Penelitian Tindakan Kelas dan Efektivitas Pembelajaran Jani. Kata kunci: guru, penelitian, tindakan, kelas, pembelajaran.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penelitian Tindakan Kelas dan Efektivitas Pembelajaran Jani. Kata kunci: guru, penelitian, tindakan, kelas, pembelajaran."

Transkripsi

1 Abstrak Penelitian Tindakan Kelas dan Efektivitas Pembelajaran Jani Guru merupakan tokoh kunci yang menentukan keberhasilan atau kegagalan dalam proses pembelajaran. Perannya tidak mungkin untuk diganti, walaupun sekarang sumber belajar telah berkembang dengan pesat. Dalam melaksanakan tugasnya, guru harus senantiasa melakukan peningkatan kualitas dirinya, sehingga pembelajaran yang dilakukan juga akan meningkat. Salah satu cara meningkatkan kualitas guru adalah lewat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang memiliki peranan penting untuk meningkatkan keterampilan guru dalam meneliti dan juga sebagai bahan untuk terus meningkatkan kualitas mengajarnya. Hasil PTK dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi, salah satunya, adalah evaluasi dalam gaya mengajar. Kata kunci: guru, penelitian, tindakan, kelas, pembelajaran. A. Pendahuluan Guru merupakan sosok yang memiliki peranan sangat menentukan dalam proses pembelajaran. Guru memang bukan satu-satunya penentu keberhasilan atau kegagalan pembelajaran, tetapi posisi dan perannya sangat penting. Oleh karena itu, untuk mewujudkan kesuksesan dalam proses pembelajaran, guru harus melengkapi dirinya dengan berbagai aspek yang mendukung ke arah keberhasilan dalam menjalankan tugasnya. Seorang guru yang melaksanakan tugasnya hanya berdasarkan tradisi atau kebiasaan yang telah dijalani selama bertahun-tahun, tanpa mempertimbangkan berbagai ketrampilan teoretis maupun teknis yang mendukung profesionalitasnya, tentu akan memberikan hasil pembelajaran yang kurang sesuai dengan harapan. Apa yang diajarkan di kelas tentu kurang memberikan nilai positif terhadap transformasi diri para siswanya. Sebaliknya, guru yang terus menerus berusaha meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya, tentu akan menghasilkan proses pembelajaran yang jauh lebih baik. Selalu saja ada usaha dan inisiatif untuk meningkatkan kapasitas dan mutu pembelajaran yang dilakukannya. Selain itu, pengetahuan dan wawasannya yang berkaitan dengan tugas pokoknya juga akan terus meningkat. Berkaitan dengan posisi dan peranan guru dalam proses pembelajaran, aspek substansial yang penting untuk direnungkan adalah: bagaimana guru memberi kemungkinan bagi siswa agar terjadi proses Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Tulungagung, Jawa Timur

2 856 Jani: Penelitian Tindakan Kelas dan Manfaatnya untuk Peningkatan pembelajaran secara efektif, atau dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan. Dengan demikian, sebuah proses pembelajaran akan dapat berlangsung secara maksimal sebagaimana diharapkan, atau justru berlangsung tanpa hasil, dipengaruhi oleh sosok guru. Pada diri guru kunci utama berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan dalam proses pembelajaran. Untuk mewujudkan hal ini, sedikitnya terdapat tujuh sikap yang harus dikembangkan oleh guru. Pertama, tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinannya, atau kurang terbuka. Kedua, dapat lebih mendengarkan peserta didik, terutama tentang aspirasi dan perasaannya. Ketiga, mau dan mampu menerima ide peserta didik yang inovatif, dan kreatif, bahkan yang sulit sekalipun. Keempat, lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan peserta didik seperti halnya terhadap bahan pelajaran. Kelima, dapat menerima balikan (feedback), baik yang bersifat positif maupun negatif, dan menerimanya sebagai pandangan yang konstruktif terhadap diri dan perilakunya. Keenam, toleransi terhadap kesalahan yang diperbuat peserta didik selama proses pembelajaran, dan ketujuh, menghargai prestasi peserta didik, meskipun biasanya mereka sudah tahu prestasi yang dicapainya. 1 Ketujuh sikap tersebut pada dasarnya merupakan rambu-rambu yang harus dipahami dan ditaati oleh guru. Dengan memperhatikan tujuh sikap tersebut, proses pembelajaran diharapkan akan berlangsung dalam suasana yang kondusif dan mampu membawa hasil secara lebih optimal. Sebab, guru pada dasarnya memberi peluang bagi optimalisasi segenap potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Seorang guru yang memegang peranan pokok dalam proses pembelajaran memiliki beberapa macam tugas utama. Pertama, membuat perencanaan pembelajaran. Walaupun kegiatan pembelajaran telah menjadi tugas rutin yang dijalani dari waktu ke waktu, tetapi perencanaan tetap harus dibuat. Adanya perencanaan membuat guru memiliki kerangka dasar dan orientasi yang lebih konkrit dalam pencapaian tujuan. Perencanaan pembelajaran ini setidak-tidaknya mencakup; a) tujuan yang hendak dicapai; b) bahan pelajaran yang dapat mengantarkan siswa mencapai tujuan; b) bagaimana proses pembelajaran yang akan diciptakan untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien; dan c) bagaimana menciptakan dan menggunakan alat untuk mengetahui atau mengukur apakah tujuan tercapai atau tidak. 2 1 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), p Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Cet. 12, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000), pp. 4-5.

3 Jani: Penelitian Tindakan Kelas dan Manfaatnya untuk Peningkatan 857 Kedua, melaksanakan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran seharusnya mengacu kepada perencanaan. Namun demikian, seringkali apa yang direncakan tidak dapat dilaksanakan secara maksimal. Ketiga, memberikan feedback (umpan balik). Sebuah proses pembelajaran akan senantiasa berada dalam situasi yang ideal jika terus menerus terjadi umpan balik. Adanya umpan balik berfungsi sebagai sarana untuk membantu memelihara minat dan antusiasme siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan melalui evaluasi. 3 Keempat, mengkomunikasikan pengetahuan. Tugas ini mengharuskan guru memiliki pengetahuan yang mendalam tentang bahan yang akan diajarkannya. Kelima, guru sebagai model dalam bidang studi yang diajarkannya. Tugas ini menghendaki guru menjadi contoh nyata atau model yang dikehendaki oleh mata pelajaran yang diajarkannya tersebut. 4 Pada sisi yang lain, kenyataan yang ada menunjukkan bahwa banyak guru yang belum memanfaatkan secara maksimal segenap potensi yang dimilikinya untuk melaksanakan tugasnya dalam pembelajaran. Salah satunya adalah potensi dalam gaya mengajar. Mengajar yang baik tidak hanya menggunakan satu gaya secara monoton, tetapi bervariasi sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran. Gaya mengajar terhadap suatu mata pelajaran yang monoton dan kurang bervariasi akan menjadikan latihan yang diberikan kepada murid kurang bermakna. Implikasinya, tidak ada akan muncul keseimbangan umpan balik antara guru-murid yang menjadikan proses pembelajaran tidak dapat memperoleh hasil maksimal sebagaimana diharapkan. Permasalahan gaya mengajar seorang guru dalam kaitannya dengan pengelolaan pembelajaran memiliki hubungan yang sangat erat. Gaya mengajar yang baik dan pengelolaan pembelajaran yang efektif-efisien akan menjadikan pembelajaran berjalan secara maksimal. Sebaliknya, jika gaya mengajar monoton dan pengelolaan pembelajaran tidak efektifefisien, maka hasil pembelajaran pun juga tidak akan sesuai harapan. Agar dalam melaksanakan tugasnya dapat mencapai hasil yang maksimal, ada beberapa hal penting yang seyogyanya diperhatikan oleh seorang guru yaitu: pertama, mengobservasi peserta didik dalam berbagai situasi, baik di dalam kelas maupun di luar kelas; kedua, menyediakan waktu untuk mengadakan pertemuan dengan peserta didik, sebelum, selama, dan setelah pembelajaran; ketiga, mencatat dan mengecek seluruh pekerjaan peserta didik, dan memberi komentar yang konstruktif; keempat, 3 Ibid., pp S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), pp Lihat juga Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif, Memberdayakan dan Mengubah Jalan Hidup Siswa, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), p. 27.

4 858 Jani: Penelitian Tindakan Kelas dan Manfaatnya untuk Peningkatan mempelajari catatan peserta didik secara memadai; kelima, membuat tugas dan latihan untuk kelompok. keenam, memberikan kesempatan khusus bagi peserta didik yang memiliki kemampuan yang berbeda; dan ketujuh, memberikan penilaian secara adil, dan transparan. 5 Dengan melaksanakan beberapa hal di atas, diharapkan guru dapat mengelola pembelajaran dengan hasil lebih maksimal. Hal ini menjadi tantangan bagi guru sebab berhasil atau tidaknya pembelajaran ada di tangan seorang guru. B. Penelitian Tindakan Kelas Seorang guru dalam menjalankan tugasnya harus memiliki motivasi kerja yang tinggi. Indikator motivasi kerja yang tinggi salah satunya ditandai dengan suatu kemauan seseorang untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, serta mempunyai kesempatan untuk berkembang. Oleh karena itu, motivasi kerja seseorang dapat dilihat dari kesempatan yang bersangkutan untuk mengembangkan diri dalam rangka meningkatkan kemampuan dan ketrampilannya dalam bekerja. Guru dalam rangka meningkatkan kompetensi profesionalnya, dituntut untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal, sehingga dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tuntutan tersebut perlu untuk lebih ditekankan lagi, mengingat yang menjadi obyek dan subyek didik adalah generasi yang sedang berada dalam tahap perkembangan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu sarana bagi guru untuk meningkatkan kualitas dirinya. Ada beberapa alasan mengapa PTK menjadi sarana bagi guru meningkatkan kualitas dirinya. Pertama, PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Para guru menjadi reflektif dan kritis terhadap apa yang ia dan muridnya lakukan; Kedua, PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Guru tidak lagi sebagai seorang praktisi, yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneliti di bidangnya; Ketiga, dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembang di kelasnya; Keempat, pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan 5 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, p. 27.

5 Jani: Penelitian Tindakan Kelas dan Manfaatnya untuk Peningkatan 859 proses pembelajaran. Kelima, dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya. Dalam setiap kegiatan, guru diharapkan dapat mencermati kekurangan dan mencari berbagai upaya sebagai pemecahan. Guru diharapkan dapat menjiwai dan selalu ber-ptk. 6 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menjadi istilah yang sekarang ini banyak diperbincangkan, terutama di kalangan pendidik. Namun demikian, belum banyak yang memahami secara substansial tentang arti dari PTK. Banyak pihak yang memahami PTK secara terpisah-pisah, sehingga pemahaman yang berkembang pun tidak utuh. Dalam kerangka yang lebih luas, kondisi ini berdampak terhadap kekurangsempurnaan kemampuan guru dalam melaksanakan PTK. Menurut Suharsimi Arikunto, PTK adalah terjemahan dari Classroom Action Research (CAR). Pengertian PTK adalah: (1) Penelitian; menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. (2) Tindakan; menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. (3) Kelas; dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. 7 Ada beberapa perspektif tentang PTK, yaitu; (1) PTK adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran; (2) PTK adalah partisipatori, melibatkan orang yang melakukan kegiatan untuk meningkatkan prakteknya sendiri; (3) PTK dikembangkan melalui self-reflective spiral; a spiral of cycles of planning, acting, observing, reflecting, the replanning; (4) PTK adalah kolaboratif, melibatkan partisipan bersama-sama bergabung untuk mengkaji praktik pembelajaran dan mengembangkan pemahaman tentang makna tindakan; (5) PTK menumbuhkan kesadaran diri mereka yang berpartisipasi dan berkolaborasi dalam seluruh tahapan 6 Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Yrama Widya, 2006), pp Suharsimi Arikunto, et.al., Penelitian Tindakan Kelas, Cet. 3, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), pp. 2-3.

6 860 Jani: Penelitian Tindakan Kelas dan Manfaatnya untuk Peningkatan PTK; (6) PTK adalah proses belajar yang sistematis, dalam proses tersebut menggunakan kecerdasan kritis membangun komitmen melakukan tindakan; (7) PTK memerlukan orang untuk membangun teori tentang praktek mereka (guru); (8) PTK memerlukan gagasan dan asumsi. 8 Secara prinsip, ada enam prinsip dalam PTK yaitu: pertama, pekerjaan utama guru adalah mengajar, dan apa pun metode PTK yang diterapkannya seyogyanya tidak mengganggu komitmennya sebagai pengajar; kedua, metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran; ketiga, metodologi yang digunakan harus reliable, sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang dikemukannya; keempat, masalah program yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan masalah yang cukup merisaukan, dan bertolak dari tanggungjawab profesional; kelima, dalam menyelenggarakan PTK sejauh mungkin harus digunakan class room excerding perspective, dalam arti permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas dan atau mata pelajaran tertentu, melainkan perspektif misi sekolah secara keseluruhan. 9 PTK memiliki makna penting bagi keberhasilan tugas guru dalam proses pembelajaran. Ada satu anggapan bahwa jika guru melakukan PTK, maka aspek pembelajaran akan terabaikan. Pandangan ini harus direvisi, karena sesungguhnya PTK justru akan meningkatkan kualitas proses dan produk pembelajaran. Jika dilakukan secara kolaboratif dengan tujuan memperbaiki proses pembelajaran, maka PTK justru akan menjembatani antara teori dan praktek pendidikan. Dengan PTK, guru akan menemukan berbagai evaluasi atas pelaksanaan pembelajarannya. Hal ini menunjukkan bahwa PTK sesungguhnya merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru. PTK memiliki peranan yang sangat penting bagi guru. Ada beberapa alasan mengapa PTK penting untuk guru, yaitu: pertama, PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Kedua, PTK dapat meningkatkan kinerja seorang guru; ketiga, guru mampu memperbaiki proses pembelajarannya melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya. 8 Ibid., pp Zainal Aqib, Penelitian, p. 17.

7 Jani: Penelitian Tindakan Kelas dan Manfaatnya untuk Peningkatan 861 Sebagai sebuah bentuk penelitian, PTK tidaklah tunggal. Ada beberapa jenis PTK, yaitu; (1) PTK Diagnostik, ialah penelitian yang dirancang dengan menuntun penelitian ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini, peneliti mendiagnosis dan memasuki situasi yang terdapat dalam latar penelitian; (2) PTK Partisipasi, ialah apabila orang yang akan melakukan penelitian harus terlibat langsung di dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian yang berupa laporan; (3) PTK Empiris, ialah apabila peneliti berupaya melakukan suatu tindakan atau aksi dan melakukan apa yang dilaksanakan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung; (4) PTK Eksperimental, yaitu apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Secara metodologis, PTK harus melalui beberapa tahapan. Tahap I adalah tahap penyusunan rancangan tindakan (perencanaan) yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilaksanakan. Tahap II adalah pelaksanaan, yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Tahap adalah III pengamatan, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat, dan tahap IV refleksi, yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi. Dalam keseluruhannya, keempat tahapan ini membentuk suatu siklus, yang kemudian diikuti oleh siklus sejenis secara terus menerus, layaknya sebuah spiral. Namun sebelum keempat tahapan tersebut, biasanya diawali dengan tahapan pra-ptk, yaitu identifikasi masalah, analisa masalah, rumusan masalah, dan rumusan hipotesa tindakan. Adapun objek atau sasaran PTK adalah: (1) Unsur siswa; dapat dicermati ketika siswa sedang asyik mengikuti proses pembelajaran di kelas/laboratorium/lapangan/atau tempattempat lainnya. (2) Unsur guru, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar di kelas, sedang membimbing siswa yang berdarmawisata, atau aktifitas lainnya. (3) Unsur materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa. (4) Unsur peralatan atau sarana pendidikan, dapat diamati ketika guru sedang mengajar. (5) Unsur hasil pembelajaran, yang ditinjau dari tiga ranah yang dijadikan titik tujuan yang harus dicapai melalui pembelajaran, baik susunan maupun tingkat pencapaian. (6) Unsur lingkungan, baik di kelas, sekolah maupun rumah. (7) Unsur pengelolaan.

8 862 Jani: Penelitian Tindakan Kelas dan Manfaatnya untuk Peningkatan C. Penelitian Tindakan Kelas dan Gaya Mengajar Hasil PTK dapat dijadikan sebagai bagian dari langkah perbaikan bagi guru untuk melaksanakan tugasnya. PTK dilaksanakan bukan sematamata demi PTK itu sendiri, tetapi bagaimana juga memiliki kontribusi lebih luas. Salah satunya adalah untuk perbaikan dalam gaya mengajar. Perbaikan dalam gaya mengajar merupakan salah satu langkah penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Gaya mengajar dapat diartikan sebagai sesuatu yang dilakukan guru terhadap siswa sebagai peristiwa pembelajaran yang dapat dikerjakan secara baik atau jelek. Secara umum, seorang guru dapat merefleksikan gaya mengajarnya dalam dua formulasi, yaitu apakah gaya mengajarnya masuk kategori tradisional ataukah masuk kategori progresif. Menurut Marsigit, dalam gaya mengajar tradisional, guru berposisi sebagai pemberi ilmu, siswa bersifat pasif, sosio emosional siswa tidak diperhatikan, dan kurang mendorong kreativitas siswa. Ciri dari gaya mengajar progresif adalah guru berposisi sebagai pembimbing, sementara siswa berada dalam posisi aktif. Implikasinya, kondisi sosio emosional siswa sangat diperhatikan, karena guru senantiasa berusaha mendorong kreativitas siswa. 10 Beberapa waktu terakhir, terdapat perkembangan yang cukup menggembirakan dalam inovasi gaya mengajar. Beberapa di antaranya: Contextual Teaching Learning (CTL) dan Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan (TANDUR). Kerangka TANDUR, dalam penilaian De Potter, menjamin siswa menjadi tertarik dan mencapai sukses. 11 Gaya mengajar memang berkaitan dengan banyak aspek. Tidak ada gaya mengajar yang paling baik. Setiap gaya mengajar memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Barangkali, cara terbaik adalah dengan melakukan kombinasi. Kombinasi pembelajaran klasikal, kelompok kecil dan individual, sebagaimana dikatakan Usman, memberikan peluang yang lebih besar bagi tercapainya peningkatan efektivitas pembelajaran. 12 Mengajar akan lebih berkualitas manakala guru mampu memanfaatkan media secara tepat. Alat peraga atau media merupakan sumber belajar yang harus dikembangkan oleh guru dalam proses 10 Marsigit, Pembenahan Gaya Mengajar (Teaching Styles), (T.tp: Cakrawala Pendidikan, 1996), p Bobbi De Potter dan Mike Hernachi, Quantum Learning, (Bandung: Kaifa, 2000), p Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 1996), p. 103.

9 Jani: Penelitian Tindakan Kelas dan Manfaatnya untuk Peningkatan 863 pembelajaran. Hal ini penting dilakukan agar belajar mengajar dapat mencapai hasil secara lebih maksimal. Pada umumnya, media digunakan sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada peserta didik dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, kongkrit serta mudah dipahami. 13 Beberapa ahli dalam memberikan atau merumuskan kegunaan media pendidikan berbeda-beda namun pada intinya sebenarnya sama, yaitu untuk mempertinggi daya serap dan potensi peserta didik terhadap materi pembelajaran dan dapat membuat pelajaran menarik. 14 Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruhpengaruh psikologis terhadap peserta didik. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesandan isi pelajaran pada saat itu, selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa atau peserta didik meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan mendapatkan informasi. Media pembelajaran paling besar pengaruhnya bagi indera dan lebih dapat menjamin pemahaman. Orang yang mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya dan lamanya bertahan apa yang dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat atau melihat dan mendengarnya. 15 Dengan demikian, media pembelajaran sangat penting artinya karena media pembelajaran membawa dan membangkitkan rasa senang dan gembira bagi murid-murid dan memperbaharui semangat mereka. Selain itu, media pembelajaran juga membantu memantapkan pengetahuan pada benak para peserta didik serta menghidupkan pelajaran. 16 Secara umum kegunaan media pendidikan dapat disampaikan sebagai berikut: pertama, memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu 13 Asnawir dan M.Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), p Adjai Robinson, Azas-azas Praktek Mengajar, (Jakarta: Bharata Niaga Media, 1988), p Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), p Ibid., p. 17.

10 864 Jani: Penelitian Tindakan Kelas dan Manfaatnya untuk Peningkatan bersifat verbalistik (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka). Banyak kata-kata atau kalimat yang apabila hanya ditulis atau diucapkan saja menimbulkan banyak persepsi bagi pendengar atau pembacanya. Oleh karenanya, agar suatu pesan baik yang berupa informasi, ide-ide, pengetahuan, gagasan-gagasan, ketrampilan dan lain sebagainya dapat diterima dengan baik dan lebih kongkrit dan tidak menimbulkan salah persepsi yang macam-macam dalam proses pembelajaran akan lebih baik digunakan alat bantu untuk mempertegas penyajian pesan tersebut. Kedua, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya: (1) obyek yang terlalu besar, dapat digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film atau model; (2) obyek yang kecil, dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film atau gambar; (3) gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau highspeed photography; (4) kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu, bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, VCD, film bingkai, foto maupun secara verbal; (5) obyek yang terlalu kompleks (misalnya mesinmesin) dapat disajikan dengan model, diagram dan lain-lain; (6) konsep yang terlalu luas (gunung merapi, gempa bumi, iklim dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar dan lain-lain. Ketiga, dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif peserta didik. Dalam hal ini, media pendidikan berguna untuk menimbulkan kegairahan belajar, memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan lingkungan dan kenyataan, dan memungkinkan anak didik belajar sendiri sendiri menurut kemampuan dan minatnya. Keempat, dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda-beda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap peserta didik, maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang lingkungan guru dengan peserta didik/siswa juga berbeda, masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuanya dalam memberikan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan pesepsi yang sama. 17 D. Penutup Tantangan yang dihadapi oleh dunia pendidikan Indonesia semakin berat. Secara umum, kualitas pendidikan Indonesia semakin tertinggal 17 Sadiman, Arief S., dkk, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: CV. Rajawali, 1990), p. 17.

11 Jani: Penelitian Tindakan Kelas dan Manfaatnya untuk Peningkatan 865 dibandingkan dengan negara-negara lain. Jika tidak dilakukan usaha secara sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, kondisi pendidikan Indonesia akan semakin terpuruk dalam iklim kompetisi global. Salah satu langkah penting untuk peningkatan kualitas pendidikan Indonesia adalah dengan meningkatkan kualitas guru karena menjadi tokoh kunci bagi perbaikan kualitas pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu cara bagi guru untuk terus menerus meningkatkan kualitas diri dan pelaksanaan tugasnya. Usaha terus menerus dalam meningkatkan kualitas lewat PTK diharapkan akan membawa dampak positif bagi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Daftar Pustaka Ali, Muhammad, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Cet. 12, Bandung: Sinar Baru Algensindo, Arikunto, Suharsimi, et.al., Penelitian Tindakan Kelas, Cet. 3, Jakarta: Bumi Aksara, Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Press, Marsigit, Pembenahan Gaya Mengajar (Teaching Styles), T.tp.: Cakrawala Pendidikan, Nasution, S., Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bina Aksara, Potter, Bobbi De, dan Mike Hernachi, Quantum Learning, Bandung: Kaifa, Robinson, Adjai, Azas-azas Praktek Mengajar, Jakarta: Bharata Niaga Media, Sadiman, Arief S., dkk, Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, Jakarta: CV. Rajawali, Usman, Moch. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Jakarta: Remaja Rosdakarya, 1996.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana kita ketahui bahwa Matematika merupakan suatu ilmu yang mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana kita ketahui bahwa Matematika merupakan suatu ilmu yang mampu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Matematika Sebagaimana kita ketahui bahwa Matematika merupakan suatu ilmu yang mampu mengembangkan proses berfikir anak dimulai dari usia dini, usia pendidikan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO

IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO Andi Kristanto, S.Pd., M.Pd Dosen Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu pendidikan, Universitas Negeri Surabaya andi.unesa@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1) WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 24 Nopember sampai 3 Desember tahun 2009 Penentuan waktu penelitian mengacu pada

Lebih terperinci

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Pengertian, Prinsip, dan Karakteristik PTK) Oleh: Dwi Rahdiyanta *)

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Pengertian, Prinsip, dan Karakteristik PTK) Oleh: Dwi Rahdiyanta *) PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Pengertian, Prinsip, dan Karakteristik PTK) Oleh: Dwi Rahdiyanta A. Pendahuluan Berdasarkan Keputusan Menteri Negera Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang Jabatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun penjelasan PTK adalah sebagai berikut : 1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut juga Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MAN 1 Blora yang beralamat di jalan Gatot Subruto Km.04 Telp. (0296) 533453 Blora, Jawa Tengah. Dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Suyanto (1997) penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan 40 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau diperbaiki melalui serentetan reaksi dan situasi yang terjadi. Belajar melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. atau diperbaiki melalui serentetan reaksi dan situasi yang terjadi. Belajar melibatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Penegasan Judul Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentetan reaksi dan situasi yang terjadi. Belajar

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANDUAN WAWANCARA MELALUI MEDIA REKAMAN TAYANGAN BERITA. Nur Kholik Mahasiswa Magiter Pendidikan Bahasa Indonesia

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANDUAN WAWANCARA MELALUI MEDIA REKAMAN TAYANGAN BERITA. Nur Kholik Mahasiswa Magiter Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANDUAN WAWANCARA MELALUI MEDIA REKAMAN TAYANGAN BERITA Nur Kholik Mahasiswa Magiter Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus secara kolaboratif dan

BAB III METODE PENELITIAN. dan merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus secara kolaboratif dan 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 METODE PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati, dan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). PTK sangat cocok digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27 39 BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilaksanakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Oktober sampai 02 November 2009 di MTs Safinatul Huda Kemujan Karimunjawa pada saat pembelajaran

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI LUAS JAJAR GENJANG DAN SEGITIGA DENGAN METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 SEDAYU JUMANTONO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Rissa Prima Kurniawati IKIP PGRI MADIUN rissaprimakurniawati14@gmail.com ABSTRAK Guru dalam mengajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V MI Wahid Hasyim Desa Kedung Malang Wonotunggal Batang Tahun Pelajaran 2009-2010 dengan jumlah 38 peserta didik, terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan Nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal tersebut dikarenakan bahwa pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 06 November sampai 28 November 2009. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS 35 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Kompetensi profesional guru dalam penguasaan materi pembelajaran. untuk meningkatkan minat belajar Al-Qur an Hadits siswa di MTs

BAB V PEMBAHASAN. A. Kompetensi profesional guru dalam penguasaan materi pembelajaran. untuk meningkatkan minat belajar Al-Qur an Hadits siswa di MTs BAB V PEMBAHASAN A. Kompetensi profesional guru dalam penguasaan materi pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar Al-Qur an Hadits siswa di MTs Sultan Agung Jabalsari Tulungagung. Sebagai upaya untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2011: 46) PTK adalah suatu

Lebih terperinci

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA SISWA KELAS XI IPS 2 MAN MOJOKERTO KABUPATEN MOJOKERTO Syifa ur Rokhmah Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam menghadapi perkembangan zaman dengan berbagai perubahan dan persaingan mutu, maka diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam menghadapi setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita setiap bangsa di dunia. Salah satu faktor pendukung utama bagi kemajuan suatu negara adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Menurut Arief Furchan (2007:39), metode penelitian merupakan strategi

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Menurut Arief Furchan (2007:39), metode penelitian merupakan strategi 42 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Menurut Arief Furchan (2007:39), metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. siswa Sekolah Menengah Pertama sudah sesuai dengan apa yang diharapkan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. siswa Sekolah Menengah Pertama sudah sesuai dengan apa yang diharapkan, 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan masalah penelitian, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Untuk mengetahui apakah kemampuan gerak dasar siswa

Lebih terperinci

MEKAR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PADA ANAK TUNAGRAHITA. Oleh: Tawar SLB-C YPAALB Prambanan ABSTRACT

MEKAR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PADA ANAK TUNAGRAHITA. Oleh: Tawar SLB-C YPAALB Prambanan ABSTRACT MEKAR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PADA ANAK TUNAGRAHITA Oleh: Tawar SLB-C YPAALB Prambanan ABSTRACT The purpose of this research is to describe about the improve of

Lebih terperinci

Jarianto SMP Negeri 01 Ranuyoso No. Telp.(0334)

Jarianto SMP Negeri 01 Ranuyoso No. Telp.(0334) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SAVI PADA PESERTA DIDIK KELAS IX B SMP NEGERI 1 RANUYOSO LUMAJANG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Jarianto SMP Negeri 01

Lebih terperinci

1 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 2.

1 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 2. 70 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan tindakan kelas. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research),

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS Ani Rosidah, M.Pd anirosidah.cjr@gmail.com Universitas Majalengka (UNMA) ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research) merupakan suatu

Lebih terperinci

Penelitian penting bagi upaya perbaikan pembelajaran dan pengembangan ilmu. Guru bertanggung jawab dalam mengembangkan keterampilan pembelajaran.

Penelitian penting bagi upaya perbaikan pembelajaran dan pengembangan ilmu. Guru bertanggung jawab dalam mengembangkan keterampilan pembelajaran. Penelitian penting bagi upaya perbaikan pembelajaran dan pengembangan ilmu. Guru bertanggung jawab dalam mengembangkan keterampilan pembelajaran. Penelitian pada umumnya dilakukan oleh pakar pendidikan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research, 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri di mana guru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Menurut Kunandar dalam bukunya Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru menjelaskan PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan

Lebih terperinci

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan oleh peneliti secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan baik dalam ekonomi, sosial,

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE KARYAWISATA PADA ANAK TUNAGRAHITA

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE KARYAWISATA PADA ANAK TUNAGRAHITA UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE KARYAWISATA PADA ANAK TUNAGRAHITA Tawar SLB-C YPAALB Prambanan Klaten towardtaw@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan

Lebih terperinci

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro MENIGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI PADA SISWA KELAS VI SDN TLOGOHAJI I SUMBERREJO BOJONEGORO Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA CD. Ustadiyatun Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA CD. Ustadiyatun Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA CD Ustadiyatun Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta Abstract This study aims to improve motivation and learning

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. melakukan penelitian pembelajaran di kelas dalam rangka perbaikan mutu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. melakukan penelitian pembelajaran di kelas dalam rangka perbaikan mutu BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek dan Data Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandung tepatnya jalan Geger Arum No 11 A Bandung. 2. Subjek Pemelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Finisica Dwijayati Patrikha Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

Keywords: Class Action Research, Audio Visual Video Media, Learning Outcome

Keywords: Class Action Research, Audio Visual Video Media, Learning Outcome PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL VIDEO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X-2 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2015/2016 Dina Ema Mayasari, AY Djoko Darmono, Siti

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris

Lebih terperinci

Taviv Listin Kariani 15

Taviv Listin Kariani 15 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BENDA LANGIT DAN PERISTIWA ALAM DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS I SDN AMPEL 04 WULUHAN JEMBER Taviv Listin Kariani 15 Abstrak. Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat melakukan perbaikan pembelajaran, oleh karena itu metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action Research

Lebih terperinci

PENINGKATAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU KATA BERGAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH NARAS PARIAMAN

PENINGKATAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU KATA BERGAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH NARAS PARIAMAN PENINGKATAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU KATA BERGAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH NARAS PARIAMAN WIWIT SYOFIANI Abstrak Perkembangan kemampuan membaca awal anak masih sangat rendah. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi sekarang ini telah memberikan dampak positif dalam semua aspek kehidupan manusia termasuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 5-26 Januari di kelas VII MTs Tsamrotul Huda Jepara Tahun Ajaran 2009/2010.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan implementasi di lapangan, pembelajaran seni budaya khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan implementasi di lapangan, pembelajaran seni budaya khususnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kenyataan implementasi di lapangan, pembelajaran seni budaya khususnya seni tari terkadang tidak sesuai dengan harapan. Pembelajaran seni tari di sekolah mengalami

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, 44 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan,

Lebih terperinci

JEMBER TAHUN PELAJARAN

JEMBER TAHUN PELAJARAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MATERI MENGIDENTIFIKASIKAN CIRI- CIRI NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU BAGI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Sukardi dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Sukardi dalam 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Berdasarkan kajian dari permasalahan penelitian, penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Sukardi dalam buku Metodologi

Lebih terperinci

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri PENINGKATAN EFEKTIFITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA INDIKATOR KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN NGLETIH KABUPATEN KEDIRI YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menguasai pengetahuan (knowledges), keterampilan (skills),

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menguasai pengetahuan (knowledges), keterampilan (skills), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial untuk tingkat sekolah sangat erat kaitannya dengan bidang disiplin ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu, Ilmu Pengetahuan Sosial atau

Lebih terperinci

Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 2 (2), 8-13 (2016)

Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 2 (2), 8-13 (2016) ISSN: 2502-2318 (Online) ISSN: 2443-2911 (Print) Alamat URL http://omega.uhamka.ac.id/ ω o m e g a Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 2 (2), 8-13 (2016) Upaya Peningkatan Hasil Belajar Fisika dengan

Lebih terperinci

BAB I A. Latar Belakang Masalah

BAB I A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di tengah kemelut dunia pendidikan Indonesia yang tak kunjung selesai, kahdiaran tekhnologi informasi menjadi salah satu titik cerah yang diharapkan mampu memberi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan oleh penulis di kelas XII-A SMK 45 Lembang, baik wawancara dengan guru maupun siswa, diketahui bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Secara sederhana action research dapat diartikan sebagai kegiatan penelitian

Lebih terperinci

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar   1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Question Student Have (QSH) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran pada Siswa Kelas IV Aminudin 1 1 SDN Sukorejo 01, Kota Blitar Email:

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL BAKORUSIRU SISWA KELAS X-TKR3 SMK NEGERI 1 SEMARANG. Sri Muntamah Amri

PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL BAKORUSIRU SISWA KELAS X-TKR3 SMK NEGERI 1 SEMARANG. Sri Muntamah Amri PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL BAKORUSIRU SISWA KELAS X-TKR3 SMK NEGERI 1 SEMARANG Sri Muntamah Amri SMK Negeri 1 Semarang Email : muntamah_amri@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyimak adalah satu di antara empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah suatu proses yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hlm.5

BAB I PENDAHULUAN. Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hlm.5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berusaha mengembangkan potensi individu agar mampu berdiri sendiri. Untuk itu individu perlu diberi berbagai kemampuan dalam pengembangan berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA MA Manbaul Ulum Karangawen Demak Tahun Pelajaran 2009-2010 dengan jumlah 38 peserta didik, terdiri dari 12 laki-laki

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING Pedagogy Volume 2 Nomor 1 ISSN 252-382 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING Irfawandi Samad 1 Progam Studi Pendidikan Matematika 1, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu materi keilmuan dari pendidik kepada terdidik. Proses membelajarkan ini

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu materi keilmuan dari pendidik kepada terdidik. Proses membelajarkan ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan bimbingan, arahan dan pemberian pengalaman dalam suatu materi keilmuan dari pendidik kepada terdidik. Proses membelajarkan ini berada

Lebih terperinci

Jurnal Thalaba Pendidikan Indonesia Vol. 1, No. 2, September 2017, 13-18

Jurnal Thalaba Pendidikan Indonesia Vol. 1, No. 2, September 2017, 13-18 Jurnal Thalaba Pendidikan Indonesia Vol. 1, No. 2, September 2017, 13-18 PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA 72 Samsul Hadi, S.Ag samsul_hadi@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas sangat tepat diterapkan dalam penelitian ini,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan PTK yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan sumbangan nyata bagi peningkatan profesionalisme guru, menyiapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di SD Negeri Sukarame yang beralamat di Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Bentuk Penelitian 1. Metode Penelitian Metode adalah cara sistematis yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan) 1. meningkatkan kemampuannya setinggi mungkin dalam setiap

BAB II KAJIAN TEORI. tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan) 1. meningkatkan kemampuannya setinggi mungkin dalam setiap BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Motivasi Motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika adalah ilmu pengetahuan yang paling mendasar karena berhubungan dengan perilaku dan struktur benda. Tujuan utama sains termasuk fisika umumnya dianggap

Lebih terperinci

Oleh: SULFADLI.T Mahasiswa Jurusan PPKn Universitas Negeri Makassar MUSTARI Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar

Oleh: SULFADLI.T Mahasiswa Jurusan PPKn Universitas Negeri Makassar MUSTARI Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI TOMPOBULU KABUPATEN BANTAENG Oleh: SULFADLI.T Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. e) Indikator Keberhasilan, f) Tahap-tahap Penelitian. ini, karena penelitian diadakan dalam kelas dan lebih difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN. e) Indikator Keberhasilan, f) Tahap-tahap Penelitian. ini, karena penelitian diadakan dalam kelas dan lebih difokuskan pada BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas: a) Jenis Penelitian, b) Lokasi dan Subyek Penelitian, c) Teknik Pengumpulan Data, d) Teknik Analisis Data, e) Indikator Keberhasilan, f) Tahap-tahap

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian tindakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian tindakan BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian tindakan

Lebih terperinci

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar PENERAPAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) DENGAN MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 GUNUNG PUTRI SITUBONDO Oleh Ria Dwi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat suatu masalah dalam pembelajaran sejarah di sekolah saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat suatu masalah dalam pembelajaran sejarah di sekolah saat ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terdapat suatu masalah dalam pembelajaran sejarah di sekolah saat ini. Pembelajaran Sejarah dipandang sebagai proses mengingat fakta-fakta masa lalu dan berorientasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis yaitu Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 6. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan gurulah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini diartikan dengan Classroom Action Research yang merupakan

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini diartikan dengan Classroom Action Research yang merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dikenalkan oleh Kurt Lewin, ahli psikologi sosial asal Amerika pada tahun 1946.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dalam bahasa Inggris, PTK disebut Classroom Action Research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar, terencana untuk mewujudkan proses belajar dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan karekteristik peserta didik. Dalam proses pendidikan,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi sebagaian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi sebagaian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN POHON JARINGAN (NETWORK TREE) TENTANG SUMBER DAYA ALAM GUNA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 DELINGAN KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Pers, 2002, hlm Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media pembelajaran, Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Pers, 2002, hlm Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media pembelajaran, Jakarta : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat urgen untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa. Pendidikan juga menjadi tolok ukur kemajuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal ini dilaksanakan dengan mempertimbangkan beberapa alasan diantaranya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. inggris disebut Clasroom Action Research (CAR).Penelitian ini terdiri dari empat

BAB III METODE PENELITIAN. inggris disebut Clasroom Action Research (CAR).Penelitian ini terdiri dari empat 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa inggris disebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas Classroom Action Research (CAR) atau sering disebut dengan PTK. PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Subyek, dan Objek Penelitian Berikut dipaparkan mengenai lokasi, ruang lingkup, dan subjek pada penelitian tindakan kelas ini. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR), BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),

Lebih terperinci