PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI"

Transkripsi

1 PERAN WALI BAPTIS TERHADAP PERKEMBANGAN IMAN ANAK BAPTIS USIA REMAJA DI PAROKI KRISTUS RAJA BACIRO YOGYAKARTA S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh: Festina Asnawati Mendröfa NIM : PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i

2 SKRIPSI PERAN WALI BAPTIS TERHADAP PERKEMBANGAN IMAN ANAK BAPTIS USIA REMAJA DI PAROKI KRISTUS RAJA BACIRO YOGYAKARTA Oleh Festina Asnawati Mendröfa NIM : Telah disetujui oleh: Dosen Pembimbing Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ Tanggal, 14 Agustus 2015 ii

3 SKRIPSI PERAN WALI BAPTIS TERHADAP PERKEMBANGAN IMAN ANAK BAPTIS USIA REMAJA DI PAROKI KRISTUS RAJA BACIRO YOGYAKARTA Dipersiapkan dan ditulis oleh Festina Asnawati Mendröfa NIM : Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 31 Agustus 2015 dan dinyatakan memenuhi syarat SUSUNAN PANITIA PENGUJI Nama Tanda tangan Ketua : Drs. F.X. Heryatno W.W, SJ., M.Ed... Sekretaris : Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd... Anggota : Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ... Y. H. Bintang Nusantara, SFK, M.Hum... P. Banyu Dewa HS, S.Ag., M.Si Yogyakarta, 31 Agustus 2015 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan, iii

4 PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada seluruh anggota persaudaraan Suster-suster Fransiskanes dari Reute (OSF Sibolga-Jerman) di manapun berada yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menerima ilmu dan bagi siapa saja yang telah mendukung saya dengan caranya masing-masing selama kuliah di IPPAK Yogyakarta hingga selesainya penyusunan skripsi ini. iv

5 MOTTO Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberikan kekuatan kepadaku. (Filipi 4:13) v

6 PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 31Agustus 2015 Penulis Festina Asnawati Mendröfa vi

7 LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta: Nama Nomor Mahasiswa : : Festina Asnawati Mendröfa Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul PERAN WALI BAPTIS TERHADAP PERKEMBANGAN IMAN ANAK BAPTIS USIA REMAJA DI PAROKI KRISTUS RAJA BACIRO YOGYAKARTA beserta perangkat yang diperlukan (bila ada) saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 31 Agustus 2015 Penulis, vii

8 ABSTRAK Judul skripsi ini PERAN WALI BAPTIS TERHADAP PERKEMBANGAN IMAN ANAK BAPTIS USIA REMAJA DI PAROKI KRISTUS RAJA BACIRO YAGYAKARTA, dipilih berdasarkan pengalaman, keprihatinan dan refleksi penulis bahwa wali baptis kurang memiliki pemahaman yang benar mengenai peran, tugas, dan tanggungjawabnya. Para wali baptis dalam melaksanakan peran dan tugas mereka selama ini masih belum merupakan suatu kesadaran. Kehadiran mereka hanya sebatas memenuhi persyaratan litugis pembaptisan. Pemahamanan ini disebabkan oleh kurangnya keterlibatan dan pengetahuan akan tugas dan tanggungjawab sebagai wali baptis. Sebab dalam teori dikatakan bahwa wali baptis wajib mendampingi iman anak mulai sejak dibaptis sampai pada tingkat iman yang dewasa. Bertitik tolak dari alasan tersebut di atas, skripsi ini dimaksudkan untuk membantu para wali baptis paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta, agar menyadari dan mengingat kembali peran, tugas, dan tanggungjawab mereka dalam mendampingi dan mengembangkan iman anak pada zaman ini. Maka dalam skripsi ini dibahas dua hal seputar peran, tugas, dan tanggungjawab wali baptis dan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan peran, tugas, dan tanggungjawab wali baptis dalam mengembangkan iman anak. Di samping itu juga disertakan hasil penelitian mengenai peran wali baptis dalam mengembangkan iman anak baptis usia remaja di paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta. Dalam penelitian tersebut terungkap bahwa secara keseluruhan belum semua wali baptis menjalankan peran, tugas, dan tanggungjawabnya dalam mengembangkan iman anak baptis selama ini. Dalam skripsi ini ditawarkan suatu bentuk penyegaran kembali panggilan sebagai pendamping dan pendidik iman bagi para wali baptis di paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta melalui rekoleksi. Tujuannya para wali baptis kembali diajak untuk menyegarkan semangat pelayanannya dalam salah satu tugas perutusan Yesus Kristus yakni sebagai pelayan. Sehingga di masa yang akan datang para wali baptis lebih serius, bersemangat dalam melaksanakan peran, tugas, dan tanggungjawab mereka sebagai wali baptis. viii

9 ABSTRACT The thesis title, namely THE ROLE OF GODPARENTS IN THE FAITH DEVELOPMENT OF TEENAGE GODCHILDREN IN THE PARISH OF KRISTUS RAJA BACIRO YOGYAKARTA, has been chosen based on the writer s experience, concern and reflection that some godparentshave no sufficient knowledge about their role, duty and responsibility. The writer saw that some godparents did not have full awareness of their role. Their presence is of liturgical formality only. It is suspected that the lack of involvement and knowledge related to their duty and responsibility as godparents as the causes. Theoretically godparents have responsibility to guide their godchildren spiritually, starting from the act of baptism until grownups. Hence, this thesis is meant to help the godparents of Kristus Raja Baciro Parish in Yogyakarta to re-realize and recall their role, duty and responsibility in guiding and nurturing the faith of their godchildren today. Therefore, this thesis discusses two things related to the role, duty and responsibility of godparents and the effort to enhance the role, duty and responsibility of godparents in nurturing their godchildren s faith. Meanwhile, the result of the research on the role of godparents in nurturing the faith of the teenagers in Kristus Raja Baciro parish in Yogyakarta is also attached. This writing also offers a refreshment in a form of recollection moment for the godparents in Kristus Raja Baciro parish in Yogyakarta related to their calling as guides and preceptors of faith. The aim of the refreshment moment is to give the godparents new energy in ministering the people in accordance to Jesus Christ s command of becoming servants of the others. It is supposed that through this moment the godparents will be more spirited and concerned in carrying out their role, duty and responsibility as godparents. ix

10 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan yang maha baik, karena kasih-nya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul PERAN WALI BAPTIS TERHADAP PERKEMBANGAN IMAN ANAK BAPTIS USIA REMAJA DI PAROKI KRISTUS RAJA BACIRO YOGYAKARTA. Skripsi ini merupakan karya ilmiah dan sumbangan terhadap paroki-paroki secara khusus tim kerja bidang pewartaan paroki dan kepada para wali baptis yang ada di paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta dan sekaligus untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan di FKIP-JIP-Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Proses penulisan skripsi ini tidak berjalan dengan mulus, namun penulis dapat belajar untuk semakin tekun, sabar dan tidak mudah putus asa. Penulis sangat berterimakasih kepada berbagai pihak yang telah menyumbangkan ide dan gagasannya, kemudahan dan kesempatan sehingga memungkinkan terselesaikannya skripsi ini. Secara khusus terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Drs. F.X. Heryatno W.W. SJ.,M.Ed. selaku Kaprodi IPPAK Universitas Sanata Dharma yang telah berkenan dan sabar membimbing penulis selama kuliah di kampus IPPAK. 2. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ., sebagai pembimbing utama, yang penuh kesabaran dan kerelaan untuk mendampingi, membimbing, dan x

11 memberikan masukkan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini dari awal hingga selesai. 3. Y.H. Bintang Nusantara, SFK, M.Hum sebagai dosen penguji II sekaligus pembimbing akademik yang memberi semangat, masukan dan dukungan baik selama kuliah maupun dalam penyusunan skripsi ini. 4. P. Banyu Dewa HS, S.Ag., M.Si sebagai dosen penguji III yang bersedia meluangkan waktu dan memberikan masukan dan dukungan kepada penulis. 5. Para dosen dan staf karyawan yang telah membimbing dan memberi dukungan selama penulis kuliah di IPPAK Sanata Dharma Yogyakarta. 6. Dewan Pimpinan Regio dan seluruh persaudaraan OSF Sibolga yang memberikan kepercayaan dan kesempatan bagi penulis untuk studi di IPPAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 7. Teman-teman angkatan 2011yang telah memberi dukungan, semangat, kegembiraan selama bersama studi dan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. 8. Para suster OSF Sibolga komunitas saudara Leo Demangan Yogyakarta, yang mendukung dan menyemangati penulis selama studi dan saat penulisan skripsi ini. 9. Orang tua (ibu) dan segenap anggota keluarga saya yang memberikan semangat dan dukungan selama penulis menempuh studi di Yogyakarta. xi

12 10. Semua sahabat dan kenalan secara khusus Pastor Ando Gurning, Pr yang terlibat mendukung, menyemangati dan membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya penulis menyadari, bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan yang membutuhkan koreksi dari pembaca, baik dari segi penulisan maupun dari segi isi. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dari para pembaca demi perbaikan skripsi ii. Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca sekalian. Terimakasih. Yogyakarta, 31 Agustus 2015 Penulis Festina Asnawati Mendröfa xii

13 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... PERSEMBAHAN... MOTTO... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... Halaman DAFTAR SINGKATAN... xviii BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Permasalahan... 7 C. Tujuan Penulisan... 8 D. Manfaat Penulisan... 9 E. Metode Penulisan... 9 F. Sistematika Penulisan BAB II. PERAN WALI BAPTIS TERHADAP PERKEMBANGAN IMAN ANAK BAPTIS USIA REMAJA DAN GAMBARAN UMUM PAROKI KRISTUS RAJA BACIRO YOGYAKARTA 12 A. SAKRAMEN BAPTIS Baptis, Gerbang Sakramen Lain Buah Rahmat dari Sakramen Baptis Makna Teologis Sakramen Baptis a. Baptis Mempersekutukan Orang Beriman dengan Kristus b. Baptis Mempersatukan Orang Beriman dengan i ii iii iv v vi vii viii ix x xi xiii

14 Allah Tritunggal c. Baptis Memasukkan Orang Beriman dalam Gereja d. Baptis Sebagai Ikatan Kesatuan Ekumenis Simbol, Liturgi Sakramen Baptis, dan Nama Baptis a. Simbol b. Liturgi c. Nama Baptis Pelayanan dan Petugas Sakramen Baptis a. Pelayan Sakramen Baptis b. Petugas Sakramen Baptis ) Orang Tua ) Wali Baptis ) Penjamin (Fakultatif) ) Umat B. TUGAS DAN PERAN WALI BAPTIS Sejarah Wali Baptis Pengertian Wali Baptis Peran, Tanggungjawab, dan Partisipasi Wali Baptis a. Peran Wali Baptis b. Tangungjawab Wali Baptis c. Partisipasi Wali Baptis dalam Liturgi Pembaptisan Partisipasi Wali Baptis dalam Pembaptisan Bayi dan Anak-Anak Partisipasi Wali Baptis dalam Pembaptisan Dewasa Pasca Pembaptisan ( Mistagogi dan Krisma) C. PERKEMBANGAN IMAN Pengertian Iman - Perkembangan Iman Beberapa Sumber Pokok untuk Memperkembangkan Iman a. Ekaristi b. Doa c. Kitab Suci xiv

15 d. Devosi e. Bacaan Rohani f. Pengalaman Pribadi Seseorang D. PERAN KHAS WALI BAPTIS TERHADAP PERKEMBANGAN IMAN ANAK BAPTIS USIA REMAJA Kebutuhan Perkembangan Iman Usia Remaja Peran Wali Baptis dalam Perkembangan Iman Usia Remaja E. GAMBARAN UMUM PAROKI KRISTUS RAJA BACIRO YOGYAKARTA Sejarah Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta Tata Penggembalaan Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta a. Bidang Liturgi dan Peribadatan b. Bidang Pewartaan c. Bidang Pelayanan Kemasyarakatan d. Bidang Paguyuban dan Tata Organisasi e. Bidang Sarana dan Prasarana f. Bidang Penelitian dan Pengembangan BAB III METODOLOGI LAPORAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Rumusan Permasalahan Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Jenis Penelitian Metode Penelitian Pengumpulan Data Analisis Data Tempat dan Waktu Penelitian Responden Penelitian Variabel Penelitian Instrumen Penelitian B. LAPORAN HASIL PENELITIAN xv

16 1. Hasil Dokumen Hasil Observasi Hasil Wawancara a. Pengertian Responden Tentang Wali Baptis b. Peran dan Tanggungjawab Wali Baptis c. Pelaksanaan Peran, Tugas dan Tanggungjawab Wali Baptis d. Kepentingan Kehadiran Wali Baptis Terhadap Perkembangan Iman Remaja e. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat dalam Menjalankan Peran, Tugas dan Tanggungjawab sebagai Wali Baptis f. Keteladanan Hidup Wali Baptis g. Pengetahuan Wali Baptis tentang Makna, Simbol, Liturgi Baptis h. Perasaan karena Terpilih Sebagai Wali Baptis i. Pendampingan yang Khas bagi Iman Remaja j. Harapan-harapan Para Responden k. Nasehat yang Diterima Anak Baptis dari Wali Baptis l. Bentuk Pendampingan yang Diharapkan Anak Baptis Kepada Wali Baptis C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN TENTANG TENTANG PERAN WALI BAPTIS TERHADAP PERKEMBANGAN IMAN ANAK BAPTIS USIA REMAJA DI PAROKI KRISTUS RAJA BACIRO YOGYAKARTA Pemahaman Tentang Peran dan Tugas Wali Baptis Terhadap Perkembangan Iman Anak Baptis Usia Remaja Pelaksanaan Peran, Tugas dan tanggungjawab Wali Baptis dalam Mengembangkan Iman Anak Usia Remaja Kepentingan Kehadiran Wali Baptis dalam Mengembangkan Iman Anak Baptis Usia Remaja di Paroki Kristus Raja Baciro Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Peran dan xvi

17 Tugas Wali baptis dalam Mengembangkan Iman Anak Baptis Upaya Meningkatkan Peran Wali Baptis dalam Mengembangkan Iman Anak Baptis Usia Remaja Rangkuman BAB IV USULAN PROGRAM REKOLEKSI BAGI WALI BAPTIS PAROKI KRISTUS RAJA BACIRO YOGYAKARTA A. Latar Belakang Program B. Alasan Pemilihan Program C. Tujuan Program D. Usulan Program E. Persiapan Rekoleksi Wali Baptis Kristus Raja BaciroYogyakarta a. Pembukaan b. Kegiatan Inti I c. Kegiatan Inti II d. Kegiatan Inti III e. Kegiatan Inti IV f. Penutup BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran 1: Permohonan Izin Penelitian... (1) Lampiran 2: Laporan Hasil Wawancara... (2) Lampiran 3: Tesk Lagu Hati Sebagai Hamba... (34) Lampiran 4: Gambar Yesus yang Menggendong Domba... (35) Lampiran 5: Teks Injil Yohanes... (36) Lampiran 6: Foto Responden... (37) Lampiran 7: Teks Lagu Jadilah Saksi Kristus... (39) xvii

18 DAFTAR SINGKATAN A. Singkatan Kitab Suci Semua singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti singkatan Kitab Suci sesuai dengan daftar singkatan Perjanjian Baru dalam Alkitab Katolik Deutrokanonik cetakkan tahun 2000 oleh Bimas Katolik Departemen Agama, Repuplik Indonesia dalam rangka PELITA IV. Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal. 8. Mat : Matius Mrk : Markus Yoh : Yohanes Kis : Kisah para rasul Rm : Roma Gal : Galatia Ef : Efesus B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja KGK : Katekismus Gereja Katolik. Dicetak oleh Percetakan Arnoldus, Ende, KWI KHK : Konferensi Waligereja Indonesia. : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), diundangkan oleh Paus Yohanes Paulus II, 25 Januari UR : Unitatis Redintegratio, Dekrit Konsili Vatikan ke II tentang Ekumenisme, 21 November xviii

19 MAWI GE : Majelis Agung Waligereja Indonesia : Gravissimum Educationis. Pernyataan Konsili Vatikan II tentang Pendidikan Kristen, 28 Oktober KKGK : Kompendium Katekismus Gereja Katolik, diterbitkan oleh Penerbit Dioma, GS : Gaudium Et Spes. Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Gereja Dewasa ini, 7 Desember AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili Vatikan II InI mengenai Kegiatan Misioner Gereja, 7 Desember LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Gereja, 21 November OICA : Ordo Initiation Christianei Adultorum (Ritus Inisiasi Kristen Orang Dewasa). Kan : Kanon. C. Singkatan Lain: PIA PIR KAS : Pendampingan Iman Anak : Pendampingan Iman Remaja : Keuskupan Agung Semarang Komkat : Komisi Kateketik Bdk : Bandingkan CREBO : Crew Multimedia Baciro KAM : Keuskupan Agung Medan xix

20 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sakramen inisiasi terdiri dari tiga sakramen yakni: Sakramen Baptis, Sakramen Ekaristi, dan Sakramen Krisma. Sakramen-sakramen inisiasi memiliki kesatuan hubungan sebagai sakramen-sakramen yang menandai kehidupan dan perkembangan hidup manusia sejak lahir, tumbuh, dan berkembang karena terpenuhinya seluruhnya kebutuhan manusiawinya (Martasudjita, 2003:214). Sakramen baptis adalah awal kehidupan baru, sakramen Krisma (penguatan) yang menguatkan kehidupan ini, dan sakramen Ekaristi yang mengenyangkan umat beriman dengan tubuh dan darah Kristus untuk mengubahnya kedalam Kristus (KGK 1275). Dengan pembaptisan orang diinisiasikan atau diantar ke dalam Gereja sebagai anggotanya (KWI, 1996: 418). Pembaptisan suci merupakan dasar seluruh kehidupan Kristen, pintu masuk menuju kehidupan dalam Roh (Vitae spiritualis ianua) dan menuju sakramen-sakramen yang lain. Oleh pembaptisan kita dibebaskan dari dosa dan dilahirkan kembali sebagai putera-puteri Allah. Kita menjadi anggota-anggota Kristus, dimasukkan ke dalam Gereja dan ikut serta dalam tugas perutusan-nya (KGK 1213). Orang yang dibaptis menjadi serupa dengan Kristus, karena melalui pembaptisan seseorang digabungkan bersama Kristus. Pembaptisan menandai warga Kristiani dengan satu meterai (character) rohani yang tidak dapat dihapuskan, satu tanda bahwa orang tersebut masuk bilangan Kristus. Tanda ini

21 2 tidak dihapuskan oleh dosa manapun, meskipun dosa menghalangi-halangi pembaptisan untuk menghasilkan buah keselamatan (KGK 1272). Meterai Tuhan ( Dominicus character ) menurut Agustinus adalah meterai yang dengannya Roh Kudus telah memeteraikan kita untuk hari penyelamatan (Ef 4:30). Orang beriman yang telah mempertahankan meterai sampai akhir, artinya setia kepada tuntunan yang diberikan bersama pembaptisannya (KGK 1274). Pemberian sakramen baptis kepada anak-anak tidak dengan sendirinya menjadi jaminan bahwa iman anak bertumbuh dan berkembang. Pemeteraian Roh Kudus yang terjadi lewat pembaptisan dan terlebih pengurapan minyak pada dahi anak, membutuhkan usaha manusia untuk mengembangkan iman anak yang sudah dibaptis. Oleh karena itu, Gereja sangat menganjurkan agar iman anak didampingi baik oleh orang tua maupun wali baptis. Kitab Hukum Kanonik (KHK) sangat menggarisbawahi betapa pentingnya peranan orang tua dan wali baptis dalam pengembangan iman anak. KHK mengatakan: Umat yang akan menerima sakramen baptis sedapat mungkin diberi wali baptis, yang berkewajiban mendampingi calon baptis dewasa dalam inisisi Kristiani dan mengajukan bersama orang tua calon baptis bayi untuk dibaptis, dan juga wajib berusaha agar yang dibaptis hidup secara Kristiani yang sesuai dengan baptisnya serta memenuhi dengan setia kewajibankewajiban yang melekat pada baptisan itu (KHK, kan. 872). Berkaitan dengan tugas umat beriman yang tertuang dalam KHK di atas, Katekismus Gereja Katolik (KGK) juga menggarisbawahi betapa pentingnya peranan orang tua/wali baptis. Tugas mereka adalah jabatan gerejani yang sebenarnya (officium). Seluruh persekutuan Gereja ikut bertanggungjawab untuk pengembangan dan perlindungan rahmat pembaptisan (KGK 1255). Baik

22 3 pengertian KHK maupun KGK, nampak bahwa rahmat pembaptisan ini dapat berkembang atas bantuan orang tua dan wali baptis. Baik orang tua maupun wali baptis harus menjadi orang Kristiani yang baik yang mampu dan siap mendampingi anak dan orang dewasa yang baru dibaptis pada jalan kehidupan Kristiani. Menanggapi begitu pentingnya peran dan tanggung jawab wali baptis dan seluruh persekutuan Gereja dalam pengembangan dan perlindungan rahmat pembaptisan ini serta bertitik tolak dari Injil Markus 16:15-16a. Yesus berkata kepada para murid-nya: Pergilah keseluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala mahkluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan. Atas dasar pemikiran di atas, penulis mencoba melihat peranan wali baptis di gereja paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta. Sebagai paroki yang terhimpun dalam satu wilayah tertentu, Paroki Kristus Raja Baciro berusaha untuk mewujudkan cita-cita Injili yang coba diterjemahkan baik dalam KHK, KGK dan terlebih buku Pedoman Dewan Paroki Kristus Raja Baciro. Buku Pedoman tersebut tidak pernah lepas dari konteks Keuskupan Agung Semarang yang mempunyai buku Pedoman juga. Dewan Paroki mencoba mengkonkretkan unsur Tritugas Kristus: imam (menguduskan), Nabi (pewartaan), dan sebagai Raja (menggembalakan). Secara khusus sebagai nabi (pewartaan), paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta memberikan perhatian dengan membentuk tim kerja di bidang pewartaan, diantaranya adalah: tim kerja baptisan bayi, tim kerja inisiasi, tim pendampingan iman anak (PIA), tim kerja pendampingan iman remaja (PIR), tim

23 4 kerja pendampingan iman orang dewasa, tim kerja kerasulan Kitab Suci, dan tim kerja katekis (Pedoman Pelaksanaan Dewan Paroki, 2011: 39-40). Wujud konkrit yang telah dilakukan di paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta selama ini adalah memilih beberapa orang yang menjadi penanggung jawab dalam bidang tersebut dan dipercayakan untuk melaksanakan apa saja yang berkaitan dengan pembaptisan baik itu sebelum maupun sesudahnya. Misalnya, sebelum upacara pembaptisan dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan pembekalan kepada para orang tua anak yang akan dibaptis dan bagi para wali baptis yang akan menjadi orang tua kedua bagi anak baptis dalam pendampingan iman anak baptis untuk selanjutnya. Wali baptis yang dipilih menjadi orang tua kedua dalam perkembangan iman anak baptis untuk selanjutnya bekerjasama dengan orang tua anak baptis harus mampu menjadi teladan hidup. Bagi penulis dipilih menjadi wali baptis menunjukkan suatu penghargaan dan kepercayaan dari keluarga yang dibaptis. Wali baptis dipilih berdasarkan keteladanan hidup, kualitas pribadi dan persahabatan (OICA 11, Ordo Initiation Christianei Adultorum). Penulis memahami bahwa keberadaan wali baptis tidak hanya penting pada saat pembaptisan, tetapi juga bertanggung jawab mendampingi calon baptis secara terus menerus. Tanggung jawab untuk memperkembangkan iman umat bukan hanya menjadi tanggung jawab romo, suster, katekis namun wali baptis dan orang tua juga mempunyai tanggungjawab yang besar pula untuk kehidupan beriman umat. Orang tua dan wali baptis sendiri harus menjadi orang Kristiani yang baik yang mampu dan siap mendampingi anak dan orang dewasa yang baru dibaptis pada jalan kehidupan Kristiani (KGK 1255). Melalui perkataan dan

24 5 terlebih teladan hiduplah orang tua dan wali baptis membina anak baptis mereka dalam iman dan praktek kehidupan Kristani (KHK, kan ). Wali baptis harus mengusahakan kebajikan dalam dirinya sendiri dan memberikan teladan dalam hidup doa kepada seluruh umat. Karena seorang wali baptis telah berjanji untuk membantu orang yang baru dibaptis dan setuju untuk mewakili komunitas iman dan mendorong anak baptisnya untuk tetap berada dalam persekutuan penuh dengan Gereja Katolik sendiri. Penulis melihat bahwa pada umumnya wali baptis masih kurang berperan dalam perkembangan hidup iman anak baptis. Perkembangan iman sering bersamaan dengan perkembangan kepribadian seseorang. Misalnya, pada usia remaja, menurut para ahli psikologi (Feist, 2008: 233), anak berada dalam masalah identitas diri (ego identity). Dalam kaitan dengan iman dan sesuai dengan perkembangan kemampuan kritis psikologi remaja, anak remaja sering menyoroti nilai-nilai agama dengan cermat. Mereka mulai membawa nilai-nilai agama ke dalam hati dan praksis hidup. Mereka juga mengamati secara kritis kepincangan-kepincangan di masyarakat yang gaya hidupnya kurang memperdulikan nilai agama, bersifat munafik, tidak jujur, dan perilaku amoral lainnya. Di sinilah idealisme keimanan dan spiritual remaja mengalami benturanbenturan dan tantangan yang membutuhkan seorang pendamping. Pendamping yang di maksud dalam konteks liturgi adalah orang tua dan wali baptis (sebagai orang tua kedua). Bila pendampingan orang tua dan wali baptis berlangsung, tentu tingkat partisipasi remaja bersangkutan dalam bentuk kehadiran pada pertemuan

25 6 atau pendalaman iman di lingkungan (bdk.kwi, 1996: ) dapat dilihat atau dirasakan. Pernyataan di atas dapat juga kita buat dalam bentuk pertanyaan apakah fenomena partisipasi remaja dalam kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan dan gereja disebabkan oleh peranan wali baptis? Untuk asumsi sementara dan berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya, penulis melihat bahwa peranan wali baptis belum optimal. Selama ini penulis merefleksikan bahwa wali baptis kurang memiliki pemahaman yang benar mengenai peran dan tugasnya. Para wali baptis dalam melaksanakan tugas dan peran mereka selama ini belum merupakan suatu kedasaran. Kehadiran mereka hanya sebatas memenuhi persyaratan liturgis, yaitu menggendong pada saat bayi hendak dibaptis; sebagian besar beranggapan bahwa mereka hanya berperan dalam proses baptisan. Pemahaman ini sedikit terlalu sempit karena kurangnya keterlibatan dan pengetahuan akan tugas dan tanggungjawab sebagai wali baptis. Sebab dalam teori dikatakan bahwa wali baptis wajib mendampingi iman anak mulai sejak dibaptis sampai pada tingkat iman yang dewasa. Seperti yang pernah terjadi ketika penulis mengikuti proses pembekalan bagi para orang tua anak baptis dan wali baptis di paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta, saat itu wali baptis tidak hadir. Suatu hal yang sangat memprihatinkan karena pembekalan sesungguhnya merupakan hal yang sangat penting bagi wali baptis. Melalui pembekalan wali baptis mengetahui dan memahami peran dan tanggungjawabnya baik pada saat upacara penerimaan

26 7 sakramen baptis maupun selanjutnya (Mistagogi) sampai anak dewasa dalam imannya. Penulis melihat bahwa merupakan hal yang sangat penting bagi para wali baptis untuk mengikuti pembekalan sebelum perayaan sakramen pembaptisan dilaksanakan. Peran mereka sebagai pendamping iman bagi anak baptis tidak berhenti pada saat upacara pembaptisan saja melainkan berkelanjutan sampai pada anak yang telah dibaptis dewasa dalam imannya. Penulis melihat bahwa masih ada wali baptis yang tidak mengetahui perkembangan iman anak baptis. Banyak wali baptis kurang menjadi teladan iman terhadap anak baptis dalam penghayatan iman Kristiani yang diwujudkan dalam kehidupan nyata. Sering terjadi bahwa hubungan yang berkelanjutan dengan anak yang dibaptis tidak ada kelanjutannya. Berdasarkan pengalaman konkret ini, penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut dan mengambil judul skripsi PERAN WALI BAPTIS TERHADAP PERKEMBANGAN IMAN ANAK USIA REMAJA DI PAROKI KRISTUS RAJA BACIRO YOGYAKARTA. B. RUMUSAN PERMASALAHAN Berdasarkan pemaparan di atas, permasalahan yang akan dibahas dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pemahaman wali baptis tentang peran dan tugasnya terhadap perkembangan iman anak baptis selama ini? 2. Bagaimana pelaksanaan peran wali baptis dalam pengembangan iman untuk remaja di paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta?

27 8 3. Sejauh mana kepentingan peran wali baptis dalam pengembangan iman remaja selama ini? 4. Faktor-faktor pendukung dan penghambat manakah yang dialami oleh wali baptis ketika melaksanakan peran dan tugasnya dalam pengembangan iman anak baptisnya? 5. Upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan peran wali baptis dalam pengembangan iman anak baptis usia remaja supaya anak baptisnya dapat mencapai kedewasaan dalam iman Kristiani? C. TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memahami sejauh mana wali baptis mempunyai wawasan tentang tugas dan perannya sebagai wali baptis. 2. Mengetahui bagaimana pelaksanaan peran wali baptis selama ini dilaksanakan di paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta. 3. Mengetahui sejauh mana kepentingan kehadiran wali baptis dalam mengembangkan iman anak baptis usia remaja. 4. Mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat yang dialami oleh wali baptis ketika melaksanakan peran dan tugasnya dalam mengembangakan iman anak baptisnya. 5. Mengetahui upaya yang dilakukan untuk meningkatkan peran wali baptis dalam mengembangkan iman anak baptis usia remaja supaya mencapai kedewasaan dalam imannya.

28 9 D. MANFAAT PENULISAN Manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Membantu para wali baptis agar dapat memahami dan menjalankan tugas dan tanggungjawab sebagai wali baptis yang berperan dalam perkembangan iman anak baptis selanjutnya. 2. Mendorong pihak Gereja, yakni pastor paroki dan katekis untuk memberikan pengajaran atau pembinaan kepada orang tua dan wali baptis agar mereka mengetahui tugas dan tanggungjawab mereka sebagai orang tua dan wali baptis dalam perkembangan iman anak yang dibaptis. 3. Memberi sumbangsih bagi wali baptis agar mampu meningkatkan peran mereka sebagai wali baptis sehingga senantiasa setia dalam membantu perkembangan iman anak yang dibaptis. Dengan demikian, kelak anak baptisnya menjadi dewasa dalam iman serta mampu melihat peran Allah yang hadir dalam kehidupan ini. 4. Sebagai sumber pembelajaran bagi penulis dalam merencanakan, melaksanakan dan menyusun suatu penelitian agar hasilnya dapat bermanfaat bagi banyak pihak yang berkepentingan. E. METODE PENULISAN Metode penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Untuk memperlancar penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif melibatkan tiga unsur pokok, yakni: teknik wawancara, teknik observasi, pencatatan dan penggunaan dokumen.

29 10 Ketiga teknik pengumpulan data ini akan digunakan untuk memperkaya temuan yang ada di lapangan (paroki Kristus Raja Baciro). Tujuan utama metode penulisan ini terletak pada usaha untuk menggambarkan dan mengungkap dan kedua adalah untuk menjelaskan apa yang menjadi temuan penulis di lapangan. Ada tiga prinsip berkenaan dengan pengumpulan dan penggunaan data yang dipakai oleh penulis yakni, pertama: penggunaan multi sumber; kedua: penciptaan data dasar bagi studi kualitatif; dan ketiga adalah pemeliharaan rangkaian terbukti. Sehubungan dengan itu lima sumber data yang akan dipakai penulis dalam penenelitian ini yakni: pertama dokumentasi, kedua: rekaman arsip, ketiga: wawancara, keempat: observasi langsung, dan kelima adalah observasi partisipan. F. SISTEMATIKA PENULISAN Judul yang dipilih yaitu: peran wali baptis terhadap perkembangan iman anak baptis usia remaja di Paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta. Secara keseluruhan penulisan ini terbagi dalam lima bab. Adapun perinciannya sebagai berikut: Bab I berisi Pendahuluan yang menguraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II berisi peran wali baptis terhadap perkembangan iman anak baptis usia remaja di paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta. Bab kedua ini merupakan kajian teori yang menyajikan teori-teori dari berbagai buku dan literatur untuk

30 11 melandasi pemikiran dan gagasan tentang peran wali baptis terhadap perkembangan iman anak baptis usia remaja di paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta. Kajian teori juga meliputi: sakramen baptis, buah rahmat dari sakramen baptis, empat makna teologis sakramen baptis, simbol-liturgi sakramen baptis dan nama baptis, pelayan dan petugas sakramen baptis, sejarah wali baptis, pengertian wali baptis, partisipasi serta peran dan tugas wali baptis, pengertian perkembangan iman, beberapa sumber untuk mengembangkan iman, peran khas wali baptis terhadap perkembangan iman anak baptis usia remaja, dan gambaran umum paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta. Pengertian remaja serta sejarah paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta. Bab III berisi metodologi penelitian, laporan dan hasil penelitian tentang peran wali baptis terhadap perkembangan iman anak baptis usia remaja di paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta. Dengan pemahaman ini diharapkan para wali baptis di paroki Kristus Raja Baciro di masa yang akan datang semakin serius, setia menghayati dan melaksanakan peran mereka sebagai wali baptis. Bab IV berisi usulan program yang efektif berdasarkan hasil penelitian, sehingga penelitian ini sungguh teraktualisasi. Bab V berisi penutup. Pada bab V penulis akan membuat kesimpulan umum dan saran sebagai penutup.

31 12 BAB II PERAN WALI BAPTIS TERHADAP PERKEMBANGAN IMAN ANAK BAPTIS USIA REMAJA DAN GAMBARAN UMUM PAROKI KRISTUS RAJA BACIRO YOGYAKARTA Mengetahui bahwa calon baptis sedapat mungkin diberi wali baptis, yang berkewajiban mendampingi calon baptis dewasa dalam inisisi Kristiani dan mengajukan bersama orang tua calon baptis bayi untuk dibaptis, dan juga wajib berusaha agar yang dibaptis hidup secara Kristiani yang sesuai dengan baptisnya serta memenuhi dengan setia kewajiban-kewajiban yang melekat pada baptisan itu (KHK, kan.872). Oleh karena itu pada bab II ini pada variabel pertama penulis akan menjelaskan tentang sakramen baptis, buah rahmat dari sakramen baptis, empat makna teologis sakramen baptis, simbol- liturgi sakramen baptis dan nama baptis, pelayan dan petugas sakramen baptis, sejarah wali baptis, pengertian wali baptis, partisipasi serta peran dan tugas wali baptis. Variabel kedua membahas mengenai pengertian perkembangan iman remaja serta sejarah paroki Kristus Raja Baciro Yogyakarta. A. SAKRAMEN BAPTIS 1. Baptis, Gerbang Sakramen lain Dalam Gereja Katolik, ada tujuh sakramen yang dipahami dan dihayati sebagai Tanda dan sarana yang mengungkapkan dan menguatkan iman, mempersembahkan penghormatan kepada Allah, serta menghasilkan pengudusan

32 13 manusia (KHK kan. 840). Salah satuya adalah sakramen baptis. Baptis berasal dari kata Yunani baptizein yang berarti membenamkan, mencemplungkan, atau menenggelamkan kedalam air, entah seluruh atau sebagian (Martasudjita, 2013: 217). Sakramen ini selalu ditempatkan di awal ketujuh sakramen yang ada karena sakramen baptis dipahami sebagai pintu gerbang sakramen-sakramen lain. Hal tersebut didasarkan pada KHK kan. 849 yang berbunyi: Baptis, gerbang sakramen-sakramen lain, yang perlu untuk keselamatan. Hal ini berarti bahwa orang dapat menerima sakramen-sakramen lain yang disediakan oleh Gereja Katolik kalau orang tersebut sudah menerima sakramen baptis terlebih dahulu, sebab sakramen ini menjadi syarat mutlak untuk menyambut sakramen-sakramen lain secara sah. Hal tersebut juga dikatakan dalam KHK kan bahwa: Orang yang belum dibaptis tidak dapat diizinkan menerima sakramen-sakramen lain dengan sah. Hal ini selaras dengan kehendak Kristus, bahwa semua orang yang dibaptis memiliki kehidupan kekal (Yoh 3:5). Seorang yang menjadi Kristiani berarti menggabungkan diri atau menjalani suatu masa perkenalan dan masa latihan yang biasa disebut dengan inisiasi. Inisiasi Kristiani ini merupakan perkembangan yang berlangsung cukup lama mengikuti suatu pola yang kurang lebih sama, pola tersebut dapat dibedakan dalam tiga tahap empat masa. Tiga tahap tersebut adalah, tahap pertama: pelantikkan katekumenat, tahap ke dua pemilihan calon baptis, dan tahap ke tiga sakramen-sakramen inisiasi. Ada empat masa yakni: masa prakatekumenat, masa katekumenat, masa photizomenat (masa persiapan akhir), dan masa mistagogi (Komkat KAS, 2012: 17-18).

33 14 Sakramen baptis merupakan salah satu dari tiga sakramen inisiasi. Sakramen baptis menginisiasi, memasukan, mengantar orang ke dalam Gereja sebagai anggotanya (Iman Katolik, 1996: 418). Umat yang akan menerima sakramen baptis hendaknya didampingi oleh wali baptis. Calon baptis sedapat mungkin diberi wali baptis, yang berkewajiban mendampingi calon baptis dewasa dalam inisiasi kristiani, dan bersama orang tua mengajakcalon baptis bayi untuk dibaptis, dan juga wajib berusaha agar yang dibaptis menghayati hidup kristiani yang sesuai dengan baptisnya dan memenuhi dengan setia kewajiban-kewajiban yang melekat pada baptis itu (KHK, kan. 872). 2. Buah Rahmat dari Sakramen Baptis Bertitik tolak pada KGK , Komisi Kateketik Keuskupan Agung Semarang dalam buku Katekese Inisiasi (2012: 28) menguraikan buah-buah rahmat dari sakramen baptis, yakni: a. Seseorang yang dibaptis telah menjadi manusia baru dan tentu saja mempunyai tujuan hidup yang jelas, yaitu menjadikan hidupnya sebagai sarana berkat dan keselamatan bagi orang di sekitarnya. b. Seseorang yang dibaptis telah mendapatkan pengampunan dosa asal dan dosa pribadi, maka seseorang telah mendapatkan anugerah dan rahmat untuk mengenakan busana kebakaan karena telah ditutupi dari noda-noda dosa serta dipermandikan karena dibersihkan dari segala dosa. c. Seseorang yang dibaptis telah menjadi anak angkat Allah, anggota Kristus dan kenisah Roh Kudus. Orang yang dibaptis digabungkan dengan Gereja, dengan Tubuh Kristus, dan mengambil bagian dalam imamat Kristus.

34 15 Seseorang mendapatkan rahmat pengurapan karena ia adalah kudus dan rajawi, berpartisipasi dalam tugas Kristus. 3. Makna Teologis Sakramen Baptis E. Martasudjito, dalam buku Sakramen-sakramen Gereja menuliskan empat makna teologis sakramen baptis (Martasudjita, 2003: ). Empat makna teologis sakramen baptis itu adalah: a. Baptis Mempersekutukan Orang Beriman dengan Kristus Baptisan mempersekutukan kita bukan hanya dengan pribadi Yesus Kristus tetapi juga memasukkan orang ke dalam seluruh peristiwa Yesus Kristus yang meliputi sengsara, wafat, hingga kebangkitan serta hidup-nya bagi Allah. Dengan baptisan kita mengenakan Kristus (Gal 3:27), artinya apa yang terjadi dalam diri Kristus juga terlaksana dalam diri kita. Dari kutipan rasul Paulus kepada jemaat di Roma 6:1-14 terdapat tiga hal yang terjadi dalam baptisan: pengampunan atau pembersihan dosa, senasib dengan Kristus yang wafat dan bangkit, dan persatuan orang beriman dengan Allah sendiri. b. Baptis Mempersatukan Orang Beriman dengan Allah Tritunggal Baptisan mempersatukan orang Kristiani dengan Allah sendiri, karena melalui pembaptisan orang Kristiani dimasukkan kedalam komunitas Trinitas: relasi kasih antara Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Dalam diri Allah ada relasi komunikatif antara Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus. Komunikasi Trinitas berarti komunikasi kasih antara Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus sedemikian rupa

35 16 sehingga ketiga pribadi tetap merupakan satu keilahian (Allah Yang Maha Esa) dan sekaligus masing-masing pribadi tidak pernah terpisah dan tidak pernah tercampur. Komunikasi kasih yang membangun komunitas Ilahi dalam Trinitas ini diwahyukan dalam sejarah keselamatan. Sang Putra menjadi manusia dalam Yesus Kristus, di mana keseluruhan hidup Yesus tetap bersama dengan Allah Bapa dan yang menyatukan Bapa dengan Yesus adalah Roh Kudus. Pada saat wafat Putra Allah menyerahkan diri secara total kepada Allah Bapa dalam Roh dan dalam kebangkitan-nya Bapa menerima persembahan dan penyerahan diri Putra-Nya. Melalui baptis orang beriman menggabungkan diri dalam dinamika kasih Trinitas tersebut. Berkat Roh Kudus yang dianugerahkan kepada orang beriman, orang Kristiani masuk ke dalam dinamika hubungan kasih Allah Bapa dan Putra. Dengan baptis, orang beriman mengalami kesatuan dan kebersamaan dengan Allah Tritunggal yang merupakan anugerah semata, bukan karena jasa kita. c. Baptis Memasukkan Orang Beriman dalam Gereja Dengan baptis, seseorang dimasukkan dalam Gereja sebagai warga baru. Proses inisiasi merupakan suatu saat di mana orang harus tetap bertumbuh dan berkembang dalam iman Gereja. Baptis meliputi dua macam gerak yang merupakan satu realitas komunikasi dan perjumpaan. Pertama: melalui baptis, seseorang masuk dalam Gereja, diterima dan diakui sebagai warga baru dengan segala hak dan kewajibannya. Kedua, dalam baptis Gereja menjadi hidup dan tumbuh dalam orang Kristiani. Artinya dalam diri orang Kristiani terjadi internalisasi seluruh hidup Gereja: iman, tradisi, dan ungkapannya.

36 17 d. Baptis sebagai Ikatan Kesatuan Ekumenis Dari ketujuh sakramen dalam Gereja Katolik, baptis merupakan salah satu sakramen yang diterima dan diakui oleh Gereja. Gereja yang satu sudah semakin dapat mengakui validitas praktek baptisan dari Gereja lain. Meskipun pengakuan itu tidak selalu terjadi, mengingat masing-masing Gereja terkadang memiliki ritus yang berbeda. Dokumen Lima mengatakan bahwa pada umumnya Gereja-Gereja memandang pernyataan mengenai baptisan sebagai pernyataan yang baik dan sesuai dengan tradisi para rasul. Yang dipermasalahkan hanyalah baptisan bayi. Meskipun demikian, baptisan diterima oleh semua Gereja dan dengan demikian umat Kristiani menyebut baptisan sebagai ikatan kesatuan ekumenis. Dari pihak Gereja Katolik, pengakuan akan makna baptis sebagai kesatuan ekumenis tercermin dalam UR 22, yang berbunyi Baptis merupakan ikatan sakramen antara semua orang yang dilahirkan kembali karenanya. 4. Simbol, Liturgi Sakramen Baptis, dan Nama Baptis a. Simbol Dalam sakramen baptis ada simbol atau lambang dan liturgi yang digunakan seperti sakramen-sakramen Gereja pada umumnya. Adapun lambang dan simbol yang digunakan adalah: 1) Air Air melambangkan pembersihan, kesucian dan kelahiran kembali dalam Roh Kudus. Dengan demikian baptisan hanya dapat diterimakan secara sah dengan pencurahan air dan dengan rumusan kata-kata yang diwajibkan, yaitu:

37 18 Aku membaptis engkau dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Air yang harus dipergunakan dalam menerimakan baptis, diluar keadaan terpaksa, haruslah air yang diberkati menurut ketentuan-ketentuan buku liturgi ( KHK kan. 853). Air yang digunakan dalam keadaan terpaksa adalah air baptis yang sudah diberkati atau sekurang-kurangnya diberkati sewaktu upacara baptisan. Baptisan dilaksanakan dengan memasukkan ke dalam air atau dengan dituangi air. 2) Lilin yang Bernyala lilin yang bernyala yang diterima oleh baptis baru dalam upacara sakramen baptis merupakan lambang bahwa seseorang yang dibaptis diterangi oleh Kristus dan harus senantiasa berusaha hidup dalam terang Kristus (Komisi Kateketik KAS, 2012: 27). 3) Minyak Krisma Minyak wangi yang telah diberkati Uskup, berarti bahwa Roh Kudus diserahkan kepada yang baru dibaptis. Ia menjadi seorang Kristen, artinya seorang yang diurapi oleh Roh Kudus, digabungkan sebagai anggota dalam Kristus, yang telah diiurapi menjadi imam, nabi, dan raja (KGK 1241). 4) Kain Putih Kain putih (KGK 1243) berarti bahwa orang yang telah dibaptis mengenakan Kristus (sebagai busana). b. Liturgi Ritus utama dalam upacara baptis meliputi: litani dan pemberkatan air, penyangkalan setan, pengurapan dengan minyak katekumen, pengakuan iman,

38 19 baptis, pengurapan sesudah baptis sesudah menggunakan pakaian putih serta penyerahan lilin bernyala (Komisi Kateketik KAS, 2012: 27). Namun, dalam keadaan darurat, setiap orang dapat membaptis, sejauh ia mempunyai niat untuk melakukan apa yang dilakukan Gereja, dan menuangkan air diatas kepala orang yang dibaptis dan berkata: Aku membaptis engkau dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus (KGK 1240). c. Nama Baptis Pemberian nama baptis yang dipilih diambil dari deretan nama-nama orang kudus yang ada dalam Gereja Katolik, mempunyai makna pertama, agar keutamaan, kesucian,dan keteladanan orang kudus itu terpancar pada orang yang menyandang nama orang kudus itu. Kedua, agar orang kudus itu membantu calon baptis melalui doa dan relasi secara khusus dengan calon baptis sehingga calon baptis dapat hidup pantas di hadapan Allah. Ketiga, nama baptis juga merupakan simbol anugerah hidup baru yang diterima (Komisi kateketik KAS, 2012: 27). 5. Pelayan dan Petugas Sakramen Baptis a. Pelayan Sakramen Baptis Sakramen baptis dapat diterimakan baik dalam keadaan normal maupun darurat, dengan tetap mengindahkan aspek keabsahan sakramen baptis itu sendiri, yaitu mencurahkan air tiga kali di dahi, sambil mengucapkan (Nama calon baptis), Aku membaptis engkau dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Dalam keadaan normal, sakramen baptis dapat diterimakan uskup, imam, dan

39 20 diakon tertahbis: Pelayan baptis adalah uskup, imam, dan diakon (KHK kan.861 1). Sedangkan dalam keadaan darurat, sakramen baptis dapat diterimakan semua orang Katolik yang sudah dibaptis seperti yang dikatakan dalam KHK kan : Bilamana pelayan tidak ada atau berhalangan, baptisan dapat dilaksanakan secara licit oleh katekis ataupun oleh orang lain yang oleh Ordinaris wilayah yang ditugaskan untuk fungsi itu, bahkan dalam darurat oleh siapapun yang mempunyai maksud yang semestinya; atau dengan ungkapan Setiap orang beriman dapat memberikan sakramen baptis kepada orang yang berada dalam bahaya maut atau dalam sakrat maut, kalau tidak ada imam ataupun diakon (Ga I, 2014:95). b. Petugas Sakramen Baptis 1) Orang Tua Dalam peristiwa pembaptisan bayi, kehadiran orang tua sangat penting dan menentukan dibandingkan dengan wali baptis, karena merekalah yang akan membesarkan dan mendidik anak-anaknya, khususnya dalam pembinaan iman anak-anaknya termasuk mempersiapkan mereka untuk menerimakan sakramensakramen lain seperti komuni pertama, Ekaristi, dan sakramen penguatan (Prasetya, 2008:25-26). Mengingat pentingnya peranan orang tua baik pada saat pembaptisan maupun sesudah pembaptisan, kehadiran orang tua dalam penerimaan sakramen baptis sangat diharapkan: Sangatlah diharapkan supaya orangtua menghadiri upacara pembaptisan anaknya dan menyaksikan kelahirannya kembali dari air dan Roh Kudus, termasuk untuk memberikan persetujuan atas pembaptisan ini: Orang tuanya, sekurang-kurangnya satu dari mereka atau secara legitim menggantikan orangtuanya, menyetujuinya (KHK kan , 1 0 ).

40 21 2) Wali Baptis Pembaptisan adalah sakramen iman. Iman membutuhkan persekutuan umat beriman. Setiap orang beriman hanya dapat beriman dalam iman Gereja. Iman yang dituntut untuk pembaptisan tidak harus sempurna dan matang, cukuplah satu tahap awal yang hendak berkembang. Kepada para katekumen dan wali baptis disampaikan pertanyaan: Apa yang kamu minta dalam Gereja Allah? dan ia menjawab; Iman (KGK 1253). Berdasarkan pernyataan tersebut, Wali baptis tidak hanya bertugas pada saat penerimaan sakramen baptis, tetapi mendampingi terus-menerus sampai akhirnya bayi atau anak baptis dapat hidup secara Kristiani dan setia melaksanakan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan baptisan yang telah diterimanya (KHK. Kan 872). 3) Penjamin (fakultatif) Menurut Prasetya (2008: 28), Penjamin dalam sakramen baptis adalah seorang beriman Katolik baik laki-laki ataupun perempuan yang berani memberikan jaminan bahwa bayi ini pantas diterima dalam Gereja Katolik dan akan dididik dalam iman Katolik. Oleh karena itu, keberadaan penjamin hanya berkaitan dengan kasus-kasus khusus agar bayi tersebut dapat dibapits; misalnya, keberadaan bayi yang tidak diketahui siapa orang tuanya atau keberadaan bayi yang berasal dari perkawinan yang tidak sah atau keberadaan bayi disebabkan karena kehamilan di luar nikah atau pada saat pembaptisan, orang tuanya tidak dapat hadir karena alasan berat.

41 22 Dalam situasi biasa, keberadaan penjamin tidak diperlukan karena oleh orang tua sendiri, bayi tersebut akan dibesarkan dan dididik imannya secara Katolik dan itu sesuai dengan maksud baptisan yang telah diterimanya. Berdasarkan kasus-kasus seperti itu, kehadiran penjamin sangat penting dan diperlukan dalam peristiwa pembaptisan. 4) Umat Pentingnya kehadiran umat dalam peristiwa pembaptisan selain menunjukkan aspek perhatian dan cintanya kepada mereka yang hendak menerima sakramen baptis dan meneguhkan pengakuan iman yang dilakukan oleh orang tua dan wali baptis, juga sebagai perwujudan pengakuan iman Gereja. Umat Allah ikut serta secara aktif untuk menampakkan penerimaan para baptisan baru ke dalam Gereja. Dengan demikian, iman yang menjadi dasar pembaptisan bukan hanya milik keluarganya saja, melainkan milik seluruh Gereja (Prasetya, 2008: 29). B. TUGAS DAN PERAN WALI BAPTIS Pada bagian ini penulis akan memaparkan mengenai pokok-pokok wali baptis. Penulis akan mengajak melihat beberapa pendapat tentang wali baptis. Pada bagian awal ini penulis akan membahas mengenai sejarah wali baptis, pengertian wali baptis, peran-tugas dan partisipasi wali baptis.

42 23 1. Sejarah Wali Baptis Adanya wali baptis atau saksi baptis dalam sakramen pembaptisan tidak menjadi syarat mutlak bagi sahnya sakramen baptis. Dalam keadaan darurat, baptisan tetap sah bila dilakukan tanpa ada wali baptis. Namun, adanya wali baptis atau saksi baptis ini merupakan kebiasaan lama yang sudah mengakar dalam tradisi katolik. Oleh karena itu, keberadaan wali baptis atau saksi baptis tetap diusahakan (Irwanto, 2005: 25). Sejarah wali baptis bermula dari adanya penjamin dalam tradisi pembaptisan Gereja Purba. Sebelum menjadi wali baptis para penjamin saat upacara pelantikkan katekumen disebut sebagai penobat (Komisi Liturgi MAWI, 48). Sebagai penobat, penjamin bertindak sebagai saksi para calon baptis. Setelah upacara pelantikkan para penjamin dapat menjadi wali baptis. Mereka dapat bertindak sebagai wali baptis terutama karena mereka telah menjadi saksi untuk Gereja dan untuk Kristus di hadapan manusia. Nama wali baptis dalam masa awal Gereja disebut dengan penjamin/sponsor. Peran wali baptis sebagai penjamin/sponsor dilakukan oleh St. Barnabas terhadap St. Paulus yang baru bertobat (Kis 9:27). Peran wali baptis sebagai penjamin/sponsor seperti St. Barnabas sudah berkembang pada awal sejarah Gereja, terlebih ketika Gereja mengalami masa penganiayaan dari kekaisaran Romawi sampai munculnya Edict Milan (313 M). Pada masa itu menjadi Kristen berarti mesti siap untuk menjadi martir, dibunuh demi iman, karena kekristenan dianggap sebagai musuh negara yang harus ditumpas. Maka ibadahpun dilakukan secara sembunyi-sembunyi di katakombe-katakombe.

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan KISI-KISI PENULISAN SOAL Jenis Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 Menit Jumlah soal : 40 + 5 Bentuk Soal : Pilihan Ganda dan Uraian

Lebih terperinci

KAMIS DALAM PEKAN SUCI. Misa Krisma

KAMIS DALAM PEKAN SUCI. Misa Krisma KAMIS DALAM PEKAN SUCI 1. Seturut tradisi Gereja yang sangat tua, pada hari ini dilarang merayakan misa tanpa umat. Misa Krisma 2. Pemberkatan minyak orang sakit dan minyak katekumen serta konsekrasi minyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan iman, umat beriman senantiasa mengungkapkan dan mengekspresikan

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Jenjang Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kurikulum : 2006 Jumlah Kisi-Kisi : 60 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 NO KOMPETENSI DASAR

Lebih terperinci

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri

TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri 1 RITUS PEMBUKA PERARAKAN MASUK LAGU PEMBUKA TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Umat : Amin. Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan

Lebih terperinci

TATA GEREJA PEMBUKAAN

TATA GEREJA PEMBUKAAN TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

Pembaptisan Air. Pengenalan

Pembaptisan Air. Pengenalan Pembaptisan Air Pengenalan Penting sekali bagi kita membaca Alkitab dan mempelajari apa yang Tuhan katakan kepada umatnya. Saya percaya kita perlu meneliti Kitab Suci secara menyeluruh untuk mengetahui

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

5. Pengantar : Imam mengarahkan umat kepada inti bacaan, liturgi yang akan dirayakan saat itu.

5. Pengantar : Imam mengarahkan umat kepada inti bacaan, liturgi yang akan dirayakan saat itu. TATA CARA dan URUTAN PERAYAAN EKARISTI: Bagian 1 : RITUS PEMBUKA Bertujuan mempersatukan umat yang berkumpul dan mempersiapkan umat untuk mendengarkan sabda Allah dan merayakan Ekaristi dengan layak. Ritus

Lebih terperinci

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Warta 22 November 2015 Tahun VI - No.47 KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Hasil Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia IV (sambungan minggu lalu) Tantangan Keluarga dalam Memperjuangkan Sukacita Anglia 9.

Lebih terperinci

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 1 KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 Pontianak, 16 Januari 2016 Paul Suparno, S.J 2. Abstrak Keluarga mempunyai peran penting dalam menumbuhkan bibit panggilan, mengembangkan, dan menyertai dalam perjalanan

Lebih terperinci

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa

Lebih terperinci

RANGKUMAN PELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS 3 SEMESTER

RANGKUMAN PELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS 3 SEMESTER RANGKUMAN PELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS 3 SEMESTER 2 Pelajaran 12. Sakramen Bapis 1) Ada 7 sakramen yang diakui oleh Gereja, yaitu: a) Sakramen Bapis b) Sakramen Ekarisi c) Sakramen Krisma d) Sakramen

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Sistem Ada berbagai macam pengertian tentang sistem. Menurut Eka Iswandy, sistem merupakan kumpulan unsur yang saling melengkapi dalam mencapai suatu tujuan dan sasaran (Iswandy,

Lebih terperinci

PERANAN PENDAMPINGAN PERSIAPAN BAPTISAN BAYI/ANAK SEBAGAI UPAYA MEMBINA KESADARAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN IMAN ANAK DI PAROKI ST

PERANAN PENDAMPINGAN PERSIAPAN BAPTISAN BAYI/ANAK SEBAGAI UPAYA MEMBINA KESADARAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN IMAN ANAK DI PAROKI ST PERANAN PENDAMPINGAN PERSIAPAN BAPTISAN BAYI/ANAK SEBAGAI UPAYA MEMBINA KESADARAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN IMAN ANAK DI PAROKI ST. ALOYSIUS GONZAGA MLATI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN Disampaikan sebagai pengganti khotbah dalam Perayaan Ekaristi Minggu Biasa VI tanggal 10-11

Lebih terperinci

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA A. KOMPETENSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2 !!! DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2 I. HAKEKAT, TUJUAN, DAN SPIRITUALITAS 3 II. ALASAN DAN DASAR 4 III. MANFAAT 5 IV. KEGIATAN-KEGIATAN POKOK 5 V. KEGIATAN-KEGIATAN LAIN 6 VI. ORGANISASI 6 VII. PENDAFTARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanda nyata dari cinta Tuhan kepada manusia dinyatakan melalui sakramen-sakramen

BAB I PENDAHULUAN. Tanda nyata dari cinta Tuhan kepada manusia dinyatakan melalui sakramen-sakramen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanda nyata dari cinta Tuhan kepada manusia dinyatakan melalui sakramen-sakramen dalam Gereja. Melalui sakramen-sakramen dalam Gereja Tuhan hendak mencurahkan daya

Lebih terperinci

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) 10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan

SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan 1 SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP Kelas : VIII Mata Pelajaran : Kompetensi Inti : KI 1:Menerima dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tangungjawab,

Lebih terperinci

Pdt Gerry CJ Takaria

Pdt Gerry CJ Takaria Seberapa pentingkah Baptisan itu? Baptisan merupakan satu aspek pembenaran di mana semua orang dapat turut serta. Sejak Kristus, Seorang yang Tanpa Dosa itu, dibaptiskan untuk menggenapkan seluruh kehendak

Lebih terperinci

Bab Sembilan-Belas (Chapter Nineteen) Realitas dalam Kristus (In-Christ Realities)

Bab Sembilan-Belas (Chapter Nineteen) Realitas dalam Kristus (In-Christ Realities) Bab Sembilan-Belas (Chapter Nineteen) Realitas dalam Kristus (In-Christ Realities) Di seluruh suratan-suratan dalam Perjanjian Baru, kita temukan frase-frase seperti dalam Kristus, bersama Kristus, melalui

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK 1 MODUL PERKULIAHAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK IMAN KATOLIK Fakultas Program Studi Tatap Muka Reguler Kode MK Disusun Oleh MKCU PSIKOLOGI 02 MK900022 Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Abstract Pada Bab

Lebih terperinci

SPIRITUALITAS EKARISTI

SPIRITUALITAS EKARISTI SPIRITUALITAS EKARISTI SUSUNAN PERAYAAN EKARISTI RITUS PEMBUKA LITURGI SABDA LITURGI EKARISTI RITUS PENUTUP RITUS PEMBUKA Tanda Salib Salam Doa Tobat Madah Kemuliaan Doa Pembuka LITURGI SABDA Bacaan I

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas/Semester : VIII / 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit A. Standar Kompetensi : Memahami

Lebih terperinci

Kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49)

Kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49) HR KENAIKAN TUHAN : Kis 1:1-11; Ef 1:17-23; Luk 24:46-53 Kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49) Sebelum menerima tahbisan imamat,

Lebih terperinci

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. 03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna,

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima

Lebih terperinci

BAB II EKARISTI SEBAGAI SUMBER DAN PUNCAK HIDUP KRISTIANI. Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Psikologi

BAB II EKARISTI SEBAGAI SUMBER DAN PUNCAK HIDUP KRISTIANI. Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Psikologi BAB II Modul ke: 03 EKARISTI SEBAGAI SUMBER DAN PUNCAK HIDUP KRISTIANI Fakultas MKCU Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id 1 A. Pengertian Ekaristi Istilah

Lebih terperinci

Gereja Membaptis Orang Percaya

Gereja Membaptis Orang Percaya Gereja Membaptis Orang Percaya Beberapa tahun lalu di daratan Cina ada beberapa orang Kristen yang sedang membicarakan pandangan berbagai gereja tentang baptisan. Salah seorang pemimpin awam mengatakannya

Lebih terperinci

Written by Tim carmelia.net Published Date

Written by Tim carmelia.net Published Date Pada masa akhir hidupnya, Paus Yohanes Paulus II menetapkan tahun Ekaristi yang dimulai pada bulan Oktober tahun 2004 sampai bulan Oktober tahun 2005. Hal ini menunjukkan suatu kecintaan yang luar biasa

Lebih terperinci

Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya.

Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya. Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya. Sesungguhnya tujuan pembaruan karismatik bukan lain daripada tujuan hidup Kristiani pada umumnya, yaitu

Lebih terperinci

NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI

NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI *HATI YANG BERSYUKUR TERARAH PADA ALLAH *BERSYUKURLAH SENANTIASA SEBAB ALLAH PEDULI *ROH ALLAH MENGUDUSKAN KITA DALAM KEBENARAN *ROH

Lebih terperinci

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap Pengantar Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap tahunnya oleh seluruh umat katolik sedunia untuk menghormati Santa Perawan Maria. Bapa Suci

Lebih terperinci

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA 1 Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA Bacaan Pertama Kis. 10 : 34a. 37-43 Kami telah makan dan minum bersama dengan Yesus setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Bacaan diambil dari Kisah Para

Lebih terperinci

Liturgi Anak yang Hidup

Liturgi Anak yang Hidup Liturgi Anak yang Hidup 50 Tahun Sacrosanctum Concilium Makasar, 16 Oktober 2013 RD.Sridanto Aribowo, MA.Lit Gereja yang Peduli kepada Anak Sejarah Gereja menunjukkan anak kerap menjadi subyek maupun obyek

Lebih terperinci

Meneladan Maria Menjadi Pribadi Ekaristis

Meneladan Maria Menjadi Pribadi Ekaristis BAHAN RENUNGAN (untuk kalangan sendiri) Meneladan Maria Menjadi Pribadi Ekaristis semakin beriman, semakin bersaudara dan berbela rasa Kata Pengantar Saudara saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus,

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima Yesus Kristus menjadi Juruselamat pribadi,

Lebih terperinci

Pendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi

Pendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Modul ke: 12Fakultas Psikologi Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Program Studi Psikologi Oleh : Drs. Sugeng Baskoro, M.M Sejarah Konsili Vatikan II Konsili

Lebih terperinci

MENGAPA BAPTISAN ITU PENTING?

MENGAPA BAPTISAN ITU PENTING? MENGAPA BAPTISAN ITU PENTING? Baptisan merupakan satu aspek pembenaran di mana semua orang dapat turut serta. Sejak Kristus, Seorang yang Tanpa Dosa itu, dibaptiskan untuk menggenapkan seluruh kehendak

Lebih terperinci

KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN

KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN 2012 2013 Sekolah : Bentuk soal : PG Mata Pelajaran : Agama Katolik Alokasi wkatu : 120 Menit Kurikulum acuan : KTSP Penyusun : Lukas Sungkowo, SPd Standar Kompetensi

Lebih terperinci

KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN

KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN Keluarga dan komunitas berperan sangat penting membangun kehidupan dunia dan alam raya ini. Dimana seseorang belajar banyak hal yang mempengaruhi kehidupan. Nilai iman dan kemanusiaan,

Lebih terperinci

KESEJATIAN IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI DALAM TERANG ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO.

KESEJATIAN IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI DALAM TERANG ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO. KESEJATIAN IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI DALAM TERANG ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO. 29 (Sebuah Tinjauan Teologis) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Filsafat

Lebih terperinci

HALAMAN DEPAN MAKALAH SAKRAMEN BAPTIS OLEH REYHAN WIBISONO SELVIE LOKITO STEANLY KUSSOY XF XF XF SMAK FRATERAN SURABAYA.

HALAMAN DEPAN MAKALAH SAKRAMEN BAPTIS OLEH REYHAN WIBISONO SELVIE LOKITO STEANLY KUSSOY XF XF XF SMAK FRATERAN SURABAYA. HALAMAN DEPAN MAKALAH SAKRAMEN BAPTIS OLEH REYHAN WIBISONO SELVIE LOKITO STEANLY KUSSOY XF XF XF SMAK FRATERAN SURABAYA Page DAFTAR ISI HALAMAN DEPAN... KATA PENGANTAR...... Bab I...... PENDAHULUAN....

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Pertanyaan Alkitab (24-26) Pertanyaan Alkitab (24-26) Bagaimanakah orang Kristen Bisa Menentukan Dia Tidak Jatuh Dari Iman/Berpaling Dari Tuhan? Menurut Alkitab seorang Kristen bisa jatuh dari kasih karunia, imannya bisa hilang.

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Keluarga merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak, dalamnya harus terdapat keseimbangan, keselarasan kasih sayang

Lebih terperinci

KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI

KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI KP hlm. 1 Dosen: KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI 612103; 3: 3-0) Semester Genap Tahun Akademik 2013-2014 Universitas Lampung http://staff.unila.ac.id/fxsusilo 1)

Lebih terperinci

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN DALAM KONSTITUSI KITA Kita mengembangkan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah-masalah keadilan, damai dan keutuhan ciptaan.para suster didorong untuk aktif

Lebih terperinci

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS, KELASVIII TAHUN PELAJARAN

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS, KELASVIII TAHUN PELAJARAN KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS, KELASVIII TAHUN PELAJARAN 2012 2013 Sekolah : SMP Bentuk soal : PG Mata Pelajaran : Agama Katolik Alokasi wkatu : 90 Menit Kurikulum acuan : KTSP No Standar

Lebih terperinci

Pelajaran ini akan menolong saudara... Menerangkan siapa Yesus. Mengerti tujuan kedatangan-nya yang pertama dan kedatangan-nya

Pelajaran ini akan menolong saudara... Menerangkan siapa Yesus. Mengerti tujuan kedatangan-nya yang pertama dan kedatangan-nya Yesus Kristus "Ya, tentu saja saya percaya kepada Yesus Kristus," kata teman baru saya. "Ia seorang nabi besar, seorang utusan Allah yang memberi banyak ajaran yang harus kita ikuti." "Baik sekali," jawab

Lebih terperinci

Jemaat yang bagaimanakah yang ALLAH inginkan? Mengapa Jemaat adalah pusat perhatian ALLAH? Siapakah Kepala Gereja? Bagaimana strata anggota jemaat di

Jemaat yang bagaimanakah yang ALLAH inginkan? Mengapa Jemaat adalah pusat perhatian ALLAH? Siapakah Kepala Gereja? Bagaimana strata anggota jemaat di BAB 2 Jemaat yang bagaimanakah yang ALLAH inginkan? Mengapa Jemaat adalah pusat perhatian ALLAH? Siapakah Kepala Gereja? Bagaimana strata anggota jemaat di hadapan ALLAH? Alkitab menggunakan berbagai ungkapan

Lebih terperinci

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014 SURAT GEMBALA PRAPASKA 2014 KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014 Allah Peduli dan kita menjadi perpanjangan Tangan Kasih-Nya untuk Melayani Saudari-saudaraku yang terkasih,

Lebih terperinci

MATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan

MATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan subyek yang ikut berperan 14 1 7. PERTANYAAN UNTUK DISKUSI Menurut Anda pribadi, manakah rencana Allah bagi keluarga Anda? Dengan kata lain, apa yang menjadi harapan Allah dari keluarga Anda? Menurut Anda

Lebih terperinci

TAHUN SUCI LUAR BIASA KERAHIMAN ALLAH

TAHUN SUCI LUAR BIASA KERAHIMAN ALLAH TAHUN SUCI LUAR BIASA KERAHIMAN ALLAH SOSIALISASI DALAM ARDAS KAJ UNTUK TIM PENGGERAK PAROKI KOMUNITAS DAN TAREKAT DIBAWAKAN OLEH TIM KERJA DKP GERAKAN ROHANI TAHUN KERAHIMAN DALAM ARDAS KAJ tantangan

Lebih terperinci

Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ

Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ 1 I MISTAGOGI Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ 1. Pengantar Bila seseorang ingin mencapai titik tertentu dalam hidupnya, ia harus berani melewati suatu proses tertentu, misajnya: waktu (masa, periode), peristiwa

Lebih terperinci

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 8 Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama

Lebih terperinci

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban) KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA (Pertanyaan dan Jawaban) 1 TUHAN, MANUSIA DAN DOSA * Q. 1 Siapakah yang membuat anda? A. Tuhan yang membuat kita. Kejadian 1:26,27; Kejadian 2:7 Q. 2 Apa lagi

Lebih terperinci

Rencana Allah untuk Gereja Tuhan

Rencana Allah untuk Gereja Tuhan Rencana Allah untuk Gereja Tuhan Yesus berkata, "Aku akan mendirikan jemaatku dan alam maut tidak akan menguasainya" (Matius 16:18). Inilah janji yang indah! Ayat ini memberitahukan beberapa hal yang penting

Lebih terperinci

ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA Tahun 2011 2015 1 Latar Belakang Ecclesia Semper Reformanda >> gerak pastoral di KAJ >> perlunya pelayanan pastoral yg semakin baik. 1989 1990: Sinode I KAJ

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia Alkitab mengatakan bahwa kita harus MEMILIH: untuk beribadah kepada Tuhan, atau untuk menolak-nya. Yosua 24:14-15 berbunyi, Oleh sebab itu, takutlah akan Tuhan dan beribadahlah kepada-nya dengan tulus

Lebih terperinci

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a 1 Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a. 6-7. 9-11 Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan sehingga pembacaan dimengerti.

Lebih terperinci

Sukacita kita dalam doa

Sukacita kita dalam doa Sukacita kita dalam doa Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu. (John 16:24) Sukacita dalam melayani Allah dan sesama merupakan suatu perwujudan nyata: sesuatu yang spontan, bahkan

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian)

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian) (Bahasa Indonesian) INJIL BAGI DUNIA Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-nya tidak binasa, melainkan

Lebih terperinci

KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI

KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI Hlm. 1 Dosen: KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI 612103; 3: 3-0) Semester Ganjil 2016-2017 Universitas Lampung http://staff.unila.ac.id/fxsusilo 1) F.X. Susilo Kantor:

Lebih terperinci

.. prosesi Alkitab dibawa masuk ke dalam ruang Ibadah diiringi instrumen...

.. prosesi Alkitab dibawa masuk ke dalam ruang Ibadah diiringi instrumen... TATA IBADAH HARI MINGGU XVIII SESUDAH PENTAKOSTA PERSIAPAN : Doa Pribadi Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS : Pendidikan Agama Katolik : IX/2 : 2 x 40 menit A. Standar : Memahami dan melaksanakan

Lebih terperinci

Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang- orang majus dari Timur ke Yerusalem 2 dan bertanya- tanya: "Di manakah Dia, raja

Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang- orang majus dari Timur ke Yerusalem 2 dan bertanya- tanya: Di manakah Dia, raja Persembahanku. Hari Raya Penampakkan Tuhan - 04 Januari 2015 Matius 2 : 1 12 1 Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang- orang majus dari Timur ke Yerusalem

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 04Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Kristen Protestan GEREJA SESUDAH ZAMAN PARA RASUL (2) Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro,M.M. A. Latar Belakang Dalam kepercayaan Iman Kristen,

Lebih terperinci

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) Berbeda dengan mereka yang sekarang mengubah pengaturan Yesus, Kisah 2 memberi contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. Cerita Awalnya Dalam Kisah 2 Petrus

Lebih terperinci

Suster-suster Notre Dame

Suster-suster Notre Dame Suster-suster Notre Dame Diutus untuk menjelmakan kasih Allah kita yang mahabaik dan penyelenggara Para suster yang terkasih, Generalat/Rumah Induk Roma Paskah, 5 April 2015 Kisah sesudah kebangkitan dalam

Lebih terperinci

SAKRAMEN (Pertemuan keempat) Membandingkan pelaksanaan sakramen di berbagai gereja dengan pengajaran Alkitab (C.4)

SAKRAMEN (Pertemuan keempat) Membandingkan pelaksanaan sakramen di berbagai gereja dengan pengajaran Alkitab (C.4) SAKRAMEN (Pertemuan keempat) Membandingkan pelaksanaan sakramen di berbagai gereja dengan pengajaran Alkitab (C.4) Tujuan Pembelajaran Memahami makna sakramen Memahami batasan penetapan sakramen Memahami

Lebih terperinci

BAB IV HIERARKI DAN AWAM

BAB IV HIERARKI DAN AWAM 1 BAB IV HIERARKI DAN AWAM STANDAR KOMPETENSI Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan ber-gereja sesuai

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik.

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik. BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Dalam bab IV ini akan dipaparkan suatu refleksi teologis tentang PAK dalam keluarga dengan orang tua beda agama. Refleksi teologis ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu PAK keluarga

Lebih terperinci

Mat. 16: Ev. Bakti Anugrah, M.A.

Mat. 16: Ev. Bakti Anugrah, M.A. Mat. 16: 13-20 Ev. Bakti Anugrah, M.A. Identitas Kristus yang sudah dinyatakan berulang-ulang dari pasal pertama sampai pasal kelima belas ternyata masih menimbulkan kebingungan dan perpecahan pendapat

Lebih terperinci

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam Di masa sekarang ini banyak para novis dan seminaris yang mengabaikan satu atau lebih aspek dari latihan pembentukan mereka untuk menjadi imam. Beberapa

Lebih terperinci

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow Level 3 Pelajaran 6 RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow Di Perjanjian Lama, apa yang membedakan bangsa Israel dari bangsa-bangsa lain adalah mereka merupakan sebuah teokrasi. Dengan kata lain, mereka diperintah

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA - 165 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA KELAS VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

PANDUAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI SANTO YUSUP - GEDANGAN STASI SANTO IGNATIUS - BANJARDAWA SEMARANG

PANDUAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI SANTO YUSUP - GEDANGAN STASI SANTO IGNATIUS - BANJARDAWA SEMARANG PANDUAN PENGURUS LINGKUNGAN PAROKI SANTO YUSUP - GEDANGAN STASI SANTO IGNATIUS - BANJARDAWA SEMARANG PANDUAN Pengurus Lingkungan Paroki Santo Yusup - Gedangan Stasi Santo Ignatius - Banjardawa Semarang

Lebih terperinci

KARENA AKU TELAH MEMPERTUNANGKAN KAMU (2 KORINTUS 11 : 2) - Warta Jemaat, 23 September

KARENA AKU TELAH MEMPERTUNANGKAN KAMU (2 KORINTUS 11 : 2) - Warta Jemaat, 23 September KARENA AKU TELAH MEMPERTUNANGKAN KAMU (2 KORINTUS 11 : 2) - Warta Jemaat, 23 September Karena aku telah mempertunangkan kamu (2 Korintus 11 : 2) Shalom Mungkin kita pernah mendengar suatu nyanyian yang

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEKOLAH. Tahun Ajaran 2006/2007 LEMBAR SOAL

UJIAN AKHIR SEKOLAH. Tahun Ajaran 2006/2007 LEMBAR SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH Tahun Ajaran 2006/2007 LEMBAR SOAL Mata Pelajaran : Agama Katolik Satuan Pendidikan : SMP Program Studi : Hari/Tanggal : Senin/21 Mei 2007 Waktu : 120 Menit PETUNJUK UMUM 1. Tulislah

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan 21-23 Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Orang-orang yang percaya kepada Kristus terpecah-belah menjadi ratusan gereja. Merek agama Kristen sama

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (3/6)

Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Allah Sejati dan Manusia Sejati Tanpa Dosa Kode Pelajaran : SYK-P03 Pelajaran 03 - YESUS ADALAH ALLAH SEJATI

Lebih terperinci

Perayaan Ekaristi Hari Minggu Adven ke-1

Perayaan Ekaristi Hari Minggu Adven ke-1 Perayaan Ekaristi Hari Minggu Adven ke-1 1. Lagu Pembukaan: HAI, ANGKATLAH KEPALAMU (PS 445 / MB 326) http://www.lagumisa.web.id/lagu.php?&f=ps-445 Pengantar Seruan Tobat Saudara-saudari, marilah mengakui

Lebih terperinci

(mempelai wanita) & (mempelai pria) MISA KUDUS SAKRAMEN PERKAWINAN. Dipimpin oleh

(mempelai wanita) & (mempelai pria) MISA KUDUS SAKRAMEN PERKAWINAN. Dipimpin oleh MISA KUDUS SAKRAMEN PERKAWINAN (mempelai wanita) & (mempelai pria) Hari...,, Tanggal... Pukul ------- WIB Di... Paroko..., Kota... Dipimpin oleh ------------------------ PERSIAPAN Iringan mempelai bersiap

Lebih terperinci

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J.

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Mistika dikenal oleh orang sekitar sebagai seorang yang suci, orang yang dekat dengan Tuhan,

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 01Fakultas Psikologi GEREJA DAN HAKIKATNYA Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Psikologi HAKEKAT GEREJA A.pengertian Gereja Kata Gereja berasal dari bahasa

Lebih terperinci

LITURGI SABDA. Tahun C Minggu Paskah III. Bacaan Pertama Kis. 5:27b b-41. Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus.

LITURGI SABDA. Tahun C Minggu Paskah III. Bacaan Pertama Kis. 5:27b b-41. Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus. 1 Tahun C Minggu Paskah III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Kis. 5:27b-32. 40b-41 Kami adalah saksi dari segala sesuatu: kami dan Roh Kudus. Bacaan diambil dari Kisah Para Rasul: Setelah ditangkap oleh pengawal

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 38 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No.38, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 38 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No.38, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 38 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No.38, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA - 273 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) TATA GEREJA GKPS 1 GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) Simalungun Protestant Christian Church Pimpinan Pusat : Pdt. Jaharianson Saragih, STh, MSc, PhD Sekretaris Jenderal : Pdt. El Imanson Sumbayak,

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG Pada Bab ini, penulis akan menggunakan pemahaman-pemahaman Teologis yang telah dikemukakan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi seorang murid Kristus memiliki jalan yang berbeda-beda. Panggilan itu ada dua

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi seorang murid Kristus memiliki jalan yang berbeda-beda. Panggilan itu ada dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang dipanggil untuk mencapai kesempurnaan hidup seperti Kristus. Panggilan untuk menjadi seorang murid Kristus memiliki jalan yang berbeda-beda. Panggilan

Lebih terperinci

SIAPAKAH? ; BAGAIMANAKAH? DAN MENGAPAKAH? sehubungan dengan. baptisan. telah dibaptis dalam kematian-nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan

SIAPAKAH? ; BAGAIMANAKAH? DAN MENGAPAKAH? sehubungan dengan. baptisan. telah dibaptis dalam kematian-nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan Dalam pelajaran ini kita teruskan pembahasan tentang baptisan dengan menguraikan : SIAPAKAH? ; BAGAIMANAKAH? DAN MENGAPAKAH? sehubungan dengan baptisan Satu nas yang menggambarkan Siapakah? dan Bagaimanakah?

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria ANUGERAH ALLAH YANG MENYELAMATKAN Alkitab menyatakan Allah yang menaruh perhatian atas keselamatan manusia. Anggota Keallahan bersatu dalam upaya membawa kembali manusia ke dalam persatuan dengan Pencipta

Lebih terperinci

2

2 Pk. 17.00 WIB 2 3 4 5 6 7 8 9 PELAYANAN BAPTISAN KUDUS DEWASA, BAPTIS ANAK, PENGAKUAN PERCAYA (SIDI), PENERIMAAN ANGGOTA & PEMBARUAN PENGAKUAN PERCAYA PENGANTAR PF : Dalam kebaktian hari ini akan dilayankan

Lebih terperinci

Kebenaran Yahushua: Satu-satunya Harapan Bagi Orang Berdosa

Kebenaran Yahushua: Satu-satunya Harapan Bagi Orang Berdosa Kebenaran Yahushua: Satu-satunya Harapan Bagi Orang Berdosa Salah satu ayat yang paling serius di dalam Alkitab adalah ketika Yahushua mengucapkan: Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat

Lebih terperinci

PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR!

PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR! PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR! 1. Simbol perkawinan bahtera yang sedang berlayar mempunyai makna bahwa perkawinan... A. merupakan perjalanan yang menyenangkan B. ibarat mengarungi samudra luas yang penuh

Lebih terperinci