BAB II TINJAUAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN TEORI A. Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 3-4 Tahun 1. Pengertian Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Dorong anak berlari, melompat, berdiri di atas satu kaki, memanjat, bermain bola, mengendarai sepeda roda tiga. Perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi (Hurlock, 1978). Motorik kasar merupakan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Perkembangan motorik kasar adalah perkembangan gerak gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri (Endah, 2008). Jadi dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik kasar anak usia 3-4 tahun adalah gerakan tubuh anak usia 3-4 tahun yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya. 2. Prinsip Perkembangan Motorik kasar Hurlock (1978) menyatakan dari beberapa studi perkembangan motorik yang diamatinya, ada lima prinsip perkembangan motorik kasar. Adapun lima prinsip perkembangan motorik kasar yaitu : 7

2 8 a. Perkembangan motorik kasar bergantung pada kematangan otot dan syaraf. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otak lah yang mengatur setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan sistem syaraf otak yang mengatur otot, semakin baik kemampuan motorik anak. Hal ini juga didukung oleh kekuatan otot anak yang baik. b. Perkembangan yang berlangsung terus menerus. Perkembangan motorik berlangsung secara terus menerus sejak pembuahan. Urutan perkembangan cephalocaudal dapat dilihat pada masa awal bayi, pengendalian gerakan lebih banyak di daerah kepala. Saat perkembangan syaraf semakin baik, pengendalian gerakan dikendalikan oleh batang tubuh kemudian di daerah kaki. Perkembangan secara proximodistal dimulai dari gerakan sendi utama sampai gerakan bagian tubuh terpencil. Misal bayi menggunakan bahu dan siku dalam bergerak sebelum menggunakan pergelangan tangan dan jari tangan. c. Perkembangan motorik memiliki pola yang dapat diramalkan. Perkembangan motorik dapat diramalkan ditunjukkan dengan bukti bahwa usia ketika anak mulai berjalan konsisten dengan laju perkembangan keseluruhannya. Misalnya, anak yang duduknya lebih awal akan berjalan lebih awal ketimbang anak yang duduknya terlambat. Breckenridge dan Vincent menyatakan cara yang cukup teliti untuk memperkirakan pada umur berapa anak akan mulai berjalan yakni dengan mengalikan umur anak mulai merangkak dengan 1,5 atau dengan mengalikan umur anak mulai duduk dengan 2. d. Reflek primitif akan hilang dan digantikan dengan gerakan yang disadari. Reflek primitif ialah gerakan yang tidak disadari, berlangsung secara otomatis dan pada usia tertentu harus sudah hilang karena dapat menghambat gerakan yang disadari.

3 9 e. Urutan perkembangan pada anak sama tetapi kecepatannya berbeda Tahap perkembangan motorik setiap anak sama. Akan tetapi kondisi bawaan dan lingkungan mempengaruhi kecepatan perkembangannya. 3. Motorik Kasar Anak Usia 3-4 Tahun Perkembangan motorik kasar anak dinilai dari keterampilan motorik kasar anak. Keterampilan motorik kasar adalah kemampuan anak dalam menggerakkan otot besar atau sebagian tubuh atau seluruh tubuh dalam aktivitas motoriknya. Anak usia 3 tahun memiliki kekuatan fisik yang mulai berkembang, tapi rentang konsentrasinya pendek, cenderung berpindahpindah dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain. Meskipun memiliki rentang konsentrasi yang relatif pendek, mereka menjadi ahli pemecah masalah dan dapat memusatkan perhatian untuk suatu periode yang cukup lama jika topik yang diajarkan menarik bagi mereka. Permainan mereka bersifat sosial dan sekaligus pararel. Pada usia ini, anak mengembangkan keterampilan motorik kasar dan melakukan gerakan fisik yang sangat aktif. Energi mereka seolaholah tiada habisnnya. Irwan (2008) dan Oktaria (2009) menyatakan bahwa kemampuan motorik kasar seperti berjalan, berlari, melompat dan melempar dapat dirangsang atau distimulasi dengan memberikan kesempatan anak melakukan permainan yang melakukan ketangkasan dan kelincahan. a. Jalan Pada kemampuan motorik kasar ini, yang harus distimulasi adalah kemampuan berdiri, berjalan ke depan, berjalan ke belakang, berjalan berjingkat, melompat di tempat, berdiri satu kaki, menendang bola, dan lainnya. Stimulasi dapat diberikan dengan mengajak anak bermain permainan yang menggerakkan anak untuk menggerakkan kakinya berpindah-pindah dan menahan kaki dengan lama. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan karpet bergambar atau menempelkan gambar-

4 10 gambar yang menarik di lantai dan meminta anak untuk menginjak karpet/lantai. Dapat juga dilakukan dengan permainan yang mengajarkan anak jalan berjinjit sehingga melatih keseimbangan anak dalam berdiri. b. Lari Perkembangan lari akan mempengaruhi perkembangan lompat dan melempar. Pada tugas perkembangan ini, dibutuhkan keseimbangan tubuh, kecepatan gerakan kaki, ketepatan 4 pola kaki yaitu (1) heel strike :bertumpu pada tumit; (2) toe off : telapak kaki mengangkat kemudian kaki bertumpu pada ujung-ujung jari kaki; (3) swing : kaki berayun; (4) landing : setelah mengayun kaki menapak pada alas. Stimulasi lari dapat dilakukan dengan aktivitas berupa bermain bola, bermain sepeda (mulai roda 4 sampai bertahap ke roda 3 dan kemudian roda 2), berlomba lari, bermain dengan berkejar-kejaran serta naik turun tangga. c. Lompat Stimulasi lompat dapat diberikan dengan mengajak anak melompat di tempat dan lompatan berjarak. Lompatan berjarak dapat diajarkan dengan mengajak anak untuk melompat dari satu pijakan ke pijakan yang lain misalnya dengan menggambarkan lingkaran-lingkaran dari kapur atau menggunakan lingkaran holahop yang diatur sedemikian rupa letaknya kemudian meminta anak untuk melompati lingkaran-lingkaran tersebut. Lompatan diajarkan dengan satu kaki dan dua kaki. d. Lempar Stimulasi lempar dapat diberikan dengan mengajak anak bermain lempar tangkap bola. Bola dilempar ke arah anak dan meminta anak untuk menangkapnya dan melemparkan kembali ke arah si pemberi bola. Lempar tangkap bola dapat dilakukan dengan menggradasikan tingkat kesulitannya berdasarkan posisi, besar bola, berat bola, dan jenis lambungan. Pada posisi bisa dilakukan sambil duduk kaki lurus, duduk kaki bersila, duduk kaki seperti huruf W ke belakang, jongkok, dan

5 11 bahkan berdiri. Pada jenis lambungan, bisa dilakukan dengan lambungan dari atas, sejajar, atau lambungan dari bawah. Bermain sebagai stimulasi motorik kasar anak memiliki hal-hal yang perlu diperhatikan. Menurut Soetjiningsih (1995), beberapa hal yang perlu diperhatikan tersebut antara lain : 1) Ekstra energi Bermain memerlukan ekstra energi, terlebih lagi permainan yang memerlukan kelincahan. 2) Waktu Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain karena aktivitas yang serius bagi anak. 3) Alat permainan Untuk bermain diperlukan alat permainan yang sesuai dengan umur dan taraf perkembangannya. Anak usia 3-4 tahun dapat menggunakan alat permainan sederhana seperti bola dalam menstimulasi motorik kasarnya. 4) Ruangan untuk bermain Anak memerlukan ruang untuk bermain akan tetapi tidak perlu ruangan khusus. Anak dapat bermain di dalam rumah seperti ruang tamu, di halaman, bahkan di ruang tidurnya. 5) Pengetahuan cara bermain Anak belajar bermain melalui mencoba-coba sendiri, meniru temantemannya atau diberi tahu caranya oleh orang lain. 6) Teman bermain Sebaiknya anak memiliki teman bermain karena jika anak bermain sendiri, ia akan kehilangan kesempatan belajar dari teman-temannya. Akan tetapi, terlalu banyak bermain dengan anak lain dapat mengakibatkan anak tidak mempunyai kesempatan untuk menghibur diri sendiri dan menemukan kebutuhannya sendiri. Bila kegiatan

6 12 bermain dilakukan bersama orangtua maka hubungan orangtua dengan anak menjadi akrab dan orangtua dapat segera mengetahui setiap kelainan yang terjadi pada anak mereka secara dini. Wong (2003) dan Einon (2005) mengklasifikasikan keterampilan motorik kasar usia 3-4 tahun dalam Tabel Keterampilan motorik kasar anak usia 3-4 tahun. Tabel 2.1. Keterampilan motorik kasar anak usia 3-4 tahun Usia Keterampilan Motorik Kasar 3 Tahun a. Berdiri pada satu kaki untuk 5-10 detik b. Berjalan mundur lebih dari tiga langkah c. Berjalan maju sejauh 2 m di atas balok selebar 7,5 cm dan mundur sejauh 1 m d. Berjalan dengan berjinjit e. Menaiki tangga dengan kaki bergantian tetapi tetap turun dengan kaki yang sama pada tiap injakan f. Berlari dengan baik tetapi masih kesulitan saat berbelok atau berhenti secara mendadak g. Berlari tanpa jatuh h. Mencoba berdansa tetapi keseimbangan mungkin tidak adekuat i. Mendorong, menarik, dan mengendarai mainan beroda atau sepeda roda tiga j. Melompat dari langkah dasar atau tempat pijakan k. Melompat panjang l. Melompat ke depan 5-10 kali dengan dua kaki m. Melompat ke depan 2-5 kali dengan satu kaki n. Membungkuk saat melompat tetapi tidak menekuk lututnya saat mendarat o. Melompati halangan setinggi 7,5-10 cm p. Menendang bola ke belakang dan ke depan dengan mengayunkan kaki q. Menangkap bola yang melambung dengan mendekapnya ke dada

7 13 4 Tahun a. Berdiri di atas satu kaki selama 10 detik b. Berjalan maju dan mundur dengan berjinjit sejauh 6 kaki c. Berjalan maju sejauh 2,5 m di atas balok selebar 7,5 cm dan mundur sejauh 1,5 m d. Menaiki tangga dengan kaki bergantian tetapi tetap turun dengan kaki yang sama pada tiap injakan e. Mulai mengendalikan awal, berhenti, dan berbelok saat berlari f. Lomba lari g. Bersalto atau berguling ke depan h. Melompat dan meloncat dengan satu kaki i. Melompat ke depan 10 kali dengan dua kaki j. Melompat ke belakang sekali k. Melompat ke depan 5 kali dengan lebih seimbang tapi dengan banyak gerakan lengan l. Melompat dari ketinggian sekitar 80 cm m. Menangkap bola dengan dua tangan yang dilemparkan dari jarak 3 kaki n. Melempar bola kecil dengan kedua tangan kepada seseorang yang berjarak 4-6 kaki (1-2 m) darinya o. Melempar bola bergantian tangan p. Menendang secara terkoordinasi ke belakang dan ke depan dengan kaki terayun dan tangan mengayun ke arah berlawanan secara bersamaan 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Kasar Anak. Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Menurut Soetjiningsih (1995), faktorfaktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak antara lain: a. Motivasi belajar anak Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar, misalnya adanya sekolah yang tidak terlalu jauh, buku-buku, suasana yang tenang serta sarana lainnya

8 14 b. Pengetahuan ibu Pengetahuan ibu memegang peranan penting di dalam memberikan stimulasi kepada anak. Hal ini dikarenakan pada usia anak-anak sangat membutuhkan perhatian yang cukup untuk membantu perkembangan yang optimal. c. Stimulasi ibu Karena pada anak usia prasekolah sangat peka terhadap semua input/masukkan yang berasal dari lingkungan luar. d. Kelompok sebaya Untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya anak memerlukan teman sebaya. Tetapi perhatian dari orang tua tetap dibutuhkan untuk memantau dengan siapa anak tersebut bergaul. Khususnya bagi remaja, aspek lingkungan teman sebaya menjadi sangat penting dengan makin meningkatnya kasus-kasus penyalahgunaan obat-obat dan narkotika. e. Cinta dan kasih sayang Salah satu hak anak untuk dicintai dan dilindungi. Anak memerlukan kasih sayang dan perlakuan yang adil dari orang tuanya agar menjadi anak yang tidak sombong dan dapat memberi kasih sayangnya pula kepada sesamanya. f. Jumlah saudara Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang kadaan sosial ekonominya cukup, akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak. Lebih-lebih kalau jarak anak terlau dekat. Sedangkan pada keluarga dengan keadaan social ekonomi yang kurang, jumlah anak yang banyak akan mengakibatkan selain kurangnya kasih sayang dan perhatian pada anak, juga kebutuhan primer seperti makanan, sandang dan perumahan pun tidak terpenuhi. Oleh karena itu keluarga berencana tetap diperlukan.

9 15 g. Ganjaran atau hukuman Anak yang berbuat benar maka semestinya kita memberi ganjaran, misalnya ciuman, pujian, belaian, tepuk tangan dan sebagainya. Ganjaran tersebut akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk mengulangi tingkah lakunya. h. Lingkungan Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya proses bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambat. i. Stabilitas rumah tangga Stabilitas dan keharmonisan rumah tangga mempengaruhi kembang anak. Tumbuh kembang anak akan berbeda pada keluarga yang harmonis, dibandingkan dengan keluarga yang kurang harmonis. j. Pendapatan ibu Pendapatan keluarga yang memadahi akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun sekunder. k. Tingkat gizi Makanan memegang peran penting dalam tumbuh kembang anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan kebutuhan orang dewasa, karena makanan bagi anak dibutuhkan juga untuk pertumbuhan, dimana dipengaruhi oleh ketahanan makanan keluarga. 5. Perkembangan Menurut Denver II Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test (DDST-R). Adalah salah satu dari metode skrining terhadap

10 16 kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan menit. a. Aspek Perkembangan yang dinilai Terdiri dari 125 tugas perkembangan. Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar tugas. Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai: 1) Personal Social (perilaku sosial) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. 2) Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. 3) Language (bahasa) Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan 4) Gross motor (gerakan motorik kasar) Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. b. Alat yang digunakan 1) Alat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan, peralatan gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas, pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung usia kronologis anak saat diperiksa). 2) Lembar formulir DDST II 3) Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara penilaiannya.

11 17 c. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu: 1) Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia: a) 3-6 bulan b) 9-12 bulan c) bulan d) 3 tahun e) 4 tahun f) 5 tahun 2) Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap. d. Penilaian Jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = NO). 6. Cara Pemeriksaan DDST II a. Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun. b. Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas. c. Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST. d. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F. e. Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal, Abnormal, Meragukan dan tidak dapat dites. 1) Abnormal

12 18 a) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih b) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan Plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia. 2) Meragukan a) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih b) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia. 3) Tidak dapat dites Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan. 4) Normal Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas. 7. Interpretasi tes a. Normal Tidak ada kelambatan dan maksimum dari satu kewaspadaan b. Suspect Satu atau lebih kelambatan dan/ atau dua atau lebih banyak kewaspadaan c. Untestable Penolakan pada satu atau lebih pokok dengan lengkap ke kiri garis usia atau pada lebih dari satu pokok titik potong berdasarkan garis usia pada area 75% sampai 90%. Rekomendasi untuk rujukan tes Suspect dan Untestable: Skrining ulang pada 1 sampai 2 minggu untuk mengesampingkan faktor temporer.

13 19 B. Pengetahuan Ibu 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telingan (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna. Menurut pendekatan kontruktivistis, pengetahuan bukanlah fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.

14 20 b. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (1993), Pengetahuan mempunyai tingkatan yaitu: 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengigat materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang sepesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu apa yang di pelajari antara lain menyebutkan, mendefenisikan manyatakan dan sebagainya. Contoh dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita. 2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang sesuatu objek yang diketaui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau meteri harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Contoh dapat menjelaskan mengapa kita harus makan-makanan yang bergizi. 3) Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi ini dapat digunakan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, prinsip, metode dan sebagainya dalam kontek atau situasi yang lain. Contoh dapat merumuskan statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip, siklus pemecahan masalah dari kasus yang diberi.

15 21 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analysis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. 5) Sintesis (syinthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemapuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada misalnya: dapat menyusun, merencanakan, meningkatkan, menyesuaikan dan sebagiannya terhadap suatu teory atau rumusan yang telah ada. 6) Evaluasi Evaluasi ini barkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penelitianpenelitian itu didasarkan oleh satu objek kreteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menayakan isi meteri yang ingin diukur dengan objek penelitian atau responden kedalam pengatahuan yang ingin kita ketahui dapat disesuaikan dengan tingkat tersebut diatas. 2. Ibu Ibu adalah orang yang ingin melihat, menyentuh, dan merawat anaknya dengan di bantu staf perawat yang ramah. Ibu adalah orang yang menjaga dan merawat kita sampai tumbuh dewasa dengan kasih dan sayangnya.ibu adalah orang tua perempuan seorang anak, baik melalui

16 22 hubungan biologis maupun sosial. Jadi ibu adalah orang tua perempuan yang menjaga dan merawat anaknya dengan kasih dan sayangnya. a. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Sukidjo (1996), Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah: 1) Umur Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan dalam penyelidikan epidemologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian di dalam hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur. Dengan cara ini orang ini dapat membacanya dengan mudah dan melihat pola kesakitan ayai kematian menurut golongan umur. Dalam hal ini tentu tidak menjadi soal dikala pengumpulan keterangan umur bagi mereka yang telah mendapatkan latihan. 2) Pendidikan Pendidikan adalah proses pengembangan mental, sikap dan tingkah laku dalam belajar menerima segala informasi. Jalur pendidikan terdiri dari pendidikan formal, informal dan nonformal yang dapat saling melengkapi dan dapat memperkaya (UU RI No. 20 Tahun 2003). Tentang sistem pendidikan pasal 13 ayat 1. a) Pendidikan Informal Adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang dalam kehidupan masyarakat. b) Pendidikan Formal Adalah pendidikan di sekolah secara teratur, sistematis dan mempunyai jenjang serta di bagi waktu-waktu tertentu yang berlangsungnya dari taman kanak-kanak sampai keperguruan tinggi.

17 23 c) Pendidikan non formal Adalah semua pendidikan yang diselenggarakan secara senaja terarah dan terencana. 3) Pekerjaan Pekerjaan adalah merupakan sesuatu kegiatan atau aktifitas seseorang untuk memperoleh penghasilan demi memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Pekerjaan/karyawan adalah mereka yang bekerja pada orang lain atau instasi, kantor, perusahaan dengan menerima upah atau gaji baik berupa uang maupun barang. 4) Sumber informasi Informasi adalah merupakan data yang telah di proses kedalam suatau bentuk yang mempunyai arti bagi sipenerima dan mepunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat itu atau mendatang. Rudy Bretz dalam bukunya Toxonomy of Comunication Media menyatakan secara gamblang saja bahwa jika kita lihat atau mencium asap, kita mendapat informasi bahwa sesuatu sedang terbakar, kalau kita meraba suatu benda, lalu mengangkatnya kita memperoleh informsi mengenai benda itu maulai dari bentuknya sampai kepada beratnya. Pengetian informasi menjadi terbatas. Bahwa informasi dalam system informasi tersebut disampaikan kepada orang lain. Karna informasi seperti itu dinamakan Informsi manusia (Human Information) untuk membedakan informasi sebagai persepsi dari lingkungan alamiah. Informasi tersebut sering disebut pesan (massage). Istilah pesan atau massage itu mengandung arti informasi yang datang dari pengirim pesan yang ditujukan kepada penerima pesan. Proses penerimaan pesan dan pengiriman pesan itu dinamakan komunikasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu adalah orang tua yang berjenis kelamin perempuan

18 24 yang menjaga dan merawat anak dengan kasih dan sayangnya yang dipengaruhi oleh umur, tingkat pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi. C. Kerangka Teori Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar anak: Motivasi belajar anak Pengetahuan ibu Stimulasi ibu Kelompok sebaya Cinta dan kasih sayang Jumlah saudara Ganjaran atau hukuman Lingkungan Stabilitas rumah tangga Pendapatan ibu Tingkat gizi Pengetahuan Ibu: Pendidikan Pengalaman Lingkungan Jumlah anak Stimulasi Anak: Jalan Lari Lompat Lempar Perkembangan motorik kasar anak Usia 3-4 tahun Sumber: Soetjiningsih, 1995 Gambar 2.1 Kerangka Teori D. Kerangka Konsep pengetahuan ibu Perkembangan motorik kasar anak usia 3-4 tahun Gambar 2.2 Kerangka Konsep

19 25 E. Variabel Penelitian 1. Variabel Independen : Pengetahuan ibu 2. Variabel Dependen : Perkembangan motorik kasar anak usia 3-4 tahun F. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada hubungan pengetahuan ibu dengan perkembangan motorik kasar anak usia 3-4 tahun di Posyandu BUDI LESTARI Desa Tlogorejo Guntur Demak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 3-5 Tahun Keterampilan motorik kasar adalah kemampuan anak dalam menggerakkan otot besar atau sebagian tubuh atau seluruh tubuh dalam aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengetahuan 1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti

Lebih terperinci

hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,

hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH A. Pengertian Perkembangan Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran (KBBI, 2011). Budiman (2014) mengatakan pengetahuan

Lebih terperinci

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat Perkembangan gerakan kasar Bulan Pencapaian Titik Pencapaian 1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan 2 Setengah miring jika dalam posisi tengkurap, selalu meletakkan pipi ke alas secara bergantian disebut titik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan adalah salah satu bentuk kegiatan dibidang kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup keperawatan adalah keperawatan anak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PAUD sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan anak usia dini yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain sambil belajar dan belajar

Lebih terperinci

DDST (DENVER DEVELOPMENT SCREENING TEST)

DDST (DENVER DEVELOPMENT SCREENING TEST) DDST (DENVE DEVELOPMENT SCEENING TEST) PENDAHULUAN Perkembangan anak menggambarkan peningkatan kematangan fungsi individu, dan merupakan indicator penting dalam menilai kualitas hidup anak. Oleh karena

Lebih terperinci

DENVER II. Click Subdivisi to edit Pedsos Master subtitle style BIKA RSWS 4/28/12

DENVER II. Click Subdivisi to edit Pedsos Master subtitle style BIKA RSWS 4/28/12 DENVER II Click Subdivisi to edit Pedsos Master subtitle style BIKA RSWS Denver II Merupakan revisi dari Denver Developmental Screening Test ( DDST) dgn tujuan menemukan secara dini masalah penyimpangan

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia https://tinycards.duolingo.com/decks/31kdb6vw/stage-of-human-growth-anddevelopment

Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia https://tinycards.duolingo.com/decks/31kdb6vw/stage-of-human-growth-anddevelopment A. Hakikat Perkembangan Fisik dan Motorik Perkembangan fisik berkaitan dengan adanya pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada tubuh seseorang. Perkembangan fisik mudah teramati dengan ditandai adanya

Lebih terperinci

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga Metode Pengembangan Fisik Drs. Rumpis Agus Sudarko, M.S. FIK-UNY Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik

Lebih terperinci

REFERAT ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DENVER TEST

REFERAT ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DENVER TEST REFERAT ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DENVER TEST Disusun oleh : Dennis Pratama, S.Ked (2006.04.0.0120) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA 2012 DENVER TEST DDST (Denver Developmental Screening

Lebih terperinci

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Rendahnya kemampuan anak disebabkan oleh kurangnya kegiatan yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam deteksi dini gangguan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan juga merupakan hasil mengingat

Lebih terperinci

DETEKSI DINI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. dr. Atien Nur Chamidah PLB FIP UNY

DETEKSI DINI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. dr. Atien Nur Chamidah PLB FIP UNY DETEKSI DINI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS dr. Atien Nur Chamidah PLB FIP UNY 1 Bagus, seorang anak laki-laki berusia 30 bulan. Ibunya merasa bahwa putranya berbeda dg anak lainnya, perkembangan bicara & bahasanya

Lebih terperinci

SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK

SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK SURVEY KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE-KECAMATAN TAMAN SIDOARJO TAHUN AJARAN 2011-2012 DIDIK CAHYO WICAKSONO ABSTRAK Kemampuan motorik (motor ability) memegang peranan penting

Lebih terperinci

KPSP & PEMERIKSAAN DENVER II. Nurlaili Muzayyanah Departemen IKA FK UII-

KPSP & PEMERIKSAAN DENVER II. Nurlaili Muzayyanah Departemen IKA FK UII- KPSP & PEMERIKSAAN DENVER II Nurlaili Muzayyanah Departemen IKA FK UII- TES DENVER II A. PENDAHULUAN Alat skrining perkembangan untuk menemukan secara dini anak yang berpotensial mempunyai

Lebih terperinci

TUGAS TUTORIAL III MATA KULIAH METODE PENGEMANGAN FISIK TUTOR ; DIAN BUDIANA, M.PD.

TUGAS TUTORIAL III MATA KULIAH METODE PENGEMANGAN FISIK TUTOR ; DIAN BUDIANA, M.PD. TUGAS TUTORIAL III MATA KULIAH METODE PENGEMANGAN FISIK TUTOR ; DIAN BUDIANA, M.PD. 1. Dasar dari keterampilan motorik anak adalah A. Bahasa B. Bernyanyi C. Menari D. Gerak 2. Salah satu cara untuk mengembangkan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Pembahasan : Tumbuh Kembang Anak dan Cara Deteksi Dini menggunakan KPSP Sasaran : Keluarga Bapak S Hari/Tanggal : Senin, 01 Agustus 2016 Tempat : Rumah Bapak S Waktu : Pukul

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner kompetensi perkembangan anak usia tahun NO INDIKATOR KOGNITIF TES PERBUATAN PENILAIAN

Lampiran 1 Kuesioner kompetensi perkembangan anak usia tahun NO INDIKATOR KOGNITIF TES PERBUATAN PENILAIAN Lampiran Kuesioner kompetensi perkembangan anak usia 2.5 3.4 tahun NO INDIKATOR KOGNITIF TES PERBUATAN PENILAIAN. Menyebutkan 4 warna Sebutkan warna-warna yang kamu ketahui? 2. Menjodohkan warna-warna

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MOTORIK PLAY GROUP DAN TAMAN KANAK-KANAK OLEH: ENDANG RINI SUKAMTI, M.S DOSEN FIK UNY

PERKEMBANGAN MOTORIK PLAY GROUP DAN TAMAN KANAK-KANAK OLEH: ENDANG RINI SUKAMTI, M.S DOSEN FIK UNY PERKEMBANGAN MOTORIK PLAY GROUP DAN TAMAN KANAK-KANAK OLEH: ENDANG RINI SUKAMTI, M.S DOSEN FIK UNY TAMAN KANAK-KANAK (TK): Usia tersebut merupakan masa usia emas (golden age) dalam proses perkembangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK. HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK 4 Abdul Muchid *, Amin Samiasih **, Mariyam *** Abstrak Latar belakang:

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang bab 1 gerak dasar sumber www.sdialazhar14.wordpress.com tanggal 11 Juni 2009 kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang meloncat menggiring setiap hari kamu

Lebih terperinci

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini Berbagai Gerakan Dasar BEBERAPA MACAM GERAKAN DASAR DAN VARIASINYA,YAITU; BERBARING, DUDUK, BERDIRI, BERJALAN, BERLARI, MENDAKI, MELONCAT DAN BERJINGKAT,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 MOTORIK KASAR 2.1.1 Motorik Kasar Untuk merangsang motorik kasar anak menurut Sujiono, dkk, (2008) dapat di lakukan seperti melatih anak untuk meloncat, memanjat,berlari, berjinjit,

Lebih terperinci

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Rentang Perkembangan Manusia UMBY 1. Neonatus (lahir 28 hari) Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai keinginan. 2. Bayi (1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga masa dewasa. Perkembangan yang dilalui tersebut merupakan suatu perubahan yang kontinu

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Lampiran 1 Surat Pernyataan Menjadi Responden SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN Nama : Usia : Jenis Kelamin : Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk turut berpartisipasi menjadi

Lebih terperinci

MODEL SILABUS. Standar Kompetensi : 1. Memahami gambaran konsep tubuh dengan benar berikut lokasi, dan fungsi serta gerakannya.

MODEL SILABUS. Standar Kompetensi : 1. Memahami gambaran konsep tubuh dengan benar berikut lokasi, dan fungsi serta gerakannya. MODEL SILABUS Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A) Mata Pelajaran : Orientasi dan Mobilitas Standar Kompetensi : 1. Memahami gambaran konsep tubuh dengan benar berikut lokasi,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Buku Deteksi dan Stimulasi Perkembangan Anak Usia 0-36 bulan ini dikembangkan oleh peneliti untuk dijadikan pedoman bagi kader posyandu dalam rangka mengamati perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang anak adalah dambaan dari setiap orang tua untuk melanjutkan keturunan dan dapat berguna bagi nusa dan bangsa di kemudian hari. Oleh karena itu, pemantauan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan melakukan berbagai kegiatan fisik lainnya. Bermain dapat membebaskan

BAB I PENDAHULUAN. dan melakukan berbagai kegiatan fisik lainnya. Bermain dapat membebaskan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan generasi penerus bangsa, maka ia harus tumbuh menjadi orang dewasa yang cerdas dan sehat. Salah satu cara agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan

Lebih terperinci

ANALISIS MATERI. Pentingnya meningkatkan perkembangan motorik, diantaranya :

ANALISIS MATERI. Pentingnya meningkatkan perkembangan motorik, diantaranya : ANALISIS MATERI Dalam buku Anak Prasekolah (2000), masa 5 tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak sering disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik ataupun segala kemampuan

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN Perkembangan Motororik Halus Anak CATATAN: PENDAHULUAN Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seseorang anak disebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkembangan Anak 1. Pengertian Pembentukan kualitas sumber daya manusia yang optimal, baik sehat secara fisik maupun psikologis sangat bergantung dari proses perkembangan. Perkembangan

Lebih terperinci

PENGERTIAN Cara yg digunakan untuk mempelajari suatu keterampilan motorik sangat berpengaruh terhadap kualitas keterampilan yg dipelajari. Meskipun se

PENGERTIAN Cara yg digunakan untuk mempelajari suatu keterampilan motorik sangat berpengaruh terhadap kualitas keterampilan yg dipelajari. Meskipun se CARA MEMPELAJARI KETERAMPILAN MOTORIK PENGERTIAN Cara yg digunakan untuk mempelajari suatu keterampilan motorik sangat berpengaruh terhadap kualitas keterampilan yg dipelajari. Meskipun semua cara mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Rumusan masalah 1.3 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Rumusan masalah 1.3 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Manusia dalam tumbuh kembangnya memiliki beberapa tahapan. Manusia tidak semertamerta langsung menjadi dewasa, namun berproses dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa

Lebih terperinci

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa: BAB I PENDAHULUAN PENGARUH PERMAINAN RABA RASA (TACTILE PLAY) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI (Penelitian Pre Eksperimen di TK PGRI Parungponteng Kecamatan Parungponteng Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 1 GERAK DASAR KATA KUNCI BERJALAN MEMUTAR MELEMPAR BERLARI MENGAYUN MENANGKAP MELOMPAT MENEKUK MENENDANG

BAB 1 GERAK DASAR KATA KUNCI BERJALAN MEMUTAR MELEMPAR BERLARI MENGAYUN MENANGKAP MELOMPAT MENEKUK MENENDANG BAB 1 GERAK DASAR KATA KUNCI BERJALAN MEMUTAR MELEMPAR BERLARI MENGAYUN MENANGKAP MELOMPAT MENEKUK MENENDANG bab 1 gerak dasar sumber www.sdialazhar14.wordpress.com tanggal 11 Juni 2009 kata kunci berjalan

Lebih terperinci

1. Untuk kelangsungan/ kesinambungan hidup keluarga 2. Pusat perhatian dan kasih sayang orang tua.

1. Untuk kelangsungan/ kesinambungan hidup keluarga 2. Pusat perhatian dan kasih sayang orang tua. NILAI ANAK KELUARGA BANGSA/ NASIONAL KEPENTING AN UMUM 1. Untuk kelangsungan/ kesinambungan hidup keluarga 2. Pusat perhatian dan kasih sayang orang tua. 3. Tali pengikat hubungan suami-isteri 1. Generasi

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN SIMPAI PADA KELOMPOK B DI KB-TK ISLAM PERMATA 1 SEMARANG. Hanifah Etika Sari Mila Karmila

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN SIMPAI PADA KELOMPOK B DI KB-TK ISLAM PERMATA 1 SEMARANG. Hanifah Etika Sari Mila Karmila UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN SIMPAI PADA KELOMPOK B DI KB-TK ISLAM PERMATA 1 SEMARANG Hanifah Etika Sari Mila Karmila ABSTRAK Latar belakang yang mendorong peneliti ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metoda Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Penelitian korelasi mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI Perkembangan anak usia dini merupakan hal penting yang harus diketahui oleh sitiap guru PAUD, sehingga guru dapat memberikan stimulus dengan benar, karena kita yakin ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bulan. Masa ini merupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif. bagaimana mengontrol orang lain melalui perilaku tempertantrum,

BAB I PENDAHULUAN. bulan. Masa ini merupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif. bagaimana mengontrol orang lain melalui perilaku tempertantrum, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Toddler adalah periode dimana anak memiliki rentang usia 12-36 bulan. Masa ini merupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif karena anak berusaha mencari tahu bagaimana

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2)

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2) LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2) Tes ini memiliki total 12 keterampilan. Untuk 6 keterampilan pertama saya akan meminta anak untuk berpindahdarisatutempatketempat

Lebih terperinci

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1 B. Pengembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini Pertumbuhan dan perkembangan kemampuan fisik motorik anak akan mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri dan orang lain. Perkembangan fisik motorik yang

Lebih terperinci

DIKTAT PERKEMBANGAN MOTORIK

DIKTAT PERKEMBANGAN MOTORIK DIKTAT PERKEMBANGAN MOTORIK Oleh: Hj. Endang Rini Sukamti, MS PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2007 PENULISAN DIKTAT INI DIBIAYAI DENGAN ANGGARAN

Lebih terperinci

PERMOHONAN CALON RESPONDEN. Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

PERMOHONAN CALON RESPONDEN. Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini : PERMOHONAN CALON RESPONDEN Semarang, Maret 2006 Kepada Yth. Calon Responden Penelitian Di tempat Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Marisa Aprilina NIM : G2A204022 Alamat : Ds.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini mempunyai kemampuan dan rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Pada usia ini anak mengalami perkembangan yang pesat dari semua aspek, baik kognitif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kualitas kesejahteraan anak menduduki posisi sangat strategis dan sangat penting dalam pembangunan masyarakat Indonesia, sehingga anak prasekolah merupakan

Lebih terperinci

KAJIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK DI KOTA BANDA ACEH

KAJIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK DI KOTA BANDA ACEH Kajian Peningkatan Keterampilan Motorik.. KAJIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK KASAR ANAK DI KOTA BANDA ACEH Rina Syafrida, S.Pd ABSTRAK Anak usia dini berada pada masa periode emas atau Golden age

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikososial. Namun, sebagian orang tua belum. pertumbuhan dan perkembangannya (Nursalam, 2005: 31-

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikososial. Namun, sebagian orang tua belum. pertumbuhan dan perkembangannya (Nursalam, 2005: 31- BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek tumbuh kembang pada anak merupakan salah satu aspek yang diperhatikan secara serius oleh para pakar, karena hal tersebut merupakan aspek yang menjelaskan mengenai

Lebih terperinci

ANALISIS KURIKULUM & BAHAN AJAR TK B SEMESTER I. LATAR BELAKANG Manusia diciptakan Tuhan unik :

ANALISIS KURIKULUM & BAHAN AJAR TK B SEMESTER I. LATAR BELAKANG Manusia diciptakan Tuhan unik : TK B SEMESTER I 1. Berjalan mundur dan ke samping pada garis lurus sejauh 2-3 m sambil membawa beban (D.3.16). 2. Berjalan maju pada garis lurus (D.3.15). 3. Menangkap, melempar bola dan bola kecil dengan

Lebih terperinci

Manfaat Deteksi Dini. Tumbuh Kembang Anak SERI BACAAN ORANG TUA

Manfaat Deteksi Dini. Tumbuh Kembang Anak SERI BACAAN ORANG TUA 03 SERI BACAAN ORANG TUA Manfaat Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

KONSEP GERAK DASAR UNTUK ANAK USIA DINI

KONSEP GERAK DASAR UNTUK ANAK USIA DINI KONSEP GERAK DASAR UNTUK ANAK USIA DINI Kadek Dian Vanagosi, S.Pd., M.Pd. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Bali Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. suatu rumah tangga. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. deteksi dan intervensi dini (Soetjiningsih, 2014).

BAB II TINJAUAN TEORI. suatu rumah tangga. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. deteksi dan intervensi dini (Soetjiningsih, 2014). digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pendampingan Orangtua Keluarga merupakan suatu ikatan antara dua orang atau lebih yang terikat dalam kelahiran, perkawinan, atau adopsi dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN STIMULASI DINI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER DI TEMAN SEJATI SARIHUSADA KOTABARU YOGYAKARTA

HUBUNGAN STIMULASI DINI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER DI TEMAN SEJATI SARIHUSADA KOTABARU YOGYAKARTA HUBUNGAN STIMULASI DINI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA TODDLER DI TEMAN SEJATI SARIHUSADA KOTABARU YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagaian Syarat Mencapai Gelar

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI TEKNIK LOKOMOTOR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI TEKNIK LOKOMOTOR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI TEKNIK LOKOMOTOR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIPATANA KOTA GORONTALO Juriyati Ahmad Universitas Negeri Gorontalo Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA Siti Nur Kholifah, Nikmatul Fadillah, Hasyim As ari, Taufik Hidayat Program Studi D III Keperawatan Kampus Sutopo Jurusan

Lebih terperinci

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini yang menjadi pondasi bagi pendidikan selanjutnya sudah seharusnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-5 TAHUN DI BOYOLALI SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-5 TAHUN DI BOYOLALI SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-5 TAHUN DI BOYOLALI SKRIPSI Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana S-1 Keperawatan Diajukan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI TUMBUH KEMBANG BALITA DENGAN PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA

OPTIMALISASI TUMBUH KEMBANG BALITA DENGAN PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA OPTIMALISASI TUMBUH KEMBANG BALITA DENGAN PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA Sri Kustiyati, Lely Firrahmawati Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta ABSTRAK Latar belakang:

Lebih terperinci

Definisi Denver Developmental Screening Test (DDST II)

Definisi Denver Developmental Screening Test (DDST II) Definisi Denver Developmental Screening Test (DDST II) Denver Developmental Screening Test (DDST) adalah sebuah upaya melakukan penilaian yang umum digunakan untuk memeriksa anak-anak usia 0-6 tahun dalam

Lebih terperinci

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psi.

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psi. Santi E. Purnamasari, M.Si., Psi. 1. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu dari konsepsi sampai dewasa. Dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan bawaan 2. Pada periode tertentu ada masa percepatan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis. 2.1.1 Hakikat Permainan Kippers Pada dasarnya permaianan kippers sama dengan permainan kasti, baik dari segi teknik melempar, menangkap,

Lebih terperinci

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK)

DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK) DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG (DDTK) KONSEP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DEFINISI Pertumbuhan Berkembangnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler Bertambah ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian

Lebih terperinci

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II WAHANA INOVASI VOLUME 6 No.2 JULI-DES 2017 ISSN : 2089-8592 PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANTARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK DI DAERAH PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DENVER II Saiful Batubara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak dapat dengan mudah diamati. Tumbuh kembang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak dapat dengan mudah diamati. Tumbuh kembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Ini berarti bahwa tumbuh kembang

Lebih terperinci

RINGKASAN MATERI. Pengembangan gerak dasar adalah merupakan suatu proses untuk memperoleh gerak yang senantiasa berkembang berdasarkan :

RINGKASAN MATERI. Pengembangan gerak dasar adalah merupakan suatu proses untuk memperoleh gerak yang senantiasa berkembang berdasarkan : RINGKASAN MATERI A. Pola Gerak Dasar Anak Usia Dini Pengembangan gerak dasar adalah merupakan suatu proses untuk memperoleh gerak yang senantiasa berkembang berdasarkan : 1. Proses pengembangan syaraf

Lebih terperinci

Rentang perhatian pada anak pra-sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya

Rentang perhatian pada anak pra-sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya TINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR ANAK Konsentrasi adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu sehingga pekerjaan itu mampu dikerjakan dalam waktu tertentu. Kemampuan anak berkonsentrasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembang Anak 1. Pengertian tumbuh kembang anak Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan struktur. Perkembangan berkaitan dengan

Lebih terperinci

AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS

AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS (Disampaikan Pada Pelatihan Kader PAUD Se-Kelurahan Sidoagung Godean Sleman) Oleh: Lismadiana lismadiana@uny.ac.id FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Pada masa balita, perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI SEBAGAI DASAR MENUJU PRESTASI OLAH RAGA. Endang Rini Sukamti, MS FIK-UNY

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI SEBAGAI DASAR MENUJU PRESTASI OLAH RAGA. Endang Rini Sukamti, MS FIK-UNY PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI SEBAGAI DASAR MENUJU PRESTASI OLAH RAGA Endang Rini Sukamti, MS FIK-UNY Abstrak Anak usia dini mempunyai kemampuan belajar dan rasa ingin tahu yang sangat tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk fisik maupun kemampuan mental psikologis. Perubahanperubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan merupakan masalah yang sering ditemukan oleh tenaga kesehatan. Semenjak dari masa kehamilan sampai meninggal manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa 5 tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak sering disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala kemampuan anak sedang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa usia Taman kanak-kanak adalah masa di mana perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung dengan sangat cepat. Salah satu perkembangan yang sedang berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa prasekolah adalah waktu untuk mempelajari apa yang dapat mereka lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan berperan penting

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah :.. Kelas : 3 ( tiga ) Mapel : Semester : I ( satu ) Standar : 1. Memkan berbagai kombinasi gerak dasar melalui dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya Dasar 1.1 Memprakti

Lebih terperinci

TINGKAT KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA ANAK KELOMPOK B TAMAN KANAK-KANAK DI GUGUS SIDO MULYO KECAMATAN MANTRIJERON KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI

TINGKAT KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA ANAK KELOMPOK B TAMAN KANAK-KANAK DI GUGUS SIDO MULYO KECAMATAN MANTRIJERON KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI TINGKAT KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA ANAK KELOMPOK B TAMAN KANAK-KANAK DI GUGUS SIDO MULYO KECAMATAN MANTRIJERON KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa bayi dan balita merupakan periode emas dalam kehidupan sehingga menjadi masa yang sangat penting dan perlu perhatian serius, karena pada masa ini berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik dan lingkungan bio-fisiko-psikososial (Soetjiningsih,

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik dan lingkungan bio-fisiko-psikososial (Soetjiningsih, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan yang terjadi sejak konsepsi dan terus berlangsung sampai dewasa. Tercapainya tumbuh kembang optimal tergantung

Lebih terperinci

DETEKSI DINI KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK

DETEKSI DINI KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK 177 DETEKSI DINI KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK Oleh: B. Suhartini Dosen Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY Abstrak Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Lompat Jauh Gaya Jongkok a. Pengertian Lompat Jauh Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik yang lain yang lebih jauh atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sibling Rivalry 1. Definisi Sibling Rivalry Sibling adalah perasaan tidak nyaman yang ada pada anak berkaitan dengan kehadiran orang asing yang semula tidak ada (dalam hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak menuju ke sesuatu yang lebih baik (Ghianovan, 2014). Sama halnya

BAB I PENDAHULUAN. bergerak menuju ke sesuatu yang lebih baik (Ghianovan, 2014). Sama halnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perkembangan Balita Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya mengetahui sekelumit pertumbuhan fisik dan sisi psikologinya. Ada beberapa aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep tumbuh kembang merupakan suatu hal yang mutlak pada anak, maksudnya tumbuh adalah proses bertambah besarnya sel sel serta bertambahnya jaringan intraseluler.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum Sekolah Dasar (SD) yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kelangsungan hidup sebuah bangsa ditentukan oleh generasi penerusnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kelangsungan hidup sebuah bangsa ditentukan oleh generasi penerusnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kelangsungan hidup sebuah bangsa ditentukan oleh generasi penerusnya. Apabila generasi penerus sehat jasmani dan rokhani serta mempunyai potensi yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan motorik merupakan proses belajar bagaimana tubuh menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik dirasakan sepanjang daur kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa usia prasekolah merupakan masa emas, dimana anak mulai merasa peka

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa usia prasekolah merupakan masa emas, dimana anak mulai merasa peka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia prasekolah merupakan masa emas, dimana anak mulai merasa peka atau sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masingmasing anak berbeda,

Lebih terperinci

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN MOTORIK BALITA USIA 3-5 TAHUN DI POSYANDU DESA CISAYONG WILAYAH KERJA PUSKESMAS CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA REPI SEPTIANI RUHENDI MA0712020 INTISARI Setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang terdapat dijalur pendidikan sekolah (PP No. 27 tahun 1990). Hal ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (paud) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang dari lingkungannya. Perilaku yang kita ketahui, baik pengalaman kita sendiri ataupun

Lebih terperinci