan Nipole diidentifikasi pada anak sungai Benanain yaitu Sungai Noil Bunu. Secara administratif as dam terletak di kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten TTS. Waduk direncanakan sebagai pengendali sedimen, sehingga sungai dapat berfungsi secara normal dan efektif baik sebagai pengendali banjir maupun untuk rencana pengembangan sungai

174 Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 975 mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0,11 m 3 /det. Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 7,28 km dan luas DAS 38.8 km 2. Dengan adanya pembanguan pengendali sedimen ini, maka besar volume sedimen yang tereduksi adalah sebesar 0,31 Mm 3 dengan tinggi dam 9.8 m dan total volume tampungan waduk 0,23 Mm 3. Usia proyek sampai dengan 5 tahun. Tabel Data Teknis Nipole Sabo Dam No Nipole Sabo Dam Keterangan 1 Penggunaan Pengendali Sedimen 2 Sungai Noil Bunu 3 Curah hujan tahunan 975 mm 4 Rata-rata limpasan permukaan 0,11 m 3 /det 5 Panjang aliran sungai 7,28 km 6 Luas DAS 38,8 km 2 7 Jenis bendungan Sabo Dam 8 Tinggi Bendungan 9,8 m 9 Panjang Bendung 462 m 10 Total volume tampungan waduk 0,23 Mm 3 11 Luas Genangan Waduk Maks ,77 m 2 12 Volume Waduk Maks ,75 m 3 13 Ketersediaan material pada lokasi baik 14 Elevasi Maks 500 m 15 Catchment Area 38,80 km 2 d. Manfaat Rencana pembangunan Nipole Sabo Dam merupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. maka besar volume sedimen yang tereduksi adalah sebesar 0,31 Mm 3 e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 4-174

175 2. Sayap dam 3. Bangunan Pengambilan 4. Pelimpah f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 4,38 million atau Rp ,00 dengan Kurs Rp ,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp ,00 maka menjadi Rp ,00 g. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Pengendali sedimen Nipole, diusulkan pada periode jangka menengah pada tahun keempat, selama 3 tahun termasuk studi kelayakan, AMDAL, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi h. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. i. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Ekonomi Nipole Sabo Dam No Rencana Bangunan Biaya Pembangunan (Rupiah) NPV BCR IRR 12% Keterangan 1 Nipole Sabo Dam Layak j. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Waduk Nipole NO UPAYA 1 Nipole Sabo Dam PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil a.formasi Geologi Aman b.daya Dukung Tanah Aman NPV c.topografi Memungkinkan dibangun IRR

176 NO Kesimpulan UPAYA PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil d. Ketersediaan Bahan Tersedia Bangunan BCR 1.45 e. Ketersediaan Air Tersedia Layak Ubaki Sabo Dam a. Lokasi Lokasi Bendungan Ubaki terletak di Dusun Nularan, Desa Nian, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka (sekarang), Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site Bendungan terletak di sungai Nono Okan, anak sungai Benanain. As Bendungan dapat dicapai melalui jalan raya Kupang-Atambua km 139, Biuduk Foho-jalan desa menuju Dusun Nularan, jalan kaki 30 menit atau lewat desa Haekto menyeberang Sungai Benanain menuju Dusun Nularan. b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi tunggal sebagai pengendali sedimen (sedimen trap). Tingkat sedimentasi yang tinggi dapat mengancam pendangkalan alur sungai dan menutup daerah muara, sehingga lebih memperparah bahaya banjir yang akan terjadi. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek Lokasi Bendungan Ubaki (Nono Okan) terletak disebelah selatan sungai Benanain yang juga merupakan pemasok sedimen terbesar di Sungai Benanain. Dengan adanya bendungan ini diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidroorologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As bendungan Ubaki diidentifikasi pada anak sungai Benanain yaitu Nono Okan. Secara administratif as dam terletak di kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Waduk direncanakan sebagai pengendali sedimen, yang berfungsi mencegah bencana banjir akibat aliran sedimen, sehingga dapat berfungsi 4-176

177 secara normal dan efektif baik sebagai pengendalian banjir maupun untuk rencana pengembangan sungai. Luas DAS 81,3 km 2 dan panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 16.5 km. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar 927 mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0,20 m 3 /det. Dengan adanya pembangunan pengendali sedimen ini, maka besar volume sedimen yang tereduksi adalah sebesar 0,38 Mm 3 dengan tinggi dam 8 m dan total volume tampungan waduk 0,41 Mm 3. Usia proyek sampai dengan 5 tahun. Untuk air minum ternak disupplai sebesar 4 liter/detik setara dengan kebutuhan ekor ternak. Tabel Data Teknis Ubaki Sabo Dam No Ubaki Sabo Dam Keterangan 1 Penggunaan Pengendali Sedimen 2 Sungai Nono Okan 3 Curah hujan tahunan 927 mm 4 Rata-rata limpasan permukaan 0,20 m 3 /det. 5 Panjang aliran sungai 16,5 km 6 Luas DAS 81,3 km 2 7 Jenis bendungan Sabo Dam 8 Tinggi Bendungan 12,50 m 9 Panjang Bendung 233 m 10 Luas Genangan Waduk Maks ,52 m 2 11 Volume Waduk Maksimal ,00 m 3 12 Total Volume Tampungan Waduk 0,41 Mm 3 13 Ketersediaan material pada lokasi baik 14 Catchment Area 81,29 km 2 d. Manfaat Rencana pembangunan Ubaki Sabo Dam merupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur. maka besar volume sedimen yang tereduksi adalah sebesar 0,38 Mm 3 e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 4-177

178 1. Bangunan utama dan Pelengkap Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 2. Sayap dam 3. Bangunan Pengambilan 4. Pelimpah f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 3,22 million atau Rp ,00 dengan Kurs Rp ,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp ,00 maka menjadi Rp ,00 g. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Pengendali sedimen Ubaki, diusulkan pada periode jangka menengah pada tahun keempat, selama 3 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi h. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. i. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Ekonomi Ubaki Sabo Dam No Rencana Bangunan Biaya Pembangunan (Rupiah) NPV BCR IRR 12% Keterangan 1 Ubaki Sabo Dam ,13 17 Layak 4-178

179 j. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi NO 1 Kesimpulan UPAYA Ubaki Sabo Dam PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil a.formasi Geologi Aman b.daya Dukung Tanah Aman NPV c.topografi Memungkinkan dibangun IRR 17 d. Ketersediaan Bahan Tersedia Bangunan BCR 1,13 e. Ketersediaan Air Tersedia Layak Noelnasi Sabo Dam a. Lokasi Lokasi Bendungan Noelnasi terletak di Desa Nian, Dusun Kiub, Kecamatan Miomafo Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Site Bendungan terletak di sungai Tasalok, anak sungai Benanain. As Bendungan dapat dicapai melalui jalan Kabupaten Kefamenanu-Ambeno km 10, jalan setapak 5 km (100 m utara jembatan jalan Eban- Kefamenanu km 200,75). b. Tujuan Proyek Bendungan ini direncanakan sebagai bendungan dengan fungsi sebagai pengendali sedimen (sedimen trap) dan waduk peternakan. Tingkat sedimentasi yang tinggi dapat mengancam pendangkalan alur sungai dan menutup daerah muara, sehingga lebih memperparah bahaya banjir yang akan terjadi. c. Deskripsi dan Latar Belakang Proyek Lokasi Bendungan Noelnasi terletak disebelah selatan sungai Benanain yang juga merupakan pemasok sedimen terbesar di Sungai Benanain. Dengan adanya bendungan ini diharapkan dapat berfungsi untuk menjaga kondisi hidro-orologis bagian hulu secara holistic. Sesuai konteks konservasi dalam pengelolaan sumber daya air DAS Benanain, waduk merupakan salah satu struktur fisik untuk konservasi lahan. As bendungan Noelnasi diidentifikasi pada anak sungai Benanain yaitu Sungai Tasalok. Secara administratif as dam terletak di kecamatan Miomafo Timur, Kabupaten Kabupaten Timor Tengah Selatan. Waduk direncanakan sebagai 4-179

180 pengendali sedimen, sehingga sungai dapat berfungsi secara normal dan efektif baik sebagai pengendali banjir maupun untuk rencana pengembangan sungai. Tinggi curah hujan tahunan adalah sebesar mm dan limpasan permukaan rerata yang ditimbulkan adalah sebesar 0,11 m 3 /det. Panjang aliran sungai dari hulu sampai as bendungan adalah sekitar 7,6 km dan luas DAS 21,8 km 2. Dengan adanya pembanguan pengendali sedimen ini, maka besar volume sedimen yang tereduksi adalah sebesar 0,079 Mm 3 dengan tinggi dam 8 m dan total volume tampungan waduk 0,095 Mm 3. Usia Proyek sampai dengan 5 tahun. d. Manfaat Tabel Data Teknis Noelnasi Sabo Dam No Noelnasi Sabo Dam Keterangan 1 Penggunaan Pengendali Sedimen 2 Sungai Tasalok 3 Curah hujan tahunan mm 4 Rata-rata limpasan permukaan 0,11 m 3 /det 5 Panjang aliran sungai 7,6 km 6 Luas DAS 21,8 km 2 7 Jenis bendungan Sabo Dam 8 Tinggi Bendungan 8 m 9 Luas Genangan Waduk Maks ,94 10 Total volume tampungan waduk 0,095 Mm 3 11 Volume Waduk Maksimal ,37 m 3 12 Elevasi Maks 400 m 13 Ketersediaan material pada lokasi baik 14 Panjang Bendung 175 m 15 Catchment Area 21,84 km 2 Rencana pembangunan Noelnasi Sabo Dam merupakan usulan dari proyek terpadu pengembangan Sumber Daya Air (SDA) dari kegiatan Study Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air WS Benanain di Pulau Timor Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur besar volume sedimen yang tereduksi adalah sebesar 0,079 Mm 3 e. Komponen Proyek Komponen dari bendungan ini adalah : 1. Bangunan utama dan Pelengkap 4-180

181 Bangunan utama dan pelengkap terdiri dari 1. Bendungan Utama 2. Sayap dam 3. Bangunan Pengambilan 4. Pelimpah f. Biaya Proyek Biaya konstruksi proyek pada tingkat USD 2,6 million atau Rp ,00 dengan Kurs Rp ,00. Kalau di kurs kan dengan kondisi saat ini Dollar Rp ,00 maka menjadi Rp ,00. g. Rencana Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Bendungan Pengendali sedimen Noelnasi, diusulkan pada periode jangka menengah pada tahun keempat, selama 3 tahun termasuk studi kelayakan, amdal, konservasi, detail desain, PQ dan tender serta konstruksi h. Instansi Pelaksana Dahulu dinyatakan Instansi Pelaksananya Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Proyek Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, Nusa Tenggara Timur tetapi sekarang nama instansinya menjadi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWS NT II), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. i. Prakiraan Kelayakan Ekonomi Tabel Prakiraan Kelayakan Ekonomi Noelnasi Sabo Dam No Rencana Bangunan Biaya Pembangunan (Rupiah) NPV BCR IRR 12% Keterangan 1 Noelnasi Sabo Dam ,13 17 Layak 4-181

182 j. Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi NO 1 Tabel Prakiraan Kelayakan Teknis dan Ekonomi Noelnasi Sabo Dam UPAYA Noelnasi Sabo Dam PRAKIRAAN KELAYAKAN TEKNIS EKONOMI Uraian Hasil Uraian Hasil a.formasi Geologi Aman b.daya Dukung Tanah Aman NPV c.topografi Memungkinkan dibangun IRR 17 d. Ketersediaan Bahan Tersedia Bangunan BCR 1,13 e. Ketersediaan Air Tersedia Layak Kesimpulan Untuk lebih jelasnya, letak dan posisi rencana waduk-waduk tersebut di atas terdapat dalam Gambar

183 Gambar Rencana Waduk di WS Benanain 4-183

184 4.3. Detail Desain Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu Tahun 2012 a. Latar Belakang Provinsi Nusa Tenggara Timur termasuk daerah kering yang sangat dipengaruhi oleh letak geografisnya. Daerah ini termasuk daerah arid dengan tinggi curah hujan tahunan rerata sekitar mm. Periode musim hujan sekitar 100 hari per tahun, dan terjadinya hujan pada bulan yang tidak tetap, yaitu antara bulan November sampai bulan Maret. Hal tersebut sangat berpengaruh pada jadwal musim tanam dan kebutuhan air minum manusia dan ternak.untuk mengatasi hal tersebut di atas, pembangunan sangat diperlukan, salah satunya adalah rencana pembangunan Bendungan di Kabupaten Belu. Sebelum pelaksanaan konstruksi Bendungan di Kabupaten Belu perlu adanya detail desain dari pembangunan tersebut, agar didapatkan suatu perencanaan yang matang dan bermanfaat secara optimal. Kabupaten Belu yang dalam strata wilayah administratif berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste. Kabupaten ini merupakan daerah yang sangat potensial untuk dikembangkan potensinya dalam bidang pertanian lahan kering. Melihat segala potensinya, BWS NT II rencananya membangun sebuah Bendungan Rotiklod terletak di desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak Kabupaten Belu guna menjawab segala tantangan dan kendala yang ada. Berdasarkan aspek geofisik, Pulau Timor umumnya memiliki formasi geologi yang sangat mendukung keberadaan bangunan keairan semacam embung maupun bendungan, sebagai contoh di Kabupaten ini telah dibangun Embung Irigasi Haliwen dan Haekrit yang pemanfaatannya sangat berguna untuk masyarakat sekitarnya. Luas daerah aliran sungai relatif cukup besar, yaitu km 2. Rencana lokasinya berada pada suatu bentuk cekungan atau lembah yang lebar sehingga tampungannya cukup memadai untuk keperluan irigasi dan air baku. Berdasarkan hasil Studi Optimasi Pengembangan Sumber Daya Air Provinsi NTT (1997/1998), diketahui bahwa curah hujan potensial yang berupa limpasan air 4-184

185 permukaan (surfase water run-off) sebesar ± 16,67 milyar m 3 dengan curah hujan pertahun rata-rata sebesar mm. Pemanfaatan sumberdaya air tersebut secara umum sebanyak ± 14,30 %. Dengan demikian maka masih terdapat defisit air untuk keperluan irigasi, air baku dan lainnya di wilayah sungai (WS), khususnya di beberapa kawasan dalam sub wilayah sungai. Maka pada tahun 2012, Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II melaksanakan kegiatan pekerjaan Detail Desain Bendungan 1 Buah di Kabupaten Belu, dengan pemberi kerja PPK Perencanaan dan Program Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara Iidengan PT. Ika Adya Perkasa sesuai kontrak nomor : KU.08.08/SNVT/PJSA-NT II/PKSDA-I/06/III/2012 tanggal Tanggal 28 Maret b. Data Teknis Untuk mendapatkan data tentang kemampuan maksimal antara tampungan dan debit maka dilakukan proses simulasi dengan menggunakan parameter kebutuhan air irigasi, kebutuhan air baku, kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai. Dari proses tersebut didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel Data Teknis Bendungan Rotiklod No Uraian Hasil Perhitungan 1. Nama Bendungan Bendungan Rotiklod 2 Lokasi Bendungan 3 Manfaat 4 Hidrologi Alur Mota Rotiklod,Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur -Peningkatan area irigasi seluas 400 ha. -Air baku dengan debit 0,32 lt/det,0,72 lt/dt atau 1,08 lt/dt - Daerah tangkapan air 11,6 km 2 - Curah hujan rerata tahunan 546 mm 5 6 Tampungan Bendungan Tubuh Bendungan Volume tampungan brutto : m 3 Volume tampungan efektif : m 3 Volume tampungan mati : ,3 m 3 Luas genangan : 25 ha Debit banjir rencana (QPMF): 660 m 3 /det Elevasi banjir maksimum : + 77,6 m Elevasi air normal : + 75,00 Tipe: Timbunan Homogen dengan Inti Miring Tinggi maksimum : 35,00 m 4-185

186 No Uraian Hasil Perhitungan Panjang puncak embung : 300 m Elevasi puncak : + 80,00m Free Board (Q0,5 pmf) : 2,151 m Kemiringan slope up stream : 1: 3,00 Kemiringan slope down stream : 1: 2,50 7 Pelimpah Lokasi : sisi kiri Geologi : lapukan batu lempung Tipe : pelimpah samping tanpa pintu lebar mercu 40 mambang akhir (end sill) kolam olak (USBR) tipe III Debit rencana (Q0,5 pmf) : 330 m 3 /det Elevasi puncak pelimpah : + 75,00 m Elevasi air maksimum : + 77,66 Lebar pelimpah : 40 m 8 Pengambilan Tipe Kapasitas Pipa outlet : Sadap miring atau Drop Inlet : 0,454 m 3 /det : Ø 600 mm Sumber : - Detail Desain Bendungan 1 Bh Di Kabupaten Belu PT. Ika Adya Perkasa 2012 c. Lokasi Pekerjaan Lokasi Bendungan berada di Desa Fatuketi Kecamatan Kakuluk Mesak Kabupaten Belu Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Gambar 4.15 dan di bawah ini: Gambar Lokasi Desa Fatuketi Kecamatan Kakuluk Mesak Kabupaten Belu dan Gambar Lokasi Pekerjaan Sumber : - Detail Desain Bendungan 1 Bh Di Kabupaten Belu, PT. Ika Adya Perkasa

187 4.4. Lanjutan Review Desain Pengendali Banjir Sungai Benanain di Kabupaten Belu 2011 a. Latar Belakang Sungai Benanain memiliki panjang sungai 128 km dengan luas daerah aliran sungai 3.296,39km 2 merupakan sungai yang terbesar dan terpanjang di Propinsi Nusa Tenggara Timur. Sungai Benanain ini juga mempunyai karakteristik puncak banjir relatif tinggi dengan waktu yang relatif pendek. Sungai Benanain berhulu di pegunungan Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan bermuara di laut Timor. Pada daerah bagian hilir sungai terdapat dataran Besikama di Kabupaten Malaka yang merupakan salah satu kawasan prioritas wilayah pembangunan di Propinsi Nusa Tenggara Timur, dengan memiliki luas ha mempunyai keunggulan komperatif dan dapat diandalkan sebagai kawasan produksi Pertanian lengkap. Secara umum kondisi sungai Benanain dapat digambarkan sebagai berikut. Kondisi hulu Sungai Benanain sangat kritis mengakibatkan runoff bertambah besar kebagian hilir, hanya sebagian kecil saja menjadi aliran air tanah. Besarnya runoff mengakibatkan debit dan kecepatan air yang besar langsung mengalir menuju hilir sungai. Sepanjang alur sungai Benanain tanahnya memiliki stabilitas yang rendah yang akibatnya mudah longsor. Dibeberapa ruas sungai Benanain mudah mengalami longsor, apalagi setiap terjadi banjir maka tebing sungai Benanain banyak yang mengalami kerusakan tebing bahkan sampai terjadinya jebol tanggul tanggul yang sudah dibuat. Hal ini berdampak kelebihan air pada musim hujan menjadi limpasan. Limpasan ini kemudian menjadi bencana banjir karena sudah keluar alur sungai dan mengalir ke daerah daerah pemukiman dan lahan lahan pertanian. Kejadian ini hampir setiap tahun terjadi bahkan dalam setahun dapat terjadi beberapa kali. Setiap tahun bencana ini selalu mengancam dan mengkhawatirkan kehidupan masyarakat disepanjang alur sungai Benanain. Banjir tahunan menggenangi lahan pertanian dengan ketinggian ± 1-1,2 m. Banjir yang pernah terjadi (periode ulang < 5 tahun) tercatat pada bulan Januari 1999, menggenangi areal seluas ± ha meliputi 4-187

188 lahan-lahan pertanian, pemukiman dan bangunan fasilitas umum di 2 (dua) Kecamatan yaitu Kecamatan Malaka Tengah dan Kecamatan Malaka Barat. Sumber : Indonesiner blogspot Gambar Kerusakan yang terjadi pada Sungai Benanain b. Persepsi Masyarakat : Persepsi masyarakat terhadap pembangunan Pengendali Banjir Sungai Benanain dan harapan pemanfaatannya dapat dibedakan berdasarkan status kemasyarakatannya. Respon aparat desa dan persepsi Masyarakat kadang berbeda, hal tersebut disebabkan oleh perbedaan cara pandang yaitu cara pandang dari aparat desa lebih melihat pada kebutuhan masyarakat secara umum sementara cara pandang masyarakat lebih melihat kebutuhan secara individual/pribadi. Perbedaan cara pandang ini kadang membuat perbedaan keinginan antara aparat desa dengan warga

189 Agar dapat memberikan hasil yang optimal terhadap pembangunan penanggulangan abrasi pantai dan untuk memperlancar dalam pelaksanaannya, maka diperlukan sosialisasi yang baik dan pemberian pemahaman kepada masyarakat tentang pembangunan Bangunan Pengendali Banjir Sungai Benanain. c. Lokasi Lokasi kegiatan terletak sungai Benanain yang termasuk Wilayah Sungai Benanain di Kabupaten Malaka Provinsi Nusa Tenggara Timur, kurang lebih berjarak 200 Km dari Kota Kupang. Lokasi Pekerjaan Review Desain Pengendali Banjir Sungai Benanain di Kabupaten Malaka. Sumber: Indonesianer blogspot Gambar Peta Sketsa Lokasi Sungai Benanain d. Data Teknis Sungai Benanain Sebagaimana sungai-sungai lain di Indonesia yang selalu diukur untuk diambil datanya. Sungai Benanain juga mempunyai data-data teknis. Hal ini dapat dilihat pada Tabel Tabel Data Teknis Sungai Benanain No Uraian Keterangan 1 Nama DAS DAS Benanain 2 Jenis WS Strategis Nasional 3 Lokasi Kabupaten Malaka (dahulu Belu) 4-189

190 No Uraian Keterangan 4 Letak Geografis LS dan BT 5 Panjang DAS 128 km 6 Luas DAS 3.296,39 km 2 7 Kapasitas Tampungan sungai 500 m 3 /detik 8 Debit Banjir Rencana Nakayasu Q2 tahun sebesar 1603 m 3 /detik, Q5 tahun sebesar 2092 m3/detik, Q10 tahun sebesar 2401 m 3 /detik Q20 tahun sebesar 2693 m 3 /detik, Q50 tahun sebesar 3065,82 m 3 /detik, Q100 tahun sebesar 3342 m 3 /detik. 9 Jumlah embung pada DAS Benanain 93 embung 10 Kapasitas Tampungan embung 516,50 juta m 3 11 Bangunan Sungai Bendung Benanain, Perkuatan Tebing, Jembatan Benanain Sumber : - Lanjutan Review Desain Pengendali Banjir Sungai Benanain di Kabupaten Belu, PT Patria Jasa Nusaprakarsa 2011 e. Usulan Pengendalian Banjir Berbasis Konservasi 1. Optimalisasi Bangunan Waduk/Embung Keberadaan waduk/embung di DAS Benanain tersebar di 3 (tiga) kabupaten dengan jumlah embung sampai 93 embung. Dengan perincian 2 embung untuk irigasi dan 91 embung kecil. Fungsi dari embung tersebut harus dioptimalkan agar mengurangi debit air yang mengalir disungai Benanain pada saat musim hujan. 2. Usulan Bangunan pengendali dan pengaman Banjir Ada dua bangunan pengendali banjir yang diusulkan a. Bangunan untuk melindungi tanggul banjir dengan perkuatan tebing dengan bronjong berengsel. b. Perlindungan tebing dengan revetment, jenis ini dikhususkan pada daerah pengamanan bangunan prasarana keairan (bendung dan siphon). Berikut ini disajikan Pengendali Erosi Tebing dengan Bronjong Tabel Pengendali Erosi Tebing dengan Bronjong No Sungai Lokasi Panjang (m) Keterangan 1 Benanain Patok R1-R8 410 Blok 1 2 Benanain Patok R9-R Blok 2 3 Benanain Patok R39-R Blok 3 4 Benanain Patok L70-L Blok 4 5 Benanain Patok R123-R Blok 5 6 Benanain Patok R123-R Blok

191 No Sungai Lokasi Panjang (m) Keterangan 7 Benanain Patok R130-R Blok 7 8 Benanain Patok R133-R Blok 8 9 Benanain Patok R163-R Blok 9 10 Benanain Patok R165-R Blok Benanain Patok R173-R Blok Benanain Patok R195-R Blok Benanain Patok R271-R Blok Benanain Patok L286-R Blok Benanain Patok L300-R Blok Benanain Patok R329-R Blok Benanain Patok R335-R Blok Benanain Patok R490-R Blok 18 Total Panjang Sumber: Lanjutan Review Desain Pengendali Banjir Sungai Benanain di Kabupaten Belu, PT Patria Jasa Nusaprakarsa Rencana Pembangunan Waduk dalam Penyusunan Rencana PSDA WS Benanain Rencana Pembangunan Waduk Wemeda 1. Latar Belakang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki curah hujan yang sangat rendah untuk kebutuhan air baku dan untuk kegiatan usaha tani. Menurut klasifikasi Oldeman, tipe iklim di NTT adalah D3 - E4 yang berarti agak kering sampai kering. Disamping iklim kering, tipe lahan usaha taninya adalah lahan kering semi ringkai. Lahan kering yang sangat luas merupakan faktor pembatas alamiah bagi manusia di NTT dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Air merupakan sarana mutlak pengembangan agribisnis. Sejalan dengan itu pertambahan penduduk merupakan hal yang tidak dapat dihindari, pertambahan penduduk menyebabkan permintaan terhadap air akan mengalami peningkatan dan perubahan ke arah diversifikasi kebutuhan sumberdaya air. Sehingga kebutuhan air tidak hanya untuk keperluan irigasi dalam rangka memenuhi peningkatan produksi pangan beras dan palawija, tetapi juga agar dapat menyediakan bagi kebutuhan di sektor lainnya seperti kebutuhan air untuk industri, kebutuhan air baku masyarakat, pariwisata dan lain lain

192 Waduk adalah cara paling effisen untuk menabung air buat hari depan, baik untuk pertanian, perikanan, minum, maupun untuk keperluan lainnya. Waduk merupakan prasarana dalam mendukung untuk kecukupan pangan, energi dan air, pemanfaatan air untuk tiga hal tersebut merupakan faktor penentu peningkatan pembangunan nasional. Untuk memenuhi suplai kebutuhan air baku dan irigasi. Rencana pembangunan Waduk Wemeda di Desa Wemeda Kecamatan Malaka Timur Kabupaten Malaka, adalah merupakan salah satu cara untuk menjawab persoalan yang telah diuraikan di atas, dimana bendungan tersebut direncanakan dibangun dengan volume genangan ,51 m Pencapaian Lokasi Secara administratif, wilayah Perencanaan berada di Desa Wemeda, Kecamatan Malaka Timur, Kabupaten Malaka. Lokasi berada pada koordinat X : mt dan Koordinat Y : ms. Untuk mencapai lokasi daerah Perencanaan Waduk Wemeda dapat ditempuh melalui rute perjalanan yang dapat ditempuh dari Kota Atambua kearah Kupang melalui jalan beraspal hotmik (jalan propinsi), sekitar KM 23 sampai simpang Halilulik belok kekiri melalui jalan beraspal (jalan kabupaten) ke arah Kota Betun (Ibukota Kabupaten Melaka), sekitar KM 10 ditemui jembatan rusak dalam perbaikan, KM 20 sampai simpang Desa Wemeda belok ke kanan dilanjutkan sekitar 2 KM melalui jalan perkerasan batu sampai di Desa Wemeda. Lokasi rencana waduk berada di sisi Desa sebelah Barat Daya Desa Wemeda. Gambar Peta Lokasi Kesampaian Rencana lokasi Waduk Wemeda, Wilayah Sungai Benanain, Nusa Tenggara Timur 4-192

193 Gambar Lokasi Desa Wemeda serta Jalan menuju ke Rencana lokasi Waduk Wemeda, WS Benanain 3. Gambaran Umum Lokasi Rencana lokasi Waduk Wemeda terletak didesa Wemeda Kecamatan Malaka Timur, Kabupaten Malaka Provinsi NTT. Secara administrasi Desa Wemeda adalah desa berstatus Swakarya. Desa Wemeda mayoritas penduduknya suku Timor, agama yang dianut mayoritas Kristen Katolik. Rumah penduduk mayoritas masih berupa rumah adat Timor. Mata pencaharian penduduk adalah bertani/berladang, beternak sapi atau babi. Berikut ini disajikan tabel Kondisi Umum Desa Wemeda Kecamatan Malaka Timur Kabupaten Malaka

194 Tabel Kondisi Umum Desa Wemeda Kecamatan Malaka Timur Kabupaten Malaka No Kondisi Uraian 1 Nama Desa Wemeda Nama Ibukota Desa Seon Nama Kecamatan Malaka Timur Nama Ibukota Kecamatan Boas 2 Type Desa Perladangan Tingkat perkembangan desa Swakarya Jumlah Dusun 8 dusun Jumlah RW 13 RW Jumlah RT 13 RT 3 Luas Desa 13,62 km 2 Persentase dari luas Kecamatan 16,35 % dari Luas Kecamatan 4. Jarak ke Kecamatan 3 km Jarak ke Kabupaten 43 km 5 Batas Administrasi Desa: Sebelah Utara Desa Raiulun Sebelah Selatan Desa Dirma Sebelah Barat Desa Babulu Kec. Kobalima Sebelah Timur Desa Nauke Kusa Kab. TTU 6 Kondisi Geografis terletak pada koordinat X = ms dan Y= mt. 7 Keadaan Topografi Lokasidesa berada di ketinggian > 500 m dpl. 8 Keadaan hidrologi Sungai Wemeda 9 Kondisi Iklim banyaknya hari hujan 64 dan curah hujan 8196 mm. Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam angka Sarana dan Prasarana yang terdapat di desa Wemeda. Sebagai desa Swakarya desa Wemeda terus melakukan pembangunan. Desa Wemeda mempunyai Sarana dan Prasarana baik Fisik maupun non Fisik. Sarana dan Prasarana itu yaitu: Tabel Sarana Fisik dan non Fisik yang terdapat di desa Wemeda No Uraian Keterangan 1. Sarana Kesehatan Puskesmas 1, Puskesmas Pembantu 1, Klinik 1 2 Tenaga Kesehatan Dokter PNS/Dokter PTT = 1 orang, Bidan = 6 orang, Paramedis = 6 orang, Dukun Bayi = 5 orang 3. Sarana Agama Gereja Katholik = 1 Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka

195 5. Sumber Daya Listrik Penduduk Desa Wemeda tidak seluruhnya dapat menikmati penerangan listrik. Hal ini dapat dilihat pada Tabel berikut ini. Tabel Banyaknya Rumah Tangga Pelanggan Listrik di Kecamatan Malaka Timur Menurut Desa Tahun 2012 No Desa Rumah Tangga Pelanggan PLN 1 Numponi 64 2 Sanleo 69 3 Dirma Kusa 92 5 Wemeda Raiulun - Jumlah 488 Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013 Keadaan desa Wemeda masih banyak kekurangan disebabkan keadaan desanya yang terisolir. Desa yang terisolir oleh sungai Wemeda ada 3 (tiga) yaitu, Desa Babulun (beda Kecamatan), Desa Rai Ulun dan Desa Dirma. 6. Kondisi Kependudukan a. Jumlah Penduduk Kependudukan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam pembangunan bangsa, karena mempunyai kaitan yang erat dengan kesejahteraan hidup manusia. Perkembangan penduduk yang cepat tanpa diimbangi dengan persediaan resource yang memadai maka jumlah penduduk yang banyak tersebut akan menjadi beban bagi pembangunan. Sebaliknya percepatan pertumbuhan penduduk relative lamban dari percepatan peningkatan sumber daya dan sumber dana yang ada maka potensi penduduk dengan segala aspeknya akan menjadi modal pembangunan yang sangat berharga. Pemerintah dalam berbagai format perencanaan selalu menempatkan masalah kependudukan sebagai kerangka acuannya, karena penduduk dengan aspek kualitas dan kuantitasnya merupakan pelaku sentral sekaligus sebagai obyek yang menikmati hasil-hasil pembangunan secara lebih adil dan berperikemanusiaan. Penduduk yang banyak dengan kualitas yang tinggi akan menjadi aset yang berharga bagi kelancaran pembangunan, sedangkan apabila sebagian besar dari mereka berkualitas rendah 4-195

196 tentu akan menjadi sumber kemiskinan dan keterbelakangan yang tidak lain juga menjadi musuh utama dari misi pembangunan bangsa. Tabel Jumlah Penduduk Wemeda Tahun 2012 Desa Laki laki Perempuan Sex Ratio Jumlah Wemeda , Kec. Malaka Timur , Persentase Penduduk Desa Wemeda terhadap Penduduk Kecamatan Malaka Timur 16,01% 15,61% - - Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013 b. Tingkat Kepadatan Penduduk Tingkat kepadatan penduduk Desa Wemeda adalah 108 jiwa/km 2. Menurut Pembangunan Masyarakakat Desa (PMD) yang menggolongkan angka kepadatan menjadi 4 kelas, yaitu : 1) Tidak Padat (sampai dengan 50 jiwa/ km 2 ); 2) Kurang Padat ( jiwa/ km 2 ); 3) Cukup Padat ( jiwa/ km 2 ) dan 4) Sangat Padat (lebih dari 401 jiwa/ km 2 ). Dengan melihat pendapat tersebut, maka Desa Wemeda termasuk desa yang Kurang Padat. Tabel menyajikan jumlah dan tingkat kepadatan penduduk Desa Wemeda. Tabel Jumlah Dan Tingkat Kepadatan Penduduk Desa Wemeda No. Uraian Desa Wemeda 1. Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah KK Luas Desa (Km 2 ) 13,62 km 2 4. Kepadatan Penduduk (jiwa/km 2 ) Kepadatan Rumah Tangga (jiwa/kk) 4 Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013 c. Piramida penduduk Desa Wemeda Piramida atau Struktur usia penduduk disuatu daerah adalah jumlah penduduk berdasarkan rentang usia yang sudah ditentukan. Hal ini sangat penting diketahui oleh penentu kebijakan pembangunan agar dapat dengan tepat merumuskan kebijakan. Tabel Jumlah Desa Wemeda Penduduk Menurut Usia Tahun 2012 Usia Laki Laki Perempuan Jumlah

197 Usia Laki Laki Perempuan Jumlah Jumlah Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013 Gambar Jumlah Desa Wemeda Penduduk Menurut Usia Tahun 2012 Berdasarkan tabel dan gambar diatas maka penduduk Desa Wemeda didominasi oleh usia tahun disusul usia tahun dan kemudian usia balita yaitu tahun. d. Jumlah penduduk Wemeda berdasarkan agama yang dianut Agama Katholik adalah agama yang dianut oleh mayoritas penduduk Desa Wemeda. Hal ini dapat dilihat dari Tabel berikut ini

198 Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Malaka Timur Menurut Desa No Desa Agama Jumlah Katholik Protestan Islam 1 Numponi Sanleo Dirma Kusa Wemeda Raiulun Jumlah Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka Kondisi pertanian Berdasarkan pengamatan langsung kondisi pertanian di desa Wemeda didominasi oleh tanaman budi daya kehutanan, tanaman liar serta ladang, perkebunan tanaman keras yaitu: 1. Tanaman keras adalah : pohon jati, mahoni, bambu, kemiri, kelapa dan lontar Tanaman liar (semak belukar) adalah: pakis, lengkuas hutan. 2. Ladang perkebunan masyarakat dan tanaman buah: ketela/singkong, kacang, jeruk, sayur sayuran, lombok, pisang, pepaya dan lain-lain. Tetapi tidak ada data statistik yang menggambarkan kondisi pertanian yang sebenarnya didesa Wemeda. a. Komoditas Padi dan Jagung Komoditas Padi dan Jagung di Kecamatan Malaka Timur dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel Luas Panen, Rata Rata Produksi dan Produksi Padi Sawah dan Jagung di Kecamatan Malaka Timur No Jenis Komoditi Luas Panen (Ha) Rata rata Produksi (kw/ha) Produksi (jagung) (ton) Gabah Kering Produksi (ton) Beras 1 Padi Sawah ,9 2 Jagung Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka

199 b. Perkembangan Luas panen tanaman Padi dan palawija Perkembangan Luas Panen Padi dan Palawija di Kecamatan Tasifetto Timur menggambarkan kondisi pertanian masyarakat yang sebenarnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini : Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013 Gambar Perkembangan Luas Panen Tanaman Padi dan Palawija di Kec. Malaka Timur No Perkembangan Luas Panen Komoditas Padi dan Palawija di Kecamatan Malaka timur dari tahun ke tahun mengalami tren penurunan. Hal ini perlu penanganan intensif dari pihak terkait. Seperti teknik budidaya yang harus di latih dan pembangunan sarana sumber daya air seperti Waduk. c. Kondisi Tanaman perkebunan Di daerah sekitar lokasi rencana Waduk Wemeda tanaman perkebunan didominasi oleh tanaman yang mampu beradaptasi terhadap cuaca kering. Hal ini dapat dilihat pada Tabel dibawah berikut ini. Tabel Kondisi Tanaman Perkebunan di Kecamatan Malaka Timur tahun 2012 Jenis Tanaman Belum Menghasilkan Luas Areal (Ha) Sudah Menghasilkan Produksi (Ton) 1 Kelapa Kemiri Kakao Tua 4-199

200 No Jenis Tanaman Belum Menghasilkan Luas Areal (Ha) Sudah Menghasilkan Tua Produksi (Ton) 4 Jambu Mete Kopi Pinang Kapok Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013 d. Kondisi Peternakan Secara umum Penduduk Desa Wemeda menyenangi ternak. Hal ini terlihat dari besarnya populasi binatang ternak yang ada di desa Wemeda. Tabel berikut memperlihatkan populasi hewan ternak didesa Wemeda. Desa Tabel Populasi Hewan Ternak di Desa Wemeda Populasi Sapi Kerbau Kuda Babi Kambing Jumlah Wemeda Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013 Untuk populasi ternak unggas didesa Wemeda dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel Populasi Ternak Unggas di Kecamatan Malaka Timur Menurut Desa Tahun 2012 No Desa Ayam Kampung Ayam Ras Itik Jumlah 1 Numponi NA NA Sanleo NA NA Dirma NA NA Kusa NA NA Wemeda NA NA Raiulun NA NA Jumlah Sumber : Kecamatan Malaka Timur Dalam Angka 2013 Populasi unggas ayam di desa Wemeda mempunyai jumlah yang sangat besar yaitu atau 14,85% dari total populasi ayam yang ada di kecamatan Malaka Timur. 8. Partisipasi mayarakat Dari pengamatan langsung dan survey awal dilokasi rencana bisa diprediksi partispasi masyarakat di lokasi pekerjaan pembangunan waduk Wemeda ini akan tinggi. Hal ini disebabkan masyarakat sangat membutuhkan adanya tampungan air berupa waduk. Di 4-200

201 Desa Wemeda juga tidak ditemukan adanya sumur, ada pipa saluran air dari sumber air tapi kurang terawat, sebagian besar kebutuhan sebagai air baku, minum, mandi, cuci, dan lain-lain mereka mengandalkan air sungai yang ada. Hal lain yang perlu direncanakan adalah kegiatan sosialisasi secara intensif terkait masalah lahan pertanian yang nantinya terkena dampak genangan air. Selanjutnya Data Teknis serta tampilan 3 dimensi genangan waduk dari Rencana Waduk Wemeda, digambarkan dalam Gambar 4.22 di bawah ini

202 Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA Gambar Rencana Waduk Wemeda 4-202

203 4.5.2 Rencana Pembangunana Waduk Sadi 1. Latar Belakang Wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu daerah semi kering di Indonesia, dengan ciri musim kemarau mencapai 8 9 bulan, dan tebal hujan rata rata tahun mm. Kondisi demikian mengakibatkan hampir di semua wilayah terutama di desa-desa di NTT sering mengalami kesulitan air terutama pada musim kemarau, namun dilain pihak pada saatmusim hujan air terbuang dan bahkan menimbulkan bencana banjir. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui BWS Nusa Tenggara II membuat program program pengembangan dan pemanfaatan sumber daya air. Untuk menindaklanjuti program tersebut, pemerintah berencana membangun berbagai prasarana sumber daya air, diantaranya Waduk Sadi. Waduk Sadi terletak di Desa Sadi, Kecamatan Tasifetto Timur, Kabupaten Belu. Dimana bendungan tersebut direncanakan dibangun dengan volume genangan Rp ,82 m Pencapaian Lokasi Secara administratif, Waduk Sadi berada di Desa Sadi Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu. Pada koordinat X : mt dan Y : ms. Rute jalan menuju lokasi dapat ditempuh dari Kota Atambua kearah perbatasan Timor Leste, melalui jalan Badara Bere Talo / jalan Kabupaten, sekitari KM 6 menyeberang sungai Haliwen (mobil/kendaraan roda 2 bisa menyeberang bila saat tidak ada hujan), sekitar 2,5 KM kemudian ketemu Desa Sadi, dari Desa Sadi melalui jalan kebun (jalan loging kayu masyarakat) sekitar 1 KM sampai di lokasi rencana Waduk Sadi

204 Gambar Peta Lokasi Kesampaian Rencana lokasi Waduk Sadi, WS Benanain. Gambar Lokasi desa Sadi serta Jalan menuju Rencana lokasi Waduk Sadi, WS Benanain 3. Gambaran Umum Lokasi Waduk Sadi berlokasi di daerah Desa Sadi, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu. yang mayoritas penduduknya suku Timor, agama yang dianut mayoritas Katolik. Mata pencaharian penduduk adalah bertani/berladang dan beternak. Rumah penduduk sudah agak maju, listrik PLN sudah masuk terdapat bangunan sekolah dari TK, SD, tempat Gereja dan Balai Desa atau rumah adat

205 Tabel Kondisi Umum Desa Sadi Kecamatan Tasifetto Timur Kabupaten Belu No Kondisi Uraian Nama Desa Sadi 1 Nama Ibukota Kopan Nama Kecamatan Tasifetto Timur Nama Kabupaten Belu 2. Luas Desa 18 km 2 3. Jarak ke ibukota Kecamatan 21 km Jarak ke ibukota Kabupaten 8 km 4 Keadaan hidrologi / DAS 5 DAS yang mengalir di Desa Sadi Batas Administrasi Desa: Sebelah Utara Timor Leste 5 Sebelah Selatan Desa Manloten (Kab Belu) Sebelah Barat Desa Sarabau Sebelah Timur Desa Umaklaran 6 Jumlah Dusun, RW dan RT 5 Dusun 4 RW dan 10 RT 7 Kondisi Geografis terletak pada koordinat X = ms dan Y= mT. 8 Kondisi Iklim banyaknya hari hujan 15 dan curah hujan 5079 mm. Sumber : Kecamatan Tasifetto Timur Dalam angka Kondisi Kependudukan Kondisi Kependudukan terdiri dari satu komponen saja yaitu Jumlah Penduduk Desa Sadi. Jumlah penduduk Desa Sadi Kecamatan Tasifetto Timur dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Tasifetto Timur kabupaten Belu Menurut Desa Tahun 2012 No Desa Jumlah Penduduk Rasio Jenis Jumlah Laki Laki Perempuan Kelamin 1 Fatubaa , Dafala , Takirin , Manleten , Umaklaran , Tulakodi , Silawan , Sadi , Sarabau , Bauho , Halimodoh , Tialai , Jumlah , Sumber : Kecamatan Tasifetto Timur Dalam angka

206 Jumlah Penduduk Desa Sadi pada tahun 2012 yaitu yaitu sekitar 6.05 % dari jumlah penduduk Kecamatan Tasifetto Timur. a. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Desa Sadi Untuk Jumlah Penduduk Desa Sadi, Luas Desa dan Tingkat Kepadatan Penduduk persatuan luas dapat dilihat pada tabel berikut Tabel Jumlah Penduduk, Rumah Tangga dan kepadatan penduduk di Kecamatan Tasifetto No Desa Penduduk Timur Menurut Desa tahun 2012 Rumah Tangga Penduduk jiwa/km² Kepadatan Rumah Tangga 1 Fatubaa Dafala Takirin Manleten Umaklaran Tulakodi Silawan Sadi Sarabau Bauho Halimodoh Tialai Jumlah Sumber : Kecamatan Tasifetto Timur Dalam angka 2013 Berdasarkan Tabel diatas tingkat kepadatan penduduk Desa Sadi adalah 73 jiwa/km 2. Menurut Pembangunan Masyarakakat Desa (PMD) yang menggolongkan angka kepadatan menjadi 4 kelas, yaitu : 1) Tidak Padat (sampai dengan 50 jiwa/ km 2 ); 2) Kurang Padat ( jiwa/ km 2 ); 3) Cukup Padat ( jiwa/ km 2 ) dan 4) Sangat Padat (lebih dari 401 jiwa/ km 2 ). Dengan melihat pendapat tersebut, maka Desa Sadi termasuk desa yang Kurang Padat. b. Kondisi Penduduk Desa Sadi menurut Umur Jumlah Penduduk Desa Sadi menurut Umur dapat dilihat pada Table dan Gambar 4.25 dibawah ini : 4-206

207 Tabel Jumlah Penduduk Sadi menurut Umur Usia Laki Laki Perempuan Jumlah Jumlah Sumber : Kecamatan Tasifetto Timur Dalam angka 2013 Gambar Jumlah Penduduk Sadi menurut Umur 4-207

208 c. Jumlah penduduk Sadi berdasarkan agama yang dianut Agama Katholik adalah agama yang dianut oleh mayoritas penduduk Desa Sadi. Hal ini dapat dilihat dari Tabel berikut ini Tabel Penduduk Kecamatan Tasifetto Timur Menurut Desa Tahun 2012 No Desa Agama Katholik Protestan Islam Hindu Budha Jumlah 1 Fatubaa 1.439, ,00 2 Dafala 1.247, ,00 3 Takirin 918, ,00 4 Manleten 7.100, ,00 5 Umaklaran 1.688, ,00 6 Tulakodi 1.057, ,00 7 Silawan 3.424, ,00 8 Sadi 1.300, ,00 9 Sarabau 650, ,00 10 Bauho 633, ,00 11 Halimodoh 1.273, ,00 12 Tialai 606, ,00 Jumlah , ,00 Sumber : Kecamatan Tasifetto Timur Dalam angka Kondisi Pertanian Berdasarkan pengamatan dan survey awal didapat: Tanaman yang dapat tumbuh dengan baik di lokasi rencana Waduk Sadi terdiri dari tanaman budi daya kehutanan, tanaman liar serta ladang perkebunan masyarakat. Diantaranya : a. Tanaman budi daya kehutanan adalah : pohon jati, mahoni, bambu, kemiri, kelapa, kayu putih. b. Tanaman liar (semak belukar) adalah: pakis, lengkuas hutan. c. Ladang perkebunan masyarakat dan tanaman buah: ketela/singkong, kacang, jeruk, sayur sayuran, lombok, pisang, pepaya dan lain-lain. Kondisi Pertanian di Desa Sadi belum terdata dengan baik sampai pada tingkat Desa. Tetapi kita dapat melihat data data pertanian tingkat Kecamatan Tasifetto Timur

209 a. Tata Guna Lahan di daerah sekitar lokasi rencana Waduk Sadi Menurut KPPH Kecamatan Tasifetto Timur ada rencana menggunakan Pola Tata Guna Lahan. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel Pola Tata Guna Hutan di Kecamatan Tasifetto Timur. No Fungsi Hutan Luas (Ha) 1 Hutan Lindung 5.768,95 2 Hutan Tetap - 3 Hutan Produksi - 4. Cagar Alam - 5 Suaka Margasatwa - 6. Taman Burung - 7 Hutan Yang dapat di konversi - Jumlah 5.768,95 Ha Sumber : KPPH Kecamatan Tasifetto Timur No Berdasarkan rencana diatas maka rencana pembangunan waduk Sadi harus berkonsultasi dengan KPPH Tasifetto Timur atau Kementrian Kehutanan Republik Indonesia. Hal ini berkaitan dengan status lahan yang akan digunakan untuk lokasi waduk Sadi. b. Komoditas Padi Komoditas Padi dapat terdiri dari 2 jenis yaitu Padi Sawah dan Padi Ladang. Data mengenai komoditas Padi di Kecamatan Tasifetto Timur dapat kita lihat pada table berikut. Tabel Luas panen, Rata rata produksi dan Produksi Padi Sawah Jenis Komoditi di Kecamatan Tasifetto Timur Luas Panen (Ha) Rata rata Produksi Produksi Gabah Kering 1 Padi Sawah Beras 2 Padi Ladang ,1 Jumlah ,1 Sumber : Kecamatan Tasifetto Timur Dalam angka 2013 c. Komoditas Jagung dan palawija Data mengenai komoditas Jagung dan Palawija di Kecamatan Tasifetto Timur dapat kita lihat pada tabel berikut

210 No Tabel Luas panen, Rata rata produksi dan Produksi Jagung dan Palawija Jenis Komoditi di Kecamatan Tasifetto Timur Luas Panen (Ha) Rata rata Produksi (Kw/Ha) Produksi (Ton) 1 Jagung Ubi Kayu Kacang Hijau ,5 4 Ubi Jalar Sumber : Kecamatan Tasifetto Timur Dalam angka 2013 Perkembangan Luas Panen Padi dan Palawija di Kec. Tasifetto Timur menggambarkan kondisi pertanian masyarakat yang sebenarnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini : Sumber : Kecamatan Tasifetto Timur Dalam angka 2013 Gambar Grafik Perkembangan Luas panen Tanaman Padi dan Palawija di Kec. Tasfetto Timur Perkembangan Luas Panen Komoditas Padi dan Palawija di Kecamatan Tasifetto Timur dari tahun ke tahun mengalami tren penurunan. d. Kondisi Tanaman perkebunan Tanaman perkebunan tumbuh sangat baik sesuai dengan kondisi iklim di Tasifetto Timur. Komoditas tanaman perkebunan didominasi oleh tanaman yang bias beradaptasi dengan iklim di Tasifetto

211 No Tabel Kondisi Tanaman Perkebunan di Kecamatan Tasifetto Timur tahun 2011 Jenis Tanaman Belum Menghasilkan Luas Areal (Ha) Sudah Menghasilkan Tua Produksi (Ton) 1 Kelapa Kemiri Kakao Jambu Mete Kopi Pinang Kapok Sumber : Kecamatan Tasifetto Timur Dalam angka 2013 Tanaman perkebunan merupakan usaha tani rakyat sehingga belum menghasilkan secara optimal. Ini terlihat dari angka produksinya yang rendah. 6. Partisipasi Masyarakat Dari pengamatan langsung dan survey awal dilokasi rencana bisa diprediksi partispasi masyarakat di lokasi pekerjaan pembangunan waduk Sadi ini akan tinggi. Hal ini disebabkan masyarakat sangat membutuhkan adanya tampungan air berupa waduk. Di Desa Sadi juga tidak ditemukan adanya sumur, ada pipa saluran air dari sumber air tapi kurang terawat, sebagian besar kebutuhan sebagai air baku minum, mandi, cuci, dan lain lain mereka mengandalkan air sungai yang ada. Hal lain yang perlu direncanakan adalah kegiatan sosialisasi secara intensif terkait masalah lahan pertanian yang nantinya terkena dampak genangan air. Selanjutnya Data Teknis serta tampilan 3 dimensi genangan waduk dari Rencana Waduk Sadi, digambarkan dalam Gambar 4.27 di bawah ini

212 Gambar Rencana Waduk Sadi 4-212

213 4.5.3 Rencana Pembangunan Waduk Haulasi 1. Latar Belakang Rencana pembangunan Waduk Haulasi di Desa Haulasi Kecamatan Miomafo Barat Kabupaten Timor Tengah Utara, adalah salah satu cara untuk mengatasi kekurangan air dan untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Kecamatan Miomafo Barat dimana bendungan tersebut direncanakan dibangun dengan volume genangan ± ,24 m Pencapaian Lokasi Secara administratif Waduk Haulasi berada di Desa Haulasi Kecamatan Miomafo Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara, dengan letak koordinat X : mt dan Y : ms. Rute jalan menuju titik lokasi dapat ditempuh dari Kota Kefamenanu melalui jalan beraspal sebagian dalam perbaikan (Jalan Kabupaten) kearah Eban, sekitar KM 20 KM langsung ketemu Jembatan Haulasi. Lokasi rencana waduk Haulasi bisa ditempuh sekitar 600 M dengan menyusuri sungai Haulasi kearah hulu mengikuti jalan truk tambang batu dan pasir sungai. Gambar Peta Lokasi Kesampaian Rencana lokasi Waduk Haulasi, WS Benanain 4-213

214 Gambar Rencana lokasi Waduk Haulasi, WS Benanain 3. Gambaran Umum Lokasi Waduk Haulasi berlokasi di daerah Desa Haulasi, Kecamatan Miomafo Barat Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara. Ketinggian desa Haulasi pada ketinggian m dpl, yang mayoritas penduduknya suku Timor, agama yang dianut mayoritas Katholik. Mata pencaharian penduduk adalah bertani/berladang dan beternak. rumah adat. Kondisi Umum Desa Haulasi Kecamatan Miomafo Barat Kabupaten Timor Tengah Utara dapat dilihat pada table berikut : 4-214

215 Tabel Kondisi Umum Desa Haulasi No Kondisi Uraian 1 Nama Desa Haulasi Nama Ibukota Haulasi Nama Kecamatan Miomafo Barat Nama Kabupaten Timor Tengah Utara 2. Luas Desa 12 km 2 3. Jarak ke ibukota Kecamatan 12 km Jarak ke ibukota Kabupaten 20 4 Keadaan hidrologi / DAS Sungai Noeltoko panjang 40 km dan Noebesi panjang 50 km 5 Batas Administrasi Desa: Sebelah Utara Desa Nilulat Sebelah Selatan Desa Fatutasu Sebelah Barat Desa Tubu, dan Kel. Tallu Sebelah Timur Desa Bijaepasu dan Desa Tuabaten 6 Jumlah Dusun, RW dan RT 5 Dusun 6 RW dan 12 RT 7 Kondisi Geografis terletak pada koordinat X = mt dan Y= ms. 8 Kondisi Iklim banyaknya hari hujan 15 dan curah hujan 5079 mm. Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka 2013 Sarana Fisik dan Non Fisik di desa Haulasi secara umum masih minim. Hal ini dapat dilihat pada table berikut : Tabel Sarana Fisik dan non Fisik yang terdapat di desa Haulasi No Uraian Keterangan 1. Sarana Kesehatan Puskesmas 1, Puskesmas Pembantu 1, Pos Yandu 2, Klinik 1 2 Tenaga Kesehatan Bidan = 1 orang, Paramedis = 6 orang, Dukun Bayi = 3 orang 3. Sarana Agama Gereja Katholik = 1, Gereja Protestan =1 Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka Kondisi Kependudukan Jumlah penduduk Desa Haulasi dapat dilihat pada Table berikut : 4-215

216 Tabel Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Kecamatan Miomafo Barat Menurut Desa pada Tahun 2012 Jumlah Penduduk Rasio Jenis No Desa Kelamin Jumlah Laki Laki Perempuan 1 Noepesu , Fatuneno , Eban , Salilu , Suanae , Lemon , Fatunisuan , Haulasi , Noeltoko , Fatutasu , Manusasi , Saenam , Jumlah , Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka 2013 Jumlah Penduduk Desa Haulasi pada tahun 2012 yaitu 892 yaitu sekitar 5,87% dari jumlah penduduk Kecamatan dan Rasio Jenis Kelamin adalah 96, 48, yang artinya jumlah penduduk perempuan masih lebih banyak dari penduduk laki-laki. Tasifetto Timur. Untuk Jumlah Penduduk Desa Haulasi, Luas Desa dan Tingkat Kepadatan Penduduk persatuan luas dapat dilihat pada Table berikut : No Tabel Jumlah Penduduk, Rumah Tangga dan kepadatan penduduk di Desa Kecamatan Miomafo Barat Menurut Desa tahun 2012 Jumlah (jiwa) Jumlah Rumah Tangga Luas Wilayah Kepadatan Rumah Tangga Kepadatan Penduduk (Jiwa/km 2 ) 1 Noepesu ,50 3, Fatuneno ,00 3, Eban ,00 4, Salilu ,03 4, Suanae ,00 4, Lemon ,10 4, Fatunisuan ,00 3, Haulasi ,00 4, Noeltoko ,00 3,

217 No Desa Jumlah (jiwa) Jumlah Rumah Tangga Luas Wilayah Kepadatan Rumah Tangga Kepadatan Penduduk (Jiwa/km 2 ) 10 Fatutasu ,00 4, Manusasi ,00 3, Saenam ,00 3,78 61 Jumlah ,13 3,83 76 Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka 2013 Berdasarkan Tabel diatas tingkat kepadatan penduduk Desa Haulasi adalah 74 jiwa/km 2. Menurut Pembangunan Masyarakakat Desa (PMD) yang menggolongkan angka kepadatan menjadi 4 kelas, yaitu : 1) Tidak Padat (sampai dengan 50 jiwa/ km 2 ); 2) Kurang Padat ( jiwa/ km 2 ); 3) Cukup Padat ( jiwa/ km 2 ) dan 4) Sangat Padat (lebih dari 401 jiwa/ km 2 ). Dengan melihat pendapat tersebut, maka Desa Haulasi termasuk desa yang Kurang Padat. 5. Kondisi Pertanian a. Tanah Guna lahan di Lokasi rencana Waduk Haulasi Penggunaan lahan di Kecamatan Miomafo Barat selama tahun 2012 dapat kita lihat pada Tabel berikut: Tabel Luas Penggunaan lahan di Kec. Miomafo Barat Tahun 2012 No Jenis Penggunaan Tanah Luas (Hektar) 1 Perkampungan Sawah Tegalan Ladang Perkebunan Kolam Empang - 7 Hutan belukar Hutan dan sejenisnya Tambak - 10 Sawah, padang rumput, alang alang, tanah kritis Jumlah Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka 2013 Pada tabel diatas tanah sawah yang digunakan oleh masyarakat sekitar hektar. Hal ini memerlukan ketersediaan air yang sangat besar, sehingga memerlukan waduk untuk menampung air

218 b. Komoditas Padi Lahan Sawah Di sekitar Haulasi lahan sawah yang digunakan masyarakat sudah ada sawah dengan irigasi teknis. Hal ini dapat dilihat pada Tabel berikut : Tabel Luas Sawah Yang dgunakan di Kec. Miomafo Barat Menurut Penerapan Teknik Irigasi Thn 2012 No Jenis Irigasi Jumlah 1 Sawah Irigasi teknis/sederhana Sawah non Irigasi Jumlah Posentase Sawah Irigasi Teknis Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka 2013 Daerah lokasi rencana waduk Haulasi penggunaan sawah irigasi teknis sekitar %. Jadi manfaat air waduk Haulasi dapat dirasakan oleh penduduk di lokasi lain. Lokasinya bisa beda kecamatan atau kabupaten. Untuk daerah desa Haulasi dan sekitarnya kita dapat melihat hasil produksi padi beserta luas lahan yang digunakan untuk kegiatan usaha tani padi sawah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel dibawah ini ; Tabel Luas Panen Rata rata produksi dan produksi Padi dan padi Sawah di Kecamatan Miomafo Barat tahun 2012 No Jenis Komoditi Luas Panen (Ha) Rata rata Produksi (kw/ha) Produksi (ton) Gabah Kering 1 Padi Sawah Padi Ladang Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka 2013 Beras Untuk komoditi Padi di daerah sekitar Lokasi rencana pembangunan Waduk Haulasi masih didominasi oleh padi Ladang. c. Komoditas Jagung dan Palawija Daerah sekitar lokasi rencana pembangunan waduk Haulasi mempunyai potensi pertanian yang harus dikembangkan. Hasil pertanian masih didominasi oleh jagung, ubi jalar, ubi Kayu dan kacang tanah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel dibawah ini : 4-218

219 Tabel Luas Panen Rata rata produksi dan Produksi Tanaman jagung dan Palawija di kecamatan Miomafo Barat tahun 2012 No Jenis Komoditi Luas Panen (Ha) Rata rata Produksi (Kw/Ha) Produksi Ton 1 Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Tanah Jumlah Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka 2013 d. Komoditas Perkebunan Tanaman perkebunan yang dapat tumbuh dan menghasilkan di daerah sekitar lokasi rencana dapat dilihat pada table berikut ini: Tabel Tanaman Perkebunan, Luas Areal dan Produksi di Kecamatan Miomafo Barat Tahun 2012 No Jenis Tanaman Luas Areal (Ha) Produksi 1 Kelapa Kopi Kemiri Jambu Mente Kakao 12 NA 6 Kapuk Cengkeh 2 NA 8 Pinang NA 36 9 Jarak Pagar NA 36 Sumber : Kecamatan Miomafo Barat dalam angka 2013 Dari data data yang terdapat didalam table diatas dapat disimpulkan potensi tanaman perkebunan sangat besar, tetapi produktivitas tanaman yang tinggi hanya tanaman kelapa. Untuk tanaman lainnya masih memerlukan teknis budidaya pertanian tanaman perkebunan yang intensif dengan dukungan pengairan yang baik. 6. Partisipasi Masyarakat Dari pengamatan langsung dan survey awal dilokasi rencana bisa diprediksi partispasi masyarakat di lokasi pekerjaan pembangunan waduk Haulasi ini akan tinggi. Hal ini 4-219

220 disebabkan masyarakat senang menolong masyarakat penerima manfaat dari waduk tersebut yang berada diluar desa Haulasi. Sebab di lokasi waduk Haulasi sudah terdapat jaringan irigasi. Selanjutnya Data Teknis serta tampilan 3 dimensi genangan waduk dari Rencana Waduk Haulasi, digambarkan dalam Gambar 4.30 di bawah ini

221 Gambar Rencana Waduk Haulasi 4-221

222 4.6. Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan Lokasi Terpilih Penentuan Lokasi As Bendungan Posisi as bendungan ditentukan berdasarkan kondisi lapangan yang dianggap paling ideal dengan pertimbangan bentuk morfologi (bentang alam), lebar bentangan as bendung (diusahakan paling dekat), ketinggian bukit pengapit sungai, sumber air yang memadai, tampungan genangan dan sumber borrow area dan lain sebagainya. 1. Waduk Wemeda Morfologi (bentang alam) sekitar lokasi Waduk Wemeda merupakan daerah perbukitan rendah dengan elevasi 190 m sampai dengan 230 m diatas pemukaan air laut. As Waduk Wemeda di Desa Wemeda, Kecamatan Malaka Timur, Kabupaten Malaka ditentukan di lokasi Koordinat sebagai berikut : Tabel Koorditat As Waduk Wemenda No. Lokasi X Y Z 1 As , ,79 - M As , As , Borrow Area , , , , M - M - M 4-222

223 Gambar Rencana As Bendung Waduk Wemeda WS Benanain Gambar Foto Rencana As Bendung Waduk Wemeda WS Benanain 2. Waduk Sadi Morfologi (bentang alam) sekitar lokasi Waduk Sadi merupakan daerah perbukitan sedang dengan elevasi 280 m sampai dengan 345 m diatas permukaan air laut. As bendungan Sadi di Desa Sadi, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu ditentukan di lokasi Koordinat sebagai berikut : 4-223

224 Tabel Koordinat As Bendungan Waduk Sadi No. Lokasi X Y Z 1 As , As , As , As , Borrow Area , , , , , , M M M M M Gambar Rencana As Bendungan Rencana Waduk Sadi WS Benanain 4-224

225 Gambar Foto Rencana As Bendungan Sadi WS Benanain 3. Waduk Haulasi Morfologi (bentang alam sekitar lokasi Waduk Haulasi merupakan daerah perbukitan tinggi dengan elevasi 570 m sampai dengan 735 m diatas pemukaan air laut. As bendungan Haulasi di Desa Haulasi, Kecamatan Miomafo Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara ditentukan di lokasi Koordinat sebagai berikut : Tabel Koordinat As Bendungan Haulasi No. Lokasi X Y Z 1 As , ,10 M As , As , As , Borrow Area , , , , , M M M M 4-225

226 Gambar Rencana As Bendungan Haulasi WS Benanain Gambar Foto Rencana As Bendungan Haulasi WS Benanain 4-226

227 4.7. Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik Geologi Umum Berdasar Peta Geologi Regional Peta Lembar Kupang Atambua, Timor (K.Suwitodirjo dan S. Tjokro Sapoetro, PPGN Bandung 1996) dan Peta Geologi Indonesai (PPGN 2008), maka secara Regional Geologi sekitar Waduk Wemeda, Waduk Sadi dan Waduk Haulasi Daerah Wilayah Sungai Bananain Nusa Tenggara Timur dapat diuraikan sebagai berikut : Waduk Wemeda Secara umum kondisi geologi di daerah sekitar Waduk Wemeda termasuk dalam stratigrafi Kompleks Bobonaro (Tmb) ; Litologi terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu Batulempung bersisik dan bongkah eksotis berbagai jenis dan ukuran yang tersingkap secara acak tidak beraturan. Umur satuan kompleks Bobonaro tersebut diendapkan dalam Kala Tersier Zaman Miosen. Sumber Berdasar Peta Geologi Regional Peta Lembar Kupang Atambua, Timor (K.Suwitodirjo dan S. Tjokro Sapoetro, PPGN Bandung 1996) dan Peta Geologi Indonesia (PPGN 2008). : Kompleks Bobonaro (Tmb) ; Litologi terdiri Lempung bersisik dan bongkah berbagai jenis dan ukuran Gambar Peta Geologi di sekitar Waduk Wemeda 4-227

228 Singkapan Batugamping kristalin di SP 1 Waduk Wemeda ( 124o 54 28,41 BT / 09o 25 36,67 LS) Singkapan Batulempung bersisik di SP 2 daerah sekitar Waduk Wemeda ( 124o 54 16,45 BT / 09o 25 32,05 LS) Singkapan Bongkah berbagai jenis dan ukuran (batugamping, batupasir dan batuan beku agate (silica) di SP3 (124o 54 20,94 BT / 09o 25 35,76 LS) daerah sekitar Waduk Wemeda Gambar Singkapan di Sekitar Rencana Waduk Wemeda 4-228

229 1) Pengambilan Data Geologi Teknik Pengambilan data lapangan Penyelidikan Geologi Geologi Teknik di lokasi Waduk Wemeda antara lain sebagai berikut : Data Hand Boring 3 Titik Data Sondir 3 Titik Data Test Pit 3 Titik Tabel Koordinat Lokasi Pengambilan Data Lapangan Penyelidikan Geologi Teknik di Waduk Wemeda No. Lokasi X Y Z 1 Hand Bor , , M Hand Bor , Hand Bor , Sondir , Sondir , Sondir , Test Pit , Test Pit , Test Pit , , , , , , , , , M 203 M 215 M 218 M 218 M 193 M 215 M 212 M 4-229

230 Gambar Lokasi Pengambilan Data Lapangan Geologi Teknik di Waduk Wameda Hand Boring Titik Hand Bor 1 berada di As Bendungan Wemeda m; Lempung pasiran, warna abu abu coklat kuningan, kering, urai/ lepas, terdapat kayu akar tanaman di permukaan m; Lempung pasiran, warna coklat kehitaman, terdapat sisipan pasir halus, agak padat m; Lempung, warna abu-abu kecoklatan, lembab, plastisitas sedang, konsistensi teguh Titik Hand Bor 2 berada di As Bendungan Wemeda m; Lempung pasiran, warna coklat kuning keabuan, kering, urai/ lepas, terdapat kayu akar tanaman di permukaan m; Lempung pasiran, warna coklat merah bata, terkadang hijau pupus, lembab, plastisitas sedang, agak padat m; Lempung, warna abu-abu kecoklatan, lembab, plastisitas sedang, menyerpih rapuh 4-230

231 Titik Hand Bor 3 berada di As kanan hilir Bendungan Wemeda m Lempung pasiran sangat halus, warna coklat kuning keabuan, kering, urai / le pas, terdapat kayu akar tanaman di permukaan m; Lempung pasiran, warna abu abu kecoklatan merah bata, lembab, plastisitas sedang, agak padat m; Lempung pasiran berukuran agak halus, warna abu-abu kecoklatan, menyerpih rapuh Gambar Foto Kegiatan Hand Bor di Waduk Wemeda Sondir ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Wemeda Tabel Sondir 1( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Wemeda No Titik Kedalaman (m) PK (qc) (kg/cm2) JPK (fc) (kg/cm2) 1 Sondir

232 No Titik Kedalaman (m) PK (qc) (kg/cm2) JPK (fc) (kg/cm2) Tabel Sondir 2 ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Wemeda No Titik Kedalaman (m) PK (qc) (kg/cm2) JPK (fc) (kg/cm2) 1 Sondir Tabel Sondir 3 ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Wemeda No Titik Kedalaman (m) PK (qc) (kg/cm2) JPK (fc) (kg/cm2) 1 Sondir

233 Gambar Foto : Kegiatan Sondir di Waduk Wemeda Data Test Pit TP : 01 As Bendungan Wemeda 0 cm - 6 cm ; adalah top soil dengan formasi lempung pasiran halus berwarna abu abu kuning kecoklatan, mudah tergerus oleh tekanan air dan sangat mudah erosi. Timbunan ini merupakan campuran lempung pasiran halus dengan pelapukan dedaunan diseputar sumur uji. 6 cm - 40 cm ; Lempung pasiran dengan perekat dan ikatan nya sedang, berwarna coklat kehitaman dengan sisipan butiran butiran pasir kecil dengan ukuran antara 1 x 1 mm sampai 2 x 3 mm. Formasi ini juga punya sifat jenuh yang cukup tinggi. 40 cm - 70 cm ; merupakan formasi lempung pasiran, perekat rendah, ikatan sedang Berwarna abu abu kecoklatan dengan sisipan pasiran dan kerikil dengan ukuran 1 x 1 mm sampai dengan 3 x 2 cm. 70 cm cm ; adalah formasi lempung pasiran halus dengan perekat sedang dan ikatan sedang pula, berwarna coklat keabuan dan coklat kemerahan ( merah bata ). Formasi ini dengan sifat jenuh tinggi hingga pada kedalaman ini masih cukup basah ( lembab), namun daya tahannya terhadap air sangat mudah tergerus dan erosi. 170 cm cm ; adalah formasi lempung dengan kadar air yang cukup tinggi dan tingkat kejenuhan pun cukup tinggi sehingga penyerapan pada sektor ini hampir tak ada

234 TP : 02 Kiri Hulu As Bendungan Wemeda 0 cm - 2 cm ; Top soil yang merupakan hasil timbunan air hujan dari sektor atas sumur uji dengan warna abu abu kecoklatan sangat halus dan mudah tergerus oleh air apabila terkena tekanan air (erosi). 2 cm - 80 cm ; merupakan lempung padat berwarna kuning, coklat, merah bata dan hijau pupus. Formasi ini sangat kaya akan perekat namun ikatannya sedang dan juga merupakan endapan bobonaro di sektor kiri sebelah atas sumur uji. Adapun sisipan batuan pada formasi ini antara lain 2 x 3 cm sampai dengan 10 x 12 cm namun susunannya tidak rapat. 80 cm cm ; merupakan formasi lempung pasiran halus dengan perekat dan ikatannya sedang. Formasi ini terdapat pula batuan kerikil halus dengan ukuran 0,5 x 1 cm sampai dengan 2 x 3 cm. Formasi ini mudah lepas dan tergerus apabila mendapatkan tekanan air (mudah erosi ). 160 cm cm ; adalah timbunan formasi bobonaro dengan perekat tinggi dan ikatannya sedang. Pada formasi ini tidak mudah ditembusi air atau sifat jenuhnya sangat tinggi. No. TP : 03 Kanan Hilir As Bendungan Wemeda 0 cm - 7 cm ; Top soil dengan lapisan lempung pasiran yang sangat halus dengan warna abu abu coklat kekuningan. Lapisan ini merupakan campuran sedimen bawaan air dari sektor atas sumur uji dan juga timbunan pelapukan tanaman dan rerumputan disekitar sumur uji. 7 cm - 80 cm ; adalah formasi lempung dengan warna abu abu kecoklatan dengan sisipan merah bata, dengan perekat kuat dan ikatan sedang. Formasi ini tidak mudah terurai apabila terkena air. 80 cm cm ; merupakan formasi timbunan pasiran dan kerikil tanpa ikatan dengan perekat sangat rendah dengan warna abu abu kecoklatan

235 Formasi kerikil dan pasir antara 1 x 1 mm sampai dengan 0,5 x 2 cm. 120 cm cm ; merupakan timbunan pasir dan batuan kecil sampai sedang dengan ukuran antara 1 x 1 mm sampai dengan 10 x 16 cm. Pada formasi ini tidak terdapat perekat sama sekali dengan ikatan sangat rendah, mudah erosi apabila terkena tekanan air Gambar Foto Kegiatan Test Pit di Waduk Wemeda Gambar Foto Kegiatan Pengambilan Data Test Kualitas Air di Waduk Wemeda Waduk Sadi Secara umum kondisi geologi di daerah sekitar Waduk Sadi termasuk dalam stratigrafi Formasi Noele (QTn) ; Litologi terdiri dari Napal pasiran disisipi batupasir, konglomerat dan sedikit lapisan dasitik. Umur satuan Formasi Noele tersebut diendapkan dalam Kala Tersier Quarter Zaman Plio - Pleistosen. Secara umum kedudukan lapisan batuan yang ada dengan Strike dip N 32 E / 50. Sumber Berdasar Peta Geologi Regional Peta Lembar Kupang 4-235

236 Atambua, Timor (K.Suwitodirjo dan S. Tjokro Sapoetro, PPGN Bandung 1996) dan Peta Geologi Indonesia (PPGN 2008). : Formasi Noele (QTn) ; Litologi terdiri Napal pasiran disisipi batupasir, konglomerat dan sedikit dasitik. Gambar Peta Geologi di sekitar Waduk Sadi Gambar Foto Singkapan Napal pasiran dan sisipan konglomerat di SP4 (124o 57 39,83 BT / 09o 04 05,57 LS) dan SP5(124o 56 50,55 BT / 09o 04 41,34 LS) daerah sekitar Waduk Sadi 4-236

237 Pengambilan Data Geologi Teknik Pengambilan data lapangan Penyelidikan Geologi Geologi Teknik di lokasi Waduk Sadi antara lain sebagai berikut : a) Data Hand Boring 3 Titik b) Data Sondir 3 Titik c) Data Test Pit 3 Titik Tabel Koordinat Lokasi Pengambilan Data Lapangan Penyelidikan Geologi Teknik di Waduk Sadi No. Lokasi X Y Z 1 Hand Bor , , M Hand Bor , Hand Bor , Sondir , Sondir , Sondir , Test Pit , Test Pit , Test Pit , , , , , , , , , M 302 M 301 M 300 M 303 M 302 M 302 M 306 M Gambar Peta Lokasi Pengambilan Data Lapangan Geologi Teknik di Waduk 4-237

238 a) Hand Boring Titik Hand Bor 1 berada di As Bendungan Sadi m; Lempung lanauan pasiran, warna coklat, kuning keabuan, kering, terdapat kayu akar tanaman di permukaan m; Lempung, warna abu-abu kekuningan, lembab, plastisitas sedang - tinggi, konsistensi teguh m; Lempung pasiran, warna abu-abu kekuningan, pasir berukuran pasir halus, urai, agak padat Titik Hand Bor 2 berada di A Bendungan Sadi m; Lempung lanauan, warna coklat keabuan, kering, lepas rapuh, terdapat kayu akar tumbuh-tumbuhan di permukaan m; Lempung, warna abu-abu kekuningan, lembab, plastisitas sedang, teguh m; Lempung pasiran, warna abu-abu kekuningan, pasir berukuran pasir halus, agak padat Titik Hand Bor 3 berada di As kanan hilir Bendungan Sadi m Lempung lanauan, warna coklat keabuan, akar tumbuhtumbuhan, soft, urai m; Lempung, warna coklat kemerahan, lembab, plastisitas sedang, kaku teguh m; Lempung pasiran, warna abu-abu kekuningan, sisipan coklat kekuningan, pasir berukuran pasir halus, urai, sedikit padat

239 Gambar Foto Kegiatan Hand Bor di Waduk Sadi b) Sondir ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Sadi Tabel Sondir 1 ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Sadi No Titik Kedalaman (m) PK (qc) (kg/cm2) JPK (fc) (kg/cm2) 1 Sondir ,

240 Tabel Sondir 2 ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Sadi No Titik Kedalaman (m) PK (qc) (kg/cm2) JPK (fc) (kg/cm2) 2 Sondir Sondir

241 No Titik Kedalaman (m) PK (qc) (kg/cm2) JPK (fc) (kg/cm2) Tabel Sondir 3 ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Sadi No Titik Kedalaman (m) PK (qc) (kg/cm2) JPK (fc) (kg/cm2) 1 Sondir Gambar Kegiatan Sondir di Waduk Sadi c) Data Test Pit No. TP : 01 As Bendungan Sadi 4-241

242 0 cm - 5cm ; Top soil yang merupakan timbunan erosi humus tanah disektor atas sumur uji dan pelapukan tumbuhan disekitar sumur uji. Bentuk atau formasi lapisan ini terdiri dari lempung pasiran halus sampai sedang dengan ukuran 1 X 1 mm sampai dengan 1 X 1 cm, dengan warna abu abu, kuning kecoklatan dan hitam. 5 cm - 60 cm ; Formasi lempung pasiran kerikil dan berkerakal dengan ukuran antara 1 X 1 mm sampai dengan 7 X 2 cm dengan warna abu abu kehitaman, merah bata dan kuning kecoklatan yang bercampur dengan akar akar tumbuhan umur pendek diseputar sumur uji. 60 cm cm, Lapisan lempung pasiran berwarna kuning keabuan, merah bata dan hitam pupus dengan batuan kecil sampai sedang yang memiliki ukuran antara 1 X 1 mm sampai dengan 3 X 4 cm dengan perekat dan ikatannya sedang. 110 cm-150 cm; merupakan formasi lempung pasiran dengan warna abu abu kecoklatan bercampur hitam keabuan dengan batuan yang memiliki ukuran 1 X 1 mm sampai dengan 1 X 2 cm. Umumnya pada lapisan lapisan formasi ini mulai dari 0 cm sampai dengan 150 cm merupakan lempung pasiran dengan perekat rendah dan ikatan sedang sehingga sangat mudah terbawa air. No. TP : 02 Kiri Hulu As Bendungan Sadi 0 cm - 5 cm ; adalah top soil yang merupakan hasil timbunan sedimen bawaan dari sektor atas sumur uji, bawaan air dan juga merupakan pelapukan dedaunan di sekitar sumur uji, dengan warna kuning kecoklatan bercampur pasiran halus dan batuan kecil antara 1 x 1 mm sampai dengan 1 x 1 cm. Lapisan ini mudah tergerus apabila tergerus air. 5 cm - 70 cm; merupakan formasi lumpur pasiran dengan campuran kerikil halus dengan ukuran 1 x 1 mm sampai dengan 2 x 3 cm. Formasi ini dengan perekat bagus dan ikatan cukup, dengan warna kuning keabuan dan campuran coklat kemerahan dengan sisipan putih keabuan

243 10 cm cm ; adalah formasi lempung pasiran padat, ikatan cukup, perekat rendah, bentuk pasiran dengan warna putih keabuan yang dengan ukuran antara 1 x 1 mm sampai dengan 2 x 1 mm tanpa ikatan. 105 cm cm ; Formasi lempung pasiran dengan perekat cukupa dan ikatan sedang Formasi ini dengan bawaan sifat jenuh yang tinggi namun tidak mudah larut dan terurai dengan warna abu abu kecoklatan, hitam keabuan dengan sisipan kuning kehijauan. Sedimen ini tidak mudah larut oleh tekanan air. Formasi pasiran dan batuan pada lapisan ini dengan ukuran antara 2 x 3 mm sampai dengan 1 x 1,5 cm dengan posisi menyebar. No. TP : 03 Kanan HilirAs Bendungan Sadi 0 cm - 6 cm ; Top soil, sedimen lempung pasiran halus hasil timbunan bawaan air dari sektor atas sumur uji dengan warna abu abu, coklat kehitaman bercampur dengan pelapukan daun di seputar sumur uji dan akar akar serabut tumbuhan yang berada pada sisi sumur uji. 6 cm - 30 cm ; Timbunan lempung pasiran dengan butiran halus sampai sedang antara 1 x 1 mm sampai dengan 2 x 6 cm, berwarna coklat hitam keabu abuan dengan perekat cukup dan ikatan sedang. 30 cm cm ; Merupakan formasi lempung pasiran dengan warna abu abu, kuning kecoklatan dengan sisipan pelapukan batu gampung berwarna putih. Sedimen ini berupa kerikil dan koral gamping dengan ukuran 1 x 1 mm sampai dengan 3,5 x 5 cm. Formasi ini dengan perekat dan ikatannya sedang. Gambar Foto Kegiatan Sondir Test Pit di Waduk Sadi 4-243

244 Gambar Foto Kegiatan Pengambilan Data Test Kualitas Air di Waduk Sadi Waduk Haulasi Secara umum kondisi geologi di daerah sekitar Waduk Haulasi termasuk dalam stratigrafi Kompleks Mutis (ppm) ; Litologi terdiri dari Batuan malihan derajat rendah - tinggi, berupa batusabak, filit, sekis, ampibolit, sekis ampibolit, kuarsit, geneis ampibolit dan granulit. Umur satuan Kompleks Mutis tersebut diendapkan dalam Pra Tersier, Zaman Pra - Perm. Secara umum kedudukan lapisan batuan yang ada dengan Strike dip N 55 E / 65. Sumber Berdasar Peta Geologi Regional Peta Lembar Kupang Atambua, Timor (K.Suwitodirjo dan S. Tjokro Sapoetro, PPGN Bandung 1996) dan Peta Geologi Indonesia (PPGN 2008)

245 : Kompleks Mutis (QTn) ; Litologi terdiri Batuan malihan derajat rendah tinggi, berupa batusabak, filit, sekis, ampibolit, sekis ampibolit, kuarsit, geneis ampibolit dan granulit Gambar Peta Geologi di sekitar Waduk Haulasi Gambar Singkapan Batusabak di SP6(124o 21 58,95 BT / 09o 33 15,96 LS), perlapisan Sekis-Filit di SP 7 (124o 21 59,95 BT / 09o 33 12,43 LS) dan Geneis Pengambilan Data Geologi Teknik Pengambilan data lapangan Penyelidikan Geologi Geologi Teknik di lokasi Waduk Haulasi antara lain sebagai berikut : 4-245

246 a) Data Hand Boring 2 Titik b) Data Sondir 2 Titik c) Data Test Pit 3 Titik Tabel Koordinat Lokasi Pengambilan Data Lapangan Penyelidikan Geologi Teknik di Waduk Haulasi. No. Lokasi X Y Z 1 Hand Bor , , M Hand Bor , Sondir , Sondir , Test Pit , Test Pit , Test Pit , , , , , , , M 568 M 573 M 568 M 551 M 572 M Data Hand Boring 2 Titik Titik Hand Bor 1 berada di As Bendungan Haulasi m; Lempung lanauan pasiran, warna coklat, kuning keabuan, kering, terdapat kayu akar tanaman di perm Lempung lanauan, warna coklat keabuan, merah bata, kering, terdapat kayu akar tumbuh-tumbuhan di permukaan m; Lempung pasiran, warna kuning kemerahan sisipan coklat kemerahan, plastisitas sedang, padat 4-246

247 Gambar Lokasi Pengambilan Data Lapangan Geologi Teknik di Waduk Haulasi m; Lempung, warna abu-abu kekuningan,merah bata, lembab, plastisitas tinggi, teguh m; Lempung pasiran, warna abu-abu kekuningan, pasir berukuran pasir halus, urai, sedikit padat Titik Hand Bor 2 berada di As Bendungan Haulasi m; Lempung pasiran, warna merah bata, terdapat kayu akar tumbuh-tumbuhan di permukaan, mudah terurai m; Lempung pasiran, warna kuning kemerahan sisipan coklat kemerahan, plastisitas sedang, padat m; Lempung, warna kuning, merah bata plastisitas sedang-tinggi, teguh m; Lempung pasiran, warna kekuningan, terdapat fragmen batuan filith- geneis, sedikit padat 4-247

248 Gambar Foto Kegiatan Hand Bor di Waduk Haulasi a) Data Sondir 2 Titik Sondir ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Haulasi Tabel Sondir 1( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Haulasi No Titik Kedalaman (m) PK (qc) (kg/cm2) JPK (fc) (kg/cm2) 1 Sondir , Tabel Sondir 3 ( DCPT/ Dutch Cone Penetration Test) di Waduk Haulasi No Titik Kedalaman (m) PK (qc) (kg/cm2) JPK (fc) (kg/cm2) 3 Sondir

249 No Titik Kedalaman (m) PK (qc) (kg/cm2) JPK (fc) (kg/cm2) Gambar Foto Kegiatan Sondir di Waduk Haulasi b) Data Test Pit No. TP : 01 As Bendungan Haulasi 0 cm - 5cm ; Top soil yang merupakan timbunan erosi humus tanah disektor atas sumur uji dan pelapukan tumbuhan disekitar sumur uji. Bentuk atau formasi 4-249

250 lapisan ini terdiri dari lempung pasiran halus sampai sedang dengan ukuran 1 X 1 mm sampai dengan 1 X 1 cm, dengan warna abu abu, kuning kecoklatan dan hitam. 5 cm - 60 cm ; Formasi lempung pasiran kerikil dan berkerakal dengan ukuran antara 1 X 1 mm sampai dengan 7 X 2 cm dengan warna abu abu kehitaman, merah bata dan kuning kecoklatan yang bercampur dengan akar akar tumbuhan umur pendek di seputar sumur uji. 60 cm cm ; Lapisan lempung pasiran berwarna kuning keabuan, merah bata dan hitam pupus dengan batuan kecil sampai sedang yang memiliki ukuran antara 1 X 1 mm sampai dengan 3 X 4 cm dengan perekat dan ikatannya sedang. 110 cm cm ; merupakan formasi lempung pasiran dengan warna abu abu kecoklatan bercampur hitam keabuan dengan batuan yang memiliki ukuran 1 X 1 mm sampai dengan 1 X 2 cm. Umumnya pada lapisan lapisan formasi ini mulai dari 0 cm sampai dengan 150 cm merupakan lempung pasiran dengan perekat rendah dan ikatan sedang sehingga sangat mudah terbawa air. No. TP : 02 Kiri Hulu 0 cm - 5 cm ; adalah top soil yang merupakan hasil timbunan sedimen bawaan dari sektor atas sumur uji, bawaan air dan juga merupakan pelapukan dedaunan di sekitar sumur uji, dengan warna kuning kecoklatan bercampur pasiran halus dan batuan kecil antara 1 x 1 mm sampai dengan 1 x 1 cm. Lapisan ini mudah tergerus apabila tergerus air. 5 cm - 70 cm ; merupakan formasi lumpur pasiran dengan campuran kerikil halus dengan ukuran 1 x 1 mm sampai dengan 2 x 3 cm. Formasi ini dengan perekat bagus dan ikatan cukup, dengan warna kuning keabuan dan campuran coklat kemerahan dengan sisipan putih keabuan. 10 cm cm ; adalah formasi lempung pasiran padat, ikatan cukup, perekat rendah, bentuk pasiran dengan warna putih keabuan yang dengan ukuran antara 1 x 1 mm sampai dengan 2 x 1 mm tanpa ikatan

251 105 cm cm ; Formasi lempung pasiran dengan perekat cukupa dan ikatan sedang. Formasi ini dengan bawaan sifat jenuh yang tinggi namun tidak mudah larut dan terurai dengan warna abu abu kecoklatan, hitam keabuan dengan sisipan kuning kehijauan. Sedimen ini tidak mudah larut oleh tekanan air. Formasi pasiran dan batuan pada lapisan ini dengan ukuran antara 2 x 3 mm sampai dengan 1 x 1,5 cm dengan posisi menyebar. No. TP : 03 Kanan Hilir 0-5cm, Top soil yang merupakan timbunan sedimen halus, hasil timbunan pelapukan dari sektor atas sumur uji dan juga pelapukan tumbuhan disekitar sumur uji. Dalam formasi lapisan ini memiliki warna abu abu kecoklatan dan hitam. 5-57cm, adalah timbunan sedimen pelapukan dari bukit sebelah kanan sumur uji dengan warna abu abu, coklat kemerahan dan hijau pupus. Lapisan ini kaya akan perekat namun ikatannya sedang. Dalam lapisan ini terdapat pula batuan pasiran berkerikil yang memiliki ukuran 1 X 1 cm sampai dengan 3 X 3 cm cm, adalah timbunan campuaran pelapukan batuan hijau pupus dengan sisipan bobonaro dengan warna merah bata yang perekatnya tinggi namun ikatannya lemah. Formasi ini bercampur kerikil kecil antara 1 X 1 mm sampai dengan 5 X 6 cm. Materian ini merupakan pasiran berkerikil dan pelapukan dari sektor atas sumur uji dengan timbunan erosi pada masa lampau cm, Formasi lempung berkerikil dan batuan kecil sampai sedang antara lain 1 X 1 mm sampai dengan 7 X 4 cm yang perekatnya bagus dan ikatannya sedang. Warna yang paling dominan dalam formasi ini adalah hijau pupus kekuningan dan merah bata

252 Gambar Foto Kegiatan Pengambilan Data Test Pit di Waduk Haulasi Gambar Kegiatan Pengambilan Data Test Kualitas Air di Waduk Haulasi 4-252

253 Gambar Korelasi Startigrafi Daerah Kupang Atambua, Timor (PGN 1994) 4-253

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM I. PARAMETER WAJIB No. Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum Yang Diperbolehkan 1. Parameter

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit

Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit Konsentrasi zat di titik sampling masuk dan keluar Hari/ mingg u WT H (jam) Masu k Seeding

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tanggal 14 Desember Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tanggal 14 Desember Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air Lampiran 1. Baku Mutu Kualitas Air Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tanggal 14 Desember 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air Tabel 4. Standar Baku Mutu Kualitas Air

Lebih terperinci

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER Akhir-akhir ini hujan deras semakin sering terjadi, sehingga air sungai menjadi keruh karena banyaknya tanah (lumpur) yang ikut mengalir masuk sungai

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur LAMPIRAN 55 Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur Hari/ Tgl Menara Fahutan No Jam Meteran terbaca Volume Ketinggian Air Di Air Menara Terpakai Keterangan (m 3 ) (m 3 ) (m 3 ) 1 6:00

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU BAB IV TINJAUAN AIR BAKU IV.1 Umum Air baku adalah air yang berasal dari suatu sumber air dan memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Sumber air baku dapat berasal dari air permukaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kriteria mutu air berdasarkan kelas (PP Nomor 82 Tahun 2001) PARAMETER SATUAN KELAS I II III IV FISIKA

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kriteria mutu air berdasarkan kelas (PP Nomor 82 Tahun 2001) PARAMETER SATUAN KELAS I II III IV FISIKA LAMPIRAN Lampiran 1. Kriteria mutu air berdasarkan kelas (PP Nomor 82 Tahun 2001) PARAMETER SATUAN KELAS I II III IV FISIKA o C Temperatur mg/l Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 3 Residu Terlarut mg/l

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR 02 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN KELAS AIR PADA SUNGAI DI WILAYAH KABUPATEN TABALONG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PENENTUAN STATUS MUTU AIR

PENENTUAN STATUS MUTU AIR PENENTUAN STATUS MUTU AIR I. METODE STORET I.. URAIAN METODE STORET Metode STORET ialah salah satu metode untuk menentukan status mutu air yang umum digunakan. Dengan metode STORET ini dapat diketahui

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PRT/M/2017 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN BESARAN NILAI PEROLEHAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

Lampiran F - Kumpulan Data

Lampiran F - Kumpulan Data Lampiran F - Kumpulan Data TABEL 1.1.d. PEMANTAUAN KUALITAS AIR Jenis Perairan : Sungai Code Tahun Data : Desember 2006 Air Klas III Titik 1 Titik 2 1 1 Residu terlarut *** mg/l 1000 245 280 2 Residu tersuspensi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

PEMERINTAH KOTA PASURUAN PEMERINTAH KOTA PASURUAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. No Jenis Parameter Satuan 1 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan

LAMPIRAN I. No Jenis Parameter Satuan 1 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan LAMPIRAN I Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 / Menkes / Per / IV / 2010 Tanggal 19 April 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. I. PARAMETER WAJIB No Jenis Parameter Satuan 1 Parameter yang berhubungan

Lebih terperinci

: Baku mutu air kelas I menurut Peraturan Pemerintah RI no. 82 tahun 2001 (hanya untuk Stasiun 1)

: Baku mutu air kelas I menurut Peraturan Pemerintah RI no. 82 tahun 2001 (hanya untuk Stasiun 1) LAMPIRAN 48 Lampiran 1. Hasil rata-rata pengukuran parameter fisika dan kimia perairan Way Perigi Parameter Satuan Baku Mutu Kelas I 1) Baku Mutu Sampling 1 Sampling 2 Sampling 3 Kelas III 2) Stasiun 1

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT No Seri D

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT No Seri D LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT No. 27 2000 Seri D PERATURAN DAERAH JAWA BARAT NOMOR : 39 TAHUN 2000 TENTANG PERUNTUKAN AIR DAN BAKU MUTU AIR PADA SUNGAI CITARUM DAN ANAK-ANAK SUNGAINYA DI JAWA BARAT

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air

Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air Lampiran Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air A. Daftar Kriteria Kualitas Air Golonagan A (Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara

Lebih terperinci

Lampiran 1 ph. Hasil seperti pada tabel berikut : Tabel 1 Hasil pengukuran ph sebelum dan sesudah elektrokoagulasi ph. Pengambilan Sampel 1 4,7 6,9

Lampiran 1 ph. Hasil seperti pada tabel berikut : Tabel 1 Hasil pengukuran ph sebelum dan sesudah elektrokoagulasi ph. Pengambilan Sampel 1 4,7 6,9 97 Lampiran 1 ph Alat Ukur : ph meter Prosedur Pengukuran 1. Kalibrasi dengan larutan buffer sampai ph 4 2. Pengukuran ph air gambut (dicelupkan ph meter ke air gambut) 3. Dicatat berapa ph yang terukur

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015 PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015 A. PEMANTAUAN KUALITAS AIR DANAU LIMBOTO Pemantauan kualitas air ditujukan untuk mengetahui pengaruh kegiatan yang dilaksanakan

Lebih terperinci

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH 323 BAKU MUTU AIR LIMBAH INDUSTRI KECAP PARAMETER BEBAN PENCEMARAN Dengan Cuci Botol (kg/ton) Tanpa Cuci Botol 1. BOD 5 100 1,0 0,8 2. COD 175 1,75 1,4 3. TSS

Lebih terperinci

SLHD Kabupaten Sinjai Tahun 2013 BUKU DATA I- 1

SLHD Kabupaten Sinjai Tahun 2013 BUKU DATA I- 1 SLHD Kabupaten Sinjai Tahun 2013 BUKU DATA I- 1 BAB 1 KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA I-A. Lahan Dan Hutan Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan / Tutupan Lahan No. Kecamatan

Lebih terperinci

PENENTUAN STATUS PENCEMARAN KUALITAS AIR DENGAN METODE STORET DAN INDEKS PENCEMARAN (Studi Kasus: Sungai Indragiri Ruas Kuantan Tengah)

PENENTUAN STATUS PENCEMARAN KUALITAS AIR DENGAN METODE STORET DAN INDEKS PENCEMARAN (Studi Kasus: Sungai Indragiri Ruas Kuantan Tengah) PENENTUAN STATUS PENCEMARAN KUALITAS AIR DENGAN METODE STORET DAN INDEKS PENCEMARAN (Studi Kasus: Sungai Indragiri Ruas Kuantan Tengah) Chitra Hermawan Program Studi Teknik Sipil, Universitas Islam Kuantan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air

PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air SALINAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syaratsyarat Dan Pengawasan Kualitas Air MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT NO. 13 2000 SERI D KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 28 TAHUN 2000 T E N T A N G PERUNTUKAN AIR DAN BAKU MUTU AIR PADA SUNGAI CIWULAN DAN SUNGAI CILANGLA DI JAWA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Kampus IPB Dramaga dan dilakukan dari bulan Juni hingga bulan Oktober 2010. 3. 2 Alat dan Bahan 3.2.

Lebih terperinci

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 16 2008 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata 11 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Waduk Cirata, Jawa Barat pada koordinat 107 o 14 15-107 o 22 03 LS dan 06 o 41 30-06 o 48 07 BT. Lokasi pengambilan sampel

Lebih terperinci

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA Jl. M.T. Haryono / Banggeris

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 200 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU 85 LAMPIRAN 1 PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR : 416/MENKES/PER/IX/1990 TANGGAL : 3 SEPTEMBER 1990 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. No Parameter Satuan A. FISIKA Bau Jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Waduk Jatiluhur terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta (±9 km dari pusat Kota Purwakarta). Bendungan itu dinamakan oleh pemerintah Waduk Ir. H. Juanda,

Lebih terperinci

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM L A M P I R A N 268 BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM PARAMETER KADAR MAKSIMUM BEBAN PENCEMARAN MAKSIMUM (gram/ton) TSS 20 0,40 Sianida Total (CN) tersisa 0,2 0,004 Krom Total (Cr) 0,5

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.59/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2016 TENTANG BAKU MUTU LINDI BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

EVALUASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR YANG DITERIMA PELANGGAN PDAM KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK

EVALUASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR YANG DITERIMA PELANGGAN PDAM KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK EVALUASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR YANG DITERIMA PELANGGAN PDAM KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK Hadi Iswanto 1) dan Nieke Karnaningroem 2) 1) Teknik Sanitasi Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5396 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PEMERINTAH DAERAH. Wilayah. Pembentukan. Kabupaten Malaka. Propinsi Nusa Tenggara Timur. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 18) PENJELASAN

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 2. Sifat fisik dan kimia air permukaan

Tabel Lampiran 2. Sifat fisik dan kimia air permukaan LAMPIRAN 58 59 Tabel Lampiran 1. Sifat kimia air hujan No Contoh Air ph P-total (mg/l) Nitrat (mg/l) Pb (mg/l) 1 Air Hujan 1 6.3 0.25 6.2 0.13 2 Air Hujan 2 6.3 0.2 0 0.09 3 Air Hujan 3 6.1 0.33 6.2 0.13

Lebih terperinci

GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR

GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR I. DATA PEMOHON Data Pemohon Baru Perpanjangan Pembaharuan/ Perubahan Nama Perusahaan Jenis Usaha / Kegiatan Alamat........

Lebih terperinci

HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 KABUPATEN BELU. Data Agregat per Kecamatan KABUPATEN BELU

HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 KABUPATEN BELU. Data Agregat per Kecamatan KABUPATEN BELU HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 Data Agregat per Kecamatan Jumlah penduduk Belu berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 352 400 orang dengan laju pertumbuhan sebesar 1,49 persen per tahun KABUPATEN BELU KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKABUMI, Menimbang : a. bahwa untuk menjaga

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. pengambilan sampel pada masing-masing 3 lokasi sampel yang berbeda

METODOLOGI PENELITIAN. pengambilan sampel pada masing-masing 3 lokasi sampel yang berbeda 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Way Sekampung Tahun 2013 dan 2014, dimana pada Tahun 2013 dilakukan 4 kali pengambilan sampel dan pada Tahun 2014 dilakukan

Lebih terperinci

FORMULIR ISIAN IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR KE LAUT. 1. Nama Pemohon : Jabatan : Alamat : Nomor Telepon/Fax. :...

FORMULIR ISIAN IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR KE LAUT. 1. Nama Pemohon : Jabatan : Alamat : Nomor Telepon/Fax. :... Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Tanggal : FORMULIR ISIAN IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR KE LAUT I. INFORMASI UMUM A. Pemohon 1. Nama Pemohon :... 2. Jabatan :... 3. Alamat :...

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Tititk Pemantauan DAS Citarum

Lampiran 1. Peta Tititk Pemantauan DAS Citarum 9 Lampiran 1. Peta Tititk Pemantauan DAS Citarum Sumber: Kementrian Lingkungan Hidup 2010 60 S. C itarum S. C ileu ngsi S. C ikeas S. C inangka S. C ikem bang S. C iasem S. C ipam ingkis S. C ibeet S.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di TPST Sampah Bantargebang, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, yang meliputi tiga kelurahan,

Lebih terperinci

TARIF LINGKUP AKREDITASI

TARIF LINGKUP AKREDITASI TARIF LINGKUP AKREDITASI LABORATORIUM BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG BIDANG PENGUJIAN KIMIA/FISIKA TERAKREDITASI TANGGAL 26 MEI 2011 MASA BERLAKU 22 AGUSTUS 2013 S/D 25 MEI 2015 Bahan Atau Produk Pangan

Lebih terperinci

KAJIAN KUALITAS AIR UNTUK AKTIFITAS DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KRUENG ACEH Susi Chairani 1), Siti Mechram 2), Muhammad Shilahuddin 3) Program Studi Teknik Pertanian 1,2,3) Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU

EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU Afandi Andi Basri,1), Nieke Karnaningroem 2) 1) Teknik Sanitasi Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jurusan Teknik Lingkungan FTSP

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tata cara pengukuran untuk SO 4 2-, PO 4 3-, Alkalinitas Total, COD, dan BOD

Lampiran 1. Tata cara pengukuran untuk SO 4 2-, PO 4 3-, Alkalinitas Total, COD, dan BOD Lampiran. Tata cara pengukuran untuk SO 4 -,, Alkalinitas Total,, dan BOD -. Pengukuran SO 4 (HACH, 99) ml sampel dan ml akuades (blanko) masing masing ditambah dengan ml reagen Sulfaver 4, kemudian diguncang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup

Lebih terperinci

Lampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng

Lampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng 59 Lampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng 60 Lampiran 2. Diagram alir pengolahan air oleh PDAM TP Bogor 61 Lampiran 3. Perbandingan antara kualitas air baku dengan baku mutu pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM IV.1. Umum Air baku adalah air yang memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Air baku yang diolah menjadi air minum dapat berasal dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit Pencemaran air limbah sebagai salah satu dampak pembangunan di berbagai bidang disamping memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat. Selain itu peningkatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Daftar i ii iii vii Bab I Pendahuluan A. Kondisi Umum Daerah I- 1 B. Pemanfaatan Laporan Status LH Daerah I-10 C. Isu Prioritas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon

Lebih terperinci

ph TSS mg/l 100 Sulfida mg/l 1 Amonia mg/l 5 Klor bebas mg/l 1 BOD mg/l 100 COD mg/l 200 Minyak lemak mg/l 15

ph TSS mg/l 100 Sulfida mg/l 1 Amonia mg/l 5 Klor bebas mg/l 1 BOD mg/l 100 COD mg/l 200 Minyak lemak mg/l 15 69 Lampiran 1 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor :06 tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007 BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN YANG MELAKUKAN LEBIH DARI

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, seperti untuk minum, memasak, mandi, mencuci, dan kebutuhan lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner yang digunakan pada penelitian dampak pemupukan N dosis tinggi pada usahatani sayuran dataran tinggi.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner yang digunakan pada penelitian dampak pemupukan N dosis tinggi pada usahatani sayuran dataran tinggi. LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner yang digunakan pada penelitian dampak pemupukan N dosis tinggi pada usahatani sayuran dataran tinggi. KUESIONER DAMPAK PEMUPUKAN NITROGEN DOSIS TINGGI PADA USAHATANI SAYURAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR Lampiran PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 51 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 51 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, SALINAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 51 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan laut

Lebih terperinci

REKAPITULASI HASIL PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI OYO TAHUN Jembatan Kedungwates Gunungkidul

REKAPITULASI HASIL PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI OYO TAHUN Jembatan Kedungwates Gunungkidul Baku Mutu Klas I *) REKAPITULASI HASIL PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI OYO TAHUN 2017 Jembatan Kedungwates Gunungkidul Jembatan Bunder Gunungkidul Jembatan Dogongan Imogiri, Bantul o C ± 3 o C 29,3 29,5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a. Profil IPAL Sewon Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal Januari 1994 Desember 1995 yang kemudian dioperasikan pada tahun 1996. IPAL Sewon

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. berturut turut disajikan pada Tabel 5.1.

BAB V HASIL PENELITIAN. berturut turut disajikan pada Tabel 5.1. 40 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian Aspek Teknis 5.1.1 Data Jumlah Penduduk Data jumlah penduduk Kabupaten Jembrana selama 10 tahun terakir berturut turut disajikan pada Tabel 5.1. Tabel 5.1.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dari Larutan Seri Standar Fe(NH 4 ) 2 ( SO 4 ) 2 6H 2 O 0,8 mg/l

Lampiran 1. Data Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dari Larutan Seri Standar Fe(NH 4 ) 2 ( SO 4 ) 2 6H 2 O 0,8 mg/l Lampiran 1. Data Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dari Larutan Seri Standar Fe(NH 4 ) 2 ( SO 4 ) 2 6H 2 O 0,8 mg/l No Panjang Gelombang % T Absorbansi (nm) 1 500 75 0,1249 2 505 74 0,1308 3 510 73

Lebih terperinci

LAMPIRAN A : KOMPILASI DATA KUESIONER. Tabel 1 Perhitungan Profil Sosial-Ekonomi

LAMPIRAN A : KOMPILASI DATA KUESIONER. Tabel 1 Perhitungan Profil Sosial-Ekonomi LAMPIRAN A : KOMPILASI DATA KUESIONER Tabel 1 Perhitungan Profil Sosial-Ekonomi No Pertanyaan Jawaban Jumlah Responden (jiwa) Persentase (%) SD 15 50.0 1 2 3 Pendidikan terakhir Apa pekerjaan Bapak/ Ibu

Lebih terperinci

POTENSI HIDROLOGI DANAU DAN LAHAN GAMBUT SEBAGAI SUMBERDAYA AIR (STUDI KASUS: DANAU AIR HITAM, PEDAMARAN, OKI)

POTENSI HIDROLOGI DANAU DAN LAHAN GAMBUT SEBAGAI SUMBERDAYA AIR (STUDI KASUS: DANAU AIR HITAM, PEDAMARAN, OKI) POTENSI HIDROLOGI DANAU DAN LAHAN GAMBUT SEBAGAI SUMBERDAYA AIR (STUDI KASUS: DANAU AIR HITAM, PEDAMARAN, OKI) Muh Bambang Prayitno dan Sabaruddin Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 11 TAHUN 2016 T E N T A N G JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN DAERAH BUKAN PAJAK PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR, 4. Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 1999 tentang Perusahaan Umum Jasa Tirta I ;

GUBERNUR JAWA TIMUR, 4. Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 1999 tentang Perusahaan Umum Jasa Tirta I ; GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 28 / KPTS/013/2005 TENTANG PENUNJUKAN LABORATORIUM KUALITAS AIR PERUSAHAAN UMUM JASA TIRTA (PIT) I SEBAGAI LABORATORIUM LINGKUNGAN DI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

DAMPAK PENGOPERASIAN INDUSTRI TEKSTIL DI DAS GARANG HILIR TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DAN AIR PASOKAN PDAM KOTA SEMARANG

DAMPAK PENGOPERASIAN INDUSTRI TEKSTIL DI DAS GARANG HILIR TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DAN AIR PASOKAN PDAM KOTA SEMARANG DAMPAK PENGOPERASIAN INDUSTRI TEKSTIL DI DAS GARANG HILIR TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DAN AIR PASOKAN PDAM KOTA SEMARANG Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri

Lebih terperinci

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12 LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-080-IDN Bahan atau produk yang Jenis Pengujian atau sifat-sifat yang Spesifikasi, metode pengujian, teknik yang Kimia/Fisika Pangan Olahan dan Pakan Kadar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0 1.266 m di atas permukaan laut serta terletak pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta mahkluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang diandalkan pemerintah Indonesia untuk mendatangkan devisa. Selain mendatangkan devisa, industri pertambangan juga

Lebih terperinci

ANALISA PENCEMARAN LIMBAH ORGANIK TERHADAP PENENTUAN TATA RUANG BUDIDAYA IKAN KERAMBA JARING APUNG DI PERAIRAN TELUK AMBON

ANALISA PENCEMARAN LIMBAH ORGANIK TERHADAP PENENTUAN TATA RUANG BUDIDAYA IKAN KERAMBA JARING APUNG DI PERAIRAN TELUK AMBON ANALISA PENCEMARAN LIMBAH ORGANIK TERHADAP PENENTUAN TATA RUANG BUDIDAYA IKAN KERAMBA JARING APUNG DI PERAIRAN TELUK AMBON OLEH : CAROLUS NIRAHUA NRP : 000 PROGRAM PASCASARJANA BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM

BAB III GAMBARAN UMUM BAB III GAMBARAN UMUM Dalam bab ini akan menjelaskan mengenai gambaran umum lokasi kawasan calon pengembangan transmigrasi lokal dengan arahan tematik yang meliputi; gambaran umum kabupaten Belu, gambaran

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2001

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2001 Menimbang : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1. bahwa air merupakan salah satu sumber

Lebih terperinci

LAMPIRAN A DATA HASIL PENGUJIAN KARBON AKTIF KAYU BAKAU

LAMPIRAN A DATA HASIL PENGUJIAN KARBON AKTIF KAYU BAKAU LAMPIRAN A DATA HASIL PENGUJIAN KARBON AKTIF KAYU BAKAU 1. Kadar Air Suhu Massa awal Massa akhir (gr) ( o C) (gr) I II III IV V 500 4,77 4,82 4,80 4,79 4,80 600 4,64 4,63 4,64 4,65 4,64 700 5 4,53 4,54

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sepanjang aliran Sungai Cihideung dari hulu Gunung Salak Dua dimulai dari Desa Situ Daun hingga di sekitar Kampus IPB Darmaga.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 07 TAHUN 2013

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 07 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH NOMOR 07 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni 2009 sampai dengan bulan Agustus 2009. Lokasi penelitian berada di wilayah DAS Cisadane segmen Hulu, meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu-satunya tanaman pangan yang dapat tumbuh pada tanah yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu-satunya tanaman pangan yang dapat tumbuh pada tanah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan air permukaan dalam hal ini air sungai untuk irigasi merupakan salah satu diantara berbagai alternatif pemanfaatan air. Dengan penggunaan dan kualitas air

Lebih terperinci

STUDI POTENSI BEBAN PENCEMARAN KUALITAS AIR DI DAS BENGAWAN SOLO. Oleh : Rhenny Ratnawati *)

STUDI POTENSI BEBAN PENCEMARAN KUALITAS AIR DI DAS BENGAWAN SOLO. Oleh : Rhenny Ratnawati *) STUDI POTENSI BEBAN PENCEMARAN KUALITAS AIR DI DAS BENGAWAN SOLO Oleh : Rhenny Ratnawati *) Abstrak Sumber air pada DAS Bengawan Solo ini berpotensi bagi usaha-usaha pengelolaan dan pengembangan sumber

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MALAKA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MALAKA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MALAKA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian. Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata. Dekstruksi Basah

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian. Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata. Dekstruksi Basah Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata Dekstruksi Basah Lampiran 1. Lanjutan Penyaringan Sampel Air Sampel Setelah Diarangkan (Dekstruksi Kering) Lampiran 1. Lanjutan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 582 TAHUN 1995 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 582 TAHUN 1995 TENTANG LAMPIRAN 5 KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 582 TAHUN 1995 TENTANG PENETAPAN PERUNTUKAN DAN BAKU MUTU AIR SUNGAI/BADAN AIR SERTA BAKU LIMBAH CAIR DI WILAYAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA

Lebih terperinci

Tabel 1. Perkembangan Kualitas Air Danau Toba ( ) Kelas I Kelas II Cemar Ringan

Tabel 1. Perkembangan Kualitas Air Danau Toba ( ) Kelas I Kelas II Cemar Ringan I Status Mutu Tabel 1. Perkembangan Kualitas Air Danau Toba (2011-2014) Kelas I Kelas II 2011 2012 2013 2014 - Cemar Ringan - - BM Kelas 1 II Status Trofik - Eutrofik - - Fisika 1 Temperatur (oc) Deviasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MALAKA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MALAKA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MALAKA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... ix Daftar Grafik... xi BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA A. LAHAN DAN HUTAN... Bab I 1 A.1. SUMBER

Lebih terperinci

KAJIAN KUALITAS AIR DAN SEDIMEN DASAR SUNGAI KUTAI LAMA-KAB. KUTAI KARTANEGARA SEBAGAI PERTIMBANGAN AWAL RENCANA PENGERUKAN

KAJIAN KUALITAS AIR DAN SEDIMEN DASAR SUNGAI KUTAI LAMA-KAB. KUTAI KARTANEGARA SEBAGAI PERTIMBANGAN AWAL RENCANA PENGERUKAN KAJIAN KUALITAS AIR DAN SEDIMEN DASAR SUNGAI KUTAI LAMA-KAB. KUTAI KARTANEGARA SEBAGAI PERTIMBANGAN AWAL RENCANA PENGERUKAN Mardi Wibowo Balai Teknologi Infrstruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai BPPT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas perairan sungai sangat tergantung dari aktivitas yang ada pada daerah alirannya. Berbagai aktivitas baik domestik maupun kegiatan Industri akan berpengaruh

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. penduduk yang dilalui saluran lindi bermuara ke laut dengan jarak drainase 2,5

METODELOGI PENELITIAN. penduduk yang dilalui saluran lindi bermuara ke laut dengan jarak drainase 2,5 III. METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Bakung desa Keteguhan Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung, jarak Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL)

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air sungai merupakan salah satu komponen lingkungan yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia, termasuk untuk menunjang pembangunan ekonomi yang hingga saat ini

Lebih terperinci

BAB IV INVENTARISASI DATA SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI NOELMINA

BAB IV INVENTARISASI DATA SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI NOELMINA Penyusunan Rencana Pengelolaan SDA WS Noelmina Tahap - II BAB IV INVENTARISASI DATA SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI NOELMINA 4.1. Geologi Dan Geomorfologi Di Wilayah Sungai Noelmina Kondisi geologi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari disegala

Lebih terperinci

POTENSI AIR TANAH DANGKAL DAERAH KECAMATAN NGEMPLAK DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA

POTENSI AIR TANAH DANGKAL DAERAH KECAMATAN NGEMPLAK DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA POTENSI AIR TANAH DANGKAL DAERAH KECAMATAN NGEMPLAK DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA Imam Fajri D. 1, Mohamad Sakur 1, Wahyu Wilopo 2 1Mahasiswa Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin

Lebih terperinci

ANALISIS BOD dan COD DI SUNGAI SROYO SEBAGAI DAMPAK INDUSTRI DI KECAMATAN JATEN

ANALISIS BOD dan COD DI SUNGAI SROYO SEBAGAI DAMPAK INDUSTRI DI KECAMATAN JATEN ISBN : 979-498-467-1 Kimia Anorganik, Analitik, Fisika, dan Lingkungan ANALISIS BOD dan COD DI SUNGAI SROYO SEBAGAI DAMPAK INDUSTRI DI KECAMATAN JATEN Nanik Dwi Nurhayati Program Studi P.Kimia FKIP UNS

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, SALINAN Menimbang : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, a. bahwa dalam rangka pelestarian fungsi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan sangat vital bagi mahkluk hidup. Air yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan sangat vital bagi mahkluk hidup. Air yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan sangat vital bagi mahkluk hidup. Air yang dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air yang jernih, tidak

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PERIZINAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE LAUT

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PERIZINAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE LAUT SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PERIZINAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE LAUT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELU NOMOR 6 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BELU TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELU NOMOR 6 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BELU TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELU NOMOR 6 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BELU TAHUN 2011 2031 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELU, Menimbang : a. bahwa untuk mengarahkan

Lebih terperinci

Available online Pengaruh Ukuran Butiran Dan Ketebalan Lapisan Pasir Terhadap Kualitas

Available online  Pengaruh Ukuran Butiran Dan Ketebalan Lapisan Pasir Terhadap Kualitas Jurnal Einstein 2 (3) (2014): 33-40 Jurnal Einstein Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/einstein Pengaruh Ukuran Butiran Dan Ketebalan Lapisan Pasir Terhadap Kualitas Air Sungai

Lebih terperinci