MUSIK DAN REALITAS SOSIAL (Analisis Semiotika Dalam Lagu Iwan Fals Surat Buat Wakil Rakyat ) FAHMI ( )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MUSIK DAN REALITAS SOSIAL (Analisis Semiotika Dalam Lagu Iwan Fals Surat Buat Wakil Rakyat ) FAHMI ( )"

Transkripsi

1 MUSIK DAN REALITAS SOSIAL (Analisis Semiotika Dalam Lagu Iwan Fals Surat Buat Wakil Rakyat ) FAHMI ( ) ABSTRAK Penelitian ini berjudul Musik dan Realitas Sosial (Analisis Semiotika dalam Lagu Iwan Fals Surat Buat Wakil Rakyat ). Penelitian ini bertujuan untuk melihat pesan apa yang coba disampaikan oleh Iwan Fals tentang para wakil rakyat kepada para pendengar. Metode yang digunakan adalah semiotika Roland Barthes yang mengupas makna di balik tanda setiap lirik dalam lagu tersebut, dengan menggunakan analisis pendekatan semiotik berdasarkan konsep signifikasi dua tahap Roland Barthes. Yang menjadi objek penelitiannya adalah lagu Iwan Fals yang berjudul Surat Buat Wakil Rakyat yang sangat meledak di pasaran ketika pemilu pada tahun 1987 yang mengisahkan wakil rakyat yang suka tidur pada waktu sidang dianggap menghina pejabat negara. Lagu ini bahkan sempat dicekal tidak boleh ditayangkan di televisi karena dianggap mengganggu stabilitas politik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pesan pesan yang coba disampaikan oleh Iwan Fals tentang wakil rakyat yang sudah tidak menjalankan tugasnya dengan baik dan benar. Tidak melihat keadaan rakyatnya yang tidak sejahtera dan seharusnya diperjuangkan dalam sidang, bukan hanya duduk tenang dan ada juga yang tidur. Untuk itu kita sebagai rakyat seharusnya dapat memilih wakil rakyat dengan baik dengan berbagai pertimbangan yang dapat mensejahterakan kehidupan semua masyarakat. Kata kunci : Semiotika, Lirik, Pesan, Realitas Sosial. PENDAHULUAN Konteks Masalah Dalam kehidupan sehari hari, manusia tidak akan bisa lepas dari peran komunikasi. Menurut Stewart L Tubbs dan Sylvia Moss (Mulyana, 2004: 69) komunikasi merupakan proses pembentukan makna di antara dua orang atau lebih. Komunikasi digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pesan, baik yang bersifat verbal ataupun non verbal. Dalam model komunikasi Laswell disebutkan, komunikasi dapat berlangsung jika unsur-unsurnya terpenuhi, komunikator, pesan (lisan atau tulisan), media, komunikan dan efek (Sumartono, 2004: 4). Lagu memiliki berbagai makna dan arti, salah satunya adalah proses kegiatan berkomunikasi, penyampaian jujur suatu rasa atau ide, pikiran (komunikator) dalam hal ini pencipta lagu kepada khalayak pendengar. Konsep pesan dalam sebuah lagu biasanya bermacam-macam, ada yang berupa ungkapan sedih, rasa bahagia, rasa kecewa, rasa kagum terhadap sesuatu hal atau orang, serta banyak juga yang merupakan penyampaian dorongan semangat atau motivasi. Lagu juga dapat dikatakan sebagai sebuah proses komunikasi yang mewakili seni karena terdapat informasi dan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan bahasa verbal. Selain itu 1

2 lagu adalah sajak dan puisi yang didalamnya terkandung aturan bahasa, makna kiasan dan simbol-simbol. Pada lagu, musik terkait pada bahasa. Artinya terkait pada bahasa karena isi dan bentuk dan teristimewa oleh hubungan bunyi dan kata kata. Apa yang menarik komponis pada sebuah sajak sama dengan apa yang di jumpai seseorang penyanyi dan seorang pembaca yang musikal dalam sajak itu : yakni musikalitas dari sajak (Soekarno, 2006; 176). Selain intrumen atau alat musik yang dimainkan dan vokal dari penyanyi, kekuatan lirik lagu adalah unsur yang penting bagi keberhasilan bermusik. Sebab lewat lirik lagu, pencipta berusaha menyampaikan apa yang ingin diungkapkannya. Pesan yang disampaikan oleh seorang pencipta lagu tentunya tidak berasal dari luar diri pencipta lagu tersebut, dalam artian bahwa pesan tersebut bersumber pada pola pikirnya serta kerangka acuan (frame of reference) dan pengalaman (field of experience) sebagai hasil interaksinya dengan lingkungan sosial disekitarnya. Lirik lagu yang beragam dapat mencerminkan sebuah kritikan sosial, selalu mendulang sukses. Pada lagu Surat Buat Wakil Rakyat yang di polulerkan oleh Iwan Fals contohnya. KAJIAN PUSTAKA Semiotika Roland Barthes Fokus perhatian Barthes tertuju kepada gagasan tentang signifikasi dua tahap (two order of significations). Roland Barthes mencoba memilah-milah penanda-penanda pada wacana naratif kedalam serangkaian fragmen ringkas beruntun yang disebutnya sebagai leksia-leksia (lexias). Sepotong bagian teks yang apabila diisolasikan akan berdampak atau memiliki fungsi yang khas bila dibandingkan dengan teks lain disekitarnya. Sebuah leksia bisa berupa apa saja, berupa satu-dua patah kata, kelompok kata, beberapa kalimat, bahkan sebuah paragraf (Budiman, 2003:53). Dalam setiap eseinya, Barthes membahas fenomena yang sering luput dari perhatian. Dia menghabiskan waktu untuk menguraikan dan menunjukkan bahwa konotasi yang terkandung dalam mitologi-mitologi biasanya merupakan hasil konstruksi yang cermat. 1. Penanda dan Petanda Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifier) dengan sebuah ide atau petanda (signified). Menurut Bertens, penanda adalah bunyi yang bermakna atau coretan yang bermakna. Jadi, penanda adalah aspek material dari bahasa: apa yang dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis atau dibaca. Sedangkan petanda adalah gambaran mental, pikiran, atau konsep. Singkat kata, petanda merupakan aspek mental dari bahasa (Sobur, 2004: 46). 2. Denotasi dan Konotasi Denotasi adalah hubungan yang digunakan di dalam tingkat pertama pada sebuah kata yang secara bebas memgang peranan penting di dalam ujaran. Denotasi bersifat langsung, dapat dikatakan sebagai makna khusus yang terdapat dalam sebuah tanda, sehingga sering disebut sebagai gambaran sebuah petanda. Sedangkan menurut Kridalaksana, denotasi adalah makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas penunjukkan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas konvensi tertentu; sifatnya objektif (Sobur, 2004: 263). 2

3 3. Paradigmatik dan Sintagmatik Paradigmatik (paradigms) merupakan sebuah istilah teknis untuk menggambarkan bahwa sebuah tanda itu bermakna dalam hubungannya dengan tanda lainnya (Danesi, 2010:46). Ia terdiri dari satu perangkat tanda (contoh: perbendaharaan kata), dan hanya satu unit dari perangkat itu yang dapat dipilih untuk memaknai sebuah tanda. Contoh dari penerapan paradigmatik adalah dalam satu sistem fashion. Di atas kepala seseorang tidak mungkin, atau jarang sekali, orang mengenakan topi sekaligus helm dan caping. Pemilihan penggunaan topi atau caping adalah satu pilihan paradigmatik. 4. Mitos Mitos dapat didefinisikan sebagai narasi yang di dalamnya karakterkarakternya adalah para dewa, pahlawan, dan makhluk-makhluk mitis, dengan plotnya adalah tentang asal-usul segala sesuatu atau tentang peristiwa metafisis yang berlangsung di dalam kehidupan manusia, dan di sini setting yang diambil adalah penggabungan dunia metafisis dengan dunia nyata (Danesi, 2010: 56). Pada umumnya mitos adalah suatu sikap lari dari kenyataan dan mencari perlindungan dalam dunia khayal. Sedangkan menurut Barthes, mitos merupakan cara berpikir kebudayaan tentang suatu, sebuah cara mengkonseptualisasikan atau memahami sebuah hal (Sobur, 2004: 224). METODE PENELITIAN Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk penelitian kualitatif dan pendekatan interpretatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang datanya dinyatakan dalam bentuk verbal, dan dianalisis tanpa menggunakan teknik statistik (Sangadji, 2010: 26). Metode penelitian kualitatif ini diartikan sebagai rangkaian kegiatan atau proses menjaring informasi, dari kondisi sewajarnya dalam kehidupan suatu obyek, dihubungkan dengan pemecahan suatu masalah, baik dari sudut pandangan teoritis maupun praktis (Nawawi, 1995: 209). Dalam penelitian kualitatif ada dua hal yang ingin dicapai, yaitu: (1) menganalisis proses berlangsungnya suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap proses tersebut, dan (2) menganalisis makna yang ada di balik informasi, data dan proses suatu fenomena sosial itu. Berdasarkan tujuan kedua, peneliti menggunakan analisis semiotik yang sifatnya memaparkan situasi/peristiwa dengan melukiskan variabel satu demi satu (Rahmat, 2004: 25). Penelitian dengan menggunakan analisis semiotika merupakan teknik penelitian bagi kajian komunikasi yang cenderung lebih banyak mengarah pada sumber maupun penerimaan pesan. Dikategorikan ke dalam penelitian interpretatif dan subjektif karena sangat mengandalkan kemampuan peneliti dalam menafsirkan teks ataupun tanda yang dikaitkan dengan nilai-nilai ideologi, budaya, moral dan spiritual. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba untuk membongkar makna dari lirik lagu Surat Buat Wakil Rakyat yang dipopulerkan oleh Iwan Fals. 3

4 Objek Penelitian Objek yang diteliti di penelitian ini adalah lirik lagu Surat Buat Wakil Rakyat. Beberapa bulan belakangan, isu publik figur yang terjun ke ranah politik semakin menyeruak hingga menjadi santapan hangat di berbagai media televisi, cetak dan online. Dari mulai sosok musisi legendaris yang ingin menjadi calon Presiden, hingga artis senior yang dipasangkan sebagai calon Wakil Gubernur. Di tengah hingar bingar publik figur yang berpacu ingin meraih jabatan tertentu, peneliti jadi teringat dengan sosok legendaris yang sudah berkarya sejak dekade 1970-an, Iwan Fals. Pria kelahiran 3 September 1961 ini seakan tidak terpengaruh untuk terjun ke dunia politik, meski beberapa musisi seangkatannya banyak yang sudah menjadi elit beberapa partai politik. Mungkin karena sering mendapat tekanan saat manggung di era 1980-an hingga awal 1990-an, membuat penyanyi kharismatik ini mempunyai stigma negatif dengan yang namanya politik. Padahal, saat Pemilu 2004 lalu, ada beberapa calon Presiden yang pernah menawarinya untuk duduk sebagai Menteri. Namun, godaan itu tetap membuatnya tidak bergeming. Hingga kini, musisi bernama asli Virgiawan Listanto tersebut, tetap asyik dengan dunianya sebagai seniman di bidang musik. Kendati impian menjadikan Iwan Fals menjadi Presiden hampir mustahil, karena hingga kini belum adanya undang-undang untuk calon Presiden dari perorangan berbeda dengan calon Gubernur membuat impian saya tinggal menjadi impian belaka. Sebab, peneliti yakin pelantun hit Bongkar dan Bento ini sangat cocok bila suatu hari menjabat sebagai seorang pemimpin. Pasalnya, meski belum ada satupun partai yang mengusungnya, namun pria yang pernah dijadikan cover majalah bergengsi, Time Asia, merupakan musisi dengan penggemar terbanyak di Indonesia. Tidak kurang dari puluhan juta Oi (Orang Indonesia) -julukan untuk penggemarnya- yang tentu akan mendukungnya untuk menduduki kursi nomor satu di Indonesia. Apalagi, jika menilik lagu-lagu yang dinyanyikan beliau, sangat cocok diterapkan dalam pemerintahan. Bagi rakyat Indonesia, hampir seluruhnya mengenal lirik dari album berjudul Surat Buat Wakil Rakyat ini. Lagu yang dirilis tahun 1987 itu, menjadi salah satu tembang wajib yang dibawakan Iwan Fals di setiap konsernya. Sebenarnya, lagu ini sangat sederhana dibanding beberapa lagu lainnya di album yang meledak jelang Pemilu ke- 4 di masa Orde Baru. Namun, di balik kesederhanaan lagu ini, terdapat lirik yang sangat dalam, bahkan sangat menyayat bagi yang mendengarnya. Terutama di bait terakhir yang mencerminkan bobroknya wakil rakyat kita yang tidak berubah sejak 27 tahun lalu hingga kini ( Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah music dan realitas sosial dalam lagu Iwan Fals Surat Buat Wakil Rakyat. 4

5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada lagu Surat Untuk Wakil Rakyat yang juga merupakan lagu lagu yang dikenal luas oleh masyarakat merupakan kritik dan sindiran terhadap lembaga (kelompok) pemimpin politik di Indonesia, yaitu anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai lembaga legislatif. Lirik di dalam lagu ini adalah untuk menyadarkan para wakil rakyat yang selama ini tidak menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan fungsi dan tujuan yang sebenarnya. Kalimat pada bait pertama adalah: Untukmu yang duduk sambil diskusi, untukmu yang biasa bersafari, di sana di gedung DPR, penggalan lirik pada bait tersebut adalah untuk wakil rakyat yang duduk di gedung DPR yang berdiskusi dan bersafari. Lalu dilanjutkan dengan wakil rakyat kumpulan orang hebat, bukan kumpulan teman teman dekat, apalagi sanak famili yang berarti wakil rakyat itu merupakan orang hebat yang terpilih melalui proses pemilihan rakyat, bukan merupakan dari kumpulan orang orang dekat apalagi kerabat atau keluarga. Di dalam bait pertama ini dapat diartikan dari keseluruhannya adalah wakil rakyat itu dapat terpilih melalui proses pemilihan yang dilakukan oleh rakyat karena rakyat melihat bahwa wakil rakyat yang dipilihnya itu adalah orang hebat yang mempunyai tanggung jawab dan tugas untuk rakyat, bukan hanya untuk duduk di dalam gedung dan berkumpul dengan teman teman dekatnya atau keluarga dan kerabatnya. Wakil rakyat yang dipilih oleh rakyat adalah wakil rakyat yang mengumbar janji janji sebelum pemilihan berlangsung, karena para rakyat berharap dan menggantungkan kehidupannya kepada para wakil rakyat karena yang dapat mengubah banyak hal adalah para wakil rakyat yang ada di gedung DPR. Pada bait kedua: Di hatimu dan lidahmu kami berharap, suara kami tolong dengar lalu sampaikan, penggalan lirik pada bait tersebut adalah untuk para wakil rakyat yang diharapkan oleh rakyat menyampaikan aspirasi atau suaranya, agar apa yang diharapkan oleh para rakyat dapat tersalurkan dan menjadi kenyataan untuk kesejahteraan hidup mereka. Di dalam bait kedua ada kalimat Jangan ragu jangan takut karang menghadang, yang berarti wakil rakyat jangan pernah ragu dan takut dengan apa yang disampaikan tentang rakyatnya, para wakil rakyat harus memperjuangkan pendapatnya untuk tujuan kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya. Dilanjutkan dengan lirik Bicaralah yang lantang jangan hanya diam, yang berarti bicara yang kuat dan tegas / lantang, jangan hanya diam untuk menyampaikan aspirasi / suara rakyat, karena apabila tidak dengan cara begitu, maka suara wakil rakyat tersebut belum tentu dapat didengar oleh pejabat pejabat lainnya. Dalam bait kedua ini dapat diartikan dari keseluruhannya adalah wakil rakyat seharusnya berbicara dengan kuat dan tegas tentang aspirasi / suara rakyatnya, jangan hanya diam, karena rakyat berharap tentang kesejahteraan mereka kepada wakil rakyat karena yang dapat mengubah banyak hal adalah para wakil rakyat. Bait ketiga: Di kantong safarimu kami titipkan, masa depan kami dan negeri ini, dari sabang sampai merauke, penggalan lirik pada bait tersebut adalah rakyat menitipkan masa depannya serta masa depan negaranya di kantong safari para wakil rakyat, dengan kata lain mereka menitipkan masa depan tersebut di tangan para wakil rakyat untuk membuat negara dan rakyatnya sejahtera, apa yang 5

6 dilakukan oleh wakil rakyat / apa yang menjadi kebijakan negara, itu yang menentukan kesejahteraan rakyat seluruh Indonesia. Bait ketiga ada kalimat Saudara dipilih bukan dilotre yang artinya para wakil rakyat itu dipilih oleh rakyat, bukan melalui undian, karena para wakil rakyat dipilih berdasarkan pemikiran rakyat melalui janji janji yang akan diberikan oleh para wakil rakyat terhadap rakyatnya setelah terpilih nanti. Lalu dilanjutkan dengan kalimat Meski kami tak kenal siapa saudara. Arti dari kalimat tersebut adalah meski rakyat tidak mengenal wakil rakyat yang akan dipilihnya, namun rakyat sudah memilih dan menetapkan siapa yang akan menjadi wakil nya di gedung DPR dan dapat menyampaikan aspirasi / suaranya. Dalam hal ini rakyat awalnya tidak mengenal para calon yang akan menjadi wakil rakyat, namun dengan adanya kampanye serta beberapa hal hal yang dijanjikan yang dapat menguntungkan rakyat, maka rakyat memilih mereka. Kalimat Kami tak sudi memilih para juara, juara diam juara he eh juara ha ha ha artinya adalah rakyat tidak mau memilih wakil rakyat yang hanya diam, hanya berkata ya / setuju dengan keputusan apapun yang belum tau dampaknya terhadap rakyat dan negaranya. Karena rakyat berharap para wakil rakyat yang terpilih dapat memperjuangkan nasib mereka. Di dalam sebuah lagu ada yang dinamakan reff dan di kebanyakan lagu, reff biasanya diulang hingga beberapa kali agar lebih mempertegas arti dari lagu tersebut. Pada bait keempat ini dan sekaligus menjadi reff : Wakil rakyat seharusnya merakyat, penggalan lirik pada bait tersebut adalah wakil rakyat seharusnya mengerti dan tahu bagaimana kehidupan rakyat yang sebenarnya. Bukan sibuk berlomba-lomba untuk hidup lebih mewah / kaya. Mengerti akan penderitaan yang dialami oleh rakyatnya. Pada bait ini juga, ada kalimat Jangan tidur waktu sidang soal rakyat yang artinya adalah rakyat berharap wakil rakyat itu jangan tidur di dalam rapat yang saat itu sedang membahas tentang rakyat. Jangan seolah olah tidak mendengar apa yang menjadi kebijakan yang disepakati dalam sidang. Akan dilanjutkan pada lirik selanjutnya yaitu Wakil rakyat bukan paduan suara, hanya tahu nyanyian lagu setuju yang artinya wakil rakyat itu adalah kumpulan orang hebat, bukan orang yang hanya mengikuti alur dan mengatakan setuju pada sebuah keputusan / ide yang belum tahu apa dampaknya kepada rakyat dan negaranya. Memperjuangkan aspirasi rakyat, sehingga rakyat dapat hidup lebih baik lagi. Peneliti mendapatkan arti dari makna lirik lagu yang diteliti secara keseluruhan yaitu : wakil rakyat seharusnya memulai untuk menjalankan tugasnya dengan sebaik baiknya sesuai dengan fungsi dan tujuan yang sebenarnya. Jangan tidur dalam rapat sidang tentang rakyat. Rakyat memilih wakil rakyat karena mereka percaya terhadap orang tersebut, karena dianggap orang tersebut adalah orang hebat, yang mampu menyampaikan suara dan aspirasinya kepada semuanya, agar kehidupan rakyat menjadi sejahtera dan lebih baik lagi. Wakil rakyat seharusnya memikirkan kehidupan rakyat, bukannya berlomba lomba untuk hidup lebih mewah/kaya. Wakil rakyat merupakan orang hebat yang seharusnya mempunyai banyak ide untuk mensejahterakan rakyatnya, wakil rakyat harus memperjuangkan suara rakyat, bukan hanya sekedar mengatakan kata ya atau setuju dengan kebijakan atau ide yang muncul ketika rapat diskusi. Wakil rakyat merupakan harapan dari rakyat untuk menyampaikan 6

7 suaranya dalam rapat diskusi di gedung DPR, jangan tidur dan jangan hanya diam ketika membahas tentang rakyat. Realitas sosial dalam lirik lagu surat buat wakil rakyat pada teks lagu tersebut menjelaskan tentang pesan komunikasi terhadap kasus-kasus korupsi, kolusi dan nepotisme di Indonesia. Secara umum, digambarkan mengenai kondisi sosial pada saat karya tersebut lahir dan terwakili sebagai realitas sosial di mata masyarakat. Selain itu, pada teks lagu Surat Buat Wakil Rakyat ini, seorang wakil rakyat menggambarkan image wakil rakyat. Realitas sosial dalam lirik lagu surat buat wakil rakyat pada discourse practise, didasarkan pada hasil kerja seorang wakil rakyat yang dinilai masyarakat kurang memasyarakat. Hal tersebut dikembangkan menjadi wacana di kalangan masyarakat. Sehingga, harapan dari masyarakat itu sendiri adalah dengan adanya pemberantasan KKN dan seimbangnya antara apa yang rakyat inginkan dan wakil rakyat sebagai jembatan penghubung yang dapat mendengar aspirasi rakyat. Sehingga, rakyat pun akan menilai hasil kerja dari wakil rakyat. Realitas sosial dalam lirik lagu Surat Buat Wakil Rakyat oleh Iwan Fals pada sociocultural practise yakni dengan adanya wawasan dan pengetahuan yang dimiliki tentunya mempunyai efek yang besar dalam proses untuk mencapai hal yang lebih baik. Rendah maupun kurangnya kerja keras seorang wakil rakyat di hadapan masyarakat terhadap pemerintah adalah merupakan sebuah resiko yang dapat oleh wakil rakyat. Dengan adanya lagu Surat Buat Wakil Rakyat, rakyat berharap tentang adanya perubahan yang lebih baik dan kinerja para wakil rakyat yang tentunya agar lebih baik. Peneliti tertarik pada lirik lagu tersebut karena pada lirik lagunya memiliki arti yang kuat dalam mengkritik para wakil rakyat yang sudah tidak melakukan pekerjaannya dengan baik. Lagu ini diciptakan untuk menyadarkan para wakil rakyat agar melihat atau mendengarkan suara/aspirasi rakyat. Di dalam liriknya Iwan Fals menyampaikan bahwa wakil rakyat itu dipilih oleh rakyat, bukan karena undian. Dan didalam gedung DPR seharusnya wakil rakyat itu memperjuangkan kemakmuran/suara rakyat, bukan hanya berkumpul dengan teman teman dekatnya apalagi kerabat/keluarganya. Lirik ini juga ditujukan kepada penguasa penguasa yang tidak memikirkan keadaan rakyat kecil. Mereka malah berlomba lomba untuk hidup mewah demi menjaga popularitas semata. Iwan Fals menegaskan di dalam liriknya wakil rakyat seharusnya merakyat, memberikan ide / gagasan untuk kemakmuran rakyat, bukan hanya diam dan hanya setuju dengan kebijakan yang belum tentu menjadi yang terbaik untuk rakyat. Mitos dalam lagu ini menceritakan tentang bagaimana fungsi dan tugas wakil rakyat itu sudah tidak berjalan dengan baik. Senandung kritik yang diungkapkan Iwan Fals nampaknya tak lekang oleh waktu, padahal sudah puluhan tahun berlalu sejak lagu tersebut dirilis pertama kali di media 80-an. Harapan rakyat terhadap wakil rakyat yang belum juga berubah seolah menegaskan minimnya perbaikan kinerja. Para wakil rakyat semakin jauh dari konstituennya sehingga semakin jauh pula dari harapan rakyat untuk memperjuangkan kepentingan mereka. Merakyat, menjadi satu kata penuh harapan kosong. Para wakil rakyat malah berebut tempat untuk naik ke puncak menara gading yang 7

8 memang lebih menjanjikan kemewahan dunia. Merakyat, menjadi satu kata yang jauh dari kata wakil rakyat, padahal tanpa pemahaman akan kondisi riil di tengah masyarakat, mustahil akan melahirkan kebijakan yang berpihak pada rakyat yang diwakilinya. Tanggapan masyarakat adalah kebiasaan yang sudah menjadi darah daging di pemerintahan, yang hanya bisa duduk dan diam ketika rakyat mengalami masalah. Pada penelitian ini, peneliti adalah sebagai masyarakat yang melihat makna dari lagu Surat Buat Wakil Rakyat. Peneliti melihat adanya suatu nilai nilai kebiasaan yang terjadi di pemerintahan. Dengan lagu Surat Buat Wakil Rakyat inilah keinginan untuk merubah pemikiran para pejabat pemerintahan untuk tersadar dengan apa yang dijanjikan sebelum pemilihan. Di dalam lirik lagu ini juga menyuarakan seharusnya pejabat wakil rakyat itu seharusnya merakyat, bukannya berlomba lomba untuk hidup menjadi lebih kaya. Peneliti tidak hanya melihat dari aspek mengkritik para wakil rakyatnya saja, namun juga mengingatkan kepada rakyat untuk lebih teliti dan berhati hati lagi untuk memilih para wakil rakyat, jangan hanya termakan dengan janji janji palsu serta dengan iming iming diberi hadiah, lantas rakyat langsung memilih orang tersebut, karena hal itu hanya bersifat sementara dan kelak rakyat mendapat masalah dari wakil rakyat yang dipilih tadi hanya bisa duduk dan diam seolah tidak mempunyai tanggung jawab kepada rakyatnya. Pada lirik lagu tersebut peneliti mengkaitkan pada mitos di balik lagu tersebut yang sudah ada dalam benak para pendengar. Lagu ini diedarkan pada tahun 1987 dan album ini meledak di pasaran menjelang pemilihan umum (pemilu) pada saat itu karena lagu Surat Buat Wakil Rakyat yang mengisahkan wakil rakyat yang suka tidur pada waktu sidang dianggap menghina pejabat negara. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pada lirik lagunya memiliki arti yang sangat kuat dalam mengkritik kinerja para wakil rakyat. Diciptakannya lagu ini pada era 1987 di mana meledak di pasaran menjelang pemilihan umum (pemilu) pada saat itu. Lagu ini untuk mengkritik para pejabat pemerintahan (wakil rakyat). Didalam liriknya Iwan Fals menyampaikan bahwa para wakil rakyat jangan hanya duduk dan diam ketika rapat membahas masalah yang terjadi di keidupan rakyat. Karena seharusnya para wakil rakyat itu merakyat, mengetahui bagaimana kehidupan rakyat. Pendengar diajak untuk masuk kepada pemikiran Iwan Fals. Adanya kesimpulan makna yang terkandung di dalam lirik lagu Surat Buat Wakil Rakyat. Peneliti menyimpulkan bahwa makna pada lirik lagu ini adalah: 1. Sebagai wakil rakyat yang baik, seharusnya para pejabat harus melihat permasalahan yang terjadi di dalam kehidupan rakyatnya. Memberikan ide / gagasan yang dapat merubah nasib serta permasalahan yang ada di tengah tengah rakyat. 2. Para wakil rakyat seharusnya dapat merakyat, jangan sebelum terpilih saja yang dekat kepada rakyat, namun setelah terpilih para wakil rakyat seakan akan melupakan janji janjinya dulu kepada rakyat. 8

9 Seluruh rakyat bergantung kepada kebijakan kebijakan yang dibuat oleh para wakil rakyat yang rapat di gedung DPR. Jangan mengatakan ya / setuju tanpa tau dampak kebijakan tersebut terhadap kehidupan rakyat. Karena rakyat berharap kepada wakil rakyat yang dipilihnya yang mengumbar janji untuk mensejahterakan hidup rakyat. Saran Beberapa saran yang akan diberikan penulis adalah : 1. Saran penelitian, jika seluruh pertandaan yang ada dalam lirik lagu Surat Buat Wakil Rakyat tidak hanya dijadikan sebagai sarana untuk didengar saja, namun juga dijadikan sebagai sarana pemenuhan kebutuhan dari pihak pendengar / komunikan. Jadi tidak semata hanya mengutamakan lagu atau penggemar Iwan Fals saja, namun juga sebagai penyampai pesan kepada masyarakat secara umum. Tidak juga hanya mengklaim lagu ini saja tetapi, meneliti lagi apa apa saja makna yang terkandung di dalamnya. 2. Saran Dalam Kaitan Akademis, semiotika Barthes ingin membongkar mitos-mitos tersebut dengan menunjukkan berbagai aspek sehingga tampak ketidakalamiahan makna yang muncul dari tanda tersebut. Upaya untuk membongkar mitos ini bertujuan agar penanda-penanda tersebut tidak dijadikan berhala makna yang dipuja oleh manusia, dan mencegah cara berpikir masyarakat yang berujung pada pemanfaatan yang dilakukan oleh para komunikan / penerima pesan yang bermaksud membuyarkan makna. Semiotika Barthes dapat melihat makna dan mitos apa yang ada dalam lirik lagu Surat Buat Wakil Rakyat berdasarkan analisis peneliti yang tentunya masih bersifat subyektif. 3. Saran Dalam Kaitan Praktis, peneliti memberikan masukan pada penelitian yang telah diteliti, atau yang ingin meneliti tentang kasus yang sama agar ada perkembangan yang signifikan. Saran peneliti adalah sebagaimana mestinya penelitian ini harus banyak referensi yang dibutuhkan demi mencapai suatu penelitian yang lebih baik lagi. Daftar Pustaka Budiman, Kris. (2003). Semiotika Visual. Yogyakarta: Buku Baik. Danesi, Marcel. (2010). Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta: Jalasutra. Mulyana, Deddy. (2004). Ilmu Komunikasi : suatu pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nawawi, Hadari. (1995). Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: UGM Press. Rakhmat, Jalaludin. (2004). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sangadji. E.M & Sopiah. (2010). Metodologi Penelitian. Yogyakarta. Sobur, Alex. (2004). Analisis Teks Media : Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika, dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya. 9

10 Soekarno, Ari. (2006). Buku Pintar Musik. Jakarta: Inovasi. Sumartono. (2004). Menjalin Komunikasi Otak dan Rasa. Jakarta: Gramedia. Website

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan paradigma kritis. Paradigma kritis menyajikan serangkaian metode dan perspektif yang memungkinkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Semiotika sebagai Metode Penelitian Semiotika merupakan cabang ilmu yang membahas tentang bagaimana cara memahami simbol atau lambang, dikenal dengan semiologi. Semiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Musik adalah salah satu bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam elemen kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat menghipnotis, membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan mempunyai kesenian sendiri-sendiri berdasarkan ciri khas dari

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan mempunyai kesenian sendiri-sendiri berdasarkan ciri khas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya dengan berbagai suku, bahasa, dan adat istiadat. Salah satunya adalah seni. Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif. 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif. Dengan ini peneliti menempatkan diri sebagai pengamat dalam memaparkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Tubbs dan Moss mengatakan,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Tubbs dan Moss mengatakan, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kehidupan manusia tidak luput dari yang namanya komunikasi. Sama halnya dengan udara yang tidak dapat dipisahkan dari bagian kehidupan manusia, komunikasi pun tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baik. Tidak baik disini adalah tidak layak untuk dinyanyikan yang membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baik. Tidak baik disini adalah tidak layak untuk dinyanyikan yang membuat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan Manusia mempunyai keanekaragaman tersendiri. Keanekaragaman tersebut antara lain dalam kreatifitas atau keterampilan yang dibentuk dari manusia itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menikmati musik itu sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), musik

BAB I PENDAHULUAN. menikmati musik itu sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), musik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik merupakan salah satu ruang atau wadah untuk kita mengungkapkan yang namanya kesenian, musik juga melambangkan kebudayaan dalam masyarakat yang menikmati musik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penilitian adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana peneliti hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahun 2014 lalu merupakan tahun yang cukup penting bagi perjalanan bangsa Indonesia. Pada tahun tersebut bertepatan dengan dilaksanakan pemilihan umum yang biasanya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digali sedalam-dalamnya serta tidak mengutamakan jumlah populasi atau sampling.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digali sedalam-dalamnya serta tidak mengutamakan jumlah populasi atau sampling. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan oleh penulis akan mengarah pada penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan teori semiotika. Penelitian kualitatif

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA IRONI DAN PESAN MORAL LAGU-LAGU SLANK DALAM ALBUM ANTIKORUPSI TINJAUAN SEMIOTIK

ANALISIS GAYA BAHASA IRONI DAN PESAN MORAL LAGU-LAGU SLANK DALAM ALBUM ANTIKORUPSI TINJAUAN SEMIOTIK ANALISIS GAYA BAHASA IRONI DAN PESAN MORAL LAGU-LAGU SLANK DALAM ALBUM ANTIKORUPSI TINJAUAN SEMIOTIK SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu berinovasi dan memenuhi perkembangan kebutuhan konsumen tersebut. Bukan

BAB I PENDAHULUAN. selalu berinovasi dan memenuhi perkembangan kebutuhan konsumen tersebut. Bukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan harus dapat menganalisis peluang dan tantangan pada masa yang akan datang. Dengan melihat tantangan tersebut, Perusahaan dituntut untuk mampu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Penelitian ini menetapkan paradigmanya sebagai paradigma kritis. Paradigma ini pada dasarnya adalah paradigma ilmu pengetahuan yang meletakkan epistimologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lagu dikenali hampir seluruh umat manusia. Bahkan,

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lagu dikenali hampir seluruh umat manusia. Bahkan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan lagu dikenali hampir seluruh umat manusia. Bahkan, mungkin lagu ada sebelum manusia itu sendiri ada. Sadar atau tidak, percaya atau tidak, langsung atau tidak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan makna, untuk itu manusia disebut sebagai homo signifikan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan makna, untuk itu manusia disebut sebagai homo signifikan yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi didefinisikan oleh Tubbs dan Moss (Mulyana, 2014:65) adalah sebuah

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, terdapat suatu fenomena yang terjadi yaitu para pemilik modal berlomba-lomba menginvestasikan modal mereka guna mengincar keuntungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini memiliki signifikasi berkaitan dengan kajian teks media atau berita, sehingga kecenderungannya lebih bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah media audio visual yang memiliki peranan penting bagi perkembangan zaman di setiap negara. terlepas menjadi bahan propaganda atau tidak, terkadang sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan periklanan sangat lekat dalam kehidupan masyarakat terutama di kota kota besar. Dalam satu hari, masyarakat kota selalu berhadapan dengan iklan, dalam tampilan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memakai paradigma dari salah satu penelitian kualitatif yaitu teori kritis (critical theory). Teori kritis memandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efek Rumah Kaca adalah nama sebuah band indie pop yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Efek Rumah Kaca adalah nama sebuah band indie pop yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Efek Rumah Kaca adalah nama sebuah band indie pop yang cukup terkenal dengan lirik-lirik lagunya yang kritis atas fenomena sosial yang terjadi di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu Pendekatan ini diarahkan pada latar belakang dan individu tersebut secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat capres mulai berlomba melakukan kampanye dengan berbagai cara dan melalui berbagai media.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat interpretatif yaitu peneliti melakukan pengamatan langsung secara menyeluruh dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Pengertian paradigma menurut Dedy Mulyana adalah suatu kerangka berfikir yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai cara dilakukan manusia dalam menyampaikan pendapatnya.

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai cara dilakukan manusia dalam menyampaikan pendapatnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai cara dilakukan manusia dalam menyampaikan pendapatnya. Komunikasi dapat disampaikan dapat dalam bentuk apa saja. Namun, pesan yang disampaikan tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi visual memiliki peran penting dalam berbagai bidang, salah satunya adalah film. Film memiliki makna dan pesan di dalamnya khususnya dari sudut pandang visual.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. lagi pendekatan yang mencoba berebut nafas yaitu pendekatan Post

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. lagi pendekatan yang mencoba berebut nafas yaitu pendekatan Post BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Sebagai salah satu pendekatan yang baru, maka pendekatan konstruktivis (intepretatif) ini sebenarnya masih kurang besar gaungnya di bandingkan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai 9 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Memasuki era reformasi kebebasan pers seolah-olah seperti terlepas dari belenggu yang sebelumnya mengekang arti kebebasan itu sendiri. Dengan sendirinya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang digunakan karena beberapa pertimbangan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu saluran transmisi, yang disebut orang sebagai support iklan itu. 1

BAB I PENDAHULUAN. suatu saluran transmisi, yang disebut orang sebagai support iklan itu. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Iklan dikenal berperan sebagai salah satu sarana komunikasi untuk mengomunikasikan produk yang ditawarkan kepada masyarakat luas melalui berbagai jenis media.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa Negara sangat strategis dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Sebagai salah satu pilar pendukung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini 73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini bersifat desktiptif dalam ranah kualitatif. Deskriptif adalah sifat penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma penelitian Penelitian ini menggunakan metodelogi kualitatif, paradigma yang penulis pilih ialah teori kritis. Penelitian kualitatif merupakan suatu strategy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi antarindividu yang satu dengan yang lain maupun antar kelompok yang satu dengan yang lain. Interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat

BAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Film merupakan suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari hari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisa semiologi komunikasi. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot. Untuk mempermudah penelitian, maka objek kajian tersebut akan ditelisik dan dianalisis

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau nonlapangan yang menggunakan pendekatan paradigma kritis dan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. atau nonlapangan yang menggunakan pendekatan paradigma kritis dan jenis BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dengan judul Analisis Semiotika Pidato Susilo Bambang Yudhoyono Dalam Kasus Bank Century merupakan penelitian nonkancah atau nonlapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedang dihadapi oleh Indonesia saat ini, karena korupsi merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. sedang dihadapi oleh Indonesia saat ini, karena korupsi merupakan sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tindak korupsi merupakan salah satu masalah yang paling krusial yang sedang dihadapi oleh Indonesia saat ini, karena korupsi merupakan sebuah kegiatan yang menyimpang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye politik juga terus berkembang. Mulai dari media cetak, seperti: poster, stiker, dan baliho. Media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Isu-isu konflik kemanusiaan yang berujung kepada perang atau tindak

BAB I PENDAHULUAN. Isu-isu konflik kemanusiaan yang berujung kepada perang atau tindak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu-isu konflik kemanusiaan yang berujung kepada perang atau tindak kekerasan tidak hanya terjadi di zaman dulu. Di era zaman modern seperti sekarang, isu-isu perang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budaya Menurut Marvin Harris (dalam Spradley, 2007:5) konsep kebudayaan ditampakkan dalam berbagai pola tingkah laku yang dikaitkan dengan kelompokkelompok masyarakat tertentu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Deddy Mulyana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Deddy Mulyana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Deddy Mulyana mengutip pernyataan Tubbs dan Moss yang mendefinisikan komunikasi sebagai proses penciptaan makna

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian baik yang mencakup objek penelitian, metode penelitian, dan hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian baik yang mencakup objek penelitian, metode penelitian, dan hasil BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Membahas mengenai pengertian tentang paradigma, yang dimaksud paradigma penelitian adalah dasar kepercayaan seseorang dalam melakukan penelitian baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah

BAB III METODE PENELITIAN. pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah analisis semiotika dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan studi wacana media massa. Pendekatan kualitatif adalah

Lebih terperinci

REPRESENTASI CINTA DAMAI DALAM LIRIK LAGU PERDAMAIAN (Studi Semiologi Representasi Dalam Lirik Lagu Perdamaian Oleh Band GIGI) SKRIPSI

REPRESENTASI CINTA DAMAI DALAM LIRIK LAGU PERDAMAIAN (Studi Semiologi Representasi Dalam Lirik Lagu Perdamaian Oleh Band GIGI) SKRIPSI REPRESENTASI CINTA DAMAI DALAM LIRIK LAGU PERDAMAIAN (Studi Semiologi Representasi Dalam Lirik Lagu Perdamaian Oleh Band GIGI) SKRIPSI Disusun Oleh : NOVI DWI JAYANTI NPM: 0643010274 YAYASAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma adalah seperangkat kepercayaan dasar yang menjadi prinsip dasar yang ada dalam diri seseorang tentang pandangan dunia dan membentuk cara pandangnya terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif ialah hanya melaporkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Paradigma Penelitian Paradigma yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah paradigma teori kritis (critical theory). Aliran pemikiran paradigma ini lebih senang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma didefinisikan bermacam-macam, tergantung pada sudut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma didefinisikan bermacam-macam, tergantung pada sudut 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma didefinisikan bermacam-macam, tergantung pada sudut pandang yang digunakan. Sebagian orang menyebut paradigma sebagai citra fundamental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa pada prinsipnya merupakan alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium, merupakan makhuk yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menerangkan metode-metode atau cara-cara. Sedangkan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menerangkan metode-metode atau cara-cara. Sedangkan penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metodologi berasal dari kata methodology yang maknanya ilmu yang menerangkan metode-metode atau cara-cara. Sedangkan penelitian terjemahan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran.

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri periklanan belakangan ini menunjukan perubahan orientasi yang sangat signifikan dari sifatnya yang hanya sekedar menempatkan iklan berbayar di media massa menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga dalam kehidupannya sehari hari.banyak masyarakat yang mencari

BAB I PENDAHULUAN. keluarga dalam kehidupannya sehari hari.banyak masyarakat yang mencari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan media massa, baik elektronik maupun cetak mengalami pertumbuhan luar biasa. Indikasinya, bisa dilihat dari pertumbuhan jumlah media massa yang terus mengalami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendalam. Dalam bab ini peneliti akan menggunakan Analisis Wacana yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. mendalam. Dalam bab ini peneliti akan menggunakan Analisis Wacana yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan jenis penelitian Penelitian akan menggunakan metode penelitian kualitatif non kancah. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungannya hanya memaparkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya bahasa dipahami sebagai alat komunikasi dalam kehidupan masyarakat. Manusia dalam hidup bermasyarakat saling menyampaikan pikiran dan perasaannya. Manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Musik adalah sarana bagi para musisi, seperti kata-kata yang merupakan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. Musik adalah sarana bagi para musisi, seperti kata-kata yang merupakan sarana 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah sarana bagi para musisi, seperti kata-kata yang merupakan sarana bagi penulis lagu untuk mengungkap apa yang ingin disampaikan. (Sanjaya, 2013:183) Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Konteks Masalah Film merupakan salah satu media komunikasi massa, dikatakan begitu karena sebagai media komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. video klip musik Lady Gaga Alejandro dan Applause. Produk media

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. video klip musik Lady Gaga Alejandro dan Applause. Produk media 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek/Subyek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah adegan atau content yang dimuat dari video klip musik Lady Gaga Alejandro dan Applause. Produk media tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan informasi yang terjadi setiap harinya, sudah menjadi kebutuhan penting di setiap harinya. Media massa merupakan wadah bagi semua informasi

Lebih terperinci

Membongkar Makna Pesan Verbal Dalam Lagu Dangdut Kontemporer (Analisis Semiotika Dalam Lirik Lagu Hamil Duluan Yang Dipopulerkan oleh Tuty Wibowo)

Membongkar Makna Pesan Verbal Dalam Lagu Dangdut Kontemporer (Analisis Semiotika Dalam Lirik Lagu Hamil Duluan Yang Dipopulerkan oleh Tuty Wibowo) Membongkar Makna Pesan Verbal Dalam Lagu Dangdut Kontemporer (Analisis Semiotika Dalam Lirik Lagu Hamil Duluan Yang Dipopulerkan oleh Tuty Wibowo) Ermita Febriani 090904074 ABSTRAK Skripsi ini berjudul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dangdut merupakan musik asli Indonesia yang memiliki banyak peminat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dangdut merupakan musik asli Indonesia yang memiliki banyak peminat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dangdut merupakan musik asli Indonesia yang memiliki banyak peminat. Musik dangdut banyak dipengaruhi oleh musik melayu. Namun biasanya penikmat musik dangdut diidentikkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga disebut dengan istilah sekar, sebab tembang memang berasal dari kata

BAB I PENDAHULUAN. juga disebut dengan istilah sekar, sebab tembang memang berasal dari kata 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tembang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai ragam suara yang berirama. Dalam istilah bahasa Jawa tembang berarti lagu. Tembang juga disebut dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis danpendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,penelitian dilakukan dengan melihat konteks permasalahan secara utuh, dengan fokus penelitian

Lebih terperinci

dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu ilmu yang mempelajari metode-metode penelitian 49. Metodologi berasal

dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu ilmu yang mempelajari metode-metode penelitian 49. Metodologi berasal 63 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan kegiatan pengembangan wawasan keilmuan, dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu pengetahuan maupun

Lebih terperinci

Pemaknaan Lirik Lagu Imagine (Studi Analisis Semiotika Pemaknaan Lirik Lagu Imagine yang Dipopulerkan Oleh John Lennon) Aldino Agusta Walad

Pemaknaan Lirik Lagu Imagine (Studi Analisis Semiotika Pemaknaan Lirik Lagu Imagine yang Dipopulerkan Oleh John Lennon) Aldino Agusta Walad Pemaknaan Lirik Lagu Imagine (Studi Analisis Semiotika Pemaknaan Lirik Lagu Imagine yang Dipopulerkan Oleh John Lennon) Aldino Agusta Walad ABSTRAK Skripsi ini berjudul Pemaknaan pada lirik lagu Imagine,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk penerima pesan dengan maksud tertentu. Everett M. Rogers berpendapat,

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk penerima pesan dengan maksud tertentu. Everett M. Rogers berpendapat, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam kehidupannya sebagai makhluk sosial, manusia selalu berinteraksi dan melakukan komunikasi antar sesama. Dalam proses komunikasi manusia menuangkan pesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Masalah Saat ini adalah era di mana orang membeli barang bukan karena nilai manfaatnya, melainkan karena gaya hidup yang disampaikan melalui media massa. Barang yang ditawarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. 93 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya. Juga digunakan sebagai sarana hiburan. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun artis, lagu ini mengandung makna yang sangat menarik untuk diteliti dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun artis, lagu ini mengandung makna yang sangat menarik untuk diteliti dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lagu magadir ( /مقادير maqādīr/ 'takdir') merupakan salah satu lagu favorit yang banyak dinyanyikan oleh umat islam baik dikalangan tua maupun remaja, kalangan biasa

Lebih terperinci

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi semiotika Modul ke: Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi Fakultas 13Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka anda haruslah mempunyai motivasi yang tinggi. Dengan adanya motivasi

BAB I PENDAHULUAN. maka anda haruslah mempunyai motivasi yang tinggi. Dengan adanya motivasi 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Bilamana anda ingin meraih suatu mimpi anda yaitu menjadi orang sukses, maka anda haruslah mempunyai motivasi yang tinggi. Dengan adanya motivasi yang diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menggunakan latar alamiah. Penelitian kualitatif itu bertumpu secara mendasar pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma menurut Mustopadidjaja adalah teori dasar atau cara pandang yang fundamental, dilandasi nilai-nilai tertentu, dan berisikan teori pokok,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era demokrasi ini, khususnya di Inodonsia, musik tidak hanya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era demokrasi ini, khususnya di Inodonsia, musik tidak hanya sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era demokrasi ini, khususnya di Inodonsia, musik tidak hanya sebagai media komunikasi seperti yang telah disebutkan di atas. Dalam penggunaannya, musik berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya sastra terdapat kenyataan yang dialami oleh masyarakat itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Politik menurut Aristoteles yang dikutip dalam Arifin (2011: 1) adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Politik menurut Aristoteles yang dikutip dalam Arifin (2011: 1) adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik menurut Aristoteles yang dikutip dalam Arifin (2011: 1) adalah sebuah hakikat keberadaan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini pun menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe atau jenis penelitian ini adalah penelitian interpretif dengan pendekatan kualitatif. Paradigma merupakan sebuah konstruksi manusia yaitu gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari peranan media yang menyebarkan visi dan misi mereka dalam kampanye untuk meraih suara pemilih.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Esai merupakan suatu ekspresi diri berupa gagasan atau pemikiran seseorang tentang suatu hal yang dituangkan dalam bentuk tulisan yang berupa teks. Esai atau tulisan

Lebih terperinci

HEDONISME DALAM IKLAN (Analisis Semiotika Hedonisme

HEDONISME DALAM IKLAN (Analisis Semiotika Hedonisme HEDONISME DALAM IKLAN (Analisis Semiotika Hedonisme Dalam Iklan Televisi Ice Cream Magnum Versi Undian Berhadiah Wisata Belanja di Lima Kota Besar di Dunia ) Rafsan Jani Alquddus 080904005 Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk proses pembentukan makna antara dua orang atau lebih (Mulyana, mewakili sesuatu yang lain (Wibowo, 2013: 7)

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk proses pembentukan makna antara dua orang atau lebih (Mulyana, mewakili sesuatu yang lain (Wibowo, 2013: 7) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tentunya tidak bisa dilepaskan dari dunia komunikasi. Stewart L.Tubbs dan Sylvia Moss mengatakan bahwa komunikasi merupakan segala bentuk

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel Abstrak Penelitian ini menggunakan analisis semiotika

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. ParadigmaKonstruktivis Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi manusia atas realitas. Konstruktivisme melihat bagaimana setiap orang pada

Lebih terperinci

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 201

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 201 EROTISME DALAM VIDEO KLIP (Analisis Semiotik pada Video Klip Belah Duren oleh Julia Perez) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. 1. Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk: 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. 1. Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk: 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ 1.1 Sifat Penelitian Penelitian ini menggunakan sifat penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif ini adalah jenis penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan seharihari, film memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. komunikasi yang terjadi antarmanusia. Menurut Moloeng paradigma merupakan pola

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. komunikasi yang terjadi antarmanusia. Menurut Moloeng paradigma merupakan pola BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma ialah bagaimana kita memandang dunia. Dalam penelitian komunikasi, paradigma digunakan untuk melihat gambaran umum bagaimana komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingua france bukan saja di kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir seluruh

BAB I PENDAHULUAN. lingua france bukan saja di kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek Bahasa Melayu. Sudah berabad-abad lamanya Bahasa Melayu digunakan sebagai alat komunikasi atau lingua france bukan saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena pemilih pemula selalu menarik untuk didiskusikan pada setiap momen pemilihan umum baik nasional maupun di daerah. Jumlah mereka yang sangat besar bagaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan khidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan khidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia periklanan memang telah menjadi sejarah panjang dalam peradaban manusia. Sekarang ini periklanan semakin berkembang dengan pesat dan dinamis, berkembang

Lebih terperinci