BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan adalah suatu lembaga yang strategis dalam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan adalah suatu lembaga yang strategis dalam"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lembaga pendidikan adalah suatu lembaga yang strategis dalam menghasilkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di suatu negara. Sebagai lembaga yang strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka kualitas lembaga pendidikan harus dibenahi sedemikian rupa. Guru adalah unsur penting dari beberapa sumber daya yang perlu mendapat perhatian dalam pembenahan kualitas lembaga pendidikan. Guru dalam sistem pendidikan dan pembelajaran mempunyai peran ganda. Guru harus dapat berperan sebagai perencana, pelaksana, penilai, dan pembimbing. Guru sebagai perencana harus dapat mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses belajar mengajar. Setiap guru harus mampu mempersiapkan diri apa yang akan diajarkan kepada anak didiknya. Guru sebagai pelaksana harus dapat menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan apa yang direncanakan. Guru dalam pelaksanaan pengajaran harus dapat bertindak bijaksana yang mau mendengarkan maupun menerima pendapat dari anak didik, mengatasi keluhan anak didik, dan dapat bertindak manusiawi selama proses belajar berlangsung. Guru sebagai penilai harus mengumpulkan, menganalisis, menafsirkan dan akhirnya harus memberikan pertimbangan atas tingkat keberhasilan proses pembelajaran, berdasarkan kriteria

2 yang ditetapkan. Guru sebagai pembimbing harus mampu mengidentifikasi peserta didik yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, dan kalau masih dalam batas kewenangannya, harus membantu pemecahannya. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan adanya unsur pendukung yaitu kinerja guru. Kinerja guru adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Kinerja guru sebagai kunci keberhasilan pendidikan, karena keberadaan guru sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan semua sumber daya pendidikan yang ada. Sumber daya pendidikan seperti, sarana dan prasarana, dana yang tersedia, teknologi, informasi, siswa dan orang tua siswa dapat berfungsi dengan baik apabila guru memiliki kemampuan yang baik pula dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada. Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian dalam bidang keguruan sehingga mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru secara maksimal. Seorang guru profesional sesuai dengan UU RI No. 14 Thn 2005 Tentang Guru dan Dosen harus memiliki beberapa kompetensi, yaitu kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Kualitas pendidikan akan terwujud jika proses belajar mengajar di kelas berlangsung dengan baik, dalam arti guru yang melaksanakan proses belajar mengajar telah melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai evaluasi pembelajaran secara terpadu. Secara ideal guru yang diharapkan adalah guru

3 yang memiliki keberdayaan untuk mampu mewujudkan kinerja dalam melaksanakan fungsi dan perannya secara profesional. Di Pematang Siantar terdapat banyak Sekolah Menegah Umum dan Sekolah Menengah Kejuruan. Satu diantaranya adalah Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat berlokasi di Jl. Melanton Siregar Pematang Siantar. Sekolah ini didirikan tahun 1968 di bawah naungan Yayasan Katolik. Untuk meningkatkan kualitas dan demi efisiensi, yayasan pengelola sekolah ini sudah berganti tiga kali. Pertama didirikan sekolah ini berada dibawah naungan Yayasan Katolik Cinta Rakyat. Kemudian berganti pengelolaannya dibawah Yayasan Katolik St. Yosep. Pada bulan Oktober tahun 2007 sekolah ini berada dibawah naungan Yayasan Katolik Teknik St. Alberto. Jam belajar di sekolah ini dimulai dari jam WIB sampai dengan jam WIB untuk hari Senin sampai dengan Jumat, sedangkan hari Sabtu jam belajar dimulai dari jam WIB sampai dengan jam WIB Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya bahwa kinerja guru adalah hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Kinerja guru dapat dilihat dari keberhasilan siswanya untuk mengikuti evaluasi baik yang dilaksanakan secara lokal maupun secara nasional. Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat Pematang Siantar mengharapkan seluruh siswa yang mengikuti ujian baik itu yang dilaksanakan oleh sekolah itu sendiri maupun yang dilaksanakan secara nasional lulus semuanya. Namun dalam kenyataan masih ada siswa yang tidak lulus dalam mengikuti ujian nasional. Adapun tingkat kelulusan dalam mengikuti ujian nasional

4 pada Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat 2008 sampai dengan 2010 dapat dilihat pada Tabel 1.1. berikut. Tabel 1.1. Tingkat Kelulusan Ujian Nasional Pada STM Cinta Rakyat Tahun 2008 Sampai Dengan 2010 Tahun Jumlah Peserta (orang) Lulus (orang) Persentase Kelulusan 2007/ % 2008/ % 2009/ % Sumber: STM Cinta Rakyat Pematang Siantar 2010 Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa tingkat kelulusan untuk ujian nasional yang dicapai terutama tiga tahun terakhir belum tercapai secara maksimum. Walaupun terjadi peningkatan kelulusan dari tahun ajaran 2007/2008 ke tahun 2008/2009. Namun pada tahun ajaran 2009/2010 terjadi penurunan kelulusan sebesar 1%. Walaupun secara rata-rata hasil tersebut sudah memuaskan dibandingkan dengan sekolah yang lain. Hal tersebut harus ditingkatkan supaya bisa mencapai 100% tingkat kelulusan sesuai dengan yang ditargetkan. Tingkat kelulusan yang tinggi sebagai wujud dari kinerja para guru akan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk memasukkan anaknya untuk dididik disekolah tersebut. Untuk meningkatkan kinerja guru, pihak mananajemen sekolah perlu memperhatikan tingkat kepuasan kerja para guru. Apabila kepuasan kerja para guru meningkat, maka akan dapat meningkatkan kinerja guru itu sendiri. Kepuasan kerja adalah perasaan guru tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. Kepuasan kerja guru dapat diperoleh melalui pekerjaannya sebagai guru, gaji/upah yang

5 diterima, penyeliaan yang diterima, kondisi kerja yang mendukung, rekan kerja yang mendukung, dan kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan. Di Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat pemberian gaji/upah guru ini diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yayasan. Penggajian guru mengacu pada penggajian pegawai negeri sipil sesuai dengan golongannya. Sampai tahun 2003 gaji guru sama seperti gaji guru pegawai negeri sipil. Tetapi akhir-akhir ini yayasan tidak dapat lagi memberikan gaji kepada guru tetap yayasan seperti pengagajian yang berlaku untuk pegawai negeri sipil. Mengingat bahwa gaji guru pegawai negeri sipil dari tahun ketahun selalu mengalami kenaikan yang mamadai sesuai dengan kenaikan harga-harga dipasar. Walaupun disekolah ini gaji mengalami kenaikan tetapi tidak sebesar kenaikan gaji guru pegawai negeri sipil. Adapun besarnya gaji pokok yang diterima oleh setiap guru dapat dilihat pada Table 1.2. berikut ini. Tabel 1.2. Gaji Pokok Berdasarkan Golongan Dengan Masa Kerja 0 (Nol) Tahun No Golongan Gaji Pokok (Rp) 1 IIB IIC IID IIIA IIIB IIIC IIID Sumber: SMK Cinta Rakyat

6 Selain pendapatan dari gaji, guru juga memperoleh insentif dari kelebihan jam mengajar. Jam wajib mengajar guru ditetapkan 24 jam perminggu dan kelebihan jam mengajar diberikan insentif dengan tarif tertentu dikalikan dengan kelebihan jam mengajar. Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat Pematang Siantar juga menerapkan kebijakan pensiun dan pemberian tunjangan. Guru sesuai dengan aturan yang berlaku di yayasan akan pensiun sesuai dengan yang berlaku di pegawai negeri sipil yaitu usia 60 tahun. Besarnya tunjangan pensiun sudah diatur dalam angaran dasar dan anggaran rumah tangga yayasan. Tunjangan disekolah ini berupa tunjangan kesehatan, tunjangan beras, dan tunjangan keluarga. Tunjangan kesehatan diberikan perkejadian dengan jumlah tertentu untuk sekali dalam satu tahun. Tunjangan beras diberikan sama seperti pegawai negeri sipil untuk suami/istri ditambah 3 orang anak. Tunjangan keluarga diberikan untuk suami/istri dan untuk 3 orang anak dengan persentase tertentu dikalikan dengan gaji pokok. Ketidakpuasan yang dialami oleh seorang guru akan berdampak kepada pencapaian tujuan dari suatu organisasi sekolah tempat dia melakukan pengajaran. Guru yang tidak puas ditempat kerjanya cenderung akan melalaikan pekerjaannya atau akan sering meninggalkan pekerjaannya. Guru yang tidak mendapat kepuasan di tempat kerja bisa juga akan berusaha mencari pekerjaan ditempat yang lain akhirnya mereka akan meninggalkan organisasi tersebut. Apabila hal ini terjadi tentu akan mengakibatkan perputaran tenaga kerja menjadi tinggi. Perputaran tenaga kerja disuatu organisasi akan mengakibatkan pencapaian tujuan tidak efektif. Terutama

7 apabila yang keluar dari organisasi adalah mereka yang sudah mempunyai pengalaman dan ketrampilan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh organisasi. Selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 pihak sekolah dihadapkan kepada masalah perputaran guru. Ada beberapa guru keluar dari sekolah dengan alasan yang tidak diketahui oleh pihak sekolah. Adapun perputaran guru tahun 2007 sampai tahun 2010 di STM Cinta Rakyat Pematang Siantar dapat dilihat pada Tabel 1.3 berikut ini. Tabel 1.3. Perputaran Tenaga Guru Pada STM Cinta Rakyat tahun 2008 s/d 2010 Tahun Jumlah Guru (Orang) Keluar (Orang) Perputaran (%) 2007/ , / , / ,15 Sumber : STM Cinta Rakyat Pematang Siantar Tahun 2010 Dari Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa perputaran tenaga kerja pada tahun ajaran 2007/2008 sebesar 4,76%, pada tahun ajaran 2008/2009 naik menjadi 9,52%, walaupun pada tahun ajaran 2009/2010 turun menjadi 7,16 %. Perputaran tenaga kerja yang terjadi akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan sekolah untuk memberikan ilmu pengetahuan dan ketrampilan kepada anak didik. Apabila ada guru yang keluar akan dihadapkan sekolah untuk mencari pengganti. Untuk mencari guru pengganti pihak sekolah mangalami kesulitan. Hal ini disebabkan harus sesuai dengan syarat yang ditentukan oleh yayasan pengelola bahwa guru yang direkrut harus sarjana sesuai dengan Undang-Undang RI No.14 Tahun 2005 dan juga harus beragama Katholik.

8 Selain adanya guru yang keluar dari sekolah, diperoleh informasi bahwa guru sering mengeluh malah sudah ada yang menjelek-jelekan sekolah karena guru bersangkutan sambil mengajar di sekolah yang lain. Keluhan guru terutama mengenai hal penggajian. Mereka merasakan bahwa gaji yang mereka terima tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga. Sesuai dengan yang sudah diuraikan di atas walaupun ada kenaikan gaji tetapi tidak bisa mengimbangi kanaikan harga yang terjadi di pasar. Sehingga untuk mencari pendapatan tambahan sudah ada guru mengajar di sekolah lain diwaktu senggangnya. Hal ini juga mengindikasikan akibat ketidak puasan yang diperoleh guru tersebut. Selain kepuasan kerja, motivasi kerja juga akan berpengaruh terhadap kinerja seorang guru. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Orang melakukan suatu tindakan terutama diarahkan kepada pencapaian tujuan yaitu untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Orang bekerja terutama untuk dapat memenuhi kebutuhan yang bersifat fisiologis yaitu pemenuhan kebutuhan akan pangan, sandang, dan papan. Juga didalam melaksanakan pekerjaannya seseorang membutuhkan rasa aman dimana dia terbebas dari ancaman fisik dan merasa aman dalam menghadapi masa depan seperti adanya asuransi dan jaminan hari tua. Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya bahwa di Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat Pematang Siantar untuk pemenuhan kebutuhan fisiologis selain gaji, diberikan juga tunjangan beras yang sama seperti diterima oleh seorang pegawai negeri sipil. Selain itu bahwa setiap kelebihan mengajar yaitu di atas

9 24 jam akan diberikan insentif perjam sebesar tertentu. Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan rasa aman setiap guru apabila masuk ke bengkel atau kelaboratorium untuk praktek sudah diperlengkapi dengan pakaian khusus, adanya pemberian tunjangan kesehatan, dan pemberian pensiun untuk jaminan hari tua. Selain itu secara fisik sekolah dikelilingi oleh pagar dan dijaga oleh satpam sekolah baik siang ataupun malam, sehingga orang tidak bebas untuk keluar masuk. Hal ini ditujukan untuk melindungi harta yang dimiliki oleh sekolah atau harta yang dimiliki guru yang dibawa waktu mengajar sehingga terbebas dari pencurian. Dari survei pendahuluan diperoleh informasi bahwa motivasi kerja guru di Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat Pematang Siantar sudah mulai menurun. Hal ini ditunjukkan dengan adanya guru yang sudah kurang dalam menjalankan tanggung jawabnya. Guru sudah ada mencuri waktu untuk mengajar ditempat lain apabila yang bersangkutan tidak mempunyai jam mengajar dengan alasan untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Seharusnya seorang guru pada waktu tidak mempunyai jam mengajar menjadi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan minta bimbingan apabila menemui kesulitan mengenai pelajaran yang diikuti dari guru bersangkutan. Selain itu juga seorang guru harus selalu berusaha untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan pengajarannya. Beberapa guru juga tingkat kehadirannya sudah tidak sesuai lagi dengan peraturan yang berlaku terutama mengikuti kegiatan selain mengajar. Sudah ada guru yang kurang perduli terhadap masalah yang dihadapi oleh sekolah maupun terhadap masalah yang dihadapi oleh guru yang lain. Apabila hal ini terjadi tentu

10 akan mengurangi tingkat kinerjanya sendiri yang akhirnya dapat menggangu pencapaian tujuan organisasi itu sendiri secara efisien dan efektif Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh kebutuhan fisiologis dan kebutuhan rasa aman terhadap motivasi kerja guru pada Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat Pematang Siantar? 2. Bagaimana pengaruh kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja guru pada Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat Pematang Siantar? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh kebutuhan fisiologis dan kebutuhan rasa aman terhadap motivasi kerja guru Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat Pematang Siantar? 2. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja guru Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat Pematang Siantar.

11 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun pragmatis kepada beberapa pihak antara lain: 1. Bagi Sekolah Teknik Menengah (STM) Cinta Rakyat Di Pematang Siantar, sebagai bahan masukan atau input agar mampu mengambil langkah-langkah tepat dalam upaya meningkatkan kinerja guru melalui kepuasan kerja dan motivasi kerja guru yang akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan. 2. Bagi sekolah Pasca Sarjana sebagai bahan masukan untuk memperbaiki kurikulumnya sehingga tercapai keterkaitan dan kesesuaian antara dunia pendidikan dan dunia kerja. 3. Bagi peneliti, merupakan kesempatan baik dalam menerapkan teori maupun pengembangan pengetahuan dibidang kepuasan kerja, motivasi kerja dan kinerja sumber daya manusia. 4. Bagi pihak lain, sebagai referensi bagi peneliti lain yang berminat untuk mengkaji lebih lanjut mengenai kepuasan kerja, motivasi kerja, dan kinerja guru.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan mutu, prestasi, pengabdian, dan gairah kerja bagi Pegawai

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan mutu, prestasi, pengabdian,

Lebih terperinci

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2906); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran N

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2906); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran N No.327, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN Negara. Hak Keuangan. Fasilitas. Hakim MA. Perubahan. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA MOR 74 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL.

MEMUTUSKAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 1999 TENTANG RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 1999 TENTANG RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 1999 TENTANG RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewadahi keberadaan dan sekaligus

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N 1 B A B I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap lembaga pemerintah didirikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bagi Lembaga Pemerintah yang berorientasi sosial, tujuan utamanya

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0100 TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0100 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0100 TAHUN 2017 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU/KHUSUS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk I. PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan membahas beberapa hal mengenai: latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk memahami kebermaknaan penelitian ini, maka

Lebih terperinci

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 24 TAHUN 2014

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 24 TAHUN 2014 SALINAN BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG POLA REMUNERASI PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tujuan dan Keuntungan. Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer

PENDAHULUAN. Tujuan dan Keuntungan. Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer PENDAHULUAN Tujuan dan Keuntungan Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer Pengertian, Rumpun Jabatan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Jenjang Jabatan Tujuan dan Keuntungan 1.1. Tujuan Penetapan Jabatan

Lebih terperinci

Biro Umum Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Nopember 2017

Biro Umum Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Nopember 2017 Biro Umum Institut Teknologi Sepuluh Nopember Nopember 2017 Status ITS sebagai PTN Badan Hukum, ITS memiliki otonomi dalam pengelolaan sumber daya manusia. Pelaksanaan dari ketentuan dalam Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pembinaan Pegawai

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. tuntutan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi bila ingin mencapai suatu keberhasilan,

1. PENDAHULUAN. tuntutan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi bila ingin mencapai suatu keberhasilan, 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia dalam setiap sekolah merupakan pusat kekuatan yang menggerakkan semua dinamika sekolah dalam rangka mencapai tujuan sekolah secara keseluruhan. Maka

Lebih terperinci

PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI

PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI BADAN PUSAT STATISTIK PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI (Berdasarkan : SK MenPAN Nomor 66/Kep/M.PAN/7/2003 (Perka BPS Nomor 16 Tahun 2008) Bagian Jabatan Fungsional TUJUAN PENETAPAN

Lebih terperinci

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan pambangunan nasional. Oleh karena itu, pendidikan memiliki

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1994 TENTANG PERATURAN GAJI HAKIM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1994 TENTANG PERATURAN GAJI HAKIM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1994 TENTANG PERATURAN GAJI HAKIM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Hakim sebagai pejabat yang melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam sebuah organisasi baik organisasi dalam skala besar maupun kecil. Pada organisasi berskala besar,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saja yang terjadi didunia pada era global dalam waktu yang sangat singkat

BAB 1 PENDAHULUAN. saja yang terjadi didunia pada era global dalam waktu yang sangat singkat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi pada era globalisasi seperti sekarang ini yang relatif begitu cepat, hal ini banyak mendatangkan manfaat baik bagi pegawai, maupun bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak akan dapat menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar jika tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak akan dapat menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar jika tidak ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting yang berpengaruh dalam pembangunan nasional. Komponen pendidikan yang berperan dalam upaya meningkatkan mutu

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 536 TAHUN 2013 TENTANG

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 536 TAHUN 2013 TENTANG KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR TAHUN 0 TENTANG TENAGA KEPENDIDIKAN TETAP NON PNS UNIVERSITAS BRAWIJAYA REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keorganisasian yang memfokuskan diri pada pengelolaan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. keorganisasian yang memfokuskan diri pada pengelolaan sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada pengelolaan sumber daya manusia secara baik agar diperoleh tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurul Hakimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurul Hakimah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir semua pemerintahan negara-negara besar di dunia seperti Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Prancis, Australia, Jepang, Kanada, Korea, India dan China,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 025 TAHUN 2014 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 025 TAHUN 2014 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 025 TAHUN 2014 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. kecamatan dan 84 kelurahan menjadi 13 kecamatan dan 98 kelurahan.

IV. GAMBARAN UMUM. kecamatan dan 84 kelurahan menjadi 13 kecamatan dan 98 kelurahan. 51 IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Wilayah Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk ibu kota Propinsi Lampung. Kota yang terletak di sebelah barat daya

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 196, 2000 KEPEGAWAIAN.PANGKAT.Pegawai Negeri Sipil. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

DATA PR0FIL KELEMBAGAAN DAN GOOD GOVERNANCE KANTOR KECAMATAN LAMANDAU

DATA PR0FIL KELEMBAGAAN DAN GOOD GOVERNANCE KANTOR KECAMATAN LAMANDAU DATA PR0FIL KELEMBAGAAN DAN GOOD GOVERNANCE KANTOR KECAMATAN LAMANDAU PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU KECAMATAN LAMANDAU TAHUN 2014 I. Dasar Hukum A. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 16 Tahun 2008

Lebih terperinci

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017 MODUL KEPEGAWAIAN Jakarta, 18 Juli 2017 PERATURAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN MATERI 1. Konsep-konsep dan Istilah-istilah Kepegawaian, Kedudukan, Kewajiban dan Hak PNS 2. Pengadaan PNS 3. Pembinaan dan Kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Badan Kepegawaian dan Diklat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Badan Kepegawaian dan Diklat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Badan Kepegawaian dan Diklat Badan Kepegawaian dan Diklat Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu lembaga teknis daerah yang dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai peranan penting dalam organisasi karena sumber daya manusia ini mempunyai peran sangat srategis

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pembinaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN PENSIUN POKOK PENSIUNAN HAKIM PERADILAN UMUM,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN PENSIUN POKOK PENSIUNAN HAKIM PERADILAN UMUM, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN PENSIUN POKOK PENSIUNAN HAKIM PERADILAN UMUM, PERADILAN TATA USAHA NEGARA, DAN PERADILAN AGAMA SERTA JANDA/DUDANYA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. memberikan pengaruh dan dorongan yang besar terhadap bidang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. memberikan pengaruh dan dorongan yang besar terhadap bidang pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini memberikan pengaruh dan dorongan yang besar terhadap bidang pendidikan agar tetap berguna bagi masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan Yayasan Bina Umat (SMK YASBU) Al-qomariah adalah sebuah sekolah kejuruan yang dinaungi oleh Yayasan bina umat Al-qomariah

Lebih terperinci

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Bab II Gambaran Pelayanan SKPD 2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD Pembentukan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL SANDIMAN

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL SANDIMAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL SANDIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA, Menimbang

Lebih terperinci

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 051 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYESUAIAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari sumber daya yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari sumber daya yang dimilikinya, termasuk didalamnya sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan faktor

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pembinaan Pegawai

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.158, 2013 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Kepegawaian. Kenaikan Pangkat. PNS. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG KENAIKAN PANGKAT BAGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia dalam memperoleh bekal dalam kehidupan. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 07/E/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 07/E/2010 TENTANG SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 07/E/2010 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENGURUSAN BIDANG KEPEGAWAIAN DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA KEPALA LEMBAGA

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran Undang-Undang No. 20 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA. NOMOR : 10 TAHUN 2005 LAMPIRAN : 2 (dua) berkas TENTANG

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA. NOMOR : 10 TAHUN 2005 LAMPIRAN : 2 (dua) berkas TENTANG WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : TAHUN 00 LAMPIRAN : (dua) berkas TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN Oleh : Kepala Bagian Organisasi, Biro Organisasi dan Kepegawaian UU NO.5 TAHUN 2014 TENTANG ASN FUNGSI DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Liqa Yasifa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Liqa Yasifa, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang didalamnya terdapat sejumlah kegiatan sekelompok orang yang bekerja sama dengan tata cara yang diatur

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN Oleh: Kepala Bagian Organisasi, Biro Organisasi dan Kepegawaian UU NO.5 TAHUN 2014 TENTANG ASN FUNGSI DAN TUGAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. UU RI Nomor 20 Tahun 2003; bahwa : Standar nasional pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. UU RI Nomor 20 Tahun 2003; bahwa : Standar nasional pendidikan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbaikan mutu pendidikan merupakan salah satu komitmen pemerintah di sektor pendidikan yang dituangkan dalam berbagai dokumen pemerintah seperti GBHN dan Repelita.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka. mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus mengantisipasi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka. mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus mengantisipasi tantangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kebijakan pembangunan dibidang pendidikan diarahkan untuk meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008 PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN DAN ANGKA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 36 TAHUN 2004 TENTANG

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 36 TAHUN 2004 TENTANG WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 36 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS SEKOLAH MENENGAH PERTAMA, SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu komponen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu komponen penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu komponen penting dalam pembangunan. Berhasil tidaknya suatu pembangunan tergantung pada sumber daya manusianya.

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2000 TENTANG PERATURAN GAJI HAKIM PERADILAN UMUM, PERADILAN TATA USAHA NEGARA DAN PERADILAN AGAMA Menimbang : a. bahwa Hakim sebagai Pejabat yang melaksanakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENETAPAN TUNJANGAN BAHAYA RADIASI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sejalan dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung sebagai Lembaga Teknis Daerah berbentuk

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Pendidikan. Pelatihan Struktur. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Pendidikan. Pelatihan Struktur. Pedoman. No.334, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Pendidikan. Pelatihan Struktur. Pedoman. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didalam suatu organisasi maupun instansi yang bergerak dalam sektor pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. didalam suatu organisasi maupun instansi yang bergerak dalam sektor pelayanan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting didalam suatu organisasi maupun instansi yang bergerak dalam sektor pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan mempunyai tujuan yang harus dicapai dan pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan mempunyai tujuan yang harus dicapai dan pencapaian tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan mempunyai tujuan yang harus dicapai dan pencapaian tujuan perusahaan dapat dipastikan dengan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki. Salah satu sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan meningkatnya urusan-urusan Pemerintahan Daerah Provinsi Bali di Jakarta baik yang meliputi urusan administratif, teknis maupun koordinatif, peran dan

Lebih terperinci

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 051 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYESUAIAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, Menimbang : a b bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENGARUH KOMITMEN DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU DI SMK KENCANA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN PENGARUH KOMITMEN DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU DI SMK KENCANA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang dewasa ini sedang giat membangun. Salah satu sektor penting dalam pembangunan adalah sektor pendidikan. Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2014 T E N T A N G

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2014 T E N T A N G WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2014 T E N T A N G KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PAREPARE DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. unsur yang penting untuk pembaharuan pendidikan. Bagaimanapun baiknya kurikulum,

I. PENDAHULUAN. unsur yang penting untuk pembaharuan pendidikan. Bagaimanapun baiknya kurikulum, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Efektifitas dan efisiensi siswa dalam belajar di sekolah sangat bergantung pada peran guru. Oleh karena itu, peningkatan mutu tenaga pengajar atau guru yang profesinal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mulyasa (2008:28) mengemukakan guru sangat menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Mulyasa (2008:28) mengemukakan guru sangat menentukan keberhasilan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran yang memiliki tujuan untuk mewujudkan individu yang memiliki kualitas kemampuan dan potensi dalam dirinya, sehingga

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR p BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DASAR HUKUM UU NO 8 Tahun 1974 tentang Pokok pokok Kepegawaian yang telah dirubah dengan uu no. 43 Tahun 1999.

DASAR HUKUM UU NO 8 Tahun 1974 tentang Pokok pokok Kepegawaian yang telah dirubah dengan uu no. 43 Tahun 1999. DASAR HUKUM 1. UU NO 8 Tahun 1974 tentang Pokok pokok Kepegawaian yang telah dirubah dengan uu no. 43 Tahun 1999. 2. UU no. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan 3. PP no.7 Tahun 1977 Tentang Peraturan Gaji

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN BERSAMA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : PB. 01/MEN/2009 NOMOR : 14 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERIKANAN DAN

Lebih terperinci

2015 PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG

2015 PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan salah satu penunjang utama maju atau mundurnya suatu pendidikan karena guru memiliki peran penting untuk menggerakan roda organisasi tersebut.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : Bahwa dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pembinaan Pegawai

Lebih terperinci

DATA DIRI. 2. Fakultas/ Bagian/ Unit : 3. Jenis kelamin* : Laki-laki / Perempuan. 4. Masa kerja :..th

DATA DIRI. 2. Fakultas/ Bagian/ Unit : 3. Jenis kelamin* : Laki-laki / Perempuan. 4. Masa kerja :..th Bapak/ Ibu yang terhormat, Saya sangat berterima kasih atas kesediaan Bapak/ Ibu meluangkan waktu untuk mengisi skala ini. Adapun penelitian yang saya lakukan mengenai situasi dalam bekerja yang di kaji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan suatu lembaga. kejuruan saling berlomba meningkatkan fasilitas sarana serta prasarana

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan suatu lembaga. kejuruan saling berlomba meningkatkan fasilitas sarana serta prasarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan suatu lembaga pendidikan atau sekolah yang menyiapkan siswa siswanya agar siap memasuki dunia kerja yang profesional baik

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 8 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 8 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 8 TAHUN 2001 TENTANG PENUGASAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI Oleh Opong Sumiati Dasar Hukum Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusianya (pegawai) dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

BAB I PENDAHULUAN. manusianya (pegawai) dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi arus globalisasi sumber daya manusia (SDM) memegang peranan yang sangat dominan dalam aktivitas atau kegiatan pemerintahan.berhasil atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menyelesaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pegawai negeri adalah pekerja di sektor publik yang bekerja pada pemerintah suatu negara. Pekerja di badan publik non-departemen terkadang juga dikategorikan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan mampu melahirkan calon-calon penerus pembangunan yang sabar, kompeten, mandiri, kritis, rasional, cerdas, kreatif, dan siap menghadapi

Lebih terperinci

1. FORM PENGIMPUTAN 1. 1 DATA BASE PNS DATA UTAMA PNS Data Pribadi NIP Baru Nip Lama Nama Gelar Depan Gelar Belakang Tempat

1. FORM PENGIMPUTAN 1. 1 DATA BASE PNS DATA UTAMA PNS Data Pribadi NIP Baru Nip Lama Nama Gelar Depan Gelar Belakang Tempat 1. FORM PENGIMPUTAN 1. 1 DATA BASE PNS 1.1.1 DATA UTAMA PNS 1.1.1.1 Data Pribadi 1.1.1.1.1 NIP Baru Nip Lama Nama Gelar Depan Gelar Belakang Tempat Lahir Tanggal Lahir Usia Tingkat Pendidikan Terakhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan oleh Roqib (2009:19), tugas pendidikan yang diemban guru

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan oleh Roqib (2009:19), tugas pendidikan yang diemban guru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan bagian penting dalam perwujudan peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk membantu negara meningkatkan persaingan di kancah internasional.

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER

PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER Badan Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia 2004 1 KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 291 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI

Lebih terperinci

BAB VIII DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA. Bagian Pertama. Tugas dan Fungsi. Pasal 902

BAB VIII DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA. Bagian Pertama. Tugas dan Fungsi. Pasal 902 - 255 - BAB VIII DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA Bagian Pertama Tugas dan Fungsi Pasal 902 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2007 TENTANG SANTUNAN DAN TUNJANGAN CACAT PRAJURIT TENTARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aspek terpenting dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aspek terpenting dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aspek terpenting dalam sebuah organisasi. Disamping sumber daya alam dan sumber daya modal, sumber daya manusia juga memiliki

Lebih terperinci

2016, No Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 5

2016, No Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 5 No.2075, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KP. Jabatan Fungsional. AnalisPasir Hasil Perikanan. Pedoman Formasi. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69/PERMEN-KP/2016

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1. Deskripsi Singkat Instansi Biro Umum Sekretariat Daerah (SETDA) Provinsi Jawa Timur terdiri dari beberapa biro, salah satunya adalah biro umum. Kantor SETDA ini terletak

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara No. 888, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPS. Formasi. Jabatan Fungsional. Statistisi. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 142 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

STRUKTUR JABATAN BAGIAN ADMINISTRASI SUMBER DAYA ALAM SEKRETARIAT DAERAH KOTA CIREBON

STRUKTUR JABATAN BAGIAN ADMINISTRASI SUMBER DAYA ALAM SEKRETARIAT DAERAH KOTA CIREBON STRUKTUR JABATAN BAGIAN ADMINISTRASI SUMBER DAYA ALAM SEKRETARIAT DAERAH KOTA CIREBON KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI SUMBER DAYA ALAM SEKRETARIAT DAERAH KOTA CIREBON IV/a S1 KASUBAG PERTANIAN, PERIKANAN DAN

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS KEPUTUSAN BUPATI KUDUS NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS KEPUTUSAN BUPATI KUDUS NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, BUPATI KUDUS KEPUTUSAN BUPATI KUDUS NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana

Lebih terperinci

PEDOMAN UJI KOMPETENSI BAGI PEJABAT FUNGSIONAL PENGAWAS BIBIT TERNAK BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN UJI KOMPETENSI BAGI PEJABAT FUNGSIONAL PENGAWAS BIBIT TERNAK BAB I PENDAHULUAN 5 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor 71/Permentan/OT.140/7/2013 TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI BAGI PEJABAT FUNGSIONAL PENGAWAS BIBIT TERNAK PEDOMAN UJI KOMPETENSI BAGI PEJABAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan. No.175, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG POKOK-POKOK PEMBINAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN

Lebih terperinci

TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR.

PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR. Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Selayar berkantor dijalan Jenderal Ahmad Yani Nomor 1 Benteng, Nomor Telpon/Fax (0414) 21118, website: bkdselayaronline.blogspot.com,

Lebih terperinci

Kenaikan Pangkat PNS. 1. Juru Muda, Ia. 2. Juru Muda Tingkat 1, Ib. 3. Juru, Ic. 4. Juru Tingkat 1, Id. 5. Pengatur Muda, IIa

Kenaikan Pangkat PNS. 1. Juru Muda, Ia. 2. Juru Muda Tingkat 1, Ib. 3. Juru, Ic. 4. Juru Tingkat 1, Id. 5. Pengatur Muda, IIa Kenaikan Pangkat PNS Pangkat adalah kedudukan yang M menunjukkan tingkatan seseorang Pegawai Negeri Sipil berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian.

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR, TUGAS BELAJAR MANDIRI DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR, TUGAS BELAJAR MANDIRI DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI d PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR, TUGAS BELAJAR MANDIRI DAN IZIN BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

Lebih terperinci

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGAN YAR NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGAN YAR NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGAN YAR NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG PENDELEGASIAN SEBAGIAN KEWENANGAN PENANDATANGANAN KEPUTUSAN DAN SURAT-SURAT DI BIDANG KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci