ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA"

Transkripsi

1 ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA OLEH Zainul Abidin H DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

2 RINGKASAN ZAINUL ABIDIN. Analisis Keterkaitan Antara Indeks Saham Syariah di Beberapa Negara dan Indeks Saham Jakarta Islamic Index (JII) di Indonesia (dibimbing oleh JAENAL EFFENDI dan NOER AZAM ACHSANI). Perkembangan saham dalam pasar modal dapat dijadikan sebagai tolak ukur partisipasi masyarakat baik dalam negeri maupun luar negeri untuk meningkatkan perekonomian. Salah satunya adalah saham yang ada di Indonesia yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Untuk memilih saham mana yang resikonya tidak terlalu tinggi namun menghasilkan keuntungan yang cukup besar diperlukan pengawasan terhadap emiten yang dipilih. Sudah ada 30 emiten yang masuk dalam kategori saham yang berbasis syariah. Dalam perkembangannya, saham berbasis syariah memang masih baru diresmikan akan tetapi pertumbuhannya mendapat sorotan dari masyarakat khususnya masyarakat muslim. Di Malaysia, pasar modal yang sangat diminati masyarakat adalah pasar modal syariah. Ini diakibatkan oleh dukungan dari masyarakat dan pemerintah. Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Departemen Keuangan meresmikan saham berbasis syariah pada tahun Sampai sekarang, peningkatan yang terjadi dalam saham syariah merupakan track record bagi pelaku usaha. Adapun dalam perjalanannya sering menghadapi kendala diantaranya adalah adanya persaingan usaha. Semakin banyak pelaku usaha yang go public maka share market untuk tiap emiten akan berkurang. Ada dua faktor yang harus diwaspadai oleh para emiten yaitu faktor internal, dimana faktor tersebut dapat dilihat dari kinerja pelaku usaha dan faktor eksternal, dimana faktor tersebut merupakan kepercayaan masyarakat dan regulasi dari pemerintah. Bangkitnya ekonomi Islam di Indonesia dewasa ini menjadi fenomena yang menarik dan menggembirakan terutama bagi penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Praktek kegiatan ekonomi konvensional, khususnya dalam kegiatan pasar modal yang mengandung unsur spekulasi sebagai salah satu komponennya nampaknya masih menjadi hambatan psikologis bagi umat Islam untuk turut aktif dalam kegiatan investasi terutama di bidang pasar modal, sekalipun berlabel syariah. Perbedaan mendasar antara pasar modal konvensional dengan pasar modal syariah dapat dilihat pada instrumen dan mekanisme transaksinya, sedangkan perbedaan nilai indeks saham syariah dengan nilai indeks saham konvensional terletak pada kriteria saham emiten yang harus memenuhi prinsip-prinsip dasar syariah. Secara umum konsep pasar modal syariah dengan pasar modal konvensional tidak jauh berbeda meskipun dalam konsep pasar modal syariah disebutkan bahwa saham yang diperdagangkan harus berasal dari perusahaan yang bergerak dalam sektor yang memenuhi kriteria syariah dan terbebas dari unsur ribawi, serta transaksi saham dilakukan dengan menghindarkan berbagai praktik spekulasi.

3 Pasar modal syariah dikembangkan dalam rangka mengakomodasi kebutuhan umat Islam di Indonesia yang ingin melakukan investasi di produkproduk pasar modal yang sesuai dengan prinsip dasar syariah. Dengan semakin beragamnya sarana dan produk investasi di Indonesia, diharapkan masyarakat akan memiliki alternatif berinvestasi yang dianggap sesuai dengan keinginannya, disamping investasi yang selama ini sudah dikenal dan berkembang di sektor perbankan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi keterkaitan indeks saham JII dengan indeks saham syariah di beberapa negara, menganalisis pengaruh baik jangka panjang maupun jangka pendek dari saham syariah di beberapa negara terhadap saham JII, dan mengidentifikasi perkembangan sahamsaham syariah dari periode Januari 2000 sampai dengan Maret Pada penelitian ini, untuk melihat keterkaitan antara saham syariah di beberapa negara dan JII digunakan VAR (Vector Autoregression) jika data yang digunakan stasioner. Akan tetapi, jika data yang digunakan stasioner pada perbedaan pertama maka model VAR akan dikombinasikan dengan model koreksi kesalahan menjadi Vector Error Correction Model (VECM). Data yang digunakan adalah data sekunder berupa indeks saham yang berbasis syariah dari tahun 2000 sampai dengan awal tahun Kemudian dalam penelitian ini juga menggunakan uji kausalitas yaitu uji kausalitas Granger karena Granger Test bersifat bivariat sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini, yaitu untuk melihat keterkaitan antara dua variabel. Semua data yang diestimasi akan dibuat dalam bentuk logaritma natural kecuali data yang sudah dalam bentuk persen. Alasan pengubahan ini adalah untuk memudahkan analisis karena baik dalam Impulse Response Function (IRF) maupun Forecasting Error Variance Decomposition (FEVD), pengaruh shock dilihat dalam bentuk persen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua data stasioner pada first difference. Lag optimal yang digunakan adalah 2 berdasarkan Schwarz Criterion. Model VARnya mengalami kestabilan dan terdapat minimal dua rank kointegrasi. Pada jangka pendek, terdapat koreksi kesalahan yang secara statistik signifikan. Artinya setiap minggu kesalahan dikoreksi untuk menuju ke keseimbangan jangka panjang. Pada jangka panjang, semua variabel indeks berpengaruh secara signifikan kecuali DJIMUS. Sedangkan untuk innovation accounting, ada dua hasil yang didapat yaitu pertama, untuk impuls respon didapatkan respon dari variabel dependen yang negatif dan positif. Kedua, untuk variance decomposition didapatkan goncangan variabel dependen itu sendiri yang masih dominan dalam mempengaruhi variabel dependen. Berdasarkan hasil uji kausalitas Granger pada taraf signifikan lima persen menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan, yang menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara indeks saham syariah antara Indonesia-Kanada, Indonesia-Malaysia, Indonesia-Asia Pasifik, Indonesia-Jepang, dan Indonesia-Amerika begitu juga sebaliknya. Sehingga analisis sebelum Granger Causality Test telah diperkuat dengan adanya hubungan timbal balik antara variabel dependen dengan variabel independen. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa JII merupakan indeks saham syariah yang akan terus meningkat di masa yang akan datang. Hal ini merupakan kabar baik untuk para investor yang masih memikirkan saham apa

4 yang harus dipilih. Sehingga penulis merekomendasikan kepada para konsultan saham untuk lebih mempromosikan saham yang berbasis syariah. Sedangkan untuk pemerintah, saham syariah dapat menjadi alternatif untuk investasi dibandingkan dengan instrumen investasi yang lain. Untuk masyarakat, saham biasanya untuk pemegang dana yang cukup besar tetapi untuk yang pemegang dana yang tidak terlalu besar bisa menanamkan modalnya dalam reksadana. Dan untuk Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan Dewan Syariah Nasional- Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), lebih berhati-hati dalam mengawasi perkembangan para emiten.

5 ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA Oleh Zainul Abidin H Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

6 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN ILMU EKONOMI Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa : Zainul Abidin Nomor Registrasi Pokok : H Program Studi : Ilmu Ekonomi Judul : Analisis Keterkaitan Antara Indeks Saham Syariah di Beberapa Negara dan Indeks Saham Jakarta Islamic Index (JII) di Indonesia dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing, Dosen Pembimbing, Jaenal Effendi, S.Ag., M.A. Dr. Ir. Noer Azam Achsani, M.S. NIP NIP Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi, Dr. Ir. Rina Oktaviani, M.S. NIP Tanggal Kelulusan :

7 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA MANAPUN. Bogor, Juli 2007 Zainul Abidin H

8 RIWAYAT HIDUP Penulis bernama lengkap Zainul Abidin lahir pada tanggal 1 Januari 1986 di Jakarta. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara, dari pasangan Fauzi dan Alo Basyariah. Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah SDN 01 Pagi Petojo Utara dari tahun 1991 sampai dengan Setelah lulus pada tahun yang sama, penulis kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri 94 Tanahabang dari tahun 1997 sampai Penulis melanjutkan pendidikan ke SMU Negeri 4 Gambir tahun 2000 dan lulus pada tahun Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di Institut Pertanian Bogor (IPB). Penulis masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Organisasi yang pernah diikuti oleh penulis semasa kuliah adalah SES-C (Sharia Economics Student Club), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEM IPB dan Himpunan Profesi Peminat Ekonomi Studi Pembangunan (HIPOTESA). Penulis juga tercatat sebagai penerima beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) sejak semester 5 sampai lulus.

9 KATA PENGANTAR Bismillaahirrahmaanirrahim. Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah Analisis Keterkaitan Antara Indeks Saham Syariah di Beberapa Negara dan Indeks Saham Jakarta Islamic Index (JII) di Indonesia. Saham syariah adalah topik yang menarik untuk dibahas karena sistem syariah sangat dibutuhkan masyarakat, khususnya dalam mengatur keuangan. Disamping hal tersebut, skripsi ini juga merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Jaenal Effendi, S.Ag., M.A. dan Dr. Ir. Noer Azam Achsani, M.S. yang telah membimbing penulis dengan sabar dalam menyusun skripsi ini, Dr. Sri Mulatsih sebagai dosen penguji serta dosen komisi pendidikan yaitu Muhammad Findi A., S.E., M.Si. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada orangtua penulis H. Fauzi dan Alo Basyariah, serta saudara-saudara penulis atas segala doa, dukungan, dan kesabarannya. Selain itu, tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu khususnya Bapak Jati yang telah membantu secara materi hingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangannya, baik dari segi materinya maupun proses penulisannya. Oleh

10 karena itu, penulis sangat mengharapkan berbagai saran dan kritik yang membangun bagi perbaikan penulis. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca sekalian. Amin. Bogor, Juli 2007 Zainul Abidin H

11 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi DAFTAR ISTILAH... xii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Ruang Lingkup... 8 II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Saham Faktor-faktor Ekonomi yang mempengaruhi IHSG Jakarta Islamic Index (JII) Gambaran Pasar Modal Syariah di Indonesia Dow Jones Islamic Market (DJIM) Index Studi Empiris Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian III. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Variabel dan Definisi Variabel Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis Vector Autoregression (VAR) Analisis Vector Error Correction Model (VECM) Analisis Impuls Respon Function (IRF) Analisis Forecasting Error Variance Decomposition

12 (FEVD) Pengujian Pra-Estimasi Uji Stasioneritas Data Penentuan Lag Optimal Uji Kointegrasi Uji Kausalitas Granger Model Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Stasioneritas Data Penentuan Lag Optimal Pengujian Stabilitas VAR Pengujian Kointegrasi Hasil Estimasi VECM Simulasi Analisis Impuls Respon Forecasting Error Variance Decomposition (FEVD) Uji Kausalitas Granger V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 58

13 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1.1. Beberapa Indikator Bursa Efek Jakarta Daftar Saham Yang Masuk Dalam Perhitungan Jakarta Islamic Index Periode Januari 2007 s.d Juni 2007 (lampiran pengumuman BEJ Np.Peng 461/BEJ-DAG/U/ tanggal 27 Desember 2006) Hasil Pengujian Akar-akar Unit Pengujian Lag Optimal VAR Uji Stabilitas Model VAR Hasil Pengujian Kointegrasi Hasil Estimasi VECM Jakarta Islamic Index (JII) Uji Kausalitas Bivariat (Granger Causality Test) Variabel JII... 56

14 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 2.1. Efek yang diperjualbelikan di Pasar Modal Indonesia Permintaan Uang dan Penawaran Uang Hubungan antara Suku Bunga dan Investasi Keseimbangan Pasar Saham Kerangka Pemikiran Grafik variabel saham Respon JII Akibat Guncangan JII sendiri, DJIMKND, KLII, DJIMUK, DJIMEURO, DJIMAP, DJIMJPN, DJIMUS, dan DUMMY Variance Decomposition JII... 55

15 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1 Hasil Uji Akar Unit Uji Lag Optimal Pengujian Stabilitas VAR Pengujian Kointegrasi (Summary) Pengujian Kointegrasi (Asumsi 1) Hasil Estimasi VECM Impuls Respon Function (IRF) JII Forecasting Error Variance Decomposition (FEVD) JII Pengujian Granger Causality... 76

16 DAFTAR ISTILAH Bond : Dokumen bermaterai (obligasi) yang menyatakan bahwa suatu pihak akan membayar sejumlah uang pada suatu waktu tertentu atau akan memenuhi suatu kontrak tertentu. Bond Option : Obligasi yang memberikan pilihan bagi pemegang obligasi untuk menjual atau tidak menjual obligasi pada saat jatuh tempo. Convertible Bond : Obligasi yang dapat dikonversi. Emiten : Pelaku usaha yang menawarkan saham kepada publik. Fixed Income : Pendapatan yang didapatkan dengan nilai yang tetap atau tidak berubah. Mortgage Backed Securities : Surat utang yang dijamin dengan hipotek (penyerahan secara tertulis mengenai hak atas harta benda tak bergerak untuk menjamin pembayaran suatu hutang dengan ketentuan bahwa penyerahan itu akan dibatalkan pada waktu pembayaran). Stock : Surat bukti pemilikan bagian modal perseroan terbatas yang memberikan berbagai hak menurut ketentuan anggaran dasar (saham). Stock Forward : Jual beli saham dilakukan pada saat sekarang tetapi untuk masa yang akan datang. Stock Future : Jual beli saham untuk masa yang akan datang tetapi dilakukan pada saat sekarang. Stock Index Future : Indeks saham yang diperjualbelikan untuk masa yang akan datang tetapi dilakukan pada saat sekarang.

17 Stock Option Stock Swap Volatility : Perjanjian tertulis yang menyebutkan kebebasan memiliki unsur menjual saham sebelum atau sesudah tanggal dan jangka waktu yang ditetapkan. : Menggunakan kesempatan pada waktu yang bersamaan, yaitu menjual saham dengan tunai dan membeli saham sejenis secara berjangka, dan sekaligus membeli saham sejenis dengan tunai. : Sifat harga saham yang dapat berubah dengan sangat mudah.

18 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan saham dalam pasar modal dapat dijadikan sebagai tolak ukur partisipasi masyarakat baik dalam negeri maupun luar negeri untuk meningkatkan perekonomian. Salah satunya adalah saham yang ada di Indonesia yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Untuk memilih saham mana yang resiko yang tidak terlalu tinggi namun menghasilkan keuntungan yang cukup besar diperlukan pengawasan terhadap emiten yang kita pilih. Sudah ada 30 emiten yang masuk dalam kategori saham yang berbasis syariah. Dalam perkembangannya, saham berbasis syariah memang masih baru diresmikan akan tetapi pertumbuhannya mendapat sorotan dari masyarakat khususnya masyarakat muslim. Di Malaysia, pasar modal yang sangat diminati masyarakat adalah pasar modal syariah. Ini diakibatkan oleh dukungan dari masyarakat dan pemerintah. Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Departemen Keuangan meresmikan saham berbasis syariah pada tahun Sampai sekarang, peningkatan yang terjadi dalam saham syariah merupakan track record bagi pelaku usaha. Adapun dalam perjalanannya sering menghadapi kendala diantaranya adalah adanya persaingan usaha. Semakin banyak pelaku usaha yang go public maka share market untuk tiap emiten akan berkurang. Ada dua faktor yang harus diwaspadai oleh para emiten yaitu faktor internal, dimana faktor tersebut dapat

19 dilihat dari kinerja pelaku usaha dan faktor eksternal, dimana faktor tersebut merupakan kepercayaan masyarakat dan regulasi dari pemerintah. Hal-hal lain yang dianggap bisa mempengaruhi perkembangan Pasar Modal Syariah diantaranya adalah : perkembangan jenis instrumen pasar modal syariah yang dikuatkan dengan fatwa DSN MUI, perkembangan transaksi sesuai syariah atas instrumen pasar modal syariah; dan perkembangan kelembagaan yang memantau macam dan transaksi pasar modal syariah (termasuk Bapepam Syariah, Lembaga Pemeringkat Efek Syariah dan Dewan Pengawas Islamic Market/Index). Keberadaan pasar modal di Indonesia merupakan salah satu faktor terpenting dalam ikut membangun perekonomian nasional, terbukti telah banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal ini sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya. Secara faktual, pasar modal telah menjadi financial nerve centre (saraf finansial dunia) pada dunia ekonomi modern dewasa ini, bahkan perekonomian modern tidak akan mungkin bisa eksis tanpa adanya pasar modal yang tangguh dan berdaya saing global serta terorganisir dengan baik. Bangkitnya ekonomi Islam di Indonesia dewasa ini menjadi fenomena yang menarik dan menggembirakan. Praktek kegiatan ekonomi konvensional, khususnya dalam kegiatan pasar modal yang mengandung unsur spekulasi sebagai salah satu komponennya nampaknya masih menjadi hambatan psikologis bagi umat Islam untuk turut aktif dalam kegiatan investasi terutama di bidang pasar modal, sekalipun berlabel syariah. Perbedaan mendasar antara pasar modal konvensional dengan pasar modal syariah dapat dilihat pada instrumen dan

20 mekanisme transaksinya, sedangkan perbedaan nilai indeks saham syariah dengan nilai indeks saham konvensional terletak pada kriteria saham emiten yang harus memenuhi prinsip-prinsip dasar syariah. Secara umum konsep pasar modal syariah dengan pasar modal konvensional tidak jauh berbeda meskipun dalam konsep pasar modal syariah disebutkan bahwa saham yang diperdagangkan harus berasal dari perusahaan yang bergerak dalam sektor yang memenuhi kriteria syariah dan terbebas dari unsur ribawi, serta transaksi saham dilakukan dengan menghindarkan berbagai praktik spekulasi. Pasar modal syariah dikembangkan dalam rangka mengakomodir kebutuhan umat Islam di Indonesia yang ingin melakukan investasi di produkproduk pasar modal yang sesuai dengan prinsip dasar syariah. Dengan semakin beragamnya sarana dan produk investasi di Indonesia, diharapkan masyarakat akan memiliki alternatif berinvestasi yang dianggap sesuai dengan keinginannya, disamping investasi yang selama ini sudah dikenal dan berkembang di sektor perbankan. Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia adalah merupakan sebuah negara dengan penduduk yang mayoritas beragama Islam, oleh karena itu sektor industri pasar modal diharapkan bisa mengakomodir dan sekaligus melibatkan peranserta warga muslim dimaksud secara langsung untuk ikut aktif menjadi pelaku utama pasar, tentunya adalah sebagai investor lokal di pasar modal Indonesia. Sebagai upaya dalam merealisasikan hal tersebut, maka sudah sewajarnya disediakan dan dikembangkan produk-produk investasi di pasar modal Indonesia yang sesuai dengan prinsip dasar ajaran agama Islam. Hal tersebut di atas menjadi penting mengingat masih adanya anggapan di kalangan umat Islam

21 sendiri bahwa berinvestasi di sektor pasar modal di satu sisi adalah merupakan sesuatu yang tidak diperbolehkan (diharamkan) berdasarkan ajaran Islam, sementara pada sisi yang lain bahwa Indonesia juga perlu memperhatikan serta menarik minat investor mancanegara untuk berinvestsi di pasar modal Indonesia. terutama investor dari negara-negara Timur Tengah yang diyakini merupakan investor potensial. Dalam ajaran Islam, bahwa kegiatan berinvestasi dapat dikategorikan sebagai kegiatan ekonomi yang sekaligus kegiatan tersebut termasuk kegiatan muamalah yaitu suatu kegiatan yang mengatur hubungan antar manusia. Sementara itu berdasarkan kaidah Fikih, bahwa hukum asal dari kegiatan muamalah itu adalah mubah (boleh) yaitu semua kegiatan dalam pola hubungan antar manusia adalah mubah (boleh) kecuali yang jelas ada larangannya (haram). Ini berarti ketika suatu kegiatan muamalah yang kegiatan tersebut baru muncul dan belum dikenal sebelumnya dalam ajaran Islam maka kegiatan tersebut dianggap dapat diterima kecuali terdapat implikasi dari Al Qur an dan Hadist yang melarangnya secara implisit maupun eksplisit. Dalam beberapa literatur Islam klasik memang tidak ditemukan adanya terminologi investasi maupun pasar modal, akan tetapi sebagai suatu kegiatan ekonomi, kegiatan tersebut dapat diketegorikan sebagai kegiatan jual beli (al-ba i). Oleh karena itu untuk mengetahui apakah kegiatan investasi di pasar modal merupakan sesuatu yang dibolehkan atau tidak menurut ajaran Islam, kita perlu mengetahui hal-hal yang dilarang atau diharamkan oleh ajaran Islam dalam hubungan jual beli.

22 Dalam pasar modal, memburuknya kondisi perekonomian pada tahun 1997 dan 1998 membawa dampak berupa penurunan kinerja pada pasar modal Indonesia. Penurunan kinerja emiten telah membawa akibat berupa kerugian yang dialami sejumlah investor, sehingga banyak investor yang menarik kembali dananya dari pasar modal Indonesia. Di Indonesia, Bursa Efek Jakarta (BEJ) telah menerbitkan saham yang berbasis syariah yaitu saham dalam Jakarta Islamic Index (JII) dan sekurangnya ada dua tujuan diterbitkannya JII yaitu pertama, sebagai tolak ukur standar bagi investasi saham secara syariah di pasar modal dan kedua, sebagai sarana untuk meningkatkan investasi di pasar modal syariah secara syariah. Dari 30 emiten yang ada dalam daftar saham JII, terdapat 1 sektor yang sahamnya tidak ada dalam daftar saham JII yaitu Sektor Bank. Sementara saham JII terdapat dalam 8 sektor yaitu Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan, Sektor Industri Dasar dan Kimia, Sektor Aneka Industri, Sektor Industri Barang Konsumsi, Sektor Properti dan Real Estat, Sektor Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi, dan Sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi. Dalam dunia saham, kinerja perusahaan merupakan tolak ukur dalam menilai saham perusahaan namun dalam pasar modal terdapat persaingan yang cukup ketat baik dari dalam negeri maupun luar negeri sehingga perusahaan harus meningkatkan produktivitasnya. Berdasarkan data pada Tabel 1.1 dibawah ini dapat dilihat kinerja pasar modal Indonesia beserta indikator yang mempengaruhinya.

23 Tabel 1.1 Beberapa Indikator Bursa Efek Jakarta Tahun Jumlah Emiten IHSG (poin) Kapitalisasi Pasar (Trilyun Rp.) Total Transaksi (Trilyun Rp.) ,4 215,1 75, ,7 159,9 120, ,1 175,7 99, ,9 451,8 147, ,3 259,6 122, ,0 239,2 97, ,9 268,4 120, ,9 460,4 125, ,2 679,9 247,0 Sumber : Bursa Efek Jakarta, 2005 Perubahan jumlah emiten yang terdapat dalam tabel diatas mengindikasikan bahwa ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan untuk para investor dalam menanamkan modalnya. Namun jumlah emiten pada tahun 2007 sebanyak 346 emiten, sehingga jumlah saham JII hanya 8.76% dari jumlah seluruh saham. Perekonomian yang berkembang menunjukkan keterbukaan untuk pihak luar negeri dalam menginvestasikan dananya baik dalam bentuk obligasi, reksadana, maupun saham. Banyak saham di luar negeri yang memperlihatkan kinerja yang baik sehingga perkembangan saham di luar negeri dapat dijadikan faktor luar bagi perkembangan pasar modal di Indonesia. Dengan demikian penelitian yang dilakukan berusaha menganalisis keterkaitan antara saham syariah yang ada di beberapa negara seperti Amerika, Inggris, Kanada, Eropa, Jepang, dan Asia Pasifik, dan saham syariah yang ada di Indonesia yaitu Jakarta Islamic Index (JII). Penelitian ini akan menggunakan alat analisis Vector Auto Regression (VAR) dan Vector Error Correction Model (VECM) serta menggunakan Granger Causality untuk melihat hubungan sebab akibat antar variabel.

24 1.2. Perumusan Masalah Investasi di pasar modal syariah sudah cukup bagus ditandai dengan kinerja JII selama imi sebesar 102 persen dibandingkan dengan dengan kinerja IHSG sebesar 97 persen. Untuk melihat seberapa besar kinerja dari JII di mata dunia diperlukan perbandingan antara JII dengan saham islam di beberapa negara dan pengaruhnya sehingga muncul pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pengaruh saham syariah di beberapa negara terhadap kinerja JII? 2. Manakah diantara saham syariah di beberapa negara seperti Amerika, Inggris, Kanada, Eropa, Jepang, dan Asia Pasifik yang lebih berpengaruh terhadap JII? 1.3. Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi perbandingan kinerja JII dengan kinerja dari saham islam di beberapa negara. 2. Menganalisis pengaruh baik jangka panjang maupun jangka pendek dari saham islam di beberapa negara terhadap kinerja JII Ruang Lingkup Dari permasalahan di atas maka yang akan dibahas dalam penelitian ini diberi pembatasan mencakup:

25 1. Perbandingan antara saham-saham syariah yang ada di negara Indonesia, Malaysia, Amerika, Inggris, Kanada, Eropa, Jepang, dan Asia Pasifik. 2. Rentang waktu yang dianalisis mencakup bulan Januari tahun 2000 sampai dengan bulan Maret tahun Model yang digunakan untuk analisis adalah model regresi linear berganda untuk melihat pengaruh dalam jangka panjang dan model koreksi kesalahan untuk melihat pengaruh dalam jangka pendek. 4. Menggunakan alat analisis Granger Causality untuk melihat ada atau tidaknya hubungan sebab akibat antar variabel

26 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Saham Menurut ilmu keuangan perusahaan atau menurut Teori Corporate Finance, sumber dana perusahaan selalu dibedakan atas dua kelompok, yaitu sumber dana dari luar berupa pinjaman (debt) dan sumber dana dari dalam perusahaan berupa modal sendiri (equity). Dana luar mungkin diperoleh melalui penjualan saham kepada masyarakat. Secara teoritis keuntungan saham biasa sebagai sumber dana perusahaan adalah perusahaan tidak akan dibebani dengan biaya tetap (fixed charges). Pembayaran dividen adalah tergantung perusahaan, terlepas dari untung atau rugi. Berbeda dengan penggunaan obligasi sebagai sumber dana, walaupun rugi, perusahaan tetap harus memenuhi kewajibannya membayar bunga secara berkala, dan membayar pokok obligasi pada tanggal jatuh tempo. Dan apabila kewajiban ini tidak dilakukan dengan tepat waktu, perusahaan akan terancam bangkrut dan mungkin terpaksa harus dibubarkan, karena dinyatakan pailit oleh pengadilan. Modal sendiri yang berasal dari penjualan saham dalam jumlah yang memadai akan membuat perusahaan kokoh (solid). Perusahaan tidak perlu takut dikejar-kejar untuk melunasi saham, sebab saham tidak terbatas umurnya atau tidak mempunyai tanggal jatuh tempo. Selama perusahaan masih hidup, selama itu pula uang dari penjualan saham berada dalam perusahaan, dan uang tersebut dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan perusahaan.

27 Tetapi yang jelas perbedaan utama antara ekuiti (saham) dengan hutang (obligasi) adalah : 1. Ekuiti adalah berasal dari pemilik perusahaan yang pengembaliannya dalam bentuk dividen diambilkan dari keuntungan perusahaan (tergantung kepada ada tidaknya keuntungan perusahaan). 2. Hutang adalah uang yang dipinjamkan kreditur kepada perusahaan, dan untuk itu perusahaan harus membayar bunga yang diambilkan dari pendapatan perusahaan, jadi pembayaran bunga merupakan kewajiban perusahaan. Meskipun perusahaan rugi, tetap harus membayar utangnya. Pembayaran bunga pinjaman dilakukan sebelum diputuskan adanya pembagian dividen, sebab itu biaya bunga akan dapat mengurangi laba kena pajak. Berbeda dengan dividen yang diambilkan dari pendapatan bersih setelah potong pajak, tidak akan mengurangi laba kena pajak. Tanda kepemilikan atas perusahaan atau ekuiti pada dasarnya adalah dinyatakan dalam bentuk saham biasa atau common stock (ordinary share). Penawaran saham kepada masyarakat atau go public dilakukan perusahaan dengan menggunakan prospektus, yang didalamnya dijelaskan secara transparan masa depan keuangan perusahaan (dan kondisi keuangan seandainya perusahaan go public). Dengan menjual saham kepada masyarakat, perusahaan tidak berjanji harus membagi dividen. Pembagian dividen dilakukan jika perusahaan untung dan jika diputuskan oleh dewan direksi dan disetujui RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Modal dasar atau authorized share capital adalah jumlah lembar saham yang boleh diterbitkan perusahaan. Pada umumnya perusahaan tidak menerbitkan

28 atau menjual seluruh saham yang ditetapkan sebagai modal dasar pendirian perusahaan. Khususnya pada perseroan terbatas, nilai nominal saham adalah batas tanggung jawab pemegang saham atas kewajiban perusahaan per saham. Berarti setelah uang disetor, sebatas nilai nominal, pemegang saham tidak lagi mempunyai kewajiban keuangan kepada perusahaan. Saham biasa memiliki hak voting, dan boleh dialihkan kepada orang lain (sangat mudah dilakukan jika saham dicatatkan dan diperdagangkan di bursa efek). Sedangkan untuk menerbitkan saham ada beberapa cara yang lazim didalam penerbitan saham yang dapat dipilih perusahaan adalah dengan go-public (IPO/Initial Public Offering); dengan rights issue menerbitkan rights; dengan private placement; aau dengan share options. Dalam Undang Undang Penanaman Modal No.8 Tahun 1995, surat berharga dengan dinyatakan bahwa efek adalah surat berharga yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif (UPKIK), kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek (Darmadji dan Fakhrudin, 2001).

29 Instrumen di Pasar Modal Equity Fixed Income Stock Bond Stock Option (Call and Put) Stock Future (Warrant and Right) Bond Option Mortgage Bached Securities Stock Swap Stock Forward Convertible Bond Stock Index Future Gambar 2.1. Efek yang diperjualbelikan di Pasar Modal Indonesia Sumber : Darmadji dan Fakhrudin, Gambar 2.1 menjelaskan tentang efek yang diperjualbelikan di pasar modal Indonesia. Efek yang diterbitkan dan diperdagangkan di Indonesia hingga saat ini adalah : (i) saham biasa, (ii) saham preferen, (iii) obligasi, (iv) sertifikat (right), dan (v) waran. Adapun penjelasan yang lebih rinci dari setiap efek adalah sebagai berikut : 1. Saham Biasa adalah suatu bukti tanda kepemilikan atas suatu perusahaan. Keuntungan yang dinikmati oleh pemegang saham berasal dari pembayaran dividen dan kenaikan harga saham. Besar kecilnya dividen yang diterima oleh pemegang saham tidak tetap, tergantung keputusan

30 RUPS. Pemilik saham biasa mempunyai hak memilih (vote) dalam RUPS untuk keputusan-keputusan yang memerlukan pemungutan suara seperti pembagian dividen, pengangkatan direksi dan komisaris, dan sebagainya. 2. Saham Preferen merupakan saham yang akan menerima dividen dalam jumlah yang tetap. Biasanya pemiliknya tidak mempunyai hak dalam RUPS. 3. Obligasi merupakan surat tanda hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan ataupun pemerintah. Obligasi tersebut membayarkan bunga yang ditunjukkan oleh coupon rate yang tercantum pada obligasi tersebut. Sedangkan obligasi konversi merupakan obligasi yang dapat dikonversikan (ditukar) menjadi saham biasa pada waktu tertentu atau sesudahnya. 4. Sertifikat (right) merupakan sekuritas yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli saham baru dengan harga tertentu. Sertifikat ini diberikan kepada pemegang saham lama sewaktu dilaksanakan penawaran umum terbatas kepada para pemegang saham lama. 5. Waran merupakan sekuritas yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham dari perusahaan yang menerbitkan waran tersebut sebagai pemanis penerbitan obligasi dengan coupon rate yang lebih rendah dari tingkat keuntungan yang umumnya berlaku. Pada hakekatnya nilai setiap sekuritas (surat-surat berharga) dapat didefinisikan sebagai nilai uang yang diberikan kepada sekuritas pada waktu tertentu. Nilai tersebut mungkin dinyatakan menurut pasar atau nilai menurut

31 peraturan atau prosedur akuntansi yang berlaku untuk sekuritas yang bersangkutan. Biasanya kita mengenal adanya empat konsep nilai yang paling utama, yang didefinisikan sebagai berikut: 1. Nilai Going Concern (Going Concern Value). Yang dimaksudkan dengan nilai going concern adalah nilai perusahaan yang dapat memberikan keuntungan, perusahaan yang beroperasi dengan prospek usaha dimasa yang akan datang yang tidak terbatas. Suatu nilai dengan asumsi perusahaan tetap hidup tanpa batas. Jadi nilai perusahaan dikaitkan dengan kemampuan menghasilkan laba di masa depan, pembagin dividen, dan pertumbuhan usaha di masa yang akan datang yang tidak terbatas. 2. Nilai Likuidasi (Liquidation Value). Jika seorang analis keuangan menilai perusahaan yang akan bangkrut, maka penilaiannya yang utama adalah ditujukan kepada nilai bersih aktiva, atau nilai likuidasi. Artinya setelah seluruh aktiva perusahaan dijual dan dikurangkan dengan seluruh kewajibannya (utangnya), berapa sisa hasil penjualan aktiva yang dpat dibagikan kepada pemegang saham biasa? Seandainya setelah penjualan seluruh aktiva, perusahaan tidak sanggup membayar seluruh utangnya, berapa yang masih dapat diharapkan oleh masing-masing pemegang obligasi atau kreditur lain? Jadi nilai likuidasi adalah nilai setelah seluruh aktiva perusahaan dijual dikurangi seluruh utang. 3. Nilai Pasar (Market Value). Seandainya kita mengevaluasi perusahaan yang saham atau obligasinya diperdagangkan di pasar modal, kita pasti dapat menentukan nilai pasar surat-surat berharga perusahaan. Nilai

32 tersebut adalah nilai obligasi atau saham menurut persepsi pasar terhadap perusahaan yang bersangkutan. 4. Nilai Buku (Book Value). Pada dasarnya nilai ini adalah nilai yang ditetapkan menurut teknik akuntansi yang sudah di-standard-isir (sudah dibuat baku) dan dikalkulasi dari laporan keuangan terutama dari neraca yang dipersiapkan perusahaan. Nilai buku utang biasanya hampir identik dengan nilai par atau nilai nominal. Nilai buku saham biasa dihitung dengan cara membagi total seluruh ekuiti (modal sendiri) yang ada di neraca, dengan jumlah lembar saham yang beredar (outstanding shares) Metode Perhitungan Indeks Harga Saham Gabungan Menurut Sunariyah (2000) dalam Andhika (2005), ada dua metode perhitungan indeks harga saham gabungan, yaitu Metode Rata-Rata (Average Method). Metode ini memasukkan jumlah seluruh harga saham dalam perhitungan indeks kemudian dibagi dengan suatu faktor pembagi tertentu. Rumus indeks harga saham dengan metode rata-rata adalah : IHSG = P S Dimana : IP base IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan P S = Harga Pasar Saham, dan IP base = Suatu Nilai Pembagi

33 IP base merupakan suatu faktor pembagi dimana faktor pembagi ini harus dapat beradaptasi terhadap perubahan harga saham teoritis, karena ada aksi emiten seperti right issue, dividen saham, dan saham bonus Faktor-faktor Ekonomi yang mempengaruhi IHSG Menurut Herlambang dkk (2001) dalam Andhika (2005), faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi pergerakan IHSG yaitu : 1. Peningkatan Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar meningkat menyebabkan suku bunga turun. Tingkat suku bunga sangat menentukan besarnya nilai sekarang dari pendapatan dividen di masa yang akan datang (Setyastuti, 2004). Penurunan suku bunga mendorong investasi dan aktivitas ekonomi. Karena investasi dalam bentuk tabungan tidak mendatangkan keuntungan bagi investor maka investor menarik uangnya dari bank dan mencari tempat lain yang lebih menguntungkan. Penurunan suku bunga perbankan menyebabkan investor memilih bursa efek karena akan lebih jauh menguntungkan. Pada pasar saham terjadi peningkatan permintaan saham yang menyebabkan excess demand (kelebihan permintaan). Excess demand terjadi karena peningkatan permintaan sedangkan penawaran tetap. Kelebihan permintaan ini disebabkan karena investor menyerbu pasar saham untuk investasi. Sehingga permintaan lebih banyak daripada penawaran.

34 MS 1 MS 2 r 1 r 2 MS 1 MS 2 MD, MS Gambar 2.2. Permintaan Uang dan Penawaran Uang Sumber : Mishkin, Gambar 2.2 terlihat bahwa adanya kenaikan jumlah uang beredar menyebabkan kurva Money Supply (MS) bergeser ke kanan bawah menjadi MS 2. Pergeseran kurva MS ini menyebabkan suku bunga (r) menurun menjadi r 2. Dalam hal ini diasumsikan bahwa Money Demand (MD) adalah tetap. Sehingga dengan adanya kenaikan MS, MD tidak mengalami perubahan. Penurunan suku bunga menyebabkan investasi meningkat. Dalam hal ini investasi di sektor perbankan menurun karena suku bunga yang rendah sehingga investor menginvestasikan dananya pada pasar modal. r r 1 r 2 I(r) I 1 I 2 Investasi Gambar 2.3. Hubungan antara Suku Bunga dan Investasi Sumber : Mankiw, 2000.

35 Gambar 2.3 menunjukkan jelas bahwa penurunan suku bunga menyebabkan investasi meningkat. Peningkatan investasi yang terjadi di pasar modal akan mempengaruhi permintaan saham. Semakin banyak permintaan akan saham maka harga saham yang akan terjadi pun meningkat. Peningkatan permintaan ini menyebabkan kurva permintaan saham bergeser ke kanan atas yang menyebabkan peningkatan pada IHSG (lihat Gambar 2.4). P S saham P 2 P 1 D saham2 D saham1 Q 1 Q 2 Q saham Gambar 2.4. Keseimbangan Pasar Saham Sumber : Darmadji dan Fakhruddin, Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan pengaruh peningkatan jumlah uang bersedar terhadap IHSG sebagai berikut : MS kurva MS r I saham D saham P saham IHSG 2. Nilai Tukar Secara makroekonomi, nilai tukar dapat disebabkan oleh berbagai faktor misalnya jumlah uang beredar dan ketergantungan impor. Jika nilai tukar rupiah mengalami depresiasi maka investor akan menginvestasikan dananya ke luar negeri. Dampaknya bagi perekonomian Indonesia adalah kepercayaan investor

36 dalam dan luar negeri akan menurun. Sehingga dana mengalirnya dari dalam negeri ke luar negeri yang biasa disebut capital outflow. Mengalirnya dana dari dalam negeri ke luar negeri membuat investasi di dalam negeri menjadi menurun. Penurunan investasi tersebut terjadi pada perbankan maupun pasar modal. Hal ini akan berdampak pada berkurangnya permintaan saham di dalam negeri. Sehingga harga saham ikut mengalami penurunan dan pada akhirnya IHSG pun mengalami penurunan. EXR Rp Depresiasi Capital Outflow I saham D saham P saham IHSG 3. Kenaikan Tingkat Produksi Kenaikan tingkat produksi biasanya dianalogikan dengan kenaikan laba, artinya kenaikan dividen bagi pemegang saham. Dengan demikian pengaruh kenaikan produksi bersifat positif bagi perkembangan pasar saham. Pengukuran kenaikan produksi dapat mempergunakan GDP. 4. Suku Bunga Meningkatnya suku bunga akan menurunkan nilai sekarang dan pendapatan dividen, kondisi seperti ini akan mempengaruhi turunnya harga saham (Setyastuti, 2004). Hal ini disebabkan karena investor cenderung menanamkan dananya dalam bentuk investasi lainnya, seperti menyimpan dananya pada sektor perbankan. Dengan demikian hal tersebut menjadi pendorong untuk melepaskan sahamnya, sehingga meningkatkan jumlah saham yang ditawarkan di pasar saham dan selanjutnya menekan harga saham. Penurunan harga saham akan berdampak pada IHSG dikarenakan berkurangnya kemampuan emiten dalam memenuhi

37 kewajiban dan menghasilkan laba serta mendorong tekanan jual oleh investor sehingga investor akan berinvestasi pada sektor perbankan. Hal lain yang disebabkan oleh peningkatan suku bunga adalah turunnya kepercayaan investor dalam maupun luar negeri terhadap perekonomian Indonesia yang semakin membuat tekanan pada pasar modal Jakarta Islamic Index (JII) Jakarta Islamic Index (JII) yang dikeluarkan oleh BEJ merupakan index dari 30 saham perusahaan yang kegiatannya dipandang tidak bertentangan dengan syariah dan subset dari IHSG. JII mulai bisa diakses sejak tanggal 3 Juli Untuk dapat dipandang sesuai syariah, dilakukan lima tahap penyaringan yaitu : Dipilih perusahaan yang kegiatan utamanya tidak bertentangan dengan syariah. Saham tersebut sudah tercatat di BEJ lebih dari 3 bulan. Syarat ini boleh dilanggar bila ia termasuk dalam 10 saham berkapitalisasi besar. Dipilih saham yang berdasarkan laporan keuangannya, rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal 90 %. Dipilih 60 saham berdasarkan urutan kapitalisasi pasar selama satu tahun terakhir. Dipilih 30 saham berdasarkan nilai perdagangan rata-rata selama satu tahun terakhir.

38 Sebagaimana juga Islamic Index lainnya di dunia, seperti Dow Jones Islamic Index, Kuala Lumpur Islamic Index, perusahaan yang sahamnya tercatat di JII bersikap pasif. Tabel di bawah ini merupakan daftar nama saham JII. Tabel 2.1. Daftar Saham Yang Masuk Dalam Perhitungan Jakarta Islamic Index Periode Januari 2007 s.d Juni 2007 (lampiran pengumuman BEJ Np.Peng 461/BEJ-DAG/U/ tanggal 27 Desember 2006) No Kode Nama Saham 1 AALI Astra Agro Lestari Tbk. 2 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. 3 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk. 4 ASII Astra International Tbk. 5 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk. 6 BNBR Bakrie & Brothers Tbk. 7 BTEL Bakrie Telecom Tbk. 8 BUMI Bumi Resources Tbk. 9 CMNP Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. 10 CTRA Ciputra Development Tbk. 11 CTRS Ciputra Surya Tbk. 12 GJTL Gajah Tunggal Tbk. 13 INCO International Nickel Ind. Tbk. 14 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. 15 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. 16 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk. 17 ISAT Indosat Tbk. 18 KLBF Kalbe Farma Tbk. 19 LPKR Lippo Karawaci Tbk. 20 LSIP PP London Sumatera Tbk. 21 MEDC Medco Energi International Tbk. 22 PGAS Perusahaan Gas Negara Tbk. 23 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. 24 SMCB Holcim Indonesia Tbk. 25 SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk. 26 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk. 27 TOTL Total Bangun Persada Tbk. 28 UNSP Bakrie Sumatra Plantations Tbk. 29 UNTR United Tractors Tbk. 30 UNVR Unilever Indonesia Tbk. Sumber : Divisi Perdagangan dan Divisi Riset dan Pengembangan BEJ, 2007 Artinya, mereka tidak mengupayakan agar saham perusahaannya masuk dalam JII, misalnya dengan menyesuaikan operasional bisnis mereka agar sesuai

39 syariah. Sebaliknya JII-lah yang aktif melakukan penyeleksian saham-saham yang tidak bertentangan dengan syariah. Secara langsung JII tidak mempengaruhi perilaku bisnis perusahaan yang sahamnya masuk JII. Dari metode seleksinya, maka dapat diduga bahwa saham-saham yang tercatat dalam JII adalah sama dengan saham-saham di LQ45 setelah dikeluarkan saham perusahaan lembaga keuangan konvensional dan saham perusahaan rokok. Jika saja LQ45 diubah lagi menjadi LQ30, dan dipastikan tidak ada saham-saham perusahaan rokok dan bank konvensional, niscaya kita akan mendapatkan JII. Dengan kata lain JII adalah LQ30 tanpa rokok dan bank. Tidak heran kalau kinerja JII lebih baik dari kinerja IHSG atau LQ 45. Pasca krisis sampai dengan tahun 2006 kinerja JII adalah +102%, sementara itu LQ45 +96%, dan IHSG +97%. Saham dalam JII adalah juga saham yang tercatat di LQ Gambaran Pasar Modal Syariah di Indonesia Sejak secara resmi Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) meluncurkan prinsip pasar modal syariah pada tanggal 14 dan 15 Maret 2003 dengan ditandatanganinya nota kesepahaman antara Bapepam dengan Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), maka dalam perjalanannya perkembangan dan pertumbuhan transaksi efek syariah di pasar modal Indonesia terus meningkat. Harus dipahami bahwa ditengah maraknya pertumbuhan kegiatan ekonomi syariah secara umum di Indonesia, perkembangan kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia masih dianggap belum mengalami kemajuan yang cukup signifikan, meskipun kegiatan investasi syariah tersebut

40 telah dimulai dan diperkenalkan sejak pertengahan tahun 1997 melalui instrumen reksa dana syariah serta sejumlah fatwa DSN-MUI berkaitan dengan kegiatan investasi syariah di pasar modal Indonesia. Dilihat dari kenyataannya, walaupun sebagian besar penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam namun perkembangan pasar modal yang berbasis syariah dapat dikatakan sangat tertinggal jauh terutama jika dibandingkan dengan Malaysia yang sudah bisa dikatakan telah menjadi pusat investasi berbasis syariah di dunia, karena telah menerapkan beberapa instrumen keuangan syariah untuk industri pasar modalnya. Kenyataan lain yang dihadapi oleh pasar modal syariah kita hingga saat ini adalah minimnya jumlah pemodal yang melakukan investasi, terutama jika dibandingkan dengan jumlah pemodal yang ada pada sektor perbankan. Dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia misalnya, Indonesia terlihat begitu tertinggal jauh dalam mengembangkan kegiatan investasi syariah di pasar modal. Malaysia pertama kali mengembangkan kegiatan pasar modal syariah sejak awal tahun 1990 dan saat ini terus mengalami kemajuan yang cukup pesat. Sebagai contoh, data menunjukkan hingga akhir tahun 2004 total Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana Syariah mencapai 7,7% (tujuh koma tujuh perseratus) dari total NAB industri Reksa Dana di Malaysia, sedangkan Indonesia baru mencapai 0,51% (nol koma lima puluh satu per seratus) dari total NAB industri reksa dana. Untuk obligasi syariah, di Malaysia hingga akhir tahun 2004 mencapai kenaikan 31,69% dari total nilai obligasi yang tercatat di pasar modal Malaysia, sementara di Indonesia hingga akhir Desember 2004 baru mencapai Rp.

41 1.424 Triliun atau 1,72% dari total nilai emisi obligasi di Indonesia pada tahun yang sama yaitu sebesar Rp ,345 Triliun. Pada sisi lain, harus diakui bahwa masih terdapat beberapa permasalahan mendasar yang menjadi kendala berkembangnya pasar modal yang berprinsip syariah di Indonesia. Kendala-kendala dimaksud diantaranya adalah selain masih belum meratanya pemahaman dan atau pengetahuan masyarakat Indonesia tentang investasi di pasar modal yang berbasis syariah, juga belum ditunjangnya dengan peraturan yang memadai tentang investasi syariah di pasar modal Indonesia serta adanya anggapan bahwa untuk melakukan investasi di pasar modal syariah dibutuhkan biaya yang relatif lebih mahal apabila dibandingkan dengan investasi pada sektor keuangan lainnya Dow Jones Islamic Market (DJIM) Index Dow Jones Islamic Market (DJIM) adalah indeks yang pertama kali diperkenalkan di Manama, Bahrain, 1999, sebagai respon dan perwujudan minat kalangan investor muslim yang besar baik di Amerika maupun di seluruh dunia. Ini termasuk saham-saham dari 34 negara dan cover 10 sektor perekonomian, 18 sektor pasaran, 40 kumpulan industri dan 70 subkumpulan. Pada saat ini, keluarga Pasar Dow Jones Islamic pada indices terdiri dari Indeks Pasar DJ Islamic Market, DJ Islamic Market Canadian Index, DJ Islamic Market UK Index, DJ Islamic Market Europe Index, dan DJ Islamic Market Asia Pacific Index. Perintis dan pencetus ide membentuk indeks saham untuk emiten yang basis usahanya sesuai dengan prinsip syariah adalah A. Rushdi Siddiqui. DJIM

42 kemudian bersanding dengan sembilan indeks yang lain seperti indeks global, indeks negara dan regional, indeks saham-saham unggulan dunia, dan indeks teknologi global. 2.5 Studi Empiris Penelitian terdahulu dari Pohan (2005) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan indeks harga saham gabungan pasca krisis tahun dengan menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square). Penelitian tersebut dimaksudkan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan IHSG seperti faktor ekonomi dan faktor non-ekonomi dengan pendekatan analisis fundamental dan analisis teknikal. Khurniawan (2004) menganalisis permodelan risiko berinvestasi pada saham syariah. Penelitian tersebut dilakukan pada saham JII dengan menggunakan metode GARCH. Metode tersebut dimaksudkan untuk mencari koefisien model yang paling sesuai dengan data. Value at Risk (VaR) digunakan jika terjadi ketidakhomogenan ragam dari data tingkat pengembalian dan menduga nilai volatility yang akan datang. Pendugaan volatility menunjukkan seberapa besar harga berfluktuasi dalam suatu periode waktu.

43 2.6. Kerangka Pemikiran Dow Jones Islamic Market Index Europe (DJIMEURO) Dow Jones Islamic Market Index United Kingdom (DJIMUK) Dow Jones Islamic Market Index United States (DJIMUS) Jakarta Islamic Index (JII) Dow Jones Islamic Market Index Canada (DJIMKND) Dow Jones Islamic Market Index Japan (DJIMJPN) Dow Jones Islamic Market Index Asia Pacific (DJIMAP) Metode VAR/VECM Granger Causality Deskriptif : Ruang Lingkup Penelitian 2.7. Hipotesis Penelitian Perkembangan pemikiran manusia sangat sehingga harus disesuaikan dengan kemampuan manusia tersebut. Begitu pula dengan investasi, hal yang harus dicermati oleh para investor adalah kemungkinan resiko. Namun dalam

44 perkembangannya terdapat faktor pendukung seperti teknologi yang dapat mengetahui segala informasi yang diinginkan oleh investor sehingga keputusan yang dibuat untuk menanamkan modalnya dalam perusahaan mendapatkan hasil yang menguntungkan. Dengan sistem perekonomian dalam suatu negara, bisa menjadi alternatif untuk berinvestasi seperti perekonomian terbuka yang membuat investor dalam negeri bisa berinvestasi di luar negeri dan investor luar negeri bisa berinvestasi di dalam negeri. Dengan demikian dari penjelasan di atas, hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks saham yang berbasis syariah yang ada di luar negeri memberikan pengaruh yang negatif dalam jangka pendek dan pengaruh yang positif dalam jangka panjang. Pembuktiannya dapat dilihat dari kinerja masingmasing saham dimana dalam jangka pendek investor melihat return yang tinggi dan return yang didapatkan oleh investor bisa diinvestasikan lagi untuk tujuan jangka panjang.

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA OLEH Zainul Abidin H14103065 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

σ = LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR)

σ = LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR) L1 LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) R i Pt = Ln P t 1 x 100 % Hitung Korelasi CAPM Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR) 1/ n ( 1+ R )( 1+ R

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era ekonomi modern seperti saat ini perusahaan sangat memerlukan tambahan modal agar kinerja perusahaan terus maju dan berkembang. Perusahaan di Indonesia sejak

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN NILAI AKTIVA BERSIH REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA OLEH HENDRA PUTRATAMA H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN NILAI AKTIVA BERSIH REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA OLEH HENDRA PUTRATAMA H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN NILAI AKTIVA BERSIH REKSADANA SYARIAH DI INDONESIA OLEH HENDRA PUTRATAMA H14103034 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H

STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H14103001 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 STABILITAS MONETER PADA SISTEM

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN PASAR MODAL Bursa efek merupakan arti fisik dari pasar modal. Pada tahun 2007, Bursa Efek Jakarta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar modal yaitu Bursa Efek Jakarta ( Jakarta Stock Exchange ) dan Bursa Efek Surabaya (Surabaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan.

I. PENDAHULUAN. seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan nasional harus berjalan seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan. Pembangunan suatu negara digambarkan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 8 BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1. Indeks Saham Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham. Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v i DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 8 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi),

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis saat ini semakin memudahkan para pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya terlebih bagi perusahaan yang telah go public. Dalam upaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ikut serta dalam pasar modal. Pasar modal merupakan pasar tempat diperjualbelikannya

I. PENDAHULUAN. ikut serta dalam pasar modal. Pasar modal merupakan pasar tempat diperjualbelikannya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk berinvestasi, salah satunya dengan ikut serta dalam pasar modal. Pasar modal merupakan pasar tempat diperjualbelikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif, dan ekonomis untuk kelangsungan perusahaan, maka dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. efektif, dan ekonomis untuk kelangsungan perusahaan, maka dibutuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini perusahaan dituntut untuk lebih efisien, efektif, dan ekonomis untuk kelangsungan perusahaan, maka dibutuhkan manajemen yang baik dalam menjalankan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia) dalam dunia ekonomi

I. PENDAHULUAN. memberikan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. menjadi financial nerve-centre (saraf finansial dunia) dalam dunia ekonomi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya muslim yaitu sebesar 85 persen dari penduduk Indonesia, merupakan pasar yang sangat besar untuk pengembangan industri

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data dan Praproses Data yang digunakan berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia dari bulan Januari 2004 sampai dengan Desember 2009. Sampai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Intesitas transaksi setiap sekuritas di pasar modal berbeda - beda. Sebagian sekuritas memiliki frekuensi yang sangat tinggi dan aktif diperdagangkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis

Lebih terperinci

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011 36 LAMPIRAN 1 Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011 No. Nama Emiten Frekuensi Jumlah Kode Nama Perusahaan November 10 Januari 11 Februari Juli 11 Agustus 11 Januari 12 1. AALI Astra

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Blue chip Istilah ini sebenarnya berasal dari istilah di kasino, di mana blue chip mengacu pada counter yang memiliki nilai paling besar. saham blue chip

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini,

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini, BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini, diukur dengan menggunakan rasio Sharpe yaitu diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan cara melakukan penawaran saham kepada masyarakat di bursa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan cara melakukan penawaran saham kepada masyarakat di bursa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan dalam rangka mengembangkan usahanya membutuhkan tambahan modal yang tidak sedikit. Kebutuhan tambahan modal dapat diperoleh dengan cara hutang

Lebih terperinci

IV. PEMBAHASAN. pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan

IV. PEMBAHASAN. pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan IV. PEMBAHASAN 4. 1. Gambaran Umum Indeks LQ 45 terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan kapitalisasi

Lebih terperinci

Bab 2 GAMBARAN UMUM OBYEK. Saham-saham yang tercatat di BEJ dikelompokan kedalam 9 sektor menurut

Bab 2 GAMBARAN UMUM OBYEK. Saham-saham yang tercatat di BEJ dikelompokan kedalam 9 sektor menurut 4 Bab 2 GAMBARAN UMUM OBYEK 2.1 Pengenalan Saham Saham-saham yang tercatat di BEJ dikelompokan kedalam 9 sektor menurut klasifikasi industri yang telah ditetapkan BEJ yaitu JASICA (Jakarta Stock Exchange

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 2.1. Deskripsi Berbagai Indeks Saham Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator trend pasar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi. Investasi pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi. Investasi pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada satu aset atau lebih selama jangka waktu tertentu dengan harapan memperoleh pendapatan atau peningkatan

Lebih terperinci

PENGARUH CURRENT RATIO

PENGARUH CURRENT RATIO PENGARUH CURRENT RATIO, EARNINGS PER SHARE DAN RASIO PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010 2014 AHSAN ARYA GUNA NPM: 141090292 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi mencakup segala aspek kehidupan, antara lain globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi mencakup segala aspek kehidupan, antara lain globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses globalisasi mencakup segala aspek kehidupan, antara lain globalisasi ekonomi, globalisasi teknologi, globalisasi keuangan, dan lain-lain. Globalisasi merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH DIVIDEN TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM YANG TERGOLONG JAKARTA ISLAMIC INDEX DI BURSA EFEK JAKARTA

ANALISIS PENGARUH DIVIDEN TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM YANG TERGOLONG JAKARTA ISLAMIC INDEX DI BURSA EFEK JAKARTA 70 Septy Indra Santoso ANALISIS PENGARUH DIVIDEN TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM YANG TERGOLONG JAKARTA ISLAMIC INDEX DI BURSA EFEK JAKARTA Septy Indra Santoso Fakultas Ekonomi Universitas Khairun Ternate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan menerangkan alasan penulis dalam memilih judul dan topik

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan menerangkan alasan penulis dalam memilih judul dan topik BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menerangkan alasan penulis dalam memilih judul dan topik penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan kerangka pemikiran. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Dalam portofolio yang dibentuk, kita membentuk kombinasi yang optimal dari beberapa asset (sekuritas) sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern seperti saat ini, perkembangan suatu negara bisa juga

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern seperti saat ini, perkembangan suatu negara bisa juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Di zaman modern seperti saat ini, perkembangan suatu negara bisa juga diamati melalui kinerja pasar modalnya, hampir semua negara di dunia memiliki pasar modal, baik

Lebih terperinci

Pokok Bahasan 10/1/2011. Pengertian Pasar Modal Pasar Perdana Pasar Sekunder. Lecture Note:

Pokok Bahasan 10/1/2011. Pengertian Pasar Modal Pasar Perdana Pasar Sekunder. Lecture Note: Pokok Bahasan Lecture Note: Pengertian Pasar Modal Pasar Perdana Pasar Sekunder Instrumen Pasar Modal Saham Obligasi Reksadana Sekuritas Derivatif: Right issue, waran, opsi 1 2 Definisi Pasar Modal Pasar

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Pasar Modal

STIE DEWANTARA Pasar Modal Pasar Modal Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 3 Pengertian Dalam arti sempit Pasar Modal = Bursa efek, yaitu tempat terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan suatu Negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang banyak sehingga perlu ada usaha yang mengarah pada dana investasi yang bersumber dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang memiliki siitem perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang memiliki siitem perekonomian I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang memiliki siitem perekonomian terbuka. Sistem perekonomian terbuka sangat penting peranannya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham.

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham. Untuk mengetahui laba yang diperoleh perusahaan dengan menghitung Laba Per Lembar saham (Earning Per Share)/EPS. EPS merupakan perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun dengan tujuan mengembangkan perusahaannya. Perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. maupun dengan tujuan mengembangkan perusahaannya. Perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan dana yang cukup bagi industri memegang peranan yang penting dalam kelangsungan hidup perusahaan karena dana merupakan motor penggerak industri

Lebih terperinci

BAB 2 INDEKS KOMPAS 100. cerminan pergerakan harga saham. Indeks-indeks tersebut adalah (Idx, 2014) : 1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

BAB 2 INDEKS KOMPAS 100. cerminan pergerakan harga saham. Indeks-indeks tersebut adalah (Idx, 2014) : 1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BAB 2 INDEKS KOMPAS 100 2.1 Sejarah Bursa Indeks Kompas 100 Saat ini BEI memiliki 11 jenis indeks harga saham, yang secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik. Indeks merupakan

Lebih terperinci

MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/52 Sekuritas di pasar ekuitas. Sekuritas di pasar obligasi. Sekuritas di pasar derivatif. Reksa dana. Penghitungan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN OBLIGASI PEMERINTAH DI INDONESIA OLEH NOVIE ILLYA SASANTI H

ANALISIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN OBLIGASI PEMERINTAH DI INDONESIA OLEH NOVIE ILLYA SASANTI H ANALISIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN OBLIGASI PEMERINTAH DI INDONESIA OLEH NOVIE ILLYA SASANTI H14104095 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/52 Sekuritas di pasar ekuitas. Sekuritas di pasar obligasi. Sekuritas di pasar derivatif. Reksa dana. Penghitungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting sebagai media investasi dan wadah penyediaan modal bagi perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. penting sebagai media investasi dan wadah penyediaan modal bagi perusahaan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Keberadaan pasar modal dalam aktifitas perekonomian sebuah negara sangat penting sebagai media investasi dan wadah penyediaan modal bagi perusahaan untuk membesarkan

Lebih terperinci

ATA 2014/2015 M1/IT /NICKY/ Pasar modal

ATA 2014/2015 M1/IT /NICKY/ Pasar modal Pasar modal 1. Pengertian pasar modal Pasar modal merupakan pasar tempat pertemuan dan melakukan transaksi antara pencari dana dengan para penanam modal, dengan instrument utama saham dan obligasi. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal syariah. Masalah asymmetric information yang dihadapi oleh industri

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal syariah. Masalah asymmetric information yang dihadapi oleh industri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbesar di dunia. Potensi ini seharusnya bisa menjadi pasar yang besar bagi industri perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. moneter melalui jalur harga aset finansial di Indonesia periode 2005: :12.

BAB 5 PENUTUP. moneter melalui jalur harga aset finansial di Indonesia periode 2005: :12. BAB 5 PENUTUP 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan menganalisis mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur harga aset finansial di Indonesia periode 2005:07 2014:12. Empat sistem persamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Supriyadi, Pasar Modal Syariah di Indonesia (Menggagas Pasar Modal Syariah dari Aspek Praktik), Kudus, STAIN Kudus, 2009, hlm. 30.

BAB I PENDAHULUAN. Supriyadi, Pasar Modal Syariah di Indonesia (Menggagas Pasar Modal Syariah dari Aspek Praktik), Kudus, STAIN Kudus, 2009, hlm. 30. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal menurut Dewan Syariah Nasional adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pasar Modal

II. TINJAUAN PUSTAKA Pasar Modal 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana,

Lebih terperinci

DAN JANGKA PENDEK H DEPARTEMEN MEN. Oleh :

DAN JANGKA PENDEK H DEPARTEMEN MEN. Oleh : ANALISIS KAUSALIT TAS ANTARA INVESTASI PORTOFOLIO DAN PERKEMBANGAN INDEKS HARGAA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG DI INDONESIA Oleh : MOCHAMMAD AKBAR H14104054 DEPARTEMEN ILMU

Lebih terperinci

PASAR MODAL INDONESIA

PASAR MODAL INDONESIA PASAR MODAL INDONESIA 1.1. PERKEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA Pasar Modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar tradisional yang selama ini kita kenal, di mana ada pedagang,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH NERACA PERDAGANGAN DAN CAPITAL INFLOW TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA OLEH PRIMA ANDRIANI H

ANALISIS PENGARUH NERACA PERDAGANGAN DAN CAPITAL INFLOW TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA OLEH PRIMA ANDRIANI H ANALISIS PENGARUH NERACA PERDAGANGAN DAN CAPITAL INFLOW TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA OLEH PRIMA ANDRIANI H14104090 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun pemerintah jangka panjang dalam berbagai instrumen keuangan yang diperjualbelikan, salah satunya

Lebih terperinci

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr Pasar Modal A. PENDAHULUAN Pasar modal (capital market) atau bursa efek adalah pasar tempat bertemunya permintaan dan penawaran dana-dana jangka panjang dalam bentuk jual-beli surat berharga. B. PRODUK

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. yang menghitung indeks harga rata rata saham untuk jenis saham saham yang

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. yang menghitung indeks harga rata rata saham untuk jenis saham saham yang 12 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Jakarta Islamic Indeks Jakarta Islamic Index adalah salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung indeks harga rata rata saham untuk

Lebih terperinci

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2015-12-11 Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Arumsarri, Yoshe STIE

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN.... ix I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 9 1.3. Tujuan Penelitian... 10 1.4. Manfaat

Lebih terperinci

PENGARUH EPS ( EARNING PER SHARE

PENGARUH EPS ( EARNING PER SHARE PENGARUH EPS (EARNING PER SHARE), ROE (RETURN ON EQUITY) DAN TINGKAT BUNGA DEPOSITO TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI Diajukan Oleh : JOHANSYAH

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif 4.1.1 Jakarta Islamic Index (JII) Jakarta Islamic Index (JII) diluncurkan oleh PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja

Lebih terperinci

BAB V Kesimpulan dan Saran 141 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai Kinerja Keuangan Menggunakan Konsep EVA

BAB V Kesimpulan dan Saran 141 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai Kinerja Keuangan Menggunakan Konsep EVA BAB V Kesimpulan dan Saran 141 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data serta pengujian hipotesis, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai Kinerja

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ingin memperoleh dana tambahan untuk operasional perusahaan serta

I. PENDAHULUAN. ingin memperoleh dana tambahan untuk operasional perusahaan serta I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal menjadi alternatif bagi investor yang ingin menanamkan modalnya dengan harapan mendapatkan keuntungan dan menjadi fasilitas bagi emiten yang ingin memperoleh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa di perjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperdagangkan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa mendatang. Seorang investor harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa mendatang. Seorang investor harus mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu alternatif untuk menanamkan modal demi mendapatkan keuntungan di masa mendatang. Seorang investor harus mampu menilai suatu investasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 45 pada tahun , maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 45 pada tahun , maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan didukung oleh teoriteori yang dipelajari dan hasil pembahasan yang diperoleh mengenai analisis rasio keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana yang tersedia secara efisien akan berkurang. Akibatnya

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana yang tersedia secara efisien akan berkurang. Akibatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu lembaga keuangan non bank yang mempunyai peranan yang sangat penting bagi investor untuk melakukan kegiatan investasinya. Peran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terhadap harga saham dan return saham. Pengumuman dividen juga merupakan. (Miller dan Rock, 1985 dalam Kusuma, 2004: 102).

I. PENDAHULUAN. terhadap harga saham dan return saham. Pengumuman dividen juga merupakan. (Miller dan Rock, 1985 dalam Kusuma, 2004: 102). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengumuman dividen mempunyai arti bagi investor, oleh karena itu berpengaruh terhadap harga saham dan return saham. Pengumuman dividen juga merupakan dasar bagi

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN INFLATION TARGETING DI INDONESIA OLEH YOGI H

EVALUASI PENERAPAN INFLATION TARGETING DI INDONESIA OLEH YOGI H EVALUASI PENERAPAN INFLATION TARGETING DI INDONESIA OLEH YOGI H14103055 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN YOGI. Evaluasi Penerapan Inflation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana atau sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan di masa mendatang. Kapan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H14101089 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada hakikatnya merupakan penanaman modal yang dilakukan saat ini dengan harapan keuntungan dimasa yang akan datang. Kegiatan investasi menjadi semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Inggrid Tan, Bisnis dan Investasi Sistem Syariah, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, 2009,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Inggrid Tan, Bisnis dan Investasi Sistem Syariah, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, 2009, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, perkembangan industri yang pesat memicu adanya persaingan yang semakin ketat antar perusahaan baik itu sektor industri jasa maupun dagang.

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan suatu bentuk prilaku untuk menambahkan nilai dari dana yang didapatkan oleh seseorang, investasi banyak beragam bentuknya sebagai contoh menyimpan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang terus berada pada indeks LQ45 periode

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang terus berada pada indeks LQ45 periode BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks LQ45 adalah perhitungan dari 45 saham, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas sahamsaham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan antara pihak yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal yang merupakan pasar berbagai macam instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan

Lebih terperinci

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham. Presented By : Slamet Hidayatulloh

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham. Presented By : Slamet Hidayatulloh Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham Pada Jakarta Islamic Index (JII) Presented By : Slamet Hidayatulloh BAB I ( LATAR BELAKANG, RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH )

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN KINERJA BANK TERHADAP LABA PERBANKAN OLEH LIA AMALIA H

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN KINERJA BANK TERHADAP LABA PERBANKAN OLEH LIA AMALIA H ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN KINERJA BANK TERHADAP LABA PERBANKAN OLEH LIA AMALIA H14102098 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Kompetensi Dasar Mahasiswa dapat memahami konsep dasar investasi, lingkungan investasi, dan peranan pasar modal terhadap investor dan perusahaan yang saling

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF VENNY SYAHMER,

RINGKASAN EKSEKUTIF VENNY SYAHMER, RINGKASAN EKSEKUTIF VENNY SYAHMER, 2010. Keterkaitan Nilai Tukar Rupiah Dengan Indeks Saham di Bursa Efek Indonesia. Di bawah bimbingan NOER AZAM ACHSANI dan TRIAS ANDATI. Stabilitas terhadap nilai tukar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data yang

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1. Pengertian Portofolio Dalam fenomena yang terjadi pada dunia keuangan, "portofolio" digunakan untuk menyebutkan kumpulan investasi yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

Kosep Dasar: Saham Arum H. Primandari

Kosep Dasar: Saham Arum H. Primandari Kosep Dasar: Saham Arum H. Primandari Investasi Investasi Investasi: pada hakikatnya merupakan kegiatan menempatkan sejumlah dana yang dimiliki saat ini dengan harapan akan memperoleh keuntungan di masa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah studi peristiwa (event study), dimana event study merupakan salah satu metode penelitian

Lebih terperinci

BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES

BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES 20 BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES A. Pasar Modal Syariah 1. Pengertian Pasar Modal Syariah Definisi pasar modal sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM)

Lebih terperinci

Semula istilah Pasar adalah menunjukkan tempat di mana penjual dan pembeli berkumpul untuk saling bertukar barang. Ahli ekonomi menggunakan istilah

Semula istilah Pasar adalah menunjukkan tempat di mana penjual dan pembeli berkumpul untuk saling bertukar barang. Ahli ekonomi menggunakan istilah Pasar & Pasar Modal Semula istilah Pasar adalah menunjukkan tempat di mana penjual dan pembeli berkumpul untuk saling bertukar barang. Ahli ekonomi menggunakan istilah Pasar untuk menunjuk pada sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri manufaktur telah mengalami pasang surut yang membuat perkembangan industri manufaktur membutuhkan dana yang besar. Hal ini menyebabkan industri-industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,23% sedikit turun dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 6,5%. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,23% sedikit turun dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 6,5%. Meskipun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhnya perekonomian di dari tahun ke tahun membuat para investor dari dalam maupun luar negeri tertarik untuk melakukan investasi. Berdasarkan Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

SKRIPSI. KOMPARASI KINERJA PERUSAHAAN YANG BERBASIS SYARIAH DENGAN PERUSAHAAN YANG BERBASIS NON-SYARIAH (Studi Empiris BEI)

SKRIPSI. KOMPARASI KINERJA PERUSAHAAN YANG BERBASIS SYARIAH DENGAN PERUSAHAAN YANG BERBASIS NON-SYARIAH (Studi Empiris BEI) SKRIPSI KOMPARASI KINERJA PERUSAHAAN YANG BERBASIS SYARIAH DENGAN PERUSAHAAN YANG BERBASIS NON-SYARIAH (Studi Empiris BEI) Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh inflasi, suku

Lebih terperinci

ANALISIS PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH DAN EMPAT MATA UANG NEGARA ASEAN OLEH RUSNIAR H14102056

ANALISIS PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH DAN EMPAT MATA UANG NEGARA ASEAN OLEH RUSNIAR H14102056 i ANALISIS PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH DAN EMPAT MATA UANG NEGARA ASEAN OLEH RUSNIAR H14102056 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 ii RINGKASAN RUSNIAR.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Menanamkan uang sekarang, berarti uang tersebut seharusnya dapat dikonsumsi namun karena kegiatan investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan munculnya lembaga-lembaga keuangan yang. berbasis syariah. Kondisi ini menurut para akademisi dan praktisi

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan munculnya lembaga-lembaga keuangan yang. berbasis syariah. Kondisi ini menurut para akademisi dan praktisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini terjadi kebangkitan kembali Sistem Ekonomi Islam, yang ditandai dengan munculnya lembaga-lembaga keuangan yang berbasis syariah. Kondisi ini menurut para akademisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang tidak sedikit sehingga perlu adanya usaha yang mengarah pada dana investasi yang bersumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kegiatan investasi saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal tersebut didukung dengan kemudahan untuk mendapatkan informasi mengenai

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIA N

BAB 3 METODE PENELITIA N BAB 3 METODE PENELITIA N 3.1 Desain Penelitian Berikut ini merupakan desain penelitian yang digunakan penulis: Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode Penelitian Unit Analisis Time

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan-perusahaan yang sedang mengalami masa perkembangan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur modal yang kuat untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, peran serta masyarakat telah aktif dalam pembiayaan pasar modal. Pada dasarnya pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang

Lebih terperinci