PEMBINAAN PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DENDA NAWANGSASIH. Ribahan 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBINAAN PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DENDA NAWANGSASIH. Ribahan 1"

Transkripsi

1 Ribahan PEMBINAAN PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DENDA NAWANGSASIH DI DESA KALIJAGA, KECAMATAN AIKMEL, LOMBOK TIMUR Ribahan 1 Abstrak: Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003, disebutkan secara tegas bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan untuk memberikan konsep yang bermakna bagi anak melalui pengalaman nyata dan bermakna, sehingga anak menunjukkan aktivitas dan rasa ingin tahu secara optimal dan menempatkan posisi pendidik sebagai pembimbing dan fasilitator bagi anak. PAUD Denda Nawangsasih yang terletak di Desa Kalijaga, Kecamatan Aikmel, Lombok Timur merupakan salah satu lembaga pendidikan informal yang ikut berupaya mensukseskan tujuan pendidikan Nasional Indonesia. Keberadaan lembaga pendidikan ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat setempat dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Kata Kunci : Pembinaan, Pendidikan ISU DAN FOKUS PENGABDIAN Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah mengamanatkan dilaksanakannya pendidikan kepada seluruh rakyat Indonesia dimulai sejak dini, yakni sejak anak dilahirkan. Disebutkan secara tegas dalam undang undang tersebut bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki 1 Penulis adalah Penulis merupakan Dosen tetap Fakultas Syari ah dan Ekonomi Islam IAIN Mataram Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram 103

2 Transformasi, Volume 10, Nomor 2, Juli-Desember 2014 kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan non formal yang sangat mendasar dan sangat menentukan bagi perkembangan anak dikemudian hari. Kehadiran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang menjadi bagian dari Sistem Pendidikan Nasional Indonesia menjadi sangat urgen bagi peletakan dasar pendidikan anak seperti yang tertuang dalam Undangundang Nomor 20 tahun PAUD berperan penting dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Anggapan yang mengatakan bahwa pendidikan itu baru bisa dimulai setelah Sekolah Dasar ( 7 tahun) ternyata tidak benar, bahkan pendidikan yang dimulai pada usia TK ( 4-6 tahun) pun sebenarnya sudah terlambat karena sebenarnya pendidikan itu bisa dimulai sejak anak lahir bahkan sejak dalam kandungan. Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan untuk memberikan konsep yang bermakna bagi anak melalui pengalaman nyata dan bermakna. Hanya melalui pengalaman nyata dan bermaknalah anak menunjukkan aktivitas dan rasa ingin tahu secara optimal dan menempatkan posisi pendidik sebagai pembimbing dan fasilitator bagi anak sehingga menghindari bentuk pembelajaran yang hanya berorientasi pada kehendak guru yang menempatkan anak secara pasif dan guru menjadi dominan. Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan yang merupakan masa di mana anak mulai peka atau sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional, agama, dan moral anak-anak. Keberhasilan proses pendidikan pada masa dini menjadi dasar untuk proses pendidikan selanjutnya. Demikian juga keberhasilan penyelenggaraan pendidikan pada lembaga pendidikan anak usia dini (Kelompok bermain, Taman Penitipan Anak, Satuan PAUD sejenis lainnya) sangat tergantung pada kualitas pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan pada lembaga PAUD tersebut. PAUD Denda Nawangsasih yang terletak di Desa Kalijaga, Kecamatan Aikmel, Lombok Timur merupakan salah satu lembaga pendidikan informal yang ikut berupaya mensukseskan tujuan pendidikan Nasional Indonesia. Keberadaan lembaga pendidikan ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat setempat dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. PAUD Denda Nawangsasih dalam kiprahnya di bidang pendidikan perlu 104 Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram

3 Ribahan mendapatkan dukungan dan dorongan dari berbagai pihak yang berkompeten. Dukungan dan dorongan tersebut salah satunya diharapkan dari Perguruan Tinggi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan untuk memberikan pembinaan dan bimbingan sebagai wujud pengamalan Tridarma Perguruan Tinggi khususnya pengabdian kepada mayarakat serta untuk membangun kemitraan yang baik antara masyarakat dan pergurun tinggi. Program desa binaan ini dimaksudkan untuk memberikan pembinaan dan bimbingan kepada pengelola lembaga PAUD Denda Nawangsasih tentang bagaimana mengelola dan menyelenggarakan kegiatan pendidikan anak usia dini yang efektif dan efisien di Desa mereka. Secara khusus, pembinaan dan bimbingan dalam program ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan meningkatkan pemahaman pengelola lembaga PAUD Denda Nawangsasih dalam mengelola lingkungan belajar, sarana prasarana, administrasi lembaga, dan pelaporan. Selain itu, pembinaan dan bimbingan dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme pengelola dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar seperti menggunakan kurikulum, memilih pendekatan atau metode pembelajaran, dan melakukan evaluasi. Dengan demikian, harapan untuk memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas kepada masyarakat dapat terwujud. ALASAN MEMILIH SUBJEK DAMPINGAN Kebutuhan masyarakat terhadap layanan pendidikan anak usia dini (PAUD) cukup besar terutama di daerah pedesaan. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya masyarakat yang mengikutsertakan anakanaknya pada program PAUD. Untuk memberikan layanan pendidikan yang baik perlu ditunjang oleh pengelolaan lembaga dan penyelenggaraan program secara professional. Subjek dampingan dalam program desa binaan ini adalah lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Denda Nawangsasih yang ada di Desa Kalijaga, Kecamatan Aikmel, Lombok Timur. Agar dapat memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas kepada masyarakat, para pengelola lembaga PAUD Denda Nawangsasih harus berupaya menata lembaga dan pelaksanakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan sehingga lembaga tersebut menjadi lembaga pendidikan yang bermutu dalam hal pengelolaan dan pelaksanaan pembelajaran. Secara khusus, alasan memilih lembaga PAUD Denda Nawangsasih sebagai subjek dampingan adalah sebagai berikut: 1. Lembaga PAUD Denda Nawangsasih tergolong lembaga baru. Lembaga ini mulai beroperasi pada awal tahun 2011 dan saat ini para pengelola sedang berkonsentrasi melakukan pembenahan dan Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram 105

4 Transformasi, Volume 10, Nomor 2, Juli-Desember 2014 penataan internal lembaga agar dapat memberikan layanan pendidikan yang baik kepada peserta didik dan masyarakat. 2. Para pengelola lembaga PAUD Denda Nawangsasih menemui kesulitan dalam mengelola program pendidikan yang diselenggarakannya, terutama dalam hal menata lingkungan belajar, mengadakan sarana prasarana, dan membuat administrasi dan laporan lembaga. 3. Para pengelola lembaga PAUD Denda Nawangsasih menyeleggarakan program pendidikannya tidak terencana dengan baik, belum punya arah dan target yang jelas sehingga kegiatan pembelajaran belum bisa berjalan dengan baik dan terkesan monoton serta tidak mengalami perkembangan. 4. Para pengelola lembaga PAUD Denda Nawangsasih masih kesulitan dalam mengunakan dan mengacu kurikulum yang akan dipakai, memilih metode atau pendekatan pengajaran yang tepat, dan melakukan evaluasi pembelajaran. 5. Minat masyarakat meyekolahkan anak-anaknya cukup tinggi di lembaga PAUD Denda Nawangsasih sehingga sangat disayangkan kalau tidak dikelola dan ditata dengan baik. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang belajar di lembaga ini. KONDISI SUBJEK DAMPINGAN SAAT INI Dari hasil studi pendahuluan, dapat digambarkan bahwa Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Denda Nawangsasih berada di Dusun Jorong Desa Kalijaga Kecamatan Aikmel Lombok Timur. Lembaga pendidikan ini didirikan pada tanggal 27 Februari 2011 atas prakarsa dari warga dan tokoh masyarakat yang ada di kampung tersebut. Pendirian lembaga ini didasari oleh adanya keinginan dan cita-cita dari masyarakat untuk menyediakan anak-anak yang ada di kampung tersebut tempat bermain sambil belajar daripada mereka hanya keluyuran dan bermain terus-menerus sepanjang hari tanpa sesuatu yang bermanfaat. Maklum, jumlah anak-anak yang masuk dalam kategori usia dini di tempat ini cukup banyak sementara belum ada lembaga yang bisa memfasilitasi atau menyediakan layanan pendidikan bagi mereka. Padahal dari data yang ada, jumlah anak usia 0-6 tahun yang belum mendapatkan layanan PAUD di tempat ini sebanyak 33 anak, terdiri dari usia 0-2 tahun, 2-4 tahun dan usia 4-6 tahun. Selengkapnya mengenai jumlah anak 0-6 tahun yang belum mendapatkan layanan PAUD di Dusun Jorong sebelum didirikannya lembaga PAUD Denda Nawangsasih dapat dilihat pada table dibawah ini. 106 Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram

5 Ribahan Tabel 1. Jumlah anak usia dini di Dusun Jorong Desa Kalijaga, Kecamatan Aikmel, Lombok Timur yang belum terlayani pendidikan non formal sampai akhir tahun Umur Laki-laki Perempuan Jumlah anak 6 anak 9 anak anak 5 anak 14 anak anak 6 anak 10 anak Jumlah 16 anak 17 anak 33 anak Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Denda Nawangsasih kini tengah menyelenggarakan proses pendidikan yang telah berjalan selama kurang lebih 1 tahun. Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan atas dukungan dari swadaya masyarakat, di mana setiap orang tua siswa diminta mengeluarkan uang iuran sebesar 3000 rupiah setiap bulannya. Jenis kegiatan pendidikan anaka usia dini yang diselenggarakan oleh lembaga ini adalah satuan pendidikan PAUD sejenis (SPS) yang di dalamnya terdapat kelompok bermain usia 1-2 tahun dan usia 3-4 tahun. Tujuan dari penyelenggaraan pendidikan ini adalah untuk membina, mendidik, dan membimbing siswa agar memiliki akhlaq mulia, berbudi pekerti luhur serta memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual yang tinggi dan seimbang untuk menghadapi masa depannya. Kegiatan ini berlangsung tiga kali seminggu setiap sore hari mulai pukul setiap hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Jumlah keseluruhan siswa dan siswi anak usia dini yang mengikuti program ini adalah sebanyak 26 anak. Selain berasal dari Dusun Jorong, mereka juga berasal dari dusun lain yang sengaja datang untuk belajar di lembaga ini. Selengkapnya mengenai jumlah anak usia dini yang sedang belajar di lembaga PAUD Denda Nawangsasih dapt dilihat pada table berikut. Tabel 2. Jumlah anak usia dini yang belajar di lembaga PAUD Denda Nawangsasih, Dusun Jorong, Desa kalijaga, Kecamatan Aikmel, Lombok Timur Tahun Umur Laki-laki Perempuan Jumlah anak 6 anak 14 anak anak 7 anak 12 anak Jumlah 13 anak 13 anak 26 anak Untuk memudahkan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan PAUD Denda Nawangsaih, maka disusun kepengurusan yang mempunyai peranan dan fungsi masing-masing. Jumlah pengelola atau Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram 107

6 Transformasi, Volume 10, Nomor 2, Juli-Desember 2014 pengurus dari lembaga ini adalah 15 orang yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Pendidik atau Tutor. Secara khusus, jumlah tenaga pendidik yang mengajar di lembaga ini adalah 8 orang, mereka ada yang sarjana dan ada pula yang lulusan diploma dan Madrasah Aliyah. Dalam menyelenggarakan kegiatan pendidikan, pengelola menggunakan fasilitas penunjang atau sarana prasarana apa adanya. Pengelola memanfaatkan Mushalla yang ada di kampung tersebut sebagai tempat kegiatan belajar mengajar siswa berhubung lembaga ini belum memiliki tempat belajar mengajar yang permanen, akibatnya pengelola seringkali kawalahan mengurus siswa yang jumlahnya tergolong cukup banyak untuk ukuran tempat yang tersedia saat ini. Sarana prasarana untuk menunjang kegiatan belajar mengajarpun masih minim, begitu juga sarana bermain masih sangat terbatas. Tempat belajar mengajar belum tertata rapi karena memang pengelola belum bisa menyediakan tempat yang layak bagi siswa. Para pendidik atau tutor mengajar belum terarah karena mereka belum memiliki kurikulum sebagai acuan, pengetahuan mereka tentang metode mengajar khusus untuk anak usia dini sangat terbatas dan tidak ada evaluasi yang berkesinambungan dari kegiatan tersebut. Mereka hanya mengajar sebatas apa yang mereka tahu berdasarkan pemahaman intuisi mereka tentang anak usia dini, namun tidak punya acuan, arah, dan target serta hasil yang jelas. Pengelola lembaga juga tidak punya administrasi yang jelas dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar seperti administrasi siswa, administrasi keuangan, administrasi lembaga, laporan kegiatan bulanan yang harus diserahkan ke dinas pendidikan setempat dan sebagainya. Singkatnya, dari segi administrasi dan manajemen, pengelola lembaga ini perlu melakukan pembenahan dan penataan, khususnya yang terkait dengan pengelolaan administrasi lembaga PAUD itu sendiri seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Berdasarkan kondisi yang telah diuraikan di atas, maka dipandang perlu untuk melakukan pembina terhadap PAUD Denda Nawangsasih agar bisa berkembang dan lebih maju serta lebih professional dalam mengelola dan menyelenggarakan kegiatan pendidikannya di masa yang akan datang. KONDISI DAMPINGAN YANG DIHARAPAKAN Program desa binaan ini diharapkan dapat memperbaiki kondisi subjek dampingan sehingga menjadi lebih baik, lebih maju dan menjadi kebanggaan masyarakat di masa yang akan datang. Adapun kondisi yang diharapkan selama dan setelah adanya proses`pembinaan ini adalah sebagai berikut. 108 Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram

7 Ribahan 1. Secara umum para pengelola dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya terkait dengan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di lembaga tersebut. 2. Para pengelola dapat menciptakan lingkungan belajar siswa yang lebih kondusif dan dapat memanfaatkan fasilitas maupun sarana prasarana yang ada secara maksimal sesuai sumberdaya dan kemampuan yang dimiliki. 3. Para pengelola dapat membuat berbagai administrasi lembaga seperti administrasi anak, administrasi keuangan, administrasi program, dan dapat membuat berbagai laporan lembaga secara berkala dan berkesinambungan seperti laporan perkembangan anak, laporan kelembagaan dan sebagainya. 4. Para pengelola lebih profesional dalam mengelola dan menyenggarakan kegiatan belajar mengajar di lembaga mereka sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien serta lebih terarah dan menghasilkan output yang baik dan berkualitas. 5. Pegetahuan dan wawasan para pengelola dalam melaksanakan kegiatan belajar meningkat terutama dalam menggunakan kurikulum, memilih metode ajar yang tepat dan melaksanakan evaluasi yang baik sehingga arah pembelajaran menjadi jelas dan terarah serta target yang diharapkan dapat tercapai. STRATEGI YANG DIGUNAKAN UNTUK MENCAPAI KONDISI HARAPAN Berdasarkan kondisi subjek dampingan yang telah dikekukakan sebelumnya, maka ada beberapa strategi yang digunakan untuk mencapai kondisi yang diharapkan. 1. Memberikan Ceramah Ceramah disampaikan oleh beberapa orang narasumber yang berasal dari UPTD Kecamatan, organisasi profesi, dan Tim Desa Binaan IAIN Mataram. Dalam ceramah, narasumber membahas dan mengulas persoalan-persoalan yang dihadapi oleh subjek dampingan guna memberikan wawasan, pandangan, dan pemahaman serta solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh lembaga mereka. Materimateri yang diberikan antara lain meliputi pentingya pendidikan usia dini, menata lingkungan belajar pendidikan anak usia dini, manajemen dan administrasi lembaga PAUD, kurikulum pendidikan anak usia dini, metode belajar mengajar anak usia dini, dan evaluasi kegiatan belajar mengajar pendidikan anak usia dini. Dalam ceramah ini, peserta juga disediakann buku dan alat tulis untuk mencatat penjelasan-penjelasan penting yang disampaikan oleh narasumber. Peserta juga diberikan fotocopy makalah yang telah disiapkan oleh fasilitator. Penyampaian materi dilakukan dalam suasana Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram 109

8 Transformasi, Volume 10, Nomor 2, Juli-Desember 2014 kekeluargaan dan lebih mengedapankan dialog secara interaktif antara narasumber dan peserta sehingga semua peserta bisa terlibat secara maksimal dan ceramah tidak membosankan serta para peserta dapat memahami apa yang disampikan oleh narasumber secara maksimal. 2. Mengadakan Tanya jawab Setelah ceramah selesai, selanjutnya diadakan sesi diskusi atau tanya jawab antara peserta dan narasumber. Dalam sesi ini, para peserta diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk menanyakan halhal yang belum atau tidak dipahami dari materi yang telah disampaikan oleh narasumber atau mengemukakan dan menanggapi berbagai hal yang berkaitan dengan bagaimana mengelola dan menyelenggarakan kegiatan pendidikan anak usia dini yang berkulitas dan professional. 3. Memberikan Bimbingan dan Pelatihan Strategi ini merupakan kelanjutan dari dua strategi sebelumnya. Dalam bagian ini, narasumber memberikan bimbingan dan pelatihan secara khusus kepada para pengelola lembaga PAUD Denda Nawangsasih tentang bagimana membuat administrasi lembaga, administrasi program, laporan perkembangan anak, laporan lembaga, dan mengembangkan kurikulum pendidikan anak usia dini, serta menggunakan metode tertentu untuk mengajar anak usia. Hal ini dimaksudkan agar para peserta betul-betul memahami materi yang telah disampaikan oleh narasumber dan bisa langsung menerapkannya dalam mengelola dan menyelenggarakan kegitan PAUD mereka. 4. Memberikan Umpan Balik dan Evaluasi Kegiatan Di akhir kegiatan pembinaan, narasumber memberikan umpan balik dan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan terutama menyangkut materi-materi pelatihan yang telah diajarkan guna memberikan saran atau masukan sehingga penguasaan peserta menjadi semakin baik. 5. Pembinaan dan Pendampingan Sebagai tindak lanjut dari kegiatan pembinaan yang telah dilakukan, kami dari Tim Desa Binaan melakukan monitoring ke lapangan terhadap perkembangan dan kemajuan subjek dampingan setelah mengikuti pelatihan dan bimbingan dengan melakukan kunjungan untuk melihat secara langsung sekaligus bertukar pengalaman mengenai kemajuan atau hal-hal lain dalam pengelolaan maupun penyelenggaraan kegiatan pendidikan di lembaga mereka. 110 Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram

9 Ribahan PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT (STAKEHOLDER) DAN BENTUK KETERLIBATANNYA Untuk mendukung pelaksanaan program desa binaan ini, dilakukan kerjasama dengan berbagai pihak sesuai dengan kebutuhan dan lingkup kegiatan. Beberapa pihak yang dimaksud adalah sebagai berikut. 1. Pengelola Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Denda Nawangsasih Pengelola adalah pihak pertama yang dilibatkan dalam kegiatan program desa binaan ini. Sebelum kegiatan dimulai, Tim Desa Binaan LPM IAIN Mataram melakukan kunjungan ke lembaga PAUD Denda Nawangsasih terlebih dahulu dan berkoordinasi dengan pengelola mengenai kegiatan pembinaan yang dilakukan. Secara khusus, pengelola dalam kegiatan ini berperan memfasilitasi pelaksanaan program desa binaan yakni mempersiapkan waktu dan tempat kegiatan dan mengkoordinir para peserta dalam program desa binaan ini. 2. UPTD Kecamatan Pihak berikutnya yang terlibat dalam program desa binaan ini adalah UPTD Kecamatan sebagai pembina dan pengawas langsung dari lembaga-lembaga PAUD yang ada di tingkat desa. Dalam hal ini, salah seorang pengawas yang khusus membidangi pendidikan luar sekolah dari UPTD Kecamatan diminta untuk menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut untuk memberikan wawasan dan pemahaman mengenai seluk beluk, pengelolaan, dan penyelenggaraan lembaga pendidikan anak usia dini termasuk melatih para peserta untuk membuat berbagai administrasi lembaga. Tim Desa Binaan LPM IAIN Mataram Kecamatan juga bekerjasama dengan Pihak UPTD untuk melakukan pembinaan dan pendampingan secara bersama-sama sebagai tindak lanjut dari program ini. 3. Gugus PAUD Gugus PAUD yang dimaksud adalah organisasi persatuan lembaga-lembaga PAUD yang ada di tingkat kecamatan. Organisasi ini perlu dilibatkan untuk membagi pengalaman dengan para peserta dalam membimbing, mendidik, dan mengajar siswa-siswi PAUD. Kaitannya dengan ini, Ketua Gugus PAUD Kecamatan diminta sebagai narasumber untuk menyampaikan materi tentang pentingnya pendidikan di usia dini dan menata lingkungan belajar yang kondusif serta berbagi pengalaman selaku guru PAUD kepada peserta agar wawasan mereka menjadi terbuka dan para peserta dapat memperbaharui pengetahuan mereka dalam bidang pendidikan anak Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram 111

10 Transformasi, Volume 10, Nomor 2, Juli-Desember 2014 usia dini. Dalam kesempatan ini juga Ketua Gugus PAUD bersedia memfasilitasi para peserta yakni para tutor atau guru untuk bergabung dalam organisasi tersebut tersebut sehingga mereka bisa bertukar pikiran dalam menyelesaikan persoalan-prsoalan yang dihadapi dan sebagai wadah untuk belajar sesama pendidik. 4. Tim Desa Binaan dari LPM IAIN Mataram Selain sebagai inisiator dan pelaksana dari program desa binaan ini, kami dari Tim Desa Binaan LPM IAIN Mataram juga ambil bagian dalam kegiatan pembinaan ini yaitu kami berperan sebagai fasilitator dengan memberikan wawasan dan pemahaman kepada para peserta tentang bagaimana menggunakan dan mengembangkan kurikulum PAUD, khususnya menyangkut bagaimana membuat berbagai rencana kegiatan belajar mengajar seperti Standar Kegiatan Harian (SKH), Standar Kegiatan Mingguan (SKM), dan Standar Kegiatan Bulanan (SKB) serta memilih pendekatan dan metode mengajar anak-anak usia dini, dan evaluasi kegiatan belajar-mengajar PAUD. PELAKSANAAN KEGIATAN Kegiatan program desa binaan ini dilaksanakan melalui beberapan tahapan. Pertama, kami dari Tim Desa Binaan LPM IAIN Mataram terlebih dahulu mengadakan kunjungan awal untuk menemui subjek dampingan yakni pengelola lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Denda Nawangsasih yang terdapat di Desa Kalijaga Kecamatan Aikmel Lombok Timur. Dalam kunjungan awal tersebut kami menyampaikan rencana pelaksanaan program desa binaan dan membicarakan persiapan-persiapaan dalam rangka pelaksanaan program tersebut dengan pengelola seperti waktu, tempat, peserta, dan format kegiatan. Dalam kesempatan ini, semua pengelola PAUD Denda Nawangsasih hadir dan menyambut baik rencana pelaksanaan program tersebut. Dan berdasarkan kesepakatan anatara Tim Desa Binaan LPM IAIN Mataram dan seluruh pengelola PAUD Denda Nawangsasih, kegiatan pembinaan dilaksanakan dua hari yakni pada minggu keempat bulan Agustus tepatnya pada tanggal 29 dan 30 Agustus Sementara itu pelaksanaan kegiatan disepakati bertempat di Mushalla Jorong Lauk, Dusun Jorong, Desa Kalijaga yang merupakan pusat kegiatan belajar mengajar lembaga PAUD Denda Nawangsasih dan peserta yang ikut dalam program desa binaan ini adalah semua pengelola dan tutor PAUD Denda Nawangsasih. Adapun format kegiatannya adalah ceramah dan diikuti dengan pelatihan. Kedua, setelah bertemu dengan subjek dampingan, kami dari Tim Desa Binaan LPM IAIN Mataram kemudian menemui pengawas PAUD yang ada di UPTD Kecamatan Aikmel untuk meminta kesediaan mereka untuk menjadi salah satu narasumber dalam 112 Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram

11 Ribahan kegiatan pembinaan tersebut. Ketiga, selanjutnya kami dari Tim Desa Binaan LPM IAIN Mataram mengunjungi Ketua Gugus PAUD Kecamatan Aikmel untuk meminta kesediaannya menjadi salah satu narasumber dalam program desa binaan ini. Keempat, setelah meninjau lokasi dan bertemu dengan subjek dampingan serta para narasumber, persiapan berikutnya yang kami lakukan adalah menyususn jadwal pembinaan sehingga program dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Dalam program pembinaan ini, para peserta diberikan materi berupa teori dan pelatihan-pelatihan sesuai dengan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh subjek dampingan seperti pengelolaan lembaga pendidikan anak usia dini, menata lingkungan belajar anak usia dini, membuat administarsi lembaga, strategi belajar mengajar pendidikan anak usia dini dan lain-lain. Jadi, sebelum pelatihan diberikan, masingmasing narasumber terlebih dahulu menyampaikan teori agar para peserta mendapatkan pemahaman terlebih dahulu mengenai materi yang disampaikan. Pada kegiatan pembinaan tahap pertama, narasumber yang memberi materi dan pelatihan adalah narasumber dari UPTD Kecamatan dan Ketua Gugus PAUD, sedangkan kegiatan pembinaan pada tahap berikutnya yakni yang kedua narasumbernya adalah Tim Desa Binaan LPM IAIN Mataram. Kegiatan pembinaan berjalan lancar dan para peserta cukup senang tanpa ada hambatan yang berarti karena kegiatan dilaksanakan dalam suasana santai dan penuh kekeluargaan. Para peserta juga cukup antusias mendengarkan materi yang disampaikan dan pelatihan yang diberikan oleh para narasumber. Hal ini bisa dilihat dari keaktifan para beserta dalam bertanya dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh narasumber. Sebagai tindak lanjut dari setiap kegiatan pembinaan yang telah dilakukan, Tim Desa Binaan melakukan monitoring ke lapangan terhadap perkembangan dan kemajuan subjek dampingan setelah mengikuti pembinaan dan pelatihan. Dalam hal ini, Tim Desa Binaan bersama narasumber dari UPTD Kecamatan dan Ketua Gugus PAUD melakukan pemantauan untuk melihat secara langsung kegiatan belajar mengajar di lembaga PAUD Denda Nawangsasih sekaligus bertukar pengalaman dengan para pengelola dan instruktur mengenai kemajuan dan hal-hal lain terkait pengelolaan maupun penyelenggaraan kegiatan pendidikan di lembaga tersebut. HASIL KEGIATAN Dari hasil monitoring dan evaluasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembinaan dan pelatihan ini sangat bermanfaat bagi subjek dampingan. Banyak perubahan-perubahan yang Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram 113

12 Transformasi, Volume 10, Nomor 2, Juli-Desember 2014 terlihat dalam kegiatan belajar mengajar dan pengelolaam lembaga PAUD Denda Nawangsasih. Singkatnya, kondisi atau hasil yang kami harapkan setelah diadakannya kegiatan pembinaan dan pelatihan dapat tercapai, yakni: 1. Para pengelola sudah mampu menata lingkungan belajar siswa yang lebih kondusif dan memanfaatkan sarana prasarana belajar mengajar secara maksimal seperti papan tulis, alat peraga, alat permainan dan sebagainya sehingga kegiatan belajar mengajar tampak lebih aman, nyaman, variatif dan tidak monoton. 2. Para tutor atau guru sudah mampu menggunakan berbagai strategi dalam kegiatan belajar mengajar sehingga pembelajaran lebih aktif, lebih hidup, dan menyenangkan. 3. Para pengelola sudah mampu membuat berbagai administrasi lembaga seperti administrasi anak, administrasi keuangan, administrasi program (SKH, SKM, SKB), laporan perkembangan anak, dan laporan bulanan sehingga administarsi di lembaga mereka lebih tertib dan tertata. 4. Para tutor atau guru sudah mampu mengembangkan dan mengimplementasikan kurikulum dalam kegiatan belajar mengajar sehingga pembelajaran lebih jelas, terstruktur dan terarah. 5. Para tutor sudah mampu menjalin sosialisasi dan komunikasi dengan para tutor dari lembaga PAUD lain dalam pertemuanpertemuan yang di selenggarakan oleh Gugus PAUD sehingga mereka lebih aktif dan terbuka wawasannya. PENUTUP Sebagai penutup dari laporan ini, Tim Desa Binaan LPM IAIN Mataram menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu terlaksananya kegiatan ini sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar. Kami juga tidak lupa mennyampaikan permohonan maaf apabila dalam penyusunan laporan ini terdapat kekurangan atau kesalahan. Saran, masukan dan kritik yang membangun sangat kami harapakan untuk perbaikan kegiatan ini di masa yang akan datang. Akhirnya semoga kita selalu dalam limpahan rahmat dan kasih sayang Allah SWT, Amin. 114 Jurnal Transformasi P2M IAIN Mataram

SOSIALISASI CALON INSTRUKTUR POS PAUD DI KELURAHAN SAMPANGAN KECAMATAN GAJAH MUNGKUR SEMARANG

SOSIALISASI CALON INSTRUKTUR POS PAUD DI KELURAHAN SAMPANGAN KECAMATAN GAJAH MUNGKUR SEMARANG SOSIALISASI CALON INSTRUKTUR POS PAUD DI KELURAHAN SAMPANGAN KECAMATAN GAJAH MUNGKUR SEMARANG Oleh : Munawir, Soegeng Partono, Rivanna CR, Eko Retno M, Dias Andris Susanto IKIP PGRI Semarang Abstract Nowadays

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yag merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah individu yang berbeda, unik dan memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan tahap usianya. Pendidikan anak usia dini sangat penting dilaksanakan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (paud) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak dini dengan layak. Oleh karena itu, anak memerlukan program

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak dini dengan layak. Oleh karena itu, anak memerlukan program BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting bagi setiap orang khususnya bagi anak usia dini. Anak usia dini adalah penerus bangsa yang seharusnya pendidikan tersebut diberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa anak usia dini yang berlangsung (0 6) tahun merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak.

Lebih terperinci

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN LEMBAGA KURSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dari mereka. Sebaliknya tidak ada orang tua di muka bumi ini yang

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dari mereka. Sebaliknya tidak ada orang tua di muka bumi ini yang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Setiap orang tua sangat menginginkan anaknya lebih baik, lebih hebat dan lebih berhasil dari mereka. Sebaliknya tidak ada orang tua di muka bumi ini yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir semua negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proyek kemanusiaan yang tiada henti-hentinya ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke waktu. Pendidikan

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN PAUD HOLISTIK INTEGRATIF. Oleh : Dr. Sri Sutarsi, M.Si

PENYELENGGARAAN PAUD HOLISTIK INTEGRATIF. Oleh : Dr. Sri Sutarsi, M.Si PENYELENGGARAAN PAUD HOLISTIK INTEGRATIF Oleh : Dr. Sri Sutarsi, M.Si LATAR BELAKANG Untuk menyiapkan SDM berkualitas harus diawali sejak usia dini, bahkan sejak masa konsepsi dalam kandungan Pemenuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah pengalaman hidup setiap individu dalam berbagai lingkungan yang memiliki pengaruh positif untuk perkembangan individu sepanjang hayat. Sebagaimana

Lebih terperinci

Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman

Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman A. PROFIL SEKOLAH Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman merupakan salah satu Sekolah unggulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak Usia Dini adalah sosok individu yang sedang dalam proses perkembangan.perkembangan anak adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945, terutama pada alenia ke empat yang salah satu tujuan didirikan Negara Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa 26 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Masa kanak-kanak merupakan masa yang paling penting dalam perkembangan manusia. Pada fase inilah seorang pendidik dapat menanamkan prinsip-prinsip yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan potensi sumber daya manusia (SDM) serta penerus cita perjuangan bangsa. Untuk mampu melaksanakan tanggung jawab tersebut anak perlu mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pedidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang mendasar melalui pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu hendaknya pendidikan

Lebih terperinci

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMANDAU, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu pendidikan anak usia dini yang berada pada pendidikan formal (UU RI 20 Th. 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi Pembelajaran Orang Dewasa Dalam Penyelenggaraan Program Parenting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi Pembelajaran Orang Dewasa Dalam Penyelenggaraan Program Parenting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah, dikarenakan pendidikan adalah salah satu pondasi dasar, yang bertujuan membentuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENDONGENG BAGI GURU TAMAN KANAK-KANAK DI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENDONGENG BAGI GURU TAMAN KANAK-KANAK DI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG PKMM-1-5-2 PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENDONGENG BAGI GURU TAMAN KANAK-KANAK DI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG Wahyu Lestari, Ahmad Syaifudin, Asri Noorrodliyah Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan pendidikan yang sangat fundamental dan sangat menentukan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal. Anak memiliki karakteristik yang khas dan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Anonim, 2010 : 4). Namun, pendidikan bukanlah suatu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. (Anonim, 2010 : 4). Namun, pendidikan bukanlah suatu upaya yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di Sekolah Dasar merupakan fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini karena Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helga Annisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helga Annisa, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan seorang anak di masa depan bergantung dari pendidikan yang diperoleh sebelumnya. Keberhasilan anak di jenjang Sekolah Dasar (SD), misalnya, tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya pendidikan yang memadai untuk putra-putrinya, terlebih pada saat

BAB I PENDAHULUAN. adanya pendidikan yang memadai untuk putra-putrinya, terlebih pada saat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya belajar harus berlangsung sepanjang hayat. Untuk menciptakan generasi yang berkualitas, masyarakat sangat mengharapkan adanya pendidikan yang memadai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun yang mengalami masa keemasan dimana anak mulai peka dan sensistif untuk menerima berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia dini merupakan periode awal yang paling mendasar dalam sepanjang rentang pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992) xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang melalui pemberian rangsangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu membudayakan manusia. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM Eka Guswarni Abstrak Kemampuan membaca awal anak masih rendah. Peningkatan kemampuan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Tutor Oleh Gugus PAUD Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Di Desa Cangkuang Rancaekek

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Tutor Oleh Gugus PAUD Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Di Desa Cangkuang Rancaekek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini non formal dipandang memiliki peran penting dalam pembentukan sumber daya manusia ke depan. Namun kesiapan tenaga pendidik di lembaga PAUD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Manajemen pembelajaran adalah sebuah proses perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan pembelajaran sehingga akan didapatkan sistem pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan observasi peran kepemimpinan kepala sekolah dalam memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten Batang Hari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi sumber daya manusia terutama bagi kemajuan sebuah bangsa, oleh karena itu setiap warga negara harus dan wajib

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses belajar-mengajar adalah kunci utama dari dunia pendidikan terutama disekolah-sekolah, dimana proses belajar-mengajar adalah intinya dan pendidikan harusnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan nasional, pendidikan diartikan sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia serta dituntut untuk menghasilkan kualitas manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perubahan tidak akan terjadi dan tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perubahan tidak akan terjadi dan tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah upaya untuk membantu manusia mencapai kedewasaan. Upaya ini menuntut adanya proses yang harus dicapai, karena tanpa proses tersebut perubahan tidak

Lebih terperinci

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan pertumbuhan dan perkembangan anak berdasarkan standar perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada perkembangan ilmu pengetahuan dan tekonogi ini, pendidikan merupakan hal yang penting dalam upaya membentuk kualitas sumber daya manusia agar memiliki karakter

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN DI TAMAN KANAK-KANAK. Disusun oleh : Rita Mariyana, M.Pd, dkk.

PROGRAM PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN DI TAMAN KANAK-KANAK. Disusun oleh : Rita Mariyana, M.Pd, dkk. PROGRAM PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN DI TAMAN KANAK-KANAK Disusun oleh : Rita Mariyana, M.Pd, dkk. JURUSAN PEDAGOGIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

BAB V PENUTUP. A. Simpulan BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan diskripsi hasil penelitian yang telah penulis lakukan di MTs Negeri di Kabuapten Kudus, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut : 1. Manajemen MGMP Akidah Akhlak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usia emas atau golden age adalah masa yang paling penting dalam proses kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam pendidikan dasar,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN SEKARAN 01 Jl. TAMAN SISWA KEC.GUNUNG PATI KOTA SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN SEKARAN 01 Jl. TAMAN SISWA KEC.GUNUNG PATI KOTA SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN SEKARAN 01 Jl. TAMAN SISWA KEC.GUNUNG PATI KOTA SEMARANG Disusun oleh Nama : Rosadi NIM : 6102409017 Prodi : PGPJSD, S1 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-kanak berada pada jalur pendidikan formal yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-kanak berada pada jalur pendidikan formal yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk program pendidikan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Menurut Solehuddin (2000: 5)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan perkembangan IPTEK, setiap manusia mengusahakan agar warga negaranya kreatif dan dapat mengikuti perkembangan zaman. Untuk mencapai hal tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Kegiatan pembelajaran Bahasa Jawa di SMK ABDI NEGARA Muntilan menurut praktikan sudah berjalan dengan baik, akan tetapi kegiatan mengajar tersebut akan lebih bagus

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa Pendidikan Nasional di samping

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Paparan Data a. Pra Tindakan Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengadakan observasi awal di MI Al-Hidayah 02 Betak Kalidawir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia indonesia seutuhnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD Oleh: Fitta Ummaya Santi SIAPAKAH ANAK USIA USIA DINI? Latar Belakang Anak adalah penentu kehidupan pada masa mendatang. Usia dari kelahiran hingga enam tahun merupakan usia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih maksimal saat mengajar di sekolah. adalah matematika. Pembelajaran matematika di sekolah dasar dirancang

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih maksimal saat mengajar di sekolah. adalah matematika. Pembelajaran matematika di sekolah dasar dirancang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini pembelajaran di sekolah harus bervariasi agar bisa menarik perhatian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dimana siswa dapat tertarik pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini mempunyai peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI

MONITORING DAN EVALUASI MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN NSPK Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria PETUNJUK TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa usia dini adalah masa yang sangat menentukan bagi perkembangan dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa peka adalah

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG RINGKASAN TESIS Diajukan kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

gugushandaka.wordpress.com RESEP PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP Waktu : 3 jam

gugushandaka.wordpress.com RESEP PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP Waktu : 3 jam Unit 8 gugushandaka.wordpress.com RESEP PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP Waktu : 3 jam A. PENGANTAR Banyak upaya untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup keseluruhan aspek kehidupan masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan (golden age), sekaligus dalam tahapan kehidupan manusia yang anak menentukan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan suatu negara, karena pendidikan dapat memberdayakan sumber daya manusia yang berkualitas dan diharapkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

BAB V PENUTUP. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum, tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya,

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI KABUPATEN DEMAK

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI KABUPATEN DEMAK SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI KABUPATEN DEMAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam seluruh rangkaian tumbuh kembang manusia, usia dini merupakan usia yang sangat menentukan. Pada usia dini itulah seluruh peletak dasar tumbuh kembang fisik

Lebih terperinci

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar 2 PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM 3 Azwinar ABSTRAK Perkembangan bahasa anak di Taman Kanak-kanak Syukrillah Agam masih rendah. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS ORIENTASI TEKNIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PETUNJUK TEKNIS ORIENTASI TEKNIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PETUNJUK TEKNIS ORIENTASI TEKNIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 75 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melalui pembuatan dan pengkajian menganai manajemen kurikulum di TK Budi Mulya Semarang dari bab I sampai bab IV, ada beberapa hal yang kiranya perlu penulis tekankan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu jenjang pendidikan yang berfungsi untuk mengembangkan setiap kemampuan anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun

Lebih terperinci

-3- Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN dan BUPATI HULU SUNGAI SELATAN MEMUTUSKAN :

-3- Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN dan BUPATI HULU SUNGAI SELATAN MEMUTUSKAN : BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTAENG,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu usaha dalam menjawab permasalahan serta berbagai tantangan yang selalu hadir dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kompetensi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kompetensi kognitif, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik melalui proses pembelajaran sehingga diharapkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, pikiran dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, pikiran dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Menurut Notoatmodjo (2007: 42), efektivitas adalah pencapaian tujuan atau hasil yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, pikiran dan alat-alat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana dalam upaya meningkatkan kualitas sumber

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana dalam upaya meningkatkan kualitas sumber 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan diharapkan dapat menjadikan diri seseorang untuk memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age) yang merupakan masa dimana anak mulai peka dan sensitif untuk menerima berbagai rangsangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hidup manusia berkembang dari mulai masa konsepsi, bayi, balita, anak-anak, remaja hingga menjadi dewasa. Masa anak-anak merupakan saat yang terbaik untuk

Lebih terperinci