PANGAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PANGAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM"

Transkripsi

1 Makalah Ilmiah PANGAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM Disampaikan oleh: Syekh Mamdūḥ Farḥān al-buḥairiy (Komisaris Umum Majalah Islam Qiblati Indonesia) Dalam Seminar Ḥalālan Ṭayyiba Di Universitas Brawijaya Malang, Februari PENDAHULUAN Salah satu mukjizat Alquran Karim ialah perhatiannya terhadap persoalan pangan sebagai unsur penting dalam kehidupan manusia; Islam memberikan perhatian khusus terhadap masalah pangan dalam seluruh fase kehidupan manusia bersamaan dengan segala bentuk dan unsur-unsur pangan tersebut. Terdapat sejumlah besar ayat dalam Alquran yang secara spesifik berbicara tentang pangan dan kaidah-kaidah yang memadai untuk menjadi standar mutu pangan dan metode-metode penjaminannya, bahkan Alquran dipandang sebagai konstitusi langit pertama [atau satu-satunya] yang diturunkan dengan sejumlah besar ayat yang membahas persoalan pangan, termasuk di dalamnya regulasi pengawasan pangan. Ini secara terang terlihat [misalnya] dalam ayat:... Maka suruhlah salah seorang di antara kalian untuk pergi ke kota dengan membawa uang perak kalian ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan itu untuk kalian, dan hendaklah ia Berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan hal kalian kepada seorangpun! [Q.S. al-kahfi/018: 19]. Jika pakar gizi menyeriusi ajaran Islam tentang konsep pangan, niscaya akan diperoleh kesimpulan bahwa madrasah Islam memiliki kurikulum yang terus terbarukan dan kompatibel dengan perkembangan zaman, dibangun di atas dasar kaidah-kaidah ilmiah yang akurat sehingga mempedomaninya menjadi kemenangan besar bagi umat manusia. Di antara tujuan utama syariat Islam ialah memproteksi agama, akal, nyawa, keturunan, dan kekayaan. Oleh karenanya asy-syāriʻ yang Mahabijaksana mengharamkan

2 segala sesuatu yang berpotensi membahayakan target tersebut. Teori hukum dalam syariat Islam yang mengatur interaksi [manusia] dengan alam sekitarnya ialah bahwa pada dasarnya segala sesuatu itu hukumnya halal, berdasarkan firman Allah,... Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu... [Q.S. al-baqarah 02: 29] Ḥarf (kata depan) la [dalam frasa lakum] mengandung makna pemberian dan mempersilahkan; tidak mungkin merealisasikannya kecuali dengan suatu pembolehan dan penghalalan. Namun sebalik itu, Allah mengharamkan segala sesuatu yang berpotensi merusak fisik, agama, dan akhlak. Berangkat dari bahwa tujuan dasar Islam ialah membina manusia yang selamat, sehat, dan tunduk serta patuh kepada aturan Islam, maka sudah seyogianya pula Islam memberikan perhatian besar terhadap keterjaminan kesehatan yang mendukung, dan memberikan arahan yang benar bagi manusia. Pengkajian ilmu kesehatan berkenaan dengan manusia dari aspek fisik, kejiwaan, akal, termasuk pola hidup, karena keterjaminan aspek-aspek ini membuat manusia hidup betul-betul dengan aman; Allah berfirman, Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (1) [Yaitu] kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas, (2) Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah), (3) yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan (4). [Q.S. Quraysy 106: 1-4] Oleh karena itu berserah diri dan patuh kepada Allah dengan menaati perintah-perintah dan larangan-nya dalam masalah makanan dan minuman termasuk memberdayakan alam dengan kemaslahatan. 2. KESEHATAN FISIK DALAM PERSPEKTIF ISLAM Sesungguhnya Islam memiliki perhatian besar terhadap pembinaan fisik yang kuat dan sehat; Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah. Allah berfirman,

3 Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, "Wahai Bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja [pada kita], karena sesungguhnya orang yang paling baik yang Engkau ambil untuk bekerja [pada kita] ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya." [Q.S. al-qaṣaṣ 28: 26] Oleh karena itu Islam memberikan motivasi untuk mengonsumsi yang baik-baik dan menjauhi yang segala yang buruk;... dan yang menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk... [Q.S. al-aʻrāf 07: 157] Maka Islam mengharamkan makanan dan minuman yang mengandung, seperti: bangkai, darah, daging babi, khamar, dan lain sebagainya. Sebaliknya mendorong untuk mengonsumsi segala sesuatu yang bermanfaat bagi fisik, dari jenis daging-dagingan, susu, buah-buahan, sayur-mayur, madu, dan kurma. Setiap muslim diperintahkan untuk memperoleh asupan yang bermanfaat bagi tubuhnya bukan yang bermudarat. Terlepas dari haramnya makanan yang bermudarat, mengonsumsinya pada hakikatnya adalah tindakan menyiksa tubuh. Oleh karenanya memberi nutrisi kepada tubuh merupakan suatu tanggung jawab yang wajib dilaksanakan secara benar sesuai dengan penjelasan Islam dalam ajaran-ajarannya. Karena itu pula kita perhatikan, Allah mengarahkan pandangan [kita] terhadap pentingnya nutrisi yang halal dalam firman-nya uḥilla lakum aṭ-ṭayyibāt. 3. KEISTIMEWAAN MUSLIM DALAM MASALAH MAKAN DAN MINUM Di antara nikmat yang khusus Allah anugerahkan kepada kaum muslim ialah bahwa Allah biarkan orang-orang selain mereka tidak terikat [oleh halal-haram] dalam masalah makan dan minum; umumnya non muslim bebas mengonsumsi segala sesuatu. Mereka secara leluasa mengonsumsi daging babi dan berbagai varian hasil olahannya, bangkai, binatang yang tidak disemblih secara syariat, bahkan terkadang sesuatu yang tergolong najis seperti darah, meminum khamar, demikian pula bebas menentukan cara mengonsumsinya. Sedangkan bagi seorang muslim, sejak semula ia meyakini bahwa Allah menciptakan alam dengan segala isinya untuk kemaslahatan manusia, oleh karena itu sudah semestinya Ia mengatur tindak tanduk manusia itu, melarangnya dalam beberapa hal sebagai ujian sanggupkan dia menaati Allah yang telah menganugerahkan segala yang didapatkannya. Inilah sebabnya kita perhatikan

4 seorang muslim tidak memakan dan meminum sesuatu yang haram: babi atau hewan-hewan lain yang diharamkan, khamar, daging hewan ternak yang tidak disembelih secara syariat dengan menyebut nama Allah saat proses penyembelihan sebagai simbol bahwa yang membolehkannya adalah Yang telah menciptakannya, dan atas izin-nya pulalah kita menghilangkan nyawanya. 4. HIKMAH DI BALIK LARANGAN MENGONSUMSI MAKANAN DAN MINUMAN YANG HARAM Di antara nama Allah ialah al-laṭīf (Yang Mahalembut) dan al-ḥakīm (Yang Mahabijaksana); [Oleh karena itu Ia menurunkan syariat dan menetapkan hukum yang terbaik bagi kemaslahatan manusia]. Daging babi dan hewan-hewan lain yang haram dikonsumsi mengandung mudarat bagi manusia, demikian juga dengan khamar yang merusak tubuh. Mudarat atau bahaya dimaksud bisa jadi berdampak pada akhlak, jika bukan pada fisik, sebab nutrisi yang dikonsumsi memiliki pengaruh terhadap kejiwaan manusia; orang yang tidak pernah mengecap daging secara psikis akan berbeda dengan orang yang selalu melahap daging. Demikian juga jenis daging tertentu pun memiliki pengaruh tertentu dalam membentuk kejiwaan seseorang. Tidak tertutup kemungkinan bahwa gaya hidup hedonisme masyarakat Barat, ketidakpedulian mereka dengan norma-norma kesucian pergaulan, sedikit banyaknya dipengaruhi oleh konsumsi daging babi mereka. Bagi seorang muslim mematuhi rambu-rambu konsumsi nutrisi ini merupakan suatu keharusan mutlak. Tanpa dipengaruhi oleh ada tidaknya mudarat, bahwa semata diperintah Allah maka mematuhinya adalah kewajiban; perintah Allah wajib dilaksanakan karena Dia-lah pemilik dan penguasa sejati alam ini, oleh karena itu Dia berhak melarang manusia berdasarkan kehendak-nya semata sesuai dengan hikmah yang Dia ketahui. Menyimak dan menaatinya merupakan kewajiban kita kepada Allah. 5. STANDAR KUALITAS MAKANAN Alquran telah menjelaskan perihal halalnya mengonsumsi makanan dan minuman yang baik, pun tentang keharaman mengonsumsi yang tidak baik. Ketika menerangkan perihal kewajiban mempedomani Nabi Muhammad, Allah mengatakan, Dia menghalalkan bagi mereka segala sesuatu yang baik dan mengharamkan untuk mereka segala sesuatu yang keji/buruk. Dengan demikian, pangan yang baik ialah yang dibolehkan syariat, dan yang buruk ialah yang diharamkannya, karena asy-syāri (Allah) tidak menghalalkan selain yang baik dan mengandung manfaat bagi orang yang mengonsumsinya. Adalah Suatu kemustahilan untuk menetapkan nilai baik dan tidak baik dimaksud berdasarkan penilaian manusia semata, karena faktanya sebagian komunitas menganggap baik suatu makanan atau minuman tertentu

5 padahal makanan dan minuman dimaksud berbahaya bahkan tidak jarang dapat menyebabkan kematian. Sebaliknya mereka menganggap buruk pangan tertentu padahal bermanfaat. Oleh karenanya, tidak ada yang lebih baik daripada menjadikan timbangan syariat sebagai standar baik-buruknya pangan yang hendak dikonsumsi. Kalangan Ulama telah merumuskan batasan pangan yang halal, haram, baik, dan diragukan, sebagai berikut: a. Pangan halal, yaitu: segala sesuatu yang diperbolehkan Allah dan Rasulullah ; b. Pangan haram, yaitu: segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah dan Rasulullah ; c. Pangan yang baik, yaitu: yang bagus, bermanfaat, steril dari mudarat. d. Pangan yang meragukan, yaitu: yang hukumnya tidak diketahui secara tegas, halal atau haramkah, sehingga dibutuhkan pendapat hukum mujtahid untuk menjelaskannya. 6. PANDANGAN SYARIAT ISLAM TENTANG PANGAN YANG TERKONTAMINASI NAJIS ATAU ZAT HARAM DALAM PROSES MANUFAKTUR Pangan yang tersusupi najis atau zat lain yang diharamkan tidak terlepas dari kasuskasus pencampuran pangan dalam proses manufakturnya dengan bahan-bahan yang berasal dari babi atau bangkai, atau darah, atau alkohol dan khamar, atau bahan-bahan tambahan yang merusak kesehatan. Sudah menjadi konsensus Ulama-Ulama Fikih, haram mengonsumsi materi yang berasal dari babi secara terpisah maupun setelah dipadukan dengan bahan pangan lainnya. Demikian pula dengan bangkai-bangkai yang diharamkan, dan darah yang mengalir dari hewan saat proses sembelihan, karena Allah berfirman, Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,... [Q.S. al-mā`idah 05: 03] Mereka juga sepakat tentang haramnya mengonsumsi pangan yang dicampur dengan alkohol atau khamar dalam proses penyajiannya, karena Allah berfirman, Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkurban untuk) berhala, mengundi nasib dengan anak panah, termasuk perbuatan setan, maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. [Q.S. al-mā`idah 05: 90]

6 Rasulullah bersabda, Setiap yang memabukkan adalah khamar, dan setiap khamar hukumnya haram. Bahan-bahan tambahan yang mengandung mudarat: penguat dan pengaya rasa, bahan pewarna, pengembang dan sejenisnya, pengawet, termasuk kategori haram dikonsumsi berdasarkan firman Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan,... [Q.S. al- Baqarah 02: 195] Rasulullah juga bersabda, Jangan berbuat mudarat, jangan pula mengatasi mudarat dengan mudarat. 7. KAIDAH NABAWI UNTUK MENGHINDARI SYUBHAT Sebagian kalangan ahli pangan menyepelekan persoalan pencampuran bahan-bahan turunan dari babi dan khamar ke beberapa jenis makanan dnegan dalih bahwa itu tidak akan mempengaruhi unsur dasar makanan selagi persentasenya dalam produk sangat rendah. Ini telah menyalahi aturan Islam dan petunjuk Nabi yang memberikan perhatian sangat besar terhadap keselamatan dan keamanan pangan agar tidak tercampur sedikit pun dengan unsurunsur yang mengandung syubhat. Diriwayatkan dari Adiy Bin Ḥātim raḍiallāhu anhu bahwa dia berkata, Rasulullah telah bersabda kepada saya, Jika Anda [hendak] melepaskan anjing [pemburu] Anda maka sebutlah nama Allah, jika Anjing itu menangkap buruan untuk Anda dan Anda temukan ternyata buruan itu masih hidup maka sembelihlah, tetapi jika Anda dapatkan buruannya itu telah mati dan anjing itu tidak memakannya maka makanlah, namun jika dia memakannya maka janganlah Anda makan, demikian juga jika Anda dapatkan ada anjing lain bersama anjing Anda dan buruan itu ternyata telah mati maka janganlah makan, karena Anda tidak tahu anjing mana yang telah membunuh buruan itu. [Muttafaq alaih] Dari hadis di atas dapat kita rasakan betapa Nabi begitu memperhatikan umatnya sehingga beliau tidak rida umatnya memakan hewan buruan tersebut padahal belum tentu anjing asing itu memakannya. Ini merupakan suatu syubhat, dan ternyata beliau melarang umatnya memakan hewan dengan kondisi seperti ini. Demikian juga bahwa ternyata Nabi tidak cukup dengan mencuci bejana yang dijilat anjing, satu kali, dua kali, atau tiga saja; Beliau membasuhnya sebanyak tujuh kali [dan salah satunya dicampur dengan tanah]. Beliau bersabda, Jika Anjing menjilat bejana milik salah seorang di antara kalian, hendaklah ia membasuhnya sebanyak tujuh kali. [Muttafaq alaih]

7 Setelah itu semua, mengapa kita masih saja menemukan orang-orang yang menganggap enteng tindakan memasukkan zat-zat yang haram ke dalam makanan dengan alasan yang dimasukkan tersebut hanya sedikit dan tidak memberi pengaruh apa-apa. 8. PANDANGAN ISLAM TENTANG SEMBELIHAN NON MUSLIM Ulama Fikih sepakat tentang haramnya mengonsumsi hewan yang disemblih oleh non muslim selain Ahlulkitab. Termasuk dalam kategori yang diharamkan ini sembelihan penganut majusi, paganisme, atheis, dan orang yang murtad dari agama Islam, karena di antara mereka ada yang menyebut nama selain Allah ketika menyemblih, ada pula yang tidak menyebut apaapa sama sekali. Syariat Islam melarang mengonsumsi makanan dari sembelihan-sembelihan seperti ini. Tentang sembelihan Ahlulkitab, Ulama sepakat tentang kebolehannya berdasarkan firman Allah,... makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi al-kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal (pula) bagi mereka... [Q.S. al-mā`idah 05 : 05] Yang dimaksud dengan makanan dalam ayat di atas ialah hewan sembelihan Ahlulkitab bukan semua yang mereka makan, karena mereka juga makan bangkai, darah, dan babi yang sama sekali tidak halal bagi kita. Dalam hal sembelihan Ahlulkitab yang belum dibacakan nama Allah saat proses penyembelihannya, maka ada dua kondisi yaitu: sembelihan-sembelihan yang dilakukan tidak dengan menyebut nama Allah maupun maupun nama selain Allah, ini halal dikonsumsi, karena firman Allah dan makanan [berupa sembelihan] orang-orang yang diturunkan kepada mereka kitab suci halal bagi kalian di atas. Berikutnya sembelihan yang dilakukan dengan menyebut nama selain Allah seperti al-masīḥ, atau Salib, dan lain sebagainya maka haram mengonsumsinya, karena firman Allah dalam surah al-mā`idah ayat ketiga, Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa-apa yang disemblih dengan [menyebut] nama selain Allah. 9. DAGING IMPOR DARI NEGARA NON ISLAM Tidak ada perbedaan hukum daging dengan kategori ini dengan daging sembelihan non muslim seperti yang telah dijelaskan. Jika daging tersebut berasal dari negara yang penduduknya menganut selain agama samawi maka hukumnya haram berdasarkan konsensus ulama-ulama Fikih, karena mereka menyembelih dengan menyebut nama selain Allah. Apabila daging dimaksud berasal dari negara penganut Yahudi dan atau Nasrani maka hukumnya seperti yang telah dijelaskan di atas, yaitu tentang sembelihan yang dilakukan Ahlulkitab tanpa

8 menyebut nama Allah dan nama selain Allah, dan penyembelihan yang mereka lakukan dengan menyebut nama selain Allah. Kecuali dalam kondisi tertentu terkait proses pengolahan daging dan unggas yang diimpor tersebut, tentang bagaimana mematikan hewan dan unggas dimaksud, sebab untuk keperluan ini mereka lazim melakukan dengan cara mencekik, memukul kepala hewan dengan benda keras, sengatan listrik, atau dengan membuat pingsan unggas kemudian membenamkannya ke dalam air panas dengan suhu tinggi sehingga mati di sana. Semua proses mematikan yang disebutkan tanpa menggunakan benda tajam sebagai alat semblih. Cara-cara mematikan hewan seperti ini tidak halal, maka tidak halal pula mengonsumsi hewan-hewan yang diperlakukan seperti itu. 10. PANDANGAN SYARIAT TERHADAP PRODUK PANGAN SELAIN DAGING PRODUK NON MUSLIM Pangan selain daging yang diproduksi oleh non muslim, baik berupa hasil pengolahan susu, atau roti-rotian, atau manisan, dan berbagai ragam minuman, diatur oleh standar pemilihan pangan dalam syariat Islam sebagaimana telah dipaparkan di atas. Jika pangan hasil olahan susu berasal dari hewan yang halal; tidak dicampur dengan zat-zat yang haram seperti darah, enzim yang berasal dari bangkai (hewan yang mati tanpa semblihan yang sah) atau hewan yang tidak halal, zat-zat yang memabukkan, najis; dan dalam pengolahannya menggunakan wadah yang diduga kuat terjaga kesuciannya, maka halal dikonsumsi. Ketentuan serupa berlaku pada jenis-jenis pangan lainnya: roti-rotian, manisan, dan minuman yang tidak memabukkan. Ini berlaku sama bagi produsen yang beragama samawi dan selain mereka. Jika kriteria-kriteria sebagaimana disebutkan tidak terpenuhi maka produk-produk tersebut tidak boleh dikonsumsi dan dipandang haram atau mengandung zat yang haram. 11. PANGAN UMAT ISLAM ERA MODERN Negara-negara Islam dewasa ini, di tengah perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat, ternyata menghadapi masalah di mana sebagian produk pangan tidak memenuhi standar ajaran Islam. Godaan persaingan pasar lokal dan global memiliki andil terjadinya campur aduk produk halal dengan yang haram, yang baik dan buruk, sehingga syubhat dapat dikatakan menjadi kualifikasi umum produk makanan dan minuman karena banyaknya produk yang menggunakan zat-zat tambahan yang haram atau mengandung syubhat. Dampak negatif revolusi industri di segmen pangan telah mengantarkan teknologi pengolahan pangan sampai kepada tingkat sulit untuk mencurigai kandungan dan sumber produk yang dihasilkan, sehingga konsumen yang terpelajar pun terpana dibuatnya apalagi konsumen awam dari kalangan umat Islam. Oleh karena itu pabrikasi makanan dan minuman tergolong masalah yang patut dikhawatirkan pada era modern ini.

9 12. HAK UMAT ISLAM DAN KEWAJIBAN KITA Studi lapangan dan penelitian yang dilakukan di beberapa pasar negara-negara Islam menunjukkan bahwa pangan haram dan yang terkontaminasi unsur-unsur haram mendapatkan jalan yang mudah dan lahan yang subur, bahkan pada sebagian produk tidak ditemukan sama sekali pedoman yang dapat memberikan informasi tentang keberadaan zat-zat yang diharamkan dalam produk dimaksud, sehingga konsumen betul-betul tidak tahu bagaimana membedakan antara produk halal dan produk haram. Umat Islam dewasa ini memiliki kebutuhan sangat besar untuk mensterilkan makanan dan minuman mereka dari unsur-unsur yang diharamkan, untuk memberikan perhatian besar terhadap keamanan pangan mereka dari bahan-bahan tambahan yang haram. Suatu yang mengundang penyesalan bahwa banyak negara-negara Islam terkesan abai membangun SDM, dan tidak memberikan perhatian yang serius terhadap masalah pangan, tidak menjadikannya sebagai skala perioritas. Ini setidaknya disebabkan oleh: ketidakmengertian tentang urgensi kesehatan dan pangan bermutu bagi manusia di tengah masyarakat; atau karena lembaga yang mengurus masalah pangan tidak memiliki visi yang jelas; atau minimnya penelitian ilmu terkait masalah ini bahkan barangkali tidak ada sama sekali. Pengawasan pangan merupakan kewajiban pihak-pihak terkait. Sudah seharusnya SDM yang menanggungjawapi masalah pengawasan pangan ini menghayati kandungan firman Allah berikut untuk semakin menegaskan pentingnya mengawasi mutu produk pangan. Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah [di jalan Allah] sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. [Q.S. al-baqarah 02: 267] Ayat tersebut merupakan seruan tegas untuk mengawasi [mutu] pangan yang ditujukan kepada setiap insan yang bergelut di bidang pangan: produsen, distributor, pembeli, petani, pedagang dan pabrik, laboratorium, dan setiap pihak yang berwenang dalam pengawasan pangan. Mereka semua memiliki kewajiban kolektif yang krusial yaitu menjamin mutu dan

10 keamanan produk pangan sehingga masyarakat dapat hidup dengan aman dan tenang, tentram dan sejahtera. 13. CATATAN TENTANG PABRIKASI MAKANAN Menjamurnya pabrik makanan yang dimiliki oleh non muslim memiliki andil besar dalam tersebarnya produk pangan yang tidak memenuhi standar syariat Islam. Fenomena ini tidak daapt dijadikan alasan untuk memaafkan sebagian pelaku bisnis muslim yang tidak memiliki kepedulian agama dan perasaan yang cukup untuk menumbuhkan kesadaran mereka. Mereka tidak peduli dan tetap memakai unsur-unsur yang diharamkan dalam produk pangan yang mereka produksi. Inilah faktor utama keberadaan bahan pokok yang mengandung lemak babi di pasar, demikian juga dengan beberapa jenis makanan yang mengandung alkohol apalagi gelatin hewani yang tidak jelas berasal dari hewan apa. Umat Islam menolak membeli produk-produk seperti ini sebagai salah satu upaya menghindari syubhat. Suatu yang tidak dapat diterima, produsen tidak memperhatikan [hakhak] ratusan juta yang menjadi pasar produk mereka, sementara itu mereka berlomba-lomba mempromosikan bahwa produk-produk pangan mereka bersih dari unsur-unsur yang haram dikonsumsi umat Islam. Disayangkan pula, [dengan kondisi seperti itu] ternyata sebagian produsen berhasil mendapatkan sertifikat standar mutu yang menyatakan bahwa komoditas mereka telah sesuai ketentuan syariat Islam, bebas dari zat-zat yang diharamkan. Ini semua tidak lepas dari upaya memanipulasi konsumen dan meyakinkan mereka dengan segala cara, yang berdampak pada terguncangnya kepercayaan konsumen kepada lembaga yang berwenang mengeluarkan sertifikat standar mutu, atau sertifikat halal. Ketidakpercayaan ini bahkan sampai pada tingkat banyak kalangan berkesimpulan bahwa [label] halal ternyata sudah menjadi salah satu komoditi dagangan. Seiring booming usaha dan kompetisi perusahaan-perusahaan dan pabrik-pabrik untuk mendapatkan sertifikat halal, aspek bisnis dalam permasalahan ini lebih menonjol dari aspek keagamaan dan layanan masyarakat. Sesungguhnya telah terjadi permainan dalam pemberian sertifikan halal yang dilakukan oleh sebagian lembaga berwenang, yang mana produk pangan apa saja yang telah mendapatkan sertifikat halal seharusnya terbebas dari zat-zat yang diharamkan seperti babi dan hasil-hasil olahannya, dan alkohol dan turunannya tetapi amat disayangkan sebagian lembaga yang berwenang itu tetap mengeluarkan sertifikat halal untuk produk yang tidak memenuhi ketentuan-ketentuan syariat, juga tidak mengawasi proses manufaktur, sehingga fungsi mereka tinggal sekedar menerbitkan sertifikat. Anehnya sertifikasi juga diberikan untuk segala jenis produk pangan [meskipun tidak perlu dan tidak tepat], seperti produk ikan yang diberi label disembelih sesuai dengan syariat Islam. Ini tentu merusak nilai sertifikat halal itu sendiri baik nilai-nilai ilmiah, sosial maupun etika.

11 14. RAHASIA DAPUR PENGOLAHAN SEBAGIAN PRODUK PANGAN Terdapat sejumlah makanan yang pada asalnya halal tetapi menjadi haram karena prosedur pengolahannya. Misalnya ikan yang pada dasarnya merupakan pangan halal, tetapi kita temukan di sebagian pasar-pasar Islam ada sejenis ikan olahan (salmon kukus) yang ternyata proses pengolahannya, yaitu dikukus denga uap air, dilakukan dengan cara tertentu yang tidak diketahui banyak orang. Misalnya keharusan menaruh beberapa potong tulang babi di dalam wadah pengukusan di mana uap panas air mengepul dari sela-sela tulang babi yang ditempatkan di bawah ikan-ikan tersebut. Cara pengolahan seperti ini lazim dilakukan di Thailand karena besarnya populasi babi di sana. Sangat disesalkan produk ini ternyata laris manis dan mendatangkan keuntungan besar di beberapa negara Islam karena telah mendapatkan sertifikat halal. Ini tentu mengindikasikan kelemahan dalam pengawasan produk pangan, juga menunjukkan bahwa lembaga yang berwenang merasa cukup dengan mengetahui jenis produk tanpa memperhatikan proses manufakturnya. Dengan demikian penelitian cara penyajian makanan menjadi kebutuhan yang medesak; tidak cukup memberikan kesimpulan hukum hanya berdasarkan jenis bahan baku utama produk tanpa mengetahui metode pengolahannya. 15. SARAN DAN MASUKAN 1. Tidak seyogianya tergiur dengan berbagai publikasi menyesatkan yang disampaikan oleh produsen-produsen produk pangan yang berasal dari negaranegara non muslim, terutama pemakaian label disembelih secara syariat Islam apalagi jika digunakan juga untuk produk makanan/minuman yang tidak berasal dari hewan sembelihan, suatu pelecehan terhadap intelegensi konsumen khususnya dari kalangan muslim. 2. Hendaknya dilakukan analisis dan penelitian yang serius terhadap sampel-sampel produk pangan di laboratorium yang didukung oleh sarana dan sumber daya memadai untuk mengetahui kandungannya secara tepat, halal atau tidaknya unsur-unsur tersebut. 3. Pentingnya keberadaan dan memberdayakan institusi pengawas pasar; hal ini akan cukup berperan untuk meningkatkan kepercayaan umat Islam terhadap pihak yang berwenang mengeluarkan sertifikat halal. 4. Memberlakukan undang-undang atau peraturan yang keras untuk mencegah beredarnya zat-zat yang diharamkan sehingga konsumen merasa aman mengonsumsi makanan dan minuman tanpa merasa takut mengonsumsi yang haram tanpa sadar.

12 5. Bertindak tegas terhadap penyedap rasa yang mengandung zat-zat yang berasal dari babi karena penyedap-penyedap semacam ini digunakan untuk berbagai jenis makanan. 6. Mengawasi proses manufaktur produk pangan, tidak sekedar memeriksa jenis pangan tanpa memperhatikan proses produksinya. 7. Urgennya peran serta lembaga halal dalam membuka wawasan masyarakat tentang masalah ini dengan mempublikasikan brosur-brosur yang menjelaskan maksud kode-kode produk pangan dan angka-angka yang lazim termaktub pada kemasan produk dan terlihat rumit sehingga sehingga konsumen awam merasa kesulitan untuk mengidentifikasi produk yang memenuhi standar syariat, karena unsur-unsur kandungan produk ditulis dengan bahasa angka-angka, huruf-huruf, atau kode-kode bukan dengan bahasa konvensional yang terang. Lemak babi dan turunnya, misalnya, memiliki kode tertentu, gelatin hewan dengan kode tertentu lainnya, alkohol pun demikian, sehingga konsumen kesulitan untuk memahami kode-kode ini. Demikian, semoga Allah senantiasa bersalawat melimpahkan berkah-nya kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarga dan sahabat-sahabat beliau.

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik Oleh Mahasiswi Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga, Jurnal EKonomi, 2016, hal. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik Oleh Mahasiswi Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga, Jurnal EKonomi, 2016, hal. 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wanita tentu ingin selalu tampil cantik di mana pun dan kapan pun. Banyak yang dilakukan untuk mendapatkan tampilan yang diinginkan agar terlihat menawan. Hal yang paling

Lebih terperinci

Waspadai Produk Gunaan dari Babi

Waspadai Produk Gunaan dari Babi Waspadai Produk Gunaan dari Babi 23 Februari 2015 Makalah Islam Waspadai Produk Gunaan dari Babi Siti Aminah (Kasubdit Produk Halal Direktorat Urais dan Binsyar) Babi adalah sejenis hewan ungulata yang

Lebih terperinci

MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR

MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR Konsep dasar halal dan haram dalam islam Halal dan Haram adalah Hak absolut Allah dan RasulNya Kejelasan halal dan haram Dalam islam sesuatu itu terbagi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2014 PERINDUSTRIAN. Produk Halal. Jaminan. Bahan. Proses. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5604) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena dengan makanan itulah manusia akan dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena dengan makanan itulah manusia akan dapat melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan makanan itulah manusia akan dapat melakukan aktivitas dengan semangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan. Menurut An- Nabhani sekumpulan aturan yang

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam. Bab 10 Makanan dan Minuman dalam Islam

Pendidikan Agama Islam. Bab 10 Makanan dan Minuman dalam Islam Pendidikan Agama Islam Bab 10 Makanan dan Minuman dalam Islam Bagan Makanan dan Minuman dalam Islam Konsep Dasar Halal dan Haram dalam Islam Hidangan Islami Sertifikasi Halal 1. Halal dan Haram adalah

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Terhadap Putusan Waris Beda Agama Kewarisan beda agama

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN [LN 1996/99, TLN 3656]

UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN [LN 1996/99, TLN 3656] UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN [LN 1996/99, TLN 3656] BAB X KETENTUAN PIDANA Pasal 55 Barangsiapa dengan sengaja: a. menyelenggarakan kegiatan atau proses produksi, penyimpanan, pengangkutan,

Lebih terperinci

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN UMUM Terciptanya perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab merupakan salah satu tujuan penting

Lebih terperinci

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116] Untuk selamat dari siksa neraka, mungkin adalah suatu yang sangat mustahil bagi kita karena memang Mayoritas manusia memang tersesat.dalam Al-Qur an sendiri sudah menegaskan hal itu. Jika kamu mengikuti

Lebih terperinci

KIAT MEMILIH PRODUK HALAL

KIAT MEMILIH PRODUK HALAL Serial artikel sosialisasi halalan toyyiban PusatHalal.com Materi 5 KIAT MEMILIH PRODUK HALAL Oleh DR. Anton Apriyantono Mengkonsumsi pangan yang halal dan thoyyib (baik, sehat, bergizi dan aman) adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti "diizinkan" atau "boleh ". Istilah ini dalam kosakata sehari-hari lebih sering

BAB I PENDAHULUAN. berarti diizinkan atau boleh . Istilah ini dalam kosakata sehari-hari lebih sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Halal,حلال) halāl, halaal) adalah istilah bahasa Arab dalam agama Islam yang berarti "diizinkan" atau "boleh ". Istilah ini dalam kosakata sehari-hari lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan perilaku konsumen, kebijakan pemerintah, persaingan bisnis, hanya mengikuti perkembangan penduduk namun juga mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. perubahan perilaku konsumen, kebijakan pemerintah, persaingan bisnis, hanya mengikuti perkembangan penduduk namun juga mengikuti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dalam segala bidang di Indonesia akan mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya perubahan perilaku konsumen, kebijakan

Lebih terperinci

MAKANAN HALALAN TOYYIBBAN PERSPEKTIF ISLAM

MAKANAN HALALAN TOYYIBBAN PERSPEKTIF ISLAM MAKANAN HALALAN TOYYIBBAN PERSPEKTIF ISLAM Tajudin Nur*) Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama Kabupaten Way Kanan Dan Bidang Produk Halal dan Hisab Rukyat (Penyelenggara Syariah) Hai sekalian manusia,

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 52 Tahun 2012 Tentang HUKUM HEWAN TERNAK YANG DIBERI PAKAN DARI BARANG NAJIS

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 52 Tahun 2012 Tentang HUKUM HEWAN TERNAK YANG DIBERI PAKAN DARI BARANG NAJIS FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 52 Tahun 2012 Tentang HUKUM HEWAN TERNAK YANG DIBERI PAKAN DARI BARANG NAJIS (MUI), setelah : Menimbang : 1. bahwa produk pangan ternak ada yang telah dikembangkan

Lebih terperinci

Khutbah Jum'at. Hukum & Bahaya Minuman Keras. Bersama Dakwah 1

Khutbah Jum'at. Hukum & Bahaya Minuman Keras. Bersama Dakwah 1 Bersama Dakwah 1 KHUTBAH PERTAMA.. * Jamaah Jum at yang dirahmati Allah, Marilah kita senantiasa memuji Allah atas curahan nikmat-nya yang senantiasa meliputi kita. Lalu kita pun berupaya untuk meningkatkan

Lebih terperinci

MAKANAN HALALAN THAYYIBAN DALAM PANDANGAN ISLAM. Oleh :

MAKANAN HALALAN THAYYIBAN DALAM PANDANGAN ISLAM. Oleh : MAKANAN HALALAN THAYYIBAN DALAM PANDANGAN ISLAM Oleh : RAMADHAN SYAHMEDI SIREGAR, MA Halal adalah: sesuatu yang tidak menyalahi menurut hukum syari`at Islam untuk dikonsumsi dan tidak memudharatkan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Populasi umat Muslim di seluruh dunia saat ini semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Populasi umat Muslim di seluruh dunia saat ini semakin meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Populasi umat Muslim di seluruh dunia saat ini semakin meningkat. Jumlah populasi muslim telah mencapai seperempat dari total populasi dunia dan diperkirakan

Lebih terperinci

" Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu,...

 Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu,... Penjelasan Hadits Antara Halal & Haram,,,,,,,,,, "Sesungguhnya yang halal itu jelas, dan yang haram itu jelas, dan diantara keduanya ada perkara-perkara syubhat,kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.

Lebih terperinci

{mosimage} Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

{mosimage} Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I. {mosimage} Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I. Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-nya

Lebih terperinci

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????. Bahaya Menggunjing Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. energi. Makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia haruslah makanan. dalam Al-Qur an surat Al-Baqarah ayat 172:

BAB I PENDAHULUAN. energi. Makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia haruslah makanan. dalam Al-Qur an surat Al-Baqarah ayat 172: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, makanan mempunyai peranan yang penting bagi manusia. Peran tersebut antara lain untuk mempertahankan kelangsungan hidup, melindungi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang beragama muslim, ada hal yang menjadi aturan-aturan dan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang beragama muslim, ada hal yang menjadi aturan-aturan dan A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan globalisasi yang berkembang saat ini, gaya hidup masyarakat pada umumnya mengalami banyak perubahan. Perubahan tersebut dapat

Lebih terperinci

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab MATAN Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab C MATAN AS-SITTATUL USHUL Z. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Termasuk perkara yang sangat menakjubkan dan tanda yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan nabi-pun juga mengkonsumsinya. Seperti diriwayatkan oleh Maimunah

BAB I PENDAHULUAN. bahkan nabi-pun juga mengkonsumsinya. Seperti diriwayatkan oleh Maimunah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Pemilihan Obyek Susu hewan ternak sangat dianjurkan untuk dikonsumsi dalam agama Islam, bahkan nabi-pun juga mengkonsumsinya. Seperti diriwayatkan

Lebih terperinci

BAB I. Semakin maraknya persaingan bisnis global, pasar menjadi semakin ramai. dengan barang-barang produksi yang dihasilkan. Bangsa Indonesia dengan

BAB I. Semakin maraknya persaingan bisnis global, pasar menjadi semakin ramai. dengan barang-barang produksi yang dihasilkan. Bangsa Indonesia dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin maraknya persaingan bisnis global, pasar menjadi semakin ramai dengan barang-barang produksi yang dihasilkan. Bangsa Indonesia dengan masyarakatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan daging babi dan lemak babi yang dicampur dalam produk

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan daging babi dan lemak babi yang dicampur dalam produk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baru-baru ini, keaslian halal merupakan masalah yang menjadi perhatian utama dalam industri makanan. Dalam beberapa tahun terakhir, kabar yang terkait dengan daging

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN CUTI BERSYARAT DI RUTAN MEDAENG MENURUT UU NO. 12 TENTANG PEMASYARAKATAN

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN CUTI BERSYARAT DI RUTAN MEDAENG MENURUT UU NO. 12 TENTANG PEMASYARAKATAN BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN CUTI BERSYARAT DI RUTAN MEDAENG MENURUT UU NO. 12 TENTANG PEMASYARAKATAN A. Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Prosedur Pelaksanaan Cuti Bersyarat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada adanya pertambahan penduduk (Smith Adam, 1776). Dengan penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. pada adanya pertambahan penduduk (Smith Adam, 1776). Dengan penduduk BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era modern ini, perkembangan ekonomi Indonesia sangat cepat. Pada tahun 2014 Indonesia mengalami peningkatan ekonomi diatas pertumbuhan ekonomi dunia. Pertumbuhan

Lebih terperinci

Syiah meyakini adanya dua belas imam yang menjadi penerus. kenabian. Bagi syiah, masalah imamah sudah tidak bisa ditawar lagi,

Syiah meyakini adanya dua belas imam yang menjadi penerus. kenabian. Bagi syiah, masalah imamah sudah tidak bisa ditawar lagi, Lisensi Dokumen: Seluruh artikel, makalah, dan e-book yang terdapat di www.hakekat.com boleh untuk digunakan dan disebarluaskan dengan syarat tidak untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan www.hakekat.com

Lebih terperinci

BAB IV. A. Sanksi hukum terhadap tindak pidana bagi orang tua atau wali dari. pecandu narkotika yang belum cukup umur menurut pasal 86 Undangundang

BAB IV. A. Sanksi hukum terhadap tindak pidana bagi orang tua atau wali dari. pecandu narkotika yang belum cukup umur menurut pasal 86 Undangundang BAB IV TINDAK HUKUM PIDANA ISLAM BAGI ORANG TUA ATAU WALI DARI PECANDU NARKOTIKA YANG BELUM CUKUP UMUR MENURUT PASAL 86 UNDANG-UNDANG NO. 22 TAHUN 1997 A. Sanksi hukum terhadap tindak pidana bagi orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup lainnya, seperti kebutuhan sandang dan papan. Secara etimologi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup lainnya, seperti kebutuhan sandang dan papan. Secara etimologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat penting disamping kebutuhan hidup lainnya, seperti kebutuhan sandang dan papan. Secara etimologi makanan adalah

Lebih terperinci

2 14 Daftar Bahasan Pengertian Najis Macam-Macam Najis 1. Air Kencing dan Kotoran (Tahi) Manusia 2. Darah Haid 3. Air Kencing dan Kotoran (Tahi) Binatang yang Haram Dimakan. 4. Bangkai 5. Daging Babi 6.

Lebih terperinci

*** Bahaya Vonis Kafir

*** Bahaya Vonis Kafir Bahaya Vonis Kafir Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda, Siapa saja yang berkata kepada saudaranya, hai orang kafir, maka (hukum) kafir itu telah kembali kepada salah seorang dari keduanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surat al-baqarah ayat 2 yang artinya: Kitab (al-quran) ini tidak ada keraguan. padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.

BAB I PENDAHULUAN. Surat al-baqarah ayat 2 yang artinya: Kitab (al-quran) ini tidak ada keraguan. padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an merupakan kitab umat Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. Sedangkan proses penyampaiannya melalui perantara malaikat Jibril. 1 Pada hakikatnya al-qur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, budaya serta teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, budaya serta teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, budaya serta teknologi saat ini, maka kebutuhan hidup manusia kian berkembang pula. Tidak hanya kebutuhan akan

Lebih terperinci

Muhammadiyah dan Implementasi Tujuan Syari at Islam

Muhammadiyah dan Implementasi Tujuan Syari at Islam Muhammadiyah dan Implementasi Tujuan Syari at Islam Jum'at, 11-03-2016 Oleh : Rahmat Ilahi Asy-Syukri (Mahasiswa S1 Fakultas Peradaban Islam Universitas Azzaytunah, Tunisia) Islam adalah agama yang diturunkan

Lebih terperinci

QutorialPendidikanAgamaIslamiop asdfnurhdayatghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg Teknologi Pertanian dalam Perspektif Islam

QutorialPendidikanAgamaIslamiop asdfnurhdayatghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg Teknologi Pertanian dalam Perspektif Islam QutorialPendidikanAgamaIslamiop asdfnurhdayatghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg Teknologi Pertanian dalam Perspektif Islam hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc Tutorial PAI Fak Teknologi

Lebih terperinci

Tafsir Surat Al-Kautsar

Tafsir Surat Al-Kautsar Tafsir Surat Al-Kautsar Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan nilai gizi yang tinggi dan disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa

I. PENDAHULUAN. dengan nilai gizi yang tinggi dan disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telur puyuh adalah produk utama yang dihasilkan oleh ternak puyuh dengan nilai gizi yang tinggi dan disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa serta harga relatif murah.

Lebih terperinci

Kaidah-Kaidah Tibbun Nabawi

Kaidah-Kaidah Tibbun Nabawi Didownload dari http://www.vbaitullah.or.id Kaidah-Kaidah Tibbun Nabawi Syaikh Muhammad bin Musa Alu Nashr 21 Mei 2004 Allah menclptakan makhluknya agar beribadah serta tunduk kepadanya. Allah menciptakannya

Lebih terperinci

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya.

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya. Aqiqah Kelahiran seorang anak bagi sebuah keluarga akan menambah kebahagiaan dan kerukunan rumah tangga. Mengikut sunnah Rasulullah SAW mengadakan aqiqah dan memberikan dagingnya sebagai sedekah kepada

Lebih terperinci

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:

Lebih terperinci

A. Analisis Sadd al-dhari> ah terhadap Jual Beli Produk Kecantikan yang Tidak Ada Informasi Penggunaan Barang dalam Bahasa Indonesia

A. Analisis Sadd al-dhari> ah terhadap Jual Beli Produk Kecantikan yang Tidak Ada Informasi Penggunaan Barang dalam Bahasa Indonesia BAB IV ANALISIS SADD AL-DHARI> AH DAN HUKUM POSITIF DI INDONESIA TERHADAP JUAL BELI PRODUK KECANTIKAN YANG TIDAK ADA INFORMASI PENGGUNAAN BARANG DALAM BAHASA INDONESIA A. Analisis Sadd al-dhari> ah terhadap

Lebih terperinci

MAKANAN HALAL THAYYIBAN

MAKANAN HALAL THAYYIBAN SEKOLAH IBU CABANG KEPANJEN MAKANAN HALAL THAYYIBAN 1 Titis Sari Kusuma, S.Gz, M.P Staf Dosen PS. Ilmu Gizi FKUB Penyelia Halal (KJF Food Halal UB) Food Safety Trainer Good Hygiene Practices Trainer HP

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Praktik Jual Beli Kotoran Sapi Sebagai Pupuk Kandang di PT. Juang Jaya Abdi Alam Sebagaimana telah dijelaskan pada bab terdahulunya, bahwa jual beli yang terjadi di PT. Juang Jaya

Lebih terperinci

Macam-Macam Dosa dan Maksiat

Macam-Macam Dosa dan Maksiat Macam-Macam Dosa dan Maksiat Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:????????????????

Lebih terperinci

??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? Nikah Beda Agama Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang sebagian besar dari penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang sebagian besar dari penduduknya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sebagian besar dari penduduknya memeluk agama Islam. Dalam ajaran agama Islam, mengatur banyak hal yang ditujukan pada umatnya.

Lebih terperinci

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:???????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Bab 4 باب الصدق. Kebenaran

Bab 4 باب الصدق. Kebenaran Bab 4 باب الصدق. Kebenaran h g f e d c b m X W l j i التوبة: 119 Allah SWT berfirman: (Hai sekalian orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah engkau semua bersama-sama dengan orang-orang

Lebih terperinci

The Arrivals wakeupproject.com

The Arrivals wakeupproject.com Segala puji hanya milik Allah Subhaanahu Wa Ta aalaa. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah tercinta, Muhammad bin Abdullah, segenap keluarga, para sahabat dan umatnya yang setia.

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL

Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Halal (atau) haram?? Bagaimana system kerja MUI sebagai media filter Halal Haram di Indonesia??

Halal (atau) haram?? Bagaimana system kerja MUI sebagai media filter Halal Haram di Indonesia?? Halal (atau) haram?? Bagaimana system kerja MUI sebagai media filter Halal Haram di Indonesia?? Apa Yang Dimaksud Halal Haram Itu? Halal dalam Al-Quran berarti diperbolehkan atau sah. Makanan dan minuman

Lebih terperinci

Tauhid Yang Pertama dan Utama

Tauhid Yang Pertama dan Utama Tauhid Yang Pertama dan Utama Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????:

Lebih terperinci

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil dan menengah (UKM) pada umumnya membuka usahanya di

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil dan menengah (UKM) pada umumnya membuka usahanya di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kecil dan menengah (UKM) pada umumnya membuka usahanya di bidang makanan dan minuman seperti usaha membuka tempat makan (restoran/rumah makan), camilan dan kuliner

Lebih terperinci

Menjauhi Dosa Sihir dan Cara Terleas dari Pengaruhnya

Menjauhi Dosa Sihir dan Cara Terleas dari Pengaruhnya Menjauhi Dosa Sihir dan Cara Terleas dari Pengaruhnya Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Sebagai kebutuhan primer, maka

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Sebagai kebutuhan primer, maka I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Sebagai kebutuhan primer, maka pangan harus tersedia cukup setiap waktu, aman, bermutu, bergizi, dan beragam jenisnya

Lebih terperinci

Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar

Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Munakahat ZULKIFLI, MA

Munakahat ZULKIFLI, MA Munakahat ZULKIFLI, MA Perkawinan atau Pernikahan Menikah adalah salah satu perintah dalam agama. Salah satunya dijelaskan dalam surat An Nuur ayat 32 : Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #19 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Pendidikan Tauhid Sejak Dini

Pendidikan Tauhid Sejak Dini Pendidikan Tauhid Sejak Dini Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Motivasi Untuk Bertaubat

Motivasi Untuk Bertaubat Motivasi Untuk Bertaubat Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketentraman. emosional, karena hal itu merupakan pengalaman subyektif.

BAB I PENDAHULUAN. alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketentraman. emosional, karena hal itu merupakan pengalaman subyektif. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau

Lebih terperinci

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 02 Tahun 2012 Tentang SARANG BURUNG WALET

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 02 Tahun 2012 Tentang SARANG BURUNG WALET FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 02 Tahun 2012 Tentang SARANG BURUNG WALET (MUI), setelah : MENIMBANG : a. bahwa di tengah masyarakat muncul budidaya burung walet yang diambil sarangnya serta dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Agama Islam sebagai raḥmatallil ālamīn sesungguhnya telah

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Agama Islam sebagai raḥmatallil ālamīn sesungguhnya telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran Agama Islam sebagai raḥmatallil ālamīn sesungguhnya telah mengatur segala aspek kehidupan manusia, mulai dari hal-hal yang besar hingga bagian terkecil dalam

Lebih terperinci

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Rasulullah saw. memotong tangan pencuri dalam (pencurian) sebanyak seperempat dinar ke atas. (Shahih Muslim No.3189)

Rasulullah saw. memotong tangan pencuri dalam (pencurian) sebanyak seperempat dinar ke atas. (Shahih Muslim No.3189) Kitab Hudud 1. Hudud pencurian dan nisabnya Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata: Rasulullah saw. memotong tangan pencuri dalam (pencurian) sebanyak seperempat dinar ke atas. (Shahih Muslim No.3189) Hadis

Lebih terperinci

Kitab Haiwan Buruan, Haiwan Sembelihan Dan Haiwan Yang Boleh Dimakan

Kitab Haiwan Buruan, Haiwan Sembelihan Dan Haiwan Yang Boleh Dimakan Kitab Haiwan Buruan, Haiwan Sembelihan Dan Haiwan Yang Boleh Dimakan 1. Berburu dengan anjing terlatih Hadis riwayat Adi bin Hatim ra., ia berkata: Aku bertanya: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku melepas

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap orang berhak mendapat perlindungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STANDAR SERTIFIKASI PENYEMBELIHAN HALAL DAN URGENSINYA. A. Analisis Terhadap Standar dan Prosedur Sertifikasi Penyembelihan Halal

BAB IV ANALISIS STANDAR SERTIFIKASI PENYEMBELIHAN HALAL DAN URGENSINYA. A. Analisis Terhadap Standar dan Prosedur Sertifikasi Penyembelihan Halal 60 BAB IV ANALISIS STANDAR SERTIFIKASI PENYEMBELIHAN HALAL DAN URGENSINYA A. Analisis Terhadap Standar dan Prosedur Sertifikasi Penyembelihan Halal 1. Analisis terhadap standar sertifikasi penyembelihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia, merupakan makhluk yang paling. sempurna, dengan dikarunia akal pikiran, paling disempurnakan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia, merupakan makhluk yang paling. sempurna, dengan dikarunia akal pikiran, paling disempurnakan sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah menciptakan manusia, merupakan makhluk yang paling sempurna, dengan dikarunia akal pikiran, paling disempurnakan sehingga dapat berkomunikasi dan berbicara, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta dan sekitar 87%

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta dan sekitar 87% 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta dan sekitar 87% beragama Islam merupakan potensi pasar yang sangat besar bagi produk-produk halal. Apabila

Lebih terperinci

Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa

Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Dampak positif dari pembangunan nasional itu adalah terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Dampak positif dari pembangunan nasional itu adalah terwujudnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia masih menghadapi berbagai masalah yang kurang mendukung, bahkan dapat menjadi hambatan serta rintangan untuk pembangunan nasional yang dimana pembangunan

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP. A.1. Bentuk-bentuk perlindungan konsumen produk halal dan tayib dalam. hukum Islam dan sertifikasi halal MUI diwujudkan melalui:

BAB VII PENUTUP. A.1. Bentuk-bentuk perlindungan konsumen produk halal dan tayib dalam. hukum Islam dan sertifikasi halal MUI diwujudkan melalui: 674 BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada Bab-Bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa: A.1. Bentuk-bentuk perlindungan konsumen produk halal dan tayib dalam hukum Islam dan sertifikasi

Lebih terperinci

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) KAJIAN DALIL (AL-Qur an & Hadits) 30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI A. Analisis Praktik Jual Beli Barang Rekondisi 1. Proses Jual Beli Praktik jual beli barang

Lebih terperinci

Penyembelihan Hewan. Aspek Fikih

Penyembelihan Hewan. Aspek Fikih Aspek Fikih Penyembelihan Hewan 5 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan dapat menjelaskan tata cara penyembelihan hewan, menjelaskan ketentuan akikah dan kurban serta dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah penggunaan dan penjualan minuman beralkohol dirasa sudah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah penggunaan dan penjualan minuman beralkohol dirasa sudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah penggunaan dan penjualan minuman beralkohol dirasa sudah sangat meresahkan dalam tatanan kehidupan masyarakat. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri karena minuman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ketentuan Pasal 1 Angka (1) Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ketentuan Pasal 1 Angka (1) Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Produk Pangan 1. Pengertian Pangan Menurut ketentuan Pasal 1 Angka (1) Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang Pangan yang selanjutnya disingkat UUP, Pangan adalah segala sesuatu

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: 1. bahwa salah satu tujuan pengaturan, pembinaan, dan pengawasan pangan

Lebih terperinci

Hukum Syariat Islam sumber utamanya AlQur'an dan Hadis, dari kedua sumber itu ulama fiqih berijtihad sebagai sandaran hukumnya.

Hukum Syariat Islam sumber utamanya AlQur'an dan Hadis, dari kedua sumber itu ulama fiqih berijtihad sebagai sandaran hukumnya. Muzamil, Achmad From: Muzamil, Achmad Sent: Tuesday, February 19, 2002 11:00 PM To: Nasution, Nurli Cc: Murdopo, Edy Subject: [icmi-houston] RE: [Format_jaktim] Tanya: daging anjing haram..?? Assalamu

Lebih terperinci

Perintah Pertama di Dalam Alquran

Perintah Pertama di Dalam Alquran Perintah Pertama di Dalam Alquran Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB IV PRAKTIK JUAL BELI LUTUNG JAWA DI DESA TRIGONCO KECAMATAN ASEMBAGUS KABUPATEN SITUBONDO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV PRAKTIK JUAL BELI LUTUNG JAWA DI DESA TRIGONCO KECAMATAN ASEMBAGUS KABUPATEN SITUBONDO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV PRAKTIK JUAL BELI LUTUNG JAWA DI DESA TRIGONCO KECAMATAN ASEMBAGUS KABUPATEN SITUBONDO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Praktik Jual Beli Daging Lutung Jawa yang Dijadikan Makanandalam Perspektif

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis Terhadap Bentuk-Bentuk Perlindungan Konsumen Dalam Mas}lahah

BAB IV. A. Analisis Terhadap Bentuk-Bentuk Perlindungan Konsumen Dalam Mas}lahah 80 BAB IV ANALISIS TERHADAP BENTUK-BENTUK PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM MAS}LAHAH MURS}ALAH TERHADAP LABEL HALAL PADA PRODUK, ANALISIS TERHADAP UU NO.8 TAHUN 1999 TERHADAP PRODUK BAGI KONSUMEN MUSLIM. A.

Lebih terperinci

MENDIDIK ANAK DENGAN NASEHAT. Muzdalifah M Rahman* 1

MENDIDIK ANAK DENGAN NASEHAT. Muzdalifah M Rahman* 1 MENDIDIK ANAK DENGAN NASEHAT Muzdalifah M Rahman* 1 Anak adalah amanah. Membesarkan anak bukan semata dengan memenuhi berbagai keinginannya. Lebih dari itu, yang paling penting adalah bagaimana menanamkan

Lebih terperinci

???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? Urgensi Sifat Yakin Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????...????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Kimia itu Mudah Kisah AshHabul Kahfi Kisah AshHabul Kahfi

Kimia itu Mudah Kisah AshHabul Kahfi Kisah AshHabul Kahfi Kisah AshHabul Kahfi Mereka adalah para pemuda, dimana Allah Ta ala memberi mereka petunjuk serta mengilhami mereka keimanan, sehingga mereka mengenal Rabb mereka dan mengingkari keyakinan kaum mereka

Lebih terperinci